Academia.eduAcademia.edu
EDISI TAHUN I VOL 09 EKSPLORASI ON THE RIGHT TRACK SUKSES STRATIGRAFIC PLAY DI JATI ASRI Exploration - Appraisal Project Jawa 2 berhasil menemukan cadangan cukup besar dengan metode stratigrafi yang baru pertama kali terbukti secara siknifikan di Pertamina. Tak lagi terkungkung pada “structural play”. Membangkitkan optimisme baru untuk penambahan produksi. Implementasi BPMS 2 TAHUN I VOLUME 08 pep.pertamina.com D A R I R E D A K S I ENERGIA cover : Aktivitas pengeboran PT Pertamina EP Jati Ibon. Difoto oleh Tatan Agus RST. WHAT’S in a name, kata sastrawan masyhur yang karyanya abadi di segala zaman, Shakespeare. Tapi bagi kami, nama tetap penting. Untuk itu, kami memilih nama BALANCE untuk media yang diniatkan sebagai ajang komunikasi Pertamina EP dengan stake holder. Dengan BALANCE kami mencoba menangkap spirit perusahaan untuk tetap menjaga harmoni antara pertumbuhan perusahaan, dengan alam dan lingkungan masyarakat. Tanpa terasa BALANCE sudah terbit delapan edisi dengan spektrum liputan yang luas, mulai dari produksi sampai kepedulian terhadap keanekaragaman hayati. Jika sekarang, untuk edisi kesembilan dan seterusnya, kami harus menanggalkan BALANCE bukan berarti nama itu sudah tidak berarti lagi. Pergantian menjadi Energia semata-mata untuk kepentingan komunikasi. Pertamina sebagai perusahaan yang bertekad mewujudkan visi world class company merumuskan strategi “one brand” untuk penerbitan media. Baik untuk holding maupun anak perusahaan harus menggunakan nama Energia dengan tagline Energizing Asia. Energia dipungut dari bahasa Yunani energeia, yaitu en bermakna di dalam, dan ergon bermakna kerja. Energia bermakna kapasitas atau daya dalam mengerjakan sesuatu. Manusia pada hakikatnya adalah sumber energi, yang punya kekuatan untuk mengerjakan sesuatu, mengubah sesuatu menjadi sesuatu yang semestinya lebih berarti. Kekuatan ini oleh penyair Taufik Ismail dipersonifikasikan dalam sosok Aura Energia lewat buku “Pertamina Dari Puing-Puing ke Masa Depan Refleksi & Visi 1957-1997”. Aura Energia adalah sosok imajinatif yang diciptakan untuk menggambarkan figur ideal insan Pertamina abad XXI. Mewakili visi, kerja keras, usaha yang terus-menerus, dan cita-cita Pertamina yang senantiasa bertransformasi dan bergerak menggapai masa depan gemilang bangsa dan negara Indonesia tercinta. Semangat inilah yang coba kami tularkan lewat berbagai tema tulisan, baik saat bernama BALANCE maupun Energia. Seperti nomor ini kami mengangkat success story Jati Asri, Menjelang akhir tahun 2013, Exploration - Appraisal Project Jawa 2 berhasil menemukan cadangan migas yang cukup besar dari sumur wildcat Jati Asri (JAS)-1 melalui pengembangan konsep stratigrafi (stratigraphic play) yang terbilang baru pertama kali terbukti secara signifikan di Pertamina. Sumur-sumur lain juga pernah menerapkan konsep ini tetapi belum terbukti secara signifikan dari hasil uji kandung lapisan. Temuan ini sangat berarti bagi Pertamina EP karena merupakan awal untuk tidak lagi terkungkung pada “structural play”. Hal ini membangkitkan optimisme baru untuk penambahan cadangan dan produksi di Pertamina EP. Tanpa kerja keras dan usaha yang terus menerus tanpa kenal lelah, serta semangat untuk terus bertransformasi menggapai masa depan gemilang, penemuan migas di Jati Asri, juga tempat lain hanyalah mimpi di siang bolong. Selamat Membaca! VOLUME 09 TAHUN I 3 S U R A T P E M B A C A KEBIJAKAN QUALITY, HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT (Q H S S E) 2E\HNWLI 1LKLO,QVLGHQGDQUHVLNRNHDPDQDQ\DQJWHUNHORODVHUWDPXWX\DQJWHUSHUFD\DVHVXDLDVSHN4+66( 7XMXDQ 0HOLQGXQJLGDQPHQJDPDQNDQVHWLDSRUDQJDVVHWSHUXVDKDDQGDWDSHUXVDKDDQ\DQJEHUVLIDWUDKDVLDOLQJNXQJDQ GDQNRPXQLWDVVHNLWDUGDULEDKD\D\DQJEHUKXEXQJDQGHQJDQNHJLDWDQ3HUWDPLQD(3GDQ0LWUD8VDKD3HQ\HGLD %DUDQJGDQ-DVD .RPLWPHQ 0DQDMHPHQGDQVHOXUXKSHNHUMDPHPEHULNDQSULRULWDVXWDPDWHUKDGDSDVSHN4+66(GHQJDQFDUD 3DWXK  0HPDWXKLSHUDWXUDQSHUXQGDQJDQGDQVWDQGDU4+66( ,QWHJUDVL  0HQJLQWHJUDVLNDQGDQPHQJLPSOHPHQWDVLNDQDVSHN4+66(GDODPVHWLDSNHJLDWDQRSHUDVLVHVXDLGHQJDQ  EHVWHQJLQHHULQJSUDFWLFHV /DWLK  0HQLQJNDWNDQSHPDKDPDQGDQNRPSHWHQVLSHNHUMDPHODOXLVRVLDOLVDVLGDQSHODWLKDQ ,PSURYHPHQW  0HQLQJNDWNDQSHQHUDSDQDVSHN4+66(VHFDUDNRQVLVWHQNRPSUHKHQVLIGDQEHUNHVLQDPEXQJDQ +DUPRQLV  0HQFLSWDNDQGDQPHPHOLKDUDKXEXQJDQKDUPRQLV\DQJEHUNHODQMXWDQGHQJDQVWDNHKROGHUGDQOLQJNXQJDQ  PHODOXLSHPHQXKDQNHSXDVDQSHODQJJDQGDQSHQJHPEDQJDQPDV\DUDNDW 3HQLODLDQ 3HQJKDUJDDQ  0HQMDGLNDQNLQHUMD4+66(GDODPSHQLODLDQGDQSHQJKDUJDDQSHNHUMDGDQPLWUDNHUMD 'LUHNVLSHNHUMDPLWUDNHUMD3HUWDPLQD(3GDQ0LWUD8VDKD3HQ\HGLD%DUDQJGDQ-DVDEHUWDQJJXQJMDZDEXQWXN PHODNVDQDNDQGDQPHQDDWLNHELMDNDQ4+66(GDQPHODNXNDQHYDOXDVLXQWXNSHUEDLNDQVHFDUDWHUXVPHQHUXV -DNDUWD0DUHW 3UHVLGHQW'LUHFWRU 3UHVLGHQW'LUH $G L K $GULDQV\DK Mewujudkan Ketahanan Energi Nasional PADA 9 April 2014 lalu, kita baru saja melakukan pemilihan umum legislatif (Pileg) dan selanjutnya akan melakukan pemilihan Presiden (Pilpres) yang akan berlangsung pada 9 Juli 2014. Memilih anggota legislatif dan juga Presiden artinya kita memilih wakil dan pemimpin dalam 5 tahun ke depan. Ketika memilih wakil rakyat dan pemimpin tersebut, artinya kita memercayakan berbagai persoalan bangsa ini kepada mereka. Salah satu persoalan yang mengemuka dan krusial adalah terkait kemandirian dan ketahanan energi. Kemandirian dan ketahanan energi merupakan pilar penting ketahanan ekonomi dan bermuara pada ketahanan nasional. Karena itu membangun sistem kemandirian dan ketahanan energi sangat penting bagi sebuah negara. Selain sebagai kemampuan merespon dinamika perubahan energi global (eksternal) juga sebagai kemandirian untuk menjamin ketersediaan energi nasional (internal). Untuk menyelamatkan ketahanan energi kita, maka ketergantungan terhadap minyak harus dikurangi. Anugerah yang dimiliki Indonesia berupa keragaman sumber energi harus dimanfaatkan. Salah satunya dengan fokus dan mengoptimalkan gas alam dan gas-gas non konvensional lainnya. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memperkirakan, bahwa Indonesia mempunyai sumber daya gas sebesar 335 triliun cubic feet, setara dengan 59,6 miliar barrel minyak. Kemudian juga menciptakan energi mix yang terdiversifikasi melalui energi terbarukan. Tren dalam menggunakan hidrokarbon seperti minyak, gas dan batubara diprediksi akan tetap mendominasi energi konsumsi kita di masa depan. Kemudian juga mengoptimalkan sumber energi terbarukan dan berkelanjutan. Salah satunya adalah panas bumi. Potensi panas bumi di Indonesia sangat besar karena letak geografis yang berada di cincin api Asia Pacifik. 40 persen sumber energi panas bumi di dunia, berada di Indonesia. tetapi pemanfaatannya di dalam negeri, tidak lebih dari 5 persen. Selain itu, sumber energi terbarukan seperti biofuel dan bioethanol, layak untuk dipertimbangkan juga sebagai bagian dari diversifikasi energi nasional, juga termasuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Langkah lain untuk menciptakan kemandirian energi yaitu denan mengurangi subsidi minyak dan mengalokasikan dana subsidi tersebut ke wilayah-wilayah yang lebih penting. Ibnu Abdullah Mampang-Jakarta Email: mosalaki79@yahoo.com Pemimpin Redaksi: Aji Prayudi (VP Legal Relations) Wakil Pemimpin Redaksi: Arya Dwi Paramita (Pjs PR Manager) Redaktur Pelaksana: Arya Dwi Paramita, Panjie Galih Anoraga Redaksi: Hidayat Tantan, Tatan Agus RST, Sigit Widihardono, Humas Asset 1, Humas Asset 2, Humas Asset 3, Humas Asset 4, Humas Asset 5, Humas Pangkalan Susu, Humas Rantau, Humas Lirik, Humas Jambi, Humas Adera, Humas Ramba, Humas Pendopo, Humas Prabumulih, Humas Limau, Humas Tambun, Humas Jatibarang, Humas Subang, Humas Cepu, Humas Tarakan, Humas Sangatta, Humas Sangasanga, Humas Tanjung, Humas Bunyu, Humas Sorong. Alamat Redaksi: Menara Standard Chartered, Lantai 21-29, Jl. Prof. Dr. Satrio No. 164 Jakarta Selatan email: pep-redaksi@pertamina.com Redaksi menerima kiriman artikel dan foto seputar kegiatan dunia migas dan hal yang berkaitan, maksimal 6.000 karakter. Kirim ke: pep-redaksi@pertamina.com 4 TAHUN I VOLUME 08 D A F T A R I S I WAWANCARA: Rovicky Dwi Putrohari EKSPLORASI ON THE RIGHT TRACK Dalam lima tahun terakhir, eksplorasi Pertamina EP membukukan temuan 818 juta barrel setara minyak. Ada 1.250 miliar barrel setara minyak yang siap dimonetitasi. Produksi akan meningkat dalam dua-tiga tahun mendatang. ALARM BAHAYA SDM MIGAS Indonesia masih memiliki potensi sumberdaya migas sangat besar, namun cadangannya sedikit. Masih harus dieksplorasi dengan membutuhkan waktu, biaya yg mahal dan perlu usaha yang keras untuk menemukannya. 11 ASA DARI JATI ASRI Di tengah produksi yang kurang menggembirakan, hasil sumur eksplorasi Jati Asri (JAS)-1 ibarat setetes air di pandang tandus. Menjelang akhir tahun 2013, Exploration - Appraisal Project Jawa 2 berhasil menemukan cadangan migas yang cukup besar dari sumur wildcat. ◆ Awas! Bahaya Benzene 18 ◆ Inspirasi: Kamus Berjalan Tuntung 20 ◆ Rana: Di Perkampungan Nelayan 28 ◆ Lensa Peristiwa 36 ◆ Seni: Tegak Sejak Remuknya Tembok Berlin 39 32 Kepulauan Derawan: Sensasi Ubur-ubur Akrobat 15 PEOPLE BEHIND JATI ASRI H . TA N TA N WISATA: 24 TATA N A G U S R S T 6 I S T I M E WA TATA N A G U S R S T KETUA UMUM IKATAN AHLI GEOLOGI INDONESIA “Where oil is first found, in the final analysis, is in the minds of men (and women), -Wallace E, Pratt, 1952.” VOLUME 09 TAHUN I 5 L A P O R A N U T A M A EKSPLORASI ON THE RIGHT TRACK TATA N AG U S R S T Dalam lima tahun terakhir, eksplorasi EP membukukan temuan 818 juta barrel setara minyak. Ada 1.250 miliar barrel setara minyak yang siap dimonetitasi. Produksi akan meningkat dalam dua-tiga tahun mendatang. 6 TAHUN I VOLUME 08 WA H Y U Nanang Abdul Manaf. R IG D /, milik Pertamina Driling Service (PDSI) masih berdiri tegak di Lapangan Jati Ibon, di Desa Hanjatan, Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu. Sudah lebih dari seratus hari rig yang serba elektronis itu berada di kawasan yang bersisian dengan Laut Jawa tersebut. Ini adalah lapangan keempat yang memakai jasa rig berkekuatan . tenaga kuda ini. “Pengeboran sudah selesai. Dalam satu dua hari akan release.” ujar Sapto Edy Nugroho. Asisten Manajer Drilling Pertamina EP saat Energia PEP berkunjung ke sana akhir Maret lalu. Jati Ibon adalah sumur pengeboran yang diinisiasi Appraisal Project Jawa 2, Hasilnya, meski bukan dry hole, masih jauh di bawah Jati Asri (lihat bagian 2: Asa Dari Jati Asri). Baik Jati Ibon maupun Jati Asri sudah meninggalkan “structural play”. Pengeborannya mendasarkan pada stratigrafi, “Bekal data selama pengeboran akan kita evaluasi untuk menyempurnakan metode stratigrafi,” ujar Tri Widyokunto, Senior Manager Aprraisal Project Jawa 2. Sebelumnya, pengeboran Pertamina EP lebih mendasarkan pada structure play. Hampir semua wilayah kerja sudah digarap dengan pola pengeboran seperti itu. Jika tak menggunakan cara baru, pengeboran bisa dipastikan akan makan angin alias tak menghasilkan apa-apa. Padahal, jika ingin survive pengeboran harus berhasil seperti ungkapan yang sudah jadi jargon para pemain migas: setiap tetes yang keluar dari perut bumi harus diganti dengan satu tetes temuan eksplorasi. Kalau umur mau lebih panjang dan perusahaan ingin growth pengantinya tentunya tak hanya satu tetes, tapi harus bertetes-tetes. Resep ini diistilahkan dengan reserve to replacement ratio. Perusahaan migas rela menghabiskan dana berjuta-juta dollar untuk pengeboran. Padahal, upaya itu tak selalu membuahkan hasil. Mereka harus siap gagal dan investasi berjuta-juta dollar amblas ditelan bumi. “Untuk greenfield, keberhasilan pengeboran rata-rata perusahaan migas hanya 30%,” ujar Nanang Abdul Manaf, profesional migas yang sudah lebih dari dua puluh tahun bergelut dengan dunia eksplorasi di Pertamina. Meski rasio sukses kecil, perusahaan-perusahaan migas berani mengambil risiko. Mereka terus menggerakkan rig-rig ke wilayah-wilayah yang ditengarai mengandung harta karun emas hitam dan gas, sampai ke laut dalam. Mereka paham, jika tak dilakukan, ibarat ATM yang diambil terus tanpa pernah diisi, lama-lama akan terkuras. Saldo tak bersisa. Perusahaan pun akhirnya hanya tinggal sejarah. “Rule of game-nya kalau mau main di migas memang seperti itu. Ini bisnis yang high risk.” Nanang menambahkan. Untuk industri migas Indonesia, apa boleh buat penambahan cadangan kurang menggembirakan. Angkanya dari tahun ke tahun terus turun. Dalam catatan SKK Migas reserve to replacement ratio 2013 tercatat 63%, menurun dibandingkan 2012 sebesar 75%. Reserve to replacement ratio akan berpengaruh pada reserve to production ratio. Di Indonesia, cadangan yang proven sekarang tinggal 3,6 miliiar BOE (barel oil equivalent) barrel. Dengan tingkat produksi seperti sekarang industri migas hanya akan bertahan untuk 10 tahun sampai 11 tahun, jika eksplorasi gagal total. “Best practices yang dilakukan perusahaan-perusahan mempertahankan reserve to production 15-20 tahun”. PEP sebetulnya berpotensi membukukan reserve to replacement ratio yang positif. Tak hanya mengembalikan satu setetes, yang dikembalikan bisa lebih. Dari lima tahun kegiatan eksplorasi (2009-2013) yang dilakukan anak perusahaan Pertamina yang bergerak di sektor hulu ini, mampu membukukan penemuan rata-rata setiap tahun 164 juta barel setara minyak per tahun, biasa ditandai dengan satuan MMBOE. Sementara yang diproduksi Pertamina EP sekitar 100-105 MMBOE. Rinciannya minyak 40-45 MMBOE per tahun, gas 365 TCF per tahun. “Tapi penemuan itu kebanyakan masih contigent resources belum menjadi reserve,” ujar Nanang Abdul Manaf, yang selama tiga tahun (2011-Maret 2014) menjabat sebagai VP Eksplorasi Pertamina EP, sebelum dipindahtugaskan sebagai VP Business Initiatives & VOLUME 09 TAHUN I 7 Valuation, Upstream Business Development, Dit. PIMR. Dengan target produksi yang terus ditambah, wajar jika sementara kalangan mempertanyakan mengapa temuan eksplorasi yang lumayan besar itu tak segera dimonetisasi dengan segera menjadikannya sebagai reserve. Secara sederhana untuk memonetisasi hasil temuan sumur eksplorasi harus ada PODnya (Plan of Development) atau sekurang-kurangnya POP (Put on Production), dengan catatan POP ini hanya untuk sementara waktu sambil menunggu tambahan sumur delineasi atau appraisal dalam rangka mengkonfirmasi besarnya cadangan dari struktur temuan eksplorasi tersebut. Monetisasi itu tak bisa sebentar. “Dalam pengalaman kita, dari discovery sampai POD bisa mencapai tiga tahun,” kata Nanang. Alumnus ITB Jurusan Geologi ini mencontohkan Lapangan Pondok Makmur. Sejak ditemukan pada 2007, baru bisa on stream pada 2010 (POD tahap pertama). Kalau lapangan gas bisa lebih lama lagi. “Minyak lebih lebih mudah dibanding gas,” ujarnya. Waktu monetisasi sebuah lapangan juga bisa lebih cepat jika dekat dengan fasilitas produksi. Nanang menyebutkan keterlambatan itu disebabkan bagian eksplorasi tidak fokus. Di satu sisi, dituntut memenuhi target RJPP yang mengharuskan penambahan sumber daya contingent. Di sisi lain, dituntut segera mengkonversi sumber daya contigent ke reserve. “Padahal, dana terbatas,” ujar Nanang. Tiap tahun dianggarkan dana sekitar 200-300 juta dollar. Karena pongeboran semakin dalam, satu sumur umumnya membutuhkan biaya 15-20 juta dollar. Artinya, bujet yang disediakan paling-paling hanya cukup untuk 15 sumur. “Tiap tahun kita bingung mengalokasi mau dibelanjakan berapa untuk wildcat, dan berapa untuk delineasi,” ujar Nanang. Wildcat adalah istilah untuk sumur-sumur “perawan” yang dibor pertama kali untuk mendapat- 8 TAHUN I VOLUME 08 TATA N A G U S R S T L A P O R A N U T A M A STRUCTURAL VS STRATIGRAPHIC PLAY STRUCTURAL STRATIGRAPHIC kan contigent resources, sedangkan delineasi ditujukan untuk sumur yang ditingkatkan statusnya dari kontigensi ke reserve. Ini ditandai dengan status sumur yang menjadi POP. Untuk pengembang an sebuah lapangan, harus ada beberapa sumur POP sebelum status dinaikkan menjadi POD. Sebagai solusi menurut Nanang, harus ada breakthrough, misalnya investasi eksplorasi difokuskan kepada penambahan contigent resources seperti diamanatkan RJPP sementara tugas delineasi dikerjakan bagian pengembangan atau dengan menggunakan bujet pengembangan sehingga TATA N A G U S R S T RUMITNYA EKSPLORASI DI INDONESIA Tim eksplorasi Pertamina EP di lapangan minyak Jati Asri. MELAKUKAN eksplorasi Indonesia jauh lebih rumit dibandingkan di negara lain. Tak sekadar memastikan subsurface bagus, tapi juga harus mengamankan surface. Sementara di negara lain umumnya hanya konsentrasi pada pekerjaan subsurface karena jebakan migas umumnya di daerah steril, jauh dari pemukiman ataupun penggunaan lain. Amerika, misalnya sekarang dengan leluasa mengembangkan shale gas karena wilayah pengembangan benarbenar jauh dengan penduduk. Pompapompa raksasa dengan berat sampai 60 ton tanpa kesulitan ditempatkan di lapangan-lapangan potensial. Sementara di Indonesia jangankan peralatan “giant” seperti itu, rig yang berukuran lebih kecil kerap tak bisa mauk lokasi karena diportal penduduk “Contoh lain, di Libya misalnya, eksplorasi dilakukan di daerah gurun yang tak ada penduduknya,” ujar Nanang Abdul Manaf. Alumnus ITB Jurusan Geologi ini pernah selama dua tahun (2009-2011) menjadi GM Pertamina dua-duanya bisa jalan. Alternatif lain, legowo melepaskan target contigent dan fokus melakukan monetisasi. Menurut Nanang, kasus Lapangan Benggala sebetulnya bisa menjadi contoh ideal percepatan monetisasi. Begitu selesai satu sumur ekplorasi langsung di POP. Ini dilakukan paralel dengan Lybia. Pekerjaan eksplorasi sebetulnya lancar tanpa ada gangguan sampai akhirnya terjadi krisis politik di Libya yang berakhir dengan terbunuhnya Presiden Moamar Khadafy. Saat itu, semua ekspatriat termasuk Nanang dievakuasi. Karena pertimbangan keamanan. sampai kini proyek belum diteruskan. Beberapa ekspatriat dari negara lain memang ada yang nekad kembali ke sana. Itu pun dengan pengamanan ekstra ketat. Nanang menyebutkan, banyak wilayah kerja Pertamina EP yang potensial tak bisa dibor karena sudah dikepung pemukiman penduduk ataupun beririsan dengan penggunaan lain, seperti perkebunan dan pertambangan. Semakin kompleks dengan munculnya UU No 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Berdasarkan beleid tersebut, pembebasan lahan di atas 1 Ha harus melalui BPN. Untuk pengeboran biasanya dibutuhkan 2 Ha. Celakanya, birokrasi pengurusan di BPN terlalu panjang. Pengadaan lahan pun cenderung penyelesaian eksplorasi sumur kedua dan ketiga. Biasanya POP dilakukan setelah pengeboran sumur delineasi kedua dan ketiga selesai. Tekanan eksternal untuk mengalirkan gas dari lapangan Benggala sangat besar. Provinsi Sumatera Utara di ambang krisis. Listrik kerap mati karena berlarut-larut. Persoalan ini sebetulnya tak hanya dialami Pertamina EP. Perusahaan dengan status world class seperti Exxon Mobil terhambat problem serupa untuk mengembangkan Lapangan Cepu. Mereka akhirnya terpaksa membebaskan lahan yang sangat luas Ini tentunya berimbas pada biaya operasi yang semakin membengkak. Alhasil, sampai sekarang lapangan yang mulai digarap sejak 2004 belum juga bisa optimal. Produksinya masih 20 ribuan barrel. Padahal, Exxon sempat memproyeksikan produksi sampai 165.000 barrel. Sekretaris Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Gde Pradnyana, menyebutkan ada tiga kendala utama yang menghambat eksplorasi migas di Indonesia yakni perpajakan, perizinan, dan kepastian hukum. “Perpajakan belum beres, peralatan yang masuk masih dikenakan pajak,” ujarnya dalam sebuah seminar di Jakarta baru-baru ini. Sementara untuk perizinan, ada 281 jenis izin yang harus dipenuhi investor. Banyaknya perizinan yang dipersyaratkan, kata Pradnyana, menjadi penyebab banyak upaya pengeboran tertunda. Perizinan yang harus dipenuhi, sebut dia, sampai ke tingkat pemerintah daerah. Beberapa izin tersebut adalah pemakaian genset, pinjam pakai kawasan hutan, dan penggunaan alat berat. “Belum lagi, prosesnya lama.” Sedangkan soal kepastian hukum salah satunya terkait dengan revisi UU Migas yang sampai sekarang belum dirampungkan DPR sehingga postur regulasi belum jelas. Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Rovicky Dwi Putohari menyebutkan banyak perusahaan migas sekarang ini memilih tak melakukan eksplorasi menunggu revisi tersebut selesai. pembangkitnya kurang pasokan gas. Begitupun dengan kalangan industri. Manajemen Pertamina EP meresponnya dengan mempercepat pengaliran gas agar segera dimanfaatkan masyarakat, Sekarang ini dari satu sumur baru bisa dialirkan 4 MMSCF. Kalau sudah full development, bisa mencapai 6-10 VOLUME 09 TAHUN I 9 SUKSES RASIO PENGEBORAN PEP MMSCF per sumur. Kalau ada sepuluh sumur, gas yang dialirkan lumayan besar, 60-100 MMSCF. “Kalau mau cepat monetisasi harus fokus dan dedicated team,” ujarnya. Nanang menyebutkan SDM bukan kendala untuk melakukan percepatan monetisasi. Menurut dia, kompetensi karyawan EP sudah teruji dalam mengerjakan beberapa proyek pengembangan. Pertamina EP sekarang ini mengerjakan beberapa proyek pengembangan, antara lain Pondok Makmur, Pakugajah, Matindok dan Gas Jawa. Proyek-proyek itu sudah hampir selesai dan siap diserahkan pengelolaannya kepada Asset. “SDM-nya bisa diputar untuk mengerjakan percepatan monetisasi,”ujar Nanang. menambahkan Bagaimana dengan bujet? “Bujet harus tersendiri, terpisah dari bujet rutin eksplorasi,” ujarnya. Top manajamen PEP menyadari handicap yang dihadapi tim eksplorasi. Untuk itu pada 2013, dialokasikan dana khusus untuk percepatan sumur delineasi. Semula tahun 2014 hanya ditargetlan 12 sumur, tapi kemudian ditambah 8 sumur delineasi dengan dana terpisah di luar bujet rutin eksplorasi. Monetisasi eksplorasi memang menjadi prioritas Presiden Direktur Pertamina EP, Adriansyah. Dalam wawancara dengan Energia PEP, mantan Presiden Direktur Pertamina Geothermal ini menyebutkan monetisasi eksplorasi menjadi salah satu strategi untuk mengejar target produksi 128.000 BOPD yang dibebankan PT Per tamina (Persero) sebagai induk perusahaan. Percepatan itu salah satunya akan dilakukan pada lapangan Jati Asri. Nanang Abdul Manaf menyebut temuan ekplorasi yang siap dimonetisasi sekitar 1.250 miliar barrel setara minyak. Jika separuhnya saja bisa diPOP-kan, dengan mengacu pada produksi Pertamina EP sekarang sekitar 100-105 MMBOE per tahun, masa produksi Pertamina EP bertambah 5-6 tahun. “Pertamina EP masih sangat po- 10 TAHUN I VOLUME 08 tensial,” ujar Nanang Abdul Manaf. Keberhasilan eksplorasi sangat bergantung dengan banyaknya jumlah pengeboran. Dengan pengeboran yang banyak, kemungkinan mendapatkan minyak atau gas semakin besar. Pada 2012, dengan pengeboran sampai 24 sumur, di atas target RKAP yang hanya 22 sumur bisa mencatatatkan penemuan sebesar 229 MMBOE, Ini terbesar sepanjang sejarah ekplorasi Pertamina EP. Sebaliknya, jika pengeboran sedikit, hasilnya pun minim pula. Seperti terlihat pada 2011. Sumur yang diselesaikan hanya 12 sumur dari target 24. Perolehannya hanya 93 MMBOE, terendah dalam eksplorasi lima tahun terakhir (lihat grafis – Jumlah Pengeboran dan Temuan Cadangan PEP). Pada 2012, pengeboran banyak terkendala dengan persoalan pengadaan lahan. Riwayat eksplorasi Pertamina EP dimulai seiring dengan berdirinya perusahaan pada 2005. Dalam dua tahun, boleh dibilang masa trial and error. Sukses rasionya masih rendah. Pada tahun pertama tercatat 57%. Tahun kedua malah lebih buruk lagi, dari empat sumur yang dibor, tiga diantaranya dry hole atau sukses rasio hanya 25%. Tahun-tahun berikutnya mulai membaik selalu di atas 70%. Malah pada 2002, sukses rasio mencapai 92%. “Sukses rasio ekplorasi EP rata-rata 72%,” ujar Nanang Abdul Manaf. (lihat grafis Sukses Rasio Eksplorasi PEP. Angka ini boleh dibilang besar dibandingkan rasio sukses eksplorasi di tataran global. “Mungkin karena kita ngebor di lapangan yang sudah mature. Jadi sukses rasionya relatif tinggi,” kata Nanang. Untuk pengeboran di greenfield, di percaturan global sukses rasio tidak lebih dari 30%. Bisa dikatakan eksplorasi Pertamina EP on the right track. TATA N A G U S R S T L A P O R A N U T A M A Anggota tim drilling dan eksplorasi Jati Asri di depan rig Jati Ibon. ASA DARI JATI ASRI M ENJELANG akhir tahun , Exploration - Appraisal Project Jawa  berhasil menemukan cadangan migas yang cukup besar dari sumur wildcat Jati Asri (JAS)- melalui pengembangan konsep stratigrafi (stratigraphic play) yang terbilang baru pertama kali terbukti secara signifikan di Pertamina. (sumur-sumur lain juga pernah menerapkan konsep ini namun belum terbukti secara signifikan berdasarkan hasil uji kandung lapisan). Temuan ini sangat berarti bagi Pertamina EP karena merupakan awal untuk tidak lagi terkungkung pada “structural play”. Hal ini membangkitkan optimisme baru untuk penambahan cadangan dan produksi di Pertamina EP. Di tengah produksi yang kurang menggembirakan, hasil sumur eksplorasi Jati Asri (JAS) -1 ibarat setetes air di padang tandus. Tak hanya untuk internal PEP, tapi juga industri migas Indonesia. Mendapatkan 1.000 barrel dari satu sumur sekarang ini, seperti yang akan diproduksikan dari JAS-1 susah tak kepalang. Untuk itu SKK Migas sebagai lembaga pemerintah yang bertanggung pada pengelolaan hulu migas meminta pengembangan lapangan Jati Asri dipercepat. “Dalam perencanaan kami tadinya Lapangan Jati Asri full scale baru 2019. Dalam rapat terakhir SKK Migas minta dipercepat 2016”, ujar Tri Widyo Kunto, Senior Manager Appraisal Project Jawa 2 Pertamina EP. Exploration Appraisal Project Jawa 2 boleh dibilang “ibu kandung” yang melahirkan JAS-1. “Tapi ini bukan hanya hasil tim kami dari eksplorasi, Jati Asri itu hasil total football, sumbangsih fungsi lain juga besar,” kata Tri. Fungsi ini sebelumnya bernama Project Area Fokus Eksplorasi (PAFE) Area Melandong. Awalnya bola memang berasal dari bagian eksplorasi yang mengusulkan sumur. Merekalah yang mengidentifikasi tutupan yang mengandung hidrokarbon, baik yang terperangkap secara struktural ataupun stratigrafi. VOLUME 09 TAHUN I 11 L A P O R A N U T A M A Berbekal data survei seismik 3D, data sumur eksplorasi sebelumnya, serta pengembangan konsep geologi yang baru, mereka mengidentifikasi prospek dan lead baru, serta memutuskan lokasi layak untuk dibor. Usulan ini terlebih dahulu harus diuji Tim Funelling, melibatkan Advisor dan Technical Support dari internal Pertamina EP, serta UTC (Upstream Technology Centre) dari Direktorat Hulu, mereka semua sebagai assessor yang menilai suatu usulan pengeboran eksplorasi menjadi Prospek Siap Bor. Semuanya sudah banyak makan asam garam di jagad pengeboran minyak dan gas “Challenge-nya tak mudah. Kalau konsepnya gak kuat tak mungkin lolos”, ujar Tri Widyo, kini 49 tahun. Setelah persetujuan didapat dari Tim Funneling, masuk ke Fungsi Perencanaan dan Evaluasi Eksplorasi (Exploration Planning & Evaluation) untuk dilakukan pemeringkatan dari sekian banyak usulan sumur eksplorasi yang lolos dari Tim Funneling yang akan menjadi WP&B dan RKAP tahun berikutnya. Tentunya semua sumur Eksplorasi yang akan diusulkan di WP&B dan RKAP harus disetujui oleh VP Exploration sebagai pejabat tertinggi di Fungsi Eksplorasi PEP. Demikian pula target penemuan cadangan/sumberdaya menjadi salah satu KPI Exploration & New Discovery Project Director, bahkan sampai pada President Director PEP, SVP Eksplorasi, Direktur Hulu dan Direktur Utama. “Kami juga di challenge oleh BOD dan SVP Eksplorasi terkait usulan sumur dan Strategi Eksplorasi,” ungkap Tri. Lolos dari Tim Funelling dan Perencanaan & Operasi Eksplorasi, ujian berikutnya dari SKK Migas. “K ami juga harus bolak-balik menjelaskan ke SKK Migas,” Tri menambahkan. Eksekusinya sendiri melibatkan Fungsi Operasi Eksplorasi, Drilling, Supply Chain Management, dan Legal & Relation serta Aset-3, terkait perizinan, penyiapan lokasi, pembebasan lahan 12 TAHUN I VOLUME 08 MEMINIMALKAN RISIKO DENGAN FUNELLING I NDUSTRI migas adalah industri high risk. Salah satu yang paling rawan adalah masa eksplorasi. Duit berjuta-juta dollar amblas ditelan bumi adalah risiko yang harus dihadapi perusahaan migas. Untuk meminimalkan risiko yang ada, serta untuk memperkecil tingkat ketidakpastian, Fungsi Exploration PEP, secara periodik melakukan proses review terhadap seluruh usulan program/ kegiatan eksplorasi, Proses itu disebut proses funelling. Ini merupakan kelanjutan proses technical review yang sudah secara rutin dilakukan di Fungsi Exploration. Pada 2004, sebagai salah satu upaya proses standarisasi dan dokumentasi, khususnya kegiatan review terhadap usulan kegiatan eksplorasi, dilakukan workshop eksplorasi. Dari kegiatan ini dihasilkan pedoman kegiatan eksplorasi yang digunakan hingga tahun 2009. Pada tahun tersebut dilakukan review terhadap pedoman eksplorasi untuk penyempurnaan dan update dari proses yang ada. Review tersebut berujung pada pembuatan Exploration Business Process Online, yang digunakan untuk mendokumentasikan dan memonitor setiap usulan program maupun kegiatan eksplorasi. Sejak tahun 2009 tersebut, kegiatan review terhadap semua usulan kegiatan eksplorasi dinamakan sebagai proses funneling. Kegiatan funneling di samping sebagai proses review dan assessment terhadap kegiatan eksplorasi, juga ditujukan untuk melihat potensi-potensi eksplorasi, dan penerapan proses bisnis. Dalam menjalankan proses funneling, juga ditunjuk tim asesor yang terdiri dari advisor yang ada di lingkungan eksplorasi, technical support, serta asesor dari Direktorat Hulu. untuk kontruksi sebelum rig masuk, pembuatan Drilling Program, dan pengadaan material dan jasa pengeboran. Saat pengeboran berlangsung monitoring dan controlling dilakukan bersama antara Fungsi Exploration Appraisal Project Jawa 2, Operasi Eksplorasi dan Drilling. Para Explorationist muda Appraisal Project Jawa 2 sebagai Wellsite Geologist selalu melaporkan setiap saat pagi siang sore bahkan tengah malam selama pengeboran berlangsung apabila ada hal-hal penting untuk mengambil keputusan dari lokasi pengeboran, koordinasi dan sinergi antara Fungsi terkait menjadi suatu keharusan untuk setiap kegiatan yang berinvestasi jutaan dollar. Setelah pengeboran berlangsung dilakukan evaluasi masing-masing fungsi sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Evaluasi Subsurface dilakukan oleh Fungsi Aset Appraisal Project Jawa 2, hasil akhirnya adalah perhitungan cadangan/sumberdaya baru hasil temuan eksplorasi, kemudian dilakukan perencanaan untuk tindak lanjutnya apakah diperlukan sumur delineasi, apakah akan diproduksikan secara POP (put on pduction) atau di POD (plan of development) kan, tak salah jika Tri menyebutkan Jati Asri digarap secara total football. Jati Asri untuk kesekian kali membuktikan bahwa di dunia ekplorasi tak pernah ada kata menyerah. Dia buah dari kegigihan dan ketelitian. Tim tak boleh lelah membolak-balik data, kemudian menganalisanya untuk menghasilkan terobosan baru. Exploration Appraisal Project Jawa 2 sebetulnya jauh dari komposisi ideal. Tim hanya berkekuatan tujuh orang, termasuk Tri Widyo, masih ada dua posisi yang belum terisi. Prospek Jati Asri yang masuk dalam area Melandong ini semula tak pernah dilirik. Setiap kali diusulkan ke tim Funelling, selalu ditolak karena dianggap mempunyai sumberdaya kecil kalah prioritas dengan prospek lain. “Ketika usulan masih dengan konsep lama, konsep stuktural, prospek ini beberapa kali ditolak,” ujar Manajer Sub surface Muharram Jaya Panguriseng yang ikut mendampingi Tri Widyo Kunto saat memberikan penjelasan kepada Energia PEP. P E R TA M I N A E P RENCANA PERCEPATAN DISCOVERY AREA MELANDONG 20142019 Akhirnya, pada Desember 2011 maju dengan konsep baru, konsep stratigrafi, prospek Jati Asri akhirnya disetujui sebagai Prospek Siap Bor. “Secara keilmuan, statigrafi play bukanlah hal baru. Seperti juga konsep struktural telah diajarkan di Perguruan Tinggi akan tetapi belum banyak disentuh oleh praktisi di kebanyakan perusahaan migas di Indonesia, termasuk di PEP, karena umumnya kita bermain pada lapisan batu pasir yang tipis sehingga membutuhkan data seismik 3D yang berkualitas untuk dapat mengkarakterisasinya”, ujar Muharram. “Usulan konsep baru itu sekaligus dengan nama prospek baru,” Tri Widyo Kunto menambahkan. Sebelumnya prospek ini bernama Bojong Gede. Pergantian ini sebagai siasat agar usulan tak langsung ditolak saat masuk tim funelling, tetapi diberi kesempatan presentasi. Konsep stratigrafi diusulkan sebagai konsep eksplorasi minyak dan gas bumi (migas) yang bersifat transformatif yang mengubah pandangan dalam melihat potensi sumberdaya dalam cekungan migas. Konsep ini menjelaskan bahwa jebakan migas tidak hanya ditentukan berdasarkan keberadaan geometri tutupan (structural) tetapi yang utama adalah mempertimbangkan variasi lapisan batuan (tatanan stratigrafi) yang membentuk sistem pembentukan migas (petroleum system) di dalam bumi. Minyak dalam pola struktural terperangkap seperti mangkok terbalik sehingga mudah dikenali dengan survei seismik dua dimensi sekalipun. Sedangkan stratigrafi adalah akumulasi minyak yang terjebak karena ada lapisan permeable yang dicover lapisan impermeable. Hanya survei seismik 3D yang bisa mengenalinya dengan baik. Luas lahan Eksplorasi Area Appraisal Project Jawa 2 seluas 477 km2 sudah tercover semua oleh survei seismik 3D. “Data survei seismik 3D sudah ada sejak tahun 2001”, ujar Muharram. Selain struktur Jati Asri, masih ada dua struktur lain yang dipelototi Appraisal Project Jawa 2, masing-masing Jati Sinta yang penajakannya akan dimulai pada tahun ini dan struktur Jati Ibon yang merupakan sumur Perdana di tahun 2014 diharapkan se- lesai dibor pada akhir Maret. Mengapa Jati Asri baru ditemukan sekarang? “Dulu berpikirnya masih dengan konsep struktural, dan semua tutupan struktural di area ini sudah d i b o r,” M u h a r r a m menegaskan. Masa pengeboran Jati Asri tak selamanya lancar. Setelah sumur mencapai TD (total depth) di kedalaman 3540 mku, sempat terjadi hambatan saat melakukan logging MDT (Modular Dynamic Tester) di kedalaman 2771m di mana peralatan terjepit akibat differential sticking. Alat MDT sepanjang 15,23 meter ini digunakan untuk mengambil data tekanan formasi dan sampel minyak. Setelah dipancing selama sembilan hari, fish yang terjepit di dalam tak kunjung dapat ditarik, akhirnya diputuskan, MDT ditinggal dan dilakukan penyemenan. Pengeboran selanjutnya dilakukan secara side track dengan jarak sekitar 21 meter dari lubang lama. Insiden “tertinggal ikan” adalah salah satu risiko yang harus dihadapi dalam pengeboran. Harga peralatan tersebut lumayan mahal, kalau baru sekitar 800 ribu dollar. Setelah seratusan hari mengebor, dugaan bahwa sumur menyimpan cadangan hidrokarbon terbukti. Pada Uji Kandung Lapisan (UKL) sumur JAS-1 menyemburkan minyak dan gas yang besar, di luar dugaan crew pengeboran. “Tangki tes dengan kapasitas 150 barel yang kita siapkan sampai tidak cukup, untungnya kita mendapatkan bantuan dua tangki dengan kapasitas masingmasing 270 barel dari Aset-3” ujar Sapto Edy Nugroho, Asisten Manager Drilling Eksplorasi Pertamina EP. Dari empat selang Uji Kandung Lapisan (UKL) yang disetujui SKK Migas pada sumur JAS-1 tiga selang VOLUME 09 TAHUN I 13 TATA N A G U S R S T Sebagian Tim Exploration - Appraisal Project Jawa 2 di depan sumur JAS-1. UKL menghasilkan migas, yang terbesar adalah UKL-3 pada channel sand Formasi Cibulakan Bawah yang pada jepitan 52/64” mampu mengalirkan minyak 3110 BOPD (API 35.6o), gas 11.013 Mmscfd, kadar air 0% pada tekanan kepala sumur 1325 psi. Extended flow UKL-3 pada jepitan 28/64” mengalirkan minyak 1670 BOPD, gas 3.643 Mmscfd, KA 0%, dengan tekanan kepala sumur sebesar 2223 psi. Temuan Eksplorasi Jati Asri-1 diperkirakan menyimpan sumberdaya terambil (2C) sekitar 67 MMBOE, terbilang sebagai temuan eksplorasi paling besar tahun 2013. “Angka ini masih mungkin berubah karena analisanya baru dari satu sumur,” ujar Tri Widyo. Perhitungan bisa lebih akurat kalau datanya didapat dari beberapa sumur. Alumnus ITB Jurusan Geologi ini menyebutkan timnya mendesain sumur delineasi dan pengembangan dengan sistem cluster di mana ada 5 (lima) cluster yang direncanakan. Semula direncanakan pengeboran delineasi 2 sumur pada tahun 2014 – 2015 untuk selanjutnya menyusun POD pada tahun 2016, dan diharapkan on stream full scale pada 2019 dengan total 11 sumur produksi di Lapangan Jati Asri, namun PEP ditantang untuk dapat mempercepat produksi. “SKK Migas minta dipercepat, agar bisa POD akhir 2014, full scale bisa lebih cepat dua-tiga tahun kalau pengeborannya 14 TAHUN I VOLUME 08 dipercepat,” Tri menambahkan. Aset-3 telah menyusun program untuk mem-POP (Put on Production)kan sumur JAS-1 dari UKL-3 dan UKL-4 pada pertengahan tahun 2014 ini. Meski bisa berproduksi sampai 3.000-an barrel per day, produksi sumur JAS-1 untuk sementara hanya akan di maintain pada angka 1000 BOPD tergantung dari tekanan dan GOR (Gas Oil Ratio). Jika langsung digenjot, dengan membuka choke yang besar, dari beberapa kasus di sumur lain milik PEP, sumur akan cepat kehilangan tenaga pendorong, biasanya berupa associated gas sehingga minyak tak bisa lagi diangkat secara sembur alam. Pengembangan Jati Asri lebih mudah dibandingkan lapangan lain, jaraknya relatif dekat dari Jalan Raya Pantura dan lapangan-lapangan yang sudah eksisting sehingga memudahkan pengadaan logistik. Sumur JAS-1 hanya berjarak ± 3 km dari jalur trunk line pipa minyak dan gas Jawa Barat Utara. Dari sumur lain yang sudah eksisting pun relatif dekat, misalnya hanya berjarak 5,2 km dari Karang Enggal-1, 4.3 km dari Jati Rimba-1, 6.1 Km dari Karang Baru-1, dan 9.6 Km dari Melandong-1. Kedua sumur terakhir sudah menjadi Lapangan produksi Melandong–Karang Baru. Kedekatan lokasi dengan lapangan lain akan memudahkan penyediaan fasilitas produksi. Pengadaan lahan juga relatif tidak bermasalah. Dari citra satelit areal Jati Asri tidak berada di daerah pemukiman ataupun kawasan hutan, tapi di areal persawahan. Dengan begitu pembebasan lahan diharapkan lebih mudah. Lebih dari sekadar mengucurkan minyak dan gas, sumur JAS-1 memberikan asa baru kepada insan Pertamina EP, terutama para explorationist. Stratigraphic play yang selama ini hanya dikenal di bangku kuliah terbukti bisa diandalkan untuk menambah cadangan minyak dan gas. Dari semua Wilayah Kerja PEP, jika tetap mengandalkan eksplorasi pada play struktural sepertinya bakal makan angin. “Semua orang bisa melihat prospek yang struktural, sehingga sudah banyak dilakukan pengeboran eksplorasi pada prospek ini,” ujar Tri Widyo Kunto. Ia berharap penemuan JAS-1 menjadi pemicu bagi PEP untuk menemukan cadangan-cadangan baru yang lebih besar dari stratigrafic play. Penemuan ini juga melengkapi keberhasilan Tim Continuous Improvement Program (CIP) Melandong (Appraisal Project Jawa 2) pada Temu Karya Mutu dan Produktivitas Nasional (TKMPN) ke XVII tahun 2013 di Medan. Tim Melandong berhasil mempersembahkan penghargaan DIAMOND per tama bag i PT Pertamina (Persero) dengan judul CIP “Meningkatkan Potensi Sumberdaya Hidrokarbon Dengan Penerapan Konsep Stratigrafi di Area Melandong, PT. Pertamina EP”. Kompetisi tingkat Nasional tersebut dilalui setelah meraih penghargaan GOLD dan The Best Suggestion System CIP pada Annual Pertamina Quality (APQ) Award 2013 di Internal Pertamina. Khusus untuk Appraisal Project Jawa 2, selain prospek siap bor Kompleks Jati Asri, perhatian juga diarahkan pada prospek siap bor Kompleks Jati Sinta, prospek siap bor Jati Sukma, prospek Kompleks Jati Ibon, dan Kompleks Jati Keling, Jati Besar dan Jati Ombo (lihat Peta Rencana Pengembangan Struktur Area Melandong 2014-2019). TATA N A G U S R S T L A P O R A N U T A M A Dari depan searah jarum jam: Cut Syarlitha, Muharram, Rendhy, Syahdan, Sri Sulistiani, dan Tri Widyo. PEOPLE BEHIND JATI ASRI “Where oil is first found, in the final analysis, is in the minds of men (and women)” - Wallace E, Pratt (1952). P ENEMUAN Jati A sri berbuah berbagai penghargan. Tim Continuous Improvement Program (CIP) Melandong (Appraisal Project Jawa ) pada Temu Karya Mutu dan Produktivitas Nasional (TKMPN) ke XVII tahun  di Medan berhasil mempersembahkan penghargaan DIAMOND pertama bagi PT Pertamina (Persero). Kar ya berjudul “Meningkatkan Potensi Sumberdaya Hidrokarbon Dengan Penerapan Konsep Stratigrafi di Area Melandong, PT Pertamina EP” dianggap berharga untuk memacu produktivitas perusahaan. Kompetisi tingkat Nasional tersebut dilalui setelah meraih penghargaan GOLD dan The Best Suggest ion System CIP pada Annual Pertamina Quality (APQ) Award  di Internal Pertamina. VOLUME 09 TAHUN I 15 D O K . P E R TA M I N A E P L A P O R A N U T A M A Angga Direzza saat menerima penghargaan pajda Ajang TKMPN ke XVII di Medan. Berikut, Profil Anggota Tim Penemuan sangat membanggakan kaAppraisal Project Jawa 2: rena selain membuktikan konsep eksplorasi “stratigraphic play”, sumur JASAngga Direzza, 01 dapat berproduksi sampai 3.696 31 tahun, Appraisal Geoscientist. BOPD untuk minyak dan 13,2 MMSCF Jati Asri membawa Angga Direzza dan diperkirakan menyimpan cadangke berbagai forum ilmiah, baik di dalam an terambil sekitar 67 MMBOE, terbidan luar negeri. Dia didapuk mewakili lang paling besar dibandingkan peneteam Appraisal Project Jawa 2 menjelas- muan eksplorasi Pertamina EP saat ini. kan lika-liku penemuan di wilayah terTentunya hal ini tidak terlepas dari sebut. Dibanding dengan anggota team peran semua pihak yang terkait khuyang lain, Pria kelahiran Bandung 7 susnya rekan-rekan Eksplorasi, Drilling, September 1983 ini memang lebih lama dan Asset 3. Dengan adanya penemumemelototi Jati Asri. Awal penugasan- an ini, diharapkan kita sebagai Geonya di Pertamina EP pada 2007-2009 scientist dapat lebih giat lagi untuk realumnus Geofisika ITB ini langsung di- visit dan mengintensifkan eksplorasi tempatkan sebagai Ahli G&G Jtb stratigraphic play ini di sekitar lapangan Cipunegara, yang mengcover Jati Asri. existing di tahun-tahun mendatang, Setelah itu selama 2009-2010, dan dapat menjadi salah satu mainAngga mendapat tugas belajar S2 di stream Fungsi Eksplorasi Pertamina EP Jurusan Teknik Geologi UGM. Setelah dalam meningkatkan temuan cadangtamat, dia ditempatkan sebagai G&G an dan Reserves to Production (R to Jawa Timur, sebelum akhirnya dipin- P)-nya.” dahkan kembali ke FAPE Melandong, yang belakangan berubah nama men- Muhammad Syahdan Khubbi, 27 tahun, Junior Appraisal Geoscientist. jadi Appraisal Project Jawa 2. “Alhamdulillah, atas berkat rahmat Teman-temannya di tim Appraisal Allah SWT, minyak dan gas berhasil di- Project Jawa 2 memanggilnya dengan temukan di sumur Jati Asri (JAS)01. sebutan “si bungsu”. Bukan karena 16 TAHUN I VOLUME 08 usianya paling muda, tapi yang paling terakhir bergabung pada April 2013. Sebelum bergabung dengan Pertamina, alumnus Jurusan Geologi UGM ini sempat bekerja di perusahaan pertambangan. Pria kelahiran Klaten 30 April 1987 ini merasa beruntung bisa ikut terlibat dalam penemuan Jati Asri. “Jati Asri (JAS)–1 merupakan pencapaian yang mengembirakan yang wajib kita syukuri bersama di tengahtengah minimnya penemuan cadangan baru minyak dan gas bumi. Penemuan cadangan dengan konsep stratigraphy trap tersebut dapat membuka harapan baru dan peluang baru untuk penemuan cadangan besar lainnya, serta menambah keyakinan para pencari minyak bumi/geoscientist akan keberadaan stratigraphy trap dalam usahanya mengeksplorasi keberadaan minyak dan gas di perut bumi ini.” Theodorus Rendhi Aryosito Iswa, 32 tahun, Senior Appraisal Geoscientist. Pria kelahiran Yogyakarta bergabung dengan Pertamina pada Maret 2010. Alumnus S1 Teknik Geologi UGM dan S2 Teknik Perminyakan ITB ini ditempatkan sebagai Ahli Geologi Operasi Eksplorasi. Sebelumnya, dia sempat bekerja di perusahan jasa migas multinasional, Ally Burton. Sejak Maret 2013, pria yang akrab dipanggil Rendhi tersebut menjabat Senior Appraisal Geoscientist. “Penemuan Jati Asri – 1 merupakan buah pemikiran konseptual yang tidak umum dan merefleksikan sebuah sinergi team work yang solid dari seluruh fungsi yang terlibat di dalamnya. Meminjam istilah Wallace E. Pratt, seorang explorasionist kenamaan dari Amerika Serikat, penemuan ini seolah penegasan kembali bahwa ternyata minyak itu memang pertama kali justru ditemukan di dalam pemikiran kita (Where oil is first found, in the final analysis, is in the minds of men (and women), -Wallace E, Pratt, 1952).” Cut Syarlitha Rahmayuna, 27 tahun, Appraisal Geoscientist. Perempuan berdarah Aceh yang lahir di Jakarta ini tak ragu memilih dunia migas yang selama ini diidentikkan dengan dunia laki-laki sebagai ladang pengabdian. Alumnus ITB Jurusan Geologi ini bergabung dengan Pertamina pada Mei 2011. Dia ditempatkan sebagai Ahli G&G Sulawesi – Papua selama dua tahun. Cut Syarlitha kini menjabat sebagai Appraisal Geoscientist pada Appraisal Project Jawa 2. “Turut merasa bangga dan bersyukur atas keberhasilan penemuan hidrokarbon di struktur Jati Asri. Semoga penemuan hidrokarbon di struktur Jati Asri ini merupakan langkah awal kita untuk membuka peluang-peluang lainnya dalam rangka membuktikan konsep “stratigraphic play” baik di area Melandong mau pun area-area lainnya.” Ahli G&G Musi Benakat. Setahun kemudian dipercaya menjabat Asisten Manager Regional & Basin Evaluation. Pada Mei 2012 diangkat menjadi Manajer Subsurface Proyek Pengembangan Gas Matindok. Sejak Agustus 2013, almnus S1 Teknik Geologi ITB dan S2 Jurusan Reservoir Geofisika UI ini menjabat Manajer Subsurface Appraisal Project Jawa 2. “Saya bersyukur bisa terlibat dalam discovery Jati Asri. Tak sekadar berhasil menemukan cadangan yang relatif besar, penemuan ini juga memberikan sumbangsih terhadap pengembangan keilmuan. Selama ini stratigraphy play meski diajarkan di perguruan tinggi, di tataran praktis, khususnya di Pertamina EP masih menjadi wacana. Ber beda dengan strucutural play yang sudah umum dipakai. Mengacu pada keberhasilan Jati Asri, sebagai eksplorationist jangan ragu untuk mencoba sesuatu yang baru dalam pencarian migas. Saya semakin percaya dengan ungkapan bahwa cadangan migas tidak ada di kertas, tapi ada di pikiran kita”. Tri Widyo Kunto, 50 tahun, Senior Manager Appraisal Peoject Jawa 2. Hampir seperempat abad, pria kelahiran Magelang 29 Agustus 1964 ini mengabdikan diri di Pertamina. Selama itu pula, penugasannya selalu berkelindan dengan disiplin Geologi, ilmu yang dipelajarinya semasa menuntut ilmu S1 di ITB dan S2 di ITB. Dalam rentang waktu panjang tersebut sudah banyak suka dan duka yang dialaminya. “ Lebih banyak sukanya, Di mana pun ditugaskan saya menjalaninya dengan ikhlas,” ujar Tri Widyo Kunto yang akrab dipanggil Tri tersebut. Muharram Jaya Panguriseng, Tri kini dipercaya mengomanManager Subsurface Appraisal Project dani Appraisal Project Jawa 2 sebagai Jawa 2. Senior Manager. Jabatan ini diembanMuharram bergabung dengan nya sejak Agustus 2013. Sebelumnya, Pertamina pada Maret 2008 sebagai dia pernah dipercaya menjabat Manajer Subsurface Proyek Pengembangan Gas Jawa Bagian Timur (2006-2009) dan Manajer Eksplorasi KTI (2011-2013). “Suatu anugerah yang perlu kita syukuri bersama sehingga berhasil mendapat cadangan baru minyak dan gas, dengan tidak cepat berpuas diri akan hasil yang dicapai saat ini tetapi harus dibarengi dengan tindak lanjut yang terintegrasi di antara Fungsifungsi terkait di Pertamina EP. Perkembangan konsep dan teknologi kita coba implementasikan sehingga dapat mengurangi risiko eksplorasi dengan terus melakukan pembelajaran dan perbaikan yang berkelanjutan, semoga usaha yang telah dilakukan bersama diridhoi oleh Allah SWT, Amin Ya Robbal Alamin”. Sri Sulistyani, Senior Reservoir Specialist Sebagai Senior Reservoir Specialist, wanita berjilbab ini sangat membantu dalam evaluasi reservoir Jati Asri-1 dan sumur –sumur lainnya di Area Melandong, Sulis demikian panggilan akrabnya bergabung di Eksplorasi sejak Maret 2013, sebelumnya Sulis adalah Reservoir Engineer di UBEP Limau. Alumnus Teknik Perminyakan UPN Yogyakarta ini bergabung dengan Pertamina EP sejak Maret 2009. Peran Reservoir Engineer sangatlah penting di Eksplorasi yang banyak didominasi oleh Geologist dan Geophysicist, pengetahuan tentang reservoir tidak lagi hanya bersifat deskriptif batuan ataupun rock physics dari sisi geofisika tetapi menjadi lebih detil lagi terkait karakterisasi reservoir (porositas, permeabilitas, tekanan formasi, drive mechanism dan lain-lain). “Saya bersyukur atas karunia yang diberikan oleh Allah SWT dapat bergabung dengan Eksplorasi yang mempunyai konsep geologi “stratigraphic play” untuk dikembangkan menjadi reservoir modeling. “ VOLUME 09 TAHUN I 17 S A F E T Y AWAS! BAHAYA BENZENE Oleh : Wenny Ipmawan, Occupational Health & Industrial Hygiene-HSSE P ADA Tahun , PT Pertamina EP bekerja sama dengan Universitas Indonesia melakukan Baseline Assessment aspek Industrial Hygiene untuk memotret dan mengidentifikasi bahaya fisik, kimia, dan biologi di kegiatan operasi produksi PEP yang berpotensi berdampak negatif kepada pekerja. Untuk memberikan gambaran yang representative dipilih beberapa lapangan sebagai sampel yaitu Field SangaSanga, Field Jambi, Field Cepu, Field Jatibarang dan Field Limau. Benzene, salah satu bahaya kimia yang diukur. Apa itu Benzene (C6H6)? Benzene merupakan senyawa organik aromatik yang awalnya banyak digunakan sebagai pelarut (khususnya untuk tinta, karet, dan penghilang cat). Saatini, benzene banyak digunakan sebagai bahan baku pada industri kimia organic dan pabrik plastik. Benzene banyak ditemukan pada kandungan bahan bakardan minyak mentah. Khusus untuk kegiatan operasi produksi Migas, benzene terlepas ke udara bersamaan dengan penguapan fraksi ringan dari minyak mentah. Bahaya Kesehatan Benzene Benzene dikenal luas bersifat karsinogenik A1 (penyebab kanker). Pajanan benzene dapat menimbulkan berbagai macam efek, yaitu: ◆ Efeknarkotik, berupamual, sakitkepala, mabuk, gangguan emosi dan gangguan memori 18 TAHUN I VOLUME 08 ◆ Efek iritasi pada saluran pernafasan dan mata ◆ Efek hematologik berupa anemia aplastik dan leukemia. American Conference of Governmental Industrial Hygienist (ACGIH) tahun 2012 memberikan panduan tentang nilai ambang batas (NAB) semua zat kimia berbahaya.NAB Benzene adalah 0,5 ppm, artinya konsentrasi maksimum orang boleh terpapar 0,5 ppm selama 8 jam per hari. Sedangkan Nilai ambang batasj angka pendeknya 2,5 ppm, artinya konsentrasi maksimum orang boleh terpapar 2,5 ppm selama 15 menit dan maksimal hanya boleh diulangsebanyak 4 kali per hari. Sedangkan panduan untuk menentukan tingkat risiko kesehatan dari bahan kimia yang terukur, menurut OSHA dapat digunakan perbandingan antara hasil pengukuran dengan nilai ambang batas, regulasi, atau peraturan perundangan yang berlaku. Perbandingan hasil pengukuran dengan standar mengacu pada pola pajanan 8 jam. Kriteria tingkat risiko bahaya kimia adalah sebagaiberikut: Tabel: Penentuan Tingkat RisikoKesehatan PERBANDINGAN DENGAN NAB TINGKAT RISIKO < 0,2 0,2 - 0,5 > 0,5- 1 >1 RENDAH SEDANG TINGGI SANGATTINGGI Sumber : OSHA KODEWARNA HIJAU KUNING ORANGE MERAH Pengukuran benzene menggunakan metode NIOSH Manual of Analytical Methods–USA 1501 dan analisa laboratorium menggunakan alat Gas Chromatography. Hasil pengukuran adalah sebagai berikut : Dapatdi simpulkan bahwa berdasarkan kadar benzene yang ada di Stasiun Pengumpul dan PPP di 5 field di PT Pertamina EP, 60% berada pada tingkat risiko tinggi bahaya kesehatan. Data ini menunjukan perlunya pengendalian teknis dan administrasi untuk menurunkan tingkat risiko tersebut. Apa penyebab Konsentrasi Tinggi pada Benzene? Gambar 1. Grafik Hasil Pengukuran Kadar Benzene (C6H6) dalam ppm Minimum konsentrasi benzene di area kerja yang terukur adalah 0.09 ppm dan maksimum 121 ppm yang bersumber dari minyak mentah. Dari hasil pengukuran terhadap 25 titik tersebut dapat diperoleh sebaran risiko seperti terlihat padagambar 2. 6% Sangat Tinggi 43% 34% Tinggi Sedang 17% Rendah Gambar 2. Diagram Prosentase Risiko Kesehatan Seluruh Lokasi. Menurut konsep diamond NFPA tingkat bahaya kesehatan benzene ditunjukkan dengan angka yang berada pada kode warna biru yaitu level 2. Level 2 artinya benzene berada pada level Hazardous atau Berbahaya. Level bahaya kesehatan menurut NFPA berada pada range 0-4. Untuk level 0 tidak berbahaya dan level 5 Sangat Berbahaya. Berdasarkan kondisi di lapangan adanya kadar benzene yang sangat signifikan di sekitarsumber adalah akibat terbukanya akses antara sumber bahaya dengan atmosfir tempat operator bekerja. Ada beberapa kondisi dan prilaku tidak aman yang ditemukan di lapangan antara lain : ◆ Setiap selesai melakukan pengukuran, dip hatch tidak pernah ditutup kembali sehingga uap benzene dengan mudah keluar dari tangki. ◆ Ada beberapa roof tank yang sudah bocor ◆ Kondisi permukaan oil catcher atau oil pit pada umumnya tidak tertutup sehingga terbuka akses uap benzene keluar oil catcher. ◆ Beberapa breather valve sebagian ada yang tidak berfungsi dan mengalami passing. ◆ Proses separasi minyak dan gas yang tidak sempurna. Bagaimana meminimasi bahaya Benzene? Untuk meminimasi bahaya benzene di area StasiunPengumpul dan PPP dapat dilakukan sesuai hirarki berikut ini : ✔ Pengendalian Teknis, menutup jalur keluar uap crude oil dari sumbernya. ◆ Untuk lubang-lubang ukur yang normally closed, setelah dilakukan pengukuran wajib untuk ditutup kembali. ◆ Menambahkan penutup di permukaan oil catcher dan oil pit. ◆ Memperbaiki roof tank, breather valve, sambungan pipa yang rusak dan bocor. ◆ Memperbaiki proses separasi minyak dan gas ✔ PengendalianAdministrasi, melakukan training dan HSE Briefing kepada seluruh operator dan pengawas terkait mengenai bahaya benzene dan cara pencegahannya serta melakukan rotasi pekerja untuk mengurangi paparan. ✔ Alat pelindung diri (APD) berupa organic vapor masker wajib dipakai setiap pekerja di lokasi terpapar benzene terutama pada saat mengambil sampel minyak dan melakukan pengukuran level cairan pada tangki. VOLUME 09 TAHUN I 19 I N S P I R A S I KAMUS BERJALAN TUNTUNG F OTO - F OTO : TATA N A G U S R S T Menjadi sukarelawan penyelamat Tuntung sebagai penebus dosa kepada generasi mendatang. “Saya tak ingin, anak cucu hanya mengetahui Tuntung dari buku dan cerita, tanpa pernah melihat aslinya,” ujar Abubakar Abdul Latif. A BUBAK AR Abdul L atif tak ubahnya kamus berjalan Tuntung. Laki-laki asli Aceh ini tahu dari A sampai Z kebiasaan hewan dari spesies kura-kura yang hampir punah tersebut. Anda tanya apa saja, dia bisa menjawabnya dengan runtut. Kapan musim Tuntung bertelur? “Yang paling banyak Desember, bulan berikutnya sudah berkurang dan Februari hanya tinggal sisa-sisa,” ujar Abubakar, kini  tahun kepada Energia PEP di penghujung Februari . Meski sudah sepuh, dia masih sigap. Tubuhnya masih liat. Dia masih kuat berhari-hari berburu telur Tuntung. Kini tak banyak spot, tempat Tuntung bertelur di kawasan Aceh Tamiang. Pantai Genting dan Pantai Pusong Cium, termasuk yang masih didatangi indukan Tuntung. Tentu dengan jumlah terbatas. 20 TAHUN I VOLUME 08 Tuntung biasa naik ke pantai pada bulan terang. Abubakar berpesan, jika ingin menemukan telur Tuntung, jangan merokok jika angin sedang bertiup ke arah laut. Tapi kalau sebaliknya, silakan. “Tuntung tak akan jadi naik kalau mencium asap, “Abubakar menegaskan. Setiap ekor Tuntung bertelur antara 18-24 buah di tiap lubang. Tuntung termasuk spesies langka. Dia terdaftar dalam red list yang dikeluarkan International Union for Conservation of Nature (IUCN). Tuntung Laut (batagur borneoensis) yang sebelumnya dikenal sebagai callagur borneoensis, menurut lembaga tersebut terancam punah seperti terdaftar dalam CITES appendix 2. Hewan ini masuk dalam zero kuota untuk perdagangan komersial sebagai Top 25 spesies terancam punah di tingkat global. Tuntung terbilang unik jika dibandingkan dengan kura-kura pada umumnya. Telurnya tidak bulat, tapi oval seperti telur unggas. Siripnya juga berkuku. Selain itu, habitatnya juga bukan laut tapi sungai. Dia berenang di air asin, hanya saat menuju pantai untuk bertelur Untuk menyelamatkan Tuntung dari kepunahan, Field R antau Pertamina EP menggandeng Yayasan Satu Cita Lestari Indonesia, lembaga nirlaba yang didirikan khusus untuk menyelamatkan Tuntung Laut di lingkungan pesisir. Kerjasama itu direncanakan berlangsung dalam lima tahun dari 20132017 meliputi survei lanjutan, penyediaan fasilitas penangkaran dan pembesaran, sosialisasi ke masyarakat dan anak sekolah, penyediaan makanan, obat-obatan, vitamin sampai dokter hewan. Selama kerja sama ditargetkan minimal dilakukan pelepasliaran sejumlah 600 tukik spesies Tuntung Laut ke habitat asli. Abubakar Abdul Latif dengan telur-telur Tuntung. Khusus untuk survei lanjutan akan meneruskan survei pendahuluan yang pernah dilakukan Yayasan Satu Cita Lestari Indonesia pada 2012 bekerja sama dengan Field Rantau yang menghasilkan temuan populasi Tuntung di sekitar Pantai Pusong Cium dan Pantai Ujung Tamiang Provinsi Aceh, hanya sekitar 144 ekor. Dalam misi penyelamatan itulah, Yayasan merekrut Abubakar sebagai salah seorang sukarelawan. Dia menjadi penuntun jalan setiap kali perburuan telur dilakukan. Pengetahuaanya yang luas tentang Tuntung sangat membantu seperti ditunjukkannya dalam setiap perburuan Untuk menyelamatkan Tuntung, memang harus diawali dari pencarian telur. Kalau tak diamankan, telur bisa tak bersisa. Jangan harap bisa sampai menetas. Kalau tak dikepit manusia, bisa juga dilahap habis babi yang masih berkeliaran di situ. Alhasil, induk Tuntung bisa makin tak bersisa. “Bisa juga dimakan harimau,” ujar Abubakar nyaris tanpa ekspresi. Meski tak pernah memasuki perkampungan penduduk, Abubakar yakin harimau masih tersisa di kawasan tersebut. Beberapa tahun silam saat telur Tuntung masih banyak beberapa kali, dia bersirobok dengan satwa langka tersebut. (lihat: Berbagi Telur dengan Harimau). Hasil perburuan dikumpulkan, kemudian ditetaskan. Setelah cukup umur, tukik dilepasliarkan. Pada tahun pertama Yayasan Satu cita melepasliarkan sekitar 77 tukik. Pada periode kedua, kemungkinan yang dilepaskan lebih banyak lagi. Pada perburuan Desember silam, telur yang dihasilkan mencapai 300–an. “Yang jadi tukik antara 70% sampai 80%,” ujar Abubakar. Sebagai sukarelawan, Abubakar tak hanya terlibat pada pencarian telur, Juga harus menjaga kelestarian induknya. Pernah satu ketika, dia bersitegang dengan tetangganya yang membawa indukan Tuntung ke rumahnya untuk dipelihara. Orang itu bersikukuh tak mau melepas. Ia beranggapan Tuntung itu tak ada yang memiliki karena menemukan di sungai. Penjelasan Abubakar bahwa Tuntung satwa langka yang tak boleh dipelihara tak digubris. Abubakar pun mengadu ke Yayasan dan diperintahkan untuk melapor ke polisi. Berbekal laporan itu, kemudian dia menghubungi istri yang bersangkutan. Dia terangkan kalau suaminya tak melepaskan Tuntung akan ditahan polisi. Usaha itu ternyata efektif. “Tuntung dilepaskan lagi ke sungai. Saya sempat diomeli Yayasan karena belum sempat motret Tuntung tersebut,” ujar Abubakar. Bagi lembaga penyelamatan satwa langka, pendokumentasian satwa sangat berarti. Pengetahuan yang luas tentang Tuntung tak didapat begitu saja. Abubakar membaui Tuntung hampir sepanjang hidupnya. Di tempat kelahirannya di Kampung Bendahara, Tuntung adalah teman berenang anak-anak di sungai. “ Pada 1985 sampai 1995, telur Tungtung sangat berlimpah,” ujar Abubakar. Pada era itu Abubakar tak ubahnya penguasa pantai. Kawan-kawan sesama nelayan segan kepadanya yang dianggapnya sudah putus urat takut. Abubakar mengaku saat itu memang berangasan. Tangan dengan mudah terayun bila ada yang mengusiknya. Otot dianggapnya sebagai satu-satunya alat untuk menyelesaikan masalah. Sumbu amarahnya yang pendek pula yang membawanya jadi orang laut. Dia sempat bergabung dengan salah satu perusahaan migas di Aceh seusai menamatkan sekolah menengah saat perusahaan itu mulai membuka Ladang Migas Arun. Tapi, karena sebab yang sepele dia berkelahi dengan warga sekitar. “Saya memilih pulang,” ujarnya. Per usahaan sebenarnya tak mengeluarkannya. Tapi Abubakar merasa jika dia tetap bertahan akan membahayakan nyawanya. VOLUME 09 TAHUN I 21 I N S P I R A S I harga bagus seperti itu, penduduk pun berlomba mencari Tuntung. Rezeki itu berakhir sepuluh tahun kemudian. Pada 1995, karena terus diburu, populasi telur menyusut drastis. “Karena telur mulai susah. Indukannya pun saya sikat,” ujar Abubakar. Saat itu kebetulan ada penadahnya. Kabarnya, indukan Tuntung itu setelah terkumpul dikirim ke luar negeri. Setelah berlangsung beberapa lama kegiatan ini kepergok petugas keamanan. Kapal si Tauke disergap dan ditahan. Tuntung pun akhirnya menghilang dari perairan Aceh Tamiang, khsususnya Genting. Anakanak yang lahir belakangan hanya kebagian ceritanya saja tentang Tuntung yang jadi sumber rezeki. Abubabakar pun kembali pada rutinitas sebagai nelayan yang hanya mengandalkan pada hasil tangkapan ikan dan udang. Ini pun akhirnya ditanggalkan. Abubakar terpaksa meninggalkan laut yang dicintainya. “Keberanian saya hilang,” ujarnya. Nyalinya pergi saat meletup konflik antara Pemerintah RI dengan GAM. Saat di pantai dia sempat diinterogasi sampai lima hari. Dia memang boleh pulang tiap hari untuk menengok keluarga, tapi cuma sebentar. “Setiap diinterogasi, saya ingat betul pistol menempel di jidat dan bayonet di pingggang,” ujarnya. Saat itu sipil biasa kerap terjepit di tengah pusaran konflik. Tentara mencurigainya sebagai antek GAM. Sebaliknya GAM pun menyangkanya sebagai kaki tangan tentara. “Hanya karena pertolongan Allah, saya bisa selamat,” ujar Abubakar. F OTO - F OTO : TATA N A G U S R S T Setelah kembali ke kampung halamannya, dia memilih laut sebagai ladang hidupnya. Selain ikan dan udang, di malam hari, bersama nelayan lainnya dia menyusuri pantai, memungut telur Tuntung. “Jumlahnya berlimpah,” ujarnya. Setiap musim Tuntung bertelur, hampir semua penduduk di sekitar Pantai Genting berburu. Tak ada yang pulang dengan tangan kosong. Semua kebagian. Saat itu ada pengepul yang khusus menampung telur Tuntung dengan harga Rp 500 per butir, jumlah yang besar untuk ukuran saat itu. Karena permintaan besar, di antara pengepul pun saling bersaing. Mereka berlomba menaikkan harga beli. “Ada pengepul yang turun langsung ke pantai, dan berani beli Rp 700 per butir,” ujar Abubakar. Dengan Abubakar Abdul Latif di antara anak dan istrinya. 22 TAHUN I VOLUME 08 BERBAGI TELUR DENGAN HARIMAU I BARAT three musketeers yang tak terpisahkan, Hasan, Abubakar, dan seorang teman lainnya selalu bersama saat berburu Tuntung. Ketiganya terkenal karena keberaniannya. JIka yang lain berkelompok dan tak penah mencari jauh-jauh, ketiganya menyusurinya ke titik terjauh. Dan untuk itu perlu bekal nyali yang cukup. Di perjalanaan sangat mungkin bersirobok dengan pemburu yang lain. Selain manusia, babi dan harimau ternyata juga menyenangi telur Tuntung. “Saya pernah ketemu harimau sampai tiga kali,” ujar Abu bakar. Suatu malam di penghujung tahun 1993, saat bulan terang, three muskketeers menyusuri pantai. Di depan, mereka menemukan jejak. Masih basah, tanda yang punya tapak baru lewat. Dari jejaknya, tak syak lagi, itu kaki Setelah konflik berakhir, pada 2008 Abubakar memutuskan selamat tinggal pada laut. Ia pindah ke darat, bekerja serabutan untuk membiayai istri dan sembilan anaknya. Karena terbilang terlambat menikah, anaknya yang paling kecil masih balita. Di saat-saat senggang, memorinya harimau. Bukannya ciut, seorang dari tiga serangkai itu langsung menyeru. “Saat itu si bos langsung mengajak Si Harimau berbicara,” ujar Abubakar. Bos yang dimaksud adalah Hasan. Dia dipanggil begitu karena usianya paling tua. Seperti kepada kawan yang lama tak jumpa, Hasan meminta Harimau untuk menunggu. “Kau tunggu saja. Jangan sampai ada babi. Nanti kalau kami dapat, Kau kubagi,” ujarnya. Malam itu mereka menemukan Tuntung di beberapa lubang. Sesuai dengan yang dijanjikan kepada Harimau, beberapa di tinggalkan di dalam lubang. Esok harinya, lubang-lubang itu diperiksa. Ternyata sudah kosong. “Kami yakin diambil Harimau bukan babi,” ujar Abubakar. Faktanya, saat bertemu dengan harimau lagi pada perburuan berikutnya, kalimat yang sama masih suka memutar kejadian-kejadian silam yang pernah dialaminya, termasuk Tuntung yang diburunya sampai tandas. “Saya ingin betul melihat Tuntung,” ujarnya. Untuk mengobati kerinduannya, dia kerap menyusuri sungai dan pantai. Toh yang dicarinya tidak ada. Sampai akhirnya pada 2012, ampuh dipakai untuk “bertegur sapa” dengan sang penguasa rimba. Saat itu bulan gelap, dari jarak beberapa puluh meter, terlihat kilatan sinar. Abubakar pun lantas membalasnya dengan kilatan senter. Si bos menghardiknya. Jika yang di sana Harimau, kilatan senter cukup untuk memancingnya mendekat. Benar saja. Sinar yang tadinya terlihat satu semakin dekat menjadi dua bersisian. “Tak syak lagi itu mata Harimau,” ujarnya. Tak menunggu lama si bos langsung menegur untuk berbagi dan tidak saling menggangu. “Kami tidur, dia pun tidur. Sama-sama menunggu Tuntung,” Abubakar menambahkan. Kini, three musketeers sudah tak lengkap lagi. Sang bos sudah meninggal. Bukan diterkam harimau, tapi karena sebuah penyakit yang dideritanya. Yustiono dari Yayasan Satu Cita mengajaknya bergabung. Meski honornya tak seberapa, Abubakar menyambutnya dengan girang. “Hitung-hitung penebus dosa saya kepada generasi mendatang,” katanya. Ia tak ingin, anak cucunya hanya mengetahui Tuntung dari buku dan cerita. VOLUME 09 TAHUN I 23 W A W A N C A R A Rovicky Dwi Putrohari KETUA UMUM IK ATAN AHLI GEOLOGI INDONESIA ALARM BAHAYA SDM MIGAS TATA N AG U S R S T Indonesia masih memiliki potensi sumberdaya migas sangat besar, namun cadangannya sedikit. Masih harus dieksplorasi dengan membutuhkan waktu, biaya yg mahal dan perlu usaha yang keras untuk menemukannya. 24 TAHUN I VOLUME 08 J ALAN hidup seseorang tak selamanya dimulai dari kecintaan pada sesuatu. Bisa juga sebaliknya. Atau keduanya seperti yang dialami Rovicky Dwi Putrohari saat memulai perjalanan panjang karir profesionalnya sebagai seorang geolog. Dia memilih kuliah di jurusan Geologi karena sejak sekolah menengah, menyukai naik gunung, Hobi membaui alam, menurut Rovicky, bisa tersalurkan di jurusan tersebut yang memang kerap keluar masuk hutan dan gunung. “Saya juga masuk Geologi karena paling sedikit matematikanya dibandingkan jurusan teknik yang lain,” ujar laki-laki berusia 51 tahun ini. Entah mengapa, ia kurang begitu suka dengan pelajaran Matematika. “Saat S2 pun, saya sampai mengulang tiga kali,” ujar Rovicky. Ia menamatkan program master di Jurusan Geo Fisika Universitas Indonesia pada 1998. Sejak kuliah, Rovicky terus memantapkan hatinya untuk menjadi geolog profesial. Lebih dari tiga puluh tahun, dia menyibak inchi demi inchi lapisan bumi. Berbagai jebakan migas sudah dia pelototi. Tak hanya di Indonesia, dia sudah menjelajahi seluruh kawasan Asean, Australia, Timur Tengah—biasa disebut Austral Asia, dan Afrika untuk mencari minyak. “Yang belum Amerika,” ujar laki-laki ramah ini. Petualangannya sebagai seorang geolog dimulai saat bergabung dengan Hudbay Oil seusai menyelesaikan pendidikannya di Jurusan Geologi UGM pada 1987. Kemudian berganti menjadi Lasmo dan akhirnya dibeli Kondur Petroleum. Delapan belas tahun kemudian, Rovicky mulai mencicipi tantangan bekerja di luar negeri. “Tak ada pilihan lain karena saat itu di Indonesia tak ada pekerjaan eksplorasi,” ujarnya. Sampai 2003, dia menjual keahliannya di Brunei Darussalam pada perusahaan Shell. Kemudian, dia balik ke tanah air. Selama setahun bergabung dengan Total E& P Indonesia di Balikpapan. Setelah itu, pada 2004 bergabung dengan Murphy Oil Corp di Kuala Lumpur, Setahun kemudian, masih di negeri jiran Rovicky bergabung dengan Hess Oil and Gas Kuala Lumpur. Baru pada 2010, dia kembali ke Jakarta. Bekerja untuk HESS Oil and Gas Jakarta. Baru-baru ini HESS memutuskan untuk mengakhiri seluruh operasinya di Indonesia. Alasannya, ingin berkonsentrasi pada proyekproyek unconventional gas yang lagi booming di Amerika. Dengan perjalanan karir yang panjang dengan beragam penugasan di dalam dan luar negeri, tak salah jika ribuan geologi di tanah air mendapuknya sebagai Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI). Berkaca dari pengalaman dan pergaulannya selama puluhan tahun bekerja di dunia migas, Rovicky yakin kemampuan SDM Migas Indonesia, tak kalah oleh yang lainnya. “Di Malaysia saja ada sekitar 400 geolog dan engineer dari Indonesia. Belum di Middle East, dan negara lainnya,” ujarnya. Suasana ini menjadi paradok. Di satu sisi, banyaknya yang bekerja di luar negeri merupakan pengakuan terhadap kompetensi SDM. Di sisi lain kondisi menjadi alarm bahaya bagi perusahaan migas di Indonesia. Dengan banyaknya yang bekerja di luar negeri, Apakah bahayanya bagi industri migas tanah air? Sangat mungkin terjadi technical gap karena kekurangan SDM dengan experience 10 tahun sampai 20 tahun. Yang bekerja di luar negeri rata-rata pada rentang pengalaman seperti itu,. Demandnya memang begitu. Mereka dianggap sudah matang dan sudah mampu mengerjakan proyek sendiri. Dalam industri migas, orang dengan pengalaman 10-20 tahun boleh disebut usia emas. Di atas 20 tahun umumnya sudah bekerja di level manajerial. Yang 0-5 tahun periode belajar, 5-10 tahun mengarah kepada keahlian yang lebih spesial, apakah sebagai spe- sialis reservoir, spesialis geologi atau yang lainnya. Kasihan dong perusahaan-perusahaan yang sudah susah payah mendidik karyawannya dari nol? Tak banyak perusahaan yang mempunyai program untuk fresh graduate. Umumnya perusahaan-perusahan besar masih mempertahankannya seperti Pertamina dengan program BPS (Bimbingan Profesi Sarjana). Ini sebenarnya bagus untuk industrinya, tapi terasa kurang adil bagi perusahaan karena karyawannya setelah jadi justru dibajak perusahaan lain. Perusahaan tak bisa menghalang-halangi. Yang harus dilakukan menawarkan oppurtunity sehingga karyawan tak tergiur tawaran bekerja di luar negeri. Dari sisi psikologis orang-orang Indonesia senang jika bekerja sebagai ekspatriat. Ini sebenarnya yang harus diantisipasi. Perusahaan-perusahaan migas Indonesia harus mulai melebarkan sayapnya ke luar negeri untuk mengakomodasi kecenderungan ini. Medco dan Pertamina sudah berada di jalur yang benar dengan melakukan akuisisi blok-blok di luar negeri. Penyebab utama mereka lebih memilih bekerja di luar? Kalau kita lihat 10 tahun terakhir penemuan jarang sekali sehingga pekerjaan tidak banyak. Kuncinya kalau ada pekerjaan mereka akan balik. Bukan hanya orangnya tapi juga investasi. Sekarang ini boleh dibilang masa kritis. Karena Pemilu, banyak yang menunggu. Kalau ada pekerjaan otomatis akan balik? Tidak otomatis juga. Remunerasi juga harus diperhitungkan. Tapi untuk Region, remunerasi yang ditawarkan perusahaan migas dalam negeri sudah cukup kompetitif. Dari sisi non teknis adalah kenyamanan. Ini yang masih harus diperbaiki. Sekarang ini, KL dan Brunei dianggap lebih nyaman dibandingkan bekerja di Jakarta. Dari blok-blok yang dilelang, tak banyak investor yang bermi- VOLUME 09 TAHUN I 25 W A W A N C A R A nat, Apakah ini menandakan Indonesia sudah tidak kondusif untuk investasi di sektor migas? Bukan peminatnya kurang. Investor masih menunggu konfigurasi hasil Pemilu seperti apa. Apakah termnya masih sama. Mereka juga menunggu kepastian revisi UU Migas. Sebetulnya, sekarang ini tak efektif kalau pemerintah melelang blok-blok baru. Sampai dua tahun ke depan lebih baik kalau pemerintah melakukan evaluasi terhadap data-data eksplorasi, terutama yang menyangkut data regional. Eksplorasi itu butuh waktu, bisa sampai lima belas tahun baru diketahui hasilnya. Harus ada yang menanam biar anak cucu kelak yang menikmati. Banyak yang mengeluh karena izin yang harus diurus terlalu banyak? Eksplorasi itu menyangkut timing. Izin sampai ratusan kalau bisa cepat selesai gak masalah. Di sini persoalannya, penyelesaian tak jelas. Kalau separuh cycle ekplorasi dihabiskan untuk perizinan tentunya problem, waktu ekplorasinya tak cukup. Padahal waktunya hanya dibatasi 2 x 3 tahun. Badan Geologi melakukan eksplorasi yang intensif di wilayah Papua dan baru-baru ini mempublikasikan ke publik tentang kemungkinan adanya cadangan migas yang besar di wilayah tersebut? Bagaimana Anda melihat hal tersebut? Indonesia Wilayah Timur merupakan daerah yang “relatif” belum terjamah dibandingkan Wilayah Barat. Melihat penemuan migas di wilayah Australia serta berlimpahnya migas di Papua Timur, sangat jelas mengindikasikan bahwa Wilayah Timur ini (termasuk Papua Barat) merupakan daerah yang memiliki potensi migas cukup besar. Dengan demikian tidaklah keliru bila Badan Geologi menyatakan bahwa Wilayah Indonesia Timur masih menyimpan potensi migas yang cukup besar. Kegiatan eksplorasi yang “men- 26 TAHUN I VOLUME 08 janjikan” penemuan besar secara logis ada di daerah ini. Yang perlu diingat adalah kegiatan eksplorasi migas tidak dapat hanya dalam satu periode eksplorasi yang saat ini (2x3) tahun saja. Pengalaman selama ini rata-rata 2-4 kali periode eksplorasi (10-15 tahun) baru akan menemukan sebuah lapangan yang signifikan volumenya. Artinya kalau offshore Papua baru satu kali periode ini dan daerahnya dikembalikan ke negara, harus segera ditawarkan ulang setelah bertambahnya data-data baru, sumur baru maupun data seismik baru. “Exploration re-Cycle” merupakan salah satu strategi eksplorasi yang berkesinambungan wajib dijalankan supaya tidak kehilangan momentum dan gairah eksplorasi ini. Setelah penemuan cadangan besar di Cepu untuk Onshore di Indonesia tak lagi ada penemuan lain. Apakah masih memungkinkan temuan-temuan besar di wilayah Onshore di Indonesia? Wilayah onshore sebetulnya belum jenuh. Di Sumatera, misalnya sumursumur ekplorasinya masih sangat jarang, sangat jauh jika dibandingkan dengan wilayah lain di luar negeri yang sudah digarap habis-habisan dengan sumur-sumur eksplorasi yang sangat rapat. Wilayah darat/onshore masih banyak menyimpan potensi migas terutama dengan jenis jebakan baru serta jebakan lebih dalam (deepening). Jenis jebakan baru misalnya jebakan stratigrafi yang relatif lebih rumit konfigurasi geometrinya. Dengan teknologi 3Dseismic resolusi tinggi, serta teknik geofisika yg moderen, memungkinkan untuk mengidentifikasi serta mengurai kerumitannya. Kesuksesan mengejar potensi pada jebakan lebih dalam (deepening), salah satunya adalah penemuan Lapangan Cepu. Di mana diketemukan jebakan lain dibawah reservoir dari lapangan-lapangan tua yang sudah umum diketemukan sebelum- nya. Konsekuensinya adalah, kegiatan eksplorasi ini memerlukan “biaya’ eksplorasi yang lebih mahal. Serta adanya permasalahan tumpang tindih penggunaan lahan dan tumpang tindih aturan menyulitkan kegiatan eksplorasi dengan metode diatas. Bagaimana dengan Offshore? Wilayah Offshore juga memiliki tantangan teknologi, khususnya di laut dalam. Indonesia masih memiliki potensi sumber daya migas yang sangat besar, namun Indonesia memiliki sedikit cadangan migas. Artinya migas di Indonesia itu masih harus dieksplorasi dengan membutuhkan waktu, biaya yg mahal dan perlu usaha yang keras untuk menemukannya. Apa yang harus dilakukan untuk menggairahkan eksplorasi migas di Indonesia? Selain tantangan teknologi dan tantangan alami (laut dalam serta reservoir lebih dalam), untuk menggairahkan kegiatan eksplorasi ini diperlukan usaha keras serta koordinasi untuk mengurangi tumpang tindih pemanfaatan lahan dan tumpang tindih kepentingan sektoral. Baik sektoral antar kementrian maupun sektoral antara kepentingan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dari sisi keprofesian ahli geologi, salah satu tantangan untuk menggairahkan eksplorasi adalah adanya keterbukaan data. Dengan kebijakan ketertutupan data saat ini, menyulitkan evaluasi regional yang dilakukan oleh perusahaan yang tidak mampu “membeli” lisensi data. Juga ketertutupan data ini menjadikan kajian geologi selalu lokal dan mengesampingkan kondisi regional. Kajian regional sangat diperlukan dalam kegiatan kesplorasi sedangkan kajian lokal lebih banyak dipergunakan untuk pengembangan skala lapangan. Semakin banyak data yang terbuka akan semakin banyak potensi-potensi jebakan dan “play” baru yang akan berkembang. Tentunya ini akan menggairahkan kegiatan eksplorasi migas. INSPIRASI DONGENG GEOLOGI rang. Cari duitnya saya dari migas saja,” ujar Rovicky. Ia dengan senang hati merelakan jika media massa mau memindahkan tulisan di blognya ke halaman cetak, tanpa kompensasi apapun. Apakah erupsi beberapa gunung berapi yang terjadi belakangan berpengaruh pada kondisi geologis Indonesia, khususnya cadangan migas ? Apakah perlu adjustment terhadap data-data eksplorasi? Aktifitas tektonik serta aktivitas gunungapi tidak secara langsung memengaruhi kondisi dan tatanan geologi. Kondisi geologi Indonesia ini dibentuk dalam ribuan bahkan jutaan tahun. Sehingga terjadinya proses geologis (gempa dan gunung api) tidak serta-merta mengubah tatanan geologi didaerah itu. Struktur lapangan serta pengisian cadangan migas di dalam jebakan lapangan-lapangan migas diperkirakan terkumpul dalam periode waktu ribuan dan jutaan tahun. Kita tidak perlu risau adanya perubahan tatanan dalam skala lapangan, juga mungkin tidak signifikan perubahan cadangan migas yang sudah diketemukan. Walaupun secara teoritis adanya getaran-getaran gempa ini dapat meningkatkan perolehan migas. Di Indonesia juga kebetulan lapangan-lapangan migasnya tidak berada pada daerah dengan tektonik aktif maupun patahan aktif ini sehingga dampaknya tidak signifikan. Namun dengan adanya aktivitas tektonik serta aktivitas gunung api ini memberikan tambahan pemahaman kondisi geologi regional daerah itu. Misalnya, diketahuinya patahan-patahan aktif serta pergerakan lempengnya menjadikan ahli struktur geologi regional dan tektonik mudah mengetahui dan mengoreksi bila perlu dengan lebih baik. Pengetahuan inilah yang memberikan ilmu serta pemahaman baru dalam merekonstruksi ulang kondisi masa lampau saat terbentuk dan terkumpulnya migas di dalam jebakan. I S T I M E WA P UBLIK, terutama di jagat maya tak mengenalnya sebagai tukang insinyur pencari minyak. Laki-laki kelahiran Yogyakarta, 12 Maret 1963 ini lebih masyhur sebagai “tukang dongeng”. Rovicky Dwi Putohari mengampu blog “Dongeng Geologi” yang dibuatnya sejak 1998 lalu. Saat itu masih alakadarnya. Formatnya html yang hanya melulu berisi tulisan, tak bisa dipercantik gambar ataupun grafik. Sejak itu, dia menulis nyaris tanpa jeda. Mengabarkan apa saja tentang geologi. Saat sedang di luar negri pun, ia tak absen. Saat mendongeng tsunami yang menghantam Aceh 2004 silam, dia sedang bekerja di Kuala Lumpur. Tulisan di blognya ketika itu menjadi referensi utama, diburu pengunjung yang ingin tahu lebih dalam tentang tsunami. Rovicky lancar menulis karena sudah menyenanginya dari dulu. Semasa sekolah menengah dan kuliah, dia kerap mengirimkan tulisan ke berbagai surat khabar. “Lebih banyak gak dimuatnya,” ujarnya ngakak. Tapi dari situlah, dia belajar menulis yang menarik untuk konsumsi puhblik. Kata Rovicky, editor surat khabar dulu masih rajin-mencoratcoret naskah yang tidak dimuat dan menunjukkan kekurangannya di mana. Ketelatenan itu tak didapatnya sekarang. Kini sekadar pemberitahuan apakah naskah dimuat atau ditolak. Seperti laiknya pendongeng, Rovicky menulis dunia geologi dengan bahasa yang sederhana. Dia tahu persis seorang pendongeng harus mementingkan audiennya. Barangkali karena itulah “Dongeng Geologi “ menjadi popular. Sudah jutaan orang mengunjunginya. Blog ini selalu dijadikan rujukan informasi saat bencana terjadi. Hitnya langsung berada di atas. Saat Gunung Kelud meletus beberapa waktu lalu, blognya dikunjungi tak kurang dari 90.000 pengunjung. Rovicky menulis berbeda dengan yang tersaji di media massa, yang kerap menonjolkan dramatisasinya. Ia lebih mengungkap mengapa sebuah bencana terjadi dan bagaimana menyikapinya. Saking seringnya bersinggungan dengan persoalan bencana, Rovicky tertarik menekuni pendidikan kebencanaan untuk S3, melenceng jauh dari pendidikan sebelumnya. Rovicky menamatkan pendidikan S1 di jurusan Geologi Universitas Gadjah Mada pada 1983 dan S2 pada Jurusan Geofisika ITB tahun 1998. Ia merasa pendidikan kebencanaan di Indonesia belum banyak dilirik. Yang ada masih tambal sulam, nyaris tanpa konsep. Ketika tsunami selesai, bidang ini diajarkan di semua sekolah, tak peduli ada laut atau tidak. “Siswa SMA di Kalimantan dipaksa belajar tsunami. Padahal melihat laut saja belum pernah,” ujar Rovicky. Seharusnya pendidikan kebencanaan disesuaikan dengan karakter khas masingmasing daerah. Apakah Rovicky akan pensiun sebagai geolog? “Seorang geolog tak mengenal pensiun. Lagipula dari situ saya cari duitnya,” ujar Rovicky yang mengaku tak berniat me-monetisasi blognya meski peluangnya ada. “Biar saja seperti seka- VOLUME 09 TAHUN I 27 R A N A Di Perkampungan Nelayan Teks dan Foto: Tatan Agus RST. “Bapaknya lagi babang.” Tutur seorang ibu yang sedang menggendong anaknya sambil memandang kearah laut, saat ditanya kemana suaminya. Memang saat angin barat, banyak nelayan di Pulau Lancang melakukan babang – melaut berhari-hari jauh ke pulau lainnya. Umumnya suasana di kampung-kampung nelayan, tempat tinggal mereka kebanyakan berdinding bilik serta berlantai tanah, sangat sederhana. Seperti di rumah Azwar, nelayan dengan dua orang anak ini, masih berdinding bilik dengan lantai tanah keras. Berbeda dengan rumah para juragan ikan dan rajungan yang rumahnya terlihat megah. 28 TAHUN I VOLUME 08 Sudah seminggu perkampungan nelayan ini ditinggal para lelaki untuk melaut, setiap sore para wanita, anak-anak, dan mereka yang tidak melaut menunggu di pinggir laut sambil memandang ke arah ombak, melihat adakah anjungan kapal yang terlihat. Sore itu istri dan anak-anak Azwar bersorak karena terlihat ada perahu yang muncul tenggelam di tengah ombak, dan semakin mendekat kearahnya. Menjelang magrib tampak para nelayan itu membongkar hasil tangkapan, sambil menapaki jembatan bambu mereka menuju pelelangan ikan tuk ditukar dengan lembaran rupiah. VOLUME 09 TAHUN I 29 R 30 A N A TAHUN I VOLUME 08 VOLUME 09 TAHUN I 31 W I S A T A I S T I M E WA M H . TA N TA N ESKI sudah browsing berjamjam dan mengunyah lusinan artikel, hati tetap sangsi. Bagaimana bisa berenang dengan ubur-ubur? Otak sudah terlanjur menggandengkan kata ubur-ubur dengan racun. Tak sekadar bikin bentol, tapi juga membuat mata ogah terpejam. Kulit yang tersengat, sudah gatah, perih dan pedih pula Saat kawan-kawan lain nyebur ke danau, saya hanya mematung di ujung dermaga kayu yang luasnya tak seberapa itu. Untunglah, seorang teman mendorong tubuh saya. Jika tidak, saya lebih memilih balik kanan dan tetap dengan pikiran bahwa ubur-ubur itu binatang beracun di mana pun dan sampai kapan pun Setelah tercebur kepalang basah. Tangan saya mulai mengayuh, sambil mematut peralatan snorkeling.. Satu dua ubur-ubur mulai mendekat, sampai akhirnya tubuh saya seperti dipagari ubur-ubur. Tentakelnya mulai terasa mengelus kulit. Lembut. Jika ingin lebih merasakan sentuhannya, kita harus mengikuti geraknya, seperti Danau Kakaban KEPULAUAN DERAWAN SENSASI UBURUBUR AKROBAT Teks: Hidayat Tantan 32 TAHUN I VOLUME 08 L AT I T U D E S . N U Kepulauan Derawan menjadi buruan para pelancong. Destinasi favorit penggila diving dan snorkeling. Ada kura-kura sedang konferensi dan danau purba berumur 2 juta tahun. H . TA N TA N L AT I T U D E S . N U H . TA N TA N pedansa pria mengikuti gerakan pasangannya di lantai dansa Kalau ubur-ubur beracun, biasanya setelah nempel, badan langsung gatal. Tapi di Kakaban ini, setelah sekian lama ditunggu, ternyata baikbaik saja. Perlahan, saya mulai mengamini, memang ada ubur-ubur yang tak menyengatkan racun Untuk urusan ubur-ubur ini, kita boleh bangga. Di dunia ini, uburubur yang tak beracun hanya bisa ditemukan di dua tempat, Di Danau Kakaban, tempat saya menghabiskan waktu senja, beberapa waktu lalu Satu lagi di Palau, Kepulauan Mikronesia. Keduanya danau berair payau. Cuma, Danau Kakaban koleksi ubur-uburnya lebih kaya. Jika Palau hanya punya dua jenis, di Danau Kakaban ada empat, (Cassiopeia ornata, Mastigias papua, Aurelia aurita dan Tripedalia cystophora), Dari keempatnya, Cassiopeia paling-paling atraktif. Saya lebih suka menyebutnya “Uburubur akrobat”. Jika yang lain menghela tubuhnya dengan tertelungkup, Si Cassiopeia, berenang dengan kaki di atas. Jadi, seperti payung terbalik. Si akrobat ini kerap ditemukan berbaring di dasar danau yang dangkal untuk mendapatkan sinar matahari untuk memproses makanan Danau Kakaban, terletak di Pulau Kakaban yang tak berpenghuni. Untuk mencapainya, kita harus masuk melalui gerbang Pulau, kemudian mendaki dan menuruni tangga dari kayu ulin yang khusus dibuat Pemerintah Daerah untuk memudahkan wisatawan Berbagai literarur View dari atas Pulau Lamma. menyebutkan, Danau Kakaban merupakan danau purba yang terbentuk sejak dua juta tahun lalu. Pada mulanya,gugusan karang, biasa disebut atol terhampar di dasar danau. Selama beribu-ribu tahun, sedikit demi sedikit terjadi proses pengangkatan, Karang itu naik di atas permukaan laut, membentuk dinding yang membetengi wilayah tersebut. Air laut pun terperangkap di area seluas lima km persegi tersebut. Dengan penambahan curah hujan, dan rembesan air tanah secara perlahan-lahan laut yang asin itu tertawarkan. Makluk hidup di sana pun berevolusi mengikuti perubahan ekosistem agar bisa bertahan hidup, termasuk ubur-ubur. Perangkat organ penghasil racunnya yang biasa ditemukan uburubur yang hidup di pekatnya garam air laut, akhirnya tanggal. Pulau Kakaban kini menjadi salah satu unggulan pariwisata Kalimantan Timur. Berenang dengan ubur-ubur menjadi salah satu magnet penarik wisatawan, baik wisnu (wisatawan nusantara) maupun wisman (wisatawan mancanegara). Selain itu, “Pulau Kakaban salah satu favorit diver,” ujar salah seorang eksekutif, penggila diving. VOLUME 09 TAHUN I 33 L AT I T U D E S . N U W I S A T A Di sana, para penyelam dengan mudah bercengkerama dengan rombongan barracuda yang jumlahnya bisa mencapai ribuan, atau mengelus hiu jenis white strip, berukuran 2 sampai 3 meter. “Itu hiu jinak selama kita menyelamnya tidak sradak sruduk,” ujar pria berusia 35 tahun. Di sana juga ada spot penguji nyali. Eksekutif itu menyebutnya jalur “cave dive”. Di sisi sebelah Barat Pulau Kakaban, ada palung dengan kedalaman 45 meter. “Keluarnya langsung ke laut lepas,” ujarnya. “Menyelamnya harus didampingi dive master,” pria itu menambahkan. Selain harus didampingi dive master, lisensi menyelam juga mutlak dibutuhkan. Saya yang kebetulan tak punya lisensi sempat merayu petugas di resort Maratua Paradise, tempat saya menginap. Saya tawarkan harga dua kali lipat. Ia bergeming bak batu karang. “Gak berani Mas, bisa ditutup resort 34 TAHUN I VOLUME 08 ini,” katanya. Dari Maratua ke Pulau Kakaban, ditempuh dengan waktu sekitar 20 menit dengan speedboat. “Snorkeling aja. Anda pasti puas.” ujarnya menghibur. Betul juga. Pulau Kakaban, selain berpasir putih, juga berkarang indah. Mata benar-benar terbuai dengan ikan warna-warni yang berlompatan dari sela-sela karang. “Amazing,” ujar Firman, seorang teman yang ikut bersnokeling. Kalau belum puas, Anda bisa melanjutkan memanjakan mata di Pulau lain yang jaraknya tak terlampau jauh dari situ. Ada pulau Sangalaki. Di situ, Anda bisa menyaksikan kepakan ikan manta, pari raksasa yang lebar tubuhnya mencapai dua meter berlebih, Di situ juga, bisa disaksikan penyu bertelur. Pulau Sangalaki termasuk kawasan konservasi Penyu. Cuma, karena kawasan konservasi untuk masuk ke situ harus ada Surat Izin Memasuki Kawasan Konservasi. Pulau Kakaban dan Pulau Sangalaki merupakan bagian dari gugusan Kepulauan Derawan. Secara Geografis terletak di Laut Sulawesi, pada pesisir Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, menghadap ke mulut muara Sungai Kelai dan dikenal dengan Delta Berau. Selain kedua pulau tadi, pulau lainnya yang cukup besar adalah Pulau Derawan, Pulau Maratua, Pulau Panjang, Pulau Samama, serta beberapa pulau kecil dan gugusan karang. Terdapat 21 pulau di kepulauan ini. Gugus Kepulauan Derawan hanyalah sebagian kecil dari ratusan pulau di pesisir timur Kaltim yang berjumlah 248 pulau. Dari jumlah itu, 138 pulau belum mempunyai nama, dua pulau di antaranya Sipadan dan Ligitan hilang, menjadi milik Malaysia. Pulau I S T I M E WA L AT I T U D E S . N U Maratua termasuk termasuk salah satu Pulau terluar dari seluruhnya yang berjumlah 92 Pulau. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur kini sedang mengusulkan Kepulaau Derawan untuk menjadi daerah tujuan wisata nasional, seperti kawasan bahari lain, misalnya Sail Wakatobi, ataupun Sail Bunaken. Pada 2010 wisatawan mancanegara yang datang sebanyak 24.410 orang dengan rata-rata lama tinggal delapan hari, sementara wisatawan nusantara 1.174.626 orang dengan lama tinggal rata-rata empat hari. Kunjungan wisman rata-rata naik 3.000 orang per tahun sedangkan wisnu 30.000 per tahun. Pulau Derawan dan Maratua biasanya jadi “home base” para wisatawan karena sudah dilengkapi fasilitas wisata, seperti resor ataupun rumah-rumah penduduk yang disewakan, Keduanya menawarkan panorama menawan. Pasir putih dengan air laut yang bening. Dengan mata telanjang Anda bisa menikmati kurakura berukuran raksasa, dan ikan warna-warni tak ubahnya akuarium raksasa. Kalau Anda beruntung, di Maratua Anda bisa menemukan kurakura sedang “konferensi”. Ini sebutan yang biasa dilontarkan para pemadu wisata karena Maratua merupakan perlintasan migrasi kura-kura dari berbagai pelososok dunia Di Derawan Anda juga bisa mengintip penyu bertelur. Di sana WWF punya perwakilan khsuus. Ada petugas yang memunguti telur, ke- Kijang. Biayanya Rp 800 juta sampai Rp 1 juta PP. Waktu tempuhnya sekitar 3 jam Kemudian dilanjutkan ke Pulau Derawan dengan speedboat. Wakktu tempuhnya sekitar 30 menit dengan biaya sekitar 500 ribu. Kalau kocek Anda tebal bisa langsung menyewa speedboat dari Tanjung Redeb, tanpa harus ke Pelabuhan Batu. Cuma kapalnya jarang. Sudah begitu harganya pun mahal. Di Derawan penginapan banyak pilihan, mulai dari 50 ribu per malam, 250 ribu permalam sampai 400 ribu permalam (cottage), lokasi berada di pinggir laut bisa langsung mancing dari depan kamar atau beremudian menetaskannya. Kalau sudah nang sama penyu di sana. cukup umur kemudian tukik dilepasDari Derawan, Anda bisa melankan ke pantai. Saya beruntung saat di jutkan jalan-jalan ke Pulau Kakaban, sana bertepatan dengan pelepasliar- Pulau Sangalaki, dan Pulau Maratua. an. Tak jarang wisatawan asing, seYang punya penginapan, biasanya perti yang sempat saya jumpai secara menyediakan speedboat untuk memkhusus datang untuk sekadar berfoto bawa berkeliling ke pulau tersebut. dengan tukik, menimangnya, kemu- Biaya biasanya hitungan paket, sekidian melepaskannya ke pantai. tar 500 – 1 juta untuk 3 pulau terUntuk mencapai Derawan, bisa sebut, tergantung kepandaian Anda dicapai dengan beragam jalan. Jika menawar Anda dari Jakarta, bisa naik peAnda juga bisa memilih, mesawat langsung Jakarta-Balikpapan- mulai petualangan dari Maratua. Tarakan, dengan memakai airline Suasananya lebih sepi dari Pulau yang menawarkan tiket murah Derawan. Pantainya relatif lebih meriah, sekitar 1,7 juta PP. Dari situ bersih karena belum seramai seperti memakai speedboat dengan sewa tiga Derawan. Jarak keduanya, tidak juta. Kapasitasnya untuk 6 orang. terlalu jauh Kalau ditempuh dengan Bisa juga Jakarta-Balikpapanspeedboat paling-paling 30 menit Berau, degan penerbangan murah Apapun pilihannya, saya berani sekitar 2,4 juta PP. Dari Bandara bertaruh Anda akan merindukan Berau dilanjutkan ke pelabuhan Batu tempat ini dan berharap kembali satu dengan menyewa mobil inova atau ketika. Entah kapan. Apapun pilihannya, saya berani bertaruh Anda akan merindukan tempat ini dan berharap kembali satu ketika. Entah kapan. VOLUME 09 TAHUN I 35 L E N S A A S E T PACU KINERJA DENGAN MWT U ZAKY ARSY NTUK mengoptimalkan kinerja, top manajemen Pertamina EP rutin melakukan Management Walk hrough (MWT). Dalam satu dua bulan bisa dua sampai tiga kali mengunjungi lapangan berbeda, tak terkecuali Presiden Direktur Adriansyah, Jika lapangannya berdekatan kunjungan itu dilakukan hanya selang hari. Misalnya Pada  April Presdir berkunjung ke Field Tarakan, setelah sehari sebelumnya melakukan kegiatan serupa di Field Bunyu. Di Tarakan Adriansyah mengatakan harapannya kepada seluruh pekerja Pertamina EP Field Tarakan untuk tetap menjaga semangat dalam bekerja. “Kita harus kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas,” kata Adriansyah Sementara di Bunyu, Adriansyah yang ditemani Operations Director Benny J. Ibradi, para manajer di Kantor Pusat dan Asset, serta para Field Manager di Asset 5 langsung menuju lokasi B-1408 dalam rangka pemeriksaan tahap penyiapan lokasi pengeboran, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan ke Early Production Facility (EPF) dan SKG Nibung Pertamina EP Field Bunyu dan lokasi B-1307 yang juga dalam tahap well site preparations. Dalam kunjungan MWT ini, Adriansyah dan Benny J. Ibradi banyak memberikan masukan-masukan atas beberapa pemeriksaan langsung di lapangan secara detail baik dari aspek operasional, manajerial dan HSE. “Bunyu merupakan lapangan yang memiliki karakteristik yang unik, produksi dapat naik dengan cepat akan tetapi diikuti dengan decline rate yang cukup tinggi. Oleh karena itu untuk meningkatkan produksi secara signifikan maka harus dilakukan pe- ZAKY ARSY Presdiden Direktur Adriansyah mengecek kesiapan Lapangan Bunyu untuk delapan pengeboran baru. Presiden Direktur Adriansyah berdialog dengan saat melakukan peninjauan di salah satu Lapangan Prabumulih. 36 TAHUN I VOLUME 08 ngeboran secara agresif dan masif,” ujar Adriansyah saat mengunjungi salah satu lokasi pengeboran. Berbeda dengan lapangan-lapangan lain yang dimiliki Pertamina EP, Field Bunyu memiliki lapangan dengan karakteristik reservoir berbentuk lances sedangkan kebanyakan lapangan lain yang ada memiliki karakteristik reservoir berbentuk cekungan. Hal inilah yang menjadikan produksi Bunyu bisa naik secara cepat akan tetapi bisa segera turun dengan cepat pula. Dalam kesempatan ini, Adriansyah juga menantang segenap pekerja Pertamina EP Field Bunyu untuk mencapai target produksi 10.000 BOPD pada tahun 2014 ini, serta menjanjikan fasilitas day off hingga ke Pulau Jawa bagi seluruh pekerja di Field Bunyu. Tantangan ini disambut para pekerja Field Bunyu dengan jawaban bernada semangat: “Bisa!” ketika ditanya mengenai kesanggupan dalam pencapaian target produksi tersebut. Maklum saja, selama ini fasilitas day off hanya diberikan kepada pekerja sampai kota Balik papan selama 2 hari. Sebelum ke Kalimantan, pada akhir Februari, Adriansyah melakukan MWT di Lapangan Prabumulih bersama Production & Operation Director PT Pertamina EP Benny J Ibradi, GM Asset 2 Tubagus Nasiruddin, manajemen pusat dan segenap pekerja di lingkungan Asset 2. Ia menyebutkan insan-insan Pertamina yang punya visi meraih world class company dituntut bisa menjadi role model bagi penegakan HSSE. Bagaimana kita menilai dan menjalankan iklim usaha yang terbaik dari segalanya dengan penuh tanggung jawab. Semua pekerja PT Pertamina EP harus menjadi role model, bagaimana bekerja dengan aman, pola pikir yang jelas fokusnya untuk mencapai target produksi yang telah ditargetkan. TAMBAH PRODUKSI Fasilitas produksi Field Rantau. S ATULAGI kisah sukses ditorehkan PT Pertamina EP Asset I. Kali ini berita gembira itu datang dari Pertamina EP Field Rantau yang berhasil menyelesaikan penge boran Sumur RNT-DZ Struktur Rantau di Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang. Dari sumur tersebut, PT Pertamina EP berhasil mendapatkan tambahan minyak sebanyak  barel per hari (BOPD) sesuai dengan target pengeboran yang sudah ditetapkan. Dengan penambahan produksi tersebut semakin memperkuat optimisme Field Rantau menuju target produksi 3.500 BOPD. “Dengan tim yang solid, kami optimis bisa mencapai target,” ujar Field Manager Rantau Agus Amperianto Sumur RNT-DZ7 sendiri merupakan sumur pengeboran keenam dari total 12 sumur pengeboran yang direncanakan pada 2014. Keenam sumur tersebut, terdiri dari 3 sumur bor EPT dan 3 sumur EOR Lima sumur bor sebelumnya masih membutuhkan upaya lanjutan untuk bisa memproduksikan minyak sesuai dengan target masing – masing sumur. “ Kami berharap pada pengeboran berikutnya di Field Rantau mampu menghasilkan minyak maupun gas dengan hasil yang signifikan melebihi dari sumur RNT – DZ7 ini sehingga produksi Field Rantau dapat terus meningkat” ujar Arya Dwi Paramita Pjs Public Relation Manager PT Pertamina EP. TATA N A G U S R S T RANTAU Field Rantau merupakan lapangan yang mature. Secara alamiah produksinya, mengalami decline rate yang cukup tinggi. Oleh karena itu tahap pengurasan lapangan Rantau sudah di tahap secondary recovery. Pada tahap ini pengurasan dibantu dengan injeksi waterflood guna menjaga pressure reservoir sehingga dapat menambah recovery minyak. Untuk beberapa sumur di Rantau malah sudah melewati tahap secondary recovery dan memasuki tertier recovery. Field Rantau tahun ini mulai melakukan ujicoba pengurasan dengan injeksi chemical. Pada tahap tertier recovery injeksi bukan lagi dengan air (waterflood), tapi menggunaskan chemical, steamflood, ataupun CO2, ataupun MEOR tergantung dengan jenis reservoirnya. Field Rantau tahun ini mulai melakukan ujicoba pengurasan dengan injeksi chemical. “Untuk lapangan Rantau, produksi tambahan 120 BOPD sangat besar karena lapangan Rantau memiliki angka penurunan produksi alami sekitar 43% per tahun mengingat mayoritas sumur yang telah diproduksikan sejak lama dan memiliki kadar air yang sangat tinggi,” ujar Arya Dwi Paramita. Penajakan sumur RNT – DZ7 ini, memakan waktu selama 18 hari dengan titik kedalaman mencapai 809 m menggunakan Rig SkyTop milik PT. Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI) dengan target produksi minyak 120 BOPD dari Zona Z-800 Blok A1. Berdasarkan hasil test produksi Sumur RNT-DZ7 / P-441 dapat mengalirkan minyak mencapai 333.21 BOPD dengan jepitan 7/64 inch, tekanan kepala sumur 620 psi, dan sumur berproduksi secara sembur alam (natural flow) dengan kadar air 0%. “Pembuktian melalui uji produksi tersebut menegaskan optimisme bahwa Struktur Rantau Zona Z-800 Blok A1 masih sangat potensial untuk dikembangkan dan mengandung minyak yang sangat ekonomis,” kata Arya. Lebih lanjut hasil produksi Minyak dari Field Rantau jenis sweet light crude dengan API 42-43 ini kemudian dikirimkan ke Pangkalan Susu, untuk selanjutnya diolah ke Kilang Balikpapan dan Kilang Cilacap. Pihak Pertamina EP menyakini keberhasilan pengeboran RNT-DZ7 /P-441 merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa, serta doa dan kerja keras banyak pihak termasuk masyarakat sekitar area operasi, MUSPIDA, pekerja Pertamina EP Asset 1, Pekerja Field Rantau, Drilling Dept. EP dan juga engineer yang bertugas di lapangan termasuk Tim PDSI. Sebagaimana diketahui, PT Pertamina EP Field Rantau pada 11 Maret 2014 telah melakukan sosiasilasi tajak Sumur RNT-DZ7. Bertepatan dengan kegiatan sosialisasi tersebut, Pertamina EP juga memberi santunan kepada 150 orang anak yatim-piatu dan kaum dhuafa di Desa Kebun Rantau, Alur Manis dan Alur Cucur. VOLUME 09 TAHUN I 37 L E N S A A S E T S ETELAH menjalani proses rehabilitasi selama enam tahun, satu keluarga Owa Jawa yang terdiri dari sepasang induk jantan dan betina dan dua anaknya dapat dikembalikan ke habitat alaminya di kawasan Hutan Lindung Gunung Malabar, Bandung, Jawa Barat (/). Program pelepasliaran yang melibatkan satu unit keluarga Owa Jawa belum pernah dilakukan sebelumnya. Peristiwa unik ini tidak saja menggambarkan keberhasilan program keberhasilan rehabilitasi Owa Jawa, tetapi juga memberikan kesempatan emas bagi para peneliti dan penggiat konservasi untuk mengkaji proses adaptasi satwa langka ini di habitat aslinya setelah bertahun-tahun hidup dengan manusia. Pelepasliaran dilakukan pada akhir Maret lalu. Owa Jawa adalah spesies asli Indonesia yang terncam punah. Organisasi konservasi (International Union for Conservation of Nature/IUCN) memasukkannya ke dalam kategori EN (endangered), yakni spesies terancam punah. Owa Jawa juga masuk dalam daftar Apendix 1 yang berarti haram diperjualbelikan. Kawasan Hutan Lindung Gunung Malabar dipilih sebagai tempat pelestarian Owa Jawa setelah melalui serangkaian survei kelayakan habitat untuk memastikan ketersediaan pohon, pakan, dan keamanannya. Kawasan hutan yang dikelola Perum Perhutani tersebut diharapkan dapat menjadi rumah yang aman bagi Owa Jawa di tengah maraknya ancaman perburuan dan kerusakan hutan di pulau Jawa saat ini. Pelepasliaran tersebut merupakan keberhasilan proses panjang program rehabilitasi yang dilakukan Yayasan Owa Jawa dengan dukungan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat, Conservation International Indonesia, Universitas Indonesia, Silvery Gibbon Project, dan PT Pertamina EP Asset 3 Field Subang. “Melihat keadaan hewan primata Owa Jawa yang semakin berkurang dan menjadi hewan langka dan dilindungi negara, kami dari Pertamina EP khususnya Subang Field merasa harus ikut turun bergerak dengan 38 TAHUN I VOLUME 08 ZAKY ARSY PELEPASLIARAN OWA JAWA mendukung Yayasan Owa jawa, “ ujar Yosi Ardilla, Assisten Manager L&R Pertamina EP Asset 3. Dukungan terhadap penyelamatan hewan langka memang sudah menjadi garis kebijakakan Pertamiina EP yang berkomitmen untuk tumbuh bersama lingkungan dan msayarakat. Selain Pertamina EP Asset 3, beberapa wilayah kerja sudah menjalankan program konservasi bekerja sama dengan instansi terkait untuk melestarikan spesies-spesies yang terancam punah, antara lain Field Rantau yang bekerja sama dengan Taman National Gunung Leuser (TNGL) melakukan konservasi Orang Utan Sumatera, Field Sangatta bekerja sama dengan Taman Nasional Kutai (TNK) melakukan konservasi Orang Utan Kalimantan. Kemudian Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM) di Luwuk bekerja sama dengan SM Bakiriang melakukan Konservasi burung endemik Sulawesi Maleo dan di Field Tarakan yang bekerja sama dengan pemerintah kota Tarakan melestarikan satwa Bekantan di Hutan Kota Tarakan. Ketua pengurus Yayasan Owa Jawa, Dr. Noviar Andayani menekankan bahwa upaya konservasi Owa Jawa di tengah tekanan pembangunan ekonomi Pulau Jawa bukanlah perkara mudah. “Diperlukan dukungan semua pihak untuk menyelamatkan primata ini dari kepunahan. Program konservasi ini diharapkan dapat menjadi contoh kemitraan yang kuat antara penggiat konservasi dengan sektor bisnis, pemerintah daerah, dan masyarakat,” Dr. Noviar Andayani menegaskan. Owa Jawa (Hylobates moloch) merupakan satwa liar endemik Pulau Jawa yang hanya hidup di Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah dengan populasi yang sedikit. Ia termasuk primata yang berukuran kecil dengan panjang tubuh hanya sekitar 80 cm. Tubuhnya lebih pendek, langsing, dan seksi dibandingkan dengan kera lainnya yang cenderung gendut. Pada bagian tubuh Owa Jawa ditutupi dengan bulu yang berwarna abu-abu keperakan sedangkan pada bagian muka berkulit hitam pekat. Owa jawa tidak mempunyai ekor. S E N I Suasana Pembukaan Pameran “Kota: Tentang Kebangkitan dan Keruntuhan” di Jakarta. TEGAK SEJAK REMUKNYA TEMBOK BERLIN Berdarah Jerman namun dicetuskan di Prancis, menyusul runtuhnya Tembok Berlin. Di situasi baru itu, dengan kepala batu Osktreuz lahir dan membuktikan bahwa fotografi tidak hanya terus untuk sekadar mencari nafkah. D IDIRIKAN tahun  oleh tujuh fotografer di Berlin, Ostkreuz termasuk agensi foto penting di Jerman. Namanya terkenal di majalah nasional, internasional, maupun surat kabar, serta berbagai pameran dan publikasi internasional para anggotanya. Nama Ostkreuz sendiri berasal dari Ostkreuz, pusat transportasi di daerah yang sama di Berlin. Gagasan pendiriannya lahir di Istana Elysee, Paris, menyusul jatuhnya tembok Berlin. Saat itu Di musim semi 1990, Presiden Francois Mitterand lah yang telah mengundang sekitar 200 seniman dari eks GDR (Germany Democratic Republic atau Jerman Timur). Tujuh orang di antaranya adalah mereka yang membidani kelahiran VOLUME 09 TAHUN I 39 S E N I O Osktreuz. Mereka adallah Sibylle Bergemann, Ute and Werner Mahler, U JJens Rötzsch, Harald Hauswald, homas H SSandberg and Harf Z Zimmermann yang merup pakan fotografer signifikkan di GDR. Setelah 20 tahun b berlalu agensi ini menjadi m masyhur yang dijalankan Foto karya Maurice Weiss. ssecara independen oleh fotografer. Tidak ada lembaga lain di Jerman yang dijalankan secara mandiri oleh fotografer, menikmati reputasi yang baik tersebut dan berhasil seperti Ostkreuz di Berlin. Dengan foto jurnalistik sebagai elang yang sensitif, volume fotografi yang ambisius, dan pameran berfokus pada status quo masyarakat global. Ostkreuz terbilang berhasil untuk menasbihkan dirinya sebagai “mata publik”. Kini agensi kolektif ini memiliki 18 anggota. Mereka telah memenangkan penghargaan foto jurnalistik, dan disamping serangkaian pameran, diterbitkan pula foto dengan kualitas volume yang tinggi, seperti atmosfer Foto karya Thomas Meyer. perjalanan melalui 24 h Berlin (2009). Prioritas agensi berorientasi kepada penulis fotografi bekerja pada bidang potret, reportase, landscape, arsitektur, perjalanan, dan fashion. Ostkreuz adalah fotografer paling sukses lembaga swakelola di Jerman. Di tahun 2013, beberapa fotografernya menerima penghargaan dari Konrad-Wolf-Preis verliehen. Adapun beberapa fotografer terkenal mereka se- 40 TAHUN I VOLUME 08 perti Sibylle Bergemann, Ute Mahler, Werner Mahler, Harald Hauswald, Annette Hauschild, Andrej Krementschouk Foto karya Fanny Octavianus. dan homas Meyer. Gaya dan sentuhan fotografi Sibylle Bergemann, di sisi lain merupakan salah satu yang berpengaruh diantara tujuh pendiri Ostkreuz lainnya. Di tahun-tahun awal pendiriannya, sebagai suatu pengecualian penting. Dengan gambar yang luar biasa sensitif dalam medium warna hitam dan putihnya untuk majalah fashion Jerman Timur. Dia dengan sederhana menggambarkan bagaimana seseorang bisa bergaya stylish walaupun kondisi saat itu ada di bawah kerasnya rezim GDR. Di tahun 2004, Ostkreuz bermitra dengan Weissensee mendirikan he Ostkreuzschule, privat fotografi dan desain di Berlin.Fokus dari pendidikan tiga setengah tahun ini adalah pelatihan visi fotografi pengembangan dan promosi photography signature dan penanganan yang aman dari medium artistic fotografi.Pengetahuan ini disedikan baik untuk fotografi analog maupun digital dalam praktik dan teori. Kelas pertamanya lulus di tahun 2007, karya-karya mereka diterbitkan di website khusus maupun dibawah akuisisi pameran tertentu. Foto karya Heinric Vorkel. *** Salah satu proyek yang paling ambisius dari Ostkereuz adalah melakukan penjelahan untuk mencari intisari realitas perkotaan masa kini. Kota, sejatinya merupakan tempat lahirnya kebudayaan, tempat meleburnya kebudayaan, mentalitas, agama dan gagasan – kota adalah tempat berkumpulnya hasrat akan keamanan, kebebasan, dan kemakmuran. Di sini terjadi perjumpaan antara hal-hal yang dapat saling menghindari atau pun takkan pernah bertemu di kawasan rural. Kota melepaskan belenggu asal-usul dan keluarga, memaksakan dan mendukung pencapaian luar biasa di bidang budaya dan sosial.Kota mengumpulkan kemiskinan y yang amat sangat, namun s sering kali juga merupakan s satu-satunya kesempatan u untuk melepaskan diri dari c cengkeramannya. Di kota, s setiap orang merupakan b bagian dari suatu keselur ruhan yang bermakna, tet sekaligus hanya mentapi j salah satu komponen jadi k yang tidak penting. kecil K menawarkan keKota d dekatan dan menciptakan Foto karya Maurice Weiss. anonimitas. Kota adalah segala sesuatu dan sekaligus kebalikannya – pada waktu yang sama, di tempat yang sama. Kota menyimpan masa depan dunia. Para fotografer merancang proyek ini bersama-sama dan mengumpulkan foto mengenai kebangkitan dan keruntuhan urban dari 22 kota di seluruh dunia. “Die Stadt - Vom Werden und Vergehen” (Kota - Tentang Kebangkitan dan Keruntuhan) menjadi sebuah proyek jangka panjang yang hingga saat ini belum ada duanya mengenai tema ini. Mereka, Sibylle Bergemann, Jörg Brüggemann, Espen Eic Eichhöfer, An Annette Ha Hauschild, Ha Harald Ha Hauswald, Pep Hristova, Pepa An Andrej Kre Krementsch schouk, Ute Ma Mahler, We Werner Ma Mahler, Daw Meckel, Dawin Foto karya Julian Roder. Jul Röder, Julian homas Meyer, Frank Schinski, Jordis Antonia Schlösser, Anne Schönharting, Linn Schröder, Heinrich Völkel dan Maurice Weiss menggali apa sesungguhnya hakikat kota. Foto-foto meruka bercerita tentang kota dengan segala permasahannya dan yang terjadi di 22 kota di dunia, seperti Tokyo, dan Manila, Lagos, Las Vegas, Berlin, Minsk, dan Gaza. Sejak 2010, proyek ini dipamerkan di banyak Negara, termasuk salah satunya Indonesia, pada Februari 2014 lalu di Galeri Nasional.Pameran tersebut sekaligus menjadi perayaan hari jadi ke-20 bagi agensi fotografer termasyhur di Jerman ini. Foto karya Jordis Antonia Chlosser. Pameran “Kota: Tentang Kebangkitan dan Keruntuhan” pertama kali disajikan di Postfuhramt, Berlin. Karya-karya yang disajikan merupakan hasil dari mata Para fotografer Ostkreuz yang melayang kesemua tempat di delapan penjuru mata angin. Dengan mata yang difokuskan pada fenomena social, Ostkreuz mencari semacam penghormatan terhadap objek, keaslian, jati diri sang fotografer, kepekaan, keterlibatan dengan manusia, dan sikap terhadap waktu. Waktu dan uang. Khusus untuk penyelenggaraannya di Jakarta, turut dipamerkan sejumlah karya dari fotografer Indonesia, Fanny Octavianus. Dalam karya yang diamn bil dalam kurun waktu tujuh tahun kebelakang selama Fanny bekerja taa di Kantor Berita a,, Antara, Jakarta, ia mengumpul-kan perspektif-nnya sendiri tentang ibu kota. Absurditas, kompleksitas, n dan ketegangan pengalamannyaa Foto karya Espen Eichhofer. terlihat secara visual dalam proyek ini. Ada foto seorang anak perempuan tengah menyisir rambut boneka Barbie di balik reruntuhan bangunan dan jalan layang. Ada foto pasar kumuh dengan konstruksi gedung pencakar langit dibelakangnya, ada bus Trans Jakarta tengah melintas di Bundaran HI. Lainnya jeperetan lensa Maurice Weiss yang memotret Ordos. Letaknya delapan ratus kilometer sebelah barat laut Beijing, tepi gurun Gobi. Ia merupakan VOLUME 09 TAHUN I 41 S E N I bagian dari suatu rencana besar untuk mendirikan sentra-sentra urban di berbagai provinsi Cina yang tertinggal dan berpenduduk jarang. Ordos adalah kota yang masih bayi, bahkan embrio. Ia dibangun dari nol, dengan tujuan untuk membendung arus pengungsi yang berduyun-duyun mendatangi kota Beijing dan Shanghai. Maurice banyak memilih objek kaum pekerja, di benaknya mungkin saja takkan ada yang mengingat mereka nanti. Tapi bagaimana pun merekalah yang membangun seluruh kota dari nol, seakan-akan tidak ada hambatan. Potret para pekerja merupakan titik awal baginya untuk mendapatkan akses ke dunia yang jauh dan asing, yang mempunyai bahasa dan budaya yang tidak ia kenal, namun tetap ia usahakan untuk memahaminya. Ada pula foto karya homas Meyer yang menampilkan pembangunan gedung bertingkat di Kota Dubai yang padat dengan beton-beton menjulang. Dubai, sebuah kota di Timur Tengah dengan perubahan yang cukup cepat. Di sana homas Meyer berdiri dan mengelilingi kota itu untuk menangkap esensi Dubai dengan lensanya. Ia tinggal dan mengelilingi kota lama di Dubai Creek. Ada sebuah laguna yang menjorok ke tengah gurun. Sementara itu Julian Roder memotret Lagos, di mana terjadi interaksi kekacauan dan keteraturan di kota yang tumbuh demikian pesatnya. Dan pengalaman itu langsung ia saksikan sejak hari pertama ia berada disana. Lagos adalah kota terbesar di Nigeria dan telah menjadi magnet bagi seluruh Afrika Barat, terutama karena minyak bumi yang dihasilkan di negeri itu. Sekarang kota tersebut telah berpenduduk sepuluh juta jiwa, dan angka itu terus bertambah. Kota itu terus tumbuh, tetapi tidak mempunyai tempat untuk itu karena terletak di dua semenanjung sempit yang mengapit sebuah laguna, seperti jempol dan telunjuk pada tangan. Di karya foto jurnalistik lainnya, hasil jepretan Espen Eichhofer, memotret gambaran masyarakat Quezon suatu perkampungan di Filipina, yang mirip sekali dengan Jakarta. Misalnya ada foto bajir dan perkampungan kumuh di samping bantar kali di Manila, di sana spanduk kampanye digunakan untuk penutup atap. Perkampungan yang ia kunjungi terletak di tepi anak sungai Pasik, yang melintasi Manila, dan berada di tengah kota Wuezon, yang termasuk kawasan metropolitan Manila. Perkampungan itu hanya satu di Antara lusinan pemukiman liar yang muncul di mana-mana. ”Penyerobot lahan”, demikian julukan bagi orang-orang yang menduduki tanah kosong untuk didiami, entah di 42 TAHUN I VOLUME 08 tepi sungai, di pelabuhan, atau di pinggir jalan. Hampir semuanya pindah dari desa ke kota. Selama empat minggu ia hampir setiap hari menyambangi kawasan itu. Luasnya tidak lebih dari tiga ratus kali empat ratus meter, tetapi menjadi tempat tinggal bagi beberapa ribu jiwa. Gubuk-gubuk dibangun bertingkat, dan gang-gang serba gelap dan semrawut. Setiap keluarga dihuni oleh beberapa keluarga, yang seringkali masih berhubungan saudara. Jarang ada keluarga yang menempati lebih dari satu ruangan. Satusatunya Kasur yang ada disandarkan ke dinding dan baru diturunkan pada malam hari. Foto Heinric Vorkel menampilkan Gaza yang terlihat mencekam sekaligus terselip kedamaian juga semangat hidup di dalamnya. Sementara itu Jordis Antonia Chlosser merekam sebuah kota di balik dinding jeruji besi Moabit, Berlin. Disana lebih dari dua ribu tahanan menanti proses pengadilan masing-masing, dan lebih dari seratus sipil mengawasi mereka. Sejak awal Jordis menganggap tembok yamg mengelilingi rumah tahanan itu sebagai tembok (pertahanan kota). Baginya rumah tahanan itu bagaikan kota. Di dalam terdapat banyak hal juga ada di luar, mulai dari macam-macam usaha, tukang kebun, tukang jahit, tukang kayu. Ada berbagai layanan – dapur, pos, bank, tukang cukur. Yang tidak hanyalah hiburan, misalnya bioskop, teater, atau konser, semua itu digantikan oleh pesawat televisi yang terdapat di hampir setiap sel, sama seperti tempat tinggal orang-orang di luar. Jordis memotret hal yang begitu mengejutkan, bahwa betapa miripnya perlengkapan yang tersedia di udara bebas dan di balik jeruji. Hanya ada beberapa hal kecil yang mengubah semuanya. Itulah yang ia cari, misalnya saja pakaian tahanan, yang sepintas lalu terlihat bahwa manusia di kota ini terbagi ke dalam dua kelas. Banyak hal yang diatur sebagai daur di kota ini, namun sebagai daur yang tidak memerlukan dunia luar. Kita hampir bisa lupa bahwa dunia luar itu ada, tetapi kemudian kita mengalihkan pandangan dan melihat jeruji besi. Safety is Everybody’s Business pep.pertamina.com