*.1;'f Dr. Rini Puspitaningrum, M.Biomed.

DrP chris Adhiyanto, M.Biomed., Ph.D.

 Hingga kini, topik pembicaraan mengenai enzim di dunia
pengetahuan alam masih menjadi topik utama, terutama setelah
semakin banyaknya ditemukan kegunaan enzim dalam
membantu penyelesaian suatu masalah kesehatan maupun
dalam dunia industri. Enzim merupakan suatu katalisator
biologik yang akan meningkatkan kecepatan reaksi kimia dalam
organisme hidup, namun ia sendiri tidak turut mengalami
perubahan. Enzim merupakan katalis yang akan mengubah
kecepatan reaksi perubahan subtrat menjadi produk sementara
enzim itu sendiri tidak mengalami perubahan.
Buku Enzim dan Pemanfaatannya ini mengajak para
pembaca untuk memahami mengenai seluk beluk enzim. Seba-
gaimana kita ketahui bahwa enzim merupakan unsur yang
sangat penting peranannya di dalam kehidupan.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat saat
ini, terutama perkembangan ilmu pengetahuan dasar, semesti-
nya harus diimbangi oleh ketersediaan sejumlah literatur ilmu
dasar sebagai acuan. Hingga saat ini, masih sedikit sekali buku
ilmu dasar berbahasa lndonesia yang digunakan sebagai litera-
tur acuan bagi para mahasiswa biologi, kimia, kedokteran, dan
kesehatan maupun para peneliti; salah satunya dengan alasan
demikianlah buku ini hadir untuk Anda.

"\S tiilSilrNDoNESrA
Jl. Rancam4la Km. 1 No.47, Ciawi, Bogor, 16720
Telp.0251 -8240628
Fax" 0251 - 82431617
www.yudhistirag i.co.id
 PE

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

1. Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau pemegang hak cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 1.000.0@.@0,00 (satu miliar rupiah).

Setiap orang yang memenuhi unsur yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp 4.000.000.000p0 (empat miliar rupiah).
 I(IY)I EloSSuV
vrsirNoctNrvrrYHs ffi rydueq Surpd epuap utrufr
eueprdlp'ueleteqruad $
'lqeydnr rulgu nps; 6fnt
, eurel 3u1pd e.reluad ernl
eldp 1eq SueSarnad nqs
'O'qd "pauro;g'yy'o1ue[!qpy syq)
.pauo!g'vr;'unr8uluel;dsn4 !u!u'ro
\ANNVIVVJNVWId
LLay
WIZN1
 Enzim dan Pemanfaatannya
CopyrightERini Puspitaningrum, Chris Adhiyanto

Assalamualaikum \lhl
Perkembangan rl-rrnt
ilmu pengetahuan dasa
dasar sebagai acuan. F
Editor: Dian Sakryowati
Indonesia yang digural
Desain Cover: Imam Hari Pramono kedokteran, dan kese\
Desain Isi: Asmadianto
Untuk menyikapi I

kalangan yang lebih fu

Pemanfaatannya.M&i
mengenai seluk beluk q
yang sangat penting pe
Puji syukur kehadn
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 28Tahtn20l4.
sehingga buku ini dap
Dilarang memperbanyak/menyebarluaskan dalam bentuk apa pun kepada semua pihak y
tanpa izin tertulis dari penerbit Ghalia Indonesia. pen!rusunan buku ini hin
imbalan pahala dari AII
siapa saja yang ingin m

Wassalamualaikum W
Penerbit Ghalia Indonesia, Cet. Pertam a, Maret 2016
Jl. Rancamaya Km. 1 No.47,
'Warung
Nangka, Ciawi - Bogor 16720
Telp.: (0251) 8240628 (hunting) Fax.: (0251) 8243617
e-mail: editorialperti@gmail.com

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Dr. Rini Puspitaningrum, M.Biomed, Chris Adhiyanto, M.Biomed., Ph.D.
Enzim dan Pemanfaatannya, Cet. 1
Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2016
viii + l24hlm;175 mm x 250 mm
ISBN: 97 8-97 9 -450-7 04-9
 .C'IId.T
olu€1(It[PY slJrlc
umJ8uruBlrdsnd rury
LtgeT
9I0Z re.retr\I 'etru>1ef
9loz
'
q |A'qY| ur n 1!o I
o n utD lD s s D
lA
't6oloruzua turulauatu ur6ur 6ued efes edets
r6eq leelueu-rraq ledep Iq n{nq eEouas dereqraq Iurey 'lY\S qelv Irep epqed uepqul
uolledepuau uele nll seffil6ue6 pu-re eDouag 'llqral ledep e66u1q rul n{nq ueunsnAuad -E!
saso;d urepp nluequrau qutued eduel eqas ueEuap qplal 6ue6 ryq1d enulas epedal mdudeln
>1e6ueq 6ue6 qlsel eurral ueldecn6uaur nuey 'ue{psalaslp }edep lul rulnq e66utqas .7IOZ IInIPJ
uelrraqrp 6ue6 1eu-r4u uep elunrp{ se}e euarcI '}mS qeilV }erlPeqal rru1nds tfn4
'uednprqal tuepp Ip e6uueue;ad Suquad le6ues 6ue6
Jnsun uerledruau u4zua e/tlqeq nqela{ e}ry eueurcEeqag 'rnlzua Inlaq {nlas pua6uaur
-o6uuo1oo{uowad
lueqptrraiu Inlun ecequad ered lefe6uaur ut8ul 1urc{ '1ul rulnq mPIaN
uop Llrtzug ppntraq tpefuau ltue{ puJe}rad n>1nq IsInIJatu 'sen1 qrqal 6ue6 ue6uep>1
rp ecequad ueqnlnqa{ Iqnuauau uep eoequad uede66ue1 rde>lfuatu >ln}un
'qqauad ered undneu uelpqasa{ ueP '.ueJaploPa{
'eFUII 'r6o1orq emsrcpqetu ered r6eq uenoe Jnlelalrt re6eqas ue>1eun61p 6ue6 ersauopul
pspqeqraq respp ntu[ rulnq {e{as }pllpas qlsetu 'gg lees e66u1g 'upnoe rcEeqas ;esep
ntup mlerall qepuntas ueelpasralal qalo r6uequrllp srueq qePns lesep uenqela6uad nul
ueEuequra>pad euelrual 'ut lees lesad le6ues 6ue6 uenqelaEuad ntul ue6uequapa4
' qlAryA utDllD lonuDl Dssy
L8 " " " " " urqo16ou.ras a>1 ua61si16 ue1ery6ua6 'c
.: :... :...... :...... :... :. :
v8 3
t8
: : ffi:i::r*fi;',i';fi81:
sqg ledury ueEuap unlord al pue6q uele)il {qun rlppv ueeuesrad '3
t8 j;';;; .C
"u,,
;;;;o ;; ;";;,, ;;,,'X'ffi'll;?1?trS"'J::
'pue6t1 1e>18utua6 snlts enCI
LL ",,*
pllpuahtr 6ue6 um1or6 a1 pue611 ue1e16uua6 {n}un rlePv ueeuesrad 'J
VL ;lleradooY 'B
tL p6ftin1pue611lo[6ua6 sn1ts HIIIua6 6ue6 qa]ord al pue6q ue]e]il 'V
GL """uplord eped pue811 uPlE{I AI qeg
99 """tulzuE srs{e}ey F{eaU eped utzuaoy ue}pqllra}ay 'l
I9 ISe q{eKI 6ue6 uzus 11
L9
:: : :::: : : :i1?:rfry::l Y::q '..........urlzua eltuly ]elts .c
v9 6to1op6av) urzus uernle6ua6 Lualsls J
.. : :...... :.. :.. : :.. :....(:?rnzuT "' urlzug sell^1plv eped uelequPH 'E
Zb
w if:l.yll:l:111:lig 6ue6 rs4eas e{Baury ueue6ual4l
{qun apo}ahtr 'cl
ZT 6ue6;oqeg '3
urrzua efray rqnre6uaua6l
0t stslle}ey 'g
TZ rurzug efuay reseq 'y
tz urlzuE e1lpulx ru qeg
LI
VT tt**1*j*:*ff**g*,i
OI
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
6
6 ulzua Iunrun rtlls il qeg
arusrue6rg Luepp urrzug rsnqplslc 'g
t 'rurzug uerya6ua4 'y
I
I uenpqePuad I qtg
IIA IsI reueo
relue6ua4 eley
Bab V Preparasi Biologi untuk Meneliti Enzim 89
A. Pemilihan Bahan Preparasi 89
B. Pengujian Enzim 90
C. Uji Enzim dengan Determinasi Kinetika {,ktivitas Katalisis 90
D. Uji Kinetika Berpasangan.............. 92
E. Enzim Radioimmunoassay (RIA) 94
F. Investigasi Pembagian Ruangan Subseluler Enzim 95

Bab VI Ekstraksi dan Pemurnian Enzim lol

A. Ekstraksi Enzim 101
B. Pemurnian Enzim L04
C. Penentuan Berat Molekul Enzim 111

Bab VII Aplikasi Enzim dalam Bidang Kesehatan 113

A. Aplikasi di Bidang Kesehatan. 113
B. Kasus Klinik dan Riset Laboratorium yang Melibatkan Enzim....... Ll7 A. Pengertlan Enz
1. Pengenalan tentz
DaftarPustaka l2l
Enzim merupakan
Tentang Penulis 123 reaksi kimia dalam org
Pengertian lainnya adal
substrat menjadi produl
Pada suatu reaksi lr
mengenal substrat dan
mengalami reaksi kimia
itu, produk adalah strah
bantuan eozim maupu
Gambar 1.1.

Tanpa enzim: S

-+ E -
Denganenzim: S

Keterangan:
S = substrat
E = enzim
ES = kompleks enzim-sut
p = produk
Gambar 1.1. Bcr

Telah diketahui se
demikian, kadang kah
beberapa enzim yang n
Komponen ini dinamak
uralord pfral elel.u '.epe {ep$ }nqasra} uauoduo{ e{rr roHe}o{ ueleulPuP IuI uauodtuoy
'efualaq ]edep trrlzua rc6e uralord uelnq uauodruol up{n1lauau 6ue6 tuzua eduaqaq
epe 'spololq rolesllelel pEeqas e6use6nl uelrulelatu tuepp ep1 6uepe>1 'ueultu;ap
undqsa6l 'ura1o.rd nlens ue{edruatu urlzua emqeq senl ere3as Inqe}a{IP qelaJ
( IOO I leulea) lnpora ;peJueyg lBJlsqns ueqeqnred Elutly lsIEaH ' ['] tequeC
)npold = d
lalsqns-urzuo s1eldu.to1 = 93
ullzuo = f
|EJlsQns g =
:ue6uerc1ey
d+f I + S:r-urzueue6ue6
(ueluods rsyeer) 4 g :u-rrzue eduel
'I'I requrec
eped 1eq1pp ]edep eIUH rs{ear sasord runun pref,as 'rypl} undnpu-t ut?ua uen}ueq
ue6uap {n}uaqra} 6ue6 erull IS{eaJ IISeq ueqeq nele uauoduol n}ens qeppe lnpord 'n11
erpluar.uas '{epq ne}e u4zua uen}ueq ueEuap urel{n}uaq pe[uau enuDl Is{ear luep6uaur
uele 6ued ueqeq nele uauodruol nlens qeppe lerlsqns 'lnpord uep ]erlsqns pua6uau.l
ep1 'dnprq ausgeEro nlens tuePP enuDl IS{ea; edusnsnql 'elupl ISIeaJ n}ens eped
'ueqeqnracl u;ep6uau {epl} IJIPuas n}l uEua eJe}uatuas '1npo.rd pefuau; ]el]Sqns
ueqeqruad r$lear ueledacal qeqn6uau uule 6ue6 s{p}e>{ n}ens qePPe e6uup1 uepla6ua6
'ueqeqruad u;epEuatu ]runl ryp11 IrIPuas er rde1a1 'dnpq atuslueEro tuePP enuq Is{ear
ueledaca>1 ue11e16uruaru ue{e 6ue6 srEololq Jo}psrc}e{ n}ens uelednrau ulzuE
tzl
rrrlzuE 6ue1ua1 uepua6ua4 't tzt
utlzul uElueouecl .V LTI """'uIztEI uelpel
III
III
III
v0r
uunlnqupuod IOI
TOI
96
v6
Z6
06 srsII€Te>I
06
68
68
yang berperan sebagai enzim akan terhenti. Protein enzimyang memerlukan komponen kompleks menjadi gula
kofaktor untuk kerjanya dinamakan apoenzim. Dengan kata lain, apoenzim adalah suatu (kini dikenal sebagai am
protein enzimyang tidak lengkap sehingga tidak dapat melakukan tugas katalis bila tidak yaitu suatu komponen y
ada kofaktor. Apabila apoenzim tersebut telah mengikat suatu kofaktor, maka protein dan diberi nama pepsin
enzimtersebut dinamakan holoenzim. Kofaktor dapat meiupakan suatu molekul organik fermen. Penemuan Pas
maupun ion metal. Jika kofaktor merupakan suatu molekul organik, kofaktor tersebut pada organisme hidup-
dinamakan koenzim. Kofaktor maupun koenzim dapat terikat kuat ataupun lemah pada
Penamaan enamp
protein enzim. Jika suatu kofaktor terikat kuat pada enzim dan untuk melepaskan kofaktor
diambil dari bahasa Ytrn
diperlukan energi besar yang mengakibatkan kerusakan pada enzim, maka kofaktor
tahun 7897, Biicheners
tersebut dinamakan gugus prostetik. Gambar L.2 berikut memperlihatkan pengertian
luar organisme hidup a1
tentang enzim secara sistemastis.
diperlakukan sedemikiar

. molekul organik Pada tahun 7926, c

+ kotaklor Z
,'/ dikristalisasi oleh Sumnr
Apoenzim -=\ ion metal
dan dikristalisasikan.
holoenzim ----_---==.- aktif
Hingga kini, topik p
Protein aktif menjadi topik utama, t
dalam membantu peny<
Misalnya, penggunaan
Gambar 1.2. Pengertian tentang Protein Enzim Secara Sistematis (Palmer,1991)
Polimorphism) yang di
Baik protein maupun komponen kofaktor, secara langsung terlibat dalam proses pembagian warisan, uii
katalisis untuk menghasilkan produk. pengetahuan dan pema
Telah dikemukakan sebelumnya enzim merupakan suatu protein dan kehadirannya kedokteran, kesehatan,
dalam sistem kimia organisme sangat penting. Meskipun demikian, tidak semua reaksi
kimia dalam sistem organisme memerlukan enzim. Dalam tubuh suatu organisme, jika B. Distribusi Enzir
reaksi kimia harus dikatalis oleh enzim, maka tanpa adanya enzim, reaksi akan dapat 1. Struktur Protein
berlangsung dengan baik dan cepat bila kondisi panas tubuh ditingkatkan hingga mencapai
lebih dari 100 oC dengan tekanan atmosfer yang jauh dari fisiologis. Keadaan seperti ini
Sejak diketahui ba
pemahaman strukhr prr
tidak mungkin diperoleh pada organisme normal. Walaupun ada beberapa organisme
yang dapat hidup pada temperatur ekstrem, tetapi pada dasarnya, reaksi kimia yang Protein adalah mah
dikatalisis oleh enzim memerlukan kondisi fisiologis agar dapat bekerja optimal. Adanya satuan (S/mol). Ada du
enzim akan menurunkan faktor-faktor penghalang untuk menghasilkan produk dan protein globular.
kecepatan reaksi yang dihasilkan juga tinggi.
Protein fibrosa adal
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa spesifitas enzim untuk mengenali suatu kokoh, dan berperan dat
substrat sangat tinggi, tetapi beberapa enzimternyata dapat mengenali beberapa substrat keratin yang merupakar
yang berbeda. Hal ini yang nantinya menjadi salah satu dasar dalam pemberian nama protein globular adalah 1
suatu enzim. dari larutan. Selain itu, p
organisme. Enzim meru
2. Sekilas Sejarah Enzim
Protein tersusun d
Hingga akhir abad ke 79, telah diketahui bahwa proses fermentasi pada susu di berhubungan melalui sr
mana gula akan diubah menjadi alkohol dan melibatkan suatu organisme renik yang ada asam amino suatu prot
dalam susu tersebut. Pada tahun 1833, suatu komponen aktif yang dapat memecah gula sesuai dengan materi ge
Flaloruor{eu upseq{a{ uelqeqa6uau-r 6ued qelur IeH '1as 41aua6 lra}eut ue6uap rcnsas eln6 qecaurau ledep6td
ednr ueqru-rapas rnlerp qelai rur uelrun '>lgFads qelle6ues utalord nlens oupup utese epe 6ued >11uar anrsnre6rc
-ourue ulesp uelnrn 'epudad n1re6 Eunqnq6uad uelequ-laf nlens mplaru ue6unqnq;aq Ip nsns eped lseluatura;
6u11es eduurel ueEuap nles 6ue6 oulrue tuese llun-llun IJep unsnsra] ulaloJd
'repqo16 uralo;d qoluof, nles qeps ueledruau wlzuE 'auslue6ro
puolsEun; ualsrs rnle6uatu ulepp ue;ad HIIIuaut repqolE utalo;d 'n1t urc1ag 'ueiruelUep
uel{rses{e}slqlp }edep upp rre r.uepp lrue1e6uunu-rn 6ue6 utalo;d qeppe;e1nqo18 utalo;d erueu ueuaquad ureleP
'n11 ueluaruas 'npq uep 'ru1ru1 'lnquer unsn6uad uauoduro>1 ueledn.lau 6ued uqe.lal ]erlsqns ederaqaq qeua6tl
qeppe esorqg unlord qoluoC 'ue6uue[ eped;npp.t1s uaqtuaul urelpP ueradraq uep 'qo1o1 nlens leua6uaur {n}un
nelp lerul edu4sg tre u-repp ]ruel>lep11 e6u1e;1s 6ue6 utalo.rd qeppe esorqg.ula]ord
;e1nqo16 utalo.td uep >1npo;d ue4lpeq6ua
uep esorqg uralord nlted 'rnqelallp qelal 6ue6 utalo"rd adq PnP ePV '(1otu76) uenles eduepy'pru11do efua1aq
000'I p{alotuoqetu qepPe ula}ord
rrep qrqal F{alour leraq ue6uap (resaq p1a1ou) 6ue6 elurq F{Par 'e6[u
.lJJtzua
rrefeyadtuatu ledep Inlun ue>1n1.radrp qe11e6ues uralo;d Jnllnrls uetueqeurad
auslueE;o ederaqaq ep
uep uenqela6uad p{eru 'u1a1ord n}ens qelepe u;1zua e^\qpq Inqe}a{IP ryfas u ryadas ueepeay'q6q
pdecuatu e66tnq ueTE
ulalord rnplnrls 'f ledep ue>le 6{par 'v1.lztf
eulslueoro utelep ulzul lsnqlrlslo 'g eryf 'au:srue6ro nlens q
IS{eaJ enr.uas {ePtr 'rreFu
'g11auad ered uep 'tsetu;e; 'ueleqasa>1 'ueraplopa>l e6uue;tpeqa{ ueP ula}o
'elupl 't6o1otq emslseqeu r6eq eu;e1rual uJlzua 6ue1ua1 ueueqeuad uep uenqelaEuad
uelnpaclp n]l {n}un '(ure1-ure1 uep 'lse>lgl1uap1 'ueleqera{a{ gfn 'uesuerrr uet6equ-lad saso;d urepp leqqral fr
'purtur.rl snsofl {Isuaro} uelai{opa{ plunp urePp uel}pe}ueulp 6ue6 (rusrqdrcut11o4 (lOSl'ratuPa) sF
ql6ua1 ryatuiuotg uotlrt4sa1) afgU IIUIaI eped tutzua ueeun66uad 'edulestyq
'rJlsnpu erunp uJelep undneu ueleqasa{ qppsPtu n}ens uercsalafuad n}ueqtuaut tuppP
v4zua ueeun6a>1 uelnurallp 1e6ueq ul{euas qela}as eue}nJa} 'eu;e1n 4do1 rpefuatu
qrseu tuep uenqelaEuad etunp rputvua rcua6uau ueereclquad 4do1 'rury e66utg
.ue>lrsesrlplslrllp ueP
u$lrurnurp Feqraq 6ue6 tuzua le6ueq qe1a1 'pr lees e66ut11 'rauluns qalo tsps{p}slrllp
lerlsla uep qaloradp 6ued asearn u4zua'926I unqe] ePed
Ilseqraq 6uo1od 8uecel
'ueeqoc;acl euefaq urepP p ecln.l uellluaPas ue>1n>1e1;adrp
;en1
*lsea6,, IeJlsIa rlpp qaloladrp 6ue6 elunzua nele uaurra; epqede dnpq atusue6ro ueq;a6uad ueryeqgmtl
Ip petJa+ leclep eln6 rseluaural
pmqeq uolleqq.laduau [sellraq srauaLlslJ1' L68I unqel
roHeIoI e{PuI 'uryua f
eped ',,]sea6,, q;e.laq 6ue6 (l.rdo) t:a) qutnzua qred '(>1aar9) rueun1 eseqeq Irep llqurelp roryeiorl uelsedagu;q
rur erueN '8lglunqel eped auqny qalo uelnlelP W{ euepad u)lzua ueeueuad epecl qeural undnep1trd
'dnpq aurstue6ro eped ]nqasral roqelo{ q.IIrESi
epe edueq uaulta1 e/!\qeq uo11nfunuaut urcl r]Ilauad ueP maped uenulauad 'uaLUJa] {lue6ro lmlalotunPnsur
ue{eueurp 1u1 $Ie uauodruol 'lnqasral uenruauad p^\e eped 'utsdad ptueu Iraqlp uep uralo;d e{Ptu lop1e;o1
ounqueluerlec rrep qaloracftp 6ue6 uralo.rcl qef,ar.uau ledep 6ue6 uauodtuo>1n1ens n1rc6 {epl] elq srp]H se8rqw
'upluemuauad ecle"raqaq qalo In{[p ]nqasra] uenurauad '(ase11ue rcEeqas pua>1tp tuq) nlens qeppe uzuaode
aselserp eureu Iraqlp uep Iseloslp Iseqraq qe1al p66un] Inluaq ep6 rpefuatu slalduo>1 uauodtuo>1 us{nlJaurau
protein dibandingkan dengan makromolekullain, seperti karbohidrat dan lipid. Kadang Rantai asam nukh
kala protein juga memiliki atau mengikat molekul atau makromolekul lain, seperti Tiap mononukleotidate
nukleoprotein (gabungan protein dan asam nukleat); lipoprotein (gabungan protein dan gula fosfat merupakanl
lipid); glikoprotein (gabungan protein dan karbohidrat), .dan lain-lain. dengan lain membentr.l
asam nukleat dapat dil
Telah diketahui ada 20 macam asam amino yang berperan dalam membentuk
suatu protein. Asam amino itu sendiri didefinisikan sebagai senyawa organik yang
mengandung gugus amino (-NH, dan gugus karboksil({OOH)yang terikat pada atom
o-karbon. Asam amino selain memiliki gugus amino dan gugus karboksil sebagai inti
struktur molekul, juga dapat memiliki gugus tambahan lain atau sering disebut sebagai
sisi tambahan (R).

Gambar 1.3. Struktur Asam Amino (Rodwell, 1985)

Asam amino yang menyusun protein dapat dikelompokkan menjadi dua golongan
besar berdasarkan gugus R-nya bersifat polar atau nonpolar. Di bawah ini adalah
pembagian asam amino berdasarkan kepolarannya.

Tabel 1. Klasifikasi asam amino berdasarkan

kepolarannya (Rodwell, 1 985)

Pada proses pembe

Alanin Arginin transkripsi dan translasl
lsoleusin Asparagin
Leusin Asam aspartat
amino safu dan lainnyac
Metionin Sistein bergabung menjadi suat
Fenilalanin Asam glutamat
Prolin Glutamin unfuk bergabung dengar
Triptofan Glisin sintetase. Reaksi tersebr:
Valin Histidin
Lisin
Serin
Treonin
Tirosin

2. Sintesis Protein Ganl

Telah dikemukakan sebelumnya bahwa enzim adalah suatu protein. Oleh karena itu,
Enzim aminoasil-tE
dalam proses pembentukkannya, sintesis enzim tentu mengalami peristiwa yang sama
mengkatalis asam amin
dengan sintesis protein lainnya. Sintesis atau proses pembentukan enzim terjadi di dalam
bagian "binding amint
sel seperti proses sintesis protein lainnya. Biosintesis protein berada di bawah kontrol
spesifik untuk asam am
gen serta berhubungan dengan struktur dan fungsi asam nukleat.
 'le
'nluaual oulue ulese {n}un >lsFads
erpf,as uele{lraq esrq e6ueq VNU} In>Ialotu dptJ 'VNUI fupo oultilo 6u1putq,, uer6eq Iorluo{ qe/neq !P ePelu,q
tueFp Ip IPe[a] ul|zua Iq
ue6uap uplelrraq nelp le{alau In}un (ourue urese-1)-I {n}uaq ou$re tuese srp}el6uau:
etues 6ue6 eml]slrd Iu4
edueq rur urzug 'r66ur16ued uelglsadsal HIIIuatu aselalurs VNgtJlseoururp urzug
'n11 euarol qalg'uplord
vNUl uPp oulurv uresv lslPau ausluE)law'9'L JPqueg
'g'I requreg eped 1eqq1p ledep pqm;a] F{eaU 'ase}a}us
Vpli-Iseourue ue{eureup 6ued vrvua n}ens uprqupq qalo VMI+ ue6uap Eunqe6raq{n}un
ueIJIHep srueq [eI erueyad tur ourure tuese-oulwe ulese 'rnalord rqens pe[uau 6unqe6;aq
ourup urese-oulup urese urqaqag 'epudad ue]p]il qalo uelEunqnqp e6uurel uep n]es oulup
ruesp eueur rp ouueuesellod nele epndadqod ue4edruau uraloJd 'rseFuerl uep pdplsue4
dn {nl ue{eueqp 6ue61as urepp uedeqe} uelnpadp uralo;d ueln}uaquad smord epe4
lPoHnN urEsv leluEu'?'l rEquec
tl
VNH pluer eped uru[ uB][uP66uar!
H
I
u..r,,.N.-r.-zo qePpe rur qemPq rI 'r
ill ue6uolo6 enp lpefuatu
N'.,
*,.C'-, ,-
il (s
" trsern Ei:tlljll
H
l^l H-O-^--c-N\
t-l-r.-N\--o
ll I I ll .q-H
N--,7,,5-11/
,.*-5- rzN\::I 1 i' --._."'
I ::::l::l:iilll .-;
,,r,, uruepy lffi
W
HHH
ltl
H\c/-N\czo' ;.......s2N':rZN1-rua c
I
-,- " " " " ..'..
t, /
I
C
.f_ I
ttt
U
s.,5 n,..N 1 /
1............ t
. I uaDojprr]
uEte)jl -,-ll
'HN...................J....................... O
rcEeqas lnqaslP 6u-tras r
,,.olsffi u,urneX]]]]]ffi]l$ qul rcEeqas gs:pqrel s
ue6orlrp eseg (yp6) prcy cra;cnuoqulxoe6 r.rrole ePed le{.ua} 6udr
6ue6 4ue6ro eme6tras
'7'I reqtueg eped leq$p ledep leappu tuesp InluaquJalu urePP uer
-r4q+
reluer slleu:als ereras ']eaplnu tuese 1eluer nelp epqoaplnullod {n}uaqtuatu uplueEuap
nles epqoaplnuouolu uel6trnqnq6uaur uele 6ue6 6un66und 6uep] ueqedruau lepo; ep6 uep uralo.td ue6unqe6)
uelequaf 'esoluad sn6n6 uep 'esoluad ep6 'ua6o41u eseq Uep Ulpral epnoaplnuouotu de11 ruadas '.utel F{aptuo
'epqoappuouotu qalo unsnslp 6ued plaloruor{eu n}ens qePPP }eappu tuese P}ueU Euepey 'p1d1 uep le+S
 Translasi sintesis protein adalah suatu proses menterjermahkan informasi genetik Rantai polipeptirlar
untuk diekspresikan dalam bentuk protein. Pada tahap ini terjadi penempelan IRNA membentuk struktur t!3
yang telah membawa asam amino tertentu ke ribosom. Sebelumnya, di ribosom telah disintesis menjalankan
terjadi penempelan mRNA. IRNA yang membawa asarrl amino yang cocok dengan kode setelah translasi (modifi
mRNA akan menempel atau dengan pengertian lain kodon pada mRNA hanya cocok
pada antikodon IRNA yang sesuai. 2. Enzim Intrasehrk
Secara garis besar proses sintesis protein di ribosom dimulai dari penempelan Sebagian besar rn
antikodon tRNA yang membawa kode inisiasi ke kodon mRNA "start" yang merupakan digunakan di luar sel- Ti
tempat awal proses translasi, yaitu di daerah P (daerah pengikatan peptidil) di ribosom. dan enzim ekstraseluk
Penyatuan mRNA dan tRNA inisiator di daerah P dari ribosom akan memberikan sinyal Stmktur ini berperan nr
unfuk terjadinya proses penempelan tRNA kedua, yang telah membawa asam amino membahayakan organ
tertentu ke daerah A (daerah pengikatan aminoasil) dari ribosorn yang telah ada kodon dibahas pada bab lain c
mRNA sesuai dengan tRNA kedua. Setelah kedua IRNA menempeldi daerah P dan A,
Intinya adalah pr<
maka selanjutnya adalah proses penggabungan asam amino di daerah P dengan asam genetik yang telah ada,
amino di daerah A. Pada proses ini, diperlukan bantuan enzim, yaitu peptidiltransferase.
menjalankan tugasnlra-
Setelah terjadi pengikatan antara asam amino-tRNA di daerah P dengan asam amino-
dalam proses pencerna
IRNA di daerah A, akan terjadi pergeseran posisi yaitu asam amino-tRNA di daerah A lainJain; sedangkan co
akan berpindah ke daerah P, sedangkan asam amino-tRNA di daerah P akan bergeser protein, enzim di mitok
ke daerah E (daerah keluar atau exit). Selanjutnya terjadi lagi penempelan IRNA yang
membawa asam amino tertenfu yang sesuai dengan kodon mRNA di daerah A. Proses ini Keberadaan erzim
terus berlangsung hingga ditemukan kodon mRNA yang mengkode penghentian proses sel tersebut, contohnlra
translasi. Secara ringkas, proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 7.6.
perlindungan matei

oksidasi;

biosintesis hormon r

tertentu sehingga m

protein;

metabolisme karboh

antarsel dan kerja h

Enzim suatu organi
memiliki gen penyandi
mampu menyintesis en
memiliki enzimyang dal
tidak memiliki enzim pe

Gambar 1.6. Proses Translasi

 ']ndrunJ rJep ueueleul upqeq euracuad u]itzua qutual.u
{epB
ettptuetu ue{Euppas 'lndtunr rJep ueueletu ueqpq euJaouaru ledep 6ue6 urlzua qlruaur
pdruru ueleuad uen\aq 'qoluoo rcEeqag 'ue>lur6uup 6ue6 uzua srsaluduaur nduretu
{epq e{etu '.ppe
}nqas.ra1 aursrue6ro {epg eTf '}nqasral u4zua rpueduad ua8 r11luatu
+nqasral auslueEro e>ll[ sFa]ulslP ueP In]uaqP uele e6ueq auslueEro n]pns lutzuS
'uourJor.{ ef;a1 uep
IasJP}ue
p{aIou]ne}euoIrodsuer1sasordue8uapue}rc>IJaq1asue.lquauJIpepe6ue6utzua<
eyas l1e;prqoqrel auslloqelau
saso.tdstst1e1e6uau;ueradraqe6utunun.euse1do}IsueIePepe6ue6u4zua<
lulalord
ISaJ{asuePp6uquadue;ad;aqe6uunun.I6Iocsr1a1dtuo1uePPepe6ue6u|zua<
:1as qalo euracrp qepnur e66urqas nluapal
EUe}Sqnssrsrto.rprq6uaruuePqe3aI'UaI.uuePPue'rafuaquosoS[uePpepe6ue6U4zUa<
:leqo ausloqelau uep 'plorals uoruloq srsalursorq
.rse1rs1orprqsIeaJdepeqra1qemef6un66uepaq.uoSoIIIuuPPpepe6ue6ln|zua<
Irseprslo
sasord ulelep ue-rad.raq eduurnrun 'eupuo>1oyru tuepp Ip lpdepJal 6ued uzua tr
l>11aua6 IJaleur ueEunpurrad
uepueunsn6uadsaso.tduePpue.radraq.1asgutuePp1edep;a11e6ueq6ue6uzua<
'9'I requ
:eduqoluoc'pqas;a1 1as saso.rd uerluaq6uad apor$
uauodtuo>1 rs6ury rnqela6uaur tuepp qzua ueeperaqay IUr sasord 'v r{elaeP !P V}
Inlun nluequau ledep Ias
6ue6 ySlgl ueladtuauad
'urpl-utel uep 'eupuo{o}luJ rp r.uEua 'uplord
rasa6raq uelle d qeraep
srsalurs ulelep leqrrJal 6ue6 uzua qeppe JalnlaseJlur tJryzua qoluoc uelEuepas :ulel-utel
uep 'qerep uenlaqurad rople; 'uaualduol 'ueuoptu upqeq uppu:acuad sasord uePP
v r.{erapP Ip vNtfl-ormre
-oulue uese ue6uap 6
ue"rad;aq 6ue6 uzua-uqzua qeppe ralnlase4>la urzua qoluoJ 'e6use6n1 u*luepfuaur ' aseralsue4 [pudad n$st
Inlun Ias renl a>1 undneur Ias urepp a{ IIeq ue{lsnqu}slpra} uep 'epe qeyal6ued 41aua6 u;ese ue6uap d LIPJaeP
rseulolul ue6uap Iensas '.las tuepp Ip slsalulslp ulzua utalord qelepe edurlul 'V uep d qeraep ro pdtue
'1ut n{nq uep urcl qeq eped seqeqrp uopo>l epe qelal6uel{ t
ue>le rur snsnql rnplnrls 'epe {epq }nqasra} rnqru}s e1t[ au;stue6ro ue>le6eqequaur OUIurc ulese e/neqUExII
ledep uq6unur 6ue6 edulells Irep lnqasral u zua uralord e6efuau ue;adraq ruI mplnr]S p6urs ueluaqruatu uEFl
'r.{erep uerulaqu-rad tuepp uerad;aq 6ue6 u:zua eduqoluoc taplaserp>1a upua ueP 'uosoqu p (lpgdad ue
raplase4ul ntlzua F{alou ere}ue mryru}s ueepaq"rad epe e6unlual'las;enllP ueleun6tp ue>1edruau 6ued *1mls-
6ued urlzua e6n[ epe rde1a1 '1as tuepp ueleun6rp u zua p{alour .resaq uerEeqag ueladuauad pep IeFu{
ralnlase4s{g UPP ralnlasErlul u4zua'z
{ococ e6ueq VNUUr EPE
'(pelsuulecsed Ise{Spotu) lselsuer} r.{ela}as apo>1 ueEuap lococ 6ttdl
mDlruls rsp{Uporu sasord ue{eureurp rur sasord 'q6o1orq rsEury ueluepfuau: slsa}ulslp qela] uosoqu tp'eduu.uq
6ue6 u1a1o.rd re6e usad plll1tuatu rur rnryru]S 'n]uaya] 6uau4p e6q;np1n4s {n}uaqtuatu VNUI ueladuauad @l
{n}un deqe] ue{nlraurau qrsetu 'ssalusrp rcsalas qe1a1 6ued ep[dad{od P}ueU
1n[ue1 41aua6 tseturol4 uet6lel
 'uelsedapp uele
{nPord rpefuatu qeqnraq qe1a16ue6 }pr}sqns '8uns6ue1;aq srre}e{
ISIear Llplalas uelpnural uep lerlsqns ueladtuauad 1nlun 1edua1 nlpns Dlrrnuarn u4zua
'srs4e1e1 tslear nlpns uelrulelaur urepp emqeq >1edrue1 '(1'7 "requeg) rserpnl epe6
(ur;zu1 JI14V ledural) ullzul flf{V snUS 'V
'quar.{Ja} srEolorq ro}esrte}el
rcEeqas uxzua rs6uny e66urqas ulzua mDInJls ue{esrual pe[a] uep rspJn]puapla] ue{p
utalord rcEeqas uirzua'st6o1orsg rnle;adural sele rp nele 66uq le6ues 6ue6 .rn1e;adu;a1
eped e6uqoluoc 'utyzua efua1 rqn.re6uaruau 1e6ues e6n[ rnluadrual 'Il]lsod ue]enu
uelleJlauau e66urqas rcersosrpraq uelp lgsod uelpnuJaq 6ue6 sn6n8 e{eur '1o16u1uau
HO rserluasuo{ nele 1e>16uruaur 11d ery[ 'e6u111eqas 'I[e6au ue]enru up{lpr}auau
e66uqas tsesuolo.rd;al ue{e }l}e6au up}enr.uraq 6ued sn6n6 uolqeqaduau-r (1e>16uruau *g
repe>l)Llepuar gd eped nele / qe^\pq Ip Hd ueqeqnrad 'rnlzua efual rqn.re6uauraur ledep
6ue6 etueln rolle; uelednratu;nleradu-ra1 uep gd ryadas ue6un16uu roryel 'uralord
plalotu rrep rauapprul undnetu Jalsra] rnryruls ueEuap e6uue6unqnq ]eJa ertuul r$leaJ
nlpns slslple6uau; tuepp uendueura{ eletu 'u1a1o;d ueledruau uxzua euaje{ qalo
l ilZNI lflnWn IVilS
 Proses interaksi pengikatan ini merupakan fungsi katalisis yang akan membungkus 1. Kespesifikanatasad
substrat dan melepaskan produk. Tempat pengikatan interaksi ini dinamakan situs yang berbeda, t@
pengikatan/pelekatan atau tempat pengikatan/kontak (binding sifes) yang akan mengikat png dapatdikernlfi
substrat jika substrat memiliki gugus tertentu yang dikenali oleh situs pengikatan tersebut. mengatalisis realsir
Karena di daerah sifus pengikatan yang merupakan t-empat pengenalan atau orientasi memindahkan fo*
juga terletak tempat unfuk proses perubahan substrat menghasilkan produk, maka kadang 2. Kespesifikan terbal
dianggap situs pengikatan juga merupakan situs katalisis (catalitic sifes), walaupun safu jenissubsbats
sesungguhnya merupakan dua hal yang berbeda sama sekali. fosfat dari AIP har
Daerah dari enzim yang terdapat situs pengikatan dan situs katalisis disebut juga Selain penjelasan
situs aktif (actiue sifes atau actiue centre). Jika dibandingkan dengan keseluruhan irga memasukkan adE
struktur molekul enzim, situs aktif hanya menempati sebagian kecildari molekul enzim dari pengelompokan 1
dan letaknya selalu berada di permukaan atau dekat dengan permukaan enzim. Letak secara kimia atau n-nr
situs aktif yang ada di permukaan molekul enzimbertujuan untuk memudahkan interaksi dimensi berbeda sehin
antara substrat dan enzim. srafu wadah gelas pen
gnng akan dikatalisis c
aam amino-asam amir
tertenfu yang dapat n

#
contohnya enzim alan
Telah dikemukans
tersusun atas residu a
protein enzim, sukar d
Pada strukfur tersier a
Enzim Kompleks enzim-substrat pen!rusun protein enzi
letak residu asam amil
Gambar 2.2. Situs Aktif (www.accessexcellence.org) berjauhan, maka pada
asam amino berdekata
Situs aktif suatu enzim dibentuk oleh residu asam amino-residu asam amino yang
mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai berikut.

A
1. Menarik dan mengorientasikan substrat kepada gugus spesifik pada molekul enzim Rantai
asam amino
dengan cara spesifik.
2. Membentuk ikatan sementara dengan molekulsubstrat, selanjutnya terjadi polarisasi
dan regangan pada ikatan-ikatan di dalam molekulsubstrat sehingga mudah dipecah.
Residu asam amino-residu asam amino enzim yang bertindak dalam hal ini terletak YJ
di situs katalisis. ffil!ffi$ffi
r""
Hal yang menarik mengenai situs aktif enzim adalah letak residu asam amino untuk |e"rin
pengl
pengikatan/kontak (bindin g site) dan residu asam amino untuk situs katalisis terletak saling Situs

ffi^ /*,
berjauhan pada struktur primer protein enzim. Namun, pada struktur tersier maupun
kuarteneq residu-residu yang terpisah tersebut saling berdekatan membenfuk situs aktif.

B. Spesifitas Enzim
ffiffi
*'-xffilw
",sl$ffiw
(A) ffi
Telah diketahui bahwa eozimdalam melakukan kerjanya sebagai katalisator biologis
melakukan reaksi yang spesifik. Kespesifikan dalam aksinya dapat dibedakan menjadi
Gambar2
beberapa kelompok, yaitu sebagai berikut.
 rel$el uep rauud rnunrls epEd oulurv luEsv nplseH '8'z JPque9
rpefuau ue{epaqlp }dep
:'
srEolorq rolps{e}e{ p6eqa
(v)
--r:E&ffiffi"
.*ffi.ffiffi*
t:{-{/itfl :{--\;' 'Jlple srqls
.{ffi-- }r {rlluaqulalu u
1]ffi! - $Gffi{i!!$!lif
-$4$f ,/z d;tffiiE$flm undneu rars;a] Jnqn4s
" / :--*e{-e
uelelrDued snyg 6ules {e}alra} qqe}e{ srqs
A
ueled;p6 {n}un ounue urese nPrszu
|
{e}alra} Iq Pq I'UePP {eP
( 'r_r ' qecadp qepnur e66t1n4as
/r' \.//x.J
\\ttd-J sesuelod pe[ra1
\) \t
ouluJe uBse
lelueu u4zua F{alou eped lgp
6ue6 ourrup tuese np[sa
'(g'7 requ;eg)uzua Flalotu ueapturad P eperaq ueP uele{apraq ourue tuese
nplsar-oulue ruesp npsal lelal laualerul undneu IaISral mryru]S eped eleu 'ueqnefraq (6ro'a
ue1e46uad snlrs uep IIpp snlls unsn6uad oulue tuese npFar-oupe utesp npFar {e}al
elrqede (reueld nele) ;auud rnpln4s precas ueryequ;e6p e{lf 'ux.zna utalo.rd unsnduad
oulue tuese nplsarrelue Isleralq pefJal qe1a1 laua1ien1 undnele ralsra] rnplruls Pped
'uelelpuad snlrs uep IIHe snlls {p}al ue{requreElp ne}e mqe}a{Ip rc{ns 'uryzrra utalord
nlens Uep;aruud Jnplruls eped 'outure urcsp nplsaJ-oulue tuese nPISaJ sele unsnsral
u4zua uer{urap ue6uaq 'uta1o.td qeppe rnlzua e/\tqeq e6uu;nlaqas ue{nua{P qelaJ
'asDuJacDJ auruDp uqzua e6uqoluoc
'edulpqas nele C {n}uaq lpefuau-r -I {n}uaq Isranuo{ra}ut6uatu ledep 6ued nluayal
v zua sruaf epe 'uery1uap undnepryl 'C {n}uaq >1epl} '1>lntuaq ourue upse-ou$.ue ulese
srsfie1e6uau e6ueq asepts{o ou1tup-l tJJlzua qo]uoJ 'uqzua qalo Slsqe]e{rp uele 6ue6
lerlsqns sruaf nles e6ueq 'lupqns sluafenpa1 Eunpue6uau ueeqocrad se1a6 qePem n]ens
e)il['ppf 'enuploara]s {n}uaq enp Drrrruau }nqasra} }er}sqns e66urqas ePaqraq IsuaLuIP Is{era}q us{qePruraw {rq
e6rl p1a1ou-l mplnJls eref,as rde1a1 '{l}uapl ne}e etues erupl snunl ne}e PIUDI eresas {e}al' urz:.ra ueelpu-lad
ut\zua F{alou uep I.mI
6ue6lerpqns qenq enp elrq qeppe eprploarals uolglsadsal eped uelodurola6uad uep
pnslel4 'eruploarals uolglsaclsal qp6 'e1up{ uelglsadsa>1 eduepe ue{{nseruau e6n[ ueqnrnlasa{ ue6uap t{
qpuacl ederaqaq 'se1e rp uelgpadsal uelodruola6uad 6ue1ua1 uesela[uad UPIaS e6n[ lnqasrp qsrpryq srq
'urc1 sruaf ep6 a>1 >lepq eso{n16 sruaf eln6 a>1 e6ueq dIV UPP }e}so}
ueqepurulad srsrpleEuau edueq aseurxo>p16 rJtVUa 'e6uqo1uo3 'e[es le4sqns quafrqes undnepm'(sa1gs clltlvrf
>lnlun Islear ue{ruielaur ledep e6ueq uqzua nles 'p1pt{ tuePq 'se}eqra} uelgFadsay 'Z 6uepq e>pul1ppotdt{
'esoslaq ep6 sruaf uereuuaq al dIV UPP leFol Lrc{qePulurau rseluauo nele uepua6uad
'lnqasra] ue1e46uad sr6
leclep aseuDroslaq u)VUa uep loqo{P suaf tueceuuaq{qun IspPs{o Is{eal sspleEuatu
leclep aseuaEo;gqap lor{o{le rnqua'eduqoluo3
'}nqasra} tulzua qalo 1pua1p ledep 6ued le>p6uauue>p6uaf (sapl
nluayal epuq sn6n8 HIIIuraur srueq s{e}e{P ue{e 6ue61e4sqns 1dep1 'epaq;aq 6ue6 snlls ue{PtueuP rw Is{P
'1 srul6unquau ue{e ftrurI
Is{ear ue{ruIelau leclep u4zra n}es 'u-lr Ieq urepc 'rquayal sn6n6 e6uepe se}e ue{UFadsay
 Pembentukan kompleks enzim-substrat sudah lama diketahui. Situs aktif enzim hanya
Pada tahun 1958
merupakan sebagian kecil dari struktur molekul enzim. Untuk melakukan reaksi katalis,
'inducedff" (pen1rcs
diperlukan adanya pengikatan substrat ke daerah situs pengikatan enzim. Banyak teori
di situs aktif. struktur i
yang menjelaskan mengenai proses pengikatan substrat di situs pengikatan enzim, yaitu
subskat. Namun, sete
sebagai berikut. s
aldif enzim bannah i
dikemukakan oleh l(l
1. Hipotesis Kunci dan Anak Kunci (Lock and Keyl dari Fischer
er:zim bentuknya flela
Pada tahun 1890, Fischer mengemukakan bahwa kespesifikan suatu enzim
dipengaruhi oleh struktur dari enzim dan substrat, yaitu bahwa bentuk molekul substrat
merupakan pasangan dari sifus pengikatan enzim, ibarat kunci selalu berpasangan dengan
anak kuncinya. Molekul substrat yang spesifik akan terikat pada daerah spesifik di molekul
enzim (yang disebut situs aktif). Diperlihatkan pula bahwa struktur molekul enzim dan
substrat ternyata sangat kaku dan tidak fleksibel.

( re=(\---;7re=(\-7 !
/---\ /-.-\
%
.ffi
\;
=.
E+S
Enzim Substrat
ES
Kompleks
enzim-substrat
E
Enzim
+P
Produk
Pada Gambar 2-5
bentuk situs aktif enzi
BS atau gugus pengik
konformasi situs aktif
akan mengubah posisi
@+ ......>
dalam molekul subsbr
pembebasan produk d
akan kembali ke bentu
Gambar 2.4. Pengikatan Substrat pada SitusPengikatan Enzim Menurut Hipotesis Kunci dan Teori ini juga me
lebih kecildari benhrk
Pada gambar di atas, tampak bahwa struktur enzim dan substrat sangat kaku. Jika masih dapat berinteral
substrat berbentuk kotak, maka situs pengikat pada enzim harus kotak. Jika tidak, maka Contoh reaksi yang m
substrat tidak dapat masuk dan berikatan dengan enzim. Dengan kata lain, substrat heksokinase pada khar
merupakan komplementer atau pasangan dari situs aktif enzim.

2. Hipotesis Penyesuaian (Induced Fit) dari Koshland

Tanpa kehadirantx
Hipotesis kunci dan anak kunci mungkin dapat digunakan untuk memperlihatkan
dapat berlangsung. Rm
kespesifikan enzim pada substrat tertenfu saja, tetapi tidak dapat menjelaskan sifat-sifat
melalui sinar X memp.
enzim. Misalnya, ada senyawa yang berbeda dengan substrat asli, tetapi tetap dapat
mengubah konformmir
terikat dengan situs aktif enzlm walaupun tidak menghasilkan produk. Oleh karena itu,
hipotesis kunci dan anak kunci dapat diterapkan untuk menjelaskan mengenai hambatan Contohlain adalah
atau inhibitor kompetitif, tetapi tidak dapat diterapkan untuk menjelaskan mengenai serin dari situs aktif ke
hambatan atau inhibitor yang bukan kompetitif. amino hidrofobik dari 1
pengikatan (b i n din g sir
up{p rur ue}elr6uad 'ua6orpn{ ue}eT rnlelau }e{lra} uep turzua (aq1s 6u1pu7q)ueley6uad
ledua1 a{ {nseu uep qedruauau uele rseJn}euapJal 6ue6*u1a1o.ld uep Tqo}oJprr.{ oulue
tuese nplsar 'ut tslea.l eped 'uelilryep ledep urras eueru p rsrsod aI J1ple snlrs rJep urJas rcua6uaru uolselafuaur ry
ueqepugrad uelqeqaduau;6ued ursdulou.lrx aI ]e4sqns ue1e46uad qeppe urelqoluo3 uplequreq rcua6uatu UE F
'n11euare1 qa16 '4npord
aCV peluatu ALV qeqn6uau p1e ledep e66urqas vilzt)a rseuro]uo{ qeqnEuau-r ledep de1a1 rdelal 'qse 1e,
ueye eso$laq ue6uap uiqua ue1ery6uad eduepe e^\qeq ue4leqqraduau X Jeurs mplar.u
lells-]ells uolselafuatu pd
ueleu;e8ua6 'esoslaq Uep HO- sn6n6 Irep IS{e ue{nlrar.uar.u 1u1 Is{eag '6uns6uepag }edep
ue11eq11;aduau {n}un u
Is{ear undnepm '}eqtuq le8ues uepfiaq uelp dJV uegeqruad 'esoqaq uerrpeqa{ eduel
'u
']n{lraq rslpar rnlplau rr.xer+l eped aseurlos{aq le4sqns 'ure1 e1e1 ueftra(
u4zua qalo srsue]e>lp 6ue6 rs{ear qelepe rur ausruelau uel}eqllau 6ue6 rs{ear r4o}uo3 e>lel.u
'{ePI} e{lr '{eto{ sr
'1npo;d uelpseq8uaur
{epl} undnepnr 'uJlzrra }l}le sn}rs ue6uap rslera}urraq ledep qrseu elrrnle{ 1e6ues le4sclls
'epaq.raq 6ue6 enuq ]ells p6undu:au; und nelp rrse 6ue61e4sqns {n}uaq rrep lrcal qrqal
nele Jesaq qrqal 8ue6 eme6uas e6uepe ueurlEunual 6uru1npuau e6nf rur rJoaJ uep lcun) s;se1od;g lruilr
'eFr.uas
{n}uaq aI IPqLua{ ue{P
ilple snlls 'ue>1sedalp nele uelseqaqrp lnpo.rd qelalas 'u4zua uep >1npo;d ueseqaqu;ad
Llalo 11n{llp uep lnpo;d uellseq8uau uple e6u1n[ue1as 6ued le.qsqns plalotu urelpp
uelell-uele4 rqmeBuatuatu uele 6ue6 uzua rrep ssrrplp{ npFar rsrsod qeqn6uaur uele
tur Inluag 'edule;pqns {niuaq uelpnsaduau ue{e 6ue6 u;zua Jlplp sn}ls rseuro}uo{
ueqeqnrad pe[ra1 '(a11s dulpulq ne]p ie46uad snlrs) rurzua r.rep 1e46uad sn6n6 ne]e Sg
ueEuap nuapaq lerlsqns r.rep 1ery6uad sn6n6 nele gg lees 'urzua JIDIe snlrs {n}uaq
ue6uap epaqraq ]eqsqns >lnluaq e6uepu eped emtleq 1edue1 'g'7 rcqurcC eppd
8u pecnput)
uepensefiue6 slsa]odlH UJnuoUU tulzu3 ue1e1;6ue6 sn1;g eped lBrlsqns ue1e1;6ua6'g'Z JEqurEC
leJlsqns-urzua s)elduroy rxrzuf lerlsqns
-.--...-..------
<-- ueP upua Flalo(u .trtHru
F{alou Ip >lgpads qeraep
ue6uap ueEuesedraqnga
+e4sqns Flalour wrraq
u)lzua nlens uelgpadsa
'laqlqag edulnluaq u4zua
raqsslJ !q
Jlple snlls edusnsnql uqzua emqeq uelleqlpaduIaul ruI pueplsoy qalo uele{nua{P
6ued uoal 'e6u1e4sqns Iquaq ue6uap uelpnsa6uau IIHe snys qepreq urrzua JU{e
sn+rs rJep nluapa+ uer6eq eped '1e.4sqns ueladtuauad rpekal qela+as 'untue51 'lerlsqns
nlrcd'tutzua ue1eryftrad
Inluaq ue6uap eues Iepq rsuaurp e6q rseuuoluol nelp rnplru]s 'JIlIe snlF Ip
J1ple snlls uoal1e6ueg 'ur1zua UENP!
laduauau ]erlsqns unlaqas emqeq ue16ue;auaur rur uoal '(uerensa6uad) ,,1{ pa)npu!,, 'srp1e>1 ISIear ue)rrqelarr'
ue6uap pua>lrp 6ue6 urc1 rroal uplp{nua6uau puelqsoy larueg '896I unqe} eped
e6ueq uqzua ;p>p snUS T
mencetuskan perubahan konformasi kimotripsin yang akan memindahkan serin-195 ke
posisi di mana serin-195 dapat aktif membentuk zat antara kovalen untuk melakukan
pemutusan ikatan peptida dari substrat.
Teori ini dapat membantu menjelaskan meng€rtai enzim alosterik yang akan
dibicarakan pada bab lain serta menerangkan pengaruh suatu inhibitor, apakah bersifat
kompetitif atau nonkomPetitif.
pada dasarnya, kespesifikan aksi dari enzim sangat dipengaruhi oleh kemampuan
substrat berikatan dengan ennmdan kemampuan enzim untuk mengubah substrat menjadi
produk. Tidak sahr pun hipotesis di atas yang dapat menjelaskan secara pasti sifat katalis
dan kespesifikan semua enzimdalam reaksi katalisis. Hal ini disebabkan oleh adanya banyak
faktor yang dapat terlibat dalam mekanisme tersebut. Dapat diambil kesimpulan bahwa adanya
keterlibatan stereokimia dan gugus kimia tertentu dalam proses katalisis oleh enzim.

C. Perbedaan Katalis Enzim dan Bukan Enzim

Enzim merupakan proteinyang berperan sebagai katalisatorbiologisyang mempercepat
reaksi kimia dalam sistem biologis. Enzim akan meningkatkan kecepatan reaksi spontan
pada temperatur fisiologis organisme. Contohnya' proses oksidasi glukosa menjadi CO,
ian HrO,'merupakan reaksi biologis yang dapat dilakukan di laboratorium (invitro)- Pada
p"r.o6uun yu.,j dihk kan di laboratorium, untuk mengoksidasi glukosa menjadi CO, dan
i{ro dulu- waktu yang singkat, dibutuhkan temperatur yang tinggi. Jika temperatur yang
waktu
dif,unakan sama dengan temperatur fisiologis organisme, maka akan memerlukan
ya",-,g luma. Sangat berbeda jika reaksi tersebut berlangsung dalam sistem
biologis di dalam
sel. proses reaksi oksidasi giukosa tersebut hanya memerlukan waktu beberapa detik dan
temperatur dalam reaksi berlangsung pada temperatur fisiologis.
pada dasarnya enzim dapat melakukan suatu reaksi kimia dalam tubuh dengan cara
Energi
menurunkan keperluan energiaktivasi yang digunakan untuk suatu reaksi kimia'
yang mana molekul-
aktivasi dapat dipandang sebagai suatu energi penghalang atau barier
molekul dalam sistem tersebut menjadi aktif agar reaksi dapat berlangsung'

Pada Gambar 2-7

E
J
o lain jika penghalang dil
o
E penghalang tersebtrt (
o maka bola dalam air d
ul

Keadaan ini juga r

di puncak suatu bukit- I
dapat meluncur ke bau
Arah reaksi
5nng diperlukan untult
Gambar 2.6. Penurunan Energi Aktivasi oleh Enzim
 urFrEq
'lDlnq rda] qe^ alau nleq ue{qepuurau In}un ue{nlladlP 6ued
eqesn rcEeqas de66uerp ledep ISe 1ple rEraua 'rur rserlsnll eptrd 'qemeq aI mcunlaur ledep
ue{e lepq }nqasra} nleq eleul 'qn}uaslp Iepq }nqasra} n}eq pulelas '}Hnq n}Pns >lecund p
nleq qpnqas n1re6 'ure16ue6 qoluoo eped uopu.redunradrp ledep e6nf rut ueepeay
'upl ledual al qeputd;ad ledep rle tuePp eloq eleul
'epe {ep11 ]nqasra] Euepq6uad e{tf '(g L'Z uep V L'Z requeg) }nqasra} 6ueleq6uad
uel6uepq6uau tuppp ue;ad;aq u4zua'pt tserpnl epe6 'ue16uepp 6uepq6uad e11[ up1
ledural a1 qepurd;aq ledep rle uee{nurad tp eloq emqeq ledurel L'Z tequrcC ePed
Illpurlzu3 lsIEeU uelep elog l6oleuv 'L'Z lr,qtlu,eC
'6uns6uepaq I
Jrulalotu eueul 6ue6 raPeq
6;aug 'eluJl{ Is{Par n}ens
e;ec ue6uap qnqn] urePP
'
ueP {l}aP ederaqaq nDIP/nu
u;epp p stEolotq uralsls ur
nplem ue{nlFuauI us}F E
urzuo uEbuop sllelellp lslear s!tele)!p Eduet (E) 6ued .mluadtual ogP'I6ft4
uep 'OJ pefuaur esolnP
epe4'(o4pu1) unuoProqq
zg3 p{uau esorpl6 Pe
ueluods I$leal uePdaoarl r
ledacraduatu 6ue6 q6qqq.
'u4zua qalo qslEIE I
eduepe emqequepduPalP
>1e6ueq e6uepe qap uE 1qeq
qelq legs used erms t
pe[uau ]e4sqns qeqn6uant
6uElPq0uod 6ueleLl0uad IPMaloul
rtemeteu ledep DuequolaO :stp1el uebuop rs)ieal ledep )eprl 6uBquotoO :s!lelBllp pduel tslPal (V) uendu.reural qalo PPre6u
leltsraq qe>1ede :o11qqq
uele 6ued {Ua}sop tu.Izt
ue{rulelau {n}un uaF 0{
a>I96l-ulras ue{qePuruH
 dhilangkan, energigi
Salah satu cara untr
! pengaktif real$i dapat meleud
=n"rn,
lccepatan bergemks
J
Dalam keadaan ini,
membentuk produk s
Pada sistem biol
merupakan hal yang
erergi barier atau err
pada temperafur fisio
dperlukan agarsemu
menuju puncak bah
Berdasarkan ihrsfi
r@ksi tersebut berlad
Gambar 2.8. llustrasi Perlunya untuk Mendorons Batu Melewati &u bukan pada sel i
=T:Tj#BX[||if
Ada banyak serry
Pada Gambar 2.8 tampak bahwa cara untuk dapat memindahkan batu melewati dmgan peristiwa yra
puncak yaitu dengan menghilangkan penghalang atau barier. Salah satu caranya adalah menyolok adalah pa
dengan memangkas atau memotong penghalang tersebut. Enzim dalam hal ini berperan dperlukan tempemt
untuk memotong atau menurunkan penghalang tersebut. kimia tersebut dapd
senlawa biologis yarr!
berlangsung hanSn&
cepat. Tabel di baud
katalis nonbiologis.

Stadium awal

Produk
D. Penamaan Err
Gambar 2.9. Enzim Menurunkan Energi Aktivasi Banyak ennmfr
Gambar 2.9 memperlihatkan bila ada suatu reaksi kimia yang dilakukan tanpa
ontohnya enzim rm
menghidrolisis fnrldq
bantuan enzim, maka untuk dapat melewati barier energi (pada gambar dituniukkan
penamaannya tidakd
sebagai stadium transisi)diperlukan energi yang tinggi. Jika barier energi diturunkan atau
kimotripsin.
 'ursdrJlor.ur{
upp ursdu] eduqoluoc 'e6u1e4sqns eped ase- ueqequeuad ue6uap leprl e6uueptueuad nele ueluunlp praua rary.
6ue6 ruzua nlens uelnualrp e6n[ 1e6ueq 'umue51 '1e;so;5rq-9'I esoqrul srsnorprq6uatu uerylnfunlp ;equre6 epedl
6ued asele;solsrq-9'I eso1>lruI uep earn ssuorprq6uau 6ue6 asearn u4zua e6uqoluoc eduel ue{n{e[p 6ued e
'e6u1e4sqns eped ,,ase-,, ueJrtple ueqequeuad ue6uap eureu IJaqlp v\zua 4edueg !sEr
urlzul ueBuleued 'o
(s;6o1o;quou) ur;zueuou uep (s;6o1o;q) u;zue sllelal upepeqled'l'Z Ieqpl
'sr6olorquou sl1ele{
uep srEolorq s11ele{ ere}ue ueepaq.rad ue>lleqpaduratu uele rur qed\eq rp Iaqel '1edac
le6ues rslear e6u6uns6uelraq nppm uep sr6olorsg.rnleradural ue6uap e6ueq 6uns6uepaq
ledep rsleau 'spolorq ualsrs urelep sryle{ se6n1uep1e1au ledep 6ued srEolorq eme6uas
ue6uap epaqraq qe11e6ueg '1npo;d ue>lpseqEuaur Suns6uel;aq ledep ]nqasra] elurpl
rslear .re6e eu;e1 6ued nqem epas r66ur1 6ue6 ueuela] uep Jnleradural uelnpadp ue;adraq UI pr{ urepprrrra
'r6o1orq ue{nq slp}e{ Is{par urelep ueradraq 6ue6 eme6uas eped qeppe >1o1o6uaur qeppe edue;pc nles qeps
6urrcd 6ue6 ueepaq;ad 'unu;ep 'sr8o1orq ualsrs ulepp lpefial 6ue6 emqsuad ue6uap qe/\^alau nleq ue{qetr4lr
eures 6ue6 splel se6nl ue1n4e1au ledep 6ue6 p1a1ou nelp emeduas >1e6ueq epy
'au;s1ue6;o eped ue{nq ne}e llPrnalafl nfeg 6tmq
1as
auslue6ro Ias tuepp rp Euns6uelraq ]nqasral Islear qelede '6uns6ue1.raq lnqasra] F{sar
eueru Ip ]eqryp srueq enupl Islear ue{n{elaur urelep eleur 'se1e Ip ISe4snI uelreseprag
'16;aua seleq leound nfnuaur
>1era6.raq ledep nluapal rnluadual tp emeduas lou 1 eped p{alou enluas;e6e ue>ppadp
6ue6 6raua poFI qepunf qeppe rs{ear n}ens ISe^qIe prau3 'sr8olorsg rnleradtual eped
lnpord rpefuau qeqnp e;a6as ledep ]erlsqns e66urqas Fe lqe r6;aua nelp ralreq r8terle
up{urunuau In}un uerad;aq lur snsel urelep ulzuE '1eda1 lepq 6ue6 pq uelednraur
Jarrpq 6;aua upmelatu ledep {n}un r66uq 6ued ueseueurad 'st6o1otq ura}sls eped
'seued 16raua u*1seda1au eyas {npord >lnluaqurau
uep rarreq 6;aua qemalau ledep uele F{alotu resaq qelunfas 'p1 ueepea{ tuePg
'1o16uuaur uelp F{alor.ure}ue ue{nqum} rsuanlaq uep p{alou deqas rpra6;aq ueledacarl
e66urqas;n1eradua1uo11e16u1uaur ue6uap qeppe raueq t6raua qemalau ledep ts{sar
ualsrs nlens urepp p{alou n}ens ueuq6unua>1 u*11e16utuau {n}un ereo n}es qePS
'ue{urun}p {epl} ralreq rEraua e[q resaqas qeplepl] ueppadrp 6ued 6;aua 'ue>16uepqp
 Pada awal perkembangan, penamaan enzim dengan penambahan akhiran "-ase" mreing-masing kelase
pada substrat bertujuan untuk memperlihatkan substrat yang terlibat. Namun, dengan tidaHah sarna, contol
meningkatnya penelitian dalam mempelajari enzim sehingga ditemukan banyak enzim, dtulis sama untuk pe
maka penamaan dengan penambahan akhiran "-1."" tidak lagi tepat. Alasan yang mernbedakan ermrrre,
dikemukakan adalah adanya penamaan yang tidak cocok dengan kaidah pemberian Di bawah ini, dicc
akhiran "-ase"; adanya reaksi yang sama, tetapi melibatkan enzim yang berbeda; atau C.ommission (EC).
penamaan tersebut tidak menunjukkan kespesifikan kerja enzim tersebut. Contohnya
adalah sebagai berikut. 1. Kel,as Utama Pe
Laktase merupakan enzimyang menghidrolisis disakarida laktosa menjadi komponen Enzimini mengat
monosakarida yaitu glukosa dan galaktosa dengan reaksi sebagai berikut. he s.rbstrat lainnya. D
dnrigalen reduksi (trid
&lah sebagai berild

Penamaan laktase sebagai enzim yang menghidrolisis laktosa tidaklah tepat. Bila
tetap menggunakan penambahan "-ase" pada akhiran substrat, seharusnya penamaan
enzim ini adalah laktosase. Untuk itu diperlukan suatu sistem nomenklatur yang tepat
dalam pemberian nama untuk enzim.
Mahkamah International Biokimia atau IUB (lnternational Union of Biochemistry)
telah membuat aturan dalam pemberian nama enzim. Enzim dapat dikelompokkan dalam
6 kelas berdasarkan jenis reaksi yang dikatalisisnya. Tiap enzim diberi tanda angka yang
menunjukkan empat elemen dan tiap elemen dipisahkan dengan tanda titik (dot). Tabel Digit ketiga menunir-ilr
di bawah ini merupakan kelas pengelompokan enzim yang umum digunakan secara
internasional.

Tabel2.2. Kelas dalam Penamaan Enzim

Transfer elektron atau reaksi oksidasi

A-+B----->A+B-
reduksi
Oksidase dan dt
A-B+C---->A+B-C memindahkan H ke
A-B + H,O ----> A-H + B-OH al<septor yang bukan
narna lainnya adalah
Memecah ikatan C-C, C-O, atau
A-B----->A=B+X-Y
C-N; membentuk ikatan rangkap; atau
menghilangkan gugus tertentu dari substrat
I
XY
tanpa bantuan air

A-B ----> A-B

Reaksi isomerasi; memindahkan suatu
gugus dalam molekul itu sendiri l
XY
ll
YX
Mengabungkan dua molekul menladi satu
2. Kelas Utama Ii
A + B---->A-B
dengan bantuan pemecahan AfP Erdm kelas kedua m
Digit kedua dan digit ketiga menunjukkan jenis reaksi yang dikatalis. Namun, tidak ada
aturan umum yang berlaku di sini karena kadang penunjukan angka ditulis terpisah untuk
 Inlun qesd;a1 s11rqlp e{6
epe {epB 'unurelq 'qIelED[P,
:adg ueEuap rslpar sqpleEuau enpa{ selal urzug
g-v<-8 +v
aseraJsue{:(7) enpay prueln splay 'Z
XA AX
|il
8-V<-SV
AX
-X+g=V<--SV il
'lrullraq reEeqas e6usrsuelel rs{ear ue6uap aseuaEorplqap }eplel qeppe e6uurel erueu
'(LZ'l'l'T'J'3) aseqnparoprslo .CIVN rleplel-'I e6uqo1uo3 'zg uelnq 6ue6.rolclas4e Ho-E + H-v <-- o'H + g-v
nlens aI H ue{qepuluau ue>le aseua6orplqap uelEuepas '"O al H uelqepuluau c-g+v<-c+8.v
ue{e aseprs{O 'aseqnparoprslo urelep {nseura} aseua6o.rplqap uep aseplqo
-8 + V<-g +-Y
Plef,as ueleun6p urnum
']rullraq re6eqas e6uqoluoc'e6uro1das1e uerynfunuau e6qa1 1t6!g
1aqe1
'(1op)T1q epuel ueft:
6ue6 e16ue epuel Uaqlp rr
urepp uerylodtuolagppdq
(-t-lNt-iC<) lopun)jos ur.!V
(6tqs1uaqco1g{o uoluj p
(.'t-ltrtt-lo- nele "HNHC-) laluud utulv
(O=C<) uolol nele plqoplv 1eda1 6ue6 mlep1uatuou rr
(t-touc<)roqouv ueeureuad e6usnraps te
epg '1eda1 qeplepg esoqq
e6uqo1uo3 'rslear tuepp leqnral 6ue6 rouop (ua6ro1o nele ua6orplg) t*lnpar uap m{a
uo11nfunuatu I etup]n selay {n}un ueeu;euad tuepp 'enpa>11r6rq 'e6uulpl }e4sqns a{ '${.uaq get
le4sqns nles uep uoJqala nele 'g urole 'g u;ole ueqeputd;ad sstele6uaur ruI rutzug
uauodtuol p{uau esoppl
aseplnparopls{O :(1) eureyad prueln selay 'I
'(39) uolssltiluuJ e6uqo1uo3'lnqasral rrfEr
nele lepaq;aq 6ue6 urytr)
awizug uelnle uelJesepJaq LUIzua uesflnuad ederaqaq ue{qo}uof,IP '.tul qed\eq IC
ueuaqu;ad qpp1e{ ueftmp
' edule4sqns uep tutzu a-u)lzua ue{ePaquraur
6ue6 uesely '1eda1 Fq r
1edu.raa1 lr6rp uelEuepas 'e6qa1 e66utq euelrad 1t6p ueslpuad 1n1un etues s[n]Ip ' utyzua ledueq ue{nua{p
edutunrun '.lellsloqlel urese ralsa ueceuJaq Uep slsllorPlq e6uqo1uof, 'etues qePIePE ue6uap 'untue11 'leqpal I
rsleal eref,as 1de1a1 'erues 6ue6 pq sleleEuaur rnlzual.irlzul 'urzua sela>1 6useu-6utseu ..ase-,, ueIIr.p{P uPqequleu,
 Gmtoh:
Reaksi ini tidak termasuk reaksi pemindahan yang terjadi pada kelas oksidoreduktase lfimroaster ortofosfor fo
dan hidrolase. E.C. menyarankan dalam penulisan enzimkelas kedua ini, nama substansi
yang akan dipindahkan (X) ditambah transferase atau pada awal nama substansi
ditambahkan awalan trans- dan diakhiri -ase (trans-X-.ase).
Pada penulisan digit kedua menunjukkan tipe gugus yang akan dipindahkan. I
Fodatase alkali sangat I
srrrana pH basa.
Aldehid atau keton (>C=O)
{- Ifulas Utama Kecl
Endrn kelas empatl
Mnn air dan kadang
l*kahse.
Digit ketiga secara umum memberi gambaran gugus apa yang dipindahkan.
Dfuit kedua menunjuld<a
Berikut ini beberapa contoh penulisan enzim kelas kedua.
E.C.2.1..1. Enzim metiltransferase (memindahkan {H3)
E.C.2.1.2. Enzim hidroksimetiltransferase (memindahkan {HrOH)
E.C.2.1.3. Enzim karboksiltransferase atau karboniltransferase (memindahkan -COOH
atau -COO-NH,)
E.C.2.4.L. Enzim heksosiltransferase (memindahkan unit heksosa)
fxgit ketiga, menunjuldr
E.C.2.4 -2. Enzim pentosiltransferase (memindahkan unit pentosa)

3. Kelas Utama Ketiga (3): Hidrolase

Enzim kelas ketiga mengatalisis reaksi hidrolisis dengan reaksi:
(Edoh:
Lfistidin karboksilase $
mgatalisis reaksi:

5- Kel,as Utama KeL

Digit ketiga menunjukkan jenis ikatan yang dihidrolisis. Enzim yang meng
elirnerase.
Berikut ini contoh penulisan enzim kelas ketiga.
E.C.3.1.1. Enzim ester karboksilik hidrolase
E.C.3.1.2. Enzim ester thiol hidrolase
E.C.3.1.3. Enzim monoester fosfor hidrolase
E.C.3.1.4. Enzim diester fosfor hidrolase
 (1u1euuse uoqrp) ruole nlens eped rstenur) rsesrerrde nele tsesruaseu
'aseJar.urda
uep >lulal.uoa6 rar.uosr nele llldo ISeUJaSpJ rs{eaJ srsrleleEuau 6ue6 urzuS
aseraruosl :(g) eurllay Eursln selay 'g
:rc{eaj slsfle}e6uaur
6ue6 asepsloqrelap upgstq eduurel erueu nele (ZZ'TI'r'J'E) aselrs{oqrsl upFIr{--I
,,prceo1e1,, snOng
prqeple snbng
e
I
:ts
z
1;s1oqle1 sn6ng t
'ue{6uep{rp 6ue6 sn6n6 uerylnfunuau'e6r1a1 (esoy.ra
11619
(eso,sr
HOOJ- uelqepuuraur) as
fi{o1d}
'snlndp 6ued ue1o1r ue{Infunuar.u enpa{ }t61(J
'uelqepqdp6rl
.aselerPlq
nele asplurs qeppe asel ureletueN 'de>16ue.r uele{l {n}uaqtuatu Euepel uep rre uen}uuq
eduel leJlsqns rlep nluapal sn6n6 uesnlnr.uad FIeaJ srs[e]p6uau ]edura selal urzug
ase!'I :(p) lecluraax suretn selay '1l
'eseq gd euesens
tuePP ]erlsqns ederaqaq eped rs{paraq }edep uep {sFads rypl} 1e6ues Ip{p ase}e}soJ
'uelqepqdp ueq
rsuelsqns erupu pme e
suelsqns erueu 'nn enparlsq
:rs{ear srslele6uau (ry1p asele;soi) ('f 'g'f 'g'C'g) aselo.rprqo}so} rolso}opo ra}saouolil
aseqnparopts{o sela{ e@
:qotuq,
 Digit ketiga menunjukkan tipe molekul yang mengalami isomerasi, raseminasi, dan
epimerasi.

Asam amino
2 Asam hidroksi
Karbohidrat

Contoh:
Alanin rasemase (E. C. 5. 1. 1. 1) yang mengatalisis:

6. Kelas Utama Keenam (6): Ligase

Enzim kelas enam mengatalisis reaksi pembenfukan suafu ikatan baru dengan banfuan
ATP atau asam nukleat trifosfat lainnya. Reaksinya adalah sebagai berikut.
f. Dasar Keria Enr
Pada bab sebelurrrr
ddam sel, bekerja di r

dahrn sistem organisrn

Digit kedua menunjukkan jenis ikatan yang disintesis.
dfiuttasnya sebagai kd
mupakan ion logam a
iEa koenzim.
Pada bab sebelumr
dstern organisme adala
dapat berlangsung cep6

Digit ketiga menggambarkan ikatan yang dibentuk. Pada umumnya, ad

Latalisis pada sistem o4
Contoh penulisan enzim kelas enam adalah sebagai berikut.
L- Enzim akan menir4
E.C.6.3.1. enzim untuk asam amonia ligase (sintesis amida, -CO-NH2) untuk dapat saling t
E.C.6.3.2. enzim untuk asam amino ligase (sintesis peptida, -CO-NH-) yang dimiliki enzim
sedemikian mpa s(
Contoh: melangsungkan real
L-glutamat: amonia ligase (E.C.6.3.1.2.) nama lainnya glutamin sintetase dengan 2- Adanya ikatan antar
reaksi: menimbulkan penlx
ikatan kovalen spesil
peregangan ikatan r
juga pengaktilan sd
Dari penjelasan dj
Ercmpercepat laju reals
'-'l^k memengaruhi kon
 'ue6uequJrasal eluplsuol
Hrue6uawaur {ePg
rdela] 'pdecral ledep (tunuqrynba) ue6uequrrasa{ rs{earJe8e rs{ear nfelledac.radurau
qelepe u4zua ef.ra>1 emqeq uelndulsal {rre}rp ledep 'se1e rp ueselafuad ueq
'lerlsqns uellqe6uad e6n[
lnqasp v4zua ue6uap rsleraluuaq qelalas ]prlsqns urppp Flalour uelp{l ue6ue6arad
e6urpefual ueepeay 'qecad uep 6ue6arau Inlun lerlsqns tuepp lglsads uap ol uelp{l
lqnreEuauau.r e66u1qas lerlsqns F{alou tuepp uorplala uereqa6uad ue{lnquluau
uele 'uapno{uou ue}e}il uelednrau.r 6ue6 ruzua uep }er}sqns ere}ue ue}e}il e6uepy '7 ue6uap aselaluls u1urep16
'auslue6ro rualsrs eped erurq rs{eal uel6uns6uelaur
ledep {n}un 1eda1 e;ecas rse}uarroJa} }eJ}sqns deqas e66urqas ednr ueqpuapas
aus1tre>latu ue6uap edulery6uau ndu:eu uep lerlsqns depeqral v\zua qryurp 6ue6 (-HN-o)'c
r66uq 6ue6 seiruge e6uepe qalo uquDl6unup 1ul IeH 'nuayaq 6u[es ledep {n}un
'I ('HN-o)'!
uralsrs nlens tuepp rslearaq 6ue6 plaloru ueledu.rasal ue{}el6uuatu uele urzug .
'ln{lraq rcEeqas n1p6 'ausue6.lo rua}sls eped s1s11e1e1
re6eqas rnlzua efua>1rs1ear lqnre6uauaur 6ue6 atus1ue>lau enp epe 'eduurnun epe6
'srEolorsg rnluadual eped ledac Euns6uel;aq ledeP
rs{par e66urqas rsenq{e r6;aua uenpada>1 ue{urunuau {n}un qeppe auslue6.lo ruaF-'xs
eped ep;rx B{ear rlepp u4zua uerad uelselafrp qe1a1 e6nf e6uunlaqas qeq eped
'uzuao>1eft{
]nqasp 6ued >lue6ro p{alou undnele roqelo{ e6nt lnqasp nele ue6o1 uo1 uelednrau
ledep 6ue6 uralord uelnq uauodu-ro1 ue{nlraurau srEolorq sqe}e{ reEeqas eduse}npxe
up{rulelatu tuepp 6up6 tuzua ledep;a1 epd ue1se1afip qe1a1 'auslue6ro uta}sts tuepP
elrupl rs{ear n}ens srsrlele6uau In}un Ias renl Ip ne}e tupleP 1p efia1aq 'las utePP
srsalursrp 'u1a1ord nlens qeppe utlzua emqeq uelselafrp qe1a1 eduunlaqas qeq ePPd
urlzul elray rssBo 'v
']ruluaq Ie6eqas
uenlueq ueEuap rueq ueleTn
1,1IIZNI UIIIINDI
 Pada Gambar 3-.
ffibolitB, dondh
mgubah metabolirt(
Xfu€na energi yang d
Pada reaksi di atas, konstanta kr/krtidakdipengan-ii oleh enzim. mEnFdi D dalam bent
Untuk mempelajari dasar kerja dari enzim, terlebih dahulu kita harus mengetahui
sirrg digunakan @
konsep mengenai bioenergitika. Konsep ini meliputi pengertian hukum pertama dan hoses tersebut U
kedua termodinamika, entalpi, entropi, dan energi bebas. Bioenergitika merupakan elsergonik disebut ir
bagian cabang ilmu dari termodinamika yang mempelajari keterkaitan perubahan energi pryahmganntn dinar
dan faktor-faktor yang memengaruhi berlangsungnya perubahan tersebut dalam proses npr'abdlsrng.
biokimia, bukan dengan mekanisme maupun kecepatan dari berlangsungnya proses .fika pada Gamba
perubahan tersebut. Reaksi yang terjadi dalam proses ini selalu diikuti dengan pelepasan
mtrapada akhir prosr
energi selama sistem dalam reaksi ini bergerak dari tingkat energi yang tinggi ke tingkat flBpgskan dalam siste
energi yang rendah. Umumnya, energi dilepaskan dalam bentuk panas. Untuk sistem ,:Ergi pada sistem ya
nonbiologis, maka energi panas ini dapat diubah menjadi energi lain, yaitu energi Ikn sistem biologis,
mekanik atau listrik. Sementara itu, pada sistem biologis, panas yang dihasilkan tidak
d amra dua mekanis
akan langsung dapat digunakan untuk menjalankan proses-proses penting dalam tubuh,
feqggabungan dapatl
seperti kontraksi otot, sintesis makromolekul, dan lain sebagainya, tetapi prosesnya
lebih kompleks dibandingkan pada sistem nonbiologis. Sebagai contoh, pada sintesis
suatu senyawa tertentu diperlukan suatu energi yang diperoleh dari penggabungan atau
"coupling" reaksi-reaksi oksidatif. Hal ini dapat digambarkan pada gambar berikut ini. Banyak sistem bir
rrrilicrnisrne ini, contolt

AFt l

(tt
Sehin mekanisrrer
(U
_o &m proses "couplit
oo pmnnaahan energrpo
0
o
c Energi kimia
UI

A+C)B+D+panas

Gambar 3.1. Penggabungan Reaksi (Rodwell, 2003)

GambarS2
 Iluoorepuf e{ Iluo6resl3 Uep seqeg loJauf ueqepuldrad'Z't rpqurpo
(mozlF
'{ruo6Japua a{ {ruo6Jasla rs>leal rJep
lersua}od 6raua ueqepuruad
Ipelal rur saso;d tuepq '>11uo6rapua uep 4uo6ras{a ISIeaJ ,,6u11dno),, saso.td uJelPP
uuafuaq 6ue6 urel ausue{aru e6nf epe 'erelue 1ez uoptrn66uau atustue{atu urelas
, 'H-er,reQuted
tHE
el equrad tHV
'rseua8o"rprqap sasord eped e6uqoluoc '1ut auslup{aur
'rur lrulrraq;equre6 eped u
ueDuap ,,6ut1dno),, ue{nlplatu auslue6ro qnqn} tuelep sr8olorq tua}sls 1e6ueg
nele ue6unqe66uad lrep qa
C + g € I € J + V sFalurs eped 'qoluoc p@
edusasord 1de1a1'e6ti1e@
'6uns6uepaq ledep ue8unqe66uad
'qnqnl tuepp Etryuad sasod
sasord ;e6e uelnpadp 8ue6 (1) e;e1ue 1ez ledepral lnqasral auslualalu enp erelue !P
{Pp11 ue{lrceqrp 6ue6 selre
e4rt ,,6ut1dnor,, nele ue6unqe6uacl ropa-r e6urpefual ueuqDunural'sr6o1otQ LualsIS ueP(t \6taua n1re6 'urc1 Praua
'ueefralad nele eqesn uelnlplar.Ir Inlun uelleeJuelup ledep 6ue6 rualsls eped praua
ualsrs {n}un 'seued {n}uaq
pio] ueqeqnrad uep uer6eq qeppe seqaq 6raua uetya6ua4 'ualsls u-repP uelsedalgr lq6uq a>1 P6ull 6ue6 6raua
6ue6 seqaq r6raua uelednrau rur seued 'seued ue{Feqlp ue>p sasord rrqle eped e>lErtr uesedalad ue6uap Brqllp n
'ueuo1 aI lrl{ r.rep uepfraq 6ue6 ls{ear uopeqlpaduau I't requreg eped e4g saso.ld edu6uns6uepaq gep
'aus[oqepul sasord u;epp lnqasral uetg
ueletueup lnqasra+ sasord ueqrunlasay 'ausloqeue ue6uap ue>letuetrtp eduue6unqe6uad 6raua ueqeqruad uegelpfi
rslear uelEuepas 'ueqecaruad nele auslloqele>1 ueEuap e6n[ lnqaslp ltuo6rastp ue>pdruau e>11r6rauaogg
rslear qplpl 'n1 qeqas qalo 'uenlesa{ n}es uopdnlaur e6uesetq }nqasra} sasotd uep eueuad urrupq uegm
mqela6uau.r srueq P1pl qill
'>luo6;apua uep 4uo8ra$la qeppe IuF Ip srEolorq ura+sls eped ueleunEp 6q:a
'[IrIZll?,
6ue6 qeppl *1eu; 'srEolorquou uralsls eped ryadas seued uelnq Inluaq tuepp q pefuru
O r$lear {n}un ue4lepurdrp 'g pefuaur V I$lear eped uelsedalp 6ue6 rfltaua euarelf
'r6raua ue{nlrauau 1e6ues rur rslpal eped eueu 6ued q pefuau J llloqe]atu qeqn8um
't6raua uelsedapp ue>p 'g Uoqe}alu
{n}un up{}ee}ueurp ue{e rut uelsedapp 6ue6 6;aug
pe[uaur V Uoqe]aur ueqeqn.rad eped emqeq 1edue1 se]e Ip I't requeC ePed
 Pada gambar di atas, lambang -(E) adalah senyawa dengan energi potensialtinggi Bila sistem berada
dan (E) adalah senyawa dengan energi potensial rendah. Kelebihan dari mekanisme CG: 0, maka standar r
biologis sistem ini adalah senyawa tersebut secara struktural tidak mempunyai hubungan
dengan A, B, C, dan D. Pada selhidup, senyawa antara yang memiliki energi potensial
tinggi terpenting adalah ATP (adenosin trifosfat)
Telah dikemukakan sebelumnya, bahwa konsep kinetika enzim sangat erat Untuk reaksi biokim
keterkaitannya dengan hukum-hukum termodinamika. Pada ketetapan hukum pertama heseimbangan dalam ke
termodinamika dijelaskan bahwa energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan,
tetapi dapat diubah menjadi bentuk energi lain atau digunakan untuk melakukan usaha
atau pekerjaan. Contohnya, energi kimia dapat diubah menjadi energi panas, listrik, dan
sebagainya. Pada ketetapan hukum kedua termodinamika menerangkan bahwa entropi atau
sehtorgga substitusi dapa
derajat keacakan atau kekacauan total dari alam semesta adalah selalu meningkat bila proses
terjadi spontan. Entropi menyatakan keacakan sistem dan akan menjadi maksimum saat
sistem mencapai keseimbangannya. Dalam sistem biologis, kedua hukum termodinamika
saat tekanan dan temperatur konstan dapat digabungkan menghasilkan persamaan:

Dengan demikian, r

heseimbangan. Perlu dii

Keterangan: h€na bergantung pa&
AG : energibebas Dalam sistem real
AE = perubahan total energi internal suatu reaksi (hampir sama dengan AH, yaitu &capainya keseimbang
perubahan pada entalpi (panas)) Lpseimbangan.
AS = entropi
Pada tubuh organis
Bila tanda AG negatif menunjukkan bahwa reaksi berlangsung spontan dengan dari reaksi pertama glil
kehilangan energi bebas yaitu eksergonik. Jika AG juga besar, maka pada hakekatnya rryat endergonik dan p
reaksi akan berakhir dan irreuersible (bolak-balik). hdrsokinase. Jika reals
Bila tanda AG positif, maka reaksi hanya akan berlangsung jika memperoleh energi terjadi pada kondisi fisio
bebas yaitu endergonik. Jika AG besar menunjukan bahwa sistem ini sedikit stabil atau fll Glukosa + Pi -+ Gl
sedikit tidak ada kecenderungan unfuk terjadinya reaksi. Bila tanda AG adalah nol, maka Sangat endergonik
sistem dalam keseimbangan dan tidak ada perubahan yang terjadi.
fiA ATP -+ ADP + Pi
Untuk melihat hubungan antara reaksi keseimbangan dengan perubahan energi Sangat eksergonik
bebas yang terjadi, dapat kita lihat pada model reaksi sebagai berikut.
Sf Penggabungan dalir
Glukosa + ATP
-
heks
Bila glukosa kitahrlto
sebagai berikut.

Keterangan:
R : konstanta gas
T = temperatur absolut Keseluruhan realcsi
AGo : standar energi bebas, bila reaktan A, B, C, dan D terdapat dalam konsentrasi pertama adalah pemberr
I mol/L
qe6ualas 'U ppecl ]elrral X uep A euetu Ip Islsuerl ueepPa{ ue{quaquad qePPe erueyd
rserluasuo{ ruepp ledepual
rslear qe6ualag 'ueqe6ual Is{ear enp 1nlelatu uepfuaq sEe Ip Is{ear uel{nJnlasay
'ln{Iraq p6eqas
ue{sfqp ledep se}e p rs{ear eleu 'y -U qeppe dJV uep A ue>lslp} e1p1eso1n16 e11g
aseuDlos{aq
fiou/H tZ-: oCy) dCIV + d-9 eso>1n19 <-- dJV + eso{nlg
enuDlorq rslear tualsls ruepp ue6unqe66uad (t) 'n{.uaq ge
4tuo6rasla leEueg r6;aua ueqeqnrad ue6uap
(lou/ft 8'9t-= oCV) rd + dcv <- dJV (Zl 'fpef:a1l
ryuoE;apua le6ueg eleru'1ou qelepe gV epuE+
(louVpS'tI+:oCV) O'H + d-9 eso{nlg <- Id + eso1n19 (1} nelP lqels]l{pas lul ua$!s
'aurslue6ro srEolorsg lspuo{ eped pefra1 16nua qaloraduau e{d fttr
ledep ryp11 1ul sasord eleu 'ue6unqe66uad Ippfia] {epl} Iul 6{ear eIIf 'aseuqos{aq
urlzua qalo src]elp upp {luo6ras{a le6ues 6ue6 41y ueqecauad uep >11uo6.rapua le6ues e6u1o1a1eq eped opu'resa
6ue6 1e;so;-9 eso1n16 pefuau: eso>1n16 Isellrolso] n1p6 'sts11o1116 eurepad tslear pep ue6uap ueluods 6uns6uqr
ue6unqe66uad sasord urelep uelleqllradlp ledep rul ls{ear 'atuslueEro qnqn} eped
'ue6uequnsau
epecl uellear Iserluasuorl qeqn6uaur qeurad uple lepq uep ue6ueqtulasa>l edutedecral nlred 'gy ue6uap eures rt-
ledac;adu;au ruelep ue;ad.laq e6ueq v4zua'e1u-tt>1otq Islear tualsls tueleq
'uellpal rserluasuo>l eped 6uque6;aq euaq
'ue6uequ;lasa{
oCV le1rp lrep lpa{ Wqalne}e resaq qrqal ledep gV e/nqeq le6urp npa4
elue+suo{ pep Eunlrqp ledep seqaq 6;aua ueqeqnrad repue}s '.ueqlulap ue6uaq
:ueetuegad uel,pse$r
eTr.ueuPouJal un{nq Enpal
p{uau ua1
]ees runurts{eur
saso.rd epq 1e16try-nur n[eT6
:rpefuau uelsnrlrurp ledep EnI]sqns e66uqa
nele 1do4ua emqeq ue$uea
uep '.Ipls11 'seued 16raua P
eqesn uelrulelal.u )ppm tm
'uolqeusnup undneul ue5
:qpppe repuels ueppeal urelep ue6uequtasal eueyad urru{nq uedqapl
eluelsuo{ uep Lgd re6unduaul ue{FlugaPlp repue}s EIpuoI 'ettuqotq Is{ear In}un lera le6ues tulzua erluau
psualod Praua qq.nuau fr
ue6unqnq p6unduaut 1eg
'lrullraq rcEeqas qeppe e6useqaq t6'laua repuels e{etu '0 = 9Y atuslue{al.u IrPP uewqaP>I
'1pe[.ra1 6ued ueqeqnrad epe r66u11prsualod r6raua ue6u
ryPI uep ue6uequrlasa{ tuePp epe]aq ula}sls ellg
reaksi kedua adalah pemecahan keadaan transisi untuk membentuk produk. Kondisi ini
dapat dituliskan sebagai berikut.

Pada reaksi di atas, sifat perubahan energi bebas memiliki hubungan dengan masing-
masing reaksi. Perubahan energi bebas yang berhubungan dengan pembentukan keadaan
transisi dapat kita beri tanda AG. dan untuk perubahan energi bebas yang berhubungan
dengan pemecahan keadaan transisi menjadi produk diberi tanda AGo sehingga diperoleh
rumus sebagai berikut.

Gambar 3.4. g
Dfihatdari grafikd
fuursisi dipengaruhi o&
Rumus AG untukreaksi di atas adalah penjumlahan perubahan energi masing-masing mnrnjukkan sawaren€
reaksi, yaitu sebagai berikut. tld hi dapat digambail

Perubahan energi bebas yang berhubungan dengan proses pembentukan dan

pemecahan keadaan transisi di atas dapat kita gambarkan sebagai berikut.

YR
, I

^q'o lGndungan

Kandungan
energi bebas
l-" .^1t-t energi bebas

I ou.o

)
Gambar 3.5. Graft

Pada grafik di atas

Gambar 3.3. Grafik Reaksi Pertukaran Energi Bebas Negatif (Rodwell, 1985) befteda dengan tY..R..)
&padaar"r transisi. Pada I
's1s1p1*1p lepq 6ue6 rsrsuerl ueppea{ ue4>lnfunuau ,[X"U'A] eped 'rslsuer] ueepsa{
rrep seqaq rEraua ueEunpuol qeqnEuau ledep rolesuele,I 'o[x"u'.L] ueEuap epaqraq (9951 'lpnrpo$lp
6ue6 tsrsue"t] ueepea>l ue11nfunuau ,[X"U'A] e/\^qeq ledurel sele Ip 1ger6 epe6
(g951'lpmpog)
ppaqleg 6ue[ gslsue4uBepBa) EnO lrep lsleoH uelnluaquod IileIC'9'e IEquEg
,rr"{
seqeq lbreue
uebunpuey
']rulpaq 1e6eq6
uep ue{n}uaqurad sasord
'UI ]rulgaq lger6 eped ueryeque6p ledep 1u1 pH
'etues Eupetu-6urseur 6;aua treqe
{epq nplas rs{eal deq 6;aua remes 'rarleq r6;aua nele 6;aua Jemps uallnfunuaul
rsrsuel] ueepea{ ueln}uaquad r.rep 6raua eduresag ''CV t1rlo lqn;e6uadrp ISIsue4
ueepeal u$lnluaquad seqaq 6raua ueresaq p/y\qeq 1edue1 'se1e tp >1ger6 Irep leql1Kl
(9961'llernpou) Illsod spqog ;6reu3 uprplnyed lsIEaU MerC'?'e requee
qaloraclrp e66urqas
o9y egre
x-u+A
0<9v ue6unqnq.raq 6ued seqaq F
ueepea{ uapluaqtuad ue6ua
-6urseu: ue6uap ue6unqnq p
seqeq r6reue
ue6unpuey
o <'gv
X+H.A
orogv \
x"'u"^
{
1ut Flpuoy '>ppord {rt1traqrt
 PadaCrambar3-t
sedangkan [Y..R..X]b menunjukkan keadaan transisi yang dikatalisis. Di sini tampakbahwa
katalisator dalam hal ini adalah enzim akan menurunkan pembentukan energi bebas
lrtuk membentukp
dari keadaan transisi (AGJ, tetapi katalisator tidak mempunyai efek pada AG. Dengan
#n lebih tinsgr dib
demikian, perubahan energi bebas tidak akan begantung pada katalisator atau enzim
maupun katalisator lain tidak akan mempunyai efek terhadap konstanta keseimbangan
untuk suatu reaksi.

1.
Ada dua faktor penting dalam teori kinetik untuk reaksi kimia, yaitu sebagai
berikut.
Untuk dapat bereaksi, maka molekul-molekul harus saling membentur sehingga ikatan
It,
antarmolekul dapat terjadi.
2. Agar benturan antarmolekul dapat terjadi, molekul-molekul harus memiliki energi
yang cukup untuk mengatasi sawar atau barier energi.
Temperatur dapat meningkatkan energi kinetika dalam benturan antarmolekul.
t'
Meningkatnya temperatur, akan menaikkan kecepatan reaksi antarbenturan tersebut
sehingga produk reaksi akan cepat tercapai. Begitu pula sebaliknya, makin rendah
L
temperatur, maka kecepatan benturan antarmolekul akan melambat.
Pada tubuh organisme, sangatlah tidak memungkinkan bila untuk menghasilkan
Secamutnuln, r
febagai berikut.
produk, reaksi harus dilangsungkan pada temperatur yang tinggi. Jika katalis enzim
iiduk udu dalam sel hidup, maka reaksi kimia yang terjadi dalam sel hidup akan berjalan
sangat lambat. Hal ini menunjukkan bahwa pada temperatur rendah, benturan reaksi
tetap terjadi tetapi, tidak cukup energi kinetik unhrk melawan sawar atau barier energi.
Pada reaksi ya
Untuk memperoleh produk hasil reaksi akan memerlukan waktu yang sangat lama. Begitu
juga sebaliknya, produk dapat terbentuk jika temperatur dinaikkan pada temperatur yang
mmrpakan senyat
berilut.
sangat tinggi.
Adanya enzimdi dalam selhidup memungkinkan reaksi tetap berlangsung walaupun
temperatur reaksi tidak maksimum. Bahkan walaupun temperatur sel hidup berada di
bawah temperatur yang lazim, produk reaksi tetap dapat terbentuk, meskipun tidak Karena katalis I
optimum. Dengan demikian, enzimmembantu reaksi spontan berlangsung cepat pada seat pemecahan be
kondisi normal dalam selhidup. hrbat. Walauptrnd
@a reaksi yang fr
B. Katalisis Katalis dapat be
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk menghasilkan suatu produk dalam suatu herfingsi untukrnen
reaksi kimia sangat dibutuhkan suatu energi yang besar agar dapat melewati daerah Mryakan basa, m
sawar energi atau daerah barier. gdon. Reaksi hkLo
Katalis dalam suatu reaksi kimia berperan dalam menyelaraskan reaksi agar suatu
produk dapat dihasilkan yang mana katalis itu sendiri tidak akan mengubah dirinya dan
setelah reaksi pembentukan produk tercapai, ia akan mudah dilepaskan' Umumnya
katalis berperan dalam menurunkan daerah sawar atau barier. Dengan demikian, energi
aktivasi yang diperlukan untuk reaksi tersebut juga akan turun'
 (1551 'reur;ed) ratsf slsllorplH lsIEaH'Z'S tequeC
'ur
\6nua'ueqtuap ue6ua6 r
eduunurn'uelsedapp qept
uep edurrrp qeqn6uaur ue{e
nlens re6e Elpar uelserqa!
'eseq slPlel qalo rsYear qoluol nles qePS qeppe raFa n+ens qalo sqloryI{ Is{eag 'uo}ord
etxlraual'u ]eqHe IsFue4lslPuo{ ue{[qe]suau {n}un Is6unFaq eI e{eur 'eseq ueledruau qeraeP qe^ralatu ledep re6
srclel ellg 'uolorcl eduepe qalo uouopp 6ued rslsuer] Ispuo{ uel[qe]suaur >1n}Lrn tsftm]mq nlens tuepp >lnpord nlens
er eletu'ruese uplpdrualu qplp{ ellg 'eseq ne}e tuese emp6uas edruaq fdeg sqe}ey
'slPle{ ue>1eun66uaur {ePI} 6ue6 p1ea.r eped
uelEurpueqlp ]edac qrqal de1a1 lnqasra] ueqecaurad E{ear'ueplluap undnepryl'}eqtuel
le6e uepf.raq ISIear 'lnpord uopseqEuaur {n}un }erpaurra}ul In}uaq ueqecauad lees eped ledac Euns6uepaq treqr
epecl e>1eu '1s1ear nlens tuepp Isrcue4 ISIPUo{ ue{[qe]suau; e6ueq slp]e{ eualey
lepq undqsau 'Inlua(Ual
rp eperaq dnpq 1as rnleradu
undnepm 6uns6uepaq detal
'lnlpal
re6eqas saso-rd urelep ]eql[p ledep e6utslear e{etu'st1e1e>1 pmeduas ue>lednraul 6ue6 rnle;adua1 eped UEDI{
6ued 3 uerlpeqa{ ue6uap uelqeqtueltp e6ueq rde1a1 'euJes 6ued ts>1eal ePed nlr6ag'eu;e1 le6ues 6uat np1
'6;aua ralJeq nele remes us
Is{ear ueJnluaq 'qepuar rnlt
uepf,raq uele dnpq Ps urep
'lnllraq P6eP txlzua src]p{ e{lf 'I66uS f
ue>111seq6uau Inlun e1q u
sasorcl tuppp leq111p ledep s{e}e{ eduel 6uns6ue1-raq 6ue6 enu11 Is{ear 'umtun elef,as
'lequIeP{
!sE^!UV ;6reu3 ualuilnuay1 u!zu3'g'e requeg
qepuar uqetu 'edurllpqas
nlre A
lnqasJal ueJnluaqrelue lsll
'p{alouJje}ue uem}uag ul
6raua qIEUaru srueq F{af
uete{ e66urqas rquaquratu
rcEeqas n1ge6 'etur11 Is{eal
ue6uequ;lasal Pluelsuo{ d
vtlzua ne+e Joles{eq eped
's[e]el ue>1eun66uau 6ue6 rc{ear uel6ulpueqp 66uq qtqal Iry ue8uaq '9y eped ryp glt
seqaq r6l, lua uopluaqurad
e6ursenrple 6raua ueqnlnqal trqrle rslea; uopdruatu 6ue6lnpord {n}uaqtuatu {rqtl
e/nqeq leduel 1uts lq 'qslpr
'slele{ e6uepe eduel6uns6uepaq 6ue6 p1ea.r pmqeq ledtuel ue{e 9't reqtueg ePPd
 Katalis juga dapat berupa katalis koralen di mana ia berperan dalam menstabilkan kondisi msnpertahankan skt*
foansisi saat terjadi proses pembentukan ikatan kornlen. Katalis yang lain adalah katalis ion metal @imakan menyebabk
di mana iaberperan dalam menstabilkan kondisi tuansisi pada saatterjadi interaksi elekhostatik
Pada unumnya. tel
dengan ion metal. Penjelasan mengenai hal ini akan dibahas pada bab yang lain.
lr ra enarntersebut ter
grqg ditemukan di seki
C. Faktor yang Memengaruhi Keria Enzim ' trer-dfur mendekati
Pada tulisan sebelumnya, telah dikemukakan bahwa enzim merupakan protein. ffiioorganisme terseb
Semua sifat karakteriktik protein akan sama dengan sifat karakteriktik enzim. Pada
pengamatan kinetika reaksi yang dikatalisis oleh enzim, temperatur dan pH merupakan epH
faktor penting selain faktor-faktor lain. Slfutkatalis enAmj
kftahan pH akan rn
1. Temperatur kda r-unumnya, aktivil
Kecepatan reaksi yang dikatalisis oleh enzim, dalam batas temperatur tententu, ffikian" ada beberap
akan meningkat bila temperatur dalam reaksi tersebut dinaikkan. Dalam sistem biologis, menidasan bahwa pH s

setiap kenaikan temperatur 10 oC, maka kecepatan reaksi akan meningkat dua kali. Jika a- hdapHyangsang:
temperatur diturunkan 10 oC, maka kecepatan reaksi akan turun setengahnya. denatrrr
Kenaikan kecepatan reaksi ini akan mencapai puncaknya hingga temperatur tertenfu dari enzim.
dan secara perlahan-lahan akan menurun jika temperatur tersebut terus ditingkatkan. h. pH yang sangat tiq
dari asam amino-as
residu a
katalisis, maka akan
Sebagai contoh. jik
bereal$i dengan zus
E
.N
c pada pH yang rend
o
o
(!
negatifnya. Akibatrn
= positif. Begitu pula j
Y
positif akan terionis
pH normal : hz
pFI rendah : Fr,r
pFI tinggi : SH*
Suhu (T)
c. Perubahan konfor:
Gambar 3.8. Pengaruh Temperatur terhadap Kecepatan Reaksi Enzimatik pH lingkungan b,
rnenyebabkan perul
Pada Gambar 3.8 tampak bahwa dengan meningkatnya temperatur fiika temperatur situs pengikatan s
dimulai dari 0 oC), secara perlahan aktMtas enzim akan meningkat hingga temperatur strLrktur tiga dimens
optimum. Saat temperatur terus dinaikkan melebihi temperafur optimum, secara perlahan- d daerah situs peng
lahan aktivitas enzim akan menurun. Halini disebabkan telah terjadi denaturasi pada enzim ailaupun sifus kablis
oleh adanya peningkatan panas. Pada temperatur di atas 0 oC hingga temperatur optimum, sedemikian rupa a(tr
kecepatan secara perlahan{ahan akan meningkat. Hal ini diakibatkan terjadi kenaikan tetap ada. Jika ada t
energi kinetik antarmolekulyang bereaksi. Makin mendekati temperatur optimun, makin dimensi tersebut, m
cepat tumbukan antarmolekul sehingga produk yang dihasilkan juga makin meningkat. pengikatan antara s
Pada saat melewati temperatur optimum, energi kinetik molekul enzim menjadi sedemikian
besar sehingga dapat memutuskan ikatan-ikatan sekunder dan tersier pada enzim unfuk
 lsIBeH uEledaco) >lnlun u4zua eped rasral ue
dppeqrel gd qnre6ue6'6't lpqupC ueHluapas pefuau uryua IrD
'urzua uep ]ellsqns erplue ue1o16uad '1o16uruaur upleu e6n[ uag
r6uepq6uau ue{e eleur '1nqasra1 rsuaurp upletu'unurpdo rnluadual
e6r1;np1rup ueqeqnrad epe e{lf 'epe de1a1 ueTeua{ pe[a] ue]peqqqP
ul1zua srcuele{ rs6ury re6e edru ueqluapas 'urnurpdo rnleradual e00qq
- ue{ueqepadrp sn.req srsrc}e{ snlrs undnele u4zua eped sernleuap pe[r;
<:
!) le4sqns ue6uap ue1e46uad snlrs qeraep Ip -ueqe1-rad eJecas'umurgdo .n
@
o e6usnsnq>1 u;4zua rJep rsuaurp p6ll rnp1nlls rqeradu:a1 e66uq p1fu.n-
3
N.
3
nele Inluag ']ellsqns uelely6uad snlrs rnle.radual e40 rnluadural
qeraep rp rurzua ueqeqn;ad uelqeqa6uaur
ledep eletu 'qeqnraq ue6un>16ull Hd IlleulzuS !$JEu lI
elrg 'urzua rrpp rser.uJoJuo{ ueqeqnjad '3
S + zuA <- S + zuA:H+ g + *HS : r66uq 11d
*HS + HzuE + *HS + HzuE + *H + -zuA : qepua; 11d
HS-zu3 + *HS + -zuA : purou 11d
'edu;111sod uelentu ue6ueptlarl uep ISesUoIra] ue>le
lllpod
uelenuraq 6ue6le.r1sqns e{etu '1etu.rou p1d rrep ue4eurp Ud e>[[epd n1t6ag ']lilsod
uelenuraq 6ue61e4sqns ue6uap slearaq ]edep ue{e lepq er 'eduleqqv 'e6uJl}e6au
uelentu ue6uelqa>1ue>p e66urqas sesuolordral uele ulzua qePuat Eued gd eped
eleur '>1npo.ld uelpseq6uau {n}un Jlllsod up}enr.uraq 6ue6 pelqsns ueDuap Is{earaq
uele IIlpEau uelenr.uraq 6ue6 u4zuo nlens prurou Hd eped e4[ 'qoluoo rcEeqag
'srsrc]e{ ne}e }e4sqns ue1e16uad uepp uendueu;a1n66ue6.ra1ueYe e{etu 'stsre1e>1
nelp ]erlsqns 1e46uau ledu-ral re6eqas rs6uryraq 6ue6 ounue tuese nplsal ue>lednrau
qeqnJaq 6ue6 eyp 'u:lrzua utalo;d plalou; unsnduad oulue tupse-oulue tuese IreP
gd q 'ue11e16uqp srual ]nqasr
uelpnr.u ueqeqruad rqnreEuaduau ue{e qepual 1e6ues nele r66uq 1e6ues 6ue6
'I.Ulzua uep nluapa] "m1e;adua1 e66qq
qple>l uendueua>1e6u6ueyq qeppe UI Isemleuap Irpp leqqv 'IsernleuaP nuepEuaur 'e6uqe6ualas ururq
ue{e ura}ord uelednrau 6ue6 u)lzua 'qepua; le6ues nele r66u111e6ues 6ued gd ePed T qlf '{e{ enp 1e16tr.nmut ua1
']mllraq re6eqas uelselafrp ledep selnqle rqnre6uauaur le6ues gd emqeq ueselafual 'sr6o1orq ulalsls tueP6'uEFl
'sele p uerespl Jenl p unurqdo selnqle ryIluatu 6ue6 uzua ede;aqaq epe 'uequuap 'n1ua1ua1 ;nleradtual se1eq
undnepryl '0'6-0'9 11d ue.lesrl eped tunurqdo uele v4zua selnq{e 'e6uunu;n epq;
'lerlsqns uor-uor rclpuol urclas u zua uol-uol ISIpuoI Iqn.re6uauau uple gd ueqeqrua4
'e[ra1aq er ledual re]Ilas rp ue6unl6ull Hd qalo rqn;eEuadrp e6nf tutzua s{e}el }eJIS
Hd 't ueledruaur Hd ueP rnPra&
eped 'urzua {I}}luaplPrs{
'r.uarlsla 6ue6 ;n1e;adua1 depeqra] lnqasJal atusue6roor{uu 'ura1o.rd
ueledruaur urylo
r.rep rseldepe uenclureural uollnfunuau 1ul IeH 'rle qpp 11111 UelaPuaru rnluadual
unclnepm unu-lqclo clelal ryleurzua seltnrple 'seued JIe eletu re+Ilas P u$lnualrp ftd
au;slue6rooqru ryadas quapal au;stue6;o ederaqaq epe6 '1edep;a] lnqasra] u4zua PuerD 'ure16ua{qeq€tr
rp Ias JnleJadu.ral eped 6unlue6raq utlzua nlens Lrrnlulldo.mleradual 'eduunuln eppd
{tre}sorplala p1ata1a @4
'slplel rcEeqas urr3ua uendueura>1 edu6uepq ualqeqa6uau uele uJ.Etlil platu uot qlelel qeppe qq fi
rrpp rarsral upp rapurulas mp1ruls eduEuepg 'wlzua sls{e}e{ rn}Iru}s ue{ueqepadurm Flpuo{ ue}fl qe}suatu u.relEP r
3. Konsentrasi Enzim atau Substrat
Produk yang dihasilkan dari reaksi antara substrat dan enzim juga dipengaruhi oleh ***
konsentrasi enzim maupun substrat. Kecepatan reaksi berbanding lurus dengan jumlah |
konsentrasi enzim maupun substrat. Kondisi seper.ti ini tidaklah akan terjadi terus. Pada
suatu saat, kecepatan reaksi akan berjalan konstan walaupun konsentrasi substrat maupun
I--_-
I
o
!
enzim ditingkatkan. Hal ini dapat dilelaskan sebagai berikut. 6
o
a. Konsentrasi enzim meningkat, konsentrasi substrat tetap crt

L
a
o
Pada konsentrasi atau jumlah molekul enzim yang lebih rendah dibandingkan jumlah 3
(,
molekul substrat yang akan dikatalisis, maka produk yang dihasilkan akan sebanding Yo
dengan jumlah substrat yang diubah oleh enzim menjadi produk. Bila jumlah enzim
ditingkatkan, maka makin banyak substrat yang ada akan diubah menjadi produk
hingga suatu ketika jumlah enzim berlebih, tetapi substrat sudah habis. Akibatnya,
penambahan jumlah enzimtidak akan mengubah grafik pengaruh konsentrasi enzim
terhadap kecepatan reaksi. Grafik dapat dilihat pada Gambar 3.10 bawah ini.
Gambar 3-l

SPrara kinetrlq t
malcd dapat dUeladr
mghuhmgkan lecr
o
.Y
htsentrasi subsbat(
G
o {*. Model kinetikar
G gr1g paling sederhar
(E
.L
o Beak$ tunggal:
o
o
Y

Konsentrasi enzim Merangan:

Gambar 3.10. Pengaruh Konsentrasi Enzim terhadap Kecepatan Reaksi E : erzim
S : substrat
b. Konsentrasi substrat meningkat, konsentrasi enzim tetap ES : kompleks enzin
Pada prinsipnya hampir sama dengan penjelasan sebelumnya. Hanya pada kondisi EP : kompleks enzin
di sini yang diubah adalah jumlah substratnya, sedangkan jumlah enzimnya tetap. & : konstanta
Saat jumlah substrat sedikit, produk yang dihasilkan akan sebanding dengan jumlah Kecepatan awala
enzim yang mengatalisis reaksi tersebut. Jika semakin bertambah jumlah substrat e€an IES]
yang diberikan, maka semakin banyak pula produk yang dihasilkan hingga pada saat k^ tE
tertentu penambahan substrat tidak akan meningkatkan produk yang dihasilkan. Hal t-: k" [ES]---
,C+
ini diakibatkan bagian situs pengikat substrat di enzim sudah sangat jenuh. Bila situs
pengikatan substrat di enzim kita ilustrasikan tangan kita, maka bila kedua tangan
kita sudah penuh memengang substrat, penambahan substrat yang lain tidak akan
fimana %.*": i t,

bisa kita pegang lagi. Hal ini dapat dilihat pada ilustrasi berikut ini.
K^ : ktll
 iyu *y nele *N 'lul lrDI.uaq
--J-;- = '4/'4:
"\+"1 :r uele lepq urel 6ue6 ]e4sqrs
uep ['g] t4 -s4ou1 euetu !P ue6uel enpal epq eleu 'eqp
snlrs elg 'qnuaf le6ues qeprx
IeH'ue{[seqp 6ue6 lnpord
Bq: #,++<-rssr"':h lees eped e66urq ue4seqp6
[53] ue6uaP le4sqns qelu.mf qequeuaq
Eupueqas (plea;aq qepns ]prlsqns lqlpas le6ues elRal rru{nlp) 'n nele pme ueledacay qepunf ueEuap Eupueqas ue
'de1a1 e6uupua qepnt ue
Pluelsuo{: I
>lnpord-urzua qalduol : 41 Flpuo>l eped e6ueg 'e6uurq
lerlsqns-urzua s1a1duo1 : 5iI d
'p66un1>lnporcl rpefuau p66un1 ]e4sqns ueqeqnEuad n1re6 'eueqrapas 6u1pd 6udl
Is{ear epecl ru1epaq uep rtn qe/neq p Flear uelleqqradp leclep ulzuae{}}auq IaPoN
'"Fn
uep -y FIIu qeppe rruln lolo] pe[uau 6ue6 'ur ueeuesrad eped '(S) ]e4sqns Ise4uasuol
clepeqrai vtl n qalo s11ele11p 6ue6 rs{ear nlens (!n) Is{ear pme ueledaca>1 uel6unqnq6um
rul ueeuestad'ualua6-s[aeqcrlN {l}auq ueeruesrad mplaul ue>1se1a[tp ledep Is{eru
ueledacal rqnre6uaurau ]erlsqns IseJluasuo{ emqeq ueselafuad 'T]auH eJeoas
(6ro' ecuel lecxessocce'rnmrn)
!$lEoH uelpdaca) depeqral te4sqns lserluasuo) qnre6ue6 'l l'e JPqUBC 'Iut qemPq 0I'tIeqIrr
u)lzua Isequasuo{ qnreft nd
lEJlsqns rserluosuo)
'e6u1eqp1y 'stqeq qePns lP4
4npord tpefuaur qeqnlP uElt
u4zua qepunf e11g lppord
x
o Eurpueqas uqe uelp.seqp 6
o
o qepun[ uolEupueqlp qePuar
o
A) d
d
o
;f
'
6
undneu lellsqns Ise4ua$o{
eped 'srual Ipe[al us{e qep
qepunf ueEuap srun1 6t4gre
qalo rqrue6uadrp e6n[ u.zua
 Persamaan Michaelis-Menten memperlihatkan hubungan antara kecepatan awal benhtl
reaksi (u,)dengan konsentrasi kompleks enzim-substrat. Pada persamaan ini, substrat (S) -reeaiUatt<an substua
fthmserrtrasl
dan enzim (E) bergabung membentuk kompleks enzim-substrat (ES) dengan konstanta iffiat sehingga Wfl
kecepatannya adalah kr. Kemudian kompleks ini akaqterurai kembali menjadi substrat (S) tuehn.Pendekatan h
dan enzim (E)dengan konstanta kecepatannya adalah k, atau akan diubah menjadi produk Hftend sebagai kird
dengan konstanta kecepatannya adalah kr. Jika konsentrasi substrat lebih tinggi daripada
'" lr-iunmatematika
konsentrasi enzim, maka jumlah substrat yang diubah menjadi produk dapat diabaikan hhmi- Namun, sebe
dan kecepatan perubahan kompleks enzim-substrat (ES) menjadi kompleks enzim-produk
(EP) akan sangat cepat. Dengan demikian, kecepatan awal reaksi setara dengan k3[ES].
ilIfui temperahr seh
q:ilnpH dan temperafir
Konsentrasi ES merupakan fraksi dari total enzim (ET), yaitu jumlah total enzim sebagai
kompleks enzim-substrat (ES)dan enzim bebas (E). Apabila kita mengganggap bahwa k, Iftfika enzrm (El be
lebih besar (>>) daripada k, dan k, maka K- adalah k2/k1. Sementara itu, di pihak lain C$,knnpleks ini kernu
jika kita mengganggap bahwa hanya kompleks enzim-substrat (ES) yang tidak berubah futefiskan pada p
per satuan waktu atau kondisi "steady state" , maka K- adalah (k, + kr)/kr.
Hubungan antara kecepatan reaksi dengan konsentrasi substrat pada persamaan
Michaelis-Menten dapat digambarkan sebagai berikut.

Yz V^ x.
Dmganmelihatked
9so pengumiank
(U
I ./ reaksi dapal
c(U
8zo
o
o
0)
Y
10
K hda persamaan m
secam larqgsl.ur
//
100 150 200
Konsentrasi substrat

Gambar 3.1 2. Grafik Michaelis-Menten

Pada Gambar 3.72 tampak bahwa dua tolok ukur dalam persamaan tersebut adalah
K* dan V-.*. Nilai V-* menunjukkan kecepatan
yang diekstrapolasikan ke konsentrasi
substrat yang jumlahnya tidak terbatas, sedangkan nilai K. menunjukkan konsentrasi
substrat pada waktu awal di mana nilainya setara dengan setengah V .*. Bila dilihat
pada grafik tersebut, tampak bahwa makin tinggi konsentrasi substrat, maka akan
menyebabkan makin tinggi konsentrasi ES sehingga makin meningkatkan kecepatan
mhi k*1 adalah ko
persamaan reaksi (!
reaksi. Akan tetapi, seiring dengan peningkatan jumlah fraksi total enzim yang berada
orkup tingg- D
dalam bentuk kompleks (ES), sangat dibutuhkan peningkatan substrat (S)yang lebih tinggi
untuk meningkatkan konsentrasi ES dalam jumlah yang sama. Pada gambar di atas, grafik
 'ln{.ual 1gu6 'se1e rp;equ:e6 eped '
p6eqas s{n}lp }edep (Z)uep (1)p1ear uepruesrad ueqruap-ue6uaq 'r66ur1dn1nc }p4sgt r66uq tltQal 6ue6 (S)p+sqns
Ise4uasuol etf ue4eqep ]edep rur r$lear rde1a1 a + g n1re6 '(7) rs{ear ueeues;ad 96 eperaq 6ue6 uzua plol ls{
ueledacal ue1le16uruauJ rr
Inluaqrp elnd ledep 93 undnep1A 'rslear ueleclaoa>1 eluplsuo{ Lleppe '*r/ 1ellN
ue{e eletu '1e.l1sqns rsP4ue
leq111p plg '"1"n qeEualas
rseJluasuol uopp[unuau
*
Iserluasuo{ a{ ueltselode+sr
qeppe lnqasJal ueeurpsrad u,
qrqal uailernrp srueq +nqasral ueetuesrad 'n11 eua;o1 qalg '6uns6ue1 erecas t##
{n}un relns le6ues'gg qaldu-ro1unclneu'*r/ rllnq'(g)erlleua}eu uperuesracl epe6
']rullraq re6eqas slpllp ledep ISIpar ueetues-lad
e66urqas >ppo;d uep seqaq utlzua pefuau ]er]sqns utlzua s1a1duo1 upun6uad ueledaoq
ue6uap eures 104; Ied\e rslear ntel eleu 'se1e rp rslear qe16ue1 enpal lpr{IaLU ueEuaq
ueeues;ad eped le4sqns tse
'"t/(\ + z11qqq
'rur qe^\eq Ip ueeuesrad eped uels{nilp pdep qeqnraq lepq 6ued (SJ leqs
urel leqrd Ip 'nll ereluaurs '
ts{eag '(g) seqaq uryzua uep (d)1npo.rd rpefuau rerrua] ue{e uerpnual rur slalduJo{ '(Sil tr1 emqeq cle66ue66uau elor
lerlsqns-urzua s1a1du;o{ Iniuaquau (S) }er}sqns ue6uap Is{earaq (E) urzua e{[ay
rc6eqas u.tlzua p1o1 geprn{
'nluaya+ ;n1uadua1 uep gd epd '[Sg]t), ueEuap ere]as rs{ear
uelnlelp snreq uEUa rs{ear plllaupl r;efeladuau; In}un e66urqas rnleradrual ueP H4 lnpord-turzua s1a1duo1 pe{
qalo np;eEuadp 1e6ues u4zua efua>l emqeq 1e8u1p snreq e6utunlaqas'unu;eg 'lut t{Prtsq ue{reqpp ledep >ppord pe{.
rpuelrern e1p11edep u4zua rs{ear e>ll}aupl ue;eque66uad lqun e{qeura}pu uelerll epedr.rep r66u4 r.{lqal }e4sqns
'rsernles e{l}aull reEeqas pua{lp 14 >ppo;d pefuau qeqryp ue{e
seleqral lepu 6ue6 tunurrsleu ueledaca>1 seleq eped 4yoqradtq uele{apuad '}nqasr4 (g)1e4sqns p{uau [equa{ I
eloqradrq 1ge.r6 elod rqnre6uaruar.rr uele lepq lerisqns upqequeuad e66uqas le4qsns eluelsuo{ ue6uap (gO 1P{r
ue6uap uelelrJaq Llelal urrzua plalou; enruas eleu, 'qrqalJaq ]eJlsqns rse4uasuorl eqJ (g)1u1sqns '1ur ueeuresrd EF
e^ qeq ue4>1nfunuau rul rur IeH 'snrnl sue6 uelnq 'eloq.radrq In]uaq uo11eq1paduru pme ueledaca>1 erelue ue6r
 Penguraian ES adalah jumlah penguraian dua reaksi dan merupakan lawan reaksi
1 (maka diberi tanda negatif (-)). Dengan demikian persamaan dapat ditulis sebagai
berikut.
Persamaan matem
hen-
rlarap kita ingatbai
ftgrrlo6sgnhasi enzi
Jika laju reaksi pembentukan ES sama dengan laju reaksi penguraiannya, maka ik dari persarnaa
persamaannya dapat menjadi:
#r r/2VGK,. Huhrrx

eoJ
t--
I

ao']

K-* adalah \+lryang kita tr*

v.i Il-,
I
Pada persamaan di atas, tampak konstanta sebut konstanta
k*t
Michaelis-Menten. Persamaan (8)dapat diuraikan lebih lanjut, yaitu sebagai berikut.
.'l
S
ol
ol
Yl
,"V
0

Gare

BIa % pada persan

Bila persamaan (3)digabungkan persamaan (9), maka: tptditufis sebagai ber

Bila konsentrasi substrat sangat tinggi, maka semua molekul enzlmakan berada dalam
bentuk kompleks ES atau disebut dalam keadaan jenuh (substrat saturasi). Ini berarti laju
reaksi mencapai maksimum atau V-,o.. Persamaan reaksi dapat ditulis sebagai berikut.
 ']rultraq Ie6eqas s!p1p re
n[el lueraq lul '(lsern]es Ie.W
I'uePP ePeraq uelP u4zrra Im
e{re*a}e., ueetuesrad n,{e.., '"-Alue6uap queorp (.,) J:JI}rLT:}'"t 1[ty-l*
t
(uoc'eqpaul;1;nn'lrrrrun)'y upp % ue6unqnH'e l'e requee
lPJlsqns !sEJluosuo)
002 09t 00t 09
,
-r'/
x
o
o
o
0zE
ttn 'lrulrraq reEeqas
5-A n}Ie6'Il
o
oe*.2. eluelsuol lnqas elpl u* r-
,/
"'-nl
o"r,A
r' 09
=::=:::::=;
'ruI qp p;eque6 eped leqlpp leclep w4 ue8uap 04 ue6unqnH 'wn z/rtqrrygl
^eq
% nued 'q'*n ueSuap % ueEunqnq qeppe ualuahtr-slapqrlhtr ueeu-resrad Irep {.uail eletu'eduuep;n6uad prpa
6u1pd IpH '(O '* r, qnppn *n
n r.{nq uelednpp ue8uef 1de1a1 'u)wa Ise4uasuo{ uefiil
e6uue6unqnq rydue11epq sele Ip ueeue$ad eped undnepm emqeq 1e6u1 e1q dere11
'ua$Elt
-srlaeqor6 ueetuesrad ue6uap e6n[ ue>1eu:eulp se]e IP e>Il]etua]etu ueeuesrad
re6eqas slpllp ledep ussun
rs{eal ue Ael uopdruau uq
:qeppe 04 optu '(g1)ueeues-rad eped ue{lpqtua{ e}pls;f
 Ada banyak percar
Dari persamaan tersebut tampak bahwa K atau konstanta Michaelis-Menten sama
dengan konsentrasi substrat. Pada persamaan ini juga tampak bahwa kecepatan reaksi IkaffiiSarb lrli&a€t
awal sama dengan setengah kecepatan reaksi maksimal. I -1 garis *Eserd
'mlra p€rsarnaan ga
Jika dalam melakukan percobaan kinetika reaksi enzim, maka kita harus mencari nilai Brrrgan yang tidakd
,. dan K_ dari reaksi tersebut menggunakan persamaan garis hiperbola dan
V-mrcm matematika
Mffiaehs-Menten. Akan sangat sukar kita perkirakan kapan enzim mencapai V-uu. dan knaan garis (131
kapan saat K. diperoleh. Untuk itu harus dilakukan interpolasi ke persamaan garis lurus. mm*daslcan terrtaq
Persamaan garis yang sering digunakan untuk interpolasi hasil persamaan Michaelis- hm rnaternatika,
Menten adalah Lineweaver-Burk. Persamaan ini digunakan agar bentuk hiperbola yang
lhfFngrrg lain.
diperoleh dari persamaan Michaelis-Menten menjadi persamaan garis lurus. Adapun
persamaan matematikanya adalah sebagai berikut. D, hode untuk I
h
ffipensamatankil
hh*&pd dilcfiatnid
*mtaq prodtkpersa

Bentuk persamaan di atas dapat diubah menjadi persamaan garis y = trtx + c dan
akan menghasilkan garis lurus. Pada persamaan grafik akan tampak intersep (c) pada
sumbu Y dan kemiringan atau slope (m) pada perpotongan sumbu Y dan X. Adapun
grafik persamaan Lineweaver-Burk dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambarets
hpercobaanunt
lgrg sesnidengi
atau berkelani
BrrlBkteknikinsbt
fngqunal<an adalah n
{f:Ekanril<a baik s.rbd
lffiang yang berbed
;lruo*otorneti adalaht
n* mengamati ldneE
Gambar 3.14. Grafik Lineweaver-Burk (http://orionl.paisley.ac.uk/kinetics)
krfic saat akan rnela}
 'ueeqof,rad ue{n{elau uele }ees FIPuot (sc;1au;1qn'ce'Ia;s;
epecl Eunlue6raq lnqasral IIu1a1 ueeun66ua d ':uuilzua rsllear pIHaulI qeure6uau; {npr
uopun6rp ledep 6ue6 urel 4u1a1ry6ueq qlsehtr 'pptupong lpla] qpppe ulauolo;orppds
'epaqraq 6ue6 Suequrqd
{tLDIa} uq6urpueqtp }Blsuas nele elad qrqa16ue6 u1ell1u{al
Euefued depeqral e6eqec ueqrosqe DIII[uau lnpo"rd undneu ]er]sqns 4eq e4[ueleunQl
1u1 {lLDIaJ
'rr}ar.urrolel ne}e u}auo1olo.rp1ads
{lu{a} ue4eun66uaur qelepe ueleun6rp 6uufi
e6uurnuS 'sele p ueeqoc;ad {n}un ue>pun6rp ledep 6ue6 uau-m.r}sq IIU{a} >ledueg
'slqeq lnqasra] u)tzua {n}un }pr}sqns qeltunf e66uq uelnfue1aryaq ne]e nduouq
eJecas uelnlelp snJeq ueletueEuad epas urrzua e[ra1 rcpuo1 ue6uap pnsas 6ue61enqt
srueq p1d uep rnleradual e>leur 'pqasral p{qauu ueleue6uad 1n1un ueeqocrad epe6
(lSSl laule6) nqe4l snsre1lnpord lseJluasuoy IlrerC '9!'e rpqueC
+-
'rur qemeq Ip rcqr
undepy 'X uep n nqurns u
eped (c) das;a1ur >ledulq ue
uepr+ xtil :6 sup6 uepule
'Ia]
(%) prrrrB uelBdece>l = edoF
,,, I
'1ul qe/neq p.rcqureE eped >pdurel luadas 'nqem uerqes rad >ppord IsP4uilil
uupeque6Euatu 6ue6 >1ger6 tuepp aI ue>gepqruaru ereo ue6uap nqpla{p.}edep yry
rs{ear pnre ueledaca4'utr4:a qalo $qe}e4pEuedplear n}ense4}ar.q{ ueptueEuadep4
uIFtq
qelo s!s!lele{!6 6ue{ lsrleeg p{lleuDl lleure6uen {nlun epolelt
undepy 'snrn1 s;e6 ueeuresr
'ure16ual 6ued eloqradH >ln+uaq re6e
eped uelselafrp uele ue]equeq sasord ue1;equre66uau 6ue6 e>1qerua1eu.t -s[aeq3r6 ueeruestad I.sEr{
'{qeurlzua Islear eped rpefual6ued (royqlqu$ ue}equeq Is{ear 6ue1ua1uo1se1afuaur 'snrn1 sue6 ueeruesad a{ F€
uelleqqraduaur nele nqela6uaur >lntun uel6uequal e1p11edep (g1) rye6 ueerue$at uep9eu n rcoef,uau luEua r,r
e>lqeualeu uep eloqadq qrd
'rul ueeuesrad pplau-r uelsela(1p ledep 1epr16ued
Iellu pmuatu srupq elu erlanr'
ledueq undnelem ueleunErp 6uuas qlqal {rng-raneamaull spe6 ueeurpsrad
'umueg 'auepleH ueetuesrad uep ,,uapmog-qsruJoJ pue pqluaslg,, sge6
',.sauep1pue aalsloH-alpe3,, s1re6 ueeuesrad p;adas'ua1ua141-stlaeqcr61q.re6 Is{ear ueledaoa>1 emqeq 4edr
ue>lqetuafualuau euIes ualuaN-sllaPqilhtr eluE
Inlun ueleun6rp ledep 6ued sue6 ueetues.lad 1e6ueq epryr
E. Hambatan pada Aktivitas Enzim {. hrorbatan campu
Secara umum, hambatan untuk aktivitas enzim dapat dibagi menjadi dua kelompok
s, ffitan par$al"
besar, yaitu sebagai berikut.
f, ffitan srbsilra
I- Hatan alosfier
1. Hambatan yang dapat dipulihkan (reuersiblennhibitor)
2. Hambatan yang tidak dapat dipulihkan (irreuersible inhibitor)
hdabagian ffi,
fruffiatan kornp
(a) Reaksi
Substrat **ffi r lLnbatorn Ku
I]!w
hlgrgmdalarf
-* r-
I^rts----
situs
ft pengiletan d€q
-- zat htrih
q:;r terseh.t-
-- Kompleks enzim substrat smgguhny
srtoh mak

I
drsi enzimad

ffiu*@*@ Enzim berikatan

dengan inhibitor
lnhibitor berkompetisi
dengan substrat k reald end
gllcsfo
Gambar 3.16. Reaksi Enzim-Substrat dan Inhibitor gngmenff
Pengertian hambatan yang dapat dipulihkan adalah bahan penghambat tersebut sfrcperlgikatur
dapat dibuang atau dilepaskan dari kompleks enzim dengan cara dialisis atau difusi bedka
sederhana. Sementara itu, pengertian hambatan yang tidak dapat dipulihkan adalah qfupamr
bahan penghambat tersebut tidak dapat dibuang atau dilepaskan dari kompleks enzim mlonat, d
dengan cara dialisis. Hdsi[ sehmr

Bahan penghambat (inhibitor) adalah suatu molekul atau zat yang dapat menurunkan f|rErbq
kecepatan reaksi yang dikatalisis oleh enzim.lnhibitor dapat mengganggu pengikatan
substrat dengan enzim atau kofaktor dengan enzim. Akibatnya proses pembentukan

?:
produk hasil reaksi yang dikatalisis oleh enzim akan terganggu.

1. Hambatan yang Dapat Dipulihkan

Pada hambatan yang dapat dipulihkan, molekulatau bahan penghambat tidak akan
berikatan secara kovalen dengan enzim. Hal ini merupakan faktor penyebab hambatan
tipe ini dapat dipulihkan.
Hambatan yang dapat dipulihkan dapat dikelompokkan lagi menjadi tujuh, yaitu:
1. hambatan kompetitif,
2. hambatan nonkompetitif,
$-
h

3. hambatan unkompetitif,
 (sc gd ueqcTsraq uau/uroc'x!rluecce'rnrnrn)
ln[eduo) uelequeH qoluoC (q) uep ltltodutoy uelpqupH efiay (e)'Zt'e requeC
lelaseoleqo rllrzuS
:nllpd'qn[n1 pefuau: r6e
rffi"
elPurccns
w @ {@M uelequeq qeqaduad roryetr ue
I I 'dis
wr ue{e >lepu lequ;eqEuad ueqeq
trrye snlrs 1pt
lErerunJ leulslns 1
I ,& ffi{.
tHV rrlrloduror Pryg*
* rolqrqul
x;t
##r&".W 'n66ut
-t ffi
t"rtsqns
ue{n}uaquad saso,rd e6r-qequ
eseue6orplqep leu!sIns uele46uad n66ue66uatu 1ede1
eped l!illeduorl uelequeq qoluoC (e)
uelunJnuau ledep 6ue6 1ez n
'lpefial uele {epq Inporcl ue{n}uaquacl rs{ear e66urqas [sloqre{ snffi
enp erclue rp epeJaq 6ue6 uoq;el utole nlps rc6unduau e6ueq 1uI ]ez 'leuopur ePed rm uryzua s1a1duo1 uep uelsedal
eJeluauas 'Is{oqJe{ sn6n6 enp Iue}equrafuau 6ue6 uoq.rc{ enp ere}ue de>16uer ueselm qeppe uelqlpdrp ledep 4epu
ue{n}uaquad rpefual uele aseuaEo;prqap }eurs{ns u.rlzua ue6uap ue}e{raq ler}sqns qepc rsnlrp nele srs[erp e;ec ue6ua
'1eurs1ns eped 'aseua6oJplqap +eur$lns ux7ua p epe 6ue61eurs1ns uelopEuad snJrs efed ]nqasral lequreqEuad ueqeq
r -------m
uele{uaq }eclep uep }eulqns rcdnra6uaru 6ue6 IS{oqreI sn6n6 enp qlruuaur 6ue61ez rollq!qul
Lleppe leuolehl 'lereurnJ n1re6 urellnluaq pefuaur Lleqnp uple +euISIns 'aseua6oiPfr.FP
+eurs{ns u4zua uenlueq ue6uap p/nqeq ledu;e1 'se1e tp II}euJIzua l$lear ePpd
'aseua6o;pqap lpulslns ulzua qalo srsrrc+elrp 6ue6 Tletupua Islpar {nsm
J1111aclluo{ ro}rqqur ueleclnrau-r rur ueqeg '('OC''Hf,'tOJ) }euopur t{o}uoc re6eg
'Inluaqral uele {epq }e4sqns-urzua $:1eau eped lnpord e66urqas eduqnEEunsas }ers(ilI$
ueEuap uple>lrraq ledep lepq le{Ira} qepns 6up6 u;zua e6uleqqy '}nqasra} ro}lqlql4 s
ue6uap ueleTtaq leclep nele ls{earaq }edeP uele ulzua 'ru1 ;oltqtqur lez rcdurnf.uro
u4zua e{rf '}eJ}sqns pIuDI Jnryru}s rcdn;a6uau 6ue6 u;tzua ue6uap uele>1puad sry
qeraep Ip eFupl rnrynrls rlrltuatu edueserq ;luadtuo{ ue}eqrupq uplrulelaul 6ue61q
{lqlpclutoy uDlDgtuDH,
'Irralsolle uep'Ili11acltuo{un' Jl}l}acltuoluou'}l}l}aduo{ ue}equpq n@
(to11q1qu
'rcchunfip 6uuas 6ue6 uelequ;eq ederaqaq seqequrau; e6ueq ell{ 'lq ue6eq epe4
(-t
'{ua}so[e ue]eql'u€ll{ -,,fl.
'1e4sqns uelpqura{ T
'p1s;ed uelequr€q 1odruo1a1 enp lpefuaur peqfp
T
' (uolqlqrqur paxlw) uerndurec uelequrEq t
*F:1 "",,.-., %e-,
r"--., ,rffi *tld ;
 Efek dari hambatan kompetitif bergantung pada konsentrasi zat atau bahan Untuk mengetahui pa
penghambat, konsentrasi substrat, dan kemampuan afinitas pengikatan substrat maupun
penghambat terhadap enzim. Secara garis besar dapat dijelaskan jika konsentrasi
.[ka inhibitor :f
substrat sangat rendah, maka inhibitor akan bersainqdengan substrat untuk berikatan di
situs aktif enzim sehingga kemungkinan reaksi tidak-menghasilkan produk akan sangat
tinggi. Demikian pula sebaliknya, jika konsentrasi substrat sangat tinggi, inhibitor akan
kalah bersaing untuk dapat berikatan di situs aktif enzim sehingga kemungkinan produk
dihasilkan akan sangat tinggi.

{46
Gambar 3.18. Perebutan Tempat Aktil Enzim oleh Substrat dan lnhibitor
Konstanta disosiasi an
Telah dijelaskan di atas bahwa pada hambatan kompetitif, inhibitor akan berkompetisi
dengan substrat untuk memperebutkan situs aktif pada enzim yang bebas. Setelah
berikatan, bahan ini akan membenfuk kompleks enzim-hambatan (enzim-inhibitor) (EI).
Harus diingat bahwa inhibitor tidak akan mengalami perubahan kimia oleh enzimseperti
{ disebut juga dengan
pada substrat setelah ia berikatan dengan enzim. Gambaran grafik proses hambatan
kompetitif dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

100,00

90,00

80,00

70,00 kita tambahkan in

"Iika
60,00

50,00
40,00

30,00

20,00

10,00

0,00
o K. 1.000 2.000 3.ooo 4.ooo 5.ooo 6.000
Hambatan kompetitif

Gambar 3.'19. Grafik Michaelis-Menten untuk Hambatan Kompetitif

 ,lllladtuo) uEt
uelequeq sasotd {ge$ I
ruadas u4zua qalo eFr.D{ rrE
'(lg) (roUqf{ur-tuzua) ueTsq
qelalas 'seqaq 6ue6 u1z
rsqaduo>paq ue{e ro}nlqr4
rollqlqul uEplEq
lnpord ueuulEunural e6ftn
ue{e ro}rqqur 'r66uq le6u
le6ues uele {npord uopsr
P uPle>ilraq {n}un }P"qsqns
rserluasuo{ eryf uolselaflp
undneu; leJlsqns uelelpuar
ueqeq nele lez IseJluasu(
Jika persamaan di atas digabungkan dengan persamaan (1), maka: Pada hambatan kor
pitu kompleks enzim-srrt
kompleks pertama, yaifu I
maka kompleks kedua yai
hambatan kompetitif sar4
mengurangi kecepatan re
Nilai s/ope pada hal
intersepnya adalah l/V*i
Jika digabungkan dengan persamaan Vo, maka:
b. Hambatan Nonlco
Hambatan nonkompe
sratu tempat di luar situs
{ES) tidak akan dihalangi, 1

tipe ini, kecepatan realcsi

Bila persamaan Michaelis-Menten untuk hambatan di atas kita pindahkan menjadi bergantung pada konserd
persamaan Lineweaver-Burk, maka persamaan garis yang diperoleh adalah sebagai (K). Pada hambatan tipe
berikut. lrompleks enzim-substrat (
5Bng tidak aktif, yaitu EI c

Adapun grafik garis persamaan Lineweaver-Burk untuk hambatan kompetitif adalah

sebagai berikut.

Cralt
Gambar 3.20. Grafik Lineweaver-Burk pada Hambatan Kompetitif (
(http://orion 1 .paisley.ac.uUkinetics)
 (sc;dureqcTsJaqueu1tuoc'xpluecca'rnrnrn) rq
U;1edtuoX
1;11pduro1uoN uelequeH lse4snll' tZ'errBquEC
qePPe llllladuo>1 uelequetl
'ls3 uep 13 nle6';u1e ryp116uat
slalcltuol Inluaq enp up{lrspLllp }edep ueqruap ue6uaq '(Sg)lertsqns-upua qalduol
unclneu seqaq u4zua epecl4eq ueleluaq leclep rollqfl{ul 'ut aclq ue}equeq ePed '(y} re6eqas qeppe qaloradlp
rolrqn{ur e}ue}suo{ uep (l) Io}Iqqur ne}e }equeq6uad }ez lse4uasuol eped Eunlue6raq rpefuau ualqepurd elH s?tr
rclelal "y nele (S) terlsqns rse4uasuo{ eped Eunlue6raq {epq E{eal ueledaoal 'p1 adg
uelpqupq epe6 'tle6acp uplp 93 qalduol ueqecau-rad rde1a1 'r8uepq1p uele rypq (59)
le4sqns-urzua slaldu.lol uelnluaqu-rad e66urqas u4zua IIp{e sn}ls renl IP 1edua1 nlens
ue6uap slparaq rollqlqq e1{ pef.,ral 6ue6 ueleqruer{ qeppe }ruaduoluou ue}eqrueH
fi11laduto,{uoN uDtDquDH'cl
'"* A/ T qelepe e6udas"ra1r4
u*16uepas '(ty/lll + l) ""*A/'y qelepe Jllnaduro{ ue}equeq eped aclo;s re11p
'ISIeaJ ueledaca>1 t6uern6uau
uele IE uelnluaqurad uep Sa Iserluasuo>1eped Eunlue6raq 1e6ues Jlllladtuol uelequreq
epecl rslea; ueleclacay 'Ilfie rypg slaldtuol uopdnraur 1E n1re6 enpa{ slalduol elelu
'lnporcl uellseq6uaur up{e 6ued }lrye qaldu;o1 ue>pdruau Sa n}Ie6 'etueyad qaldtuo:1
elg '(lA) ("ro1rq1qu1) uelequeq-urzua slalcltuo{ uep (Sg) terpqns-upua slalduo>1 n}ral
'ux.zua s1a1duo1 ueurlEunua{ enp 1pe[ra1 ledep 'lluadtuol ue]equreq eped re{Pur'
 Persamaan reaksi antara substrat, inhibitor, dan enzim pada hambatan nonkompetitif
dapat diperlihatkan sebagai berikut.

Jika hambatan berikatan

Keterangan:
S = substrat
E : enzim
I : hambatan/inhibitor
p = produk
ES : kompleks enzim-substrat
EI : kompleks enzim-inhibitor
ESI : kompleks enzim-substrat-inhibitor

S
E+ t\> ES

-, 1l S
1t
EI EIS

t00 l
Sementara itu unfuk Vo a
80
o
ia
(U
E 60
c(6
6
CL
o) 40
o
o
Y
20

Gambar 3.22. Grafik Hambatan Nonkompetitif

(www.nbci.nlm.nih.gov)
'r li:,lx: r,,rilttiiii,ii i rt,rr,uurltr,l.
::::ai::l t:::,::::: ::,,1:':'.' :
:.,:a,i;ii:a.:
,,,,,i,, ir,rrrr.rrrirrrritrlr:ra:
- .. ..:t:::L).1:)::::.:::: ,:.:.:..,:::t::.:):a:::::
. .
|...::,)1:::| ::: :::):..)). ::::::::::::.:::.:. ||......|......
::::::.:::::::: ..:.:::
'...rrlifiatttti I
' tulzuf EMeuu
UUt,Ur: :rt ,.,ii:lllr
..
. :...:.::::::. .::...::..::.|.:::::::::::::::::,:|:....
rrrr,-- 1 :i:ri!!:it.iiiii ,.r, . . . .r.ifr.ii.ri:,,,, .
,.r,1
il':.ff:
t: **,,=
:qeppe 04 ry1un nll eJeluauas
d<-
Jllliaduro>luou ueleqlueq e
l
 Persamaan reaksi antara substrat, inhibitor, dan enzim pada hambatan nonkompetitif Pada hambatan tipe ini, i
dapat diperlihatkan sebagai berikut.

Jika hambatan berikatan

Keterangan:
S = substrat
E : enzim
l : hambatan/inhibitor
p : produk
ES = kompleks enzim-substrat
EI : kompleks enzim-inhibitor
ESI : kompleks enzim-substrat-inhibitor

S
E+l ES _--______> E + P

KI
1L S
\_>
1l
EI EIS -----)f--->

100
l

Sementara itu unhrk Vo a

80
'6
tz
(u
o 60
c(u
(E
o.
o 40
o
o
Y
20

Gambar 3.22. Grafik Hambatan Nonkompetitif

(www.nbci. n lm. n i h. gov)
 r'.ril-]]]tjillrr,:iiiiiriiiiiiiil
ialt i
r,r :
1;:,;':1',,11;:.,1;;1;,;;1111;,1;,: 1;',;;':;;.;;';;.:,!;, ;,;;'
,,,,,,,,,,,,,\iri.,;i:;r..,.:ii.,....:ii..,rrrliti::4.:a:. :at:t:aaaaaaaa:a:a:r..:.
::'T,lltitullrililliiliirlriiilltlriiiiiiiiririir"rrllr,,
:|::.'::............... ..: ::.::::::.:.... .:::::::::......
:,1-, .rrr:'r:iitltrriitiiiiillllliiii]iiiiti .,i..r,,,rtrultruuuutr.u,.ii:,,:iri::l:::!:'lLll,illltilati
, : : ':: : : ::.::::::itl:::::::::.:::::::
a::::,a.., .:::t::,:::a:::::::.a.a.a.a.a.:a:::: . ' 't: iiillllilllllrlr:ir;::lil a,K:.)l:'.. !i!,llZ:::::::::::lllllllll,,t,l.,,.,.,,,l.l.,
,,r ,:,,,;::::u,li4!ll:,8$i39U!) ueP urlzuf
t:rr,,rl,ltrttl$r;iil6U,rtrt, l'r,.i::::i!'i$,r]iitiiiiiiiiiiiiiiiiriiitiiiririirrilliiliiiliil!:!:.i.ir
,r:llrlrllllillllrllllilliiiiiiiiiiilliiiirs:l:i:;ihililiiliiiiiiii:lliiii.l lllllllrlirli:11irii;.:,ru:'..i rt1.: ..'rr'li:.
i:i:€i,(uutrtc ll|f-$y
:qePpe 04 ry1un nlr pJeluauas
d<-
]lllladuoluou ueiequeq eP
I
 Pada hambatan no
sedangkan nilai intersep

c. Hambatan Unko
Pada hambatan unl
substrat (ES). Pengharrd
terjadinya pengikatan
perubahan konformasi
kompleks enzim-substra
" an tico mpet iti u e inhih

Km tsI
Hambatan nonkompetitif

Gambar 3.23. Grafik Michaelis-Menten untuk Hambatan Nonkompetitif

(www.nbci. nl m. n i h. gov)

Persamaan garis Lineweaver-Burk adalah:

Adapun grafik persamaan garis Lineweaver-Burk untuk hambatan nonkompetitif

adalah sebagai berikut.

ffi Keterangan:
E : enzim
\ :
S substrat
112 p : produk
I : hambatan/inh
Gambar 3.24. Grafik Lineweaver-Burk untuk Hambatan Nonkompetitif ES : kompleks enzi
(http://orionl .paisley.ac.i Ukinetics) ESI : kompleks enzi
 rollqHul-lerlsqns-uzuas{alduo{: ISII
]e4sqns-ulzua $laldulol : S:I
IollqHul/uelequeq = I
Inpord : d
]eJlsqns = S
utlzua: I
:uo6uotalaX
(sc;d ureqcTs.req uau/utoc'x;rluacce'rnrnrn)
I1taduo1un uplpqueH lsetlsnll'g7't JPqueg
ueleqtueq
',,uofilqnlur aa1y11aduto)lyuD,,
nele ,,Joilqrytl 6uldnor,, qePpe tul ueleqtueH adn uleleuleN '+eJlsqns-urzua *1a1du:o>1
ueEuap uelelrraq ledep toyqrqur ueluq6untuaur e66ult{as lseuro}uo1 ueqeqn;ad
ruepEuau upIP rulzua In{alou lxlzua nlalotu Ip }el}Sqns ue1e46uad e6urpefra1
'(SO }e4sqns
lees '(g) seqaq u4zua p{alour ue6uap lslearaq ue{e lepl} leqtueq6uad
-u zua qalclurol ue6uap uele{rraq edueq ro}Iqqur '}}l}l}aduro>1un ue}Pqueq pPed
tgllqaclurotlu1 uDlDgutDH'?
'U/ll + l)''-A/I qePpe e6udas;a1u1 repu uel6uepas
'b/lll + I\ "'-A/-y qeppe adop tpefuaur 6ue6 '1lil}adtuoluou ue]equeq ePed
Konstanta hambatan untuk hambatffi adalah:

,,|t

Nilai persamaan Lineweaver-Burk pada hambatan unkompetitif adalah sebagai

berikut.

Adapun grafik persamaan garis untuk hambatan unkompetifi adalah sebagai

berikut.

2. Hambatan yang I
Pada bagian sebeh
dapat pulih. Kini akan
(ir re u e r s i bl e i nhibitorl
(inhibitor) akan membs
fungsional di situs aldif r
sehingga pada dasam57a,
dapat pulih dengan ma
adalah diisopropilfosfofl
organofosfor seperti ga
Gambar 3.26. Grafik Lineweaver-Burk untuk hambatan unkompetitif
(http ://orion 1 . paisley.ae.u Uki netics)

Pada hambatan unkompetitif, nilai slope adalah KJV^*, sedangkan nilai intersepnya
adalah l/V*u*$ + U1/K,).

d. Hambatan Allosterik
Pada sistem multienzim, produk akhir dari urutan reaksi multienzim dapat bertindak
sebagai inhibitor. Tipe hambatan seperti ini disebut hambatan produk akhir atau hambatan
umpan balik atau "retro-inhibition" , contohnya hambatan allosterik. Hambatan allosterik
akan menimbulkan efek yang lebih kuat daripada hambatan kompetitif, nonkompetitif,
dan unkompetitif. Struktur molekulinhibitor tidak harus menyempai substrat untuk enzim.
Enzim yang dihambat kerjanya oleh produk akhir dinamakan enzim allosterik. Penjelasan Gambar 3.28. Hambd
tentang enzim ini akan dibicarakan pada pembahasan pengaturan enzim.
 (ep;ronpolsolildordosl!O) 'u4zlra ueml
1616 ue6uap osplolsoullollllosv Erelue q!lnd pdeg 1ep;1$ett uelequeH 'g7't reque5l ueselafua6'{uapolle tum!
'ux.zua
1;1Ie lepl u.r!zu3 ldl0 aspJe]so-urlolluosv Inlun le4sqns refr
'
;qrladruo>1uou' Jlllladtuo{
eHt tHc {ua}solP uP}PqueH'{.uaF
trr{-, uelequeq nelp fi.fle lnPor
)-' {epuryaq ledep u4zuagp
o I
o
\..ro
d_
)< o
/-t
\ \ e6udm;a1ur ppu uelEuepa
czTH
-H3 R "*,!T*
-HC
g;1aduo1un
'upes se6 lyadas ro;soyoueBro
unf,er reEeqas ueleun6rp 6uuas 6ue6 1e;so;oue6;o nlens'eppongo;soypdordosllp qePPe
rur adg uelequeq eped rolrqrqu qoluoC 'Iueq unzua ssalur6uau ue6uap q{nd }edeP
e6ueq utlzua selnq{V 'uelqqndp ledep lep11 ]nqasra] ue]eqlueq eduresep eped e68u1qas t-
ualsedapp ledep {n}un lequq 1e6ues rur uap o{ ue}e>11 'rnlzua }l+{e sn}ls p puols6tm;
sn6n6 ue6uap lera le6ues 6ue6 ue1e1l nele uap o{ uE}eII {n}uaqtuatu uqe (.tollqlqt4)
leqtueq6uad p>1a1ou nele ueqpq 'rur adq uetequeq epe4 '(.loltqlqut an$taaattll
I
ue>1q1pdp ledep 1epr1 6ue6 uelequleq pua6uau uelerectqP ue{e lul.y 'qpd ledep
6ue6 ueleqtueq sluaf resaq s1re6 erecas seqeqlp qe1a1 'eduurnlaqas ue6eq epe4
qllnd ledeq IBPII6ue6 uElequleH 'z
(scldureqc/srequau4rloc'x1t1uecca'ru\rnl ) rllretsollv uElequeH lsp4snll 'Lz'g rcqweC I
IUalsollv uepquleH t,
IUJTZUO uep rolrqrqur
ue>lednreur n )npoJd r L/)
1L
reEeqas qelppe qrladuor;
n-v
rqle Inpo.rd
l-v
rq)e Inpord
rcEeqas qeppe ;pgaduro:1
lerlsqns
t r.llrzua uep luolsolle
rolrqrqur uelednreur I )npold +v rnlel
 Inhibitor bunuh diri (suicide inhibitor) termasuk dalam tipe hambatan yang tidak mengalami perubahan I
dapat dipulihkan. Banyak jenis hambatan ini yang digunakan dalam dunia medis, salah berikutnya agar mudah n
satu contoh adalah alopurinol. Alopurinol digunakan untuk menghambat kerja enzim allosterik seperti hiperbo
xantin oksidase sehingga pembentukan asam urat tidak terjadi. Dengan demikian,
Sebaliknya, efektor
alopurinoldigunakan sebagai obat untuk mengobati pehyakit gout atau pirai atau asam
allosterik dan menyebaUc
urat. Adapun reaksi dari senyawa ini adalah sebagai berikut.
aktif akan sukar berikatar
dapat dihambat aktivitasn
adalah efektor negatif, x
Struktur molekul em
umumnya. Suatu erzim
negatif saja, atau kedua
molekul efektor, baik yan
saling berebut tempat unt
mempunyai banyak teml
OH jika hanya mempunyai sr
-l Pada enzim alloster
*Z \
I )-
-N.
\
-xantin oksidase
v *\ allosteriknya dapat merl
molekul efektor harus salir
I lt / )"* enzim ini terdiri dari dua,
\* /'/\N/ */ maka jika satu subunit rne
H
H pengikatan subunit yang
Hiproxantin Asam urat
(substrat) (produk)

Gambar 3.29. Reaksi Senyawa Alopurinol yang Merupakan Contoh Hambatan yang Tidak Dapat
Dipulihkan (www.col umbia.edu/cu/biology/course)

F. Sistem Pengaturan Enzlm (Regulotory Enzynes)

Enzim beregulasi melalui dua macam cara, yaitu allosterik dan kovalen.

1. Allosterik
Pada molekul enzim allosterik, selain terdapat situs aktif juga terdapat daerah yang
dinamakan situs allosterik (allosteric site). Penempelan suatu molekul lain di situs
allosterik akan memengaruhi situs aktif enzim. Pengaruh yang diperoleh dapat berupa
meningkatkan laju reaksi atau menghentikan laju reaksi. Molekul ini dikenal sebagai
efektor atau modulator. Efektor yang sifatnya meningkatkan aktivitas enzim allosterik Fenomena kooperati
disebut efektor positif/modulator positif atau aktivator. Efektor yang menghambat aktivitas kooperatif positif jika satur
enzim disebut efektor negatif,/modulator negatif atau inhibitor. subunit lain untuk berikata
maka dikatakan fenomerr
Enzim allosterik umumnya memiliki subunit yang multipel dan tiap subunit
memperlihatkan kerja sama positif. Contohnya, pengikatan substrat pada satu subunit Molekul enzim allostr
hemoglobin, akan memudahkan pengikatan substrat ke satu subunit hemoglobin umumnya. Unfuk mengis
berikutnya. Hal ini memperlihatkan bahwa subunit hemoglobin pertama yang telah tipe ini juga tidak stabil pr
 'Jo 0 rnleradtual eped [qe]s {ep11 e6n[ rur adg qe1a1 6ue6 eurelrad qqo
u4zua ederaqaq 'n1r urelag 'qepnu lep11 ]e6ues rur uzu]rselosr6uaur {qun 'pduunurn urqolEouaq llunqns qe
eped tuzua F{alotu uelEupueqp leraq uep resaq qrqal >llra}sofle u4zua p{alo6 lrunqns nles eped le.qsqrx;
lrunqns derl uep ladqnr
'Jlle6au
}lleradoo{ euauoua} ue{p}e{lP e>leur .
'eduuapeqa{ qeppe e6u1s1puo1 e>1f 'untueg '}e4sqns ueEuap uele{uaq {n}un u1el}prnqns
ue{qepnr.uau up{p }e4sqns ue6uap ue}elpaq qe1a16ue6 Urnqns nles o1[1111sod;11e;adoo1 selnq{e lequreq6uatu 6trcl
euauoual ue{ele46l '}11e6au undnele >lrJalsolP u)tzua SPU^[D{P
]l]lsod ]e]lsraq ledep ]l]pradool euauoual
p6eqas pua{p tur 1n{apl
ednraq ledep qaloradp 6
snus rp urel F{alou n}erl
N-lN--I-)
eIZlttA
6ue6 qe.raep ledepral e6r{
ot
I
l'- l- H 'uaF^o{
68A
(
lL
(asmo
6uer{ uelequreg
c-J *f 99nezt
-o-c-E - tedeO leplt
'llleradoo>l euauoual ue6uap up{eueurp ul IeH 'ure1 6ue6 }Iunqns ue1e46uad
rqrueEuauau uele lnqasral ]lLrnqns e>leru '1e4sqns nles 1e46uatu llunqns nles e>1[e{eur
'.srslele{ snlls n}ps Hllrurau Jlunqns deq uep }lunqns qlqal ne}e enp ueP lrlPra} Iq tutan
Flalour e{lf 'tuEua p ledual uellnqa.raduraur rsqaduo{raq 6u[es sruel{ ropla}a F{aloul
'ueplltuap ue6uaq 'llle6au undnele Jlllsod roqala ryeq 1ery6uau ledep edurlualsone
1edua1 ueunl6unua>1 'epqdadllod nles Irep Irlpra] 6ue6 4ralsolle Luzua ePed
'uapnouoru ueleuleurp ledu:a1n1es rcdundurau-r edueq ugJ
uelEuepas 'uapnuod ue{eureulp edu.lopla;a F{alou {qun 1edu.ra11e6ueq rcdunduaw
6ue6 rupua F1alotu nles 'npr{pp qqal e6uqeraep qedtuauaur In}un 1edua1}nqaraq 6t4ps
uple tuuua e[.ra>l leqtueq6uau.r 6ue6 undneu ue1;qe6uau 6ued 4eq toqa;a F{aloul
ueqlr.uap ue6uaq 'u4zua nles ruepp eppraq toly1aq L{eraeP enpal nele 'e[es ]11e6al
rollaJa nele ;111sod roqala qeraep HIIIuau ledep >lualsoile u zua nlens 'e6utuntr.rt
eped tupua ue6uap epaqraq 6ue61n1uaq DIIIIurau llralsolle u4zua F{alour mplru}S
'il]Fod roplala qePpe 61y uelEuepas'1qe6au roplaJa qelePt
dJJ 'tq pq tuepq aJV qalo ue{}tqpp ledep uep dIf, qalo edusellAlqe }equreqp ledeP
aseg.upqrplsue.q leyedse upua 'e6uqo1uo3 'le4sqns ue6uap uelellraq relns ue>lp IIDP
snls e66urqasv4zua p{alou Iseurroluol ueqeqruad e6upe[.la1ue1qeqa6uau uepIuaFoUE tuese nele rcrrd nele lno6
qerapp ue6uap ueleluaq lnqasrai In>Ialotu e4( pe[a1 ]l]e6au loqa]a 'e6u1teqag 'ueqrurap ue6uaq'lpefla
'rep6ueqar eloqradq tyadas {Ua}solp urlzua e!a1 lequeq6uau
utlzua eped 1ge;6 {n}uaq 'uetltuap ueEuag '}er}sqns 1e46uatu qePnur re8e e6up>paq qeles 'srpau etunp u-repp
urqolEouraq lrunqns eped -ro1enq1e rpefuau ue{e IseturoJuo{ ueqeqnrad puep6uau lepq 6ue6 ueleqtueq ad
 Adapun kinetika untuk enzim allosterik, tidak memperlihatkan kinetika persamaan G. Slfat Kimia Enzin
klasik Michaelis-Menten. Kinetikanya sangat dipengaruhi oleh konsentrasi efektor dan
jumlah situs allosterik pada enzim tersebut.
l. Pengenalan Mekan
Ikatan kovalen kimia
2. Kovalen oleh fisi homolitik, masing
elektron tak berpasangan
Enzim yang termasuk dalam enzimyang pengafurannya diatur secara kovalen adalah
kebanyakan ikatan dipecz
enzimyang dalam bentuk aktif dan tidak aktif dipengaruhi oleh modifikasi ikatan kovalen
karbon, maka akan terbs
dalam strukturnya. Perubahan ini dikatalisis oleh adanya enzim lain. Sebagai contoh,
terbentuk ion carbonium
pemecahan glikogen menjadi glukosa 1-fosfat yang dikatalisis oleh enzim glikogen
muatan atom lain pada n
fosforilase. Enzim ini mempunyai dua bentuk, yaitu bentuk aktif dinamakan fosforilase a dan
bentuk tidak aktif dinamakan fosforilase b. Untuk mengaktifkan fosforilase b bentuk tidak
aktif menjadi fosforilase a bentuk aktif, diperlukan enzim lain, yaitu fosforilase kinase dan
AfP. Enzim ini akan memindahkan fosfat dari ATP untuk berikatan dengan fosforilase b
dan mengubahnya menjadi bentuk aktif, yaitu fosforilase a. Aktivitas kerlaenzimfosforilase
kinase sangat dipengaruhi oleh hormon insulin dan glukagon. Sementara itu, untuk
mengubah fosforilase a menjadi fosforilase b yang merupakan bentuk tidak aktif, diperlukan ' Panah lengkung mer
dari struktur resmi ion car

sw
enzim lain yaitu fosforilase fosfatase yang akan memutus atau melepaskan ikatan kovalen
fosfat dengan enzim fosforilase a sehingga fosforilase a menjadi fosforilase b. Di bawah Pembentukan carban
ini, dapat dilihat ilustrasi proses tersebut. yang lengkap. Senyawao
adisi, eliminasi, dan peny
ketika sebuah gugus yan!
nukleofilik karena tertarik
memecahkan adalah elel
pertukaran hidrogen. Pa
digantikan. Reaksi seperli
reaksi substitusi nukleofilil

=re
funggalyang membentuk
Ion carbonium memi
tertentu sehingga perpad
ditentukan oleh rata-mta ir
Fosforilase a (aktif) Fosforilase b (tidak aktif) lemah adalah gugus tertin
lang kurang bagus.
Pada reaksi substitts
w = enzim
penambahan atom karh
tertinggal.
= fosfat
\ 2. Mekanisme Katalii
a. Katalisis Aso'm-Brr
= ikatan kovalen
I Asam dapat mengatal
juga melakukan hal yang
meningkatkan rata-rata re
Gambar 3.30. Modifikasi Kovalen untuk Aktivitas Enzim Fosforilase
 aselpqFol u
sn6n6 uep {IgoaHnu raplpre{ ue{}e{6upaur eref, ue8uap rslpar e}er-e}er ue{}e{6uruaur
leclep eseg 'raroclual erecas uolord erulJauau ue8uapleures 6ued pq ue{rule1au e6n[
eseg 'ra;odural erccas uolo;d uelJouopuau ueEuap F{eaJ sslele6uau ledep uesv
Ds,,g4,l,,sv srsilDlt,x 'D
slsllelPx alusluP{al|{ -G
'p86uu:ar
6ued sn6n6 ue6uap ueuemelraq Iplrrlauelp ry1r1 eped uoqrel urole ueqequreuad
uelqeqaduau Hoallnu ueqerauad le1n1alourq TISoalInu lsnlqsqns ISIear eppd
'sn6eq 6uern1 6ual
(lUe >lep1) q eseptolsoJ
p66urya1 sn6n6 uplnq lenl eseq uulEuepas 'sn6eq 6ue6 p66urya1sn6n6 qeppe qeux{
eseg '(esrs) p66uq-ra1 6ue6 sn6n6 uep ueeseqal e6n[uep ISespoI p]er-e]er qalo ueln]ua1P
sple p rs{earupr.{nrnlasay 'uelledeprp esrq plqdo raruosr uenpedrad e66uqas n}uauaf
uoqrel u-ro1e eped ladu;auatu 6ue6 epaq;aq sn6n6 ledu;a pllp.uatu unluoqref, uol
'Hoal{nu ue6uap rslparaq uepnual 6ue6 urntuoqre3 uol {n}uaquratu 6ue6 p66wq
Flaloru rsesuor qeppe eduselequad qe16ue1 leplaloutun Tlgoagnu lsnJllsqns 6{Par
eped 'relrulalourlq nele relrulaloturun auslue{au DIIInuauI n1r tyadas Is{eag 'ue41ueftp
e6ueserq uaEorprq uelnq 6ue6 uole '>1ryoa11nu Isnlpqns epe6 'uaEorprq ue;e>pgad
ue{}eqflaur 6uepe1 {Igorp{ala rsn}qsqns rs{eag 'rouop uorplala qeppe ue{qecauaur
6up6 sn6n6 ellla{ {{So4lala ts{par e8n[ epe uep qut qere a{ {Ireya} euarcI {{Soagnu
lnqasp 6ued;ouop uorDlala qeppe uoqte{ ulo}e qecaurau 6ue6 sn6n6 qenqas eIIp{
n1e6 'ryrgoaplnu pefual pslq Isnlqsqns IsIeaU '{eqtual ueunsn6uad uep 'lseulurlla 'lslPe
'rsnlqsqns n1re6 's1ea; adrl ledua tuepp Eunqe6raq eslq 4ue6ro eme6ua5 'de16ua1
6uat
IS{eaJ uelnrn uep ue6eq re6eqas lppfia} tun1uoq;ec uol ueP uolueqJec ue{n}uaqurad qemeq IC 'q aseluoFo} !
'urel uap o{ ue}e{r uelseda
{n}uaq rpefuau qeqnp unlueqrec uol FUSar rnplnr}s I"teP uappadp 'Iup{epg}Fur
nles ofl[ Ipetral uele 6ue6 uorplala ue6uesed uerllp uelnfunuaur 6un16ua1 qeued
{n}un 'np e;eluaruas 'u
asepolsoJ urlzua e[a1 stq
q asppolso; ue6uap uelq
uep aseupl aseluoJso] rgl
{PP$ {n}uaq q aseluoJsol
uep e aspFolsol ue{PuIeLq
'(reque61eq11)p1a1ou eped ulel uole ueleil.u
ua6o>p16 u:;1zua qalo sp
rseslelolaP qalo ue>l[Qp]slP unuoqrec uol upp uoluPqrec 'umluoqrec uol In]uaqF]
'qoluoo rcEeqag 'qel tu.E
ue>Ie e{eru '}p{lra} lepq e6uenpal eT[unueN 'uolueqrec {n}uaqra} ue{e e{etu 'uoqrel
uaP o{ ue}eT rse{sPour
tuole qalo lellp uorplala enpal e{lf '{l}llora}aq ISU qalo uqqecadrp uele>1 uele6ueqarl qePpe uaP oI eJecas Jnle
euelu rp lrcc uelnrel eped rpefra] tulzel >1epq 6ued ls>lear epy 'ue6uesed'taq Ie] uo4{ala
Inluaqurau J1plea.r seqaq p{lper p6eqas qesrdral urole Eutseur-6useur '41toruoq FU L{alo
qecad;al uele{r e>llf 'tuo}ere}ue uo4lala ue6uesed uel}eq1au ettuDl uaPno{ ue}e{l
qpe6rg eFuly eped IsIeaU aruslue{atrq uepua8uad 'I uep roHala rserluasuo{
urlzul e!ul!)l rBJls ', ueetues.rad q11auq ue*pe
pemecah. Jadi ion hidroksida menggantikan halida dari alkil halida lebih cepat daripada Kontribusi situs katal
molekul air yang netral. Asam juga dapat memfasilitasi perpindahan dari gugus sisa, transisi-tetap. Stabilitas ika
di mana gugus sisa ini merupakan basa kuat. Secara umum, katalisis asam-basa dapat menentukan reaksi akan t
menentukan reaksi dari asam atau basa tersebut. terlibat pada reaksi enam
pitu jika posisi situs pengi
b. Katalisis Elektrostatik Pada saat substrat mengik
Transisi tetap dapat distabilkan dengan interaksi elektrostatik antara muatan-muatan
srbstrat-enzim bisa berada
gugus dan muatan gugus katalis. Muatan positif pada ion carbonium dapat distabilkan erzim ikatan kompleks tra
dengan interaksi ion karboksilat muatan negatif. Sama halnya pada muatan negatif Beberapa reaksi dipro
oxyanion dapat distabilkan dengan ion logam muatan positif. Contohnya hidrolisis ester Kebanyakan enzim menga
glisin. katalisis. Jadi, enzim merx
mengurangi total energi a
c. Katalisis Koualen dibutuhkan pada beberapr
pada beberapa reaksi seh
Kebalikan dari katalisis asam-basa dan katalisis elektrostatik katalisis, di mana
tuansisi menyebabkan teril
transisi tetap hampir dimodifikasi adalah katalisis kovalen. Katalisis kovalen memiliki
mekanisme reaksi yang berbeda dan dikenal dengan alternatif jalur katalisis. Pada kasus
katalisis nukleofil, katalisnya lebih nukleofilik daripada gugus pemecah dan dengan
e. Mekanisme Realss,i
cepat membentuk intermediat yang juga dapat dengan mudah pecah menjadi produk. Enzim yang bekerja ta
Contohnya, keragaman amina tersier mengatalisis hidrolisis ester. Karena alasan ini, enzim s

Sebaliknya, katalisis elektrofilik bertindak dengan cara menarik elektron dari reaksi 1) Kimotripsin
pusat pada intermediat dan dikenal dengan elektron sink (tenggelam). Tipe katalis ini Kimotripsin terbenhrk
ditemukan pada reaksi koenzim tiamin perofosfat dan peridoksal fosfat. toEktif protein kimotripsir
Enzim aktifnya diproduksi
d. Katolisis Enzim Kimotripsin mengabli
Karena ukurannya yang besar dan sifatnya, enzimdapat menyebabkan kehadirannya asam amino aromatik (pl
pada setiap reaksi jauh lebih baik dari kebanyakan katalis. Semua katalis bekerja dengan beragam amida dan ester
cara mereduksi energi aktivasi (AG*)atau bahkan meniadakan energi aktivasi dari reaksi dari ester diproses melalui
yang dikatalisis. Energi bebas terbentuk dari entropik dan komponen entalpi AG AH : bawah ini.
- TAS. Akan terjadi kehilangan entropi yang besar ketika reaktan terikat pada keadaan
tetap, -TAS*akan memiliki nilai positif yang besar sehingga memungkinkan meningkatkan
sekitar setengah dari total energi aktivasi di mana ada lebih dari satu reaktan.
Pada reaksi katalisis oleh enzim, akan ada kehilangan entropi yang tidak bisa
dihindarkan. Kondisi ini lebih sering terjadi pada saat kompleks enzim-substrat terbentuk
dan tidak pada tahap konversi substrat menjadi produk. Kedekatan pengikatan antara
molekul substrat pada permukaan enzim meningkatkan konsentrasi dan mengurangi Studi difraksi sinar-X
hilangnya entropi dari reaksi selanjutnya dari transisi-tetap. Hal ini disebut proximation aldif rantai aromatik dan
effect, approximation effect, dan propinquity et't'ect. Enzim juga menjamin bahwa dari molekul dan bisa teril
gugus reaksi pada ikatan substrat saling mendekati akibat arah orbitalelektroniknya serta png disebut sistem pen!/a
memastikan bahwa reaki berada pada kondisi optimal. Sifat enzim ini dikenaldengan dari histidin-57 dan memb
orbital steering. 195 selama reaksi. Investi
rlrpra] 6ue6 srsaua6elnu: uepua6uad snlrs ueleun66uau: tseEqsanul 'lslear eluelas 96I
-uiras uep uolo.rcl ue{qepunuau In}un qepnur uyeuras efrulenqu-rau uep Zg-ulpus1{ rrEP ue6uap puaTp rur ru.zwr:
uolo;cl u$lqepur{.uaur Zgl-}pyeclse euetu Ip 'uelenur uercdue6uad uapts lnqasp 6ueli eyas edu4uorylala Filc1ro
1ut pq ueuqEunuay
'g6l-ulras ueP /g-ulppltl tqe eped le{ua} eslq ueP p{alour peP e^ qeq uruefuaru e6n[ u
rorralu uer6eq eped -rnqnrya1 leyedse e/nqeq ue1>lnfunuau UPP l1ieuto;e rc]uer ]rule uotlou)txorcl lnqaqp ;u1
snlrs eped lrqolorplr{ 6uo1uo1 ue1ery6uad uoldel6un6uatu X-reuls ls{er}lp IPn}S r6ue;n6uau upp rse4uasr
erelue uele>16uad uele{q
{n}uaqra} }eJ}sqns-ur.zua
esrq {epr} 6ued rdor;ua
'ueplear nles ge
uopelEuluaur uoluqEurnl
uPepea{ eped 1qua1uery1
'IuI qernsq I N : gy rdplua uauodur
Ip Is{ear eped 1eq11-ra1 6ue6 p:adas uzualrsp ue{n}uaquad rnplau; sasordlp ra}sa ueD tsleal rJep rsenq{p r6raua
urscluloruul {glorplt{ Ises1p}el ue>plnfunuaLu {qauq l1>lng 'ra}sa ueP ePlue ue6eraq ueEuap efia1aq src]e{ enu
srsllorprq6uau p6nf uep (uedo1du1 nele 'u1so.t11 'utueppuaqd) >111euore oulure tuese eduuerpeqal uelqeqafr.a
nprsar rrep lrsloqrpl rsrs eped epgdad ueley uer.{elaqulad slslple6uau; utsdulotuty
'{!}uapuou epqdadqod leluel e6q r.rep rslnpo.tdtp edu;lrye tuplr{
'eqpurelu sea.rluecl qalo rsaqastp uep srsalursrp 6ued uaEoursdrrloupl utalord JIl>Pr4 'lelso] Ps
Ilrauouou epecl epqdad ue1ery ederaqaq ueqelaquad leqqe Inluaqra] utsdplotuly 1ur srrclel adrl '(ure1a66w
utsdulotuty (1 Is{ear rrep uo4{ala >lljerra
.Ials
'plap ue6uap Hlpllasp nll padas u)tzua'p1 uesep euarell
'lnpord rpefuau qe]d q
'se1at 6ued rs{ear rxlmuatu ueP 1pal Eunrapuac ro}Ie}o>l eduel efualaq 6ued u;tzuE
ue6uap uep qmauad snl
.ro11o{oy ocluoa urzuA qaP srsrloloy rsl4oag ausruDtlaq ? snsel eped 'srsrcle{ rnlefI
HIIIuau uaP o{ stsllg}e}l
' txlzua eped
1e4.ra1 uelqeqa6uau IStsUe-t1 eueur rp 'srsile1e1 {rlels
r8;aua euare{ }pr}sqns uep 6ue1ep psrq {ep[ Iul IeH 'e6upfuelas ISIPaT ederaqaq eped
uelqnlnqp qlseu Isemxe 16;aua ederaqaq 'unuteg 'deqel ederaqaq eped ue4lnpqp
6ue6 p;aua uolsedalau; e6nf ueP ue{qn+nqlP 6ued ISeAqIe t1laua p1o1 puernEuau
nlpd 'sasordrp leclep ISIeaJ;e6e lococ 6ued rsrpuol ueleldtcuaru upua 'pep 'ststepq
rslear {n}un Eupuacl leEues UI Pt{ uep reloduou }pils Eunpue6uau ulpua ueledueqay ralsa ssrrorpq e6uqo1uo3
'ta)ua ue]ruel epecluep {pe6.ro eme6uas eped >1pq q1qa1 sasordlP Is{par ede;aqag JIleEau uelemu eped e6
ue>llrqelsp ledep urnpoq
'de1a1-tstsue;1 qaldtuol uele>ll trryan
uelemu-uelenur eJeI.Ie {gE
e6uepe {epq euarel leura}ur Is>lera}ut uep sa4s Islpuol tuePP pperaq eslq tutzua-}er}sqns
slalcluroy 'qpural nele {esnr uulEuntu e6uue1e4 ederaqaq '1a16uaur }er}sqns }ees ePEl
']erlsqns al ledal ue6uap uapuodsaro{raq lepq v)tzua ue1e46uad snlts tslsod Ht[nrut
'r6ue;n4p esrq gclplua rorye; urel ereJ 'ptues 6ue6 s1p1e1 urrzua ls{ear eped leqlFal
epaqraq srsnele{ saso.rd ederaqaq uqEunur 1e6ueg 'sasordp ue{e Is{ear ue{n}uauau ledep eseg-ruese ss1ste{'
trrepp Euquacl 1e6ues roqe; tpefuau de1a1-tssue4 v)lzua uele{l se}$qe}S'dep1-tstsue4 'esys sn6n6 uep ueqepu-rd
rdlelua roHpl ue{lrqe}suau qeppe rs{ear eped turzua sISIP}eI sn}IS Isnqlr}uoy epeduep ledac qqal epry
dari beberapa cara juga mungkin menjelaskan beberapa enzim memiliki 'triad katalisis,
Masing-masing dari 6
pada situs aktifnya. Histidin-S7 bekerja sebagai basa katalisis yang memungkinkan
B dan C aspartat-101, pa
oksigen dari serin-195 memecahkan nukleofilik pada gugus karboksil diri ikatan substrat-
karena sisi rantai lactil y
enzim.lntermediat tetrahidril instabil terbentuk di mana muatan negatif atom oksigen
daerah tersebut terlararq
distabilisasikan oleh ikatan hidrogen dengan bockbone\H dari glisin. Gugus imidazol
heksosa diubah dari bent
dari histidin-S7 kemudian bekerja sebagai katalis asam untuk memfasilitasi
fiembebasan lmrsi seperti yang tampal
dari produk pertama dan meninggalkan asil enzim. Tahap kedua reaksi adalah inisiasi
oleh pemecahan nukleofilik, kali ini oleh air; pembebasan produk (RCOOH) kembali
cHroH
dibantu oleh katalis asam.
2) Ribonuklease
\=l
Ribonuklease pankreas sapi telah banyak dipelajari oleh para enzimolog dan
\_
merupakan enzim pertama yang telah lengkap diurutkan asam aminonya. Enzim ini
Konformasi beri
mengatalisis pembelahan backbone fosfodiester dari asam ribonukleadl oleh reaksi
yang melibatkan transfer gugus fosfat dari posisi 5' nukleotida ke posisi @
3' nukleotida
selanjutnya pada rantai. Histidin-!2 dan histidin-l19 berperan pada proses katalisis,
Hidrolisis terjadi antar
salah satunya berperan sebagai donor proton dan donor akseptor. Struktur tiga
dimensi ikatan glikosidik antara (
enzim ini menunjukkan ada tiga situs asam amino yang berdekatan dengan daerah
ikatan ini adalah glutamat
pengikat substrat pada molekul.
diubah menjadi bentuk sel
Histidin-12 memindahkan proton dari substrat dan memproduksi atom oksigen Glutamat-35 bersifat no
nukleofilik yang memecahkan histidin-119 untuk mendonorkan proton pada kompleks sebagai katalis asam dan
sehingga produk pertama, R'OH dibebaskan. Reaksi selanjutnya merupakan kebalikan sehingga menyebabkan in
bagian pertama, di mana air menggantikan R'oH. Lisin-4l tampaknya membantu dan bermuatan negatif pa
menstabilkan kompleks dengan interaksi elektrostatik dengan muatan negatif dari interaksi elektrostatik. B
fosfat. nukleofilik pada ion carbo
3) Lisozim
4) Triose Fosfat Isomera
Lisozim mengatalisis hidrolisis polimer yang mengandung N-asetilglukosamin (NAG)
dan asam N-asetilmuramic (NAM) yang berguna untuk memberi bentuk dan kekakuan
Triose fosfat isomer
glyceraldehid 3-P(G3P) d
dinding selbakteri. Enzim ini memiliki lekukan (cteft)yang besar dan bisa memuat enam
dalam dari 8 untai paralel
unit substrat asam amino seperti yang tampak di bawah ini.
silinder luar. Masing-masi
13, histidin-95, glutamat-
Posisi pembelahan hrar. Mekanisme reaksi nx
;
histidin-9S sebagai asamlr
I

NAM NAG-*O' Y
NAG NAG-NAM H. Enzim yang Diakl
- l. Pengenalan
Lebih dari seperemp
aktivitas katalisis yang s€rn
A
memiliki lebih dari satu b
diketahui perubahan posil
Gambar 3.31 llustrasi Enzim Lisozim lrang memberi satu mek
rsrpuol uep aa4ladsattl'ue6o1 qalo srs[e]p{ {n}un auslue{au nles lraqr.uau; 6ue6
Tlelsorplala rsleralu qalo de1a1-rsrsuerl ue{[qe]suau ledep ]lllsod ueqeqruad mr{e}a{lp
qelal '(*sal) orrral uep (*rag) sno.ual Ipadas 'rceps1o ueEuepq nles uep qrqal DIIIruau
11el6ugas uep uoqel rc6eqas rtpeq edueserq ue6oltuolV 'eu;ndtuas 6ue6 srsrrelel selrnlHp
{n}un ure6o1 ruo}e uelqn}nqtuatu u4zua ueqnrnlasa{ Irep leduaradas rrep qlqal
uepua6ua6 '1 ]-
ulzueoletelry uep ure6ol !sp^!t{e!O 6ue{ urlzul 'l{ lrtfri
'eduuese reEeqas g6-ulpplq
uep eseq splel p6eqas ueradraq 6ue6 991-leue1n16 ue{}eqqau rs{ear autstue{a6 .renl ,_rl
rrep rz-uueppuaqd uep ]lunqns nles rrep 7g7-u1sq6 uep 6ggl-1puep16 '96-ulppsH 'tI
-ursl Eunpue6uau ]nqasral l$uapl 1e46uad snIS enp uep 6useu-6urse61 'renl rapu[s
Inluaquau 6ued qe-raep qalo ]e{ua} 6ue6 ueledq-$ uereqtual lalued 1e}un 8 Hpp tuepp lueua ]enI.UaI.u esrq ueP
raputls Dirrruau ltunqns deqag '(aVUO) d-uolasersorptr{p uep (dtg)d-g pqapprac6l6 uen{P{a{ uep lquaq I
IsJanuolJalur srsrple6uaur 6ued luaulp u4zua qelppe aseJauosl ]elsol asoul (CVN unueso>pJ6pas;e1
aspraurosl
leFol asoul (p
'rre qalo unruoqrec uol eped
{ISoaHnu
ueqecatuad rde16ua1p rs{ear uep {n}uaqra} etuppad rypo;4 '{qe}sor}lala ls{ela}u! uep ;rle6au uelentu u
ue6uap unruoqrec uor uellqelsuatu ledep e66urqas g gd eped IIleSau uelenr.uraq upp nlupqtuatu e6qedurel
ue{lpqal uapdruatu erf
1eure1n16 rrep.relod qlqal ]ellsraq 7g-leyedsy 'qecad;al uele{r uelqeqa6uau: e66u1qas
qalduol eped uolord
4prso1116 ueleT eped uaErslo a1 e6uuolord ue>pouopuau uep tuese s[e]el p6eqas
ueradraq ledep eyas g gd eped lseuolo;dral uep reloduou lpJlsraq gt-]etuelnlC ua6rslo u.ro1e
roppordu
'tunruoqreo uor ue{n}uaqtuad qalo rse}gse}lp 6ue6 rs;n1 qe6ua}as In}uaq rpefuaur qpqryP
C urf,uro uep u4zua eped 1eryral le4sqns 'Zg-leuedse uep gt-leurelnl6 qeppe Iut uelery r.{praep ueEuap uele{ap
ue8uap le{apra} 8ue6 ouru.re tuesv 'gVN 7C upp hlVN IJ prp}ue TptsoIII6 ue}ery rsuaurp e6q.mqn:19 -roX
y'1-f, ue6uap leq[ra] nPlas snreq e66uqas 3 uep C sn]rs ]IUn erc]ue pe[ral srsIIorPIH 'srstele1 saso-rd eped u
urlzos!'l rulzuf eped ;seuro;uoy Zg't rBquee epqoappu ,g rsrsod a1q
I9>1ea; qalo aseaPpuoqg
rslnl qebueles lnluoq rseuroluoy rsrnl lnluoq rsPru.roluoy
rur tuzug 'e6uoulure u
uep Eolorurzua ered qq
HO,HC Ho'Hc 11eqtua{ (HOOCU {npor
rsersrur qePpe Is{eaj en[
'rur qed\eq rp >1edtue16ued tyadas Isrml ueseqaquad rselurse;tuan
qe6ualas {ntuaq n1p6 '1qe1s 6ue.rn1 6ue61n1uaq aI ISrnI {n}uaq ueP qeqnlp esos{al .ur.q6 g
Iozeprur sn6ng
urcuro 'q sn11s 1ery6uaru qplalas Euns6uel nele etuelas ueP Euuepal lnqasral qeJaeP uaErslo u;o1e y11e6au ue
eueur rp '.g nele 'J 'V snlrs 1ery6uau: ledep ryp11 lesaq 6ue6 plcel rc]uer ISF euaq -lerlsqns uele{r IJPP lls{o(ll
'NVN '1g-ur6e.redse snlrs eped uep '99-ue1o1dful g snlls eped '1g1-leyedse C ueP g
I uolunlEunu.ratu 6ue6 sp
snlrs eped edqesru 'uaEorptq uele{I eped 1e1ua} outule tuese 9 uep 6utseur-6use61 .srs[e]e{ pelj}. I{[ruatu u
oksidasi dan pembawa muatan, ion metal dapat mengikat jumlah tertentu dari gugus membentuk kompleks ok
(lisand) dengan menerima pasangan elektron bebas untuk membentuk ikatan co-ordinate pada arah yang berlawna
pada arah tertenfu. Ion logam juga terlibat pada berbagai jalur katalisis enzim,yaitu sebagai untuk aktivasi enzim el*s
penerima atau donor elektron untuk mengaktifkan elektrofilik atau nukleofilik, bahkan berperan mempertahanl
pada cairan netral. Ion logam ini sendiri bisa bertindak sebagai elektrofilik atau nukleofilik enzim intraseluler memh
dan juga melindungi nukleofilik untuk mencegah sisi reaksi yang tidak diinginkan. Ion oleh Mnz*.lon Mnz*adah
logam terbawa bersama oleh enzim dan substrat untuk membentuk ikatan co-ordinate diselidiki.
sehingga mungkin menyebabkan terjadinya proses reaksi. Ion ini juga berperan dalam
Telah ditunjukkan sa
pengarahan bentuk tiga dimensi dan juga menstabilkan pembentukan enzim yang aktif
melibatkan kation dirnle
untuk katalisasi. Dengan metalloenzim, metalterikat kuat dan tertahan oleh enzim pada
S adalah nukleotida 1ru1
saat purifikasi. Dengan enzim yang teraktivasi metal, pengikatan menjadi kurang erat
kreatin kinase berikut.
dan enzim dapat diaktifkan dengan penambahan ion logam.
Midvan telah menemukan bahwa kompleks ternari yang terbentuk. antara enzim
(E), ion logam (M), dan substrat (S), di mana mungkin enzim menjembatani kompleks
(M-E-S), substrat menjembatani kompleks (E-S-M), atau metal menjembatani kompleks
Substrat sebenarny
(E-M-S). Metalloenzim tidak dapat membentuk kompleks yang dijembatani substrat karena
kompleks E-ATP-Mg2*- l
purifikasi enzim yang ada hanya E-M.
o- dan B- fosfat nukleol
kreatin. Kation memban
2. Aktivasi oleh Kation Logam Alkali (Na* dan K*) menarik elektron dari F
Kation metal alkali terikat sangat lemah untuk membentuk kompleks enzim, tetapi sehingga mekanisme kir
ion K* yang paling banyak dalam interseluler diketahui dapat mengaktivasi banyak enzim, Sebaliknya, reaksi yang (
khususnya yang mengatalisis pemindahan fosfor atau mengelemininasi reaksi. Peran K* siklik.
sebagian besar untuk mengikat gugus muatan negatif pada bentuk eruiminaktif sehingga
menyebabkan perubahan bentuk menjadi lebih aktif. Namun, pada beberapa kasus juga
membutuhkan peran substrat, misalnya piruvat kinase, yaitu enzim tetrametrik yang
mengatalisis reaksi fosfoenol piruvat menjadi piruvat.

Kompleks jembatanl
atau fosf oenolpiruvat sel
reaksi:

Pada reaksi di atas dibutuhkan kation metal alkali seperti Mnz* (atau Mg2*) yang
terikat pada situs aktif. Beberapa studi mengindikasikan bahwa gugus karboksil atau
PEP terikat pada enzim yang mengikat K2*, kemudian perubahan bentuk terjadi yang Enolase adalah enzir
difasilitasi E-Mn2rPEP kompleks. dimer aktif; kedua ion M
substrat. Enzim pengik
3. Aktivasi oleh Kation Alkali Tanah (Ca'*dan Mg2*) co-ordinasi yang bisa rn
Atom oksigen sering kali terlibat baik pada ikatan alkali metalataupun kation logam sintetase E. coli, memil
alkali tanah. Kation divalen Ca2* dan Mg2* bisa membentuk 6 ikatan co-ordinate untuk sini kation divalen memi
 'lern}}lruls ueuerad IIWI.UaI.u UaP IP uoqe{ Iuls {n}un alDutPJo-o) uq
ureEol uo11el undnepF
rC 'ruzua upleqtuaf qaldtuo{ ue{}eq1au 6ue6 aurstue}fau DIIInuau 'Uoc 'Z ase}a}uls
uru.re1n16 ryadas uJlzua ede.raqag 'lennrrdlouaoFo; ue4{ef,ar.uatu esrq 6ue6 lseulpJo-of,
'}eqsqns
Irs{orprq sn8n6 {n}uaqr.uau 'rte 1e>1t6uaru uqEunur uoqp{ 1e46uad tulzug
1e116uau llple snlls Durseur-Eurseu e>[[ ue{qn}nqp rpe[qlqal*26y1 uor enpa{ :;1qe ;aulp
ue{rqe}suauI {n}un ue{qqnqp*76141 uot enP euetu Ip '4rautp u4zua qepPe aseloug 6ue6 pefra1{n}uaq
nele psloqrel sn6n6
6ue6 (.1661 nepl
:ISIEAI
sslele6uau; 6ue6 aseloua qeppe ulel qoluoC'e6u1e4sqns rcEeqas lennrtdlouaoJso; nele
1enrurd ue>pun66uau 6up6 u4zua 1e6ueq eped uelnuralp u-rc6o1 uelequaf qaldu:oy
6ue6 >l4atueJla] ur.ErE
e6nf snsel ederaqaq ep
e66urqas Jlfieu1 ur.ztnfl
.IT{F +11 ueJad 'rs{eal r.s€r44
ue6o1 uelequaf s1a1duro1 ue{}eqlau aseury lennrrd slsry}e{Ip 6ued tslea; 'e6u11pqag 'uslzua >1e6ueq Falp
'{n}uaqra} uele s>1a1dtuo>1pclun16un[n upp urnlrqlln{a e>I}auDI aLUSIue{au e66u1qas 1de1a1' ux7ua $1apuloDl
leclac uep {eoe ereoas ue{nIeIP IS{eaI ueqnrnlasay '1epo1-$ Irep uorplala {lreuaul
ue6uap lelsoJ uele>il ueqecaurad uep qaldtuol ueqereDuad nlueqtuaul uo[ey 'u$ear{
a{ ra}suer}p 6ue6 }e}so} (,1) puru;a1 epecl ue{nq rde1a1 'epqoaPlnu }elso} -$ uep -n
eped 1e>1"ral uap^Ip uoqel ue>1nfunuau e6ue6a1o1 uPP uqoJ '.rEN-dJV-3 qalduo>1 euare{ }P4sqns p:elequ4
ue{n}uaquacl rnplau saso.rdlp Is{ear uep 61y66 L{ePpe edu;euaqas }er}sqns qaldurol ruelequraftratu]
s>1a1duro1 ruelequra{uarur
u4zua erelue >puag4
']rullraq aseupl ulleaq
lera 6ue.m>1 rpefuaur uq
srs{e}e{p 6ue6 1s1ear qo}uoc ue4leqrad e}q IreN 'Is{eamq 6ued epgoagnu qePPe S eped uzua qalo ueqelrq
eueurp 'N-S-g slalduto>1 {n}uaquatu aseul{ uele6ueqay 'uaP P uol}e>l ue{}eq[aul JIHe 6ue6 u)vua ue{n$xa
6ued rpefral uq6unur 6ued 6reu;a1 ueleqwaf s1a1druo1 adq enuas uoppfun11p qelal tuepp uuatuaq e6n[;q
'plP[aslP alourpro-oJ uplelr {n$J
qepnur Wqal{n}un tua}ss ueluqEunu;au 6ue61l1au6eu-re.red qeppe*.uN uol '+zulN qalo uo1 'ue1u6uup rppg ftr
uelque6rp esrq ueledueqa{ uep e6usepnrple >p1un*1661 up{qn}nqtuatu ralnlaser}ul tulzua {{uoaHnu ne}P TII}orDPF
tue6erag 'srsltelel selrnlple Inlun ue{qn}nqp 6ue6 rnp1ru}s ue{ueqepaduau uerad;aq ue{qeq '.{[uoaPpu n€le
ase11u.le-D uep enUes eped e6qest6 'Jalnlase4s{a u)tzua tse I}Ie In}un rcEeqas nlred 'ruzua sF[e
*re3 'selalued
'ueumelraq 6ue6 t1e"re eped alDutpro-oc uelPT {ryra
+ze3 ue{qn}nqtuatu u4zua'u*1up1'laclp qela} 6ued ryaclas
'lerpaL{eryo slalduo{ In}uaquaul sn8n6 rrep nluagal qeptr
+zeC roclsupr] lees epecl 1as qalo Eelnunlerp *r6yrl uol
 4. Aktivasi oleh Kation Transisi Logam (Kation cu, Zn, Mo, dan co) R" adalah sisi ranbi
Ion transisi logam terikat pada enzim lebih kuat daripada ion logam yang telah peptida. Studi sinar-X ru
didiskusikan di atas dan biasanya membentuk metaloenzim. Hal ini menyebabkan 270, dan tirosin-24S ber
keterlibatan katalis enzim lebih mudah diinvestigasi. I\&reka ditemukan dalam jumlah air keluar dari sisi akEf da
yang sangat kecil pada organisme hidup karena dalam jumlah besar dapat menyebabkan
toksik. l. Keterlibatan Kot
Logam trace Mo dan Fe ditemukan pada nitrit-oksida reduktase, yaitu kompleks Koenzim adalah serql
aktivasi nitrogen dari bakteri pemfiksasi nitrogen dan Fe adalah komponen hemoglobin, katalisasi, biasanya berq
oksigen pembawa hemoprotein dari eritrosit vertebrata. Logam trace Coditemukan pada berperan sebagai katafis I
vitamin Brr. Sekarang akan kita lihat Cu dan metaloenzim -Mn. Superoksida dismutase
adalah metaloenzirm tembaga yang mengatalisis perpindahan O, reaktif. Contohnya Seperti ikatan logam
pada oksidasi xantin oleh molekul oksigen dengan adanya xantin bk ida.n. yang membedakan ikata
kofaktor itu yang masih
Superoksidasi dismutase eritrosit sapi adalah protein dimerik yang mengandung membenfuk bagian integ
dua ion Cu2* dan dua ion Znz*. lon Zn2* memiliki peran struktural darlpada -katalisis, bertindak sebagai katalis
sedangkan ion Cu2* terlibat dalam reaksi lanjutan. lon ZnT* memiliki peran katalisis karena mereka selalu teril
pada reaksi yang katalisasi oleh karboksipeptidase A, di mana terminal C asam amino
dan dilepaskan dalam be
polipeptida dipindahkan untuk menyediakan sisi rantai nonpolar. Karboksipeptidase A
biasanya terikat pada en
dari pankreas sapi adalah enzim monomerik yang mengunlu.,g safu atom zinc. Studi
koenzim.
sinar-X menunjukkan sisi aktifnya mengandung koordinat ion Znz*yangmengikat histidin-
69, glutamat-72, histidin-196, dan HrO. Demikian juga lekuk substrat polipeptida dan
1. Nicotinamida NuH
kantong hidrofobik untuk mengikat sisi C teminal rantai asam amino. Terminal gugus
karboksil substrat membentuk interaksi elektrostatik dengan arginin-145. Koenzim ini adalah
Stnrktur nikotinamid aden
Selama reaksi, oksigen karbonil dari ikatan peptida mengalami hidrolisis untuk
menggantikan molekul air yang terikat dengan Znz*.lonmetal memfasilitasi pemecahan -R adalah D-ribosa-fosfal
ikatan peptida dengan cara menarik elektron dari gugus karbonil. Valle mengajukan
dugaan mengenai mekanisme reaksi yang melibatkan gugus asam dan basa pada enzim.
Studi menunjukkan tirosin-24S yang berlokasi pada posisi tertentu pada kompleks enzim-
substrat dapat mendonorkan proton ke nitrogen ikatan peptida yang dihidrolisis dan juga Dapat dilihat bahwa r
membuktikan gugus karboksil glutamat-270 secara umum bekerja sebagai katalis basa pereduki per molek;ul; sa
untuk dapat memecah air molekul nukleofilik. Situs pengarah percobaan mutagenesis, ke cincin pirimidin nikotfut
di mana tirosin-24S digantikan oleh fenilalanin tanpa berpengaruh pada uktiritu, bisa didelokalisasi dan nx
katalisisnya, telah menunjukkan bahwa residu tirosin ini mempunyai fungsi pengikat.
Nikotinamid adeninr
pada unit posisi 2' >lfr
o / n" I Sisi daerah Pengikatan reduksi, tetapi hasiln3n I
tl

I ltl
lll
- berbeda. Enzim memanl
biasanya untuk sumbers
R'C .N_C CO,_ sebagai koenzim. Jadi IV
lr
i\ reduksi. Mereka akan nre
i\i\ |

|
lain pada akhir reaksinln
ir* Mekanisme kinetikai
HC-Tirosin -248
NAD. sebagai koenzim
dijelaskan selanjutnya. Dil
uep le>ilp 6ue6 eueyacl le4sqns uopclruaur*ClVN emr.{eq rntle}allq 'e6r4nfuelas uelselafip
ue{e rapun{as uep rau;1rcl loqolle rrep srsrc}pl rsepls{o" eped upuao>1 rc8eqas .clvN
uelleqlatu 8ue6 u;rzua rqre6 'epn1 neq Irep aseua6orplqaP IoqoIIe e{$aupl atustuelalnl
'edulqea-r ;q1e eped uP1
6ue6 >pluaq urelep u)lzua uole6Euruaur uep e6uue1o1 uolsedalaur ue>le elaraN
'IsInPar
'urcuaol re6eqas
/lsepF{o l$lear {n}un turzuaol rcEeqas {epuHaq +dCVNuep*CVN Ipef
'las tuePp 16;aua raquns {n}un e6uesetq
HdCIVN ue{}eq{aur llloqeue ut\zua'e6u1ryqag
'epaqraq
.HCVN rslnpo.rd uep ausrroqelel rs6unl {n}un *clvN ue{}eppeuaur rurzuS
6ued u.4zua Inlun rurzuao{ rcEeqas lepupaq .dCIVN uep *CIVN e6qFeg 1de1a1 'F{nPar
'ue{seplo;so}P PSoqIr-C ,7 tstsod lrun eped
/1seplslo le1ls IqruP6uaularu >leP11 UI IeH
uruape [enoa{.CIVN ueEuap {fluapl GaOVM ]epol ePl}oappup uuape Prueu4o{IN 'ley6uad rs6wg
'{{goaHnu lpefuau qecadrp qepnu 1uu ederaqaq ]enqtuatu ueP IsesFIolaPP eslq selmqle eped
e6u;111socl uelentu e66urqas rse8nfuo>paq uppprd urculJ 'apueuBo]ilu utpttuutd uPuIf, a{
'stsaua6elntu
eseq suelp{ 1e6eqas
ue>il.{eqtue}p (a- + *H:H)ua6o;p1q (uo}P n}es uep (a-)uo4{ala nles !p1a1otu;ad plnparad
e6nf uep srsJrorplqp
uapNru{a enp up{qn}nquar.u HCVN pe[uau *CIVN IS{nPar {n}un e^ qeq }eqI1IP ledeq
-urvua qalduo>1eped
'unzua eped eseq rlepu
ue>lnfe6uaur apn'l.rr4
ueqecauad rselmsqurq
'uuaPe-eso9u-c-le;so;-leFol-esoqlr-c qePpe u- srsrrorprq Fxepq
Inlun
eueurp 'gsppa.r uep Fppr.s{o {n}uaq qepPe (.OVt il ePSoaHnt{P quaPe PturcutloTu rnpln4s '971+a(
'cruqo{g tuese ne}P Pnueutlo{ru nye6 'utcetu urue}tlr uetnun} qqepe tul ulzuaoy
sn6n6 purtural'ougd
(.dcvN UEP +ovN) eppoappN tpluttu$octN 'r uep epqdadrod p4sqi
-upgstq lelpuaur 6utrt!
'tulzuao{ Ipnls 'truz tuole nps f
qoluor ecleraqaq rur ]n{uag 'le{ua} uq }e4sqns unlaqas vJlzua eped 1e4ra1 e6uesetq y asepndadrs{oqrey -
euare{ turzuaol }nqasp e{aralN 'edurrqle epecl up1 6ue6 >fquaq urelep uelsedalp uep oulile (uese c PqnIIx
rs{eal upleme p6eqas u1el }pJ}sqns ue6uap u1a1o"td-urzua eped }sr{Ua} nPlas eIaJaLIt euarc{ srsrcle{ ue.rad Hfl-rurau
p4sqns-or p6eqas cle66uerp esrq turzuao{ ue}e{l e6u6uepg 'sIIe}eI rcEeqas {epuUaq 'srsrple>1 epeduep prq
e>1gal ueqeqruacl ruepEuau: {epp uep rnlzua }q{P sn}s uep pr6a1u1 ue16eq In}uaqtuatu 6unpue6uaur 6ued 11ra
41a1sorcl sn6n6 ednraq edueserq 6ue6
uruuaoy 'ue>p6eraul qlseu 8ue6 n1t ro}>lPlo{ 'asep$o
uelell e6u8uepq uep (>11a1sord sn6n6) roplpJo{ ue6uap e6uue1e4 uelepaquau Sued e6uqoluo3 'y1ryear -zg
upuaol uep tupua eJelue 1en1 6ue6 uelell e6n[rpefra1 'u-4zua-tue6ol ue]P{l tpadag aselnusrp eprqoradng
'u4zua e>pa{ sqe}e{ reEeqas ue;adraq eped ue4ntuallp oJ aour
Jlplalaas lepp rclepl 'epe {epl} urlzua
e6n[ ledep tuzuaol Euepey 'urue]l ueunrn] ne]p u1ue]rn edruaq eduesetq 'lsesle]e{ 'urqolEouaq uauodruo
upuaoy slalduro>1 nyed'aseqryq
selhr.He {n}un uryzua >1e6ueq qalo ue{qn}nqp 6ue6Tue6ro eme6uas qePPe
ullzul slstlPlB)l lsrleeu epEd rulzueo)l ueleqlFele)| 'l uelqeqa6uau ledepresl
'rygorplH IslPuo{ {n}uaquralu ueP }uYe Isls uep renla{ rte
qelunt urelep ue{nuar
ue>lqeqa6uau Iur [eH
plalorrr esletuaur '1e4sqns ue6uap 1e1ap 6ue6 slsod al lera6raq 8rz-ulsorll ueP'OLZ qe1al 6ue6 u:e6o1 uol
,g71-urupre eped 1o16uad-1e4sqns
ISeLI ueryn[unuatu X-reuIS
pn1s 'eg]dad
leuelq$ .
p{alour ueqrunlasal ${e \atu ,u uep oulue l.uese PuluJa}-J Ieluu ISIS qePpe ,,u (o3 uep'on
NADH adalah produkterakhir, disosiasi NADH dari enzim adalah langkah pembatas dari 4. Adenosin Fosfat (/
keseluruhan reaksi. Halini merupakan salah satu alasan NAD.diangap sebagai koenzim
daripada substrat. Alkoholdehidrogenase pada hati kuda adalah dimer, tiap subunitnya Nukleotida fosfat AfP, A
mengandung satu situs pengikat untuk NAD.dan dua situs untuk Zn2*, di mana hanya
satu ion zinc yang terlibat secara langsung dalam katalisis.

2. Laktat Dehidrogenase
Laktat dehidrogenase mengatalisis reaksi:

Laktat dehidrogenase telah diinvestigasi memiliki bentuk enzim tetramerik, tiap

subunitnya memiliki situs pengikat untuk NAD* dan tidak ada ion Iogam yang terikat.
Seperti halnya alkohol dehidrogenase, di mana reaksi mekanisme urutan-wajib, yaitu
pertama koenzim diikat sehingga terjadi perubahan bentuk pada enzim yang memudahkan
substrat untuk terikat.

3. Flavin Nukleotida (FMN dan FAD)

Flavin nukleotida adalah turunan dari riboflavin (vitamin Brr) gang berfungsi untuk AIP dan ADP bisa terin
reaksi oksidasi,/reduksi, yaitu mereduksi ekuivalen yang dibawa sistem tiga cincin flavin.
Untuk flavin mononukleotida, -R:ribitol fosfat dan untuk flavin adenin dinukleotida
(FAD), -R:ribitol-fosfat-fosfat-D-ribosa-adenin. FMN dan FAD adalah gugus prostetik
dan tidak dapat dipisahkan dari protein tanpa didenaturasi. Kompleks protein-flavin Hal ini cenderung b
nukleotida disebut flavoprotein. Karena flavin nukleotida tidak bisa independen, reaksi yang tidak stabil (meskip
yang dikatalisis oleh flavoprotein biasanya melibatkan transfer pengurangan ekuivalen dan juga reaksi kebalil
dari donor melalui flavin ke beberapa akseptor eksternal, contohnya glukosa oksidase dengan muatan negatil
yang memanfaatkan FAD sebagai gugus prostetik dan O, sebagai akseptor hidrogen. dapat ditransfer antar-I
Dengan beberapa flavoprotein, pengurangan flavin ditunjukkan dengan dua tahap, yaitu Pi bebas.
melibatkan radikal bebas tidak stabil semiquinon sebagai intermediat. Banyak flavoprotein
juga sebagai metaloprotein dan berperan sebagai ion logam yang dapat menstabilkan Sifat ATP pada nn
disintesis dengan memi
semiquinon.
substrat fosforilasi atau
Reaksi yang dikatalisis oleh NADH dehidrogenase melibatkan pembentukan memindahkan fosfat ke
semiquinon, tetapi katalisis oleh glukosa oksidase tampaknya tidak. Reoksidasi E-FADH, transpor aktif, dan kol
dapat diproses melalui berbagai mekanisme, di mana molekular oksigen sebagai akseptor, ion Mg2* dan metabolil
produknya H2O2, H, dan produk terhidrolasi (dengan hidroksilase)atau anion superoksida dipindahkan dari ATP I
(Or-), serta flavin semiquinon.

ADP mudah terlepa

co-product dari reaksi 1
 'en,r,p1]1p 6ue6 1s1ear pep pnpotd-oc
/lo4sqns-oc undnele urrzuaol reEeqas de66uerp uep tulzua uep sedapal qepnur dcv
'seqaq 11ue6;oue ]eJsoJ aI dJV rrep uelqeputdtp eprqo;adns uol.terng
'utlzua qalo lqe6ualrp e6uaurslloqelau uep *.661 uo1 lo1das1e re6eqas uae
leclep lelsol sn6n6 enp Euepey
'}o}o Is{erluo{ ueP '}1pP rodsuul 'HCVI-A rsppprloag
1er16uaur ue6uap ue{llqe}slp dCV 'las ureleP IC
's1sa1u1sotq sasord ncluaru e66urqas e6uupl emeduas re8eqraq aI lelsol uelqePuluau ue{n}uaquad uerpe
Inlun pqels dn1n3 {ep!} de1a1 61y 'rsepls{o ISeFoISoJ r.ialo ne}e Iseluo}so} }e4sqns
qalo [qe]s {epq }elsol emeAuas uep dcv aI }elsol ue{qepultuaur ueEuap slsa}ulslP ue{[qe]suau pdep fi
eslq undqsa6 'lrqels rlepq e6ulells qeppe t8;aua aulslloqelaur eped dIV lells uralordoneg4e6ueg .
'seqaq Id nlre6 'deqel enp ue6r{
reEeqas rrppq qeuracl ecluel eduurc1>lue6ro pmeduas upP dJv-relue ralsuerllP ledeP
'ua6o.rprq ;oldasrp pf
]elsoJ e66urqas eduurcl 6ued a1 uel6uesedlp esrq IS{eaU
'ld Jl}e6au up}entu ueEuap aseprs{o eso>pp efurl
rs{earaq {nlun }lle6au ue}enuraq dCV uelqn}nqulaur ue{Ileqal ls{ear e6n[ uep uap^mla ue6uern6ud
(uele4apraq 6ue6;ge6au uelentu e6g qllpuau dCIV 'Inpord undqsaru) [qels >1epq 6ue6 rslear 'uapuadapul es
uheg-uralold sqaldu
Flalour eduue>lpetuau:;ge6au uelentu ledua euarel lnfueFaq Eunrapuac IuI IeH
1qa1so.rd sn6n6 qep
epqoal{nurp uruape u
'uneu urourJ e6u ualsg
rrc{ear qalo Isra^uo{ra}ulra} eslq dcv uep dJV {n}un rs6un1raq E"af f
dov uPp dlv rnuruls 8e't rBqu"c
up{qepnuau 6tred u4z
lelsoluf tPlsollrl n1rc6'qrfem-uelnrn aurs
ood ,Od ,Od (esoqu + euruepe) outsouopv ood ood (esoqu + eu;uape) eutsouePY
'od ']Plrral 6ued ure6oJ uo
deq '>luaue4al uryud
e6ueq eueur lp' *"rt7 4t
edulunqns de11 1au4o
'lelso, ralsuerl ISIear tuelep leqllral dhtrV ueP aOV 2fV lelsol eploaPlnN
tutzuaol rcEeqas de6ueq
(anfV uPp AOV AIv) tPJsoJ ulsouaPv ', uep selequad qelEuqq
5. Koenzim A (CoA-SH) Kompleks multienzin
Struktur koenzim A adalah sebagai berikut. piruvat, tetapi juga merna
langkah oksidasi dan koe
asetil{ipoamida sehinggi
TPP- C -OH
I
akan seger
CH,
Dengan asam karboksil dapat membentuk tioester.

7. Piridoksal Fosfat
Piridoksal fosfat rner
(vitamin B.). Koenzim in
Tioester memiliki manfaat yang besar dalam metabolisme biokimia.karena dapat amino transferase (tmns
dipecah dengan elektrofil (termasuk molekulasil-CoA lain dan CO,) untuk membentuk yang mendukung bahrrya,
senyawa tambahan dan dengan nukleofil (termasuk air) untuk nienggantikan gugus aldehid dari koenzim. Gf
intermediat basa Schiff. I
-ScoA.
dengan substrat dan mua
6. Tiamin Pirofosfat (TPP) cr-carbon asam amino, n
ikatan ini mungkin dipeca
Tiamin pirofosfat adalah turunan dari B, (tiamin) dan memiliki sruktur sebagai dengan sistem konjugasi.
berikut.
Mekanisme sederhan
mana gabungan racerrr
funggal. Koenzim terikat
asam amino residu lisin
muatan positif gugus enzl
Schiff mengalami pem€t
basa Schiff yang baru aft
H-g yang lemah pada kompl
proses tersebut bersifat b
Gambar 3.34 Struktur Tiamin Pirofosfat kembali membentuk asa
asimetri dari atom karbo
Cincin thiazole dapat kehilangan proton untuk memproduksi atom karbon muatan
seperti awalnya.
negatif. Ini merupakan nukleofil yang kuat dan dapat berpartisipasi pada katalisis kovalen,
khususnya dengan asam o-keto (oxo)dekarboksilase, asam a-keto oksidase, transketolase, Reaksi aminotransfe
dan enzim fosfoketolase. Sebagai contoh, piruvat dekarboksilase yang ditemukan pada hilangnya proton dari bm
khamir dan mikroorganisme lain, memanfaatkan TPP untuk mengatalisis produksi mengalami hidrolisis untt
asetaldehid dari piruvat. Langkah dekarboksilasi difasilitasi oleh katalisis nukleofilik, yaitu okso. Sekuens kebalikan r
ketika cincin thiazole menarik elektron. Reaksi akan diproses ketika enzim tidak ada, okso lain dan juga memp
ini diketahui terjadi pa&
tetapi asetaldehid cenderung terbentuk untuk bereaksi dengan
TPP- -on kompleks substrat asam amino, tel
?
CH" atom hidrogen sehingga I

memproduksi asetoin sebagai produk akhir. Juni mengatakan bahwa enzihmenstabillkan dan memberikan amina {

kompleks TPP-asetaldehid dan mencegah terjadinya kondensasi.

 'Inporcl re6eqas ('fiNtt-tCU) eurue ue{rraqulau uep ue{Jlrqe}suar.u uuu.}
urpuao>l {n}uaqtuatu {n}un srsrrorprqra} }nqasra} qalduol pseq e66urqas ua6o;ptq urole "HJ
ue{nq ls{oqrel-D sn6n6 ue6uepqa>1 }}H]S eseq qalduol 1de1a1 'oulrue tuese }e4sqns s1a1du,ro1 I
ue{}eqqau aselrsloqre{ap IS{eaU 'asera}suerJoulue leyedse eped pefua} 1nl{e}a{Ip IUI HO- 3 -
adq au.rsrue1a61 'e6qeme uep epaqJaq 6ue6 oulue rupse rslnpordtuau e6nf uep urpl oslo 'epe Iepq turzua er
tuese qalo lelsol urues{oppld ueqecauad rsersrurp 'lpe[a] ledep uqryqal suarulas 'os{o nled '>lryoaHnu $s
tuese uplseqaquau ue6uap lplsoJ urr.uesloplJrd lnluaquaiu Inlun srsrlorprr.{ nuep6uaur rqnpo;d srsrte]e6ua
uep uolo"rd qalo qecad;al uepnr.ual slalduo>1e6qrse11 'JIIr1cS eseq rrep uolo;d eduEuepq eped uoptuagp Euu
nlred'e6utunlaqas ueselafuad ryadas etues (aseuluresue4) aseJaJsuelloulue rs{pau '.asplola{sup4 ,aseprs
'ualenol srs{ep{pFr
'e6upme lyadas
uelenl.U uoqJe{ IuoIE
JauosroaJap ss;acl {pp11 Flnpo.rcftp 6ue6 oulue uese rpef 'uoqral uo]e IJep lJ]au4se
e6u6uepq ]pqpleraq e6nf uolo.rd e6u6ue11g 'seqaq oultue ruesp Inluaquau 11eqtua{
uep slaldurol eped ue{qeque}p }edep uolo"rd pef'41eq ryloq ]e]]sraq ]nqasra] sasotd
qrunlas 'uolord uelseqaquau uep qecad uele uerpnual s1a1duo1 eped qetual 6ue6
H-J uele11 '}er}sqns uep u4zuaol erc}ue 1u1 IpI '>1n1uaq-ra1 ue{e rueq 6ue6 gqcg eseq
uelnel uep lerlsqns oulue uese sn6n6 qalo llluorplala ueqef,au-rad tu;ep6uaur iJIqoS
eseq uoqrpl 'uJtzt:la eped 1e4ral oururc u;ese ]eJlsqns e4lay 'u.4zua sn6n6 Jlllsod uelenul
uep lelsol-unzuao{ ere}ue lqp}sorplala ue}e4 qalo e6nf uep UISI nplsar oultue tuese
reluer sn8n6 lsrs eped #HlS eseq uelnel ue6uap u)tzua eped 1e1ual turzuaoy 'p66un1
rar.uosloalals lquaq uep rs{npoJdrp raurosroaJaJ}s --I uep -C af,etuaJe; ue6unqe6 eueru
Ip 'oulure ruesp aserua)erurlzua qePpe uelEuequru-ladp 6ued euelilaPas atusuela6
'rse6nfuol ualsrs ue6uap re6eqas mplrus HIIIY
ue{lqe}sp 6ued uoue In}uaquar.u {Igorplala s11e}el 11ser{ uep qecadp upl6unu; uI ue}P{!
e6rl r.rep nles qeFS '-'OC r.rnp 'H 'U a{ ue}e{l qeural"raduatu 'ou1u-te tupse uoqJef,-n
uep uoqlala lr;euau Eunrapuac ua6o;1ru ruole rrep llllsod uelentu uep leJlsqns ue6uap
urppld ul3urc ue6uap uple{rraq epue6 1se6nfuo1 ue}e{r tua}srs '}JIqlS eseq }epatura}ul
sn6n6 ue4lue66uaur
uplllqelsuatu esrq uep Euquad e6n[ rur urrzuaol uep 3lloua] sn6ng 'tulzuaol uPp pqapP
sn6n6 uelleqlaur '.{n}uaqral (-UC:trt-) }}lqls eseq ue}e>Il snsel p&lqeq 6uru1npuau-r 6ue6 {n}uaqtuaur {n}un f
ledep euarc{ e1urpp!
rplnq >1e6ueB 'aseruaoer IS{eaJ uep 'aepsloq;elap '(aseupuesue4) aseralsueJ} ou1uP
eped nlre6 'oupue urese ar.usrloqelau eped 6u11uacl le6ues rul ulzuaoy '(eg upuelp)
urues{opurd nele 'uslopurd 'p*lopurd Irep ueurunl ue4ednrau }e}so} ps{oplrld
lEIsoJ les{oPlrld 'z
nHJ
'6uns6ue1;aq ue{e Is{ear uep {n}uaqral e;a6as ue>p I
HO- f, -ddr
qalduoy 'rrq{e {npo.rd re6eqas VoJ-ll}ase uopseqEuatu e66urqas eptueodtl-Ease
qalcltuol ue6uap B{earaq 6ue6 y turzuao>l nlred e6rlal tuzuao{ uep rsePls{o qe16uq
ue4eua6uau {n}un leoclq uese nlre6 pnpal rutzuao{ ue>l}ee}uetuau: e6n[ rde1a1 '1enrutd
rselrs{oqrelap srslpleEuau aseuaEorplqap lennld eAuqoluoc rulzuaqplu qaldtuoy
8. Biotin lo.Koenzim B,
Biotin, seperti asam lipoic selalu ditemukan terikat pada sisi rantai gugus amino dari Kobalamin (vitamin,
satu residu lisin. Ikatan protein-biotin bisa bergabung dengan CO, untuk membentuk ion metal terikat pada e
biotin karboksil carier protein (BCCP)yang penting untuk reaksi karboksilasi. Acetil-CoA ikatan koordinasi, tehp
karboksilase dari E. coli terpisah menjadi tiga subunit BCCP, yaitu karboksilase biotin Salah satu dari kompone
lain yang mengatalisis reaksi: mana koordinasi Co dari
posisi OH-. Senyawa al
keadaan oksidatif +3, tet
dengan beberapa gugrrs
Karboksil transferase ketiga memediasi reaksi:
Co (l) pada B,, nu
sifat kovalen akan di
transferase, menghasil}
BCCP berperan sebagai lengan yang fleksibel, memindahkan COr- dari situs aktif 5-deoxyadenosilcobalan
biotin karboksilase ke karboksil transferase. 5-deoxyadenosilcob
transfer, biasanya jenis ir
9. Tetrahidrofolat dikatalisis oleh metilmal
Tetrahidrofolat adalah turunan dari vitamin asam folat. Atom N5 dan N10 atom hidrogen dipindahl
pada beberapa reaksi t
dapat membawa unit satu karbon untuk dipindahkan ke akseptor yang cocok.
Formiltetrahidrofolat sintetase mengatalisis penambahan format ke FH, oleh reaksi: bakteri dan mamalia.

Mekanisme untuk reaksi ini sepertinya menyerupai karboksilasi biotin kecuali adanya
keterlibatan penambahan gugus formildan bukan gugus karboksil. l0-formil-FHn dapat
bereaksi dan menghasilkan beragam gugus satu-karbon yang dibawa oleh koenzim seperti
reaksi berikut ini.

Gugus metilditransfi
1o-formil FH4 <--------> 5,10 metenil FH4<-----).5 formil FHo
tingkat tinggi, reaksi tida
t+ NADPH
I

{ + NADPH
5,10 metilen FH4 <--------). 5 metil FHo

Gambar 3.36 Skema Produk dari 10-formil FHn

Unit satu-karbon nantinya akan ditransfer ke akseptor, misalnya pada reaksi yang
dikatalisis serin transhidroksimetilase. Piridoksal fosfat juga terlibat dan melibatkan
koenzim. Substrat glisin terikat oleh tautan basa Schiff dan kehilangan proton dari
atom cr-karbon. Kompleks metilen-FHn menghasilkan unit satu-karbon dengan arah
yang sesuai dan reaksi tersebut terselesaikan.
 que ueEuap uoqre{-n
uep uolo.rd ue6ue1.npr1
ue{leqrau ueP }PqIrra}
6ued r*1ear eped e6qeq
'zlg uelleqllaur {epq Is{ear 'r66uq 1e16u11
upqnqtun] uep 'pun1 'urc1 ua11eq pped 'zlg lpQol uor mplaur ralsuerlrp pau; sn6n9
ryadas tuzuao{ qalo prr
?1qg1u.ro;-0l
ledep 1!s,
eduepe 11ercal utrorq IseE
,gg
'elPI'ueI'U uep IraDIeq
ederaqaq ulalsrsouoq rsra^uo{ eped edqesrhtr 'lr}aur ra}suer} rs{ear eduaqaq eped

:rs{ear qalo
il
'{of,oc 6ue6 roldasqe
ar11e
UPP gN ruolv -tEl
unzuao{ rcEeqas lppugaq unuepqollr}ahtr 'rlzuaol mplaur uogepuldlp uaEorpq urole oIN
'tur adq rslear enuas qradas plnqral qelal'aselntu Vo3-lruopupaur r.{alo srslp]e{p
6ue6 rs4ea; e6uqo1uo3 'rraryeq uep ue^.raq eped ralrulaloue4ul sluaf e6ueserq '.ra;suer1
rs{ear p6eq;aq {n}un turzuaol reEeqas lepuryaq esrq ururepqof,lrsouapedxoap-g
JIHe snlrs r.rep
zg3 trery
'uurcpqo{lqau {n}uaqtuatu rse[]au Ipefia] esrq'ururelpqoclsouapedxoap-g
e6nf lnqasrp "A uzuaocl6souapedxoap-g uelnluaqtuad uellseq6uaur 'asua;suer1
Irsouape qalo Iselpaulp 'dIV ue6uap rs>leau 'Inluaqrp ue{e uale^ol }e}ls il
ue6uap uelprr qenqas 'rspurp{lera} esrq uep }en{ {lluoal{nu zlg epecl (t) oc
'.fi[)o3 re6eqas ISeIIpulp 1ul IeH 'sn6n6 ederaqaq ue6uap
e6uslualul euarel Jlllsod uelenur nles ue{eun66uau e6ueq rde1a1 't+ JI}epF{o ueppea{
rcduncluaur Flaur uor n1re6 '(zlg) uruepqocoxo;pdq 'tut ttuele emeduag 'gg rsrsod t
geduauaur edecradp rseurpJool rsrs ueuaal :uloulc *qemeq* IJep oO lseulproo{ euetu
rp 'lozeplurrzuaqEaup eped 6unqe6n7 ulttoc upuls alott$d uauodruol rrPP nles qePS u[olq aselrsloqrel nuar
'uap 1nla rrdureq lnqasla] ueleT ledtua 'lsueuosa; euaJ$l rde1a1 'tseutproo>1 uele{l voc-[larv'rsels{oqreq
e6q uep uap^o{ uete11 nles qalo urcurr uaSo-r1ru urole ledura eped }p{Ira} Ie}atu uol {n}uaquJar.u
,OJ ,
{nlun
n11e6 'uplo, urcurr r6u111a1lp 6ue61pqo1 uol 11q pllllurau] (zlg uttueln) upuepqoy rrep ourue sn6n6 plue.r F
ztgrttyzueoy'OI
 :qpppe Iur ulalord {n}un (4)ueqnuafa{ Is{eU
qy :ue1e1e3
'X/l :
:1e>16uad eluelsuol euetu KI
'+n{traq ls{par ue6uap rcnsas (3) uralorcl pefuau (5) pue61ue1ery6ua6
1e66un1
pue6;1 1e1;6ue4 snlls lrllllutol l 6uer( ulalord a1 pue6;I ueletll 'V
'ue1nfue1 saso.lcl IPe[a] {eP11 eueur p uelelpuad
sasorcl leqnau uele eiq 'tunLun eIe3as '4rauo61o uep IIJaLUouoru ulaloJd rpefuau-t
pue611 ue{elef,rqrp ue>le rUI qeq eped 'ue1n[ue1 ISIear truepEuau-l 6ue6 le4sqns
ueiql
,pue611 ueleueurp urel uralorcl nele upua eped 1eT.ra1 6ue6 undedy
Insetural
NHIOUd VOVd ONWII NVIilII
Dari sini dapat dilihat plot !'melawan [S] pada nilai konstan [Eo] akan hiperbola. Kooperatif hornr
memengaruhi ikatan'
misalnya ikatan dari s
Kooperatif hete
memengaruhi ikabnn
A memengaruhi ikata
Kerja sama yang
negatif dan homotrc
contoh kooperatif he
heterotrofik positif.

1. Kooperatif Hol
Mari cermati kas.t
dua situs ikatan ligan
meningkatkan afinita

(M adalah subunit n
dimerik)
Gambar 4.1. Grafik Fraksi Saturasi (t) Uehwan Konsentrasi ligand [Sl Palmer,1991)
Jika peningkatan
Sekarang mari kita pertimbangkan kondisi di mana ikatan S ke E adalah langkah awal terbentuknya reaksi i
pada proses produk P terbentuk. Reaksi diproses di bawah kondisi studystates. Grafik
voterhadap [S.] akan memiliki bentuk yang sama seperti Y terhadap [S], yaifu hiperbola.
Namun, pada sisi lain, reaksi yang terjadi tidak selalu konsisten dengan perkiraan yang
diturunkan dari persamaan Michaelis-Menten sehingga sifat kinetika reaksi tidak selalu
berjalan paralel terhadap sifat pengikatannya. Nilai [(Mr)o]adah
sigmoidal (S-shaped
B. Kooperatif
Jika lebih dari satu situs ikatan ligand yang ada pada protein, ada kemtrngkinan terjadi
interaksi antara situs pengikat selama proses pengikatan. Hal ini disebut kooperatif.
Kooperatif dapat dibagi menjadi kooperatif positif, kooperatif negatif, kooperatif
homotropik, dan kooperatif heterotropik.
Kooperatif positif terjadi saat ikatan satu molekul substrat ligand meningkatkan
afinitas protein unfuk molekul lain dari substrat atau ligand yang sama atau pun yang
berbeda.
Kooperatif negatif terjadi ketika ikatan satu molekul substrat ligand menurunkan
afinitas protein untuk molekul lain dari substrat atau ligand yang sama atau pun yang
berbeda. Gr
 (lOel leurlea) Usoa Mo4ouroH ;;leradooy 'Z'? rPquEC
6ue6 und nele anres
tsl ue{unrnuau pue6{
6ue6 und nele eues
ue11e16uruaut puQ
]He;adoo>1 'JIlPEau
'flleradool lnqaslp
Ipefial ueuplEtuluarl{
^I
'4loqraclq ue{nq (padeqs-5) pprouEts
'epe Eue6 raurp Fe4uasuo{ p}o} qeppe [o('lrrt)] ptlt t
Inluaqraq g depeq;a1 A {gerC
nPlas {epu rs{ear s[
6ue6 ueury;ad ueft
'eloqradrq qre6'[g]d
{UerC 'saloqs-6pw1s
'[S'trt < IuI rslpuo{ qemeq P'n}l rs{ear edulnluaqral pme qelEuelqepf g
] ['S'l,rt]
uop gzyq tesaq clnlnc se}luge uelol6uuad etltf
leclacas,clu-req g ue6uap E{earaq 1s66s 'reurp6) [gI
Hpatup
uralord qeppe 'N .rnp rauolorcl ue6uap pua>llp Sue6lpaurouotu lunqns qeppe 6)
[--
.]rullraq rs{ear ,e6uurc1 rsrs eped pue611>lnlun utalord se}Iuge ue11e16uuatu
lensas
sn]IS enP
uele ,e6ursls nles qeps a>l le>ilra+ pue6q e{[a{ uep {[uapl 6ue6 pue6tl ue]ql
epv '{Uaurlp uralorcl eped glrsod {Uo4oLuoq;ueradoo>l euelflapas snsel [eurrac Irehtr
't
IIIH uueuresrad ueP JIlIsod {gorloruog;peradooy
'llllsod {uor}ora}aq

t
I
uep ;ge6au {Sor}ora}aq ;geradoo>1 qo}uol
;getacloo>1 qoluoc qepPe {Ira}sole Ise 1ple
qeppe {rra}solle ue}equIeH 'Igor}ora}aq ueP JI}eEau nele '1gor}ouoq uep 1;}e6au
.Igorloralaq uep '>1gor1ou.roq uep lgsod eslq {n}uaqral 6ue6 eues efray
]lllsocl l---
'g uele>11 tqnre6uauaur Y
p{alou ue}eT tlrue6uaurau
F{alou ue}eT e6uqoluoc 'epaq;aq 6ue6 pueSl ne}e }e4sqns
pue611 nele lprlsqns In{alour n}es ue}e{I }Pes 1pe["ra1 {l}or}ora}aq ;lleradooy
.e6uptuelas p{alour uele{l rqnre8uatuatu V F{alotu n}es ueP ue}e>ll edqestur
V [
,erups 6ue6 pue-6r1 nnin lerlsqns uep edulnfuelas F{alour utalord ue}eT tqrue6uaurau
'eloqradq uerp
pue6rl nple lerlsqns Inlalou nles uele{I }ees 1pe[ra1 >lllor]ouroq ]l]eradooy
 Untuk kooperatif lengkap, di mana tiap molekul protein harus bebas ligand atau Pada nilaiYdibawa
sepenuhnya jenuh, reaksi ditulis sebagai berikut. mengindikasikan tidak i
rendah, tidak cukup un
memperhatikan afinibs
molekul protein yang a

Konstanta pengikatan reaksi ini d irumuskan sebagai berikut. Koefisien Hill m€n

ffi
pengaruh kerja sama I
kooperatif menjadi uhl
Protein yang hanya rne
Hill dengan potonganp
linear akan lebih pen&
Dengan demikian, maka:
Pada kasus di marx
dengan persamaan M
seimbang dengan kons

Secara umum kasus kooperatif homotrofik positif utuh dengan n sifus pengikat
(dimana [MS] adalah iu
identik, menjadi:
adalah jumlah total sub
Di bawah kondisi tersd

Persamaan di atas disebut persamaan Hill. Setelah diturunkan, grafik log (i71 - ?)
: :
terhadap [S] akan linear dengan kemiringan n dan intersep log Ko. Grafik semacam
Jadi plot Hill dari
ini disebut plot Hilldengan menetapkan kemiringan yang diketahui sebagai koefisien Hill
seperti gambar di atas-
dan diberi simbol h. Gambar di bawah ini akan memperlihatkan persarnaan tersebut.
Kemiringan dua gr
Y=oY d max
bisadiperk
log G) bawah kondisi steadys
1-V
rumit dengan enzim 5rc
pengikatan berlangsrr
Salah satu masalah
nilai yang akurat dari !
\ tidak linear. Perkiman I
demikian memunghn}
Slope = Koefisien Hill = h

C. Persamaan Ad
lntersep = tog K, Memilikl Dua !
1. Pertimbangan Ltr
los [S]
---------------- Pada bagian ini,
memiliki sejumlah sihl
Gambar 4.3. Grafik PIot Hill pada Kooperatif Homotrofik Positif (Palmer, 1991) teori kooperatif.
 'Illeradoo{ Iroa} (lOSl'reutrdl
qqlurau
ue6uap uell1e{p {epq tcle}a} 'e6upue6q {n}un {l}uaPl }ef,1Fuad snIS qepIn[as
epe6
6ue6 uralord a1 pue611 ue1e116uad tse$qsanut6uau uiJle elll 'lul uet6eq t- -
I Isil
runrun ue6uequrgyad 'I
puE6n lB{6ulued snus eno lrlllluahl
6ue[ ulelorcl ar; puu6!1 uBle{6u1ua4 {nlun rlepv ueeurusred ')
[-
'e6qp11 ua6gao{ ueln}ua}P uep ISIn4suo{P >ln}un IIIH }old ueluplEunu;aur uel{lurap
;urel eslq "{'*n ueerlYrad 'reaw {epq
ueOuap lolcl nele aaploH-alpe3 erec ue8uap leclepp .'{"n Upp }errule 6ue6 rc11u
eAu;atuucl jolcl euarel;peracloo>l ulalsF >lnlun 1ul Pt{ ureleP
I
n}es qePS
uelledepuaur qeppe IIlauH elep UeP IIIH lold{n}uaqula(u PuIP}n qePsetu
.unrrqllnla qeraep ue6uap le{ap nele epecl 6uns6ueFaq ue1ery6uad I
'>lpauo6qo 6ued tuzua ue6uap 1u-mr
sasord ofl pe[ral leclep e6ueq'o*tf n : 1lellN
'(repuep) a1ols-6poa1s ISIpxo>LL{emeq
ualsrs 1n1.l.lpe[a] uqe {eP11 ]nqasra] ueeuesrad
rp {uauouoru ruEua 6ue6 rualsls {n}un pIIeA uelelr*acl1p eslq "-4pn a
:
"q1nq11r," enp ue6uupuay
,rnd1,nq1q unclqsa6l 'eurcs 6ue61ye ueP 1elu p1pualu uqe 4ge;6 'lnqasJa] ueeuleslir
'sele IP requreElYadas
IIrH uarsgao{ reEegsl
uopiue6rp esrq uep fSl 6ot ue6uap ueue/\^elraq ("n -"o*/\f n) 60l Irep IIIH lold IPef ureoeruas {Ue-rg ''qy
6- l/L) 6o14ge-6'r
:e{eur 'lnqasral ISPuo{ qemeQ ICI
.(Sfirf] + 'au;n1on lun;ad ]lun qns P]o] qeFrn[qelepe
[lt] =fWl
,ro npn oul,t pnqns ]ellral ]e4sqns qelu-rnfqepPe [SN] eueurlp) 1e46uad sqrs u ue6r
["lN] uep 'aurnlon lprn
:uzua-]eJlsqns uple$ Eerluasuo>I ue6uap Euequ-nas
.plp^ Cle66uerp e6uueertllad ualuayl-sllaeqslN ueeuresrad ueEuap
e6uueleclaca{
>1npo.rcl uelpseq6uau Inlun pefJal rs{ear ueP }er}sqns
qePPe S eueul P snse{ ePed
.eurnclu:as ;rclu;eq e6ullleraclool eueur Ip ulalsls epedr-rep lapuad qnal ue{e leau[
ue6uolocl ,u uep Ipaltqlqai6ue6 q snsel epecl ldelal leau111esnd ue6uolod ue6uap p11
uer6eqas IIFocI p1e;aclool u*plnfunuaur e6ueq 6ue6
utalor6
1o1cl rraqtuau esrq qpetu
.(u) d,.rnq*1u. (t/) ilfU uaFgao{ 'qnp pe[uaur ]l]eradoo{
1e>lpuacl snlts qelurnfue6uap
eues efua4 qn're6uad
eueru Ip tualsls {n}un 'ien1 6ue6 e6uue16eq'epect ue41n[uqp
pep lesnct uepeq n1rc6 teautl ueEuunua{ IPe[uaur IIIH ualssaoy
eueru 1p ,1ger6
'pue6q ISrp eslq 6ue6 snls ]pllPas e6ueq ueP ePe 6ue6 utalord plalour
eped e6qeq erues 'se}1uge uelpeqraduaur
]l{lpas e6ueq '166uu 6ue6 pue611 lser}uasuol
dnlnc {epg 'qePual
ecluel 'uralotcl p{alou eped sqp Wqal ne}e nles tclnlnuatr; {n}un
'Illeracloo{ e6uepe {ePIl ue{lse>lPuFuaut
6ue6 pue6rl rserluasuol epecl euarel Iul IeH nele pue6l seqaq sr
,I ueEuuural '6'6 sele p uep I'0 qemeq Ip A lellu eped
l}e>lapuaur Euruapuac IIIH ]old
 Konstanta pengikat intrinsik (mikroskopik), Ko untuk setiap situs ditetapkan sebagai dengan demikian:
konstanta pengikat yang akan diukur jika semua situs lain pada protein tidak ada. Karena
semua situs identik, masing-masing akan memiliki KoVanS sama. Walaupun demikian,
konstanta pengikat aktual atau nyata untuk setiap reaksi tidak akan sama. Pada kasus
protein dimerik (Mr), akan memiliki dua situs yang identik untuk ligand (S).

dengan demikian, Y d
Harap diingat bahwa K' dan Korhanya bergantung pada urutan posisi reaksi dan
tidak mengacu pada situs pengikat tertentu.
Fraksi penjenuhan

jumlah protomer per unit volume yang terikat ligand

Y: jumlah total protomer pq unit volume
Persamaan di ah
: tMSl: tMsl dimerik.
IMJ MS+MI

Namun demikian, tidak ada protomer yang diisolasi; mereka hanyalah bagian dari
2. Ketika Tidak Ad
protein dimerik. Karena itu penting untuk mengekspresikan Y dengan istilah sebagai Sekarang lihat hul
kompleks protein-ligand. interaksi antara situs
protomer hipotetis ter
Pada jenis M, mengandung dua protomer, keduanya tidak saling terikat. Jenis
menganggap tiap situs
MrS mengandung satu protomer terikat dan satu protomer tidak terikat. Jenis MrS,
mengandung dua protomer, keduanya saling terikat sehingga konsentrasi total ligand Langkah pertama pad
yang terikat protomer (MS])dijelaskan dengan persamaan:
I
di mana reaksi untrk 1

Pada konsentrasi total dari protomer yang tidak terikat ([MS])dapat dijelaskan dengan I
persamaan:
Bentuk diagramatik re

Dari kedua persamaan di atas akan diperoleh nilai Y sebagai berikut. a=

I (u
t>-
I qM-
oir".u
I
I ("
I

Li'"*
 sll S roloruord
>.
<--> + z----\
tr {ry,
@
s'lll s'1l\ gzyl .reurq
<-n )
e! >---<
e_L
']rullraq reEeqas qPPpe F{ear 4leuer6etp In}uag
ueEuap ualselaf;ppdq
:qeppe;aurolord Intun Is{ear euelu Ip
'lrullraq re6eqas qePpe rauIIP ue{}eqlau Is{ear eped eueyad qq6ue'1 pue6q plo] rse4ua$rr
zgzyl sruap 'lp{.ua} {
'eules 6ue61eys p6unduau-r 1ery6uad sqp deq de66ue6uatu sruaf 'lelual 6u1ps:
ueEuap ,{11uapl 6ue6 relou Iser]uasuo{ Flpuo{ qemeq IP Iseloslra} s11a1odq ;aurolord
ueEuap laulp ISIeaI ue>lEurpuequau uele elry 'edu1e>116uad snlls erelue Is{eIa}uI
p6eqas qeFSI ue6uap
epe {ep11 eueur 1p 'e1edu ueP {rsulr}ul e}ue}suo{ ere}ue ue6unqnq leqq 6ue;e1ag
uep uefeq qele6ueq
1wp8ua4 sqIS ertlue Is{tralul PPV TIEPII e{fay
'Z
'IHauP I
I
6ue6 uralo"rcl pue6l ue1ol6uad Inlun rlepv ueetuesrad qePPe sele IP ueeuPsIad
l*
r__----]-
Puepl l
I
uep rsleal rsrsod uqru
:qeppe 1 'ueplnuap ue8uaP
.
'($ trre6[
snsp{ eped 'etues uE i
'uerryuap undnepg I
euarPy 'epP {ePtr uar
rueryruap ue6uap p6eqas ue>ldelalrp sn
 Pada arah ke arah kanan, dimer memiliki dua situs pengikat bebas di mana protomer Persamaan ini ful
yang diisolasi hanya satu. Oleh karena itu, ligand sepertinya akan dua kali lebih terikat tunggal yang membe
pada molekul dimer daripada ke molekul protomer terisolasi. Pada arah kebalikannya, ke protein yang men
hanya ada satu situs dari S yang bisa memisah. Oleh karena itu, tidak ada perbedaan akan didapat ketika ti
antara nilai pemisahan dimer dan protomer terisolf,si. Langkah kedua reaksi yang adalah langkah pertn
melibatkan dimer adalah: equilibrium yang ual

3. Ketika Terjadi I

Jika pengikatan I
Bentuk diagramatiknya adalah sebagai berikut. ligand, tahap keduap
antarsitus pengikatny
positif Kor<AKor.Mt
Y terhadap tsl. Sifa
kooperatif. Ketika ko

di mana K, dalam ha
Untuk promotor yang terisolasi, kita akan mendapatkan:
M,S,

4. Ketika Kooperi
Kooperatif negal
lebih lambat dari yaq
karena itu, untuk ko
Pada reaksi ke arah kanan, kedua dimer dan protomer terisolasi hipotetis memiliki terhadap [S] tidak sig
satu situs pengikat bebas dan juga ligand tidak akan terikat pada keduanya. Pada arah
kebalikan, ada dua situs pada dimer, di mana S bisa dipisahkan, tetapi hanya satu pada
protomer terisolasi. Oleh karena itu, molekul ligand dua kali lebih mudah dipisahkan
dari molekuldimer MrS, daripada molekul protomer MS sehingga untuk semua reaksi
Ko, = l/2 Ko'
Jika kita mensubstitusikan hubungan ini ke persamaan umurn untuk Y yang telah
dituliskan sebelumnya, akan kita peroleh persamaan sebagai berikut.

Gambar 4.4. Efek Kot

(1551 ,raurled) s depeqrel AB^Iny 'llle6eN uEp llllsod luorlotuoH Ileredoo) Iel 't't JBqupe
.Im
qe1a1 8ue6 11 {npn u
Is{ear pnr.uas >pym e
uelqesldrp qepnu q
eped nles e6ueq deq
qere eped 'eduenpal
'rep6uellar eloqradrq unclneu; Pptour6F >lepn [S] depeq;a1 Hllrtuatu qlalodq pe
'n1t euarel
A e rrul rur snse{ eped'zqN V <"X'fl}e6au lgo4oulot{ ;neladoo>1 {n}un qlqal
qa16 .e6u1u116uacl snlls erclue rsleralur epe {epq e1t( e6usnreqas 6ue6 UPp }equrel
pnJir* ue1e116uacl sasord lrep pnPa{ qe16ue1 epecl ue4lseqP }l}e6au }l}eradooy
11e6ap {uorlouog ;lleradoox u[lay'?
tstN
<-- SZ + 211 sasorcl enuras
Inlun lopEuad eluelsuo{ qePPe 1uI Pq ueppqy euetu p
:eduueetuesrad uleu; 'qnln lperadoo{ p{[ay 'fl]eladoo{
erun1 ]e]lS_^'[S] depeqral a
1e[erap e6u;esaq uHeur ue6uap rcpue]P qlqal Pplotu6ls '"'xv >toy Jtlttoo
pp1otu61s 1o1d uellpeq6uaur p1 ue6unqnq lIe!_V ueeuresrad lrunuahtr
jpnrudoorl lnlr. 'q1 qeqas qal1'zq1l: Iqy eueur rp 'e6u1e16uad snlsrelue
{goqoruor{
rs{era}u epe {epl} q11a>l epeapepiedao r{lqal ue{e ueloil6uacl saso"tcl enpa{ deqel 'pue6q
{n}un u1a1o.rd se}Uge ue4elEuluaur eueyad pue6l plalotu eped uele>16uad ellf
Illlsod {Uolloruog lleradooy pe[ra1e,Illax
't
'eloqraclrq uele e6n[[og]clepeqral0n enrml eleul '[Sl,rl] -on uep P{e 6ue6 utrytqunba
qelEuel qePPe 6ue6 rs4ear enpa{ q
ueerppacl ue6uap ryrpor.t lpe[uau; IslaAuo{lP s euetu tp saso.td eurepad
uery ueepaqrad epe lepg
ru1 ueiery6uacl ofif 'e6u1e1i6uad snls-sn1ts erc]ue ls{era}q ePe {eP[ e{[a{ ledepp
u1a1o;d a>1 'e6uue>11pqal qe.re Etr
g clepeqral eloq-raclrq n-rrt 'pue6[ 1ery6uacl snlp ecleraqaq HIIIuIaur 6ue6
l
(b p,rnol uele{ouact >In}un 'runlun eresas 'a eloqradrq PNrul In}uaq.,a.., 6ue6 p66un1 le{tra} wqal {q enP
pue6q-1e46uacl snls ueEuap utalord {nlun ueele6urad aI {11uap IUI
ueeueslad raurolord eueru fp s€rp
 D. Persamaan Ad
lGoporatif negatif Tiga Situs Pcn
l'" Tanpa kooperatit

Untuk trimerik pri

I ada tiga langkah dala

Gambar 4.5. Efek Kooperatif Homotrofik Positif dan Negatif, Kurva l/YTerhadap 1{Sl
I
Di bawah ini adalah p

I
(Palmer, 1991)

Jika tidak ada interah

Karena Ko, : 3K",

sebelumnya:
:

Jika ada kooperatif h

Gambar 4.6. Efek Kooperatif Homotropik Positif dan Negatif, KunaYTerta&pY{SI

(Palmer,1991)

Jika kooperatif lengh

ISYY Jika kooperatif homo

I
E. Persamaan At
Situs Pengika
Protein tetrameril
empat tahap dalam p
Persaman Adair untt

Gambar 4.7.Elek Kooperatif Homotrofik Positif dan Negatif, Kurua [S/Y terhadap [S]
(Palmer,1991)
 [g] depeqrq;1lsl
rur qPmeq P ue{Infun]P llrauIer]a] ula]ord In]un rlepv upuesrad
'*y rnp $ir'zir 'Iqy eledu 1e116uad eluelsuo{ ue6uap 'e6usaso;d 1IJePP deqel ledura
11111*r- 111uapl 6ue6 pue6q 1o18uacl snls ledura
pl{ruatu 6ued ('61)Ilratue4a} ura}old
pue6;1 1u1;6ue4 snlls
1edul1 ueEuap ulelorcl e1 pue6;I uplerll ,lnlun rlupv uEErues.|ad 'I
:e{eur'}l}e6au {Uo4oluot{ ;11eradoo1 e>Ilf
t: (r/)lllH ualsgaol e{etu'de16ua1;guadool e>ilf
[g]AdBpet#a11:
:eletu 'Igsod lgorlourol{ lgetadool epe o{lf
:p6uu-mlaqas
rlraclas'6ue;n1;aq rlePv ueeuesracl ueP'
toyt :"X uepzqqt : t'X euaJey
:e{eu 'edulelPuad snlts ere}ue rs{pra}u epe {ePI} eIIr
ISUL depeuetl/rl
'IrratilIJl utalord {n}un JIepV upetuesrad qePPe tul qe/t\eq KI
:eduuelelpuad saso;d ureleP qe16ue1 e6q epe
,(g) pue6q
Inlun {t}uapt 1e46uacl snls e6q HIIIuraur 6ue6 (t61) utalo;d >llratul4 {n}un
pue6;1 1er;;6ue4 snilS B6!t
ueeuresred 'O
lrlllluta1ry 6uer( ulalord o1 pue6;1 uelerll {nlun rlepy
Jika tidak ada interaksi antara situs pengikatnya, maka: 2. P_engukuran flt
Jika S substrat t
mendekati equilibritt
Jika terjadi kooperatif hornotrofik positif, maka:

Di bawah kondir
Jika kooperatifnya lengkap, maka koefisien Hillnya (h): 4. membuat kurva, d<
Jika terjadi kooperatif homotrofik negatif, maka: memberikan cara lkr
proses pengikatan r
spektroskopi atau ek

3. Plot Scatchard
F. lnvestigasi Pengaruh Kooperatif Untuk sistem di r

1. Pengukuran Hubungan antara Y dan [Sl n situs ligand nonin

Jika ada perbedaaan pengukuran antara ligand dan benfuk protein bebas dengan
protein-terikat atau antara protein bebas kompleks ligand-protein, maka hubungan antara
fraksi kejenuhannya (Y) dan konsentrasi ligand bebas ([S]) mudah untuk ditentukan.
Sebagai contoh, adanya perbedaan penyerapan pada 350 nm antara NADH bebas
dan NADH terikat pada alkoholdehidrogenase. Oleh karena ifu, sangat mungkin untuk
menginvestigasi ikatan NADH ke enzim pada konsentrasi NADH yang berbeda dengan
hilangnya substrat yang lain.
Metode lain untuk menginvestigasi ikatan ligand ke protein termasuk observasi
perubahan fluororesen atau nmr spektra atau pengukuran dengan elekhoda selektif ion
dari hilangnya ligand bebas. Secara umum untuk protein oligomerik (E atau M.) Vang Scatchard menu
memiliki n situs pengikat identik untuk ligand (S), hal ini valid di mana Mn dan S ada linear, seperti pada I
atau dekat dengan equilibrium, tanpa memperhatikan akan terbentukproduk atau tidak
karena S dan MS dianggap konstan. Kurva hubungan antara Y dan [S] dengan tidak
adanya kerja sama akan berbentuk hiperbola rektangular. Seperti persamaan Michaelis-
Menten, sangat mungkin untuk memanipulasi persamaan ikatan unfuk mendapatkan
hubungan yang linear di antara variabelnya. Jika persamaannya diperhatikan, maka
bisa didapatkan kurva linear lN terhadap 1/[Sl, Y terhadap YIS], dan [S],/Y terhadap
[S], di mana terjadi kooperatif homotrofik positif sehingga terbentuk kurva sigmoid Y
terhadap [S] dan kurva lainnya berbentuk nonlinear. Jika terjadi kooperatif homotrofik
negatif, maka tidak akan terbentuk kurva, baik sigmoidalmaupun hiperbola rektangular
Y terhadap [S], meskipun hal itu bisa saja salah. Karena alasan inilah penting untuk
menyelidiki hubungan yang lain, kurva untuk kooperatif homotrofik negatif akan nonlinear
dan lengkungan yang berlawanan untuk kooperatif homotrofik positif.

Gambar 4.8. Efek l(o

 (t661'raulea)
lstrttl dpppqral [S][SUU] UBp prprtclecs elrn)';g1e6e1 upp lltlsod ;;leradooy lol '8'? rgqureC
'#[so
f=lu =frru] = dosralut
Jpauluou uqe pe6ar:
Inlun Euquad qe[.n4
;epEueryar elogadq
Igorlouoq peladooJ
1 protu6rs earq {rry
depeqral Vls]uep'
e{etu 'uery1eqrad1o
uulledepuau {qun
I -slaeq3r6 ueeuresrad
f = toyulny = deg;1evl "z lsVIsnI
='!'tny >1epq ueEuap [S] Lrep
Iepq nelp >ppordrpql
'rur qemeq rp;eque6 eped g-ladas leaur epe S uep "lAI Prretrr
uele [961] depeqral tSl/tStrt] >1ge"r6 'u srpuo>1 qe/neq uoplnfunuau preqf,]ef,S
p 6ued ("61 nele 3) 4r
uor Ju{alas PporDPP
rse^rasqo Inseuuzrl I
ue6uap epaqraq 6uut1
{n}un urx6untu pftres
seqaq HCVN eJelue
'uplnlualP {n}un qe
erclue ueEunqnq€{erl
ueEuap seqaq uraprd
:e{eu 'edupue8u {n}un l[uapl uep durqcotaluluou pue6q sn]IS u
pl111tuaur ('61ne1e E)>1.rauo6t1o utalo"td ]e>llral p66unl pue6u puetu IP ua]sls {nlun
trlnltq!finbE qs1p1q {1u{al UPP Preqclecs }old 't
'uol Jqlalas eporplala nele tdo>1so'tplads
ue>1eun66uau Euns6uel rolruoulp eslq seleqral qeltunf ue6uap uele>16uad sasord
{nlun rde1a1 'pures e[ra1 qrue6uad qpga6uau In]un >lpq qlqal 6ue6 erec usllraquaur
Iul IeH '[g] ue>{l}ue66uau.r ['S] uep a uer11ue66uau: "n ueEuap 'en;n1 ]enqruatu
{n}un uopun8p ledep e{t}auH e}ep '['g] < ["S] eduepe uep lut Flpuo{ qe/t\eq KI
il
uep [SN]ueEuap Euequrtas "n eleur'uepuo>1 [SlUl ueP utrytqlpnba q$laPuau
6ued uele>1puad sasord ueEuap 4npord Inluaquau rslparaq ueP 1g:Ilsqrs S e{lf
["SI uep "o prplue ue6unqn11 uernrln6uod 'Z
il
 Kurva Scathard digunakan untuk menentukan tipe kooperatif dan juga jumlah
situs pengikatan. Studi dialisis equilibrium dihasilkan larutan protein diketahui sebagai
konsentrasi (ql :[(M.).])terdialisis oleh larutan ligand yang diketahui sebagai konsentrasi
([S.]) sampai pada equilibrium. Ligand dapat melewati membran dialisis dengan bebas,
tetapi protein akan terjebak dalam kompartemen (konsdntrasi dialisis). Konsentrasi ligand
bebas di luar kompartemen protein dapat ditentukan dengan mudah setiap saat dan
padaequilibrium harus seimbang dengan konsentrasi ligand bebas dalam kompartemen
protein.

Gambar 4.1O1

G. Pengikatan O
Bohr menunjukka
yang ditunjukkan danl
menjelaskan dasar in
saat itu diketahui bah
tiap subunit hemoglo
banyak subunit yangl
utuh. Jadi jika ada n
Gambar 4.9. Diagram Percobaan Dialisis Equilibrium (Palmer,1991) adalah sebagai berilll
Jika volume cairan dalam kompartemen protein dihilangkan dan dibandingkan ke
volume total cairan yang ada, maka [S] : [S.]- [MS] sehingga MSI dapat dikalkulasi. Cara
lain tanpa dengan membuat perkiraan, maka total konsentrasi ligand dalam kompartemen
protein (: [MS] + [S])dapat ditentukan. [MS]dikalkulasikan sebagai perbedaan antara ini Dengan dasar ini
dan total konsentrasi ligand di luar protein kompartmen (: [S]). (h) sekitar 2,8. Selari
Sebagai contoh, ikatan NADH pada laktat dehidrogenase telah diselidiki dengan hemoglobin sehingga
teknik ini dan ditemukan bahwa tidak terjadi interaksi antara sifus pengikat pada empat teori ligand terikat pn
subunit. Lokasi situs pengikat ditunjukkan gambar berikut ini, di mana komponen adenin hemoglobin dalamem
dan hrrunan persarxri
terikat tirosin-8S dan nikotonamid terikat lisin-250.
yang ada antara kon
sinar-X menunjukkan
sehingga kemungkini
empat gugus haem s
antara situs pengikafr
 'e6u1o16uad snlts eJelue
Euns6uel rs{pra}ul pefra1 uq6unu IppB e66ulqas qesrdial 8urtes uaeq sn6n6 ledu:a
emqpq ue>p1nfunuau e6nt ru1 Pn]S 'erues 6ue6 1e;rs DIImuauI ueuq6unu:a>1 e66uqas
e6uue6un16u11 ue6uap eues 1e6ues 1o16uad snlrs ledura emqeq uellnfunuau X-leuls
rpnls rrep IISeH 'Jlllsod lgeraclool ue6uap e1e6u lelpuacl eluelsuo{ erc}ue epe 6ue6
ueEunqnq uoppfunuaur e6nt IIIH '>luaue;1a1uta1ord {n}un 4epv ueeuesrad ueurun} ueP
uuape uauodurol eucr
e1e6u 1e46uad eluelsuol ue6uap Euseur-Eurseur 'qes1fua1deqe11edua urelep urqolDouraq
'utalord }e>ilra} pue6l uoal ledu;a eped 1e46uad
F{alour epecl lopral esrq ua6rqo p{alour e/tlqeq }PWIau etq ue6uap Hlptpslp qe1al
ue>l6uequra6uau uepnua>l 4epv 'qnln rrep qnef le6ues Jlleradoo>l e66u1qas utqolEotuaq
'3'7 ;e1p1as (q)
F{alour epecl 1a16uad sn}Is ledtua epe emqeq uq>pfunlrp e6u1nfue1a5
leseP',ueEuaq rur eJelue ueepaqrad g
IIrH ualssao{ ue{nuauau uep IIrH ueeueuacl uoprunuaru IIIH 'lq
uaurayeduro{ ureleptrl
ereC 'IseF>lplppOepl
a>1 uol6upueqp uEp
'+nllraq rcEeqas qePPe
'qn1n
edurslear ueqrunlasa{ e}Pu 'u1qo16ouaq p{alour eped lrunqns u epe eryt peg
'Iuatuo6{o utalo-td eped >1n1uaq;a16ued }runqns ledueq
lgeradoo>l uoprq-raduau IIIH
ecle.raq nqela{p {ep[ ldelal 'uraeq clnor6 nles 6unpue6uau urqolEouaq llunqns deq
emqeq ueleleEuau uep (rsaq uurdrololord)uraeq sn6n6 deqas emqeq mqela{IP n}l }pes
pped :]lllsod llleraclool uelqeqa6uau uele>il snlls erelue lsleralur rcspp uelselafuau
se6 uer6eqas ueuelal ueEuap uerylnfunlP 6ue6
11q1:1np1o*o$ erunl ledepp uep ua6r*1o
ua6p1o ue6uap qqolEouraq ueqnuafuacl IS{e4 lpp[a] qela] emqeq uwpp[unuaur rqog
utqolooueH e{ ue6lsrlo uplP{!6uod ',
(1651'reruled) plureullorllN uep uluapv ue1e1;6ue6 snlls lsalol'01",IPqueC
uauayedtuo{ tuepPs
uep lees deqas qepmr
pue6q rse.quasuoy'(sp
'seqaq ue6uap slqtepl
rseJluasuo>l p6eqas gn1
rc6eqas mqPla{p tna
qelunf e6nf uep ;ge
 Keempat C-terminalresidu asam amino membentuk pertautan elektrostatik dengan
gugus pada subunit lain di molekul oksigen-bebas (deoksihemoglobin), tetapi bukan pada
molekul teroksigenasi (oksihemoglobin). Perubahan bentuk juga terjadi saat oksigen
terikat ke molekul hemoglobin, di mana situs pengika[ pada masing-masing subunit
adalah atom Fe(ll) yang menempel pada residu histidin dan pada keempat gugus pirol
dari cincin protoforpirin. Pada bentuk tak terikat, atom Fe terlalu besar untuk masuk ke
dalam lubang pada pusat cincin forfirin, sekitar 0,75 A keluar dari bidang cincin. Ketika
oksigen mengisi kekosongan enam posisi koordinasi atom Fe, maka akan menurunkan
radius atom yang memungkinkan atom logam untuk bergerak ke bidang cincin forfirin.
Hal yang harus dilakukan adalah mendorong residu histidin setelah itu dan juga mengubah
struktur tersier subunit. Tirosin yang berbatasan dengan C-terminus dipaksa keluar dari
kantong antara dua daerah heliks, di mana pada deoksihemoglobin memainkan peranan
penting dalam menstabilkan struktur tersier dan juga memindahkan C-terminal asam
amino. Hasilnya adalah tautan elektrostatik dengan subunit lain pecah.
Meskipun tidak seluruhnya dapat dimengerti bagaimana oksigen terikat ke subunit
yang lain, salah satu faktor yang relevan untuk penjelasan ini adalah pecahnya interaksi A. Pemillhan Bah
elektrostatik antara subunit, di mana molekul pertama oksigen terikat, berarti bahwa
Tidak ada prepara
ada beberapa interaksi yang masih ada sehingga molekul selanjutnya masih dapat
berbeda membutuhkar
mengikat.
pemurnian tingkat tin
dapat juga dilakukan tr
tanpa menimbulkan l
fungsi individual enam
daripada tanaman atal
Teknikpotongani
dipotong tipis sekitar
jaringan tersebut diinll
terkontrol sehingga m
studi dilakukan secara
tipe jaringan. Jadi aga
tidak adanya sistem ru:a
bagian yang paling da
Pendekatan lain P
perfusi, yaifu jaringan
yang dilengkapi deng
Jika jaringan tersebut
bisa langsung diinkuh
dioksigenasi secampa
materi melalui pembti
menggunakan in viruo
Pada jaringan !,at
menggunakan medir-nr
rnllml uelclelsJacluau) e6uulq uep nles Ias ue{qesnuau eSIq 6ue6 umpau-l ueleunEEuatu
ueEuap rselerp leclep qepseur 'epaq;aq 6ued 1as sruaf plqnuatu 6ued ueEuuef eped
.,eres rualsrs ueEuap Eunqnq"ral {ppq }nqasral ue6uuef qepPe oNn uI ueleunEBuaur
.1se611sanuup eslq pef;a1]nqasra] qnpqulad mPlatu ua]eul
e4[pe[ra1 6ue6 urel qepseN
ueseclalacl uep ue{nseu;acl e4}a>l '6lpef 'qerep qnpqurad nPIauI 1sryrad erecas rseuaEtqop
snreq eleru '{epg e4f 'rseua6ts1o1P qela} 6ue6 unrpatu eped Feqn{urp Euns6uel esq
tor.lal*1a ue6uap ]e{aP las cleqas "rc6e eleu; 'stdq uep ycal dnlnc }nqasra} ueEuuef e4p
'rse611sanur euelas
1as p6uny uelueqeuaclurau {n}un
ua6plo ue6uap 1de16ua1p 6ue6
rrec Frpuo{ eped ue1}ecluralrp ueP ue^lal{ uep ue{qepuldp qqn ue6upef nlpd 'pryrad
IILqa] qeppe ue6uupf e6ulesru qe6acuau; uep ue6uuefPqs eped
uq uete{apuad
'rsnflP InPIaur las IreP urepp 6u1pd 6ued ue6eq
rcclecuaur leclep e6ueq unlpaul IIPP ueqeq-ueqeq '.qnln 6ue6 re1ru1sen tualsrs eduepe >1epl]
ueEuaq 'nluaua+ vrlzua a>l edqlseq uel6unqnq6uaur {n}un qns le6e rpep 'ue6uue[adq
nles uep e6ueq rseEqsanullp Euepas 6ue6 aruslloqelaur 'on4 u1 erecas ueln{e1P Pn}s
e4t ,e6u11pqas 'rrulnp leclep ue{renla{p uep derasrp 6ue6 ualeu e66uqas lo4uolra}
6ue6 rnluaclu-ra1 uep plcl ue6uap locof, 6ue6 urnrpaur eped IseqnIuIP lnqasra] ueEuuef
ue6uolocl ,rserecla;d qelalas 'tuoloqlu ue>1eun66uatu uru 9'0 rell{as srdrl Euolodtp
ueEuuep .las renl p ueln}Ie[p ol]r,A ur rpn]s ue{uplSunuau: ueEuupf ueEuolod {p{aJ
'ue/Y\aq nele ueueuel ePedueP
ueleun6rp 6uuas qrqal p66un+ Ias atusrue8;ooqtu; ue>punEEuaururlzua PnPnPur 1s6un;
rseEqsanul .urel r$lear nele urel ux.zua e6ulpeq sele rseTtduo{ uplpquluau eduel
uetelaclrp Inlun rs{ear ar.us1ue>laur uep uEUa }e}ls nqe}a6uau In}un ue{ru{elp e6nf ledep
eyas upua rnplnr+s ISe{UIUaPFuau {n}un Euquad le8ues (p6u11 1e16u11 ueurnu;ad
rsereclarcl) uotlotodarl pa{und 6H6tH 'ePaqIaq 6up6 tspredard ue4lnpqulalu ePaqraq
ledep qrseu e6up(ue
6ue61e;1s puarel u zua IeIIS Ise6l}sanur6uaur Inlun PaPI 6ue6lsuedard epe {ePIJ emqeq rueraq 'lg{.r.Ial
lsEreder4 ueqBg uPqllluled 'v rs{era}ur e6uqecad qq
lrunqns a>11e4ua1uaQ
'qe3a(
iuesp PUIUTa]-J uEqll
ueuerad uelurctuatu
1AIIZNI IIIIINII,II TNINN rrep renlal es4edlp m
r)0I018 lsvuvdlud qeqn6uau: e6n[ueprql
'urrgroJ urour3 6uepq
ue{urunuau ue{e e{
elllay 'utcuts 6*Hq
a>l {nseuI lrqlrn Jesaq
1o.rrd sn6n6 leduraal
+runqns 6ursetu-6u.rsut
ua6rs>1o lees 1pe[ra1
eped uelnq rde1al'(qq
ue6uap lqelsorplala
 jaringan)' Hal ini sering dilakukan dengan mengisolasi jaringan
secara kolagenase atau Kecepatan katalisis
menggunakan enzim proteolitik lain untuk memecahkan matriks dan memungkinkan
sel konsentrasi substrat terl
untuk bubar. Kondisi proteolisis harus cukup lembut, jadi setiap sel yang diisolasi [asih
tetap aktivitas katalisisnya. M
bisa mempertahankan sifat in-vivo-nya. Masalah teknik yq5rf paling rturnu pada
kultur sel dengan sifat katalisis e
jangka panjang adalah mencegahnya dari kontaminasi, kHususnya
dari mii<roorganisme, ketika konsentrasi subs
tetapi ada juga yang mengatakan sel akan kehilangan fungsi pentingnya
lika terlilu lama. diperhatikan, yaitu pert
sejauh ini kultur sel normalyang paling sukses berasaldaii btpsi kulit.
grafik linear saat fase sfe
Semua investigasi enzimpada selutuh, disulitkan oleh keberadaan transpor membran enzim meningkat. Hal ir
plasma. Untuk mengatasinya dilakukan cell-free system melalui homogenasi jaringan jika konsentrasi total srt
pada medium isotonik yang sesuai. Tujuannya adalah agar sel terganggu konsentrasi substrat.
din melepaskan
semua isinya tanpa merusak organel subselularnya atau dapat melalui rekonstitusi
dari Menurut persanraztr
isolasi organel dan sitoplasma sebelumnya. Homogenasi jaringan lunak seperti
hati, dengan konsentrasi ya
dilakukan dengan memaksa jaringan dan medium melalui lubang yang.sempit (0,3
dapat dihitung untuksel
mm) antara dinding tabung kaca dan penumbuk. Penumbuk yanj terbuat daii teflon
dimengerti bahwa ratio
atau kaca, bergerak ke atas ke bawah dan berotasi seperti piston. Tumbuhan, di
mana nilainya akan beragam-
dinding selnya mengandung struktur material dan serat jaringan hewan, seperti janfung
dapat dihomogenasi menggunakan blender Waring. Blender tersebut mlmihki mata Prosedur uji enzim
pisau yang berotasi sehingga dapat merusak sel, tetapi sayangnya ikut merusak Namun, faktor lain haru
organel
subselulernya. Cell-free sytem bisa didapatkan dari mikroorganisme dengan memberi inhibitor. Jika reaksi n
gelombang suara frekuensi tinggi (sonikasi), tetapi hal ini jugadapat merusak membran substrat tersebut hanrs r

selsehingga penting untuk mempertahankan temperatur rendah unfuk preparasi in-vitro. Pada umumnya rq
Preparasi free-cell meniadi alat yang bagus unfuk menginvestigasi enzim dan metabolisme, Seperti substrat, kofald
kadang derivat enzim ditemukan saat pemurnian enzim. jumlahnya. Hal lain yar
reaksi yang dikatalisis tx
B. Pengujian Enzim elektrikal, dan sifat lainn
Tujuan uji enzim adalah unfuk menentukan berapa banyak enzim png harus diberikan, di bawah kondisi yang s
serta melihat dari sifatnya, apakah ada pada jaringan yang dihomogenasi, cairan, atau teruji sendiri pada pH o1
preparasi pemurnian sebagian. Mempertahankan kesatuan sel dan karakternya, juga pada pH in-vivo. Nilai 1
destruksi sel oleh proses alamiah (autolisis), adanya perubahan pada enzim dan pelepasan Adanya senyawaga
kofaktor, mulainya kematian organisme atau isolasi jaringan. Autolisis bisa diminimalkan persamaan pada tahap
jika jaringan diletakkan pada temperatur di bawah 4 oC, baik sebelum maupun konsentrasi substrat sel
sesudah
homogenasi' Enzim mudah terdenaturasi pada temperafur tinggi ataupun sedang. Hal ini yang terkontrol baik ior
menjadi alasan preparasi harus pada temperafur dingin agar uji enamtetap bisa dilakukan.
Pemilihan tempenr
Karena autolisis dan denaturasi, maka lama hidup spesimen sel harus ditingkatkan dengan
stabilitas enzim. Spesirn
menyimpan pada temperatur sangat rendah untuk mencegah hilangnya aktivitas enzim.
rusak. Pada temperafu
Namun, jaringan yang membeku juga dapat merusak sel.
sensitif, tetapi stabilitas
waktu pengujian. Hal in
c. uii Enzim dengan Determinasl Kinetika Aktivitas Katallsis perubahan signifikan s
Cara yang paling mudah untuk menentukan konsentrasi enzim adalah dengan temperatur tertentu unt
menentukan aktivitas katalisisnya. Misalnya, untuk mengetahui banyaknya substrat yang panjang dengan mengre
mampu diubah menjadi produk pada waktu tertentu pada kondisi tertentu pula.
Temperatur yang p
atau 37 oC. Banyak err
uaqr.rjatu IUr rnlelachual rclela] 'Jo Lt epecl Iqels {eP[ 6ue6 u4zua {e6ueg 'Jo zt ne}e
1[n 1n1un uopun6p tunl4n 6u1pd 6ue6;nleradual 'epd qualral
Jo 0t uep Oo gZ L{ePPP tillzua
'eurcs 6ue6 tuzua ueleunEEuaur ue6uap 6uefued 6ue61e4sqns e6rqat
ue6uap qeppe tulzu
e16uef .rnpaso.lcl >1n1un >lepll Iclelal '>lapuacl e>16ue[tfn rnpasord {n}un n}uaua} rnleradual
uopun6lp leclep 'runrun erccas 'uerfn6uacl apouacl Euefuedas uelgp6ls ueqeqnrad slsllElEl
nuep6uaur {eP11 snreq u4zua se]hIDIe euarc{ 6uquad 1e6ues 1uI IeH 'ue1[n6uad n]Ie/tl
ep{s qeppe e6u6uquacl ueEuequjluad 'urunuaru uele urlzua se}$qe}s 1dep1 'Il}lsuas
qrqal rpefuau; rtn e66urqas r66ur1 ue>le ISIeaJ e]er-e]eJ r66uq rnleladual eped 'Iesnl ' u)tzua sell,^Elle
Eltrfir
'u)tzua seilIqe}s ue6uap ue41e1ft4ps
{epq trrtzua;e6e qepuar;nleradu;al eped uedu;rstp e6ueselq uaurpadg
upp rs{ear e}er-e}er n1rc6 'pt1 enp epeda>1 uelresepp snreq rn}eradual ueq[Luad 'ue{qelp esq dqalu
'edulslsoduro>1 undneru uol IIPq 1o-r1uo1-ra1 6ued Iul IPH '6uepas m&t
qepnsas undneur u.r
Ispuol eped ueleues{elp rcuaq-reuaq snreq vx.zua rfn e66uqas }er}sqns Ise4uasuo{ uellel.UluruP esrqs
r6ue;n6uau; leclep e6nf ruere6 emeduag 'leqllra] 6ue6 cleqel-deqe1 eped ueeues;ad
uesedalad uep u.lrzrE
;asa66uau ue6uap u:4zua slsryle{ 6{eaI rqrue6uaurau ledep ure;e6 eme6uas e6uepy
e6n[ 'e6urapprel u
.urelrorye] uep.rnleradual Pnsas ue6eraq eslq tuntuqclo gd PIIN
'o n-ur gd eped nele 'ue;reJ 'Isgua6
urpuas rfnral
leclal ue6uap e[ra1aq ue{e lepq uu6unu: v4zua 1clep1 'e6qeuqdo gd eped 'ueluaqrp srueq 6uu{r
Euepel urzug '.rnle.raclual uep'uo1uelerulal'gd qndqaur Pnsas 6ue6 ppuol qemeq p
ue{n1e[p srueq rs{eag '>1npo.rcl peluatu qeqnlp }er}sqns qIPI eduutel}P}F uep'p>1up1a1a
,pry;do ueqeqnracl epe srueH 'lerrule erecas rol1uotulp leclep srueq sBIIele>IlP 6ue6lslear
'e6uqepunf
qeppe 4eq 6ued uxzua tfn ualsts In]un ual1eq.racftp snreq 6ue6 urel pg
n1-racl eryf 'edurse4uasuol clell eped epe snreq Iorye]o{ '1e4sqns q.ladag
'aurstoqelau uep u
qlqalraq {e6e 'orll^-ul suedardry
lollelol rserluasuo{ eped 6un1ue6.raq e6n[ uzua srclP]e{ Flear eduunu;n epe4
uerqtua(u >lesruatu I
.e6uqnuaf
{qr} qe{apuau rc[u e6n[ 'mqe1a1p srueq ]nqasra] ]p4sqns rJaqr.uar.u ue6uap au
Eurseur-Eurseul rseJluasuo>1 '1e.4sqns nles rrep r.{lqal up{}eq[au IsIPar ellrrouqR{ul
,1e4sqns sei{rqnlos n1re6 'uel6uqrqradp de1a1srueq ulelro}Iel 'unu:ep 1aue6;o >le$uaru Im[r
le4sqns InseurJal elPtu DIIIII.uatu ]nqas!
.le4sqns rserluasuol e6uue>11e>16uqrp 6uutas rryeq.radrp ledep u4zua tfn ;npaso;6
Euquef padas 'uptrl
'ure6eraq uele e6urc1u euer.u IP 'ueqnquml
euarel ["g] Buque6ral 1epr1 'ueqnua[a1 ISIer] Ielu uep'o*11/o ol]er emqeq tya6uatutp uoga+ uep lenqpy ft
leoeqlrnqela4p-y rcpu ue6uap 'lupqns rserluasuo{ uePme de11as In}un 6un11qp ledep g'g) lrduras 6ue6 6tl
*-AVn or.n, ,rn1,rgt16unuau; 1ul ueeueslad 'seleqlaq {ep11 6ue6 tse4uasuo{ ue8uap 'qeq qradas {euq u
ueetueslad IunuaN rreP rsnlqsuo>lar Jnle
le4sqns qelu-rnf qalo qnuat 1e6ues uele uqzua'ua1uapl-s11aeqllhtr
']e4sqns IspJluasuo{ uolsedalau uepn6ftl
ue6uuef rseuaEou.roq
ue4lnpracltuau ecluel uqleclepp esrq 1rser.{ 'pep '1o16uruatu }er}sqns P}o} rse-quasuo>1e11[ r.reJquau rodsue4 ule
'1o16uuatu u4zua
ue1g1u6gs {ep11 ppfuaru ]er]sqns uelee]ueuad eler-e1er euare{ IUI IeH
ueqiuaJal fnfn-p e66u1q Euef.uechadlp ue{e s{ear uep apls-6PDa$ ase} }ees reau[ 1ge;6 Trtr
'ptuelnlelral elpf elftfi
e1\qeq uo11n[unua11-1 ua]uaN-SIIaeqcIN ueeu:es;acl lser6alul eureyad n1p6'ue41eq;adp
q1qa1 6ue6 uqzua rsp4uasuol uesep enp ePV
'qnuaf dnlnc le4sqns lser]uasuol e{l}al 'arus1ue6;ooq.ru IJep
ue{senuau qrqal e6qlspq ueeqof,racl nlens eped rde1a1'vtlzua sIS[P]eI ]e]ls up6uaP Ias mlq eped euep
'e6ustsue1o1 se]ngle delal qrseu rsepspftl
ue6unqnq Dlrrruau e6n[lerpqns Ise4uasuol uoal eped undqsa6l
uep uEua rse4uasuo{ eJe}ue Jeaul ueEunqnq epe e66u1qas n]uaua] ]e4sqns IseJ]uasuo{ 1as uelurx6untuatu r
epecl tuzua Iselluasuo{ ue6uap Eurpueqas u4zua qalo EIeaJ SlsIIe}eI ueledacay nele aseua6elo{ e.re.E
kondisi yang mendekati temperatur manusia dan mamalia, dan rata-rata reaksinya lebih
cepat dari kedua temperatur yang lain. Rata-rata reaksi katalisis enzim meningkat dua
kali lipat jika temperatur dinaikkan setiap 10 oC. Aktivitas enzim diukur berdasarkan
jumlah substrat yang hilang per unit waktu, juga berhubgngan dengan jumlah spesimen Tidak ada reaktan i
yang digunakan untuk pengujian. sinar UV. Jadi reaksi ln
ini. Piruvat yang terter
Pada tahun 1961 Komisi enzim menetapkan Unit Enzim (U), yang dikenal dengan
dehidrogenase (LDFI) d
International Unit (lU) sebagai jumlah enzim yang digunakan untuk mengubah 1- pmol
substrat per menit di bawah kondisi ideal. Tahun 7973, Komisi Nomenklatur Biokimia
memperkenalkan satuan katal (kat)sebagai sistem internasional (SI)unit aktivitas enzim, I
yaitu menetapkan sejumlah enzim yang mengubah 1 mol susbtrat per detik di bawah
kondisi ideal. Kedua unit ihr biasa digunakan. Namun, kadang unit ini tidak ideal, misalnya NADH menyerap r

untuk liver (hati) yang mengandung deposit glikogen dan bahan nonprotein lainnya. dilihat melalui panjang 1

Hasilnya, katals per gram liver bisa bervariasi bergantung pada bagian liver yang dipotong, rata dari reaksi kedua d
ditimbang, dihomogenasi, dan diuji. Untuk meminimalkan masalah, maka unit aktivitas ini berikut ini.
enzim berhubungan dengan kandungan protein total sampel yang akan diuji. Hal ini
dikenaldengan katalisis spesifik, misalnya internasionalunit enzimper mg protein atau
katals per kg protein. Contohnya aliquot homogenat liuer disiapkan unfuk uji enzim.
Aliquot lain dari homogenat liuer yangsama digunakan untuk analisis kandungan protein
sehingga jumlah total sampel protein yang diuji bisa dihitung dan dilihat aktivitasnya.
Aktivitas spesifik berbeda dengan aktivitas katalisis molar. Aktivitas katalisis molar E, adalah enzim 1
digunakan untuk mengetahui aktivitas enzim yang telah diketahui konsentrasi molarnya mengatalisasi reaksi in
dalam safuan katals per mol enzim. Pada pembicaraan sebelumnya telah diketahui bahwa konsentrasi A ditenhrka
kondisi untuk uji enzim harus memperhatikan konsentrasi substrat dan kofaktor. Jika hal E1 dan E2, maka juga
ini benar, maka akan didapat hubungan linear antara awalan kecepatan reaksi dengan B akan meningkat dari
konsentrasi enzim saat inkubasi. di bawah ini.

Uji enzim berdasarkan determinasi aktivitas katalisis dapat dibedakan dua, yaitu
bentuk enzim aktif dan inaktif, tetapi tidak dapat dibedakan berdasarkan isoenzimnya.
Jadi, aktivitas enzim yang terukur adalah jumlah semua bentuk aktif dari enzim yang
hendak diuji. Karena kesamaan aktivitas molarnya tidak terlalu diperhatikan, hubungan Untuk sistem uji p
aktivitas dan konsentrasi enzim sedikit lebih rendah. Walaupun diketahui hanya satu Jadi steady-sfote haru
isoenzim yang ada, tidak bisa diperkirakan aktivitas molarnya. Karena uji kinetika ekspresi d[B]/dt menttr
digunakan untuk memberikan indikasi konsentrasi relatif ennm saat preparasi, tanpa Hal ini sebanding deng
usaha unfuk membuat hasil dalam benfuk konsentrasi molar. Hasilnya biasanya dinyatakan sebanding dengan kon
dalam unit aktivitas. cepat menciptakan kea
penting menambahkan
D. Uji Kinetika Berpasangan ada penundaan wakfu s
steady - st ate mendekati
Jika perubahan yang dapat terukur terjadi pada saat reaksi katalisis enzimdiproses,
maka reaksi ini bisa digunakan untuk uji kinetika enzim. Walaupun hal itu jarang terjadi, Validitas dari prosa
masih tetap memungkinkan untuk mengembangkan uji kinetika enzim dengan cara berbeda dari preparasi e
memasangkan reaksi yang terjadi dengan perubahan yang ada. Misalnya, reaksi yang Faktor yang harus diper
dikatalisis alanin aminotransferase. Sangat penting unfukm
uji dan jangkauan aktivi
 ']rullraq re6eqas eduqoluoo 'edusepnple uenolEuef uep lfn
Inlun ueleun6rp 6ued gd eped ;U1e urvua uauodu-to1 pqela6uau-r {n}un Euquad le6ueg 6ue6 rslear 'e6trpsryg
'+eqllral 6ue6 uzua p6eq-raq Irep Hd r{eppe rur rfn 1n1un ue{[eqradlp srueq 6ue6;op1eg
prec ue6uap tuuuz,
'snse{ clerl epecl etues up{e edulgrsads se}l^1plv 'etues 6ue6 urzua rsuedard Uep pPaqraq
'lpe[Ja] 6ue.re[nU pq
6ue6 qelu-rn( rfnEuau ueEuap eslpadrp ledep ue6uesedrag I[n rnPaso;d uep se]lPryn
'sasordrp utrya qq
'raulrd IS{PaJ eler-e}eJ l}e{aPuau a7ols-6poa1s
eped p>1ea.r role{rpur e}er-e}er uep ap1s-6poa$ eldrcral unlaqas np{em ueepunuad epe
uplllsetuatu ue6uesedraq rfn ualsrs tuePP ullzua role{Pul uelqequeuaur Euquad
'za Inlun
le6ueg -ta ueEuap 'tualsls qrunlas {n}un a7o7s-6poa7s ueeePea{ ueleldlcuau ledac
uqeu'zg rse.quasuo{ Jesaq uDIeLu 'nI qeqas qalo zE lseJ}uasuo{ ue6uap 6urpueqas uople6urp eduesegqaf
*n*dnl rclelal 'zau4zua uelsuol eduel 'seredard lees
]eils qePpe s'y ''n-r1/r*N ue6uap Surpueqas 1uI IeH
'aqoqs-6poais uelelcftcuau {n}un uoppadrp 6ued qlem ue>p1nfunuau ]P/[g]p rsardsla PIrlauDI rfn euarey -
rse;6a1u1 'uq6unur ualsts ueqnmlasal eped mlelp snreq a7ols-6poals IPef nles e6ueq rngqalp
ledacas
.leclac ueEuap uelsuo{ srueq g Iellu 'IIeq qlqal 6ue6 ueEuesed 1[n ua]srs {n}un ue6unqnq 'uopeqradl
6ue6 uxzua uep J1ple
'eAuulzuaosr uerypsef
n1rc6 'enp uqepaq1p
'IuI qed\eq P
ueEuap ls{eal uepdao
snurnJ epecl ue>1.laqp ueqeqnrad eler-e1eg '1ou nlred P/Y\e rc[u uep 1e16utuau ue{e g
leq ellrro}}leJo{ uePI
rserluasuo{ 'saso.tcltp ls{par pll}ay 'Pme Iser}uasuol epe srueq e6n[ aptu 'ZA ueP I3 p^\qeq mqela{IP qelatE
'e6unp1em ueln}ua}P V Ise4uasuo{
Inlun roHeIoI nele enPal ]e4sqns {n}uaqra} e4p e6u.re1ou: rseJluasuo{
uep lou uple J ueP g lseJluasuol '1ou nplem eped 'Jole{lPul ISIear tsesqe}e6uau rploru srsrc+e{ seil pl
I3
6ue6 turzua qelepe' rA ,rnp ;au1cl rslear rsesrlele6uau 6ue6 u4zua qelepe
'e6use1rnq1e
]eq111p
uralord ue6unpuel spur
'rrrlzua I[n
$]un ue$e
nelp uralord 6u rad u
Iul IeH 'rfnrp uele 6rm
.Itn selnqle llun e{etu 'qel
in}llraq Iul
'Euolodrp 6ued raag tre
qoluof, ]eqrl 'eueyacl rslea.r eler-elet role{Pur uolpefp ledep enpal ISIear ueP e]er 'e6uure1 uralorduou r
-eler e{etu ,1pq ue6uap lor}uo{ral e6urslpuol e>Ilr '6uequola6 8uefued mPIauI 1et{IP e6qesnu'.papr {epg lrrl
leclep rs{ear e66u1qas {ePI} +(lVN rclelal 'uru grt eped ;euts duaduatu HCIVN qetreq p {t}ap rad p
lJrrzua seln1pp Uun (IS
eruDrorg rnlePpauoN
lourt 1 qeqn6uau ryry
'HCIVN urlzuao>l ueEuap ]eryel pefuatu qeqnlp uep (HC-l aseuaEo;plqap ue6uap pua{p 6ue6'(I
'IuI
leqel Inlun ]erlsqns re6eqas e[ra1aq eureyad l$lear eped 1n1uaqra1 6ue6 ]e^nrld
qemeq p uellntunllP ralaruolo;o.rp1ads ue6uap rolluotu p enpa{ Is{ear lpef nn reuls
uaursads qelurnf ue6ua
cle.laduaur 8ue6 epe >1epg e6nt uep Ieure^\ra1 6ue6 >1npo;d nele ue{eal epe leplJ
ue{rpseptaq rru{nlp ur-E
enp 1e16uruau uuua
qrqal e6urs>1eal pler-eqpl
 Antibodi mond
dengan antigen dan
dengan selmielorna
spesifisitas imunolt
monoklonalini adak
sehingga bisa digun
Prosedur uji berpasangan melibatkan tiga enzim, yaitu enzim invertase bisa diuji
untuk presipitasi M
dengan adanya jumlah sukrosa, oksigen, glukosa oksidase, dan kromogen yang tak
prosedur kinetika.
terbatas. Perhatian difokuskan pada pH yang ada, yaitu invertase aktif pada sekitar pH
5, glukosa oksidase sekitar pH7-8, dan peroksida pH 10, serta tidak ada nilai pH ketika
ketiga enzim tersebut cukup aktif untuk dipasangkan. F. lnvestigasi P
1. Histokimia En
E. Enzim Radioimmunoassay (RlA) Lokasi subselul
Persyaratan untuk uji RIA adalah substansi yang diuji haruslah sebuah antigen (Ag) fiksasi dan pewarn
yang cocok untuk antibodi tertentu (Ab). Hal tersebut karena antibodi memiliki situs khusus menggunakan cryros
untuk antigen dan juga dimungkinkan untuk mendapatkan spesimen murni antigen yang kaku dan mudah di
telah dilabel radioisotop (Ag-). Jika sampel uji dicampur dengan antibodi dan sejumlah enzim. Potongan il
antigen, maka reaksi akan seperti berikut. protein berikutnya-

Antibodi yang berikatan dengan antigen akan terpisah dari antigen bebas sehingga
distribusi radioaktif isotop antara fraksi antigen yang terikat dan bebas dapat diselidiki.
Antigen yang dilabel akan bersaing dengan antigen yang disampel untuk mendapatkan
situs antibodi. Jadi, semakin tinggi konsentrasi antigen pada sampel, makin sedikit antigen
radioaktif yang mampu berikatan dengan antibodi dan makin besar kandungan radioaktif
fraksi antigen bebas sehingga konsentrasi antigen pada sampel bisa diperkirakan.
Antibodi uji enzim RIA dipersiapkan dalam benfuk antisera dengan mengimunisasikan
enzimyang diperlukan pada kelinci. Misalnya, darah kelinci diimunisasi ertzimo-amilase
pankreas manusia yang mengandung antibodi yang dalam beberapa hari bisa diambil
Kebanyakan en
sebagai antiserum. Namun, masih tetap ada masalah dalam hal ini karena antigen dapat diselidiki tanp
adalah protein seperti halnya antibodi sehingga agak sulit untuk memisahkan antigen mengandung subsb
bebas dari kompleks antigen tubuh apalagi jika antigen tersebut kecil. Salah satu cara mengubah substrat
mengatasinya adalah menggunakan antibodi dalam matriks insoluble. Cara lain adalah
adanya enzimter*
mengenalkan interaksi antigen-antibodi, misalnya jika antiserum dari kelinci digunakan, untuk mencegah di
kompleks antigen-antibodi dapat dipresipitasi dengan y-globulin kambing. Bagian enzim digunakan adalah Ie
yang terikat antibodi berbeda dengan situs aktifnya sehingga RIA dan uji katalisis bisa
sodium B-gliserofos
memberi informasi berbeda. dalam jaringan akar
Bentuk inaktif enzim secara katalisis yang dapat dideteksi oleh RIA adalah jika enzim ion timbal untuk n
tersebut mengandung bagian struktural yang dapat dikenali antibodi. Prosedur RIA hanya menjadi produk sep
spesifik untuk satu isoenzim tertentu, tetapi sifatnya sangat sensitif. bisa divisualisasikar
 'aselelsoJ uese ledePJal euelas e[es eueuj Ip ueTseslPnsnlP eslq '
ppups pqurll cle1a6 rse11cftsa;cl rur e;ec ueEuac 'ppuFs r.unFlouIe tyadas lnpord pefuatu e6ueq VIU mpasold'!
urvua e4[qeppeylg
rsranuolrp pslq IuI IeH '('Odq6) laqnlosul qeurl+ lelsol Inluaquau {n}un PqUII} uol
ueEuap Euns6uel uelseqaqp lelsol upp ]elsoio;as{6 stsqorPlg6uaul uele ue6ut'ref tuepp
epe 6ue6 uncl ecle +elsoJ ruesv '9'9 HcI lalnq tuepP lequrll uol uep 1elsolorasrtE-fl tuntpos esrq srcrrele{ {n uep
qePPe ueleun8p vtvua ue6eg'ft4qu1
{nseurra} 'ase1e;so; ulese In}un (ure-re6-qeuq apolau) PoqPLu llos-Paq
>1e6ueq 6ue6 1e.r1sqns uelnrpl LIoluoJ 'lnqaslal urlzua Ise{ol uep IsnJIP qeEacuau In}un 'ueleun6rp ltqla{ Iq
ue{n}uaqulad qelalas ISeSqIqouIrp ryporcl 'ue1up16unuau e{If '}nqasra} qzua eduepe qePpe urplPreJ'alq,
ledtual 1p 6uns6uelraq eslq e6ueq uep pnsas 6ue6 >1npo.rd pefuau ]er]sqns qeqnEuau.r ercc nles qePS'I.If,a{
'pe6qsanuup 6ue6 utlzua IJep }el}sqns Eunpue6uatu ua6rlue ue{r.{Ps.ruxaur
{n}un uplqn}nqlp ueeuremacl sasold
due6 euremacl.ra;nq uaqp ue6uuef ue6uolo6 'nlnr.{ep qlqalrc} ISeqU eduel Hl.fllasP ledep ua6que euare{ gr4
uttzua ueledueqay esrq ggq ede:
ltrl Ipq uep uerulelracl qelalas selrArple ede.raqaq ue{ueqeuaduaru lqtuep
asp[ue-,o rilFua Fesp
ue4sesrunun6uaur rref
'uelerppadJp e
JRIeolPer ueEunpuq
ua64ue ]Hlpas uuau
uelledepuau {n}un
'PIIPIasp ledep seqaq
e66uqas spqaq ua6qu
'utalord ueP ounue urese sn6n6 eJelue le{lJa} pqapleulog 'edulnryraq utalord
qelu;nfas uep rpoq$r
1sry1p qe6af,uar.u Inlun ep1{aPleurrol ueEuap
lspqgp uelpmual ut ue6uolod.lrtvua
6ue6 ua6que 1urntuu
edulesnr rrslpruruluau; e6nf 'sn6eq 6ue6 se11eru1 ueEuap 6uo1od1p qepnur ueP ruIe{
snsnr.Dl snlls pu.rulu,ur !
ueEuuef e/$qeq ue{l}setuatu rur JnpasoJd '(.ro1era6u;al uo}oJlltu) lolsoitc uopun66uau
'ueeuremad uep Ises{g (6y) ua6que qenqas r
Suoloclrp uep Co OZ- nlehcltual eped rulaquratu ueEuuep
rnpasorcl rclel6ualp 6ue6 do>1so.rTu ueEuap Inqela{P eslq uIlzua ralnlasqns ISe{o-I
rulzul elrllplotslH 'I
ullzul ,elnlasqns uBouEnu uEloequled !sE6!lse^ul 't e{Ba{ gd rcpu ppe{e
p1d relqas eped;pp:
'eTlauH rnpasord
1e1 6ue6 uaEouoq
ueEuap 1!np plun ue1u116unu-rau uep uelnrel Irpp ullzuaosr ederaqaq rceltdtsard Inlun 1[n1p eslq aseyanu! ut
ue>leun6p ieOep e6nt poq[uv 'HA ne]e VIU rnpasord epecl ue4eun6rp eqq e66utqas
r86ug 6ue6 selrsgrsacls uep selsqFuas plllluatu 6ue6 >lqrteue ua6ear qeppe ruI PuoPlouotu
.e6u-Juop1 gslnpordtuau
Ipoq[uv {n}un rn}p{lp uep qqrdrp 16o1ountul sellsglsads
'(o"rIn-ul rnllqP esrq 6ue6 raluel 1as) snTl etuolanu 1as ue6uap
11r,*u,r, 6ue6 puqlq 1ag
rnqalp uep [qtupp edueclul uep Ias 'uerpnua>1n66uur ecleraqaq uep uaEque ue6uap
rsesruniu[p sn>III ']rullraq rnpaso.rd mPIauI rqnpo;dp ledep Puoplououl lpoq[uv
 Banyak zat warna yang sangat baik digunakan pada mikroskop optik, tetapi tidak pada Jadi bisa dilihat st
mikroskop elektron karena konstituen atomnya tidak tembus cahaya pada sorotan elektron dasar tabung dengan
daripada atom pada jaringan. Hanya atom dengan berat atom besar, misalnya logam berat, pengendap, dan faldr
penyebar sinar elektron cukup menyebabkan lebih buram daripada jaringan. akan sampai ke dasal
Pemotongan ultra-tipis (80 nm)dibutuhkan untuk mikroskop elektron. Jadi, jaringan Metode pemisah
disiapkan, diwarnai, kemudian didehidrasi dan menempelkannya pada epoksi-resin digunakan adalah se
sebelum pemotongan dengan ultramikrotom. medium dengan ders
gaya sentrifugal padl
2. Penggunaan Sentrifugasi akan terbentuk peletr
Sifat sedimentasi dari organel subseluler berbeda-beda. Jadi, memungkinkan untuk fraksinasi homogenal
dipisahkan dengan mesentrifugasi homogenat jaringan dan menyelidiki enzim mana yang Homog
berasosiasi dengan tiap fraksi sel. Partikel yang terendap dalam medium cair yang diaduk
dengan sentrifugasi didasarkan pada gaya sentrifugal (G)yang ditentukan oleh kecepatan l

angular (ro) rotor dan jarak radial (r) partikeldari rotasi aksis, di mana RPM adalah nilai
l

putaran per menit rotor. Nilai ol biasanya diukur dalam radian per sekon.
l

Pelet
lnti sel dan sel tidak Peq
Gaya sentrifugal diekspresikan sebagai beragam konstansa gravitasi (gl) dan dikenal
gaya sentrifugal relatif (RCF).

Karena g : 980 cm.s-l, maka r diukur dalam satuan sentimeter.

:
Rata-rata sedimentasi partikel so)2r, di mana s adalah koefisien sedimentasi, yaitu
nilai gaya sentrifugal per menit. Koefisien sedimentasi berganfung pada viskositas dan
densitas medium pengendap serta bentuk, ukuran, dan densitas partikel. Unfuk partikel
spherical rumusnya adalah sebagai berikut.

Keterangan:
pp : partikeldensitas
p : medium densitas
rp : radius dari partikel
n = viskositas dari medium
 (tat6ulueg) IEsuaroIO ;se6nplueg ueleun66ue$! Co 0 n{nS
Ull gZ'0 Esoqns relng ruEIEp %01snM!le;11eua6outoH lseulslerl EuloIS'l'g requeg
losous rp urzua'sPqaq ulosoqu
uPl-lBu-fodns
ruosoJlltu
lruaur 06 eurElos 6 ooo'oo t PpBd lseonluluas
1a>11ped {n}un *r{
upp selso{sgn epd
nlre6 'rseluauapas ual
U-etrffEdns-
r.uososll-erJpuolou u\l
Uuoul 0 ! euelos 6 OOO't eped lse6ryUlues
puaTp uep (6)IsEftaEl
uElEurfins
iluau O t Etuples 6 OOO'l eped tse6n;u1uag
-uorlaI
rcIu qePPe hldu er
ueledaca>1 qap ue4nf
{npep 6ue6rgecrrrqr
ueq geueOouog 6ued eueu u4zuapgr
'rur qe^\eq p 1er{IIP }edep srulH ra [ ]eua6ouoq rceuls{e{ {n}un ue>pu6umrr nr
eura{S .uel6uepHlp ue{p etues 6ue6 rseluaurpas 1a>11ped le}F uep 1a1ad lnluaqra} ue{e
p6e6
cleqel 4r+le eped .eduurnlaqas uep r66u11 wqal ue{p 1ana1 deq eped pEryu}uas
eueur rp 'n1uapa1 PAal-PLalueEuaP rseEn;gluaslp uep qePuar sellsuaP ue6uap tunlpatu
eped ue>lclprsradlp ue6uuef 1eua6ouro11'ersuara]lp rse6ry1.r1uas qelePe ueleun6tp ursa;-rs>1oda eped d
>1e6ueq uep qepnu 6u1pd 6ue6 laueEro ralnlasqns reEeq.raq ueqesturad aPolahtr ueEuuef '6rpef 'uorppq
'rse6ql-rluas ueEuap reseP a{ rcdu:es ue>p .ue6qq
unrpaur uep leraq qgqal 6ue6la1luecl edueH 'uenalar 6ue6 upl rople} uep 'depua8uad '1uaq tueful efqesgn
tunrpatu sellsuap 'edqe6ryUluas e6e6 qalo ue{n}ua1rp 6ue6 n}lem ue6uap Eunqel reseP uo4{ala rreJoros EpEd{
eped >1epn rdepl lgdo
rcdecuaur ue{e epaqraq se}rcuap uep uemln ueEuap la{Hed enulas }eqilP eslq Pef
 Meskipun partikel berat akan tersedimentasi lebih cepat, tetapi beberapa partikel Dua masalah 1la
ringan mungkin saja ada pada dasar tabung. Oleh karena itu, tiap tabung pelet harus adanya enzimpadart
dikontaminasi dengan patikel ringan. Masalah ini bisa ditangani dengan meresuspensi yaitu saat homogeru
tiap pelet dengan medium homogenasi baru dan mengulang sentrifugasi. Masalah lainnya diinginkan, tetapi tic
adalah semua partikelyang tersedimentasi cenderung 6rdifusi dan naik lagi jika kurang preparasi fraksi.
pekat. Ada signifikansi yang besar ketika gaya sentrifugasinya rendah. Masalah ketigi
dengan sentrifugasi diferensial adalah beberapa partikelmisalnya lisosom dan mitokondria
3. Beberapa Hasil
menunjukkan sifat sedimentasi yang sama karena hampir memiliki ukuran yang sama,
meskipun rata-rata densitasnya berbeda. Enzim utama lrar
dan transkripsi asam
Teknik sentrifugasi di mana densitas medium suspensi tidak sama dengan contoh di proses ini, misalnln r
atas adalah dengan menggunakan sentrifugasi gradien densitas. Gradien densitas paling
sederhana adalah "discontinius", yaitu dipisahkan dengan menambahkan larutan pelapis Matriks mitokon
dari tabung sentrifugasi lain, misalnya jika homogenat jaringan atau resuspensi pelet dalam enzim oksidasi asam
0,25 M sukrosa dilapisi larutan 0,5 M sukrosa dan disentrifugasi, pelet yang terbentuk kloroplas tumbuhan
tidak terkontaminasi dengan partikel ringan karena tidak ada partikel yang hadir di dasar menghasilkan AfP d
tabung. Pemisahan komponen bisa lebih baik dengan menggunakan gradien densitas menggunakan AIP t
berkelanjutan, yaitu gradient-maker (pembuat gradien). Sukrosa atau fcoll (polimer fotosintesis).
sukrosa) digunakan sebagai pelarut yang nantinya akan menufupi range densitas yang Matriks lisosom t

sama dengan sedikit perubahan osmolalitas. pH asam. Keban5nk

Tujuan sentrifugasi gradien densitas adalah memisahkan kelompok partikel ke zona ATPase dan NADH r

yang sesuai dengan gradiennya daripada memproduksi pelet pada dasar tabung. "Zonal
Retikulum endol
rotor/Anderson rotor" umumnya sering digunakan untuk sentrifugasi menggunakan
asam lemak, juga pa
metode ini. Bentuk alat ini seperti mangkuk dengan kumpulan baling-baling dan saluran-
untuk jalur glikolisis r
saluran, didesain sehingga medium yang menunjukan densitas gradien bisa dimasukkan ke
asam amino (biosintr
dalamnya. Setelah sampel dengan kepadatan kecil mencapai puncak gradien, sentrifugasi
akan dilakukan dan akhirnya gradien tersebut terkumpul dalam fraksi-fraksi dan masih Membran plasnr
mempertahankan densitas gradien aslinya sehingga pemisahan zona didapat selama berfungsi sebagai tuz
sentrifugasi. juga untuk menjaga
ekstraseluler Na*. R
Dua tipe utama sentrifugasi zonaldensitas gradien, yaifu nilai zonal dan sentrifugasi
"zonal isopycnic". Dengan nilai sentrifugasi zonal, gradien densitas menjadi dangkal subunit cr berada terl
sisi sitosol. Subunit I
dan menutupi area di bawah sehingga partikel dengan densitas teringan yang akan
permukaan luarmen
terpisah. Tujuan gradien adalah untuk meminimalkan arus konvelsi dan mencegah zona
hidrolisis AIP mengf
tercampur.
yang lain.
Sentrifugasi zonal-isopycnic (densitas seimbang) menggunakan gradien densitas
Proses katalisis
lebih luas dan sentrifugasi dilanjutkan hingga tiap partikel terendap pada tahap saat
densitasnya seimbang terhadap medium. Partikel akan terapung dan tidak terendap lagi.
eukariotik kadang t
Tanpa memerhatikan metode separasinya, tiap fraksi dapat diselidiki lebih jauh. Enzim memiliki membran it
masih terjebak dalam membran organel, misalnya mitokondria dan bisa dibebaskan fosfolipid yang telah
dengan teknik lebih keras daripada yang digunakan pada homogenasi jaringan.
Sentrifugasi lebih lanjut bisa digunakan untuk memisahkan enzim terlarut yang
berikatan dengan membran organel. Setiap fraksi bisa diuji untuk menemukan enzim
yang berasosiasi.
 ulzua uP{nuauaru ry!
6ue6 1nre1;al ur.rzuz,
'ue8uuef tseua
uelseqaqrP esrq ueP
'pduunlaqas ue{selafp qela] 6ued pldlo]so]
tuzul 'qnef qrqal plpg
srsalurs u;4zua uep lsurdsar rnpf uauoduro>1 eduqoluoc taplasralut uerqtuatu DIIIUTaU: 't6e1
depuara] {epg rre
1epr1 6ue6 rylouelorcl 1as eped eu-rseld uerqtuatu
ue8uap llelral 6uepq Tlolrelna
lees deqel eped deg
1as epecl raplase4ul ueJqruaur ueEuap ue6unqnqraq 6ue6 qzua SISI1eIeI Sasold selrsuap uarper6 uE le
'ure16ue6
uerquaur rsls epecl unrpos uor ue6uap pnsas 6ue61n1uaq uelpseq6uau dJV slsllorplq euoz qe6acuau uep !s!
upp Iosols prs epecl n 1unqns eped lopal turupos uol uep dJV 'uelquau renl ueelnuuad uele 6ue6 ueEqual s
rp edueselq Ee{ollaq >11porpp{ }erprr{oqrel 11un ue6uap euesraq $ lpnqng 'loso}ts ISIS p16uep rpefuatu s€q1l
eped ase41y selnqe nclruatu ue{e uep ueJqtuatu Iselulaul ureuepa} eperaq n }Iunqns rse6nygluas uep puoz
z$zn mpiruls Dlrrruau
I
deq-cle11 uep qprau qerep las+y-+eN eduo4 '+eN ralnlaserlsla
rseJluasuo{ e6ur66uq uep +y Jalnlase4ul Ise4uasuo>l edur66ur1 e6efuau >1n1un e6nl
,u;nrselocl uo1 ue8uap Jelnllp euelas ledepp euoz
{n}un Ias Jenla{ tunlpos uo1 rodsue4 re6eqas ts6unflaq qrseur uPp Is{e{{sleu
eyas asedlv epecl Eunlue6raq 6ue6 *y ueP +PN Dunpue6uatu eurseld uelqtua6
1seEryprluas'uape.6 1e
'(uta1o-td slsalutsotq) oulue tuese a{ ueTlnsetuPestqualp
rsp q{e {n}un u)lzua 6unpue6uau e6nf '>1eua1 ruese sFa}uISoIq uep srs11o416 rnpf 1n1un -uprnlPs uep EqpoSug
u4zua Dunpue6uau Ias losolrs 'rselglslolap atusrue{aur {n}un Eurluad e6nf '1eual tuese ueleun66uau pe6ryW
ue6uefuetuad uep pldlloJso] srsa]urs sqrs rcEeqas mqe]a{P etuseldopua umF{I}aH lDuoz,,'6unqe1 Jps€p e
'aseua6orpHaP HCVN ueP asedlv euoz aX 1a1g;ed )pdu
Eunpue6uatu p66unl ulososq uelquahl 'uralo.tclo>1tt6 tut tuzua uopdueqay
'uese 11d
epecl pturlclo selruIe HIIIuau 6ued 4]lyorpq urlzua Eunpue6uau uososl s{Ir}eN 6ue6 selsuap afiuot f
'(stsalutsolo; rauuod) 1@{ nete es
263 qeqn6uau selrsuap uaper6 uer{et
de1a6 rslear) esoslaq tpefuau Inlun HdCVN uep dJV uuleunEEuaur rpsPp rp;rpeq 6ue6 plgr
6ue6 uzua Sunpue6uau (euo4s) se1doro11 sll4ehtr 'HdCVN uPP dJV ue{Feq6uau
>inlun edeqec t6;aua uelleeluetuau 6ue6 ue1ndturu1 6unpue6uau ueqnqunl seldo-to11
Inluaqrai 6uer{ ppd "
tuepp ialad rsuadsrsarn
eped plolep uelqula6 'ute1 sasord uep 'u1a1ord ssaluls '>1eura1 tuese ISePISIo u zua srdelad uplruq uel1ler1rt
ueEuap euesraq ']ep{oqre{u} tuese snplls upua Eunpue6uaul
plrPuo{o$u slu}eN
6urpd selrsuap u4rcrg
'le[s{oqrelu} tuese snPIIS uep srs11o416 u]lzua e6qesur 'pl saso;d p qoluof, ueEuap *l
tuese tsdp>1sue4 uep
Inlun tEraua uaprpa6uau tuePp uerachaq 6ue6lnseuual +eaPpu
rsu111dar tuepp leqllrat 6ue6 urzua qepPe Ias 11ul tuepp ledepral6ued euep ullzug
'euJes 6ued uernrp gru
uqzug ue6ueng uegEequrad IreP lse6psanul UsPH ederaqag '8 errPuoYolnu uePtuosoq[
e6ga1 qePsel^I 'qePuar
'lslerl tseredard 6ue;n1 e4[ pe1{.reu uep
e11;elas ropleJol e6u6ue11q euare{ slslrc}el se}nq{e qllltuatu >1epg rde1a1 'uopr6u11p e6uurel qppspld -lsefr+
'lseuaEouoq +ees nlp6 lsuadsnsa:au ue6uap
;.1ni1 *n1np Lpn 6ue6 urzua n1p6 '1seuts1e.r; eduepe 'enpay
.e6utunlaqas upua ess u*1edruatu efes uryEunu; 6ue6 rquaya] ISIear eped urpua e6uepe srueq pyad 6unqe de$
eueuad 'lrseq ue{Fe1arcfua1u6uau urePp ue{}eqradlP srueq 6ue6 qepseul enq 1a1ped eduaqaq rdqat
 'JalnlasPJlur ueJqr.uau uPp
euseld qrunlas lesnJaur uey.e ,pn)Dn ur,, ueEuap ue6qila6uad uep '1so11uos 'uerpcuad
uep uenlaquad yu1a1 'qnln ueppea{ urepp edqaue6ro e6efuau de1al rde1a1 'eu;se1d
ueJqr.uau lesruatu esrq {ruo}osr unrpatu eped rsesruaEouog '{el}slarp uele 6ue6
u4zua lse>lol ue6uap pnsas upp {ocoo 6ue6 >1u1a1 ue>1eun66uau eduuerquau {esrup
ue{e uemaq ueEuuef p{ptu '1nqasra1 Jaqr.uns uep urzua qalo;aduaru In}un 'srsuo}ne
uepurq6uau Inlun ur6urp iedu;a1 Ip uedursrp url6unu ledepas uep rJer.u +nqasral
uemaq qelalas Euns6uel ue>ltppurdrp ledep uelur6uup 6ue6 ue6.lo nele ue6uuep
uomaH uodul.rop utlzuA rstlu.ttstlg 'D
'e6u;aguns auslueEro
adq 6uque6raq ue>pun6rp Sued rsler]$la rnpasord 'nlnp qrqalra] Ias rseurs{er} uelrulepp
eletrr 'uelut6uup rypg 6ue6 urvua s{er}s{a ueqalo.rad uelletururxatu {n}un 'qalo;adrp
qepnu le6ues e6n[ louopa au;que6;o eped epe 6ued ]ruelra] r.urzug 'edu6u1p1a1as p
trrnrpatu rJep Jenla{ utlzua ueluqEunuraur e66uqas ueJqurau {esnJar.u e.rec ue6uap
n1re6 '1e;lslarp qepnu 6ur1ed 6ue6 turzua qelepe >1u;se1dolrs alqryos rrrrzuE
(fnrs1 ledeq) alqnros rupuA Is{Erls{A 'f
'ueJqruau
+ellrai nele uelnrel eped epe ]nqasral u4zua qopde uep las urelep p lnqasrat txlzua
{p}al qeppe mqp}a>lrp npad 6ue6 eueyad Ipq e>pur 'uapr6uup 6ue6 uzua qalo;aduatu
ue{qepnuaur In}un '>lsFads 6ue6 raquns uep urlzuaosr rrep rs{e4s{a ueT.{n}nquaul
uq6unur uequauad eped u-rzua rs{prplg 'e6uunlaqas uolseyafip qe1a1 6ued rsler}s{a
;npaso.rd ueleunEEuaur ue6uap u\zua Jesaq qepunfas uelledepuaur {n}un >ledueq 6ue6
ue6uuef raquns ueT{n}nqrp uele 'plsrau;o>1 uenfn} {n}un rnlzua rs{e4qa eped
urlzul ls{erlsrll 'v
l,lllZNI NUNUnnId NVO
r$vu$Ir
b. Ekstraksi Enzim Jaringan Tumbuhan dengan benar agar en
Ekstraksi enzim soluble dari tumbuhan tingkat tinggi sangat beragam sesuai Kontrol autolisis telah
sumbernya. Misalnya, enzim yang diekstrak dari sereal akan sangat mudah didapat, Struktur membrannya
hanya dengan menempatkannya pada medium cair dan diaduk. Sementara ifu, ekstraksi enzim tersebut kehilan
enzim dari organ lunak didapat dengan cara dicincang dan disaring dengan kain tipis. Beberapa interaki
Ekstraksi dari daun dan biji kering bisa didapatkan dengan cara digiling menggunakan aseton sehingga dimun
mortar atau menggunakan penumbuk atau bisa dilakukan dengan menambah aseton digunakan untuk meru
dingin, kemudian dikeringkan menjadi bubuk aseton. sebagai misel. Dengan
termasuk dalam golong
c. Ekstraksi Enzim Mikroorganisme seperti zwitterion, hn
Pada mikroorganisme, metode ekstraksi yang dilakukan ada dua kategori, yaitu Pengetahuan men
pengeringan dan dirusak secara mekanik. Pengeringan akan mengakibatkan selmenjadi enzimyang akan dieks
permeabelsehingga memungkinkan enzim soluble tersebut diekstraksi. Pada pengeringan tersebut dibutuhkan d
udara (misalnya ragi), sel akan mengering unfuk beberapa hari pada temperafur 30 oC dan untuk membran adala
dikeringkan dengan " in uacuo" . Pada cara ini, suspensi sel ditempatkan pada dasikator menentukan berat mo
vakum selama 1 atau beberapa hari. Pada liofilisasi (pengeringan beku), suspensi sel
Fragmen lipoprot
yang membeku dikeringkan secara sublimasi in uacuo. Pada teknik ini tidak akan terjadi
protein bebas dapat dil
autolisis. Enzim soluble lebih mudah diekstrak dari sel yang diliofilisasi daripada yang
dapat diperoleh dari
dikeringkan dengan teknik pengeringan udara.
evaporasi medium orr
Pengrusakan secara mekanik pada mikroorganisme dilakukan dengan cara digiling paling banyak digunak
dengan butiran carborundum atau penggosok lain, teknik tekanan, sonikasi, atau memiliki sifat lipofilikc
kombinasi berbagai teknik. Prosedur lain, yaitu melemahkan dinding sel bakteri dengan memisahkan lipoprotei
enzim seperti lisozim dan glukoronidase. Secara umum pemilihan metode tidak hanya Kelompok enzim yang
bergantung pada tipe sel yang dirusak dan lokasi subseluler enzimyang hendak diekstrak, butanol dengan takara
tetapi juga karakteristik enzim. protein sehingga tidak

2. Ekstraksi Enzim Terikat Membran 3. Sifat Alamiah M

Enzim yang terikat pada plasma atau membran intraseluler tidak secara mudah dapat Sel dapat dirusal
diekstrak hanya dengan metode pengrusakan. Ada beberapa enamyang dapat dilepaskan dengan medium cair.
ikatannya dari membran sel, tetapi ada juga beberapa enzim yang tetap terikat kuat. dilakukan dengan pel
Membran di samping mengandung enzim juga komponen lain, misalnya lipid amfipatik, Ada empat faktor uta
yaitu lipid yang mengandung daerah hidrofilik dan hidrofobik. Kelas utama membran lipid pH, kandungan pelaru
adalah fosfolipid dan glikolipid. Pada beberapa membran sel, bagian hidrofiliknya lebih 4 oC untuk mencegah
kecildaripada bagian hidrofobiknya. Protein bisa berada di tepi (periferalatau ekstrinsik) titik isoelektriknya seh
dan terikat pada permukaan membran atau integral (intrinsik) ketika seluruh bagiannya isoelektriknya, tetapi I
tertanam pada lapisan lipid. Rantai polipeptida kaya akan rantai asam amino nonpolar dipilih harus punya nili
yang membentuk bagian hidrofobik. Sementara itu, bagiirn yang kontak dengan air glutamat dehidrogena
mengandung sisi polar, yaitu unit karbohidrat hidrofilik. Protein penferal tertaut secara yang dihomogenasi, k
elektrostatik atau ikatan hidrogen dengan kepala lipid atau protein integral dan dengan enzim dapat ditingkad
mudah terdisosiasi dari membran. soluble dengan adany
dibantu dengan merx
Protein integral dapat diekstrak dengan memecah interaksi hidrofobik antara lipid
mercaptoetanol kadart
dengan protein. Ekstraksi protein integral misalnya untuk isolasi enzim, harus dilakukan
 ue{n{plP srLreq trr
sn6n6 rseprs{o qp6acuau Inlun IS{e4sIa umpau aI ue>il{eqruelp 6uepe1 louepoldeorau-r
prdu e.relue Trylol
nele lolrarqloF{}lP rpadas rasllrqp]s 'utnrPatu a{ }pr}sqns qequeuau ueEuap n}ueqlp
ledep u4zua rs>lerlsla ue{qepnuau In}un e66urqas leyo;o.rasrr6-f, eduepe ue6uap alqryos
qlqal lpJSoJ ulle{p 'edqesr61 '}er}sqns ue{qequeuaur ueFuap ue11o16u111p }edep u4zua ueEuap uep Jer8al
seryqnlos 'gI'0 uol uelerula{ uep '8'g Hd'o/o6l loue}a eped prel 'lseua6oruoHlp 6ued eJef,as lne}a] Jelafll
1des.ran11 rrep aselelsol tuese uep 'ase1e;sol ulplp 'aseur8re 'aseua6o;pqap 1eue1n16 rre ue6uap {e}uo:[
'e6qesr61 'uelunuad uelqepnuau e66urqas;esaq 6ue6 >lurdura rcpu e6und srueq qrydrp ;eloduou oqrure rrr
6ue6 4ue6;o ue6unpue>l upp urereg 'llqels 6ue6 rcpu eped de1a1rde1a1 'eduluqalaosr eduuer6eq Llnrnps
IIlt] IJep qnef 6ue6 gd eped uelmlelp snreq u4zua IS{er}sIa e66urqas e6u1prya1aoq 11}t} (>1sur.r1s1a nele lpral
eped a1qryos {epg le6ues ura}ord 'e6use1rnrp1e ue6uepqay.urlzua qe6acuaur In}un Jo , HIQat edultlgo+lq
qed\eq rp e6ueserq urnrpatu.mleradual ';nleraclual uep'>lue6ro 1rue1acl ue6unpuel '11d prdq ue.rquau eurc
'urere6 rseJluasuo>l n1rc6 'uralord selruqnlos ;nle6uau 6ue6 erueln ropleJ ledtua epy '>lqedgue prdq atq
rref, ulnrpaur ueleunEEuatu de1al e6uln[ue1as 8ue6 4ue6;o prelad ue6uap ue>{n{eflp 'lerul ]e{rra1 dqal
pme rs{er}s>1a 'uerquatu ue6uap ler6alur 6ue6 urlzua {n}un 'rrec unrpau; ue6uap uolsedapp+depftr
rs{er}slarp e;a6as ledep edursr uep und ede apolau ue6uap {esnrp ledep 1ag iedep qepnr.u eluEls
Is{er}s{a unIPaI{ qPIuTPIV rPJls 't
'JIHe 6ue6 txqua Is{er}sla
{n}un papr {epq e66uqas ulalo.td
rsemleuap uelqeqa6uau ledep >1ue6;o lruelad 'epaqraq 6ue6 ue.re1e1 ue6uap Iouelnq '{e4$lap >ppuaq ft
ueqequeuad ue6uap prdq uerqruau uep uelqesrdp eslq epaqraq 6ue6 urlzua >lodurolay e6ueq >leprr apolaw
'uralord uep prdl uauodu:ol uelrsesosrpuar.u eyas ueJqr.uau uep uplo.tdodq uelgesluau ue6uap r;aqeq 1as f
uele 6ued ua[ra1ap rcEeqas lepuryaq ledep e86uqas {tlsoiplq uep rylgodyl }eJIS HIIIuaur nele '1se>puos 'ugu
ur emeduag 'louelnq-u qeppe uerqtuatu u4zua rslerlsla {n}un ueleun6p 1e6ueq Eulled 6uu6rp e;ec ueEuap
6ue6 1rue1a4 'uafralap ueJlec eped uzua uelmelad upp IIueEJo tunlpaut lsuodena
ue>lqnlnquratu ]nqasral rnpasord 'rsesqgodll 6ue6 nsns utalo;d uep qaloradlp ledep 6ue6 epeduep rsesl
asepFlo uquex'e6qest61 'rlpc runlpau ueqesrurad eped uelqestdp ledep seqaq utalord peftai ue{e {ppu Iu!
ederaqaq uep 4ue6ro 1n.re1ad ue1eun66uar.u {e4s{ap }edep uralordodq uaur6e;g yas rsuadsns '(n1aq
'ura1o"rd Jelrulalotu leJaq up{n}uauatu rolplrsep eped uergu
snErrelas uep ulalord-pldq lqualut {esnralu ue>p 6ue6 SCS qppPe uerqulau In}un uep Co gg;nleradura
ryeq 6ue6 uatnlaq'reuaq 6ue6 ;npasord eyas ;n{e {quaq tueFp ue{qn}nqp }nqasra} up6uua6uad epe6 -
u)lzua qelede mqelaEuau Inlun eun8.raq ua|ra1ap ueqguad 'Ier]s{aP uule 6ue6 qzua pefuau; Jas up41eqy€
rJep uelurnuad nluequrau-r ledep ueldereqrp rur ruzua lells pua8uaur uenqela6ua6 nlred 'uo6alel enp
'gV13 nele (gqg)lelps papop umpos tyadas ruese tuere6 uep 'uo1ta171mz q;adas
'ggl-X-uoluJ rpadas uere6 eme6uas qeppe uafgalap ue6uo1o6 ulepp {nseuua}
41uor ure.rcE
6ued ueqeg 'rselosr eyx ledep ue;qr.uau rp urzua uralord 'ueplpuap ue6uaq 'lasfl.u re6eqas
JIec elpatu a>l uralordodu uau6e;i >1e.rp1a6uau uep ueJqtuaur >le$uatu {n}un ueletrn8tp uolase qequeuau
6uuas qelal uaf.rapq 'uelqnlnqp 6ued u4zua 1e.4s1a6uau; ueluqEirnurp e66uqas uolase ueleun66uau: 6uqfi
'srdr1 ure>l ueEuap fr
{nqnq pe[uatu eduqeqn6uatu ue6uap qecadrp ledep uralo.rd-prdrt ISIeta]u ederaqag
'e6usepnrple ueEuepqa{ }nqasra} u)lzua Is{eJls{a'n1 eregranrr
'ledeprp qepnu p6u
umlaqas uolsedallp ue{e ue{upullp 6ued utzua uep qecadp eduuerquau rnplnr}S
rensas tueEe.raq le6t
'uerquau eped epe 6ued u;zua uolsedalau {n}un ue1eun61p qela} sEIIo}ne lor}uoy
'uelesnrEuad saso;d eulelas lesnr >lepq ue>pr6ur e1r1 6ued vil.zua re6e reuaq ueEuap
sulfidril dan menjaga aktivitas enzim.lnhibitor enzim proteolitik juga bisa ditambahkan Pada umumnya migri
untuk mencegah kerusakan enzim. Poliols atau agen khelat (EDTA)juga dapat digunakan molekul. Padazonad
untuk menstabilkan enzim. akan bergerak pada t
protein dengan muat
B. Pemurnian Enzim meminimalisir difusi r
pendukung (gel pati)
1. Persiapan Prosedur Pemurnian dipotong dan diwarna
Beberapa tahap fraksinasi sel biasanya dilakukan sebelum dilakukan ekstraksi. Jadi arah vertikal dalam ls
hanya enzim pada ruang subseluler yang sama yang akan diekstrak. Dalam melakukan yang tinggi, misalnp
ekstraksi harus diperhatikan juga komposisi medium ekstraksi sehingga hanya enzim hrjuan analisis.
yang diinginkan saja yang terekstrak.
Kromatografi per
Pada ekstraksi asam nukleat dapat dilakukan pengendapan dengan memberi bahan, telah digunakanuntul
seperti streptomisin proteamin, atau MnCl, atau MgCl, Semua presipitat dan debris lisozim dan ribonuHe
sel kemudian dihilangkan dengan sentrifugasi. Polisakarida juga bisa dihilangkan dengan ion selulosa untuk m
sentrifugasi kecepatan tinggi atau memecahnya menjadi unit yang lebih kecil dengan konsentrasi garam at
enzim amilase. Asam nukleat juga bisa dipecah dengan enzim nuklease. akan digantikan dari
Tahap pemurnian selanjutnya adalah pemisahan enzimdari larutan, yaifu memisahkan
CM-selulosa, seluloc
menjadi lebih kecil,
enzim yang diinginkan dari mono- dan oligo-sakarida, nukleotida, asam amino bebas, 1

Kromatografi pertulu
dan dari protein-protein lain. Hal ini dapat dilakukan dengan pemberian larutan pH
deterjen non-ionic d
dan senyawa organik atau konsentrasi garam pada medium. Misalnya pH dapat diafur
sesuai titik isoelektrik enzim. Cara lainnya menggunakan garam konsentrasi tinggi seperti Filtrasi gel (kron
amonium sulfat karena sangat larut di air. Konsentrasi garam biasanya ditingkatkan secara penting dalam pemr
bertahap, tujuannya mengendapakan protein lain sebelum fraksi yang mengandung yang menggembung
enzim terendapkan. Selanjutnya, dilarutkan dalam air dan residual amonium sulfat Molekul yang terlah
dapat didialisis. Meskipun tahapan pemurnian dilakukan sesuai prosedur, tetapi protein molekul yang lebih k
kadang masih ada karena area kelarutan yang fumpang tindih. Salah safu caranya adalah berbeda berganfung 1

meningkatkan temperatur medium beberapa menit sampai titik enzim yang dimurnikan dextrans (Sephadex),
tersebut stabil, tetapi kadang malah mendenaturasi dan terpresipitasi dari larutan. Enzim berdasarkan ukuran
biasanya stabil pada substrat sehingga substrat yang cocok dapat ditambahkan untuk pemisahan yang bail
meningkatkan ef ektivitas. besar, maka akan lol
Bufer yang dielusi h
2. Prosedur Pemurnian l,ebih Lanjut muatan yang mungt
tetap stabil di dalan
Ekstrak yang kasar dapat dimurnikan dengan beragam cara untuk meningkatkan
pemisahannya mer{
kemurnian enzim. Gelabsorban (zinc hidroksida) digunakan untuk menghilangkan pigmen
bahwa beberapa gel
dari enzim yang dipreparasi. Enzim campuran juga dapat disaring dengan gel yang sesuai
(aluminium hidroksida) kemudian difraksinasi dengan elusi bufer. Kromatografi partisi Afinitas kromato
juga dapat digunakan untuk memisahkan enzim yang tercampur, misalnya ribonuklease termasuk protein ya
dimurnikan di kolom Kieselguhr menggunakan sistem dua fasa yang mengandung prosedur lain. Kolon
amonium sulfat, etil cellosolue, dan air. Komponen berbeda dari sampel akan terpisah dipecah. Ligand terir
selama elusi dari kolom sesuai dengan solubilitasnya pada dua fase cair. terikat ke matriks seh
orm (rantai hidrokart
Elektroforesis merupakan salah satu prosedur analisis yang cocok untuk memisahkan
ligand pada titikyar4
materi dalam jumlah kecil. Teknik ini juga bisa digunakan untuk pemurnian protein.
 'ura1o.rd ueurnruad
ue{n}uaqr.uad eped acuzrpttl rua$ elrf 'r.urzua ue6uap }ellra} 1epr1 6ue611111 eped pue61
ue{qesnuau {nrun{
ue6uap 6unqe6raq'pue8l upp slpleur urelep ue{epas}Dlrp5rueq (uoqre{orplq P}uer) u.t.to
ncods e{eur 'ue{rulelp 1ul pq pIIf 'urlzua 1e>16uau eslq r{rseLu e66utqas sIIr}eII a{ }elpal .4UA
uap o{ eref,as srueq uep 6opue 6ue61e;pqns e6qesu-l 'lsesllqouIl.lal pue6tl 'qecadp qesrd;al uqe ladures
n,req 6ue6 ufizua tse611aur {n}un (asore6e) Uaq slu}etu lraqlP e6uuoloy 'urel ;npasord 6unpue6uaur 6ued
ue6uap uolqesrdrp llns uep clpgu 6ue6 {l}spa}lerel Ilqruatu 6ued utalord lnseural aseaplnuoqu e6trpsnn
'ura1o;cl ueqpsglad Inlun Fnsas 6ue6lgrsadsotg sasord qeppe guDoleu;oq se+Iugv rsryed ge.r6oleuory
pnsas 6ue61aE ue6nq
'xapeqclag e6qesg.l 'uo1uerc>1npad sn6n6 qef,a(uauI eslq Ia6 ederaqaq emqeq
uaur6rd ue$ue1.npr.a
ue4leqradrp srupq rpef 'uelruln ue{JesepJaq ueqesrulad uuleun66uau eduueqesnuad
ue11a16uruau >fTun
euare>l ruere6 lserluasuol nele Hd uarper6 epe lepl} uep e6uurepp P llqe]s de]a]
srueq utalo.tcl qeppe ralnq {n}un rcPue}s elra}uy '1aE eped epe uplEunu 6ued ue}entu
ue{ler}auau leclep .le6e r66ur1 6ue6 4uor ue}enla{ ue6uap snret{ ISnlaP 6ue6 ralng
rpsaq t{lQal 6ued urel uralord euesraq r.uolo{ urepp efes qr6aq solol uele e1eu.l tesaq
e1r[ eua;e1 1aE a1 rserlauad {n+un resaq nplra} >lepl} srueq u zua'IIeQ 6ue6 ueqesnuad {n}un uelqequle|ID I
Inlun 'Inseur leclep 6ue6 utalord p1a1ou uem{n uep Eueqnl ueln{n uellpsepraq rurzuS 'ue+ruq IJeP rs
uo16uo1o61p r.ul IaD '(1a6org)pruepceqod uep '(aso,reqdag) 'asole6e '(xapeqdag) sue-4xap uelru;nr.urp 6ued u-z
qeppe ueleunErp esetq 6ue61a9 '1aE llemalaul eduueqepnural eped 6unlue6raq ePaqlaq qeppp p6up;ec nles
uauocluro>1 derl ueledaoay ']equrel qnal tuolo{ uemalaur ue{e [ca{ qrqa16ue6 plalotu uralo;d 1de1a1 rnpaso
uelEuepas ,uro1o>1 rp p66urpal uep Euuesral ue{e >lepH rpsaq nlelra} 6ue6 p>1a1o61 lpllns urnruoue PnP(
.rap{alout 6unpue6uau 6ued 1s
}elaq uelJesppraq ladues uauocltuol ue{qpsnualu 6ued 6unqura68uau 6ue6
1a6 ue6uap uolo{ ueleun6rp ue{e rur {lu{a}
eped 'tulzua uelurntuad uepp 6u11uad ereoas uopel6uupu{r:
p6nt 6ue6 urel lu{a} ueleclnraur (raplalour 6uue6uad ger6oleuo"q) 1aE ISe4lIl q.radas 68ur1rsp4uasu
.alqryos 6up6 tuzua uelu;nuacl rnlep ledep gd edqe:
Inlun e6n[',uo1tafitmz nele )luot-uou ua$app gd ue1rue1 uepaqtuad
epecl utalord ue;quaur ueurnuacl {n}un ue>leun6rp qela} uol ue.relnyad ger6oleuory
.edureclecp 'seqaq oulue urese'q
6ued 4-qlalaosl >lllp epecl ryadas rsnlalp ue{e ula}ord 'pca1 qtqal tpe[uatu
tOf,'HCO-esoFIas 'eso1n1as-613 ueyqesnuar.u ryref 'ueryr
qpqnp Hcl qlf 'GeM uollel qalo uelllue6rp uele
qeppe eduurolol pII[ ue{Euepas '(-1f,) uoue Llalo uta}ord-EVgO uep ue{l}ue8tp uele 'asea[T
uralord '(DeN) ure.le6 rseJluasuol e6u1e16uruatu Euutag 'gd und nele uere6 lsequasuo>l ue6uap pcal q1qa1 ft
qeqn6uau ue6uap ledep uralord rsnla {n}un 'uralord ueT{eslutalu {n+un esoFlas uol ue6uap uolEuel.ngpesg
uerapyad ge;6o1euo.q ue6uap ue>1rynqp qelal rul 1se41dy 'aseaP1nuoqp uep ultzosl srrqap uep lelrdrsard
rpaclas 'qepuar relnlalou leraq uep pqels 6ued utalord uelumtu;ad {n}un ueleunEp qe1a1 'ueqeq r:aqr.uaur ue&ra
uep rse[sloqre{ra} eualplocl ue6uap uolo{ qeppe uoqe{ ue;elnpad ger6oleu;o.ty
'sISIeue uenfn1 uJlzua e6ueq e66tr.nps
6ue6 ue{ru{plau tuePc'{P4
Inlun ueleunBp eserq 6ue6 snco{ ?lqcaPost uep stsa;odotPDlos! edqespu 't66uq
Enlosar rraqulatu eslq stsarolorplala stuaf ede;aqag 'dnpya] tuolo>l tuepP P{rya^ qerc IPerls{er}s{a us{rqef
eped uoplelp +eclpp e6nf slsa.ro;orplal3 'e6uuralord lqtuep In]un rcuremlp uep Euolodtp
unrpar.rr 'qestcfua1 qela] e{lf 'ulalo.tcl clera6uacl uep ralnq rcEeqas (Ued 1aE) Euruppuad
tunrpaur lenqp ue>1e leped tunrpatu eped 'saso.ld uetp;n1asa{ IreP Isn}lP rlslPtuUluatu
.eurcs 6ue6 euoz eped >1e-ra6raq uele epaqJaq ueJruln ueP uelentu ue6uap utaloJd
Inlun
p{alotu de11ag 'F}uozrror{ qeppe uopraE qere uep lu}s[ uepau; eped >1e;a8raq uele
'ln{alour ue>pun6rp ledep e6d(t
(uFuo) pse IIu rcEeqas pua{p 6ue6 ulalord uerndu;ec 'ssa;o1or11a1aeuoz eped
ueJn>In uep '11d 'uelentu 6un1ue6"raq IIJlsll uepau eped utalo;d rserElu eduurnun epe6 ue{qequre}p esq e6n[
kompleks ligand-protein bisa dicegah. Pemecahan oleh space armke gugus -OH matriks
dilakukan oleh reagen CNBr. Campuran protein dimasukkan ke kolom dan enzim yang
sesuai akan terperangkap oleh ligand yang imobilisasi, sementara protein lainnya lolos
dan terbuang. Kemudian enzim dikeluarkan dari kolom baik dengan elusi deforming
buffer pada pH yang sesuai dengan perubahan sifat erizim untuk terikat dengan ligand
yang terimobilisasi atau menggunakan competitiue-counter ligand. Pada kedua kasus
tersebut enzimyang melewati kolom dapat dipisahkan dan bebas dari protein lain. Contoh
enzim yang dikoleksi dengan cara ini adalah B-galaktosidase dengan substrat analog
p-aminophenil B-D-galaktosidase sebagai ligand dan deforming buffer borat 0,1M pH
10. Ilustrasi kromatografi afinitas dapat dilihat di bawah ini.

Gel dari kromatografi afinitas

Sampel bermacam-macam protein
Sad
adal
teritr
lehra

- Protein terikat oada molekul ligand

kromatografi aiinitas

-
Saat diberi
semua pm
Protein ya
yang diirg
Saat diberi bufer elusi 1, sebagian protein masih
terikat di kolom dan sebagian terlepas dan keluar
dari tabung kromatografi

Gambar 6.1. F
(hr$:,
 4
(1 uaq'I1;u lgy7poqleupc!utoua67sas.r nocTn po'uosp!^Ep'olq'iM rryf duq)
rulzuf ueluJnuod Inlun seilullv lleJ6olptuor) Ilurlal ueBun66uad '['9 requeg
rselosup 6ue{ (u;zua) u;e1ot6
lenle1 uep s
qrseur t4ilt
'ua1u;6u;1p 6ueI
lil qeppe lul rlr.llpJot 6uei( utelot6'
'sedepel ue>le Esls utelord enutos
srs 'e al relnq uelnrEl rJoqlp lePS
ilr t?
frtr; puefi pup
cs ++;
=G,{{:;Q; J
:{F-+* i
E-
tr
EI
'ruolol uep JEnloI
E
Hd htrI'g lercgralg
6opue ]prlsqns ue6rr
qoluoJ 'urel ualord !
snsp{ enPa{ ePed -P
Pue6ll ue6uaP +e{.rxa}
rs duruuo{ap rsnla ue6u
solol eduurcl ualord
6up6 tuzua uep ruop
e@4 slr4er.u g6sn6n6a1
 Prosedur lain adalah imunoafinitas kromatografi, di mana ligand terimobilisasi sebagai Protein juga dapal
antibodi spesifikuntuk enzimyang akan dimurnikan. Manfaat antibodi monoklonalligand alkali-silika, sedangka
terimobilisasi adalah memberi spesifisitas yang tinggi daripada antibodi konvensional. organik.
Perkembangan baru dari afinitas kromatografi adalah melibatkan penggunaan Pada preparasi pe
pewarna "triazine-bosed", misalnya Cibacron Blue F3G-A dan larutan Procion series satu metode yang dilal
sebagai ligand. Di bawah kondisi alkali, larutan klorotriazine terikat secara langsung ke dengan sejumlah peng
matriks agarose oleh ikatan triazine. Reaksi ini melibatkan gugus hidroksil pada matriks memaksa pelarut unfu
dan klorida pada pewarna. Pewarna akan terimobilisasi dan terikat pada NAD dan NADP dari molekul protein.
yang bergantung pada dehidrogenase. Metode ini kurang spesifik dibandingkan dengan
Cara ideal untuk n
menggunakan ligand gugus spesifik dan spesifitasnya sulit diprediksi. Walaupun demikian,
bisa dilakukan dengan
metode ini memiliki banyak keuntungan, yaitu memiliki kapasitas pengikat protein lebih
pada temperatur dingi
tinggi, lebih resisten terhadap kimia dan degradasi enzim, dapat digunakan berulang
mencoba kristalisasi 1
pada berbagai aplikasi, serta ikatan triazine lebih stabil dibandingkan ikatan isouronium
pH. Enzim membran
dari aktivasi agarose CNBr. Elusi enzim dari ligand dilakukan dengan mengubah pH atau
kondisi fosfolipid. Mis
meningkatkan konsentrasi garam. Meskipun sedikit spesifik yang masih berguna adalah
deterjen dan konsent
kromatografi interaksi hidrofobik.
membebaskandeterP
Teknologi canggih yang berkembang selanjutnya adalah HPLC untuk pemurnian atau ultrafiltrasi.
protein. Kegunaan kolom "stoinless steel" dan bahan kualitas tinggi partikel ukuran
10 pm atau kurang, memungkinkan terjadi pemisahan daripada kromatografi 3. Kriteria Pemurn
konvensional. Kolom HPLC lebih banyak digunakan untuk preparasi kerja. High-
Tiap tahap prose(
performance size-exclusion chromatography (HPSEC) pada dasarnya sama dengan
pada tiap fraksi dapal
kromatografi saringan molekuler, tetapi Sephadex, Sepharos, atau gel non-rigid atau
mengandung enzim p
semi-rigid hanya dapat tahan pada tekanan rendah. Sementara itu, HPSEC menggunakan
total enzim tidak akan
butiran spherical yang kaku pada poros silika dengan ikatan gugus hidrofilik polar. High
protein kontaminanU
performance ion exchange chromatography (HPIEC) menggunakan amina sebagai
enzim yang sama, rrE
penukar anion dan sulfonik atau asam karboksil sebagai penukar kation, semua terikat
harus sama seperti at
ke silika. High-pert'ormance liquid affinity chromatography menggunakan ikatan ligand
dari jumlah awal. AH
untuk mendukung epoxy-silica.
sebelum pemurnian d
selesai. Namun, nilai i
o o tidak menjamin enzil
ditemukan pada frals
R-OH + (CH,O).Si-(CHr)3OCH2CH-CH2 ) R-O-Si-(CHJ3OCH,CH-CH2 hanya satu protein yt
I
langkah tertenfu unhr}
Silika epoksi-silan e epoksi-silica USan-NH, terdapatnya kontamir
J Ultrasentrifugasi

tt OH

R-O-Si (CH2)3OCH2CH. CH2NH-Ligan

Dengan tingginya met
acak sedimen gugus
medan tersebut. Pxt
I
protein. Batas ini me
kwarsa pada sel. Misa
diukur dengan sistem
Gambar 6.2. Ligan pada High-Pertormace Liquid Affinity Chromatography
 'uarallqes p111do tualsls ue6uap rrulnlp rqde@
6ue61as 4u de11 eped serq qapq ualperElecund ue11n[un1p e6qesr61 '1as eped esre n>I
elapua[ mplatu ueln]ua]p ledep e6ugslsod uep e6eqec ue{selquau rul se}eg 'utalord
erc]ue selaf 6ue6 seleq Inluaqral ue{e rul apo}atu ueeun66uad epe4 'lnqasra} uepaur ue6rl-111q2g3'g
rqrueEuadrp e6nf 1as srsleue eped ry1uapl 6ued uralo-rd p{alou sn6n6 uaulpas {eoe
rsnqulsp 'n11 qeqas qalg 'rueDuelrp ledep Fnllp {a}a 'rse6nlpluas uepau edur66uq ueEuaq
'u)lzua uerurntuad rsereda;d Inlun ueleunErp ledueq IIlIpue rse6rylrluase.rll1
2111q-ues1
'u1el ueulueluo{ e6uledep;a1
ueu116unu;a1 e6uepe rdnlnuaur {epl} 1u1 1de1a1 'eduuel6uepq8uau {n}un nluaya} qe16ue1
epe 'ueulu;eluo{ reEeqas 1nqe}a{p n}uaya} u4zua e{lf 'epe 6ue6 uralord nles e6ueq
e^rqeq Ulnq pe[esrq {epq rseslrc}slr{ edqeslu; ryadag 'n}uapa} ts1u1 eped uelntua}P
'rrlro
ledep ueulueluol uralo.rd ueurlEunuay 'IuJnLu reuaq-rcuaq tuzua upuefuau lepp Vo
ueg;nurad qepnsas uep unlaqas ue{ntua}Ip 6ue6 {Upads se}I^qle 1e[u 'unueN 'Iesalas
uelu;nu;ad e>111al JrulnJal ueqe lglsads splt q{e uelelEuuad uep uelu;nuad unlaqas
rrep resaq qrqal srueq ue6unqe6 1qe.r; eped u4zua {SFads sp}y\I}>lv 'F^te qelurnf rrep pue6u ueleT uerlewf
6uern1 ue>le rur rsle;; eped v4zua plo] qe1unf e66uqas edqeme tyadas etues snJeq
]e{lJa} entuas 'uogE I
]nqasra] 1s1u; ue6unqe6 eped selrallle PloJ 'ue{n}esP ue{e eletu 'eures 6ue6 ulpua rcEeqas eultup ue{EU
6unpue6uau lnqasral Is{erl p{lf 'tse;edard deqel deq eped ePe eslq ueurue}uo{ utalord q6ryq'rcpd{flsorptq!
ederaqag 'sasord etuelas 6uepq 6ue6 deqel ePe nen3a>l qeqruaq ue{e lepq urzua P}o} uapun66uauJgSdE
seln$Iv 'lspplle{p uelurnuad deqel ueluu6unuau uep 6u11uad qzua 6unpue6uaur nele pl6lr-uou la6 n
6ued eueu; rslerl Inqela6uau {n}un 6uquad Iul IeH 'ueln}ua}P ledep top;; dep eped ue6uap eures edures
edulgrsacls selwrye uep FIprI enluas a{ 1[nP snreq uelurnurad rnpasord deqel detl -tl6tH 'e[a{ rsereda:
uElurnruad elraury '8 lyer6oleuor>1 eped
uern{n 1a1ped F6r
'rserllgerlln nple uelurnuad ilfun J
'sslprp '1a6 rse41g ueEuap Euenqrp uep {uauouou {n}uaq ruePP uafralap ue{seqaquau
:lasnu epecl ua[;a]ap uelque86uaur esrq prdqo;so; e66urqas Iser]uasuol uep uafrclap qelepe eunEraq q.rseur
-uralo.rd Iasnu uerurnuad aI up{qpquelrp 6ued prdlo;so; e6qes161 'pldqo}soJ ISIPUo{ nele 11d qeqn6uau u
epecl pey ue{Wquallp [ema{ uelurnurad qela}as JIDIeul ledep uerqluau tutzu3 '11d urnluorno$ uele{I uel
uep 'ryue6.lo lnrelad lsp4uasuol 'tuele6 IsPuoI tue6e;aq eped tseslplslq eqocuau Euepraq uopun6ro I
ueEuap qaloracftp esrq rpnsas 6ue6 rsrpuoy 'rreq ede;aQaq euplas ur6up.rnleradual eped qrqal uralord 1e46uad
uelpplalp uep turzua tseltdtsard {n+un }e}lns tunluotue qequeuaur ue6uap uelmlelP eslq 'ueplltuap undneleg -
Euepey 'u4zua sesl1elsul qepPe uelurnurad rnpasord rdolEualatu Inlun Papl PreJ ue6uap uelEurpueqp:
'ura1o.rd plalour lrep dCVN uep CIVN epeal
e6uuelqesruau uep nluapa] so"tod ue6uap uelquratu qP/ylalatu Inlun prelad esleuratu slpter.u eped pqorgq
6ued apoiaur ryp6 'rse4ge.r11n qeppe ulel rnpasord 'nluayal tacua5uad qeltunfas ue6uap a1 Euns6uel prsJas H
ue{raouarp uepnua>I 6ue6 rsesrndoll ueleunEEuaur qePPP ue{nlelP 6ued apolau n}es sarJas uorcoJd uqruPI
qeps 'ueleun6rp unlaqas JIe ue{qequelrp n1.rad 'w1zua uelu.muad tse.redard epe6 upeun66uad ue4eqg6
'ryueE;o 'Puolsuanuo{ lPoqs
uelnrcl uerndruec nele ralnq uapun66uau e6ursnla uelnrcl uelEuepas '.e{$s-Ue11e pue611 puoplouour looo
ruolol ue6uap ,,O-IdH asoqd asJaaar,, ueleun66uau ue{qesldp ledep e6nf utalor6 re6eqas rsesqqourrrlF
 Elektroforesis efektif untuk memisahkan campuran protein sehingga dapat juga leading biasanp h
digunakan untuk mengetahui kemurnian preparasi enzim. Halyang harus diperhatikan semua komponen a
adalah diskontinuitas elektroforesis, di mana elektroda ditempatkan pada wadah bufer hampir sama seperl
yang berbeda dan terhubung secara vertikal oleh gel (poliakrilamid). Diskontinuitas HPLC juga dapat d
ada pada gel dan bufer yang digunakan, perbedaan pH digunakan untuk memusatkan
sampel menjadi band dan melewati lubang besar spacer gel pada saat running gel C. Penentuan f,
dimana pemisahan komponen terjadi. Runninggel ini memiliki lubang yang lebih kecil
daripada spacer gel. Pemisahan tercapai dengan kombinasi elektroforesis dan filtrasi gel. Berat molelnrl t
Pewarnaan dilakukan agar band protein terlihat. molekul berdasarls
diketahui berat mol
tiap protein. Ketik
280 nm. Dari data
Bufer (tris-glisin pH 8,2)
yang belum diketatr
?
tr Posisi aplikasi sampel
ditentukan sebagai
diperkirakan.
1

"spacer gel' seperti poliakrilamid dalam buler Ultrasentrifuga

tris-Hol pH 6,7
Untuk berat molek
yang biasa digunak
" running gel' seperti poliakrilamid dalam
deterjen anionik di r

Tris-HCl pH 8.8 protein globular sert

molekul SDS bisa t
alaminya dan merrft
dengan SDS daripa
bentukyang hampil
Bufer tris-glisin pH 8.2 dengan SDS dan h
tr 1-'' bergerak bersama I
medium pendukurg
tiap protein yang b
protein-SDS berga
menggunakan pen
Gambar 6.3. Proses Pemurian Enzim dengan Elektroforesis
molekul protein yr
Teknik lain yang relevan adalah fokus isoelektrik. Gradien pH dipasang antar memecahkan ikata
-elektroda dengan menambah asam (asam fosforic) unfuk berdifusi pada ujung anoda dan digunakan unfuk m
basa (etanolamin)dari ujung katoda. Halini bisa distabilkan dengan menambah amfolit
(asam amino alami atau sintetik). Setiap amfolit akan bergerak ke posisi yang sesuai
gradien pH dan cocok dengan titik isolelektrik lalu tertinggaldi sana karena sudah tidak
memiliki muatan lagi. Sampelprotein dielektroforesis selama beberapa hari sampai tiap
komponen mencapai posisi akhir pada pH isoelektriknya.
Isotachoporesis memiliki kesamaan dengan diskontinuitas elektroforesis. Untuk
pemisahan protein pada pH alkali lemah, ketika semuanya anion, penambahan anion
leading (fosfat) diperlukan untuk mempercepat pergerakan melalui anoda. Anion
terminating (glisin) unfuk memperlambat pergerakan juga perlu ditambahkan. Sistem ini
disanggah oleh Tris. Anion leading dan terminating diletakkan di sisi-sisi yang berbeda,
 'ppaqraq 6ued pp-1sp
Iur ualsrs'ue+Pw[
uoruv 'ePoue rqela
uotue ueqequreuad
{n}un 'srsarolo-slaF
deq rcdues ueq ede,
{ePq qepns euare{ e
pnsas 6ue6 rsrsod a
uolI'UP qequeuau
.qn1n 6ue6 uralo.rcl epecft.rep uep epoue 6unfn @
1runqns Flalotu leraq ue{n}uauatu 1n1tin ueleun6tp
'epqdadqod ue}eT ue>lqef,atuatu ;e1ue Euesedrp gd
leclep qlqal Iq {lu{a} '>luatuo6rro unlord {nlun 'rpel
Eun.rapuac SCS le6ullp npacl 'unure51 'uelnluallp ledep Ifngp 6ued utalo"td F{alou slsat
leraq e66urqas e6up>lalour leraq pqela{lP qe1a1 6ue6 ulalo.td epueuad uopun66uaur
rserqlleTp esrq ualsrs ,e6uqse ulalord FlalouI uem{n eped 6unlue6raq Sqg-utalord
olalcluol uerruin euarey 'uerru{n u$lresePraq qeqfual ue>le ePaqlaq 6ued utalord deq
uep qalclurol '(ppe1p1elocl1aE)seleqIal6ue6 Eueqnl uem{n ue6uap Dunlnpuad tunlpatu
eped uelnlelp slsalolorplala e>ll 'e6u11sP +eils ueryppaduraur eduel euesraq >lera6raq
up{e enuras ,seleqral (unrpatu epecl slsaro}o4{ala qeraeP a>1>1e.ra6raq uPp scs ueEuap
qa1cftuo1{nluaquaul ePaqraq 6ue6 utalo;d IreP Iqaloul e>[f 'eules ldureq 6ue61n]uaQ
uep etues 6ue6 repu DIIIg-raur tre4e eduenuas e66u1qas pcal uralord epedueP Sqg ue6uap
qalcluro>1{n}uaquraur ue{p rcsaq ulalord p{alo6 '}l}e6au ue}Pnur Iraqluau uep edutuep
ue}e{lraq eslq SCS F{alou
{n}uaq lesruatu 'p66un1 ulalord plalour ue6uap ueEuap
>1e6ueg -tunlpatu UeP rPnla{ ueP rsesluoua} }e}Ps sn6n6 uP{rcIqualu PUas relnqolE uralord
,ogrrlry epecl >llqolorPlq qeraeP epecl1erya1e6uuoq.rel rc]uer eueul P Tuolue uahapp
.srsaro}orplala-scs qePpe ue}leunErp eserq 6ue6
qeppe (to{psl6capop urrypos) scs
u1el >l1u{al 'se6ry1.r}uas uppau uu1eun61p }epq {n}uaq ulalord F{alou }eraq {n}un
.uralo"rcl esrq e6n[ rse6ry14uasu]11
Flalotu leraq ue{n}uauau {n}un ueleun6rp
'uop.rqradP
esrq uralorcl p{alou }eraq 'lserqlp>11ger6 ue6uaq 'utalord epueuad rcEeqas ueln}ua}P
tunlaq 6ued
leclep eduaunlon tsnla uep tuolo{ qe^\alau ue4e e6up>1alou }eraq Inqe}a{lP
uralord .raplalotu 1e;aq ueEuap aumlo^ lsn1a >1ge;6 requeElp eslq eleP Irec 'uru 082
'u1a1ord de11
epeO ;qn;a1 leclep ue>1e 'tuo1o>1 uelpDEuruaur ulalord enuras e{l}ay
rsnla Inlun ue{qn}nqp 6ue6 ra;nq aurnlo^ ue{n}uauau uep edqnlaloul }eraq Inqe}a{P
qe1a1 6ued uralo.rcl ue6uap rserqlpllp 6uoso1 uroloy 'uem{n ue{rcsePraq In{alou '1aE rse4p uep slsarolo
ue{qesuraru n}red 'la6 Iser}lg >11u{a} ue8uap ue>p{eflp ledep vrtzua P{alou }erag
II3a{ Wqal6ued 6ueq
urlzul In{apw lsreS uBnluoued ') 1a6 Euruunr lees epe
ue{lesnuau {n}un u
'uralord uelurnurad se6qsanut {n}un uuleun6rp ledep e6n[3169 setmuquolsrg '(pnu
'euoz ueqesnuacl {uplalaosl In}un qre6 'ryo;u.re q;adas etues rtdueq raJnq r.{epem eped ure
{l}lPue mPasoJd
tacodg'etues 6ue6 selpolan ue6uap ePoue t.nlelatu per6p:raq ue>p uauoduo{ Pnulas ueryleq;adrp srueq 6
np1 ,clers rspuo{ e{[a{ uelrraqrp r68ur1 ase{on 'ePoue }e{ap q1qa1 eduesetq 6u1poa1 e6nf lectep e66qqas
ueuu.uop tHlN rnp'111n1uaq unzuaosr Eunluetlolo 1as epecl ue>16uepas 't1411n1uaq urePp
HC-I turzuaosr redurnfp ry6ueq e>16uu ]o]o uep qeq Ias €ped 'ue{tsegp tul ulzuaosl
up6uup[ ueEuap lera ue6unqnq rylFuaru ulzuaosl In]uaq upp tupuaosl In]uaq e{IJII
rcdundtuaru HCI urrzug 'uarsed eped sr6o1o1ed ue4.raqtuatu nplral lep11 euseld tuepp
rur rurzua rserluasuol uelel6uuad uep Ias qrunlas Ip 1edrunftp ledueq HCI rurzug 'HCVN

/.CVN Lleppe HC-I rutzua qalo srsryle{p 6ued rs{ear Luepp }eqrrra} 6ue6 utzuaoy
GtOl asouafro.tp1rlag tr1tllo'I 'D

'1u1e6uad srsou6erp Euefunuau

In]un ue{mlepp nplas 6ue6 etuseld
uepp uxzua ede.raqaq seqeqrp ue>1e 'ur uer6eq tuepq '1qe6uad nlens slsouEetp ruelep
nluequau {n}un ueleun6 e}H }edpp qerep r.uepp rp puors6un}uou tulzua'Iser}uasuo{
uelelEuruad e6uepy 'qerep rsep{rrs a1 uelsedapp puors8un}uou qzua ledueq ue>p
e66urqas (srsoqau)edun11em unlaq 6ued ueqeual [uep6uau ue{e 1as >1e6ueq 's6o1o1ed
emqsuad pefra1 ]ees 'qerep Isep{rIS urepp a>1 uelsedalp uele puots6un;uou upua
'srsoldode nuep6uau las ]ees 'pultou Ispuo{ eped 'leuots6un;uou u4zua uelprueulP
e66uqas s6uny rxqruaul >lepll inqasralrn\zua'quep ISeF{rs tuePq 'qerpp ISeFIJIS uJelep
a{ Inseu uep ralnlase4sla ueEuuef a1;eqa6uaur qepnul uele las tuepP p epp 6ued tuzua
'1esnr nele qetu Ias eTf 'nqasral 1as uer6eq uep rs6un; mqela6uau-r {n}un ueleunErp
ledep Ias urelpp Ip urzua rselol 'edurunlaqas uefeq eped ue4ernlp qelal 6ue6 q"radag
'slupl eruD1 r.unrroleroqel Ip ueupqasal ueler6al uelednrau 1p1e6uad nlens stsou6etp
Euefunuau In]un uluas undnetu euseld ruePP epe 6ued utlzua ederaqaq uerfn6ua6
euseld rue1ep rulzuA ue1[n8ua6 '1
usteqesey 6uep;g ;p ;su4;;dv'V

NVIVHISilI,NVOIS I,UVWO
1IZNI tsilllldv
ditemukan. Pada sel ginjaldan eritrosit, semua bentuk isoenzim LDH dapat ditemukan, Konsentrasi ALI
tetapi bentuk Hn gang paling dominan. Di sel darah putih yang paling dominan adalah sedikit. Tinggi kadar,
bentuk MrHr.Dalam plasma, kelima bentuk isoenzim ini dapat ditemukan. Dengan khususnya akibat vin
menggunakan metode pemisahan elektroforesis, kitaakan dapat mengetahui bentuk
isoenzim yang paling banyak ditemukan dalam plasma. Dengan demikian, kita dapat d. Alkali Fosfatr
menggunakan untuk mendiagnosis kerusakan sel yang terjadi.
Nama ini diberil
fosfat organik pada f
intestinal, kelenjar air

lH
M4 M.H M,H, MH, H4
menunjukkan adanlr
dalam plasma wanitr
I I

Gambar 7.1. Pemisahan lsoenzim LDH Menggunakan Teknik Elektrcforesis pH 8,6

(Palmer,1991)

Pada penderita penyakit jantung, kelainan hematologi, dan penyakit ginjal, enzim
LDH dalam plasma akan lebih tinggi dibandingkan pada orang normal serta bentuk
isoenzim dominan yang ditemukan adalah Hn. Sementara ifu, pada penderita penyakit
otot rangka dan penyakit hati, enzim LDH juga akan lebih tinggr dibandingkan pada
orang normaldan bentuk isoenzim yang dominan adalah Mn.

b. Aspartat Aminotransferase (AST)

Enzim AST dikenaljuga dengan nama glutamat oksaloasetat transaminase (GOT).
Enzim ini tersebar di seluruh tubuh dan mengatalisis reaksi:

Gambar 7.2. Penj

Koenzim untuk enzim ini adalah NAD.AADH. Jika ada kenaikan kadar AST dalam
plasma hingga 10-100 kali normal, maka menunjukkan bahwa telah te4adi kerusakan
pada sel jantung (infrak miokardial) maupun penyakit hati (biasanya akibat virus di hati). e. Kreatinin Kin
Pada umumnya, AST akan meningkat bila seseorang mengalami suatu kondisi patologis. Kreatinin kinasr
mengatalisis reaksi:
c. Alanin Aminotransferase (ALT)
Enzim ALT dikenal juga sebagai glutamat piruvat transaminase (GTP) yang
mengatalisis reaksi:
Enzim ini bany
merupakan dimer d
keduanya. Ada tiga
uelnrualp ledueq 6ue6 gg nlte6'rut u zua In+un upuaosl (uef,Ptu e6q epy 'e6uenpa1
rseulquo{ ne}e htr ne}e g n}re6 'ePqdadlod adq enP eps Pua>Ilp uep rarup upledruat.u
aseupl uru[eary '{e}o ueP 'e16uer }olo '6un}ue[ P ue{nlualP {p6uPq Iul tulzua
6ue6 (619) asetr.nl
:IS{eaJ slsllP}e6uatu
urzu1 'fiaC) aseunlolsol u1uqearl etueu ue6uap e6n[ pualtp aseuDl ulu[eary 'sr6o1o1ed Fpuo{q
1ul
'(neq p srun pqpte
(ya) asouly urullDaty 'a
uelesrual lpe[a]
(t66! larutEd) g'g Ud ulePp JSV reps{ rE
slserololpelf Ilqaluqeun66ueyq aspplsoJ l;ellv tulzuaos! ueqes!tued'Z'L JBqtuPC
EluosEld '(1OC) aseulue$rcr
Pfure
I
eped uo16ulpueqlp
I I lple6uad ellrapuad
{n}uaq eyas pruro
u[solul qzua'p[up rya{rr
I
6ue1n1
I !IEH
I
'llureq elluplt\ euseld tuPPp
ue{nrualp e6ueq eluaseld ase}e}so} [eIIe upuaosl 'pfur6 ]rxe6uad e6uepe ue{Infunuaul
'eurselcl rp pfurE-aselelsol 11eIIe upuaosl eduepy 'e1uase1d uep 'nsns -rre re[ua1a1 'puqsa1u1
6upu1p '1efup 'qeq '6uep1rp ue{nua}p ry6ueq rul tulzug 'lle{le gd eped 4ue6ro leJso}
srslloJpll{ rs{ear slsuele6uaur 6ue6 tupuaost lodurola{as In}un ue{uaqlP tul etueN
(aso1o{sog osog) asolo{sog tlo1,ly 'p ledep elrx 'uepnua
$]uaq pgelaftraur,
'ueunf,eral nple snrn leqqe e6usnsnq4 ue6uaq 'ue{nunllp
rolellpul p6eqas ueleun6rp euseld tuePp repe{ t66u11 '}l{lpas qeppe ueururop 6tq
Ueq +He6uad ledep JIV ,uelnualrp
JlV Ise4uasuoy ledep F
le6ues e6uqelu:nt 'ute1 1as eped uol6uePas 'qeq las P ePe t66uqlal
di otak serta banyak juga ditemukan di jaringan saraf, tiroid, ginjal, dan usus. Tipe MB Penyakit lain 5nng h
banyak ditemukan di otot jantung dan diafragma, tidak ditemukan di otot rangka. Tipe Penyakit ini dialdbail
MM banyak ditemukan di otot rangka dan otot jantung.
Penanggularqan
Tingginya tipe isoenzim MB dalam plasma dapat digunakan unfuk menunjukkan cacat bawaan adalat
adanya infrak miokardia, sedangkan jika tipe MM ditemukan dalam jumlah tinggi pola makan, penderi
menunjukkan adanya kerusakan sel otot rangka. oral. Sebagai contoh
enzimsecara oml. D
f. Asam Fosfatase mengandung laktosa
Konsentrasi isoenzim dalam jumlah yang tinggi banyak ditemukan di kelenjar prostat. Pengobatan alte
Asam fosfatase juga dapat ditemukan di hati, sel darah merah, keping darah, dan tulang. dengan melakukant
Adanya peningkatan kadar enzim ini dalam plasma, dapat digunakan sebagai indikator Metode selain tuanq
terjadinya karsinoma prostat. Enzim asam fosfatase berperan dalam mengatalisis reaksi terapi gen adalah ag
yang sama dengan alkali fosfatase, hanya pH yang dibufuhkan unfuk reaksi asam fosfatase mengalami defisers
adalah dalam suasana asam.
B. Kasus Klinik i

g. Kolinesterase
1. Isoenzim l(rea
Pada penderita penyakit hati, konsentrasi enzim ini sangat rendah. Enzim ini
mengatalisis reaksi hidrolisis kolin ester seperti asetilkolin menjadi asam asetat dan Laporan Kasus
kolin. PS, usia 59 tatr
di kaki kanan. Ia me
Ia juga telah melala
Catatan kesehabnrry
Dengan mengetahui nilai konsentrasi enzim nonfungsional tersebut di atas dalam infrak miokardial ak
plasma, dapat digunakan sebagai indikator terjadinya patologis. Sebagai contoh, adanya
Pada tahun 19
kerusakan sel hati dapat dimonitor dengan pengukuran konsentrasi AST, ALT, LDH(M4), pengobatan fibrillad
dan alkali fosfatase-GGT (y-glutamil transferase).
Pengujian fisikn
2. Pengukuran Enzim untuk Mengetahui Cacat Bawaan serta denyut nadi I
pengelembungan di
Kelainan metabolisme akibat cacat bawaan dapat ditandai dengan hilangnya VI pada sistole, mer
kemampuan enzim dalam mengatalisis reaksi metabolisme. Kelainan ini diakibatkan oleh
kiri telah diampuh
mutasi genetik. Kelainan cacat bawaan dapat menyebabkan retardasi mental bahkan Tidak ada denyut el
kematian janin.
Hasil diagnosi
Pemeriksaan awal sangat diperlukan untuk mengetahui kelainan cacat bawaan. Trombektomi dilah
Ada banyak jenis penyakit bawaan yang mengakibatkan rendahnya atau tidak adanya pembedahan, kecel
aldMtas enzim tertentu. Penyakit Tay-Sach, suatu penyakit yang mengakibatkan defisiensi merasakan sakit di
heksoaminidase A. Penyakit bawaan lainnya yang berhubungan dengan defisiensi enzim kecepatan venfuilarl
yaitu fenilketonuria, misalnya penyakit ini diakibatkan oleh gangguan aktivitas enzim tanda-tanda ketidal
fenilalanin 4-monooksigenase atau dikenal juga dengan fenilalanin hidrolase. Fenilketonuria diberikan digoksin d
merupakan penyakit yang termasuk dalam autosom resesif. Penyakit hiperamonaemia atau
dikenaljuga dengan penyakit defisiensi ornitin transkarbamoilase (OTC), akan menyebabkan Karena pasien
gangguan pada metabolisme urea. Penyakit ini difurunkan dan terkait pada gen terangkai X. pengambilan samp(
(CK) dan isoenzim s
 'CCA ue6uap uelerueEuacl urclas (g1r$ Euquef1qun lgFads upuaosl uep (yC) 'y plEueral ua6 @
uellqtueEuad
aseupl 1u11eaq p]o] EeululJa]aPuau uep petue6uaul {n}up qercp laclu:es uelqeqa6uatuuery f
,rn1nr1n11p
,eulepad rse;aclo lees epecl epep IP pa6u ueleseJaul uatsed eualey nele eruaeuotuenq{
'(n'1) euanerlul
1o1oue;do;d uep urslo6tp
uellraqlp eunuola{Iual 'asep{
'6un1ue[ tn6uap ueledaca>1 1o4uo6uau {n}un
'epep IP ueuetuedulepna{ epuel-epue} uirzua selnrqe uenf
eduel unclnepm ,11uaru racl 1n6uap 08I lPe[uau-l 1e18u1uau: e6u'lep>1lr]uan ueledaoal utlzua rsuarsgap trefrt
,rtuo14aquor1 ue6ueln6uacl ue1n1e[p 'uelPnural IreH enc 'epep IP lHes ue{PsprauI IsuaFsaP ueryeqplefrr
el uep ]ruatu racl lMuap 09I Pef.uau 1e16uuau rPlruIlrluan ueledacal 'ueqePaqurad eduepe {ep[ nete s
'ueemeq lEJef, ueul
rrrepp euJelas .p>lol uesnlquad ueleun66uau Irpq Z qeqps ue{n{e[P uIoPIaquoIJ
' e6nplp stsou6etp IIseH
,,1oi6 lorlllaoaol1xo pasoqutortll,, tuele6uatu 54
'selaf 6ue6 selrularlsla p6udp epe {eplJ uelqeq Pluau lseD
.Illouels ruep6uau uep ur6urp ueuel r1e1 Suepas '.lnlnl rcdues tselndtuetp qela] IrlI qalo ue{}PqplePlqu
qny .lnrrpou: 6ue6 qercp,rnlin pelprn6ar eduepe >lep$.raqal uerynfunuaur 'a1o1s1s eped 16 e6u6uelq ue6uap
.q6raq ruecl-rue6 eua p ue6unqu:a1a8uad
zir Li"l, epecl funq uestsap re6uap.ral
'mlera] IePI uep llualu -rad lMuap 9IIIPeu p6uap eyas
TuerlnlS"rquracl epe 1epll ueft6ua4
'E11tutu Og/O7;-gerep,rnr'rerlal 'pPI rp pa6u epuel-ePue] ue44n[unuau {FS
'ur.s>1o6p surnsuolEuau q 'Pple Felllrqg ueleqo6uad ' ('lrrl)HC-I'JTV'Jsl/
.suo11ad pur6ue e6nplP 'ePeP IP Lradu e}UaPuau el '686I unqe} Pped eduepe't1o1uoc Je6e
{n}un urePP sele IP lnqasr
.Illeradoerlur sualodrq puep6uaur el lul rueq-rueq qelalas }n{P Plprelolur {erlul
ue}e}e3
ruep6uau el .elreuorol gape 1p1e6uad elrapuau Sd Fe)ilPq6uaur eduueleqasa{
:edugpl p1o1 pepclueP qelal uep ,,ssnd-dq,, lselado qo1 e611 ueln{elau qe1a1 e6n[ e1
'ueue{ He{ IP
'unqe] 0I qlqal qePns 'pra;pad relrulse lqeduad ledemp rcdundu:aur el
eISn '.Sd
ua6u uep .,e.,1ap ellraPuatu '1661raquanoN 37 p66uel eped 'unqe] 69 uep lelase tuese [r
srtsoy uo.toclo'1 rur lurzua 'qepuar ]
qullEary tulzuaosl 'I
IEIPTe{oIItt rIrEIuI uEP asPuly
utlzul ue{leqlle4 6uu[ urnpoluroqel leslu uep {lull)l snse) 'g
'suaISUaP nueP6uau-l aselelsoJ (uese 6>Iear
qnqn] re6e qeppe ua6 rderal rsleal srs[ele6uatu u
6ued ulzua utalorcl IJIpuas r*lnporcltuatu nclu;ptu eluapuacl
ulelas apolahtr role{rput p6eqas u
uenfnl und epy 'ua6 tcleral ueleun66uau ue6uap qpPPe 1se1ue1dsue4
.pqasra] 6ue6 ue6uuef nele ue6;o rce1ueldsue4 up{rulplau ue6uap
'6ue1nl uep 'qerep ft
v'zuaplnpoi.I*uur '1e1sord ;e[ua1a1 ;p u
qpppe u.4zuaueu1plal luleduacl ue6uep66ueuacl >p1un eduurcl ;11eura{e ueleqo6ua6
'esoplel 6unPue6uaur
6ue6 nsns lnpord tsurnsuo6uaur nclueur elrrapuacl 'ueplluaP
ue6uaq 'leJo eJeoas v zua
reEeqag 'p'to
upllraqlp ledep '.(asePlsoplep6-$) aseqel rsualsgap eyrapuacl eped 'qoluoc
elpapuad 'ue1eu elod r66uq qepunf urepp
ere3as ulzuauelraqurad ni.r.rJ6,rrp geqolp e6nf urpua ueurcla{
.eluapuacl ue{etl] elocl qeqnEuaul elef, ueEuap qePPe ueemeq }ef,ef,
uoplnfunuau {n$m
qeqn6uau.l uplas
ueleqoEuacl undnele ue6uep66ueua6
teqqe ut\zuaueupla{ }ple6uacl eprapuact epecl
.aspralsue4 ISuasUaP qalo uelleqqelP UI 1pp6ua4 adrl 'o16uer lolo !p
llsoqlrolsoJ uuuexocllq gN adlJ'snsn uep'
.ueq6p-qcsa-I eurorp;ls n11ed y ,.e1Ouela1 ua6 ue6uap ue6unqnqraq 6ue6 urcl ]ppduad
 Pada pasien PS, kasus yang diderita sangat sukar ditentukan jika hanya dengan ECG. (Wetmur,199a) yang
Hal ini diakibatkan pasien PS mengalami komplikasi kerusakan otot rangka. Jadi untuk 176748591bp samP
menunjukkan adanya infrak miokardium akut diperlukan pemeriksaan penunjang lainnya,
yaitu pemeriksaan CK-MB. Enzim kreatinin fosfokinase (CK) banyak ditemukan di otot
rangka, otot jantung, dan jaringan otak. Terdapat tiga b&tuk isoenzim unfuk CK, yaitu
BB, MM, dan MB. Perbedaan ini berdasarkan hasil elektroforesis unfuk ketiga bentuk
isoenzim tersebut. CK-BB banyak ditemukan di jaringan otak, sedangkan CK-MM banyak
ditemukan di otot rangka. Pada jantung, banyak ditemukan CK-MB. Unfuk menentukan {c!
kasus pada PS, diperlukan ratio perbandingan CK-MM dan CK-MB. n
N

Tanggal 24 November diperoleh hasil pemeriksaan isoenzim kardakdan memberikan -o

hasil indikasi infrak miokardium.

2. Kasus-Kasus [.ain
a. Pencand,u Alkohol Gamt

Pak Al Martini, usia 44 tahun adalah seorang pecandu alkohol. Suatu hari, ia Sintesis heme tx
mengalami kegelisahan yang berlebihan setelah minum alkohol dan sedikit makan. mitokondria dan asat
Pemeriksaan fisik oleh dokter menunjukkan denyut jantung 104 kali permenit, tekanan dan glisin adalah asa
darah sedikit rendah, serta orientasi buruk terhadap waktu, tempat, dan orang. membentuk cr- amin(

Orang yang suka mengonsumsi alkohol (pecandu alkohol) alran nrengalami defisiensi Rangkaian reat
tiamin. Hal ini diakibatkan alkohol akan menghambat transpor tiamin meleuati sel mukosa bertanggung jawabs
usus. Dalam tubuh, tiamin sangat diperlukan untuk diubah menjadi tiamin pirofosfat (TPP). hepar mammalia. Se
TPP berfungsi sebagai koenzim dalam dekarboksilasi asam o-keto dan dalam penggunaan membentuk 2moldt
pentosa fosfat. Penderita defiesiensi tiamin akan mengakibatkan terganggunya oksidasi suatu enzim dengan
asam o-keto sehingga dapat menimbulkan disfungsi pada susunan samf pusat dan saraf seperti yang dapat tr
tepi, sistem kardiovaskular, serta organ lain.
NH,
Alkohol (etanol) dalam tubuh juga akan dioksidasi menjadi asetaldehid oleh enzim
bocH cJ
alkohol dehidrogenase. Penumpukan asetaldehid di hati akan menyebabkan kerusakan GlriE | .
pada organ hati. Hal ini sering terjadi pada pecandu alkohol kronik- elasr I
Y

b. Penyakit Gout
Yves Topaigne terkena serangan pirai (gout) akut. Oleh dokter, ia diberi alopurinol
A.AD
oraldengan dosis 150 mg dua kali sehari. '

HOOC.

Penyakit gout (pirai) diakibatkan oleh penimbunan asam urat. Alopurinol merupakan rt-
inhibitor enzim xantin olsidase yang akan menimbulkan asam umt. Pada kondisi normal, &
xantin oksidase akan menghidrolisis hipoxantin menjadi xantin serta hiclrosilasi lanjut xantin rfrrt
menjadi asam urat. Dengan pemberian alopurinol, pembentukan asam umt dapat dicegah. ,"o" (
*.),
3. Riset Laboratorium tentang Enzim Leuulinat Dehidratase (AI-AD) dan Hooc-\_./n

Gen Asam Amino l*oulinqt Dehidratase (AIAD) manusia **)

lltE
Gen polimorfik Leuulinat Dehidratase (ALAD) dapat memodifikasi distribusi
farmakokinetik pengkode Pb. Enzim ini berperan pada alur biosintesis heme Gil
 auaq srsalulsolq
rsnqrrlsrp rselqlpd
lrlsr[
uep (q1;JV) a$ri
'qe6acrp pdep pml
uuuex ptuel pqpo!
'lerurou FIPuol ePq
u*pdruatu pqrfr
louundop uaqlp el
poe qu16rcpu;ue-9 xZ
Q
Xtuulqdrodoprd oueH a1 ,
"HN
HOOC CooH HooC COoH 2
t
"".^,-". ** ue{esnral ue{qe(E
f'*1"o,-'Htt u)vua qalo PruaH
ecoc'
.ue6unl6url rrep eped pelra11edep 6ue6 q:adas Jeres uep psnd pn
Iesemq 6ue6 urnqurqd ueumpla{ seprs{o edun66ueE
'(q6) unquqcl qalo ISIqHul depeqral elad uep (u7) 6uas roqelo>l ueEuap
upua nlens
.(cEId)ua6oulpqo;rod ueeun66uad ureppr
uelectruatu aselerplr{ac vIV nles uep rle Inlalou z {n}uaquralu
PnP 'e6t4nfue1ag 'eleuruetu;edaq
(aal 1e;so;ordt4u
{n}un aselerPll{aq 11IV qalo ue{n}esp \ilV Plalotu esolnu Ias qernaP
Ias
pupuo{o11* *n1np upgtocl slsalulsolq ueledacal nluauad pEeqas qemef6un66uepaq
rsuassap pep6ur
bue6 tulzua n1te6 'ase1u1s VIV qalo sllele{lP V-1V stsa}uls Is{ear uerelEueg
'6uero uep
'k,OOZ 'definffi aseluls \ilV ruEua InPIau (\ilV) ]euln alourue -n Inluaquaur
ueuelal '1uau.tad
tuese qePPe u1s116 uep
{n}un rsep{oqe{raptp e6up[ue1as 6ue6 '1eclpeo1a1-$-ourtue-n 'uelel.u ll{lPas ue
'uts116 ou$ue utese uep euPuoloilu
Voy{ruplns erc}uP ue6unqe66uad tslear {nPoJd er 'ueq nlens 'pq
IrPp Ieseraq auaq sISa}ulS
Ip ]erlls tuese snplls 11spq le6eqas VoyJluls{ns F{alou
(g167 ecuarelaH euoH clteuag) 6y1y ue6 rnyn4s'Z lBquEC
fifl € fi f, f, q
i\,6;SEfiu
ueIuaquauuPPH
uelnluauatu wun'
1edueq66-y3ue{
{n}uaq e6pa1{qrm
nyed 'y3 {n+un ulrz
lolo P up{nuauP I
'e6uurc1 Eueftrnuad
'dq nW,gt911 redues dqI698rI9II {n}un pep'e>puerl
ePlloaPlnu ue]nrn eped n1rc6 '5 u;osotuorl Ip {e}alra1 6ue6 (7661'muqa6) 'g3g ue6uape6ueq
 MolekulALAD 1-7,1-2, dan2-2,adalah tiga isozim yang berasaldari dua
macam alel,
yaitu AIADIdan AIADz. Keberadaan gen ALAD polimorfik
dalam patogenesis toksisitas
Pb telah mengimplikasikan bahwa secara genetiksangat potensial
untrik menyebabkan
terjadinya perbedaan suseptabilitas terhadap Pb. Frekuenqipeluang Elliot, W. H. & D. C.
terjadinya fohmorfik
ini ditemukan pada satu orang dari setiap sembilan popuLsi puspitaningrum, storage and u
et. al.,
2075; data Puspitaningrum - tidak dipublikasi)
Fishbein, J.C.2009.,
Penyebab polimorfisme pada protein enzimALAD adalah
karena adanya transversi Hames, B. D., N. M- l
nukleotida G menjadi C pada urutan nukleotida ke-59. Kondisi Enzymes. BK
tersebut menyebabkan
terjadinya substitusi asam amino lisin oleh asparagin (Wetmu r, l99l).perubahan Marks, D.8., A. D. M
urutan
nukleotida tersebut menyebabkan perbedaun ufi.,itu, pengikatan pb approach-Wl
terhadap gen
polimorfik tersebut (Wetmur, lggl), akibatnya pnrr-pukun
sejurnlah pb dalam darah Mercer, D. W., M. A.
penyebab anemia.
diagnosis of t

sfudies in me
TMPRSS6
Murray Harper's lllud
Pemanfaatan teknologi biologi molekuler seperti penapisan gen
dapat diterapkan Palmer, T. L991. Unt
dalam upaya mengetahui apakah suatu enzim mengalami gu.,ggrun
dalam metabolime Horwood Lim
tertentu. Anemia merupakan permasalahan yang banyak ditemukan,
tidak hanya di
negara berkembang, namun juga dapat ditemukan di negara maju,
seperti Amerika,
Rini Puspitaningrurn"
Jepang, dan sebagainya. Permasalahan anemia yang umumnya diketahui Amelia, Gladies
adalah akibat
defisiensi besi. Telah diketahui bahwa besi merupakan bagian dari School Student
mikronutuien esensial
bagi kita. Salah satu fungsi besi adalah berhubungan pada proses hemoglobin
seldarah Universitas Sriu
merah. Pada orang yang defisiensi besi (lDA atau iron deficienry on.iio), jumlah
besi Rodwell, V. W. 1987.
yang dikonsumsi sangat sedikit, padahal peran besi tidak hanya
dalam pi*", sintesis
hemoglobin. Akibatnya, penderita IDA akan mengalami anemia karena Rodwell, V. W. 1985.
kekurangan W. Martin. Bil
besi. Namun, ada suatu kondisi lain, dimana koniumsi besinya mencukupi,
namun
tetap mengalami IDA. Kelainan ini dinamakan IRIDA atau iron refractory'deficiency Rodwell, V. W. & P. J-
anemia. Kelainan ini diakibatkan oleh gangguan enzim matriptase yang merupakan D. K. Granna
regulator negatif transkripsi hepsidin. Telah dilaporkan otnn Cf,ris, Jkk., (2015)t NewYork.
bahwa adanya mutasi tunggal (sNp) pada gen TM2RSS6, salah satunya Sadikin, M. Enzim. L
adalah sNp
ss8296198, mengakibatkan seseorang mengalami anemia akibat IRIDA. pada Shahib, M. N. 1992.
kondisi
normal, bila seseorang kekurangan besi, maka tubuh akan memberikan sinyal Aditya Baldi: l
untuk
mengurangi sintesis hepsidin. Hepsidin memiliki peran sebagai regulasi
absorbsi besi Thenawijaya, M. 199:
di usus yang dikontrol salah satunya oleh matriptase (MT2). Aau"yu mutasi
tunggal ini of biochemisl
akan mengakibatkan kadar hepsidin tetap tinggi, sehingga akan menggu.,ggu"prorn.
penyerapan besi di usus. Wetmur, J.G. 1994- l
polymorphism r

Wetmur, J.G., A.H-K

of the human I
molecular screq
J Hum Genet-t
1 chris Adhiymto, Amatillah Raifah, Admilzary Fikri, Hipni solehudin, Zeti Hariati,
Nouval Shahab. skrining gen TMpRSS6 pada mahasiswa
PSPD FKIK UIN Syrif Hidayatullah Jakarta menggunakm teknik HRM-pCR. Kongres XI dm Seminar Nasional
XD( pBBM r,Bali 12-14
November 2015.
 nvzl \ea Il^t8gd xx ImE
emsrseqeru uped ggSUdrtI ua6I
\
'
tg L_ Lg Lt 61. Puag urnH r
ury 'Euruosrod peal ol firpquclacsns c11aua6 roJ sFnpr pur;o 6uuaarrs relncalou
rol suoqecrldur :a1a1p (.Otrrty) asele.rpdqap prce crurJnnalourue_g ueunq aql
Io
uoqezrralcereqf,relncalohtr'I66I'r3rusac'r'u?ge{suynald.htr,e6ey.H.v,.c.rlmu}a
A
'
6-grztz0l'|cadua4 \lloag uor.,r.ul'uaprnq 6poq peal uo tusrqcl.rou;610cl
asele;p6qapprcp f,rurrn^alourure-g ueunq uoruurof, aql .v66T.c.r rnula
Jo acuanuul A saso;d n66ue66uatr
'eyp{ef :e66uepg }lQraua6 .|tqsrutaqcorq
lo
saldouu4'1 'y ta6uruqa-l .Dtut4olq rDSDp-rosDC :urelep uBUZ.t66I .141.,e6efrmeuaq1 ur p66un1 rselnur
rsaq rsqrosqe rsep
.6unpueg :BIeg
e6]pv {n}un pdurs ue{uac
etp) 'utzua uodoteuad uop Dtutlotq 4npq 4ryas uotttotlDuad .Z66I.N .N ,qlqeqs rsrpuol eped .v0til
.
'eueler :Jga L66I,utzuJ .N,ut{tpes dNS qeppe e6trnles
'IroA/naN ,(gtOZ) ,.{Ip ,sur{i
:llrHmerCol/{ 'itysrutatlcolq paq4sn111 s,ndtog.sa6eyq .V g rauuelC .y .C ue>ledruau 6ue6 a
a 1cuatc{ap trcqco$a
n.lla^tpou
''y 'U'6e;rn14 iur.uotpo {o utstu.,l?aN:saut1zug.tooz.6lauuay .f a T .AA
'epeIpf :aga rcdtog DtutDlotg.uqrehtr .M unureu 'ldnlncuatu
'C 28, rauuerg 'y 'C ,.V ,sa6etr41 :uepp urlzua Dlqaupl .996l.AA ,lla^\pou ue6ue;n>1a1 euare{
a lDfiS n srsalurs saso;d tueTe
'epe{ef :CCA 'tuzu3 :radreH err.urxorg 'Lg6l. ,JIampoU
An rsaq qepunf ,(otutau
'gI0Z.raqtuado51
ZI - Il,6uequ_rap6,edefimug splrsra^run qerep 1as urqol6oura
H-Idd -lsdyg lpuorseN reuruas .,,prsauopul _ eue{ef }se3 ur s}uapn}s Iooqts Jersuasa uarJlnuor{u
6:e1uau;a1g Jo auag pelv
Jo ursrqcl;our6lod,,
.a1ualurerg e6c.ra61
salpelg ,elauy ]pqHe qPlepe rnqelaf
erg 'quep1 Irlnd e{r}srg 'qeueze[n61 '1e[pe,eq ueurv 6uep9 'u;n;6uue1rdsn6 rurg 'e{rlatuv qradas .nf-
Ip edueq >lepq .ue{n
'pue16u3 :palrurr-I poomloH
au[oqe]aur uIpPP u
sqla'sautizua {o uorlcun{ puo arnpn4s :saut1zua 1utpuoluapun .16611 taurp4
uolcle.ralrp ledep ua6
' .
ft ooqa) (po61ooq) pA \t9Z fulsruraqcorg palerlsnll s,;aclre11 6e;;n61
'prolxo :ssard prolxo .itqsuuaqcolq p4paur u satpn$
l9rtutlc'edrujourNl A T 'H 'U ^run iur uotpD4ut lDtproro1ut
.L66I.fuotuy .hl .U {o ,rsoui.60rp
puo aw|zuaost asDuDl au1oarJ^ralg ?g leren .V .N ,.1yyc ,tactaytr qerpp uIePp qd qeFr
'VSn :suHIId\ pue stuellr1A 'rqcootddo ua6 depeqra+ qd u
lorrutp V :1rtstutaq)otq p)tpaw )$og .966I.LIlUrS .hl.J T slrelN .C .V ,.g .q ,s{rel uelnrn ueqeqrua6 -(1
'yn 'prolplmc :paltur-l Iqnd rutluatcs gglg.saut1zug ue>lqeqa6uaul ]nqas.E
:1rlstwaqcotq u! sapu Notsq . .CI .f rsJaASueJ] eduepe eua
L66I.uolqEnog g tadooll .hl .N ,.q .g ..r*ng
'ygn tanasla.66oloctxol rDln)aphl ul snuDapv .600Z.C.f .uraqqsrJ
'prolxo :ssaJd dlrsranrun pJolxo 'uotloztlln puo aiotoqs '' lo' l.'u:n;6uuelrdsr
uotqouttotul :66o1o1q rzprapu puo ltqstutaq)otg .L66I.lotllg .C .C ts .H 1\4 ,+ollla 1g;ourrJod edurpe[ra1 I
[
ue4qeqaduaul Intun
selrsrslol srsaua8oled
'1ap tueceu: enP IJeP
IeS
,...
http: / / oionl.paisley.ac.uk /kinetics
http://ull.chemistry.uakm.edu,/chemsep/afifinity/
http / /www. bio. davidson. edu,/courses,/genomi
:
/ method/ cs Affi nity. html
www.biologymad.com/enzgmes/enzymes.htm !
www. accessexcellence. org
www. eccentrix. com/members/chempics
Dr. Rini PtEd
Jakarta. Lulus Sl da
www.nbci.nlm.nih.gov
ke pascasarjarn bl
www.access excellence.org
lulus, bekerja merqgl
www. columb ia. edu/ cu /biology/course
hingga sekarang- R
di Biomedik FKLI i
DIKTI tahun 2W9)
ilmiah hasil risetrrt
dalam beberapa lrrl
mengikuti prograrnl
Jerman menggr-ural
pemerintah Jennarl
saat ini juga meniad

Chris AdhilE
1969. Lulus 51 dari
sfudi ke pascasarym
kontrak FKUI darita
Jakarta pada tahun
di Yamaguchi Unirre
Technologies. Sde
sebagai dosen tetag
telah dipublikasikan
 'puolspuralul pu"rnf P ueTse{[qndp qe1a1
ueqylauad [seq edelaqag 'yyl unlro]eroqul epday uep yMJ de1a1 uasop reBeqas
eue{ef qe1p}edeptH }treds NIn Ip etra>1aq {equra{ 'uelPpuad rcsalas 'sa16opuqca1
p\paW u:e.r6ord ,sacualcg \floag puD auptpaw lo fi1ncog '6ltsrantul qcnEeuen p
gg uutptpuad uopn[uelaru '.g002 unqeJ '6uuo1as e66urq 7OOZ unl{e} eped epopp
qe11n1e6ep1g JIrp6S NIn yIyJ a1 qepurd uerpnr.ual '1002-0002 unqel IreP InyJ {e4uo{
uasop ;e1s re6eqas ef-rarlaq 'snp1 qelalas 'lnyJ >llpaluolg 6uep1q euefresecsed a1 pnls
ue{}nluelatu Euns6uel uep'V66I unqp] eped seun tEolotg seIDIel IreP IS snF-I '696I
uru{q eped Euereuas P rtt{sl 'O'tId 'paurolg'1tr1 "IS'S 'o1ue6gqptrr sIrtIJ
o_ DO+O6 +
.fNn lasry eEequal rp ue6uru16ul-I Ipnls ]esnd epday rpefuau e6nf u11ees
'eue{er rNn vdlN splF{el p "reteEuad pp reEeqas e[ra1aq urclas 'ueturaf qeluuaurad
uep cwc emsseaq uep 3 uvd ersauopul qelulrauad e6erq uopun66uau
ueular
,uassalg
mf sellsra lun Ip cruoalord 8uep1q )oplsod tProasag uerEord qru16uau-l
zloz-Iloz unqel eped .lpuolseuralq undneru PuoFeu sules Ieurnf ede.raqaq ureleP
ue{Fe{llqnclp qe1a1 ralrulalolN r6olorg ueP eurDlorg Eueplg rp edulasu [seq qptu]I
efuey '0102 unqel epecl pqasral eduuopprpuad uolesaladuaut '600Z unqel [ylCI
a{l-I t{t1mpueg u;u6ord {n}un sr.r66u1 '1ood;ant1 se}IsraNun ueP InXJ {lPawolg IP
eues Eue6 Eueprq Ip tS ue{ppuacl ue{tnfuelaur '1OOZ unqe] epe4 '6uero1as e66utq
I00Z unqel 1elnur '(fNd epe{ef ua6ag se}Isranlu(l Vdlhll rp "re[e6uatu eka>1aq 'snp1
qqalas 'lnyJ rp ralnlalo6 6o1o19 ?8 eluDlolg-{PaLuolg 6uePI9 eue[resecsed a1
uplln[uelatu uerpnuay 't66I unqe] eped 'seun 6o1otg se]p{eJ IreP IS snp-I
'eue{ef
eloy Ip 896I unqel epecl rlqel 'Paruolg'hl "IS'S 'urru6u1ue11dsn4 IUIU 'rO
Iurlr{