Melihat Perdagangan Anjing di Pasar Tomohon

Konten Media Partner
8 November 2021 12:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah anjing yang berada di dalam kandang menunggu pembeli di Pasar Tomohon
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah anjing yang berada di dalam kandang menunggu pembeli di Pasar Tomohon
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
TOMOHON – Perdagangan anjing untuk dikonsumsi, hingga saat ini masih belum bisa dihentikan. Salah satunya yang ada di Pasar Tradisional Wilken, di Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Puluhan anjing setiap harinya dibunuh, di dalam pasar yang dikenal dengan sebutan pasar ekstrim ini.
ADVERTISEMENT
Di dalam pasar yang ada di Kelurahan Paslaten, Kecamatan Tomohon Tengah, lokasi penjualan anjing cukup mudah ditemukan, karena berada dengan penjual daging hewan lainnya. Cukup masuk ke dalam pasar, kita akan mudah menemukan kandang dengan puluhan anjing hidup diletakan berdesakan.
Pemandangan memiriskan pun terjadi, ketika terjadi transaksi jual beli. Anjing yang masih hidup ini, akan ditarik dari dalam kandang menggunakan alat yang telah dimodifikasi, yakni sebuah besi yang telah diisi tali. Setelah itu, akan dipukul tepat di bagian tengkorak kepala anjing itu. Adegan ini akan diulang hingga anjing sudah dipastikan mati.
Setelah dipastikan telah mati, anjing itu kemudian dibakar menggunakan alat blower atau alat semprot api untuk membersihkan bulu. Setelah selesai, daging anjing kemudian ditimbang dan diberikan harga untuk pembelinya.
ADVERTISEMENT
Harga jual untuk anjing-anjing ini sendiri adalah Rp 45 ribu per kilogram, sehingga jika dibeli utuh, akan ditimbang dan disesuaikan harganya dengan berat kilogram daging tersebut.
"Kebanyakan pembeli itu untuk dijual kembali, seperti para pedagang kuliner. Daging anjing yang dibeli dari sini nanti akan diolah lagi nantinya. Tapi, selain dijual lagi, ada juga dikonsumsi untuk pesta-pesta," ujar Max (bukan nama sebenarnya), pedagang anjing yang ditemui di pasar ekstrim Tomohon.
Menurut Max, untuk persedian anjing yang mereka jual, rata-rata pedagang mendapatkannya dari beberapa daerah di Sulawesi seperti di Palu dan Gorontalo, yang memang tidak dikenal sebagai daerah pemakan daging hewan tersebut.
Dikatakannya, dalam sebulan, dia bisa menjual sebanyak seratusan ekor hewan anjing. Banyaknya jualan itu mengikuti musim. Kata dia, kalau ada hari raya besar, jualan dia bahkan lebih dari itu.
ADVERTISEMENT
“Penjualan akan meningkat tajam kalau ada kegiatan seperti pengucapan syukur, atau sudah di bulan-bulan Desember, yang biasanya memang akan banyak acara,” ujarnya.
Sementara itu, terkait dengan upaya sejumlah pecinta hewan yang sering memprotes cara yang diperlakukan terhadap anjing-anjing yang dijual, menurutnya adalah hak dari orang-orang tersebut. Namun demikian, dirinya juga memiliki hak untuk berjualan, karena memang tidak ada larangan untuk itu.
Dikatakannya, selama puluhan tahun berjualan, tetap saja ada orang yang membeli. "Ini sudah jadi pekerjaan saya dan ini jadi mata pencaharian saya," kata Max kembali.
f kodongan