Anda di halaman 1dari 9

Nama : Sintia

NIM : 4161121024

Kelas : Fisika dik.B 2016

1. 3 profil orang sukses karena bekerja dan 3 orang sukses menjadi wirausaha

Orang Sukses Karena Bekerja


 Ridwan Kamil

Sosok walikota satu ini sangat


terkenal di kalangan masyarakat Bandung sebagai pemimpin yang
membawa perubahan bagi kota Bandung. Berikut Biografi dan Profil dari
Ridwan Kamil atau akrab disapa Kang Emil yang menjabat sebagai walikota
Bandung. Ridwan Kamil Lahir di Bandung pada tanggal 4 Oktober 1971, Emil
nama sapaan akrabnya, ia merupakan anak kedua dari lima bersaudara.
Emil atau Ridw
an Kamil sebenarnya menyukai berimajinasi sejak masa kecil. Ia suka
membaca komik dan melihat foto dari berbagai kota di luar negeri. Sejak
kecil Ridwan Kamil memiliki semangat kewirausahaan. Ia bersekolah di SDN
Banjarsari III Bandung tahun 197 hingga 1984, Ketika sekolah dasar ia telah
menjual es mambo buatannya sendiri. Selama bersekolah, ridwan Kamil
dikenal sebagai sosok yang aktif dan cerdas. Selain aktif di OSIS, Paskibra
dan klub sepak bola, Emil selalu masuk dalam rangking lima besar di
kelasnya.
Setelah tamat sekolah dasar ia kemudian melanjutkan pendidikannya di
SMP Negeri 2 Bandung kemudian di SMA Negeri 3 Bandung pada tahun 1987
hingga 1990. Setelah tamat SMA, ia kemudian melanjutkan pendidikannya
di Institut Teknologi Bandung dengan mengambil jurusan Teknik Arsitektur
dari tahun 1990 hingga 1995. Ridwan kamil juga aktif dalam kelompok-
kelompok mahasiswa dan unit kegiatan seni. Semangat kewirausahaannya
di kampus lagi, untuk mencari dana tambahan untuk kuliah, ia membuat
ilustrasi cat air atau maket untuk dosen.
Lulus dari ITB, ia memilih untuk bekerja di Amerika Serikat. Tapi hanya
bertahan empat bulan bekerja ia berhenti karena dampak krisis moneter
Indonesia yang membuat klien tidak membayar pekerjaannya. Ia tidak
langsung pulang ke Indonesia, dia bertahan di Amerika sebelum akhirnya
mendapat Beasiswa di University of California, Berkeley. Selagi mengambil
S2 di Univesitas tersebut Ridwan Kamil bekerja paruh waktu di Departemen
Perancanaan Kota Berkeley. Untuk bertahan hidup di Amerika, ia makan
sekali sehari dengan menu murah seharga 99 sen. Perjuangan Ridwan Kamil
untuk bertahan hidup di Amerika terus diuji ketika istrinya, Atalia Praratya
akan melahirkan anak pertama mereka. Ayah yang kini memiliki dua orang
anak ini tidak memiliki uang untuk biaya persalinan istrinya, sehingga
akhirnya dia harus mengaku miskin pada pemerintah kota setempat untuk
mendapatkan Pengobatan gratis. Akhirnya, ia menemani istrinya melahirkan
di sebuah rumah sakit khusus untuk orang miskin, tepatnya di bangsal
rumah sakit. Baginya pengalaman jatuh bangun hidupnya membentuk nilai-
nilai tersendiri akan kerasnya perjuangan hidup.
Pada tahun 2002 Ridwan Kamil pulang ke tanah kelahirannya Indonesia
dan dua tahun kemudian mendirikan Urbane, firma yang bergerak dalam
bidang jasa konsultan perencanaan, arsitektur dan desain. Kini Ridwan Kamil
aktif menjabat sebagai Prinsipal PT. Urbane Indonesia, Dosen Jurusan
Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung, serta Senior Urban Design
Consultant SOM, EDAW (Hong Kong & San Francisco), dan SAA (Singapura).
Urbane merupakan firma yang dibangun oleh Ridwan Kamil pada tahun 2004
bersama teman-temannya seperti Achmad D. Tardiyana, Reza Nurtjahja dan
Irvan W. Darwis. Reputasi Internasional sudah mereka bangun dengan
mengerjakan projek-projek di luar Indonesia seperti Syria Al-Noor Ecopolis
di negara Syria dan Suzhou Financial District di China. Tim Urbane sendiri
terdiri dari para profesional muda yang kreatif dan berpikir idealis untuk
mencari dan menciptakan solusi mengenai masalah desain lingkungan dan
perkotaan. Urbane juga memiliki projek berbasis komunitas dalam Urbane
Projek Komunitas dimana visi dan misinya adalah membantu orang-orang
dalam sebuah komunitas perkotaan untuk memberikan donasi dan keahlian-
keahlian dalam meningkatkan daerah sekitarnya.
Urbane telah banyak dianugrahi penghargaan-penghargaan dari media
internasional seperti BCI Asia Awards tiga tahun berturut-turut pada tahun
2008, 2009 dan 2010 dan juga BCI Green Award pada tahun 2009 atas
projek desain Rumah Botol (dari botol bekas). Urbane juga sering mengikuti
kompetisi di bidang desian arsitektur tingkat nasional seperti Juara 1
kompetisi desain Museum Tsunami di Nangro Aceh Darrussalam tahun 2007,
Juara 1 kompetisi desain kampus 1 Universitas Tarumanegara tahun 2007,
Juara 1 kompetisi desain Fakultas Ilmu Budaya di Universitas Indonesia
tahun 2009, juara 1 kompetisi desain Sanggar Nagari di Kota Baru
Parahyangan di Kabupaten Bandung Barat dan juara 1 kompetisi desain
Pusat Seni dan Sekolah Seni di Universitas Indonesia tahun 2009. Ridwan
kamil memiliki akun twitter yang beralamat di @ridwankamil

 Bacharuddin Jusuf Habibie


Banyak orang mencari mengenaikisah, profil atau biografi singkat B.J
Habibie. Dia adalah salah satu tokoh panutan dan menjadi kebanggaan bagi
banyak orang di Indonesia dan juga Presiden ketiga Republik Indonesia,
dialahProf. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie dilahirkan
di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada tanggal 25 Juni 1936. Beliau
merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul
Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo. Habibie yang menikah
dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua
orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal. Masa kecil Habibie dilalui
bersama saudara-saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Sifat tegas
berpegang pada prinsip telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-kanak.
Habibie yang punya kegemaran menunggang kuda dan membaca ini
dikenal sangat cerdas ketika masih menduduki sekolah dasar, namun ia
harus kehilangan bapaknya yang meninggal dunia pada 3 September 1950
karena terkena serangan jantung saat ia sedang shalat Isya.
Tak lama setelah ayahnya meninggal, Ibunya kemudian menjual rumah
dan kendaraannya dan pindah ke Bandung bersama Habibie, sepeninggal
ayahnya, ibunya membanting tulang membiayai kehidupan anak-anaknya
terutama Habibie.
Karena kemauan untuk belajar Habibie kemudian menuntut ilmu di
Gouvernments Middlebare School. Di SMA, beliau mulai tampak menonjol
prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie menjadi
sosok favorit di sekolahnya.
Sebagian Karya beliau dalam menghitung dan mendesain beberapa proyek pembuatan
pesawat terbang :
 VTOL ( Vertical Take Off & Landing ) Pesawat Angkut DO-31.
 Pesawat Angkut Militer TRANSALL C-130.
 Hansa Jet 320 ( Pesawat Eksekutif ).
 Airbus A-300 ( untuk 300 penumpang )
 CN - 235
 N-250
Dan secara tidak langsung turut berpartisipasi dalam menghitung dan mendesain:
 · Helikopter BO-105.
 · Multi Role Combat Aircraft (MRCA).
 · Beberapa proyek rudal dan satelit.
Sebagian Tanda Jasa/Kehormatan B.J Habibie :

 1976 - 1998 Direktur Utama PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara/ IPTN.
 1978 - 1998 Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
 Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi / BPPT
 1978 - 1998 Direktur Utama PT. PAL Indonesia (Persero).
 1978 - 1998 Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam/ Opdip
Batam.
 1980 - 1998 Ketua Tim Pengembangan Industri Pertahanan Keamanan (Keppres No.
40, 1980)
 1983 - 1998 Direktur Utama, PT Pindad (Persero).
 1988 - 1998 Wakil Ketua Dewan Pembina Industri Strategis.
 1989 - 1998 Ketua Badan Pengelola Industri Strategis/ BPIS.
 1990 - 1998 Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se-lndonesia/lCMI.
 1993 Koordinator Presidium Harian, Dewan Pembina Golkar.
 10 Maret - 20 Mei 1998 Wakil Presiden Republik Indonesia
 21 Mei 1998 - Oktober 1999 Presiden Republik Indonesia.

 Tantohwi Yahya

Tantowi lahir dan tumbuh di Dusun Indra Laya, Kabupaten Ogan Komering
Ilir Palembang. Ayahnya H.M. Yahya Matusin, seorang kyai yang berprofesi
sebagai pedagang kacamata dan ibunya Hj. Komariah Yahya, seorang tokoh
partai Ketua Umum DPP PPP (1989-1994) di Palembang, mendidiknya
dengan baik. Oleh karena itu, meski tinggal jauh dari kota, pria kelahiran 29
Oktober 1960 ini sudah menyimpan cita-cita ingin menjadi orang sukses.
Selepas tamat STM pada tahun 1979, pria yang menjalani pendidikan
dasar hingga lanjutan atas di kampung halamannya ini berangkat ke Pulau
Jawa, persisnya ke kota pelajar Wakil Presiden Republik Indonesia (1972-
1978) Yogyakarta. Namun niatnya untuk kuliah terganjal ijazah STM-nya.
Saat itu, lulusan STM tidak diperbolehkan melanjutkan kuliah ke universitas
karena dipersiapkan untuk langsung bekerja.
Ditolak di Universitas, tidak mebuat niat Tantowi untuk kuliah berhenti.
Ia kemudian mengambil program D-I di Akademi Pariwisata Indonesia Wakil
Presiden Republik Indonesia (1972-1978) Yogyakarta. Setelah mengantongi
ijazah diploma satu pada tahun 1982, ia kemudian hijrah ke Jakartadan
pekerja di Hotel Borobudur sebagai resepsionis.
Dalam perjalanannya, Tantowi sering berpindah-pindah pekerjaan
karena ia merasa tidak ada tantangan di tempatnya bekerja. Selain di Hotel
Borobudur, ia pernah bekerja di Hotel Hilton. HIngga suatu ketika pada
tahun 1987, Wakil ndirektur PT BASF Indonesia menawarkan pekerjaan
padanya. Kesempatan itu tidak ia sia-siakan. Sejak bekerja di BASF, Tantowi
mulai mengenal dunia hiburan. Di BASF, ia mewakili karirnya sebagai
promotion officer. Dalam dua tahun, ia sudah menempati posisi sebagai
pro,otion manager, sebuah posisi yang seharusnya diduduki lulusan S1 atau
S2.
Setelah tujuh tahun bekerja di perusahaan pita rekaman tersebut, pada
tahun 1994, Tantowi keluar dari BASF dan kebetulan bersamaan dengan itu,
produksi pita kaset di BASF ditutup seiring dengan munculnya teknologi baru
berupa disc.
Nama Tantowi mulai dikenal masyarakat saat membawakan acara kuis
Gita Remaja di stasiun TVRI pada tahun 1989. Selama lima tahun
membawakan acara kuis itu, ia banyak menerima tawaran menjadi MC
(master of ceremony) untuk berbagai acara. Popularitasnya semakin
berkibar tatkala ia membawakan kuis bertaraf internasional "Who Wants to
Be a Millionaire" yang ditayangkan di RCTI pada tahun 2001 hingga 2006. Ia
juga pernah menjadi presenter acara "Are You Smarter Than a 5th Grader?"
dan pemandu acara musik country di stasiun MetroTV. Kerja kerasnya di
dunia presenter dihadiahi penghargaan The Most Favourite Television Quiz
Host dalam ajang Panasonic Awards tahun 2003, 2004, dan 2005.
Sebagai figur publik yang dikenal suka membaca, ia kemudian didaulat
menjadi Duta Baca Indonesia (DBI) oleh Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia (PNRI) pada tahun 2006. Dengan penyematan gelar tersebut,
Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Amerika (PPIA) masa bakti
2004-2006 ini bertugas meningkatkan kesadaran membaca masyarakat
Indonesia dalam mewujudkan bangsa yang cerdas dengan melakukan
kegiatan kampanye di bebagai media, baik cetak maupun elektronik.
Terpilihnya Tantowi sebagai Duta Baca Indonesia tidaklah salah. Sedari
kecil, ia sudah dididik untuk suka membaca. Tantowi sudah biasa melahap
dua harian koran nasional Pelita dan Merdeka yang dibeli ibunya.
Itulah sebabnya, dalam menjalankan tugasnya sebagai Duta Baca
Indonesia itu, ia selalu menuturkan pengalamannya bahwa kesuksesannya
itu adalah berkat dorongan ibunya. Di dalam misinya menghimbau
masyarakat untuk meningkatkan minat membaca, ia membuat semboyan
"Ibuku Sebagai Perpustakaan Pertamaku". Menurutnya, peranan keluarga
sangat penting untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Orangtua harus
dapat menyediakan kebutuhan bahan bacaan bagi anaknya. Dan figur ibu
menurutnya, harus bisa memberikan teladan membaca di lingkungan
keluarganya.
Setelah sukses di dunia hiburan, sejak tahun 2009, Anggota DPR RI
(2009-2014, Presenter. Tantowi Yahya berkiprah sebagai politisi Senayan.
Pada Pemilu 2009, ia terpilih menjadi angota DPR RI (2009-2014) mewakili
Partai Ketua Dewan Pembina Partai Golkar dari daerah pemilihan Kabupaten
Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan. Sebagai anggota dewan, ia
duduk di Komisi I yang salah satunya menangani bidang pertahanan dan
keamanan.

3 Orang Sukses Karena Wirausaha


 Chairul Tanjung
Siapa yang tidak kenal Chairil Tanjung, atau biasa akrab di sapa degan CT?
ya dialah salah satu pengusaha besar di Indonesia Dengan kerja kerasnya
CT mempunyai beberapa usaha yang menguasai pasar indonesia.
Pada masa kuliah Chairil Tanjung sudah mulai berjualan buku kuliah
stensilan, kaos, dan membuka usaha foto copy, dengan kegigihannya
akhirnya dia bisa membuka perusahaan dengan tiga rekannya, akan tetapi
karena belum puas dengan apa yang diraihnya pada saat itu, akhirnya CT
mendirikan perusahaannya sendiri.
Dengan Para Groupnya CT mengembangkan bisnisnya ke segala bidang, di
bidang keuangan dia mengambil alih Bank Mega.
Perusahaan yang dia beri nama Para Group ini membawahi beberapa bisnis
lainnya, diantaranya; Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti
Investindo (media dan Investasi), Para Inti Propetindo (properti). Di bidang
penyiaran dan media ia memiliki TransTv, Trans7, Trans Studio, dan masih
banyak lagi kesuksesan yang dia raih.

 Hendy Setiono
Jatuh bangun sempat dirasakan oleh Hendy Setiono saat memulai bisnisnya.
Hendy merintis usaha bidang kuliner kebab turki, kuliner asli timur tengah
itu di modifikasi sedemikian rupa agar rasanya cocok sama lidah orang
indonesia.
Saat mulai usaha kuliner ini Hendy sempat di tipu oleh karyawannya sendiri,
pernah juga di tinggal oleh karyawannya sehingga dia dan istrinya harus
terjun langsung untuk berjualan.
Berkat kerja keras dan usahanya Hendy berhasil mengembangkan jaringan
bisnisnya keseluruh Indonesia. Tidak hanya itu Hendy dinobatkan sebagai
pengusaha sukses se Asia under 25 oleh majalah Business Wekk
International pada tahun 2006.

 Bob Sadino

Bob Sadino (Lampung, 9 Maret 1933), atau akrab dipanggil om Bob,


adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan
dan peternakan. Ia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan
Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia sering terlihat menggunakan
kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya. Bob
Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak
bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang
ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya
karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan.

Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling


dunia. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama
kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota
Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob
bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.

Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia


membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya
ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara
yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di
Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia
memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.

Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan


adalah menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi
sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang
mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk
memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika
itu hanya Rp.100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup
yang dialaminya.

Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk


melawan depresi yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah
muncul inspirasi berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam
ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang untuk hidup, tentu
manusia pun juga bisa.

Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual


beberapa kilogram telor. Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya
memiliki banyak langganan, terutama orang asing, karena mereka fasih
berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan Kemang, Jakarta, di
mana terdapat banyak menetap orang asing.

Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing


sekalipun. Namun mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki
pelayanan. Perubahan drastis pun terjadi pada diri Bob, dari pribadi feodal
menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut perak,
menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem Chicks. Ia
selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana pendek.

Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke


agribisnis, khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur
untuk konsumsi orang asing di Indonesia. Karena itu ia juga menjalin
kerjasama dengan para petani di beberapa daerah.

Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan


demi kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan
istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang
penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang.

Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana


tidak harus selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah
pengembangan dari apa yang telah ia lakukan. Kelemahan banyak orang,
terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak segera
melangkah. “Yang paling penting tindakan,” kata Bob.

Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia


langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan
menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman,
mestinya dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan
profesional.

Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan
bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang
melebihi orang lain.

Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan


saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati
pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan
pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu
berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya.

Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua anggota


keluarga Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama,
semuanya punya fungsi dan kekuatan.

2. Analisis perbandingan karakter antara orang-orang tersebut.

Anda mungkin juga menyukai