The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by tlogosadangmtsm, 2022-01-23 23:01:20

Bahaya Ideologi Komunis dan ISIS

Bahaya-Ideologi-Komunis-dan-ISIS

Arif Fathul Ulum bin Ahmad Saifullah

12



Judul Buku:
Bahaya Ideologi Komunis dan ISIS

Penulis:
Arif Fathul Ulum bin Ahmad Saifullah

Desain & Layout:
Azwar Anas
Ukuran Buku

10.5 cm x 14 cm (40 halaman)

Diterbitkan Oleh:

MA’HAD AL-FURQON AL-ISLAMI

SROWO - SIDAYU - GRESIK - JATIM

Akte Notaris: MENKUMHAM RI no. AHU. 1253.AH.01.04 Tahun 2010
www.alfurqongresik.com

D i antara momok yang mencemaskan dan membuat
ngeri manusia pada saat ini, aksi-aksi terorisme
dan radikalisme. Terorisme dan radikalisme banyak
dibahas di seminar-seminar dan simposium-simposium di mana-
mana.

Jika sekarang mulai marak aksi-aksi teror yang banyak di-
lakukan oleh kelompok-kelompok yang mengatasnamakan
agama, maka tentunya bangsa Indonesia tidak akan pernah me-
lupakan aksi-aksi teror dan radikalisme yang dilakukan kelom-
pok-kelompok antiagama, yaitu kelompok-kelompok ateis se­
perti Partai Komunis Indonesia (PKI) dan pengikut-pengikutnya.

Bangsa Indonesia telah merasakan pahitnya kekejaman-
kekejaman PKI berupa penculikan, pembantaian, penyembe-
lihan, intimidasi, dan pelecehan. Doktrin komunisme PKI me­
ngarahkan penganutnya untuk bersikap militan. Mereka berani
memberontak terhadap penguasa dan menghalalkan segala
cara, di antaranya menggunakan aksi teror radikal dalam mem-
perjuangkan merebut kekuasaan.

Karena itulah rakyat Indonesia sepakat untuk menolak dan
menghilangkan komunisme dengan mencabutnya dari akar-
akarnya. Partai Komunis Indonesia telah dinyatakan sebagai
partai terlarang dan paham komunisme dinyatakan sebagai ba-
haya laten.

1

Akan tetapi, ternyata akhir-akhir ini ada keturunan-ketu-
runan dan simpatisan-simpatisan PKI yang berupaya untuk
menghidupkan kembali paham ini. Ada yang masuk dari jalur ke-
bebasan HAM, dan yang lebih parah lagi ada yang hendak mele-
galkan pemikiran komunis sosialis dengan dalih sesuai dengan
asas keadilan di dalam Islam.

Untuk meluruskan kekeliruan-kekeliruan dalam pandangan-
pandangan tentang paham komunisme -yang mulai dihidupkan
kembali akhir-akhir ini- Insyaallah di dalam bahasan ini akan
kami paparkan pandangan Islam terhadap pemahaman komu-
nisme dengan banyak merujuk kepada kitab-kitab para ulama
Sunnah yang membahas masalah ini di atas timbangan al-Kitab
dan as-Sunnah sesuai dengan pemahaman salaful-ummah.

Komunisme mengingkari
ketuhanan

K omunisme tidak percaya kepada Allah w dan me­
ngatakan bahwa Allah w adalah mitos dan khaya-
lan. Komunisme mengatakan bahwa agama adalah
candu masyarakat. Komunisme mencaci Nabi kita Muhammad
n;semoga Allah w membinasakan para penyebar komunisme.

Komunisme lebih parah daripada kaum kafir Quraisy yang
masih mengakui Allah w, sebagaimana Allah w hikayatkan ten-
tang mereka di dalam firman-Nya:

‫ﮱﯓﯔﯕﯖﯗﯘﯙﯚﯛ‬ ‫ﭽ‬

‫ﯜﯝ ﯞ ﯟ ﯠ ﯡ ﯢ ﯣ ﯤ ﯥ ﯦ ﯧ‬

2

‫ﯨ ﯩ ﯪ ﯫ ﯬﯭ ﯮ ﯯ ﯰ ﯱ ﯲ ﯳ‬

‫ﯴﯵﯶﯷﯸﯹﯺﯻﯼﯽﯾ‬

‫ﭼ‬ ‫ﯿﰀﰁﰂﰃﰄﰅﰆﰇ‬

Katakanlah: “Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang
ada padanya, jika kamu mengetahui?” Mereka akan menjawab:
“Kepunyaan Allah.” Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak
ingat?” Katakanlah: “Siapakah Rabb (Pemilik) langit yang tu-
juh dan Rabbnya ‘Arsy-yang-besar?” Mereka akan menjawab:
“Kepunyaan Allah.” Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak
bertaqwa?” Katakanlah: “Siapakah yang di tangan-Nya berada
kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi
tidak ada yang dapat dilindungi dari (adzab)-Nya, jika kamu
mengetahui?” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.”
Katakanlah: “(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu
ditipu?” (QS al-Mu’minun [23]: 84-89)

Kaum kuffar Quraisy berkata tentang berhala-berhala
m­ ereka:

‫ﭼ‬ ‫ﮐﮑﮒﮓﮔﮕﮖ‬ ‫ﭽ‬

Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka
mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.
(QS az-Zumar [39]: 3)

Adapun para penganut komunisme -yang mengultuskan
Marx dan Lenin- tidak mengakui Allah w; maka kekufuran me­
reka lebih parah daripada kekufuran kaum kuffar Quraisy yang
diperangi oleh Rasulullah n. Mereka menjadikan hawa nafsu
mereka sebagai tuhan mereka, padahal Allah Ta‘ala berfirman:

‫ﭑﭒﭓﭔﭕﭖﭗﭘﭙﭚﭛﭜﭝ‬ ‫ﭽ‬

3

‫ﭼ‬ ‫ﭞﭟﭠﭡﭢﭣﭤﭥﭦﭧﭨﭩﭪ‬

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa
nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya ber-
dasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendenga-
ran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya?
Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah
(membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengam-
bil pelajaran? (QS al-Jatsiyah [45]: 23)

Tentang pelecehan Partai Komunis Indonesia (PKI) terha-
dap Allah w sangat masyhur pada saat partai tersebut berjaya
pada tahun 1948–1965. Orang-orang tua kami menceritakan
bahwa pernah pada suatu saat PKI menggelar sebuah drama
yang berjudul “Matine Gusti Allah” (Meninggalnya Allah).(!)

Komunisme mengingkari
agama

A llah w telah mensyariatkan agama kepada manusia
dan menurunkan kitab yang tidak ada kebatilan di ha-
dapan dan di belakangnya. Akan tetapi, komunisme
mengimpor aturan-aturan manusia dari pemikiran-pemikiran
Marx, Lenin, dan orang-orang yang semacam keduanya dari
para gembong kekufuran dan kesesatan, bahkan mereka me­
nganggap orang-orang yang berpegang teguh dengan agama
adalah terbelakang dan ketinggalan, padahal Allah Ta‘ala ber-
firman di dalam kitab-Nya:

‫ﭬ ﭭ ﭮ ﭯ ﭰ ﭱ ﭲ ﭳ ﭴ‬ ‫ﭽ‬

‫ﭵﭶﭷﭸﭹﭺﭻﭼﭽ‬

4

‫ﭾﭿﮀﮁﮂﮃﮄﮅﮆﮇﮈﮉ‬

‫ﭼ‬ ‫ﮊﮋﮌﮍﮎﮏﮐﮑﮒﮓﮔ‬

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di
antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa
dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di
muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang
sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguh-
kan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka,
dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah
mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap
menyembah-Ku dengan tiada menyekutukan sesuatu apa pun
dengan Aku. Dan barang siapa (tetap) kafir sesudah (janji) itu,
maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS an-Nur [24]:
55)

Pandangan komunisme
terhadap harta

Allah w berfirman:

‫ﮛ ﮜ ﮝ ﮞ ﮟ ﮠ ﮡ ﮢ ﮣ‬ ‫ﭽ‬

‫ﭼ‬ ‫ﮤﮥﮦﮧﮨﮩﮪﮫﮬ‬

Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang
lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah)
kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim supaya kamu
dapat memakan sebagian daripada harta benda orang lain itu
dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui. (QS
al-Baqarah [2]: 188)

5

Dan Allah w berfirman:

‫ﯜ ﯝ ﯞ ﯟ ﯠ ﯡ ﯢ‬ ‫ﭽ‬

‫ﯣﯤﯥﯦﯧﯨﯩﯪﯫﯬ‬

‫ﭼ‬ ‫ﯭ‬

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di
siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka me­
reka mendapat pahala di sisi Rabbnya. Tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS al-
Baqarah [2]: 274)

Harta termasuk nikmat-nikmat Allah e yang paling agung.
Dengan harta engkau bisa menyambung silaturahim/silatur-
ahmi, memuliakan tamu, dan melakukan amal-amal kebaikan.
Akan tetapi, komunisme menghalangimu dari hartamu dan
mengatakan bahwa ia adalah harta rakyat; mereka telah ber-
dusta di dalam hal ini; Allah e telah berfirman:

‫ﯙ ﯚ ﯛ ﯜﯝ ﯞ ﯟ ﯠ ﯡ ﯢ ﯣ‬ ‫ﭽ‬

‫ﯤﯥ ﯦ ﯧ ﯨ ﯩ ﯪ ﯫ ﯬ ﯭ ﯮﯯ‬

‫ﭼ‬ ‫ﯰﯱﯲﯳﯴﯵ‬

Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Rabbmu? Kami
telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam
kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian me­
reka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian
mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rah-
mat Rabbmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. (QS
az-Zukhruf [43]: 32)

6

Dan Allah Ta‘ala berfirman:

‫ﭼ‬ ‫ﯨﯩﯪﯫﯬﯭﯮﯯ‬ ‫ﭽ‬

Dan Allah melebihkan sebagian kamu daripada sebagian yang
lain dalam hal rezeki. (QS an-Nahl [16]: 71)

Kaum muslimin membelanjakan dan menyalurkan harta-
harta mereka secara syar‘i; tanpa riba, suap, ghisy, merampas
harta orang yang lemah, boros, menyalurkan harta pada yang
haram, dan tanpa mengambil harta dengan cara yang tidak
benar. Timbangan kaum muslimin di dalam hal ini adalah firman
Allah Ta‘ala:

‫ﮝ ﮞ ﮟ ﮠ ﮡ ﮢ ﮣ ﮤ ﮥ ﮦ‬ ‫ﭽ‬

‫ﭼ‬ ‫ﮧﮨﮩﮪﮫﮬﮭﮮﮯ‬

Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anak-
mu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa ber-
buat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.
(QS al-Munafiqun [63]: 9)

Jika ada seorang dari kaum muslimin yang menyelisihi di
dalam hal ini maka Islam berlepas diri darinya.

Adapun komunisme maka mereka menipu rakyat dan me­
ngatakan bahwa sesungguhnya semua harta adalah milik raky­ at;
dan mereka berbohong, karena yang menikmati harta hanyalah
Partai Komunis Sosialis, sedangkan rakyat yang lain maka di
dalam kesengsaraan yang parah dan diperas oleh Partai Komu-
nis. Ini perkara yang tidak bisa diingkari, apakah kes­ ejahteraan
para pejabat di negeri-negeri komunis sama dengan kesejahte­
raan para pekerja mereka?! Komunisme mengklaim bahwa
mer­eka hendak menyamaratakan manusia di dalam harta,
tetapi realitasnya mereka menyamaratakan m­ anusia di dalam

7

k­ emiskinan, ketakutan, dan kengerian, kecuali Partai Komunis
Sosialis yang menjadi kasta tertinggi.

Komunisme merusak
generasi muda

Allah w memberikan nikmat kepada para hamba-Nya beru-
pa istri-istri, anak-anak, dan harta, Allah w berfirman:

‫ﰁﰂﰃﰄﰅﰆﰇﰈﰉﰊ‬ ‫ﭽ‬

‫ﭼ‬ ‫ﰋﰌﰍﰎﰏﰐ‬

Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri
dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak-anak dan
cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. (QS an-
Nahl [16]: 72)

Nabi n bersabda: ‫اِعإْلِْلنٍ ْم َسيُانْتَُنَفاُع ْنبَِق ِهَطأَ َعْو‬
‫َّا‬ ‫ َالثَ ٍة‬.َ‫َوَع َدنٍْل ُه َصَعا َِلم ٍلُح ُهيَإِ َّْادل ُعوِم هَْنُل»ث‬
‫َص َدقَ ٍة‬ ‫ِم ْن‬ ‫ِإل‬ ‫« َِإجاَذاِر َي َمٍةاأَ َ ْوت‬

“Apabila salah seorang manusia meninggal dunia maka terpu-

tuslah segala amalannya, kecuali tiga perkara: sedekah jariyah,

ilmu yang bermanfaat baginya, dan anak shalih yang selalu

mendoakannya.” (Diriwayatkan oleh Muslim di dalam Shahih-

nya: 3084)

Akan tetapi, komunisme -semoga Allah w melaknat mereka-
menelantarkan anak-anak dengan beberapa perkara di anta-

ranya:

8

.»•‫سانِ ِه‬Pَ e‫ِّج‬nd‫ َم‬i‫ ُي‬d‫ْو‬ikَ‫أ‬a‫ ِه‬nِ‫ان‬k‫ َص‬oّ‫ِر‬m‫ َن‬u‫ ُي‬n‫ ْو‬iَs‫أ‬m‫نِ ِه‬e‫دا‬,َ ‫و‬sِّ e‫ َه‬d‫ ُي‬a‫ ُه‬n‫ َوا‬gَ‫َب‬k‫فَأ‬an‫ َر ِة‬R‫ْط‬a‫ِف‬sْ‫ل‬u‫ا‬lu‫َع‬l‫لَى‬lah‫ دَ ُل‬n‫يُو‬b‫ ٍد‬e‫ُو‬r‫­ْول‬s‫م‬aَ b‫ك‬dُّ ‫ ُل‬a«:

“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kemudian kedua
orang tunyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahu-
di, Nasrani, atau Majusi.” (Muttafaq ‘alaihi; Shahih al-Bukhari:
1296 dan Shahih Muslim: 4803)

Dan Rasulullah n bersabda sebagaimana yang beliau riwa­
yatkan dari Rabbnya:

‫« َوإِ يِّن َخلَ ْق ُت ِعبَا ِدي ُحنَ َفا َء لَُكّ ُه ْم َوإِ َّن ُه ْم أَ َتتْ ُه ْم ال َّش َيا ِطي ُن فَا ْجتَا تَ ْل ُه ْم‬
.»‫َع ْن ِدي ِن ِه ْم‬

“Sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hamba-Ku dalam
keadaan lurus semuanya, mereka didatangi oleh setan lalu
dijauhkan dari agama mereka.” (Diriwayatkan oleh Muslim di
dalam Shahih-nya: 5109)

• Di antaranya mereka pindahkan anak-anak ini dari satu
negeri ke negeri yang lain hingga mereka bisa menanam-
kan keyakinan komunisme yang terlaknat ke dalam hati-
hati mereka. Inilah para anak-anak Aden, sebagian mereka
telah menjadi komunis; mencaci agama. Kami dengar hal
itu dari media dan sampai berita mereka kepada kami.

• Di antaranya dengan iming-iming dunia, entah dengan ja-
batan atau harta.

Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi‘i berkata, “Al-Akh Abdullah
bin Saif -semoga Allah menjaganya- memberitahukan kepadaku
tentang para pemuda di sana; dia mengatakan bahwa sesung-
guhnya orang-orang komunis berupaya untuk melalaikan para
pemuda Yaman dengan cara menebarkan tempat-tempat
khamar, menggencarkan perlombaan-perlombaan sepak bola

9

di lapangan-lapangan, televisi-televisi, dan radio-radio, dan
dengan undian-undian ribawi. Mereka melarang masuknya ke
sebagian hotel-hotel, seperti Hotel Aden, kecuali bersama pa-
carnya atau istrinya; yang penting ada wanita yang menemani­
nya di hotel. Komunisme telah mendirikan beberapa sekolah
di Aden, di antaranya Sekolah Ilmu Sosialis untuk mengajarkan
komunisme dan di dalamnya ada pengajar-pengajar dari Rusia
untuk menebarkan keyakinan yang keji. Ini dan kaum muslimin
dalam keadaan pasrah dan aktivis-aktivis Islam berselisih di an-
tara mereka dengan sebab permainan partai-partai politik yang
tidak membawa kecuali kepada kehinaan dan nestapa, dan agar
di kemudian hari -wal ‘iyadzu Billah- menjadi budak-budak ko-
munisme yang terlaknat yang tidak membedakan antara Sunni
dan Syi‘i dan tidak juga antara Ikhwani dan Salafi. Sesungguh-
nya hati-hati yang berpecah belah tidak akan mampu mengha-
dapi komunisme, dan tidaklah berdiri di hadapan komunisme
kecuali para pemilik aqidah yang satu yang mengimani bahwa
pertolongan datang dari Allah w dan bahwa kemaksiatan-ke-
maksiatan lebih berbahaya atas mereka daripada musuh-musuh
mereka, di bawah aqidah yang satu yaitu aqidah as-salafush sha-
lih yang bersumber dari aqidah Nabi kita Muhammad n.” (as-
Suyuf al-Batirah Liilhadisy Syuyu‘iyyah al-Kafirah hlm. 27–28)

Komunisme melanggar
kehormatan-kehormatan

Allah w telah memuliakan manusia. Allah Ta‘ala berfirman:

‫ﮏ ﮐ ﮑ ﮒ ﮓ ﮔ ﮕ ﮖ ﮗ ﮘ‬ ‫ﭽ‬

‫ﭼ‬ ‫ﮙﮚﮛﮜﮝﮞﮟﮠ‬

10

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam,
Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mere-
ka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan
kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah
Kami ciptakan. (QS al-Isra’ [17]: 70)

Rasulullah n bersabda: ‫َوأَ ْم َوالَ ُك ْم‬ ‫ِد َما َء ُك ْم‬ ‫«إِ َّن‬

.»‫َح َرا ٌم‬ ‫َوأَ ْع َرا َض ُك ْم َعلَيْ ُك ْم‬

“Sesungguhnya darah kalian, harta-harta kalian, dan kehor-
matan (nama baik) kalian haram atas kalian.” (Muttafaq ‘alai-
hi; Shahih al-Bukhari: 1623 dan Shahih Muslim: 3179)

Adapun komunisme yang terlaknat maka kehormatan-ke-
hormatan tidak ada nilainya di sisi mereka, dan tidak ada dosa
yang lebih besar dari kekufuran. Menurut paham komunisme,
engkau tidak berkuasa atas istrimu; dia pergi ke mana saja
semaunya, tidak ada wewenang bagimu untuk mencegahnya.
Istrimu berhak masuk pendidikan militer walaupun engkau ti-
dak suka, dan dia tidak datang kembali kepadamu kecuali setiap
minggu atau setiap bulan sesuai dengan izin Partai Komunis.

Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi‘i berkata, “Telah menulis

tentang hal ini, sebagian orang yang diselamatkan Allah w dari

paham komunisme dan dia sebutkan kekejian-kekejian komu-

nisme. Adapun hukum Islam pada istrimu maka sesungguhnya

Nabi n telah bersabda: ‫أَ ْن‬ ‫َفأَبَ ْت‬ ‫فِ َرا ِش ِه‬ َ‫ى‬ ‫ا ْم َرأَتَ ُه‬ ‫ال َّر ُج ُل‬ ‫َد َاع‬ ‫«إِ َذا‬
‫ِإل‬
.»‫تَ ِيج َء لَ َع َنتْ َها الْ َم اَلئِ َك ُة‬

‘Jika seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur, lalu ia
enggan untuk memenuhi ajakan suaminya, maka ia akan di-
laknat malaikat.’ (Muttafaq ‘alaihi; Shahih al-Bukhari: 2998
dan Shahih Muslim: 2595)

Dan talak (cerai) tidaklah dimiliki seorang suami kecuali

11

dengan izin istrinya menurut komunisme.” (as-Suyuf al-Batirah
Liilhadisy Syuyu‘iyyah al-Kafirah hlm. 30)

Komunisme membantai para
ulama

Allah Ta‘ala telah memuliakan para ulama. Allah Ta‘ala ber-
firman:

‫ﭼ‬ ‫ﰈﰉﰊﰋﰌﰍﰎﰏﰐﰑ‬ ‫ﭽ‬

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.”
(QS al-Mujadilah [58]: 11)

Adapun komunisme yang terlaknat, jika mereka masuk ke
suatu negeri maka mereka membantai para ulama, karena me­
reka mengetahui bahwa mereka tidak akan berkuasa di suatu
negeri yang ada para ulama di dalamnya.

Di dalam kitab at-Tadhlil al-Marxi oleh Ra’uf Syalabi hlm.
226 disebutkan bahwa di antara program komunisme adalah
membunuh para ulama karena mereka adalah para pemimpin
umat. Kemudian disebutkan pula bahwa di antara para ulama
Turkistan yang dibunuh oleh Beruang Merah komunis yang
dengki adalah: Syaikh Burhan Najjadri Qadhil Qudhat, Syaikh
Khan Marwan Khan Mufti Bukhara, Syaikh Abdul Muthallib
Damila, Syaikh Mahsum Mutawalli, Syaikh Abdul Ahad Darikhan,
Syaikh Haji Mula Ya’qub, dan Syaikh Mula Abdul Karim. (as-Suyuf
al-Batirah Liilhadisy Syuyu‘iyyah al-Kafirah hlm. 32)

Tentang pembantaian Partai Komunis Indonesia terha-
dap para ulama merupakan perkara yang masyhur yang tidak
­pernah dilupakan oleh bangsa Indonesia.

12

Tanggal 17 September 1948: PKI menculik para kiai
Pesantren Takeran di Magetan. KH Sulaiman Zuhdi Affandi di-
gelandang secara kejam oleh PKI dan dikubur hidup-hidup di
sumur pembantaian Desa Koco, Kecamatan Bendo, Kabupaten
Magetan. Di sumur tersebut ditemukan 108 (seratus delapan)
kerangka jenazah korban kebiadaban PKI. Selain itu, ratusan
orang ditangkap dan dibantai PKI di Pabrik Gula Gorang Gareng.

Antropolog Amerika, Robert Jay, yang ke Jawa Tengah ta-
hun 1953 mencatat bagaimana PKI melenyapkan tidak hanya
pejabat pemerintah, tetapi juga penduduk, terutama ulama-
ulama ortodoks, santri dan mereka yang dikenal karena ke­
shalihannya kepada Islam: mereka itu ditembak, dibakar sam-
pai mati, atau dicincang-cincang. Masjid dan madrasah dibakar,
bahkan ulama dan santri-santrinya dikunci di dalam madrasah,
lalu madrasahnya dibakar. Tentu mereka tidak bisa berbuat
apa-apa karena ulama itu orang-orang tua yang sudah ubanan,
orang-orang dan anak-anak laki-laki yang baik yang tidak mela-
wan. Setelah itu, rumah-rumah pemeluk Islam dirampok dan
dirusak.

Tindak kebiadaban FDR/PKI selama melakukan aksi ma-
karnya tahun 1948 yang disaksikan puluhan ribu penduduk
laki-laki, perempuan, tua, muda, anak-anak yang menonton
pengangkatan jenazah para korban dari sumur-sumur “neraka”
yang tersebar di Magetan dan Madiun, adalah rekaman peris-
tiwa yang tidak akan terlupakan. Peristiwa pembongkaran
sumur-sumur “neraka” itu telah memunculkan asumsi abadi
dalam ingatan bawah sadar masyarakat bahwa PKI memiliki
hubungan erat dengan pembunuhan manusia yang dimasuk-
kan ke dalam sumur “neraka”. Itu sebabnya, ketika tanggal 1
Oktober 1965 tersiar kabar para jenderal TNI AD diculik PKI
dan kemudian ditemukan sudah menjadi mayat di dalam sumur
“neraka” Lubang Buaya di dekat Halim, amarah masyarakat
seketika meledak terhadap PKI, termasuk di lingkungan aktivis

13

Gerakan Pemuda Ansor yang sejak 1964 membentuk Barisan
Ansor Serbaguna (Banser) di berbagai daerah yang dilatih ke-
militeran karena memenuhi keinginan Presiden Soekarno mem-
bentuk kekuatan sukarelawan untuk mengganyang Malaysia, di
mana anggota Banser yang emosinya tak terkendali -terutama
setelah tewasnya 155 orang anggota Ansor Banyuwangi yang
dibunuh PKI- dimanfaatkan oleh pihak militer untuk bersama-
sama menumpas kekuatan PKI yang telah membunuh para jen-
deral mereka.

Tanggal 13 Januari 1965: Dua sayap PKI yaitu PR (Pemuda
Rakyat) dan BTI (Barisan Tani Indonesia) menyerang dan me-
nyiksa peserta Training PII (Pelajar Islam Indonesia) di Desa
Kanigoro Kecamatan Kras Kabupaten Kediri, sekaligus meleceh­
kan pelajar wanitanya, dan juga merampas sejumlah Mushaf
al-Qur’an dan merobek serta menginjak-injaknya. (Lihat http://
islamedia.id/jangan-lupakan-sejarah-inilah-fakta-kebiadaban-
pki-yang-telah-membunuh-ribuan-muslim-indonesia/ dan http://
www.jadipintar.com/2015/08/sejarah-kronologi-dan-daftar-
kekejaman-pki-di-indonesia-sejak-1945-1965.html)

Yang sangat aneh, sekarang terjadi sebuah pemutarbalikan
fakta yang sangat culas dan licik. Orang-orang PKI yang mem-
bantai dan melakukan pemberontakan. Mereka membunuhi
kaum muslimin. Sekarang mereka yang menuntut kepada
pemerintah untuk meminta maaf, merehabilitasi, dan menun-
tut ganti rugi. Sebagian besar para penuntut adalah anak ke-
turunan PKI. Didampingi antek-antek imperialis asing, langkah
anak keturunan PKI itu terus menuntut pemerintah. Katanya,
banyak orang PKI yang menjadi korban pembantaian pada ta-
hun 1965.

Aneh. Yang memulai pemberontakan dan pembantaian
adalah orang tua mereka, sekarang anak-anaknya menuntut
balik kepada pemerintah untuk meminta maaf, merehabilitasi,

14

dan mengganti rugi. Drama kehidupan apa lagi yang tengah
mereka skenario untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
ini? Maling teriak maling. PKI organisasi teroris. Hendaknya di­
sadari bahwa siapa saja yang mendukung dan bersimpati de­
ngan orang-orang PKI, sesungguhnya ia telah mendukung aksi
teroris komunis.

Komunisme merampas harta
pedagang dan petani

Allah Ta‘ala berfirman:

‫ﭼ‬ ‫ﭡﭢﭣﭤﭥ‬ ‫ﭽ‬

Dan bahwasanya dia yang memberikan kekayaan dan mem-
berikan kecukupan. (QS an-Najm [53]: 48)

Dan Allah Ta‘ala berfirman:

‫ﭩ ﭪ ﭫ ﭬ ﭭ ﭮ ﭯ ﭰ‬ ‫ﭽ‬

‫ﭼ‬ ‫ﭱﭲﭳﭴﭵﭶﭷﭸ‬

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling mema­
kan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di an-
tara kamu. (QS an-Nisa’ [4]: 29)

Rasulullah n pernah ditanyai, “Wahai Rasulullah, mata
pencaharian apakah yang paling baik?” Beliau menjawab, “Pe-
kerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap
jual beli yang mabrur.” (Diriwayatkan oleh Ahmad di dalam Mus-
nad-nya: 16628 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani di dalam
Silsilah ash-Shahihah: 607)

15

Seorang penguasa yang cerdas akan memotivasi para
pedagang agar giat mendatangkan barang-barang dagangan
dari daerah-daerah yang lainnya. Akan tetapi, para penguasa
komunis justru mengisap para pedagang dengan upeti-upeti,
pun­ gutan-pungutan, dan pajak-pajak. Bahkan terkadang para
pe­nguasa komunis ini justru memonopoli barang-barang da-
gangan agar manusia tergantung kepada mereka.

Demikian juga syariat Islam menghasung manusia agar ber-
cocok tanam. Allah Ta‘ala berfirman:

‫ﮗ ﮘ ﮙ ﮚ ﮛ ﮜ ﮝ ﮞ ﮟ ﮠ ﮡ ﮢ‬ ‫ﭽ‬

‫ﮣﮤﮥﮦﮧﮨﮩﮪﮫﮬﮭﮮ‬

‫ﮯﮰﮱﯓﯔﯕﯖﯗﯘﯙﯚﯛ‬

‫ﭼ‬ ‫ﯜ‬

Maka terangkanlah kepada Kami tentang yang kamu tanam.
Kamukah yang menumbuhkannya atau Kamikah yang menum-
buhkannya? Kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan
ia hancur dan kering, maka jadilah kamu heran dan tercengang
(sambil berkata): “Sesungguhnya kami benar-benar mend-
erita kerugian, bahkan kami menjadi orang-orang yang tidak
mendapat hasil apa-apa.” Maka terangkanlah kepada Kami
tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkan-
nya atau Kamikah yang menurunkannya? (QS al-Waqi‘ah [56]:
63–69)

‫ َسا ٌن‬Rْ ‫ِإن‬as‫ ْو‬uَ‫أ‬l‫ي‬uٌ ْ‫ ر‬l‫ط‬laَ h‫نْ ُه‬n‫ ِم‬b‫ ُل‬e‫ ُك‬rْ‫أ‬sَ‫ي‬a‫ َف‬b‫ع‬dً‫ ا‬a‫ ْر‬:‫يَ ْز َر ُع َز‬.‫أَ« ْوَمابَ ِهِمي ْ َنم ٌةُمإِ ْاَّسلِل ٍماَك َي َنْغ َِهر ُل ُبِس ِه َغ َ ْرص ًَسدا َقأٌَة ْ»و‬

16

“Tidaklah seorang muslim pun yang bercocok tanam atau
menanam satu tanaman lalu tanaman itu dimakan oleh burung
atau manusia atau hewan melainkan itu menjadi shadaqah
baginya.” (Muttafaq ‘alaihi; Shahih al-Bukhari: 2152 dan Sha-
hih Muslim: 2901)

Adapun komunisme maka mereka menggencet para petani
dengan beberapa hal di antaranya:

• Mengambil tanah-tanah mereka.
• Mengambil hasil-hasil bumi mereka.
• Meninggikan harga-harga peralatan-peralatan perta-

nian.

Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi‘i berkata, “Hingga banyak
dari petani di Hadhramaut, dan Biijan meninggalkan pertanian
dan lari bersama keluarga-keluarga mereka ke wilayah utara, ke
wilayah-wilayah Haramain, ke Hijaz, dan yang lainnya dari bumi
Allah. Dan apa yang diharapkan dari tinggal di suatu negeri yang
tidak ada keamanan, tidak ada pekerjaan, dan tidak ada Islam!!”
(as-Suyuf al-Batirah Liilhadisy Syuyu‘iyyah al-Kafirah hlm. 33–34)

Komunisme anti pernikahan

Allah Ta‘ala berfirman:

‫ﮉ ﮊ ﮋ ﮌ ﮍ ﮎ ﮏ ﮐ ﮑ ﮒ‬ ‫ﭽ‬

‫ﮓ ﮔ ﮕ ﮖﮗ ﮘ ﮙ ﮚ ﮛ ﮜ ﮝ‬

‫ﭼ‬ ‫ﮞ‬

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia mencip-
takan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu

17

c­ enderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya
di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum
yang berpikir. (QS ar-Rum [30]: 21)

Rasulullah n bersabda:

‫نْ ُك ْم ا ْب َلا َء َة َفلْيَ َز َت َّو ْج َو َم ْن لَ ْم‬.»‫ي َ«يَْاستَ َِمط ْعْع َر َف َشَعلَايْل ِه َّشبِ َباال َِّبص ْو َِمم ْفَنإِنَّا ُه ْس هََت ُل َط ِوا َجَعا ٌء ِم‬

“Wahai sekalian pemuda, siapa di antara kalian yang telah
mempunyai kemampuan, maka hendaklah ia menikah; dan ba-
rang siapa belum mampu, hendaklah ia berpuasa karena hal itu
akan lebih bisa meredakan gejolaknya.” (Muttafaq ‘alaihi; Sha-
hih al-Bukhari: 4677 dan Shahih Muslim: 2485)

Keinginan menikah adalah tabiat manusia yang ditegaskan
oleh syariat Islam … adapun komunisme maka di antara pro-
gram mereka adalah menghilangkan pernikahan....

Akan tetapi, apakah orang yang dungu ini dan Karl Marx
sebagai majikannya mampu untuk menghilangkan pernikahan?
Sekali-kali tidak. Pernikahan adalah pemahaman seluruh umat
manusia, dan komunisme tidak mampu menghilangkannya....

Dan komunis jika masuk negeri-negeri Islam mereka tidak
langsung melarang pernikahan, tetapi mereka melarang poli-
gami; dan setelah stabil mereka berupaya menghilangkan per-
nikahan. Dan ternyata mereka gagal di dalam hal ini. (Lihat as-
Suyuf al-Batirah Liilhadisy Syuyu‘iyyah al-Kafirah hlm. 180–181)

18

Asal-usul dan latar
belakang komunisme

D emikianlah telah kita paparkan di atas sebagian dari
kekejian-kekejian komunisme. Komunisme ini jelas
merupakan musuh Islam bahkan musuh perada-
ban manusia, karena jika komunisme ini diterapkan pasti akan
membawa kepada kehancuran peradaban manusia. Dan secara
umum jika manusia meninggalkan syariat Allah w dan mengan-
dalkan hasil oleh pikir mereka pasti akan sesat dan hancur.

Jika dirunut pemikiran komunisme sosialisme ini ternyata
kembali kepada sebuah pemikiran ganjil/menyimpang filsuf
kafir.

Para pakar sejarah banyak yang menyebutkan bahwa ko-
munisme itu peletak dasarnya adalah Karl Marx. Dia seorang
Yahudi berkebangsaan Jerman yang hidup pada tahun 1818–
1883  M. Dia cucu seorang Yahudi terkenal bernama Murkoy
Marx. Karl Marx adalah seorang yang egoistis, pendendam, dan
materialistis serta tidak punya prinsip yang jelas. Karya-karya
yang terkenal antara lain Manifesto Komunis (1848) dan Das
Kapital (1767).

Akan tetapi, ternyata Karl Marx bukanlah pencetus awal
pemikiran komunisme ini. Ternyata pemikiran komunis sosialis
ini telah dicetuskan sebelumnya oleh Plato (427–347  SM); dia
berkata di dalam bukunya Republik:

“Undang-undang wajib mengandung perserikatan wanita
dan anak-anak, tidak ada seorang pun yang berhak membuat
keluarga yang tersendiri, sebagaimana tidak ada yang berhak
mendidik anak-anak, karena seluruhnya adalah milik negara.
Negaralah yang memonopoli pertumbuhan generasi yang
baik, sebagaimana yang mengatur dilahirkannya bibit-bibit

19

­unggul.”(!!!) (Lihat Naqd Ushul asy-Syuyu‘iyyah hlm. 18 dan Pe-
mikiran Politik di Negara Barat hlm. 11)

Maka jelaslah bahwa paham komunisme adalah buah filsa-
fat Yunani yang jika diterapkan akan menghancurkan agama
dan menghancurkan peradaban manusia. Jika pernikahan di-
hilangkan dan tidak ada yang namanya “keluarga”, dan orang
tua tidak berhak atas anak-anak mereka, maka artinya perada-
ban manusia menuju kepada kepunahan!

Al-Imam Ibnu Shalah berkata, “Filsafat adalah induk ke-
bodohan dan penghalalan terhadap semua yang diharamkan
syariat, sumber kebingungan dan kesesatan, serta membuat
penyelewengan dan kezindikan. Adapun manthiq maka dia
adalah pintu menuju filsafat, dan pintu kejahatan adalah keja-
hatan.” (Fatawa Ibnush Shalah 1/209)

Penutup

Itulah sedikit yang bisa kami paparkan di dalam bahasan ini.
Semoga Allah w selalu melindungi kita semua dari fitnah-fitnah
akhir zaman yang begitu dahsyat pada saat ini. Tidak ada yang
selamat kecuali yang mengikuti petunjuk Allah w dan petunjuk
Rasul-Nya.

Akhirnya, semoga Allah w selalu menunjukkan kita ke jalan
yang lurus; yaitu jalan para nabi, shiddiqin, syuhada’, dan shali-
hin. Wallahul Muwaffiq. Washalllallahu ‘ala Muhammadin ali wa
shahbihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil‘alamin.

‫والله أعلم بالصواب‬

20

S esungguhnya Ahlussunnah wal Jama’ah -para pengi-
kut Salafushshalih- adalah orang-orang yang pal­ing
mengetahui al-haq lagi paling penyayang terhadap
makhluk. Di antara bentuk kasih sayang mereka adalah banta­
han mereka terhadap ahlulbid’ah. Maksudnya tidak lain adalah
agar mereka (ahlulbid’ah) mau bertaubat sehingga tidak mati
dalam keadaan membawa dosa bid’ah yang membinasakan,
juga agar manusia mengetahui kebid’ahan mereka dan men-
jauhinya sehingga jumlah orang yang mengikuti mereka di
dalam kesesatan dapat terminimalisir. Sebab, bila tidak maka
akan bertambah banyak dosa mereka.

Di antara kelompok-kelompok bid’ah yang banyak dina-
sihati oleh para ulama Sunnah dari zaman sahabat f hingga
hari ini adalah kelompok Khawarij. Di antara yang menasihati
mereka adalah Sahabat Abdullah ibn Abbas d di dalam kisah
perdebatannya dengan orang-orang Khawarij yang menyadar-
kan puluhan ribu dari mereka.

Kemudian di antara para tabi’in, ada al-Imam Wahb ibn
Munabbih yang menasihati Dzul Khaulan hingga bertaubat dari
pemikiran Khawarij.

Kemudian para ulama Sunnah lainnya dari masa ke masa
hingga zaman ini yang banyak menasihati kaum Khawarij de­
ngan lisan-lisan dan pena-pena mereka.

21

Di antara kelompok Khawarij yang menonjol pada saat ini
adalah ISIS yang menggoncangkan dunia dengan aksi-aksi bru-
tal mereka yang mengatasnamakan Islam. Sebagai nasihat ke-
pada mereka khususnya dan kaum muslimin secara umum maka
Insya Allah di dalam bahasan ini akan kami paparkan timbangan
syari’at Islam atas pemikiran-pemikiran dan aksi-aksi mereka
dengan banyak mengambil faedah dari nasihat-nasihat para
ulama terhadap mereka.

Celaan ISIS terhadap manhaj
salafi dan para ulama

D i antara karakteristik-karakteristik ahli bid’ah dari
masa ke masa bahwasanya mereka selalu mencela
dan mencoreng citra Ahlussunnah wal Jama’ah un-
tuk menjauhkan umat dari al-haq. Al-Imam Abu Hatim ar-Razi
berkata, “Ciri ahli bid’ah adalah mencela ahli atsar.” (Ashlu Sun-
nah hlm. 24)

Al-Imam Abu Utsman ash-Shabuni berkata, “Tanda yang
paling jelas dari ahli bid’ah adalah kerasnya permusuhan me­
reka kepada pembawa Sunnah Rasulullah n. Mereka meleceh-
kan dan menghina Ahlussunnah dan menamakan Ahlussunnah
dengan Hasyawiyyah, Jahalah, Zhahiriyyah, dan Musyabbihah.”
(Aqidah Salaf Ashabul Hadits hlm. 116)

Abu Umar al-Baghdadi -Amir ISIS sebelum Abu Bakar al-
Baghdadi- berkata, “Bertaqwalah kalian kepada Allah wahai pa-
sukan Dewan Politik -yang dahulu dan belakangan- khususnya
mereka yang berdusta dengan afiliasi mereka terhadap Manhaj
Salaf, dan tinggalkan bendera-bendera yang menggiring kalian
ke Jahannam dan sejelek-jelek tempat kembali.” (!!!)

22

Kemudian dia berkata, “Jika kalian tidak mau bertaubat
­-sebelum kalian ditangkap- maka demi Allah, sungguh mem-
bunuh seorang yang murtad lebih aku sukai daripada seratus
kepada orang Kristen.” (!!) (Dari kaset Wa’dullah dengan peran-
taraan kitab Da’isy al-’Iraq wasy Syam fi Mizanis Sunnati wal Is-
lam hlm. 31)

Abu Muhammad al-’Adnani -juru bicara resmi ISIS- berkata,
“Kami tidak ingin menyingkap syubhat-syubhat Murji‘ah Zaman
ini, yang membekukan kewajiban jihad(!) maka dalam waktu
dekat -Insya Allah- akan berkuasa Mujahidin, sehingga menge-
luarkan apa-apa yang di dalam kepala orang-orang Murji‘ah itu.”
(!!) (Dari kaset as-Silmiyyah Dienu Man? dengan perantaraan
kitab Da’isy al-’Iraq wasy Syam fi Mizanis Sunnati wal Islam hlm.
32)

Tuduhan dan julukan Murji‘ah dari orang-orang Khawarij
terhadap para ulama dan para da’i Manhaj Salafi bukanlah
perkara yang baru. Al-Imam Ahmad berkata:

“Adapun Khawarij maka sesungguhnya mereka menamakan
Ahlussunnah wal Jama’ah Murji‘ah, dan Khawarij telah dusta,
bahkan merekalah Murji‘ah, mereka menyangka bahwa me­
reka di atas keimanan sedangkan manusia tidak, dan bahwa
siapa saja yang menyelisihi mereka adalah orang-orang kafir.”
(Masa‘il Harb al-Kirmani 3/986)

Demikianlah kebencian ISIS terhadap Manhaj Salafushsha-
lih. Dan inilah sumber kesesatan mereka karena merupakan hal
yang dimaklumi bahwa sumber kesesatan dari setiap kelompok
bid’ah adalah karena mereka meninggalkan Sabilil Mukminin
yaitu jalan para sahabat di dalam memahami dan mengamalkan
Islam. Allah w berfirman:

‫ﭽﭮ ﭯ ﭰ ﭱ ﭲ ﭳ ﭴ ﭵ ﭶ ﭷ ﭸ ﭹ‬

23

‫ﭺﭻﭼﭽﭾﭿﮀﮁﮂﮃﭼ‬

Dan barang siapa menentang Rasul sesudah jelas kebenaran
baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang
mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang
telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam neraka

Jahannam itulah seburuk-buruk tempat kembali. (QS an-Nisa‘

[4]: 115)

Kalimat « » artinya adalah jalan orang-orang muk-

min, yang pertama kali masuk dalam makna ini adalah para sa-

habat Rasulullah n sebagaimana dalam sabda beliau n:
‫ ِن« َمَوا َسأَبْنَ ُعاو َ َنعلَيْ ِفه‬:‫َو َسوبْفِعيي َنروثِانْي َتةا‬.»‫اَستَ ْجلَْفَّن َر ِةِت ُقَو يِ َهعا ثَجْلَ اَ َملا ٍَعث ُة‬ ‫« َوإِ َّن ٰه ِذ ِه الْ ِم َّل َة‬
‫ َد ٌة ف‬.‫ا َولأَ َّنا ْصِر َح َوا ِيَواب»ِح‬

“Dan sesungguhnya umatku ini akan berpecah belah menjadi

73 kelompok, semuanya di neraka kecuali satu kelompok, ia

adalah al-Jama’ah.” Di dalam riwayat lain: “Ia adalah jalan

yang aku tempuh dan para sahabatku.” (Diriwayatkan oleh

Abu Dawud di dalam Sunan-nya 2/503–504 dan dishahihkan

oleh asy-Syaikh al-Albani di dalam Silsilah ash-Shahihah: 203,

204, dan 1492)

Dari sinilah jelas bagi kita bahwa biang keladi kesesatan
semua kelompok dalam Islam, sejak dahulu hingga sekarang,
yaitu bahwasanya mereka tidak menghiraukan ayat dan hadits-
hadits di atas. Sebab itu, mereka menyeleweng dari jalan yang
lurus dan memilih jalan-jalan yang sesat. Mereka mengandalkan
akal dan pemikiran mereka tanpa merujuk kepada pemahaman
sahabat dan ulama yang mengikuti jalan mereka. Dan bahwa
jalan keselamatan adalah manhaj para sahabat dan Salafush-
shalih yaitu orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.

24

Kelompok ISIS di dalam memahami Islam secara terang-
terangan meninggalkan pemahaman para sahabat Rasulullah
n dan menggantinya dengan pemahaman kelompok mereka.

Ajakan ISIS untuk memahami
al-Qur‘an dengan akal
semata

K etika Kelompok ISIS di dalam memahami Islam se-
cara terang-terangan meninggalkan pemahaman
para sahabat Rasulullah n dan menggantinya de­
ngan pemahaman kelompok mereka maka mereka terjerumus
di dalam kesesatan-kesesatan. Di antara kesesatan-kesesatan
pokok mereka adalah:

Memahami nash-nash al-Qur‘an dengan akal semata tanpa
mengikuti manhaj yang shahih dalam memahaminya. Abul Bara’
al-Hindi -salah seorang tokoh mereka- berkata di dalam poto­
ngan video pada bulan Juli 2014, “Kalian buka mushhaf dan ba-
calah ayat-ayat jihad dan segala sesuatu akan menjadi jelas …
semua ulama mereka mengatakan kepadaku, ‘Ini adalah wajib
dan itu bukanlah wajib dan ini bukan waktu jihad’ … tinggalkan
semua orang dan bacalah al-Qur‘an maka kalian akan mengenal
jihad.” (Risalah Maftuhah hlm. 4–5)

Merupakan hal yang dimaklumi oleh setiap orang yang me-
miliki perhatian terhadap ilmu tafsir bahwa metode terbaik
dalam menafsirkan al-Qur‘an adalah al-Qur‘an ditafsirkan de­
ngan al-Qur‘an, karena yang global di suatu ayat dipe­rinci di
ayat lain, dan jika ada yang diringkas dalam suatu ayat maka
dijabarkan di ayat yang lainnya. Jika hal itu menyulitkan maka
wajib dicari di dalam sunnah Rasulullah n, karena s­unnah

25

adalah syarah bagi al-Qur‘an dan penjelas dalam al-Qur‘an. Dan
jika kita tidak menjumpai tafsir di dalam Kitab dan Sunnah, kita
kembalikan hal itu kepada perkataan para sahabat karena mer-
eka lebih tahu tentang hal itu. (Lihat Muqaddimah fi Ushuli Tafsir
hlm. 93.)

Adapun tafsir dengan sekadar akal manusia maka hukum-

nya adalah haram sebagaimana dalam atsar yang shahih dari

Ibnu Abbas d: ْ‫َفلْيَتَبَ َّوأ‬ ‫َي ْعلَ ُم‬ ‫ل‬ ‫بِ َما‬ ‫أَ ْو‬ ‫بِ َرأْيِ ِه‬ ‫الْ ُق ْرآ ِن‬ ‫ف‬ ‫َقا َل‬ ‫َم ْن‬

.‫َم ْق َع َد ُه ِم َن ال َّنا ِر‬

“Barang siapa berkata tentang al-Qur‘an dengan akalnya atau

tanpa ilmu maka hendaknya mengambil tempat duduknya di

neraka.” (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 1/10 cet. Darul Fikr.)

Kemunculan ISIS

I SIS muncul di wilayah-wilayah tertentu dari Iraq dan
Suriah, dan kedua negara ini di dalam beberapa ta-
hun terakhir hidup di dalam fitnah dan perpecahan,

bahkan di dalam peperangan yang terus-menerus. Ini meru-

pakan bukti kebenaran sabda Rasulullah n yang menyifatkan

Khawarij: »‫ يخ ُر ُجون عند اختلا ٍف في ال ّناس‬...«

“… Mereka keluar di saat perselisihan manusia.” (Diriwayatkan
oleh Ibnu Abi Syaibah di dalam Mushannaf no. 37932, Ibnu
Abdil Barr di dalam at-Tamhid 23/331, dan Ibnu Abi ’Ashim di
dalam as-Sunnah no. 923, dan asy-Syaikh al-Albani berkata di
dalam Zhilalul Jannah, “Sanadnya jayyid.”)

26

Khilafah dan bai’at ISIS

P ada tanggal 6 Ramadhan 1435 H bertepatan dengan
29 Juni 2014, juru bicara ISIS memaklumatkan Abu
Bakar al-Baghdadi sebagai Khalifah Muslimin dan pe-
nyebutan negara diubah dari ISIS menjadi Daulah Islamiyyah
(Negara Islam). Dari sinilah ISIS melihat setiap orang yang eng-
gan untuk membai’at Abu Bakar al-Baghdadi adalah kafir kare-
na telah menentang penegakan Negara Islam dan penerapan
syari’at Islam. Dan mereka melihat memerangi dan membunuh
kaum murtad didahulukan dari memerangi orang kafir asli. Se-
bab itu, tidak sedikit kaum muslimin yang mereka bunuh baik
dari kalangan mujahidin maupun rakyat sipil dari wanita dan
anak-anak, dengan cara yang amat keji dan kejam. Perbuatan
biadab tersebut mereka sebarkan melalui internet. Tujuan me­
reka memperlihatkan kekejian tersebut adalah sebagai anca-
man dan untuk membuat ketakutan bagi orang yang enggan
menerima keputusan mereka.

Syaikhuna asy-Syaikh al-’Allamah Abdul Muhsin ibn Hamd

al-’Abbad berkata, “Khalifah ISIS yang dinamakan Abu Bakar al-

Baghdadi berkhutbah di sebuah masjid di Mosul, di antara yang

ia katakan dalam khutbahnya, ‘Sungguh aku telah dijadikan pe-

mimpin kalian padahal aku bukan yang terbaik di antara kalian.’

Sungguh dia telah berkata benar bahwa ia bukanlah yang

terbaik di antara mereka, karena ia telah membunuh orang

yang mereka bunuh dengan pisau-pisau, apabila ­pembunuhan

itu atas dasar perintahnya, atau ia mengetahuinya dan membo-

lehkannya maka ia adalah yang terburuk di antara mereka (me-

‫ص‬m‫ثُْ ُل‬a‫ِم‬n‫ ُق‬gْ‫ثَْي ِمن‬b‫لِإ‬u‫ا اَل‬k‫ُنه‬aَ ‫ع‬nَ ‫ ِب ِم‬yَ‫ ِهت‬a‫ْيْن‬nَ‫مل‬g‫ ََع‬t‫نِر‬eَ ‫و‬r‫ُاَجك‬baُ‫ ٍةأ‬iَ‫لل‬kُ‫ثْ)ل‬,َ‫ِم ا‬b‫ َض‬e‫ ِر‬r‫ْجل‬dَ‫َأ ى‬aِ‫لإ‬s‫اع‬a‫ن َا‬r‫ ََد‬k‫ِم‬a‫ ْن‬n‫ هَ َمُل‬s‫ َو‬a‫ا َن‬b‫َاكًئ‬dْ‫شي‬aَ ‫ى‬N‫ًد ْم‬a‫ه ِه‬bُ‫ ِر‬i‫لو‬n‫أُإِ ىَُج‬: ‫َد َاع‬ ‫« َم ْن‬
‫ِم ْن‬ ‫ٰذلِ َك‬

27

.»‫آثَا ِم َم ْن تَ ِب َع ُه اَل َينْ ُق ُص ٰذلِ َك ِم ْن آثَا ِم ِه ْم َشيْئًا‬

‘Barang siapa mengajak kepada petunjuk, maka ia mendapat
pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa
mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barang siapa
mengajak kepada kesesatan, maka ia mendapat dosa seperti
dosa orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa
mereka sedikit pun.’ (Diriwayatkan oleh Muslim no. 6804).”
(Dari makalah yang berjudul Fitnatul Khilafah ad-Da’isyiyyah
al-’Iraqiyyah al-Maz’umah tertanggal 28/9/1435 H)1

Asy-Syaikh Dr. Shalih al-’Abud di dalam kitabnya al-Murad
asy-Syar’i bil Jama’ah wa Atsaru Tahqiqihi fi Itsbatil Hawiyah al-Is-
lamiyyah hlm. 18 menyebutkan pemahaman-pemahaman yang
keliru tentang makna yang syar’i terhadap “jama’ah” dengan
sebab kejahilan (kebodohan) terhadap ilmu syar’i dan dengan
sebab mengikuti hawa nafsu sehingga meninggalkan wahyu; di
antara pemahaman-pemahaman yang keliru tersebut adalah:

Keyakinan bahwa pada hari ini tidak ada jama’ah bagi kaum
muslimin yang memiliki wilayah dengan bai’at yang syar’i, yang
dimaksudkan oleh nash-nash yang syar’i, yang diwajibkan agar
setiap muslim berpegang teguh dengannya dan haram keluar
darinya. Keyakinan yang rusak ini menjadikan para penganutnya
mewajibkan umat Islam agar berupaya dengan sungguh-sung-
guh mewujudkan jama’ah sesuai dengan pemahaman mereka
yang keliru, bahkan mereka memandang bahwa upaya mewu-
judkan jama’ah ala mereka tersebut adalah fardhu ’ain atas
setiap muslim. Mereka juga meyakini bahwa jama’ah sekarang
ini tidak ada, karena semenjak waktu yang lama belum pernah
kaum muslimin sepakat atas seorang imam yang satu, dan ber-
dasarkan atas keyakinan yang rusak ini timbul keyakinan yang
rusak lagi sesat atas bolehnya khuruj (memberontak) kepada

1 Dari: http://www.al-abbaad.com

28

seluruh pemerintahan Islam pada hari ini.

Adapun makna jama’ah yang benar maka al-Imam asy-Sya­
thibi berkata, “Kesimpulannya bahwa jama’ah kembali kepada
berkumpul di atas seorang imam yang mengikuti al-Kitab dan
as-Sunnah dan hal itu jelas bahwa berkumpul di atas selain Sun-
nah adalah keluar dari makna al-jama’ah yang disebut di dalam
hadits-hadits tersebut seperti orang-orang Khawarij dan orang-
orang yang menempuh jalan mereka.” (al-I’tisham 2/265)

Yang sunnah adalah satu imam untuk kaum muslimin di
seluruh dunia, tetapi ketika kaum muslimin terbagi menjadi
beberapa negeri dan sulit disatukan, maka masing-masing pe­
nguasa negeri adalah imam yang wajib dibai’at dalam ketaatan
kepadanya sesuai dengan batasan-batasan syar’i. Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyyah berkata, “Yang sunnah hendaknya seluruh kaum
muslimin memiliki satu imam, yang lain adalah perwakilan-
perwakilannya, jika terjadi keadaan di mana umat menyelisihi
hal ini karena sebab kemaksiatan atau ketidakmampuan, atau
sebab yang lain, sehingga terjadilah beberapa imam negeri;
maka dalam keadaan seperti ini wajib atas setiap imam agar
men­ egakkan hudud, dan menunaikan hak-hak…” (Majmu’ Fa-
tawa 34/175–176)

Al-Imam asy-Syaukani berkata, “Sesudah menyebarnya Is-
lam, meluasnya wilayahnya, dan berjauhan batas-batasnya,
merupakan hal yang dimaklumi bahwa masing-masing wilayah
memiliki seorang imam atau penguasa, di wilayah yang lain
demikian juga, yang tidak berlaku kekuasaannya di wilayah
yang lain. Maka tidak mengapa dengan terjadinya beberapa
imam dan penguasa negeri, dan wajib ditaati masing-masing
penguasa negeri sesudah dilakukan bai’at atasnya oleh pen-
duduk wilayah masing-masing yang berlaku perintah-perintah
dan larangannya…” (Sailul Jarrar 4/512)

Asy-Syaikh Muhammad ibn Abdul Wahhab berkata, “Para

29

imam dari setiap madzhab telah sepakat bahwa barang siapa
menguasai suatu negeri, maka dia memiliki hukum imam dalam
segala sesuatu, seandainya tidak seperti ini tidaklah tegak du-
nia; karena kaum muslimin sejak zaman yang lama, sebelum za-
man al-Imam Ahmad hingga sekarang, belum pernah bersatu di
bawah satu imam.” (Durar Saniyyah 7/239)

Asy-Syaikh Muhammad ibn Shalih al-’Utsaimin berkata,
“Dengan ini kita mengetahui kesesatan anak-anak muda yang
mengatakan ‘sesungguhnya hari ini tidak ada imam bagi kaum
muslimin sehingga tidak ada bai’at bagi seorang pun’ -kita
memohon keselamatan kepada Allah- , dan saya tidak tahu apak-
ah mereka menghendaki urusan-urusan menjadi kacau-balau
tidak ada pemimpin yang mengatur manusia? Ataukah mereka
menghendaki dikatakan bahwa setiap orang adalah pemimpin
dirinya? Mereka ini jika mati dengan tanpa bai’at maka mereka
mati jahiliyyah -kita berlindung kepada Allah darinya.” (asy-Syar-
hul Mumti’ 8/9)

ISIS dan takfir

A bu Muhammad al-’Adnani -juru bicara resmi ISIS- berka-
ta, “Telah murtad pasukan Mesir, Pakistan, Afghanis­
tan, Tunis, Libia, Yaman dan selain mereka dari pasu-
kan-pasukan thaghut-thaghut dan para pembela ­mereka.” (Dari
kaset ’Udzran Amiral Qa’idah dengan perantaraan kitab Da’isy
al-’Iraq wasy Syam fi Mizanis Sunnati wal Islam hlm. 105)

Dia juga berkata, “Sesungguhnya pasukan-pasukan thaghut-
thaghut dari para pemerintah negeri-negeri kaum muslimin
-secara umum- adalah pasukan-pasukan murtad dan kafir.” (!!!)
(Dari kaset as-Silmiyyah Dienu Man? dengan perantaraan kitab
Da’isy al-’Iraq wasy Syam fi Mizanis Sunnati wal Islam hlm. 115)

30

Dia juga berkata, “Sesungguhnya kami melihat kekafiran
dan kemurtadan seluruh para pemerintah negeri-negeri itu dan
pasukan-pasukan mereka, dan memerangi mereka lebih wajib
daripada memerangi para penjajah Salibis.” (Dari kaset Inni ’ala
Bayyinatin min Rabbi dengan perantaraan kitab Da’isy al-’Iraq
wasy Syam fi Mizanis Sunnati wal Islam hlm. 115)

Demikianlah ISIS mengikuti jejak para pendahulu mereka,
kaum Khawarij, yang mengatakan bahwa pelaku dosa besar
adalah kafir keluar dari Islam (lihat Aqidah Wasithiyyah hlm.
233), padahal yang benar bahwa pelaku dosa besar adalah fasik.
Maka dengan demikian mereka mengkafirkan pelaku kefasikan.
Dari sinilah (atas dasar inilah) Khawarij mengkafirkan pemerin-
tah yang tidak berhukum dengan hukum Allah.

Al-Imam al-Aajurri berkata, “Di antara ayat-ayat muta-
syabihat yang diikuti oleh orang-orang Haruriyyah (Khawarij)
adalah firman Allah w:

‫ﭽﮤﮥﮦﮧﮨﮩﮪﮫﮬﮭﭼ‬

Dan barang siapa tidak berhukum dengan apa yang diturunkan
Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. (QS al-
Ma‘idah [5]: 44)

Mereka sertakan juga firman Allah w:

‫ﭽﭛﭜﭝﭞﭟﭠﭼ‬

Namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu)
dengan Rabb mereka. (QS al-An’am [6]: 1)

Jika mereka melihat seorang penguasa menghukumi de­
ngan tidak haq maka mereka berkata, ‘Dia telah kafir, dan ba-
rang siapa kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Rabb-nya
maka sungguh telah musyrik, para penguasa ini telah kafir.’
Maka mereka memberontak dan melakukan hal yang engkau

31

­lihat; karena mereka menakwilkan ayat ini.” (asy-Syari’ah hlm.
27)

Al-Imam Abu Hayyan berkata, “Orang-orang Khawarij ber-
argumen dengan ayat ini atas bahwa setiap orang yang mak-
siat kepada Allah maka dia telah kafir dan mereka berkata, ‘Ia
adalah nash pada setiap orang yang berhukum dengan selain
yang diturunkan Allah maka dia kafir.’” (Bahrul Muhith 3/493)

Khawarij mengkafirkan Khalifah Ali ibn Abi Thalib a de­
ngan sebab perdamaiannya dengan Mu’awiyah ibn Abi Sufyan
d. Mereka berkata kepada Ali, “Jika engkau telah mempersak-
sikan dirimu dengan kekufuran dan bertaubat darinya maka
kami akan melihat apa yang kita bicarakan antara kami dan
engkau, dan jika tidak maka kami tolak dirimu!” (al-Bidayah wan
Nihayah 7/306)

Karena itu, jika Khawarij melihat para penguasa melakukan
kemaksiatan -atau kekafiran menurut mereka- maka mereka
mengkafirkannya dan khuruj (memberontak) terhadap mereka.

Padahal, banyak sekali dalil-dalil yang menunjukkan bahwa
sekadar kemaksiatan tidaklah menjadikan pelakunya kafir; se­
perti firman Allah w:

‫ﭽﮙﮚﮛﮜﮝﮞﮟﮠﭼ‬

Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu
berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! (QS
al-Hujurat [49]: 9)

Lihatlah bagaimana Allah menyebut mereka beriman dalam
keadaan mereka melakukan kemaksiatan yaitu memerangi se­
sama muslim!

Dan firman Allah w:

‫ﭽﭑﭒﭓﭔﭕﭖﭗﭘﭼ‬

32

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil
musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia. (QS al-
Mumtahanah [60]: 1)

Asy-Syaikh Muhammad Khalil Harras berkata, “Allah me-
manggil mereka dengan sebutan keimanan dalam keadaan
a­ danya kemaksiatan, yaitu loyalitas terhadap orang-orang ka­
fir.” (Syarah Aqidah Wasithiyyah hlm. 235–236)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, “Bersamaan dengan
itu, Ahlussunnah wal Jama’ah tidaklah mengkafirkan ahli ki­
blat dengan sekadar kemaksiatan dan dosa besar; sebagaima-
na dilakukan oleh Khawarij, bahkan persaudaraan iman tetap
ada bersama dengan adanya kemaksiatan; sebagaimana Allah
berfirman tentang ayat qishash, ‘Maka barang siapa mendapat
suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan)
mengikuti dengan cara yang baik.’ (QS al-Baqarah [2]: 178).” (Aqi-
dah Wasithiyyah hlm. 233)

Maka nash-nash yang menunjukkan tidak kafirnya setiap
pelaku kemaksiatan adalah yang memalingkan kufur akbar
dalam ayat di atas kepada kufur ashghar. Sebab itu, para ulama
sepakat tidak mengambil keumuman ayat ini, berbeda de­
ngan orang-orang Khawarij yang memakai keumuman ayat
ini di dalam mengkafirkan para pelaku dosa dan kemaksiatan
tanpa melihat kepada dalil-dalil yang lain yang memalingkan
ayat ini dari keumumannya.

Al-Imam Ibnu Abdil Barr berkata, “Telah sesat sekelompok
ahli bida’ dari khawarij dan Mu’tazilah dalam bab ini. Mereka
berargumen dengan ayat-ayat di dalam Kitabullah yang tidak
atas zhahirnya; seperti firman Allah w:

‫ﭽﮤﮥﮦﮧﮨﮩﮪﮫﮬﮭﭼ‬

Dan barang siapa tidak berhukum dengan apa yang diturunkan

33

Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. (QS al-
Ma‘idah [5]: 44).” (at-Tamhid 17/16)

Beliau juga berkata, “Para ulama sepakat bahwa ke-
curangan dalam menghukumi termasuk dosa-dosa besar bagi
seorang yang sengaja melakukannya dalam keadaan mengeta-
hui hukumnya…” (at-Tamhid 5/74–75)

Asy-Syaikh Muhammad Rasyid Ridha berkata, “Adapun zha-
hir ayat ini maka tidak ada seorang pun dari para imam fiqih
yang masyhur yang berpendapat dengannya, bahkan tidak ada
seorang pun yang berpendapat dengannya.” (Tafsir al-Manar
6/406)

Maka Ahlul Haq dan Sunnah sangat berhati-hati dalam ma-
salah takfir. Tidak diragukan lagi bahwa Ahlussunnah mengka­
firkan setiap orang yang dikafirkan oleh Allah dan Rasul-Nya
dan yang terjatuh ke dalam kekufuran. Takfir mu’ayyan (ter-
hadap person) tidak diperbolehkan kecuali setelah terkum-
pul padanya syarat-syarat pengkafiran dan tidak ada mawani’
(penghalang) dari pengkafiran. Di antara syarat-syarat takfir
adalah: ilmu dan ma’rifat, ikhtiyar (atas pilihan sendiri bukan
terpaksa), dan kesengajaan. Di antara mawani’ adalah: tak-
wil, kejahilan (kebodohan), lupa, tidak sengaja, dan ikrah (pe-
maksaan). (Untuk melihat pembahasan yang lebih terperinci
t­ entang masalah takfir ini lihat Fitnah Takfir oleh asy-Syaikh al-
Albani yang dimuat di dalam Majalah Al Furqon Edisi 10 Tahun
ke-3 pada Rubrik Fatwa.)

34

Rahmat Islam dan
kebrutalan ISIS

S egala puji bagi Allah pemilik nama ar-Rahman ar-
Rahim. Dialah yang memiliki rahmat yang luas meli-
puti semua makhluk-Nya:

‫ﭽﭥﭦﭧﭨﭩﭼ‬

Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. (QS al-A’raf [7]: 156)

Di antara rahmat Allah, bahwasanya Dia menjadikan Rasu-
lullah n sebagaimana rahmat bagi semesta alam:

‫ﭽﮐﮑﮒﮓﮔﮕﭼ‬

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi semesta alam. (QS al-Anbiya‘ [21]: 107)

Dan Allah dengan rahmat-Nya telah menjadikan di setiap za-

man sebuah kelompok yang tetap berjalan di atas agama yang

haq, agama yang dibawa oleh Rasulullah n dan yang ditempuh

oleh p‫ ْم‬a‫ ُه‬rَ‫ل‬a‫ َذ‬s‫ َخ‬ah‫ن‬aْ b‫ َم‬a‫م‬tْ n‫ ُه‬y‫ُّض‬a.ُ‫ ر‬Rَ‫ي‬a‫ل‬s‫َا‬ul‫ن‬uَ lْ‫ي‬l‫ر‬aِ ‫و‬hْ ‫ص‬nُ ْ‫من‬bَ e‫ت‬rsِ‫ ي‬a‫ َّم‬bُ‫ أ‬d‫ْن‬a‫م‬:ِ ‫«لَ ْن تَ ُزا َل َطائِ َف ٌة‬
.»‫َت ُق ْو َم ال َّسا َع ُة‬
‫َحت‬

“Tidak henti-hentinya ada sekelompok dari umatku yang
mendapat pertolongan (dari Allah). Tidak ada yang bisa
­membahayakan mereka siapa pun yang menelantarkan mereka
hingga tegaknya kiamat.” (Diriwayatkan oleh Ahmad di dalam
Musnad-nya 5/34, at-Tirmidzi di dalam Sunan-nya 4/485, dan
Ibnu Majah di dalam Sunan-nya 1/5 dan dishahihkan oleh asy-
Syaikh al-Albani di dalam Shahih Sunan Ibnu Majah)

35

Ath-Tha‘ifah al-Manshurah ini adalah Ahlussunnah wal
Jama’ah sebagaimana di-nash-kan oleh para imam seperti al-
Imam al-Bukhari, al-Imam Ahmad ibn Hanbal, dan al-Qadhi
’Iyadh. (Lihat Syarah Nawawi atas Muslim 13/66–67 dan Fathul
Bari 1/164.)

Maka Ahlussunnah adalah representasi resmi dari Islam
se­bagaimana dikatakan oleh al-Imam Bisyr ibn Harits, “Islam
adalah Sunnah, dan Sunnah adalah Islam.” (Syarhu Sunnah hlm.
126)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ketika menjelaskan siapa itu

Ahlussunnah, beliau berkata: .‫ُه ْم أَ ْعلَ ُم بِا حْلَ ِّق َوأَ ْر َح ُم بِا خْلَلْ ِق‬

“Mereka adalah orang-orang yang paling mengetahui kebena-

ran lagi paling penyayang terhadap makhluk.” (Minhajus Sun-

nah an-Nabawiyyah 5/158)

Maka Dakwah Islam Ahlussunnah wal Jama’ah adalah dak-
wah yang penuh kasih sayang terhadap manusia, dan bukanlah
dakwah yang ekstrem dan menyeramkan. Adapun ISIS justru
kebalikannya. Mereka memandang bahwa Islam ditegakkan di
atas pedang dan kekerasan. Abu Muhammad al-’Adnani -juru
bicara resmi ISIS- berkata, “Sesungguhnya meraih kemuliaan,
menghindarkan kezhaliman, dan memecahkan belenggu-be-
lenggu kehinaan tidaklah terjadi kecuali dengan tikaman ped-
ang-pedang, penumpahan darah, dan pengorbanan jiwa-jiwa
dan nyawa-nyawa, dan tidak akan terjadi -selamanya- dengan
dakwah-dakwah yang damai…” (!!) (Dari kaset as-Silmiyyah Di-
enu Man? dengan perantaraan kitab Da’isy al-’Iraq wasy Syam fi
Mizanis Sunnati wal Islam hlm. 42)

Al-’Adnani juga berkata, “Ketahuilah bahwa kami memiliki
pasukan-pasukan di Iraq dan pasukan-pasukan di Syam dari

36

para singa yang lapar, minuman mereka adalah darah, kegema-
ran mereka adalah potongan-potongan daging manusia…” (!!!)
(Dari kaset as-Silmiyyah Dienu Man? dengan perantaraan kitab
Da’isy al-’Iraq wasy Syam fi Mizanis Sunnati wal Islam hlm. 42)

Dia juga berkata, “Tugas pasukan-pasukan ‘Daulah Islami-
yyah’ -dan para pembelanya- adalah memotong kepala-kepala
mereka, mengusir mereka, merobohkan rumah-rumah mereka
atau membakarnya…” (Dari kaset as-Silmiyyah Dienu Man? de­
ngan perantaraan kitab Da’isy al-’Iraq wasy Syam fi Mizanis Sun-
nati wal Islam hlm. 43)

Itulah ucapan-ucapan bengis mereka, dan itulah yang me­
reka praktikkan di dalam tindakan-tindakan brutal mereka yang

mereka upload di media-media sosial: memotong ke pala-ke-

pala dengan belati-belati, membakar kampung-kampung, dan
yang terbaru mereka bakar tawanan mereka hidup-hidup!!!

Pemaksaan isis dalam
beragama

I SIS memaksa orang-orang kafir untuk masuk Is-
lam, kalau ada yang menolak maka mereka bunuh.
Demikian juga mereka memaksakan pendapat-
pendapat mereka kepada kaum muslimin, kalau mereka tidak
mau maka mereka tidak segan-segan untuk membunuhnya. Hal
ini mereka sebarkan melalui video-video yang mereka upload
di internet.

Padahal, Allah w telah berfirman di dalam kitab-Nya:

‫ﭽﯤﯥﯦﯧﭼ‬

37

Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka. (QS al-
Ghasyiyah [88]: 22)

Dan Allah Ta’ala berfirman:

‫ﭽﯿﰀﰁﰂﰃﰄﰅﰆﰇﰈﰉﭼ‬

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam). Sesung-
guhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.
(QS al-Baqarah [2]: 256)

Dan Allah Ta’ala berfirman:

‫ﭽﭧ ﭨ ﭩ ﭪ ﭫ ﭬ ﭭ ﭮ ﭯﭰ ﭱ ﭲ‬

‫ﭳﭴﭵﭶﭷﭼ‬

Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua
orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hen-
dak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang
yang beriman semuanya? (QS Yunus [10]: 99)

Penutup

Inilah sebagian dari koreksi-koreksi penting terhadap ke-
lompok ISIS yang selayaknya diketahui oleh setiap muslim.
Semoga paparan yang ringkas ini bisa menyadarkan mereka
dan menjauhkan kaum muslimin dari terjerumus ke dalam
­kesesatan-kesesatan mereka.

‫والله أعلم بالصواب‬

38


Click to View FlipBook Version