Seni Etsa Membawa Tisna Sanjaya hingga ke Jerman

Spotlight

Seni Etsa Membawa Tisna Sanjaya hingga ke Jerman

Tia Agnes - detikHot
Selasa, 10 Jul 2018 11:08 WIB
Seni Etsa Membawa Tisna Sanjaya hingga ke Jerman Foto: Tia Agnes/ detikHOT
Jakarta - Tak banyak seniman yang berhasil memperdalam seni etsa dalam berkarya. Bagi Tisna Sanjaya, seni etsa merupakan teknik sekaligus kemampuan yang terus menerus diasah pria kelahiran Bandung 1958 silam tersebut.

Melalui seni etsa pula, Tisna memperdalam ilmunya hingga ke Jerman di dekade 1980-an. Dikutip dari Wikipedia, sebagai metode dalam seni grafis, etsa adalah proses menggunakan asam kuat untuk mengikis bagian permukaan logam yang tak terlindungi dan menciptakan desain pada logam.

Etsa juga teknik yang paling penting dalam sejarah karya seni grafis (old master prints) dan masih tetap digunakan sampai sekarang. Di karya-karya yang terpajang di Gedung A Galeri Nasional Indonesia, beragam seni etsa terlihat di pameran tunggal Tisna Sanjaya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Menurut seniman yang pernah berpameran di La Biennale Venezia itu seni etsa adalah media yang terus menerus akan diperdalam.

"Pilihan media itu ditemukan saat proses bekerja dan dihayati. Saya merenungkan dari media yang ditoreh, dimunculkan kembali, dihapus, terus muncul gambar. Dicetak kembali, perenungannya ada pada sisi yang beragam," tutur Tisna menjelaskan di sela-sela pamerannya di Galeri Nasional Indonesia, kemarin.

Seni Etsa Membawa Tisna Sanjaya hingga ke JermanSeni Etsa Membawa Tisna Sanjaya hingga ke Jerman Foto: Tia Agnes/ detikHOT


Ketika direndam, lanjut Tisna, ia merasa seperti jatuh cinta pada teknik tersebut. "Semacam hijrah atau ada ruang jatuh cinta."

Prosesnya pun tak berhenti sampai di situ saja. Ketika menunggu hasil jadi dicetak, ia luar biasa tegangnya.

"Ketika digores, garisnya tinggi maka blur. Tapi ketika tajam, ke dalam garisnya. Dikaburkan pada pelat, dilabur," jelasnya lagi.



Setelah menamatkan pendidikan di Seni Grafis Institut Teknologi Bandung (ITB), Tisna memperdalam seni etsa di Hochschule für Bildende Künste Braunschweig (HBK-Braunschweig College of Fine Arts;1987-1988) atas beasiswa dari Goethe-Institut.

Seni Etsa Membawa Tisna Sanjaya hingga ke JermanSeni Etsa Membawa Tisna Sanjaya hingga ke Jerman Foto: Tia Agnes/ detikHOT


Di dekade 1990-an, ia kembali ke Jerman untuk memperdalam seni etsa lagi. Kurator pameran Hendro Wiyanto mengatakan melalui kecintaan Tisna pada seni etsa membuatnya menemukan pencerahan untuk memaknai kehidupan. Bagi Tisna, torehan-torehan ujung jarum baja di permukaan pelat logam yang terpapar asphalt hitam adalah upaya untuk memperoleh cahaya di dalam dunia yang gelap.

"Bekerja dengan teknik etsa dirasakan Tisna semacam proses ritual yang memberi "petunjuk dan nur". Landasan pencerahan 'gnostis' inilah yang kelak akan selalu digunakan Tisna untuk menjelajahi pelbagai kemungkinan wahana bagi praktik seni kontemporernya," tulis Hendro dalam kata pengantar pamerannya.

(tia/tia)