Anda di halaman 1dari 30

CRITICAL BOOK REVIEW

FILSAFAT SEBAGAI INDUK ILMU PENGETAHUAN


(RENA REHAYATI)

Nama Mahasiswa :Maisyarah Khairunnisa


NIM :4213141043
Dosen Pengampu :Imelda Free Unita Manurung,S.Pd.,M.Pd
Mata Kuliah :Filsafat Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS NEGRI MEDAN
SEPTEMBER 2021
EXECUTIVE SUMMARY

Didalam buku yang saya analisis yang berjudul sangat memiliki kesan yang menarik
bagi pembacanya.Topik yang dibahas memiliki daya tarik bagi setiap yang membaca buku
ini,penjelasa tentang filsafat memberikan alasan dilahirkannya ilmu filsafat,definisi
filsafat menurut para ahli,cara berfikir filsafat dan kajian-kajian filsafat.Buku ini juga
bertujuan untuk memberikan urain mengenai hal-hal yang berkaitan tentang berfikir
filsafat.Filsafat sangat berguna bagi manusia untuk membentuk sikap yang kritis terhadap
suatu hal,yang sudah maupun belum diketahui.

Sebenenarnya filsafat adalah ilmu kritis akan semua hal dan juga kritis terhadap diri
sendiri.Ilmu filsafatlah yang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sering di
pertanyaakan manusia tentang hujan,laut,gunung,gempa bumi dan semua tentang
alam.Karna itulah maka dilahirkanlah ilmu filsafat.Filsafat memiliki objek kajian yang
menjadi tujuan untuk di bicarakan,diteliti,dan dipahami.Filsafat itu merupakan kegiatan
berpikir,namun tidak semua kegiatan berpikir itu adalah berfilsafat.Berfilsafat itu
berusaha memikirkan suatu sampai pada hakikat,esensi atau subtansi dari suatu yang
dipikirkan.Tujuan kita mempelajari berbagai sistem filsafat adalah untuk
menyempurnakan dan memperluas wawasan pendidikan.Filsafat menjadikan kita lebih
open minded dengan informasi-informasi eksternal yang ada.Mengetahui tentang hal-hal
apa saja yang menjadi acuan pelaksanaan pendidikan.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang mana dengan Rahmat
dan Karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review ini.Dan tidak
lupa pula saya berterima kasih kepada Dosen pengampu Ibu Imelda Free Unita
Manurung,S.Pd.,M.Pd.

Saya sangat berharap,semoga tugas Critical Book Review ini dapat berguna untuk
menambah wawasan dan pengetahuan pembacanya.Dan saya juga menyadari tugas
Critical Book Review ini masih memiliki kekurangan atau masih jauh dari yang
diharapkan.Untuk itu,saya menerima kritik dan saran dari pembacanya untuk dapat
memperbaiki di masa yang akan datang.

Semoga tugas ini dapat dipahami bagi yang membacanya.Harapannya laporan tugas
ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi orang yang
membacanya.Demikian,mohon maaf apabila masih ada kekurangan-kekurangan penulisan
pada laporan tugas ini.

Terima kkasih

Medan,september 2021

penyusun
DAFTAR ISI

Executive Summary

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I.PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR

B. Tujuan Penulisan CBR

C. Manfaat CBR

D. Identitas Buku yang direview

BAB II.RINGKASAN ISI BUKU

BAB I

BAB II

BAB III

BAB IV

BAB V

BAB VI

BAB VII

BAB III.PEMBAHASAN

a.Pembahasan isi buku

b.Kelebihan dan Kekurangan buku

BAB IV PENUTUPAN

a.Kesimpulan

b.Rekomendasi
BAB I

PENDAHULUAN

A.Rasionalisasi Pentingnya CBR

Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk dibaca dan
dipahami.Terkadang memilih satu buku,namun kurang memuaskan bagi kita.Misalnya dari
segi bahasa dan penjelasan tentang kefilsafatan,oleh karena itu,dibuat lah tugas Critical
Book Review ini untuk memudahkan pembaca dalam memilih referensi,khususnya pada
pokok bahasan filsafat.Selain itu,salah satu faktor yang medasari dibuatnya Critical Book
Riview ini adalah agar kita bisa berpikir kritis dan mengetahui kelebihan dan kekurangan
buku.

B. Tujuan Penulisan CBR

Adapun tujuan ditulisnya Critical Book Review ini adalah:

1. Untuk memenuhi tugas KKNI


2. Mengulas isi sebuah buku
3. Melatih diri untuk berpikir kritis
4. Membandingkan dua buku
5. Mengkritis tentang materi kuliah filsafat dalam dua buku yang berbeda.

C.Manfaat Penulisan CBR

Adapun manfaat ditulisnya Critical Book Review ini adalah:

1. Menambah wawasan tentang filsafat pendidikan


2. Mengetahui buku mana yang yang tepat untuk dibaca
3. Mempermudah pembaca mengetahui inti dari buku yang telah
diringkas,Pembahasan isi buku,serta kekurangan dan kelebihan buku.
D.Identitas Buku yang direview

a.Buku Pertama

1. Judul Buku :Filsafat sebagai Induk Ilmu Pengetahuan


2. Edisi :Pertama
3. Pengarang/editor:Rena Rehayati
4. Penerbit :Asa Riau
5. Kota terbit :Pekanbaru-Riau
6. Tahun terbit :2017
7. ISBN :978-602-6301-39-7

b.Buku Kedua

1. Judul buku :Filsafat Pendidikan


2. Edisi :Pertama
3. Pengarang/editor:Dr.H.Amka,M.Si
4. Penerbit : Nizamia Learning Center
5. Kota terbit :Sidoarjo
6. Tahun terbit :2019
7. ISBN. :978-623-7169-27-7
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

BAB I

1.Pengenalan pada Filsafat

a.Pengertian Filsafat

Secara bahasa, filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philein, philos, filo, yang
berarti mencintai, dan sophos, sophia, Sofia yang berarti kebijaksanaan. Kata filsafat
memiliki arti yang sepadan dengan kata falsafah dalam bahasa Arab, philosophy dalam
bahasa Inggris, philosopie dalam bahasa Perancis dan Belanda, atau philosophier dalam
bahasa Jerman. Dengan demikian, secara bahasa kata filsafat dapat diartikan sebagai
cinta akan kebijaksanaan, atau cinta pada pengetahuan yang bijaksana.Kemudian kata
Filsafat diberi arti yang sempit, dan berarti ilmu pengetahuan, Yaitu ilmu pengetahuan
dalam pengertian yang umum, yaitu Yang meliputi semua ilmu pengetahuan yang
menyelidiki halhal “yang ada”.

Berikut ini pengertian filsafat secara istilah yang dikemukakan oleh Beberapa ahli:

1. Plato (427-347 SM). Filsuf Yunani terkemuka, murid Socrates, guru Aristoleles.
Menurutnya, filsafat adalah Pengetahuan tentang segala yang ada.
2. Aristoteles (381-322 SM), mendefinisikan filsafat adalah Ilmu yang meliputi
kebenaran yang terkandung di dalamnya Ilmu-ilmu metafisika, logika, etika,
ekonomi, politik dan Estetika.
3. Al-Farabi (wafat 950 M), seorang filsuf muslim terkemuka, Mengemukakan bahwa
filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang ada dan bertujuan menyelidiki
hakikatnya yang sebenarnya.
4. Immanuel Kant (1724-1804 M) mengemukakan bahwa filasafat adalah ilmu pokok
dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan,
yaitu: (1) Apakah yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh metafisika); (2) apakah
yang boleh kita kerjakan? (dijawab oleh etika); (3) sampai di manakah pengharapan
kita? (dijawab oleh Agama); (4) apakah yang dinamakan manusia? (dijawab Oleh
Antropologi).
5. Fichte mengemukakan bahwa filsafat adalah ilmu dari ilmuilmu, yang menjadi
dasar segala iilmu.

Dari berbagai pengertian filsafat secara istilah yang di kemukakan oleh beberapa ahli
diatas dapat di rumuskan beberapa kandungan makna filsafat. yaitu:1) filsafat adalah ilmu
yang sistematik yang mampu menjawab problema-problema yang tidak dapat dijawab oleh
ilmu pengetahuan biasa; 2) filsafat adalah hasil pemikiran manusia dalam mendalami
hakikat kebenaran sesuatu, seperti hakikat alam semesta, hakikat manusia, hakikat
pengetahuan dengan berbagai ruang lingkupnya dan hakikat-hakikat lainnya.

b.Urgensi Mempelajari Filsafat

sering sekali kita dengar pertanyaan tentang “apa si pentingnya berfilsafat?, apa
manfaat berfilsafat?, dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan tentang filsafat.
Keterlibatan kita secara kritis dalam filsafat dapat mengubah keyakinan-keyakinan dasar
kita, termasuk sistem nilai yang kita miliki dan bagaimana kita memandang dunia secara
umum. Perubahan sistem nilai ataupun pandangan dunia kita capai itu dapat mengubah
perspektif kebahagiaan kita, tujuan yang hendak kita dalam profesi kita, atau sekedar
gaya hidup kita. Namun, manfaat-manfaat itu lebih merupakan hasil sampingan saja,
bukan tujuan yang spesifik dari kajian filsafat.

c. Filsafat sebagai Pandangan Hidup

Pengertian filsafat yang menggambarkan suatu makna kehidupan, sering kita jumpai
pada prinsip hidup atau motto hidup seseorang yang dianggap bijak, baik dari seorang
cendekiawan, ulama, dosen, guru, pejabat di pemerintahan dan Sebagainya.

d. Pengenalan Awal Pada Filsafat Barat

Filsafat dapat dibedakan menjadi dua yaitu:Filsafat Barat dan Filsafat Timur.Filsafat
Barat lahir di Yunani pada Abad ke-6 dan ke-5 SM dan berkembang di Eropa, khususnya
Eropa Barat (Jerman, Inggris, Belanda dan lain-lain) dan di Amerika Serikat, Kanada, dan
Australia. Sedangkan Filsafat Timur lahir dan berkembang terutama di negara-negara Asia,
seperti: China, India, Jepang, Korea, Indonesia dan Timur Tengah, seperti Persia, Arab.

e.Alasan Berfilsafat
Manusia berfilsafat karena adanya dorongan rasa ingin tahu, atau sikap rendah hati
bahwa tidak mungkin semua hal dapat diketahui. Berfilsafat juga sebagai suatu evaluasi
diri, dan suatu keberanian untuk mengakui seberapa jauh kebenaran yang dicari telah
dijangkau.oleh sebab itu ada beberapa alasan harus berfilsafat yaitu:

1. Kekaguman atau Keheranan


2. Keragu-raguan
3. Kesadaran akan Keterbatasan

BAB II

2.Kedudukan Filsafat sebagai Ilmu

a.Kedudukan Filsafat sebagai Ilmu

Adapun Kedudukan filsafat dan hubungannya dengan ilmu pengetahuan adalah sebagai
berikut:

1. Tujuan filsafat untuk memahami hakikat dari sesuatu objek yang menjadi kajiannya
tetap dipertahankan, tetapi informasi atau pengetahuan yang menunjangnya harus
bisa dipertanggung-jawabkan bukan hanya secara rasional (logis), tetapi juga
secara faktual (dialami langsung dalam kehidupan kita). Oleh sebab itu, filsafat
harus mengadakan kontak dengan ilmu pengetahuan, mengambil banyak informasi
atau teori-teori terbaru darinya, dan mengembangkannya secara filsafati. Inilah
yang telah dilakukan oleh Bergson, Cassirer, Husserl, Foucault, dan para filsuf
modern serta kontemporer lainnya.
2. Tujuan filsafat untuk mempersoalkan nilai dari suatu objek (aksiologi) tetap
dipertahankan.
3. Filsafat melakukan kajian dan kritik terhadap persoalanpersoalan metodologi ilmu
pengetahuan. Ini misalnya dilakukan dalam filsafat ilmu pengetahuan.

b. Syarat-Syarat Ilmiah Filsafat sebagai Ilmu

Filsafat sering disebut sebagai induk dari semua ilmu pengetahuan. Sejarah ilmu
pengetahuan memperlihatkan bahwa ilmu pengetahuan berasal dan berkembang dari
filsafat. Sebelum ilmu pengetahuan lahir, filsafat telah memberikan landasannya yang
kuat. Para filsuf Yunani klasik seperti Socrates, Plato, Aristoteteles, Demokritos, dan
seterusnya, telah berbicara tentang atom, naluri, emosi, bilangan, ilmu hitung
(matematika), demokrasi, sistem pemerintahan dan kemasyarakatan, yang kemudian
berkembang menjadi ilmu fisika, biologi, kedokteran, matematika, biologi, ilmu budaya,
psikologi, sosiologi dan ilmu politik.

Pengetahuan yang langsung diperoleh dari dua sumber,yaitu sumber eksternal (luar)
dan sumber internal (dalam). Pengetahuan yang diperoleh melalui indra disebut dengan
pengetahuan indrawi.Apabila sesuatu hal sudah dapat diketahui oleh indra, dieksperimen
dan diteliti, maka di sana orang mulai berfilsafat. Filsafat ini satu tahap lebih tinggi dari
pengetahuan biasa. Dikatakan lebih tinggi, karena para filsuf sudah mulai memikirkan
hakikat sesuatu; seperti hakikat dari manusia, hakikat alam, hakikat jiwa, dan seterusnya.

c.Titik Temu antara Ilmu dan Filsafat

Ada beberapa hal filsafat dan ilmu pengetahuan (sains) dapat saling bertemu.
Filsafat telah dikembangkan dengan cara bekerjasama dengan ilmu pengetahuan. Sudah
banyak filsuf yang telah memberi kontribusi kepada sains. Misalnya, Leibniz melalui
temuannya tentang “hitung differensial”, yang menjelaskan bahwa baik filsafat maupun
ilmu pengetahuan, keduanya menggunakan metode pemikiran reflektif dalam usaha untuk
menghadapi fakta-fakta dunia dan kehidupan. Keduanya menunjukkan sikap kritik, dengan
pikiran terbuka dan kemauan yang tidak memihak, untuk mengetahui hakikat kebenaran.
Mereka berkepentingan untuk mendapatkan pengetahuan yang teratur.

Pertentangan antara ilmu dan filsafat pada umumnya menunjukkan pada


kecenderungan atau titik penekanan, dan bukan pada penekanan yang mutlak. Ilmu-ilmu
terntentu menyelidiki bidang-bidang yang terbatas, filsafat mencoba melayani seluruh
manusia. Oleh karena itu, filsafat lebih bersifat inklusif. Filsafat berusaha memasukkan
dalam kumpulan pengetahuannya yang bersifat umum, untuk segala bidang dan untuk
pengalaman manusia pada umumnya. Dengan demikian, filsafat berusaha untuk
mendapatkan pandangan yang lebih komprehensif tentang benda-benda.

d.Perbedaan Filsafat dengan Ilmu

1. Kebenaran filsafat sepanjang pemikiran. Adapun kebenaran ilmu sepanjang


pengalaman.
2. Filsafat mencari pengetahuan dari semua segi dan bidang menyeluruh. Adapun ilmu
mencari pengetahuan dar aspek-aspek tertentu, bidang-bidang khusus.
3. Filsafat dapat menyentuh pengetahuan seluruh alam. Adapun ilmu mempelajari
unsur-unsur alam, benda-benda mati, tanaman, hewan, manusia, bumi, bulan,
bintang, sistem tata surya, dan sebagainya.
4. Filsafat mempelajari seluruh aspek kehidupan. Adapun ilmu mempelajari aspek-
aspek tertentu kehidupan.
5. Filsafat mempelajari asas dari segala hukum, yaitu tjuannya, asal-muasalnya.
Adapun ilmu mempelajari segi-segi tertentu tentang hukum, seperti hukum
perrdata, hukum pidana, hukum adat, hukum Islam, dan sebagainya.
6. Filsafat memberikan penjelasan secara umum. Adapun ilmu hanya memberikan
penjelasan-penjelasan khusus tentang fakta.
7. Filsafat tersusun dari hasil berpikir yang radikal (sampai ke akar), sistematis dan
universal. Adapun ilmu tersusun dari hasil riset dan eksperimen.

BAB III

Ciri-ciri Pemikiran Filsafat dan Persoalan dalam Filsafat

a.Ciri-Ciri Pemikiran Filsafat

ciri-ciri pemikiran filsafat, antara lain adalah sebagai berkut:

1. Universal. Maksudnya: harus sama antara satu dengan yang lain, filsuf satu dengan
filsuf lainnya saling terkait. Dalam hal ini, universal dapat dimaknai sebagai upaya
melihat konteks keilmuan tidak hanya dari sudut pandang ilmu itu sendiri.
2. Sistematis. Maksudnya: berurutan dan tanggungjawab sesuai dengan kondisinya.
3. Radikal, maksudnya berusaha mencari sampai ke akar-akarnya atau ke dasar
dasarnya yang paling dalam.
4. Bebas. Maksudnya: Filsafat dengan segala pemikirannya haarus terbebas dari
kepentingan politik, ideologi, agama, dan sebagainya.
5. Bertanggung jawab, atas apa yang dipikirkan maupun hasil pemikirannya baik bagi
khayalak maupun terutama bagi hati nurani sendiri. Lebih dari itu, hasil kajiannya
dapat dipertanggungjawabkan sebagai satu bidang kajian ilmiah.

Adapun menurut Louis O. Kattsoff, ciri-ciri pemikiran filsafat sebagai berikut:

1. Suatu Bagan Konsepsional


2. Adanya saling hubungan antar jawaban-jawaban kefilsafatan
3. Bersifat Koheren
4. Rasional
5. Komprehensif
6. Pandangan Dunia
7. Definisi Pendahuluan

Dan adapun ciri-ciri berpikir filsafat menurut Ali Maksum:

1. Radikal
2. Mencari Asas
3. Mencari Kebenaran
4. Mencari Kejelasan
5. Berpikir Rasional

b.Persoalan-Persoalan dalam Filsafat

Persoalan yang dimaksud di sini adalah persoalan atau pembahasan yang menjadi
perhatian dalam filsafat. Dalam filsafat sekurang-kurangnya meliputi enam unsur pokok,
yaitu masalah, sikap, metode, kegiatan, kesimpulan dan akibat. Masalah-masalah tentang
sifat dasar termasuk asal mula, perkembangan dan masa depan, dari diri sendiri,
masyarakat, dan alam semesta serta hubungan-hubungan mereka satu sama lain timbul
secara wajar atau dibuat dalam pikiran kebanyakan orang pada waktu mereka tumbuh
dewasa. Adapun masalah besar filsafat adalah bagaimana cara mempersatukan semua
bagian yang berbeda-beda itu menjadi keseluruhan yang komprehensif.

Semakin besar kesulitan-kesulitan dalam menangani masalah, terutama


permasalahan akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin kompeks, maka
semakin membuat masalah besar juga bagi orang-orang yang ingin mempersatukan semua
bagian yang berbeda-beda menjadi keseluruhan yang komprehensif dalam filsafat, karena
semakin banyak yang menjadi terabaikan.

Menurut Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan
«tahu». Adapun dalam kamus filsafat dikemukakan bahwa pengetahuan adalah proses
kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Dalam
peristiwa ini, yang mengetahui memiliki yang diketahui di dalam dirinya sendiri
sedemikian aktif, sehingga yang mengetahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya
sendiri dalam kesatuan aktif.

Dalam The International Encyclopedia of Higher Pengetahuan pada dasarnya adalah


keseluruhan keterangan dan ide yang terkandung dalam pernyataan-pernyataan yang
dibuat mengenai sesuatu gejala atau peristiwa, baik yang bersifat alamiah, sosial maupun
perorangan. Persoalan tentang pengetahuan menghasilkan cabang filsafat epistemologi,
yaitu cabang filsafat yang mengkaji secara mendalam tentang asal mula pengetahuan,
struktur, metode dan validitas pengetahuan. Pandangan yang sederhana dalam
memikirkan proses terjadinya pengetahuan yaitu dalam sifanya, baik a priori maupun a
posteriori. Pengetahuan a priori adalah pengetahuan yang terjadi tanpa adanya melalui
pengalaman, baik pengalaman indra, maupun pengalaman batin.

Sedangkan a posteriori adalah pengetahuan yang terjadi karena adanya pengalaman.


Di dalam pengamatan, indrawi tidak dapat ditetapkan mana yang subjektif, dan mana
yang objektif. Jika kesan-kesan subjektif dianggap sebagai kebenaran, maka akan
menghasilkan gambaran-gambaran yang kabur dalam imajinasi. Gambaran-gambaran itu
kemudian ditingkatkan hingga sampai kepada tingkatan-tingkatan yang lebih tinggi, yaitu
pengetahuan rasional dan pengetahuan intuitif.Dalam pengetahuan rasional, hanya
diambil kesimpulan-kesimpulan, sedangkan dalam pengetahuan intuitif dipandang kepada
idea-idea yang berkaitan dengan Tuhan. Dengan common sense semua orang akan sampai
kepada keyakinan secara umum tentang sesuatu, dan akan berpendapat yang sama
tentang sesuatu itu.

Tentang «Metode»

Dalam arti luas, metode adalah cara bertindak menurut sistem aturan tertentu.
Adapun metode ilmiah adalah sistem aturan yang menentukan jalan untuk mencapai
pengertian baru pada bidang ilmu pengetahuan tertentu. Dengan adanya metode akan
terjamin sifat hakiki bagi ilmu pengetahuan, menjadi pengetahuan sistematismetodis.
Metode itu meliputi seluruh perjalanan dan perkembangan pengetahuan, seluruh urut-
urutan, dari permulaan sampai kesimpulan ilmiah, baik untuk bagian khusus maupun untuk
seluruh bidang atau objek penelitian.Persoalan tentang metode menghasilkan cabang
filsafat metodologi atau kajian/telaah dan penyusunan secara sistematik dari beberapa
proses dan azas-azas logis dan percobaan yang sistematis yang menuntut suatu penelitian
dan kajian ilmiah.

Tentang «Penyimpulan»

Salah satu pekerjaan akal adalah pemikiran atau penyimpulan dari kata-kata yang
dirangkai menjadi kalimat-kalimat atau putusan-putusan yang dirangkaikan menjadi suatu
pemikiran. Penyimpulan adalah kegiatan manusia yang dari pengetahuan yang telah
dimiliki dan berdasarkan pengetahuan itu bergerak ke pengetahuan baru.

BAB IV

Cabang-cabang Filsafat

Telah diketahui bahwa filsafat sebagai induk ilmu telah banyak ditinggalkan oleh ilmu-
ilmu khusus, terutama ilmu-ilmu eksakta. Kondisi ini mengakibatkan kedudukan filsafat
yang semula sebagai induk ilmu pengetahuan, bergeser sebagai penghubung antar
berbagai ilmu pengetahuan. Dengan demikian, filsafat telah berfungsi sebagai sistem
inter-disipliner, atau dengan kata lain, filsafat menghubungkan antara ilmu yang satu
dengan ilmu yang lain dan menjadi tempat pertemuan bagi cabang-cabang ilmu
pengetahuan.Adapun Al-Farabi membagi filsafat pada dua cabang atau dua lingkup
Matematika, fisika dan metafisika.Filsafat Praktek , mengetahui sesuatu dengan
keharusan melakukan dengan amal dan melahirkan tenaga untuk melakukan bagian-
bagiannya yang baik.Poedjawijatna yang membagi filsafat itu menjadi tujuh,
yaitu:Antropologi, Theodicea, Antropologia, Metafisika, Etika, Logika dan Estetika.Filsafat
tentang pengetahuan, yaitu epistemologi, logika, kritik ilmu-ilmu.Filsafat tentang
tindakan, meliputi etika dan estetika

Sejarah Filsafat.

Epistemologi, yaitu filsafat tentang ilmu pengetahuan Politik, yaitu filsafat tentang hal-
hal yang berkaitan dengan undang-undang atau negara.Dari pembagian cabang-cabang
filsafat menurut beberapa tokoh dan juga peta di atas, tampak demikian luas bidang yang
menanggapi persoalan filsafat.

A.Epistemologi, yaitu cabang filsafat tentang ilmu pengetahuan yang mempersoalkan


sumber, asal mula, dan jangkauan; serta validitas dan reabilitas dari berbagai klaim
terhadap pengetahuan. Pengertian epistemologi sebagai berikut: Epistemologi berasal
dari bahasa Yunani, episteme dan logos . Epistemologi adalah suatu kajian atau teori
filsafat mengenai pengetahuan. Epistemologi berusaha untuk mencari jawaban atas
pertanyaan «apakah pengetahuan?».

Secara spesifik, epistemologi berusaha menguji masalah-masalah yang kompleks,


misalnya hubungan antara pengetahuan dengan kepercayaan pribadi, status pengetahuan
yang melampaui pancaindera, status ontologis dari teori-teori ilmiah, hubungan antara
konsep-konsep atau kata-kata yang bersifat umum dengan objek-objek yang ditunjuk oleh
konsep-konsep atau kata-kata tersebut, dan analisis atas tindakan mengetahui itu sendiri.

Bagaimana kita mengetahui? Ini adalah persoalan tentang «asal» pengetahuan;


Apakah watak pengetahuan itu? Apakah ada dunia yang benar-benar di luat pikiran kita?
Kalau ada, apakah kita dapat mengetahuinya? Ini adalah persoalan tentang apa yang
kelihatan versus hakikatnya ; Apakah pengetahuan kita itu benar ? Bagaimana kita dapat
membedakan yang benar dari yang salah? Ini terkait dengan kajian tentang kebenaran,
atau verifikasi.

B..Metafisika, yaitu filsafat tentang hakikat yang ada di balik fisik, tentang hakikat yang
bersifat transenden, di luar jangkauan pengalaman dan pengamatan indera manusia.
Metafisika terdiri dari ontologi, kosmologi, teknologi metafisik dan antropologi. Metafisika
dapat didefinisikan sebagai usaha untuk sampai pada teori umum dalam rangka
menerangkan dan melukiskan alam semesta sebagai suatu keseluruhan. Beberapa definisi
metafisika:

1. Metafisika adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu penjelasan yang benar
tentang kenyataan
2. Metafisika adalah studi tentang sifat dasar kenyataan dalam aspeknya yang paling
umum sejauh hal itu dapat kita capai.
3. Metafisika adalah studi tentang “kenyataan yang terdalam” dari semua hal.
4. Metafisika adalah suatu usaha intelektual yang sungguh-sungguh untuk melukiskan
sifat-sifat umum dari kenyataan.

C. Logika,yaitu studi tentang metode berpikir dan metode penelitian ideal, yang terdiri
dari observasi, introspeksi, deduksi dan induksi, hipotesis dan eksperimen, analisis dan
sintesis.
D.Etika, yaitu cabang filsafat yang membahas tentang baik dan buruknya tindakan
manusia, bukan sah dan tidaknya tindakan manusia seperti dalam logika. Juga tidak
membahas tentang indah tidaknya perbuatan manusia. Beberapa definisi tentang etika,
diantaranya:

1. Studi tentang tingkah laku yang ideal. Termasuk dalam etika adalah aksiologi.
2. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral (akhlak);
3. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
4. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat.

E.Estetika, yaitu studi tentang bentuk ideal dan keindahan. Estetika sering disebut juga
filsafat seni (philosophy of art).

BAB V

Metode dan Objek Filsafat

a.Pengertian Metode

secara bahasa

kata metode berasal dari kata Yunani methodos, sambungan kata depan meta adalah
menuju, melalui, mengikuti, sesudah, dan kata hodos ialah jalan, perjalanan, cara, arah.

Secara istilah

Arti luas, metode adalah cara bertindak menurut sistem aturan tertentu.

Arti Khusus, metode menurut arti luas itu dapat dikhususkan berhubungan dengan
pemikiran pada umumnya, cara berpikir menurut sistem aturan tertentu.

b.Macam-macam Metode dalam Penelitian Filsafat

Metode-metode filsafat yang digunakan oleh filsuf, yaitu:

1. Metode Kritis: Model filsafat Socrates, Plato.


2. Metode Intuitif: Model filsafat Plotinus dan Bergson.
3. Metode Skolastik: Model filsafat Aristoteles, Tomas Aquinas (filsafat abad
pertengahan).
4. Metode matematis: Model filsafat Descartes dan pengikutnya.
5. Metode empiris: Model filsafat Hobbes, Locke, Berkeley, Hume.
6. Metode transendental: Model filsafat Kant, Neo-skolastik. mk
7. Metode dialektis: Model filsafat Hegel, Marx.
8. Metode fenomenologis: Model filsafat Husserl, Eksistensialisme.
9. . Metode neo-positivistis.
10. Metode analitika bahasa: Wittgenstein.

c.Objek Filsafat

Objek Material dan Objek Formal

Objek material adalah objek yang merupakan fokus kajian dari suatu ilmu
pengetahuan tertentu. objek formal adalah cara pendekatan pada suatu objek material
yang sedemikian khas, sehingga memberi ciri khusus, atau mengkhususkan bidang kegiatan
bersangkutan, entah itu pengetahuan, agama, kesenian, dan sebagainya.

1. Objek Material Filsafat


Objek material filsafat adalah objek yang menjadi penyelidikan filasafat, yaitu
segala “yang ada” dan yang “mungkin ada”, yang diperhatikan atau objek yang
diselidiki secara menyeluruh oleh filsafat “ada”, maksudnya segala sesuatu yang
bersifat material, misalnya manusia, benda-benda, dan alam semesta. selain itu,
juga yang bersifat immaterial, misalnya kajian tentang jiwa manusia. Dalam hal ini,
dapat juga dikatakan bahwa objek material filsafat adalah segala yang ada, yang
pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga pokok: (1) hakikat jiwa; (2) hakikat
manusia; (3) hakikat alam semesta. jadi, filsafat dapat diberi batasan melalui objek
materialnya.
2. Objek Formal Filsafat
Objek formal filsafat adalah sudut pandang atau bagian tertentu yang diperhatikan
dari keseluruhan objek, dengan tujuan mencari keterangan (clarification) yang utuh
(holistic) dan sedalam-dalamnya (radikal). Dengan demikian, objek formal filsafat
adalah cara pandang seseorang terhadap objek material secara filosofis, misalnya
sudut pandang keberadaan bidang ontologi, sudut pandang bidang etika, dan sudut
pandang bidang estetika, maupun esensi (hakikat) dari objek materi.
BAB VI

Logika

a.Definisi Logika

Kata logika berasal dari bahasa Yunani yaitu logos, yang kemudian dirangkai dengan
kata benda Scientia artinya ilmu, lalu menjadi Scientia logika, kemudian hanya disebut
logika.Scientia logika artinya ilmu tentang berpikir. Logika berasal dari kata sifat logika,
dari kata kerja logis, dari bahasa Yunani yang berarti “kata” dan “ucapan” atau pikiran
yang diucapkan dengan selengkap-lengkapnya.

Menurut istilah, logika adalah cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang
aturan-aturan tersebut dapat diambil kesimpulan yang benar. Logika adalah suatu ilmu
yang memberi aturan-aturan berfikir valid. Istilah lain dari logika adalah Mantiq, diambil
dari bahasa Arab dari kata kerja nataqa yang berarti berkata atau berucap. dallam buku
Logic and Language of Education, mantiq disebut sebagai penyelidikan tentang dasar-
dasar dan metode-metode berpikir benar.

Dari berbagai definisi yang di cantumkan diatas bahwa:

1. Logika adalah ilmu tentang undang-undang berpikir


2. Logika adalah ilmu untuk mencari dalil
3. Logika adalah ilmu untuk menggerakkan pikiran kepada jalan yang lurus dalam
memperoleh suatu kebenaran
4. Logika adalah ilmu sebagai alat yang dapat dijadikan untuk berpikir benar dan
sistematis.

Logika dikatakan sebagai ilmu pengetahuan karena logiika merupakan keseluruhan


dari hal-hal yang diketahui dan dibuktikan dengan prinsip-prinsip, sebagaimana pada ilmu-
ilmu lainnya.Sebagai suatu bagian dari filsafat, logika meletakkan landasan mengenai
ajaran berpikir, menganalisis, pengetahuan manusia dan proses terjadinya pengetahuan
itu, yang diselidiki bukan pengetahuan tentang alam atau tentang kebudayaan atau
tentang manusia, melainkan tentang pengetahuan.

b.Alasan Mempelajari Logika


Dengan mempelajari logika kita dapat menjadi lebih teliti dengan kata-kata yang
digunakan. Mereka akan memilih katakata yang tepat dengan pikiran yang hendak mereka
kemukakan. Mereka juga menyusun kalimat yang benar dan baik agar dapat dimengerti
oleh orang lain dan ditangkap oleh lain, sesuai dengan maksud yang dikehendakinya.
Singkatnya, mempelajari logika akan dapat menambah kemampuan menggunakan akal
atau menambah kecedasan.

c.Perlengkapan Mempelajari Logika

1.Logika dan Bahasa

Bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran dan perasaan, dan bahasa juga alat
berpikir. Dengan bahasa kita dapat merumuskan pemikiran kita, dapat meenyimpan
peristiwa-peristiwa dan memberi nama pada suatu peristiwa, misalnya Idul Fitri, Idul
Adha, hari Pahlawan, hari lahir Pancasila, hari buruh dan sebagainya.Pembuatan bahasa
khusus untuk ilmu-ilmu tertentu tujuannya untuk memudahkan penyampaian pengalaman-
pengalaman khusus terkait ilmu-ilmu yang dipelajari, agar pengalaman-pengalaman dalam
lapangan ilmu pengetahuan itu dapat dikemukakan dengan bahasa yang dibuat untuk ilmu-
ilmu tersebut.

2.Bentuk dan Materi dari Pikiran

Menurut Aristoteles, semua benda terdiri dari materi (hule) dan bentuk (morfe).
Tidak ada benda yang hanya mempunyai bentuk saja, ataupun materi saja. Untuk mengerti
bentuk dan materi pikiran tidaklah semudah seperti patung dan modelnya. Bentuk pikiran
Itu menyusun materi atau isi dan pikiran. Kalau kita sudah mempunyai materi pikiran,
maka dengan sendirinya sudah ada bentuknya.

3.Validitas dan Kebenaran suatu Pernyataan

Validasi merupakan segala sesuatu yang dilakukan sesuai dengan aturan tanpa adanya
kesalahan.Dalam hal ini, pernyataan yang diberikan sebagai pangkal pikir tidak
dipersoalkan besar tidaknya, karena ini hanya menyangkut bentuk, tidak menyangkut Isi.

d.Term-Term dalam Logika


Term adalah kata atau beberapa kata yang mempunyai satu pengertian, di dalam
prosposisi mempunyai kedudukan sebagai subyek atau predikat.Jenis-jenis term sebagai
berikut:

1. Term konkrit (concrete term)


2. Term Abstrak
3. Term Umum (general term)
4. Term Kolektif (colective term)
5. Term Tunggal (singular term)
6. Term Realatif
7. Term Absolut

e.Definisi

Definisi adalah penjelasan yang tepat tentang suatu term.Untuk memperoleh definisi
yang benar dan tepat diperlukan adanya perhatian terhadap beberapa hal yaitu:

1. Definisi harus dapat dibolak-balik.


2. Definisi tidak boleh dijelaskan menggunakan kalimat negatif
3. Definiendum tidak boleh masuk dalam definiens
4. Definisi harus menyatakan ciri-ciri khas dari definiendumnya
5. Definisi ditulis dengan bahasa yang jelas

f.Jenis-Jenis Definisi

1. Definisi nominal, yaitu definisi yang bermaksud menjelaskan arti istilah saja.
2. Definisi denotatif, yaitu definisi yang menunjuk contoh Individual
3. Definisi konotatif, yaitu definisi yang menjelaskan cukup lengkap pada definiendum
4. Definisi operasional, yaitu definisi yang menerangkan langkah-langkah kegiatan
yang terjadi pada definiendum.
5. Definisi kausal, yaitu definisi yang menjelaskan dengan cara menceritakan asal-usul
terjadinya hal yang didefinisikan

g.Silogisme

Silogisme atau Silogisme adalah cara penarikan kesimpulan dari dua proposisi. Kedua
proposisi itu disebut premis-premis. Sedangkan kesimpulannya disebut konklusi.
1. DefinisiAturan Silogisme
• Setiap silogisme hanya memiliki tiga term
• Term menengah harus tersebar dalam premis
• Jika dua premisnya affirmati, maka konklusinya affirmatif.
• Jika salah satu premisnya negatif, maka konklusinya harus negatif
• Jika kedua premisnya negatif, maka konklusinya tidak bisa ditarik
• Jika kedua premisnya khusus, maka tidak dapat ditarik kesimpulan
• Jika satu presmisnya khusus, maka konklusinya mesti khusus.
2. Jenis-jenis silogisme
Silogisme ada dua macam, yaitu silogisme kategoris dan silogisme
hypotesis.Silogisme kategoris adalah silogisme yang terdiri dari tiga proposisi
kategoris, yaitu dua buah premis dan sebuah konklusi.

h.Menarik Kesimpulan secara Langsung

Penarikan konklusi secara langsung ini ada beberapa macam, yaitu:

• Conversi
• Obversi
• Kontraposisi
• Inversi
• Oposisi

i.Kesalahan Berpikir

Sebab-sebab kesalahan berpikir itu bermacam-macam, diantaranya:

1. Tidak menguasai teknik berpikir (logika)


2. Kurang sungguh-sungguh dalam menggunakan akal kecerdasan, kurang cermat
melakukan penelitian
3. Kurang menguasai pengetahuan yang berkaitan dengan fakta-fakta, akibat dari
pengetahuan dan pendidikan yang masih terbatas
4. Kurang menguasai bahasa dan penggunaannya.
5. Ada unsur kesengajaan menyesatkan orang lain agar orang yang dipengaruhi
tersebut terpengaruh, dan kemudian mengikuti keinginannya.

Maka kesalahan berpikir dapat digolongkan sebagai berikut:


• Kesalahan formil (logical fallacies)
• Kesalahan penggunaan bahasa (verbal fallacies)
• . Kesalahan material (material fallacies)

BAB VII

Selintas Tentang Sejarah Filsafat Yunani

a.Masa Pra-Socrates

Ahli pikir Yunani, atau filsuf Yunani tertua terdapat di kota kecil Miletos, pada abad
keenam Sebelum Masehi. Ahli pikir Yunani tersebut yaitu:

• Thales (624-548 SM)


Thales adalah filsuf pertama Yunani yang lahir di Miletos kira-kira 624-548 SM. Ia
seorang pedagang yang di dalam perjalanannya ke Timur Jauh memperoleh banyak
pengalaman dan pengetahuan.
• Anaximandros
Ia berpendapat bahwa dasar pertama adalah zat yang tak tertentu sifat-sifatnya,
yang dinamainya to apeiron.
• Anaximenes (590-528 SM)
Berpendapat bahwa dasar pertama alam adalah udara, karena udara yang meliputi
seluruh alam, dan udara pula yang menjadi dasar hidup bagi manusia yang sangat
diperlukan dalam bernafas.
• Xenophanes
Kalau pada filsuf sebelumnya berpendapat tentang alam semesta, sedangkan
Xenopahanes menekankan pada Tuhan. Tuhan itu satu. Satu di sini mengandung arti
bahwa Tuhan tidak bergerak dan tidak berubah. Tuhan tidak menyerupai manusia,
baik dalam bentuknya, maupun dalam cara berpikirnya.
• Pythagoras (580-500 SM)
Ia dikenal sebagai ahli dalam ilmu ukur. Temuannya tentang dalil ilmu ukur: “Dalam
segitiga siku-siku, jumlah kuadrat sisi siku-siku sama dengan kuadrat sisimiring.”
dalil ini masih digunakan sampai sekarang. Menurutnya, kenyataan adalah adanya
kesatuan-kesatuan (titik-titik), yang satu dengan yang lainnya mempunyai sifat-
sifat yang sama, yang dapat dikumpulkan menjadi bermacam-macam bentuk.
• Herakleitos (535-475 SM)
Filsafatnya juga dikenal sebagai filsafat alam. Menurutnya, pengetahuan yang
benar adalah pengetahuan yang “Pantarhei” (berubah-ubah). Segala sesuatu itu
mengalir terus menerus seperti air di sungai.
• Parmenides (540-475 SM).
Pemikiran Filsafatnya kebalikan dari pemikiran filsafat Herakleitos. Parmenides
tidak membantah pengetahuan bersifat tidak tetap, berubah-ubah.

b.Masa Socrates

Pemikiran Socrates

Ajaran Socrates dipusatkan kepada manusia. Ia mencari pengetahuan yang murni,


pengetahuan yang sejati dan yang sebenarnya. Caranya, dengan mengamati yang konkrit
dan bermacam-macam coraknya, setelah kemudian dibuang yang berbeda dan muncul
yang sama, maka akan diperoleh pengertian yang sejati itu. Socrates tidak meninggalkan
tulisan, sehingga tidak diketahui ajaran-ajarannya yang tertulis. muridnya, Plato, yang
kemudian menuliskan ajaran-ajaran Socrates, bahkan melanjutkan ke pemikiran yang
baru.

c.Masa Sesudah Socrates

Filsafat sebelum masa Socrates pemikiran diarahkan ke alam, sedangkan pada masa
sesudah Socrates penyelidikan atau pemikiran diarahkan kepada manusia. Pengaruh
Socrates terletak pada perhatian yang dipusatkan pada hal yang konkrit, yang bermacam-
macam dan beraneka warna.

d.Tiga Filsuf Yunani Yang berpengaruh

1.Socrates (469-399 SM);


2.Plato (427-347 SM):
3.Aristoteles (384-322 SM)

Sejarah filsafat menurut cabang-cabangnya menunjuk pada uraian sejarah tentang


enam bagian filsafat sistematis, yaitu sejarah metafisika, epistemologi, metodologi,
logika, etika dan sejarah estetika. Sejarah filsafat sebagai bagian yang ke tujuh
mempunyai kedudukan yang khas dalam hal bahwa ini secara serentak berhubungan
dengan semua enam bagian.
BAB III

PEMBAHASAN

a.Pembahasan Isi Buku

BAB I

Pengenalan pada Filsafat

Pengertian filsafat pada buku yang diriview terbagi menjadi dua definisi.Yang pertama
menurut bahasa dan yang kedua menurut istilah para ahli.Filsafat menurut bahasa adalah
philein, philos, filo, yang berarti mencintai, dan sophos, sophia, sofia yang berarti
kebijaksanaan.Menurut istilah para ahli filsafat merupakan ilmu yang mempelajari dengan
sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu.

Pengertian filsafat pada buku pembanding adalah teori umum dan landasan
pertanyaan dan menyelidiki faktor-faktor realita dan pengalaman yang terdapat dalam
pengalaman pendidikan.Pada buku pembanding ini definisi filsafat hanya diberi sedikit
penjelas di babding dengan buku yang di review.Buku pembanding tidak membagi definisi
filsafat menjadi dua yaitu,secara bahasa dan secara istilah.

Urgensi mempelajari filsafat pada buku yang di review menjelaskan pertanyaan-


pertanyaan tentang filsafat yang dapat di jawab. Keterlibatan kita secara kritis dalam
filsafat dapat mengubah keyakinan-keyakinan dasar kita, termasuk sistem nilai yang kita
miliki dan bagaimana kita memandang dunia secara umum.
Pada buku kedua urgensi filsafat pendidikan merupakan aplikasi ide-ide filosofis ke
dalam masalah-masalah pendidikan. Begitupun sebaliknya, praktik-praktik pendidikan
juga bisa menyumbang gagasan terhadap perbaikan ide-ide filosofis tersebut.Penjelasan
urgensi pada buku pembanding lebih detail di bandingkan dengan buku yang di review.

BAB II

Kedudukan Filsafat sebagai Ilmu

Peran atau kedudukan filsafat sebagai ilmu pada buku yang dirivew menyatakan
bahwa filsafat dapat memahami hakikat dari sesuatu objek yang menjadi kajiannya tetap
dipertahankan, tetapi informasi atau pengetahuan yang menunjangnya harus bisa terbaru
darinya, dan mengembangkannya secara filsafati. Kemudian untuk mempersoalkan nilai
dari suatu objek (aksiologi) tetap dipertahankan.Dan melakukan kajian dan kritik terhadap
persoalan-persoalan metodologi ilmu pengetahuan. Ini misalnya dilakukan dalam filsafat
ilmu pengetahuan.

Sedangkan peran atau kedudukan filsafat dalam perencanaan program pendidikan


adalah memberikan inspirasi, menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat,
memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan
pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori
pendidik.

BAB III

Cabang-cabang Filsafat

Pada buku yang direview menjelaskan tentang cabang-cabang yang terdapat dalam
filsafat.Yang pertama yaitu:Epistemologi yaitu cabang filsafat yang menjelaskan tentang
ilmu pengetahuan yang mempersoalkan sumber, asal mula, dan jangkauan; serta validitas
dan reabilitas (reability) dari berbagai klaim terhadap pengetahuan.Dan selanjutnya ada
metafisika,logika,etika, dan estitika.

Pada buku pembanding menjelaskan tentang sistematika filsafat pendidjkan.Yang


pertama adalah epistemologi aliran filsafat yang membahas tentang bagaimana proses
mendapatkan ilmu pengetahuan, hal-hal apakah yang harus diperhatikan agar
mendapatkan pengetahuan yang benar.Jadi yang menjadi landasan dalam tataran
epistemologi ini adalah proses apa yang memungkinkan mendapatkan pengetahuan logika,
etika, estetika, bagaimana cara dan prosedur memperoleh kebenaran ilmiah, kebaikan
moral dan keindahan seni, apa yang disebut dengan kebenaran ilmiah, keindahan seni dan
kebaikan moral.

Pada buku yang di review pembahasan tentang epistemologi hanya berbagai definisi
mengenai epistemologi. Sedangkan pada buku pembanding pembahasan epistemologi
sangat mendetail.

b.Kelemahan dan Kelebihan Buku

Buku,Filsafat sebagai Induk Ilmu Pengetahuan karya Rena Rehayati sudah bagus,baik
dari segi cover,layout dan ketata bahasaan yang sudah mengikuti selera pembaca,dan
dari segi materi juga sudah bagus karna sesuai dengan judul bukunya.Tetapi buku ini
tidak dilengkapi dengan cara dan praktek dari setiap bab,dan buku juga tidak dilengkapi
dengan contoh soal.
BAB IV

PENUTUP

a.Kesimpulan

Dari kedua buku yang sudah saya bandingkan dapat saya simpulkan bahwa kedua buku
ini tidak jauh berbeda karena keduanya membahas tentang filsafat pendidikan dan tidak
hanya dalam lingkup sosial tetapi juga dalam lingkup keluarga dengan berbagai faktor
yang mempengaruhinya yang dapat kita lihat dari keseluruhan bab yang terkesan
simpel.Kedua buku ini sangatlah bagus dan sangat cocok bagi seseorang yang ingin
mempelajari materi filsafat pendidikan.

b.Rekomendasi

kedua buku ini pada dasarnya sangat baik sebagai panduan memahami materi
tentang filsafat pendidikan.Tetapi lebih baiknya kedua buku ini di beri pendukung pada
setiap bab seperti contoh,atau beberapa materi lainnya,rangkuman pada setiap
bab,evaluasi dan masih banyak lagi panduan untuk memahami dan mengaplikasikan setiap
teori didalam kedua buku ini.
DAFTAR PUSTAKA

Amka.(2019).Filsafat Pendidikan.sidoarjo:Nizamia Learning Center

Rehayati,Rena.(2017).Filsafat sebagai Induk Ilmu Pengetahuan.Pekanbaru-Riau:Asa Riau

Anda mungkin juga menyukai