Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang telah

cukup bulan (37-42 minggu) atau hidup di luar kandungan melalui jalan lahir

atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan dengan

presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam waktu 18 jam, dengan

ataupun tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin

(Machmudah,2010).

Salah satu penyulit atau komplikasi saat persalinan adalah adanya

komplikasi kehamilan yaitu preklampsia. Pre eklamsia adalah timbulnya

hipertensi disertai dengan proteinuria pada umur kehamilan lebih dari 20

minggu atau segera setelah persalinan dan gangguan multisistem pada

kehamilan yang dikarakteristikkan disfungsi endotelial, peningkatan tekanan

darah karena vasokonstriksi, proteinuria akibat kegagalan glomerolus, dan

udema akibat peningkatan permeabilitas vaskuler (Fauziyah, 2012).

Berdasarkan penelitian Pauline (2015) menyatakan bahwa Komplikasi

pada pasien preeklamsia adalah eklamsia, sindroma HELLP (hemolysis,

elevated liver enzymes, low platelet count), ruptur hepar, edema pulmonal,

gagal ginjal, intravaskular koagulopati, kedaruratan hipertensi, hipertensi

ensefalopati, kebutaan kortikal, dan solusio plasenta. Sedangkan Dampak

preeklamsia-eklamsia pada janin adalah intrauterine growth restriction

(IUGR), oligohidramnion, prematuritas dan berat badan lahir rendah.7

1
Diperlukan kehati-hatian dalam manajemen penanganan pasien preeklamsia

untuk mempertimbangkan risiko yang terjadi pada ibu dan neonatus.

Menurut WHO prevalensi preeklamsia dan eklamsia terjadi 2,8% dari

kehamilan di negara berkembang, dan 0,6% dari kehamilan di negara maju.

Insiden hipertensi saat kehamilan pada populasi ibu hamil dari tahun 1997

hingga 2007 di Australia, Kanada, Denmark, Norwegia, Skotlandia, Swedia

dan Amerika berkisar antara 3,6% hingga 9,1%, preeklamsia 1,4% hingga

4,0%,dan tanda awal preeklamsia sebanyak 0,3% hingga 0,7% (Roberts,

2011).

Data Kementerian Kesehatan dalam Metrotvnews.com oleh Indriani

(2016) mengatakan pada tahun 2016 tercatat 305.000 ibu di Indonesia

meninggal karena preeclampsia berat saat persalinan per 100.000 orang.

Gilbert dan Harmon (2005) mengatakan preeklampsia di kawasan Asia

menduduki peringkat keenam yang merupakan gangguan hipertensi dengan

persentase sebesar 9,1%, dan di Indonesia merupakan penyebab kematian

ibu peringkat kedua dengan persentase sebesar 24%. Pada tahun 2012,

kejadian preeklampsia di Indonesia menjadi 32,4% dan 32,4%. Jawa Barat

menempati urutan ketiga provinsi, dengan angka kematian ibu akibat

preeclamsia berat yaitu (37,69%).

Adapun data yang di peroleh di RSUD Cibabat sepanjang bulan Januari

sampai Agustus 2018 sebanyak 1.527 jumlah persalinan dan tercatat

kejadian persalinan dengan PEB sebanyak 174 kasus (11,47%), hipertensi

128 kasus (8,44%), eklamsia 7 kasus (0,46%) dan sisanya kasus lain-lain.

(Buku Persalinan VK Cibabat, 2018).

2
Peran bidan dalam hubungannya dengan gangguan tekanan darah tinggi

selama kehamilan terletak pada ketelitiannya melakukan pemeriksaan,

mengidentifikasi dini, dan melakukan konsultasi atau berkolaborasi dengan

dokter. Hipertensi dapat menimbulkan dampak yang sangat serius baik pada

janin maupun pada ibu. Oleh karena itu, mempertahankan tingkat

kecurigaan yang tinggi dan menghindari asumsi berlebihan bahwa temuan

yang diperoleh menunjukan kondisi normal akan membantu menegakan

diagnosis yang tepat. (Varney, 2008 : 646 )

Berbagai upaya pemerintah untuk menurunkan Angka Kematian Bayi

(AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) semakin gencar dilakukan dalam

upaya peningkatan kualitas kesehatan di Indonesia. Salah satu program

yang dilakukan untuk melakukan AKI dan AKB adalah adanya program

Expanding Maternal dan Neonatal Sulvival (EMAS). Diantaranya adalah

mengurangi angka kematian anak, angka kematian ibu saat melahirkan, dan

menahan laju penyebaran penyakit menular. Program EMAS bertujuan untuk

menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian neonatal sebesar

25%. Pendekatan program EMAS ini sendiri dilakukan dengan cara

meningkatkan kualitas pelayanan obstetric dan neonatal emergency

komprehensif (PONEK) minimal di 150 RS pemerintah dan suasta dan 300

puskesmas/balkesmas pelayanan obstetric dan neonatal emergency dasar

(PONED) serta memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif antar

puskesmas dan rumah sakit. Program ini dirancang agar dapat member

Nampak nasional atau tidak hanya sebatas area kerja saja.

(id.setditjen,http://www.gijikia.depkes.go.id. diperoleh tanggal 20 juli 2018).

3
Alasan penulis akan melakukan asuhan kebidanan masa persalinan pada

Ny.“A’ di RSUD Cibabat Kota Cimahi dikarenakan ibu tersebut preeclampsia

berat sehingga kami tertarik untuk memberikan asuhan kebidanan masa

persalinan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayinya selain itu Ny.A’’

cukup keooperatif atas penjelasan maksud dan tujuan yang akan penulis

lakukan dan juga Ny.’A’ bersedia bekerjasama dan telah mendapatkan izin

dari kepala keluarganya.

Penulis melakukan asuhan kebidanan masa persalinan di RSUD Cibabat

Cimahi dengan alasan penulis telah mendapatkan persetujuan dari pihak

rumah sakit untuk melakukan asuhan masa persalinan pada Ny “A” di

RSUD Cibabat Cimahi mulai dari pemeriksaan persalinan kala I sampai

dengan kala IV.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik

mengambil kasus dengan judul ”Asuhan Kebidanan Masa Persalinan

Dengan Preeklamsia Berat Di RSUD Cibabat Kota Cimahi”.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan kebidanan masa persalinan pada Ny.”A” dengan

preeklamsia berat di RSUD Cibabat Kota Cimahi.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana memberikan asuhan kebidanan

masa persalinan dengan preelamsia sesuai dengan standar yang

ditetapkan.

2. Tujuan Khusus

4
a. Mengetahui asuhan kebidanan masa persalinan dengan

preeklamsia

b. Mengetahui gambaran mengenai kejadian preeklamsia

c. Mampu melakukan pendokumenatasian asuhan kebidanan masa

persalinan dengan preeklamsia

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Untuk pengembangan ilmu pengetahuan tentang asuhan

kebidanan pada ibu bersalin dengan preeclampsia.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat memberikan informasi baru dan gambaran tentang

pelaksanaan asuhan kebidanan persalinan pada ibu dengan

preeklampsia.

b. Bagi Lahan Praktik

Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan asuhan kebidanan yang

berkualitas pada ibu bersalin dan juga memberikan informasi dan

gambaran tentang melaksanakan asuhan kebidanan masa

persalinan pada ibu bersalin dengan kejadian preeklampsia.

c. Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman baru dari hasil

penelitian tentang asuhan kebidanan masa persalinan dengan

preeklamsia..

d. Bagi Penulis Selanjutnya

5
Dapat memberikan informasi dan gambaran tentang pelaksanaan

asuhan kebidanan persalinan dengan preeklmasia serta bermanfaat

sebagai bahan dokumentasi dan sebagai bahan perbandingan studi

kasus selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai