LANGIT7.ID, Jakarta - Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, KH Hasan Abdullah Sahal, menjelaskan, terdapat banyak tanda-tanda kekuasaan Allah Ta’ala di alam semesta. Tanda-tanda tersebut hanya mampu disaksikan oleh orang mau berdzikir, berfikir, dan selalu bersyukur kepada-Nya.
Salah satu tanda kekuasaan Allah yang sangat dekat dengan kehidupan manusia adalah pergantian siang dan malam. Salah satu ayat yang menyinggung peristiwa menakjubkan itu adalah Surah Al-Furqan ayat 61. Allah Ta’ala berfirman:
تَبٰرَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِى السَّمَاۤءِ بُرُوْجًا وَّجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَّقَمَرًا مُّنِيْرًا
“Mahasuci Allah yang menjadikan di langit gugusan bintang-bintang dan Dia juga menjadikan padanya matahari dan bulan yang bersinar.” (QS Al-Furqan: 61)
“Kita bersyukur dengan ciptaan ini. Pergantian ini merupakan pergantian yang bermutu dan berarti,” kata KH Sahal dalam tausiah Ramadhan di Kampus UNIDA Gontor, Selasa (5/4/2021).
KH Sahal menyebut, tanda-tanda kebesaran Allah itu hanya bisa dilihat oleh orang yang mau berpikir, ibarat seorang seniman yang berdiri di depan sebuah gunung Indah. Imajinasi sang seniman itu akan aktif setelah melihat keindahan gunung, berbeda dengan orang biasa yang melihat gunung hanya sebatas tumpukan batu dan tanah yang dikelilingi pepohonan.
Baca juga: Ramadhan Momentum Menata dan Perbaiki Kualitas Diri“Ketika seorang seniman melihat sebuah gunung, ia akan terkagum-kagum, dan melihat ciptaan Allah. Apa yang terjadi kalau malam terus atau siang terus. Maka itu, kita harus selalu bersyukur dan berdzikir kepada Allah,” tutur KH Sahal.
Ada banyak hikmah pergantian siang dan malam tersebut. Di antaranya, manusia dapat beristirahat pada malam hari yang gelap. Lalu, beraktivitas pada siang hari yang terang oleh cahaya matahari. Ini termaktub dalam Surah An-Naml ayat 86 dan Surah An-Naba ayat 10-11.
Dengan adanya malam dan siang, manusia dapat mengetahui perhitungan waktu, tahun, dan memperhitungkannya (hisab), Surah Yunus ayat 5-6 dan Surah Al-Isra ayat 12.
Baca juga: 4 Fakta Ibunda Aisyah RA, Istri Tercinta Rasulullah SAWMelalui siang dan malam, umat Islam juga dapat menentukan waktu ibadah seperti shalat 5 waktu dengan tiga sebab waktu fardhu, yakni duluk asy-syams (tergelincir matahari), ghasaq al-lail (gelap malam), dan qur’an al-fajr (bacaan di waktu fajar). Ini termaktub dalam Surah Al-Isra ayat 78.
Pada saat Ramadhan, siang dan malam juga sangat menentukan. Umat Islam diperintahkan berpuasa mulai terbit fajar sampai matahari terbenam. Selain itu, siang dan malam juga untuk menentukan miqat zamani (batas waktu) untuk haji, yakni 1 Syawal sampai 10 Dzulhijjah seperti termaktub dalam Surah Al-Baqarah ayat 197.
(jqf)