NIM : 4161121024
1. 3 profil orang sukses karena bekerja dan 3 orang sukses menjadi wirausaha
1976 - 1998 Direktur Utama PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara/ IPTN.
1978 - 1998 Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi / BPPT
1978 - 1998 Direktur Utama PT. PAL Indonesia (Persero).
1978 - 1998 Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam/ Opdip
Batam.
1980 - 1998 Ketua Tim Pengembangan Industri Pertahanan Keamanan (Keppres No.
40, 1980)
1983 - 1998 Direktur Utama, PT Pindad (Persero).
1988 - 1998 Wakil Ketua Dewan Pembina Industri Strategis.
1989 - 1998 Ketua Badan Pengelola Industri Strategis/ BPIS.
1990 - 1998 Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se-lndonesia/lCMI.
1993 Koordinator Presidium Harian, Dewan Pembina Golkar.
10 Maret - 20 Mei 1998 Wakil Presiden Republik Indonesia
21 Mei 1998 - Oktober 1999 Presiden Republik Indonesia.
Tantohwi Yahya
Tantowi lahir dan tumbuh di Dusun Indra Laya, Kabupaten Ogan Komering
Ilir Palembang. Ayahnya H.M. Yahya Matusin, seorang kyai yang berprofesi
sebagai pedagang kacamata dan ibunya Hj. Komariah Yahya, seorang tokoh
partai Ketua Umum DPP PPP (1989-1994) di Palembang, mendidiknya
dengan baik. Oleh karena itu, meski tinggal jauh dari kota, pria kelahiran 29
Oktober 1960 ini sudah menyimpan cita-cita ingin menjadi orang sukses.
Selepas tamat STM pada tahun 1979, pria yang menjalani pendidikan
dasar hingga lanjutan atas di kampung halamannya ini berangkat ke Pulau
Jawa, persisnya ke kota pelajar Wakil Presiden Republik Indonesia (1972-
1978) Yogyakarta. Namun niatnya untuk kuliah terganjal ijazah STM-nya.
Saat itu, lulusan STM tidak diperbolehkan melanjutkan kuliah ke universitas
karena dipersiapkan untuk langsung bekerja.
Ditolak di Universitas, tidak mebuat niat Tantowi untuk kuliah berhenti.
Ia kemudian mengambil program D-I di Akademi Pariwisata Indonesia Wakil
Presiden Republik Indonesia (1972-1978) Yogyakarta. Setelah mengantongi
ijazah diploma satu pada tahun 1982, ia kemudian hijrah ke Jakartadan
pekerja di Hotel Borobudur sebagai resepsionis.
Dalam perjalanannya, Tantowi sering berpindah-pindah pekerjaan
karena ia merasa tidak ada tantangan di tempatnya bekerja. Selain di Hotel
Borobudur, ia pernah bekerja di Hotel Hilton. HIngga suatu ketika pada
tahun 1987, Wakil ndirektur PT BASF Indonesia menawarkan pekerjaan
padanya. Kesempatan itu tidak ia sia-siakan. Sejak bekerja di BASF, Tantowi
mulai mengenal dunia hiburan. Di BASF, ia mewakili karirnya sebagai
promotion officer. Dalam dua tahun, ia sudah menempati posisi sebagai
pro,otion manager, sebuah posisi yang seharusnya diduduki lulusan S1 atau
S2.
Setelah tujuh tahun bekerja di perusahaan pita rekaman tersebut, pada
tahun 1994, Tantowi keluar dari BASF dan kebetulan bersamaan dengan itu,
produksi pita kaset di BASF ditutup seiring dengan munculnya teknologi baru
berupa disc.
Nama Tantowi mulai dikenal masyarakat saat membawakan acara kuis
Gita Remaja di stasiun TVRI pada tahun 1989. Selama lima tahun
membawakan acara kuis itu, ia banyak menerima tawaran menjadi MC
(master of ceremony) untuk berbagai acara. Popularitasnya semakin
berkibar tatkala ia membawakan kuis bertaraf internasional "Who Wants to
Be a Millionaire" yang ditayangkan di RCTI pada tahun 2001 hingga 2006. Ia
juga pernah menjadi presenter acara "Are You Smarter Than a 5th Grader?"
dan pemandu acara musik country di stasiun MetroTV. Kerja kerasnya di
dunia presenter dihadiahi penghargaan The Most Favourite Television Quiz
Host dalam ajang Panasonic Awards tahun 2003, 2004, dan 2005.
Sebagai figur publik yang dikenal suka membaca, ia kemudian didaulat
menjadi Duta Baca Indonesia (DBI) oleh Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia (PNRI) pada tahun 2006. Dengan penyematan gelar tersebut,
Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Amerika (PPIA) masa bakti
2004-2006 ini bertugas meningkatkan kesadaran membaca masyarakat
Indonesia dalam mewujudkan bangsa yang cerdas dengan melakukan
kegiatan kampanye di bebagai media, baik cetak maupun elektronik.
Terpilihnya Tantowi sebagai Duta Baca Indonesia tidaklah salah. Sedari
kecil, ia sudah dididik untuk suka membaca. Tantowi sudah biasa melahap
dua harian koran nasional Pelita dan Merdeka yang dibeli ibunya.
Itulah sebabnya, dalam menjalankan tugasnya sebagai Duta Baca
Indonesia itu, ia selalu menuturkan pengalamannya bahwa kesuksesannya
itu adalah berkat dorongan ibunya. Di dalam misinya menghimbau
masyarakat untuk meningkatkan minat membaca, ia membuat semboyan
"Ibuku Sebagai Perpustakaan Pertamaku". Menurutnya, peranan keluarga
sangat penting untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Orangtua harus
dapat menyediakan kebutuhan bahan bacaan bagi anaknya. Dan figur ibu
menurutnya, harus bisa memberikan teladan membaca di lingkungan
keluarganya.
Setelah sukses di dunia hiburan, sejak tahun 2009, Anggota DPR RI
(2009-2014, Presenter. Tantowi Yahya berkiprah sebagai politisi Senayan.
Pada Pemilu 2009, ia terpilih menjadi angota DPR RI (2009-2014) mewakili
Partai Ketua Dewan Pembina Partai Golkar dari daerah pemilihan Kabupaten
Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan. Sebagai anggota dewan, ia
duduk di Komisi I yang salah satunya menangani bidang pertahanan dan
keamanan.
Hendy Setiono
Jatuh bangun sempat dirasakan oleh Hendy Setiono saat memulai bisnisnya.
Hendy merintis usaha bidang kuliner kebab turki, kuliner asli timur tengah
itu di modifikasi sedemikian rupa agar rasanya cocok sama lidah orang
indonesia.
Saat mulai usaha kuliner ini Hendy sempat di tipu oleh karyawannya sendiri,
pernah juga di tinggal oleh karyawannya sehingga dia dan istrinya harus
terjun langsung untuk berjualan.
Berkat kerja keras dan usahanya Hendy berhasil mengembangkan jaringan
bisnisnya keseluruh Indonesia. Tidak hanya itu Hendy dinobatkan sebagai
pengusaha sukses se Asia under 25 oleh majalah Business Wekk
International pada tahun 2006.
Bob Sadino
Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan
bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang
melebihi orang lain.