Bagikan:

JAKARTA - Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) memutuskan menyewa pesawat (charter) untuk mengangkut pemain Timnas dalam laga kedua babak semifinal Piala AFF yang akan berlangsung di Stadion My Dinh, Hanoi pada Senin besok, 9 Januari.

Disebutkan bahwa strategi ini diambil untuk meningkatkan efisiensi waktu karena tidak perlu melakukan transit penerbangan untuk tiba di tempat tujuan.

“(Diharapkan) Pemain juga bisa punya waktu istirahat lebih banyak ketimbang menggunakan pesawat komersial,” kata PSSI dikutip Redaksi pada Minggu 8 Januari.

Direncanakan para pemain Timnas bakal langsung menggelar latihan pada malam harinya. Namun, hal itu urung dilakukan lantaran pesawat mengalami delay selama 40 menit sehingga kesempatan menghemat waktu dengan pesawat sewaan menjadi sia-sia.

Keputusan PSSI menggunakan pesawat sewaan bukan kali ini saja. Diketahui bahwa saat melakoni partai tandang ke Filipina, Timnas juga menggunakan pesawat charter.

Redaksi lantas mencoba menelusuri pesawat apa yang dipakai ke Vietnam. Dari unggahan foto oleh federasi, diduga kuat armada yang disewa adalah milik Batik Air dengan kode registrasi PK-LUK. Hal itu terkinformasi dari data yang dilacak pada laman penyedia jasa informasi penerbangan FlightRadar 24.

Tercatat bahwa pesawat Batik Air yang digunakan adalah jenis Airbus A320–200 dengan kode penerbangan ID8840. Pesawat itu take off dari Bandara Soekarno-Hatta pada Sabtu pukul 13.42 WIB.

Jadwal tersebut mundur sekitar 40 menit dari estimasi awal keberangkatan pukul 13.00 WIB. Adapun, Batik Air ID8840 mendarat di Bandara Noi Bai, Hanoi pada pukul 18.00 waktu setempat.

Sehingga bila dihitung lama perjalanan tersebut adalah 4 jam 18 menit atau digenapkan ke selama 5 jam (termasuk boarding, taxi dan lain-lain).

Pertanyaan menarik menyeruak, berapakah biaya yang dikeluarkan PSSI untuk sewa pesawat tersebut?

Dari pemantauan di website resmi Batik Air, tidak dicantumkan mengenai harga sewa pesawat secara keseluruhan untuk satu penerbangan.

Meski demikian, pengamat penerbangan Edwin Soedarmo pada 2015 lalu sempat mengatakan bahwa perkiraan harga sewa pesawat Lion Air tipe Boeing 737-900 adalah sebesar 5.000 hingga 7.000 dolar AS per jam.

Asal tahu saja, Boeing 737-900 merupakan pesawat kelas yang sama dengan Airbus A320–200. Pun demikian dengan Batik Air dan Lion Air yang juga bernaung di entitas induk sama sehingga acuan operasionalnya tidak jauh berbeda.

Jadi apabila menggunakan asumsi tengah 6.000 dolar AS per jam, maka biaya penerbangan Jakarta-Hanoi yang memakan waktu 5 jam akan berbiaya 30.000 dolar AS.

Jika angka itu ditarik dengan kurs saat APBN 2023 sebesar Rp14.800, maka setidaknya PSSI harus merogoh kocek sebanyak Rp444 juta.

Sudah selesai? Nanti dulu. Nilai ini adalah harga sewa pesawat 2015 dengan patokan harga minyak dunia kala itu di kisaran 35-50 dolar AS per barel. Sementara itu harga minyak dunia saat ini (rata-rata 2022) berada di level 80-90 dolar AS per barel.

Artinya, ada lonjakan sewa pesawat hampir dua kali lipat dari asumsi awal Rp444 juta menjadi sekitar Rp800 juta atau mendekati Rp1 miliar untuk sekali jalan Timnas Indonesia ke Vietnam. Wow!