"Di RSCM saja jumlah penderita baru terus bertambah setiap tahunnya. Apalagi di luar itu yang tidak ketahuan," ungkap Guru Besar Kesehatan Kulit dan Kelamin FK UI Prof Benny Effendi Wiryadi dalam acara Media Education Wyeth, di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Jumat (3/4/2009).
Sejak tahun 2000-2004 jumlah penderita Psoriasis di Indonesia memiliki kenaikan sebesar 0,32 persen. Pada tahun 2005 ada sekitar 113 penderita di RSCM, tahun 2006 naik menjadi 119 dan tahun 2007 melonjak ke angka 141.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menururt Benny, hingga kini Psoriasis belum ditemukan obatnya. Namun dokter bisa mencegah agar penyakit ini tidak makin parah.
"Kita baru bisa mengurangi penyebaran, supaya tidak menjalar ke seluruh tubuh," imbuhnya.
Psoriasis adalah penyakit peradangan kronis (autoimun) pada kulit. Penyakit ini berlangsung dalam jangka waktu lama, sifatnya klinis, tidak menular, dan tidak mengancam jiwa.
Hingga kini Psoriasis belum diketahui apa penyebabnya. Namun Psoriasis digolongkan sebagai penyakit autoimun, artinya suatu penyakit di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel tubuh sendiri.
Spesifiknya, sel T (sel kekebalan di dalam tubuh) menjadi teraktivasi dan menghasilkan zat-zat peradangan. Sehingga kulit mengalami gejala-gejala antara lain, bercak-bercak merah, ditambah sisik kasar dan tebal, gatal, nyeri, bahkan pendarahan.
"Artinya selain memusuhi benda/virus dari luar, sistem imun juga memusuhi tubuh kita," jelas Benny.
Penyakit ini mempunyai faktor pemicu antara lain stres, trauma akibat gesekan/garukan, infeksi, obat-obatan, alkohol dan merokok. Namun Psoriasis bukanlah penyakit menular seperti HIV atau Sipilis.
"Penderita biasanya memiliki bakat genetik abnormal sejak lahir," pungkasnya.
(ape/anw)
