KEMENTERIAN PERTANIAN
TAHUN
2018
BIRO PERENCANAAN
KEMENTERINAN PERTANIAN
TAHUN 2019
Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018
Ringkasan Eksekutif
Tahun 2018 kinerja sektor pertanian memperlihatkan hasil cukup baik, Indikator Makro
Pertanian Tahun 2018 menunjukan angka pertumbuhan yang cukup tinggi bila dibanding
dengan tahun-tahun sebelumnya. Angka pertumbuhan PDB sektor pertanian 2018 tercatat
mencapai 4,58% dan berkontribusi terhadap nasional sebanyak 10,50%. Selain itu, angka
PDB sektor pertanian Tahun 2018, tertinggi selama kurun waktu tujuh tahun terakhir.
Berdasarkan Sumber BPS RI (2019) dan masih merupakan angka sangat-sangat sementara
bahwa sub sektor perkebunan merupakan kontributor terbesar menyumbang PDB sektor
pertanian (26,24%), sedangkan sub tanaman pangan (25,79%), sub sektor peternakan
(11,98%) dan hortikultura 11,54%) secara perlahan menunjukkan trend peningkatan yang
signifikan.
Beberapa catatan keberhasilan sektor pertanian pada Kabinet Kerja sepanjang tahun 2018 di
sektor pertanian diantaranya; produksi pangan strategis meningkat secara signifikan. Sub
sektor tanaman pangan produksi padi 83,03 juta ton meningkat 100,65 % dari target 82,50 juta
ton dan meningkat 2,33% dari produksi tahun 2017, produksi jagung tahun 2018 mencapai
30,06 juta ton, atau mencapai 100,19 % dari target 30,00 juta ton dan meningkat 3,91% dari
produksi tahun 2017 dan produksi kedelai tahun 2018 mencapai 0,98 juta ton meningkat
81,48% dari tahun 2017 (ARAM I/Kementan dan BPS). Sub sektor hortikultura, produksi aneka
cabai tahun 2018 mencapai 2,14 juta ton atau 95,14% dari target dan meningkat 5,95% dari
tahun 2017, produksi bawang merah 1,42 juta ton atau 88,38% dari target dan meningkat
1,36% dari tahun 2017 (angka Prognosa). Sub sektor perkebunan, produksi karet tahun 2018
mencapai 3,77 juta ton meningkat 5,01% dari tahun 2017 dan produksi kelapa sawit tahun
2018 mencapai 40,57 juta ton meningkat 6,85% dari tahun 2017 (angka Sementara) serta
produksi tebu tahun 2018 mencapai 2,17 juta ton meningkat 2,36% dari tahun 2017 (angka
Sementara). Sub sektor peternakan, Produksi daging sapi/kerbau tahun 2018 mencapai 0,53
juta ton meningkat 1,92% dari tahun 2017 dan produksi ayam pedaging tahun 2018 mencapai
2,14 juta ton meningkat 4,39% dari tahun 2017 (angka Sementara).
i
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Kata Pengantar
Laporan Tahunan Kementerian Pertanian Tahun 2018 ini merupakan laporan pelaksanaan
kegiatan dari 11 Program lingkup Kementerian Pertanian selama Tahun Anggaran 2018.
Sebagian besar kegiatan Kementerian Pertanian pada Tahun 2018 dapat dilaksanakan dengan
cukup baik, yaitu dengan terlaksananya berbagai kegiatan di masing-masing program (unit
Eselon I) sesuai perencanaan yang ditetapkan. Pada masa mendatang, Kementerian Pertanian
dituntut untuk terus meningkatkan bukan hanya kuantitas juga kualitas pelaksanaan kegiatan
menjadi lebih baik dan terencana serta penuh tanggung jawab, karena tantangan yang
dihadapi akan lebih berat dan lebih komplek dalam mencapai sasaran, tujuan dan harapan
pembangunan pertanian Tahun 2015-2019.
Laporan ini menginformasikan gambaran pelaksanaan kegiatan program lingkup Kementerian
Pertanian. Pelaksanaan kegiatan program dimaksud berupa proses pencapaian hasil kinerja
pembangunan pertanian kurun waktu tahun 2018 dengan sasaran peningkatan produksi serta
berbagai aspek pendukung lainnya seperti pelaksanaan kinerja penyediaan sarana prasarana
pertanian, pelaksanaan kinerja peningkatan sumberdaya manusia, penelitian dan
pengembangan, peningkatan ketahanan pangan, serta perkarantinaan.
Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan Laporan Tahunan
Kementerian Pertanian Tahun 2018 ini, kami sampaikan ucapan terima kasih dan berharap
kiranya kerjasama yang sudah terjalin baik selama ini dapat terus ditingkatkan. Kami
menyadari bahwa laporan ini belum bisa memuat seluruh aspek pelaksanaan kegiatan
pembangunan pertanian secara utuh, namun berbagai aspek penting pelaksanaan kegiatan
pembangunan pertanian yang perlu untuk diketahui publik telah kami coba paparkan secara
transparan.
Akhirnya kami berharap semoga laporan ini memberi manfaat bagi semua pihak.
Syukur Iwantoro
ii
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
DAFTAR ISI
Hal
RINGKASAN EKSEKUTIF............................................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL............................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................................ viii
iii
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
iv
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Daftar Tabel
Hal
Tabel 1. Hasil penghitungan Angka Prognosa, Angka Ramalan I dan Angka Ramalan
II Produksi Cabai dan Bawang Merah Tahun 2018 ......................................... 22
Tabel 2. Realisasi Penerbitan Hak PVT Tahun 2017- 2018 ........................................... 27
Tabel 3. Perkembangan Pendafatarn Varietas Hortikultura dan Penerbitan Tanda
Daftar Varietas Tahun 2011 s.d 2018 .............................................................. 28
Tabel 4. Capaian Kinerja Pelayanan Perizinan Pupuk Tahun 2018 .............................. 28
Tabel 5. Capaian Kinerja Pelayanan Perizinan Benih dan SDG Tanaman Tahun 2018
dan 2017 .......................................................................................................... 29
Tabel 6 . Hasil Nilai IKM Tahun 2018 ............................................................................. 31
Tabel 7. Judul dan Pembicara Seminar Pembangunan Pertanian dan Perdesaan,
2018 ................................................................................................................. 40
Tabel 8. Laporan Unit Pengelola Gratifikasi Tahun 2017 dan 2019 .............................. 41
Tabel 9. Capaian Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Padi Tahun 2018 ............. 44
Tabel 10. Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Padi
Tahun 2014-2018 ............................................................................................ 44
Tabel 11. Produksi dan Kebutuhan Beras Tahun 2018 ................................................... 45
Tabel 12. Capaian Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Jagung Tahun 2018 ......... 45
Tabel 13. Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Jagung
Tahun 2014-2018 ............................................................................................ 45
Tabel 14. Produksi dan Kebutuhan Jagung Tahun 2018 ................................................ 46
Tabel 15. Capaian Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai Tahun 2018 ......... 46
Tabel 16. Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Kedelai
Tahun 2014-2018 ............................................................................................ 46
Tabel 17. Perkembangan Produksi dan Kebutuhan Kedelai Tahun 2018 ....................... 47
Tabel 18. Rekapitulasi Realisasi Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia
Tahun 2018 ...................................................................................................... 48
Tabel 19. Realisasi Perbanyakan Benih Sumber Tahun 2018 ........................................ 48
Tabel 20. Realisasi Bantuan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tahun 2018.. 51
Tabel 21. Realisasi Kegiatan Wilayah Perbatasan Tahun 2018 ...................................... 53
Tabel 22. Realisasi Kegiatan Desa Mandiri Benih ........................................................... 53
Tabel 23. Realisasi Perkembangan Kegiatan Pantauan KSP 2018 ................................ 54
Tabel 24. Target dan Realisasi Komoditas Untuk Peningkatan Produksi, Komoditas
Ekspor, dan Substitusi Impor Tahun 2018 ....................................................... 55
Tabel 25. Perbandingan Luas Panen Komoditas Untuk Peningkatan Produksi,
Komoditas Ekspor, dan Substitusi Impor Tahun 2018 dan 2017 ..................... 56
Tabel 26. Kontribusi Subsektor Hortikultura dibanding Subsektor Lain Terhadap Sektor
Pertanian Tahun 2018 ..................................................................................... 57
Tabel 27. Ekspor dan Impor Komoditas Hortikultura Tahun 2017 dan 2018 ................... 58
Tabel 28. Hasil Pencapaian Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat
Tahun 2018 ...................................................................................................... 59
v
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
vi
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
vii
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Daftar Gambar
Hal
viii
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Daftar Lampiran
Hal
ix
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyusunan laporan kegiatan merupakan salah satu kewajiban bagi Kementerian/Lembaga
sebagai amanat dari Hukum dan Perundang-undangan yang berlaku di suatu negara. Dengan
disusunnya laporan kegiatan, maka Kementerian/Lembaga dapat merencanakan dengan lebih
baik kegiatan yang akan dilaksanakan pada waktu ke depan. Dalam penyusunan laporan
biasanya terklasifikasi berbagai aspek pelaksanaan kegiatan pada rentang waktu tertentu,
sehingga para penentu kebijakan dapat merumuskan dan menentukan suatu kebijakan yang
akan dilaksanakan pada rentang waktu ke depan. Tentunya laporan kegiatan harus dibuat
dengan sebenar-benarnya dengan sumber-sumber yang dapat diakui kredibilitasnya.
Laporan Kegiatan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 disusun atas dasar hukum dan
perundang-undangan yang berlaku serta disusun dengan sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan. Penyusunan Laporan Kegiatan Pembangunan Pertanian Tahun 2018
merupakan perwujudan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional yang mengamanatkan Pengendalian dan Evaluasi
terhadap pelaksanaan rencana pembangunan, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, Pasal 3 Ayat (1) Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab
dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan; Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; Peraturan Pemerintah No. 39
Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan; Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2010 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP); Peraturan Menteri Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian.
Laporan Tahunan mengandung data dan informasi yang lengkap mencakup laporan
pelaksanaan kegiatan fisik, laporan pelaksanaan pemanfaatan keuangan negara, serta
manajemen monitoring dan evaluasi meliputi target, realisasi dan klasifikasi
10
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Laporan Tahunan merupakan salah satu keluaran dari kegiatan monitoring dan evaluasi seperti
tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 (PP 39/2006) tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. Kandungan di dalamnya
meliputi :
1. Evaluasi yaitu rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran
(output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standard;
2. Monitoring merupakan suatu kegiatan pengamatan secara seksama suatu keadaan atau
kondisi, termasuk juga perilaku atau kegiatan tertentu, dengan tujuan agar semua data
masukan atau informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan tersebut dapat menjadi
landasan dalam pengambilan keputusan tindakan selanjutnya yang diperlukan. Tujuannya
adalah mengamati/mengetahui perkembangan dan kemajuan, identifikasi dan
permasalahan serta antisipasi/upaya pemecahannya.;
3. Pengendalian yaitu serangkaian kegiatan managemen yang dimaksudkan untuk menjamin
agar suatu program/kegiatan yang dilaksanakan sesuai rencana yang ditetapkan.
Kedaulatan Pangan merupakan hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan
kebijakan pangan yang menjamin hak atas pangan bagi rakyat dan yang akan memberikan hak
bagi masyarakat untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumberdaya
lokal. Kesejahteraan petani merupakan kondisi hidup layak bagi petani dan keluarganya
sebagai aktor utama pelaku usaha pertanian yang diperoleh dari kegiatan di lahan dan usaha
yang digelutinya.
11
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
2. Misi
Berdasarkan pada tugas, fungsi dan wewenang dalam peraturan perundang-undangan dan
penjabaran dari misi pembangunan nasional, maka misi Kementerian Pertanian adalah :
a. Mewujudkan Ketahanan Pangan, adalah melaksanakan pembangunan dalam rangka
meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan dan pemanfaatan pangan sebagai
pemenuhan konsumsi pangan masyarakat;
b. Meningkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing Komoditas Pertanian, adalah mendorong
komoditas pertanian memiliki keunggulan bersaing dan nilai yang lebih baik dari hasil
produksi, penyimpanan, pengolahan dan distribusi;
c. Mewujudkan Kesejahteraan Petani, adalah meningkatkan kesejahteraan petani dengan
melakukan perlindungan dan pemberdayaan petani;
d. Mewujudkan Kementerian Pertanian yang Transparan, Akuntabel, Profesional dan
Berintegritas Tinggi,adalah meningkatkan tatakelola organisasi Kementerian Pertanian
dalam mewujudkan organisasi yang transparan, akuntabel, professional dan berintegritas
tinggi dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
2. Sasaran
Diharapkan laporan ini dapat menyajikan informasi kepada publik, petani dan pelaku agribisnis,
perencana dan pelaksana pembangunan pertanian di pusat maupun daerah mengenai
keberhasilan dan kendala yang dihadapi Kementerian Pertanian dalam mencapai sasaran.
Selain itu diharapkan laporan ini dapat memberikan umpan balik dan perbaikan perencanaan
bagi para pemangku kebijakan.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan tahunan 2018 ini didasarkan pada kegiatan penerima APBN Tahun
Anggaran 2018 yang mengacu pada Renstra 2015-2019 meliputi program :
12
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
E. Sasaran Strategi
Sasaran strategis merupakan gambaran kondisi yang akan dicapai hingga tahun 2019.
Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam dalam periode 2015-2019 adalah :
1. Meningkatnya produksi padi, jagung, kedelai, daging dan gula
2. Terjaminnya distribusi pangan
3. Meningkatnya akses dan pemanfaatan pangan dan gizi
4. Meningkatnya konsumsi pangan lokal
5. Stabilnya produksi cabai dan bawang merah
6. Berkembangnya komoditas bernilai tambah dan berdaya saing
7. Tersedianya bahan baku bioindustri dan bioenergi
8. Meningkatnya kualitas sumberdaya insani petani
13
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
E. Arah Kebijakan
Arah kebijakan dan strategi nasional diwujudkan dalam sembilan agenda prioritas yang di
sebut Nawa Cita lima tahun pemerintahan yaitu :
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa
aman pada seluruh warga negara;
2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya,
3. Membangun indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan;
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum
yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya;
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia indonesia,
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional;
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik;
8. Melakukan revolusi karakter bangsa, dan
9. Memperteguh ke-bhinekaan dan memperkuat restorasi sosial indonesia.
14
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Berdasarkan rincian dari sembilan agenda prioritas (nawa cita) tersebut, maka agenda prioritas
yang terkait langsung dengan bidang pertanian yaitu :
1. Peningkatan agroindustri, dan
2. Peningkatan kedaulatan pangan.
Peningkatan agroindustri, sebagai bagian dari agenda visi nawa cita (meningkatkan
produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional). Sasaran dari peningkatan
agroindustri adalah:
1. Meningkatnya PDB industri pengolahan makanan dan minuman serta produksi komoditas
andalan ekspor dan komoditas prospektif,
2. Meningkatnya jumlah sertifkasi untuk produk pertanian yang diekspor, dan arah kebijakan,
strategi, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan rencana strategis kementerian
pertanian 2015-2019
3. Berkembangnya agroindustri terutama di perdesaan. Komoditi yang menjadi fokus dalam
peningkatan agroindustri diantaranya kelapa sawit, karet, kakao, teh, kopi, kelapa,
mangga, nenas, manggis, salak, kentang.
15
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
16
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Dari struktur organisasi tersebut memiliki eselonisasi yang berbeda yaitu : a) Sekretaris
Jenderal, Direktur Jenderal, Inspektur Jenderal, dan Kepala Badan merupakan Jabatan
Pimpinan Tinggi Madya atau Jabatan Struktural Eselon I.a; b) Staf Ahli merupakan Jabatan
Pimpinan Tinggi Madya atau Jabatan Struktural Eselon I.b; 3) Kepala Pusat merupakan
18
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama atau Jabatan Struktural Eselon II.a. (termasuk di dalamnya
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama lainnya Kepala Biro, Sekretaris Direktorat Jenderal, Direktur,
Sekretaris Inspektorat Jenderal, Inspektur, Sekretaris Badan).
19
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
BAB III.
PELAKSANAAN PROGRAM KEMENTERIAN PERTANIAN TA. 2018
20
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
22
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Penerbitan Sk Penetapan Pejabat Pengelola Keuangan. Pada tahun 2018 ini, Biro
Keuangan dan Perlengkapan telah menerbitkan 21 Surat Keputusan Menteri Pertanian
tentang Penetapan Pejabat Pengelola Keuangan lingkup Kementerian Peretanian dan
revisi SK sebanyak 45 SK, terkait seringnya terjadi mutasi dan alih tugas jabatan di 90
satker lingkup Kementerian Pertanian
Penatausahaan Target PNBP Kementerian Pertanian. Target PNBP pada Kementerian
Pertanian hasil telaah bersama Direktorat PNBP, DJA, disepakati bahwa Target dan Pagu
PNBP Tahun Anggaran 2019 sebesar Rp.271.909.253.000,00 dan Pagu PNBP sebesar
Rp164.693.870.000,00 seluruh Eselon I lingkup Kementerian Pertanian.
Penyusunan Standar Biaya Keluaran (SBK). Dengan terbitnya PMK Nomor
69/PMK.02/2018 tentang Standar Biaya Keluaran TA.2019 maka untuk menghasilkan suatu
Ouput kegiatan yang harus mengacu kepada PMK tersebut diatas. Usulan SBK lingkup
Sekretariat Jenderal Tahun Anggaran 2018 sebanyak 7 SBK yang terdiri dari : a) Biro
Hukum 3 SBK; b) Biro Keuangan dan Perlengkapan 1 SBK; c) Biro Organisasi dan
Kepegawaian 1 SBK; d) Pusat Data dan Informasi Pertanian 2 SBK; dan e) Pusat Sosial
Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 1 SBK.
Penanganan Penyelesaian Kasus Kerugian Negara. Temuan baru kerugian negara di
lingkup Kementerian Pertanian total Rp.74.492.623.060, masih dalam proses penyelesaian
secara hukum. Data Piutang TP/TGR dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
lingkup Kementerian Pertanian Semester II Tahun 2017, bersumber LHP dan Non LHP
sebesar Rp.28.803.091.349,69, dengan penyisihan piutang tidak tertagih sebesar
Rp.20.343.633.349,33 sehingga Piutang TP/TGR Netto sebesar Rp.8.459.458.000,36. Hasil
rekonsiliasi data kerugian negara lingkup Kementerian Pertanian triwulan III tahun 2018
telah dilakukan penyelesaian Rp.10.968.688.226,56, maka saldo triwulan III setelah terjadi
penambahan sebesar Rp.153.748.383.041,04.
Pembayaran Gaji dan Tunjangan. Pembayaran tunjangan kinerja pegawai Kementerian
Pertanian sampai bulan Desember 2018, adalah total anggaran sebesar
Rp.1.150.236.150.000 dan jumlah pegawai penerima sebanyak 19.579 orang.
Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan BMN dan Pengelolaan Rumah Negara
a) Penetapan Status Penggunaan Kewenangan Pengguna Barang (Menteri Pertanian)
b) Penerusan Usul Penggunaan Kepada Pengelola Barang (Menteri Keuangan)
c) Penerusan Usul Pemanfaatan Kepada Pengelola Barang (Menteri Keuangan)
d) Sewa BMN
Sosialisasi Peraturan Pengelolaan BMN (Kep Mentan No. 788/ KPts/PL.310/ 11/2017)
Memenuhi surat Kepala Biro Keuangan dan Perlengkapan Nomor 855/PL.210/A4/03/2018
tanggal 3 Maret 2018 hal Sosialisasi Kepmentan 788/Kpts/PL.310/11/2017, telah dilakukan
sosialisasi pada tanggal 13 Maret 2018 bertempat di Bogor.
Penyusunan Laporan Barang Milik Negara (4Laporan) : Laporan Barang Milik Negara
Tahunan TA 2017 (Unaudited), Laporan Barang Milik Negara Tahunan TA 2017 (Audited),
Laporan Barang Milik Negara Semesteran Semester I TA 2018, Laporan Barang Milik
Negara Triwulan III TA 2018.
24
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Penyusunan Buku Panduan Verifikasi Laporan Keuangan dibuat dalam 2 (dua) Tingkatan,
yaitu Buku Panduan Verifikasi Laporan Keuangan Tingkat Satker dan Buku Panduan
Verifikasi Laporan Keuangan Tingkat Eselon I.
Monitoring Satker Inaktif Lingkup Kementerian Pertanian. Data lengkapnya tahun 2017;
jumlah satker inaktif 363 satker, nilai aset Rp.195.483.052.535,00, sedang tahun 2018,
jumlah satker inaktif 218 serta nilai aset rp. 32.074.830.626,00.
Laporan Keuangan Tahun 2017 Unaudited
a) Laporan Keuangan BA 018
b) Laporan Keuangan BA 999.07
c) Laporan Keuangan BA 999.08
Monitoring dan Evaluasi Laporan Keuangan
Kegiatan monitoring dan evaluasi laporan keuangan dilakukan dalam rangka mempercepat
pelaksanaan program/kegiatan pertanian dan mendorong penyerapan anggaran secara
optimal serta pengawasan realisasi anggaran pada Kementerian Pertanian Tahun 2018.
Kegiatan monitoring dan evaluasi tersebut, antara lain meliputi data OMSPAN; pelaksanaan
anggaran dan permasalahan/kendala; rekonsiliasi internal jumlah satker dan pagu anggaran
dan Pemberian honorarium kepada Tim TEPRA (11 bulan).
5. Koordinasi Dan Pembinaan Biro Biro Umum Dan Pengadaan Kementerian Pertanian
25
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
The Third Indonesia-United Nations Coordination Forum (IUNCF), 1 Februari 2018, Jakarta.
Pertemuan membahas dan menindaklanjuti hasil-hasil pertemuan Working Group (WG) I:
Information Sharing and Cooperation Development dan WG II: Administration.
Pertemuan RCEP-TNC ke-21 tanggal 3-6 Februari 2018 di Yogyakarta. Pertemuan
membahas Revised ASEAN’s Proposal on the way Forward Towards Final Tariff Modality
yang diusulkan oleh Dirjen PPI, Kemdag selaku TNC Chair.
Rapat Koordinasi Tim Teknis FGD KSST, 21-22 Februari 2018, Bogor, Indonesia;
The First Meeting of Steering Committee for Country Programme Framework (CPF) FAO
and the Government of Indonesia 2016-2020, 27-28 Februari 2018, Serpong. Pertemuan
Komite Pengarah CPF FAO-Indonesia yang pertama ini merupakan bentuk komitmen
Indonesia dalam meningkatkan pemanfaatan kerja sama Indonesia dengan FAO.
APO Advanced Agribusiness Management Course, 5-9 Maret 2018, Bali. Workshop
sebagai forum bertukar informasi peningkatan pengetahuan peserta dalam perkembangan
terkini sektor agribisnis global dan regional pengembangan sektor UKM.
Pertemuan Informal dengan Pemerintah Propinsi Santa Fe pada tanggal 14 Maret 2018 di
San Nicolas, yaitu penjajagan kerja sama sister city dengan salah satu propinsi di
Indonesia terutama kerjasama teknis dan perdagangan sektor pertanian.
The 7th Joint Committee Meeting (JCM-7) General Review IJEPA, 28– 30 Maret 2018, Bali.
Ketua Sub Komite Perudingan Barang, dalam presentasinya bahwa total nilai perdagangan
Indonesia tumbuh 115%, ekspor meningkat 101% , Impor meningkat 322.1%. dari data
tersebut, Indonesia menyatakan seharusnya general review sebagai pijakan peningkatan
akses pasar dengan spirit kerjasama saling menguntungkan, dan menekankan kesempatan
area kerjasama yang berkeadilan (balance level of playing field).
Pertemuan Senior Official Meeting (SOM) Trilateral Indonesia-Timor Leste-Australia (TIA),
11-13 April 2018, Labuan Bajo. Indonesia akan mendorong ekspor unggas ke timor leste
dan pihak timor leste yakin dengan sistem kesehatan hewan Indonesia.
The 30th International Tripartite Rubber Council (ITRC) Meetings and Related ITRC
Committee Meeting, 4-6 Juni 2018, Bali, Indonesia. Pertemuan dihadiri perwakilan
kementerian/lembaga terkait komoditi karet Indonesia, Thailand, Malaysia membahas
konsumsi karet alam, melaksanakan, monitoring and evaluasi aktivitas dari program DPSC
(Meeting of Demand Promotion Scheme Committe).
Pertemuan Courtesy Call Duta Besar Rusia di Jakarta kepada Menteri Pertanian, 8 Juni
2018 di Kementerian Pertanian. Penjajagan keinginan Rusia untuk ekspor gandum dan
barley membuka akses pasar untuk buah-buahan tropis
Pihak Indonesia menyambut baik keinginan Rusia untuk ekspor gandum dan barley.
Sedangkan Rusia telah membuka akses pasar untuk buah-buahan tropis, seperti mangga,
salak, dan manggis. Rusia meningkatkan volume perdagangan CPO dan turunannya dari
Indonesia, tidak melakukan black campaign seperti Uni Eropa serta impor komoditi lain
seperti karet, kopi, teh, dan lainnya dari Indonesia.
Koordinasi Penajaman Hasil Kerjasama Luar Negeri Bidang Pertanian, 15-16 dan 23
Agustus 2018 di Royal Padjadjaran Hotel, Bogor. Pertemuan membahas dan mengevaluasi
hasil hasil kesepakatan kerjasama regional (APEC, RCEP, CAPSA, KESR BIMP-EAGA
dan IMT-GT), serta evaluasi implementasi Pinjaman Hibah Luar Negeri, dan Administrasi
Atase Pertanian.
Rangkaian Pertemuan Special SOM AMAF-39, Special SOM AMAF+3 ke-17 dan ARSOMA
ke-3, 27-30 Agustus 2018 di Pattaya, Thailand Pertemuan SSOM AMAF ke-39. Pertemuan
menyetujui dan mendukung implementasi 6 (enam) Key Deliverables 2018 serta menyutujui
26
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
usulan 5 (lima) Key Deliverables 2019 yang meliputi sektor: livestock, crop, fisheries,
forestry dan ASEAN Guidelines for Certification of Halal Food drafted/developed.
The 124th Session of IFAD Executive Board, 10-13 September 2018, Roma Italia. Ketua
Delri Bapak Syukur Iwantoro (Sekjen Kemtan), selaku anggota Executive Board IFAD,
didampingi KUAI-KBRI Roma dan Kepala Biro KLN.
Sosialisasi Potensi Pertanian untuk Para Diplomatik RI yang akan ditempatkan di Negara
Mitra phase ke-2 TA 2018, 22-23 Oktober 2018 di Hotel Santika, Banyuwangi. Melalui
acara sosialisasi tersebut, Diplomat RI diharapkan dapat melakukan fasilitasi akses pasar
komoditi pertanian Indonesia dan dapat membantu menjembatani penyelesaian hambatan
akses pasar komoditi pertanian Indonesia seperti hambatan tarif maupun hambatan non-
tarif di Negara Mitra.
The 3rd Joint Agriculture Working Group (JAWG) Indonesia – Denmark, 24-25 Oktober
2018 di Malang, Jawa Timur. Kedua pihak sepakat bahwa kegiatan the 4th Joint Agriculture
Working Group Indonesia – Denmark akan dilaksanakan di Denmark pada tahun 2020.
Finalisasi Pembahasan Konsep Memorandum Saling Pengertian (MSP) Perpanjangan
Kerja Sama Mercy-USA dengan Kementan RI, 30 Oktober 2018 di Bogor.
Seminar Hasil “Kajian Posisi Indonesia dalam Forum FAO: Analisas Harga Pangan Dunia,
8 November 2018, Bogor. Beberapa rekomendasi pertemuan yang diusulkan, yaitu (i)
efisiensi supply chain; (ii) manajemen pertanian berbasis korporasi; dan (iii) perubahan
Undang-Undang terkait penggilingan padi.
Lokakarya Nasional ”Pilar Utama Peningkatan Kesejahteraan Petani: Reformasi Pertanian,
Intensifikasi Produksi dan Peningkatan Akses Pasar”, 12 November 2018 di Kementerian
Pertanian
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut sidang FAO Asia and the Pacific Regional Conference ke-
34 di Fiji bulan April 2018 dan hasil sidang FAO Council 159 di Roma Italia bulan Juni 2018.
Untuk pemberitaan yang mengemuka di media terkait dengan komoditas sepanjang tahun
2018 adalah Dinamika harga beras dan polemik impor sebanyak 5.961 berita, sinergi
pemerintah dalam stabilisasi pasokan dan harga pangan sebanyak 4.435 berita, dan
produksi padi nasional sebanyak 2.386 berita.
Untuk pemberitaan inisiatif Kementan selama tahun 2018 sebanyak 3.536 berita (media
cetak), 27.349 berita (media online) dan 1.396 berita (media televisi).
Peliputan kegiatan kunjungan kerja Menteri Pertanian sepanjang tahun 2018 sebanyak 135
kali
News Letter Kementerian Pertanian bernama “Warta Pertani” berjumlah 8 terbit sebulan
sekali Edisi Bulan Januari s.d Agustus 2018 yang di distribusikan ke seluruh unit kerja
eselon I dan stakeholder.
Penyiapan Bahan Publikasi dan Dokumentasi HPS (Hari Pangan Sedunia) Materi, data dan
informasi yang didapatkan dari daerah dipergunakan sebagai bahan/referensi untuk
penerbitan/publikasi pembangunan pertanian.
Media Sosial , terdapat empat akun jejaring sosial yang dimiliki Kementerian Pertanian ,
yaitu facebook, twitter, instagram dan youtube.
Pengelolaan Informasi Publik
Sepanjang tahun 2018 terdapat 68 permohonan informasi publik dengan 64 pemberitahuan,
1 perpanjangan, 6 penolakan serta 2 keberatan. Rapat Koordinasi PPID Lingkup
Kementerian Pertanian.
Rapat Koordinasi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Lingkup
Kementerian Pertanian dilaksanakan pada tanggal 8 – 9 Mei 2018, di Auditorium Gedung F
Kantor Pusat Kementerian Pertanian dengan tema “Peran PPID dalam Penderasan
Informasi, Menyongsong Indonesia Lumbung Pangan Dunia Tahun 2045”
Bimbingan Teknis Pengelolaan Informasi Publik. Bimtek Pengelolaan Informasi Publik dibagi
dalam tiga wilayah yaitu wilayah Tengah, Barat dan Timur.
Pemeringkatan Keterbukaan Informasi Publik lingkup Kementerian Pertanian. Ada 230 unit
kerja/unit pelaksana teknis yang dinilai dalam pemeringkatan ini.
Workshop Website lingkup Kementerian Pertanian. Workshop Website dilaksanakan pada
tanggal 3-4 Mei 2018 di Hotel Padjajaran Suites Bogor. Website menjadi salah satu alat bagi
setiap badan publik untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat luas termasuk
informasi publik sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik.
Workshop Video Jurnalistik. Workshop Video Jurnalistik dilaksanakan pada tanggal 12 – 14
Maret 2018 berlokasi di Balai Embrio Ternak Cipelang Bogor dan tanggal 29 November – 1
Desember 2018 di Hotel Desa Gumati Bogor.
Penyempurnaan Modul Aplikasi Pendukung Informasi Publik (Portal PPID)
Pengelolaan Media Streaming (TV TANI Indonesia)
Pelaksanaan Parsipatif Pameran dan Promosi Pembangunan Pertanian
Pengelolaan Sumberdaya Informasi Perpustakaan Sekretariat Jenderal. Penambahan
koleksi (buku) di perpustakaan pada tahun 2018 berjumlah 459 eksemplar dalam 205 judul.
Jumlah pengunjung perpustakaan tahun 2018 ini sebanyak 173 orang.
Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Target dan Serapan Anggaran
28
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Protokol dan Hubungan Antar Lembaga Pelaksanaan Rapat Pimpinan Terbatas (Menteri
Pertanian dengan Pejabat Eselon 1)
Selama tahun 2018 telah dilaksanakan Rapat Pimpinan terbatas 11 kali dan 2 kali Rapim
Terpadu dalam satu tahun. Adapun rincian pelaksanaan kegiatan Rapat Pimpinan seperti
berikut ini :
Pelaksanaan Kegiatan Pelantikan, Pelantikan Eselon I (26 Maret 2018), Pelantikan Eselon II
(12 Maret 2018; 19 Maret 2018; 15 Mei 2018; 03 Juli 2018; dan 03 Agustus 2018),
Pelantikan Eselon III dan IV Lingkup Sekretariat Jenderal (26 Januari 2018; 2 Mei 2018; 18
Mei 2018; 15 Oktober 2018 dan 10 Desember 2018), Pelantikan Pejabat Fungsional dan
Sumpah Pegawai Lingkup Sekretariat Jenderal (25 September 2018).
Kegiatan kunjungan kerja pimpinan ke daerah.
Kegiatan Kementerian Lainnya adalah Rapat Terbatas Menteri Pertanian bersama Eselon I,
Eselon II, Staf Khusus Menteri, Tenaga Ahli Menteri, Kementerian/Lembaga, TNI/Polri,
SKPD Provinsi/Kabupaten, dan asosiasi lainnya dilaksanakan sebanyak 12 kali.
Kegiatan Antar Lembaga dengan Pemangku Kepentingan Pertemuan Antar Lembaga
(Penyuluh/Petani/gapoktan berprestasi)
Apresiasi Kementerian Pertanian kepada petani/pelaku utama bidang pertanian salah satunya
adalah dengan memberikan penghargaan Tingkat Nasional bagi Penyuluh, Petani, Gapoktan,
Unit Balai, Unit Pengelola Pertanian dan lain-lain (± 77 orang peserta). Apresiasi juga dari
DPR-RI/DPD-RI dengan mengundang para penerima penghargaan Tingkat Nasional hadir di
gedung DPR-RI dan turut menyaksikan sidang bersama DPD-RI dan DPR-RI, mendengarkan
pidato kenegaraan Presiden RI Tahun 2018 dalam rangka memperingati HUT Proklamasi
Kemedekaan RI yang ke 73 di Gedung DPR-RI, Senayan Jakarta.
Sinergi Aksi Informasi dan Komunikasi Publik (SAIK) dan Anugerah Media Humas (AMH)
2018
Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan Sinergi Aksi Informasi dan Komunikasi Publik
(SAIK) dan AMH 2018 yang diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah.
Kementerian Pertanian sebagai peserta kegiatan AMH dan peserta pameran 2018, dengan
menampilkan produk pertanian dan informasi terkait pertanian. Acara dilaksanakan selama 4
hari (1-4 Desember 2018) dibuka oleh Menteri Komunikasi dan Informatika pada tanggal 1
Desember 2018 bertempat di Novotel Tangerang Banten.
8. Koordinasi Dan Pembinaan Pusat Data Dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin)
Data komoditas pertanian merupakan data sektor pertanian yang cakupannya meliputi: 1) data
tanaman pangan dan hortikultura (percepatan data tanaman pangan, Percepatan data cabai
dan bawang merah, pengelolaan data tanaman pangan dan hortikultura, penyusunan metode
ubinan padi jajar legowo/JARWO, publikasi statistik pertanian 2018) dan 2) data perkebunan
dan peternakan (Pengelolaan data pemotongan ternak di RPH tahun 2018, percepatan data
SIWAB, Pengelolaan data tebu nasional secara online tahun 2018, pengelolaan data
peternakan dan perkebunan, outlook komoditas peternakan dan perkebunan)
Data Tanaman Pangan dan Hortikultura. Percepatan data tanaman pangan merupakan
kegiatan Prioritas Nasional (PN) yang di pantau oleh Bappenas setiap triwulan bekerjasama
dengan BPS. Output yang dihasilkan adalah data padi dan palawija nasional di 17 provinsi
sentra secara periodik bulanan dalam bentuk buletin di Kementerian.
29
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
30
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Rasio pemenuhan terhadap total permintaan data dan informasi non komoditas
pertanian target 78,00% realisasi 95,34 %.
Data Ekonomi Pertanian, Pengelolaan dan Analisis Data Indikator Makro Sektor Pertanian:
Buku Statistik Terkini Ekonomi Pertanian Bulanan (Bulan Januari s/d Desember 2018)
Buku Statist Makro Sektor Pertanian Triwulan I sampai dengan IV Tahun 2018, Buku
Statistik Makro Sektor Pertanian Tahun 2018
Database Ekspor – Impor Komoditas Pertanian, PDB,PDRB dan NTP Database Ekspor
Impor (database.pertanian.go.id/eksim 2012) Database PDB dan PDRB Database Nilai
Tur Petani
Pengelolaan dan Analisis Data Harga Komoditas Pertanian
Terkumpulnya data dan hasil analisis kinerja komoditas pertanian periode tahun 2018 dalam
bentuk buku analisis kinerja perdagangan komoditas beras, jagung, kedelai bawang merah,
bawang putih, gula, lada, daging sapi (semester I), ubi kayu, cabe merah, kelapa sawit,
kakao, karet, daging ayam (semester II), serta update data harga eceran, harga konsumen
pedesaan sd tahun 2017, harga produsen pedesaan-BPS sd tahun 2019, harga gabah sd
november 2018
Pengelolaan dan Analisis Data Harga Konsumsi Sektor Pertanian data yang dikelola dan
analisis yaitu :
Komoditas semester I: beras, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, daging sapi, daging
ayam dan gula
Komoditas semester II: kacang tanah, bawang putih, telur ayam, minyak goreng sawit,
kopi, coklat dan lada
Sumber data: konsumsi dan pengeluaran dari Susenas-BPS, ketersediaan per kapita
dari NBM-BKP, indikator kesejahteraan petani dari pengolahan data Susenas-BPS tahun
2013 – 2017
Pengelolaan Data Ketahanan Pangan
Penyempurnaan metode pengumpulan data pasokan, penjualan dan harga beras di
kabupaten/kota dan pengumpulan datanya (data stok beras di drive/sub drive januari –
november 2018, buku panduan pengumpulan data basokan penjualan beras tahun 2018
Penyempurnaan sistem monitoring Ketahanan Pangan dan dapat diakses dengan
alamat https://app2.pertanian.go.id/pangan
Analisis ketersediaan dan kebutuhan beras di kabupaten/kota sampel
Pengelolaan Data Iklim, OPT dan DPI, data dipublikasikan dalam bentuk Buletin Triwulanan
Data Iklim, OPT dan DPI (4 Triwulan), Buletin triwulanan Data Iklim, OPT dan DPI (4
triwulana), Database Iklim, OPT dan DPI terupdate (november 2018 Sistem Informasi
Peringatan Dini dan Penanganan Dampak Perubahan Iklim Pada Sektor Pertanian
(http://sipetani.pertanian.go.id:8081/siperditan/)
Pengelolaan Data Sarana dan Prasarana Pertanian, penyusunan data terkini sarana
pertanian (benih padi, jagung, kedelai dan pupuk) diterbitkan setiap bulan yang disajikan
dalam publikasi Data Terkini Bulanan, triwulanan dan buku statistik tahunan serta dalam
bentuk database.
Tersedianya data sebaran fase komoditas pertanian dari citra satelit Landsat-8 yang
diperoleh setiap 16 hari sekali dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN), diproses
dalam format .tif (peta sebaran) dan .txt (tabel luasan).
31
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
32
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
33
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Target kepuasan layanan sebesar 3,02 persen terealisasi sebesar 3,22 persen,
sehingga dinilai kinerja Pusat Data dan Sistem Informasi “BAIK”
36
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Pendaftaran Pestisida
Target pelayanan permohonan pendaftaran pestisida tahun 2018 sebanyak 4.500
permohonan, sedangkan realisasi mencapai 10.347 permohonan atau 229,9% dari target.
Jumah izin pendaftaran pestisida yang sudah diterbitkan sebanyak 10.370. Realisasi
permohonan perizinan pestisida dan layanan pestisida lainnya tahun 2018 mengalami
peningkatan sebesar 12,13% dibandingkan tahun 2017, sedangkan realisasi penerbitan
Surat Izin meningkat 9,65% (Lampiran).
Sosialisasi Permentan No.36/Permentan/SR/10/2017 Tentang Pendaftaran Pupuk An-
Organik, dilakasanakan pada tanggal 24 Mei 2018 di Hotel Salak Tower Bogor yang
dihadiri oleh para pelaku usaha bidang pupuk dan stakeholder lainnya.
Bimbingan Teknis Pendaftaran Pupuk Secara On-Line
Optimalisasi Perizinan Pertanian secara Online serta Koordinasi Pengawasan Peredaran
Pupuk dan Pestisida diselenggarakan pada hari Jum'at 29 September 2018 di Hotel Le
Polonia Medan
Workshop Layanan Perizinan Pestisida Online dilaksanakan di Ijen Suites Hotel Malang,
pada tanggal 7 Desember 2018, dihadiri oleh 100 peserta.
Pemasukan/Pengeluaran Benih dan SDG
Pelayanan perizinan pemasukan dan pengeluaran perbenihan tanaman tahun 2018
ditargetkan sebanyak 1.400 permohonan, meliputi perizinan pemasukan benih tanaman
sebanyak 745 permohonan dan perizinan pengeluaran benih sebanyak 655 permohonan.
Dari target tersebut terealisasi 1498 permohonan atau 107% dari target. Permohonan
pemasukan benih mencapai 810 permohonan (108,7% dari target) dan pengeluaran
sebanyak 688 atau (105% dari target). Secara keseluruhan permohonan yang diterima pada
tahun 2018 mengalami penurunan 16,5% jika dibandingkan tahun 2017. Adapun realisasi
penerbitan Surat Izin Pemasukan/Pengeluaran (SIP) pada tahun 2018 mencapai 1.379 SIP
meliputi 745 Surat Izin Pemasukan Benih Tanaman dan 634 Surat Izin Pengeluaran Benih
Tanaman, tahun 2018 mengalami penurunan 11,4 % dibandingkan tahun 2017. Realisasi
pelayanan perizinan pemasukan dan pengeluaran benih tanaman tahun 2018 disajikan
pada Tabel 9.
Tabel 5. Capaian Kinerja Pelayanan Perizinan Benih dan SDG Tanaman Tahun 2018 dan
2017
Target 2018 2017
No Jenis Perizinan
2018 Permohonan Penerbitan Permohonan Penerbitan
A PEMASUKAN
1 Benih Tan Hortikultura 350 308 258 376 303
2 Benih Tan Pangan 40 42 32 41 30
3 Benih Tan Perkebunan 45 40 52 61 48
4 Sumber Daya Genetik Tanaman 125 96 83 139 118
5 Benih Rumput Pakan Ternak 5 10 4 11 8
Rekomendasi Impor Produk
6 180 314 316 381 294
Tanaman Pangan
Jumlah A 745 810 745 1009 801
B PENGELUARAN
1 Benih Tan Hortikultura 550 501 489 695 680
2 Benih Tan Pangan 20 7 7 15 11
3 Benih Tan Perkebunan 30 56 37 30 27
4 Sumber Daya Genetik Tanaman 45 65 44 46 37
5 Benih Rumput Pakan Ternak - - - - -
6 Rekomendasi Ekspor Beras 10 59 57 - -
Jumlah B 655 688 634 786 755
TOTAL A+B 1400 1498 1379 1795 1556
% Naik/Turun Permohonan -16,5
% Naik/Turun Penerbitan Surat Izin -11,4
37
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Perizinan Peternakan
Pelayanan perizinan peternakan tahun 2018 ditargetkan 4400 permohonan, terdiri dari 4125
rekomendasi dan 275 surat izin. Pada tahun 2018 jumlah permohonan bidang peternakan
yang diterima sebanyak 6038, terdiri dari 5127 permohonan rekomendasi (124,3% dari
target) dan 911 permohonan surat izin (331,3% dari target.) Dari 6038 permohonan tersebut
telah diterbitkan 4228 izin peternakan yang meliputi : 161 Tanda Daftar, 35 Izin Usaha dan
4032 RPP. Secara keseluruhan permohonan yang diterima pada tahun 2018 mengalami
penurunan 4,1% jika dibandingkan tahun 2017 dan penerbitan Surat Izin dan Rekomendasi
mengalami kenaikan 30,8% jika dibandingkan dengan tahun 2017 (Lampiran).
Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Pusat PVTPP
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kementerian Pertanian (Padu Satu), berdasar Perpres-
No.91/2017 dan Permentan No.41/Permentan/TI.120/11/2017 tentang Pelayanan
Perizinan Pertanian Secara Elektronik maka Pusat PVTPP mewujudkan pelayanan
prima dengan dibangunnya ruang Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Padu Satu).
ISO 9001 :2015, Sertifikasi Internasional. Sistem Manajemen Mutu ini merupakan upaya
untuk perubahan perilaku dan cara kerja menjadi lebih baik dan sistematis dan
memberikan pelayanan yang berstandar internasional.
Pembangunan Stasiun Pengujian BUSS Dataran Rendah. Pelaksanaan uji BUSS
Permohonan Hak PVT, Pusat PVTPP telah memiliki satu unit Stasiun Penggujian BUSS
Tanaman Dataran Tinggi yang belokasi di Lembang, Jawa Barat. Untuk Uji BUSS
tanaman dataran rendah masih dilakukan di lahan pemohon (Breeder’s Testing) atau
dengan meminjam lahan milik Balai Penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian.
Kerjasama Antar Instansi tahun 2018, Pusat PVTPP melaksanakan dan terlibat dalam tiga
perundingan perdagangan internasional untuk pasal terkait Perlindungan varietas tanaman:
Indonesia-European Free Trade Association (EFTA) Comprehensive Economic
Partnership Agreement (IE-CEPA) dilakukan perundingan pada tanggal 23 November
2018, kesepakatan ditandatangani pernyataan bersama (joint statement) di Jenewa,
Swiss dan dokumen resmi perjanjian pada tanggal 16 Desember 2018 di Jakarta,
Indonesia.
Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU
CEPA) Perundingan Putaran ke-6 I-EU CEPA telah dilaksanakan di Palembang,
Sumatra Selatan, pada 15-19 Oktober 2018.
Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), Intersession Meeting Working
Group Intellectual Property Rights (IPR) di Bandung tanggal 18-20 September 2018,
Pusat PVTPP turut membahas pasal tentang PVT.
Pelayanan Hukum PVTPP
Implementasi peraturan perundang-undangan bidang PVT mengalami permasalahan dan
kendala terutama terjadi perubahan organisasi bergabungnya Pusat Perizinan Pertanian
menjadi satu institusi regulasi, sehingga perlu melakukan pemahaman terhadap peraturan
perundang-undangan yang terkait melalui pembahasan.
11. Koordinasi Dan Pembinaan Pusat Penelitian/Analisis Sosial Ekonomi Dan Kebijakan
Pertanian.
Kegiatan penelitian/analisis sosial ekonomi dan kebijakan pertanian dilaksanakan oleh
Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP). Pada tahun 2018, PSEKP
melaksanakan kegiatan penelitian sosial ekonomi dan kebijakan pembangunan pertanian, dan
kerjasama serta pendayagunaan hasil penelitian. Secara lebih rinci, uraian pelaksanaan
kegiatan adalah sebagai berikut:
40
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
kenyataanya rata-rata harga jual petani kedelai di bawah HPP, dan tidak tersedia dana
khusus oleh BULOG untuk membeli kedelai petani. Alternatif yang dapat dilakukan adalah
dengan meningkatkan penetapan HPP dari keputusan menteri perdagangan menjadi
keputusan presiden dengan diikut pendanaan khusus untuk pembelian kedelai petani.
Selain itu hal yang lebih mendasar adalah diperlukan luasan areal budidaya kedelai yang
memadahi, ketersediaan benih, dan petani. Peningkatan produksi kedelai harus didorong
melalui peningkatan luas tanam, karena potensi peningkatan produktivitas kedelai lebih
lebih sulit dilakukan dan lebih rendah kontribusinya. Efektivitas HPP ini diharapkan dapat
menarik petani menanam kedelai, karena selama ini usahatani kedelai tidak kompetitif
dibandingkan dengan usahatani jagung, tebu, bahkan padi.
Desain, Implementasi, Respon Stakeholder Toko Tani Indonesia (TTI) dalam Pengendalian
Harga Pangan Pokok dan Penting
Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM) dengan Pola
kemitraan antara LUPM dan toko tani Indonesia (TTI) telah membentuk struktur pasar baru
yang memberikan dampak kepada penyediaan pangan pokok dengan harga yang
terjangkau, dan stabiliasi harga sekalipun dalam porsi yang masih sangat terbatas. Upaya
memperpendek mata rantai pasok dalam rangka menciptakan harga yang wajar di tingkat
konsumen sudah menunjukkan pada capaian jumlah dan marjin yang diperoleh di masing-
maisng pelaku menjadi terstruktur. Sekalipun tidak secara langsung menjadi bagian dari
instrumen stabilisasi harga karena volume pasokan masih terbatas, kegiatan PUPM melalui
TTI telah memerankan fungsinya mempengaruhi psikologi pasar konsumen dan produsen,
sehingga ada pilihan harga sebagai pembanding di pasar konsumen. Dua pilihan untuk
mendorong psikologis pasar melalui kegiatan PUPM yang dilaksanakan oleh LUPM dan TTI
sebagai mitra, diantaranya dengan menambah jumlah LUPM sebanding dengan jumlah TTI
di seluruh Indonesia, berdasarkan kebutuhan pangan (permintaan/konsumsi) masyarakat di
masing-masing daerah atau dengan meningkatkan jumlah dan kinerja pasokan dan sebaran
TTI di beberapa lokasi strategis yang dapat diakses oleh masyarakat luas. Pengembangan
program PUPM yang diimplementasikan melalui kegiatan LUPM dan TTI hendaknya tidak
hanya mengejar target jumlah LUPM dan TTI semata tetapi juga diikuti dengan
pembenahan mekanisme dan regulasi yang menjadi acuan pelaksanaan kegiatan ini di
tingkat LUPM, TTI maupun pendamping.
Peningkatan Manfaat Infrastruktur Air untuk Pertanian Lahan Kering dalam Mendukung
Ketahanan Pangan dan Pendapatan Petani
Untuk jangka pendek – menengah, kebijakan dan program peningkatan manfaat
infrastruktur air untuk pertanian lahan kering yang perlu ditempuh adalah mendorong petani
untuk mengubah pola tanam dan produktivitas. Untuk itu yang sangat dirasakan urgensinya
adalah meningkatkan kemudahan petani memperoleh benih/bibit yang lebih bermutu,
perbaikan sistem pemasaran, dan penyuluhan budidaya yang lebih produktif dan adaptif
terhadap kondisi iklim. Untuk jangka menengah – panjang, perubahan paradigma dalam
pengembangan infrastruktur air untuk pertanian sangat diperlukan. Pertama, konsep
pengembangan infrastruktur air harus diletakkan dalam konteks pemanenan air dan
penggunaan secara hemat berbasis prinsip-prinsip sustainable water resource
management. Terutama pada wilayah lahan kering, konteks pemanenan air mencakup pula
moisture management melalui penerapan agroforestry, pertanian konservasi, pemeliharaan
bahan organik tanah, dan pemanenan air skala mikro di sekitar rumah/pekarangan dan
pertanian organik. Perlu ditekankan bahwa keberlanjutan manfaat infrastruktur air juga
42
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
sangat dipengaruhi oleh kinerja Daerah Aliran Sungai (Watershed). Terkait dengan itu,
koordinasi lintas sektor makin menjadi hal yang penting untuk dilakukan.
Strategi Pemanfaatan Sumber Kapital Desa dalam Peningkatan Produksi Pertanian dan
Pendapatan Petani
Penelitian pemanfaatan sumber capital desa, difokuskan pada Dana Desa. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa mekanisme penyaluran Dana Desa di tingkat desa sudah mengikuti
tahapan-tahapan yang telah ditentukan, dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah dan
Peraturan Menteri Desa. Pengalokasian Dana Desa masih diprioritaskan untuk
pembangunan infrastruktur, untuk pemberdayaan masyarakat (termasuk di dalamnya sektor
pertanian) relatif kecil. Rencahnya pemanfaatan dana desa untuk sektor pertanian
disebabkan kekurang pahaman pihak desa atau pun para pendamping terhadap sektor
pertanian. Selain itu, adanya tumpang tindih kegiatan dan belum ada kesamaan persepsi
antara Kementerian PDTT dan Kementerian Pertanian. Dalam pemanfaatan dana desa,
sektor pertanian belum mendapatkan perhatian walaupun Kementerian Desa telah
menempatkan produk unggulan desa/produk unggulan kawasan desa, pembuatan embung,
dan BUMDes sebagai skala prioritas. Terdapat kecenderungan Tim Pengelola Kegiatan
lebih memilih pembangunan fisik (terutama infrastruktur jalan) dibandingkan pemberdayaan
masyarakat dengan laporan pertanggungjawaban yang relatif terukur.
Peran pendamping desa dan pendamping lokal desa menjadi penting ketika dihadapkan
pada kualitas sumber daya manusia yang mengelola dana desa relatif rendah. Dana Desa
belum secara khusus memenuhi kebutuhan petani yang mendukung kegiatan usaha tani
(sarana produksi, alsintan, dan permodalan). Untuk itu diperlukan beberapa strategi,
dengan memasukan pembangunan infrastruktur pertanian dan program mendorong usaha
pertanian kedalam agenda atau usulan pemanfaatan dana desa. Selain itu perlu
peningkatan kapasitas pendamping dan local campion dibidang usaha pertanian tentang
potensi pengembangan pertanian di wilayahnya.
Strategi Antisipatif Pengelolaan Surplus Produksi Padi dan Jagung
Berdasarkan struktur hierarki strategi antisipatif pengelolaan surplus produksi padi, prioritas
tujuan yang ingin dicapai dari strategi tersebut adalah penyerapan surplus produksi, selain
stabilisasi harga dan peningkatan ekonomi industri pengolahan bahan pangan. Faktor
utama yang mempengaruhi tujuan tersebut adalah kebijakan pemerintah terkait tata
niaga/perdagangan pangan. Dalam hal ini Kementerian Pertanian merupakan aktor (pelaku)
utama yang berperan dalam pencapaian tujuan, bersama-sama dengan Kementerian
Perdagangan, Bulog, Pemerintah Daerah dan Asosiasi Pengusaha.
Strategi yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan menurut urutan besaran bobot adalah:
(1) mengekspor beras kualitas khusus, baik beras organik, premium maupun beras varietas
lokal yang memiliki keunggulan tekstur, rasa dan aroma yag digemari oleh negara
pengimpor; (2) melakukan penetrasi pasar ekspor beras medium; (3) mengekspor beras
medium ke pasar tradisional; (4) mengaktifkan program serap gabah untuk stok Bulog; (5)
mengoptimalkan cadangan pangan Pemda; (6) mendorong pengembangan industri
pengolahan beras; (7) mengoptimalkan cadangan pangan masyarakat; dan (8)
mengoptimalkan program bantuan pangan luar negeri. Strategi untuk mengoptimalkan
cadangan pangan masyarakat ditempuh melalui: (1) mengoptimalkan lumbung pangan
masyarakat; (2) mengoptimalkan peran produsen padi; (3) mengoptimalkan peran
penggilingan gabah; (4) mengoptimalkan peran pedagang beras; (5) mengoptimalkan peran
43
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Horeka (hotel restaurant catering); dan (6) mengoptimalkan peran rumah tangga konsumen
beras.
Pengoptimalan Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) Dalam Mendukung Swasembada
Pangan, Pengembangan Model Proyeksi Permintaan dan Penawaran Komoditas Pangan
Menuju 2045
Kebijakan penyediaan lahan oleh pemerintah melalui program reforma agraria dapat dibagi
dalam dua bagian yaitu peningkatan akses dan peningkatan aset. Peningkatan akses
masyarakat dilaksanakan melalui program Perhutanan Sosial yang memberi akses
pengusahaan hutan seluas 12,7 juta ha. Sedangkan peningkatan aset dilaksanakan melalui
TORA, mencakup legalisasi 4,5 juta ha lahan yang akan disertifikasi termasuk lahan
transmigrasi yang belum bersertifikat dengan redistribusi 4,5 juta ha lahan dari eks
HGU/tanah terlantar dan tanah pelepasan kawasan hutan. Ketertutupan atau kelangkaan
data tentang status lahan yang pernah dikonsesikan (eks HGU, terlantar dll) mempersulit
proses penetapan lahan layak memenuhi sebagai objek TORA dan berpotensi
menimbulkan konflik baik antara berbagai pihak khususnya eks pengusaha lahan dengan
masyarakat petani.
Untuk mengaplikasi Permen ATR No. 7/2017 (setahun setelah HGU habis dan tidak
diperpanjang lahan bisa diambil oleh negara, dan untuk setiap perpanjangan mengharuskan
20% lahan diberikan untuk TORA), perlu dilakukan: (1) Identifikasi secara menyeluruh lahan
HGU yang akan habis masa izinnya dan terlantar dengan melibatkan berbagai pihak secara
terbuka; (2) BPN yang ada didaerah diberikan kewenangan penuh untuk menetapkan
lahan-lahan HGU yang tidak digunakan sesuai peruntukan atau terlantar.
Pengembangan Model Proyeksi Permintaan dan Penawaran Komoditas Pangan Menuju
2045
Berdasarkan kondisi tahun 2016, seluruh aspek yang diproyeksi menunjukkan peningkatan
kecuali luas panen kedelai dan produktivitas tebu yang menurun berturut - turut sebesar
14,21 dan 20,10%. Sementara kenaikkan tertinggi adalah produksi GKG yang mencapai
100% dibandingkan produksi tahun 2016. Untuk komoditas gula, konsumsi gula melonjak
tajam hingga meningkat 221% pada tahun 2045 dibandingkan tahun 2016. Proyeksi 2017-
2045 menunjukkan bahwa komoditas padi dan jagung akan mengalami surplus, sedangkan
kedelai, gula dan daging sapi akan defisit. Konsistensi surplus padi dimulai tahun 2020
sementara surplus jagung mulai tahun 2038. Keadaan surplus dan defisit ini diproyeksi
dengan asumsi keadaan standar atau tanpa tindakan atau intervensi khusus (business as
usual).
Target produksi komoditas padi pada tahun 2045 adalah sebesar 100,03 juta ton GKG atau
setara 61,06 juta ton beras (Sulaiman et al, 2017). Target ini, berdasarkan prediksi dalam
kajian ini, akan terlewati karena hasil proyeksi menunjukkan produksi GKG pada tahun 2045
sebesar 158,9 juta ton. Target produksi komoditas jagung, kedelai, gula, dan daging sapi
pada tahun 2045 berturut - turut adalah 63,16 juta ton, 7,7 juta ton, 16,19 juta ton dan 1,1
juta ton (Sulaiman et al, 2017). Target-target tersebut dalam kondisi business as usual tidak
akan tercapai pada tahun 2045. Bahkan target produksi kedelai dan gula, sangat jauh dari
proyeksi produksi.
Kajian Dampak dam Kebijakan Sektor Pertanian dalam Kerjasama MEA dan RCEP
Indonesia berpeluang meningkatkan partisipasinya dalam kerjasama ekonomi MEA maupun
RCEP jika dilakukan pembenahan secara komprehensif dan bersifat integratif dengan
44
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
terancam; untuk lima komoditas strategis lainnya bisa dikembangkan lebih lanjut; dan (4)
Untuk meningkatkan indek kinerja pembangunan pertanian kebijakan mendorong dan
mempermudah investasi baik PMDN maupun PMLN perlu mendapat perhatian. Pada
tingkat rumah tangga petani, akses petani terhadap lahan sebaiknya dapat ditingkatkan
dengan menerapkan Program LP2B dan pemanfaatan lahan BUMN Perhutani dan PTPN.
Panel Petani Nasional (PATANAS): Dinamika Indikator Pembangunan Pertanian dan
Perdesaan di Wilayah Agroekosistem Lahan Kering Berbasis komoditas Perkebunan
Penelitian Patanas 2018 merupakan resurvei ke-3 untuk di wilayah agroekosistem Lahan
Kering Berbasis Komoditas Perkebunan, sebelumnya telah dilakukan survei pada
agroekosistem yang sama tahun 2009 dan 2012. Secara umum tingkat kemiskinan
menurun pada periode (2009-2012) dan meningkat pada periode (2012-2018).
Analisis Kebijakan pertanian berdasarkan isu-isu aktual yang terjadi selama tahun 2018,
dan juga berdasarkan permintaan langsung dari pimpinan Kementan. Selama tahun 2018
ada sebanyak 13 penelitian Anjak yang dilakukan, yaitu:
Rancang Bangun Program Bedah Kemiskinan Sejahtera Berbasis Pertanian
Kajian Rendemen dan Rantai Pasok Komoditas Beras
Penetapan Prioritas Substitusi Impor dan Sasaran Pengembangan Komoditas Pertanian
2019-2023
Analisis Tingkat Tarif Beberapa Komoditas Pertanian Strategis
Reviu Kebijakan Harga Pangan (Murah) dan Dampaknya terhadap Produksi dan
Ketersediaan Pangan
Kajian Kebijakan HPP dan Harga Eceran Tertinggi Gabah dan Beras
Reviu Regulasi yang Menghambat Investasi dan Ekspor Pertanian
Model Asuransi Usahatani Kedelai
Evaluasi Kebijakan Wajib Tanam Lima Persen Bagi Impor Bawang Putih
Optimalisasi Pemanfaatan Bantuan Alat Mesin Pertanian dan Dampaknya terhadap
Peningkatan Produksi
Reviu Fluktuasi Harga Telur dan Daging Ayam di Tengah Surplus Produksi
Peluang-peluang Positif dalam Rangka Kerjasama RCEP
Kajian Efektifitas Kelembagaan Fungsional Peneliti Penyuluh dalam Mendukung
Program Akselerasi Inovasi Pertanian.
46
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Kegiatan penelitian ini merupakan kerja sama antara Badan Litbang Pertanian, Kementerian
Pertanian, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dan Food Agriculture
Organization (FAO). Unit kerja Badan Litbang Kementerian Pertanian yang terlibat dalam
kegiatan ini adalah PSEKP dan Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP).
Kontrak kerja sama penelitian ini dilakukan mulai Juni 2016 berakhir pada tanggal 30 Juli
2018. Secara umum tujuan penelitian ini adalah memetakan dampak perubahan iklim dalam
rangka ketahanan pangan di Indonesia.
Improving Milk Supply Competitiveness a Livelihoods in Smallholder Dairy Chains in
Indonesia (IndoDairy)
Kegiatan penelitian ini merupakan kerja sama antara Badan Litbang Pertanian, Kementerian
Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Australian Centre for International Agricultural
Research (ACIAR). Periode pelaksanaan kegiatan mulai tahun 2016 hingga 2019. Tujuan
umum penelitian ini adalah meningkatkan produktivitas dan kualitas susu sapi perah di
Indonesia. Lokasi baseline survey mencakup Kabupaten Bandung Barat, Garut, Cianjur,
dan Bogor. Jumlah responden seluruhnya sebanyak 600 rumah tangga. Data primer yang
dikumpulkan pada tahun 2017, selanjutnya diolah dan dianalisis pada tahun 2018. Data
hasil baseline survey lebih lanjut digunakan sebagai bahan untuk IndoDairy policy workshop
yang dilaksanakan pada tanggal 9 Oktober 2018 di Bogor.
Agricultural policy research to support natural resource management in Indonesia’s upland
landscapes (IndoGreen)
Kegiatan penelitian ini merupakan kerjasama antara PSEKP, Puslitbang Sosial Ekonomi,
Kebijakan dan Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),
Internasional Center for Agro-Forestry (ICRAF), dan University of Adelaide dan University of
New England, Australia. Kontrak kegiatan IndoGreen telah ditandatangani oleh Kepala
Balitbang Pertanian pada tanggal 26 Maret 2018. Hingga bulan September 2018 telah
dilakukan dua kali workshop, yaitu Planning Workshop pada tanggal 31 Januari 2018 di
PSEKP, Bogor dan Workshop on Methodology pada tanggal 3-4 September 2018 di Hotel
Santika, Bogor. Selain dihadiri Tim IndoGreen gabungan PSEKP (Kementan) dan P3SEKPI
(KemenKLH), workshop tersebut juga dihadiri oleh peserta dari WWF, ICRAF, dan
University of Adelaide, Australia.
Development of area-wide management approaches for fruit flies in mango for Indonesia,
Philippines, Australia and the Asia-Pacific region (IndoWAM)
Kegiatan penelitian ini merupakan kerja sama penelitian antara PSEKP, Pusat Penelitian
dan Pengembangan Hortikultura (Puslitbanghorti, Badan Litbang Pertanian, Kementerian
Pertanian), Universitas Gajah Mada, dan ACIAR. Kontrak telah ditandatangani oleh PSEKP,
Puslitbanghorti, UGM dan ACIAR pada Bulan November 2018. Dalam rangka persiapan
pelaksanaan kegiatan, pihak donor melaksanakan inception meeting yang diselenggarakan
di Cirebon pada tanggal 3-7 Desember 2018. Implementasi kegiatan penelitian efektif akan
dilaksanakan mulai awal tahun 2019.
Workshop internasional bertema “Agricultural risk and dryland development for poverty
alleviation”
Workshop internasional dilaksanakan pada tanggal 8-9 Mei 2018 di Salak Tower Hotel,
Bogor. Narasumber berasal dari beberapa negara, antara lain Indonesia, Malaysia,
Thailand, dan Srilanka. Peserta workshop terdiri dari beberapa lembaga internasional,
peneliti, penyuluh dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian di beberapa provinsi di
47
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
48
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Inspektorat Investigasi selaku Sekretariat UPG Kementerian Pertanian secara rutin telah
melaporkan perkembangan penerimaan laporan gratifikasi kepada Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) setiap bulan dan triwulan. Laporan UPG Tahun 2018 sebanyak 381 laporan
yang terdiri dari laporan Gratifikasi Kedinasan sebanyak 351 laporan (92,13%) dan Gratifikasi
Umum sebanyak 30 laporan (7,87%).
LAPORAN UNIT PENGELOLA GRATIFIKASI 2018
400
350
300
250
200
150
100
50
0
Gratifikasi Kedinasan Gratifikasi Umum
2017 132 50
2018 351 30
Grafik 4. Tabel 8. Laporan Unit Pengelola Gratifikasi Tahun 2017 dan 2019
Prestasi yang diperoleh Itjen tahun 2018 adalah Kementerian Dengan Sistem
Pengendalian Gratifikasi Terbaik Tahun 2018 dengan dilauncing secara online aplikasi
pelayanan gratifikasi online di http://sigap-upg.pertanian.go.id, sebagai bentuk komitmen
dalam menginisasi seluruh pegawai lingkup Kementerian Pertanian dalam mewujudkan nilai-
nilai KKPID (Komitmen, Keteladanan, Profesionalisme, Integritas, dan Disiplin) bagi ASN
Kementerian Pertanian.
Inspektorat Jenderal selaku institusi yang memiliki wewenang dalam melaksanakan
tugas dan fungsi pengawasan intern di lingkungan Kementerian Pertanian, tentunya senantiasa
melakukan upaya-upaya strategis guna mendorong dan mengawal program dan kegiatan unit
eselon I agar berada pada track (jalur) yang benar, demi terwujudnya Indonesia sebagai
Lumbung Pangan Dunia.
Inspektorat Jenderal telah melakukan penilaian mandiri (self assessment) maturitas
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern (SPI) sejak tahun 2009 guna menumbuhkan
kompetisi positif antar unit kerja di lingkungan Kementerian Pertanian dalam menerapkan SPI.
Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberiaan penghargaan (SPI Award) kepada unit
kerja lingkup Kementerian Pertanian yang dinyatakan lulus passing grade yang
ditetapkan. Sejalan dengan dikeluarkan Peraturan Kepala (Perka) BPKP Nomor 4 Tahun 2016
Tentang Pedoman Penilaian dan Strategi Pengembangan Maturitas Penyelenggaraan SPI di
instansi pemerintah, Inspektorat Jenderal dalam melakukan penilaian mandiri maturitas
penyelenggaraan SPI lingkup Kementerian Pertanian mengadopsi kriteria yang telah
ditetapkan dalam perka tersebut. Maturitas penyelenggaraan SPI merupakan ukuran kualitas
bagi kementerian/lembaga dalam mengimplementasikan SPI dalam unit
kerja/program/kegiatan. Semakin tinggi level maturitasnya, sebagai representasi bagi instansi
dalam melakukan pengendalian risiko dan tatakelolanya serta menunjukan tingkat kematangan
penyelenggaraan SPIP yang terstruktur dan berkelanjutan, sehingga hasil penilaian maturitas
dapat digunakan bagi pimpinan untuk melakukan pengembangan strategi pengembangannya
terhadap area of improvement (AOI) yang harus diperbaiki.
50
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
51
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
2. Luas Panen (000 Ha) 13.797 14.117 15.156 15.712 15.995 14.955 3,79
3. Produktivitas (Ku/Ha) 51,35 53,41 52,36 51,55 51,92 52,12 0,30
52
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
2. Luas Panen (000 Ha) 5.533 5.780 5.734 103,64 201 99,21 (46)
2. Luas Panen (000 Ha) 3.880 3.787 4.385 5.533 5.734 4.664 10,80
Bila dibandingkan dengan total kebutuhan jagung nasional tahun 2018 sebesar 17,060 juta ton
PK (termasuk untuk benih, pakan, industri dan tercecer), produksi jagung masih surplus 12,995
juta ton PK. Dengan peningkatan produksi jagung yang cukup signifikan tersebut, sejak tahun
2017 tidak ada lagi impor jagung dan sejak tahun 2018 produksi jagung terus meningkat.
Tabel 14. Produksi dan Kebutuhan Jagung Tahun 2018
Neraca
No Uraian
Tahun 2018*)
1 Produksi (000 Ton PK) 30.056
2. Luas Panen (000 Ha) 612 614 588 356 680 570 11,94
Produksi kedelai selama periode tahun 2014-2018 cenderung fluktuatif, tetapi bila dirata-
ratakan pertumbuhannya positif sampai dengan tahun 2018. Tahun 2018 merupakan capaian
produksi tertinggi pada periode ini setelah tahun 2016 dan 2017 produksi kedelai mengalami
penurunan produksi dibanding tahun 2015. Demikian juga dengan luas panen, tahun 2018
merupakan capaian luas panen tertinggi pada periode ini yaitu 680 ha. Sedangkan
produktivitas terus berfluktuasi dari tahun ke tahun selama periode 2014-2018.
Bila dibandingkan dengan kebutuhan, produksi kedelai tahun 2018 belum bisa memenuhi
kebutuhan kedelai nasional sebesar 2,924 juta ton BK (termasuk untuk benih, industri dan
tercecer), sehingga masih defisit 1,941 juta ton BK.
Tabel 17. Perkembangan Produksi dan Kebutuhan Kedelai Tahun 2018
Neraca
No Uraian
Tahun 2018*)
55
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
taget 169.500 ha realisasi bantuan fasilitas UPPO 940 unit atau 94,01% dari target 1.000
unit.
Fasilitas Penerapan Budidaya Jagung
Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan produksi jagung melalui Penambahan Luas
Tanam Baru Jagung (PATB) dan Penambahan Luas Tanam Jagung (PLTJ). Realisasi
kegiatan sampai akhir Desember 2018 mencapai 2.479.690 ha (88,38%) dari sasaran
seluas 2.805.800 ha. Beberapa faktor yang menjadi kendala dalam melaksanakan
kegiatan fasilitas penerapan budidaya jagung antara lain: 1) Adanya perubahan struktur
organisasi di daerah yang berakibat pada keterlambatan pelaksanaan kegiatan utama
yang mendukung peningkatan produksi jagung 2) Kekeringan yang hampir merata di
seluruh provinsi, 3) Revisi DIPA ke-VI dan perubahan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan
Utama, 4) Benih tidak berkualitas dan keterlambatan distribusi.
Menyikapi kondisi permasalahan tersebut, upaya tindak lanjut yang dilakukan antara
lain: 1) Koordinasi dengan Dinas terkait untuk mempercepat pelaksanaan kegiatan
utama yang mendukung peningkatan produksi padi, 2) Koordinasi dengan Dinas terkait
untu melakukan identifikasi dan penanganan masalah kekeringan, 3) Mereviu kembali
desain perencanaan dan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Utama agar lebih operasional
dilaksanakan di lapangan, 4) Meningkatkan pengawalan dan pengawasan penangkar
benih dan meningkatkan kemandirian penyedia benih lokal.
Tabel 18. Rekapitulasi Realisasi Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia
Tahun 2018
Rencana Realisasi
No. Uraian
(Ha) (Ha) (%)
1 Budidaya Padi Lahan Kering 1.000.000 833.058 83,31
2 Budidaya Padi Inbrida Sawah 169.500 164.800 97,23
3 Penerapan Budidaya Jagung 2.805.800 2.479.690 88,38
4 UPPO 1.000 940 94,00
56
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
57
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
pengendalian OPT Tanaman, sehingga kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik,
efektif, efisien dan akuntabel.
Realisasi kegiatan Gerakan Pengendalian OPT Padi telah 628 kali (91,55%) dari target
686 kali, Jagung 104 kali (92,86%) dari target 112 kali, kedelai 62 kali (95,38%) dari
target 65 kali. Secara garis besar tidak ada permasalahan pada kegiatan ini, hanya
masih perlu peningkatan teknik (cara) pengendalian secara enam tepat.
Dem Area Budidaya Tanaman Sehat
Kegiatan Dem area ini dilaksanakan dengan mengadopsi teknologi praktek budidaya
tanaman sehat, melalui penggunaan input produksi pupuk organik dan kapur
pertanian/dolomit yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan tanah lahan
pertanaman dan teknologi pengendalian OPT dengan teknik pengelolaan agroekosistem
yang memberdayakan peran musuh alami OPT. Realisasi kegiatan seluas 34.000 ha
(100%). Berdasarkan evaluasi, terjadi kenaikan produktivitas di lokasi dem area
dibanding musim sebelumnya.
Dukungan Manajemen Teknis Lainnya
Gaji dan Tunjangan Pegawai
Realisasi gaji dan tunjangan yang diberikan kepada 636 pegawai, sampai dengan
Desember 2018 mencapai 88,27% atau Rp.38.072.991.166,- dari pagu
Rp.43.551.876.000,-
Insentif Mantri Tani
Pemberian insentif kepada Mantri Tani dimaksudkan untuk biaya operasional Mantri
Tani/Kepala Cabang Dinas (KCD) yang melaksanakan pengumpulan data statistik
pertanian kecamatan di wilayah kerjanya, yang harus didata dan dilaporkan setiap bulan.
Data yang harus dikumpulkan yaitu data luas tanam, luas panen, dan produktivitas
(ubinan bersama Koordinator Statistik Kecamatan/KSK). Tahun 2018 Ditjen Tanaman
Pangan mengalokasi pemberian insentif bagi 5.207 Mantri Tani di 509 kabupaten/kota
seluruh Indonesia. Realisasi sampai dengan Desember 2018 mencapai 100%.
Administrasi Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Tanaman Pangan
Administrasi pelaksanaan kegiatan manajemen tanaman pangan dilaksanakan di 70
Satker yang terdiri dari 3 satker pusat, 66 satker dekonsentrasi dan tugas pembantuan
provinsi, dan 1 satker kabupaten, kegiatan meliputi penyusunan rencana
anggaran/kegiatan, pelaporan kegiatan dan penyediaan fasilitas/alat perkantoran.
Pengembangan Metode/Validasi/Verifikasi Metode
Kegiatan pengembangan metode/validasi/verifikasi yang dilaksanakan oleh Balai Besar
PPMB-TPH merupakan visualisasi dari salah satu fungsi Balai Besar PPMB-TPH dan
mendukung program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yakni Program Peningkatan
Produksi, Produktivitas, dan Mutu Hasil Tanaman Pangan.
Pada TA. 2018 Balai Besar melaksanakan kegiatan pengembangan/validasi/ verifikasi
dalam rangka memecahkan permasalahan, kendala maupun harmonisasi perkembangan
teknologi di bidang mutu benih. Kegiatan ini terdiri dari 10 judul
pengembangan/validasi/validasi metode, yaitu: 1) Verifikasi Pengujian Nematoda
Aphelenchoides besseyi Terbawa Benih Padi, 2) Validasi Metode Identifikasi Cendawan
Pyricularia oryzae Penyebab Penyakit Blast pada Benih Padi, 3) Validasi Metode Identifikasi
58
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae Penyebab Penyakit Hawar Daun Bakteri Pada
Benih Padi 4) Verifikasi Uji Penetapan Kadar Air Menggunakan Moisture Meter di Beberapa
Laboratorium Penguji Benih Daerah, 5) Verifikasi Uji Tetrazolium Dalam Rangka
Percepatan Pengujian Mutu Benih Padi, 6) Verifikasi Penggunaan Metode Pematahan
Dormansi Pada Benih Padi (Oryza sativa), 7) Korelasi Metode Pengujian Radicle
Emergence (RE) terhadap Mutu Benih Jagung (Zea mays), 8) Korelasi Metode Pengujian
Radicle Emergence (RE) Terhadap Mutu Benih Padi (Oryza sativa), 9) Korelasi Metode
Pengujian Radicle Emergence (RE) Terhadap Mutu Benih Kedelai (Glycine Max L.), 10)
Pengujian Kemurnian Genetik Benih Jagung Hibrida Secar molekuler Menggunkan
Penanda Simple Sequence Repeats (SSR).
Realisasi kegiatan pada tahun 2018 telah 100% dari target 10 judul
pengembangan/validasi/validasi metode. Hasil yang diperoleh yaitu metode yang aplikatif
dalam pengujian mutu benih dan telah dimanfaatkan oleh laboratorium daerah/BPSBTPH
sebanyak 13 laboratorium yaitu BPSBTPH 1) Lampung, 2) Sumatera Selatan, 3)
Yogyakarta, 4) Jawa Tengah, 5) Jawa Timur, 6) Nusa Tenggara Barat, 7) Kalimantan Barat,
8) Kalimantan Tengah, 9) Jambi, 10) Sulawesi Selatan, 11) Sulawesi Tengah, 12) Sulawesi
Tenggara, dan 13) Jawa Barat. Pengembangan metode dan validasi tahun 2018 sebanyak
10 judul pengembangan metode sudah dilaksanakan sesuai dengan target.
Pengembangan Peramalan Serangan OPT
Sasaran kegiatan adalah tersedianya informasi dan model peramalan OPT dengan target
kegiatan terlaksananya teknologi pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT (P3OPT).
Output Model Peramalan OPT adalah jumlah model peramalan OPT dengan realisasi 100%
dari target 15 model teknologi pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT yang terdiri
dari 9 model pada tanaman padi, 3 model pada jagung dan 3 model pada kedelai.
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Tujuan dari kegiatan ini adalah menurunkan tingkat susut hasil produksi tanaman pangan,
dengan penerima manfaat kelompok tani atau gabungan kelompok tani.
Alokasi bantuan sarana pascapanen dan pengolahan hasil tahun 2018 sebanyak 12.968
unit. Sampai dengan Desember 2018 realisasi bantuan sarana pascapanen dan
pengolahan hasil tanaman pangan mencapai 12.364 unit (95,34%).
Tabel 20. Realisasi Bantuan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tahun 2018
No. Alsin Pascapanen dan Pengolahan Hasil Satuan Target Realisasi %
I. Padi Unit 7.612 7.013 92,13
1 Combine Harvester Unit 1.421 1.405 98,87
2 Power Thresser Unit 3.525 3.525 100,00
3 RMU Unit 361 246 68,14
4 Dryer/Vertical Dryer Unit 945 794 84,02
5 Bangunan dan Instalasi Listrik Unit 364 355 97,53
6 Sarana Lainnya Unit 996 688 69,08
II. Jagung Unit 2.961 2.957 99,86
1 Corn Combine Harvester Unit 585 585 100,00
2 Corn Sheller Unit 2.275 2.275 100,00
3 Dryer/Vertical Dryer Jagung Unit 66 65 98,48
4 UPH Jagung Unit 35 32 91,43
III. Kedelai Unit 2.395 2.391 99,83
1 Power Thresser Multiguna Unit 2.284 2.284 100,00
2 UPH Kedelai Unit 51 47 92,16
3 Sarana Lainnya Unit 60 60 100,00
Total Unit 12.968 12.364 95,34
60
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
62
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
63
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Tabel 25. Perbandingan Luas Panen Komoditas Untuk Peningkatan Produksi, Komoditas
Ekspor, dan Substitusi Impor Tahun 2018 dan 2017.
No. Komoditas Luas Panen (Ha) Pertumbuhan
2018 * 2017 (%)
1. Peningkatan produksi
a. Cabai 257.346 310.147 -17,02
b. Bawang merah 147.269 158.172 -6,89
2. Tanaman buah dan florikultura untuk ekspor
dan substitusi impor
a. Mangga 138.505 201.080 63,05
b. Nenas 7.675 21.274 -2,64
c. Manggis 19.346 18.058 66,95
d. Salak 18.265 23.887 89,23
e. Pisang 76.217 89.615 132,64
f. Jeruk (substitusi impor ) 43.608 56.758 123,52
g. Krisan 708 1.164 -39,17
3 Tanaman sayuran dan tanaman obat untuk
ekspor dan substitusi impor
a. Kentang 55.713 75.611 -26,32
b. Jamur 368 475 -22,53
c. Jahe 28.022 10.556 65,46
d. Bawang putih (substitusi impor) 4.883 2.146 127,54
Sumber : Ditjen Hortikultura dan BPS RI, 2019
Keterangan: *) Angka Sangat Sementara
Berdasarkan tabel di atas untuk peningkatan produksi yang menurun luas panennya adalah
cabai sebesar 17,02 % dan bawang merah sebesar 6,89%, Komoditas promosi ekspor yang
mengalami penurunan luas panen adalah nenas sebesar 2,64%, krisan sebesar 39,17%,
kentang sebesar 26,32% dan jamur sebesar 22,53%, sedangkan komoditas substitusi impor
pertumbuhan luas panennya meningkat sebesar 123,52% untuk jeruk dan 127,54% untuk
bawang putih.
Produk Domestik Bruto (PDB)
Produk Domestik Bruto yang digunakan disini adalah Produk Domestik Bruto Subsektor
Hortikultura. Produk Domestik Bruto dibagi dua yaitu Produk Domestik Bruto Atas Dasar
Harga Berlaku (ADHB) dan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan (ADHK).
Data Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) berdasarkan angka sangat
sangat sementara. Untuk melihat kontribusi subsektor hortikultura dibanding subsektor lain
terhadap sektor pertanian Tahun 2018 dapat dilihat pada table di bawah ini..
64
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Tabel 26. Kontribusi Subsektor Hortikultura dibanding Subsektor Lain Terhadap Sektor
Pertanian Tahun 2018
No. Subsektor Miliar (Rp)* Kontribusi (%)
1 Tanaman Pangan 377.625 25,79
2 Tanaman Hortikultura 169.009 11,54
3 Tanaman Perkebunan 384.224 26,24
4 Peternakan 175.472 11,98
5 Kehutanan 72.289 4,94
6 Perikanan 285.813 19,52
Sektor Pertanian 1.464.432 100,00
Sumber : BPS RI, 2019
Keterangan: *) Angka Sangat Sangat Sementara
salak, kentang, jamur, jahe dan krisan. Untuk melihat volume dan nilai ekspor dan impor
komoditas sub sektor hortikultura tahun 2017 dan 2018 dapat dilihat pada table di bawah
ini..
Tabel 27. Ekspor dan Impor Komoditas Hortikultura Tahun 2017 dan 2018
2017 2018* Pertumbuhan (%)
No. Komoditas
Volume (Ton) Nilai (US$) Volume (Ton) Nilai (US$) Volume (Ton) Nilai
Ekspor
1 Krisan 61 866.553 57 780.716 -6,65 -9,91
2 Kentang 5.210 4.342.693 4.746 4.278.523 -8,91 -1,48
3 Jamur dan 3.029 6.181.318 3.872 6.722.803
Cendawan 27,84 8,76
4 Pisang 18.193 8.878.504 26.935 13.228.502 48,05 48,99
5 Nenas 210.026 241.988.457 211.316 178.362.986 0,61 -26,29
6 Mangga 2.655 2.045.833 2.518 2.511.095 -5,16 22,74
7 Manggis 9.190 4.035.901 32.170 27.953.516 250,07 592,62
8 Salak 966 1.546.533 1.148 1.306.071 18,83 -15,55
9 Jahe 24.359 13.954.416 3.071 3.361.783 -87,39 -75,91
Impor
1 Jeruk 120.355 175.358.956 95.967 153.310.740 -20,26 -12,57
2 Bawang Putih 559.728 596.005.423 587.942 507.701.456 5,04 -14,82
Sumber : BPS RI, 2019 Keterangan: *) Angka Sementara
petani dengan barang/jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan keperluan
dalam memproduksi produk pertanian. Nilai tukar petani dari bulan Januari sampai
Desember 2018 cenderung meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan
petani meningkat seiring dengan meningkatnya nilai tukar petani hortikultura.
Konsumsi
Konsumsi komoditas hortikultura yang dimaksud adalah konsumsi per kapita buah dan
sayur dalam rumah tangga setahun. Data konsumsi diperoleh dari BPS melalui Survei
Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Berhubung data tahun 2018 belum tersedia, maka
ditampilkan data tahun 2017 (Lampiran).
Rumah Tangga Hortikultura
Rumah Tangga Hortikultura adalah rumah tangga petani yang membudidayakan tanaman
hortikultura dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya dijual/tukar atau memperoleh
pendapatan/keuntungan atas resiko usaha. Petani yang membudidayakan tanaman
hortikultura dimaksud adalah pada periode sampai dengan setahun yang lalu. Tanaman
hortikultura meliputi buah, sayur, tanaman obat dan tanaman hias. Berhubung data rumah
tangga hortikultura belum tersedia, sehingga tidak dapat disajikan dalam laporan ini.
Capaian Pelaksanaan Kegiatan Ditjen Hortikultura Tahun 2018
Capaian Kegiatan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat
Pengukuran realisasi indikator kinerja Peningkatan Produksi Sayuran dan Tanaman
Obat dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 28. Hasil Pencapaian Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
Realisasi Perse-
Target
Sasaran Strategis Indikator Kinerja (Ha) ntase
(Ha)
(%)
1. Terpenuhinya 1. Kawasan Aneka Cabai 13.055 13.005 99,62
kebutuhan (Cabai Besar 6.125 Ha,
konsumsi aneka Cabai Rawit Merah 7.375
cabai, bawang Ha)
merah, sayuran 2. Kawasan Bawang Merah 5.493 4.530 82,47
lainnya (Benih Umbi 5.800 Ha,
Benih Biji 200 Ha)
2. 3. Kawasan Sayuran
Lainnya
a. Bawang Putih 5.949 3.036 51,03
b. #Bekerja 4.120 3.370 81,79
Kawasan Sayuran dan 25 25 100
Tanaman Obat di Wilayah
Perbatasan
Sumber : Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
Pengembangan Kawasan Aneka Cabai
Pengembangan kawasan aneka cabai tahun 2018 terdapat pada 33 (tiga puluh tiga)
Satker Provinsi dan 34 (tiga puluh empat) Satker Kabupaten (lampiran 2). Target
pengembangan kawasan aneka cabai pada tahun 2018 adalah 13.055 Ha dan
realisasinya mencapai 13.005 Ha. Beberapa kegiatan yang mendukung pengembangan
kawasan aneka cabai yang dilaksanakan oleh Pusat adalah :
67
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
68
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Perbatasan diubah menjadi Program #Bekerja sehingga target yang semula 500 Ha
turun menjadi 25 Ha di 1 Provinsi.
Fasilitas Teknis Dukungan Produksi Sayuran dan Tanaman Obat
Kegiatan fasilitasi teknis dukungan produksi sayuran dan tanaman obat antara lain
bertujuan: 1) Melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan kegiatan peningkatan
produksi dan produktivitas sayuran dan tanaman obat dalam berbagai aspek kepada
para pelaku usaha sayuran dan tanaman obat, 2) Meningkatkan kapabilitas petugas
yang menangani pengembangan sayuran dan tanaman obat melalui TOT serta Apresiasi
Petugas, 3) Menyiapkan petugas yang mampu mendampingi petani dalam menerapkan
GAP/SOP sayuran dan tanaman obat, 4) Memberdayakan kelembagaan petani sayuran
dan tanaman obat di kawasan pengembangan sayuran dan tanaman obat, agar mampu
membangun kemandirian secara ekonomi. Target kegiatan ini adalah terlaksananya
kegiatan pembinaan, pendampingan, monitoring dan evaluasi teknologi produksi
sayuran dan tanaman obat serta kegiatan pemberdayaan petugas dan petani di 33
Propinsi.
69
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
c) Manggis
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, pencapaian kinerja Direktorat Buah dan
Florikultura khususnya dalam pengembangan kawasan manggis dapat dikatakan
berhasil. Salah satu Kabupaten yang tidak dapat merealisasikan seluruh luas area
kawasan adalah Kabupaten Garut, dimana hanya terealisasi sebanyak 340 ha dari
target 497 ha (68,41%) karena ketinggian wilayah lebih dari 1.000 meter dpl sehingga
hanya terdapat 340 ha yang sesuai untuk pengembangan manggis.
Salah satu negara yang menjadi peluang tujuan ekspor manggis terbesar adalah
Tiongkok (Cina) dengan mempersyaratkan manggis yang diekspor berasal dari
kebun yang telah teregistrasi GAP. Hasil dari penandatangan protokol impor tahun
2017 adalah diekspornya manggis Indonesia ke Cina/Tiongkok pada awal tahun 2018
dimana peresmian launching ekspornya dilaksanakan di bandara Soekarno Hatta.
Diawali dengan manggis Purwakarta dan Subang kemudian disusul oleh manggis
dari Tabanan (Bali) dan Lima Puluh Kota (Sumatera Barat), diharapkan manggis-
manggis dari daerah lain dapat mengikuti manggis unggulan tersebut untuk diekspor.
Dalam rangka mendukung dan mempersiapkan ekspor manggis ke Tiongkok, dimulai
dari tahun 2016 sampai dengan sekarang Direktorat Buah dan Florikultura bersama
Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten sentra manggis melakukan registrasi kebun
manggis dan surveilance kebun-kebun manggis yang telah habis masa berlakunya.
Kawasan manggis tersebar di Provinsi Jawa Barat; Jawa Timur; Sumatera Barat;
Lampung; Bali dan Banten.
d) Pisang
Pengembangan kawasan pisang Tahun 2018 terdiri dari pengembangan kawasan
regular seluas 140 Ha dan Program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera
(#BEKERJA) Berbasis Hortikultura seluas 276 Ha. Bantuan bantuan Program
#Bekerja dialokasikan kepada rumah tangga miskin-petani (RTMP). Pengembangan
kawasan pisang regular seluas 20 Ha di Provinsi Lampung merupakan lanjutan
pemeliharaan kebun komersial yang diinisiasi mulai tahun 2016 dan dibiayai hingga
tahun 2019. Pengembangan kawasan pisang yang tidak terealisasi adalah
pengembangan kawasan pisang program #Bekerja di Kabupaten Bone, Brebes dan
Banyumas. Hal tersebut disebabkan oleh gagalnya pengadaan kegiatan #Bekerja
khususnya untuk pengadaan benih pisang bersertifikat. Beberapa kondisi seperti
waktu pengadaan untuk benih pisang bersertifikat yang terlalu singkat serta tidak
adanya pihak ketiga yang mengikuti lelang menyebabkan terjadinya gagal lelang.
Perluasan kawasan guna menyediakan suplai buah sepanjang tahun; peningkatan
mutu dan produktivitas melalui upaya intensifikasi dan penerapan budidaya yang
benar (GAP); serta upaya mendorong pelaksanaan registrasi kebun oleh dinas
pertanian provinsi dilakukan oleh pemerintah pusat. Pada tahun 2018, jumlah kebun
pisang teregistrasi sebanyak 128 kebun. Dengan mendukung peningkatan produksi,
mutu serta produktivitas pisang diharapkan Indonesia dapat membuka akses
pasarnya ke pasar internasional.
Kawasan pisang tersebar di Provinsi Jawa Barat; Sulawesi Selatan; Sulawesi Utara;
Jawa Tengah; Sulawesi Tengah; Sumatera Utara dan Lampung.
70
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Salak, merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia dimana negara
tujuan ekspor salak Indonesia terbesar adalah Tiongkok, Singapura, Hong Kong,
Timur Tengah (Uni Emirat Arab) dan Kamboja. Permintaan yang besar terutama
adalah salak pondoh yang sentranya ada di Kabupten Magelang dan Sleman. Tahun
2018 alokasi pengembangan salak untuk Kabupaten Magelang seluas 25 ha.
Pencapaian kinerja dalam pengembangan kawasan salak mencapai 0% dan dapat
dikatakan kurang berhasil. Permasalahan yang menyebabkan target output dalam
kegiatan pengembangan kawasan salak di Kabupaten Magelang tidak dapat
terealisasi karena tidak tersedianya benih salak bersertifikat. Pengadaan benih tidak
dapat dilakukan karena penangkar yang ada belum terdaftar di BPSB.
Duku, merupakan tanaman tropis Indonesia, dan hanya tumbuh di beberapa daerah.
Sentra duku terutama di Sumatera Selatan yaitu di Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Pengembangan komoditas ini kurang berhasil karena tidak tersedianya benih
bersertifikat. Kasusnya sama dengan komoditas salak.
Lengkeng, Dalam rangka mengurangi lengkeng impor, pada tahun 2018 Ditjen
Hortikultura telah mengeluarkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH)
dengan mengatur jadwal masuknya lengkeng yaitu selain bulan Juli dan Agustus, hal
ini berdasarkan hasil identifikasi di lapangan bahwa musim panen lengkeng di sentra-
sentra produksi terjadi pada bulan Juli-Agustus. Lengkeng akan menjadi salah satu
prioritas dalam pengembangan buah masa depan, dengan mengurangi komoditas-
komoditas yang sudah mulai surplus neraca perdagangannya seperti mangga dan
manggis. Pengembangan kawasan lengkeng dari dana APBN tahun 2011 hingga
2018 baru mencapai 313 Ha, namun demikian berdasarkan hasil identifikasi di
lapangan, pengembangan lengkeng secara swadaya telah mencapai 300.000 pohon
atau setara dengan 1.500 Ha. Kawasan pengembangan lengkeng berada di
Kabupaten Jepara; Wonogiri; Blora; dan Tuban dengan total luas 50 ha.
Srikaya, merupakan buah tropis yang sudah mulai langka, namun adanya
pengembangan teknologi, terutama dalam aspek pemuliaan, saat ini sudah mulai
dikembangkan srikaya tanpa biji. Oleh karena itu buah srikaya sangat berpotensi
untuk dikembangkan. Pada tahun 2018 kegiatan pengembangan srikaya berhasil di
Kabupaten Gresik seluas 10 ha.
Sukun, banyak dikembangkan di daerah Papua dan Papua Barat, sebagai sumber
pangan masyarakat. Pada Tahun 2018, alokasianggaran untuk pengembangan
sukun di Kota Sorong dialihkan ke Kabupaten Sorong dengan total luas 20 ha.
71
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Nenas, merupakan buah tropik dan Indonesia merupakan produsen terbesar di Asia,
tentunya memiliki peluang besar untuk memenuhi permintaan pasar ekspor nenas.
Beberapa negara seperti Amerika juga sudah mulai melirik akan mengimpor nenas
dari Indonesia. Pada Tahun 2018, pengembangan kawasan nenas fokus dialokasikan
untuk kabupaten Prabumulih seluas 25 ha.
Pepaya, Pengembangan kawasan pepaya TA. 2018 dilaksanakan di 4 (empat)
provinsi yaitu Provinsi Lampung Selatan, Banten, Jawa Barat dan Nusa Tenggara
Barat di 5 (lima) kabupaten yaitu Lampung Selatan, Pandeglang, Cirebon,
Tasikmalaya dan Lombok Tengah, dengan target luasan seluruhnya 100 ha.
f) Kawasan Florikultura
Pada Tahun 2018, pengembangan kawasan florikultura dialokasikan untuk 10
kabupaten di 6 Provinsi, dengan komoditas yang memiliki potensi ekspor seperti
krisan, anggrek, dracaena, melati serta tanaman pot dan lanskap untuk memenuhi
kebutuhan di pasar domestik.Target dan realisasi pengembangan kawasan
florikultura pada tahun 2018 dikemukakan pada tabel berikut :
Target output produksi benih jeruk yang ditetapkan dalam PK revisi tahun 2018
adalah sebesar 640.300 batang yang meliputi pengadaan di satker di pusat dan 18
satker provinsi. Realisasi sebesar 644.300 batang atau mencapai 100,62 % dari
target benih jeruk. Namun demikian, apabila dibanding dengan volume pada target
dalam DIPA/POK revisi sebesar 657.300 batang, maka realisasi capaian dari output
benih jeruk hanya sebesar 98.02%.
Kegiatan fasilitasi bantuan benih Jeruk yang dilaksanakan di pusat sebesar 15.000
batang sebagai pelaksana kegiatan Direktorat Perbenihan Hortikultura dapat
terealisasi 100%. Kabupaten penerima bantuan yakni Kabupaten Bone. Varietas
jeruk yang diperbantukan untuk Kabupaten Bone yakni Jeruk varietas Pamelo
Nambangan, yaitu KT Padaelo, Ds Maddanreng Pulu, Kec. Patimpeng, KT
Campalagia Ds Massila, Kec. Patimpeng; KT Samarennu, Ds. Madanreng Pulu, Kec.
Patimpeng; KT Bulie II, Ds. Bulie, Kec. Sibulue; KT Batu Jongae 2, Ds. Gattareng ,
Kec. Salomekko; KT Beringin, Ds. Gatarreng, Kec. Salomekko; KT Atakkae Ds
Gattareng Kec. Salomekko; dan KT Lempongeng, Ds Bulie, Kec. Sibulue.
72
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
74
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
• Identifikasi
Hasil re-identifikasi calon petani dan calon lokasi pelaksanaan Kegiatan Desa
Pertanian Organik (DPO) tahun 2018, menunjukkan bahwa sejumlah 142 desa
merupakan kelompok tani/desa baru, dan 102 desa merupakan desa lama sesuai
dengan alokasi kegiatan pada tahun 2016.
• Fasilitasi Bantuan
Fasilitasi bantuan yang disalurkan bernilai Rp. 50.000.000 per desa dengan
komponen bantuan berupa bahan input yang sudah bersertifikat organik dan atau
bahan input yang dihasilkan oleh LPHP/LAH/Klinik PHT dengan justifikasi
penyedia bahwa bahan baku tidak mengandung unsur kimia. Selain itu, komponen
bantuan juga disediakan berupa sarana atau peralatan sederhana untuk
memproduksi bahan input organik. Realisasi bantuan yang telah dialokasikan
sebanyak 248 Desa (99,22%), karena terdapat 2 (dua) desa yang tidak tereliasasi
penyalurannya. Hal ini disebabkan keterbatasan manajemen SDM.
• Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Monitoring, evaluasi dan pelaporan telah dilakukan ke 250 Desa di 24 Propinsi
lokasi DPO, yang dalam pelaksanaannya, sekaligus memberikan bimbingan teknis
secara periodik oleh tenaga petugas pendamping/fasilitator. Selain itu petugas
UPTD BPTPH dan LPHP juga melakukan pengawalan dan pemantauan, yang
mengacu pada Standar Sistem Pertanian Organik, sampai kelompok tani siap
didaftarkan untuk disertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Organik (LSO). Namun
demikian dari hasil laporan pelaksanaan, Propinsi Kepulauan Riau tidak dapat
merealisasikan komponen monitoring, evaluasi dan pelaporan karena
keterbatasan SDM.
75
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
76
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Untuk indicator kedua merupakan rasio tindaklanjut kejadian atas temuan lnspektorat
Jenderal Kementerian Pertanian. Pada tahun 2017 terdapat 136 Laporan Hasil
Pengawasan dari Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian dengan total kejadian
sebanyak 640 kejadian/temuan. Dari 640 kejadian/temuan, telah ditindaklanjuti
sebanyak 513 kejadian, sehingga diperoleh rasio tindaklanjut kejadian atas temuan
lnspektorat Jenderal Kementerian Pertanian di lingkup Direktorat Jenderal
Hortikultura sebesar 80,16%. Sisa kejadian sebanyak 127 kejadian akan
ditindaklanjuti pada tahun 2019.
78
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
78
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
a. Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan dengan capaian fisik
100,00%;
b. Pengembangan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan dengan capaian fisik 100,00%;
c. Fasilitasi Teknis Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih serta Penyiapan
Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan dengan capaian fisik 75,27%;
d. Layanan Dukungan Manajemen Eselon I dengan capaian fisik 93,31%.
e. Layanan Internal (Overhead) dengan capaian fisik 97,74%;
f. Layanan Perkantoran dengan capaian fisik 93,71%.
79
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Pertumbuhan volume ekpor komoditas perkebunan meningkat rata-rata 13,90% atau mencapai
304,13% dari target Tahun 2018 sebesar 4,57%. Kenaikan tertinggi pada komoditas cengkeh
(123,04%), sereh wangi (88,33%), nilam 32,62%, lada (11,53%), tembakau (10,90%), kakao
(7,33%), kelapa (5,44%), kelapa sawit (3,22%) dan pala (1,34%). Sedangkan komditas yang
mengalami penurunan ekspor yaitu karet (-6,01%), kacang mete (-7,09), the (-9,52%), panili
(-30,89%) dan kopi (-40,15%).
80
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
81
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Tabel 31. Analisis realisasi kinerja dan capaian produksi Gula tebu Tahun 2015-2018
Terpenuhinya kebutuhan pangan strategis perkebunan
IK-1 2018 Dibandingkan dengan
Produksi gula tebu
tahun sebelumnya dan 2019 (%)
82
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
87
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
antara lain alokasi vaksin brucellosis sebanyak 54.350 dosis pada 7 provinsi. Untuk
surveilans yang dilakukan, telah dialokasikan sebanyak 51.780 sampel.
Hog Cholera
Pengendalian dan penanggulangan hog cholera yang dilaksanakan adalah vaksinasi
di daerah endemis dan pengobatan hewan sakit. Tahun 2018 wilayah bebas Hog
Cholera sebanyak 19 kabupaten/kota (Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2014).
Pada tahun 2017 dan 2018 Provinsi Sulawesi Utara melaksanakan vaksinasi secara
massal. Tahun 2018 telah dilakukan vaksinasi sebanyak 45.000 dosis dari anggaran
TP dan 30.000 dosis alokasi dari pusat. Adapun kegiatan surveilans hog cholera
yang dilakukan sebanyak 10.889 sampel.
Anthraks
Anthraks adalah penyakit secara epidemiologis sangat sulit untuk dibebaskan apabila
suatu wilayah telah tertular, mengingat sifat bakteri penyebabnya dapat membentuk
spora dan bertahan hidup dalam tanah hingga puluhan tahun. Tahun 2018,ditemukan
kasus anthrax kulit pada manusia di Pacitan pada bulan Agustus namun tidak
ditemukan kasus pada ternak. Pada tahun 2018, dialokasikan vaksin melalui
anggaran TP sebanyak 320.000 dosis pada 8 provinsi endemis, serta surveilans
sebanyak 7.543 sampel. Namun dengan adanya refocusing terkait program bekerja,
terdapat perubahan alokasi terkait pengendalian anthrax pada tahun 2018.
Avian Influenza (AI)
Wilayah kompartemen bebas AI dalam hal ini peternakan (Breeding Farm) (Grand
Parent Stock farm, Parent Stock farm), Final Stock Farm dan Hatchery, tahun 2018
sebanyak 165 Unit Kompartemen Bebas AI di 10 provinsi.
Keberhasilan pengendalian dan penanggulangan serta pembebasan PHMS prioritas
selengkapnya disajikan pada Tabel berikut :
Tabel 37. Pembebasan PHMS Prioritas Tahun 2012-2018
Jumlah Kabupaten/Kota
No Penyakit
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 Brucellosis 169 169 169 177 205 210 -
2 Anthrak - - - - - - -
2 Rabies 163 170 173 190 192 192 -
3 Avian Influenza - - - 9 21 50 -
4 Hog Cholera - - 18 18 - 18 -
TOTAL 332 339 360 394 470
88
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Tabel 38. Realisasi penanganan gangguan reproduksi dan tindak lanjut penanganan
gangrep tahun 2018 (data per 20 Desember 2018)
Penanganan Kesembuhan IB Bunting Lahir
No UPT
(ekor) (ekor) (ekor) (ekor) (ekor)
1 BVET BANDAR LAMPUNG 9.851 5.913 2.798 629 126
2 BBVET MAROS 9.315 6.902 1.912 382 173
3 BBVET DENPASAR 11.406 9.383 6.216 2.324 845
4 BVET MEDAN 6.303 5.913 2.798 629 126
5 BVET SUBANG 2.682 1.027 736 196 148
6 BVET BUKITTINGGI 6.396 4.307 2.431 429 369
7 BBVET WATES 140.734 103.627 71.437 20.797 7.282
8 BVET BANJARBARU 2.347 835 383 140 103
Total 189.034 137.907 88.711 25.526 9.172
% 99,2 73,0 64,3 28,8 35,9
Tabel 39. Realisasi anggaran penanggulangan gangrep per UPT Veteriner tahun 2018
(realisasi per 30 November 2018)
Target Output Realisasi
No UPT Pagu (Rp) Realisasi(Rp) % %
(ekor) (ekor)
1 BVET BANDAR LAMPUNG 2.857.403.000 2.060.233.789 72,1 9.000 9.851 109,5
2 BBVET MAROS 6.067.927.000 4.157.881.051 68,5 10.699 9.315 87,1
3 BBVET DENPASAR 4.369.483.000 3.350.297.156 76,7 12.450 11.406 91,6
4 BVET MEDAN 2.663.234.000 2.604.138.809 97,8 6.080 6.303 103,7
5 BVET SUBANG 882.496.000 611.106.070 69,2 2.734 2.682 98,1
6 BVET BUKITTINGGI 1.603.200.000 1.266.985.443 79,0 6.860 6.396 93,2
7 BBVET WATES 36.279.108.000 35.610.919.330 98,2 141.600 140.734 99,4
8 BVET BANJARBARU 661.900.000 622.107.170 94,0 1.200 2.347 195,6
Total 55.384.751.000 50.283.668.818 90,8 190.623 189.034 99,2
Kelembagaan Puskeswan
Puskeswan merupakan pelaksana pelayanan kesehatan hewan di tingkat lapangan yang
langsung melakukan pelayanan kepada msyarakat berupa tindakan pencegahan, pengobatan
dan rehabilitasi medik. Jumlah Puskeswan sampai tahun 2018 sebanyak 1.603 unit
Puskeswan.
G
Gamb
Gaamb
mbar
Gambarar 1.
1 Grafik
Graf
Graf k peningkatan
afik peni
pe n nggka
kata
t n jumlah
jjuuml
m ah
ah Puskeswan
Pusske
kessw
wan
an Tahun
Tah
ahun
hun
un 2009-2018
2009-2018
Jumlah Puskeswan aktif hingga tahun 2018 sebanyak 1.351 unit. Dana DAK tahun 2018
alokasi Fasilitasi Puskeswan sebanyak 54 unit berupa pembangunan Puskeswan dan
rehabilitasi di 26 Provinsi.
90
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Penempatan THL Dokter Hewan tahun 2018 sebanyak 90,9% di Puskeswan, sedangkan THL
Paramedik Veteriner sebanyak 92,7% di Puskeswan.
G
a
m
b
a
r
1
1
.
91
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Volume ekspor obat hewan pada tahun 2018 terdiri dari sediaan farmasetik 29.687 (ton),
208.421 premiks (ton) dan biologik (vaksin) 2.513.159.100 (dosis). Adapun data ekpor obat
hewan yang telah dilakukan pada tahun 2018 ini yang memiliki nilai peningkatan cukup
signifikan dibanding tahun 2017. Jenis obat hewan yang diekspor Indonesia ke di Afrika,
Eropa, Amerika, Asia dan Australia adalah sebagai berikut :
Vaksin : ND, IB, IBD, ILT, Coryza, EDS, Fowl Fox.
Farmasetik : Antelmentika, Antidefisiensi, Antibakteria, Antiprotozoa, Antiseptika dan
Desinfektansia.
Premiks : Asam amino (L-Threonine, Lysine Monohydrochloride, Lysine Sulphate, L-
Tryptophan), L-Arginine.
Penilaian CPOHB dan Sertifikasi CPOHB
Pelaksanaan rapat Cara Pembuatan Obat Hewan Yang Baik (CPOHB) sebanyak 7 (tujuh)
kegiatan menilai sebanyak 56 (lima puluh enam) pembahasan dokumen sertifikasi/
resertifikasi/CAPA CPOHB produsen obat hewan. Jumlah Produsen Obat Hewan di
Indonesia saat ini adalah sebanyak 95 perusahaan, sebanyak 56 diantaranya telah
menerapkan CPOHB dalam proses produksinya dan telah disertifikasi, sebanyak 20 belum
bersertifikat CPOHB dan sebanyak 19 perusahaan tahap proses sertifikasi.
Tabel 44. Penilaian CPOHB dan Sertifikasi CPOHB
Tahun 2018
No. CPOHB Total
Baru Resertifikasi
1. Bersertifikat CPOHB 56 7 6
2. Belum Bersertifikat CPOHB 39 19 20
Total 95
Upaya Update Perkembangan Jenis Vaksin AI
Surat Edaran Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan No. 22017/Pk.350/F/06/2018
tentang Perubahan Strain Tantang AI H5N1 Dan Penetapan Master Seed Vaksin AI H9N2.
Penetapan stain tantang baru dalam pembuatan vaksin AI H5N1
A/Chicken/Barru/BBVM/41-13/2013 (H5N1 Clade 2.1.3.2)
A/Chicken/Semarang/04141225-07/2014 (H5N1 Clade 2.3.2.1c)
Penetapan master seed vaksin AI H9N2
A/Chicken/Sidrap/07170094-44O/2017
A/Chicken/SouthSulawesi/712P2/2017
A/Chicken/WestJava/BBLitvet-RI/2017
Layanan Online
Pendaftaran Obat Hewan secara online baru dilakukan secara total pada tahun 2018
dengan alamat http://obathewan.ditjennak.pertanian.go.id.
Pelaporan pengawasan obat hewan secara online melalui aplikasi SIPOHOLON.
Penerapan Standar Pelayanan Publik
Proses Eksportasi
93
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
94
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
95
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Gambar 13. Pemotongan Betina Produktif Nasional Tahun Bulan Januari – November
Tahun 2017 dan 2018
Pembinaan Persyaratan Teknis Kesmavet pada Unit Usaha
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan memiliki tanggung jawab dan
kewajiban untuk menjamin ketenteraman batin masyarakat dalam mengkonsumsi produk
yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH) yang dibuktikan dengan sertifikat Nomor Kontrol
Veteriner (NKV). Sehubungan dengan upaya penjaminan tersebut, maka pelaksanaan
pengawasan menjadi hal yang sangat pentin dilakukan oleh Pemerintah. Sasaran kegiatan
ini adalah sertifikasi NKV pada 134 unit usaha produk hewan di 20 provinsi meliputi Provinsi
DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara,
Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Bali, Papua, Banten,
Bengkulu dan Kepulauan Riau. Sampai dengan September 2018, dari target 134 unit usaha
yang mendapatkan sertifikasi NKV telah terealisasi sebanyak 165 unit usaha (123,13%)
Tabel 50. Target dan Realisasi NKV Tahun 2018
Target Pembinaan Provinsi Target Realisasi sd
No Provinsi
RPH Unit Usaha PH Total NKV September 2018
1 Sumatera Barat 2 6 8 6 0
2 Lampung 2 8 10 6 7
3 Banten 3 14 17 12 30
4 Jawa Barat 6 14 20 12 12
5 Jawa Tengah 7 13 20 12 8
6 DI Yogyakarta 2 15 17 8 3
7 Jawa Timur 3 17 20 12 16
8 Bali 1 11 12 9 8
9 Kalimantan Selatan 1 2 3 2 1
10 Kalimantan Barat 0 6 6
11 Kalimantan Timur 15 15 6 6
12 Sulawesi Selatan 2 3 5 3 4
13 Sulawesi Utara 1 9 10 6 3
14 Gorontalo 0 2 0
15 Papua 1 6 7 3 1
16 Bengkulu 2 3 5 3 3
17 Sumatera Utara 10 10 6 0
18 Sumatera Selatan 3 3 2 2
19 Kep. Riau 1 10 11 6 7
20 DKI Jakarta 20 20 12 48
Total 34 179 213 134 165
96
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
98
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Tabel 52. Total Penerimaan dan Distribusi Semen Beku Tahun 2018*)
Uraian Target Realisasi Persentase
APBN
Penerimaan (Dosis) 5.027.278 4.795.440 95,39%
Distribusi (Dosis) 5.110.401 4.916.299 96,20%
APBD
Distribusi (Dosis) 53.31 23.643 43.97%
Keterangan:
Realisasi penerimaan adalah jumlah semen beku yang telah diterima oleh Provinsi dari Balai
Inseminasi Nasional/Daerah.
Target Distribusi adalah target semen beku yang akan didistribusikan oleh Dinas Provinsi ke
Kabupaten/Kota yang berasal dari hibah tahun 2018 dan sisa pengadaan tahun 2017.
Realisasi Distribusi adalah jumlah semen beku yang telah diditribusikan oleh Dinas Provinsi
ke Kabupaten/Kota yang berasal dari hibah tahun 2018 dan sisa pengadaan tahun 2017.
Stok semen beku hingga tanggal 31 Desember 2018 adalah 1.750.765 dosis dan stok N2
cair adalah sebanyak 517.807 liter. Sebagian besar status ketersediaan semen beku di
provinsi berlebih. Hal ini terlihat dari peta ketersediaan semen beku yang hampir seluruhnya
berwarna hijau, hanya Provinsi Lampung yang masih cukup namun harus segera order
(kuning) dan Bali dan Maluku yang ketersediaannya kurang (pink).
Tabel 54. Stok nasional semen beku dan N2 Cair per tanggal 31 Desember 2018)
Jumlah Stok APBN Stok APBD Stok Nasional (APBN+APBD)
Semen Beku (Dosis) 1.710.265 40.500 1.750.765
N2 Cair (Liter) 490.571 27.236 517.807
99
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
100
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
CAPAIAN BEKERJA
Untuk meningkatkan efektifitas upaya penanggulangan kemiskinan, Pemerintah telah
menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2015 tentang Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan, yang bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan.
Implementasinya dengan tugas fungsi dan kewenangan di Kementerian Pertanian yaitu
Permentan No.27/PERMENTAN/RC.120/5/2018 tentang Pedoman Program Bedah Kemiskinan
Rakyat Sejahtera (Bekerja) Berbasis Pertanian, terdapat empat intervensi kegiatan yang
ditetapkan yaitu:
a) Padat karya (cash for work).
b) Penanganan Stunting.
c) Pengentasan daerah rentan rawan pangan.
d) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)/Rastra.
Pelaksanaan Bantuan Pemerintah program Bekerja berbasis pertanian Tahun Anggaran 2018
mencakup empat tahapan: penetapan penerima bantuan, pengadaan, penyaluran, dan
pendampingan.
101
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Lokasi Program Bekerja Kementerian Pertanian tahun 2018 mengacu pada kabupaten sasaran
Rumah Tangga Miskin (RTM) penerima manfaat berdasar pada Data Terpadu Program
Penanganan Fakir Miskin yang telah. Lokasi kegiatan Bekerja tahun 2018 meliputi 10 provinsi,
21 kabupaten, 60 kecamatan/cluster dengan target penerima manfaat sebanyak 200.000 RTM
target, di mana masing-masing RTM mendapatkan 50 ekor ayam/itik, pakan dan obat dan
vitamin.
Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan melaksanakan kegiatan Bekerja melalui bantuan
ternak dan pendampingan di 6 Provinsi, 14 kabupaten, 38 kecamatan dan 524 desa dengan
target 120.000 RTM dan jumlah bantuan ayam/itik 6 juta ekor dengan lokasi sebagai berikut :
Kegiatan Bekerja Tahun 2018
No Provinsi Kabupaten RTM Alokasi Ayam (Ekor)
1 Jawa Tengah Brebes 28.460 1.423.000
Purbalingga 9.500 475.000
Banyumas 9.300 465.000
2 Jawa Timur Bondowoso 12.915 645.750
Lumajang 14.000 700.000
Jember 20.000 1.000.000
3 Banten Pandeglang 1.700 85.000
4 Sulawesi Selatan Tana Toraja 3.800 190.000
Toraja Utara 1.400 70.000
Bone 4.300 215.000
Takalar 2.500 125.000
Soppeng 4.500 225.000
5 Sumatera Selatan Oki 5.932 296.600
6 Kalimantan Selatan HSU 1.693 84.650
TOTAL 120.000 6.000.000
Tabel 55. Realisasi Distribusi Ayam/Itik, Pakan, Obat-obatan dan Vitamin sampai dengan 30
Desember 2018, sebagai berikut :
Tabel 56. Realisasi Distribusi Ayam/Itik Kegiatan Bekerja Tahun 2018
No Provinsi Kabupaten/Kecamatan Target Berdasarkan Realisasi Distribusi Persentase
Distribusi Kegiatan Hasil Verifikasi RTM Ayam/Itik (%)
1 Jawa Tengah Purbalingga 440.300 440.300 100,00
Banyumas 462.500 462.500 100,00
Brebes 1.423.000 1.423.000 100,00
2 Banten Pandeglang 85.000 85.000 100,00
3 Kalimatan Selatan HSU 78.550 78.550 100,00
4 Sumatera Selatan OKI (Kec.Teluk Gelam) 92.750 92.750 100,00
OKI (Kec.Lempuing 196.600 196.600 100,00
Jaya)
5 Jawa Timur Bondowoso 568.250 568.250 100,00
Lumajang 553.350 553.350 100,00
Jember 633.000 633.000 100,00
6 Sulawesi Selatan Toraja Utara 70.000 70.000 100,00
Tana Toraja 190.000 189.550 99,76
Takalar 125.000 104.951 83,96
14 Soppeng 225.000 175.450 77,98
15 Bone 215.000 104.950 48,81
TOTAL 5.358.300 5.277.700 98,49
102
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Tabel 58. Realisasi Distribusi Obat dan Vitami Program Bekerja Tahun 2018
No Provinsi Kabupaten/Kecamatan Target Distribusi Realisasi Persentase
Distribusi Kegiatan Obat Dan Vitamin Distribusi (%)
(Hasil Lelang) Obat Dan
Vitamin
1 Jawa Tengah Kab. Purbalingga 8.806 8.806 100,00
Kab. Banyumas 9.250 9.250 100,00
Kab. Brebes 28.460 28.460 100,00
2 Banten Kab. Pandeglang 1.700 1.700 100,00
3 Kalimatan Selatan Kab. Hsu 1.571 1.571 100,00
4 Sumatera Selatan Kab. Oki (Kec.Teluk 1.635
1.635 100,00
Gelam)
Kab.Oki (Kec.Lempuing 3.932
3.932 100,00
Jaya)
5 Jawa Timur Kab.Bondowoso 11.365 11.365 100,00
Kab.Lumajang 11.067 11.067 100,00
Kab.Jember 12.660 12.660 100,00
6 Sulawesi Selatan Kab. Toraja Utara 1.400 1.400 100,00
Kab. Takalar 2.500 2.500 100,00
Kab. Tana Toraja 3.800 3.798 99,95
Kab. Bone 4.300 3.880 90,23
Kab. Soppeng 4.500 3.074 68,31
Total 106.946 105.098 98,27
103
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Dari tabel pengukuran tabel tersebut telah memenuhi target sasaran yang telah ditetapkan.
Program yang telah dilaksanakan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
difokuskan unuk mendukung pembangunan empat sub sector komoditas pertanian, yaitu
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Dampak program PSP ini dapat
dilihat pada peningkatan produktivitas dan peningkatan Indeks Pertanaman (IP), sehingga
diharapkan mampu memberikan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan bagi petani.
Dukungan yang diberikan berupa pengembangan dan pengelolaan air secara efektif dan
efisien untuk kegiatan pertanian berkelanjutan serta pengembangan sistem pembiayaan usaha
pertanian yang fleksibel dan sederhana.
Selain itu, Direktorat Jenderal PSP juga mendukung pengembangan sistem mekanisasi
pertanian melalui kebijakan pengembangan, pengawasan dan kelembagaan alat dan mesin
103
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
104
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Kegiatan Perluasan dan Perlindungan Lahan sampai akhir tahun 2018 seluas 9.472 ha
dari target seluas 12.000 ha (78,94%). Sedangkan realisasi saprodi setara dengan 9.865
Ha, capaian ini termasuk kategori “berhasil”
Kegiatan Optimasi Lahan Rawa, terbagi menjadi tiga kegiatan, yakni optimasi lahan
rawa, pilot percontohan model pertanian terpadu HPS 2018, dan optimasi lahan menuju
organik. Alokasi kegiatan optimasi lahan rawa totalnya yaitu 43.500 ha yangtersebar di 8
provinsi dan 31 kabupaten, kegiatannya telah terealisasi secara fisik sebesar 32.790 Ha
(75,38%).Pilot Percontohan Model Pertanian Terpadu dalam rangka Hari Pangan
Sedunia Kabupaten Barito Kuala TA. 2018seluas 750 ha yang bertempat di 1 provinsi 1
kabupaten, telah terealisasi sebesar 750 Ha (100%). Kegiatan optimasi lahan sawah
menuju organik totalnya yaitu 40.000 ha yangbertempat di 1 provinsidan 12 kabupaten,
terealisasi fisik kegaiatannya sebesar 36.107 Ha (90,27%).Realisasi kegiatan per 31
Desember 2018 adalah 69.647 ha (82,67%) dari target 84.250 ha, capaian ini termasuk
kategori “berhasil”
Pupuk Dan Pestisida
Pengembangan dan penyediaan prasarana dan sarana pertanian pada aspek pupuk dan
pestisida adalah :
a) Memfasilitasi penyediaan pupuk bersubsidi dan pestisida sesuai azas 6 (enam) tepat
(jenis, jumlah, tempat, waktu, mutu dan harga).
b) Meningkatkan pengawasan atas penyediaan, penyimpanan, dan penggunaan pupuk
dan pestisida.
c) Meningkatkan pelayanan pendaftaran pupuk dan pestisida.
d) Mendorong peran serta masyarakat dan stakeholder terkait dalam penyediaan dan
pengawasan pupuk dan pestisida.
Kegiatan berkaitan Pupuk dan Pestisida tahun 2018 meliputi :
Penyaluran Pupuk Bersubsidi
Pada tahun 2018 pemerintah mengalokasikan pupuk bersubsidi sebanyak 9.550.000 ton
sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 47/Permentan/SR.310.310/12/2017
tanggal 19 Desember 2017 tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk
Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2018 yang direvisi dengan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/SR.310/11/2018 tanggal 30
November 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor
47/Permentan/SR.310/12/2017 tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi (HET)
Pupuk Bersubsidi Tahun Anggaran 2018.
Pupuk bersubsidi diperuntukkan bagi petani yang telah bergabung dalam kelompok tani
yang telah menyusun RDKK. yaitu : petani yang melakukan usaha tani pada sub sektor
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan dengan luasan maksimal 2 (dua)
hektar setiap musim tanam, dan petambak (sub sektor perikanan budiadaya) dengan
total luasan maksimal 1 (satu) hektar setiap musim tanam.Realisasi pupuk bersubsidi
sampai tanggal 31 Desember 2018 sebesar 9.351.563 ton atau mencapai 97,92%.
Implementasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi Menggunakan Kartu Tani
Sebagai upaya menjamin transparansi dan akuntabilitas dalam penyaluran pupuk
bersubsidi kepada petani dan menindaklanjuti rekomendasi Litbang Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) serta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK, maka dilakukan
uji coba penerapan kartu tani sebagai alat penebusan pupuk bersubsidi oleh petani di
pengecer resmi. Sehingga diharapkan penyaluran pupuk bersubsidi akan lebih terjamin
105
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
dan tepat sasaran bagi para petani yang berhak menerima.Tahun 2018 uji coba di 10
Provinsi yaitu : Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Aceh,
Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Kalimanatan Selatan, dan Sulawesi
Tengah. Sasaran akan ditingkatkan pada tahun 2019 yaitu akan dilakukan di 19 Provinsi
lainnya. Program kartu tani ini melibatkan beberapa instansi terkait, yaitu : Kementerian
Koordinator Perekonomian; Kementerian Dalam Negeri; Kementerian Badan Usaha Milik
Negara; Kementerian Perdagangan; Kementerian Keuangan; Kementerian Pertanian,
Gubernur dan Bupati/Wali Kota.
Alat Dan Mesin Pertanian
Untuk mendukung pengembangan mekanisasi pertanian, Ditjen PSP mengalokasikan
APBN Tahun 2018 guna penyediaan alsintantraktor roda 2 dan traktor roda 4 untuk
tanaman pangan beserta kelengkapannya;alsintan berupa pompa air dan mini excavator
untuk mendukung ketersediaan air irigasi; alsintan untuk mempercepat proses penanaman
berupa rice transplanter beserta kelengkapannya; alsintan untuk mendukung pengolahan
tanah komoditas hortikultura berupa cultivator serta alat untuk pengendalian OPT berupa
hand sprayer.
Realisasi fisik bersumber DIPA Ditjen PSPPusat untuk tahun 2018,target sebanyak 170.893
unit dengan realisasi sebanyak 142.693 unit (83,50%) dan realisasi penyaluran alsintan
sebanyak 140.987 unit (98,8 %) dari kontrak yang telah disepakati. Sedangkan yang
bersumber DIPA Ditjen PSP alokasi dana Dekon (DK)/Tugas Pembantuan (TP) Daerah,
sebanyak 65.098 unit, sampai dengan akhir Desember 2018 realisasi kontrak alsintan
sebanyak 65.077 unit (99,97%).
Untuk kelancaran kegiatan APBN bantuan alat dan mesin pertanian ditetapkan nama
UPJA/Poktan/Gapoktan penerima bantuan alsintan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas
Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota.
Pembiayaan Pertanian
Sektor pertanian memiliki potensi yang besar dalam memberikan kontribusi pembangunan
nasional.Untuk mengoptimalkan potensi tersebut, diperlukan adanya dukungan aspek
pembiayaan yang berasal dari beberapa sumber permodalan/pembiayaan sehingga tercapai
tujuan pembangunan pertanian yang tepat sasaran dan berkelanjutan.Permasalahan utama
yang dihadapi petani dalam melaksanakan usaha taninya adalah kesulitan dalam akses
terhadap sumber-sumber atau fasilitasi pembiayaan serta keterbatasan lembaga sosial
ekonomi yang mampu menyediakan modal dan mendorong pertumbuhan ekonomi petani.
Fasilitasi Pembiayaan Pertanian TA. 2018
Tahun 2018, Direktorat Pembiayaan Pertanian mendapat dukungan anggaran dalam
fasilitasi pembiayaan sebesar Rp 197.686.850.000,00 terdiri dari Asuransi Usaha
Tanaman Padi senilai Rp 145.862.000.000,00, Asuransi Usaha ternak Sapi senilai
Rp.21.146.500.000,00, dan Layanan dan pembinaan Kegiatan Pembiayaan
pertaniansenilai Rp.30.678.350.000,00. Untuk realisasi fisik kegiatan fasilitasi
pembiayaan pertanian, baik Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) maupun Asuransi Usaha
Ternak Sapi (AUTS), masing-masing telah terealisasi sebesar 806.199,6 Ha dengan
target 1.000.000 Ha dan 88.673 ekor dengan target 12.000 ekor. Persentase
keberhasilan pelaksanaan kegiatan AUTP Tahun 2018 adalah 80,62% dan AUTS Tahun
2018 adalah 73,89%.
106
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
107
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Dalam pencapaian Nawa Cita, Ditjen PSP diluar program regularnyamelakukan Kegiatan
Padat Karya Produktif Infrastruktur/Prasarana dan Sarana Pertanian, diantaranya
pekerjaan pengelolaan air irigasi, pengelolaan dan perluasan lahan, penyediaan alat dan
mesin pertanian, fasilitasi pupuk dan pestisida, serta fasilitasi pembiayaan pertanian dan
telah dilaksanakan berhasil di 14 propinsi antara lain : Aceh, Jambi, Sumatera Selatan,
Lampung, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Bali, Nusa Tenggara Barat,
Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan
Gorontalo sebagai banper Pilot Percontohan Padat Karya Prasarana dan Sarana
Pertanian.
Pilot Project Optimalisasi Lahan Responsive Gender
kegiatan Pilot Project Optimalisasi Lahan Responsive Gender di Bidang Prasarana dan
Sarana Pertanian sampai dengan akhir bulan Desember sudah terealisasi 100%.
Kegiatan ini termasuk kedalam aspek kegiatan Pengarustamaan Gender (PUG) melalui
pengintegrasian ternak itik dan kambing dengan areal tanaman pangan/hortikultura
dengan perincian bantuan ternak itik. Tahun 2018, kegiatan dilaksanakan di Provinsi
Sumatera Utara (Kab. Tanah Karo), Jawa Barat (Kab. Bandung, Kab. Ciamis, Kab.
Kuningan, Kab. Cirebon), Jawa Tengah (Kab. Banjarnegara, Kab. Banyumas, Kab.
Klaten, Kab. Semarang, Kab. Kebumen) dan Nusa Tenggara Barat (Kab. Sumbawa).
Kegiatan Penyediaan Sarana Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pertanian pada
Fasilitasi Penyediaan Sarana Pendukung Program Bekerja
Program #BEKERJA dilaksanakan untuk memastikan pengentasan kemiskinan, dan
peningkatan kesejahteraan berbasis pertanianselaras dengan Nawacita ke-5, yaitu
peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia. Tahun 2018 dalam rangka mendukung
program #BEKERJA, Ditjen PSP memberikan bantuan penyediaan sarana kandang
ayam/itik di lokasi penerima bantuan. Hasil verifikasi Tim Bekerja Ditjen PSP dengan
Dinas Pertanian yang membidangi Peternakan Jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM)
sebanyak 169.131 RTM, terbagi menjadi 1.997 UPKK.
108
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
dan dosis pemupukan sesuai rekomendasi PUTR diterapkan dalam denfarm ini untuk
seluruh petani.
Sampai dengan akhir tahun 2018 telah diproduksi benih sumber padi, serealia dan tanaman
aneka kacang dan ubi sebanyak 175,78 ton atau 108,50% dari target 162 ton untuk
mendukung kebutuhan benih sumber di 34 provinsi di Indonesia. Selain hal tersebut telah
diproduksi benih sumber padi FS tahan penyakit tungro sebanyak 30,31 ton untuk
penyediaan dan penyebarluasan benih sumber padi tahan tungro khususnya daerah-daerah
yang merupakan endemik tungro.
Benih Sumber Serealia
Puslitbangtan melalui UPBS Balitsereal tahun 2018 telah memproduksi benih sumber
jagung dan serealia lainnya kelas BS dan FS terdiri dari Jagung/BS; Jagung/FS; dan
Sorgum/BS sebanyak 28,19 ton.
Benih Sumber Aneka Kacang Dan Umbi
Produksi benih yang dilakukan oleh UPBS Balitkabi dengan total produksi 29,469 ton
meliputi :
Benih Inti NS : Kedelai : (Gepak Kuning, Devon 1, Devon 2, Dena 1, Detap 1, Derap 1);
Kacang tanah (Hypoma 1, Hypoma 2, Hypoma 3, Takar 2, Tala 1, Talam 1, Katana 1,
dan Katana 2); Kacang hijau (Vima 2, Vima 3, Vima 4 dan Vima 5); Total Benih Inti NS
3,184 ton dari target 2,0 ton.
Benih Penjenis (BS) Kedelai : (Anjasmoro, Dega 1, Dena 1, Devon 1, Grobogan, Deja
1, Deja 2, Demas 1, Detap 1, Devon 2, dan Gepak Kuning); Kacang tanah : (Hypoma 1,
Hypoma 2, Tuban, Talam 1, Kancil, Takar 2, Tala 1 dan Tala 2); Kacang hijau : (Kutilang,
Vima 1, Vima 2, Vima 3, Sampeong, Vima 4 dan Vima 5); Ubi kayu : (Darul Hidayah,
Adira 1, Agritan 2, Malang 1); Ubi jalar : (Beta 1, Beta 2, Beta 3, Kidal, Papua
Solossa,Sawentar, Antin 1, Antin 2, Antin 3, dan Sari); Total Benih Penjenis (BS) adalah
58.165 stek dari target 50 stek;
Benih dasar (FS) : Kedelai : (Anjasmoro, Dega 1, Dena 1, Dering 1, Devon 1, Devon 2,
Deja 1, Deja 2, Argomulyo, Detap 1, dan Grobogan); Kacang tanah : (Kancil, Tuban,
Hypoma 1, Hypoma 2, Takar 2, Talam 1, Tala 1, dan Tala 2); Kacang hijau : (Vima 1,
Vima 2, Vima 3, dan Kutilang); Total Benih dasar 17,079 ton dari target 16,00 ton.
110
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
111
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
ton biji/ha/thn dengan populasi 1.400 tanaman. Varietas ini agak tahan penyakit karat daun
dan PBKo, dapat beradabtasi cukup luas 240 – 1100 dpl.
Kopi Varietas Korolla 2
Varietas unggul baru kopi Korolla 2 berasal dari Tugu Jaya memiliki potensi produksi rata-
rata 2,37 kg biji/phn/thn setara 3,34 ton biji/ha/thn dengan populasi 1.400 tanaman, agak
tahan penyakit karat daun dan PBKo dan dapat beradaptasi cukup luas 240 -1100 m dpl.
Kopi Varietas Korolla 3
Varietas unggul baru kopi Korolla 3 berasal dari Tugu Jaya memiliki potensi produksi rata-
rata 1,69 kg biji/phn/thn setara 2,36 ton biji/ha/thn dengan populasi 1400 tanaman, agak
tahan penyakit karat daun dan PBKo dan dapat beradaptasi cukup luas 240 – 1100 m dpl.
113
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
114
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
kadar nikotin 1,72 %, moderat tahan terhadap penyakit lanas (P. nicotianae) dan penyakit
layu bakteri (R. solanacearum). VUB tembakau lokal Sigalih ini sangat sesuai untuk lahan
sawah dan tegal di Kabupaten Majalengka.
Varietas unggul baru tembakau lokal Citrasari
Mempunyai potensi jumlah daun 20-22 lembar dengan keunggulan potensi produksi
tembakau rajangan kering 0,43 – 0,8 ton/ha, indeks mutu 172,65, indeks tanaman 71,6,
kadar nikotin 2,55 %, moderat tahan terhadap penyakit lanas (P. nicotianae) dan penyakit
layu bakteri (R. solanacearum). VUB tembakau lokal Citrasari ini sangat sesuai untuk lahan
sawah dan tegal di di Kabupaten Majalengka
Varietas unggul baru tembakau lokal Kubangsari
Mempunyai potensi jumlah daun 20-22 lembar dengan keunggulan potensi produksi
tembakau rajangan kering 0,43 – 0,8 ton/ha, indeks mutu 172,65, indeks tanaman 71,6,
kadar nikotin 2,55 %, moderat tahan terhadap penyakit lanas (P. nicotianae) dan penyakit
layu bakteri (R. solanacearum). VUB tembakau lokal Kubangsari ini sangat sesuai untuk
lahan sawah dan tegal di Kabupaten Majalengka.
116
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Kegiatan Pendampingan Program BEKERJA dilakukan dengan mengirim Tim Pendamping dari
8 UK/UPT lingkup Balitbangtan ke wilayah tugas yang diberikan kepada Puslitbang
Perkebunan yaitu Kabupaten Garut. Adapun 8 UK/UPT yang membantu dalam proses
pendampingan ialah, Puslitbangtan, Puslitbanghorti, Balittri, Balittro, Balitnak, Balitklimat, dan
Balitsa serta BPTP Jawa Barat selaku koordinator lapang kegiatan di Kabupaten Garut.
Kegiatan diawali denga melakukan verifikasi data RTM yang diterima dari Kementerian Sosial
tahun 2015 untuk divalidasi kelayakannnya dalam menerima bantuan di bulan Juli tahun 2018.
Sebanyak 11.381 dari total 12.376 data RTM di Kabupaten garut dinyatakan layak untuk
menerima bantuan, dan 995 data RTM dinyatakan tidak layak menerima bantuan berdasarkan
keadaan mereka yang sudah sejahtera dan kesiapan lahan tinggal mereka untuk menerima
bantuan.
Setelah mendapatkan jumlah data RTM yang layak menerima bantuan, kemudian dilaksanakan
sosialiasi dan bimbingan teknis mengenai pendistribusian bantuan dan pendampingan Program
BEKERJA untuk seluruh UK/UPT Pendamping, tenaga teknis tingkat kecamatan dan desa,
serta para RTM penerima bantuan mengenai cara merawat ayam hingga menghasilkan telur.
Kegiatan bimtek tersebut dilaksanakan beriringan dengan proses distribusi bantuan selama 58
kali yang dimulai pada bulan Agustus hingga bulan Desember 2018 di 48 Desa.
Sebagian besar dialokasikan untuk penyediaan bibit ternak, sarana dan prasarana di KP
Balitnak, lokit Sapi dan lolit Kambing. Untuk menghasilkan bibit yang akan disebar kepada
masyarakat, pada TA 2018 Puslitbangnak mempunyai target output 126.893 ekor bibit ternak
berupa 126.883 ekor ayam KUB dan 100 ekor sapi potong, terealissi fisik senilai 95,67%,
sampai dengan triwulan IV, sudah dilakukan penyebaran bibit kambing Boerka di kabupaten
Ponorogo, ayam KUB ke Sumatera Selatan, NTB, Jawa Barat serta Itik Mojomaster ke
Lampung Selatan.
untuk dipakai sebagai alat seleksi pada saat perakitan tanaman cabai tahan antraknosa.
Pada kegiatan pembuatan peta genetik ketahanan penyakit digunakan populas F6 dan F7
hasil persilangan Kencana × 0207. Peta genetik cabai berdasarkan SNP hasil mass array
pada 180 nomor populasi F2 hasil persilangan Kencana dan 0207. Analisis data
menunjukkan beberapa marka ada yang terpaut dengan sifat ketahanan cabai terhadap
penyakit antraknosa.
Konstruk CRISPR/Cas9 untuk Pengeditan Gen-gen Terkait Perbaikan Sifat
Produktivitas Padi (TGW6, Gn1, dan DEP1) dengan Potensi Hasil >10 Ton/Ha
Teknik pengeditan genom tanaman (genome editing) saat ini telah mulai banyak digunakan
untuk memperbaiki tanaman. Tanaman padi juga telah menjadi objek penelitian
menggunakan metode pengeditan genom tersebut. Salah satu sifat yang bisa diperbaiki
pada padi adalah sifat produktivitas padi. Padi yang memiliki produktivitas rendah bisa
ditingkatkan dengan cara memperbanyak jumlah anakan produktif dengan cara
menurunkan tinggi tanaman padi, sehingga hasil fotosintesis yang biasanya untuk
menghasilkan batang bisa dialihkan untuk menghasilkan anakan yang lebih banyak. Pada
tahun 2018 telah dilakukan penelitian dengan teknik ini menggunakan target gen seperti
pada Tabel 3. Contoh hasil mengedit genom pada tanaman padi disajikan pada Gambar 3.
Tabel 61. Target gen pada padi untuk mutasi menggunakan teknik CRISPR.
Nama Produk gen Fungsi Keterangan
gen
Sd1 Protein GA20ox-2 Enzim kunci Mutasi delesi pada gen GA20ox-2
dalambiosintesis menghasilkan adanya kodon stop
hormon pertumbuhan prematur, yang menyebabkan penurunan
tanaman giberelin jumlah hormon GA20, dan menyebabkan
postur tanaman padi menjadi pendek
Gn1a cytokinin oxidase/ Regulates grain The nonfunctional allele of Gn1a increased
dehydrogenase2 number per panicle grain number per panicle, resulting in
(OsCKX2) increased yield (Ashikari et al. 2005)
Teknik Pengendalian Penggerek Pucuk dan Batang Tebu dengan Feromon Seks
Alat perangkap feromon seks pada tanaman tebu
Hama penggerek pucuk tebu (Scirpophaga excerptalis) dan penggerek batang tebu
(Chilo sacchariphagus) merupakan hama utama pada pertanaman tebu. Penggunaan
insektisida biasanya tidak efektif karena hama masuk ke dalam batang tanaman. Oleh
karena itu, pengendalian dengan teknologi feromon seks diharapkan bisa mengatasi
masalah tersebut. Peneliltian pemasangan perangkap feromon seks yang dilakukan di
PT PG Subang, di Desa Pasirbungu, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Jawa
Barat menunjukkan adanya variasi jumlah hama yang terperangkap dengan variasi
komposisi dan variasi jumlah perangkap. Hal ini menunjukkan feromon seks untuk hama
penggerek pucuk dan penggerek batang tebu ini sangat efektif menekan populasi
serangga hama tersebut.
Citroen (JC). Bahan yang digunakan adalah embrio nuselar globular jeruk JC yang diradiasi
dengan sinar gamma.
Pada tahun 2018 ada tiga rekomendasi yang dihasilkan BB Biogen. Satu rekomendasi
terkait dengan analisis kebijakan yang dilaksanakan oleh BB Biogen Bioteknologi dan
Sumber Daya Genetik Pertanian dan dua rekomendasi terkait dengan keanekaragaman
hayati.
Kebijakan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian
Analisis kebijakan ini diperlukan untuk mengantisipasi isu di bidang bioteknologi, khususnya
produk rekayasa genetik pertanian yang telah beredar dan dimanfaatkan di wilayah
Indonesia. Hal ini harus dilakukan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 25 dan Pasal 26
ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati Produk
Rekayasa Genetik yang berisi perlunya mengatur pengawasan dan pengendalian tanaman
PRG pertanian yang beredar dan dimanfaatkan di wilayah Republik Indonesia dengan
Peraturan Menteri Pertanian. Pada tahun 2018 telah dihasilkan draft Peraturan Menteri
Pertanian tentang Pengawasan dan Pengendalian Varietas Tanaman Produk Rekayasa
Genetik Pertanian yang Beredar dan Dimanfaatkan di Wilayah Republik Indonesia.
Kebijakan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati
Di dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Dari pasal tersebut
maka diketahui bahwa semua keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia sepenuhnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi
berupa keanekaragaman sumber daya genetik, spesies, dan ekosistem. Sumber daya
genetik atau dikenal dengan plasma nutfah yang berupa materi genetik yang berasal dari
tanaman, hewan, dan mikroorganisme yang mengandung unit fungsional pewarisan sifat
yang bernilai nyata atau potensial. Saat ini perkembangan teknologi dan minat internasional
terhadap produk-produk alami (natural products) meningkat cukup tinggi menjadikan
keanekaragaman hayati memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi.Pada tahun 2018, BB
Biogen selaku sekretariat Komisi Nasional Sumber Daya Genetik berkontribusi aktif dalam
memberikan rekomendasi terhadap dua Rancangan Undang-Undang, yaitu Rancangan
Undang-Undang Sistem Budidaya Pertanian Berkelanjutan dan Rancangan Undang-
Undang Pelestarian dan Pemanfaatan Sumber Daya Genetik. Rancangan Undang-Undang
Sistem Budidaya Pertanian Berkelanjutan masuk ke dalam Prolegnas 2018 dan nantinya
merupakan pengganti dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem
Budidaya Tanaman yang masih terdapat kekurangan dan belum dapat menampung
perkembangan zaman dan kebutuhan hukum di masyarakat saat ini. Dalam
penyusunannya, Kementerian Pertanian bersama dengan Kementerian Hukum dan HAM,
Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Pekerjaan Umum danPerumahan Rakyat
melakukan rapat kerja di Komisi IV DPR RI. Di dalam Rancangan Undang-Undang ini
terdapat beberapa substansi baru antara lain berkaitan dengan pertanian konservasi,
pemanfaatan air, SDGP, dan pemuliaan oleh petani kecil dalam negeri. Rancangan
Undang-Undang Pelestarian dan Pemanfaatan Sumber Daya Genetik merupakan target
kerja Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dan masuk ke dalam Prolegnas tahun
2015–2019.
122
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
123
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
sekam padi digunakan sebagai energi pemanas pengeringan gabah, abu sekam diolah menjadi
pupuk biosilika cair. Silika dari abu sekam digunakan oleh industri berbasis karet karena
memiliki kelebihan yaitu tidak berwarna hitam, partikelnya sangat halus, kuhusunya kekuatan
tensil, ketahanan robek, ketahanan abrasi dan kekerasan. Nanobiosilika dari sekam padi diberi
perlakuan aditif Si-69 untuk memperbaiki sifat vulkanisat yang digunakan untuk barang jadi
karet, antara lain sol sepatu karet.
Aplikasi nanobisilika serbuk pada bahan baku karet
Asap pembakaran sekam dapat ditangkap menjadi asap cair yang dapat digunakan sebagai
bahan penggumpal (koagulan) latek, bahan pengawet makanan (biopreservatif) untuk
pengawetan ikan di pengguna, dan biopestisida untuk menanggulangi hama pada tanaman
padi di lahan petani. Bekatul dapat diolah menjadi aneka olahan produk pangan sehat berserat
tinggi, seperti cookies dan geplak bekatul.
Deteksi Kit Aflatoksin Berbasis Android
Metode penentuan deteksi cepat cemaran aflatoksin pada bahan pangan sangat diperlukan
terutama di tingkat petani dan pabrik pakan yang memerlukan keputusan dalam waktu cepat
terkait kesesuaian spesifikasi bahan baku pakan dalam proses pembelian bahan. Dalam
kondisi tersebut deteksi cemaran aflatoksin tidak memungkinkan untuk dilakukan analisa
secara detail di laboratorium yang membutuhkan waktu cukup lama. Pada tahun 2018, BB
Pascapanen melakukan pengembangan perangkat uji deteksi cemaran aflatoksin generasi 2
untuk jagung dan pala skala petani. Perangkat generasi 2 yang telah dikembangkan
menggunakan pendekatan image processing dan artificial neural network, sehingga dapat
meningkatkan konsistensi hasil pengukuran, meningkatkan kecepatan pengukuran, dan
meningkatkan kemudahan analisis dan preparasinya. Kit ini berfungsi dengan baik dan memiliki
kemampuan dalam mengenali pendaran aflatoksin sebesar 100% dan validasinya 99%. Uji
aplikasi deteksi cepat aflatoksin ini dapat dioperasikan menggunakan komputer yang dilengkapi
dengan kotak pengambilan citra. Teknologi ini telah disosialisasikan ke Badan Ketahanan
Pangan Kementerian Pertanian, secara rutin melakukan pengawasan terhadap kemananan
pangan segar. Uji coba juga dilakukan di lapang pada kualitas jagung di sentra produksi jagung
diantaranya di Tuban Jatim, bersama Gabungan Pengusaha Pakan Ternak (GPMT), PT
Greenfield, Direktorat Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Perdagangan,
Kemenko Perekonomian, Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur, dan Dinas Pertanian
Kabupaten Tuban, serta Kelompok Tani di Desa Merak Urak dan Desa Monthong, Kabupaten
Tuban. Selain sosialisasi di lapang, Deteksi Kit Aflatoksin juga telah dideseminasikan pada
pameran Soropadan Expo di Temanggung Jawa Tengah, seminar Internasioal ICAPHP di Bali,
pameran di Banten, dll.
Bentuk lain dari pengembangan perangkat deteksi cepat aflatoksin adalah dengan
memanfaatkan teknologi smartphone berbasis pada pemrograman android dengan nama
aplikasi ASD (Afla-Smart Detector) yang merupakan paket program pengambilan keputusan.
124
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
dan Varietas Unggul Berdaya Saing yang merupakan program utama Badan Litbang Pertanian.
Sampai akhir Desember 2018 (TW IV) capaian realisasi fisik adalah sebagai berikut :
Peta/informasi Geospatial Sumber Daya Lahan Pertanian, telah menyelesaikan seluruh
kegiatannya dan telah menghasilkan 94 Peta (100%), yang terdiri dari : Peta tanah
terkorelasi; Peta Kesesuaian Lahan; dan Peta Rekomendasi Penggunaan Lahan. Contoh
peta yang dihasilkan di Kab. Waropen dan Kab. Mappi, Provinsi Papua.sebagai berikut :
Teknologi pengelolaan lahan, air, iklim, dan lingkungan pertanian mendukung Sistem
Pertanian Bioindustri Berkelanjutan, telah menyelesaikan seluruh kegiatannya, dan telah
dihasilkan sebanyak 16 teknologi (100%). Contoh teknologi yang dihasilkan:
Sistem informasi pertanian, seluruh kegiatan telah diselesaikan dan telah menghasilkan 9
sistem informasi (100%).
Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida)
dan produk pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang ramah lingkungan; telah
menyelesaikan seluruh kegiatannya, dan telah menghasilkan 5 formula.
Rekomendasi kebijakan pengelolaan SDLP, seluruh kegiatan telah selesai dilaksanakan
dan telah menghasilkan 2 Rekomendasi/kebijakan (100%). Rekomendasi yang dihasilkan
antara lain mengenai : 1. Pemanfaatan Lahan Potensial Tersedia Untuk Perluasan Areal
Pertanian Menuju Tahun 2045, 2. Strategi dan Kebijakan Optimasi Lahan Rawa Pasang
Surut Mendukung Swasembada Kedelai.
Teknologi untuk Lahan Eks Pertambangan dan Pemetaan, seluruh kegiatan telah selesai
dilaksanakan dan telah menghasilkan 3 teknologi: 1) Teknologi pengembangan
pemanfaatan tanaman penutup tanah dan pengelolaan bahan organik insitu pada LBT
timah dan batubara, 2) Teknologi pengelolaan dan pengembangan pakan ternak pada LBT
timah dan batubara, 3) Teknologi pemupukan dan ameliorasi tanah untuk peningkatan
produksi tanaman dan perbaikan sifat tanah pada lahan bekas batubara.
125
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Teknologi Adaptasi Perubahan Iklim, seluruh kegiatan telah selesai dilaksanakan dan telah
menghasilkan 3 Teknologi : 1) Teknologi Peningkatan Produktivitas Padi di Lahan
Sulfat Masam melalui paket teknologi “Panca Kelola Lahan Rawa”, 2) Teknologi
pengelolaan lahan dan tanaman terpadu di Lahan Lebak Tengahan, 3) Teknologi
pengelolaan sumberdaya iklim dan air untuk antisipasi dan adaptasi perubahan iklim.
Teknologi Mitigasi Perubahan Iklim, kegiatan telah selesai dilaksanakan dan telah
menghasilkan 2 Teknologi : 1) Teknologi penataan lahan dan pengendalian OPT pada
budidaya bawang merah di lahan gambut untuk peningkatan produksi dan mitigasi emisi
CO2, 2) Penelitian Inovasi dan Teknologi Sumberdaya Lahan Pertanian Mendukung
Mitigasi Perubahan Iklim.
Diseminasi Inovasi Teknologi Pengelolaan SDLP seluruh kegiatannya telah dilaksanakan.
Gambar 17. Peta tanah semi detail skala 1:50.000 Kabupaten Gorontalo Utara
Selanjutnya dari peta tanah tersebut diturunkan menjadi peta kesesuaian lahan 9 komoditas
pertanian strategis, yaitu padi (padi sawah irigasi, padi sawah tadah hujan, padi lebak, padi
pasang surut, dan padi gogo), jagung, kedelai (pajale), bawang merah, cabai, kakao, kelapa
sawit, dan hijauan pakan ternak mendukung pengembangan sapi potong. Evaluasi lahan
dilakukan dengan cara membandingkan (matching) kriteria kesesuaian lahan dengan
persyaratan tumbuh tanaman (FAO, 1976).
Hasil penilaian kesesuaian lahan menunjukkan bahwa lahan sesuai untuk jagung di Kabupaten
Gorontalo Utara sekitar 128.794 ha, terdiri atas lahan cukup sesuai (S2) sekitar 62.858 ha dan
lahan sesuai marginal (S3) sekitar 65.936 ha.
126
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Gambar 18. Peta kesesuaian lahan komoditas jagung di Kabupaten Gorontalo Utara
127
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Perlakuan Berat brangkasan kering Berat 1000 butir biji Berat pipilan kering
(t/ha) (gram) (t/ha)
P1 10,76 a 282 a 7,85 a
P2 12,35 ab 292 a 8,75 ab
P3 11,65 ab 287 a 8,87 ab
P4 13,25 b 950 a 9,92 b
P1 = Praktik petani: Urea 200 kg/ha + NPK 200 15:15:15 kg/ha
P2 = Rekomendasi berdasarkan uji tanah (PUTK) dengan pupuk tunggal: Dolomit 1.000 kg/ha +
Pukan 2.000 kg/ha + Urea 400 kg/ha + SP-36 250 kg/ha + KCl 100 kg/ha + Biochar 10.000
kg/ha
P3 = Rekomendasi berdasarkan uji tanah (PUTK) dengan pupuk majemuk: Dolomit 1.000 kg/ha
+ Pukan 2.000 kg/ha + Urea 267 kg/ha + SP-36 84 kg/ha + NPK 400 kg/ha
P4 = Rekomendasi pupuk introduksi: Fosfat alam 1.000 kg/ha + Dolomit 1.000 kg/ha + Pukan
2.000 kg/ha + Urea 400 kg/ha + KCl 100 kg/ha + Biochar 10.000 kg/ha
128
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Unit Perbenihan Unggulan Komoditas Pertanian Strategis, dengan capaian fisik sebesar
100
Inovasi Perbenihan dan Perbibitan komoditas unggulan (Non Strategis) tidak terealisasi
sempurna, tiga BPTP dengan alokasi dana program “BEKERJA” (BPTP Lampung, Jawa
Barat, dan NTB) tidak dapat mencapai target output yang telah di tetapkan;
Produksi Benih Bawang, dengan target output tersedianya 73.016 kg di 11 BPTP, yakni
BPTP Sumut (120 kg), Sumbar (10 kg), Jambi (10.020 kg), Jabar (25 kg), Jateng (6 kg),
Jatim (25.050 kg), NTB (37.575 kg), NTT (50 kg), Sulteng (40 kg), Sulut (40 kg), dan
Sulsel (80 kg).
Produksi Benih Kentang, dengan target output adalah tersedianya benih kentang
sebanyak 195.600 G0 di empat BPTP, yakni BPTP Sumbar (20.000 G0), Jambi (50.000
G0), Jabar (80.000 G0) dan Jateng (45.600 G0);
Produksi Benih Sayuran Lainnya, dengan target output tersedianya benih sayuran
sebanyak 62.500 batang di enam BPTP, yakni BPTP Banten (20.000 batang), Jabar
(20.000 batang), Sumut (5.000 batang), Sumbar (10.600 batang), bengkulu (2.000
batang) dan Kalsel (4.900 batang);
Produksi Benih Buah Tropika dan Sub Tropika, target output tersedianya benih buah
tropika dan sub tropika sebanyak 359.653 batang di 22 BPTP;
Produksi Benih Tanaman Industri Perkebunan, dengan target output tersedianya benih
tanaman industri perkebunan sebanyak 622.585 pohon di 20 BPTP;
Layanan Internal (Overhead), dengan target output adalah terlaksananya 34 layanan
internal di BB Pengkajian dan 33 BPTP, dengan realisasi fisik sebesar 100% ;
Layanan Perkantoran, Layanan Perkantoran, dengan target output adalah terlaksananya
kegiatan layanan perkantoran lingkup BB Pengkajian selama 12 bulan layanan, dengan
realisasi fisik sebesar 100%;
129
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
130
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
secara berkelanjutan, adapun tujuan yang hendak di capai adalah pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan, dan perbaikan pengelolaan sumber daya alam di 30 (tiga puluh ) desa
sasaran di provinsi Kalimatan Barat dan provinsi NTT.
Perbandingan realisasi dengan target sasaran kegiatan utama Pemantapan Sistem
Pelatihan Tahun 2018, disajikan pada Tabel ...
Tabel 64. Target dan Realisasi Kegiatan Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian Tahun
2018
NO RENCANA KEGIATAN TARGET REALISASI %
1. Pelatihan Mendukung Komoditas 20.330 orang 20.346orang 100,00
Strategi Pertanian
2. Penguatan P4S sebagai Pusat 92 unit 92 unit 100,00
Pembelajaran Petani
3. Pemberdayaan Masyarakat melalui 1 tahun 6 bulan 50,00
Program READ-SI untuk Peningkatan
Kapasitas Petani
4. Layanan Dukungan Manajemen 12 bulan 12 bulan 100,00
Pelatihan
5. Layanan Sarana dan Prasarana 12 bulan 12 bulan 100,00
Internal
6 Layanan Perkantoran 12 bulan 12 bulan 100,00
132
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
penyempurnaan Dokumen Profil UPT menuju Politeknik; (8) Koordinasi Pimpinan; (9)
Pembinaan dan Pengawalan Program, Anggaran dan Kegiatan 2018; (10) Pengembangan
Sistem Informasi Pendidikan Pertanian; (11) Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Kegiatan
Pendidikan Pertanian Tahun 2018; (12) Penyusunan SBK Pendidikan 2019; (13) Pertukaran
Pendidik dan Tenaga kependidikan ke luar negeri; (14) Retooling (Permagangan) di
perkebunan Kelapa sawit; (15) Pengembangan Kerjasama Dalam Negeri; (16)
Pengembangan Kerjasama luar negeri; (17) Pertukaran Guru dan Dosen ke Luar Negeri;
(18) Peningkatan Kompetensi Generasi Muda Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura;
(19) Peningkatan Kompetensi Generasi Muda Bidang Peternakan dan Kesehatan hewan;
(20) Peningkatan Kompetensi Generasi Muda Bidang Perkebunan; (21) Pembinaan
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Pertanian; (22) Penyusunan Bahan Ajar Pendidikan
Tinggi Pertanian; (23) Penyusunan Pedoman Pendidikan Tinggi Pertanian (24)
Pengembangan Kurikulum Politeknik Pembangunan Pertanian; (25) Pembinaan
Penyelenggaraan Pendidikan, Pengawalan Ujian dan Wisuda; (26) Dukungan Pendidikan
Pertanian Dalam Rangka Peningkatan Produksi Pangan Strategis; (27) Penerimaan
Mahasiswa Baru; (28) Pembinaan Kehidupan Kampus; (28) Pembinaan Generasi Muda
Melalui Sakatarunabumi; (29) Transformasi Kelembagaan Pendidikan Tinggi dan Menengah
Pertanian; (30) Penjaminan Mutu Pendidikan; (31) Pembinaan Penerapan Teaching
Factory; (32) Penilaian dan Penatapan Angka Kredit Guru, Dosen dan PLP; (33) Magang
Bagi Tenaga Pendidi Pertanian;(34) Fasilitasi Tenaga Kependidikan Dalam memperkuat
Dosen Vokasi Pertanian; (35) Penguatan Penelitian Terapan Dosen Vokasi ke Arah
Transformasi; (36) Fasilitasi Penguatan Dosen Vokasi se Indonesia; (37) Magang Bagi
Tenaga Kependidikan; (38) Persiapan Progran YESS-IFAd; (39) Pelatihan Alsintan Wilayah
Korem 074 dan Korem lainnya.
135
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Tabel 67. Target dan Realisasi Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
Badan PPSDMP Tahun 2018
No. Rencana Kegiatan Target Realisasi %
1. Perencanaan Program, Kegiatan, Anggaran, dan Kerjasama 12 12 100,00
Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
2. Dokumen Keuangan dan Perlengkapan Yang Dihasilkan 12 12 100,00
3. Dokumen Perundang-undangan, Kepegawaian dan Rumah 12 12 100,00
Tangga yang dihasilkan
4. Dokumen Data dan Evaluasi, Pelaporan, Kehumasan dan 12 12 100,00
Perpustakaan yang dihasilkan
Total (dokumen) 12 12 100,00
Berdasarkan capaian realisasi fisik dan keuangan kegiatan Badan PPSDMP pada tahun
2018, maka dapat diketahui capaian tingkat efisiensi (rasio output yang dicapai dengan
input/anggaran yang digunakan), baik secara global maupun secara parsial menurut
masing-masing eselon II lingkup Badan PPSDMP. Tingkat efisiensi tersebut disajikan pada
Tabel 15. berikut ini.
Tabel 68. Tingkat Efisiensi Kegiatan Badan PPSDMP Tahun 2018
Realisasi Rata-rata Realisasi Tingkat Efisiensi
No. Keterangan
Keuangan (%) Fisik (%) (O/I)
1 Pusat Penyuluhan 97,49 100,00 1,03
2 Pusat Pelatihan 67,49 100,00 1,48
3 Pusat Pendidikan 94,35 100,00 1,06
4 Sekretariat Badan PPSDMP 67,01 100,00 1,49
Berdasarkan Tabel 15. diatas, dapat dijelaskan bahwa secara keseluruhan capaian tingkat
efisiensi kegiatan Badan PPSDMP pada tahun 2018, maka capaian tingkat efisiensi pada
keempat eselon II lingkup BPPSDMP pada tahun 2018 juga termasuk pada kategori efisien,
karena seluruhnya mencapai nilai rasio lebih dari 1, yaitu
a) 1,03 pada kegiatan Pusat Penyuluhan Pertanian;
b) 1,48 pada kegiatan Pusat Pelatihan Pertanian;
c) 1,06 pada kegiatan Pusat Pendidikan Pertanian;
d) 1,49 pada kegiatan Sekretariat Badan PPSDMP.
136
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
137
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
138
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
dan sinergi dengan lintas sektor terkait (Dinas/Instansi dan swasta) serta dukungan
anggaran APBD Provinsi dan APBD Kabupaten.
Penanggungjawab secara berjenjang dan secara berkala (setiap 3 bulan) melapor
perkembangan kegiatan KMP.
Setiap akhir tahun kegiatan, penanggungjawab KMP di Provinsi dan Kabupaten
melakukan evaluasi outcome kegiatan KMP terhadap penurunan rawan pangan dan
kemiskinan (sebelum dan sesudah pemberian bantuan), membuat profil KMP, serta
membuat tulisan success story masing-masing kawasan.
Apresiasi Kawasan Mandiri Pangan, sasaran di 2018 adalah pejabat/pengelola teknis KMP
di 17 provinsi dan pendamping yang menangani KMP di 20 kabupaten. Rencana Tindak
Lanjut apresiasi sebagai berikut:
Penanggungjawab kegiatan KMP, diminta untuk berperan aktif dalam melakukan
pembinaan, monitoring, dan evaluasi serta melaporkan perkembangan usaha sampai
ditingkat kelompok yang dilampirkan dokumentasi kegiatan dengan titik koordinat.
Laporan dikirimkan secara berjenjang dari Kabupaten, Provinsi dan Pusat.
Penanggungjawab kegiatan KMP di Provinsi dan Kabupaten perlu melakukan koordinasi
dan sinergi dengan lintas sektor terkait (Dinas/Instansi dan swasta) serta mendapat
dukungan anggaran APBD Provinsi dan APBD Kabupaten.
Meneruskan hasil pertemuan dan materi yang diberikan dari narasumber selama
apresiasi berlagsung kepada kelompok penerima manfaat KMP.
Melaksanakan pertemuan secara rutin terkait pelaksanaan KMP dalam rangka
mengetahui perkembangan dan dinamika yang terjadi dalam kelompok.
Penanggungjawab Provinsi/kabupaten agar segera membina dan mempersiapkan lokasi
KMP, jika suatu waktu akan dikunjungi oleh Bapak Menteri/Kabadan BKP.
Untuk mengingatkan kembali, bahwa dana Banper harus segera di cairkan paling lambat
tanggal 30 April 2018, apabila tidak segera dicairkan akan diarealokasi ke wilayah lain.
Melakukan analisis perhitungan penduduk rawan pangan (VPA) di lokasi KMP dan
menyampaikan hasil analisis VPA secara triwulan kepada Badan Ketahanan Pangan
Pusat cq. Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan yang dapat dilakukan melalui
email vpakmp@gmail.com.
Workshop Evaluasi Kawasan Mandiri Pangan, sasarannya adalah pelaksana kegiatan
Kawasan Mandiri Pangan tahun 2018 di 20 kawasan, 20 kabupaten pada 17 provinsi dan
139
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
140
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Kegiatan
No Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Nama Kelompok
Usaha
Luwuk Budidaya
13 Sulteng Banggai Lontos Kel. Tani Makmur
Timur Jagung
Budidaya
Kel. Damak Jaya
Jagung
Ternak
14 Sulsel Enrekang Baraka Parinding Kel. Buntu Kecu
Kambing
Ternak
Kel. Tigaruk
Kambing
Budidaya sayur-
Pokdakan Gunung
15 Bali Gianyar Tegallalang Taro sayuran dan
Mekar
bunga gumitir
Budidaya sayur-
KWT Prameswari
sayuran
Budidaya
16 NTB Lombok Timur Aikmel Lenek Duren Kel. Lintas Rinjani II
jagung
Ternak
Kel. Pada Maju
Kambing
Budidaya
Sumbawa Moya Hulu Berang Sea Kel. Berang Belo
sayuran
Budidaya
Kel. Berang Sea
sayuran
Alor Barat Sayuran dan
17 NTT Alor Pintu Mas Kel. Tani Edo Kang
Daya ternak babi
Sayuran dan
Kel. Tani He Aminang
ternak babi
141
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Tabel 71. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Tahun 2015 – 2018
2015 2016 2017* 2018**
No Kelompok Bahan Makanan
Energi Skor PPH Energi Skor PPH Energi Skor PPH Energi Skor PPH
1 Padi-padian 1.652 25,00 1.490 25,00 1.496 25,00 1.406 25,00
2 Umbi-umbian 262 2,50 291 2,50 238 2,50 229 2,50
3 Pangan Hewani 166 13,84 178 14,85 180 15,03 194 16,18
4 Minyak dan Lemak 299 5,00 456 5,00 505 5,00 785 5,00
5 Buah/biji berminyak 76 1,00 75 1,00 71 1,00 70 1,00
6 Kacang-kacangan 163 10,00 154 10,00 169 10,0 215 10,00
7 Gula 256 2,50 265 2,50 266 2,50 281 2,50
8 Sayuran dan buah 104 21,75 108 22,43 106 22,07 125 25,95
9 Lain-lain - - - 0,00 - 0,0 - 0,00
Total 2.978 81,59 3.016 83,27 3.031 83,10 3.306 88,13
Keterangan : *) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
6) Monitoring Penggilingan
Sampai saat ini data dan informasi stok gabah dan beras di penggilingan belum tersedia
secara periodik, akurat, dan terkini sebagai bahan kebijakan ketersediaan pangan. Untuk itu
142
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
dilakukan monitoring jumlah stok gabah dan beras di penggilingan setiap minggu secara
nasional, yang dilaksanakan di 1.000 unit penggilingan pada 64 kabupaten di 22 provinsi.
Pelaksanaan Monitoring Stok gabah/beras di penggilingan meliputi :
Pelatihan Koordinator Enumerator Monitoring Stok Gabah dan Beras di Penggilingan
dilaksanakan untuk membangun kesamaan persepsi dan meningkatkan pemahaman bagi
aparat daerah dalam pengumpulan data dan penyampaian laporan.
Pengumpulan Data
Data Pendataan Penggilingan Padi (PIPA) BPS tahun 2012 diverifikasi ulang oleh
enumerator dan petugas dari Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten, bila ditemukan
perbedaan/perubahan, maka diganti dengan penggilingan yang lain serta dilaporkan ke
pusat. Pengumpulan data bulanan dilakukan mulai dari data bulan Maret sampai dengan
Desember setiap minggu.
Supervisi Lapangan, dilakukan untuk mendukung kegiatan pengumpulan data, memperkuat
koordinasi antara pusat dan daerah, memverifikasi data penggilingan yang masih aktif, data
di Prov/Kab/Kota oleh enumerator dan petugas dari kabupaten, serta sebagai uji petik untuk
mengkroscek data stok gabah/beras yang telah diterima dari enumerator.
Pertemuan Evaluasi Monitoring Stok Gabah dan Beras di Penggilingan, diselenggarakan
dalam rangka melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan monitoring stok gabah
dan beras di penggilingan pada tahun 2018, khususnya dalam pengumpulan data dan
penyampaian laporan dari kabupaten ke pusat (Badan Ketahanan Pangan Kementan).
Pengolahan Data dilakukan setiap hari Jum’at untuk dilaporkan kepada Kepala Badan
Ketahanan Pangan, sedangkan laporan kepada Menteri Pertanian pada setiap akhir bulan.
Hasil dan Pembahasan
Jumlah sampel per provinsi, 1.000 penggilingan yang tersebar di 64 Kabupaten di 22
Provinsi;
Tabel 72. Jumlah sampel per provinsi berdasarkan kapasitas penggilingan
Jumlah Sampel
No Provinsi Total
Besar Sedang Kecil
1 Bali 1 10 11
2 Aceh 1 1 12 14
3 DI Yogyakarta 1 10 11
4 Jambi 7 7
5 Jawa Barat 10 32 217 259
6 Jawa Tengah 4 121 125
7 Jawa Timur 8 100 108
8 Kalimantan Barat 1 39 40
9 Kalimantan Selatan 21 21
10 Kalimantan Tengah 11 11
11 Kalimantan Timur 1 8 9
12 Lampung 1 58 59
13 Nusa Tengara Barat 10 10
14 Riau 4 4
15 Sulawesi Barat 7 7
16 Sulawesi Selatan 5 12 109 126
17 Sulawesi Tengah 9 9
18 Sulawesi Tenggara 1 10
Laporan Pembangunan Pertanian11Tahun 2018
19 Sulawesi Utara 11 11
20 Sumatera Barat 1 17 18
21 Sumatera Provinsi
Selatan 2 Jumlah6Sampel 93 101
No Total
22 Sumatera Utara Besar Sedang
1 Kecil
27 28
Total 17 71 912 1000
143
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Presentase Jumlah Laporan yang Masuk Selama Bulan Maret sampai Desember 2018.
Tabel 73. Persentase jumlah laporan masuk per provinsi bulan Maret–Desember 2018
Persentase Jumlah Laporan Masuk Rata-
No Provinsi
rata
Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des
1 Aceh
Laporan Pembangunan
100 100 100
Pertanian
100 100
Tahun
100
2018
100 100 100 100 100,0
137
2 Sumatera Utara 87,5 87,5 85 93,75 100 100 100 100 100 100 95,4
3 Sumatera Barat 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100,0
Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018
Jumlah Sampel
No Provinsi Total
Besar Sedang Kecil
Total 17 71 912 1000
Presentase Jumlah Laporan yang Masuk Selama Bulan Maret sampai Desember 2018.
Tabel 73. Persentase jumlah laporan masuk per provinsi bulan Maret–Desember 2018
Persentase Jumlah Laporan Masuk Rata-
No Provinsi
rata
Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des
1 Aceh 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100,0
2 Sumatera Utara 87,5 87,5 85 93,75 100 100 100 100 100 100 95,4
3 Sumatera Barat 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100,0
4 Riau 75 100 80 100 100 100 100 80 75 75 88,5
5 Jambi 100 100 100 100 100 100 100 100 50 100 95,0
6 Sumatera Selatan 100 100 88,9 100 86,7 100 94,4 77,8 83,3 83,3 91,4
7 Lampung 100 75 86,7 75 86,7 100 100 100 100 100 92,3
8 Jawa Barat 100 100 93,6 80 87,2 100 100 95,2 100 100 95,6
9 Jawa Tengah 88,5 95,8 93,3 87,5 93,3 97,9 91,7 100 100 100 94,8
10 Jawa Timur 100 100 100 93,2 100 100 100 100 100 100 99,3
11 DI Yogyakarta 50 100 60 100 40 100 100 100 100 50 80,0
12 Kalimantan Barat 87,5 100 50 50 50 37,5 50 15 75 12,5 52,8
13 Kalimantan Selatan 100 87,5 100 75 90 100 100 80 87,5 50 87,0
14 Kalimantan Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,0
15 Kalimantan Timur 100 75 80 100 100 100 100 80 75 0 81,0
16 Bali 100 100 80 50 40 100 100 80 100 25 77,5
17 Nusa Tenggara Barat 100 100 100 100 100 50 0 80 100 50 78,0
18 Sulawesi Selatan 91,7 100 100 100 80 100 100 100 95,83 93,75 96,1
19 Sulawesi Barat 50 100 100 100 20 100 100 100 100 100 87,0
20 Sulawesi Tengah 100 75 20 0 20 25 25 0 0 0 26,5
21 Sulawesi Utara 100 75 60 100 60 100 100 100 100 100 89,5
22 Sulawesi Tenggara 100 100 100 50 100 100 100 100 75 0 82,5
Rata-rata 87,7 89,6 80,8 79,7 75,2 86,8 84,6 81,3 82,6 65,4 81,4
Total Stok Setara Beras di Penggilingan Pada Bulan Maret – Desember 2018 adalah
1.902.669 ton.
Gambar 18. Stok Setara Beras di Gambar 19. Stok setara beras di
Penggilingan Pada Bulan Maret – penggilingan kapasitas besar bulan Maret-
Desember 2018 Desember 2018
144
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Gambar 20. Stok setara beras di penggilingan Gambar 21. Stok gabah dan beras di penggilingan
kapa-sitas sedang pada bulan Maret – Desember kapasitas kecil bulan Maret – Desember 2018
2018
Presentase Stok Setara Beras di Penggilingan Terhadap Produksi Beras di Indonesia Bulan Maret-
Desember 2018, berkisar antara 1.036.428 ton hingga 1.902.669 ton.
selama Tahun 2018 adalah Rp 3.451/Kg. Maka capaian tahun 2018 telah mencapai target,
artinya harga jagung pipilan kering tingkat petani stabil.
Koefisien Variasi Harga Kedelai Biji Kering, tingkat petani sebesar 1,51%. Angka inisesuai
dengan target karena dibawah angka maksimal yang ditetapkan yaitu < 10 persen.
Koefisien Variasi Harga Bawang Merah tingkat petanisebesar 16,99%. Angka ini sesuai
dengan target karena dibawah angka maksimal yang ditetapkan yaitu <25 persen. Data
panel harga pangan BKP tahun 2018, rerata harga bawang merah tingkat petani selama
Tahun 2018 adalah Rp 18.727/kg, capaian tahun 2018 telah mencapai target, harga
bawang merah tingkat petani stabil.
Koefisien Variasi Harga Cabai Merah Keriting tingkat petani sebesar 20,93%. Angka ini
sesuai dengan target karena dibawah angka maksimal yang ditetapkan yaitu <30 persen.
Data panel harga pangan BKP tahun 2018, rata-rata harga cabai merah keriting tingkat
petani selama Tahun 2018 adalah Rp 23.676/kg, capaian tahun 2018 telah mencapai target,
artinya harga cabai merah keriting tingkat petani stabil.
Tabel 74. Perkembangan Harga dan Nilai Koefisien Variasi Harga Pangan Tingkat Produsen Th. 2018
146
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
kinerja koefisien variasi harga kedelai biji kering tingkat eceran sebesar 1,75%. Angka ini
sesuai dengan target karena dibawah angka maksimal yang ditetapkan yaitu < 10 persen.
Koefisien Variasi Harga Gula Pasir
Berdasarkan hasil analisa data panel harga pangan BKP tahun 2018, rata-rata harga gula
pasir di tingkat konsumen selama Tahun 2018 adalah Rp 12.565/kg dan capaian kinerja
koefisien variasi harga bawang merah tingkat eceransebesar 1.17%. Angka inisesuai
dengan target karena dibawah angka maksimal yang ditetapkan yaitu < 10 persen.
Koefisien Variasi Harga Bawang Merah
Berdasarkan hasil analisa data panel harga pangan BKP tahun 2018, rata-rata harga
bawang merah tingkat eceran selama Tahun 2018 adalah Rp 27.727/kg dan capaian kinerja
koefisien variasi harga bawang merah tingkat eceran sebesar 16,39%. Angka ini sesuai
dengan target karena dibawah angka maksimal yang ditetapkan yaitu <25 persen.
Koefisien Variasi Harga Cabai Merah Keriting
Berdasarkan hasil analisa data panel harga pangan BKP tahun 2018, rata-rata harga cabai
merah keriting tingkat eceran selama Tahun 2018 adalah Rp 35.636/kg dan capaian kinerja
koefisien variasi harga cabai merah keriting tingkat eceran sebesar 10,43%. Angka ini
sesuai dengan target karena dibawah angka maksimal yang ditetapkan yaitu <30 persen.
Koefisien Variasi Harga Daging Sapi
Berdasarkan hasil analisa data panel harga pangan BKP tahun 2018, rata-rata harga daging
sapi selama Tahun 2018 adalah Rp 118.337/kg dan capaian kinerja koefisien variasi harga
daging sapi sebesar1,17%. Angka ini sesuai dengan target karena dibawah angka
maksimal yang ditetapkan yaitu < 10 persen.
Tabel 75. Perkembangan Harga dan Nilai Koefisien Variasi Harga Pangan Tingkat Konsumen
Tahun 2018
147
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ) dan PD. Pasar Jaya
Direktorat Jenderal Teknis di Lingkup Kementerian Pertanian
148
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Berdasarkan data CBP bahwa rata-rata stok cadangan beras pemerintah selama 4 tahun
terakhir mengalami peningkatan signifikan, dengan total yang dikuasai pemerintah pada tahun
2018 sebesar 2.038.385 ton.
Berdasarkan laporan dari Dinas Ketahanan Pangan provinsi, jumlah cadangan pangan yang
dimiliki provinsi di 26 provinsi sebesar 4.123,62 ton.
Tabel 78. Jumlah Cadangan Beras Pemerintah Provinsi Tahun 2016 – 2018
Tahun
No Provinsi 2016 2017 2018
Stok Penyaluran Stok Penyaluran Stok Penyaluran Stok Akhir
1 Aceh 255,50 108,33 247,07 12,51 284,56 31,5 253,06
2 Sumatera Utara - - - - 67,00 67 -
3 Sumatera Barat 367,00 35,00 332,00 30,00 402,00 59,842 342,16
4 Riau 457,78 109,93 347,84 42,11 305,74 70 235,74
5 Kepulauan Riau - - 51,92 14,73 38,93 18,576 20,35
6 Jambi 90,00 - 97,00 41,74 67,26 5,402 61,86
7 Bengkulu 47,08 36,61 6,10 45,97 0 45,97
8 Sumatera Selatan 262,31 128,71 13,50 2,50 20,73 2,00 18,73
9 Bangka Belitung - - 48,00 27,00 20,99 0 20,99
10 Lampung 356,25 63,40 156,57 54,86 250,96 0 250,96
11 Banten 130,49 54,14 108,25 (357,75) 466,00 259 207,00
12 DKI Jakarta - - - - - 0 -
13 Jawa Barat 1.038,38 555,81 1.110,22 208,01 941,14 148,899 792,24
14 Jawa Tengah 276,12 175,62 286,88 105,44 181,45
15 DI Yogjakarta 283,50 95,39 188,11 4,49 198,11 4,491 193,62
16 Jawa Timur 203,78 - 84,61 26,65 171,23 140,03 31,20
17 Kalimantan Barat 285,85 109,65 269,16 22,29 246,83 0 246,83
18 Kalimantan Tengah 65,30 1,00 79,05 - 79,05 0 79,05
149
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
150
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Tabel 79. Pelaksanaan Kegiatan Laporan Data/Informasi Pasokan dan Harga Pangan Provinsi Tahun
2015-2018
Jumlah Provinsi Pelaksana Jumlah Kab/Kota Pelaksana
Tahun
Target Realisasi % Target Realisasi %
2015 34 34 100,00 270 514 190,37
2016 34 34 100,00 514 514 100,00
2017 34 34 100,00 514 514 100,00
2018 34 34 100,00 500 500 100,00
151
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
152
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Bagian Umum
Bagian umum melaksanakan penyempurnaan organisasi dan tata laksana, melaksanakan
urusan kepegawaian serta melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga. Selama TA.
2018, output yang dihasilkan bagian umum sebagai berikut:
Organisasi dan tata laksana
a) Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) pada TA. 2018 sejumlah 3.690 SKP, Pusat dan
UPT,
b) Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) UPT lingkup Badan Karantina Pertanian Tahun
2018 mendapat kategori A dengan nilai IKM 84,61 (sangat baik)
c) Indeks Penilaian dan Nilai Kualitas Budaya Kerja (IPNBK) pegawai Badan Karantina
Pertanian, TA. 2018 sebesar 89,04 (sangat baik).
d) Sertifikasi SNI diperoleh oleh Badan Karantina sebagai berikut :
(1) Akreditasi Lab UPT, jumlah 46 sertifikat SNI ISO 17025: 2008;
153
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
(2) Sertifikasi Pelayanan UPT, jumlah 39 sertifikat SNI ISO 9001 : 2015;
(3) Sertifikasi Pelayanan UPT jumlah 36 sertifikat SNI ISO 37001: 2016
(4) Sertifikasi BUTTMKP, jumlah 1 sertifikat SNI ISO 45001: 2016
Kepegawaian
Pengembangan SDM merupakan salah satu terobosan yang dilakukan untuk
mengoptimalisasikan peran Badan Karantina Pertanian melalui peningkatan kompetensi
SDM baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan dan pelatihan. Potensi SDM di
Badan Karantina Pertanian sampai Tahun 2018 berdasarkan data SIMPEG/SIM ASN
tercatat sebanyak 3.690 pegawai.
Sedangkan SDM Kewasdakan (PPNS, POLSUS dan Intelijen) tersebar selain di pusat,
lima Balai Besar Karantina Pertanian, Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian; Balai
Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian; 26 Balai Karantina Pertanian serta 19
Stasiun Karantina Pertanian berjumlah 783 petugas. Dari jumlah SDM Kewasdakan
tersebut terdiri dari petugas PPNS berjumlah 358 orang, POLSUS 162 orang dan
Intelijen 263 orang.
Pegawai Badan Karantina Pertanian yang sedang Ijin Belajar melanjutkan ke jenjang
Pendidikan S-2 dan S-3 sejumlah 30 orang pegawai terdiri dari 16 pegawai pendidikan
S2 dan 14 pegawai pada jenjang S3. Sedangkan yang mendapat Tugas Belajar
berjumlah 46 orang pegawai, terdiri dari 40 orang pegawai mengikuti program S2 dan
enam orang pegawai pada program S3. Tahun 2018 pendidikan dan pelatihan (diklat)
reguler bidang karantina berjumlah 163 petugas. Dan jumlah pegawai pada tahun 2018,
yang keluar dari Badan Karantina Pertanian sebanyak 112 Orang, serta pegawai yang
mendapat sanksi ringan sampai berat berjumlah 25 pegawai (PP No. 53 tahun 2010).
Tata Usaha dan rumah tangga
Kegiatan pengelolaan ketatausahaan dan rumah tangga tahun 2018 menghasilkan
output sebagai berikut :
Layanan Umum dan Perlengkapan 12 Laporan
a)
Layanan Perkantoran 12 Laporan
b)
Bagian Hukum dan Humas
Bagian hukum dan humas melaksanakan Penyusunan rancangan peraturan perundang-
undangan di bidang perkarantinaan hewan dan keamanan hayati hewani dan
perkarantinaan tumbuhan dan keamanan hayati nabati, serta pelaksanaan urusan
hubungan masyarakat dan informasi publik. Tahun 2018 output yang dihasilkan oleh Bagian
hukum dan humas adalah sebagai berikut:
Peraturan Perkarantinaan; tahun 2018 peraturan perkarantinaan yang telah disahkan
sebanyak 4 Permentan, 30 Kepmentan, dan 72 SK Kepala Badan Karantina Pertanian;
Layanan Kehumasan; tahun 2018 telah dilaksanakan beberapa layanan kehumasan
dalam rangka meningkatkan layanan perkarantinaan bagi masyarakat dan pengguna
jasa. Jenis layanan kehumasan sebagai berikut :
a) Isu Perkarantinaan di Media Massa, 1.688 berita
b) SMS Center (PPID = 202, Dumas = 10), 230
c) Media Sosial (PPID = 123, Dumas = 20 ), 143
d) Email (PPID = 54, Dumas = 21), 75
154
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
155
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
156
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Ekspor
a) Sertifikasi 25 orang petugas karantina sebagai Auditor Keamanan Pangan
(Dukungan Akselerasi Ekspor Sarang Burung Walet)
b) Kesepakatan persyaratan kesehatan untuk pengeluaran susu ke Fiji
UPSUS
Kegiatan Koordinasi UPSUS Dalam rangka Percepatan Target Tanam Di Kabupaten
Minahasa Utara, Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud.
Koordinasi Percepatan Tanam dan Panen Serentak Upsus Peningkatan Padi, Jagung
dan Kedelai Tahun 2018 di Kabupaten Percepatan Tanam dan Panen Serentak Upsus
Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2018 di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara.
Koordinasi Percepatan Tanam dan Panen Serentak Upsus Peningkatan Padi, Jagung
dan Kedelai Tahun 2018 di Kabupaten Percepatan Tanam dan Panen Serentak Upsus
Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2018 di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi
Utara.
Koordinasi Percepatan Tanam dan Panen Serentak UPSUS Peningkatan Padi, Jagung
dan Kedelai Tahun 2018 di Kabupaten Percepatan Tanam dan Panen Serentak Upsus
Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2018 di Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.
Rapat Monitoring dan Evaluasi Nasional Luas Tambah Tanam Upsus Tahun 2018 Di
Depok.
Monitoring Upsus rangka memonitor pelaksanaan Luas Tambah Tanam (LTT) di
Kabupaten Minahasa Utara, Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud, bertempat di
Dinas Pertanian Propinsi Sulawesi Utara.
Rapat Koordinasi UPSUS Pajale Propinsi Sulawesi Utara.
157
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Temuan OPTK
Berdasarkan rumusan Seminar Hasil Pemantauan OPTK TA. 2018, diperoleh data temuan
OPTK A1 sebanyak 13 Jenis dan A2 sebanyak 40 Jenis.
Berdasarkan hasil Intersepsi pada kegiatan operasional karantina tumbuhan tahun 2018
ditemukan 23 jenis OPTK Kategori A1 dan 5 jenis OPTK Kategori A2.
Informasi Teknis Komoditas Ekspor
Pada TA 2018, telah dilakukan penyusunan informasi teknis komoditas ekspor Indonesia
sebanyak 4 informasi teknis, dengan rincian sebagai berikut:
a) Informasi Teknis ekspor Nenas Segar dan Pisang ke China
b) Informasi Teknis ekspor Manggis ke Taiwan
c) Protokol ekspor Buah Naga ke China
d) Protokol ekspor Buah Tropis Segar ke Ukraina
Perusahaan Kemasan Kayu (ISPM 15)
Pada TA. 2018 terdapat sejumlah perusahaan kemasan kayu yang telah diregistrasi
dengan klasifikasi sebagai berikut:
a) Perusahaan Dalam Masa Pembekuan (suspend) sebanyak 1 Perusahaan
b) Pencabutan Nomor Registrasi (withdrawn) sebanyak 58 Perusahaan
c) Perusahaan yang dapat melaksanakan perlakuan dan sertifikasi atas kemasan kayu
dan dinyatakan memenuhi persyaratan Sistim Audit dan Penilaian Badan Karantina
Pertanian sesuai dengan ketentuan ISPM No.15 sebanyak 73 Perusahaan.
Perusahaan Fumigasi Metil Bromida (MB)
Perusahaan Fumigasi dengan Metilbromida merupakan perusahaan yang telah
memenuhi persyaratan dan ketentuan yang sesuai dengan pedoman registrasi
perusahaan fumigasi metil bromida Badan Karantina Pertanian yang berlaku dengan
bidang usaha fumigasi, berdomisili di Indonesia dan merupakan badan usaha/hukum
Indonesia. Pada TA. 2018 terdapat sejumlah perusahaan fumigasi yang telah diregistrasi
(terlampir), dengan klasifikasi sebagai berikut:
a) Perusahaan Dalam Masa Pembekuan (suspend) sebanyak 11 Perusahaan.
b) Pencabutan Nomor Registrasi (withdrawn) sebanyak 69 Perusahaan.
c) Perusahaan yang dapat melaksanakan perlakuan fumigasi sesuai dengan standar
Badan Karantina Pertanian sebanyak 79 Perusahaan.
Perusahaan Fumigasi Phospin
Perusahaan Fumigasi dengan Phospin merupakan perusahaan yang telah memenuhi
persyaratan dan ketentuan yang sesuai dengan pedoman registrasi perusahaan
fumigasi phospin Badan Karantina Pertanian yang berlaku dengan bidang usaha
fumigasi, berdomisili di Indonesia dan merupakan badan usaha/hukum Indonesia. Pada
TA. 2018 terdapat sejumlah perusahaan fumigasi yang telah diregistrasi (terlampir),
dengan klasifikasi sebagai berikut:
a) Perusahaan Dalam Masa Pembekuan (suspend) sebanyak 2 Perusahaan.
b) Pencabutan Nomor Registrasi (withdrawn) sebanyak 1 Perusahaan.
159
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
antara Badan Karantina Pertanian dengan Instansi terkait di daerah baik dari Dinas
Pertanian / Badan Penyuluh Pertanian/ Kelompok Tani dan TNI (Babinsa) serta untuk
memperkuat dukungan dalam pelaksanaan Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi,
Jagung dan Kedelai di Jawa Barat. Kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan UPSUS
Peningkatan Produksi PJK Untuk Propinsi Jawa Barat dilakukan dengan kunjungan ke
kecamatan - kecamatan yang ada di wilayah Kab Karawang dan Kab Bekasi. Selain itu,
kami juga melakukan pengambilan dan pengamatan dari Dinas/ Instansi terkait
perkembangan UPSUS PJK di Jawa Barat dengan melibatkan koordinasi dengan TNI AD.
Penyusunan Laporan UPSUS Peningkatan Produksi PJK Untuk Propinsi Jawa Barat pada
tahun 2018 dilaksanakan di Bogor, dengan mengundang seluruh Penanggung Jawab
UPSUS PJK Propinsi Jawa Barat dan tim UPSUS PJK Propinsi Jawa Barat pada setiap
instansi terkait. Pada kegiatan penyusunan ini, setiap peserta yang hadir kami meminta data
– data UPSUS PJK, inovasi – inovasi pertanian yang telah dilakukan dan permasalahan
serta solusi dari setiap wilayah Kab/Kota se Propinsi Jawa Barat.
Notification of Non Compliance (NNC)
Selama TA.2018 diterima 45 NNC terhadap komoditas impor dan 66 NNC terhadap
komoditas ekspor tumbuhan.
Dalam kurun waktu Januari – Desember 2018, Bidang Kepatuhan Perkarantinaan telah
berperan serta dalam penegakkan hukum terhadap dugaan pelanggaran perkarantinaan
yang terjadi di UPT Karantina Pertanian diantaranya sebagai berikut:
161
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
162
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Tabel 85. Draft Nota Kesepahaman/ MoU Badan Karantina Pertanian TA. 2018
No MoU / Pihak Terkait Ruang Lingkup
1 Barantan – PT. Garuda Kerjasama pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kedua belah
Indonesia pihak, khususnya menyangkut media pembawa HPHK dan
OPTK serta sosialisasi informasi kepada masyarakat yang
menjadi pengguna jasa (penumpang) PT. Garuda Indonesia.
2 Barantan - BKSDA Kerjasama dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kedua
belah pihak, khususnya menyangkut media pembawa HPHK
dan OPTK yang juga merupakan tumbuhan dan satwa liar yang
dilindungi
Perundingan / Pertemuan Internasional
Pada TA. 2018, Badan Karantina Pertanian berpartisipasi dalam kegiatan perundingan /
pertemuan internasional sebagai berikut:
Sidang Komite Sanitary and Phytosanitary ke-71, 1-3 Februari 2018 di Jenewa.
The 10th Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-The Philippines East ASEAN Growth
Area (BIMP-EAGA) Strategic Planning Meeting (SPM) di Brunei Darussalam, 11-14
Februari 2018
The 21st Working Group on Agriculture, Food, and Forestry Cooperation (WGAFFC), RI-
Australia di Melbourne, Australia, 14-16 Februari 2018
163
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
164
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
165
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
167
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Tabel 92. Hasil Uji Banding Laboratorium Keamanan Hayati Hewani BBUSKP
Parameter Uji Waktu Laboratorium Peserta Hasil
Pelaksanaan
Penetapan kadar nitrit pada 28 Mei 2018 BBUSKP, BBKP Surabaya, BBKP Sesuai
sarang burung walet Soekarno-Hatta, BKP Kls II Medan,
menggunakan BKP Kls I Semarang, BBIA, Lab.
spektrofotometer Uv-Vis Terpadu- IPB
Tabel 93. Hasil Uji Banding Laboratorium Kemanan Hayati Nabati BBUSKP
Parameter Uji Waktu Laboratorium Peserta Hasil
Pelaksanaan
Deteksi Escherichia 1 Oktober 2018 BBUSKP, BBIA, BBLITVET-Bogor, PT. Sesuai
coli Pada PSAT Saraswanti Indo Genetech, Pusat Pengujian
dengan Metode Uji Mutu dan Promosi Hasil Pertanian, Balai
Most Probable Number Penelitan Tanaman Sayuran (Balitsa), BBKP
(MPN) dan Kultur Surabaya, PT. Sucofindo
Partisipasi Uji Banding dan Uji Profisiensi
Selama TA. 2018, Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian berpartisipasi dalam kegiatan
uji banding dan uji profisiensi yang dilaksanakan oleh BBKP Surabaya, BKP Kelas I
Banjarmasin, BBLITVet Bogor, BBVet Bogor, BVet Banjarbaru, ISTA dan BBUSKP.
169
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Uji Coba Karantina Hewan: "Deteksi Penyakit Glanders pada Kuda menggunakan
metode Complement Fixation Test (CFT)" dan "Deteksi Equine Influenza Virus dengan
MetodeRT PCR"
Pengembangan Metode
Verifikasi dan Koleksi Emerging dan Re-emerging disease
Uji Coba Keamanan Hayati Hewani
Verifikasi Keamanan Hayati Hewani
Standar pengujian karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabati sesuai kebutuhan (Dok
Rekomendasi):
Validasi metode PCR untuk deteksi Clavibacter michiganensis subsp. michiganensis dan
Burkholderia glumae
Deteksi dan identifikasi Stenocarpella maydis dengan uji morfologi dan PCR
Deteksi dan identifikasi Peronospora mashurica pada biji kedelai
Deteksi Pectobacterium atrosepticum dengan metode PCR
Deteksi Alfalfa mosaic virus (AMV dengan metode DAS ELISA
Deteksi Bakteri Escherichia coli pada PSAT dengan metode MPN dan kultur
Deteksi dan identifikasi Bactrocera musae dan B. occipitalis pada cabe dengan metode
morfologi dan beberapa primer PCR
Deteksi dan identifikasi Dyctilencus dipsaci dan D. destructor pada bawang putih dengan
metode morfologi dan PCR
Pengujian residu pestisida dengan metode standar adisi
Layanan Internal
Pada TA. 2018, telah dilaksanakan kegiatan pengadaan barang dan jasa di Balai Besar Uji
Standar Karantina Pertanian.
Tabel 99. Daftar Pengadaan Barang di BBUS KP TA. 2018
No Kegiatan Ouput
1 Pengadaan Perangkat Pengolah Data 27 Unit
2 Partisi Ruang Pengendali Mutu Laboratorium 1 Paket
Layanan Perkantoran
Layanan perkantoran di Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian terdiri atas:
Tingkat Dukungan Internal Administrasi
Kegiatan yang memfasilitasi perjalanan dinas terkait kegiatan ketatausahaan dan
administrasi
Tingkat Dukungan Aparatur Pegawai dan Layanan Perkantoran
Kegiatan yang memfasilitasi pelaksanaan pembayaran gaji, tunjangan, operasional dan
pemeliharaan kantor sebagaimana Tabel 51.
170
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
172
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Layanan Perkantoran
Layanan perkantoran di Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian :
Tingkat Dukungan Internal Administrasi
Kegiatan yang memfasilitasi perjalanan dinas terkait kegiatan ketatausahaan dan
administrasi.
Tingkat Dukungan Aparatur Pegawai dan Layanan Perkantoran
Kegiatan yang memfasilitasi pelaksanaan pembayaran gaji, tunjangan, operasional dan
pemeliharaan kantor sebagaimana Tabel berikut.
Tabel 102. Layanan Perkantoran di BUT TMKP TA. 2018
No Kegiatan Pagu (Rp) Realisasi (Rp)
Layanan Perkantoran
1 Tingkat Dukungan Internal Administrasi 6.167.472.000 6.167.432.539
2 Tingkat Dukungan Aparatur Pegawai dan 8.944.296.000 8.944.202.885
Layanan Perkantoran
Unit Pelayanan Teknis
Layanan Sertifikasi Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati
Layanan sertifikasi yang dilakukan oleh UPT Karantina Pertanian merupakan sertifikasi
terhadap pelaksanaan tindak karantina (8P) yang meliputi layanan sertifikasi untuk
komoditas yang di impor, ekspor maupun antar area (domestik masuk dan domestik keluar).
Secara rinci, frekuensi layanan sertifikasi dan tindakan karantina sebagaimana Lampiran.
Layanan Internal
Pada TA. 2018, telah dilaksanakan kegiatan pengadaan barang dan jasa di lingkup UPT
Karantina Pertanian, yang terdiri dari pengadaan tanah, pembangunan gedung, kendaraan
bermotor R-4, kendaraan bermotor R-2, alat pengolah data, alat laboratorium dan peralatan
lainnya, sebagaimana Tabel 59.
Tabel 103. Pengadaan Barang di UPT KP
No Kegiatan Ouput
1 Pengadaan Tanah 30.519 M2
2 Pembangunan/ Rehab Gedung/Lab/IKH 84 Unit
3 Kendaraan Bermotor R-4 65 Unit
4 Kendaraan Bermotor R-2 161 Unit
5 Alat Pengolah Data 1.053 Unit
6 Alat Laboratorium 278 Unit
Layanan Perkantoran
Layanan perkantoran di lingkup UPT Karantina Pertanian terdiri atas:
Tingkat Dukungan Internal Administrasi
Kegiatan yang memfasilitasi perjalanan dinas satker operasional terkait kegiatan
ketatausahaan dan administrasi
Tingkat Dukungan Aparatur Pegawai dan Layanan Perkantoran
Kegiatan yang memfasilitasi pelaksanaan pembayaran gaji, tunjangan, operasional dan
pemeliharaan kantor.
173
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan, tahun 2018
mendapat alokasi anggaran Rp.6.675.409.495.000.00 dan realisasi Rp. 6.100.524.309.795,00
(91,38%).
Akun 2 Digit Alokasi Anggaran Realisasi Anggaran Persentase
51 Belanja Pegawai 49.516.144.000 43.496.315.489 87.84 %
52 Belanja Barang 6.582.781.439.000 6.040.259.393.560 91.76 %
53 Belanja Modal 43.111.912.000 16.768.600.746 38.90 %
57 Belanja Bantuan Sosial 0 0 0.00 %
Total 6.675.409.495.000 6.100.524.309.795 91,3880162
Program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura, tahun 2018 mendapat
alokasi anggaran Rp.1.242.629.794.000.00 dan realisasi Rp.1.126.096.453.970,00 (90,62%).
174
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
175
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
176
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
177
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018
178
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
173
Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018
179
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
A. Masalah
Permasalahan Program Tanaman Pangan
Permasalahan kegiatan budidaya kedelai diantaranya :
1) Beberapa daerah tidak dapat memenuhi CPCL sesuai target yang telah ditetapkan
karena persaingan lahan dengan komoditas lain yang lebih menguntungkan yaitu padi
dan jagung, yang sudah relokasi CPCL,
2) Permasalahan pada harga dan ketersediaan benih di beberapa daerah pelaksana
sehingga menghambat pencairan anggaran, dan
3) Waktu tanam telah lewat.
Permasalahan kegiatan fasilitasi penerapan budidaya jagung antara lain:
1) Adanya perubahan struktur organisasi di daerah yang berakibat pada keterlambatan
pelaksanaan kegiatan utama yang mendukung peningkatan produksi jagung;
2) Kekeringan yang hampir merata di seluruh provinsi;
3) Revisi DIPA ke-VI dan perubahan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Utama;
4) Benih tidak berkualitas dan keterlambatan distribusi.
Permasalahan Klasik dan Faktor Alam yang sering terjadi di daerah antara lain :
1) Adanya perubahan struktur organisasi di daerah yang berakibat pada keterlambatan
pelaksanaan kegiatan utama yang mendukung peningkatan produksi padi;
2) Kekeringan yang hampir merata di seluruh provinsi;
3) Revisi DIPA ke-V dan perubahan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Utama,
4) Penyediaan benih tidak sesuai varietas dan waktu tanam.
180
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
181
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
182
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
183
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
5) Faktor cuaca (musim hujan) kadang – kadang yang sedikit menganggu dalam
pelaksanaan pembangunan bangunan konservasi air
6) Kemampuan SDM dalam melaksanakan kegiatan masih kurang, baik petugas teknis
maupun petani penerima manfaat (terutama dalam melakukan SID) seperti pemilihan
lokasi dan petani penerima manfaat yang kurang tepat (tidak ada sumber air untuk
ditampung) sehingga hasil bangunan yang telah dilaksanakan di beberapa lokasi kurang
optimal bahkan terbengkalai dan kegiatan tidak dilaksanakan.
Permaalahan Perluasan Sawah
1) Adanya lahan yang tidak sesuai jika digunakan sebagai sawah terutama pada musim
kemarau. karena sawah yang dicetak merupakan sawah tadah hujan
2) Kurangnya jumlah alat berat di beberapa daerah untuk mencetak sawah.
3) Adanya sengketa lahan dengan penduduknya yang tanahnya menjadi sasaran cetak
sawah
4) Adanya lahan sasaran cetak sawah yang memiliki vegetasi yang cukup berat/ lebat.
184
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
185
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
4) Masih kurangnya SDM di Badan Karantina Pertanian yang memiliki penguasaan bahasa
asing, khususnya Bahasa Inggris, sehingga pemahaman SDM Badan Karantina
Pertanian akan agenda dan isu perundingan masih kurang. Untuk itu perlu adanya
pelatihan Bahasa Inggris untuk meningkatkan kompetensi dalam
perundingan/pertemuan internasional sehingga perlu dialokasikan anggarannya setiap
tahun untuk pelatihan bahasa inggris;
5) Kurangnya SDM di sub bidang pelayanan informasi sehingga waktu rangkaian proses
penyajian dan pengolahan data yang diajikan masih kurang efektif ;
6) Adanya beberapa penggantian petugas administrator di UPT Karantina serta kurangnya
sosialisasi system IQFAST ini dari petugas administrator yang lama ke petugas
administrator juga merupakan kendala yang terjadi dalam implementasi system ini;
7) Aplikasi IQFAST merupakan system informasi layanan operasional perkarantinaan yang
baru diterapkan pada awal tahun 2018. Sistem ini mengintegrasikan system operasional
yang telah ada sebelumnya (Eplaq dan Eqvet). Selain itu system ini juga
mengintegrasikan beberapa system informasi yang berkaitan dengan instansi lain seperti
TPK dan simponi Kementerian Keuangan. Beberapa kendala diawal penerapan system
ini telah disampaikan oleh para administrator system di upt-upt karantina antara lain.
Kendala-kendala yang disampaikan oleh petugas telah dilakukan penyesuaian dalam
system IQFAST. Hal ini ditandai dengan beberapa update pada Aplikasi IQFAST yang
dilakukan selama tahun 2018. Hal tersebut dilakukan karena masih banyak petugas
karantina di UPT yang memerlukan waktu penyesuaian terhadap aplikasi ini;
8) Jaringan internet di UPT karantina yang tidak stabil berdampak pada sinkronisasi data
operasional UPT dan Kantor Pusat menyebabkan keterlambatan data pengiriman
operasional karantina;
B. Rekomendasi
Rekomendasi umum untuk peningkatan perbaikan kegiatan tahun 2019 perlu dilakukan :
1) melakukan evaluasi terhadap daerah-daerah yang tidak dapat mencapai target sebagai
bahan pertimbangan dalam pemberian bantuan tahun 2019;
2) mengupayakan adanya aturan di juknis bantuan pemerintah untuk harga benih sesuai
spesifik lokasi atau sesuai harga survei setempat;
3) pelaksanaan kegiatan dilakukan di awal tahun.
Rekomendasi kebijakan yang dihasilkan sub sektor Hortikultura untuk komoditas strategis:
1) Harga acuan bawang putih yang dikeluarkan agar dapat ditinjau kembali dengan dasar
biaya produksi, produktivitas, kondisi pasar yang ada pada saat ini, dan keuntungan
layak yang diperoleh petani. Di luar kabupaten penghasil utama bawang putih,
produktivitas bawang putih secara nasional hanya sekitar 8,3 ton/ha.
2) Keuntungan layak untuk petani sebaiknya setara dengan keuntungan berusahatani
komoditas lain atau lebih tinggi dari upah mínimum regional (UMR) setempat. Untuk
mengamankan harga benih guna mendukung swasembada bawang putih nasional maka
perlu ditetapkan harga acuan maksimal untuk benih bawang putih.
3) Berdasarkan analisis sensitivitas yang telah dilakukan terhadap harga benih, maka dapat
direkomendasikan harga acuan bawang putih dalam bentuk konde basah antara
Rp15.000,00–17.000,00/kg dan harga acuan benih bawang putih antara Rp49.000,00–
53.000,00/kg.
4) Jaminan terhadap kepastian harga juga perlu diberikan kepada petani agar petani
bergairah untuk menanam bawang putih. Terdapat komoditas lain sebagai pesaing
bawang putih, seperti kentang di Lombok Timur serta cabai di Magelang dan
Temanggung yang ditanam pada musim yang sama. Apabila jaminan harga yang layak
tidak dapat diberikan kepada petani maka dikhawatirkan petani akan beralih kepada
komoditas lain yang lebih menjanjikan.
3) Sulitnya memperoleh benih unggul tepat waktu (sesuai pola tanam) Rekomendasi
adalah Koordinasi dan kerjasama dengan lembaga penelitian dan sumber benih
Pembangunan benih unggul secara berjenjang dan terencana
4) Rendemen tidak Optimal Rekomendasi adalah Revitalisasi PG Penataan varietas Sistem
budidaya sesuai rekomendasi teknis Memperbaiki manajemen tebang muat angkut
5) Transparansi rendemen Rekomendasi adalah Fasilitasi pengawas rendemen
Membentuk Tim Transparansi Rendemen Pengawalan rendemen melibatkan petani,
dinas terkait, Perguruan tinggi dan PG Pengukuran rendemen individu menggunakan
Core Sampler
6) Sulit melakukan perluasan areal tebu Rekomendasi adalah Meningkatkan Koordinasi
dengan K/L terkait dengan pembebasan lahan Meningkatkan animo masyarakat untuk
engembangkan tanaman tebu Perluasan di lahan pengembangan
7) Lahan sempit dan terpencar Rekomendasi adalah Melakukan regrouping lahan minimal
10 ha, bekerja sama dengan pemda dan BPN
8) Harga ditingkat petani relative tidak stabil Rekomendasi adalah Menekan biaya produksi
dengan full mekanisasi, regrouping lahan, manajemen tebang muat angkut, subsidi
pupuk, insentif produksi gula tebu dan profesionalitas petani tebu Membentuk Tim
pengawasan pasar gula Penguatan lembaga pemasaran bentukkan petani/klp tani tebu
9) Minimnya kuantitas dan kualitas SDM pertebuan Rekomendasi adalah Melatih tenaga
kerja pertebuan Meningkatan kapabilitas SDM petugas teknis dan penyuluh dan petani
tebu melalui pelatihan/traning Profesionalisasi kelembagaan petani melalui pelatihan dan
training Asosiasi tebu Indonesia di optimalkan
10) Terbatasnya SDA Rekomendasi adalah Optimalisasi lahan Optimalisasi penggunaan
sumber daya air Memanfaatkan iklim sebagai sumberdaya yang efisien Menggunakan
sarana dan prasarana yang mendukung
11) Dukungan lembaga riset pengembangan tebu kurang Rekomendasi adalah
Pemberdayaan lembaga riset tebu yang sudah ada secara optimal
12) Minimnya investasi Rekomendasi adalah Sosialisasi dan koordinasi dengan investor
Meningkatkan koordinasi sinergi dengan pihak-pihak terkait Memfasilitasi investor baik
secara administrasi maupun insfrastruktur
13) Menyatukan persepsi yang sama terhadap kemajuan pembangunan pergulaan Nasional
Rekomendasi adalah Sosialisasi kepada seluruh stakeholders pergulaan dalam
menyatukan persepsi. Meningkatkan kebersamaam lembaga/instansi/organisasi terkait
Meningkatkan pemberdayaan petani/kelompoktani/koperasi/asosiasi pertebuan
Indonesia
188
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Upaya tindak lanjut faktor yang menjadi kendala kegiatan fasilitasi penerapan budidaya
jagung yang dilakukan antara lain:
1) Koordinasi dengan Dinas terkait untuk mempercepat pelaksanaan kegiatan utama yang
mendukung peningkatan produksi padi;
2) Koordinasi dengan Dinas terkait untu melakukan identifikasi dan penanganan masalah
kekeringan;
3) Mereviu kembali desain perencanaan dan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Utama agar
lebih operasional dilaksanakan di lapangan;
4) Meningkatkan pengawalan dan pengawasan penangkar benih dan meningkatkan
kemandirian penyedia benih lokal.
Tindak lanjut Permasalahan Program Peternakan dan Kesehatan Hewan
Solusi Tindak Lanjut Permasalahan dalam Pelaksanaan kegiatan Penanaman dan
Pengembangan Tanaman Pakan Ternak Berkualitas
1) Dinas Provinsi membuat jadwal palang pelaksanaan pengadaan HPT dan sarana
pendukungnya, yang meliputi jadwal pengadaan barang dan jasa, pengolahan lahan,
dropping HPT, penanaman, perawatan/pemeliharaan, dan jadwal pembinaan oleh dinas
setempat.
2) Dinas Provinsi memiliki data perkiraan musim perkiraan musim hujan dari BMKG atau
instansi yang menangani iklim di daerah. Sehingga penanaman HPT tidak terlewat
musim hujan.
3) Dinas Provinsi mengupayakan proses pengadaan barang dan jasa dilaksanakan diawal
tahun. Apabila ada refocusing anggaran, maka kegiatan Gerbang Patas tidak menjadi
target untuk dialihkan menjadi kegiatan lain.
Tindak Lanjut Permasalahan pada obat hewan
1) Finalisasi Permentan bidang obat hewan
2) Setiap Provinsi/Kab/Kota menerbitkan SK Pengawas Obat Hewan
3) Pengawasan dan pembinaan penggunaan antimikrobial
4) Peningkatan kerjasama pengawasan obat hewan lintas sector
5) Penyempurnaan aplikasi obat hewan
Upaya tindaklanjut permasalahan Pemotongan Sapi Betina Produksif, Upaya
pengendalian pemotongan betina produktif :
1) Telah dilakukan kegiatan kegiatan pengendalian pemotongan betina produktif
bekerjasama dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia melalui perjanjian
kerjasama (MoU) antara Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Baharkam Polri) sejak tanggal 9 Mei 2017;
2) Ditandatanganinya Pedoman bersama Kerja antara Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Baharkam Polri) pada
tanggal 8 April 2018. Dilakukan Pengendalian Pemotongan Betina Produktif tahun 2018
di 41 Kabupaten/Kota di 17 Provinsi (Provinsi Target) dalam bentuk sosialisasi,
pengawasan dan pembinaan dan di 16 Provinsi (Provinsi Non Target) dalam bentuk
sosialisasi.
189
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
10) Perlu meminimalisir terjadinya revisi, apabila memang sangat diperlukan adanya revisi,
maka sebaiknya revisi yang dilaksanakan adalah revisi POK. Revisi bangunan harus
dilaporkan ke Instansi teknis di pusat agar dapat dimonitor perkembangannya.
11) Pedoman teknis kegiatan agar benar-benar dipahami oleh petugas, dan segera mungkin
membuat petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan yang nantinya akan menjadi acuan
dalam pelaksanaan kegiatan.
12) Belum semua petugas Kabupaten/Kota pelaksana kegiatan melaporkan hasil kegiatan
melalui Model Pelaporan Online (MPO) Ditjen PSP.
191
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Tindak janjut atas permasalahan yang dihadapi BBUSKP selama Tahun 2018 sebagai
berikut:
1) Dengan adanya instruksi Kepala Badan Karantina Pertanian agar UPT Karantina
Pertanian lingkup Badan Karantina Pertanian meningkatkan pelaksanaan tindakan
karantinanya dengan memberdayakan laboratorium UPT tersebut dimana hasil
pengujiannya akan menjadi dasar ilmiah dalam menindaklanjuti keputusan tindakan
karantina selanjutnya dan instruksi mengenai perlunya laboratorium mendapatkan
akreditasi sistim manajemen mutu ISO/IEC 17025:2017, maka pada tahun 2018 banyak
UPT KP mengikuti uji profisiensi yang diselenggarakan mandiri oleh BBUSKP maupun
oleh KAN. Selain itu juga BBUSKP memberikan bimbingan teknis eksternal pengujian,
bimbingan tenis internal dan pemberian magang pengujian kepada personel
laboratorium UPT KP lingkup Barantan dengan materi sesuai dengan kebutuhan
kompetensi laboratorium dimaksud dan jumlah UPT yang diberikan bimtek disesuaikan
dengan besaran anggaran yang ada;
2) Pada tahun ini juga, kompetensi pejabat fungsional terkait pengembangan SDM belum
optimal dilaksanakan, karena terbatasnya bahkan tidak adanya anggaran tersedia untuk
magang tetapi kegiatan in house training laboratorium Karantina Hewan, tumbuhan dan
keamanan hayati tetap dapat dilaksanakan dengan baik.
3) Barantan sebagai organisasi induk mendukung operasionalisasi cegah tangkal salah
satunya melalui kegiatan pelayanan pengujian pemeriksaan laboratorium. Saat ini UPT
dalam melaksanakan pengujian laboratorium belum sesuai dengan kompetensi dan
klasifikasi laboratorium yang di tetapkan oleh Barantan (Pusat Teknis). BBUSKP sebagai
laboratorium rujukan lingkup Barantan melaksanakan uji standar, uji rujukan dan uji
konfirmasi, sehingga perlu adanya Alur Tata Hubungan Kerja Pemeriksaan dan
Pengujian Laboratorium terhadap Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina
(HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK);
192
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
193
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
194
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
LAMPIRAN
195
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Lampiran 1. Distribusi Menurut Golongan/Ruang, Jenis Kelamin Dan Pendidikan Berdasarkan Eselon I Kementerian Pertanian
197
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
193
194
Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018
198
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018
Jumlah SOP
No. Unit Kerja
Generik Spesifik
1 Sekretariat Jenderal
1.1 Biro Perencanaan 54 61
1.2 Biro Hukum 11 32
1.3 Biro Organisasi dan Kepegawaian 19 166
1.4 Biro Keuangan dan Perlengkapan 32 90
1.5 Biro Umum dan Pengadaan 41 35
1.6 Biro Kerjasama Luar Negeri 47 14
1.7 Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik 4 20
1.8 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 55 114
1.9 Pusat Perlindungan Varietas T anaman dan Perizinan Pertanian 57 63
1.10 Pusat Perpustakaan dan Penyebaran T eknologi Pertanian 88 63
1.11 Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 59 9
Jumlah SOP Setjen 467 667
2 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 614 194
3 Direktorat Jenderal T anaman Pangan 1.142 316
4 Direktorat Jenderal Hortikultura 108 3
5 Direktorat Jenderal Perkebunan 790 127
6 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2.819 436
7 Inspektorat Jenderal 659 94
8 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 3.069 256
9 BPPSDMP 1.974 266
10 Badan Ketahanan Pangan 123 127
11 Badan Karantina Pertanian 255 41
12.020 2.527
Jumlah Total SOP
14.547
Data di atas menunjukkan bahwa Hasil Capaian PMPRB Kementerian Pertanian Tahun 2018
sebesar 90.71. Jika dibandingkan dengan Capaian Nilai Reformasi Birokrasi Tahun 2017
sebesar 76,79, terdapat kenaikan sebesar 18,13%.
200
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
13. Tanggal 5 Desember 2018 di Mabes ABRI Cilangkap Pameran Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD)
201
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
LAMPIRAN PUSDATIN
Lampiran 9. Atlas sebaran fase pertanaman padi sawah di Indonesia
(1) Periode 24 desember 2017 – 8 Januari 2018, edisi 46 (12) Periode 17 Juni – 2 Juli 2018, edisi 57
(2) Periode 8 - 24 Januari 2018, edisi 47 (13) Periode 4-19 Juli 2018, edisi 58
(3) Periode 25 Januari – 9 Februari, edisi 48 (14) Periode 20 Juli – 4 Agustus 2018, edisi 59
(4) Periode 10 Februari – 25 Februari 2018, edisi 49 (15) Periode 5 – 20 Agustus 2018 , edisi 60
(5) Periode 26 Februari – 13 Maret, edisi 50 (16) Periode 21 Agustus – 5 September 2018, edisi 61
(6) Periode 14 – 29 Maret, edisi 51 (17) Periode 6 – 21 September 2018, edisi 62
(7) Periode 30 Maret - 14 April 2018, edisi 52 (18) Periode 21September – 7 Oktober 2018, edisi 63
(8) Periode 15 - 30 April 2018, edisi 53 (19) Periode 8 – 23 Oktober 2018, edisi 64
(9) Periode 1 - 16 Mei 2018, edisi 54 (20) Periode 24 Oktober – 8 November 2018, edisi 65
(10) Periode 17 Mei - 1 Juni 2018, edisi 55 (21) Periode 9 – 24 November 2018, edisi 66
(11) Periode 2 – 17 Juni 2018, edisi 56 (22) Periode 25 November – 10 Desember 2018, edisi 67
(12) Periode 17 Juni – 2 Juli 2018, edisi 57 (23) Periode 11 – 16 Desember 2018, edisi 68
Edisi 46 – 68
202
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Lampiran 10. Hibah BMN berupa Kendaraan Roda Dua / Sepeda Motor
HARGA
NO PROVINSI UNIT JUMLAH (Rp.) NUP KETERANGAN
SATUAN (Rp.)
1 RIAU 6 13.410.000 80.460.000 240 - 245 Selesai
2 KALIMANTAN TIMUR 3 13.410.000 40.230.000 223 - 225 Selesai
3 SULAWESI TENGAH 6 13.410.000 80.460.000 226 - 229 Selesai
4 SUMATERA UTARA 25 13.410.000 335.250.000 121 - 145 Proses Hibah
5 KALIMANTAN BARAT 10 13.410.000 134.100.000 202 - 211 Proses Hibah
TOTAL 50 670.500.000
Penghapusan BMN
LAMPIRAN PPVT
Lampiran 12. Target dan Realisasi Permohonan Hak PVT Tahun 2018
Permohonan Hak Permohonan Hak PVT Tahun 2018
No. Komoditas PVT Tahun 2017 Target Realisasi
1. Tan. Pangan 29 15 11
2. Tan. Sayuran 8 12 16
3. Tan. Hias 6 10 13
4. Tan. Buah 7 5 3
5. Tan. Perkebunan/ Industri/Kehutanan 5 2 3
6. Tan. Pakan Ternak 1 1 2
TOTAL 56 45 48
203
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Lampiran 13. Capaian Kinerja Pelayanan Pendaftaran Varietas Lokal dan Hasil
Pemuliaan Tahun 2018 dan 2017
2018 2017
Target
No Jenis Tanaman Penerbitan Penerbitan
2018 Permohonan Permohonan
TDV TDV
1 Tan. Pangan 30 259 262 126 127
2 Tan. Sayuran 8 83 81 40 38
3 Tan. Buah 45 152 153 94 99
4 Tan. Hias 45 36 36 20 20
5 Tan. Obat/Rempah 50 9 9 4 4
6 Tan. Bun/Industri 2 109 111 48 51
Tan. Rumput Hijauan
7 pakan ternak - 5 7 8 2
Lampiran 14. Target dan Realisasi Permohonan Pendaftaran Varietas Lokal Melalui
Kerjasama Percepatan Pendaftaran Varietas Lokal Tahun 2018
No Provinsi Target Realisasi Prosentase (%)
1. Aceh 16 16 100
2. Sumatera Utara 5 3 60
3. Sumatera Barat 5 9 180
4. Jambi 8 7 88
5. Riau 4 6 150
6. Bengkulu 16 5 31
7. Bangka Belitung 10 12 120
8. Sumatera Selatan 10 6 60
9. Lampung 6 6 100
10. Kepulauan Riau 4 3 75
11. DKI Jakarta 5 5 100
12. Jawa Barat 10 9 90
13. Banten 10 20 200
14. Jawa Tengah 10 10 100
15. Yogyakarta 10 11 110
16. Jawa Timur 16 17 106
17. Bali 10 10 100
18. Nusa Tenggara Barat 10 10 100
19. Nusa Tenggara Timur 11 22 200
20. Kalimantan Selatan 10 10 100
21. Kalimantan Timur 10 7 70
22. Kalimantan Barat 5 6 120
23. Kalimantan Tengah 10 10 100
24. Sulawesi Selatan 10 15 150
25. Sulawesi Tengah 5 6 120
26. Sulawesi Utara 6 6 100
27. Sulawesi Tenggara 10 10 100
28. Sulawesi Barat 10 15 150
29. Maluku 11 15 136
30. Maluku Utara 20 27 135
31. Gorontalo 6 5 83
32. Papua 6 6 100
33. Papua Barat 5 5 100
Total 300 330 204
110%
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Lampiran 15. Capaian Kinerja Pelayanan Perizinan Pestisida Tahun 2018 dan 2017
TARGET 2.018 2.017
NO JENIS PERMOHONAN
2018 PERMOHONAN PENERBITAN PERMOHONAN PENERBITAN
A PENDAFTARAN PESTISIDA
1 Pendaftaran Izin Tetap Baru 150 305 216 272 290
2 Pendaftaran Izin Tetap Ulang 400 614 611 635 659
3 Pendaftaran Izin Tetap Ekspor 20 51 52 54 46
4 Pendaftaran Izin Tetap Bahan Teknis 100 190 117 148 123
5 Pendaftaran Izin Percobaan 230 491 427 375 391
JUMLAH A 900 1.651 1.423 1.484 1.509
B LAYANAN PESTISIDA LAINNYA
1 Perluasan Penggunaan 100 169 82 148 114
2 Perubahan Nama Pestisida 50 82 74 89 90
3 Perubahan Pemegang Pendaftaran 80 219 137 105 122
4 Perubahan Nomor Pendaftaran - 17 17 9 7
5 Perubahan Dosis/Konsentrasi 5 34 7 24 20
6 Perubahan Kode/Bentuk - 11 5 5 3
7 Perubahan Bid. Penggunaan/Jenis/Komoditi/OPT Terdaftar 5 41 34 32 20
8 Perubahan Cara Kerja - 11 2 8 5
9 Penambahan/Perubahan Asal Bahan Aktif/Bahan Teknis 10 78 87 29 37
10 Perpanjangan Izin Percobaan 80 111 134 125 175
11 Pengesahan Label 300 592 710 626 691
12 Pembuatan Sertifikat 600 1.431 1.549 1.234 1.245
13 Pengambilan Sampel Pestisida dan Segel 600 1.462 1.565 1.327 1.339
14 Uji Mutu Non Parakuat 600 1.085 1.085 1.110 1.171
15 Uji Mutu Parakuat 10 59 37 34 34
16 Uji Mutu Bahan Teknis 50 255 258 140 146
17 Uji Toksisitas 50 332 294 194 192
18 Pengesahan Protokol Uji Efikasi 600 1.273 1.484 1.147 1.252
19 Keterangan Lain-lain 100 158 110 179 106
20 Keterangan Impor Sampel Penelitian 100 324 324 283 283
21 Keterangan Impor Pestisida Terintegrasi INSW 200 888 888 685 685
22 Keterangan Impor Sampel Pendaftaran Terintegrasi INSW 50 57 57 153 153
23 Keterangan Impor Pestisida Alih Kuasa Terintegrasi INSW 10 7 7 58 58
JUMLAH B 3.600 8.696 8.947 7.744 7.948
TOTAL A + B 4.500 10.347 10.370 9.228 9.457
% Naik/Turun Permohonan 12,13
% Naik/Turun Penerbitan Surat Izin 9,65
205
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
206
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Lampiran 21. Wilayah Bebas Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) Sampai Tahun 2018
207
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Lampiran 22. Wilayah Bebas Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) Sampai Tahun 2018
208
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
209
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
211
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
LAMPIRAN BARANTAN
Lampiran 27. Status Akreditasi Laboratorium UPT Lingkup Badan Karantina Pertanian S/D
Desember 2018
Persiapan Pengajuan
Akreditasi ke KAN
Akreditasi di KAN
Dalam Proses
Terakreditasi
Pengajuan
Status
No Nama Laboratorium Keterangan
1. Laboratorium BBUSKP
2. Laboratorium BBKP Makassar
3. Laboratorium BBKP Surabaya
4. Laboratorium BBKP TanjungPriok
5. Laboratorium BBKP SoekarnoHatta
6. Laboratorium BBKP Belawan
7. Laboratorium BKP Kelas I Denpasar
8. Laboratorium BKP Kelas I Balikpapan
9. Laboratorium BKP Kelas I Palembang
10. Laboratorium BKP Kelas II Medan
11. Laboratorium BKP Kelas I Jambi
12. Laboratorium BKP Kelas I Mataram
13. Laboratorium BKP Kelas I Banjarmasin
14. Laboratorium BKP Kelas I Bandar
Lampung
15. Laboratorium BKP Kelas II Cilegon
16. Laboratorium BKP Kelas II Kendari
17. Laboratorium BKP Kelas II Pangkal
Pinang
18. Laboratorium BKP Kelas II Yogyakarta
19. Laboratorium SKP Kelas I Banda Aceh
20. Laboratorium BKP Kelas I Kupang Sudah di assessment, dalam
proses tindakan perbaikan dan
verifikasi
Tindakan perbaikan oleh tim
assessor KAN
21. Laboratorium BKP Kelas II Tanjung
Pinang
22. Laboratorium SKP Kelas I Biak
23. Laboratorium SKP Kelas I Samarinda
24. Laboratorium SKP Kelas I Sumbawa
Besar
25. Laboratorium BKP Kelas II Palangkaraya
26. Laboratorium BKP Kelas I Padang
27. Laboratorium BKP Kelas I Batam
28. Laboratorium SKP Kelas I Bengkulu
29. Laboratorium BKP Kelas I Manado
30. Laboratorium BKP Kelas I PekanBaru
31. Laboratorium BKP Kelas II Tarakan
212
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
213
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Lampiran 28. Frekuensi layanan sertifikasi Karantina Hewan per UPT Karantina
Pertanian
Pemeriksaan Pembebasan
No UPT
Impor Ekspor DM DK Impor Ekspor DM DK
1 BBKP Belawan 827 52 292 1129 827 52 292 1119
2 BBKP Makasar 96 39 8875 11929 87 38 8852 11910
3 BBKP Soekarno-Hatta 6603 7925 15693 27941 6570 7914 15690 27940
4 BBKP Surabaya 7292 5998 7061 85028 7285 5998 7033 85017
5 BBKP Tanjung Priok 20218 439 223 5859 20209 439 223 5848
6 BKP Kelas I Balikpapan 2 30 10240 12168 0 30 10216 12168
7 BKP Kelas I B. Lampung 511 5 4446 31337 511 5 4432 31261
8 BKP Kelas I Banjarmasin 0 2 10510 9384 0 2 10484 9383
9 BKP Kelas I Batam 124 807 7502 9428 124 807 7502 9428
10 BKP Kelas I Denpasar 251 820 6965 11844 162 814 6798 11796
11 BKP Kelas I Jambi 0 7 863 3952 0 7 863 3952
12 BKP Kelas I Jayapura 0 0 3299 6673 0 0 3278 6673
13 BKP Kelas I Kupang 0 1 2719 6215 0 1 2678 6215
14 BKP Kelas I Manado 0 0 3037 4993 0 0 3037 4993
15 BKP Kelas I Mataram 1 12 9412 5879 1 12 9412 5879
16 BKP Kelas I Padang 32 4 582 2381 0 4 581 2381
17 BKP Kelas I Palembang 12 15 1538 9717 7 15 1538 9716
18 BKP Kelas I Pekanbaru 38 177 2534 9764 33 177 2534 9763
19 BKP Kelas I Pontianak 1 63 2643 11480 0 63 2641 11479
20 BKP Kelas I Semarang 1328 1842 3825 7056 1296 1842 3795 7056
21 BKP Kelas II Cilegon 13 0 13487 11399 13 0 13472 11247
22 BKP Kelas II Gorontalo 0 0 1552 885 0 0 1521 880
23 BKP Kelas II Kendari 0 44 5236 1653 0 44 5236 1653
24 BKP Kelas II Medan 39 2728 5092 6439 26 2728 5086 6438
25 BKP Kelas II Palangkaraya 3 0 3561 12080 3 0 3556 12078
26 BKP Kelas II Palu 0 2 2742 3065 0 2 2740 3063
27 BKP Kelas II Pangkal Pinang 2 0 8778 3629 0 0 8761 3628
28 BKP Kelas II Tanjung Pinang 263 371 3646 3524 249 367 3643 3523
29 BKP Kelas II Tarakan 0 7 2733 9834 0 7 2733 9834
30 BKP Kelas II Ternate 0 0 2068 501 0 0 1943 501
31 BKP Kelas II Yogyakarta 110 707 4512 6574 39 707 4505 6574
32 SKP Kelas I Ambon 0 0 538 336 0 0 534 336
33 SKP Kelas I Banda Aceh 1 7 1346 1610 0 7 1346 1610
34 SKP Kelas I Bandung 19 190 2965 1907 7 190 2965 1907
35 SKP Kelas I Bengkulu 0 0 1535 823 0 0 1533 823
36 SKP Kelas I Biak 0 0 2299 792 0 0 2255 792
37 SKP Kelas I Cilacap 6 0 0 0 6 0 0 0
38 SKP Kelas I Entikong 53 1 0 0 0 1 0 0
39 SKP Kelas I Merauke 0 0 884 3037 0 0 859 3037
40 SKP Kelas I Pare-Pare 0 0 5759 9088 0 0 5758 9087
41 SKP Kelas I Samarinda 0 5 4519 5776 0 5 4518 5776
42 SKP Kelas I Sorong 0 0 2753 612 0 0 2686 611
43 SKP Kelas I Sumbawa Besar 0 0 2679 11035 0 0 2678 11028
44 SKP Kelas I TB Asahan 1 18 0 680 0 18 0 680
45 SKP Kelas I Timika 19 0 2109 80 19 0 2109 78
46 SKP Kelas II Bangkalan 0 0 7298 3136 0 0 7284 3134
47 SKP Kelas II Mamuju 0 0 433 2473 0 0 433 2473
48 SKP Kelas II Manokwari 0 0 1942 861 0 0 1912 861
49 SKP Kelas II TB Karimun 87 69 2021 2133 3 69 2015 2133
50 SKP Kelas II Ende 0 0 1 662 0 0 0 662
TOTAL 37952 22387 194747 378781 37477 22365 193960 378424
Sumber: Aplikasi IQ FAST tahun 2018.
214
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Lampiran 29. Frekuensi Kegiatan Tindakan Karantina Impor, Ekspor Domestik Masuk
dan Domestik Keluar (Karantina Hewan)
Tindakan Frekuensi (kali)
No
Karantina Hewan Impor Ekspor DM DK
1. Hewan Hidup
a. Pemeriksaan 3.296 3.646 125.143 222.043
b. Pelepasan 2.821 3.624 124.356 221.686
2. Bahan Asal Hewan
a. Pemeriksaan 38.351 14.939 73.566 177.253
b. Pelepasan 37.876 14.917 72.779 176.896
3. Hasil Bahan Asal Hewan
a. Pemeriksaan 680 138 7.286 1.592
b. Pelepasan 205 116 6.481 1.235
4. Media Pembawa/ BendaLain
a. Pemeriksaan 7.919 1.989 20.365 43.904
b. Pelepasan 7.444 1.967 19.578 43.547
Sumber: Aplikasi IQ FAST tahun 2018.
Lampiran 30. Frekuensi layanan sertifikasi Karantina Tumbuhan per UPT Karantina
Pertanian
Pemeriksaan Pembebasan
No UPT
Impor Ekspor DM DK Impor Ekspor DM DK
1 BBKP Belawan 7219 13232 205 1371 7161 12770 205 1337
2 BBKP Makasar 359 2765 8229 19853 295 2763 8226 19847
3 BBKP Soekarno-Hatta 7347 13683 9739 33071 7284 13521 9738 33070
4 BBKP Surabaya 30097 37021 208 92351 30086 34798 206 92225
5 BBKP Tanjung Priok 33264 12316 1615 17618 33182 12304 1613 17603
6 BKP Kelas I Balikpapan 3886 139 17201 2006 3885 139 17196 2005
7 BKP Kelas I B. Lampung 727 10041 3637 10550 726 9990 3636 10542
8 BKP Kelas I Banjarmasin 72 1632 10971 1227 72 1631 10970 1227
9 BKP Kelas I Batam 4155 2082 7656 3682 4136 2082 7656 3682
10 BKP Kelas I Denpasar 335 5218 2303 3878 315 4808 2302 3870
11 BKP Kelas I Jambi 29 2200 1355 2271 29 2200 1355 2270
12 BKP Kelas I Jayapura 818 48 2997 9162 817 47 2997 9162
13 BKP Kelas I Kupang 1 28 3214 3354 1 28 3213 3354
14 BKP Kelas I Manado 4 1343 4548 4397 4 1318 4548 4395
15 BKP Kelas I Mataram 7 71 2786 12619 6 71 2784 12619
16 BKP Kelas I Padang 8 2106 239 7066 8 2070 239 7066
17 BKP Kelas I Palembang 188 4564 1312 7251 170 4535 1312 7251
18 BKP Kelas I Pekanbaru 499 8122 728 2762 496 8121 728 2761
19 BKP Kelas I Pontianak 361 3041 11262 8159 361 3032 11259 8156
20 BKP Kelas I Semarang 7584 10287 944 11269 7578 10242 944 11268
21 BKP Kelas II Cilegon 1183 694 87 29056 1160 694 87 28747
22 BKP Kelas II Gorontalo 0 5 2068 1697 0 5 2068 1697
23 BKP Kelas II Kendari 5 3 4673 5017 5 3 4673 5016
24 BKP Kelas II Medan 409 3884 1100 13689 385 3883 1091 13667
25 BKP Kelas II Palangkaraya 0 568 5628 1583 0 567 5624 1583
26 BKP Kelas II Palu 0 225 3501 7526 0 188 3500 7524
27 BKP Kelas II Pangkal Pinang 3 349 9742 3129 0 349 9739 3118
28 BKP Kelas II Tanjung Pinang 264 148 3812 787 263 148 3812 787
215
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
216
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Sumber : BPS
Tabel ... menunjukkan bahwa konsumsi per kapita rumah tangga dalam setahun untuk buah
seperti jeruk (3,49 kg), mangga (0,57 kg), salak (2,35 kg), nenas (0,47 kg) sedangkan
konsumsi per kapita rumah tangga dalam setahun untuk sayur seperti bawang merah
(25,71 ons), bawang putih (16,32 ons), cabe merah (1,77 ons), cabai hijau (0,37 ons) dan
cabai rawit (1,51 ons).
217
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian