ukai.com
obatukai.com
obat
Pharmacist Learning Partner!
MODUL
FORMATIF 1
Infeksi
Saluran Cerna
Kardiovaskular
Saraf & Psikiatri
Endokrin
THT & Mata
Tulang & Sendi
www.obatukai.com
PENYAKIT INFEKSI
(15 - 25%)
Outline:
Penyakit Infeksi
Yang harus diperhatikan dalam memilih antibiotika diantaranya ialah penetrasi
dalam tubuh;
Penetrasi Antibiotika
Cotrimoxazole
Cotrimoxazole (Sangat Baik)
Penicillin dan Turunannya, Gol Carbapenem, Cefepime,
Prostat Cotrimoxazole,
Cotrimoxazol e, Fluoroquinolon
Tuberkulosis:
Kategori 1 = Pasien Kasus Baru
Kategori 2 = Pasien Kasus Lama (Kambuhan, Pindahan, Lalai, Gagal, Kronis)
Kategori 3 = Profilaksis TB/Suspek TB (BTA-, bercak +)
pada bulan
Kasus Baru
kedua dan
kelima
2HRZE+1HRZE+5H3R3E3
*Streptomisin dipakai
Grup 1 (Injeksi)
Levofloxacin qd
Moxifloxacin 750-1000 mg
qd
400 mg qd
Aturan Penggunaan Regimen TB:
Kondisi Khusus:
Kondisi Khusus Tatalaksana Keterangan
Wanita Hamil KI: Streptomisin Menyebabkan
Menyebabkan ototoksik
permanen
Penggunaan Gunakan kontrasepsi
Interaksi Rifampicin
Kontrasepsi mekanik (kondom,
terhadap obat hormonal
spiral) atau Estrogen Kegagalan Obat
dosis tinggi Kontrasepsi
HIV Terapi TB selama 2-8 Rekomendasi Pemberian
minggu, kemudianINH seumur hidup
dilanjutkan bersama
terapi HIV.
Hepatitis Akut Terapi Hepatitis hingga Jika darurat gunakan
perbaikan hepar terlebih regimen 3SE/6RH
dahulu.
Hepatitis Kronis KI: Pirazinamid Rekomendasi:
2HRES/6RH atau
2HES/10HE
Ginjal Warning!: penggunaan Rekomendasi:
Rekomendasi: 2RHZ/6HR
Etambutol &
Streptomisin
DM Interaksi Rifampicin
Rifampicin
dengan Sulfonil Urea.
Warning!: Penggunaan
Ethambutol
EFEK SAMPING OBAT TB
Sumber: Antibiotic Guidelines 2015-2016 (Cosgrove et al, 2015); Guidelines for the
Management of Typhoid Fever (WHO, 2011); Tuberculosis Treatment and
Management (Zumla et al, 2015)
Gejala:
- Disuria
- Poliuria
- Pyuria
- Gejala Tambahan (Demam, Nyeri Perut, Leukosit Dalam Urin)
Sumber: Dipiro.JT., 2009, Pharmacoterapy Handbook 9th edition, Mc Graw Hill, New
York.
INFEKSI SALURAN PENCERNAAN
2nd: Nistatin
Keterangan:
Alergi penisilin (tidak hamil) doksisiklin oral 30 hari, eritromisin selama 30
hari
Alergi penisilin (hamil) lakukan desensitisasi
Source: Pionas POM RI. Infeksi Parasit. Pionas.pom.go.id
VAKSIN
Meningitis
Pneumonia Diberikan 3 atau 4 dosis pada usia 2, 4, 6 bulan
Hib
(Haemophilus dan diulang pada umur 12-15 bulan
influenzae B)
B)
Meales(Campak
Meales(Campak )
Diberikan dalam 2 dosis vaksin
Mumps(Gondongan
Mumps(Gondongan )
MMR Dosis pertama: Usia 12-15 bulan
Rubella(Campak
Rubella(Campak
Dosis kedua: Usia 4-6 tahun (atau lebih cepat)
Jerman )
Pneumonia
Sepsis
Pneumokokus Otitis Media Diberikan secara rutin pada bayi usia 2, 4, 6 dan
pneumoniae )
disuntik
sekali
Toxoplasmosis,
TOKSOPLASMA
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Infeksi HIV dengan Regimen yang Direkomendasikan
contraception
Darunavir + Ritonavir +
Ruam
Tenofovir + Emtricitabine
Emtricitabine
Atazanavir
Atazanavir + Ritonavir + Jangan gunakan
gunakan bersama
bersama PPI
PI based
Tenofovir + Emtricitabine
Emtricitabine Ruam
Reltegnavir + Ritonavir +
Twice daily (not once)
Tenofovir + Emtrivitabine
Emtrivitabine
Regimen Alternatif Keterbatasan
Atazanavir-Ritonavir
Atazanavir-Ritonavir +
Abacavir +Diadanosine
+Diadanosine + Tenofovir Data tidak memadai
Ritonavir Intoleransi GI
Abacavir Hipersensitivitas
Emtricitabine Pigmentasi
Lamivudine
Lamivudine Sakit kepala, pankreatitis
Etravirine
Etraviri ne Ruam, mual
Atazanavir Ruam
Indinavir Nefrolitiasis
Ritonavir Intoleransi GI
Saquinavir
Saquinavir Mual, kembung
Nelfinavir Diare
Sumber: Guidelines for the Use of Antiretroviral Agents in HIV-Infected Adult and
Tujuan :
(12-14%)
Outline:
GERD
DIARE DAN KONSTIPASI
PEPTIC ULCER
DYSPEPSIA NON ULCER
MUAL MUNTAH
PEPTIC ULCER
Kondisi Tatalaksana
Kondisi Ringan Antasida / Klorpromazin
Kondisi Berat Gol. Benzodiazepin
Benzodiazepi n
Hipertensi, Glaukoma, Gol. Antihistamin/Antikolinergik
Antihistamin/Antikolinergik (Dimenhidrinat,
(Dimenhidrinat,
Asma Difenhidramin, Skopolamin)
Pasca Kemo/Operasi
Kemo/Operasi Gol. Kortikosteroid (Dexametason)
(Dexametason) + Ondansetron
Ondansetron
GERD / Tukak Lambung
Lambung Gol. H2 Blocker (Simetidin,
(Simetidin, Ranitidin)
Diabetes Metoklopramid
Hamil Piridoksin (First Line)
Doxylamin
Ondansetron (Pilihan Akhir)
Anak Kortikosteroid/Ondanset
Kortikosteroid/Ondansetron/domperid
ron/domperidoneone (suspensi)
Keterangan:
Obat Mual disesuaikan dengan kondisi dan penyebab terjadinya.
HIPERTENSI
Berdasarkan JNC 8, target terapi dan pilihan regimen dalam
penatalaksanaan
penatalaksanaan hipertensi adalah sebagai berikut :
+ CCB
Pencegahan
penyakit degeneratif ada faktor resiko yang harus diketahui, berikut adalah faktor
resiko menurut ATP III.
Kebiasaan merokok
Tekanan darah (BP > 140/90 mmHg atau dalam pengobatan hipertensi
Dengan mengetahui faktor resiko, target penurunan LDL dan memulai terapi dapat
Nilai LDL
Faktor Resiko Target LDL Nilai LDL Mulai Terapi
untuk
Hasil Assesment
Hasil Assesment (mg/dL) Obat
Mulai TLC
≥ 190
0 – 1 Risk Factor < 160 ≥ 160
(160-189 drug optional)
Keterangan:
Keterangan: TLC (Therapeutics Lifestyle Changes );
); (*) beberapa ahli merekomen-
dasikan penggunaan
penggunaan obat penurun LDL jika target < 100 mg/dL tidak
dapat tercapai dengan TLC
TLC Features
TLC diet
Tipe Hiperlipidemia:
Tipe Keterangan
I Hiperkilomikronemia
WHO, Fredrickson's
Fredrickson's classification of hyperlipoproteinemia/hy
hyperlipoproteinemia/hyperlipidemia
perlipidemia
Berikut adalah pilihan obat yang dapat diberikan :
Obat
Simvastatin Menurunkan
HMG CoA Miopati,
Lovastatin, LDL dan Penyakit liver
Reductase meningkatkan
Pitavastatin, trigliserida, aktif dan kronis
Inhibitor enzim hati
Rosuvastatin menaikkan HDL
GI Upset
Resin Colestipol Menurunkan
Konstipasi Trigliserida > 400
Asam Coleselvam LDL, menaikkan
Menurunkan mg/dL
Empedu Colestiramin HDL
absorbsi obat
Menurunkan Dispepsia
Asam Gemfibrozil LDL dan Batu empedu Gangguan ginjal
menaikkan HDL
Penurunan berat badan dapat digunakan orlistat, apabila target dengan terapi
non-farmakologi tidak mencapai penurunan 10% berat badan. Orlistat memiliki
efek samping feses berlemak dan dapat menggangu absorbsi vitamin, siklosporin,
dan levotiroksin.
Tatalaksana Hiperlipidemia
Kondisi Tatalaksana
Penyempitan Arteri Koroner, Medikamentosa Primer
manifestasi akhir angina 1. Antiplatelet
dan infark. Aspirin, CPG, tiklodopin
2. Penurun Lemak
Faktor Resiko: Ikuti tatalaksana hiperlipidemia (prevensi primer:
- Diabetes golongan statin)
- Hipertensi Terapi sesuai faktor resiko:
- Dislipidemia 1. Beta Bloker Selektif
- Menopause Bisoprolol, karvediol, atenolol\
- Perokok
- Pria usia > 40 tahun 2. Nitrat
- Keturunan PJK 3. ISDN
4. ACEI dan ARB
5. Captopril, losartan, varsartan
Source: Panduan Praktik Klinis Penyakit Jantung dan Pembuluh darah – PERKI
2016
Tatalaksana angina
Derajat Keterangan Tatalaksana
1 Keluhan terjadi saat 1. Antiplatelet
aktivitas berat yang lama 2. Statin
2 Keluhan terjadi saat 3. Betabloker (bisoprolol/carvedilol/metoprolol
aktivitas yang lebih berat – ivabradine (jika pasien intoleran βblocker) –
dari aktivitas sehari-hari
3 Keluhan terjadi saat tidak dapat digunakan untuk angina
aktivitas sehari-hari vasospasme
4 Keluhan terjadi saat 4. ISDN/Mononitrat
ISDN/Mononitrat (firstline serangan akut –
istirahat pada angina stabil/ profilaksis serangan),
dikombinasikan bersama βblocker/ CCB
5. CCB – sebagai pengganti βblocker
βblocker pada
angina stabil.
Source: Panduan Praktik Klinis Penyakit Jantung dan Pembuluh darah – PERKI
2016
STEMI: ST-
STEMI: ST- segment elevation myocardial infarction
infarction
Manifestasi: infark miokardium
N-STEMI: Non
N-STEMI: Non ST- segment elevation myocardial
myocardial infarction
Kondisi khusus
Kondisi Tatalaksana
DM Anti-trombotik
Anti-trombotik : Aspirin, Warfarin
Geriatri
Ginjal Adjust Dose, Monitoring Faal Ginjal
Ibu Hamil 1. Trimester ke 2 jangan gunakan Aspirin
2. Trimester 2-3 jangan gunakan Captopril
3. Warfarin klasifikasi D
4. Nitrogliserin Aman digunakan
5. Betabloker yang digunakan Labetolol
Potensi Intraksi Warfarin dengan
dengan Simetidin
Simetidin Blokade metabolisme enzim
sitokrom, menyebabkan bleeding.
(6-10%)
Outline:
Ansietas
Epilepsi
Nyeri
Sakit Kepala
simpatis diinduksi
Efek Kolinergik (parasimpatomimetik) adalah efek yang serupa dengan ketika
Tipe Ansietas
jantung.
disorder mode.
(PTSD)
suatu aktivitas
ketinggian/tempat tertentu
(fobia tempat)
Buspirone†
Antidepressant
depresi mayor, karena memiliki toksisitas yang rendah walau dalam kondisi
overdosis.
TCA
TCA berguna untuk wanita yang tidak responsif terhadap SSRI atau terganggu
Buspropion,
Buspropion, suatu dopamin-norepinephrine reuptake inhibitors telah diuji pada
wanita hamil dan juga telah disetujui oleh FDA sebagai tambahan terapi untuk
menghentikan kebiasaan merokok.
RULES:
RULES: Mengoptimalkan dosis obat tunggal harus diutamakan sebelum
Partial Seizure
Lamotrigin, Oxcarbazepin,
(Refractory -
Topiramat
Monotherapy )
Karbamazepin, Klobazam,
Valproat, Topiramat
Klobazam, Klonazepam,
Generalized Etoksusimid, Lamotrigin,
Levetiracetam, Topiramat,
Seizure Absence Asam Valproat
Zonisamid
Klobazam, Klonazepam,
Juvenile Myoclonic
Myoclonic Etoksusimid, Lamotrigin,
Levetiracetam, Topiramat,
Epilepsy Asam Valproat
Zonisamid
dapat ditoleransi.
Valproic Acid (VPA)
(VPA) harus dihindari pada masa-masa produktif. Kecuali
pengobatan
pengobatan epilepsi gagal dengan pengobatan lain.
Monoterapi lebih disarankan.
disarankan.
Pada kasus idiopatik, kejang umum, lamotrigine is the best tolerated drug by
embryo/fetus,
embryo/fetus, although VPA is more effective . Untuk focal epilepsy ,
Parasetamol
Parasetamol 650 mg, aspirin 500 mg,
obat kejang
A. Analgesik
rendah dapat digunakan secara aman tanpa adanya batasan selama memang
diindikasikan.
B. Anti Inflamasi Non-Steroid
C. Pengobatan Migrain
kodein, atau ibuprofen (3 x 800 mg) atau diklofenak (2-3 x 50 mg) terbukti
aman untuk digunakan pada serangan migrain.
(ACEi dan ARB) dikontraindikasikan, termasuk flunarizin, agen CCB yang juga
minim informasi.
ENDOKRIN
(5-10%)
Outline:
Gangguan Tiroid
Diabetes Melitus
GANGGUAN TIROID
Berdasarkan bentuk:
Gejala:
Gejala: polivagi (banyak makan), poliuria (banyak buang air kecil), dan
polidipsi (banyak minum). Diabetes digolongkan menjadi dua tipe utama, yaitu tipe
mengalami ketoasidosis,
ketoasidosis, sedangkan pada tipe II cenderung obesitas.
Intermediate
Intermediat e Humulin N, Novolin N Umumnya 1 x sehari
A. Insulin
DM tipe I : penggunaan insulin sebelum merencanakan kehamilan. Human
insulin adalah
adalah pilihan dalam pengobatan ini. Insulin lispro dan aspart tidak boleh
diganti selama masa kehamilan, sedanglan long-acting analogs bagaimanapun
DM tipe II
II atau GDM yang gula darahnya tidak dapat terkontrol dengan
dan tokolitik harus dibatasi agar tidak terjadi toleransi karbohidrat, disamping
itu pengontrolan kondisi metabolik sangat disarankan ketika obat ini diberikan.
digunakan
digunakan adalah sebagai
se bagai berikut.
(glibenclamide,
(glibenclamide, gliclazide, glimepiride dan gliquidone)
Metformin mencegah pembentukan glukosa di hati, memperlambat
penyerapan glukosa pada intestinal dan meningkatkan ambilan glukosa pada
otot.
(akarbosa, manitol).
Glinide, regulator glukosa postprandial, yang berkerja dengan cara
menginduksi
menginduksi sekresi insulin (short-term
(short-term ) (nateglinide dan repaglinide).
r epaglinide).
liraglutide).
THT dan MATA
(5-10%)
Outline:
Glaukoma
Rinitis Alergi
Konjungtivitis
Faringitis
GLAUKOMA
Tatalaksana:
(5-10%)
Outline:
Osteoporosis
Reumatoid Artritis
Osteoartritis
Gout
bawah – 2,5.
1. Topikal NSAID
2. Oral NSAID
Nyeri sendi dan 3. Tramadol
Reumatoid injeksi
sendi
(Siklosporin, sulfassalazin,
sulfassalazin,
metotreksat,
metotreksat, siklofosfamid)
siklofosfamid)
ASAM URAT
Tujuan terapi:
terapi:
2. Menghindari
Menghindari terjadinya serangan.
urat di jaringan.
Kondisi Keterangan
Harus di-assesment
di-assesment tingkat inflamasi dan
tingkat nyeri (nyeri digunakan visual analog
Inflamasi scale (VAS)). Dapat digunakan terapi tunggal
atau kombinasi. Obat pilihan antara lain NSAID,
1. Probenecid dapat dikatakan sebagai obat pilihan untuk eliminasi asam urat
selama kehamilan.
berapapun.
5. Kolkisin hanya disarankan untuk digunakan pada kondisi khusus. Penggunaan
More Info:
Instagram: obatukai | Line: @obat.id
email: obatukai@gmail.com
obatukai.com
www.obatukai.com
MODUL BELAJAR
obatukai.com
Pharmacist Learning Partner!
MODUL
FORMATIF 2
Sistem Pernafasan
Sistem Renal & Kemih
Kulit
Onkologi, Imunologi, Nutrisi
Penanganan Gawat Darurat.
www.obatukai.com
SISTEM PERNAFASAN
(5-10%)
OUTLINE :
1. Asma
2. Chronic obstructive pulmonary disease
3. Cough and Cold
4. Rhinitis
ASMA
( Asthma
Asthma)
Algoritma:
Medikasi Asma:
Medikasi asma ditujukan untuk mengatasi dan mencegah gejala obstruksi jalan napas,
terdiri atas pelega dan pengontrol.
Penatalaksanaan asma bertujuan untuk mengontrol penyakit, disebut sebagai asma
terkontrol. Asma terkontrol adalah kondisi stabil minimal dalam waktu satu bulan.
Pelega (Reliever): Prinsipnya untuk dilatasi jalan napas melalui relaksasi otot polos,
memperbaiki dan atau menghambat bronkostriksi yang berkaitan dengan gejala akut seperti
mengi, rasa berat di dada dan batuk, tidak memperbaiki inflamasi jalan napas atau
menurunkan hiperesponsif jalan napas.
Termasuk pelega adalah:
a. Agonis beta2 kerja singkat/Short Acting Beta-2 Agonis (Digunakan apabila merasa
akan sesak : salbutamol (Albuterol)
b. Antikolinergik,
c. Aminofillin, dan
d. Adrenalin.
a. Kortikosteroid inhalasi
Harus ada mekanisme tappring. Apabila digunakan secara inhalasi harus kumur untuk
menghindari jamur di mulut
b. Kortikosteroid sistemik
Harus ada mekanisme tappring
c. Sodium kromoglikat
d. Nedokromil sodium
e. Metilsantin : Sebaiknya digunakan di jam yang sama dan waspada terhadap obat
induser maupun inhibitor enzim (Teofilin)
f. Agonis beta-2 kerja lama, inhalasi
g. Agonis beta-2 kerja lama, oral : Salmeterol, Formoterol
h. Leukotrien modifiers
i. Antihistamin generasi ke dua
Adanya inflamasi kronis yang mengarahkan pada terjadinya destruksi dan limitasi aliran
udara untuk pernafasan.
Prinsip PPOK:
1. kronik bronkitis: sekresi mukus berlebih dengan disertai batuk yang terjadi sekurang-
kurangnya 3 bulan dalam 2 tahun berturut-turut.
2. Emfisema: abnormalitas, pelebaran permanen dari jalur pernafasan hing ga terminal
bronkioli, disertai dengan adanya destruksi pada dind ing tanpa adanya fibrosis
Patofisiologi singkat:
1. inflamasi kronik menyebabkan destruksi dinding dan limitasi jalur pernafasan
2. inhalasi senyawa penstimulus mediator inflamasi
3. stress oksidatif menyababkan adanya respon pertahanan yang agresif dari paru
Parameter:
– spirometer: menunjukkan
menunjukkan FEV postbronkial
postbronkial kurang dari 80%, dan perbandingan rasio
FEV: FVC kurang dari 70%
– Gas dalam Arteri; partial pressure of O 2 [PaO2] 45–60 mm Hg, partial pressure of CO 2
[PaCO2] 50–60 mm Hg
Batuk merupakan refleks yang terangsang oleh iritasi paru-paru atau saluran pernapasan.
Bila terdapat benda asing selain udara yang masuk atau merangsang saluran pernapasan,
otomatis akan batuk untuk mengeluarkan atau menghilangkan benda tersebut.
Batuk biasanya merupakan gejala infeksi saluran pernapasan atas (misalnya batuk-pilek,
flu) dimana sekresi hidung dan dahak merangsang saluran pernapasan.
Batuk juga merupakan cara untuk menjaga jalan pernapasan tetap bersih.
Ada dua jenis batuk yaitu batuk berdahak dan batuk kering.
a. Batuk berdahak adalah batuk yang disertai dengan keluarnya dahak dari batang
tenggorokan.
b. Batuk kering adalah batuk yang tidak disertai keluarnya dahak.
Obat batuk dibagi menjadi 2 yaitu
a. ekspektoran (pengencer dahak) untuk Mengencerkan lendir saluran napas Contoh:
Gliseril guaikolat dan bromheksin
b. antitusif (penekan batuk) contohnya Dekstrometorfan Hbr dan Difenhidramin HCl
Sumber: Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas, Direktorat Bina Farmasi
Komunitas Dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan
RI 2007
RHINITIS
Rinitis adalah inflamasi pada lapisan dalam hidung yang dikarakterisasi dengan adanya
gejala-gejala nasal seperti rinore anterior atau posterior, bersin-bersin, hidung tersumbat,
dan/atau hidung gatal.
Stage GGA :
Tatalaksana preventif:
1. Asam askorbat dan N-asetil sistein keduanya berperan untuk menjadi antioksidan
dan mencegah Contrast induced Nephropaty
2. Hidrasi yang cukup
3. Sodium bikarbonat, salin infus.
Tatalaksana kuratif:
1. Manajemen kardiak output, tekanan darah, perfusi jaringan.
2. Hemodialisis interminten
3. Hemofiltrasi
4. Mannitol – monitoring urin output, serum elektrolit (osmolaritas)
5. Loop diuretic:
diuretic: furosemide / torsemide)
6. Diuretik hemat kalium: spironolakton
Parameter
Parameter Patofisiologi : intraprostatic dihydrotestosterone
dihydrotestosterone (DHT) dan type II 5α-
reductase
BPH static : Pembesaran prostat gradual
BPH Dinamik : peningkatan alfa adrenergic dan konstriksi dari otot halus kelenjar
prostat.
Tatalaksana:
Mekanisme kerja:
Golongan Contoh Obat Mekanisme Keterangan
Penurun faktor Prazosin, Alfa adrenergik antagonis di Dilakukan titrasi dosis untuk
dinamis Terazosin, jaringan stromal
stromal prostat
prostat meminimalisir efek samping
Doxazosin ortostatik
ortostatik hipotensi
Tamsulosin, Alfa adrenergik antagonis di Interaksi: menurunkan
silodosin prostat metabolisme dari diltiazem,
ranitidin, meningkatkan
metabolisme dari
karbamazepin, fenitoin.
Tadalafil (cialis) Relaksasi otot prostat, kandung
kemih, dan uretra, (vasodilatasi)
Penurun faktor Finasteride Blocks 5α-reductase enzyme Kategori X untuk ibu hamil
statik
Dutasteride Blocks dihydrotestosterone
Flutamide Blokade pituitari mensekresikan
mensekresikan
LH
Megestrol acetate, Blokade pituitari mensekresikan
mensekresikan
Goserelin LH dan blokade reseptor
androgen
antikolinergik Oxybutinin, α-adrenergic antagonists
antagonists
tolterodine
Agen Darifenacin, Antikolinergik selektif Digunakan jika
Uroselektif solifenacin antikolinergik
antikolinergik non selektif
memberikan efek samping
yang tidak bisa di toleransi
KONTRASEPSI
Kondisi Khusus
Menstruasi Normal:
Siklus : 21-35 hari (28±7 hari)
Lama haid : 2-6 hari (4±2 hari)
Banyak darah : 20-60 mL (40±20 mL)
Source:
American family physician
physician
KULIT
(3-5%)
OUTLINE:
1. Dermatologic Drug Reaction and Self-Treatable Skin Disorder (Dermatitis,
Cutaneous drug reaction, hyper pigmentation)
2. Acne Vulgaris
DERMATITIS
HIPERPIGMENTASI
ACNE VULGARIS
(Jerawat)
TATALAKSANA
ONKOLOGI, IMUNOLOGI, NUTRISI, GAVVAT DARURAT,
VAKSIN DAN PRODUK BIOLOGI
(8-10%)
OUTLINE:
1. Cancer Treatment and Chemotheraphy
2. Assessment of nutritionstate and nutrition requirements
3. Anemia
4. Coagulation disorder
5. Allergic and Pseudo allergic
6. Poisoning
3. Antibodi monoklonal:
Mengikat antigen spesifik dari kanker dan memberikan respon imun untuk membunuh
sel. (contoh transtuzumab, rituximab)
4. Terapi endokrin
Untuk kanker yang terkait dengan perubahan hormonal seksual (contoh; antiestrogen
untuk kanker payudara)
5. Gen terapi
Kanker yang disebabkan oleh adanya perubahan susunan genetik, dapat di terapi dengan
mentransfer material genetik yang normal untuk membentuk selular fenotif normal yang
permanen
Cancer Diagnosis and Treatment: An Overview for the General Practitione r
Josephine Emole University of Texas
Texas Health Center at Houston, Houston, Texas,
Texas, USA
http://nt.cancer.org.au/content/about_cancer/factsheets/cancer-an-overview-april-2014.pdf
ASSESSMENT OF NUTRITIONSTATE AND NUTRITION REQUIREMENTS
Malnutrisi konsekuensi dari ketidak seimbangan nutrisi berkaitan dengan intake, absorpsi,
dan pemakaian.
Tatalaksana:
Dibagi menjadi 4 fase:
1. stabilisasi; asupan nutrisi cukup, pencegahan dan atasi hipoglikemia, hipotermia,
dehidrasi
2. transisi; atasi gangguan keseimbangan elektrolit, infeksi, perbaiki kekurangan zat gizi
(belum termasuk besi)
3. rehabilitasi; perbaiki kekurangan zat gizi (sudah termasuk besi), pemberian nutrisi
untuk tubuh kejar
4. tindak lanjut; nutrisi untuk tumbuh kembang
Warning!
1. Fe tidak boleh diberikan pada fase stabilisasi
2. Jangan meberikan cairan intravena kecuali syok/dehidrasi berat
3. Jangan berikan protein terlalu tinggi pada fase stabilisasi
4. Jangan berikan diuretik pada pasien kwashiorkor
ANEMIA
Klasifikasi Anemia:
Klasifikasi Definisi
Sel lebih besar daripada ukuran normal
Makrositik Berkaitan dengan defisiensi b12 dan asam folat. Asam folat dan b12
berperan dalam proses maturasi sel darah merah.
Sel lebih kecil dari normal
Mikrositik Berkaitan dengan defisiensi besi.
Besi bereperan dalam proses produksi sel darah merah.
Normositik Berkaitan dengan kehilangan jumlah darah dalam jumlah yang
banyak atau penyakit kronis.
Absorbsi bermasalah
Kehilangan darah
Penyakit kronis
Nutrisi inadekuat
Penurunan Absorbsi
Defisiensi B12
Penggunaan yang inadekuat (penggunaan asam folat untuk ibu hamil,
dan Asam Folat
dan penyakit kronis, inflamasi kronis, penggunaan obat antagonis
folat co/ metrotreksat)
Algoritma ANEMIA:
COAGULATION DISORDER
(Gangguan Pembekuan Darah)
Definisi Hemofilia: gangguan pembekuan darah akibat kekurangan faktor pembekuan darah.
Terjadi akibat kelainan genetik. Gejala yang khas adalah timbulnya lebam-lebam dan
pembengkakan sendi. Terjadi spontan (tanpa sebab yang jelas) atau akibat benturan ringan.
Jenis Hemofilia:
1. Hemofilia A (kekurangan faktor VIII): tatalaksana berikan konsentrat faktor VIII setiap
12 jam/transfusi kriopresipitat
2. Hemofilia B (kekurangan faktor IX): tatalaksana berikan konsentrat faktor IX setiap
24 jam/transfusi kriopresipitat
TATALAKSANA:
Kondisi Tatalaksana
Anafilaksis - Monitoring parameter vital
- Berikan epinefrin (adult: 0.01 [mg] mL/kg up to a maximum of 0.2 –
0.2 –
0.5 [mg]). (children: 0.01 [mg] mL/kg up to a maximum dose of 0.3
[mg] mL)
- Berikan Oksigen 8-10L/min
- Antihistamin Difenhidramin (adults 25 –50
–50 mg; children 1 mg/kg, up
to 50 mg)
- Ranitidin (50 mg in adults and 12.5 to 50 mg (1 mg/kg) in children)
- hidrokortison (prednison untuk kasus sedang) dapat diberikan per 6
jam.
Anafilaksis disertai hipotensi IV cairan elektrolit, koloid, dopamine (vasopressor).
Resisten epinefrin Beta agonis (albuterol) 2-6 puffs.
Desensitisasi Tappering up zat obat suspek alergen
JENIS IMMUNOGLOBULIN dan FUNGSINYA
More Info:
Instagram: obatukai | Line: @obat.id
email: obatukai@gmail.com
obatukai.com
www.obatukai.com
MODUL BELAJAR
ukai.com
obatukai.com
obat
Pharmacist Learning Partner!
MODUL
FORMATIF 3
Dispensing Sediaan Farmasi
Optimalisasi & Formulasi Sediaan Farmasi
www.obatukai.com
DISPENSING SEDIAAN FARMASI
(20-25%)
Outline:
Signa
Salinan resep
Perhitungan dosis dan adjustment dose
Perhitungan kebutuhan sediaan dalam compounding
DRP
BUD
SIGNA
Aturan penggunaan:
Bentuk Sediaan:
Signa Kepanjangan Arti
Ampl ampula Ampul
Aurist auristillae Obat tetes telinga
Bol boli Pil besar
Caps. capsule Kapsul
Collut collutio Obat cuci mulut
Garg Gargarisma Obat kumur
Fl flesh botol
Sumber: Informasi Seputar Obat, Volume 50, tahun 2016
SALINAN RESEP
Menurut Kepmenkes No. 280 tahun 1981, salinan resep adalah salinan yang
dibuat apoteker, selain memuat semua keterangan yang terdapat dalam resep
asli harus memuat pula:
1. Nama dan alamat apotek
2. Nama dan SIA
3. Nama dan umur pasien
4. Nama dokter penulis resep
5. Tanggal penulisan resep
6. Tanda tangan atau paraf Apoteker Penanggung Jawab Apotek
7. Tanda Det (deteur) untuk
untuk obat yang sudah diserahkan atau ne deteur untuk
obat yang belum diserahkan
8. No. salinan resep dan tanggal pembuatan
9. Tanda p.c.c (pro copy conform) yang menandakan bahwa salinan resep telah
ditulis sesuai dengan aslinya
Iter berarti resep boleh diulang. Contoh: Iter yang tertulis 2x berarti obat dalam
resep dapat diberikan sebanyak 3 kali, dimana:
Perhitungan
Perhitungan dosis:
*digunakan jika tidak terdapat informasi dosis spesifik
KETERANGAN RUMUS
Clarck, berdasarkan berat badan anak Dosis anak = berat badan x dosis dewasa
150
(( ×
3600 )
Young, anak 1-8 tahun Dosis anak = umur (tahun) x dosis dewasa
Umur (th) + 12
Cowling, anak usia 8-12 tahun Dosis anak = umur (tahun) + 1 x dosis dewasa
24
Dilling, anak usia lebih besar dari 8 tahun Dosis anak = umur (tahun) x dosis dewasa
20
CONTOH ADJUSMENT DOSIS
DOSIS DAN COMPOUNDING :
Sediaan BUD
Non aqueous dan solid formation Dibuat dari sediaan obat jadi Tidak lebih dari 25%
dari waktu kadaluarsa masing-masing bahan atau 6
bulan dari waktu peracikan, manapun yang lebih
dahulu tercapai.*Dibuat dari zat aktif
Tidak lebih dari dari waktu kadaluarsa masing-
masing bahan atau 6 bulan dari waktu peracikan,
manapun yang lebih dahulu tercapai.
Oral mengandung air Tidak lebih dari 14 hari saat disimpan dalam suhu
dingin 2-8 C
Topikal/dermal mengandung air, Tidak lebih dari 30 hari
semisolid
Tetes mata/ telinga tube 28 hari setelah pertama kali dibuka
Tetes mata minidose 3x24 jam setelah pertama kali dibuka
Sirup kering 7 -14 hari setelah diencerkan
injeksi insulin multidose 28 hari setelah digunakan pertama kali di simp an di
suhu ruangan. Dan 60 hari jika dalam suhu kulkas
(2-8 C)
Sumber: USP dan Kemenkes
FORMULASI – PEMBUATAN SEDIAAN FARMASI
(10-15%)
Outline:
Sediaan Farmasi
Padat/Solid
Sediaan padat contohnya adalah serbuk, granul, tablet, dan kapsul.
kapsul .
Sediaan Keterangan
Serbuk Terdapat dua jenis, pulvis (tidak terbagi), dan pulveres (terbagi). Syarat
sediaan serbuk; kering, homogen, halus dan mudah mengalir (free
flowing). Ukuran: 10 mm – 1 micron
Granul/pil/boli Pil berbentuk bulat dengan berat sekitar 100-500 mg, mengandung satu
atau lebih zat aktif. Sediaan padat bulat dengan masaa < 100 mg dikenal
dengan istilah granul, sedangkan yang lebih dari 500 mg dikenal dengan
istilah boli (untuk hewan ternak).
Tablet Sediaan padat yang kompak, mengandung satu atau lebih zat aktif,
mempunyai bentuk tertentu, biasanya pipih bundar, yang dibuat melalui
proses pengempaan atau pencetakan.
Kapsul Adanya cangkang yang terbuat dari gelatin atau selulosa, yang digunakan
untuk mewadahi sejumlah serbuk zat aktif atau cairan obat
Tablet Granulasi Basah Senyawa aktif tahan air dan panas, sifat alir jelek,
Kempa Langsung Senyawa aktif tidak tahan panas dan air, sifat alir
baik.
Semipadat/Semisolid
Sediaan semipadat contohnya adalah salep, krim, pasta dan gel.
gel .
Salep Metode pelelehan Zat pembawa dan zat berkhasiat dilelehkan bersama
dan diaduk sampai membentuk fasa yang homogen
Metode triturasi Zat yang tidak larut dicampur dengan sedikit basis
yang akan dipakai atau dengan salah satu zat
pembantu, kemudian dilanjutkan dengan
penambahan sisa basis.
Metode peleburan Dibuat dalam cawan porselen, salep yang
mengandung air tidak ikut dilelehkan, diambil bagian
lemaknya, kemudian air ditambahkan terakhir.
Metode pelarutan air Bila masa salep mengandung air dan obatnya dapat
larut dalam air yang tersedia, maka obatnya
dilarutkan dulu dalam air dan dicampur dengan basis
salep yang dapat menyerap air
Krim Metode peleburan Semua atau beberapa komponen dari sediaan krim
yang harus dicarikan dicampurkan menjadi satu
sehingga komponen – komponen tersebut akan
melebur, kemudian didinginkan dan diaduk konstan
hingga mengental
Metode emulsifikasi Untuk tipe krim minyak dalam air (W/O). digunakan
pencampuran
lebih banyak
Cair/Liqud
Sediaan cair contohnya adalah larutan, suspensi dan emulsi.
emulsi.
RUMUS
(B1 x HLB 1 ) + (B2 x HLB2) = (Bcampuran x HLBcampuran)
B : Berat emulgator
Bcampuran : hasil penjumlahan kedua emulgator
HLBcampuran : HLB total yang dibutuhkan
Contoh soal:
R/ Tween 80 60% HLB = 15
Span 80 40 HLB = 4,5
Ditanya: HLB campuran
Jawab:
Tween 80 = 60% x 15 = 9
Span 80 = 40% x 4,5 = 1,8
HLB Campuran= 10.8
emulsi)
Balance ).
bersifat reversibel
S2 Ditambah 6 atau lebih dari Q dan tidak boleh ada satupun unit
Zona Stabilitas
Stabilitas Menurut
Menurut ICH
1.Terjadi
1. Terjadi perubahan potensi sebesar 5% dari nilai awal
2.Produk
2. Produk degradasi ditemukan dalam jumlah yang melebihi batasan
penerimaan
4.pH
4. pH melebihi kriteria penerimaan
5.Disolusi
5. Disolusi melebihi kriteria penerimaan untuk 12 sampel uji
EVALUASI SEDIAAN
Persyaratan Ruang:
Ruang Keterangan Syarat ruang
Ruang persiapan Administrasi, penyiapan alat, dan
bahan obat
Ruang cuci tangan memakai APD
dan ruang ganti
pakaian
Ruang antara Ruang batas antara non steril dan steril
Ruang steril - Jumlah partikel berukuran 0,5 mikron
tidak lebih dari 350.000 partikel
- Jumlah jasad renik tidak lebih dari 100
per meter2
- Suhu 18 – 22°C
- Kelembaban 35 – 50%
- Di lengkapi High Efficiency Particulate
Air (HEPA) Filter
- Tekanan udara di dalam ruang lebih
positif dari pada tekanan udara di luar
ruangan (non sitostatika)
- Tekanan udara di dalam ruang lebih
negatif dari pada tekanan udara di luar
ruangan (sitostatika).
Pass box tempat masuk dan keluarnya alat - terletak di antara ruang persiapan dan
kesehatan dan bahan obat sebelum ruang steril.
dan sesudah dilakukan pencampuran. - Airlock
TONISITAS
Metode Penentuan :
Metode Keterangan Rumus
terlarut
E= ekuivalensi NaCl
E = ekuvalensi NaCl
univalen 3.4
larutan 1% b/v
b = turunnya titik beku air yang
pembantu isotonis
Metode II
Tb =
×××
×
Keterangan:
1000 g cairan)
n = jumlah ion
A. Penentuan nilai E x%
= 0,3332 g/100 mL
= 3,3 mg/mL
Metode Penurunan Titik Beku (∆T f )
= 3,1 mg/mL
Menambahkan bahan
I (kelarutan
(kelarutan besar, permeabilitas tinggi) Kecepatan disolusi untuk mempercepat
disolusi
Menambahkan bahan
kelarutan senyawa
Menambahkan
Permeabilitas
III (kelarutan
(kelarutan tinggi,
tinggi , permeabilitas rendah) permeability enhancer
senyawa
pada formulasi
Tidak diketahui
(tidak ada
IV (kelarutan rendah, permeabilitas rendah) -
hubungan antara
Analisis Senyawa
Perbedaan bobot tetap saat Umumnya pada analisis kadar abu dan
Gravimetri
ditimbang susut pengeringan
UV/Vis elektromagnetik oleh senyawa 380 nm, larutan yang dianalisis harus
Berdasarkan penguapan
ukuran molekul
Metode Kalibrasi Instrumen
2. Standar Adisi
Dibuat konsentrasi dari standar, ditambahkan ke dalam sampel yang tidak diketahui
konsentrasinya. Volume sampel sama, volume standar berbeda - beda.
3. Internal Standar
Volume sama dr standar ditambahkan ke dalam sampel. Metode ini biasa digunakan pada LC atau
GC.
Perhitungan dalam Analisis Instrumental
Contoh 1
Lima larutan baku obat X (Mr = 288,4 g/mol) diukur absorbansinya pada
Jawab:
= 0,001% b/v
Maka,
Penentuan nilai
Dengan merujuk pada persamaan yang sama, yakni a = % ××
, nilai dapat
ditentukan, namun konsentrasi harus dibuat dalam satuan molar bukan %b/v,
sehingga:
= 16208,08 ≡ 16208
Contoh 2
hingga 100 mL. Setelah itu diambil 10 mL dan diencerkan hingga 100 mL pada labu
takar. Larutan tersebut kemudian diukur serapannya pada spektrofotometer dan
Jawab:
y = 0,013x + 0,096
% Kadar =
×
× ×100%
% Kadar =
2, /× × , ×100%
% Kadar = 28,38%
Contoh 3
mengambil 2 mL dan diencerkan hingga 100 mL, setelah itu 25 mL dari hasil
pengenceran pertama diencerkan kembali hingga 100 mL pada labu takar. Larutan
tersebut kemudian diukur serapannya pada spektrofotometer dan diperoleh A =
0,506. Berapakah kadar vitamin C tersebut jika diketahui persamaan kurva bakunya
adalah y = 0,0379x – 0,0312?
Jawab:
y = 0,0379x – 0,0312
x = 14,17 ppm
% Kadar =
×
× ×100%
% Kadar =
4,7 /5×2 × , ×100%
% Kadar = 56,68%
PRODUKSI
2. Produk obat non-oral dan non –parenteral yang didesain untuk bekerja
sistemik,misal : sediaan transdermal, supositoria, permen nikotin, gel
testosteron dan kontraseptif bawah kulit,
3. Produk obat lepas lambat atau termodifikasi yang bekerja sistemik.
4. Produk kombinasi tetapuntuk bekerja sistemik, yang paling sedikit salah satu zat
aktifnya memerlukan
memerlukan studi in vivo.
5. Produk obat bukan larutan bukan untuk penggunaan non sistemik (oral nasal,
okular, dermal, rektal,
rektal, vaginal, dsb), dan dimaksudkan untuk bekerja lokal (tidak
untuk diabsorpsi sistemik). Untuk produk demikian, bioekivalensi harus
ditunjukkan dengan studi klinik atau farmakodinamik, dermatofarmakokinetik
komparatif dan / atau studi in vitro. Pada kasuskasus tertentu,
ter tentu, pengukuran kadar
obat dalam darah masih diperlukan dengan alasan keamanan untuk melihat
adanya absorpsi yang tidak diinginkan.
In Process Control
pengawasan yang dilakukan selama proses produksi sebelum proses produksi
selesai dilakukan.
Tujuan mencegah produksi obat yang tidak memenuhi spesifikasi
Fungsi monitoring dan bila perlu untuk menyesuaikan proses produksi agar
memenuhi
memenuhi spesifikasi pemeriksaan produk jadi.
Nonoperasional Operasional
≥ 0,5 µm ≥ 5 µm ≥ 0,5 µm ≥ 5 µm
A 3.520 20 3.520 20
B 3.520 29 3.520 20
D 3.520.000 29.000 - -
E 3.520.000 29.000 - -
aseptis
A Under
Unde r LAF 16-25 45-55
- Pengisian salep mata, bubuk
salep mata
Validasi
Validasi merupakan tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap
bahan, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan, atau mekanisme yang
digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang
diharapkan.
diharapkan. Validasi yang dikenal adalah validasi metode analisis, validasi proses,
dan validasi pembersihan. Kualifikasi dilakukan sebelum validasi.
A. Validasi Proses
dan memberi hasil yang dapat terulang untuk menghasilkan produk jadi yang
memenuhi spesifikasi dan atribut mutu yang ditetapkan sebelumnya. Validasi
Validasi yang dilakukan sebelum pelaksanaan produksi rutin dari produk yang
akan dipasarkan.
2) Validasi Konkuren
Validasi yang dilakukan pada saat pembuatan rutin produk untuk dijual
3) Validasi Retrospektif
Validasi dari suatu proses untuk suatu produk yang telah dipasarkan
yaitu uji identifikasi, uji kuantitatif kandungan impuritas, uji batas impuritas, dan
uji kuantitatif zat aktif dalam sampel bahan aktif obat atau obat atau komponen
Akurasi - + - +
Presisi
Ripitabilitas
Ripitabilitas - + - +
Presisi Int - + - +3
Spesifisitas1 + + + +
LOD - -2 + -
LOQ - + - -
Linearitas - + - +
Rentang - + - +
menunjang
(2) Hanya dilakukan pada kasus tertentu
C. Validasi Pembersihan
untuk proses pencucian dan juga dapat mengendalikan cemaran mikroba pada
tingkat yang dapat diterima. Metode pembersihan meliputi metode apus (swab
( swab ),
),
dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Tahapan kualifikasi ada empat, yaitu :
DQ IQ OQ PQ
diinginkan.
Fungsi bagian (struktural) industri farmasi
Struktur Tipe B
Struktur Tipe C
Struktur Tipe D
Kepala QC
Kepala bagian Pengawasan Mutu hendaklah diberi kewenangankewe nangan dan tanggung
jawab penuh
penuh dalam pengawasan
pengawasan mutu, termasuk:
termasuk:
1. menyetujui atau
a tau menolak bahanba han awal, bahan pengemas, produkpr oduk antara,
produk ruahan dan produk jadi;
2. memastikan bahwa seluruh pengujian yang diperlukan telah dilaksanakan;
3. memberi persetujuan
per setujuan terhadap
ter hadap spesifikasi,
spesifi kasi, petunjuk
petunj uk kerja pengambilan
sampel, metode pengujian dan prosedur pengawasan mutu lain;
4. memberi persetujuan dan memantau semua analisis berdasarkan kontrak;
5. memeriksa pemeliharaan bangunan dan fasilitas serta peralatan di bagian
pengawasan mutu;
6. memastikan bahwa validasi yang sesuai telah dilaksanakan; dan
7. memastikan bahwa pelatihan awal a wal dan berkesinambungan
berke sinambungan bagi personil
di departemennya dilaksanakan
di laksanakan dan diterapkan
dite rapkan sesuai kebutuhan.
Kepala QA
Kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) hendaklah diberi
kewenangan dan tanggung jawab penuh untuk melaksanakan
melaksanaka n tugas yang
berhubungan dengan sistem mutu/ pemastian mutu, termasuk:
1. memastikan penerapan (dan, bila diperlukan, membentuk) sistem mutu;
2. ikut serta dalam atau memprakarsai pembentukan manual mutu
perusahaan;
3. memprakarsai dan mengawasi audit internal atau inspeksi diri berkala;
4. melakukan pengawasan terhadap fungsi bagian Pengawasan Mutu;
5. memprakarsai dan berpartisipasi dalam pelaksanaan audit eksternal
(audit terhadap pemasok);
6. memprakarsai
memprakarsai dan berpartisipasi dalam program validasi;
7. memastikan pemenuhan persyaratan teknik atau peraturan Badan
Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) yang berkaitan dengan
mutu produk jadi;
8. mengevaluasi/mengkaji catatan bets; dan
9. meluluskan atau menolak produk jadi untuk penjualan dengan
mempertimbangkan semua faktor terkait.
(Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik, 2012).
Tindak lanjut hasil evaluasi dan penelitian dapat berupa tindakan perbaikan
antara lain:
More Info:
Instagram: obatukai | Line: @obat.id
email: obatukai@gmail.com
obatukai.com
www.obatukai.com
MODUL BELAJAR
obatukai.com
obat ukai.com
Pharmacist Learning Partner!
MODUL
FORMATIF 4
Praktik Prof
Profesionalisme
esionalisme Legal & Etis
Komunikasi & Kolaborasi
Upaya Preventif & Promotif Kesehatan Masyarakat
Pengelolaan Sediaan Farmasi & Alkes
Peningkatan Kompetensi Profesi
www.obatukai.com
Praktik Profesionalisme, Legal dan Etik
(15-20%)
Outline:
jawab masing-masing
masing-masing pada bidang pemastian mutu, produksi, dan
pengawasan mutu setiap produksi sediaan farmas i
- Industri obat tradisional dan pabrik kosmetika harus memiliki sekurang-
Tercantum dalam:
1. Permenkes RI Nomor 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan
Nomor 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga
Kefarmasian
- SIPA adalah Surat Izin Praktek Apoteker yang berlaku untuk apoteker
1. Rumah Sakit:
- Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
2009 Tentang Rumah Sakit
Pelayanan sediaan farmasi di Rumah Sakit harus mengikuti standar pelayanan
kefarmasian.
Klasifikasi RS: Jenis Pelayanan Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus.
Klasifikasi RS Umum kelas A, B, C, D. Klasifikasi RS Khusus kelas
Khusus kelas A, B, C.
Rumah sakit dapat dibedakan menjadi 4 kelas, dimana masing-masing kelas
memiliki jumlah apoteker minimal. Rumah sakit juga diwajibakan untuk
2. Apotek:
Permohonan surat izin apotek (SIA) ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Di Apotek
3. Puskesmas:
- Permenkes No 44 Tahun 2016 Tentang
2016 Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas
baik rawat inap maupun rawat jalan. Rasio untuk menentukan jumlah
apoteker adalah 1 apoteker untuk 50 pasien perhari .
Regulasi terkait standar pelayanan apoteker di Fasilitas Sediaan Farmasi
1. Industri Farmasi:
- Permenkes RI Nomor 1799 Tahun 2010 Tentang Industri Farmasi
CPOB diajukan kepada Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan serta
Pemenuhan Administrasi diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
Izin UKOT dikeluarkan
dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Izin UMOT dikeluarkan
dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
IOT (Industri Obat Tradisional) dan IEBA (Industri Ekstrak Bahan Alam) minimal
3. Industri Kosmetik:
pelayanan kesehatan
3. PP Nomor 44 Tahun 2010 Tentang
2010 Tentang Prekursor
Prekursor adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat
digunakan dalam pembuatan Narkotika dan Psikotropika
Narkotika
5. Permenkes RI Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Perubahan Penggolongan
Narkotika
- hanya dapat diedarkan dalam bentuk jadi dan pada tempat yang telah
Penyimpanan:
Pelaporan:
apotek
petunjuk
Bebas - termasuk obat keras namun P1: awas obat keras, bacalah
masih dapat dijual di apotek P2: Awas obat keras hanya untuk
dibakar
ditelan
jangan ditelan
DOWA
1990_ok_obat.pdf
Omeprazole 7 Tablet
Piroksikam 10 mg 10 Tablet
Setirizin 10 Tablet
Siproheptadin 10 Tablet
Metoklorpramid 20 tablet
Outline:
Kode Etik dan Aplikasinya
Kode etik Isi
kefarmasian
Outline:
Daftar Program Vaksin Pemerintah
Penanganan
Penanganan Resistensi Antibiotik Indonesia
Hepatitis B
Polio
Campak (Measles)
2. Puskesmas
- Program pengendalian resistensi antimikroba, Komite Pengendalian
Outline:
Perencanaan dan Pengadaan
Manajerial Farmasi
Analisa VEN Vital, Esensial, Non esensial. Vital: life saving, kesehatan pokok
penyakit
Cost Benefit Analysis mengukur biaya dan manfaat Contohnya: Penggunaan vaksin
dilakukan tindakan
penyembuhan.
Manajerial Farmasi
A. Penetapan Harga
mg/5 mL?
Jawab:
Pada kasus di atas, dalam menentukan harga per botol dapat ditentukan
sebagai berikut :
Harga per botol = ℎ
+ pajak
pajak pertambahan
pertambahan nilai
.. ..
Harga per botol = 2
+ (10 % x 2
)
Jawab:
HJA = Rp 500 + (0,25 x Rp 500) = 1,25 + Rp 500 = Rp 625
Perhitungan nilai Harga Pokok Penjualan (HPP) dapat menggunakan 2 cara, yakni:
Dengan faktor harga jual
−
HPP = 100%
100% (100%
00% ×
)
Dengan nilai stok barang
( +)
+)−( ℎ)
HPP = ℎ
× 100%
100%
Nilai stok barang suatu apotek pada awal tahun 2016 adalah Rp 153 juta dan nilai
pembelian pada selama tahun 2016 tercatat Rp 98,2 juta. Nilai stok barang pada
akhir tahun 2016 setelah dihitung adalah Rp 102 juta dengan omset rata-rata
selama satu tahun mencapai angka Rp 211 juta (faktor harga jual = 1,25). Berapa
HPP apotek tersebut di tahun 2016?
Jawab:
(53+98,2)
53+98,2 )−(2)
HPP = 2
100% = 70,7%
× 100%
Peningkatan Kompetensi Profesi
(5-10%)
Outline:
9stars Pharmacist
Poin Pengertian
Long life learner Memiliki waktu belajar tanpa kenal batas waktu, guna
memberikan pelayanan yang maksimal untuk masyarakat
sediaan farmasi
ekonomi.
RANGKUMA N SUPER REGULA
REGULA SI SPECIAL
SPECIAL F OR CAL ON AP OTEKER MUDA!!
MUDA!!
Created by: Nadiya Nurul Afifah, Apt.
untuk kepentingan pasien, memenuhi 4 UU 36 tahun Kualifikasi dan - Apoteker dan TTK masuk dalam
permintaan hakim, dan permintaan 2014 tentang pengelompokan
pasien tenaga tenaga kesehatan
Pendidikan - Lulus program profesi – lulus uji kesehatan
Apoteker kompetensi – dapat sertifikat
kompetensi (berlaku 5 tahun) – STRA 5 Permenkes 73 Standar - Pengelolaan sediaan farmasi, alkes,
– SIPA tentang pelayanan BMHP
- Kalau dari negara luar; adaptasi standar - Pelayanan Farmasi Klinis
pendidikan apoteker, serkom, pelayanan Pengelolaan Perencanaan – pengadaan –
memenuhi persyaratan dari kefarmasian di penerimaan – penyimpanan –
kementrian ketenaga kerjaan dan pemusnahan – pengendalian –
keimigrasian. pencatatan pelaporan
- STRA untuk yang dari luar; harus ada Pelayanan klinis Pengkajian – dispensing – PIO –
permohonan dari instansi, disetujui konseling – Homepharcare – PTO –
menteri, pekerjaan kefarmasian MESO
kurang dari 1 tahun. Pengawasan - Menteri, Dinkes prov, Kab/Kota,
Pekerjaan - SIPA hanya dapat digunakan untuk 1 BPOM, dapat melibatkan IAI
apoteker jika di fasilitas kefarmasian; contoh - Laporan terkait pengawasan
dilakukan minimal 1 kali setahun
- SIPA dapat digunakan di 3 tempat, Sanksi - (peringatan tertulis,
untuk pelayanan kefarmasian;
kefarmasian; pengehentian sementara, pencabutan
izin)
- Kalau sudah jadi APA, bisa jadi Aping Perencanaan - Pola penyakit
di 2 tempat lagi, untuk - Pola konsumsi
- Budaya dan kemampuan masyarakat
3 Permenkes 31 Alur - Serkom (didapatkan oleh IAI, berlaku 5 Pengadaan - Jalur resmi sesuai undang2
tahun 2016 Tahun)
Penerimaan - Keseuaian jenis spesifikasi, jumlah,
tentang - STRA (KFN Online, berlaku 5
mutu, waktu penyerahan, harga yang
registrasi izin tahun/selama serkom berlaku)
tertera dalam SP dengan konfisi fisik
praktek dan - SIPA (Kepala Dinkes Kab/Kota,
penerimaan
kerja berlaku 5 tahun/selama serkom
Penyimpanan - Wadah asli dari pabrik, kalau dilepas
berlaku)
harus ditulis nama, no batch, dan
Syarat STRA - Ijazah Apoteker kadaluwarsa
- Serkom - Susunan kelas terapi obat dan
- Pernyataan telah sumpah alfabetis
- Surat sehat fisik dan mental - Sistem pengeluran obat FEFO dan
- Pernyataan kesediaan mematuhi etika FIFO
profesi
Pemusnahan dan - Kadaluwarsa/rusak
Syarat SIPA - Keluar 20 HK penarikan (narkotik/psikotropik) disaksikan oleh
- Fotokopi STRA yang dilegalisir KFN dinkes kab/kota
- Surat pernyataan memiliki tempat - Kadaluwarsa/rusak (non
praktik profesi/ surat keterangan narkotik/psikotropik) disaksikan
kantor Tenaga farmasi lain yang memiliki
- Surat rekomendasi dari IAI SIPA/SIK
RANGKUMA N SUPER REGULA
REGULA SI SPECIAL
SPECIAL F OR CAL ON AP OTEKER MUDA!!
MUDA!!
Created by: Nadiya Nurul Afifah, Apt.
untuk kepentingan pasien, memenuhi 4 UU 36 tahun Kualifikasi dan - Apoteker dan TTK masuk dalam
permintaan hakim, dan permintaan 2014 tentang pengelompokan
pasien tenaga tenaga kesehatan
Pendidikan - Lulus program profesi – lulus uji kesehatan
Apoteker kompetensi – dapat sertifikat
kompetensi (berlaku 5 tahun) – STRA 5 Permenkes 73 Standar - Pengelolaan sediaan farmasi, alkes,
– SIPA tentang pelayanan BMHP
- Kalau dari negara luar; adaptasi standar - Pelayanan Farmasi Klinis
pendidikan apoteker, serkom, pelayanan Pengelolaan Perencanaan – pengadaan –
memenuhi persyaratan dari kefarmasian di penerimaan – penyimpanan –
kementrian ketenaga kerjaan dan pemusnahan – pengendalian –
keimigrasian. pencatatan pelaporan
- STRA untuk yang dari luar; harus ada Pelayanan klinis Pengkajian – dispensing – PIO –
permohonan dari instansi, disetujui konseling – Homepharcare – PTO –
menteri, pekerjaan kefarmasian MESO
kurang dari 1 tahun. Pengawasan - Menteri, Dinkes prov, Kab/Kota,
Pekerjaan - SIPA hanya dapat digunakan untuk 1 BPOM, dapat melibatkan IAI
apoteker jika di fasilitas kefarmasian; contoh - Laporan terkait pengawasan
dilakukan minimal 1 kali setahun
- SIPA dapat digunakan di 3 tempat, Sanksi - (peringatan tertulis,
untuk pelayanan kefarmasian;
kefarmasian; pengehentian sementara, pencabutan
izin)
- Kalau sudah jadi APA, bisa jadi Aping Perencanaan - Pola penyakit
di 2 tempat lagi, untuk - Pola konsumsi
- Budaya dan kemampuan masyarakat
3 Permenkes 31 Alur - Serkom (didapatkan oleh IAI, berlaku 5 Pengadaan - Jalur resmi sesuai undang2
tahun 2016 Tahun)
Penerimaan - Keseuaian jenis spesifikasi, jumlah,
tentang - STRA (KFN Online, berlaku 5
mutu, waktu penyerahan, harga yang
registrasi izin tahun/selama serkom berlaku)
tertera dalam SP dengan konfisi fisik
praktek dan - SIPA (Kepala Dinkes Kab/Kota,
penerimaan
kerja berlaku 5 tahun/selama serkom
Penyimpanan - Wadah asli dari pabrik, kalau dilepas
berlaku)
harus ditulis nama, no batch, dan
Syarat STRA - Ijazah Apoteker kadaluwarsa
- Serkom - Susunan kelas terapi obat dan
- Pernyataan telah sumpah alfabetis
- Surat sehat fisik dan mental - Sistem pengeluran obat FEFO dan
- Pernyataan kesediaan mematuhi etika FIFO
profesi
Pemusnahan dan - Kadaluwarsa/rusak
Syarat SIPA - Keluar 20 HK penarikan (narkotik/psikotropik) disaksikan oleh
- Fotokopi STRA yang dilegalisir KFN dinkes kab/kota
- Surat pernyataan memiliki tempat - Kadaluwarsa/rusak (non
praktik profesi/ surat keterangan narkotik/psikotropik) disaksikan
kantor Tenaga farmasi lain yang memiliki
- Surat rekomendasi dari IAI SIPA/SIK
- dan -
Formularium Nasional.
- Perencanaan -
puskesmas diminta
menyediakan data pemakaian obat - Dapat disalurkan kepada: PBF, apotek,
dengan LPLPO IFRS. Spesial untuk prekursor dengan
- IFRS Kab/Kota akan melakukan golongan obat bebas terbatas boleh
kompilasi dan analisa di puskesmas ke toko obat
wilayah kerjanya. Pengiriman - Disertai dengan surat pesanan dan
Permintaan - Dilakukan dengan mengajukan faktur
kepada kepala Dinkes Kab/Kota Penyerahan - Hanya dapat diberikan dalam bentuk
Penerimaan - Pengecekan sediaan, kesesuaian obat jadi
dengan dokumen LPLPO - Penyerahan dan penerimaan hanya
- Masa kadaluwarsa obat yang diterima dilakukan oleh apoteker di fasilitas
oleh puskesmas maksimal pelayanan kefarmasian;
disesuaikan dengan periode,
ditambah satu bulan - Kecuali untuk prekursor dengan
Distribusi golongan obat bebas terbatas, dapat
- Distribusi ke jaringan puskesmas; dilakuka oleh TTK
floorstock (Polindes, puskesmas - Penyerahan dari
pembantu, puskesmas keliling) hanya dapat dilakukan jika; dokter
- Pelayanan dalam puskesmas: dengan menjalankan praktek perorangan
sistem floorstock, UDD, kombinasi (untuk suntikan), dokter yang
Pengkajian - Sama dengan pelayanan di fasilitas menjalankan tugas atau praktek di
resep, PIO lainnya daerah terpencil yang nggak ada
Konseling - Pasien rujukan dokter apotek
- Pasien dengan penyakit kronis Penyimpanan
- Terapi sempit. Polifarmasi - Dinding tembok (bahan kuat), pintu
- Geriatri, pediatri dengan jeruji besi, dua buah kunci
- Pasien pulang dengan kriteria diatas - Langit-langit dan ventilasi dilengkapi
Visite, MESO, PTO - Sama dengan pelayanan di fasilitas jeruji besi
lainnya
- Bahan kuat, tidak mudah dipindahkan
10 Permenkes 3 Ketentuan umum - Hanya yang dengan izin edar - Double lock
tahun 2015 - Yang dapat memproduksi hanya yang - Diletakkan di sudut, tidak terlihat
tentang mendapat izin khusus dari menteri; izin umum.
peredaran, khusus produksi, impor, dan
penyimpanan, menyalurkan
pemusnahan, Penyaluran - Surat pesanan dan LPLPO (untuk Pemusnahan
pelaporan puskesmas) - Tidak sesuai standar, tidak memenuhi
NAPZA dan - Masing2 surat hanya untuk satu jenis syarat
Prekursor narkotika, sedangkan bisa beberapa - Kadaluwarsa
untuk psikotropika dan prekursor. - Dibatalkan izin edar
- Berhubungan dengan tindak pidana
RANGKUMA N SUPER REGULA
REGULA SI SPECIAL
SPECIAL F OR CAL ON AP OTEKER MUDA!!
MUDA!!
Created by: Nadiya Nurul Afifah, Apt.
- dan -
Formularium Nasional.
- Perencanaan -
puskesmas diminta
menyediakan data pemakaian obat - Dapat disalurkan kepada: PBF, apotek,
dengan LPLPO IFRS. Spesial untuk prekursor dengan
- IFRS Kab/Kota akan melakukan golongan obat bebas terbatas boleh
kompilasi dan analisa di puskesmas ke toko obat
wilayah kerjanya. Pengiriman - Disertai dengan surat pesanan dan
Permintaan - Dilakukan dengan mengajukan faktur
kepada kepala Dinkes Kab/Kota Penyerahan - Hanya dapat diberikan dalam bentuk
Penerimaan - Pengecekan sediaan, kesesuaian obat jadi
dengan dokumen LPLPO - Penyerahan dan penerimaan hanya
- Masa kadaluwarsa obat yang diterima dilakukan oleh apoteker di fasilitas
oleh puskesmas maksimal pelayanan kefarmasian;
disesuaikan dengan periode,
ditambah satu bulan - Kecuali untuk prekursor dengan
Distribusi golongan obat bebas terbatas, dapat
- Distribusi ke jaringan puskesmas; dilakuka oleh TTK
floorstock (Polindes, puskesmas - Penyerahan dari
pembantu, puskesmas keliling) hanya dapat dilakukan jika; dokter
- Pelayanan dalam puskesmas: dengan menjalankan praktek perorangan
sistem floorstock, UDD, kombinasi (untuk suntikan), dokter yang
Pengkajian - Sama dengan pelayanan di fasilitas menjalankan tugas atau praktek di
resep, PIO lainnya daerah terpencil yang nggak ada
Konseling - Pasien rujukan dokter apotek
- Pasien dengan penyakit kronis Penyimpanan
- Terapi sempit. Polifarmasi - Dinding tembok (bahan kuat), pintu
- Geriatri, pediatri dengan jeruji besi, dua buah kunci
- Pasien pulang dengan kriteria diatas - Langit-langit dan ventilasi dilengkapi
Visite, MESO, PTO - Sama dengan pelayanan di fasilitas jeruji besi
lainnya
- Bahan kuat, tidak mudah dipindahkan
10 Permenkes 3 Ketentuan umum - Hanya yang dengan izin edar - Double lock
tahun 2015 - Yang dapat memproduksi hanya yang - Diletakkan di sudut, tidak terlihat
tentang mendapat izin khusus dari menteri; izin umum.
peredaran, khusus produksi, impor, dan
penyimpanan, menyalurkan
pemusnahan, Penyaluran - Surat pesanan dan LPLPO (untuk Pemusnahan
pelaporan puskesmas) - Tidak sesuai standar, tidak memenuhi
NAPZA dan - Masing2 surat hanya untuk satu jenis syarat
Prekursor narkotika, sedangkan bisa beberapa - Kadaluwarsa
untuk psikotropika dan prekursor. - Dibatalkan izin edar
- Berhubungan dengan tindak pidana
MODUL BELAJAR
obatukai.com
Pharmacist Learning Partner!
More Info:
Instagram: obatukai | Line: @obat.id
MODUL BELAJAR
obatukai.com
Pharmacist Learning Partner!
More Info:
Instagram: obatukai | Line: @obat.id
email: obatukai@gmail.com
obatukai.com
www.obatukai.com