Anda di halaman 1dari 226

LAPORAN TAHUNAN

KEMENTERIAN PERTANIAN
TAHUN
2018

BIRO PERENCANAAN
KEMENTERINAN PERTANIAN
TAHUN 2019
Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Ringkasan Eksekutif

Tahun 2018 kinerja sektor pertanian memperlihatkan hasil cukup baik, Indikator Makro
Pertanian Tahun 2018 menunjukan angka pertumbuhan yang cukup tinggi bila dibanding
dengan tahun-tahun sebelumnya. Angka pertumbuhan PDB sektor pertanian 2018 tercatat
mencapai 4,58% dan berkontribusi terhadap nasional sebanyak 10,50%. Selain itu, angka
PDB sektor pertanian Tahun 2018, tertinggi selama kurun waktu tujuh tahun terakhir.
Berdasarkan Sumber BPS RI (2019) dan masih merupakan angka sangat-sangat sementara
bahwa sub sektor perkebunan merupakan kontributor terbesar menyumbang PDB sektor
pertanian (26,24%), sedangkan sub tanaman pangan (25,79%), sub sektor peternakan
(11,98%) dan hortikultura 11,54%) secara perlahan menunjukkan trend peningkatan yang
signifikan.

Beberapa catatan keberhasilan sektor pertanian pada Kabinet Kerja sepanjang tahun 2018 di
sektor pertanian diantaranya; produksi pangan strategis meningkat secara signifikan. Sub
sektor tanaman pangan produksi padi 83,03 juta ton meningkat 100,65 % dari target 82,50 juta
ton dan meningkat 2,33% dari produksi tahun 2017, produksi jagung tahun 2018 mencapai
30,06 juta ton, atau mencapai 100,19 % dari target 30,00 juta ton dan meningkat 3,91% dari
produksi tahun 2017 dan produksi kedelai tahun 2018 mencapai 0,98 juta ton meningkat
81,48% dari tahun 2017 (ARAM I/Kementan dan BPS). Sub sektor hortikultura, produksi aneka
cabai tahun 2018 mencapai 2,14 juta ton atau 95,14% dari target dan meningkat 5,95% dari
tahun 2017, produksi bawang merah 1,42 juta ton atau 88,38% dari target dan meningkat
1,36% dari tahun 2017 (angka Prognosa). Sub sektor perkebunan, produksi karet tahun 2018
mencapai 3,77 juta ton meningkat 5,01% dari tahun 2017 dan produksi kelapa sawit tahun
2018 mencapai 40,57 juta ton meningkat 6,85% dari tahun 2017 (angka Sementara) serta
produksi tebu tahun 2018 mencapai 2,17 juta ton meningkat 2,36% dari tahun 2017 (angka
Sementara). Sub sektor peternakan, Produksi daging sapi/kerbau tahun 2018 mencapai 0,53
juta ton meningkat 1,92% dari tahun 2017 dan produksi ayam pedaging tahun 2018 mencapai
2,14 juta ton meningkat 4,39% dari tahun 2017 (angka Sementara).

Catatan pengakuan internasional terhadap kinerja pertanian Indonesia diantanranya;


Ketahanan Pangan Indonesia berdasarkan hasil evaluasi Economist Intelegence Unit/EIU pada
Global Food Security Index (GFSI) 2017 berada pada peringkat 69 dari 113 negara dan dari
aspek Ketersediaan Pangan peringkat 64 dari peringkat 76 tahun 2014. Dari hasil evaluasi EIU
terhadap Food Sustainalibility Index, Indonesia peringkat 21 dari 25 negara, dari aspek
keberlanjutan pertanian peringkat 16 di atas Amerika Serikat, China dan India. Hal lainnya
adalah, Indonesia sejak tahun 2016 tidak impor beras medium, cabai segar dan bawang
merah, bahkan Indonesia mampu ekspor jagung 57.650 ton ke Filipina, bawang merah 7.750
Ton ke 6 negara (Thailand, Taiwan, Vietnam, Singapore, Malaysia, Timor Leste).

i
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 i


ii Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018
Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Kata Pengantar

Laporan Tahunan Kementerian Pertanian Tahun 2018 ini merupakan laporan pelaksanaan
kegiatan dari 11 Program lingkup Kementerian Pertanian selama Tahun Anggaran 2018.
Sebagian besar kegiatan Kementerian Pertanian pada Tahun 2018 dapat dilaksanakan dengan
cukup baik, yaitu dengan terlaksananya berbagai kegiatan di masing-masing program (unit
Eselon I) sesuai perencanaan yang ditetapkan. Pada masa mendatang, Kementerian Pertanian
dituntut untuk terus meningkatkan bukan hanya kuantitas juga kualitas pelaksanaan kegiatan
menjadi lebih baik dan terencana serta penuh tanggung jawab, karena tantangan yang
dihadapi akan lebih berat dan lebih komplek dalam mencapai sasaran, tujuan dan harapan
pembangunan pertanian Tahun 2015-2019.
Laporan ini menginformasikan gambaran pelaksanaan kegiatan program lingkup Kementerian
Pertanian. Pelaksanaan kegiatan program dimaksud berupa proses pencapaian hasil kinerja
pembangunan pertanian kurun waktu tahun 2018 dengan sasaran peningkatan produksi serta
berbagai aspek pendukung lainnya seperti pelaksanaan kinerja penyediaan sarana prasarana
pertanian, pelaksanaan kinerja peningkatan sumberdaya manusia, penelitian dan
pengembangan, peningkatan ketahanan pangan, serta perkarantinaan.
Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan Laporan Tahunan
Kementerian Pertanian Tahun 2018 ini, kami sampaikan ucapan terima kasih dan berharap
kiranya kerjasama yang sudah terjalin baik selama ini dapat terus ditingkatkan. Kami
menyadari bahwa laporan ini belum bisa memuat seluruh aspek pelaksanaan kegiatan
pembangunan pertanian secara utuh, namun berbagai aspek penting pelaksanaan kegiatan
pembangunan pertanian yang perlu untuk diketahui publik telah kami coba paparkan secara
transparan.
Akhirnya kami berharap semoga laporan ini memberi manfaat bagi semua pihak.

Jakarta, Mei 2019

Syukur Iwantoro

ii
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 iii


iv Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018
Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

DAFTAR ISI
Hal
RINGKASAN EKSEKUTIF............................................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL............................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................................ viii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1


A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Visi dan Misi .......................................................................................................... 2
C. Tujuan dan Sasaran .............................................................................................. 3
D. Ruang Lingkup ...................................................................................................... 3
E. Sasaran Strategi ..................................................................................................... 4
F. Arah Kebijakan ...................................................................................................... 5

BAB II. STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN PERTANIAN ................................ 7

BAB III. PELAKSANAAN PROGRAM KEMENTERIAN PERTANIAN TA. 2018 ............. 11


A. Pelaksanaan Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya Kementerian Pertanian ............................................................................ 11
B. Pelaksanaan Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur
Kementerian Pertanian ......................................................................................... 41
C. Pelaksanaan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil
Tanaman Pangan ................................................................................................. 44
D. Pelaksanaan Program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura ...... 55
E. Pelaksanaan Program Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan
Berkelanjutan......................................................................................................... 71
F. Pelaksanaan Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis
Peternakan Rakyat............................................................................................. 96
G. Pelaksanaan Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana
Pertanian ............................................................................................................... 97
H. Pelaksanaan Program Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-Industri
Berkelanjutan ........................................................................................................ 103
I. Pelaksanaan Program Peningkatan Penyuluhan dan Pelatihan serta Pendidikan
Pertanian ....................................................... 124
J. Pelaksanaan Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan
Masyarakat............................................................................................................ 131
K. Pelaksanaan Program Peningkatan Kualitas Pengkarantinaan Pertanian dan
Pengawasan Keamanan Hayati ............................................................................ 147

iii
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 v


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

BAB IV. PENGELOLAAN ANGGARAN DAN SUMBERDAYA MANUSIA .................... 169


A. Realisasi Anggaran Kementerian Pertanian Tahun 2018...................................... 169
B. Keragaan SDM Kementerian Pertanian Tahun 2018............................................ 174

BAB V. PERMASALAHAN, TANTANGAN DAN SOLUSI TINDAKLANJUT ................... 175


A. Masalah ................................................................................................................ 175
B. Rekomendasi ....................................................................................................... 182
C. Solusi dan Tindaklanjut ........................................................................................ 183

BAB VI. PENUTUP .......................................................................................................... 189


LAMPIRAN

iv
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

vi Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Daftar Tabel

Hal

Tabel 1. Hasil penghitungan Angka Prognosa, Angka Ramalan I dan Angka Ramalan
II Produksi Cabai dan Bawang Merah Tahun 2018 ......................................... 22
Tabel 2. Realisasi Penerbitan Hak PVT Tahun 2017- 2018 ........................................... 27
Tabel 3. Perkembangan Pendafatarn Varietas Hortikultura dan Penerbitan Tanda
Daftar Varietas Tahun 2011 s.d 2018 .............................................................. 28
Tabel 4. Capaian Kinerja Pelayanan Perizinan Pupuk Tahun 2018 .............................. 28
Tabel 5. Capaian Kinerja Pelayanan Perizinan Benih dan SDG Tanaman Tahun 2018
dan 2017 .......................................................................................................... 29
Tabel 6 . Hasil Nilai IKM Tahun 2018 ............................................................................. 31
Tabel 7. Judul dan Pembicara Seminar Pembangunan Pertanian dan Perdesaan,
2018 ................................................................................................................. 40
Tabel 8. Laporan Unit Pengelola Gratifikasi Tahun 2017 dan 2019 .............................. 41
Tabel 9. Capaian Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Padi Tahun 2018 ............. 44
Tabel 10. Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Padi
Tahun 2014-2018 ............................................................................................ 44
Tabel 11. Produksi dan Kebutuhan Beras Tahun 2018 ................................................... 45
Tabel 12. Capaian Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Jagung Tahun 2018 ......... 45
Tabel 13. Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Jagung
Tahun 2014-2018 ............................................................................................ 45
Tabel 14. Produksi dan Kebutuhan Jagung Tahun 2018 ................................................ 46
Tabel 15. Capaian Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai Tahun 2018 ......... 46
Tabel 16. Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Kedelai
Tahun 2014-2018 ............................................................................................ 46
Tabel 17. Perkembangan Produksi dan Kebutuhan Kedelai Tahun 2018 ....................... 47
Tabel 18. Rekapitulasi Realisasi Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia
Tahun 2018 ...................................................................................................... 48
Tabel 19. Realisasi Perbanyakan Benih Sumber Tahun 2018 ........................................ 48
Tabel 20. Realisasi Bantuan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tahun 2018.. 51
Tabel 21. Realisasi Kegiatan Wilayah Perbatasan Tahun 2018 ...................................... 53
Tabel 22. Realisasi Kegiatan Desa Mandiri Benih ........................................................... 53
Tabel 23. Realisasi Perkembangan Kegiatan Pantauan KSP 2018 ................................ 54
Tabel 24. Target dan Realisasi Komoditas Untuk Peningkatan Produksi, Komoditas
Ekspor, dan Substitusi Impor Tahun 2018 ....................................................... 55
Tabel 25. Perbandingan Luas Panen Komoditas Untuk Peningkatan Produksi,
Komoditas Ekspor, dan Substitusi Impor Tahun 2018 dan 2017 ..................... 56
Tabel 26. Kontribusi Subsektor Hortikultura dibanding Subsektor Lain Terhadap Sektor
Pertanian Tahun 2018 ..................................................................................... 57
Tabel 27. Ekspor dan Impor Komoditas Hortikultura Tahun 2017 dan 2018 ................... 58
Tabel 28. Hasil Pencapaian Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat
Tahun 2018 ...................................................................................................... 59
v
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 vii


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Tabel 29. Perkembangan volume Ekspor Komoditas Strategis Perkebunan .................. 73


Tabel 30. Pertumbuhan volume Ekspor Komoditas Strategis Perkebunan ..................... 74
Tabel 31. Analisis realisasi kinerja dan capaian produksi Gula tebu Tahun 2015-2018.. 75
Tabel 32. Capaian Populasi Produksi Benih dan Bibit Ternak Than 2018 ...................... 76
Tabel 33. Jumlah Sertifikasi Benih Dan Bibit Dari Tahun 2018 ....................................... 77
Tabel 34. Pengembangan Padang Penggembalaan ....................................................... 78
Tabel 35. Capaian kegiatan pemeliharaan padang penggembalaan .............................. 78
Tabel 36. Capaian Kegiatan Pakan Konsentrat di UPT ................................................... 79
Tabel 37. Pembebasan PHMS Prioritas Tahun 2012-2018 ............................................. 81
Tabel 38. Realisasi Penanganan Gangguan Reproduksi Dan Tindak Lanjut
Penanganan Gangrep Tahun 2018 (data per 20 Desember 2018) ................. 82
Tabel 39. Realisasi penanggulangan gangrep per UPT Veteriner tahun 2018 ............... 82
Tabel 40. Sebaran THL Dokter Hewan dan Paramedik Veteriner 2018 .......................... 83
Tabel 41. NSPK Kelembagaan dan Sumber Daya Kesehatan Hewan ........................... 84
Tabel 42. Penerbitan Sertifikat dan SK Izin Usaha Obat Hewan ..................................... 85
Tabel 43. Penerbitan SK Nomor Pendaftaran Obat Hewan ............................................ 85
Tabel 44. Penilaian CPOHB dan Sertifikasi CPOHB ....................................................... 86
Tabel 45. Data Ekspor Hatching Egg (Telur Tetas) ......................................................... 87
Tabel 46. Data Ekspor Hewan Hidup Kambing Dan Domba ........................................... 87
Tabel 47. Data Ekspor Ayam Cemani Tahun 2018 ......................................................... 87
Tabel 48. Data Ekspor Luwak/Musang/Palm Civet Tahun 2018 ..................................... 88
Tabel 49. Data Ekspor Berang-Berang/Beaver Small Claws (Aonyx Cinerea) ................ 88
Tabel 50. Target dan Realisasi NKV Tahun 2018 ........................................................... 89
Tabel 51. Target dan Realisasi Sampel 2018 .................................................................. 90
Tabel 52. Total Penerimaan dan Distribusi Semen Beku Tahun 2018 ............................ 92
Tabel 53. Realisasi Pengadaan dan Distribusi N2 Cair Tahun 2018 ............................... 92
Tabel 54. Stok nasional semen beku dan N2 Cair per tanggal 31 Desember 2018 ........ 92
Tabel 55. Status Ketersediaan N2 Cair di Provinsi .......................................................... 93
Tabel 55. Realisasi Distribusi Ayam/Itik, Pakan, Obat-obatan dan Vitamin...................... 95
Tabel 56. Realisasi Distribusi Ayam/Itik Kegiatan Bekerja Tahun 2018 .......................... 95
Tabel 57. Realisasi Distribusi Pakan Program Bekerja Tahun 2018 ............................... 96
Tabel 58. Realisasi Distribusi Obat dan Vitami Program Bekerja Tahun 2018 ................ 96
Tabel 59. Capaian Indikator Kinerja, Sasaran Program Prasarana dan Sarana
Pertanian Tahun 2018 ..................................................................................... 97
Tabel 60. Fasiltasi Pembiayaan Pertanian ...................................................................... 101
Tabel 61. Target gen pada padi untuk mutasi menggunakan teknik CRISPR ................ 115
Tabel 62. Pengaruh Pemberian Amelioran Terhadap Tanaman Jagung ........................ 122
Tabel 63. Target dan Realisasi Kegiatan Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian
Tahun 2018 ...................................................................................................... 124
Tabel 64. Target dan Realisasi Kegiatan Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian
Tahun 2018 ...................................................................................................... 126
Tabel 65. Target dan Realisasi Kegiatan Pendidikan Pertanian Tahun 2018 ................. 128
Tabel 67. Target dan Realisasi Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
Badan PPSDMP Tahun 2018 .......................................................................... 130
Tabel 68. Tingkat Efisiensi Kegiatan Badan PPSDMP Tahun 2018 ................................ 130
Tabel 69. Perkembangan jumlah penduduk rawan pangan tahun 2014 – 2018
per provinsi ...................................................................................................... 131

vi
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

viii Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Tabel 70. Pelaksanaan Kawasan Mandiri Pangan 2018 ................................................. 134


Tabel 71. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Tahun 2015 – 2018 ............ 136
Tabel 72. Jumlah sampel per provinsi berdasarkan kapasitas penggilingan .................. 137
Tabel 73. Persentase jumlah laporan masuk per provinsi bulan Maret–Desember
2018 ................................................................................................................. 138
Tabel 74. Perkembangan Harga dan Nilai Koefisien Variasi Harga Pangan Tingkat
Produsen Th. 2018 .......................................................................................... 140
Tabel 75. Perkembangan Harga dan Nilai Koefisien Variasi Harga Pangan Tingkat
Konsumen Tahun 2018 ................................................................................... 141
Tabel 76. Target dan Realisasi Banper Kegiatan PUPM/TTI tahun 2018 ....................... 142
Tabel 77. Perkembangan Cadangan Beras Pemerintah Tahun 2015 – 2018 ................. 143
Tabel 78. Jumlah Cadangan Beras Pemerintah Provinsi Tahun 2016 – 2018................. 143
Tabel 79. Pelaksanaan Kegiatan Laporan Data/Informasi Pasokan dan Harga Pangan
Provinsi Tahun 2015-2018 ............................................................................... 145
Tabel 80. Capaian Sertifikasi Prima tahun 2018 ............................................................. 156
Tabel 81. Rekapitulasi Persyaratan Teknis Pemasukan Benih ....................................... 154
Tabel 82. Kasus pelanggaran perkarantinaan ................................................................. 155
Tabel 83. Nota Kesepahaman/MoU Badan Karantina Pertanian TA. 2018...................... 157
Tabel 84. Perjanjian Kerjasama Badan Karantina Pertanian TA. 2018 ........................... 157
Tabel 85. Draft Nota Kesepahaman/ MoU Badan Karantina Pertanian TA. 2018 ........... 157
Tabel 86. Notifikasi Peraturan SPS ................................................................................. 158
Tabel 87. Pengembangan Metode Pengujian Laboratorium ........................................... 160
Tabel 88. Paremeter Uji pada penambahan ruang lingkup Akreditasi Laboratorium oleh
KAN yang menjadi Sasaran Mutu tahun 2018 ................................................. 160
Tabel 89. Pelatihan In house SMM di BBUSKP .............................................................. 161
Tabel 90. Hasil Uji Banding Laboratorium Karantina Hewan BBUSKP ........................... 161
Tabel 91. Hasil Uji Banding Laboratorium Karantina Tumbuhan BBUSKP ..................... 161
Tabel 92. Hasil Uji Banding Laboratorium Keamanan Hayati Hewani BBUSKP ............. 162
Tabel 93. Hasil Uji Banding Laboratorium Kemanan Hayati Nabati BBUSKP ................. 162
Tabel 94. Partisipasi Uji Banding Laboratorium KH ......................................................... 162
Tabel 95. Partisipasi Uji Profisiensi Laboratorium Karantina Hewan ............................... 162
Tabel 96. Partisipasi Uji Profisiensi Laboratorium Karantina Tumbuhan ......................... 163
Tabel 97. Partisipasi Uji Profisiensi Laboratorium Karantina Hewan ............................... 163
Tabel 98. Frekuensi Layanan Pemeriksaan Sampel Uji Laboratorium ............................ 163
Tabel 99. Daftar Pengadaan Barang di BBUS KP TA. 2018 ........................................... 164
Tabel 100. Dukungan Aparatur Pegawai dan Layanan Perkantoran ................................. 166
Tabel 101. Daftar Pengadaan Barang di BUTTMKP TA. 2018.......................................... 166
Tabel 102. Layanan Perkantoran di BUT TMKP TA. 2018 ................................................ 167
Tabel 103. Pengadaan Barang di UPT KP ........................................................................ 167

vii
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 ix


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Daftar Gambar

Hal

Gambar 1. Agenda Nawacita ........................................................................................... 5


Gambar 2. Peningkatan Kapasitas Bandwith Internet Kementan .................................... 32
Gambar 3. Permohonan Hak PVT Menurut Kelompok Tanaman Tahun 2018 ................. 35
Gambar 4. Perkembangan Permohonan Hak PVT Menurut kelompok Tanaman Tahun
2017-2018 ...................................................................................................... 35
Gambar 5. Permohonan Hak PVT Tahun 2018 Menurut Kelompok Pemohon ................ 35
Gambar 3. Jumlah Pengguna Jaringan Komunikasi Data (Internet) Kementan ............... 35
Gambar 4. Permohonan Hak PVT Menurut Kelompok Tanaman Tahun 2018 ................ 35
Gambar 5. Laporan Unit Pengelola Gratifikasi Tahun 2019 ............................................. 50
Gambar 6. Tenaga Hortikultura 2017 dan 2018 ............................................................... 57
Gambar 7. Nilai Tukar Petani Hortikultura Tahun 2018 .................................................... 58
Gambar 8. Capaian Kegiatan Pengawasan Mutu dan Keamanan Pakan
Tahun 2015-2018 ........................................................................................... 79
Gambar 9. Perkembangan Unit Puskeswan Kurun Waktu 10 Tahun .............................. 82
Gambar 10. Jumlah Puskeswan aktif tahun 2018 .............................................................. 83
Gambar 12. Tabel sebaran dan penempatan THL Paramedik Hewan ............................. 84
Gambar 13. Pemotongan Betina Produktif Nasional Tahun Bulan Januari-November
Tahun 2017 dan 2018 .................................................................................... 89
Gambar 14. Peta Ketersediaan Semen Beku .................................................................... 92
Gambar 15. Peta Ketersediaan N2 Cair ............................................................................. 93
Gambar 16. Berbagai peta yang dihasilkan oleh BBSDLP ................................................. 116
Gambar 17. Peta tanah semi detail skala 1:50.000 Kabupaten Gorontalo Utara .............. 120
Gambar 18. Stok Setara Beras di Penggilingan Pada Bulan Maret – Desember 2018 ...... 121
Gambar 19. Stok setara beras di penggilingan kapasitas besar bulan Maret-Desember
2018 ............................................................................................................... 138
Gambar 20. Stok setara beras di penggilingan kapa-sitas sedang pada bulan Maret-
Desember 2018 .............................................................................................. 139
Gambar 21. Stok gabah dan beras di penggilingan kapasitas kecil bulan Maret-
Desember 2018............................................................................................... 139
Gambar 22. Presentase stok setara beras di penggilingan terhadap produksi beras bulan
Maret Desember 2018 ................................................................................... 139
Gambar 23. Pengadaan Beras, Bawang Merah Per Bulan 2018 ....................................... 143

viii
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

x Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Daftar Lampiran
Hal

Lampiran 1. Distribusi Menurut Golongan/Ruang, Jenis Kelamin Dan Pendidikan


Berdasarkan Eselon I Kementerian Pertanian.................................... ........................ 193
Lampiran 2. Ringkasan hasil monitoring SOP dan hasil Evaluasi SOP ......................................... 194
Lampiran 3. Capaian Hasil PMPRB Kementan Tahun 2018 .......................................................... 196
Lampiran 4. Untuk Partisipasi dalam Kegiatan Pameran Tahun 2018 ........................................... 196
Lampiran 5. Rekapitulasi SK Penetapan Kantor Pusat dan Kantor Daerah tahun 2018 ............... 196
Lampiran 6. Kategori Eselon I ........................................................................................................ 197
Lampiran 7. Kategori Eselon II ....................................................................................................... 197
Lampiran 8. Kategori Eselon III ...................................................................................................... 197
Lampiran 9. Atlas sebaran fase pertanaman padi sawah di Indonesia ......................................... 197
Lampiran 10. Hibah BMN berupa Kendaraan Roda Dua / Sepeda Motor ....................................... 198
Lampiran 11. Hibah BMN berupa Alat Ukur GPS ............................................................................ 198
Lampiran 12. Target dan Realisasi Permohonan Hak PVT Tahun 2018 ......................................... 198
Lampiran 13. Capaian Kinerja Pelayanan Pendaftaran Varietas Lokal dan Hasil Pemuliaan
Tahun. 2018 dan 2017 ................................................................................................ 199
Lampiran 14. Target dan Realisasi Permohonan Pendaftaran Varietas Lokal Melalui Kerjasama
Percepatan Pendaftaran Varietas Lokal Tahun 2018 ................................................. 199
Lampiran 15. Capaian Kinerja Pelayanan Perizinan Pestisida Tahun 2018 dan 2017 .................... 200
Lampiran 16. Capaian Kinerja Pelayanan Perizinan Peternakan Tahun 2018 dan 2017 ................ 200
Lampiran 17. Penilaian Maturitas SPI Unit Eselon I Kementerian Pertanian Tahun 2017-2018....... 201
Lampiran 18. Perkembangan Populasi Ternak Sapi Lokal Tahun 2018 .......................................... 201
Lampiran 19. Perkembangan Populasi Ternak Kerbau Lokal Tahun 2018 ..................................... 201
Lampiran 20. Perkembangan Populasi Ternak Kambing Lokal Tahun 2018..................................... 202
Lampiran 21. Wilayah Bebas Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) Sampai Tahun 2018...... 202
Lampiran 22. Wilayah Bebas Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) Sampai Tahun 2018...... 203
Lampiran 23. Data Ekspor Obat Hewan .......................................................................................... 203
Lampiran 24. Negara Tujuan ekspor Obat Hewan ........................................................................... 204
Lampiran 25. Perusahaan eksportir Obat Hewan ............................................................................ 205
Lampiran 26. Data Pemotongan Betina Produktif Nasional Bulan Januari-November
Tahun 2017 dan 2018 ................................................................................................. 205
Lampiran 27. Status Akreditasi Laboratorium UPT Lingkup Badan Karantina Pertanian
s/d Desember 2018 ..................................................................................................... 207
Lampiran 28. Frekuensi layanan sertifikasi Karantina Hewan per UPT Karantina Pertanian .......... 209
Lampiran 29. Frekuensi Kegiatan Tindakan Karantina Impor, Ekspor Domestik Masuk dan
Domestik Keluar (Karantina Hewan) .......................................................................... 210
Lampiran 30. Frekuensi layanan sertifikasi Karantina Tumbuhan per UPT Karantina Pertanian ..... 210
Lampiran 31. Frekuensi Kegiatan Tindakan Karantina Impor, Ekspor, Domestik Masuk dan
Domestik Keluar (Karantina Tumbuhan) ..................................................................... 211
Lampiran 32. Konsumsi per Kapita Buah dan Sayur dalam Rumah Tangga Tahun 2017 ............... 211

ix
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 xi


xii Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018
Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyusunan laporan kegiatan merupakan salah satu kewajiban bagi Kementerian/Lembaga
sebagai amanat dari Hukum dan Perundang-undangan yang berlaku di suatu negara. Dengan
disusunnya laporan kegiatan, maka Kementerian/Lembaga dapat merencanakan dengan lebih
baik kegiatan yang akan dilaksanakan pada waktu ke depan. Dalam penyusunan laporan
biasanya terklasifikasi berbagai aspek pelaksanaan kegiatan pada rentang waktu tertentu,
sehingga para penentu kebijakan dapat merumuskan dan menentukan suatu kebijakan yang
akan dilaksanakan pada rentang waktu ke depan. Tentunya laporan kegiatan harus dibuat
dengan sebenar-benarnya dengan sumber-sumber yang dapat diakui kredibilitasnya.

Laporan Kegiatan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 disusun atas dasar hukum dan
perundang-undangan yang berlaku serta disusun dengan sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan. Penyusunan Laporan Kegiatan Pembangunan Pertanian Tahun 2018
merupakan perwujudan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional yang mengamanatkan Pengendalian dan Evaluasi
terhadap pelaksanaan rencana pembangunan, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, Pasal 3 Ayat (1) Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab
dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan; Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; Peraturan Pemerintah No. 39
Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan; Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2010 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP); Peraturan Menteri Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian.

Laporan Tahunan mengandung data dan informasi yang lengkap mencakup laporan
pelaksanaan kegiatan fisik, laporan pelaksanaan pemanfaatan keuangan negara, serta
manajemen monitoring dan evaluasi meliputi target, realisasi dan klasifikasi

10
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 1


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

permasalahan/kendala yang dihadapi serta tindaklanjut. Laporan yang dibuat merupakan


bagian dari akuntabilitas suatu instansi bukan tuntutan dari instansi/lembaga tertentu

Laporan Tahunan merupakan salah satu keluaran dari kegiatan monitoring dan evaluasi seperti
tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 (PP 39/2006) tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. Kandungan di dalamnya
meliputi :
1. Evaluasi yaitu rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran
(output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standard;
2. Monitoring merupakan suatu kegiatan pengamatan secara seksama suatu keadaan atau
kondisi, termasuk juga perilaku atau kegiatan tertentu, dengan tujuan agar semua data
masukan atau informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan tersebut dapat menjadi
landasan dalam pengambilan keputusan tindakan selanjutnya yang diperlukan. Tujuannya
adalah mengamati/mengetahui perkembangan dan kemajuan, identifikasi dan
permasalahan serta antisipasi/upaya pemecahannya.;
3. Pengendalian yaitu serangkaian kegiatan managemen yang dimaksudkan untuk menjamin
agar suatu program/kegiatan yang dilaksanakan sesuai rencana yang ditetapkan.

B. Visi Dan Misi


1. Visi
Sejalan dengan visi pembangunan nasional era Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden
Jusuf Kalla, yaitu "Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong", maka dengan memperhatikan visi pemerintah tersebut,
mempertimbangkan masalah dan tantangan yang dihadapi dalam pembangunan pertanian,
Kementerian Pertanian memiliki visi “Terwujudnya Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan
Petani”.

Kedaulatan Pangan merupakan hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan
kebijakan pangan yang menjamin hak atas pangan bagi rakyat dan yang akan memberikan hak
bagi masyarakat untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumberdaya
lokal. Kesejahteraan petani merupakan kondisi hidup layak bagi petani dan keluarganya
sebagai aktor utama pelaku usaha pertanian yang diperoleh dari kegiatan di lahan dan usaha
yang digelutinya.
11
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

2 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

2. Misi
Berdasarkan pada tugas, fungsi dan wewenang dalam peraturan perundang-undangan dan
penjabaran dari misi pembangunan nasional, maka misi Kementerian Pertanian adalah :
a. Mewujudkan Ketahanan Pangan, adalah melaksanakan pembangunan dalam rangka
meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan dan pemanfaatan pangan sebagai
pemenuhan konsumsi pangan masyarakat;
b. Meningkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing Komoditas Pertanian, adalah mendorong
komoditas pertanian memiliki keunggulan bersaing dan nilai yang lebih baik dari hasil
produksi, penyimpanan, pengolahan dan distribusi;
c. Mewujudkan Kesejahteraan Petani, adalah meningkatkan kesejahteraan petani dengan
melakukan perlindungan dan pemberdayaan petani;
d. Mewujudkan Kementerian Pertanian yang Transparan, Akuntabel, Profesional dan
Berintegritas Tinggi,adalah meningkatkan tatakelola organisasi Kementerian Pertanian
dalam mewujudkan organisasi yang transparan, akuntabel, professional dan berintegritas
tinggi dalam memberikan layanan kepada masyarakat.

C. Tujuan dan Sasaran


1. Tujuan
Buku laporan ini disusun dengan tujuan dapat memberikan informasi atau gambaran terhadap
Pelaksanaan Program kegiatan selama Tahun 2018 meliputi capaian kinerja Kementerian
Pertanian, meliputi indikator makro, capaian produksi pertanian, realisasi output kegiatan dan
permasalahan-permasalahan yang dihadapi selama kurun waktu Tahun 2018.

2. Sasaran
Diharapkan laporan ini dapat menyajikan informasi kepada publik, petani dan pelaku agribisnis,
perencana dan pelaksana pembangunan pertanian di pusat maupun daerah mengenai
keberhasilan dan kendala yang dihadapi Kementerian Pertanian dalam mencapai sasaran.
Selain itu diharapkan laporan ini dapat memberikan umpan balik dan perbaikan perencanaan
bagi para pemangku kebijakan.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan tahunan 2018 ini didasarkan pada kegiatan penerima APBN Tahun
Anggaran 2018 yang mengacu pada Renstra 2015-2019 meliputi program :

12
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 3


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian


Pertanian (018.01.01);
2. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Pertanian
(018.02.03);
3. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan
(018.03.06);
4. Program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (018.04.07);
5. Program Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan (018.05.08);
6. Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat (018.06.09);
7. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian (018.08.11);
8. Program Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan
(018.09.12);
9. Program Peningkatan Penyuluhan dan Pelatihan Pertanian (018.10.13);
10. Program Pendidikan Pertanian (018.10.16);
11. Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat (018.11.14);
12. Program Peningkatan Kualitas Pengkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan
Hayati (018.12.15);
Kegiatan penerima APBN Tahun Anggaran 2018 yang mengacu pada Renstra 2015-2019
meliputi kegiatan pusat (kegiatan pusat), daerah (kegiatan pusat yang di daerah/UPT lingkup
Kementerian), dana dekonsentrasi (kegiatan pusat yang dilaksanakan oleh Pemda Provinsi
dan dibiayai oleh APBN) dan dana tugas pembantuan (kegiatan pusat yang dilaksanakan oleh
Pemda provinsi/kabupaten/kota dan dibiayai oleh APBN).

E. Sasaran Strategi
Sasaran strategis merupakan gambaran kondisi yang akan dicapai hingga tahun 2019.
Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam dalam periode 2015-2019 adalah :
1. Meningkatnya produksi padi, jagung, kedelai, daging dan gula
2. Terjaminnya distribusi pangan
3. Meningkatnya akses dan pemanfaatan pangan dan gizi
4. Meningkatnya konsumsi pangan lokal
5. Stabilnya produksi cabai dan bawang merah
6. Berkembangnya komoditas bernilai tambah dan berdaya saing
7. Tersedianya bahan baku bioindustri dan bioenergi
8. Meningkatnya kualitas sumberdaya insani petani
13
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

4 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

9. Meningkatnya pendapatan keluarga petani


10. Meningkatnya kualitas aparatur dan layanan kelembagaan Pertanian
11. Meningkatnya akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian

E. Arah Kebijakan
Arah kebijakan dan strategi nasional diwujudkan dalam sembilan agenda prioritas yang di
sebut Nawa Cita lima tahun pemerintahan yaitu :
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa
aman pada seluruh warga negara;
2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya,
3. Membangun indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan;
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum
yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya;
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia indonesia,
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional;
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik;
8. Melakukan revolusi karakter bangsa, dan
9. Memperteguh ke-bhinekaan dan memperkuat restorasi sosial indonesia.

14
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 5


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Berdasarkan rincian dari sembilan agenda prioritas (nawa cita) tersebut, maka agenda prioritas
yang terkait langsung dengan bidang pertanian yaitu :
1. Peningkatan agroindustri, dan
2. Peningkatan kedaulatan pangan.

Peningkatan agroindustri, sebagai bagian dari agenda visi nawa cita (meningkatkan
produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional). Sasaran dari peningkatan
agroindustri adalah:
1. Meningkatnya PDB industri pengolahan makanan dan minuman serta produksi komoditas
andalan ekspor dan komoditas prospektif,
2. Meningkatnya jumlah sertifkasi untuk produk pertanian yang diekspor, dan arah kebijakan,
strategi, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan rencana strategis kementerian
pertanian 2015-2019
3. Berkembangnya agroindustri terutama di perdesaan. Komoditi yang menjadi fokus dalam
peningkatan agroindustri diantaranya kelapa sawit, karet, kakao, teh, kopi, kelapa,
mangga, nenas, manggis, salak, kentang.

15
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

6 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

BAB II. STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN PERTANIAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015, tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, bahwa Kementerian Pertanian mempunyai
tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di sektor pertanian untuk membantu Presiden
dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Kementerian Pertanian dipimpin oleh seorang
Menteri dan dalam menjalankan tugasnya, dibantu struktur di bawah Kementerian Pertanian
meliputi: (1) Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, (2) Direktorat Jenderal Prasarana dan
Sarana Pertanian; (3) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan; (4) Direktorat Jenderal
Hortikultura; (5) Direktorat Jenderal Perkebunan; (6) Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan; (7) Inspektorat Jenderal; (8) Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian; (9) Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian; (10)
Badan Ketahanan Pangan; (11) Badan Karantina Pertanian; (12.a.) Staf Ahli Bidang
Pengembangan Bio Industri; (12.b.) Staf Ahli Bidang Perdagangan dan Hubungan
Internasional; (12.c.) Staf Ahli BidangInvestasi Pertanian; (12.d.) Staf Ahli BidangLingkungan
Pertanian; (12.e.) Staf Ahli Bidang Infrastruktur Pertanian; (13) Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian; (14) Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian; (15)
Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian; dan (16) Pusat Sosial Ekonomi dan
Kebijakan Pertanian.

Tugas dari struktur organisasi Kementerian Pertanian yaitu :


1. Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakankoordinasi
pelaksanaan tugas, pembinaan,dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh
unit organisasi di lingkungan Kementerian Pertanian;
2. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan penyediaan prasarana dan
sarana di bidang pertanian;
3. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mempunyai tugas menyelenggarakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi padi, jagung,
kedelai, dan tanaman pangan lainnya;

16
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 7


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

4. Direktorat Jenderal Hortikultura mempunyai tugas menyelenggarakan


perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi aneka cabai,
bawang merah, aneka jeruk, dan tanaman hortikultura lainnya;

5. Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai tugas menyelenggarakan


perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi tebu, dan
tanaman perkebunan lainnya;
6. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan
populasi dan produksi ternak serta kesehatan hewan;
7. Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di
lingkungan Kementerian Pertanian;
8. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian mempunyai tugas menyelenggarakan
penelitian, pengembangan dan inovasi di bidang pertanian;
9. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian
mempunyai tugas menyelenggarakan penyuluhan dan pengembangan sumber daya
manusia pertanian;
10. Badan Ketahanan Pangan mempunyai tugas menyelenggarakan
koordinasi,perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan diversifikasi
dan pemantapan ketahanan pangan;
17
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

8 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

11. Badan Karantina Pertanian mempunyai tugas menyelenggarakan perkarantinaan


pertaniandan pengawasan keamanan hayati;
12. Staf Ahli :
a. Staf Ahli Bidang Pengembangan Bio Industrimempunyai tugas memberikan
rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang
pengembangan bio industri;
b. Staf Ahli Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasionalmempunyai tugas
memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan
bidang perdagangan dan hubungan internasional;
c. Staf Ahli Bidang Investasi Pertanian mempunyai tugas memberikan rekomendasi
terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang investasi
pertanian;
d. Staf Ahli Bidang Lingkungan Pertanian mempunyai tugas memberikan rekomendasi
terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang lingkungan
pertanian;
e. Staf Ahli Bidang Infrastruktur Pertanian mempunyai tugas memberikan rekomendasi
terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang infrastruktur
pertanian.
13. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian mempunyai tugas melaksanakan
pembinaan, pengolahan, analisis, dan pengembangan sistem informasi pertanian, serta
pelayanan dan publikasi data dan informasi pertanian;
14. Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan perlindungan dan pendaftaran varietas tanaman, serta
pelayanan perizinan dan rekomendasi teknis pertanian;
15. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan perpustakaan dan penyebaran informasi ilmu
pengetahuan dan teknologi pertanian;
16. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian mempunyai tugas melaksanakan
analisis dan pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian.

Dari struktur organisasi tersebut memiliki eselonisasi yang berbeda yaitu : a) Sekretaris
Jenderal, Direktur Jenderal, Inspektur Jenderal, dan Kepala Badan merupakan Jabatan
Pimpinan Tinggi Madya atau Jabatan Struktural Eselon I.a; b) Staf Ahli merupakan Jabatan
Pimpinan Tinggi Madya atau Jabatan Struktural Eselon I.b; 3) Kepala Pusat merupakan

18
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 9


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama atau Jabatan Struktural Eselon II.a. (termasuk di dalamnya
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama lainnya Kepala Biro, Sekretaris Direktorat Jenderal, Direktur,
Sekretaris Inspektorat Jenderal, Inspektur, Sekretaris Badan).

19
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

10 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

BAB III.
PELAKSANAAN PROGRAM KEMENTERIAN PERTANIAN TA. 2018

A. Pelaksanaan Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis


Lainnya Kementerian Pertanian/Sekretariat Jenderal
Untuk mewujudkan Visi dan Misi serta Tujuan Sekretariat Jenderal Kementerian
Pertanian, maka telah dilaksanakan program dan kegiatan. Upaya-upaya yang telah
dilaksanakan dan hasil yang telah dicapai lingkup Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
selama TA. 2018 adalah sebagai berikut :
1. Koordinasi dan Pembinaan Biro Perencanaan Kementerian Pertanian
Pelaksanaan program dan kegiatan fungsi perencanaan Tahun 2018 yang dilakukan
oleh Biro Perencanaan sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapkan. Untuk
melaksanakan tugas dan fungsinya, Biro Perencanaan melaksanakan kegiatan koordinasi, dan
penyusunan rencana, kebijakan, program, anggaran serta pemantauan, evaluasi dan
pelaporan Kementerian Pertanian. Fungsi yang dilaksanakan Biro Perencanaan mencakup: (1)
penyiapan koordinasi, dan penyusunan rencana pengembangan wilayah pertanian; (2)
penyiapan koordinasi, dan penyusunan kebijakan dan program pembangunan pertanian; (3)
penyiapan koordinasi, dan penyusunan anggaran pembangunan pertanian; (4) pemantauan,
evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program pembangunan pertanian; dan (5) pelaksanaan
urusan tata usaha dan rumah tangga Biro Perencanaan. Hasil pelaksanaan kegiatan Biro
Perencanaan tahun 2018 berdasar fungsinya diuraikan sebagai berikut:
Pelaksanaan kegiatan pada Bagian Perencanaan Wilayah selama tahun 2018 meliputi:
 Penguatan basis data dan pemetaan kawasan tanaman pangan dan hortikultura, yaitu
penyusunan peta kawaasan cabai, bawang merah dan bawang putih skala 1:50.000.
 Sosialisasi dan Workshop Penyusunan Master Plan/Action Plan Pengembangan Kawasan
Pertanian Wilayah Barat Tahun 2018, Focus Group Discussion (FGD) penetapan lokasi
percontohan kawasan bawang merah.
 Revisi Permentan Nomor 56/2016 menjadi Permentan Nomor 18/Permentan/RC.040/4/2018
tanggal 18 April 2018; revisi Kepmentan Nomor 830 Tahun 2017 menjadi Kepmentan
Nomor 472/Kpts/PL.310/6/2018 tanggal 28 Juni 2018.
 Tersusunnya peta potensi pengembangan kawasan perkebunan di 5 provinsi dengan skala
1:50.000.
 Terlaksananya FGD Pilot Project Pengembangan Kawasan kakao di Kabupaten Kolaka
Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara.
 Tersusunnya peta peta potensi pengembangan kawasan peternakan sapi potong sebagai
komoditas strategis nasional pada skala 1:50.000 di 9 Kabupaten mencakup Kabupaten
Bima, Dompu, Sumbawa, Sumbawa Barat, Sigi, Donggala, Purwakarta, Majalengka, dan
Sumedang.
 Rapat Koordinasi dan FGD Implementasi Pengembangan Bioindustri di Kawasan Pertanian
 Koordinasi Pembangunan Pertanian di Daerah Tertinggal dan Wilayah Khusus. Output
kegiatan adalah Data rekapitulasi program dan kegiatan di 41 kawasan perbatasan, 122
daerah tertinggal dan kegiatan percepatan pembangunan di Papua dan Papua Barat serta
progres hasil realisasi di ketiga kawasan tersebut.
 Koordinasi Perencanaan dan Implementasi Pengembangan Kawasan Peternakan,
19
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 11


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

diantaranya Sosialisasi dan Workshop Penyusunan Masterplan/Action plan Pengembangan


Kawasan Pertanian Wilayah Timur Tahun 2018, dan penetapan lokasi percontohan
kawasan Sapi Potong di Kabupaten Subang.
Pelaksanaan kegiatan pada Bagian Anggaran selama tahun 2018 meliputi:
 Koordinasi Penyusunan APBN-P 2018 Lingkup Kementerian Pertanian. Selesainya roses
refocusing Kementerian Pertanain TA 2018 yang ditandai dengan POK revisi TA 2018.
 Koordinasi dan Penelitian RKA-KL Kementan TA 2018. Penyusunan hasil penelitian RKA-
KL Lingkup Kementan TA 2018 dari pagu anggaran dan alokasi anggaran serta penelitian
RKAKL APBN TA 2019.
 Penyusunan Nota Keuangan 2019 Lingkup Kementerian Pertanian. Tersusunya Bahan
Nota Keuangan 2019 Kementerian Pertanian yang berisikan Pelaksanaan program,
kebijakan dan realisasi APBN 2015-2019.
 Identifikasi Hasil Revisi DIPA dan POK 2018. Koordinasi revisi DIPA dan POK, revisi DIPA
dan POK 2018 pada satker lingkup Kementerian Pertanian tahun 2018.
 Workshop Penyusunan Anggaran Kementan Berbasis Kinerja TA 2019. Workshop
penyusunan APBN 2019 diikuti oleh eselon I lingkup Kementerian Pertanian.
 Koordinasi dan Pembinaan Anggaran 201. Terlaksananya rapat–rapat koordinasi Pusat dan
Daerah terkait perencanaan anggaran dan pembinaan teknis pengelolaan anggaran
pembangunan pertanian di daerah.
 Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) Pembangunan Pertanian TA. 2018 dan Rakersus
dilaksanakan pada Senin, 15 Januari 2018 bertempat di Hotel Bidakara Jakarta.
 Penyusunan Data Base Satker DIPA Kementerian Pertanian Tahun 2018. Data DIPA satker
tahun 2018 sejumlah 630 DIPA satker berkurang 130 DIPA dari tahun 2017.
 Penyusunan Standar Biaya Keluaran Kementerian Pertanian Tahun 2019. Standar Biaya
Keluaran Kementerian Pertanian mengusulkan 86 SBK dari 10 Eselon 1 lingkup Kementan.
 Penyusunan RAPBN 2019 Lingkup Kementerian Pertanian. Rancangan APBN 2019
Kementerian Pertanian yaitu : Pelaksanaan program, kebijakan dan realisasi APBN 2015
dan Rancangan APBN 2018.
 Sosialisasi Pedoman Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Kementan
Tahun 2018 dan Penyusunan Pedoman Bantuan Pemerintah TA 2019.
 Koordinasi dan Identifikasi Anggaran Subsidi, Kredit Program dan Asuransi Pertanian.
Koordinasi dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat (Kab. Bandung, Garut dan Cirebon) pada
bulan Juli – Oktober 2018.
 Workshop Regional Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian Tahun 2018.
Dilaksanakan di Hotel Grand Pasundan - Bandung, pada tanggal 20 – 22 Maret 2018
dengan jumlah peserta ± 1.200 orang terdiri dari peserta daerah dan pusat.
 Penyusunan Data Teknis DAK Bidang Pertanian TA. 2018. Tersusunnya aplikasi KRISNA
usulan kegiatan dan target output kegiatan dan validasi data teknis DAK Bidang Pertanian
Tahun 2019.
 Penyusunan dan Sosialisasi Juknis Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Terbitnya
Permentan No. 10.1/Permentan/RC.120/3/2018 tanggal 26 Maret 2018 dan Kepmentan
Nomor 239.1/Kpts/RC/3/2018 tanggal 28 Maret 2018.
 Workshop Penelaahan RKA DAK Bidang Pertanian Tahun 2019. Dilaksanakan pada bulan
Nopember 2018 dengan jumlah peserta ± 2.000 peserta dari Bappeda dan Dinas Pertanian
Lingkup Prov/Kab/Kota.
 Penyelenggaraan Tata Usaha Biro Perencanaan. Terlaksananya kegiatan bersifat
administratif dan fasilitatif meliputi kepegawaian, keuangan, perlengkapan, kearsipan dan

20
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

12 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

rumah tangga Biro Perencanaan tahun 2018.


 Pelaksanaan Sistem Akutansi Instansi serta Pengujian dan Penerbitan Surat Perintah
Membayar Satker Biro Perencanaan. Laporan Keuangan, Laporan Barang Milik Negara
(BMN) dan Laporan PPSPM Triwulanan Biro Perencanaan tahun 2018.
 Pengelolaan Administrasi Keuangan Satker Biro Perencanaan. Laporan Koordinasi
Pengelolaan Administrasi Satker Biro dan Laporan Koordinasi Pengelolaan Administrasi
Bagian Anggaran.
Pelaksanaan kegiatan pada Bagian Evaluasi dan Pelaporan selama tahun 2018 meliputi:
 Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Output : Lakin Biro Perencanaan Tahun
2017 (31 Januari 2018); Lakin Sekjen 2017 (15 Januari 2018 ) dan Lakin Kementan 2017
(28 Februari 2018).
 Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan Pertanian Komoditas Strategis. Penyusunan
buku Pemantauan Dan Evaluasi Pembangunan Pertanian, Pertemuan Evaluasi Nasional
Pembangunan Pertanian 2018, dan Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan Pertanian
Untuk Komoditas Strategis (metode Sistem Dinamik)
 Workshop dan Monitoring Aplikasi Monev. Dilaksanakan di 3 lokasi yaitu untuk wilayah
Sumatera (14-15 Maret 2018), wilayah Sulawesi dan Wilayah Kalimantan (27-28 Maret
2018), wilayah Jawa, Bali dan NTB (4-5 April 2018).
 Workshop e-Sakip Lingkup Kementerian Pertanian, realisasi kegiatan ini 0%.
 Penyusunan Laporan Capaian Rencana Aksi Kementerian Pertanian 2018, kegiatan ini
dipantau oleh KSP.
 Workshop Evaluasi Kegiatan dan Anggaran Dekonsentrasi / Tugas Pembantuan
(Dekon/TP) serta Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian Tahun 2018. Dilaksanakan
skala nasional tanggal 7-8 Februari 2018 di Kota Surabaya yang dihadiri oleh sekitar 1200
peserta Perwakilan SKPD pertanian lingkup Provi/Kab/Kota.
 Workshop Regional Dekon TP dan DAK Bidang Pertanian Tahun 2018. Dilaksanakan
tanggal 27-29 Maret 2018 di Makasar, dihadiri 700 orang peserta dari perwakilan dari SKPD
pertanian lingkup Prov/Kab/Kota wilayah timur Indonesia.
 Penyusunan Bahan Pimpinan Kementerian Pertanian pada Rapat Pimpinan (Rapim), Rapat
Koordinasi (Rakor), dan Sidang Kabinet (Sidkab) melibatkan Pejabat Eselon I dan II Iingkup
Kementan, serta dipimpin oleh Menteri Pertanian.
 Penyusunan Laporan Bahan Pimpinan Kementan Pada Raker Pimpinan Kementan dengan
DPR RI dan DPD RI
 Penyiapan Bahan Pimpinan Dalam Pelaporan Pelaksanaan Upaya Khusus (UPSUS)
Pangan
Pelaksanaan kegiatan pada Bagian Program dan Kebijakan selama tahun 2018 meliputi:
 Reviu dan Penyusunan Perencanaan Pembangunan Pertanian Jangka Panjang Diarahkan
pertanian Indonesia menjadi lumbung pangan dunia pada tahun 2045, meliputi Kebijakan
Pengembangan komoditas subsektor, Konsumsi Pangan dan Pola Pangan Harapan (PPH);
Penguatan Sumber Daya Manusia Pertanian di Era Industri 4.0; Rancang Bangun Inovasi,
dan Teknologi Pertanian di Era Industri 4.0. FGD dilaksanakan pada bulan Agustus sampai
dengan Desember 2018.
 Reviu dan Penyusunan Perencanaan Pembangunan Pertanian Jangka Menengah Biro
Perencanan membangun serta terus menyempurnakan proses e-planning dengan
melakukan telaah renstra berbasis elektronik.
 Kegiatan Koordinasi Pembangunan Pertanian Terpadu dan Lintas Sektoral Penyusunan
buku-buku reviu kebijakan pembangunan pertanian terpadu dan lintas sectoral.
21
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 13


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Koordinasi Kegiatan Tematik, ditujukan untuk koordinasi terkait isu-isu pembangunan


pertanian yang berdampak terhadap perubahan iklim, pengarus-utamaan gender,
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
 Rapat Koordinasi Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP) Rencana Aksi Nasional
Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) Tahun 2018 dilaksanakan pada tanggal 2
Februari 2018 di Bogor.
 Workshop E-Proposal Kementerian Pertanian untuk Perencanan Tahun 2019 dilaksanakan
pada bulan Januari-Februari 2018, dihadiri  300-400 peserta.
 Rapat Koordinasi Teknis Perencanaan Pembangunan Pertanian Tahun 2019.
Diselenggarakan pada tanggal 20-21 Februari 2018 di Auditorium Kantor Kementerian
Pertanian dengan tema “Penguatan Infrastruktur dan Korporasi Petani untuk Percepatan
Pertumbuhan Sektor Pertanian Berkualitas”
 Rapat Persiapan Penyusunan Perjanjian Kinerja (PK) Revisi Kementerian Pertanian 2018,
dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2018 di Bogor, sedangkan Rapat penyusunan PK tahun
2019 di laksanakan pada tanggal 21 Desember 2018 di Bogor.
 Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional Tahun 2018 diselenggarakan
pada tanggal 23-25 Mei 2018 di IPB International Convention Center Bogor.
 Pengembangan Aplikasi Perjanjian Kinerja Elektronik (ePK) Kementerian Pertanian. Alamat
link untuk membuka aplikasi ePK yaitu : http://biroren.net/epk.
 Pengembangan Aplikasi eMusrenbangtan 2018. Aplikasi ini terintegrasi dengan aplikasi
eproposal dengan alamat link http://agendaroren.net/emusrentan/.
 Pengembangan Aplikasi eAgenda Biro Perencanaan. Aplikasi sudah berbasis android dan
dapat diinstall melalui Play Store dengan nama “eAgenda Biro Perencanaan Kementerian
Pertanian”.
 Pengembangan Website Biro Perencanaan. Sudah dapat diakses pada bulan Juli 2018
dengan alamat perencanaan.setjen.pertanian.go.id.
 Pengumpulan Data Perencanaan Pembangunan Pertanian. Sampai akhir tahun 2018 sudah
disajikan data indikator makro periode Januari – Juli 2018, dapat diakses dan digunakan
oleh masyarakat secara umum.
 Focus Group Discusion (FGD) Pertanian di Era Industri 4.0 dan Konsep Pengembangan Big
Data

2. Koordinasi Dan Pembinaan Biro Organisasi Dan Kepegawaian Kementerian


Pertanian
Tugas dan fungsi Biro Organisasi dan Kepegawaian adalah melaksanakan penyusunan
organisasi, tata laksana dan reformasi birokrasi, serta pengelolaan kepegawaian lingkup
Kementerian Pertanian. Capaian kinerja kegiatan strategis tersebut adalah sebagai berikut :
 Penyusunan, evaluasi, dan penyempurnaan organisasi, serta pengembangan jabatan
fungsional dan budaya kerja. Ringkasan hasil monitoring SOP dan hasil Evaluasi SOP
(terlampir),
 Penyusunan Peta Sub Proses, Peta Relasi, Peta Lintas Fungsi, dan SOP Makro;
 Perancangan dan pengembangan sistem prosedur strategis berbasis teknologi informasi.
Tahun 2018 telah dilakukan perancangan dan pengembangan sistem eKinerja dan
eKehadiran Pegawai serta eProbis Proses Bisnis dan SOP Berbasis Teknologi Informasi;
 Penyusunan, evaluasi, penyempurnaan tata laksana, fasilitasi reformasi, urusan tata usaha
dan rumah tangga birokrasi lingkup Kementerian Pertanian serta penyelenggaran sistem

22
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

14 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

pengendalian internal lingkup Sekretariat Jenderal. Proses evaluasi pelaksanaan Reformasi


Birokrasi Kementerian Pertanian tahun 2018 telah dilakukan oleh Tim Evaluasi Kemenpan
RB, dari tanggal 26 November 2018 sampai dengan saat ini belum dilaksanakan exit
meeting.
 Pelaksanaan perencanaan, pengembangan, dan penilaian kinerja pegawai
Finalisasi Peta Jabatan di Lingkungan Kementerian Pertanian;
a) Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Manajerial Kementerian Pertanian
b) Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi, Administrator dan Pengawas.
 Pelaksanaan mutasi pegawai
a) Penguatan dan Penataan Organisasi Pusat Kementerian Pertanian
b) Penguatan dan Penataan Organisasi UPT Kementerian Pertanian, penataan UPT Badan
PPSDM Pertanian.
c) Peningkatan Efektifitas Kelembagaan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Bidang
Pertanian
d) Evaluasi Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja Aparatur Kementerian Pertanian.

3. Koordinasi Dan Pembinaan Biro Hukum Kementerian Pertanian


Tahun anggaran 2018 Biro Hukum Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian telah
melaksanakan beberapa kegiatan antara lain: Kegiatan Focus Grup Discussion (FGP) RUU
tentang Perubahan UU Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman. Komisi IV
DPR RI berinisiasi mengubah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 serta melakukan
koordinasi, dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan pelaksanaan advokasi
hukum.

 Penyiapan koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang pertanian.


Pertemuan Prolegtan pada 26 s.d 28 Nopember 2018 di Yogyakarta menghasilkan :
a) Laporan Kegiatan Bimbingan Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan
Bidang Pertanian Tahun 2018;
b) Laporan Kegiatan Evaluasi Pencapaian Program Legislasi Pertanian.
 Pengembangan sistem dan pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum pertanian;
a) Kegiatan Pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Perkebunan
b) Laporan Kegiatan Pemantauan Implementasi Perjanjian Pengalihan Material Lingkup
Kementerian Pertanian
c) Laporan Kegiatan Pemantauan Izin Usaha Peternakan Tahun 2018
 Penyusunan naskah perjanjian, pemberian pertimbangan dan litigasi hukum;
a) Laporan Kegiatan Sosialisasi Tata Cara Penyusunan Naskah Perjanjian Bidang
Pertanian Tahun 2018;
b) Laporan Kegiatan Rapat Koordinasi Penyelesaian Permasalahan BMN Lingkup
Kementerian Pertanian;
23
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 15


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

c) Laporan Kegiatan Forum Komunikasi Hukum Lingkup Kementerian Pertanian Tahun


2018.
4. Koordinasi Dan Pembinaan Biro Keuangan Dan Perlengkapan Kementerian
Pertanian

 Penerbitan Sk Penetapan Pejabat Pengelola Keuangan. Pada tahun 2018 ini, Biro
Keuangan dan Perlengkapan telah menerbitkan 21 Surat Keputusan Menteri Pertanian
tentang Penetapan Pejabat Pengelola Keuangan lingkup Kementerian Peretanian dan
revisi SK sebanyak 45 SK, terkait seringnya terjadi mutasi dan alih tugas jabatan di 90
satker lingkup Kementerian Pertanian
 Penatausahaan Target PNBP Kementerian Pertanian. Target PNBP pada Kementerian
Pertanian hasil telaah bersama Direktorat PNBP, DJA, disepakati bahwa Target dan Pagu
PNBP Tahun Anggaran 2019 sebesar Rp.271.909.253.000,00 dan Pagu PNBP sebesar
Rp164.693.870.000,00 seluruh Eselon I lingkup Kementerian Pertanian.
 Penyusunan Standar Biaya Keluaran (SBK). Dengan terbitnya PMK Nomor
69/PMK.02/2018 tentang Standar Biaya Keluaran TA.2019 maka untuk menghasilkan suatu
Ouput kegiatan yang harus mengacu kepada PMK tersebut diatas. Usulan SBK lingkup
Sekretariat Jenderal Tahun Anggaran 2018 sebanyak 7 SBK yang terdiri dari : a) Biro
Hukum 3 SBK; b) Biro Keuangan dan Perlengkapan 1 SBK; c) Biro Organisasi dan
Kepegawaian 1 SBK; d) Pusat Data dan Informasi Pertanian 2 SBK; dan e) Pusat Sosial
Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 1 SBK.
 Penanganan Penyelesaian Kasus Kerugian Negara. Temuan baru kerugian negara di
lingkup Kementerian Pertanian total Rp.74.492.623.060, masih dalam proses penyelesaian
secara hukum. Data Piutang TP/TGR dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
lingkup Kementerian Pertanian Semester II Tahun 2017, bersumber LHP dan Non LHP
sebesar Rp.28.803.091.349,69, dengan penyisihan piutang tidak tertagih sebesar
Rp.20.343.633.349,33 sehingga Piutang TP/TGR Netto sebesar Rp.8.459.458.000,36. Hasil
rekonsiliasi data kerugian negara lingkup Kementerian Pertanian triwulan III tahun 2018
telah dilakukan penyelesaian Rp.10.968.688.226,56, maka saldo triwulan III setelah terjadi
penambahan sebesar Rp.153.748.383.041,04.
 Pembayaran Gaji dan Tunjangan. Pembayaran tunjangan kinerja pegawai Kementerian
Pertanian sampai bulan Desember 2018, adalah total anggaran sebesar
Rp.1.150.236.150.000 dan jumlah pegawai penerima sebanyak 19.579 orang.
 Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan BMN dan Pengelolaan Rumah Negara
a) Penetapan Status Penggunaan Kewenangan Pengguna Barang (Menteri Pertanian)
b) Penerusan Usul Penggunaan Kepada Pengelola Barang (Menteri Keuangan)
c) Penerusan Usul Pemanfaatan Kepada Pengelola Barang (Menteri Keuangan)
d) Sewa BMN
 Sosialisasi Peraturan Pengelolaan BMN (Kep Mentan No. 788/ KPts/PL.310/ 11/2017)
Memenuhi surat Kepala Biro Keuangan dan Perlengkapan Nomor 855/PL.210/A4/03/2018
tanggal 3 Maret 2018 hal Sosialisasi Kepmentan 788/Kpts/PL.310/11/2017, telah dilakukan
sosialisasi pada tanggal 13 Maret 2018 bertempat di Bogor.
 Penyusunan Laporan Barang Milik Negara (4Laporan) : Laporan Barang Milik Negara
Tahunan TA 2017 (Unaudited), Laporan Barang Milik Negara Tahunan TA 2017 (Audited),
Laporan Barang Milik Negara Semesteran Semester I TA 2018, Laporan Barang Milik
Negara Triwulan III TA 2018.

24
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

16 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Penyusunan Buku Panduan Verifikasi Laporan Keuangan dibuat dalam 2 (dua) Tingkatan,
yaitu Buku Panduan Verifikasi Laporan Keuangan Tingkat Satker dan Buku Panduan
Verifikasi Laporan Keuangan Tingkat Eselon I.
 Monitoring Satker Inaktif Lingkup Kementerian Pertanian. Data lengkapnya tahun 2017;
jumlah satker inaktif 363 satker, nilai aset Rp.195.483.052.535,00, sedang tahun 2018,
jumlah satker inaktif 218 serta nilai aset rp. 32.074.830.626,00.
 Laporan Keuangan Tahun 2017 Unaudited
a) Laporan Keuangan BA 018
b) Laporan Keuangan BA 999.07
c) Laporan Keuangan BA 999.08
 Monitoring dan Evaluasi Laporan Keuangan
Kegiatan monitoring dan evaluasi laporan keuangan dilakukan dalam rangka mempercepat
pelaksanaan program/kegiatan pertanian dan mendorong penyerapan anggaran secara
optimal serta pengawasan realisasi anggaran pada Kementerian Pertanian Tahun 2018.
Kegiatan monitoring dan evaluasi tersebut, antara lain meliputi data OMSPAN; pelaksanaan
anggaran dan permasalahan/kendala; rekonsiliasi internal jumlah satker dan pagu anggaran
dan Pemberian honorarium kepada Tim TEPRA (11 bulan).

5. Koordinasi Dan Pembinaan Biro Biro Umum Dan Pengadaan Kementerian Pertanian

 Pengawasan Kearsipan Internal. Pelaksanaannya adalah melaksanakan pengawasan


internal terhadap beberapa Unit kerja yang masuk sebagai objek pengawasan Tahun 2018.
 Penyusunan Pedoman Kearsipan. Unit Kearsipan Kementerian Pertanian telah mempunyai
JRA fungsi Fasilitatif dan di tahun 2018 telah diterima persetujuan JRA fungsi Substantif
dari Kepala ANRI, untuk selanjutnya dalam satu kemasan bersama JRA Fasilitatif akan
ditetapkan dalam bentuk Peraturan Menteri Pertanian.
 Pengembangan Aplikasi E-Arsip. Rencana pengembangan implementasi aplikasi SIM Arsip
Inaktif secara online dan saat ini pada tahap dummy aplikasi e-arsip yaitu dengan nama
SIAP (Sistem Informasi Arsip Pertanian) beralamat https://arsip.pertanian.go.id/.
 Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Kementerian Pertanian tahun 2018 yaitu peraih
Penghargaan Instansi Pembina Terbaik Jabatan Fungsional Pengelola Barang atau Jasa
dari LKPP; sosialisasi Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang pengadaan/jasa Pemerintah
(3 kali), Bimtek pembinaan SDM dan Sertifikasi Ahli Pengadaaan Barang/Jasa.
 Pelayanan Rumah Tangga yaitu kegiatan bidang pelayanan kerumahtanggaan Kementerian
Pertanian.
 Pendirian Tempat Penitipan Anak, merupakan sarana, pendidikan dan penitipan khusus
anak karyawan Kementerian Pertanian, sementara orang tuanya tetap bekerja di lingkungan
yang sama (kantor pusat Kementan).
 Unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu - Padu Satu, Kementerian Pertanian (Kementan)
melalui Pusat PVTPP, unit Eselon I, Biro Umum dan Pengadaan serta Pusdatin
membangun Unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Padu-Satu) Kementerian Pertanian.

6. Koordinasi Dan Pembinaan Biro Kerjasama Luar Negeri Kementerian Pertanian


 Rangkaian Pertemuan The 4th ASEAN-India Ministerial Meeting on Agriculture and Forestry
(AIMMAF), tanggal 11-12 Januari 2018 di New Delhi, India;

25
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 17


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 The Third Indonesia-United Nations Coordination Forum (IUNCF), 1 Februari 2018, Jakarta.
Pertemuan membahas dan menindaklanjuti hasil-hasil pertemuan Working Group (WG) I:
Information Sharing and Cooperation Development dan WG II: Administration.
 Pertemuan RCEP-TNC ke-21 tanggal 3-6 Februari 2018 di Yogyakarta. Pertemuan
membahas Revised ASEAN’s Proposal on the way Forward Towards Final Tariff Modality
yang diusulkan oleh Dirjen PPI, Kemdag selaku TNC Chair.
 Rapat Koordinasi Tim Teknis FGD KSST, 21-22 Februari 2018, Bogor, Indonesia;
 The First Meeting of Steering Committee for Country Programme Framework (CPF) FAO
and the Government of Indonesia 2016-2020, 27-28 Februari 2018, Serpong. Pertemuan
Komite Pengarah CPF FAO-Indonesia yang pertama ini merupakan bentuk komitmen
Indonesia dalam meningkatkan pemanfaatan kerja sama Indonesia dengan FAO.
 APO Advanced Agribusiness Management Course, 5-9 Maret 2018, Bali. Workshop
sebagai forum bertukar informasi peningkatan pengetahuan peserta dalam perkembangan
terkini sektor agribisnis global dan regional pengembangan sektor UKM.
 Pertemuan Informal dengan Pemerintah Propinsi Santa Fe pada tanggal 14 Maret 2018 di
San Nicolas, yaitu penjajagan kerja sama sister city dengan salah satu propinsi di
Indonesia terutama kerjasama teknis dan perdagangan sektor pertanian.
 The 7th Joint Committee Meeting (JCM-7) General Review IJEPA, 28– 30 Maret 2018, Bali.
Ketua Sub Komite Perudingan Barang, dalam presentasinya bahwa total nilai perdagangan
Indonesia tumbuh 115%, ekspor meningkat 101% , Impor meningkat 322.1%. dari data
tersebut, Indonesia menyatakan seharusnya general review sebagai pijakan peningkatan
akses pasar dengan spirit kerjasama saling menguntungkan, dan menekankan kesempatan
area kerjasama yang berkeadilan (balance level of playing field).
 Pertemuan Senior Official Meeting (SOM) Trilateral Indonesia-Timor Leste-Australia (TIA),
11-13 April 2018, Labuan Bajo. Indonesia akan mendorong ekspor unggas ke timor leste
dan pihak timor leste yakin dengan sistem kesehatan hewan Indonesia.
 The 30th International Tripartite Rubber Council (ITRC) Meetings and Related ITRC
Committee Meeting, 4-6 Juni 2018, Bali, Indonesia. Pertemuan dihadiri perwakilan
kementerian/lembaga terkait komoditi karet Indonesia, Thailand, Malaysia membahas
konsumsi karet alam, melaksanakan, monitoring and evaluasi aktivitas dari program DPSC
(Meeting of Demand Promotion Scheme Committe).
 Pertemuan Courtesy Call Duta Besar Rusia di Jakarta kepada Menteri Pertanian, 8 Juni
2018 di Kementerian Pertanian. Penjajagan keinginan Rusia untuk ekspor gandum dan
barley membuka akses pasar untuk buah-buahan tropis
 Pihak Indonesia menyambut baik keinginan Rusia untuk ekspor gandum dan barley.
Sedangkan Rusia telah membuka akses pasar untuk buah-buahan tropis, seperti mangga,
salak, dan manggis. Rusia meningkatkan volume perdagangan CPO dan turunannya dari
Indonesia, tidak melakukan black campaign seperti Uni Eropa serta impor komoditi lain
seperti karet, kopi, teh, dan lainnya dari Indonesia.
 Koordinasi Penajaman Hasil Kerjasama Luar Negeri Bidang Pertanian, 15-16 dan 23
Agustus 2018 di Royal Padjadjaran Hotel, Bogor. Pertemuan membahas dan mengevaluasi
hasil hasil kesepakatan kerjasama regional (APEC, RCEP, CAPSA, KESR BIMP-EAGA
dan IMT-GT), serta evaluasi implementasi Pinjaman Hibah Luar Negeri, dan Administrasi
Atase Pertanian.
 Rangkaian Pertemuan Special SOM AMAF-39, Special SOM AMAF+3 ke-17 dan ARSOMA
ke-3, 27-30 Agustus 2018 di Pattaya, Thailand Pertemuan SSOM AMAF ke-39. Pertemuan
menyetujui dan mendukung implementasi 6 (enam) Key Deliverables 2018 serta menyutujui

26
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

18 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

usulan 5 (lima) Key Deliverables 2019 yang meliputi sektor: livestock, crop, fisheries,
forestry dan ASEAN Guidelines for Certification of Halal Food drafted/developed.
 The 124th Session of IFAD Executive Board, 10-13 September 2018, Roma Italia. Ketua
Delri Bapak Syukur Iwantoro (Sekjen Kemtan), selaku anggota Executive Board IFAD,
didampingi KUAI-KBRI Roma dan Kepala Biro KLN.
 Sosialisasi Potensi Pertanian untuk Para Diplomatik RI yang akan ditempatkan di Negara
Mitra phase ke-2 TA 2018, 22-23 Oktober 2018 di Hotel Santika, Banyuwangi. Melalui
acara sosialisasi tersebut, Diplomat RI diharapkan dapat melakukan fasilitasi akses pasar
komoditi pertanian Indonesia dan dapat membantu menjembatani penyelesaian hambatan
akses pasar komoditi pertanian Indonesia seperti hambatan tarif maupun hambatan non-
tarif di Negara Mitra.
 The 3rd Joint Agriculture Working Group (JAWG) Indonesia – Denmark, 24-25 Oktober
2018 di Malang, Jawa Timur. Kedua pihak sepakat bahwa kegiatan the 4th Joint Agriculture
Working Group Indonesia – Denmark akan dilaksanakan di Denmark pada tahun 2020.
 Finalisasi Pembahasan Konsep Memorandum Saling Pengertian (MSP) Perpanjangan
Kerja Sama Mercy-USA dengan Kementan RI, 30 Oktober 2018 di Bogor.
 Seminar Hasil “Kajian Posisi Indonesia dalam Forum FAO: Analisas Harga Pangan Dunia,
8 November 2018, Bogor. Beberapa rekomendasi pertemuan yang diusulkan, yaitu (i)
efisiensi supply chain; (ii) manajemen pertanian berbasis korporasi; dan (iii) perubahan
Undang-Undang terkait penggilingan padi.
 Lokakarya Nasional ”Pilar Utama Peningkatan Kesejahteraan Petani: Reformasi Pertanian,
Intensifikasi Produksi dan Peningkatan Akses Pasar”, 12 November 2018 di Kementerian
Pertanian
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut sidang FAO Asia and the Pacific Regional Conference ke-
34 di Fiji bulan April 2018 dan hasil sidang FAO Council 159 di Roma Italia bulan Juni 2018.

7. Koordinasi Dan Pembinaan Biro Hubungan Masyarakat Dan Informasi Publik


Kementerian Pertanian
Sepanjang 2018, Biro Humas dan Informasi Publik telah melakukan 13 kali konferensi
pers yang banyak mengangkat tentang kinerja Empat Tahun sektor pertanian Indonesia,
November 2018 Biro Humas dan Informasi Publik kemudian membuat konsep konferensi pers
yang lebih dinamis dalam bentuk “BAKPIA” (Bincang Asik Pertanian Indonesia) yang
dilaksanakan dua kali dalam seminggu, dengan tema tematik dan narasumber yang berasal
dari Pejabat Eselon I dan II lingkup Kementerian Pertanian beserta stakeholder yang terkait
dengan tema pembahasan. Situs induk Kementerian Pertanian www.kementan.go.id sampai
Desember 2018 telah mengeluarkan 414 berita (dalam berbahasa Indonesia) seputar kegiatan
pimpinan, program dan kebijakan pembangunan pertanian dengan rata rata perbulan 12.746
viewer.
Hubungan Masyarakat
 Media Cetak, tahun 2018 terbitkan sebanyak 1.353 berita, Kompas 1.316 berita, Investor
Daily 1.031 berita, Rakyat Merdeka 992 berita, dan Pikiran Rakyat 967 berita.
 Media Online, sepanjang tahun 2018; Republika.co.id 1.727 berita, JPNN.com 1.288 berita,
Detik.com 1.185 berita, Rmol.co 1.075 berita, dan beritarayaonline.com 1.007 berita.
 Media Televisi, sepanjang tahun 2018; Beritasatu TV 1.352 berita, TVRI 1.024 berita, CNN
Indonesia TV 805 berita, Metro TV 782 berita, dan Kompas TV 741 berita.
27
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 19


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Untuk pemberitaan yang mengemuka di media terkait dengan komoditas sepanjang tahun
2018 adalah Dinamika harga beras dan polemik impor sebanyak 5.961 berita, sinergi
pemerintah dalam stabilisasi pasokan dan harga pangan sebanyak 4.435 berita, dan
produksi padi nasional sebanyak 2.386 berita.
 Untuk pemberitaan inisiatif Kementan selama tahun 2018 sebanyak 3.536 berita (media
cetak), 27.349 berita (media online) dan 1.396 berita (media televisi).
 Peliputan kegiatan kunjungan kerja Menteri Pertanian sepanjang tahun 2018 sebanyak 135
kali
 News Letter Kementerian Pertanian bernama “Warta Pertani” berjumlah 8 terbit sebulan
sekali Edisi Bulan Januari s.d Agustus 2018 yang di distribusikan ke seluruh unit kerja
eselon I dan stakeholder.
 Penyiapan Bahan Publikasi dan Dokumentasi HPS (Hari Pangan Sedunia) Materi, data dan
informasi yang didapatkan dari daerah dipergunakan sebagai bahan/referensi untuk
penerbitan/publikasi pembangunan pertanian.
 Media Sosial , terdapat empat akun jejaring sosial yang dimiliki Kementerian Pertanian ,
yaitu facebook, twitter, instagram dan youtube.
Pengelolaan Informasi Publik
 Sepanjang tahun 2018 terdapat 68 permohonan informasi publik dengan 64 pemberitahuan,
1 perpanjangan, 6 penolakan serta 2 keberatan. Rapat Koordinasi PPID Lingkup
Kementerian Pertanian.
 Rapat Koordinasi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Lingkup
Kementerian Pertanian dilaksanakan pada tanggal 8 – 9 Mei 2018, di Auditorium Gedung F
Kantor Pusat Kementerian Pertanian dengan tema “Peran PPID dalam Penderasan
Informasi, Menyongsong Indonesia Lumbung Pangan Dunia Tahun 2045”
 Bimbingan Teknis Pengelolaan Informasi Publik. Bimtek Pengelolaan Informasi Publik dibagi
dalam tiga wilayah yaitu wilayah Tengah, Barat dan Timur.
 Pemeringkatan Keterbukaan Informasi Publik lingkup Kementerian Pertanian. Ada 230 unit
kerja/unit pelaksana teknis yang dinilai dalam pemeringkatan ini.
 Workshop Website lingkup Kementerian Pertanian. Workshop Website dilaksanakan pada
tanggal 3-4 Mei 2018 di Hotel Padjajaran Suites Bogor. Website menjadi salah satu alat bagi
setiap badan publik untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat luas termasuk
informasi publik sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik.
 Workshop Video Jurnalistik. Workshop Video Jurnalistik dilaksanakan pada tanggal 12 – 14
Maret 2018 berlokasi di Balai Embrio Ternak Cipelang Bogor dan tanggal 29 November – 1
Desember 2018 di Hotel Desa Gumati Bogor.
 Penyempurnaan Modul Aplikasi Pendukung Informasi Publik (Portal PPID)
 Pengelolaan Media Streaming (TV TANI Indonesia)
 Pelaksanaan Parsipatif Pameran dan Promosi Pembangunan Pertanian
 Pengelolaan Sumberdaya Informasi Perpustakaan Sekretariat Jenderal. Penambahan
koleksi (buku) di perpustakaan pada tahun 2018 berjumlah 459 eksemplar dalam 205 judul.
Jumlah pengunjung perpustakaan tahun 2018 ini sebanyak 173 orang.
 Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Target dan Serapan Anggaran

28
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

20 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Protokol dan Hubungan Antar Lembaga Pelaksanaan Rapat Pimpinan Terbatas (Menteri
Pertanian dengan Pejabat Eselon 1)
Selama tahun 2018 telah dilaksanakan Rapat Pimpinan terbatas 11 kali dan 2 kali Rapim
Terpadu dalam satu tahun. Adapun rincian pelaksanaan kegiatan Rapat Pimpinan seperti
berikut ini :
 Pelaksanaan Kegiatan Pelantikan, Pelantikan Eselon I (26 Maret 2018), Pelantikan Eselon II
(12 Maret 2018; 19 Maret 2018; 15 Mei 2018; 03 Juli 2018; dan 03 Agustus 2018),
Pelantikan Eselon III dan IV Lingkup Sekretariat Jenderal (26 Januari 2018; 2 Mei 2018; 18
Mei 2018; 15 Oktober 2018 dan 10 Desember 2018), Pelantikan Pejabat Fungsional dan
Sumpah Pegawai Lingkup Sekretariat Jenderal (25 September 2018).
 Kegiatan kunjungan kerja pimpinan ke daerah.
 Kegiatan Kementerian Lainnya adalah Rapat Terbatas Menteri Pertanian bersama Eselon I,
Eselon II, Staf Khusus Menteri, Tenaga Ahli Menteri, Kementerian/Lembaga, TNI/Polri,
SKPD Provinsi/Kabupaten, dan asosiasi lainnya dilaksanakan sebanyak 12 kali.
Kegiatan Antar Lembaga dengan Pemangku Kepentingan Pertemuan Antar Lembaga
(Penyuluh/Petani/gapoktan berprestasi)
Apresiasi Kementerian Pertanian kepada petani/pelaku utama bidang pertanian salah satunya
adalah dengan memberikan penghargaan Tingkat Nasional bagi Penyuluh, Petani, Gapoktan,
Unit Balai, Unit Pengelola Pertanian dan lain-lain (± 77 orang peserta). Apresiasi juga dari
DPR-RI/DPD-RI dengan mengundang para penerima penghargaan Tingkat Nasional hadir di
gedung DPR-RI dan turut menyaksikan sidang bersama DPD-RI dan DPR-RI, mendengarkan
pidato kenegaraan Presiden RI Tahun 2018 dalam rangka memperingati HUT Proklamasi
Kemedekaan RI yang ke 73 di Gedung DPR-RI, Senayan Jakarta.
Sinergi Aksi Informasi dan Komunikasi Publik (SAIK) dan Anugerah Media Humas (AMH)
2018
Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan Sinergi Aksi Informasi dan Komunikasi Publik
(SAIK) dan AMH 2018 yang diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah.
Kementerian Pertanian sebagai peserta kegiatan AMH dan peserta pameran 2018, dengan
menampilkan produk pertanian dan informasi terkait pertanian. Acara dilaksanakan selama 4
hari (1-4 Desember 2018) dibuka oleh Menteri Komunikasi dan Informatika pada tanggal 1
Desember 2018 bertempat di Novotel Tangerang Banten.

8. Koordinasi Dan Pembinaan Pusat Data Dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin)
Data komoditas pertanian merupakan data sektor pertanian yang cakupannya meliputi: 1) data
tanaman pangan dan hortikultura (percepatan data tanaman pangan, Percepatan data cabai
dan bawang merah, pengelolaan data tanaman pangan dan hortikultura, penyusunan metode
ubinan padi jajar legowo/JARWO, publikasi statistik pertanian 2018) dan 2) data perkebunan
dan peternakan (Pengelolaan data pemotongan ternak di RPH tahun 2018, percepatan data
SIWAB, Pengelolaan data tebu nasional secara online tahun 2018, pengelolaan data
peternakan dan perkebunan, outlook komoditas peternakan dan perkebunan)
 Data Tanaman Pangan dan Hortikultura. Percepatan data tanaman pangan merupakan
kegiatan Prioritas Nasional (PN) yang di pantau oleh Bappenas setiap triwulan bekerjasama
dengan BPS. Output yang dihasilkan adalah data padi dan palawija nasional di 17 provinsi
sentra secara periodik bulanan dalam bentuk buletin di Kementerian.
29
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 21


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Percepatan data cabai dan bawang merah


Pengumpulan data cabai dan bawang dilakukan setiap bulan oleh Dinas Pertanian dan
Ditjen Hortikultura serta dilaporkan oleh BPS secara berjenjang dari tingkat kecamatan-
kabupaten-provinsi-pusat. Adapun output yang dihasilkan Raw Data xcLuas Tanam, Luas
Panen dan Produksi Komoditas Cabai Besar, Cabai Rawit, Bawang Merah dan Bawang
Putih Bulan Januari – November Tahun 2018 periode bulanan sampai dengan level
kabupaten/kota.
Tabel 1. Hasil penghitungan Angka Prognosa, Angka Ramalan I dan Angka Ramalan II
Produksi Cabai dan Bawang Merah Tahun 2018.




 Pengelolaan data tanaman pangan dan hortikultura.


Buku outlook komoditas tanaman pangan dan hortikultura tahun 2018 menyajikan informasi
mengenai: Keragaan data indikator komoditas tanaman pangan baik secara nasional
maupun global dan proyeksi luas panen, produktivitas, produksi, konsumsi yang pada
akhirnya menghitung penawaran dan permintaan dalam negeri.
 Penyusunan metode ubinan padi jajar legowo/JARWO
Dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan bekerjasama dengan Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian ditujukan untuk menduga produktivitas tanaman padi pola tanam Jajar Legowo.
Dari kegiatan ini menghasilkan Buku Pedoman Survei Metode Ubinan Padi Jajar Legowo
dan Hasil Survei Metode Ubinan Padi Jajar Legowo, yang menyajikan analisis hasil survei
metode ubinan padi Jajar Legowo.
 Publikasi statistik pertanian
Merupakan kegiatan yang di SBK kan karena merupakan salah satu produk Pusdatin antara
lain : Buku Statistik Pertanian 2018 sejumlah 285 , 40 Buku Saku Agricultural Statistics
2018, 400 CD Statistik Pertanian 2018
 Data Peternakan dan Perkebunan
 Pengelolaan data pemotongan ternak di RPH
 Percepatan data SIWAB
 Pengelolaan data tebu nasional secara online,
yaitu hasil analisa data tebu dalam
bentuk buletin per 4 bulanan, PG input dan akses pada website:
http://datatebu.pertanian.go.id/naisvi.
 Pengelolaan data peternakan dan perkebunan Update data perkebunan dan
peternakan level nasional/prov/kab.
 Outlook komoditas peternakan dan perkebunan. Buku outlook komoditas peternakan
dan perkebunan tahun 2018 meliputi: daging sapi, daging ayam, daging
kambing/domba, telur ayam ras, susu, kelapa sawit, kopi, tebu, pala dan karet.
 Kinerja Pelaksanaan Kegiatan Bidang Data Non Komoditas
 Tingkat kepuasan terhadap layanan Bidang Data Non Komoditas menargetkan 3,04%,

30
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

22 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Rasio pemenuhan terhadap total permintaan data dan informasi non komoditas
pertanian target 78,00% realisasi 95,34 %.
 Data Ekonomi Pertanian, Pengelolaan dan Analisis Data Indikator Makro Sektor Pertanian:
 Buku Statistik Terkini Ekonomi Pertanian Bulanan (Bulan Januari s/d Desember 2018)
Buku Statist Makro Sektor Pertanian Triwulan I sampai dengan IV Tahun 2018, Buku
Statistik Makro Sektor Pertanian Tahun 2018
 Database Ekspor – Impor Komoditas Pertanian, PDB,PDRB dan NTP Database Ekspor
Impor (database.pertanian.go.id/eksim 2012) Database PDB dan PDRB Database Nilai
Tur Petani
 Pengelolaan dan Analisis Data Harga Komoditas Pertanian
Terkumpulnya data dan hasil analisis kinerja komoditas pertanian periode tahun 2018 dalam
bentuk buku analisis kinerja perdagangan komoditas beras, jagung, kedelai bawang merah,
bawang putih, gula, lada, daging sapi (semester I), ubi kayu, cabe merah, kelapa sawit,
kakao, karet, daging ayam (semester II), serta update data harga eceran, harga konsumen
pedesaan sd tahun 2017, harga produsen pedesaan-BPS sd tahun 2019, harga gabah sd
november 2018
 Pengelolaan dan Analisis Data Harga Konsumsi Sektor Pertanian data yang dikelola dan
analisis yaitu :
 Komoditas semester I: beras, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, daging sapi, daging
ayam dan gula
 Komoditas semester II: kacang tanah, bawang putih, telur ayam, minyak goreng sawit,
kopi, coklat dan lada
 Sumber data: konsumsi dan pengeluaran dari Susenas-BPS, ketersediaan per kapita
dari NBM-BKP, indikator kesejahteraan petani dari pengolahan data Susenas-BPS tahun
2013 – 2017
 Pengelolaan Data Ketahanan Pangan
 Penyempurnaan metode pengumpulan data pasokan, penjualan dan harga beras di
kabupaten/kota dan pengumpulan datanya (data stok beras di drive/sub drive januari –
november 2018, buku panduan pengumpulan data basokan penjualan beras tahun 2018
 Penyempurnaan sistem monitoring Ketahanan Pangan dan dapat diakses dengan
alamat https://app2.pertanian.go.id/pangan
 Analisis ketersediaan dan kebutuhan beras di kabupaten/kota sampel
 Pengelolaan Data Iklim, OPT dan DPI, data dipublikasikan dalam bentuk Buletin Triwulanan
Data Iklim, OPT dan DPI (4 Triwulan), Buletin triwulanan Data Iklim, OPT dan DPI (4
triwulana), Database Iklim, OPT dan DPI terupdate (november 2018 Sistem Informasi
Peringatan Dini dan Penanganan Dampak Perubahan Iklim Pada Sektor Pertanian
(http://sipetani.pertanian.go.id:8081/siperditan/)
 Pengelolaan Data Sarana dan Prasarana Pertanian, penyusunan data terkini sarana
pertanian (benih padi, jagung, kedelai dan pupuk) diterbitkan setiap bulan yang disajikan
dalam publikasi Data Terkini Bulanan, triwulanan dan buku statistik tahunan serta dalam
bentuk database.
 Tersedianya data sebaran fase komoditas pertanian dari citra satelit Landsat-8 yang
diperoleh setiap 16 hari sekali dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN), diproses
dalam format .tif (peta sebaran) dan .txt (tabel luasan).

31
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 23


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Aplikasi Sistem Informasi Monitoring Pertanaman Padi, Aplikasi Sistem Informasi


Monitoring Pertanaman Bawang Merah, Kinerja Pelaksanaan Kegiatan Bidang
Pengembangan Sistem Informasi Pertanian
 Layanan Infrastruktur Jaringan Komputer
Penyediaan kapasitas bandwith internet lingkup Kantor Pusat Kementan per januari tahun
2018 telah ditingkatkan menjadi 1000 Mbps dari sebelumnya 850 Mbps atau meningkat
sebesar 18% dibanding tahun 2017 lalu. Peningkatan bandwith tersebut dapat dilihat pada
grafik 1.
Grafik 2. Peningkatan Kapasitas Bandwith
Internet Kementan
Dari sisi jumlah pengguna jaringan komunikasi
data /internet juga mengalami pertumbuhan
yang mencapai 8.000 pengguna pada tahun
2018, terdiri dari 4.700 pengguna WIFI 4700
dan 3200 pengguna LAN/kabel (Grafik 2.).
Pemakaian terbesar bandwith internet
berdasarkan Kantor Pusat Kementan tahun 2018 terdapat di Gd. A Kanpus Ragunan.

Grafik 3. Jumlah Pengguna Jaringan Komunikasi Data (Internet) Kementan


 Pengembangan Aplikasi Administrasi, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan
efektifitas kerja, transparansi serta aksesibilitas publik terhadap data/informasi berteknologi
berbasis web sehingga pengembangan, pengelolaan dan operasionalnya aplikasi
diharapkan dapat lebih mudah dan cepat.
 Aplikasi Sistem Monitoring Kegiatan (SMK) Aplikasi SMK adalah integrasikan output
database RKAKL melalui alamat akses http://simonas.pertanian.go.id.
 Aplikasi SIM Kehadiran mengintegrasikan data absen seluruh unit kerja dan UPT
lingkup Kementerian Pertanian dapat dipantau oleh pimpinan maupun pegawai secara
online dengan alamat http://ekinerja.pertanian.go.id/dashboard/.
 Pengembangan Aplikasi Spesifik
 Pengawalan aplikasi database yaitu Inventarisasi aplikasi database lingkup Kementerian
Pertanian, Pengawalan aplikasi Database Harga, PDB, PDRB, Eksim, NTP, Konsumsi,
BDSP.

32
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

24 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Integrasi Sistem Informasi Geospasial menerapkan teknik pengintegrasian data tekstual


dalam bentuk tabular dan data spasial.
 Monitoring Data harian Upsus padi, jagung dan kedelai (UPSUS PAJALE)
 Hasil dari Pengelolaan monitoring SMS Center UPSUS adalah pengelolaan aplikasi
yang digunakan untuk mengirimkan laporan perkembangan luas tambah tanam padi,
jagung, kedelai wilayah kerja masing-masing (kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi).
 Pengembangan Aplikasi Multimedia
Yang telah dihasilkan dari pengembangan aplikasi multimedia antara lain :
 Lomba Inovasi TIK
 Pengawalan LPSE
 Monitoring SMS center 2016

Kinerja Pelaksanaan Kegiatan Bagian Umum


 Penyusunan program, rencana kegiatan dan perencanaan nggaran tahun 2018 satker pusat
Data dan Informasi Kementerian Pertanian.
 Penyempurnaan Renstra Pusdatin 2015-2019.
 Penyusunan Kegiatan Pusdatin TA 2019.
 Evaluasi dan pelaporan dalam bentuk evaluasi triwulan; Monitoring kegiatan Pusdatin;
Pelaksanaan SPI; Forum Komunikasi Statistik dan Sistem Informasi Pertanian.
Dilaksanakan pada tanggal 18 – 20 April 2018 di Serpong, Banten.
 Kepegawaian Pusdatin merupakan koordinator fungsional statistisi dan pranata komputer
lingkup Kementan. Workshop pembinaan jabatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 3-4
Mei 2018 di Bandung-Jawa Barat.
 Surat menyurat dan urusan rumahtangga tahun 2018 sebagian besar sudah diarahkan
secara online sehingga dokumen dapat tersimpan dalam database.
 Perlengkapan/BMN di Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2018
diantaranya penghapusan barang berkondisi Rusak Berat, lelang BMN dan hibahk BMN
yang ada di provinsi (lampiran).
 Pelayanan Publikasi Data Pertanian, kegiatan ini diantaranya:
 News Letter Pusdatin, media informasi kegiatan yang dilakukan oleh Pusat data dan
Sistem Informasi Pertanian yang diterbitkan setiap bulan mendistribusikan newsletter
tersebut ke eselon I dan eselon II lingkup Kementerian Pertanian serta ke dinas
pertanian di 34 provinsi.
 ISO dan review SOP. Sebagai amanat UU No. 25/2009 tentang Pelayanan Publik,
Pusdatin mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengembangan sistem informasi
pertanian dan pelayanan data dan informasi pertanian maka tahun 2018 telah dilakukan
penerapan SNI ISO 9001 oleh Pusdatin dalam rangka pengelolaan pelayanan publik
yang prima.

33
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 25


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Dashboard Data dan Informasi Pertanian (ADDIP)


ADDIP yang dikembangkan adalah merupakan sarana untuk menyajikan visualisasi data
dan informasi sehingga setiap data informasi yang ditampilkan dapat dibaca dan dianalisis
oleh setiap yang membaca data dan informasi tersebut. Tahun 2018 telah dilakukan
pengembangan ADDIP menggunakan sumber database sebagai berikut:
 Basisdata Percepatan Penyediaan Data (Basisdata Harga Pasar Induk Beras Cipinang
melalui http://dss.pertanian.go.id/SASVisualAnalyticsDesigner
 Pelayanan data monitoring kunjungan kerja (kunker) merupakan data matrik bantuan
Menteri Pertanian yang ditindaklanjuti oleh Eselon I sesuai dengan tupoksinya setiap
bulan.
 Survei Kepuasan Pengguna Layanan Pusdatin Tahun 2018, penerapan Sistem
Manajemen Mutu SNI ISO 9001:2015 yang berorientasi kepada kepuasan pengguna
layanan telah ditunjuk menjadi Unit Kerja Pelayanan Publik pada Kementerian Pertanian
melalui situs (website) resmi Kementerian Pertanian, media cetak dan media elektronik,
dan media publikasi lainnya. Kepuasan pengguna layanan Pusdatin adalah
meningkatnya kepuasan pengguna layanan dengan target sebesar 3,02 persen. Survei
dilakukan untuk memperoleh Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dengan menggunakan
indikator dan metodologi survei berdasar Permen PAN-RB No.14/2017 tentang
Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan
Publik serta Permentan No.19/Permentan/OT.080/4/2018 tentang Pedoman Survei
Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik Lingkup Kementerian
Pertanian dengan responden 126 orang dihasilkan hasil survei :

Target kepuasan layanan sebesar 3,02 persen terealisasi sebesar 3,22 persen,
sehingga dinilai kinerja Pusat Data dan Sistem Informasi “BAIK”

9. Koordinasi Dan Pembinaan Pusat Perlindungan Varietas Tanaman Dan Perizinan


Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian melaksanakan tugas teknis di
bidang Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian, meliputi : 1) Pelayanan
Perlindungan Varietas Tanaman (PVT); 2) Pelayanan Pendaftaran Varietas Tanaman; 3)
Pelayanan Perizinan Pertanian; dan Dukungan Manajemen Pelaksanaan Tugas Teknis Pusat
PVTPP.
Pelayanan Perlindungan Varietas Tanaman (PVT)
 Pelayanan Perlindungan Varietas Tanaman (PVT), Realisasi permohonan Hak PVT pada
tahun 2018 tercapai 106,67% dari target 45 permohonan yaitu diterima 48 permohonan.
Capaian ini menurun dibanding tahun 2017 mencapai realisasi 56 permohonan Hak PVT.
Permohonan Hak PVT tahun 2018 didominasi pemohon dari perusahaan swasta dengan
komoditas tanaman sayuran.
34
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

26 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Grafik 3. Permohonan Hak PVT Menurut Kelompok Tanaman Tahun 2018


Grafik 4. Perkembangan Permohonan Hak PVT Grafik 5. Permohonan Hak PVT Tahun 2018
Menurut kelompok Tanaman Tahun 2017-2018 Menurut Kelompok Pemohon

Tahun 2018 berdasarkan kelompok pemohon, Lembaga Penelitian Kementerian Pertanian


(Badan Litbang Pertanian) merupakan pemohon yang paling banyak mengajukan
permohonan sebanyak 22 permohonan Hak PVT.
Tabel 2. Realisasi Penerbitan Hak PVT Tahun 2017- 2018
Penerbitan Hak Penerbitan Hak PVT
No. Komoditas PVT Tahun 2017 Tahun 2018
1. Tan. Pangan 8 15
2. Tan. Sayuran 15 12
3. Tan. Hias 2 0
4. Tan. Buah 4 4
5. Tan. Perkebunan/ Industri/Kehutanan 3 7
6. Lain-Lain 0 0
TOTAL 32 38
Jumlah sertifikat Hak PVT tahun 2018 adalah 38 sertifikat naik 18,75% dari tahun 2017 yaitu
32 sertifikat(lampiran). Pendaftaran Varietas Lokal Dan Hasil Pemuliaan, tahun 2018
terealisasi 659 Tanda Daftar varietas (509 varietas lokal dan 150 varietas hasil pemuliaan)
dari target 180 Tanda Daftar. Tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar 201% dari tahun
2017 yaitu 343 Tanda Daftar(lampiran)
Pelayanan Pendaftaran Varietas Tanaman varietas lokal dan hasil pemuliaan Tahun
2018 :
 Percepatan Pendaftaran Varietas Lokal, maka tahun 2018 Pilot project kerjasama di 34
provinsi antara Pusat PVTPP dengan BBP2TP sebagai koordinator dari BPTP di seluruh
Indonesia, dengan target pendaftaran varietas lokal sebanyak 300 varietas dan
terealisasi sebanyak 330 varietas (Lampiran).
35
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 27


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Pelatihan Petugas Penyusun Pendeskripsi Varietas Tanaman diikuti 34 peserta


dilaksanakan pada tanggal 16-20 Juli 2018 di Stasiun Uji BUSS Manoko Lembang.
Bertujuan menciptakan petugas SDG yang kompeten dalam melakukan karakterisasi
dan menyusun deskripsi varietas tanaman di daerah.
 Pendaftaran Peredaran Varietas Tanaman Hortikultura tahun 2018 ditargetkan sebanyak
200 permohonan dan terealisasi 272 varietas atau 136% dari target.
Perkembangan permohonan dan penerbitan tanda daftar varietas tanaman hortikultura
dalam rangka peredaran sebagaimana terlihat pada Tabel di bawah.
Tabel 3. Perkembangan Pendafatarn Varietas Hortikultura dan Penerbitan Tanda Daftar
Varietas Tahun 2011 s.d 2018
TAHUN
URAIAN TOTAL
2011-2014 2015 2016 2017 2018
Permohonan 744 310 251 205 272 1.782
Penerbitan Tanda Daftar 365 180 149 132 122 948
 Pelepasan Varietas Tanaman Secara Online. Sebagai tindak lanjut dari Permentan 117
tahun 2013, Pusat PVTPP telah membangun 2 (dua) jenis pelayanan online, yaitu 1)
Pendaftaran Varietas Hortikultura, 2) pelayanan pendaftaran varietas lokal dan Hasil
Pemuliaan. Untuk sosialisasi aplikasi pendaftaran varietas hortikultura telah dilaksanakan
Workshop Pelepasan Varietas Tanaman Secara Online pada tanggal 22-23 Oktober 2018
bertempat di Hotel Royal Bogor.
Pelayanan Perizinan Pertanian
Bidang Pelayanan Perizinan Pertanian, sesuai dengan tugas dan fungsinya melayani
perizinan pertanian sebagai berikut:
 Perizinan Pendaftaran Pupuk
Pelayanan perizinan pendaftaran pupuk An-Organik dan Organik pada tahun 2018
ditargetkan sebanyak 600 surat permohonan, diterima permohonan pendaftaran sebanyak
1417 permohonan 236% dari target), terdiri dari permohonan pupuk an-organik 1110 dan
pupuk organik 307. Dari permohonan pendaftaran pupuk telah diterbitkan izin pendaftaran
pupuk sebayak 1580 Surat Izin, yang terdiri dari 1580 Surat Izin yang terdiri dari 1313 izin
pupuk an organik dan 267 izin pupuk organik. Rincian permohonan dan realisasi pelayanan
perizinan pupuk An Organik dan Organik sebagaimana terlihat pada Tabel 7.
Tabel 4. Capaian Kinerja Pelayanan Perizinan Pupuk Tahun 2018*)

No Jenis Permohonan 2018


Target 2018 Permohonan Penerbitan
A Pupuk An-Organik
Pendaftaran baru dan ulang 250 314 432
Layanan pupuk an organik lainnya 150 796 881
B Pupuk Organik
Pendaftaran baru dan ulang 170 260 197
Layanan pupuk an organik lainnya 30 47 70
JUMLAH A+B 600 1417 1580
*) Data Per 15 Desember 2018

36
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

28 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Pendaftaran Pestisida
Target pelayanan permohonan pendaftaran pestisida tahun 2018 sebanyak 4.500
permohonan, sedangkan realisasi mencapai 10.347 permohonan atau 229,9% dari target.
Jumah izin pendaftaran pestisida yang sudah diterbitkan sebanyak 10.370. Realisasi
permohonan perizinan pestisida dan layanan pestisida lainnya tahun 2018 mengalami
peningkatan sebesar 12,13% dibandingkan tahun 2017, sedangkan realisasi penerbitan
Surat Izin meningkat 9,65% (Lampiran).
 Sosialisasi Permentan No.36/Permentan/SR/10/2017 Tentang Pendaftaran Pupuk An-
Organik, dilakasanakan pada tanggal 24 Mei 2018 di Hotel Salak Tower Bogor yang
dihadiri oleh para pelaku usaha bidang pupuk dan stakeholder lainnya.
 Bimbingan Teknis Pendaftaran Pupuk Secara On-Line
 Optimalisasi Perizinan Pertanian secara Online serta Koordinasi Pengawasan Peredaran
Pupuk dan Pestisida diselenggarakan pada hari Jum'at 29 September 2018 di Hotel Le
Polonia Medan
 Workshop Layanan Perizinan Pestisida Online dilaksanakan di Ijen Suites Hotel Malang,
pada tanggal 7 Desember 2018, dihadiri oleh 100 peserta.
 Pemasukan/Pengeluaran Benih dan SDG
Pelayanan perizinan pemasukan dan pengeluaran perbenihan tanaman tahun 2018
ditargetkan sebanyak 1.400 permohonan, meliputi perizinan pemasukan benih tanaman
sebanyak 745 permohonan dan perizinan pengeluaran benih sebanyak 655 permohonan.
Dari target tersebut terealisasi 1498 permohonan atau 107% dari target. Permohonan
pemasukan benih mencapai 810 permohonan (108,7% dari target) dan pengeluaran
sebanyak 688 atau (105% dari target). Secara keseluruhan permohonan yang diterima pada
tahun 2018 mengalami penurunan 16,5% jika dibandingkan tahun 2017. Adapun realisasi
penerbitan Surat Izin Pemasukan/Pengeluaran (SIP) pada tahun 2018 mencapai 1.379 SIP
meliputi 745 Surat Izin Pemasukan Benih Tanaman dan 634 Surat Izin Pengeluaran Benih
Tanaman, tahun 2018 mengalami penurunan 11,4 % dibandingkan tahun 2017. Realisasi
pelayanan perizinan pemasukan dan pengeluaran benih tanaman tahun 2018 disajikan
pada Tabel 9.
Tabel 5. Capaian Kinerja Pelayanan Perizinan Benih dan SDG Tanaman Tahun 2018 dan
2017
Target 2018 2017
No Jenis Perizinan
2018 Permohonan Penerbitan Permohonan Penerbitan
A PEMASUKAN
1 Benih Tan Hortikultura 350 308 258 376 303
2 Benih Tan Pangan 40 42 32 41 30
3 Benih Tan Perkebunan 45 40 52 61 48
4 Sumber Daya Genetik Tanaman 125 96 83 139 118
5 Benih Rumput Pakan Ternak 5 10 4 11 8
Rekomendasi Impor Produk
6 180 314 316 381 294
Tanaman Pangan
Jumlah A 745 810 745 1009 801
B PENGELUARAN
1 Benih Tan Hortikultura 550 501 489 695 680
2 Benih Tan Pangan 20 7 7 15 11
3 Benih Tan Perkebunan 30 56 37 30 27
4 Sumber Daya Genetik Tanaman 45 65 44 46 37
5 Benih Rumput Pakan Ternak - - - - -
6 Rekomendasi Ekspor Beras 10 59 57 - -
Jumlah B 655 688 634 786 755
TOTAL A+B 1400 1498 1379 1795 1556
% Naik/Turun Permohonan -16,5
% Naik/Turun Penerbitan Surat Izin -11,4

37
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 29


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Perizinan Peternakan
Pelayanan perizinan peternakan tahun 2018 ditargetkan 4400 permohonan, terdiri dari 4125
rekomendasi dan 275 surat izin. Pada tahun 2018 jumlah permohonan bidang peternakan
yang diterima sebanyak 6038, terdiri dari 5127 permohonan rekomendasi (124,3% dari
target) dan 911 permohonan surat izin (331,3% dari target.) Dari 6038 permohonan tersebut
telah diterbitkan 4228 izin peternakan yang meliputi : 161 Tanda Daftar, 35 Izin Usaha dan
4032 RPP. Secara keseluruhan permohonan yang diterima pada tahun 2018 mengalami
penurunan 4,1% jika dibandingkan tahun 2017 dan penerbitan Surat Izin dan Rekomendasi
mengalami kenaikan 30,8% jika dibandingkan dengan tahun 2017 (Lampiran).
 Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Pusat PVTPP
 Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kementerian Pertanian (Padu Satu), berdasar Perpres-
No.91/2017 dan Permentan No.41/Permentan/TI.120/11/2017 tentang Pelayanan
Perizinan Pertanian Secara Elektronik maka Pusat PVTPP mewujudkan pelayanan
prima dengan dibangunnya ruang Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Padu Satu).
 ISO 9001 :2015, Sertifikasi Internasional. Sistem Manajemen Mutu ini merupakan upaya
untuk perubahan perilaku dan cara kerja menjadi lebih baik dan sistematis dan
memberikan pelayanan yang berstandar internasional.
 Pembangunan Stasiun Pengujian BUSS Dataran Rendah. Pelaksanaan uji BUSS
Permohonan Hak PVT, Pusat PVTPP telah memiliki satu unit Stasiun Penggujian BUSS
Tanaman Dataran Tinggi yang belokasi di Lembang, Jawa Barat. Untuk Uji BUSS
tanaman dataran rendah masih dilakukan di lahan pemohon (Breeder’s Testing) atau
dengan meminjam lahan milik Balai Penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian.
 Kerjasama Antar Instansi tahun 2018, Pusat PVTPP melaksanakan dan terlibat dalam tiga
perundingan perdagangan internasional untuk pasal terkait Perlindungan varietas tanaman:
 Indonesia-European Free Trade Association (EFTA) Comprehensive Economic
Partnership Agreement (IE-CEPA) dilakukan perundingan pada tanggal 23 November
2018, kesepakatan ditandatangani pernyataan bersama (joint statement) di Jenewa,
Swiss dan dokumen resmi perjanjian pada tanggal 16 Desember 2018 di Jakarta,
Indonesia.
 Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU
CEPA) Perundingan Putaran ke-6 I-EU CEPA telah dilaksanakan di Palembang,
Sumatra Selatan, pada 15-19 Oktober 2018.
 Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), Intersession Meeting Working
Group Intellectual Property Rights (IPR) di Bandung tanggal 18-20 September 2018,
Pusat PVTPP turut membahas pasal tentang PVT.
 Pelayanan Hukum PVTPP
Implementasi peraturan perundang-undangan bidang PVT mengalami permasalahan dan
kendala terutama terjadi perubahan organisasi bergabungnya Pusat Perizinan Pertanian
menjadi satu institusi regulasi, sehingga perlu melakukan pemahaman terhadap peraturan
perundang-undangan yang terkait melalui pembahasan.

 Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM), hasil pengukuran tahun 2018


menunjukkan Nilai Indeks 3,20 dengan Nilai IKM setelah dikonversi menjadi 79.98 dengan
Mutu Pelayanan B (kinerja nilai BAIK).
38
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

30 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Tabel 6 . Hasil Nilai IKM Tahun 2018

NO UNSUR PELAYANAN Nilai IKM MUTU


1 U1 Persyaratan 3,20 B
2 U2 Sistem Mekanisme dan prosedur 3,12 B
3 U3 Waktu penyelesaian 3,06 B
4 U4 Biaya/Tarif 3,34 B
5 U5 Produk spesifikasi jenis pelayanan 3,11 B
6 U6 Kompetensi Pelaksana 3,23 B
7 U7 Perilaku Pelaksana 3,30 B
8 U8 Sarana dan Prasana 3,23 B
9 U9 Penangganan pengaduan dan masukan 3,49 B
Nilai Indeks Kepuasan Masayarakat 3,20 B
NILAI IKM SETELAH DIKONVERSI 79,98 B

10. Koordinasi Dan Pembinaan Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi


Pertaninian
Pada tanggal 17 Oktober 2018, Kementerian Pertanian menyelenggarakan Seminar Nasional
bertemakan "Menggerakan Generasi Muda Menuju Indonesia Lumbung Padi Dunia 2045" yang
dihadiri oleh 500 peserta terdiri dari petani muda, pengusaha muda, penyuluh dan mahasiswa.
Kegiatan didedikasikan untuk memotivasi kawula muda untuk terjun di bidang pertanian
sebagai petani. Menjadi petani terutama generasi millenial saat ini merupakan profesi yang
membanggakan terbukti dengan hadirnya petani muda sukses di berbagai daerah. Petani dan
pengusaha sukses yang hadir sebagai narasumber dalam seminar nasional ini adalah Wahida
Anisa Yusuf peneliti dari Kementerian Pertanian, Baskoro Tri Caroko dari PT. Sumber Unggas,
serta Bambang Jasnanto petani hidroponik sukses. Selain itu ada Ulus Pirmawan, petani
Sayuran Sukses, Slamet Wuryadi Peternak Puyuh Sukses, Maria Irene Tandean dari PT.
Maxindo Karya Anugerah, Budiono petani jagung sukses. Kegiatan Seminar Nasional tersebut
merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Hari Pangan Sedunia Tahun 2018 di Provinsi
Kalimantan Selatan.
Kegiatan utama Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian yang dilaksanakan
pada tahun 2018 yaitu :

 Kementerian Pertanian Pacu Publikasi Ilmiah Populer


Menyelenggarakan Workshop Penulisan Ilmiah Populer kepada para pengelola publikasi
dan pustakawan. Acara yang diselenggarakan pada tanggal 3-5 Oktober 2018 di Wisma
Pertanian Cipayung, Bogor, Jawa Barat. Workshop dihadiri oleh 42 peserta dari 42 instansi
di lingkungan Kementerian pertanian. Workshop ditujukan guna mengatasi kendala
masyarakat dalam pemahaman pembacaan karya ilmiah yang dihasilkan oleh para peneliti,
sehingga bahasa penelitian dapat pahami oleh masyarakat awam.
 Selamatkan Buku Lama melalui Proses Preservasi dan Konservasi
Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian juga menyelenggarakan
Workshop Preservasi dan Konservasi Koleksi Perpustakaan pada tanggal 2 Oktober 2018
yang diselenggarakan sebanyak empat gelombang. Setiap gelombang terdiri dari 20
peserta yang diperuntukan untuk pengelola perpustakaan di instasi dan masyarakat umum.
39
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 31


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Workshop bertujuan guna meningkatkan pengetahuan peserta dalam upaya pencegahan


kerusakan terhadap buku-buku lama akibat faktor-faktor alam seperti kelembaban dan
binatang (rayap).
 Semarak Dunia Hortikultura dalam Spektra Horti 2018
Pada tanggal 20-23 September 2018, Puslitbang Hortikultura menyelenggarakan Spekta
Horti 2018 di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) Lembang, Bandung Barat. Pada
ajang kegiatan tersebut, Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian
berpartisipasi sebagai koordinator Horti award dimana penganunegarahan award bagi
peneliti, petani dan pelaku usaha yang sudah berkontribusi dan berjasa dalam inovasi yang
dihasilkan oleh Kementerian Pertanian juga berpartipasi dalam pameran dengan
menyajikan buku komoditas, leaflet brosur, komik dunia pertanian serta CD Video
Teknologi.
 Asah Kemampuan Pustakawan melalui Temu Teknis Literasi Informasi
Pada tanggal 28-29 Agustus 2018, Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi
Pertanian juga menyelenggarakan acara Temu Teknis Literasi Informasi di Pustaka. Acara
dibuka secara resmi oleh Kepala Pustaka Gayatri K. Rana. Tujuan dari acara yaitu
melahirkan instruktur-instruktur baru literasi informasi, minimal sebagai instruktur bidang
tersebut di instansinya masing-masing.
 Siapkan Sample Tanah Untuk Keberlangsungan Pembangunan Pertanian
Pada tanggal 28-29 Agustus 2018, Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi
Pertanian juga menyelenggarakan acara Bimtek Pembuatan makro monolith pada 25-27
Juli 2018 di Maros, Sulawesi Selatan. Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Pustaka
Gayatri K. Rana dan diikuti oleh 60 peserta dari Dinas Pertanian Kab/kota Seluruh Provinsi
Sulawesi Selatan. Tujuan dari acara yaitu agar para peserta dari Kab/kota memiliki
kemampuan untuk membuat Makro Monolith. Makro monolith adalah sampel tanah sebagai
bahan atau acuan untuk mempelajari klasifikasi, morfologi dan kesuburan tanah.
 Bangun Kreativitas Generasi Muda dengan Literasi Informasi
Pada tanggal 19 Juli 2018, Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian juga
menyelenggarakan acara seminar nasional dengan tema Literasi Informasi Membangun
Kreativitas Generasi Muda. Seminar dibuka oleh Kepala Pusat Perpustakaan dan
Penyebaran Teknologi Pertanian Gayatri K Rana dan dihadiri oleh 100 orang peserta. Pada
tanggal 7 Desember 2018, Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian juga
melakukan kunjungan ke Kota Malang Provinsi Jawa Timur guna mensosialisasikan 600
Teknologi Inovatif kepada para penyuluh. Acara bertempat di kantor BPTP Jawa Timur dan
dibuka resmi oleh Kepala BPTP Jawa Timur, Chend Tafakresnanto.

11. Koordinasi Dan Pembinaan Pusat Penelitian/Analisis Sosial Ekonomi Dan Kebijakan
Pertanian.
Kegiatan penelitian/analisis sosial ekonomi dan kebijakan pertanian dilaksanakan oleh
Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP). Pada tahun 2018, PSEKP
melaksanakan kegiatan penelitian sosial ekonomi dan kebijakan pembangunan pertanian, dan
kerjasama serta pendayagunaan hasil penelitian. Secara lebih rinci, uraian pelaksanaan
kegiatan adalah sebagai berikut:

40
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

32 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Penelitian Sosial/Analisis Ekonomi dan Kebijakan Pertanian


Selama tahun 2018, PSEKP sudah melaksanakan 25 penelitian sosial ekonomi dan
kebijakan pertanian yang terdiri dari 12 (48%) judul penelitian regular dan 13 (52%) penelitian
analisis kebijakan (anjak). Beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: (1) Rekomendasi
kebijakan dinilai masih terlalu umum, belum spesifik dan konkrit. Sedangkan stakeholder
(Ditjen teknis) mengharapkan rekomendasi langsung operasional, (2) Kegiatan penelitian
umumnya diselesaikan dalam waktu satu tahun kalender. Hal ini dinilai terlalu lama, sementara
tuntutan kebutuhan kebijakan lebih cepat dari itu, (3) Rekomendasi kebijakan yang baik
terkadang tidak cukup hanya dari dihasilkan penelitian, namun perlu diperkaya dari berbagai
informasi lain atau akumulasi pengetahuan dan pengalaman peneliti, untuk itu perlu
peningkatan kapasitas untuk merumuskan rekomendasi kebijakan yang baik, sehingga hasil
penelitian tidak hanya sampai pada karya tulis ilmiah tetapi juga menghasilkan rekomendasi
kebijakan yang lebih operasional.
Beberapa langkah sudah dilakukan untuk menghasilkan kualitas hasil penelitian dan
rekomendasi kebijakan yang lebih baik. Secara ringkas, sintesa hasil kegiatan penelitian sosial
ekonomi pertanian, adalah sebagai berikut:
 Kaji Ulang Kebijakan Perbenihan dan Subsidi Benih Padi dan Jagung
Hasil penelitian memberikan rekomendasi bahwa subsidi benih perlu
mempertimbangkan aspek dinamika pasar benih, aksesibilitas dan kebiasaan petani dalam
penggunaan benih unggul berlabel. Dengan demikian perlu dibuka alternative subsidi benih
yang tidak berlaku secara nasional atau bersifat regional. Untuk wilayah Pulau Jawa,
subsidi benih nampaknya perlu dipertimbangkan lagi, untuk dilanjutkan atau tidak. Hal ini
karena terdapatnya distorsi dalam pemasaran benih bagi para penangkar, termasuk Desa
Mandiri Benih (DBM). Sebaliknya untuk wilayah luar Jawa, apalagi pada wilayah jauh, atau
aksesibilitasnya sulit, subsidi benih berdampak positif dalam meningkatkan atau
menciptakan pasar benih bagi penangkar termasuk pada DMB. Untuk program bantuan
benih, implementasinya perlu memperhatikan kondisi/kemampuan wilayah dalam
memproduksi benih, yaitu dengan melihat indikator perkembangan produsen dan
penangkar benih yang eksis. Untuk mendukung perkembangan DMB, diperlukan penguatan
kemampuan permodalan untuk membeli calon benih dari anggota DMB. Secara umum,
keberhasilan DMB sangat dipengaruhi pengalaman pengurus DMB dalam memasarkan
benih. Untuk itu, peningkatan kapasitas menjaring kerjasama atau fasilitasi peluang
kerjasama pemasaran benih dari DMB dengan berbagai pihak merupakan hal yang penting
untuk meningkatkan perkembangan DMB.
 Desain dan Alternatif Kebijakan Mewujudkan Swasembada Kedelai
Sudah lebih dari 40 tahun Indonesia belum mampu mencapai target swasembada kedelai.
Pada lain pihak konsumsi kedelai terus bertambah seiring pertumbuhan penduduk dan
kebutuhan pakan ternak. Banyak program telah dilakukan, Kementan melaksanakan upaya
intensifikasi dan ektensifikasi, Kementerian Perdagangan menetapkan HPP (harga dasar).
Program Kementan dengan memberikan bantuan benih dan pupuk gratis belum mampu
meningkatkan luas tanam dan luas panen, maupun produksi kedelai secara signifikan.
Termasuk beberapa verietas unggul kedelai sudah dilepas dan disebarluaskan. Impor
masih terus berlangsung mencapai hampir 70 persen dari kebutuhan nasional. Kebijakan
tarif impor rendah, bahkan akhir-akhir ini bebas tarif, jelas mendukung upaya swasembada
kedelai. HPP (Harga Pokok Pemerintah) untuk petani kedelai sudah berulang kali direvisi
dan terakhir tahun 2017 ditetapkan sebesar Rp8.500/kg. HPP tidak efektif karena pada
41
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 33


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

kenyataanya rata-rata harga jual petani kedelai di bawah HPP, dan tidak tersedia dana
khusus oleh BULOG untuk membeli kedelai petani. Alternatif yang dapat dilakukan adalah
dengan meningkatkan penetapan HPP dari keputusan menteri perdagangan menjadi
keputusan presiden dengan diikut pendanaan khusus untuk pembelian kedelai petani.
Selain itu hal yang lebih mendasar adalah diperlukan luasan areal budidaya kedelai yang
memadahi, ketersediaan benih, dan petani. Peningkatan produksi kedelai harus didorong
melalui peningkatan luas tanam, karena potensi peningkatan produktivitas kedelai lebih
lebih sulit dilakukan dan lebih rendah kontribusinya. Efektivitas HPP ini diharapkan dapat
menarik petani menanam kedelai, karena selama ini usahatani kedelai tidak kompetitif
dibandingkan dengan usahatani jagung, tebu, bahkan padi.
 Desain, Implementasi, Respon Stakeholder Toko Tani Indonesia (TTI) dalam Pengendalian
Harga Pangan Pokok dan Penting
Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM) dengan Pola
kemitraan antara LUPM dan toko tani Indonesia (TTI) telah membentuk struktur pasar baru
yang memberikan dampak kepada penyediaan pangan pokok dengan harga yang
terjangkau, dan stabiliasi harga sekalipun dalam porsi yang masih sangat terbatas. Upaya
memperpendek mata rantai pasok dalam rangka menciptakan harga yang wajar di tingkat
konsumen sudah menunjukkan pada capaian jumlah dan marjin yang diperoleh di masing-
maisng pelaku menjadi terstruktur. Sekalipun tidak secara langsung menjadi bagian dari
instrumen stabilisasi harga karena volume pasokan masih terbatas, kegiatan PUPM melalui
TTI telah memerankan fungsinya mempengaruhi psikologi pasar konsumen dan produsen,
sehingga ada pilihan harga sebagai pembanding di pasar konsumen. Dua pilihan untuk
mendorong psikologis pasar melalui kegiatan PUPM yang dilaksanakan oleh LUPM dan TTI
sebagai mitra, diantaranya dengan menambah jumlah LUPM sebanding dengan jumlah TTI
di seluruh Indonesia, berdasarkan kebutuhan pangan (permintaan/konsumsi) masyarakat di
masing-masing daerah atau dengan meningkatkan jumlah dan kinerja pasokan dan sebaran
TTI di beberapa lokasi strategis yang dapat diakses oleh masyarakat luas. Pengembangan
program PUPM yang diimplementasikan melalui kegiatan LUPM dan TTI hendaknya tidak
hanya mengejar target jumlah LUPM dan TTI semata tetapi juga diikuti dengan
pembenahan mekanisme dan regulasi yang menjadi acuan pelaksanaan kegiatan ini di
tingkat LUPM, TTI maupun pendamping.
 Peningkatan Manfaat Infrastruktur Air untuk Pertanian Lahan Kering dalam Mendukung
Ketahanan Pangan dan Pendapatan Petani
Untuk jangka pendek – menengah, kebijakan dan program peningkatan manfaat
infrastruktur air untuk pertanian lahan kering yang perlu ditempuh adalah mendorong petani
untuk mengubah pola tanam dan produktivitas. Untuk itu yang sangat dirasakan urgensinya
adalah meningkatkan kemudahan petani memperoleh benih/bibit yang lebih bermutu,
perbaikan sistem pemasaran, dan penyuluhan budidaya yang lebih produktif dan adaptif
terhadap kondisi iklim. Untuk jangka menengah – panjang, perubahan paradigma dalam
pengembangan infrastruktur air untuk pertanian sangat diperlukan. Pertama, konsep
pengembangan infrastruktur air harus diletakkan dalam konteks pemanenan air dan
penggunaan secara hemat berbasis prinsip-prinsip sustainable water resource
management. Terutama pada wilayah lahan kering, konteks pemanenan air mencakup pula
moisture management melalui penerapan agroforestry, pertanian konservasi, pemeliharaan
bahan organik tanah, dan pemanenan air skala mikro di sekitar rumah/pekarangan dan
pertanian organik. Perlu ditekankan bahwa keberlanjutan manfaat infrastruktur air juga
42
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

34 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

sangat dipengaruhi oleh kinerja Daerah Aliran Sungai (Watershed). Terkait dengan itu,
koordinasi lintas sektor makin menjadi hal yang penting untuk dilakukan.
 Strategi Pemanfaatan Sumber Kapital Desa dalam Peningkatan Produksi Pertanian dan
Pendapatan Petani
Penelitian pemanfaatan sumber capital desa, difokuskan pada Dana Desa. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa mekanisme penyaluran Dana Desa di tingkat desa sudah mengikuti
tahapan-tahapan yang telah ditentukan, dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah dan
Peraturan Menteri Desa. Pengalokasian Dana Desa masih diprioritaskan untuk
pembangunan infrastruktur, untuk pemberdayaan masyarakat (termasuk di dalamnya sektor
pertanian) relatif kecil. Rencahnya pemanfaatan dana desa untuk sektor pertanian
disebabkan kekurang pahaman pihak desa atau pun para pendamping terhadap sektor
pertanian. Selain itu, adanya tumpang tindih kegiatan dan belum ada kesamaan persepsi
antara Kementerian PDTT dan Kementerian Pertanian. Dalam pemanfaatan dana desa,
sektor pertanian belum mendapatkan perhatian walaupun Kementerian Desa telah
menempatkan produk unggulan desa/produk unggulan kawasan desa, pembuatan embung,
dan BUMDes sebagai skala prioritas. Terdapat kecenderungan Tim Pengelola Kegiatan
lebih memilih pembangunan fisik (terutama infrastruktur jalan) dibandingkan pemberdayaan
masyarakat dengan laporan pertanggungjawaban yang relatif terukur.
Peran pendamping desa dan pendamping lokal desa menjadi penting ketika dihadapkan
pada kualitas sumber daya manusia yang mengelola dana desa relatif rendah. Dana Desa
belum secara khusus memenuhi kebutuhan petani yang mendukung kegiatan usaha tani
(sarana produksi, alsintan, dan permodalan). Untuk itu diperlukan beberapa strategi,
dengan memasukan pembangunan infrastruktur pertanian dan program mendorong usaha
pertanian kedalam agenda atau usulan pemanfaatan dana desa. Selain itu perlu
peningkatan kapasitas pendamping dan local campion dibidang usaha pertanian tentang
potensi pengembangan pertanian di wilayahnya.
 Strategi Antisipatif Pengelolaan Surplus Produksi Padi dan Jagung
Berdasarkan struktur hierarki strategi antisipatif pengelolaan surplus produksi padi, prioritas
tujuan yang ingin dicapai dari strategi tersebut adalah penyerapan surplus produksi, selain
stabilisasi harga dan peningkatan ekonomi industri pengolahan bahan pangan. Faktor
utama yang mempengaruhi tujuan tersebut adalah kebijakan pemerintah terkait tata
niaga/perdagangan pangan. Dalam hal ini Kementerian Pertanian merupakan aktor (pelaku)
utama yang berperan dalam pencapaian tujuan, bersama-sama dengan Kementerian
Perdagangan, Bulog, Pemerintah Daerah dan Asosiasi Pengusaha.
Strategi yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan menurut urutan besaran bobot adalah:
(1) mengekspor beras kualitas khusus, baik beras organik, premium maupun beras varietas
lokal yang memiliki keunggulan tekstur, rasa dan aroma yag digemari oleh negara
pengimpor; (2) melakukan penetrasi pasar ekspor beras medium; (3) mengekspor beras
medium ke pasar tradisional; (4) mengaktifkan program serap gabah untuk stok Bulog; (5)
mengoptimalkan cadangan pangan Pemda; (6) mendorong pengembangan industri
pengolahan beras; (7) mengoptimalkan cadangan pangan masyarakat; dan (8)
mengoptimalkan program bantuan pangan luar negeri. Strategi untuk mengoptimalkan
cadangan pangan masyarakat ditempuh melalui: (1) mengoptimalkan lumbung pangan
masyarakat; (2) mengoptimalkan peran produsen padi; (3) mengoptimalkan peran
penggilingan gabah; (4) mengoptimalkan peran pedagang beras; (5) mengoptimalkan peran

43
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 35


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Horeka (hotel restaurant catering); dan (6) mengoptimalkan peran rumah tangga konsumen
beras.
 Pengoptimalan Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) Dalam Mendukung Swasembada
Pangan, Pengembangan Model Proyeksi Permintaan dan Penawaran Komoditas Pangan
Menuju 2045
Kebijakan penyediaan lahan oleh pemerintah melalui program reforma agraria dapat dibagi
dalam dua bagian yaitu peningkatan akses dan peningkatan aset. Peningkatan akses
masyarakat dilaksanakan melalui program Perhutanan Sosial yang memberi akses
pengusahaan hutan seluas 12,7 juta ha. Sedangkan peningkatan aset dilaksanakan melalui
TORA, mencakup legalisasi 4,5 juta ha lahan yang akan disertifikasi termasuk lahan
transmigrasi yang belum bersertifikat dengan redistribusi 4,5 juta ha lahan dari eks
HGU/tanah terlantar dan tanah pelepasan kawasan hutan. Ketertutupan atau kelangkaan
data tentang status lahan yang pernah dikonsesikan (eks HGU, terlantar dll) mempersulit
proses penetapan lahan layak memenuhi sebagai objek TORA dan berpotensi
menimbulkan konflik baik antara berbagai pihak khususnya eks pengusaha lahan dengan
masyarakat petani.
Untuk mengaplikasi Permen ATR No. 7/2017 (setahun setelah HGU habis dan tidak
diperpanjang lahan bisa diambil oleh negara, dan untuk setiap perpanjangan mengharuskan
20% lahan diberikan untuk TORA), perlu dilakukan: (1) Identifikasi secara menyeluruh lahan
HGU yang akan habis masa izinnya dan terlantar dengan melibatkan berbagai pihak secara
terbuka; (2) BPN yang ada didaerah diberikan kewenangan penuh untuk menetapkan
lahan-lahan HGU yang tidak digunakan sesuai peruntukan atau terlantar.
 Pengembangan Model Proyeksi Permintaan dan Penawaran Komoditas Pangan Menuju
2045
Berdasarkan kondisi tahun 2016, seluruh aspek yang diproyeksi menunjukkan peningkatan
kecuali luas panen kedelai dan produktivitas tebu yang menurun berturut - turut sebesar
14,21 dan 20,10%. Sementara kenaikkan tertinggi adalah produksi GKG yang mencapai
100% dibandingkan produksi tahun 2016. Untuk komoditas gula, konsumsi gula melonjak
tajam hingga meningkat 221% pada tahun 2045 dibandingkan tahun 2016. Proyeksi 2017-
2045 menunjukkan bahwa komoditas padi dan jagung akan mengalami surplus, sedangkan
kedelai, gula dan daging sapi akan defisit. Konsistensi surplus padi dimulai tahun 2020
sementara surplus jagung mulai tahun 2038. Keadaan surplus dan defisit ini diproyeksi
dengan asumsi keadaan standar atau tanpa tindakan atau intervensi khusus (business as
usual).
Target produksi komoditas padi pada tahun 2045 adalah sebesar 100,03 juta ton GKG atau
setara 61,06 juta ton beras (Sulaiman et al, 2017). Target ini, berdasarkan prediksi dalam
kajian ini, akan terlewati karena hasil proyeksi menunjukkan produksi GKG pada tahun 2045
sebesar 158,9 juta ton. Target produksi komoditas jagung, kedelai, gula, dan daging sapi
pada tahun 2045 berturut - turut adalah 63,16 juta ton, 7,7 juta ton, 16,19 juta ton dan 1,1
juta ton (Sulaiman et al, 2017). Target-target tersebut dalam kondisi business as usual tidak
akan tercapai pada tahun 2045. Bahkan target produksi kedelai dan gula, sangat jauh dari
proyeksi produksi.
 Kajian Dampak dam Kebijakan Sektor Pertanian dalam Kerjasama MEA dan RCEP
Indonesia berpeluang meningkatkan partisipasinya dalam kerjasama ekonomi MEA maupun
RCEP jika dilakukan pembenahan secara komprehensif dan bersifat integratif dengan
44
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

36 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

memangkas berbagai kepentingan sub-sektor menjadi kerjasama yang kuat dengan


konektivitas kegiatan ekonomi yang transparan. Produk pertanian Indonesia diperkirakan
mampu menguasai pasar dalam negeri yang menjadi sasaran pasar pengekspor negara
sekawasan ASEAN dan mitra ASEAN. Namun, perlu kebijakan peningkatan efisiensi dalam
proses produksi, pengolahan, dan pemasaran diperkirakan dapat membantu mempercepat
penguasaan pasar di dalam negeri dan sekaligus mendorong upaya menembus pasar
global karena produk bermutu yang dapat bersaing dan menguntungkan.
 Peringatan untuk pembenahan dalam berbagai aspek, khususnya untuk komoditas
pangan dan peternakan, diungkapkan dalam kajian ini. Negara lain diperkirakan akan
merebut pasar di dalam negeri (Indonesia) dan memberikan manfaat yang lebih besar
bagi negara lain tersebut karena kelebihannya dalam kemampuannya bersaing. Negara
lain ini diduga melakukan berbagai perbaikan atas komoditas/produk andalan mereka
secara terus-menerus, sehingga perdagangan melalui kerjasama MEA dan RCEP dapat
dilakukan secara berkesinambungan. Dengan demikian peningkatan efisiensi, kualitas,
dan upaya lainnya yang mampu meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk
harus terus dilakukan agar produk pertanian Indonesia dapat bersaing baik di pasar
domestik maupun pasar global.
 Kajian Potensi Dampak Perubahan Lingkungan Strategis Global terhadap Kinerja
Perdagangan Komoditas Pertanian
Meningkatnya defisit neraca perdagangan produk tanaman pangan, hortikultura dan
peternakan, serta menurunnya surplus neraca perdagangan produk perkebunan harus
segera diantisipasi jika peningkatkan devisa ekspor ingin dicapai sebagai sumber
pertumbuhan. Diperlukan kebijakan, berikut instrument dan insentif, yang secara
berkelanjutan dapat mendorong dan memfasilitasi petani produsen untuk meningkatkan
produktivitas dan efisiensi produksi, menekan biaya produksi, serta meningkatkan kualitas
dan tampilan produk.
Secara umum, kemampuan untuk memenuhi persyaratan standar dan kualitas ekspor
(SPS, TBT, ketertelusuran) merupakan komponen penting dalam upaya meningkatkan daya
saing dan memenangkan persaingan di pasar ekspor. Sampai saat ini yang menjadi titik
lemah Indonesia dalam memacu ekspor. Jika sektor pertanian Indonesia memiliki
keunggulan diatas, maka perubahan lingkungan strategis global, apapun arah dan
intensitasnya, tidak akan secara negatif mempengaruhi kinerja ekspor pertanian Indonesia.
 Review Kinerja Program Pembanguan Pertanian 2015-2019
Beberapa butir kesimpulkan dari kajian ini adalah: (1) isi Renstra Kementan belum semua
tertuang dalam renstra eselon-1; (2) K/L lain berpotensi besar mendukung pembangunan
pertanian dan potensi tersebut dapat dilihat pada dokumen kegiatan prioritas nasional
pemerintah dan Renstra K/L terkait; (3) kinerja produksi bawang merah dan cabai berhasil
sangat baik, padi, jagung dan daging sapi baik, sedangkan tebu kedepan semakin terancam
dan kedelai tidak mencapai target; dan (4) dampak makro dan mikro pembangunan
pertanian menunjukkan hasil yang bervariasi, sedangkan ditingkat petani sedikit membaik.
Beberapa rekomendasi kebijakan, diantaranya: (1) penyusunan Renstra Kementan
sebaiknya melibatkan berbagai pihak, memperhatikan lingkungan strategis lima tahun
kedepan, dan terbagi habis dengan eselon di bawahnya; (2) Kementan menggali potensi
kerjasama dengan K/L, dan perlu mengefektifkan penggunaan dana Dekon, TP, DAK dan
APBD; (3) tanaman kedelai tidak dikembangkan di seluruh kawasan, tetapi pada daerah
yang mendukung saja; tanaman tebu perlu perhatian khusus agar keberadaan tidak
45
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 37


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

terancam; untuk lima komoditas strategis lainnya bisa dikembangkan lebih lanjut; dan (4)
Untuk meningkatkan indek kinerja pembangunan pertanian kebijakan mendorong dan
mempermudah investasi baik PMDN maupun PMLN perlu mendapat perhatian. Pada
tingkat rumah tangga petani, akses petani terhadap lahan sebaiknya dapat ditingkatkan
dengan menerapkan Program LP2B dan pemanfaatan lahan BUMN Perhutani dan PTPN.
 Panel Petani Nasional (PATANAS): Dinamika Indikator Pembangunan Pertanian dan
Perdesaan di Wilayah Agroekosistem Lahan Kering Berbasis komoditas Perkebunan
Penelitian Patanas 2018 merupakan resurvei ke-3 untuk di wilayah agroekosistem Lahan
Kering Berbasis Komoditas Perkebunan, sebelumnya telah dilakukan survei pada
agroekosistem yang sama tahun 2009 dan 2012. Secara umum tingkat kemiskinan
menurun pada periode (2009-2012) dan meningkat pada periode (2012-2018).
Analisis Kebijakan pertanian berdasarkan isu-isu aktual yang terjadi selama tahun 2018,
dan juga berdasarkan permintaan langsung dari pimpinan Kementan. Selama tahun 2018
ada sebanyak 13 penelitian Anjak yang dilakukan, yaitu:
 Rancang Bangun Program Bedah Kemiskinan Sejahtera Berbasis Pertanian
 Kajian Rendemen dan Rantai Pasok Komoditas Beras
 Penetapan Prioritas Substitusi Impor dan Sasaran Pengembangan Komoditas Pertanian
2019-2023
 Analisis Tingkat Tarif Beberapa Komoditas Pertanian Strategis
 Reviu Kebijakan Harga Pangan (Murah) dan Dampaknya terhadap Produksi dan
Ketersediaan Pangan
 Kajian Kebijakan HPP dan Harga Eceran Tertinggi Gabah dan Beras
 Reviu Regulasi yang Menghambat Investasi dan Ekspor Pertanian
 Model Asuransi Usahatani Kedelai
 Evaluasi Kebijakan Wajib Tanam Lima Persen Bagi Impor Bawang Putih
 Optimalisasi Pemanfaatan Bantuan Alat Mesin Pertanian dan Dampaknya terhadap
Peningkatan Produksi
 Reviu Fluktuasi Harga Telur dan Daging Ayam di Tengah Surplus Produksi
 Peluang-peluang Positif dalam Rangka Kerjasama RCEP
 Kajian Efektifitas Kelembagaan Fungsional Peneliti Penyuluh dalam Mendukung
Program Akselerasi Inovasi Pertanian.

Kerja Sama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian


Pada tahun 2018 PSEKP melakukan tiga kegiatan kerja sama penelitian dengan
lembaga penelitian internasional, yaitu Food Agriculture Organization (FAO), dan the Australian
Centre for International Agriculture Research (ACIAR).
 Analysis and Mapping of Impacts under Climate Change for Adaptation and Food Security
through South-South Cooperation (AMICAF-SSC)-Component 2

46
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

38 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Kegiatan penelitian ini merupakan kerja sama antara Badan Litbang Pertanian, Kementerian
Pertanian, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dan Food Agriculture
Organization (FAO). Unit kerja Badan Litbang Kementerian Pertanian yang terlibat dalam
kegiatan ini adalah PSEKP dan Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP).
Kontrak kerja sama penelitian ini dilakukan mulai Juni 2016 berakhir pada tanggal 30 Juli
2018. Secara umum tujuan penelitian ini adalah memetakan dampak perubahan iklim dalam
rangka ketahanan pangan di Indonesia.
 Improving Milk Supply Competitiveness a Livelihoods in Smallholder Dairy Chains in
Indonesia (IndoDairy)
Kegiatan penelitian ini merupakan kerja sama antara Badan Litbang Pertanian, Kementerian
Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Australian Centre for International Agricultural
Research (ACIAR). Periode pelaksanaan kegiatan mulai tahun 2016 hingga 2019. Tujuan
umum penelitian ini adalah meningkatkan produktivitas dan kualitas susu sapi perah di
Indonesia. Lokasi baseline survey mencakup Kabupaten Bandung Barat, Garut, Cianjur,
dan Bogor. Jumlah responden seluruhnya sebanyak 600 rumah tangga. Data primer yang
dikumpulkan pada tahun 2017, selanjutnya diolah dan dianalisis pada tahun 2018. Data
hasil baseline survey lebih lanjut digunakan sebagai bahan untuk IndoDairy policy workshop
yang dilaksanakan pada tanggal 9 Oktober 2018 di Bogor.
 Agricultural policy research to support natural resource management in Indonesia’s upland
landscapes (IndoGreen)
Kegiatan penelitian ini merupakan kerjasama antara PSEKP, Puslitbang Sosial Ekonomi,
Kebijakan dan Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),
Internasional Center for Agro-Forestry (ICRAF), dan University of Adelaide dan University of
New England, Australia. Kontrak kegiatan IndoGreen telah ditandatangani oleh Kepala
Balitbang Pertanian pada tanggal 26 Maret 2018. Hingga bulan September 2018 telah
dilakukan dua kali workshop, yaitu Planning Workshop pada tanggal 31 Januari 2018 di
PSEKP, Bogor dan Workshop on Methodology pada tanggal 3-4 September 2018 di Hotel
Santika, Bogor. Selain dihadiri Tim IndoGreen gabungan PSEKP (Kementan) dan P3SEKPI
(KemenKLH), workshop tersebut juga dihadiri oleh peserta dari WWF, ICRAF, dan
University of Adelaide, Australia.
 Development of area-wide management approaches for fruit flies in mango for Indonesia,
Philippines, Australia and the Asia-Pacific region (IndoWAM)
Kegiatan penelitian ini merupakan kerja sama penelitian antara PSEKP, Pusat Penelitian
dan Pengembangan Hortikultura (Puslitbanghorti, Badan Litbang Pertanian, Kementerian
Pertanian), Universitas Gajah Mada, dan ACIAR. Kontrak telah ditandatangani oleh PSEKP,
Puslitbanghorti, UGM dan ACIAR pada Bulan November 2018. Dalam rangka persiapan
pelaksanaan kegiatan, pihak donor melaksanakan inception meeting yang diselenggarakan
di Cirebon pada tanggal 3-7 Desember 2018. Implementasi kegiatan penelitian efektif akan
dilaksanakan mulai awal tahun 2019.
 Workshop internasional bertema “Agricultural risk and dryland development for poverty
alleviation”
Workshop internasional dilaksanakan pada tanggal 8-9 Mei 2018 di Salak Tower Hotel,
Bogor. Narasumber berasal dari beberapa negara, antara lain Indonesia, Malaysia,
Thailand, dan Srilanka. Peserta workshop terdiri dari beberapa lembaga internasional,
peneliti, penyuluh dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian di beberapa provinsi di
47
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 39


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Indonesia.Pendayagunaan Hasil Penelitian PSEKP yang telah dilaksanakan selama tahun


2018, diantaranya Seminar Rutin di Kementan telah dilaksanakan 8 kali seminar rutin,
sebagai berikut:
Tabel 7. Judul dan Pembicara Seminar Pembangunan Pertanian dan Perdesaan, 2018
No Tanggal Judul Pembicara
Pelaksanaan
1. 17 Jan 2018 Kajian Kinerja Investasi dan Dampak Dr. Erwidodo
Pengetatan Investasi Asing di Sektor
Pertanian
2. 21 Feb 2018 Transformasi Perberasan di Asia dan Prof. Dr. Tahlim
Implikasi bagi Indonesia Sudaryanto
3. 28 Mar 2018 Subsidi Benih Padi: Sudah Tepat Sasaran Dr. Bambang Sayaka
4. 2 Mei 2018 Dampak Perubahan Iklim terhadap Dr. Sumaryanto
Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani
Padi Indonesia
5. 5 Juni 2018 Pengembangan Model dan Dukungan Dr. Syahyuti
Kebijakan untuk Mobilisasi dan Optimalisasi
Penyuluhan Pertanian Swadaya dan Swasta
6. 25 Juli 2018 Kajian Kinerja Investasi dan Perdagangan Dr. Erwidodo
Produk Pertanian: Meningkatkan Daya Saing
dan Ekspor Produk Pertanian
7. 28 Agust 2018 Asuransi Usata Tani Cabai dan Bawang Dr. Sahat Pasaribu
Merah
8. 14 Nov 2018 Dinamika Kemitraan Usaha Perunggasan Dr. Saptana
dalam Rangka Stabilisasi Harga

48
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

40 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

B. Pelaksanaan Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas


Aparatur Kementerian Pertanian

Penguatan Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Pertanian


Inspektorat Jenderal selama tahun 2018 telah melaksanakan kegiatan pengawasan
terhadap 669 obyek pengawasan (satker) atau 99,85% dari total 670 satker lingkup
Kementerian Pertanian. Kegiatan Audit Kinerja telah dilaksanakan terhadap 483 satker atau
72,08% dari total satker Kementerian Pertanian dengan anggaran yang diaudit sebesar
Rp18.205.949.802.000 atau 76,43% dari anggaran Kementerian Pertanian tahun 2018 sebesar
Rp23.820.762.303.000. Selain melaksanakan kegiatan Audit Kinerja, Inspektorat juga
melaksanakan kegiatan pengawalan sebanyak 186 pengawalan yang terdiri dari pengawalan
Bawang Merah dan Bawang Putih sebanyak 28 obyek pengawalan, pengawalan penerimaan
CPNS sebanyak 31 obyek pengawalan, pengawalan terhadap program #BEKERJA sebanyak
34 obyek pengawalan, pengawalan SPIP terhadap 55 obyek pengawalan, pengawalan
pelayanan karantina sebanyak 29 obyek pengawalan, pengawalan pengadaan barang/jasa
sebanyak 9 obyek pengawalan.
Nilai temuan hasil Audit Kinerja tahun 2018 sampai dengan 31 Desember 2018 sebesar
Rp84.228.476.216,98. Hal ini menunjukkan bahwa Inspektorat Jenderal mampu menekan
terjadinya inefisiensi pelaksanaan program/kegiatan sebesar 0,46%. Terhadap temuan tersebut
telah dilakukan tindak lanjut sebesar Rp66.610.381.515,17 atau 79,08%.
Dibandingkan dengan tahun 2017, jumlah nilai temuan sebesar Rp6.538.768.944,08 dari
jumlah anggaran yang diaudit sebesar Rp18.958.983.055.238 sehingga dapat ditekan
terjadinya inefisiensi sebesar 0,03%.
Inspektorat Jenderal juga melaksanakan Audit Investigasi dan Audit Tujuan Tertentu.
Jenis materi pengaduan yang ditindaklanjuti melalui audit investigasi dan tujuan tertentu pada
tahun 2018 yaitu kepemimpinan, Penyimpangan pelaksanaan kegiatan, penggunaan anggaran.
Tahun 2018, Inspektorat Jenderal melaksanakan 139 Audit Tujuan Tertentu dan 8 Audit
Investigasi dengan jumlah kerugian negara hasil audit investigatif dan tujuan tertentu senilai
Rp9.768.591.763,3 dan telah ditindaklanjuti senilai Rp777.193.829,93 (7,96%).
Dalam rangka mendukung program pencegahan dan pemberantasan korupsi melalui
kegiatan pembudayaan dan pemasyarakatan kesadaran anti korupsi dan menekan tindakan
KKN di lingkungan Kementerian Pertanian, telah diterbitkan Permentan No.97/OT.210/7/2014
tentang Pedoman Pengelolaan Gratifikasi dan Unit Pengelola Gratifikasi (UPG) Kementerian
Pertanian.

Tabel 8. Laporan Unit Pengelola Gratifikasi Tahun 2017 dan 2019


49
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 41


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Inspektorat Investigasi selaku Sekretariat UPG Kementerian Pertanian secara rutin telah
melaporkan perkembangan penerimaan laporan gratifikasi kepada Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) setiap bulan dan triwulan. Laporan UPG Tahun 2018 sebanyak 381 laporan
yang terdiri dari laporan Gratifikasi Kedinasan sebanyak 351 laporan (92,13%) dan Gratifikasi
Umum sebanyak 30 laporan (7,87%).
LAPORAN UNIT PENGELOLA GRATIFIKASI 2018

400
350
300
250
200
150
100
50
0
Gratifikasi Kedinasan Gratifikasi Umum
2017 132 50
2018 351 30

Grafik 4. Tabel 8. Laporan Unit Pengelola Gratifikasi Tahun 2017 dan 2019

Prestasi yang diperoleh Itjen tahun 2018 adalah Kementerian Dengan Sistem
Pengendalian Gratifikasi Terbaik Tahun 2018 dengan dilauncing secara online aplikasi
pelayanan gratifikasi online di http://sigap-upg.pertanian.go.id, sebagai bentuk komitmen
dalam menginisasi seluruh pegawai lingkup Kementerian Pertanian dalam mewujudkan nilai-
nilai KKPID (Komitmen, Keteladanan, Profesionalisme, Integritas, dan Disiplin) bagi ASN
Kementerian Pertanian.
Inspektorat Jenderal selaku institusi yang memiliki wewenang dalam melaksanakan
tugas dan fungsi pengawasan intern di lingkungan Kementerian Pertanian, tentunya senantiasa
melakukan upaya-upaya strategis guna mendorong dan mengawal program dan kegiatan unit
eselon I agar berada pada track (jalur) yang benar, demi terwujudnya Indonesia sebagai
Lumbung Pangan Dunia.
Inspektorat Jenderal telah melakukan penilaian mandiri (self assessment) maturitas
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern (SPI) sejak tahun 2009 guna menumbuhkan
kompetisi positif antar unit kerja di lingkungan Kementerian Pertanian dalam menerapkan SPI.
Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberiaan penghargaan (SPI Award) kepada unit
kerja lingkup Kementerian Pertanian yang dinyatakan lulus passing grade yang
ditetapkan. Sejalan dengan dikeluarkan Peraturan Kepala (Perka) BPKP Nomor 4 Tahun 2016
Tentang Pedoman Penilaian dan Strategi Pengembangan Maturitas Penyelenggaraan SPI di
instansi pemerintah, Inspektorat Jenderal dalam melakukan penilaian mandiri maturitas
penyelenggaraan SPI lingkup Kementerian Pertanian mengadopsi kriteria yang telah
ditetapkan dalam perka tersebut. Maturitas penyelenggaraan SPI merupakan ukuran kualitas
bagi kementerian/lembaga dalam mengimplementasikan SPI dalam unit
kerja/program/kegiatan. Semakin tinggi level maturitasnya, sebagai representasi bagi instansi
dalam melakukan pengendalian risiko dan tatakelolanya serta menunjukan tingkat kematangan
penyelenggaraan SPIP yang terstruktur dan berkelanjutan, sehingga hasil penilaian maturitas
dapat digunakan bagi pimpinan untuk melakukan pengembangan strategi pengembangannya
terhadap area of improvement (AOI) yang harus diperbaiki.

50
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

42 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Penghargaan Maturitas SPIP Kementan Tahun 2018


Berdasarkan hasil penilaian Maturitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Lingkup
Kementerian Pertanian Tahun 2018 oleh BPKP dituangkan dalam Laporan Hasil Quality
Assurance Atas Penilaian Mandiri Tingkat Maturitas Penyelenggaraan SPIP Pada Kementerian
Pertanian Tahun 2018 Nomor LHV-331/D102/2/2018 Tanggal 27 Desember 2018, Kementerian
Pertanian Tahun 2018 berada pada level 3 atau kategori “Terdefinisi” dengan nilai 3,037.
Dalam hal pembinaan unit kerja lingkup Kementerian Pertanian menuju Zona Integritas
WBK/WBBM telah dilakukan penilaian unit kerja WBK tahun 2018 didasarkan atas Peraturan
Menteri PAN dan RB No. 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas
Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani. Penilaian
WBK-WBBM tahun 2018 dilaksanakan pada 61 unit kerja pusat dan daerah. Berdasarkan hasil
penilaian yang dilakukan pada 11 unit Eselon I lingkup Kementerian Pertanian, seluruhnya atau
100% dinyatakan dengan predikat WBK sedangkan dari 53 Unit Pelaksana Teknis (UPT)
lingkup Kementerian Pertanian yang dinilai, sebanyak 50 UPT atau 94,33% dinyatakan dengan
predikat WBK.
Sebagai hasil atas Pembinaan Integritas Program dan Layanan lingkup Kementerian
Pertanian terhadap seluruh Satuan Kerja/UPT lingkup Kementerian Pertanian, pada tahun
2018, Kementerian PAN dan RB telah menetapkan 1 unit pelaksana teknis (UPT) Kementerian
Pertanian sebagai unit kerja berpredikat Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM), yaitu
Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari dan menetapkan 3 unit pelaksana teknis
(UPT) Kementerian Pertanian sebagai unit kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi
(WBK) Nasional, yaitu Balai Besar Karantina Pertanian Makasar, Balai Besar Veteriner
Denpasar dan Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya.
Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) dituntut mampu menjadi katalisator dalam
mewujudkan good goverrnent dan clean governance serta mampu mendeteksi secara dini
berbagai upaya praktik-praktik korupsi. Untuk mengukur kemampuan/ kapabilitas pengawasan
di sektor publik dalam menjalankan fungsi-fungsi tersebut, Institute of Internal Auditor (IIA)
Research Foundation mengembangkan model pengukuran kapabiltas pengawasan intern
dengan IACM (Internal Audit Capability Model). Inspektorat Jenderal selaku APIP di
Kementerian Pertanian telah melakukan penilaian Mandiri (Self Assesment) untuk menilai
infrastruktur yang telah dibangun atas tata kelola pengawasan dalam melaksanakan peran dan
layanan, pengelolaan SDM, praktik profesional, Akuntabilitas dan manajemen kinerja, Budaya
dan Hubungan Organisasi serta struktur tata kelola.
Berdasarkan hasil penilaian Kapabilitas Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian Tahun
2018 dengan pendekatan Internal Audit Capability Model (IACM) oleh BPKP dituangkan dalam
Laporan Hasil Penilaian Kapabilitas Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian Tahun 2018
Nomor: LAP-296/D102/2/2018 tanggal 20 Desember 2018 Inspektorat Jenderal berada pada
level 3 (integrated).

51
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 43


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

C. Pelaksanaan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu


Hasil Tanaman Pangan
Produksi padi tahun 2018 berdasarkan Angka Ramalan 2018 mencapai 83,037 juta ton gabah
kering giling (GKG), luas panen 15,994 juta ha, dan produktivitas 51,92 ku/ha. Bila
dibandingkan dengan capaian produksi tahun 2017, mengalami kenaikan 1,889 juta ton
(2,33%). Peningkatan produksi padi tahun 2018 terjadi di 25 provinsi, sedangkan 9 provinsi
lainnya mengalami penurunan. Provinsi yang mengalami peningkatan produksi padi diatas 150
ribu ton antara lain Provinsi Sumatera Utara, Lampung, Jawa Barat, dan Kalimantan Barat. Bila
dibandingkan terhadap target tahun 2018 sebesar 82,500 juta ton, capaian produksi padi pada
tahun 2018 telah melampaui target (100,65%). Luas panen juga mengalami peningkatan 2,20%
dibanding tahun 2017.
Tabel 9. Capaian Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Padi Tahun 2018
Perbandingan ARAM I 2018 Thd
ATAP Sasaran ARAM I
No. Uraian ATAP 2017 Sasaran 2018
2017 2018 2018 *)
(%) Selisih (%) Selisih
1. Produksi (000 Ton) 81.149 82.500 83.037 102,33 1.889 100,65 537
2. Luas Panen (000 Ha) 15.712 15.650 15.995 101,80 282 102,20 345
3. Produktivitas (Ku/Ha) 51,65 52,72 51,92 100,52 0,27 98,48 (0,80)
*) Produksi tahun 2018 = Angka ARAM I Tahun 2018
Jika diperhatikan perkembangan selama periode tahun 2014-2018 menunjukkan trend
pertumbuhan yang positif. Produksi padi tahun 2014 sebesar 70,846 juta ton meningkat
menjadi 83,037 juta ton GKG tahun 2018 atau rata-rata tumbuh 4,07% per tahun. Pertumbuhan
tersebut disebabkan oleh peningkatan luas panen dari 13,797 juta ha tahun 2014 menjadi
15,995 juta ha tahun 2018, dan pertumbuhan peningkatan produktivitas sebesar 0,30% per
tahun sejak tahun 2014 sampai tahun 2018.
Tabel 10. Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Padi Tahun 2014-2018
Tahun Rerata Pertumbuhan
No. Uraian
2014 2015 2016 2017 2018*) 2014-2018 (%)
1. Produksi (000 Ton) 70.846 75.398 79.355 81.149 83.037 77.957 4,07

2. Luas Panen (000 Ha) 13.797 14.117 15.156 15.712 15.995 14.955 3,79
3. Produktivitas (Ku/Ha) 51,35 53,41 52,36 51,55 51,92 52,12 0,30

*) Produksi tahun 2018 = Angka ARAM I Tahun 2018


Bila dibandingkan terhadap kebutuhan beras, produksi tahun ini surplus 18,722 juta ton beras.
Produksi padi tahun 2018 sebesar 83,037 juta ton GKG tersebut setara dengan 48,294 juta ton
beras tersedia. Berdasarkan perhitungan dengan konsumsi beras perkapita/tahun 111,58 kg,
dan proyeksi jumlah penduduk 265,015 juta jiwa, maka kebutuhan beras mencapai 29,572 juta
ton untuk konsumsi langsung tingkat rumah tangga. Produksi padi yang terus meningkat sejak
tahun 2015 sampai dengan 2017 menjadikan pasokan beras untuk kebutuhan dalam negeri
bisa terpenuhi dan bisa swasembada beras.

52
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

44 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Tabel 11. Produksi dan Kebutuhan Beras Tahun 2018


Neraca Tahun
No Uraian
2018*)

1 Produksi Padi (000 Ton GKG)* 83.037

2 Beras Tersedia (000 Ton) 48.294

3 Konsumsi Beras (000 Ton)** 29.572

4 Surplus/Defisit (000 Ton) 18.722

*) Produksi tahun 2018 = Angka ARAM I Tahun 2018


**) Angka Konsumsi Beras dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Produksi jagung berdasarkan Angka Ramalan I tahun 2018 mencapai 30,056 juta ton pipilan
kering (PK), luas panen 5,734 juta ha, dan produktivitas 52,41 ku/ha. Bila dibandingkan dengan
capaian produksi tahun 2017, mengalami peningkatan 1,132 juta ton (3,91%). Kenaikan
tersebut karena peningkatan luas panen seluas 201,289 ribu ha (3,64%). Sebanyak 27 provinsi
mengalami kenaikan produksi dan hanya 7 provinsi yang poduksinya turun dibanding tahun
2017, provinsi yang mengalami kenaikan signifikan diatas 100 ribu ton adalah Provinsi Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Tengah dan Maluku Utara.
Tabel 12. Capaian Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Jagung Tahun 2018

Angka Capaian Angka ARAM I 2018 Thd


ATAP Sasaran
No. Uraian ARAM I ATAP 2017 Sasaran 2018
2017 2018
2018*) (%) Selisih (%) Selisih
1. Produksi (000 Ton) 28.924 30.000 30.056 103,91 1.132 100,19 56

2. Luas Panen (000 Ha) 5.533 5.780 5.734 103,64 201 99,21 (46)

3. Produktivitas (Ku/Ha) 52,27 51,90 52,41 100,27 0,14 100,98 0,51


*) Produksi tahun 2018 = Angka ARAM I Tahun 2018
Perkembangan produksi jagung periode 2014-2018 menunjukan pertumbuhan yang positif
dengan rata-rata pertumbuhan produksi 12,36%, dari 19,127 juta ton pada tahun 2014 menjadi
30,056 juta ton tahun 2018. Pertumbuhan positiif tersebut karena peningkatan luas panen
sebesar 10,80% selama periode tersebut, dari 3,880 juta ha tahun 2014 menjadi 5,734 juta ha
tahun 2018. Disamping itu, peningkatan produksi juga didukung oleh pertumbuhan positif rata-
rata produktivitas dari 49,29 ku/ha tahun 2014 menjadi 52,41 ku/ha tahun 2018 dengan rata-
rata pertumbuhan produktivitas 1,57% per tahun selama periode 2014-2018.
Tabel 13. Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Jagung Tahun 2014-2018
Tahun Rerata Pertumbuhan
No. Uraian
2014 2015 2016 2017 2018*) 2014-2018 (%)
1. Produksi (000 Ton) 19.127 19.612 23.165 28.924 30.056 24.177 12,36

2. Luas Panen (000 Ha) 3.880 3.787 4.385 5.533 5.734 4.664 10,80

3. Produktivitas (Ku/Ha) 49,29 51,78 52,83 52,28 52,41 51,72 1,57


*) Produksi tahun 2018 = Angka ARAM I Tahun 2018
53
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 45


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Bila dibandingkan dengan total kebutuhan jagung nasional tahun 2018 sebesar 17,060 juta ton
PK (termasuk untuk benih, pakan, industri dan tercecer), produksi jagung masih surplus 12,995
juta ton PK. Dengan peningkatan produksi jagung yang cukup signifikan tersebut, sejak tahun
2017 tidak ada lagi impor jagung dan sejak tahun 2018 produksi jagung terus meningkat.
Tabel 14. Produksi dan Kebutuhan Jagung Tahun 2018
Neraca
No Uraian
Tahun 2018*)
1 Produksi (000 Ton PK) 30.056

2 Kebutuhan (000 Ton) **) 17.060


3 Surplus/Defisit (000 Ton) 12.995

*) Produksi tahun 2018 = Angka ARAM I Tahun 2018


**) Angka Kebutuhan dari Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan
Produksi kedelai tahun 2018 berdasarkan ARAM I 2018 mencapai 983 ribu ton biji kering (BK),
luas panen 680 ribu ha, dan produktivitas 14,44 ku/ha. Bila dibandingkan dengan produksi
tahun 2017 sebesar 539 ribu ton, terjadi kenaikan 443,87 ribu ton (82,39%). Peningkatan
produksi kedelai dibanding tahun 2017, disebabkan karena bertambahnya luas panen 324,57
ribu ha (91,22%). Peningkatan produksi kedelai terjadi di 25 provinsi, propinsi dengan
peningkatan produksi signifikan diatas 20 ribu ton antara lain Provinsi Sumatera Utara,
Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara dan
Sulawesi Tengah.
Tabel 15. Capaian Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai Tahun 2018
Angka Capaian ARAM I 2018 Thd
ATAP Sasaran
No. Uraian ARAM I ATAP 2017 Sasaran 2018
2017 2018
2018*) (%) Selisih (%) Selisih
1. Produksi (000 Ton) 539 2.200 983 182,39 443,87 44,66 (1.217)
2. Luas Panen (000 Ha) 356 1.000 680 191,22 324,57 68,04 (320)
3. Produktivitas (Ku/Ha) 15,14 15,41 14,44 95,38 (0,70) 93,72 (0,97)
*) Produksi tahun 2018 = Angka ARAM I Tahun 2018
Bila dibandingkan terhadap target tahun 2018 sebesar 2,2 juta ton BK, capaian produksi
kedelai pada tahun 2018 hanya mencapai 44,66%. Belum tercapainya target produksi kedelai
tahun 2018, disebabkan luas panen yang masih kurang 320 ribu ha dari target 1 juta ha.
Kondisi capaian kedelai yang kurang memuaskan disebabkan harga yang kurang memberi
keuntungan bagi petani, sehingga menyebabkan petani lebih memilih menanam padi atau
jagung, dan komoditas lain yang lebih menguntungkan dibanding menanam kedelai.
Tabel 16. Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Kedelai Tahun 2014-2018
Tahun Rerata Pertumbuhan
No. Uraian
2014 2015 2016 2017 2018*) 2014-2018 (%)
1. Produksi (000 Ton) 921 963 886 539 983 858 9,95

2. Luas Panen (000 Ha) 612 614 588 356 680 570 11,94

3. Produktivitas (Ku/Ha) 15,06 15,68 15,06 15,15 14,46 15,08 (0,95)

*) Produksi tahun 2018 = Angka ARAM I Tahun 2018


54
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

46 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Produksi kedelai selama periode tahun 2014-2018 cenderung fluktuatif, tetapi bila dirata-
ratakan pertumbuhannya positif sampai dengan tahun 2018. Tahun 2018 merupakan capaian
produksi tertinggi pada periode ini setelah tahun 2016 dan 2017 produksi kedelai mengalami
penurunan produksi dibanding tahun 2015. Demikian juga dengan luas panen, tahun 2018
merupakan capaian luas panen tertinggi pada periode ini yaitu 680 ha. Sedangkan
produktivitas terus berfluktuasi dari tahun ke tahun selama periode 2014-2018.
Bila dibandingkan dengan kebutuhan, produksi kedelai tahun 2018 belum bisa memenuhi
kebutuhan kedelai nasional sebesar 2,924 juta ton BK (termasuk untuk benih, industri dan
tercecer), sehingga masih defisit 1,941 juta ton BK.
Tabel 17. Perkembangan Produksi dan Kebutuhan Kedelai Tahun 2018
Neraca
No Uraian
Tahun 2018*)

1 Produksi (000 Ton BK)* 983

2 Kebutuhan (000 Ton)** 2.924

3 Surplus/Defisit (000 Ton) (1.941)

*) Produksi tahun 2018 = Angka ARAM I Tahun 2018


)** Angka Kebutuhan dari Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan
Kinerja produksi tanaman pangan tahun 2018 masih diukur berdasarkan sampling ubinan yang
dilaporkan petugas statistik kecamatan. Tahun 2018 BPS mengeluarkan data luas baku lahan
sawah dengan menggunakan metode pengukuran berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA),
KSA dilakukan dengan memanfaatkan teknologi citra satelit untuk mendata sebaran sawah dan
menentukan titik koordinat sebagai sampel sawah. Adanya perbedaan luas baku lahan sawah
antara SP BPS 2016 dan KSA, saat ini daerah masih melakukan klarifikasi luas baku lahan
sawah agar sesuai dengan kondisi lapangan.
 Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
Fasilitas Penerapan Budidaya Kedelai
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan Fasilitas Penerapan Budidaya Kedelai adalah
tercapainya peningkatan produktivitas, penambahan luas areal tanam kedelai dan peningkatan
produksi.
Alokasi kegiatan fasilitas penerapan budidaya kedelai tahun 2019 seluas 546.586 ha. Realisasi
kegiatan sampai dengan bulan Desember 2018 mencapai 543.473 ha (99,43%).
 Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia
 Fasilitas Penerapan Budidaya Padi
Tujuan kegiatan adalah meningkatkan produktitivtas dan produksi baik padi sawah
maupun padi lahan kering disamping mendorong dan mempercepat penerapan berbagai
teknologi budidaya padi. Kegiatan fasilitas penerapan budidaya padi difokuskan pada
pengembangan budidaya padi di lahan kering, padi inbrida sawah dan padi sub optimal
spesifik lokasi, disamping itu terdapat kegiatan pendukung berupa bantuan fasilitas Unit
Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) yang bertujuan untuk menyediakan fasilitas yang
menjadi pendukung sub sektor tanaman pangan. Realisasi kegiatan penerapan
budidaya padi sampai Desember 2018, Padi Lahan Kering seluas 833.058 ha atau
83,31% dari target 1.000.000 ha, Padi Inbrida Sawah 164.800 ha atau 97,23 ha dari

55
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 47


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

taget 169.500 ha realisasi bantuan fasilitas UPPO 940 unit atau 94,01% dari target 1.000
unit.
 Fasilitas Penerapan Budidaya Jagung
Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan produksi jagung melalui Penambahan Luas
Tanam Baru Jagung (PATB) dan Penambahan Luas Tanam Jagung (PLTJ). Realisasi
kegiatan sampai akhir Desember 2018 mencapai 2.479.690 ha (88,38%) dari sasaran
seluas 2.805.800 ha. Beberapa faktor yang menjadi kendala dalam melaksanakan
kegiatan fasilitas penerapan budidaya jagung antara lain: 1) Adanya perubahan struktur
organisasi di daerah yang berakibat pada keterlambatan pelaksanaan kegiatan utama
yang mendukung peningkatan produksi jagung 2) Kekeringan yang hampir merata di
seluruh provinsi, 3) Revisi DIPA ke-VI dan perubahan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan
Utama, 4) Benih tidak berkualitas dan keterlambatan distribusi.
Menyikapi kondisi permasalahan tersebut, upaya tindak lanjut yang dilakukan antara
lain: 1) Koordinasi dengan Dinas terkait untuk mempercepat pelaksanaan kegiatan
utama yang mendukung peningkatan produksi padi, 2) Koordinasi dengan Dinas terkait
untu melakukan identifikasi dan penanganan masalah kekeringan, 3) Mereviu kembali
desain perencanaan dan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Utama agar lebih operasional
dilaksanakan di lapangan, 4) Meningkatkan pengawalan dan pengawasan penangkar
benih dan meningkatkan kemandirian penyedia benih lokal.
Tabel 18. Rekapitulasi Realisasi Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia
Tahun 2018
Rencana Realisasi
No. Uraian
(Ha) (Ha) (%)
1 Budidaya Padi Lahan Kering 1.000.000 833.058 83,31
2 Budidaya Padi Inbrida Sawah 169.500 164.800 97,23
3 Penerapan Budidaya Jagung 2.805.800 2.479.690 88,38
4 UPPO 1.000 940 94,00

Ket : Posisi laporan: s.d Desember 2018


Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih
 Perbanyakan Benih Sumber
Kegiatan bertujuan menjamin ketersediaan benih sumber bermutu dan bersertifikat padi,
jagung dan kedelai. Kegiatan perbanyakan benih sumber tahun 2018 berfokus pada
penyediaan benih padi, jagung dan kedelai. Sampai dengan akhir Desember 2018
perkembangan realisasi kegiatan perbanyakan benih sumber sebesar 329 ha (55,57%)
Tabel 19. Realisasi Perbanyakan Benih Sumber Tahun 2018
No. Komoditas Target (Ha) Realisasi (Ha) %

1 Padi 294 294 100,00


2 Jagung 93 88 94,62
3 Kedelai 205 156 76,10
Jumlah 592 538 90,88
Ket : Posisi laporan: s.d Desember 2018

56
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

48 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Bantuan Benih Pusat


Dalam rangka meningkatkan penggunaan benih unggul bersertifikat khusus untuk
komoditas padi inbrida, tahun 2018 Kementerian Pertanian memberikan bantuan benih
padi inbrida melalui DIPA Satker Pusat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,
penyaluran dilakukan melalui mekanisme transfer uang dan transfer barang, dengan
target seluas 1.149.340 ha. Sampai dengan 31 Desember 2018 terealisasi 1.101.472
(95,84%).
 Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI)
 Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT)
Tujuan PPHT adalah menumbuhkan prakarsa, motivasi dan kemampuan
petani/kelompok tani dalam mengelola agroekosistem dan melaksanakan gerakan
pengendalian OPT sesuai prinsip PHT secara bersama-sama antar petani/kelompok tani
satu hamparan, mengimplementasikan prinsip PHT skala luas (hamparan) dalam upaya
pengamanan pertanaman dari serangan OPT untuk mendukung peningkatan produksi
tanaman pangan. Realisasi kegiatan Tahun 2018 untuk PPHT Padi 8.500 ha atau
99,71% dari target 8.525 ha, PPHT Jagung 1.530 ha atau 98,08% dari target 1.560 ha,
PPHT Kedelai 760 ha atau 100%. Hasil dari kegiatan PPHT tahun 2018 adalah (a)
menurunnya penggunaan pestisida kimia sintetis, meningkatnya perkembangan musuh
alami dan meningkatnya penggunaan pengendali ramah lingkungan (b) tersosialisasinya
PPHT kepada masyarakat di sekitar hamparan dan (c) ditetapkannya Rencana Tindak
Lanjut (RTL) untuk Musim Tanam (MT) berikutnya.
 Penguatan Agroekosistem Padi, Jagung dan Kedelai
Kegiatan ini bertujuan untuk mengelola populasi OPT dalam rangka mengoptimalkan
peran Agens Pengendali Hayati (APH) dapat berperan optimal membantu
mengamankan produksi tanaman pangan dari gangguan OPT. Sasaran utama kegiatan
penguatan agroekosistem adalah penerapan strategi preemtif dan responsif untuk
mengoptimalkan peran/jasa/layanan fisiologis komponen-komponen biotik
(keanekaragaman hayati, ketahanan genetik, populasi OPT, musuh alami dan agens
pengendali hama lainnya, serta mikroorganisme tanah dan air yang berguna di dalam
agroekosistem.
Realisasi kegiatan untuk penguatan agroekosistem padi adalah 2.075 ha (95,40%) dari
target 2.175 ha, jagung 330 ha (91,67%) dari target 360 ha, kedelai 140 ha (87,50%) dari
target 160 ha.
Beberapa daerah tidak dapat mencapai target pelaksanaan kegiatan agroekosistem padi
dan jagung karena kendala teknis dan non teknis, sedangkan pada penguatan
agroekosistem kedelai karena lahan yang sesuai kriteria terbatas.
 Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Padi, Jagung dan
Kedelai
Tujuan gerakan ini adalah: 1) memberikan informasi tentang tahapan gerakan
pengendalian OPT tanaman pangan, 2) memberikan pemahaman kepada petugas agar
pelaksanaan gerakan pengendalian OPT Tanaman Pangan terarah dan sesuai dengan
anggaran yang tersedia, 3) memudahkan monitoring dan evaluasi pelaksanaan gerakan

57
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 49


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

pengendalian OPT Tanaman, sehingga kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik,
efektif, efisien dan akuntabel.
Realisasi kegiatan Gerakan Pengendalian OPT Padi telah 628 kali (91,55%) dari target
686 kali, Jagung 104 kali (92,86%) dari target 112 kali, kedelai 62 kali (95,38%) dari
target 65 kali. Secara garis besar tidak ada permasalahan pada kegiatan ini, hanya
masih perlu peningkatan teknik (cara) pengendalian secara enam tepat.
 Dem Area Budidaya Tanaman Sehat
Kegiatan Dem area ini dilaksanakan dengan mengadopsi teknologi praktek budidaya
tanaman sehat, melalui penggunaan input produksi pupuk organik dan kapur
pertanian/dolomit yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan tanah lahan
pertanaman dan teknologi pengendalian OPT dengan teknik pengelolaan agroekosistem
yang memberdayakan peran musuh alami OPT. Realisasi kegiatan seluas 34.000 ha
(100%). Berdasarkan evaluasi, terjadi kenaikan produktivitas di lokasi dem area
dibanding musim sebelumnya.
 Dukungan Manajemen Teknis Lainnya
 Gaji dan Tunjangan Pegawai
Realisasi gaji dan tunjangan yang diberikan kepada 636 pegawai, sampai dengan
Desember 2018 mencapai 88,27% atau Rp.38.072.991.166,- dari pagu
Rp.43.551.876.000,-
 Insentif Mantri Tani
Pemberian insentif kepada Mantri Tani dimaksudkan untuk biaya operasional Mantri
Tani/Kepala Cabang Dinas (KCD) yang melaksanakan pengumpulan data statistik
pertanian kecamatan di wilayah kerjanya, yang harus didata dan dilaporkan setiap bulan.
Data yang harus dikumpulkan yaitu data luas tanam, luas panen, dan produktivitas
(ubinan bersama Koordinator Statistik Kecamatan/KSK). Tahun 2018 Ditjen Tanaman
Pangan mengalokasi pemberian insentif bagi 5.207 Mantri Tani di 509 kabupaten/kota
seluruh Indonesia. Realisasi sampai dengan Desember 2018 mencapai 100%.
 Administrasi Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Tanaman Pangan
Administrasi pelaksanaan kegiatan manajemen tanaman pangan dilaksanakan di 70
Satker yang terdiri dari 3 satker pusat, 66 satker dekonsentrasi dan tugas pembantuan
provinsi, dan 1 satker kabupaten, kegiatan meliputi penyusunan rencana
anggaran/kegiatan, pelaporan kegiatan dan penyediaan fasilitas/alat perkantoran.
 Pengembangan Metode/Validasi/Verifikasi Metode
Kegiatan pengembangan metode/validasi/verifikasi yang dilaksanakan oleh Balai Besar
PPMB-TPH merupakan visualisasi dari salah satu fungsi Balai Besar PPMB-TPH dan
mendukung program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yakni Program Peningkatan
Produksi, Produktivitas, dan Mutu Hasil Tanaman Pangan.
Pada TA. 2018 Balai Besar melaksanakan kegiatan pengembangan/validasi/ verifikasi
dalam rangka memecahkan permasalahan, kendala maupun harmonisasi perkembangan
teknologi di bidang mutu benih. Kegiatan ini terdiri dari 10 judul
pengembangan/validasi/validasi metode, yaitu: 1) Verifikasi Pengujian Nematoda
Aphelenchoides besseyi Terbawa Benih Padi, 2) Validasi Metode Identifikasi Cendawan
Pyricularia oryzae Penyebab Penyakit Blast pada Benih Padi, 3) Validasi Metode Identifikasi
58
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

50 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae Penyebab Penyakit Hawar Daun Bakteri Pada
Benih Padi 4) Verifikasi Uji Penetapan Kadar Air Menggunakan Moisture Meter di Beberapa
Laboratorium Penguji Benih Daerah, 5) Verifikasi Uji Tetrazolium Dalam Rangka
Percepatan Pengujian Mutu Benih Padi, 6) Verifikasi Penggunaan Metode Pematahan
Dormansi Pada Benih Padi (Oryza sativa), 7) Korelasi Metode Pengujian Radicle
Emergence (RE) terhadap Mutu Benih Jagung (Zea mays), 8) Korelasi Metode Pengujian
Radicle Emergence (RE) Terhadap Mutu Benih Padi (Oryza sativa), 9) Korelasi Metode
Pengujian Radicle Emergence (RE) Terhadap Mutu Benih Kedelai (Glycine Max L.), 10)
Pengujian Kemurnian Genetik Benih Jagung Hibrida Secar molekuler Menggunkan
Penanda Simple Sequence Repeats (SSR).
Realisasi kegiatan pada tahun 2018 telah 100% dari target 10 judul
pengembangan/validasi/validasi metode. Hasil yang diperoleh yaitu metode yang aplikatif
dalam pengujian mutu benih dan telah dimanfaatkan oleh laboratorium daerah/BPSBTPH
sebanyak 13 laboratorium yaitu BPSBTPH 1) Lampung, 2) Sumatera Selatan, 3)
Yogyakarta, 4) Jawa Tengah, 5) Jawa Timur, 6) Nusa Tenggara Barat, 7) Kalimantan Barat,
8) Kalimantan Tengah, 9) Jambi, 10) Sulawesi Selatan, 11) Sulawesi Tengah, 12) Sulawesi
Tenggara, dan 13) Jawa Barat. Pengembangan metode dan validasi tahun 2018 sebanyak
10 judul pengembangan metode sudah dilaksanakan sesuai dengan target.
 Pengembangan Peramalan Serangan OPT
Sasaran kegiatan adalah tersedianya informasi dan model peramalan OPT dengan target
kegiatan terlaksananya teknologi pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT (P3OPT).
Output Model Peramalan OPT adalah jumlah model peramalan OPT dengan realisasi 100%
dari target 15 model teknologi pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT yang terdiri
dari 9 model pada tanaman padi, 3 model pada jagung dan 3 model pada kedelai.
 Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Tujuan dari kegiatan ini adalah menurunkan tingkat susut hasil produksi tanaman pangan,
dengan penerima manfaat kelompok tani atau gabungan kelompok tani.
Alokasi bantuan sarana pascapanen dan pengolahan hasil tahun 2018 sebanyak 12.968
unit. Sampai dengan Desember 2018 realisasi bantuan sarana pascapanen dan
pengolahan hasil tanaman pangan mencapai 12.364 unit (95,34%).
Tabel 20. Realisasi Bantuan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tahun 2018
No. Alsin Pascapanen dan Pengolahan Hasil Satuan Target Realisasi %
I. Padi Unit 7.612 7.013 92,13
1 Combine Harvester Unit 1.421 1.405 98,87
2 Power Thresser Unit 3.525 3.525 100,00
3 RMU Unit 361 246 68,14
4 Dryer/Vertical Dryer Unit 945 794 84,02
5 Bangunan dan Instalasi Listrik Unit 364 355 97,53
6 Sarana Lainnya Unit 996 688 69,08
II. Jagung Unit 2.961 2.957 99,86
1 Corn Combine Harvester Unit 585 585 100,00
2 Corn Sheller Unit 2.275 2.275 100,00
3 Dryer/Vertical Dryer Jagung Unit 66 65 98,48
4 UPH Jagung Unit 35 32 91,43
III. Kedelai Unit 2.395 2.391 99,83
1 Power Thresser Multiguna Unit 2.284 2.284 100,00
2 UPH Kedelai Unit 51 47 92,16
3 Sarana Lainnya Unit 60 60 100,00
Total Unit 12.968 12.364 95,34

Ket : Posisi laporan: s.d Desember 2018


59
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 51


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Pengarusutamaan Gender (PUG)


Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengurangi dan menghilangkan kesenjangan gender
antara laki-laki dan perempuan, sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2000
tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam Pembangunan Nasional. Untuk
menindaklanjuti Inpres tersebut Ditjen Tanaman membentuk Tim Pokja PUG sesuai dengan
SK Dirjen Tanaman Pangan Nomor 20/HK.310/C/2/2015 tentang Kelompok Kerja
Pengarusutamaan Gender lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Kegiatan tanaman pangan yang responsif gender adalah adanya kesamaan peran antara
laki-laki dan perempuan. Kegiatan PUG tanaman pangan yang telah dilaksanakan adalah
Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT), kegiatan PPHT yang ada di beberapa
daerah, kegiatan pembuatan agens pengendali hayati, pembuatan kompos jerami, tanam
jajar legowo dan pengamatan agro ekosistem yang melibatkan peran perempuan.
Disamping kegiatan tersebut Ditjen Tanaman Pangan turut serta aktif mengikuti kegiatan
yang diadakan Tim Pokja PUG Kementerian Pertanian maupun instansi lainnya seperti
Forum Pokja Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender K/L yang diselenggarakan oleh
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA). Kegiatan-
kegiatan tersebut bertujuan untuk: a) Meningkatkan kualitas pemahaman Tim Gender
lingkup Kementan, b) Mempertahankan penghargaan yang telah didapat (Anugerah
Parahita Ekapraya/APE) oleh Kementerian Pertanian. Program tahun 2019 direncanakan
setiap Eselon I menyusun alokasi kegiatan dan anggaran yang khusus mendukung
Pengarustamaan Gender (PUG).
 Kegiatan di Wilayah Perbatasan
Salah satu latar belakang kegiatan di wilayah perbatasan adalah lambannya pertumbuhan
ekonomi dan minimnya pelayanan sosial dasar di wilayah tersebut, sedangkan potensi
sektor pertanian, perkebunan dan perikanan yang cukup menjanjikan dimiliki daerah-daerah
di wilayah perbatasan.
Pada tahun 2018 kegiatan tanaman pangan di wilayah perbatasan dilaksanakan di 40
Kabupaten yang berbatasan langsung baik daratan dan lautan dengan negara tetangga di
13 Provinsi yaitu Aceh (pulau terluar berbatasan laut dengan Thailand dan Malaysia), Riau
(berbatasan dengan Singapura, Malaysia dan Vietnam), Sumatera Utara (berbatasan laut
dengan Thailand, India dan Malaysia), Kepulauan Riau (berbatasan dengan Singapura,
Malaysia) Kalimantan Barat (berbatasan dengan Malaysia), Kalimantan Timur (berbatasan
dengan Malaysia dan Filipina), Kalimantan Utara, Sulawesi Utara (berbatasan dengan
Filipina), Nusa Tenggara Timur (berbatasan dengan Timor Leste, Australia), Maluku
(Berbatasan dengan Australia dan Timor Leste), Maluku Utara (Pulau terluar berbatasan
dengan negara Palau), Papua (berbatasan darat dengan Papua New Guinea) dan Papua
Barat (pulau terluar berbatasan dengan negara Palau). Kegiatan yang dialokasikan di
wilayah perbatasan tahun 2018 diantaranya: kegiatan fasilitas budidaya padi 150.414 ha,
fasilitas budidaya jagung 129.417 ha, fasilitas budidaya kedelai 8.136 ha, bantuan sarana
alat mesin pascapanen 116 unit. Sampai dengan akhir tahun 2018 realisasi kegiatan di
wilayah perbatasan disampaikan sebagai berikut:

60
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

52 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Tabel 21. Realisasi Kegiatan Wilayah Perbatasan Tahun 2018


Realisasi
No. Kegiatan Satuan Target
Fisik %
1. Fasilitas Budidaya Padi ha 150.414 124.632 82,86
2. Fasilitas Budidaya Jagung ha 129.417 113.887 88,00
3. Fasilitas Budidaya Kedelai ha 8.136 7.827 96,20
4. Bantuan Sarana Pascapanen unit 116 106 91,38
Ket : Posisi laporan: s.d 31 Desember 2018
 Kegiatan Nawacita
 Desa Mandiri Benih (DMB)
Kegiatan DMB dirancang sebagai salah satu kegiatan berbasis padat karya dengan
memberdayakan petani melalui kelompok tani atau kelompok penangkar atau gabungan
kelompok tani dengan penangkar, sehingga akan diperoleh nilai manfaat dan dampak
berganda dari kegiatan DMB yang mampu meningkatkan sektor ekonomi tingkat desa.
Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkembangkan produsen benih yang mampu
menyediakan benih jagung hibrida dan kedelai untuk memenuhi kebutuhan benih di
wilayahnya. Disamping itu juga, kegiatan DMB diarahkan untuk mendukung peningkatan
produksi komoditas Jagung dan Kedelai. Realisasi kegiatan DMB sampai dengan
Desember 2018 untuk DMB Jagung sejumlah 8 unit atau 100%, sedangkan DMB
Kedelai 193 unit atau 96,50% dari target 200 Unit. Realisasi kegiatan tahun 2018 adalah
sebagai berikut:
Tabel 22. Realisasi Kegiatan Desa Mandiri Benih
Rencana Realisasi
No. Kegiatan Luas Luas
Unit Unit (%)
Tanam (Ha) Tanam (Ha)
1 DMB Jagung 8 80 8 80 100
2 DMB Kedelai 200 2.000 193 1.930 96,50
Jumlah 208 2.080 201 2.010 96,63

Ket : Posisi laporan: s.d Desember 2018


 Pengembangan Desa Pertanian Organik Padi
Tujuan kegiatan pengembangan desa pertanian organik adalah untuk menciptakan dan
mengembangkan desa yang mampu menyediakan produk-produk pertanian yang aman
bagi kesehatan pelaku usahatani dan konsumen, serta ramah bagi lingkungan hidup dan
bisa memenuhi kebutuhan di desa itu sendiri maupun daerah lain di sekitarnya. Manfaat
pertanian organik, yaitu : 1) produk yang dihasilkan bebas dari residu atau sisa-sisa
pestisida dan bahan kimia lainnya, 2) tanaman yang dihasilkan lebih sehat, 3) tanaman
yang dibudidayakan mampu menjaga kelestarian dan keseimbangan alam.
Ditjen Tanaman Pangan mengalokasikan kegiatan pengembangan desa pertanian
organik padi tahun 2018 seluas 10.000 ha di 13 provinsi. Sampai dengan akhir
Desember 2018 realisasi kegiatan telah mencapai 7.073 ha (70,73%). Kegiatan tidak
61
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 53


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

bisa terealisasi seluruhnya karena adanya ketidaksiapan atau ketidaksanggupan calon


petani pelaksana maupun daerah pelaksana, seperti di Kalimantan Barat tidak bisa
dilaksanakan karena mereka memerlukan pendampingan dan pelatihan khusus untuk
petani mengenai budidaya padi organik. Untuk mengatasi masalah ketidaksiapan calon
petani pelaksana pada kegiatan yang akan datang, maka perlu dilakukan sosialisasi dan
konfirmasi ulang CPCL antara Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten dan petani calon
pelaksana kegiatan sebelum CPCL disahkan dan menyediakan alokasi anggaran untuk
pelatihan khusus budidaya padi organik.
 Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (DPI)
Tujuan kegiatan ini adalah: 1) memberdayakan petani untuk menerapkan upaya
antisipasi kerusakan tanaman akibat dampak perubahan iklim (banjir dan kekeringan) di
lahan usaha taninya sesuai dengan iklim setempat terutama pada daerah rawan terkena
banjir dan kekeringan, 2) memberdayakan petani untuk melakukan mitigasi sederhana
akibat DPI pada lahan usaha taninya, 3) mengurangi risiko kehilangan hasil akibat
dampak perubahan iklim (banjir dan kekeringan), 4) meningkatkan pengamanan
produksi tanaman padi dari dampak perubahan iklim (banjir dan kekeringan).
Realisasi kegiatan Penerapan Penanganan DPI tahun 2018 seluas 400 ha atau 100%.
Faktor yang mendukung keberhasilan kegiatan PPDPI adalah: 1) pelaksanaan kegiatan
didaerah sesuai dengan Petunjuk Teknis, 2) adanya kerjasama yang baik antara
kelompok tani dengan petugas pendamping kegiatan serta antar petugas (POPT-PHP
dengan PPL), 3) adanya dukungan, pengawalan dan pendampingan yang dilakukan oleh
instansi terkait (pusat dan daerah). Hasil (outcome) dari kegiatan PPDPI tahun 2018
yaitu 1) terwujudnya penerapan upaya antisipasi dan adaptasi DPI sesuai dengan
spesifik lokasi, 2) terwujudnya penurunan kerusakan tanaman akibat dampak perubahan
iklim, 3) diterapkannya budidaya tanaman sehat sesuai iklim setempat pada 36
unit/kelompok tani dan 4) mampu mengamankan 75% produksi tanaman padi.
 Kegiatan Prioritas Pantauan Kantor Staf Presiden (KSP)
Sesuai amanat Perpres 26 Tahun 2015, KSP memantau kegiatan prioritas yang menjadi
janji Presiden dalam periode pemerintahan 2015-2019. Kegiatan Prioritas yang menjadi
Pantauan KSP di Ditjen Tanaman Pangan diantaranya Bantuan Vertical Dryer dan Rice
Milling Unit (RMU). Tujuan pemberian bantuan adalah untuk meningkatkan kualitas hasil
pascapanen tanaman pangan khususnya padi dan jagung, dengan penanganan
pascapanen yang baik dapat meningkatkan pendapatan petani serta efektivitas dan
efisiensi usaha tani.
Tabel 23. Realisasi Perkembangan Kegiatan Pantauan KSP 2018

No. Jenis Alsin Satuan Target Realisasi %


1 Revitalisasi RMU Unit 211 137 64,93
2 Bantuan Sarana RMU Unit 146 105 71,92
3 Fasilitas Dryer Kapasitas 6 Ton Unit 242 236 97,52
4 Fasilitas Dryer Kapasitas 10 Ton Unit 491 470 95,72
5 Fasilitas Dryer Kapasitas 30 Ton Unit 3 3 100,00

62
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

54 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

D. Pelaksanaan Program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah


Hortikultura
 Produksi
Produksi komoditas hortikultura tahun 2018 didasarkan pada angka sangat sementara yang
bersumber dari Direktorat Jenderal Hortikultura dan Badan Pusat Statistik Republik
Indonesia (BPS RI) sedangkan target berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Revisi II
(lampiran 1). Untuk lebih jelasnya, rincian komoditas untuk peningkatan produksi, komoditas
ekspor dan substitusi impor disajikan pada tabel 1 berikut.
Tabel 24. Target dan Realisasi Komoditas Untuk Peningkatan Produksi, Komoditas Ekspor,
dan Substitusi Impor Tahun 2018
No. Sasaran program Target Realisasi* %
1. Terpenuhinya kebutuhan pangan strategis
a. Produksi cabai 2.245.440 2.136.288 95,14
b. Produksi bawang merah 1.608.766 1.421.787 88,38
2. Tanaman buah dan florikultura untuk ekspor
dan substitusi impor (ton)
a. Mangga (ton) 1.991.004 1.799.824 90,40
b. Nenas (ton) 1.481.131 1.150.291 77,66
c. Manggis (ton) 175.136 131.965 75,35
d. Salak (ton) 778.779 503.802 64,69
e. Pisang (ton) 7.105.914 4.510.642 63,48
f. Jeruk (substitusi impor/ton) 2.301.651 1.718.512 74,66
g. Krisan (tangkai) 441.367.161 408.854.189 92,63
h. Bunga tabur (ton) 41.516 21.850 5,26
3 Tanaman sayuran dan tanaman obat untuk
ekspor dan substitusi impor
a. Kentang (ton) 1.471.828 1.067.205 72,51
b. Jamur (ton) 40.176 29.108 72,45
c. Jahe (ton) 343.753 24.389 7,09
d. Bawang putih (substitusi impor/ton) 109.494 38.444 35,11
Sumber : Ditjen Hortikultura dan BPS RI, 2019
Keterangan : *) Angka Sangat Sementara
 Luas Panen
Kegiatan ekstensifikasi melalui pengembangan kawasan dilakukan di daerah sentra
produksi dan daerah potensi. Hal ini untuk menjaga stabilitas produksi dan harga di seluruh
daerah di Indonesia. Berdasarkan angka sangat sementara, luas panen komoditas untuk
peningkatan produksi, komoditas ekspor dan substitusi impor disajikan pada Tabel 2
berikut.

63
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 55


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Tabel 25. Perbandingan Luas Panen Komoditas Untuk Peningkatan Produksi, Komoditas
Ekspor, dan Substitusi Impor Tahun 2018 dan 2017.
No. Komoditas Luas Panen (Ha) Pertumbuhan
2018 * 2017 (%)
1. Peningkatan produksi
a. Cabai 257.346 310.147 -17,02
b. Bawang merah 147.269 158.172 -6,89
2. Tanaman buah dan florikultura untuk ekspor
dan substitusi impor
a. Mangga 138.505 201.080 63,05
b. Nenas 7.675 21.274 -2,64
c. Manggis 19.346 18.058 66,95
d. Salak 18.265 23.887 89,23
e. Pisang 76.217 89.615 132,64
f. Jeruk (substitusi impor ) 43.608 56.758 123,52
g. Krisan 708 1.164 -39,17
3 Tanaman sayuran dan tanaman obat untuk
ekspor dan substitusi impor
a. Kentang 55.713 75.611 -26,32
b. Jamur 368 475 -22,53
c. Jahe 28.022 10.556 65,46
d. Bawang putih (substitusi impor) 4.883 2.146 127,54
Sumber : Ditjen Hortikultura dan BPS RI, 2019
Keterangan: *) Angka Sangat Sementara
Berdasarkan tabel di atas untuk peningkatan produksi yang menurun luas panennya adalah
cabai sebesar 17,02 % dan bawang merah sebesar 6,89%, Komoditas promosi ekspor yang
mengalami penurunan luas panen adalah nenas sebesar 2,64%, krisan sebesar 39,17%,
kentang sebesar 26,32% dan jamur sebesar 22,53%, sedangkan komoditas substitusi impor
pertumbuhan luas panennya meningkat sebesar 123,52% untuk jeruk dan 127,54% untuk
bawang putih.
 Produk Domestik Bruto (PDB)
Produk Domestik Bruto yang digunakan disini adalah Produk Domestik Bruto Subsektor
Hortikultura. Produk Domestik Bruto dibagi dua yaitu Produk Domestik Bruto Atas Dasar
Harga Berlaku (ADHB) dan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan (ADHK).
Data Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) berdasarkan angka sangat
sangat sementara. Untuk melihat kontribusi subsektor hortikultura dibanding subsektor lain
terhadap sektor pertanian Tahun 2018 dapat dilihat pada table di bawah ini..

64
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

56 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Tabel 26. Kontribusi Subsektor Hortikultura dibanding Subsektor Lain Terhadap Sektor
Pertanian Tahun 2018
No. Subsektor Miliar (Rp)* Kontribusi (%)
1 Tanaman Pangan 377.625 25,79
2 Tanaman Hortikultura 169.009 11,54
3 Tanaman Perkebunan 384.224 26,24
4 Peternakan 175.472 11,98
5 Kehutanan 72.289 4,94
6 Perikanan 285.813 19,52
Sektor Pertanian 1.464.432 100,00
Sumber : BPS RI, 2019
Keterangan: *) Angka Sangat Sangat Sementara

Masih rendahnya kontribusi subsektor tanaman hortikultura disebabkan oleh masih


kurangnya promosi untuk komoditas ekspor sehingga berdampak pada rendahnya
pendapatan di subsektor hortikultura. Selain itu, yang tak kalah pentingnya untuk
meningkatkan PDB subsektor hortikultura adalah dengan mengurangi impor.
 Tenaga Kerja
Untuk data tenaga kerja, BPS RI setiap tahun melakukan dua kali pencatatan yaitu bulan
Februari dan Agustus. Khusus tahun 2018, penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja di
sektor pertanian (sub sektor hortikultura) pada bulan Agustus 2018 sebesar 3.318.583
orang dibanding bulan Februari 2018 sebesar 3.287.393 orang atau mengalami
pertumbuhan sebesar 0,95%. Apabila dibandingkan secara year to year bulan Februari
2018 terhadap bulan Februari 2017 mengalami pertumbuhan sebesar -2,71%. Tetapi,
bulan Agustus 2018 terhadap bulan Agustus 2017 mengalami kenaikan pertumbuhan
sebesar 4,36%. Rincian lengkapnya bisa dilihat pada gambar berikut.
Gambar 6. Tenaga Hortikultura 2017 dan 2018

Sumber: BPS RI, 2019


 Ekspor dan Impor Komoditas Pertanian
Ekspor dan impor komoditas subsektor hortikutura mencakup produk segar dan olahan.
Data ekspor dan impor menggunakan kode Harmonized System (HS) sampai dengan bulan
Desember 2018 dengan komoditas ekspor utama yaitu mangga, manggis, nenas, pisang,
65
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 57


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

salak, kentang, jamur, jahe dan krisan. Untuk melihat volume dan nilai ekspor dan impor
komoditas sub sektor hortikultura tahun 2017 dan 2018 dapat dilihat pada table di bawah
ini..
Tabel 27. Ekspor dan Impor Komoditas Hortikultura Tahun 2017 dan 2018
2017 2018* Pertumbuhan (%)
No. Komoditas
Volume (Ton) Nilai (US$) Volume (Ton) Nilai (US$) Volume (Ton) Nilai
Ekspor
1 Krisan 61 866.553 57 780.716 -6,65 -9,91
2 Kentang 5.210 4.342.693 4.746 4.278.523 -8,91 -1,48
3 Jamur dan 3.029 6.181.318 3.872 6.722.803
Cendawan 27,84 8,76
4 Pisang 18.193 8.878.504 26.935 13.228.502 48,05 48,99
5 Nenas 210.026 241.988.457 211.316 178.362.986 0,61 -26,29
6 Mangga 2.655 2.045.833 2.518 2.511.095 -5,16 22,74
7 Manggis 9.190 4.035.901 32.170 27.953.516 250,07 592,62
8 Salak 966 1.546.533 1.148 1.306.071 18,83 -15,55
9 Jahe 24.359 13.954.416 3.071 3.361.783 -87,39 -75,91
Impor
1 Jeruk 120.355 175.358.956 95.967 153.310.740 -20,26 -12,57
2 Bawang Putih 559.728 596.005.423 587.942 507.701.456 5,04 -14,82
Sumber : BPS RI, 2019 Keterangan: *) Angka Sementara

Dari Tabel di atas menunjukkan bahwa komoditas yang mengalami penurunan


pertumbuhan volume ekspor adalah krisan (6,65%), kentang (1,48%), nenas (26,29%),
salak (15,55%) dan jahe (75,91%). Sementara komoditas substituri impor yang menurun
pertumbuhan volume impornya adalah jeruk (20,26%). Menurunnya volume dan nilai ekspor
komoditas hortikultura antara lain dipengaruhi oleh nilai tukar, pertumbuhan ekonomi dunia,
harga komoditas dunia dan kebijakan perdagangan suatu negara. Namun, menurunnya nilai
tukar tidak langsung dapat meningkatkan nilai ekspor jika kualitas produk tidak dapat
ditingkatkan sesuai dengan permintaan pasar ekspor.
 Nilai Tukar Petani
Gambar 7. Nilai Tukar Petani Hortikultura Tahun 2018

Sumber : BPS RI 2019, diolah


Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk dapat mengukur tingkat
kesejahteraan petani. NTP adalah rasio antara indeks harga yang diterima petani (It)
dengan indeks yang dibayarkan petani (Ib) dalam persentase. Secara konseptual, NTP
adalah pengukur kemampuan tukar barang-barang (produk) pertanian yang dihasilkan
66
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

58 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

petani dengan barang/jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan keperluan
dalam memproduksi produk pertanian. Nilai tukar petani dari bulan Januari sampai
Desember 2018 cenderung meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan
petani meningkat seiring dengan meningkatnya nilai tukar petani hortikultura.
 Konsumsi
Konsumsi komoditas hortikultura yang dimaksud adalah konsumsi per kapita buah dan
sayur dalam rumah tangga setahun. Data konsumsi diperoleh dari BPS melalui Survei
Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Berhubung data tahun 2018 belum tersedia, maka
ditampilkan data tahun 2017 (Lampiran).
 Rumah Tangga Hortikultura
Rumah Tangga Hortikultura adalah rumah tangga petani yang membudidayakan tanaman
hortikultura dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya dijual/tukar atau memperoleh
pendapatan/keuntungan atas resiko usaha. Petani yang membudidayakan tanaman
hortikultura dimaksud adalah pada periode sampai dengan setahun yang lalu. Tanaman
hortikultura meliputi buah, sayur, tanaman obat dan tanaman hias. Berhubung data rumah
tangga hortikultura belum tersedia, sehingga tidak dapat disajikan dalam laporan ini.
Capaian Pelaksanaan Kegiatan Ditjen Hortikultura Tahun 2018
 Capaian Kegiatan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat
Pengukuran realisasi indikator kinerja Peningkatan Produksi Sayuran dan Tanaman
Obat dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 28. Hasil Pencapaian Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
Realisasi Perse-
Target
Sasaran Strategis Indikator Kinerja (Ha) ntase
(Ha)
(%)
1. Terpenuhinya 1. Kawasan Aneka Cabai 13.055 13.005 99,62
kebutuhan (Cabai Besar 6.125 Ha,
konsumsi aneka Cabai Rawit Merah 7.375
cabai, bawang Ha)
merah, sayuran 2. Kawasan Bawang Merah 5.493 4.530 82,47
lainnya (Benih Umbi 5.800 Ha,
Benih Biji 200 Ha)
2. 3. Kawasan Sayuran
Lainnya
a. Bawang Putih 5.949 3.036 51,03
b. #Bekerja 4.120 3.370 81,79
Kawasan Sayuran dan 25 25 100
Tanaman Obat di Wilayah
Perbatasan
Sumber : Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
 Pengembangan Kawasan Aneka Cabai
Pengembangan kawasan aneka cabai tahun 2018 terdapat pada 33 (tiga puluh tiga)
Satker Provinsi dan 34 (tiga puluh empat) Satker Kabupaten (lampiran 2). Target
pengembangan kawasan aneka cabai pada tahun 2018 adalah 13.055 Ha dan
realisasinya mencapai 13.005 Ha. Beberapa kegiatan yang mendukung pengembangan
kawasan aneka cabai yang dilaksanakan oleh Pusat adalah :
67
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 59


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Koordinasi Peningkatan Produksi Kawasan Aneka Cabai, dilaksanakan pada tanggal


a)
6-9 Februari 2018 di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.
b) Koordinasi Ketersediaan Cabai Menjelang Hari Besar Keagamaan, dilaksanakan
pada tanggal 1-2 November 2018 di Kota Yogyakarta, DI.Yogyakarta
 Pengembangan Kawasan Bawang Merah
Target pengembangan kawasan bawang merah pada tahun 2018 sebanyak 5.493 ha,
sedangkan realisasinya mencapai 82,47%. Persentase output capaian kinerja pada
tahun ini lebih rendah daripada tahun lalu yang mencapai 97%.
Pengembangan bawang merah biji melalui program kawasan bawang merah biji (TSS)
telah dilaksanakan di 22 provinsi, 63 kabupaten dengan total luasan sebanyak 199 ha
(lampiran 3). Lokasi terbesar adalah di Kabupaten Belu dan Grobogan dengan total
luasan 70 Ha.
 Pengembangan Kawasan Sayuran Lainnya
Berdasarkan Tabel Hasil Pencapaian Kinerja diketahui bahwa target pengembangan
kawasan sayuran lainnya sebesar 7.713 Ha. Program pengembangan kawasan sayuran
lainnya terdiri dari program pengembangan kawasan bawang putih dan program
#Bekerja. Realisasi kawasan bawang putih mencapai 3.036 Ha atau 51,03%.
 Bawang Putih
Pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan bawang putih terkendala ketersediaan
benih dan tingginya harga benih. Sehingga di beberapa satker dilakukan lelang ulang.
Adanya benih oplosan yang terjadi di Cilacap, Donggala, dan Bener Meriah membuat
tingkat kehati-hatian Dinas Pertanian menjadi lebih tinggi. Selain itu, lewatnya musim
tanam menyebabkan beberapa daerah mengembalikan anggarannya.
 Program #Bekerja (Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera)
Dalam rangka pengentasan kemiskinan nasional, dilakukan upaya peningkatan
pendapatan masyarakat di bidang pertanian, termasuk komoditas hortikultura. Kegiatan
ini dilakukan dalam bentuk pengembangan kawasan yang bertujuan untuk peningkatan
produksi tanaman hortikultura. Sasaran yang ingin dicapai adalah terlaksananya
pengembangan buah-buahan berupa mangga, manggis, pisang, duku, dan pepaya,
serta sayuran berupa kangkung, bayam, sawi hijau, mentimun, gambas, paria, kacang
panjang, buncis, dan/ataujagung manis melalui pemberian bantuan kepada RTM-P.
Target pengembangannya seluas 4.120 Ha untuk komoditas sayuran dan buah (190.000
RTM) di 10 Provinsi (22 Kabupaten) seperti terlampir. Khusus untuk komoditas sayuran
target pengembangannya adalah seluas 1.764 Ha
 Kawasan Sayuran dan Tanaman Obat di Wilayah Perbatasan
Kegiatan sayuran dan tanaman obat di Wilayah Perbatasan bertujuan untuk
pengembangan komoditas sayuran baik sayuran daun, buah maupun sayuran dataran
rendah untuk mendukung daerah perbatasan dan dilaksanakan di Provinsi dan
Kabupaten/Kota. Upaya untuk pengembangan pertanian di daerah perbatasan
merupakan bagian dari fokus kegiatan utama Kementerian Pertanian Tahun 2018.
Target pengembangan kawasan sayuran dan tanaman obat di wilayah perbatasan
semula adalah seluas 500 Ha di 6 Provinsi. Namun pada bulan Juli dilakukan refocusing
anggaran dimana anggaran untuk Kawasan Sayuran dan Tanaman Obat di Wilayah

68
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

60 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Perbatasan diubah menjadi Program #Bekerja sehingga target yang semula 500 Ha
turun menjadi 25 Ha di 1 Provinsi.
 Fasilitas Teknis Dukungan Produksi Sayuran dan Tanaman Obat
Kegiatan fasilitasi teknis dukungan produksi sayuran dan tanaman obat antara lain
bertujuan: 1) Melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan kegiatan peningkatan
produksi dan produktivitas sayuran dan tanaman obat dalam berbagai aspek kepada
para pelaku usaha sayuran dan tanaman obat, 2) Meningkatkan kapabilitas petugas
yang menangani pengembangan sayuran dan tanaman obat melalui TOT serta Apresiasi
Petugas, 3) Menyiapkan petugas yang mampu mendampingi petani dalam menerapkan
GAP/SOP sayuran dan tanaman obat, 4) Memberdayakan kelembagaan petani sayuran
dan tanaman obat di kawasan pengembangan sayuran dan tanaman obat, agar mampu
membangun kemandirian secara ekonomi. Target kegiatan ini adalah terlaksananya
kegiatan pembinaan, pendampingan, monitoring dan evaluasi teknologi produksi
sayuran dan tanaman obat serta kegiatan pemberdayaan petugas dan petani di 33
Propinsi.

 Capaian Kegiatan Direktorat Buah dan Florikultura


a) Pengembangan Kawasan Jeruk
Tujuan kegiatan adalah meningkatkan ketersediaan benih bermutu jeruk dari varietas
unggul untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman jeruk.
Target output jumlah benih jeruk yang tersedian yang ditetapkan dalam PK revisi
tahun 2018 adalah sebesar 640.300 batang yang meliputi pengadaan di satker pusat
dan 18 satker provinsi. Realisasi pengadaan di satker pusat adalah 15.000 batang
(100%) dan di daerah sebanyak 635.300 batang (101,56%). Kabupaten penerima
bantuan yakni Kabupaten Bone. Varietas jeruk yang diperbantukan untuk Kabupaten
Bone yakni Jeruk varietas Pamelo Nambangan, adapun kelompok penerima lainnya
tersebar di Provinsi Aceh; Sumatera Utara; Sumatera Barat; Lampung; Bengkulu;
Kepulauan Bangka; Belitung; Jawa Barat; Jawa Tengah; Jawa Timur; Kalimantan Barat; Bali;
Nusa Tenggara Barat; Sulawesi Utara; Sulawesi Tenggara; Maluku Utara; Gorontalo serta
Papua dengan kategori berhasil.
b) Mangga
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, pencapaian kinerja Direktorat Buah dan
Florikultura untuk pengembangan kawasan mangga dapat dikatakan cukup berhasil.
Hanya di Kabupaten Cirebon dan Indramayu tidak dapat dilaksanakan 100%, dimana
kedua kegiatan tersebut merupakan program Bekerja akibat adanya keterbatasan
lahan dan keterbatasan warga rumah tangga miskin (RTM).
Mangga juga merupakan salah satu komoditas yang berpotensi untuk diekspor.
Dengan adanya pengembangan kawasan mangga tahun 2018, diharapkan
pengembangan kawasan mangga dapat terbentuk dan semakin berkembang luas.
Dengan terbentuknya kawasan mangga, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
lokal dan meningkatkan ekspor. Kawasan tersebut tersebar di Provinsi Jawa Barat;
Jawa Tengah; Jawa Timur; DIY; Bali; NTT; Sulawesi Tengah; Sulawesi Selatan;
Kalimantan Selatan; Papua; Papua Barat.

69
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 61


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

c) Manggis
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, pencapaian kinerja Direktorat Buah dan
Florikultura khususnya dalam pengembangan kawasan manggis dapat dikatakan
berhasil. Salah satu Kabupaten yang tidak dapat merealisasikan seluruh luas area
kawasan adalah Kabupaten Garut, dimana hanya terealisasi sebanyak 340 ha dari
target 497 ha (68,41%) karena ketinggian wilayah lebih dari 1.000 meter dpl sehingga
hanya terdapat 340 ha yang sesuai untuk pengembangan manggis.

Salah satu negara yang menjadi peluang tujuan ekspor manggis terbesar adalah
Tiongkok (Cina) dengan mempersyaratkan manggis yang diekspor berasal dari
kebun yang telah teregistrasi GAP. Hasil dari penandatangan protokol impor tahun
2017 adalah diekspornya manggis Indonesia ke Cina/Tiongkok pada awal tahun 2018
dimana peresmian launching ekspornya dilaksanakan di bandara Soekarno Hatta.
Diawali dengan manggis Purwakarta dan Subang kemudian disusul oleh manggis
dari Tabanan (Bali) dan Lima Puluh Kota (Sumatera Barat), diharapkan manggis-
manggis dari daerah lain dapat mengikuti manggis unggulan tersebut untuk diekspor.
Dalam rangka mendukung dan mempersiapkan ekspor manggis ke Tiongkok, dimulai
dari tahun 2016 sampai dengan sekarang Direktorat Buah dan Florikultura bersama
Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten sentra manggis melakukan registrasi kebun
manggis dan surveilance kebun-kebun manggis yang telah habis masa berlakunya.
Kawasan manggis tersebar di Provinsi Jawa Barat; Jawa Timur; Sumatera Barat;
Lampung; Bali dan Banten.

d) Pisang
Pengembangan kawasan pisang Tahun 2018 terdiri dari pengembangan kawasan
regular seluas 140 Ha dan Program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera
(#BEKERJA) Berbasis Hortikultura seluas 276 Ha. Bantuan bantuan Program
#Bekerja dialokasikan kepada rumah tangga miskin-petani (RTMP). Pengembangan
kawasan pisang regular seluas 20 Ha di Provinsi Lampung merupakan lanjutan
pemeliharaan kebun komersial yang diinisiasi mulai tahun 2016 dan dibiayai hingga
tahun 2019. Pengembangan kawasan pisang yang tidak terealisasi adalah
pengembangan kawasan pisang program #Bekerja di Kabupaten Bone, Brebes dan
Banyumas. Hal tersebut disebabkan oleh gagalnya pengadaan kegiatan #Bekerja
khususnya untuk pengadaan benih pisang bersertifikat. Beberapa kondisi seperti
waktu pengadaan untuk benih pisang bersertifikat yang terlalu singkat serta tidak
adanya pihak ketiga yang mengikuti lelang menyebabkan terjadinya gagal lelang.
Perluasan kawasan guna menyediakan suplai buah sepanjang tahun; peningkatan
mutu dan produktivitas melalui upaya intensifikasi dan penerapan budidaya yang
benar (GAP); serta upaya mendorong pelaksanaan registrasi kebun oleh dinas
pertanian provinsi dilakukan oleh pemerintah pusat. Pada tahun 2018, jumlah kebun
pisang teregistrasi sebanyak 128 kebun. Dengan mendukung peningkatan produksi,
mutu serta produktivitas pisang diharapkan Indonesia dapat membuka akses
pasarnya ke pasar internasional.
Kawasan pisang tersebar di Provinsi Jawa Barat; Sulawesi Selatan; Sulawesi Utara;
Jawa Tengah; Sulawesi Tengah; Sumatera Utara dan Lampung.

70
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

62 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

e) Pengembangan Kawasan Buah Lainnya


Pengembangan kawasan buah lainnya meliputi durian, salak, duku, lengkeng,
srikaya, sukun, nenas, dan pepaya. Berikut rincian per komoditas untuk
pengembangan kawasan buah lainnya.
Durian dianggap sebagai king of tropical fruit dan merupakansalah satu kekayaan
alam tropis Indonesia dengan beragam varietas lokal yang tersebar di seluruh
Indonesia, seperti Bawor, Petruk, Bokor, Tembaga, dsb. Tahun 2018, alokasi
pengembangan durian hanya untuk 2 kabupaten, yaitu Kebumen dan Trenggalek
dengan total luas kawasan 20 ha.

Salak, merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia dimana negara
tujuan ekspor salak Indonesia terbesar adalah Tiongkok, Singapura, Hong Kong,
Timur Tengah (Uni Emirat Arab) dan Kamboja. Permintaan yang besar terutama
adalah salak pondoh yang sentranya ada di Kabupten Magelang dan Sleman. Tahun
2018 alokasi pengembangan salak untuk Kabupaten Magelang seluas 25 ha.
Pencapaian kinerja dalam pengembangan kawasan salak mencapai 0% dan dapat
dikatakan kurang berhasil. Permasalahan yang menyebabkan target output dalam
kegiatan pengembangan kawasan salak di Kabupaten Magelang tidak dapat
terealisasi karena tidak tersedianya benih salak bersertifikat. Pengadaan benih tidak
dapat dilakukan karena penangkar yang ada belum terdaftar di BPSB.
Duku, merupakan tanaman tropis Indonesia, dan hanya tumbuh di beberapa daerah.
Sentra duku terutama di Sumatera Selatan yaitu di Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Pengembangan komoditas ini kurang berhasil karena tidak tersedianya benih
bersertifikat. Kasusnya sama dengan komoditas salak.

Lengkeng, Dalam rangka mengurangi lengkeng impor, pada tahun 2018 Ditjen
Hortikultura telah mengeluarkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH)
dengan mengatur jadwal masuknya lengkeng yaitu selain bulan Juli dan Agustus, hal
ini berdasarkan hasil identifikasi di lapangan bahwa musim panen lengkeng di sentra-
sentra produksi terjadi pada bulan Juli-Agustus. Lengkeng akan menjadi salah satu
prioritas dalam pengembangan buah masa depan, dengan mengurangi komoditas-
komoditas yang sudah mulai surplus neraca perdagangannya seperti mangga dan
manggis. Pengembangan kawasan lengkeng dari dana APBN tahun 2011 hingga
2018 baru mencapai 313 Ha, namun demikian berdasarkan hasil identifikasi di
lapangan, pengembangan lengkeng secara swadaya telah mencapai 300.000 pohon
atau setara dengan 1.500 Ha. Kawasan pengembangan lengkeng berada di
Kabupaten Jepara; Wonogiri; Blora; dan Tuban dengan total luas 50 ha.

Srikaya, merupakan buah tropis yang sudah mulai langka, namun adanya
pengembangan teknologi, terutama dalam aspek pemuliaan, saat ini sudah mulai
dikembangkan srikaya tanpa biji. Oleh karena itu buah srikaya sangat berpotensi
untuk dikembangkan. Pada tahun 2018 kegiatan pengembangan srikaya berhasil di
Kabupaten Gresik seluas 10 ha.
Sukun, banyak dikembangkan di daerah Papua dan Papua Barat, sebagai sumber
pangan masyarakat. Pada Tahun 2018, alokasianggaran untuk pengembangan
sukun di Kota Sorong dialihkan ke Kabupaten Sorong dengan total luas 20 ha.

71
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 63


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Nenas, merupakan buah tropik dan Indonesia merupakan produsen terbesar di Asia,
tentunya memiliki peluang besar untuk memenuhi permintaan pasar ekspor nenas.
Beberapa negara seperti Amerika juga sudah mulai melirik akan mengimpor nenas
dari Indonesia. Pada Tahun 2018, pengembangan kawasan nenas fokus dialokasikan
untuk kabupaten Prabumulih seluas 25 ha.
Pepaya, Pengembangan kawasan pepaya TA. 2018 dilaksanakan di 4 (empat)
provinsi yaitu Provinsi Lampung Selatan, Banten, Jawa Barat dan Nusa Tenggara
Barat di 5 (lima) kabupaten yaitu Lampung Selatan, Pandeglang, Cirebon,
Tasikmalaya dan Lombok Tengah, dengan target luasan seluruhnya 100 ha.
f) Kawasan Florikultura
Pada Tahun 2018, pengembangan kawasan florikultura dialokasikan untuk 10
kabupaten di 6 Provinsi, dengan komoditas yang memiliki potensi ekspor seperti
krisan, anggrek, dracaena, melati serta tanaman pot dan lanskap untuk memenuhi
kebutuhan di pasar domestik.Target dan realisasi pengembangan kawasan
florikultura pada tahun 2018 dikemukakan pada tabel berikut :

Krisan, Pengembangan kawasan krisan terdapat di Kabupaten Cianjur; Bandung


Barat; Batu; Gowa; Bantaeng dan Kota Tomohon dengan total pengembangan
7.600 m2.
Florikultura Lainnya, terdiri dari Kabupaten Sukabumi pengembangan Dracaena;
Kabupaten Batang komoditas Melati; Kabupaten Tangerang Selatan dengan
Anggrek; dan Kota Makassar dengan pengembangan Tanaman Pot dan Lanskap.
Total pengembangan 1,45 ha.
 Capaian Kegiatan Direktorat Perbenihan Hortikultura
a) Capaian Output Benih Jeruk
Tujuan kegiatan adalah meningkatkan ketersediaan benih bermutu jeruk dari varietas
unggul untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman jeruk.
Sasaran kegiatan adalah meningkatnya ketersediaan benih bermutu jeruk untuk
mendukung peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman jeruk.

Target output produksi benih jeruk yang ditetapkan dalam PK revisi tahun 2018
adalah sebesar 640.300 batang yang meliputi pengadaan di satker di pusat dan 18
satker provinsi. Realisasi sebesar 644.300 batang atau mencapai 100,62 % dari
target benih jeruk. Namun demikian, apabila dibanding dengan volume pada target
dalam DIPA/POK revisi sebesar 657.300 batang, maka realisasi capaian dari output
benih jeruk hanya sebesar 98.02%.
Kegiatan fasilitasi bantuan benih Jeruk yang dilaksanakan di pusat sebesar 15.000
batang sebagai pelaksana kegiatan Direktorat Perbenihan Hortikultura dapat
terealisasi 100%. Kabupaten penerima bantuan yakni Kabupaten Bone. Varietas
jeruk yang diperbantukan untuk Kabupaten Bone yakni Jeruk varietas Pamelo
Nambangan, yaitu KT Padaelo, Ds Maddanreng Pulu, Kec. Patimpeng, KT
Campalagia Ds Massila, Kec. Patimpeng; KT Samarennu, Ds. Madanreng Pulu, Kec.
Patimpeng; KT Bulie II, Ds. Bulie, Kec. Sibulue; KT Batu Jongae 2, Ds. Gattareng ,
Kec. Salomekko; KT Beringin, Ds. Gatarreng, Kec. Salomekko; KT Atakkae Ds
Gattareng Kec. Salomekko; dan KT Lempongeng, Ds Bulie, Kec. Sibulue.

72
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

64 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

b) Capaian Output Benih Buah Lainnya


Target total output produksi benih buah lainnya yang ditetapkan tahun 2018 sebesar
1.524.663 batang, terdiri dari benih mangga 607.502 batang, benih manggis 245.000
batang, benih pisang 340.000 batang, dan benih buah lainnya sebanyak 332.161
batang. Adapun benih Mangga, dengan rincian di pusat yakni 45.000 batang dan di
daerah sebanyak 562.502 batang. Benih Manggis dengan rincian di pusat yakni
36.000 batang dan di daerah sebanyak 209.000 batang, total 245.000 batang. Benih
Pisang di pusat sebanyak 12.000 batang dan di daerah sebanyak 328.000 batang,
total 340.000 batang. Benih buah lainnya yang terdiri dari durian, salak, sukun dan
kelengkeng dengan rincian kegiatan di pusat 81.000 batang dan daerah sebanyak
251.161 batang, dengan total 332.161 batang. Pengadaan benih dilaksanakan di 28
satker provinsi, dan terealisasi sebesar 1.399.663 batang atau sekitar 91,80 %.
Rendahnya realisasi tersebut disebabkan beberapa faktor, yakni adanya kelompok
penerima yang menolak varietas buah tertentu, dikarenakan tidak sesuai dengan
kondisi agroklimatnya. Selain itu, karena adanya Kabupaten yang tidak
melaksanakan lelang, dikarenakan tidak cukup waktunya untuk lelang.
c) Capaian Output Benih Bawang Merah
Produksi benih bawang merah dilaksanakan oleh BBH di 19 propinsi melalui dana
dekonsentrasi. Perbanyakan benih bawang merah dapat dilakukan bekerja sama
dengan penangkar benih setempat yang kompeten dengan kesepakatan secara
tertulis dan BBH tetap memenuhi target output yang telah ditetapkan. Target output
produksi benih bawang merah yang ditetapkan 597.000 kg, terealisasi sebesar
502.182 kg atau sekitar 84,11%. Perbanyakan benih bawang merah tidak dapat
mencapai target karena eterbatasan waktu pelaksanaan akibat koordinasi internal di
Satker daerah yang terlambat dalam proses penyediaan dokumen seperti yang
terjadi di Provinsi Jawa Tengah. Juga masih rendahnya penguasaan teknologi dan
kompetensi SDM perbanyakan benih bawang merah serta kurang tersedianya
fasilitas penyimpanan benih bawang merah di daerah penerima seperti yang terjadi di
Kalimantan Tengah. Sementara di Provinsi Sumatera Utara terkendala cuaca,
bencana alam berupa gempa bumi, tsunami dan liquifaksi seperti yang terjadi di
Sulawesi Tengah.
d) Capaian Output Benih Cabai
Tujuan dari kegiatan ini adalah memasyarakatkan penggunaan benih cabai bermutu
dari varietas unggul. Sasaran yang akan dicapai adalah meningkatnya penggunaan
benih cabai bermutu dari varietas unggul dalam mendukung peningkatan produksi,
produktivitas dan mutu produk tanaman cabai. Pengadaan atau penanaman benih
cabai dalam polybag/wadah harus dari varietas yang telah dilepas/didaftar oleh
Menteri Pertanian.
Produksi benih cabai dilaksanakan oleh BBH di 32 propinsi melalui dana Tugas
Pembantuan dan dua provinsi gagal melaksanakan yaitu Provinsi Banten, Kalbar dan
Sulawesi Utara. Target output produksi benih cabai ditetapkan tahun 2018 sebesar
1.000.000 batang terealisasi sebesar 960.000 batang atau sekitar 96,00%
e) Capaian Output Benih Sayuran Lainnya
Tujuan kegiatan adalah meningkatkan ketersediaan benih benih sayuran lainnya,
khususnya dalam hal ini benih bawang putih. Sasaran kegiatan adalah meningkatnya
73
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 65


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

ketersediaan benih bawang putih untuk mendukung peningkatan produksi,


produktivitas dan mutu produk bawang putih. Kegiatan dilaksanakan di dua provinsi
dan 5 kabupaten/kota melalui dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Target
output produksi benih bawang putih dalam PK Revisi terakhir tahun 2018 sebesar
190.000 kg dan terealisasi sebesar 103.000 kg atau sekitar 54,21%.
Satker provinsi yang tidak mencapai realisasi target Provinsi Jawa Tengah, Sulawesi
Selatan dan Kabupaten Solok.
f) Capaian Output Sertifikasi Benih Hortikultura
Benih bermutu hortikultura merupakan salah satu dari kunci keberhasilan budidaya
hortikultura. Dalam Permentan nomor 48 tahun 2012 tentang Sertifikasi, Produksi
dan Pengawasan Mutu Benih disebutkan bahwa benih bermutu diperoleh melalui
proses sertifikasi :
o Pengawasan pertanaman dan pasca panen oleh BPSB;
o Sistem Manajemen Mutu (SMM) oleh LSSM terakreditasi KAN dengan ruang
lingkup perbenihan; dan
o Terhadap produk benih oleh LSPro terakreditasi KAN.
o Kegiatan sertifikasi dalam PK revisi terakhir tahun 2018 ditargetkan sebanyak
1.680 unit sertifikasi dan realisasi capaian sertifikasi sampai akhir tahun 2018
mencapai 5,233 unit sertifikasi atau sebesar 311,49 % dari yang telah ditargetkan
untuk tahun 2018. Provinsi yang memiliki capaian sertifikasi tertinggi yaitu Provinsi
Jawa Tengah dengan realisasi sertifikasi sebesar 1.124 unit sertifikasi, capaian ini
jauh lebih tinggi dari target sertifikasinya yang hanya sebesar 100 unit sertifikasi.
g) Capaian Output Sarana dan Prasarana Benih Hortikultura
Peran Balai Benih Hortikultura (BBH) sebagai ujung tombak dalam penyediaan benih
bermutu sangat penting sehingga upaya peningkatan keterampilan dan
kemampuannya perlu dilakukan. Untuk memperkuat peranan produsen benih baik
milik pemerintah maupun swasta dalam memproduksi benih bermutu, pemerintah
memfasilitasi sarana prasarana produksi benih hortikultura yang memadai.
Target output sarana dan prasarana Perbenihan Hortikultura yang ditetapkan dalam
PK Revisi terakhir tahun 2018 sebesar 61 unit, terealisasi sebesar 46 Unit atau
sekitar 75,41 %. Realisasi output sarana dan prasarana benih terendah yaitu Satker
Provinsi Jawa tengah. Di Provinsi ini sejumlah sarana dan prasarana diantara berupa
screen house yang direncanakan di Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo tidak
terealisasi karena adanya ketakutan dan koordinasi internal yang kurang optimal.
h) Capaian Output Fasilitasi Teknis dukungan perbenihan hortikultura
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015, tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Direktorat Perbenihan Hortikultura
mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta
bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan penyediaan benih hortikultura.
Untuk mendukung kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura dalam melaksanakan
Koordinasi dan sinkronisasi di Direktorat Perbenihan Hortikultura (Pusat), Balai Benih
Hortiklutura (BBH), Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura (BPSBTPH), dan TP Kabupaten/kota.

74
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

66 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

i) Capaian Kegiatan Direktorat Perlindungan Hortikultura


Gerakan Pengendalian OPT
Gerakan pengendalian OPT antara lain dilaksanakan dengan penyediaan sarana
prasarana pengendalian OPT, pembinaan teknis, monitoring dan pelaporan,
dilaksanakan oleh jajaran UPTD BPTPH di 33 propinsi. Pelaksanaan gerakan
pengendalian OPT hortikultura di lapang, diarahkan pada daerah serangan endemis,
daerah sumber infeksi, daerah serangan baru, dan daerah eksplosi dengan
melibatkan petani/kelompok tani/PPAH dan Klinik PHT binaan Lab. PHP / Lab. Agens
Hayati secara langsung sebagai upaya pengelolaan OPT agar tidak menimbulkan
kerugian secara nyata.
j) Capaian Output Desa Pertanian Organik
Tahun 2018 output Desa Pertanian Organik bidang hortikultura merupakan tahun
pertama pelaksanaan oleh Direktorat Perlindungan Hortikultura dengan target 250
desa dan merupakan kelanjutan dari pelaksanaan 2016 baik lokasi maupun
kelompok taninya. Alokasi anggaran DPO pada Tahun 2018 untuk 250 desa di 24
propinsi sebesar Rp. 12.500.000.000 dengan capaian realisasi Rp. 12.055.290.209
(96,44%). Hal ini karena tidak terlaksananya kegiatan DPO di Propinsi Kepulauan
Riau, yang disebabkan oleh keterbatasan manajemen Sumber Daya Manusia
(SDM). Ada tiga komponen pada kegiatan DPO yaitu :

• Identifikasi
Hasil re-identifikasi calon petani dan calon lokasi pelaksanaan Kegiatan Desa
Pertanian Organik (DPO) tahun 2018, menunjukkan bahwa sejumlah 142 desa
merupakan kelompok tani/desa baru, dan 102 desa merupakan desa lama sesuai
dengan alokasi kegiatan pada tahun 2016.
• Fasilitasi Bantuan
Fasilitasi bantuan yang disalurkan bernilai Rp. 50.000.000 per desa dengan
komponen bantuan berupa bahan input yang sudah bersertifikat organik dan atau
bahan input yang dihasilkan oleh LPHP/LAH/Klinik PHT dengan justifikasi
penyedia bahwa bahan baku tidak mengandung unsur kimia. Selain itu, komponen
bantuan juga disediakan berupa sarana atau peralatan sederhana untuk
memproduksi bahan input organik. Realisasi bantuan yang telah dialokasikan
sebanyak 248 Desa (99,22%), karena terdapat 2 (dua) desa yang tidak tereliasasi
penyalurannya. Hal ini disebabkan keterbatasan manajemen SDM.
• Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Monitoring, evaluasi dan pelaporan telah dilakukan ke 250 Desa di 24 Propinsi
lokasi DPO, yang dalam pelaksanaannya, sekaligus memberikan bimbingan teknis
secara periodik oleh tenaga petugas pendamping/fasilitator. Selain itu petugas
UPTD BPTPH dan LPHP juga melakukan pengawalan dan pemantauan, yang
mengacu pada Standar Sistem Pertanian Organik, sampai kelompok tani siap
didaftarkan untuk disertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Organik (LSO). Namun
demikian dari hasil laporan pelaksanaan, Propinsi Kepulauan Riau tidak dapat
merealisasikan komponen monitoring, evaluasi dan pelaporan karena
keterbatasan SDM.

75
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 67


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

k) Dukungan Gerakan Pengendalian OPT Lainnya


• Penguatan Kelembagaan OPT
Kelembagaan Perlindungan Hortikultura merupakan garda terdepan penerapan
budidaya ramah lingkungan sesuai prinsip PHT dalam mendukung pengamanan
produksi komoditas strategis hortikultura. Pendampingan penguatan kelembagaan
dilakukan pada LPHP/LAH pada sentra produksi pengembangan kawasan
hortikultura yang pada tahun 2018 dilaksanakan pada 150 LPHP/LAH dan Klinik PHT
di 31 UPTD BPTPH. Untuk meningkatkan pelayanan sistem manajemen mutu LPHP,
maka tahun 2018 telah dilakukan penguatan kelembagaannya sesuai ISO 9001 :
2015, melalui sertifikasi LPHP/LAH di 11 LPHP/LAH.
l) Capaian Kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura
Sertifikasi Standar, Mutu dan Pemasaran Hortikultura
Kegiatan sertifikasi standar, mutu dan pemasaran hortikultura pada tahun 2018
sebanyak 100 unit, dialokasikan pada 22 Provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah,
DIY, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan,
Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara
Barat, Nusa Tenggara Timur, Bengkulu dan Banten.
Berdasarkan pengukuran kinerja sertifikasi standar, mutu dan pemasaran hortikultura
Tahun 2018, dari target output sebanyak 100 unit, dapat dicapai 85 unit (100%).
m) Fasilitas Pascapanen dan Pengolahan Cabai dan Bawang Merah
Target sarana prasarana pascapanen berjumlah 186 unit, yang terdiri dari Provinsi
Jawa Barat (3 unit), Kab. Temanggung (4 unit), Provinsi Jawa Tengah (4 unit), Kab.
Malang (2 unit), Kab. Nganjuk (10 unit), Provinsi Bali (1 unit), Kab. Bima (1 unit), Kab.
Lombok Timur (1 unit) dan pengadaan di pusat yang dialokasikan ke daerah
sebanyak 160 unit.
n) Fasilitas Pascapanen dan Pengolahan Hortikultura Lainnya
Target sarana prasarana pengolahan adalah sebanyak 99 unit yang dialokasikan ke
Provinsi Jawa Barat (2 unit), Kab Cianjur (1 unit), Kab. Bandung (1unit), Kab.
Sumedang (1 unit), Kab. Tasikmalaya (2 unit), Kab. Kuningan (1 unit), Kab. Grobogan
(1 unit), Kab. Temanggung (1 unit), Provinsi Jawa Tengah (2 unit), Kab. Magelang (1
unit), Kab. Sragen (1 unit), Kab. Banjarnegara (1 unit), Provinsi DIY (2 unit), Provinsi
Jawa Timur (2 unit), Kab. Malang (7 unit), Kab. Nganjuk (2 unit), Provinsi Aceh (5
unit), Provinsi Sumatera Utara (2 unit), Kab. Agam (2 unit), Kab. Solok (4 unit),
Provinsi Riau (3 unit), Provinsi Jambi (3 unit), Kab. Kerinci (1 unit), Provinsi Sumatera
Selatan (4 unit), Provinsi Lampung (3 unit), Provinsi Kalimantan Barat (3 unit),
Provinsi Kalimantan Selatan (6 unit), Kab. Tapin (1 unit), Provinsi Kalimantan Timur
(2 unit), Kota Palu (3 unit), Provinsi Sulawesi Tengah (1 unit), Kab. Pinrang (1 unit),
Kab. Jeneponto (2 unit), Kab. Enrekang (2 unit), Provinsi Sulawesi Selatan (3 unit),
Kab Bantaeng (1 unit), Kab. Maros (1 unit), Kab. Sinjai (1 unit), Provinsi Sulawesi
Tenggara (2 unit), Provinsi Nusa Tenggara Barat (3 unit), Kab. Lombok Timur (2 unit),
Provinsi Nusa Tenggara Timur (6 unit), Provinsi Bengkulu (2 unit) dan Provinsi
Banten (2 unit).

76
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

68 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

o) Fasilitasi Teknis Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Target bimbingan teknis peningkatan nilai tambah dan daya saing hortikultura adalah
sebanyak 21 kali yang dialokasikan untuk Provinsi DKI Jakarta (1 kali), Provinsi Jawa
Barat (2 kali), Provinsi DI Yogyakarta ( 1 kali), Provinsi Jawa Timur (1 kali), Provinsi Aceh
(1 kali), Provinsi Sumatera Utara ( 1 kali), Provinsi Sumatera Barat (1 kali), Provinsi
Jambi (1 kali), Provinsi Sumatera Selatan (1 kali), Provinsi Lampung (1 kali), Provinsi
Kalimantan Tengah (1 kali), Provinsi Kalimantan Selatan (1 kali), Provinsi Sulawesi
Selatan (1 kali), Provinsi Bali (1 kali), Provinsi Nusa Tenggara Barat (1 kali), Provinsi
Bengkulu (1 kali) dan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura (4 kali).
Pencapaian Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun
2018 secara ringkas dapat dilihat pada Tabel berikut:
p) Capaian Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura
Terwujudnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di lingkungan Direktorat
Jenderal Hortikultura.
Sasaran Evaluasi yang diharapkan adalah Laporan Hasil Evaluasi atas Implementasi
Sistem Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian
yang berisi rekomendasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki manajemen
kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja khususnya kinerja pelayanan publik di
unit kerja Direktorat Jenderal Hortikultura. Berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun
2018, ditetapkan target indikator kinerja nilai AKIP Direktorat Jenderal Hortikultura
Tahun 2018 berdasarkan penilaian Inspektorat Jenderal adalah 82,50%. Namun
demikian, realisasi implementasi SAKIP 2018 belum dapat diukur nilainya karena
karena evaluasi Inspektorat Jenderal baru akan dilakukan sekitar bulan Juli atau
Agustus 2019. Namun demikian rata-rata peningkatan nilai SAKIP 3 tahun terakhir
adalah sebesar 3,77%. Hal ini menunjukkan komitmen Direktorat Jenderal
Hortikultura untuk terus memperbaiki dan meningkatkan kinerja dari tahun ke tahun.
Nilai Kinerja (NK) (berdasarkan PMK 214 Tahun 2017 merupakan indikator kedua
yang menggambarkan terwujudnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
Berdasarkan tampilan dashboard kinerja pada aplikasi SMART diketahui bahwa
Direktorat Jenderal Hortikultura mendapatkan nilai kinerja sebesar 77,73 sehingga
dapat termasuk kategori penilaian “baik”.
Terwujudnya Pengelolaan Keuangan Yang Akuntabel Di Lingkungan Direktorat
Jenderal Hortikultura
Pengelolaan keuangan yang akuntabel digambarkan ke dalam dua indicator yaitu 1)
rasio rekomendasi BPK yang ditindaklanjuti terhadap total rekomendasi yang
diberikan dan 2) Rasio tindaklanjut kejadian atas temuan lnspektorat Jenderal
Kementerian Pertanian di lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura terhadap total
kejadian atas temuan.
Pada tahun 2018 terdapat Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK (cq), Direktorat
Jenderal Hortikultura mendapatkan rekomendasi sebanyak 19 rekomendasi.
Berdasarkan hasil rekonsiliasi dengan BPK, sampai dengan 31 Desember 2018
sebanyak 18 rekomendasi dari 19 rekomendasi yang disampaikan BPK telah
ditindaklanjuti, sedangkan 1 rekomendasi atau 1 temuan masih dalam proses tindak
lanjut yaitu terkait penghapusan/hibah aset tetap. Dengan demikian dapat diperoleh
rasio tindak lanjut rekomendasi BPK sebesar 94,74%.
77
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 69


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Untuk indicator kedua merupakan rasio tindaklanjut kejadian atas temuan lnspektorat
Jenderal Kementerian Pertanian. Pada tahun 2017 terdapat 136 Laporan Hasil
Pengawasan dari Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian dengan total kejadian
sebanyak 640 kejadian/temuan. Dari 640 kejadian/temuan, telah ditindaklanjuti
sebanyak 513 kejadian, sehingga diperoleh rasio tindaklanjut kejadian atas temuan
lnspektorat Jenderal Kementerian Pertanian di lingkup Direktorat Jenderal
Hortikultura sebesar 80,16%. Sisa kejadian sebanyak 127 kejadian akan
ditindaklanjuti pada tahun 2019.

78
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

70 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

E. Pelaksanaan Program Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan


Berkelanjutan

1. Realisasi Output Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan dan Penyegar


Capaian fisik kegiatan pengembangan Tanaman Tahunan dan Penyegar yaitu:
a. Pengembangan Tanaman Kopi dengan capaian fisik 88,73%.
b. Pengembangan Tanaman Kakao dengan capaian fisik 93,12%.
c. Pengembangan Tanaman Karet dengan capaian fisik sebesar 100,00%.
d. Pengembangan Tanaman Kelapa dengan capaian fisik sebesar 94,95%.
e. Pengembangan Tanaman Tahunan dan Penyegar Lainnya dengan capaian fisik 90,19%.
f. Pengembangan Perkebunan di Daerah Perbatasan capaian fisik sebesar 100,00%.
g. Fasilitasi teknis dukungan pengembangan tanaman tahunan dan penyegar dengan
realisasi fisik sebesar 88,71%.

2. Dukungan Perlindungan Perkebunan


Capaian fisik kegiatan dukungan perlindungan perkebunan antara lain yaitu:
a. Penanganan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Tanaman Perkebunan dengan
capaian fisik 100,00%.
b. Penanganan Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran Lahan dan Kebun
dengan capaian fisik 100,00%.
c. Pengembangan Desa Pertanian Organik Berbasis Komoditas Perkebunan dengan
capaian fisik 100,00%.
d. Fasilitasi teknis dukungan perlindungan perlindungan Perkebunan dengan capaian fisik
95,70%.
e. Penanganan Gangguan dan Konflik Usaha Perkebunan dengan capaian fisik 95,70%.
f. Dukungan Perlindungan Perkebunan dengan capaian fisik 100,00%.

3. Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi


Proteksi Tanaman Perkebunan
Realisasi fisik kegiatan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi
Proteksi Tanaman Perkebunan yaitu:

78
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 71


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

a. Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan dengan capaian fisik
100,00%;
b. Pengembangan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan dengan capaian fisik 100,00%;
c. Fasilitasi Teknis Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih serta Penyiapan
Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan dengan capaian fisik 75,27%;
d. Layanan Dukungan Manajemen Eselon I dengan capaian fisik 93,31%.
e. Layanan Internal (Overhead) dengan capaian fisik 97,74%;
f. Layanan Perkantoran dengan capaian fisik 93,71%.

4. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya


Capaian fisik kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknsi Lainnya yaitu:
a. Layanan Dukungan Manajemen Eselon I dengan capaian fisik 80,15%.
b. Layanan Internal dengan capaian fisik 88,78%.
c. Layanan Perkantoran dengan capaian fisik 85,54%.

5. Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah


Capaian fisik kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah yaitu:
a. Pengembangan Tanaman tebu dengan capaian fisik 82,04%;
b. Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah Lainnya dengan capaian fisik 97,34%;
c. Fasilitasi Teknis Dukungan Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah dengan
capaian fisik 93,54%.

6. Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan


Capaian fisik kegiatan Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan yaitu:
a. Fasilitasi pasca panen tanaman perkebunan dengan capaian fisik 100,00%;
b. Fasilitasi Teknis Dukungan Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan dengan capaian fisik 96,21%;
c. Fasilitasi Pengolahan Hasil Perkebunan dengan capaian fisik 100,00%;
d. Pengembangan Penerapan Standarisasi Mutu dan Pembinaan Usaha Perkebunan
dengan capaian fisik 100,00%;
e. Pengembangan Pemasaran Hasil Perkebunan dengan capaian fisik 100,00%;

79
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

72 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

7. Dukungan Perbenihan Tanaman Perkebunan


Capaian fisik kegiatan Dukungan Perbenihan Tanaman Perkebunan yaitu:
a. Penyediaan Benih Unggul Tanaman Perkebunan dengan capaian fisik 82,58%;
b. Fasilitasi Teknis Dukungan Penyediaan Benih Unggul Tanaman Perkebunan dengan
capaian fisik 88,96%.

8. Perkembangan Ekspor Komoditas Perkebunan pada tahun 2018


Realisasi volumen ekspor komoditas perkebunan pada tahun 2018 dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 29. Perkembangan volume Ekspor Komoditas Strategis Perkebunan

Pertumbuhan volume ekpor komoditas perkebunan meningkat rata-rata 13,90% atau mencapai
304,13% dari target Tahun 2018 sebesar 4,57%. Kenaikan tertinggi pada komoditas cengkeh
(123,04%), sereh wangi (88,33%), nilam 32,62%, lada (11,53%), tembakau (10,90%), kakao
(7,33%), kelapa (5,44%), kelapa sawit (3,22%) dan pala (1,34%). Sedangkan komditas yang
mengalami penurunan ekspor yaitu karet (-6,01%), kacang mete (-7,09), the (-9,52%), panili
(-30,89%) dan kopi (-40,15%).

80
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 73


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Tabel 30. Pertumbuhan volume Ekspor Komoditas Strategis Perkebunan

Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan, 2019 (Diolah)

9. Produksi Gula Tebu


Gula tebu merupakan salah satu komoditas strategis Kementerian Pertanian. Sebagai salah
satu indikator capaian kinerja Ditjen Perkebunan gula berbasis tebu mendapat perhatian
khusus lingkup Ditjen Perkebunan. Produksi gula tebu merupakan IKSP dari sasaran kinerja
terpenuhinya kebutuhan pangan strategis perkebunan. Data produksi gula yang digunakan
bersumber dari BPS dan atau data statistik komoditas perkebunan yang dikelola oleh Ditjen
Perkebunan. Formula yang digunakan dalam menghitung produksi gula tebu adalah
produktivitas gula tebu dikalikan dengan luas panen gula tebu. (produksi gula tebu diperoleh
dari produktivitas tebu dikalikan rendemen).
Evaluasi dan analisis realisasi kinerja dan capaian produksi Gula tebu dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.

81
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

74 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Tabel 31. Analisis realisasi kinerja dan capaian produksi Gula tebu Tahun 2015-2018
Terpenuhinya kebutuhan pangan strategis perkebunan
IK-1 2018 Dibandingkan dengan
Produksi gula tebu
tahun sebelumnya dan 2019 (%)

Tahun Target (Ton) Realisasi (Ton) Capaian (%) Realisasi Capaian

2015 2,972,000 2,497,997 84.05 87.05 92.39


2016 3,270,000 2,204,619 67.42 98.63 115.18
2017 2,400,000 2,121,671 88.40 102.49 87.84
2018 2,800,000 2,174,400 77.66 100.00 100.00
2019 3,000,000 - - 72.48 -
Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan, 2019 (Diolah)

10. Target dan realisasi kinerja tahun ini


Realisasi Kinerja produksi gula tebu Tahun 2018 adalah sebesar 2.174.400 ton atau mencapai
77,66% dari target sebesar 2.800.000 ton dan masuk dalam katagori kurang berhasil.
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa produksi gula tebu Tahun
2018 masuk dalam kakatgori kurang berhasil. Permasalahan tidak tercapainya produksi gula
tebu diantaranya perubahan iklim atau anomali ilkim, Inovasi teknologi budidaya terbarukan
belum optimal, terbatasnya varietas unggul baru yang adatif di lahan kering, dukungan
pengolahan belum optimal, petani meragukan transparansi rendemen, dukungan Kebijakan
dan regulasi belum tepat, distabilitas Harga petani, minimnya kuantitas dan kualitas SDM
pertebuan, Sumber Daya Alam (SDA) terbatas untuk tebu, Minimnya investasi terhadap industri
gula berbasis tebu (Klasifikasi Permasalahan Bab V).

82
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 75


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

F. Pelaksanaan Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis


Peternakan Rakyat

PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS BENIH DAN BIBIT


Permentan Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
peningkatan penyediaan benih dan bibit ternak serta produksi ternak (ruminansia potong,
ruminansia perah, serta unggas dan aneka ternak)
 Penyediaan Benih dan Bibit Ternak Unggul
Pembibitan Ternak Pemerintah dilaksanakan oleh UPT Pusat dan UPT Daerah. Khususnya
UPT Pusat penyediaan benih dilakukan oleh BBIB Singosari, BIB Lembang dan BET
Cipelang. BBIB memproduksi semen beku, sedangkan BET memproduksi embrio. Kegiatan
peningkatan produksi bibit ternak dilaksanakan di 7 UPT, yaitu BBPTU-HPT Baturraden,
BPTU-HPT Indrapuri, BPTU-HPT Padang Mangatas, BPTU-HPT Sembawa, BPTU-HPT
Denpasar, BPTU-HPT Siborongborong, dan BPTU-HPT Pelaihari. Capaian populasi dan
produksi benih dan bibit dapat dilihat pada table berikut .
Tabel 32. Capaian Populasi Produksi Benih dan Bibit Ternak Than 2018
No Produksi Benih/Bibit Satuan Target Realisasi Keterangan
A Produksi Benih Dosis 4.576.700 4.964.257 859 embrio
B Produksi Bibit
1 Sapi/Kerbau Ekor 5.807 7.693
2 Kambing/Domba Ekor 1.050 1.307
3 Babi Ekor 730 448
4 Unggas Ekor 574.794 858.233

 Pengembangan Ternak Ruminansia Potong


Salah satu sasaran utama prioritas nasional di bidang pangan dalam RPJMN Tahun 2015-
2019 adalah produksi daging sapi untuk mengamankan konsumsi di tingkat rumah tangga.
Upaya tersebut perlu adanya jaminan ketersediaan Sapi Indukan melalui penambahan
proses impor. Impor dilaksanakan di 3 (tiga) UPT Ditjen PKH. Sedangkan kegiatan
pengembangan ruminansia potong dilaksanakan dengan penambahan idukan impor dan
pengembangan populasi ternak local. Capaian realisasi sapi potong lokal dengan target
1.860 ekor adalah 1.600 ekor (86%), realisasi ternak kerbau yaitu 30%, realisasi pengadaan
kambing lokal yaitu 99% (Kambing Gembrong di Dinas Bali target 10 ekor, realisasi 7 ekor
akibat ketersediaan kambing gembrong yang sangat terbatas).
 Pengembangan Unggas dan Aneka Ternak
Pemeliharaan unggas serta ternak lainnya (kelinci dan babi) umumnya dilakukan oleh
masyarakat. Secara umum tidak melakukan Good Farming Practice/Good Breeding
Practice. Khusus untuk ternak babi, pemerintah berusaha meningkatkan kualitas daging
babi agar dapat menembus ekspor ke luar negeri. Sedangkan unggas dan kelinci lebih
diutamakan untuk konsumsi dalam negeri (daging dan telur). Pembinaan dilakukan
pemerintah diantaranya memberikan bantuan modal usaha kepada kelompok-kelompok
peternak kelinci dan membentuk kawasan-kawasan agribisnis kelinci. Harapannya kegiatan
yang dilakukan tidak hanya sebagai sampingan tetapi menjadi kegiatan utama.
83
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

76 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Sertifikasi Benih dan Bibit Ternak


Lembaga Sertifikasi Produk Benih dan Bibit Ternak pada tahun 2018, pengajuan sertifikasi
mencapai 19 klien baik dari UPT PKH dan pelaku unggas. (terlampir data sertifikasi).
Peningkatan kompetensi manajemen dilakukan berupa Pemahaman Reproduksi di BET
Cipelang pada bulan Juni 2018. Dalam pelaksanaannya beberpa permasalahan yang
dihadapi adalah belum seluruh pelaku usaha mengajukan sertifikasi dan Kedudukan LSPro
yang masih diperlukan justifikasi kepada KAN.
Tabel 33. Jumlah Sertifikasi Benih Dan Bibit Dari Tahun 2018
No Jumlah Setara Komoditi Produsen Masa Ket
Berlaku
Sppt Sni
1 80 Bull 3,600,000 Semen Beku BIB Lembang 2018 - 2021
2 13 Ekor - Sapi PO UPTD Tuban Jatim 2018 - 2019
PT. Karya
3 13 Ekor - Sapi Sumba Ongol 2018 - 2019
Anugerah Rumpin
4 657 Embrio - Embrio Sapi BET Cipelang 2018 - 2021
BPTU-HPT
5 73 Ekor - Kambing PE 2018 - 2019
Pelaihari
6 94 Bull 4,230,000 Semen Beku BBIB Singosari 2018 - 2021
DOC PS dan FS PT. Japfa Comfeed Seluruh
7 2 Komoditi - 2018 - 2021
Pedaging Indoensia Indonesia
8 2 Komoditi - DOC-FS Pedaging&Petelur PT. Satwa Borneo 2018 - 2019
Jatim,
PT. Charoen
9 1 Komoditi - DOC FS Pedaging 2018 - 2021 NTT dan
Pokphan
Bali
10 4 Komoditi DOC PS dan FS Pedaging & Petelur CV. Missoury 2018 - 2021
11 1 Komoditi - DOC FS Pedaging PT. Panca Patriot 2018 - 2021
12 1 Komoditi - DOC FS Pedaging PT. Janu Putera 2018 - 2021
13 1 Komoditi - DOC FS Pedaging PT. Dinamika 2018 - 2021
14 1 Komoditi - DOC PS Pedaging PT. CJ PIA 2018 - 2021
15 19 Bull 855,000 Semen Beku BIB Kalsel 2018 - 2021
16 4 Bull 180,000 Semen Beku BIBD Bengkulu 2018 - 2021
BPTU-HPT
17 40 Ekor - Sapi Aceh 2018 - 2019
Indrapuri
PT Kerta Mulya
18 1 komoditi - DOC FS Pedaging 2018-2021
Sejahtera
19 1 Komoditi - DOC FS Pedaging PT Ayam Unggul 2018-2021

PENINGKATAN PRODUKSI PAKAN TERNAK


Berdasarkan Permentan Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 Direktorat Pakan mempunyai
tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan
produksi pakan.
 Penanaman dan Pengembangan Tanaman Pakan Berkualitas (Gerbang Patas)
UPSUS SIWAB merupakan kegiatan terintegrasi melalui Sistem Manajemen Reproduksi
termasuk didalamnya penerapan aspek pemenuhan hijauan pakan ternak (HPT) berkualitas
(Gerbang Patas). Outputnya dalam rangka mendukung UPSUS SIWAB Tahun 2018
adalah tertanam dan dikembangkannya tanaman pakan berkualitas pada lokasi UPSUS
SIWAB seluas 338,5 Ha di 11 Provinsi. Setelah refocusing anggaran kegiatan #Bekerja
maka Gerbang Patas menjadi 300,5 Ha di 11 Provinsi, seperti pada tabel berikut :
84
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 77


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Tabel 34. Pengembangan Padang Penggembalaan

No. Provinsi Target (Ha) Realisasi


(Ha) (%)
1. Aceh 25 25 100
2. Kepulauan Riau 10 10 100
3. Sumatera Selatan 10 10 100
4. Lampung 50 50 100
5. Jawa Barat 50 15 30
6. Jawa Tengah 50 50 100
7. DIY 20 20 100
8. Jawa Timur 20 20 100
9. Bali 30 30 100
10. Kalimantan Selatan 13.5 6,75 50
11. Sulawesi Selatan 22 14.5 65,90
Jumlah 300.5 251.25 83,61

 Pengembangan Padang Penggembalaan


Dilaksanakan guna perbaikan kualitas pakan di kawasan padang penggembalaan pada
lokasi kegiatan pengembangan padang penggembalaan. Pelaksanaan kegiatan pada 2
(dua) provinsi yaitu, Provinsi Sulawesi Tenggara (Kab. Konawe Selatan), Provinsi Sulawesi
Tengah (Kab. Poso). Realisasi fisik kegiatan mencapai 100%.
Realisasi fisik kegiatan pengembangan padang penggembalaan sebagai berikut :
No. Provinsi Target lahan (ha) Realisasi
(ha) (%)
1. Sulawesi Tenggara 100 100 100
2. Sulawesi Tengah 100 100 100
Jumlah 200 200 100

 Pemeliharaan Padang Penggembalaan


Dilaksanakan guna adanya perbaikan produksi HPT di padang penggembalaan pada lokasi
kegiatan.Kegiatan ini difasilitasi melalui dana TP APBN pada 5 (lima) Provinsi yaitu, Provinsi
Jawa Tengah, Provinsi Sulawesi Tenggara, Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Nusa
Tenggara Barat dan Provinsi Papua Barat,dengan target pemeliharaan HPT pada lahan
padang penggembalaan seluas 600 Ha. Realisasi fisik dari kegiatan ini seluas 600 Ha atau
100%. Capaian kegiatan pemeliharaan pada kegiatan pemeliharaan padang
penggembalaan :
Tabel 35. Capaian kegiatan pemeliharaan padang penggembalaan

No Provinsi Lokasi Target (Ha) Realisasi


(Ha) (%)
1 Sulawesi Tengah Poso 25 25 100
Morowali Utara 75 75 100
2 Sulawesi Tenggara Kolaka 100 100 100
3 Nusa Tenggara Barat Dompu 100 100 100
4 Jawa Tengah Brebes 100 100 100
5 Papua Barat Fak-Fak 100 100 100
Sorong 100 100 100
TOTAL 600 500 100
85
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

78 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Penguatan Pakan Konsentrat Di UPT


Pelaksanaan pemenuhan pakan konsentrat di 10 (sepuluh) UPT pusat, ditujukan untuk
meningkatkan performans ternak-ternak di UPT dan menjadikan UPT sebagai centre of
excellence. Capaian dua tahun terakhir tersaji dalam Tabel berikut :
Tabel 36. Capaian Kegiatan Pakan Konsentrat di UPT
No. Satker 2017 2018*)
Fisik (Ton) Keuangan (Rp) Fisik (Ton) Keuangan (Rp)
1 BIB Lembang 272,90 1.467.861.369 180,00 1.126.344.600
2 BET Cipelang 898,10 3.821.774.850 641,00 2.649.439.542
3 BPTU HPT Baturaden 2.169,00 8.190.686.000 1.644,00 6.521.950.300
4 BBIB Singosari 352,00 2.240.425.000 227,50 1.686.100.000
5 BPTU HPT Indrapuri 601,00 2.637.266.000 462,00 1.994.938.500
6 BPTU HPT Siborong-Borong 521,43 3.163.784.000 178,95 1.325.192.500
7 BPTU HPT Padang Mangatas 421,40 1.678.112.000 329,43 1.346.730.000
8 BPTU HPT Sembawa 1.288,03 6.474.673.015 1.029,87 5.170.246.531
9 BPTU HPT Pelaihari 764,00 5.109.814.600 518,50 3.431.098.900
10 BPTU HPT Denpasar 675,25 3.582.120.500 832,85 4.219.020.000
TOTAL 7.963,10 38.366.517.334 6.044,10 29.471.60.873
Keterangan: *) data sementara sd. bulan oktober 2018
 Pengawasan Mutu dan Keamanan Pakan
Diselenggarakan pengawasan mutu guna keamanan pakan yang beredar serta memastikan
pakan yang beredar telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) maupun
Persyaratan Teknis Minimal (PTM). Kegiatan pengawasan mutu dan keamanan pakan pada
tahun 2019 dilaksanakan pada 24 provinsi dengan target 1.650 sampel. Sampai dengan
November 2018 telah terealisasi sebesar 969 sampel (58,73%). Capaian terendah tahun
2018 karena terjadi refocusing anggaran
selengkapnya disampaikan pada
Gambar berikut.
Gambar 8. Capaian Kegiatan
Pengawasan Mutu dan Keamanan
Pakan Tahun 2015-2018

 Pengembangan Laboratorium Pakan


Peran laboratorium pakan menjadi semakin penting sejalan meningkatnya kesadaran
masyarakat atas jaminan mutu dan keamanan pakan. Balai Pengujian Mutu Sertifikasi pakan
(BPMSP) di Bekasi merupakan laboratorium pakan nasional perlu didukung oleh laboratorium
pakan daerah yang kompeten dan terakreditasi (ada delapan laboratorium di 6 provinsi),
sehingga semakin tinggi kinerja pakan
dalam pemberian jaminan mutu dan
keamanan melalui kecepatan dan
akurasi hasil pengujian.dapat dilihat
pada gambar berikut. Target
pengembangan laboratorium pakan
tahun 2018 sebesar 1.400 sampel,
telah terealisasi 4.465 sampel atau
318,93%.
86
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 79


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN MENULAR STRATEGIS


DAN PENYAKIT ZOONOSIS
Berdasarkan Permentan Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 Direktorat Kesehatan Hewan
mempunyai tugas yaitu penyiapan perumusan kebijakan; pelaksanaan kebijakan; penyusunan
norma, standard prosedur, dan kriteria; pemberian bimbingan teknis dan supervisi serta
pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan juga urusan ketatausahaan bidang pengamatan
penyakit hewan, pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan, perlindungan hewan,
kelembagaan dan sumber daya kesehatan hewan serta pengawasan obat hewan. Status
kesehatan hewan dilakukan melalui kegiatan pemberantasan Penyakit Hewan Menular
Strategis dan Zoonosis (PHMSZ). Status kesehatan hewan tahun 2018 dengan 79% dengan
capaian yang dihitung secara nasional setelah pengitungan faktor pendukung status kesehatan
hewan yang dicapai pada tahun 2018 selesai.
 Jumlah Wilayah Bebas Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS)
Penetapan daerah Wilayah Bebas Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) pada tahun
2018 terdapat realisasi yang dicapai antara lain :
 Penetapan Pulau Tarakan, Nunukan dan Sebatik, Provinsi Kalimantan Utara sebagai
wilayah bebas rabies (Keputusan Menteri Pertanian Nomor 776/Kpts/PK.320/11/2018
tanggal 6 November 2018);
 Penetapan Pulau Tabuan, Provinsi Lampung bebas rabies (Keputusan Menteri
Pertanian Nomor 783/Kpts/PK.320/11/2018 tanggal 12 November 2018);
 Rekomendasi penetapan bebas rabies Provinsi Papua untuk kemudian diproses dalam
bentuk Keputusan Menteri Pertanian;
 Rekomendasi penetapan bebas rabies di Pulau Makalehi, Buhias, Pahepa,
Tagullandang, Ruang dan Biaro, Provinsi Sulawesi Utara untuk kemudian diproses
dalam bentuk Keputusan Menteri Pertanian.
 Penetapan BBPTU-HPT Baturraden sebagai kompartemen bebas brucellosis
(Keputusan Menteri Pertanian Nomor 311/Kpts/PK.400/4/2018 tanggal 27 April 2018);
 Rekomendasi penetapan bebas brucellosis di Provinsi Banten untuk kemudian diproses
dalam bentuk Keputusan Menteri Pertanian;
 Rekomendasi penetapan bebas brucellosis di Pulau Simeulue, Provinsi Aceh untuk
kemudian diproses dalam bentuk Keputusan Menteri Pertanian
 Rabies
Rabies masih merupakan salah satu penyakit yang mendapatkan prioritas di dalam
pengendaliannya di Indonesia. Target pembebasan rabies di seluruh Indonesia telah
di sinkronkan dengan target yang ditetapkan oleh WHO, FAO dan OIE yaitu pada
tahun 2030. Hingga tahun 2018, wilayah bebas rabies di Indonesia mencapai 163
kabupaten/kota/pulau.
 Brucellosis
Brucellosis atau penyakit keluron merupakan salah satu tantangan yang ada dalam
upaya peningkatan populasi ternak di Indonesia. Target bebas brucellosis di
Indonesia adalah tahun 2025. Kegiatan pengendalian brucellosis yang dilakukan

87
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

80 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

antara lain alokasi vaksin brucellosis sebanyak 54.350 dosis pada 7 provinsi. Untuk
surveilans yang dilakukan, telah dialokasikan sebanyak 51.780 sampel.
 Hog Cholera
Pengendalian dan penanggulangan hog cholera yang dilaksanakan adalah vaksinasi
di daerah endemis dan pengobatan hewan sakit. Tahun 2018 wilayah bebas Hog
Cholera sebanyak 19 kabupaten/kota (Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2014).
Pada tahun 2017 dan 2018 Provinsi Sulawesi Utara melaksanakan vaksinasi secara
massal. Tahun 2018 telah dilakukan vaksinasi sebanyak 45.000 dosis dari anggaran
TP dan 30.000 dosis alokasi dari pusat. Adapun kegiatan surveilans hog cholera
yang dilakukan sebanyak 10.889 sampel.
 Anthraks
Anthraks adalah penyakit secara epidemiologis sangat sulit untuk dibebaskan apabila
suatu wilayah telah tertular, mengingat sifat bakteri penyebabnya dapat membentuk
spora dan bertahan hidup dalam tanah hingga puluhan tahun. Tahun 2018,ditemukan
kasus anthrax kulit pada manusia di Pacitan pada bulan Agustus namun tidak
ditemukan kasus pada ternak. Pada tahun 2018, dialokasikan vaksin melalui
anggaran TP sebanyak 320.000 dosis pada 8 provinsi endemis, serta surveilans
sebanyak 7.543 sampel. Namun dengan adanya refocusing terkait program bekerja,
terdapat perubahan alokasi terkait pengendalian anthrax pada tahun 2018.
 Avian Influenza (AI)
Wilayah kompartemen bebas AI dalam hal ini peternakan (Breeding Farm) (Grand
Parent Stock farm, Parent Stock farm), Final Stock Farm dan Hatchery, tahun 2018
sebanyak 165 Unit Kompartemen Bebas AI di 10 provinsi.
Keberhasilan pengendalian dan penanggulangan serta pembebasan PHMS prioritas
selengkapnya disajikan pada Tabel berikut :
Tabel 37. Pembebasan PHMS Prioritas Tahun 2012-2018
Jumlah Kabupaten/Kota
No Penyakit
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 Brucellosis 169 169 169 177 205 210 -
2 Anthrak - - - - - - -
2 Rabies 163 170 173 190 192 192 -
3 Avian Influenza - - - 9 21 50 -
4 Hog Cholera - - 18 18 - 18 -
TOTAL 332 339 360 394 470

 Penanggulangan Gangguan Reproduksi


Kegiatan penanggulangan gangguan reproduksi tahun 2018 dilaksanakan oleh 8 Satker
UPT Veteriner yaitu BVet Medan, BVet Bukittinggi, BVet Lampung, BVet Subang, BBVet
Wates, BBVet Denpasar, BBVet Maros dan BVet Banjarbaru dengan total wilayah UPT di
27 Provinsi dengan target refokusing anggaran di bulan Juli 2018 sejumlah 190.623 ekor.
Realisasi sampai dengan tanggal 20 Desember 2018 sebanyak 189.034 ekor (99,2%).
Tingkat kesembuhan mencapai 74,2%, tindak lanjut kesembuhan 10.973 ekor (63,9%) dan
telah dilaporkan bunting 2.066 ekor (30%) dan lahir (34,5%).

88
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 81


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Tabel 38. Realisasi penanganan gangguan reproduksi dan tindak lanjut penanganan
gangrep tahun 2018 (data per 20 Desember 2018)
Penanganan Kesembuhan IB Bunting Lahir
No UPT
(ekor) (ekor) (ekor) (ekor) (ekor)
1 BVET BANDAR LAMPUNG 9.851 5.913 2.798 629 126
2 BBVET MAROS 9.315 6.902 1.912 382 173
3 BBVET DENPASAR 11.406 9.383 6.216 2.324 845
4 BVET MEDAN 6.303 5.913 2.798 629 126
5 BVET SUBANG 2.682 1.027 736 196 148
6 BVET BUKITTINGGI 6.396 4.307 2.431 429 369
7 BBVET WATES 140.734 103.627 71.437 20.797 7.282
8 BVET BANJARBARU 2.347 835 383 140 103
Total 189.034 137.907 88.711 25.526 9.172
% 99,2 73,0 64,3 28,8 35,9

Tabel 39. Realisasi anggaran penanggulangan gangrep per UPT Veteriner tahun 2018
(realisasi per 30 November 2018)
Target Output Realisasi
No UPT Pagu (Rp) Realisasi(Rp) % %
(ekor) (ekor)
1 BVET BANDAR LAMPUNG 2.857.403.000 2.060.233.789 72,1 9.000 9.851 109,5
2 BBVET MAROS 6.067.927.000 4.157.881.051 68,5 10.699 9.315 87,1
3 BBVET DENPASAR 4.369.483.000 3.350.297.156 76,7 12.450 11.406 91,6
4 BVET MEDAN 2.663.234.000 2.604.138.809 97,8 6.080 6.303 103,7
5 BVET SUBANG 882.496.000 611.106.070 69,2 2.734 2.682 98,1
6 BVET BUKITTINGGI 1.603.200.000 1.266.985.443 79,0 6.860 6.396 93,2
7 BBVET WATES 36.279.108.000 35.610.919.330 98,2 141.600 140.734 99,4
8 BVET BANJARBARU 661.900.000 622.107.170 94,0 1.200 2.347 195,6
Total 55.384.751.000 50.283.668.818 90,8 190.623 189.034 99,2

 Kelembagaan Puskeswan
Puskeswan merupakan pelaksana pelayanan kesehatan hewan di tingkat lapangan yang
langsung melakukan pelayanan kepada msyarakat berupa tindakan pencegahan, pengobatan
dan rehabilitasi medik. Jumlah Puskeswan sampai tahun 2018 sebanyak 1.603 unit
Puskeswan.

G
Gamb
Gaamb
mbar
Gambarar 1.
1 Grafik
Graf
Graf k peningkatan
afik peni
pe n nggka
kata
t n jumlah
jjuuml
m ah
ah Puskeswan
Pusske
kessw
wan
an Tahun
Tah
ahun
hun
un 2009-2018
2009-2018

Gambar 9. Perkembangan Unit Puskeswan Kurun Waktu 10 Tahun


89
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

82 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Jumlah Puskeswan aktif hingga tahun 2018 sebanyak 1.351 unit. Dana DAK tahun 2018
alokasi Fasilitasi Puskeswan sebanyak 54 unit berupa pembangunan Puskeswan dan
rehabilitasi di 26 Provinsi.

Gambar 10. Jumlah Puskeswan aktif tahun 2018

 Tenaga Harian Lepas (THL) Dokter Hewan dan Paramedik Veteriner


Tahun 2018 jumlah rekrutmen Tenaga Harian Lepas sebanyak 1.098 orang, terdiri dari 612
dokter hewan dan 486 paramedik veteriner mencakup 34 Provinsi.
Tabel 40. Sebaran THL Dokter Hewan dan Paramedik Veteriner 2018

90
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 83


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Penempatan THL Dokter Hewan tahun 2018 sebanyak 90,9% di Puskeswan, sedangkan THL
Paramedik Veteriner sebanyak 92,7% di Puskeswan.

G
a
m
b
a
r

1
1
.

Gambar 12.Tabel sebaran dan penempatan THL Paramedik Hewan


 Penyusunan NSPK (Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria ) Bidang Obat Hewan
 Keputusan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nomor
09111/KPTS/PK.350/F/09/2018 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Obat Hewan
Dalam Pakan Untuk Tujuan Terapi.
 Draf SNI (Standar Nasional Indonesia) tentang Persyaratan Minimum Pengujian Mutu
Obat Alami Untuk Hewan.
 Draf Peraturan Menteri Pertanian tentang Pendaftaran Obat Hewan.
 Draf Peraturan Menteri Pertanian tentang Penyediaan dan Peredaran Obat Hewan.
 Draf Pedoman Prosedur Tetap Pendaftaran Obat Hewan.
 Draf Pedoman Onsite Review Bidang Obat Hewan.

Tabel 41. NSPK Kelembagaan dan Sumber Daya Kesehatan Hewan

91
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

84 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Penerbitan Sertifikat dan SK Izin Usaha Obat Hewan


Penilaian kelayakan izin usaha obat hewan pada tahun anggaran 2018, telah dilaksanakan
terhadap 30 perusahaan obat hewan yang terdiri dari 6 produsen (5 izin usaha baru dan 1
izin usaha perubahan), 20 importir (18 izin usaha baru dan 2 izin usaha perubahan) dan 4
eksportir (4 izin usaha baru dan 0 izin usaha perubahan).
Tabel 42. Penerbitan Sertifikat dan SK Izin Usaha Obat Hewan
Tahun 2018
No. Jenis Usaha Total
Baru Perubahan
1. Produsen Obat Hewan 95 5 1
2. Importir Obat Hewan 224 18 2
3. Eksportir Obat Hewan 33 4 0
Total 348 27 3
 Pendaftaran Obat Hewan
 Pelaksanaan rapat Penilai Pendaftaran Obat Hewan (PPOH) sebanyak 27 kegiatan dan
menilai sebanyak 796 dokumen obat hewan.
 Pelaksanaan rapat Komisi Obat Hewan (KOH) sebanyak 7 (tujuh) kegiatan dan mengkaji
sebanyak 88 (delapan puluh delapan) sediaan obat hewan yang diajukan oleh 56 (lima
puluh enam) perusahaan obat hewan.
 Penerbitan SK Nomor Pendaftaran Obat Hewan
 Penerbitan SK Pendaftaran Tetap Obat Hewan sebanyak 352 obat hewan yaitu 180
sediaan farmasetik, 145 sediaan premiks, 25 sediaan biologik, dan 2 sediaan obat alami.
 Penerbitan SK Pendaftaran Ulang Obat Hewan sebanyak 215 sediaan obat hewan terdiri
dari 130 sediaan farmasetik, 41 sediaan premiks, 38 sediaan biologik dan 6 sediaan
bahan baku.
Tabel 43. Penerbitan SK Nomor Pendaftaran Obat Hewan
No. Jenis Sediaan Pendaftaran Baru Pendaftaran Ulang
1. Farmasetik 180 130
2. Premiks 145 41
3. Biologik 25 38
4. Alami 2 -
5. Bahan baku - 6
Total 352 215
 Penerbitan Surat Keterangan Pemasukan dan Pengeluaran Obat Hewan
 Penerbitan Surat Keterangan Pemasukan Obat Hewan sebanyak 7.514 surat kepada
100 perusahaan importir obat hewan. Surat Keterangan Pemasukan yang diterbitkan
terdiri dari 990 sediaan biologik, 2.407 sediaan farmasetik, 5.653 sediaan premiks, 18
sediaan obat alami, 147 alkeswan, 127 bahan baku dan 8 sediaan obat hewan khusus.
 Penerbitan Surat Keterangan Pengeluaran Obat Hewan sebanyak 1.744 surat, diberikan
kepada 7 perusahaan eksportir obat hewan. Surat Keterangan Pengeluaran yang
diterbitkan yaitu 27 sediaan biologik, 17 sediaan farmasetik dan 1.700 sediaan premiks.
 Volume Ekspor Obat Hewan
92
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 85


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Volume ekspor obat hewan pada tahun 2018 terdiri dari sediaan farmasetik 29.687 (ton),
208.421 premiks (ton) dan biologik (vaksin) 2.513.159.100 (dosis). Adapun data ekpor obat
hewan yang telah dilakukan pada tahun 2018 ini yang memiliki nilai peningkatan cukup
signifikan dibanding tahun 2017. Jenis obat hewan yang diekspor Indonesia ke di Afrika,
Eropa, Amerika, Asia dan Australia adalah sebagai berikut :
 Vaksin : ND, IB, IBD, ILT, Coryza, EDS, Fowl Fox.
 Farmasetik : Antelmentika, Antidefisiensi, Antibakteria, Antiprotozoa, Antiseptika dan
Desinfektansia.
 Premiks : Asam amino (L-Threonine, Lysine Monohydrochloride, Lysine Sulphate, L-
Tryptophan), L-Arginine.
 Penilaian CPOHB dan Sertifikasi CPOHB
Pelaksanaan rapat Cara Pembuatan Obat Hewan Yang Baik (CPOHB) sebanyak 7 (tujuh)
kegiatan menilai sebanyak 56 (lima puluh enam) pembahasan dokumen sertifikasi/
resertifikasi/CAPA CPOHB produsen obat hewan. Jumlah Produsen Obat Hewan di
Indonesia saat ini adalah sebanyak 95 perusahaan, sebanyak 56 diantaranya telah
menerapkan CPOHB dalam proses produksinya dan telah disertifikasi, sebanyak 20 belum
bersertifikat CPOHB dan sebanyak 19 perusahaan tahap proses sertifikasi.
Tabel 44. Penilaian CPOHB dan Sertifikasi CPOHB
Tahun 2018
No. CPOHB Total
Baru Resertifikasi
1. Bersertifikat CPOHB 56 7 6
2. Belum Bersertifikat CPOHB 39 19 20
Total 95
 Upaya Update Perkembangan Jenis Vaksin AI
Surat Edaran Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan No. 22017/Pk.350/F/06/2018
tentang Perubahan Strain Tantang AI H5N1 Dan Penetapan Master Seed Vaksin AI H9N2.
 Penetapan stain tantang baru dalam pembuatan vaksin AI H5N1
A/Chicken/Barru/BBVM/41-13/2013 (H5N1 Clade 2.1.3.2)
A/Chicken/Semarang/04141225-07/2014 (H5N1 Clade 2.3.2.1c)
 Penetapan master seed vaksin AI H9N2
A/Chicken/Sidrap/07170094-44O/2017
A/Chicken/SouthSulawesi/712P2/2017
A/Chicken/WestJava/BBLitvet-RI/2017
 Layanan Online
 Pendaftaran Obat Hewan secara online baru dilakukan secara total pada tahun 2018
dengan alamat http://obathewan.ditjennak.pertanian.go.id.
 Pelaporan pengawasan obat hewan secara online melalui aplikasi SIPOHOLON.
 Penerapan Standar Pelayanan Publik
 Proses Eksportasi

93
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

86 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Proses eksportasi dilakukan melalui mekanisme Government to Government (G to G)


antara negara pengekspor (Indonesia ) dan negara pengimpor (tujuan). Pada tahun 2014 –
2018 Kementerian Pertanian telah menerbitkan 141 sertifikat kompartemen bebas Avian
Influenza (AI) pada 141 unit usaha perunggasan dari 17 perusahaan perunggasan.
 Data Ekspor dan Hatching Egg (Telur Tetas)
Ekspor telur tetas (Hatching Egg) tahun 2018 menurun dibanding tahun 2017, data dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 45. Data Ekspor Hatching Egg (Telur Tetas)
No. Tahun Komoditi Negara Tujuan Jumlah Satuan Nilai Ekspor (EUR) Estimasi Konversi Dlm
Rp
1 2015 HE Myanmar 132.500 PCE 119.000,01 2.039.065.209,90
2 2016 HE Myanmar 4.714.794 PCE 2.657.076,67 45.529.008.756,07
3 2017 HE Myanmar 5.449.264 PCE 3.402.930,87 58.309.220.542,33
4 2018 HE Myanmar 186.234 PCE 217.209,04 3.721.876.900,40
TOTAL 10.482.792 6.396.216,60 109.599.171.408,70
 Data Ekspor Hewan Hidup Kambing dan Domba tahun 2018 ke Timor Leste, Brunei
Darussalam, dan Malaysia. Data dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 46. Data Ekspor Hewan Hidup Kambing Dan Domba
Nilai Ekspor Estimasi Kon-
No Tahun Komoditi Negara Tujuan Jumlah Satuan
(USD) versi Dlm Rp.
1 2014 Kambing PE Timor Leste 110 PCE 32.117 440.000.000

3 2017 Kambing Potong Brunei Darussalam 210 PCE 61.314 840.000.000


4 2018 Domba Potong Malaysia 2.900 PCE 552.392 7.567.770.400
TOTAL 3.720 791.808 10.847.770.400
 Data Eksportasi Hewan Peliharaan dan Satwa Liar
Eksportasi Hewan Peliharaan dan Satwa Liar pada tahun 2018 salah satunya komoditas
Ayam Cemani, dan Kelompok Burung ke beberapa Negara. Data ekspor ayam cemani
bulan Januari-Juli 2018 sebanyak 203 ekor ke Kamboja, Belgia, Taiwan, Katar dan Korea
Selatan. Data dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 47. Data Ekspor Ayam Cemani Tahun 2018
Jumlah Total Nilai Ekspor Estimasi Konversi
No Nama Perusahaan Negara Tujuan
(Ekor) (US$) dlm Rp.
1 CV. Cemani Farm Kamboja 40 1.400 19.600.000
2 CV. Cemani Farm Belgia 40 920 12.880.000
3 CV. Cemani Farm Taiwan 20 700 9.800.000
4 CV. Cemani Farm Katar 20 380 5.320.000
5 CV. Cemani Farm Korea Selatan 40 1.080 15.120.000
6 CV. Cemani Farm Kamboja 43 17.700 247.800.000
Total 203 22.180 310.502.000
Eksportasi burung tahun 2018 hingga bulan Juli sebanyak 410 ekor ke Malaysia, Qatar dan
Bangladesh. Eksportasi hewan Luwak (Palm Civet) bulan Maret-Juni 2018 sebanyak 18
ekor. Data dapat dilihat pada tabel berikut.

94
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 87


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Tabel 48. Data Ekspor Luwak/Musang/Palm Civet Tahun 2018


Jumlah Total Nilai Estimasi Kon-
No Nama Perusahaan Negara Tujuan
(Ekor) Ekspor (US$) versi dlm Rp.
1 PT. Bunga Wangsa Sedjati Animal Source Czechia 4 413 5.988.500
(Jawa Timur Park) s.r.o., Czech Republic
2 PT. Bunga Wangsa Sedjati Sosto Zoo, Hungary 6 620 8.990.000
(Jawa Timur Park)
3 PT. Bunga Wangsa Sedjati Singapore Zoological 8 827 11.991.500
(Jawa Timur Park) Gardens, Singapore
TOTAL 18 1.860 26.970.000
Untuk ekspor hewan berang-berang/beaver small claws/Aonyx Cinerea tahun 2018 dari
bulan April-Juni sebanyak 10 ekor, seperti pada tabel berikut.

Tabel 49. Data Ekspor Berang-Berang/Beaver Small Claws (Aonyx Cinerea)


Jumlah Total Nilai Estimasi Kon-
No Nama Perusahaan Negara Tujuan
(Ekor) Ekspor (US$) versi dlm Rp.
1 PT Kayu Alam Jaya, MAI-KO Co. Ltd, 10 620 8.990.000
Jawa Timur Jepang
2 PT Kayu Alam Jaya, MAI-KO Co. Ltd, 12 744 10.788.000
Jawa Timur Jepang
3 PT Kayu Alam Jaya, MAI-KO Co. Ltd, 10 620 8.990.000
Jawa Timur Jepang
TOTAL 32 1.984 28.768.000

 Pengakuan Zona Bebas Penyakit Kuda Secara Internasional


Indonesia mendapatkan pengakuan zona bebas penyakit kuda secara internasional sebagai
bentuk dukungan penyelenggaraan pertandingan cabang olahraga berkuda (Equestrian) pada
Asian Games XVIII tahun 2018 di Indonesia. Pengakuan oleh Badan Kesehatan Hewan Dunia
(OIE) yang telah dipublikasikan pada tanggal 20 Juli 2018 di situs resmi OIE. EDFZ Jakarta
juga telah diakui oleh Uni Eropa yang tertuang dalam Commission Implementing Decision (EU)
2018, 518 pada tanggal 26 Maret 2018 dan dipublikasikan pada jurnal resmi Uni Eropa.

KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER


 Pengendalian Betina Produktif
Kegiatan pengendalian betina produktif tahun 2018 meliputi Pertemuan dan Sosialisasi di
tingkat pusat, provinsi, kab/kota, penyusunan Pedoman Kerjasama sebagai tindak lanjut dari
MoU Ditjen PKH dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Baharkam Polri) serta
Pengawasan dan Pengendalian Pemotongan Betina Produktif oleh Tim Terpadu di tingkat
Pusat, Provinsi dan Kab/Kota. Dari kegiatan tersebut maka tahun 2019 pengendalian betina
produktif ditargetkan 80 lokasi kab/kota di 32 provinsi. Pemotongan sapi dan kerbau betina
produktif secara Nasional pada periode Januari sampai November 2018 sebanyak 11.043
ekor. Jumlah pemotongan tersebut menurun 49,16% dibandingkan tahun 2017 dengan rentang
waktu yang sama.

95
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

88 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Gambar 13. Pemotongan Betina Produktif Nasional Tahun Bulan Januari – November
Tahun 2017 dan 2018
 Pembinaan Persyaratan Teknis Kesmavet pada Unit Usaha
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan memiliki tanggung jawab dan
kewajiban untuk menjamin ketenteraman batin masyarakat dalam mengkonsumsi produk
yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH) yang dibuktikan dengan sertifikat Nomor Kontrol
Veteriner (NKV). Sehubungan dengan upaya penjaminan tersebut, maka pelaksanaan
pengawasan menjadi hal yang sangat pentin dilakukan oleh Pemerintah. Sasaran kegiatan
ini adalah sertifikasi NKV pada 134 unit usaha produk hewan di 20 provinsi meliputi Provinsi
DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara,
Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Bali, Papua, Banten,
Bengkulu dan Kepulauan Riau. Sampai dengan September 2018, dari target 134 unit usaha
yang mendapatkan sertifikasi NKV telah terealisasi sebanyak 165 unit usaha (123,13%)
Tabel 50. Target dan Realisasi NKV Tahun 2018
Target Pembinaan Provinsi Target Realisasi sd
No Provinsi
RPH Unit Usaha PH Total NKV September 2018
1 Sumatera Barat 2 6 8 6 0
2 Lampung 2 8 10 6 7
3 Banten 3 14 17 12 30
4 Jawa Barat 6 14 20 12 12
5 Jawa Tengah 7 13 20 12 8
6 DI Yogyakarta 2 15 17 8 3
7 Jawa Timur 3 17 20 12 16
8 Bali 1 11 12 9 8
9 Kalimantan Selatan 1 2 3 2 1
10 Kalimantan Barat 0 6 6
11 Kalimantan Timur 15 15 6 6
12 Sulawesi Selatan 2 3 5 3 4
13 Sulawesi Utara 1 9 10 6 3
14 Gorontalo 0 2 0
15 Papua 1 6 7 3 1
16 Bengkulu 2 3 5 3 3
17 Sumatera Utara 10 10 6 0
18 Sumatera Selatan 3 3 2 2
19 Kep. Riau 1 10 11 6 7
20 DKI Jakarta 20 20 12 48
Total 34 179 213 134 165

96
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 89


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Pengawasan Keamanan Produk Hewan


(Pengawasan unit usaha produk hewan dan produk hewan)
Pengawasan keamanan produk hewan telah dilakukan dan dikoordinasikan Direktorat
Kesmavet. Dan secara terpadu dilaksanakan bersama Badan Karantina Pertanian, Badan
Penyelenggara Jaminan Produk Halal Kementerian Agama, LPPOM MUI, Kepolisian serta
Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di
Provinsi/Kabupaten/Kota.
 Produk hewan yang memenuhi persyaratan keamanan pangan
Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan
kebijakan terkait dengan pengujian keamanan dan mutu produk hewan guna melindungi
kesehatan konsumen dari bahaya cemaran mikroba dan/atau residu di dalam produk hewan
(daging, susu, telur serta produk olahannya) sehingga konsumen memperoleh kualitas
produk yang sesuai dengan syarat mutu. Realisasi sampel tahun 2018 adalah 23.640
sampel yang telah dikoleksi dan diuji oleh UPT dan Provinsi (Lampung, Jawa tengah, Jawa
Timur, DIY, Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sumatra Utara,
Kepulauan Riau, Aceh) .
Tabel 51. Target dan Realisasi Sampel 2018
No Nama Satker Target Sampel Realisasi sampel
1 BPMSPH 10.185 12.393
2 BBVET Maros 3.150 886
3 BBVET Wates 835 894
4 BBVET Denpasar 1.900 1.724
5 Bvet Bukittinggi 870 1.196
6 Bvet Banjarbaru 412 443
7 Bvet Subang 1.600 2.382
8 Bvet Lampung 370 623
9 Bvet Medan 1.600 457
10 Provinsi 2.640 2.640
Total 23.562 23.638

 Pemantauan Hewan Kurban


Upaya penjaminan keamanan dan kelayakan daging kurban pada Hari Raya Idul Adha
Tahun 2018/1439 H, dilakukan penerapan kesejahteraan hewan oleh Ditjen Peternakan dan
Kesehatan Hewan sebagai Pelaksana Kegiatan pengawasan pelaksanaan hewan Kurban.
Kegiatan yang dilaksanakan:
 Peningkatan kewaspadaan zoonosis terhadap hewan/ternak serta pengawasan
pelaksanaan pemantauan kurban 1439 H di 34 Provinsi. ;
 membantu pemantauan hewan kurban di daerah oleh Balai Besar Veteriner dan Balai
Veteriner serta BPMSPH berkoordinasi dengan dinas peternakan dan kesehatan hewan
di wilayah kerja masing-masing.
 Rapat koordinasi pemantauan hewan kurban 1439 H yang dilaksanakan pada Rabu, 1
Agustus 2018 dalam rangka memperoleh informasi kesiapan masing-masing wilayah;
 Pelaksanaan Kurban tahun 1439 H/tahun 2018 di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan
Banten akan diturunkan sebanyak 2.698 Petugas.
 Sosialisasi Pemotongan Hewan Kurban, Jumat, 1 Agustus 2018 di lokasi model
pemotongan hewan kurban Yayasan Pesantran Al-Azhar Sentra Primer, Jakarta Timur.
97
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

90 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Pengendalian Resistensi antimikroba


Pengakuan regional dan internasional kepada Pemerintah Indonesia dalam upaya
pengendalian Resistensi Antimikroba (AMR) di sub sektor peternakan dan kesehatan
hewan diberikan oleh Third World Network(TWN) dalam acara Regional Workshop
Antibimicrobial Resistance (AMR) Asia Tenggara di Penang-Malaysia tanggal 26-28 Maret
2018. Program yang dijalankan adalah surveilans resistensi antimikroba dilaksanakan
melalui isolasi bakteri dari hewan dan produk hewan secara nasional.
 Pembinaan Penerapan Kesejahteraan Hewan
Kesejahteraan hewan di Indonesia masuk dalam ranah hukum pidana sejak zaman kolonial
dan dituangkan dalam perundangan RI. Upaya yang dilaksanakan yaitu, Edukasi
penerapan kesejahteraan hewan pada kegiatan Indonesian Rare Disorders (IRD) 2018 dan
World Rabies Day 2018; Edukasi pemeliharaan hewan kesayangan pada Indopet Expo
dan Agrivaganza 2018; Advokasi penerapan kesejahteraan hewan pada peternakan,
perdagangan daging anjing, penerapan kesejahteraan hewan pada hewan laboratorium.

EKSPOR PRODUK HEWAN


Penyusunan Peraturan Perundangan dan Kebijakan Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner:
 Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
23/Permentan/P.K.210/5/2018pd.410/8/201 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 34/Permentan/Pk.210/7/2016 Tentang Pemasukan Karkas, Daging,
Jeroan, Dan/Atau Olahannya Ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia;
 Rancangan Peraturan Menteri Pertanian Tentang Sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV)
 Rancangan Peraturan Menteri Pertanian Tentang Registrasi Produk Hewan.
 Rancangan Permentan tentang Pedoman Penerapan Kesejahteraan Ternak Ruminansia
 Kaji ulang Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 4971/Kpts/Ot.140/12/2013
tentang Penetapan Zoonosis Prioritas
 Rancangan Peraturan Menteri Pertanian Tentang Pemasukan Dan Pengeluaran Produk
Hewan Dari Dan Ke Luar Wilayah Negara Republik Indonesia

PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TERNAK


 Penyediaan dan Distribusi Semen Beku, N2 Cair dan Kontainer
Salah satu faktor pendukung keberhasilan UPSUS Percepatan Peningkatan Populasi Sapi
dan Kerbau Bunting (Upsus Siwab) adalah terjaminnya distribusi dan ketersediaan semen
beku dan N2 cair di lapangan. Data kumulatif tahun 2018 dari Dinas Peternakan Provinsi
hingga tanggal 31 Desember 2018, jumlah distribusi semen beku yang telah diterima oleh
provinsi dari Balai Inseminasi Nasional dan Daerah adalah sebanyak 4.795.440 dosis atau
95,397% dari target hibah 5.027.278 dosis. Jumlah semen beku yang telah didistribusikan
oleh provinsi ke kabupaten/kota sebanyak 4.916.299 dosis atau 96,20% dari target distribusi
5.110.401 dosis, dan jumlah pengadaan N2 cair yang telah terealisasi adalah sebanyak
1.376.029 liter atau 100,15% dari target pengadaan 1.373.943 liter. Jumlah N2 cair yang
telah didistribusikan oleh provinsi ke kabupaten/kota sebanyak 1.390.750 liter atau 94,13%
dari target distribusi 1.477.436 liter. Data dapat dilihat pada tabel berikut:

98
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 91


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Tabel 52. Total Penerimaan dan Distribusi Semen Beku Tahun 2018*)
Uraian Target Realisasi Persentase
APBN
Penerimaan (Dosis) 5.027.278 4.795.440 95,39%
Distribusi (Dosis) 5.110.401 4.916.299 96,20%
APBD
Distribusi (Dosis) 53.31 23.643 43.97%
Keterangan:
 Realisasi penerimaan adalah jumlah semen beku yang telah diterima oleh Provinsi dari Balai
Inseminasi Nasional/Daerah.
 Target Distribusi adalah target semen beku yang akan didistribusikan oleh Dinas Provinsi ke
Kabupaten/Kota yang berasal dari hibah tahun 2018 dan sisa pengadaan tahun 2017.
 Realisasi Distribusi adalah jumlah semen beku yang telah diditribusikan oleh Dinas Provinsi
ke Kabupaten/Kota yang berasal dari hibah tahun 2018 dan sisa pengadaan tahun 2017.

Tabel 53. Realisasi Pengadaan dan Distribusi N2 Cair Tahun 2018 *)


Uraian Target Realisasi Persentase
APBN
Pengadaan (Liter) 1.373.943 1.376.029 100.15%
Distribusi (Liter) 1.477.436 1.390.750 94,13%
APBD
Distribusi (Liter) 91.100 54.148 59,44%
Keterangan:
 Target pengadaan merupakan jumlah target pengadaan N2 cair oleh Dinas Provinsi.
 Target Distribusi adalah target N2 cair yang akan didistribusikan oleh Dinas Provinsi ke Kabupaten/Kota
yang berasal dari hibah tahun 2018 dan sisa pengadaan tahun 2017
 Realisasi Distribusi adalah jumlah N2 cair yang telah diditribusikan oleh Dinas Provinsi ke Kabupaten/Kota
yang berasal dari hibah tahun 2018 dan sisa pengadaan tahun 2017.

Stok semen beku hingga tanggal 31 Desember 2018 adalah 1.750.765 dosis dan stok N2
cair adalah sebanyak 517.807 liter. Sebagian besar status ketersediaan semen beku di
provinsi berlebih. Hal ini terlihat dari peta ketersediaan semen beku yang hampir seluruhnya
berwarna hijau, hanya Provinsi Lampung yang masih cukup namun harus segera order
(kuning) dan Bali dan Maluku yang ketersediaannya kurang (pink).

Tabel 54. Stok nasional semen beku dan N2 Cair per tanggal 31 Desember 2018)
Jumlah Stok APBN Stok APBD Stok Nasional (APBN+APBD)
Semen Beku (Dosis) 1.710.265 40.500 1.750.765
N2 Cair (Liter) 490.571 27.236 517.807

Gambar 14. Peta Ketersediaan Semen


Beku
Status ketersediaan N2 cair per
tanggal 31 Desember 2018, 61,76 %
aman, dan 38,24% dalam keadaan
kurang (tabel berikut):

99
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

92 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Tabel 55. Status Ketersediaan N2 Cair di Provinsi


No Status Persentase Provinsi
1 Berlebih 61,76 % Aceh, Banten, DI. Yogyakarta, Jambi, JABAR, JATENG, JATIM, KALSEL,
(hijau) KALTENG, NTB, SULBAR, SULTRA, SUMBAR, SUMUT, SUMSEL,
KALTIM, Lampung, Maluku, Papua, SULSEL,
3 Kurang 38,24% Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Bengkulu, DKI Jakarta,
(pink) Kalimantan Barat, Kalimantan Utara,Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi
Tengah, Maluku Utara, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur,

Gambar 15. Peta Ketersediaan N2


Cair

100
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 93


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

CAPAIAN UPSUS SIWAB


Program Upsus Siwab tahun 2018 merupakan lanjutan dari program Upsus Siwab tahun 2017
yang sudah berjalan dengan baik dan mencapai target yang sudah ditetapkan. Pada tahun
2018 program Upsus Siwab ditargetkan dapat melayani ineminasi buatan 3 juta akseptor
dengan tingkat kebuntingan 70% dari akseptor yang di IB dan kelahiran 80% dari akseptor
yang bunting. Untuk memantau capaian kinerja Upsus Siwab, pelaporan dilakukan melalui
iSIKHNAS.
 Pelaksanaan Pelayanan Inseminasi Buatan
Sepuluh besar provinsi dengan target akseptor tertinggi adalah Jawa Timur, Jawa Tengah,
Lampung, Jawa Barat, Sumatera Utara, DI Yogyakarta, NTB, Sumatera Barat, Bali dan
Sulawesi Selatan. Daerah tersebut merupakan daerah sentra peternakan dengan sistem
pemiliharaan intensif dan semi intensif. Berdasarkan regional maka target akseptor
tersebar terdapat di Pulau Jawa 71% dari target nasional, selanjutnya Sumatera 16%, Bali
Nustra 6%, Sulawesi 5%, Kalimantan 2% dan Maluku Papua 0,32%.
 Akseptor dan Pelayanan IB
Kinerja IB sampai dengan Desember tahun 2018 mencapai 4.350.206 ekor akseptor
terlayani atau 145,01 % dari target 3.000.000 ekor akseptor
 Realisasi Kebuntingan
Realisasi kebuntingan di UPSUS SIWAB 2018 mencapai 2.050.490 ekor dari target
2.100.000 (97.64 %).
 Realisasi Kelahiran
Realisasi kelahiran UPSUS SIWAB tahun 2018 mencapai 1.828.082 ekor dari target
1.680.000 ekor (108,81 %).

CAPAIAN BEKERJA
Untuk meningkatkan efektifitas upaya penanggulangan kemiskinan, Pemerintah telah
menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2015 tentang Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan, yang bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan.
Implementasinya dengan tugas fungsi dan kewenangan di Kementerian Pertanian yaitu
Permentan No.27/PERMENTAN/RC.120/5/2018 tentang Pedoman Program Bedah Kemiskinan
Rakyat Sejahtera (Bekerja) Berbasis Pertanian, terdapat empat intervensi kegiatan yang
ditetapkan yaitu:
a) Padat karya (cash for work).
b) Penanganan Stunting.
c) Pengentasan daerah rentan rawan pangan.
d) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)/Rastra.
Pelaksanaan Bantuan Pemerintah program Bekerja berbasis pertanian Tahun Anggaran 2018
mencakup empat tahapan: penetapan penerima bantuan, pengadaan, penyaluran, dan
pendampingan.

101
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

94 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Lokasi Program Bekerja Kementerian Pertanian tahun 2018 mengacu pada kabupaten sasaran
Rumah Tangga Miskin (RTM) penerima manfaat berdasar pada Data Terpadu Program
Penanganan Fakir Miskin yang telah. Lokasi kegiatan Bekerja tahun 2018 meliputi 10 provinsi,
21 kabupaten, 60 kecamatan/cluster dengan target penerima manfaat sebanyak 200.000 RTM
target, di mana masing-masing RTM mendapatkan 50 ekor ayam/itik, pakan dan obat dan
vitamin.
Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan melaksanakan kegiatan Bekerja melalui bantuan
ternak dan pendampingan di 6 Provinsi, 14 kabupaten, 38 kecamatan dan 524 desa dengan
target 120.000 RTM dan jumlah bantuan ayam/itik 6 juta ekor dengan lokasi sebagai berikut :
Kegiatan Bekerja Tahun 2018
No Provinsi Kabupaten RTM Alokasi Ayam (Ekor)
1 Jawa Tengah Brebes 28.460 1.423.000
Purbalingga 9.500 475.000
Banyumas 9.300 465.000
2 Jawa Timur Bondowoso 12.915 645.750
Lumajang 14.000 700.000
Jember 20.000 1.000.000
3 Banten Pandeglang 1.700 85.000
4 Sulawesi Selatan Tana Toraja 3.800 190.000
Toraja Utara 1.400 70.000
Bone 4.300 215.000
Takalar 2.500 125.000
Soppeng 4.500 225.000
5 Sumatera Selatan Oki 5.932 296.600
6 Kalimantan Selatan HSU 1.693 84.650
TOTAL 120.000 6.000.000
Tabel 55. Realisasi Distribusi Ayam/Itik, Pakan, Obat-obatan dan Vitamin sampai dengan 30
Desember 2018, sebagai berikut :
Tabel 56. Realisasi Distribusi Ayam/Itik Kegiatan Bekerja Tahun 2018
No Provinsi Kabupaten/Kecamatan Target Berdasarkan Realisasi Distribusi Persentase
Distribusi Kegiatan Hasil Verifikasi RTM Ayam/Itik (%)
1 Jawa Tengah Purbalingga 440.300 440.300 100,00
Banyumas 462.500 462.500 100,00
Brebes 1.423.000 1.423.000 100,00
2 Banten Pandeglang 85.000 85.000 100,00
3 Kalimatan Selatan HSU 78.550 78.550 100,00
4 Sumatera Selatan OKI (Kec.Teluk Gelam) 92.750 92.750 100,00
OKI (Kec.Lempuing 196.600 196.600 100,00
Jaya)
5 Jawa Timur Bondowoso 568.250 568.250 100,00
Lumajang 553.350 553.350 100,00
Jember 633.000 633.000 100,00
6 Sulawesi Selatan Toraja Utara 70.000 70.000 100,00
Tana Toraja 190.000 189.550 99,76
Takalar 125.000 104.951 83,96
14 Soppeng 225.000 175.450 77,98
15 Bone 215.000 104.950 48,81
TOTAL 5.358.300 5.277.700 98,49

102
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 95


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Tabel 57. Realisasi Distribusi Pakan Program Bekerja Tahun 2018


No Provinsi Kabupaten/Kecamat Target Distribusi Realisasi Persentase
an Distribusi Pakan (Hasil Distribusi (%)
Kegiatan Lelang) Pakan
1 Jawa Tengah Kab. Purbalingga 2.641.800 2.641.800 100,00
Kab. Banyumas 2.775.000 2.775.000 100,00
Kab. Brebes 7.115.000 7.115.000 100,00
2 Banten Kab. Pandeglang 510.000 510.000 100,00
3 Kalimatan Selatan Kab. Hsu 397.000 397.000 100,00
4 Sumatera Selatan Kab. Oki (Kec.Teluk
494.500 494.500 100,00
Gelam)
Kab.Oki
1.572.800 1.572.800 100,00
(Kec.Lempuing Jaya)
5 Jawa Timur Kab.Bondowoso 3.409.500 3.409.500 100,00
Kab.Lumajang 3.320.100 3.320.100 100,00
Kab.Jember 2.532.000 2.532.000 100,00
6 Sulawesi Selatan Kab. Toraja Utara 420.000 420.000 100,00
Kab. Takalar 750.000 750.000 100,00
Kab. Tana Toraja 1.140.000 1.031.900 90,52
Kab. Bone 1.290.000 838.300 64,98
Kab. Soppeng 1.350.000 415.900 30,81
Total 29.717.700 28.223.800 94,97

Tabel 58. Realisasi Distribusi Obat dan Vitami Program Bekerja Tahun 2018
No Provinsi Kabupaten/Kecamatan Target Distribusi Realisasi Persentase
Distribusi Kegiatan Obat Dan Vitamin Distribusi (%)
(Hasil Lelang) Obat Dan
Vitamin
1 Jawa Tengah Kab. Purbalingga 8.806 8.806 100,00
Kab. Banyumas 9.250 9.250 100,00
Kab. Brebes 28.460 28.460 100,00
2 Banten Kab. Pandeglang 1.700 1.700 100,00
3 Kalimatan Selatan Kab. Hsu 1.571 1.571 100,00
4 Sumatera Selatan Kab. Oki (Kec.Teluk 1.635
1.635 100,00
Gelam)
Kab.Oki (Kec.Lempuing 3.932
3.932 100,00
Jaya)
5 Jawa Timur Kab.Bondowoso 11.365 11.365 100,00
Kab.Lumajang 11.067 11.067 100,00
Kab.Jember 12.660 12.660 100,00
6 Sulawesi Selatan Kab. Toraja Utara 1.400 1.400 100,00
Kab. Takalar 2.500 2.500 100,00
Kab. Tana Toraja 3.800 3.798 99,95
Kab. Bone 4.300 3.880 90,23
Kab. Soppeng 4.500 3.074 68,31
Total 106.946 105.098 98,27

103
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

96 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

G. Program Penyediaan Dan Pengembangan Prasarana Dan Sarana


Pertanian
Dukungan Program “Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian” Tahun
2018 dilakukan melalui kegiatan strategis, di antaranya : (1) Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Tersier, (2) Pengembangan Sumber Air, (3) Pembangunan Embung Pertanian, (4) Cetak
Sawah, (5) Optimasi Lahan, (6) Bantuan Alat dan Mesin Pertanian (TR2, TR4, Pompa Air, Rice
Transplanter, Grain Seeder, Excavator, Corn Planter, Cultivator), dan (7) Asuransi Usaha Tani
(Asuransi Usaha Tani Padi/AUTP dan Asuransi Usaha Ternak Sapi/AUTS). Pencapaian
sasaran strategis program tahun 2018yang ditetapkan adalah meningkatnya produktivitas
pertanian melalui terlaksananya penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana
pertanian. Dukungan program tersebut tertuang dalam Kontrak Perjanjian Kinerja Ditjen PSP
dengan Menteri Pertanian.Capaianindikatornya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 59. Capaian Indikator Kinerja, Sasaran Program Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun
2018

Dari tabel pengukuran tabel tersebut telah memenuhi target sasaran yang telah ditetapkan.
Program yang telah dilaksanakan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
difokuskan unuk mendukung pembangunan empat sub sector komoditas pertanian, yaitu
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Dampak program PSP ini dapat
dilihat pada peningkatan produktivitas dan peningkatan Indeks Pertanaman (IP), sehingga
diharapkan mampu memberikan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan bagi petani.
Dukungan yang diberikan berupa pengembangan dan pengelolaan air secara efektif dan
efisien untuk kegiatan pertanian berkelanjutan serta pengembangan sistem pembiayaan usaha
pertanian yang fleksibel dan sederhana.
Selain itu, Direktorat Jenderal PSP juga mendukung pengembangan sistem mekanisasi
pertanian melalui kebijakan pengembangan, pengawasan dan kelembagaan alat dan mesin
103
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 97


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

pertanian yang sesuai dengan arah pembangunan pertanian, dan pengembangan


pemanfaatan lahan rawa melalui kegiatan optimasi lahan rawa dan rawa pasang surut.
 Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian
Ketersediaan air irigasi untuk proses produksi pertanian secara berkelanjutan diupayakan
melalui pengelolaan secara partisipatif oleh kelembagaan kelompok tani/gapoktan dan
P3A/GP3A baik secara langsung maupun tidak langsung yang diharapkan akan berdampak
positif terhadap kinerja sistem produksi pertanian.Upaya menjamin ketersediaan air irigasi
untuk pertanian dalam jangka panjang dan berkelanjutan harus dilakukan melalui strategi
pembangunan dan rehabilitasi sarana dan prasarana irigasi pertanian ditingkat usaha tani
secara terintegrasi dengan sumber air dari jaringan primer dan sekunder.
Dukungan anggaran APBN Tahun 2018 sebagian besar dialokasikan untuk Bantuan
Pemerintah (Banper) melalui Dana Tugas Pembantuan di Daerah untuk pembangunan
Infrastruktur Air Irigasi yaitu Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier, Pengembangan
Irigasi Perpipaan/Irigasi Perpompaan, Pengembangan Irigasi Rawa, dan Pengembangan
Embung/Dam Parit/Long Storage.
 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT)
Rehabilitasi Jaringan irigasi Tersier meningkatkan Intensitas Pertanaman (IP), tahun
2018kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi tersier melalui dana tugas pembantuan
dilaksanakan di 28 Provinsi dan 237 Kabupaten mencapai sebesar 134.561 ha atau
99,90 %dari target 134.700 ha.
 Pengembangan Irigasi Perpompaan/ Perpipaan
Kegiatan Pengembangan Irigasi Perpompaan/Perpipaandimaksudkan untuk
meningkatkan intensitas pertanaman (IP) sebesar 0,5 pada lahan sawah serta
meningkatkan ketersediaan air sebagai suplesi pada lahan pertanian. Tahun 2018,
jumlah bangunan dan peralatan pelengkapnya pemanfaatan sumber air yang dibangun
melalui kegiatan Pengembangan Irigasi Perpompaan/Perpipaan dilaksanakan di 29
Provinsi dan 275 Kabupaten sebanyak 1.064 unit atau 99,34 %dari target 1.071 unit.
Target renstra 2015-2019 kegiatan Pengembangan perpompaan/perpipaan sebesar
4.195 unit, telah dilaksanakan kegiatan Pengembangan Perpompaan/Perpipaan pada
tahun 2016-2018 sebanyak3.098 unit atau mencapai 73,85%.
 Pengembangan Embung/Dam Parit/Long Storage
Kegiatan bangunan Konservasi air dan antisipasi anomali iklim dilaksanakan dalam
bentuk kegiatan fisik berupa kegiatan Embung, Dam Parit dan Long Storage.Tahun 2018
kegiatan Bangunan Konservasi Air dan Antisipasi Anomali Iklim melaksanakan kegiatan
Embung/Dam Parit/Long Storage di seluruh Indonesia sebanyak 400 unit dengan
realisasi sebanyak 399 unit atau 99,75%, dilaksanaan di 266 kabupaten pada 32
propinsi.
 Perluasan Dan Perlindungan Lahan Pertanian
Ketersediaan lahan merupakan salah satu faktor utama dan strategis dalam pembangunan
pertanian dalam rangka mewujudkan kemandirian, ketahanan dan kedaulatan pangan
nasional, serta meningkatkan produksi pertanian (pangan, hortikultura, perkebunan, dan
peternakan).

104
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

98 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Kegiatan Perluasan dan Perlindungan Lahan sampai akhir tahun 2018 seluas 9.472 ha
dari target seluas 12.000 ha (78,94%). Sedangkan realisasi saprodi setara dengan 9.865
Ha, capaian ini termasuk kategori “berhasil”
 Kegiatan Optimasi Lahan Rawa, terbagi menjadi tiga kegiatan, yakni optimasi lahan
rawa, pilot percontohan model pertanian terpadu HPS 2018, dan optimasi lahan menuju
organik. Alokasi kegiatan optimasi lahan rawa totalnya yaitu 43.500 ha yangtersebar di 8
provinsi dan 31 kabupaten, kegiatannya telah terealisasi secara fisik sebesar 32.790 Ha
(75,38%).Pilot Percontohan Model Pertanian Terpadu dalam rangka Hari Pangan
Sedunia Kabupaten Barito Kuala TA. 2018seluas 750 ha yang bertempat di 1 provinsi 1
kabupaten, telah terealisasi sebesar 750 Ha (100%). Kegiatan optimasi lahan sawah
menuju organik totalnya yaitu 40.000 ha yangbertempat di 1 provinsidan 12 kabupaten,
terealisasi fisik kegaiatannya sebesar 36.107 Ha (90,27%).Realisasi kegiatan per 31
Desember 2018 adalah 69.647 ha (82,67%) dari target 84.250 ha, capaian ini termasuk
kategori “berhasil”
 Pupuk Dan Pestisida
Pengembangan dan penyediaan prasarana dan sarana pertanian pada aspek pupuk dan
pestisida adalah :
a) Memfasilitasi penyediaan pupuk bersubsidi dan pestisida sesuai azas 6 (enam) tepat
(jenis, jumlah, tempat, waktu, mutu dan harga).
b) Meningkatkan pengawasan atas penyediaan, penyimpanan, dan penggunaan pupuk
dan pestisida.
c) Meningkatkan pelayanan pendaftaran pupuk dan pestisida.
d) Mendorong peran serta masyarakat dan stakeholder terkait dalam penyediaan dan
pengawasan pupuk dan pestisida.
Kegiatan berkaitan Pupuk dan Pestisida tahun 2018 meliputi :
 Penyaluran Pupuk Bersubsidi
Pada tahun 2018 pemerintah mengalokasikan pupuk bersubsidi sebanyak 9.550.000 ton
sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 47/Permentan/SR.310.310/12/2017
tanggal 19 Desember 2017 tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk
Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2018 yang direvisi dengan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/SR.310/11/2018 tanggal 30
November 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor
47/Permentan/SR.310/12/2017 tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi (HET)
Pupuk Bersubsidi Tahun Anggaran 2018.
Pupuk bersubsidi diperuntukkan bagi petani yang telah bergabung dalam kelompok tani
yang telah menyusun RDKK. yaitu : petani yang melakukan usaha tani pada sub sektor
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan dengan luasan maksimal 2 (dua)
hektar setiap musim tanam, dan petambak (sub sektor perikanan budiadaya) dengan
total luasan maksimal 1 (satu) hektar setiap musim tanam.Realisasi pupuk bersubsidi
sampai tanggal 31 Desember 2018 sebesar 9.351.563 ton atau mencapai 97,92%.
 Implementasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi Menggunakan Kartu Tani
Sebagai upaya menjamin transparansi dan akuntabilitas dalam penyaluran pupuk
bersubsidi kepada petani dan menindaklanjuti rekomendasi Litbang Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) serta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK, maka dilakukan
uji coba penerapan kartu tani sebagai alat penebusan pupuk bersubsidi oleh petani di
pengecer resmi. Sehingga diharapkan penyaluran pupuk bersubsidi akan lebih terjamin
105
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 99


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

dan tepat sasaran bagi para petani yang berhak menerima.Tahun 2018 uji coba di 10
Provinsi yaitu : Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Aceh,
Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Kalimanatan Selatan, dan Sulawesi
Tengah. Sasaran akan ditingkatkan pada tahun 2019 yaitu akan dilakukan di 19 Provinsi
lainnya. Program kartu tani ini melibatkan beberapa instansi terkait, yaitu : Kementerian
Koordinator Perekonomian; Kementerian Dalam Negeri; Kementerian Badan Usaha Milik
Negara; Kementerian Perdagangan; Kementerian Keuangan; Kementerian Pertanian,
Gubernur dan Bupati/Wali Kota.
 Alat Dan Mesin Pertanian
Untuk mendukung pengembangan mekanisasi pertanian, Ditjen PSP mengalokasikan
APBN Tahun 2018 guna penyediaan alsintantraktor roda 2 dan traktor roda 4 untuk
tanaman pangan beserta kelengkapannya;alsintan berupa pompa air dan mini excavator
untuk mendukung ketersediaan air irigasi; alsintan untuk mempercepat proses penanaman
berupa rice transplanter beserta kelengkapannya; alsintan untuk mendukung pengolahan
tanah komoditas hortikultura berupa cultivator serta alat untuk pengendalian OPT berupa
hand sprayer.
Realisasi fisik bersumber DIPA Ditjen PSPPusat untuk tahun 2018,target sebanyak 170.893
unit dengan realisasi sebanyak 142.693 unit (83,50%) dan realisasi penyaluran alsintan
sebanyak 140.987 unit (98,8 %) dari kontrak yang telah disepakati. Sedangkan yang
bersumber DIPA Ditjen PSP alokasi dana Dekon (DK)/Tugas Pembantuan (TP) Daerah,
sebanyak 65.098 unit, sampai dengan akhir Desember 2018 realisasi kontrak alsintan
sebanyak 65.077 unit (99,97%).
Untuk kelancaran kegiatan APBN bantuan alat dan mesin pertanian ditetapkan nama
UPJA/Poktan/Gapoktan penerima bantuan alsintan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas
Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota.
 Pembiayaan Pertanian
Sektor pertanian memiliki potensi yang besar dalam memberikan kontribusi pembangunan
nasional.Untuk mengoptimalkan potensi tersebut, diperlukan adanya dukungan aspek
pembiayaan yang berasal dari beberapa sumber permodalan/pembiayaan sehingga tercapai
tujuan pembangunan pertanian yang tepat sasaran dan berkelanjutan.Permasalahan utama
yang dihadapi petani dalam melaksanakan usaha taninya adalah kesulitan dalam akses
terhadap sumber-sumber atau fasilitasi pembiayaan serta keterbatasan lembaga sosial
ekonomi yang mampu menyediakan modal dan mendorong pertumbuhan ekonomi petani.
 Fasilitasi Pembiayaan Pertanian TA. 2018
Tahun 2018, Direktorat Pembiayaan Pertanian mendapat dukungan anggaran dalam
fasilitasi pembiayaan sebesar Rp 197.686.850.000,00 terdiri dari Asuransi Usaha
Tanaman Padi senilai Rp 145.862.000.000,00, Asuransi Usaha ternak Sapi senilai
Rp.21.146.500.000,00, dan Layanan dan pembinaan Kegiatan Pembiayaan
pertaniansenilai Rp.30.678.350.000,00. Untuk realisasi fisik kegiatan fasilitasi
pembiayaan pertanian, baik Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) maupun Asuransi Usaha
Ternak Sapi (AUTS), masing-masing telah terealisasi sebesar 806.199,6 Ha dengan
target 1.000.000 Ha dan 88.673 ekor dengan target 12.000 ekor. Persentase
keberhasilan pelaksanaan kegiatan AUTP Tahun 2018 adalah 80,62% dan AUTS Tahun
2018 adalah 73,89%.

106
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

100 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Tabel 60. Fasiltasi Pembiayaan Pertanian

 Fasilitasi Pembiayaan Petani Swadaya (FPPS)


Fasilitator Pembiayaan Petani Swadaya (FPPS) adalah tenaga swadaya yang
mendampingi petani/ kelompok tani/gapoktan/pelaku usaha pertanian untuk bisa akses
pelayanan perbankan/ lembaga keuangan.FPPS ini menjadi salahsatu kegiatan yang
dilaksanakan oleh Ditjen Prasarana dan Sarana.Dari pelaksanaan kegiatan FPPS di
lapangantelah tercapaiakselerasi penyaluran KUR di 20 propinsi dengan pelaku usaha
pertanian binaan. Akses kredit program melalui KUR sebanyak 1.095 pelaku usaha
daritarget800pelakuusaha(136.88%).Adapuntotalkredityangdicairkan senilai + Rp.44.62
Milyar. Pelaksanaan kegiatan FPPS ini memberikan kontribusi terhadap percepatan
penyaluran KUR sektor pertanian kepada 1.095 pelaku usaha tani binaan sehingga
membantu penyedian modal bagi usaha tani.
 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
Dalam rangka mencapai swasembada padi, jagung dan kedelai, Direktorat Jenderal
Prasarana dan Sarana Pertanian memberikan dukungan manajemen dan dukungan teknis
pada kegiatan-kegiatan yang telah diprogramkan. Pendampingan dan dukungan
manajemen diperlukan untuk mengatur dan mengarahkan agar penggunaan segala
sumber daya berjalan secara efisien dan efektif. yang pelaksanaannya meliputi mulai dari
proses perencanaan hingga implementasi kegiatan.
Uraian kegiatan yang berada dalam lingkup satker pusat terkait dukungan manajemen dan
dukungan teknis yang mendukung tercapainya tujuan dan sasaran Ditjen PSP antara lain
percontohan pembangunan dam parit/long storage, padat karya produktif infrastruktur, pilot
project optimalisasi lahan responsive gender, kegiatan penyediaan sarana pemberdayaan
masyarakat berbasis pertanian pada fasilitasi penyediaan sarana pendukung program
bekerja, dan fasilitasi kegiatan Ditjen PSP mendukung swasembada pangan.
 Percontohan Pengembangan Dam Parit/Long Storage
Pelaksanaan Bantuan Pemerintah Pusat kegiatan pengembangan dam parit/long
storage tahun 2018 kepada kelompok tani sebagai penerima manfaat sebanyak 268
kelompok pada 56 kabupaten yang tersebar di 17 propinsi dengan persentase
keberhasilan pelaksanaan kegiatan 87,09%.
 Padat Karya Produktif Infrastruktur
Arah pembangunan pertanian ke depan sesuai agenda prioritas kabinet kerja yang
tertuang dalam Nawa Cita adalah mewujudkan kedaulatan pangan.

107
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 101


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Dalam pencapaian Nawa Cita, Ditjen PSP diluar program regularnyamelakukan Kegiatan
Padat Karya Produktif Infrastruktur/Prasarana dan Sarana Pertanian, diantaranya
pekerjaan pengelolaan air irigasi, pengelolaan dan perluasan lahan, penyediaan alat dan
mesin pertanian, fasilitasi pupuk dan pestisida, serta fasilitasi pembiayaan pertanian dan
telah dilaksanakan berhasil di 14 propinsi antara lain : Aceh, Jambi, Sumatera Selatan,
Lampung, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Bali, Nusa Tenggara Barat,
Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan
Gorontalo sebagai banper Pilot Percontohan Padat Karya Prasarana dan Sarana
Pertanian.
 Pilot Project Optimalisasi Lahan Responsive Gender
kegiatan Pilot Project Optimalisasi Lahan Responsive Gender di Bidang Prasarana dan
Sarana Pertanian sampai dengan akhir bulan Desember sudah terealisasi 100%.
Kegiatan ini termasuk kedalam aspek kegiatan Pengarustamaan Gender (PUG) melalui
pengintegrasian ternak itik dan kambing dengan areal tanaman pangan/hortikultura
dengan perincian bantuan ternak itik. Tahun 2018, kegiatan dilaksanakan di Provinsi
Sumatera Utara (Kab. Tanah Karo), Jawa Barat (Kab. Bandung, Kab. Ciamis, Kab.
Kuningan, Kab. Cirebon), Jawa Tengah (Kab. Banjarnegara, Kab. Banyumas, Kab.
Klaten, Kab. Semarang, Kab. Kebumen) dan Nusa Tenggara Barat (Kab. Sumbawa).
 Kegiatan Penyediaan Sarana Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pertanian pada
Fasilitasi Penyediaan Sarana Pendukung Program Bekerja
Program #BEKERJA dilaksanakan untuk memastikan pengentasan kemiskinan, dan
peningkatan kesejahteraan berbasis pertanianselaras dengan Nawacita ke-5, yaitu
peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia. Tahun 2018 dalam rangka mendukung
program #BEKERJA, Ditjen PSP memberikan bantuan penyediaan sarana kandang
ayam/itik di lokasi penerima bantuan. Hasil verifikasi Tim Bekerja Ditjen PSP dengan
Dinas Pertanian yang membidangi Peternakan Jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM)
sebanyak 169.131 RTM, terbagi menjadi 1.997 UPKK.

108
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

102 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

H. Pelaksanaan Program Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-


Industri Berkelanjutan
Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Pangan
Kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman pangan pada TA 2018 dilaksanakan di
Puslitbangtan Bogor, BBPadi Sukamandi, Balitkabi Malang, serta Balitsereal Maros dan Lolit
Tungro Lanrang yang keduanya berlokasi di Sulawesi Selatan. Masing-masing memiliki tugas
dan fungsi spesifik sesuai Satuan Kerja.
 Varietas Unggul Baru Padi Purwa
Dirilis dengan SK Mentan No: 324/Kpts/TP.010/5/2018. Varietas purwa merupakan padi
ketan dengan potensi hasil 6,7 ton/ha dan rata-rata hasil 4,9 ton/ha.
 CVUB Kedelai Derek 1
Calon Varietas Unggul Baru (CVUB) kedelai Derek 1 telah disidangkan pada sidang
pelepasan varietas di depan Tim TP2V pada tanggal 3 Oktober 2018. Derek 1 merupakan
hasil seleksi persilangan Tanggamus dengan Anjasmoro, yang memiliki keunggulan:
potensi hasil 3,56 t/ha dengan rata-rata hasil 2,61 t/ha.
 CVUB Jagung Komposit Sinhas 1
CVUB jagung Sinhas 1 berumur sedang 101 hari, dengan hasil tinggi pada kondisi
lingkungan dan pemeliharaan optimum potensi hasil 10,71 ton/ha.
 Perakitan paket teknologi budidaya padi sawah produksi tinggi ramah lingkungan (Isabela)
Teknologi ini dikembangkan dalam demfarm seluas 56 hektar di Kecamatan Takkalalla,
Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Tujuan utama demfarm tersebut untuk mempercepat
proses diseminasi sekaligus memperkenalkan teknologi budidaya padi produksi tinggi,
spesifik agro-ekosistem (Tepat-Sae) untuk peningkatan produksi padi di lahan sawah tadah
hujan dengan teknologi intensifikasi sebar benih langsung (Isabela). Hasil panen ubinan
Inpari 42 Agritan GSR 7,2 t/ha GKP lebih tinggi dengan rata-rata produksi wilayah tersebut
5,1 t/ha.
 Susu beras fortifikasi
Susu beras adalah minuman yang dibuat dari ekstrak beras, produk samping produksi
beras kelas mutu premium yaitu beras patah dan menir sebagai bahan bakunya. Susu
beras fortifikasi BB Padi ini sudah didaftarkan untuk mendapatkan hak paten.
 Optimalisasi Produktivitas Padi Rawa Mendukung Kedaulatan Pangan dan Swasembada
Beras Nasional
Hasil kegiatan Optimalisasi Produktivitas Padi Rawa Mendukung Kedaulatan Pangan dan
Swasembada Beras Nasional telah menghasilkan teknologi sistem produksi padi sawah
pasang surut intensif, super dan aktual (RAISA).
 Kondisi pertanaman di Sumatera Selatan
Tanam telah dilakukan pada bulan
Juli 2018 menggunakan alat tanam
amator modifikasi. Pendekatan
metode dari hambur menuju
mekanisasi baik tegel maupun
legowo 2:1. Varietas yang
digunakan: Inpari 22 (tahan blas),
Inpara 2, 3, dan 8. Biotara, kapur
109
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 103


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

dan dosis pemupukan sesuai rekomendasi PUTR diterapkan dalam denfarm ini untuk
seluruh petani.
Sampai dengan akhir tahun 2018 telah diproduksi benih sumber padi, serealia dan tanaman
aneka kacang dan ubi sebanyak 175,78 ton atau 108,50% dari target 162 ton untuk
mendukung kebutuhan benih sumber di 34 provinsi di Indonesia. Selain hal tersebut telah
diproduksi benih sumber padi FS tahan penyakit tungro sebanyak 30,31 ton untuk
penyediaan dan penyebarluasan benih sumber padi tahan tungro khususnya daerah-daerah
yang merupakan endemik tungro.
 Benih Sumber Serealia
Puslitbangtan melalui UPBS Balitsereal tahun 2018 telah memproduksi benih sumber
jagung dan serealia lainnya kelas BS dan FS terdiri dari Jagung/BS; Jagung/FS; dan
Sorgum/BS sebanyak 28,19 ton.
 Benih Sumber Aneka Kacang Dan Umbi
Produksi benih yang dilakukan oleh UPBS Balitkabi dengan total produksi 29,469 ton
meliputi :
 Benih Inti NS : Kedelai : (Gepak Kuning, Devon 1, Devon 2, Dena 1, Detap 1, Derap 1);
Kacang tanah (Hypoma 1, Hypoma 2, Hypoma 3, Takar 2, Tala 1, Talam 1, Katana 1,
dan Katana 2); Kacang hijau (Vima 2, Vima 3, Vima 4 dan Vima 5); Total Benih Inti NS
3,184 ton dari target 2,0 ton.
 Benih Penjenis (BS) Kedelai : (Anjasmoro, Dega 1, Dena 1, Devon 1, Grobogan, Deja
1, Deja 2, Demas 1, Detap 1, Devon 2, dan Gepak Kuning); Kacang tanah : (Hypoma 1,
Hypoma 2, Tuban, Talam 1, Kancil, Takar 2, Tala 1 dan Tala 2); Kacang hijau : (Kutilang,
Vima 1, Vima 2, Vima 3, Sampeong, Vima 4 dan Vima 5); Ubi kayu : (Darul Hidayah,
Adira 1, Agritan 2, Malang 1); Ubi jalar : (Beta 1, Beta 2, Beta 3, Kidal, Papua
Solossa,Sawentar, Antin 1, Antin 2, Antin 3, dan Sari); Total Benih Penjenis (BS) adalah
58.165 stek dari target 50 stek;
 Benih dasar (FS) : Kedelai : (Anjasmoro, Dega 1, Dena 1, Dering 1, Devon 1, Devon 2,
Deja 1, Deja 2, Argomulyo, Detap 1, dan Grobogan); Kacang tanah : (Kancil, Tuban,
Hypoma 1, Hypoma 2, Takar 2, Talam 1, Tala 1, dan Tala 2); Kacang hijau : (Vima 1,
Vima 2, Vima 3, dan Kutilang); Total Benih dasar 17,079 ton dari target 16,00 ton.

Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Hortikultura


Kegiatan Puslitbang Hortikultura pada TA. 2018 telah mencapai kemajuan pelaksanaan
kegiatan penelitian dan penunjang lainnya hingga triwulan 4, diuraikan sebagai beriku :
Jumlah varietas unggul baru tanaman hortikultura 31 VUB dari target 25 VUB dengan
ketercapaian (163,16%) dengan realisasi keuangan sebesar 3,373,178,151 (98,57%). Status
ke 31 VUB hortikultura tersebut adalah sebagai berikut: (a) VUB tanaman sayuran dengan
target tiga VUB telah tercapai (100 (b) VUB tanaman buah tropika dari target dua VUB, capaian
realisasi sebesar tiga VUB (150; (c) VUB tanaman hias telah terealisasi melebihi target, yaitu
berjumlah 16 VUB (123,08%).
Beberapa VUB unggulan yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
a) VUB bawang merah dengan nama Ambasador Agrihorti
b) VUB mangga Agrimania
c) Krisan Arshanti Agrihorti

110
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

104 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

d) Jeruk keprok Topazindo Agrihorti


 Teknologi perbenihan bawang merah melalui biji botani (TSS)
Kegiatan Teknologi perbenihan bawang merah melalui biji botani;
 Pengendalian kutu putih dan penyakit antraknosa mangga menggunakan pestisda nabati
yang efektif, efisien dan ramah lingkungan
Proses penyemprotan dengan pestisida nabati pada teknologi pengendalian kutu putih dan
penyakit antraknosa
 Teknologi percepatan produksi benih anggrek Dendrobium melalui peningkatan laju
proliferasi kalus/plb
Teknologi perbanyakan klonal ini efektif dan efisien untuk perbanyakan massal anggrek
Dendrobium melalui peningkatan laju proliferasi kalus/plb airlift bioreactor, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan benih bermutu (sehat, vigor, dan seragam) dalam jumlah besar
secara berkelanjutan mendukung pengem-bangan dan kemajuan agribisnis.
 Uji PUKAP JESTRO-TBM pada Tanaman Jeruk Siam SITARA Tahun II dan Perakitan
Aplikasi PUKAP JESTRO-TBM dapat menghemat pupuk sebesar 25 %. ormula tersebut
sudah dibuat prototipenya dan selanjutnya disebut “PUKAP JESTRO-TM” (Gambar 5).
Prototipe PUKAP JESTRO-TM sudah diuji coba untuk diproduksi di pabrik PT. MTI di
Mojokerto, Jawa Timur dan di kaanalisis di laboratorium Tanah, Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPT) Jawa Timur.
Dari kegiatan produksi benih sumber tanaman buah tropika telah dihasilkan 42.530 batang
benih, yang terdiri dari 26.705 batang durian, 9.000 batang mangga, 3.000 batang manggis,
875 batang pisang, 50 batang salak, dan 2.900 batang alpukat. Pada kegiatan ini produksi
benih melebihi target, yaitu dari target 40.650 batang menjadi 42.530 batang. Komoditas
yang melebihi target produksi, antara lain durian, dari target 25.000 batang dihasilkan
26.705 batang, alpukat dari target 2.300 batang diperoleh 2.900 batang. Namun demikian
masih terdapat kekurangan target produksi pada komoditas manggis, dari target 3.500
batang diperoleh 3.000 batang. Hal ini disebabkan oleh benih banyak mengalami kematian
karena banjir dan hujan yang tinggi.
Produksi benih sumber tanaman hias tahun 2018 sebanyak 256.000 (stek/planlet) dari
target 254.000 (stek/planlet) atau sebesar 100,79%. Kegiatan ini telah menghasilkan
250.000 stek (100,81%) benih sumber krisan dari target 248.000 stek; serta 6.000 planlet
(100,00%) benih sumber anggrek dari target 6.000 planlet dan tanaman hias lain yang
terdiri atas 530 planlet anggrek dendrobium, 10 planlet anggrek phalaenopsis, 4.650 planlet
krisan, 470 planlet anthurium, dan 340 planlet lili.
Jumlah benih sumber tanaman jeruk dan buah subtropika yang sejumlah 9.444 batang
melebihi dari target yang ditetapkan sebesar 5000 batang. Benih sumber telah
didistribusikan sesuai dengan pemesan yang berasal dari instansi pemerintah maupun
swasta.

Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Perkebunan


Inovasi Varietas Unggul Dan Perbenihan Perkebunan (Vub, Peta Sebaran Benih/Bibit,
Teknologi Produksi Benih)
Pada Tahun Anggaran 2018, Puslitbang Perkebunan telah berhasil melepas VUB tanaman
tebu, kapas, jarak kepyar, tembakau, kelapa, aren, pinang, kopi, pala, lada dan Indigofera

111
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 105


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Tebu Varietas PSMLG 1 AGRIBUN


Varietas unggul baru tebu PSMLG 1 Agribun adalah hasil persilangan PS 951 X IRK 67-1
(Introduksi dari Jepang). VUB PSMLG 1 Agribun ini mempunyai warna batang kuning-
kemerahan, tinggi tanaman mencapai 310 cm, dengan keunggulan sifat pelepah daun
mudah lepas, masuk tipe kemasakan awal – tengah, daya kepras baik, kadar sabut 14,8%,
dengan potensi produksi tebu 94 - 140 ton/ha, rendemen 7,5 – 10,6 %, dan produksi hablur
gula 8,0 – 10,6 ton/ha.
 Tebu Varietas PSMLG 2 AGRIBUN
Varietas unggul baru tebu PSMLG 2 Agribun adalah hasil persilangan V M C 8 7 - 599
polycross. VUB PSMLG 2 Agribun ini mempunyai karakter warna batang kuning-kecoklatan,
warna daun hijau kehijauan, tinggi tanaman mencapai 325 cm, dengan keunggulan sifat
pelepah daun mudah lepas, masuk tipe kemasakan awal – tengah, daya kepras baik, kadar
sabut 14,5%, dengan potensi produksi tebu 97 - 127 ton/ha, rendemen 7,2 – 10,9 %, dan
produksi hablur gula 8,9 – 11,8 ton/ha.
 Kapas Varietas Bronesia 1
Varietas unggul baru kapas Bronesia 1 adalah hasil persilangan tunggal Kanesia 7 x RLBL
dan dilanjutkan dengan pedigree. VUB ini mempunyai keunggulan percabangan kompak,
warna serat Cokelat muda, potensi produksi : 1.359,7 – 2.534,6 kg kapas berbiji/ha tanpa
pengendalian hama; kandungan serat 33,6 %, mutu kehalusan serat 5,7 mikroner, kekuatan
serat 22,4 g/tex, panjang serat 23,9 mm, keseragaman serat 84,7 %, mulur serat 6,9 %.
 Kapas Varietas Bronesia 2
Varietas unggul baru kapas Bronesia 2 adalah hasil persilangan tunggal Kanesia 8 x RLBL
dan dilanjutkan dengan pedigree. VUB ini mempunyai keunggulan percabangan menyebar,
warna serat Cokelat muda terang (Munsell : 6,0 YR 7/6 RHS : Greyed Orange Group 165D),
potensi produksi : 1.287,0 – 2.492,5 kg kapas berbiji/ha tanpa pengendalian hama;
kandungan serat 34,5 %, mutu kehalusan serat 4,0 mikroner, kekuatan serat 23,7 g/tex,
panjang serat 25,7 mm, keseragaman serat 84,9 %, mulur serat 5,9 %.
 Kapas Varietas Bronesia 3
Varietas unggul baru kapas Bronesia 3 adalah hasil persilangan tunggal Kanesia 8 x 73814
dan dilanjutkan dengan pedigree. VUB ini mempunyai keunggulan percabangan menyebar,
warna serat Cokelat tua (Munsel : 5,0 YR 6/10, RHS : Greyed Orange Group 164A), potensi
produksi : 1.231,3 – 2.288,3 kg kapas berbiji/ha tanpa pengendalian hama; kandungan serat
33,1 %, mutu kehalusan serat 4,1 mikroner, kekuatan serat 21,2 g/tex, panjang serat 23,2
mm, keseragaman serat 83,6 %, mulur serat 8,8 %.
 Jarak Kepyar Varietas Asembagus 119 Agribun
Varietas unggul baru (VUB) Jarak Kepyar Asembagus 119 Agribun memiliki rata-rata
produktivitas 2.494,5 kg/ha meningkat 30,16 % dibandingkan dengan varietas Asb.81, dapat
beradaptasi luas dan kadar minyak 47,89%.
 Jarak Kepyar Varietas Asembagus 175 Agribun
Varietas unggul baru (VUB) Jarak Kepyar Asembagus 175 Agribun memiliki rata-rata
produktivitas 2.362,1kg/ha, meningkat 23,25 % dibandingkan dengan varietas Asb.81, dapat
beradaptasi luas, memiliki kadar minyak 46,62%.
 Kopi Varietas Korolla 1
Varietas unggul baru kopi Korolla 1 memiliki warna buah muda kuning setelah tua/masak
memiliki warna buah merah dan memiliki potensi produksi 2,09 kg biji/phn/thn setara 2,87
112
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

106 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

ton biji/ha/thn dengan populasi 1.400 tanaman. Varietas ini agak tahan penyakit karat daun
dan PBKo, dapat beradabtasi cukup luas 240 – 1100 dpl.
 Kopi Varietas Korolla 2
Varietas unggul baru kopi Korolla 2 berasal dari Tugu Jaya memiliki potensi produksi rata-
rata 2,37 kg biji/phn/thn setara 3,34 ton biji/ha/thn dengan populasi 1.400 tanaman, agak
tahan penyakit karat daun dan PBKo dan dapat beradaptasi cukup luas 240 -1100 m dpl.
 Kopi Varietas Korolla 3
Varietas unggul baru kopi Korolla 3 berasal dari Tugu Jaya memiliki potensi produksi rata-
rata 1,69 kg biji/phn/thn setara 2,36 ton biji/ha/thn dengan populasi 1400 tanaman, agak
tahan penyakit karat daun dan PBKo dan dapat beradaptasi cukup luas 240 – 1100 m dpl.

 Kopi Varietas Korolla 4


Varietas unggul baru kopi Korolla 4 berasal dari Tugu Jaya memiliki potensi produksi rata-
rata 1,39 kg biji/phn/thn setara 1,89 ton biji/ha/thn dengan populasi 1400 tanaman, agak
tahan penyakit karat daun dan PBKo dan dapat beradaptasi cukup luas 240 – 1100 m dpl.
 Lada Varietas Bangka
Sesuai dikembangan di lokasi dengan jenis tanah Podsolik merah-kuning, berpasir dengan
kandungan bahan organik tinggi, Rata-rata produksi buah 8,34 ± 46,43 kg/pohon, rata-rata
produksi lada putih 2,01 ± 0,11 kg/pohon dengan estimasi produksi lada putih (ton/ha) 6,03
(jarak tanam 1,8 x 1,8 m; populasi 3000 tanaman/ha; Tajar mati tinggi 3 m) sedangkan
untuk kadar minyak atsiri sebanyak 2,10 % dan kadar piperin 3,15%
 Pala Varietas Bogor
Asal varietas adalah seleksi populasi nama asal pala bogor dengan usulan nama
Nurpakuan Agribun, dengan ketahanan terhadap penyakit agak tahan. Bentuk buah bulat,
bulat oval warna kulit buah tua hijau kekuningan (YGG 152 D) warna daging buah putih
dengan panjang 50,80+ 5,27 mm, diameter buah 44,58+ 4,25 mm tebal daging 10,56+ 1,82
mm, rasa pedas dengan aroma tajam.
 Kelapa Dalam Varietas Ujung Kubu
Varietas Kelapa dalam baru dengan batang pendek, jarak antar bekas daun rapat, Cepat
berbuah ( 4 tahun mulai berbunga), Kadar minyak dan asam laurat tinggi dan spesifik lahan
pasang surut, cocok sebagai bahan baku industri kelapa parut kering, santan, tepung
kelapa dan VCO. Daerah sebaran di propinsi Sumatera Utara.
 Kelapa Dalam Varietas Odeska Lobu
Varietas Kelapa dalam baru dengan Produksi tinggi, Kadar minyak dan protein tinggi, Buah
besar dan daging buah tebal cocok sebagai sumber benih untuk pengembangan kelapa di
lahan kering iklim basah dan sebagai bahan baku industri kelapa parut kering, santan,
tepung kelapa dan VCO. Sebaran di Provinsi Sulawesi Utara.
 Kelapa Genjah Pandan Wangi
Varietas Kelapa Genjah dengan ciri – ciri batang kecil tanpa bol, daun yang kaku, ukuran
buah besar dan warna buah hujau muda dengan keunggulan aroma dan rasa pandan pada
air dan daging buah, kadar kemanisan air buah juga bervariasi antara 6- 8 Brix, umur
tanaman Genjah, pertambahan tinggi batang lambat dan produksi buah tinggi dengan
daerah sebaran Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin , Kabupaten
Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara.

113
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 107


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Kelapa Genjah Entog


Varietas Kelapa Genjah dengan ciri – ciri batang kecil tanpa bol, daun yang kaku, ukuran
buah besar dan warna buah hujau muda dengan keunggulan berbunga cepat, pertambahan
tinggi batang lambat, ukuran buah yang besar, kandungan gizi daging buah yang relatif
tinggi dan kadar kemanisan air buah 6 brix dengan kegunaan buah muda untuk konsumsi
kelapa muda, buah tua untuk produksi santan dan benih untuk perbanyakan tanaman.
Penyebaran tanaman Kecamatan Alian, Kebumen, Ambal dan Mirit, Kabupaten Kebumen,
Jawa Tengah dan Jawa Timur.
 Aren Varietas Parasi
Varietas ini dirilis pada Bulan Oktober 2018 dengan SK. Pelepasan dari Kementan Nomor.
910/Kpts/KB.310/2012/2018 tanggal 31 Desember 2018 dengan keunggulan Batang
pendek, Lebih cepat berbuah dari rata - rata Aren Dalam (6 – 8 tahun). Kegunaan sebagai
sumber benih tanaman dengan batang pendek dan cepat berproduksi, sebagai bahan baku
pembuatan gula dan alkohol teknis dengan peta sebaran di Propinsi Banten.
 Aren Varietas Smulen ST-1
Aren Smulen ST-1 sebagai varietas unggul asal Kabupaten Rejang Lebong Provinsi
Bengkulu memiliki ciri sebagai berikut : Batang ukuran sedang, kurun tanaman relatif
pendek, Cepat berproduksi umur tanaman semi genjah dengan produksi nira >15,4 liter/hari
dengan lamanya waktu penyadapan >2,5 bulan/mayang
 Pinang Emas
Varietas ini mempunyai karakteristik batang pendek, jarak antar nodus/bekas daun sangat
rapat (14 bekas daun per 1.5 meter batang), cepat berbunga (4-5 tahun) dan produksi tinggi
mencapai 5 ton biji kering/ha/tahun. Kegunaan : sebagai sumber benih untuk pinang tipe
genjah (cepat berbunga) dan berbatang pendek, sebagai tetua untuk merakit tanaman
pinang hibrida dengan peta sebaran taanaman di Kota Kotamobagu, Propinsi Sulawesi
Utara.
 Varietas tembakau lokal Jinten Pakpie
Varietas ini mempunyai keunggulan potensi produksi tembakau rajangan kering 1,49-2,06
ton/ha, indeks mutu 70,08-78,17, indeks tanaman 105,26-147,20, kadar nikotin 3,49-4,47%
serta moderat tahan baik terhadap penyakit lanas (P. nicotianae) maupun terhadap penyakit
layu bakteri (R. solanacearum). VUB tembakau lokal Jinten Pakpie ini sangat sesuai untuk
lahan sawah dan tegal di Kabupaten Jombang, Lamongan dan Mojokerto.
 Varietas tembakau lokal Manilo
Varietas ini mempunyai keunggulan potensi produksi tembakau rajangan kering 1,43-2,04
ton/ha, indeks mutu 70,21-78,67, indeks tanaman 97,55-139,05, kadar nikotin 3,79-
4,62%,moderat tahan terhadap penyakit lanas (P. nicotianae) dan tahan terhadap penyakit
layu bakteri (R. solanacearum). VUB tembakau lokal Manilo ini sangat sesuai untuk lahan
sawah dan tegal di Kabupaten Jombang.
 Varietas unggul baru tembakau lokal Tegar A1
mempunyai potensi jumlah daun 23-27 lembar dengan keunggulan potensi produksi
tembakau rajangan kering 1-1,5 ton/ha, indeks mutu 212,91, indeks tanaman 97,55-139,05,
kadar nikotin 5,2 %, moderat tahan terhadap penyakit lanas (P. nicotianae) dan penyakit
layu bakteri (R. solanacearum). VUB tembakau lokal Tegar A1 ini sangat sesuai untuk lahan
sawah dan tegal di Kabupaten Garut.

114
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

108 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Varietas unggul baru tembakau lokal Tegar A2


mempunyai potensi jumlah daun 23-27 lembar dengan keunggulan potensi produksi
tembakau rajangan kering 1-1,55 ton/ha, indeks mutu 143, indeks tanaman 212,3, kadar
nikotin 5,35 %, tahan terhadap penyakit lanas (P. nicotianae) dan penyakit layu bakteri (R.
solanacearum). VUB tembakau lokal Tegar A2 ini sangat sesuai untuk lahan sawah dan
tegal di Kabupaten Garut.
 Varietas unggul baru tembakau lokal Tegar D1
mempunyai potensi jumlah daun 20-22 lembar dengan keunggulan potensi produksi
tembakau rajangan kering 0,8-1,4 ton/ha, indeks mutu 144,8, indeks tanaman 212,65, kadar
nikotin 4,89 %, moderat tahan terhadap penyakit lanas (P. nicotianae) dan rentan terhadap
penyakit layu bakteri (R. solanacearum). VUB tembakau lokal Tegar D1 ini sangat sesuai
untuk lahan sawah dan tegal di Kabupaten Garut.
 Varietas unggul baru tembakau lokal Tegar D2
mempunyai potensi jumlah daun 22-23 lembar dengan keunggulan potensi produksi
tembakau rajangan kering 0,8 - 1,45 ton/ha, indeks mutu 138,9, indeks tanaman 209,51,
kadar nikotin 5,5 %, tahan terhadap penyakit lanas (P. nicotianae) dan penyakit layu bakteri
(R. solanacearum). VUB tembakau lokal Tegar D2 ini sangat sesuai untuk lahan sawah dan
tegal di Kabupaten Garut.
 Varietas unggul baru tembakau lokal Tegar J
mempunyai potensi jumlah daun 21-23 lembar dengan keunggulan potensi produksi
tembakau rajangan kering 0,8 - 1,4 ton/ha, indeks mutu 135,42, indeks tanaman 233,68,
kadar nikotin 5,13 %, tahan terhadap penyakit lanas (P. nicotianae) dan penyakit layu
bakteri (R. solanacearum). VUB tembakau lokal Tegar J ini sangat sesuai untuk lahan
sawah dan tegal di Kabupaten Garut.
 Varietas unggul baru tembakau lokal Temangi
Mempunyai potensi jumlah daun 20-26 lembar dengan keunggulan potensi produksi
tembakau rajangan kering 0,93 - 1,2 ton/ha, indeks mutu 235,35, indeks tanaman 212,85,
kadar nikotin 3,9 %, rentan terhadap penyakit lanas (P. nicotianae) dan moderat tahan
terhadap penyakit layu bakteri (R. solanacearum). VUB tembakau lokal Temangi ini sangat
sesuai untuk lahan sawah dan tegal di Kabupaten Sumedang.
 Varietas unggul baru tembakau lokal Hanjuang
Mempunyai potensi jumlah daun 19-26 lembar dengan keunggulan potensi produksi
tembakau rajangan kering 0,65 – 1,1 ton/ha, indeks mutu 215,54, indeks tanaman 128,16,
kadar nikotin 3,5 %, rentan terhadap penyakit lanas (P. nicotianae) dan moderat tahan
terhadap penyakit layu bakteri (R. solanacearum). VUB tembakau lokal Hanjuang ini sangat
sesuai untuk lahan sawah dan tegal di Kabupaten Sumedang.
 Varietas unggul baru tembakau lokal Kenceh
Mempunyai potensi jumlah daun 20-22 lembar dengan keunggulan potensi produksi
tembakau rajangan kering 0,62 – 1,2 ton/ha, indeks mutu 248,8, indeks tanaman 166,92,
kadar nikotin 4,7 %, moderat tahan terhadap penyakit lanas (P. nicotianae) dan penyakit
layu bakteri (R. solanacearum). VUB tembakau lokal Kenceh ini sangat sesuai untuk lahan
sawah dan tegal di Kabupaten Sumedang.
 Varietas unggul baru tembakau lokal Sigalih
Mempunyai potensi jumlah daun 20-22 lembar dengan keunggulan potensi produksi
tembakau rajangan kering 0,4 – 0,8 ton/ha, indeks mutu 176,02, indeks tanaman 117,8,
115
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 109


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

kadar nikotin 1,72 %, moderat tahan terhadap penyakit lanas (P. nicotianae) dan penyakit
layu bakteri (R. solanacearum). VUB tembakau lokal Sigalih ini sangat sesuai untuk lahan
sawah dan tegal di Kabupaten Majalengka.
 Varietas unggul baru tembakau lokal Citrasari
Mempunyai potensi jumlah daun 20-22 lembar dengan keunggulan potensi produksi
tembakau rajangan kering 0,43 – 0,8 ton/ha, indeks mutu 172,65, indeks tanaman 71,6,
kadar nikotin 2,55 %, moderat tahan terhadap penyakit lanas (P. nicotianae) dan penyakit
layu bakteri (R. solanacearum). VUB tembakau lokal Citrasari ini sangat sesuai untuk lahan
sawah dan tegal di di Kabupaten Majalengka
 Varietas unggul baru tembakau lokal Kubangsari
Mempunyai potensi jumlah daun 20-22 lembar dengan keunggulan potensi produksi
tembakau rajangan kering 0,43 – 0,8 ton/ha, indeks mutu 172,65, indeks tanaman 71,6,
kadar nikotin 2,55 %, moderat tahan terhadap penyakit lanas (P. nicotianae) dan penyakit
layu bakteri (R. solanacearum). VUB tembakau lokal Kubangsari ini sangat sesuai untuk
lahan sawah dan tegal di Kabupaten Majalengka.

Teknologi Biopori Mendukung Pertumbuhan Tanaman Kemiri Sunan (Reutealis


trisperma (Blanco) Airy shaw)
Prinsip kerja teknologi biopori adalah sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan yaitu
mekanisme dekomposisis bahan organik oleh jazad renik yang bisa menyediakan hara bagi
tanaman. Proses pengambilan hara tanaman oleh akar dimulai dari difusi, intersepsi akar dan
aliran masa. Mineralisasi bahan organik dalam biopori dapat menghasilkan asam humat. Asam
humat merupakan zat organik yang memiliki struktur molekul komplek dengan berat molekul
tinggi (makro molekul atau polimer organik) yang mengandung gugus aktif. Disamping itu asam
organik memiliki kemampuan untuk menstimulir dan mengaktifkan proses biologi dan fisiologi
pada organisme hidup. Teknologi biopori dapat digunakan untuk pembenahan tanah, sehingga
pemakaian pupuk anorganik bisa dihemat terutama untuk memacu pertumbuhan dan produksi
kemiri sunan. Pada percobaan penggunaan teknologi Biopori perlakuan yang diberi cacing dari
jenis Afrika Crown satu lubang paralon diberi 1 ons cacing atau sebanyak 100 ekor membantu
proses mineralisasi bahan organik lebih cepat karena daun daun kemiri sunan dimakan oleh
cacing cacing tersebut. Keunggulan : Pemanfaatan daun kemiri sunan yang sudah rontok di
tanah sebagai sumber bahan organik, mengais air dan pembenah tanah baik secara kimia,
fisika maupun biologi tanah melalui teknologi biopori.

Teknologi produksi benih tebu G0 dengan kultur jaringan


Teknologi produksi benih tebu G0 dengan kultur jaringan ini telah dituangkan dan menjadi
Instruksi Kerja Produksi Benih Sumber Tebu nomor IK.BALITTAS.UB.2.01.02 (Prosedur kerja
12 hal.). Intruksi kerja ini bertujuan agar pelaksanaan perbanyakan benih dapat dilakukan
secara efektif, sehingga memenuhi persyaratan standart ISO 9001 : 2015 dan diperoleh benih
tebu dengan mutu benih sesuai SNI dan keinginan pelanggan serta jumlah benih sesuai target
yang ditetapkan.

116
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

110 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Pemanfaatan Limbah Kulit Kakao sebagai Bahan Baku Pektin


Pemanfaatan tanaman kakao selama ini masih terbatas yaitu pada bijinya, sedangkan bagian
lainnya seperti kulit buah dan pulp belum banyak dimanfaatkan. Kulit buah kakao merupakan
salah satu sumber pektin dengan kandungan mencapai 6-12%. Pemanfaatan kulit kakao
sebagai bahan baku pektin dapat mengurangi ketergantungan impor pektin dari luar negeri.
Proses mengolah kulit kakao menjadi pektin melalui tahapan persiapan, ektraksi, isolasi dan
pengeringan. Dari penelitian ini didapatkan hasil rendemen yang terbaik sebesar 6,31%
dengan karakter kadar air 11.96%, kadar abu 11.57%, berat ekuivalen 2.7 mg, kadar metoksil
0.57%, kadar galakturonat 39.16% dan derajat ekuivalen 258%. Keunggulan pektin dari kulit
kakao ini adalah memiliki karakter berat ekuivalen yang rendah dibanding pektin komersial.
Namun diliat dari segi warna, pektin dari kulit kakao ini memiliki warna lebih gelap dibanding
pektin komersial dikarenakan adanya reaksi pencokelatan pada proses persiapan bahan baku.

Pestisida Nabati Berbahan Aktif Asap Cair untuk Pengendalian PBK


Formula insektisida nabati campuran asap cair dan serai wangi dengan konsentrasi 15%
(ACS15%) lebih mampu melindungi buah kakao dari serangan penggerek buah. Nilai
persentase serangan serangan penggerek buah dapat ditekan sebesar 28,68%, kerusakan di
dalam biji hanya mencapai 5,68%, dengan kehilangan hasil sekitar 3,04%. Penyemprotan
dilakukan tiap 2 minggu sekali. Konsentrasi 5 ml per liter. Volume semprot sekitar 250
ml/pohon. Penyemprotan dilakukan sejak buah berukuran panjang sekitar 10-15 cm sampai
menjelang panen.

Insektisida nabati Derris eliptica terhadap hama Brontispa


Dari hasil penelitian ini ternyata akar tuba Derris eliptica sangat efektif mengendalikan larva
dan imago Brontispa longissima. Aplikasi konsentrasi akar tuba 1,25% - 5% dengan bahan
pelarut metanol dapat menyebabkan mortalitas larva dan imago mencapai 100%. Mortalitas
larva dan imago mulai terjadi 1 hari setelah aplikasi. Akar tuba dengan pelarut air dapat
menyebabkan mortalitas larva sampai 100%. Dari hasil pengujian. laboratorium ternyata
insektisida nabati akar tuba Derris eliptica dengan pelarut metanol lebih efektif dibandingkan
dengan pelarut air. Hasil pengujian ini perlu dilakukan pengujian lebih lanjut di lapangan untuk
memastikan efektivitasnya terhadap hama Borntispa longissima di lapangan.

Kegiatan Bekerja Di Kabupaten Garut Tahun 2018


Program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (BEKERJA) berbasis pertanian yang diluncurkan
oleh Kementerian Pertanian merupakan upaya untuk pengentasan kemiskinan dan
pemberdayaan masyarakat miskin guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan melalui
kegiatan pertanian yang terintegrasi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan dalam
hal ini berperan sebagai Penanggung Jawab Kegiatan Program BEKERJA di Kabupaten Garut
Jawa Barat yang terdiri dari 4 kecamatan (Pakenjeng, Sukaresmi, Leles dan Malangbong) di
bawah koordinasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan selaku Penanggung Jawab
kegiatan BEKERJA Provinsi Jawa Barat. Adapun bentuk bantuan yang diberikan kepada
masyarakat dalam program ini adalah Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) yang
berumur 1 hari sebanyak 50 ekor beserta kandang, obat vaksin dan pakan selama 6 bulan,
benih kopi, manggis, dan lain-lain untuk setiap Rumah Tangga Miskin (RTM).
117
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 111


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Kegiatan Pendampingan Program BEKERJA dilakukan dengan mengirim Tim Pendamping dari
8 UK/UPT lingkup Balitbangtan ke wilayah tugas yang diberikan kepada Puslitbang
Perkebunan yaitu Kabupaten Garut. Adapun 8 UK/UPT yang membantu dalam proses
pendampingan ialah, Puslitbangtan, Puslitbanghorti, Balittri, Balittro, Balitnak, Balitklimat, dan
Balitsa serta BPTP Jawa Barat selaku koordinator lapang kegiatan di Kabupaten Garut.
Kegiatan diawali denga melakukan verifikasi data RTM yang diterima dari Kementerian Sosial
tahun 2015 untuk divalidasi kelayakannnya dalam menerima bantuan di bulan Juli tahun 2018.
Sebanyak 11.381 dari total 12.376 data RTM di Kabupaten garut dinyatakan layak untuk
menerima bantuan, dan 995 data RTM dinyatakan tidak layak menerima bantuan berdasarkan
keadaan mereka yang sudah sejahtera dan kesiapan lahan tinggal mereka untuk menerima
bantuan.
Setelah mendapatkan jumlah data RTM yang layak menerima bantuan, kemudian dilaksanakan
sosialiasi dan bimbingan teknis mengenai pendistribusian bantuan dan pendampingan Program
BEKERJA untuk seluruh UK/UPT Pendamping, tenaga teknis tingkat kecamatan dan desa,
serta para RTM penerima bantuan mengenai cara merawat ayam hingga menghasilkan telur.
Kegiatan bimtek tersebut dilaksanakan beriringan dengan proses distribusi bantuan selama 58
kali yang dimulai pada bulan Agustus hingga bulan Desember 2018 di 48 Desa.

Penelitian Dan Pengembangan Peternakan


Pelepasan galur sapi POGASI (sapi PO Grati hasil seleksi)
Dari target 100 jenis isolat mikroba veteriner yang terkarakteristik dan terkonservasi, sampai
dengan triwulan IV telah dikonservasi 100 isolat mikroba.
Kegiatan penelitian meliputi 42 Kegiatan Peternakan dan veteriner terdiri dari 22 Kegiatan
Peternakan dan 20 Kegiatan Veteriner. Sampai dengan Triwulan IV kegiatan penelitian
mencapai realisasi fisik 98,75.
Bibit sumber ternak semula memiliki target sebanyak 99.827 ekor berupa 300 bibit unggul
Sapi, 300 bibit unggul kambing, 98.500 bibit unggul ayam dan sisanya aneka ternak, namun
adanya refocusing menjadi 65.246 ekor. Sampai dengan triwulan IV realisasi fisik 92,50%
dengan realisasi anggaran 88,20 %. Penyeleksian bibit unggul terus dilakukan dengan
memperhatikan manajemen pemeliharaan kandang, pakan dan kesehatan serta meningkatkan
produktifitas.

Penyerahan DOC pada Program BEKERJA


Rekomendasi kebijakan pengembangan peternakan dan veteriner dengan target output semula
sebanyak 7 rekomendasi menjadi 5 rekomendasi. Pada triwulan IV telah menghasilkan 5
rekomendasi yaitu mencakup (1) saran kebijakan tentang investasi pembangunan pulau
karantina sapi, (2) saran kebijakan dalam program bedah kemiskinan rakyat sejahtera
(Bekerja) berbasis pertanian, (3) Rancangan Undang-Undang Sistem budidaya Pertanian
Berkelanjutan ditinjau dari komoditas peternakan, (4) Petunjuk Teknis Persyaratan KESWAN
ternak ayam untuk mendukung program BEKERJA dengan judul Petunjuk Teknis Aspek
Kesehatan Hewan ternak Ayam Mendukung Program Perbibbitan Ternak Balitbangtan dan
Program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (#Bekerja) di Balitbangtan; dan (5) rekomendasi
kebijakan mengenai penanganan antimicrobial resistance (AMR) pada ayam pedaging di
Indonesia. dengan realisasi fisik sebesar 100%. Dalam upaya mendukung tahun perbibitan,
Puslitbangnak membangun infrastruktur perbibitan sebanyak 75 unit menjadi 57 unit yang
tersebar di UPT lingkup Puslitbangnak, sampai Triwulan IV terealisasi sebesar 97,25 %.
118
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

112 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Sebagian besar dialokasikan untuk penyediaan bibit ternak, sarana dan prasarana di KP
Balitnak, lokit Sapi dan lolit Kambing. Untuk menghasilkan bibit yang akan disebar kepada
masyarakat, pada TA 2018 Puslitbangnak mempunyai target output 126.893 ekor bibit ternak
berupa 126.883 ekor ayam KUB dan 100 ekor sapi potong, terealissi fisik senilai 95,67%,
sampai dengan triwulan IV, sudah dilakukan penyebaran bibit kambing Boerka di kabupaten
Ponorogo, ayam KUB ke Sumatera Selatan, NTB, Jawa Barat serta Itik Mojomaster ke
Lampung Selatan.

Penelitian/Perekayasaan Dan Pengembangan Mekanisasi Pertanian


Rekayasa Mesin Pembuat Guludan, Galengan dan Panen Bawang Merah
Produksi bawang merah akan semakin cepat apabila penyiapan lahan cepat dilakukan. Selama
ini penyiapan lahan untuk pengolahan tanah pertama (pengangkatan dan pembalikan tanah)
dan pengolahan tanah kedua (penghancuran tanah) sudah dilakukan dengan traktor. Tetapi
pembuatan guludan, saluran air (got) dan galengan masih dilakukan secara manual. Dalam
produksi sayuran, tenaga kerja dan waktu merupakan faktor yang sangat menentukan. Untuk
mensiasati hal tersebut, diperlukan mesin panen bawang merah untuk meningkatkan efisiensi
waktu dan tenaga kerja juga dapat menekan biaya panen.
 Alsin Pembuat Guludan
Alsin penggulud yang akan dikembangkan merupakan modifikasi dari rotary dengan
penambahan bagian untuk pengarah dan pemadat tanah sehingga dapat terbentuk
guludan. Namun demikian dalam penggunaannya nanti, lahan harus terolah sempurna.
Prototipe alsin pembuat guludan sudah di uji pada beberapa lokasi yaitu di Serpong
(Banten), Lembang (Jawa Barat) dan Klaten (Jawa Tengah). Hasil guludan sangat
dipengaruhi oleh kondisi tanah yang harus terolah sempurna.
 Uji Lapang Alsin Pembuat Guludan
Hasil uji lapang menunjukkan bahwa kapasitas lapang penggunaan alsin penggulud ini
adalah 5,02 jam/ha dengan lebar guludan dapat diatur 80 – 100 cm, dengan kedalaman
guludan 30,19 cm dan lebar alur 43,8 cm.
 Alsin Pembuat Pematang
Adapun desain alsin pembuat pematang yang dikembangkan dapat dilihat pada gambar 4.
Pada prisipnya alat ini terdiri dari pisau rotari untuk memopong dan melempar tanah, bagian
untuk membentuk alur dan bagian penekan berbentul roller untuk meratakan dan
memadatkan pematang yang sudah terbentuk.
Hasil uji lapang menunjukkan bahwa kapasitas maupun kualitas pematang yang dihasilkan
sangat bervariasi tergantung jenis dan kondisi tanah, seperti kadar air dan tingkat
kegemburan tanah (kualitas hasil pengolahan tanah).
 Alsin Pemanen Bawang
Alsin pemanen bawang yang dikembangkan merupakan alsin pemanen bawang untuk
lahan kering. Untuk lahan sawah belum bisa digunakan karena guludannya masih terlalu
tinggi (1-1,3 m), sehingga tidak memungkinkan untuk beroperasinya traktor. Lebar kerja
pemanenan alsin ini sekitar 80 – 100 cm, dengan kecepatan sekitar 1,5 – 2 km/jam. Dengan
kondisi di atas, kapasitas lapang pemanenan dengan alsin ini sekitar 0,12 ha/jam (8jam/ha)
– 0,2 ha/jam (5 jam/ha).
119
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 113


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Pengembangan Autonomous Tractor


Pengembangan autonomous traktor empat roda (traktor empat roda otonom) untuk
pengolahan tanah oleh BBP Mektan ini dirancang dengan kebaharuan dibandingkan
penelitian sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk membuat traktor otonom yang dapat
melakukan pengolahan lahan sesuai dengan peta perencanaan dengan akurasi 5-25 cm.
Sistem navigasi yang digunakan berbasis GPS-RTK. Sistem kontrol pada traktor terdiri atas
pengendalian stir, gas, persneling maju mundur, gigi 1 dan 1, rem (kanan dan kiri) , kopling
serta untuk mematikan engine. Sedangkan untuk aplikasi pengolahan lahan digunakan
pengendalian implemen dan PTO.

Penelitian Dan Pengembangan Bioteknologi Dan Sumberdaya Genetik Pertanian


Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian
pada TA 2018. Realisasi fisik output sumber daya genetik yang terkarakterisasi dan
terdokumentasi sebesar 100%. Target jumlah SDG yang terkarakterisasi dan terdokumentasi
adalah 1.150 aksesi.
Realisasi fisik output galur harapan unggul tanaman sebesar 100%. Sebanyak 9 kegiatan
perakitan VUB melalui pendekatan bioteknologi berhasil merealisasikan sasaran jumlah
galur harapan unggul tanaman sebanyak 22 galur atau 100% dari target 22 galur.
Realisasi fisik output teknologi berbasis bioteknologi dan bioprospeksi sebesar 100%.
Kegiatan perakitan teknologi berbasis bioteknologi dan bioprospeksi memiliki 5 sasaran
utama, yaitu (1) Peta genetik resolusi tinggi (fine mapping) karakter ketahanan terhadap
WBC, (2) Peta genetik ketahanan penyakit antraknosa pada cabai, (3) Konstruk
CRISPR/Cas9 untuk pengeditan gen-gen terkait perbaikan sifat produktivitas padi (TGW6,
Gn1, dan DEP1) dengan potensi hasil >10 ton/ha, (4) Teknik pengendalian penggerek
pucuk dan batang tebu dengan feromon seks, dan (5) Teknologi kultur in vitro untuk
peningkatan toleransi terhadap cekaman abiotik pada batang bawah jeruk.
 Peta Genetik Resolusi Tinggi (fine mapping) Karakter Ketahanan terhadap WBC
Peta genetik lokasi gen ketahanan terhadap WBC (Gambar 1) diidentifikasi pada
varietas padi lokal Untup Rajab yang bersifat tahan WBC populasi hama. Padi Untup
Rajab diketahui tahan terhadap dua populasi wereng yang berasal dari dua daerah yang
berbeda. Pembuatan peta genetik dilakukan dengan pendekatan menganalisis genotipe
individu F2 hasil persilangan Untup Rajab dengan varietas TN1 menggunakan marka
SNP yang tersebar di kromosom tanaman padi dan uji fenotipe ketahanan dari individu-
individu tanaman tersebut terhadap WBC populasi lapang. Jumlah individu F2 yang
digunakan untuk penelitian genotiping sebanyak 115 individu dengan menggunakan
7.098 marka SNP yang tersebar pada 12 kromosom padi. Peta yang sudah diperoleh
menunjukkan lokasi gen ketahanan terhadap wereng cokelat terdapat pada kromosom 8,
dengan LOD sekitar 5,24.
 Peta Genetik Ketahanan Penyakit Antraknosa pada Cabai
Cabai merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia. Salah satu penyakit penting
cabai adalah antraknosa yang bisa menyerang sejak fase bibit. Untuk cabai, populasi F6
dan F7 hasil persilangan tetua peka (Kencana) dan tahan (0207) penyakit antraknosa.
Penyebab penyakit antraknosa adalah cendawan Colletotrichum spp. Kendala tersebut
dapat diatasi dengan galur-galur yang tahan terhadap penyakit tersebut. Pemetaan genetik
lokus yang terkait dengan gen ketahanan terhadap penyakit antraknosa penting dilakukan
120
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

114 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

untuk dipakai sebagai alat seleksi pada saat perakitan tanaman cabai tahan antraknosa.
Pada kegiatan pembuatan peta genetik ketahanan penyakit digunakan populas F6 dan F7
hasil persilangan Kencana × 0207. Peta genetik cabai berdasarkan SNP hasil mass array
pada 180 nomor populasi F2 hasil persilangan Kencana dan 0207. Analisis data
menunjukkan beberapa marka ada yang terpaut dengan sifat ketahanan cabai terhadap
penyakit antraknosa.
 Konstruk CRISPR/Cas9 untuk Pengeditan Gen-gen Terkait Perbaikan Sifat
Produktivitas Padi (TGW6, Gn1, dan DEP1) dengan Potensi Hasil >10 Ton/Ha
Teknik pengeditan genom tanaman (genome editing) saat ini telah mulai banyak digunakan
untuk memperbaiki tanaman. Tanaman padi juga telah menjadi objek penelitian
menggunakan metode pengeditan genom tersebut. Salah satu sifat yang bisa diperbaiki
pada padi adalah sifat produktivitas padi. Padi yang memiliki produktivitas rendah bisa
ditingkatkan dengan cara memperbanyak jumlah anakan produktif dengan cara
menurunkan tinggi tanaman padi, sehingga hasil fotosintesis yang biasanya untuk
menghasilkan batang bisa dialihkan untuk menghasilkan anakan yang lebih banyak. Pada
tahun 2018 telah dilakukan penelitian dengan teknik ini menggunakan target gen seperti
pada Tabel 3. Contoh hasil mengedit genom pada tanaman padi disajikan pada Gambar 3.
Tabel 61. Target gen pada padi untuk mutasi menggunakan teknik CRISPR.
Nama Produk gen Fungsi Keterangan
gen
Sd1 Protein GA20ox-2 Enzim kunci Mutasi delesi pada gen GA20ox-2
dalambiosintesis menghasilkan adanya kodon stop
hormon pertumbuhan prematur, yang menyebabkan penurunan
tanaman giberelin jumlah hormon GA20, dan menyebabkan
postur tanaman padi menjadi pendek
Gn1a cytokinin oxidase/ Regulates grain The nonfunctional allele of Gn1a increased
dehydrogenase2 number per panicle grain number per panicle, resulting in
(OsCKX2) increased yield (Ashikari et al. 2005)

 Teknik Pengendalian Penggerek Pucuk dan Batang Tebu dengan Feromon Seks
Alat perangkap feromon seks pada tanaman tebu
Hama penggerek pucuk tebu (Scirpophaga excerptalis) dan penggerek batang tebu
(Chilo sacchariphagus) merupakan hama utama pada pertanaman tebu. Penggunaan
insektisida biasanya tidak efektif karena hama masuk ke dalam batang tanaman. Oleh
karena itu, pengendalian dengan teknologi feromon seks diharapkan bisa mengatasi
masalah tersebut. Peneliltian pemasangan perangkap feromon seks yang dilakukan di
PT PG Subang, di Desa Pasirbungu, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Jawa
Barat menunjukkan adanya variasi jumlah hama yang terperangkap dengan variasi
komposisi dan variasi jumlah perangkap. Hal ini menunjukkan feromon seks untuk hama
penggerek pucuk dan penggerek batang tebu ini sangat efektif menekan populasi
serangga hama tersebut.

 Teknologi Kultur In Vitro untuk Peningkatan Toleransi terhadap Cekaman Abiotik


pada Batang Bawah Jeruk
Teknologi kultur in vitro pada jeruk telah dimanfaatkan untuk mendapatkan galur yang
toleran terhadap cekaman abiotik. Batang bawah yang digunakan adalah jeruk Japanese
121
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 115


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Citroen (JC). Bahan yang digunakan adalah embrio nuselar globular jeruk JC yang diradiasi
dengan sinar gamma.
Pada tahun 2018 ada tiga rekomendasi yang dihasilkan BB Biogen. Satu rekomendasi
terkait dengan analisis kebijakan yang dilaksanakan oleh BB Biogen Bioteknologi dan
Sumber Daya Genetik Pertanian dan dua rekomendasi terkait dengan keanekaragaman
hayati.
 Kebijakan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian
Analisis kebijakan ini diperlukan untuk mengantisipasi isu di bidang bioteknologi, khususnya
produk rekayasa genetik pertanian yang telah beredar dan dimanfaatkan di wilayah
Indonesia. Hal ini harus dilakukan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 25 dan Pasal 26
ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati Produk
Rekayasa Genetik yang berisi perlunya mengatur pengawasan dan pengendalian tanaman
PRG pertanian yang beredar dan dimanfaatkan di wilayah Republik Indonesia dengan
Peraturan Menteri Pertanian. Pada tahun 2018 telah dihasilkan draft Peraturan Menteri
Pertanian tentang Pengawasan dan Pengendalian Varietas Tanaman Produk Rekayasa
Genetik Pertanian yang Beredar dan Dimanfaatkan di Wilayah Republik Indonesia.
 Kebijakan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati
Di dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Dari pasal tersebut
maka diketahui bahwa semua keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia sepenuhnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi
berupa keanekaragaman sumber daya genetik, spesies, dan ekosistem. Sumber daya
genetik atau dikenal dengan plasma nutfah yang berupa materi genetik yang berasal dari
tanaman, hewan, dan mikroorganisme yang mengandung unit fungsional pewarisan sifat
yang bernilai nyata atau potensial. Saat ini perkembangan teknologi dan minat internasional
terhadap produk-produk alami (natural products) meningkat cukup tinggi menjadikan
keanekaragaman hayati memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi.Pada tahun 2018, BB
Biogen selaku sekretariat Komisi Nasional Sumber Daya Genetik berkontribusi aktif dalam
memberikan rekomendasi terhadap dua Rancangan Undang-Undang, yaitu Rancangan
Undang-Undang Sistem Budidaya Pertanian Berkelanjutan dan Rancangan Undang-
Undang Pelestarian dan Pemanfaatan Sumber Daya Genetik. Rancangan Undang-Undang
Sistem Budidaya Pertanian Berkelanjutan masuk ke dalam Prolegnas 2018 dan nantinya
merupakan pengganti dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem
Budidaya Tanaman yang masih terdapat kekurangan dan belum dapat menampung
perkembangan zaman dan kebutuhan hukum di masyarakat saat ini. Dalam
penyusunannya, Kementerian Pertanian bersama dengan Kementerian Hukum dan HAM,
Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Pekerjaan Umum danPerumahan Rakyat
melakukan rapat kerja di Komisi IV DPR RI. Di dalam Rancangan Undang-Undang ini
terdapat beberapa substansi baru antara lain berkaitan dengan pertanian konservasi,
pemanfaatan air, SDGP, dan pemuliaan oleh petani kecil dalam negeri. Rancangan
Undang-Undang Pelestarian dan Pemanfaatan Sumber Daya Genetik merupakan target
kerja Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dan masuk ke dalam Prolegnas tahun
2015–2019.

122
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

116 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Penelitian Dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian


Penelitian Dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian tahun 2018 melaksanakan 14 kegiatan
penelitian dan pengembangan pascapanen tahun 2018, dengan rincian hasil kegiatan sebagai
berikut:
a) Peningkatan Nilai Tambah Produk Olahan Susu di Sentra Produksi melalui Penerapan
Inovasi Starter dan Rennet Indigenous.
b) Implementasi Teknologi Pengemasan dan Penanganan Transportasi Buah Tropis untuk
Ekspor.
c) Teknologi Produk Intermediate Kentang.
d) Model Teknologi Ripening untuk Meningkatkan Mutu dan Nilai Tambah Komoditas Buah
Tropis.
e) Pengembangan Model Kawasan Akselerasi Diversifikasi Pangan Lokal.
f) Teknologi Penyimpanan dan Pengemasan Beras dan Perangkat Uji Mutu Beras
Portable.
g) Pengembangan Teknologi Produk Cepat Saji dari Komoditas Pangan Lokal.
h) Teknologi Produksi Biopestisida, Biopreservatif dan Penggumpal Lateks dari Asap Cair
Limbah Sekam Skala Pilot.
i) Teknologi Pembuatan Biokalium dari Limbah Pertanian dan Aplikasinya untuk Substitusi
Bahan Kalium Impor.
j) Pengembangan Perangkat Uji Teknologi Deteksi Aflatoksin pada Jagung dan Pala di
Tingkat Petani.
k) Model Teknologi Penanganan Cabai Segar Melalui Penyimpanan Controlled
Atmosphere di Tingkat Petani/Pengumpul.
l) Pemantapan Bioindustri Cabai dan Bawang Merah.
m) Pengembangan Model Bioindustri Padi di Wilayah Lahan Sawah Pasang Surut.
n) Pengembangan Model Produksi Nanobiosilika dari Sekam Padi untuk Industri.

Model Bioindustri Padi Terpadu


Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian-Kementerian Pertanian melalui Balai Besar
Litbang Pascapanen Pertanian, telah mengembangkan kawasan bioindustri padi di beberapa
daerah, salah satunya pada tahun 2018 di Desa Telang Rejo, Kecamatan Muara Telang,
Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. BB Pascapanen bekerja sama dengan
industri produsen mesin penggilingan padi produksi dalam negeri (PT. Cimoni) dan Pemerintah
Kabupaten Banyuasin menyediakan bantuan satu set konfigurasi Auto-Pneumatic System Rice
Milling Unit (AP-RMU) berkapasitas 1,5 ton/jam. Dua unit mesin pengering gabah berbahan
bakar pemanas sekam masing-masing berkapasitas 6 ton/muat, satu set proses produksi
pupuk biosilika cair, satu set proses produksi asap cair dari pembakaran sekam, dan satu set
proses pengolahan bekatul.
Bioindustri padi terpadu ini dikembangkan untuk meningkatkan penjualan beras melalui
peningkatan rendemen giling dan kualitas beras. Hasil samping dari penggilingan padi seperti

123
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 117


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

sekam padi digunakan sebagai energi pemanas pengeringan gabah, abu sekam diolah menjadi
pupuk biosilika cair. Silika dari abu sekam digunakan oleh industri berbasis karet karena
memiliki kelebihan yaitu tidak berwarna hitam, partikelnya sangat halus, kuhusunya kekuatan
tensil, ketahanan robek, ketahanan abrasi dan kekerasan. Nanobiosilika dari sekam padi diberi
perlakuan aditif Si-69 untuk memperbaiki sifat vulkanisat yang digunakan untuk barang jadi
karet, antara lain sol sepatu karet.
Aplikasi nanobisilika serbuk pada bahan baku karet
Asap pembakaran sekam dapat ditangkap menjadi asap cair yang dapat digunakan sebagai
bahan penggumpal (koagulan) latek, bahan pengawet makanan (biopreservatif) untuk
pengawetan ikan di pengguna, dan biopestisida untuk menanggulangi hama pada tanaman
padi di lahan petani. Bekatul dapat diolah menjadi aneka olahan produk pangan sehat berserat
tinggi, seperti cookies dan geplak bekatul.
Deteksi Kit Aflatoksin Berbasis Android
Metode penentuan deteksi cepat cemaran aflatoksin pada bahan pangan sangat diperlukan
terutama di tingkat petani dan pabrik pakan yang memerlukan keputusan dalam waktu cepat
terkait kesesuaian spesifikasi bahan baku pakan dalam proses pembelian bahan. Dalam
kondisi tersebut deteksi cemaran aflatoksin tidak memungkinkan untuk dilakukan analisa
secara detail di laboratorium yang membutuhkan waktu cukup lama. Pada tahun 2018, BB
Pascapanen melakukan pengembangan perangkat uji deteksi cemaran aflatoksin generasi 2
untuk jagung dan pala skala petani. Perangkat generasi 2 yang telah dikembangkan
menggunakan pendekatan image processing dan artificial neural network, sehingga dapat
meningkatkan konsistensi hasil pengukuran, meningkatkan kecepatan pengukuran, dan
meningkatkan kemudahan analisis dan preparasinya. Kit ini berfungsi dengan baik dan memiliki
kemampuan dalam mengenali pendaran aflatoksin sebesar 100% dan validasinya 99%. Uji
aplikasi deteksi cepat aflatoksin ini dapat dioperasikan menggunakan komputer yang dilengkapi
dengan kotak pengambilan citra. Teknologi ini telah disosialisasikan ke Badan Ketahanan
Pangan Kementerian Pertanian, secara rutin melakukan pengawasan terhadap kemananan
pangan segar. Uji coba juga dilakukan di lapang pada kualitas jagung di sentra produksi jagung
diantaranya di Tuban Jatim, bersama Gabungan Pengusaha Pakan Ternak (GPMT), PT
Greenfield, Direktorat Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Perdagangan,
Kemenko Perekonomian, Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur, dan Dinas Pertanian
Kabupaten Tuban, serta Kelompok Tani di Desa Merak Urak dan Desa Monthong, Kabupaten
Tuban. Selain sosialisasi di lapang, Deteksi Kit Aflatoksin juga telah dideseminasikan pada
pameran Soropadan Expo di Temanggung Jawa Tengah, seminar Internasioal ICAPHP di Bali,
pameran di Banten, dll.
Bentuk lain dari pengembangan perangkat deteksi cepat aflatoksin adalah dengan
memanfaatkan teknologi smartphone berbasis pada pemrograman android dengan nama
aplikasi ASD (Afla-Smart Detector) yang merupakan paket program pengambilan keputusan.

Penelitian Dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian


Pada Tahun Anggaran 2018, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan
Pertanian (BBSDLP) bersama Balai-Balai yang dikoordinasikannya (Balittanah, Balitklimat,
Balingtan, dan Balittra) melakukan berbagai kegiatan penelitian dalam aspek sumberdaya
lahan pertanian untuk menghasilkan keluaran yang mendukung Program Penciptaan Teknologi

124
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

118 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

dan Varietas Unggul Berdaya Saing yang merupakan program utama Badan Litbang Pertanian.
Sampai akhir Desember 2018 (TW IV) capaian realisasi fisik adalah sebagai berikut :
 Peta/informasi Geospatial Sumber Daya Lahan Pertanian, telah menyelesaikan seluruh
kegiatannya dan telah menghasilkan 94 Peta (100%), yang terdiri dari : Peta tanah
terkorelasi; Peta Kesesuaian Lahan; dan Peta Rekomendasi Penggunaan Lahan. Contoh
peta yang dihasilkan di Kab. Waropen dan Kab. Mappi, Provinsi Papua.sebagai berikut :

Gambar 16. Berbagai peta yang dihasilkan oleh BBSDLP


(a) Peta Tanah Semidetail Terkorelasi skala 1:50.000 Kab. Waropen, Prov. Papua;
(b) Peta Kesesuaian Lahan Komoditas Sawah Tadah Hujan skala 1:50.000 Kab. Waropen,
Prov. Papua;
(c) Peta Rekomendasi Pengelolaan Lahan skala 1:50.000 Kab. Waropen, Prov. Papua; dan
(d) Peta Lahan Gambut skala 1:50.000 Kab. Mappi, Prov. Papua.

 Teknologi pengelolaan lahan, air, iklim, dan lingkungan pertanian mendukung Sistem
Pertanian Bioindustri Berkelanjutan, telah menyelesaikan seluruh kegiatannya, dan telah
dihasilkan sebanyak 16 teknologi (100%). Contoh teknologi yang dihasilkan:
 Sistem informasi pertanian, seluruh kegiatan telah diselesaikan dan telah menghasilkan 9
sistem informasi (100%).
 Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida)
dan produk pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang ramah lingkungan; telah
menyelesaikan seluruh kegiatannya, dan telah menghasilkan 5 formula.
 Rekomendasi kebijakan pengelolaan SDLP, seluruh kegiatan telah selesai dilaksanakan
dan telah menghasilkan 2 Rekomendasi/kebijakan (100%). Rekomendasi yang dihasilkan
antara lain mengenai : 1. Pemanfaatan Lahan Potensial Tersedia Untuk Perluasan Areal
Pertanian Menuju Tahun 2045, 2. Strategi dan Kebijakan Optimasi Lahan Rawa Pasang
Surut Mendukung Swasembada Kedelai.
 Teknologi untuk Lahan Eks Pertambangan dan Pemetaan, seluruh kegiatan telah selesai
dilaksanakan dan telah menghasilkan 3 teknologi: 1) Teknologi pengembangan
pemanfaatan tanaman penutup tanah dan pengelolaan bahan organik insitu pada LBT
timah dan batubara, 2) Teknologi pengelolaan dan pengembangan pakan ternak pada LBT
timah dan batubara, 3) Teknologi pemupukan dan ameliorasi tanah untuk peningkatan
produksi tanaman dan perbaikan sifat tanah pada lahan bekas batubara.

125
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 119


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Teknologi Adaptasi Perubahan Iklim, seluruh kegiatan telah selesai dilaksanakan dan telah
menghasilkan 3 Teknologi : 1) Teknologi Peningkatan Produktivitas Padi di Lahan
 Sulfat Masam melalui paket teknologi “Panca Kelola Lahan Rawa”, 2) Teknologi
pengelolaan lahan dan tanaman terpadu di Lahan Lebak Tengahan, 3) Teknologi
pengelolaan sumberdaya iklim dan air untuk antisipasi dan adaptasi perubahan iklim.
 Teknologi Mitigasi Perubahan Iklim, kegiatan telah selesai dilaksanakan dan telah
menghasilkan 2 Teknologi : 1) Teknologi penataan lahan dan pengendalian OPT pada
budidaya bawang merah di lahan gambut untuk peningkatan produksi dan mitigasi emisi
CO2, 2) Penelitian Inovasi dan Teknologi Sumberdaya Lahan Pertanian Mendukung
Mitigasi Perubahan Iklim.
 Diseminasi Inovasi Teknologi Pengelolaan SDLP seluruh kegiatannya telah dilaksanakan.

Informasi Geospasial Sumberdaya Lahan Pertanian


Pada tahun 2018, penyusunan peta sumberdaya lahan/tanah semi detail skala 1:50.000
dilakukan di 129 kabupaten/kota lainnya. Dari peta tanah tersebut, selanjutnya diturunkan peta
kesesuaian lahan dan arahan komoditas pertanian, serta rekomendasi pengelolaan lahannya.
Dengan demikian, akhir 2018 telah dihasilkan informasi sumberdaya lahan/tanah semi detail
skala 1:50.000 di seluruh kabupaten/kota di Indonesia, diantaranya di Kabupaten Gorontalo
Utara, salah satu contoh output kegiatan tahun 2018.

Gambar 17. Peta tanah semi detail skala 1:50.000 Kabupaten Gorontalo Utara
Selanjutnya dari peta tanah tersebut diturunkan menjadi peta kesesuaian lahan 9 komoditas
pertanian strategis, yaitu padi (padi sawah irigasi, padi sawah tadah hujan, padi lebak, padi
pasang surut, dan padi gogo), jagung, kedelai (pajale), bawang merah, cabai, kakao, kelapa
sawit, dan hijauan pakan ternak mendukung pengembangan sapi potong. Evaluasi lahan
dilakukan dengan cara membandingkan (matching) kriteria kesesuaian lahan dengan
persyaratan tumbuh tanaman (FAO, 1976).
Hasil penilaian kesesuaian lahan menunjukkan bahwa lahan sesuai untuk jagung di Kabupaten
Gorontalo Utara sekitar 128.794 ha, terdiri atas lahan cukup sesuai (S2) sekitar 62.858 ha dan
lahan sesuai marginal (S3) sekitar 65.936 ha.

126
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

120 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Gambar 18. Peta kesesuaian lahan komoditas jagung di Kabupaten Gorontalo Utara

Demfarm Rehabilitasi dan Pengembangan Usahatani Integrasi Tanaman dan Ternak


pada Lahan Bekas Tambang
Dengan kondisi tekstur pasir yang masih tinggi pada LBT Timah menyebabkan rata-rata
permeabilitas tanah berjalan sangat tinggi, begitu juga pori aerasinya, menyebabkan air cepat
hilang, maka dilakukan penggunaan pupuk kandang secara periodik. Pupuk kandang dicampur
dengan tandan kosong kelapa sawit (1:2) sehingga total kebutuhan 30 t/ha setiap 6 bulan.
Pada koleksi pakan, rumput protein kasar tertinggi pada P. purpureum cv Mott (5,93%)
kemudian diikuti P. purpureum cv Taiwan (4,21%), P. maximum cv Riversdale (4.08%), V.
zizaniodes (4,73), dan terendah P. maximum cv Purpleguinea (3,98%). Sedangka pada
legume, protein kasarnya lebih tinggi dari rumput. Kandungan tertinggi pada I. zollingeriana
(29,31%) kemudian diikuti C. ternatea (25%), C. pascuorum cv Bundey (24,94%), Stylosanthes
(18,37%), dan terendah A. pintoi (15,74%).
Pemanfaatan bahan organik secara in situ seperti pemanfaatan sisa tanaman, penanaman
tanaman legume, dan sistem pertanaman lorong adalah kunci dari rehabilitasi lahan bekas
tambang.

Superimposed Teknologi Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang


Hasil penelitian pada LBT Batubara menunjukkan bahwa pemberian fosfat alam yang
dikombinasikan dengan pupuk kandang, kapur dan pupuk anorganik berpengaruh terhadap
parameter pertumbuhan tanaman jagung, dan dapat meningkatkan hasil tanaman jagung.
Pengaruh pemberian amelioran terhadap komponen hasil tanaman jagung pada lahan bekas
penambangan batubara di Embalut, Kutai Kartanegara, Kaltim 2018.

127
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 121


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Tabel 62. Pengaruh Pemberian Amelioran Terhadap Tanaman Jagung

Perlakuan Berat brangkasan kering Berat 1000 butir biji Berat pipilan kering
(t/ha) (gram) (t/ha)
P1 10,76 a 282 a 7,85 a
P2 12,35 ab 292 a 8,75 ab
P3 11,65 ab 287 a 8,87 ab
P4 13,25 b 950 a 9,92 b
P1 = Praktik petani: Urea 200 kg/ha + NPK 200 15:15:15 kg/ha
P2 = Rekomendasi berdasarkan uji tanah (PUTK) dengan pupuk tunggal: Dolomit 1.000 kg/ha +
Pukan 2.000 kg/ha + Urea 400 kg/ha + SP-36 250 kg/ha + KCl 100 kg/ha + Biochar 10.000
kg/ha
P3 = Rekomendasi berdasarkan uji tanah (PUTK) dengan pupuk majemuk: Dolomit 1.000 kg/ha
+ Pukan 2.000 kg/ha + Urea 267 kg/ha + SP-36 84 kg/ha + NPK 400 kg/ha
P4 = Rekomendasi pupuk introduksi: Fosfat alam 1.000 kg/ha + Dolomit 1.000 kg/ha + Pukan
2.000 kg/ha + Urea 400 kg/ha + KCl 100 kg/ha + Biochar 10.000 kg/ha

Pengkajian Dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian


Progres kegiatan Balai Besar Pengkajian tahun anggaram 2018 telah tercapai dengan
realisasi fisik 100 %. Capaian Output utama Program Pengkajian dan Percepatan Diseminasi
Inovasi Pertanian, Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian yaitu :
 Jumlah teknologi spesifik lokasi ditargetkan sebanyak 115 teknologi, fisik 100% terlaksana;
 Jumlah Teknologi yang Didiseminasikan ke Pengguna ditargetkan sebanyak 164 teknologi,
fisik 100% terlaksana;
 Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pembangunan Pertanian sebanyak 34 rekomendasi
dengan realisasi fisik 100% terlaksana;
 Produksi benih sumber ditargetkan sebanyak 400 ton benih terlaksana dengan realisasi fisik
sebesar 100%;
 Taman Teknologi Pertanian (TTP) dilaksanakan di 12 BPTP dan 14 kabupaten, dengan
jumlah TTP sebanyak 16 TTP dengan realisasi fisik 100%.
 Kegiatan Model Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian Bioindustri di Daerah
Perbatasan dilaksanakan di 12 BPTP dan 1 BB Pengkajian dengan fisik sebesar 100%;
 Dukungan pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi teknologi pertanian sebagian
telah dilaksanakan seperti :
 Sekolah Lapang Kedaulatan Pangan Mendukung Swasembada Pangan terintegrasi
Desa Mandiri Benih, oleh 15 BPTP lingkup BB Pengkajian, yaitu BPTP Sumatera Utara,
Jambi, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalsel,
Sulteng, Sulsel, Sultra, dan Papua. Realisasi fisik sebesar 100%;
 Dukungan inovasi teknologi untuk peningkatan IP kawasan pertanian, di semua BPTP
lingkup BB Pengkajian, fokus pada komoditas padi, jagung, dan kedelai, realisasi fisik
sebesar 100%;
 Inovasi Perbenihan dan Perbibitan, untuk komoditas padi, jagung, kedelai, bawang
merah, bawang putih, kentang, jeruk, pepaya, manggis, durian, salak, pisang, mangga,
apel, jambu mete, ayam KUB, kambing, sapi, kelapa, kelapa dalam, jengkol, petai, karet,
kakao, tebu, lada, cengkeh, pala, sukun. Benih yang diproduksi dalam kegiatan
perbenihan ini terdiri dari 2 kelas benih, yaitu kelas benih sumber (FS dan SS) dan kelas
benih sebar (ES);
 Transfer Inovasi Teknologi, dengan capaian fisik sebesar 100%;

128
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

122 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Unit Perbenihan Unggulan Komoditas Pertanian Strategis, dengan capaian fisik sebesar
100
 Inovasi Perbenihan dan Perbibitan komoditas unggulan (Non Strategis) tidak terealisasi
sempurna, tiga BPTP dengan alokasi dana program “BEKERJA” (BPTP Lampung, Jawa
Barat, dan NTB) tidak dapat mencapai target output yang telah di tetapkan;
 Produksi Benih Bawang, dengan target output tersedianya 73.016 kg di 11 BPTP, yakni
BPTP Sumut (120 kg), Sumbar (10 kg), Jambi (10.020 kg), Jabar (25 kg), Jateng (6 kg),
Jatim (25.050 kg), NTB (37.575 kg), NTT (50 kg), Sulteng (40 kg), Sulut (40 kg), dan
Sulsel (80 kg).
 Produksi Benih Kentang, dengan target output adalah tersedianya benih kentang
sebanyak 195.600 G0 di empat BPTP, yakni BPTP Sumbar (20.000 G0), Jambi (50.000
G0), Jabar (80.000 G0) dan Jateng (45.600 G0);
 Produksi Benih Sayuran Lainnya, dengan target output tersedianya benih sayuran
sebanyak 62.500 batang di enam BPTP, yakni BPTP Banten (20.000 batang), Jabar
(20.000 batang), Sumut (5.000 batang), Sumbar (10.600 batang), bengkulu (2.000
batang) dan Kalsel (4.900 batang);
 Produksi Benih Buah Tropika dan Sub Tropika, target output tersedianya benih buah
tropika dan sub tropika sebanyak 359.653 batang di 22 BPTP;
 Produksi Benih Tanaman Industri Perkebunan, dengan target output tersedianya benih
tanaman industri perkebunan sebanyak 622.585 pohon di 20 BPTP;
 Layanan Internal (Overhead), dengan target output adalah terlaksananya 34 layanan
internal di BB Pengkajian dan 33 BPTP, dengan realisasi fisik sebesar 100% ;
 Layanan Perkantoran, Layanan Perkantoran, dengan target output adalah terlaksananya
kegiatan layanan perkantoran lingkup BB Pengkajian selama 12 bulan layanan, dengan
realisasi fisik sebesar 100%;

Dukungan Manajemen, Fasilitas Dan Instrumen, Teknis Dalam Pelaksanaan Kegiatan


Litbang Pertanian
Keluaran dan realisasi kegiatan sampai dengan triwulan 4, diuraikan sebagai berikut :
 Kegiatan Kemitraan, sinergi Penelitian Pertanian, dan Pemanfaatan Hasil dengan
Perguruan Tinggi sampai dengan 31 Desember 2018 terealisasi 99% kerjasama dari target
100 kerja sama;
 Pengembangan Sumber Daya Manusia; total S3,S2,S1, training dan Scientific dan
Exchange sampai dengan 31 Desember 2018 terealisasi 1.461 Pegawai dari target 1.410
(103,62%);
 Alih Teknologi Pertanian;
 Invensi Balitbangtan yang bernilai kekayaan intelektual (KI) sangat penting untuk diberi
perlindungan HKI. Manfaat perlindungan KI di antaranya adalah untuk melindungi dari
tindak kecurangan oleh pihak yang tidak berkepentingan, besaran angka kredit bagi
inventor, serta imbalan royalti bagi inventor yang invensinya telah dilisensikan dan
komersial sebagaimana tertuang dalam PMK 72/2015 dan PMK 06/2016. Pendaftaran 100
invensi ( 222,22 %).KI Balitbangtan pada tahun 2018 melebihi target 45 invensi per tahun
(Renstra Balitbangtan 2015-2019).

129
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 123


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

I. Pelaksanaan Program Peningkatan Penyuluhan dan Pelatihan Pertanian


Realisasi kegiatan merupakan capaian fisik dari masing-masing kegiatan kinerja
kegiatan/output utama Badan PPSDMP selama tahun 2018 dengan cara membandingkan
antara realisasi dengan rencana atau target.

Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian


Capaian Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian didukung oleh kegiatan-kegiatan yang
antara lain:
 Fasilitasi kelembagaan penyuluhan pertanian
Pelaksanaan fasilitasi kelembagaan penyuluhan pertanian (penumbuhan dan
pengembangan KEP, sekolah lapang mendukung UPSUS di tingkat Kecamatan ).
 Fasilitasi dan pengembangan kelembagaan petani
Capaian fasilitasi dan pengembangan kelembagaan petani didukung oleh kegiatan: (a)
Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Petani; serta (b) Pemberdayaan
Petani di Sentra Produksi Pangan.
 Fasilitasi ketenagaan penyuluhan pertanian
Fasilitasi bagi penyuluh pertanian didukung dengan kegiatan: (a) Biaya Operasional
Penyuluh Pertanian PNS; (b) Honorarium dan Biaya Operasional THL-TB Penyuluh
Pertanian selama 11 bulan; dan (c) Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Swadaya.
 Penyusunan dan perbanyakan materi penyuluhan
Fasilitasi bagi materi penyuluh dalam bentuk kegiatan: (a) Langganan Tabloid Pertanian
bagi Penyuluh Pertanian (provinsi, kabupaten/kota, kecamatan); (b) Langganan Majalah
Pertanian bagi kelembagaan penyuluhan provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan; (c)
Penyusunan dan Penyebarluasan Materi Penyuluhan tingkat provinsi dan kabupaten/kota;
(e) Penyusunan dan Penyebaran Media Informasi Spesifik Lokasi.
Realisasi kegiatan dengan target sasaran kegiatan utama Pemantapan Sistem Penyuluhan
Pertanian Tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 63. Target dan Realisasi Kegiatan Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian Tahun
2018
NO RENCANA KEGIATAN TARGET REALISASI %
1 Fasilitasi Honor dan PNS 12 bulan 12 bulan 100,00
Biaya Operasional
THL-TBPP 12 bulan 12 bulan 100,00
Penyuluh (BOP)
2 Layanan Program dan Evaluasi, 12 bulan 12 bulan 100,00
Kelembagaan dan Ketenagaan, serta
Penyelenggaraan Penyuluhan

130
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

124 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian


Capaian kegiatan utama Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian didukung oleh beberapa
kegiatan, yaitu:
 Pelatihan Mendukung Komoditas Strategi Pertanian, terdiri dari pelatihan bagi aparatur dan
non aparatur.
 Pelatihan bagi aparatur pertanian melalui peltihan:
a) Peltihan dalam Jabatan (Peltihan Kepemimpinan, Peltihan Prajabatan, Peltihan
Administrasi dan Manajemen, Peltihan Fungsional Rumpun Ilmu Hayat Pertanian);
b) Peltihan Teknis Pertanian mendukung komonditas prioritas (Teknis Tanaman
Pangan; Teknis Perkebunan; Teknis Hortikutura; Teknis Mendukung Nilai Tambah
dan Daya Saing Pertanian).
 Pelatihani bagi non aparatur pertanian meliputi pelatihan:
a) Peltihan Kewirausahaan;
b) Peltihan Teknis Pertanian mendukung komonditas prioritas;
c) Pelatihan Manajemen dan Kewirausahaan (Agri Training Camp).
 Penguatan P4S sebagai Pusat Pembelajaran Petani
Fasilitasi kelembagaan pelatihan petani (P4S) didukung oleh kegiatan:
 Penghargaan P4S Berprestasi;
 Penguatan Kelembagaan;
 Pemberdayaan SDM melalui Peltihan bagi Petani di P4S.
 Pemberdayaan Masyarakat melalui Program READSI untuk meningkatkan Kapasitas Petani
Pertanian merupakan proses pemberian sertifikat yang dilakukan secara sistematis dan
objektif melalui uji kompetensi sesuai dengan setandar kompetensi kerja nasional Indonesia
(SKKNI) standar Internasional dan standar. Sertifikasi kompetensi dimaksudkan untuk
memberikan pengakuan dan penghargaan kompetensi, serta jaminan dan pemeliharaan
kompetensi, untuk mewujudkan sistem sertifikasi kompetensi yang berkualitas.
 Layanan Dukungan Manajemen Pelatihan
Layanan Internal (Overhead) merupakan Fasilitasi prasarana dan sarana pembelajaran
kelembagaan pelatihan ditujukan pada UPT Pelatihan Pertanian Pusat, yang ditujukan
untuk pengembangan laboratorium, Pusat Inkubator Agribinis (PIA), dan rehabiliitasi
gudang.
 Layanan Internal/ Overhead
Layanan Pendidikan dan Pelatihan merupakan Fasilitasi kegiatan operasional pada
Kegiatan Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian (PSPP), yang ditujukan untuk
mendukung dan memperlancar operasional.
 Layanan Perkantoran
Program READ-SI bertujuan untuk memperbaiki mata pencarian kaum miskin perdesaan
131
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 125


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

secara berkelanjutan, adapun tujuan yang hendak di capai adalah pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan, dan perbaikan pengelolaan sumber daya alam di 30 (tiga puluh ) desa
sasaran di provinsi Kalimatan Barat dan provinsi NTT.
Perbandingan realisasi dengan target sasaran kegiatan utama Pemantapan Sistem
Pelatihan Tahun 2018, disajikan pada Tabel ...

Tabel 64. Target dan Realisasi Kegiatan Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian Tahun
2018
NO RENCANA KEGIATAN TARGET REALISASI %
1. Pelatihan Mendukung Komoditas 20.330 orang 20.346orang 100,00
Strategi Pertanian
2. Penguatan P4S sebagai Pusat 92 unit 92 unit 100,00
Pembelajaran Petani
3. Pemberdayaan Masyarakat melalui 1 tahun 6 bulan 50,00
Program READ-SI untuk Peningkatan
Kapasitas Petani
4. Layanan Dukungan Manajemen 12 bulan 12 bulan 100,00
Pelatihan
5. Layanan Sarana dan Prasarana 12 bulan 12 bulan 100,00
Internal
6 Layanan Perkantoran 12 bulan 12 bulan 100,00

Pelaksanaan Program Pendidikan Pertanian


Capaian kegiatan Pendidikan Pertanian didukung oleh kegiatan:
 Fasilitasi pendidikan formal S2 dan S3 bagi Dosen, Guru dan calon tenaga pendidik melalui
tugas belajar.
Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung kegiatan Fasilitasi Pendidikan Formal S2 dan
S3 Bagi Aparatur Pertanian Melalui Tugas Belajar, meliputi : a) Penyusunan RIPTB; (b)
Seleksi Calon Peserta Tugas Belajar; (c) Penetapan Peserta Tugas Belajar; (d) Bantuan
Beasiswa Program Tugas Belajar S2; (e) Bantuan Beasiswa Program Tugas Belajar S3; (f)
Koordinasi dan Evaluasi Tugas Belajar dengan 10 Perguruan Tinggi; (g) Pembekalan,
Pengawalan dan Pendampingan Tugas Belajar Dalam Negeri.
 Mahasiswa dari Perguruan Tinggi Negeri yang Melakukan Pendampingan dalam Kegiatan
Peningkatan Produksi Komoditas Strategis Pertanian.
Untuk mendukung kegiatan Pendampingan Mahasiswa STPP dan Perguruan Tinggi Mitra
Mencapai Swasembada Pangan dilakukan kegiatan sebagai berikut : (a) Honorarium
Pengawalan Pendampingan; (b) Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi; (c) Pendampingan dan
Pengawalan ; (d) Seminar Hasil pengawalan; (e) Dukungan Pusdik Dalam program Prioritas
Kementan; (f) Pengadaan Ayam program Bekerja di Kabupaten Cirebon.
 Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian dalam Rangka Regenerasi Petani.

132
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

126 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Untuk mendukung kegiatan Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian dilakukan


kegiatan sebagai berikut : (a) Pertemuan Koordinasi – Penumbuhan Wirausahawan muda
Pertanian Tahap Penyadaran dan Penumbuhan; (b) Workshop Penumbuhan
Wirausahawan Muda Pertanian- Penumbuhan Wirausahawan muda Pertanian Tahap
Penyadaran dan Penumbuhan; (c) Pendampingan Wirausahawan Muda Pertanian-
Penumbuhan Wirausahawan muda Pertanian Tahap Penyadaran dan Penumbuhan; (d)
Evaluasi Wirausahawan Muda Pertanian;
Penumbuhan Wirausahawan muda Pertanian Tahap Penyadaran dan Penumbuhan; (e)
Pertemuan Koordinasi- Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian Tahap
Pengembangan; (f) Workshop Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian- Penumbuhan
Wirausahawan Muda Pertanian Tahap Pengembangan; (g) Pendampingan Wirausahawan
Muda Pertanian- Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian Tahap Pengembangan; (h)
Temu Inovasi Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian- Penumbuhan Wirausahawan
Muda Pertanian Tahap Pengembangan; (i) Evaluasi Wirausahawan Muda Pertanian-
Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian Tahap Pengembangan; (j) Pertemuan
Koordinasi Wirausahawan Muda Pertanian - Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian
Tahap Kemandirian; (k) Pendampingan Wirausahawan Muda Pertanian - Penumbuhan
Wirausahawan Muda Pertanian Tahap Kemandirian; (l) Penganugerahaan Penghargaan
Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian Berprestasi - Penumbuhan Wirausahawan
Muda Pertanian Tahap Kemandirian; (m) Pelaksanaan Launching Program Bekerja,
Agricamp dan UPSUS Mendukung PWMP; (n) Launching POLBANGTAN Dalam Rangka
Penguatan PWMP.
 Siswa Pendidikan Menengah Pertanian di SMK-PP Bantuan praktek Siswa
Untuk mendukung kegiatan Siswa yang mengikuti Pendidikan menengah Pertanian di SMK-
PP dilakukan kegiatan Fasilitasi Bantuan Praktek Siswa SMK.
 Uji Kompetensi Sertifikasi Profesi Bidang Pertanian.
Untuk mendukung kegiatan Uji Kompetensi Sertifikasi Profesi Bidang Pertanian dilakukan
kegiatan sebagai berikut : (a) Uji Kompetensi Sertifikasi Profesi Bidang Pertanian;
(b)Pelaksanaan Sertifikasi; (c) Uji Kompetensi Sertifikasi profesi SDM Bidang Pertanian; (d)
Pertemuan Evaluasi ; (e) Fasilitasi Sertifikasi Kompetensi Dosen Bidang Penyuluh.
 Peningkatan Kualitas pembelajaran pendidikan vokasi melalui pengabdian masyarakat di
wilayah perbatasan
Untuk mendukung kegiatan Peningkatan Kualitas pembelajaran Pendidikan Vokasi Melaui
Pengabdian Masyarakat di Wilayah perbatasan dilakukan kegiatan sebagai berikut : (a)
Koordinasi Persiapan Pelaksanaan Kegiatan; (b) Sinkronisasi dan Supervisi Kegiatan; (c)
Monitoring dan Evaluasi; (d) Workshop Hasil Kegiatan dan Pelaporan; (e) Rapat Koordinasi
Praktik Kerja Lapang Taruna STPP di Daerah Perbatasan
 Layanan Dukungan Manajemen Pendidikan

Perencanaan, Penyusunan, Penetapan dan pemantauan Kebijakan Terkait Transformasi


pendidikan pertanian dan Dukungan Pendidikan Pada program Penyuluhan
Untuk mendukung kegiatan Layanan Dukungan Manajemen Pendidikan dilakukan kegiatan
sebagai berikut : (1) Koordinasi Teknis Pendidikan Pertanian; (2) Profesionalisme Staff; (3)
Persiapan dan Perumusan Program dan Anggaran 2019; (4) Evaluasi Program Pendidikan
Pertanian: (5) Penyusunan LAKIP dan LAPTAH; (6) Administrasi Pendidikan dan Fasilitasi
Pengelolaan Administrasi Kepegawaian; (7) Penyusunan Jurnal Teknologi dan
133
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 127


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

penyempurnaan Dokumen Profil UPT menuju Politeknik; (8) Koordinasi Pimpinan; (9)
Pembinaan dan Pengawalan Program, Anggaran dan Kegiatan 2018; (10) Pengembangan
Sistem Informasi Pendidikan Pertanian; (11) Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Kegiatan
Pendidikan Pertanian Tahun 2018; (12) Penyusunan SBK Pendidikan 2019; (13) Pertukaran
Pendidik dan Tenaga kependidikan ke luar negeri; (14) Retooling (Permagangan) di
perkebunan Kelapa sawit; (15) Pengembangan Kerjasama Dalam Negeri; (16)
Pengembangan Kerjasama luar negeri; (17) Pertukaran Guru dan Dosen ke Luar Negeri;
(18) Peningkatan Kompetensi Generasi Muda Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura;
(19) Peningkatan Kompetensi Generasi Muda Bidang Peternakan dan Kesehatan hewan;
(20) Peningkatan Kompetensi Generasi Muda Bidang Perkebunan; (21) Pembinaan
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Pertanian; (22) Penyusunan Bahan Ajar Pendidikan
Tinggi Pertanian; (23) Penyusunan Pedoman Pendidikan Tinggi Pertanian (24)
Pengembangan Kurikulum Politeknik Pembangunan Pertanian; (25) Pembinaan
Penyelenggaraan Pendidikan, Pengawalan Ujian dan Wisuda; (26) Dukungan Pendidikan
Pertanian Dalam Rangka Peningkatan Produksi Pangan Strategis; (27) Penerimaan
Mahasiswa Baru; (28) Pembinaan Kehidupan Kampus; (28) Pembinaan Generasi Muda
Melalui Sakatarunabumi; (29) Transformasi Kelembagaan Pendidikan Tinggi dan Menengah
Pertanian; (30) Penjaminan Mutu Pendidikan; (31) Pembinaan Penerapan Teaching
Factory; (32) Penilaian dan Penatapan Angka Kredit Guru, Dosen dan PLP; (33) Magang
Bagi Tenaga Pendidi Pertanian;(34) Fasilitasi Tenaga Kependidikan Dalam memperkuat
Dosen Vokasi Pertanian; (35) Penguatan Penelitian Terapan Dosen Vokasi ke Arah
Transformasi; (36) Fasilitasi Penguatan Dosen Vokasi se Indonesia; (37) Magang Bagi
Tenaga Kependidikan; (38) Persiapan Progran YESS-IFAd; (39) Pelatihan Alsintan Wilayah
Korem 074 dan Korem lainnya.

Perbandingan realisasi kegiatan dengan target sasaran Revitalisasi Pendidikan Pertanian


secara ringkas ditampilkan pada Tabel 13.
Tabel 65. Target dan Realisasi Kegiatan Pendidikan Pertanian Tahun 2018
NO URAIAN TARGET REALISASI %
1 Fasilitasi pendidkan formal S2 dan S3 300 Orang 300 Orang 100,00
bagi Dosen, Guru dan calon tenaga
pendidk melalui tugas belajar (orang)
2 Mahasiswa dari Perguruan Tinggi Negeri 1.500 Orang 1.500 Orang 100,00
yang Melakukan Pendampingan dalam
Kegiatan Peningkatan Produksi Komoditas
Strategis Pertanian (orang)
3 Penumbuhan Wirausahawan Muda 250 Kelompok 250 Kelompok 100,00
Pertanian dalam Rangka Regenerasi Petani
(Kelompok)
4 Siswa yang mengikuti Pendidikan Menengah 19.192 Siswa 21.941 Siswa 115,00
Pertanian di SMK-PP (siswa)
5 Uji Kompetensi Sertifikasi Profesi Bidang 774 Orang 774 Orang 100,00
Pertanian (Orang)
6 Meningkatnya Kualitas Pembelajaran 3 Provinsi 3 Provinsi 100,00
Pendidikan Vokasi melalui Pengabdian
Masyarakat di Wilayah Perbatasan (provinsi)
7 Layanan Dukungan Manajemen 12 Bulan 12 Buln 100,00
Pendidikan (Bulan)
134
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

128 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya


Capaian kegiatan utama Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya didukung
oleh beberapa kegiatan, yaitu:
 Bagian Perencanaan Bagian Perencanaan bertugas melaksanakan penyusunan
rencana dan program peningkatan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan pertanian.
Dalam melaksanakan tugas, Bagian Perencanaan menyelenggarakan fungsi: (a)
penyiapan penyusunan rencana dan program, (b) program kerjasama; dan (b)
penyiapan penyusunan anggaran.
 Bagian Keuangan dan Perlengkapan Bagian Keuangan dan Perlengkapan mempunyai
tugas melaksanakan urusan keuangan dan perlengkapan. Dalam 3 Renstra Sekretariat
Badan PPSDMP 2015 - 2019 melaksanakan tugas, Bagian Keuangan dan Perlengkapan
menyelenggarakan fungsi: (a) pelaksanaan urusan perbendaharaan, penerimaan negara
bukan pajak (PNBP), dan penyiapan pengujian dan penerbitan surat perintah membayar
(SPM); (b) pelaksanaan urusan akuntansi dan verifikasi anggaran; dan (c) pelaksanaan
urusan perlengkapan.
 Bagian Umum Bagian Umum mempunyai tugas penyusunan rancangan peraturan
perundang-undangan, evaluasi dan penyempurnaan organisasi dan tata laksana, serta
pengelolaan urusan kepegawaian, tata usaha dan rumah tangga. Dalam melaksanakan
tugas, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi: (a) penyiapan penyusunan rancangan
peraturan perundang-undangan, evaluasi dan penyempurnaan organisasi dan tata
laksana; (b) pelaksanaan urusan kepegawaian; dan (c) pelaksanaan urusan tata usaha
dan rumah tangga.
 Bagian Evaluasi dan Pelaporan Bagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas
melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data-informasi sumber daya
manusia dan ketenagakerjaan pertanian, penyiapan evaluasi dan pelaporan, serta
pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik. Dalam melaksanakan tugas,
Bagian Evaluasi dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi: (a) penyiapan data,
penyiapan analisis, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program; (b) penyiapan
laporan pelaksanaan kegiatan dan tindak lanjut hasil pengawasan di bidang penyuluhan
dan pengembangan sumber daya manusia pertanian; dan (c) penyiapan pelaksanaan
hubungan masyarakat dan informasi publik, serta urusan perpustakaan.
 Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jenjang jabatan fungsional masing-masing
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Secara rinci realisasi pelaksanaan kegiatan Dukungan Manajamen dan Dukungan Teknis
Lainnya Badan PPSDMP selama Tahun 2018 tersaji pada Tabel 10.

135
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 129


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Tabel 67. Target dan Realisasi Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
Badan PPSDMP Tahun 2018
No. Rencana Kegiatan Target Realisasi %
1. Perencanaan Program, Kegiatan, Anggaran, dan Kerjasama 12 12 100,00
Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
2. Dokumen Keuangan dan Perlengkapan Yang Dihasilkan 12 12 100,00
3. Dokumen Perundang-undangan, Kepegawaian dan Rumah 12 12 100,00
Tangga yang dihasilkan
4. Dokumen Data dan Evaluasi, Pelaporan, Kehumasan dan 12 12 100,00
Perpustakaan yang dihasilkan
Total (dokumen) 12 12 100,00

Berdasarkan capaian realisasi fisik dan keuangan kegiatan Badan PPSDMP pada tahun
2018, maka dapat diketahui capaian tingkat efisiensi (rasio output yang dicapai dengan
input/anggaran yang digunakan), baik secara global maupun secara parsial menurut
masing-masing eselon II lingkup Badan PPSDMP. Tingkat efisiensi tersebut disajikan pada
Tabel 15. berikut ini.
Tabel 68. Tingkat Efisiensi Kegiatan Badan PPSDMP Tahun 2018
Realisasi Rata-rata Realisasi Tingkat Efisiensi
No. Keterangan
Keuangan (%) Fisik (%) (O/I)
1 Pusat Penyuluhan 97,49 100,00 1,03
2 Pusat Pelatihan 67,49 100,00 1,48
3 Pusat Pendidikan 94,35 100,00 1,06
4 Sekretariat Badan PPSDMP 67,01 100,00 1,49

Berdasarkan Tabel 15. diatas, dapat dijelaskan bahwa secara keseluruhan capaian tingkat
efisiensi kegiatan Badan PPSDMP pada tahun 2018, maka capaian tingkat efisiensi pada
keempat eselon II lingkup BPPSDMP pada tahun 2018 juga termasuk pada kategori efisien,
karena seluruhnya mencapai nilai rasio lebih dari 1, yaitu
a) 1,03 pada kegiatan Pusat Penyuluhan Pertanian;
b) 1,48 pada kegiatan Pusat Pelatihan Pertanian;
c) 1,06 pada kegiatan Pusat Pendidikan Pertanian;
d) 1,49 pada kegiatan Sekretariat Badan PPSDMP.

136
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

130 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

J. Pelaksanaan Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan


Masyarakat
Ketersediaan Dan Kerawanan Pangan
1) Sistem Kewaspadaan Pangan Dan Gizi
 Bimbingan Teknis SKPG, bertujuan : 1) Membangun kesamaan persepsi dan sinergi aparat
daerah sehingga mampu meningkatkan pemahaman dan kemampuan pejabat/aparat dalam
menganalisis situasi pangan dan gizi.
 FGD Prevalence of Undernourishment (PoU)
 Penyusunan Angka Rawan Pangan Sementara (ARP Sementara) Tahun 2018
Berdasarkan pemaparan, diskusi, dan praktik perhitungan yang dilaksanakan pada saat
Penyusunan Angka PoU Tahun 2018 Sementara, dapat diperoleh sebagai berikut:
 Perhitungan angka PoU Tahun 2018 Sementara menggunakan data pendukung Rasio
populasi/proporsi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, Crude Birth Ratio (CBR),
Dietary Energy Consumption (DEC), Standar Deviasi (STDEV) dan Koefisien Varian
(CV).
 Prosedur perhitungan PoU dengan menggunakan data Susenas– BPS,
 Perhitungan PoU dilakukan dengan bantuan template PoU dalam bentuk excell,
 Hasil perhitungan angka PoU Tahun 2018 sementara berdasarkan data Susenas bulan
Maret 2018 adalah 7,95 persen atau menurun 0,31 persen jika dibandingkan angka PoU
tahun 2017 sebesar 8,26 persen.
 Penyusunan Buku ARP Tahunan, bertujuan 1) Membahas hasil perhitungan ARP Tahun
2017 dan 2018 sementara oleh BPS; 2) Membahas konsep penulisan buku Angka Rawan
Pangan (ARP). Hasil perhitungan ARP Nasional Tahun 2017 adalah 9,84 persen
sedangkan pada tahun 2018 menjadi 8,23 persen.
Tabel 69. Perkembangan jumlah penduduk rawan pangan tahun 2014 – 2018 per provinsi
Angka Rawan Pangan
Provinsi (Konsumsi Kalori/Kapita/Hari < 1.400 KKal)
2014 2015 2016 2017 2018
ACEH 21,66 12,83 13,42 12,81 9,38
SUMATERA UTARA 17,79 14,32 13,82 9,81 6,87
SUMATERA BARAT 15,02 9,80 7,34 8,22 6,93
RIAU 16,97 12,32 13,22 12,18 10,19
JAMBI 21,56 15,86 14,64 10,76 8,93
SUMATERA SELATAN 14,28 11,47 10,62 5,61 6,81
BENGKULU 16,68 11,69 9,56 10,80 6,31
LAMPUNG 22,33 17,51 14,74 10,46 8,89
KEP. BANGKA BELITUNG 16,25 9,06 9,99 8,22 8,23
KEPULAUAN RIAU 21,22 9,12 10,07 10,69 11,32
DKI JAKARTA 13,34 16,07 14,53 9,66 7,05
JAWA BARAT 16,79 12,58 11,26 8,18 7,04
JAWA TENGAH 16,97 16,73 15,00 11,10 8,51
D I YOGYAKARTA 6,10 14,16 9,43 2,68 2,34
JAWA TIMUR 13,94 13,06 10,14 8,30 6,83
BANTEN 14,05 11,04 8,70 6,58 4,74
BALI 6,56 6,79 5,28 4,91 3,14
NUSA TENGGARA BARAT 10,39 12,10 8,69 6,97 3,60
NUSA TENGGARA TIMUR 28,30 30,41 20,42 11,11 14,84
KALIMANTAN BARAT 20,00 18,88 16,00 16,96 13,84
KALIMANTAN TENGAH 16,67 13,34 11,79 11,93 9,07
KALIMANTAN SELATAN 15,22 10,41 8,86 5,49 6,07
KALIMANTAN TIMUR 32,08 22,20 19,16 18,22 15,94
KALIMANTAN UTARA 33,22 22,74 22,65 15,97
SULAWESI UTARA 15,36 14,50 13,18 7,37 7,56
SULAWESI TENGAH 17,55 16,82 13,76 10,31 10,44
SULAWESI SELATAN 15,87 15,71 14,34 10,10 9,44
SULAWESI TENGGARA 18,43 15,53 12,93 8,95 6,99
GORONTALO 18,27 9,87 12,19 6,57 8,31
SULAWESI BARAT 15,06 16,02 10,92 13,99 13,38
MALUKU 33,69 30,88 25,78 26,13 25,86
MALUKU UTARA 38,15 36,99 31,39 30,64 25,82
PAPUA BARAT 36,31 33,76 28,18 28,97 18,68
PAPUA 33,77 31,68 29,31 30,86 27,48
INDONESIA 16,94 14,71 12,69 9,84 8,23

137
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 131


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Penyusunan SKPG Nasional


Penyusunan bertujuan untuk: 1) Mengumpulkan data SKPG tingkat provinsi; 2) Melakukan
analisis situasi pangan dan gizi tingkat provinsi; 3) Membuat rekomendasi berdasarkan hasil
informasi situasi pangan dan gizi.
Beberapa masukan dalam rangka penyempurnaan penyusunan SKPG nasional Tahun 2018
sebagai berikut:
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan tersebut, selanjutnya Tim melakukan analisis SKPG
berdasarkan Panduan SKPG 2018. Data diolah pada setiap aspek (ketersediaan, akses, dan
pemanfaatan pangan) per bulan sehingga

2) Mitigasi Kerawanan Pangan Pengembangan Kawasan Mandiri Pangan (Kmp)


Pada tahun 2018 kegiatan Pengembangan Kawasan Mandiri Pangan di tingkat Pusat yaitu:
Sosialisasi Kawasan Mandiri Pangan, Apresiasi Kawasan Mandiri Pangan, Focus Group
Discussion (FGD) Mitigasi Kerawanan Pangan dan Workshop Evaluasi Kawasan Mandiri
Pangan 2018.
 Sosialisasi Kawasan Mandiri Pangan, rumusan yang dihasilkan sebagai berikut:
 Kawasan Mandiri Pangan (KMP) tahun 2018 dilaksanakan pada 1 (satu) desa yang
terdiri dari dua kelompok afinitas. Setiap kelompok mempunyai jenis usaha yang sama
atau berbeda jenis usaha antar kelompok.
 Penanggungjawab kegiatan KMP, diminta untuk berperan aktif dalam melakukan
pembinaan, monitoring, melakukan pencatatan cashflow, melaporkan perkembangan
usaha sampai ditingkat kelompok yang dilampirkan dokumentasi kegiatan dengan titik
koordinat. Laporan dikirimkan secara berjenjang dari Kabupaten, Provinsi dan Pusat.
 Aparat penanggungjawab kegiatan KMP, segera melengkapi berkas administrasi
Kawasan Mandiri Pangan tahun 2018 (Surat Keputusan (SK) Penetapan Tim Calon
Penerima/Calon Lokasi Kabupaten, SK Lembaga Keuangan Kawasan/LKK, SK Forum
Komunikasi Kawasan/FKK, SK Pendamping, SK Penerima Manfaat, SK Tim Verifikasi,
Rencana Pengeluaran Dana/RPD dan Rencana Usaha Kelompok/RUK).
 Dana bantuan pemerintah segera dicairkan paling lambat akhir bulan 30 April 2018
dengan memperhatikan rambu-rambu yang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan petunjuk teknis KMP 2018. Apabila tidak segera dimanfaatkan akan
direalokasikan dananya ke wilayah lain.
 Daerah dapat menindaklanjuti operasional pelaksanaan KMP dengan menyusun juklak.
 Penanggungjawab kegiatan KMP di Provinsi dan Kabupaten perlu melakukan koordinasi

138
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

132 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

dan sinergi dengan lintas sektor terkait (Dinas/Instansi dan swasta) serta dukungan
anggaran APBD Provinsi dan APBD Kabupaten.
 Penanggungjawab secara berjenjang dan secara berkala (setiap 3 bulan) melapor
perkembangan kegiatan KMP.
 Setiap akhir tahun kegiatan, penanggungjawab KMP di Provinsi dan Kabupaten
melakukan evaluasi outcome kegiatan KMP terhadap penurunan rawan pangan dan
kemiskinan (sebelum dan sesudah pemberian bantuan), membuat profil KMP, serta
membuat tulisan success story masing-masing kawasan.
 Apresiasi Kawasan Mandiri Pangan, sasaran di 2018 adalah pejabat/pengelola teknis KMP
di 17 provinsi dan pendamping yang menangani KMP di 20 kabupaten. Rencana Tindak
Lanjut apresiasi sebagai berikut:
 Penanggungjawab kegiatan KMP, diminta untuk berperan aktif dalam melakukan
pembinaan, monitoring, dan evaluasi serta melaporkan perkembangan usaha sampai
ditingkat kelompok yang dilampirkan dokumentasi kegiatan dengan titik koordinat.
Laporan dikirimkan secara berjenjang dari Kabupaten, Provinsi dan Pusat.
 Penanggungjawab kegiatan KMP di Provinsi dan Kabupaten perlu melakukan koordinasi
dan sinergi dengan lintas sektor terkait (Dinas/Instansi dan swasta) serta mendapat
dukungan anggaran APBD Provinsi dan APBD Kabupaten.
 Meneruskan hasil pertemuan dan materi yang diberikan dari narasumber selama
apresiasi berlagsung kepada kelompok penerima manfaat KMP.
 Melaksanakan pertemuan secara rutin terkait pelaksanaan KMP dalam rangka
mengetahui perkembangan dan dinamika yang terjadi dalam kelompok.
 Penanggungjawab Provinsi/kabupaten agar segera membina dan mempersiapkan lokasi
KMP, jika suatu waktu akan dikunjungi oleh Bapak Menteri/Kabadan BKP.
 Untuk mengingatkan kembali, bahwa dana Banper harus segera di cairkan paling lambat
tanggal 30 April 2018, apabila tidak segera dicairkan akan diarealokasi ke wilayah lain.
 Melakukan analisis perhitungan penduduk rawan pangan (VPA) di lokasi KMP dan
menyampaikan hasil analisis VPA secara triwulan kepada Badan Ketahanan Pangan
Pusat cq. Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan yang dapat dilakukan melalui
email vpakmp@gmail.com.
 Workshop Evaluasi Kawasan Mandiri Pangan, sasarannya adalah pelaksana kegiatan
Kawasan Mandiri Pangan tahun 2018 di 20 kawasan, 20 kabupaten pada 17 provinsi dan

139
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 133


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU) tahun 2019 di 13 PKU, 13 kab.di 12 provinsi.


 Pelaksanaan Kegiatan Kawasan Mandiri Pangan Tahun 2018
Kawasan Mandiri Pangan (KMP) tahap pengembangan tahun 2018 dilaksanakan di 17
Provinsi, 20 Kabupaten, 20 Kawasan dengan dana bantuan diberikan sebesar Rp.
100.000.000 untuk 1 desa 2 kelompok.
Tabel 70. Pelaksanaan Kawasan Mandiri Pangan 2018
Kegiatan
No Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Nama Kelompok
Usaha
1 Aceh Aceh Tengah Linge Linge Kel. Uten Datu Sereh Wangi
Kel. Genting Daling Sereh Wangi
Budidaya
2 Sumbar Pasaman Panti Nagari Panti Kel. Panti Batuah
Jagung
3 Bengkulu Kaur Tetap Babat Kel. Nabung Ternak Itik
Kel. Tebat Jelantang Ternak Itik
Teluk Ternak
4 Sumsel OKI Benawan Kel. Bina Keluarga
Gelam Kambing
Ternak
Kel. Mufakat
Kambing
5 Lampung Lampung Selatan Ketapang Kemukus Kel. Sahabat Ternak kambing
Ternak
Kel. Makmur Jaya
Kambing
Bumi Ratu Budidaya
Lampung Tengah Tulung Kakan Kel. Sri Makmur
Nuban Nenas
Budidaya
Kel. Tani Makmur
Nenas
6 Banten Pandeglang Cipeucang Kondang Kel. Cahaya Mekar 2 Budidaya Padi
Ternak
Kel. Cahaya Mekar 4
Kambing
Kel. Afinitas Tani Budidaya
7 Jabar Cirebon Babakan Kudukeras
Mulya I Jagung
Budidaya
Kel. Tani Mulya III
Jagung
Garut Malangbong Sukarasa Kel. Tani Budidaya Ternak Domba
Kel. Tani Surya II Ternak Domba
Ternak
8 DIY Kulon Progo Pengasih Karangsari KWT. Lestari
Kambing
Ternak
KWT Handayani
Kambing
Plempukan Ternak
9 Jateng Kebumen Ambal Kel. Sidomulyo
Kembaran Kambing
Budidaya
Kel. Mekarsari
Jagung
10 Jatim Probolinggo Paiton Randutatah Kel. Tani Rahayu Budidaya Cabe
Kel. Randu Asri Budidaya Cabe
Benua Ternak Ayam
11 Kalbar Ketapang Sungai Kinjil Kel. Sejahtera I
Kayong buras
Ternak Ayam
Kel. Sejahtra II
buras
Haur
12 Kalsel HSU Jingah Bujur Kel. Harapan baru Budidaya Padi
Gading
Kel. Doa bersama Budidaya Padi

140
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

134 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Kegiatan
No Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Nama Kelompok
Usaha
Luwuk Budidaya
13 Sulteng Banggai Lontos Kel. Tani Makmur
Timur Jagung
Budidaya
Kel. Damak Jaya
Jagung
Ternak
14 Sulsel Enrekang Baraka Parinding Kel. Buntu Kecu
Kambing
Ternak
Kel. Tigaruk
Kambing
Budidaya sayur-
Pokdakan Gunung
15 Bali Gianyar Tegallalang Taro sayuran dan
Mekar
bunga gumitir
Budidaya sayur-
KWT Prameswari
sayuran
Budidaya
16 NTB Lombok Timur Aikmel Lenek Duren Kel. Lintas Rinjani II
jagung
Ternak
Kel. Pada Maju
Kambing
Budidaya
Sumbawa Moya Hulu Berang Sea Kel. Berang Belo
sayuran
Budidaya
Kel. Berang Sea
sayuran
Alor Barat Sayuran dan
17 NTT Alor Pintu Mas Kel. Tani Edo Kang
Daya ternak babi
Sayuran dan
Kel. Tani He Aminang
ternak babi

3) Neraca Bahan Makanan (NBM) Nasional


Tingkat ketersediaan pangan suatu daerah, baik yang berasal dari produksi domestik,
cadangan/stok maupun impor adalah suatu ukuran yang mencerminkan cukup tidaknya
pangan di suatu daerah. Penyusunan neraca bahan makanan dilakukan setiap tahun guna
melihat dan mengukur tingkat ketersediaan pangan di suatu wilayah. Data ini dapat digunakan
sebagai bahan perumusan kebijakan ketersediaan pangan nasional.
Ketersediaan zat gizi per kapita tahun 2018 (angka sangat sementara) dalam bentuk energi
sebesar 3.306 Kalori/hari, protein 83,92 gram/hari yang terdiri dari protein nabati 60,01
gram/hari dan protein hewani 23,91 gram/hari, serta lemak 78,19 gram/hari. Kontribusi bahan
pangan nabati terhadap ketersediaan energi, protein dan lemak total pada tahun 2018 masing-
masing sebesar 93,73%, 71,51% dan 85,79%. Ketersediaan lemak per kapita per hari 6,26
gram (Th. 2018). Kelompok Makanan berpati diprediksikan terus meningkat, salah satunya
disebabkan produksi sagu diperkirakan mencapai 390 ribu ton pada tahun 2018 (angka sangat
sementara). Ketersediaan energi per kapita per hari dari kelompok gula pada tahun 2018
perkiraan sebesar 281 Kalori/kapita/hari. Trend terus meningkat terlihat pada perkiraan
ketersediaan energi, protein dan lemak pada NBM tahun 2018. Peningkatan secara umum
disebabkan oleh meningkatnya ketersediaan Kelompok buah/biji berminyak mencakup
komoditas kacang tanah, kedelai, kacang hijau dan kelapa.

141
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 135


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Tabel 71. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Tahun 2015 – 2018
2015 2016 2017* 2018**
No Kelompok Bahan Makanan
Energi Skor PPH Energi Skor PPH Energi Skor PPH Energi Skor PPH
1 Padi-padian 1.652 25,00 1.490 25,00 1.496 25,00 1.406 25,00
2 Umbi-umbian 262 2,50 291 2,50 238 2,50 229 2,50
3 Pangan Hewani 166 13,84 178 14,85 180 15,03 194 16,18
4 Minyak dan Lemak 299 5,00 456 5,00 505 5,00 785 5,00
5 Buah/biji berminyak 76 1,00 75 1,00 71 1,00 70 1,00
6 Kacang-kacangan 163 10,00 154 10,00 169 10,0 215 10,00
7 Gula 256 2,50 265 2,50 266 2,50 281 2,50
8 Sayuran dan buah 104 21,75 108 22,43 106 22,07 125 25,95
9 Lain-lain - - - 0,00 - 0,0 - 0,00
Total 2.978 81,59 3.016 83,27 3.031 83,10 3.306 88,13
Keterangan : *) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara

4) Food Security And Vulnerability Atlas (FSVA)


Hasil analisis FSVA tahun 2018 menunjukkan bahwa kabupaten rentan pangan Prioritas 1-3
sebanyak 81 kabupaten dari 416 kabupaten (19%) yang terdiri dari 26 kabupaten (6%) Prioritas
1; 21 kabupaten (5%) Prioritas 2; dan 34 kabupaten (8%) Prioritas 3. Kabupaten prioritas 1
tersebar di 17 kabupaten di Provinsi Papua, 6 Kabupaten di Provinsi Papua Barat, 2 kabupaten
di Provinsi Maluku, dan 1 kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Karakteristik kabupaten
rentan pangan ditandai dengan rasio konsumsi terhadap ketersediaan pangan tinggi,
persentase balita stunting tinggi, serta angka kemiskinan yang tinggi.
Sementara itu, Kota Rentan Pangan Prioritas 1-3 sebanyak 7 Kota dari 98 kota di Indonesia
(7,14%). Pada wilayah perkotaan, terdapat 2 kota (2%) Prioritas 1, yaitu Kota Subulussalam di
Aceh dan Kota Tual di Maluku; 2 kota (2%) Prioritas 2, yaitu Kota Gunung Sitoli di Sumatera
Utara dan Kota Pagar Alam di Sumatera Selatan; serta 3 kota (3%) Prioritas 3, yaitu Kota
Tanjung Balai di Sumatera Utara, Lubuk Linggau di Sumatera Selatan, dan Tidore Kepuluan
(Maluku Utara).
Program-program penanganan kerentanan pangan yaitu peningkatan kesempatan kerja dan
pendapatan masyarakat; sosialisasi pola konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang dan
aman; peningkatan akses rumah tangga terhadap air bersih; penanganan balita stunting;
peningkatan sanitasi lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat.

5) Indeks Ketahanan Pangan (IKP)


Hasil perhitungan IKP 2018 berdasarkan 9 indikator untuk wilayah kabupaten dan 8 indikator
untuk wilayah kota yang mencerminkan 3 aspek ketahanan pangan memberikan gambaran
peringkat (ranking) pencapaian ketahanan pangan wilayah (kabupaten dan kota) dibandingkan
dengan wilayah lainnya. Secara umum wilayah Indonesia bagian barat memiliki nilai IKP lebih
baik dibandingkan dengan Indonesia bagian timur (Lampiran).

6) Monitoring Penggilingan
Sampai saat ini data dan informasi stok gabah dan beras di penggilingan belum tersedia
secara periodik, akurat, dan terkini sebagai bahan kebijakan ketersediaan pangan. Untuk itu

142
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

136 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

dilakukan monitoring jumlah stok gabah dan beras di penggilingan setiap minggu secara
nasional, yang dilaksanakan di 1.000 unit penggilingan pada 64 kabupaten di 22 provinsi.
Pelaksanaan Monitoring Stok gabah/beras di penggilingan meliputi :
 Pelatihan Koordinator Enumerator Monitoring Stok Gabah dan Beras di Penggilingan
dilaksanakan untuk membangun kesamaan persepsi dan meningkatkan pemahaman bagi
aparat daerah dalam pengumpulan data dan penyampaian laporan.
 Pengumpulan Data
Data Pendataan Penggilingan Padi (PIPA) BPS tahun 2012 diverifikasi ulang oleh
enumerator dan petugas dari Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten, bila ditemukan
perbedaan/perubahan, maka diganti dengan penggilingan yang lain serta dilaporkan ke
pusat. Pengumpulan data bulanan dilakukan mulai dari data bulan Maret sampai dengan
Desember setiap minggu.
 Supervisi Lapangan, dilakukan untuk mendukung kegiatan pengumpulan data, memperkuat
koordinasi antara pusat dan daerah, memverifikasi data penggilingan yang masih aktif, data
di Prov/Kab/Kota oleh enumerator dan petugas dari kabupaten, serta sebagai uji petik untuk
mengkroscek data stok gabah/beras yang telah diterima dari enumerator.
 Pertemuan Evaluasi Monitoring Stok Gabah dan Beras di Penggilingan, diselenggarakan
dalam rangka melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan monitoring stok gabah
dan beras di penggilingan pada tahun 2018, khususnya dalam pengumpulan data dan
penyampaian laporan dari kabupaten ke pusat (Badan Ketahanan Pangan Kementan).
 Pengolahan Data dilakukan setiap hari Jum’at untuk dilaporkan kepada Kepala Badan
Ketahanan Pangan, sedangkan laporan kepada Menteri Pertanian pada setiap akhir bulan.
 Hasil dan Pembahasan
 Jumlah sampel per provinsi, 1.000 penggilingan yang tersebar di 64 Kabupaten di 22
Provinsi;
Tabel 72. Jumlah sampel per provinsi berdasarkan kapasitas penggilingan
Jumlah Sampel
No Provinsi Total
Besar Sedang Kecil
1 Bali 1 10 11
2 Aceh 1 1 12 14
3 DI Yogyakarta 1 10 11
4 Jambi 7 7
5 Jawa Barat 10 32 217 259
6 Jawa Tengah 4 121 125
7 Jawa Timur 8 100 108
8 Kalimantan Barat 1 39 40
9 Kalimantan Selatan 21 21
10 Kalimantan Tengah 11 11
11 Kalimantan Timur 1 8 9
12 Lampung 1 58 59
13 Nusa Tengara Barat 10 10
14 Riau 4 4
15 Sulawesi Barat 7 7
16 Sulawesi Selatan 5 12 109 126
17 Sulawesi Tengah 9 9
18 Sulawesi Tenggara 1 10
Laporan Pembangunan Pertanian11Tahun 2018
19 Sulawesi Utara 11 11
20 Sumatera Barat 1 17 18
21 Sumatera Provinsi
Selatan 2 Jumlah6Sampel 93 101
No Total
22 Sumatera Utara Besar Sedang
1 Kecil
27 28
Total 17 71 912 1000
143
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
 Presentase Jumlah Laporan yang Masuk Selama Bulan Maret sampai Desember 2018.

Tabel 73. Persentase jumlah laporan masuk per provinsi bulan Maret–Desember 2018
Persentase Jumlah Laporan Masuk Rata-
No Provinsi
rata
Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des
1 Aceh
Laporan Pembangunan
100 100 100
Pertanian
100 100
Tahun
100
2018
100 100 100 100 100,0
137
2 Sumatera Utara 87,5 87,5 85 93,75 100 100 100 100 100 100 95,4
3 Sumatera Barat 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100,0
Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Jumlah Sampel
No Provinsi Total
Besar Sedang Kecil
Total 17 71 912 1000

 Presentase Jumlah Laporan yang Masuk Selama Bulan Maret sampai Desember 2018.

Tabel 73. Persentase jumlah laporan masuk per provinsi bulan Maret–Desember 2018
Persentase Jumlah Laporan Masuk Rata-
No Provinsi
rata
Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des
1 Aceh 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100,0
2 Sumatera Utara 87,5 87,5 85 93,75 100 100 100 100 100 100 95,4
3 Sumatera Barat 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100,0
4 Riau 75 100 80 100 100 100 100 80 75 75 88,5
5 Jambi 100 100 100 100 100 100 100 100 50 100 95,0
6 Sumatera Selatan 100 100 88,9 100 86,7 100 94,4 77,8 83,3 83,3 91,4
7 Lampung 100 75 86,7 75 86,7 100 100 100 100 100 92,3
8 Jawa Barat 100 100 93,6 80 87,2 100 100 95,2 100 100 95,6
9 Jawa Tengah 88,5 95,8 93,3 87,5 93,3 97,9 91,7 100 100 100 94,8
10 Jawa Timur 100 100 100 93,2 100 100 100 100 100 100 99,3
11 DI Yogyakarta 50 100 60 100 40 100 100 100 100 50 80,0
12 Kalimantan Barat 87,5 100 50 50 50 37,5 50 15 75 12,5 52,8
13 Kalimantan Selatan 100 87,5 100 75 90 100 100 80 87,5 50 87,0
14 Kalimantan Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,0
15 Kalimantan Timur 100 75 80 100 100 100 100 80 75 0 81,0
16 Bali 100 100 80 50 40 100 100 80 100 25 77,5
17 Nusa Tenggara Barat 100 100 100 100 100 50 0 80 100 50 78,0
18 Sulawesi Selatan 91,7 100 100 100 80 100 100 100 95,83 93,75 96,1
19 Sulawesi Barat 50 100 100 100 20 100 100 100 100 100 87,0
20 Sulawesi Tengah 100 75 20 0 20 25 25 0 0 0 26,5
21 Sulawesi Utara 100 75 60 100 60 100 100 100 100 100 89,5
22 Sulawesi Tenggara 100 100 100 50 100 100 100 100 75 0 82,5
Rata-rata 87,7 89,6 80,8 79,7 75,2 86,8 84,6 81,3 82,6 65,4 81,4

 Total Stok Setara Beras di Penggilingan Pada Bulan Maret – Desember 2018 adalah
1.902.669 ton.

Gambar 18. Stok Setara Beras di Gambar 19. Stok setara beras di
Penggilingan Pada Bulan Maret – penggilingan kapasitas besar bulan Maret-
Desember 2018 Desember 2018

144
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

138 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Gambar 20. Stok setara beras di penggilingan Gambar 21. Stok gabah dan beras di penggilingan
kapa-sitas sedang pada bulan Maret – Desember kapasitas kecil bulan Maret – Desember 2018
2018

 Presentase Stok Setara Beras di Penggilingan Terhadap Produksi Beras di Indonesia Bulan Maret-
Desember 2018, berkisar antara 1.036.428 ton hingga 1.902.669 ton.

Gambar 22. Presentase stok setara beras di


penggilingan terhadap produksi beras bulan
Maret Desember 2018

7) Smallholder Livelihood Development In Eastern Indonesia (SOLID)


Berdasarkan hasil survey tahun 2018, tingkat kesejahteraan penerima manfaat SOLID lebih
baik dibandingkan dengan tingkat kesejahteraan bukan penerima. Hal tersebut sejalan dengan
hasil annual outcome survey 2018 dimana penerima manfaat program mempunyai tingkat
kesejahteraan yang lebih baik (57 persen) dibandingkan rumah tangga non penerima (25
persen). Hasil survey akhir kegiatan diketahui bahwa penerima manfaat mengalami
peningkatan pendapatan per kapita per bulan dari Rp. 242.101 (2012) menjadi Rp. 285.148
(2014) dan Rp. 438.975 (2018). Selain itu penerima manfaat juga mengalami peningkatan
indeks kepemilikan aset dari 0,37 (2012) menjadi 0,54 (2018).

Distribusi Dan Cadangan Pangan


1) Koefisien Variasi Harga Komoditas Pertanian Stategis di Tingkat Produsen
 Koefisien Variasi Harga Gabah Kering Panen (GKP) tingkat petani selama Tahun 2018
sebesar 3,24 persen. Data Panel Harga BKP 2018, rerata harga GKP tingkat petani selama
Tahun 2018 adalah Rp4.675/Kg. Tingkat harga ini di atas Harga Pembelian Pemerintah
(HPP) sebesar Rp3.700/kg, sehingga dapat disimpulkan jika petani dalam kondisi
diuntungkan.
 Koefisien Variasi Harga Jagung Pipilan Kering tingkat petani sebesar 7,66%. Angka
inisesuai dengan target karena dibawah angka maksimal yang ditetapkan yaitu < 10 persen.
Data panel harga pangan BKP tahun 2018, rerata harga jagung pipilan kering tingkat petani
145
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 139


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

selama Tahun 2018 adalah Rp 3.451/Kg. Maka capaian tahun 2018 telah mencapai target,
artinya harga jagung pipilan kering tingkat petani stabil.
 Koefisien Variasi Harga Kedelai Biji Kering, tingkat petani sebesar 1,51%. Angka inisesuai
dengan target karena dibawah angka maksimal yang ditetapkan yaitu < 10 persen.
 Koefisien Variasi Harga Bawang Merah tingkat petanisebesar 16,99%. Angka ini sesuai
dengan target karena dibawah angka maksimal yang ditetapkan yaitu <25 persen. Data
panel harga pangan BKP tahun 2018, rerata harga bawang merah tingkat petani selama
Tahun 2018 adalah Rp 18.727/kg, capaian tahun 2018 telah mencapai target, harga
bawang merah tingkat petani stabil.
 Koefisien Variasi Harga Cabai Merah Keriting tingkat petani sebesar 20,93%. Angka ini
sesuai dengan target karena dibawah angka maksimal yang ditetapkan yaitu <30 persen.
Data panel harga pangan BKP tahun 2018, rata-rata harga cabai merah keriting tingkat
petani selama Tahun 2018 adalah Rp 23.676/kg, capaian tahun 2018 telah mencapai target,
artinya harga cabai merah keriting tingkat petani stabil.
Tabel 74. Perkembangan Harga dan Nilai Koefisien Variasi Harga Pangan Tingkat Produsen Th. 2018

2) Koefisien Variasi Harga Pangan di Tingkat Konsumen


Target nilai koefisien variasi harga komoditas pangan strategis nasional di tingkat konsumen
untuk Tahun 2018 ditetapkan dibawah 10-30 persen (Untuk komoditas beras, jagung, kedelai,
gula pasir dan daging sapi maksimal 10%; bawang merah maksimal 25% dan cabai maksimal
30%).
 Koefisien Variasi Harga Beras Medium
Berdasarkan hasil analisa data panel harga pangan BKP tahun 2018, rata-rata harga beras
medium di tingkat eceran selama Tahun 2018 adalah Rp 11.080/Kg dan capaian kinerja
koefisien variasi harga beras medium sebesar 1,95%. Angka ini sesuai dengan target
karena dibawah angka maksimal yang ditetapkan yaitu < 10 persen.
 Koefisien Variasi Harga Jagung Pipilan Kering
Berdasarkan hasil analisa data panel harga pangan BKP tahun 2018, rata-rata harga jagung
pipilan kering tingkat eceran selama Tahun 2018 adalah Rp 6.407/Kg dan capaian kinerja
koefisien variasi harga jagung pipilan kering tingkat eceran sebesar 2,79%. Angka ini sesuai
dengan target karena dibawah angka maksimal yang ditetapkan yaitu < 10 persen.
 Koefisien Variasi Harga Kedelai Biji Kering
Berdasarkan hasil analisa data panel harga pangan BKP tahun 2018, rata-rata harga
kedelai biji kering tingkat eceran selama Tahun 2018 adalah Rp 9.981/kg dan capaian

146
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

140 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

kinerja koefisien variasi harga kedelai biji kering tingkat eceran sebesar 1,75%. Angka ini
sesuai dengan target karena dibawah angka maksimal yang ditetapkan yaitu < 10 persen.
 Koefisien Variasi Harga Gula Pasir
Berdasarkan hasil analisa data panel harga pangan BKP tahun 2018, rata-rata harga gula
pasir di tingkat konsumen selama Tahun 2018 adalah Rp 12.565/kg dan capaian kinerja
koefisien variasi harga bawang merah tingkat eceransebesar 1.17%. Angka inisesuai
dengan target karena dibawah angka maksimal yang ditetapkan yaitu < 10 persen.
 Koefisien Variasi Harga Bawang Merah
Berdasarkan hasil analisa data panel harga pangan BKP tahun 2018, rata-rata harga
bawang merah tingkat eceran selama Tahun 2018 adalah Rp 27.727/kg dan capaian kinerja
koefisien variasi harga bawang merah tingkat eceran sebesar 16,39%. Angka ini sesuai
dengan target karena dibawah angka maksimal yang ditetapkan yaitu <25 persen.
 Koefisien Variasi Harga Cabai Merah Keriting
Berdasarkan hasil analisa data panel harga pangan BKP tahun 2018, rata-rata harga cabai
merah keriting tingkat eceran selama Tahun 2018 adalah Rp 35.636/kg dan capaian kinerja
koefisien variasi harga cabai merah keriting tingkat eceran sebesar 10,43%. Angka ini
sesuai dengan target karena dibawah angka maksimal yang ditetapkan yaitu <30 persen.
 Koefisien Variasi Harga Daging Sapi
Berdasarkan hasil analisa data panel harga pangan BKP tahun 2018, rata-rata harga daging
sapi selama Tahun 2018 adalah Rp 118.337/kg dan capaian kinerja koefisien variasi harga
daging sapi sebesar1,17%. Angka ini sesuai dengan target karena dibawah angka
maksimal yang ditetapkan yaitu < 10 persen.
Tabel 75. Perkembangan Harga dan Nilai Koefisien Variasi Harga Pangan Tingkat Konsumen
Tahun 2018

3) Dukungan Instansi Lain Penunjang Keberhasilan


Keberhasilan pencapaian pencapaian stabilitas harga pangan pokok dan strategis tidak lepas
dari hasil sinergitas dan langkah koordinatif Badan Ketahanan Pangan khususnya Pusat
Distribusi dan Cadangan Pangan dengan seluruh instansi dan Lembaga terkait, yaitu:
 Badan Pusat Statistik (BPS)
 Kementerian Perdagangan
 BULOG

147
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 141


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ) dan PD. Pasar Jaya
 Direktorat Jenderal Teknis di Lingkup Kementerian Pertanian

4) Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat melalui Toko Tani Indonesia


Dana Bantuan Pemerintah bersumber APBN Tahun 2018 untuk Tahap Penumbuhan
dialokasikan untuk Kegiatan PUPM kepada 500 (lima ratus) di 16 provinsi yaitu Aceh, Sumut,
Sumbar, Sumsel, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, DI.Yogyakarta, Jatim, Kalbar, Kalsel, Bali,
NTB, Sulsel, dan Gorontalo. Tahap Pengembangan dialokasikan kepada 406 (empat ratus
enam) Gapoktan/LUPM di 7 provinsi yaitu Sumsel, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Jatim,
dan NTB. Tahap Pembinaan dialokasikan kepada 250 LUPM di 20 provinsi yaitu Sumut, Riau,
Jambi, Sumsel, Bengkulu, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB, Kalbar,
Kalteng, Kalsel, Sulsel, Sulut, Gorontalo dan Maluku Utara.
Tabel 76. Target dan Realisasi Banper Kegiatan PUPM/TTI tahun 2018
Jumlah LUPM
Penumbuhan 2018 Pengembangan 2017 Pembinaan 2016
No Provinsi LUPM LUPM LUPM
pagu pagu pagu
% % %
alokasi realisasi Rp.(000) alokasi realisasi Rp.(000) alokasi realisasi Rp.(000)

1 Sumatera Selatan 51 51 8,160 100 20 19 1,140 95 12 12 720 100


2 Sumatera Utara 26 26 4,160 100 - - - - 20 20 1,200 100
3 DI. Yogyakarta 10 10 1,600 100 - - - - 10 10 600 100
4 Jawa Tengah 76 76 12,160 100 70 70 4,200 100 34 34 2,040 100
5 Aceh 8 8 1,280 100 - - - - - - - -
6 Bali 8 8 1,280 100 - - - - 4 4 240 100
7 Lampung 43 43 6,880 100 35 35 2,100 100 17 17 1,020 100
8 Bengkulu - - - - - - - - 4 4 240 100
9 Kalimantan Selatan 10 10 1,600 100 - - - - 4 4 240 100
10 Nusa Tenggara Barat 13 13 2,080 100 10 10 600 100 6 6 360 100
11 Maluku Utara - - - - - - - - 2 2 120 100
12 Sulawesi Selatan 68 68 10,880 100 - - - - 22 22 1,320 100
13 Jawa Barat 80 80 12,800 100 123 123 7,380 100 40 40 2,400 100
14 Sumatera Barat 8 8 1,280 100 - - - - - - - -
15 Jawa Timur 55 55 8,800 100 50 50 3,000 100 30 29 1,740 96.67
16 Gorontalo 8 8 1,280 100 - - - - 2 2 120 100
17 Banten 26 26 4,160 100 98 98 5,880 100 20 20 1,200 100
18 Riau - - - - - - - - 6 6 360 100
19 Jambi - - - - - - - - 4 4 240 100
20 Kalimantan Barat 10 10 1,600 100 - - - - 5 5 300 100
21 Sulawesi Utara - - - - - - - - 4 4 240 100
22 Kalimantan Tengah - - - - - - - - 4 4 240 100
Total 500 500 80,000 100 406 405 24,300 99.75 250 249 14,940 99.60
Sumber: Bidang Distribusi, BKP
Pasokan/pengadaankomoditas pangan dari Gapoktan/LUPM tertinggi terjadi pada bulan April,
Mei dan Juni bertepatan dengan menjelang dan awal bulan Ramadhan dan menjelang hari
raya Idul Fitri. Tingginya jumlah pasokan ini disesuaikan dengan jumlah permintaan yang
melonjak terhadap komoditas tersebut.

148
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

142 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Gambar 23. Pengadaan Beras, Bawang Merah Per Bulan 2018

5) Pengembangan Cadangan Pangan Pemerintah (CBP) Pusat

Berdasarkan data CBP bahwa rata-rata stok cadangan beras pemerintah selama 4 tahun
terakhir mengalami peningkatan signifikan, dengan total yang dikuasai pemerintah pada tahun
2018 sebesar 2.038.385 ton.

Tabel 77. Perkembangan Cadangan Beras Pemerintah Tahun 2015 - 2018


Tahun (ton)
URAIAN
2015 2016 2017 2018
Stok Awal (Ton) 173.206 103.814 17.872 232.826
Tambahan CBP (Ton) 180.309 225.606 286.664 2.356,636
Pemanfaatan CBP
- Bantuan darurat/bencana 9.271 8.507 13.713 6.953
- Pengendalian Harga Beras (OPM) 138.139 303.042 58.156 544.124
- OPK - CBP Raskin 102.291 - -
Total Pemanfaatan 249.701 311.549 71.868 551.077
Stok Akhir 103.814 17.872 232.804 2.038.385
Sumber: Laporanan Perum BULOG, 31 Desember 2018

6) Pengembangan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD)

Berdasarkan laporan dari Dinas Ketahanan Pangan provinsi, jumlah cadangan pangan yang
dimiliki provinsi di 26 provinsi sebesar 4.123,62 ton.

Tabel 78. Jumlah Cadangan Beras Pemerintah Provinsi Tahun 2016 – 2018
Tahun
No Provinsi 2016 2017 2018
Stok Penyaluran Stok Penyaluran Stok Penyaluran Stok Akhir
1 Aceh 255,50 108,33 247,07 12,51 284,56 31,5 253,06
2 Sumatera Utara - - - - 67,00 67 -
3 Sumatera Barat 367,00 35,00 332,00 30,00 402,00 59,842 342,16
4 Riau 457,78 109,93 347,84 42,11 305,74 70 235,74
5 Kepulauan Riau - - 51,92 14,73 38,93 18,576 20,35
6 Jambi 90,00 - 97,00 41,74 67,26 5,402 61,86
7 Bengkulu 47,08 36,61 6,10 45,97 0 45,97
8 Sumatera Selatan 262,31 128,71 13,50 2,50 20,73 2,00 18,73
9 Bangka Belitung - - 48,00 27,00 20,99 0 20,99
10 Lampung 356,25 63,40 156,57 54,86 250,96 0 250,96
11 Banten 130,49 54,14 108,25 (357,75) 466,00 259 207,00
12 DKI Jakarta - - - - - 0 -
13 Jawa Barat 1.038,38 555,81 1.110,22 208,01 941,14 148,899 792,24
14 Jawa Tengah 276,12 175,62 286,88 105,44 181,45
15 DI Yogjakarta 283,50 95,39 188,11 4,49 198,11 4,491 193,62
16 Jawa Timur 203,78 - 84,61 26,65 171,23 140,03 31,20
17 Kalimantan Barat 285,85 109,65 269,16 22,29 246,83 0 246,83
18 Kalimantan Tengah 65,30 1,00 79,05 - 79,05 0 79,05

149
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 143


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018
g , , , , ,
19 Kalimantan Selatan 127,32 - 135,00 12,25 122,75 0 122,75
20 Kalimantan Timur 221,49 - 212,00 49,90 162,10 20,60 141,50
21 Sulawesi Utara 116,80 3,37 125,92 1,00 66,94 0 66,94
22 Gorontalo - - - - - 0 -
23 Sulawesi Tengah 124,43 120,71 164,96 99,15 65,80 29,36 36,44
24 Sulawesi Tenggara - - - - - 0 -
25 Sulawesi Selatan 250,08 3,56 140,00 - 140,00 0 140,00
26 Sulawesi Barat - - - - - 0 -
27 NTB 156,22 14,01 164,77 27,59 137,18 31,42 105,76
28 NTT 80,44 - 184,44 100,00 330,84 0 330,84
29 Bali - - - - - 0 -
30 Maluku Utara - - - - - 0 -
31 Maluku 8,93 6,00 39,00 4,00 2,93 0 2,93
32 Papua Barat - - - - - 0 -
33 Papua 64,91 - 147,80 19,53 128,27 0 128,27
34 Kalimantan Utara - - - - - - -
Jumlah 4.993,82 1.409,01 4.759,91 624,27 5.050,17 993,56 4.056,62

Sumber: Laporan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi (diolah BKP)

7) Penyusunan Permentan tentang Pengelolaan Cadangan Beras Pemerintah


Pengelolaan CBP tidak hanya menyangkut kewenangan yang ada di Kementerian Pertanian,
namun juga mencakup kementerian/lembaga terkait sektor keuangan, perdagangan, dan
sosial, serta di bawah payung koordinasi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, untuk itu
diatur pula mengenai mekanisme pelepasannya. Pengelolaan Cadangan Beras Pemerintah
tertuang dalam Permentan Nomor 38/Permentan/KN.130/8/2018 tanggal 28 Agustus 2018.
8) Penyusunan Peraturan Presiden tentang Ratifikasi Amandemen Perjanjian ASEAN Plus
Three Emergency Rice Reserve (APTERR)
Penyusunan Peraturan Presiden tentang Ratifikasi ini diperlukan untuk pengganti Perpres
Nomor 62 Tahun 2012 tentang Pengesahan APTERR Agreement. Pengesahan Perpres
penganti ini akan menjadi dasar bagi perpanjangan iuran kontribusi APTERR Fase-2 (2018 –
2022). Untuk penyusunan Perpes ini Menteri Pertanian perlu mengajukan ijin prakarsa kepada
Presiden RI untuk proses Ratifikasi Amendemen Perjanjian ASEAN Plus Three Emergency
Rice Reserve (APTERR) melalui Menteri Luar Negeri.
9) Identifikasi Lumbung Pangan Masyarakat (LPM)
Pengembangan cadangan pangan masyarakat tahun 2018 difokuskan pada kegiatan
Identifikasi Lumbung Pangan Masyarakat (LPM). Identifikasi dilakukan guna mendapatkan data
terbaru dari LPM yang menjadi calon penerima Bantuan Pemerintah (Banper) berupa
pemberian fasilitasi melalui APBN sebesar Rp.20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) untuk
pengisian cadangan pangan pada lumbung pangan yang sudah masuk maupun yang akan
masuk tahap pengembangan. Hasil identifikasi LPM ini menjadi dasar pelaksanaan pemberian
Bantuan Pemerintah tahun 2019.
10) Laporan Hasil Data dan Informasi Pasokan dan Harga Pangan Strategis
Kegiatan panel harga tahun 2018, dilaksanakan di tingkat produsen dan konsumen (grosir dan
eceran) di 34 provinsi dan 500 kabupaten/kota dengan jumlah enumerator sebanyak 866
orang. Selain itu pelaksanaan panel dilakukan juga di konsumen (eceran) di pasar
Jabodetabekkarpur dengan jumlah enumerator 50 orang. Dari target tersebut, terealisasi 100
persen sebagaimana tahun 2017. Rincian pelaksanaan kegiatan Laporan Data/Informasi
Pasokan dan Harga Pangan Provinsi Tahun 2015-2018 seperti pada tabel berikut.

150
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

144 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Tabel 79. Pelaksanaan Kegiatan Laporan Data/Informasi Pasokan dan Harga Pangan Provinsi Tahun
2015-2018
Jumlah Provinsi Pelaksana Jumlah Kab/Kota Pelaksana
Tahun
Target Realisasi % Target Realisasi %
2015 34 34 100,00 270 514 190,37
2016 34 34 100,00 514 514 100,00
2017 34 34 100,00 514 514 100,00
2018 34 34 100,00 500 500 100,00

11) Penyusunan Prognosa Neraca Pangan


Prognosa kebutuhan dan ketersediaan pangan tahun 2018 mencakup 12 komoditas pangan
pokok, yaitu beras, jagung, kedelai, kacang tanah, gula pasir, minyak goreng, bawang merah,
cabai besar, cabai rawit, daging sapi, daging unggas, dan telur unggas. Berdasarkan hasil
perhitungan prognosa produksi dan kebutuhan pangan pada tahun 2018, dari 12 komoditas
bahan pangan yang dipantau, terdapat 3 (tiga) komoditas yang defisit, yaitu kedelai 25,37%,
kacang tanah 7,87%, serta daging sapi/kerbau 35,19%.

Penganekaragaman Konsumsi Dan Keamanan Pangan


1) Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)
Pada tahun 2018 jumlah KRPL yang diberdayakan sebanyak 2300 kelompok wanita/kelompok
masyarakat lainnya Tahap Penumbuhan pada 442 kabupaten di 33 provinsi. Untuk setiap desa
baru tahun 2018 mendapatkan bantuan pemerintah (banper) sebesar Rp.50.000.000 dengan
rincian:
 Rp15.000.000 pengembangan pekarangan anggota
 Rp20.000.000 kebun bibit
 Rp7.000.000 demplot
 Rp5.000.000 pengembangan kebun sekolah
 Rp3.000.000 praktek pengembangan menu B2SA di kelompok
2) Pengembangan Pangan Pokok Lokal (P3l)
Pada Tahun 2018, Kegiatan Pengembangan Pangan Pokok Lokal dilaksanakan di 15
kabupaten di 13 provinsi yang memiliki potensi pangan lokal berupa sagu, jagung, dan umbi-
umbian. Alokasi anggaran kegiatan P3L diberikan dana bantuan pemerintah sebesar Rp
200.000.000 (dua ratus juta rupiah) per lokasi.
3) Analisis Konsumsi Pangan tahun 2018 melalui kegiatan :
 Bimbingan Teknis
 Bimtek peningkatan kapasitas aparat dalam pengembangan konsumsi pangan B2SA
dilaksanakan pada tanggal 4-5 April 2018 bertempat di Hotel Onih, Jl. Paledang No. 50-
52, Bogor, Jawa Barat.
 Bimbingan teknis peningkatan kapasitas aparat dalam analisis konsumsi pangan
dilaksanakan selama dua hari pada tanggal 5-6 April 2018, bertempat di Hotel Onih, Jl.
Paledang No. 50-52, Bogor, Jawa Barat.
 Penyusunan Direktori Perkembangan Konsumsi Pangan Tahun 2018

151
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 145


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Penyusunan Direktori Perkembangan Konsumsi Pangan Tahun 2018


Target penanganan jumlah kasus pangan segar nasional yang membahayakan kesehatan
manusia menjadi sasaran strategis terkait dengan upaya penyediaan pangan segar asal
tumbuhan (PSAT) yang aman dan bermutu dalam rangka perlindungan terhadap kesehatan
masyarakat. Dengan mempertimbangkan kemampuan dan ketersediaan sumber daya yang
dimiliki, maka sasaran startegis ini difokuskan pada PSAT yang bernilai strategis secara
nasional, seperti beras, jagung, dan kedelai. Berdasarkan monitoring terhadap kasus pangan
segar komoditas strategis nasional yang membahayakan manusia pada tahun 2018 maka
dicapai nilai penanganan 100%, karena sepanjang tahun 2018 tidak terjadi kasus keamanan
pangan segar terkait komoditas strategis tersebut.
Kegiatan sertifikasi PSAT ini merupakan salah satu bentuk pengawasan sebelum peredaran
(pre-market) yang dilakukan oleh OKKPP maupun OKKPD. Sertifikasi keamanan PSAT atau
Sertifikasi Prima merupakan jaminan pemenuhan persyaratan keamanan pangan di tingkat
proses produksi (On Farm). Sertifikasi Prima
dibedakan menjadi sertifikasi Prima 1, Prima 2
dan Prima 3.
Tabel 80. capaian Sertifikasi Prima tahun 2018

152
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

146 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

K. Pelaksanaan Program Peningkatan Kualitas Pengkarantinaan


Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati
Sekretariat Badan Karantina Pertanian
 Perencanaan
Dalam rangka memfasilitasi kegiatan perencanaan, evaluasi dan pelaporan karantina pertanian
serta rencana kerja dan penyusunan anggaran di TA. 2018 telah dilaksanakan beberapa
kegiatan yang menghasilkan output dokumen perencanaan, evaluasi dan pelaporan karantina
pertanian tahun 2018.
Capaian Output Bagian Perencanaan
 Dokumen Rencana Kerja dan Penyusunan Kegiatan 58 Dokumen
 Dokumen Penyusunan Anggaran 57 Dokumen
 Evaluasi dan Pelaporan 19 Laporan

 Keuangan dan Perlengkapan


Bagian keuangan dan perlengkapan melaksanakan urusan perbendaharaan, penerimaan
negara bukan pajak (PNBP), penyiapan pengujian dan penerbitan surat perintah membayar
(SPM), melaksanakan urusan akuntansi dan verifikasi anggaran serta melaksanakan urusan
perlengkapan. Selama TA. 2018, output yang dihasilkan bagian keuangan dan perlengkapan
sebagai berikut :
 Laporan Realisasi Anggaran Satker Pusat,, 12 Lap
 Laporan Keuangan Satker Pusat, 3 Lap
 Laporan Pengelolaan BMN Satker Pusat, 3 Lap
 Laporan PNBP Satker Pusat, 12 Lap
 Laporan Pengelolaan BMN Barantan, 3 Lap
 Laporan Realisasi Anggaran Barantan, 12 Lap
 Laporan Keuangan Barantan, 3 Lap
 Laporan Tindak Lanjut LHP, 3 Lap
 Laporan PNBP Barantan, 4 Lap

 Bagian Umum
Bagian umum melaksanakan penyempurnaan organisasi dan tata laksana, melaksanakan
urusan kepegawaian serta melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga. Selama TA.
2018, output yang dihasilkan bagian umum sebagai berikut:
 Organisasi dan tata laksana
a) Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) pada TA. 2018 sejumlah 3.690 SKP, Pusat dan
UPT,
b) Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) UPT lingkup Badan Karantina Pertanian Tahun
2018 mendapat kategori A dengan nilai IKM 84,61 (sangat baik)
c) Indeks Penilaian dan Nilai Kualitas Budaya Kerja (IPNBK) pegawai Badan Karantina
Pertanian, TA. 2018 sebesar 89,04 (sangat baik).
d) Sertifikasi SNI diperoleh oleh Badan Karantina sebagai berikut :
(1) Akreditasi Lab UPT, jumlah 46 sertifikat SNI ISO 17025: 2008;
153
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 147


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

(2) Sertifikasi Pelayanan UPT, jumlah 39 sertifikat SNI ISO 9001 : 2015;
(3) Sertifikasi Pelayanan UPT jumlah 36 sertifikat SNI ISO 37001: 2016
(4) Sertifikasi BUTTMKP, jumlah 1 sertifikat SNI ISO 45001: 2016

 Kepegawaian
Pengembangan SDM merupakan salah satu terobosan yang dilakukan untuk
mengoptimalisasikan peran Badan Karantina Pertanian melalui peningkatan kompetensi
SDM baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan dan pelatihan. Potensi SDM di
Badan Karantina Pertanian sampai Tahun 2018 berdasarkan data SIMPEG/SIM ASN
tercatat sebanyak 3.690 pegawai.
Sedangkan SDM Kewasdakan (PPNS, POLSUS dan Intelijen) tersebar selain di pusat,
lima Balai Besar Karantina Pertanian, Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian; Balai
Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian; 26 Balai Karantina Pertanian serta 19
Stasiun Karantina Pertanian berjumlah 783 petugas. Dari jumlah SDM Kewasdakan
tersebut terdiri dari petugas PPNS berjumlah 358 orang, POLSUS 162 orang dan
Intelijen 263 orang.
Pegawai Badan Karantina Pertanian yang sedang Ijin Belajar melanjutkan ke jenjang
Pendidikan S-2 dan S-3 sejumlah 30 orang pegawai terdiri dari 16 pegawai pendidikan
S2 dan 14 pegawai pada jenjang S3. Sedangkan yang mendapat Tugas Belajar
berjumlah 46 orang pegawai, terdiri dari 40 orang pegawai mengikuti program S2 dan
enam orang pegawai pada program S3. Tahun 2018 pendidikan dan pelatihan (diklat)
reguler bidang karantina berjumlah 163 petugas. Dan jumlah pegawai pada tahun 2018,
yang keluar dari Badan Karantina Pertanian sebanyak 112 Orang, serta pegawai yang
mendapat sanksi ringan sampai berat berjumlah 25 pegawai (PP No. 53 tahun 2010).
 Tata Usaha dan rumah tangga
Kegiatan pengelolaan ketatausahaan dan rumah tangga tahun 2018 menghasilkan
output sebagai berikut :
Layanan Umum dan Perlengkapan 12 Laporan
a)
Layanan Perkantoran 12 Laporan
b)
 Bagian Hukum dan Humas
Bagian hukum dan humas melaksanakan Penyusunan rancangan peraturan perundang-
undangan di bidang perkarantinaan hewan dan keamanan hayati hewani dan
perkarantinaan tumbuhan dan keamanan hayati nabati, serta pelaksanaan urusan
hubungan masyarakat dan informasi publik. Tahun 2018 output yang dihasilkan oleh Bagian
hukum dan humas adalah sebagai berikut:
 Peraturan Perkarantinaan; tahun 2018 peraturan perkarantinaan yang telah disahkan
sebanyak 4 Permentan, 30 Kepmentan, dan 72 SK Kepala Badan Karantina Pertanian;
 Layanan Kehumasan; tahun 2018 telah dilaksanakan beberapa layanan kehumasan
dalam rangka meningkatkan layanan perkarantinaan bagi masyarakat dan pengguna
jasa. Jenis layanan kehumasan sebagai berikut :
a) Isu Perkarantinaan di Media Massa, 1.688 berita
b) SMS Center (PPID = 202, Dumas = 10), 230
c) Media Sosial (PPID = 123, Dumas = 20 ), 143
d) Email (PPID = 54, Dumas = 21), 75
154
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

148 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

e) WA (PPID = 178, Dumas = 5), 183


f) Desk PPID (PPID = 540, Dumas = 0), 540

Pusat Karantina Hewan Dan Keamanan Hayati Hewani


 Bahan Kebijakan
Pada TA. 2018 Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani telah melakukan
penyiapan bahan kebijakan berupa rancangan peraturan perundangan (Keputusan /
Peraturan Pemerintah / Menteri) maupun berupa Draft Pedoman / Juklak / Juknis dengan
output sebagai berikut:
 Peraturan Menteri Pertanian TA. 2018
a) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 15/PERMENTAN/KR.100/2018 Tentang
Tindakan Karantina Hewan Di Luar Tempat Pemasukan dan Pengeluaran
b) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 28/PERMENTAN/KR.120/6/2018 tentang
Tindakan Karantina Hewan Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Kuda Untuk
Perlombaan
 Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian TA. 2018:
Keputusan Kepala Barantan No. 2732/Kpts/KR.120/K/12/2018 tentang Pedoman
a)
Verifikasi Terhadap Pemanasan Sarang Walet Untuk Pengeluaran Ke Negara RRT
b) Keputusan Kepala Barantan No. 2464/Kpts/KR.120/K/11/2018 ttg Pedoman
Monitoring terhadap Bahan Asal Hewan dan Hasil Bahan Asal Hewan
c) Keputusan Kepala Barantan No. 1856/Kpts/KR. 120/K/08/2018 ttg Pedoman
Penilaian Layanan Prioritas Karantina Hewan dan Tumbuhan
d) Keputusan Kepala Barantan No.2159/kpts/KR.120/K/11/18 tentang Pedoman
Tindakan Karantina Hewan Terhadap Vektor
e) Keputusan Kepala Barantan No. 2734/KPTS/KR.020/K/12/2018 tentang Pedoman
Tindakan Perlakuan dan Pengawasan Pemusnahan Terhadap Media Pembawa Lain
yang diturunkan dari Pesawat Udara
f) Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 146/Kpts/KP.120/K/1/2018
Tentang Pedoman Pemantauan Daerah Sebar HPHK Tahun Anggaran 2018
g) Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 1107/KPTS/HK.140/K/05/2018
Tentang Pedoman Tatacara Penetapan Komisi Ahli Karantina Hewan
h) Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 1332/KPTS/KR.120/K/07/2018
tentang Pedoman Tindakan Karantina Untuk Perlombaan Internasional Equestrian
Sesuai dengan Ketentuan EDFZ
i) Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 609/KPTS/KR.120/K/9/2018
Tentang Pedoman Analisis Risiko HPHK Tahun 2018
j) Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 1834/KPTS/KR.120/K/08/2018
tentang Pedoman Pelaksanaan Tindakan Karantina Tertentu Oleh Pihak Lain
 Analisis Risiko tahun 2018
Pelaksanaan Analisis Risiko HPHK dilaksanakan terhadap komoditas yang
dilalulintaskan melalui impor sejumlah 24 kategori (Media Pembawa HPHK); enam
negara asing dan 11 wilayah dalam negeri (Daerah Asal); dengan tujuan wilayah
Indonesia.

155
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 149


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Temuan HPHK Hasil Pemantauan HPHK dan Kegiatan Operasional


Berdasarkan kegiatan Pemantauan HPHK yang dilakukan UPT dengan pengumpulan
data status dan situasi HPHK pada wilayah regional Sumatra, Jawa – Madura,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua - Papua Barat, Bali dan Nusa Tenggara.
Workshop Nasional Pengamatan Hama dan Penyakit Hewan Karantina tahun 2018, 2
November 2018 di Bali, dihasilkan temuan 4 jenis HPHK Golongan I yaitu Swine
Influenza, HPAI, Strangles dan PRRS dan 45 jenis HPHK Golongan II.
Temuan HPHK pada kegiatan Pemantauan HPHK tahun 2018 yaitu :
a)Sumatra, terdapat 33 Jenis HPHK
b)Jawa dan Madura, terdapat 20 Jenis HPHK
c)Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua dan Papua Barat, terdapat 39 Jenis HPHK
d)Bali dan Nusa Tenggara, terdapat 20 Jenis HPHK
 Intalasi Karantina Hewan
Pada TA. 2018 telah ditetapkan sejumlah perusahaan sebagai Instalasi Karantina
Hewan sebagai tempat pemeriksaan kesehatan hewan, baik untuk IKH Hewan Hidup (21
UPT KP) maupun IKH Produk Hewan (15 UPT KP).
 Bimbingan Teknis, Monitoring Evaluasi, Koordinasi dan Workshop
 Bimbingan Teknis
Pada TA. 2018, kegiatan Bimbingan Teknis Karantina Hewan dan Keamanan Hayati
Hewani dilaksanakan sebanyak 8 (delapan) kegiatan, yaitu Bimbingan Teknis Karantina
Hewan Hidup MP Ruminansia Besar dan unggas (bimtek kebijakan TKH terkait hewan
hidup, Bimbingan teknis Karantina Hewan Hidup Instalasi Karantina Hewan, Perjalanan
Bimbingan Teknis Pelaksanaan Kebijakan Produk Hewan, Perjalanan Bimbingan Teknis
Registrasi Rumah Walet, Perjalanan Bimtek Pilloting Pemantapan TKH Produk Hewan
Antar Area, Kegiatan Silabus Verifikator Sarang Burung Walet, Kegiatan Sertifikasi
Verifikator Tempat Pemrosesan Sarang Burung Walet, Perjalanan Bimtek TKH Bahan
Pakan dan Pakan.
 Monitoring, Evaluasi, Koordinasi dan Workshop
Pada TA. 2018, kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Koordinasi Karantina Hewan dan
Keamanan Hayati Hewani dilaksanakan sebanyak 19 kegiatan,
 Akreditasi Laboratorium Karantina Hewan
Pada Tahun 2018 terdapat 4 Laboratorium Karantina Hewan yang melakukan penambahan
ruang lingkup sebagai berikut:
BKP Kelas II Cilegon, pengujian AI dan ulas darah
BKP Kelas I Semarang, pengujian kadar nitrit pada sarang burung walet
BBKP Belawan, pengujian koloni bakteri (TPC)
BBKP Soetta, pengujian residu pestisida dan antibody spesifik EIA
 Capaian Lainnya
 Impor
a) Protokol Karantina untuk lomba Equestrian Asian Games (2018)
b) Sertifikasi 42 orang Dokter Hewan sebagai penanggung jawab teknis IKH (PJTIKH)

156
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

150 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Ekspor
a) Sertifikasi 25 orang petugas karantina sebagai Auditor Keamanan Pangan
(Dukungan Akselerasi Ekspor Sarang Burung Walet)
b) Kesepakatan persyaratan kesehatan untuk pengeluaran susu ke Fiji

 UPSUS
 Kegiatan Koordinasi UPSUS Dalam rangka Percepatan Target Tanam Di Kabupaten
Minahasa Utara, Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud.
 Koordinasi Percepatan Tanam dan Panen Serentak Upsus Peningkatan Padi, Jagung
dan Kedelai Tahun 2018 di Kabupaten Percepatan Tanam dan Panen Serentak Upsus
Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2018 di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara.
 Koordinasi Percepatan Tanam dan Panen Serentak Upsus Peningkatan Padi, Jagung
dan Kedelai Tahun 2018 di Kabupaten Percepatan Tanam dan Panen Serentak Upsus
Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2018 di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi
Utara.
 Koordinasi Percepatan Tanam dan Panen Serentak UPSUS Peningkatan Padi, Jagung
dan Kedelai Tahun 2018 di Kabupaten Percepatan Tanam dan Panen Serentak Upsus
Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2018 di Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.
 Rapat Monitoring dan Evaluasi Nasional Luas Tambah Tanam Upsus Tahun 2018 Di
Depok.
 Monitoring Upsus rangka memonitor pelaksanaan Luas Tambah Tanam (LTT) di
Kabupaten Minahasa Utara, Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud, bertempat di
Dinas Pertanian Propinsi Sulawesi Utara.
 Rapat Koordinasi UPSUS Pajale Propinsi Sulawesi Utara.

Pusat Karantina Tumbuhan Dan Keamanan Hayati Nabati


 Bahan Kebijakan
Pada Tahun 2018 Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati telah melakukan
penyiapan bahan kebijakan berupa rancangan peraturan perundangan ( Keputusan / Peraturan
Pemerintah / Menteri ) maupun berupa Draft Pedoman / Juklak / Juknis dengan output sebagai
berikut:
 Peraturan/Keputusan Menteri Pertanian
Pada Tahun 2018 diterbitkan Kepmentan terkait perkarantinaan tumbuhan:
a) Keputusan Menteri Pertanian No. 34/Kpts/KR.050/1/2018 tentang Pengakuan Sistem
Pengawasan Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan Negara Kanada, tanggal 5
Januari 2018
b) Keputusan Menteri Pertanian No. 35/Kpts/KR.050/1/2018 tentang Pengakuan Sistem
Pengawasan Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan Negara Amerika Serikat,
tanggal 5 Januari 2018

157
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 151


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

c) Keputusan Menteri Pertanian No. 89/Kpts/PP.340/1/2018 tentang Pengakuan Sistem


Pengawasan Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan Negara Selandia Baru,
tanggal 26 Januari 2018
d) Keputusan Menteri Pertanian No. 95/Kpts/KR.050/1/2018 tentang Pengakuan Sistem
Pengawasan Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan Negara Argentina, tanggal
30 Januari 2018
e) Keputusan Menteri Pertanian No. 96/Kpts/KR.050/1/2018 tentang Pengakuan Sistem
Pengawasan Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan Negara Afrika Selatan,
tanggal 30 Januari 2018
f) Keputusan Menteri Pertanian No. 308/Kpts/KR.050/4/2018 tentang Pengakuan
Sistem Pengawasan Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan Negara Australia,
tanggal 27 April 2018
g) Keputusan Menteri Pertanian No.322/Kpts/KR.050/5/2018 tentang Pengakuan
Sistem Pengawasan Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan Negara Jepang,
tanggal 7 Mei 2018
h) Keputusan Menteri Pertanian No. 755/Kpts/KR.040/11/2018 tentang Pengakuan
Sistem Pengawasan Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan Negara Cile, tanggal
6 Nopember 2018
i) Keputusan Menteri Pertanian No. 2315/Kpts/KR.040/10/2018 tentang Registrasi
Laboratorium Penguji Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan Negara Philipina,
tanggal 24 Oktober 2018
j) Keputusan Menteri Pertanian No. 2532/Kpts/KR.040/11/2018 tentang Registrasi
Laboratorium Penguji Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan Negara Iran, tanggal
22 Nopember 2018
k) Keputusan Menteri Pertanian No.207/Kpts/KR.040/11/2018 tentang Penutupan
Pemasukan Rockmelon (Cantaloupe) dari Negara Australia Ke Dalam Wilayah
Negara Republik Indonesia, tanggal 6 Maret 2018
l) Keputusan Menteri Pertanian No. 855/Kpts/KR.040/12/2018 tentang Penutupan
Pemasukan Selada Romaine (Lactuca sativa) dari Negara Amerika Serikat Ke Dalam
Wilayah Negara Republik Indonesia, tanggal 10 Desember 2018
m) Keputusan Menteri Pertanian No. 856/Kpts/KR.040/12/2018 tentang Penutupan
Pemasukan Selada Romaine (Lactuca sativa) dari Negara Kanada Ke Dalam Wilayah
Negara Republik Indonesia, tanggal 10 Desember 2018
 Pedoman
Pedoman yang dihasilkan pada Tahun 2018 adalah sebagai berikut:
a) Pedoman Registrasi Standar Teknis Perlakuan Dingin (Cold Treatment)
b) Pedoman Registrasi Penerapan Standar Fumigasi SF oleh Pihak Ketiga
c) Pedoman Persyaratan Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) Negara
Tujuan (seri Pertama: Uni Eropa, Republik Rakyat Tiongkok dan Thailand).
 Analisis Risiko OPT
Pada TA. 2018 telah dilakukan pembahasan Analisa Risiko OPT terhadap 86 Komoditas
(16 Non Benih dan 70 Benih) yang akan dimasukan ke dalam wilayah Negara RI.
158
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

152 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Temuan OPTK
Berdasarkan rumusan Seminar Hasil Pemantauan OPTK TA. 2018, diperoleh data temuan
OPTK A1 sebanyak 13 Jenis dan A2 sebanyak 40 Jenis.
Berdasarkan hasil Intersepsi pada kegiatan operasional karantina tumbuhan tahun 2018
ditemukan 23 jenis OPTK Kategori A1 dan 5 jenis OPTK Kategori A2.
 Informasi Teknis Komoditas Ekspor
Pada TA 2018, telah dilakukan penyusunan informasi teknis komoditas ekspor Indonesia
sebanyak 4 informasi teknis, dengan rincian sebagai berikut:
a) Informasi Teknis ekspor Nenas Segar dan Pisang ke China
b) Informasi Teknis ekspor Manggis ke Taiwan
c) Protokol ekspor Buah Naga ke China
d) Protokol ekspor Buah Tropis Segar ke Ukraina
 Perusahaan Kemasan Kayu (ISPM 15)
Pada TA. 2018 terdapat sejumlah perusahaan kemasan kayu yang telah diregistrasi
dengan klasifikasi sebagai berikut:
a) Perusahaan Dalam Masa Pembekuan (suspend) sebanyak 1 Perusahaan
b) Pencabutan Nomor Registrasi (withdrawn) sebanyak 58 Perusahaan
c) Perusahaan yang dapat melaksanakan perlakuan dan sertifikasi atas kemasan kayu
dan dinyatakan memenuhi persyaratan Sistim Audit dan Penilaian Badan Karantina
Pertanian sesuai dengan ketentuan ISPM No.15 sebanyak 73 Perusahaan.
 Perusahaan Fumigasi Metil Bromida (MB)
Perusahaan Fumigasi dengan Metilbromida merupakan perusahaan yang telah
memenuhi persyaratan dan ketentuan yang sesuai dengan pedoman registrasi
perusahaan fumigasi metil bromida Badan Karantina Pertanian yang berlaku dengan
bidang usaha fumigasi, berdomisili di Indonesia dan merupakan badan usaha/hukum
Indonesia. Pada TA. 2018 terdapat sejumlah perusahaan fumigasi yang telah diregistrasi
(terlampir), dengan klasifikasi sebagai berikut:
a) Perusahaan Dalam Masa Pembekuan (suspend) sebanyak 11 Perusahaan.
b) Pencabutan Nomor Registrasi (withdrawn) sebanyak 69 Perusahaan.
c) Perusahaan yang dapat melaksanakan perlakuan fumigasi sesuai dengan standar
Badan Karantina Pertanian sebanyak 79 Perusahaan.
 Perusahaan Fumigasi Phospin
Perusahaan Fumigasi dengan Phospin merupakan perusahaan yang telah memenuhi
persyaratan dan ketentuan yang sesuai dengan pedoman registrasi perusahaan
fumigasi phospin Badan Karantina Pertanian yang berlaku dengan bidang usaha
fumigasi, berdomisili di Indonesia dan merupakan badan usaha/hukum Indonesia. Pada
TA. 2018 terdapat sejumlah perusahaan fumigasi yang telah diregistrasi (terlampir),
dengan klasifikasi sebagai berikut:
a) Perusahaan Dalam Masa Pembekuan (suspend) sebanyak 2 Perusahaan.
b) Pencabutan Nomor Registrasi (withdrawn) sebanyak 1 Perusahaan.

159
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 153


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

c) Perusahaan yang dapat melaksanakan perlakuan fumigasi sesuai dengan standar


Badan Karantina Pertanian sebanyak 61 Perusahaan..
 Instalasi Karantina Tumbuhan (IKT)
Pada TA. 2018 telah ditetapkan 154 perusahaan sebagai Instalasi Karantina Tumbuhan
untuk tempat pemeriksaan kesehatan tumbuhan secara visual yang tersebar di UPT
Karantina Pertanian.
 Persyaratan Teknis Pemasukan Benih
Selama TA. 2018 telah diterbitkan Persyaratan Karantina tumbuhan untuk Pemasukan
Benih/Bibit Tumbuhan dari luar negeri ke dalam wilayah Negara RI sejumlah 496
persyaratan teknis pemasukan benih tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, pakan
ternak dan sumber daya genetic (SDG).
Tabel 81. Rekapitulasi Persyaratan Teknis Pemasukan Benih
No Komoditas Jumlah rekomendasi
1 Tanaman Pangan 9
2 Tanaman Perkebunan 39
3 Tanaman Hortikultura 344
4 Pakan Ternak 6
5 Sumber Daya Genetik (SDG) 98
Jumlah 496
 Penetapan Lokasi Pengasingan dan Pengamatan
Pada TA. 2018 terdapat 25 Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian untuk
penetapan tempat pelaksanaan pengasingan dan pengamatan terhadap pemasukan
benih dari luar negeri.
 Bimbingan Teknis, Monitoring dan Evaluasi
 Bimbingan Teknis
Pada TA. 2018 telah dilaksanakan kegiatan tiga kegiatan Bimbingan Teknis pelaksanaan
kebijakan di lingkup Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati yaitu :
a) Bimbingan dan Pelaksanaan Kebijakan Karantina Tumbuhan Benih.
b) Bimbingan dan Pelaksanaan Kebijakan Karantina Tumbuhan Non Benih.
c) Bimbingan Teknis Keamanan Hayati Nabati
 Monitoring dan Evaluasi
Selain pembinaan juga pada TA. 2018 diselenggarakan kegiatan Monitoring dan
Evaluasi pelaksanaan kebijakan di lingkup Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan
Hayati Nabati.
 Akreditasi Laboratorium Karantina Tumbuhan
Pada Tahun 2018 terdapat 2 Laboratorium Karantina Tumbuhan yang melakukan
penambahan ruang lingkup sebagai berikut:
 BKP Kelas II Cilegon, pengujian Tilletia laevis, Tilletia tritici, Perenospora mansurica
 BKP Kelas I Semarang, pengujian Tilletia indica dan Perenospora mansurica
 Upaya Khusus (UPSUS)
Koordinasi UPSUS Peningkatan Produksi PJK Untuk Propinsi Jawa Barat yang telah
dilaksanakan selama tahun 2018 bertujuan untuk meningkatkan koordinasi dan konsolidasi
160
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

154 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

antara Badan Karantina Pertanian dengan Instansi terkait di daerah baik dari Dinas
Pertanian / Badan Penyuluh Pertanian/ Kelompok Tani dan TNI (Babinsa) serta untuk
memperkuat dukungan dalam pelaksanaan Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi,
Jagung dan Kedelai di Jawa Barat. Kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan UPSUS
Peningkatan Produksi PJK Untuk Propinsi Jawa Barat dilakukan dengan kunjungan ke
kecamatan - kecamatan yang ada di wilayah Kab Karawang dan Kab Bekasi. Selain itu,
kami juga melakukan pengambilan dan pengamatan dari Dinas/ Instansi terkait
perkembangan UPSUS PJK di Jawa Barat dengan melibatkan koordinasi dengan TNI AD.
Penyusunan Laporan UPSUS Peningkatan Produksi PJK Untuk Propinsi Jawa Barat pada
tahun 2018 dilaksanakan di Bogor, dengan mengundang seluruh Penanggung Jawab
UPSUS PJK Propinsi Jawa Barat dan tim UPSUS PJK Propinsi Jawa Barat pada setiap
instansi terkait. Pada kegiatan penyusunan ini, setiap peserta yang hadir kami meminta data
– data UPSUS PJK, inovasi – inovasi pertanian yang telah dilakukan dan permasalahan
serta solusi dari setiap wilayah Kab/Kota se Propinsi Jawa Barat.
 Notification of Non Compliance (NNC)
Selama TA.2018 diterima 45 NNC terhadap komoditas impor dan 66 NNC terhadap
komoditas ekspor tumbuhan.

Pusat Kepatuhan, Kerjasama Dan Informasi Perkarantinaan


 Bahan Kebijakan
Pada Tahun 2018 Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan telah
melakukan penyiapan bahan kebijakan berupa rancangan peraturan perundangan berupa
Pedoman / Juklak / Juknis dengan output sebagai berikut:
 Pedoman Tatacara Pengawasan Operasional di Bidang Karantina Hewan dan
Tumbuhan
 Pedoman Tatacara Penanganan Barang Bukti di Bidang Karantina Hewan dan
Tumbuhan
 Pengawasan dan Penindakan
Pada Tahun 2018 kegiatan Pengawasan dan Penindakan dilaksanakan dalam bentuk
penangangan kasus pelanggaraan perkarantinaan sebanyak 39 kasus dan yang berhasil
mencapai P-21 sebanyak 17 Kasus.
Tabel 82. Kasus pelanggaran perkarantinaan
No Uraian Jumlah Kasus P-21
1. Karantina Hewan 21 11
2. Karantina Tumbuhan 15 6
Total 39 17

Dalam kurun waktu Januari – Desember 2018, Bidang Kepatuhan Perkarantinaan telah
berperan serta dalam penegakkan hukum terhadap dugaan pelanggaran perkarantinaan
yang terjadi di UPT Karantina Pertanian diantaranya sebagai berikut:

161
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 155


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Melakukan pendampingan hukum dalam penyelesaian kasus dugaan pemasukan cornet


beef dan susu kemasan tanpa disertai dokumen persyaratan karantina di BBKP Tanjung
Priok;
 Melakukan pendampingan hukum dalam penyelesaian kasus dugaan pemasukan
daging tanpa disertai dokumen persyaratan karantina di SKP I Tanjung Balai Asahan;
 Saksi Ahli dalam proses hukum dugaan pelanggaran pemasukan daging celeng tanpa
disertai dokumen persyaratan karantina di BKP kelas I Lampung;
 Saksi Ahli dalam proses hukum dugaan pelanggaran pemasukan daging tanpa disertai
dokumen persyaratan karantina di BKP kelas I Batam;
 Saksi Ahli dalam proses hukum dugaan pelanggaran pemasukan daging celeng tanpa
disertai dokumen persyaratan karantina di BKP kelas II Cilegon;
 Saksi Ahli dalam proses hukum dugaan pelanggaran pemasukan telor tanpa disertai
dokumen persyaratan karantina di SKP Kelas I Entikong;
 Melaksanakan gelar perkara dalam proses penegakkan hukum dibidang perkarantinaan
di BBKP Tanjung Priok, BBKP Belawan, BBKP Surabaya, BBKP Soekarno Hatta, BKP
Kelas I Banjarmasin, BKP Kelas I Manado, BKP Kelas I Batam, BKP Kelas I Lampung,
dan BKP Kelas I Cilegon.
 Melakukan rekapitulasi kegiatan penegakan hukum di bidang karantina hewan, karantina
tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati yang telah dilaksanakan oleh UPT
Karantina Pertanian sebagaimana tercantum pada Lampiran 1.
 Melakukan rekapitulasi kegiatan penanganan pengaduan masyarakat di bidang
operasional di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan
hayati sebagaimana tercantum pada Lampiran 2.
 Menyiapkan pemberian penghargaan kepada PPNS dan Pelaksana Fungsi Intelijen
lingkup Badan Karantina Pertanian, UPT Karantina Pertanian dan POLRI sebagaimana
tercantum pada Lampiran3.
 Menyiapkan pemberian penghargaan kepada pengguna jasa/importir/eksportir yang
memenuhi predikat kepatuhan dalam mematuhi perundang-undangan dibidang
perkarantinaan dalam bentuk sertifikat kepatuhan (certificate of compliance) Tahun 2018
(terlampir)
 Menyiapkan pemberian penghargaan kepada pengguna jasa/importir/eksportir yang
memenuhi predikat sebagai perusahaan berprestasi yang mendapatkan fasilitas
sebagai Penerima Layanan Impor Proritas Karantina Pertanian untuk Media Pembawa
kategori Low Risk di Pelabuhan Tanjung Priok, DKI Jakarta. (terlampir).
 Bimbingan Teknis dan Monitoring Evaluasi
Pada Tahun 2018 Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan telah
melaksanakan kegiatan bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi serta koordinasi
sebanyak 13 jenis. Secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 17.
 Harmonisasi Kerjasama Perkarantinaan
Pada TA. 2018 telah dilaksanakan harmonisasi kerjasama perkarantinaan dengan beberapa
Negara mitra dagang dan pihak terkait. Kegiatan harmonisasi dilakukan dalam bentuk
Penyusunan Nota Kesepahaman (MoU) maupun penyusunan Perjanjian Kerjasama (PKS)
sebagaimana Tabel 33 dan Tabel 34.

162
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

156 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Tabel 83. Nota Kesepahaman/MoU Badan Karantina Pertanian TA. 2018


No MoU / Pihak Terkait Ruang Lingkup
1 Barantan – Ukraine Mengembangkan hubungan ekonomi dan perdagangan
kedua negara
2 Barantan - PNG Pengembangan kegiatan kesehatan hewan, tumbuhan dan
karantina (biosekuriti)
3 Barantan - BATAN Pemanfaatan iradiasi sebagai perlakuan karantina pengganti
fumigasi
4 Barantan - Universitas Pendidikan, Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat
Pajajaran

Tabel 84. Perjanjian Kerjasama Badan Karantina Pertanian TA. 2018


No MoU / Pihak Terkait Ruang Lingkup
1 Barantan – POLRI Pengawasan, Pengamanan dan Penegakan Hukum
di Bidang Karantina Hewan, Tumbuhan dan
Keamanan Hayati
2 Pusat KH dan KHH - Kerjasama pendidikan dan penelitian di bidang
Fakultas Kedokteran karantina hewan dan keamanan hayati hewani antar
UNPAD kedua belah pihak
3 Pusat KT dan KHN - Kerjasama pendidikan dan penelitian di bidang
Fakultas Pertanian UNPAD karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabati
antar kedua belah pihak
4 Pusat KT dan KHN – Pusat Kerjasama dalam pemanfaatan iradiasi sebagai
Aplikasi Isotop dan Radiasi perlakuan karantina pengganti fumigasi
(PAIR)

Tabel 85. Draft Nota Kesepahaman/ MoU Badan Karantina Pertanian TA. 2018
No MoU / Pihak Terkait Ruang Lingkup
1 Barantan – PT. Garuda Kerjasama pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kedua belah
Indonesia pihak, khususnya menyangkut media pembawa HPHK dan
OPTK serta sosialisasi informasi kepada masyarakat yang
menjadi pengguna jasa (penumpang) PT. Garuda Indonesia.
2 Barantan - BKSDA Kerjasama dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kedua
belah pihak, khususnya menyangkut media pembawa HPHK
dan OPTK yang juga merupakan tumbuhan dan satwa liar yang
dilindungi
 Perundingan / Pertemuan Internasional
Pada TA. 2018, Badan Karantina Pertanian berpartisipasi dalam kegiatan perundingan /
pertemuan internasional sebagai berikut:
 Sidang Komite Sanitary and Phytosanitary ke-71, 1-3 Februari 2018 di Jenewa.
 The 10th Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-The Philippines East ASEAN Growth
Area (BIMP-EAGA) Strategic Planning Meeting (SPM) di Brunei Darussalam, 11-14
Februari 2018
 The 21st Working Group on Agriculture, Food, and Forestry Cooperation (WGAFFC), RI-
Australia di Melbourne, Australia, 14-16 Februari 2018
163
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 157


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 The 11thIndonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) Strategic Planning


Meeting (SPM) and Related Meetings di Bengkulu, 20-23 Pebruari 2018
 Perundingan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA
CEPA), Sub Negotiating Group on Sanitary and Phythosanitary (SPS) di Canberra,
Australia, 20-24 Februari 2018.
 Pertemuan 4th ASEAN China FTA SPS Sub-Committee (SC-SPS Ke-4) di Beijing, China,
13-15 Maret 2018
 Pertemuan Special SOM AMAF ke-39, AMAF +3 ke-17 dan the 3rd ARSOMA di
Thailand, 27-30 Agustus 2018
 Pertemuan the 13th Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-The Philippines East ASEAN
Growth Area Customs, Immigration, Quarantine and Security Working Group (the 13th
BIMP-EAGA CIQS WG) di Davao City, Filipina, 30 Juli-3 Agustus 2018
 Rangkaian Pertemuan AMAF ke-40, AMAF+3 ke-18 dan ASEAN-China Ministerial
Meeting on SPS ke-6 di Hanoi, Vietnam, 8-13 Oktober 2018
 Pertemuan The 6th Round of NegotiationsIndonesia - European Union Comprehensive
Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) di Palembang, 15-18 Oktober 2018
 The 3rd Joint Agriculture Working Group (JAWG) Indonesia-Denmarkdi Malang, 24-25
Oktober 2018
 27th Senior Official Meeting (SOM) BIMP EAGA, Brunei Darussalam, 24-25 November
2018
 National Notification Authority dan Enquiry Point SPS
 Notifikasi Body SPS
Sekretariat Notificaton Body SPS yang berada di Badan Karantina Pertanian selama
tahun 2018 tidak melakukan notifikasi Peraturan SPS ke Sekretariat SPS-WTO di
Jenewa dikarenakan Sekretariat Notificaton Body SPS tidak menerima permintaan
notifikasi regulasi terkait SPS dari Instansi pemrakarsa.
 National Enquiry Point SPS
Selama tahun 2018, Sekretariat National Enquiry SPS yang berada di Badan Karantina
Pertanian telah menyampaikan kepada Instansi terkait dan asosiasi pengguna jasa
terkait Peraturan SPS Negara anggota WTO yang diterima dari Sekretariat WTO di
Jenewa, dengan rincian penyampaian notifikasi bulanan sebagaimana tertera pada tabel
berikut:
Tabel 86. Notifikasi Peraturan SPS
Jumlah Notifikasi
No. Bulan
Peraturan SPS
1. Januari 124
2. Februari 86
3. Maret 73
4. April 82
5. Mei 106
6. Juni 170
7. Juli 99
8. Agustus 88
9. September 73
10. Oktober 98
11. Nopember 86
12. Desember 102
Jumlah 1187

164
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

158 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Sistem Aplikasi Perkarantinaan


Pada TA. 2018, disempurnakan dan dihasilkan beberapa sistem aplikasi sebagai berikut:
 Aplikasi OSS (One Stop Service) Barantan
 Aplikasi Layanan Prioritas Karantina Pertanian
 Update E-SPS ( Sertifikat Elektronik ) Barantan
 Updating Inhouse Barantan
 Kerjasama TI
 ISRM
Salah satu kebijakan pemerintah dalam mempercepat pergerakan arus barang
dipelabuhan utama adalah mengintegrasikan seluruh manejemen resiko yang dimiliki
oleh seluruh kementerian/lembaga ke dalam satu sitem tunggal yang dikenal dengan
Indonesia Single Risk Management (ISRM). Badan Karantina Pertanian merupakan
salah satu instansi yang sangat berperan dalam pergerakan arus barang dipelabuhan
khususnya untuk komoditi-komoditi pertanian baik dalam bentuk segar maupun olahan.
Sejak Oktober 2018 telah menerbitkan 4 (empat) Keputusan Kepala Badan Karantina
Pertanian yang mendorong akselerasi mekanisme tersebut. Ketiga Keputusan dimaksud
adalah:
a) Nomor: 1831/Kpts/Kr.020/08/2018 Tentang Layanan Prioritas Karantina Pertanian
Dalam Kerangka Indonesia Single Risk Management
b) Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 1856/Kpts/Kr.120/K/08/2018
Tentang Pedoman Penilaian Layanan Prioritas Karantina Hewan dan Tumbuhan
c) Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 1857/Kpts/Kr.120/K/08/2018
Tentang Sekretariat Layanan Prioritas Karantina Pertanian
d) Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.19456/HK.160/K1/12/2018
tentang Pemberlakuan Sistem Elektronik Layanan Prioritas Karantina Pertanian
 E-Cert
Sebagai salah satu upaya Badan Karantina Pertanian dalam melakukan mitigasi resiko
masuk dan tersebarnya hama penyakit kedalam wilayah RI, disamping melakukan
kajian-kajian dan analisa teknis, telah dibangun pula kerjasama berupa pertukaran
sertifikat karantina dengan negara mitra. Pada tahun 2018, kerjasama difokuskan
dengan memperkuat pemanfaatan dari hasil pertukaran sertifikat karantina. Tiga Negara
yang telah melakukan pertukaran sertifikat karantina dengan Badan Karantina Pertanian
adalah Belanda, Australia dan New Zealand.
 Kerjasama dengan Bank Mandiri
Bentuk kerjasama yang dilakukan adalah mengupayakan agar pengguna jasa karantina
dapat mengunakan e-money dalam bentuk tap cash untuk pembayaran PNBP pada
wilayah kerja, baik di pelabuhan penyeberangan penyeberangan laut maupun sungai.

Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian


 Pengembangan Teknik dan Metode Pengujian Laboratorium
Pada TA. 2018, telah dilaksanakan pengembangan teknik dan metode pengujian
laboratorium karantina tumbuhan, laboratorium kehati nabati, laboratorium karantina hewan
dan laboratorium kehani hewani (Lampiran).

165
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 159


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Tabel 87. Pengembangan Metode Pengujian Laboratorium


Kegiatan pengembangan Hasil Rekomendasi
Laboratorium Karantina Tumbuhan
“Identifikasi Bactrocera occipitalis Dari 17 spesimen yang diuji, ditemukan Perlu dilakukan pengujian lebih
menggunakan Teknik Molekuler” 1 spesimen yang teridentifikasi sebagai lanjut menggunakan marka
Bactrocera occipitalis genetik dari lokus yang berbeda
“Deteksi dan Identifikasi OPTK Dari uji morfologi belum memperoleh
Terbawa Umbi Bawang Putih hasil yang pasti karena beberapa
dengan Metode Morfologi- karakter morfologi tidak dapat diamati
Morfometri dan Molekuler dalam dengan jelas
upaya mendukung PAJALE BABE”
Laboratorium Kehati Nabati
“Analisis Residu Pestisida pada Setelah dilakukan uji perbandingan
Pangan Segar Asal Tumbuhan menggunakan uji T, diperoleh hasil baik
(PSAT) dengan metode standar metode pengujian dengan Adisi
Adisi menggunakan Gas Prosedural maupun Standar Adisi,
Chromatography Mass keduanya tidak memberikan perbedaan
Spectometry (GCMS)” yang nyata dalam hasil pengujian.

Laboratorium Karantina Hewan


“Deteksi Equine Influenza Virus Keseluruhan sampel yang diuji negative Metode uji PCR mampu
(EIV) dengan metode Reverse untuk EIV walaupun terdapat 1 sampel mendeteksi EIV pada suhu
Transcriptase Polymerase Chain yang seropositif EI. annealing 49-55C, baik dengan
Reaction (RT-PCR)”. primer influenza A maupun primer
H3N8
“Deteksi Glanders pada Kuda Data akurasi diperoleh dari validitas Uji CFT dapat digunakan untuk
dengan metode Complement terhadp control positif dan negatif. Dari screening deteksi antibody
Fixation Test” hasil pengujian dapat terlihat bahwa penyakit Glanders pada Kuda
hasil pengujian CFT tersebut valid
Laboratorium Kehati Hewani
“Deteksi Peptida pada BAH/HBAH Hasil pengujian menunjukan bahwa 3 Metode deteksi peptide bovine
dan Bahan Baku Asal Hewan batch sampel gelatin yang diuji hanya dan porcine dengan LCMSMS
(Gelatin Based) dengan LCMSMS mengandung gelatin bovine dan tidak dapat diterapkan di BBUSKP
mengandung porcine
Sasaran Mutu BBUSKP Tahun 2018, terdapat 6 (enam) parameter uji yang diajukan dan
telah terakreditasi pada Kegiatan Penambahan Ruang Lingkup Akreditasi Laboratorium
Tahun 2018.
Tabel 88. Paremeter Uji pada penambahan ruang lingkup Akreditasi Laboratorium oleh
KAN yang menjadi Sasaran Mutu tahun 2018
No. Parameter Uji Metode Uji Laboratorium
1. Deteksi Bean Pod Mottle Como DAS-ELISA (IKMV. 002) Karantina Tumbuhan
Virus (BPMV)
2. Identifikasi Raoiella indica Karakter Morfologi (IKME.003) Karantina Tumbuhan
3. Identifikasi Phyllocoptruta oleivora Karakter Morfologi (IKME.003) Karantina Tumbuhan
4. Deteksi Bovine Viral Diarrhoea Nested RT-PCR (IKMBmH. Karantina Hewan
Virus (BVDV) 003)
5. Deteksi Titer Antibodi Rabies Kit ELISA Rabies Pusvetma Karantina Hewan
(IKMVH. 005)
6. Pengujian Multi Residu Pestisida QueCheRs (IKMKHT-N. 004) Keamanan Hayati
Pada Matriks PSAT (Anggur)
166
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

160 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Validasi Metode Pengujian Laboratorium


Validasi metode pengujian laboratorium dilakukan terhadap metode uji laboratorium
karantina hewan, metode uji laboratorium karantina tumbuhan, metode uji laboratorium
kehati nabati dan metode uji laboratorium kehani hewani. Secara rinci, hasil validasi metode
uji dapat dilihat pada (Lampiran).
 Penyelenggaraan Peningkatan kompetensi SDM BBUSKP
Dalam rangka peningkatan kompetensi SDM di BBUSKP, pada TA. 2018 dilaksanakan
pelatihan in house SMM sebanyak 2 kegiatan sebagaimana Tabel di bawah.
Tabel 89. Pelatihan In house SMM di BBUSKP
No. Judul Materi Narasumber Waktu Pelaksanaan Peserta
1. Pemahaman ISO/IEC 17025:2017 BSN 14 – 15 Februari 2018 Personel Lab.
KH, KT dan
Kehati
2. Penggunaan Tools SPSS dalam IPB 23 Februari 2018 Personel Lab.
pengolahan data hasil uji KH, KT dan
laboratorium Kehati

 Penyelenggaraan Uji Banding


Selama TA. 2018 Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian telah melaksanakan uji
banding pada Laboratorium Karantina Hewan, Laboratorium Karantina Tumbuhan,
Laboratorium Keamanan Hayani Hewani dan Laboratorium Keamanan Hayati Nabati.
Tabel 90. Hasil Uji Banding Laboratorium Karantina Hewan BBUSKP
Waktu
Parameter Uji Laboratorium Peserta Hasil
Pelaksanaan
Total Cemaran Mikroba 14 – 17 Mei BBUSKP, BBKP Surabaya, BKP Kls II Yogyakarta, Sesuai
Pada Sarang Burung 2018 BKP Kls II Medan, BKP Kls I Palembang, BBIA,
Walet (SNI 4833:2015) BPMSPH-Bogor, PT. Saraswanti Indo Genetech

Tabel 91. Hasil Uji Banding Laboratorium Karantina Tumbuhan BBUSKP


Waktu
Parameter Uji Laboratorium Peserta Hasil
Pelaksanaan
Deteksi 14 – 17 Mei BBUSKP, BBKP Tj. Priok, BBKP Soekarno-Hatta, Sesuai
Pectobacterium 2018 BBKP Surabaya, BKP Kls I Palembang, BKP Kls I
atrosepticum Jambi, IPB, UNBRAW, UGM, BKP Kls II
dengan Metode Palangkaraya, PT. Bisi Internasional, Tbk.
PCR
Deteksi Alfalfa 14 – 17 Mei BBUSKP, BBKP Tj. Priok, BBKP Soekarno-Hatta, Sesuai
Mosaic Virus (AMV) 2018 BBKP Surabaya, BKP Kls I Palembang, BKP Kls I
dengan Metode Jambi, BKP KLs I Pontianak, BKP Kls II Yogyakarta,
DAS-ELISA UNBRAW, UGM, IPB, PT. Bisi Internasional Tbk.

167
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 161


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Tabel 92. Hasil Uji Banding Laboratorium Keamanan Hayati Hewani BBUSKP
Parameter Uji Waktu Laboratorium Peserta Hasil
Pelaksanaan
Penetapan kadar nitrit pada 28 Mei 2018 BBUSKP, BBKP Surabaya, BBKP Sesuai
sarang burung walet Soekarno-Hatta, BKP Kls II Medan,
menggunakan BKP Kls I Semarang, BBIA, Lab.
spektrofotometer Uv-Vis Terpadu- IPB

Tabel 93. Hasil Uji Banding Laboratorium Kemanan Hayati Nabati BBUSKP
Parameter Uji Waktu Laboratorium Peserta Hasil
Pelaksanaan
Deteksi Escherichia 1 Oktober 2018 BBUSKP, BBIA, BBLITVET-Bogor, PT. Sesuai
coli Pada PSAT Saraswanti Indo Genetech, Pusat Pengujian
dengan Metode Uji Mutu dan Promosi Hasil Pertanian, Balai
Most Probable Number Penelitan Tanaman Sayuran (Balitsa), BBKP
(MPN) dan Kultur Surabaya, PT. Sucofindo
 Partisipasi Uji Banding dan Uji Profisiensi
Selama TA. 2018, Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian berpartisipasi dalam kegiatan
uji banding dan uji profisiensi yang dilaksanakan oleh BBKP Surabaya, BKP Kelas I
Banjarmasin, BBLITVet Bogor, BBVet Bogor, BVet Banjarbaru, ISTA dan BBUSKP.

Tabel 94. Partisipasi Uji Banding Laboratorium KH

No Parameter Uji Waktu Pelaksanaan Penyelenggara Hasil


1 RBT Maret 2018 BBKP Surabaya Sesuai
2 Deteksi Nitrit Maret 2018 BBKP Surabaya Sesuai
3 HI AI dan ND Maret 2018 BBKP Surabaya Sesuai
4 PCR DNA Spesies Maret 2018 BBKP Surabaya Belum sesuai (positif palsu,
spesifitas 50%)
5 HI AI dan ND Agustus 2018 BKP Kelas I Sesuai
Banjarmasin

Tabel 95. Partisipasi Uji Profisiensi Laboratorium Karantina Hewan

No Parameter Uji Waktu Pelaksanaan Penyelenggara Hasil


1 Penyakit Dourine Mei 2018 ANSES EU Reference Inliers
Laboratory France
2 ALT Pada biakan kering Juli 2018 BBLITVET, Bogor Memuaskan
beku
3 HI AI Juli 2018 BBLITVET, Bogor Diperingatkan
4 PCR AI Mei 2018 BBVET Wates Outliers
5 HI AI Sep-18 BBVET Wates Masih dalam proses
6 ELISA penyakit surra Agustus 2018 BVET Banjarbaru Memuaskan
7 Deteksi Titer Antibodi 5 – 6 Juni 2018 BBUSKP Memuaskan
Brucella abortus
168
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

162 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Tabel 96. Partisipasi Uji Profisiensi Laboratorium Karantina Tumbuhan

No. Parameter Uji Waktu Pelaksanaan Penyelenggara Hasil


1 Aphelenchoides besseyi September 2018 ISTA Belum ada
2 Deteksi dan Identifikasi 26 – 27 Juni 2018 BBUSKP Memuaskan
Peronospora manshurica

Tabel 97. Partisipasi Uji Profisiensi Laboratorium Karantina Hewan


Kode Waktu
Parameter Uji Penyelenggara Hasil
Contoh Pelaksanaan
SLDSPM Residu pestisida pada 28 Mei – 7 Direktorat  Utk Dimethoate, Methomyl dan
18A dan selada (Dimethoate, Juni 2018 Standardisasi Prefenofos memuaskan.
SLDSPM Imidacloprid, dan  Utk Malathion tdk diuji krn tdk
18B Malathion, Methomyl, Pengendalian tersedia bahan standarnya.
Profenofos) Mutu, Kemendag  Utk Imidachlropid tdk dibahas
oleh PUPnya.
 Fasillitasi Akreditasi Laboratorium Lingkup Badan Karantina Pertanian
Laboratorium Lingkup Badan Karantina Pertanian yang sudah terakreditasi sampai tahun
2018 sebanyak 46 UPT, dalam proses akreditasi sebanyak 2 UPT dan persiapan akreditasi
sebanyak 3 UPT.
 Pelayanan uji rujukan, uji konfirmasi, uji banding dan uji profisiensi
Pada TA. 2018 telah dilaksanakan layanan pemeriksaan sampel uji laboratorium sebanyak
10.783 pengujian, baik untuk uji rujukan, uji konfirmasi, uji banding, uji profisensi dan uji
internal sebagaimana Tabel berikut.

Tabel 98. Frekuensi Layanan Pemeriksaan Sampel Uji Laboratorium


Frekuensi Pelayanan
Uraian Kegiatan
Lab Kehati Lab Kehani
Pengujian Lab KT Lab KH Jumlah
Nabati Hewani
Uji Internal 1.004 347 1.702 9 3.062
Uji konfirmasi 755 0 0 0 755
Uji Profisiensi 122 8 84 0 214
Uji Rujukan 511 634 2.472 2.838 6.455
Uji Banding 132 26 137 2 297
Jumlah 2.524 1.015 4.395 2.847 10.783
 Koleksi Standar HPH/HPHK dan Koleksi Standar OPT/OPTK
Pada TA.2018 telah dilaksanakan kegiatan pembuatan koleksi standar HPH/HPHK dan
OPT/OPTK.
 Capaian lainnya
Standar pengujian karantina hewan dan keamanan hayati hewani sesuai kebutuhan (Dok
Rekomendasi):
 Akselerasi Eksport Sarang Burung Walet

169
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 163


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Uji Coba Karantina Hewan: "Deteksi Penyakit Glanders pada Kuda menggunakan
metode Complement Fixation Test (CFT)" dan "Deteksi Equine Influenza Virus dengan
MetodeRT PCR"
 Pengembangan Metode
 Verifikasi dan Koleksi Emerging dan Re-emerging disease
 Uji Coba Keamanan Hayati Hewani
 Verifikasi Keamanan Hayati Hewani

Standar pengujian karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabati sesuai kebutuhan (Dok
Rekomendasi):
 Validasi metode PCR untuk deteksi Clavibacter michiganensis subsp. michiganensis dan
Burkholderia glumae
 Deteksi dan identifikasi Stenocarpella maydis dengan uji morfologi dan PCR
 Deteksi dan identifikasi Peronospora mashurica pada biji kedelai
 Deteksi Pectobacterium atrosepticum dengan metode PCR
 Deteksi Alfalfa mosaic virus (AMV dengan metode DAS ELISA
 Deteksi Bakteri Escherichia coli pada PSAT dengan metode MPN dan kultur
 Deteksi dan identifikasi Bactrocera musae dan B. occipitalis pada cabe dengan metode
morfologi dan beberapa primer PCR
 Deteksi dan identifikasi Dyctilencus dipsaci dan D. destructor pada bawang putih dengan
metode morfologi dan PCR
 Pengujian residu pestisida dengan metode standar adisi

 Layanan Internal
Pada TA. 2018, telah dilaksanakan kegiatan pengadaan barang dan jasa di Balai Besar Uji
Standar Karantina Pertanian.
Tabel 99. Daftar Pengadaan Barang di BBUS KP TA. 2018
No Kegiatan Ouput
1 Pengadaan Perangkat Pengolah Data 27 Unit
2 Partisi Ruang Pengendali Mutu Laboratorium 1 Paket

 Layanan Perkantoran
Layanan perkantoran di Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian terdiri atas:
 Tingkat Dukungan Internal Administrasi
 Kegiatan yang memfasilitasi perjalanan dinas terkait kegiatan ketatausahaan dan
administrasi
 Tingkat Dukungan Aparatur Pegawai dan Layanan Perkantoran
 Kegiatan yang memfasilitasi pelaksanaan pembayaran gaji, tunjangan, operasional dan
pemeliharaan kantor sebagaimana Tabel 51.

170
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

164 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Tabel 100. Dukungan Aparatur Pegawai dan Layanan Perkantoran


No Kegiatan Pagu (Rp) Realisasi (Rp)
Layanan Perkantoran
1 Tingkat Dukungan Internal 920.652.000 918.079.573
Administrasi
2 Tingkat Dukungan Aparatur Pegawai 10.464.697.000 10.398.268.146
dan Layanan Perkantoran

Balai Uji Terap Teknik Dan Metode Karantina Pertanian


 Metoda Uji Terap Karantina Pertanian dan Keamanan Hayati (Uji Terap)
 Pengembangan teknik dan metode uji terap yang dihasilkan tahun 2018 adalah:
a) Pengaruh Irradiasi Sinar Gamma (60 Co) terhadap Lalat Buah Bactrocera spp. pada
Buah Naga (Hylocereus costaricensis)
b) Perlakuan Perendaman Air Panas (Hot Water Treatment) untuk Mengeliminasi
Nematoda Radopholus similis pada Tanaman Polyscias sp. dan Agave sp.
c) Perlakuan Perendaman Air Panas (Hot Water Treatment) untuk Mengeliminasi
Nematoda Radopholus similis pada Tanaman Rimpang Jahe Segar
d) Perlakuan Fumigasi Methyl Bromide (MB) terhadap Mortalitas Tungau pada Buah
Kelapa Kupas
e) Keefektifan Kombinasi Perlakuan Kimiawi dan Udara Panas Tingkat Lapang untuk
Eliminasi Acidovorax citrulii pada Benih Melon
f) Desain Alat dan Verifikasi Proses Pemanasan Sarang Burung Walet untuk
Dekontaminasi Virus Avian Influenza
g) Verifikasi Alat Pemanas Sarang Burung Walet untuk Menginaktivasi Virus Avian
Influenza
 Hasil uji terap yang telah dipublikasikan adalah Pengaruh Perlakuan Perendaman Air
Panas dan Kitosan Terhadap Colletotrichum musae pada Pisang Mas Kirana pada
Jurnal ASIAN Journal of Agriculture and Biology (Asian J Agri & Biol. 2018;6(4):576-586)
dengan judul: The role of hot water treatment and chitosan coating in controlling a latent
infection of Colletotrichum musae on banana var. Mas Kirana.
 Desiminasi dan bimbingan teknis yang dilaksanakan tahun 2018 adalah:
a) Pemantauan HPHK dan TKH Unggas dilaksanakan tanggal 5 - 10 Februari 2018
b) Pengujian Kesehatan Benih dilaksanakan tanggal 19 - 24 Februari 2018
c) Pengujian Kesehatan Benih dilaksanakan tanggal 5 - 10 Maret 2018
d) Tindakan Karantina terhadap Bahan Biologi dilaksanakan tanggal 5 - 10 Maret 2018
e) Perlakuan Iradiasi dilaksanakan tanggal 19 - 24 Maret 2018
f) Sistem Keamanan Pangan (HACCP) SBW dilaksanakan tanggal 2 - 7 April 2018
g) Diseminasi Penyusunan Analisa Risiko Organisme Pengganggu Tumbuhan
Karantina (AROPT) dilaksanakan tanggal 16 - 21 April 2018
h) Pemeriksaan dan Penanganan Kuda dilaksanakan tanggal 23 - 28 April 2018
i) Bimbingan Teknis Sistem Manajemen Mutu Perlakuan Fumigasi dilaksanakan tanggal
27 September - 1 Oktober 2018
j) One Day Dissemination "Inovasi Pendukung Akselerasi Ekspor" (KT) dilaksanakan
tanggal 4 Desember 2018
171
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 165


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

k) One Day Dissemination "Inovasi Pendukung Akselerasi Ekspor" (KH) dilaksanakan


tanggal 4 Desember 2018
 Kerjasama uji terap teknik dan metode perkarantinaan tahun 2018 adalah:
a) Perjanjian Kerjasama Peningkatan Mutu Pendidikan Program Pendidikan Sistem
Ganda (PSG)/ Praktek Kerja Industri/Instansi (PRAKERIN) dengan SMK Insan
Nasional
b) Perjanjian Kerjasama Pengembangan Teknik dan Metode Karantina Pertanian dan
Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Manusia melalui Magang Mahasiswa dan
Pengabdian Masyarakat dengan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
c) Draft PKS Pengembangan Teknik dan Metode Karantina Pertanian dan Peningkatan
Mutu Pendidikan melalui Praktek Kerja Lapang Mahasiswa dengan Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya
d) MoU Fasilitasi Pelaksanaan Uji Coba Hasil Uji Terap Irradiasi dengan Badan Tenaga
Atom Nasional
e) Perjanjian Kerja Sama Fasilitasi kegiatan Uji Terap dan peningkatan SDM dengan PT
Alamanda, Bandung
f) Perjanjian Kerjasama Pelaksanaan Diklat Dasar Calon Fungsional Medik Veteriner
dengan BBPKH Cinagara
g) Perjanjian Kerjasama Pelaksanaan Diklat Dasar Calon Fungsional POPT Ahli dengan
BBPP Lembang
 Layanan Internal
Pada TA. 2018, telah dilaksanakan kegiatan pengadaan barang dan jasa di Balai Uji Terap
Teknik dan Metode Karantina Pertanian sebagaimana Tabel 52.
Tabel 101. Daftar Pengadaan Barang di BUTTMKP TA. 2018
No Kegiatan Ouput (unit/ m2/ set)
1 Alat Laboratorium 9 Unit
2 Alat Pengolah Data 13 Unit
3 Gedung dan Bangunan
a. Pembangunan Tempat Pembuangan Sampah 70 M2
b. Pengadaan Kaca Penutup Ruang lift 55 M2
c. Pembangunan Kolam Resapan 98 M2
d. Perbaikan Jalan/Pengaspalan 2.272 M2
4 Pengadaan Kendaraan R-2 1 Unit
5 Fasilitas Perkantoran Lainnya
a. Pengadaan Sistem Informasi BUTTMKP 4 Unit
b. Pengadaan TV 32 Inch 18 Unit
c. Pengadaan Gong Tabuh 1 Unit
d. Pengadaan AC 1 PK 7 Unit
e. Pengadaan Vertical Blind 25 M2
f. Pengadaan Kasur Busa 22 Unit
g. Pengadaan Mixer Digital 1 Set
h. Pengadaan Kandang 4 Unit

172
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

166 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Layanan Perkantoran
Layanan perkantoran di Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian :
 Tingkat Dukungan Internal Administrasi
 Kegiatan yang memfasilitasi perjalanan dinas terkait kegiatan ketatausahaan dan
administrasi.
 Tingkat Dukungan Aparatur Pegawai dan Layanan Perkantoran
 Kegiatan yang memfasilitasi pelaksanaan pembayaran gaji, tunjangan, operasional dan
pemeliharaan kantor sebagaimana Tabel berikut.
Tabel 102. Layanan Perkantoran di BUT TMKP TA. 2018
No Kegiatan Pagu (Rp) Realisasi (Rp)
Layanan Perkantoran
1 Tingkat Dukungan Internal Administrasi 6.167.472.000 6.167.432.539
2 Tingkat Dukungan Aparatur Pegawai dan 8.944.296.000 8.944.202.885
Layanan Perkantoran
Unit Pelayanan Teknis
 Layanan Sertifikasi Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati
Layanan sertifikasi yang dilakukan oleh UPT Karantina Pertanian merupakan sertifikasi
terhadap pelaksanaan tindak karantina (8P) yang meliputi layanan sertifikasi untuk
komoditas yang di impor, ekspor maupun antar area (domestik masuk dan domestik keluar).
Secara rinci, frekuensi layanan sertifikasi dan tindakan karantina sebagaimana Lampiran.
 Layanan Internal
Pada TA. 2018, telah dilaksanakan kegiatan pengadaan barang dan jasa di lingkup UPT
Karantina Pertanian, yang terdiri dari pengadaan tanah, pembangunan gedung, kendaraan
bermotor R-4, kendaraan bermotor R-2, alat pengolah data, alat laboratorium dan peralatan
lainnya, sebagaimana Tabel 59.
Tabel 103. Pengadaan Barang di UPT KP
No Kegiatan Ouput
1 Pengadaan Tanah 30.519 M2
2 Pembangunan/ Rehab Gedung/Lab/IKH 84 Unit
3 Kendaraan Bermotor R-4 65 Unit
4 Kendaraan Bermotor R-2 161 Unit
5 Alat Pengolah Data 1.053 Unit
6 Alat Laboratorium 278 Unit
 Layanan Perkantoran
Layanan perkantoran di lingkup UPT Karantina Pertanian terdiri atas:
 Tingkat Dukungan Internal Administrasi
 Kegiatan yang memfasilitasi perjalanan dinas satker operasional terkait kegiatan
ketatausahaan dan administrasi
 Tingkat Dukungan Aparatur Pegawai dan Layanan Perkantoran
 Kegiatan yang memfasilitasi pelaksanaan pembayaran gaji, tunjangan, operasional dan
pemeliharaan kantor.

173
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 167


168 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018
Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

BAB IV. PENGELOLAAN ANGGARAN DAN SUMBERDAYA MANUSIA

A. Realisasi Anggaran Kementerian Pertanian Tahun 2018


Kementerian Pertanian tahun 2018 mendapat alokasi anggaran APBN sejumlah
Rp.24.038.510.833.000 dan realisasi anggaran Rp. 21.836.607.837.694 (90,84). Sebagian
besar anggaran diperuntukan untuk belanja barang pembangunan pertanian di daerah (+85%).
Anggaran tahun 2018 dialokasikan untuk membiayai program-program strategis pembangunan
pertanian yaitu:
 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian
Pertanian, tahun 2018 mendapat alokasi anggaran Rp. 1.730.087.799.000.00 dan
realisasi Rp. 1.657.130.061.432,00 (95,78%).
Akun 2 Digit Alokasi Anggaran Realisasi Anggaran Persentase
51 Belanja Pegawai 1.241.256.472.000 1.209.081.550.015 97.41 %
52 Belanja Barang 429.125.677.000 398.206.747.065 92.79 %
53 Belanja Modal 59.705.650.000 49.841.764.352 83.48 %
57 Belanja Bantuan Sosial 0 0 0.00 %
Total 1.730.087.799.000 1.657.130.061.432 95,7830038

 Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Pertanian,


tahun 2018 mendapat alokasi anggaran Rp.97.134.000.000.00 dan realisasi
Rp.91.872.402.577,00 (94,58%).
Akun 2 Digit Alokasi Anggaran Realisasi Anggaran Persentase
51 Belanja Pegawai 23.727.000.000 21.819.083.325 91.96 %
52 Belanja Barang 70.556.110.000 67.239.511.661 95.30 %
53 Belanja Modal 2.850.890.000 2.813.807.591 98.70 %
57 Belanja Bantuan Sosial 0 0 0.00 %
Total 97.134.000.000 91.872.402.577 94,5831558

 Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan, tahun 2018
mendapat alokasi anggaran Rp.6.675.409.495.000.00 dan realisasi Rp. 6.100.524.309.795,00
(91,38%).
Akun 2 Digit Alokasi Anggaran Realisasi Anggaran Persentase
51 Belanja Pegawai 49.516.144.000 43.496.315.489 87.84 %
52 Belanja Barang 6.582.781.439.000 6.040.259.393.560 91.76 %
53 Belanja Modal 43.111.912.000 16.768.600.746 38.90 %
57 Belanja Bantuan Sosial 0 0 0.00 %
Total 6.675.409.495.000 6.100.524.309.795 91,3880162

 Program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura, tahun 2018 mendapat
alokasi anggaran Rp.1.242.629.794.000.00 dan realisasi Rp.1.126.096.453.970,00 (90,62%).

174
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 169


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Akun 2 Digit Alokasi Anggaran Realisasi Anggaran Persentase


51 Belanja Pegawai 24.459.908.000 23.146.385.019 94.63 %
52 Belanja Barang 1.213.826.726.000 1.100.549.082.351 90.67 %
53 Belanja Modal 4.343.160.000 2.400.986.600 55.28 %
57 Belanja Bantuan Sosial 0 0 0.00 %
Total 1.242.629.794.000 1.126.096.453.970 90,6220388
 Program Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan, tahun 2018
mendapat alokasi anggaran Rp.1.636.354.054.000.00 dan realisasi Rp.1.415.083.088.139,00
(86,48%).
Akun 2 Digit Alokasi Anggaran Realisasi Anggaran Persentase
51 Belanja Pegawai 78.000.000.000 69.516.520.886 89.12 %
52 Belanja Barang 1.507.080.045.000 1.298.193.704.257 86.14 %
53 Belanja Modal 51.274.009.000 47.372.862.996 92.39 %
57 Belanja Bantuan Sosial 0 0 0.00 %
Total 1.636.354.054.000 1.415.083.088.139 86,4778062
 Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat, tahun 2018
mendapat alokasi anggaran Rp.2.028.956.742.000.00 dan realisasi Rp.1.849.460.121.476,00
(91,15%).
Akun 2 Digit Alokasi Anggaran Realisasi Anggaran Persentase
51 Belanja Pegawai 145.584.209.000 138.441.915.217 95.09 %
52 Belanja Barang 1.713.666.559.000 1.544.572.193.950 90.13 %
53 Belanja Modal 169.705.974.000 166.446.012.309 98.08 %
57 Belanja Bantuan Sosial 0 0 0.00 %
Total 2.028.956.742.000 1.849.460.121.476 91,1532554
 Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian, tahun 2018
mendapat alokasi anggaran Rp.5.834.734.749.000.00 dan realisasi Rp.5.119.394.098.169,00
(87,74%).
Akun 2 Digit Alokasi Anggaran Realisasi Anggaran Persentase
51 Belanja Pegawai 26.000.501.000 22.462.394.880 86.39 %
52 Belanja Barang 5.797.735.357.000 5.087.481.562.851 87.75 %
53 Belanja Modal 10.998.891.000 9.450.140.438 85.92 %
57 Belanja Bantuan Sosial 0 0 0.00 %
Total 5.834.734.749.000 5.119.394.098.169 87,7399628

 Program Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan, tahun


2018 mendapat alokasi anggaran Rp.2.092.710.111.000.00 dan realisasi
Rp.1.884.401.372.999,00 (90,05%).
Akun 2 Digit Alokasi Anggaran Realisasi Anggaran Persentase
51 Belanja Pegawai 501.269.866.000 475.648.882.471 94.89 %
52 Belanja Barang 1.286.544.813.000 1.122.723.547.000 87.27 %
53 Belanja Modal 304.895.432.000 286.028.943.528 93.81 %
57 Belanja Bantuan Sosial 0 0 0.00 %
Total 2.092.710.111.000 1.884.401.372.999 90,0459821

175
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

170 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

 Program Peningkatan Penyuluhan, Pelatihan dan Pendidikan Pertanian, tahun 2018


mendapat alokasi anggaran Rp.1.264.588.172.000.00 dan realisasi Rp.1.175.659.720.328,00
(92,97%).
Akun 2 Digit Alokasi Anggaran Realisasi Anggaran Persentase
51 Belanja Pegawai 148.469.193.000 141.187.512.983 95.10 %
52 Belanja Barang 998.716.895.000 919.908.882.126 92.11 %
53 Belanja Modal 117.402.084.000 114.563.325.219 97.58 %
57 Belanja Bantuan Sosial 0 0 0.00 %
Total 1.264.588.172.000 1.175.659.720.328 92,9677935

 Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat, tahun 2018


mendapat alokasi anggaran Rp.600.286.783.000.00 dan realisasi Rp.586.276.591.831,00
(97,67%).
Akun 2 Digit Alokasi Anggaran Realisasi Anggaran Persentase
51 Belanja Pegawai 23.695.850.000 19.509.140.476 82.33 %
52 Belanja Barang 572.832.083.000 563.071.477.006 98.30 %
53 Belanja Modal 3.758.850.000 3.695.974.349 98.33 %
57 Belanja Bantuan Sosial 0 0 0.00 %
Total 600.286.783.000 586.276.591.831 97,6660837

 Program Peningkatan Kualitas Pengkarantinaan Pertanian dan Pengawasan


Keamanan Hayati, tahun 2018 mendapat alokasi anggaran Rp.835.619.134.000.00 dan
realisasi Rp.830.709.616.978,00 (99,41%).

Akun 2 Digit Alokasi Anggaran Realisasi Anggaran Persentase


51 Belanja Pegawai 268.347.980.000 266.587.600.574 99.34 %
52 Belanja Barang 397.136.832.000 394.520.119.625 99.34 %
53 Belanja Modal 170.134.322.000 169.601.896.779 99.69 %
57 Belanja Bantuan Sosial 0 0 0.00 %
Total 835.619.134.000 830.709.616.978 99,4124695

176
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 171


172
Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Alokasi Anggaran Kementerian Pertanian Tahun 2018


Pagu Anggaran (Rp)
No. Nama Unit Total Pagu (Rp)
B.Pegawai B.Barang B.Modal B.Bansos
1 Sekretariat Jenderal 1.730.087.799.000 1.241.256.472.000 429.125.677.000 59.705.650.000 0
2 Inspektorat Jenderal 97.134.000.000 23.727.000.000 70.556.110.000 2.850.890.000 0
3 Ditjen Tanaman Pangan 6.675.409.495.000 49.516.144.000 6.582.781.439.000 43.111.912.000 0
4 Ditjen Hortikultura 1.242.629.794.000 24.459.908.000 1.213.826.726.000 4.343.160.000 0
5 Ditjen Perkebunan 1.636.354.054.000 78.000.000.000 1.507.080.045.000 51.274.009.000 0
6 Ditjen Peternakan Dan Kesehatan Hewan 2.028.956.742.000 145.584.209.000 1.713.666.559.000 169.705.974.000 0
7 Ditjen Prasarana Dan Sarana Pertanian 5.834.734.749.000 26.000.501.000 5.797.735.357.000 10.998.891.000 0
8 Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian 2.092.710.111.000 501.269.866.000 1.286.544.813.000 304.895.432.000 0
Badan Penyuluhan Dan Pengembangan Sumber
9 1.264.588.172.000 148.469.193.000 998.716.895.000 117.402.084.000 0
Daya Manusia Pertanian
10 Badan Ketahanan Pangan 600.286.783.000 23.695.850.000 572.832.083.000 3.758.850.000 0
11 Badan Karantina Pertanian 835.619.134.000 268.347.980.000 397.136.832.000 170.134.322.000 0
Total 24.038.510.833.000 2.530.327.123.000 20.570.002.536.000 938.181.174.000 0

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Sumber : Kementerian Keuangan

177
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Serapan Anggaran Kementerian Pertanian Tahun 2018


Realisasi Anggaran (Rp) Persen
No. Nama Unit Total Pagu (Rp) Total Realisasi
B.Pegawai B.Barang B.Modal B.BanSos Realisasi
1 Sekretariat Jenderal 1.730.087.799.000 1.209.081.550.015 398.206.747.065 49.841.764.352 0 1.657.130.061.432 95,78
2 Inspektorat Jenderal 97.134.000.000 21.819.083.325 67.239.511.661 2.813.807.591 0 91.872.402.577 94,58
3 Ditjen Tanaman Pangan 6.675.409.495.000 43.496.315.489 6.040.259.393.560 16.768.600.746 0 6.100.524.309.795 91,39
4 Ditjen Hortikultura 1.242.629.794.000 23.146.385.019 1.100.549.082.351 2.400.986.600 0 1.126.096.453.970 90,62
5 Ditjen Perkebunan 1.636.354.054.000 69.516.520.886 1.298.193.704.257 47.372.862.996 0 1.415.083.088.139 86,48
6 Ditjen Peternakan Dan Kesehatan Hewan 2.028.956.742.000 138.441.915.217 1.544.572.193.950 166.446.012.309 0 1.849.460.121.476 91,15
7 Ditjen Prasarana Dan Sarana Pertanian 5.834.734.749.000 22.462.394.880 5.087.481.562.851 9.450.140.438 0 5.119.394.098.169 87,74
8 Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian 2.092.710.111.000 475.648.882.471 1.122.723.547.000 286.028.943.528 0 1.884.401.372.999 90,05
Badan Penyuluhan Dan Pengembangan Sumber
9 1.264.588.172.000 141.187.512.983 919.908.882.126 114.563.325.219 0 1.175.659.720.328 92,97
Daya Manusia Pertanian
10 Badan Ketahanan Pangan 600.286.783.000 19.509.140.476 563.071.477.006 3.695.974.349 0 586.276.591.831 97,67
11 Badan Karantina Pertanian 835.619.134.000 266.587.600.574 394.520.119.625 169.601.896.779 0 830.709.616.978 99,41

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Total 24.038.510.833.000 2.430.897.301.335 18.536.726.221.452 868.984.314.907 0 21.836.607.837.694 90,84

Sumber :Kementerian Keuangan

178
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

173
Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

B. Keragaan SDM Kementerian Pertanian Tahun 2018


Jumlah pegawai Kementerian Pertanian pada tahun 2018 yang tersebar di 11
Unit Kerja Eselon I termasuk 161 Unit Pelaksana Teknis (UPT) sebanyak 18.131
orang pegawai. Dirinci berdasar golongan terdiri dari Gol. I sebanyak 362 orang
pegawai; Gol. II sebanyak 4.043 orang pegawai; Gol. III sebanyak 11.265 orang
pegawai, dan Gol. IV sebanyak 2.461 orang pegawai. Dirinci berdasar jenjang
pendidikan terdiri dari S3 (691 orang pegawai); S2 (3.957 orang pegawai), S1/D4
(5.627 orang pegawai); Sarjana Muda/D3/D2/D1 (1.726 orang pegawai); SMA
(5.325 orang pegawai); serta SMP/SD (805 orang pegawai). Terjadi penurunan
jumlah pegawai Kementerian Pertanian tahun 2018 dibanding tahun 2017 yaitu
18.760 (3,35%) orang pegawai, disebabkan adanya pegawai pensiun.

Selain didukung oleh pegawai PNS, keberhasilan program pembangunan


pertanian juga didukung oleh peran pegawai non PNS di lapangan, yaitu Tenaga
Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL TB-PP) sebanyak 12.135
orang, penyuluh swadaya sebanyak 25.852, penyuluh swasta sebanyak 100
orang, THL Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) sebanyak
1.730 orang, dan vaksinator IB sebanyak 7.968 orang. Jumlah pegawai
Kementerian Pertanian tahun 2018 secara rinci dapat dilihat pada Lampiran
No Eselon 1 Jumlah Pegawai
1 Sekretariat Jenderal 1.278
2 Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian 307
3 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 637
4 Direktorat Jenderal Hortikultura 353
5 Direktorat Jenderal Perkebunan 968
6 Direktorat Jenderal Peternakan Dan Kesehatan Hewan 2.042
7 Inspektorat Jenderal 334
8 Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian 6.170
9 Badan Penyuluhan Dan Pengembangan Sdm Pertanian 2.064
10 Badan Ketahanan Pangan 287
11 Badan Karantina Pertanian 3.691
TOTAL 18.131

179
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

174 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

BAB V. PERMASALAHAN, TANTANGAN DAN SOLUSI TINDAKLANJUT

A. Masalah
Permasalahan Program Tanaman Pangan
Permasalahan kegiatan budidaya kedelai diantaranya :
1) Beberapa daerah tidak dapat memenuhi CPCL sesuai target yang telah ditetapkan
karena persaingan lahan dengan komoditas lain yang lebih menguntungkan yaitu padi
dan jagung, yang sudah relokasi CPCL,
2) Permasalahan pada harga dan ketersediaan benih di beberapa daerah pelaksana
sehingga menghambat pencairan anggaran, dan
3) Waktu tanam telah lewat.
Permasalahan kegiatan fasilitasi penerapan budidaya jagung antara lain:
1) Adanya perubahan struktur organisasi di daerah yang berakibat pada keterlambatan
pelaksanaan kegiatan utama yang mendukung peningkatan produksi jagung;
2) Kekeringan yang hampir merata di seluruh provinsi;
3) Revisi DIPA ke-VI dan perubahan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Utama;
4) Benih tidak berkualitas dan keterlambatan distribusi.
Permasalahan Klasik dan Faktor Alam yang sering terjadi di daerah antara lain :
1) Adanya perubahan struktur organisasi di daerah yang berakibat pada keterlambatan
pelaksanaan kegiatan utama yang mendukung peningkatan produksi padi;
2) Kekeringan yang hampir merata di seluruh provinsi;
3) Revisi DIPA ke-V dan perubahan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Utama,
4) Penyediaan benih tidak sesuai varietas dan waktu tanam.

Permaalahan Program Perkebunan


Permasalahan di subsektor perkebunan secara umum adalah sebagai berikut :
1) Keragunan dalam pelaksanaan kontrak karena waktu yang sangat terbatas;
2) Perubahan pola tanam menyesuaikan anomali iklim, menyebabkan pelaksanaan
kegiatan harus dilakukan secara hati-hati karena di khawatirkan gagal tanam;
3) CP/CL yang telah dipersiapkan telah menggunakan lahannya untuk kegiatan tanaman
semusim lainnya disebabkan petani membutuhkan pekerjaan dan pendapatan dari lahan
pertanian yang diwilikinya;
4) Pengadaan alat pertanian melalui e-katalog kekurangan stok di tingkat produsen;
5) Ketersedian benih tidak sesuai dengan spesifikasi kegiatan misalnya umur benih yang
masih kurang atau lewat umur;
6) Pihak ketiga mengajukan MOU penyediaan benih yang sama dengan pihak ketiga
lainnya sehingga disaat pelaksanaan kekurangan benih siap salur;
7) Keterbatasan pihak ketiga yang memiliki keahlian teknis sesuai spesifikasi yang di minta;

180
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 175


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

8) Beberapa Regulasi yang menjadi penghambat percepatan pelaksanaan kegiatan


khususnya dalam kegiatan perbenihan perkebunan atau kegiatan yang membutuhkan
benih dalam spesifikasinya;
9) Kegiatan swakelola khususnya penyediaan benih siap salur masih terdapat beberapa
kendala antara lain pedomannya terlambat diterima, ketersediaan sumber benih, waktu
sangat terbatas khususnya APBN-P, kesiapan penangkar dll;
10) Keterbatasan dan perubahan SDM di Satker;
11) Koordinasi antar lini lingkup satker masih belum solid dan kurang akomodatif, sehingga
persiapan pelaksanaan kegiatan sering terlambat;
12) Belum adanya sinergi yang baik antara Dinas dengan Unit Layanan Pengadaan (ULP)
dan antara pusat dengan pelaksana di Satker daerah/antara Dinas Provinsi dengan
Dinas Kabupaten atau Kota (khususnya TP Provinsi);
13) Pelelangan yang terpusat di ULP Pemprov/Pemkab/Pemkot masih memprioritaskan
kegiatan bersumber dari APBD dan infrastruktur sehingga pelaksanaan kegiatan Dinas
yang membidangi perkebunan mengantri dalam waktu yang lama;
14) Pelaksana kegiatan atau penggunaan anggaran yang tidak mengikuti ROPAK;
15) Terjadinya reorganisasi dalam tubuh dinas yang membidangi perkebunan
Provinsi/Kabupaten/Kota, yang berdampak pada kurang optimalnya manajemen
pelaksanaan kegiatan;
16) Sebagian besar kegiatan pengembangan perkebunan tergantung pada musim
tanam/iklim. Perubahan iklim global mengakibatkan ketidakjelasan rencana penanaman
(menunggu musim);
17) Penentuan kegiatan dalam usulan proposal belum sepenuhnya memperhatikan arus
bawah secara berjenjang dan koordinasi dalam penentuan kegiatan kurang optimal;
18) Unit cost yang terlalu kecil dan terlalu besar untuk daerah-daerah tertentu;
19) Pimpinan, penanggungjawab dan petugas/pelaksana kegiatan belum sepenuhnya
memahami Pedoman Teknis dan Pedoman-Pedoman lainnya;
20) Rencana kegiatan belum didukung oleh kebun induk sebagai sumber bahan untuk benih
sebar/siap tanam;
21) Sistem Informasi dan Dokumentasi belum baik;
22) Terjadinya alih fungsi pemanfaatan lahan;
23) Kurangnya pendampingan pada petani yang telah mendapatkan pelatihan
Pemberdayaan;
24) Implementasi Teknologi belum sepenuhnya diterapkan dan belum tersosialisasi dengan
baik;
25) Pengetahuan dan keterampilan sebagian besar petani belum memadai;
26) Tim SPI belum optimal dalam melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap
kegiatan-kegiatan pembangunanperkebunan

181
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

176 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Permasalahan Program Peternakan dan Kesehatan Hewan


Permasalahan kegiatan Penanaman dan Pengembangan Tanaman Pakan Ternak Berkualitas:
1) Penanaman HPT sangat dipengaruhi dengan kondisi musim sehingga pada saat musim
kemarau, pelaksanaan kegiatan akan terhambat. Sebagian besar daerah yang
melaksanakan baru dapat melaksanakan setelah hujan mulai turun atau sekitar bulan
Oktober, sehingga realisasi keuangan tidak optimal;
2) Pelaksanaan pekerjaan Gerbang Patas yang tertunda karena adanya penyesuaian
anggaran pada detail kegiatan Gerbang Patas yang disebabkan oleh refocusing
anggaran, sehingga pelaksanaan kegiatan harus menunggu proses revisi anggaran
selesai.
Permasalahan kegiatan pakan konsentrat di UPT:
1) Pengadaan pakan konsentrat dilaksanakan melalui lelang atau e-katalog dengan
mempertimbangkan laporan hasil pengujian laboratorium, hal tersebut untuk menjamin
agar kualitas pakan sesuai dengan standar. Namun karena terbatasnya laboratorium
pemerintah yang terakreditasi untuk pengujian mutu pakan menyebabkan dropping pakan
terlambat.
2) Dropping pakan dilaksanakan secara bertahap mengingat lama penyimpanan pakan
sangat terbatas, dan pembayaran dilaksanakan satu bulan setelah barang (pakan
konsentrat) diterima, sehingga realisasi keuangan belum update, disarankan sebaiknya
pembayaran diproses secara langsung pada bulan pakan tersebut diterima.
Permasalahan pengawasan mutu dan keamanan pakan adalah:
1) Kurangnya sumber daya manusia fungsional pengawas mutu pakan di Provinsi dan
Kabupaten/Kota dan petugas pengambil contoh (PPC) yang melakukan pengambilan
sampel ke lapangan;
2) Belum semua pabrik pakan mendaftarkan pakan yang beredar serta masih banyak pabrik
yang belum memahami peraturan mengenai pendaftaran pakan
Permasalahan pada obat hewan :
a) Maraknya peredaran obat hewan illegal
b) Kurangnya tenaga pengawas obat hewan
c) Belum semua produsen obat hewan bersertifikasi CPOHB
d) Penggunaan antimikrobia yang tidak bijaksana dan tidak bertanggungjawab
Permasalahan program pengendalian pemotongan sapi betina produktif adalah :
1) Tidak adanya dana talangan untuk menampung sapi bunting/betina produktif serta
penyediaan sapi jantan pengganti
2) Harga sapi betina lebih murah daripada ternak jantan
3) Kebutuhan ekonomi masyarakat yang sangat mendesak sehingga peternak terpaksa
menjual sapi betina produktif
4) Kebutuhan daging sapi di pasaran sangat tinggi, dan pelaku usaha hanya ingin
mendapatkan keuntungan, sehingga jagal tidak dapat menolak pemotongan betina
produktif.
5) Masih adanya pemotongan ternak di TPH sehingga pengawasan menjadi kurang optimal

182
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 177


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

6) Tingkat kesadaran peternak masih rendah tentang pentingnya keberlangsungan


reproduksi sapi betina produktif
7) Beberapa RPH merupakan Perusahaan Daerah sehingga Dinas Peternakan tidak
memiliki kewenangan dalam pengaturannya
8) Kurangnya keterampilan petugas RPH dalam mendeteksi kebuntingan
9) Kurangnya kepedulian pemangku kebijakan terhadap pengendalian pemotongan betina
produktif maupun pentingnya keberadaan RPH sebagai penyedia pangan asal hewan
yang ASUH
10) Kondisi RPH yang kurang representatif menyebabkan pelaksanaan SOP di RPH belum
dapat diterapkan secara optimal
11) Adanya refocusing anggaran di tahun 2018 sehingga pelaksanaan pengendalian
pemotongan betina produktif di lapangan kurang optimal.

Permasalahan Program PSP


Permasalahan kegiatan RJIT :
1) Calon lokasi yang diusulkan tidak sesuai dengan kriteria yang dipersyaratkan dalam
pedoman teknis sehingga dalam perjalanannya Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
merelokasi ke lokasi yang sesuai dengan yang dipersyaratkan.
2) Pelaksanaan kegiatan di lapangan terlambat pelaksanaannya dari jadwal yang
direncanakan karena dipengaruhi kondisi iklim, waktu pertanaman yang terlambat serta
kekurangan SDM pelaksana di tingkat Kabupaten/Kota/Provinsi.
3) Adanya perubahan struktur organisasi/SOTK dan mutasi petugas daerah berdasarkan
PP 41, sehingga memerlukan perubahan SK Pengelola dan pengadministrasian lainnya
yang mengakibatkan pelaksanaan kegiatan mengalami keterlambatan.
4) Perbedaan Pemahaman pedoman teknis kegiatan pada beberapa daerah
memperlambat jadwal kegiatan yang sudah direncanakan sebelumnya.
5) Laporan yang disampaikan oleh daerah masih bersifat umum belum menyajikan data
teknis spesifik lokasi masing-masing.
6) Belum semua petugas Kabupaten/Kota pelaksana kegiatan melaporkan hasil kegiatan
melalui Model Pelaporan Online (MPO) Ditjen PSP.

Permasalahan Pengembangan Embung/Dam Parit/Long Storage


1) Kesulitan dalam mendapatkan lokasi yang ideal (daerah cekungan, terdapat sumber air,
dekat dengan lahan usaha tani, tanahnya kedap air, dll) sehingga terpaksa dibuat
embung gali yang membutuhkan biaya tinggi.
2) Adanya kekurangan dalam teknis konstruksi sehingga hasilnya kurang optimal.
Kekurangan tersebut salah satunya diakibatkan oleh masih lemahnya kemampuan
petugas dalam hal teknis pelaksanaan kegiatan, misalnya bangunan tidak dilengkapi
dengan limpasan dan pintu penguras, konstruksi bangunan embung tidak digali
melainkan dibuat seperti bak penampung.
3) Sebagian daerah tidak menyediakan dana untuk membuat desain.
4) Terjadinya perbedaan data rencana jumlah bangunan di pusat dan daerah karena
proses revisi sebagian tidak dilaporkan daerah.

183
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

178 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

5) Faktor cuaca (musim hujan) kadang – kadang yang sedikit menganggu dalam
pelaksanaan pembangunan bangunan konservasi air
6) Kemampuan SDM dalam melaksanakan kegiatan masih kurang, baik petugas teknis
maupun petani penerima manfaat (terutama dalam melakukan SID) seperti pemilihan
lokasi dan petani penerima manfaat yang kurang tepat (tidak ada sumber air untuk
ditampung) sehingga hasil bangunan yang telah dilaksanakan di beberapa lokasi kurang
optimal bahkan terbengkalai dan kegiatan tidak dilaksanakan.
Permaalahan Perluasan Sawah
1) Adanya lahan yang tidak sesuai jika digunakan sebagai sawah terutama pada musim
kemarau. karena sawah yang dicetak merupakan sawah tadah hujan
2) Kurangnya jumlah alat berat di beberapa daerah untuk mencetak sawah.
3) Adanya sengketa lahan dengan penduduknya yang tanahnya menjadi sasaran cetak
sawah
4) Adanya lahan sasaran cetak sawah yang memiliki vegetasi yang cukup berat/ lebat.

Permasalahan Pembiayaan Pertanian


1) Pendaftaran dan pembayaran premi masih ada yang belum pesuai prosedur.
2) Penerbitan polis dan pembayaran klaim banyak mengalami keterlambatan.Perijinan
LKM-A untuk memiliki Badan Hukum Koperasi agak lambat.
3) Tenaga FPPS sebagian belum aktif menjalankan tugasnya.
4) Jumlah notaris pembuat akta koperasi terbatas.
5) Jumlah SDM PT Jasindo di tingkat lapangan masih terbatas padahal sebaran dan
jangkauan wilayah asuransi pertanian sangat luas.

Permasalahan Program Perkarantinaan Pertanian


Permasalahan Operasional yang ditemukan antara lain:
1) Perlunya dilakukan revisi Permentan No.70/Permentan/KR.100/12/2015 tentang Instalasi
Karantina Hewan, terkait masih terdapat media pembawa berupa benda lain yang belum
ditetapkan dalam Permentan tersebut.
2) Implementasi Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No 87 Tahun 2016
tentang Juknis TKH terhadap HPR belum sepenuhnya terlaksana karena tidak semua
UPT dapat melakukan Pengujian Titer Antibodi Rabies yang terkendala dalam
ketersediaan Kit Elisa Rabies dan sarana prasarana pengujian.
3) Belum semua UPTKP mempunyai sarana dan prasarana untuk pemeriksaan Hewan,
BAH, HBAH dan Benda Lain di tempat pemasukan dan pengeluaran.
4) Kesulitan dalam identifikasi dan penetapan MP HPHK Pakan dan Bahan Pakan yang
tergolong pakan hewan kesayangan, pakan ternak, karena kurangnya informasi pada
dokumen yang menyertai serta bervariasinya penamaan bahan pakan dimaksud.
5) Belum semua UPTKP menerapkan kelengkapan safety dalam melakukan pemeriksaan
MP HPHK (PPE: Sarung Tangan, Masker, Wearpak, dll).
6) Belum seragmnya pelaksanaan Tindakan Karantina terhadap Satwa Liar dan produknya
terkait pengawasan SATS-DN (Surat Angkut Tanaman Satwa Dalam Negeri) dan SATS-
LN (Surat Angkut Tanaman Satwa Luar Negeri).

184
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 179


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Permasalahan pengembangan sistem sertifikasi ekspor komoditas pertanian antara lain :


(1) Kurangnya dukungan dari instansi terkait dalam penyiapan tempat produksi yang telah
mengembangkan kesisteman produksi dan pengelolaan produk, situasi OPT dan
penanganan pasca panen serta pengembangan perlakuan yang dapat diterima oleh
negara tujuan ekspor.
(2) Masih kurangnya kesadaran eksportir dan pelaku usaha mengenai pentingnya jaminan
kesehatan karantina terhadap komoditas yang akan diekspor.
(3) Inkonsistensi Petugas Karantina Tumbuhan dalam pelaksanaan Sistem Sertifikasi
Fitosanitari, karena masih beranggapan bahwa pelayanan sertifikasi untuk komoditas
ekspor semata-mata hanya untuk kelancaran perdagangan

Permasalahan Pelaksanaan Sistem Audit dan Penilaian


1) Pelaksanaan fumigasi serta perlakuan dan sertifikasi kemasan kayu oleh pihak ketiga
MASIH terjadi penyimpangan dan tidak konsisten dalam penerapan ketentuan/standar,
sehingga banyak negara tujuan ekspor menyampaikan notifikasi ketidaksesuaian
(notification of non-compliance) berupa perlakuan kembali (re-treatment) atau penolakan
terhadap komoditas Indonesia di negara tujuan ekspor. Kondisi ini sangat berpotensi
menurunkan daya saing komoditas ekspor Indonesia dalam perdagangan global.
2) Ketidak-konsistenan penerapan standar Badan Karantina Pertanian mengindikasikan
bahwa pihak ke-3 kurang memiliki komitmen dalam penerapan standar dan lebih
mengutamakan kepentingan bisnis semata (business oriented).
3) Beberapa perusahaan yang telah diregistrasi menunjukkan ketidak-patuhan terhadap
Pernyataan Kesanggupan yang telah dibuat dan ditandanganinya di atas materai,
sehingga pengenaan sanksi seperti pembekuan (suspended) terhadap nomor registrasi,
tidak dimaknai sebagai salah satu instrument pembinaan Badan Karantina Pertanian
bahkan berkomplik dan melakukan upaya-upaya/perlawanan hukum.
4) Pengelolaan program SAP Barantan sebagai mekanisme pemberian kewenangan
pelaksanaan tindakan karantina kepada pihak lain memerlukan penataan kembali
dengan penguatan Peraturan Perundang-undangan (Peraturan Menteri Pertanian),
Pedoman, Prosedur dan dokumen-dokumen relevan lainnya, serta penataan kembali
sumberdaya manusia pelaksana program SAP Barantan

Permasalahan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Pusat KKIP diantaranya:


1) Sebaran SDM Kewasdakan (PPNS, Intelijen dan Polsus) yang tidak merata disetiap UPT
Karantina Pertanian;
2) Masih dukungan fasilitasi sarana operasional dalam penyelenggaraan kewasdakan di
Kantor Pusat dan UPT Karantina Pertanian;
3) Masih kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) di Badan Karantina Pertanian dalam
melakukan tehnik bernegosiasi dengan negara mitra dagang sehingga Indonesia sering
mendapatkan posisi yang selalu kurang diuntungkan dalam pertemuan internasional.
Untuk itu Bidang Kerjasama agar dapat memantau SDM yang kompeten khususnya
hasil pelatihan teknik negosiasi internasional untuk dapat dilibatkan dalam pertemuan-
pertemuan internasional dengan negara-negara mitra dagang;

185
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

180 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

4) Masih kurangnya SDM di Badan Karantina Pertanian yang memiliki penguasaan bahasa
asing, khususnya Bahasa Inggris, sehingga pemahaman SDM Badan Karantina
Pertanian akan agenda dan isu perundingan masih kurang. Untuk itu perlu adanya
pelatihan Bahasa Inggris untuk meningkatkan kompetensi dalam
perundingan/pertemuan internasional sehingga perlu dialokasikan anggarannya setiap
tahun untuk pelatihan bahasa inggris;
5) Kurangnya SDM di sub bidang pelayanan informasi sehingga waktu rangkaian proses
penyajian dan pengolahan data yang diajikan masih kurang efektif ;
6) Adanya beberapa penggantian petugas administrator di UPT Karantina serta kurangnya
sosialisasi system IQFAST ini dari petugas administrator yang lama ke petugas
administrator juga merupakan kendala yang terjadi dalam implementasi system ini;
7) Aplikasi IQFAST merupakan system informasi layanan operasional perkarantinaan yang
baru diterapkan pada awal tahun 2018. Sistem ini mengintegrasikan system operasional
yang telah ada sebelumnya (Eplaq dan Eqvet). Selain itu system ini juga
mengintegrasikan beberapa system informasi yang berkaitan dengan instansi lain seperti
TPK dan simponi Kementerian Keuangan. Beberapa kendala diawal penerapan system
ini telah disampaikan oleh para administrator system di upt-upt karantina antara lain.
Kendala-kendala yang disampaikan oleh petugas telah dilakukan penyesuaian dalam
system IQFAST. Hal ini ditandai dengan beberapa update pada Aplikasi IQFAST yang
dilakukan selama tahun 2018. Hal tersebut dilakukan karena masih banyak petugas
karantina di UPT yang memerlukan waktu penyesuaian terhadap aplikasi ini;
8) Jaringan internet di UPT karantina yang tidak stabil berdampak pada sinkronisasi data
operasional UPT dan Kantor Pusat menyebabkan keterlambatan data pengiriman
operasional karantina;

Permasalahan Implementasi Regulasi Impor


(1) Kebijakan penguatan pre-border melalui pengelolaan manajemen risiko belum
berlangsung efektif. Beberapa Negara yang mengajukan permintaan untuk
dilaksanakan verifikasi tidak dapat difasiltasi oleh Pusat Karantina Tumbuhan dan
Kemanana Hayati Nabati. Hal ini karena keterbatasan anggaran perjalanan dinas untuk
keperluan kegiatan verifikasi ke Luar Negeri serta adanya kebijakan yang tidak
memperkenanan pihak lain, termasuk Negara pengimpor membiayai kegiatan verifikasi
penerapan. Kedua hal tersebut menyebabkan kegiatan surveilen terhadap Negara yang
telah mendapatkan pengakuan dan ditetapkan sebagai daerah bebas OPT tertentu (Pest
Free Area) tidak berjalan dengan baik.
(2) Pelaksanaan tindakan karantina di border belum optimal dan efektif. Hal ini disebabkan
regulasi terkait pengaturan pemasukan media pembawa OPTK ke dalam wilayah Negara
Republik Indonesia masih terdapat banyak kelemahan sehingga memerlukan
penyempurnaan. Sejauh ini, hasil kajian berupa Naskah Akademis untuk ditindaklanjuti
menjadi Permentan sebagai pengganti/revisi.
(3) Pemusnahan terhadap komoditas merupakan hasil tangkapan operasi yang dilakukan
oleh pihak Kepolisian, Bea Cukai atau TNI. Kondisi ini membawa implikasi terhadap
besarnya sumberdaya yang harus disiapkan oleh UPT-KP yang bersangkutan seperti
biaya pemusnahan, SDM dan pengawasan terhadap keamanan komoditas yang akan
dimusnahkan.
186
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 181


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Permasalahan kinerja BUTTMKP Tahun Anggaran 2018 diantaranya :


1) Hasil uji terap belum ditetapkan sebagai regulasi oleh Barantan
2) Topik diseminasi belum mengakomodir keseluruhan kebutuhan UPT operasional
3) Peningkatan SDM belum terpenuhi dengan maksimal
4) Jumlah pegawai kurang mengakomodir jumlah tugas pokok dan fungsi organisasi
5) Sosialisasi tentang BUTTMKP sebagai ASEAN Training Center kurang dilaksanakan

B. Rekomendasi
Rekomendasi umum untuk peningkatan perbaikan kegiatan tahun 2019 perlu dilakukan :
1) melakukan evaluasi terhadap daerah-daerah yang tidak dapat mencapai target sebagai
bahan pertimbangan dalam pemberian bantuan tahun 2019;
2) mengupayakan adanya aturan di juknis bantuan pemerintah untuk harga benih sesuai
spesifik lokasi atau sesuai harga survei setempat;
3) pelaksanaan kegiatan dilakukan di awal tahun.

Rekomendasi kebijakan yang dihasilkan sub sektor Hortikultura untuk komoditas strategis:
1) Harga acuan bawang putih yang dikeluarkan agar dapat ditinjau kembali dengan dasar
biaya produksi, produktivitas, kondisi pasar yang ada pada saat ini, dan keuntungan
layak yang diperoleh petani. Di luar kabupaten penghasil utama bawang putih,
produktivitas bawang putih secara nasional hanya sekitar 8,3 ton/ha.
2) Keuntungan layak untuk petani sebaiknya setara dengan keuntungan berusahatani
komoditas lain atau lebih tinggi dari upah mínimum regional (UMR) setempat. Untuk
mengamankan harga benih guna mendukung swasembada bawang putih nasional maka
perlu ditetapkan harga acuan maksimal untuk benih bawang putih.
3) Berdasarkan analisis sensitivitas yang telah dilakukan terhadap harga benih, maka dapat
direkomendasikan harga acuan bawang putih dalam bentuk konde basah antara
Rp15.000,00–17.000,00/kg dan harga acuan benih bawang putih antara Rp49.000,00–
53.000,00/kg.
4) Jaminan terhadap kepastian harga juga perlu diberikan kepada petani agar petani
bergairah untuk menanam bawang putih. Terdapat komoditas lain sebagai pesaing
bawang putih, seperti kentang di Lombok Timur serta cabai di Magelang dan
Temanggung yang ditanam pada musim yang sama. Apabila jaminan harga yang layak
tidak dapat diberikan kepada petani maka dikhawatirkan petani akan beralih kepada
komoditas lain yang lebih menjanjikan.

Rekomendasi Solusi Akar Permasalahan Produksi Gula Tebu


1) Pengembangan Tebu 90% di lahan Kering/marginal Rekomendasi adalah Penyediaan
sumur dalam, embung, sumur dangkal, permukaan
2) Sistem Budidaya belum Optimal Rekomendasi adalah Meningkatkan pembinaan,
pendampingan dan penyuluhan Rehabilitasi Tanaman melalui bongkar ratoon dan rawat
ratoon Adopsi inovasi terbarukan dari studi banding, penelitian dan percontohan atau
demplot.
187
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

182 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

3) Sulitnya memperoleh benih unggul tepat waktu (sesuai pola tanam) Rekomendasi
adalah Koordinasi dan kerjasama dengan lembaga penelitian dan sumber benih
Pembangunan benih unggul secara berjenjang dan terencana
4) Rendemen tidak Optimal Rekomendasi adalah Revitalisasi PG Penataan varietas Sistem
budidaya sesuai rekomendasi teknis Memperbaiki manajemen tebang muat angkut
5) Transparansi rendemen Rekomendasi adalah Fasilitasi pengawas rendemen
Membentuk Tim Transparansi Rendemen Pengawalan rendemen melibatkan petani,
dinas terkait, Perguruan tinggi dan PG Pengukuran rendemen individu menggunakan
Core Sampler
6) Sulit melakukan perluasan areal tebu Rekomendasi adalah Meningkatkan Koordinasi
dengan K/L terkait dengan pembebasan lahan Meningkatkan animo masyarakat untuk
engembangkan tanaman tebu Perluasan di lahan pengembangan
7) Lahan sempit dan terpencar Rekomendasi adalah Melakukan regrouping lahan minimal
10 ha, bekerja sama dengan pemda dan BPN
8) Harga ditingkat petani relative tidak stabil Rekomendasi adalah Menekan biaya produksi
dengan full mekanisasi, regrouping lahan, manajemen tebang muat angkut, subsidi
pupuk, insentif produksi gula tebu dan profesionalitas petani tebu Membentuk Tim
pengawasan pasar gula Penguatan lembaga pemasaran bentukkan petani/klp tani tebu
9) Minimnya kuantitas dan kualitas SDM pertebuan Rekomendasi adalah Melatih tenaga
kerja pertebuan Meningkatan kapabilitas SDM petugas teknis dan penyuluh dan petani
tebu melalui pelatihan/traning Profesionalisasi kelembagaan petani melalui pelatihan dan
training Asosiasi tebu Indonesia di optimalkan
10) Terbatasnya SDA Rekomendasi adalah Optimalisasi lahan Optimalisasi penggunaan
sumber daya air Memanfaatkan iklim sebagai sumberdaya yang efisien Menggunakan
sarana dan prasarana yang mendukung
11) Dukungan lembaga riset pengembangan tebu kurang Rekomendasi adalah
Pemberdayaan lembaga riset tebu yang sudah ada secara optimal
12) Minimnya investasi Rekomendasi adalah Sosialisasi dan koordinasi dengan investor
Meningkatkan koordinasi sinergi dengan pihak-pihak terkait Memfasilitasi investor baik
secara administrasi maupun insfrastruktur
13) Menyatukan persepsi yang sama terhadap kemajuan pembangunan pergulaan Nasional
Rekomendasi adalah Sosialisasi kepada seluruh stakeholders pergulaan dalam
menyatukan persepsi. Meningkatkan kebersamaam lembaga/instansi/organisasi terkait
Meningkatkan pemberdayaan petani/kelompoktani/koperasi/asosiasi pertebuan
Indonesia

C. Solusi dan Tindaklanjut


Tindak lanjut Permasalahan Program Tanaman Pangan
Upaya tindak lanjut permasalahan klasik dan faktor alam yang sering terjadi diantaranya :
1) Koordinasi dengan Dinas terkait untuk mempercepat pelaksanaan kegiatan utama yang
mendukung peningkatan produksi padi,
2) Koordinasi dengan Dinas terkait untu melakukan identifikasi dan penanganan masalah
kekeringan, 3) Mereviu kembali desain perencanaan dan Petunjuk Pelaksanaan
Kegiatan Utama agar lebih operasional dilaksanakan di lapangan,
4) Memperkuat kelembagaan mandiri benih.

188
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 183


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Upaya tindak lanjut faktor yang menjadi kendala kegiatan fasilitasi penerapan budidaya
jagung yang dilakukan antara lain:
1) Koordinasi dengan Dinas terkait untuk mempercepat pelaksanaan kegiatan utama yang
mendukung peningkatan produksi padi;
2) Koordinasi dengan Dinas terkait untu melakukan identifikasi dan penanganan masalah
kekeringan;
3) Mereviu kembali desain perencanaan dan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Utama agar
lebih operasional dilaksanakan di lapangan;
4) Meningkatkan pengawalan dan pengawasan penangkar benih dan meningkatkan
kemandirian penyedia benih lokal.
Tindak lanjut Permasalahan Program Peternakan dan Kesehatan Hewan
Solusi Tindak Lanjut Permasalahan dalam Pelaksanaan kegiatan Penanaman dan
Pengembangan Tanaman Pakan Ternak Berkualitas
1) Dinas Provinsi membuat jadwal palang pelaksanaan pengadaan HPT dan sarana
pendukungnya, yang meliputi jadwal pengadaan barang dan jasa, pengolahan lahan,
dropping HPT, penanaman, perawatan/pemeliharaan, dan jadwal pembinaan oleh dinas
setempat.
2) Dinas Provinsi memiliki data perkiraan musim perkiraan musim hujan dari BMKG atau
instansi yang menangani iklim di daerah. Sehingga penanaman HPT tidak terlewat
musim hujan.
3) Dinas Provinsi mengupayakan proses pengadaan barang dan jasa dilaksanakan diawal
tahun. Apabila ada refocusing anggaran, maka kegiatan Gerbang Patas tidak menjadi
target untuk dialihkan menjadi kegiatan lain.
Tindak Lanjut Permasalahan pada obat hewan
1) Finalisasi Permentan bidang obat hewan
2) Setiap Provinsi/Kab/Kota menerbitkan SK Pengawas Obat Hewan
3) Pengawasan dan pembinaan penggunaan antimikrobial
4) Peningkatan kerjasama pengawasan obat hewan lintas sector
5) Penyempurnaan aplikasi obat hewan
Upaya tindaklanjut permasalahan Pemotongan Sapi Betina Produksif, Upaya
pengendalian pemotongan betina produktif :
1) Telah dilakukan kegiatan kegiatan pengendalian pemotongan betina produktif
bekerjasama dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia melalui perjanjian
kerjasama (MoU) antara Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Baharkam Polri) sejak tanggal 9 Mei 2017;
2) Ditandatanganinya Pedoman bersama Kerja antara Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Baharkam Polri) pada
tanggal 8 April 2018. Dilakukan Pengendalian Pemotongan Betina Produktif tahun 2018
di 41 Kabupaten/Kota di 17 Provinsi (Provinsi Target) dalam bentuk sosialisasi,
pengawasan dan pembinaan dan di 16 Provinsi (Provinsi Non Target) dalam bentuk
sosialisasi.

189
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

184 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Tindak Lanjut Permasalahan Program PSP


Tindak lanjut RJIT :
1) Tim teknis Kabupaten/Kota melakukan verifikasi terhadap CPCL yang sesuai dengan
dengan kriteria yang dipersyaratkan dalam pedoman teknis.
2) Melakukan percepatan pelaksanaan kegiatan di lapangan melalui pendampingan
petugas lapangan dan tim teknis, serta upaya peningkatan kemampuan SDM Pelaksana
di tingkat Kabupaten/Kota/Provinsi.
3) Petugas Pusat melakukan koordinasi secara intensif dengan dinas
Kabupaten/Kota/Provinsi melalui upaya kesepakatan penyusunan jadwal percepatan
kegiatan.
4) Sosialisasi Pedoman Teknis yang meliputi kriteria teknis kegiatan, tahapan pelaksanaan
kegiatan, mekanisme pelaporan dan pendampingan kegiatan oleh petugas
Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota

Tindak lanjut Pengembangan Embung/Dam Parit/Long Storage


1) Maksimalkan swadaya anggota kelompok baik berupa tenaga kerja atau material agar
fisik bangunan cepat selesai dan bangunan dapat segera dimanfaatkan.
2) Komponen-komponen bangunan dapat disederhanakan asalkan fungsi masing-masing
komponen masih ada. Sesuai dengan pedoman umum, setiap embung perlu dilengkapi
dengan bangunan pelengkap dan prasasti, sehingga untuk embung yang belum sesuai
dengan pednis untuk segera menyesuaikan
3) Embung dapat dimanfaatkan juga untuk budidaya ikan, namun dalam pelaksanaannya
jangan sampai mengganggu fungsi utamanya sebagai suplesi air bagi kegiatan
pertanian
4) Perlu dibedakan antara embung dengan bak penampung air, sehingga hasil yang terjadi
tidak rancu. Untuk itu pedoman umumnya perlu dicermati lagi oleh petugas di daerah.
5) Pemeliharaan lokasi embung harus berdasakan usulan petani ke petugas, sehingga
benar - benar dibutuhkan oleh petani.
6) Sebelum kegiatan dilaksanakan oleh petani maka petugas kabupaten perlu mengadakan
sosialisasi terlebih dahulu mengenai teknis dan administrasi. Selain itu juga perlu
ditumbuhkan semangat partisipasi dari petani.
7) Diperlukan sosialisasi kepada kelompok tani penerima manfaat agar tidak minta ganti
rugi tanah.
8) Masih diperlukan pelatihan teknis melakukan Survey, Investigasi dan Desain kepada
para petugas di Kabupaten.
9) Pemeliharaan terhadap bangunan embung yang telah dibangun oleh pemerintah
tersebut diharapkan agar para kelompok tani dapat memelihara dan mengoperasikan
dengan baik serta, diharapkan pula agar para petani dapat melakukan pembuatan
embung tersendiri tidak tergantung kepada pemerintah dengan cara melalui swakelola,
hal ini agar para petani merasa memiliki akan pentingnya ketersediaan air untuk
pertanian.
190
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 185


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

10) Perlu meminimalisir terjadinya revisi, apabila memang sangat diperlukan adanya revisi,
maka sebaiknya revisi yang dilaksanakan adalah revisi POK. Revisi bangunan harus
dilaporkan ke Instansi teknis di pusat agar dapat dimonitor perkembangannya.
11) Pedoman teknis kegiatan agar benar-benar dipahami oleh petugas, dan segera mungkin
membuat petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan yang nantinya akan menjadi acuan
dalam pelaksanaan kegiatan.
12) Belum semua petugas Kabupaten/Kota pelaksana kegiatan melaporkan hasil kegiatan
melalui Model Pelaporan Online (MPO) Ditjen PSP.

Tindak lanjut Perluasan Sawah


1) Mengajukan kegiatan embung pada lokasi sawah tadah hujan.
2) Menanam palawija pada musim kemarau pada sawah tadah hujan.
3) Mendatangkan alat berat baru dengan kondisi baik dan bisa berkerja yang jumlahnya
disesuaikan dengan kapasitas kerja, alat berat dan jumlah luasan cetak sawah yang
harus diselesaikan.
4) Melaksanakan koordinasi dengan Pemda dan tokoh masyarakat setempat untuk
menyelesaikan masalah sengketa lahan.
5) Melaksanakan percepatan penyelesaian pekerjaan dengan penambahan alat
berat/waktu operasi diatas 8 jam (12 s/d 18 jam) serta penambahan jumlah operator alat
berat pada lahan sasaran cetak sawah yang memiliki vegetasi yang cukup berat/lebat.

Tindak lanjut Pembiayaan Pertanian


1) Mengkoordinasikan dengan Jasindo agar penerbitan polis dan pembayaran klaim
banyak mengalami keterlambatan.
2) Mengupayakan agar penetapan DPD AUTP dan AUTS tingkat kabupaten dan
pengirimannya ke tingkat lebih tinggi dilakukan secara periodik.
3) Mengevaluasi kinerja FPPS agar dapat melaksanakan peran dengan baik
4) Meminta PT Jasindo untuk menambah SDM yang menangani asuransi pertanian di
tingkat lapangan, mengingat sebaran dan jangkauan lokasi AUTP dan AUTS sangat
luas.
5) Mendorong Dinas Pertanian Propinsi maupun kabupaten untuk menambah petugas
pelaksana program AUTP.
Tindak lanjut Permasalahan Program Perkarantinaan Pertanian
Tindak lanjut yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan dan kendala di lingkup Pusat
KKIP, diantaranya yaitu:
1) SDM:
a) Peningkatan kemampuan SDM dibidang kewasdakan melalui pendidikan, pelatihan,
dan workshop dibidang penyidikan, intelijen dan polsus;

191
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

186 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

b) Mengirimkan SDM pusat/UPT dalam koordinasi dan konsultasi dengan


instansi/lembaga terkait untuk meningkatkan kecakapan dan kemampuan dalam
negosiasi dan koordinasi dengan pihak lain;
c) Pelatihan SDM karantina dalam pengelolaan IQFAST di Pusat dan UPT Karantina
Pertanian;
d) Pendelegasian IQFAST kepada SDM melalui Surat Keputusan Kepala Pusat KKIP
untuk mempercepat layanan data/informasi terkait IQFAST.
2) Sarana dan Prasarana:
a) Koordinasi dengan Pusdatin untuk optimalisasi layanan internet di tingkat pusat;
b) Koordinasi dengan kementerian/lembaga terkait untuk penambahan titik/jaringan
internet;
c) Koordinasi dengan Pihak Ketiga untuk peningkatan bandwith/internet dalam rangka
peningkatan kapasitas dalam pelayanan dan operasional IQFAST.
3) Anggaran
Optimalisasi anggaran di masing-masing bidang dilingkup Pusat KKIP dalam
penyelenggaraan tusi dan kegiatan strategis lainnya.

Tindak janjut atas permasalahan yang dihadapi BBUSKP selama Tahun 2018 sebagai
berikut:
1) Dengan adanya instruksi Kepala Badan Karantina Pertanian agar UPT Karantina
Pertanian lingkup Badan Karantina Pertanian meningkatkan pelaksanaan tindakan
karantinanya dengan memberdayakan laboratorium UPT tersebut dimana hasil
pengujiannya akan menjadi dasar ilmiah dalam menindaklanjuti keputusan tindakan
karantina selanjutnya dan instruksi mengenai perlunya laboratorium mendapatkan
akreditasi sistim manajemen mutu ISO/IEC 17025:2017, maka pada tahun 2018 banyak
UPT KP mengikuti uji profisiensi yang diselenggarakan mandiri oleh BBUSKP maupun
oleh KAN. Selain itu juga BBUSKP memberikan bimbingan teknis eksternal pengujian,
bimbingan tenis internal dan pemberian magang pengujian kepada personel
laboratorium UPT KP lingkup Barantan dengan materi sesuai dengan kebutuhan
kompetensi laboratorium dimaksud dan jumlah UPT yang diberikan bimtek disesuaikan
dengan besaran anggaran yang ada;
2) Pada tahun ini juga, kompetensi pejabat fungsional terkait pengembangan SDM belum
optimal dilaksanakan, karena terbatasnya bahkan tidak adanya anggaran tersedia untuk
magang tetapi kegiatan in house training laboratorium Karantina Hewan, tumbuhan dan
keamanan hayati tetap dapat dilaksanakan dengan baik.
3) Barantan sebagai organisasi induk mendukung operasionalisasi cegah tangkal salah
satunya melalui kegiatan pelayanan pengujian pemeriksaan laboratorium. Saat ini UPT
dalam melaksanakan pengujian laboratorium belum sesuai dengan kompetensi dan
klasifikasi laboratorium yang di tetapkan oleh Barantan (Pusat Teknis). BBUSKP sebagai
laboratorium rujukan lingkup Barantan melaksanakan uji standar, uji rujukan dan uji
konfirmasi, sehingga perlu adanya Alur Tata Hubungan Kerja Pemeriksaan dan
Pengujian Laboratorium terhadap Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina
(HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK);
192
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 187


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

4) Persiapan yang dilakukan UPTKP untuk mewujudkan akreditasi laboratorium


memerlukan komitmen manajemen dan komitmen seluruh personil yang terlibat di dalam
penerapan SMM laboratorium. Selain itu, dibutuhkan personil kompeten, kondisi
akomodasi dan lingkungan yang memadai, peralatan yang terkalibrasi serta metode uji
yang tervalidasi/verifikasi yang merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk
memperoleh hasil uji yang handal. Untuk mewujudkan faktor penentu kehandalan hasil
uji tersebut, fasilitasi pendanaan sangat penting dan tidak hanya untuk proses persiapan
pengajuan akreditasi akan tetapi untuk pemeliharaan status akreditasi selama masa
berlakunya akreditasi.
5) Untuk mendukung upaya UPT KP lingkup Barantan melakukan pengajuan akreditasi SNI
ISO/IEC 17025:2008 maupun sertifikasi SNI ISO 9001:2008, perlu ketersediaan
anggaran yang besar agar UPT KP dengan jarak yang jauh dapat terjangkau untuk
diberikan bimbingan teknis pengujian dan penerapan SMM sekaligus memverifikasi
kondisi laboratorium beserta fasilitasnya dan kompetensi SDM laboratoriumnya.
6) Dalam memenuhi data dan sampel kegiatan verifikasi/konfirmasi OPTK/HPHK eksotik
(emerging/re-emerging diseases) yang memerlukan cakupan wilayah lebih luas,
diperlukan koordinasi dan kerjasama antara BBUSKP - kantor Pusat - UPT KP yang
membawahi wilayah dimaksud. Sehingga tujuan kegiatan verifikasi/konfirmasi
mengenai kemungkinan adanya sebaran OPTK/HPHK eksotik (emerging/re-emerging
diseases) di sejumlah luasan wilayah dapat diperoleh.
7) Untuk mendukung upaya UPT KP lingkup Badan Karantina Pertanian dalam proses
pengajuan akreditasi laboratorium ke Komite Akreditasi Nasonal (KAN), BBUSKP
melakukan pemberian bimbingan teknis dan pengawasan penerapan SMM ISO/IEC
17025:2017 sesuai prioritas UPTKP berdasarkan data yang terdokumentasi di BBUSKP.
Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi, dilakukan beberapa solusi antara lain
sebagai berikut:
a) Pengajuan usulan SDM terutama fungsional umum kepada Bagian Umum Badan
Karantina Pertanian untuk memenuhi kebutuhan SDM di BBUSKP;
b) Perencanaan dan pembuatan program yang baik dalam menentukan jadwal
renovasi gedung laboratorium sesuai dengan target yang ditetapkan;
c) Fasilitasi dalam pengusulan anggaran setiap kegiatan yang menjadi tugas dan
fungsi Bidang Pengendalian Mutu Laboratorium agar kegiatan dapat berjalan
dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Tindak Lanjut Permasalahan kinerja BUTTMKP Tahun Anggaran 2018
1) Penyusunan Regulasi yang mendorong penggunaan hasil uji terap yang berskala luas di
UPT lingkup Barantan dan stakeholder pengguna hasil uji terap dalam mendukung
akselerasi ekspor yang lebih inovatif, waktu tindaklanjut Januari 2019;
2) Topik diseminasi disesuaikan dengan skala prioritas yang paling dibutuhkan sebagian
besar UPT operasional, waktu tindaklanjut Februari 2019;
3) Menambah kegiatan peningkatan SDM sesuai anggaran yang dibutuhkan, waktu
tindaklanjut Februari 2019;
4) Meninjau kembali peta jabatan BUTTMKP, setelah disesuaikan dengan penambahan
tusi baru dibidang peningkatan SDM Karantina, Januari 2019;
5) Menindaklanjuti kembali langkah strategis yang telah disusun Tim pada tahun 2015,
waktu tindaklanjut Januari 2019.

193
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

188 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

BAB VI. PENUTUP

194
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 189


190 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018
Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

LAMPIRAN

195
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 191


192 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018
Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Lampiran 1. Distribusi Menurut Golongan/Ruang, Jenis Kelamin Dan Pendidikan Berdasarkan Eselon I Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Sumber: Biro Organisasi dan Kepegawaian, 2018

197
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

193
194
Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Lampiran 2. Ringkasan hasil monitoring SOP dan hasil Evaluasi SOP


Sebaran jumlah SOP per eselon I
Mampu Semua orang Mampu menga- Mampu menjawab
Mampu
mendorong Mudah dapat menjalan- tasi permasa- kebutuhan pening- Sinergi satu
No. Unit Kerja dan Jumlah SOP Sudah
peningkatan dilaksanakan kan perannya lahan berkaitan katan kinerja dengan lainnya
dipahami
kinerja masing-masing dengan proses organisasi
1 Sekretariat Jenderal
1.1 Biro Perencanaan 115 115 115 115 115 115 61
1.2 Biro Hukum 43 43 43 43 43 43 32
1.3 Biro Organisasi dan Kepegawaian 185 185 185 185 185 185 166
1.4 Biro Keuangan dan Perlengkapan 122 122 122 122 122 122 90
1.5 Biro Umum dan Pengadaan 76 76 76 76 76 76 35
1.6 Biro Kerjasama Luar Negeri 61 61 61 61 61 61 14
1.7 Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik 24 24 24 24 24 24 20
1.8 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 169 169 169 169 169 169 114
1.9 Pusat Perlindungan Varietas T anaman dan Perizinan Pertanian 120 120 120 120 120 120 63
1.10 Pusat Perpustakaan dan Penyebaran T eknologi Pertanian 151 151 151 151 151 151 63
1.11 Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 68 68 68 68 68 68 9
2 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 808 808 808 808 808 808 194
3 Direktorat Jenderal T anaman Pangan 1754 1754 1754 1754 1754 1754 316
4 Direktorat Jenderal Hortikultura 111 111 111 111 111 111 3
5 Direktorat Jenderal Perkebunan 917 917 917 917 917 917 127
6 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 3255 3255 3255 3255 3255 3255 436
7 Inspektorat Jenderal 753 753 753 753 753 753 94
8 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 3325 3325 3325 3325 3325 3325 256
9 BPPSDMP 2240 2240 2240 2240 2240 2240 266
10 Badan Ketahanan Pangan 250 250 250 250 250 250 127

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


11 Badan Karantina Pertanian 296 296 296 296 296 296 41
Jumlah Total 4843 4843 4843 4843 4843 4843 527

198
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Jumlah SOP
No. Unit Kerja
Generik Spesifik
1 Sekretariat Jenderal
1.1 Biro Perencanaan 54 61
1.2 Biro Hukum 11 32
1.3 Biro Organisasi dan Kepegawaian 19 166
1.4 Biro Keuangan dan Perlengkapan 32 90
1.5 Biro Umum dan Pengadaan 41 35
1.6 Biro Kerjasama Luar Negeri 47 14
1.7 Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik 4 20
1.8 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 55 114
1.9 Pusat Perlindungan Varietas T anaman dan Perizinan Pertanian 57 63
1.10 Pusat Perpustakaan dan Penyebaran T eknologi Pertanian 88 63
1.11 Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 59 9
Jumlah SOP Setjen 467 667
2 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 614 194
3 Direktorat Jenderal T anaman Pangan 1.142 316
4 Direktorat Jenderal Hortikultura 108 3
5 Direktorat Jenderal Perkebunan 790 127
6 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2.819 436
7 Inspektorat Jenderal 659 94
8 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 3.069 256
9 BPPSDMP 1.974 266
10 Badan Ketahanan Pangan 123 127
11 Badan Karantina Pertanian 255 41
12.020 2.527
Jumlah Total SOP
14.547

Lampiran 3. Capaian Hasil PMPRB Kementan Tahun 2018


PMPRB 2018 Nilai 2017
Nilai % Kenaikan
No Komponen Penilaian Nilai % Nilai %
Maksimal (Penurunan)
Capaian Capaian Capaian Capaian
1 2 3 4 5 6 7 8
A PENGUNGKIT
1 Manajemen Perubahan 5 4,86 97,2 3,54 70,8 37,29%
2 Penataan Peraturan Perundang-Undangan 5 5 100 3,13 62,6 59,74%
3 Penataan dan Penguatan Kelembagaan 6 6 100 4,18 69,67 43,54%
4 Penataan Tata Laksana 5 4,88 97,6 4,13 82,6 18,16%
5 Penataan Sistem Manajemen SDM 15 14,81 98,73 12,68 84,53 16,80%
6 Penguatan Akuntabilitas 6 5,78 96,33 3,38 56,33 71,01%
7 Penguatan Pengawasan 12 11,17 93,08 10,02 83,5 11,48%
8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 6 5,9 98,33 5,21 86,83 13,24%
Sub Total Komponen Pengungkit 60 58,39 97,31 46,27 77,1 26,19%
B HASIL
1 Nilai Akuntabilitas Kinerja 14 10,15 72,5 9,96 71,14% 1,91%
2 Survei Internal Integritas Organiasi 6 5,4 90 4,08 68,00% 32,35%
3 Survei Eksternal Persepsi Korupsi 7 5,46 78 5,46 78,00% 0,00%
4 Opini BPK 3 3 100 3 100,00% 0,00%
5 Servei Eksternal Pelayanan Publik 10 8,31 83,1 8,02 80,20% 3,62%
Sub Total Komponen Hasil 40 32,32 80,8 30,52 76,30% 5,90%
Indeks Reformasi Birokrasi 90,71 76,79

Data di atas menunjukkan bahwa Hasil Capaian PMPRB Kementerian Pertanian Tahun 2018
sebesar 90.71. Jika dibandingkan dengan Capaian Nilai Reformasi Birokrasi Tahun 2017
sebesar 76,79, terdapat kenaikan sebesar 18,13%.
200
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 195


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Lampiran 4. Untuk Partisipasi dalam Kegiatan Pameran Tahun 2018


1. Tanggal 10 s.d. 13 Mei 2018 di Jakarta Convention Center (JCC) Pameran Indonesia Agrofood Expo 2018 ke-18
2. Tanggal 4 s.d. 6 Juli 2018 di Jakarta Convention Center (JCC) Indo Livestock Expo 2018
3. Tanggal 27 s.d. 30 Juli 2018 di Kartika Expo, Balai Kartini Gelar Pangan Nusantara 2018
4. Tanggal 8 s.d. 13 Agustus 2018 di Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian, Bogor Agro Inovasi Fair 2018
5. Tanggal 16 s.d. 25 Agustus di Dekranasda Jakabaring, Palembang Sumsel Expo 2018
6. Tanggal 3 s.d. 6 September 2018 di Hotel Anvaya, Bali Rapat Pimpinan (Rapim) Terpadu Kementerian Pertanian
7. Tanggal 12-16 September 2018 di Jakarta Convention Center (JCC) Indonesia International Book Fair (IIBF) 2018
8. Tanggal 20 September 2018 di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Tahun 2018
9. Tanggal 20 s.d. 23 September 2018 di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) Pameran Spektra Horti 2018
Lembang, Bandung Barat.
10. Tanggal 21 s.d. 24 September 2018 di Provinsi Bangka Belitung KTNA Expo-Pameran Pembangunan Pertanian, Perikanan dan
Kelautan Indonesia
11. Tanggal 18 s.d. 21 Oktober 2018 di Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit, Kab Peringatan Hari Pangan Sedunia ke 38 Tahun 2018
12. Tanggal 2 s.d. 4 Desember 2018 di Hotel Novotel, Tangerang. Pameran Sinergi Aksi Informasi dan Komunikasi Publik (SAIK)

13. Tanggal 5 Desember 2018 di Mabes ABRI Cilangkap Pameran Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD)

Lampiran 5. Lampiran Biro Keuangan dan Perlengkapan


Rekapitulasi SK Penetapan Kantor Pusat dan Kantor Daerah tahun 2018
Pejabat Yg Di Usulan
No. Eselon I Usulan
KPA BPG BPN
1 Setjen 7 7
2 Itjen
3 Dit.T.Pangan 1 1
4 Dit.Hort 2 2
5 Dit.Bun 1 1
6 Dit.Pkh 13 8 3 2
7 Dit.Psp
8 Badan Litbang 28 27 1
9 Badan Sdm 18 17 1
10 Bkp 1 1
11 Barantan 19 16 2 1
Jumlah 90 75 6 5

201
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

196 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

LAMPIRAN BIRO HUMAS


Lampiran 6. Kategori Eselon I
No Nama Unit Kerja Nilai Peringkat
1 Badan Karantina Pertanian 90,49 1
2 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 83,27 2
3 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 82,41 3
4 Inspektorat Jenderal 79,84 4
5 Direktorat Jenderal Perkebunan 71,65 5

Lampiran 7. Kategori Eselon II


No Nama Unit Kerja Nilai Peringkat
1 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen 87,28 1
Pertanian Bogor
2 Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian Ciawi 86,71 2
3 Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang 84,05 3
4 Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Serpong 82,27 4
5 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Bogor 74,08 5

Lampiran 8. Kategori Eselon III


No Nama Unit Kerja Nilai Peringkat
1 Balai Embrio Ternak Cipelang 89,79 1
2 Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta 75,25 2
3 Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar 74,83 3
4 Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram 70,91 4
5 Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Bangkalan 69,71 5

LAMPIRAN PUSDATIN
Lampiran 9. Atlas sebaran fase pertanaman padi sawah di Indonesia
(1) Periode 24 desember 2017 – 8 Januari 2018, edisi 46 (12) Periode 17 Juni – 2 Juli 2018, edisi 57
(2) Periode 8 - 24 Januari 2018, edisi 47 (13) Periode 4-19 Juli 2018, edisi 58
(3) Periode 25 Januari – 9 Februari, edisi 48 (14) Periode 20 Juli – 4 Agustus 2018, edisi 59
(4) Periode 10 Februari – 25 Februari 2018, edisi 49 (15) Periode 5 – 20 Agustus 2018 , edisi 60
(5) Periode 26 Februari – 13 Maret, edisi 50 (16) Periode 21 Agustus – 5 September 2018, edisi 61
(6) Periode 14 – 29 Maret, edisi 51 (17) Periode 6 – 21 September 2018, edisi 62
(7) Periode 30 Maret - 14 April 2018, edisi 52 (18) Periode 21September – 7 Oktober 2018, edisi 63
(8) Periode 15 - 30 April 2018, edisi 53 (19) Periode 8 – 23 Oktober 2018, edisi 64
(9) Periode 1 - 16 Mei 2018, edisi 54 (20) Periode 24 Oktober – 8 November 2018, edisi 65
(10) Periode 17 Mei - 1 Juni 2018, edisi 55 (21) Periode 9 – 24 November 2018, edisi 66
(11) Periode 2 – 17 Juni 2018, edisi 56 (22) Periode 25 November – 10 Desember 2018, edisi 67
(12) Periode 17 Juni – 2 Juli 2018, edisi 57 (23) Periode 11 – 16 Desember 2018, edisi 68
Edisi 46 – 68

202
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 197


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Lampiran 10. Hibah BMN berupa Kendaraan Roda Dua / Sepeda Motor
HARGA
NO PROVINSI UNIT JUMLAH (Rp.) NUP KETERANGAN
SATUAN (Rp.)
1 RIAU 6 13.410.000 80.460.000 240 - 245 Selesai
2 KALIMANTAN TIMUR 3 13.410.000 40.230.000 223 - 225 Selesai
3 SULAWESI TENGAH 6 13.410.000 80.460.000 226 - 229 Selesai
4 SUMATERA UTARA 25 13.410.000 335.250.000 121 - 145 Proses Hibah
5 KALIMANTAN BARAT 10 13.410.000 134.100.000 202 - 211 Proses Hibah
TOTAL 50 670.500.000

Penghapusan BMN

Lampiran 11. Hibah BMN berupa Alat Ukur GPS


HARGA
NO PROVINSI UNIT JUMLAH (Rp.) NUP KETERANGAN
SATUAN (Rp.)
1 KALIMANTAN BARAT
- Trible Juno ST 15 6,303,000 94,545,000 1379-1393 TA. 2008
- Trible Juno SB 15 10,640,000 159,600,000 1901-1915 TA. 2009
TOTAL 30 254,145,000

No Terlaksana proses Usulan Persetujuan Jumlah Nilai


1. Lelang BMN berupa Barang Inventaris Kantor 536 Unit 780.605.000
2. Penjualan BMN berupa Kendaraan Roda 4 / 1 unit 43.000.000
Mobil
3 Alih Status BMN berupa Alat ukur Ubinan pada 1.520 2.427.386.800
BPS unit/set
4. Hibah BMN berupa Kendaraan Roda 2 / Sepeda 22 unit 295.020.000,-
Motor pada Provinsi Sumatera Selatan, Nusa
Tenggara Timur, Sulawesi Utara dan Kepulauan
Riau
5. Hibah BMN berupa Alat Ukur Global Positioning 57 unit 511.066.000,-
System (GPS) pada Provinsi Nusa Tenggara
Timur, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara

LAMPIRAN PPVT
Lampiran 12. Target dan Realisasi Permohonan Hak PVT Tahun 2018
Permohonan Hak Permohonan Hak PVT Tahun 2018
No. Komoditas PVT Tahun 2017 Target Realisasi
1. Tan. Pangan 29 15 11
2. Tan. Sayuran 8 12 16
3. Tan. Hias 6 10 13
4. Tan. Buah 7 5 3
5. Tan. Perkebunan/ Industri/Kehutanan 5 2 3
6. Tan. Pakan Ternak 1 1 2
TOTAL 56 45 48
203
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

198 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Lampiran 13. Capaian Kinerja Pelayanan Pendaftaran Varietas Lokal dan Hasil
Pemuliaan Tahun 2018 dan 2017
2018 2017
Target
No Jenis Tanaman Penerbitan Penerbitan
2018 Permohonan Permohonan
TDV TDV
1 Tan. Pangan 30 259 262 126 127
2 Tan. Sayuran 8 83 81 40 38
3 Tan. Buah 45 152 153 94 99
4 Tan. Hias 45 36 36 20 20
5 Tan. Obat/Rempah 50 9 9 4 4
6 Tan. Bun/Industri 2 109 111 48 51
Tan. Rumput Hijauan
7 pakan ternak - 5 7 8 2

Jumlah 180 653 659 340 343


Peningkatan Permohonan 192%
Peningkatan Penerbitan TDV 192%

Lampiran 14. Target dan Realisasi Permohonan Pendaftaran Varietas Lokal Melalui
Kerjasama Percepatan Pendaftaran Varietas Lokal Tahun 2018
No Provinsi Target Realisasi Prosentase (%)
1. Aceh 16 16 100
2. Sumatera Utara 5 3 60
3. Sumatera Barat 5 9 180
4. Jambi 8 7 88
5. Riau 4 6 150
6. Bengkulu 16 5 31
7. Bangka Belitung 10 12 120
8. Sumatera Selatan 10 6 60
9. Lampung 6 6 100
10. Kepulauan Riau 4 3 75
11. DKI Jakarta 5 5 100
12. Jawa Barat 10 9 90
13. Banten 10 20 200
14. Jawa Tengah 10 10 100
15. Yogyakarta 10 11 110
16. Jawa Timur 16 17 106
17. Bali 10 10 100
18. Nusa Tenggara Barat 10 10 100
19. Nusa Tenggara Timur 11 22 200
20. Kalimantan Selatan 10 10 100
21. Kalimantan Timur 10 7 70
22. Kalimantan Barat 5 6 120
23. Kalimantan Tengah 10 10 100
24. Sulawesi Selatan 10 15 150
25. Sulawesi Tengah 5 6 120
26. Sulawesi Utara 6 6 100
27. Sulawesi Tenggara 10 10 100
28. Sulawesi Barat 10 15 150
29. Maluku 11 15 136
30. Maluku Utara 20 27 135
31. Gorontalo 6 5 83
32. Papua 6 6 100
33. Papua Barat 5 5 100
Total 300 330 204
110%
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 199


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Lampiran 15. Capaian Kinerja Pelayanan Perizinan Pestisida Tahun 2018 dan 2017
TARGET 2.018 2.017
NO JENIS PERMOHONAN
2018 PERMOHONAN PENERBITAN PERMOHONAN PENERBITAN
A PENDAFTARAN PESTISIDA
1 Pendaftaran Izin Tetap Baru 150 305 216 272 290
2 Pendaftaran Izin Tetap Ulang 400 614 611 635 659
3 Pendaftaran Izin Tetap Ekspor 20 51 52 54 46
4 Pendaftaran Izin Tetap Bahan Teknis 100 190 117 148 123
5 Pendaftaran Izin Percobaan 230 491 427 375 391
JUMLAH A 900 1.651 1.423 1.484 1.509
B LAYANAN PESTISIDA LAINNYA
1 Perluasan Penggunaan 100 169 82 148 114
2 Perubahan Nama Pestisida 50 82 74 89 90
3 Perubahan Pemegang Pendaftaran 80 219 137 105 122
4 Perubahan Nomor Pendaftaran - 17 17 9 7
5 Perubahan Dosis/Konsentrasi 5 34 7 24 20
6 Perubahan Kode/Bentuk - 11 5 5 3
7 Perubahan Bid. Penggunaan/Jenis/Komoditi/OPT Terdaftar 5 41 34 32 20
8 Perubahan Cara Kerja - 11 2 8 5
9 Penambahan/Perubahan Asal Bahan Aktif/Bahan Teknis 10 78 87 29 37
10 Perpanjangan Izin Percobaan 80 111 134 125 175
11 Pengesahan Label 300 592 710 626 691
12 Pembuatan Sertifikat 600 1.431 1.549 1.234 1.245
13 Pengambilan Sampel Pestisida dan Segel 600 1.462 1.565 1.327 1.339
14 Uji Mutu Non Parakuat 600 1.085 1.085 1.110 1.171
15 Uji Mutu Parakuat 10 59 37 34 34
16 Uji Mutu Bahan Teknis 50 255 258 140 146
17 Uji Toksisitas 50 332 294 194 192
18 Pengesahan Protokol Uji Efikasi 600 1.273 1.484 1.147 1.252
19 Keterangan Lain-lain 100 158 110 179 106
20 Keterangan Impor Sampel Penelitian 100 324 324 283 283
21 Keterangan Impor Pestisida Terintegrasi INSW 200 888 888 685 685
22 Keterangan Impor Sampel Pendaftaran Terintegrasi INSW 50 57 57 153 153
23 Keterangan Impor Pestisida Alih Kuasa Terintegrasi INSW 10 7 7 58 58
JUMLAH B 3.600 8.696 8.947 7.744 7.948
TOTAL A + B 4.500 10.347 10.370 9.228 9.457
% Naik/Turun Permohonan 12,13
% Naik/Turun Penerbitan Surat Izin 9,65

*) Data per 15 Desember 2018


Lampiran 16. Capaian Kinerja Pelayanan Perizinan Peternakan Tahun 2018 dan 2017
Target 2018 2017
No Jenis Perizinan
2018 Permohonan Penerbitan Permohonan Penerbitan
1 Pemasukan dan pengeluaran bibit/benih
- Pemasukan bibit sapi 5 11 8 5 5
- Pemasukan bibit kerbau 1 - - - -
- Pemasukan bibit kambing 4 14 7 8 4
- Pemasukan bibit kuda 1 - - - -
Pemasukan bibit babi 0 1 1
- Pemasukan bibit DOC 35 65 38 47 47
- Pemasukan bibit DOD 1 3 4 - -
- Pemasukan bibit kelinci 1 - - - -
- Pemasukan benih (semen) 15 17 10 12 11
- Pemasukan benih (telur tetas) 15 5 5 13 12
Pengeluaran bibit (DOC) 0 11 10 - -
- Pengeluaran benih (semen) 1 1 1 - -
- Pengeluaran benih (telur tetas) 10 5 5 16 15
Pengeluaran benih kambing/domba 0 1 1 - -
2 Pendaftaran Pakan Ternak 230 702 161 1137 156
3 Izin Usaha Obat Hewan 20 209 35 27 26
4 Pendaftaran/Registrasi Obat Hewan 25 - - - -
5 Pemasukan dan Pengeluaran Obat Hewan 125 - - - -
6 Pemasukan karkas, daging, dan olahannya 575 875 507 599 216
7 Pemasukan ternak ruminansia besar 100 106 74 127 80
8 Pemasukan/pengeluaran bahan pakan asal hewan
- Pemasukan bahan pakan asal hewan 2000 4009 3358 4303 2661
- Pengeluaran bahan pakan asal hewan 10 - - - -
9 Pemasukan/pengeluaran bahan pakan asal tumbuhan
Pemasukan bahan pakan asal tumbuhan 1216 - - - -
Pengeluaran bahan pakan asal tumbuhan 10 - - - -
10 Pengeluaran ruminansia kecil dan babi 0 3 3 - -
JUMLAH 4400 6038 4228 6294 3233
% Naik/Turun Permohonan RPP -4,1
% Naik/Turun Penerbitan RPP 30,8

205
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

200 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Lampiran Inspektorat Jenderal Pertanian


Lampiran 17. Penilaian Maturitas SPI Unit Eselon I Kementerian Pertanian Tahun 2017 –
2018
NO UNIT KERJA 2017 2018
NILAI KATEGORI NILAI KATEGORI
1. Direktorat Jenderal Prasarana dan 2,93 Berkembang 3,074 Terdefinisi
Sarana Pertanian
2. Direktorat Jenderal Peternakan dan 3 Terdefinisi 3,149 Terdefinisi
Kesehatan Hewan
3. Badan Pengembangan Sumber Daya 2,93 Berkembang 3,082 Terdefinisi
Manusia Pertanian
4. Direktorat Jenderal Hortikultura*) 3,5 Terdefinisi 3,074 Terdefinisi
5. Inspektorat Jenderal 3 Terdefinisi 3,159 Terdefinisi
6. Sekretariat Jenderal 2,93 Berkembang 3,112 Terdefinisi
7. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan*) 3,32 Terdefinisi 3,112 Terdefinisi
8. Direktorat Jenderal Perkebunan*) 3,18 Terdefinisi 3,037 Terdefinisi
9. Badan Ketahanan Pangan* 3,07 Terdefinisi 3,037 Terdefinisi
10. Badan Litbang Pertanian 2,93 Berkembang 3,172 Terdefinisi
11. Badan Karantina Pertanian* 2,87 Berkembang 3,147 Terdefinisi
Sumber data : Hasil Penilaian BPKP, 2018
Ket : *) Penilaian Mandiri Inspektorat Jenderal

Lampiran Ditjen Peternakan Dan Kesehatan Hewan


Lampiran 18. Perkembangan Populasi Ternak Sapi Lokal Tahun 2018
NO PELAKSANA EKOR PERSENTASE
PENGADAAN/PROVINSI TARGET REALISASI (%)
1 Dinas Bali 300 300 100
2 BPTU-HPT Denpasar 440 180 41
3 Dinas Riau 40 40 100
4 Dinas Sulawesi Utara 40 40 100
5 Dinas Maluku Utara 350 350 100
6 Dinas Sulawesi Tenggara 350 350 100
7 Dinas Papua 75 75 100
8 Dinas Papua Barat 175 175 100
9 Dinas Jawa Tengah 40 40 100
10 Dinas Jawa Timur 50 50 100
TOTAL 1.860 1.600 86

Lampiran 19. Perkembangan Populasi Ternak Kerbau Lokal Tahun 2018


NO PELAKSANA EKOR PERSENTASE
PENGADAAN/PROVINSI TARGET REALISASI (%)
1 Dinas Sumut 240 0 0
2 Dinas Maluku 80 80 100
3 Dinas Banten 42 42 100
4 Dinas NTB 16 16 100
5 Dinas Kaltara 80 80 100
6 BBVet Maros 200 0 0
TOTAL 738 218 30

206
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 201


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Lampiran 20. Perkembangan Populasi Ternak Kambing Lokal Tahun 2018


NO PELAKSANA PENGADAAN/PROVINSI EKOR PERSENTASE
TARGET REALISASI (%)
1 Dinas Sultra 150 150 100
2 Dinas Bali 10 7 70
3 BBVET Maros 2250 2228 99
4 BBPTU-HPT Baturraden 2000 2020 101
TOTAL 4410 4405 99

Lampiran 21. Wilayah Bebas Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) Sampai Tahun 2018

207
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

202 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Lampiran 22. Wilayah Bebas Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) Sampai Tahun 2018

Lampiran 23. Data Ekspor Obat Hewan


JENIS SEDIAAN TAHUN
2017 2018
Biologik Jumlah (1.000 dosis) 1.554.005,5 2.513.159.100
NilaiEkspor (dalam 1.000 USD) 11.666,548 6.408,01
Nilai Ekspor (dalam 1.000 IDR) 151.956.787,7 96.120.161,11
Farmasetik Jumlah (Ton) 8,1 29.687
NilaiEkspor (dalam 1.000 USD) 146,956 1.845,53
Nilai Ekspor (dalam 1.000 IDR) 1.914.101,9 27.682.892,41
Premiks Jumlah (Ton) 624.235 208.421
Nilai Ekspor (dalam 1.000 USD) 116.773,647 263.834,23
NilaiEkspor (dalam 1.000 IDR) 1.520.976,752 3.957.513.421,67

208
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 203


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Lampiran 24. Negara Tujuan ekspor Obat Hewan


Benua Negara Tujuan
Eropa Albania, Austria, Belanda, Belarus, Belgia, Britania Raya, Bulgaria, Croatia, Cyprus,
Denmark, Finlandia, Georgia, Hungaria, Inggris, Irlandia, Italia, Jerman, Kroasia, Lithuania,
Norwegia, Perancis, Polandia, Rumannia, Rusia, Serbia, Slovenia, Spanyol, Swedia ,
Ukraina dan Yunani
Amerika Amerika Serikat, Argentina, Brazil, Chile, Ekuador, Guatemala, Kolombia, Maroko, Meksiko,
Peru dan Portugal
Afrika Algeria, Bhutan, Ethiophia, Ghana, Kenya, Maroko, Mesir, Montenegro, Nigeria, Tunisia,
Tanzinia, Uganda, Yaman, Zambia dan Zimbabwe
Asia Arab Saudi, Bangladesh, Brunei Darussalam, China, Filipina, Hongkong, India, Irak, Iran,
Jepang, Kamboja, Korea Selatan, Kuwait, Libanon, Libya, Malaysia, Myanmar, Nepal,
Oman, Pakistan, Singapura, Siria, Sri lanka Taiwan, Thailand, Timor Leste, Turki, Vietnam,
Yaman, dan Yordania
Australia Australia dan New Zealand

Lampiran 25. Perusahaan eksportir Obat Hewan

209
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

204 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

No. Nama Produsen Obat Hewan S ertifikasi/ Ruang Lingkup


Resertifikasi
1. PT. Romindo Primavetcom Resertifikasi 1. �������������������������������������
2. Antibakteri (Serbuk Oral dan Cairan Oral)
3. Anti parasit, Anthelmentika (Serbuk Oral dan Cairan Oral)
4. Anti parasit, Antiprotozoa (Serbuk Oral dan Cairan Oral)
5. Vitamin dan Mineral (Serbuk Oral dan Cairan Oral)
6. Desinfektan (Cairan)
7. Premiks
2. PT. Otasindo Prima Satwa Resertifikasi 1. �����������������������������������������������������
2. Antibakteri (serbuk oral)
3. Anti parasit, Anthelmentika (cairan oral)
4. Vitamin dan Mineral (serbuk oral)
5. Desinfektan (cairan)
6. Premiks (serbuk)
3. PT. Agro Makmur Sentosa Resertifikasi 1. �������������������������������������
2. Antibakteri (Serbuk Oral)
3. Anthelmentika (Serbuk Oral)
4. Antiparasit (Serbuk Oral dan Cairan Oral)
5. Vitamin dan Mineral (Serbuk Oral)
4. PT. Sanbio Laboratories Resertifikasi 1. Vaksin Virus Aktif untuk Unggas
2. Vaksin Virus Inaktif untuk Unggas
5. PT. Agrinusa Jaya Santosa Resertifikasi 1. ���������������������������������
2. �������������������������������������������������������
3. Vitamin dan Mineral (Serbuk Oral)
4. Premiks
5. Obat Alami (Serbuk Oral dan Cairan Oral)
6. PT. Eka Farma Resertifikasi 1. ��������������������������������������������������������������
2. Antibakteri (Serbuk oral, cairan oral dan kapsul)
3. Anti parasit, Anthelmentika (Serbuk oral, cairan oral, kapsul, kaplet dan bolus)
4. Anti parasit, Antiprotozoa (Serbuk topikal, cairan oral dan cairan topikal)
5. Anti parasit, Antifungi (Serbuk topikal, cairan oral, cairan topikal dan semi padat)
6. Vitamin dan Mineral (Serbuk oral, cairan oral, kapsul dan blok)
7. Roboransia (Serbuk oral dan kapsul)
8.Obat Herbal (Serbuk oral, cairan oral, kapsul, pil dan bolus)
7. PT. Kymmoshi Global Indonesia Sertifikasi Desinfektan – Cairan
8. PT. Bina Citra Agrofarma Sertifikasi 1. Farmasetik Non Steril, Non Antibiotik, Non Betalaktam (serbuk oral dan cairan oral)
2. Premiks (serbuk oral)
9. CV. Multi Meditas Pratama Sertifikasi Farmasetik Non Steril (Serbuk Oral dan Cairan Oral)
10. PT. Romindo Primavetcom Sertifikasi Farmasetik Steril (Injeksi)
11 PT. Satwa Medika Utama Sertifikasi 1. Farmasetik Non Steril (serbuk oral dan cairan)
2. Premiks (serbuk oral dan cairan oral)
12 PT. Biotis Prima Agrisindo Sertifikasi 1. Vaksin virus aktif untuk unggas (kering beku dan cairan injeksi)
2. Vaksin virus inaktif untuk unggas (emulsi injeksi)
3. Vaksin virus Aktif untuk hewan besar (cairan injeksi)
4. Vaksin virus inaktif untuk hewan besar (emulsi injeksi)
13 PT.Vadco Prosper Mega Sertifikasi Farmasetik steril (cairan injeksi)

Lampiran 26. Data Pemotongan Betina Produktif Nasional Bulan Januari-November


Tahun 2017 dan 2018
Pemotongan sd November %Penurunan
No Provinsi Pemotongan Betina
2017 2018
Produktif
1 Bali 1.269 1.000 21,2
2 Bengkulu 136 29 78,68
3 Di Yogyakarta 1.384 276 80,06
4 Jambi 1.397 608 56,48
5 Jawa Barat - 230 -23.000,00
6 Jawa Tengah 4.492 2.303 48,73
7 Jawa Timur 262 212 19,08
8 Kalimantan Barat 303 61 79,87
9 Kalimantan Timur 396 23 94,19
210
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 205


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

10 Nusa Tenggara Barat 19 56 -194,74


11 Nusa Tenggara Timur 272 17 93,75
12 Riau 932 426 54,29
13 Sulawesi Selatan 1.310 740 43,51
14 Sulawesi Tenggara 5.462 1.731 68,31
15 Sulawesi Utara 1.070 338 68,41
16 Sumatera Barat 387 390 -0,78
17 Sumatera Selatan 763 74 90,3
Total di Lokasi Target 19.854 8.514 57,12
1 Aceh 540 262 51,48
2 Bangka Belitung 0 1 -100
3 Banten 0 0
4 Dki Jakarta 0 0
5 Gorontalo 0 22 -22.000,00
6 Kalimantan Selatan 9 46 -411,11
7 Kalimantan Tengah 98 40 59,18
8 Kalimantan Utara 9 12 -33,33
9 Kepulauan Riau 46 1 97,83
10 Lampung 1 0 100
11 Maluku 0 567 -56.700,00
12 Maluku Utara 68 18 73,53
13 Papua 53 23 56,6
14 Papua Barat 6 40 -566,67
15 Sulawesi Barat 411 666 -62,04
16 Sulawesi Tengah 431 737 -71
17 Sumatera Utara 193 94 51,3
Total di Lokasi Non Target 1.865 2.529 -35,6
Total 21.719 11.043 49,16

211
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

206 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

LAMPIRAN BARANTAN
Lampiran 27. Status Akreditasi Laboratorium UPT Lingkup Badan Karantina Pertanian S/D
Desember 2018

Persiapan Pengajuan
Akreditasi ke KAN
Akreditasi di KAN
Dalam Proses
Terakreditasi

Pengajuan
Status
No Nama Laboratorium Keterangan

1. Laboratorium BBUSKP 
2. Laboratorium BBKP Makassar 
3. Laboratorium BBKP Surabaya 
4. Laboratorium BBKP TanjungPriok 
5. Laboratorium BBKP SoekarnoHatta 
6. Laboratorium BBKP Belawan 
7. Laboratorium BKP Kelas I Denpasar 
8. Laboratorium BKP Kelas I Balikpapan 
9. Laboratorium BKP Kelas I Palembang 
10. Laboratorium BKP Kelas II Medan 
11. Laboratorium BKP Kelas I Jambi 
12. Laboratorium BKP Kelas I Mataram 
13. Laboratorium BKP Kelas I Banjarmasin 
14. Laboratorium BKP Kelas I Bandar 
Lampung
15. Laboratorium BKP Kelas II Cilegon 
16. Laboratorium BKP Kelas II Kendari 
17. Laboratorium BKP Kelas II Pangkal 
Pinang
18. Laboratorium BKP Kelas II Yogyakarta 
19. Laboratorium SKP Kelas I Banda Aceh 
20. Laboratorium BKP Kelas I Kupang   Sudah di assessment, dalam
proses tindakan perbaikan dan
verifikasi
 Tindakan perbaikan oleh tim
assessor KAN
21. Laboratorium BKP Kelas II Tanjung 
Pinang
22. Laboratorium SKP Kelas I Biak 
23. Laboratorium SKP Kelas I Samarinda 
24. Laboratorium SKP Kelas I Sumbawa 
Besar
25. Laboratorium BKP Kelas II Palangkaraya 
26. Laboratorium BKP Kelas I Padang 
27. Laboratorium BKP Kelas I Batam 
28. Laboratorium SKP Kelas I Bengkulu 
29. Laboratorium BKP Kelas I Manado 
30. Laboratorium BKP Kelas I PekanBaru 
31. Laboratorium BKP Kelas II Tarakan 
212
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 207


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

32. Laboratorium BKP Kelas II Gorontalo 


33. Laboratorium SKP Kelas I Tanjung Balai 
Asahan
34. Laboratorium SKP Kelas I Bandung 
35. Laboratorium BKP Kelas I Semarang 
36. Laboratorium SKP Kelas I Cilacap 
37. Laboratorium SKP Kelas II Bangkalan 
38. Laboratorium BKP Kelas I Pontianak 
39. Laboratorium SKP Kelas I Entikong   Belum mengajukan akreditasi
ke KAN,
 Lab sedang renovasi, tidak ada
sampel yang diuji di lab
40. Laboratorium BKP Kelas II Palu   Sudah diassesment, dalam
poses tindakan perbaikan oleh
laboratorium
 Verifikasi tindakan perbaikan
oleh assessor KAN
41. Laboratorium SKP Kelas I Pare-pare 
42. Laboratorium BKP Kelas I Jayapura 
43. Laboratorium BKP Kelas IITernate 
44. Laboratorium SKP Kelas II Tanjung Balai 
Karimun
45. Laboratorium SKP Kelas II Mamuju 
46. Laboratorium SKP Kelas I Ambon 
47. Laboratorium SKP Kelas I Timika 
48. Laboratorium SKP Kelas I Sorong 
49. Laboratorium SKP Kelas II Ende   Dalam proses pengajuan
akreditasi ke KAN (upload
dokumen ke KAN
50. Laboratorium SKP Kelas II Manokwari   Dalam proses pengajuan
akreditasi ke KAN (upload
dokumen ke KAN
51. Laboratorium SKP Kelas I Merauke 
Jumlah 46 2 3

213
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

208 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Lampiran 28. Frekuensi layanan sertifikasi Karantina Hewan per UPT Karantina
Pertanian
Pemeriksaan Pembebasan
No UPT
Impor Ekspor DM DK Impor Ekspor DM DK
1 BBKP Belawan 827 52 292 1129 827 52 292 1119
2 BBKP Makasar 96 39 8875 11929 87 38 8852 11910
3 BBKP Soekarno-Hatta 6603 7925 15693 27941 6570 7914 15690 27940
4 BBKP Surabaya 7292 5998 7061 85028 7285 5998 7033 85017
5 BBKP Tanjung Priok 20218 439 223 5859 20209 439 223 5848
6 BKP Kelas I Balikpapan 2 30 10240 12168 0 30 10216 12168
7 BKP Kelas I B. Lampung 511 5 4446 31337 511 5 4432 31261
8 BKP Kelas I Banjarmasin 0 2 10510 9384 0 2 10484 9383
9 BKP Kelas I Batam 124 807 7502 9428 124 807 7502 9428
10 BKP Kelas I Denpasar 251 820 6965 11844 162 814 6798 11796
11 BKP Kelas I Jambi 0 7 863 3952 0 7 863 3952
12 BKP Kelas I Jayapura 0 0 3299 6673 0 0 3278 6673
13 BKP Kelas I Kupang 0 1 2719 6215 0 1 2678 6215
14 BKP Kelas I Manado 0 0 3037 4993 0 0 3037 4993
15 BKP Kelas I Mataram 1 12 9412 5879 1 12 9412 5879
16 BKP Kelas I Padang 32 4 582 2381 0 4 581 2381
17 BKP Kelas I Palembang 12 15 1538 9717 7 15 1538 9716
18 BKP Kelas I Pekanbaru 38 177 2534 9764 33 177 2534 9763
19 BKP Kelas I Pontianak 1 63 2643 11480 0 63 2641 11479
20 BKP Kelas I Semarang 1328 1842 3825 7056 1296 1842 3795 7056
21 BKP Kelas II Cilegon 13 0 13487 11399 13 0 13472 11247
22 BKP Kelas II Gorontalo 0 0 1552 885 0 0 1521 880
23 BKP Kelas II Kendari 0 44 5236 1653 0 44 5236 1653
24 BKP Kelas II Medan 39 2728 5092 6439 26 2728 5086 6438
25 BKP Kelas II Palangkaraya 3 0 3561 12080 3 0 3556 12078
26 BKP Kelas II Palu 0 2 2742 3065 0 2 2740 3063
27 BKP Kelas II Pangkal Pinang 2 0 8778 3629 0 0 8761 3628
28 BKP Kelas II Tanjung Pinang 263 371 3646 3524 249 367 3643 3523
29 BKP Kelas II Tarakan 0 7 2733 9834 0 7 2733 9834
30 BKP Kelas II Ternate 0 0 2068 501 0 0 1943 501
31 BKP Kelas II Yogyakarta 110 707 4512 6574 39 707 4505 6574
32 SKP Kelas I Ambon 0 0 538 336 0 0 534 336
33 SKP Kelas I Banda Aceh 1 7 1346 1610 0 7 1346 1610
34 SKP Kelas I Bandung 19 190 2965 1907 7 190 2965 1907
35 SKP Kelas I Bengkulu 0 0 1535 823 0 0 1533 823
36 SKP Kelas I Biak 0 0 2299 792 0 0 2255 792
37 SKP Kelas I Cilacap 6 0 0 0 6 0 0 0
38 SKP Kelas I Entikong 53 1 0 0 0 1 0 0
39 SKP Kelas I Merauke 0 0 884 3037 0 0 859 3037
40 SKP Kelas I Pare-Pare 0 0 5759 9088 0 0 5758 9087
41 SKP Kelas I Samarinda 0 5 4519 5776 0 5 4518 5776
42 SKP Kelas I Sorong 0 0 2753 612 0 0 2686 611
43 SKP Kelas I Sumbawa Besar 0 0 2679 11035 0 0 2678 11028
44 SKP Kelas I TB Asahan 1 18 0 680 0 18 0 680
45 SKP Kelas I Timika 19 0 2109 80 19 0 2109 78
46 SKP Kelas II Bangkalan 0 0 7298 3136 0 0 7284 3134
47 SKP Kelas II Mamuju 0 0 433 2473 0 0 433 2473
48 SKP Kelas II Manokwari 0 0 1942 861 0 0 1912 861
49 SKP Kelas II TB Karimun 87 69 2021 2133 3 69 2015 2133
50 SKP Kelas II Ende 0 0 1 662 0 0 0 662
TOTAL 37952 22387 194747 378781 37477 22365 193960 378424
Sumber: Aplikasi IQ FAST tahun 2018.

214
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 209


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Lampiran 29. Frekuensi Kegiatan Tindakan Karantina Impor, Ekspor Domestik Masuk
dan Domestik Keluar (Karantina Hewan)
Tindakan Frekuensi (kali)
No
Karantina Hewan Impor Ekspor DM DK
1. Hewan Hidup
a. Pemeriksaan 3.296 3.646 125.143 222.043
b. Pelepasan 2.821 3.624 124.356 221.686
2. Bahan Asal Hewan
a. Pemeriksaan 38.351 14.939 73.566 177.253
b. Pelepasan 37.876 14.917 72.779 176.896
3. Hasil Bahan Asal Hewan
a. Pemeriksaan 680 138 7.286 1.592
b. Pelepasan 205 116 6.481 1.235
4. Media Pembawa/ BendaLain
a. Pemeriksaan 7.919 1.989 20.365 43.904
b. Pelepasan 7.444 1.967 19.578 43.547
Sumber: Aplikasi IQ FAST tahun 2018.

Lampiran 30. Frekuensi layanan sertifikasi Karantina Tumbuhan per UPT Karantina
Pertanian
Pemeriksaan Pembebasan
No UPT
Impor Ekspor DM DK Impor Ekspor DM DK
1 BBKP Belawan 7219 13232 205 1371 7161 12770 205 1337
2 BBKP Makasar 359 2765 8229 19853 295 2763 8226 19847
3 BBKP Soekarno-Hatta 7347 13683 9739 33071 7284 13521 9738 33070
4 BBKP Surabaya 30097 37021 208 92351 30086 34798 206 92225
5 BBKP Tanjung Priok 33264 12316 1615 17618 33182 12304 1613 17603
6 BKP Kelas I Balikpapan 3886 139 17201 2006 3885 139 17196 2005
7 BKP Kelas I B. Lampung 727 10041 3637 10550 726 9990 3636 10542
8 BKP Kelas I Banjarmasin 72 1632 10971 1227 72 1631 10970 1227
9 BKP Kelas I Batam 4155 2082 7656 3682 4136 2082 7656 3682
10 BKP Kelas I Denpasar 335 5218 2303 3878 315 4808 2302 3870
11 BKP Kelas I Jambi 29 2200 1355 2271 29 2200 1355 2270
12 BKP Kelas I Jayapura 818 48 2997 9162 817 47 2997 9162
13 BKP Kelas I Kupang 1 28 3214 3354 1 28 3213 3354
14 BKP Kelas I Manado 4 1343 4548 4397 4 1318 4548 4395
15 BKP Kelas I Mataram 7 71 2786 12619 6 71 2784 12619
16 BKP Kelas I Padang 8 2106 239 7066 8 2070 239 7066
17 BKP Kelas I Palembang 188 4564 1312 7251 170 4535 1312 7251
18 BKP Kelas I Pekanbaru 499 8122 728 2762 496 8121 728 2761
19 BKP Kelas I Pontianak 361 3041 11262 8159 361 3032 11259 8156
20 BKP Kelas I Semarang 7584 10287 944 11269 7578 10242 944 11268
21 BKP Kelas II Cilegon 1183 694 87 29056 1160 694 87 28747
22 BKP Kelas II Gorontalo 0 5 2068 1697 0 5 2068 1697
23 BKP Kelas II Kendari 5 3 4673 5017 5 3 4673 5016
24 BKP Kelas II Medan 409 3884 1100 13689 385 3883 1091 13667
25 BKP Kelas II Palangkaraya 0 568 5628 1583 0 567 5624 1583
26 BKP Kelas II Palu 0 225 3501 7526 0 188 3500 7524
27 BKP Kelas II Pangkal Pinang 3 349 9742 3129 0 349 9739 3118
28 BKP Kelas II Tanjung Pinang 264 148 3812 787 263 148 3812 787
215
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

210 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

29 BKP Kelas II Tarakan 0 130 4218 836 0 130 4217 835


30 BKP Kelas II Ternate 0 4 6346 1849 0 4 6345 1848
31 BKP Kelas II Yogyakarta 100 4824 539 22725 34 4808 539 22725
32 SKP Kelas I Ambon 0 11 1966 2318 0 11 1966 2318
33 SKP Kelas I Banda Aceh 96 236 1374 2690 4 236 1374 2690
34 SKP Kelas I Bandung 12 8943 355 20121 12 8341 355 20120
35 SKP Kelas I Bengkulu 0 105 1079 1006 0 105 1079 1006
36 SKP Kelas I Biak 0 112 4316 461 0 112 4313 461
37 SKP Kelas I Cilacap 113 616 0 26 75 616 0 26
38 SKP Kelas I Entikong 0 336 0 0 0 336 0 0
39 SKP Kelas I Merauke 0 33 148 3609 0 33 148 3609
40 SKP Kelas I Pare-Pare 0 226 388 7551 0 226 388 7549
41 SKP Kelas I Samarinda 14 267 7213 1142 13 267 7213 1142
42 SKP Kelas I Sorong 0 10 4928 963 0 7 4928 963
43 SKP Kelas I Sumbawa Besar 13 2 689 3066 13 2 689 3066
44 SKP Kelas I TB Asahan 1 3153 34 661 1 3126 33 661
45 SKP Kelas I Timika 289 14 9014 223 289 0 9013 223
46 SKP Kelas II Bangkalan 0 0 2 105 0 0 2 105
47 SKP Kelas II Mamuju 16 165 4684 0 15 165 4684 0
48 SKP Kelas II Manokwari 0 0 3986 1779 0 0 3985 1779
49 SKP Kelas II TB Karimun 5 214 2867 660 0 214 2867 660
50 SKP Kelas II Ende 0 0 955 2915 0 0 955 2915
TOTAL 99483 155216 176861 391107 98881 151046 176814 390550
Sumber: Aplikasi IQ FAST tahun 2018.

Lampiran 31. Frekuensi Kegiatan Tindakan Karantina Impor, Ekspor, Domestik


Masuk dan Domestik Keluar (Karantina Tumbuhan)
Tindakan Karantina Tumbuhan Frekuensi (kali)
No
Impor Ekspor DM DK
1. Benih/ Bibit
a. Pemeriksaan 2.568 5.246 25.859 110.555
b. Pelepasan 1.996 5.092 25.812 109.998
2. Hasil Tumbuhan Hidup (Bukan Benih)
a. Pemeriksaan 93.239 150.432 157.539 343.422
b. Pelepasan 92.637 150.278 157.492 342.865
Sumber: Aplikasi IQ FAST tahun 2018.
Konsumsi per Kapita Buah dan Sayur dalam Rumah Tangga Tahun 2017
Buah 2017 Sayur 2017
Jeruk Bayam
- Kuantitas (Kg) 3,49 - Kuantitas (Kg) 3,55
- Nilai (Rp) 50.474,29 - Nilai (Rp) 20.805,00
Kangkung
- Kuantitas (Kg) 4,17
Mangga - Nilai (Rp) 22.786,43
- Kuantitas (Kg) 0,57 Kol/kubis
- Nilai (Rp) 8.447,14 - Kuantitas (Kg) 1,41
Apel - Nilai (Rp) 8.603,57
- Kuantitas (Kg) 1,04 Sawi Putih(Petsai)
- Nilai (Rp) 26.280,00 - Kuantitas (Kg) 1,04
- Nilai (Rp) 6.726,43

216
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 211


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018

Buah 2017 ( Sayur


p) 2017
Alpokat Sawi Hijau
- Kuantitas (Kg) 0,73 - Kuantitas (Kg) 1,51
- Nilai (Rp) 8.603,57 - Nilai (Rp) 9.959,29
Rambutan Buncis
- Kuantitas (Kg) 0,78 - Kuantitas (Kg) 0,89
- Nilai (Rp) 7.091,43 - Nilai (Rp) 7.195,71
Kacang Panjang
Duku - Kuantitas (Kg) 2,56
- Kuantitas (Kg) 0,31 - Nilai (Rp) 16.477,14
- Nilai (Rp) 4.223,57 Tomat sayur
Durian - Kuantitas (Ons) 2,92
- Kuantitas (Kg) 0,42 - Nilai (Rp) 17.467,86
- Nilai (Rp) 7.612,86 Wortel
- Kuantitas (Kg) 1,30
Salak - Nilai (Rp) 11.471,43
- Kuantitas (Kg) 2,35 Mentimun
- Nilai (Rp) 19.084,29 - Kuantitas (Kg) 1,93
Nanas - Nilai (Rp) 10.220,00
- Kuantitas (Kg) 0,47 Daun Ketela Pohon
- Nilai (Rp) 3.232,86 - Kuantitas (Kg) 2,97
- Nilai (Rp) 12.305,71
Tomat buah Cabe hijau
- Kuantitas (Kg) 0,63 - Kuantitas (Ons) 0,37
- Nilai (Rp) 4.484,29 - Nilai (Rp) 9.020,71
Cabe rawit
Buah dalam kaleng - Kuantitas (Ons) 1,51
- Kuantitas (Kg) - - Nilai (Rp) 81,34
- Nilai (Rp) 208,57 Sayur dalam kaleng
- Kuantitas (Kg) -
- Nilai (Rp) 469,29
lainnya buah-buahan Lainnya sayur-sayuran
- Kuantitas (Kg) 1,15 - Kuantitas (Kg) 1,72
- Nilai (Rp) 18.510,71 - Nilai (Rp) 10.063,57

Sumber : BPS

Tabel ... menunjukkan bahwa konsumsi per kapita rumah tangga dalam setahun untuk buah
seperti jeruk (3,49 kg), mangga (0,57 kg), salak (2,35 kg), nenas (0,47 kg) sedangkan
konsumsi per kapita rumah tangga dalam setahun untuk sayur seperti bawang merah
(25,71 ons), bawang putih (16,32 ons), cabe merah (1,77 ons), cabai hijau (0,37 ons) dan
cabai rawit (1,51 ons).

217
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

212 Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018


Laporan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 213

Anda mungkin juga menyukai