Anda di halaman 1dari 140

I

I
((

h.
N,i

I 1
f
|a. 1
#

{*r
11. - 4
\1
PUsIT SEJARAH pornr
t

PE.qPUSTAKA.AN

NOI\,:CR: 2Z
TANGGAL : ld _C_z.t

ENSIKLO PEDI
KAPOLRI
fftr,-u$S
J.nderal Polisi
Drs. Hoegeng lman Santii
Kapolri l<e : 5
Periode Tahun I 968 s.d. I 971

Diterbitl<an Oleh:
Panitia Penulisan Ensil<lopedi Kapolri

Jal<arta
2007
ENSIKLOPEDI KAPOLRI
JENDERAL POLISI
Dns. HoBcnNc Iller Sarroso

Diterbitkan Oleh:
Panitia Penulisan Ensiklopedi Kapolri
Jl. Citra Raya B Antapani, Bandung

Tirn Penulis
. Dr. Nurinwa Ki S. Hendrowinoto (Koordinator) . Prof. Dr. A.A. Gde Putra Agung
. Dr. Tadjoer Rizal Baidoeri . Prof. Dr. Roesminingsih . Dr. Purwadi
. Prof. Jacob Sumardjo . Nirwanto, M.A. . Agus Setyo Widodo, M.Si. . T. May Rudi, M.Sc., MIR.
. Endang Purwaningsih, M.Si. . Benny Yohanes M.Si. . Harry Wijaya, S.S.
. Ede Aulah, S.S. . Wijaya, S.Th. . Jamal Rahman, S.S.

Tim Penyrrnting Bahasa


. Jumariam, M.Ed. . Dra. Atika Sya'rani . Dhanu Priyo Prabowo, M.Hum.

Dokurnen
. IIia T. Cempaka, S.E. . Robby Wahyudi, S.E. . Penny Warastuti, S.E.
. Pramudjo . Indah Susanti . Brahma Hemeta

Desain Grafis
. Joni Hadi . Akhmad Thobroni . Sri Iswanto
. Kukuh Setyaji . M. Lutfi Farhan

SUSI]NAN PANITIA

Pelindung : Kepala Kepolisian Republik Indonesia


Penasihat : Deputi Sumdaman Kapolri

Ketua : Irjen Pol (Purn) Drs. Dasoeki


Sekretarisl : NikenWulansari
Sekretaris II : Endang Purwaningsih, M.Si.
Bendahara I : AKP Supardjan (Staf Desumdaman Kapolri)
Bendahara II : Soedarjati, S.H.

Katalog dalam Terbitan


Panitia Penulisan Ensiklopedi Kapolri
Ensiklopedi Kapolri: Jenderal Polisi Drs. Hoegeng Iman Santoso, Kapolri ke-5,
Periode Tahun 1968 s.d. r97r
Jakarta: Panitia Penulisan Ensiklopedi I(apolri, zooT

ISBN 978-979- 16296- o -T

Cetakan I
2007

Percetakan
PT Gramedia Jakarta
Isi di luar tanggung jawab percetakan
P*nqrrs PsruuLrsAN Erusrxlopgot K*polnr

SAMBUTAN
PANITIA

;f1'' ebagai salah seorang putra terbaik yang dimiliki oleh


,,,,,/butgtu Indonesia, mereka yang terpilih menjadi
Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), tidak
dapat disangkal lagi, telah mendarmabaktikan seluruh
kemampuannya untuk tetap tegaknya Tri Brata dan Catur
Prasatya. Hasil karyanya ketika memimpin, mengelola, dan
menjaga eksistensi Kepolisian Negara Republik Indonesia
(Polri), tidak mungkin dilewatkan begitu saja, terutama dalam perjalanan
bangsa Indonesia, terlebih di tengah era reformasi dewasa ini.
Insan kepolisian dan institusinya, terutama para Kapolri, telah menoreh-
kan sejarah lewat tinta emasnya. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya,
para Kapolri mulai dari awal Indonesia merdeka hingga saat ini, telah turut
memberikan andil di dalam membangun negara yang kita cintai ini. Di tengah
segala keterbatasan fasilitas, sarana, dan prasarana yang dimiliki waktu itu
sampai saat ini, Polri tetap sigap dan tanggap untuk menunaikan tugasnya
sebagai pelindung dan pengayom masyarakat. Kehadiran Polri sebagai salah
satu institusi penegak hukum dan bhayangkara negara sangat dibutuhkan.
Situasi ini tentu saja membutuhkan manusia yang berkualitas untuk memim-
pin Polri. Sosok tersebut adalah Kapolri.
Timbul pertanyaan pada diri saya, apakah sosok Kapolri yang pernah
memimpin Polri sejak pertama setelah proklamasi kemerdekaan negara
Republik Indonesia yang kita cintai, sampai saat ini, diketahui dan dikenal
secara mendalam oleh seluruh insan Polri saat ini? Saya mencoba melakukan
ExstrLopEDr KapoLRt x JENDERAT Porrsr Das. HoeceNc lylN SeNToso

pembuktian untuk menjawab pertanyan saya tersebut. Saya melakukan tanya


jal-ab kepada para penuira menengah Polri sampai dengan perwira tinggi,
vang saya lakukan secara random, yang saat itu masih berdinas aktif. Hasilnya,
boleh dikatakan seluruhnya tidak mengetahui dan mengenal secara mendalam
pemimpinnya yang pernah atau yang saat ini memimpin Polri. Apalagi,
pemimpin Polri yang sudah purnawirawan atau yang sudah menghadap ke
hariban Allah swt. Para pemimpin Polri yang relatif jangka waktu pensiunnya
masih muda dan juga yang saat ini sedang memimpin Polri, mereka pun hanya
dikenal secara sepintas saja.
Berdasar kenyataan tersebut, saya sangat prihatin dan merasa terusik.
Dari catatan dan ingatan saya, memang sangat sedikit buku dan tulisan yang
memuat para mantan Kapolri. Andaikata ada, hampir semua tulisan tersebut
berbentuk biografi, yang sifatnya sangat subjektif.
Apa yang harus dilakukan untuk meminimalisasi kekuranglengkapan
data dan informasi tentang diri para Kapolri, sewaktu memimpin Polri?
Jau'abannya adalah saya harus membuat buku lengkap tentang diri pribadi
para Kapolri, dari Kapolri pertama (Jenderal Polisi Raden Said Soekanto
Tiokrodiatmodjo) sampai dengan Kapolri ke-r8 (Jenderal Polisi Drs. Sutanto).
\\-alaupun sudah purnatugas pada akhir tahun 1999, saya ingin memberikan
sumbangsih yang bermanfaat bagi Poiri dan bagi generasi Polri saat ini sampai
dengan yang akan datang.
Gagasan tersebut mungkin juga karena sudah menjadi kehendak Allah
>r,r1. ternyata sama seide, ketika saya bertemu dengan Saudara Dr. Nurinwa Ki
S. Hendrowinoto, selaku Ketua Yayasan Biografi Indonesia dan Koordiriator
-$iademi Kebangsaan yang telah menulis lebih dari belasan buku biografi to-
ioh Indonesia, bertandang bersilaturahmi ke rumah saya di Bandung pada
bulan Juni zoo6. Pada saat itu, Saudara Dr. Nurinwa sudah membawa contoh
ruku Jenderal Polisi Drs. Sutanto, hasil penelitian persnya serta hasil penelitian
iapangan ke Comal. Dari pertemuan tersebut saya bersemangat mendukung
:encana penulisan buku mengenai Kapolri secara menyeluruh. Akhirnya,
diputuskan membuat buku yang diberi judul Ensiklopedi Kapolri.
Ketika gagasan tersebut dikemukakan kepada Kapolri melalui Deputi
Sunrber Daya Manusia Kapolri (Irjen Polisi Drs. Basyir Achmad Barmawi)
.-.ada au-al bulan Juli zoo6. Di luar dugaan gagasan itu memperoleh sambutan
lan dukungan yang besar dari Kapolri yang selanjutnya sebagai landasan/
.asar operasional tugas penulisan buku Ensiklopedi Kapolri, dengan
S,qvguraru PANrrra

dikeluarkanlah surat Kapolri No. Pol: BlzoTollXlzoo6 dan No. Pol:


BIzoTtlIXlzoo6ISde SDM Tanggal rB September 2006, Perihal Ensiklopedi
Kapolri.
Dengan bekal amanah Ifupolri tersebut, serta terinspirasi oleh semangat
dan dedikasi para Kapolri yang pernah memimpin Polri ataupun Kapolri yang
masih aktif memegang tampuk pimpinan Polri, dengan segala kerendahan
hati, saya mencoba secara optimal menunjukkan betapa pentingnya kiprah,
suka duka, dan keberhasilan para Kapolri untuk dituangkan dan ditulis dalam
sebuah "Monumen" berbentuk sebuah buku yang lengkap serta komprehensif.
Tentunya arti "Ensiklopedi" di sini dititikberatkan pada urutan ketika menjabat
Kapolri, sementara isinya lebih banyak dituntun dari data pers (media cetak)
pada saat Kapolri sedang menjabat. Dengan kata lain, bahwa data pers tersebut
dijadikan penuntun dan menjadi dasar penulisan bagi para penulis, yang
dilengkapi data dari buku-buku, majalah, dan wawancara, baik secara langsung
ataupun tidak langsung maupun para mantan Kapolri khususnya yang belum
pernah menerbitkan biografinya.
Dari uraian di atas, saya dipaksa harus benar-benar cermat untuk
menelaah data. Harus diakui, terutama dari data pers, dari puluhan hingga
ribuan judul tulisan atau pemberitaan di media cetak, tidak seluruhnya akurat
menuliskan fakta dan kejadian sebenarnya. Oleh karena itu, perhatian saya
harus benar-benar terfokus untuk mencerna ulang data media cetak (sebuah
refleksi) sehingga rentetan beritanya menjadi runtut serta menjadi sejarah,
sekaligus sebagai "kesaksian" zaman.
Harus saya katakan dengan jujur bahwa dalam menyusun/menulis
Ensiklopedi Kapolri ini, saya bersama tim penulis sangat lelah. Akan
tetapi, saya merasa berada di puncak kebahagiaan melebihi pengabdian
sewaktu masih berdinas aktif di Polri. Tantangan
dan hambatan dalam
menyusun dan menulis buku ini ternyata tidak kecil, tetapi semua itu tidak
menjadikan saya berkecil hati. Justru sebaliknya, yang ada di benak saya
adalah perasaan bangga dan puas serta dipacu untuk membuktikan dan
menghadirkan buku yang belum pernah ada karena penulisannya bertitik
tolak dari fenomena ribuan data pers. Selain itu, mengarahkan penulisan
yang disusun dan ditulis oleh beberapa orang profesor, doktor dan sarjana,
ternyata merupakan seni tersendiri dalam membuat sebuah buku karena
mengompilasikan serta memadukan data yang ada untuk menjadi satu
pemikiran ternyata memerlukan proses panjang.

vil
ENstrLopEDr KapoLRr I JENDERAT Portst DRs. Hoece Nc lvan SnNToso

dan tim penulis sungguh-sungguh tidak diberi kesempatan untuk


Sa1'a
bersantai barang sejenak. Selain akurasi fakta, kami juga harus berhadapan
dengan masalah bagaimana menyajikan kembali pemikiran yang muncul di
dalam berita pers itu dengan bahasa Indonesia yang memenuhi standar nilai
r ang baik. Rentang
waktu dari tahun 1945 sampai dengan tahun 2oo6,ternyata
bukan hanya masalah lamanya waktu, tetapi juga persoalan yang dihadapi dan
vang terjadi di tubuh Polri. untuk itu, saya secara hati-hati mencoba untuk
-'enantiasa melakukan cross check atas naskah ataupun tulisan yang sudah jadi,
ntisalnva tentang penulisan istilah yang berlaku di tubuh Polri. Hal tersebut
iampak sebagai masalah kecil, tetapi akan menjadi masalah besar jika sampai
ke tangan masyarakat karena seakan terdapat ketidakseragaman istilah untuk
:ara pimpinan Polri. Saya ingin menyajikan realita yang pernah terjadi di
:nstitusi Polri terutama Kapolrinya, selaras dengan sejarahnya.
Tidak hanya itu, masalah yang berkaitan dengan foto-foto para Kapolri
ian keluarga menjadi hal yang harus saya atasi. Foto-foto yang merupakan
pendukung teks, ternyata amat penting sebagai penjelasan terhadap suasana
dan nuansa setiap Kapolri. Kegiatan mengumpulkan foto-foto di awal revolusi
cari para mantan Kapolri yang sudah almarhum tentu memerlukan keahlian
-.ersendiri. Apabila dalam pencarian tersebut kurang, maka
untuk mengatasinya,
sar-a harus mengambil foto-foto dari buku-buku beliau yang pernah terbit.
Semua hambatan yang ditemui menjadi suatu kegembiraan manakala
sava mendapat dukungan dari para mantan Kapolri dan keluarga besarnya,
b'aik dalam bentuk saran atau kritik, maupun dalam bentuk dorongan moril.
lerlebih dorongan dari yang terhormat Bapak Kapolri Jenderal polisi'Drs.
Sutanto berupa dukungan dana/anggaran, baik anggaran operasional
aan penelitian, maupun anggaran pencetakan buku. Hal tersebut lebih
nenvernangati saya untuk menyelesaikan buku Ensiklopedi Kapolri. Dari
L:ena tersebut, yang memakan waktu kurang lebih satu tahun yang dimulai
iari kegiatan penggalian data pers lebih dari lima ribu berita, penulisan,
: enrlntingan, desain, koreksi, sampai dengan pencetakan, akhirnya buku ini
i.rselesaikan lengkap delapan belas buku Ensiklopedi Kapolri, mulai dari
Kapolri pertama (zaman revolusi 1g4il sampai dengan Kapolri ke-r8 (zaman
r:formasi 2oo6).
L ntuk semua dukungan, dorongan dan saran yang telah diberikan
E erkenankanlah saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Kapolri
.i:rderal Polisi Drs. sutanto, Bapak-Bapak para mantan Kapolri dan keluarga,
SnMeuraru PaNrrra

tim penulis, tim desain, tim editor, tim korektor, tim Gramedia dan semua
yang terlibat dalam penulisan buku Ensiklopedi Kapolri ini, tanpa dapat
saya sebut satu per satu namanya. Dari Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, serta Saudara-
Saudaralah, buku ini hadir di hadapan pembaca.
Tidak lupa saya mengajak pembaca untuk rnengkritikbuku ini dan melihat
perbedaan dengan cinta, dan melihat buku ini dengan hati. Jadikan rasa cinta
dalam diri kita sebagai ajaran atau nyawa yang sangat berharga bagi jalan kita
ke depan. Kita boleh tidak memiliki apa pun, tetapi bila kita setia pada nurani
dan mau memperjuangkan itu, maka kita telah memulai perjalanan.
Selebihnya "tiada gading yang tak retak", saya senantiasa menerima
saran dan kritik demi lebih sempurnanya buku ini. Yang jelas buku ini ditulis
di samping untuk generasi Polri saat ini juga untuk generasi polri yang akan
datang agar mereka menjadi lebih baik di dalam memimpin polri.
Sebelum saya mengakhiri sambutan, saya ingin mengingatkan kepada
Bapak/Ibu/Saudara bahwa puncak keberanian seorang perwira/ksatria bukan
saja harus berani dipenjara, dibunuh, dan mati, tetapi harus berani pula untuk
dilupakan.

Jakarta, t hli zooT

'nirrrr#@
Inspektur Jenderal Polisi (Purn)

tx
.,1,..i :?

ri{Wtt
.r{!,
i1=; :..;diJ
SAMBUTAN
*'e *" *" KAPOLRI

Assalamu'alaikum Wr. Wb.


Salam sejahtera bagi kita sekalian

{,9 arilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang


i " i Uuhu Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya, dengan
terbitnya buku Ensiklopedi Kapolri, sebagai salah satu
rangkaian sejarah yang menguraikan tentang apa yang pernah
diungkapkan, dilakukan, dan dituliskan oleh seorang Kapolri,
ketika masih kecil hingga beranjak dewasa, selama meniti
kariernya menjadi anggota Polri dan pada saat memegang
jabatan sebagai pucuk pimpinan tertinggi di tubuh Polri yang
kita cintai ini.
Ensiklopedi Kapolri ini menjadi suatu informasi dan pengetahuan yang
pentingbagi Polri dan juga seluruh masyarakat Indonesia, mengingat sejakperjuangan
dalam melahirkan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia ini, Kapolri melalui
kepemimpinannya telah membawa Polri mengiringi dan ikut memberi warna pada
dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara melalui tugas-tugasnya dalam
memelihara kamtibmas, menegakkan hukum, melindungi, mengayomi, dan melayani
masyarakat.
Melalui kepemimpinan seorang Kapolri, kita bisa melihat bagaimana Polri
berkiprah, berinteraksi dengan setiap aspek kehidupan masyarakat, mengalami
berbagai perubahan dalam format kehidupan bernegara, dan lain sebagainya.
Walaupun pergantian seorang Kapolri akan terus terjadi, gaya kepemimpinan
ataupun kebijakan-kebijakan selama seseorang menjabat sebagai Kapolri akan tetap
ada dan dikenang bersama Polri yang akan tetap hidup dan mewarnai kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara ini. Ada satu poin yang perlu dicermati berkaitan

XI
dengan keberadaan Kapolri ini adalah apa yang telah dilakukan seorang Kapolri
selama perjalanan hidupnya hingga akhir kariernya di Polri, akan menjadi pelajaran
Can memberikan inspirasi berharga bagi generasi muda. Oleh karena itu, dengan
terbitnr-a buku ini, diharapkan hal tersebut tetap tertulis dengan rapi, mudah untuk
dikenang dan dipahami serta dapat dijadikan referensi bagi seluruh anggota Polri
dan masl'213ft21.
Menurut pandangan saya, hal utama yang ingin disampaikan di dalam buku
:ni adalah di zaman apa pun dan siapa pun pucuk pimpinan Polri akan selalu berusaha
-ieras menjadikan Polri makin maju dan makin baik lagi ke depan. Hal ini tentunya
diiirvai dari suatu keyakinan bahwa jabatan Kapolri adalah suatu amanah. Sebagai
amanah, jabatan tersebut akan mengandung konsekuensi pertanggung-jawaban yang
't'esar. tidak saja kepada diri sendiri, keluarga, masyarakat ataupun kepada hukum,

,etapi juga kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, Yang Maha Mengetahui segala apa yang
-ita pikirkan dan kita lakukan.
Di samping itu, buku ini juga ingin memberikan suatu makna yang
:llendalam dan pesan moral yang kuat bagi penerus Polri dan masyarakat, bahwa
riia krta menanam kebaikan, maka kebaikan pula yang akan kita terima. Bila hari
rni kita menanam kebaikan tersebut, maka yakinlah bahwa kebaikan pula yang
..kan kita terima pada esok hari. Namun, seandainya kita mungkin tidak merasakan
iebaikan tersebut secara langsung, kita harus percaya bahwa ke depan anak, cucu,
jan generasi penerus kita akan merasakan kebaikan itu. Komitmen kita semua
:ntuk menjalankan pesan ini merupakan kunci utama membentuk "Polri yang
bermoral, profesional, dan modern serta dipercaya rnasyarakat dalam
melaksanakan tugas-tugasnya".
Demikianlah sambutan saya. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa
:ilelindungi kita semua dalam melaksanakan tugas dan pengabdian kita untuk
iepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.

Sekian dan terima kasih


\Vassalamu'alaikurn Wr. Wb.

Jakarta, r Juli zooT

ANTO
DAFTAR ISI

SAMBUTAN PANITIA V

SAMBUTAN KAPOLRI Xi
DAFTAR ISI xiii

BAB I PROLOG

BAB II LATAR BEI-A.KANG KELUARGA DAN


MASA KANAK-KANAK J/

2.r Latar Belakang Keluarga 39


z.z Masa Kanak-Kanak ............. 42

BAB III MASA SEKOLAH 45


3.1 Masa Sekolah Dasar (Holland-sch Inlandsche School) ....... 47
3.2 Sekolah Menengah Pertama
(Meer Uitgebreid Lager Ondetwi's) .............. 49
3.3 Sekolah Menengah Atas
(Algemeene MiddlebareSchool) 51

3.4 Kuliah di Perguruan Tinggi 52

BAB IV DARI AKADEMI KEPOLISIAN SAMPAI KAPOLRI 55


4.i. Menjadi Polisi ZamanJepang 57
4.2 Menjadi Angkatan Laut 59
4.3 Menjadi Polisi Kembali 6o
4.4 Bertugas sebagai Kepala Bagian Reserse Kriminil
(Reskrim) Sumatra Utara 6z

xiii
ErsrrLopEDr KapoLRr x JENDERAT Portst Dns. Hoe ceNc lvlN SnNToso

BAB V SEBAGAI KAPOLRI 69

5.1 Dilantik sebagai Panglima Angkatan Kepolisian


(Pangak) 71.

5.2 AKRI Berubah Menjadi POLRI 77


5.3 Menangani Isu Besar Sum Kuning ............... Bg

5.4 Menuntaskan Kasus Rene Louis Coenrad 95


5.5 Menjerat Robby Tjahjadi 97
5.6 Menangani Pemberontakan Polisi di Irian ro4
5.7 Kasus Topi Pengaman (Heim) ............... 106

S.B Diberhentikan dari Kapolri ................ 11o

KATALOG MEDIA MASSA DAN KEPUSTAKAAN 119

A. Media Massa t21.

B. Kepustakaan ......... 131

C. Dokumentasi Rekaman Kaset Wawancara ............... 732

xtv
lf

L
.[

li
..s';ry
BAB I

PROLOG

& enderal Polisi Drs. Hoegeng Iman Santoso adalah salah satu
* putra terbaik yangdimiliki oleh bangsa Indonesia.
:ii
Ia merupakan Kapolri ke-V yang dilantik pada r Mei
t968 menggantikan Panglima Angkatan Kepolisian (Pangak)
Jenderal Polisi M.Ng. Soetjipto Joedodihardjo.' Hoegeng
Iman Santoso lahir pada 14 Oktober tgzt di Kota Pekalongan,
Jawa Tengah.' Hoegeng adalah putra sulung dari pasangan
soekario Kario Hatmodjo dan oemi Kalsoem. Dua adik Hoegeng adalah perem-
puan, yaitu Titi Soedjati dan Soedjatmi (meninggal sewaktu kecil).
Nama pemberian ayahnya adalah Iman Santoso.3 Selain nama itu, ada
beberapa nama yang diberikan padanya, di antaranya Abdul tcfi/pemberian
teman Arab ayah, yang peramal, Hoegeng Iman Soedjono pemberian Eyang
Putri dan Hoegeng Iman waskito pemberian nenek buyrrt, ibu dari Eyang
Putri.+

r. Pelopor Baru, 15 Mei 1968; Kompas, 16 Mei 1968


z. Kompas, 16 Mei 1968; Tempo, zz Agustus rggz; Kompasnef, B Mei zoo6; Gatra.Com, 14 ,I:uIi zoo4
menyebutkan bahwa Hoegeng Iman Santoso lahir di Pekalongan 14 Oktober t9zr.
3. Lihat Aris Santoso dkk: Pak Hoegeng Polisi Profesional dan Bermartabat, Adrianus Noe Center dan
Lembaga Penghargaan Hoegeng, Jakarta zoo4. Sesuai dengan penuturan putranya di sana disebutkan
bahwa beliau lebih senang disebut Hoegeng, sebab nama "Iman Santoso" itu terasa berat karena ia berarti
harus selalu "kuat iman" dan mampu menghadapi berbagai macam godaan, dan akan ia buktikan sampai
akhir hayat, bahwa "iman" beliau benar-benar sentosa. Mengenai hal ini berbeda dengan yang tertulis di
dalam buku Hoegeng. Polisi: Idaman dan Kenyataan, di sana disebutkan bahwa nama asli pemberian
ayah adalah Hoegeng Iman Santoso, bukan Iman Santoso.
4. Beberapa media massa seringkaii berbeda-beda dalam penulisan nama Hoegeng, lihat misalnya surat
kabar Angkatan Bersenjatatanggal 4 Juli t965 menulis: Drs. Hoegeng Imam Santoso, Kompos tanggal 16
Mei 1968 menulis Drs. Hoegeng Iman Santosa, HarianAbadi,3o Mei 1969 menulis: Drs. Hoegeng Iman
Santoso, Bertra Iudha, 13 Agustus 1970 menulis: Drs. Hoegeng Iman Santoso, majalah Ternpo, zz Agustus
r99z menulis Drs. Hoegeng Iman Santoso.
ENsrrLopEDr KapoLRt ,i JENDERAT Portst Dns. HorcENc lvan Sr'Nroso

Ayah Hoegeng, Soekario Kario Hatmodjo adalah seorang pegawai (amb-


tenaar) Pemerintah Hindia Belanda yang memulai karier dari bawah, Jaksa di
Lendraad (Pengadilan Negeri) Pekalongan, berasal dari Tegal, dan putra kedua
Eyang IGkung Sastro Hatmodjo, Asisten Wedana Bojong l(awedanan Bumi
Jawa, Tegal, yang merupakan keturunan ningrat Mataram lGnjengArio Poerbo
Mandoera di zaman Perang Diponegoro (r$z5-r$3o). Ibu Hoegeng, Oemi
I(alsoem, berasal dari Pemalang, anak bungsu dari Suro Hatmodjo, Wedana di
Distrik (Kawedanan)Banjar,Afdeling (Kabupaten) Tegal. Jadi, dapat dikatakan
bahwa Hoegeng berasal dari keluarga ambtenoar (pegawai Pemerintah Hindia
Belanda), atau dikenal sebagai keluarga ningrat.
Meskipun dilahirkan di lingkungan keluarga ambtenaar, tetapi perilaku
Hoegeng kecil tidak menampakkan kesombongan, bahkan ia bergaul dengan
anak-anak dari lingkungan biasa atau rakyat. Dalam berhadapan dengan orang
lain, sikap Hoegeng tidak dipengaruhi oleh ningrat tidaknya seseorang.
Ketika berumur lima tahun, ayah Hoegeng yang menjabat sebagai Jaksa
Pengadilan Negeri dipindahkan ke kota Pemalang dan tinggal di rumah Eyang
Putri, ibu dari ibu Hoegeng. Rumah tersebut berada di sebelah selatan pendopo
Kabupaten Pemalang, tepatnya di Desa Mulyoharjo Pemalang'
Tidak lama tinggal di kota Pemalang, ayahnya dipindahkan lagi ke
kota Pekalongan dengan kenaikan pangkat dari Jaksa menjadi Hoofd Jaksa
(Inlandsch Officer uan Juctitie), sedangkan jabatannya adalah Kepala Kantor
Kejaksaan di wilayah Keresidenan Pekalongan yang membawahi Kabupaten
(Afdeling) Tegal, Brebes, Pemalang, dan Pekalongan.
Masa kecil Hoegeng diwarnai dengan kehidupan yang s6derhana
karena ayah Hoegeng tidak punya tanah dan rumah pribadi. Untuk itu, ia
selalu menyewa rumah yang lumayan besar untuk menampung keponakan
serta kerabatnya. Pindah-pindah rumah kontrakan itu ada hikmahnya
buat Hoegeng, yaitu memungkinkan mengenal lebih baik seluk-beluk
kota kecil Pekalongan. Di samping itu, meskipun ayah Hoegeng adalah
seorang pegawai Pemerintahan Hindia Belanda yang cukup sukses dalam
berbagai hal, sampai meninggal ia tidak sempat mempunyai tanah dan
rur.nah pribadi.
Hoegeng dididik dalam keluarga yang menekankan disiplin cara hidup.
D- dalam kehidupan sehari-hari, ayahnya selalu makan siang di rumah. Dan
:lak-anakn,va harus hadir, tetapi tidak diizinkan makan bersama ayahnya.
-{-.':hnva bermurah hati, ia banyak cerita dan memberi nasihat.
Bre I l:l Pnoloc

Hoegeng Iman Santoso pada tahun tg27 mastk sekolah di Kelas I


Hollandsch Inlandsche school (HIS) setingkat sD di pemalang. Ketika baru
saja naik Kelas II, Hoegeng dipindahkan ke HIS Pekalongan, mengikuti ayahnya
yang dipindahkan ke Pekalongan, dan tinggal di Kampung poncol.
Setelah menamatkan HIS tahun 1934, kemudian masuk Meer tJitgebreid
Lager onderwijs (MULO) setingkat sMP di Pekalongan. Berhubung MULo
dekat loji Pekalongan, dari Poncol Hoegeng naik sepeda ke sekolah. Bahasa
pengantar di sekolah bahasa Belanda.
Pada tahun tggT Hoegeng menamatkan sekolah MULO dengan nilai
yang lumayan, kemudian masukA lg emeene Middelbare SchooI(AMS) setingkat
sMA di kota Yogyakarta dan tinggal di Jalan Kraton. Ia masuk Jurusan A II
yang lebih menekankan pada bahasa dan sastra barat.
Hoegeng pada dasarnya memiliki bakat bahasa, artinya suka bicara dan
bergaul tanpa sungkan-stmgkan dengan siapa saja, tidak peduli dari ras atau
bangsa apa. Belajar di AMS bagi Hoegeng rasanya terasa efektif, maklumlah di
sana Hoegeng belajar bahasa Belanda, Inggris, Jerman, prancis, dan Latin.
Setelah tamatAMS tahun r94o, Eyang Putri lebih menginginkan Hoegeng
masuk osvlA di Surabaya agar nantinya menjadi pamong pemerintahan,
seperti wedana dan bupati. Tetapi, Hoegeng memilih masuk ke RHS di Batavia.
Pada tahun rg4o, Hoegeng berumur 19 tahun melanjutkan kuliah di Recht Hoge
School (RHS) Sekolah Tinggi Hukum di Batavia.
Tutupnya RHS di Batavia membuat Hoegeng menganggur dan kembali
ke Pekalongan. Ketika di Pekalongan terbuka pula lowongan buat pemuda-
pemuda Indonesia lulusan MULO untuk'memasuki suatu kursus polisi.
Dengan semangat Hoegeng melamar, dan membayangkan bisa langsung jadi
perwira kepolisian dengan pangkat Inspektur Polisi karena dirinya alumni
AMS dan drop out RHS. Hoegeng memasuki Kursus Polisi I(eresidenan
menggantikan rr orang Inspektur Polisi orang Belanda dan Indo yang berada
dalam tahanan.
Ternyata Kursus Polisi di Pekalongan itu hanya sebuah kursus Hoofd
Agen Polisi, dua tingkat di bawah pangkat Inspektur Polisi Kelas II. Setelah
berjalan kurang lebih 3 sampai 6 bulan, ia tamat dari sana dan tidak berijazah,
tetapi langsung diberi pangkat Junsa Butyo, setingkat di bawah Hoofd Agent
Kelas II
pada zaman Belanda atau di bawah Ajun Inspektur Polisi Kelas II
di zaman RI. Bagaimanapun juga, sekolah polisi di pekalongan adalah salah
satu produk sekolah kepolisian zaman Jepang yang kemudian sebagian besar
EHstrLoPEDt Kapornr x JENDERAT Portst Dns Horcenc lveN S'qNToso

siswanya berkembang menjadi penuira-perwira elite I(epolisian RI gelombang


pertama, di antaranya Soemalto menjadi Wakil Kepaia Kepolisian Negara R[.
Pada usia 21 tahun Hoegeng bekerja di kantor Jawatan Kepolisian
Keresidenan Pekalongan. Kemudian, melanjutkan pendidikan untuk kader po-
lisi tinggi kepolisian di Sukabumi. Setelah mengikuti pendidikan di Sukabumi
dengan pendidikan yang lebih lama, Hoegeng turun pangkat menjadi Bintara
(Minarei Junsa-Butyo) dan ditempatkan di Kantot Chiang Bu (Keamanan)
kota Semarang.
Pada tahun 1945, setelah ditimbang-timbang Hoegeng meninggalkan
Jawatan Kepolisian kemudian melapor pada M. Natzir di Yogyakarta dan
bergabung dengan Angkatan Laut. Yogyakarta pada waktu itu sebagai ibu kota
RI. Adalah perkara biasa pada waktu itu, seorang anak muda pindah-pindah
dari kesatuan satu ke kesatuan yang lain, lebih-lebih kalau ia mempunyai
senjata. Apalagi kalau senjata itu diperoleh sendiri, misalnya, didapat dengan
cara merampas dari serdadu atau gudang senjata Jepang.
Sebenarnya, waktu di Yogyakarta ini pertama kali Hoegeng bertemu
kembali dengan R.S. Soekanto yang memangku jabatan Kepala Kepolisian
Negara Republik Indonesia yang pertama (kemudian diganti Panglima Angkat-
an Kepolisian lalu Kapoiri). R.S. Soekanto adalah salah seorang gurunya pada
waktu zaman Jepang di Sekolah Kader Tinggi Polisi di Sukabumi. Karena sikap
R.S Soekanto yang kebapakan, dan Hoegeng merasa malu karena kepolisian
Indonesia masih berantakan dan perlu dibenahi dan dikembangkan, pada tahun
1946, akhirnya Hoegeng memutuskan kembali ke kepolisian.
Hoegeng keluar dari Angkatan Laut dan bergabung kemb'ali dengan
jajaran kepolisian di Yogyakarta sebagai mahasiswa tugas belajar Akademi
Kepolisian di Mertoy'udan dengan pangkat Inspektur Polisi I(elas II. Pada z7
Desember rg+g ditakukan penyerahan kedaulatan ke tangan Republik Indonesia.
Hoegeng sekeluarga pindah ke Jakarta. Di Jakarta Hoegeng berfungsi rangkap.
Di satu pihak sebagai mahasiswa Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK),
dan di pihak lain sebagai polisi juga. Hoegeng merupakan mahasiswa PTIK
angkatan pertama.
perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian semula namanya Sekolah Polisi Negara

Bagian Tinggi yang diresmikan r7 Juni 1946 di Yogyakarta, tetapi kegiatan kuliah
pertama dimulai r Juii 1946 di Mertoludan. Perguruan tinggi ini boleh dikatakan
hanya bermodal pertama idealisme untuk mendapatkan tenaga-tenaga polisi
Indonesia yang profesional dengan memiliki wawasan pengetahuan akademis
Bre I s Pnoroc

yang cukup. Stafpengajar pertama yang dapat dikatakan dasar PTIK adalah para
guru besar dan dosen di Mertoyrrdan, antara lain prof. Dr. Mr. Soepomo, prof. Mr.
soenario Kolopaking, Prof. Mr. Djoko soetono, prof. Dr. prijono, R.M. Soekanto,
Ki Hajar Dewantara, Gamino, dan Broto Murdokusumo. pada 9 Febntari t947
ditetapkan susunan Guru Besar yang diketuai prof. Soepomo dan Soebarkah
sebagai Sekretaris. Pada Mei 1947 disahkan Peraturan Dasar (Statuta) Akademi
Polisi dan dengan SK Kepala Kepolisian Negara diangkat Dewan Kurator. I(etua
Dewan I(urator adalah Sultan Hamengkubuwono IX, dengan anggota Menteri
Dalam Negeri, Menteri Kehakiman, Jaksa Agung, dan Gubernur Jawa Tengah
Mr.wongsonegoro. Kemudian, dalam rapat gabungan antara pimpinan Jawatan
I(epolisian Negara dan Dewan Kurator 4 Juli r95o Akademi Polisi diganti menjadi
Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIIQ, dan Hoegeng termasuk salah seorang
yang menciptakan lambang PTIK. Selain itu, Hoegeng juga menciptakan lambang
Kepolisian RI, yaitu lambang Mobiele Brigade (Mobrig).
setelah lulus dari PTIK angkatan pertama pada bulan Novembe r tgs2,
Hoegeng ditugaskan pada Jawatan I(epolisian provinsi Jawa Timur pim-
pinan Soekarno Djojonagoro di Surabaya sebagai Wakil Kepala Direktorat
Dinas Pengawasan Keselamatan Negara (DPKN) dengan pangkat Komisaris
Polisi Kelas I. setelah beberapa bulan di Jawa Timur, Hoegeng diangkat
sebagai Kepala DPKN di Komdak Jawa Timur.
Pada awal tahun 19s6 Hoegeng dipanggil ke Jakarta bertemu dengan
Direktur Reskrim Mabak, Soelaiman Effendy dan mendapat penjelasan tentang
perlunya negara melakukan tindakan pembersihan besar-besaran di Sumatra
utara. Kemudian, disepakati menunjuk Hbegeng untuk ditugaskan di Medan
sebagai Kasi Reskrim Kantor Polisi Provinsi Sumatra Utara, sebuah wilayah
kerja yang dimitoskan sebagai 'tuilayah test case'yang berat di Indonesia
dengan harapan mampu memberantas korupsi, penyelundupan, dan perjudian,
dengan pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi.
Pada bulanoktober 1959 Mabak menunjuk Hoegeng untuk mengikuti
pendidikan Brimob di Porong, Jawa Timur. Lama pendidikan satu setengah
bulan, kemudian Hoegeng kembali ke Medan. Tidak lama kemudian, pada
tahun 1959 Hoegeng dipindahkan ke Kepolisian Komisariat Jakarta Raya,
sebagai Kasi Reskrim Kepolisian Komisariat Jakarta Raya menggantikan
AKBP Soetrisno. Berhubung serah terima jabatan Hoegeng dengan Soetrisno
belum dilakukan, maka suatu hari Hoegeng menghadap Menteri pangak yang
baru Soekarno Djojonagoro dan dikeluarkan keputusan baru ia ditarik ke
ENstrLopEDt Kapornt o JENDERAT Por st HoeceNG lP1 AN Sanroso

Direktorat Mabak pada 9 Januari tg6o. Kedudukan Hoegeng lebih tinggi,


II
tetapi sebenarnya masuk kotak dan hal ini berlangsung selama setahun.
Pada r9 Januari 196r Menko Keamanan Nasional/Panglima Angkatan
Bersenjata, Jenderal TNI A.H. Nasution mengangkat Hoegeng sebagai Kepala
Jawatan Imigrasi banyak membenahi prosedur kerja sama yang baik antar-
instansi. Tugas Hoegeng sebagai Kepala Jawatan Imigrasi cukup lama, ke-
mudian mengundurkan diri di bulan Juni 1965.
Atas usulan Sri Sultan Hamengkubuwono IX pada 19 Juni t965 di Istana
Negara, Hoegeng Iman Santoso diangkat oleh Bung Karno sebagai Menteri
Iuran Negara. Ketika Hoegeng menjadi Menteri Iuran Negara, Indonesia sedang
mengobarkan "Ganyang Malaysia" atau sedang menjalankan "Politik Konfrontasi"
dengan Malaysia. Hoegeng diangkat sebagai Menteri/Sekretaris Kabinet Inti pada
z6 Maret 1966 dengan tugas melakukan persiapan rencana rapat para anggota
Presidium Kabinet Dwikora.

Hoegeng saat dilantil<


menjadi Menteri luran
Negara, l9 Juni 1965

Setelah tiga bulan menjabat sebagai Menteri/Sekretaris Kabinet Inti,


pada 3 Agustus r.966 keluar SI( Presiden yang memberhentikan Hoegeng da-
ri Jabatan Menteri/Sekretaris Kabinet Inti dan mengangkat sebagai Deputi
Menteri Muda Panglima Angkatan Kepolisian Urusan Operasi dengan tugas
meiakukan koordinasi dan supervisi Brimob, Korps Perairan dan Udara, Di-
rektorat Tugas Umum, dan Direktorat Lalu Lintas. Namun, sejak tahun 1967
fungsi Hoegeng adalah memegang pimpinan harian dan pengendalian Urusan
Operasi Kepolisian.
pada r. Mei 1968 pangkat Hoegeng dinaikkan menjadi l(omisaris Jenderal

Polisi. Belum satu buian sejak kenaikan pangkat, pada 15 Mei 1968 Hoegeng
dilantik menjadi Panglima Angkatan Kepolisian RI dengan Inspektur Upacara
Bre I " PnoLoc

Jenderal TNI Soeharto. Adapun Wakil Pangak adalah Inspektur Jenderal Polisi
Tengku Aziz. Pengangkatan Pangak baru ini menggantikan Pangak yang lama
Jenderal Polisi M. Ng. Soetjipto Joedodihardjo. Pelantikan tersebut dilakukan
di Parkir Timur Senayan disaksikan oleh panglima angkatan lainnya dalam
suatu upacara kebesaran militer.
Bertepatan dengan peringatan HUT Bhayangkara I Juli 1969 de-
ngan Keputusan Presiden Nomor 5z Tahun 1969, Presiden soeharto telah
menetapkan kedudukan organik dan tanggung jawab Kepolisian Negara RI
sebagai unsur ABRI dalam Departemen Pertahanan dan Keamanan. Hal ini
berarti terjadi perubahan penyebutan Angkatan Kepolisian Republik Indonesia
(AKRI) menjadi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).
Dalam Keputusan Presiden itu dinyatakan bahwa dengan tidak
mengurangi kedudukannya sebagai Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
seperti yang dimaksud dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor r3 Tahun 196r
digunakan kembali sebutan I(epolisian Negara RI, yang selanjutnya disebut
Polri. segala hal ihwal mengenai personel, material, keuangan, administrasi,
dan peralatan dalam arti yang luas bagi Kepolisian RI diatur dan diintegrasikan
dengan AD, AL, AU dalam peraturan-peraturan pokokyang sama bagi keempat
angkatan.
Tentang tugas dan tanggung jawab Kepolisian Negara RI, dalam Kepu-
tusan Presiden Nomor 5z Tahun 1969 itu dinyatakan, bahwa Kepolisian RI
bertugas dan bertangung jawab sebagai penegak hukum, terutama di bidang
keamanan dan ketertiban masyarakat, sesuai dengan ketentuan dalam
Undang-Undang Pokok Kepolisian
Dengan keputusan Presiden itu, sebutan Panglima Angkatan I(epolisian
dihapuskan, diganti dengan sebutan Kepala Kepolisian Negara RI. Akan tetapi,
sebagai unsur ABRI, Kepolisian RI tetap dalam lingkup ABRI dan sederajat
dengan AD, AL, dan AU.
Dengan ditetapkannya Keputusan Presiden No. 5z Tahun 1969 ini, yang
berlaku sejak r Juli 1969, I(eputusan Presiden Nomor z9o Tahun 1964 dinyatakan
dicabut dan tidak berlaku lagi. Berkaitan dengan itu ialah statement Hoegeng
selaku Kapolri dalam Pidato Hari Bhayangkara, antara lain: "Kembali kepada
fungsinya sendiri seperti yang telah diserukan oleh Presiden dalam tahap
pembangunen sekarang memong pada hakikatnya menjadi kehendak uaktu,
oleh karena dengan memenuhi tugas sesuaifungsinya masing-masing, secara
langsung sudah menciptakon suosono yang fauourable bagi pembanqunan.
ENSTXLOpEDT KapOr-nr x JENDERAT POTLST DnS. HOeCeNC ltvnr SLNToso

Fauourable karenr mosing-mosing aparatur yang telah sldar okan tugas


keuajibann7o sesuai dengan fungsi dan uewenong sendiri-sendiri tanpa
nlencampuri urusan-uruson aparotur lain, baik dctlam tugas' orgonisosi'
slaftrs maupun sool-sool intern lainnya, mengokibotkon tidak adanya
ke sintp ang siur en di dalam prosedur fung si
p enA eleng g or aon. Kemb ali kepada

ser?cJiri bagi Polri herus ditafsirkan ogor kepada Polri diberikan kesempatan
s ep entLhny o untuk menj alankon opa A ong mutlak w ajib dilaksanakon sebog oi

penegak httkum den inti penyelenggor7on kamtibmas, AOng baginya perlu


peningkotan kemampuan dalam bidang pengusutan perkara-perkara dan
p e ntb erian public seruice polisionial..."
Strategi Kepolisian Indonesia yang tecermin pada saat itu adalah
bahu-a Kepolisian Indonesia kembali ke fungsi pokok kepolisian, tidak
mencarnpuri urusan angkatan lain di jajaran ABRI. Ketika itu Pangak
Korien Polisi Drs. Hoegeng sendiri mengatakan bahwa ia tidak setuju
adanr-a pemisahan Angkatan Kepolisian dari ABRL5 Pangak Hoegeng juga
nteminta agar angkatan lain tidak campur tangan dalam urusan Kepolisian
Indonesia. Peristiwa ini menjadi tonggak sejarah bahwa Kepolisian
Indonesia "kembali kepada fungsinya".
Selama kepemimpinan Hoegeng dalam Kepolisian Republik Indonesia
terdapat beberapa kasus besar yang pernah ditangani, antara lain kasus Sum
r:tu.r.ng, yaitu kasus perkosaan yang menimpa seorang warga Yogyakarta
b e rnama Sumarij em yang dilakukan oleh beberapa orang anak p eng gede' Kasus
ini menggelinding bagai bola salju karena kepolisian dinilai lamban menangani
sehingga Presiden Soeharto ketika itu terpaksaturun tangan dengan membentuk
Tim Pemeriksa Pusat (Teperpu)/Kopkamtib.
Kasus besar kedua adalah menangani kasus Rene Louis Coenrad, yaitu
kasus pertandingan sepak boia persahabatan antara kesebelasan ITB dan
kesebelasan AKABRI I(epolisian pada 6 Oktober 1g7o yang berakhir ricuh'
Kericuhan itu sendiri berianjut dengan terjadinya penembakan oleh seorang
taruna Akpol kepada Rene Louis Coenrad seorang mahasiswa ITB yang
berujung pada kematiannya. I(asus ini menjadi besar karena pelaku adalah
seolang taruna Akpol yang memakai senjata untuk membunuh warga sipil di
ir-rar kriminal. Hoegeng berjanji akan mengajukan kasus itu ke pengadilan.

: ,\(r/r?p.rs. zr NIei 1968. Menurut Hoegeng AI(RI sebagai salah satu Angkatan Bersenjata RI telah diberi wadah
:alzur -\BRI dengan tugasnya sendiri. Tugas inilah yang harus ditingkatkan, sehingga dapat memberihan
positil antara lain "technicel knorL) horu" dari anggota-anggota AKRI harus ditingkatkan'
.,.:r.r-Lbirngan yang

t0
Bre I t:: Pnoroc

Kasus besar ketiga adarah menangani kasus Robby Tjahyadi,


yaitu
seorang \ANI keturunan cina yang terlibat kejahatan penyelundupan
mobil
mewah senilai 716.z4g.4oo rupiah. I(asus ini menjadi
spektakuler bukan saja
karena nilai rupiah yang sangat besar untuk ukuran waktu
itu, tetapi juga karena
ternyata Robby Tjahyadi memiliki hubungan sangat dekat
dengan keluarga
cendana. Kasus ini pula yang diduga-duga oleh banyak pihak
sebagai pemicu
diberhentikannya Hoegeng sebagai Kapolri.6
Ide orisinal hasil gagasan Hoegeng yang dulu sempat
ditentang oleh bebe_
rapa pakar hukum ketika itu, tetapi kini diberlakukan
oleh I(epolisian Republik
Indonesia adalah "helm". Kewajiban memakai helm bagi pengendara
atau
pembonceng sepeda motor dimaksudkan untuk mengurangi
korban kecelaka_
an lalu lintas bagi pengguna sepeda motor.
Jenderal polisi Hoegeng diberhentikan sebagai Kapolri pada
z oktober r97r
digantikan oleh l(omisaris Jenderal Polisi Drs. Moh. Hasan. prosesi
penggantian
ini sendiri menyisakan tanda tanya tentang sebab-sebab mengapa Hoegeng
diganti, dan kontroversi mengenai masa jabatan IGpolri yang
belum habis.
Ketika itu sepucuk surat dinas dari Menhankam diantarkan ke
meja
Hoegeng. Isinya suatu pemberitahuan yang ganjil, yaitu ,,tidak
agar Hoegeng
berkecil hati" atas penunjukannya sebagai duta besar di salah
satu negara
penting di Eropa Barat (Kerajaan Belgia). Ganjil, sebab
masa jabatannya
sebagai Kapolri belum habis.T sebelumnya, Adam Malik,
Menteri Luar Negeri,
memberitahukan Hoegeng bahwa Menhankam Jenderal 1'I{I
M. panggabean
bertanya, apakah masih ada lowongan untuk duta besar. Dijawab
Adam Malik
masih ada, yaitu di Belgia.s
Kemudian, Hoegeng meminta penjelasan ke atasannya, yaitu
Menteri
Pertahanan/Keamanan Jenderar TNI M. panggabean tentang
tawaran jabatan
baru yang dipercayakan presiden kepadanya. Dari panggabean, Hoegeng
mendapat keterangan bahwa tawaran jadi dubes diajukan
karena kedudukan
Hoegeng sebagai Kapolri akan ditempati orang lain. Akan
tetapi, tidak dijelaskan

6 Bandingkan besarnya nilai penyelundupan mobil mewah


ini dengan pemberi taan'l'empo,2sseptember r97r
sebagairnana dikutip oleh Aris Santoso clkk: Pak Hoegeng polisi profesional
dan Bermartttbat,Adrianus
Noe center dan Lembaga Penghargaan Hoegeng, Jakarta
zoo.1. Di sana dikatakan bahwa dugaan paling
santer, Hoegeng diganti karena ia membongkar penyelundupan
{ir
ii mobil-mobil mervah lewat p"labr,ha'
Tanjung Priok, yang dilakukan Robby liahjadi dan l<awan*awan.
?r
ti
Keiahatan yang menyangkut uang Rpz,r
miliar itu, kabarnya meribatkan p'ra sejumlah pejabat dan perr,r-ira
.a tinggi ABRI
ii 7 Aris Santoso dkl<' Pak Hoegeng: Polisi Profesionol clan Berrnartal:at. Adrianus Noe Center clan Lenbaga
i Penghargaan Hoegeng,,Iakarta. zoo4
I
B Abrar Yusra dan Ramadhan KH, Hoegeng, Polisi: Idaman dan Kenycrtaan. pustal<a
sinar harapan.
Jakarta. 199.tr

lt
ErsrrLopEDt Kapor-nr x JENDERAL PoL Dns. HoEGENG IMAN SnNroso

mengapa Hoegeng harus diganti yang lain, sedangkan masa jabatannya belum
habis.e Hoegeng merasa perlu minta penjelasan karena sementara belum
ada

pemberhentian resmi sebagai Kapolri, tetapi sudah ada SK penunjukan untuk


jabatan lain. Hoegeng sempat berpikir, jangan-jangan ini pemecatan secara
halus. Hoegeng pada waktu itu mengharapkan penjelasan atas dasar apa masa
jabatannya sebagai Kapolri dipercepat.'n
Rupanya jawaban dari Panggabean terkesan klise, bahwa di
jajaran Dep-

hankam tidak ada lagi pos untuk perwira tinggi bintang empat' Pada akhirnya
Hoegeng juga tahu, bahwa pemberhentian ini semata-mata beleid (hak prero-
gatif) Presiden. Kalau sudah seperti itu, apa lagi yang mau didiskusikan' Di
ujung pembicaraan, Hoegeng menyatakan dengan ikhlas: "Kalau begitu, ya
sudah, saya keluar saja."1'
Karena tidak ada penjelasan yang pasti, asisten pribadi Presiden
Soeharto, Letnan Jenderal TNI Soedjono Hoemardani, yang rupanya sudah
mengetahui hasil pembicaraan Hoegeng dengan Jenderal Panggabean,
menganjurkan pada Hoegeng untuk bertemu Presiden Soeharto' Soeharto
mengusulkan supaya mau menjadi dubes, tetapi usulan itu ditolak oleh Hoegeng'
Menghadapi pemberhentian dirinya, Hoegeng maklum bahwa hal itu semata-
mata merupakan beleid Presiden sebagai Kepala Pemerintahan dan Presiden
mempunyai hak untuk itu.
Pers sudah mencium pemberhentian halus yang dikenakan pada Hoegeng
lalu memberitakannya." Memang tidak seluruh kebijakan Hoegeng sebagai
Kapolri dapat disetujui orang pers yang kritis. Namun, tindakan-tindakan
Hoegeng selalu mendapat perhatian dan simpati pers' Karena komitmen yang
sama d.emi kepentingan rakyat Indonesia, bagaimana
juga pers Indonesia pada

dasarnya menaruh harapan pada kepemimpinan Hoegeng sebagai Kapolri'

pengakuan Hoegeng kepada pers sebagaimana dimuat dalam surat kabar Kornpas,
zt
t *r.d*k"" d"*an Presiden di Cendana
September t97r. Di sana kepada pers sehabis melaporkan persiapan serah terima pada
dan sama sel<ali
hari senin, Igpolri uoegeng menegaskan lagi, bahwa penggantiannya itu tidak tiba-tiba
tidal< ada hubungannya dengan soal helm ataupun pembongkaran
manipulasi r,z miliar rupiah oleh Polri
lebih ro8 hari, dan tanggal z
baru-baru ini. "Memang sudah waktunya, sudah tiga tahun. Hari ini malah
nanti 3 tahun rzo hari", katanYa.
sebagai Kapolri sebagai-
ro Bandingkanjuga dengan pengakuan Hoegeng kepada pers sekitar masajabatannya
mana dimuat dalam surat kabar Angkatan Bersenjata, zr Oktober r97t. Dt sana
dikatakan oleh Hoegeng
bahwa pergantian tugas adalah hal yang wajar dan yang penting tugas
kepolisianjaian terus' "Masajabatan
saya sudah melebihi yang semestinya", kata Hoegeng, karena seharusnya telah berakhir tanggal r5 Mei
yang 1aiu. Dengan demikian, masa jabatan saya lebih r4zhar| kata Hoegeng menambahkan.
pak Hoegeng: Polisi Profesional dan Berrnartabat. Adrianus Noe Center dan Lembaga
rr Aris Santoso dkk,
Penghargaan Hoegeng, Jakarta. zoo4
karena sudah beral<hrr
rz Kompas,r6 September r97r. dalam "Tajuk Rencan a"-nya Kompas menulis bahwa
jabatannya yaitu tahun, Jenderal Polisi Drs. Hoegeng Iman Santoso sebagai Kepala Kepolisian
masa 3
Republik Indonesia diganti. Ini kewajaran belaka'

t2
Bee I :; Pnoloc

l=:.lng DPR bersama


: i: - Rusmin Nurjadin \
Menurut ,Ienderal Polisi Drs. Hoegeng, bahkan sebelum 7s Mei rg7t,
yakni genap tiga tahunnya ia menjabat Kapolri, ia telah melakukan "epproech,,
mengenai penggantiannya tersebut. Diakuinya bahwa Presiden telah menawarkan
jabatan baru baginya sebagai duta besar di luar negeri. "Tapi kula mboten
sanggup, sebab saya akan lebih bisa membina keluarga saya dengan baik di
dalam negeri daripada di luar negeri." Ditanya kemungkinan jabatan di Hankam,
ia hanya menjawab, "saya akan ditempatka.n d.i mana, mau drsesel-seselkenke
mana, 'kan ini sudah terlalu tinggi. Keprimen sompeaon itu.", katanya sambil
menunjuk keempat bintang emas di pundaknya. "Tapi, bagaimanapun saya akan
siap menerima tugas apa pun jika diperintahkan pak Harto',.'g
Mengenai kerja Polri setelah penggantiannya, ia menegaskan bahwa polri
akan tetap berjalan seperti sediakala. "Hoegeng seribu kali bisa diganti, tetapi
pekerjaan Polri jalan terus." Sambil menyanyi-nyanyi kecil lagu Rcmono yang
iramanya diubah-ubah, Hoegeng menambahkan bahwa "Irama memang dapat
diubah, tetapi lagunya akan tetap Ramonajuga."'o
Akhirnya, Kapolri Jenderal polisi Drs. Hoegeng, senin pagi (zo september
r97r) menghadap Presiden Soeharto di Jalan Cendana di mana dibicarakan me-
ngenai persiapan untuk timbang terima jabatan Kapolri yang akan dilangsung-

t3 Harian Abadi, zr September r97r


t4 Kornpas, zt Septentber tgTt

t3
ENsrrLoPEDt KaPolnt * Porrsr Dns. HoEGENc ltt LN SnNroso

kan z Oktober tg1l dilapangan Mabak. Sebagaimana diketahui, Kepala Negara,


dalam hal ini Presiden Soeharto telah mengangkat dan melantik Komisaris
Jenderal Polisi Drs. Moh. Hasan menggantikan Jenderal Polisi Hoegeng yang
seharusnya mengakhiri masa j abatannya t6 Mei t97 t.
Setelah pertemuan singkat dengan Presiden, Hoegeng sudah ditunggu oleh
wartawan. Hoegeng memang dikenal pejabat yang Sangat akrab dengan waltawan,
dan sangat mudah diwawancara. Rupanya pers sudah mencium rencana pengganti-
an Kapolri. Berita yang beredar adalah, akan ada rencana "peremajaan" di jajaran
pimpinan Kapolri. Pers sempatbertanya, yangterdengar adalah "peremajaan", tetapi
calon penggantinya, yaitu Komjen Polisi Drs. M. Hasan, justru lebih tua (5o tahun,
Hoegeng 49 Tahun, ed.). Tentu kalangan pers sudah menduga, memang sepertinya
ada sesuatu yang tidak terungkap, soal penggantian Kapolri pada saat ini.
Menjawab pertanyaan mengapa pergantian pada saat-saat ia berhasil
membongkar manipulasi sebesar r,z miliar, Hoegeng menjelaskan tidak ada
hubungan sama sekali. Sebab pembongkaran manipulasi itu telah selesai di-
lakukan tinggal lagi follotu up -ny a.'5
Meskipun ada pergantian pejabat bukan berarti tugas-tugas kepolisian
akan terhenti. Dalam hubungan ini sudah barang tentu Komjen Polisi Drs'
M. Hasan akan meneruskan usaha menyidik perkara manipulasi tersebut.
Untuk itu, kepada bawahan saya perintahkan untuk membantu sepenuhnya
pelaksanaan tugas Pak Hasan sebagai pejabat Ikpolri yang baru'
Tampaknya jawaban tersebut kurang memuaskan wartawan, tetapi
Hoegeng sudah kehabisan argumentasi. Hoegeng pergi dengan jeep yang
disetir sendiri, sambil membawa keharuan karena telah mengeceWakan para
wartawan, mitra kerja Polri.
Pada kesempatan lain, Hoegeng menitipkan surat kepada wartawan
yang sedang konferensi pers di Mabak Kamis pagi z3 September 7g7t dan
dibacakan oleh Irjen Polisi Drs. Katik Suroso, M.A. Dalam suratnya tersebut
tertulis, " Lup akan s elama-IamonA a seorOng Kap olri y ang b ernama H o eg eng'"
Jenderal Hoegeng dalam suratnya tersebut minta maaf karena mengecewakan
para wartawan dengan tidak bisa hadir pagi itu karena sedang menghadiri rapat
Dewan Kekaryaan Hankam yang dipimpin oleh Jenderal TNI M. Panggabean.'6

t-5 Angkatan Bersenjata, zr Oktober t97t. Di sana Hoegeng mengatakan, "Untul< itu kepada bawahan
saya
pelaksanaan tugas Pak Hasan sebagai pejabat Kapolri yang baru'
perintahkan untuk membantu sepenuhnya
I(epada wartawan diharapkan pula membantu: hendaknya melebihi bantuan yang diberikan
kepada saya"'
t6 Kompas, z4 September r97r. Dalam surat itu Kapolri juga menyampaikan permintaan maaf selama
bergaul dengan para wartawan sebagai I(apolri.

t4
Bee I Pnoloc

Proses selanjutnya adalah serah terima jabatan Kapolri, pagi hari z


oktober rg7r, dari Jenderal Polisi Drs. Hoegeng Iman santoso kepada Komjen
Polisi Drs. M. Hasan, dengan Inspektur upacara Presiden soeharto. Hoegeng
dan M. Hasan adalah satu generasi di kepolisian. sama-sama lulusan prIK,
cuma dari segi angkatan di PTIK, Hoegeng lebih senior.
Dalam upacara serah terima jabatan itu Presiden Soeharto memberikan
amanat bahwa sebagai alat negara, tugas pokok kepolisian adalah memelihara
ketertiban dalam masyarakat. Ketertiban yang sesuai dengan cita-cita kita,
yaitu ketertiban yang dinamis sebagai pendorong gerak masyarakat dalam
pembangunan. Dalam tujuan pembangunan, tersimpul hak masyarakat untuk
merasa bebas dari rasa takut atau tertekan, baik lahir maupun batin.'7
Kenapa Hoegeng diganti? Soal ini juga samar samar. Yang jelas, be-
berapa bulan sebelum kabar penggantiannya tersiar, bagian Hubungan Masya-
rakat (Humas) Mabak punya kesibukan baru: menyiarkan memo-memo I(apolri
Jenderal Polisi Hoegeng yang berisi komentar-komentarnya tentang berita
surat kabar. Di saat hampir bersamaan Hoegeng juga sedang mengadakan
pembersihan besar-besaran di tubuh Polri. Langkah-langkah itu mendapat
pemberitaan yang luas dari media massa. sebuah majalah berita Ekspres,
bahkan menjadikannya sebagai The Man of The Year tg7o. Jadi, ada yang
menduga penggantian Hoegeng itu dikarenakan figurnya yang terlalu populer
di kalangan pers dan masyarakat.
Ada pula yang menduga penggantian itu berkaitan dengan kebijakan-
nya tentang pemberlakuan kewajiban pemakaian helm bagi pengendara sepeda
motor, yang dinilai kontroversial. Seakan-al<an Kapolri yang satu ini kuwalat
karena mencoba mengurusi keselamatan orang lain. Dalam ingatan Hoegeng,
Ali sadikin, yang saat itu menjabat Gubernur DKr Jakarta, oemar senoadji
yang menjabat Menteri Kehakiman, dan Frans Seda yang menjabat Menteri
Perhubungan mendukung program ini. Tetapi, dukungan mereka tak cukup.
Hoegeng mengharapkan kerja sama dari pihak Hankam, dan ternyata ia dilepas
begitu saja.'B
Selesailah sudah pengabdian Hoegeng di kepolisian. Akan tetapi,
mengapa Hoegeng menolak jabatan duta besar? Jawabannyasimple saja. "Duta
i.
besar itu harus pintar diplomasi, sedangkan saya tidak bisa: apa yang putih saya

t7 Berita Yudha, 4 Oktober r97r


rB Aris Santoso dkk, Pnk Hoegeng: Polisi Profesional dan Bermartobat, halaman 73. Adrianus Noe Center
dan Lembaga Penghargaan Hoegeng, Jakarta. zoo4

t5
Horcenc lveN SaNroso

katakan putih. Duta besar harus juga bisa minum cocktail, sedangkan saya tak
Suka cocktcil," kata Hoegeng. Dalam kesempatan lain menurut Hoegeng yang
menyebabkan tidak diterimanya jabatan sebagai seorang duta besar di salah
satu negara bukan berarti ia membandel, tetapi karena kemampuan sebagai
seorang diplomat tidak pernah dimiliki. Selain itu, juga disebabkan oleh kondisi
orang tuanya yang tidak mengizinkan lagi, dan ditambah kedua orang anaknya
masih memerlukan bimbingan orang tua dari dekat.'q
Hoegeng menyadari bahwa dengan keputusan yang telah diambil itu
banyak sekali orang-orang membencinya, bahkan ada yang mengatakan bahwa
Hoegeng itu sok jujur dan sebagainya. Semuanya ini dianggap oleh Hoegeng
sebagai angin lalu karena apa yang telah dilaksanakan merupakan prinsip yang
tidak mungkin diubahnya.
Di dalam menghadapi kenyataan ini, Hoegeng teringat akan pesan dari
ayahnya yang mengatakan:'ycng penting dalQm kehidupan manusia adalah
kehormatan. Karene itu lakukan pekerjaan yang baik-baik dQn jangan me-
rusak nomo baik dengan perbuatan Aong mencemQrkQn"
Hoegeng secara legawa menerima penghentian dirinya sebagai Kapolri.
Namun, dia mengatakan bahwa selama bertugas dia patuh pada The Ten
commandements (sepuluh hukum) :

1. Bekerja keras merupakan suatu cara yang baik untuk membuat waktu
seefisien mungkin.
Belajarlah serajin-rajinnya untuk menambah kepandaian karena akan
memberikan hasil yang baik
Berinisiatif dalam segaia hal
Mencintai pekerjaan untuk kepuasan diri
Bekerja teliti
Bersemangat juang agar dapat mengatasi kesulitan-kesulitan
Berkepribadian dapat ditingkatkan
Menolong sesama manusia
Berpikiran demokratis untuk menjadi pemimpin
Berbuat kebaikan sebanyak mungkin
Selanjutnya, dikatakan Hoegeng, sampai kini cita-cita saya belum kesam-
paian (tercapai) agar Polri jangan sampai menjadi momok bagi masyarakat'

rg Angkatan Bersenjata, go September r97r. Di sana dituliskan dengan bersenda gurau Hoegeng mengatakan
ini termasuk seorang yang aneh l<arena kepercayaan sebagai seorang duta besar malah ditolak".
,,Saya

t6
Bre I ::r Pnoroc

Selalu memantau
situasi melalui HT

t7
Bne I p Pnoloc

untung saja, Kapolri penggantinya cukup bijak. Mereka menganugerahkan


rumah kontrakannya di Jalan Mohamad Yamin Jakarta Pusat untuk ditempati
sampai kapan pun.
Rumah itu sudah bersih dari barang-barang dinas kepolisian. Radio
handy talkie dan peralatan kerjanya ia kembalikan semua ke polri. Hoegeng
hanya punya rumah tumpangan dan uang pensiun. Kondisi menyedihkan itu
membuat iba sejumlah Kapolda bekas anak buahnya. Dimotori Mayor Jendral
Polisi Drs. widodo Budidarmo Kapolda sumatra utara waktu itu, mereka
urunan membeli mobil Holden Kingswood dan diberikan kepada Hoegeng.
Kendaraan itu menjadi mobil satu-satunya keluarga Hoegeng setelah pensiun.
Hoegeng semula menolak hadiah itu karena tidak ingin merepotkan bekas anak
buahnya. Akan tetapi, setelah diyakinkan oleh Widodo bahwa mobil itu hasil
iuran para kapolda, Hoegeng pun akhirnya mau menerima.

i.

.l

Tidak lama kemudian Kapolri Jenderal polisi Drs. Mohamad Hasan


datang lagi dan menyerahkan rumah yang di Jalan Moh. yamin itu kepada
Hoegeng. Dia mengatakan "Geng, ini sebagai penghargaan dari kepolisian,
maka rumah ini sudah dibeli Polri dan sekarang Polri menyerahkannya kepada
Mas Hoegeng".

t9
EnsrrLoPEDt KaPoLRl !, JENDERAL Hoece nc lvnn Snlroso

Prinsip hidup Hoegeng telah diamini oieh keluarga besarnya' Artinya,


risiko hidup jujur yang berakibat hidup sulit tidak menjadi soal bagi mereka'
Hidup dengan dibiayai uang pensiun seorang Kapolri, memang cukup membuat
repot mereka. Apalagi usaha toko bunga yang sebelumnya pernah dirintis
Meri
jabatan yang cukup
telah lama ditutup lantaran Hoegeng saat itu memegang
penting di pemerintahan. Sebelum Hoegeng menjabat Kepala Jawatan Imigrasi,
Meri mencoba merintis toko bunga di rumahnya. Dagangannya laris' Namun,
setelah Hoegeng diangkat, toko itu diminta untuk ditutup'""
Hoegeng dan Meri akhirnya terus menekuni hobinya melukis yang
ternyata bisa menghasilkan sejumlah uang yang bisa membantu untuk men-
cukupi kebutuhan keluarganya. Lukisan keduanya cukup apik. Keduanya
pelukis naturalis. Mereka senang melukis bunga dan orang'
Karya Hoegeng cukup banyak. Dia pernah menggelar pameran lukisannya
di Jakarta dan Medan. Darah seninya ini juga mengalir ke anak perempuannya,
Reni. Bahkan, Reni mendalami seninya di ITB, Bandung. Hingga saat ini,
ia

cukup dikenal di kalangan pelukis perempuan Indonesia'


juga
Dalam tubuh Hoegeng mengalir darah seniman. Selain pelukis, ia
piawai dalam bermain drama radio dan juga menyanyi. Sementara Meri adalah
penyiar radio militer. Sewaktu bertugas di Yo$'akarta' keduanya sempat menjadi
pemain drama radio. Lebih ser-u lagi, keduanya pernah memainkan drama kisah
Atas
cintaSaidjah danAdindc. Hoegeng menjadi Saidjah dan Meri sebagaiAdinda.
permintaan Bung Karno, drama itu dibawakan di RRI Yograkarta. Lebih seru lagi,
kisah layar itu ternyata berlanjut di luar layar, menjadi suami istri hingga
kini' Dia
paling senang berhumor di radio. Dia perrrah diberi wal..tu siar oleh Trijai'a FM untuk
mengelola bincang-bincang. Hobi yang satu ini tidak dikembangkan lebih
lanjut' Be-

da dengan hobi bernyanyinya. saat menjadi Kapolri, Hoegeng aktif mengisi acara
di T\RI The HQDCtiian Seniors. Seteiah pensiun, ia masih saja dipercaya mengisi

acara itu sampai akhirnya dilarang karena Hoegeng anggota Petisi 5o.
Tetapi, yang paling menyakitkan hatinya adalah saat ia tidak diundang
lagi saat upacara Hari Bhayangkara. Itu terjadi pada 1987. Padahal, beberapa
hari sebelum peringatan Hari Bhayangkara, t Juli di tahun itu, Hoegeng sudah
mendapat undangan untuk menghadiri upacara. Sebagai mantan IGpolri,
ia

Sinar Harapan
," tth"*L"r dan Ramdhan KH, Hoegeng, Polisi: IdamcLn d.an Kenyataan, Pustaka
Jakarta rgg4.""*a
Di sana Meri istri Hoegeng mengatakan "Bapak takingin, orang-orang itu beii bunga di kios
bunga lagi, udah nggak
saya karenajabatan bapak. Sekarang setelah pensiun, saya ingin membuka toko
mungkin",

20
Bee I r pnoloc

memang selalu mendapat undangan untuk hari besar di


kepolisian tersebut.
Namun, sehari sebelum acara, tiba-tiba datang utusan
dari Markas Besar
Kepolisian RI yang meminta Hoegeng agar tidak hadir dalam
upacara karena
salah seorang tokoh tidak menghendaki kehadirannya.
Sejak itu, ia tidak pernah
diundang lagi.
Hoegeng memang sering agak ekstrem dengan kejujurannya.
contohnya,
ketika terjadi operasi Sapu Jagat, orang sipil atau eks tentara
atau polisi
diharuskan menyerahkan semua senjata yang dimiliki. Benar
saja, semua
senjata yang ada di rumah Hoegeng diserahkan, termasuk
senjata kenang_
kenangan dari sahabat-sahabatnya yang jadi hiasan dekorasi
rumahnya.
Hoegeng menyerahkan senjatanya saat perang, revorusi,
senjata hadiah
dari Kastaf Perancis, senjata pemberian Kepala polisi Jakarta
Raya bernama
Komisaris Besar polisi (Kombes. pol) Ating Natadikusumah,
dan senjatadari
Jerman serta Belanda. Dua senjata yang sering ia pakai
saat menjadi Kapolri,
Colt dan Mouser juga diserahkan.,s
Pada r J:uli t997, Hoegeng diundang oleh Kapolri Jenderal polisi
Drs.
Dibyo widodo, untuk menghadiri upacara peringatan Hari
Bhayangkara. un_
dangan itu diantar langsung oleh Jenderar porisi Drs. Dibyo
widodo ke ru-
mah Hoegeng. selain mengantarkan undangan, Jenderal Dibyo
menghadiahi
Hoegeng sebuah mobil sedan Mitsubishi Lancer warna perak
bernomor B zss
DW. "Ini pemberian dari saya kepada pak Hoegeng sebagai
rasa terima kasih
saya kepada Kapolri pertama lulusan perguruan Tinggi
Ilmu I(epolisian (prIK).
Jadi, ini harap diterima karena saya berterima kasih sekali
kepada Bapak,,kata
Dibyo seperti ditirukan Hoegeng.
Saat itu Hoegeng sempat tercengang didatangi IGpolri
sekarigus dapat
mobil baru. sebab, sejak ia "dicekal" untuk menghadiri Hari
Bhayangkara, belum
pernah ada Kapolri yang berani menemuinya secara resmi.
Hanya sekali Jenderal
Polisi Drs. Kunarto mendatanginya saat mau diangkat
sebagai Kapolri. Kunafto
datang melapor sekaligus minta restu karena ia mau menjadi
Kapolri. Hoegeng
pun memberikan restunya.
seminggu sebelum perayaan Hari Bhayangkara, datang utusan
Kapolri untuk mengukur baju seragam untuk Hoegeng dan
Hoegeng pun datang
menghadiri upacara Hari Bhayangkara di Markas Brimob I(elapa
Dua, Bogor.

z3 Tempo, tz Agustus rg9z, Di sana dituliskan bahrva di l<emuclian


hari Hoegeng menyesal clan sedih karena
karena ia tahu dari kawan-kawannya bahw'a senjata kenang-kenangan
ia., frlro saja disirnpan. ,,sekarang
saya betr,rl-betul tanpa senjata , totalhl disannecl.

2t
ErsrrLopEDl KlpoLRl e JENDERAT Portst Dns Hoecrlc lvnn Sp'NToso

Ia datang menggunakan mobil baru hasil pemberian Dibyo Widodo. Peristiwa


ini adalah yang pertama setelah Kapolri dijabat Anton Soedjarwo' Karena
setelah Anton tidak lagi jadi Kapolri, hampir semua Kapolri takut mengundang
Hoegeng datang dalam acara-acara resmi kepolisian. Setiap r Juli paling-paiing
datang surat dari Po1ri, untuk minta doa restu saja. Hoegeng sangat terharu
mendapat kehormatan menghadiri acara peringatan itu'
Semasa usianya masih 70 tahun, ia rajin bangun pagi pukul o3.15 setiap
pagl. Membuka jendela kamar, lantas olahraga sepeda yang makin ditekuni se-
telah terserang lichte stroke (stroke ringan) pada r99o.
Di waktu senggangnya, dan jika kebetulan
sedang mood, Hoegeng menggerakkan kuasnya,
melukis. Sebuah kegemarannya sej ak kecil. Selama
jadi polisi ia rajin menggambar karikatur untuk di-
publikasikan di majalah internal Polri atau untuk
koleksi pribadi. Ia selalu melukiskan dirinya sebagai
monyet Hoegeng, sebuah misteri yang hingga kini
belum diketahui maksudnya oleh anak-anaknya'
Lukisan karikatur itu ia kliping dan disimpan
rapi dalam sebuah album tua, bersama foto-foto
kenangan serta berita-berita mengenai dirinya'
Istrinya juga senang melukis. Suami-istri
ini sering melukis sama-sama dan menyanyi sa-
ma-sama. Objeknya bisa pemandangan, wanita,
anggrek, dan apa saja. Setelah disket, lukisan itu
bisa mereka selesaikan dalam satu bulan, itu pun
jika ia sedang mood dan intens.
Suatu ketika, ia pernah diminta melukis
seorang wanita. Ia bikin sketsa wajahnya, tetapi
tubuhnya ia bikin lukisan wanita dengan blus ter-
buka hingga kelihatan baju dalamnya. Uiahnya
Kegiatan melul<is
membuat si wanita menjadi marah. merupakan salah satu hobi
Kegemaran lainnya, ia senang bersendau-gurau dengan binatang piaraan- dan kegemaran Hoegeng

nya. Ia memiliki sejumlah burung, ayam dan monyet. Ia dulu pernah punya 3 ekor
orang utan. Yang diberi Laksamana Soedomo, ia namakan Soedomo dan satunya
lagi dinamakan Sri Utaningsih. Ketiga orang utan itubertahun-tahun mesra, sering
memeluk dan manja kepada Hoegeng. Waktu Pemilu ia membuatkan baju dengan

22
Bes I s Pnoloc

tulisan Golmon (Golongan Monyet). oleh Hoegeng, orang utan itu dilepas, tetapi
kemudian polisi mengejarnya hingga masuk rumah gedongan.
Hoegeng sedih karena ia harus menaati aturan bahwa binatang-binatang
itu harus dikembalikan ke hutan. Ia tidak tega saat monyet-monyet itu disuntik
oleh petugas yang datang. Kesedihannya konon lebih dalam dibandingkan saat
harus kehilangan jabatannya menjadi Kapolri. Yang bikin jengkel adalah karena
ia pernah melihat beberapa monyet di airport milik beberapa menteri.
I(ehidupan keluarga Hoegeng memang sederhana karena ia hidup
dari pensiun dan hasil lukisan. Dulu Hoegeng sempat ditawari kedudukan di
sebuah maskapai penerbangan,
tapi ditolaknya. Dan yang paling
membahagiakan Hoegeng saat ini
adalah anak dan istrinya mengerti
prinsip hidupnya yang pas-pasan.
Mereka tidak tergiur oleh rekan-
rekannya yang hidup mewah.
Setelah tidak lagi menjadi
Kepala Kepolisian Republik Indo-
nesia (Kapolri), Hoegeng tidak
lantas terserang post potaer-sAn-
drome. Meski memendam kecewa
karena tidak jelasnya alasan pen-
copotan dirinya yang mendadak, ia
tbtap menjalani kehidupan sebagai
the man on the street."4
TVRI,
:- Senlors Dalam kehidupan kesehari-
annya, kekecewaan itu tidak pernah
tecermin di wajahnya. Hoegeng pun tetap menjalani hidup dengan kesederha-
naan. Sepefti telah disebutkan, begitu acara serah terima jabatan Kapolri selesai,
Hoegeng langsung mengembalikan semua barang inventaris Mabak (mobil, pe-
ralatan radio, walkie tcrlkie, dan lainlain), kecuali rumah di Jalan prof. Mohamad
Yamin No.B. Rumah kecil dan sederhana di kawasan Menteng, Jakarta pusat,
itupun tetap bersahaja. sejak Hoegeng menjabat Kepala Imigrasi, kemudian jadi
menteri, dan menjabat Kapolri, ia tetap di rumah ini. Tidak ada tambahan barang-

z4 ArisSantoso,d]rJl.,PakHoegeng:PolisiProfesionaldanBermartabat,AdrianusNoeCenterdanLembaga
Penghargaan Hoegeng, Jakarta, zoo4

23
Er.rsrxLoPEDt x JeNornll PoLIst Dns. HoEGENG lr'reN SANToso

barang mewah. Karena sudah biasa sepefti itu, Hoegeng tidak kaget lagi untuk
kembali hidup seperti dulu dalam menghadapi masa pensiun.
Bahkan, beberapa minggu setelah menjalani masa pensiun, rumah
Hoegeng itu telah didatangi seorang pencuri yang nekad. Rumah kecil itu memang
terbuka dari depan sampaibelakang. Meski saat itu Hoegeng ada di rumah, berikut
penjaga yang tinggal di situ, tetapi sang pencuri tidak peduli. Pencuri nekad
itu memasuki kamar kerja fiuga kamar melukis) dan kamar belakang, sambil
"membenahi" radio kaset-transistor, pakaian dinas Polri, dan kemeja uniform
kesayanganHoegengyangseringdipakaipadasiaranT\rRlbersama"TheHawaiian
Seniors". Edan, ini namanya baru berita. Rumah jenderal polisi dimasuki maiing.
untuk mengisi masa pensiunnya, Hoegeng aktif mengerjakan hobi-
hobinya yang kini dapat dikerjakan dengan banyak waktu dan ketenangan,
seperti naik sepeda, melukis, menyanyi, dan main musik' Dalam soal bermain
musik dan menyanyi, misalnya, Hoegeng masih mengisi acara bermain musik
Hawaiian di Radio Elshinta dan TVRI. Grup musik Hoegeng, Meri' dan kawan-
kawannya diberi nama Hawaiian Seniors. Bahkan, ia menjadi salah satu biduan
utamanya. Untuk urusan bermain musik dan bernyanyi ini, sebuah majalah
Berita Ekspres, di Jakarta sempat menjulukinya sebagai "the singing generol".
Hoegengpernah menjadi presenter dalam acara "Obrolan Mas Hoegeng",
yang disiarkan secara langsung oleh Elshinta setiap hari Minggu pagi, mulai
pukul o7.3o-1o.oo WIB. Sebagai partnernya dalam acara itu adalah Mas Dibyo.
"Obrolan ini menjadi top programnya Elshinta (masa itu) karena didengarkan
oleh orang banyak, dan masyarakat pun menaruh perhatian besar. Hal itu
karena kritikan-kritikannya selalu mengena.
Memang, ternyata acara "Obrolan Mas Hoegeng" itu mendapat sambutan
hangat dari masyarakat. Bukan dikarenakan pembawa acaranya adalah seorang
Kapolri, melainkan masalah yang dibicarakan selalu aktual dan dibawakan
dengan gaya bahasa yang asyik. Dalam bahasa Hoegeng sendiri, "Katakanlah
itu obrolan tentang masalah umum dalam gaya bahasa model capjay, biarpun
dicampur aduk dalam bahasa Indonesia, dialek daerah, bahasa Belanda, Inggris,
atau Jerman, tetapi rasanya enak dan mudah dicerna orang."
Tema acara 'Obrolan Mas Hoegeng' seringkali berkaitan dengan soal
keadilan dan ketertiban yang dibahas secara kelakar dan lucu. Banyak orang
yang lupa dengan misi hidupnya sehingga hidup kebendaan lebih banyak
menjadi tujuan. Mereka tidak ingat lagi anjuran Presiden Soeharto untuk hidup
prasoj o, hidup sederhana.

24
Bes I s Pnoloc

Menurut Hoegeng, di masa itu bukan sedikit pemimpin-pemimpin bang-


sa yang kehilangan wibawa oleh karena matanya silap oleh kekuasaan dan
kebendaan sehingga apa yang dinamakan rule of law dilanggar sendiri. Lantas
ke mana rakyat harus berlindung dan minta bantuan kalau harapan-harapan
rakyat menjadi makin menipis? Justru karena kemerosotan inilah Hoegeng
tidak mau tinggal diam, meskipun ia sudah tidak menjadi Kapolri lagi, sudah
menjadi the man on the street. Sebab, ia tahu benar kalau sebagian dari pim-
pinan masyarakat sudah kehilangan muka dan wibawa di mata rakyatnya,
sesungguhnya bahaya telah datang mengancam kehidupan dan keiangsungan
bangsa dan negara.
Dalam pandangan Hoegeng kritik yang dilakukan tidaklah boleh kasar
atau menyerang pribadi secara langsung. Menurut pendapatnya, kritik dengan
kelakar sehat selalu membawa penerangan yang edukatif akan membawa
manfaat yang lebih besar. Dan orang yang terkena pun akan hanya tersipu-
sipu malu. Mereka akan mengoreksi dirinya sendiri, marah kepada yang
mengkritiknya. Inilah yang dimaui Hoegeng lewat siaran radionya. Untuk
itu, ia selalu mencari bahan obrolan yang lucu dan ringan, tapi mengena.
Pengaiaman, pengetahuan, dan pergaulannya yang luas dengan masyarakat
sangat membantunya mendapat bahan-bahan obrolan tersebut.
Begitupun, di antara sekian banyak penggemar siaran "Obrolan Mas
Hoegeng" itu, ada juga yang menganggap siaran itu punya suara yang agak sinis
atau politis. Bahkan, sebagian penggemar itu menyimpulkan bahwa makna obro-
1anitu sebagai kritik pedas. Benarkah begitu? Hoegeng punya pendapat sendiri
soal sinisme itu. Katanya, soal penilaian adalah masalah yang subjektif sekali,
bergantung kepada orang yang mendengarkannya. Bagi mereka yang kurang
memahami nikmat atau maknanya humor, bisa jadi berpendapat kelakarnya
itu sebagai suatu sinisme. Dan alangkah melaratnya orang-orangnya yang bisa
hidup tanpa humor. Apalagi orang-orang yang punya kaki dengan jari-jari amat
panjang alias mudah tersinggung.
Akan tetapi, bagi mereka yang suka hidup terbuka, doyan dengan humor,
siarannya (Obrolan Mas Hoegeng) merupakan suatu kelakar yang informatif dan
juga edukatif. Sebab, dengan kelakar segala sesuatu yang sifatnya berat dan serius
dapat dipecahkan dengan kepala dingin dan suasana tidak tertekan. "Menerima
keterusterangan itu memang pahit rasanya, tapi manusia harus berani belajar
dan menerimanya," kata Hoegeng, "Buktinya, sampai detik ini saya belum pernah
mendengar adanya tanggapan negatif tentang siaran saya itu."

25
Er.rsrxLopEDr KapoLRr x JENDERAT Polrst Dns. Hoeceruc lvnt SaNroso

Di tengah siaran "Obrolan Mas Hoegeng" itu biasanya diselingi dengan


lagu-lagu Hawaiianyang dibawakan Hoegeng sendiri. Rupanya, hal itu menarik
perhatian sejumlah para pemusik Hawaian lainnya, seperti Cok Sinase, Willy
Pesik, Bram Titaley, dan Totti Soebianto. Para old cracks musik Hatuaiian
ini kemudian bersepakat membuat grup musik yang diberi nama Hawaiian
Seniors. Selanjutnya, Hawaiian Seniors pun mengisi acara secara rutin sebulan
sekali di Elshinta, dan belakangan TVRI.
Rekan-rekan Hoegeng sesama polisi terheran-heran melihat kegemaran
Hoegeng menyanyi dan bermusik Hawaiian di Elshinta dan TVRI. Apalagi,
saal Hawaiian Seniors mulai tampil di televisi Hoegeng belum lama diangkat
sebagai Kapolri. "Mereka menganggap mestinya polisi itu kasih kesan angker
pada rakyat, kok saya malah menyanyi di televisi. Tetapi, saya justru bersikap

friendly dan ramah. Tidak perlu bersikap garang kalau tidak perlu. Polisi yang
baik bukan cuma yang pandai membentak dan memelintir kumis. Jadi, saya
tidak melihat salahnya menyanyi di televisi," kata Hoegeng.
Salah satu kebiasaan Hoegeng adalah menuliskan memo-memo berisi
informasi tentang kinerja polisi. Informasi itu umumnya berasal dari masukan
dari masyarakat kepadanya. Saat masih menjabat Kapolri sebagian informasi
masyarakat itu langsung ditindaklanjuti. Misalnya, Hoegeng pernah menya-
mar sebagai seorang hippies dan bergaul dengan para pecandu narkotik.
Hoegeng memang gemar menyamar untuk mengetahui persoalan-persoalan
sesungguhnya.
Di awal 7g7o-an itu penggunaan narkoba terutama mariyrrana di
kalangan anak muda sedang marak-maraknya. Hoegeng ingin tahu mengapa
anak muda itu menggemari mariy'uana, maka ia pun turun sendiri untuk
menyamar. Anak buah Hoegeng men)'uruhnya menyamar dan berdandan
seperti anak muda tgTo-an. Hoegeng pakai tuig gondrong, kemeja bunga-
bunga, syal di leher. Dia berjalan ke mana-mana selama berhari-hari dan
tidak seorang pun yang mengenalinya sebagai Hoegeng. Hoegeng kemudian
mendatangi beberapa tempat perkumpulan anak-anak muda di Jakarta. Yang
menggelikan, selama penyamaran Hoegeng tidak berani mencoba maril'uana.
Hoegeng selalu merokok dan bertanya macam-macam kepada anak-anak
muda itu.
Setelah pensiun Hoegeng masih rajin mengirimkan memo-memo
yang berisikan keluhan masyarakat atas kinerja polisi. Sebagian keluhan
masyarakat itu malah dibahas Hoegeng dalam siarannya di Radio Elshinta.

26
Bne I x Pnoloc

Tidak hanya dari masyarakat, Hoegeng juga kerap mendapat informasi dari
bekas anak buahnya yang masih aktif berdinas di kepolisian.
Suatu kali di awaltg77, misalnya, seorang perwira menengah polisi yang
berdinas di bagian provos melapor kepada Hoegeng tentang tindakan curang
sejumlah perwira tinggi polisi di bagian jawatan keuangan. Salah seorang
perwira di bagian keuangan itu bahkan mempunyai sebuah rumah mewah di
kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Hoegeng pun langsung menyelidiki laporan
tersebut. Ternyata benar.
Ia pun langsung menulis sebuah memo pribadi kepada Kapolri saat itu,
Jenderal Polisi Drs. Widodo Budidarmo. Isinya, antara lain, berbunyi: "Wid,
sekarang ini kok polisi sudah kaya-kaya, sampai-sampai sudah ada yang punya
rumah mewah di I(emang. Dari mana duitnya itu?"
Informasi tentang dugaan korupsi di Jawatan Keuangan Polri itu
kemudian sengaja dibocorkan Hoegeng kepada beberapa wartawan yang
dikenalnya, antara lain Panda Nababan yang saat itu sudah menjadi reporter
senior di Harian Sinar Harapan. Tidak lama kemudian "meledak" tali kasus
korupsi yang nilainya mencapai Rp 6 miliar itu di media massa. Setelah diusut,
kasus ini sampai-sampai melibatkan Deputi Kapolri Letjen Polisi Drs. Siswadji,
M.A. dan tiga perwira kepolisian.
Hoegeng merasa malu dan prihatin mendengar kericuhan keuangan di
Mabes Polri. Selaku bekas pimpinan Polri dalam usaha membersihkan aib yang
menimpa lingkungan kepolisian dengan kasus penyelewengan uang anggaran
senilai enam miliar, Hoegeng hanya bisa katakan agar secepatnya diadakan
pengusutan serta perlu kontrol dan pembeisihan ke dalam tubuh Polri sendiri.
"Selama aparat tidak bersedia dikontrol oleh siapa saja, penyelewengan
tidak akan bisa diungkapkan", kata Hoegeng. Mengenai penyelewengan
dan hidup mewah yang cukup terdapat di antara masyarakat Indonesia,
bekas pimpinan Polri yang senang dengan kesibukannya di bidang musik itu
berkomentar, "Jika mereka tidak menambah penghasilan dengan korupsi atau
pun ng g orong tidak mungkin mereka bisa bermewah-mewah. ""5
Kepada para wartawan yang mewawancarainya ketika itu Hoegeng
mengatakan, "Catat Mas, sampai sekarang gaji pegawai negeri di sini ditambah
dengan penghasilan resmi setiap bulannya, belum mampu untuk membeli
rumah mewah yang terletak di Ancol".
z5Merdeka, z Januari t978. Di sana Hoegeng menglsahkan l<erisauan hatinya terhadap kasus korupsi di
kepolisian.

27
ENStTLOpEDT Klpolnr x JENDERAT POrtSr Dns. Hoece Nc lwlN SnNTOSO

Mengenai segala bentuk penyelewengan yang terjadi di negeri ini,


Hoegeng hanya katakan,"Pokoknya Saya hanya menunggu tindakan atau
pelaksanaan dari apa yang selalu dikatakan oleh para pemimpin pada setiap
pidato-pidatonya." "seperti halnya PakWidodo (Kapolri) dalam setiap pidatonya
selalu mengatakan: akan ditindak tegas setiap bentuk penyelewengan dan
pe nl.alahgunaan wewenang".
Sebetulnya bukan bekas Kapolri Jenderal Polisi Drs. Hoegeng saja
] ang malu. Pers dan seluruh bangsa Indonesia
juga merasa malu jika masalah
manipulasi dalam tubuh Polri tidak ditangani secara tuntas. Akan tetapi, tidak
cukup melihat persoalannya dari faktor malu saja. Kita bukan satu-satunya
negara yang sedang berkembang mengalami kasus-kasus manipulasi yang
besar demikian. Itu bukan alasan untuk mengecilkan persoalannya atau pun
mendiamkannya sama sekali dengan cara menyelesaikannya secara intern.'6
Kalangan pers ketika itu menyuarakan bahwa, baik pimpinan Polri
maupun kita semuanya harus melihatnya sebagai suatu kesempatan untuk
menmsun kembali dan membangun Polri sebagai salah satu aparat negara yang
penting. Pimpinan Polri dapat keluar dari kasus manipulasi ini yang tampaknya
merupakan suatu batu ujian secara gemilang dengan sikap terbukanya dan
tindakan-tindakan tegasnya sehingga dapat merupakan contoh bagi aparat-
aparat negara lainnya.
Sebetulnya pimpinan Polri telah dibekali landasan yang kuat dalam melan-
carkan tindakan pembersihan serta pembinaan kembaii dalam tubuh Polri, yaitu
dengan dikeluarkannya pernyataan pimpinan ABRI pada 15 Desember 1978.
Pasal 3 dari pernyataan tersebut menyatakan sebagai berikut: " M ehy a-
dari pula bahua Orde Baru akQn terus mengadakan perbaikan-perbaikan,
penAempurnoon-penAempurnoan, koreksi dan tindakan-tindakan lainnya
untuk meng atasi serta menghilangkan kekurang an-kekur ang On, kelemahan-
kelemahan, peny eleut eng on-peny eleu eng an dan hambatan-hambatan y ang
masih teriadi, ogar supaya pelaksanaan pembongunan yang telah berhasil
ntemperbaiki taraf hidup rakyat banyak dapat makin ditingkatkan."
Mengingat banyaknya pernyataan yang datang dari seluruh pelosok
tanah air yang mendukung pernyataan pimpinan ABRI itu, rasanya tidak usah
diragukan lagi bahwa masyarakat ikut mendukung pimpinan Polri dalam
menjalankan tanggung jawabnya yang berat itu.

z6 Sinar Harapon, 3 Januari rg78.

28
Bna I r Pnoloc

Sampai di awal rgBo-an keluhan dan informasi tentang kinerja polisi yang
dialamatkan kepadanya masih tetap banyak. Itu membuktikan bahwa sosok
Hoegeng masih tetap dicintai rakyat dan anakbuahnya, meski ia tidak lagi men-
jabat sebagai Kapolri. Hal itu menunjukkan bukti nyata bahwa dia (Hoegeng)
adalah seorang pemimpin yang mempunyai integritas serta seorang yang dapat
diterima dan diakui sebagai pemimpin masyarakat (dalam arti luas).,2
suatu hari Soemitro Djojohadikoesoemo, teman dekat Hoegeng, akan
mengawinkan anaknya, Prabowo Subianto dengan putri presiden Soeharto,
Siti Hediati Harijadi (Titiek). Berita gembira itu ia sampaikan ke sahabatnya,
Hoegeng. Sebagai teman baik tentu saja Hoegeng ikut senang. pada kesempatan
itu sang begawan ekonomi mengutarakan kembali hasrat lamanya: ia ingin
Hoegeng nanti yang menjadi saksi dari keluarganya di hari pernikahan tersebut.
Hoegeng tak keberatan.
Suatu sore soemitro dan istri mampir di rumah Hoegeng. pasangan itu
berpakaian serba rapi karena baru pulang dari kediaman keluarga Soeharto di
Jalan cendana. wajah ayah Prabowo itu jauh dari cerah. Air mukanya keruh.
Hoegeng bisa merasakan bahwa kawannya itu tengah gundah. Apa gerangan
yang terjadi?
Kedua sahabat itu berbicara empat mata. Dengan suara kelu mantan
Menteri Perdagangan itu bertutur. Ia mengatakan cita-cita lamanya berantakan
sudah. soeharto tidak setuju kalau Hoegeng yang menjadi saksi dari keluarga
Djojohadikusumo nanti. Jangankan itu. Mantan Kapolri itu juga tidak boleh
hadir di pesta pernikahan Prabowo. Soemitro mengatakan ia sudah mencoba
sebisanya membujuk sang calon besan. Akah tetapi, hasilnya nihil. Itu sebabnya
ia masygul.
Setelah ke Hoegeng, soemitro juga mendatangi Ali Sadikin ke ru-
mahnya. Kepada Ali Sadikin ia minta maaf karena tidak bisa mengundang
mantan Menteri Perhubungan Laut dan Menteri Koordinator Maritim itu ke
pesta Prabowo nanti. Ia mengatakan telah berusaha, tetapi gagal juga. seperti
Hoegeng, Bang Ali pun mengatakan bisa maklum.

z7 Santoso, Aris. dkk. Pak HoegerLg: Polisi Profesional dan Bermartabof, Adrianus Noe Center dan lembaga
Penghargaan Hoegeng, ,Jakarta, zoo4. Di sana diceritakan Adnan Bul.ung Nasution, Advokat yang pernah
menjadi tetangga Hoegeng saat bermukim di kawasan Menteng itu menilai, "Pengakuan sebagai pemimpin
berintegritas yang diperoleh Hoegeng tersebut merupakan hasit perjuangan yang tidak pernah luntur dalam
memperjuangkan suatu cita-cita dan nilai-nilai tefientu baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun
bernegara." Dengan sikap jujur dan sederhana, kata Bu1,.ung, Iloegeng selalu berkeinginan memperbaiki
masyarakat dari kejahatan, korupsi, penyelewengan kekuasaan yang di iuar batas (ser,r.enang-wenang).

29
ErstrLoPEDt Knpor-nr tan JENDERAT Portst Das Hoecrnc lt'tr'n SnNroso

Foto dengan Meri


sebelum sakit.

30
I xr Pnoroc

Sebenarnya Hoegeng tidak terkejut mendengar dirinya ditampik


Soeharto. Ia sudah membayangkan bahwa penolakan itu akan terjadi. Kalaupun
ia kemudian terharu dan meneteskan air mata, bukan karena ia kecewa
melainkan karena menghargai kesungguhan dan ketulusan hati sahabatnya
tersebut.
Sejak menandatangani Petisi 5o
tahun rg8o Hoegeng dengan sendirinya
telah menguakkan pintu pengucilan
bagi dirinya. Tidak sekali dua saja ruang
geraknya dibatasi penguasa. Kerap
sudah, panjang daftar "tidak boleh
ini tidak boleh itu" yang secara tidak
tertulis berlaku untuknya. Tidak boleh
lagi ia mende-kat ke Polri, lembaga yang
pernah dipimpinya. Kalau Polri punya
hajat akbar ia tidak boleh diundang.
Penampilannya bersama kelompok
Hatuaiian Seniors di Radio Elshinta,
::apan teral<hir
*enlelang sakit dan TVRI berujung. Demikian juga acara
talk shou-nya di Elshinta yang berjudul
Little Thing Mean a Lot. Seseorang teiah menelepon pengelola stasiun radio
dan TV itu untuk memberitahukan ketentuan baru tersebut. Itu terjadi tahun
r99o, tidak lama setelah ia menandatangi "pernyataan keprihatinan" bersama
49 oranglainnya. Namun, bukan hanya Hoegeng yang diganjar penguasa Orde
Baru melainkan juga penandatangan Petisi 5o lainnya.
Dalam sebuah rapat Petisi 5o, Hoegeng pernah mengatakan kalau ia
mati nanti ia tidak mau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP). Ia
menyebut dirinya tidak mau sekuburan dengan para koruptor macam Taher,
pembantu dekat Ibnu Sutowo yang diadili di Singapura karena menilep uang
Pertamina.
Pada t997 pengasingan terhadap anggota Petisi 50 tertentu mulai
berkurang. JuJi 1997 mantan Kapolri Hoegeng untuk pertama kali diundang
menghadiri peringatan HUT Bhayangkara. Hoegeng datang ke perhelatan HUT
Bhayangkara ke-5r di Kelapa Dua tersebut.
Rabu 14 Juli zoo4 dinihari mantan Kapolri Jenderal Polisi Drs. Hoegeng
Iman Santoso telah menghadap Illahi sekitar pukul oo.3o WIB. Hoegeng me-

3l
ErstrLoPEDt Kapor-nr x JENDERAT Ports Dns' Horce Nc lvLN SnNToso

ninggal di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM), Jakarta. Menurut salah
seorang kerabat, sebelum meninggal, almarhum sempat menderita sakit stroke
,dan gangguan jantung. Pada t Mei, ia sempat dirawat di Rumah Sakit Polri
Kramat Jati. Ini merupakan strokenya yang kedua. Dua minggu kemudian, YanB
bersangkutan dilarikan ke RSCM karena sakit yang sama. Satu hari sebelum
meninggal, mantan Kapolri ini sempat dirawat di ruang ICU RSCM sampai
wafatnya pukul oo.3o WIB. Almarhum meninggalkan seorang istri, tiga orang
anak dan beberapa cucu.2S
Sebuah kepergian dalam usia yang panjang, yaitu menjelang 83 tahun,
tetapi sekaligus juga meninggalkan kerisauan kolektif yang panjang. Kerisauan,
bukan kesedihan karena pergi menghadap-Nya pada usia yang panjang adalah
karunia. Juga bukan melankolis, akibat perginya seorang tokoh disertai dengan
kultus individu. Yang terjadi memang sangat merisaukan sebab bersama perginya
seorang Hoegeng, pergi pulalah contoh pemimpin yang bersih dan konsisten.

Meri ziarah diTPU


Tonjong

Bersih dan konsisten inilah dua kualitas pemimpin yang sulit dihasilkan
bangsa ini. Kualitas yang sepertinya kebetulan belaka dihasilkan bangsa ini di
masa laiu. Kualitas yang seakan lahir lebih sebagai'misproducf--yaitu semacam
'kecelakaan' sejarah--yang positif terjadi di masa lalu bangsa ini'

zB Tentpo Interaktif, r4 Juli zoo4

32
Bes I x Pnoloc

Pandangan muram itu mewarnai kerisauan karena setelah Jenderal


Hoegeng sepertinya bangsa ini tidak mampu lagi menelurkan jenderal-jenderal
polisi baru yang bersih dan konsisten. Kerisauan kolektif makin menggunung
karena sejujurnya urusan bukan semata urusan polisi. Sebab, sesungguhnya
hampir dalam semua aspek kehidupan, bangsa ini mandul menghasilkan pe-
mimpin yang bersih dan konsisten.,e
Apa yang mendorong Hoegeng menjadi tokoh yang bersih dan anti-
korupsi? Barangkali pendiriannya yang ditanamkan oleh ayahnya, "yang
penting dalam kehidupan manusia adalah kehormatan. Jangan merusak nama
baik dengan perbuatan yang mencemarkan." Ayahnya tidak sekadar memberi
nasihat, tetapi bersama para sahabat ayahnya memberi teladan. Ayahnya
seorang birokrat Belanda yang sampai akhir hayatnya tidak sempat punya
tanah dan rumah pribadi.
Relevan dengan kondisi sekarang untuk merenungkan pendapat Hoegeng,
"Pemerintahanyang bersihharus dimulai dari atas. sepertihalnya orong mandi,
guAuron cdr untuk membersihkan diri selalu dimulai dari kepala.,,
Terhadap pemimpin yang kini saling berebut kekuasaan, tepat ujaran
Hoegeng, "It's nice to be important, but it's more important to be nice" . ucapan
yang sama sering dilontarkan penyiar Ebet Kadarusman. Kita tidak ingin
mengultuskan Hoegeng Iman santoso. Sebagai manusia, ia tentu memiliki
kekurangan. Namun, dalam masa transisi menuju tegaknya hukum di negara
ini, ia adalah seorang tokoh Indonesia yang patut diteladani.
Hoegeng meninggalkan sebuah bangsa yang masih bergelut dalam
masalah korupsi, kolusi, dan nepotisme. persoalannya ini telah menjadi makin
kompleks dan bahkan telah membudaya. Dalam suasana kemarau keadilan, ide
tentang keteladanan seorang tokoh bisa menjadi setitik air yang memberikan
harapan.
Polisi itu ibarat sepatu yang senantiasa dibutuhkan.sn Bila sepatu itu
kemasukan air, apakah sepatu itu akan dibuang dan kita berjalan dengan kaki
telanjang? sepatu itu dikeringkan dengan menjemurnya kalau ada yang sobek
dijahit, tetapi sepatu itu tetap diperlukan untuk melindungi kaki dari beling, paku
dan benda taj am lainnya. Persepsi seperti ini yang sebaiknya dikembangkan dalam
menghadapi berbagai tudingan terhadap berbagai kekurangan dan kelemahan

zg Media Indonesia online, t5 Juli zoo4


3o Seperti dikatakan Asvi Warman Adam dalam pengantarnya untuk buku Pak Hoegeng: polisi profesional
dan Bermartab<rt, Adrianus Noe center dan Lembaga penghargaan Hoegeng, Jakarta zoo4

33
ENStTLOpEDT KApOr_nr *: JENDERAT POrLsr Dns. HoECeNC lt'1 nN SrNroSO

polisi dewasa ini. Dalam


konteks ini pula sangat relevan
diketengahkan keteladanan
seorang jenderal polisi bernama
Hoegeng untuk dicontoh. Bukan
untuk kalangan polisi saja, tetapi
masr-arakat umum pun dapat
belajar dari kisah kehidupan Pak
I{oegeng.
Banyak hal terjadi se-
lar.na kepemimpinan Ifupolri
Drs. Hoegeng Iman Santoso.
Pertarna, Hoegeng melakukan
penbenahan beberapa bidang
\-ang menyangkut struktur or- "Bintang Maha Putra
ganisasi di tingkat Mabes Polri. Utama"

Hasilnya, struktur yang baru


lebih terkesan lebih dinamis dan komunikatif. Kedua,adalah soal perubahan na-
r-na pimpinan polisi dan markas besarnya. Berdasarkan Keppres No.5z Tahun

1969, sebutan Panglima Angkatan Kepolisian RI (Pangak) diubah menjadi


Kepaia Kepolisian RI (Kapolri). Dengan begitu, nama Markas Besar Angkatan
Kepolisian pun berubah menjadi Markas Besar Kepolisian (Mabak)'
Perubahan itu membawa sejumlah konsekuensi untuk beberapa
instansiyangberadadiKapolri.Misalnya,sebutanPanglimaDaerahKepolisian
(Pangdak) menjadi Kepala Daerah Kepolisian RI atau Kadapol Demikian pula
sebutan Seskoak meniadi Seskapol. Di bawah kepemimpinan Hoegeng peran
serla Polri dalam peta organisasi Polisi Internasional, Internationctl Criminal
Police Organization (ICPO), makin aktif. Ha1 itu ditandai dengan dibukanya
Sekretariat National Central Bureau (NCB) Interpol di Jakarta.
Sebetuinya pimpinan Polri telah dibekali landasan yang kuat dalam
rlelancarkan tindakan pembersihan serta pembinaankembali dalam tubuh Polri
dengan dikeluarkannya pernyataan pimpinan ABRI pada r5 Desember 1978.
)Iengingat banyaknya pernyataan yang datang dari seluruh pelosok tanah air
vang mendukung pernyataan pimpinan ABRI itu, rasanya tidak usah diragukan
lagi bahwa masyarakat ikut mendukung pimpinan Polri dalam menjalankan
tanggung jawabnya yang berat itu.

34
Bng I s PaoLoc

Hoegeng, atas semua pengabdiannya kepada negara, telah meneri-


ma sejumlah tanda jasa, seperti Bintang Gerilya, Bintang Dharma, Bintang
Bhayangkara I, Bintang Kartika Eka paksi I, Bintang Jalasena I, dan Bintang swa
Buana Paksa I. Dia pun menerima sederet satyalencana, misalnya Satyalencana
sapta Marga, Satyalencana Perang Kemerdekaan (I dan II), satyalencana
Peringatan Kemerdekaan, satyalencana prasetya pancawarsa, satyalencana
Dasa warsa, satyalencana Gerakan operasi Militer I, satyalencana yana utama,
Satyalencana Penegak, dan Satyalencana Ksatria Tamtama. Ia juga menerima
Bintang Mahaputera utama (diterima setelah meninggal dunia) pada tanggal r4
Agustus 2oo4, saat periode pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputeri.

35
r^r;&!ii.{

.1i ,

t &
-.f:\
BAB II

LATAR BELAKANG
KELUARGA DAN
MASA KANAK.KANAK

2.1 Latar Belakang Keluarga


,: :: oegeng Iman Santoso lahir pada 14 Oktober tgzt di
, t<ota Pekalongan, sebuah kota kecil di pesisir utara
,,

Jawa Tengah, kurang lebih too kilometer di sebelah barat


kota Semarang. Tepatnya di Kampung pesatean, salah satu
kawasan yang dulunya merupakan salah satu perkampungan
Arab, dan tidak jauh dari Bong Cina, yaitu kompleks pekubu-
ran orang-orang Cina.:'Hoegeng adalah putra sulung dari pa-
sangan Soekario Kario Hatmodjo dan oemi I(alsoem. Dua adik Hoegeng adalah
perempuan, yaitu Titi soedjati dan Soedjatmi (meninggal sewaktu kecil).
Nama pemberian ayahnya adalah Iman Santoso. serain nama itu ada
beberapa nama yang diberikan padanya, di antaranya Abdul lafilpemberian
teman Arab ayah, yang peramal, Hoegeng Iman soedjono pemberian Eyang
Putri dan Hoegeng Imanwaskito pemberian nenekbuy.ut ibu dari Eyang putri.
Nama Hoegeng bukan tidak ada asal-usulnya, konon di waktu kecil tubuhnya
begitu gemuk maka dijuluki si "bugel" (si gemuk) artinya seperti ubi mengeram
dalam tanah. Dalam panggilan sehari-hari berubah jadi Bugeng, lalu Hoegeng.
Rasanya sebuah nama yang meriah sekaligus lucu mengandung ironi sebab
dalam kenyataannya Hoegeng tidak pernah gemuk.
Ayah Hoegeng adalah Soekario Kario Hatmodjo seorang pegawai
(ambtenaar) Pemerintah Hindia Belanda yang memulai karier dari bawah
adalah jaksa di landraad (Pengadilan Negeri) pekalongan, berasal dari Tegal,

3r Lihat Abrar Yusra dan Ramadhan KH, Hoegeng. Pol[si: Id.aman dan Ken!]otaan, halaman r5 . pustaka
Sinar Harapan. ,Jal<arta 1994. Tempat kelahiran Hoegeng tersebut saat ini telah banyak mengalani
perubahan, bertambah semakin padat penduduknya dan menjadi daerah perdagangan batik.

39
ErstrLopEDr Kapor-nr r JENDERAT Porrsr Das. Hoe ce Nc lvan SnNToso

adalah putra kedua Eyang Kakung Sastro


Hatmodjo adalah asisten Wedana Bojong
Kawedanan Bumi Jawa, Tegal, yang merupa-
kan keturunan ningrat Mataram Kanjeng
,{rio Poerbo Mandoera. Konon ketika Perang
Diponegoro (rBz5-rB3o) Kanjeng Pangeran
berpihak pada Pangeran Diponegoro bertempur
melawan Belanda. Ketika perang usai,
Diponegoro dibuang ke Makassar, dan kakek Ayah Hoegeng Soel<ario
buyut Hoegeng, Kanjeng Pangeran mendapat Kario Hatmodjo

hukuman juga, yaitu tidak dibenarkan kembali ke lingkungan kraton.


Ibunda Hoegeng, Oemi Kalsoem berasal dari Pemalang adalah anak
bungsu dari Suro Hatmodjo, Wedana di Distrik (Kawedanan) Banjar, Afdeling
(Kabupaten) Tegal. Jadi, dapat dikatakan bahwa Hoegeng berasal dari keluarga
arnbtenaar (pegawai Pemerintah Hindia Belanda), bahkan keluarga ningrat.
Ayah Hoegeng mulanya adalah tamatan Europese Lagere School (ELS)
di Tegal. Itu semacam sekolah dasar untuk orang-orang Eropa dan pribumi
Indonesia tertentu, yang memakai bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar.
Lalu ayah Hoegeng memasuki examen (ujian) Klein Ambteneer, semacam
testing bagi calon-calon pegawai Pemerintah Hindia Belanda.
Ketika ayah Hoegeng menikahi ibu,
ia sudah bekerja sebagai jaksa di Landraad
(Pengadilan Negeri) Pekalongan dan tinggal di
kampung Pesatean. Diceritakan bahwa pada
suatu hari seorang teman Arab ayah Hoegeng
datang bertamu. Bahkan, meramaL. Kepada
'R.
teman Arab itu disuguhkan stoples kue. Maka {f
i$'$
diambilnya satu, satulagi, dan satulagi. Namun, ' o'*s *.*.
kue terakhir dikembalikan ke * t
tempatnya. ,*S lbu Hoegeng Oemi
Semuanyaitumenjadipetunjukataukiasanbagi { $" Kalsoem

ramalannya tentang ayah dan ibu Hoegeng. Diramalkan olehnya bahwa akan
memiliki tiga anak, tetapi anak yang bungsu segera dipanggil Tuhan kembali!3'

;: Dalam kenyataannya memang orang tua Hoegeng hanya memiliki tiga anak. Yang sulung adalah
Hoegeng, dua adiknya adalah perempuan, yaitu Titi Soedjati dan Soedjatmi. Titi Soedjati menikah
dengan Hoetomo Nastap (seorang pensiunan tentara Angkatan Darat berpangkat Brigjen). Sedangkan
Soedjatmi meninggal waktu kecil.

40
Bee ll ::. LATAn BeTAKANG KrluaRGA DnN Masa KaNAK'KANAK

Ayah Hoegeng berkulit kuning berseri. Posturnya tinggi besar seperti


atlet. Pandangan matanya tajam. Sehari-harinya, baik di kantor maupun di rumah,
ayah biasanya memakai pakaian resmi kaum "intelectueel priboemi Jawa" ketika
itu. Busana yang dipakai adalah pantalon dan jas tutup putih yang disetrika tegang,
sedangkan di kepaianya bertengger rapi kain ikat atau blangkon orang Jawa.
Ayah Hoegeng merupakan seorang yang disegani di Pekalongan. Orang biasanya
menyebut atau memanggil ayah Hoegeng dengan sebutan "Pak Beskal".
Para tetangga rupanya melihat manfaat dan suka mencatut nama Pak
Beskal yang tentunya berwibawa itu. Jika ada anak bandel atau anak nakal,
misalnya, cukup diancam dengan gertak sambal saja.
,,Awas
kamu, ya, nanti saya laporkan sama Pak Beskal!". Mereka lari atau
sembunyi jika Pak Beskal lewat di jalanan. Mungkin dikira tukang tangkap orang,
meskipun biasanya hanya para penjahat.
Ayah Hoegeng bukan hanya suami dan ayah yang baik. Ia juga orang
Jawa yang baik. Dalam memoirnya yang ditulis dalam bahasa Belanda,
Pak Margono Djojohadikoesoemo, ayah pakar ekonomi Indonesia Prof. Dr.
Soemitro Djojohadikoesoemo, menulis bahwa seorang lakilaki Jawa yang
baik tidak hanya menghidupi dan mengurus istri dan anak-anaknya. Laki-laki
Jawa yang baik akan menghidupi dan membimbing anggota keluarga yang lain
berdasarkan sistem kekerabatan keluarga Jawa. Misalnya, menyekolahkan atau
mencarikan pekerjaan keponakan, adik sendiri, adik ipar dan lain-lain sesuai
kemampuan. Ayah Hoegeng tergolong sebagai lelaki demikian.
Meskipun tidak punya tanah dan mmah pribadi, ayah Hoegeng selalu menye-
wa rumah yang lumayan besar, biasanya terdiri dari rrrmah induk dan pavi\unnya.
Rumah di Jalan Bremi 3 Pekalongan, misalnya, yang letaknya di tepi jalan raya yang
dulu dibangun Gubernur Jenderal Daendels dan dekat stasiun kereta api Pekalongan.
Ayah Hoegeng sekeluarga menempati rumah itu sebelum militer Jepang menduduki
Indonesia sampai ZamanAgresi Belanda I tahun 1947. Rumah induknya memiliki
lima kamar tidur, tiga di kiri dan dua di kanan, dibatasi gang atau ruang lepas, sefta
serambi belakang yang terbuka. Kamar depan kiri disediakan buat tamu, kamar
tengah buat ayah dan ibu dan belakang buat adik Hoegeng Titi Soedjati. Kamar
depan kanan dihuni Oom Rachman, keponakan, anak Bupati Pemalang, dan kamar
belakang diisi Eyang Putri, ibu dari ibu Hoegeng. Paviliun memiliki beberapa kamar
berukuran kecil untuk Hoegeng dan para keponakan mondokbersama.33

33 Termasuk salah seorang keponakan (adik sepupu Hoegeng) yang pernah mondok di sana adalah Raden
Ajeng Sri Rejeki yang sekarang masih tinggal di perumahan Cangklik Jl. Lar,ru I Pemalang.

4l
ErsrrLopEDl Kapornr x JENDERAT Portst Dns' HoeceNc lvnn SeNToso

Salah satu hobi ayah Hoegeng adalah menembakburung, kebanyakan


tekukur. Untuk itu, ayah Hoegeng memiliki dua senapan, yang ketika itu
dinamakan "senapan dor" dan berpeluru mimis. Senapan-senapan kuno,
potongan kuno tanpa gagang, seperti meriam-meriam kecil, ada yang
berpeluru rz dan ada yang berpeluru 2 saja. Ia menembak burung biasanya
pagi hari di sawah dan tempat lain di Pekalongan.
Hobi ayah Hoegeng yang lain adalah memelihara binatang, terutama
burung. Pekarangan rumah penuh kandang dan sangkar burung. Ayah
Hoegeng memelihara segala jenis burung, antara lain cucak rawa' kenari,
tekukur, srigunting, dan kutilang. Tentu saja juga burung perkutut dan
kakak tua. Ayah Hoegeng juga memelihara kucing dan menjelang Agresi
Belanda I tidak kurang dari 45 ekor kucing. Yang tidak dipelihara ayah
Hoegeng adalah anjing. Sebabnya jelas, karena anjing haram hukumnya
menurut Islam.

2.2 Masa Kanak-Kanak


Masa kanak-kanak Hoegeng dilaluinya dengan bahagia dengan tubuhnya
yang gemuk sering dijuluki "Bugeng", "Hugeng" (ejaan lama Hoegeng) tumbuh
di lingkungan yang berasal dari keluarga ambtenoor (pegawai Pemerintah
Hindia Belanda) dan ningrat. Meskipun dilahirkan di dalam kelu atga ambtenaar
dan keluarga ningrat, tetapi perilaku Hoegeng kecii tidak menampakkan
kesombongan, bahkan bergaul dengan anak-anak dari lingkungan biasa atau
rakyat. Dalam berhadapan dengan orang lain, sikap Hoegeng tidak dipengaruhi
oleh ningrat tidaknya seseorang.sa Ketika ia berumur lima tahun, ayah Hoegeng
yang seorang Jaksa Pengadilan Negeri dipindahkan ke kota Pemalang dan
tinggal di rumah Eyang Putri, ibu dari ibu Hoegeng.es Tempat tersebut berada
di sebelah selatan pendopo Kabupaten Pemalang, tepatnya di Desa Mulyoharjo
Pemalang.
Masa kecil Hoegeng diwarnai kehidupan yang sederhana, ayah Hoegeng
tidak punya tanah dan rumah pribadi. OIeh karena itu, ia selalu menyewa rumah

Jenderal Polisi (Purn) Drs.


34 Berdasarkan hasil wawancara Juwono DP (Arsip Nasional RI) dengan
Hoegeng Iman Santoso tanggal o5 Juli 1986. Dalam wawancara itu disebutkan bahwa Hoegeng kecil
sa Krama (halus) tidak p etnah ngoko (kasar) pada siapa pun'
selalu berbaha
35 Berdasarkan hasil wawancara dengan R.A Sri Rejeki (Hj' Siti Aisyah) tanggal 3 Desember zoo6 di
rumahnya di Jalan Lar,qr r Perumahan Cangklik Pemalang. Beiiau adalah adik satu eyang
putri (sepupu)
Diceritakan bahwa rumah orang tua Hoegeng terletak di Jalan Ahmad yani Utara
dengan Hoegeng.
(sebelah SDN or dan oz Mulyhoharjo) Pemalang, rumah itu kini telah berubah dan dimiliki oleh
Hi'
,Iamilah.

42
Bne ll xx Lnrln BeIaKANG Ke ruaRGA DAr Masl Karuar-KANAT(

yang lumayan besar untuk menampung keponakan serta kerabatnya.s6 pindah-


pindah rumah kontrakan itu ada hikmahnya buat Hoegeng, yaitu memungkinkan
mengenal lebih baik seluk beluk kota kecil pekalongan. Di samping itu, meski-
pun ayah Hoegeng adalah seorang pegawai pemerintahan Hindia Belanda yang
cukup sukses, tetapi karena berbagai hal, sampai meninggalnya tidak sempat
punya tanah dan rumah pribadi.
Banyak kenangan untuk diceritakan, terakhir dengan tinggalnya
Hoegeng bersama orang tua di Jalan Bremi 3 Pekalongan. Suatu hari ketika
masih murid HIS - setingkat SD sekarang tapi sudah diajar bahasa Belanda,
Hoegeng sedang menyiapkan diri untuk menghadapi ujian kuartal. Ketika
itu Hoegeng ingat, bahwa besoknya akan ada ulangan Ilmu Bumi. Salah
satu mata ujian Ilmu Bumi adalah berkenaan dengan penguasaan peta buta.
Hoegeng mencoba membuat peta-peta buta tentang negara Belanda, Jerman,
Perancis dan lain-lain di serambi belakang rumah. Membandingkannya
dengan peta dalam buku, lalu berusaha mencamkannya dalam ingatan. suatu
saat Hoegeng pergi sebentar. Ketika Hoegeng kembali, catatan-catatan peta
itu telah bertaburan dan sobek-sobek dipatuki burung kakak tua. Hoegeng
gemas dan marah! Apalagi burung kakak tua itu terus saja merobek-robek
kertas di hadapan Hoegeng.
Ketika Hoegeng terpandang akan jambul burung kakak tua yang merah
segar itu maka segera saja timbul kebencian dan nafsu usilnya. Tanpa pikir
panjang lagi, Hoegeng mencari gunting dan menggunting jambul burung kakak
tua yang keterlaluan itu! Burung itu jadi gundul, tampak dungu, dan tidak
bermartabat lagi, "Rasain!" begitu pikir Hoegeng dalam hati.
Tidak lama kemudian ayah Hoegeng pulang dari kantor. Segera saja
ayah tahu apa yang terjadi dan siapa pelakunya. potongan jambul kakak tua
itu masih tergeletak di lantai. Ayah Hoegeng masih bertanya, siapa yang punya
ulah. Tetapi Hoegeng diam saja. Ditanya sekali lagi, Hoegeng tetap diam juga.
Tidak berani menj awab. Tiba-tiba ayah Hoegeng menga)'unkan tangan di kepala
Hoegeng, "Plak! Plak!".
Kehidupan sehari-hari keluarga besar orang tua Hoegeng pada dasarnya
menekankan disiplin cara hidup. Karena Hoegeng hidup dalam suatu keluarga

36 Berdasarkan hasil wawancara dengan R.A Sri Rejeki (Hj. Siti Aisyah) tanggal 3 Desember zoo6 di rumahnya di
t Perumahan Cangldik Pemalang. Beliau adalah adik satu eyang putri (sepupu) dengan Hoegeng.
Jalan l,allu
Dlceritalan bahwa rumah besar yang teakhir ditempati beralamat di Jalan Bremi 3 (depan stasiun kereta api)
Pekalongan.

43
EtsrrLopEDr KapoLRt x JENDERAT porrsr Dns. Hoece ruc lvaN SnNroso

besar, dalam kenyataannya terdapat sikap toleran yang lebih besar. Hal itu
berarti terbukanya kemungkinan untuk sedikit lebih bebas dalam hal-hal
tertentu melakukan apa-apa yang disukai, kecuali dalam tata krama tertentu
dan juga dalam pendidikan.
Di masa kecil sampai remaja, ayah Hoegeng dan para sahabatnya
tidak hanya memberi wejangan padanya, tetapi mereka juga memberikan suri
teladan yang baik. Ayahnya adalah seorang kepala keluarga yang baik. Bahasa
percakapan sehari-hari di rumah adalah bahasa Jawa halus atau krama
inggil,
kadangkala diselingi bahasa Belanda. Ayahnya jarang sekali bersuara keras,
kecuali kalau tertawa. Ayahnya hampir tidak pernah mengucapkan kata-kata
kasar, sedangkan ibu selalu memakai bahasa kromo inggilkepada ayah.
Hoegeng dididik pada keluarga yang menekankan disiplin cara hidup.
Di dalam kehidupan sehari-hari, ayahnya selalu makan siang di rumah. Anak-
anaknya harus hadir, tetapi tidak diizinkan makan bersama ayahnya dan
ayahnya bermurah hati dengan banyak cerita dan nasihat. Sehabis makan
siang
anak-anaknya semua duduk di lantai mengelilingi ibunya di serambi belakang,
pada waktu-waktu tertentu ibunya duduk bersimpuh bermain siter sambil
bernyanyi. suasana akan lebih meriah lagi apabila ayahnya ikut mengiringi
nyanyian dengan memainkan akordeon Hoegeng juga dididik untuk menda-
lami agama, dengan mengundang guru ngaji. Di samping itu, Hoegeng masih
ingat ketika masih kecil mengantar Mbah Buyutnya ke Pelabuhan Tegal
untuk
naik haji ke Mekah, sedangkan Eyang putri tidak kurang fanatiknya. Di awal
Agresi Belanda I tahun t947, di udara merayang-layang pesawat capung milik
NICA, semua orang berlindung ke tempat persembunyian, kecuali eyang putri,
r-aitu pergi ke tempat terbuka sambil melantangkan suara adzan sekeras-
kerasnya.

44
BAB III

MASA SEKOLAH

8.1 Masa Sekolah Dasar (Ilolland,sch Inland"sche School)


;;.........i oegeng Iman Santoso pada tahun 19z7 masuk sekolah di
:: felas t Hollandsch Inland.sche School (HIS) setingkat
l.

SD di Pemalang.:z Kepala HIS Pemalang merangkap guru


kelas adalah Mevrouw Souissa, seorang Maluku. Karena lucu,
Hoegeng tidak bisa lupa bahwa ketika itu ia masih ingusan
padahal umurnya enam tahun. Sebagai anakbaru sekolah, ma-
suk kelas itu seperti memasuki dunia dan lingkungan orang-
orang yang sama sekali asing. Hoegeng kecil, ketika itu, ingin agar ayahnya
duduk saja menemaninya di kelas sampai lonceng pulang berbunyi.
Mewouw Souissa sudah berumur, lagi pula guru yang berpengalaman.
Dengantuturkatayanglembut,lalu disogoksebatang cokelatyang sudah ada dita-
ngannya, maka Hoegeng kecil pun takluk. Di luar rumah bagi Hoegeng, Mewouw
Souissa adalah wanita paling manis di dunia. Hoegeng menerima coklat itu
dengan rasa terima kasih. Sejak itu, Hoegeng tidak lagi memerlukan ayah dalam
kelas. Ayahnya juga tidak perlu lagi antar-jemput sekolah yang jauhnya sekitar
satu kilometer dari rumah. Hoegeng memilih naik kendaraan omprengan berupa
pedati yang ditarik lembu. Mulailah Hoegeng belajar untuk mandiri.
Ketika baru saja naik Kelas z, Hoegeng dipindahkan ke HIS Pekalongan,
mengikuti ayahnya yang dipindahkan ke Pekalongan, tinggal di kampung
Poncol dan menempati sebuah rumah yang disebut orang "rumah setan", konon

37 Lilrat Abrar Yusra dan Ramadhan KH, Hoegeng. Polisi: Idaman dan Kenyataan, halaman 55.
Pustal<a Sinar Harapan. Jakarta r994. Gedung sekolah (HIS) tempat Hoegeng menempuh pendldikan dasar
kelas r di Pemalang kini masih berdiri dan menjadi SDN Mulyoharjo or dan oz Pemalang.

47
E|\lsrrLopEDr Kapor_nr * JENDERAT Ports Dns. HoeCeNC lVnn SINTOSO

Perpisahan dengan
Pak Dana, guru HlS.,
asal Jawa Barat. lnilah
rumah Hoegeng di Jl.
Mulyohardjo, Pemalang

banyakhantu. Ada suatu pengalamanyang menarikketika sekolah di HIS, salah


seorang gurunya adalah Otto Iskandar Dinata (tokoh pejuang di Indonesia).
Orangnya hitam, tinggi besar, dan gagah. Mata pelajarannya adalah
Bahasa Belanda. Bagi anak-anak yang nakal, Otto suka memberi hadiah
yang unik, golito, yaitu sejenis hukuman yang barangkali hanya Otto yang
mempraktikkan di dunia: empu jari tangan Otto ditekan di kepala, jari-jari lain
dikepalkan lalu diputar, sakit sekali. Hoegeng adalah salah seorang langganan
hadiah galito yang unik itu sehingga dia tidak pernah melupakan Otto.
I(epala Sekolah HIS Pekalongan adalah Meneer Edeking. Masa sekolah
di HIS adalah masa yang ramai dan meriah. Masa kecil Hoegeng cukup nakal'
Misalnya, suatu waktu Hoegeng bosan dengan guru dan pelajaran bahasa
Jawa. Hoegeng dan teman sekelas lebih banyak terkantuk-kantuk. Kalau
kereta api lewat, Hoegeng dan teman-teman lebih suka mengintip dan main
tebak, gerbong berlabel apakah yang paling banyak lewat; SCS (Semarang
Cheribonsche Spoortueg), NIS (Nederlctndsch Indische Spoortaeg)' dan SS

(Sfaafs Spoor).
Pengalaman Hoegeng yang tidak terlupakan ketika HIS adalah naik
pesawat terbang di Pekalongan tahun r93o. Padahal, di Pekalongan, sampai
saat ada lapangan terbang. Betapa hebat dan mendebarkan ada
ini tidak
pesawat terbang singgah dan terbang di Pekalongan. Penduduk Pekalongan
keluar untuk melihat pesawat.

48
Bee lll r Masa STKoLAH

Rupanya pesawat Fokker sekadar melakukan demonstrasi terbang dalam


rangka promosi, tetapi tentunya juga sekalian untuk mencari uang. Pesawat
itu milik perusahaan penerbangan komersial KNILM (Koninklijk Nederlands
Indisch Luchtuaart Maatschappij), dan merupakan cabang KLM (Koninklijk
Luchtuaart Maatschappil yang berpusat di negeri Belanda.
Pesawat KNILM itu singgah di Pekalongan selama dua hari. Hoegeng
naik pesawat pada hari pertama. Meskipun bayarnya mahal, masing-masing
penumpang dipungut f7,5o untuk sekali putar di atas kota Pekalongan dan
sekitarnya, tetapi ayah Hoegeng berkeras agar sebanyak-banyaknya kaum
keluarganya yang ikut terbang.
Ketika mau naik, perasaan Hoegeng berperang, antara keinginan kuat untuk
mencoba naik pesawat dan rasa takut kalau-kalau pesawat jatuh. Maklumlah dibuat
dari besi dan kay'u yang berat. Namun, karena bersama ayah dan ibu, lagi pula malu
kalau dibilang penakut, Hoegeng naik juga dengan perasaan was-was.
Ketika pesawat mengudara Hoegeng merasa sensasi tidak terlukiskan
campuran pengalaman, yang rasanya amat ajaib dan kecemasan yang makin
berganti kesenangan karena berada di ketinggian yang tidak masuk akal. Lagi
pula, Hoegeng bersama yang lain melihat dari atas: kantor Residen, lapangan
dan Pasar Ratu, Batang, dan seterusnya.
Dibalikitu semua, Hoegeng sangat mengagumi dan menghormati ayahnya
karena memiliki jiwa modern. Untuk itu, ia tidak segan-segan mengeluarkan
banyak uang. Ayah Hoegeng menanamkan sikap demikian pada keluarganya!

3. z Sekolah Menengah Pertarn a (Meer Uitgebreid Lag er Onder-wij s)


Setelah menamatkan HIS tahun 1934, kemudian masuk Meer I-Iitgebreid
Lager Onderuijs (MULO) setingkat SMP di Pekalongan, dan Hoegeng tinggal
di Poncol. Tempat MULO dekat loji Pekalongan. Oleh karena itu, dari Poncol
Hoegeng naik sepeda ke sekolah. Bahasa pengantar bahasa Belanda. Mata
pelajarannya, antara lain bahasa Belanda, Inggris, Prancis, Jerman, Wiskunde
(Matematika), Biologi, Ilmu Hewan, Sejarah, Menggambar, Ilmu A1am, dan
Ilmu Ukur.
Masa remaja tanggung ini adalah masa Hoegeng yang sulit untuk
menjalankan disiplin sekolah. Godaan di luar sekolah belum sepenuhnya bisa
dikendalikan sehingga ketika Hoegeng duduk di Kelas Dua, Direktur MULO,
Meneer Verbaan, datang ke rumah. Ia melaporkan angka-angka pelajaran

49
ENsrr<LopEDr KApornr ::: JENDERAT Por s Dns. HoEGENG IMAN SnNroso

s.
'ff
s.tw l+
:x
s.
w

t# Para siswa MULO


Pekalongan ll B
bergambar bersama
para guru dan pimpinan
sekolah

Iloegeng yang lumayan di kuartal satu menjadi jelek di kuartal dua. Hal ini
:eriadi karena ia terlalu asyik bermain layang-layang.ns
Setiap menjelang Maghrib Hoegeng belajar mengaji. Ayahnya men-
:ratangkan Bu Kaji, namanya Bu Kiah, buat adik perempuan Hoegeng. Untuk
I{rregeng berbarengan didatangkan Pak Kaji, namanya Ifiai Saud yang sudah
:',ra. sabaL, dan baik. Ki Saud mengajar Hoegeng membacaAlquran dan memberi
,.rauah agama tentang apa yang berpahala dan yang berdosa, juga tentang
s'-:rsa dan neraka di akhirat. Hasilnya, Hoegeng hafal sejumlah surat dari Juz
-l:rnra untuk bacaan salat sehari-hari.
Ketika Hoegeng masih belajar di MULO sudah bermain musik Hawaiian.
\-rnranla Hawaiian Band Hercie Trappers, kira-kira seperti tukang-tukang
:..cokl Yang dimaksud musik Hawaiian itu sebenarnya adalah musik yang
-:relodinr a melodi gitar Hawaii yang khas. Dan biasanya pas untuk memainkan
---.rlr Han-aii atau berirama Hawaii. Lagu-lagu Hoegeng dan kelompoknya
---irirlah iagn-lagu klasik Hawaii seperti On The Beach of Wakiki, Hataaii Calls
:i.n Blue HauLaii.
Suatu ketika berlangsung acara yang tidak biasa. Orang berbondong-
:t,rrdong ke bioskop Rogal Cinema. Hoegeng ikut-ikut menyerbu masuk,
:eiapi bukan nonton film, melainkan mendengarkan pidato. Itulah pertama

itrr'rlirsarkan \\.a\\rancarzl dengan R.A Sri Rejeki (adik sepupu Hoegeng) di perumahan Cangklik Jl. Lal'u
, Penalang

;0
Bna lll a Masa SeKoLAH

kali Hoegeng melihat dan mendengar Bung Karno berpidato. Rasanya hebat
meskipun Hoegeng tidak mengerti apa-apa.

g.B Sekolah Menengah Atas (Algerneene Mid"d-elbare School)


Pada tahun 1937 Hoegeng menamatkan sekolah MULO dengan nilai
yang lumayan, kemudian masukA glemeene Middelbare School (AMS) setingkat
SMA di Kota Yogyakarta dan tinggal di Jalan Kraton. Ia masuk Jurusan A II
yang lebih menekankan pada bahasa dan sastra barat.3e
Hoegeng pada dasarnya memiliki bakat bahasa, artinya suka banyak
omong dan bergaul tanpa sungkan-sungkan dengan siapa saja, tidak peduli
dari ras atau bangsa apa, belajar di AMS bagi Hoegeng rasanya terasa efektif.
Maklumlah di sana Hoegeng belajar bahasa Belanda, Inggris, Jerman, Prancis,
bahkan juga bahasa Latin.
Direktur AMS Yogyakarta waktu itu adalah Meneer Ter Braak yang
mengajar bahasa Latin, Meneer Mellema (Guru Ilmu Bumi dan Sejarah) yang
kemudian beragama Islam. Juffrouw Anake, (Guru Bahasa Latin yang cantik
sehingga seringkali anak laki-laki pura-pura kejatuhan alat tulis ke lantai
hanya untuk mengetahui celana dalam Juffrouw ini); Juffrouw Lught, dr. Von
Fitz (Guru Bahasa Jerman); Pak Katamsi dan Meneer Chiffler (Guru Olahraga).
Entah mengapa di kelas AMS Yogyakarta, Hoegeng tergolong anak nakal
juga. Geng Hoegeng yang nakal-nakal itu termasuk Soeroso (setelah dewasa
jadi direktur bank), Sardjito (ekonom), Boy Blogg, anak Hoofd Inspecteur uan
Politie di Semarang dan Johny Thiam Tiong Hok, turunan Cina Banten yang
kemudian jadi warga negara Belanda, tetapidi hari tuanya sering ke Indonesia.
Hoegeng sendiri pernah diusir Guru Jerman Von Fitz, hanya gara-gara mengira
bahwa Hoegeng tukang bikin ribut di kelas. Kemudian Hoegeng disuruh me-
lapor pada Direktur AMS, Ter Braak.
Apabila Hoegeng diminta menilai kembali arti AMS bagi dirinya, di
sini menambah mantap penguasaan bahasa asingnya. Di zaman revolusi
kemerdekaan misalnya, Hoegeng sudah mampu berbahasa Belanda, Inggris,
Jerman, dan Prancis.
Untuk membantu menl,rrplai kebutuhan keuangan selama Hoegeng
bersekolah di AMS Yogyakarta, Eyang Putri tiap bulan memberi uang jajan
39 Abrar Yusra dan Ramdhan KH, Hoegeng, Polisi: Idaman dan Kenyataan, halaman 63, Pustaka Sinar
Harapan Jakarta, 1994. Diceritakan ketika itu AMS terdiri dari Jurusan A dan Jurusan B. Jurusan B
menitil<beratkan pelajaran IPA. Jurusan A tekanannya pada bahasa. Az menekankan pelajaran bahasa
dan Sastra Barat, sedangkan At menekankan Bahasa dan Sastra Timur

5t
ErsrrLopEDr Kapor-nr * JENDERAT Porrs Dns. HorcrNc lvnN SnNToso

fo,5o, sedangkan ayahnya mengirim f.76,5o perbulan. Hoegeng akhirnya dapat


menamatkan sekolah AMS pada tahun tg4o.

3.4 Kuliah di Perguruan


Tinggi
Setelah tamat AMS
tahun 1940, Eyang Putri le-
bih menginginkan Hoegeng
masuk OSVIAdi Surabaya
agar nantinya menjadi
pamong pemerintahan, se-
perti wedana atau bupati.
Akan tetapi, Hoegeng me-
milih masuk ke RHS di
Batar-ia, tetapi Eyang Putri
rang keras adat tidak bisa
menerima. Lalu sebagai
hukuman atas tindakan
Hoegeng yang kurang ber-

&
:l

kenan di hatinya, Eyang h Wajah para siswaAMS


Putri mencabut "tunjangan" -s
rnr R; A ll (Western Klossieke
R. Afdeling) 1939
f.o.5o, per bulan.au
Pada tahun 1940, Hoegeng berumur 19 tahun melanjutkan kuliah di
Recht Hoge School (RHS) Sekolah Tinggi Hukum di Batavia. Hoegen$ masuk
RHS karena ingin nantinya memasuki Sekolah Komisaris di Sukabumi. Suatu
rmpian sejak kecil yang samar-samar masih hidup, sedangkan orang tuanya
menr-erahkan pilihan pendidikan pada Hoegeng. Di Jakarta Hoegeng tinggal di
rlttlah Ibu Fatimah di Jalan Kernolong, dekat Pasar Senen.
Gedung RHS adalah gedung di samping museum Gedung Gajah di jalan
llerdeka Barat. Mahasiswa yang seangkatan dengan Hoegeng, di antaranya
Soebadio Sastrosatomo, Totti Soebianto, Koyama yang orang Jepang,
sedangkan mahasiswa yang lebih senior, di antaranya Burhanuddin Harahap,
Chaerul Saleh. Dosen Hoegeng, Prof. Van der Kolf (Ekonomi), Prof. Wertheim
(Pengantar Ilmu Hukum), Prof. Baron van Boetzelaar (Hukum Pemerintahan),

io Lihat Abrar Yusra dan Ramadhan KH, Hoegeng, Polisi: Idanrun dan Kenyataan, Pustaka Sinar Harapan,
Jakarta 1994

52
Bes lll sx Mnsa SeKoLAH

Prof. Dr. Prijono (Bahasa Jawa), Prof. Dr. Soepomo (Hukum Adat), dan Mr.
Dj oko Soetono (Tenteerder).

Seperti mahasiswa RHS lain, Hoegeng juga diharuskan menjadi anggota


satuan keamanan kampus, namanya Brandutacht RHS. Fungsinya bersiap-siap
untuk menghadapi keadaan darurat seperti kebakaran, pemboman, dan lain-
lainnya. Peralihan situasi dari zaman Belanda ke zaman Jepang mengakibatkan
banyak sekolah yang tutup, termasuk RHS, karena pihak Jepang hanya menaruh
perhatian Asia Timur Raya. Sayangnya Hoegeng tidak begitu lama kuliah di
RHS sebelum masuknya Jepang.
Buku ilmiah (textbook) yang diperlukan para mahasiswa umumnya ditulis
dalam bahasa asing, seperti Belanda, Inggris, Jerman, dan Prancis. Untuk itu,
para mahasiswa harus menguasai bahasa-bahasa tersebut, di samping harus
mencari buku-buku di museum. Meskipun ketika itu Hoegeng masih "hijau" ,

tidak mengerti politik, tetapi terpaksa harus mempelajari politik.


Para mahasiswa mempunyai aktivitas sendiri dalam membentuk dan
memasuki berbagai klub studi, bahkan aktivitas yang bersifat politik. Chaerul
Saleh, misalnya, senior Hoegeng di RHS, ikut menggerakkan para mahasiswa
agar menyokong Petisi Soetarjo. Yang dimaksud adalah petisi diVolksraadyang
diajukan kepada Pemerintah Kerajaan Belanda agar Indonesia berparlemen.
Tradisi mahasiswa demikian dapat dipahami sebagai kelanjutan tradisi
yang diletakkan dr. Wahidin Soedirohoesodo, dr. Soetomo, Bung Karno, Hatta,
Soebardjo, dan lain-lain di masa mereka mahasiswa. Mungkin karena Hoegeng
memiliki beberapa teman yang cukup akrab sejak dari AMS Yogyakarta atau
akrab karena alasan lain, maka Hoegeng akhirnya menjadi anggota perkumpul-
an mahasiswa ekstrakurikuler di Jalan Kramat Raya yang bernama USI (I/nifas
Studiosorum Indonesiensis). Di USIlah kemudian Hoegeng kenal baik dengan
Soebadio Sastrosatomo, Soedjatmoko (mahasiswa Sekolah Tinggi Kedokteran),
Mas Ban (Soebandrio, Kedokteran), Oemar Senoadji (RHS), Soedarpo Sastro-
satomo (Kedokteran), A. Hamid Algadrie (RHS), dan banyak orang lain. Juga
Chaerul Saleh meskipun ia akhirnya lebih dekat dengan kelompok mahasiswa
yang kemudian memimpin Partai Murba. Akan tetapi, para mahasiswa USI,
umumnya, kemudian memiliki komitmen kuat terhadap ideologi Sosialisme
Demokrat Syahrir dan sebagian menjadi tokoh-tokoh PSI.

53
ExsrrLopEDr KapoLRr *: JENDERAT Ports Dns. Hoe ceNc lvnN SeNToso

,s:)i :::a::ru
. ''$',ru':r.'

.s ...
*,-l
*1 ,

Recht Hoge School, Batavia.


Perkumpulan Mahasiswa lndonesia yang disebut USI
(Unitas Studiosorum lndonesiensis), I 940

54
ExsrxLopEDr KaeoLRt n JENDERAL HoEGENG Sanroso

Gemar mengubah penampilan demi tugas

55
BAB IV

DARI AKADEMI
KEPOLISIAN
SAMPAI KAPOLRI

4.r Menjadi Polisi ZarnanJepang


*'S*utupnya RHS di Batavia
membuat Hoegeng mengang_
*
,l gur dan kembali ke pekalongan. Ketika kembali
di Pekalongan terbuka pula lowongan buat pemuda_pe_
muda Indonesia lulusan MULO untuk memasuki suatu
kursus polisi. Dengan semangat, Hoegeng melamar, dan
membayangkan bisa langsung jadi perwira kepolisian
dengan pangkat Inspektur polisi karena dirinya alumni AMS
dan Drop ouf RHS. Akhirnya, Hoegeng memasuki Kursus polisi
Keresidenan
untuk menggantikan rr orang Inspektur polisi orang Belanda dan Indo yang
berada dalam tahanan.+'
Ternyata Kursus polisi di pekarongan itu hanya sebuah kursus Hoofd
Agen Polisi, dua tingkat di bawah pangkat Inspektur Polisi Kelas II. Setelah
berjalan kurang lebih 3 sampai 6 bulan, langsung diberi pangkat Junsa Butyo,
setingkat di bawah HoofdAgent Kelas II pada zaman Belanda atau di bawah
Ajun Inspektur Polisi Kelas II di zaman RL Sekolah polisi di pekalongan me-
rupakan salah satu produk sekolah kepolisian zamanJepang yang kemudian
berkembang menjadi perwira-perwira elit Kepolisian RI gelombang pertama,
di antaranya soemarto menjadi wakil Kepala Kepolisian Negara RI.
Pada usia zr tahun Hoegeng bekerja di kantor Jawatan Kepolisian
Keresi-
denan Pekalongan. Kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Kader polisi
Tinggi Kepolisian sukabumi. Sekolah polisi sukabumi di zamanJepang rupanya

4r Lihat Abrar Yusra dan Ramadhan KH, Hoegeng, Polisi: Idaman dan Kenyataan pustaka
Sinar Harapan
Jakarta r994

57
EnstrLopEDr Kapor-nr x JENDERAT Porrsr Dns. HoEceNc lryeN SlNToso

terdiri atas dua tingkat. Pertama


untuk tingkat Koto Kaisatsu Gakko
(Kader Polisi Tinggi) dan kedua
untuk tingkat Futsuke Kaisatsu
Gakko (Agen Polisi).
Setelah mengikuti pendidik-
an di Sukabumi dengan pendidikan
yang lebih lama, Hoegeng turun
pangkat menjadi Bintara (Minarei
Junsa-Butyo) dan ditempatkan
di Kantor Chiang Bu (Keamanan)
kota Semarang. Chiang Bu mem-
bawahkan unsur kejaksaan dan
unsur kepolisian.
Beberapa bulan di Chiang Baru Menikah dengan
Bu, Hoegeng dipindahkan ke Meriyati (Meri),
Desember 1946
Seksi II Kepolisian Kota Semarang
dengan jabatan Wakil Kepala SeksiII, kemudian diangkat sebagai Kepala Seksi
II Jomblang dengan pangkat Kei Bu Ho II (Ajun Inspektur Polisi Kelas II).
SeksiII Kepolisian Kota Semarang di Jomblang saat itu memiliki 6o personel,
sebagai kepala seksi Hoegeng bekerja di bawah pimpinan Sidokan, yaitu
atasannya orang Jepang. Terakhir, Hoegeng dipindahkan ke Bojong, bekerja
di bawah pimpinan R. Soekarno Djojonagoro yang menjabat sebagai Keibi Ka
Cho (Kepala Bagian Penjagaan). Dengan demikian, karier Hoegeng dimulai dari
bawah, dan pengalaman menjalankan tugas polisi di zaman Jepang kebanyakan
hanyalah pengalaman rutin yang tidak menarik.
Ada suatu pengalaman yang menarik, ketika di kantor Pusat Kepolisian
(HoofdBureau)Hoegeng ditugaskan oleh Soekarno Djojonagoro ke Desa Candi
pada 9 Oktober t945, di dalam perjalanan Hoegeng yang menaiki sepeda motor
mengalami kecelakaan, setelah memeriksakan diri pada dokter Soebijakto di
Rumah Sakit Umum (CBZ) Semarang, dipastikan Hoegeng mengalami gegar
otak, dan mendapat cuti dari Dinas Kepolisian.
Pulang cuti di Pekalongan rupanya tidaklah berarti menikmati istirahat yang
santai. Maklum di mana-mana revolusi baru berkobar. Pekalongan dan sekitarnya
baru saja dilanda "revolusi sosial" kelompok komunis dan Islam radikal yang
menggoncangkan. Kasus itu meninggalkan kesan-kesan traumatis bagi keluarga

58
lV :, Danr AxaDEMt Ke polrsraru SaMpAt Kapolnr

i I Tahun Pernil<ahan,
:.rsama l<etiga anak
..:.ri. tahun 1996

Hoegeng. Maldumlah, ayah Hoegeng hampir saja dikup bawahannya. Ada anggota
keluarga Hoegeng yang menjadi sasaran dan korban revolusi sosial pada saat itu.

4.2 Menjadi Angkatan Laut


Di dalam masa cuti itu Hoegeng ditawari oleh M. Natzir (berpangkat I(olonel
Laut) teman ayahnya untuk bergabung dengan Angkatan Laut di Yogyakarta.
Setelah minta izin, ayahnya berpesan bahwa yang penting bekerja untuk
kepentingan masyarakat dan perjuangan, seita selalu menjaga nama baik. Yang
jelas usul Natzir yang punya kepercayaan penuh pada diri Hoegeng merupakan
salah satu obat yang baik di hari-hari cuti sebagai polisi di Pekalongan.
Pada tahun 1945 setelah ditimbang-timbang Hoegeng meninggalkan
Jawatan Kepolisian kemudian melapor kepada M. Natzir di Yogyakarta ber-
gabung dengan Angkatan Laut Yogyakarta pada waktu itu sebagai ibu kota RI.
Hal biasa pada waktu itu, seorang anak muda pindah-pindah dari kesatuan
yang satu ke kesatuan yang lain apalagi kalau mempunyai senjata. Apalagi
kalau senjata itu diperoleh sendiri, misalnya, didapat dengan merampas ser-
dadu atau gudang senjata Jepang. Ukuran pokok waktu itu jadi pejuang atau
tidak, sedangkan urusan masuk kesatuan atau barisan mana adalah soal lain.
Pengangkatan Hoegeng sebagai anggota kesatuan Angkatan Laut dila-
kukan dengan praktis saja, artinya tanpa SI( sama sekali, Hoegeng diberi ja-

59
Er.rsrr<LopEDr KlpoLRr x! JENDERAT Portst Dns. Horcenc lvlN SlNToso

batan Komandan Angkatan Laut, dengan pangkat Mayor, gaji Rp4oo. Oleh M.
Natsir, lalu langsung diperintahkan ke Yogyakarta untuk membentuk Dinas
Kepolisian Militer Angkatan Laut yang bernama Satuan Penyelidik Militer
Laut Khusus (PMLC).1' Selain bertugas menegakkan disiplin dan ketertiban di
dalam tubuh Angkatan Laut, ada tugas khusus, yaitu menjadi Badan Spionase
Angkatan Laut yang mencari dan mengumpulkan informasi tentang posisi
dan kekuatan musuh, terutama untuk kepentingan Angkatan Laut. Sebagai
Komandan, Hoegeng bertanggung jawab kepada Komandan Angkatan
Laut Jawa Tengah, Letnan Kolonel Daruris, yang berkedudukan di Tegal. Di
Angkatan Laut Hoegeng berhasil meletakkan dasar-dasar organisasi PMLC
serta merekrut sejumlah tenaga, yang sebagian berasal dari teman-teman di
Iingkungan Jawatan Kepolisian.
Sebenarnya waktu di
Yogyakarta inilah pertama kali Hoegeng
bertemu kembali dengan R.S. Soekanto yang memangku jabatan Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia yang pertama (kemudian diganti
Panglima Angkatan Kepolisian lalu Kapolri). R.S. Soekanto adalah salah
seorang gurunya pada waktu zaman Jepang di Sekolah Kader Tinggi
Polisi di Sukabumi. Pada saat itu R.S. Soekanto ke Yogyakarta menghadiri
sidang kabinet. Pertemuan saat itu digunakan R.S. Soekanto untuk menya-
darkan Hoegeng, bahwa sebagai alumnus sekolah kepolisian seharusnya
tetap di jajaran kepolisian. Sikap R.S Soekanto yang kebapakan, membuat
Hoegeng merasa malu karena kepolisian Indonesia masih berantakan dan
perlu dibenahi dan dikembangkan. Pada tahun 7946, akhirnya, Hoegeng
memutuskan kembali ke kepolisian.

4.3 Menjadi Polisi Kembali


Keluar dari Angkatan Laut dan bergabung kembali dengan jajaran ke-
polisian di Yogyakarla sebagai mahasiswa tugas belajar Akademi Kepolisian
di Mertoludan dengan pangkat Inspektur Polisi Kelas II. Saat itu dari Kepala
Kepolisian Negara di
Yogyakarta datang berita telegrafis melalui Kepala
Kepolisian Karesidenan Pekalongan, Soekarno Djojonagoro. Isinya perintah
kepada mahasiswa Akademi Kepolisian agar bergabung dengan kepolisian
setempat, dan akhirnya Hoegeng bergabung dengan kepoiisian di Pekalongan.

4z Berdasarkan wawancara antara Juwono DP (Arsip Nasional RI) dengan Hoegeng Imam Santoso di
Jakarta tanggal z5 Desember 1986 (Kaset 5)

60
Bne lV * DARr AraoEMt KEpoLtstaN SAMpAt KApoLRt

Pada waktu itu pusat Kepolisian RI di Yogyakarta sudah dipindahkan ke


Purwokerto; sedangkan di Pekalongan, berhubung pusat kota sudah dikuasai
militer Belanda, kegiatan pemerintahan dan kepolisian dipusatkan di pinggiran
selatan kota Pekalongan
Pada z7 Desember 1949 dilakukan penyerahan kedaulatan ke tangan
Republik Indonesia. Demikian juga dengan Hoegeng sekeluarga pindah ke
Jakarta. Di Jakarta Hoegeng berfungsi rangkap. Di satu pihak sebagai maha-
siswa Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), dan di pihaklain sebagai polisi.
Berhubung tidak tersedia perumahan yang memadai dan biaya perumahan
tinggi, praktis Hoegeng tidak bisa selalu di bawah satu atap dengan keluarganya.
Hoegeng tinggal di Hotel Polisi di Jalan l(ebon Sirih No. 19, sedangkan istri dan
anaknya tinggal di Jalan Jawa No. 116 menempati paviliun rumah mertuanya
Hoegeng, Dr. Soemakno. Sejak pindah dari Yogyakarta ke Jakarta, Hoegeng
sebagai mahasiswa PTIK angkatan pertama.
Hoegeng belum masuk kuliah karena PTIKbelum punya tempat kuliah di
Jakarta. Untuk itu, Hoegeng lebih banyak menjalankan tugas polisi sehari-hari di
perbantukan bagian lalu lintas di Markas Besar Kepolisian dengan pangkat Ajun
Komisaris Polisi (AKP). Ketika PTIK mulai jalan Hoegeng diperbantukan juga
pada Humas Mabak. Pada tahun r95o ketika Hoegeng duduk di tahun terakhir
PTIK terpilih sebagai anggota rombongan polisi Indonesia yang diundang
study tourkeAmerika, mengikuti kursus Orientasi dt Prouost Marshal General
School dan Military Police School Forth Gordon, Georgia, Amerika Serikat.

:-cvost Marshsall
l:^eral School"
: =crr Gordon, USA,
;50

6l
ExsrrLopEDr KapoLRr e JENDERAT porrsr Dns. HoeceNc lxnN SaNToso

Di Jakarta para mahasiswa juga mencari gedung tempat kuliah, setelah


satu setengah bulan memakai sebuah gedung sekolah di Jalan Marsekal,
)Ianggarai, kemudian pindah ke sebuah gedung yang disebut Kamp Adek, di
Jalan Tambak No z. Dalam rapat gabungan antara pimpinan Jawatan Kepolisian
Negara dengan Dewan Kurator tanggal + Juli r95o, maka nama Akademi polisi
diganti menjadi Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (prIK). pada tahun r95z
Hoegeng diwisuda bersama lima belas orang lainnya dengan gelar doktorandus.
Di antara mereka adalah siswadji, Djoenarso, Mustofa, Moerhadi, ostenrijk
F. Tjitrosunaryo, Ratna Atmadja, Mr. Soebroto Brotodiredjo, Bil Mardjaman,
\Vim Soemampouw, Katik Soeroso, dan Harsidik.
setelah lulus dari PTIK angkatan pertama pada bulan November 1952,
Hoegeng ditugaskan pada Jawatan Kepolisian provinsi Jawa Timur pimpinan
Soekarno Djojonagoro di Surabaya sebagai wakil Kepaia Dinas pengawasan
Keamanan Negara (DPKN) dengan pangkat Komisaris Kelas I. Setelah beberapa
bulan di Jawa Timur, Hoegeng diangkat sebagai Kepala DPKN di Kepolisian
Jawa Timur.

4.4 Bertugas sebagai Kepala Bagian Reserse Kriminil


(Reskrim) Sumatra Utara
Pada awal tahun 1956 Hoegeng dipanggil ke Jakarta bertemu dengan
Direktur Reskrim Mabak, soelaiman Effendy dan mendapat penjelasan
tentang perlunya negara melakukan tindakan pembersihan besar-besaran di
sumatra utara. Kemudian, disepakati menunjuk Hoegeng untuk ditugaskan
di Medan sebagai Kabag Reskrim Kantor Kepolisian Provinsi Sumatra Utara,
sebuah wilayah kerja yang dimitoskan sebagai 'wilayah test case'yang berat di
Indonesia dengan harapan mampu memberantas korupsi, penyelundupan, dan
perjudian, dengan pangkat Ajun Komisaris polisi.+s
sumatra utara menjadi batu ujian bagi seorang polisi karena daerah
ini terkenal dengan penyelundupan. Hoegeng disambut secara unik, rumah
pribadi dan mobii telah disediakan oleh beberapa cukong perjudian. Ia menolak
dan lebih memilih tinggal di hotel sebelum dapat rumah dinas. Masih ngotot,
rumah dinas itu kemudian juga dipenuhi perabot oleh tukang suap itu. Kesal,
ia mengultimatum agar barang-barang itu diambil kembali oleh pemberi dan
karena tidak dipenuhi akhirnya perabot itu dikeluarkan secara paksa oleh

+3 -lr:is Santoso
dkk, Pak Hoegeng: Polisi Profesional dan Bermartabat, halaman 3r, Adrianus Noe Center
dan Lembaga Penghargaan Hoegeng, Jakarta. zoo4

67
Dant AKADEMT KePoLlslAN SamPal

Hoegeng dari rumahnya dan diletakkan di pinggir


jalan. Kota Medan gempar

karena ada seorang kepala polisi yang tidak mempan disogok'


kom-
Tindakan Drs. Hoegeng cukup brilian dan konsekuen tidak kenal
promi terhadap siapa saja yang berbuat melanggar hukum' Perjudian-perjudian
yang terkenal
besar yang sering dilakukan oleh orang-orang Tionghoa di Medan
dengan sebutan Hua Hwee itu semuanya disikat bersih oleh Drs'
Hoegeng'
Jika
Tidak ada alasan ini dan itu untuk bisa selamat dari tangan Pak Hoegeng'
penangkapan,
anak buahnya waktu itu berbuat nyeleweng dalam melakukan
juga ditindak. Begitu konsekuennya sehingga masyarakat Medan khususnya
atau Sumatra Utara umumnya menganggap beliau ini tokoh yang brilian,
mengangap
kecuali bagi orang yang suka nyeleweng untuk kantongnya sendiri
Pak Hoegeng ini sebagai setan.++
pernah suatu hari di Medan mobil dinas Pak Hoegeng masuk bengkel,
maka berdatanganlah orang-orang yang baik budi, tetapi punya
maksud

tertentu menawarkan mobil-mobilnya untuk dipakai Pak Hoegeng. Segala


saya ini,
macam mobil ada, pendeknya semuanya cantik. "Pakai Pak mobil
selama mobii dinas rusak, ujarnya" Apa jawab Pak Hoegeng
ketika itu? "Terima

kasih atas kebaikan hati Saudara. Biarlah selama mobil dinas itu
rusak saya

masih bisa ke kantor dengan kendaraan lain'"


Tahukah anda apa yang dinaikinya? Tidak lain sepedanya sendiri
untuk
yang
ke kantor pulang pergi. Padahal ia Kepala Bagian Reskrim. Demikianlah
ia praktikkan.
operasi-
Sebagai Kepala Bagian Reskrim Pak Hoegeng mengadakan
operasi-operasi
operasi yang intensif. Tidakjarang beliau sendiri turut dalam
seperti itu sehingga usahanya mengatasi kejahatan-kejahatan ini
dapat berhasi'l
dengannya di
dengan sukses. Menurut seorang rekan yang pernah bertemu
memang
Medan waktu itu mengatakan kepada wartawan bahwa Pak Hoegeng
sudah berjanji dalam hal ini. Ia memang sangat cemas akan perbuatan-
perbuatan yang melanggar hukum.
Pak Hoegeng pernah berjanji di depan orang tuanya sebagai berikut,
"selagi saya masih menjadi alat negara, saya akan membersihkan segalabentuk
perjudian. Janji ini akan tetap saya jalankan dengan konsekuen karena
saya

telah mengucapkan di depan orang tua saya"'

4q Angkatan Bersenjata, 4 Juli 1965

63
ErsrrLopEDr Kapor-nr w JENDERAT Portst Dns. HoeceNc lvnn SnNToso

Pada bulan Oktober 1959 Mabak menunjuk Hoegeng untuk mengikuti


pendidikan Brimob di Porong, Jawa Timur. Lama pendidikan satu setengah
bulan, kemudian Hoegeng kembali ke Medan. Tidak lama kemudian pada
tahun 1959 Hoegeng dipindahkan ke Kepolisian Komisariat Jakarta Raya,
sebagai Kabag Reskrim Kepolisian Komisariat Jakarta Raya menggantikan
AKBP Soetrisno. Berhubung serah terima jabatan Hoegeng dengan Soetrisno
belum dilakukan, suatu hari Hoegeng menghadap Menteri Pangak yang baru
R. Soekarno Djojonagoro dan dikeluarkan keputusan baru ditarikke Direktorat
II Mabak pada tanggal 9 Januari 196o. Kedudukan Hoegeng lebih tinggi, tetapi
sebenarnya masuk kotak dan hal ini berlangsung selama setahun. Ketika hal
itu ditanyakan kepada Mustofa Gandabrata seorang staf DPKN Jakarta Raya,
ia mengatakan bahwa keadaan yang dialami Hoegeng berkaitan dengan suatu
isu. Katanya, ada yang melaporkan kepada Bung Karno bahwa Hoegeng
anggota Partai Sosialis Indonesia (PSI) karena disinyalir Masjumi dan PSI
mendalangi pemberontakan PRRI, kemudian dibubarkan oleh Soekarno.
Untuk menjernihkan persoalan itu, maka Hoegeng sengaja menemui Soekarno
di Istana Negara menjelaskan bahwa dirinya bukan anggota PSL
Pada tanggal r9 Januari tg6t Menko Keamanan Nasional/Panglima
Angkatan Bersenjata, Jenderal TNI A.H. Nasution mengangkat Hoegeng sebagai
Kepala Jawatan Imigrasi. Sehari sebelum diangkat, ia menutup usaha kembang
yang dijalankan oleh istrinya di Jalan Cikini karena khawatir orang-orang yang
berurusan dengan imigrasi sengaja memborong bunga untuk mendapatkan
fasilitas tertentu.
Hoegeng mempunyai pengalaman yang menarik ketika' menjabat
sebagai Kepala Jawatan Imigrasi, di antaranya: menendang salah seorang
pegawai imigrasi yang meminta cuti ke luar negeri. Padahal izin cutinya hanya
15 hari, tetapi pegawai tersebut minta cuti lagi, akhirnya pegawai tersebut
dikeluarkan. Tugas Hoegeng sebagai Kepala Jawatan Imigrasi cukup lama,
kemudian mengundurkan diri di bulan Juni 1965.
Atas usulan Sri Sultan Hamengkubuwono IX pada tanggal 19 Juni 1965
di Istana Negara Hoegeng Iman Santoso diangkat oleh Bung Karno sebagai
Menteri Iuran Negara. Ketegasan Hoegeng sebagai Menteri Iuran Negara
banyak dirasakan oleh banyak pihak. Dari masalah-masalah klasik, seperti
penyelundupan atau penggelapan pajak dan bea cukai. Pernah suatu kali
Hoegeng menghadapi kasus seorang pedagang berdarah India menyelundup-
kan tekstil dalam partai yang cukup besar, katanya untuk "orang Kostrad".

64
B,qe I V ,! DaRt Arnoevt KEPoLlstaH Savpat Kapolnt

Pangkostrad,
Harus d,iakui kasusnya sulit juga mengingat dahulu dengan
penyelundup
soeharto. Akhirnya, setelah dapat dukungan dari Pangkostrad
itu jauh lebih
tekstil itu dihukum dengan denda yang seberat-beratnya' Hal
ke pengadiian'
ringan daripada dibeberkan di depan pers atau diajukan
sedang
Ketika Hoegeng menjad.i Menteri Iuran Negara, Indonesia
"Politik Konfrontasi"
mengobarkan "Ganyang Malaysia" atau sedang menjalankan
dengan Malaysia.situasi politikyang ada di Indonesia pada tahun 1966 membawa
susunan
adanya reshuffie kabinet pertama. Presiden Soekarno mengumumkan
Menteri/
Kabinet Dwikora yang disempurnakan. Hoegeng diangkat sebagai
tugas melakukan
Sekretaris Kabinet Inti pada tanggal z6 Maret 1966 dengan
persiapanrencanarapatparaanggotaPresidiumKabinetDwikora.
Kabinet
Setelah tiga bulan menjabat sebagai Menteri/Sekretaris
Inti, pada tanggal 3 Agustus 1966 keluar SK Presiden yang memberhentikan
mengangkat sebagai
Hoegeng dari Jabatan Menteri/Sekretaris Kabinet Inti dan
operasi dengan
Deputi Menteri Muda Panglima Angkatan Kepolisian urusan
Perairan dan udara,
tugas melakukan koordinasi dan superuisi Brimob, Korps
sejak tahun 1967
Direktorat Tugas umum, dan Direktorat Lalu Lintas. Namun,
fungsiHoegengadalahmemegangpimpinanhariandanpengendalianUrusan
Operasi KePolisian.
Suksespadatugasyangdipercayakankepadanyakelakakanmengantar-
kan Hoegeng untuk menempati jabatan tertinggi di Kepolisian
Republik

Indonesia.

65
Ettsrr<LopEDr Kapolnr i::JENDERAT Porrsr Dns. HoEcrNc lvaN SnNToso

Menerima ucapan
selamat dari Bapak
Padang Soedirja,
setelah serah terima
Kepala Jawatan lmigrasi

Serah terima Kepala Jawatan


lmigrasi dari Mr. R.P Notohatijanto
kepada AKBP Drs. Hoegeng,
l8 Ol<tober 196 I

66
KEPoLlstlN Slmpnl Kleolnt
Bae I V ct Dant Arn'oevt

,-'.:: IEOP. bersama


-::s PolisiWidodo
:
L: ::--o selaku
:* :-:11 Polisi AIRUD

67
BAB V

SEBAGAI KAPOLRI

5.r Dilantik sebagai Pangak (Panglima Angkatan Kepolisian)


adatanggal r Mei t968 pangkat Hoegeng dinaikkan menjadi
Komisaris Jenderal Polisi. Belum satu bulan sejak kenaikan
pangkat, pada tanggal t5 Mei 1968 Hoegeng dilantik menjadi
Panglima Angkatan Kepolisian RI dengan Inspektur Upacara
Jenderal TNI Soeharto. Wakil Pangak adalah Tengku Abdul Aziz.
Pengangkatan Pangakbaru ini menggantikan pangakyang lama
Jenderal Polisi R. Soetjipto Joedodihardjo. Pelantikan tersebut
dilakukan di Parkir Timur Senayan disaksikan oleh panglima angkatan lainnya
dalam suatu upacara kebesaran militer.+s
Presiden Soeharto dalam upacara serah terima jabatan Panglima AKRI
itu mengatakan, "AKRI sebagai alat penegak hukum dan ketertiban masyarakat
harus kembali memusatkan perhatiannya pada pelaksanaan tugas pokoknya
sebagai alatkepolisian".a6 Menurut Presiden Soeharto dalamwaktuyanglampau
pertumbuhan keadaan dan suasana telah membawa AKRI secara berangsur-
angsur berorientasi kekuatan militer hingga sifat-sifatnya berubah lebih
menyerupai alat perang daripada sebagai aiat penegak hukum dan ketertiban
masyarakat. sekarang AKRI perlu perhatiannya kembali pada tugas pokoknya.
Masih kata Presiden Soeharto bahwa pelaksanaan fungsi hukum yang efektif
itu bukan dapat dicapai hanya dengan tindakan-tindakan represif, tetapi
harus puia disertai tindakan-tindakan preventifkarena tegaknya hukum dan

Pelopor Baru, t5 Mei r968. Sebagaimana dalam acara peiantikan panglima-panglima angkatan lainnya
maka untuk pertama kalinya pelantikan ini dilakukan dalam suatu lapangan terbuka. Sejak pengangkatan
ini panglima Angkatan Kepolisian Republik Indonesia tidak lagi berstatus menteri
46 Kompas, 16 Mei 1968.

7t
ENstrLopEDr KapoLRt !g JENDERAT Porrsr Dns. HoecENc lveN SrNToso

ketertiban masyarakat bukan semata-mata timbul dari paksaan atau ketakutan,


tetapi harus berdasar pada keyakinan anggota-anggota masyarakat sendiri.
Keesokan hari untuk pertama kalinya Panglima AKRI yang baru
Komisaris Jenderal Polisi Drs. Hoegeng memberikan taklimal(briefing) kepada
Pangkorandak I Sumatra, Pangkorandak II Kalimantan dan Pangkorandak III
Indonesia Bagian Timur dan segenap staf umum Mabak di Aula Mabak.+z Materi
taklimat adalah pelaksanaan tugas AKRI dalam membina masyarakatyang sebaik-
baiknya. Dalam taklimat itu juga dibicarakan masalah perlunya penghematan
dalam pelaksanaan tugas AKRI disesuaikan dengan keadaan ekonomi ketika itu.+B
Soal lain yang diuraikan dalam taklimat itu adalah pokok-pokok pidato Presiden
Soeharto pada pelantikan Pangak yang menekankan bahwa tugas pokok AKRI
adalah penegak hukum dan menjaga ketertiban masyarakat.
Sebagai acuanbagi kinerj a kepolisian pada masa-masa pertama kepemim-
pinan Pangak Drs. Hoegeng, dikeluarkan Perintah Harian yang pertama.
r. Agar AKRI lebih memusatkan perhatian kepada segi-segi kriminologis
dan teknik kriminalistik. Hal ini berarti mengarahkan dan mengerahkan
segenap potensi, pemikiran dan kegiatan-kegiatan ke luar maupun ke
dalam, dalam rangka kembali pada fungsi sendiri ke arah pengembangan
dan penyempurnaan tugas pokok AKRI serta mempertumbuhkan tradisi
kepolisian sesuai dengan arti, makna dan jiwa Undang-Undang Pokok
I(epolisian No. 13 tahun 196r.
z. Agar sementara ini organisasi, prosedur, dan tata kerja AKRI disederhanakan
dan lebih disesuaikan dengan kebutuhan dalam perkembangan masyarakat
tanpa mengurangi efisiensi dan efektivitas.
3. Harus dicegah segala pemborosan, baik dalam penghidupan maupun
pekerjaan dengan tidak mengurangi efisiensi dan prestasi kerja.
4. Anggota AKRI agar kerja cepat dan tepat.
5. Agar ditingkatkan kekompakan antar-ABRI, antara AKRI dan instansi-
instansi sipil, antara AKRI dan rakyat. ae

Untukmenjalankan Perintah Harian Pangaktersebut, AKRI harus cepat dan


tegas, tetapi cukup bijaksana dalam menentukan posisinya dalam integrasi itu, serta

Iebih mengutamakan kepentingan nasional daripada golongan atau pribadi.

47 Pelopor Baru, 16 Mei 1968


4B Kompas, 17 Mei 1968
49 Kornpas, rB Mei 1968

72
Bee V : Ssencat KnPolnt

Strategi Kepolisian Indonesia yang tecermin pada saat itu adalah bahwa
Kepolisian Indonesia kembali ke fungsi pokok kepolisian, tidak mencampuri
urusan angkatan lain di jajaran ABRI. Ketika itu Pangak Komisaris Jenderal
Polisi Drs. Hoegeng sendiri mengatakan bahwa ia tidak setuju adanya
pemisahan Angkatan Kepolisian dari ABRI.so Pangak Hoegeng juga meminta
agar angkatan lain tidak campur tangan dalam urusan Kepolisian Indonesia.
Peristiwa ini menjadi tonggak sejarah bahwa Kepolisian Indonesia "Kembali
kepada fungsinya".
Upaya konkret untuk memperbaiki kinerja polisi ketika itu dimulai dari
kantor Markas Besar Angkatan Kepolisian (Mabak) sendiri di mana Pangak
Hoegeng berada. Hoegeng yang sejak dulu mempunyai kebiasaan masuk kantor
pagi hari mencoba menerapkan itu dalam kepemimpinannya sebagai Pangak.
Artinya tepat seperti waktu yang ditentukan.s'
Dalam pemikiran Hoegeng kalau pemimpinnya masuk pagi, dengan
sendirinya staf pembantunya juga akan masuk pagi. Misalkan saja, bila dulu
Mabak baru mulai kerja pukul o8.oo kini pukul o7.oo. Perbedaan hanya I
jam, tetapi jangan lupa r jam sehari, seminggu jadi berapa jam, setahun jadi
berapa? Jangan lupa juga yang mulai kerja pukul 7 bukan hanya 1 orang,
melainkan seluruh staf, seluruh Mabak. Jadi, r jam kali berapa orang? Hoegeng
memberikan contoh teladan yang pantas dipelihara.
Dalam pekerjaan sehari-hari proses pelaksanaan keputusan itu
berantai ke bawah. Makin cepat atasan mengambil keputusan, makin cepat
pula prosesnya ke bawah. Dengan kata lain, kalau tadinya bawah mesti
menunggu-nunggu, kini waktu menunggu itu lebih singkat. Misalnya, bagian
pengusulan naik pangkat para anggota AKRI. Karena dengan kemajuan jam
kerja tadi, pekerjaan dilaksanakan lebih cepat, waktu menunggu-nunggu
kenaikan pangkat itu akan lebih pendek juga.
Dengan ilustrasi itu dapat dikatakan bahwa penghematan waktu yang
tampaknya hanya r jam sehari, menjadi besar sekali manfaatnya karena di-
lakukan oleh orang banyak dan menentukan kelancaran pekerjaan yang

5o Korrytas, zr Nilei 1968. Menurut Hoegeng AI(RI sebagai salah satu Angkatan Bersenjata RI telah diberi
wadah dalam ABRI dengan tugasnya sendiri. Tugas inilah yang harus ditingkatkern, sehingga dapat
memberikan sumbangan yang positif. Antara lain "technical knou ltotu" dari anggota-anggota AI(RI
halus ditingkatkan.
5t Kornpas,5,Iuni1968.PangakHoegengsejakdulumempunyaikebiasaanmasukkantorpagihari.Arlinyatepat
seperti waktu yang ditentukan. I(ebiasaan ini diterrrskan tatkala ia menjadi Deputi Pangak dan dilanjutkan
setelah menjadi Pangak. la hanya rnasul< keria pada waLlunya, staf pembantunya mengikuti. I(arena semua
tepat masuk l<eria lebih pagi, peke{aan bisa dimulai lebih cepat. Utusan-urusan lebih cepat diselesaikan.
Efisiensi tampak.

73
ENsrrLopEDr Kapolnr x JENDERAT- Portsr Das. Hoe ceNc lyeN SaNToso

mempunyai proses berantai. Alangkah banyaknya orang bicara daya guna


atau efisiensi kerja. Berbagai teori, seminar dan pernyataan dikeluarkan.
Alangkah sederhananya praktik yang dijalankan oleh Pangak itu. Dia juga
tidak henti-hentinya untuk mengingatkan seluruh anggota AKRI agar tidak
menyeleweng.s'
Manajemen sebuah organisasi biasanya tidak lepas dari mekanisme
reward and punishment.st Hal ini membawa konsekuensi bahwa faktor
kesejahteraan pegawai juga harus diperhatikan, dan di pihak lain personel-
personel yang sudah tidak cocok lagi penempatannya perlu digeser. Isu
mutasi di tubuh AKRI ini rupanya juga sempat menerpa masa-masa pertama
kepemimpinan Pangak Hoegeng.
Kekhawatiran sebagian kalangan AKRI agak terobati setelah Wakil
Pangak, Inspektur Jenderal Polisi Tengku A. Azis, menerangkan bahwa
pimpinan AKRI yang baru akan lebih memperhatikan kesejahteraan para
anggota AKRI di samping adanya pembersihan yang harus tetap dilaksanakan
untuk membersihkan tubuh AKRI dari unsur-unsur Gestapu/PKl.s+
Wapangak ketika itu juga mengatakan bahwa setiap pejabat AKRI yang
memenuhi syarat tetap mempunyai kesempatan untuk didudukkan sebagai
deputi-deputi Pangak. Beberapa calon yang dicalonkan untuk menduduki
jabatan-jabatan Deputi Pangak terus dalam penggodokan pimpinan AKRI.
Khusus mengenai Kombes Polisi (Purn) Drs. Bugi Supeno yang ketika
itu ramai dibicarakan oieh masyarakat dan yang telah dimuat dalam surat
kabar-surat kabar sebagai calon untuk menduduki Deputi Operasi Pangak,
dijelaskan oleh Wapangak bahwa apa yang diperbuat oleh Kombes Polisi
Drs. Bugi Supeno beberapa waktu yang lalu tidak merupakan pendongkeian
terhadap pimpinan AKRI sebagaimana yang disangka semula oleh masyarakat,
tetapi yang dikehendakinya adalah pembersihan tubuh AKRI dari unsur-unsur
Gestapu/PKI.ss
Pada kesempatan tersebut Wapangak meminta perhatian dari pimpinan-
pimpinan AKRI di daerah-daerah bahwa pimpinan AKRI yang baru sekarang
ini berbeda dengan cara-cara pimpinan-pimpinan AKRI yang lama, tidak akan

Sinar Harapan, rB Desember 1968. Pesan Hoegeng kepada anggota-anggota AKRI agar tidak nyeleweng
ini sangat sering disampaikan.Dengan tegas Hoegeng selalu memberikan sangsi yang berat kepada
bawahannya yang tidak disiplin.
53 Lihat Sondang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, halaman ro8. Bumi Aksara, Jakarta 2oo2
54 Pelopor Baru, r Juli 1968.
55 Bandingkan dengan yang dimuat dalam surat kabar "BI" tanggal z6 htli t966. Di sana diberitakan bahwa
4 per-wira AKRI ditahan karena merencanakan pendongkelan terhadap pemerintah.

74
Bne V x Sesacat Kaeolnt

mengadakan mutasi atau pergantian-pergantian pimpinan-pimpinan AKRI


di
oleh
daerah-daerah secara besar-besaran. Yang penting, demikian diharapkan
wapangak, pimpinan AKRI di daerah-daerah sesuai dengan policy pimpinan
AKRI di Pusat, harus lebih memperhatikan kesejahteraan para anggota AKRI,
di samping terus melaksanakan pembersihan tubuh AKRI dari unsur-unsur
Gestapu/PKI.
Hanya berselang empat hari sejak penjelasan wakil Pangak Inspektur
Jenderal Polisi Tengku A. Azis mengenai tidak adanya mutasi di tubuh AKRI
ternyata pada tanggal 4 Juli Lg68, Pangak Komisaris Jenderai Polisi Drs'
Hoegeng bertempat di Wisma Bhayangkara telah melantik para deputi dan
pembantu-pembantu Pangak yang terdiri dari 4 orang yang disaksikan oleh
Pangak, kepala-kepala Staf dan perwira-perwira AKRI Mabak's6
Keempat pembantu tersebut adalah Deputi Operasi Irjen Polisi Drs'
Katik Suroso yang dahulu dijabat oleh Pangak Drs. Hoegeng, Deputi Pembinaan
Irjen Polisi A. J. M. Pieter yang sebelumnya dijabat oleh Irjen Polisi Drs' H'
yang
Suparno Suriaatmadja, Deputi Khusus Irjen Polisi Drs. Awaloedin Djamin
menggantikan Irjen Polisi Drs. Mardjaman' Inspektur Jenderal AKRI Irjen Polisi
Drs. Ostentrik TJitrosunarjo menggantikan Irjen Polisi Drs. A'J'M Pieter'
Mutasi di tubuh AKRI tersebut tidak urung memunculkan spekulasi
mengenai adanya polarisasi dalam tubuh polisi. Menanggapi hal ini Pangak
para
Komisaris Jenderal Polisi Drs. Hoegeng telah memperingatkan kepada
deputi/pembantu dengan Pangak agar tidak berkonflik siapa pun dan supaya
mengikis habis golongan-golongan dan praktik klik-klikan di lingkungan AKRI'57
Hal ini dikatakan oleh Pangak Drs. Hoegeng dalam upacara serah terima
jabatan dan pelantikan para Deputi Pangak di Wisma Bhayangkara Jumat S Juli
jawab
1968. Dalam amanatnya Pangak mengatakan bahwa tugas dan tanggung
yang dibebankan kepada pembantu-pembantunya ini memang berat sekali'
pada
Sambil menjelaskan kembaii mengenai fungsi AKRI untuk kembali
tugas pokoknya, Pangak dengan tandas memperingatkan kepada pembantu-
pembatu yang baru dilantik agar dalam tugasnya sehari-hari bertindak cepat,
pada tugas
tegas, jujur, dan sopan santun. Dikatakannya AKRI harus kembali
pokoknya sehhingga harus berani mengad,akan koreksi terhadap diri sendiri'
Kepemimpinan Hoegeng dalam AKRI mewarisi persoalan turun-
temurun dalam tubuh kepolisian, yaitu perihal konflik dan kooptasi polisi
ke

56 Pelopor Baru, 5 Juli 1968


57 Pelopor Baru, 6 Juli 1968

75
ENstrLopEDt KlpoLRr e JENDERAT Portst Dns. Hoece nc lveN SnNToso

dalam politik. Untuk mengatasi persoalan ini, Hoegeng kembali memberikan


penegasan tentang pendirian AKRI.
Dikatakan oleh Hoegeng bahwa dalam rangka peningkatan kekompakan
dan wibawa AI(RI serta peningkatan pelaksanaan tugas AKRI, baik sebagai alat
hankamnas maupun sebagai alat sosial politik, Pangak Komisaris Jenderal
Polisi Drs. Hoegeng telah mengeluarkan penegasan di antaranya sebagai unsur
Orba, AKRI harus merupakan pengaman dan pengamal Pancasila dan UUD
1945 secara murni dan konsekuen. Mengenai penegakan demokrasi, hukum,
dan sistem konstitusional serta dalam meny'ukseskan usaha pembangunan
ekonomi, AI(RI berpegang pada Ketetapan Sidang Umum MPR IV, sidang
istimewa dan Sidang Umum V MPRS dan sebagai bahagian dari ABRI. AKRI
harus merupakan penerap sejati dari Sapta Marga, Tri Brata, dan Catur Prasetya.
Selanjutnya, dalam pelaksanaannya tersebut, perlu dicabut kebulatan tekad
AKRI atau program perjuangan Tahun Berdikari (TAKARI) yang dikeluarkan
4 September 1965. Mencabut mental clttitude AKRI yang berbuny Reuolutie
Gericht, Bung Karno Sentris dan Open Management yang dicetuskan pada
tanggal 14 Juli 1966.58
Untuk itu, perlu dilaksanakan secara terus-menerus pembersihan dan
pemurnian di tubuh AKRI dari sisa-sisa G-3o-S/PKI Orla, serta unsur-unsur
negatif dan destruktif yang membahayakan persatuan dan kesatuan AKRI karena
hal ini dapat merosotkan martabat AKRI di mata masyarakat. Selain itu, perlu
ditingkatkan kekompakan dalam tubuh AKRI sendiri dalam rangka kekompakan
ABRI sertakekompakan seiuruh Slagorde fiajaran). Yang seianjutnyapeningkatan
secara terus-menerus mental Orba dalam tubuh AI(RI, moril, disiplin, I'dsprit de
corps(jiwakorsa), pengabdiankepadakepentinganrakyatbanyak, danpeningkatan
kecakapan dan kemampuan teknis atau manajerial pada seluruh warga AKRI.
Penjelasan Hoegeng ini sekaligus memberi konsekuensi bahwa semua
pernyataan yang pernah dikeluarkan, yang tidak sejiwa dengan penegasan ini
dinyatakan tidak berlaku lagi. Penegasan itu seolah menegaskan kembali tekad
pimpinan AKRI untuk menjadikan Kepolisian Indonesia lebih independen. se

58 Duta Masyarakat, u Juii 1968


59 Lihat Berita Yudln, z6 Juni 1968. Di sana dikatakan bahwa Pangak Jenderal Polisi Drs. Hoegeng
dengan tegas berkata bahwa apabila AKRI menduduki fungsi yang bukan bidangnya sama dengan AKRI
merupakan karikatur dari orang yang seharusnya memegang fungsi yang diduduki itu. Bagi AI(RI yang
penting sekarang ialah untuk memperkuat diri dengan meng- upgrade anggotanya dalam segala bidang.
Pangak mengatakan hal itu sebagai jawaban terhadap pertanyaan mengapa ABRI sekarang tidak turut
serta dalam kabinet yang baru dilantik.

76
Bae V ; Seaacal Kapolnr

S.2 AI(RI Berubah Meqiadi Polri


Bertepatan dengan peringatan HUT Bhayangkara pada 1 Juli t969
dengan Keputusan Presiden Nomor 5z Tahun t969, Presiden Soeharto telah
menetapkan kedudukan organik dan tanggung jawab I(epolisian Negara RI
sebagai unsur ABRI dalam Departemen Pertahanan dan I(eamanan. Hal ini
berarti terjadi perubahan penyebutan Angkatan Kepolisian Republik Indonesia
(AKRI) menjadi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).
Dalam Keputusan Presiden itu dinyatakan bahwa dengan tidak
mengurangi kedudukannya sebagai Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
seperti yang dimaksud dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor r3 tahun t96r
digunakan kembali sebutan Kepolisian Negara RI yang selanjutnya disebut
Kepolisian Hukum, segala hal ihwal mengenai personel, material, keuangan,
administrasi dan peralatan dalam arti yang luas bagi kepolisian RI diatur
diintegrasikan dengan AD, AL, AU dalam peraturan-peraturan pokok yang
sama bagi ke-4 angkatan.
Tentang tugas dan tanggung jawab Kepolisian Negara RI, dalam
Keputusan Presiden Nomor 5z tahun 1969 itu dinyatakan, bahwa Kepolisian
Negara RI bertugas dan bertanggung jawab sebagai penegak hukum, terutama
di bidang keamanan dan ketertiban masyarakat, sesuai dengan ketentuan dalam
Undang-Undang Pokok Kepolisian.
Dengan keputusan Presiden itu, sebutan Panglima Angkatan Kepolisian
telah dihapuskan diganti dengan sebutan Kepala I(epolisian Negara RI, tetapi
sebagai unsur ABRI, I(epolisan Negara RI tetap dalam lingkup ABRI dan
sederajat dengan AD, AL dan AU.
Dengan ditetapkannya Keputusan Presiden No. 5z tahun t969 ini yang
berlaku sejak tanggal r Juli 1969, Keputusan Presiden Nomor z9o tahun 1964
dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. Berkaitan dengan itu, statemen
Hoegeng selaku Kapolri dalam Pidato Hari Bhayangkara, antara lain, "Kembali
kepada fungsinya sendiri seperti yang telah diserukan oleh Presiden dalam
tahap pembangunan sekarang memong pada hakikatnya menjadi kehendak
waktu, oleh karena dengan memenuhi tugas sesuai fungsinya masing-
masing, secoro langsung sudah menciptakon suosona yang fauourable bagi
p emb ang unan. F au our able kar en a masin g -m a sing ap ar atur y an g t el ah s ad ar

akan tu g a s ketu aj ib anny a s e suai deng an fung si d an u) eu enang s endiri- s endir i


t anp a mencampuri urus an-urus an ap ar atur lein, b aik dalam tug as, or g anis asi,
status maupun soal-soal intern lainnya mengakibatkan tidak adanya

77
Er.rsrrLopEDr KapoLRt e JENDERAT POrrst Dns. HoeceNc lve.N SnNToso

kesimpang siur an di dalam prosedur penA eleng g oraon. Kembali kepadafung si


sendiri bagi Polri harus ditafsirkan agor kepada Polri diberikan kesempatan
s ep enuhnA o untuk m enj al ankon op 0 y ang mutl ak w aj ib dilak s anakan s eb o g ai
penegak hukum dan inti penAelenggoroan kamtibmas, untuk mana baginya
p erlu p ening katan kemompuan dolam bidang p eng usutan p erkar 0-p erkor a

dan p emb erian public seruice p olisional,.."


Srategi tersebut diperkuat dengan hal-hal kecil, tetapi amat berarti,
seperti berikut:
pertama, istilah Angkatan Kepolisian Republik Indonesia (AKRI)
diganti dengan Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Kedua, istilah Menteri/
Panglima Angkatan Kepolisian Negara Republik Indonesia diganti dengan
Kepala Kepolisian RI (Kapolri). Hanya saja Polri masih berada di lingkungan
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, di bawah Menhankam.
Kedua: Dalam kapasitas Hoegeng sebagai Kapolri dikatakan sebagai
berikut: "Hendaknya janganlah dilupakan, Indonesia baru saja keluar dari
suasana pemerintahan Orde Lama. Kondisi perekonomian begitu buruk.
Prasarana perekonomian hancur. Pertambahan penduduk tinggi. Kas dan
devisa negara kosong. Masyarakat Indonesia yang terbiasa dengan aksi-
aksi politik "revolusioner" atau "politik doktriner'baru saja menyadari hak-
hak dan kewajiban-kewajibannya kembali, misalnya dalam menyatakan
pendapat, melancarkan kritik, koreksi dan gerakan pembaharuan
politik, menuju ke arah terwujudnya suatu tatanan pemerintahan dan
kemasyarakatan yang ideal."
itu Pemerintah dan masyarakat Indonesia berada dalam suatu
Dewasa
periode transisi, berhubung kebijaksanaan Pemerintah yang dititikberatkan
pada pembangunan, terutama pembangunan ekonomi. Prioritas utama adalah
rehabilitasi prasarana ekonomi dan pembangunan sektor pertanian. Untuk itu,
dukungan stabilitas politik amat diperiukan.
Dunia kepolisian sendiri mengalami kekurangan fasilitas dan dana
sehingga untuk memindahkan seorang polisi saja dari satu tempat ke tempat
yang lain amat sulit. Langkah pokok yang diambil adalah secara perlahan-
lahan, tetapi pasti menegakkan kembali citra polisi di tengah masyarakat
Indonesia sehingga masyarakat simpati kepadanya.
Ketiga: Hoegeng mengatakan bahwa dalam usaha kita hendak me-
negakkan Rule of Law, anggota POLRI khususnya dan anggota ABRI umumnya
hendaklah dapat memberi contoh teladan bagi masyarakat dalam hal ini

78
Bae V x Seaacnr Kapolnr

mematuhi hukum di negeri ini. Menurut Hoegeng dewasa ini kita sedang menuju
ke situasi di mana rule of latu benar-benar dapat ditegakkan dan keamanan lahir
dan batin dapat diwujudkan.6"
Kapolri Polisi Drs. Hoegeng memerintahkan kepada setiap anggota
Komisaris Jenderal Polri untuk jalan terus tanpa ragu-ragu di dalam segala
tindakan penertiban hukum dan bahkan tindakan harus ditingkatkan agar para
pelanggar hukum sadar bahwa Indonesia bukanlah negara yangklontangon,
tetapi negara hukum.
Dalam perintah Jenderal Hoegeng yang disebutkan dalam notanya hari
selasa kepada Danjen Komapta, Danjen Koserse, Irjen Polri, Dir. Lantas polri,
dan Koordinator Polsus itu lebih jauh dikatakan bahwa Kapolri merasa mual
dengan keadaan yang dialami sehari-hari.
Menurut Jenderal Hoegeng rule of latu yang harus ditegakkan dewasa
ini seakan-akan hanya merupakan ucapan orang yang sedangngelindur (bicara
dalam tidur) saja sehingga seakan-akan /rp seruice belaka. Dalam hubungan ini
Kapolri tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada mereka yang termasuk
idealis-idealis sinting yang masih tinggal (de nog bestarnde gekke idealisten)
yang masih nyata-nyata berusaha sekuat tenaga melaksanakan rule of lata ini
walaupun mereka itu berhadapan dengan rintangan-rintangan berat.6'
Kapolri yang Selasa pagi, zo Juli tg7t, menyaksikan dengan nyata kepala
sendiri sebuah kecelakaan bus di Jalan Thamrin mengatakan dalam notanya itu
bahwa memang akhir-akhir ini ada kenyataan bahwa para pemakai jalan makin
lama makin ugal-ugalan. Yang terkenal dalam hal ini adaiah para sopir bus dan
para pengemudi becak, terbukti dengan makin banyak kecelakaan lalu lintas
yang mengakibatkan maut dan lain sebagainya.
Apa yang membuat sopir-sopir ini jadi ugal-ugalan, oleh Kapolri
dikatakan bahwa mereka itu mungkin sekali beranggapan nyawa manusia
murah, mungkin mereka itu beranggapan kalau para pelanggar toh dihukum,
sanksinya amat rendah, atau juga karena anggota polisi sedikit tidak akan dapat
melakukan kontrol yang benar.
Pembentukan citra diri polisi yang baik di masyarakat dijalankan sendiri
oleh Hoegeng melalui contoh teladan di masyarakat. sebagai seorang polisi,
Hoegeng tidak segan-segan untuk turun ke jalan mengatur lalu lintas walaupun
dengan seragam Kapolri. "saya melakukannya dengan ikhlas. Sekaligus mem-

6o Angkatan Bersenjata, zz Februari 1969


6t Angkatan Bersenj ata, zt hli r97t

79
EnsrrLopEDr Kapornr ::r JENDERAT Ports Dns. HoecENG lMlN SnNToso

berikan contoh teladan tentang motivasi dan kecintaan polisi akan tugasnya,
sekaligus memberikan teguran dan peringatan secara halus kepada bawahan
yang lalai atau malas", demikian Hoegeng pernah mengatakan.6'?
Pada suatu malam tanggal zr Juli 1968 Hoegeng yang amat mem-
perhatikan keadaan anak-anak nakal dewasa ini, terutama yang nekad selalu
melakukan aksi "ngebut", telah mengikuti razia yang dipimpin oleh Pangdak
YIIIJaya Inspektur Jenderal Polisi Drs. Sukahar dan Komandan Kesenjataan
Operasi Lalu Lintas (Dan Senoplantas) Ajun Komisaris Besar Polisi Sukotjo, 4o
mobil dan 4z sepeda motor.6:r
Ini dijelaskan oleh Pangak Drs. Hoegeng dalam wawancara dengan radio
El Shinta. Dalam interuiew itu Pangak meminta perhatian dari bapak-bapak
dan ibu-ibu dari anak-anak yang ternyata memang sangat nakal itu. li antara
anak-anak itu ada yang sekitar 13, \4 tahun umurnya. Ada pula gadis-gadisnya
di samping pemuda-pemuda yang berandalan. Yang jelas, kebanyakan mereka
adalah putra-putra dari orang-orang kaya, sipil atau pun militer.
Pangak menceritakan bahwa ada seorang anak (militer) yang ketika dita-
nya dengan baik-baik dan sopan, selalu menjawab secara jagoan , membentak.
Sesudah diberitahu bahwa yang menanya itu adalah "Oom Hoegeng", kalau
nanti di rumah ditanya bapaknya, pemuda-pemuda yang gagah-gagah itu lekas
"minta maaf'.
Razia dilakukan dengan menentukan sekitar 10 pos-pos di seluruh kota
dan dilakukan oleh kesatuan-kesatuan campuran dari AKRI dalam rangka
melaksanakan instruksi tegas dari Presiden Soeharto untuk mengatasi soal-soal
"ngebut" oleh anak-anak nakal.
Yang amat disesalkan oleh Hoegeng juga adalah bahwa dalam beberapa
kendaraan ada terdapat senjata-senjata (pistol, dan senjata karabin) milik ayah
anak-anak itu. Hal itu tampaknya kurang mendapat perhatian dari bapak-bapak
pejabat militer kita agar menjaga dan mengawasi senjata-senjata itu jangan
sampai dibawa oleh anak-anaknya secara diam-diam.
Upaya penegakan hukum oleh Polri ini, bahkan berlaku pula terhadap
anak Presiden Soeharto yang bernama Sigit (rB tahun). 6al(etika itu hari
Jumat siang 13 Mei t967 sekitar pukul 74.30 telah terjadi sebuah tabrakan di
perempatan Jalan Palem, Jalan Tanjung Menteng, Jakarta. Kecelakaan itu

6z Lihat Abrar Yusra dan Ramadhan KH, Hoegeng, Polisi: Itlannrt dan Kenyataan, Pustaka Sinar Harapan.
,Iakarta. r994
63 BeritaYudhn,zz Juli 1968
64 BeritaYudfut, tt Juli 1968

80
Bne V $ Seencnr Kapoler

terjadi antara mobil Fiat Station Wagon B 76zo V yang dikemudikan sendiri
oleh Sigit dengan sebuah mobil Land Rover B 7S4S-r4 milik Kedutaan Besar
Inggris di Jakarta yang dikemudikan oleh sopirnya Ajub Lacanny.
Dari hasil pemeriksaan pengadilan, diketahui bahwa tabrakan tersebut
terjadi karena mobil Fiat Station Wagon telah meluncur dengan kecepatan
yang melebihi kecepatan maksimum yang diizinkan, sementara lawannya, yaitu
mobil Rover masuk ke jalan besar tanpa berhenti lebih dahulu. Oleh pengadilan
selanjutnya, Sigit dijatuhi hukuman denda Rp 3oo subsider 6 hari kurungan,
sedangkan Ajub Lacanny dijatuhi hukuman Rp zz5 subsider 4 hari kurungan.
Berkaitan dengan disiplin berlalu lintas ini Hoegeng memang acapkali
mengeluhkan bahwa disiplin kita masih payah.6s Peraturan-peraturan baru
yang muluk-muluk pun tak ada artinya jika dalam masyarakat sendiri belum
ada rasa disiplin. Diambil contoh oleh Hoegeng dalam peraturan-peraturan lalu
lintas meskipun sudah dibuat tanda-tanda dengan jelas dan teratur, masih saja
baik secara sadar maupun tidak dilakukan pelanggaran-pelanggaran, baik oleh
sipil maupun ABRI. Payahnya lagi justru Hoegeng sering memergoki anggota
polisi sendiri yang melanggar peraturan ini.
lain Kapolri Hoegeng kembali memberikan
Pada kesempatan yang
contoh teladan di masyarakat. I(etika itu Kapolri Komisaris Jenderal Polisi
Drs. Hoegeng turun tangan untuk mengangkat mayat seorang pemuda yang
ditemukan di dalam selokan di ujung Jalan Sindoro.66
Mayat itu ditemukan oleh penduduk setempat pada pukul 21. oo dan dari
kartu tanda penduduk yang terdapat di kantongnya yang berlumuran darah diketa-
hui bahwa si korban bernama Herman fuifih (zo tahun) bertempat tinggal di
Menteng Raya Djelawe. Diperoleh keterangan bahwa petugas RW dan keamanan
setempat telah berusaha menelepon beberapa rumah sakit untuk minta ambulans,
tetapi sampai tiga jam kemudian tidak ada yang muncul.
tak disangka-sangka pukul oo.15 malam itu muncul sebuah
Secara
mobil dengan nomor polisi Pol. r-oo yang di dalamnya ternyata Pak Hoegeng
dengan mengenakan baju lurik dan segera memerintahkan mengangkat mayat
ke dalam sebuah mobil lainnya yang bersamaan datangnya dengan mobil Pak
Hoegeng.

65 Warta Harian, zz Januari 1969 Di sana dikatakan oleh Hoegeng bahlr'-a sel<arang ini banyak petugas-
petugas (di kepolisian) yang pengetahuannya sangat kurang dibanding dengan pangkatnya. Diambil
contoh seorang I(omisaris Polisi yang lebih tahu tentang cara-cara mengomprengkan kendaraan daripada
kalau ditanya tentang perihal tugasnya di kantor.
66 Berita Irrdho, rr Agusltrs 1969; Angkatan Bersenjata, rr Agustus 1969

8t
ENsrrLopEDr Knpor-nr x JENDERAT- Portst Dns. HoecrNc lvnN SlNroso

Terhadap para bawahan Hoegeng juga senantiasa memberikan pembi-


naannya agar senantiasa dicintai masyarakat. Pada acara penutupan Kursus
Regular Angkatan \4 Seskopol hari Jumat, 1"9 Maret tg7t, di Lembang Bandung
Kepala Kepolisian RI Jenderal Polisi Drs. Hoegeng Iman Santoso mengingatkan
bahwa para perwira yang telah selesai mengikuti kursus harus bisa mendobrak
kelemahan bidang kepemimpinan dan administrasi yang ada. Dan sebagai
pemimpin, hendaknya berani mengadakan introspeksi dan melakukan penindakan
terhadap penyimpangan, penyelewengan-penyelewengan, sebaliknya berani pula
memberikan penghargaan kepada mereka yang benar-benar berjasa.6T
Dalam kenyataannya apa yang diamanatkan ini memang dilaksanakan
IGpolri menindak
secara konsisten oleh Hoegeng, misalnya ketika dia selaku
anggota Polantas yang terbukti bersalah. Bahwa pada hari Minggu, tanggal
rB Januari tg7o, seorang petugas lalu lintas bernama Bripda BJ dengan
mengendarai mobil dinas No. Pol Bg41-oo telah menabrak sebuah becak yang
mengakibatkanduaorangluka-lukadiJalanGatotSubroto. Darihasilpenyidikan
ternyata Bripda BJ mengemudikan mobil dinas tanpa memiliki SIM (surat izin
mengemudi), tanpa izin, meninggalkan tempat jaga (piket), dan tidak melapor
terjadinya kecelakaan pada atasan. Terhadap kesalahan tersebut Kapolri
Komisaris Jenderal Polisi Drs. Hoegeng Imam Santoso telah memerintahkan
kepada Komandan Pusatop Lantas Mabak agar Bripda BJ segera dimasukkan
ke dalam sel untuk pemeriksaan lebih lanjut.68 Dalam kesempatan yang lain
Kapolri Hoegeng juga pernah membekuk 75 poiisi lalu lintas karena melakukan
pelanggaran disiplin, mereka dijemur di depan Hotel Indonesia.6s
Tidak hanya penindakan terhadap anggota kepolisian yang melanggar,
terhadap anggota-anggota kepolisian yang dianggap berjasa juga diberikan
penghargaan. Contoh untuk kasus ini adalah ketika dua orang anggota polisi
yaitu Soedardjo dan Tarzan dari Kepolisian Semarang, Jawa Tengah menolong
turis-turis Belanda antar jemput tambal ban di malam hari.zo Hal itu dinilai
Kapolri memberi image baik terhadap turis-turis. Kepada dua orang anggota
polisi itu diberi surat penghargaan karena melaksanakan intruksi Kapolri dan
menjunjung tinggi nama baikABRI, khususnya Polri.

6Z Angkatan Bersenjata, zz Maret 1971


6B Angkatan Bersenjata, zz Maret r97r
69 Angkatan Bersenjata, t4 Mei r97o
7o Berita Yudha, z9 J:uIi rg7t. Di sana diberitakan bahwa setelah menerima pertolongan dari kedua orang
polisi itu, turis Belanda tersebut berkirim surat kepada Kapolri Hoegeng yang intinya menyampaikan
terima kasih atas peftolongan yang diberikan.

82
Bae V x Seaacar KapoLnr

Upaya agar Polri mendapat tempat di hati masyarakat, benar-benar ditem-


puh dengan jalan bersikap terbuka dalam kehidupan nasional dan kemasyarakat-
an. Kepala Kepolisian RI Jenderal Polisi Drs. Hoegeng menegaskan bahwa setiap
perbuatan ouer acting anggota Polri akan mengurangi kepercayaan rakyat, bahkan
mengakibatkan rasa muak dan benci terhadap penegak hukumnya. Dikatakannya
bahwa tugas menegakkan hukum dan keadilan seringkali seakan-akan sulit di-
laksanakan. Oleh karena itu, hendaknya social control dan kritik masyarakat se-
nantiasa diterima dengan ikhlas secara introspektif.
Hal itu tecermin antara lain pada keakraban dengan pers Indonesia.
Pemberitaan pers Indonesia tentang kegiatan Polri, bahkan tentang gagasan-
gagasan mengenai dunia Polri yang hidup di dalam dan di luar tubuh polri
sendiri sebenarnya merupakan buku harian terbuka Polri!Tak ada hal yang
disembunyikan kepada pers atau masyarakat Indonesia.
Dalam pidato melalui T\rRI dan RRI berkenaan hari kepolisian r Juhr97t,
Jenderal Polisi Hoegeng mengajak untuk mencontoh dan meneruskan semangat
juang para pahlawan yang telah gugur, yang lebih mengutamakan kepentingan
umum dan keselamatan negara. Dalam tugas-tugas nasional, kita harus sanggup
berkorban lebih besar lagi demi tercapainya cita-cita perjuangan bangsa Indonesia.
Peringatan Hari Bhayangkara ke-25 yang oleh Kapolri Drs. Hoegeng
ditekankan mempunyai sifat sangat penting bagi Polri, diperingati dengan amat
sederhana, tetapi khidmat. Karena, seluruh bangsa sekarang sedang dalam
kesiapsiagaan untuk menunaikan tugas nasional, yaitu mengamankan dan
menyukseskan pemilihan umum.
Adapun titik berat peringatan Hari Bhayangkara tahun r97t olehKapolri
ditegaskan pada peningkatan kekompakan dalam tubuh polri sebagai pangkal
tolak realisasi integrasi ABRI dengan dilandasi oleh pengembangan kemurnian
identitas dan tugas pokok Polri. z'
Perintah Harian Kapolri pada peringatan Hari Bhayangkara tahun r97r.
t. Bertindaklah selalu dengan waspada, serta sanggup memberi koreksi
dalam tugas pengamanan langsung Pemilu yang dipercayakan pada polri.
Waspadalah terhadap segala siasat infiltrasi dan subversi dari G-3o-S/PKI
dan lainlain organisasi yang ekstrem yang hendak mengganggu kelancaran,
ketertiban, dan keamanan Pemilihan Umum.
z. Bersikaplah tegas sebagai abdi keamanan dan ketertiban masyarakat,
adil dan bijaksana dalam tindakan-tindakan dan tingkah laku yang seder-

7't Harian Abadi, r Juli t97t

83
ExsrrLopEDr KlpoLRr e JENDERAL PoLrsr DRs. HoecENG lMnN SeNToso

hana, tetapi correct tanpa berlebih-lebihan, tanpa oueracting, sebab


setiap perbuatan ou er acting hanya akan mengurangi kepercayaan rakyat
bahkan mengakibatkan rasa muak dan benci terhadap para penegak
hukum.
J. Pimpinan Polri menyadari atas beratnya tugas yang diberikan kepada
seluruh anggota Polri selaku petugas dalam komando keamanan langsung
Pemilu. Tugas nasional tersebut menuntut agar setiap warga negara Indone-
sia siap melaksanakan kewajibannya dengan penuh rasa tanggung jawab dan
kesadaran nasional.
4. Laksanakan pengamanan dan penyuksesan proyek-proyek Pelita, baik pada
tingkat nasional maupun daerah, dan membina rasa tanggung jawab yang man-
tap dan turut serta secara aktif dalam meningkatkan kegairahan rakyat.
5. Hendaknya social control dan segala kritik betapa pedas pun dari masyarakat,
tetapi yang bersifat membangun jujur dan benar, senantiasa diterima dengan
hati terbuka dan ikhlas secara introspektif untuk dijadikan bahan penilaian
bagi penyempurnaan pengabdian Polri terhadap penegakan hak-hak asasi
rakyat dan hukum negara.

Hoegeng senang karena Polri mendapat tempat dalam kehidupan aktual


Indonesia dewasa ini. Senang karena dari sanalah Polri mendapatkan potret
diri yang jujur. Yang mengharukan adalah pers tidak takut atau ragu-ragu untuk
mengenal dan mempermasalahkan dunia kepolisian Indonesia. Pada pihak lain
hal itu juga berarti menempatkan Polri sebagai sasaran kritik sosial, karena
dalam tubuh Polri sendiri di bagian-bagian tertentu ada borok-boroknya yang
memalukan dan tampil terbuka sehingga harus dibenahi.
Berkaitan dengan kinerja Polri, Hoegeng pernah mengatakan bahwa
Polri sanggup kerja lebih keras lagi asal ada peralatan yang lebih baik dan
sesuai dengan keadaan menuju normalisasi.z" Menurut Hoegeng tidak dapat
menutup mata lagi bahwa Kepolisian Negara dewasa ini sangat kekurangan
peralatan yang sesuai dengan zaman. Kondisi alat-alat perhubungan, misalnya
pesawat terbang yang dimiliki Polri sudah sangat menyedihkan dibandingkan
dengan yang dimiliki angkatan lain. Pesawat-pesawatnya sudah hta, sparepart-
nr-a tidak ada, keuangan tidak ada untuk maintenance, sedangkan tugas harus
lebih intensif dalam rangka normalisasi.

-z Harian Abadi, 9 Agustus 1969

84
Bae V a Seaacar Knpolnr

Hoegeng ingin menunjukkan kesan bahwa kepolisian sadar akan


tanggung jawabnya kepada masyarakat untuk memelihara ketertiban dan
keamanan umum. Bahwa pada dasarnya seorang polisi adalah pelayan
masyarakat untuk menegakkan ketertiban dan keamanan umum disetiap saat,
di mana pun ia berada. Apalagi kalau sedang mengenakan seragam polisi,
kewajiban resminya itu menjadi konkret di tengah masyarakat, masyarakat
berhak menuntut ketertiban dan ketenteraman padanya. Dengan demikian,
masyarakat menempatkan polisi sebagai polisi, kemudian kalau perlu baru
membedakan apakah kedudukan atau pangkatnya dalam organisasi kepolisian.
Setidak-tidaknya pangkat dan jabatan di kepolisian tidaklah mengurangi
hakikat dan citra Polri secara keseluruhan.
Polisi adalah polisi, itulah makna kedudukan dan perannya di tengah
masyarakat. Dalam posisi sosial demikian, seorang agen polisi sama saja de-
ngan seorang jenderal polisi. Tentu saja yang terakhir memiliki kewaiiban
dan tanggung jawab yang lebih besar. Inilah hakikat seorang polisi, yang
membuat Hoegeng mencintai tugas kepolisian dan bangga sebagai polisi
tanpa membedakan kedudukan dan pangkat. Itulah sebabnya Hoegeng tidak
pernah merasa malu turun tangan mengambil alih tugas teknis seorang
agen polisi yang kebetulan sedang tidak ada atau tidak di tempat. Misalnya,
jika di suatu perempatan jalan terjadi kemacetan lalu lintas, kadangkala
dengan baju dinas Kapolri, Hoegeng menjalankan tugas seorang polisi
lalu lintas di jalan raya. Hoegeng melakukannya dengan ikhlas, sekaligus
memberikan contoh teladan tentang motivasi dan kecintaan polisi akan
tugasnya, sekaligus memberikan tegurah dan peringatan secara halus
kepada bawahan yang lalai atau malas.
Kapolri Hoegeng pernah meninjau tempat-tempat tahanan di I(omdak
Yrr/Jaya dan beberapa tahanan di Komsikko yang ada di dalam lingkungan
Komdak YlIlJaya. Hal ini dilatarbelakangi oleh pemberitaan beberapa surat
kabar ibu kota tentang nasib para tahanan yang sangat menyedihkan.zs Betapa
buruk nasib para tahanan itu, seperti yang menimpa dua orang tahanan bernama
Bandjar dan Rosdi dengan tulang-tulang yang dibaluti oleh kulit yang kurus
kering dan berpenyakit. Kedua orang itu ditahan di Komsekko Tanah Abang
selama tiga bulan karena dituduh menggelapkan uang setoran becak. Salah
seorang tahanan yang bernama Rasdi, diberitakan bagai "mayat hidup" ketika

73 HaricLn Abadi, 4 Desember t969; Angkatun Bersenjata,4 Desember 1969

85
ErusrrLopEDr Kapor-nr * JENDERAT Portst Dns. HorcrNc lvnN SaNToso

hendak diperiksa di pengadilan dan telah jatuh tersungkur sehingga akhirnya


meninggal di rumah sakit.
Diperoleh keterangan bahwa para tahanan yang ada di tempat-tempat
tahanan polisi di lingkungan Komdak YIIIJaya sebagian adalah tahanan titipan
dari Kejaksaan. Untuk membiayai keperluan hidup para tahanan itu seluruhnya
ditanggung oleh pihak kepolisian, sementara biaya di kepolisian sangat kurang.
Untuk keperluan hidup para tahanan itu disediakan biaya Rp 4o sehari,
termasuk untuk ongkos-ongkos pengobatan dan perawatan lainnya. Kadang-
kadang dropping uang untuk biaya para tahanan itu terlambat datangnya
sehingga oleh pihak kepolisian diatasi dengan mengambil keuangan dari pos
yang lain. Kapendak Metro Jaya AI(BP Nj. Pramono dalam keterangan kepada
wartawan mengatakan bahwa Kapolri Hoegeng menaruh perhatian yang serius
pada peristiwa ini.
Hoegeng membayangkan, sebagaimana diajarkan di Akademi dan Per-
guruan Tinggi Ilmu Kepolisian, bahwa kehadiran seorang atau sejuta polisi
justru mendatangkan rasa tenteram pada masyarakat sekitarnya. Bukan rasa
takut, sebab polisi bukan momok bagi masyarakat, malah sebaliknya sebagai
pelindung masyarakat.
Hoegeng memiliki persepsi tentang kehormatan, kewajiban, dan tanggung
jawab polisi dengan memulai menegakkan citra ideal seorang polisi dari diri
sendiri. Bersamaan dengan itu menampilkan pula citra yang harus ditegakkan
pimpinan kepolisian secara berbarengan: Pertama, citra diri polisi terhadap dirinya
sendiri, kehormatannyayangberkaitan, Kedua, citra sosial Poiisi RI sesuai dengan
hakikat sosial dirinya di tengah masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia'
Selama menjabat sebagai Kapolri, Hoegeng banyak dihadapkan pada
masalah penyelundupan (smo kkel). Penyelundupan adalah kasus tradisional
di Indonesia. Dalam kenyataannya yang berubah dari masa ke masa hanyalah
modusnya. Yang paling umum dikenal adalah bahwa penyelundup membawa
sendiri barang yang menguntungkan ke luar atau ke dalam negeri secara gelap.
Artinya, tanpa menempuh prosedur dan proses hukum yang berlaku, terutama
untuk menghindari kewajiban membayar bea cukai.
Sebagai pejabat Kapolri, Hoegeng memikul tanggung jawab yang berat,
apalagi pejabat penegak hukum, memang menghadapi banyak tantangan dan
godaan. Hal ini juga dialami oleh Hoegeng ketika menjadi Kapolri antara
lain pernah berhadapan dengan seorang wanita Cina Makasar yang cantik. Ia
adalah tersangka dalam sebuah kasus penyelundupan (smokkel).Ia meminta

86
Bae V rE Seeacar Kapolnr

agar perkaranya dideponir. Tapi karena Hoegeng berkata akan "mempeiajari


duiu berkas perkaranya" memang dengan maksud-maksud tertentu, sebab
sebenarnya menunggu datangnya "hadiah", "uang rokok", "uang administrasi"
dan sebagainya. Lalu wanita itu mengirimkan hadiah berupa barang-barang
elektronik, bahan-bahan pakaian mahal ke rumah. Hadiah itu dikembalikan
oleh Hoegeng. Kemudian Hoegeng katakan: "c(rro terbaik baginya menyata-
kan hormat yaitu membantu dalam menegakkan hukum, bukan dengan cara
memberiken hadiah/suap". Di dalam menghadapi kenyataan itu Hoegeng
terkenang akan sahabat ayahnya, Kombes. Pol. R. Ating Natadikusumah, yang
menjadi Kepala Jawatan Kepolisian di Keresidenan Pekalongan, yang berpesan..
"oreng-oreng aong memiliki kedudukan tinggi dalam pemerintahan itu geng,
dengan sendirinya memiliki kekuesactn atas banyak orang. Tapi kekuasaan
ibarat pedang bermata dua. Kalau tidak pandai menggunakannya maka
dapat mendatangkan bahay a, b aik pada p emilikny a moupun p ada orang lain.
Ingat, hanya orong-orong berilmu aong mompu menggunakan kekuasaon
yang ada dalam tangannya untuk menolong orang-orong aong lemah dan
tidak bersalah".
Akan tetapi, yang lebih berat adalah apabila kita dikeroyok rekan-rekan
sendiri, baik dari kepolisian maupun bukan untukmeremehkanhukum dan me-
nomor satukan kepentingan pribadi atau keluarga atau lebih mengutamakan
pemeliharaan hubungan baik dengan relasi (yang gampang memberi "hadiah")
ketimbang memelihara tegaknya hukum dan peraturanl Dengan rasionalisasi
moral atau dengan alasan dicari-cari, para pejabat digoda lalu terbiasa menum-
pulkan hati nuraninya. Bagaimana menciptakan pemerintah yang bersih dan
berwibawa kalau para atasan tidak menjadi contoh teladan? Lebih celaka
lagi kalau ia jadi imam dalam membudayakan birokrasi berhadiah, lebih me-
mentingkan relasi daripada masyarakat. Yang terjadi hanyalah meluasnya
"kebudayaan korupsi", jangankan korupsi akan berkurang, justru makin me-
wabah sampai ke pegawai negeri lapisan (hierarki) bawah.
Di kalangan kepolisian sendiri, sudah menjadi pemeo masyarakat
adanya "prit jigo". Artinya, kalau polisi ialu lintas meniup peluit bukan berarti
ia melihat kesalahan seorang pengendara, melainkan ia butuh sekadar uang,
sejumlahTqqo saja, dari pengendara.
Di pengujung tahun t969 Kapolri Hoegeng mengadakan rekapitulasi
pelaksanaan tugas Polri selama setahun.Ta Kepolisian secara jujur meninjau

74 AngkatanBersendiata, rB Desember 1969

87
ErsrrLopEDl KapoLRt x JENDERAT Porrsr Dns. HoEGe Nc lvnN SrNToso

diri masing-masing, apa yang menjadi kekurangan, kelemahan, dan kesalahan-


kesalahan dalam menjalankan tugas-tugas selama ini. Dikemukakan oleh
Hoegeng bahwa di dalam melaksanakan hal-hal yang demikian itu setiap anggota
kepolisian harus mempunyai kesadaran, kesanggupan dan keberanian untuk
meniadakan kesalahan-kesalahan, kelemahan, dan kekurangan-kekurangan
tersebut. Hoegeng mengatakan hal itu bertepatan dengan Upacara kesadaran
Nasional di Mabak (Markas Besar Kepolisian).
Oleh Hoegeng, selanjutnya dikatakan bahwa meskipun polri merasa
bangga karena dikatakan sebagai petugas abdi masyarakat, sebagai pemelihara
keamanan dan ketertiban masyarakat serta sebagai penegak hukum, tetapi
haruslah diakui bahwa Polri masih belum mencapai apa yang menjadi harapan
masyarakat. Hoegeng mengatakan, "Kita dewasa ini masih mengalami ke-
kurangan-kekurangan yang datangnya dari luar seperti soal budget yang dapat
menjadikan handicap di dalam melaksanakan tugas, tetapi hal itu sama sekali
tidak boleh dijadikan alasan yang memberatkan".
Dalam rangka pelaksanaan reorganisasi Polri, berdasarkan Surat Ke-
putusan Menteri Pertahanan Keamanan/Panglima Angkatan Bersenjata No.
r<EPlElg99lxlt97o tanggal z6 oktober i.g7o di lingkungan Markas Besar
Kepolisian (Mabak) telah diadakan perubahan dan pengangkatan pejabat tinggi
yang baru.Ts Beberapa pejabat Polri yang dimutasi ini, antara lain Irjen Polisi
Drs. Katik suroso yang sebelumnya menjabat sebagai Deputi operasi telah
diangkat sebagai Komandan Jenderal Komando Reserse (Danjen Koserse),
Mabak. Pejabat-pejabat lain yang diangkat di lingkungan Mabak, antara lain
Danjen. Komando samapta Brigjen Polisi Drs. Tjuk sujono sumodirjb, MpA
sebagai Danjen Induk Administrasi Personel (Danjen Inminpers), Irjen polisi
Drs. H. Abdulrachman Raiman Djajalaksana sebagai Danjen Komando Logistik
(Danjen Kolog), Irjen Polisi Drs. J.S. Ratnaatmadja sebagai Danjen Komando
Pengembangan Diklat (Danjen Kobang Diklat), serta beberapa petinggi polri
1-ang lain.
Reorganisasi di lingkungan Polri itu mau tak mau mendorong institusi
Polri memikirkan konsep-konsep pembangunan dalam konteksnya yang luas
dengan berbagai sistem nilai yang dijunjung tinggi dalam masyarakat yang
tidak hanya maju, tetapi juga beradab.

-" HarianAbndr, zBAgustus r97o

88
Bag V g Segacar Kapornr

W*
i
t
gI
g
r-!

5.3 Menangani Isu Besar Sum Kuning


Bulan september 1920, seorang perempuan penjual telur ayam bernama
sumarijem mengadu ke polisi. la mengatakan dirinya telah diperkosa pria
4
gondrong di sebuah mobil. Memang benar ia telah digagahi paksa. Hasil visum
dokter menyebut alat kelaminnya mengalami perdarahan, selaput daranya
robek, dan paha kanan dan kirinya luka. Karena peristiwa itu, ia harus menginap
selama empat hari di rumah sakit. Bukannya dibantu, perempuan berusia
r7 tahun yang sehari-harinya menjajakan telor itu malah disudutkan. polisi
memperlakukan dia bukan sebagai pesakitan, melainkan sebagai tersangka.
Saat disudutkan polisi itu sumarijem, atau sum, sempat bercerita kepada
wartawan Pelopor Jogja, Slamet Djabarudi.z6 Ia menyebut dirinya telah ditahan
polisi setelah pengaduan itu. Tidak hanya itu, ruang geraknya juga dibatasi. Di
ruang tahanan ia tidak bebas bergerak. Mendekati jendela dilarang keras. polisi
mengancam akan menyetrum kalau ia tak mau mengakui versi lain dari kisah
yang sesungguhnya.
Entah mengapa polisi begitu bernafsu menyakiti sum. Mereka meneror
perempuan berpotongan ramping, berkulit kuning bersih, berambut hitam pan-
jang dan bermata besar itu dengan rupa-rupa cara. Misalnya, mereka bilang
ada
indikasi bahwa ia terlibat kegiatan ilegal pKI. perkataan ini pun berbuntut.

76 Sebagaimana disitir oleh Aris Santoso dkk, Pak Hoegeng: Polisi Profesional dan Bermartabat, halaman
57
Adrianus Noe Center dan Lembaga penghargaan Hoegeng, Jakarta, zoo4

89
ENsrrLopEDr KapoLRt ,t JENDERAT Porrsr Dns. Hoecenc lrnN SlNToso

Pada suatu malam polisi mendatangi Sum. Mereka men)'uruh ia


menanggalkan pakaian. Alasannya, mereka akan mencari kalau-kalau di
tubuhnya ada tanda palu arit. Dalam keadaan setengah bugil tubuh itu
digerayangi untuk menemukan gambar palu arit. Tentu saja tak ada tanda atau
gambar itu di sana.
Pelopor Jogja memuat pengakuan Sum itu. Nestapa Sumarijem segera
menarik perhatian pelbagai kalangan di kota pelajar tersebut. Tanggapan untuk
kasus'Sum Kuning' bermunculan.zz Terusik, polisi kemudian mengadukan Sum
ke pengadilan. Tuduhannya, seperti pernyataan Komandan Daerah Inspeksi
Kepolisian (Dandin) o96 Yogyakarta, Komisaris Besar Polisi Drs. Indrajoto,
Sum telah memberi keterangan palsu. Pengadilan Negeri Yogyakarta pun
menyidangkan kasus ini.
Persidangan yang menjadikan seorang penjaja telur sebagai tersangka
ini menjadi sorotan media massa. Pengadilan ternyata menyatakan sidang
perdana tertutup. Artinya, wartawan tidak boleh meliput di ruang sidang. Pers
yang kecewa lalu menggarisbawahi apa yang mereka pandang sebagai keganjilan
persidangan awal itu.
Sebuah perkembangan membuat kasus ini membesar. Slamet
Djabarudi, wartawan Pelopor Jogja telah mewawancarai Sum saat ditahan
polisi. Dandin o96 Kombes Pol. Drs. Indrajoto menyebut polisi telah dua
kali memanggil Slamet, tetapi jurnalis yang kelak akan dikenal sebagai
penjaga gawang bahasa di majalah Ternpo itu tidak datang juga. Di sisi lain,
lanjut Indrajoto, Slamet terus saja menyudutkan polisi. Empat kali berturut-
turut ia menghantam habis-habisan kepolisian Yogyakarta, khususnya lewat
pemberitaan kasus Sum. Indrajoto juga membantah berita media massa
bahwa polisi telah meremas-remas buah dada Sumarijem.
Protes terhadap penahanan Slamet Djabarudi merebak di Yogyakarta
dan Jakarta. Tidak hanya sejawat wartawan itu yang menentang, tetapi juga
pegiat budaya. Tidak sampai seminggu ia telah dibebaskan.
Dalam persidangan perkara Sum berikutnya polisi memunculkan
seorang penjual bakso. Menurut polisi, orang itu, Trimo, yang memerkosa Sum.
Keduanya selama ini telah menjalin hubungan gelap. Tetapi, Trimo membantah
keras tuduhan. la malah menegaskan dirinya tidak mengenal Sum.

77 Harian Abtu di, z Januari tg7r; Di sana diberitakan bahwa Corps Puteri "Gerakan Pemuda Islam" dalam
suratnya kepada I(apolri Drs. Hoegeng tanggal z4 Desember r97o mengharapkan hendaknya kehormatan
serta kewibawaan polisi sebagai alat penegak hukum ditegakkan kembali, dengan menangkap dan
selanjutnya menindak para penculik dan pemerkosa Sum Kuning.

90
Bre V t Seaacar Kapornl

saat membacakan dakwaannya, jaksa penuntut umum menyebut kete_


rangan Sumarijem janggal. Sebab Sum mengatakan dirinya diperkosa
tiga kali di
dalam mobil. Padahal, menurut jaksa, ruang di mobil itu sempit. Lagi pula
sum
mengatakan dirinya dibius waktu itu. Bagaimana ia bisa tahu apa yang
terjadi
ketika itu sementara dia belum siuman, begitu argumen jaksa. Akhirnya, jaksa
menuntut sum hukuman 3 bulan penjara, dengan masa percobaan r tahun.
Tuntutan jaksa ini laksana percikan api yang menyambar bensin. Kon_
troversi kontan kian merebak. Sebab versi lain telanjur lebih laku di tengah
masyarakat, yaitu versi dari seorang bernama Budidono.
Budidono ditangkap polisi setelah sum mengadu bahwa ia telah
diperkosa empat pemuda gondrong. Kepada polisi yang memeriksa, makelar
mobil yang istrinya sering minta cerai tersebut mengaku ikut memerkosa
sumarijem. Dari mulutnya kemudian keluar pengakuan yang mengejutkan,
bahwa 3 pemerkosa lainnya adalah anakpengged"e'orang besar,. pengakuan
ini sempat bocor dan beredar di masyarakat.
Diceritakan oleh Trimo bahwa pada zr september tg7o, ia sedang
nongkrong di Malioboro ketika Mur, putra alm. Brigjen Katamso, datang naik
mobil. Mur bertanya apakah rencana mereka jadi.zs Kedua orang itu kemudian
bertolak ke Pura Pakualaman menjemput Angling, putra paku Nam. Setelah itu
mereka ke sosrowijajan menjemput teman bernama Ismet. Berempat mereka
kemudian mencari mangsa. yang kebetulan mereka temui di pinggir
ialan
adalah sum. Penjual telor itu pun mereka masukkan ke mobil. selanjutnya
perkosaan terjadi.
Tuntutan jaksa berupa hukuman penjaia tiga bulan untuk Sumarijem ter_
nyata ditolak majelis hakim pengaditan Negeri (pN) yogyakarta. Dalam putusan
yang dibacakannya hakim ketua Ny. Lamijah Moelarto mengatakan
tidak terbukti
bahwa Sum telah memberikan keterangan palsu karena itu ia harus dibebaskan.
Nestapa sumarijem diungkap juga dalam lembar-lembar putusan itu.
Majelis hakim menyebut dalam keadaan sakit Sum telah ditahan polisi sebulan.
Geraknya dibatasi. Keluarganya hanya z-3 kali dibolehkan berkunjung. selama
ditahan ia tidak pernah diberi obat kendati sakit. Ia diperkosa siang malam,
kadang sampai pagi, tanpa diberi makan dan minum. Karena tidak mau mengakui
telah bersebadan dengan Trimo, penjual bakso, ia kemudian dituduh sebagai
anggota Gerwani. IGlau tetap tidak mau menuruti kemauan polisi pemeriksa
ia

78 Tempo, z Oktober r97r

9I
ErsrrLopEDt Kapolnr l: JENDERAT Portst Dns. Hoecrnc lvnN Sr'Nroso

diancam akan dipres, ditahan 10 tahun, atau disetrum. Penderitaan Trimo juga
disebut hakim. Trimo ditahan polisi ro hari. Lima kali ia dianiaya. Caranya,
antara lain, iari tangannya dipilin dengan dua batang pensil.
Sehari setelah putusan pengadilan ini Kapolri Hoegeng memintapertang-
gungjawaban polisi Yogyakarta sehubungan kasus sumarijem. Hoegeng me-
manggil ke Jakarta Dandin o96 Yogyakarta, Komisaris Besar Polisi (KBP) Drs.
Indrajoto, dan Kepala Daerah Kepolisian (Kadapol; sekarang Kapolda) IX Jawa
Tengah I(BP Suswono,seterusnya Irjen Polisi Drs. Soewardjiono. Selain karena
putusan pengadilan tadi pemanggilannya berkait dengan sebuah radiogram.
Sebelumnya kepolisian Yogyakarta telah mengirim radiogram yang kemudian
disiarkan Markas Besar Angkatan Kepolisian (Mabak). Isinya: pemerkosaan
guru Stella Duce dan Sum Kuning hanya laporan palsu.
Hanya berselang sehari setelah Kapolri memanggil Kadapol dan
Komandan Daerah Inspeksi (Dandin) o96, Direktur Hubungan Masyarakat
(Humas) Mabak KBP Sutarjo memberi keterangan pers. Ia mengatakan ada
kemungkinan pengaitan nama sejumlah anakpenggedeke kasus Sum l(uning
sebagai bagian dari perang psikologis yang sedang dijalankan pihak tertentu.
Kalau istilah sekarang tujuannya semacam character ossossinofion. Sebab
yang dituding itu adalah putra-putra tokoh yang jeias-jelas memberantas PI(I.
Dengan perkataan ini Sutarjo hendak mengatakan bahwa para pejabat itu
difitnah karena mereka mengganyang PKI. Ihwal radiogram itu Sutarjo perlu
menjelaskan. Menurut dia laporan palsu memang sengaja disebarkan polisi.
Tujuannya agar ibu-ibu di Yogyakarta yang punya anak gadis tidak resah.
Seperti hendak membantah Sutarjo, Kapolri Hoegeng mengeluarkan
instruksi esoknya. Kepada I(omandan Jenderal (Danjen) Komando Reserse
Drs. Katik Suroso dan Direktur Humas Mabak KBP Drs. Sutarjo, Kapolri
memerintahkan Inspektur Jenderal Polisi untuk menghubungi siapa saja yang
memiliki fakta tentang Kasus Sum Kuning. "Perlu diketahui bahwa kita tidak
gentar menghadapi orang-orang gede siapa pun juga. Kita hanya takut kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Jadi, walaupun keluarga sendiri kalau salah tetap kita
tindak," tegas Hoegeng. "Geraklah, the sooner the better".
Kalangan pers memuji sikap Hoegeng sebagai pimpinan Polri yang sete-
lah jatuhnya keputusan pengadilan terhadap Sum Kuning lantas mau menyeli-
diki lagi kemungkinan penyelewengan yang terjadi dalam aparatnya sendiri'7e

79 Kornpas, z4 Desember r97o

92
Bre V x Seaacar KapoLnr

Yang terjadi empat hari berselang adalah Kapolri Hoegeng memindahkan


Dandin 096 KBP Drs. Indrajoto ke Mabak Jakarta.
setelah Indrajoto digusur, di awal Januari \g1lHoegeng memerintahkan
pembentukan sebuah tim untuk menangani kasus sumarijem. Namanya'Tim
Pemeriksa Sum Kuning'. Yang menjadi ketuanya Kadapol IX/Jateng Irjen Polisi
Drs. Suwardjiono. Tim diperkuat oleh tiga anggota khusus Mabak.
Direktur Humas Mabak KBP Drs. sutarjo kembali bersuara. Ia
mengatakan tak benar menantunya terlibat dalam pemerkosaan Sum. Pejabat
yang sebelumnya Dandin o96 itu menyebut saat kejadian keluarganya sudah
tidak di Yogyakarta, tetapi di Jakarta.
Beberapa hari berselang giliran paku Alam yang angkat bicara. Kepada
wartawan wakil Kepala Daerah Istimewa yogyakarta itu menegaskan bahwa
tak benar anak-anak penggede, termasuk putranya sendiri, memerkosa Sum.
"Berita itu sama sekali tidak nyata. ltu ouerbodrg fterlebihan), sama sekali
ouerbodig...," ucap dia.Bo orang nomor dua di birokrasi DIy ini menyebut
boleh saja putranya ditindak kalau memang bersalah.
Namun, Kapolri Drs. Hoegeng menegaskan kembali bahwa polisi yang
membuat proses verbal dalam peristiwa Sum Kuning dapat dituntut bila ke-
jadian seperti yang dilaporkan benar-benar terjadi. "Julie" kan masih percaya
saya, kata Hoegeng kepada wartawan dan menambahkan meskipun anak
"penggede" harus dituntut. 8'
Kasus sumarijem yang di media massa disebut'kasus sum Kuning'menarik
perhatian Presiden Soeharto untuk menghentikannya. Di pengujung Januan t97t
Kapolri Hoegeng melaporkan kasus Sumarijemke Presiden Soeharto. Yang terjadi
kemudian dalam pertemuan di istana itu adalah Soeharto menginstruksikan agar
perkara ini ditangani Teperpu (Team Pemeriksa pusat)/Kopkamtib.8,
Setelah ditangani Teperpu gaung Kasus sum Kuning tidak langsung
hilang begitu saja. Di Yogyakarta gaungnya kembali mengeras. pasalnya
ribuan buku kisah sumarijem yang disusun oleh Slamet Djabarudi, Kamadjaya
(Karkono Partokusumo) dan tiga penasihat hukum Sum dilarang terbit oleh
Kejaksaan Agung. Larangan ini mengundang banyak protes.
Bo Kompas, 19 Desember r97r
8r Angkatan Bersenjata, 5 Januari t97t. Di sana Hoegeng mengatakan, "Apabila kejadian-kejadian itu
benar-benar terjadi maka saya akan bertindak tegas. Tindakan keluar menindak pelaku-pelakunya dan
ke dalam melakukan tindakan administrative terhadap polisi yang telah melakul<an kelalaian dalam
persoalan ini."
Bz Aris Santoso
dkk, Pak Hoegeng: Polisi Profesional dan Bermartabat, halaman 6r, Adrianus Noe Center
dan Lembaga Penghargaan Hoegeng, Jakarta, zoo4

93
E's <LopEDr Kapor-nr x JENDERAT Por sr Dns. Hoe crNc lvnn SeNroso

Sebuah versi lain Kasus Sum muncul. Kali ini dari Dandin o96 Yogyakarta,
:-f P Drs. Soehardi Prodjotaroeno. Pejabat yang mengganti Indrajoto tersebut
,-::gatakan pemerkosa sum bukanlah anak-anak penggede, melainkan
,'-.--'-i-anak orang biasa. Mereka adalah pelajar, mahasiswa serta bekas pelajar

-,-- bekas mahasiswa. Lima di antara mereka yang berjumlah sepuluh, kata
S :rardi. telah ditahan polisi.
Kombes Soehardi menceritakan bahwa kesepuluh orang itu sedang
:,.i-ltas naik mobil saat sum menunggu bus di pinggir jalan. Mereka kemudian
:::henti dan memasukkan paksa sum ke sebuah mobil station uagon. Di
-:--.ah jalan penjual telor ayam itu dibius dengan eter dan mereka melaju ke
i,,ten. Di sebuah rumah sewaan yang kerap dipakai sebagai tempat mesum
::,.reka kemudian memerkosa dia.
Pada kesempatan itu Kombes Soehardi juga menyebut bahwa
- -,:ro nerupakan korban salah tangkap. Penjual baso itu ditangkap dan
:- ji krra hanya karena ia pernah mengatakan 'ingin mencobai gadis itu'.
-.:i.k ielas gadis yang mana maksudnya; tapi karena ucapannya keluar
.-,-,t peristiwa Sum terjadi maka ia pun ditahan. Demikian penjelasan
!, ::-bes Soehardi.
Ternvata dalam persidangan ke-35 perkara Sum, mereka yang menjadi
i:rr:i,{\r& baru tersebut membantah versi Dandin o96 KBP Drs. Soehardi
?:-:iotaroeno. Enam dari tujuh terdakwa malah menyatakan dalam sumpah
-.:-.rlis bahu'a mereka rela tumpes kelor dan punah seandainya benar
.r.:.llerkosa. Tidaklama setelah sidang ini, terbetikberitabahwa dua oranglain
. ,:-. ikut memerkosa Sum telah ditangkap di Manado

Pada pertengahan November t97t Pangkowilhan II Letjen TNI


S. .::'no ikut berbicara ihwal kasus sum. Bersama Dandin o96 Kombes
S,.:ardi Prodjotaroeno, ia memberi keterangan pers di Yogyakarta.
- --:-:xorrilhan yang kelak menjadi menteri itu mengatakan masalah sum
: -: lenggangu ketertiban dan keamanan. oleh karena itu, ia perlu memberi
.,

: :i:r.1ilg&D. Namun, campur tangan dirinya sebagai Pangkowilhan sekadar


-:-.::_roordinasikan saja, di samping menjalankan tugas dari pimpinan
* .,:. -<a tll .

Soerono menyebut ada empatversikasus Sum. Perfamc, versi Sumarijem


-n seperti yang dilansir media ma ssa. Kedua,versi Godean yang menjadikan
,- sebagai terdakwa. Ketiga, versi yang mengatakan sejumlah anak pejabat
r:-t. Aeernpaf, versi terakhir polisi, yaitu Sum diperkosa bukan oleh anak-
Bne V *: Sesacar KapoLnr

anak penggede. "Kita jangan melibatkan persoalan ini ke dalam masalah


politik. Bahkan, saya tak apriori bahwa versi ini atau itu yang salah atau benar,"
ujar Pangkowilhan Soerono. Tapi ia juga mengatakan dirinya berharap versi ke
empat akan merupakan versi akhir. Artinya, itulah yang benar.s:
Kasus Sum sudah bukan perkara kriminal belaka. Sejak semula sudah
ditarik-tarik ke wilayah jauh, termasuk ke wilayah politik. Kapolri Hoegeng me-
nyadari bahwa sebuah kekuatan besar telah membuat benang-benang masalah
tidak kelihatan/terungkap. Itu sebabnya pada suatu saat Hoegeng mengatakan
kasus ini mungkin tidak akan bisa disingkap di masa jabatannya. "Mungkin
kalau saya sudah pensiun saja," ujarnya.

5.4 Menuntaskan Kasus Rene Louis Coenrad


Pada masa kepemimpinan Hoegeng sebagai Kapolri, masih ada suatu
peristiwa yang tak kalah menariknya dengan peristiwa Sum Kuning yaitu
pertandingan sepak bola persahabatan antara kesebelasan ITB dan kesebelas-
an AKABRI Kepolisian pada tanggal 6 Oktober rg7o yang berakhir ricuh. Dapat
dibayangkan bahwa perkelahian mula-mula terjadi di lapangan bola serta
melibatkan masing-masing suporter, yang kemudian berkembang menjadi
permusuhan dan saling menyerang antara mahasiswa kedua perguruan tinggi
itu. Dengan sendirinya melibatkan mereka yang sebenarnya tidak ikut, tak mau
ikut, dan tak tahu-menahu dengan kasus perkelahian itu sendiri. Perkelahian
tampaknya masih berlanjut keluar lapangan sepak bola. Paling tidak seusai
perkelahian di lapangan, sejumlah taruna Akabri Kepolisian melihat salah
seorang mahasiswa ITB naik sepeda motor Harley Davidson di Jalan Ganesha
lalu mencegat si pengendara. Pengendara motor, Rene Louis Coenrad, jatuh
dari sepeda motor lantas dikeroyok sejumlah taruna Akabri Kepolisian. Tetapi,
bukan itu saja, salah seorang taruna melepaskan tembakan, sehingga Coenrad
akhirnya menemui ajalnya.
Kesalahan berat dalam kasus perkelahian ini adalah digunakannya sen-
jata api oleh seorang taruna. Lagi pula penggunaan senjata api mengakibatkan
meninggalnya orang lain. Bagi Hoegeng dan mereka yang mengerti persoalan
yang memprihatinkan adalah bahwa penggunaan senjata api oleh calon polisi
terhadap lawannya orang sipil yang tak bersenjata. Hoegeng sendiri merasa
malu sebabhalitu dapatmerusakcitrakepolisian Indonesia, khususnya merusak

83 Sebagaimana disitir oleh Aris Santoso d\<k, Pak Hoegeng: Polisi Projbsional dan Berrnartabat, Adrianus
Noe Center dan Lembaga Penghargaan Hoegeng, Jakarta, 2oo4

95
ErsrrLopEDl Klpor-nr x JENDERAI Portst Dns. HoeceNc lvlN SlNToso

citra taruna Akabri Kepolisian. Meskipun kasus Coenrad bisa menimbulkan


citra buruk bagi kepolisian hendaknya dimaklumi, bahwa suatu fakta soalnya
tidak mudah untuk didekati taruna yang melakukan penembakan sengaja
atau tidak sebagai manusia mempunyai berbagai motivasi dalam melakukan
penembakan itu tak bisa dilihat berdiri sendiri. Paling tidak berkaitan dengan
perkelahian massal yang mendahuluinya. Lalu sejauh mana hal itu mendorong
perkembangan Selanjutnya, termasuk tertembaknya Rene Louis Coenrad,
mahasiswa ITB! Setidak-tidaknya ada dua hal yang harus dibedakan. Pertama,
kasus perkelahian massal itu sendiri: sebagaimana duduk persoalannya, apa
motifnya, siapa yang memulai, bagaimana terjadinya, dan seterusnya. Kedua,
kasus tertembaknya Coenrad itu sendiri sebagai kasus yang berdiri sendiri
meskipun berkaitan dengan atau merupakan lanjutan yang pertama.
Dikampus ITB, Hoegeng mengadakan pertemuan dengan rektorbersama
stafnya. Hoegeng berjanji akan mengajukan kasus itu ke pengadilan. Rektor
ITB segera menyambut alternatif penyelesaian yang diajukan sebagai sesuatu
yang dapat disetujui sepenuhnya karena mencerminkan rasa keadilan. Ketika
Hoegeng juga melakukan pertemuan tatap muka dengan para mahasiswa ITB
Hoegeng juga menjanjikan hal yang sama. Bahwa kasus Coenrad akan diajukan
ke pengadilan. "Wewenang kepolisian hanyalah menyidik suatu perkara untuk
diajukan kepengadilan!" kata Hoegeng, "Maka terserah kepada pengadilan untuk
menilai siapa yang bersalah dalam kasus yang meminta korban jiwa itu!"
Gagasan penyelesaian yang sikap dasarnya tidak berpihak dan menurut
hukum itu, tampaknya menimbulkan rasa puas para mahasiswa. Kesan lebih
jauh hanyalah bahwa para mahasiswa itu pertama-tama hanya ingintahu apa-
kah Kapolri memiliki ketegasan atau tidak, berpijak pada landasan hukum
atau tidak. Dan ketika mendengar janji Hoegeng bahwa kasus akan diajukan
ke pengadilan, mereka manyambut dengan rasa puas, tetapi juga dengan sikap
kritis. Sikap kritis itu ditujukan kepada pihak kepolisian dan pihak pengadilan
sendiri!
Sebagaimana diketahui, kasus Coenrad kemudian dimejahijaukan di
Mahkamah Kepolisian VIII Langlang Buana. Yang diajukan sebagai tertuduh
adalah Brigadir Polisi Tingkat II
Djani Maman Surjaman. Djani Maman
Surjaman dijatuhi hukuman 5 tahun 8 bulan. Saat itu Hoegeng tidak lagi
menjadi Kapolri.
Pengadilan banding di Mahkamah Kepolisian RI tingkat Tinggi di Jakarta
menilai, tertuduh bebas dari tuduhan primer. Oleh karena itu, Djani dijatuhi

96
ErstxLopEDr Kapornr ,,:, JENDERAT portst DRs. HoeceNc lvnN SnNroso

Polri merasa dipecundangi. penyelundupan berlanjut. pada


1969 polisi
kembali menebar jerat. Kali ini yang mereka pergoki adalah
kelompok Robby
Tjahjadi yang sedang mengeluarkan mobil selundupan dari pelabuhan
Tanjung
Priok. Robbydankakaksulungnya, Sigitwahyudi, digelandangpolisike
I(omdak
vII Metro Jakarta Raya berikut B Mercedes selundupannya. Tetapi, hanya
beberapa jam saja keduanya mendekam di tahanan
Komdak. Seseorang yang
berkuasa telah menjamin keduanya sehingga mereka boleh
menghirup udara
bebas. sungguh berkuasa si penjamin itu sampai kejaksaan
tidak memproses
perkara ini. Selain Robbybersaudara lolos, mobil
tangkapan itu pun dikeluarkan
dari Komdak dan dibawa entah ke mana. siapakah orang
kuat yang menjamin
itr-r? Tak begitu jelas. pers tak ada yang mengungkapkan jati dirinya.
Hoegeng menyebut dia menyadari bahwa tentu saja ada
berbagai pihak
i ang tidak senang melihat mereka mengutak-atik
masalah penyelundupan
ini' "Tapi kepolisian toh menginvestigasinya seperti kasus kriminalitas
biasa.
Slurgguh mati saat itu saya tidak tahu hubungan Robby
Tjahjadi dengan para
pembesar," ungkap dia kepada Tempo. "Ketika mulai
tercium gerak-geriknya
dan koran-koran sudah mulai menulis tentang kegiatannya,
saya merasakan
banl ak sekali pejabat yang berlomba-lomba ingin
melepaskan Robby
Tialr:adi. Lho, saya heran, Robby Tjahjadi ini siapa? Kok
banyak betul yang
ingin membantunya. Tapi saya dan rekan-rekan tidak perduli.
Mungkin kami
dianggap naif. Kami betul-betul ingin menangani kriminalitas
tanpa melihat
pangkat dan jabatan."
setahun berselang setelah Robby
lahjadi bersaudara lolos dari jerat
}Lr-rkum, polisi mengajukan anggota kawanan
3 penyelundup itu ke kejaksaan.
T,duhannya menggunakan paspor palsu. Ternyata vonis pengadilan
ringan
saia. Iriawan chandra (adik ipar Robby) dan Auw Tiun
Liang hanya dihukum
satu tahun penjara (masa percobaan dua tahun), sedangkan
Agus warsono
iun atakan bebas.
Robby yang terus menyelundup baru tersandung tiga tahun
berselang.
\\-aktu itu Pemerintah soeharto memang mulai
tampak serius menangani ko_
..'.tptor dan penyelundup. presiden soeharto mengeluarkan
Inpres 6 Tahun
-9-r tentang pemberantasan penyelundupan. Sebagai otoritas yang meng_
'nrplementasikan Inpres ini dibentuk Badan Koordinasi pelaksana
Instruksi
?residen No. 6 th. t'g7t (Bakolak inpres No. 6 th. r97r). Badan
ini dipimpin
(epala Bakin (Kabakin) Letnan Jenderal yuwono,
TNI Sutopo sedangkan Jaksa
\:r.rrg liuda Birg. Jen. TNI Ali Said menjadi Ketua Subtimnya.

98
Bne V x Sesacar Knpornl

Bakolak yang kala itu


sedang giat bekerja mengendus praktik kotor
Robby 3-ahjadi. Mereka lalu memasang jerat. Robby mereka tangkap pada zr
oktober r97z saat mengeluarkan sebuah Roll Royce dari pelabuhan Tanjung
Priok. oleh Robby, sedan super-mewah itu dimasukkan seakan hanya sedan
Austin. Bakolak membongkar jaringan Robby. Dua adik ipar pemuda parlente
itu, Heru dan Roy Chandra dibekuk.
Sie ljie It alias Robby Tjahjadi sebelumnya bukan siapa-siapa. Akan
tetapi, berita tentang anak muda kelahiran solo yang belum genap
30
tahun tersebut segera menghiasi halaman utama koran-koran pada tgTz. ra
dituduh sebagai gembong penyelundup mobil dari luar negeri dengan modus
memanfaatkan paspor.
Sebenarnya modus kelompok Robby J-ahjadi ini sederhana saja dan
mereka bukan satu-satunya yang melakukannya dan bukan pionirnya. Masih
ada sejumlah pemain lain. Yang pertama dilakukan trio Robby
adalah
;--ahjadi
mencari paspor orang Indonesia yang pernah tinggal di luar negeri, baik itu
mahasiswa biasa maupun pegawai negeri yang tugas belajar. Harga yang
mereka berikan untuk setiap paspor tidak sama. per buah, paspor mahasiswa
Indonesia yang pernah belajar di negara-negara sosialis dihargai Rp35o.ooo;
paspor mahasiswa yang belajar dengan biaya sendiri di Jerman Barat
4ooo
DM; paspor mahasiswa eks pampasan perang Jepang usD r.ooo dan paspor
dinas pegawai negeri Rpz5o.ooo,-
Paspor didapat dengan memanfaatkan jasa para calo yang sudah menjadi
mitra mereka. Setelah paspor diperoleh, trio Robby membeli mobil di luar negeri
(khususnya Hongkong). Pembelian dengan mengatasnamakan para
pemegang
paspor. Mobil kemudian dikirim ke Indonesia dengan status sebagai
barang
penumpang, pindahan, atau kiriman. Dengan demikian, tak perlu membayar
bea masuk, PPN dan MpO.

Seyogyanya, kalau menurut prosedur resmi, memasukkan mobil ke


dalam negeri tidak mudah. Ada sejumlah tahapan yang harus dilalui, yaitu
kelengkapan dan keotentikan dokumen mobil akan diperiksa otoritas pelabuhan
setelah kendaraan tiba di pelabuhan. Di gudang Resor Bea cukai memeriksa
dokumen berikut mobilnya. Dokumen kemudian diteliti oleh Kepala Dinas
Impor. Setelah dianggap tidakbermasalah, baru dokumen disahkan oleh Kepala
Dinas Pemberantasan Penyelundupan (pz) Bea cukai. Sesudah pengesahan
barulah mobil bisa dikeluarkan dari pelabuhan.

99
ErusrrLopEDr KapoLRt ,, JENDERAT Porrsi Dns. Hoecrlc lvaN SnNToso

Akan tetapi, kelompok Robby tidak perlu repot-repot dan pusing


mengurus dokumen di pelabuhan. Mereka cukup men),'uap sejumlah pejabat
yang menjadi penentu dalam urusan kepabeanan. Pelicin pun diberikan kepada
sejumlah pejabat Bea cukai termasukAbu Kiswo, Kepala Dinas penyelundupan
BC Priok, willy Lumagit, Kepala seksi Kendaraan Bermotor, serta Maulana
Jadul, pemeriksa pada Dinas Penyelundupan. Urusan Kepabeanan tidak sulit-
sulit lagi untuk dituntaskan.
setelah tetek-bengek di
pelabuhan beres, langkah berikutnya adalah
mengurus Bea Balik Nama (BBN), MPo, PPN, dan srNK di Inspektorat pajak
dan kepolisian. Dokumen yang otentik dan lengkap tentu menjadi persyaratan
di sana. Robby juga tak mau buang-buang energi dan waktu. Dalam proses ini
pelicin juga dipakai. Yang disuap termasuk Direktur PajakTak Langsung, Hidayat
saleh. saat kasus Robby dikembangkan Bakolak, Hidayat yang waktu itu baru
sajadilantik menjadi anggota MPR kemudian ditangkap polisi dan ditahan.
Mobil yang diimpor kelompok Robby macam-macam mereknya. Di
antaranya Mercedes Benz (kondisinya baru), BMW, continental, Alfa Romeo,
Fiat, Ford, Honda, dan Holden. Juga sedan super-mewah Roll Royce dan
Jaguar. sebuah Roll Royce dipasok Robby untuk Hasyim Ning dan sebuah lagi
yang tertangkap itu.
Kasus Robby Tjahjadi mendapat perhatian publik karena berkaitan
dengan sejumlah orang penting. Perkara ini juga menjadi petunjukbagi Bakolak
dalam menguak jaringan yang lebih besar penyelundup mobil. Lebih menarik
lagi setelah terungkap bahwa sejumlah orang terkenal secara sadar atau tidak
ternyata merupakan pengguna sedan selundupan. Di antara bos Bakolhk sendiri,
Sutopo Yuwono serta Gubernur Jatim M. Noor dan musisi Idris Sardi. Kasus
mobil Idris Sardi menarik karena berimplikasi ke bidang lain.
Violis ldris Sardi ternyata bertukar tambah mobil dengan Robby. Ia diberi
Mercedes 35o Satyalencana dari Robby dan untuk itu sang musisi melepaskan
Mercedes zoo miliknya yang harganya lebih murah sekitar Rp3 juta. selisih
harga ini tak perlu dibayar Idris sardi karena itu pembayar honornya selaku
ilustrator musik frlm Tiada Jalan lcrin. Film yang dibintangi artis-artis Hong
Kong ini diproduseri oleh Robby Tjahjadi. setelah skandal mobil Robby
terkuak terbongkar juga sepak terjang kotornya di dunia film. Akibatnya, izin
pembuatan film Ticrda Jalon lcrin kemudian dicabut oleh Pemerintah.
Bakolak kemudian mengumumkan bahwa kelompok Robby hanyalah
salah satu dari sekian simpul penyelundupan mobil di negeri ini. Menurut

r00
Bee V te Se eaclr Kapolnr

Bakolak, di Jakarta saja ada 3.ooo mobil yang masuk daftar hitam mereka.
Dari jumlah ini, menurut mereka, yang dipasok kelompok Robby hanya sekitar
z9o unit saja atau ro%. Kalau bea masuk setiap mobil Rpz juta maka negara
telah dirugikan Rp6 miliar oleh sindikat penyelundup mobil yang beroperasi
di Jakarta. Padahal penyelundupan tidak hanya terjadi di Jakarta tetapijuga di
sejumlah pelabuhan lain di Jawa dan luar Jawa.
Kasus Robby Tiahjadi diajukan ke pengadilan. Pelbagai komentar waktu
itu muncul di media massa. opini publik yang terbentuk kemudian adalah
bahwa Robby liahjadi harus diganjar berat karena sangat merugikan negara. Ia
telah melakukan subversi ekonomi. Jaksa Agung Sugih Arto turut berkomentar
kala itu. Ia mengatakan sebaiknya dalam perkara ini uU No. 3 Tahun r97r saja
uu baru ini yang dipakai hukuman maksimaln ya 20
yang dipakai. sebab, kalau
tahun atau seumur hidup, sedangkan jika uu penyelundupan dan sejenisnya
yang digunakan hukumannya paling lama 2,5 tahun.
Ternyata yang dipakai adalah uu No. 3 Tahun r97r tentang Anti-Korupsi.
Jadi, inilah kali pertama regulasi baru tersebut digunakan di pengadilan. Dalam
tuntutannya, Jaksa/Penuntut umum A.M. palebangan menyatakan Robby
lahjadi bersalah karena memasukkan 228 mobil secara ilegal. Kerugian negara
akibat perbuatan ini menurut Palebangan sebesar Rp 7t6.z4g.4oo. untuk itu,
ia menuntut Robby Tjahjadi dengan hukuman penjara 10 tahun, ditambah
denda sebesar Rp zo juta atau kurungan B bulan. sebagai tambahan, sejumlah
kekayaan Robby perlu disita, termasuk sebuah rumah di Jalan Tanjung No. zB,
Jakarta Pusat, z6 mobil mewah (di antaranya sebuah Roll Royce), sejumlah
valuta asing dan delapan kopor berisi dokurhen penting.
Kontroversi muncul di media massa setelah Palebangan membacakan
tuntutannya. Banyak yang mengatakan tuntutan ini terlalu ringan untuk sebuah
subversi ekonomi. Masalahnya, Jaksa palebangan tidak melihat adanya unsur
subversi ekonomi dalam perkara ini.
Ternyata majelis hakim yang dipimpin BH siburian justru menjatuhkan
vonis yang lebih ringan pada sidang bulan Maret rgTg,yaituhukuman penjara
juta atau 6 bulan kurungan serta menyita
7,5 tahun ditambah denda Rpro
rumah di Jalan Tanjung yang bernilai Rproo juta dan sejumlah mobil
(termasuk sebuah Roll Royce). Kontroversi lebih merebak lagi. vonis yang
lebih ringan ini makin menguatkan dugaan tentang adanya orang yang sangat
berkuasa di belakang Robby. Di sini Robby dilihat sebagai pion saja dari sang
kuasa.

t0r
ENstrLopEDr Kapor-nr ix JENDERAT porrs Dns. HoeceNc rrnN SnNroso

Perkara Robby berbuntut panjang. Sejumlah pejabat yang terlibat dalam


penyelundupan mobil juga diadili. Termasuk Abu Kiswo, I(epala Dinas penye-
lundupan Bea cukai Tanjung Priok. yang menarik, Jaksa Jahja Siregar yang
menangani kasus Abu Kiswo ini menyebut sejumlah nama penyelundup mobil
selain Robbylahjadi dan jumlah selundupan mereka.
Menurut .Iaksa Jahja, Robby dan Heru chandra memasok 44o mobil
dengan meraup untung Rpr76 juta. Nie song Guan alias Noto Sugiono bersama
Tommy widjaja mengimpor 436 mobil dengan untung Rptz|juta. Lie En Hok
mendatangkanTgmobil dengan laba Rp3o juta. EdyTanjung memasok4o mobil
dengan laba Rpr6 juta. Mobil yang dimasukkan dan laba yang diperoleh Kapten
(AD, pensiunan baret merah) Tengker sama dengan Edy Tanjung. Karsono
mendatangkanT5 mobil dengan untung Rpro juta. Butje Kumayas mengimpor
43 mobil dengan untung Rpr7,z juta.
Mantan Kapolri Hoegeng menyebut kasus Robby Tjahjadi ini istimewa dan
dramatis. Dalam biografinya, Hoegeng-poksi: Idaman dan Kenyataan, Hoegeng
menyebut sejumlah faktor berikut yang membuat perkara Robby istimewa.
Pertama, mobil yang diselundupkan itu mewah (salah satunya Roll
Royce) dan banyak (zz8 buah). Kerugian negara yang disebabkan Robby dan
penyelundup lain (sedikitnya 3.ooo mobil mewah yang masuk daftar hitam)
setidaknya Rp7t6.z4g.4oo. Jumlah yang sangat besar kalau mengingat per-
ekonomian Indonesia yang saat itu, tahun tg7z, sedang terpuruk dan uang
larna Rpr.ooo baru saja dipotong nilainya menjadi Rpr. Keduo, modusnya
canggih, dengan memanfaatkan paspor sembari menjalin kerja sama dengan
pejabat Bea cukai. Ketiga, kelompok Robby hanya beranggota tiga orang. Akan
tetapi, mereka menggandeng puluhan pejabat negara, termasuk orang Bea
cukai, perwira militer dan polisi. Keempat, Robby masih belia, tapi ia mampu
menembus lapisan atas dan relasinya luas. Ia juga menjadi produser film (di
Hong Kong dan Jakarta). Kelima, dalam sidang perkara Robby tak kurang dari
z' saksi yang dihadapkan, sebagian aparat ne gara. Keenam, setelah kasus Robby
terbongkar tahun L972,nomor polisi kendaraan yang baru diperkenalkan yakni
-L\. Nomor ini menandakan bahwa kendaraan merupakan hasil selundupan
dan statusnya sedang menunggu pemutihan.
Robby ljahjadi akhirnya masuk penjara, tetapi ia telah menjadi legenda.
Belia dan cerdas, dari seorang pedagang kain mori asal solo, ia mampu me-
nr-eruak dan menembus pergaulan kaum elit di Indonesia dan Hong Kong.
Padahal dirinya hanya tamatan sMA. Ia disebut-sebut punya backinq kuat.

r02
Bns V x Seeacar Knpolnt

nspeksi ke KOMDAK XVll/IRJA

t03
EI.ISII<LoPEDI KapoLRr i:: JENDERAT PorIs DRs. HoecENG IMp,N SaNToso

Rumor pun beredar. Ketika Mayor Jadud TNI Niclany digusur sebagai Deputi
Kepala Bakin dan diposkan di luar negeri, muncul isu bahwa itu akibat kegigih-
an Jenderal berlatar CPM itu memerangi penyelundupan Robby ljahjadi.
Sebelumnya, ketika Hoegeng terpental dari kursi Kapolri dan digantikan oleh
orang yang lebih tua dua tahun, M. Hasan, ada juga yang mengaitkannya dengan
kebijakannya yang memberantas penyelundupan di zaman pra-Bakolak.
Kasus Robby Tjahjadi telah tercatat sebagai salah satu perkara penye-
lundupan yang paling sensasional di negeri ini. Dalam ukuran zamannya kasus
Robby Tjahjadi boleh dibilang sangat fantastis. Tak heran kalau nama anak Solo
itu kemudian identik dengan penyelundupan. Setelah keluar dari bui, Robby
Tjahjadi kembali berbisnis. Bidang yang ditekuninya antara lain tekstil. Ia mem-
bangun Kanindotex, tetapi usaha kemudian dililit masalah. Robby Tjahjadi, di
Kanindotex bermitra dengan keluarga Soeharto yang, kembali, menjadi buah bibir.
ljahyadi bagi Hoegeng rupanya memiliki arti khusus yang
I(asus Robby
tidak Hoegeng ketahui. Konon, seperti dilansir oleh minggtan Tentpo, diisu-
kan bahwa dalam kasus penyelundupan, Robby merupakan salah satu alasan
mengapa Hoegeng tak disukai atau dipecat sebagai Kapolri. Logikanya, konon
karena "saya berusaha membongkar kasus itu lebih dini, jauh sebelum Bakolak
pimpinan Sutopo Juwono, atau Bakolak bagian pemberantasan penyelundupan
pimpinan Jaksa Agung Ali Said S.H. turun tangan."
Dalam salah satu wawancara pers memang Hoegeng pernah meng-
umumkan bahwa akan datang suatu kejutan, sebuah big neus, yaitu kasus
pembongkaran penyelundupan ratusan juta rupiah di Tanjung priok. Sebelum
Hoegeng mengumumkannya, Hoegeng sudah melakukan serah terimh jabatan.

5.6 Menangani Pemberontakan Polisi di Irian


Ada kejadian yang aneh ketika Kapolri Hoegeng mendengar kabar
melalui radio Orari dari seorang pastor adanya kerusuhan terjadinya sejumlah
Polisi orang Irian yang berontak di Ennarotali, Irian Jaya, Hoegeng kaget karena
suatu kejadian yang tak sepatutnya, bahkan memalukan. Persoalannya dari
Jakarta dikirimkan sejumlah bantuan untuk masyarakat Irian di Ennarotali,
Irian Jaya. Mungkin bahan-bahan pakaian dan kebutuhan pokok lainnya,
Hoegeng tidak ingat lagi. Ternyata banyak bahan itu yang dikorup para pejabat
yang bertugas membagi-bagikannya. Lagi pula, kebanyakan para pejabat di
Irian itu justru bukanlah orang Irian, maka para polisi Indonesia yang Irian di
Ennarotali berontak.

104
Bae V ll Seeacnl KnpoLnl

setelah menghadap presiden Soeharto dan mendapat tanggapan yang


baik, akhirnya Hoegeng berangkat ke Irian didampingi Irjen polisi Drs. Igtik
Soeroso (Deputi Operasi Kapolri) naik pesawat terbang Grunnman milikAirud
Polri. Setibanya di Biak, rombongan ke Jayapura karena kebetulan pangdam
cendrawasih berada di Jayapura. Di Jayapura Hoegeng beserta rombongan
mendapat gambaran yang lengkap dari Mayor Jenderal TNI Sar-wo Edhi Wibowo
tentang pemberontakan polisi di Ennarotali, dan juga mengadakan pertemuan
dengan Gubernur Irian Jaya, Kapolda, Kapolres setempat, akhirnya masalah
tersebut dapat diselesaikan secara bijaksana dan tuntas.
Dalam briefing Presiden soeharto kepada Hoegeng dan Tengku Aziz
sebelum dilantik menjadi Kapolri dan wakilnya, sebenarnya terdapat pertukar-
an pendapat, di antaranya persaingan antara unsur militer dan unsur kepolisian
Indonesia bisa timbul dalam menginterprestasikan keadaan, misalnya kalau di
suatu tempat terjadi uprising (gejolak) dalam negara, yang menjadi pertanyaan
siapa yang berkewajiban mengamankannya. Soal yang sebenarnya bersumber
dari kebijakan negara, dalam hal ini Kepala Negara, apakah suatu kasus harus
ditangani secara militer atau secara polisional. Karena Militer Indonesia hanya
boleh digerakkan bila negara diumumkan dalam keadaan perang, seperti
terjadinya pemberontakkan PRRL Jika negara dalam keadaan normal, tidak
dalam keadaan perang, suatu gejolak hanya memerlukan tindakan polisional.
Artinya, tidak usah menggunakan militer tetapi dari kepolisian RI, misalnya
pasukan Brimob. Hal itu Hoegeng kemukakan kepada Presiden Soeharto dan ia
tidak membantahnya
Militer murni dalam hal ini Angkatan Darat, Laut, dan udara adalah
untuk berperang, sedangkan kepolisian, termasuk pasukan Brimob yang
memiliki keterampilan militer adalah tindakan pengaman di dalam negeri atau
tindakan-tindakan bersifat polisional. Jadi, sebenarnya terdapat perbedaan
wewenang dan kewajiban antara militer dan kepolisian. Di tiap provinsi di
Indonesia terdapat satu batalion Brimob, atau satuan Brimob di seluruh
Indonesia. Barulah apabila suatu gejolak terlalu besar dan menggoncangkan
stabilitas negara diperlukan unsur militer. Dalam keadaan begini, Kepala Negara
lebih dulu harus menyatakan negara dalam keadaan perang, setidaknya dalam
keadaan SoB (sfaaf uan oorlog en Beleg). Lagi pula terdapat perbedaan antara
doktrin militer dan doktrin polisi. yang pertama "tembak dulu, lalu perkaranya
urus belakangan", sebab yang dihadapi militer dalam suatu perang jelas
musuhnya, sedangkan doktrin polisi,'jangan tembak, dudukkan perkara dulu!,'

r05
ENstrLopEDr KapoLRt & JENDERAL PoLts DRs. HoeceNc lxlt SaNToso

"Penggunaan unsur militer untuk kebutuhan kepolisian bisa saja, tetapi


dalam keadaan demikian tongkat komando berada di tangan polisi dan bukan
di tangan tentara! Ketika saya menyampaikan tanggapan saya demikian, dalam
bahasa lebih ringkas, Presiden Soeharto tidaklah membantah." Meskipun
Hoegeng tak mendapat jaminan kata-kata bahwa urusan polisi takkan dicam-
puftangani pihak lain! Soeharto hanya diam dan Hoegeng berprasangka baik
bahrva ia setuju dengan interpretasi Hoegeng tentang AI(RI kembali pada
fungsinya semula! Barulah kemudian berdiam dirinya Presiden Soeharto
menjadi pertanyaan dalam diri Hoegeng. Hoegeng sadar bahwa di Indonesia
kita tak mungkin mendapatkan perubahan yang radikal. Hoegeng seorang
reaiis dan sadar akan hal itu. Segala sesuatu harus dicapai berangsur-angsur.
Hoegeng kira demikian juga dengan pemulihan wewenang Polri.
Dalam imajinasi Hoegeng selanjutnya, jika keadaan makin membaik,
maka Polri niscaya akan langsung di bawah Presiden/Perdana Menteri, atau Men-
dagri, tetapi bukan di bawah Menhankam, seperti di negara-negara lain ia tidak
iagi termasuk unsur ABzu sehingga tidak dikoordinasikan pada Menhankam.
Gagasan demikian menarik bagi masyarakat dan buat sebagian dapat
dikatakan sudah memasyarakat. Namun, sebenarnya gagasan itu belum di-
proses atau belum diimplementasikan menjadi program kebijaksanan politik
Pemerintah sebagai perr.rujudan tekad Pemerintah agar AKRI kembali pada
fungsinya yang murni. Hoegeng belum pernah membicarakannya dengan
\IenHankam Jenderal TNI M. Panggabean, misalnya, atau dengan yang lain,
baik secara resmi ataupun hanya secara informai.
Selanjutnya, Hoegeng membayangkan, begitu Indonesia benarlbenar
stabil di masa depan, peran dan wewenang serta kekuatan Polri akan makin
berkembang, termasuk unsur Brimob dan unsur Polri bersenjata lainnya. Dalam
negara yang stabil yang diperlukan ialah kekuatan-kekuatan polisional dan
bukan kekuatan-kekuatan angkatan perang. Seharusnya demikian, sehingga isu
niliterisme jadi padam di luar negeri. Harapan Hoegeng agar urusan Polri tidak
dlcampurtangani pihak lain menjadi memprihatinkan dalam penanganan kasus
Sr-rm Kuning diYogyakarta. Penanganan kasus itu menjadi pertandaburukbahwa
mustahil dalam waktu dekat semua fungsi polisional diserahkan kepada Polri.

5.- Kasus Topi Pengaman (Helm)


Dalam kaitannya dengan tugas-tugas kepolisian Indonesia, penye-
suaian antisipatif harus dilakukan. Sejak perilaku dan cara kerja yang lebih

r05
Bee V w Seeacar KapoLnr

human, tingkat pendidikan yang lebih baik, tingkat kekuatan (personal)


yang diperlu-kan, organisasi dan manajemen, fasilitas dan peralatan yang
lebih lengkap dan lebih canggih, serta mobilisasi dukungan dari berbagai pihak
termasuk lembaga-lembaga dan aparat penegak hukum lainnya juga bersifat
internasional.
Penyesuaian antisipatif dengan perkembangan kemajuan zaman tidak
hanya diperlukan dalam melakukan tindakan-tindakan represif terhadap para
pelaku kriminalitas yang memiliki segi baru, tetapi juga untuk menentukan
tindakan-tindakan preventif untuk keamanan.
Dalam kaitan itu, Hoegeng membuat sebuah program yang idenya lahir
dari kenyataan di Indonesia dan perbandingan dengan luar negeri, yaitu peraturan
praktis bagi para pengendara sepeda motor agar selalu memakai topi helm dan
duduk mengangkang pengalaman luar negeri yang Hoegeng maksud, adalah ketika
Hoegeng mengunjungi Belanda, Jerman Barat, dan Inggris. Juga ketika Hoegeng
menjadi anggota rombongan Presiden Soeharto ke Malaysia dan Thailand.
Di Jakarta banyak kasus kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda
motor, baik yang mengendarai maupun yang membonceng, lebih buruk lagi
korban kecelakaan lalu lintas dari pengendara sepeda motor.
Bertolak dari itu semua, pada z Agustus r97r, sebelum Hoegeng meng-
akhiri jabatan, selaku Kapolri mengeluarkan maklumat agar:
a. para pengendara sepeda motor mengenakan topi helm, dan
b. penumpang yang membonceng harus duduk mengangkang.
Tentu saja disertai sanksi, bahwa terhadap yang melanggar ketentuan
itu akan diambil tindakan oleh kepolisian rirenurut pasal 35 Ayat z, junto pasal
g6 uu No. 3 Tahun tg65 tentang lalu lintas dan angkutan jalan raya.
Keluarnya peraturan Kapolri bahwa para pengendara sepeda motor
harus pakai topi helm sebenarnya dinilai umum baik secara materiil. Namun,
banyak keberatan dikampanyekan karena alasan lain, yaitu bahwa polisi hanya
pelaksana peraturan dan bukan pembuat peraturan, sebagaimana dikemukakan
pakar hukum Mr. Tjiam Djoe Kiam bahwa yang membuat peraturan hanyalah
DPR, setidak-tidaknya suatu RUU harus disahkan DpR. Maklumat Kapolri
Jenderal Polisi Drs. Hoegeng mengenai topi pengaman (helm) hanya bisa
berlaku bagi anak buahnya sendiri, sedangkan untuk masyarakat maklumat
tersebut tidak bisa diterapkan karena Kapolri tidak mempunyai wewenang
untuk mengeluarkan peraturan yang bersifat perundang-undangan.a+

84 HarianAbodi, er Agustus r97r. Dalam harian itu diberitakan bahwa Mr. ljiarn Djoe Kiam, SH

t07
EttsttcLopEDr KapoLRr * JENDERAT Porrsr Das. HorceNc lven SeNToso

Dengan perkataan lain, Kapolri bertindak menyalahi hukum, aIau ouer


octing. Para pengkritik Hoegeng tidaklah keberatan jika keharusan pakai topi
helm diatur menurut sebuah undang-undang yang disahkan DpR. sehubungan
dengan ini, kata Mr. Tjiam Djoe Kiam, s.H. undang-undang lalu Lintas dan
Angkutan Darat tanggal r April 1965 yang pelaksanaannnya dalam bentuk
peraturan pemerintah sampai kini belum diundangkan.
Dikatakan selanjutnya bahwa dalam undang-undang lalu lintas tersebut
pada pasal terakhir disebutkan bahwa peraturan pemerintah yang lama
(Weguerkeers Verordening tgg4) dinyatakan masih tetap berlaku sehingga kalau
di dalam undang-undang lalu lintas atau peraturan pemerintah, pelaksanaan
undang-undang lalu lintas darat belum diatur keharusan untuk pakai helm dan
hukuman atas pelanggaran itu, maka jelas bahwa Kapolri sebagai pelaksana
hukum tidak berhak atau tidak mempunyai wewenang menetapkan suatu
peraturan perundang-undangan (Iegislatief produk)
Lebih jauh Mr. Tjiam Djoe Kiam, S.H. menjelaskan menurut Undang-
undang Dasar rg4s yang berhak mengeluarkan peraturan yang bersifat
undang-undang hanyalah Presiden ditambah DPR. seandainya Kapolri
mengeluarkan maklumat seperti tersebut di atas hanya dapat berlaku bagi anak
buahnya sendiri dan kepada masyarakat banyak tidak dapat karena berlawanan
dengan hukum yang berlaku.
Ditegaskannya bahwa Polisi Lalu Lintas yang sehari-harinya bertugas
di jalanan memakai kendaraan sepeda motor pantas memakai helm, demi
menjaga kalau jatuh, polisi itu tidak sampai gegar otaknya.
Hasil penelitian dari para pengendara sepeda motor menyatakan
pendapatnya bahwasanya memakai helm di dalam kota dirasakan kurang prak-
tis walaupun ada manfaatnya mengingat sepeda motor di Jakarta ini merupa-
kan kendaraan murah dan efisien apalagi bagi suatu dan banyak keluarga dan
banyak juga dipergunakan oleh kaum ibu mengendarai atau berboncengan.
Kalau hanya untuk mengurangi kecelakaan, mereka menyatakan kiranya dapat
dikeluarkan peraturan-peraturan lain misalnya membatasi kecepatan rata-rata
mengendarai kendaraan di dalam kota dan sebagainya.Bs
Sementara itu, harga helm di pasaran sekarang kelihatannya menanjak
terus, sejak dikeluarkannya peraturan tersebut yang katanya mulai berlaku bulan
November. Kesempatan ini rupanya telah dimanfaatkan oleh sementara pedagang.

85 Hasil penelitian ini dilakukan oleh surat kabar Minggu Abadi, Agustus 1971.

t08
Bae V st Seeacar KapoLnr

Di Pasar Glodok.Iakarta, harga menunjukkan Rp4.ooo lebih, sedangkan sebelum


diumumkannya peraturan ini perbuah helm harganya Rpr.z5o.
Rupanya yang ditakutkan para pengkritik Hoegeng bukanlah substansi
peraturan itu sendiri, melainkan jangan-jangan parapejabat lain juga
membuat peraturan sendiri-sendiri. Akibatnya, wewenang DpR atau rakyat
jadi terkesampingkan. Atau bahwa Indonesia dikhawatirkan bukan milik
rakyat Indonesia, melainkan milik pejabat negara. suatu kekhawatiran yang
prinsipal secara politis.
Untunglah tidak semua pakar dan pejuang hukum menolak peraturan
topi helm, atau setuju dengan pandangan politis para pengritik Hoegeng,
misalnya Ketua Peradin suardi Tasrif s.H. Dalam wawancaranya dengan
Kantor Berita Antara, menyatakan sikap yang membela Kapolri. Kebijakan
mengeluaran peraturan topi helm bisa dibenarkan dari sudut hukum. Tasrif
menunjuk pada ordonansi wewenang Polisi (Beuoegheid, der Potitie) pasal r,
Ayat c (ze) bahwa "polisi" bertuenang untuk mencegah kecelakaan d.an untuk
mengatur lalu lintas di jalan-jalan dan tempat-tempat umum memaksakan
penataan terhadap p erintah-perintah dan petunjuk-petunjuk y ang diberikan
olehnya jika perlu dengan menggunakan kekeras(rn."B6
Kapolri Jenderal Drs. Hoegeng Iman santoso menjelaskan bahwa
keharusan bagi pengendara motor untuk memakai topi pengaman ,,adalah
untuk kepentingan masyarakat dalam menghindari kecelakaan lalu lintas."
Penjelasannya itu diberikan atas pertanyaan pers sewaktu Kapolri menghadiri
upacara pelaporan kenaikan pangkat tiga pati (perwira Tinggi) di Aula Depar-
temen Hankam.
"Kalau di Malaysia bisa, kenapa di sini tidak bisa," kata pak Hoegeng.
Instruksi Kapolri yang dikeluarkan itu telah mendapat tanggapan luas ada yang
pro ada yang kontra. Beberapa pendapat mengatakan bahwa sepeda motor di
Indonesia merupakan kendaraan keluarga, pergi ke pesta-pesta dan upacara-
upacara di mana kebanyakan ibu-ibu memakai kain kebaya. Kendati begitu,
Kapolri Hoegeng berpendapat bahwa "kebiasaan-kebiasaan yang sudah sejak
kecil salah ini, tidak bisa dibiarkan".8z Hoegeng bersy'ukur bahwa peraturan itu
berjalan terus sampai sekarang, untuk mewujudkan rasa aman bagi lalu lintas,
terutama mereka yang memakai sepeda motor.

86 Tempo,4 September rg7r.


87 Kompas, 5 Agustus 1971

r09
ENsrxLopEDr KnpoLRr * JENDERAT Porrsr Dns. Hoe crNc lvnn SeNToso

5.8 Diberhentikan dari Kapolri


Sepucuk surat dinas dari Menhankam diantarkan ke meja Hoegeng. Isinya
suatu pemberitahuan yang ganjil, yaitu agar Hoegeng "tidak berkecil hati" atas
penunjukannya sebagai duta besar di salah satu negara penting di Eropa Barat,
Kerajaan Belgia. Ganjil, sebab masa jabatannya sebagai Kapolri belum habis.s8
Sebelumnya, Adam Malik, Menteri Luar Negeri memberitahukan Hoegeng bahwa
Menhankam Jenderal TNI M.Panggabean bertanya, apakah masih ada lowongan
untuk duta besar. Lantas dijawab Adam Malik masih ada, yaitu di Belgiaso.
Kemudian, Hoegeng meminta penjelasan ke atasannya, yaitu Menteri
Pertahanan/Keamanan Jenderal TNI M. Panggabean tentang tawaran jabatan
baru yang dipercayakan Presiden kepadanya. Dari Panggabean, Hoegeng
mendapat keterangan bahwa tawaran jadi dubes diajukan karena kedudukan
Hoegeng sebagai Kapolri akan ditempati orang lain. Tetapi, tak dijelaskan
mengapa Hoegeng harus diganti yang lain, sedangkan masa jabatannya belum
habiscu. Hoegeng merasa perlu minta penjelasan karena sementara belum ada
pemberhentian resmi sebagai Kapolri, tetapi sudah ada SK penunjukan untuk
jabatan lain. Hoegeng sempat berpikir, jangan-jangan ini pemecatan secara
halus. Hoegeng pada waktu itu mengharapkan penjelasan atas dasar apa masa
jabatannya sebagai Kapolri dipercepate'.
Rupanya jawaban dari Panggabean terkesan klise, bahwa di jajaran
Dephankam tidak ada lagi pos untuk perwira tinggi bintang empat. Akhirnya,
Hoegeng juga tahu, bahwa pemberhentian ini semata-mata beleid (hak
prerogatif) Presiden. Kalau sudah seperti itu, apa lagi yang mau didiskusikan.
Di ujung pembicaraan, Hoegeng menyatakan dengan ikhlas: "Kalaubegitu, ya
sudah, saya keluar saja."o'

BB Aris Santoso dkk, Pak Hoegeng: Polisi Profesional dan Bermartabat, halaman 73. Adrianus Noe Center
dan Lembaga Penghargaan Hoegeng, Jakarta. zoo4
89 Abrar Yusra dan Ramadh an KH, Hoegeng, Polisi: Idaman dan Kenyataan, halaman 367. Pustaka Sinar
harapan. Jakarta. r994
go Bandingkan dengan pengakuan Hoegeng kepada pers sebagaimana dimuat dalam surat kabar Konpas,
zr September tgTt- Di sana kepada pers sehabis melaporkan persiapan serah terima pada Presiden di
cendana hari Senin, Kapolri Hoegeng menegaskan lagi, bahwa penggantiannya itu tidak tiba-tiba dan
sama sekali tidak ada hubungannya dengan soal helm ataupun pembongkaran manipulasi r,z miliar
rupiah oleh Polri baru-baru ini. "Memang sudah waktunya, sudah tiga tahun. Hari ini malah lebih ro8
hari, dan tanggal z nanti 3 tahun tzo hari", katanya.
gr BandingkanjugadenganpengakuanHoegengkepadaperssekitarmasajabatannyasebagaiKapolrisebagaimana
dimuat dalam surat kabarAncJkatan Berseniafa, zr Ollober 7g7r.Di sana dikatakan oleh Hoegeng bahwa
pergantian tugas adalah hal yang wajar dan yang penting tugas kepolisianjalan terus. "Masajabatan saya sudah
melebihi yang semestinya," kata Hoegeng, karena sehamsnya telah berakhir tanggal r5 Mei yang lalu. Dengan
demikian, masa jabatan saya lebih r,1z hari, kata Hoegeng menambahkan.
9z Aris Santoso dll<, Pak Hoegeng: Polisi Profesional dan Bennartabat, halaman 74. Adrianus Noe Center dan
Lembaga Penghargaan Hoegeng, Jakafta. 2oo4

il0
Bee V x Seaacar KapoLnr

Karena tidak ada penjelasan yang pasti, asisten pribadi Presiden Soeharto,
Letnan Jenderal TNI Soejono Hoemardani, yang rupanya sudah mengetahui hasil
pembicaraan Hoegeng dengan Jenderal TNI Panggabean, menganjurkan pada
Hoegeng untuk bertemu Presiden Soeharto. Soeharto mengusulkan supaya mau
menjadi dubes, tetapi usulan itu ditolak oleh Hoegeng. Menghadapi pemberhentian
dirinya, Hoegeng maklum bahwa hal itu semata-mata merupakanbeleid Presiden
sebagai Kepala Pemerintahan, Presiden mempunyai hak untuk itu.
Pers sudah mencium pemberhentian halus yang dikenakan kepada
Hoegeng lalu memberitakannya. Memang tidak seluruh kebijakan Hoegeng
sebagai Kapolri dapat disetujui orang pers yang kritis. Namun, entah mengapa,
tindakan-tindakan Hoegeng selalu mendapat perhatian dan simpati pers.
Karena komitmen yang sama demi kepentingan rakyat Indonesia, bagaimana
juga pers Indonesia pada dasarnya menaruh harapan pada kepemimpinan
Hoegeng sebagai Kapolri.
Menurut,Ienderal Hoegeng, sebelum tanggal r5 Mei, yakni genap tiga
tahunnya ia menjabat Kapolri, ia telah melakukan "approach" mengenai
penggantiannya tersebut. Diakuinya bahwa Presiden telah menawarkan jabat-
an baru baginya sebagai duta besar di luar negeri. "Tapikula mboten sanggnp,
sebab saya akan lebih bisa membina keluarga saya dengan baik di dalam negeri
daripada di luar negeri.", katanya diselingi bahasa Jawa.
Ditanya kemungkinan jabatan di Hankam, ia hanya menjawab, "Saya
akan ditempatkan di mana, mau disesel-seselkanke mana, 'kan ini sudah terlalu
tinggi. Keprimen sompeaon itu," katanya sambil menunjuk ke empat bintang
emas di pundaknya. "Tapi, bagaimanapun saya akan siap menerima tugas apa
pun bila diperintahkan Pak Harto".
Seterusnya mengenai kerja Polri setelah penggantiannya, ia menegaskan
bahwa Polri akan tetap berjalan seperti sediakala. "Hoegeng seribu kali bisa
diganti, tapi pekerjaan Polri jalan terus," sambil menyanyi-nyanyi kecil lagu
Ramona yang iramanya ia ubah-ubah, Hoegeng menambahkan bahwa "Irama
memang dapat diubah, tapi lagunya akan tetap Ram one jLra" .os
Akhirnya, Kapolri Jenderal Polisi Drs. Hoegeng Senin pagi (zo September
r97r) menghadap Presiden Soeharto di Jalan Cendana di mana dibicarakan
mengenai persiapan untuk timbang terima jabatan Kapolri yang akan dilang-
sungkan pada z oktober r97t di lapangan Mabak. Sebagaimana diketahui

93 Kompas, zr September r97r

ilt
ErsrrLopEDr KnpoLRr s JENDERAT Portst Dns. Horcenc lvnN SlNToso

Kepala Negara dalam surat keputusan telah mengangkat Komisaris Jenderal


Polisi Drs. Moh. Hasan menggantikan Jenderal Polisi Drs. Hoegeng yang
seharusnya mengakhiri masa jabatannya tanggal 16 Mei t977. Antra Hoegeng
dan M. Hasan, adalah satu generasi di Kepolisian. Sama-sama lulusan PTIK,
cuma dari segi angkatan di PTII! Hoegeng lebih senior.
Menjawab pertanyaan mengapa pergantian pada saat-saat ia berhasil
membongkar manipulasi sebesar r,z miliar rupiah, Hoegeng menjelaskan tidak
ada hubungan sama sekali. Sebab, pembongkaran manipulasi itu telah selesai
dilakukan tinggal lagr follotu -up ny a.e4

"Meskipun ada pergantian pejabat bukan berarti tugas-tugas kepolisian


akan terhenti," kata Hoegeng, "Dalam hubungan ini sudah barang tentu Pak
Hasan akan meneruskan usaha menyidik perkara manipulasi tersebut. Untuk
itu, kepada bawahan saya perintahkan untuk membantu penuhnya pelak-
sanaan tugas Pak Hasan sebagai pejabat IGpolri yang baru," kata Hoegeng
menambahkan.
Pada kesempatan lain, Hoegeng menitipkan surat kepada wartawan
yang sedang konferensi pers di Mabak Kamis pagi tanggal z3 September t97t
yang dibacakan oleh Irjen. Polisi Drs. Katik Suroso, M.A.. Dalam suratnya
tersebut tertulis, " Lup akan s elama-lomonA o seor ong Kapolri y ang b ernama
Hoegeng." Jenderal Hoegeng dalam suratnya tersebut minta maaf karena
mengecewakan para wartawan dengan tidak bisa hadir pagi itu karena sedang
menghadiri rapat Dewan Kekaryaan Hankam yang dipimpin oleh Jenderal
Panggabean.os
Dalam sebuah apel kesadaran segenap personel yang diseleriggarakan
di halaman Mabak t9 September t97t, Kapolri Hoegeng mengatakan bahwa
tugasnya selama ini dilakukan dengan sebaik-baiknya.e6 Apel tersebut
merupakan yang terakhir kalinya di mana Hoegeng bertindak sebagai Inspektur
Upacara. Dalam amanat singkatnya, Kapolri menyatakan bahwa selama ini Polri
mendapat tugas-tugas yang enteng,berat, berat sekali, yang dengan segala jerih
payah telah dilaksanakan dengan mendapat bantuan dari segenap warganya.
"We hebben het naar bestettseten gedean," kata Kapolri sambil berpesan agar

94 Angkatan Berserjata, zr Ol<tober rgTr.Di sana Hoegeng mengatakan, "Untuk itu kepada bawahan saya
perintahkan untuk membantu penuhnya pelaksanaan tugas Pak Hasan sebagai pejabat Kapolri yang
baru. Kepada wartawan diharapkan pula membantu : hendaknya melebihi bantuan yang diberikan
kepada saya".
95 Kompas, z4 September r97r. Dalam surat itu Kapolri juga menyampaikan permintaan maaf selama
bergaul dengan para wartawan sebagai Kapolri.
96 HcLrianAbadl, zo September r97r; Kompas, zo September r97r

|2
Bne V s! Segacar Knpornl

warga Polri memberikan bantuan yang sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya


kepada pejabat yang baru.
Proses selanjutnya adalah serah terima jabatan dari Jenderal Polisi
Hoegeng Iman Santoso kepada Komisaris Jenderal Polisi Drs. Moh. Hasan di
Markas Besar Kepolisian (Mabak) pada hari Sabtu pagi z oktober 1971 dengan
Inspektur Upacara Presiden Soeharto selaku Menteri Pertahanan Keamanan/
Panglima Angkatan Bersenjata. soeharto mengatakan bahwa penggantian
pejabat di lingkungan Polri tidak ada sangkut pautnya dengan penilaian suka
atau tidak suka, tapi berdasarkan tata cara yang wajar, tanpa menimbulkan
kegoncangan-kegoncangan.eT Menurut soeharto, dalam penggantian Kapolri,
pemerintah telah mengambil kebijakan bahwa pimpinan ABRI mendasarkan
pada patokan masa jabatan 3 atau 4 tahun sehingga dengan demikian pembinaan
karier dapat dilaksanakan lebih tepat dan rencana-rencana pembentukan
kepemimpinan Polri dijalankan lebih teratur.

97 Merdeka, ,l Oktobel tgTt; Harian Abadi, 4 Oktober tgTt. Di sana jelas sekali dikatakan oleh Soeharto
bahwa masa jabatan Kapolri adalah 3 atau 4 tahun, tidak ada soal sul<a atau tidak suka; Bandingkan
dengan Ternpo, z5 September 1971, yang melansir keterangan pers dari Jencleral Sayidiman Kepala
Bagian Personalia Hankam perihal pemberhentian Hoegeng sebagai Kapolri, ""Masajabatan pak Hoegeng
sebagai I(apolri sudah habis, itu prinsip utama, bukan soal umur. Segala sesuatunya harus tunduk pada
peraturan sekarang ini, bukan seperti zaman Bung Karno dulu!"
Bandingkan dengan kontroversi akhir masajabatan I(apolri Hoegeng yang sempat dilansir oleh beberapa
media massa, misalnya dengan pengakuan Hoegeng kepada pers sebagaimana dimuat dalam surat kabar
Kompas tanggal zr September t97t.Dt sana kepada pers sehabis melaporkan persiapan serah terima
pada Presiden di cendana hari Senin, Ifupolri Hoegeng menegaskan lagi bahwa penggantiannya itu tidak
tiba-tiba dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan soal helm ataupun pembongkaran manipulasi
r,z miliar rupiah oleh Polri baru-baru ini. "Memang sudah waktunya, sudah tiga tahun. Hari ini malah
lebih ro8 hari, dan tanggai z nanti, 3 tahun rzo hari", katanya.
Bandingkan juga dengan peirgakuan Hoegeng kepada pers sekitar masa jabatannya sebagai Kapolri
sebagaimana dimuat dalam surat kabarAngkatan Bersenjafa tanggal zr Ol<tober tg7t. Di sana dikatal<an
oleh Hoegeng bahwa pergantian tugas adalah hal yang wajar dan yang penting tugas kepolisian jalan
terus. "N{asa jabatan saya sudah melebihi yang senestinya", kata Hoegeng, karena seharusnya telah
berakhir tanggal r5 Mei yang lalu. Dengan demikian, masa jabatan saya lebih r4z hari, kata Hoegeng
menambahkan.
Bandingkan kedua pernyataan Hoegeng pada pers tersebut dengan kedua statemennya di buku biografi
Hoegeng Pak Hoegeng: Polisi Profesional dan Bermartabat, halaman 73. Aris Santoso dkk, Adrianus
Noe Center dan Lembaga Penghargaan Hoegeng, Jakarta. zoo4. Di sana l<etika ditawarkan menjadi
dubes Belgia Hoegeng mengatakan," Ganjil, karena masajabatan saya sebagai Kapolri belum habis!".
Pernyataan ini senada dengan pengakuan Hoegeng dalam buku biografinya yang 1ain, Hoegeng, Polisi:
Idcunan dan Kengataan, halaman 367. Abrar Yusra dan Ramadhan KH, Pustaka Sinar harapan. Jakarta.
t994.Di sana Hoegeng menulis, "Dari Panggabean saya mendapat keterangan bahwa tawaranjadi dubes
diajukan karena kedudukan sa1'a sebagai Kapolri akan ditempati orang lain. Tapi tidak dijelaskan kenapa
saya harus diganti yang lain sedangkan masajabatan saya belum habis."
Bandingkan pula dengan pernyataan atau sikap pers, dalam hal ini Kompas 16 September r97r. dalam
"Tajuk Rencana" nya yang menulis bahwa karena sudah berakhir masa jabatannya yaitu tahun maka
3
Jenderal Polisi Drs. Hoegeng Iman Santoso sebagai kepala Kepolisian Republik Indonesia diganti. Ini
kewajaran belaka.

il3
Er.rsrxLopEDr Klpor-nr x JENDERAT Portst Dns. HoeceNc lveN SaNToso

Dalam kesempatan itu Soeharto menyampaikan ucapan terima kasih dan


penghargaan PemerintahkepadaJenderal Polisi Drs. Hoegeng atasjasa-jasanya.
Lebih lanjut, Soeharto mengatakan bahwa Hoegeng telah memberikan saham
yangbesar dalam perjuangan menumpas G-3o-S/PK dalam menegakkan Orde
Baru dan juga dalam rangka memelihara stabilitas nasional. Dalam penilaian
Soeharto, Hoegeng telah meletakkan dasar-dasar yang positif bagi Polri,
terutama dalam rangka pengembalian Polri kepada tugas pokoknya.
Sore harinya Hoegeng mengadakan pertemuan terakhir dengan seluruh
staf di rumah, semua barang inventaris Mabak dari mulai Walkie Talkie,
peralatan radio, mobi1, kecuali rumah dikembalikan ke Mabak.
Di dalam menghadapi kenyataan ini, Hoegeng teringat akan pesan dari
ayahnya yang mengatakan:"Yang penting dalam kehidupan menusia adalah
kehormatan. Karena itu lakukan pekerjaan Aong beik-baik dan jangan
merusak namo baik dengan perbuatan Aong mencemerken"
Hoegeng secara legatoa menerima penghentian dirinya sebagai Kapolri.
Namun, dia mengatakan bahwa selama bertugas dia patuh pada The Ten
commandements (sepuluh hukum)
1. Bekerja keras, merupakan suatu cara yang baik untuk membuat waktu
seefisien mungkin.
2. Belajarlah serajin-rajinnya untuk menambah kepandaian karena akan
memberikan hasil yang baik.
3. Berinisiatif dalam segala ha1.

4. Mencintai pekerjaan untuk kepuasan diri.


5. Bekerja teliti.
6. Bersemangat juang agar dapat mengatasi kesulitan-kesulitan.

7. Berkepribadian dapatditingkatkan.
B. Menolong sesama manusia.
g. Berpikiran demokratis untuk menjadi pemimpin.
ro. Berbuat kebaikan sebanyak mungkin.

Dikatakan Hoe geng, sampai kini cita-citanyabelum tercapai, yaitu agar


Polri jangan sampai menjadi momokbagi masyarakat. Sebagai perbandingan
polisi-polisi Inggris yang berjalan dengan tenangnya berpatroli di pinggir
jalan dengan tualkie talkie dan pentungan di tangan. Bagaimana mereka
menegur dan membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongannya.
Setiap orang yang dirasanya memerlukan pertolongan langsung ditegurnya

il4
Bne V r Seeacnr Kapolnr

tanpa diminta. Polri belum sampai kesana, karena mental ottitud.e yang
berat.ss
Letnan Jenderal TNI sayidiman, Kepala Bagian personalia Hankam
dalam keterangan persnya setelah Hoegeng tidak menjabat sebagai Kapolri
menyatakan: "Masa jabatan Pak Hoegeng sebagai Kapolri sudah habis, itu
prinsip utama, bukan soal umur. Segala sesuatunya harus tundukpada peraturan
sekarang ini, bukan seperti zamarr Bung Karno dululse

9B Kompas, 3o September r97l


99 Tempo, z5 September r97r

lt5
Er.rsrr<LopEDr Kapornt l: JENDERAT Ports Dns. HoecENc lvnt.l SnNToso

Bernyanyi bersama Meri


"Hidup Berdasar Nurani"

iii:::'.,..:\

w !

$$
i:
,\' Dengan binatang
*!,':, l<esayangan. Bergurau
!-
dengan mereka
di masa pensiun,
/, l4 januari 1993

il6
Bee V $ Seaacar Knpornl

$.";,
Satu kesempatan
"Potong Tumpeng" ,i*rl 1)tt:
pada saat acara HUT
Bhayangkara

pl
l
/ I
Hoegeng dengan
Yang Mulia Duta Besar
' l'-'
Ceylon di Mabal<

lt7
ErstrLopEDr KapoLRt :: JENDERAT Poris Dns. HoeceNc Sarroso

\
!'r;

Se rah terima KADAPOL X{atim dari Bapal< Mayjen Polisi


(c-.swadi l<e Mayjen Polisi Drs. Bapal< Samsuri Mertoyoso

8
-r::

*
KATALOG
MEDIA MASSA DAN
KEPUSTAKAAN

A. Media Massa

1. Abadi, 13 Februan tg6g. "Pangak Komdjen Drs. Hoegeng: SayaYakinAkan


Luhur dan Benarnya Islam".
2. Abadi, z9 Maret tg6g. 'Pangak Komjen Drs. Hoegeng: Kenakalan Anak-
Anak Minta Pemikiran Kita".
g. Abadi,4 April 1969."Pangak Hoegeng: Pulihkan Kepercayaan Rakyat pada
Polisi".
4. Abadi,z8 Mei tg6g."PangakHoegengtakPernah Janjikan Hadiah".
5. Abadi,3o Mei t969. "Pangak Hoegeng: Tugas Pokok AKRI di Bidang
Keamanan".
6. Abadi, z4 Junitg6g."Pangak Hoegeng Tinjau Daerah Penyelundupan".
7. Abadi, r Juli tg69. "Pangak Hoegeng: Normalisasi Harus Stimulir Keter-
tiban".
B. Abadi, zJilit 969."Keputusan Presiden: AKRI DirubahMenjadi Kepolisian
Negara RI".
9. Abadi, g Agustus 1969. "Kepala Kepolisian Negara: Polisi Sanggup I(erja
lebih Keras".
to. Abadi, rB September t969. "I(epala Kepolisian Negara: Jangan Sia-Siakan
Jasa Pahlawan".
11. Abadi, t9 September T969. "Pengertian Sejarah Kepolisian".
tz. Abadi, z9 September 1969. "Pak Hoegeng Berdialog dengan Pemuda-
Pemuda "Nakal".
tg. Abadi, 3 Oktober 1969. "KKN Drs. Hoegeng: Sukseskan Pembangunan
dengan Panca Tertib".

t2t
EnsrrLopEDr Klpor-ar * JENDERAT Portst Dns. Hoe cenc lveN SeNToso

t4. Abadi,6 November 7969. "Seminar Kriminologi: Pencegahan I(ejahatan


Harus dimulai dari Penegak Hukum".
t5. Abadi, z Desember tg6g. "KKN Drs. Hoegeng pada HUT Airud: Jauhkan
Sikap Jago dan Sok-sokan".
t6. Abadi,4 Desember L969. Pak Hoegeng Meninjau Tempat-Tempat Tahan-
an".
t7. Abadi, 18 Desember 1969. "Menurut Drs. Hoegeng: Menyadari Adanya
Kesalahan Penting".
tB. Abadi, zB April tg7o."Kapolri Buka Raker Pol.ri".
t9. Angkatan Bersenjata,4 Juli t965. "Apa dan Siapa: Menteri Iuran Negara
Drs. Hoegeng Iman Santoso".
zo. Angkatan Bersenjata, 1.4 November 1968. "AKRI Harus Bersih dari
Permainan-Permainan".
zt. Angkatan Bersenjoto, 22 Februari t969. "Pangak Komjen Polisi Drs.
Hoegeng: ABRI Harus Beri Contoh Penegakan Rule of Latu".
zz. Angkatan Bersenjeta,lApril 1969. "Pak Hoegeng Nonton Kebut-kebutan
Tengah Malam: Jadilah Pengemudi yang Sopan, Nak!".
zg. Angkatan Bersenjata, B April 1969. "Pangak Komjen Hoegeng: Repelita
Ujian Tekad Kita Mengikis PKI-Orla".
24. Abadi, zr Mei 7970. "Kapolri Drs. Hoegeng: Para Pejuang'45 Jangan
Membusungkan Dada".
25. Abadi, z Juni 1920. Komjen Polisi Drs. Hoegeng: Polri Hendaknya Laksa-
nakan Apa yang Digemborkan Pemimpin-Pemimpin".
26. Abadi, z Juli 1970. "I(epastian Hukum Harus Dirasakan oleh Masya-
rakat".
z7 . Abadi, g Juli 1970. "Kapohi Bersikap Positip thd Gerakan Anti I(orupsi".
zB. Abadi, g Juli \g7o. "Hoegeng Bersedia Bantu Berantas Korupsi Tanpa
Pamrih".
29. Abadi, to Agustus 1970. "KAK Minta Bantuan Polisi: Angkut Mahasiswa
Tirakatan di Tempat Lain".
go. Abadi,13 Agustus 1.g7o."Kapolri Hoegeng Peringatkan: Siapkan Diri untuk
Serahkan Segala Tanggung Jawab".
gt. Abadi, r Oktober 7970."Jend. Polisi Hoegeng: Peraturan-Peraturan yan g

Benarkan Judi Perlu Diganti".


gz. Abadi, r Oktober 1970. "Almanak dan Reuni Tokoh-Tokoh Polri.
gg. Abadi, r9 Oktober rg7o."2o Pati Polri Pensiun".

t22
Kerl,roc MeotA t"iASsA DAN KepusrnranN

34. Abadi, zo oktober 7970. "Tentang peristiwa 6 oktober: Hoegeng Akan


Tegakkan "Rule of Law".
35. Abadi, z6 Oktober r97o. "Interpol Bicarakan pembajakan Ud.ara,'.
36. Abadi, z7 oktober tgTo. "Radiogram Kapolri: polri tak Ikut screening
untuk ke L.N".
37. Abadi, z7 oktober rg7o."Kapolri Drs. Hoegeng: Kepolisian Kita Tertinggal
B Th di Bidang Materiil (Tetapi Memiliki Kemampuan Sama dengan Polisi

L.N.)".
38. Abadi, zB oktober rg7o. "Reorganisasi polri: pengangkatan pejabat-
Pejabat di Lingkungan Polri (Brigjen polisi widodo Jadi pangdak VII/
Jaja)".
39. Abadi,3 Novembertg7o."Irjen Polisi Awaludin dapat Tugas Baru".
4o. Abadi, ro November tg7o. 'Ayah'BajiAdjaib'Tetap Ngotot Isterinya Hamil".
4t. Abadi, rB November rg7o. "'Bayi Ajaib'suatu Lelucon yang sukses".
42. Abadi, z7 November 7g7o. "PKI selalu Berusaha Keruhkan suasana".
43. Abadi,7 Desember 1g7o. "Ibu'Baji Adjaib'Tertangkap Lagi',.
44. Abadi, T Desember rg7o. "I(apolri Drs. Hoegeng: penegakan Rule of Law
Target Utama".
45. AbadL B Desember 7970. "sbg. polisi Anwas Tidak Harangi usaha-usaha
Perbuatan Makar".
46. Abadi, rr Desember TgTo."Pengakuan Tjut Zahara Fonna: saya Lari Karena
Lapar".
47. Abadi, rB Desember 7g7o. "Janji Kapolri Hoegeng: Taruna AKABRI yg.
Kroyok Rene Akan Diadili".
48. Abadi, 19 Desember tg7o. Kapolri Hoegeng: polisi selama Ini Belum
Matang".
49. Abadi, z Januari r97r. "coRPI GpI: Tegakkan wibawa polisi dg Tangkap
5o. Abadi, 13 Januari 1971. "Kapolri Drs. Hoegeng:MasihAda pejabat-pejabat
Polri Melakukan Kesalahan".
5t. Abadi,4 Februari tgTt."Hoegeng Berikan Guidence Kepada Bupati-Bupati
dari Polri".
52. Abadi,tJ:ulitgTt. "Drs. Hoegeng pada Hari I(epolisian: overacting Kurangi
K'cayaan".
53. Abadi, zr Juli r97t. "Jeritan Hati Drs. Hoegeng: "Rule of Law', Ucapan
Orang-Orang'Ngelindur"'.

t23
54. Abadi, z7 April l.gTt. "Kapolri Jend. Polisi Drs. Hoegeng: 213 polri untuk
Pemilu".
55. Abadi, 16 Agustus t97t. "Kapolri Drs. Hoegeng: Ketentuan Tentang Helm
Belum Ada Dasar Hukumnva".
56. Ab adi, 2 1 Agustus 19 71. "Masalah Topi Pengaman : Kapolri tidak Berwenang
Keluarkan Peraturan yg Bersifat Undang-Undang (IQta Mr. Tjiam Djoe
Kiam, S.H.)".
57. Abadi, 4 September tg7r. "Semua Anggota Polisi Dilarang Urus 'Topi
Pengaman"'.
58. Abadi, zo September t97t. 'Menurut Kapolri Drs. Hoegeng: Tugasnya
Ini Dilakukan Sebaik-baiknya".
Selama
59. Abadi,4 Oktober rgTt. "Tajuk Rencana: Polri dan Hukum".
6o. Abadi,4 Oktober rg7r. "Serah Terima Kapolri: Jenderal Hoegeng Diganti
Komjen. Moh. Hasan".
6r. Abadi,6 Oktober tg7r.'Kenaikan Pangkat Kapolri".
62. Abadi, rB Desember rg7L."Tantangan-Tantangan Serius Bagi polri".
63. Angkatan Bersenj ata, zz Aprth969.'AKRI H arus Bantu Kepala Daerah".
64. Angkatan Bersenjeta, I Juli 1969. "Perlu Penegasan Lebih Lanjut tentang
Tugas-Tugas AKRI (Masih Ada cakar-cakaran antara Sesama Aparatur
Negara)".
65. Angkatan Bersenjata, z J:u/ri 1969. "Polisi Harus Bertindak Tegas dan Adil".
66. Angkatan Bersenjato, g Agustus t969. "Pak Hoegeng: Biarkanlah Remaja
Senang Beatle".
67. Angkatan Bersenjoto, ri.Agustusr969. "Pak Hoegeng Angkat Mayit".
68. Angkatan Bersenjato, 20 Agustus 1969. "Polisi Tak Berbuat sewenang-
Wenang".
69. Angkatan Bersenjoto, rg September t969. "Pak Hoegeng Akan Serahkan
Hadiah Sayembara
-o. Angkatan Bersenjata, 4 Oktober 1969. "KKRI Komjen Polisi Hoegeng:
Perlu Disiplin ABRI untuk Tegakkan Tertib Hukum".
-t. Angkatan Bersenjata, 6 Oktober 1969. "KKRI Komdjen Polisi Hoegeng:
ABRI-Rakyat Kini Sedang Menghadapi Tugas Ampera".
-2. Angkatan Bersenjoto, 4 Desember 1969. "Kapolri Tinjau Tahanan: Jangan
Terulang Peristiwa Rasdi".
3. Angkatan Bersenjata, tB Desember 1969. "Komjen Polisi Drs. Hoegeng:
Polri Belum Capai Harapan Rakyat".

124
Karnroc Me oJA yAssA DAN Ke pusrrraar

74. Angkatan Bersenjato,22 Januari rg7o. "Kapolri Tindak Anggota polantas".


7s. Angkotan Bersenjata, 28 April r97o. Kapolri Komjen porisi Hoegeng:
Koordinasi Pemberantasan Penyelundupan Cukup Baik.
76. Angkatan Bersenjata, zB April r97o. "penyelundupan & Bandit Kota-Kota
Besar Menonjol".
77. Angkatan Bersenjata, 3o April tg7o. "pak Hoegeng Sangat Menaruh
Perhatian pada Segala Bentuk Telekomunikasi".
78. Angkatan Bersenjata, 14 Mei r97o. "pak Hoegeng Bekuk 75 polisi LL:
Dijemur di Depan'Hotel Indonesia"'.
79. Angkatan Bersenjata, r Juni rg7o. "I(apolri pecat AIPDA yg Main
Senjata".
Bo. Angkatan Bersenjata, g Juni r97o. "Kapolri peringatkan: polantas tak
Boleh Main Bentak-Bentak thd Masyarakat".
Br. Angkatan Bersenjata. z6 oktober rg7o. "widodo Berum Disetujui".
Bz. Angkatan Bersenjata, 26 oktober tg7o. "Kapolri ttg peristiwa ITB: Akan
Tegakkan Rule of Law".
83. Angkatan Bersenjata, 26 oktober tg7o. "peristiwa Bandung: Hoegeng
Telah Perintahkan Percepat pemeriksaannya".
84. Angkatan Bersenjoto, 27 oktober t97o. "polri Tidak Turut Lakukan
Screening".
85. Angkatan Bersenjata, 5 Januari r97r. "Kodak Metro Jaya: Tugas polri
untukAmankan Pemilu Tidak Mudah".
86. Angkatan Bersenjata,5 Januari r97r. "peristiwa sum Kuning: polisi Juga
dpt Dituntut Kapolri Hoegeng".
87. Angkatan Bersenjata, B Januari tg7t. "Anggota-Anggota polri akan Dica-
but dari PNKA".
BB. Angkatan Bersenjoto, g Maret t97t. Kapolri Jend. polisi Hoegeng: Ting-
katkan Terus Operasi Kamtibmas".
89. Angkatan Bersenjata, Maret tgTt. "penghargaan dari Kapolri,'.
12

9o. Angkatan Bersenjato, to Maret r97r. "Tugas polri ciptakan Kondisi Tertib
Aman".
9r. Angkatan Bersenjata, r Juli tgTt. "Tegas Tanpa overacting (pemilu Tak
Terpisahkan dari Pelita)".
92. Angkatan Bersenjata, 2r Jrli t97r. "Kapolri Hoegeng: polri tak Boleh
Ragu-Ragu Tegakkan Rule of Law".
99. Angkatan Bersenjata,2T J:uli t97r. "Kapolri Terima Dubes RpA".

125
ENsrrLopEDr Kapor-nr x JENDERAT Portst Dns HoeceNc lt"tlN SaNToso

94. Angkatan Bersendjatc, zr Juli 1971. "Ny. Hoegeng Buka Dompet Utje
Sukensih".
95. Angkatan Berseftjato,24Jvli:97r."IJroegeng Tangkap Bis'Mayasari Bhakti"'.
96. Anqkatan Bersenjata, zB Juli tgTt. "Perintah Kapolri: Segera Masukkan
Sel Pelaku Penembakan Ps. Minggu (1o Angg Brimob Segera Dipecat)".

97. Angkatan Bersenjata, z9 Juli 1g7t."Kapolri Perintahkan Usut Penembak


Pencoleng Corned Beef'.
98. Angkatan Bersenjata, 4 Agustus 1971. "Kapolri: Jangan Ragu-Ragu Ter-
tibkan Lalu Lintas".
gg. Angkatan Bersenjata. 4 Agustus 7977. "15 Pati ABRI & I Wartawan Di-
anugerahi Bintang Tertinggi AURI 'Swa Bhuwana Paksa"'.
too. Angkatan Bersenjata, 16 September tg71'. "Polri Perlu Ifulbu yg Teguh
Jiwa yang Membaja".
1o1. Angkatan Bersenjata, zo September 1'g7l. "Kapolri Jenderal Hoegeng:
Ketaatan Masyarakat Thd Peraturan Dibina Lewat Panca-Tertib".
to2. Angkatan Bersenjata, 21 September t97t' "Jend. Hoegeng Lapor ke
Cendana Ttg Serah Terima".
ro1. Angkatan Bersenjata, f,o September tg7t. "Jend. Polisi Hoegeng: Cita-
cita Saya Tingkatkan Polri Tidak Tercapai".
rc4 Angkatan Bersenjata, 30 September t97t. "Kenang-Kenangan Kapolri
Kepada Wartawan".
tog. Angkatan Bersenjata,4 Oktober r97t. Jend. Polisi Hoegeng Masih Belum
Tertutup utk Pangku Jabatan".
to6. Angkaten Bersenjata, lr Oktober tg7t. "Wapangab & Kapolri Irjend.
Polisi M. Hasan Menghadap Presiden".
ro7. Berita Indonesia, g September 7966.'Majdjen Polisi Drs. Hoegeng: Orde
Lama tidak Mau Dikoreksi".
to9. BeriteYudha, z Mei t968. "Komdjen Polisi Drs. Hoegeng Jadi Pangak".
7og. BeritaYudha, z5 Juni 1968. "Pak Hoegeng Kepada Pak Harto".
11o. BeritaYudha, zB Juni 1968. "AKRI tidak Mau Dijadikan Karikatur".
111. Berita Yudha, t6 Juli t968. "Bikin Malu! Anak Menteri Ngebut".
tr2. BeritaYudha, rr. Juli t968. Pendirian Pimpinan AKRI Tegas".
113. Berita Yudha, zz Ju.Ii 1968. "Lagak Tukang Kebut, Pak Hoegeng Tanya
Baik-Baik dan Sopan, Tapi Dijawab Secara Arogan".
7:'4. BeritaYudha,rt November 1968. "Putera Pak Hato Dihuk-um Denda Rp 3oo,-".

126
Knreroc M rorA MAssA DAN Kepusreree.N

115. Berita Yudha, 11 Agustus tg6g. "Pak Hoegeng Angkat Mayat di Tengah
Malam".
116. Berita Yudha, 13 Agustus tgT o. " Kapolri tentang'Malam Tirakatan' : Tidak
Keberatan Asal di Satu Tempat yang Sunyi".
777. BeritaYudha,l3 Agustus 1970. "Reorganisasi dalam Tubuh Polri: Masalah
Personaiia Masih dalam Penggodogan".
118. Berita Yudha, r Juli r97t. "Pak Hoegeng Tindak Perwira Polri yang
Anaknja Nakal".
rtg. Berit(tYudha, r Juli r97r. "Drs Hoegeng: Jangan Seperti Ndoro Kanjeng".
r2o. Berita Yudha, r Juli t97t. "Tajuk Rencana: Hari Bhayangkara dan Pemilu".
72l. Berita Yudha, zr Juli t97t. "Kapolri Perintahkan Lancarkan Terus Pe-
nertiban".
722. Berita Yudha, z3 Juli 7971.. "Kapolri Jenderal Hoegeng: Bergeraklah
Tanpa Ragu-Ragu".
t2S. Berita Yudha, Juli t97t. "Lagi-Lagi Pak Hoegeng Bertindak Tegas".
zB
r24. Berita Yudha, z9 Juli rgTt. "Perintah Kapolri Hoegeng: Check Soedardjo
dan Tarzan (Keduanja Menolong Turis-Turis Belanda Antar Jemput
Tambal Ban di Malam Hari. Beri Image Baik thd Turis-Turis.)".
725. Berita Yudha,4 Agustus r97r. "Kapolri Hoegeng: Penertiban Tak Boleh
Setengah-Setengah".
tz6. Berita Yudha, r5 September 1971.. "Tidak Benar, Irjen Pol Widodo
Boedidarmo Jadi Irjen Hankam".
r27. BeritaYudha,r5SeptemberrgTr. "KapolriakanDgantiKomjenPolisiMoh. Hasan".
tz9. BeritaYudha, 16 September 197r. 'Kapolri: IGlbu Teguh, Jiwa Membaya
Perlu bagi Polri".
t2g. Berita Yudha, 16 September tg7t. "Kapolri Jend.Polisi Drs. Hoegeng:
Kalbu Teguh, Jiwa Membaja Perlu bagi Polri".
rgo. BeritaYudha, zr September tg7r. "Kapolri BenarkanAda Pejabat-pejabat
Teriibat manipulasi 1,2 milyar".
131. Berita Yudha,4 Oktober r97r. "Amanat Menhankam Pangab Jenderal
TNI Soeharto Pada Upacara Serah Terima Kapolri: "Kepolisian Bertugas
Mendorong Gerak Pembangunan".
r32. DutaMasyarakat, rr Juli 1968. "Pangak Beri Penegasan tentang Pendirian
AKRI,'.
rg4. Gatra.Com. "Mantan Kapolri Hoegeng Meninggal Dunia, diakses tanggal
14 Juli 2oo4 rt:oo WIB".

t27
ErsrrLopEDr Kapor-ar m JENDERAT Portst Dns. Horcenc lvaN SaNToso

13S. Kompas, 16 Mei 1968. "AKRI Harus Kembali pada Tugas Pokoknja".
l;6. Kompas, Mei tg69. Briefing Pangak: Bicarakan Penghematan AKRI.
17

787. Kompas, rB Mei 1968. "Perintah Harian Pangak Pada Anggota-Anggota


AI(R[''.
tg9. Kompes,2r Mei 1968. "Tak Setuju AKRI Lepas dari ABRI".
r4g. Kompas,s Juni t968. "Mabak Mulai Kerja JamT Pagi".
74o. Kompos, 2 Maret rg7r. "Hoegeng Setelah Tecab Tembak Bandit: 'Baik
dan teruskan! Selamat! "'.
r47. Kompas,lo Maret 1971. "Kapolri Sumbang Korban Kecelakaan KA".
742. Kompas, t5 Maret tgTr. "PakHoegeng Ambil Anak Angkat".
743. Kompas, zr Maret tg7l."PojokKompas".
r44. Kompas, ro April tg7r. "Kapolri Tidak Tanggapi 'Diskusi Per-
adilan"'.
r4S. Kompas, z7 Apt'rl1971. "Empat Pengedar Uang Palsu di Indonesia Ditahan
Polisi".
146. Kompas,6 Mei 7g7t."Kapolri Hoegeng Optimis, Pelaksanaan Kampanye
Pemilu Berlangsung Baik".
r47. Kompas, 14 Juni tgTt."PakHoegeng Benar".
t4B. Kompos, 13 Juni r97r. "Bang Ali Pasti Lebih Bangga Kalau Masyarakat
Jakarta Tahu Disiplin".
r4g. Kornpas, r Juli t97t. "Kapolri Jend. Drs. Hoegeng pada Hari Bhayangkara:
Pemilu Tidak Terpisahkan dari Pelita".
r1o. Konlpcrs, z Juli tgTt."Jenderal Hoegeng Terus Terang".
151. Kompas, z Juli tgTt. "Wapangab pada Hari Bhayangkara: Pengamanan
Tidak Hanya pada Pemilu tetapi Juga Hasil-Hasilnya Nanti".
rS2. Kompas, rz Juli 197r. "Kapolri Resmikan'Ambulance Service: I(ecelakaan
Lalu Lintas Semakin Meningkat".
153. Kompas, zr Juli tg7t. "Lagr Kecelakaan Bis Kota. Kapolri: Rule of law
Seolah Hanya Ucapan Orang'Nglindur"'.
rS4. Kompas, z3 Juli tgTt. "Oknum yang Coba Bakar Gudang zo6 Tanjung
Priok Tertangkap".
155. Kompas, z3 Juli tgTt."Kerjasama Departemen Perhubungan-Poiri Ditan-
datangani".
156. Kompas, 24 Juli rg7r. "Tajuk Rencana: Catatan-Catatan Jendral
Hoegeng."

t28
Kararoc MeorA 11 AssA DAN KEpustn<nnN

rS7. Korrytas, 5 Agustus t97t. "Kebiasaan-Kebiasaan yang Salah tak Dapat


Dibiarkan".
158. Kompas, 9 Agustus L977. "Kapolri Berpendapat Ada Orang-Orang yg
Hendak Menjatuhkan Namanya (Desas-Desus yang tak Ada Kebenaran-
nya)"'
7Sg. Kompas, tr Agustus 1971. "Instruksi Kapolri tidak Punya Kekuatan
Hukum".
1.6o. Kompos, 16 Agustus lgTr. "Peraturan 'Helm' di Sulsera akan Disesuaikan
dengan Kondisi Setempat".
161. Kompas, rB Agustus tgTt. "Maklumat Kapolri Tidak Mempunyai Kekuatan
Mengikat (karena Dasar Hukum takAda: Kata 1-iam Djoekiam, S.H.).
t6z. Kompas, 19 Agustus tg7r. "Tasrif S.H. tentang Maklumat Kapolri:
Pemakaian Topi Pengaman Ada Dasar Hukumnya".
163. Komp as, z4 Agustus t97 t. "TjiamDj u Kiam Tetap Berpendapat : Maklumat
Kapolri TakAda Dasar Hukumnja".
164. Kompns,z5Agustus t97r. "Menteri Kehakiman Setuju Pemakaian Helm".
t6S. Kompas, z6 Agustus tgTt. "Hakim Agung Asikin Tentang 'Helm"'.
166. Kompas,3o Agustus tgTr."Peraturan yang Ganjil".
767. Kompas, t6 September rg7r. "Pak Hoegeng Diganti".
167. Kompas,20 September t97t. "Kapolri Jenderal Hoegeng: Tugas Selama
ini Telah Dilakukan Sebaik-baiknya".
t68. Kompes) 2J. September rg7l."Serah Terima Jabatan Kapolri z Oktober".
169. Kompas, 24 September rg7r. "Lupakan Kapolri Hoegeng Selama-
lamanya..." Isi Surat Kapolri Jend. Hoegeng Kepada Wartawan.
r7o, Kompas, 30 September tg7t. "Selama Bertugas Saja Patuh Pada "1o
Hukum", Kata Hoegeng".
r7r. Kompas online, "Hoegeng, Polisi Teladan (Oleh Asvi Warman Adam),
Juli zoo4".
Diakses pada r
r72. Merdeka, + Juli t97o,"Pobi Sukar Cari Ganti Pejabat-Pejabat yang akan
Dipensiun".
r7B. M erdeka,5 Agustus tg7 o. "Kapolri Perintahkan Petugas Tahanan Komdak
VII Diperiksa."
L74. Merdeka, tS Agustus \g7o. "rr Pati ABRI Naik Pangkat".
r7S. Merdeka, t5 Februari tgTt. "Pengamanan Pemilu oleh Polri: Instruksi
Khusus Mabak untuk Kadapol (Kejadian Bertendensi Meningkat Harus
Dilaporkan Cepat)".

129
ErstxLopEDr KapoLRt :r, JENDERAT Porrsr Dns. Horcrrc lxnN SeNToso

16. Merdeka,4 Oktober rgTr."Kapolri Baru Dilantik: TakAda Soal suka atau
Tidak Suka; kata Presiden".
7-':. Merdeka, z Januari 1971. "Bekas Kapolri Hoegeng Prihatin atas Ricuh Keuang-
an di Mabak (Kalau Tak DitindakTegas Saya akan Nyoraki, Katanya)".
r-8. Media Indonesia Online, "Bersih dan I(onsisten: Hoegeng Tutup Usia
Diakses pada Kamis, r5 Juli 2oo4 oo:oo WIB".
r-9. Pelopor,3 Juni 1968. "Pangak Tidak Setuju Judi: Kejahatan Jadi Lebih
Banyak".
t9o. Pelopor Beru, t5 Mei 1968. "AKRI Ganti Panglima: Hoegeng Naik
Pangkat".
r8r. Pelopor Beru, 16 Mei 1968. "Pangak adakan Briefing Pertama".
r9z. Pelopor Beru, 17 Mei 1968. "Tiga Pati AKRI Terlibat Gestapu".
t83. Pelopor Baru, r Juli 1968. "Tidak Akan Ada Mutasi Besar-besaran di
AKRI''.
18.+. Pelopor Beru, Juli t96B. "Tour of Duty AKRI: Deputy pangak Diganti".
S
185. Pelopor Baru,6 Juli 1968. "Stop Klik-Klikan dalam Tubuh AKRI".
tB6. Sinar Harapan, r4 November 1968. "Pangak Sambut HUT Brimob: Alih
Diikuti Penyesuaian MentaL".
Tugas Harus
187. Sinar Harapan, z Desember 1968. "HUT Korps Airud".
rBB. Sinar Harapan, rB Desember 1968. "seruan Panglima AKRI: polisi
Jangan Nyeleweng".
r89. Srnar Harapan,3 Januari tgTJ. "Percaya Kapolri akan Ambil Tindakan
Tegas (Hoegeng Merasa Prihatin dan Malu ada Korupsi Rp. 6 Mityar di
Mabak)".
t9o. Sinar Harapan,3 Januari tg7t. "Tajuk Rencana: Bukan Jendral (pol)
Hoegeng Saja Yang Malu".
191. Shnr Harapan,3o September t97t." Kolom".
r92. Tempo, zz Agustus tg7t.'Iloegeng Iman Santoso: Bertahan di JalurJujur".
193. Tentpo Interaktif. "Mantan Kapolri Hoegeng Tutup Usia Diakses pada
Rabu, 14 Juli 2oo4 | ro:87 WIB".
19+. Warta Berita, zB Februari tg6g. "Pangak Komjen Drs. Hoegeng:Sanksi
Yang Berat untuk Anggota AKRI Yang Melanggar".
i95. Warta Berita,6 Maret 1969. "AKRI Harus Tertibkan Dirinja".
196. \'Varta Berita, to Maret 1969. "Pembersihan AKRI Terhadap Sisa-Sisa
G-3o-S/PKI Jalan Terus".

r30
Knr,qroc MeolA MAssA DAN Kepusr,q<,qaN

r97. warta Harian, zz Pebruari ry6g. "pangak Komjen (pol) Drs. Hoegeng:
"Semua Ingin I(uasa, Tapi KalauAda Kesukaran, saling LemparTanggung
Jawab".
198. warta Harian, rB Mei tg69."pangak Hoegeng: Tidak Benar Ada Hadiah
Rp. zoo.ooo,- untuk Penangkap Benggolan Suprapto".
r99. werta Harian,6 Juni 1969. "Kalau pangak Ketinggalan Kaca Mata".
zoo. warta Harian, r Juli 1969. "pangak Hoegeng: AKRI Jangan Ikut Gagah-
Gagahan".
2ot. warta Harian, z Juli 1969. "sebutan AKRI Jadi: Kepolisian Negara RI
Pak Hoegeng sebagai Kepala Kepolisian RI".
2o2- worta Harian, g Juli tg6g."pakHeoegeng Lebih "sreg" Kekepan".
zo3. warta Harian, rr Juli r97o. "Jaksa Agung Tidak Setujui Kekuatan Ke-3
Anti Korupsi".
zo4. warta Harian, zo Juli rg7o. "'Mbok Hya Empun Nyolok Mata': pak
Hoegeng & Seri Foto Seiarah Kemerdekaan RI".
zo5. warta Harian, zB Juli r97o. "Kisah di Balik Berita '4 wanita Menteng,:
Kapolri & Jaksa Agung Turun Tangan".
zo6. warta Harian, z oktober tg7o. "polantas yang Main Tembak Diskors
dan Akan Diganti ("Tolong Awasi Anak Buah Saya", kata Kapolri)".
zo7. warta Harian, rr Desember 1g7o. polri Sudah Latihan Anti culik
Diplomat".
zo8. wikipedia, Ensiklopedi Tokoh Indonesia"http://id.wikipedia.org lwtkil
Hoegeng Iman Santoso", Diakses tanggal rz Oktober zoo6.
zo9. wikipedia, Kapolri"http://id.wikipedia.org/wiki/Kepala Kepolisian Ne-
gara Republik Indonesia".
2ro. Yudha Minggu, z6 Mei 1968." otak G-3o-s/pKI dalam AKRI Segera
Disidangkan".

B. Kepustakaan
Djamin, Awalloedin. dkk. zoo6 . Sejarah Perkembangan Kepolisian di Indonesia
dari Zaman Kuno sampai sekarang . Jakarta : yayasan Brata Bakti polri.
Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia. rg9t.Ikhtisar Kronologi peristitua
Penting selama 4windu Perkembangan polri.Jakarta : Mabes polri.
santoso, Aris. dkk. (ed. stanley). zoo4. pak Hoegeng: polisi profesional d"an
Bermartabaf. .Iakarta : Adrianus Noe center dan Lembaga penghargaan
Hoegeng.

t3t
ISBN 1?A- 1?5- 1ba9b- 0- ?

ilil ililililil|il il]il lililt


g 't7Bg7g1"6296oz">

Anda mungkin juga menyukai