Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Asian Games Momentum Tingkatkan Peran Perkarantinaan Ke Level Dunia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Senin, 03 September 2018, 14:41 WIB
Asian Games Momentum Tingkatkan Peran Perkarantinaan Ke Level Dunia
Karantina hewan/Kementan
rmol news logo Perhelatan Asian Games 2018 telah sampai di penghujung waktu. Sebanyak 17 ekor kuda terakhir dari 133 peserta cabang equestrian asal 22 negara dikembalikan ke Liege, Belgia pada Minggu (2/9)

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian Banun Harpini menyampaikan penghargaan tinggi kepada Organisasi Kesehatan Dunia (OIE) yang telah memberikan bantuan teknis bagi perkarantinaan kuda di perhelatan olah raga tingkat Asia tersebut.

"Perlakuan tindakan karantina terhadap kuda yang sesuai dengan standar dunia sangat penting bagi sukses terselenggaranya Asian Games 2018 khususnya pada cabang olah raga berkuda. Asian Games memberikan momentum untuk meningkatkan kapasitas layanan perkarantinaan ke level yang lebih tinggi," jelas Banun saat bertemu dengan konsultan OIE Susanne Munstermann DVM di ruang kerjanya, Jakarta, Senin (3/9).

Banun menyatakan, pendampingan tersebut dilakukan pada proses notifikasi Health Certificate, Return Health Certificate dan juga protokol karantina ke 22 negara peserta cabang olah raga berkuda telah dilakukan jauh hari sebelum pelaksanaan event. Menurutnya, persiapan Kementan melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) dan Badan Litbang Pertanian sudah dilakukan sejak dua tahun lalu, mulai dari surveilans atau pemantauan penyakit kuda sesuai standar area bebas penyakit kuda hingga sertifikasi.

Kementan bersama Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian juga menyiapkan venue Jakarta Equestrian Park (JEP) Pulomas dengan mengatur manajemen dan pergerakan kuda yang keluar masuk wilayah DKI Jakarta dengan pemberian identifikasi untuk setiap kuda. Termasuk juga upaya relokasi kawasan kuda delman yang tidak layak, serta kuda yang menunjukkan seropositive suatu penyakit.

"Badan Karantina Pertanian menyiapkan persyaratan karantina hewan khusus untuk importasi temporer kuda untuk perlombaan," tambah Banun.

Langkah lain adalah pelarangan pemasukan kuda dari luar Pulau Jawa ke wilayah Jabodetabek, serta memperketat tindakan karantina pada importasi kuda dari negara dengan standar sudah setara dengan EDFZ. Dan untuk importasi kuda dari negara dengan standar kesehatan di bawah EDFZ dilakukan kebijakan pelarangan guna memenuhi standard yang telah ditetapkan.

Pemantauan penyakit kuda di lokasi Instalasi Karantina Hewan dilakukan sebelum Stable Artyatasa di desa Limo, Depok ditetapkan sebagai Instalasi Kesehatan Hewan (IKH) oleh Kementan. Berbagai proses untuk menyelaraskan standard aturan, fasilitas, sumber daya manusia dan tindakan perkarantinaan dengan lembaga kesehatan hewan dunia terus berlanjut hingga jelang pelaksanaan AG 2018.

Sementara itu, Susanne asal Jerman yang telah ditunjuk khusus oleh OIE untuk mengawal kesehatan kuda peserta cabang olah raga ketangkasan berkuda, equestrian di Asian Games menyebutkan Indonesia patut berbangga telah sukses menyelenggarakannya, terutama equestrian yang membawa hewan hidup kuda sebagai sarana kompetisi olah raga tersebut.

"Indonesia telah sukses menyelenggarakan Asian Games, pesta olahraga terbesar kedua setelah Olympiade," ujarnya.

"Negosiasi dengan negara peserta dapat dilakukan dengan baik, terutama dengan negara dengan aturan tertutup namun Karantina Indonesia dapat melakukannya dengan execellent. Saya merasa ada banyak visi ke depan, saya sangat senang jika ke depan dapat bergabung dan berbagi pengetahuan dalam tindakan karantina khusus," tambah Susanne.

Pemerintah dalam hal ini Kementan, Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI dan pihak swasta telah mengeluarkan banyak biaya dan energi untuk mencapai pengakuan EDFZ saat Asian Games 2018.

Susanne berharap para pihak melanjutkan proses agar dapat mempertahankan dengan berkonsultasi ke Dr. Wahida Maghraby, Atase Pertanian KBRI di Brussel di Komisi Uni Eropa.

Banun menegaskan, kerja sama dengan laboratorium rujukan OIE untuk penyakit kuda yang telah dijalin selama Asian Games bakal terus dilanjutkan. Hal itu penting agar ke depan Indonesia menjadi peserta, penyelenggara bahkan menjadi pusat kompetisi berkuda berkelas dunia. [wah]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA