De la Restauration à la Commune

Muhammad Tan
12 min readJun 3, 2023

"De la Restauration à la Commune" adalah sebuah periode dalam sejarah Prancis yang berlangsung dari tahun 1815 hingga 1871. Periode ini ditandai dengan perubahan sosial, politik, dan budaya yang signifikan, termasuk Restorasi Bourbon, Monarki Juli, Republik Kedua, Kekaisaran Kedua, dan pemberontakan Komune Paris. Periode ini merupakan periode penting dalam sejarah Prancis karena banyak perubahan signifikan yang terjadi selama periode ini, baik dampak positif maupun negatif bagi rakyat Prancis.

I. Restauration de Bourbon (1815-1830)

Restorasi Bourbon dimulai setelah kekalahan Napoleon Bonaparte pada tahun 1815 dan diasingkan ke pulau Eiba, akibatnya Louis XVIII yang baru kembali berkuasa dianggap sebagai raja yang lemah untuk mengendalikan & menertibkan situasi di Prancis. Louis XVIII pun meninggal pada 16 September 1824 dan kekuasaan pun di lanjutkan oleh adiknya Charles X. Charles X berkuasa selama kurang lebih 6 tahun hingga ia akhirnya digulingkan oleh Revolusi Juli/Les Trois Glorieuses pada tanggal 27 hingga 29 Juli 1830.

II. Monarchie de Juillet (1830-1848)

Pada 7 Agustus 1830 Piagam Konstitusi (La Charte) yang disahkan 16 tahun sebelumnya direvisi dan dua hari kemudian Louis Phillipe yang merupakan pemimpin monarki liberal pun naik tahta. Pada tahun 1846 terjadi krisis pangan akibat gagal panen. 2 tahun kemudian terjadi revolusi berikutnya pada bulan Februari 1848, dimulai dari rasa tidak puas karena Louis Phillipe cenderung otoriter. Louis Phillipe pun jatuh dan sistem monarki dihapuskan. Pada bulan November di tahun yang sama terjadi Konstitusi Republik II, dan sebulan setelahnya Louis Napoleon Bonaparte terpilih sebagai presiden

III. La Second République et le Second Empire (1848-1870)

Dimasa kepimpinan Louis-Napoleon Bonaparte pada Republik kedua, terjadi reformasi besar-besaran seperti penghapusan perbudakan dan pengenalan hak pilih untuk sebagian besar penduduk hingga mendapat dukungan besar dari pihak petani. Namun tiga tahun kemudian Louis-Napoleon Bonaparte membentuk Le Second Empire dan dijuluki sebagai Napoleon III. Kekaisaran Otoriter hanya berlangsung hingga 1860 dan pemerintahan pun menjadi liberal

IV. Guerre Franco-Allemande (1870-1871)

Perang Prancis-Prusia terjadi pada tahun 1870 setelah kegagalan diplomatik untuk memecahkan masalah politik dan militer yang rumit antara Prancis dan Kerajaan Prusia. Setelah Prancis menyerang Jerman pada tanggal 19 Juli 1870, Jerman berhasil memenangkan perang dan menaklukkan Paris pada tanggal 28 Januari 1871. Akibatnya, Kekaisaran Kedua Prancis runtuh dan Republik Ketiga didirikan.

Perang Franco-Jermane memiliki dampak yang besar terhadap Prancis. Prancis terpaksa membayar ganti rugi sebesar lima miliar franc, kehilangan wilayah Alsace dan Lorraine, dan mengalami kerusakan parah pada ekonomi dan infrastruktur negara. Perang ini juga menjadi pemicu terjadinya Perang Dunia I beberapa dekade kemudian, karena membuat Prancis merasa terancam oleh kekuatan militer Jerman yang semakin besar.

V. La Commune de Paris (1871)

La Commune de Paris, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Komune Paris, adalah sebuah gerakan sosialis radikal yang berlangsung di Paris, Prancis pada tahun 1871. Gerakan ini berawal setelah kekalahan Prancis dalam Perang Franco-Prusia dan pengepungan kota Paris oleh pasukan Jerman. Pada tanggal 18 Maret 1871, rakyat Paris yang dipimpin oleh para buruh, pekerja, & kaum sosialis, melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Prancis yg dipimpin oleh Adolphe Thiers. Mereka membentuk pemerintahan sendiri, yang dikenal dengan nama Komune Paris.

Tujuannya adalah untuk memperjuangkan kebebasan, persamaan, dan solidaritas sosial melalui penghapusan kelas dan kekuasaan kapitalis. Pada awalnya, pemerintah Prancis menolak untuk mengakui pemerintahan baru ini dan menyatakan perang terhadapnya. La Commune de Paris terlibat dalam pertempuran dengan pasukan Prancis selama beberapa minggu. Komune Paris juga berusaha untuk memperluas pemerintahannya ke seluruh Prancis, tetapi upaya ini akhirnya gagal.

Selama 72 hari kekuasaannya, La Commune de Paris telah melakukan sejumlah reformasi dan inisiatif radikal, termasuk menghapuskan perbudakan upah, membagi tanah milik gereja dan negara kepada rakyat miskin, dan membangun sistem pendidikan dan kesehatan gratis.

Pada 21 Mei 1871, pasukan pemerintah Prancis menyerbu Paris dan menumpas pemerintahan Komune dengan kekerasan. Ribuan warga Paris dibunuh dalam serangan tersebut, dan banyak lagi yang ditangkap dan dijatuhi hukuman mati atau tordipenjara.
Meskipun La Commune de Paris hanya berlangsung selama beberapa bulan, gerakan ini menjadi inspirasi bagi banyak revolusioner sosialis dan komunis di seluruh dunia. Pemerintahan Komune Paris dianggap sebagai sebuah upaya awal dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan merata bagi seluruh rakyat.

Komentar Kelompok 1 :

A. Restorasi Bourbon dimulai setelah turunnya Napoleon I dan pengembalian tahta kepada Louis XVIII. Periode ini ditandai oleh monarki konstitusional moderat dan berakhir dengan July Revolution.

B. July Revolution adalah pemberontakan yang membawa Louis-Phillipe sebagai Raja Prancis. Itu dipicu oleh protes terhadap Charles X dan berakhir dengan penurunan tahta Charles dan proklamasi Louis-Philippe sebagai raja.

C. Perang Prancis-Prusia terjadi karena penyatuan Jerman dan krisis diplomatik dengan Prancis. Prancis kalah dan Paris mengalami pemberontakan Komune Paris, sementara Jerman menjadi kekuatan terkemuka di Eropa.

D. Komune Paris adalah pemberontakan pekerja di Paris yang terjadi setelah Adolphe Thiers melancarkan tindakan militer. Komune Paris memberikan hak-hak lebih banyak kepada pekerja, tetapi hancur dalam waktu singkat dalam peristiwa yang dikenal sebagai "Minggu Berdarah".

Napoleon I turun tahta pada masa Restorasi Bourbon karena kekalahan Prancis dalam Perang Napoleon dan penyerbuan ke Paris oleh pasukan sekutu pada tahun 1814. Setelah kekalahan ini, Napoleon dipaksa untuk turun tahta dan diasingkan ke pulau Elba yang menjadi awal periode Restorasi Bourbon.

Selain dipicu oleh kebijakan Charles X, ada beberapa faktor lain yang menjadi penyebab July Revolution diantaranya ; Tuntutan untuk Reformasi Politik, Aksi Protes, Inspirasi dari Revolusi Belgia, Ketidakpuasan Ekonomi dan Sosial.

Ada beberapa isu yang menjadi penyebab perang perancis-pruasia diantaranya adalah Isu Penyatuan Jerman (Penyatuan Jerman di bawah pimpinan Otto von Bismarck menjadi ancaman bagi Prancis) dan Isu Hohenzollern (Raja Prusia menerima tawaran takhta Spanyol untuk seorang anggota keluarga Hohenzollern)

Minggu terakhir Komune Paris disebut "Minggu Berdarah" karena itu adalah periode yang paling kekerasan dan penuh pertumpahan darah dalam pemberontakan tersebut. Sebutan itu mencerminkan tingkat kekerasan, pertumpahan darah, dan penderitaan yang terjadi selama periode tersebut.

Komentar Kelompok 2 :

Pertempuran antara tentara Inggris, Belanda, Belgia, dan Prusia yang dipimpin oleh Duke Wellington melawan pasukan Napoleon Bonaparte membuahkan hasil yaitu sebuah kekalahan telak. Pada pertempuran ini Napoleon Bonaparte mengalami kekalahan dan secara tidak langsung menandai berakhirnya masa keemasan Kekaisaran Prancis dan kampanye militer di benua Eropa. Napoleon yang kalah ditangkap dan kembali diasingkan.

Pada masa-masa sebelum masa kejayaan Kekaisaran Prancis di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte, Prancis pernah secara tidak langsung menjajah Indonesia lewat negara bonekanya yaitu Kerajaan Belanda yang dipimpin oleh saudara Napoleon Bonaparte yaitu Louis Bonaparte. Napoleon Bonaparte menunjuk adik nya itu sebagai Raja Belanda pada tahun 1806.

Atas usulan Napoleon Bonaparte, Louis Bonaparte lalu mengirim Herman Willem Daendels ke Indonesia untuk menjadi gubernur jenderal di Nusantara pada tahun 1808, 7 tahun sebelum masa kejayaan Kekaisaran Prancis berakhir. Daendels dikirim ke Indonesia dengan tujuan memperkuat pertahanan Belanda di Jawa sebagai basis melawan Inggris yang pada masa itu berkuasa di India. Daendels memperbarui sistem pemerintahan lama yang berlaku pada masa VOC berkuasa sebagai pemerintah. la memperbarui sistem tersebut karena terpengaruh Revolusi Prancis. Tujuan tersebut akhirnya menjadi salah jalur karena Daendels menerapkan kerja rodi sehingga rakyat banyak yang meninggal ketika bekerja secara paksa. Daendels mendapat kecaman keras baik dari Indonesia maupun Belanda sendiri. Daendels ditarik dan digantikan oleh Jansens.

Kekalahan Napoleon Bonaparte diakibatkan oleh beberapa hal diantaranya adalah ; kesalahan strategi, kelelahan pasukan, kuatnya koalisi di pihak musuh serta taktiknya yang hebat, dan gangguan cuaca, Hujan deras membuat medan pertempuran menjadi lumpur yang menghambat pergerakan pasukan dan artileri Napoleon.

Entah kenapa saya kurang setuju mengenai pernyataan “Prancis menjajah Indonesia secara tidak langsung melalui Kerajaan Belanda” Karena pada saat itu Prancis dan Kerajaan Belanda berada di bawah pengaruh Kekaisaran Prancis yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte, tetapi ini tidak berarti bahwa Prancis menjajah Indonesia melalui Belanda.

Komentar Kelompok 3 :

Restorasi Bourbon adalah pemulihan Dinasti Bourbon di Prancis setelah digulingkan dalam Revolusi Prancis tahun 1792. Restorasi terjadi pada Revolusi Juli 26 Juli 1830.

Latar Belakang:
Setelah Revolusi Prancis tahun 1789-1799, Napoleon Bonaparte menjadi penguasa Prancis. Namun, koalisi Eropa mengalahkannya dalam Perang Koalisi Enam dan mengakhiri kekuasaannya, memberikan kekuasaan kembali kepada saudara-saudara Louis XVI. Restorasi Bourbon didasarkan pada monarki konstitusional, dengan Raja Louis XVIII yang menerima sebagian reformasi yang sudah dilakukan sejak tahun 1792. Raja Louis XVIII menjalankan pemerintahannya secara damai dan menjalin persahabatan dengan Kekaisaran Ottoman.

Raja Louis XVIII:
Raja Louis XVIII mengadopsi sikap yang lebih liberal dalam pemerintahannya, berusaha mengakomodasi semua lapisan masyarakat. Ia dihargai sebagai seorang raja cerdas dan liberal oleh para sarjana. Di bawah pemerintahannya, Prancis mengalami stabilitas ekonomi yang mengarah pada kemakmuran dan industrialisasi.

Perubahan pada masa Raja Charles X:
Setelah Raja Louis XVIII meninggal pada September 1824, saudaranya Charles X menggantikannya. Raja Charles X membentuk pemerintahan yang lebih konservatif dibandingkan dengan pendahulunya. Namun, upaya raja dan para menteri dalam memanipulasi pemilihan umum tahun 1830 melalui Ordonansi Juli memicu revolusi di jalan-jalan Paris. Akibatnya, Raja Charles X digulingkan dan pada 9 Agustus 1830, Louis Philippe d'Orleans naik tahta sebagai Raja Prancis, mengakhiri era Monarki Juli.

Karena belum sempat ditambahkan dalam materi sebelumnya, saya akan menambahkan mengenai Dinasti Bourbon. Dinasti Bourbon dan Restorasi Bourbon merupakan dua periode yang berbeda, Dinasti Bourbon merujuk kepada periode ketika keluarga Bourbon memerintah Prancis. Dinasti ini dimulai pada tahun 1589 dengan Henri IV dan berlanjut hingga Revolusi Prancis pada tahun 1789. Sebelum akhirnya muncul Revolusi Perancis yang dipicu oleh ketidakpuasan terhadap sistem monarki absolut yang ada saat itu.

Komentar Kelompok 4 :

Komune Paris adalah pemerintahan proletariat yang singkat, tetapi bersejarah. Mereka merebut kekuasaan dan membentuk pemerintahan sendiri, tetapi tidak berhasil mempertahankannya selama 72 hari. Marx menyimpulkan pelajaran penting dari pengalaman ini untuk proletariat internasional. Perang Prancis-Prusia memicu pengaturan Komune Paris pada tahun 1871. Meskipun mendapat dukungan luas dari kelas pekerja, Komune terus diserang dan dihancurkan. Marx menganalisis pengalamannya dan menekankan pentingnya kepemimpinan proletar yang jelas, pembongkaran aparatus negara borjuis, dan penyebaran pemahaman yang benar tentang Komune di seluruh dunia.

Komune menghadapi tantangan dan perlawanan yang kuat, termasuk dari pihak pemerintah Prancis yang baru dibentuk di Versailles. Setelah 72 hari berkuasa, Komune Paris dihancurkan oleh pasukan pemerintah pada akhir Mei 1871.

Pasukan Jerman yang mengepung Paris memberikan bantuan tak langsung kepada pemerintah Prancis dalam upaya mereka untuk menghancurkan Komune Paris.

Karya Marx yang berjudul "The Civil War in France" (Perang Sipil di Perancis) yang berisi analisis Marx tentang Komune Paris diterbitkan pada tahun 1871.

Komentar Kelompok 5 :

Akhir dari Perang Perancis-Prusia

Disinggung mengenai adanya Perang Perancis dan Prusia yang dipicu oleh ketengangan tentang penyatuan Jerman yang membuat Perancis khawatir setelah Bismarck (Kanselir Prusia) hendak melakukan kerjasama dengan Pangeran Leopold dari Prusia, mengetahui hal itu Louis Napoleon bersikeras untuk membuat Raja Prusia, Wilhelm I meminta maaf kepada Perancis dan tidak akan membuat upaya serupa. Akhir dari perang ini ditandai dengan adanya Perjanjian Frankfurt yang merupakan perjanjian damai yang resmi ditandatangani pada 10 Mei 1871 di Frankfurt oleh Otto von Bismarck pada akhir Perang Perancis-Rusia atau Perang Perancis-Jerman. Perjanjian ini juga menandakan lahirnya Jerman yang memiliki kekuatan baru di Eropa yang sebelumnya dikuasai oleh Kerajaan Inggris serta Perancis. Inti dari isi perjanjian tersebut adalah Prusia ingin wilayah Perancis sebagian dikuasai oleh Jerman dan menjalin hubungan perdagangan, pengembalian tahanan serta pengaturan biaya ganti rugi akibat perang. Pada akhirnya perjanjian disepakati dan wilayah Perancis didiami oleh Pasukan Jerman hingga September 1873 dan pergi setelah Perancis membayar ganti rugi tersebut secara lunas.

Dampak dari restorasi Prancis bagi dunia

Begitu banyak dampak dari peristiwa restorasi di Prancis, namun salah satunya adalah peristiwa ini mempengaruhi mindset banyak pemikir di dunia. Kebebasan dan demokrasi mulai dpertimbangkan pada beberapa kaum di negara lain, termasuk Indonesia pada saat itu.

Perang antara Prancis dan Prusia pada tahun 1870 tidak secara langsung berkaitan dengan penyatuan Jerman, meskipun ada ketegangan politik antara Prancis dan Prusia terkait penyatuan tersebut. Penyebab langsung perang adalah krisis suksesi di Spanyol dan keinginan Prancis untuk menghentikan kandidat Prusia dari menjadi raja Spanyol.

Komentar Kelompok 6 :

Setelah kematian Louis XVIII pada 1824, Charles X menjadi raja. Popularitasnya menurun saat pemerintahannya melewati tiga kementerian reaksioner. Pada pemerintahan pertama, mantan emigran diberi kompensasi atas tanah mereka yang dinasionalisasi dan kekuasaan pendeta diperbesar. Hukuman mati diterapkan untuk "penghujatan". Pada pemerintahan kedua, yang berlangsung dari Januari 1828 hingga Agustus 1829, Charles X memanggil Jules de Polignac, seorang pangeran yang sangat tidak populer, untuk membentuk pemerintahan. Ini memicu Revolusi Juli 1830. Charles X melarikan diri dan akhirnya turun tahta demi cucunya, duc de Bordeaux. Dia tinggal di berbagai tempat termasuk Inggris, Skotlandia, dan akhirnya di Praha sebelum kematiannya.

Pada masa-masa terakhirnya, Charles X menjalani kehidupan yang terisolasi dan relatif tenang di Praha. Dia tinggal di Kastil Praha dan menghabiskan waktunya dengan menulis memoar dan surat kepada keluarganya. Meskipun tidak lagi memegang kekuasaan politik, Charles X tetap berpegang pada keyakinan monarki dan menganggap dirinya sebagai raja yang sah dari Prancis. Pada 1836, Charles X jatuh sakit dan kondisinya memburuk dengan cepat. Dia didiagnosis menderita kanker paru-paru. Untuk mencari pengobatan yang lebih baik, dia pindah ke Gorizia, kini bagian dari Italia Utara, di mana dia meninggal pada 6 November 1836.

Komentar Kelompok 7 :

A. Restorasi Bourbon berlangsung dari tahun 1814 hingga 1830, dimulai dengan pemulihan Raja Louis XVIII ke tahta dan berakhir dengan Revolusi Juli yang menggulingkan Raja Charles X.

B. Periode Restorasi Bourbon ditandai dengan upaya untuk mengembalikan tatanan monarki absolut sebelum Revolusi Prancis 1789. Namun, pendekatan ini menghadapi tantangan dari para liberal dan radikal yang ingin reformasi politik lebih lanjut.

C. Kebijakan Restorasi Bourbon sering kali bertentangan dengan semangat Revolusi Prancis. Beberapa tindakan yang kontroversial termasuk pembatasan kebebasan pers dan penghapusan sebagian besar undang-undang revolusioner.

D. Kekuasaan Bourbon di Restorasi bertahan selama beberapa dekade, tetapi akhirnya runtuh akibat ketidakpuasan sosial dan politik. Revolusi Juli 1830 memunculkan Raja Louis Philippe dan mengakhiri masa Restorasi Bourbon.

E. Restorasi Bourbon menghasilkan perubahan politik dan sosial di Prancis. Meskipun tidak berhasil dalam memulihkan pemerintahan absolut, periode ini menandai dorongan penting bagi monarki konstitusional dan reformasi politik di negara tersebut.

Restorasi Bourbon tepatnya dimulai pada 3 Mei 1814 hingga 26 Juli 1830 saat peristiwa Revolusi Juli. Selama masa Restorasi Bourbon di Prancis, terjadi beberapa perubahan politik dan sosial yang signifikan diantaranya ; Pemulihan Monarki, Restorasi Kehormatan dan Kepemilikan, Penghapusan Undang-Undang Revolusioner, dan Perlawanan Liberal dan Radikal.

Komentar Kelompok 8 :

Louis Philippe adalah raja terakhir Prancis sebelum berubah menjadi republik. Setelah Revolusi Juli 1830, ia memaksa Charles X turun tahta dan menjadi raja pada 9 Agustus 1830. Pemerintahannya yang dikenal sebagai Monarki Juli berlangsung dari tahun 1830 hingga 1848, ditandai dengan kemakmuran ekonomi dan stabilitas politik. Namun, popularitasnya menurun akibat kebijakan konservatif dan kegagalan dalam mengatasi tuntutan reformasi. Pada tahun 1848, ia turun tahta akibat serangkaian revolusi di Eropa dan diasingkan ke Inggris. Louis Philippe meninggal dunia pada 26 Agustus 1850 di tempat pengasingannya.

Penyebab Louis Philippe meninggal dunia hingga kini masih belum diketahui secara pasti. Namun, umumnya disebutkan bahwa ia meninggal karena penyakit pneumonia atau komplikasi yang terkait dengan kondisi kesehatannya. Setelah turun tahta dan diasingkan ke Inggris, Louis Philippe tinggal di Claremont, Surrey, di mana kesehatannya semakin memburuk. Pada tanggal 26 Agustus 1850, ia meninggal dunia di tempat pengasingannya.

Komentar Kelompok 9 :

Restorasi Bourbon adalah periode di Prancis di mana House of Bourbon kembali berkuasa setelah kejatuhan Napoleon pada 3 Mei 1814. Restorasi berlangsung hingga revolusi 26 Juli 1830. Louis XVIII dan Charles X, saudara raja Louis XVI, berturut-turut naik takhta dan memulihkan pemerintahan konservatif.

Komune Paris adalah peristiwa penting dalam sejarah kelas buruh Prancis, terjadi dari pemberontakan 18 Maret hingga "minggu berdarah" pada akhir Mei 1871. Organ demokratik buruh menguasai Paris dan berusaha merombak masyarakat dengan prinsip tanpa eksploitasi dan penindasan. Namun, setelah 72 hari, tentara nasional Prancis berhasil mengalahkan komune tersebut.

Era Revolusi Prancis dan Napoleon membawa perubahan besar ke Prancis yang tidak dibalikkan oleh Restorasi Bourbon. Prancis menjadi menengah sangat tersentralisasi dengan keputusan penting dibuat di Paris. Geografi politik diubah menjadi lebih dari 80 département yang masih ada hingga abad ke-21. Pemerintah Revolusioner juga menyita tanah dan bangunan Gereja Katolik yang kemudian dijual kepada pembeli kelas menengah.

Pernyataan dari kelompok 9 sepenuhnya benar, jadi saya hanya akan menambahkan beberapa perubahan yang dibawa Napoleon bagi dunia yaitu Pemberlakuan Hukum. Napoleon memperkenalkan Code Napoleon atau Code Civil, yang merupakan satu set undang-undang sipil yang menyatukan hukum di Prancis. Code Napoleon menjadi dasar bagi banyak sistem hukum di seluruh dunia. Napoleon Bonaparte merebut kekuasaan pada tahun 1799 dalam kudeta yang dikenal sebagai Kudeta 18 Brumaire. Ia kemudian menjadi Konsul Pertama dan, pada tahun 1804, ia menyatakan dirinya sebagai Kaisar Prancis. Napoleon mengkonsolidasikan kekuasaan dengan mengadopsi sistem sentralisasi kekuasaan yang kuat.

Komentar Kelompok 10 :

Pada Oktober 1870, penduduk meminta pemilihan untuk Komune. Di Majelis Nasional terpilih pada 8 Februari, mayoritas perwakilan konservatif provinsi menentang warga Paris yang dipilih dengan mayoritas Republik. Deputi di Bordeaux mengambil langkah-langkah untuk menaklukkan kota revolusioner. Pemindahan Majelis ke Versailles dan masuknya Prusia membuat orang Paris jengkel. Dualitas kekuasaan antara Komite Pusat Pengawal Nasional dan Dewan Umum Komune mengurangi efisiensi Komune. Gerakan komunalis di beberapa kota ditindas oleh pemerintah. Paris berusaha mengatur dirinya sendiri secara militer dan politik. Pada tanggal 29 Maret, Dewan Komune membentuk sembilan komisi dengan Komisi Eksekutif sebagai pemerintahan sebenarnya mulai 21 April. Komune mengambil tindakan sosial, seperti moratorium sewa, penghapusan kerja malam, penghapusan denda dan pemotongan gaji, penghapusan kantor pekerjaan, dan penerapan pendidikan sekuler yang penting bagi mereka.

Salah satu penyebab jengkelnya orang paris terhadap pemindahan majelis ke Versailles adalah penduduk Paris merasa diabaikan dan diasingkan. Perpindahan ini dianggap sebagai tindakan untuk melemahkan dan mengendalikan kota Paris yang dipandang sebagai pusat revolusi dan perlawanan.

--

--