Anda di halaman 1dari 152

Hak Cipta 2015 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Dilindungi Undang-Undang
MILIK NEGARA
TIDAK DIPERDAGANGKAN

Disklaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka
implementasi Kurikulum 2013. Buku siswa ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak
di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam
tahap awal penerapan Kurikulum 2013. Buku ini merupakan dokumen hidup yang
senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan
dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan
kualitas buku ini.

Katalog Dalam Terbitan (KDT)


Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti : buku guru / Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.-- . Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015.
vi, 146 hlm. : ilus. ; 25 cm.
Untuk SMP/MTs Kelas IX
ISBN 978-602-1530-28-3 (jilid lengkap)
ISBN 978-602-1530-31-3 (jilid 3)

1. Hindu -- Studi dan Pengajaran


II. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

I. Judul

294.5
Kontributor Naskah : Untung Suhardi dan Ida Bagus Sudirga.
Penelaah

: I Made Redana, I Made Suparta, dan I Made Sutresna.

Penyelia Penerbitan : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

Cetakan Ke-1, 2015


Disusun dengan huruf Times New Roman, 12 pt.

Kata Pengantar
Kurikulum 2013 dirancang agar siswa tidak hanya bertambah pengetahuannya, tetapi juga meningkat keterampilannya dan semakin mulia
kepribadiannya. Dengan demikian, ada kesatuan utuh antara kompetensi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Keutuhan ini dicerminkan dalam
pendidikan agama dan budi pekerti. Melalui pembelajaran agama diharapkan
akan terbentuk keterampilan beragama dan terwujud sikap beragama siswa
yang berimbang, mencakup hubungan manusia dengan Penciptanya, sesama
manusia, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
Pengetahuan agama yang dipelajari para siswa menjadi sumber nilai dan
penggerak perilaku mereka. Sekadar contoh, di antara nilai budi pekerti dalam
agama Hindu dikenal dengan Tri Marga (bakti kepada Tuhan, orang tua, dan
guru; karma, bekerja sebaik-baiknya untuk dipersembahkan kepada orang lain
dan Tuhan; Jnana, menuntut ilmu sebanyak-banyaknya untuk bekal hidup dan
penuntun hidup), dan Tri Warga (dharma, berbuat berdasarkan atas kebenaran;
artha, memenuhi harta benda kebutuhan hidup berdasarkan kebenaran, dan
kama, memenuhi keinginan sesuai dengan norma-norma yang berlaku). Dalam
pembentukan budi pekerti, proses pembelajarannya mesti mengantar mereka
dari pengetahuan tentang kebaikan, lalu menimbulkan komitmen terhadap
kebaikan, dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan.
Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas IX ini ditulis dengan
semangat itu. Pembelajarannya dibagi ke dalam beberapa kegiatan keagamaan
yang harus dilakukan siswa dalam usaha memahami pengetahuan agamanya
dan mengaktualisasikannya dalam tindakan nyata dan sikap keseharian, baik
dalam bentuk ibadah ritual maupun ibadah sosial.
Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya
serap siswa dengan ketersediaan kegiatan yang ada pada buku ini. Guru dapat
memperkayanya secara kreatif dengan kegiatan-kegiatan lain yang bersumber
dari lingkungan alam, sosial, dan budaya sekitar.

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

iii

Sebagai edisi pertama, buku ini sangat terbuka terhadap masukan dan akan
terus diperbaiki untuk penyempurnaan. Oleh karena itu, kami mengundang
para pembaca untuk memberikan kritik, saran dan masukan guna perbaikan dan
penyempurnaan edisi berikutnya. Atas kontribusi tersebut, kami mengucapkan
terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi
kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus
tahun Indonesia Merdeka (2045).

Jakarta, Januari 2015

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

iv

Kelas IX SMP/MTs

Daftar Isi
Kata Pengantar .....................................................................................
Daftar Isi ...............................................................................................

iii
v

SEMESTER 1
BAB I

Asta Aiswarya .....................................................................

A. Pengertian Asta Aiswarya .....................................................

B. Bagian-bagian Asta Aiswarya ...............................................

C. Cerita Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi ..........................

D. Sloka dan Mantram Terkait dengan Asta Aiswarya ..............

3DxF<DPdan1\DP%UDWD ..........................................

14

A. Pengertian3DxF<DPdan1\DP%UDWD ...........................

15

B. Bagian-bagian3DxF<DPdan1\DP%UDWD .....................

17

C. Perilaku dalam3DxF<DPdan1\DP%UDWD ....................

26

BAB II

BAB III

Dasa Mala ...........................................................................

30

A. Pengertian Dasa Mala ...........................................................

31

B. Bagian-bagian Dasa Mala .....................................................

32

C. Contoh Perilaku Dasa Mala dalam Kehidupan .....................

41

1LW\D dan 1DLPLWLND<DMxD .................................................

46

A. Pengertian Nitya dan 1DLWLPLND<DMxD ..................................

47

B. Jenis-jenis 1LW\D<DMxD ..........................................................

32

BAB IV

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

C. Jenis-jenis 1DLWLPLND<DMxD ...................................................

50

D. Syarat<DMxD ..........................................................................

54

Latihan Soal Ujian Semester 1.............................................................

57

SEMESTER 2
0DKEKUDWD ......................................................................

63

 $ .HGXGXNDQ0DKEKUDWDGDODP9HGD...................................

64

 % 3DUZDSDUZDGDODP.LWDE0DKEKUDWD ...............................

67

C. Cerita Kelahiran Bhisma .......................................................

71

%$%9, 6DVNUD ............................................................................

78

 $ 3HQJHUWLDQ6DVNUD ............................................................

80

 % -HQLVMHQLV6DVNUD .............................................................

82

BAB VII Kepemimpinan ...................................................................

108

A. Pengertian Kepemimpinan ....................................................

109

B. Kepemimpinan dalam Hindu ................................................

112

C. Tipilogi Kepemimpinan Hindu .............................................

114

D. Contoh Kepemimpinan yang Baik ........................................

122

Latihan Soal Ujian Semester 2.............................................................

128

Glosarium ...........................................................................................

135

'DIWDU3XVWDND ......................................................................................

138

,QGHNV 

144

BAB V

vi

Kelas IX SMP/MTs

Bab I

Asta Aiswarya
Renungan
Bacalah teks Svetasvatara Upanisad VI.11 di bawah ini, kemudian pahamilah isi mantram tersebut!
(NRGHYDVVDUYEKXWHVXJXGKD
VDUYY\DSLVDUZEKXWDQWDUDWP
NDUPG\DMVDVVDUYDEKWDGKLYDDV
VDNVLFHWNHYDORQLUJXQDFD
Terjemahan:
Tuhan yang tunggal sembunyi pada semua makhluk, menyusupi
segala, inti hidupnya semua makhluk, hakim semua perbuatan
yang berada pada semua makhluk, saksi yang mengetahui, yang
tunggal, bebas dari kualitas apapun (Radhakrishnan, 1992).

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

Kegiatan Siswa
1
8

Keterangan:

1. $QLPD

6. ,VLWZD

2. /DJKLPD

:DVLWZD

3. 0DKLPD

$PDZDVDLWZD

4. 3UDSWL
4

5. 3UDNDP\D

5
Sumber: VXPPHURQGLDEORJVSRWFRP

Gambar 1.1 Ilustrasi Asta Dala

Diskusikan dengan teman-temanmu tentang 3DGPD$VWD'DODsebagai delapan


lambang kemahakuasaan Hyang Widhi Wasa!

____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________

Kelas IX SMP/MTs

Semester 1

Memahami Teks

A. Pengertian Asta Aiswarya


Asta Aiswarya berasal dari bahasa sansekerta, yakni dari kata Asta yang
artinya delapan, dan kata Aiswarya yang berarti kemahakuasaan (Midastra,
2007: 2). Dengan demikian, Asta Aiswarya mengandung arti delapan sifat
kemahakuasaan Tuhan. Asta Aiswarya dapat digambarkan sebagai kemahakuasaan Ida Sang Hyang Widhi sebagai 3DGPD $VWD 'DOD (teratai berdaun
delapan). Pada umumnya digunakan untuk menyebutkan arah mata angin
yang di dalamnya terdapat dewa penguasa. Kedelapan kelopak padma
ini melambangkan keseimbangan yang ada di alam semesta. Kedelapan
kemahakuasaan Ida Sang Hyang Widhi tersebut meliputi: $QLPD/DJKLPD,
0DKLPD3UDSWL3UDNDP\D,VLWZD:DVLWZDGDQ<DWUDNDPDZDVDLWZD.

Memahami Teks

B. Bagian-bagian Asta Aiswarya


Penjelasan tentang sifat kemahakuasaan Tuhan, menurut Bantas (2000: 41)
dalam Kitab Wrhaspati Tattwa Sloka 66 adalah $VWD6DNWL atau $VWD$LVZDU\D.
Adapun pembagian dari $VWD$LVZDU\Dadalah:
1. $QLPD
Kemahakuasaan Tuhan yang disebut $QLPD atau$QX yang berarti atom.
Anima dari $VWD$LVZDU\D ialah sifat yang halus bagaikan kehalusan atom yang
dimiliki oleh Sang Hyang Widhi Wasa. Kehalusan yang dimiliki-Nya ini susah
untuk dilihat dengan mata biasa, akan tetapi dapat dirasakan keberadaannya.
2.

/DJKLPD

Kemahakuasaan Tuhan yang disebut /DJKLPD yang berarti ULQJDQ


/DJKLPD berasal dari kata /DJKX. /DJKLPD berarti sifat-Nya yang amat
ringan, lebih ringan dari ether dalam unsur panca mahabhuta.

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

3. 0DKLPD
Kemahakuasaan Tuhan yang disebut 0DKLPD berasal dari kata 0DKD
yang artinya Maha Besar. Kemahakuasaan-Nya ini berarti Sang Hyang Widhi
Wasa meliputi semua tempat. Tidak ada tempat yang kosong (hampa) bagiNya, semua ruang angkasa dipenuhi.
4. 3UDSWL
Kemahakuasaan Tuhan yang disebut 3UDSWL berasal dari 3UDSWD yang
artinya tercapai. 3UDSWLsegala tempat tercapai oleh-Nya, ke mana Ia hendak
pergi di sana Ia telah ada.
5. 3UDNDP\D
Kemahakuasaan Tuhan yang disebut 3UDNDP\D, berasal dari kata 3UD
.DPD yang artinya segala kehendak-Nya selalu terlaksana atau terjadi.
6. ,VLWZD
Kemahakuasaan Tuhan yang disebut ,VLWZD, berasal dari kata ,VD yang
berarti raja. ,VLWZD yang artinya merajai segala-galanya, dalam segala hal
paling utama.
7. Wasitwa
Kemahakuasaan Tuhan yang disebut :DVLWZD, berasal dari kata :DVD
yang artinya menguasai dan mengatasi. :DVLWZD artinya paling berkuasa.
8. Yatrakamawasayitwa
Kemahakuasaan Tuhan yang disebut <DWUDNDPDZDVD\LWZD berarti tidak
ada yang dapat menentang kehendak dan kodrat-Nya.
Simbol tentang $VWD$LVZDU\D menggambarkan delapan sifat keagungan
Sang Hyang Widhi Wasa. $VWD$LVZDU\Ddisimbolkan dengan singgasana bunga
teratai SDGPDVDQD) yang berdaun bunga delapan helai (DVWDGDOD). Singgasana
teratai adalah lambang kemahakuasaan-Nya. Daun bunga teratai sejumlah
delapan helai adalah lambang delapan sifat agung atau kemahakuasaan ($VWD
$LVZDU\D  yang menguasai dan mengatur alam semesta dan semua makhluk.
Kekuasaan ini sebagai kesimbangan alam semesta beserta seluruh makhluk.

Kelas IX SMP/MTs

Semester 1

Kegiatan Siswa
Petunjuk:
Kerjakan pada lembar kerja yang lain.
Buatlah Portofolio dengan mengamati lingkungan di sekitar tempat tinggalmu
tentang kemahakuasaan Hyang Widhi dalam bentuk $VWD$LVZDU\D!
Lengkapilah tabel di bawah ini.
Nama Kelompok
Anggota
No

:
:

Asta Aiswarya

Contoh Nyata dalam Kehidupan

Kesimpulan:

_________________________________________
_________________________________________
_________________________________________
_________________________________________
________________________________________

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

Kegiatan Siswa
Petunjuk :
Sebelum mempelajari materi selanjutnya, marilah kita melakukan percobaan
dengan mempersiapkan gelas plastik yang berisi air putih dan garam 1 sendok
makan.
Kegiatan :
1. Masing-masing siswa memasukan garam dalam gelas plastik yang berisi
air dan diaduk. Amatilah gelas tersebut dan rasakan garam, dalam gelas
tersebut!
Buatlah kesimpulan dengan mengaitkan pada kemahakuasaan Hyang Widhi
Wasa dalam wujud $VWD$LVZDU\D!

Memahami Teks

C. Cerita Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi


Kitab Veda banyak menjelaskan tentang berbagai kemahakuasaan Hyang
Widhi seperti yang tertuang dalam Chandogya Upanisad (Radhakrhisnan,
1992). Cerita pendek berikut ini, mengutip percakapan antara Svetaketu dan
ayahnya yang bernama Udhalaka. Mereka mencoba untuk mengungkapkan
ajaran tentang Veda yang maha mulia. Cerita berawal ketika Svetaketu
bertanya kepada ayahnya, Uddalaka, yang membicarakan keberadaaan Tuhan:
Percayalah, anakku, kata ayah Svetaketu. Brahman adalah esensi tak
terlihat dan halus yang merupakan Roh seluruh alam semesta ini.
Jelaskan kepadaku, Ayah, kata Svetaketu.
Baiklah, anakku. Taruhlah garam ini ke dalam air dan kembali besok
pagi.
Svetaketu melakukan seperti yang diperintahkan ayahnya. Di pagi
hari, ayahnya meminta Swetaketu untuk mengeluarkan kembali garam itu.
Swetaketu melihat ke dalam air, tapi tidak bisa menemukan garam itu karena
telah larut.

Kelas IX SMP/MTs

Semester 1

Ayahnya kemudian berkata, Minumlah air itu. Bagaimana rasanya?


Asin, Ayah, jawab Svetaketu.
Carilah garam itu lagi, ayahnya menyuruh Swetaketu untuk mencari
garam yang sudah larut itu.
Aku tidak bisa melihat garam, Ayah. Aku hanya melihat air yang rasanya
asin, komentar Svetaketu.
Ayah Svetaketu kemudian berkata,
Dengan cara yang sama, O anakku,
Kamu tidak dapat melihat Sang
Pencipta. Akan tetapi sebenarnya Dia
ada dimana-mana dan meresapi segala
yang ada di alam semesta ini. Beliau
tidak dapat dilihat, tetapi dapat
dirasakan melalui segala ciptaan-Nya
yang ada di alam semesta ini
(Radhakrishnan, 1992).
Cerita ini menunjukan adanya
keterkaitan dengan $VWD $LVZDU\D
Cerita ini menunjukkan bagian dari
Sumber: ZZZKLQGXNLGVRUJ
sifat kemahakuasaan Tuhan yang
Gambar 1.2 Dialog Svetaketu dan Ayahnya
sangat halus (DQLPD). Cerita ini
(Uddhalaka)
menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai sifat yang mampu untuk menyatu dengan segala ciptaan-Nya dari
semua makhluk, dan menguasai segala yang ada (ZDVLWZD) dari segala penjuru
alam semesta. Selain itu, percaya terhadap Tuhan mempunyai pengertian
yakin terhadap Tuhan itu sendiri. Pengakuan atas dasar keyakinan bahwa
sesungguhnya Tuhan itu ada, maha kuasa, maha esa dan maha segala-galanya.
Tuhan Yang Maha Kuasa, yang disebut juga Hyang Widhi (Brahman), adalah
Ia yang kuasa atas segala yang ada ini.

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

Kegiatan Siswa
Petunjuk:
Kerjakan pada lembar kerja yang lain.
Diskusikanlah dengan kelompokmu, tentang kemahakuasaan Hyang Widhi
seperti pada cerita Svetaketu, kemudian buatlah laporan dengan format penulisan: bagian pendahuluan, isi atau pembahasan, kesimpulan, saran dan daftar
referensi, kemudian presentasikan hasilnya di depan kelas.
Nama kelompok
Anggota

:
:

Memahami Teks

D. Sloka dan Mantram Terkait dengan Asta


Aiswarya
Tuhan adalah sumber dan awal serta akhir dan pertengahan dari segala
\DQJDGD'LGDODP9HGD%KDJDYDGJW;7XKDQ +\DQJ:LGKL EHUVDEGD
mengenai hal ini, sebagai berikut:
$KDPDWPJXNHD
VDUYDEKWD\DVWKLWD
DKDPGLFKDPDGK\DFKD
EKWQPDQWDHYDFKD
Terjemahan:
Aku adalah jiwa yang berdiam dalam hati segala insani, wahai
*XGDNHVD. Aku adalah permulaan, pertengahan, dan penghabisan
dari makhluk semua (Gede Pudja, 1999: 258).

Tuhan (Hyang Widhi), yang bersifat maha ada, juga berada di setiap
makhluk hidup, di dalam maupun di luar dunia (imanen dan transenden).
Tuhan (Hyang Widhi) meresap di segala tempat, ada dimana-mana (:\DSL
:\DSDND kekal abadi (1LUZLNDUD). Di dalam Upanisad (Katha Upanisad. 1.2)

Kelas IX SMP/MTs

Semester 1

disebutkan bahwa Hyang Widhi adalah telinga dari semua telinga, pikiran
dari segala pikiran, ucapan dari segala ucapan, nafas dari segala nafas, dan
mata dari segala mata. Namun demikian, Hyang Widhi itu bersifat gaib
(PDKDVXNVPD) dan abstrak, tetapi ada. Di dalam Lontar Bhuana Kosa II.17
dinyatakan sebagai berikut.
%KDWDUDLZDVLUDZ\DSDNDVLUDVXNVPDWDQNrQrQJDQJHQDQJHQ
NDGLDQJJDQLQJDNDVDWDQNDJUDKLWD
GHQLQJPDQDKPXDQJLQGUL\D
Terjemahan :
Tuhan (Siwa), Dia ada di mana-mana, Dia gaib, sukar dibayangkan,
bagaikan angkasa (ether), dia tak dapat ditangkap oleh akal maupun
panca indriya (Bantas, 2000: 25).
Walaupun amat gaib, tetapi Tuhan hadir di mana-mana. Beliau bersifat
Z\DSLZ\DSDND, meresapi segalanya. Tiada suatu tempat pun yang Beliau
tiada tempati, karena Tuhan memenuhi jagad raya ini. Hal ini dijelaskan dalam
5J9HGD;\DQJPHQ\DWDNDQEDKZD
6DKDVUDUSXUXDVDKDVUNDVDKDVUDSW
VDEKPLYLDWRYWYDW\DWLDGGDJXODP
Terjemahan :
Tuhan berkepala seribu, bermata seribu, berkaki seribu, Ia
memenuhi bumi-bumi pada semua arah, mengatasi kesepuluh
penjuru (Dewanto, 2009: 918).
Seribu dalam mantra Rg Veda di atas berarti tak terhingga. Tuhan berkepala
tak terhingga, bermata tak terhingga, bertangan tak terhingga. Semua kepala
adalah kepala-Nya, semua mata adalah mata-Nya, semua tangan adalah
tangan-Nya. Walaupun Tuhan tak dapat dilihat dengan mata biasa, tetapi
Tuhan dapat dirasakan kehadirannya dengan hati, bagaikan garam dalam air.
Ia tidak tampak, namun bila mencicipinya akan terasa keberadaan-Nya.

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

Hal ini juga dijelaskan dalam Wrhaspati Tattwa 69 yang menyatakan bahwa:
8PDKDVVLUDULQJVHGDQWDUDSLQXMDWDVLUDVLQDPEDK
ZLQHKVDUZDEKRJDZLQHKEKRMDQDDSDQDSUDEKUWL\HND
PDKLPDQJDUDQ\DQLKDQWDQJPDKLPDQJDUDQ\D
Terjemahan:
Kemana saja Ia bisa pergi sesuka hatinya, disana Ia bisa tinggal
sesuka hatinya. Dan karena di mana-mana, Ia dihormati, Ia
dinamakan mahima. Ia berkeliling ke berbagai tempat. Di tempat
Ia disambut, dihormati, dan diberi segala yang menyenangkan,
makanan dan hadiah. Itulah yang dinamakan mahima.
(Bantas, 2000: 42).

Hal ini membuktikan bahwa Tuhan berada di mana-mana, Ia mengetahui


segalanya dan dihormati dalam segala keadaan di dunia ini. Tidak ada sesuatu
apapun yang Ia tidak ketahui. Tidak ada apapun yang dapat disembunyikan
kepada-Nya. Tuhan adalah saksi agung akan segala yang ada dan terjadi.
Oleh karena demikian sifat Tuhan, maka manusia tidak dapat lari kemanapun
untuk menyembunyikan segala perbuatannya. Kemanapun berlari akan selalu
berjumpa dengan Dia. Tidak ada tempat sepi yang luput dari kehadiran-Nya.
Hal ini dijelaskan dalam Kitab Atharva Veda. IV.16.2 bahwa:
<DVWLKDWLFDUDWL\DFDYDxFDWL
<RQLO\DFDUDWL\DSUDWDNDP
GYDWXVDQLDG\D\DQPDQWUD\HWH
UMWDGYHGDYDUXDVWW\D
Terjemahan:
Siapapun berdiri, berjalan atau bergerak dengan sembunyi-sembunyi, siapapun yang membaringkan diri atau bangun, apapun
yang dua orang duduk bersama bisikan satu dengan yang lain,
semuanya itu diketahui oleh Tuhan (Sang Raja Alam Semesta), ia
adalah yang ketiga hadir di sana
*ULIWK 

10

Kelas IX SMP/MTs

Semester 1

Kendatipun Tuhan itu selalu hadir dan meresap di segala tempat, tetapi
sukar dapat dilihat oleh mata biasa. Indra kita hanya dapat menangkap apa
yang dilihat, didengar, dikecap, dan dirasakan. Kemampuannya terbatas,
sedangkan Tuhan (Hyang Widhi) adalah Maha Sempurna dan tak terbatas.
Di dalam Weda disebutkan bahwa Tuhan (Hyang Widhi) tidak berbentuk
(QLUXSDP), tidak bertangan dan berkaki (QLUNDUDPQLUSDGDP), tidak berpanca
indra (QLULQGU\DP), tetapi Tuhan (Hyang Widhi) dapat mengetahui segala
yang ada pada makhluk.

Uji Kompetensi
Kerjakan dengan mandiri.
1. Jelaskan pengertian Asta Aiswarya!
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
____________________________________________________________
2. Sebutkan dan jelaskan bagian-bagian $VWD$LVZDU\D!
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
____________________________________________________________

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

11

3. Tuliskan cerita lain terkait dengan $VWD$LVZDU\D dan sertakan beberapa


sloka atau mantram terkait dengan kemahakuasaan Hyang Widhi Wasa!
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
_________________________________________________________

Refleksi Diri
1. Setelah belajar tentang $VWD$LVZDU\D hal pengetahuan baru apakah yang
telah kamu dapatkan?
________________________________________________________
________________________________________________________
_______________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________

2. Sikap apakah yang harus ditumbuhkan dalam meyakini kemahakuasaan


Sang Hyang Widhi Wasa?
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________

12

Paraf Guru

Paraf Orang Tua

(...............................)

(...............................)

Kelas IX SMP/MTs

Nilai

Semester 1

Tugas
Buatlah rangkuman atau ringkasan dari materi $VWD$LVZDU\D!
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
____________________________________________________________
_____________________________________________________________
____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________

Paraf Guru

Paraf Orang Tua

(...............................)

(...............................)

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

Nilai

13

Bab 2

Pac Yam dan Nyam Brata


Renungan
Bacalah teks Sarasamuccaya 258 dibawah ini dan pahamilah isi sloka
tersebut!
<DPQVHYHWDVDWDWDPQDWL\DPQL\DPQEXGKDK
\DPQSDWDW\DVHYDQKLQL\DPQNHYDOQEKD\DQ
Terjemahan:
Dan yama (pengekangan diri) haruslah diusahakan, senantiasa
dilaksanakan, adapun niyama (janji diri) dapat tidak secara tetap
dilaksanakan, sebab orang yang yakin melaksanakan niyama,
sedangkan yama diabaikan, orang yang demikian akan jatuh di
nerakaloka
(Kajeng, 2005: 194).

14

Kelas IX SMP/MTs

Semester 1

Memahami Teks

A. Pengertian Pac Yam Dan Nyam Brata


Paca <DP %UDWD WHUGLUL GDUL NDWD SDxF \DQJ DUWLQ\D  OLPD  GDQ
\DP DUWLQ\D SHQJHQGDOLDQ GLUL VHUWD EUDWD YUDWD artinya keinginan atau
kemauan. Untuk itu, pemahaman 3DQF <DP %UDWD adalah lima macam
cara mengendalikan diri secara lahir dari perbuatan yang melanggar susila.
3DQF1\DP%UDWD menurut Oka (2009:69), artinya lima pengendalian diri
yang bersifat batiniah. Tujuan 3DxFD<DPdan 1\DP%UDWD untuk membina
atau mengembangkan sifat-sifat bakti kepada Tuhan melalui pengendalian
kemauan, dan melakukan pantangan-pantangan menurut ajaran Agama Hindu.
Sumber ajaran 3DxFD<DP dan 1\DP %UDWD tertuang dalam Kitab Wrhaspati
Tattwa, sloka 60-61 sebagai berikut.
$KLPVEUDKPDFD\DxFDVDW\DPDY\DYDKULNDPDVWDXQ\DPLWL
SDQFDLWH\DPUXGUHDEKDWD
Terjemahan:
Ahimsa namanya tidak membunuh, EUDKPDFDUL namanya menuntut
ilmu dan menghindarkan dari hubungan kelamin, VDW\D namanya
tidak berbohong, DZ\DZDKDULND namanya tidak berbuat dosa karena
kepintaran, DVWDLQ\D namanya tidak mencuri, tidak mengambil milik
orang lain bila tidak dapat persetujuan kedua pihak
(Sura, 2001: 81).

Menyimak Wrhaspati Tattwa 60 dijelaskan tentang bagian-bagian dari


1\DP %UDWD yang terdiri dari DKLPVD EUDKPDFDUL VDW\D DZ\DZDKULND
dan DVWDLQ\D. Kelima bagian ini merupakan uraian tentang pengendalian diri.
Pengendalian diri harus dimulai dari diri sendiri yang bersifat lahiriah sebagai
langkah awal untuk pengendalian yang bersifat batiniah.

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

15

$NURGKDJXUXVXVUVF6DXFDPKUDOJDZDP
$SUDPGDVFDSDxFDLWH1L\DPKSDULNUWLWDK.
Terjemahan:
$NURGKD namanya tidak marah saja. *XUX6XVUV namanya bakti
berguru. 6DXFD namanya selalu melakukan japa, membersihkan
badan. $KUDOJDZD ialah tidak banyak-banyak makan. $SUDPGD
namanya tidak lalai (Sura, 2001: 82).

Penjelasan tentang Wrhaspati Tattwa 61 menjelaskan tentang bagianbagian dari Paca 1\DP yang terdiri atas DNURGD JXUX VXVUV VDXFD
KUDOJDZD dan DSDUDPGD. Pengendalian diri ini bersifat batiniah yang
bertujuan untuk mencapai kebahagiaan secara VNDOD dan QLVNDOD. Kedua sloka
ini menunjukan bahwa pengendalian diri ada dua jenis yaitu pengendalian
secara lahir (\DP) dan batin (Q\DP . Susunan sloka dalam Kitab Wrhaspati
Tattwa ini merupakan pedoman hidup yang harus dipupuk dalam kehidupan
untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.

Kegiatan Siswa
Mengamati:
Tuliskan pengalamanmu tentang perbuatan yang termasuk SDxF \DP dan
Q\DP secara berkelompok!
Jenis Perbuatan
No

3DxF<DP

1\DP%UDWD

1
2
3
4
5

16

Kelas IX SMP/MTs

Semester 1

Kegiatan Siswa
Petunjuk:
1. Sebelum melanjutkan materi tentang 3DxF<DP dan 1\DP%UDWD carilah
video melalui DVD atau internet terkait dengan materi tersebut!
2. Amatilah tayangan video tersebut terkait dengan sikap susila dalam
kehidupan!
3. Buatlah kesimpulan dari tayangan video tersebut dan presentasikan didepan
kelas!

Memahami Teks

B. Bagian-bagian Pac Yam Dan Nyam Brata


3DxF<DP%UDWD
Lima macam cara untuk mengendalikan keinginan secara lahir menurut
Atmaja (2010: 46) terdiri atas:
a. Ahimsa, tidak melakukan kekerasan
b. %UDKPDFDUL, masa menuntut ilmu/masa aguron-guron
c. 6DW\D, kesetiaan dan kejujuran
d. $Z\DZDKDULND, melakukan usaha menurut dharma
e. $VWHQ\D, tidak mencuri milik orang lain.
%DJLDQEDJLDQ3DQF<DP%UDWDDGDODKVHEDJDLEHULNXW
a. Ahimsa
Ahimsa terdiri atas a yang artinya tidak, dan himsa yang artinya
menyakiti atau membunuh. Dengan demikian DKLPV artinya suatu
perbuatan yang tidak menyakiti, kasih sayang dan atau tidak membunuh
mahkluk lain (Tim Sabha Pandita, 2011: 16). Ahimsa dimaksudkan di sini
adalah tidak semena-mena menyakiti dan membunuh demi nafsu belaka,
keuntungan pribadi, dendam, dan kemarahan (NURGKD), melainkan untuk
tujuan pemujaan kepada Tuhan dan kepentingan umum. Menurut ajaran
Dharma di dalam sloka disebutkan DKLPVD SDUD GKDUPDK artinya

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

17

kebajikan (GKDUPD) yang


tertinggi terdapat pada
ahimsa. Selain itu, tujuan
ahimsa adalah untuk menjaga kedamaian dan ketertiban di masyarakat, mewujudkan kerukunan tanpa
membedakan suku, agama,
ras, dan adat.
Dengan demikian, ajaran
Ahimsa adalah ajaran yang
harus memperhatikan dan
mengendalikan tingkah laku
Sumber : ZZZJDOOHU\KLSFRP
agar pikiran, perkataan, dan
Gambar 2.1 Ilustrasi (ahimsa) Kerukunan
Seluruh Umat Manusia
perbuatan tidak menyakiti
orang lain atau makhluk
lain. Setiap pikiran, perkataan, perbuatan yang tujuannya menyakiti orang
lain maka disebut perbuatan Himsa. Oleh karena itu, hindari perbuatan
Himsa terhadap semua makhluk. Kita harus saling asah, asih, dan asuh
terhadap sesama. Pada hakikatnya jiwatman kita sama dengan jiwatman
makhluk lain yang berasal dari satu sumber, yaitu 3DUDPDDWPDQ (Sang
Hyang Widhi).
b. %UDKPDFDUL
%UDKPDFDUL adalah masa menuntut ilmu (usia belajar) seperti muridmurid di sekolah. Kata %UDKPDFDUL terdiri atas dua kata, yaitu %UDKPD
dan &DUL atau &DU\D(Tim Sabha Pandita, 2011: 17). %UDKPD artinya Ilmu
pengetahuan, sedangkan &DUL atau &DU\D berasal dari bahasa sansekerta,
yaitu &DU artinya gerak atau tingkah laku. Sehingga pengertian %UDKPDFDUL
adalah tingkah laku manusia dalam menuntut ilmu pengetahuan terutama
ilmu pengetahuan tentang ketuhanan dan kesucian.

18

Kelas IX SMP/MTs

Semester 1

Sumber : ZZZVGLWL]]LVEORJVSRWFRP

Gambar 2.2 Ilustrasi %UDKPDFDUL murid sedang


berdiskusi dengan didampingi guru

%UDKPDFDUL juga disebut


masa $JXURQJXURQ (masa
berguru). Oleh karena itu,
seorang siswa kerohanian
harus mempunyai pikiran
yang bersih yang hanya
memikirkan pelajaran atau
ilmu pengetahuan saja, supaya perasaan dan pikiran
bisa terpusat. Belajar dengan
baik perlu adanya tata tertib
yang baik, seperti pemakaian
waktu, kebersihan, kesopanan, ketertiban pembagian tugas, dan selain itu diperlukan
juga sanksi-sanksi pelanggaran.

c. 6DW\D
6DW\D artinya benar, jujur, dan setia (Tim Sabha Pandita, 2011: 18).
6DW\D juga diartikan sebagai gerak pikiran yang harus diambil menuju
kebenaran. Di dalam praktiknya 6DW\Dmeliputi katakata yang tepat dan dilandasi kebajikan untuk mencapai
kebaikan bersama. Oleh karena itu, 6DW\D tidak sepenuhnya diartikan benar,
jujur, dan setia, tetapi di dalam pelaksanaannya melihat situasi yang bersifat
relatif. Maka di sinilah kita
menempuh jalan 6DW\D
yang pelaksanaannya melihat situasi dan kondisi Sumber : KWWSESEORJVSRWFRP
yang relatif.
Gambar 2.3 Menerapkan ajaran VDW\D ketika ujian

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

19

6DW\D, kejujuran untuk mencari kebenaran ini sangat memegang peranan


yang penting di dalam ajaran kerohanian untuk mencapai kelepasan atau
PRNVD.
Di dalam sastra sering kita jumpai sebagai motto atau semboyan, yaitu:
6DW\DPHYDMD\DWH yang artinya hanya kejujuranlah yang menang bukan
kemaksiatan atau kejahatan. Adapun lima macam 6DW\D yang disebut
dengan Panca6DW\D terdiri atas:
a. Satya Hredaya, artinya setia dan jujur terhadap kata hati.
b. Satya Wacana, artinya setia dan jujur terhadap perkataan.
c. Satya Semaya, artinya setia dan jujur terhadap janji.
d. Satya Laksana, artinya setia dan jujur terhadap perbuatan.
e. Satya Mitra, yaitu setia dan jujur terhadap teman.
Dengan penjelasan tentang VDW\D kesetiaan dan kejujuran hendaknya
dilakukan secara kata hati, perkataan, perbuatan, janji terhadap teman
sejawat. Untuk itu, penerapan ajaran susila ini tidak hanya menjadi buah
bibir yang diucapkan melainkan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
d. $Z\DZDKDULND
$Z\DZDKDULND DWDX DZ\DZKDUD artinya tidak terikat pada ikatan
keduniawian (Tim Sabha Pandita, 2011: 19). Ajaran $Z\DZDKULND
menjadikan orang rendah hati, sederhana, jujur, menyayangi sesama,
berbudi luhur, tidak mengharapkan pujian, dan suka menolong tanpa
pamrih. Pelaksanaan konsep DZ\DZDKULND sebagai wujud kewajiban
dalam kehidupan adalah dengan bekerja tanpa mengharapkan pamrih.
Penerapan ajaran DZ\ZDKULND ini tentu sangat penting untuk diamalkan
dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
Penerapan ajaran ini menjadikan insan yang selalu bekerja sesuai
dengan kewajiban dan keahlian. Kewajiban ini dilakukan dengan sebaik
mungkin tanpa ada paksaan dari siapapun. Orang yang menerapkan ajaran
ini menyadari bahwa hidup adalah sebuah kesempatan dengan jalan
menolong orang lain.

20

Kelas IX SMP/MTs

Semester 1

e. $VWHQ\D
$VWH\D atau $VWHQ\D
artinya tidak mencuri
atau tidak mengambil
hak milik atau memikirkan untuk memiliki barang orang lain (Tim
Sabha Pandita, 2011:
20). $VWHQ\D mengajarkan manusia agar selalu
jujur, tidak suka mengambil hak milik orang
lain, tidak mencuri atau
Sumber : KWWSZZZSRUWDOQHW
Gambar 2.4 Perbuatan mencuri
korupsi. Mencuri atau
perbuatan sejenisnya
adalah perbuatan yang dilarang agama. $VWHQ\D harus ditumbuhkan agar
timbul sifat yang tidak menginginkan barang milik orang lain. Perbuatan
mencuri akan merugikan diri sendiri, yaitu pencemaran nama baik dan orang
lain sebagai korbannya.
3DQF1\DP%UDWD
 3DQF1\DP%UDWD merupakan lima macam pengendalian diri pada tingkat
rohani kita (Atmaja, 2010: 46). Adapun bagian-bagiannya adalah sebagai
berikut.
a. $NURGD, tidak marah.
b.*XUXVXVUV, hormat taat dan tekun melaksanakan ajaran-ajaran dari
guru.
c. 6DXFD, suci lahir batin.
d.$KUDOJDZD, memilih makan yang baik bagi tubuh kita serta makan
dan minum secara teratur untuk mencapai kesucian lahir batin.
e. $SUDPGD, tidak sombong atau angkuh.

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

21

a. ANURGD
$NURGD artinya tidak marah, atau tidak mempunyai sifat marah atau
mampu mengendalikan sifatsifat marah (Tim Sabha Pandita, 2011: 20). Mudah tersinggung adalah salah satu
dari sifat-sifat marah. Sifat
inilah yang harus dikendalikan
sehingga manusia tidak mudah marah. Manusia yang
mampu menahan sifat marah,
maka manusia akan mempunyai jiwa yang sabar. Kesabaran adalah sifat yang mulia.
Sumber : KWWSZZZNOLPJFRP
Orang sabar tidak mudah terGambar 2.5 Ilustrasi seseorang sedang marah
singgung, sehingga akan di
senangi oleh teman-teman. Orang yang diajak bicara akan merasa senang.
Ia akan selalu tenang dalam menghadapi segala masalah. Pekerjaan
dikerjakan dengan rasa tenang sehingga akan menghasilkan yang baik.
Tumbuhnya kemampuan seseorang mengendalikan kemarahan menyebabkan tumbuhnya kebijaksanaan pada orang tersebut.
b. *XUXVXVUV

Sumber : KWWSZZZWXEDVPHGLDFRP

Gambar 2.6 Anak sedang belajar dengan kedua


orang tuanya

22

Kelas IX SMP/MTs

*XUX 6XVUV artinya hormat, melaksanakan tuntunan dan bakti terhadap


guru (Oka, 2009: 69). *XUX
6XVUV juga berarti mendengarkan atau menaruh
perhatian terhadap ajaranajaran dan nasihat guru.
Siswa yang baik akan selalu berbakti dan memperhatikan sikap hormat
terhadap gurunya, serta
mem-pelajari apa yang di
ajarkan. Anak yang hormat

Semester 1

dan bakti terhadap Guru diberikan gelar anak yang VXSXWUD. Anak yang
menentang terhadap Guru di sebut $OSDND*XUX, hukumannya sangat berat
dalam alam neraka nantinya. Anak yang 6XSXWUD akan mendapatkan tempat
yang baik di surga maupun di masyarakat, karena sangat berguna bagi nusa
dan bangsa.
Ada empat macam guru yang terdiri dari, *XUX5HND atau *XUX5XSDND
artinya ayah dan ibu yang telah melahirkan, memelihara dan merawat
kita dari bayi sampai tumbuh dewasa. *XUX3HQJDMLDQ atau *XUX:DNWUD
artinya Ibu/Bapak guru yang mangajar kita di sekolah dari tidak dapat
membaca, menulis, berhitung sampai menjadi bisa. Selain guru di sekolah,
yang termasuk *XUX 3HQJDMLDQ adalah para 6XOLQJJLK, para Resi yang
telah menyebarkan ajaran Weda. *XUX :LVHVD adalah pemerintah yang
selalu memberikan perlindungan kepada setiap warga negara. Orang yang
termasuk *XUX:LVHVD, seperti: Kadus, Perbekel, Camat, Bupati, Anggota
DPR, Gubernur, Presiden. *XUX 6ZDGK\D\D artinya guru alam semesta
yaitu Ida Sang Hyang Widhi.
c. 6DXFD
6DXFD berasal dari kata suc yang artinya bersih, murni atau suci secara
lahir dan batin (Oka, 2009: 69). Oleh
karena itu, yang dimaksud 6DXFD
adalah kesucian dan kemurnian lahir
batin. Banyak yang dapat kita lakukan
untuk mencapai kesucian lahir mau
pun batin. Kesucian lahir (jasmani)
dapat kita capai dengan selalu membiasakan hidup bersih, misalnya mandi yang teratur dan membuang sampah
pada tempatnya.
Sedangkan kesucian batin (rohani) dapat dilakukan dengan rajin
sembahyang, menghindari pikiran
dari hal-hal negatif.
Sumber : ZZZSDQGDFXEVLQIRFRP

Gambar 2.7 Seseorang sedang mencuci


wajah dengan air

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

23

Untuk menjaga kesucian lahir batin menurut Kitab Manawa Dharma


Sastra V.109 (Sudharta dan Puja, 2002) dapat dilakukan dengan:
a) Mandi untuk membersihkan badan.
b) Kejujuran untuk membersihkan pikiran.
c) Ilmu Pengetahuan dan Tapa untuk membersihkan roh atau jiwa.
d) Kebijaksanaan digunakan untuk membersihkan akal.
Selain itu, yang perlu disucikan adalah .D\LND (perbuatan), :DFLND
(perkataan) dan 0DQDFLND (pikiran) sebagai pangkal dari segala yang ada
untuk menciptakan keseimbangan baik jasmani maupun rohani.
d. KUDOJKDZD
KUDOJKDZD berasal dari kata $KDUD artinya makan, dan /DJDZD
artinya ringan. KUDOJKDZD artinya makan yang serba ringan, tidak
berfoya-foya dan tidak berlebihan (Oka, 2009: 69). Makan yang sesuai
dengan kemampuan tubuh. KUDOJKDZD berarti juga mengatur cara
makan dan makanan yang sebaik-baiknya. Lawan dari KUDOJKDZD
adalah kerakusan. Kerakusan akan menghalangi dan merintangi kesucian
batin.
Untuk menjaga badan
tetap sehat, makanlah makanan yang banyak mengandung gizi. Orang yang
makan teratur dan bergizi,
badannya menjadi sehat dan
pikirannya menjadi segar
dan cerdas. Orang yang makan dan minum berlebihan, tidak teratur dan suka
Sumber : 'RNXPHQ.HPGLNEXG
minum minuman keras, seGambar 2.8 Keluarga yang sedang makan dengan
perti arak, bir dan sejenissederhana
nya, maka badannya menjadi sakit dan sarafnya terganggu, serta pikiranpun menjadi kacau.

24

Kelas IX SMP/MTs

Semester 1

e. $SUDPGD
$SUDPGD artinya tidak bersifat ingkar atau mengabaikan kewajiban
dan mempelajari serta mengamalkan ajaran suci (Oka, 2009: 69). Hal ini
berarti melaksanakan tugas
dan kewajiban yang telah
menjadi tugasnya. Tugas tersebut dijadikan sebagai sarana
melakukan pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat.
Tugas ini digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup
baik secara jasmani maupun
untuk kepentingan rohani.
Sumber : 5LDXSRVFRP
Dengan berusaha melaksanaGambar 2.9 Guru sedang melakukan proses
kan kewajiban sendiri (6ZD
belajar mengajar
GKDUPD) dan menghormati
kewajiban orang lain (SDUD GKDUPD), maka keharmonisan akan dapat
dicapai. Pada akhirnya, kebahagiaan secara lahir dan batin juga akan dapat
dicapai.
Pembagian tugas dan kewajiban ini dalam Hindu disebut dengan
FDWXUZDUQD yang terdiri dari %UDKPDQD (cendikiawan), NVDWULD (pembela
kebenaran, tentara, polisi), waisya (pedagang), dan VXGUD (pelayan).
Pembagian tugas ini berdasarkan atas keahlian dan bakat yang dimiliki
dalam mendukung pelaksanaan roda kehidupan di dunia ini.

Kegiatan Siswa
Petunjuk:
Kerjakan pada lembaran lain!
Buatlah portofolio dengan mengumpulkan artikel majalah, koran dan internet tentang perbuatan yang termasuk 3DxF<DPdan1\DP%UDWD dengan
ketentuan:
1. Tertulis nama kelompok dan anggota kelompok.
2. Berisi berita yang terkini.
3. Jumlah halaman minimal 7 halaman.
4. Dilengkapi dengan daftar bacaan, rujukan, baik sumber buku maupun
internet.
5. Setelah selesai, demonstrasikan di depan kelompok lain.

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

25

Memahami Teks

C. Perilaku dalam Pac Yam dan Nyam Brata


 &RQWRK&RQWRK3HULODNX3DQF<DP%UDW:
&RQWRK3HULODNX$KLPVD:
a. Merawat binatang peliharaan,
b. Menyayangi keluarga,
c. Tidak menyinggung perasaan orang lain,
d. Tidak membunuh binatang selain untuk kepentingan yadnya,
e. Menghormati sesama.
&RQWRK3HULODNX%UDKPDFDUL
a. Rajin belajar,
b. Tidak malas masuk sekolah,
c. Rajin bertanya kepada guru akan hal yang belum dimengerti,
d. Melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi,
e. Tidak bosan belajar,
f. Selalu ingin tahu akan informasi terbaru.
&RQWRK3HULODNX6DW\D:
a. Selalu berkata jujur,
b. Berpendirian teguh,
c. Tidak melakukan perbuatan yang menyakiti orang lain,
d. Menyayangi teman,
e. Selalu menepati janji.
&RQWRK3HULODNX$Z\DZDKDULND:
a. Melakukan perbuatan sesuai Dharma,
b. Tidak bertengkar dengan orang lain,
c. Menghormati agama dan kepercayaan orang lain,
d. Tidak menghina orang lain.
&RQWRK3HULODNX$VWDLQ\D:
a. Tidak mencuri harta milik orang lain,
b. Menjaga harta benda yang dimiliki,
c. Menyimpan harta benda dengan baik.

26

Kelas IX SMP/MTs

Semester 1

&RQWRKFRQWRK3HULODNX3DQF1\DP%UDWD:
&RQWRKFRQWRK3HULODNX$NURGKD:
a. Tidak cepat marah,
b. Mengendalikan keinginan,
c. Mengendalikan pikiran,
d. Menghadapi masalah dengan tenang.
&RQWRKFRQWRK3HULODNX*XUX6XVUV:
a. Berbakti kepada orang tua,
b. Mematuhi nasihat orang tua dan guru di sekolah,
c. Melaksanakan kegiatan kebersihan di sekolah,
d. Melaksanakan ajaran guru dengan penuh tanggung jawab,
e. Mematuhi dan taat terhadap tata tertib sekolah,
f. Melaksanakan ajaran agama dalam kehidupan.
&RQWRKFRQWRK3HULODNX6DXFD:
a. Mandi dengan teratur,
b. Rajin sembahyang,
c. Selalu berkata jujur,
d. Selalu bersikap tenang dan bijaksana,
e. Rajin berlatih memusatkan pikiran dengan cara pranayama dan samadi,
f. Bersikap jujur dan setia pada kebenaran.
&RQWRKFRQWRK3HULODNXKUDOJKDZD:
a. Selalu bersyukur dengan apa yang dimakan,
b. Makan secukupnya sesuai kebutuhan,
c. Tidak minum-minuman beralkohol.
&RQWRKFRQWRK3HULODNX$SUDPGD:
a. Melaksanakan kewajiban dengan baik dan ikhlas,
b. Melaksanakan tugas yang diberikan dengan sungguh-sungguh,
c. Melihat kembali pekerjaan yang telah dilakukan,
d. Teliti dalam melaksanakan tugas.

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

27

Uji Kompetensi
1. Jelaskan pendapatmu tentang 3DQF<DPGDQ1\DP%UDWD!
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
____________________________________________________________
2. Sebutkan dan jelaskan tentang pembagian 3DQF<DP dan 1\DP%UDWD!
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
_____________________________________________________

Refleksi Diri
Setelah belajar tentang materi 3DQF<DP dan 1\DP%UDWD, nilai-nilai yang
akan saya tunjukan sebagai wujud penerapan ajaran tersebut dalam kehidupan
sehari-hari adalah sebagai berikut.
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________

28

Kelas IX SMP/MTs

Semester 1

Tugas
.HUMDNDQSDGDOHPEDUDQ\DQJODLQ
1. Buatlah cerita keagamaan terkait dengan materi 3DQF<DP dan 1\DP
%UDWD!
2. Buatlah rangkuman dari materi 3DQF<DP dan 1\DP%UDWD!
Paraf Guru

Paraf Orang Tua

(...............................)

(...............................)

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

Nilai

29

Bab 3

Dasa Mala
Renungan
%DFDODK WHNV %KDJDYDGJW ;9, di bawah ini dan pahamilah isi sloka
tersebut!
'DPEKRGDUSREKLPQDFDNURGDSUX\DPHYDFD
$MxQDPFKEKLMWDV\DSUWKDVDPSDGDPVXUP
Terjemahan:
%HUSXUDSXUDDQJNXKPHPEDQJJDNDQGLULPDUDKNDVDUERGRK
semuanya ini adalah tergolong yang dilahirkan dengan sifat-sifat
raksasa (asuri sampad RK$UMXQD
3HQGLW 2002: 391)

30

Kelas IX SMP/MTs

Semester 1

Kegiatan Siswa
Sebelum memahami materi pengertian Dasa Mala PDULODK NLWD OLKDW
ilustrasi gambar di bawah ini dan ceritakan gambar tersebut sesuai dengan
SHPDKDPDQPX NHUMDNDQGDODPEHUNHORPSRN 
Deskripsi gambar:
____________________________
____________________________
____________________________
____________________________
___________________________
___________________________
___________________________
Sumber : KWWSESEORJVSRWFRP
___________________________
*DPEDUTawuran antar pelajar
___________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________

Memahami Teks

A. Pengertian Dasa Mala


0HQXUXWDMDUDQ$JDPD+LQGXWXMXDQKLGXSPDQXVLDDGDODKXQWXNPHQFDSDL
NHVHMDKWHUDDQGLGXQLDGDQNHEDKDJLDDQ\DQJDEDGL.HVHMDKWHUDDQGLGXQLD
dapat dicapai dengan dharma, artha dan kama.HWLJDQ\DLQL dharma, artha,
kama PHUXSDNDQVDWXNHVDWXDQGDODPDUWLDQPDQXVLDEDUXGDSDWPHUDVDNDQ
bahagia bila arthaWHUSHQXKLGDQUDVDDPDQGLGDSDW 1JXUDK 8QWXN
mendapatkan rasa aman diperlukan adanya hubungan yang harmonis dengan
\DQJ ODLQ 2OHK NDUHQD LWX GDODP KLGXS EHUVDPD GLSHUOXNDQ WDWDQDQ KLGXS
EHUXSDSHUDWXUDQSHUDWXUDQ\DQJGDSDWPHPEHULNDQNHEDKDJLDDQGDODPKLGXS
Tatanan hidup dipergunakan untuk mencapai kebahagiaan secara jasmani dan
URKDQLDWDXMDJDGKLWDGDQPRNVD

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

31

'DODPIDNWDNHKLGXSDQGLVDPSLQJKDO\DQJEDLNEDQ\DNMXJDKDOKDO\DQJ
EHUWHQWDQJDQGHQJDQGKDUPD'DODPDJDPD+LQGXGLVHEXWGHQJDQDasa Mala.
Dasa Mala merupakan salah satu bentuk dari asubha karma atau perbuatan
\DQJWLGDNEDLNDasa MalaPHUXSDNDQVXPEHUGDULNHGXUVLODDQ\DLWXEHQWXN
SHUEXDWDQ\DQJEHUWHQWDQJDQGHQJDQVXVLOD\DQJFHQGHUXQJSDGDNHMDKDWDQ
Penderitaan bersumber dari kebingungan yang membangkitkan sifat rajah
GDQWDPDV-DGLdasa mala adalah sepuluh perbuatan yang buruk yang harus
GLKLQGDUL 6XUD 

Memahami Teks

B. Bagian-bagian Dasa Mala


Dasa mala tergolong kedalam kelompok asubha karma, di samping ada
tri malasad ripu, sad atatayiGDQsapta timira 6XUD Dasa mala
PHUXSDNDQVXPEHUGDULNHGXUVLODDQ\DLWXEHQWXNSHUEXDWDQ\DQJEHUWHQWDQJDQ
GHQJDQ VXVLOD \DQJ FHQGHUXQJ NHSDGD NHMDKDWDQ 6HPXD SHUEXDWDQ \DQJ
bertentangan dengan susila hendaknya kita hindari dalam hidup ini agar
WHUKLQGDUGDUL SHQGHULWDDQ$GD VHSXOXK PDFDP VLIDW \DQJ WLGDNEDLN  DWDX
kotor yang disebut dasa mala \DQJ EHUVXPEHU GDUL VORNDQWDUD VORND 
+LUDJKLQGDZDQL WHQWDQJSHUEXDWDQEXUXN\DQJWLGDNGLODNXNDQ
$GDSXQSHPEDJLDQGDULdasa mala tersebut adalah sebagai berikut:
1. 7DQGULDUWLQ\DRUDQJ\DQJPDODVVXNDPDNDQGDQWLGXUVDMDWLGDNWXOXV
hanya ingin melakukan keMDKDWDQ 6XUD   6L
kap malas sebagai perbuatan yang hendaknya harus
GLKLQGDUL 6LNDS LQL PHUX
pakan pintu penghalang
untuk mencapai tujuan hiGXS7LGDNDGDWXMXDQ\DQJ
dapat dicapai dengan hanya
EHUGLDP GLUL 6LIDW PDODV
akan menjauhkan kita dari
Sumber : http//www.mediaislamnet.com
$WP dengan Paramatma
*DPEDU2UDQJEHUPDODVPDODVDQ

32

Kelas IX SMP/MTs

Semester 1

2OHK NDUHQD LWX KLODQJNDQODK VLIDW PDODV LWX /DNXNDQODK WXJDV GDQ
kewajiban sehingga kita bisa mencapai tujuan yang diinginkan yaitu
VHMDKWHUDGLGXQLDGDQEDKDJLDGLDNKLUDW
2. .OHGD DUWLQ\D EHUSXWXV DVD VXND PHQXQGD GDQ WLGDN PDX PHPDKDPL
PDNVXGRUDQJODLQ =RHWPXOGHU 6LNDSSXWXVDVDVXNDPHQXQGD
nunda suatu pekerjaan adalah merupakan sikap yang didominasi oleh sifatsifat tamas2UDQJ\DQJGDODPKLGXSQ\DOHELKEDQ\DNGLNXDVDLROHKVLIDW
VLIDW WDPDV DNDQ PHQ\HEDENDQ WPD MDWXK NH DODP QHUDND 2OHK NDUHQD
LWXkleda merupakan penghalang untuk maju dan mencapai kesempurnaan
KLGXSVHKLQJJDNLWDKDUXVPHQJHQGDOLNDQQ\D-DQJDQFHSDWEHUSXWXVDVD
GDODP PHODNXNDQ SHNHUMDDQ MDQJDQ VXND PHQXQGDQXQGD ZDNWX XQWXN
PHODNXNDQWXJDVGDQNHZDMLEDQNDUHQDKLGXSNLWDKDQ\DVHEHQWDUVHSHUWL
disebutkan di dalam kitab Sarasamuccaya sloka 8 sebagai berikut:
0QX\DPGXUODEKDPSUS\DYLG\XOODVLWDFDFDODP%KDYDND\H
PDWLKNU\EKDYRSDNDUDHXFD
,NLQJWDQJMDQPDZZDQJNVDQLNDZDEKZDWD\DWDQSDKLODZDQ
NHGDSQLQJNLODWGXUODEKDWRZLPDWDQJQ\DQSRQJDNQD\DUL
NDJDZD\DQQLQJGKDUPDVDGKDQDVDNDUDQDQJLQJPDQDVDQDQJ
VDQJVDUDVZDUJDSKDODNXQDQJ
Terjemahan :
.HODKLUDQPHQMDGLRUDQJ PDQXVLD SHQGHNGDQFHSDWNHDGDDQQ\DLWXWDN
XEDKQ\DGHQJDQJHPHUODSDQNLODWGDQDPDWVXNDUSXODXQWXNGLSHUROHK
ROHKNDUHQDQ\DLWXJXQDNDQODKVHEDLNEDLNQ\DNHVHPSDWDQPHQMDGL
PDQXVLDLQLXQWXNPHODNXNDQSHQXQDLDQGKDUPD\DQJPHQ\HEDENDQ
PXVQDQ\DSURVHVODKLUGDQPDWLVHKLQJJDEHUKDVLOPHQFDSDLVRUJD
.DMHQJ 

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

33

3. /HMDDUWLQ\DEHUSLNLUDQJHODSEHUQDIVXEHVDUGDQJHPELUDPHODNXNDQNH
MDKDWDQ =RHWPXOGHU 3LNLUDQDGDODKKDO\DQJSDOLQJPHQHQWXNDQ
NXDOLWDVSHULODNXPDQXVLDGDODPNHKLGXSDQGLGXQLDLQL3LNLUDQODK\DQJ
PHQJDWXUJHUDNVHSXOXKLQGULDVHKLQJJDGLVHEXW5DMD,QGULD UDMHQGUL\D 
-LND5DMD,QGULDWLGDNEDLNLQGULD\DQJODLQSXQPHQMDGLWLGDNEDLNSXOD
'DODPNLWDE%KDJDYDGJW,,GLQ\DWDNDQVHEDJDLEHULNXW
<DWDWRK\DSLNDXQWH\DSXUXDV\DYLSDFLWDK
LQGUL\LSUDPWQLKDUDQWLSUDVDEKDPDQD
Terjemahan:
0HVNLSXQVHRUDQJEHUMXDQJNHUDVXQWXNPHQFDSDLNHVHPSXUQDDQ
23XWUDGDUL.XQWL $UMXQD QDIVXQ\D\DQJEHUJHORUDDNDQGDSDW
menyesatkan pikirannya dengan paksaan 3HQGLW 
 2OHKNDUHQDLWXPDULODKMDJDNHVXFLDQSLNLUDQNLWDMDQJDQVDPSDLWHUQRGD
GDQPHQMDGLJHODS3LNLUDQJHODSSLNLUDQ\DQJGLNXDVDLROHKJHMRODNKDZD
QDIVXVDQJDWPHUXJLNDQGLULNLWDPDXSXQRUDQJODLQ8SD\DNDQXQWXNPHQ
MDJDSLNLUDQDJDUWLGDNJHODSDWDXWLGDNGLNXDVDLROHKKDZDQDIVX
4. .XWLOD DUWLQ\D PHQ\DNLWL RUDQJ ODLQ SHPDEXN WLGDN MXMXU GDQ SHQLSX
menyakiti dan membunuh makhOXN ODLQ OHELKOHELK PDQXVLD
merupakan perbuatan yang bertentangan dengan ajaran agama
=RHWPXOGHU    Kutila
MXJDEHUDUWLSHPDEXN2UDQJ\DQJ
VXND PDEXN PDND SLNLUDQQ\D
DNDQPHQMDGLJHODS3LNLUDQ\DQJ
gelap akan membuat orang tersebut melakukan hal-hal yang
Sumber: http//www.fc02.deviantart.net
EHUVLIDWQHJDWLIWHUPDVXNPHQ\D
*DPEDUMabuk-mabukan
NLWL RUDQJ ODLQ PHQLSX GDQ VH
EDJDLQ\D'LGDODPSHUJDXODQLDDNDQWHUOLKDWNDVDUGDODPEHUNDWDDWDXSXQ
EHUWLQGDNVHUWDVXNDPHQ\DNLWLRUDQJODLQ

34

Kelas IX SMP/MTs

Semester 1

5. .XKDNDDUWLQ\DSHPDUDKVXNDPHQFDULFDULNHVDODKDQRUDQJODLQSHQLSX
EHUNDWDVHPEDUDQJDQGDQNHUDVNHSDOD =RHWPXOGHU %LODNLWD
HPRVL DWDX PDUDK NLWD PHQJHOXDUNDQ FDLUDQ DGUHQDOLQ GDODP GDUDK NLWD
,QLPHPLOLNLSHQJDUXKSHQXUXQDQNHNHEDODQSDGDWXEXKNLWDVHKLQJJDNLWD
DNDQPHQMDGLVDNLW6HEDOLNQ\DELODNLWDGLSHQXKLGHQJDQNDVLKVD\DQJGDQ
NHGDPDLDQGDODPSLNLUDQPDNDNLWDDNDQPHQJHOXDUNDQFDLUDQHQGRUQ
yang dapat menambah sistem kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah
SHQ\DNLW  .HPDUDKDQ VDQJDW PHUXJLNDQ NHKLGXSDQ NLWD ROHK NDUHQD LWX
kita harus mengatasi kemarahan dan kebencian yang ada dalam diri kita
GHQJDQ PHQJHQGDOLNDQ HPRVL VHKLQJJD NHGDPDLDQ KLGXS GDSDW WHUFDSDL
2UDQJ\DQJGLNXDVDLROHKVLIDWPDUDKVHULQJNDOLNHKLODQJDQDNDOVHKDWQ\D
VHKLQJJDGDSDWPHODNXNDQSHUEXDWDQ\DQJWLGDNWHUSXMLVHSHUWLGLMHODVNDQ
GLGDODPNLWDE6DUDVDPXFFD\DEHULNXWLQL
.UXGKDKSSQLNXUXWHNUXGGKRKDQ\GJXUQDSL
.UXGGKDKSDUXD\YFQDUDKVGKQDSLNLSHW
Terjemahan:
0DNDRUDQJ\DQJGLNXDVDLROHKQDIVXPXUNDQ\DWDNGDSDWWLGDN
QLVFD\DLDPHODNXNDQSHUEXDWDQMDKDWVDPSDLDNKLUQ\DGDSDW
PHPEXQXKJXUXGDQVDQJJXSLDPHQXQWXWKDWLVHRUDQJ\DQJ
VDOHK\DLWXPHQ\HUDQJDNDQGLDGHQJDQNDWD\DQJNDVDU
.DMHQJ 

6. 0HWUD\DDUWLQ\DVXNDEHUNDWDPHQ\DNLWLKDWLVRPERQJLULKDWLGDQVXND
PHQJJRGDLVWULRUDQJODLQ *HGH6XUD 'LGDODPNLWDE6DUDVDPXFFD\D
120 dinyatakan sebagai berikut:
9NV\DNYDGDQQQLSDWDQL\DLUKDWDKoRFDWLUDWU\DKni,
parasya vPDUPHVXWHSDWDQWLWDVPGGKURQYDVMHWSDUHX
,NDQJXMDUDKDODWDQSDKLODZDQKUXVRQJNDEQ\DVDNDWrPSXKDQ
GHQ\DMXJDDODUDUrVrSULKDWLWWDQNrQHQJSDQJDQWXUXULQJUDKLQD
ZrQJLLNDQJZZDQJGHQ\DPDWDQJQ\DWWDQLQXMDUDNrQLNDGHVDQJ
GKUDSXUXDVDQJDKQLQJPDQHEPDQDKQLUD

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

35

Terjemahan:
Perkataan yang mengandung maksud jahat tiada beda dengan anak
SDQDK\DQJGLOHSDVVHWLDSGLWHPSXKQ\DPHUDVDVDNLWSHUNDWDDQ
LWXPHUHVDSNHGDODPKDWLVHKLQJJDPHQ\HEDENDQWLGDNELVDPDNDQ
GDQWLGXUSDGDVLDQJGDQPDODPKDULROHKVHEDELWXWLGDNGLXFDSNDQ
SHUNDWDDQLWXROHKRUDQJ\DQJEXGLPDQGDQZLUDSHUNDVDSXQROHKRUDQJ
\DQJWHWDSVXFLKDWLQ\D .DMHQJ 

Demikianlah perkataan yang diucapkan dengan maksud jahat akan dapat


PHQ\DNLWLKDWLRUDQJODLQEDKNDQGDSDWPHQ\HEDENDQNHPDWLDQEDLNNHSDGD
orang lain maupun kepada diri sendiri (Wasita nimittanta pati kepangguh 
2OHKVHEDELWXSHUOXGLSHUKDWLNDQNDWDNDWDNLWDDJDUWHUGHQJDUPDQLVGDQ
PHQ\HMXNNDQOHPDKOHPEXWVRSDQVHKLQJJDGDSDWPHQ\HQDQJNDQRUDQJ
lain dan diri sendiri (Wasita nimittanta manemu laksmi 'HQJDQEHUNDWD
sopan tentunya orang lain yang mendengarnya akan menjadi senang dan
VLPSDWLGHQJDQNDWDNDWD\DQJWHODKGLXFDSNDQ
7. 0HJDWD DUWLQ\D EHUEXDW MDKDW EHUNDWD PDQLV WHWDSL SDPULK =RHWPXOGHU
 /DLQGLPXOXWODLQGLKDWLEHUNDWDPDQLVNDUHQDDGDXGDQJGL
EDOLNEDWXDGDODKSHUEXDWDQ\DQJVHULQJGLODNXNDQROHKRUDQJ\DQJWHUODOX
SDPULK 3HUEXDWDQ LQL PHUXSDNDQ SHUEXDWDQ OLFLN \DQJ WHUJRORQJ asubha
karma dan perbuatan ini akan merupakan penghalang untuk mencapai
WXMXDQURKDQL'LGDODP6DUDVDPXFFD\DGLVHEXWNDQVHEDJDLEHULNXW
3UQWLSWDPWDLQ\DPFDSDUDGUQDWKSLY
WULQLSSDQLND\HQDVDUYDWDKSDULYDUMDYHW
1LKDQ\DQJWDQXODKDNrQDVD\DPWLPWLPDQJDKDODKDOVLSDUDGUD
QDKDQWDQJWrOXWDQXODKDNrQDULQJDVLQJULQJSDULKVDULQJ
SDWNODULSDQJLS\DQWXZLVLQJJDKDQDMXJHND.
Terjemahan:
,QLODK\DQJWLGDNSDWXWGLODNXNDQPHPEXQXKPHQFXULEHUEXDW]LQD
NHWLJDQ\DLWXMDQJDQODKKHQGDNQ\DGLODNXNDQWHUKDGDSVLDSDSXQEDLN
VHFDUDEHURORNRORNEDLNGDODPNHDGDDQGLUXQGXQJPDODQJGDODP
NKD\DODQVHNDOLSXQKHQGDNQ\DGLKLQGDULVHPXDQ\DLWX
1\RPDQ.DMHQJ

36

Kelas IX SMP/MTs

Semester 1

 5DJDVWUL artinya bernafsu GDQVXNDPHPSHUNRVD =RHWPXOGHU 


Ragastri PHUXSDNDQ VLIDWVLIDW \DQJ EHUWHQWDQJDQ GHQJDQ DMDUDQ DJDPD
Sifat-sifat seperti itu disebut dengan sifat-sifat asuri sampat atau sifat-sifat
NHUDNVDVDDQ0HPSHUNRVDNHKRUPDWDQRUDQJODLQDGDODKSHUEXDWDQWHUNXWXN
GDQKLQD6LIDWVLIDWVXNDPHPSHUNRVDKDUXVGLKLQGDULXQWXNPHQMDJDDJDU
WLGDNWHUMDGLNHPHURVRWDQPRUDO-LNDragastriGLELDUNDQDNDQPHQDPEDK
EDQ\DNWHUMDGLSHUEXDWDQWXQDVXVLOD8QWXNPHOHQ\DSNDQVLIDWVLIDWLWXNLWD
KHQGDNQ\D EHUXVDKD XQWXN PHQJHQGDOLNDQ GDQ PHQJKLQGDULQ\D 6HODLQ
LWX NLWD KHQGDNQ\D PHQJLVL GLUL GHQJDQ NHJLDWDQNHJLDWDQ \DQJ SRVLWLI
VHKLQJJDGDSDWPHQXQWXQMLZDNLWDEHUVDWXGHQJDQ,GD6DQJ+\DQJ:LGKL
:DVD
 %KDNVD %KXDQD DUWLQ\D VXND PHQ\DNLWL RUDQJ ODLQ SHQLSX GDQ KLGXS
EHUIR\DIR\D =RHWPXOGHU    %HUIR\DIR\D EHUDUWL PHPSHU
gunakan arta PHOHELKL EDWDV QRUPDO +DO LQL WLGDN EDLN GDQ PHODQJJDU
GKDUPD \DQJ GDSDW EHU
DNLEDW WLGDN EDLN SXOD
.LWDVHULQJPHOLKDWGLPD
V\DUDNDWEDKZDNHND\DDQ
yang berlimpah jika penggunaannya tidak didasari
ROHK GKDUPD SDGD DNKLU
nya justru menyebabkan
RUDQJDNDQPDVXNQHUDND
VHSHUWL PDEXN EHUIR\D
IR\DGDQVHEDJDLQ\D2OHK
NDUHQDLWXPDULODKSHUJX
Sumber : KWWSZZZGLDQHDQLQGLW\DOHVZRUGSUHVVFRP
nakan arta DQXJHUDK ,GD
*DPEDUBelanja berlebihan
6DQJ+\DQJ:LGKLGHQJDQ
VHEDLNEDLNQ\D VHVXDL NHEXWXKDQ \DQJ GLODQGDVL GHQJDQ GKDUPD 0HP
pergunakan artaGHQJDQVHEDLNEDLNQ\DVHODLQPHQXQWXQEXGLSHNHUWLNLWD
EHUSRODKLGXSVHGHUKDQDMXJDGDSDWPHQLQJNDWNDQNHVXFLDQGLUL

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

37

10. .LPEXUX artinya penipu dan pencuri terhadap siapa saja tidak pandang
EXOX SHQGHQJNL GDQ LUL KDWL 6LIDW GHQJNL GDQ LUL KDWL PHUXSDNDQ VDODK
satu sifat yang kurang baik (asubha karma  \DQJ SDWXW GLKLODQJNDQ
6HPDNLQ EHVDU VLIDW GHQJNL GDQ LUL KDWL EHUDGD SDGD GLUL VHVHRUDQJ
GLSHUOXNDQ XSD\D \DQJ NXDW SXOD XQWXN PHQJDODKNDQQ\D .LPEXUX
PHUXSDNDQVDODKVDWXPXVXKGDODPGLULPDQXVLD$GDHQDPPXVXK Sad
ripu)GDODPGLULPDQXVLD\DQJSDWXWGLNDODKNDQ\DLWXNPDOREDNURGKD
mada, moha, dan PWVDU\D  0WVDU\D adalah sifat GHQJNL GDQ LUL KDWL
Ciri-ciri sifat dengki dan
iri hati adalah tidak senang melihat atau mendengar seseorang mengalami kesukaan atau
NHEDKDJLDDQ1DPXQVH
EDOLNQ\D RUDQJ LWX VH
nang kalau mendengar
tetangga/orang lain menGDSDW NHVHGLKDQ PXVL
EDKGDQVHEDJDLQ\D6L
Sumber : ajitvadakayil.blogspot.com
fat dengki dan iri hati *DPEDU,OXVWUDVLVHVHRUDQJDNDQPHQFXULPRELO
bukan saja kurang simSDWLNWHWDSLWLGDNEDLN2OHKNDUHQDLWXKLODQJNDQODKVLIDWGHQJNLGDQLUL
hati supaya secara berangsur kita mendapatkan kesucian diri dalam
PHQFDSDLNHKLGXSDQ\DQJOHELKEDKDJLD
Demikianlah sepuluh hal yang menyebabkan manusia tersesat dan jatuh ke
QHUDND6DGDULODKKDOWHUVHEXWGDQKLQGDULdasa mala itu sehingga tujuan kita
untuk mewujudkan moksartham jagadhita ya ca iti dharma GDSDWWHUZXMXG
$GDSXQ FDUDQ\D VDQJDW VHGHUKDQD \DLWX GHQJDQ EHUEXDW EDLN NXUDQJL NH
WHULNDWDQWHUKDGDSEHQGDEHQGDGXQLDZLWXPEXKNDQUDVDNDVLKVD\DQJNHSDGD
VHVDPDVHUWDWLGDNPHPHQWLQJNDQGLULVHQGLUL8VDKDNDQODKPHPEXDWRUDQJ
ODLQEDKDJLDVHSHUWLWHUVXUDWGDODPNLWDE1LWLVDVWUDVHEDJDLEHULNXW
2UDQJWHUNHPXNDKDUXVELVDPHQJDPELOKDWLGDQ
PHQ\HQDQJNDQKDWLRUDQJODLQMLNDEHUNXPSXOGHQJDQZDQLWD
harus dapat mempergunakan kata-kata yang manis yang
PHQLPEXONDQUDVDFLQWDMLNDEHUNXPSXOGHQJDQ3HQGHWD

38

Kelas IX SMP/MTs

Semester 1

KDUXVGDSDWPHPELFDUDNDQSHODMDUDQSHODMDUDQ\DQJEDLN
jika berhadapan dengan musuh harus dapat mengatakan kata-kata
\DQJPHQ\DWDNDQNHEHUDQLDQVHSHUWLVHHNRUVLQJD
'DUPD\DVD 
3DGD ]DPDQ NDOL\XJD LQL dasa mala tumbuh dengan suburnya di hati
PDQXVLD +DO LQL GDSDW NLWD OLKDW GDODP PDV\DUDNDW EHJLWX EDQ\DNQ\D
NHMDKDWDQNHMDKDWDQ\DQJWHUMDGL7LQGDNNHMDKDWDQWHUMDGLDNLEDWGDULVDQJDW
NXUDQJQ\DSHQJHQGDOLDQGLULNHWHULNDWDQWHUKDGDSEHQGDEHQGDGXQLDZL\DQJ
EHJLWX EHVDU VHKLQJJD VHULQJ WDQSD GLVDGDUL PHUXJLNDQ RUDQJ ODLQ %DQ\DN
orang mencari popularitas dengan menghalalkan segala cara untuk mencapai
WXMXDQ+DOLQLPHQXQMXNNDQPDQXVLDVXGDKGLOLSXWLROHKdasa mala terutama
Leja SLNLUDQJHODSEHUQDIVXEHVDUGDQJHPELUDPHODNXNDQNHMDKDWDQ &RQ
WRKSHULVWLZD\DQJWHUEDUXVHNDUDQJVHSHUWLWDZXUDQSHOHFHKDQVHNVXDOGDQ
SHUDPSRNDQ
'L HUD UHIRUPDVL LQL RUDQJ PXODL EHEDV EHUELFDUD VHULQJ EHUNDWD VHP
EDUDQJDQ VDOLQJ PHQFDFL PDNL GDQ PHPWQDK +DOKDO WHUVHEXW GDSDW PH
QLPEXONDQ DNLEDW \DQJ IDWDO VHSHUWL UXPDK GLEDNDU GDQ WHUEXQXKQ\D RUDQJ
ODLQ7LGDNMDUDQJDGDSXODRUDQJ\DQJEHUNDWDPDQLVQDPXQKDWLQ\DVHSDKLW
HPSHGX$UWLQ\D EDKZD DSD \DQJ GLNDWDNDQ ERKRQJ EHODND GDQ NDWD PDQLV
yang diucapkan hanyalah sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan pribadi
DWDXNHORPSRN
$NLEDWGDULNHWHULNDWDQGLULWHUKDGDSEHQGDEHQGDGXQLDZLEDQ\DNRUDQJ
PXODL PHQJKDODONDQ VHJDOD FDUD XQWXN PHPXDVNDQ GLUL VHSHUWL PHODNXNDQ
SHQLSXDQSHPHUDVDQGDQSHUDPSRNDQ+DVLONHMDKDWDQWHUVHEXWWLGDNMDUDQJ
GLSHUJXQDNDQ XQWXN EHUIR\DIR\D PDEXNPDEXNDQ DWDX PHPEHOL REDW
REDWDQ WHUODUDQJ 3HODQJJDUDQ KDN DVDVL PDQXVLD VHULQJ NDOL WHUMDGL 2UDQJ
WLGDN ODJL PHQJKRUPDWL RUDQJ ODLQ EDQ\DN VLVZD WLGDN ODJL KRUPDW NHSDGD
JXUX%DQ\DNDQDN\DQJWLGDNEHUEDNWLNHSDGDRUDQJWXDQ\DGDQSHOHFHKDQ
VHNVXDO VHULQJ WHUMDGL %HULWD WHOHYLVL VHWLDS KDUL PHQD\DQJNDQ RUDQJRUDQJ
\DQJ WHUOLEDW WLQGDN NULPLQDO VHSHUWL SHUDPSRNDQ SHPHUNRVDDQ GDQ ODLQ
VHEDJDLQ\D2UDQJRUDQJ\DQJWHUOLEDWSHUGDJDQJDQREDWREDWWHUODUDQJ\DQJ
VXOLW GLVHOHVDLNDQ VHSHUWL SDWDK VDWX WXPEXK VHULEX 3HPEXQXKDQ WHUMDGL GL
PDQDPDQD VHSHUWLQ\D VXGDK PHQMDGL SHPDQGDQJDQ \DQJ ELDVD +DN D]DVL

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

39

PDQXVLDVXGDKWLGDNGLKDUJDLODJLEDKNDQVHULQJGLLQMDNLQMDN%DQ\DNPDQXVLD
WLGDNODJLPHPLNLUNDQHWLNDVRSDQVDQWXQGDQWDWDNUDPD'L]DPDQNDOL\XJD
ini artha GLDJXQJDJXQJNDQ VHRODKRODK artha menduduki tingkat pertama
GDQ PHUXSDNDQ VHJDODJDODQ\D VHSHUWL GLVHEXWNDQ GL GDODP NLWDE 1LWLVDVWUD
,9VHEDJDLEHULNXW
6LQJJLK\DQWHNDQLQJ\XJDQWDNDOLWDQKDQDOHZLKD
VDNHQJPDKDGKDQDWDQZDNWDQJXQDFXUDSDQGLWDZLGDJGKD
SDGDPDQJD\DSLQJGKDQHFZDUDVDNZHKQLQJULQDV\DVDQZLNX
KLODQJNXODUDWXSDGDKLQDNDV\DVLKSXWUDGHZDSLWDQLQGDULQJ
EDSDVLFXGUDEDQLMDZDUDZLU\DSDQGLWD
Terjemahan:
6HVXQJJXKQ\DELOD]DPDQNDOLGDWDQJSDGDDNKLU\XJDKDQ\D
NHND\DDQ\DQJGLKDUJDL7LGDNSHUOXGLNDWDNDQODJLEDKZDRUDQJ
VDOHKRUDQJ\DQJSDQGDLDNDQPHQJDEGLNHSDGDRUDQJ\DQJ
ND\D6HPXDSHODMDUDQ3HQGHWD\DQJJDLEJDLEGLOXSDNDQRUDQJ
NHOXDUJDNHOXDUJD\DQJEDLNGDQUDMDUDMDPHQMDGLKLQDSDSD
$QDNDQDNDNDQPHQLSXGDQPHQJXPSDWRUDQJWXDQ\DRUDQJKLQD
GLQDDNDQPHQMDGLVDXGDJDUWHUGDSDWNHPXOLDDQGDQNHSDQGDLDQ
'DUPD\DVD 
6ORND WHUVHEXW PHQJJDPEDUNDQ WHQWDQJ NHKLGXSDQ PDQXVLD SDGD ]DPDQ
kaliyuga yang dikuasai oleh dasa mala SLNLUDQQ\D GLOLSXWL ROHK avidya seKLQJJD VXOLW PHPEHGDNDQ PDQD \DQJ EHQDU GDQ PDQD \DQJ VDODK 8QWXN
menghindari dasa mala FDUDQ\DVDQJDWVHGHUKDQD\DLWXGHQJDQEHUEXDWEDLN
NXUDQJL NHWHULNDWDQ WHUKDGDS EHQGDEHQGD GXQLDZL WXPEXKNDQ UDVD NDVLK
VD\DQJ SDGD VHVDPD VHUWD WLGDN PHPHQWLQJNDQ GLUL VHQGLUL GDQ PHQJDVLKL
DODPVHNLWDU6HUWDKDO\DQJWHUSHQWLQJDGDODKVHODOXPHQJXVDKDNDQGLULVHQGLUL
XQWXNPHQJLNXWLDWXUDQ\DQJDGDGDODPNLWDEVXFL9HGDGDQPHPDWXKLDWXUDQ
QHJDUD\DQJEHUODNXGHPLPHQFDSDLNHEDKDJLDDQODKLUGDQEDWLQ

40

Kelas IX SMP/MTs

Semester 1

Kegiatan Siswa
Petunjuk:
D $PDWLODK GL OLQJNXQJDQ  WHPSDW WLQJJDO NDOLDQ WHQWDQJ SHUEXDWDQ dasa
mala yang sering kalian lihat! (dikerjakan dalam berkelompok)
E %XDWODK ODSRUDQ GHQJDQ PHQFDQWXPNDQ QDPD NHORPSRN DQJJRWD
NHORPSRN SHQGDKXOXDQ SHPEDKDVDQ SHQXWXS VDUDQ GDQ GDIWDU UH
IHUHQVL
F Presentasikan di depan kelas!

Memahami Teks

C. Contoh Perilaku Dasa Mala dalam Kehidupan


Kisah dalam cerita Ramayana (UD\DND)
UD\DND adalah kitab ketiga epos 5P\DQD 'DODP NLWDE LQL
GLFHULWDNDQODK EDJDLPDQD VDQJ 5P GDQ /DNDPDD PHPEDQWX SDUD
WDSD GL VHEXDK DVUDPD PHQJXVLU SDUD UDNVDVD \DQJ GDWDQJ PHQJJDQJJX
6HODPD PDVD SHPEXDQJDQ /DNPDQD PHPEXDW SRQGRN XQWXN 5P GDQ
6W ,D MXJD PHOLQGXQJL PHUHND GL VDDW PDODP VDPELO EHUELQFDQJELQFDQJ
GHQJDQ SDUD SHPEXUX GL KXWDQ 6DDW PHQMDODQL PDVD SHQJDVLQJDQ GL KXWDQ
5P GDQ /DNPDQD GLGDWDQJL VHRUDQJ UDNVKDVL EHUQDPD 6XUSDQDND ,D
PHQJXEDK ZXMXGQ\D PHQMDGL VHRUDQJ ZDQLWD FDQWLN GDQ PHQJJRGD 5P
GDQ /DNPDQD 5P PHQRODN XQWXN PHQLNDKLQ\D GHQJDQ DODVDQ EDKZD
LD VXGDK EHULVWUL PDND LD PHQ\XUXK DJDU 6XUSDQDND PHPEXMXN /DNPDQD
QDPXQ /DNPDQD SXQ PHQRODN 6XUSDQDND LUL PHOLKDW NHFDQWLNDQ 6W GDQ
KHQGDNPHPEXQXKQ\D'HQJDQVLJDS5PPHOLQGXQJL6WGDQ/DNPDQD
PHQJDUDKNDQSHGDQJQ\DNHSDGD6XUSDQDND\DQJKHQGDNPHQ\HUJDSQ\D+DO
LWX PHPEXDW KLGXQJ 6XUSDQDND WHUOXND 6XUSDQDND PHQJDGXNDQ SHULVWLZD
WHUVHEXW NHSDGD NDNDNQ\D \DQJ EHUQDPD .DUD .DUD PDUDK WHUKDGDS 5P
\DQJWHODKPHOXNDLDGLNQ\DGDQKHQGDNPHPEDODVGHQGDP
'HQJDQDQJNDWDQSHUDQJ\DQJOXDUELDVD.DUDGDQVHNXWXQ\DPHQJJHPSXU
5P QDPXQ PHUHND VHPXD JXJXU $NKLUQ\D 6XUSDQDND PHODSRUNDQ NH
OXKDQQ\DNHSDGD5YDDGL.HUDMDDQ$OHQJND6XUSDQDNDPHQJDGXNDNDNQ\D
VDQJ5YDDGDQPHPSURYRNDVLQ\DXQWXNPHQFXOLN'HZL6W\DQJNDWDQ\D

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

41

VDQJDWFDQWLN6DQJ5YDDSXQSHUJLGLLULQJLROHK0DULFD0DULFDPHQ\DPDU
PHQMDGLVHHNRUNLMDQJHPDV\DQJPHQJJRGD'HZL6W'HZL6WWHUWDULNGDQ
PHPLQWD5PXQWXNPHQDQJNDSQ\D
3DGD VXDWX KDUL 6W PHOLKDW VHHNRU NLMDQJ \DQJ VDQJDW OXFX VHGDQJ
PHORPSDWORPSDW GL KDODPDQ SRQGRNQ\D 5P GDQ /DNPDQD PHUDVD
EDKZD NLMDQJ WHUVHEXW EXNDQ NLMDQJ ELDVD QDPXQ DWDV GHVDNDQ 6W 5P
PHPEXUX NLMDQJ WHUVHEXW VHPHQWDUD /DNPDQD GLWXJDVNDQ XQWXN PHQMDJD
6W'HZL6WGLWLQJJDONDQQ\DGDQGLMDJDROHK/DNDPDD5PSXQSHUJL
PHPEXUXQ\DWHWDSLVL0DULFDVDQJDWJHVLW.LMDQJ\DQJGLEXUX5PWHUXV
PHQJDQWDUNDQQ\DNHWHQJDKKXWDQ
2OHK NDUHQD 5P PHUDVD EDKZD NLMDQJ WHUVHEXW EXNDQ NLMDQJ ELDVD LD
PHPDQDKQ\D 6DDW 5P PHPDQDK NLMDQJ NHQFDQD WHUVHEXW KHZDQ LWX
berubah menjadi rakVDVD0DULFDSDWLK6DQJ
5YDDGDQPHQJHUDQJ
GHQJDQVXDUDNHUDV6
W \DQJ PHUDVD FHPDV
PHQ\XUXK /DNPDQD
agar menyusul kakakQ\D NH KXWDQ .DUHQD
teguh dengan tugasnya
XQWXNPHOLQGXQJL6W
/DNPDQDPHQRODNVH
FDUD KDOXV .HPXGLDQ
6WEHUSUDVDQJNDEDK
Sumber : www.wayang.wordpress.com
*DPEDU,OXVWUDVL.LPEXUX 3HQFXOLNDQ6LWDROHK5DYDQD ZD/DNPDQDPHPDQJ
ingin membiarkan kaNDNQ\DPDWLGLKXWDQVHKLQJJDDSDELOD6WPHQMDGLMDQGDPDND/DNPDQD
DNDQPHQLNDKLQ\D0HQGHQJDUSHUNDWDDQ6W/DNPDQDPHQMDGLVDNLWKDWL
GDQEHUVHGLDPHQ\XVXO5PQDPXQVHEHOXPQ\DLDPHPEXDWJDULVSHOLQGXQJ
GHQJDQDQDNSDQDKQ\DDJDUPDNKOXNMDKDWWLGDNPDPSXPHUDLK6W*DULV
SHOLQGXQJWHUVHEXWEHUQDPD/DNPDQD5HNKDGDQVDQJDWDPSXKPHOLQGXQJL
VHVHRUDQJ\DQJEHUDGDGLGDODPQ\DVHODPDLDWLGDNNHOXDUGDULJDULVWHUVHEXW
6DDW /DNPDQD PHLQJJDONDQ 6W VHQGLULDQ UDNVKDVD 5YDD yang menyamar sebagai seorang brahmana muncul dan meminta sedikit air kepada
6W.DUHQD5YDDWLGDNPDPSXPHUDLK6W\DQJEHUDGDGDODP/DNVKPDQD
5HNKDPDNDLDPHPLQWDDJDU6WPHQJXOXUNDQWDQJDQQ\D3DGDVDDWWDQJDQ
5YDD PHPHJDQJ WDQJDQ 6W LD VHJHUD PHQDULN 6W NHOXDU GDUL JDULV
42

Kelas IX SMP/MTs

Semester 1

SHOLQGXQJ GDQ PHQFXOLNQ\D /DNPDQD PHQ\XVXO 5P NH KXWDQ 5P


WHUNHMXW NDUHQD 6W GLWLQJJDO VHQGLULDQ .HWLND PHUHND EHUGXD SXODQJ 6W
VXGDKWLGDNDGD'LWHQJDKSHUMDODQDQ5YDDEHUWHPXGHQJDQVHHNRUEXUXQJ
VDNWL VDQJ -DWD\X WHWDSL -DWD\X NDODK GDQ VHNDUDW 'L VLVD KLGXSQ\D -DWD\X
menceritakan kisahnya tentang penculikan Sita oleh Ravana yang kemudian
LDPDWL .DOD6XEUDPDQ\DP 
%HUDQJNDW GDUL FHULWD GL DWDV EDKZD SHULVWLZD SHQFXOLNDQ 6LWD \DQJ GL
ODNXNDQROHK5DYDQDGHQJDQFDUDPHQ\DPDUVHEDJDLVHRUDQJEUDKPDQD-LND
dilihat dari latar belakang Ravana menculik Sita adalah karena ketertarikan
GHQJDQ NHFDQWLNDQ GHZL 6LWD \DQJ PHUXSDNDQ LVWUL 5DPD .HMDGLDQ LQL
sebagai perbuatan yang mencerminkan sifat dari raksasa yang hendaknya
dijauhkan karena dapat menyebabkan kerugian bagi diri sendiri dan orang
ODLQ 3HUEXDWDQ 5DYDQD LQL MLND GLNDLWNDQ GHQJDQ dasa mala adalah karena
bermula dari Leja (bernafsu) dan ragastri karena melihat kecantikan Sita yang
NHPXGLDQ 5DYDQD EHUQLDW XQWXN PHPLOLNL GHZL WHUVHEXW Kutila SHPDEXN 
Megata (berkata manis) dengan berkata manis kepada Dewi Sita melalui
SHQ\DPDUDQQ\DVHEDJDLVHRUDQJ%UDKPDQD.HPXGLDQ\DQJWHUDNKLUDGDODK
kimburu (pencuri) yang dalam hal ini adalah berujung kepada penculikan
VLWDROHK5DYDQD\DQJPHPEDZDQ\DNHQHJDUDQ\D\DLWX$OHQJNDSXUD&HULWD
LQLVHVXQJJXKQ\DFHUPLQDQGDULNHKLGXSDQPDVDNLQLGLPDQDRUDQJVXGDK
mementingkan diri sendiri dengan berusaha untuk menimbun segala kekayaan
XQWXNNHSHQWLQJDQSULEDGLDWDXSXQJRORQJDQQ\DGDQKDOKDO\DQJPHQMDGL
NHSHQWLQJDQ XPXP VHRODKRODK WHUDEDLNDQ 8QWXN LWX SHUEXDWDQ VHSHUWL LQL
KHQGDNQ\DGLMDXKNDQDJDUWHFLSWDNHKDUPRQLVDQGLGXQLDLQL

Uji Kompetensi
a. -HODVNDQSHQJHUWLDQDasa Mala!
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
____________________________________________________________

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

43

E6HEXWNDQGDQMHODVNDQEDJLDQEDJLDQDasa Mala!
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
_____________________________________________________
F%XDWODKFHULWDVLQJNDWWHQWDQJSHUEXDWDQ\DQJWHUPDVXNEDJLDQGDULDasa
Mala dikaitkan dengan kehidupan (sumber dari cerita rakyat masingPDVLQJGDHUDK5DPD\DQGDQ0DKEKUDWD 
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
_________________________________________________________

Refleksi Diri
Setelah belajar tentang Dasa Mala, tuliskan pendapat kalian tentang:
 $SDNDK\DQJWHODKGLNHWDKXLWHQWDQJPDWHULDasa Mala dalam kaitannya
dengan kehidupan sehari-hari?
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________

44

Kelas IX SMP/MTs

Semester 1

 0HQXUXWSHQGDSDWNDOLDQKDOKDOEDUXDSDNDK\DQJWHODKGLGDSDWNDQGDQ
ingin diketahui lebih dalam dari materi Dasa Mala?
_____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________

Tugas
Buatlah rangkuman dari materi Dasa Mala!
_____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________

Paraf Guru

3DUDI2UDQJ7XD





Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

Nilai

45

Bab 4

Nitya dan Naimitika Yaja


Renungan
%DFDODKWHNV%KDJDYDGJW dibawah ini dan pahamilah isi sloka tersebut dengan mengaitkannya pada penayangan video tentang pelaksanaan
suatu ritual yang ada pada daerah masing-masing!
YajaVLVKWVLQDVDQWR
PXF\DQWH sarva-NLOELVKDL
EKXxMDWH WH tv DJKD SS
\HSDFDQW\WPD-NUDW
Terjemahan:
Para penyembah Tuhan dibebaskan dari segala jenis dosa, karena
mereka makan makanan yang dipersembahkan terlebih dulu untuk
yadnyaNXUEDQVXFL2UDQJODLQ\DQJPHQ\LDSNDQPDNDQDQXQWXN
NHQLNPDWDQLQGULDLQGULDQ\DSULEDGLKDQ\DPDNDQGRVDVDMD
3HQGLW

46

Kelas IX SMP/MTs

Semester 1

Memahami Teks

A. Pengertian Nitya dan Naitimika Yaja


Nitya Karma atau nitya adalah yaja yang dilaksanakan setiap hari, seperti
Tri Sandya dan Yaja SesaYaja Sesa dilaksanakan setelah kita selesai mePDVDNQDVLGDQVHEHOXPPDNDQYaja sesa diaturkan kepada Bhatara-Bhatari
GL SHPHUDMDQ +\DQJ :LVQX GL 6XPXU WHPSDW SHQ\LPSDQDQ DLU  Hyang
Raditya di atap rumah, Hyang pertiwi dan Bhuta-bhuta di halaman rumah,
SHQXQJJX NDUDQJ GL WXJX GDQ WHPSDW WHPSDW ODLQQ\D \DQJ GLDQJJDS VXFL
Sedangkan Naimitika Karma adalah pelaksanaan yaja yang dilaksanakan
pada waktu-waktu tertentu, misalnya berdasarkan sasih maupun pawukon
$GLSXWUD Naimitika Karma yang lain berdasarkan adanya peristiwa
yang dianggap perlu untuk diadakan pelaksanaan yaja, seperti puja wali,
selesai pembangunan Candi, galungan, Kuningan, Saraswati, Nyepi, dan
6LZDUDWUL

Kegiatan Siswa
Petunjuk:
$PDWLODKGDQSUDNWLNNDQ
 Buatlah kelompok dan terangkan pendapat kamu tentang pelaksanaan
yaja\DQJGLODNXNDQXPDW+LQGX
 Praktikan mantram Trisandhya beserta dengan kramaning sembah dalam
NHORPSRNPX

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

47

Memahami Teks

B. Jenis-jenis Nitya Yaja


Pelaksanaan yaja yang dilakukan setiap hari meliputi banyak hal seperti:
 Surya sewana (pemujaan setiap hari kepada Dewa Surya), pemujaan ini
dilakukan oleh seorang sulinggih untuk mendapatkan kerahayuan alam
semesta.

Sumber : www.srikarangbuncing.com

*DPEDU6XOLQJJLKVHGDQJPHODNXNDQVXU\DVHZDQD

Ngejot (upacara saibanELDVDQ\DVHWHODKPHPDVDNKLGDQJDQ 


Yaja sesa yang dipersembahkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa beserta manifestasinya, setelah memasak atau sebelum menikmati
PDNDQDQ7XMXDQQ\DDGDODKPHQ\DPSDLNDQUDVDV\XNXUGDQWHULPDNDVLK
NHSDGD1\D
Adapun tempattempat melaksanakan persembahyangan yaja sesa adalah
sebagai berikut:
 Di atas atap rumah, di atas tempat tidur (pelangkiran), persembahan
ini ditujukan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam prabhawa
beliau sebagai ether.
2. Di tungku atau kompor, dipersembahkan kehadapan Dewa Brahma.
3. Di tempat air dipersembahkan kehadapan Dewa Wisnu.
4. Di halaman rumah, dipersembahkan kepada Dewi Pertiwi.
48

Kelas IX SMP/MTs

Semester 1

Selain tempat-tempat tersebut, ada juga yang menyebutkan mebanten


saiban dilakukan di tempat-tempat seperti berikut:
DGLWHPSDWEHUDV
EGLWHPSDWVRPEDK
FGLWHPSDWPHQXPEXNEHUDV
GGLWXQJNXGDSXU
HGLSLQWXNHOXDUSHNDUDQJDQ lebuh

Sumber : thebalidaily.com

*DPEDU6DUDQD3HUVLDSDQXQWXN1JHMRWDWDX
yaja sesa

 0HODNVDQDNDQ 3XMD 7UL 6DQG\D WLJD NDOL VHKDUL  \DLWX WLJD NDOL PHQJ
KXEXQJNDQ GLUL VHPEDK\DQJ  NHKDGDSDQ ,GD 6DQJ +\DQJ :LGKL :DVD
Puja Tri Sandya merupakan bentuk yaja yang dilaksanakan setiap hari,
dengan kurun waktu pagi hari, tengah hari, dan pada waktu senja hari untuk
PHPRKRQDQXJHUDK1\D

Sumber : Dokumen Kemdikbud

*DPEDUUmat Hindu Etnis Jawa sedang melaksanakan kramaning sembah setelah melakukan Puja
Trisandhya

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

49

 Jnana yaja, persembahan ini


GDODP EHQWXN SHQJHWDKXDQ Jana
yaja merupakan bagian dari panca
maha yaja 3HUVHPEDKDQ LQL GL
tujukan kehadapan para maha rsi
yang menerima wahyu Veda dari
Tuhan dan beliau yang menyebarkan
ajaran-ajaran-Nya kepada umat maQXVLD
Sumber : http://www.saidarshan.org

*DPEDU3HQJKRUPDWDQNHSDGD6DLEDED
sebagai guru spiritual

Memahami Teks

C. Jenis-jenis Naitimika Yaja


Adalah persembahan atau yaja yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu
berdasarkan tempat, waktu, dan keadaan desa, kala dan patra Naimitika
yaja merupakan yaja yang dipersembahkan atau yang dilakukan oleh umat
+LQGX KDQ\D SDGD KDUL DWDX ZDNWXZDNWX WHUWHQWX VDMD $GDSXQ MHQLVQ\D
antara lain:
1. Berdasarkan Perhitungan Sasih atau Bulan
Yaja yang dilaksanakan atau
dipersembahkan berdasarkan perhitungan sasih atau bulan kehaGDSDQ 7XKDQ <DQJ 0DKD (VD
beserta manifestasinya antara lain:
purnama tilem, siwaratri, nyepi
atau tahun baru saka, hari raya
Kasodho bagi umat Hindu yag ada
GLOHUHQJ*XQXQJ%URPR

Sumber : www.derosaryebed.blogspot.com

*DPEDU3URVHVL+DUL5D\D.DVDGKDGL
/HUHQJ*XQXQJ%URPR -DZD7LPXU

50

Kelas IX SMP/MTs

Semester 1

2. Berdasarkan Adanya Peristiwa atau Kejadian yang Dipandang Perlu


untuk Melaksanakan Yaja.
Peristiwa atau kejadian dalam hal ini adalah suatu kejadian yang terjadi
dengan keanehan-keanehan tertentu, sangat tidak diharapkan, lalu
VHPXD LWX WHUMDGL 'DODP EHQWXN
dan kehidupan ini banyak peristiwaperistiwa penting yang sulit di haUDSNDQELVDWHUMDGL$GDSXQEHQWXN
bentuk pelaksanaan yaja yang di
persembahkan antara lain: upacara
ngulapin untuk orang jatuh, yaja
Sumber : KWWSGHXGLQXOOHVZRUGSUHVVFRP
rsi gana, yaja sudiwadani dan
*DPEDU8SDFDUD7LZDKSDGD+LQGX
\DQJODLQQ\D8QWXNXSDFDUD+LQGX
Kaharingan
Kaharingan di Kalimantan Tengah
ada ritual penting yang disebut dengan upacara Tiwah, yaitu ritual kematian
tahap akhir dan upacara Basarah bertujuan untuk menghantarkan arwah ke
VXUJD
3. Berdasarkan Perhitungan Wara
Perpaduan antara tri wara dengan panca waraVHSHUWLKDULNDMHQJNOLZRQ
Kemudian perpaduan antara sapta wara dengan panca wara, seperti buda
ZDJHEXGDNOLZRQGDQDQJJDUDNDVLK.OLZRQGDWDQJKDULVHNDOLNHWLND
EHU\RJDQ\D 6DQJ +\DQJ 6LYD .DMHQJ .OLZRQ GLODNVDQDNDQ  KDUL VHNDOL
dengan memuja Hyang siwa, segehan dihaturkan kepada hyang Durgha dewi
Di bawah pada sang hyang buchari, sang kala buchari dan sang durgha bucar
4. Berdasarkan atas Perhitungan Wuku
Pelaksanaan hari raya, seperti Galungan, Kuningan, Saraswati, dan
3DJHUZHVL

Sumber : http://sulut.kemenag.go.id

*DPEDU3HUVHPEDK\DQJDQ*DOXQJDQ

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

51

Perlu juga diketahui bahwa pada prinsipnya yaja harus dilandasi oleh
6UDGGK NHWXOXVDQ NHVXFLDQ 3HODNVDQDDQQ\D KDUXV VHVXDL GHQJDQ VDVWUD
agama serta dilaksanakan sesuai dengan desa, kala, dan patra (tempat, waktu,
GDQNHDGDDQ 
Dilihat dari kuantitasnya, maka yaja dibedakan menjadi:
1. Nista, artinya yaja WLQJNDWDQNHFLOGLEDJLPHQMDGL\DLWX
a. Nistaning nista adalah terkecil di antara yang kecil
b. Madyaning nista adalah sedang di antara yang kecil
c. Utamaning nista adalah terbesar di antara yang kecil
2. MadyaDUWLQ\DVHGDQJ\DQJWHUGLULGDULWLQJNDWDQ
a. Nistaning madya adalah terkecil di antara yang sedang
b. Madyaning madya adalah sedang di antara yang sedang
c. Utamaning madya adalah terbesar di antara yang sedang
3. UtamaDUWLQ\DEHVDU\DQJWHUGLULGDULWLQJNDWDQ
D Nistaning utama adalah terkecil di antara yang besar
b. Madyaning utama adalah sedang di antara yang besar
F Utamaning utama adalah yang paling besar
Keberhasilan sebuah yaja bukan dari besar kecilnya materi yang
GLSHUVHPEDKNDQQDPXQVDQJDWGLWHQWXNDQROHKNHVXFLDQGDQNHWXOXVDQKDWL
Selain itu, juga ditentukan oleh kualitas dari yajaLWXVHQGLUL'DODP.LWDE
%KDJDYDGJW ;9,,    GLVHEXWNDQ DGD WLJD SHPEDJLDQ yaja yang
dilihat dari kualitasnya, yaitu:
 Tamasika yaja adalah yaja yang dilaksanakan tanpa mengindahkan
SHWXQMXNSHWXQMXNVDVWUDPDQWUDNLGXQJVXFLGDNVLQDGDQVUDGKD
Rajasika yaja adalah yaja yang dilaksanakan dengan penuh harapan akan
KDVLOQ\DGDQEHUVLIDWSDPHUVHUWDNHPHZDKDQ
 Satwika yaja adalah yaja yang dilaksanakan beradasarkan VUDGGK
lascarya, sastra agama, daksina, mantra, gina annasewa, dan nasmita
Pelaksanaan yaja tersebut merupakan tingkatan korban suci yang dalam
KDO LQL WHUJDQWXQJ GDUL RUDQJ \DQJ PHODNXNDQ NRUEDQ VXFL WHUVHEXW 3DGD
materi ini kita telah memahami macam-macam yaja tersebut, untuk itulah
NLWDDNDQEDKDVVORND\DQJPHQGXNXQJQ\D

52

Kelas IX SMP/MTs

Semester 1

%HULNXWDGDODKNXWLSDQNLWDE%KDJDYDGJW;9,,VHEDJDLEHULNXW
$EKLVDQGK\DWXSKDODGDPEKUWKDPDSLFDL
YD\DWLM\DWHEKDUDUHVWKDWD\DMx\DQYLGGKLUMDVDP
Terjemahan:
Tetapi yang dipersembahkan dengan harapan pahala,
dan semata mata untuk keperluan kemegahan semata,
ketahuilah, wahai putra terbaik dari keturunan Bharata,
itu adalah merupakan yadnya yang bersifat rajas
3HQGLW 
6HODQMXWQ\DSDGDVORND%KDJDYDGJW;9,,
<WD\PDJDWDUDVDSWLSXU\XVVLWDPFD\DW
XFFKLVWDPDSLFKPHGK\DEKRMDQDWPDVDSUL\DP
Terjemahan:
0DNDQDQ\DQJXVDQJKLODQJUDVDEXVXNEHUEDXEHNDV
sisa-sisa dan tidak bersih adalah makanan yang bersifat
tamasa
 3HQGLW 

6HODQMXWQ\DNXWLSDQVORNDNLWDE%KDJDYDGJW;9,,VHEDJDLEHULNXW
$SKDONDQNVKLEKLU\DMxRYLGKLGULWR\D
LM\DWH\DVKWDY\DPHYHWLPDQDVDPGK\DVDVWWYLND
Terjemahan:
Yaja menurut petunjuk kitab suci, dilakukan orang tanpa
mengharapkan pahala, dan percaya sepenuhnya upacara
ini, sebagai tugas kewajiban adalah sattwika
3HQGLW 

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

53

%HUGDVDUNDQ NXWLSDQ VORND %KDJDYDGJW WHUVHEXW GDSDW GLSDKDPL EDKZD


pelaksanaan yaja berdasarkan kualitasnya yang terdiri atas satvam, rajas,
dan tamas.RUEDQVXFL\DQJGLODNXNDQROHKVHVHRUDQJVDQJDWWHUJDQWXQJGDUL
keikhlasannya, bukan atas kemewahan atau mahalnya pelaksanaan korban suci
WHUVHEXW 6DVWUD Veda membenarkan yaja yang dilakukan dengan perasaan
WXOXVLNKODV3DGDFHULWD0DKEKUDWDNHWLNDSDQGDZDPHODNVDQDNDQXSDFDUD
rajasunya maupun aswamedha, karena pelaksanaan yaja dilaksanakan
dengan tulus ikhlas, maka para dewa berkenan untuk memberikan anugerah1\D
Pelaksanaan korban suci ketika di Indonesia menyesuaikan dengan daerah
masing-masing, sehingga bentuk pelaksanaannya berbeda antara daerah satu
GHQJDQGDHUDK\DQJODLQ1DPXQGHPLNLDQ\DQJKDUXVGLLQJDWEDKZDyaja
yang dilakukan ini menyesuaikan aturan sesuai dengan sastra Veda, bukan
DWDVGRURQJDQNHLQJLQDQLQGLYLGXDWDXNHORPSRNWHUWHQWX

Kegiatan Siswa
Petunjuk:
 .HUMDNDQSDGDOHPEDUDQODLQ
 %XDWODKNHORPSRNWXOLVNDQQDPDNHORPSRNGDQDQJJRWDNHORPSRN
 Pilihlah pelaksanaan yaja baik itu nitya maupun naimitika yaja yang
GLODNVDQDNDQGLOLQJNXQJDQWHPSDWWLQJJDOPX
 Buatlah kliping tentang pelaksanaan yaja yang telah kamu dapatkan, baik
LWXGDULNRUDQPDMDODKGDQLQWHUQHW
 Buatlah hasil pengamatan dan analisislah kesesuaiannya dengan tata aturan
NLWDEVXFLNHPXGLDQSUHVHQWDVLNDQGLGHSDQNHODV

Memahami Teks

D. Syarat Yaja
Dari tiga kualitas pelaksanaan yaja di atas, dijelaskan ada tujuh syarat
yang wajib dilakasakan untuk mewujudkan sattwika yaja, yaitu:
1. 6UDGGK, artinya melaksanakan yajaGHQJDQSHQXKNH\DNLQDQ
2. Lascarya, artinya yaja\DQJGLODNVDQDNDQGHQJDQSHQXKNHLNKODVDQ

54

Kelas IX SMP/MTs

Semester 1

3. Sastra, artinya melaksanakan yaja dengan berlandaskan sumber sastra,


yaitu Sruti, Smrti, Sila, Acara, dan Atmanastuti.
4. Daksina, artinya pelaksanaan yaja dengan sarana upacara (benda dan
XDQJ 
5. Mantra dan gita artinya yaja yang dilaksanakan dengan melantunkan
ODJXODJXVXFLXQWXNSHPXMDDQ
6. Annasewa, artinya yaja yang dilaksanakan dengan persembahan jamuan
PDNDQNHSDGDSDUDWDPX\DQJPHQJKDGLULXSDFDUD
7. Nasmita, artinya yaja yang dilaksanakan dengan tujuan bukan untuk
PHPDPHUNDQNHPHZDKDQGDQNHND\DDQ
Dari unsur sarana atau upakara juga telah dijelaskan dalam kitab
%KDJDYDGJW,;VHEDJDLEHULNXW
3DWWUDSXKSDSKDODWR\D\RPHEKDNW\
SUD\DFFKDWLWDGDKDEKDNW\XSDKWDPDQPL
SUD\DWWPDQD
Terjemahan :
Siapa yang sujud kepada-Ku dengan persembahan
setangkai daun, sekuntum bunga, sebiji buah buahan atau
seteguk air, Aku terima sebagai bhakti persembahan dari
RUDQJ\DQJEHUKDWLVXFL 3HQGLW 

Uji Kompetensi
-HODVNDQSHQGDSDWNDPXWHQWDQJSHQJHUWLDQnitya dan naimitika karma!
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

55

 'HVNULSVLNDQ SHQGDSDW NDPX WHQWDQJ SHODNVDQDDQ nitya dan naimitika


karma dan contoh-contohnya sesuai dengan daerah tempat tinggalmu!
____________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
 6WXGLNDVXV
Tri kerangka agama Hindu terdiri atas tattwa, susila dan acara. Ketiganya
LGHDOQ\DGLODNVDQDNDQGHQJDQKDUPRQLVVHVXDLGHQJDQVDVWUD9HGD3DGD
suatu ketika, ada keluarga yang melakukan korban suci dengan modal yang
VDQJDWEHVDUGDQPHOLPSDK$NDQWHWDSLNHOXDUJDWHUVHEXWPHODNVDQDNDQ
korban suci untuk tujuan pamer dan menunjukan harta kekayaannya kepada
orang lain dan pelaksanaan upacaranya tidak sesuai dengan tata aturan
VDVWUD9HGD-HODVNDQSHQGDSDWPXWHQWDQJSHODNVDQDDQ\DMxD tersebut dan
sikap apakah yang harusnya dilakukan melihat kejadian tersebut!
___________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________

56

Kelas IX SMP/MTs

Semester 1

Tugas
Kerjakan pada lembaran lain.
Buatlah rangkuman dari materi nitya dan naitimika yaja!

Paraf Guru

3DUDI2UDQJ7XD

Nilai







Latihan Soal Ujian


Semester 1
A. Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban a,b,c atau d di bawah ini dengan memberikan tanda
silang (X) pada pilihan jawaban yang kamu anggap paling benar.
 $UWLNDWDAsta Aiswarya adalah
D Delapan kepemimpinan
E Delapan padmasana
F Delapan pura
G Delapan kemahakuasaan Hyang Widhi
 $UWLNDWDlaghimaDGDODK
D Besar
E Berat
F 5LQJDQ
G 0HOD\DQJ

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

57

 +\DQJ:LGKLPHUDMDLVHJDODQ\DGLDODPVHPHVWDLQLGLVHEXWGHQJDQ
D :DVLWZD
E ,VLWZD
F /DJKLPD
G 0DKLPD
 +\DQJ:LGKLEHUVLIDWanima\DQJDUWLQ\D
D 5LQJDQ
E Kecil
F Besar
G 0HUDMDL
 3HUFDNDSDQ6YHWDNHWXGHQJDQD\DKQ\D8GGKDODNDWHUGDSDWGDODP
D Candhogya Upanisad
E Bhagavadgita
F 6DUDVDPXFFD\D
G 0DQDYD'KDUPDVDVWUD
 +\DQJ:LGKLEHUVLIDW1LUZLNDUD\DQJDUWLQ\D
D Tidak berubah
E 0HUDMDL
F 0HUHVDSL
G Halus
 7LGDN PHODNXNDQ NHNHUDVDQ GDQ PHQXQWXW LOPX XQWXN NHEDKDJLDDQ
PHUXSDNDQFRQWRKSHQJHQGDOLDQGLULVHFDUD
D Lahir
E Batin
F Pikiran
G Ego
 6XDWXKDUL6XSUDSWRPHOLKDWVHSHGDPRWRU\DQJGLWLQJJDONDQSHPLOLNQ\D
GDODP NHDGDDQ NXQFL PDVLK PHQHPSHO GL PRWRUQ\D 'LD EHUSLNLU XQWXN
mengembalikan kunci motor tersebut kepada pemiliknya karena dia ingat
GHQJDQDMDUDQ\DPDEUDWDEDJLDQ
D Astenya
E Awyawaharika
F Brahmacari
G Akroda

58

Kelas IX SMP/MTs

Semester 1

 1JXUDK DGDODK VHRUDQJ VLVZD \DQJ VHODOX PHQHSDWL MDQML \DQJ WHODK
GLEXDWQ\D EDLN NHSDGD VHVDPD WHPDQQ\D PDXSXQ JXUXQ\D 3HULODNX
1JXUDKGDODPDMDUDQVDW\DVHEDJDLEDJLDQGDUL
D Satya Semaya
E Satya Wacana
F Satya Laksana
G Satya Hredaya
'DODPSDQFDQ\DPDEUDWD aharalaghawaDUWLQ\D
D 0HQJKLQGDUNDQGLULGDULNHUDPDLDQ
E 0HQJHQGDOLNDQPDNDQDQGDQPLQXPDQ
F 0HPEDZDPDNDQDQXQWXNSUD%UDKPDQD
G 0HQJKRUPDWLJXUX
$\XVHODOXPHODNVDQDNDQ7ULVDQGK\DWLJDNDOLVHKDULPHQJXFDSNDQMDSD
PDQWUDP'DODPDMDUDQFDWXUJXUXPHUXSDNDQEDJLDQ
D Guru rupam
E Guru swadhyaya
F Guru Stotram
G Guru Brahma
6HODOXEHUEXDWMXMXUGDQVHODOXEHUNDWDEHQDUDGDODKEDJLDQSDQFD\DPD
brataEDJLDQ
D $KLPVD
E %UDKPDFDUL
F $VWHQ\D
G 6DW\D
 'DVD PDOD merupakan hal yang harus dihindari karena menyebabkan
kerugian pada diri sendiri dan orang lain, dasa mala ini termasuk perbuatan

D Susila
E Terpuji
F Asubha karma
G Subha karma

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

59

3XMLPHPSXQ\DLVLIDWVXNDEHUSXWXVDVDNDUHQDGLDVDQJDWWLGDNPDXXQWXN
berusaha dan berkomunikasi dengan teman-temannya 'DODP GDVD PDOD
DGDODKSHUEXDWDQ
D 5DJDVWUL
E Kleda
F Kimburu
G Leja
3HPDUDKGDQVXNDPHQFDULNHVDODKDQRUDQJODLQGDODPGDVDPDODDGDODK
D .XKDND
E /HMD
F .XWLOD
G 6DW\D
3HODNVDQDDQNRUEDQVXFL\DQJGLODNVDQDNDQVHWLDSKDULGLVHEXW
D Nitya karma
E Naimitika karma
F Trisandhya
G 0DGK\DVDQGK\D
8SDFDUDEKXWD\DGQ\DSDGDWLQJNDWDQNDQLVWDDWDXDZDOGLVHEXW
D Tawur
E Segehan
F Caru
G 3DQFD walikrama
3HODNVDQDDQXSDFDUDJDOXQJDQGDQNXQLQJDQPHUXSDNDQFRQWRK
D Naimitika karma
E Nitya karma
F 0DGK\DVDQGK\D
G Utama sandhya
.RUEDQVXFLKDUXVGLODNVDQDNDQGHQJDQWXOXVLNKODVDWDX
D Sraddha
E Gita
F 0DQWUDP
G /DVFDU\D

60

Kelas IX SMP/MTs

Semester 1

3HODNVDQDDQ \DMxD \DQJ GLODNXNDQ GL EHUEDJDL GDHUDK GL ,QGRQHVLD


menyesuaikan dengan kearifan lokal yang ada, termasuk sarana dan praVDUDQDNRUEDQVXFLQ\D%KDJDYDGJLWDPHQMHODVNDQVDUDQDNRUEDQVXFL
\DQJWHUGLULDWDV
D Dupa, air, buah dan genta
E Bunga, buah, air dan mantram
F Bunga, buah, air dan daun
G Buah, tirta, genta dan daun
B. Essay
 Sebutkan dan jelaskan bagian-bagian Asta Aiswarya!
________________________________________________________
________________________________________________________
_______________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
 Sebutkan dan jelaskan tentang SDxF\DP dan SDxFQ\DPEUDWD!
________________________________________________________
________________________________________________________
_______________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

61

 Perhatikan lingkungan tempat tinggalmu, kejadian-kejadian apa saja yang


dapat diamati yang merupakan bagian dari dasa mala, dan menurutmu bagaimanakah upaya untuk menghindarkan diri dari dasa mala tersebut!
_____________________________________________________
_____________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
_____________________________________________________
 Pelaksanaan korban suci yang dilakukan oleh umat Hindu menurut
NXDOLWDVQ\DGLEHGDNDQPHQMDGLPDFDP&REDVHEXWNDQGDQMHODVNDQWHQ
WDQJNXDOLWDVyaja!
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
 Hyang Widhi Wasa sebagai pencipta, pemelihara dan pelebur alam semesta
LQL &RED MHODVNDQ WHQWDQJ FDUD PH\DNLQL NHNXDVDDQ +\DQJ :LGKL :DVD
tersebut!
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________

62

Paraf Guru

3DUDI2UDQJ7XD





Kelas IX SMP/MTs

Nilai

Semester 1

Bab 5

Mahbhrata
Renungan
Bacalah teks Sarasmuscaya 39 di bawah ini dan pahamilah isi sloka tersebut!

Ndan Sang Hyang Veda paripurnakena sira, maka sadhana


Sang Hyang Ithiasa, Sang Hyang Purana, apan atakut Sang Hyang
Veda ring wwangakedik ajinya, ling nira, kamung hyang haywa tiki
umara ri kami ling nira mangkana rakwa atakut
Terjemahan :
Veda itu hendaknya dipelajari dengan sempurna melalui jalan mempelajari Ithiasa dan Purana sebab Veda itu akan takut kepada orang-orang
yang sedikit pengetahuannya, sabdanya wahai tuan-tuan jangan datang
padaku, demikian konon sabdanya karena takut
(Kajeng, 2003: 32).

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

63

Kegiatan Siswa
Mengamati:
$SDNDKNDOLDQSHUQDKPHQRQWRQOP0DKEKUDWD? Jika sudah, coba sebutkan
nama-nama tokoh dalam cerita 0DKEKUDWD tersebut yang memiliki sifat
dharma dan adharma?
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________

Memahami Teks

A. Kedudukan Mahbhrata dalam Veda


 ,WLKVD DGDODK VXDWX EDJLDQ
dari kesusastraan Hindu yang
menceritakan kisah-kisah epik
atau kepahlawanan para Raja
dan ksatria Hindu pada masa
lampau. Di dalamnya berisi
DMDUDQOVDIDWDJDPDmitologi,
dan makhluk supernatural. Iti
KVD EHUDUWL NHMDGLDQ \DQJ
nyata (Titib, 1998:137),
GDODP KDO LQL LWLKVD \DQJ
Sumber : www.listcrux.com
Gambar 5.1 Rsi Vyasa dan Dewa Ganesha
terkenal
ada
dua,
yaitu Ramayana dan 0DKEKUDWD .LWDE ,WLKVD GLVXVXQ ROHK SDUD 5VL GDQ
pujangga India masa lampau, misalnya Rsi Walmiki (Ramayana) dan Rsi
9\VD 0DKEKUDWD &HULWDGDODP.LWDE,WLKVDWHUVHEDUGLVHOXUXKGDUDWDQ

64

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

India sampai ke wilayah Asia Tenggara. Pada zaman kerajaan di Indonesia,


NHGXD.LWDE,WLKVDGLWHUMHPDKNDQNHGDODPEDKDVD-DZDNXQRGDQGLDGDSWDVL
VHVXDLGHQJDQNHEXGD\DDQORNDO&HULWDGDODP.LWDE,WLKVDGLDQJNDWPHQMDGL
pertunjukkan wayang dan digubah menjadi kakawin.
0DKEKUDWD (Sanskerta: : ) adalah sebuah karya sastra yang ditulis
oleh Bhagawan Vyasa dari India yang dibantu oleh Dewa Ganesha. Buku ini
terdiri atas delapan belas kitab, maka dinamakan astadasaparwa (asta = 8,
dasa = 10, parwa = bagian). Namun demikian, ada pula yang meyakini bahwa
kisah ini sesungguhnya merupakan kumpulan dari banyak cerita yang semula
ter-pencar-pencar, yang dikumpulkan semenjak abad ke-4 sebelum Masehi.
Di Indonesia, salinan berbagai bagian dari epos besar 0DKEKUDWD banyak
ragamnya, seperti Adiparwa, Wirataparwa, Bhismaparwa, $UMXQDZLZKD.
Beberapa parwa yang lain yang diketahui telah terjemahkan dalam
bentuk prosa bahasa Kawi (Jawa Kuno) semenjak akhir abad ke-10 Masehi,
dan kemudian pada masa pemerintahan Raja Dharmawangsa Teguh (9911016 M) dari Kadiri (Suhardi, 2011). Oleh karena sifatnya itu, bentuk prosa ini
dikenal juga sebagai sastra parwa. Dalam masa-masa kemudian , yang terlebih
populer adalah penggubahan cerita itu dalam bentuk kakawin, yakni puisi
lawas dengan metrum India berbahasa Jawa Kuno. Salah satu yang terkenal
ialah NDNDZLQ $UMXQDZLZKD (perkawinan Arjuna) gubahan Mpu Kanwa.
Karya yang di perkirakan ditulis antara 1028-1035 M ini (Zoetmulder, 1984)
dipersembahkan untuk Raja Airlangga dari kerajaan Medang Kamulan,
menantu Raja Dharmawangsa.
Karya sastra lain yang juga terkenal adalah kakawin Bharatayuddha, yang
digubah oleh Mpu Sedah dan belakangan diselesaikan oleh Mpu Panuluh
(Panaluh). Kakawin ini dipersembahkan bagi Prabu Jayabhaya (1135-1157
M), ditulis pada sekitar akhir masa pemerintahan Raja Daha (Kediri) tersebut.
Di luar itu, Mpu Panuluh juga menulis kakawin +DULZDQJD yang berisi
silsilah Wisnu atau Hari yang ditulis pada masa Jayabaya dan diperkirakan
pula menggubah *DRWNDFUD\D pada masa Raja Kertajaya (1194-1222
M) dari Kediri. Beberapa kakawin lain turunan Mahabharata yang juga
penting untuk disebut, di antaranya adalah .\DQD (karya Mpu Triguna)
dan %KRPQWDND (pengarang tak dikenal), keduanya dari zaman Kerajaan
Kediri, dan 3UWKD\DMxD (Mpu Tanakung) di akhir zaman Majapahit. Salinan
naskah-naskah kuno yang tertulis dalam lembar-lembar daun lontar tersebut
juga diketahui tersimpan di Bali (Zoetmulder, 1985: 396).

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

65

Sumber Dokumen Kemdikbud

*DPEDU5HOLHI0DKEKUDWDGL&DQGL3DQDWDUDQ -DZD7LPXU

Di samping itu, mahakarya sastra tersebut juga berkembang dan memberikan


inspirasi bagi berbagai bentuk budaya dan seni pengungkapan, terutama
di Jawa dan Bali. Bentuk budaya dan seni pengungkapan tersebut mulai dari
seni patung dan seni ukir (relief) pada candi-candi, seni tari, seni lukis hingga
seni pertunjukan seperti wayang kulit dan wayang orang. Di masa yang lebih
ODPSDXGLWXOLVNDNDZLQ%KUDWD\XGGKD\DQJWHODKGLVDOLQSXODROHKSXMDQJJD
keraton Surakarta, Yasadipura, ke dalam bahasa Jawa modern pada sekitar
abad ke-18 yang kemudian dikenal seperti saat ini.
Dalam perkembangannya 0DKEKUDWD merupakan epos besar selain
5DP\DQD \DQJ GL GDODPQ\D WHUGDSDW EHUEDJDL QLODLQLODL SHQGLGLNDQ \DQJ
sejalan dengan perkembangan zaman yang terjadi. Dari pembahasan tersebut,
bahwa kedudukan 0DKEKUDWD VHEDJDL NLWDE LWLKVD \DQJ PHUXSDNDQ WX
runan dari smrti sebagai sumber Veda yang kedua selain sruti. Untuk itu,
proses belajar tentang Itihsa yang di dalamnya ada Kitab 5DP\DQD dan
0DKEKUDWD, harus dipelajari terlebih dahulu agar ketika belajar tentang
Veda baik sruti maupun smrti, pemaknaannya tidak disalahartikan pada halhal di luar kebenaran Veda itu sendiri.

Kegiatan Siswa
1. Kerjakan pada lembar kerja yang lain (pada kertas manila).
2. Kerjakan secara berkelompok untuk membuat pengelompokan (pengRGLNDVLDQ NLWDEVXFL9HGDGDODPEHQWXNEDJDQ
3. Kemudian deskripsikan kedudukan Kitab 0DKEKUDWD dalam susastra
Veda!

66

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

Memahami Teks

B. Parwa-parwa dalam Kitab Mahbhrata


6HFDUDVLQJNDW0DKEKUDWDPHQFHULWDNDQNLVDKNRQLNSDUDPandawa lima
dengan saudara sepupu mereka sang seratus Korawa, mengenai sengketa hak
pemerintahan tanah Negara Astina. Puncaknya adalah Perang %Kratayuddha di
Medan Kurusetra dan pertempuran berlangsung selama delapan belas hari.
Kitab 0DKEKUDWD PHUXSDNDQ VDODK VDWX LWLKVD yang terkenal. Kitab
0DKEKUDWD EHULVL OHELK GDUL  VORND 0DKEKUDWD EHUDUWL FHULWD
keluarga besar Bharata .LWDE 0DKEKUDWD PHPLOLNL GHODSDQ EHODV EDJLDQ
yang disebut astadasaparwa 6XEUDPDQ\DP 6HOD\DNQ\D5DP\DQD
setiap parwa merupakan buku tersendiri, namun saling berhubungan dan
PHOHQJNDSL GHQJDQ SDUZD \DQJ ODLQ .LWDE 0DKEKUDWD GLVXVXQ ROHK Rsi
9\VD.
7KH 5XVVLDQ $FDGHP\ di Moskow telah menerbitkan terjemahDQ$GLSDUZD DWDX EXNX SHUWDPD HSRV 0DKEKUDWD dalam bahasa Rusia di
PDVD3HUDQJ'XQLD,,(SLVRGHGDQEDJLDQEDJLDQWHUWHQWXHSRV0DKEKUDWD
juga diterjemahkan ke dalam Bahasa Perancis, Inggris, dan Jerman serta
bahasa lainnya. Dalam $VZDOD\DQD 6UDXWDVXWUD disebutkan bahwa epos
0DKEKUDWD YHUVL DZDO WHUGLUL GDUL  VORND 9HUVL WHUVHEXW WHUXV
berkembang hingga dalam bentuknya yang sekarang terdiri dari 100.000
sloka. Berikut ini merupakan ringkasan dari delapan belas bagian (parwa)
GDULHSRV0DKEKUDWD
1. Adiparwa (Buku Pengantar): memuat asal-usul dan sejarah keturunan
keluarga Kaurawa dan Pandawa; kelahiran, watak, dan sifat Dritarastra dan
Pandu, juga anak-anak mereka; timbulnya permusuhan dan pertentangan di
antara dua saudara sepupu, yaitu Kaurawa dan Pandawa; dan berhasilnya
Pandawa memenangkan Dewi Draupadi, putri kerajaan Panchala, dalam
suatu sayembara.
2. Sabhaparwa (Buku Persidangan): melukiskan persidangan antara kedua
putra mahkota Kaurawa dan Pandawa; kalahnya Yudhistira dalam permainan dadu, dan pembuangan Pandawa ke hutan.
3. Wanaparwa (Buku Pengembaraan di Hutan): menceritakan kehidupan
Pandawa dalam pengembaraan di Hutan Kamyaka. Buku ini buku terpanjang; antara lain memuat episode kisah Nala dan Damayanti dan pokokpokok cerita Ramayana .

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

67

4. Wirataparwa (Buku Pandawa di Negeri Wirata): mengisahkan kehidupan


Pandawa dalam penyamaran selama setahun di Negeri Wirata, yaitu pada
tahun ketiga belas masa pembuangan mereka.
5. Udyogaparwa (Buku Usaha dan Persiapan): memuat usaha dan persiapan
Kaurawa dan Pandawa untuk menghadapi perang besar di padang
Kurukshetra.
6. Bhismaparwa (Buku Mahasenapati Bhisma): menggambarkan bagaimana
balatentara Kaurawa di bawah pimpinan Mahasenapati Bhisma bertempur
melawan musuh-musuh mereka.
7. Dronaparwa (Buku Mahasenapati Drona): menceritakan berbagai pertempuran, strategi dan taktik yang digunakan oleh balatentara Kaurawa di
bawah pimpinan Mahasenapati Drona untuk melawan balatentara Pandawa.
8. Karnaparwa (Buku Mahasenapati Karna): menceritakan peperangan
di medan Kurukshetra ketika Karna menjadi mahasenapati balatentara
Kaurawa sampai gugurnya Karna di tangan Arjuna.
9. Salyaparwa (Buku Mahasenapati Salya): menceritakan bagaimana Salya
sebagai mahasenapati balatentara Kaurawa yang terakhir memimpin
pertempuran dan bagaimana Duryodhana terluka berat diserang musuhnya
dan kemudian gugur.
10.Sauptikaparwa (Buku Penyerbuan di waktu malam): menggambarkan
penyerbuan dan pembakaran perkemahan Pandawa di malam hari oleh tiga
kesatria Kaurawa.
11.Striparwa (Buku Janda): menceritakan tentang banyaknya janda dari
kedua belah pihak yang bersama dengan Dewi Gandhari, permaisuri Raja
Dritarastra, berduka cita karena kematian suami-suami mereka di medan
perang.
12.Shantiparwa (Buku Kedamaian Jiwa): berisi ajaranajaran Bhisma kepada
Yudhistira mengenai moral dan tugas kewajiban seorang raja dengan
maksud untuk memberi ketenangan jiwa kepada kesatria itu dalam
menghadapi kemusnahan bangsanya.
13.Anusasanaparwa (Buku Ajaran): berisi lanjutan ajaran dan nasihat Bhisma
kepada Yudhistira dan berpulangnya Bhisma ke surgaloka.
14.Aswamedhikaparwa (Buku Aswamedha): menggambarkan jalannya upacara Aswamedha dan bagaimana Yudhistira dianugerahi gelar Maharaja
Diraja.

68

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

15.Asramaparwa (Buku Pertapaan): menampilkan kisah semadi Raja


Dritarastra, Dewi Gandhari, dan Dewi Kunti di hutan dan kebakaran hutan
yang memusnahkan ketiga orang tersebut.
16.Mausalaparwa (Buku Senjata Gada): menggambarkan kembalinya
Balarama dan Krishna ke alam baka, tenggelamnya Negeri Dwaraka ke
dasar samudera, dan musnahnya bangsa Yadawa karena mereka saling
membunuh dengan senjata gada ajaib.
17.Mahaprashthanikaparwa (Buku Perjalanan Suci): menceritakan bagaimana Yudhistira meninggalkan takhta kerajaan dan menyerahkan singgasananya kepada Parikeshit, cucu Arjuna, dan bagaimana Pandawa
melakukan perjalanan suci ke puncak Himalaya untuk menghadap Batara
Indra.
18.Swargarohanaparwa (Buku Naik ke Surga): menceritakan bagaimana
Yudhistira, Bhima, Arjuna, Nakula, Sahadewa, dan Draupadi sampai
di pintu gerbang surga, dan bagaimana ujian serta cobaan terakhir harus
dihadapi Yudhistira sebelum memasuki surga (Titib, 1998: 143).

Sumber : http//www.upload.wikimedia.org

Gambar 5.3 Ilustrasi Perjalanan Pandawa ke Surga

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

69

Selain delapan belas parwa tersebut, sebuah suplemen yang di sebut Hariwangsa ditambahkan kemudian. Suplemen ini memuat asal-usul
kelahiran dan sejarah kehidupan Krishna secara panjang lebar. Tetapi berdasarkan penelitian, buku ini ternyata mengacu pada data yang masanya jauh
sekali dari masa kehadiran parwa-parwa itu. Dilihat dari segi kesusastraan,
HSRV 0DKEKUDWD memiliki sifat-sifat dramatis. Tokoh-tokohnya seolaholah nyata karena perwatakan mereka digambarkan dengan sangat hidup,
NRQLN DQWDUD DNVL GDQ UHDNVL \DQJ EHUNHODQMXWDQ DNKLUQ\D VHODOX PHQFDSDL
penyelesaian dalam bentuk kebajikan yang harmonis. Nafsu melawan nafsu
merupakan kritik terhadap hidup, kebiasaan, tata cara, dan cita-cita yang
EHUXEDKXEDK0HQXUXW0DKDWPD*DQGKLNRQLNDEDGL\DQJDGDGDODPMLZD
kita diuraikan dan dicontohkan dengan sangat jelas dan membuat kita berpikir
EDKZD VHPXD WLQGDNDQ \DQJ GLOXNLVNDQ GL GDODP 0DKEKUDWD VHRODKRODK
benar-benar dilakukan oleh manusia (Mehta, 2007: 56).
3HQWLQJQ\D HSRV 0DKEKUDWD dapat kita ketahui dari peranan yang telah dimainkannya dalam kehidupan manusia. Lima belas abad lamanya
0DKEKUDWD PHPDLQNDQ SHUDQDQQ\D GDQ GDODP EHQWXNQ\D \DQJ VHNDUDQJ
epos ini menyediakan kata-kata mutiara untuk persembahyangan dan meditasi; untuk drama dan hiburan; untuk sumber inspirasi penciptaan lukisan
dan nyanyian. Epos ini juga menyediakan imajinasi puitis untuk petuah-petuah
dan impian-impian, dan menyajikan suatu pola kehidupan bagi manusia yang
mendiami negeri-negeri yang terbentang dari Lembah Kashmir sampai Pulau
%DOLGLQHJHULWURSLV(SRV0DKEKUDWD telah meletakkan doktrin dharma yang
menyatakan bahwa kebenaran bukan hanya milik satu golongan. Epos ini juga
menyatakan bahwa ada banyak jalan serta cara untuk melihat atau mencapai
NHEHQDUDQ NDUHQD DGDQ\D WROHUDQVL (SRV 0DKEKUDWD PHQJDMDUNDQ EDKZD
kesejahteraan sosial harus ditujukan bagi seluruh dunia dan setiap orang harus
berjuang untuk mewujudkannya tanpa mendahulukan kepentingan pribadi.
,WXODKGKDUPD\DQJGLXQJNDSNDQHSRV0DKEKUDWDVHEDJDLVXPEHUNHND\DDQ
URKDQLDWDXGKDUPDVDVWUD\DQJEHUVLIDWXQLYHUVDO

Kegiatan Siswa
.HUMDNDQVHFDUDEHUNHORPSRNWHQWDQJSDUZDGDODP0DKEKUDWD.
1. Buatlah 3-4 kelompok.
2. Jabarkan masing-masing parwa dalam kelompokmu, kemudian tuliskan
nilai-nilai yang patut diteladani dari parwa tersebut.
3. Presentasikan hasil kerja kelompokmu di depan kelas dalam bentuk cerita
(6WRU\WHOOLQJ) dengan mengambil tema dari parwa sesuai dengan kelompok.

70

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

Memahami Teks

C. Cerita Kelahiran Bhisma


Ketika di Sorgaloka diadakan perjamuan besar-besaran, Raja Mahabima
yang dapat naik ke Sorgaloka karena kesaktiannya juga datang berkunjung.
Dewi Gangga pun ikut hadir dalam perjamuan tersebut. Selagi pesta, tibatiba angin besar bertiup menyingkapkan pakaian Dewi Gangga. Para hadirin tertunduk supaya Dewi Gangga tidak malu. Akan tetapi, tidak demikian
dengan raja Mahabima. Hyang Brahma sangat murka melihat kelakuan Raja
Mahabima, lalu menghukumnya turun ke dunia, demikian pula Dewi Gangga.
Akan tetapi, dijanjikan kepadanya bahwa ia akan lepas dari hukuman jika
telah melepaskan amarahnya.
Suatu hari, Raja Pratipa pulang dari bertapa. Tiba-tiba datanglah putri
yang amat cantik menghadap baginda. Putri itu memohon agar Baginda sudi
memperistri dirinya. Baginda tidak dapat mengabulkan permohonan tersebut,
tapi berjanji bila kelak punya putra, sang putri akan diambil sebagai menantu.
Putri itu berterima kasih dan memohon jika kelak menjadi menantunya,
janganlah dicegah segala perbuatannya sekalipun yang sangat buruk. Jika
putra raja mencegah, maka dengan terpaksa putri akan meninggalkannya.
Baginda berjanji akan memenuhi permohonan itu. Setelah itu, sang putri
menghilang dari pandangan. Siapakah putri itu? Ia adalah Dewi Gangga, yang
dihukum oleh Hyang Brahma turun ke dunia. Setelah Raja Pratipa bertemu
dengan dewi tersebut, maka Baginda bertapa untuk memohon seorang putra
kepada Dewa.

Sumber : ZZZWULZLGRGROHVZRUGSUHVVFRP

Gambar 5.4 Ilustrasi Dewi Gangga dan Sentanu

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

Singkat cerita, permohonan


Baginda dikabulkan. Tak lama
Baginda memperoleh seorang
putra dan diberi nama Santanu. Setelah Santanu dewasa,
bersabdalah Baginda Pratipta
kepada Santanu bahwa kelak
akan datang seorang bidadari,
yang akan dijadikan istri putra
raja. Baginda menyampaikan
permohonan Dewi Gangga
kepada Santanu.

71

Santanu menerima segala titah dan kemudian dinobatkan menjadi raja.


Setelah beberapa lama menjadi Raja, suatu hari Santanu berada di tepi Sungai
Gangga. Tiba-tiba muncul seorang putri yang cantik jelita. Karena terpesona,
Raja Santanu lalu menghampiri dan berbincang dengan sang putri. Setelah
bertemu sekian lama, Raja Santanu menanyakan apakah putri tersebut mau
menjadi permaisurinya. Sang putri bersedia dan mengajukan persyaratan.
Raja Santanu mendengar persyaratan itu dan terdiam. Ia teringat apa yang
telah diwasiatkan oleh ayahanda Raja Pratipta kepadanya. Raja Santanu
mengabulkan persyaratan yang diajukan oleh Sang Putri tersebut.
Setelah menikah dengan Sang Putri, yang tak lain adalah Dewi Gangga,
Raja Santanu memiliki putra-putra yang dilahirkan oleh Dewi Gangga. Namun
demikian, walau sudah tujuh orang putra yang lahir, tujuh orang putra itu pula
yang telah dibunuh Dewi Gangga dan dibuang ke sungai. Raja Santanu hanya
berdiam diri melihat apa yang dilakukan oleh Dewi Gangga karena mengingat
sumpah yang telah diucapkannya sebagai syarat pernikahan dengan Dewi
Gangga. Hingga pada suatu ketika, putra ke delapan lahir dan Dewi Gangga
hendak membunuhnya pula. Raja Santanu mulai mempertanyakan alasan Dewi
Gangga membunuh keturunannya. Maka bersabdalah Raja Santanu dengan
KDWLEHUGHEDUGHEDU$GLQGDNDWDNDQODKVLDSDNDKHQJNDXVHEHQDUQ\D".H
mudian mengapa engkau sampai hati membunuh putra-putra kita? Kamu
tentu berdosa besar kepada Dewa.
Permaisuri yang tidak lain adalah Dewi Gangga PHQMDZDE .DNDQGD
janganlah takut. Putra kakanda ini tidak akan hamba bunuh. Akan tetapi,
mengapa kakanda menanyakan hal ini? Lupakah kakanda akan syarat perkawinan kita? Dengan demikian, maka terpaksa hamba akan meninggalkan
kakanda. Tapi sebelum itu, maka hamba akan bercerita mengapa hamba telah
membunuh putra-putra sendiri.
Dewi Gangga EHUFHULWD 3DGD ]DPDQ GDKXOX DGD GHODSDQ RUDQJ ZDVX
(golongan dewa) yang telah mencuri sapi kehormatan yang bernama Nandini,
milik seorang Maharesi. Di antara mereka hanya satu orang, yaitu yang bernama Dyahu. Maharesi tersebut mengetahui perbuatan mereka dan berkata,
+DLSDUDZDVXDNXPRKRQNDQNHSDGD'HZDVHPRJDNDPXPHQMHOPDPHQMDGL
bayi manusia! Mendengar itu mereka mohon ampun dan berjanji takkan
mengulangi perbuatannya lagi. Sehingga oleh Dewa, mereka akan menjelma
menjadi bayi manusia dan akan terbebas dari hukuman pada saat kelahirannya,
kecuali Dyahu yang harus tinggal agak lama di dunia. Ke delapan wasu ini

72

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

meminta kepada hamba untuk melahirkan mereka ke dunia jika hamba telah
menjadi putri manusia. Oleh karena itu, hamba membunuh tujuh putra hamba
dengan membuangnya ke sungai yang merupakan penjelmaan dari tujuh wasu
yang memiliki dosa kecil, dan wasu yang terakhir Dyahu harus tinggal lebih
lama lagi di dunia.
Demikian cerita Dewi Gangga kepada Raja Santanu.
\DNDNDQGDKDPEDDGDODK'HZL*DQJJD, putri Batara Janu, jelas Dewi
Gangga.
Setelah menceritakan segala sesuatunya, Dewi pulang ke kahyangan
karena hukumannya juga telah usai. Bayi itu pun dibawa oleh Dewi Gangga.
Namun, setelah bayi tersebut dewasa diserahkan kembali kepada Raja
Santanu dan diberi nama Bisma atau Dewabrata. Singkat cerita, Dewabrata
telah tumbuh dewasa dan dikembalikan kepada Prabu Santanu yang saat
itu belum mempunyai permaisuri. Kemudian sang Prabu berusaha mencari
pendampingnya. Dikisahkan, pada suatu saat Prabu Santanu jatuh cinta kepada
seorang putri nelayan bernama Dewi Durgandini. Dewi Durgandini telah
berputra Abyasa atas perkawinan sebelumnya dengan Resi Parasara. Ia hanya
mau dijadikan istri oleh Prabu Santanu, apabila putra yang dilahirkannya kelak
menjadi putra mahkota. Prabu Santanu sangat bingung, sebab yang berhak
menjadi putra mahkota adalah Dewabrata. Kalaupun Dewabrata bersedia
mengalah, maka anak keturunan Dewabrata tetap akan menuntut haknya, dan
akan terjadi perang saudara pada Dinasti Bharata.
Dewabrata adalah seorang
putra yang berjiwa besar.
Demi kecintaannya terhadap
Negara Hastina, agar tidak
terjadi perang saudara di
kemudian hari, Dewabrata
bersumpah tidak akan kawin
selama hidupnya. Sumpah
pengorbanan Dewabrata tersebut membuat Dewabrata
kemudian disebut Bhisma,
Sumber : ZZZNHSLNURPDQWLVEORJVSRWFRP
yang (bersumpah) mengeGambar 5.5 Wejangan Bhisma kepada Yudhistira
rikan. Pengorbanan Bhisma
yang begitu besar meningkatkan spiritualnya, sehingga dia diberi anugerah
untuk menentukan kapan saatnya meninggalkan jasadnya di dunia di kemudian

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

73

hari. Bagi Bhisma, pengabdian dan baktinya hanya untuk Ibu Pertiwi, untuk
Hastina. Bhisma tidak melarikan diri ke puncak gunung sebagai pertapa.
Dharma baktinya adalah mempersatukan negara.
Dari perkawinannya dengan Dewi Durgandini, Prabu Santanu dikaruniai
GXDRUDQJSXWUD&LWUDJDGDGDQ:LFLWUDZLU\D&LWUDJDGDVHRUDQJ\DQJVDNWL
akan tetapi sombong dan akhirnya meninggal sebelum menikah. Wicitrawirya
seorang yang lemah dan diperkirakan akan kalah dalam sayembara untuk
mendapatkan seorang putri raja. Ketika Raja Kasi mengadakan sayembara
bagi tiga putrinya, demi pengabdian kepada Kerajaan Hastina, Bhisma ikut
bertanding, dan menang. Ia memboyong ketiga putri tersebut untuk diberikan
kepada Wicitrawirya. Dewi Ambalika dan Dewi Ambika menerima kondisi
tersebut, akan tetapi Dewi Amba menolak, Dewi Amba hanya mau kawin
dengan Bhisma. Bhisma mengatakan bahwa dirinya telah bersumpah tidak
akan kawin demi keutuhan Hastina. Sehingga namanya menjadi Bhisma
yang artinya bisa meninggal sesuai kehendaknya. Sejak saat itulah ayahnya
memberikan sebuah anugerah tentang keabadian dan bisa memenuhi segala
keinginannya. Selanjutnya, Bhisma menakut-nakuti Dewi Amba dengan anak
panah yang secara tidak sengaja terlepas dan membunuh Dewi Amba. Bhisma
tertegun, demi Hastina, tanpa sengaja dia telah membunuh seorang putri,
Bhisma sadar dia pun harus terbunuh oleh seorang putri juga nantinya.
Pengabdian Bhisma rupanya hampir sia-sia, karena Wicitrawirya pun
meninggal sebelum memberikan putra. Akhirnya Abyasa putera Durgandini
dengan Resi Parasara diminta Dewi Durgandini menikahi Dewi Ambalika dan
Dewi Ambika. Abyasa patuh terhadap ibunya walau tidak ikhlas memperistri
mereka. Singkat cerita, dari pernikahan Abyasa dan Dewi Ambalika lahirlah
Destarastra yang buta. Sedangkan dari pernikahan Abyasa dan Dewi Amba
lahirlah Pandu yang tengeng, lehernya miring dan pucat. Resi Shukabrahma
mengakhiri kisah tentang kelahiran Bhisma kepada Parikesit. Akhirnya
Parikesit menjadi jelas dengan peran Bhisma Yang Agung, leluhurnya yang
berjuang untuk mempersatukan negara Hastina sampai titik darah penghabisan
(Zoetmulder, 2005).
Merujuk dari cerita kelahiran Bhisma, menunjukan tentang proses hukum karmaphala yang akan terus mengikuti dari segala perbuatan yang
telah dilakukan oleh seseorang yang nantinya akan diterima sesuai dengan
perbuatan. Kemudian, tentang kepatuhan Bhisma kepada orang tua yang
menjadikannya sebagai insan yang mempunyai kekuatan ksatria yang setara
dengan para dewa. Hal lain yang juga diperlihatkan dari tokoh Bhisma, yaitu
tentang ketaatannya pada sumpah yang telah dilakukannya. Selain itu, Bhisma

74

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

mempunyai sifat kebijaksanaan terhadap segala keputusan yang mengutamakan


kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi. Keadilannya pada posisi
yang dipegangnya sebagai tokoh dalam kerajaan Hastinapura yang berusaha
XQWXN PHQ\HOHVDLNDQ VHJDOD NRQLN \DQJ EHUDVDO GDUL GDODP PDXSXQ OXDU
kerajaan.

Kegiatan Siswa
1. Bacalah cerita kelahiran Bhisma sekali lagi dan cermatilah alur ceritanya.
&REDWXOLVNDQSHVDQPRUDO\DQJGDSDWGLWHODGDQLGDULFHULWDWHUVHEXW
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
____________________________________________________________
2. %DJDLPDQDNDKKXEXQJDQFHULWDNHODKLUDQ%KLVPDGHQJDQ&DWXU*XUX"
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
____________________________________________________________

Paraf Guru

Paraf Orang Tua

(...............................)

(...............................)

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

Nilai

75

Uji Kompetensi
Petunjuk :
Kerjakan pada lembar kerja yang lain!
 $SDNDK\DQJNDPXNHWDKXLWHQWDQJ.LWDE0DKEKUDWD!
2. Deskripsikan menurut pemahamanmu kamu tentang cerita dari masingPDVLQJSDUZDGDODP.LWDE0DKEKUDWD!
3. Sebutkan nilai-nilai moral yang dapat diteladani dari cerita kelahiran
Bhisma! Kerjakan dengan mandiri.

Refleksi Diri
Setelah memahami materi ini, nilai-nilai apakah yang dapat diteladani dari
NLVDKHSRVEHVDU0DKEKUDWDGDODPNHKLGXSDQVHKDULKDUL"
________________________________________________________
________________________________________________________
_______________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________

Tugas
%XDWODKUDQJNXPDQGDULPDWHUL0DKEKUDWDVHVXDLGHQJDQSHPDKDPDQPX
___________________________________________________________
___________________________________________________________
__________________________________________________________
___________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________

76

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________

Paraf Guru

Paraf Orang Tua

(...............................)

(...............................)

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

Nilai

77

Bab 6

SaMskra
Renungan
%DFDODK %KDJDYDGJW ,,, WHNV GL EDZDK LQL GDQ SDKDPLODK LVL VORND
WHUVHEXW
6DKD\DMxDSUDMVULVKWYSXURYFDSUMSDWLDQHQD
SUDVDYLVK\DGKYDPHVKDYRWYLVKWDNPDGKXN
7HUMHPDKDQ
'DKXOXNDODPrajapati +\DQJ:LGKL PHQFLSWDNDQPDQXVLDGHQJDQ
yajyaGDQEHUVDEGDGHQJDQLQLHQJNDXDNDQEHUNHPEDQJGDQDNDQ
PHQMDGLNDPDGKXNNHLQJLQDQPX
3HQGLW

78

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

Kegiatan Siswa
0HQJLQJDW
7XOLVNDQSHQGDSDWPXSDGDOHPEDUNHUMD\DQJODLQWHQWDQJ

 $SDNDKNDPXPDVLKLQJDWPDWHULWHQWDQJ
 \DMxDSDGDNHODVVHEHOXPQ\D"
 0HQXUXWSHQGDSDWPXDSDNDKPDNQDVORND
%KDJDYDGJLWD,,,WHUVHEXW"
 0HQXUXWPXPHQJDSDNLWDEHU\DMxD"

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

79

Memahami Teks

A. Pengertian SaMskra
 .DWD 6DVNUD EHUDVDO GDUL EDKDVD VDQVNHUWD \DQJ PHPLOLNL EDQ\DN
DUWLGLDQWDUDQ\D\DQJHUDWNDLWDQQ\DGHQJDQSHODNVDQDDQ\DMxD0DNDNDWD
VDVNUD EHUDUWL PHPEXGD\DNDQ PHPELDVDNDQ PHQ\XFLNDQ PHQMDGLNDQ
VHPSXUQDGDQGDSDWSXODEHUDUWLXSDFDUDNHDJDPDDQ 7LWLE $SDELOD
GLKXEXQJNDQGHQJDQNHQ\DWDDQ\DQJPHPEXGD\DGDODPPDV\DUDNDW+LQGX
GDODP KXEXQJDQQ\D GHQJDQ SHQJDPDODQ DMDUDQ DJDPD PDND NLWD KDPSLU
VHODOXDNDQPHOLKDWDGDQ\DSHODNVDQDDQEHUDQHNDUDJDPXSDFDUD8SDFDUD
XSDFDUD WHUVHEXW VHVXQJJXKQ\D PHUXSDNDQ NRUEDQ VXFL \DQJ EHUWXMXDQ
XQWXNPHPEHUVLKNDQODKLUEDWLQGDQPHPHOLKDUDKLGXSXPDWPDQXVLDVHFDUD
URKDQLDK3HPHOLKDUDDQKLGXSWHUVHEXWGLPXODLGDULWHUEHQWXNQ\DMDVPDQLGL
GDODPNDQGXQJDQVDPSDLGHQJDQEHUDNKLUQ\DNHKLGXSDQLWX
'HQJDQ GHPLNLDQ VDVNUD LWX PHUXSDNDQ XSDFDUD NHDJDPDDQ \DQJ
EHUWXMXDQXQWXNPHQ\XFLNDQEDGDQGDQPHQMDGLNDQQ\DVHPSXUQDDJDUOD\DN
PHPXMD6DQJ+\DQJ:LGKL:DVD'DODPNHDGDDQGLUL\DQJEHUVLKDWDXVXFL
LWXODKGLKDUDSNDQ6DQJ+\DQJ:LGKL:DVDEHUNHQDQPHPEHULNDQDQXJHUDK
EDKNDQPHUDJDVXNPDSDGDGLULPDQXVLD+DOLQLGLJDPEDUNDQGDODPVHEXDK
NLWDE$UMXQDZLZKD3XSXK;,\DQJEHUEXQ\L
6DVLZLPEKDKDQHQJJDWKDPHVLEDQ\XQGDQDVLQJVXFL
QLUPDODPHVLZXODQLZDPDQJNDQDUDNZDNLWHQJNDGDGLQULQJ
DQJPEHNL\RJDNLWHQJVDNDOD.
7HUMHPDKDQ
%DJDLNDQED\DQJDQEXODQSDGDWHPSD\DQ\DQJEHULVLDLUKDQ\D
SDGDDLU\DQJEHUVLKGDQWHQDQJLWXODKED\DQJDQEXODQLWXWDPSDN
'HPLNLDQODKSXOD'LDDNDQPHQDPSDNNDQGLUL PHUDJDVXNPD 
SDGDRUDQJ\DQJEHUMLZDEHUVLKGDQVXFL
:DUQD 
7XMXDQ SHODNVDQDDQ VDVNUD LWX VDQJDW PXOLD \DLWX PHQFDSDL WXMXDQ
KLGXS \DQJ GLVHEXW &DWXU 3XUXVD $UWKD \DQJ WHUGLUL DWDV 'KDUPD $UWKD
.DPD GDQ 0RNVD DWDX GHQJDQ LVWLODK ODLQ PRNVDUWKDP MDJDGKLWD \D FD
LWL GKDUPD \DLWX WHUFDSDLQ\D NHVHMDKWHUDDQ KLGXS VHUWD NHEDKDJLDDQ \DQJ

80

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

KDNLNL GDQ VHMDWL 3HODNVDQDDQ VDVNUD EXNDQ PHUXSDNDQ NHELDVDDQ \DQJ


PHOHPEDJD GDODP PDV\DUDNDW PHODLQNDQ SHODNVDQDDQ VDVNUD LWX DGDODK
SHULQWDKDJDPD\DQJGLQ\DWDNDQGLGDODP.LWDE0DQDZD'KDUPDVDVWUD,,
\DQJEHUEXQ\L
:DLGLNDKNDUPDEKLKSXQ\DLUQLVHNDGLUGXULMDQPDQDP
NDU\DKDULUDVDPVNDUDKSDZDQDKSUHW\DFHKDFD
7HUMHPDKDQ
6HVXDLGHQJDQNHWHQWXDQNHWHQWXDQSXVWDNDVXFL:HGDSDUD
GZLMDWLKHQGDNQ\DPHODNVDQDNDQXSDFDUDXSDFDUDVXFLSDGDVDDW
WHUMDGLQ\DSHPEXDKDQGDODPUDKLPLEXGDQXSDFDUDXSDFDUDNHPD
QXVLDDQODLQQ\DVHKLQJJDGDSDWPHQ\XFLNDQGLULGDULVHJDODGRVD
GDODPKLGXSLQLPDXSXQVHWHODKPHQLQJJDO
3XGMDGDQ6XGKDUWD
%HUGDVDUNDQPDQWUDP9HGDLQLPHQXQMXNDQEDKZDVHRUDQJKHQGDNQ\D
PHODNVDQDNDQSHQ\XFLDQGHQJDQPHODNXNDQSHPEHUVLKDQSDGDVDDWODKLUGDQ
NHWLNDPHPDVXNLJHUEDQJNHURKDQLDQDWDXGZLMDWL6HODLQLWXSHQ\XFLDQMXJD
EHUWXMXDQXQWXNPHQMDGLSHOD\DQGDQSHPEHODMDUDQWHQWDQJLOPXDJDPDNHSDGD
XPDW VHEDJDL EHNDO GDODP PHQ\LDSNDQ WDQJJD ZDQDSUDVWD GDQ EKLNVXND
.DUHQD VHVXQJJXKQ\D WDQJJD NHKLGXSDQ LQL \DQJ GLPXODL GDUL %UDKPDFDUL
VDPSDL GHQJDQ VDQQ\DVLQ DGDODK SHULRGH \DQJ KDUXV GLODNVDQDNDQ WDKDSDQ
GHPLWDKDSDQ
'L VDPSLQJ LWX NHOXDUJD MXJD PHUXSDNDQ OHPEDJD SHODNVDQDDQ SDQFD
yaja 3HODNVDQDDQ VDVNUD VHEDJDL EDJLDQ GDUL PDQXD \DMxD XQWXN LWX
SHODNVDQDDQQ\D\DQJDGDGL,QGRQHVLDPHQJLNXWLNHELDVDDQORNDOGDULPDVLQJ
PDVLQJ GDHUDK 8QWXN EHEHUDSD GDHUDK GL ,QGRQHVLD ZXMXG XSDFDUD GDUL
NHODKLUDQVDPSDLNHPDWLDQMXJDEHUDQHNDUDJDP0LVDOQ\DXQWXNGDHUDK-DZD
NHWLNDXPXUED\LEXODQGLGDODPNDQGXQJDQGLNHQDOGHQJDQXSDFDUDWLQJNHEDQ
GDQ XSDFDUD NHPDWLDQ \DLWX    VDPSDL GHQJDQ  KDUL QJHOHSDV 
.HPXGLDQVHWLDSVHOHVDLPHPDVDNVH\RJ\DQ\DGLODNXNDQWDUSDQD\DMxDDWDX
yajaVHVD\DQJELDVDGLVHEXWQJHMRWDWDXEDQWHQVDLEDQ %DOL VHWHODKLWX
EDUXODK EROHK PDNDQ 'DVDU SHODNVDQDDQ EDQWHQ VDLEDQ DGDODK RUDQJ \DQJ
HQDNQ\DPHPDVDNXQWXNPDNDQDQGLULQ\DVHQGLULVDMDVDPDGHQJDQSHQFXUL
GDQLDPDNDQGRVDQ\DVHQGLUL

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

81

6HODLQ LWX DGD NHZDMLEDQ MXJD XQWXN PHODNXNDQ XSDFDUD SHQ\XFLDQ GLUL
ODKLUEDWLQ VDULUDVDVNUD NDUHQDPHQXUXWDMDUDQDJDPD+LQGXPDQXVLD
KDUXV GLVXFLNDQ GHQJDQ VDVNUD 3HQ\XFLDQ LQL WHUXWDPD GLODNXNDQ NHWLND
PHPXODLNHJLDWDQEHODMDUPHODNXNDQSHUQLNDKDQSHQ\XFLDQXQWXNGLGZLMDWL
VHEDJDLSHUVLDSDQXQWXNPHQMDGLVXOLQJJLK7DKDSDQLQLVHEDJDLEHQWXNULWXDO
\DQJGLGDODPQ\DPHQJDQGXQJYLEUDVLNHVXFLDQXQWXNPHQ\LDSNDQVHVHRUDQJ
SDGD VHWLDS WDQJJD NHKLGXSDQ DWDX FDWXU DVUDPD \DQJ GLODOXL EHUMHQMDQJ
$GLSXWUD    &DWXU$VUDPD DGDODK HPSDW MHQMDQJ NHKLGXSDQ PD
QXVLD \DQJ GLSRODNDQ XQWXN PHQFDSDL HPSDW WXMXDQ KLGXS PDQXVLD \DQJ
GLVHEXW &DWXU 3XUXVD $UWKD 0DVLQJPDVLQJ IDVH GL GDODP &DWXU $VUDPD
PHPSXQ\DL WXMXDQ KLGXS \DQJ EHUEHGDEHGD PHQXUXW &DWXU 3XUXVD $UWKD
3DGDPDVDEUDKPDFDULVHVHRUDQJKDUXVPHQJXWDPDNDQGKDUPDGHQJDQMDODQ
PHPSHODMDUL LOPX SHQJHWDKXDQ PDVD JULKDVWD PHQJXVDKDNDQ DUWKD GDQ
NDPD GHQJDQ EHUGDVDUNDQ DWDV GKDUPD .HPXGLDQ SDGD PDVD ZDQDUDVWKD
GDQ VDQQ\DVLQ VHVHRUDQJ KDUXV EHUSHJDQJ SDGD GKDUPD XQWXN PHQFDSDL
SHPEHEDVDQGDULLNDWDQGXQLDZL

Memahami Teks

B. Jenis-jenis SaMskra
3HUMDODQDQ XPDW PDQXVLD PHQJDODPL SURVHV PXODL GDUL NHODKLUDQ
VDPSDL PHQLQJJDO %HUNDLWDQ GHQJDQ LWX EHUEDJDL XSDFDUDULWXDO PXODL
GDUL SHUQLNDKDQ SUHQDWDONHKDPLODQ NHODKLUDQ VDPSDL NHWLND PHQLQJJDO
GLODNVDQDNDQ ROHK XPDW +LQGX GL ,QGLD PDXSXQ GL ,QGRQHVLD 3HODNVDQDDQ
ULWXDO LQL \DQJ GLVHEXW GHQJDQ DUUD VDVNUD DWDX YLGKLYLGKDQD \DQJ
NHPXGLDQ GL ,QGRQHVLD GLNHQDO GHQJDQ XSDFDUD PDQXD \DMxD 7LWLE 
  5LWXDO LQL SHUQDK GLXUDLNDQ ROHK 5DMEDOL 3DGH\   SHODNVDQDDQ
VDVNUD GLODNXNDQ SDGD VDDW SUHQDWDO DWDX ED\L GDODP NDQGXQJDQ \DQJ
WHUGLUL DWDV JDUEKGKQD SXVDYDQD GDQ VPDQWRQD\DQD VDDW SRVWQDWDO
DWDXVHWHODKNHODKLUDQED\LWHUGLULDWDVMWDNDUPDQPDNUDDQLNUDPDD
DQQDSUDQDFKDNDUDDGDQNDUDYHGKD6DDWPHQJLNXWLSHQGLGLNDQEDLN
IRUPDO PDXSXQ LQIRUPDO PHOLSXWL YLG\UDPEKD XSQD\DQD YHGUDPEKD
GDQVDPYDUWDQDGDQSHODNVDQDDQLQLEHUDNKLUGHQJDQYLYKD\DQJGLODNXNDQ
SDGDPDVDEHUXPDKWDQJJD JKDVWD 8QWXNOHELKMHODVQ\DEHULNXWLQLDNDQ
GLXUDLNDQWHQWDQJSHODNVDQDDQXSDFDUDGDODPNDQGXQJDQ SUHQDWDO WHUVHEXW

82

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

 *DUEKGKQD6DVNUD
*DUEKGKQD VDVNUD
PHUXSDNDQ XSDFDUD SHUVHP
EDK\DQJDQ SHPEHQLKDQ SHU
WDPD VHEDJDL VDNUDPHQ DWDX
SHPEHUVLKDQWHUKDGDSNDPD
MD\D GDQ NDPDUDWLK .DPD
MD\D DGDODK EHQLK ODNLODNL
\DQJGLVHEXWVXNOD (VSHUPD 
GDQNDPDUDWLKDGDODKEHQLK
PHPSHODL ZDQLWD \DQJ GL
VHEXW VZDQLWD (RYXP  3HP
EHUVLKDQ GLODNXNDQ VHFDUD
URKDQLDK GHQJDQ KDUDSDQ
DSDELOD WHUMDGL SHPEXDKDQ
GDQPHQMDGLMDQLQPDNDURK
6XPEHUSUDGHHSDPRKDQQHW
\DQJ DNDQ PHQMHOPD DGDODK
*DPEDU,OXVWUDVL*DUEKGKQD6DVNUD
URK \DQJ EDLN GDQ VXFL +DO
LQL NHPXGLDQ GLMHODVNDQ GDODP $WKDUYDYHGD  \DQJ GLMHODVNDQ
EDKZD
<DWKH\DSWKYPDKEKWQJDUEKDPGDGKH
(YDWHGKUL\DWJDUEKRDQXVWXVDYLWH
7HUMHPDKDQ
6HSHUWLKDOQ\DEXPL\DQJOXDVLQLPHQJDQGXQJVHPXDPDNKOXN
GHPLNLDQMXJDRKLVWULNXHQJNDXPHQMDGLKDPLOGDQGDULNHKDPLODQ
WHUVHEXWGDSDWPHODKLUNDQVHRUDQJ\DQJVHSHUWLVDQJVXU\DSHQXK
GHQJDQFDKD\DGDQVLQDU 6D\DQDFDU\D 
   0DQWUD WHUVHEXW EHUDVDO GDUL $WKDUYDYHGD \DQJ PHPELFDUDNDQ WHQWDQJ
*DUEKGKQD VDVNUD DWDX XSDFDUD VHEHOXP NHKDPLODQ 0DQWUD WHU
VHEXW SHUOX GLXFDSNDQ VHEHOXP VXDPL LVWUL PHPSXQ\DL NHLQJLQDQ XQWXN
PHQGDSDWNDQ NHWXUXQDQ DWDX DQDN 'DODP 6XVUXWD  GLNDWDNDQ

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

83

EDKZD ZDNWX XQWXN SHUQLNDKDQ SULD GL DWDV  WDKXQ GDQ ZDQLWD GL DWDV
WDKXQGDQWLGDNEROHKGLEDZDKXPXULQL-LNDVHRUDQJDQDNODKLUGDUL
NDQGXQJDQLEXGLEDZDKXPXULQLDQDN\DQJDNDQODKLUNXUDQJVHPSXUQD
GDQSHWXPEXKDQQ\DDNDQWHUJDQJJX%D\LGDODPNDQGXQJDQLQLGLMDJDROHK
&DWXUVDQDN\DLWXDLUNHWXEDQ \HKQ\RP OHQGLU ODPDV GDUDK JHWLK 
GDQ SODFHQWD DULDUL  VHEDJDL SHQ\DOXU XWDPD PDNDQDQ NHSDGD ED\L 'L
VDPSLQJLWXGLNHQDOGHQJDQQ\DPDEDMDQJ\DQJEHUMXPODK.HGXDQ\D
\DQJEHUIXQJVLVHEDJDLUXPDKEDJLED\LGDODPNDQGXQJDQLEXQ\D :LDQD
 
 3XVDYDQD6DVNUD
3XVDYDQD 6DVNUD PHUXSDNDQ XSDFDUD \DQJ EHUWXMXDQ VHEDJDL
SHPEHUVLKDQ GDQ SHPHOLKDUDDQ DWDV NHVHODPDWDQ LEX GDQ NDQGXQJDQQ\D
GLVHUWDL KDUDSDQ DJDU DQDN \DQJ DNDQ ODKLU NHODN PHQMDGL RUDQJ \DQJ
EHUJXQDEDJLPDV\DUDNDWGDQGDSDWPHPEHULKDUDSDQRUDQJWXDQ\D+DOLQL
MXJDGLMHODVNDQGDODP<DMXUYHGDEDKZD
:DKDLED\L\DQJDGDGDODPNDQGXQJDQLEXNDPXGLLEDUDWNDQ
VHHNRUEXUXQJ\DQJPHPLOLNLVD\DS\DQJLQGDKGDQGDODP
SLNLUDQPXWHUGDSDWWLJDSHQJHWDKXDQ\DLWXMQDQDNDUPDGDQ
EKDNWL'DODPMQDQDPDUJD*D\DWUL0DQWUDPHUXSDNDQWXMXDQPX
GDODPNDUPDPDUJDVHSHUWLNHUHWDNXGDGLPDQDWHUGDSDWURGD
URGDNHUHWD\DQJPHOXQFXUGHQJDQFHSDWQ\DGHPLNLDQMXJDNDPX
PHQMDODQNDQNDUPD'DODPEKDNWLPDUJDDWPDPXVHODOXPHPXMD
7XKDQ
0DVZLQDUD
 7XMXDQGDUL3XVDYDQD6DVNUDDGDODKDJDULEXPHPSHUKDWLNDQED\L
GL GDODP NDQGXQJDQ 3DGD ZDNWX EXODQ NHGXD DWDX NHWLJD NHKDPLODQ
LEX ELDVDQ\D PXQFXO GXD SHUPDVDODKDQ \DLWX MDQJDQ VDPSDL NHKDPLODQ
WHUVHEXWJDJDOGDQED\L\DQJGLNDQGXQJWLGDNVHPSXUQD6XSD\DNHGXDKDO
LWXWLGDNWHUMDGLSDUDUVLPHPSHUNHQDONDQ3XVDYDQD6DVNUDDJDUED\L
\DQJGLNDQGXQJEHUNHPEDQJGHQJDQEDLNGDQWLGDNDGDKDO\DQJQHJDWLI
+DO LQL WHUGDSDW GDODP SHWLNDQ 0DKEKUDWD \DQJ WHUMDGL NHWLND $UMXQD
PHQJNLVDKNDQSDGPDY\XKDNHSDGDLVWULQ\D6XEKDGUD+DOLQLGLEHULWDKX
ROHK .LD EDKZD ED\L \DQJ GLNDQGXQJQ\D WHUNHQD SHQJDUXK FHULWD
$UMXQD 6HSHUWL GLNHWDKXL NHWLND $EKLPDQ\X VHGDQJ GDODP NDQGXQJDQ

84

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

$UMXQD EHUFHULWD NHSDGD LVWULQ\D WHQWDQJ VHEXDK &DNUD 9\XKD \DLWX


VDODK VDWX VWUDWHJL SHSHUDQJDQ 3DGD ZDNWX $UMXQD PHQFHULWDNDQ NHSDGD
LVWULQ\D $EKLPDQ\X \DQJ PDVLK EHUDGD GDODP NDQGXQJDQ PHQGHQJDU
VHPXD6HWHODKKDPSLUVHPXDFHULWDVWUDWHJLSHSHUDQJDQLWXVHOHVDLLVWULQ\D
WHUWLGXU VHKLQJJD WLGDN VHPSDW PHQGHQJDU VHFDUD OHQJNDS $EKLPDQ\X
\DQJ VXGDK GHZDVD NHWLND PHQJKDGDSL ODZDQODZDQQ\D DNDQ PDVXN NH
GDODP &DNUD 9\XKD .DUHQD LEXQ\D WHUWLGXU SDGD ZDNWX LD PDVLK GDODP
NDQGXQJDQ $EKLPDQ\X WLGDN WDKX EDJDLPDQD FDUDQ\D XQWXN NH OXDU
VHKLQJJD$EKLPDQ\XGLEXQXKGDODP&DNUD9\XKD 6XEUDPDQ\DP
 
     )DNWD LQL NHPXGLDQ GLWHOLWL ROHK LOPXDQ EDUDW EDKZD PDNDQDQ \DQJ
GLPDNDQ ROHK LEX KDPLO SLNLUDQ JDJDVDQ GDQ NDWD \DQJ GLGHQJDU
PHPHQJDUXKL MDQLQ GDODP NDQGXQJDQ -DUHRQVHWWDVLQ    3DUD UVL
MXJDSHUFD\DEDKZDED\L\DQJDNDQODKLUEXNDQODKDQDNELDVDNDUHQDWHODK
GLODNVDQDNDQXSDFDUDSXVDYDQDVHVXDLGHQJDQ9HGD0HODOXLVDVNUD
WHUVHEXW LEX DNDQ VHODOX VHKDW GDQ ED\L \DQJ DNDQ ODKLU WDQSD JDQJJXDQ
VHUWDLEX\DQJPHQJLNXWLXSDFDUDWHUVHEXWSXQGDSDWPHPEHUVLKNDQSLNLUDQ
GDQVHODOXWHQDQJVXSD\DED\L\DQJGLNDQGXQJGDSDWGLSHQJDUXKLROHKVLIDW
VLIDWEDLN3DUDUVLSHUFD\DPHODOXLVDVNUDPDQXVLDELVDGLXEDKPHQXMX
NHMDODQ\DQJEHQDU'HPLNLDQMXJDED\L\DQJGLNDQGXQJ\DQJPHPEDZD
NDUPDQ\D VHQGLUL DJDU PHQXMX NHEDLNDQ GDQ ODKLU PHQMDGL PDQXVLD
VHMDWL 3XVDYDQD 6DVNUD GLODNXNDQ VHWHODK VDVNUD NHKDPLODQ
\DLWXJDUEKDGKDQD3XVDYDQD6DVNUDSHUOXGLODNXNDQDJDUED\L\DQJ
GLNDQGXQJ EHUNHPEDQJ VHFDUD VHPSXUQD GDQ VHKDW 0HQXUXW -DWXNDUQ\D
GDQ6DXQDND9LUDPLWURGD\D6DPVNDUD3UDNDVD , XSDFDUDSXVDYDQD
GLODNXNDQVHWHODKMDQLQGDODPNDQGXQJDQEHUXPXUWLJDEXODQNHWLNDVXGDK
QDPSDNWHUMDGLQ\DSHPEXDKDQ 7LWLE 
 'DODP&DUDND6DPKLWDWHUGDSDWEHEHUDSDKDOSHQWLQJ%XNX\DQJGLWXOLV
ROHK5VL&DUDNDLWXPHQ\DWDNDQSDGDVXWUDNH-LNDGLDVXNDEHUWHQJNDU
ED\L\DQJODKLUDNDQEHUSHQ\DNLW-LNDGLDVHODOXEHUKXEXQJDQEDGDQED\L
\DQJ ODKLU MXJD DNDQ GHPLNLDQ -LND GLD VHODOX EHUSLNLU GDQ VHGLK ED\L
\DQJODKLUDNDQNXUXVGDQWDNXW-LNDGLDPDNDQWHUODOXEDQ\DNDVDPED\L
\DQJODKLUDNDQSXQ\DSHQ\DNLWNXOLW-LNDGLDPDNDQEDQ\DNJDUDPED\L
\DQJODKLUDNDQEHUDPEXWFHSDWSXWLK6XSD\D\DQJGLMHODVNDQROHK&DUDND
WHUVHEXWWLGDNWHUMDGLKDOKDOWHUVHEXWSHUOXGLSHUKDWLNDQ
'DODP&DUDNDVXWUDNHPHQMHODVNDQEDKZDVHMDNDZDONHKDPLODQLEX
KHQGDNQ\DVHODOXEHUEDKDJLDPHPDNDLEXVDQDGDQNDLQSXWLKEHUSLNLUDQ
\DQJWHQDQJGDQGDODPSLNLUDQQ\DVHODOXDGDNHLQJLQDQXQWXNPHQRORQJ
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

85

RUDQJ ODLQ VHSHUWL D\DK VXDPL GDQ JXUX 'LD KDUXV PHQMDXKL GLUL GDUL
ZDMDKZDMDKMHOHNPHQJKLQGDULPDNDQPDNDQDQEDVLPHQJKLQGDULSHUJL
NHUXPDK\DQJNRVRQJGHPLNLDQMXJDWHPSDWSHPEDNDUDQPD\DW+DOKDO
WHUVHEXWMXJDSHUOXGLSHUKDWLNDQVXSD\DED\L\DQJGLNDQGXQJEHUNHPEDQJ
GHQJDQEDLNWDQSDJDQJJXDQ
 6PDQWRQD\DQD6DVNUD
  8SDFDUD LQL GLODNXNDQ SDGD EXODQ NHHPSDW DWDX NHOLPD NHKDPLODQ SHU
WDPD VHRUDQJ ZDQLWD 3DGD VDDW LWX VLVLUDQ UDPEXW GDUL LVWUL EHQWXNQ\D
WHUEHODKPHQMDGLGXD\DLWXNLULGDQNDQDQ\DQJSRVLVLQ\DWHQJDKGLDWDV
NHSDOD6PDQWRQD\DQDGLODNXNDQXQWXNPHOLQGXQJLLEXSDGDPDVDNULWLV
NHKDPLODQ 6DPVNDUD LQL
EHUPDNQD VHEDJDL PH
PRKRQ SHUOLQGXQJDQ EDJL
LEX GDQ ED\L \DQJ EHOXP
ODKLU 8SDFDUD LQL MXJD
EHUWXMXDQ XQWXN PHQJXVLU
URK MDKDW \DQJ PXQJNLQ
LQJLQ PHPEDKD\DNDQ LEX
GDQ ED\LQ\D 6HODLQ LWX
MXJD EHUWXMXDQ XQWXN PH
PDVWLNDQ NHVHKDWDQ NH 6XPEHU3HQXOLV
GXDQ\D GDODP NHDGDDQ *DPEDU8SDFDUD0DJHGRQJJHGRQJDQ
EDLNNHEHUKDVLODQGDQNH
PDNPXUDQEDJLDQDN\DQJEHOXPODKLU+DOLQLGLMHODVNDQGDODP5JYHGD
EDKZD
5NPDKDVXKDYVXXWKXYHRWLQDVXEKDJERGKDWX
WPDQ6Y\DWYDSDVF\DFFKLG\DPQD\GDGWXYLUDDWD
G\DPXNWKD\DP
7HUMHPDKDQ
6D\DVHEDJDLVHRUDQJVXDPLGHQJDQVRSDQGDQGHQJDQEDKDVD\DQJ
OHPDKOHPEXWPHPDQJJLOLVWULNX\DQJEHUFDKD\DEDJDLNDQEXODQ
SXUQDPD'HPLNLDQSXODKDOQ\D\DQJWHODKPHQGHQJDUNDQNDWDNDWD
NDPLGDQPHQHULPDNHLQJLQDQNDPLGDODPKDWL\DQJWXOXVLNKODV
6HSHUWLKDOQ\DMDUXP\DQJPHQMDKLWNDLQWHEDOGHPLNLDQMXJDGHQJDQ
LVWULNX\DQJPHQMDODQNDQWXJDVJULKDVWKDVHKDULKDULGHQJDQEDLN

86

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

6HSHUWLKDOQ\DVHRUDQJLVWULPHODKLUNDQDQDN\DQJGDSDW
PHQRORQJGXQLDGHQJDQUDWXVDQWDQJDQGDQPHQGDSDWNDQSXMLDQ
GDULPDV\DUDNDW6HPRJDODKLUSXWUD\DQJNXDWDJDUQDQWLGDSDW
PHQ\XPEDQJNDQNHPDPSXDQQ\DXQWXNPDV\DUDNDW
0DVZLQDUD 
%HUDQJNDWGDULSHPDKDPDQLQLVPDQWRQD\DQDVDVNUDSHUOXGLODNXNDQ
GHPLSHUNHPEDQJDQQPHQWDOED\LDJDUVHKDW PHQWDOGHYHORSPHQW 6LPDQW
EHUDUWLSHUNHPEDQJDQSLNLUDQGHQJDQGHPLNLDQVPDQWRQD\DQDEHUDUWLPHODOXL
VDVNUD WHUVHEXW LEX PHPSHUKDWLNDQ ED\LQ\D VXSD\D GDSDW EHUNHPEDQJ
GHQJDQPHQWDO\DQJVHKDW3DUDUVLSHUFD\DEDKZDPHODOXLVDVNUD XSDFDUD 
WHUVHEXW PDQXVLD ELVD GLXEDK VHVXDL GHQJDQ NHLQJLQDQ D\DK LEX PHUHND
6XVUXWD PHQMHODVNDQ EDKZD VDPVNDUD WHUVHEXW SHUOX GLODNXNDQ SDGD EXODQ
NHHPSDW DWDX NHGHODSDQ 'LNDWDNDQ EDKZD SDGD EXODQ NHOLPD SLNLUDQ ED\L
\DQJ EHUDGD GDODP NDQGXQJDQ PXODL EHUNHPEDQJ VHGDQJNDQ SDGD EXODQ
NHHQDPEXGLEXODQNHWXMXKDQJJRWDEDGDQGDQEXODQNHGHODSDQFDKD\DRMDV
(SDQFDPDQH PDQDK SUDWL EXGKDWDUDP EKDYDWL  'HQJDQ GHPLNLDQ VDPSDL
EXODQNHGHODSDQED\L\DQJDGDGDODPNDQGXQJDQWHODKPHPLOLNLSLNLUDQEXGL
GDQKDWLVHEDJDLEHNDONHKLGXSDQ 7LWLE 
'DODPEDKDVD6DQVHNHUWDLEXGLVHEXWGDXKUGD\DQJEHUDUWLPHPLOLNLGXD
KDWL+DWL\DQJGLPDNVXG\DLWXKDWLQ\DVHQGLULGDQED\L\DQJEHUDGDGDODP
NDQGXQJDQQ\DNDUHQDED\LKDQ\DPHPLOLNLNDUPDGDULNHKLGXSDQVHEHOXPQ\D
GDQVHNDUDQJDNDQEHUJDEXQJGHQJDQNDUPDLEX6XSD\DSHQJDUXKWHUKDGDS
ED\LPHQMDGLEDLNSHUOXGLODNXNDQXSDFDUDVPDQWRQD\DQDNDUHQDDSDSXQ
\DQJGLUDVDNDQROHKLEXDNDQPHPHQJDUXKLED\LQ\D
'DODP 6XVUXWD GLNDWDNDQ MLND LEX \DQJ VHGDQJ PHQJDQGXQJ DQDN PH
ODNXNDQXSDFDUDXSDFDUDNHDJDPDDQLDDNDQPHODKLUNDQDQDN\DQJWHUWDULN
WHUKDGDSDJDPD'HPLNLDQMXJDMLNDLEXVHODOXPHPLNLUNDQWHQWDQJGHZDGHZD
DQDN\DQJDNDQODKLUDNDQPHPLOLNLVLIDWNHGHZDWDDQGHYDWDSUDWLPD\DPWX
SUDVXWHSDUVDGRSDPDP 6RPYLUGDODP7LWLE %HJLWXEHVDU
SHQJDUXKSHPLNLUDQLEXWHUKDGDSED\LQ\DVHKLQJJDDSDSXQ\DQJGLODNXNDQ
ROHKLEXVDQJDWEHUSHQJDUXKWHUKDGDSED\LQ\D3HUOXGLXSD\DNDQDJDUDQDN
EHUNHPEDQJGDODPNDQGXQJDQGHQJDQVHPSXUQDGDQODKLUGHQJDQNHNXDWDQ
PHQWDO\DQJVHKDW

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

87

8QWXNLWXSHUOXGLXFDSNDQPDQWUD\DWKH\DPSUWKLYLPDK\XWWDQDJDUEKPD
GDGKHYDPWDPJDUEKDPDGKHKLGDVDPHPDVLVXWDYH $VYDOD\DQD 
$UWLQ\DVHSHUWLLEXSUWKLYL\DQJOXDVGDQEHVDUPHPSXQ\DLEDQ\DNWXPEXKDQ
GDODP NDQGXQJDQQ\D LVWULNX PHPSXQ\DL ED\L GDODP NDQGXQJDQ VHODPD
VHSXOXKEXODQGHQJDQEDLN
8SDFDUD VPDQWRQD\DQD VDVNUD \DQJ DGD GL ,QGRQHVLD WHUXWDPD \DQJ
DGDGL-DZDGLNHQDOGHQJDQWLQJNHSDQDWDXSLWXQJZXODQDQGDQGL%DOLGLVHEXW
GHQJDQPDJHGRQJGHJRQJDQ7XMXDQXSDFDUDLQLDGDODKPHPRKRQNHKDGDSDQ
+\DQJ:LGKL:DVDDJDUMDQLQ\DQJWHODKEHUEHQWXNED\LVHPDNLQVHPSXUQD
GDQNHPXGLDQODKLUVHEDJDLDQDN\DQJVXSXWUDNDUHQDMDQLQ\DQJEHUXPXU
VDPSDLEXODQVXGDKPHPSXQ\DLEHQWXNWXEXK\DQJOHQJNDS

6XPEHU'RNXPHQ.HPGLNEXG

*DPEDU8SDFDUD7LQJNHSDQ 3LWXQJZXODQDQDWDXPLWRQL

'L VDPSLQJ LWX LVWUL SHUOX GLEHULNDQ GRD ROHK SDUD EUDKPDQD 6HPRJD
NDPX PHPSXQ\DL NHWXUXQDQ \DQJ SHUZLUD VHPRJD NDPX PHODKLUNDQ DQDN
\DQJ KLGXS GDQ VHPRJD NDPX PHQMDGL LVWUL VXDPL \DQJ KLGXS 'HPLNLDQ
SHODNVDQDDQ JDUEKGKQD SXVDYDQD GDQ VPDQWRQD\DQD VDVNUD \DQJ
GLODNXNDQ NHWLND MDQLQ GDODP NDQGXQJDQ GHQJDQ WXMXDQ XQWXN PHPRKRQ
NHVHODPDWDQGDQDQXJHUDKGDUL+\DQJ:LGKLDJDUPHQMDGLDQDN\DQJVXSXWUD

88

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

Kegiatan Siswa
3HWXQMXN
 %XDWODKNHORPSRNNHUMD
 $PDWLODK SHODNVDQDDQ VDVNUD \DQJ DGD GL OLQJNXQJDQPX PLQLPDO 
SHODNVDQDDQVDVNUD
 6HWHODKNHORPSRNPXPHQHQWXNDQVDVNUD\DQJDNDQGLNHUMDNDQEXDWODK
GDIWDU SHUWDQ\DDQ XQWXN PDVLQJPDVLQJ VDVNUD \DQJ PHOLSXWL SURVHV
SHODNVDQDDQGDQPDNQD\DQJWHUNDQGXQJGLGDODPQ\D
 7XOLVNDQ KDVLO ZDZDQFDUD NHORPSRNPX GDODP EHQWXN ODSRUDQ GHQJDQ
PHQXOLVNDQMXGXOGDQQDPDDQJJRWDNHORPSRNSHQGDKXOXDQLVLSHQXWXS
VDUDQGDQGDIWDUUHIHUHQVL
 3UHVHQWDVLNDQKDVLOODSRUDQNHORPSRNPXGLGHSDQNHODV

Memahami Teks
3HQMHODVDQSHPEHODMDUDQVHEHOXPQ\DPHPEHULNDQSHPDKDPDQEDKZDSUR
VHVED\LGDODPNDQGXQJDQPHPEXWXKNDQYLEUDVLNHVXFLDQ\DQJGLGDSDWNDQGDUL
LEX\DQJPHQJDQGXQJVDPSDLGHQJDQSHUDQOLQJNXQJDQ0LVDOQ\DGL-DZDGDQ
%DOLVHULQJGLODNVDQDNDQXSDFDUDNHWLNDMDQLQPDVLKGDODPNDQGXQJDQGHQJDQ
PHODNVDQDNDQPDJHGRQJJHGRQJDQGDQDWDXWLQJNHEDQ3HUVLDSDQNHODKLUDQ
DQDNGLODNXNDQVHFDUDVXQJJXKVXQJJXKGHQJDQPHODNXNDQEHUEDJDLVDGKDQD
DWDX SHULODNX VSLULWXDO 6DGKDQD GLODNXNDQ GHQJDQ PHQJXFDSNDQ JD\DWUL
PDQWUDPXODLGDULWXPEXKQ\DMDQLQVDPSDLGHQJDQWDQGDNHODKLUDQ6DGKDQD
GLODNXNDQ GHQJDQ KDUDSDQ DJDU DQDN \DQJ VHGDQJ GLNDQGXQJ PHQMDGL DQDN
VXSXWUDGDODPNHKLGXSDQLQL
%HULNXW LQL DNDQ GLEDKDV WHQWDQJ XSDFDUD SRVWQDWDO PXODL GDUL NHODKLUDQ
VDPSDLMHQMDQJSHUNDZLQDQGDQXSDFDUDSHPEDNDUDQMHQD]DK
1. -WDNDUPD6DVNUD
0DSDJ 5DUH DWDX 8SDFDUD
0HQ\DPEXW.HODKLUDQ%D\L
0DSDJ5DUHPHUXSDNDQXSD
FDUD NHODKLUDQ ED\L GHQJDQ
PDNVXG PHQ\DPSDLNDQ UD
VD V\XNXU DQJD\X EDJLD 
NHSDGD 6DQJ +\DQJ :LGKL
:DVD

6XPEHUKWWSUDMBFDP\WULSRGFRP

*DPEDU8SDFDUDNHODKLUDQED\L

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

89

 0DSDJ 5DUH MXJD PHUXSDNDQ XSDFDUD XQWXN PHPRKRQ DQXJHUDK1\D


DJDUED\LLWXVHODOXEHUDGDGDODPNHDGDDQVHODPDW%HEHUDSDKDULVHWHODK
ED\LODKLUMXJDGLDGDNDQDFDUDOHSDVDRQDWDXSXSXWSXVHU\DQJEHUPDNQD
PHPEHUVLKNDQMDVPDQLED\LWHUVHEXW+DOLQLMXJDGLMHODVNDQGDODPYajur
9HGDEDKZD
7U\\XVDPMDDGDJQHKND\DSDV\DWU\\XVDP
\DGGHYHXWU\D\XVDPWDQQRDVXWU\D\XVD
7HUMHPDKDQ
6HPRJDNDPLPHPSHUROHKXPXUSDQMDQJWLJDNDOLOHELKSDQMDQJ
GDULRUDQJ\DQJPHODNXNDQ\DMxDGDULSHWDQLGDQGDULVHVHR
UDQJ\DQJPHPLOLNLVLIDWVLIDWNHGHZDWDDQ6HSHUWLPHUHND\DQJ
PHQGDSDWNDQXPXUSDQMDQJGHPLNLDQSXODNDPLMXJDPHQGDSDW
NDQXPXU\DQJOHELKSDQMDQJWLJDNDOLOLSDWGDULPHUHND
0DVZLQDUD 
 *DUEKDGKDQD6LPDQWRQD\DQDGDQ3XQVDYDQD6DPVNDUDGLODNXNDQSDGD
ZDNWX ED\L EHUDGD GDODP NDQGXQJDQ LEX GDQ NHWLJD XSDFDUD LQL GLVHEXW
SUHQDWDO6HGDQJNDQVDPVNDUDNHHPSDW\DLWX-DWDNDUPDGLODNXNDQVHWHODK
ED\LODKLUNHGXQLDLQL6HEHOXPED\LODKLULEXGDQIDNWRUNHWXUXQDQVDQJDW
EHUSHQJDUXK WHUKDGDS ED\L $NDQ WHWDSL VHWHODK ED\L ODKLU OLQJNXQJDQ
VDQJDWEHVDUSHQJDUXKQ\DWHUKDGDSED\L-DWDNDUPDEHUDUWLEHEHUDSDKDO
\DQJSHUOXGLODNXNDQDJDUVDQJED\L\DQJGLODKLUNDQPHQGDSDWOLQJNXQJDQ
\DQJEDLNKLQJJDPHQMDGLPDQXVLD\DQJEDLNSXOD6HWHODKODKLUPXNDGDQ
KLGXQJED\LSHUOXGLEHUVLKNDQVXSD\DGLDELVDPHQHULPDDLUVXVXLEXQ\D
GHQJDQEDLN
 'DODP NLWDE 6XVUXWD GLNDWDNDQ EDKZD NHWLND XSDFDUD WHUVHEXW LEX GDQ
D\DKED\LVHEHQDUQ\DPHQXOLV$80GLDWDVOLGDKED\LQ\DGHQJDQPDGX
\DQJ EHUDUWL VHPRJD ED\L PHQJLQJDW GDQ PHQJXFDSNDQ NDWDNDWD $80
7LWLE 6HWHODKLWXLEXGDQD\DKED\LSHUOXPHQJXFDSNDQNDWD
NDWD$80YHGRDVLGLWHOLQJDED\L\DQJEHUDUWLQDPDPXDGDODK9HGD
'HQJDQGHPLNLDQLEXGDQD\DKPHPEHULNDQQDPD9HGDGHQJDQPDNVXG
VXSD\D DQDN PHPLOLNL SHQJHWDKXDQ PHODOXL 9HGD VHODOX PHQGHQJDUNDQ
GDQPHQJLNXWLDMDUDQ9HGD7XMXDQPHQXOLV2PNDUDSDGDOLGDKED\LGDQ
PHQJXFDSNDQYHGRDVLGLWHOLQJDED\LDGDODKVXSD\DDQDNWLGDNWHUODOX
WHUSHQJDUXK ROHK VLIDWVLIDW GXQLDZL GDQ PHQXMX NHEHQDUDQ DWDX OHELK
PHQJXWDPDNDQNHKLGXSDQVSLULWXDO

90

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

 1PDNUDD6DVNUD
1PDNUDD 6DVNUD
PHUXSDNDQ XSDFDUD SHP
EHULDQ QDPD ED\L \DQJ
GLODNXNDQSDGDKDULNHVH
SXOXK DWDX KDUL NHGXD
EHODV VHWHODK ED\L ODKLU
3HPEHULDQQDPDPHQXUXW
NHSHUFD\DDQ +LQGX KDUXV
EHQDUEHQDU PHPSXQ\DL
PDNQD 0LVDOQ\D GLEHUL
QDPD\DQJ\DQJPHQJDQ
GXQJ DUWL NHVXFLDQ NH
6XPEHUKWWSUDMBFDP\WULSRGFRP
NXDWDQNHPDNPXUDQGDQ
*DPEDU3HODNVDQDDQ-WDNDUPDGDQ1PDNUDD
NHSXDVDQGHQJDQKDUDSDQ
6DVNUD
DJDU NHODN DQDN LWX PH
PLOLNLVLIDWGDQNDUPDVHVXDLGHQJDQPDNQDQDPDQ\D
 'DODP 9HGD GLNDWDNDQ EDKZD QDPD \DQJ GL EHULNDQ NHSDGD DQDN KDUXV
PHPSXQ\DLPDNQDGDQWXMXDQ\DQJELVDPHQJLQJDWNDQNHSDGDDQDNVXSD\D
PHQMDGL VHVXDL GHQJDQ QDPD \DQJ WHODK GLEHULNDQ 6RPYLU  GDODP
7LWLE   'DODP /DJKX 3DWWULND GLNDWDNDQ EDKZD DSDSXQ \DQJ
NLWDSLNLUNDQGHPLNLDQSXOD\DQJGLXFDSNDQGDQDSD\DQJNLWDXFDSNDQ
KHQGDNQ\DGHPLNLDQSXOD\DQJNLWDODNXNDQ
 'DODP NHVXVDVWUDDQ 6DQVHNHUWD NRQVHS VDEGD EHJLWX SHQWLQJ 0HODOXL
NDWDNDWDNLWDELVD PHQFDSDL WXMXDQNHKLGXSDQ2UDQJ \DQJ PHPSHODMDUL
8SDQLVDG PHQJXFDSNDQ 6RKDP VD\D DGDODK 'LD  GDQ VHRUDQJ SHQJLNXW
9HGDQWDPHQJDWDNDQDKDPEKUDKPDDVPL.DWDNDWD\DQJEHUPDNQDVDQJDW
EHUSHQJDUXK GDODP NHKLGXSDQ PDQXVLD GHPLNLDQ SXOD QDPD -LND QDPD
\DQJGLEHULNDQEHUPDNQDVHVHRUDQJELVDPHQMDGLVHSHUWLQDPDQ\D6HSHUWL
9LYHNDQDQGD9LYHNDEHUDUWLSHQJHWDKXDQGDQDQDQGDEHUDUWLNHEDKDJLDDQ
VHPSXUQD GDQ 6ZDPL 9LYHNDQDQGD PHPEXNWLNDQ KDO LQL %HEHUDSD
KDO GLEDKDV GDODP 6DPVNDUD 9LGKL \DQJ GLWXOLV ROHK 6ZDPL 'D\DQDQGD
6DUDVYDWL \DQJ SHUOX GLSHODMDUL XQWXN PHPSHUGDODP VDPVNDUDVDPVNDUD
WHUVHEXW 0HQXUXW 6ZDPL 'D\DQDQGD QDPDQDPD \DQJ WLGDN EROHK
GLEHULNDQ NHSDGD DQDN DGDODK PHQJDPELO QDPD MHQLV EXUXQJ ELQDWDQJ
QDPDQDPD NRWD GDQ VHMHQLVQ\D 'DODP 0DQDYDGKDUPDVDVWUD  
GLNDWDNDQ EDKZD ZDQLWD \DQJ PHPSXQ\DL QDPD \DQJ EHUNDLWDQ GHQJDQ
QDNVDWUD SRKRQ VXQJDL JXQXQJ EXUXQJ GDQ XODU VHEDLNQ\D GLKLQGDUL
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

91

+DOWHUVHEXWGLVHEDENDQNDUHQDQDPDQDPDWHUVHEXWWLGDNELVDPHPEHULNDQ
VHVXDWXVHKLQJJDQDPDQDPDWHUVHEXWSHUOXGLKLQGDUL'HQJDQGHPLNLDQ
QDPDQDPD \DQJ SHUOX GLEHULNDQ NHSDGD DQDN DGDODK QDPDQDPD \DQJ
GDODPSHQJXFDSDQQ\DHQDNGDQWLGDNVXOLWGLXFDSNDQ
 1LNUDPDD6DVNUD
1LNUDPDD 6DVNUD PHUXSDNDQ XSDFDUD \DQJ GLODNXNDQ VHWHODK DQDN
LWXPHQFDSDLXPXUKDUL EXODQ%DOLNDOHQGHU+LQGX VHEDJDLVLPERO
SHQMHPSXWDQDWPDMLZDED\LDJDUEHQDUEHQDUPHPEHULKLGXS\DQJPHP
EDKDJLDNDQ 7LWLE 6DDWLWXPHUXSDNDQKDULSHUWDPDED\LXQWXN
EHUKXEXQJDQ GHQJDQ NHNXDWDQNHNXDWDQ DODP DWDX NRQWDN GHQJDQ GXQLD
OXDU3DGDXPDW+LQGXGL-DZDGLNHQDOGHQJDQWHGDNVLQWHQDWDXPHQJLQMDN
WDQDKSHUWDPDGLGDODPVDQJNDU'L%DOLGLNHQDOGHQJDQXSDFDUDQ\DPEXWLQ
\DQJGLODNVDQDNDQEXODQVHWHODKNHODKLUDQED\L

6XPEHUZZZMRJMDNRWDFRLG

*DPEDU8SDFDUDPHQJLQMDNWDQDK 7HGDNVLQWHQ GL-DZD

1LNDUDPDDEHUDUWLEHEDVNHOXDU0DNVXGQ\DED\L\DQJVHODOXEHUDGD
GLGDODPUXPDKEHUVDPDVDQJLEXELVDGLEDZDNHOXDUUXPDKVHWHODKGL
ODNVDQDNDQ XSDFDUD 1LNDUDPDD 6DVNUD 'HQJDQ GLODNVDQDNDQQ\D
XSDFDUD WHUVHEXW DQDN DNDQ PHPSHUROHK XGDUD VHJDU GDQ FDKD\D 'HYD
Surya 'HYD 6XU\D PHPEHULNDQ NHKLGXSDQ EDUX EDJL VHWLDS RUDQJ GL
GXQLDLQL0HODOXL6DVNUDWHUVHEXWDQDNDNDQPHOLKDWVXU\D PDWDKDUL 
6DDW XSDFDUD RUDQJ WXD VDQJ DQDN KDUXV PHQJXFDSNDQ JD\DQWUL PDQWUD
'HQJDQ PDQWUD WHUVHEXW GLKDUDSNDQ 7XKDQ EHUNHQDQ PHPEHULNDQ VDQJ

92

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

DQDN NHKLGXSDQ VHODPD VHUDWXV WDKXQ 3DGD PDODP KDUL VHWHODK XSDFDUD
VHOHVDL VDQJ LEX PHQ\HUDKNDQ DQDNQ\D NHSDGD VDQJ D\DK .HPXGLDQ
VDPELO PHPEDZD DLU GL WDQJDQ VDQJ D\DK EHUGLUL PHQJKDGDS EXODQ GDQ
PHQJXFDSNDQPDQWUD2P\DGDGDVFDQGUDPDVLNUVQDPSUWKLY\DKUGD\DP
VULWDPWDGDKDPYLGYDQVWDWSDV\DQPDKDPSDXWUDPDJKDPUXGDP 0DQWUD
%UDKPDQ 
0HQXUXW *REKLO *K\DVWUD 1LVNDPDD VHEDLNQ\D GLODNVDQDNDQ SDGD
EXODQ NHWLJD VHWHODK NHODKLUDQ MDQQDW \DKWUDWL\DK MDXWVQDK WDV\D WUD
WL\D\DP  1DPXQ 3DUDVNDUD *K\DVXWUD PHQJLMLQNDQ ELOD 6DVNUD
WHUVHEXWGLODNVDQDNDQSDGDEX
ODQ NHHPSDW 7XMXDQ GL ODNVD
QDNDQQ\D 1LVNDPDD 6DV
NUD DGDODK DJDU DQDN \DQJ
EDUX EHUXPXU EHEHUDSD EXODQ
GDSDWGLDMDNNHOXDUUXPDKPH
QJHQDO OLQJNXQJDQ KLGXSQ\D
6HODLQLWXGLKDUDSNDQSXODVDQJ
DQDN DNDQ PDPSX KLGXS OHELK
GDULVHUDWXVWDKXQ6XSD\DDQDN
WLGDN PHQLQJJDO GXQLD DWDX
WLGDNPHQGDSDWNHVXOLWDQGDODP
6XPEHUKLQGXLVPDERXWFRP
NHKLGXSDQQ\D RUDQJ WXD SHUOX
*DPEDU,OXVWUDVLSHODNVDQDDQ1LNUDPDD
PHQJXFDSNDQPDQWUDGHPLNH
6DVNUD
VHODPDWDQQ\D VHEDJDL EHULNXW
PDDKDPSDXWUDPDJKDPQLJDPPDDKDPSDXWUDPDJKDPULVDP\DQJ
EHUDUWL VHPRJD SXWUDNX EHUXPXU SDQMDQJ GDQ WLGDN PHQLQJJDO VHEHOXP
NDPL
4. $QQDSUDQD6DVNUD
$QQDSUDQD6DVNUDPHUXSDNDQXSDFDUDSHPEHULDQPDNDQDQ\DQJSHU
WDPDNDOL\DLWXSDGDZDNWXXPXUDQDNPHQFDSDLEXODQ EXODQ%DOL 
$QDN\DQJGLXSDFDUDLGLWDQDNNDQQDVLOHPEHNEHULVLWHOXUD\DPNHPXGLDQ
GLSDJLEXWDDQDNLWXGLWXUXQNDQNHWDQDK PHQJLQMDNWDQDK $QQDSUDQD
6DVNUDLQLGLODNVDQDNDQVDDWDQDNEHUXVLDHQDPEXODQVHSHUWLGLVHEXWNDQ
GDODP$VYDOD\DQD*UKDVXWUDVDVWKHPDVVLDQQDSUDVDQDP$QQD
SUDQD EHUDUWL PDNDQDQ \DQJ GLPDNDQ ROHK DQDN SHUWDPD NDOL VHMDN
NHODKLUDQQ\D 'HQJDQ PHODNVDQDNDQ VDPVNDUD WHUVHEXW DQDN GDSDW

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

93

GLVDSLK GDUL DLU VXVX LEX GDQ


PXODLGLEHULPDNDQDQ\DQJOHP
EXW PLVDOQ\D EXEXU 3DGD XVLD
HQDPEXODQELDVDQ\DDQDNVXGDK
PXODL WXPEXK JLJL VHKLQJJD
PDNDQDQ KDOXV \DQJ GLEHULNDQ
ELVDGLFHUQDGHQJDQEDLN6HGLNLW
GHPLVHGLNLWVDQJDQDNSXQGDSDW
GLVDSLK NDUHQD ELOD LEX WHUXV
PHQHUXVPHQ\XVXLNHVHKDWDQQ\D
ELVDWHUJDQJJX

6XPEHUKLQGXLVPDERXWFRP

*DPEDU,OXVWUDVLSHODNVDQDDQ
$QQDSUDQD6DVNUD

NDQDQODKSLNLUDQGDSDWEHUNHPEDQJ

6DVNUD WHUVHEXW SHUOX GL ODN


VDQDNDQ NDUHQD GDODP 9HGD GL
WXOLV DQQDP YDL SUDQD \DQJ
EHUDUWL PDNDQDQ DGDODK SUDQD
QDSDV  LWX VHQGLUL %HUNDW PD

 0DNDQDQPHPHJDQJSHUDQDQSHQWLQJGDODPNHKLGXSDQPDQXVLD0DNDQDQ
\DQJ GLPDNDQ ROHK VHVHRUDQJ EHUSHQJDUXK WHUKDGDS SLNLUDQ -LND GLD
VHRUDQJ YHJHWDULDQ PDNDQDQ VDWWYLND  PDND SLNLUDQQ\D MXJD VDWWYLND
EDLN .DUHQDLWXVDDWVDVNUDWHUVHEXWGLODNVDQDNDQDQDN\DQJEHUXVLD
HQDPEXODQELVDGLEHULNDQPDNDQDQVDWWYLNDGHQJDQPHQJXFDSNDQPDQWUD
GDUL 9HGD VHKLQJJD LD VHODOX PDNDQ PDNDQDQ \DQJ VDWWYLND 7LWLE 
 
5. &KDNDUDD6DVNUD
&KDNDUDD6DVNUDPHUXSDNDQXSDFDUDSRWRQJUDPEXW\DQJSHUWDPD
ELDVDQ\DGLODNXNDQSDGDZDNWXDQDNEHUXPXUDQWDUDVDWXVDPSDLWLJDWDKXQ
5DPEXW GL EDJLDQ XEXQXEXQ WLGDN GLSRWRQJ GLVLVDNDQ VHEDJDL MDPEXO 
1DPXQGHZDVDLQLNHELDVDDQVHSHUWLLQLVXGDKSXGDUGDQDQDNDQDNGLFXNXU
ELDVDVDMDXEXQXEXQPDVLKWHWDSWHUOLQGXQJ'LGDODPNLWDE0DQX6PHUWL
GLNDWDNDQ EDKZD XSDFDUD LQL GLPDNVXGNDQ XQWXN PHPSHUROHK NHEDMLNDQ
VSLULWXDOEDJLDQDNLWX&KDNDUDDVDPVNDUDEHUKXEXQJDQSXODGHQJDQ
SHUNHPEDQJDQRWDNWHUXWDPDFHOHEUXPGDQFHUHEHOOXPVDPSDLVHPSXUQD
6HWHODK WLJD WDKXQ UDPEXW \DQJ GLDQJJDS NRWRU WHUVHEXW ELVD GLSRWRQJ
VHKLQJJDWXPEXKUDPEXW\DQJEDUXVHUWDEHUEDJDLPDFDPSHQ\DNLWNXOLW
GDSDWGLKLQGDUL

94

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

3HQWLQJQ\DUDPEXWED\LGLSRWRQJ
GLMHODVNDQ GDODP $WKDUYDYHGD
EDKZDXQWXNPHQGDSDWNDQXPXU
SDQMDQJUDPEXWVHEDLNQ\DGLSR
WRQJWHUOHELKGDKXOX 'LU
JKD\XWYD\D 

6XPEHUKLQGXLVPDERXWFRP

*DPEDU,OXVWUDVLSHODNVDQDDQ&KD
NDUDD6DVNUD

'DODP DJDPD +LQGX NRQVHS


JXQGXO PHPLOLNL PDNQD NKX
VXV NDUHQD WHUGDSDW GDODP VDODK
VDWX 8SDQLVDG \DLWX 0XQGD
NRSDQLVDG 0XQGDND EHUDUWL
RUDQJ\DQJWHODKPHQMDGLJXQGXO
'DODP NRQVHS &DWXU $VUDPD
VHRUDQJ VDPQ\DVL WLGDN EROHK
PHPHOLKDUD UDPEXW %DKNDQ GD
ODP8SDQLVDGGLVHEXWNDQEDKZD
%UDKPDYLG\D SHQJHWDKXDQ WHQ
WDQJ 7XKDQ  EROHK GLEHULNDQ NH
SDGD RUDQJ \DQJ WHODK JXQGXO

(6LURYUDWD 
 2UDQJ JXQGXO \DQJ GLPDNVXG DGDODK VHEDJDL VLPERO RUDQJ \DQJ VXGDK
PHOHSDVNDQ VHJDOD LNDWDQ NHGXQLDZLDQ GDQ PHPSHUROHK 9DLUDJ\D 7LWLE
 
&KDNDUDD 6DVNUD GLODNVDQDNDQ XQWXN PHPRKRQ VXSD\D SDUD
%UDKPDFDUL\DNQL$GLW\D5XGUDGDQ9DVX\DQJPHPLOLNLNHNXDWDQLVWL
PHZD PHPEHULNDQ DQXJHUDK NHSDGD VDQJ DQDN DJDU VHODOX EDKDJLD GDQ
PHPSHUROHKNHWHQDQJDQGDODPNHKLGXSDQQ\D
6. .DUDYHGKD6DVNUD
.DUDYHGKD 6DVNUD EHUDUWL PHQXVXN WHOLQJD 3DGD PDV\DUDNDW
WUDGLVLRQDOELDVDQ\DKDOLQLGLODNXNDQGHQJDQPHQJJXQDNDQGXULWHUWHQWX
6HWHODKLWXPHQWHJDGLROHVNDQSDGDOXND+DOLQLEHUODNXXQWXNEDLNXQWXN
DQDN ODNLODNL PDXSXQ SHUHPSXDQ 'DODP EXNX &DNUDSDQL GLWXOLV
NDUQDY\DGKH NUWH EDOR QD JUDKDLU DEKLEKXW\DWH \DQJ DUWLQ\D GHQJDQ

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

95

PHQLQGLN WHOLQJD SHQJDUXK SHU


ELQWDQJDQ DVWURORJL  \DQJ MDKDW
WLGDNELVDPHQ\HUDQJDQDN3HQ
GDSDW LQL WLGDN VHVXDL GHQJDQ
YHGD 1DPXQ EHEHUDSD SHQ\DNLW
GDSDW GLFHJDK GHQJDQ PHODNVD
QDNDQ VDVNUD VHSHUWL \DQJ GL
WXOLVGDODP6XVUXWDEDKZDDQDN
ODNLODNL DNDQ WHUKLQGDU GDUL SH
Q\DNLW KHUQLD 7LWLE  
$NDQ WHWDSL SDGD XPXQ\D \DQJ
GLWLQGLN DGDODK DQDN ZDQLWD GDQ
WLGDNDGDXSDFDUDDJDPD
0HQXUXW 6XVUXWD VHEXDK XUDW
DNDQ WHUSRWRQJ VDDW WHOLQJD GL
WLQGLN \DQJ PHQ\HEDENDQ SH
6XPEHUKLQGXLVPDERXWFRP
*DPEDU,OXVWUDVLSHODNVDQDDQ.DUD
Q\DNLWKHUQLDELVDGLKLQGDUL8OD
YHGKD6DVNUD
VDQ6XVUXWD\DQJPHUXSDNDQEX
NX WHUNXQR WHQWDQJ LOPX EHGDK
(VXUJHU\ EHOXPPHQGDSDWSHUKDWLDQSDUDGRNWHUPRGHUQ0HODOXLVDVNUD
WHUVHEXW DQDN ODNLODNL PDXSXQ SHUHPSXDQ ELVD PHQJHQDNDQ SHUKLDVDQ
3HUKLDVDQGLNHQDNDQGHQJDQGXDWXMXDQ\DLWXXQWXNWDPSLOPHQDULNGDQ
PHQGDSDWNDQ UDVD Q\DPDQ NDUHQD HPDV PHPLOLNL NHNXDWDQ VHKLQJJD
PHPSHQJDUXKLNHVHKDWDQSHPDNDLQ\D 
 2OHK NDUHQD LWX NDUDYHGKD VDVNUD GDSDW GLODNXNDQ EDJL DQDN ODNL
ODNLPDXSXQSHUHPSXDQ+DOLWXWHUEXNWLVDPSDLVHNDUDQJVHKLQJJDNDXP
SHUHPSXDQ PHQLQGLN WHOLQJD PHUHND %DKNDQ SDGD ]DPDQ GDKXOX SULD
SXQNKXVXVQ\DSDUDNVDWUL\DPHODNXNDQQ\D$GDNHPXQJNLDQVDVNUD
WHUVHEXWMXJDEHUNDLWDQGHQJDQXSDFDUDSRWRQJJLJL\DQJDGDGL%DOL
7. 9LG\UDPEKD6DVNUD
 9LG\UDPEKDDWDXSHQGLGLNDQDZDO9LG\DDGDODKSHQJHWDKXDQGDQDUDP
EKDQDLQLGLPXODL+DOLQLELDVDQ\DGLODNXNDQVHNLWDUXVLDHPSDWDWDXOLPD
WDKXQ 3DGD SHQMHODVDQ ODLQ \DQJ WHUWXDQJ GDODP NLWDE <DMXU 9HGD 
EDKZD

96

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

7XKDQVHEDJDLSHPEHULNHKLGXSDQPHQMDXKNDQGDULVHJDOD
GXNDGDQPHPEHULNDQNHEDKDJLDDQ6HEDJDLSHQFLSWDMDJDWUD\D
GDQVXPEHUGDULVHJDODFDKD\DGDQSHPEHULNHPDNPXUDQ\DQJGL
LQJLQNDQROHKVHPXDXPDWPDQXVLD7XKDQ\DQJVHODOXPHPEHUL
NHPHQDQJDQNHSDGDPDQXVLD\DQJPHUXSDNDQ0DKDEDLNGDQ
PHQMDGLSXVDWSLNLUDQSHQHEXVGRVD\DQJ0DKDVXFLNDPLPHQHULPD
7XKDQ\DQJVHSHUWLLWX2K7XKDQDQXJHUDKNDQODKNHSDGDNDPLEXGL
\DQJEDLN
0DVZLQDUD
 6HWHODK VDVNUD WHUVHEXW GLODNVDQDNDQ DQDN DNDQ GLVHEXW EUDKPDFDUL
GDQEHUKDNPHQGDSDWSHODMDUDQWHQWDQJ9HGDGDQEUDKPDFDUL%UDKPDFDUL
PHPSXQ\DLPDNQDPHQFDUL7XKDQ EUDKPDEHUDUWL7XKDQFDULEHUDUWL
PHQFDUL  6DODK VDWX FDUDQ\D DGDODK GHQJDQ EHUWDSD GL JXUXNXOD $QDN
\DQJ EDUX SHUWDPD NDOL EHODMDU GL VHNRODK JXUXNXOD  EHUVXPSDK XQWXN
WLQJJDO GHQJDQ VHWLD GL DVUDPD \DQJ SHUWDPD \DQJ GLVHEXW EUDKDPFDUL
MHQMDODQL SHQGLGLNDQ VHRUDQJ EUDKPDFDUL KDUXV PHQJHQGDOLNDQ VHPXD
LQGUDGDQWLGDNEROHKEHUKXEXQJDQGHQJDQZDQLWD+DOLQLEHUWXMXDQDJDU
GDVDU\DQJPHPEHQWXNNHSULEDGLDQQ\DNXDWVHKLQJJDPDPSXPHQJKDGDSL
GXQLDVHWHODKPHQ\HOHVDLNDQSHQGLGLNDQGLJXUXNXOD 7LWLE 

6XPEHUZZZKLPDOD\DQDFDGHP\FRP

*DPEDU9LG\UDPEKD6DVNUD

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

97

 'DODPVDVNUDWHUVHEXWJXUXPHPEHULNDQEHEHUDSDQDVLKDWVDW\DPYDGD
GKDUPDPFDUDVYDGK\D\DQPDSUDPDGPDWUGHYREKDYDSLWUGHYREKDYD
DFDU\DGHYREKDYDDWLWKLGHYREKDYD (7DLWWLUL\D \DQJEHUDUWL
:DKDLDQDNXFDSNDQODKVHODOX\DQJEHQDUVHODOXPHQJLNXWLGKDUPDMDQJDQ
PDODVEHODMDUKRUPDWNHSDGDRUDQJWXDJXUXGDQSDUDWDPX\DQJGDWDQJ
PHVNLSXQWLGDNGLXQGDQJ.DUPDQNXUXGLYDPDVYDSVLKNURGKDQUWHYDU
MD\DXSDULVD\\DPYDUMD\DEHUDUWLEHNHUMDODKGHQJDQUDMLQMDQJDQWLGXU
SDGD VLDQJ KDUL NHQGDOLNDQ NHPDUDKDQ MDQJDQ WLGXU GL DWDV NDVXU \DQJ
HPSXN1DVLKDWJXUX\DQJODLQDGDODKHQJNDXDGDODKVHRUDQJEUDKPDFDUL
ODNVDQDNDQVHODOXVDQGK\D VHPEDK\DQJ PLQXPODKDFDPDQDSHODMDULODK
9HGDVHODPDGXDEHODVWDKXQSDWXKSDGDXFDSDQJXUX\DQJEHQDUMDQJDQ
LNXWLXFDSDQ\DQJWLGDNEHQDUMDQJDQEHUKXEXQJDQNHODPLQPDNDQPD
NDQDQVDWWYLNDEHUVLNDSODKVRSDQELFDUDVHSHUOXQ\DGDQVHQDQWLDVDKRUPDW
NHSDGDJXUX3HODNVDQDDQVDVNUDLQLMLNDGL,QGRQHVLDGLODNXNDQGHQJDQ
PHODNXNDQWDKDSDQVHNRODK\DQJSHUWDPD\DLWXPHPDVXNLXVLDSHQGLGLNDQ
XVLDGLQL 3$8' 
8. 8SQD\DQD6DVNUD

6XPEHU'RNXPHQ.HPGLNEXG

*DPEDU8SQ\DQD6DVNUD

SHQJHWDKXDQNHDJDPDDQ

8SQD\DQD 6DVNUD PHUXSDNDQ


XSDFDUD XQWXN PXODL EHUVHNRODK
GDODP EDWDV XPXU SDOLQJ DZDO 
WDKXQ GDQ SDOLQJ ODPEDW  WDKXQ
0DVD EHODMDU LQL GLVHEXW GHQJDQ
%UDKPDFDUL DVUDPD 7LWLE 
  8SDFDUD \DQJ VHMHQLV GHQJDQ
8SQD\DQD 6DVNUD \DQJ ELDVD
GLODNXNDQ ROHK RUDQJRUDQJ %DOL
GDQ -DZD \DQJ EHUDJDPD +LQGX
DGDODKXSDFDUD3DZLQWHQDQ8SD
FDUD LQL EHUIXQJVL VHEDJDL SHP
EHUVLKDQ GLUL GDODP UDQJND PHP
SHODMDULLOPXSHQJHWDKXDQWHUXWDPD

 6HGDQJNDQXSDFDUDSDZLQWHQDQ\DQJOHELKEHVDU XQWXNPHQMDGLSHQGHWD 
GLVHEXW'LNVD:LGKL8SQD\DQDEHUDVDOGDULNDWD8SEHUDUWLGHNDW
GDQQD\DQEHUDUWLPHPEDZD\DQJPDNVXGQ\DDGDODKPHQGHNDWNDQDQDN
NHSDGDJXUX

98

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

 0HODOXL6DVNUDWHUVHEXWJXUXPHQHULPDDQDNVHEDJDLPXULGQ\D'DODP
XSQ\DQDVDVNUDRUDQJWXDDNDQEHUNDWDNHSDGDJXUX DFDU\D .DPL
WHODKPHODKLUNDQDQDNLQLGDQEHUXVDKDPHPEHULNDQNHKLGXSDQ\DQJEDLN
6HNDUDQJ NDPL LQJLQ DQDN LQL EHUNHPEDQJ GDODP PDV\DUDNDW VXSD\D LD
ELVD PHQMDGL RUDQJ \DQJ EDLN 2OHK NDUHQD LWX DQDN LQL NDPL VHUDKNDQ
NHSDGD JXUX 6DDW LWX JXUX DNDQ PHPEHULNDQ WLJD KHODL EHQDQJ \DQJ
GLVHEXW\DMQRSDYLWDVHEDJDLVLPERODQDNLWXEROHKPHPSHODMDUL9HGDGDQ
LOPXSHQJHWDKXDQ\DQJODLQ7LJDEHQDQJWHUVHEXWPHUXSDNDQVLPEXOGDUL
WLJDUQD KXWDQJ \DLWXUVLUQDSLWUUQDGDQGHYDUQD 7LWLE 
 5VL UQD EHUDUWL EHUKXWDQJ NHSDGD OHOXKXU \DLWX SDUD UVL VHKLQJJD DMDUDQ
\DQJ PHUHND EHULNDQ GLWHUXVNDQ NHSDGD JHQHUDVL EHULNXWQ\D 3LWU UQD
EHUDUWL EHUKXWDQJ NHSDGD RUDQJ WXD VHKLQJJD NLWD KDUXV PHQJKRUPDWL
PHUHND 'HYD UQD EHUDUWL EHUKXWDQJ
NHSDGD GHZDGHZD VHKLQJJD NLWD
KDUXV PHPXMD SDUD GHZD7LJD KHODL
EHQDQJ WHUVHEXW DNDQ VHODOX PHQJ
LQJDWNDQ NLWD DJDU PHOXQDVL NHWLJD
KXWDQJ WHUVHEXW 'DODP XSQ\DQD
VDVNUDJXUXEHUNDWDNHSDGDPXULG
:DKDL PXULGNX DNX PHQ\DWXNDQ
KDWLPX GDQ KDWLNX SLNLUDQPX DNDQ
VHODOX PHQJLNXWLNX NDPX MXJD DNDQ
VHODOXPHPDWXKLXFDSDQNXGDQPXODL
KDUL LQL 'HYD %UKDVSDWL PHQ\DWXNDQ
NLWD EHUGXD 3DUDVNDU *K\DVWUD
 
*KDVWUD PHQMHODVNDQ EDKZD VDV
NUD WHUVHEXW GLODNVDQDNDQ SDGD
*DPEDU3HODNVDQDDQ8SQD\DQD
WDKXQ NHGHODSDQ XQWXN VHRUDQJ DQDN
6DVNUDGL-DNDUWD
EUDKPDQD WDKXQ NHVHEHODV XQWXN
NVDWUL\D GDQ WDKXQ NHGXDEHODV XQWXN YDLV\D DVWDPH YDUVH EUDKPDQDP
XSDQD\HW  -LND VDVNUD WHUVHEXW WLGDN GLODNVDQDNDQ SDGD WDKXQ \DQJ
VXGDKGLWHQWXNDQRUDQJLWXGLVHEXWPatita\DLWXRUDQJ\DQJQDPDEDLNQ\D
WHUFHPDUGDODPPDV\DUDNDW DWDXUGKYDPSDWLWDVDYLWULNDEKDYDQWL 
6XPEHU'RNXPHQ.HPGLNEXG

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

99

 $QDN \DQJ WHODK PHQGDSDWNDQ XSQ\DQD VDVNUD GLVHEXW GYLMD \DQJ


DUWLQ\D PHQJDODPL NHODKLUDQ \DQJ NHGXD PHODOXL JXUX NDUHQD VDQJ
JXUX \DQJ DNDQ PHPEXND PDWD DQDN LWX VHKLQJJD GDSDW PHOLKDW GHQJDQ
EHQDU 3HODNVDQDDQ XSQ\DQD VDVNUD MXJD GLODNVDQDNDQ GL ,QGRQHVLD
3HODNVDQDDQLQLELDVDQ\DGLODNXNDQNHWLNDVHRUDQJVLV\DPHPDVXNLPDVD
XQWXN EHODMDU GL 3DVUDPDQ DWDX OHPEDJD VHNRODK \DQJ  SHODNVDQDDQQ\D
GLSLPSLQROHKURKDQLDZDQDJDPD+LQGX
9. 9HGUDPEKD6DVNUD
 3UDLVKDUWKD DWDX 9HGDUDPEKD DGDODK SURVHV SHPEHODMDUDQ :HGD GDQ
8SDQLVKDG3DGDDZDOVHWLDSSHULRGHDNDGHPLNDGDXSDFDUD\DQJGLVHEXW
8SDNDUPDGDQSDGDDNKLUVHWLDSSHULRGHDNDGHPLNDGDODJLXSDFDUD\DQJ
GLVHEXW8SDVDUMDQDP6DVNUDLQLMDUDQJGLWHPXLSDGDPDV\DUDNDW+LQGX
SDGD XPXPQ\D GDQ OHELK VHULQJ GLWHUDSNDQ SDGD NHOXDUJD EUDKPDQD
9HGUDPEKD\DQJWHUGLULGDULNDWD9HGD SHQJHWDKXDQ GDQDUDPEKD
PXODL EHUDUWLPXODLPHQHULPDSHQJHWDKXDQGDULJXUX6DVNUDWHUVHEXW
VHEDLNQ\D GLODNVDQDNDQ GL VHNRODK ROHK SDUD JXUX 7LWLE   
3DGD]DPDQGDKXOXVDVNUDWHUVHEXWELDVDGLODNXNDQGLDVUDPDDWDXGL
JXUXNXOD NHOXDUJDJXUX VHSHUWL\DQJWHUGDSDWGL,QGLDVDPSDLVHNDUDQJ
9HGUDPEKDVDVNUDSHQWLQJEDJLVHRUDQJDQDNNDUHQDPHODOXLVDPVNDUD
WHUVHEXWLDPHQGDSDW*D\DWUL0DQWUD\DQJPHUXSDNDQVXPEHUVHJDOD9HGD

6XPEHUZZZLQGLDQHW]RQHFRP

*DPEDU9HGUDPEKD6DVNUD

100

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

10. 6DPYDUWDQD6DVNUD
 6DPYDUWDQD EHUDUWL ZLVXGD DGDODK XSDFDUD \DQJ EHUKXEXQJDQ GHQJDQ
DNKLUSHQGLGLNDQIRUPDO8SDFDUDLQLPHQDQGDLDNKLUGDULPDVDPHQXQWXW
LOPX +DO LQL MXJD PHQDQGDL DNKLU GDUL PDVD EUDKPDFDUL 6DPYDUWDQD
EHUDUWLNHPEDOLNHUXPDKVHWHODKPHQ\HOHVDLNDQSHQGLGLNDQ$QDN\DQJ
GLKDUDSNDQEHUWDSDGDQGLODUDQJKLGXSPHZDKVDDWGDODPPDVDSHQGLGLNDQ
GDSDW EHUNXPSXO NHPEDOL EHUVDPD NHOXDUJD GDQ PHQLNPDWL NHKLGXSDQ
GXQLDZL

6XPEHU'RNXPHQ.HPGLNEXG

*DPEDU3URVHVLSHODNVDQDDQXSDFDUD6DPYDUWDQD6DVNUD

 'DODP&KDQGRJ\D8SDQLVDGGLEDKDVWHQWDQJNRQVHSEUDKPDFDUL$GDWLJD
PDFDPEUDKPDFDUL\DLWXYDVXEUDKPDFDULDGDODKPXULG\DQJPHQMDODQL
NHKLGXSDQ EUDKPDFDUL VHODPD  WDKXQ UXGUD EUDKPDFDUL VHODPD 
WDKXQGDQDGLW\DEUDKPDFDULVHODPDWDKXQ'HQJDQNRQVHSWHUVHEXW
JXUX GDSDW PHPEHUL EHEHUDSD SLOLKDQ NHSDGD PXULG -LND VHRUDQJ PXULG
KDQ\DLQJLQPHQMDODQLNHKLGXSDQEUDKPDFDULVHODPDWDKXQNHPXGLDQ
NHPEDOL NH UXPDK GDQ PHQLNDK DNDQ GLVHEXW YDVX 6HWHODK LWX LD GDSDW
KLGXSEHUPDV\DUDNDWGHQJDQEDLN 7LWLE 
 'DODPVDVNUDWHUVHEXWPXULGDNDQPHQJHPEDOLNDQGDQGD WRQJNDW GDQ
PHNKDOD VDEXNVXWHUD \DQJGLGDSDWGDODPXSQ\DQDVDVNUD'HQJDQ
GHPLNLDQVDPYDUWDQD VDVNUD EHUWXMXDQDJDUDQDN\DQJWHODKVHOHVDL
PHPSHODMDUDLYHGDGDQLOPXSHQJHWDKXDQODLQNHPEDOLNHUXPDKEHNHUMD
GDQ PHQLNDK :LVXGD PHUXSDNDQ FRQWRK SHODNVDQDDDQ VDPYDUWDQD

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

101

VDVNUD 3DGD ]DPDQ VHNDUDQJ KDO LQL ELDVDQ\D GLODNXNDQ SDGD DNKLU
PDVDEHODMDUEDLN\DQJGLODNXNDQSDGDWLQJNDWVHNRODKPHQHQJDKDWDVGDQ
SHUJXUXDQWLQJJL+LQGX\DQJDGDGL,QGRQHVLD
11. 5DMDVZDODGDQ0DSDQGHV
5DMDVZDODGDQ0DSDQGHVPHUXSDNDQXSDFDUD\DQJGLODNXNDQROHKVHRUDQJ
ZDQLWDVHEDJDLWDQGDVXGDKPHPDVXNLPDVDGHZDVD\DQJGLWDQGDLGHQJDQ
PHQVWUXDVL SHUWDPD 7XMXDQ XSDFDUD LQL DGDODK XQWXN PHPRKRQ NHSDGD
+\DQJ6HPDUD5DWLKXQWXNPHOLQGXQJLJDGLVGDULEHUEDJDLJRGDDQWHUXWDPD
WHUKDGDS QDIVX VHNV 8SDFDUD XQWXN ODNLODNL GLODNXNDQ GHQJDQ GLWDQGDL
PXQFXOQ\DMDNXQGDQSHUX
EDKDQVXDUDDWDXUDMDVLQJKD
7LWLE    6HODQMXW
Q\DDGDODKXSDFDUDSRWRQJ
JLJL DWDX PDSDQGHV SD
QJXU  \DQJ GL WXQMXNDQ NH
SDGD DQDN ODNLODNL GDQ
SHUHPSXDQ\DQJPXODLPH
PDVXNLXVLDGHZDVD7XMXDQ
XSDFDUDSRWRQJJLJLLQLDGD
ODK XQWXN OHELK PHQJHQGD
OLNDQ GLUL GDUL SHQJDUXK
6XPEHUKWWSZZZEHULWDEDOLFRP
OLQJNXQJDQ
*DPEDU,OXVWUDVL8SDFDUD0HSDQGHV
SRWRQJJLJL

3HODNVDQDDQ XSDFDUD LQL


GLPDNVXGNDQXQWXNPHPRKRQNHSDGD+\DQJ:LGKLDJDUDQDNDQDNGDSDW
PHQJHQGDOLNDQGLULQ\DGDULGRURQJDQQDIVX\DQJGLVHEXWGHQJDQVDGULSX
6DG ULSX WHUGLUL DWDV NDPD GRURQJDQ QDIVX VHNV \DQJ PHQMHUXPXVNDQ 
OREKD UDNXV  NURGKD HPRVL  PDWVDU\D LULKDWL  PRKD ELQJXQJ  GDQ
PDGD PLQXPDQNHUDV .HHQDPGRURQJDQQDIVXLQLGLODPEDQJNDQGHQJDQ
PHPRWRQJ GXD JLJL WDULQJ GDQ HPSDW JLJL VHUL 3HPRWRQJDQ JLJLJLJL
WHUVHEXW GLPDNVXGNDQ DJDU NHODN PHQMDGL DQDN EHUWDQJJXQJ MDZDE GDQ
PHPDQFDUNDQVLIDWNHGHZDWDDQ

12. 9LYKD6DVNUD
9LYKDVDVNUDPHUXSDNDQXSDFDUDSHUNDZLQDQXQWXNPHPDVXNLWLQJNDW
KLGXS JULKDVWKD DVUDPD 9LYKD VDVNUD EHUWXMXDQ XQWXN PHODQMXWNDQ
JDULV NHWXUXQDQ GDQ PHPHQXKL NHZDMLEDQ VHFDUD VHPSXUQD 3HODNVDQDDQ

102

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

YLYKDVDVNUDKDUXVEHUVDNVLNHSDGD6DQJ+\DQJ:LGKL:DVDPHODOXL
DJQLKRPDDWDXVHPDFDPZLGKLZHGDQDVHKLQJJDNHGXDPHPSHODLGLDQJJDS
EHUVLKMDVPDQLGDQURKDQLQ\DVHODQMXWQ\DGDSDWKLGXSVDKVHEDJDLVXDPL
LVWULEDLNVHFDUDGXQLDZLPDXSXQVSLULWXDO 7LWLE 

6XPEHU3HQXOLV

*DPEDU3URVHVL3DGDVHYDQDP 6XQJNHPDQ SDGDXSDFDUDSHU


NDZLQDQDGDW-DZD

13. $QW\HVWKL6DVNUD
 $QW\HVWKLEHUDUWLSHPDNDPDQVDVNUDDNKLUDGDODKDQW\HVWKLDWDXXSDFDUD
WHUDNKLU6DVNUDLQLWLGDNGLVHEXWNDQGDODPGDIWDUVDVNUDGLVHEDJLDQ
EHVDU *K\D 6WUD GDQ WHNVWHNV ODLQ \DQJ EHUELFDUD WHQWDQJ VDVNUD
$ODVDQ XQWXN PHQLQJJDONDQ ULWXDO LQL NHOXDU DGDODK EDKZD KDO LQL WLGDN
GLDQJJDSVHEDJDLVXDWXULWXDO\DQJPXUQLGDQPHQJXQWXQJNDQGDQWLGDN
EROHKGLVHEXWNDQEHUVDPDGHQJDQVDPVNDUD\DQJODLQ8SDFDUDLQLGL%DOL
GLNHQDOGHQJDQQJDEHQ
 'LGDODPSDQFD\DMxDXSDFDUDLQLWHUPDVXNGDODPPitra yaja\DLWXXSDFDUD
\DQJ GLWXMXNDQ XQWXN URK OHOXOXU 0DNQD XSDFDUD 1JDEHQ SDGD LQWLQ\D
DGDODKXQWXNPHQJHPEDOLNDQURKOHOXKXU RUDQJ\DQJVXGDKPHQLQJJDO NH
WHPSDWDVDOQ\D :LDQD 

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

103

 'DODP DMDUDQ DJDPD +LQGX GL\DNLQL EDKZD 'HZD %UDKPD GL VDPSLQJ
VHEDJDL GHZD SHQFLSWD MXJD DGDODK GHZD DSL 'HQJDQ GHPLNLDQ 1JDEHQ
DGDODK SURVHV SHQ\XFLDQ URK GHQJDQ PHQJJXQDNDQ VDUDQD DSL VHKLQJJD
GDSDWNHPEDOLNHVDQJSHQFLSWD\DLWX%UDKPD$SL\DQJGLJXQDNDQDGDODK
DSLNRQNULWXQWXNPHPEDNDUMHQD]DKGDQDSLDEVWUDNEHUXSDPDQWUDSHQGHWD
XQWXNPHPSUDOLQD\DLWXPHPEDNDUNHNRWRUDQ\DQJPHOHNDWSDGDDWPD
6HODQMXWQ\D GL 7DQD 7RUDMD GL
NHQDO GHQJDQ 8SDFDUD $GDW
5DPEX6ROR\DLWXXSDFDUDDGDW
NHPDWLDQ XSDFDUD SHQ\HPSXU
QDDQ NHPDWLDQ  8SDFDUD LQL
XQWXN PHQJKRUPDWL GDQ PHQJ
DQWDUNDQDUZDKRUDQJ\DQJPH
QLQJJDOGXQLDPHQXMXDODPURK
\DLWXNHPEDOLNHSDGDNHDEDGLDQ
EHUVDPDSDUDOHOXKXUPHUHNDGL
VHEXDK WHPSDW SHULVWLUDKDWDQ
\DQJGLVHEXW3X\DGLEDJLDQVH
ODWDQ WHPSDW WLQJJDO PDQX
VLD 3XQFDN DFDUD LQL GLVHEXW
8SDFDUD 5DQWH VHUWD DFDUD ODLQ
VHSHUWL $GX .HUEDX GDQ $GX
.DNL 8SDFDUD $GDW 5DPEX
6ROR VHULQJ MXJD GLVHEXW XSD
6XPEHUZZZULFKQDJDEORJVSRWFRP
FDUD SHQ\HPSXUQDDQ NHPDWLDQ
*DPEDU8SDFDUD.UHPDVL 1JDEHQ
NDUHQD RUDQJ \DQJ PHQLQJJDO
GL%DOL
EDUXGLDQJJDSEHQDUEHQDUPH
QLQJJDO VHWHODK VHOXUXK SURVHVL XSDFDUD LQL OHQJNDS -LND EHOXP PDND
RUDQJ\DQJPHQLQJJDOWHUVHEXWKDQ\DGLDQJJDSVHEDJDLRUDQJVDNLWDWDX
OHPDK2OHKVHEDELWXLDWHWDSGLSHUODNXNDQVHSHUWLKDOQ\DRUDQJKLGXS
\DLWX GLEDULQJNDQ GL WHPSDW WLGXU GDQ GLEHUL KLGDQJDQ PDNDQDQ GDQ
PLQXPDQEDKNDQVHODOXGLDMDNEHUELFDUD
 2OHKNDUHQDLWXPDV\DUDNDWVHWHPSDWPHQJDQJJDS8SDFDUD$GDW5DPEX
6RORLQLVDQJDWSHQWLQJ.HVHPSXUQDDQXSDFDUDLQLDNDQPHQHQWXNDQSRVLVL
DUZDKRUDQJ\DQJPHQLQJJDOWHUVHEXWDSDNDKVHEDJDLDUZDKJHQWD\DQJDQ
(ERPER  DUZDK \DQJ PHQFDSDL WLQJNDW GHZD WRPHPEDOL SXDQJ  DWDX
PHQMDGLGHZDSHOLQGXQJ GHZDWD 'HQJDQGHPLNLDQXSDFDUD5DPEX6ROR

104

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

PHQMDGLVHEXDKNHZDMLEDQEDJLNHOXDUJD\DQJGLWLQJJDONDQ2OHKNDUHQD
LWX GHQJDQ FDUD DSDSXQ PDV\DUDNDW 7DQD 7RUDMD DNDQ PHQJDGDNDQQ\D
VHEDJDL EHQWXN SHQJDEGLDQ NHSDGD RUDQJ WXD PHUHND \DQJ PHQLQJJDO
GXQLD

6XPEHUZZZNHUWDVRQOLQHFRP

*DPEDU8SDFDUD.HPDWLDQ 5DPEX6ROR GL7DQD7RUDMD

,WXODK SHPEDJLDQ VDVNUD \DQJ ELDVDQ\D SDOLQJ VHULQJ GLODNVDQDNDQ


ROHKXPDW+LQGXVHFDUDXPXP$GDSXQVDVNUDLQLMLNDGLNDLWNDQGHQJDQ
NHKLGXSDQ NHDJDPDDQ \DQJ DGD GL ,QGRQHVLD PHQ\HVXDLNDQ GHQJDQ GDHUDK
PDVLQJPDVLQJPHQJLNXWLNHDULIDQORNDO\DQJDGD6HODQMXWQ\DSHODNVDQDDQ
VDVNUDWHUVHEXWMXJDDNDQGLVHVXDLNDQGHQJDQNRQGLVLNHOXDUJDGDQGDHUDK
WHPSDW WLQJJDO 3DGD KDNLNDWQ\D VDVNUD PHUXSDNDQ SURVHVL ULWXDO \DQJ
GLODNVDQDNDQROHKPDQXVLDVHMDNGDODPNDQGXQJDQVDPSDLGHQJDQPHQLQJJDO
GXQLDEHUGDVDUNDQDWDVNHLNKODVDQGDQNHPDPSXDQ

Kegiatan Siswa
%XDWODKNOLSLQJWHQWDQJVDVNUD+LQGX
3HWXQMXN
 %XDWODKNHORPSRNNHPXGLDQFDULODKDUWLNHO\DQJDGDGLPDMDODKNRUDQ
DWDXLQWHUQHW
 .HPXGLDQ WHPSHONDQODK DUWLNHO WHUVHEXW SDGD NHUWDV $ PLQLPDO 
KDODPDQMLNDDUWLNHOGDULLQWHUQHWGLFHWDNWHUOHELKGDKXOX%XDWODKPDVLQJ
PDVLQJKDODPDQDUWLNHOWHUVHEXW+LDVVHPHQDULNPXQJNLQVHVXDLGHQJDQ
NUHDWLWDVPX
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

105

 %XDWODK NRPHQWDU GDUL PDVLQJPDVLQJ KDODPDQ GDQ SDGD EDJLDQ DNKLU
DUWLNHOGDQEXDWODKNHVLPSXODQNHVHOXUXKDQODSRUDQ
 3UHVHQWDVLNDQKDVLOODSRUDQNHORPSRNPXGLGHSDQNHODV
 -LOLGODKGHQJDQUDSLODSRUDQDUWLNHOPXVHWHODKPHQGDSDWNRUHNVLGDULJXUX

Uji Kompetensi
 -HODVNDQSHQGDSDWPXWHQWDQJVDVNUD
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
___________________________________________________________
 6HEXWNDQGDQMHODVNDQWHQWDQJMHQLVVDVNUDGDODP+LQGX
___________________________________________________________
___________________________________________________________
__________________________________________________________
___________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
&HULWDNDQSHQJDODPDQPXWHQWDQJSHODNVDQDDQ VDVNUD+LQGX\DQJWHU
MDGLGLOLQJNXQJDQPX
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________

106

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

Tugas
Kerjakan pada lembaran lain.
%XDWODKUDQJNXPDQGDULPDWHULVDVNUD
_____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________

3DUDI*XUX

3DUDI2UDQJ7XD





Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

1LODL

107

Bab 7

Kepemimpinan
Renungan
Bacalah Serat Wedatama, I.10, Mangkunegara IV teks di bawah ini dan pahamilah!
Marma ing sabisa-bisa
Babasan muriha tyas basuki
Puruita kang patut
Lan traping angganira
Ana uga anggr-ugring keprabun
Abon-aboning panmbah
Kang kambah ing siyang ratri
Terjemahan:
Maka sedapat mungkin, usahakan berhati baik, mengabdilah dengan
baik, sesuai dengan kemampuanmu, juga tata-cara kenegaraan tata-cara
berbakti, yang berlaku sepanjang waktu.
(Serat Wedatama, I.10, Mangkunegara IV)

108

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

Kegiatan Siswa
Sebelum melanjutkan materi pelajaran, coba diskusikan tentang:
1.
2.
3.
4.

Sebutkan tokoh-tokoh pemimpin dunia yang kamu ketahui!


Sebutkan nama Presiden Indonesia dari pertama hingga saat ini!
Sebutkan nilai-nilai yang dicontohkan dari pemimpin-pemimpin tersebut!
Carilah video (Internet atau DVD) tentang kepemimpinan dari Ramayana
dan Mahabharata!

Memahami Teks

A. Pengertian Kepemimpinan
Istilah pemimpin berasal dari kata dasar pimpin, dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai bimbing atau tuntun. Kata
kerja dari kata dasar ini, yaitu memimpin yang berarti membimbing
atau menuntun. Dari kata dasar ini pula lahirlah istilah pemimpin yang
berarti orang yang memimpin (Tim Penyusun, 2005:874). Kata pemimpin
mempunyai padanan kata dalam Bahasa Inggris leader. Sementara itu kata
pemimpin mempunyai kaitan yang sangat erat dengan kata kepemimpinan.
Kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki dari seorang pemimpin.
Dengan kata lain, kepemimpinan juga dapat diartikan sebagai kemampuan
untuk membimbing dan menuntun seseorang. Jika kata pemimpin mempunyai
padanan kata dalam Bahasa Inggris (leader), maka kepemimpinan juga
mempunyai padanan kata dalam Bahasa Inggris, yaitu leadership. Kata ini
berasal dari kata dasar lead yang dalam Oxford Leaners Pocket Dictionary
(Manser, et all.,1995 : 236) diartikan sebagai show the way, especially
by going in front. Sementara itu, kata leadership diartikannya sebagai
qualities of a leader.
Secara umum, kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan untuk
mengoordinir dan mengerahkan orang-orang serta golongan-golongan untuk tujuan yang diinginkan (Tim Penyusun, 2004:78). Menurut William
H.Newman (1968), kepemimpinan adalah kegiatan untuk memengaruhi perilaku orang lain atau seni memengaruhi perilaku manusia baik perorangan
maupun kelompok. Bahasan mengenai pemimpin dan kepemimpinan
pada umumnya menjelaskan bagaimana serta syarat-syarat apa yang perlu
dimiliki untuk menjadi seorang pemimpin yang baik. Menyimak pengertian

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

109

tersebut, maka terkait dengan kepemimpinan ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan. Pertama, kepemimpinan selalu melibatkan orang lain sebagai
pengikut. Kedua, dalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuatan yang
tidak seimbang antara pemimpin dan yang dipimpin. Ketiga, kepemimpinan
merupakan kemampuan menggunakan bentuk-bentuk kekuatan untuk memengaruhi perilaku orang lain. Keempat, kepemimpinan adalah suatu nilai
(values), suatu proses kejiwaan yang sulit diukur.
Kepemimpinan adalah proses memimpin, mengatur, menggerakkan, dan
menjalankan suatu organisasi, lembaga, birokrasi, dan sebagainya. Kepemimpinan juga bermakna suatu values atau nilai yang sulit diukur karena
berhubungan dengan proses kejiwaan, hal ini berhubungan dengan kepemimpinan sebagai kewibawaan. Dalam kepemimpinan selalu ada
pembagian kekuatan yang tidak
seimbang antara pemimpin dengan
yang dipimpin. Oleh karena itu
seorang pemimpin harus memiliki
sesuatu yang lebih daripada yang
dipimpin. Pemimpin adalah teladan,
panutan, yang pantas dicontoh oleh
anggotanya. Hindu mengajarkan dalam Kautilya Arthasastra tentang
tujuan proses kepemimpinan sebagai
berikut. apa yang membuat Raja
senang bukanlah kesejahteraan,
tetapi yang membuat rakyat sejahtera itulah kesenangan seorang
Raja (L.N Rangarajan 1992).

Sumber: www.1bp.blogspot.com

Gambar 7.1 Ilustrasi Prabhu Siliwangi

Implikasi dari pernyataan ini bahwa tujuan dan makna kesuksesan


sebuah proses kepemimpinan adalah
apabila tercipta kesejahteraan bagi
seluruh anggota organisasi, bahkan
lebih luas hingga kebahagiaan dunia.

Sejarah kepemimpinan Hindu selalu menampilkan sosok seorang


pemimpin sebagai keturunan dari Dewa. Hal ini menggambarkan bahwa
seorang pemimpin selayaknya memiliki sifat-sifat kedewataan. Sifat-sifat
kedewataan adalah menerangi (dev = sinar), melindungi (bhatara: pelindung),

110

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

dan pemelihara (visnu:pemelihara). Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika


para Raja terdahulu di Jawa misalnya, Sri Airlangga digambarkan sebagai
perwujudan Wisnu yang menaiki burung Garuda (Garuda Wisnu Kencana).
Garuda adalah simbol pembebasan, simbol kemerdekaan, bahwa seorang
pemimpin harus dapat membebaskan rakyatnya dari segala ke-papa-an dan
ke-duka-an. Wisnu adalah simbol pelindung, pemelihara Maha Agung,
yang mampu melindungi seluruh rakyat dari segala ancaman dan gangguan,
menciptakan rasa aman dan tenteram bagi masyarakat (Titib, 2000: 384). Hal
yang sama seperti Prabhu Siliwangi dalam memerintah kerajaan Padjajaran.
Sementara itu, Kencana adalah simbol kewibawaan, kemegahan, kekayaan.
Kelebihan-kelebihan yang harus dimiliki oleh seorang raja dalam memimpin,
yaitu bala (kekuatan), kosa (kekayaan) dan wahana (fasilitas). Jika seorang
pemimpin tidak memiliki semua kelebihan ini, maka dia akan ditinggalkan
oleh rakyatnya. Untuk itu, dalam materi ini akan dibahas sifat-sifat dewa, Asta
Brata, yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin sebagai etika kepemimpinan.

Kegiatan Siswa
Tuliskan nama-nama tokoh Hindu yang berperan dalam mengembangkan
agama Hindu di Indonesia mapun di dunia! (Laporan dalam bentuk
portofolio).
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

111

Memahami Teks

B. Kepemimpinan dalam Hindu


Dalam agama Hindu, banyak ditemukan istilah yang menunjuk pada
pengertian pemimpin. Ajaran atau konsep kepemimpinan (leadership) dalam
agama Hindu dikenal dengan istilah Adhipatyam atau Nayakatvam. Kata
Adhipatyam berasal dari kata Adhipati yang berarti raja tertinggi (Wojowasito, 1977:5). Sedangkan Nayakatvam dari kata Nayaka yang berarti
pe-mimpin, terutama, tertua, kepala (Wojowasito, 1977:177). Di samping
kata Adhipati dan Nayaka yang berarti pemimpin, terdapat juga beberapa
istilah atau sebutan untuk seorang pemimpin dalam menjalankan dharma
negaranya, yaitu: Raja, Maharaja, Prabhu, Ksatriya, Svamin, Isvara dan Natha.
Disamping istilah-istilah tersebut, di Indonesia kita kenal istilah Ratu atau Datu, Sang Wibhuh, Murdhaning Jagat dan sebagainya yang
mempunyai arti yang sama dengan kata
pemimpin, namun secara termi-nologis
terdapat beberapa perbedaan (Titib,
1995 : 3).

Sumber: www.booksambo.blogspot.com

Asal-usul seorang pemimpin sebenarnya telah ditegaskan dalam kitab suci Veda (Yajurveda XX.9). Hal
tersebut telah disebutkan di awal
pembahasan bab 7, yang secara jelas
menyatakan bahwa seorang pemimpin
berasal dari warga negara atau rakyat.
Tentunya yang dimaksudkan oleh kitab suci ini adalah benar-benar memiliki
NXDOLNDVLDWDXNHPDPSXDQVHVHRUDQJ
Hal ini adalah sejalan dengan bakat
dan kemampuan atau profesi seseorang
yang dalam ba-hasa Sansekerta disebut
dengan Varna. Kata Varna dari urat kata
Vr yang artinya pilihan bakat dari
seseorang (Titib, 1995 : 10).

Gambar 7.2 Mahatma Gandhi

112

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

Bila bakat kepemimpinannya menonjol dan mampu memimpin sebuah


organisasi dengan baik di sebut ksatriya, karena kata ksatriya artinya yang
memberi perlindungan. Orang yang memiliki kecerdasan yang tinggi,
senang terjun di bidang spiritual, ia adalah seorang Brahmana. Demikian
pula profesi-profesi masyarakat seperti pedagang, pengusaha, petani, dan
nelayan. Dalam sejarah Hindu banyak contoh pemimpin yang perlu dijadikan
suri teladan. Di setiap zaman dalam sejarah Hindu selalu muncul tokoh yang
menjadi pemimpin, seperti Airlangga, Sanjaya, Ratu Sima, Sri Aji Jayabhaya,
Jayakatwang, Kertanegara, Hayam Wuruk, dan Gajah Mada. Di era sekarang
banyak tokoh Hindu yang juga dapat dijadikan sebagai panutan/pimpinan,
seperti: Mahatma Gandhi, Svami Vivekananda, Ramakrsna, dan Sri Satya Sai.
Selain itu, contoh kepemimpinan Hindu yang ideal dapat ditemukan dalam
cerita Itihasa dan Purana. Banyak tokoh dalam cerita tersebut yang diidealkan
menjadi pemimpin Hindu, misalnya: Dasaratha, Sri Rama, Wibhisana, Arjuna
Sasrabahu, Pandudewanata, dan Yudisthira. Tokoh-tokoh kepemimpinan ini
sebagai teladan untuk pemimpin yang akan datang untuk mewujudkan keharmonisan dunia.
Pada umumnya dalam cerita Itihasa dan Purana antara pemimpin
(Raja) tidak bisa dipisahkan dengan Pandita sebagai Purohito (penasehat
Raja). Brahmana ksatriya sadulur artinya penguasa dan pendeta sejalan.
Raja tanpa Pandita lemah, Pandita tanpa Raja akan musnah. Misalnya,
Bhatara Guru dalam memimpin Kahyangan Jonggring Salaka dibantu oleh
Maharsi Narada sebagai penasihatnya, Maharaja Dasaratha ketika memimpin
Ayodya dibantu oleh Maharsi Wasistha, Maharaja Pandu dalam memimpin
Astina dibantu oleh Krpacharya. Kemudian, seiring dengan perjalanan waktu
dan perkembangan zaman, banyak tokoh bermunculan untuk memajukan
Hindu, baik itu di Indonesia maupun di negara lain.

Kegiatan Siswa
Petunjuk:
1. Buatlah kelompok, kemudian bersama kelompokmu, buatlah daftar pertanyaan tentang tugas pemimpin sebagai pedoman untuk wawancara
kepada RT, RW, dan tokoh pemimpin suatu lembaga di lingkungan tempat
tinggalmu.
2. Tuliskan hasil wawancara pada setiap kelompok terkait dengan tugas
pemimpin yang telah kamu wawancarai dan presentasikan di depan kelas.

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

113

Memahami Teks

C. Tipilogi Kepemimpinan Hindu


Kata Tipologi dalam KBBI adalah ilmu watak bagian manusia golongangolongan menurut corak watak masing-masing (KBBI, 2003). Jadi, tipologi
kepemimpinan Hindu disini adalah jenis-jenis kepemimpinan dalam ajaran
Hindu. Dalam konsep kepemimpinan Barat yang lebih banyak dijadikan dasar
adalah sikap dan tingkah laku dari para pemimpin-pemimpin besar di dunia.
Oleh karena itu, mereka banyak mengemukakan jenis-jenis kepemimpinan yang
sesuai dengan tokoh personalnya (Sutedja, 2007: 12), seperti: kepemimpinan
Karismatik, Paternalistik, Maternalistik, Militeristik, Otokrasi, Lassez Faire,
Populistik, Eksekutif, Demokratik, Personal, dan Sosial.
Lain halnya dengan konsep kepemimpinan dalam ajaran Hindu. Selain
dasar tersebut, yang terutama sekali kepemimpinan Hindu bersumber dari
kitab suci Weda dan diajarkan oleh para orang-orang suci. Kepemimpinan
Hindu juga banyak mengacu pada tatanan alam semesta yang merupakan
ciptaan dari Tuhan Yang Maha Esa. Adapun konsep-konsep kepemimpinan
Hindu yang banyak diajarkan dalam sastra dan susastranya antara lain: Sad
Warnaning Rajaniti, Catur Kotamaning Nrpati, Tri Upaya Sandi, Paca
Upaya Sandi, Asta Brata, Nawa Natya, Paca Dasa Paramiteng Prabhu, Sad
Upaya Guna, dan Paca Satya (Ngurah, 2006: 194). Berikut ini rincian dari
konsep-konsep kepemimpinan Hindu.
1. Sad Warnaning Rajaniti
Sad Warnaning Rajaniti atau Sad Sasana adalah enam sifat utama dan
kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang raja (Ngurah, 2006: 196). Konsep ini ditulis oleh Candra Prkash Bhambari dalam buku Substance of Hindu
Politiy. Adapun bagian-bagian Sad Warnaning Rajaniti sebagai berikut.
a. Abhigamika, artinya seorang raja atau pemimpin harus mampu menarik
perhatian positif dari rakyatnya.
b. Praja, artinya seorang raja atau pemimpin harus bijaksana.
c. Utsaha, artinya seorang raja atau pemimpin harus memiliki daya kreatif
yang tinggi.
d. Atma Sampad, artinya seorang raja atau pemimpin harus bermoral yang
luhur.

114

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

e. Sakya samanta, artinya seorang raja atau pemimpin harus mampu


mengontrol bawahannya dan sekaligus memperbaiki hal-hal yang di
anggap kurang baik.
f. Aksudra Parisatka, artinya seorang raja atau pemimpin harus mampu
memimpin sidang para menterinya dan dapat menarik kesimpulan
yang bijaksana sehingga diterima oleh semua pihak yang mempunyai
pandangan yang berbeda-beda.
2. &DWXU.RWDPDQLQJ1SDWL
Catur Kotamaning Nrpati merupakan konsep kepemimpinan Hindu pada
zaman Majapahit sebagaimana ditulis oleh M. Yamin dalam buku Tata
Negara Majapahit (Ngurah, 2006: 196). Catur Kotamaning Nrpati adalah
empat syarat utama yang harus dimiliki seorang pemimpin. Adapun keempat
syarat utama tersebut adalah:
a. Jana Wisesa Suddha, artinya raja atau pemimpin harus memiliki
pengetahuan yang luhur dan suci. Dalam hal ini ia harus memahami
kitab suci atau ajaran agama (agama agming aji).
b. Kaprahitaning Praja, artinya raja atau pemimpin harus menunjukkan
belas kasihnya kepada rakyatnya. Raja yang mencintai rakyatnya akan
dicintai pula oleh rakyatnya. Hal ini sebagaimana perumpamaan singa
(raja hutan) dan hutan dalam Kakawin Niti Sastra I.10 berikut ini:
Singa adalah penjaga hutan, akan tetapi juga selalu dijaga oleh hutan.
Jika singa dengan hutan berselisih, mereka marah, lalu singa itu
meninggalkan hutan. Hutannya dirusak manusia, pohon-pohonnya
ditebangi sampai menjadi terang, singa yang lari bersembunyi dalam
curah, di tengah-tengah ladang, diserbu dan dibinasakan (Darmayasa,
1995).
c. Kawiryan, artinya seorang raja atau pemimpin harus berwatak pemberani
dalam menegakkan kebenaran dan keadilan berdasarkan pengetahuan
suci yang dimilikinya.
d. Wibawa, artinya seorang raja atau pemimpin harus berwibawa terhadap
bawahan dan rakyatnya. Raja yang berwibawa akan disegani oleh rakyat
dan bawahannya.

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

115

3. Tri Upaya Sandhi


Di dalam Lontar Raja Pati Gundala disebutkan bahwa seorang raja harus
memiliki tiga upaya agar dapat menghubungkan diri dengan rakyatnya. Adapun bagian-bagian Tri Upaya Sandi adalah:
a. Rupa, artinya seorang raja atau pemimpin harus mengamati wajah
dari para rakyatnya. Dengan demikian, ia akan mengetahui kondisi
rakyatnya, apakah sedang dalam kesusahan atau tidak.
b. Wangsa, artinya seorang raja atau pemimpin harus mengetahui susunan
PDV\DUDNDW VWUDWLNDVLVRVLDO DJDUGDSDWPHQHQWXNDQSHQGHNDWDQDSD
yang harus digunakan.
c. Guna, artinya seorang raja atau pemimpin harus mengetahui tingkat
peradaban atau kepandaian dari rakyatnya sehingga ia bisa mengetahui
apa yang diperlukan oleh rakyatnya.
4. Paca Upaya Sandhi
Dalam Lontar Siwa Buddha Gama Tattwa disebutkan ada lima tahapan
upaya yang harus dilakukan oleh seorang raja dalam menyelesaikan persoalanpersoalan yang menjadi tanggung jawab raja (Ngurah, 2006: 196). Adapun
bagian-bagian dari Paca Upaya Sandi ini adalah:
a. Maya, artinya seorang pemimpin perlu melakukan upaya dalam mengumpulkan data atau permasalahan yang masih belum jelas duduk
perkaranya.
b. Upeksa, artinya seorang pemimpin harus meneliti dan menganalisis
VHPXDGDWDGDWDWHUVHEXWGDQPHQJRGLNDVLNDQVHFDUDSURIHVLRQDOGDQ
proporsional.
c. Indra Jala, artinya seorang pemimpin harus bisa mencarikan jalan
keluar dalam memecahkan persoalan yang dihadapi sesuai dengan hasil
analisisnya.
d. Wikrama, artinya seorang pemimpin harus melaksanakan semua upaya
penyelesaian dengan baik sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
e. Logika, artinya seorang pemimpin harus mengedepankan pertimbanganpertimbangan logis dalam menindaklanjuti penyelesaian permasalahan
yang telah ditetapkan.

116

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

5. Asta Brata
Asta Brata adalah ajaran kepemimpinan yang diberikan oleh Sri Rama
kepada Gunawan Wibhisana. Ajaran ini diberikan sebelum Gunawan Wibhisana
memegang tampuk kepemimpinan Alengka Pura pasca kemenangan Sri Rama
melawan keangkaramurkaan Rawana. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam
Pustaka Suci Manu Smrti IX.303 berikut ini, Hendaknya raja berbuat seperti
perilaku yang sama dengan dewa-dewa, Indra, Surya, Wayu, Yama, Waruna,
Candra, Agni dan Prthiwi (Pudja dan Sudharta, 2002: 607). Hal itu kemudian
ditegaskan dalam Kakawin Ramayana XXIV.52 sebagai berikut: Sang
Hyang Indra, Yama, Surya, Candra dan Bayu, Sang Hyang Kwera, Baruna
dan Agni itu semuanya delapan hendaknya semua itu menjadi pribadi sang
raja. Oleh karena itulah beliau harus memuja Asta Brata untuk mewujudkan
kepemimpinan yang makmur untuk rakyat (Tim Penyusun, 2004: 98).
Ada perbedaan sedikit antara konsep Asta Brata dalam Pustaka Suci Manu
Smrti dan Kakawin Ramayana. Pada Pustaka Suci Manu Smrti konsep Asta
Brata disebut Prthiwi Brata. Sementara itu, pada Kakawin Ramayana konsep
Asta Brata disebut Kwera Brata. Semua raja harus memuja Asta Brata ini.
Asta Brata merupakan delapan landasan sikap mental bagi seorang pemimpin.
Adapun delapan bagian Asta Brata tersebut adalah:
1. Indra Brata, kepemimpinan bagaikan Dewa Indra atau Dewa Hujan; Di
mana hujan itu berasal dari air laut yang menguap. Dengan demikian,
seorang pemimpin berasal dari rakyat harus kembali mengabdi untuk
rakyat.
2. Yama Brata, kepemimpinan yang bisa menegakkan keadilan tanpa
pandang bulu bagaikan Sang Hyang Yamadipati yang mengadili Sang
Suratma.
3. Surya Brata, kepemimpinan yang mampu memberikan penerangan
kepada warganya bagaikan Sang Surya yang menyinari dunia.
4. Candra Brata, mengandung maksud pemimpin hendaknya mempunyai
tingkah laku yang lemah lembut atau menyejukkan bagaikan Sang
Candra yang bersinar di malam hari.
5. Bayu Brata, mengandung maksud pemimpin harus mengetahui pikiran
atau kehendak (bayu) rakyat dan memberikan angin segar untuk
para kawula alit atau wong cilik sebagimana sifat Sang Bayu yang
berhembus dari daerah yang bertekanan tinggi ke rendah.

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

117

6. Baruna Brata, mengandung maksud pemimpin harus dapat menanggulangi kejahatan atau penyakit masyarakat yang timbul sebagaimana
Sang Hyang Baruna membersihkan segala bentuk kotoran di laut.
7. Agni Brata, mengandung maksud pemimpin harus bisa mengatasi
musuh yang datang dan membakarnya sampai habis bagaikan Sang
Hyang Agni.
8. Kwera atau Prthiwi Brata, mengandung maksud seorang pemimpin
harus selalu memikirkan kesejahteraan rakyatnya sebagaimana bumi
memberikan kesejahteraan bagi umat manusia dan bisa menghemat
dana sehemat-hematnya seperti Sang Hyang Kwera dalam menata
kesejahteraan di kahyangan.
6. Nawa Natya
Dalam Lontar Jawa Kuno yang berjudul Nawa Natya dijelaskan tentang
seorang raja dalam memilih pembantu-pembantunya (menterinya). Ada sembilan kriteria yang harus diperhatikan oleh seorang raja dalam memilih para
pembantunya (Ngurah, 2006: 197). Sembilan kriteria inilah yang dikenal
sebagai Nawa Natya. Adapun kesembilan kriteria itu adalah:
1. Praja Nidagda (bijaksana dan teguh pendiriannya).
2. Wira Sarwa Yudha (pemberani dan pantang menyerah dalam setiap
medan perang).
3. Paramartha (bersifat mulia dan luhur)
4. Dhirotsaha (tekun dan ulet dalam setiap pekerjaan)
5. Wragi Wakya (pandai berbicara atau berdiplomasi)
6. Samaupaya (selalu setia pada janji)
7. Lagawangartha (tidak pamrih pada harta benda)
8. Wruh Ring Sarwa Bastra (bisa mengatasi segala kerusuhan)
9. Wiweka (dapat membedakan mana yang baik dan yang buruk).
7. Paca Dasa Pramiteng Prabhu
Dalam Lontar Negara Kertagama, Rakawi Prapaca menuliskan keutamaan
sifat-sifat Gajah Mada sebagai Maha Patih Kerajaan Majapahit (Ngurah,
2006: 196). Sifat-sifat utama itu pula yang mengantarkan Majapahit mencapai

118

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

puncak kejayaannya. Sifat-sifat utama tersebut ada 15 yang disebut sebagai


Paca Dasa Pramiteng Prabhu. Adapun kelima belas bagian dari Paca Dasa
Pramiteng Prabhu tersebut adalah:
1. Wijayana (bijaksana dalam setiap masalah).
2. Mantri Wira (pemberani dalam membela negara).
3. Wicaksananengnaya (sangat bijaksana dalam memimpin).
4. Natanggwan (dipercaya oleh rakyat dan negaranya).
5. Satya Bhakti Prabhu (selalu setia dan taat pada atasan).
6. Wagmiwak (Pandai bicara dan berdiplomasi).
7. Sarjawa Upasama (sabar dan rendah hati).
8. Dhirotsaha (teguh hati dalam setiap usaha).
9. Teulelana (teguh iman dan optimistis).
10.Tan Satrsna (tidak terlihat pada kepentingan golongan atau pribadi).
11.Dibyacita (lapang dada dan toleransi).
12.Nayakken Musuh (mampu membersihkan musuh-musuh negara).
13.Masihi Samasta Bawana (menyayangi isi alam).
14.Sumantri (menjadi abdi negara yang baik).
15.Gineng Pratigina (senantiasa berbuat baik dan menghindari perbuatan
buruk).
8. Sad Upaya Guna
Dalam Lontar Rajapati Gondala dijelaskan ada enam upaya yang harus
dilakukan oleh seorang raja dalam memimpin negara. Keenam upaya ini
disebut juga sebagai Sad Upaya Guna (Sutedja, 2007). Adapun keenam upaya
tersebut adalah: Siddhi (kemampuan bersahabat); Wigrha (memecahkan setiap
persoalan yang ada dalam kehidupan); Wibawa (menjaga kewibawaan diri
sendiri dan rakyatnya); Winarya (cakap dalam memimpin); Gascarya (mampu
menghadapi lawan yang kuat), dan Stanha (menjaga hubungan baik). Dalam
lontar yang sama disebutkan pula ada 10 macam orang yang bisa dijadikan
sahabat oleh Raja pemimpin. Kesepuluh macam tersebut adalah orang yang:
1. Satya, artinya kejujuran
2. Arya, artinya orang besar
3. Dharma, artinya kebajikan

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

119

4. Asurya, artinya orang yang dapat mengalahkan musuh


5. Mantri, artinya orang yang dapat mengalahkan kesusahan
6. Salyatawan, artinya orang yang banyak sahabatnya
7. Bali, artinya orang yang kuat dan sakti
8. Kaparamarthan, artinya kerohanian
9. Kadiran, artinya orang yang tetap pendiriannya
10.Guna, artinya orang yang pandai
9. Paca Satya
Selain upaya, sifat dan kriteria sebagaimana yang telah disebutkan
sebelumnya, masih ada satu lagi landasan bagi pemimpin Hindu dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Landasan ini ada lima yang dikenal sebagai
Paca Satya. Lima satya ini harus dijadikan sebagai landasan bagi seorang
pemimpin Hindu di manapun dia berada. Kelima landasan itu adalah :
1.
2.
3.
4.
5.

Satya Hrdaya (jujur terhadap diri sendiri/setia dalam hati)


Satya Wacana (jujur dalam perkataan/setia dalam ucapan)
Satya Samaya (setia pada janji)
Satya Mitra (setia pada sahabat)
Satya Laksana (jujur dalam perbuatan)

Kelima landasan ini juga harus dijadikan pedoman dalam hidupnya,


sehingga ia akan menjadi seorang pemimpin yang hebat, berwibawa,
disegani dan sebagainya. Tingkat keberhasilan dari seorang pemimpin
dalam memimpin ditentukan oleh dua faktor, yaitu: faktor usaha manusia
(Manusa atau jangkunging manungsa) dan faktor kehendak Tuhan
(Daiwa atau jangkaning Dewa). Sementara tingkat keberhasilannya bisa
berupa penurunan (Ksaya), tetap atau stabil (Sthana), dan peningkatan atau
kemajuan (Vrddhi) (Kautilya, 2004: 392-393).
Sifat dan sikap yang dimiliki oleh seorang pemimpin merupakan penentu berhasil atau tidaknya seorang pemimpin dalam menjalankan roda
pemerintahan. Sifat dan sikap yang dimiliki oleh pemimpin dapat di
sempurnakan dengan mendalami, memedomani, dan mengamalkan ajaranDMDUDQVHUWDEHUEDJDLLOPXSHQJHWDKXDQ\DQJGLSHODMDUL0HQXUXW$ULQ$EGXO
Rachman (1971: 102) dalam bukunya yang berjudul Kerangka Pokok-pokok

120

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

Mengenai Manajemen Umum menyebutkan bahwa terdapat tiga golongan


sifat-sifat para pemimpin, antara lain:
1. Sifat-sifat pokok, yaitu sifat-sifat dasar yang dimiliki oleh setiap pemimpin,
antara lain adil, suka melindungi/mengayomi, penuh inisiatif, penuh daya
tarik, dan penuh kepercayaan pada diri sendiri.
2. Sifat-sifat khusus karena pengaruh tempat, yaitu sifat-sifat yang pada
pokoknya sesuai dengan kepribadian bangsa, seperti bangsa Indonesia
dengan Pancasila sebagai kepribadiannya, sebagai dasar negara, dan citacita bangsa.
3. Sifat-sifat khusus karena pengaruh dari berbagai macam atau golongan
pemimpin, seperti pemimpin partai politik, pemimpin keagamaan, dan
pemimpin serikat buruh.
Demikianlah sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin agar
dapat memimpin masyarakatnya dengan baik sehingga tercapai tujuan bangsa
dan negara yang dipimpinnya. Konsep kepemimpinan yang ada ini sebagai
pandangan untuk membangun mental manusia seutuhnya dalam bidang
materiil dan spiritual berdasar Pancasila. Kita sebagai warga negara Indonesia
yang menganut paham demokrasi, menjadikan rakyat sebagai hal yang utama,
artinya segala keputusan, saran, dan pendapat dijadikan landasan dalam menentukan kebijakan yang akan ditempuh pada masa mendatang. Pedoman
kepemimpinan ini akan melahirkan pemimpin yang bukan semata-mata di
nilai dari kepandaian dalam membangkitkan semangat emosi masyarakat
untuk memenangkan dalam pertarungan politik demi kepentingan pribadi
atau golongan. Melainkan pemimpin yang menyentuh semangat dan jiwa
terdalam masyarakat yang dipimpinya. Sifat dalam me-mimpinnya selalu
mengutamakan kepentingan rakyat demi kesejahteraan dalam segala segi
kehidupan. Pemimpin inilah yang tidak hanya berani secara intelektual dan
emosional, melainkan oleh faktor jiwa yang terdalam.

Kegiatan Siswa
Petunjuk Diskusi :
Buatlah kelompok, kemudian pilihlah nama-nama tokoh pemimpin dan pejuang
bangsa Indonesia, baik sebelum kemerdekaan atau setelah kemer-dekaan.
1. Tuliskan nilai-nilai kepemimpinan sesuai dengan tipologi kepemimpinannya.
2. Presentasikan hasil diskusi kalian di depan kelas.

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

121

Memahami Teks

D. Contoh Kepemimpinan yang Baik

Sumber: www.2hd.blogspot.com

Gambar 7.3 Wayang Yudhistira

Cerita Kepemimpinan Yudhistira


Pada suatu hari, Pandu mengutarakan
niatnya ingin memiliki anak. Kunti
yang menguasai mantra Adityahredaya, atas anugerah rsi Durvasa
segera mewujudkan keinginan suaminya tesebut. Mantra tersebut
adalah ilmu untuk pemanggil dewa untuk mendapatkan putera.
Dengan menggunakan mantra itu,
Kunti berhasil mendatangkan Dewa
Dharma. Kunti pun mendapatkan
anugerah putera darinya tanpa melalui hubungan badan. Putra tersebut
diberi nama Yudhistira.

Dengan demikian, Yudhistira menjadi putera sulung Pandu, sebagai hasil


pemberian Dharma, yaitu dewa keadilan dan kebijaksanaan. Sifat Dharma
itulah yang kemudian diwarisi oleh Yudhistira sepanjang hidupnya. Yudhistira
alias Dharmawangsa, merupakan seorang raja yang memerintah kerajaan
Kuru, dengan pusat pemerintahan di Hastinapura. Ia adalah yang tertua di
antara lima Pandawa, atau para putra Pandu. Nama Yudhistira dalam bahasa
Sanskerta bermakna teguh atau kokoh dalam peperangan. Ia juga dikenal
dengan sebutan Dharmaraja, yang bermakna Raja Dharma, karena ia selalu
berusaha menegakkan dharma sepanjang hidup-nya. Delapan nama Yudhistira
atau julukan yang dikenal dalam cerita 0DKEKUDWD adalah sebagai berikut:
1. Ajatasatru, yaitu tidak memiliki musuh.
2. Bharata, ialah keturunan Maharaja Bharata.
3. Dharmawangsa atau Dharmaputra, keturunan Dewa Dharma.
4. Kurumukhya, pemuka bangsa Kuru.
5. Kurunandana, kesayangan Dinasti Kuru.

122

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

6. Kurupati, raja Dinasti Kuru.


7. Pandawa, putra Pandu.
8. Partha, putra Prita atau Kunti.
Selain delapan nama julukan tersebut, ada empat nama julukan yang
dikenal dalam cerita pewayangan antara lain:
1. Puntadewa, derajat keluhurannya setara para dewa,
2. Yudhistira, pandai memerangi nafsu pribadi,
3. Gunatalikrama, pandai bertutur bahasa,
4. Samiaji, menghormati orang lain bagai diri sendiri.
Selanjutnya, terjadi pernikahan antara Pandawa dengan Drupadi. Setelah
itu para Pandawa kembali ke Hastinapura dan memperoleh sambutan luar
biasa, kecuali dari pihak Duryodana. Persaingan antara Pandawa dan Korawa
atas tahta Hastinapura kembali terjadi. Para sesepuh akhirnya sepakat untuk
memberi Pandawa sebagian dari wilayah kerajaan tersebut. Korawa yang licik
mendapatkan Istana Hastinapura, sedangkan Pandawa mendapatkan hutan
Kandawaprastha sebagai tempat untuk membangun istana baru.
Meskipun daerah tersebut sangat gersang dan angker, namun para Pandawa
mau menerima wilayah tersebut. Selain wilayahnya yang luas hampir setengah
wilayah Kerajaan Kuru, Kandawaprastha juga merupakan ibu kota Kerajaan
Kuru yang dulu, sebelum Hastinapura. Para Pandawa dibantu sepupu mereka,
yaitu Kresna dan Baladewa berhasil membuka Kandawaprastha menjadi pemukiman baru.
Para Pandawa kemudian memperoleh bantuan dari Wiswakarma, yaitu ahli
bangunan dari kahyangan, dan juga Anggaraparna dari Bangsa Gandharwa.
Dengan bantuan tersebut, sehingga terciptalah sebuah istana megah dan indah
bernama Indraprastha, yang bermakna Kota Dewa Indra. Dalam versi
pewayangan Jawa, nama Indraprastha lebih terkenal dengan sebutan Kerajaan
Amarta. Menurut versi ini, hutan yang dibuka para Pandawa bukan bernama
Kandawaprastha, melainkan bernama Wanamarta. Versi Jawa mengisahkan,
setelah sayembara Dropadi, para Pandawa tidak kembali ke Hastinapura
melainkan menuju kerajaan Wirata, tempat kerabat mereka yang bernama
Prabu Matsyapati berkuasa. Matsyapati yang bersimpati pada pengalaman
Pandawa menyarankan agar mereka membuka kawasan hutan tak bertuan
bernama Wanamarta menjadi sebuah kerajaan baru. Hutan Wanamarta dihuni
oleh berbagai makhluk halus.

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

123

Pekerjaan Pandawa dalam membuka hutan tersebut mengalami banyak


rintangan. Akhirnya setelah melalui suatu percakapan, para makhluk halus
merelakan Wanamarta kepada para Pandawa. Prabu Yudhistira kemudian
memindahkan istana Amarta dari alam jin ke alam nyata untuk dihuni para
Pandawa. Setelah itu, ia dan keempat adiknya menghilang. Salah satu versi
menyebut kelimanya masing-masing menyatu ke dalam diri lima Pandawa.
Puntadewa kemudian menjadi Raja Amarta setelah didesak dan dipaksa oleh
keempat adiknya. Untuk mengenang dan menghormati raja jin yang telah
memberinya istana, Puntadewa pun memakai gelar Prabu Yudhistira.
Setelah menjadi Raja Amarta, Puntadewa atau Yudhistira berusaha keras
untuk memakmurkan negaranya. Konon terdengar berita bahwa barang
siapa yang dapat menikahi puteri Kerajaan Slagahima yang bernama Dewi
Kuntulwinanten, maka negeri tempat ia tinggal akan menjadi makmur dan
sejahtera. Puntadewa sendiri telah memutuskan untuk memiliki seorang
istri saja. Namun karena Dropadi mengizinkannya menikah lagi demi kemakmuran negara, maka ia pun berangkat menuju Kerajaan Slagahima. Di
istana Slagahima telah berkumpul sekian banyak raja dan pangeran yang
datang melamar Kuntulwinanten. Namun sang puteri hanya sudi menikah
dengan seseorang yang berhati suci, dan ia menemukan kriteria itu dalam
diri Puntadewa. Kemudian Kuntulwinanten tiba-tiba musnah dan menyatu
ke dalam diri Puntadewa. Sebenarnya Kuntulwinanten bukan manusia asli,
melainkan wujud penjelmaan anugerah dewata untuk seorang raja adil yang
hanya memikirkan kesejahteraan negaranya (Subramanyam, 2007).
Dari cerita di atas, kita dapat melihat bahwa Yudhistira adalah seorang
pemimpin yang mengutamakan kepentingan umum. Yudhistira merupakan
salah satu dari sedikit Raja yang mendapatkan gelar Maharaja, yaitu rajanya
para raja. Gelar ini diperoleh setelah saudaranya, Bima, berhasil menaklukan
Maharaja Jasaranda dalam duel sengit. Yudhistira dapat dikatakan jarang ikut
turun dalam medan laga dibanding saudara-saudaranya, namun kemampuannya
dalam memimpin pemerintahan tidak diragukan lagi. Indraprasta kerajaan yang
dipimpinnya (setelah Destarata membagi Hastinapura menjadi dua bagian
untuk Pandawa dan Kurawa), menjadi negeri yang melimpah kekayaannya.
Yudhistira memiliki kemampuan, pemikiran, dan perencanaan yang sangat
baik dalam membangun pemerintahan maupun strategi perang. Yudhistira
juga seorang yang berpikir singkat namun pemikirannya tersebut memiliki
efek jangka panjang. Hal ini tak lepas dari segala pengetahuan yang sangat
luas yang dimiliki olehnya.

124

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

Uji Kompetensi
Kerjakan secara mandiri.
1. Jelaskan pendapatmu tentang pengertian kepemimpinan Hindu!
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
___________________________________________________________
2. Jelaskan pendapatmu tentang tipologi kepemimpinan Hindu!
___________________________________________________________
___________________________________________________________
__________________________________________________________
___________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
3. Tuliskan pendapatmu tentang nilai-nilai kepemimpinan yang terkandung
dalam cerita Kepemimpinan Yudhistira.
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
___________________________________________________________

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

125

Refleksi Diri
Tuliskan pendapatmu tentang:
1. Hal-hal baru apakah yang telah kalian dapatkan pada proses belajar tentang
Kepemimpinan?
_____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________

2. Seandainya nanti kalian dewasa dan menjadi pemimpin, hal-hal apakah


yang akan dilakukan untuk memajukan bangsa dan negara Indonesia ini?
_____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
____________________________________________________________

126

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

Tugas
Kerjakan pada lembaran lain.
Buatlah rangkuman dari materi kepemimpinan!
_____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Paraf Guru

Paraf Orang Tua

(...............................)

(...............................)

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

Nilai

127

Latihan Soal Ujian


Semester 2

Nama

Kelas

Tanggal

A. Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban a,b,c atau d di bawah ini dengan memberikan tanda
silang (X) pada pilihan jawaban yang kamu anggap paling benar.
1. Delapan kelopak pada asta dala dalam asta aswarya melambangkan ....
a. Kekuasaan
b. Keseimbangan
c. Kejayaan
d. Kemahakuasaan
2. Percakapan Svetaketu dengan ayahnya Uddhalaka terdapat dalam ....
a. Candhogya Upanisad
b. Bhagavadgita
c. Sarasamuccaya
d. Manava Dharmasastra
3. Hyang Widhi bersifat Nirwikara yang artinya ....
a. Tidak berubah
b. Merajai
c. Meresapi
d. Halus
4. Dalam panca yama brata Astenya artinya ....
a. Mencuri
b. Meracuni

128

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

c. Tidak mencuri
d. Membunuh
5. Brahmacari adalah masa menuntut ilmu, jika dikaitkan dengan
perkawinan sukla brahmacari adalah ....
a. Tidak menikah seumur hidup
b. Menikah lebih dari dua kali
c. Bercerai dari suami
d. Mencari pasangan baru
6. Selalu berbuat jujur dan selalu berkata benar adalah bagian panca yama
brata bagian ....
a. Ahimsa
b. Brahmacari
c. Astenya
d. Satya
7. Pemarah, suka mencari kesalahan orang lain dalam dasa mala adalah ....
a. Kuhaka
b. Leja
c. Kutila
d. Satya
8. Pelaksanaan upacara galungan, dan kuningan merupakan contoh ....
a. Naimitika karma
b. Nitya karma
c. Madhya sandhya
d. Utama sandhya
9. Bhagavadgita 9.26 menjelaskan sarana korban suci yang mencakup ....
a. Dupa, air, buah, dan genta
b. Bunga, buah, air, dan mantram
c. Bunga, buah, air, dan daun
d. Buah, tirta, genta, dan daun
10.Korban suci harus dilaksanakan dengan tulus ikhlas atau ....
a. Sraddha
b. Gita
c. Mantram
d. Lascarya

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

129

11.Pada tahun 991-1016 M banyak terjadi pengalih bahasa dari sansekerta ke


dalam bahasa jawa kuno. Pada zaman raja siapakah masa ini berlangsung?
a. Airlangga
b. Dharmawangsa Teguh
c. Ken Arok
d. Hayam Wuruk
12.Kakawin Bharatayudha ditulis oleh ....
a. Mpu Prapanca
b. Mpu Sedah dan Panuluh
c. Mpu Panuluh dan Mpu Gandring
d. Mpu Kanwa
13.Pada parva manakah kisah pandawa melakukan pengembaraan di Hutan
Kamyaka?
a. Adi parva
b. Karna parva
c. Wana parva
d. Wirata parva
14.Persiapan peperangan antara Pandawa dan Kurawa dikisahkan pada parwa
....
a. Udhyoga parva
b. Wana parva
c. Adi parva
d. Swargarohana parva
15.Bagian Mahabharata yang mengisahkan wejangan dharma seorang raja
oleh Bhisma kepada Yudhistira terdapat dalam ....
a. Wirata parva
b. Bhisma parva
c. Adi parva
d. Salya parva
16.Perjalanan Pandawa menaiki pegunungan Himalaya untuk mencapai surga
terdapat dalam parva ....
a. Bhisma parva
b. Svargarohana parva
c. Salya parva
d. Adi parva

130

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

17.Nama kedua orang tua dari Bhisma adalah ....


a. Kunti dan Drstarasta
b. Rama dan Sita
c. Gangga dan Sentanu
d. Pandu dan Madrim
18.Tujuan kehidupan manusia tertuang dalam konsep Hindu yang disebut
dengan ...
a. Catur Asrama
b. Catur Purusartha
c. Catur Yuga
d. Catur Warna
19.Jatakarma samskara merupakan pelaksanaan upacara untuk ...
a. Upacara kematian
b. Upacara kelahiran bayi
c. Upacara 3 bulan
d. Upacara potong gigi
20.Pelaksanaan upacara yang dilakukan setelah anak mencapai umur 3 bulan
dalam kandungan disebut dengan ...
a. Samavartana samskara
b. Niskramana samskara
F 3XVDYDQDVDPVNDUD
d. Namadheya samskara
21.Upacara yang dilakukan ketika anak memulai masa menuntut ilmu disebut
dengan ....
a. Jatakarma samskara
b. Upanayana samkara
c. Garbhodana samskara
d. Simantonayana samskara
22.Upacara pembakaran jenazah dalam Hindu termasuk dalam samskara ...
a. Garbhodana samkara
b. Antiyesti samkara
c. Savitri samskara
d. Upanayana samskara

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

131

23.Pada konsep kepemimpinan Hindu Catur Kotamaning Nrpati pemimpin


harus mempunyai pengetahuan luhur dan suci disebut dengan ...
a. Sakti tanpa aji
b. Ngelurug tanpa bala
c. Jnana wisesa sudha
d. Asta brata
24.Di bawah ini yang bukan tokoh pemimpin Hindu yang hidup pada jamannya
adalah ...
a. Gajah Mada
b. Hayam Wuruk
c. Mahatma Gandhi
d. Nelson Mandela
25.Prabhu Yudhistira karena keluhuran budinya mendapatkan berbagai julukan antara lain adalah Puntadewa yang artinya ...
a. Pemimpin yang bijaksana
b. Keluhurannya setara dewa
c. Selalu mengendalikan nafsu
d. Penuh dengan kesabaran
B. Essay
Kerjakan soal di bawah ini dengan menjabarkan jawaban sesuai dengan pemahamanmu dan dikerjakan dengan perasaan senang tanpa ada paksaan.
1. Sebutkan dan jelaskan tentang Asta Aiswarya!
________________________________________________________
________________________________________________________
_______________________________________________________
________________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________

132

Kelas IX SMP/MTs

Semester 2

2. Deskripsikan pendapat kamu perbuatan yang termasuk dasa mala dan


bagaimanakah caranya agar terhindar dari perbuatan tersebut?
____________________________________________________________
____________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3. Pelaksanaan ritual agama Hindu banyak menggunakan sarana sebagai
media untuk persembahan kepada Brahma. Jelaskan pendapat kamu
tentang syarat-syarat pelaksanaan suatu yaja!
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
 .LVDKHSRVEHVDU0DKEKUDWDVDQJDWPHPEHULNDQLQVSLUDVLSDGDVHOXUXK
umat manusia di dunia ini. Jelaskan pendapat kamu tentang nilai-nilai yang
dapat diteladani agar bermanfaat dalam kehidupan ini!
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

133

5. Hindu mempunyai banyak konsep kepemimpinan yang banyak menjadi


ajaran yang berlaku secara universal. Jelaskan pendapatmu tentang konsep
kepemimpinan Hindu yang kamu ketahui dan berikan contoh nyata terkait
dengan kepemimpinan sekarang ini!
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________

Refleksi Diri
Tuliskan hal-hal baru apakah yang kamu dapatkan dari materi pertama sampai
dengan terakhir ini, kemudian sikap apakah yang harusnya dilakukan sebagai
cerminan dari warga negara Indonesia sebagai pemilik sah bangsa ini yang
berdasarkan Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945, Pancasila dan NKRI!
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Paraf Guru

Paraf Orang Tua

(...............................)

(...............................)

134

Kelas IX SMP/MTs

Nilai

Semester 2

Glosarium
Asta aiswarya

: Delapan sifat kemahakuasaan Tuhan.

Asta vasu

: Delapan makhluk setengah manusia dan setengah dewa.

%KDJDYDGJW

: Nyanyian Tuhan (pancama veda) yang diturunkan oleh


Krisha sendiri kepada Vivaswan, kemudian Manu dan
Ikswaku dan terakhir Arjuna.

Bhakti

: Menghormat, tunduk, melayani dengan tulus ikhlas tanpa


mengharapkan hasil.

Brahmacari

: Masa menuntut ilmu pengetahuan baik secara jasmani


dan rohani.

Brahman

: Sebutan untuk Hyang Widhi Wasa dalam Upanisad dan


Bhagavadgita.

Cakra

: Senjata sakti milik krisna yang bisa kembali sendiri setelah melukai musuhnya. Senjata ini bisa digerakkan
dengan pikiran.

Daksina

: Penghormatan kepada sulinggih pemimpin upacara yajna


berupa uang yang dipersembahkan secara khusus.

Dasa mala

: Sepuluh perbuatan yang dilarang oleh agama yang


termasuk dalam perbuatan asusila.

,WLKVD

: Bagian daripada veda berisi cerita kepahlawanan berisi


Ramayana dan Mahabharata.

Ksatria

: Golongan orang yang bertugas membela kebenaran.

Lascarya

: Pelaksanaan yadnya yang dilakukan dengan tulus ikhlas.

0DKEKUDWD

: Cerita tentang keluarga pandawa dan kurawa sebagai


simbol kebaikan pasti unggul atas kejahatan.

0DKUDMD

: Pemimpin suatu kerajaan atau negara.

Mantra

: Wahyu Tuhan, lagu pujian dalam Sruti.

1DLPLWLND\DMxD

: Pelaksanaan korban suci yang dilakukan pada hari


tertentu.

Neraka loka

: Alam neraka.

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

135

Nirwikara

: Tidak berubah, abadi.

1LW\D\DMxD

: Pelaksanaan korban suci yang dilakukan setiap hari.

1\DPEUDWD

: Pengendalian diri secara rohani.

3DQFJLWD

: Lima jenis suara yang wajib ada dalam upacara agama.

Pandita

: Sulinggih dwijati.

Parwa

: Buku dalam kitab 0DKEKUDWD.

Pinandita

: Pemangku ekajati.

3XUDQ

: Cerita yang mengandung ajaran kebenaran tentang


silsilah dewa, raja kuno dan cerita lain dalam Hindu.

5DMDVLND\DMxD

: Pelaksanaan korban suci yang dilakukan dengan dasar


nafsu.

6DLEDQ

: Korban suci dengan memberikan kepada semua makhluk


yang ada di bawah manusia yang dihaturkan setelah
memasak.

6DVNUD

: Pelaksanaan upacara dalam Hindu yang dilakukan mulai


dalam kandungan sampai dengan meninggal.

6DSWUVL

: Tujuh maharsi penerima wahyu Veda yang dikenal dengan sebutan sapta rsi.

6DWWZLND\DMxD

: Yaja yang dilakukan secara benar sesuai dengan aturan


kitab suci.

Sauca

: Suci lahir batin untuk mencapai moksa dan jagadhita

Segehan

: Pelaksanaan bhuta yajna dalam tingkatan sederhana.

6XNODEUDKPDFDUL : Orang yang melakukan pantangan untuk melakukan perkawinan.


Surga loka

: Alam surga yang dipimpin oleh dewa Indra dan tempat


sementara untuk menikmati hasil perbuatan baik sebelum
dilahirkan kembali.

7DPDVLND\DMxD

: Yaja dengan motivasi untuk mendapatkan keuntungan


pribadi.

Tresna
EUDKDPDFDUL

136

: Orang yang melakukan upacara perkawinan hanya sekali


dalam seumur hidupnya.

Kelas IX SMP/MTs

Tri rnam

: Tiga jenis hutang umat manusia kepada Tuhan, orang tua,


dan guru.

<DMxD

: Korban suci tanpa pamrih kepada Tuhan sebagai kewajiban manusia di dunia ini.

<DPEUDWD

: Pengendalian diri secara jasmani.

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

137

Bab 7

Indeks
%KRPQWDND

A
Aharalagawa, 22, 24
Ahimsa, 18, 19, 26, 58, 165

Brahmacari, 18, 19, 20, 26, 58,


135, 138, 139, 165, 170

Airlangga, 117, 148, 165


Aiswarya, 3, 5, 6, 10, 11, 12,

57, 167

Candogya Upanisad, 6

Akroda, 22

Citragada, 127

Anima, 3, 4
Annaprasana, 135, 138
Annasewa, 55

Antyesthi, 140

Daksina, 55, 170

Apramada, 22, 25, 28

Dasa mala, 32, 33, 58, 170

Arjunawiwaha, 117

Dewabrata, 126

Arthasastra, 147, 59

Dyahu, 125

Asta, 3, 4, 5, 6, 10, 11, 12, 57,


148, 152, 153, 154, 167, 170
Astenya, 18, 21, 58, 164, 165
Awyawaharika, 18, 21, 26

G
Ganesha, 116
Gangga, 124, 125, 126, 166
Garbhadhana, 135, 137
Guru susrusa, 22

B
Bhaksa Bhuana, 38
Bharata, 119, 126, 158
Bhismaparwa, 117, 119, 120

138

Kelas IX SMP/MTs

Isitwa, 3, 5, 57

0DKEKUDWD    


122, 123, 129

,WLKVD

Mantra, 55, 158, 171, 59


Megata, 38
J

Metraya, 37

Jatakarma, 135, 137, 166


N
K

Naimitika Karma, 49

Kakawin, 116, 117

Namadheya, 135, 137, 166

Kamya Karma, 49

Nasmita, 55

Kautilya, 147, 157, 59

Nawa Natya, 152, 155

Kimburu, 39

Ngejot, 50

Kleda, 34, 58

Nirkaram nirpadam, 10

Korawa, 119, 159

Nitya Karma, 49

Kuhaka, 36, 59, 165

Nyama brata, 16, 29, 58, 59

Kutila, 35, 59, 165


P
L

Padma Asta Dala, 3

Laghima, 3, 4, 57

Panca, 16, 18, 20, 21, 25, 26, 27, 28,


29, 58, 59, 141, 171, 59

Lascarya, 55, 59, 165, 171


Leader, 146
Leja, 35, 40, 59, 165

Prakamya, 3, 5
Prapti,, 3, 5
Puntadewa, 158, 160

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

139

Tandri, 33
Tri Sandya, 49, 51

R
Ragastri, 38
Rajaniti, 152
Rajasika, 53, 171
5P
5YDD

U
Udhalaka, 6
Upanayana, 136, 138, 166, 167

5VL9\VD
V
Vidyarambhana, 140

S
Samskara, 134, 135, 136, 137, 138,
139, 140, 142, 171
Sarasamuccaya, 16, 22, 58, 164, 59
Sasih, 49, 51
Sastra, 24, 54, 55, 152
Satwika, 53
Satya,, 18, 20, 157
Sauca, 22, 23, 24, 27, 171
Simantonnayana, 140
6UDGGK
Sudi-wadani, 52

W
Wangsa, 153
Wara, 52
Wasitwa, 3, 5, 57
Wibhisana, 150, 154
Wiswakarma, 160
Wiwaha Samskara, 136
Wuku, 52
Wyapi Wyapaka, 9

6YHWDVYDWDUD
Swargarohanaparwa, 119, 121

Swetaketu, 6, 7

Yaja, 18, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55,


56, 57, 60, 134, 142, 171, 172
Yama brata, 16, 58, 164, 165

Yatrakamawasaitwa, 3

Tamasika, 53, 172

Yudhistira, 120, 121, 158, 160, 162,


166, 167

140

Kelas IX SMP/MTs

Bab 7Daftar Pustaka


Azhar,Arsyad.1977. Media Pengajaran-DNDUWD375DMD*UDQGR3HUVDGD
$GLSXWUD,*HGH5XGLDDasar-Dasar Agama Hindu-DNDUWD'LUMHQ
%LPDV+LQGX
*ULIWK57+Atharva Veda Samhita (Sukla Yajur Veda). Surabaya:
Paramitha.
KautilyaArthasastraWHUM0DGH$VWDQD &6$QRPGLSXWUR
Surabaya: Paramita.
0DQVHU0DUWLQ+HWDOOOxford Leaners Pocket Dictionary1HZ
<RUN2[IRUG8QLYHUVLW\3UHVV
0DQWUD, IB. 1997. Tata Susila Hindu Dharma'HQSDVDUXSDGDVDVWUD
Surabaya: Paramitha.
0DV3XWUD1\,*$Panca Yadnya'HQSDVDUSHPGD7N%DOL
0DVZLQDUD,:D\DQSistem Filsafat Hindu (Sarva Darsana
Samgraha). Surabaya: Paramitha.
0LGDVWUDGNN. Widya Dharma. %DQGXQJ3HQHUELW*DQHFD
1JXUDK,*XVWL0DGHBuku Pendidikan Agama Hindu Untuk
Perguruan Tinggi. Surabaya: Paramita.
2ND,GD3HGDQGD*GH1\RPDQ-HODQWLNSanatana Hindu Dharma.
'HQSDVDU:LGK\D'KDUPD
3DULVDGD+LQGX'KDUPD3XVDWHimpunan Keputusan Tafsir Terhadap
Aspek-aspek Agama Hindu. Jakarta: PHDI Pusat.
3XGMD*HGH7MRNRUGD5DL6XGKDUWD0DQDZD'KDUPDVWUD
Compendium Hukum Hindu.-DNDUWD3HOLWD1XUVDWDPD/HVWDUL
Sarasamuccaya. -DNDUWD'HSDJ5,
Bhagavadgita (Pancama Veda). 6XUDED\D3HQHUELW3DUDPLWKD
3XQLDWPDMD2NDCilakrama. 'HQSDVDU3DULVDGD+LQGX'KDUPD
Pusat.
6XEDJLDVWDGNNAcara Agama Hindu. -DNDUWD'LUHNWRUDW-HQGUDO
%LPDV+LQGXGDQ%XGGKD

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

141

6XGLUJD,GD%DJXVGNNWidya Dharma Agama Hindu. Jakarta:


*DQHFD([DFW
,GD%DJXVGNNWidya Dharma Agama Hindu untuk SMA.
-DNDUWD*DQHFD([DFW
6XUD,*HGHPengendalian Diri dan Etika dalam ajaran Agama
Hindu.
6XUDGD0DGHKamus Sanskerta Indonesia'HQSDVDU3HQHUELW:LG\D
Dharma.
6XWHGMD,:0HUWKDPengantar Dasar Kepemimpinan Kuna
Nusantara. Surabaya: Paramita.
7LP3HQ\XVXQKamus Istilah Agama Hindu. 'HQSDVDU3HPGD%DOL
 Buku Pelajaran Agama Hindu untuk SLTA Kelas 2.
Surabaya:Paramita.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka.
Buku Pelajaran Agama Hindu untuk Kelas VII.
7LWLE,0DGHPemuda dan Pola Kepemimpinan Hindu Menurut
Veda, 0DNDODKGLVDPSDLNDQSDGDDFDUD3HQGLGLNDQ.HSHPLPSLQDQ
5HJLRQDOGLVHOHQJJDUDNDQROHK'3'3(5$'$+6HSWHPEHU
GL+RWHO1HZ9LFWRU\6HOHFWD%DWX0DODQJ-DZD7LPXU
,0DGHVeda Sabda Suci. Surabaya: Paramitha.
,0DGHMenumbuhkembangkan Pendidikan Budhi Pekerti
pada Anak (Persektif Agama Hindu). Surabaya: Paramitha.
:HLM9DQ'HU)LOVXIOVXI%HVDU7HQWDQJ0DQXVLD<RJ\DNDUWD
3HQHUELW.DQLVLXV
:LDQD,.HWXWYadnya dan Bhakti dari Sudut Pandang Hindu. Jakarta
:LVPD.DUPD
,.HWXWGNNBuku Paket Agama Hindu. 'HQSDVDU&9
.D\XPDV$JXQJ
:RMRZDVLWR6Kamus Kawi Indonesia%DQGXQJ3HQJDUDQJ
=RHWPXOGHU3-Kamus Jawa Kuna IndonesiaWHUM'DUXVXSUDSWD
GDQ6XPDUWL6XSUD\LWQD-DNDUWD*UDPHGLD

142

Kelas IX SMP/MTs

6XPEHULQWHUQHW
http://garudeyamantra.blogspot.com/2010/07/wisnu-dewa-pemeliharapelindung-alam.html :,%6HSWHPEHU
http://www.hindudevotionalblog.com/2012/11/hindu-om-symbol-pictures.
html :,%6HSWHPEHU
http://www.hindukids.org/old/grandpa/twam.html // http://www.hindukids.
org/old/grandpa/images/tattwam.jpg :,%6HSWHPEHU

http://www.hindudevotionalblog.com/2012/11/hindu-om-symbol-pictures.
html :,%6HSWHPEHU
http://www.timorexpress.com/assets/news/toleransi-dan-kebebasanberagama.jpg :,%6HSWHPEHU
KWWSPJPSLSDEOLWDUEORJVSRWFRPBBBDUFKLYHKWPO :,%
2NWREHU
KWWSVQLQDKHQGULDQDOHVZRUGSUHVVFRPGVFMSJ
:,%)HEUXDUL
KWWSZZZSRUWDOQHWZSFRQWHQWXSORDGVWHNQLNPHQFXUL
tergila-didunia.jpg :,%2NWREHU
http://imgkid.com/mad-face-person.shtml :,%)HEUXDUL
KWWSVLPSOHPRPEORJFRPZSFRQWHQWXSORDGVSDUHQWV
KHOSLQJZLWKKRPHZRUN[MSJ :,%)HEUXDUL
http://imgarcade.com/1/kid-washing-face/ :,%)HEUXDUL
KWWSVYDUYDUDZRUGSUHVVFRPWKUHHGHOLFLRXVPHDWOHVV
meals-for-the-lent-from-kp/01-family-dinner/ :,%
)HEUXDUL
http://pixshark.com/raise-your-hand-in-class.htm :,%)HEUXDUL

http://www.radioglobalmediaswarafm.com/2009/10/umat-hindu-gelarsembahyang-galungan.html :,%'HVHPEHU

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

143

http://devi-herdiyan.blogspot.com/2012/10/tips-mencegah-tawuran-antarpelajar.html :,%'HVHPEHU
KWWSZZZYFRXN,0*PDQDVOHHSRQNH\ERDUG[
SQJ" :,%1RYHPEHU
http//www.fc02.deviantart.net/ :,%1RYHPEHU
KWWSZZZGLDQHDQLQGLW\DOHVZRUGSUHVVFRP:,%'HVHPEHU
KWWSZZZDXWRWKHIWLQIRZSFRQWHQWXSORDGVFDUBWKLHIMSJ
:,%1RYHPEHU
KWWSVZD\DQJOHVZRUGSUHVVFRPUDKZDQDPHQFXOLNGHZLVLWD
dan-bertempur-dengan-jatayu.jpg :,%1RYHPEHU
KWWSSKRWREORJMDQXPHGLDFRPPHODVWLNDU\DSXUDNDZLWDQSXVDW
html :,%'HVHPEHU
KWWSVSKDUW\FDOHVZRUGSUHVVFRPDU\DWDQJNDVNRULDJXQJ
saiban-nyadnya-sesa-dari-nasi-magic-jar.jpg


:,%2NWREHU

http://www.saidarshan.org/ :,%1RYHPEHU
KWWSNRUDQWDQJHUDQJFRPZSFRQWHQWXSORDGVVHGHNDKDQEXPLMSJ
:,%2NWREHU
KWWSVMLGDQHOHVZRUGSUHVVFRPUHVL]HRIGVFB
MSJ"Z  K  :,%2NWREHU
KWWSVVHNDUMHSXQGRWFRPOHVZRUGSUHVVFRPVHPEDK\DQJMSJ
:,%2NWREHU
https://puramedangkamulan.wordpress.com/pelangi/bhagavad-gita/
:,%2NWREHU
KWWSXSORDGZLNLPHGLDRUJZLNLSHGLDLGDD9\DVDBGLFWDWLQJB
Mahabharata.jpg :,%'HVHPEHU
KWWSVDQJKLMDXEORJVSRWFRPEHUNLUVHEHOXPEHUXFDSKWPO
:,%2NWREHU
KWWSEHLQJDOWHUHJREORJVSRWFRPKLND\DWPDKDUHVLEKLVPD
dewabhrata.html :,%2NWREHU

144

Kelas IX SMP/MTs

KWWSVMDODQNHPDQDJLWXOHVZRUGSUHVVFRPUHOLHIFDQGLSHQDWDUDQ
jpg :,%2NWREHU
KWWSSUDGHHSDPRKDQQHWZSFRQWHQWXSORDGVMSJ :,%
2NWREHU
KWWSLPDJHVKDULDQMRJMDFRPBMSJ
:,%)HEUXDUL
KWWSL\WLPJFRPYL1W5*:$J0PD[UHVGHIDXOWMSJ :,%
2NWREHU
http://chandrarini.com/upacara-tingkeban-nujuh-bulanan :,%
2NWREHU
KWWSZZZKLPDOD\DQDFDGHP\FRPPHGLDVOLGHVKRZVB
PDOD\VLDBDUXQHVKQDPDNNDUQDYVRXUFHLPDJHGVFBMSJ
6HSWHPEHU
KWWSVZZZKLPDOD\DQDFDGHP\FRPPHGLDDUWSDLQWLQJPDQLYHOX
VDPVNDUDVQDPDNDUDQDVDPVNDUDPDQLYHOXVDPVNDUDV
QDPDNDUDQDVDPVNDUDBIXOMSJ :,%1RYHPEHU
KWWSZZZKLPDOD\DQDFDGHP\FRPPHGLDDUWSDLQWLQJPDQLYHOX
VDPVNDUDVDQQDSUDVDQDVDPVNDUDPDQLYHOXVDPVNDUDV
DQQDSUDVDQDVDPVNDUDBVPOMSJ :,%1RYHPEHU
KWWSIWTQFRP\KLQGXLVP6IBFKXGDNDUDQDVDPVNDUDMSJ
:,%6HSWHPEHU
KWWSIWTQFRP\KLQGXLVP6HBNDUQDYHGKDVDPVNDUDMSJ :,%
6HSWHPEHU
KWWSVZZZKLPDOD\DQDFDGHP\FRPEORJZSFRQWHQWXSORDGV-XQH
-XQHBBEGB'6&BMSJ :,%2NWREHU

KWWSZZZEHULWDEDOLFRPDVVHWGRFXPHQWQHZVBLPDJHVSRWRQJJLJL-3*
:,%6HSWHPEHU
KWWSEDOLORPERNLQGRQHVLDFRPZSFRQWHQWXSORDGVQJDEHQ%DOL
jpg :,%1RYHPEHU

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

145

http://kertasonline.com/source/uploads/2014/rambu-solo.jpg
(14:39WIB/20 November 2014)
http://giant41.blogspot.com/2012/05/pesan-kepada-rakyat-sunda-sebelumprab u.html (12:45WIB/12 Oktober 2014)
http://news.statetimes.in/wp-content/uploads/2015/01/Mahatma-Gandhi.
Jpg?e1ff26 (15:20WIB/12 November 2014)
http///www.commondatastorage.googleapis.com (13:30WIB/23 Oktober
2014
http///www.pitoyo.com/duniawayang/galery/data/media/33/jin_yudhistira_
rev.jpg (14:30WIB/23 September 2014)

146

Kelas IX SMP/MTs

Anda mungkin juga menyukai