Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

Sistem Pembiayaan Internasional

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah : Ekonomi Internasional

Dosen pengampu : Hidayani, M.E

Oleh:

Kelompok 8
Nurul Yuliana (2020.04.021)
Perbankan Syariah
Institut Agama Islam Al-Qur'an Al-Ittifaqiah (IAIQI)
Indralaya Ogan Ilir Sumatera Selatan
Tahun Akademik 2022-2023

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur khadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat, karunia, dan hidayah-
Nya kami dapatmenyelesaikan Makalah yang berjudul “Sistem Pembiayaan
Internasional”. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan
besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang
lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahamat bagi
kita. Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
mata kuliah Ekonomi Internasional.

Dengan terselesainya makalah ini diharapkan dapat menjadi suatu bahan


pembelajaran yang baik bagi kita semua dalam peningkatan pengetahuan. Harapan kami
juga semoga apa yang tulis didalamnya memiliki nilai akademis yang dapat menunjang
pengetahuan akademisi kita, untuk itu mari kita menambah dan meningkatkan
pengetahuan kita demi terwujudnya bangsa Indonesia yang edukatif. Kami juga
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk
lebih meningkatkan lagi pemahaman kita semua, baik terkait dengan isi maupun
sistematika dan cara penulisannya.

Indralaya, 6 November 2022

PENULIS

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... II

DAFTAR ISI ....................................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 2

A. Sistem Transaksi ...................................................................................... 2


B. Cara dan Alat Transaksi Internasional ..................................................... 2
C. Pengertian Neraca Pembayaran ............................................................... 10
D. Komponen Neraca Pembayaran .............................................................. 11
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perdagangan Internasional ............. 13

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 22

KESIMPULAN ................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 23

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembahasan Manajemen Keuangan Internasional diawali dengan


pemahaman bahwa masalah ekonomi dan keuangan di dunia modern saat ini tidak
lepas keterkaitan permasalahan ekonomi dan keuangan antarnegara. Modul ini akan
membahas secara bertahap melalui sembilan modul mata kuliah Manajemen
Keuangan Internasional. Dalam modul ini, akan dibicarakan lingkungan keuangan
internasional. Secara spesifik, modul ini membicarakan tiga topik kegiatan belajar:
(1) pengertian dan lingkup manajemen keuangan internasional, (2) pengertian
perusahaan multinasional, dan (3) neraca pembayaran yang meliputi aliran
perdagangan internasional dan aliran modal internasional.

Pembahasan topik ini menjadi terasa penting dengan semakin majunya


keterkaitan bisnis dan ekonomi antarnegara di dunia. Susunan modul ini diarahkan
agar mahasiswa mampu melakukan analisis pada masalah risiko, eksposur dalam
valuta asing, bentuk investasi internasional dan penganggaran modal dengan
sebelumnya mahasiswa mampu untuk menjelaskan berbagai fenomena dan masalah
dalam manajemen keuangan internasional pada berbagai buku acuan umum.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu sistem transaksi?
2. Bagaimana cara dan alat transaksi internasional?
3. Apa itu neraca pembayaran?
4. Apa saja komponen neraca pembayaran?
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perdagangan Internasional?

1
BAB III

PEMBAHASAN

A. Sistem Transaksi
Sistem transaksi internasional sering disebut dengan sistem pembayaran
internasional. Pembayaran internasional adalah pembayaran atas transaksi yang
dilakukan oleh negara-negara yang terlibat dalam perdagangan internasional
berdasarkan kesepakatan yang telah dirundingkan sebelumnya. Pembayaran
dalam perdagangan internasional pada umumnya dilaksanakan melalui bank. Di
atas dikemukakan bahwa materi neraca pembayaran internasional adalah
transaksi-transaksi ekonomi internasional yang diadakan oleh penduduk negara
yang mempunyai neraca pembayaran internasional tersebut.
Pada umumnya transaksi-transaksi ekonomi berupa pemindahtanganan hak
milik atas suatu benda dari tangan orang yang satu ke tangan orang yang lain
ataupun berupa penunaian jasa yang dilakukan oleh orang yang satu untuk orang
yang lain. Selain itu, perubahan susunan dan nilai hutang piutang serta kekayaan
penduduk negara bersangkutan di negara lain juga tercakup dalam istilah transaksi
ekonomi internasional.
B. Cara Dan Alat Transaksi Internasional.
Pada umumnya dalam kontrak-kontrak bisnis selalu terdapat klausula
tentang tata cara pembayaran. Pembayaran (penyerahan sejumlah uang)
merupakan salah bentuk prestasi terpenting yang harus dilaksanakan oleh salah
satu pihak. Di pihak lain pembayaran merupakan hak yang wajib diperoleh
berdasarkan kontrak. Tidak jelasnya tata cara pembayaran atau tidak terjaminnya
keamanan mengenai tata cara pembayaran dapat muncul menjadi resiko usaha dan
sumber perselisihan (sengketa) dalam hubungan bisnis para pihak yang terlibat.
Dalam kontrak-kontrak bisnis internasional, kejelasan, dan aspek keamanan
dalam cara pembayaran menjadi lebih penting mengingat para pihak yang terlibat
dalam kontrak yang demikian dipisahkan oleh jarak yang cukup jauh dan tidak
jarang para pihak tidak saling mengenal satu sama lain atau tidak pernah bertemu

2
sebelumnya. Dipilihnya cara pembayaran yang tepat selain dapat memberikan
jaminan keamanan juga dapat memberikan keringan atau kemudahan bagi pihak-
pihak tertentu. Misalnya dalam transaksi ekspor impor, dipilihnya cara
pembayaran advance payment (pembayaran di muka) akan memberikan
kemudahan bagi eksportir, karena pembeli (importir) terlebih dahulu melakukan
pembayaran sebelum barang dikirimkan oleh penjual (eksportir). Pelaksanaan
transaksi perdagangan luar negeri dapat diatur dengan cara pembayaran berikut
1. Advance Payment / Cash Payment
Pembayaran dilakukan dengan menggunakan check/cheque atau bank
draft, pada saat barang dikirim oleh eksportir atau sebelumnya. Cara ini
sangat baik bagi eksportir yang keadaan keuangannya lemah dan belum kenal
baik dengan importir. Metode pembayaran ini disebut juga dengan
pembayaran uang dimuka. Sistem pembayaran ini mengharuskan pembeli
melakukan pembayaran uang terlebih dahulu kepada penjual di negara lain
sebagai syarat pengiriman barang. Pengiriman uang melalui bank merupakan
pembayaran atas barang yang dipesan.
Advance payment merupakan salah satu bentuk cara pembayaran non
L/C yang dikenal dalam berbagai kontrak bisnis, termasuk kontrak bisnis
yang bernuansa internasional. Cara pembayaran dengan sistem advance
payment biasa dikenal dengan sebutan pembayaran dimuka, karena melalui
cara ini pembeli (importir) membayar terlebih dahulu kepada penjual
(eksportir) melalui perintah transfer bank ke rekening penjual (ekportir),
sebelum penjual (eksportir) yang bersangkutan mengirimkan barang yang
diperjanjikan. Setelah menerima pembayaran harga baik keseluruhan maupun
sebahagian baru kemudian penjual (eksportir) melakukan kewajibannya
mengirimkan barang melalui port of loading. Barang yang dikirim tersebut
sudah tercatat atas nama pembeli (importir).
Cara pembayaran dengan advance payment mempunyai beberapa
variasi sesuai dengan jumlah harga yang terlebih dahulu dibayarkan oleh
pembeli (importir). Adakalanya pembeli membayar keseluruhan harga

3
barang termasuk ongkos angkut, asuransi dan semua biaya yang disepakati
dalam kontrak bisnis mereka. Dengan pengiriman harga tersebut, maka
pembeli (importir) telah menyelesaikan seluruh kewajibannya sepanjang
mengenai pembayaran dan oleh karena itu, tidak ada lagi biaya tambahan
yang harus dibayar oleh pembeli (importir). Cara ini dikenal dengan istilah
payment with order.
Variasi lain adalah partial payment with order. Sesuai dengan namanya,
dalam sistem pembayaran ini pembeli hanya membayar sebagian dari harga
terlebih dahulu, misalnya hanya membayar harga barang saja. Biaya-biaya
lain sesuai yang diperjanjikan, misalnya ongkos angkut, asuransi, dan biaya
lainnya akan dibayar oleh penjual setelah penjual melakukan kewajibannya
mengirimkan barang. Penagihan sisa pembayaran oleh penjual umumnya
dilakukan dengan mempergunakan sistem collection.
Cara pembayaran dengan mempergunakan sistem pembayaran advance
payment mengandung resiko yang harus dipertimbangkan, khususnya oleh
importir yang terlebih dahulu melakukan pembayaran. Bisa saja terjadi
wanprestasi dari penjual yang berakibat fatal bagi pembeli, misalnya penjual
tidak mengirimkan barang tepat waktu yang diperjanjikan, atau penjual
mengirimkan barang yang kualifikasinya dan mutunya tidak sesuai dengan
yang diperjanjikan. Oleh karena itu, kontrak bisnis yang mendasari transaksi
seperti ini harus diperkuat dengan berbagai klausula yang dapat menjamin
kepentingan pembeli, misalnya klausula tentang ganti rugi atau sanksi.
Perlu diperhatikan bahwa cara pembayaran dengan advance payment
umumnya dipilih oleh para pihak dalam kontrak bisnis apabila antara para
pihak terdapat hubungan bisnis yang sudah berjalan baik. Dengan kata lain,
kontrak bisnis yang terjadi umumnya bukan hubungan bisnis yang pertama
bagi para pihak. Cara ini baru bermanfaat apabila para pihak sudah saling
mengenal satu sama lain dan sudah sering melakukan transaksi atau bila
pembeli telah mengenal sebelumnya performance dari penjual.
2. Open Account

4
Cara ini merupakan kebalikan dari pembayaran cash. Dengan cara open
account, barang telah dikirim kepada importir tanpa disertai surat perintah
membayar serta dokumen-dokumen. Pembayaran dilakukan setelah beberapa
waktu atau terserah kebijakan importir. Dengan cara itu, risiko sebagian besar
ditanggung eksportir. Misalnya, eksportir harus mempunyai banyak modal
dan apabila pembayaran akan dilakukan dengan mata uang asing maka risiko
perubahan kurs menjadi tanggungannya.
Dengan metode ini maka pembayaran dilakukan setelah barang
diterima, atau kebalikan dari sistem advance payment. Sistem pembayaran ini
mengharuskan penjual (eksportir) mengirim barang terlebih dahulu setelah
kontrak ditandatangani. Pembayaran dilakukan setelah pembeli menyetujui
barang-barang yang diterima. Pengiriman uang dilakukan melalui bank.
Cara pembayaran dengan open account merupakan kebalikan dari
advance payment. Jika pada advance payment pembeli yang terebih dahulu
melakukan pembayaran harga barang maka pada open account penjual yang
terlebih dahulu melakukan pengiriman barang, baru setelah itu pembeli
membayar harga melalui perintah transfer bank ke rekening penjual.
Dalam open account nama pemilik barang yang tercantum dalam
dokumen ekspor sudah atas nama pembeli (importir). Dokumen yang
diserahkan oleh eksportir kepada importir dapat melalui bank. Namun
demikian, penyerahan dokumen tersebut kepada bank hanya sebatas sebagai
kurir.
Cara pembayaran dengan open account akan sangat menguntungkan
bagi pembeli, karena melalui sistem ini pembeli terlebih dahulu melihat
barang yang dikirimkan oleh penjual. Pembeli dapat melihat dan memeriksa
terlebih dahulu spesifikasi barang yang diperjanjikan baru kemudian
melakukan pembayaran. Dengan demikian, pembeli memiliki waktu untuk
menyatakan penolakan atas barang yang telah dikirimkan oleh penjual.
Keuntungan lain adalah pembeli memiliki waktu yang cukup longgar untuk
menyediakan dana guna keperluan pembayaran.

5
Di sisi lain resiko dapat muncul di pihak penjual, misalnya barang telah
dikirimkan penjual ke pelabuhan tempat kedudukan pembeli, akan tetapi
pembeli tidak melakukan pembayaran atau melakukan pembayaran tidak
tepat waktu. Dengan sendirinya penjual akan rugi karena telah menanamkan
modal atas harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk
kepentingan ongkos pengangkutan dan biaya asuransi.
Sama seperti cara pembayaran advance payment maka cara
pembayaran dengan open account jarang dipergunakan oleh pihak-pihak
yang belum saling mengenal dengan baik reputasi mitra kontraknya. Oleh
karena cara ini sangat menguntungkan pembeli maka pada umumnya cara
pembayaran open account banyak dilakukan antara induk perusahaan dengan
anak perusahaan. Dengan cara pembayaran kemudian maka induk perusahaan
sebenarnya telah memberikan pembiayaan kepada anak perusahaan.
Keuntungan cara pembayaran seperti ini sama seperti pada pembayaran
dengan advance payment yaitu dapat mengurangi biaya jasa perbankan.
3. Letter of Credit
L/C adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan
pembeli barang (importir) dimana bank tersebut yang menyetujui dan
membayar wesel yang ditarik oleh penjual barang (eksportir). Dengan
demikian L/C merupakan suatu alat pengganti kredit bank dan dapat
menjamin pembayaran bagi eksportir. Pihak yang terkait dalam L/C adalah
opener (importir), issuer (bank yang mengeluarkan l/c), beneficiary atau
penjual (eksportir), dan dalam praktiknya ada satu pihak lagi yaitu confirming
bank, yaitu bank di negara eksportir. Pada saat ini lebih dari 50% pembayaran
internasional menggunakan L/C karena metode ini mempunyai beberapa
kelebihan, antara lain sebagai berikut:
a. Adanya jaminan pembayaran bagi eksportir/penjual.
b. Adanya jaminan penerimaan barang bagi importir melalui perbankan
yang akan menyerahkan pembayaran sesuai dengan syarat-syarat yang
ditetapkan dlm L/C.

6
c. Adanya fasilitas kredit eksportir atau importir melalui perbankan. d.
Adanya fasilitas hedging.

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam L/C adalah:

a. Sifat L/C, apakah revocable atau irrevocable.


b. Tanggal expired L/C.
c. Tanggal pengapalan.
d. Syarat-syarat dalam L/C, misalnya apakah dapat dilakukan
transhipment atau partial shipment.

Pembayaran transaksi dengan mempergunakan L/C merupakan cara


pembayaran yang paling umum dipergunakan dalam transaksi-transaksi
bisnis, khususnya transaksi jual beli barang (sales of good). Cara pembayaran
dengan mempergunakan L/C terlebih dahulu dicantumkan dalam sales
contract. Berdasarkan klausula cara pembayaran dengan L/C yang tercantum
dalam kontrak inilah selanjutnya pembeli (importir) mengajukan aplikasi L/C
kepada bank devisa di negaranya (opening bank) untuk manfaat penjual.
Opening bank selanjutnya akan mengirim surat L/C kepada beneficiary
melalui bank korespondennya di negara penjual (eksportir). Bank
Koresponden/advising bank kemudian memberi tahu beneficiary bahwa
kepadanya telah dibuka L/C. Setelah menerima L/C tersebut kemudian
penjual (eksportir) mengirimkan barang kepada pembeli. Dokumen-dokumen
asli mengenai barang tersebut diserahkan kepada advising bank dan
duplikatnya dikirimkan kepada pembeli. Setelah melakukan penelitian
terhadap kelengkapan dokumen, maka advsing bank akan melakukan
pembayaran. Dokumen yang diterima dan telah diperiksa oleh advising bank
kemudian dikirim ke opening bank (issuing bank) dan setelah itu issuing bank
melakukan pembayaran kepada advising bank. Pembuka kredit (importir)
membayar semua kewajiban kepada issuing bank setelah dinotofikasi bahwa

7
semua dokumen telah datang. Issuing akan mengirim dokumen asli kepada
pembuka kredit, sebagai dasar untuk meminta barang dari pengangkut.

Dengan mempergunakan L/C pembayaran akan menjadi lebih mudah,


aman dan terjamin kelengkapan dokumen pengapalan, serta resiko dapat
dialihkan kepada bank yang terkait. Selain itu, bagi eksportir L/C juga dapat
dijadikan jaminan untuk memperoleh pinjaman.

4. Commercial Bills of Exchange.


Merupakan cara yang paling umum dipakai dan sering disebut draft
atau trade bills, yaitu surat yang ditulis oleh penjual yang berisi perintah
kepada pembeli untuk membayar sejumlah uang tertentu pada waktu tertentu
di masa datang, yang biasanya disebut trade drafts. Jenis draft terdiri dari;
clean draft dan documentary draft. Commercial bills of exchange yang sering
disebut juga wesel (draft) atau trade bills, adalah surat yang ditulis oleh
penjual yang berisi perintah kepada pembeli untuk membayar sejumlah uang
pada waktu tertentu di masa datang. Surat perintah semacam itu sering disebut
wesel.
5. Collection
Collection merupakan cara pembayaran dengan mempergunakan jasa
bank untuk melakukan penagihan. Dalam collection, penjual (eksportir)
bertindak sebagai principal yang memberikan kepercayaan kepada bank
untuk melakukan penagihan kepada importir (pembeli). Penagihan tersebut
didasarkan pada dokumen-dokumen. Bank yang menerima amanat untuk
melakukan penagihan (remitting bank) setelah menerima dokumen akan
meneruskan collection. Remitting bank setelah menerima dokumen
collection selanjutnya meneruskan dokumen tersebut ke collecting bank
dengan menggunakan collection instruction. Collection bank inilah yang akan
meneruskan dokumen kepada pihak yang harus membayar (drawee).
Dalam hal collection bank belum bisa langsung meneruskan dokumen
kepada kepada drawee maka collection bank bisa meneruskan ke bank lain

8
(presenting bank) yang memungkinkan untuk berhubungan langsung dengan
drawee. Setelah drawee melakukan pembayaran atau melaksanakan amanat
kepada collection bank atau presenting bank maka collection bank akan
meneruskan kembali kepada remitting bank. Remitting bank inilah yang akan
melakukan pembayaran kepada principal.
Untuk menghindari kesalah pahaman mengenai tata cara pembayaran
transaksi dengan mempergunakan collection, International Chamber of
Commerce (ICC) menerbitkan Uniform Rules for Collection (URC), yang
terakhir direvisi pada tahun 1995 tercatat dengan nomor publikasi 522 (URC
522). Berdasarkan URC 522 cara pembayaraan dengan collection dapat
terjadi dengan dua kondisi, yaitu: document againt payment dan document
againt acceptance.
Dalam document againt payment, penjual (eksportir) menahan
dokumen-dokumen pemilikan barang dan hanya menyerahkan dokumen
ekspor setelah adanya pembayaran dari pembeli (importir). Sedangkan dalam
document againt acceptance eksportir (penjual) akan menyerahkan dokumen
ekspor setelah pembeli (importir) telah melakukan akseptasi.
6. Konsinyasi
Konsinyasi juga dikategorikan sebagai cara pembayaran transaksi.
Konsinyasi sebenarnya merupakan variasi lain dari cara pembayaran dengan
open account. Melalui konsinyasi penjual yang terlebih dahulu mengirimkan
barang. Perbedaanya dengan open account adalah mengenai waktu pembeli
mengirimkan barang. Kalau pada open account pembeli mengirimkan harga
pembelian setelah barang dikirimkan atau pada waktu tertentu yang disepakti
setelah barang dikirimkan oleh penjual maka pada konsinyasi pembeli
berkewajiban mengrimkan harga pembayaran barang setelah pembeli
berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga.
Cara pembayaran seperti ini cenderung mengandung resiko yang sangat
besar bagi penjual. Kemungkinan terjadinya wanprestasi sangat besar dan
dalam keadaan tertentu sulit terpantau. Kemungkinan wanpretasi antara lain:

9
a. pembeli tidak membayar harga kepada penjual; atau
b. pembeli telah berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga,
akan tetapi pembeli menunda pembayaran kepada penjual dan
menyatakan barang tersebut belum lagi terjual. Dengan demikian,
pembeli mendapat keuntungan dari penundaan pembayaran
tersebut, atau;
c. bila pembeli telah menjual barang tersebut kepada pihak ketiga pada
saat terjadinya kenaikan atas harga barang tersebut, tetapi kemudian
memberitahukan kepada penjual bahwa barang tersebut dijual
kepada pihak ketiga pada saat sebelum terjadinya kenaikan harga.

Oleh karena besarnya kemungkinan resiko yang mungkin dialami


oleh penjual, maka dalam kontrak-kontrak yang mempergunakan cara
pembayaran konsinyasi seperti ini dilengkapi dengan klausula yang
tegas tentang ganti rugi atau sanksi dalam hal terjadinya wanprestasi.
Pengenalan yang baik tentang berbagai bentuk klausula ganti rugi akan
sangat membantu menghindari kerugian. Meskipun demikian, kontrak-
kontrak yang mempergunakan cara konsinyasi dalam pembayaran juga
mempunyai berbagai keuntungan. Bagi penjual (eksportir), akan
memperoleh keuntungan berupa kemudahan untuk memasarkan
barangnya di luar negeri, karena cara ini banyak diminati importir.
Sementara itu, bagi importir, sangat menguntungkan karena tidak perlu
mengeluarkan dana untuk pembayaran harga barang terlebih dahulu.

C. Pengertian Neraca Pembayaran.

Neraca pembayaran adalah catatan sistematis mengenai semua transaksi


ekonomi antarpenduduk suatu negara dengan negara-negara lain selama periode
tertentu. Pengertian penduduk dalam hal ini meliputi perorangan (individu),
perusahaan, badan hukum, badan pemerintah, atau siapa saja yang tempat tinggal

10
utamanya di negara tersebut. Transaksi ekonomi berarti pertukaran nilai barang atau
jasa ekonomi atau pengalihan kekayaan penduduk suatu negara ke negara lain.

Neraca pembayaran memiliki dua sisi, yaitu kredit dan debet. Kredit adalah
transaksi yang menimbulkan hak menerima pembayaran dari penduduk negara lain.
Sementara sisi debet adalah transaksi yang menimbulkan kewajiban membayar
kepada penduduk negara lain. Semua transaksi kredit masuk dalam neraca
pembayaran dengan tanda positif (+). Sedangkan transaksi debet masuk dengan
tanda negatif (-).

Neraca pembayaran merupakan ringkasan transaksi pada suatu negara


tertentu antarwarga negara domestik dan asing pada suatu periode tertentu. Neraca
ini mencerminkan akuntansi dari transaksi internasional suatu negara pada suatu
periode. Neraca ini mencatat transaksi usaha, individu maupun negara. Isi laporan
neraca pembayaran yang paling penting adalah neraca berjalan dan neraca modal.
Membandingkan investasi ke luar negeri (negatif/ debit) dan investasi asing ke
dalam negeri (positif/ kredit) dalam periode tertentu.

Neraca pembayaran internasional suatu negara yang biasanya juga disebut


neraca pembayaran, neraca pembayaran luar negeri, balance of payments , balance
of international payments, atau international balance of payments, biasa
didefinisikan sebagai suatu ikhtisar yang tersusun secara sistematika yang memuat
semua transaksi-transaksi ekonomi luar negeri yang diadakan oleh penduduk
negara bersangkutan, untuk jangka waktu tertentu.

D. Komponen Neraca Pembayaran.


1. Neraca Barang (Neraca Perdagangan)
Neraca barang dan neraca jasa disebut juga neraca transaksi berjalan
(current account). Rekening transaksi berjalan (current account) merupakan
sub NPI yang mencatat seluruh transaksi barang dan jasa. Pos ini merupakan
golongan terbesar dalam neraca pembayaran, yang meliputi transaksi barang.
Transaksi barang ini meliputi ekspor barang, termasuk barang-barang yang

11
bisa dilihat secara fisik, misalnya minyak, tembakau, tanah, kayu, karet, dan
sebagainya. Ekspor barang merupakan transaksi kredit karena transaksi itu
menimbulkan hak untuk menerima pembayaran (menyebabkan terjadinya
aliran uang atau dana masuk ke dalam negeri).
Rekening ini terdiri atas tiga bagian yaitu : (a) neraca perdagangan
(balance of trade), yang mencatat selisih antara ekspor dan impor barang yang
diperdagangkan dalam perdagangan internasional; (b) neraca jasa (services
balance), yang mencatat transaksi ekspor dan impor jasa, termasuk pembayaran
bunga dan dividen, pengeluaran militer dan turis; (c) neraca transfer unilateral
(unilateral transfers balance), yang mencatat hibah baik dari perseorangan
maupun pemerintah (misalnya bantuan luar negeri dan bantuan militer).
Sumber-sumber dana ditunjukkan oleh tanda positif (kredit), sedang
penggunaan dana ditunjukkan oleh tanda negatif (debit).
2. Neraca Modal (capital account).
Rekening/neraca modal (capital account) merupakan sub NPI yang
menunjukkan aliran modal finansial, baik yang langsung diperdagangkan
(perubahan portofolio dalam bentuk saham, obligasi dan surat berharga
internasional yang lain) maupun untuk membayar barang dan jasa. Dengan kata
lain, rekening ini mencerminkan perubahan kepemilikan jangka panjang dari
suatu negara (baik berupa investasi asing langsung maupun pembelian surat-
surat berharga dengan jatuh tempo lebih dari satu tahun), dan kekayaan finansial
jangka pendek (surat-surat berharga dengan jatuh tempo kurang dari satu
tahun). Dengan demikian, transaksi dalam rekening modal diklasifikasikan
sebagai:
a. Investasi asing langsung (direct foreign investment): investasi pada
aktiva tetap pada negara asing yang dapati digunakan untuk
melakukan operasi usaha. Contoh: pembangunan pabrik baru.
b. Investasi portofolio: transaksi terkait aset keuangan jangka panjang
(seperti saham dan obligasi) antarnegara yang tidak memengaruhi

12
adanya transfer pengendalian. Contoh: pembelian saham perusahaan
negara lain.
c. Investasi modal lain: transaksi yang melibatkan asset keuangan jangka
pendek.
3. Reserve Account.
Reserve Account merupakan sub NPI yang mencatat hasil bersih dari
cadangan devisa yang dimiliki oleh suatu negara dalam bentuk valuta-valuta
asing.
4. Lalu Lintas Moneter (Accomodating Transaction).
Transaksi lalu lintas moneter adalah semua transaksi jual beli yang terjadi
dari suatu negara ke luar negeri. Transaksi ini sering disebut accomodating
transaction sebab merupakan transaksi yang timbul sebagai akibat dari adanya
transaksi lain. Transaksi lain itu sering disebut dengan autonomous, karena
timbul dengan sendirinya, tanpa dipengaruhi transaksi lain. Termasuk dalam
transaksi autonomous adalah transaksi-transaksi yang sedang berjalan dan
transaksi kapital serta transaksi satu arah.
5. Surplus dan Defisit Neraca Pembayaran.
Neraca perdagangan dikatakan surplus bila nilai ekspor barang lebih besar
dari pada impornya. Kebijakan neraca pembayaran ditujukan untuk lebih
meningkatkan penerimaan devisa dari ekspor guna memenuhi kebutuhan
konsumsi dalam negeri. Kebijakan tersebut ditujukan pula untuk menghemat
devisa melalui substitusi impor dan memanfaatkan sumber-sumber dana dari
luar negeri, baik berupa pinjaman maupun penanaman modal asing, serta
menunjang perluasan kesempatan kerja dan pemerataan pembangunan.
E. Struktur Neraca Pembayaran.
Nilai transaksi pendapatan modal pada dasamya sangat berbeda dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi nilai transaksi perdagangan barang dan jasa maka
untuk keperluan analisis, pos pendapatan modal kita lepaskan dari pos perdagangan
dan kita tempatkan sebagai suatu pos yang berdiri sendiri.
1. Transaksi Dagang.

13
Dalam pos ini dicatat semua transaksi ekspor dan transaksi impor barang-
barang dan jasa. Ekspor barang-barang dan ekspor jasa kita catat dalam pos
perdagangan di sebelah kredit, sedangkan transaksi impor barang dan impor
jasa-jasa kita catat dalam pos perdagangan di bagian debit. Transaksi
perdagangan kita sebut visible trade, apabila benda yang kita ekspor atau yang
kita impor adalah benda ekonomi yang berujud. Sedangkan apabila yang kita
ekspor atau yang kita impor merupakan penunaian jasa, maka transaksi tersebut
kita golongkan sebagai invisible trade atau transaksi jasa.
Perhatikan contoh berikut ini. Jika sebuah perusahaan mengekspor karet
kita ke negara lain maka dalam neraca pembayaran internasional akan dicatat
sebagai transaksi kredit pada visible trade. Pada neraca pembayaran
internasional kita lakukan kredit karena transaksi tersebut merupakan hak
kepada penduduk negara kita untuk menerima pembayaran dari penduduk
negara yang mengimpornya, dan transaksi tersebut kita anggap sebagai
transaksi yang visible didasarkan pertimbangan bahwa karet adalah merupakan
benda ekonomi yang mempunyai ujud.
Contoh lain, jika perusahaan penerbangan Lion Air membawa
orang orang asing dari Bangkok ke Hongkong misalnya maka transaksi-
transaksi yang terjelma merupakan transaksi ekspor jasa; oleh karena itu, kita
golongkan sebagai credit invisible trade transaction pada neraca pembayaran
kita. Impor alat-alat kapital dari luar negeri dalam neraca pembayaran
internasional kita golongkan sebagai debit visible trade transaction. Seorang
penduduk negara kita menggunakan jasa asuransi perusahaan asing, dalam
neraca pembayaran internasional kita akan tercatat sebagai debit invisible trade
transaction.
Impor dan ekspor emas dibedakan antara impor-ekspor emas tidak
moneter dengan impor-ekspor emas moneter. Impor-ekspor emas tidak
moneter pada umumnya berupa perhiasan dan tergolong dalam transaksi
perdagangan. Sebaliknya impor-ekspor emas moneter hanya dilakukan oleh

14
bank sentral, yang untuk Indonesia ialah Bank Indonesia dan tergolong dalam
pos transaksi moneter.
Transaksi yang termasuk dalam ongkos transpor lainnya ialah semua
ongkos transpor kecuali ongkos pengangkutan barang; antara lain ialah
perbaikan kapal, biaya pelabuhan udara atau pelabuhan laut, biaya pos, dan
pengeluaran-pengeluaran oleh anak-anak buah kapal. Semua pengeluaran yang
dilakukan oleh wisatawan asing termasuk kategori ini, kecuali biaya
perjalanannya yang masuk dalam kategori perjalanan luar negeri.
Pengeluaran yang termasuk dalam kategori pemerintah tidak termasuk
dalam bagian lain ialah semua pengeluaran pemerintah untuk menggaji para
pegawainya di luar negeri dan juga semua pengeluaran bantuan militer dengan
semua pembiayaannya yang diberikan oleh negara neraca pembayaran kepada
negara lain. Ketidaklengkapan angka-angka pada pos ini dengan sendirinya
merupakan salah satu unsur pembentuk pos selisih yang tidak diperhitungkan.
Transaksi-transaksi yang biasanya masuk dalam kategori jasa-jasa lainnya
antara lain ialah biaya langgangan publikasi-publikasi luar negeri, film, sewa
tanah, dan sewa bangunan.
2. Pendapatan Modal
Pos ini meliputi semua transaksi penerimaan pendapatan yang berasal dari
penanaman modal kita di luar negeri dan penerimaan pendapatan oleh
penduduk negara lain yang merupakan akibat adanya modal asing yang
tertanam dalam perekonomian kita. Pendapatan yang kita maksud di sini dapat
berbentuk keuntungan, dividen, dan bunga. Keuntungan, dividen, dan bunga
yang diterima oleh penduduk negara kita, pada neraeca pembayaran
internasional kita akan terlihat sebagai transaksi kredit pada pos income on
investment.
Sedangkan keuntungan, dividen, dan bunga yang dibayar oleh penduduk
negara kita kepada penduduk negara lain yang memiliki perusahaan yang
tempat kedudukannya dinegara kita atau yang memiliki saham-saham yang
diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan kita atau yang memiliki surat-surat

15
obligasi yang diterbitkan oleh badan-badan swasta di negara kita ataupun yang
diterbitkan oleh pemerintah, atau yang memberikan pinjaman berbunga kepada
penduduk negara kita dalam bentuk-bentuk lainnya, semuanya adalah
merupakan transaksi debit pendapatan modal pada neraea pembayaran
internasional kita. Dalam pos ini kita catat juga laba yang tidak dibagikan dari
cabang-cabang perusahaan asing yang ada di negara kita.
3. Transaksi Unilateral
Transaksi yang tergolong dalam transaksi unilateral antara lain ialah
transaksi-transaksi hadiah, bantuan, dan transfer unilateral. Berbeda dengan
transaksi jual beli, transaksi hadiah atau gifts tidak mengakibatkan timbulnya
kewajiban bagi si penerima barang untuk mengadakan pembayaran harganya
kepada si penyerah barang tersebut. Dari segi si pemberi hadiah, transaksi
penyerahan barang tidak pula menimbulkan hak kepadanya untuk menerima
pembayaran dari si penerima barang. Transaksi yang tidak menimbulkan hak
atau kewajiban secara yuridis adalah merupakan transaksi sepihak yaitu yang
biasa disebut transaksi unilateral. Selain gift atau hadiah, yang tergolong
sebagai transaksi unilateral ialah transaksi-transaksi aids atau bantuan, dan
transaksi unilateral transfer.
Dari segi akuntansi transaksi-transaksi ini sifatnya hanyalah
meniadakan hak menerima atau kewajiban membayar sebagai akibat
dikreditnya atau didebitnya pos lain, yang sebenarnya hak menerima
pembayaran atau kewajiban membayar tersebut seharusnya tidak ada. Jadi,
misalnya seorang penduduk Indonesia mendapat kiriman barang sebagai
hadiah ulang tahunnya dari penduduk negara lain, pemerintah kita menerima
obat-obatan sebagai sumbangan untuk korban bencana alam yang kita peroleh
dari penduduk negara lain, atau pada waktu dulu sesaat saldo bank pemerintah
kita di Jepang bertambah sebagai akibat adanya pembayaran pampasan
perang Jepang kepadakita maka pos perdagangan atau bank deposits kita
debit. Dengan didebitnya pos-pos tersebut berarti kewajiban kita untuk
mengadakan pembayaran kepada penduduk negara-negara yang kita sebutkan

16
tadi timbul. Akan tetapi, kenyataan yang sebenamya tidak demikian. Oleh
karena itu, dengan maksud untuk menghapus kewajiban yang sudah tercatat
tetapi yang sebenarnya tidak ada, pos-pos unilateral kita kredit. Untuk
penerimaan hadiah ulang tahun pos gift kita kredit, untuk penerimaan obat-
obatan oleh Pemerintah pos aids kita kredit, dan untuk mengimbangi
didebitnya pos bank deposits yang timbul dari adanya penerimaan pampasan
perang, pos unilateral transfer kita kredit.
4. Penanaman Modal
Langsung Dalam istilah neraca pembayaran internasional yang tergolong
sebagai transaksi direct investment ialah transaksi jual beli saham dan
perusahaan yang diadakan oleh penduduk negara yang satu dengan penduduk
negara yang lain dan penanaman modal langsung yang diadakan oleh
penduduk suatu negara di negara lain. Bagi suatu negara direct investment
akan didebit kalau dalam tahun bersangkutan ada di antara penduduknya yang
membeli saham dari penduduk negara lain, atau membeli perusahaan dari
tangan penduduk negara lain atau mendirikan perusahaan di negara lain.
Sebaliknya, neraca pembayaran internasional suatu negara pos investasi
langsungnya akan dikredit apabila di antara penduduknya ada yang menjual
saham kepada penduduk negara lain atau apabila ada penduduk asing yang
mendirikan perusahaan di wilayah kekuasaannya.
5. Hutang Piutang Jangka Panjang.
Transaksi-transaksi yang tercatat pada pos ini meliputi semua transaksi
kredit jangka panjang. Pada umumnya yang dimaksud dengan kredit jangka
panjang ialah kredit dengan jangka waktu pembayaran lebih dari satu tahun.
Jual beli surat-surat obligasi antara penduduk negara yang memiliki neraca
pembayaran internasional dengan penduduk negara lain termasuk dalam
kategori ini juga. Dengan demikian, suatu neraca pembayaran pos long term
loan-nya akan dikredit apabila penduduk negaranya ada yang berhasil
menjual surat-surat obligasi (entah surat obligasi tersebut surat obligasi yang

17
diterbitkan oleh penduduk negara lain maupun surat obligasi yang diterbitlah
oleh penduduk negara bersangkutan) kepada penduduk negara lain.
Penduduk negara tersebut menerima pembayaran kembali pinjaman-
pinjaman jangka panjang yang dipinjamkan kepada penduduk negara-negara
lain dan apabila penduduk negara tersebut dalam tahun neraca pembayaran
mendapatkan pinjaman jangka panjang dari penduduk negara lain. Transaksi-
transaksi yang berkebalikan dengan transaksi-transaksi tersebut dengan
sendirinya merupakan transaksi debit pada pos long term loan. Lebih lanjut
transaksi hutang piutang jangka panjang ini bisa dibedakan antara transaksi
hutang piutang jangka panjang pemerintah dan transaksi hutang piutang
jangka panjang swasta.
6. Hutang piutang Jangka Pendek,
Uraian mengenai pos ini sama dengan uraian pos long term loan, hanya
saja bedanya ialah bahwa dalam pos long term loan, transaksi hutang piutang
yang dicatat adalah hutang piutang jangka panjang, sedangkan dalam pos
short term capital transaksi hutang piutang yang dicatat hanyalah transaksi
hutang piutang jangka pendek, yang jatuh temponya tidak melebihi satu
tahun.
Transaksi kredit jangka pendek ini pada umumnya terdiri atas transaksi-
transaksi penarikan dan pembayaran surat-surat wesel. Seperti halnya dengan
pos hutang piutang jangka panjang, transaksi hutang piutang jangka pendek
dapat pula dibedakan antara hutang piutang jangka pendek pemerintah dan
transaksi hutang piutang jangka pendek swasta. Sementara ahli ekonomi
menemukan bahwa transaksi hutang piutang swasta merupakan pos yang
paling sukar untuk menaksir angkanya, sebab transaksi ini merupakan
transaksi yang paling sukar bisa diawasi oleh pemerintah. Sektor Moneter
Seperti kita etahui bahwa sektor moneter terdiri dari:
a. Bank Sentral
a. Hubungan dengan IMF
b. Kewajiban-kewajiban jangka pendek

18
c. Mutasi cadangan devisa
d. Mutasi cadangan emas moneter
b. Bank-bank devisa:
1) Kewajiban-kewajiban jangka pendek
2) Mutasi cadangan devisa.
Transaksi-transaksi yang terjadi pada pos sektor moneter pada dasarnya
merupakan transaksi-transaksi pembayaran. Yaitu pembayaran terhadap
transaksi-transaksi yang tercatat pada current account (transaksi-transaksi
perdagangan, pendapatan modal, dan transaksi unilateral), dan investment
account (transaksi-transaksi penanaman modal langsung, hutang piutang
jangka panjang, dan hutang piutang jangka pendek bukan moneter). Apabila
jumlah pengeluaran untuk current account dan investment account
'perbedaannya merupakan defisit yang harns ditutup dengan saldo kredit pada
monetary sector. Pos hubungan dengan IMF akan terisi apabila cadangan
pada IMF dan saldo SDR (Special Drawing Right) mengalami perubahan.
Kerja sarna antar bank sentral dari berbagai negara memungkinkan mereka
dalam batas-batas tertentu saling membantu mengatasi kesulitan likuiditas
luar negeri negara-negara anggotanya yang sangat mendesak dan berlangsung
tidak lama dengan fasilitas yang disebut swap.
Transaksi swap ini akan tercatat pada pos kewajiban-kewajiban jangka
pendek. Mutasi cadangan devisa merupakan pos di mana dicatat transaksi-
transaksi penerimaan dan pemakaian valuta asing. Di samping Dollar
Amerika Serikat valuta-valuta asing yang kita pakai dalam transaksi-transaksi
pembayaran internasional ialah Dollar Australia, Shillings Austria, Francs
Belgia, Dollar Canada, Kroner Denmark, Mark Jerman, Francs Perancis,
Dollar Hongkong, Lire Italia, Yen Jepang, Escudos Portugis, Poundsterling,
Dollar Singapura, Kronor Swedia, dan Franc Swiss. Baik untuk bank sentral
maupun untuk bank-bank swasta, penerimaan valuta asing dari luar negeri
akan merupakan transaksi debit, sedangkan pemakaian valuta asing ke luar
negeri merupakan transaksi kredit pada masing-masing pos. Ke dalam pos

19
mutasi cadangan emas moneter dicatat perubahan-perubahan yang terjadi
pada besarnya cadangan emas moneter. Apabila terjadi aliran emas moneter
ke luar negeri, yang biasa disebut gold outflow, pos ini kita kredit, sedangkan
sebaliknya kalau ada aliran emas moneter ke dalam negeri, yang biasa disebut
juga gold inflow, pos ini kita debit.
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional dapat memengaruhi perekonomian suatu negara
maka penting untuk mengidentifikasi dan mengawasi faktor-faktor yang
memengaruhinya. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah inflasi, pendapatan
nasional, batasan pemerintah dan kurs mata uang. Beberapa faktor yang
mempengaruhi arus perdagangan internasional adalah sebagai berikut.
1. Inflasi
Jika inflasi suatu negara meningkat (dibandingkan negara rekanan
dagangnya) maka neraca berjalan negara tersebut akan menurun. Hal ini
disebabkan oleh masyarakatnya akan membeli lebih banyak barang di luar
negeri (karena tingginya inflasi lokal) dan ekspor negara tersebut menurun.
2. Pendapatan.
Nasional Jika pendapatan suatu negara meningkat (dibandingkan negara
rekanan dagangnya) maka neraca berjalan negara tersebut akan menurun. Hal
ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan riil akan meningkatkan konsumsi
yang kemungkinan besar juga meningkatkan permintaan akan barang asing.
3. Batasan Pemerintah.
Pemerintah suatu negara dapat membatasi atau menghalangi impor dari
negara lain. Dengan menggunakan batasan tersebut, pemerintah mengacaukan
arus perdagangan. Batasan perdagangan yang paling sering digunakan antara
lain adalah bea masuk (pajak atas barang impor sehingga harga barang asing
meningkat) dan kuota (jumlah maksimum yang dapat diimpor).
4. Kurs Mata Uang.
Jika nilai mata uang suatu negara meningkat (dibandingkan negara
rekanan dagangnya) maka saldo neraca berjalan akan turun. Hal ini disebabkan

20
oleh bertambah mahalnya barang-barang yang di ekspor bagi negara
pengimpor sehingga permintaan barang menurun.
5. Interaksi Antar Faktor.
Faktor-faktor yang di atas saling berinteraksi. Contohnya, saat inflasi naik,
neraca berjalan turun, namun naiknya inflasi juga melemahkan nilai mata uang
yang berakibat neraca berjalan naik. Karena itu, dampak inflasi bisa
dihilangkan sebagian.

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Di atas dikemukakan bahwa materi neraca pembayaran internasional adalah
transaksi-transaksi ekonomi internasional yang diadakan oleh penduduk negara
yang mempunyai neraca pembayaran internasional tersebut. Pada umumnya
transaksi-transaksi ekonomi berupa pemindahtanganan hak milik atas suatu benda
dari tangan orang yang satu ke tangan orang yang lain ataupun berupa penunaian
jasa yang dilakukan oleh orang yang satu untuk orang yang lain. Selain itu,
perubahan susunan dan nilai hutang piutang serta kekayaan penduduk negara
bersangkutan di negara lain juga tercakup dalam istilah transaksi ekonomi
internasional.
Pada umumnya dalam kontrak-kontrak bisnis selalu terdapat klausula tentang
tata cara pembayaran. Pembayaran (penyerahan sejumlah uang) merupakan salah
bentuk prestasi terpenting yang harus dilaksanakan oleh salah satu pihak. Di pihak
lain pembayaran merupakan hak yang wajib diperoleh berdasarkan kontrak. Tidak
jelasnya tata cara pembayaran atau tidak terjaminnya keamanan mengenai tata cara
pembayaran dapat muncul menjadi resiko usaha dan sumber perselisihan (sengketa)
dalam hubungan bisnis para pihak yang terlibat.
Neraca pembayaran merupakan ringkasan transaksi pada suatu negara
tertentu antarwarga negara domestik dan asing pada suatu periode tertentu. Neraca
ini mencerminkan akuntansi dari transaksi internasional suatu negara pada suatu
periode. Neraca ini mencatat transaksi usaha, individu maupun negara. Isi laporan
neraca pembayaran yang paling penting adalah neraca berjalan dan neraca modal.
Membandingkan investasi ke luar negeri (negatif/ debit) dan investasi asing ke
dalam negeri (positif/ kredit) dalam periode tertentu.

22
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Lia. (2007). Ekonomi Internasional. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Eitman, David K., Arthur I. Stonehill, and Michael H. Moffet. (1998). Multinational
Business Finance. Reading. Massachssets: Addison-Wesley.
Hady, Hamdy. (1997). Manajemen Keuangan Internasional. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Jeff Madura. (2006). Corporate Finance International.Edisi 8. Jilid 1. Jakarta: Salemba
Empat.
Krugman, Paul R. & Obstfeld, Maurice. (2000). International Economis, Theory and
Policy. New York, USA: Addison–Wesley Publishing Company.
Laporan Neraca Pembayaran Bank Indonesia. (2011). www.bi.go.id,Jakarta 2011.
Salvatore, Dominick. (1993). International Economics. New York: MacMillan Publishing
Company. Tucker, Alan L. (1991).
Financial Futures, Options, and Swaps. St. Paul: West Publishing

23

Anda mungkin juga menyukai