Academia.eduAcademia.edu
Download Free PDF
paper cover icon
Download Free PDF
paper cover thumbnail

Ebook TEKNOLOGI PENGELASAN

Ebook TEKNOLOGI PENGELASAN

Profile image of Muhammad Agus Buqi Rizky Dwi PutraMuhammad Agus Buqi Rizky Dwi Putra

2018, Datu Rizky ITN MALANG

Institut Teknologi nasional Malang

Related Papers

MAKALAH TEKNOLOGI PENCELUPAN

Hasanul Arifin

pencelupan

View PDF
LAPORAN TEKNIK PENGGERAK

Ranger Fajri Dzulfiqar Rosmana

Rangkaian Chopper

View PDF
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Irmayanti S.TP.,MT, Fadlan Hidayat

View PDF
PENGELOLAAN ARSIP ELEKTRONIK BERBASIS TEKNOLOGI

Mac Hsun

Electronic archives have an important role in system of administration, it also as a valid instrument of evidence based on Undang-Undang No. 11 pasal 5 (1) 2008. Information technology progression requires the archive being processed electronically. The purpose of article to explain about what and how to manage archive electronic. This article was compiled based on the study of literature. The tools used to manage the electronic archives are hardware (computers, print scanner, and media storage) and software. Electronic archive different with print archive. Electronic archive has four cycles of creation and management of storage, distribution and use, maintenance, and disposition. Removal print archive into electronic archives can be done by way of scanning, conversion, Importing. Electronic archive storage can be done online, offline or nearline

View PDF
PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU DI TEKNOPOLIS GEDEBAGE

indra hermawan

Abstrak Kawasan Teknopolis Gedebage merupakan program yang termuat dalam Rencana Jangka Mengah Daerah (RPJMD) 2013-2018 yang dituangkan pada Peraturan Daerah Kota Bandung No. 3 Tahun 2014 dan didukung oleh rencana lainnya. Kawasan Teknopolis Gedebage dibangun dengan tujuan pengembangan kawasan yang bersinergikan antara Pendidikan Tinggi, ekonomi kreatif, komersial, lingkungan dan pusat pemerintahan berkonsep teknopolis dalam mewujudkan fungsi Pusat Pelayanan Kota (PPK) Gedebage dengan konsep " A New Primary Center For Better Urban Quality ". Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan pengelolaan sampah masyarakat dan pengelolaan sampah terpadu dengan konsep Zero Waste Management dengan menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sesuai SNI 3242 tahun 2008 di Kecamatan Gedebage. Metode yang digunakan dalam tulisan ini yaitu mix method (campuran) yang bersifat eksploratif dan diskriptif, kemudian metode analisis kuantitatif dengan mengolah data dari hasil wawancara menjadi analisis statistik. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Terpadu Berbasis Masyarakat di Kecamatan Gedebage, belum berhasil dilaksanakan dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) melalui proses pemilahan sampah. Model yang diterapkan belum mampu mereduksi volume sampah yang dibuang hingga 70%. Sistem pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat dengan prinsip 3R melalui kegiatan pemilahan sampah merupakan solusi paradigmatik, yaitu solusi dari paradigma cara mengelola sampah. Dari paradigma " membuang sampah " yang dalam prakteknya hanya memindahan sampah, menjadi " mengelola sampah " .

View PDF
TEKNOLOGI RANGKAIAN TERPADU

2014 •

Faisal Akbar

Moore`s Law adalah salah satu hukum yang terkenal dalam industri mikroprosesor yang menjelaskan tingkat pertumbuhan kecepatan mikroprosesor. Diperkenalkan oleh Gordon E. Moore salah satu pendiri Intel. Ia mengatakan bahwa pertumbuhan kecepatan perhitungan mikroprosesor mengikuti rumusan eksponensial. Menurut Moore’s Law : Perkembangan Teknologi Informasi di bidang hardware komputer meningkat dua kali lipat setiap 18 bulan atau 1,5 tahun.

View PDF
TEKNOLOGI RANGKAIAN TERINTEGRASI

Sudirman Sahidin

View PDF
Ebook Mekanika Rekayasa

surya budiman

View PDF
JURNAL TEKNIK PERKAPALAN

Mahendra Guna Satriananta

Abstrak Hambatan dan Olah Gerak memiliki peranan penting dalam desain kapal karena berkaitan dengan kebutuhan daya serta kemampuan kapal dalam menghadapi gelombang di laut. Nilai Hambatan dan Olah Gerak yang besar mengakibatkan kapal tidak efektif dan tidak nyaman untuk digunakan, maka dari itu pada saat proses desain dan Analisa dilakukan penambahan komponen agar nilai Hambatan dan Olah Gerak nya tidak besar, oleh karena itu desain lambung harus dibuat sebaik mungkin dan dapat pula ditambahkan komponen tambahan pada lambung seperti Bulbous Bow, Skeg dan Bilge Keel yang dapat meningkatkan kemampuan kapal dalam beroperasi. Berdasarkan beberapa penelitian diketahui bahwa model bulbous bow paling baik adalah model V, bentuk Skeg paling baik yaitu model Foil dan bentuk Bilge Keel yang paling optimal adalah bentuk segitiga berongga, dimana dari tiap penambahan komponen tersebut akan dicari variasi paling optimal untuk mengurangi nilai Hambatan dan Olah Geraknya. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan beberapa tahapan yaitu pembuatan model, lalu menganalisa model menggunakan software CFD. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai hambatan terbaik terjadi pada Kapal Trimaran tanpa penambahan dengan dengan nilai total hambatan sebesar 28,9 kN. Lalu untuk nilai Olah Geraknya didapatkan nilai Heaving sebesar 0,693545 m pada kapal tanpa penambahan komponen, untuk nilai Pitching terbaik yaitu Kapal Trimaran dengan Kombinasi penambahan Skeg, Bulbous Bow dan Bilge keel dengan nilai 0,0811489 radian dan untuk nilai Rolling terbaik terdapat pada Kapal Katamaran dengan Bilge Keel dengan nilai 0.000003293 radian.

View PDF
TEKNOLOGI-PENGOLAHAN-SUSU

Muhammad Fadil

View PDF
q r I :I, I l'rl I I *,tJ*lJt lr * l8; Fl. (c "[: :'l'tiirs!!1,': I I i I i LO t il L4H$fiLT k p IE f i# $ r ry Ii-i t.' ., I-"1 L Ii. fi't& il t lr If {i 1( lE; --- l" I' ;, .,q ffi $d 7 I UNDANG.UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1987 Tentang Hak Cipa pasal 44 (1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengura-n- kan atau memperbanyak suatu ciptaan atau mentri iz n untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling n,'r-a 7 (tujuh) tahun dan / atan denda pating Rp 100.000.m0,00 (seratus juta rupiah). brr* tzt Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, rrlemarE-xar. mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu c ptaer atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagai -n€-a dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana rerlara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda psr "; banyak Rp 50.000.000,00 ( limapuluh juta rup.E- S vruvxvI YUIIVU\A VX"I(rIfUA uudulepe; ue{eleJ orb1o1 solwa^run 'snililuug fisag ntng Yuown)o irrHSoI 'uc 'doud Sunpuog t8o1ou4al rutUSry 'rasag nmg oruvwnso^)rrlfi oNosuvH ')II 'uc 'doud ffiIU$OI r !;' \:.1 ilusufls]fld ,, r001otIil Perpustakaan Nasional : katalog dalam terbitan 6Df) Wiryosumarto, Harsono Teknologi pengelasan logam / oleh Harsono Wiryosumarto, Toshie Okumura. - Cet. 8. - Jakarta: Pradnya zooo. Paramita, xii, 418 hlm. ;26 cm. ISBN 979 - 408 - lT5 - 2 L Las. I. Judul. II. Okumura, Toshie 671.52 ;;ffi1 TEKNOLOGI PENGELAS AN LOGAM Judul asli : Welding Engineering Oleh : Harsono Wiryosumano Toshie Okumura @ Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang Diterbitkan oleh : PT Pradnya Paramita JalanBungaS-8A Jakarta 13140 Cetakan Kedelapan : 2000 Dicetak oleh : PT Pertja v)ml^in)o arHsoJ'rlc'doud oruwroso^ull(\ oNosuYH 'uI 'uc coud 'sqnus4 'rur n>lnq uusqnuad urul€p nlu"qruetu qe1a1 Eued Eunpuzg rEo1ou1el ueurepedeq refeEue6 Juls u?{aJ-uB{eJ uep BIpJnS e1e7 't1 '3or4 'rep -ueunursuv olu?JIIA 'JI 'JoJd epudel qls"{ BIuIJol ue>pedure(uaur eEnf sqnuo4 e,(urtqly 'ereanuseEg oollH 'uI uep uourtfng I{BIqsoI 'rq 'tery oqsoJ 'u1 'u1uu51 orun) 'u1 'rqstue>1uN onslnl4l 'uJ'o1I IJouIqsoA'lg'o1otuns1e141 rfnse1 'u1 lnlnsul 'urse141 o{qnsll 't6 'olouluoH ozo) 'u1 'o1otuo1 nJoI 'uI 'eperuel oJe}os ':g 'rns1e141 ourolaErqg 'rg 'olqsrfnd IJouIqsoA'J(I'Iosns oznqs 'J(I'eqqg IgsoJIH'JC IJep ue8uequrns ugp re{uey orqsol 'uI rJEp uerrld uen}ueq reEreqEueru le8uus slpued'uuqeq uelndunEuad urEI"C .1tll n)Inq uegqraued te,{etquau qe1e1 Eue['1e;pue1 sIJ"leJIaS tuEeqos m{nJ IIIcIo) 'uI uep ru8eqes e,(ey lfieg 'JO JoJd qelo urdundrp Eue,('Euedel'uotlot[oJd IErIuqJeI 'erug[eg "n1e) (uad UTBIBO I?uorluuJolul JoJ uorl€rcossy epedo4 qlsz{elulJeuag sqnuod IUI n{ng ueunsn '1a1r1erd ur"l?p ueuroped nlnq reEeqes uep qeEusuetu {Iu>lal qulo{os '1tu1e11od 'rEEurl uenrn8red ruelep ueleun8rp ledep rur nlnq 'ur(ursl uep uesednEued e:ec ue1t1 -eq:edure141 '8uurn1 lz8ues u?{BssJrp qrsuru e,(u.rnluJelrl Buzrx Ip Tulel ntull ruel€p EIU€}ruel prseuopul JnleJalrl uee,(e>1e1 qeqrrl€ueru ledep rut n4nq reEe urlduruqtueu slpued 'l?sJe^run e,(ulzgrs 8ue.( repuzls-r"puels uep epuel-Bpuu1 edereqeq uEnf ue{Iunlusclp Iut n{nq urBIBp p{Bru rur uenl.tede1 {n1un'lesre^run eEnf efu1eys Euez( epuel-epuel uep ueEuerslel uuBuep rde4Euapp snJuq uplenqued sasord nll BuaJe) 'lesJe^Iun Eue,( saso:d qelzp" IUI nl{sa epud'e,(ueped uep nl"s g€les utlednraur ueseleEued {1u{el BUEIU Ip'uelunqured sesoJd '1n[uu1 uunlelred uep u?n{oquod'uu:tecued ueEuep uutunqnqraq Eue,( eruulruel .nlnqup qrqol rcs€nlrp snreq 6rn1e1eur JBS€p-J"s€p 'ueselaEued rEo1ou1e1 ryeq uuEuep resrnEueur ledup 1n1un nlr zueJp) 't8rn1e1eur saso:d qelep€ pefral 3ue,( onyur sesord epud er(uuuelefusl 'rs>lnpord rEo1ou1el ntull IJep tueqec uulednratu uuseleEuod undne1e16 'u">ln{Blrp 1e,(ueg Euqed 8ue,{ ueselaEued eleq lnpul wq€g epud ryr1sq ueBuap ueseleEued et\qeq tut n14e,t epud upe 8uu,( uee1e,(ue1 eped uelrus€plp IUI ueuu{oued 'efeq qelepe Iuelepuelu BJ?ces seq"qrp EueI >1npur u"rlBq uelEuepes {rrtsrl Jnsnq uu8uop ueseleEued epzd uuluele}Ip u"s -eqeqursd teJoq {rtll'srqeqrp ueseleEued {lulel Bnluas rrduzq undnelepl'uusula8ued UBBUES uustle8ued LuEIep ueseneEued -1e1ed tuel"p u"l"qese{ uep u€leru"1asa1 'ueueuree{ "uos uzp uerfnEued 'ueseleEued rErnleleu JBS"p-JES"p 'ts1nr1suo1 uep uretol lu"ceru-Iu?culuJeq {nlun u€seleEuad 1ru1el-ryu{al n1ru,( 1olod ledrue rsueq e,(uresep epud tul nlng soso.rd qBIepB 'ueselaEuad sssord ue>1eunB -Eueur ueEuep ue{rulslrp ludep rslnrlsuo{ {u"c"ru up8es 1n1un rue8o1 ueEunqure,(uod enrues rrduuq rur le?s uped etEurqos 'uelnuleleqrp Eue,( seued reqruns reEeqos 4rr1sq eEeuel uetuep uesule8ued erac-Etel 1e{ueq qzlel enpo{ etunp Euered ryfa5 'uesela8ued ruBIEp suued raqurns ruEeqes 1u1s4 e8euel ueuunEBuad erec e,(uue4muale{Ip BuoJ€{ ue{qeqoslp Iul IBH 'lused ue8uep Euequsryog Ie1ntu uuselaEuad {F{el 6I eI p"qe IrBp rlq{" ep"d UYINYONUdYIYX SS\ 'u"tue8el rl lL t9 lg 69 8S LS gg ss 0S Sn fi * '' '' " ' ' u?s?qaqluod suere) s?'I I{EJeeC Bp?d ues"laEEua6 €'€'€ 'ZVH qureuq s"I urz?o1 ueqnttueta; Z'E'E ueq ueqnE8uule) I'€'€ 'sB'I qzrasq ueqnttuzla; €'€ ' ' 'Ovll,) szue4 qnruEua6 qeraeo or{llli rnunrls t'z'E s"'I IEIrraI snl{ls EZ't uznlaqtuad UIBIUO lpefral Euetr sr8rnlule4 Is{eo1 Z'Z'E se1 ueEol rnl{nrls UBC uen{aquled YZ'E u3s3-I qEraso IBturaI snl{Is z'e " " rEEur1 uelunleY efeg €'l't 'tuepag uetznla; eleg Z'le SIUBIaI I leJIs-lBJIS u€p oTTI I rnllnrls I'I'€ ueseloEua4 ueleq ufzg I'€ Eped uus?laE8ua4 ./** SYf I9UNTYISW '€ gYB ' l, 0t 0, 6e Lt Lt 9t gt tt 6Z gZ gl 6 '' 6 " L '' '?Jspn :nsng ueSuololuad z's'T, ' s"C uetuaq uuEuoloua4 lS'7, 'uetuolotuad- erec-ere3 ' uorl{alg r"uIS s?1 |'n'Z rsu€}srsau s".I {lJlsrl .s"D {rrlsr-I s?-I ' '."' En.z z.n.(, '{Pre:. {rrtsr.I s"l l'n'Z e[uutuluuseleEua6 'se5r uuEueq ueselaEue4 'tu?pueu rnsng sBD eduel rnsng sED rnsng s31 wl seI S'Z b'(, 87, n'z'z t'Z'Z z'z'z sE'I l'z'(, " "IIrlsl'I rnsng sB'I z'(, snlEunqrel Eporl{ela uuEuoloured uuq ueseleEuad BJ?o-?JBJ IsE{gIs"l) l'(, CNOIOIAIflI I NYO SYISONtrI I YUYS.YUYJ 'Z flYg t I I :':1 :',::',:::'::1,::E#::T::il;$ : l :::Y:t' ' ' ' IsFUeO u?p dnlEutl tuenX I'l svI lcoloNxgJ. NvcNv8l{flxugd Nvo lrvuvffls'I gvg ItVINVONtrdVIYX NI UYIdY(I Daftar Isi 3.4 't7 Retak Pada Daerah Las . Jenis Retak Las. Penyebab Retak Las Dan Cara Menanggulanginya 3.4.1 3.4.2 BAB 4.t 4. Besi Dan 4.3 Pengelasan Pengelasan Pengalasan Pengelasan Pengelasan 6.2 Baja Baja 95 100 109 113 122 Lainnya 4.3.1 Magnesium (Mg) Dan Paduannya 4.3.2 Tembaga (Cu) Dan Paduannya 4.3.3 Titanium (Ti) dan Paduannya 5. 117 122 126 129 TEGANGAN SISADANPERUBAHAN BENTUK DALAM '?ENGELASAN Tegangan Sisa . Distribusi Tegangan Sisa Pengaruh Tegangan Sisa. 135 Terjadinya Tegangan Sisa Pengukuran Besarnya Tegangan Sisa. 135 137 . Pengurangan Dan Pembebasan Tegangan 139 142 Sisa Perubahan Bentuk Dalam Pengelasan 5.2.1 Klasifikasi Perubahan Bentuk Dan Faktor Yang Mempengaruhi 5.2.2 Sambungan Las Dan Perubahan Bentuk 5.2.3 Perubahan Bentuk karena Pemotongan Dengan Gas . 5.2.4 Penghindaran Dan Pelurusan Perubahan Bentuk 6. 143 144 144 145 152 153 PERENCANAAN KONSTRUKSI LAS Klasifikasi Sambungan Las 6.1.1 Klasifikasi Berdasarkan Jenis Sambungan Dan Bentuk 6.1.2 Klasifikasi Berdasarkan Cara Pengelasan. Tanda-Tanda Gambar Dalam Pengelasan 6.2,1 Tanda Gambar Dasar Dan Pelengkap 6.2.2 Cara Penempatan Tanda 6.3 89 93 Pengelasan Logam BAB 6.1 89 113 5.1.1 5.1.2 5.1.3 5.1.4 5.1.5 5.2 Baja 4.2.1 Klasifikasi Aluminium dan Paduannya Serta Sifatnya Dalam Pengelasan. 4.2.2 Pengelasan Aluminium Dan Paduannya . BAB 5.1 PENGELASAN,PADA BEBERAPA JENIS LOGAM Karbon Cor Besi Cor Baja Paduan Rendah Baja Tahan Karat. Aluminium Dan P4duan Aluminium 4.1.2 4.1.3 4.1.4 4.1.5 4.1.6 4.2 77 78 Kekuatan Sambungan Las. Alur. . . . . . . 157 161 163 163 163 Gambar 6.3,1 Kekuatan Statis. 6.3.2 KekuatanTumbuk 157 181 ..'... 181 187 iq: ;9: :.;: .,. ii, I"de) {nlun u"s"leEuod sre] ledu; u€lBnqtued sesord 's€'I Is{nrlsuo; tueleg uleg lede; Is{nJtsuo) ,'l'8 l< E'I'8 Z'I'8 II II I'I'8 c( ueledu4re6 I'8 IS)INUISNOI WYTY(I SYT NYYNNCSNf,d '8 gYg tt t! I1 L\ L\ ril rii f ;; !;. !>-; _;; r;; i;" ::. *j. vj, :.a :;; _;, ;II :i" !1, :i; ,I. :l; ; I; nlnl tr uuse,tre8ue4 Z'L'L u??u?sle1e4 ueueue8ue4 f L'L ueselsEued IuslBC uarueleuetr4l uB^a?T uesule8ue4 -,,,1 1,.,- 'ueseleEue4 uedutsreg uzsels8ued JnposoJd u€BuecueJed *\ NYSYTgCNfd )TINTflI NY(I UN(IISO-Ud . 'I ' ' z'L t'L S'S'9 uesele8ue4 JnpesoJd V'9'9 ue8ueEeJ IseJluesuo) €'g'9 'esls ue8ue8ea Z'S'9 I's'9 .........::q:sueqqruIsd sq ueEunqrueg ue8ueq Is{nJlsuo) ue{Buecuerel4 rueleq ue41eq:edrq n1ra4 Suea Ieq-lBH 'ISoJo) rnlnnl qel?d {lled qBlBd S?leD 'le111 Ev.g q313d Z'n'9 q,l,d l'l'9 ' ue8unqures uelenle) uuEunllqre6 g't'9 ' 'uuEunques ISUoISUJS V't'9 'ueu?tueo)'I rol{ed ueq qelog ue8uu8el t'89 rsl relJ"(l 9'9 9'V'9 V'n'9 sB'I Is{nJlsuo; e,(uqe1e4 Z' s' v n c. c Z 6 L s flYg uf,urg Ct E uer{4rrued z.t.L .rPsec I"qJ€H l't.L 'snlSunqrel 3poJl{319 ue8ueq {lrlslT rnsng s€'I 's"llq uely Suea ue6eg uedersre4 Z'Z'L ' tuntun I"q{uH l'z,'L .r-rl br,i ;bt :t t r!: :t. .i- t't'L sBT JeloruBJ"d :n-,1 ;r-,J -, L'L ueq ue8ue8el uuseqegued Z'9'L {nlueg lece) ue{IeqJed l'9'L ueseleEue4 luslsq rIq{V uen>l€lred 9'L relBpuelN slletuolo lnpns S31 i'g'L (snquel se1) tstS n1"S tu€puerel {IrlsI'I rnsng sB'I t'9'L ruspuerel {IrlsI'I Jnsng sB'I Isuelslua rSEurpedruel4l ere3 edereqeg z'9'L ueselaSue4 Islpuo) u€qqlrued l's'L 'Iu€puaJeI {IJlsI'I Jnsng sB'I 9'L '' ueEueq {lrlsl'I rnsng se'I v'L szg Eunpuqe4 'OJ €qesn n't L uerePutq3ued leca) u€I{eqnred u€>ll€qred n'9 Daftar Isi 9.1.5 Pemeriksaan 8.1.6 Kwalifikasi Juru Las 8.2 8.3 8.4 8.5 275 Jembatan Dan Rangka Baja 8.2.1 Bangunan Jembatan 8.2.2 Rangka Baja . Bejana Tekan Dan Pipa Pesat. 8.3.1 Bejana Penampung Bentuk Bola 8.3.2 Pipa Pesat. Saluran Pipa . 275 275 285 297 297 309 318 9.4.1 Hal-hal Umum 8.4.2 Persiapan Pengelasan. 8.4.3 Pengelasan Pipa 8.4.4 Kwalifikasi Juru Las, Prosedur Pengelasan, Pemeriksaan dan Pengujian 8.4.5 Cacat Las Dan Kerusakan Mesin-mesin Konstrukst 8.5.1 Konstruksi Mesin 8.5.2 Bahan Yang Digunakan 8.5.3 Proses Pembuatan 8.5.4 Prosedur Pengelasan 8.5.5 Pemeriksaan Mutu . 8.6 274 Kendaraan Rel . 337 342 343 343 343 345 349 . 352 . PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN LAS Peranan, Jenis dan p"rriuiJluri Pengujian Dan Pemeriksaan 9.1.1 Peranan Dan Tujuan Dari Pengujian Dan Pemeriksaan 9.1.2 Jenis Pengujian dan Pemeriksaan 9.1.3 Persiapan Sebelum Pengujian Dan Pemeriksaan. 9.2 9.3 9.4 Merusak PengujianTakMerusak... Pengujian BAB l0.l Amatan 10. 360 361 ..'.:..' 362 370 375 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Kecelakaan Karena Cahaya Dan Sinar l0.l.l Cahaya Dan Sinar Yang Berbahaya 10.1.2 Pelindung Mata Dan Muka. Kecelakaan Karena Listrik 10.2.1 Arus Listrik 10.2.2 Pencegahan Bahaya Listrik 10.3 355 355 357 361 9.3.1 Jenis Dan Cara Pengujian Tak Merusak 9.3.2 PenggunaanCaraPengujianYangTepat. Pengujian 324 324 324 324 331 . 9. 320 321 329 . 8.6.1 Konstruksi Kendaraan Rel . . 8.6.2 Bahan Untuk Kendaraan Rel 8.6.3 Pembuatan Kendaraan Rel . . 8.6.4 Pengelasan Kendaraan Rel . . 8.6.5 Pengawasan Las Pada Kendaraan Rel . BAB 318 Debu Dan Gas Dalam Asap Las 10.3.1 Debu Asap Las. ' 377 377 378 379 379 380 382 382 nW EIV Zl, E6E ' '(gqOt) TOZZZ SIf rnsng ueEueq B["9 uuseleEua4 {lr"I lln {nrun {nlun rsrg uudersre4 'q"lrlsr-qelrtsl 'n uelz>1Eurs-uelelEurg 'E uu3o1 rfn Eueleg u"Jnln 'Z (ffOt-CSSf) Trrst'l Eueluel f,SSt rwpuatuo{eg 'l NVUIdhIV'I Z6E Z6E l6E 16€ 16€ 06€ 06€ 06€ 88€ 98€ IX " " '' 'qnt"f e,(uqeg t'S'gI L rBuIS u"CX rBuIS u[equg €'S'0I u"ruIeqa) z,(eqeg Z'S'0I 'ue{"pe'I e,(uqeg I'S'0I e,(uure1 e{equq-e,(eqeg S'0I lln) 3unpur1a4 Z'n'Ol BIzI I Eunpuqe4 I'r'0I s"'I {BreI UBC uulrcre4 e,(uqeg ,'01 'ueEunlEurl ueseneEuad uuq uurnlzEue4 €'€'0I s"'I desy urepg seg Z'EOI rsl r€uec -rsprqtud B,{ulesrru'qereleserd InqBloIIp qe1e1 ureEol ue8unqure,(ued qe.refes epuoq-€pueq uenlueued ue1;esepreg uerJrez uep 1eles r{lu{at B,$qBq rnqele{rp ledep uBsBlo8ued qBrulas 'Z qe11 tuEIBp 1nlue1 z'I qrqel uelSuerelrp u€>l€ rur ueszyaSued €J€c-BJ€c rrep rse{Urs"l) 'uelEunqruesrp 8ue.{ ure3o1 IJBp Inlolotu-ln{olotu nBlB ruol€-tuo}€ pJB}uB uzle4 rpefte1 eE8urqas Sunqruesrp 8ue.{ ureSol tnp u€{euoru e.{ueq ue8uep ue{€ues{Blrp 3ue,( uesele8ued lnserurel uusela8ued sruel6y IJEp qlqol uelzun8tp LIBIoI IUI n1{€lrr ep€d 'seu€d rEreue ueleunSSueur uuEuop ue3o1 3ue1eq ederaqeq trep ledruelss ueEunqrurs 'r{elepe sBI €.lar{Bq 1nlue1 qrqel ueryeqeirp ledep lnqesrol ISIuUop IJ€C 'JI€c nelu Jerunl u€€p"o{ ruBIEp u€>l€ups{epp 8ue,( uznpud ure3o1 nele ure3o1 ue8unques eped tE;n1e1eru uule>lr q€lepe s"l (NI61) ueruroN errtsnpul oqctne(J IrBp ISIuUep ueryesepreg\ 'Euuc#lp 8ue.( urseur nele ueun8ueq ue6uq-ue6eq rrep ts8un; ueryesepJoq 'ueleunS;edrp uule 8ue,{ se1 srueluep s€l ueq€q 'ueusryrerued E;ec'uas€le8ued e.rec 3ue1ue1 elnd uB{Eu -ecuaJrp snreq 'szy uu8unquus ue8uep urseru uup uuun8uuq r€{nJlsuo{ ueEuecue.rad ur€l"p e,$qeq u€{Els{rp ledep Icuuodrel qtqel BJeceS '1e1>1e;d t8utduepueur elras lnJnl snJeq uenqele8ued'ueseleEued tuul€p nlr Euale) 'uenqele8ued ruuceru-urecer.uJeq u€{nlJerueru e,(uueqeceured eueur rp rs"}Brp snreq Suef q"l€suru-qulesuru 1e,(ueq u.{uurelep rp e,(ueueqes rdulel'eueqrepes le8ues e,(uue1uqt1e1 uesele8ued rnpesoJd 'e.(ure11es rp ueep€e{ ElJos rs{nJlsuo1 uzeunEel ue8uep sBI lBJrs-]8JrS EJe]uU uerBnsesel uuryleq;edrusur Inloq-lnloq snreq ueseleSued e.rBc uBp sz1 ueEuecuuJ nlr €uere) 'II€q qlqel 8ue,( uelenqured turouole redecueur Inlun UUBJBS uelednreru u.(ueq rdu1e1 'rs1n;lsuo{ rJ€p Bru€ln uenlnl ue{nq uesele8ue4 'e,(uure1 rsereder ureczru-ru€ruu uep sne qupns 8ue,( uur8eq-ue6eq leqelredueur 'se1e1:ed epud se.re1 uesrdel lenqtuatu 'ueJoc epzd Euzqnl-3ueqn1 tsrEueu 1n1un e,(ulestur rseruder Inlun uu{€un8redrp eEnl ludup sBI sesoJd 'uetunqured 1n1un Surdures rq z,(ure8eqes urBI uep IoJ ue€Jepuo{'ueJnles edrd'1esed edtd'ue>1a1 eueieq 'zleq u13ue:'uelequref'uelederyed rlndqeru 'sen1 le8urs rs>lnrlsuo{ ruul€p uzseleEued {lu{el ueeunSSued dnlEutl rsruua( u?c dn{8urT Euunu I.I 'qBJnru qrqel rpelueur e,(uueqn.rnloso{ e.{erq eSSutqos 'eu€I{Japos qlqol e8nl e,(uuelunqrued sssord u€p u€8urJ qrqel rpulueur tut ue8unquu,(ued ryu1e1 ueleun8redruaur ue8uep l€nqp Euef urseru uep ueun8ueq BuoJ€{ ue{qeqoslp 1uI r3o1ou1e1 ueeuna -8ued e,(usen'I 'ursou rs{nJ}suo{ uep eluq ueun8ueq Is{nJlsuo{ uped 3ue1eq-8ue1eq ue8unque.(ued urulep sznl eJeces uuluunS.redrp I{BIel sBI {Iu{al IUI nU€,ll. eped SYT IOOTONXII NYONYflIAIfXUfld NYO HYUYfgS 'I flYfl 4 Bab 1. Sejarah Dan Perkembangan Teknologi Las ngan logam paduan emas-tembaga dan pematrian paduan timbal-timah menurut keterangan yang didapat telah diketahui dan dipraktekkan dalam rentang waktu antara tahum 4000 sampai 3000 S.M. Sumber energi panas yang dipergunakan pada waktu itu diduga dihasilkan dari pembakaran kayu atau arang. Berhubung suhu yang diperoleh dengan pembakaran kayu dan arang sangat rendah maka teknik penyambungan ini pada waktu itu tidak dikembangkan lebih lanjut. Setelah energi listrik dapat dipergunakan dengan mudah, teknologi pengelasan maju dengan pesat sehingga menjadi suatu teknik penyambungan yang mutakhir. Cara-cara dan teknik-teknik pengelasan yang banyak digunakan pada waktu ini seperti las busur, las resistansi listrik, las termit dan las gas, pada umumnya diciptakan pada akhir abad ke 19. Alat-alat las busur dipakai secara luas setelah alat tersebut digunakan dalam praktek oleh Benardes dalam tahun 1885. Dalam penggunaan yang pertama ini Benardes memakai elektroda yang dibuat dari batang karbon atau grafit. Dengan mendekatkan elektroda ke logam induk atau logam yang akan dilas sejarak kira-kira 2 mm, maka terjadi busur listrik yang merupakan sumber panas dalam proses pengelasan. Karena panas yang timbul, maka logam pengisi yang terbuat dari logam yang sama dengan logam induk mencair dan mengisi tempat sambungan. Dalam tahun 1889 Zerner mengembangkan cara pengelasan busur yang baru dengan menggunakan busur listrik yang dihasilkan oleh dua batang karbon. Dengan cara ini busur yang dihasilkan ditarik ke logam dasar oleh gaya elektromagnit sehingga terjadi semburan busur yang kuat. Slavianoff dalam tahun 1892 adalah orang pertama yang menggunakan kawat logam elektroda yang turut mencair karena panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi. Dengan penemuan ini maka elektroda di samping berfungsi sebagai penghantar dan pembangkit busur listrik juga berfungsi sebagai logam pengisi. Kemudian Kjellberg menemukan bahwa kwalitas sambungan las menjadi lebih baik bila kawat elektroda logam yang digunakan dibungkus dengan terak. Penemuan ini adalah permulaan dari penggunaan las busur dengan elektroda terbungkus yang sangat luas penggunaannya pada waktu ini. Di samping penemuan-penemuan oleh Slavianoff dan Kjellberg dalam las busur dengan elektroda terbungkus seperti diterangkan di atas, dalam tahun 1886 Thomson menciptakan proses las resistansi listrik, Goldschmitt menemukan las termit dalam tahun 1895 dan dalam tahun l90l las oksi-asetilen mulai digunakan oleh Fouche dan Piccard. Karena banyaknya cara-cara pengelasan yang diciptakan selama dua dekade sekitar tahun 1900, maka rentang waktu tersebut disebut masa keemasan pertama untuk pengelasan logam. Selama l5 tahun sesudah tahun l9l0 tidak ada penemuan-penemuan yang berarti dan baru tahun 1926 mulailah masa keemasan yang kedua dengan ditemukannya las hidrogen atom oleh Lungumir, las busur logam dengan pelindung gas mulia oleh Hobart dan Dener dan las busur rendam oleh Kennedy dalam tahun 1935. Penemuan las busur rendam ini membuka jalan ke arah otomatisasi dalam bidang pengelasan yang dapat memperbaiki kwalitas las secara menyolok. Kemudian dalam tahun 1936 Wasserman menyusul dengan menemukan cara pembrasingan yang mempunyai kekuatan tinggi. Dalam tahun-tahun berikutnya sampai dengan tahun 1950 tidak terjadi penemuan-penemuan baru. Kamajuan-kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapai sampai dengan tahun 1950, telah mulai mempercepat lagi kemajuan dalam bidang las. Karena itu, tahun 1950 dapat dianggap sebagai permulaan masa keemasan yang ketiga yang masih terus berlangsung sampai sekarang. Selama masa keemasan yang ketiga ini telah ditemukan cara-cara las baru antara lain las tekan dingin, las listrik terak, las busur dengan pelindung gas COr,las gesek, las ultrasonik, las sinar elektron, las busur plasma, Fades s"l u"Euep usunEu"q r$lnrlsuol E,t\g"g {rruuarr Eue[ 1eq nlens gBlBpV 'IBIIJoS BIrJeruV rp uelrJrprp ?Enf sepp u,(uqnrnlas Eue[ efuq ulEuer ueluunE8uau Euu ( euuuad reseq tunpet ueledrueu Euu{ uoreqg EunpaE eues Eue,( unqet urel€(I 'te{uas B{rJarrrv 'eue,r1{sue4 Ip {aaJJ elunl tuEuns IsBluIIeu Euesedrp uep LT,6l unqet ululep lenqlp sepp e{uqnrnles Eue[ euruged u[eq rslnrlsuol ueEuap rde z1ars1 uuteqtuof 's€[ ue8unqures ueleunEEueur e{uqnrnlas Eue{ urunp rp euupad 1nu1 1ede1 lenq1p qelal I Z6l unqul rrr"pp: ln{rJeq IEq-lBq leqrleur ueEuep unsnlallp ludep efuuere4etuad qerelag '"runp ry ureEau Enrues rp tuntun Euu,{ 1eq ue>lednrour su[ rs{nJlsuo{ -rs{nJlsuo{ uueunEEuad uep ueseletued sasord-sesord ueeunEEuad Euerulas BI?ru '.Buel Eue,( n11e,r uep lufueq Eue[ 1a11e:d uup uzuelzEuad InlEIeu qeleles rde1a1 '8urluad Eue{ rseredor-rsurudar uup ueEunqures-ueEunqurus eped ueleunEredrp u,{ueq uusulatued efuesprq'se1 rtoloulel ueEuequreEued uup ueulnur.red duqel-dzqe1 epe6 Euern>1 'efure8eqas urc1 uep ufuq ulEuer'uelequaf'yal ue€repue{'uepde>ped Eueprq-Eueplq rlndrlaur e,(uuerel -uurad dn1Eu11 rp e[uq ueunBu?q rsesrurepoueu tuelzp ueEuequns u€{rJaqr.uau "uelu ueeuecuarad urul"p uulr€qurp qulel u€p ueunEueq ledup 1eprl rueEoy rnsnq se-I sBT lEolou{al uuEuequoEued UBC uBBunBEua; g'1 'se1 rSolotiqal uenfuure1 epedel eE.req.req tue,( ueEuequrns ueqednraru tudep uep luEJuBLUeq qrqal ryefuau u?{B l"{ep Eue,( n11ur'r tu€l€p urlEunu 8ue,{ ueryuqred uu>1n1:euaru qrsetu uefeqos 'rur n1>1e.tr eped 1a14urd tuel?p ue{eun8radrp uelnuelrp 3ue,( uesela8uad BJBc unruas urnlog 'I'I 'JqC urel?p luqlllp ludup uelnualrp Eue,( uesele8uad srual uep nluauel unqel-unqel eped uznurauad qe1un1 'e,(uure1 rEel 1u,(ueq qrseru uep Jaspl sEI 'ursqetuad rrrc artuuquaga4 I'I 'rqg unq"I 0s5I 0002 0081 0061 uoqJ"I uetol rnsng ,z luls\l ualrlas?rs{o 4" lsu?lslsaU ttwJpl urole uaSo:prg urynur su8 u?PueJ :nsng 0tq t"t7, l! x OZH y',,uo"",n I o I?Jel IulsI'I /uorr,,r,. ,ru,. at 0€p 0c o y',**,0.,"*, I D 0'3 I I se1 r8o1ou1a1 uetuuquaEue4 uuq ueeunEEue4 E t'l p Bab 1. Sejarah Dan Perkembangan Teknologi Las Arah patahan Gbr. 1.2 Kapalyangpatahpada waktu berlabuh. Arah patahan (a) A (b) Titik mula Arah patahan Zc - - Arahpatahan (A) Pataban getas dan geser pada suatu pelat di kapal tangki. Gbr. (B) - Gbr (c) Contoh dari permukaan patahan. 1.3 Permukaan patahan dari kapal dalam Gbr. 1.2. disebutkan di atas dibangunnya dalam tahun-tahun 1920-andi mana pada saat tersebut juga sedang terjadi laju perkembangan teknologi las yang cepat. Sekitar tahun 1940-an terjadi patah-getas pada beberapajembatan dan kapal r,ang dilas. Walaupun secara statistik kecelakaan yang ditimbulkan oleh patah-getas ini tran., a kecil saja, tetapi hal ini memberikan masalah teknik besar yang perlu segera diatasr. Sehubungan dengan usaha pemecahan masalah tersebut banyak hal-hal baru dalam teknologi las yang turut terpecahkan antara lain sifat mampu las dari baja. Dalam Gbr. 1.2 ditunjukkan suatu kapal yang mengalami patah getas dan dalam Gbr. 1.3 dapat dilihat permukaan patahan sambungan las dari kapal tersebut. Jembatan Hasseli di Belgia yang runtuh juga karena patah-getas dapat dilihat dalam Gbr. 1.4. Dalam Gbr. 1.5 dapat dilihat retak yang terjadi pada balok utama dari jembatan Riidersdorf di Jerman yang dibuat dari pelat baja yang dilas. Patahnya jembatan ini disebabkan oleh retak-retak halus pada daerah pengaruh panas dari sambungan las seperti yang ditunjukkan dalam Gbr. 1.6. Penyelidikan yang dilakukan terhadap patahan ini membuktikan bahwa penyebab utamanya adalah menjalarnya patah getas yang disebabkan oleh adanya cacat las seperti retak halus dan tegangan sisa dalam Ultran yung - frE ,1I m .q! .@Vg) seuud qnre8u -od qu.reup rpud snleq 1u1ea 9.I .rq5 UI m Z. \) Eq .ti uli "( I: i: s "(s rI "t - s, sl tt .sugp Euu,{ ueluquef lrBp Erueln Suureq spud {Braf g.l.rq3 ) E qeled ueelnure4 1o: du 1e1 uendunl uenduna W L,TL resetrel Euu{ uerEeg uo^oquoz .se1e8 ueqeled qelepe rpelral Sued ueqeled e,nqeq ue>llntunuetu Bue{ requeg c x I T P t I I rt ffi te se1 tEoyou1o1 ueEuugtueEuo4 ueq ueeun8Eue4 t.l Bab 1. Sejarah Dan Perkembangan Teknologi Las terjadi pada waktu pengelasan. Penelitian yang dilakukan kemudian menunjukkan bahwa sifat-sifat bahan yang digunakan terutama kepekaan terhadap takik dan retak las memegang pernan utama dalam patah getas. Sebagai akibat dari penelitian-penelitian ini maka ditentukanlah standar cara-cara pengujian seperti uji Charpy dengan takik V, uji rambatan retak dan cara uji kepekaan retak. Dengan cara-cara pengujian ini maka terbentuklah dasar-dasar pemilihan bahan yang sesuai untuk pengelasan. Cara-cara dan dasar-dasar ini akan diterangkan lebih terperinci dalam bab yang lain. Terwujudnya standar-standar teknik dalam pengelasan akan membantu memperluas lingkup pemakaian sambungan las dan memperbesar ukuran bangunan konstruksi yang dapat dilas. Dengan kemajuan yang telah dicapai sampai dengan saat ini teknologi las memegang peranan penting dalam masyarakat industri moderen. 2.1 t I -7 qoloq lnqesJal Ieq€1 tu"l€p s€6 ueEuep uu8uolorued tu"l"p {ns?ruJel Eue,( rnqures 'Z'ZpqvLru"lep uellnlunlrp rur ure3o1 ueEuoloured €J?c rr?p rs€{UIS"l) .Ilrlsll rnsnq ue8uep uuEuoloured uep ueElslo seE ueEuep uz8uoloued q"lepu uesela8ued urelep ueleun8rp 1e,(ueq Eael eru3 '8uo1odrp 8ue.( urz3ol ue{Jrucuoru sul" ue{J"suprp 8uu,( ureEol uu8uolouted eJeJ qelepe rur n{nq tu"l"p seqeqry 3ue,t ueEuolorue4 '1n{rJeq psed-1esed ruBJEp rcuued;el qrqal uelSuerelrp rur n1>1em zped uB{EUBS{"lrp 1e{uuq 8ue,( uesele8ued e.rec ederoqaq '1nqesre1 Ieq"t tu"lep rselursel{ u">1r"s€pmg 'l'Zpqe1- ur"lep l"qllp ledup rur rsz{Ursel{ r-rup lnluel grqel uenurred 'Jr€ouoru tnJnl {upl} qnpur ureSol rur EJec Euo1o4 x E {r \ E 5 I s s \ 'qepual JrBc {rUt ru,(undureru Eue,( ruuEoy uenped ue>1eun88usu ueEuap ue{nlesrp u€p lelrrp ueEunqurzs €uerrr rp ueseleEued Em) qalape uerJletued (g TUBIBC 'n1es rpe[ueur e8Eurq u"p u€{seu€drp ue8unquras eueru p u?{elry u"rpntual uesela8uedercc q"lepu ue4e1 uusele8ue4 (Z 'J"{eqJe} Suer( se8 rde ue:nquras nuls >l.rJlsrJ Jnsnq uzp seued Jaqruns ue8uep Jrecuoru redures uu4seuedrp uu8ungues rp uesrye8ued eJBr qelep" rrec uzsela8ue4 ( t "uetu 'ueuleured u€p ue{el uesula8uad 'rrec urszleEued : nled eureln se1a1 e8rl ru"l"p lEeqlp ledep uesele8ued rur rsulursepl u€{re$prag 'u[re1 erec eped uerlruseprp e8n[ 1ul q"q tu"lup rp uelEuerallp 8uz,( u"rs€{Ursul{3ued nlr BueJeI'ueleunErp 4e,(ueq qrqel e[re1 €JBo u€{ -JBs"pJeq rse{grs€ll e,(uueleqqol'sele rp }nqesJe} rs"{Ursel{ €JeJ €npo{ BJ€luB 16l 'rle>los lu,tueq Suef 1oduro1e1-1odulo1a{ {ntuoqral u€{e u€p rmqral uBIe sB1€ rp lnqesJol rs€Igrs?pl Enpe{ eleur't3u1 rcuuedrel qrqel 8ue,{ rse{grs"l{ ue{sp€rp epg 'e.(usnreles uep ryu"{eru su1 'erurrl se1 '1u1sq se1 rlrades 1oduro1e1-1odruo1e1 e,(uepe u"{epoqueu ?npo{ Suuz( rse4gne11 uelSuepeg'ei(uure1-urzl u€p rrlud se1 'u"Iol sey'rrzc se1 lodurolel ur"l"p su1 Gequeru euruped rsB>lgrsel) 'ueleun8rp 8ue,( 6roua uelJeseproq rs€{IJrsel{ uep e[re1 eJ?c ue>lJes€pJeq rw{grse11 n1re,('ue8uo1oE Bnp tuelep ISBqlp ledep rut nl>l€.{\ eped lnqesrel u"rs€IgrsellEued etex-etex leuorsue^uo{ EJeoeS 'lnqesJol IEq urulep uelzledase4 e,{uepe urnleg eueJ">l u€Iq€qesrp lur's?1 Sueprq urepp ueqeun8rp 3ue,( uurselgrsel4Sued eJet-eJel r1u1es 1e.,(ueq tur nl{elr eped redureg uB8uololuod uB(I uusBle8ued BrBlBruJ IsB{Urrsul)I I.Z 'ure1 8ue[ qsq-qeq ur€lep ue>lEuurellp ue{e {oU€Jd uelep e,(usudereued uelSuepes 'ueluun8rp 1uz(uuq qe1el 3ue[ ue8uoloured uep ueseleBued erec edereqeq ueq8uzralp u€I€ Iul q"q ru"l"e 'rur nl{e/rl eped epu Svet emc-etec ueEuep selrp uup Euolodry ledzp 4epr1 8ue,( ueEol Bp€ {ep}t rrdureq UEI€}EIrp qeloq eEEuqas 'ueqnualrp 8uz,( n.req rEo1ou1e1 1u,{ueq qe1e1 lesad Suef e,,(uueEuuqutalrad ueq 'uruEol n{eq ueqeq ue8uap rslnpord r3o1ou1a1 rutl"p Surluad leurz Suef ueefra8ued ueuuesluled uelednraur ue8uolourad uep ueselsEued rur n11u,n epe6 6o ISII -Je( u€l CNOTOWSW NYO SYTtrCNflW YUYf,-YUYf 'Z gYfl B11 Iln IUI S"I ue Bab Tabel 2.1 2. Cara-cata Mengelas Dan Memotong Klasifikasi Cara Pengelasan. ;Las MIG Las busur gas--] LLas busur COz Las busur dan fluks gas-Las busur CO, dengan elektroda berisi fluks Las lektroda terbungkus Elektroda terumpan Las busur fluks Las busur dengan elektroda berisi fluks Las busur rendam Las busur logam tanpa pelindung Elektroda tak Las Las Las Las Las Pengelasan cair Pengelasan tekan Pematrian terumpan-Las TIG atau las wolfram gas listrik terak listrik gas termit sinar elektron busur plasma Las resistansi listrik Las tekan gas Las tempa Las gesek Las ledakan Las induksi Las ultrasonik ;-Pembrasingan Las titik Las tumpang Las busur tekan Las tumpul tekan ---__Lpenyolderan Tcbel 2.2 Klasifkssi Cara Pemotongan. lPomotongan ; I Pemotongan gas P.rrotoogan -]-LPemotongan gas oksigen serbuk sembur api Cara Pemotonsan I LPemotongan busur listrik Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan busur busur busur busur karbon logam plasma udara dikatakan semacam cara pemesinan dengan gas. Di samping dengan gas, potong sembur dapat juga dilaksanakan dengan busur, karena itu dalam kelompok potong busur juga terdapat potong sembur. Cara pengelasan yang paling banyak digunakan pada waktu ini adalah pengelasan cair dengan busur dan dengan gas. Karena itu kedua cara tersebut yaitu las busur listrik danlas gas akan dibahas secara terpisah, sedangkan cara-carapengelasan yang lain akan dikelompokkan dalam satu pokok pembahasan. Pemotongan, karena merupakan masalah tersendiri maka pembahasan juga dilakukan secara terpisah' slng euer">l Surluod ueuured EueEeureru : reEBqas {Bpuruoq led"p slng snlEunqrel Bporl{ele sul urelup rC stqt uDtlDg (f ) 'qesrdrel ue{"Jucrqrp 1eq e.(uEurlued eua:e1tr 'ue4euntrp Eue[ >pr1sr1 sruef uup s{ng u€qeq qBI"pB 8urlued 8ue,( 1uq rur ueseyeEued urelep rq uele >lrJlsrl sruel uup s{ng ueqeq B{Bru lnqosJel 'Jnsnq ueldelueueru uep rseprs{o depeq;e1 rrec ue3o1 uep Sunpurled rpeluau eEnl Bue,( su8 rpelueur quqnreq lde1e1 ':e4eqre1 ledep 1ep4 e,(uuuqeq slng edereqeq urBI"C 'rs"pr$lo Eueyeq8ued re8eqes e[.re1eq uep ueEunqrues ledurel rp lndrunlral 8ue,( ruc ureEoy rdnlnueru u"rpnuo{ Eue.( 1ure1 {nluequeu uep Jrecueu epoJqole snlEunqureur Inlun ue{BunErp 3ue,( slng uuqeq ueseleEued sosord eruelos 'ueleunErp 8ue,( s4ng uequq rrep rsrsoduro>1 qelo etnl uep sel" rp uelSuerellp Iuedes snre e,(qrca1 Jesoq qelo rqnreEuedrp u?Jr?J ueqepururad elod uz4Euepos 'snleq Suzf ue:r1nq ueEuep pefrel ueqepunued epq rEEurl se1 ndureur 1u3rs re,(undrueur ueEoy B^\r{eq uel"}e{rp ledep urnrun €Juces 'ureEol rJBp sBI nduuur 1u;rs rqnreEuedureru leEues s"l" rp ue18ue:elrp lpedes rrcc ureEol ueqepurured z1o4 'r.tr3 urEo.1 uuqtpulued T,.Z,.qg g"puer snrv 'mlEunqre; Bpo4{a1g ryput (q) uuEuep uruEol rnsg sBT I'Z'rqC ure6o1 ue:re3 \$, cc n"l? f,Y {?reI seE {lrlsrl IFISII ?8uuol uzsul uetol rnsn8 s"l 1B^r8) snlEunqurad s1n1g ?porlIelg '(q)Z'Z 'rqD tuelep ledurul lgedas 'JqC uBI"p legllJel epq e,(mlneqes'(e)7'7 rusaq rpelueru u,(uuurlnq IIce{ €.{usnre "IBrrI ueJllnq Jesoq Euef >1tr1sq snre e{Bru Iuedes snleq rpeluarrr B^\BqJel Euu,( rtec rueEol 'ryefre1 gelo snr? Eue{ rtlnq-rllnq Euef 1u1s5 Jnsnq ue>leunErp epg Inluoquolu "^\eqJe] uep Jr?cuoru BpoJl>lela Eunln ]ees eped rpelre1 epoJllala uteEol ueqeputurad sesoJd 'etuesJoq nleqtuetu uelpntuel u€p Jl"cuetu lnqosJol Eun[n uep "poJl{ele 'epor11o1s erelve Eunfn uep ureEoy rJBp seupd euerey lnput lnpur uruEoy e{errr rur Jnsnq 'rqg 's1ng pdep y7 UIBIBC ueEuop rnsng e^\rleq selaluuEuep leqllp ry {nlueqre} Irrtsrt sn>lEunqrp Euu,( ureEol €poJl{ole IBrttBI ueleunErp rut ueselaEuademc ruBIeC 'IuI eselu eped ueleunErp 1efueq Euu,( ueselaEued erec qelep€ snlEunqrol eporl{ele w'I sn4Sunqral Bpou{elf, sBT I'Z'L 'lnlrroq lesedlesed urBIBp ueInq Eunpqlod ue8uep rnsnq sEI u"p se8 Eunpuqed uetuep rnsnq wl 'snlEunqrel spoJl{ele sBI : qBIBpB lrJlsll Jnsng sel rs"{grs"ll InsuruJel uep 1e11erd urBIBp ueleun8redtp Euues Eue,( seleEuelrl BJBJ uelSuerelrp uB{" lnqosJel BJBo Eurseur-Eurse141'se8 {lrrslT rnsng sB.l z'z Irrlsrl rnsng sB'I z'z r I -10 Bab ) 2) I 2. Cara-cara Mengelas Dan Memotong Pemantap busur dan penyebab kelancaran pemlndahan butir-butir cairan logam. Sumber terak atau gas yang dapat melindungi logam cair terhadap udara di sekitarnya. 3) Pengatur penggunaan. 4) Sumber unsur-unsur paduan. Fluks biasanya terdiri dari bahan-bahan tertentu dengan perbandingan yang tertentu pula. Bahan-bahan yang digunakan dapat digolongkan dalam bahan pemantapan busur, pembuat terak, penghasil gas, deoksidator, unsur paduan dan bahan pengikat. Bahan-bahan tersebut antara lain oksida-oksida logam, karbonat, silikat, fluorida, zat organik, baja paduan dan serbuk besi. Beberapa fluks yang sering digunakan dan sifat-sifat utamanya dapat dilihat dalam Tabel 2.3. Elektroda las yang ada di pasaran biasanya dibungkus dengan campuran bahanbahan fluks tertentu yang tergantung dari penggunaannya. Walaupun jenis elektroda sangat banyakjumlahnya, tetapi secara garis besar dapat digolongkan dalam kelas-kelas berikut yang pembagiannya didasarkan atas fluks yang membungkusnya. Tabel 2.3 Macam dan Fungsi Bahao Fluks Lempung Silikat Talek Titanium oksida Feroksida Kalsium karbonat Ferro mangan Mangan dioksida Pasir Silisium Kalium silikat Natrium silikat o o @ Fungsi utama O Fungsi tambahan a) Jenis oksida titan: Jenisini juga disebut rutil atau titania dan berisi banyak TiO2 di dalamnya. Busur yang dihasilkan oleh elektroda yang dibungkus dengan fluks jenis ini tidak terlalu kuat, penetrasi atau penembusan cairan logammya dangkal dan menghasilkan manik las yang halus. Karena itu jenis ini baik sekali untuk { I I rpgfuarrr l"{Eursry uep ..}uoJJnc Eur1euri1le,, e,(usu8Eul Euef ry1eq {"loq snJ" "s"qeqepoJl{elo {rJlsrl uE{BunSSueru ueEuep ue{Fqurrlrp efurnsnq'snlEunqrel sBI TuBIBC so7 uNaW UDO ,lyrslT nsng 'srde1 nles I€luozrroq lnpns u"suleEued 1n1un qleq leEues rur s{ng ueEuep €poJl{elg 'FEup rpelueur ueseleEued rsuorsue ?{"ru rssq {nqres rsueq e,(urrrBlep rp suerey 'sn1eq Suef se1 lrueru uulpseqEueur uep Suepas Eue,( rnsnq ue{lnqurueu rur sruef :Dtuotlt-tsaq ynqas sruaf (tl '1ereq e,(eE ueseleEuad uep leluozrJoq lnpns ueselaEued .4eq eEnlu,(ursuersge n1r euerul 68ul1 qeles ue{Bun8ry {nlun 1e,{ueq rur sruef luEues uersr8ued ueledecey'ueTcred 1e,(ueq {"prl u"p snleg uuJnqrues ednreq u?Jrec rrlnq-rrlnq ueg"purued 'rseq {nqJes uep l"11ps rlelepe /,gg rcdwes SI eJelue pndqeul Eue,( rur s{ng rJ"p Brrrsln ueq"g :Dpt$lo-lsaq ynqas srual, G 'lle{as lplrpes efueq rur suelepo;14e1e ueeun88ued uerlrurep undne1e16'lBluozrJorl lnpns ueseleEued {n}un {rBq rur sruef nll sueJB{ 'ulel€p efurserleued u"p u?r}?sndra1 ueryrseqrp Euu,( rnsng 'rseq Bprs>lo qBIBpe rur srue[ 4n1un 4o>1od uequg iuaq oplsyo srual, U .sn1zq 'rEu1 ueleuntrp 1e,(ueq {Bpll }q sluef n1r euareq 8ue[ su1 {rueru ue1[suq8uaru ledep 1ep4 rur sruef eleur rpelre1 Bue,( ueTcred -ueTcred e,(ulefuuq eueJB) 'unJnueru Eue{ 1eEa1 uuseleEued {nlun {r?q l3ru3 nlr Buore{ ll{1pos e,(ueq {nlueqrol Euzf lerea .ruelep efuuusnqueuad u€p }Bn{ e,turnsng 'rrcc ureEol 6unpuqaur uerpntua{ Euef resaq etunlo^ ueEuep set ue>1 lmeqEuaur ledep Eue,( TueEro $z%ot erDI-"rDI rsrJoq rur sruef :Dsofilas slua[ (a 'ue{el uuefaq u"p Ieqel 1e1ad-1e1ed ueEusp rs{nJlsuo{ lredas 6Eur1 uuueureEued lelEurl ug{nlrerrraru 8ue,( rslnrlsuo{rs{nJlsuo{ {n1un ueleunErp e.(ueserq rur sruel slng ue8uep ?poJl{ole ?{ilur e,(useynduuru lBJrs urBIBp {r?q 1e8ues rur s{nu eueJs) .lnqssJe} sruef ueEuep ueuele8uedJeq qepns Eue,{ se1 nrnl uelnlreureur z,(uueeuesleled ruul"p nlr ?ueJ?) 'ure1 Suef srual-sruel ueEuep ue4Eurpueqrp Jeseq >1e8e uelpseqrp Euu,( u?Jr?c uuJrlnq-ueJrlnq eEEurqes .delueur Euernl"lrq Eue,{ e,{u .u?{sBnrueu -)[rlsll Jnsnq qel"p? uelEunlunEueru Euernl Eue{ 1eq-1eg leEues e,(uueqn33ue1e>1 eE8uqes 'qupuer le8ues 1e1er dzpeqrel ueEunqures uee>1adeq nlr 3ueJ3{ 'qepuer ueS0rprq repul ueEuep ueEunqures uellseqEueur rur sruef'lBJonU uep rndel qelepe ueleunEredlp Euef Brueln ueqeq eueJ?{,rnde4 stue[ eureu ue8uap e8nf lnqesrp Euepel-Euep?{ rur sruof i tlDpuil ua1o,rpu| 'uunE eqres EpoJlrele reEeqas deE8uerp rur sruel slng uuEuep snlEunqrp Eue,( xua| @ BpoJl{ele e>1eur 'sen1 Suef ueeun88uod dnlecusur lzdep Eue[ e[u1e;ls-IEJIS BueJs) 'r33ur1 Eued ryue1ou }BJIS re,tundueur Eue,( uuEunqures uelpseq8ueru ledep rur suel lnqesrel 1BJIS ue8ueq .rEEqt dnlnc {nlueqJal Euef 4ero1 rJ?p usJrBce{ lelereq 'ur"l?p dnlnc 3ue{ rserleued uullrequrou u"p 1en1 4e3e u?{lrs"Wp Euu,( rnsng 'tOIJo.{ nele }ruetup r{BIBpe ?ru?ln Eue.{ e,(us1ng uBr1"B 'rseqBprsrosrueluepuelrlN"prs>losruelere1uery{"lelJelrursruef iluarursrua[ (c ,ueseleEuad 'e1eda1 sele rsrsod uep 1eEe1 rsrsod eureln.rel rslsod enuas >lnlun rrdureq ranses rur sruof 'snlBr{ 1e3e Eue,( s"l lruBrrr uellseqEueur ledep eEni qrseru p>18uep e,(urserleuod undne1e16 .>Iuq tue,{ {Iuu{eul l?Jrs u?{lrs?q8uou e.(uuendtueurel n1rcf urc1 uelnEEunol refunduroru tut sruof 'uu14 eprslo sruef qelo qrlrurrp Euu,( predas leJrs-}"Jrs Eurdures tq 'mde1 Eunpue8ueur e8n[ ylnr lsueq Eurdtues rp rur srue1 : ndo4 oluotlt slual, -eEuad eped I I rrqlerel ueseleaued 1nlun nele srdrl ,Jnq ,n1r6-jf[? ffi"j,"H'jJ llrlsr.I rnsng sB-I Z.T, G (Z) Bab t2 2. Cara-cara Mengelas Dan Memotong listrik AC atau listrik arus searah yang bahasa Inggrisnya "direct current" dan disingkat menjadi listrik DC. Tetapi karena pertimbangan harga, mudahnya penggunaan dan sederhananya perawatan, maka listrik AC lebih banyak dipergunakan. Keunggulan penggunaan listrik DC adalah mantapnya busur yang ditimbulkan, sehingga sangat sesuai untuk pengelasan pelat-pelat yang amat tipis. Di samping mantapnya busur juga ternyata bahwa generator arus searah dapat digerakkan dengan mudah dengan motormotor bakar. Hal ini menyebabkan mesin-mesin las busur listrik DC banyak digunakan di lapangan di mana sumber listrik tidak tersedia. Berdasarkan sistem pengatur arus yang digunakan, mesin las busur listrik AC dapat dibagi dalam empat jenis yaitu: jenis inti bergerak, jenis kumparan bergerak, jenis reaktor jenuh dan jenis saklar. Skema dari masing-masing jenis tersebut dapat dilihat dalam Gbr. 2.3(a), Gbr. 2.3(b), Gbr. 2.3(c), dan Gbr. 2,3(d). Inti bergerak Kumparan kedua E Sumber tenaga (3) Inti bergerak (e) Jenb hti be4cn}. Roda pengatur Resistor berubah Transformator Sumber tenaga Reaktor jenuh Kumparan Elektroda kedua .Logam induk o) Logam induk Jenis humperan bergereL (c) Jenfu rerktor jenuh. Kumparan pertama Kumparan kedua Sumber tenaga Elektroda tot"t'nouu (d) Gbr. Jerds r*"r. 2.3 Mein Las Listrit AC. Pada jenis inti bergerak (Gbr.2.3a) inti pada kedudukan (1) akan memperbesar kebocoran fluks magnit sehingga besar arus menurun. Hal sebaliknya akan terjadi dengan inti pada kedudukan (3) yaitu karena kebocoran fluks magnit kecil maka arus menjadi besar. Pada jenis kumparan bergerak pengaturan dilakukan dengan meng- Bpur8 mlu8lod = IEtuoz.uoq lnpns s1= s-H'Iatu@oq (J"o)8'z< zz< 9t< €t< (J"o)8'z< 9Z< 9€< Et< (+) .snmt slFqod: (-) ,ll]eq srpelod: (+) = g'epda1 (+) JC wte: Ho lEIl!3^ = A.Elsp :loqEls = J:lqluts lqsod Bn@s nslB CV !xV.. !uv. :uststB:) O'€'(I snsnq>I (-) Jo n?r" JV'S-H Inlun (+) C( cv'c (J"o)s'r< (3.0)8'r< (c.0)8'z< S.H'J nsls BPISIO Lzetq lsl tnqlas rnlun q"puar utorplH 9Z< Et< Et< (+) f,( tt< sE< et< (+) sz< Ee< €r< (+) 3q nelz 3y H.HO.A.J qaPuar uaEoJprI{ Lt< se< Et< (-) Jq nel8 CV H.I{O.A.J wrlJ, ?plr{o zz< s€< Et< (a) 3q nele 3Y I{'HO'1I'J JV S-H'J OC nElB CV s'H'c nBtB Feg $qras Isl InqJas gZ€tA EI[81!l fieto 9ttto €t FBUF I ero I€'O "soFlas (J.o)8'z< zz< sE< Et< (+) Cq nBrB CV II .HO.A.I (o"o)8'r< zz< s€< Et< (+) JO n"lB JV H'HO'A'J (u-tt) (%) (,uu/a1 (.trure4 )Fqunl uBlmle) ueiusI qnFl u"1m19) {IJ8I -uafu.d uslmla) llrtst'I u"slo8ued sruar !s!sod md"{-"ru"l!I €0€ro trueEll Ioetc sr E{NIJ lsl sruar .UISDI s"l lu"Eol u?p {ru?{eur l"Jrs (StCt-11Ze Z Slf) .{BunT B[Bg gcp sn{Eunqrel Bporl{olg lsr{Uipeds ?.2 IqEI 'uessleEued rsrsod u?p s{nu sruef u?I{nfunueu '(rsd) q?l"pB Bfuu?nl?s "{EuB "nc WISV ru8l"p u"{tu"pes (.uru7a1; q?lepB B,(uu?n}Bs SIt ul"lup efes ez(uuq s?l rusEol rJ"p qsp-ueJel uel"n{eI u"Ilnlunuolu hIISV ur"lBp undn?u sI[ ur?l"p {l?q Bru€ued tuuf qltuu znQ 'snlBEnqJ5i-epa:t1aie qBIBpB pn$l"urp Eue,( zporllele BA\qEq IUBreq ufuznpfr'(g7ieqeJ) I IISV ur"l€p gJnrnq uep(r'ZIoqeI) SIf urelep CJnrnq Bful"srur qotuoc reEBqeS'Bru"s r{BI"pB rde}e}'1nqesre1 rcpu?ls ruelsrs Bnpe{ elelue "fuJBSBp "p"d {sEB Ioqurs u"{rJoqueu ruel"p undnBlB/t\.s?l snJe uep u?seleEued rslsod,slng "paqJeq sruef BpBd u?{rusuplp WISV urBIBp undneru SIf urBl"p {r"q 'Bporuele rsBsrJBpuels 'g'z uep f z IFqzL urelsp l?qrp 13d3p slf lnJnuou u"{r"pu?lsrp Euuf 1eunl e["q {nlun €porl{ele Bd"roqag .(srtv) slrrerrrv sal rs?rsos? J€pu?}s €psd u?{r"sBplp (WISV) leTreS B{rroruv rp J?pu?}s '(g11) Euedsf rrlsnpur Jepuuls uu{J"seproq ueIr"pue}srp qe1a1 tuepas uBlBn{oI BlBq Inlun sn{EunqJet wl BpoJl{ale'e,(qequr Euzdel rq'efuueeuntEued uE{J"s"pJeq uB{ -Jepuelsrp tuz,{ 4u[ueq q"pns sn{Eunqrel wl BpoJl{ele'lrlsnpur eJeEeu-BJ"Eeu rC uotun8Zua1 dnqtul.1 uDO rsnlrtapuors (t) lnqesJel J8pu"ls lllelsrs Bnpe{ urBl"p rrwl8Je} 'urey Euu,( sBI urseu sruel-sruaf ueEuep ualEurpu"qrp elrq uz{suntradp 1efueq Euged rur sruelu>lsu 1uI I"q eueJBX 'qne[1erz[ rr"p u"{n{BIIp lrdep u"p rtqe} qrqel 'q"pnu qrqel ?fuu"rnleEued qnuelropleer suel 'qBsrdrat lrrlsll enpel uurulEueJ u"Euep q"Jees uel8unqn4p rur Ieq ru"lep tuuf rsuel{eeJ e{uJeseg qeqn3ueru u"Euep uDIn{BIrp snre uuJnle8ued qnue[ Jo]{BeJ sruel Joqruns refundureur uup Ep"d ue{Euepos'"npe{ uerzdurnl depeqrel etu€Ued ueredrunl uelnpnpe{ uB{JeseE {rrlsr-I rnsng sB-I z'z Bab t4 2.5 Tabel Klasifikmi lenrs AWS-ASTM 2. Cara-cara Mengelas Dan Memotong Spesifikasi Elektroda Terbungkus dari Baja Lunak. (AWS A5.f tluks Posisi*' Kekutan tarik terendah kelompok E 60 setelah dilaskan adalah Natrium slulosa tinggi Kalium selulosa tinggi Natrium titmia tinggi Kalium titania tinggi E6010............. E60l I ............. 86012 ............. E60l 3 ............. E6020............. Oksida besi tinggi E6021 ............. Serbuk besi. oksida besi F, F, F, F, V, V, V, Y, OH, OH, OH, OH, H H H H H-S F H.S F DC AC AC AC AC AC AC AC 60.000 psi DC DC DC DC DC DC DC Perpanjangan (%) atat 42,2kglmm2 poluitm balik atau atau atau atau atau atau atau Kekuatan luluh (kglmm'?) Kekuatan tarik (kgimm':) Jenis Listrik pengelasan -6{T) polaritas balik polritas lurus polaritas ganda polaritas lurus polaritas ganda polritas luru polmitas ganda 43,6 43,6 47,t 47,l 43,6 43,6 3s,2 22 35,2 22 38,7 38,7 t7 t7 35,2 25 35,2 25 Kekuatan tarik terendah kelompok E70 setelah dilaskan adalah 70.00 psi atau 49,2kglm2 87014............. E7015............. 87016............. E7018............. F, V, Serbuk besi, titania Natrium hidrogen rendah F, V, Kalium hidrogen rendah F, V, Serbuk besi, hidrogen F, V, rendah E7024............. Serbuk besi, E7028............. Serbuk bmi, titania hidrogen OH, OH, OH, OH, H-S, F H-S, F H H H H AC DC AC AC atau DC polaritas ganda t7 )) poluitas balit )1 atau DC polaritas balik atau DC polritas balik 42,2 AC atau DC polaritas ganda AC atau DC polaritas balik 22 t7 22 rmdah Klasifikasi AWS_ASTM E6010, 86011 ..... E6027,87015 ..... E7016, E7018..... 87028...... E6012, E6013... 86020, E7014... 87024....... Di Kekuatan tumbuk terendah 2,8 kg-m pada 28,9"C *) Arti simbol: F = datar vertikal OH = : : atas kepala v : H H.S horizontal horizontal las sudut 2,8 kg-m pada 17,8"C tidak disyaratkan samping penggunaan untuk baja lunak seperti disebutkan di atas, elektroda terbungkus juga dibuat untuk pengelasan baja kuat, baja tahan panas, baja tahan karat, besi cor, paduan tembaga, paduan nikel dan untuk pelapisan keras. Dalam Tabel 2.6 ditunjukkan elektroda untuk pelapisan keras. Pelapisan keras biasanya dilaksanakan dengan menggunakan elektroda terbungkus jenis oksida titan atau titania kapur yang dapat mempertinggi ketahanan terhadap keausan. Karena sifat tidak peka terhadap retak dari jenis titania kapur, maka jenis ini lebih banyak dipergunakan untuk keperluan tersebut. Untuk mendapatkan unsur-unsur pengeras, ke dalam fluks dari elektroda pelapisan keras banyak ditambah dengan senyawa-senyawa logam. Tambahan ini menyebabkan diameter elektroda menjadi lebih besar. Kawat logam yang dipergunakan sebagai intinya adalah kawat baja lunak. Elektroda terbungkus pada umumnya digunakan dalam pelaksanaan pengelasan dengan tangan. Tetapi kadang-kadang digunakan juga cara otomatik yang sangat sederhana seperti dalam pengelasan gaya berat. Pelaksanaan pengelasan ini ditunjukkan dalam Gbr.2.4. Dalam gambar tersebut dapat dilihat bahwa elektroda dipasangkan pada pemegang yang terikat pada peluncur. Karena berat sendiri peluncur akan bergerak ke bawah dan elektroda juga turut bergerak melalui garis las yang telah ditentukan. Dengan jalan ini sambungan dilas secara otomatik. Pelaksanaan ini sangat baik untuk pengelasan sudut horizontal dengan elektroda jenis oksida besi. Dalam pengelasan gaya berat ini 7 I 'usurq EuBf uuau"l u"Euep u"s"leEued €ped rrep lpq qlqel Eue.( rsuersgs refundureur lereq er(eE ueseleEued nlr BueJ?) '1ep edereqaq ruu{eyaur ludep roleredo Eueroes efuueeueslzled urulep uep rutu 666 ledrues gg4 Eueiued ueEusp BpoJl{ela ueleun8radrp 'prag r.{ug st.1 uI6en ?.2.q5 (?)-oor:s 00t-0s9:t 09t 002:z IB{rUe^: A 'le}uozuoq: H '1"}"p: g 'uusele8ued tstsod loqruts t1:y k rnde;l .{l 3WC(I SWJC H'A'.{ ,{ Itdc r3iurl nqns PpPd uPlnqunl rsPr4E lnluTl rfiun uPlnqunt 0 I z nBl€ nqns epPdj rserqP t nele e s nelE t t I , ISB{ ueseleBuo6 snlSunqruad slnu srual -gls€l) irsPd rsPrqe uep u?8ol relue rserqe Inlun ueSol Jetue uPSuu rsPiqe Inlun lTlsfsod s'z- 0'l 0 8'0> 08r I 0 t nElE t nEtE z I AhJJC orr O,, I I .o' 0'€ o I r, -o'u OI'I > I t J t 9't > t i 0't t,, I 1 t 0'c > I o"1 s't > 0't> 0't > ot ahJ-{c 0t't 0t'0 0t'0 0€'0 ur{ !s (,'/.) sEI iI l--. N" vhtlc J'IC 0€'0, stlc vllo 09't -09'0 J€IC 09'0 0€'0 0t 0> B€IC VTIC 00't lztc uusrdu;ed szlc 0z'0, VZIC IN u"8ot uep erurl rsrsoduo) {ntun snl8unq.ral Bporl{alg 9'Z IaqBI {rJlsrl rnsng s?.I z'z 09'0 09'0-02'0 ueBuEieto) Q15t-tSZt, Z SIf) 'surarl JhIJO n'o n', I I etruure''l oh{lo 0't-0'l I I 0'l > Ise{ I 0'9 t 9'9; I \ rrI { i t> 0't > nele 9 nelE szcc I 9'Zt ,oanraB ,anrqJ ucp rrsed r*erqe lnrug{ JZ.{C VZ.{C { I 0'lt> aouoO,anrrnl uPp rsorol rsEiqs lnlunl :nde1-eruz1r1 eruelrl ':ndey -uls?l) t n'' \in)unl V€{C H.A.C t> I s€.{c rnde; STJC snlSunqured s{nu sruef :u"]"]eJ vrcc lg{c I I VI^{JCI uuseleBue4 rsrsod ruv (l 'u€sero{el loqurrs AWJCI cIW.{CI J '0s9 09t:t '002 0st: I l !scru .rsPly t6 Bab 2.2.2 2. Cara-cara Mengelas Dan Memotong Las Busur Gas Las busur gas adalah cara pengelasan di mana gas dihembuskan ke daerah las untuk melindungi busur dan logam yang mencair terhadap atmosfir. Gas yang digunakan sebagai pelindung adalah gas helium (He), gas Argon (Ar), gas karbondioksida (CO2) atau campuran dari gas-gas tersebut. (1) Klasifi.kasi Las busur gas biasanya dibagi dalam dua kelompok besar yaitu kelompok elektroda tak terumpan dan kelompok elektroda terumpan. Kelompok elektroda tak terumpan menggunakan batang wolfram sebagai elektroda yang dapat menghasilkan busur listrik tanpa turut mencair, sedangkan kelompok elektroda terumpan sebagai elektrodanya digunakan kawat las. Skema dari kedua kelompok lni ditunjukkan dalam Gbr. 2.5. Kawat las Pipa gas Elektroda Wolfram pelindung Kawat pengisi Logam induk (e) Jenis (b) J€lb dcfhodr t rmpsr. ehlhodr trk tenmpon. Gbr. 2.5 Les Bu$r Grs. Kelompok elektroda tak terumpan masih dibagi lagi ke dalam dua jenis yaitu jenis dengan logam pengisi dan jenis tanpa logam pengisi. Kelompok ini biasanya menggunakan gas mulia sebagai pelindung sehingga secara keseluruhannya nama kelompok ini menjadi las wolfram gas mulia atau dalam bahasa Inggris: tungsten inert gas welding yang disingkat menjadi TIG welding atau las TIG. Kelompok elektroda terumpan kadang-kadang juga dibagi lagi dalam dua jenis berdasarkan kawat elektrodanya, yaitu jenis kawat elektroda pejal dan jenis kawat elektroda dengan inti fluks. Dalam kelompok ini digunakan dua macam gas pelindung yaitu gas mulia dan gas CO2. Kelompok dengan pelindung gas mulia nama keseluruhannya menjadi las busur logam gas mulia yang dalam bahasa Inggris adalah: metal inert gas arc welding yang biasanya disingkat menjadi MIG welding atau las MIG. Pada waktu ini umumnya gas pelindung yang digunakan berupa campuran dari gas Ar dan gas COr. Di samping klasifikasi berdasarkan gas selubung dipergunakan juga klasifikasi yang didasarkan pada sifat busur. Karena akhir-akhir ini banyak sistem penyediaan sumber listrik yang dapat menghasilkan busur dengan sifat-sifat khusus, maka klasifikasi ini banyak dipergunakan. Dalam Tabel2.7 ditunjukkan klasifikasi las busur gas yang ada pada waktu ini. (2) Las Wolfram Gas Mulia (Las TIG) Skema dari las TIG dapat dilihat dalam Gbr. 2.5.a. Seperti tampak dalam gambar, busur listriknya timbul antarabatang wolfram dan logam induk dan dilindungi oleh gas Argon. uorl{ele u"Inqtunl ry"ftal {?prt Bporl{ele {Bpn ?porplele nqns JIlsleJ aJBces "{?ruledep eSSurqes 6Eult tue.( uuaJu) 'ruel"p 8ue,( rserleued rye[ra1 ueledecel ueEuep "ped ureEol uep rr"p uoJl{ele snrnl s"tuulod ureleq lnpur {nqunuau lere8req "poJqelo .f,O f;r1s;-1 stJ ulseq ulp !.uls.rT urffiwa urrlr;q 9.Z.rqC (+) m t[q sqF tod (-)f,qlmmI sltlllod (t) (q) '9'Z'qD urelep t€WI1p ludep m uere>1Euer ?npa>l rJBp eure{S 'Irleq se}rrelod lnqesrp Eue,{ u,(u41eqes uerelEueJ nele eporl{ele 3uu1uq uuEuep drleEou dn1n1 uep lnpur ueEol ueEuap uelEunqnqrp drlrsod dnln1 uuuur rp snrnl seluelod uu8uep lzdep e,(u1t.t1sq uetelEuuJ J61 IUlsrI IBq ru€leq 'f,V llrlsll nul" JCI >pr1sq edruee ludep 911 ueseloEued 1nlun ueleunErp Eue,( 4r1sq reqruns efeq uelnq uruEoy-uretol seleEueur 1n1un uep seuud uzqel uleq '1ere1 ueqel efeq tpedes 63ut1 su111e,u1 efeq-efzq sulsEueur 1nlun ueleunErp e,(ueserq CIJ sel Bleru selu !p I"q-l€q sueJe) 'l3Eql qrqel qrseru efurseredo edelq uep rlepuer qrqel grseur Bfursuersga'DII I sBI uuEuep ue>lSurpueqrp elrq e,(ulquqas rdz1a1 'sel q"Jeup rJBp {req qrqel Euef selt1",r\{ rl"lepe Bnpe) 'yeqe1 Euu,( 1u1ed undneur srdrl e[eq 1e1ed 1n1un {req ue{wnrueu ue8uep ueluun8rp tedep 911 se1 uuluq8unruoru rur ue.rnle8ued ere3 'e,(uneues Jnlerp tedep lnpur ure3o1 urepp e1 rserloued eEEurqos IrJlsrI snre e,(ureseq uup sudslrel Jnl€rp ledep rsr8uod ureEol uuuudurnBued uuledecel euuued nlre,( oueEunlune>l enp refunduau DII su1 uuzunSSue4 'rs6ued nule ueEuul uu8uep ue{eueslelrp tedep CII sB'I 'tstEued ureEol uelnpadrp lept1 Euepel-Euepel srdrl leEues Eue{ 1e1ed seleEuoru 1n1un rde1e1 '{npq tueEoy eI er'r"qrel uep rluouelu eEEuqas Jnsnq snJB qBJeBp ruepp e{ u"11ns"tutp tstEued ureEol tut stusl upz4 ure3o1 ueuedunEuad emc ue{rs?srleruoloEueur ueEuep sr}errrolo BJeoos espd rnsnq se1 1,r.tl:; l"n tdor4 'r1i::tj r"..! Uilfilil -1: l'i i Iq 1e;13urs uuEunqnq rnsnq w'I (263 :nsnq se1) runq rnsnq s?'I (DUal se'1) rnqruas rnsnq s"'I seE Jnsnq SB'I uedrun.ral 9II {"1 sB.I "port{ela 263 rnsnq rrr-[ cIII sB'I--= I i-I .O-:y 'rV 'ag Eunpurle6 'sBO rnsn{ sBT fsc{glsBlx l,'z IeqEI Iulsr.I rnsng s€l z'7 seB rnsnq s3'I 18 Bab 2. Cara-cara Mengelas Dan Memotong terlalu tinggi, karena itu dengan polaritas ini dapat digunakan arus yang besar. Sebaliknya dalam polaritas balik elektroda menjadi panas sekali, sehingga arus Iistrik yang dapat dialirkan menjadi rendah. Untuk ukuran eletroda ya.rg rr*u dalam polaritas balik kira-kira hanya l/10 arus pada polaritas lurus yang dapat dialirkan. Bilu uru, terlalu besar maka ujung elektroda akan turut mencair dan merubah komposisi logam cair yang dihasilkan. dengan polaritas balik penetrasi ke dalam logam induk menJadi dangkal dan lebar. Di samping itu terjadi proses ionisasi pada gas Argon yang menyelubunginya dan terbentuk ion-ion Ar positip, yang menumbuk logam dasar dan dapat melepaskan lapisan oksida yang ada di permukaannya. Karena sifatnya yang dapat membersihkan maka peristiwa ini dinamakan aksi pembersihan. Pengaruh polaritas terh.adap proses pengelasan TIG dapat dilihat dalam Gbr.23. Elektroda (s-^ ----S2FElektroda g Mesin las DC Ion Argon Logam induk \@Logaminduk - ---'V1'q-Poraritasbarik Polaritaslurus \^.-., ru Gbt.2.7 Pengenrh Polaritas pada Pengelesrn TIG. - Bila dipergunakan listrik AC maka proses yang terjadi akan sama dengan menggunakan arus searah dengan polaritas lurus dan polaritas balik yang digunakan secara bergantian. Karena hal ini maka dengan penggunaan arus bolak balik, hasil pengelasan akan terletak antara hasil pengelasan dengan arus searah dengan polaritas lurus dan polaritas balik. Pada umumnya busur yang dihasilkan dengan fis1rik DC kurang begitu mantap dan untuk memantapkannya perlu ditambahkan listrik AC dengan frekwensi tinggi. Berdasarkan keterangan di atas, maka biasanya arus searah dengan polaritas lurus dipakai untuk pengelasan baja, sedangkan untuk aluminium karena permukaannya selalu dilapisi dengan oksida yang mempunyai titik cair yang tinggi, maka sebaiknya memakai arus bolak balik biasa yangditambah dengan arus bolak balik frekwensi tinggi. Pemakaian jenis polaritas dalam pengelasan beberapa macam logam ditunjukkan dal'am Tabel 2.8. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa dengan las TIG dapat dilakukan pengelasan dengan tangan dan pengelasan otomatis. Skema dari kedua macam pelaksanaap ini ditunjukkan dalam Gbr. 2.8 dan Gbr. 2.9. pada umumnya dalam pengelasari TIG sumber listrik yang dipergunakan mempunyai karakteristik yang lSrnban, sehingga dalam hal menggunakan listrik DC untuk memulai menimbulkan busur perlu ditambah dengan listrik AC frekwensi tinggi. Elektroda yang digunakan dalam las TIG biasanya dibuat dari wolfram murni atau paduan antara wolfram-torium yang berbentuk batang dengan garis tengah antara 1,0 sampai 4,8 mm. Dalam banyak hal elektroda dari wolfram-torium lebih baik dari pada elektroda dari wolfram murni terutama dalam ketahanan ausnya. Gas yang dipakai untuk pelindung adalah gas Argon murni, karena pencampuran dengan d, atauco, yang bersifat oksidator akan mempercepat keausan ujung eliktroda. Penggunaan logari rl T I '{npq ul"Eol ueEuep eur"s EuBf rsrsodruo{ ru{undureur Euu( ureEol [qurglp rsrEued meEol e.(ueserq 'efusuluq Bp" {Bpll rsBuod 'spruoto-pes cII sq ulsel^J 5.z.xtc r"nlel rrv {nsBru Jrv lnpur ureEol rnletued \uto) lnpur uretol nneqwa4/ rI3{ r?l{"s rnluiued 1u1o;; s"l ursar\l srdrl s3l?qJel I?ns3s ISnSOS s?l"qJetr 1u1ed rcnses :1n1un ludep srdrl 1e1ad uup e8uqtuel e,(uuznped uzp urnrseuEey4l ufuuenped I?ns3s 1n1un ledep u"P unruumlv I?ns0s s"l"qJel s3l"qrel JOC rssg 1eru1 ueqel efeg IBnSeS s?l?qJol BFg trIIuq snJnl seluelod seluzlod €Eup rsusarle{ JV IIJISI'I r?ns3s 3(I IIJ}SI'I JO IIJISI'I 'urc8oT edumqeg {nlun 6I suoJq rrmrurumlY e,(uuenped gII ssl upetr{ uuuun86ue4 {rrlsr.I rnsng s?.I z.z ruuEol g.Z IqBI Bab 20 2. Cata-cata Mengelas Dan Memotong (3) Las LogamGas Mulia (Las MIG) Dalam las logam gas mulia, kawat las pengisi yang juga berfungsi sebagai elektroda diumpankan secara terus menerus. Busur listrik terjadi antara kawat pengisi dan logam induk. Skema dari alat las ini ditunjukkan dalam Gbr. 2.14. Gas pelindung yang digunakan adalah gas Argon, helium atau campuran dari keduanya. Untuk memantapkan busur kadang-kadang ditambahkan gas O2 anlara 2 sampai 5/, atau CO, antata 5 sampai 20/,.Dalam banyak hal penggunaan las MIG sangat menguntungkan. Hal ini disebabkan karena sifat-sifatnya yang baik, misalnya: 1) Karena konsentrasi busur yang tinggi, maka busurnya sangat mantap dan percikannya sedikit sehingga memudahkan operasi pengelasan. 2) Karena dapat menggunakan arus yang tinggi maka kecepatannya juga sangat tinggi, sehingga efisiensinya sangat baik. 3) Terak yang terbentuk cukup banyak. 4) Ketangguhan dan elastisitas, kekedapan udara, ketidak pekaan terhadap retak dan sifat-sifat lainnya lebih baik dari pada yang dihasilkan dengan cara pengelasan yang lain. Karena hal-hal tersebut di atas, maka las MIG banyak sekali digunakan dalam praktek terutama untuk pengelasan baja-baja kwalitas tinggi seperti baja tahan karat, baja kuat dan logam.logam bukan baja yang tidak dapat dilas dengan cara yang lain. Sifat-sifat seperti diterangkan di atas sebagian besar disebabkan oleh sifat dari busur yang dihasilkan. Dalam Gbr.2.10 ditunjukkan keadaan busur dalam las MIG di mana terlihat ujung elektroda yang selalu runcing. Hal inilah yang menyebabkan butir-butir logam cair menjadi halus dan pemindahannya berlangsung dengan cepat seakan-akan seperti disemburkan. Elektroda elektroda cair Gbr.2.10 Pemindahan Sembur pada Las MIG. Terjadinya penyemburan logam cair seperti diterangkan di atas disebabkan oleh beberapa hal, antara lain polaritas listrik dan arus listrik. Dalam las MIG biasanya digunakan listrik arus searah dengan tegangan tetap sebagai sumber tenaga. Dengan r,r-b"r tenaga ini biasanya penyemburan terjadi bila polaritasnya adalah polaritas balik. Di samping polaritas ternyata bahwa besar arus juga memegang peranan penting, bila besar aius melebihi suatu harga tertentu yang disebut harga kritik barulah terjadi pemindahan sembur. Diagram dalam Gbr. 2.ll menunjukkan hubungan antara arus Lritik dan terjadinya penyemburan. Besarnya arus kritik tergantung dari pada bahan kawat las, garis tengah kawat dan jenis gas pelindungnya. Bila diameternya mengecil, besarnya arus kritik yang diperlukan juga menurun. Penambahan gas CO, ke dalam gas Argon akan menaikkan besarnya arus listrik' Dalam Gbr ' 2'12 ditunjukkan hubungan arrtara besarnya arus kritik dan uktUan kawat untuk beberapa bahan kawat las. Karena busur dalam las MIG konsentrasinya tinggi maka jelas bahwa penetrasinya 'Isu.r1ered duprqral tunpuJp4 roo srg qnnEue4 €I'Z'rqg to-rv toJ-rv \l/ Y Jv Y / \ 'ur€lep rpelueru reEeqes ueleunErp tuuf urnu 263 se8 epqedy 'ur"l"p uDletu efurelqes rp rsurleued rde1a1 Euern{req Jnsnq ledurel eped rserleued eluur'uo8ry seE urulep e1 ueqrnduucrp rur seE ulrg 'rse.rleued e,{uruelep rqnreEuedrueur eEnl tOJ seC 'ueEungures qere"p eped lelEuep lsurlaued 1pe[re1 redues ueEuul reEe sey nrnl qelo ueryleqredrp nped rur VH'tl'7, 'rqg ur"l"p leqrlJel prodes'e,{ure1r4es eped lelEuepuetu eraEes u"p Jnsnq ledurel ry urul"p leEues Jnsnq q€Jeup qnJnlos eped efurserlaued eleur Eunpuled (ruur) v'z 'fB^rBx roloruclo lltlrx snIY lelr?I Jelerrrcrq 9'I z't 8'0 uBp Graluu ur8mqnll 0 00r Zt'Z'qJ E ,r !. (r/Z\ P P t_ 00€ 'rrrsrlel Fue,f,Ie.g utp mrn{n dtpsq$l sntr urqtqnred ('druy) snry o 7 lt Z'8 o o o !0 l, x snJIl.J s?]lJ?lod uoqrel efuq sporllelll p'9 rnsnq , izg\1-uofltv urrrrg'I J3leru?rq o. l'91 lt E I I I' {rrlsrI rnsng s€'I z'7, qurEued II'Z .qO Bab.2. 22 Cara-cara Mengelas Dan Memotong Kawat pengisi dalam las MIG biasanya diumpankan secara otomatis, sedangkan alat pembakarnya digerakkan dengan tangan. Dengan ini tercipta suatu alat las semi otomatik di mana konstruksinya dapat dilihat dalam Gbr. 2.L4.Kadang-kadang las MIG juga dilaksanakan secara otomatik penuh, di mana alat pembakarnya ditempatkan pada suatu dudukan yang berjalan. Kawat las yang digunakan biasanya berdiameter antara 1,2 sampai l,6mm. Standarisasi kawat las MIG menurut JIS untuk pengelasan baja tahan karat ditunjukkan dalam Tabel 2.9. Standarisasi inijuga berlaku untuk pengelasan TIG. Gas Argon pengatur kawat Mesin las DC Pembakar Logam induk Gbr.2.l4 Tabel 2.9 Spesifikasi Kawat dan Batang Las untuk Baja Tahan Karat. (JIS Komposisi kimia Kawat dan Batug Klasifikasi c Y 308 Y3O8L Y 309 s P 316 JIL 317 I l | 321 34'7 <0,08 I Y 4t0 Y 430 <0,12 <0,10 Catatatr: Dimeter 1,0-2,5 I=0,0, <0,03 <0,03 r* |=0,'o r,o , '.0 \'n,'-",0 23,0 25,0 lro,o-rr.o )rr,o-r',0 9,0- 10,5 9,0- I 1,0 I kawat 0,8; 1,0; 1,2; 1,6;2,0,2,4mm Diameter batang 1,0; 1,2; 1,6;2,O;2,4;2,6:3,2; 4,0; 5,0 =o.u 3321-1974) Mo Lainnya I I ),,,0-,0,0 Z (%) t2,0-14,o 13,0 15,0 <0,6 L6 Cr Ni I <0,12 <0,08 <0,15 <0,08 Y316L Y Y Y Y Mn <0,08 310 316 si <0,030 Y3t0s Y Y Mesin Las MIG Semi-Otomatik. 20.0 1r8.0 f,,,, 12,0-3,0 I ,0,, Cu 1,0 2,5 3,0 4,0 Ti ll,5 13,5 9x -1,0 Nb+Ta l0x-1,0 19,0-21,5 <0,60 15,5 17,0 lm Pada umumnya las MIG dapat digunakan secara memuaskan, kecuali satu hal yaitu cara ini agak sukar untuk pengelasan posisi tegak dan untuk pelat-pelat tipis. Hal ini dapat diperbaiki dengan menggunakan arus rendah yang mengakibatkan proses pemindahan sembur tidak terjadi. Untuk menimbulkan semburan ini maka terhadap arus dasar (1o) rendah tadi ditambahkan arus pulsa (1r) dengan frekwensi antara 50 sampai 100 Hz. Karena penambahan arus pulsa ini maka cara ini disebut juga pengelasan busur pulsa. Skema pemindahan cairan dan hubungannya dengan arus pulsa dapat tudep eE8urqes'reseq dn>1nc Eue.( eloq {nluequeu redures eporl{ela Euntn €ped 1e1e1eru du1a1 rrec Eue,( rueEol ?uore>l peirel Iul IeH 'Jesoq JReler Bue,( eloq-eloq >lnlueqreq rrec rue8o1 ueqepurured 'Sunpuqad rcEeqes 263 se8 uzuun8Eued I€q ure1uc 263 rnsnq ser {nrun rE,,oB{ nlr se8 epe >1epr1 eEEurqes "poluero EunsEueFeq tedep Euere) ,r;1##'..j:,JJfi?r::litrt*17 rypgk'd rs>leor E{eru rur rsreeJ ueEueq ouhtr + ed <- oed + UI I G'z) ZOIS $'z) + eJ.z* Oe.iIZ + '(S'Z) uep (y'7) rslear lpefrel eSSurqes uW uep rS u"Iq€qruelrp IS ,rur 93 se8 "{Bru u33uo: e.(urpe[re1 qeEecueur {nlun'seE e88uor-u88uor lnluequeru uep se1 ue8ol ru€l"p delSueredrer Fqurrl Eue,{ 63 seE u4eur rEEurl 8ue,( uunlequred ueledecel €ueJe) o)+e.{<-o3c+3 G'z) k'z\ OoCZ <- o.tIZ + zO '(g'Z) uep (7'7) rsryar ue8uep renses OJ {nluequeu 3 ueEuop rs{BeJeg snral Eue,( oed {n}ueqluetu Jrecueru 8ue,( eleq uzSuep rslseJeq u"rpnue{ 8ue{ roleprsro rzJrsJoq Euu,( rgsourlu nl?ns pef.rel ereru rur uerernEued "ueJ?) 0'z) 'o 263 + oJ|,c'o)z '(1'g) rsleer prades .O uep O) rnleredurel €ueJB{ rur ueseleEued sesord ruel"c 'ure1 Euef Eunpuq Jnsnq s€l -sel eped uep reledrp 1u,(ueq qlqel zoJ rnsnq s?l uelqeqe,(uau rur usepeqJad.lnqesral suE unpal rrep eE:eq uuepeqred auerer ue{qeqesrp Iul IBH 'ry se8 ueEuep eped rrep gsrntu qlqel zo3 se8 uuEuap rseredo u,(erg 'e[eq rs{nrlsuoI seloEueur 1n1un ueleunErp uu1e,(ueqe1 rur BJEo eleur 'roleprslo gelBp" 263 uuare; 'efueruuln uauodurol re8eqes zg3 eueur rp se8-seE rrup ue.rndruzc n?18 zg3 seE ue{ureletu ueleunEredrp Eued rpeluaur r?JnJel (ry) eqnu se8 uelnq seE r33ur1 Eue,( efes e,(ueq 91I I sBI urelep {ns?uJal e.{ureueqes rur uesele8ua4 263 msng so-1 'Bslnd rnsng su1 epud snry EuuqruoleC {nlueg uup ure3o1 uuqupulured t> l; ry ////// /,/,///,/ 0) SI'Z'rqg ////// /////// l0ion o (E) (r) (e) k) (r) 'rsrsod eleEes Inlun uep 1eqs1 1u1od 1n1un undneur srdrl 1u1ad ueseleEued {n}un {r"q reledrp lefueq leEuus Euere>1as rur espd rnsnq s".I 'es1nd srue qelo ue{nlelrp rnqrues ueqepurured Suepes qepuer Eue[ resep snru qelo ue{n{Blrp uerrecued ?uer€{'qepuer qrqel {rJlsll ueeunE8ued ueqnJnlese{ ueqqeqe,(ueur rur eslnd snJ? u?p Jeszp snJB elelue ueEunqeg 'SI.Z .JqC ursl"p 1€qryp {IJlsrI Jnsng se.I z'z Bab 2. Cara-cara Mengelas Dan Memotong jatuh sendiri. Karena busur yang kurang mantap maka pada pengelasan ini terjadi lebih banyak percikan-percikan bila dibanding dengan las TIG. Terjadinya percikan ini dapat dilihat dalam Gbr. 2.16,yaitu karena butir cairan didorong kembali oleh gaya busur yang bekerjanya berlawanan dengan arah busur. Pbrcikan yang terjadi ini dapat dikurangi dengan memperpendek panjang busur sehingga ujung elektroda seperti terendam dalam logam yang mencair. rl4 v rtzn*rn Gbr. 2.16 z Kadang-kadang gas Skema Terjadinya perciken dalam Las Buur Gas CO2. CO, yang digunakan dicampur dengan gas Ar atau Or. Pengaruh tambahan gas Ar terhadap busur ditunjukkan dalam Gbr.2.l7,di mana dapat dilihat bahwa dengan naiknya konsentrasi gas Ar pemindahan butir-butir cairan logam menjadi lebih sering dan hubungan singkat antara butir cairan dan logam cair menjadi berkurang. Perubahan ini menyebabkan busur lebih mantap, sehingga dapat dikatakan bahwa gas Ar dapat berfungsi sebagai pemantap busur. Di samping itu percikan juga menjadi berkurang. Bila konsentrasi Argon melebihi 8i\makahubungan singkat hilang dan pemindahan bentuk butir berubah menjadi pemindahan semburan. Dengan kejadian ini dapat dianggap bahwa 85f Ar merupakan batas perubahan dari las busur gas CO, ke las busur gas Ar. I to d g6 tr (d otr ! (t xP d= ,ra u trr 'dd = -! dc ol)d ard r-t 3 ae dX d,r EE o Jio ' Ir 0- E 'al 8/ i/ J" EI /\ N At GbJ.z.l1 Hubungan antara E %k < (E (%) /\ 80 100 \ Frekwensi hubungan singkat. Frekwensi Pemindahrn, Frekwensi Hubrmgen Singkrt, Lama Eubungan Singket dan Kandungan Argon datam Campuran Ar-CO2. Co rytq.I = (-)JO {Isq slBlod CO IulsI'I = (+)JC (. srunl s"1u?lod l)"6'82 rv (-)JO 'o %s-t )8'Z< s€0'0: 9€'0- I l'0 9r'0 t0'0 O', I z0'0> 08'0 ,'ar=J (3.6'82 )8'z< (+ )JC Lt< to:) 09'0 0t'0 0n 9€0'01 0l'z 09'l st'0 tN I €'ts < (J.6'82 - s8'r 0n'l )8'z < z'zt< 'oo 9'09 I I )8'zz 9€0'0; 'or11 'o?;t-l 'o:ig (u-3r) (%) Inqunl ueEuel -uPdled uEl€nIa) (%) 0t'r qNInI luel IIJISII Sunpurled selsu uel€n)ia) 1*slueI s€o 08'( r'0 z0'0 tz s0'0 IL aa< v SA\V).sug t e,{uur?'I s u€lenIe) S0a!I 9-S 0l a 9-S 0t a t sora 90'0 € sota I 0n'0 0s'0 0€'0 90'0> z s0ta 6l'0 r s0ta r0'0 ";) (uu,'3I) ueSutl qnlnl u€l€nIe) IWI -gls"lx IIrt] r 09'0 0t0 )a0 0> 0€0'0 > I oe 0s< luuiSI) ,^AJ^. vn',^ilJI ' 060 0t'0> 0l'0; tz+ll IV l r ,,,1 0E d S unl 0) s I'0, !s J ,rJA z-,rJl I I I ,TJA rselgrsel) uetenl.) 'l;) sel lEAe) eturl rstsoduo; Z SIf) 'zg3 rnsng se'I 18,{ru)l ISU{glsodS 0I'Z laqul 'II'Z Ieqel lenl €l"q ugp >leunl f IS sn sq ue8ol IruPIau leJts Zrc.t ur! d rnsn{ sBT lu,ra?)I IsBIUlsadS II'Z laqBl 0t 0> I GtAy t0'0 sr'0 tt< 0r< -uedred t0'0 st'0- I tee?I €IuI{ tstsoduo; I ( I0'0 6r'0 09< 0z< (u-3r) 0t'0 I (-"1) s?J 0t< st< 0z< lnqunl s9'0 0a'0 l lt0 I sr'0-s0'0 IY IeJIS (eSOl-Sf.S (c.o) s'r> rfo- st s0ta 06'0 zt'\ t rv I.I. l,0'0 (zuu/8I) (.uu1€11 sl u"8ol lrueleu ,r".,r'r..1 n olra I I (J.6'82 )8'z< zt'o' 09'0 0€'0 s8'0 06'0 09'0 IV I (+)JC < 08'0 0s'0 S 920'0> (t.8'rr - I s5-s 0t a ElBq ues"le8uad u€p 0l'z Ieq€I uIelep u"I{nlunllp {n}un SIAV u€p SIf }nrnueu s"l lB,t\€{ IS€sIJBpuBlS 'lnqesJol ug32leflued >lnlun u€{"unEtp fiue,{ sel BpoJl{ele 1€lr"I-1€A\"I u"IJepu"lslp u?p rs>lnpoJdlp qelel €I?ru rur 263 rnsnq s"l uEeunEEued e,(uSuequre{Jeq €ueJB) 'ruJnrrl zg3 rnsnq s?l uBq"pul[usd u€8uep "p€d Jnsnq sBI ul"l"p uBJI?c uBJIlnq u"qepullued'Jo]€pl$loep I333qes zg3 pl IBt{ rnsnq sBI {nlun s€l 1€1("I rsEunJJaq fluef,lez-tez uBEuep qBqIIIBtIp ",(uBS"Iq r8ueJn8ueu Inlun 'Is€pIsIo e,(utpefte1 uelqeqefueul eEn[ zg se8 'lltzqredurou 8ue,( zO sBA B{Blu IUI Eurdrues \q'%01ueEuep IBdIuBS ue{g"qrue}Ip Euepel-Euepe{ "[u]BJrs u"s?I€-uewlB ?ueJB)'sBI {Iuetu u"{eduBued III€qJedIueIu u,(u?nues Eue,( 1ere1 ue1n1 eru?s Jrdrueq ,O-rO) -uequed uup IseJlouad ueruelepel 'se1 leme1 uuJl?cued ueledeco{ ul€lep uele{Suluad zO) seE Jnsnq uewle8ued tuel"p sllg Ipe[el uul" B{etu '26 s€E uelqequrcllp !C {rJlsrl rnsng se'I z'7, Bab 2. Cara-cara Mengelas Dan Memotong Berdasarkan pengamatan ternyata bahwa penggunaan las busur CO, hampir sama banyak dengan penggunaan las elektroda terbungkus. Hal ini rupanya disebabkan karena cara operasinya yang sederhana dan efisiensinya yang tinggi. Perbandingan kecepatan pengelasan dari las busur CO2 dan las elektroda terbungkus dapat dilihat dalam Gbr.2.l8. Dari gambar dapat dilihat bahwa las busur CO, mempunyai efisiensi yang lebih tinggi dan daerah pemakaian arus yang lebih luas. Alat las MIG dapat langsung digunakan untuk pengelasan busur CO, tanpa mengadakan perubahan. Polaritas yang digunakanpun sama yaitu polaritas balik. A: Kawat pejal (COr) B: Kawat berisi fluks (COr) C: Elektroda terbungkus Gbr. 2.lt Hubmgrn entera Laju Pemindahan den Arus Pengelasan. 100 200 300 400 500 Arus pengelasan (AmP) (5) Las Busur Hubungan Singkat Bila pengelasan busur CO, dilaksanakan dengan menggunakan arus pengelasan yang sangat rendah, maka pemindahan butiran cairan logam dari ujung elektroda terjadi dengan melalui terjadinya hubungan singkat dengan logam induk. Pemindahan dengan cara ini disebut juga pemindahan hubungan singkat, dan cara pengelasannya disebut las busur hubungan singkat. Hubungan singkat yang terjadi biasanya tidak teratur, sehingga busur yang terbentuk kurang mantap. Hubungan singkat ini terjadi pada saat logam cair di ujung elektroda membesar dan menyentuh logam induk. Bila arus hubungan singkat terlalu besar sehingga mengganggu sumber tenaga maka terjadilah busur yang tidak mantap seperti diterangkan di atas. Untuk memperbaiki hal ini maka pada pengelasan ini ditambah pengatur arus agar arus hubungan singkat yang terjadi tidak melampaui kemampuan sumber tenaga. Dengan perbaikan ini las busur hubungan singkat makin banyak dipergunakan. Hubungan antara pola gelombang arus, tegangan dan pemindahan butir cairan ditunjukkan dalam Gbr.2.l9. Cara pengelasan ini sangat banyak digunakan untuk pengelasan posisi tegak, posisi atas kepala dan untuk mengelas pelat tipis. Kawat elektroda yang digunakan berdiameter antara 0,8 sampai 1,2 mm dan gas pelindungnya menggunakan campuran COr-Ar atau gas CO2 murni. Tingkat kesukaran penggunaan las busur berubah-rubah tergantung dari keadaan hubungan singkat yang terjadi, yaitu makin tinggi frekwensi hubungan singkat yang terjadi makin mudah operasinya. Sedangkan frekwensi ini tergantung dari bahan kawat, diameter kawat, arus las, tegangan pengelasan, gas pelindung dan lain-lainnya. {rueu 3[urp"ft31 uB{q"qefuaru Bfu€nIIIes Eue,( 1e:e1 {nlueqJot uep Suernryeq Euer( uulrcred 'delueur Euuf rnsnq {nlueqJol u"Ie B{"ru ,roleplsloep uBp Jnsnq delueured '1ero1 lnlueqrued rsusq Euez( slng ueleunEEueur .oc Jnsnq u?S?le8ued ruelep e[g sB[ slql lsyag ,Dilox uofluaq.gS nsng so7 G) 'toJ-rv urmdusc tur1ep ry urEu -npmX mp rqtuls mtmqnll lsuerlerd Brsluu urEunqnll IZ'Z'qC 'mmrg urEu -eEal uup ruIEqS uu.tmqql lsuarr{ortr Brr}ur uutunqnll OZ'Z'rqg (/") uo8ty 00t 9L 09 9t, (n) rnsnq ue?uuEel 0€ 8Z t7, oz 0 uawll 97 ?, rt, o o F F {o A0z-v09I urur 8r 0z {o t Z'I l"^rsl 0t C l, ralaIIIero 0sE d IIa 8D 09 r!, oa 0c t\' D' o o ueafi 97.OC 'V0OZ-08t Z'l : t"n.?{ leleru€r(I I o I uIuI 001 001 '>utep red 0g rqrqeleul le4Eurs uuBunqnq rsue/hIe{ e[q rpeirel uelSunlunEusur Euez( ur?l?p ue>plntunllp lulEurs ueEu "^\qBq -nqnq u"p rV-zOJ uerndurec ueEurpueqred erelue ueEunqnq ue>lEuepeg .0Z.Z.rq1 ruelBp l?qlllp ledep lelEurs ueSunqnq rsue^r{e{ u?p Jnsng ueEueSol BJ?luB ueEunqnll uBEpee{ IIe{ l"qIIIp ledep requeE rreq tuuquoleg uuEuep rrBqBpqnred 'rc'z'qD .urEurte; wp snry Boeutoued erqur nrtunqnll dI.Z .qC nlryil\ el?J-"1?u ,l 3l?J-3leu o GI c, oe t, 71ffffffff (s) (s) (r) L' (a) <zl {rrtsrl rnsng se.I z'z (i) Bab 28 2. Cata-cara Mengelas Dan Menotong yang baik. Dalam pengelasan ini biasanya fluks dibungkus dan digulung dengan pelat tipis yang terbuat dari baja lunak. Beberapa cara pembungkusan ini ditunjukkan dalam Gbr,2.22. Biasanya berat fluks yang digunakan antara 10 sampai 30\ dari berat kawat las secara keseluruhan. @@@ @@ (a) O) Gbt.2.22 (c) (d) (e) Penampang Kawat Berisi Fluks. Kawat berisi fluks untuk las busur CO2 secara kasar dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok garis tengah besar dengan ukuran antara 2,4 sampai 3,2 mm seperti terlihat dalam Gbr.2.22(a), (b) dan (c) dan kelompok diameter kecil antara 1,2 sampai 2,4 mm dengan gulungan sederhana seperti ditunjukkan dalam Gbr. 2.22(d) dan (e). Kawat diameter besar berisi lebih banyak zal pemantap busur, karena itu dapat digunakan dengan menggunakan arus listrik AC. Hal ini memberikan keuntungan karena akhirnya las busur CO, dapat memakai alat las busur listrik bolak balik. Tetapi sebaliknya kawat las besar ini mempunyai kecepatan pengelasan yang lebih rendah dan terbatas hanya untuk pengelasan posisi datar saja. Kawat las berisi fluks dengan diameter kecil mempunyai sifat-sifat yang terletak antara kawat las berisi fluks diameter besar dan kawat las pejal. Karena adanya fluks maka busur lebih mantap dan percikan berkurang. Sedangkan effisiensi dan posisi pengelasannya sama halnya dengan las busur kawat pejal. Kekurangannya dengan kawat berisi fluks diameter kecil ini adalah bahwa kawat ini hanya dapat dipergunakan dengan sumber tenaga listrik DC dengan tegangan tetap saja. Dalam Gbr. 2.18 ditunjukkan effisiensi dari las busur CO, dengan menggunakan kawat berisi fluks. 2.2.3 Las Busur Tanpa Gas Operasi pengelasan ini sama dengan operasi dalam las busur gas. Dalam hal semiotomatik, kawat las digerakkan secara otomatik sedang alat pembakar digerakkan dengan tangau, sedangkan dalam hal otomatik penuh kedua-duanya digerakkan secara otomatik. Sesuai dengan namanya, pengelasan ini tidak menggunakan selubung gas apapun juga. Karena itu proses pengelasan menjadi lebih sederhana. Berikut ini adalah beberapa hal yang penting dalam las busur tanpa gas. 1) Tidak menggunakan gas pelindung sehingga pengelasan dapat dilakukan di lapangan yang berangin. 2) Effisiensi pengelasan lebih tinggi dari pada pengelasan dengan busur terlindung. 3) Dapat menggunakan sumber listrik AC. 4) Dihasilkan gas yang banyak sekali. 5) Kwalitas pengelasan lebih rendah dari pada pengelasan yang lain. Berhubung tidak ada gas dari luar yang melindungi maka dalam pengelasan ini digunakan kawat las berisi fluks yang bersifat (a) dapat menghasilkan gas yang banyak dan dapat membentuk terak (b) mempunyai sifat deoksidator dan denitrator dan (c) dapat memantapkan busur. Gas dan terak yang terbentuk diperlukan untuk melindungi logam cair terhadap oksidasi. Deoksidator dan denitrator diperlukan untuk menghilangkan O, dan N, yang mungkin menerobos pelindung dan untuk ini di samping Mn dan Si dipergunakan juga s?l nJn[ uBlrdruBJle{ u"{nlJedrp {eprl B{Bru {}}eruolo eJecas e,(usesoJd eueJBX 'lBrrrsqrp 1"d3p s?l u"q€q ?{?ru '[ce{ l"nqp lBd"p s"l qndu"{ Buer?) 'r8Eup ueseleEued rsuersge u"p urel"p dn>1nc rserlauad eEEurqes reseq eEnfueselaEued snre eleur'leseq Eue,{ s"l }81rre{ u"leunErp ludep eueru;tr 'r11eq leEues sel qeJoup selrlzt\I e>IBUr s{ng qalo dnlnpel uBJreJ rlnJnles euer?) 'ucpueu rnmg ueeqeEued rypur uruEol rruc $ (e k (t tEeIS E7Z'qU uetol Iulsll rnsng leped lzre; JrBs s{nu {nqres IsJeJ ueszlaEuad qrry :lnlrJeq rs8Bqes q"l"pB rur ussBleEuedetec ur"l?p Euqued I?q-l?H'ru?pueJ Jnsnq ssl uu{Brrr"urp rur €rB, B{Bru rur drsuud Buere) 'eZ'1,'lqD urulpp leqllre} Iilades s{ng ru"lep Iu?puoJet ez(uTrlsq Jnsnq IUI uesuleEuad uI?l"C'snJauer[ snJol BJBces uuluedurnrp lefed 1urne4 udnreq Euur( rslEued ruetol uBp $lnu Eundureued nlens rnpleru JnlBrp Euu,( slng ue8uep dn1n1p rmc ureEol Buaru rp suleEuaur ?Jsc nl?ns qel"pu rrrepueJ Jnsnq w.I uDpua[ ilsng sD7 tosDp-tDsoq rrrBpueu Jnsng sBT (t) ?.2.2 'f,c ueEuep sul tele uped uep uuleuntrsdrp 1u,(ueq qlqel )V 1rr1s4 ueEuep sel 1BIB e{sru rur 1"JIS-1€JIS uuryeq:ed ueEueq'ryeq uu8uep rnlerp ledep rnsnq Euelued eEEurqas >1u1sq uelreqred uruluEusur lefueq qelel rur uuseleEuad sesoJd {nlun {qeq l"loq snJe ueEuep {rJlsrl sq $W-Wle rur Jn{Ie-Jrq1y 'nEuuEEuour Euef rnsnq Euefuud ueqeqnrad rpelre1 uele BIBIU CV {lrlsll ueleunEtueur BIIq lde1e1 'q€qn-quqnreq >lefueq {?pn Inlueqrel Euef rnsnq Euefued eleur'de1e1 ueEueEol ueEuep JC {lr}sll Jequns ueleuntrp epg 'nluegol Euef rnsnq Euefued nluns uulnlradrp rur IBq ruuleq 'roleJ]ruep u"p Jolepr$loep 'se1 leme>1 Eunpuqad golo ue>lnluetrp sBI s"lrl"/rr{ set edu4 Jnsnq s"l tu"lzC zo'1 t00'0 600'0 €0'I 0t'0 (%) suC eduul .rnsng su1 80'0 upud uesel ruu8ol qu4y .tqsodruoa ZI.Z pqBI 'ZI'Z pqe;. tuBIBp lerll[p ledep ue>1lseqrp Eue,( uesel ureEoy erunl rsrsodruo;tr 'ur€l eJBc ueEuep ueleunErp Euef sq rueEol eped nrsodurol ueEuep uelEurpueqrp epq 6Eu4 qlqel qnef Euef se1 ueEol urelep rp 1y uuEunpu"{ rrep leqll1p ledep rur 1u11 'tunrununle uzryndurucrp >lefuuq e,(uurzlep eI rur wl le^\?{ {nlun snsnq)'JZ u"p IJ 'lV 6Z L {rr}srl Jnsng s€-I z'z Bab 30 5) 2. Cara-cara Mengelas Dan Memotong yang tinggi dan perubahan-perubahan teknik pengelasan yang dilakukan oleh juru las tidak banyak pengaruhnya terhadap kwalitas las. Karena busur yang tidak kelihatan, maka penentuan pengelasan yang salah dapat menggagalkan seluruh hasil pengelasan. 6) Posisi pengelasan terbatas hanya pada posisi horizontal. 7) Karena prosesnya otomatik, maka penggunaannya lebih terbatas bila dibanding dengan las dengan tangan atau semi otomatik. Dari hal-hal seperti disebutkan di atas keadaan yang paling menguntungkan dalam pengelasan ini adalah besarnya arus yang dapat digunakan. Bila menggunakan beberapa elektroda dalam waktu yang bersamaan arus las dapat dinaikkan sampai kira-kira 3000 Amper. Hubungan arltara efisiensi dan'arus dalam pengelasan busur rendam ditunjukkan dalam Gbr.2.24. 7,3 6,8 6,4 5 5,4 o 5,0 4,5 bo 4,r 3,6 (B o o .F J 1) )7 2,3 +-#-- 1,8 ^1'l ++r= t,4 0,9 0,5 +."eH *d dlllP o 2 4 6 8 lo 12 14 16 1820 Arus (x 10'zAmP) Gbr . 2,24 Hubungan Kecepatan Pemindahan Logam dengan Arus Pengelasan dalam Las Busur Rendam. Karena dalam pengelasan ini busur listriknya tidak kelihatan, maka sangat sukar untuk mengatur jatuhnya ujung busur. Di samping itu karena mempergunakan kawat elektroda yang besar maka sangat sukar untuk memegang alat pembakar dengan tangan tepat pada tempatnya. Karena kedua hal tersebut maka pengelasan selalu dilaksanakan secara otomatis penuh. Mesin las otomatik pelaksanaannya bermacam-macam, salah satu di antaranya ditunjukkan dalam Gbr.2.25. Pada jenis ini kepala las dibawa oleh kereta yang berjalan melalui rel penuntun sepanjang garis las. Fluks yang diperlukan diumpankan melalui pipa penyalur dari penampung fluks yang juga terletak di atas kereta. Biasanya mesin las ini melayani satu elektroda saja, tetapi untuk memperbaiki efisiensi pengelasan kadang-kadang satu mesin melayani dua atau tiga elektroda. Mesin las ini dapat menggunakan sumber listrik arus bolak-balik yang lamban dan arus searah dengan tegangan tetap. Bila menggunakan listrik AC perlu adanya pengaturan kecepatan pengumpanan kawat las yang dapat diubah-ubah untuk mendapatkan panjang busur yang diperlukan. Hal ini dapat diatur dengan mengukur tegangan busur yang kemudian dipakai dasar untuk menentukan kecepatan pengumpanan kawat I. '{?prl ?i(uuml Suzi( Suepes'lV %9I'0-90'0'Z%Z|'O-ZO'O'lL%9rO-90'0 Sunpue8ueur >J9 htll ,'r] €'0 > g0'0> 980'0 9Z'7,-SL'r 90'0> 9Z't -S8'0 9g'0-s I'0 8 t'0-0I'0 0z'0-zl0 ,I HA )sr Wa 0r'I-06'0 0r'0-sr'0 6r'0-r0'0 9Z'I -S8'0 9e I^[€I NA )ZI WlI 0r't -06'0 09'0-9t'0 0t'0-0r'0 90'0> 90'0> sI'0-t0'0 '0-s r'0 s0'0> nJ (%\ @/trt-tt ,,tr=l S se1' v SA\y) ,*r=l zt'ta )8'IA I 8 ',Ig J rs?IgrsEI) tsrsoduroll le,{ru) "Irur;1 .ruEpueu rnsng saf 1e,nuy pulgqseds 0z'z-08'0 s0'0> 08'r-o€'r 9Z'0-S0'0 oe'r-os'o { s0'0> 9n'0-92'0 { 90'0> l 1 IeqBI It 1(VS sr'o> Z€ A\VS Ig A\YS { €Z A\VS lt[VS I ZZ t IZ AI.VS II A\VS 0t'0> J IS (7) sel ten?) ?rul) tI.Z ,r'0> rr'0> 9Z'0-S0'0 uhl d zI na tr)9 hl8 I IS 08'0-02'0 s 0r'0> 90'0> uI/{ d s ] I 0z'0-0I'0 99'0-09'0 Eduul" I t'0-1.0'0 9 rr rse{Ills"l) tsrsoduro; (fSOf-ffCC Z SIf)'ruBpua1 msnfl sua lunuy pulgpadg EI'Z IaqBI 'qzsd;e1 eJ?tes sBq"qlp "[u"npe{ B{"ru ues"l lrsuq d€pzqJel J"saq Eue,( qnreEued te,(undrueru $lng uep s"l 13t\3>l sBIII€^\{ eueJa) 'ueleun8rp tue,( slng u"p sBI 1"1("{ Irep uzqeq'{npq ure8o1 s€UIBAI qelo rqnreEusdrp le8ues u"pueJ Jnsnq wl ue8uep u€{Fs"Wp Eue,( se1 g"Jeup 1€JIs-1€JIS 'n13s rJBp qrqel epoJl{ola uzEuap uusuleEued >lnlun nule r33u4 ueledecol uuEuep srdrl 1zled sele8ueu {nlun u€{€unErp 8uepe1-Euepel Iul O61 1u1sq ueEuop s€l ulse6 '11eq suluelod re{Btueru e,{uesetq uep de1e1 l"nqlp ledep ueuedurnEued ueledocol du1e1 ueEueEel ue8uep qerees snJB IrJlsrI Joquns ueleunSSueur BIIS 'gZ'Z'qD ruelep leqllJel luedas 'ltropueu mm{ s8a ulsel{ sz'z'qo rnsnq ueEurEel :nleEued yeqe; eleJe) eteuel leqe;1 (3y) rnleEusd :p1o;1 1e,ne1 uedunEue4 l?llr"X IE {rrlsrl rnsng s€:I z'z z8euel reguns 32 Bab 2. Cara-cara Mengelas Dan Memotong (2) lenis Kawat Las Kawat-kawat las yang digunakan untuk las busur rendam mempunyai komposisi kimia yang berbeda-beda tergantung pada penggunaannya. Komposisi kimia dari beberapa kawat las yang distandarkan menurut JIS ditabelkan dalam Tabel 2.13 dan yang berdasarkan pada AWS dalam Tabel 2.14. Secara kasar kawat-kawat tersebut dapat dibedakan berdasarkan kandungan mangan (Mn) sebagai berikut: I ) Kelompok Mn rendah : Kelompok ini mengandung Mn antara 0 ,2 sampai 0,8/o dan biasanya digunakan bersama-sama dengan fluks jenis ikatan. 2) Kelompok Mn sedang: Kandungan Mn dalam kawat las ini berkisar antara 0,8 sampai 1,8/odan biasanya digabungkan dengan fluks jenis leburan. 3) Kelompok Mn tinggi: Kawat las ini berisi Mn antara 1,8 sampai 2,2/odan penggunaannya digabung dengan fluks jenis leburan. Kelompok ini dapat dipakai untuk berbagai penggunaan misalnya las lapis tunggal,las lapis banyak, las tumpul dan las sudut. Komposisi kimia dari kawat kelompok Mn rendah dan Mn tinggi yang terdapat di pasaran dapat dilihat dalam Tabel 2.15. Kawat tersebut biasanya dibuat dengan garis tengah 2,4;3,2;4,0;4,8;5,6;6,4 dan 8,0 mm. Berdasarkan effisiensi pengelasan, kawat yang banyak digunakan adalah kawat dengan diameter antara 4,0 sampai 6,4 mm. Hubungan antara besarnya arus yang diizinkan dan ukuran kawat ditunjukkan dalam Tabel2.16. \u,.,,. Merek\ Tabel 2.15 Komposisi Kimia yang Umum Dari Kawat Las Busur Rendam us US 36 untuk Baja Lunak dan Baja Kuat YD (Ti. Tebel Diameter kawat (mm) Besar arus (Amp) (3) 2.16 2,4 43 YA C si Mn 0,06 0,07 0,12 0,13 0,01 0,01 0,37 0,57 0,03 0,02 1,95 1,94 Diameter Kawat dan Besar Arus. 3,2 4,0 <400 300-500 350-800 4,8 500-1 6,4 8,0 100 700-1600 > 1000 lenis Fluks Dalam Las Busur Rendum Dalam las busur rendam digunakan dua macam fluks yaitu jenis leburan dan jenis ikatan. Jenis leburan dibuat dari bijih yang dicairkan lebih dahulu dan kemudian ditumbuk. Dengan menggunakan fluks jenis ini tidak ada unsur-unsur paduan dalam fluks yang dapat masuk ke dalam logam cair, karena itu kawat las yang digunakan harus sudah mengandung unsur paduan yang diperlukan. Besar butir serbuk fluks juga mempengaruhi hasil pengelasan. Dengan arus yang sama besarnya, fluks dengan butir yang lebih halus akan menghasilkan penetrasi yang lebih dangkal dan menghasilkan permukaan manik las yang lebih rata. Jenis fluks ikatan dibuat dari serbuk bijih dan serbuk paduan yang dicampur dengan natrium silikat dan dijadikan adonan yang kemudian dibakar padasuhu rendah sehingga tidak terjadi peleburan. Selama proses pembuatan ini unsur-unsur untuk deoksidasi ditambahkan bersama-sama dengan unsur-unsur paduan yang diperlukan untuk men- t uellles" u"p ueEr$lo EJelu? u"SulpueqJed eyq rpelret pr e1u,(51 :l"Jleu z1u,(51 (t 'ue14esers1o e1e[u Eueluel 1niue1 qrqel ueqsulefip rur ge,r\Bq rC'rs€prs{o e1e,(u nele ueqrqelJeq Eue,( ueErslo uu8uep elefu (c) .reqrue8 urel€p u"p IBJleu 8ue,{ u1e,(u (q) reque8 eped 'rsesrrnqrel u1z,(u nule 'ueqrqepeq Sued uelqese ue8uep e1e,(u ue11nfun11p (e) requreE ur"leq 'gZ'Z 'JqD urelup ue11n[un1rp 1]redas uolrlese seE uzp ue8rslo seE e,relue ue8ulpueqred uup Sunluu8rel qeqnreq ledep ueltlese-rs{o sBI ur"l"p ue;elequed pseq e1e,(51 uaplaso-rs4g o1otS1 (f ) 'sn13unq.te1 uporllele rnsnq s€l uup uelBese-ts1o sey uuEuep ue8unqnqreq Eue,( Ieq1eq uelEutpueqtp Ll'Z pqe3- tuepc 'snlEunq:a1 €poJqale rnsnq s"l 1u,(ueqes >1epr1 e,(uuetelewed undnelerrr ueEuudel rp rulzdrp 4e,{ueq ue[]ew-Islo sBI z>IeIU 5llJlsll eEeuel ue{nlreuou {€prl BueJeX 'ualrlese-rs{o sel reEeqes uelqrutp e,(urunun eped se8 se1 e8Eurqas'ua1t1ese suE qeppe ue1eun3ry 1e,(ueq 3u1ed Eue,{ rut rDIBq ueqeq eEr1a1 ?r?luu tq 'uaEorplq nele uedord 'uellles? seE-ss8 ueleun8lp ledep rulzq ueq"g reEeqeg 'sl8ued ueEol uep {nput rueEol uB{JI?cuoIu ledup 3ue,( nqns ue8uep rdz ep,{u uz>ilnqturuetu et8urqes z6 ue8uep se8 :e1eq uzl1uq Je{BquIeIu ueEuap ue{n1ellp seE ueEuep ueseleEue4 sBc uB8uec uBsBleEued E'z '1ede1 uesuleEued-uesele8ued urBIBp ue>leunErp 1u,(uuq ruI s{ng B{"ru 'r33ur1 sn.re ueEuep 1e,(ueq ryuq 8ue,( {ru"Ieu IBJIs uu>lllsetlEueru ledep eueJ?) sldel ueseleEuad urelep e,(uuueunEEued 1rrypas leEues tdu1e1 '1eqe1 efeq 1e1ed ue -3unqure,(ued rrep rsrs enp lz3Eunl srdel uesuleEued {n}un {IBq leEues uep {Eunl eleq ueseyeEuad 1n1un ueleunBrp Eue.( ue1ury stuef>lnsuuuel ruI slnld : Sr-H.tId '3ur1uad b uelere.(sred ueludn:eur 1nqun1-rln ?uBIu Ip leJeq Is{nJlsuol-Is{nJlsuo{ urBIBp 1en1 eteq uzp {€unl efeq uesele8ued 1n1un {l€q }q ueJnqol sruel s1nlg : SI-JI (g '>lnqtunl yfn uep gur8orpe.r rfn urelep 4eq Eue,t lugts tefunduetu e,(uuesele8ued pse11 '1en1 eleq nzl€ {Bunl e[eq qnlun lnpns sBI uep lefuuq srdel'1e33un1 srdul uesele8ued {n}un le,l\e{ sruef rueceur-wecuruJeq ueEuep ue>leunEtp IUI u€Jnqel sruef s1n1g :8€-.ilhtr Q 'r38utl utr l l€l(€{ ue8uep ueleun8rp e,(uesutq 'rEEuyt 8uu,{ se1 snJ€ {nlun ueleun8rp ledep 1epr1 tde1e1 'srdr1 rur sruel enpe) 1e1ed-1e1ed eped rE8url uuledecel ueselaEued 1n1un leledlp 1u,(ueq e,(uenpe; 'u€leJe{ qepnur >1upr1 Eue,( uu8unqrues ueqpseqEueru u€p JIe, ure8o1 tssod -tuo{ >lesnJeur {epll 'tEEurl 8uu,( sey ndururu 1e3n te,(undrueur Surseur-Eurseur 'OuW 1e,(ueq EunpuuEueur u"p uernqel stusf 4nseurrel Iut s{nlg :0r-.{A 'gS-D ( t 'lnqasrel repu"ls uep Eu4ued Ieq-leq uu{Isrnlp ruI }n{IJeq'qoluoc teEeqeg 'SIf lnrnuoru ue{r€pue}slp ?ue[. epe qe1e1 e,(uurulu€ 1p ede:oqeq rde1e1 epe urnleq qrseru {rl"urlsrs 8uu,( rcurredra} qrqel ueEuoloE8ue4'e,(uteEeqas urcl u"p gurtorper 1fn 1e3ys nel" Ir{€l-r[n ruelep ]"JIS I{t€qredueur e.(qestur 'snsnql lenqp 8uu,( zpe eEn[ uerln8ued lnpns uep uelEuepeg 'rEey e,(uute1 8ue,{ uuseyeEued 1n1un uep 1u,(ueq srdey ueseleEued 'tE8ut1 snre ue8uep leEEunl srdel uesuleEued 1n1un snsnq{ 3ue,( slng 1n1un u,(u1esrtr l 'q"{es 1e,{ueq le8ues uapueJe} Jnsnq s"l urelBp slng suel-sue1 'Jeseq qrqel rpefusur Inlueqrel 3ue,( se1 {IuEru->lIuBIu uup lelEuep qrqey ue1e1t stuef rJep rserleued uernqel suefue8uep uelEutpueqtp epg'radure 000I qlqeletu sul snre ellq {l€q qlqel rpu fueu se1 ndrueru lqIS IuI srue[ slng ueEueg 'ueseleEued Is"q sB]IIB,t\1 eEet :t {rrlsrl rnsng se.I z'z Bab 34 Tabel 2.17 2. Cara-cara Mengelas Dan Memotong Perbandingan Penggunaan Las Oksi-Asetilen dan Las Busur Elektroda Terbrmgkus. Las Busur Elektroda terbungkus Efisiensi Rendah (suhu 3000'C) Tinggi (suhu 6000'C) Sifat mampu las Harga peralatan Harga bahan las Ketrampilan juru las Kurang baik Murah Baik Sama Sama Sama Sama Penggunaan Terbatas pada las tipis Luas Mahal Kerucut antara (r) Nyelr rsetilen lebih (Nyala karburisasi) (b) Nyehnetral Kerucut dalam (putih bersinar) duar(birubening) Kerucut dalam (pendek dan ungu) (c) Nyrla olsigcr tebih. (Nydr olsidrsi) -------------- 3) f"rucut luar (Pendek) aF,-...--..-..Gbr. 2) I 2.26 Nyala oksi-asetilen. sekitar satu. Nyala terdiri atas kerucut dalam yang berwarna putih bersinar dan kerucut luar yang berwarna biru bening. Nyala asetilen lebih: Bila asetilen yang digunakan melebihi dari pada jumlah untuk mendapatkan nyala netral maka di antara kerucut dalam dan luar akan timbul kerucut nyala baru yang berwarna biru. Di dalam bagian nyala nyala ini terdapat kelebihan gas asetilen yang menyebabkan terjadinya karburisasi pada logam cair. Nyala oksigen lebih: Bila gas oksigen lebih dari pada jumlah yang diperlukan untuk menghasilkan nyala netral maka nyala menjadi pendek dan warna kerucut dalam berubah dari putih bersinar menjadi ungu. Bila nyala ini digunakan untuk mengelas maka akan terjadi proses oksidasi atau dekarburisasi pada logam cair. Karena sifatnya yang dapat merubah komposisi logam cair maka nyala asetilen berlebih dan nyala oksigen berlebih tidak dapat digunakan untuk mengelas baja. Dalam nyala oksi-asetilen netral terjadi dua reaksi bertingkat yaitu: crH, 2CO 2H2 t 02 --+ 2co + + O, -' 2CO,) H2 + Or.- 2HrOj kerucut dalam kerucut luar Suhu pada ujung kerucut dalam kira-kira 3000'C dan di tengah kerucut luar kirakira 2500'C. Suhu ini masih lebih rendah dari pada suhu yang terjadi pada busur listrik '(gt'Z teqel) sepp uele Eue.( rueEol eped EunlueEral slng uep rsrsodruol uep uueunEEued'lBJSoJ runrJl?u uep s{?Joq'>Iroq ruese eJeTue nBlB u"p seleE lnqres s{?Joq etelue uu.rndurec qBI"p? e.(ueserq rur ueseleEued eped s{nlc 'JrBc ueEol epud Isepls{o uepulq8uour {nlun n"}e seE uelnrelsd uuqeueur'rrec rue3o1 u€JrBce{ 1elerep 'se1 ureEol leJrs-leJrs rTeqredureu Inlun s{nu eEn[ uuleunErp usylese-rs>1o ueseloEued ruBIBp Euepel-8uepe)'gl'Z IeqBI ru"lep ue11n[un1lp e,(uerulue rp edereqog.ureEol ru?ceru-ureo€urreq seyeEueru {nlun uelzunErp ledep ueylese-rs1o ueseleEue6 uoyn1tadlq &uotr syn1g uoq uoounZ&uatr (t) qrslequred 'q"pnu lzEues e,(uuelnqtueEued uep efuueeunEEued eleur eieq 1o1oq-1oloq urelep uedrursrel ?uer?{ uep ,uttlf4 91 redrues u"{e}rp ledep uaplase seE ufueserq rur ?r?o uuEuaq .rzsag Suez( qepun[ ureyep ualrlese seE uellnreleru ledzp Eue,( uolase l"Jrs sel" uEUBsBprp rur Br?C 'set 1o1oq urelsp uedunsrp Euef uodroq IBZ r{olo deresrp qe1a1 Euud uoles? rrrel"p e{ uelBess seE ue1ln.re1eru ueSuop ue{lneqrp Euzpes u"ue{el uelqes? seg 'LZ'1,'lq9 urel"p uellnfunlrp Jre e{ prqJ"I srual leye uep ueunsns 'rre tuelep e1 ueldnyec1p u"p Suufuerel nl"ns tu"lep uelledrueyp plqJu{ rp "u"tu 'dn1ec sruef qelepe eEr1e1 3ue,( uep Jre rrrBIBp o1 ue1qn1eftp plqre{ eu?ru rp rre e{ prqJe{ sruef qulzpe Euu,( 'prqrel eI ue>lselelrp rre Bu€ru plqJ"I a1 rru suel qelep" "npel seE gseq8uod 1e1e sruefureceru eErl 1p eureged Eue['ueplese ledeprel 1e11erd wBI"p rC 'JrB ruspuSJol Eue,( uerueEued 1e1z nlens Euesedrp eduedrd tualsrs eped uleur rur efeqeq uupurqEueur 'Bpe nleles }ngesrel e,(equq SunsEuel ue>lSunqnqrp Suef se8 pseq8ued 1e1u ueEuep qupuer uBu€I4 sruefeped uelSuepes ! upe 1epl1 eEnlIII"q rde efurpefrel e,(eqeq Suepes u"ue{el eped n1r Surdures rCI 'BlBJoru qrqal Suef sel sslrl"a\I ue>lpseqrp ledep Euupes u"ue1el ue[lese ueSueq 'seE 1o1oq-1otoq ur"lep uz{{nwurp u"p uz{lnftlrp eduuaplese seE Euepes ueue{el sruefeped ueqEuepeg 'seE yseq8ued 1e1e rrep EunsEuel uzlledepp e,(uueplese seE e,(ueselq uep ua8rslo seE uernquros gelo desuel uelrlese {nlun sz8 qepuer ueu"{el sruelepe6'Egururgggl redues 001 BJ"lue uep]ose uuu"Ial {nlun ueuelol suef uep Egurur ggl redrues uuu"{opoq uaplos€ set 1n1un ueleuntry Euepes 8uu,( qepuer ueu"{a} smel nlre,{ 1u1e sruel enp ledeprel {et>lerd rueleq 'relequrad uzp rnqure,(ued uep rJrpJel 8ue,( se1 1e1e uelnpedrp ualrlose-rs1o uesela8uod ureleq ualuasD-tsrlo so7 ,olv-rolY (z) 'ueseleEuad pseq eped {nlueq ueqeqnrod pefrel eEEulqes eles qepuar Eue,( n[21 ueEuep seleEuaur >1n1un reledrp rudep e,(ueq ueylese-rs{o sBI e>leru rur Ieq eueJs) 'ryeq Euernl eEnfnqns rs"Jluesuo>l u?p st !S i {rrlsr-I rnsng s".I z'z 36 Bab Tebel Logam induk Baja karbon Besi cor abu-abu 2. 2.18 Cara-cara Mengelas Dan Memotong Pengelasan fogam dengan Las Oksi-Asetilen. Macam nyala api Netral INetral [Oksidasi lemah Besi cor maliabel Nikel Paduan Ni-Cu Oksidasi lemah Karburisasi Netral atau karburisasi lemah Tembaga Perunggu Netral Netral atau oksidasi lemah Kuningan Oksidasi Fluks Logam pengisi Tidak perlu Baja karbon rendah Besi cor abu-abu Perunggu Perunggu Perlu Perlu Perlu Tidak perlu Tidak perlu Tidak perlu Nikel Monel Perlu Perlu Perunggu Tembaga Kuningan 2.4 Pengelasan Lainnya 2.4.1 Las Listrik Terak Las listrik terak menggunakan panas yang dihasilkan karena resistansi listrik dari terak cair. Kawat elektroda diumpankan secara terus menerus ke dalam terak yang mencair dan karena panas yang timbul maka logam dasar dan kawat las mencair bersama. Untuk menjaga agar terak dan logam cair tidak mengalir keluar digunakan sepatu tembaga yang didinginkan dengan air yang ditempatkan pada kedua sisi alur secara tetap atau dapat digeser. Secara garis besar las listrik terak ini ditunjukkan dalam Gbr.2.28. tembaga Logam induk Terak cai Logam Sepatu tembaga Logam lasan Air pendingin Logam i Hasil lasan Gbr. 2.2E Skema Las Listrik Terak. Las ini sangat efisien untuk mengelas sambungan-sambungan tebal dengan posisi tegak. Sebagai contoh misalnya pelat baja tebal 300 mm dapat dilas sekali jalan dengan menggtnakan tiga elektroda secara serempak. Efisiensi pada las ini dengan posisi tegak lebih baik dari pada efisiensi pada las busur rendam posisi datar. Karena itu las listrik terak sangat sesuai untuk pembuatan alat-alat kimia dan mesin-mesin yang menggunakan pelat-pelat baja yang tebal. Pada pengelasan ini tidak diperlukan alur yang rumit, biasanya cukup dengan kampuh I dengan antara 20 sampai 35 mm. Pengelasan listrik terak menyebabkan terjadinya pengasaran butir baik pada logam las maupun pdda daerah pengaruh panas, yang menyebabkan ketangguhannya menurun. Bila pengaruh ini harus dihilangkan maka pada hasil lasan harus diadakan perlakuan panas. Euesedes ueEuep ue8unqures ledtuel eped 1deftp sepp Eue[ 1e1ed 1pp s"l luel"C 'It'Z 'rqg eped rgedes suuE se1 uep 0€'Z 'rqg ur"pp uel4nlunlrp predes {}p se1 nltef 6u1 Feqp qlselu uep srdq lepd-te1ed lntun ue>IBUB$lBIrp e,(uesurq Euedunt ueEungures 'pdurnl ueEunqurus uup Euedurnl ueEunqures nlref ue8unqrues lodruole{ ledep-re1 ruI sel tueleq'{lrlsll "np rsuelsrseJ e,(uepu BueJe{ JIBcueIu uep seued tpeluotu lnqosJe] ueeqnurred eEEurqes uB{JII"rp IrJ}srI snJ? ewus Eue[ lees eped uep ul"l €rues n]Bs u"{ue{e}Ip Eunquresrp Suef 1e1ed ueelnuued €u€tu Ip uuselsEuod sJBc nlens qelepe {IJ}sII Isuelslsal s?'I {l$slI IsuBlslseu sBT t'?'7, 'lepued unleq rlrseru rs€Jleuad eueru rp uuelnruJod sey z,(uEuufue4 G 'srd4 qrqel Eue( 1e1od-1e1ed 1n1un ue>leunErp ledeq (g 'r?nsos nlBIJel lepq Sunquresrp 8uu,( 1e1od undnele,r qrqey eurndues ue4eunErp ledep qrseu nlr eueJe{ 'su1-nduruur le;rs rqnruEueduraur 1e,(ueq {uprl {npu ureEol uep e8eqtuel nledes Etelue {Bluo{ uuuurndures Euern4e; (Z 'uelnlredrp Suef seuzd rBreue leuraq8ueru qrqel uup 6tu4 qrqel ueseleEued ueledocel eEEurqos lrduresredrp ledep qndurel {"r"f (t :n1re,( '>1ere1 lrJlsll s"l depeqrel uulntEunel edereqeq re,(undrueur seE 4.r1s11 sBI lngesJot ueepoqred eueJ?) 'ruur 0€ 1eqe1 redures eleq seleEueru 1n1un re>1edrp seE {rrlsrT sB'I 'epor}{ele uep rrec rueEol etelloe Inqu{l Euef 4rr1sq rnsnq funpurleur rurs 1p zOf, seE uep rsEung 'reseErp ledep Eue,( etequral nledes eped SuuqnlSueqnl rnluletu ue{snqueqrp Eue,{ 263 seE ueEuep 4ue8rp leJel {rr}srl se1 eped slng u,(ueq '4ere1 ryr1sr1 sey ueEuap eues rrdrueq seE 1tr1sq su1 zped J"s"p-JesBC sBc {llrslT 'uudunrel \\ t {Fls!.J srl 6Z'Z'rq1 6. H lnpur tue8ol i \ ,,lnrrfi I sir$unqued I d;4 4rrel sBT z'?'z \YX B--A ufeq zdr6 uesey rrcc etequral uetol ureiol il?c )ier5l nledeg uedurnrel edr4 '€uuqJepes qrqel rye[ueul I€Jel {rJlsrl se1 sesord sIeru rur ueryeqrsd '62'7, 'rq1 ue8ueq urBIBp uullnfunlrp rur ueseleEuad resep-res"O '{rJlsrl eEeuel rnlefued uup s"l 1e1(B{ rnlefued'{BJal l"nqued s4ng qequeued reEeqes rsEun;req rur ueseleEued urelsp uedrun edr4'lnqesrsl edrd Eueqnl rnlsleur uzluedurnrp s?l lu^re{ u"p Jruc {BJel ur€l"p e{ ue)plnsetu1p s{ng ueEuep snlEunqrp Euzf eleq edrd rur ueseleEued Bp"d'u€{ruqred nlens uelednreu uedurn edrd ueEuop {eJel {rJtsrT sel sruel Irrlsr.J rnsng se-J z'z r Bab 38 2. Cara-cara Mengelas Dan Memotong Tekanan I Elektroda-- Arus listrik Elektroda roda ,Transformator 1f,,"*".,,",.. Lasat/ I Tekanan Gbr. 2.30 Les Reistansi Titik. Tekanan Gbr, 2.31 Las Resistrnsi T[mpang. elektroda dari paduan tembaga dan kemudian dialiri arus listrik yang besar dalam waktu yang singkat. Karena aliran listrik antara kedua elektroda tersebut harus melalui logam yang dijepit, maka pada tempat jepitan timbul panas yang menyebabkan logam di tempat tersebut mencair dan tersambung. Pada tempat kontak antara elektroda dan pelat juga terjadi panas karena tahanan listrik, tetapi tidak sampai mencairkan logam, karena ujung-ujung elektroda didinginkan dengan air. Pada las tumpang garis sepasang roda dari paduan tembaga menggantikan elektroda pada las titik. Selama proses pengelasan roda elektroda ini ditekan dan digerakkan melalui garis las. Dengan ini maka terjadilah sambungan las garis. Sambungan ini dilakukan bila di samping kekuatan, sambungan juga harus kedap udara. Walaupun dasarnya sama ternyata las garis memerlukan arus antara 1,5 sampai, 2,0kalilebih tinggi dan tekanan antara 1,2 sampai 1,6 kali lebih besar dari pada sambungan las titik. Sebagai contoh misalnya untuk sambungan las garis pada pelat 0,8 mm diperlukan gaya tekan sebesar 300 kg dan arus listrik 1500 A. Pada sambungan tumpul untuk batang atau pipa, ujung-ujung yang akan disambungkan diadu, dialiri listrik dan ditekan. Sambungan tumpul ini dibagi dalam dua macam yaitu las tumpul lantak dan las tumpul tekan. Pada las tumpul lantak batang yang disambung diadukan den gafl gaya tekan rendah sehingga terjadi busur listrik di beberapa tempat yang dapat menaikkan suhu logam setempat. Bila hal ini dilakukan berulangulang maka akhirnya akan dicapai suhu tinggi yang merata dan kemudian kedua batang tersebut ditekan dengan gaya tekan yang tinggi yang menyebabkan tersambungnya batang tersebut. Skema dari proses pengelasan ini ditunjukkan dalam Gbr.2.32. Tekanan Arus listrik Elektroda Benda kerja el"iioa" Gbr.2.32 Las Tumpul Lantak. Benda kerja Gbr. 2.33 Las Lantak. Pada las tumpul tekan, permukaan yang akan disambungkan perlu dibersihkan dari kotoran dan karat. Kemudian kedua ujung ditekankan satu sama lain sehingga terjadi pemanasan karena adanya aliran listrik. Bila suhu sudah cukup tinggi maka kedua batang ditekan dengan gaya tekan yang tinggi sehingga tersambung seperti terlihat dalam L. v JeleruBrp uESuep {llp n}ens 3p3d l"sndJel {npul tusEol Inqunueu 1BBS eped }nqesrel uoJl{ele J€urs lsnqrueu 8ue,( lruE"ul oJl{ele Bsuel u">leunSSueuI uBSuep u€{l?sndry rur 63url uel"dere{ uoJl{elo J€uIs uelpnruo) '6EuI1 Eue,( 1rr1sq ue8ue8a} ue8uep ludscrodry uerpnuo{ uep E11urw E_OI rellles ueedrueqel ue8uep edruuq tu€l"p uB{ -szuedrp Eue,{ urer;lo^\ ueruuru qelo ue{Jecuedrp 3ue,( IBIuJel uoJl{ela r.rzp uelledeprp ueleun8rp Eue,( r8Eurl ueledecel uorl{elg '{npq ureEol us{rlscuetu ledep 8uu,( suued lnqunl e{Btu IuI u?Inqunl sueJu) 'edureq Jgsotul€ urepp sepp 8ue,( ure8o1 eped ue{{nqunlrp Eue,( 63ur1 ue}edecel uoJl{ele ueleunEtp uoJllele J€uIS sBI tu"leq 'uuurslJeq 8uu,( ure8o1-ureEol ueseleEued {nlun uep tE8utl .rrec >lltlt ueEuep ure8o1 -ureEol';111e ure3ol-ureEol uesele8ued urBIBp ueleun8tp qe1e1 3ue,( PJ"c q"l€p" uoJl{elo Jsurs s€l sule rp lnqesJel erec e8t1e1 etelue 1q'1nfue1 qtqel uuEuequreEued uelnlJelueru qrseur uelSunlunEueru 8ue,t urnrun €Juces ueeun8Eued {nlun rdulel 'uuleunEtp qe1e1 lnqesJel ueseleEued eJ?c nluelJol Sueprq-Eueplq ur"leq 'JosBI sel uep eurseld Jnsnq s"l 'uor11e1a J"urs s"l qel"pe ulel eJelu€ uelEueqrueryp Euepos Suef nruq su1 tEo1ou>1e1 uorl{elfl rEuls sBl s'v'z 'suns8uepeq uer.rleured lees uped uetrled JelIIos Jgsolulu rnle8ueru ueEuep nel€ s{ng ue4eunSSueur ue8uep qleqredrp ledep ueulud r:1ed uru3o1 urel"p e1 ueldnlectp Eunqurustp Eue,( ure8o1 suelu Ip 'dn1ec '{rJlsll rsu?}slseJ uB{lIsBqIp seued euutu Ip ISU€lsIseJ "ueJBI ue{llw4p seued eueu tp '63up rsue,{Ie{ {Irlsll IsInpuI 'tslnput 'seued Jequns "uoJel te8eqes uuleunErp Jnu?1 eu?tu rp ornuel 1e;ts-1e;tg .JIB3 tr1e6 0 IJIBd (S u1e4 (S rrle4 G 'uelseuedrp 3ue,( eEequrel n€le rseq Jeplos rJep ue>lqepurdrp seued eueur tp 'replos u1e4 (g 'seE rde e1u.(u e,(uepe BueJ?{ u"{lnquqlp seued eueul tp'seE u1e6 'tue{lo^\ ?poJqele ueEuep nele k uoqJe{ €poJl1e1a uuEuep IIJ}sII Jnsnq IJBp ue{lls€qrp suued eueur tp'rnsnq tr1e4 ( t :nlre,( 1oduro1e1 qnfnl urepp IEeqlp uetrletued 'e,{useued rtreue ueepe8ued erec u"{rBSEpJog'{Bunl uled te8eqes qd-us-lg uep uS-Ig'us-qd uunped uep s€Je{ uled teEeqes uelqodruolaltp z,(uesetq Eue,( e8equel uep ueEutunl 'nJ-CV uenped : qelepe rrled ure8o1 te8eqes ueleun8rp Euu,( ueEol-ure8o1 '{npq ure8o1 Bnpe{ erelue eEEuor ur"pp e1 rqe8ueur ledep eSSurqas r88url Eue.( uBJI"ceI 1eferep te,(undrueur rtec trled ure8o1 re8e t88utl dnlnc snJaq nqns uerrleured seso.rd BIUBIoS 'lcq 00I/€I tedrues 961/E ereluz {Blelrel lnqosJel eEEuor ruEz uelrnluelp SA\V qalg 'uq8unru [ce{es u"{"gBSnIp uledrp uzle Eue,( lnpur rueEol ueelnurred Bnpe{ etelueuEEuor re8e ue1;n[uelp e{eul'tusup utuEol eped rJ"p qepueJ qrqal Eue.{ u"l€n{e{ te,(undureur e,(uurnurn epzd uled ure3o1 suoJ?) 's?Je{ rrled uru8o1 lnqesrp 8ue,( 3"ggy IJBp qlqel JIsc lllll re,(undrueur 8ue,( ulzd rueEol uep f,.gg, Ir€p q"pueJ qrqel rrec {l}ll r€.{unduraur e,{uureSol euelu Ip {€unl uled ure3ol n1te,( '{npq rue8o1 uped rrep q"pual glqel rIBc {l1p I".{undueu 'u1ed ureEol ruec?ru Bnp "pV n1e1es rstEued rueEol 'Eunquresrp Eue,( lnpur ueEol ueelnrursd Etelur rp rrled rueEol nele tstEuad ureEol ueleunEEueur uuEuep ueEunqure,{ued urec qel"pe UBIJ}?ruod u8lrlBrued yrz 'q€puoJ qrqel eEnf e,(use1 selqe/rrl eE8urqes'1e1ue1 pdurnl se1 ue8uep Eurpueqrp ellq uruel qtqel fluu,( nl{e1r uelerueul ueseuerued B>l"ru {nlueqJo} 8ue.( rnsnq Bp" {€pl1 ?uoJ?>l IUI BJ?o BpBd 'g€'Z 'rqD 6E {rrlsrl msng sel z'z Bab 2. Cara-cara Mengelas Dan Memotong hanya beberapa mikron saja. Karena energi yang terpusat tersebut maka pengelasan ini mempunyai penetrasi yang dalam, sehingga dapat mengelas pelat tebal dalam waktu yang sangat singkat sekali dan mampu untuk mengelas logamJogam dengan titik cair yang tinggi. Di samping itu karena pengelasan dilakukan dalam hampa maka cara ini dapat digunakan untuk mengelas logamJogam aktif. Dari uraian di atas jelaslah bahwa karena diperlukan ruang hampa maka pelaksanaan dari cara pengelasan ini masih belum menguntungkan. Karena itu penggunaannya masih terbatas pada logam-logam khusus dengan konstruksi yang kecil. Pada waktu ini sedang diselidiki, bagaimana menggunakan cara pengelasan ini di luar ruangan hampa. Skema dari alat las ini dapat dilihat dalam Gbr.2.34. Sumber tenaga untuk filamen dan celah pengatur Sumber tenaga tegangan tinggi Benda \erja Kereta A: Filamen B: Celah Pengatur C: Anoda D: knsa elektro'magrit E: KumParan Pengubah F: PomPa vakum Gbr. 2.3{ Skeme Lrs Siner Elektron. arah elektron 2.5 Cara-Cara Pemotongan 2.5.1 Pemotongan Dengan Gas Cara-cara pemotongan baja yang banyak digunakan pada waktu ini dapat dilihat Di antara cara-cara tersebut yang paling sering dipakai adalah pemotongan dengan gas oksigen. Pemotongan ini terjadi karena adanya reaksi antara oksigen dan baja. Pada permulaan pemotongan, baja dipanaskan lebih dulu dengan api oksi-asetilen sampai mencapai suhu antara 800 sampai 900'C. Kemudian gas oksigen tekanan tinggi atau gas pemotong lainnya disemburkan ke bagian yang dipanaskan tersebut dan terjadilah proses pembakaran yang membentuk oksida besi. Karena titik cair oksida besi lebih rendah dari baja, maka oksida tersebut mencair dan terhembus oleh gas pemotong. Dengan ini terjadilah proses pemotongan. Proses pembakaran yang terjadi selama pemotongan diperkirakan mengikuti reaksi sebagai berikut: dalam Tabel 2.2. Fe + rfrOr 2Fe 3Fe --+ FeO * 64,0 Kcal * ltfror--FerO, * 190,7 Kcal * 2o-, -- FesO+ -l 266,9 Kcal 7 'BrBpn msng EBEuolotued 9t'z 'Iqc ?r?pn u?Jnques s?l uBtunqu?s uoqr"I Bporllsla JO s"l ursahl '9€'Z 'rqc ur"l?p ue{ -{nfunlp rur uBEuolorued sesoJd'u€>lel BJ"pn ueEuep Jnqrueslp tu"Eol ueJlsc u€Ipnlue{ uBp uoqJs>l EpoJl{ele qelo u?>llrssglp EuB,( >lIJlsII Jnsnq uB{"unE8uetu uBSuep u€>lJIBcIp Euolodrp Eue,( ure8o1 euuur rp ure8ol Euolourad u;ec q€13p" eJupn Jnsnq ue8uoloure4 BrBpn rnsng uu8uoprued Z'g'Z 'ueiplg 3uo1od srreg urEuep uuEuoloure4 rpud tuo1o4 sIrBO tutfuudeg turdurua; 9gZ'rqg e[:e1 epuag 3uo1od elnyq (zHz:) + zo) seueued seE uern (26) Euotoruod set uernl 'Jololu u?8uep uB{{BreErp Eue,( elere1 spBd uB{{Blellp Euolod 13ls Buu{u Ip {Il"uolo uueuesleled uep ueEuel ue8uep ue"ues{Bled urel"p Feqlp ue"u€s>l"led uB{Eu€peS 'Suepes u€ue{al u€p q€pueJ ueue{e} sluel-sluef IUBIBp ue{{odurolo{Ip B,(uEsBIq rur Euolod 1u1y rnlerp snJ"q ue8uotoured rsrpuo{ uep ueleunElp Eu"f l"lu Tlsuat{"Jel 'suueured rde uep ua8rslo seE uep s"lq",t\{ lnqesJel BIJoIIJ{ Iqnuetuer[ {n}un 'seE ueEuep ue8uoloued Iseq u€€>lntured se1t1em1 {nlun eIJoIIJI u€Inlueueu q"lel IggZ-SiIAyou repuels ur€lup Euedel s"T lsresosv tut Euolod s"lIIBl({ tuueEuel4l 'pr1e1 ueEuep lepqruarrr ueEuolorued s"lu rsrs 0 sedn1arya1 qepnu snreq {€rel (S snleq snJ?r{ Euolod UBB{nruJad k lceq dn>1nc snreq Euolod rnly ( t :1n{rJeq rqnueueu upqede {ruq ue{B}Bfurp rur ue8uoloued psu11 'e,(ut3uqrle8ueur Euu.{ 1ce1 8ueqn1-Eueqnl ml€leru ue{rllelp seuerued {nlun ueples"-rslo su8 uelSuepes qeEuel Eueqnl rnleleru uu{rnqruesrp Euoloured seE nele r8Eurl u"uelatJaq ueErslo seE 1eqryp ledep eueu \p'gE Z 'rqgr ruelep uellnlunlrp seE ueEuep uuEuoloruod 'ueleunErp de1a1 qlseur ueseueruad El\qeq ele,(ure} leqerd tuelep rde1e1 'e[es "ue{S rur ueEuoloured sesord ueErslo uelrnqure.(ueur e,{uuq ueEuop sn;e1 Euns8uepeq reEeqes leJe,(s-lere,{s e8Eurqes oseued I' }edep u"{Is"qrp ueBuolouod etu?les "^\q€q uellnfunueur {rrlsrl rnsng sB-I z'z sBlB rp IS{BoU Bab 2. Cara-cata Mengelas Dan Memotong Cara pemotongan ini ternyata mempunyai efisiensi dua atau tiga kali lebih tinggi dari pada efisiensi pada pemotongan dengan gas. Di samping itu dalam pengelasan, pemotongan dengan busur udara akan menghasilkan daerah pengaruh panas yang lebih sempit dan mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap logam induk bila dibandingkan dengan pemotongan gas. Karena hal-hal tersebut, maka dalam pengelasan, pemotongan busur udara lebih banyak digunakan dari pada pemotongan dengan gas. 'r'€ 'JqC ur"lep u")pln[unlrp Eue{ ruades e(useleE snler{Jedtuatu ue{Bpur} nlr "ueJB) -leln rsrsueJl nqns qepuar uDl"rr IelsrDI rrlnq-Jrlnq snleq uq"tu B/(q?q ue44nfunueur ue4ylaued-uelqeued'{etor u?tequerad uep ([drzq3 1[n) qetud 6reua rqnretuodurau eEnt 41nq J"seq ?aq"q elefural 'ue1en1a1 ue3uap efuuuEunqnq Eurdrues Iq €'g 'JqC tuBIBp ueplnfunlrp mt qclod-1pg ueeutesrad Eunlnpusur Eue[ elup ederaqag Jllnq JBseq: o Blu"lsuo) :)r rslu; ueEueflal - to qnlnl sBl"q: (o ztr-O 'X + (r'e) !o: BUBrrr rp ro ln{rJaq ueeuesred urelep ue{snulnrlp qcled-lluH qelo ruI uuEunqnll 'lIJeJ Jnnq uuJn{n uped tunlueEral luEuzs e,(uqnp1 se}"q Bluzlnrat lrlrad-lrreJ ufeq uelenlay 'surnduas lrsueu"ur u?p sW {pl} nB}B }rsueusrrr nqns J"}r{es : epud uuqyseqrp Eue[ snleq lrureq'tEEuy] rnleradual eped ueqpseqtp Eue,( JewI lIuIBq 'lgrad-1ueg uerndruec rrsp oDlrru Jnllnrls ue1>1n[unlp Z'€'rqg tuBIBC 'llsueuelu q"lup€ efurrqlz Jnl{nJ}s qelos rEEurl Eue{ ueledacel eped efulqle uep llsuouelrr-}Iul?q uerpnue{ '}rsuelreur-lruleq-}IreJ '}rsua}reur-}tureq-1grod-1ua; uernduec a1 11red-1uo3 uerndurec rrep q?qnJoq rpufre1 Eue[ JItplB Jnl{nJ1s'untn1 ltue}sne nqns IJ"p ueutEulpuad n1{"^\ IlJBraq Eue{ ryuu uzuGutpued uuledsce>1 BIIq Bmqeq leqlllp ledep requeE IrBO 'I'€ 'JqD urBIBp uery1nlun1rp 0n€, WISV ufeq >1n1un mt rue.6erp IrBp tloluoC '133 ruerEerp rpelueu lelEutstp u?p ..uoI]?IuJoJsuBJJ Eq1oo3 snonul]uoJ,, LIelBpB e,{usrrEEul BsBqBq Euer( rszturogsueJ} uep nqns'n11e,t ue>lEunqnqEusur Euu[ urer8utp rrrelep ueIJequreErp er(uewlq InlueqJol Eue{ oDIIru Jn}InJls uup ututEutpued ueludeca>1 eJ?lue ueEunqnll 'qugnJaq etnf rlqurtp Eue{ 4ue>1etu IBJIs-}eJIs e{uutpues ueEuap 'J"ruB{ nl{ns e{ rcdrues llua}sne rI?JaBp nl{ns IJBp €{Bru rur JnlInJ}s uuqeqnrad "ueJB) ui(uueutEurpuod ueledecal rrep EunlueEral efeq IJBp oJ{Iu Jnl{uls e{uurnurn epe4 {luB{etrAtr rBJIS-IBJIS uE(I oJ)lltr^tr rnl{nrls I'I'€ ucsBloEued UTBIBC sfug t'€ '6rn1e1aur lnpns IJBp Euupuedrp uep ue{JBS"pIp u"{n{?yp Eue,( uuseqequraduessquqrued'uuselaEued seued u,(ulpefral euorel qequeq ledep efulu;ts -laJrs ?ueru Ip tun>l efeq uep 1uun1 efeq 1"JIS-1eJIs seqeqlp uB{B IUI qeq ur"lec 'seyp Eue,( r$lnJlsuo{ rJBp u?ueurea>1 depeqrel qnruEusd eped Eue[ e,(uteEeqas ulul uep IsteJ rc,(undureur efutunurn Euu,( 1e1eg 'su1 lecec'ueqnEEuele>1 uuEuep uluuutunqnq le:a luEues ruI Iuq-luH 'leurJel ueEueEel -ueEueEol usp rs?ruJoJap 'lrurnJ Euef rErnlelou u"q"qnred-ueqeqnrad efutpefral uelqeqefuaur Euef ludec leurrel snplrs uruleEueur u"sBI Je]DIes rp ureEol BI"ru mI sasord ?ueJB) 'seued rtreua ueleun8Euaur uz8uep qlqel n"l" ureEol uerteq Bnp BJBIU? uetunquufued seso.rd r{Blepe ueseleEuad SYT 'I qeg ur?lep uz{r€Jnrp qu1a1 qredeg ICUNTYIflW 'T flYg Bab 3. Metalurgi Las Martensit Ferit Perlit Bainit Gbr. 3.1 Diagram Pendinginan Kontinu atru diagrrm CCT (baia ASTM 4340). 103 104 Waktu (det) (a) Ferit + Perlit Gbr. (d) Martensit 3.2 Struktur Mikro dalam Baja Karbon Rendah. :e{ep ruel?p }Edeprel Eue.( efeq-efzg 'SIf r€puels lnrnueul {eunl efeq rsuryrseds qoluoo ederoqaq uellnlunllp I'€ IeqBI urel€C'lnqesJel efeq uep sel ndureu 1e3n ururufuetu {ntun 1e1a>1 ueEuep u"Inluelp tuntulsletu uoqr€{ r"p€{ s"leq Bnpel >1oduro1a4 eped u,nqeq qel"pe eureuod 4odruo1a1 depeqrel Bnpe{ 1oduro1e1 uJ?luu u"BpaqJed 's€l r$InJlsuol {nlun seued 1or ufeq uep urnrun Is{nJlsuol 1n1un seued 1or efuq urelep uellodurolo{Ip 1"unl eluq e,(ueselq epe Euef repuels-repu€ts ue{JBs"preg 'ryeq lu8ues Eue,( uelenlel uup ueelraEued ]BJIs-iBJrs te{undureu py e[uq uullndrursrp ludep'rur Jlq{"rel unqul snleres IuBI"p ueleunErp >1e[ueq qBIo] rur "^\q"q eleq urrqzq uuele,tua>1 rJBC 'ueloJeEued ltsuq Inlueq ur"lep e,(urunun eped uzp zuwl?:1. 69 redures Ol emtue {rJ?} uz}En{a>1 re{undureru efuesetq p1 efeq lodutolay 1uun1ufug Z'11e 'unJnuoru eleq uuqnE8uule4 e8Eurqes '8uupq Eue,{ lrypas e{ueq Is?trrJoJsueJl sesord elu?las tpefte1 8ue,( lse>1o1slp-Ise{olslp tuEurrp nped sele 1p llredas seuud uenlelrad uuEuep 'qepuer e,(ursdurel nqns efq "aquq tuBI"C'tEEup leEues Eue,( ueqnEEuetel uep uel€n{o{ rrlnq uesnleqEued ueleues{€leu re,(undrueur uup snluq lu8ues u,(uenp-enpe1 Euu[ :adural lluleq nete radural lrsueu?tu ue>lpseqEueur ledep tue,( ueradruoued sosord ueEuep pn{l1p Eue[ 1tue1sn" nqns IJ"p ledec ueuGurpued ueEuep u"{n{"[p tEEutl uelun>141 ufeq eped rrlnq uusnlzqEue4 '1r1:ed-1rra3 eleq ueqnEEuelel uep uel"nlal rryuqredurerrr Bqesn urslup ledal teEues Euzr( uelepull g"lupe Jllnq .rpng ruse{ EGp qnFT uulBn{eI urrluu uuEtmqnll €'t'rq5 (pue) erpe,ng efeg :9 E"f 00I ?tu"les Co00Z ?pzd :eduelrp uzp dnlaorp efeg :g urp .&tuq3 ;fi rpurl tsffiffi lsrFusrl nqns BrBttrB urtunqnll u"[ I ?.0 .rq9 ?tu"les f,oggl upzd radualrp uep dnleorp efug :g Jo0S9 nqns uup dnlacrp e["9 : € upulru efeg :7 Q1t-tul;c)r,r-(P7) u1 r'€ 6'7, L'a (pue) ryun1 ufeg :1 (771-tuut) 9'Z 8L9Stt,Zr r 2 a- ,' v&z z a,' ,/, a a, )' 1,* z ^( .fi' a/ o- ! ueseleEue4 tueleq tr/ g l, 6'0 Ll 9'l x s 6'r €. CL !' F G 9'Z E 8,2 t'€ efeg I'€ xo ,D I'g ) 9n 7 s 9'0 Bab 46 3. Metalurgi Las tersebut adalah campuran antara struktur ferit perlit yang pada proses pembuatannya selalu diusahakan agar kadar C, P, S, 02 dan N, rendah sehingga sifat tumbuknya lebih baik. Baja-baja lunak ini mencakup baja-baja untuk ketel, bejana tekan dan penggunaan pada suhu tinggi, seperti ditunjukkan dalam Tabel3.1. Untuk pemakaian pada suhu tinggi baja harus sejauh mungkin bebas dari nitrogen dengan jalan menambahkan Al sehingga N terikat sebagai AlN. Karena hal ini maka untuk pelat-pelat baja ketel selalu ditambah Al dengan kadar yang dibatasi sehingga tidak melebihi 300 gram untuk tiap ton baja cair. Tabel Standar Jenis 3.1 Tebal pelat I (mm) Spesifikasi Baja Lunak (JIS). Komposisi Kimia (%) Mn t<5 ss34 sss0 ss55 sB42 <0,050 <0,050 25 <,<50 50<r<200 ;-v sM9 6n.n 25 50 t<25 r<50 t<2(n r<5 5<r<16 SM4IA <0,050 <0,050 <0,050 r<5 5<r<16 SM4IB E6 sM4lc sPv24 Ed Catatan: * ** *** **** <0.30 =< 1,60 <0,24 <0,27 <0,30 0,15-0.30 <0,28 <0,31 <0,33 0,15-0,30 <0,31 <0,33 <0,35 0.15-0.30 <0.90 r<5 5<r<16 l6<t<,10 40<r<50 t<16 16<t<40 ,10<r<50 50<r<100 Batang Batang Batang Batang -52 <0,90 <090 <0.035 <0,035 >2tir** > t7** >211.1 >29 >2E > l9**** >15** > t9** >26 >21.** < 16,*** > l3** >27r >41 250 >2t'i < 0,0,!0 >23 42-56 >25 46-60 >27 49 > 25* > l9** <0.04{) <0,040 <0,'23 63 >25 <2,5C <0,040 4t-52 <0,0,l{) >24 >22 > t8** >22.. <0,25 <0,20 >25 <0,35 <0,60 1,20 < 0.040 < 0.0,{0 4t >23++** 52 > l8*r >24 > 241** <0,22 >25 <0.18 < 1.40 <0,0,t0 4l 52 < 0,0,10 >231r*r > l8** >22'r >24 >24..1 <0,t 8 >24 0,15-0,35 <0.20 uji no. I uji no. lA uji no.4 uji no. >28**1 >25 < 0,40 <0,035 >21* >26*i >40 l6<r<40 40<,<50 50<r< 100 -) < 0,0,10 (%) >21 50-62 l6<r<40 40<r<50 50<r< 100 jangan 41 l6<r<40 t<25 s846 Perpan- tarik >24 >22 t<5 5<r< l6 l6<r<40 t<25 25<r<50 /mm') Kekuatan (kg /mm'?) 34-44 <0,050 r<5 5<r<16 (kg >20 >18 5</<16 16<t<40 40</ 50<r<200 d s 40<r -l ! P 5<r<16 16<t<40 40<t t<5 ss4l Kekuatan luluh si C 5 < 1,,l() <0,035 < 0.040 4l > l?*. 57 21.. (Y) vt I t+ r/oy'r + s/rJ + otllN + tzlls + : A+3 9luv1 + 3 g 'ou lfn tuuleg 9'ou rfn y 'ou tfn tueleg tueleg r uBlEl"J 9!. bi u! e. oE E :e. g+ ia eE rr o rnqun I rto '(SIf) trny u[ug pulgpads Z't loqel LN uBsBleEued tu€lBc B[eg I'E Bab 48 E:= VI 3. Metalurgi Las \,1 VI VI VI I 9-; V qs ,dx VI v o VI VI nl Al N nt nl AI A] VI AI VI VI At nt nl + I l VI V !i AI nl + I I VI VI q E {Jg ;.i o F- o\ I o a + F + F I o + F I q F F 5 VI VI VI \t VI VI VI VI VI VI VI VI cr) a t-l o nl !4 ii At At At nt AI AI AI AI At AI At ul a ,i( E V1 VI a VI 6 X ! .x5 .e 5bE *-.q vg E I !za ta E AI Al Al la o ! cl VI o o VI VI VI (J a VI 6x ?a) V1 VI a.) o E6l 3 a VI n o VI VI o VI V] V VI VI VI V VI VI VI Vi V VI B > > > VI '= t E o v (-) :E Al oe A 'E o El*Nll /1 Lrj Ell p@ d_ FD7 5Ar "+ *** \)lo Fl-' * P @- LA h IA n l^ ]A In IA IA h 7+ T q9 do'd FlD N f E"? E ole !r 3 v99 = qA {3 tr -t- oo-o>lz UIH: E.D E qs q-a E F) tr rc N@ m ** I !l< .o s ,r o n IA IA IA IV IV IV tv l l @ CD - o l' { oa c, o d D t\/ ''{a^ Uv sEs xoe a o ed1 7l r^ 3-- atrtt @ i1 t ,(llxPf tr6'F -!x' =Ek cs* {{{{ 6@AU - si! 6 arr NYa ^€x' 6r^< P6* lV' IV {{{{ \o\o{{ IA IV IV o.o-o.o. oooo P L:J -aA @-Fp NB!!: ; OOO\O\ oooa DDO'O' otr 0e 0a tr0rDr!o [.J A l..J tA lA I I b.J I o d PDN19 rFrlT+ DND)D tv oooo oooo ,(,tftr' FFFF V IV n ,l IV IV P IV tA 0c !, !o !D l^ tA !l I I JV IV n H IV I lA tA I I \l Fr l0 ltlrilll tJ tJ [.J qooq BtBg IV IV IV "6 ,6 "6 IA IA Oa ues€leEued r.u€l€c IV IV IV -t l^ lA tA I I IV ]V B \l I't l^ -t E !.1. !.1. J. p Ll. !o 0, 0r Eo 6' V !i g. e. oaao oooo (F Oa Gt o DDD!' h IA !l oa oo@o m (F Oa 0q 0q mm0a0a oa ! IV ln Bab 50 3.1.3 3. Metalurgi Las Baja Kuat Kelompok baja ini meliputi baja-baja dengan kekuatan tarik dalam keadaan rol antara 50 sampai 80 kg/mm2, yang diberi tanda dengan huruf BJ yang diikuti oleh kekuatannya, misalnya BJ 50 dan BJ 80. Baja-baja dalam kelas kekuatan 50 kg/mm2 biasanya digunakan untuk rangka-rangka baja dalam konstruksi kapal dan konstruksi umum lainnya sedangkan baja dengan kekuatan 80 kg/mm2 digunakan untuk jembatan, bejana tekan dan lain-lainnya. Beberapa spesifikasi baja kuat berdasarkan JIS dapat Aiiilrat dalam Tabel 3.2 dan 3.3. Untuk selanjutnya baja kekuatan tinggi ini akan dikelompokkan berdasarkan proses pembuatannya. 1) Baja-baja Rol Pengaturan dalam proses pengerolan sangat membantu dalam pembuatan baja untuk mendapatkan kekuatan tarik dan takik yang tinggi. Baja pelat rol biasanya dihasilkan dengan mengerol cepat slab yang telah dipanaskan sampai suhu 1250"C, sehingga baja yang dihasilkan mempunyai kekuatan takik yang rendah. Bila diminta untuk menghasilkan baja dengan ketangguhan yang tinggi maka pengerolan harus dilakukan pada temperatur yang lebih rendah. Pengerolan akhir untuk baja ini sekitar 700'C, yaitu suhu daerah campuran austenit dan ferit. Dalam Gbr. 3.5 ditunjukkan hubungan antara suhu akhir dan sifat-sifat mekanik dari baja dengan komposisi 0,18% C;0,44/,Si;1,36/, Mn dan 0.025% Al, yang dirol dari slap setebal 140 mm menjadi 20 mm dengan pemanasan mula antara 1100"C dan 1300"C untuk mendapatkan struktur austenit. Dari diagram tersebut jelas bahwa makin rendah suhu pengerolannya makin baik sifat kekuatan takiknya yang disebabkan oleh butir-butir ferit yang menjadi lebih halus. Asosiasi Las Jepang dalam menentukan sifat mampu las dari baja menggunakan ( kadar karbon di mana unsur-unsur lain dinyatakan dalam karbon ekivalen seperti persamaan (3.2). C"t: C .1.*si+4o1Ni+lcr+1 vro+fiv (3.2) Untuk memperbaiki sifat baja kadang-kadang ditambahkan unsur V dan Nb sebanyak 0,027, sampai O,O8%, yang akan mempertinggi kekuatan baja dengan membentuk endapan halus VN dan NbC pada waktu terjadi transformasi austenit ke ferit sesaat setelah pengerolan selesai. Baja-baja pelat rol dengan pengaturan seperti di atas biasanya digunakan untuk baja konstruksi dengan kekuatan tarik antara 50 sampai 60 kglmm2. (2) Baja Normol Dan Baja Normal-Temper Baja normal dan baja normal-temper pada dasarnya adalah baja dengan struktur mikro ierit-perlit dengan kekuatan tarik sekitar 60 kg/mm2. Perbedaan baja ini terhadap baja rol biasa adalah bahwa walaupun dalam proses pembuatannya menjalani pengerjaan panas pada suhu 900'C yang menurunkan kekuatan dan keuletan, sifat-sifat tersebut masih dapat diperbaiki dengan perlakuan panas. Perlakuan panas yang dimaksudkan adalah memanaskan sampai mencapai suhu di atas suhu transformasi dan kemudian didinginkan di udara. Perlakuan panas ini dinamakan penormalan. Kadangkadang setelah penormalan masih diikuti dengan pemanasan di bawah temperatur transformasi dan diikuti dengan pendinginan dengan kecepatan tertentu. Proses kedua ini dinamakan penemperan. Baja dalam kelompok ini biasanya selalu mengandung unsur Al yang dapat mengendapkan gas nitrogen dalam bentuk Al N pada proses transformasi u?{q"qtu"llp snr?q }nqesrel efBq urcl?p e{ 'l?qe} lBled {nlun Idulel'"ul?s Jrdu"q e8n[ efuseyndueur ]BJrs nlr aueJe{ 'rruvtf?4 0g uelenlel lelrrJou eluq ueEuap €paqreq 1e,(ueq 1epl1 .urul/El 0g uBlsn{a1 redurel dnlsc efeq enuul rsrsoduro;tr l'€ 'JqC rusl€p 1udur4 llredes Bporeq dnlec 1e1e ue>leunE8ueur ueEusp lnluepeq eJBJes ue>lnlsllp e.(uesetq redurel uep dnlec sasoJd '1e,(unu nele Jr€ tuel€p e1 ueldnyacueur uu8uep J"Iue{ nqns e{ }Iuelsnu nqns IJep u[eq ue>lu6ulpueu ueEuep seued uunleped sesord q€lepe dn1e3 ':edurel uep dnlec sesord nuele8ueur (qlqol nele ufeq-efeg snruq rrc13ulres ,urur/81 09 uBl€n{e{ ue{nlJeluetll 3ue,{ 1en1 o{og (t) dn7a2 ndual uoq -Jnsun lHrpos 'u€Jedrueued sosord ueleunEEuotu snreq qeles Sutres 'qrqal n€le (89 htS) .uur/a1 89 uelen{e{ ue8uep efeq teled uzlenqrued e{B1u rIII I"q eueJe)'s"fndueur leys ue{unJnuau u"p uele^Dle uoqJB{ ueI{I?ualu uB{B ,,ri ,nr,r.,-r.,tun'2,(uurc1-ul3l uep A'oI tr Jnsun-Jnsun uuqequeued lqlpes e,{uepe npad rEEurl qrqelEue,( uelenlel ueEuep ufeq >1n1un'(Z'€ teqel l"qlD 9E AdS n31" J €S I IS'€S u"guqrueued eduu1 ueEuep u"{llsetllp INS redru"s e,(ueq SII uBIrBS"p;oq'snsnql rnsun iedep Euu,( redursl-purrou eleq uep Isulrou eleq 1e1ed-1zl3d'lnqosJe] e[eq uep sIuBIeIu tstsodtuol l"qlllp $dep V't IoqBI rrlsl"p uep .uur/E109 u"lBnIeI leJIs-leJIS uep "IuDI efeq ln1un 133 urerEelp uel4nfunup 9'g 'Jqc III"l"c 'e,(uteEeqss unfl.r"p I€rrrrou ,rese1 ur,?l uBp uu1e1 uue[eq-,Eu3t"q 1e,(urur q3ue1 1edr1-pdz1 1n1un ue>leunErp 1efueq p1 efeq €I"ru s€l? Ip u"{}nqaslp 4redas 4uq 3ue,( l"JIs-leJIS suere11 'ISeIuJoJap nule ueEueEored e,(uute1 qBIspB p1 efeq uep lteq Eue,( 1BJIS 'lluelsne-llJeJ BuerBI seJeEuatu qepnu l"pll 'uu1o.ro8ue; rnlu.redurel ueEuep u[ug 1tuu1e6 IBJ;s Bruluc tuedurued Is{npo1 :dU :{uel uel"n{o) :JX 008 00t u"l"nle) :'IX (CJ qqry rnlereduraa (C.) 4qle rngeradusl 0001 006 :qnlnl uuEunqnll 9'€ '.tqg 0 0001 006 008 00t (oozr) (oon) (ooor) (ooo) e oc 1e,ne rnleredusl OI -t' o 7( E' 00r "'x G. 0t -- ,-.1 if - 0809- 0r- a1 E 0s3 { o 0z09 OI -x'--S/' IS 'oU olD ad EH uesele8ue4 tue1e6 -xr---{ >< J.006 f,id oC 63. f,.00lI J.00€I u?sEu?ured efeg I'€ r I Bab 52 C si Mn 0,16 0,25 I,15 3. Metalurgi Las s P 0,012 0,008 Pcngaustenitan : 900'C selama 20 menit Butir austenit : no 9,2 ; F : Ferit B : Bainit P M : Perlit : Martensit (.) d e E o F t I\o. z\o. r\No. I \o. s\xo.6 @@@ @@ t 2 @ det. men. 4 6 810 20 & jam Waktu pendinginan dari Aca Gbr.3.6 Diegrrm CCT mtuk Tabel 3.4 Baje BJ50. - Contoh Komposhi Kimia dan Sifat Mekanik dari Baja BJ 50. Komposisi Kimia (\) SiMnPS 0,13 0,40 |,4'7 0,010 Uji tarik, tekuk dan Charpy V 2mm Arah Tebal (mm) 30 batang Uji terhadap arah rol 0,010 Kekuatan Kekuatan Perpan- luluh tarik jangan (kglmm'z) (kg/mm'z) (%) Sejajar 41,5 52,7 43,3 melintang 38,7 53,1 37,7 Tekuk (R: Eo E_ro l,sr) (ke-m) (ke-m) baik baik 29,7 8,8 28,5 6,7 vTrs fc) -67 -3',7 z,-' 7'. r{Bl"pe In}ueqJe} Euef efueselQ'uurndures lrsueperu redecuaru qeles Euerefrpelra1 Euef oDlrur rnl{nr1g 'rruru/E10S uet"n{a{ efeq rrep rEEurl qrqel tpl1pes e(uuq undufuserel -ndureur l"Jrs Br\rluq t"qlllp tudup'8't 'rqD ur"l"p 133 ururEelp Ir"(I ':edurel sesord uped enpsl uesereEuad z,(urpefiq uelqeqefueru ledep Euef n eEnf Euepel-Euepel uep'efusere>1-nduuru leys urtubfueur ludzp Euef 13 nBlB oN'lN Ipadas uenped rnsun '(Dl{ Bfif, F}un g;J ur.6qq S'€'l$g tcy lrsp uuufiuiPued n11e11 uefzl ot oz ol 8 9 t ------1 'leP{ts 9 t z "ol 8 9 r I z I @@ f 'oru\ z\o @ r\c ,l o E rrgl"Jaq pptu lJsuouBlt 1rsue1ru141 : T rrr[ s - "y41 t llsu3ushl: I\l o lllrsd: d llurug: g ,lDf,: C )"gzl: rcY c.oee: ziv 9'6 OU : luelsns rlln[ llueru 0Z cu?les 3o0f5 : uelruelsnuEuo4 t0'0 tI0'0 zz0'0 0t'I A s 'pa dqe3 lqy ButeIS [.€ 'rqo rnques udr4 lc loq" rnqures edt4 ueleued 1oX uelauad - --r-\-r-\1-- r(")( ")\ 1oX l- -\ ydafuad 1oa lequrel dnlao ts qeraeq ludec dnlac quraeq se1 6rn1e1e141 I'e d uhI 9E'0 zl'0 ts 3 Bab 54 Tabel Jenis Baja 3. Metalurgi Las 3.5 Contoh komposisi Kimia Tebal (mm) Analisa Ladel )elat t2 dan Sifat Mekanis dari Baja BJ 60. Komposisi Kimia C Si Mn 0,12 0,33 l ,35 0,14 0,14 0,t7 0,15 (f) Cu Cr 0,018 0,017 0,08 0,04 0,07 1,40 0,018 0,013 0,07 0,03 0,07 0,30 1,32 0,019 0,016 0,05 0,05 0,11 0,32 t,36 0,021 0,016 0,05 0,04 0.11 P S Ni Mo AI 0,04 Si-Mn-adel )elat Tebal (mm) 45 Arah balang uji Batang uji dap rol ) 5 JIS No. JIS No. Kekuatan Kekuatan Perpanjangan luluh tarik (%) (kglmm'z.1 (kg/mm2 0.04 "T4,8 cc) 'Tt fc) ,T. ("c) ,T,, fc) 'Eo (kg-m) ;ejajar 5U,0 66,0 28, r -52 -47 -52 -69 l l,6 melintang s8,3 66,8 24,5 -24 -49 -34 -62 5,8 ;elaJar 51 7 67,r 29,7 0 -6 -42 13,5 nelintang 55,0 62,9 ,5 0 t5 1a 4,0 5 4 1 -20 ferit dan bainit. Tabel 3.5 menunjukkan komposisi kimia dan sifat-sifat mekanik dari baja kekuatan 60 kg/mm2. Baja dengan kekuatan 70 kglmm2 dan 80 kglmmz biasanya mengandung unsur paduan Cu, Ni, Cr, Mo, V dan lain sebagainya. Hal yang terpenting dalam menghasilkan baja ini adalah usaha untuk menurunkan karbon ekivalen serendah mungkin sehingga sifat mampu-lasnya tetap tinggi dan pengaturan struktur mikro pengeras yaitu struktur mikro ganda dari bainit halus dan martensit yang dapat memperbaiki kekuatan takik. Dalam hal ketangguhan, struktur ganda ini lebih baik dari pada struktur martensit, hal ini dapat diterangkan sebagai berikut. Bila terbentuk struktur martensit saja, martensit ini akan membentuk butir-butir seperti terlihat dalam Gbr. 3.9 (a). Bila terbentuk struktur ganda seperti terlihat dalam Gbr. 3.9 (b) maka bainit akan terbentuk lebih dahulu yang dalam pertumbuhannya akan membagi-bagi butir-butir austenit menjadi belahan-belahan yang lebih kecil dari pada butir-butir martensit tunggal. Dengan pembagian yang lebih halus ini maka jarak rambatan retak menjadi lebih pendek dan akibatnya rambatan retak dapat dihalangi. Untuk keperluan ini maka pada baja dengan kekuatan 80 kg/mm2 sangat penting sekali pengaturan kecepatan celup yang disesuaikan dengan alat celup dan tebal pelat. Di samping itu untuk mengurangi larutan padat yang mungkin terbentuk perlu penambahan boron dan nitrogen. Diagram CCT dari baja kekuatan 80 kg/mm2 ditunjukkan dalam Gbr. 3.10, sedangkan komposisi kimianya ditabelkan dalam Tabel. 3.6. Dalam baja kuat ini di samping kelompok kekuatan 60 kg/mm2 dan 70 kglmmz masih ada dua kelompok terakhir yaitu kelompok kekuatan 80 kg/mm2 dan 100 kg/mm2 yang banyak digunakan untuk konstruksi mesin seperti pelat pemindah tanah dan mesin alat-alat berat. Baja-baja tersebut dalam komposisi kimianya hampir sama 'sBI s€u€d qnJeEued "ueJB{ {"unl rpB[uotll lnqesJel uBIIspu€Ip 3u?[ u?s?Ja{e{ €u"tII ry sn"-ueq"} I"JIS q?Isp" lnqesral "["q -€[Bq u"p Bru€]n IeJIS 'J.00S u€p SuuJn{ nqns €ped u?redueued uep dnleo ues?reEued rr?p Irser{ sere{ ue?peoI urel"p qeles Suues e,(uueeunE8ued '09 fg €feq ueEuep 'gglf, BIBS {n1un ecy yep ueu6urpued n14e6 ur"I uelu lep lf,] uurtulq 0I.t.rqg t, tr? w ol8 9 t z I ffi 9 Z z0l8 9 t t Z r0l8 9 t '0t8 ', @ @@ t oH\ 9 oN\g dN, Z 0l 8 9 @ oN 'io )i E' Jrq{?r3q o llsueusl I : rl^l sW mlnlu lIsueU"I I: llulsg: I J"E'8: g'g 'ou : lrualsn" rllng tmaur 0Z ?u"las Co0S6 : uulrualsnuBue4 2700'0 €0'0 I 'tFueU8tr tr A 0E'0 ,s'0 t0'l LZ'0 OI I rc IN nJ s ml{n4s (q) g8p or{u{ mt{nlls (B) 'IBrqrll Eusug {8leu uBlBqIllEU Bltre{s 6't'Iqo uBp snIBH {uJGg Irup o.r{Iru 'llsueuBtr tr Jrlnq sElBg lruelsnv ES 900'0 ,00'0 uess'I rlere?c IBurreI snlIIS z'E d 68'0 9Z'0 tI'0 uI/{ IS J Bab 56 3.6 Tabel 3. Metalurgi Las Contoh Komposisi Kimia dan Sifat Mekanik Baja BJ 80. Komposisi Kimia (/") Analisa Tebal (mm) Ladel C Si Mn 0,10 0,27 0,88 Cu Cr Ni Mo 0,009 0,007 0,12 0,50 0,93 0,50 0,08 P S B Pelat t2 0,09 0,29 0,90 0.014 0,009 0,28 0,48 0,86 0,50 0,08 Pelat 20 0,11 0,28 0,89 0.008 0,008 0,32 0,51 0,88 0,48 0,08 0,11 0,28 0,87 0.01I 0,008 0,31 0,53 0,89 0,50 0,08 0,004 0,12 0,30 0,88 0,011 0,008 0,29 0,55 0,87 0,49 0,08 0,003 0,13 0,26 0,79 0,007 0,013 0,31 0,56 0,91 0,49 0,05 0,002 0,14 o10 0,78 0,012 0,014 0,34 0,59 0,96 0,51 0,06 0,002 "T..u ,T. ('c) fc) ,T" ,T,, ,Eo (g.m) Ladel Pelat 1Z Ladel Pelat Tebal (mm) t2 20 32 45 45 Batang uji JIS No. Arah batang Kekuatan Kekuatan Perpatr- Uji terhadap luluh tarik jangan arah rol (kg/mm'z) (kglmm'z) (%\ sejaJar 81,8 R5 { 30,5 -70 melintang 82,4 8'1,2 29,6 -90 sela_,ar 80,6 85.1 35.0 melintang 80,8 R{1 sejalar 85,1 melintang fc) -51 -90 15,8 -56 -51 < -100 16,1 -75 -'t0 -68 32,7 -80 -70 89,5 ,, 1 -53 R7 1 91.0 20,9 sejaJar '76.8 83,6 ,l o melrntang 7',7,2 84,6 23,4 5 JIS No. 5 JIS No.4 JIS No. ("c) - 100 12.9 -68 < -100 12,9 -20 -21 -67 8,3 -40 -20 _20 52 8,3 -60 -18 -32 -73 8,6 -60 -40 -34 -90 7,6 4 3.2 Siklus Termal Daerah Lasan Daerah lasan terdiri dari 3 bagian yaitu logam lasan, daerah pengaruh panas yang dalam bahasa Inggrisnya adalah "Heat Affected Zone" dan disingkat menjadi daerah HAZdan logam induk yang tak terpengaruhi. Logam las adalah bagian dari logam yang pada waktu pengelasan mencair dan kemudian membeku. Daerah pengaruh panas atau daerah HAZ adalah logam dasar yang bersebelahan dengan logam las yang selama proses pengalasan mengalami siklus termal pemanasan dan pendinginan cepat. Logam induk tak terpengaruhi adalah bagian logam dasar di mana panas dan suhu pengelasan tidak menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan struktur dan sifat. Di samping ketiga pembagian utama tersebut masih ada satu daerah khusus yang membatasi antara logam las dan daerah pengaruh panas, yang disebut batas las. Dalam membahas siklus termal daerah lasan hal-hal yang perlu dibahas meliputi proses pembekuan, reaksi yang terjadi dan struktur mikro yang terbentuk yang masing-masing akan dibahas tersendiri. 7=- 'Jnsnq Jgsoul" w"l"p e{ se8 u"dnsn,{uod eBIloI Eue,( uep se1 ureEol tuel€p Ip elurtl tsleer e,(u"pe "ueJ"{ seE efulnlueqrel q€l"pz enpel 3uz.('uenlequad nqns eped leped rueEol uep rtec rueEol Etelue uetnrelel seleq ue"peqred uusrel sz8 uesudeyed qelepe euelrad 8uetr :ln{IJeq reEeqes se8 uelnlueqrued eruc lueJetu e8ll euere4 uelqeqosp lnqasJel Eueqnl8ueqnl 'ZI'€'rqC ruelep teqll1p ledep sey ureEol urul"p snleq Eueqny8uzqnl lr€p qoluoc reEeqeg '1eped ure8o1 urelep InJBI I"pIl Eue,( seE e,(uepu Buer"{ lpefrel snleq 8uuqn18ueqn1 sn1og fluoqn1-fluoqn7 k) 're1td nles uep ue6eq tll"l"p nele repd nl"s tuelsp 1pe!.re1 Eue,( uauoduro{ ueq?qnred qelepe oDIIIU ueq?slluad .s€l {rugru Euuqurola8 e,{u1n1ueqre1 sesord eped rpefra1 8ue,( snlndrel Eue,( uenlequed €ueJel ueuodurol ueqeqnred qel€p" Suequola8 uzqesured uelEuepes'se1 nqruns srreE e1 nfnuaur rnqel sueE JBtDIes IJBp IuFIu lpefrel Eue,( ueqel-ueqeped ?J?oes ueuodruol uuqeqn.red q"lepe oJ{€tu ueqesllued 'oIIItu uuqesurad uep EueqruoleE ueqestured 'or>1eur ueqesrursd n1re,( 'ueqesnued stuel e8tl ledeprel se1 we3o1 urBIBp IC uurtosrutad uun{aqued rrrBlBC puJral Suel r8rnplolN 'su1 lsllue1 (f ) Z'Z'e uutol gcp uun{eqtned qB.rV II'€ '4C Jnsnq,lBsnd rnqsl lnpur ureEol Jllnq-rllnq eped qnqurnl se1 ueEol uenlequred sesord sruules u€p Jlsrueru lnJnl JBSBp ureEol uep uefzqes 'erues Eue.( Ie1sIr>I nquns ueBuep rnqol suuE epe4'seued Jaquns uelereB uuEuep zrues Eue.( qere ueEuep ;nqe1 sueE rpeluoru qnqurnl Iur {EII 'Inpq rueSol urelep lelelrol nlu1as Eue.{ repd rn11nr1s Irep slnul {l}p q"lepe lnqosrel reqruz8 IrBp V {lllJ 'reld Inluoqreq Eue,( se1 ureSol lelslrl-lelslr{ Irep ueqnqunued sesord {lleure{s BrBces u"I{niun1ry I I'g 'rqg ruBIBC rrrrff;#l,1[:tttrJ1-.lfiTi 6uu,t ueroceEued urelep ue4Euepes'>tnput ueEol ueEol'ursele8uod urel"p efes e,(ueq'ueroceEued eped ueleloc Eurpurp ueEuep ueleuesredrp ledep Eue,( lnpur uuEol Eutpup rrep IBInIU sBI uru3o1 uenleque4 $ snJel ?r?cos lpeirel uenlequted u?p uBJIBcued 'ueselaEued sasord ur"l"C (g 'snre1 lereBroq sel uIBIep suued requtng (7 'r33up qrqol s"l ur"lep ueu6utpued ueledecell (t : r{BIepB u,(uueepaqre4'ueroco8ued urelep ueu6utpuad ue8uap eurus rtdureq ueseleEued urel€p ueutEutpued sesord uuIBIas uerpels1 'uenlaqrued uuledecol epud uep EunlueErel lpefrel "nrues Eue( leczc e,(urueceur uep e.(u1e.(uzg '{B}eJ ueP snl€q Eueqnl 'rserEeEas nBlB ueqeslluad e,(qestur 'se1 rueEol urBIBp {nluoqJe} }ecec ru?celu-tuessluJeq rtec uesele8uad uteluq su1 uruEol Jnl{nJ}S L9 uesB-I LIeroB(I IeIIIToI snlIIS Z'E uB( uun{equaa l7'€, Bab 58 3. Metalurgi Las Potongan A-A dari gambar (b) (a) Gbr. 3.12 (b) Lubang Halus yang Terjadi pada Las Sudut. Gas yang terbentuk karena perbedaan batas kelarutan dalam baja adalah gas hidrogen dan gas nitrogen, sedangkan yang terjadi karena reaksi adalah terbentuknya gas CO dalam logam cair dan yang menyusup adalah gas-gas pelindung atau udara yang terkurung dalam akar kampuh las. (3) Proses Deoksidasi Sebenarnya hanya sejumlah kecil oksigen yang larut dalam baja, tetapi karena tekanan disosiasi dari kebanyakan oksida sangat rendah, maka pada umumnya akan terbentuk oksida-oksidayang stabil. Karena pengukuran yang tepat untuk mengetahui jumlah oksigen yang larut dalam baja sangat sukar, maka untuk melepaskan oksigen dari larutan, biasanya dilakukan usaha-usaha seperti menghilangkan oksida. Proses menghilangkan oksida ini disebut proses deoksidasi. Kadar oksigen dalam baja tergantung pada kadar Si, Mn dan lain-lainnya. Dalam baja kil kira-kira 0,01y, dan dalam baja rim kira-kira 0,02y,. Sebaliknya kadar oksigen dalam logam las sangat tergantung dari fluks yang digunakan, misalnya pada pengelasan busur dengan fluks oksida besi atau ilmenit kadar oksigen akan mencapai antara 0,08 sampai O,lzyo, pada las busur rendam dengan fluks basa akan mencapai antara 0,02 sampai 0,04/, d,an antara 0,01 sampai 0,02/o dalam las TIG atau las MIG. Ketangguhan logam las turun dengan naiknya kadar oksigen, karena itu harus selalu diusahakan agar logam las mempunyaikadar oksigen yang serendah-rendahnya. Usaha pbnurunan oksigen ini dapat dilakukan dengan menambah unsur-unsur yang bersifat deoksidasi seperti Si, Mn, A1 dan Ti atau menaikkan kebasaan dari terak lasnya. 3.2.3 Siklus Termal Las Siklus termal las adalah proses pemanasan dan pendinginan di daerah lasan. Sebagai contoh dalam Gbr. 3.13 dan 3.14, ditunjukkan siklus termal daerah lasan dari las busur listrik dengan elektroda terbungkus. Dalam Gbr. 3.13, dapat dilihat siklus termal dari beberapa tempat dalam daerah HAZ dengan kondisi pengelasan tetap. Sedang Gbr. 3.14 menunjukkan siklus termal di sekitar lasan dengan kondisi pengelasan yang berbeda. Lamanya pendinginan dalam suatu daerah temperatur tertentu dari suatu siklus termal las sangat mempengaruhi kwalitas sambungan. Karena itu banyak sekali usahausaha pendekatan untuk menentukan lamanya waktu pendinginan tersebut. Pendekatan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk rumus empiris atau nomograf atau tabel seperti yang terlihat dalam Tabel 3.7. Struktur mikro dan sifat mekanik dari daerah HAZ sebagian besar tergantung pada - 'f,"001 n81" )o00€ rBdruBS J.009 Jnlsrdruel rrsp u"u6urpued qelo €,{ueurel Eunlu€EJel 1"3u€s e{urpefral'Eurluad ueuerad EueEeureur ueEorprq eueur rp'ur8urp 1e1e: uelEuepes 'J"009 redrues 3.ggg rnlzredtuel rJ"p ueurEurpued e,(ueurel 'urEw1 msng sB-I UBJBp IBrureI snt4.S tI'€'qC (1sp) uzuFmpued n11e7y1 ooe d B mt Nz 00r oz 0z 0Z 0z l1 I Hnu m$wud rqns 1- rq >-'J :A 8Z !y 61,1 luur 0Z) 0I 0t or 0r 0r 0z sz 9I rEu/ml ' wrfd *r"i*x d 0lt8z -u. 0il82 or I8z 'g - E \ msI r8z .d 0rr8z .!! 990il .l @Zlt !! 0t181 v 0r omr O lm/arnon " lrultl mwd *rn*n -lrS sq $lBg IrBp 1uru1 rdrreqeg (rep) \ '(ueu/uc f91 rprd st1 IErureI mHlS €I.€ dturuer rnleradu4 uep ueudurpued .qg n11e11 -J o EI o t e0 o -l wleEuedwrv + {w9'91619: : @ CSI 'AtZ'V oal 6S uBsB'I EPoJI{o|a wFEu qere"c Ierurel SnPIIS 7't Bab 60 Tabel 3.7 3. Metalurgi Las Perkiraan waktu pendinginan pada beberapa cara Las Busur. s: K.JN (2 (T-Tn)'{l+-tan In '(T)) Konstanta Waktu pendinginan dari 800"C ke 500'C Cara pengelasan panas Las busu! tcrbuogkus Ld busur gas CO, Las busur , K lo 1,5 1,35 14,6 6 I,'.l t12,9 l3 3,s d Waktu pendinginan dari 800'C ke 300'C K ,o q T 600 2 t4,6 4,5 600 112,5 t4 5 400 400 lt l4 5 400 20 1 400 7 dengan kawat berisi fluks. 600 1,35 Las busur rendam.. ... '(t <32) 2,5 0,0st 9,5llo5 32) 0,95 .(r o 22' '1,31:l05-o'22' t2 950 3 600 '730 = 60EI "/. Masukan panas = E: 1: Tegangan busur (Volt) Arus Las (Amper) 3.2.4 - V: 7: 7o: t: (Joule/cm) V Laju las (cm/men) Suhu daerah HAZ ('C) Suhu mula pelat f C) Tebal pelat (mm) Struktur Mikro Daerah Pengaruh Panas (HAZ) Struktur, kekerasan dan berlangsungnya transformasi dari daerah HAZ dapat dibaca dengan segera pada diagram transforrnasi pendinginan berlanjut atau diagram CCT. Diagram semacan ini dapat digunakan untuk membahas pengaruh struktur terhadap retak las, keuletan dan lain sebagainya, yang kemudian dapat dipakai untuk menentukan prosedur dan caxa pengelasan. Suatu contoh dari diagram CCT ditunjukkan dalam Gbr. 3.15. Di sini ditunjukkan hubungan ar,tara suhu mula dan suhu akhir transformasi dengan lama pendinginan dari 800"C (garis tebal), untuk baja kuat (55 kg/mm2) yang dipanaskan Ar :796'C Ar :679'C 500 t002 4610 2 46 Waktu pendinginan dari 8m'C (det) A : Austenit F : EndaPan ferit dari Austenit P : EndaPan Perlit dari Austenit Zw : Struktur celup antara dari Bainit M : Martensit Gbr.3.15 Diegrrn CCT pada L pengelasen baja kekuatan BJ55. dengan 'uztueEel rs?Jluosuol : rlredas nlu"queu Eue,( ro11eg-Jol{"J ufuepe ?uoJE{ 6e1 Eurlued qrqal rpelueul rur seloE qeled'sel ueEunqures 1eq rueleq 'lle{es lelEurs leEues 3ue.( n11em ru"lep u"{Bsnro{ uu{q?qe{ueu ledup Eue{ 'ry1ep/ur gggT redulus ueludecel uuEuap lequeJoru ledep lnqesrel uuqelzd 'qepuer Euef ueqzl e,(ep uuEuep eleq eped pufra1 rur selaE qeged upg 'uteq eped reseq gBIBsBur q"l"pe seleE qeled depeqrel ueeledey ZyH qurerq BpBd uBsBleE8ue4 uuq UBSBT uuqnt8ueley I.g.t qBrosc usqn88uBfall 'seJe>l qrqel ryelueur uzseye8usd Irwr{ enrqeq sulel rpefrs1 ']rsuolJerrr qeretuaru ellg ue{nluequed uedelueuod eped Eue{ ueuu>1 e>1 leretreq Iul ruurEerp urslep rp nlueuel JnplnJls-Jnl{nr1s e{urpefre1 uellnlunuau Euu[ B^JnI-BAJn{ '1tuu urnurrsleur rnlureduel BIrq u,(urunun epe4'rpelrel Eue,{ runrurs{?ru rnle.redurel ufuqeqnreq euerel qeqnreg ledep 1nfueyreq ueuGurpued rseurro;suer1 urerEerq 'ueseloEued euaJeI pefrel Eue,('ufulut€qes urel uzp ueseJe{a1 'rn11nr1s efulnlusqrel ueledacel mqeleEusur {n}un ue{ur>ltuntueur rur ruucuuros uurEerq '(e) 'JqC urBIBp leqllJol Eue,{ ruedes (C"00S redrues ).LgL uep) ueufurpuad n11e,n ruucerrr udereqaq rnluleru ue8uep ludeprp Eue[, eleq uewJe{e{ u"p Jnl{nJls aseluesord EJBIuB uuEunqnq ue11n[un1rp (q) requeE urelep ICI '91'€ 'rqC urEIBp uellnfunlrpzuur/E{ 0g uelen{o{ eleq Inlun 1n[uz1:eq ueurEurpued rs?ruroJsueJl uurEelq 'u"Intuelrp ledep qepns Zy1j.qelnep uped uluq ues"ra{e{ uep Jnl{nJls B{Bru 'urues Eue[ eleq rrep 133 ururEerp ueEuep uel8unqeEEueur uup J"009 rudtuus f,.008 uup ueu6urpued nllen rnlnEueur ueEuep nlr ?ueJa) 'nlueUal IsurJel snplrs nl"ns 1lnryEueur urEurpuetu q"letes eteq qelo HIIIrup uele Euuf uuwJe{e{ uEn[ue11nlunuau 1n[uz1:eq ueutEurpusd rseurrogsuerl uerEerp u,(ueserg '(iC) +lep E uep (O) {pep 9'6 '(fC) ryap 79 (urerEerp urEIBp l2 qalo ue1 ->1n[un1p) {qop 002 rIBIBpe Eurseru-Surseru J.009 aI J.00g rnluredurel uep ueu6urpued nDIBIrr e,(ueurel {ntueq ruelep m (7) uep (g)'(Z) '(I) sel I€ruret snl{rs rrep {r}srretlere) 'trsuep?rrr Inlueqret uele (7) rrep ludec qrqel ueurEurpued uuEuaq (V 'lrsuelJ?rrr uup BJeluB Jnl{nJ}s {nluaqJel BrBtuB uele'(7) u€p (€) eletue I uutueq (g 'lrsueuBru u"p rnllnJls llreJ {n}uaqrel ue{e (E) uep (7) ercrye s"l Ieruro} erelu? rnl{nrls 'UJoJ {nlueqJat uB{" (Z) uep i s?l I?rurel sn1rys sn1rys uuEuaq (Z 'lrsuolJ?ru u3p erelue s"l l"rurel snpys uuEueq ( t :lnlrJeq luedas JnlInJls InlueqJel uelu ueurEurpued qelelas el\qeq u€{leruuJrp ledup'eures Euu[ esqeue ueEusq 'l11red uep llreJ qelepe Inlueqrel 3ue,( rn11nr1s uzur8urpued qeleles B^\qBq ue{leruerrp ledep sele rp uewqeqrued ueq '(C.OZST) ..c,, {rlll upud lqleroq uB{€ Eue,( lgrad uedupusEued rseurogsuerl ueEuap puu8ry uerpnrue{ uep luducrp (C.OOS + ) ..q,, Iltlt BIrq rrq{sreq nreq u"p snrel uelefteq rur rs€rrrJoJsuerl 'lruelsn? uep ueldupuerp r"Fru el"ur .(J"099 redrues urEurpueur qelel 'I ( 1) llroJ + ) ..?,, {llll e,(qesur qoluoc ruEeqa5 "[Bq InluaqJq uele tue{ rrqle rnDlnJls ue{l"ru"retu {nlun mledrp rs€ruroJsuerl deqel-duq4 uu4lnfunueur 1edep.g1.g .rqg ledep uep ueu6urpued BI]q sBI IerrrJel snprs I€q ruel"p ruBl"p ue{1nfun1rp Eue["urulos rlredes 133 urerEerp rrep Ieqet sueE uuEuep EungeErp elrq Euef 'se1 lerurel snplrs qotuoc ederegaq ue11nlunueur snlnd sueg .ueutturpued ueledace>1 ruzc?ru-rueoeruJeq ueEuep uelu6uprp uerpntuel uep )"00€l rnleredruel e1 ledec I9 uese'I r1eree4 ueqnttuele; €'€ r€ Bab 3. Metalurgi Las 8A t0.l5C, 0,33Si, l,03Mn, 0,010P, 0,0145, 0.80Ni. 0.38G, 0.25Cu, 0,tl4Mo) A = AEtenit F = Ferit M = MancDsit Zw = Struktur uttra Q cn o o. E o F 3,(;)+;;; 4 6 810 ;;;i;; i,",illi 20 60 80 E0 t00 toe 200 20( 400 600 1000 20m 4000 Waktu pendinginan (det) (e) Diagrem CCT. ;1; 50+40 *1o, ,o|,0 E; BE LZ oI,* (b) Gbr. 3.16 w"k,';dldi:n a# a, # r#"'3'[or '* 4oo Hubmgrn mtara waktu pendlnginan dengan kekerasan tlan struhtur. Diagram CCT dan Hubungan antara Waktu Pendinginan dengah Kekerasan dan Struktur, struktur yang tidak sesuai dan adanya cacat dalam lasan. Berhubung dengan hal ini, maka dalam usaha mempertinggi keamanan las, perlu adanya penilaian ketahanan daerah las terhadap patah getas. (1) Pengujian Ketanggahan Dsri Daerah Las Untuk menilai ketahanan daerah las terhadap patah getas perlu adanya pengujian yang juga mempertimbangkan faktor-faktor dinamis yang dapat mempengaruhi patah getas, seperti kecepatan regang, takik, tebal pelat, tegangan sisa, konsentrasi tegangan dan regangan dan lain sebagainya. Untuk menampung hal-hal dinamik ini perlu pengujian dengan skala besar, baik dalam jumlah maupun dalam dimensi. Tetapi, dipandang dari sudut ekonomi hal ini tidak mungkin dilakukan, karena itu dibuat pengujian skala kecil yang distandarkan yang disebut pengujian takik. Temperatur transisi dan kriteria pengujian takik ditunjukkan dalam Tabel 3.8. r 'lr3e{ €13{s {r{"} uelenlo{ us{nlueuotu {nlun runtun Suqed 3uu[ qelepe rur uerfnEuag'urur ZA {ntueqJeq 414 ue8uep fdreq3 rln ue1>1nlunllp tl't 'rqg tuBIBp rq:[dtot13 tlnqutru {2 (o ) -ZZ't 'rqD ur"lep ue1>1nfun1rp prodos epue8 11rul 1[n uep lz't'rqD ur"lep lurlllJel rlredss ur"l€p {He1 I[n ueluunErp e,{ueserq Jaseq rsueurp uerlnEuad {nlun'[ce{ rsueurp repuets uerfnEued {nlun u"{n{epp efueserq Euef (St'g 'rqC) >l"ler u"leqru"r 'rqC) urru Z A 41e1 ueEuep fdreq3 lnqrunl rfn UIBI Bretu? 'ue1n1epp Euuas 1fn uep (f t'g Eue,{ ry1e1 uerfnEued edersqeq ue11n[un1tp'77'guefluap redrues rl't'rqC ur"lec @Xy-ZWZZ SIf) rtrtu Z-A {pIBI ueEueq ,(druq3 {nqunl Iro Iu?I"p usrn{o s0'0+0r L]_l | T-- so'o+or 9 op ArI^ sIiI^ tuelug e {lsJaduol 0t z | t'0+ {DI4 Inlueg rfn ;un lI'€'rqg s' FE# L-t'0+9'lzJ NF' I "z+9t lnlnrued 'ueqaled ueelnurred s"nlI qn.tnles dupeqrol (qepuer) nluelJot aselueso.rd nlens rudecuau n?1ru rpufre1 relnr[ lep ueqelzd n?le l"res ueqeled eu"Iu Ip nqns ue4edurzued u3{J?Sep.re8 dEunrel uslen{e{ uu8uep etuus qnlnl uel"n{a{ ?uetu Ip nqns u3{J?S"pre8 p @ u3rl"l?d u3l"n{e) \7 ' ef,u1,rasrut'nlueuot aseluasord u8rtq tedanusu n"t? unrnuaur lrqel resep eped ueqeled rs:1zr1uo1 nfel zuutu p nqng Q '{?pepuetu uetusp unrnl tunrurs{?ru ueqaq eped {n{al lnpns '(ttJ) qfr: 91 nele (oIJ) qfu 0l Ip nqns (r "u"ru ,(dreqJ 1fn uelep e,(qustur Ip nqns (t 'nlueuel eEreq radecueur deresrel ?ued 6reua "ueru Ip nqns (Z GSuruel Sued 6:oue uerper8 tpef.rel "u"tu 'runruruttu 3ue,( uzp runrulsl"u Sued de:esre] 6:aue uep eler-e1er e8rzq ue8uep erues nele derasrel ur4Sunru Eued urnurs4eu r8raue vep zf, wdecaeur meduruy:e1 tuntursluru ueqeq unleqes de.resrp 8ue,( r8reue eueur 1p nqns ( I 'qetud ueolnrured qnrnles uep ueqeled nele l?Jas ueqeled Sunfn eueur IP ngns (Z 'elnuras Eueduuued senl rrep ft redecueur sels8 uzqzled nel" Jllnq uuq"led sunl uueur ry nqng ( 1 7, pdecueur 1e1n 'r88uruel 3uz[ r8reue uetper8 tpulra1 de:esq 3uz,( 6rau: ueIJ?sBpJe€ 1s1n ueqeled rsrsu"I nqns uesrr{Jed u"q"13o ueledureued u"{J?s"pJe8 Ip ngns (Z "u"tu 'runrururu uep runrurs{Bru 3uz,{ derasrel 6.raue uzp eler-e1er e?req ue8uep eu:es nele deresrel utltunur Euzd urnurslzur 6:eue uep z/rruducuau rneduepel unruls{Btrr u"qaq qelelas derestp Ip nqns ( I Sued 6reua nulu qzled redues derestp Euzi( 6raua "uelrl 'uBrlBlBd uger.r{I ucp lslsuBrl i9 uzqnEBuelel u3{J?S"preg ues€'I qereeq Euu[ 6reu: sele8 uequlud rsrsu?Jl nqns u3{rBs?pre8 uB?JDlJed derestp nqns 8'€ pqcl ueqn8tueley €'€ Bab 3. Metalurgi Las -_ Tebal:8 l*br:d=28 Panjang Rctak =a -0,5d=.B Panjang t^y1y:i:@-2,5 mm) Maksimum untuk :(a-1,15 B)13 mm mm) Maksimum untuk .B(13 mm (e) -Pmjepit Pt2 TMpumt r 6: (b) -a) Penguiian Rembetan Retek (COD). Gbr.3.1E Patahan u1", r:0,02 | + (Z +a) lr(d -Wl\ Permukaan patahan getas mm 3r0'05irL 14,' 45' I r:20-25 Ukuran dalam mm Gbr. 3.19 Tebal Penguiian Ketangguhan Yan der Veen ft""o*'' Takit Gbr.3.20 Pengujien Jatuh. Oebar 1,6) dengen Pemukul Ukuran d1lm mm le3ues rpelueur urzEol resel lz8ues e,(urqnq-rt1nq Bu"tu Ip sBI s"leq q"Je"p €pud 'tZ'E'qD urel€p urerEetp tuq{lp ledep rut I"q Irep goluor teEeqag 'llrunJ le8ues undu,{uueqnE8uelel uzqeqnrad efuutpues ue8uep €IBIU ]IunJ leEues pefra1 Eue,( lerurel snplls eueJs; 'ueseleEued n11urn rpud ryefre1 Eue,( luurrel sn14s ueEuep r"nses q"qnJeq JnllnJls uup rqnq Jeseq'seued qnreEued qere"p ur"lzp IC 'sBI w}€q uB{"ruBulp IUI q€Je?C 'J"sB{ Jllnq-Jllnq {nluequaur uep tedoc uuEuep qnqunl e[qu1srr1 'rnqo1 srreE ueEuep 1e1ap 3ue[ ZVH q"reup epud 'EZ'E'JqD ur"l€p l€tlllJel Eue{ tpodas 'se1 ureEol rnqnJ}s e{ {npu ueEol Jnl{uls Irep rnsEueraq ?recas qeqnreq ZYHnep seued qnreEued qereep eped rueEol rnl{nrls so7 sDrD{ uoso4aE&ua4 uoq uoqn?Euolay (Z) 'seued qnrzEued LIBJ*p epzd ure8ol uep s"l ureEol'z[eq ]elad uep selaE qeled depeqrel ueueqsle{ I€llueur {n}un upl"unEtp 1e,(ueq rur rugc?ruos {I{B} uBlBn{eI Iln '8I'€ 'rqD ulslep }Btl![Jel prodes repusls uetlnEued u"In{BIrp u,(uesutq IIse{ BIB{s uerlnEuad 1n1un lde1e1 'elnures 1e1ed 1eqa1 uuEuep uures Bue,( 1eq-l ue3uep rfn Eueleq eped uu lnIBIIp {lgq qtqel uerfn8ued leq 1e,(ueq urBIsC '{lllJool BsIIeue IresePueru 1n1un teludlp l"dep BEn[ 'ul"l 3ue,( sele8 qeled elnured uetfnEued 3J33 sel? Surpueqursd lur ?JBc nlt Eutdures KI ie8eqes :yeq le8ues rur uerlnEued eluur selof 8uB[ ue8unqnq te,{undruoru seleE qzled ueelnurrad uep lere,{s-}erefs uep {IIIDI {31eJ u"tlsputdred elelve SueJB) 'qe1ed e,(urpufrel IBInIu 1"BS eped (ag) {lUU l"ler uuqupurdrsd rnlnEueur uup ueqeleq Eunfn eped rytseld uuqepurdrsd qelo utuq uzp szle8 qeled efutpefrel 1t1sue1{Bre{ Isllualu 'ueleunEtp {nlun u"{BunErp Eue,{ {31eJ uel€qu€J rJoel s€1e ugIJss?plp 1uI tln ere3 eEn[ '91'6 ueludnreur 1e,(ueq eEnt Eue,( u"lepe{ Iellueul 1n1un uetfn8ued erec .rqg urBIBp uellniunlrp qrodes COf, Ifn ueEuap 1e18urslp uzp..ueluersldsrq Euruado {cBrJ,, e,(usrEEul Bwq"q Eue,( 1e1er leqluBr {n:(OOC) tlolay ruqutoy tt2 (q) 'efuuruy Inluaq-Inlueq u"p us{e} {l{u1 'n Intueq IDIeI ue{eunErp eEn[ A {ntueq {DIBI uleles '[dreq3 rln ureyep tq 'Ica{ l ;li I de1e1 BIB{s repu"ls uetlntued teEeqes teledtp uele Euelep Bsetu Ip rut fdreq3 rln l€qllehtr rrsp u"p eanqeq uB{l"IIIBrIp ledep'efuuueunEEuad .srrrdrue eJ?ces uelerrqrsdry ledep eleq rrep e,(urzuoqes Jnl{nJ}s lnqasJel "lgp qe>1as 1e,(uuq Indtun{ro} q€lel rur fdreq3 rfn elep-e1ep unqel qnlnd "dBJeqeq ulel uep (s:yr) qeled ISISUBJ1 rnleredurol nelu (gr1l uup 91-t1l) og,r nele "tu"los'e,(uruEuqos rEJeue rsrsu€Jl rnleredruel '(3.g nqns eped ueln4uyp uerfnEued 1eq ul"lgp g,r) derosp Eue,( 6raua ueEuap uelelefurp ?{ueselq sel g€Jeep rrep ueqnEEusle) '8puGc llrol urtuuEal urtuep uq[n8ua; ZZ'E'qJ 1.qrl urEuep n*, *;ffill# rz't',qc uerpsJD rrlu III?lep u"rnln 4z1er snreuad uzfeg 1u1er Euefue4 -tl' ' I _Bt eprusd ue6eg uese'I qereeq ueqnEEuelo;1 €'€ --- LU q'po"u 1e1ar s9 ms _. ifr ul'o Bab 66 3. Metalurgi Las (B) Arah pengerolan Logam lasan FG kffimffi@ N\)V N-\)/ E E a-ct .^ 3 €; E€eE *i Ee EH =Ea6q 5; sil Eo iliaQE6oO6 EE EE JEg.,:IE .Ec .: -6-6-d A5 Gbr. EE 3a 3s@@@@@ ,! E Daerah yang akan terubah Struktur pada oleh lapisan berikutnya. daerah E sampai G f, S ni, gH AET AET 3.23 Skema Struktur Mkro pada Daerah Pengaruh Panas atau Daerah HAZ. Logam lasan Dacrah HAZ 6t Gbr.3.Z U) Perubehan Temperetur Trensisi peda Lasen. getas dan disebut penggetasan batas las. Pada batas las ini terjadi konsentrasi tegangan yang disebabkan oleh diskontinuitas pada kaki manik las, takik las, retak las dan lain sebagainya. Kegetasan dari batas las ini, di samping disebabkan oleh butir-butir yang kasar, mungkin juga karena cacat-cacat las atau titik-titik pusat konsentrasi tegangan yang ada di dalamnya. Berhubung dengan hal tersebut, maka pengurangan peregangan pada batas las merupakan usaha yang sangat penting dalam menjamin ketangguhan sambungan las. seperti telah diterangkan dalam pasal 3.2.3, ketangguhan yang terjadi tergantung pada suhu pemanasan maksimum dan kecepatan pendinginan dari 800'c sampai 500'C. Berdasarkan kecepatan pendinginan, perubahan struktur yang terjadi sebagai berikut: Martensit (M)- bainit bawah - bainit atas + ferit (F) + perlit @). Bila didingin-cepatkan atau dicelup bainit bawah dan bainit atas akan membentuk struktur antarz (2.), sehingga perubahan struktur di atas dapat dituliskan sebagai berikut: M--+ (Z_) --+ (F + p) 'zvuu,!1-gg uep zr:orla.l?1.g9 uBlBnIa{ efeq uep seued ueEunqnq ueplnlun1tp 8Z'€'rqg UIBIBC uelns?ur u"p sel seleq ueqnEEu"lol "J"tuB 'ueulEurpued ueledece>1 u"p {npur ureSoy erurrl rsrsodruo{ 'sBI seluq ueqnEEuelel ?J€}ue ueEunqnq ue>1se1afueru 1n1un n"le Eurlued lzEues 1uI I€q ur"l"p nll BUoJB) 'sel" llul"q Jnl{nJls e,(u1n1uaq:el "uaJ"I qelo sBI u€Iqeqoslp s"t"q u"s"loEEue4 rBsB{ Jrlnq-r1lnq pefueru I"lsrrl e,(uqnqurnl so7 sDrDg uosDraSSua4 dopotltal sDT stuod uu1nsvtrN UDQ Dlutly lslsoduny qanSuaT (t) 'efue -nur1 rsrsodruol rnle8ueur ue8uep e,(qrca1-pce{es wl s31"q u"szlaEEuad refundueur Eue,( uleq 1e1ed uelenqued eqesn uelEueque4p eEnf w]3 Ip pq Sutdues tq 'sBI set€q ueseloEEued pce>pedueru {nlun uzlnpedrp Eue,( ueseleEued rsrpuo{ uep s"l szluq eped rpefte1 uele 8ue,{ rn11nrls eEnprp ledep'ueut8utpuad ntlelrt uertsleuedSerEourou u€p IJf, uerEep ueEuoq 'nlu€qruoru leEues ueqe'97'g 'JqC ur"l"p leqrlJal Eue,( qredes uuurEurpued nl{Blr ueln}ueuerx >1n1un ;erSouou sBI s?}€q rJBp ueu€urpued ueledacel uep u"sel -e8usd lere,(s ?Julus ueEunqnq ue{l"ruuJeru zpes ueseleEued uruc q1ftuaur UTBIBC '92't'lq9 urBIBp legrtrat luodes uz4eunErp e{ueserq rur Jnl{nJls uzquqnred u,(urpefre1 uelselafuaur {n}un ruer8erp 133 'rrcIes lrrunJ sJeces s"l s"leq ueseteEEued efureseq q"qnJeu lnqesJal JolIeJ "ntues 'e,(urc3eqes urBI u€p 1e1ed 1eqs1 'z1ntu ueseueurad'ueseyaEued suued ?uoJBI ueut8urpued ueledacel uuepeqrsd uep Brrrrrl rsrsodurol ueepeqred e,{uepu BuaJ"I uelqeqasrp Eue.( e[eq surel-ndureru IBJIs ue"peqJed qelo u"{qeqeslp s"}B Ip Jn}{nJls ueqeqnJod 'qzpueJ le8ues pefuaur eleq ueqnSSu"te{ rBsB{ tlreJ u"p sut€ lruruq pefrel epq uzlBuepes 'q"ltteq }lureq uep trsueu?u uep upueE rnl{nrls {ntuoqrel epq }"deplp >peq EuSud Eue[ ueqnEEu"]eX 'sel quJoep eped ueurEurpued ueledecel ueEuop uelEunqnqrp Euu[ ,(dreq3 rln e8req uep rnqnJls ueqeqnred rrep qotuoc n1"ns u"{{nfuntp SZ'[ 'JqC UTBIBC -urnr u,f'n{ex u'p oqu r-mrn.,rs'ueqdupue4 ;ffi ffii*t#Bl*tTll sz'€'qc (rap) 3.669 redues (C.OZS) EcV FeP uuuduPued OOOI0O8O09 6OD 0OZ ml 08 (D W n11e11 0Z 0I 8 9 I 0t 0?, 0€ 0s -aA ot I I I 0t llsueuBr erolue l: Iil rnf{nJf$=nl rqeJ:.iI o u seleE 08 r r + drz + 06 mt *J cIo'o N ), \rf s--#1a \--' z9'0 L9 qeled ue8urpuzqra4 " lt'0 6I.I oI{ rc uBs€'I qBroBC ES'Z IN t i I 1 + n^7-JJ\I ix\. " sr'0 900'0 IIO.O + €'0 8r0 nc s ueqnttuele;1 d E'€ Iw IS 9t'0 :) Bab BJ60 7N 'i. ,100 o,tz 0,34 l,4o 0,022 0,014 0,07 0,04 0,04 0,04 0,07 0,035 ---i1-":--- : Suhu maksimum 1350"C M:Martensit B:Bainit ' 600 500 Motalurgi Las CSiMnPSCuNiCTMoVAI N.f ,.a.. 3. F:Ferit P:Perlit / \ tNt\I "'f)l\"" 300 cm,^\ lQ KJ -\ /.\. '\, t CA t \. ln \ so r: Cp ,n *r.. )* )r, t00 \ .. lo2 I ,i, 103 Waktu pendinginan (det) BJSO S Si Mn P o.il S Cu Nl Cr Mo V Tl 0,29 0,?8 0,009 0,007 0,29 0,99 0,50 0,52 0,09 0,02 B 0,003 Al 0,01 Suhu maksimum mak (J 100 600 -'N-."}iI;:...... cA '.. 70 KJ,cm '.. DUi\ ta E o t- / lJ*,,.. ,tf*r.. \ 100 N\l \BA 316 tS:Martensit MS: mulai I -r- \.. 35 1350'C A:Bainit atas BA: IB:Bainit bawah BB: A:Celup air CA: ,U:Pendinginan udara DU: .. ({ & : 261 ----218 Waktu Pendinginan (det) Gbr. 3.26 Diagram CCT untuk baja B160 dan 8180. Pada baja kekuatan 80 kg/mm2, tingkat kegetasan yang terjadi karena perubahan masukan panas lebih besar bila dibandingkan dengan baja kekuatan 60 kg/mm2. Dalam hal baja kekuatan 80 kg/mm2, karena banyaknya macam dan tingginya kadar unsur paduan, maka pada pendinginan cepat, baja akan menjadi keras tetapi tangguh karena terbentuknya struktur martensit dan bainit bawah pada batas las. Sebaliknya pada kecepatan pendinginan rendah akan terbentuk struktur bainit atas yang akan mengurangi ketangguhan dari batas las. Bila terbentuk struktur bainit atas, maka akan terbentuk butir-butir martensit karbon tinggi yang sangat getas di antara bainit atas. Kalau hal ini terjadi ketangguhan batas las akan lebih rendah lagi bila dibandingkan dengan terbentuknya struktur feritperlit. Dalam hal baja kekuatan 80 kg/mm2, karena mengandung banyak unsur paduan dengan kadar yang tinggi, maka kemungkinan terbentuknya bainit atas sangat besar, sehingga dengan kecepatan pendinginan yang rendah tingkat kegetasannya lebih tinggi dari pada baja dengan kadar unsur paduan yang rendah. 'uBSBIeEued ?rueles 1pe[re1 Euuf ueu6u -rpued ueledaca4 eueJe{ eEnf rdelel 'Jnsun dull-detl IJ"p J€pe{ er(uresaq u?p ur?cBIlI (lle{es efu4e,{ueq euereq e,(ueq {"pll lrunJ BJ€oos q"queq ledep se1 seleq ueqnEEuulel depeqrel lnpur rueEol "1urpl tstsodruol qnreEuad BAq"q selef'rur u?IuJn IJBC (tuc/qnof) suuud uulnse;41 'InqurJ, 1t4g upud srueg uB{nsBI4[ qnrtue4 gZ'€ .rqg -t v, tr $ E o msng uusule8ue4 uped ).00S eI J.008 IrBp '(ryep fg) uecrp tue,( 13 ueut8urpusd nl{"rn qel?p? 'y 'ur8wl uriuep urtuqgra4 4't 'qC w@upual n1IEAt I IIIII- qpp uetuap snrnl speE uetusp uultunqng- (C.OOZ) ueseustued nqns qJM'?Frrr uos?u?ruod ue8ue6 'Z '(ryep gt) uzcyp Euui( a3 ueudupuad nllt,rr q?lepe V 'snrn1 srret ueEuap >y1r1 IplI- tnpel uultunqng- '(urc Ol) 1ulod pqol qgt4- '(unlolnof 000'8I) F B< tF 9! ,E qgr4- oo0ol 1 I 'l I ere3 o*t' [*t ooort-l uzseyetued sesord uetuep renses seusd uetrnsuur etreq 'Elnru ueseu?tued eduea : {Zt ci1 ozl gl ,,1 | I J:l ''1 *,] ,? ., I I I uuleunEllueru -l :1 zl elI :] 'l'i "il ,:1 ill I oooe''l l-*, ffi:l,*.' *,. f *,, ffi11*, Illn._fl.11*,_ u,l_ __ it___ffi,flffi: ffilffi: 1--*,+---#1---gl''' os'l otl I I ,,1 ffii1*' lo"l ffi+ffi: "l 'l I ml "l tffi; I ,, i .l'l | *l|I r | ' ffi,1 Hl 008 1 08 I 00011 061 *J,,i, ,1n, -d Blnu EIrs uas-u?u{ rJo, u0 (w) l/{ (Jo) uBsuBuad '-::"-* uBsue(uEsuBuad uduel Fqal wswuad nqns (tep) (c"ms-J.oo8) wu6qPued n11u6 69 uese'I r{Breeq ueqnttuele;1 [ffi[ F0m8r [ffit Urry, |f 0m9t Foilnt €'€ (uc/aFof) ofig@: I Bab 3. Metalurgi Las Unsur paduan yang mempunyai hubungan erat dengan penggetasan batas las adalah karbon (C) dan nikel (Ni). Dalam hal ini penurunan kadar karbon dan penambahan nikel akan memperbaiki ketangguhan batas las. Hubungan antara ketangguhan dan kadar nikel dari logam induk pada batas las untuk suatu siklus termal las tertentu ditunjukkan dalam Gbr. 3, 29. Penelitian menunjukkan bahwa endapan halus Ti N dalam baja kelas 50 kg/mm2 dan 60 kg/mm2 dapat menghambat pertumbuhan kristal pada batas las, yang berarti bahwa penambahan unsur Ti dapat memperbaiki ketangguhan. Pada waktu ini telah dikembangkan usaha memperbaiki ketangguhan batas las dari baja BJ 50 dan BJ 60 dengan menambahkan unsur-unsur Ti, B, Al, Ce dan Ca. Dengan penambahan unsurunsur tersebut baja dapat digunakan dalam pengelasan dengan masukan panas tinggi. Beberapa contoh dari baja ini ditunjukkan dalam Tabel 3.9. Lebih jauh lagi adanya oksigen, nitrogen, fosfor dan belerang di dalam baja juga mempengaruhi ketangguhan logam induk dan batas lasnya. 800'c-500"c o z detik .10 .20 f25 r30 \,,,,,. Gbr.3.29 Hubrmgan antrra Sifrt Tumbuk dan Kadar Ni peda Daerah HAZ @emenasrn Maksimum 13fi)'C). 6'1 01234 89 Kadar Ni (/.) Tabel 3.9 Ketangguhan Batas Las dari Sambungan Baja BJ60 yang mengandung Ti yang Dilas dengan Las Listrik Gas. (Jrs) Tebal pelat HT-605 HT_60 Jenis Jenis (Jrs) Komposisi kimia}o Kekuatar Kekuatan Perpanjangan elastik tarik (%) ikg/mm'z) (kglmm'z) C Si Mn Cu Ni 25 mm 0,12 0.28 t,4t 0,24 0,22 25 mm 0,15 0,30 l ,31 Alur Ti: 126-13s 19,0 0,03 65.0 55,0 18.9 Batas las 18,9 (n:15) 2 mm,0"C) Pusat H.A.Z. 19,1 (n :10) 74-91 20,3 (n : 10) 21,4 (n :6) 126-135 6,4 (n : 15) 10,7 (n :6\ (n: l0) 17,4 (n : HT_60 x 5Rq Uji Charpy (V HT_60S X 66,4 V: Masukan oanas (kj/cm) 0,015 74-91 9,1 4) ruBIBp nlr eueJe) 'ue{Bun8rp Euu,( se1 uegeq ueuodurol uep {npur rueEol ueuodurol rJBp rJrpJel ue4e e,(ursrsodurol e1(qeq uele:q:edrp ludep rdz1e1 'ueleun8rp Eue,{ ueszleEued seso:d eped rrep SunlueErel n1ue1 Suereq q€pns s"l ure8ol rsrsodruo;4 'ure1 se8-se8 uep ueEmlo Sunpue8ueur 4e1es 1e,(ueq rur sBI ure8ol uEEuqes'n4equreru uelpnrue{ u€p Jl€cuatu uesele8ued seso.rd ruBIBp 8ue,( ure8o1 r{BIBpe se1 uzEol eles u,(ue11 'sel s€l€q eped uep 4npur rue8o1 epud e,(qeq rlredes z,(urn11n;1s uep Sunlue8rat e8nl se1 ure8o1 ueqn8Euele4 errrqeq rEel ue>1se1etrp nlrad 1epr1 se1 ruu8o1 uuqnSSuulay Z.e.C, 'se1e8 qzled rJBp u€Bln{ured 1e13ur1 e,(urpefte1 ue{nlueuetu 3ue.( .ro11e; rr8eqreq ue>14nlun1rp 0t'€ 'rqg rrrelep rq 'ueseleEued etec-etec ml"letu UeI€q€snrp ledep Eue,( u,,(ure8eqes urBI uup usrs ueEue8el e,(u;eseq r8uern8ueru etec'ue?ue?ol rs€Jluesuo1 u,(urpefre1 ue>1quqe,(ueu ledep Eue,( rsrolsrp uep I€laJ e,(urpe[re1 uepurqEueu eJex rlelepe u"{eqzsnrp nped Suei( ur€l luq-leH 'sn1eq 8ue,( I"lsrJ{ Jrlnq-Jrlnq e,(u1n1ueqre1 uelqeqe,(ueur 3ue,( €cy rseurro;su"Jl lrlrl sel€ rp ;nleredruel reducrp e8Eurqes efusule rp uesrdel qelo ue{seuedrp qe,ueq 1p Euu,( se1 uesrdel "pB 'uesele8Eued ru€l?C ueunrnued qelel eq"sn ue>ln>lelrp EunsEuel 1uI I€q {€prt BJeces e,(ureueqes 1e,(ueq srdel ueseye8ued urelep 1p IpBf 'se1 seued ml"leru rlequro{ uuseueruod er€c u€8uop pefiet Eue,( orryru rnl{nrls 1lleqrodrueru qeppe ssl ssteq ueseleS8ued ue1 uDuntnuad (c ) 's"l {"10J e,(urpefrsl uepurq8ueur 1n1un dnlnc lese uq8untu q€pueJes ueleqesnlp snJeq ?lnur u€seueured nlt euoJ?) 'seued uelnsetu e.(ureseq q€qtu€uotu u?>lu IUI €ueJe{ Dl€puoqeTp 1ept1 'ueutEurpued luquepeduroru {nlun uenln} ue8uep 'uuqrqepeq 8ue,( elnru ueseueured €A\q"q selef rur IBq uTBIBC 'Jog rl".req rp 'sz1 seleq rrep ,(dreq3 {plel Ifn rsrsu?Jl rn}eredurel reducrp ledep rur q€puer Eue,{ seued ue{nsetu ue8ueq'urf,/f) Ol r.ele 0S IrBp Euernq seued uelnseur ru8e ue{€gesnlp eduesutq ';:uutfE>108 u€p ,rtul?4 91 ue1un1e1 eteq ueszle8ued ruelep e.{u1esr141 s"l sel",g ueseleSSuad r8uern8ueur {nlun BJ€o nlens re8eqes eEnl ueluun8rp seued ue{nseru uusel€qtued :souod uD4nsDJry uDszwqwad (q) 'sel seleq uesele88ued depeq:e1 eleq uueledal BuernEueur ledep eEn[ rurur/81 09 uep (lV uep .repe1 ueEuernEuad uep u€t"n{el uluq ruelup uep eJ 'zg d'EN S .urur/81 0S "J 'g 'r1 Jnsun-Jnsun ueqequeuad'e,{uurnleqes uelSueralrp rlredos ur€l IEq ru€lep rC 'lenl qrqel Eue,( nzlu ,rtuul8>1 09 uelen{e{ eleq rslnpo.rdrueur {nlun ue>leun8rp geles 1e.{ueq rur ?JBJ 's"l {"10J e.{urpe[rs1 uep -urq8ueur {nlun {req lu8ues u8n[ rdelel sBI sel"q ueseleEEued rEuernEueur {nlun Jrl{eJe e.(ueq >l€prl uoqJBI uep uenpzd Jnsun JBp€{ ueunJnued'le{ru JBpu{ rSSurpadrueru uep eleq tuul€p uoqre{ uep uenped repel 6ue;nEueur qBI"pB ueqeunttp 1e,(ueq 8ue,( erec :sDaI sDtDg uosota?Buad dopoqnl ot1a4 8uo,my 8uo{ o[og uoounSSua4 (o ) 'ln{rreq reEeqes qelepe lnqasJel uenlradel {nlun ue{€unErp ledep ?ue[.etec-eteJ's"luq r{"Je€p Jn}{nJls r4eqradueur ueEuep ue{unJnlrp ledup e,(urunun eped sel selzq uese1a33ue4 sD'I sotDg uoso7a33ua7 uolunrnuary lntun ofio-DrD) (t) -unJnuour {n}un urul BJBS ;uDsolaSuad Dfi) upPw uoso7a33ua4 'uieq tzled uec?u-uer"ruJeq uep ge;Soruou usp 133 urerEerp nel? 1nluepeq ueut3urpued rs?ruJoJsu€Jl urerEerp uelnlredrp rur ueseae8uod 1n1un eSSurqes 'uesela8uad 1ere,{s-1eru,(s depeqrel 1e1e1 Eue,( ueseme8ued uulnpadrp nlr eueJe) 'suued uu{nseru elJes sel qBJaBp uep uuurEurpuad ueledecel eped u"p {npur ueEol rJBp "rur{ rsrsodruo>1 uped Eunlue8rel reseq uet3eqes s"l seleq ueselo8Eued €rrrq€q qelselelrpel TL uesel qBJaeC ueqnE8ueley €'t Bab 72 3. Metalurgi Las (10) (ll) (12) penssunaan *.ru*, perencanaan ronaisi Pengelasan ] (13) (14) .*o*, ] (rs) (16) I I (17) (18) (re) I 2 3 4 5 5 7 8 9 10 Kekuatan takik dari batas las Bentuk batas las Retak las Korosi tegangan Kelelahan Distorsi sudut Bentuk manik Tegangan kerja Tegangan sisa Tegangan p€Dggunaan Gbr. 1l I I ) Suhu penggunaan 12 Lingkungan 13 Sifat bahan 14 Perencanaan 15 Pengujian tak merusak 16 Pengehsan termasuk reparasi 17 Pembebasan tegangan 18 Perakitan 19 Pengujian tekanan 3.30 Fahtor-Faktor Penyebab Retak. menganalisa ketangguhan logam las harus diperhatikan perrgaruh unsur lain yang ters€rap selama proses pengelasan, terutama oksigen, dan pengaruh dari strukturnya sendiri. (1) Pengaruh Oksigen Pada waktu logam las masih cair, oksidasi dihalangi oleh terak dan gas pelindung yang terbentuk oleh bahan pembungkus elektroda. Tetapi walaupun demikian penyerapan oksigen oleh logam las cair tidak dapat dihalangi sepenuhnya, sehingga logam las mengandung lebih banyak oksigen bila dibanding dengan logam induk, sehingga terjadi perbedaan keuletan antara keduanya. Gbr. 3.31 menunjukkan hubungan antara kandungan oksigen dan kekuatan tumbuk Charpy dari sambungan dengan las busur rendam. Pada umumnya oksigen akan membentuk butiran oksida dalam Logam las dan menurunkan kekuatan tumbuk Charpy. Sama halnya seperti oksigen, nitrogen diperkirakan juga banyak terserap ke dalam logam las dan inipun menyebabkan berkurangnya ketangguhan. Pada umumnya, dalam las busur gas, banyaknya oksigen yang diserap tergantung dari macam gas pelindungnya. Dalam las dengan pelindung gas Argon, kadar oksigen yang terserap sangat rendah, sedangkan dalam pelindung COr, oksigen yang terserap lebih tinggi. Dalam pengelasan manual dan pengelasan busur rendam, kandungan oksigen dalam logam las sangat tergantung dari bahan selubung dan kebasaan dari fluks. Dalam Gbr. 3.32 ditunjukkan hubungan antara kadar oksigen dari logam las dengan kebasaan dari fluks dalam las busur rendam, yang menunjukkan kadar oksigen menurun bila kebasaan dari fluks dinaikkan. 7- u?s"qequod sesoJd 'uBEueEol uBs?qeqtlled 1eJ"{s-}BJBfs tu"luel qoluoc ?d"Jeqaq u€I{nlunueru gl'E IeqEJ 'ueEue8ei uuseqequad lnqosry rut seued uen{Blrad'e,(uute1 IBJ1S-1eJIS r4reqredrueut uep sBI q"roep IJep ues"Je{e{ ue{unJnueu 'ueseleEued euerel Euu,( Is?sII?lsIJ{eJ ntlns I}u{epuoul 1pe[re1 Eue,( esrs ueEueEel uzqtuepqEueut uen[ngeq ueseueruod ueEuop pn{l1p e,(uurnun eped 1eqa1 1e1ed-1e1ed upud uesuleEue4 uuEue8el urssqaqured BUaJBX sBT qBJeBC EpBd uustle88ue4 gg'g 'uelEunlunEueur Eue,{ rnl1nr1s e,(u1n}uoqJel ue>l"gesnlP snJeq uep e,(uqepueJ-qzpueJas u?Ieqesnrp snreq ue8orlru u"p ueEtslo luedes uIBI Jnsun-Jnsun uuEunpuel '6tur1 selef s"le Ip uel?Jn Irecl Eue,( se1 ureEol ueqnBEuelal uelludepuaur {nlun "^\tluq '€g'€ 'rqC urelup ue1>1n[un1rp rut qn:eEued rJep qotuo) 'rEEup seuud uulnseur uz8uep ueseleEued sesord zped snpq IIJoJ rllnq-Jllnq e,(ulnlueqrel uelqeqafueur 3ue,( su1 ure3o1 eped g uep II rnsun u"qeqruel ue>leunEtp q"lel qspuar nqns uped rEEuq ueqnEEuelal uu4ledupueru 3q8sn ru?l?p 'rur nJBq-nI?g 'uuqnEEuele>1 rEEurpeduraur llsuapelu uep q"aeq lIuIEq Jnl{nJls uep ueqnEEuelel ue{unJnuew Jese{ lrJoJ uup sBlB }luleq Jnl>lnrls n}te,( sel suleq depeqrel JnlInJ}s qnreEued tlrodes eles eures se1 ure8o1 ueqnEEuelel depeqrel JnllnJls qnreEued 'ueqestured e.(utpefral selal rpel 'ueEouroq 1epr1 Eue,{ rnl{nJls e,(urpehel uelqeqefueur rpnce{ "/(q"q ugqesltlled Ip?ftol l"seq u"uDlEunutel eleur 'nleqtuelu u?Ipnluol Eue[ ueuod1uol u?p Jr?cueru rul ueseloEued sesord ul"lep sz1 uretol Buals{ rde1e1 'su1 suleq eped rnUnJ]s qnreEue4 Iuedes efus Bur?s e.(uresep eped ueqnEEuelal depeqrel se1 ruetol ilrlnus qnn&uatr (Z) (rudd) uesel ue8ol urePP z6 rePe;1 000r (n8 009 00n 007. -&_ 'EBsrT zO rGpGX uup BruluB w8unqng I€'€'rq5 IBJIS {nquml urtcl utpp \ b\ I --- E.\ ln o oa ND oa 'o o p rt ,r oa oz?^ -o0z OI a 0 o OI tL uese'I qBroBC uuqnEtuele; €'€ 3. Bab 74 o Metalurgi Las Kelompok SiOr-CaO-MnOCaF.- ^ Kelompok SiOr-CaO-AlrOr- go. o CaF, Kebasaan: Kelompok Br :6,05Nc"o CaF2-TiO, - Sioz-CaO-MnO- d 6d .l o,2NAr,o, - 6,3lNsio, - 4,97Nrio, + 4,8NM"o + 4,oNMso + 8,4NF"o (Ni :Perbandingan Mol dari zat ke-i) E d 00 o ,.1 Gbr. d 3.32 ad Hubungan antara Keblsaan Fluks dengan Kadar 02 dalam Logam Lasen Poda Pengelasan Busur Rendam. d d v Kebasaan fluks (B") (7"berat\ c Mn Si Mo Ti 0,08 0,33 1,35 0 0,03 -0,11 -0,45 -1,45 4,45 -0,04 s \!\. a 15 6..! \.{ l{ t \t\, oo t- 1 oP t,\.,'./ ts do lt qlo d o ! o0 cd d E o a5 ot) t rI] u--80 -60 -40 -20 0 TemPeratur Pengujian ('C) (a) Hubungm rntara silat tumbuk Charpy dln kariler Mo prda fagam Las Gbr. 3.33 Si-Mn-Mo-Tl' Kadar Mo Logam Las (/") (b) Pengrruh Krdar Mo padr Sifat- tumlu} Ctrrpv deri Lagam Las Si-Mq-Mo-Tt' Rendam Sifat Tumbuk charpy Logam Las dengan Titanium untuk Les Busur firias Tinggi (150 KJ/cm)' Aengao Masukan (rN 8'o-s'o) 0r9-069 < €65 I.DS oII9'0-utrlr'l gzl d sor d t69 < AEI.O_]] I t69 < A0t'0-uNsr'l VOI d !N 9't s6d lN ,'z-z v5d 9t9-lz9 [69 < €65 < E6S < 08s-0ss 9(,+ 001 LL9< LL9< oN I-.r) 6 9d 9Z+001 LL9< LL9< ow 9'0-rf, I 9d < 919< 9Z+001 LL9< LL9< 0nL-019 ohtr 9'0 rJ s 9d 919< sz+001 LL9< LL9< 091-929 ow l-rJgz'z 9d 9Z+001 t6s < [6S < 099-029 ohI E'0-r:)92'l nd 9Z+001 €69 < g6E < 099-029 OI^I S.O_JJ I 00t < 919< 001. 099 < 029< 069 < 029< ,d 06s < 06s < 9Z+001 t69 < €69 < 099 029 oI I 9'0-13 s'0 €d 06s < 97,+ 929 t69 < €69 < 029-08s oI I 9'0-J td 9Z+ SZ9 969 < t69 < 029-08s ohtr t'o-f, €d 009-0sE 97.+ 929 t69 < €59 < 009-0ss us< r0r€ Z.IIIA I IIIA IIi]I IdH Z SI{ !Irrsv EI^ISV OSI Id "["9'3 efBg sruef d-oN '(C") +qlV suued uBn{Blrad nqns 0I'€ laqeI .u?lelnal u"p ledep IuI I?H u"l"n{e{ uDlunJnuaru ludup Eue[ lrre; lnqes efurpelral EueEol seqaq sesord 'olrrl-rJ efeq 1eq UIBI"C Eue,( uelqeqs,(uau ledup eurel 'r€'€ 'rqg ul"lep uellnfunlrp zuu/E{ nqns 0g uslenle{ eteq >1n1un rur e,nrlsrrad rJsp ngns ueuequued nl{"/( uep redural ool 'A u"p J3 ue>1qeqa{uau z,(urpefral uedupue qnreEue6'redual sasord eIuBIes I uerndurec euarel'EuuEel seqaq ueseleSSued zue{ IIB{es LIspnuI uBIB d u"p II'tC 'onl II 'l Eunpuetueur tuu{ efeq s/(q€q uelurrryedrp ledep sele rp uriseletuad ueEuoq 'ueqn8Euele{ ue{unJnueru Eue[ rodure] nlEunl tuelep Ip uB{n{BIIp Eued 1uque1 ueurEu eleur suleE uzp Jrlnq u?J€seEued rpefrel ueqeqnred efutpefral uelqeqefueu rn11nr1s uup -rpued Buore)'Bplqre{ uedepueEued ueEueEe] uusuqaquad sesoJd qel"pe efureuaqes Suef eleq ueredureuad sesord 'Euetel seqag uesuloEEuad u?{unJnueu ueqnEEuelel ledep rut ueEuetal lnqesrp rur €l\rlslJed u"p sBI ueEunqures u€sB'I qeroBCI ueqntEuela; €'€ Bab 76 3. Metalurgi Las 0,39 l,3l 0,018 0,007 0,19 0,2r 0,14 0,05 0,023 0.25 t,32 0,020 0,007 0,20 0.20 0.13 0.06 0.048 0,38 1,32 0,016 0,m7 0,2t o,20 0,13 0,05 0,065 0,38 r,20 0,021 0,m7 0,21 0,r9 0,13 0,05 0,(D8 Catatan : Masukan panas las 45 K Joule/cm. Pengelasan tunggal pada masing-masing sisi Tebal pelat 16 mm +20 Waktu tahan 5 hr. ,2 . Baja A(r:30) ^ Baja ,/ B(/:38) A.- U () F t- AW 550 6m "-\" AW 650 -a- Baja B (r:3E) +Baja C (t=20) -x- Baja D (r=20) 500 550 6U) 650 Suhu tahan ('C) (e) Ingrm Las O) AW:dalam kondisi 3.34 hr. '- I hr. Suhu tahan ('C) Gbr. I G-5 hr- Hubungan antara Perlakurn Prnrs Betes Les las Alhir drn Sifrt Trmbuk Charpy. A.W.(106,0k9/mm'z) Suhu temper 700'c -o E q E x )l d 760 750'C E (, O zso E tco t E 730 ,It o o 14 F 720 t 2 4 6 810 20 Waktu tahan (jam) Gbr.3.35 Hubugen rntrre Temperatur den WaLtu Tehen untuk Iogam Lrsan yeng membentuk lO-2O% Butir Ferit Kasar. lvaktu tahan pada Temper (am) [y:dalam kondisi las. Gbr.3.35 Hubrmgrn artrrs Kekuatan Tarlk dad Logan Lesan dengan 5%C-0,5%Mo dengu Perlakuan Penes Athlr. 'EurEea scqq {B1eU sutels 6€'€ 'rq9 Euutel seqaq 1u1eX 'sru8d IBleU qoluoc rdu.reqeg 8t'e 'qC f--e, 1 '6€'€ 'rqD ur"l?p g,(uumun qerozp IpefJe} BpBd q"reep ulel"p 1p I{B{ lgqrlJel lgedes sgued qnJ"tued 'sBI urctol wP sBu€d {€leu ZYH qBJeBp BpBd uBEuBEol ueszqaquad "uaJsl 'JqD epsd'8€'€ ueseleEued ufzq ueq"l rp ssued lztar rpufuel Bfues"rq '1rue1sne l€re>l uep 'qu,tu1 leleJ {nlueqJeq ruelep ue)plnfunllp Eue,{ ruedas Euelueuou {e}eJ u,(uesurq uenlaqured BueJs{ se1 uruEol epud rpefrel Euuas Euzr( seued 1e1e5 'su1 ureEol uen>lsgured ?/hllslJed ePBd lp"ftel Eue,( 3"966 sBlB Ip nqns eped pe[re1 Eue,{ 4e1ar u€p J.6gr-Jogss BJ3}u3 nqns eped rpefre1 Eue,( seued qnruEusd qBJeBp eped ueEuetel ues"qequad euarzl 1e1er n1te,( s€lel enp urBIBp lE"qlp suued 4u1og 'qEqO {BloU qoltroJ edrreqeg IBryr?rouf-,.61 l*rnrryreu G liv L-^"--J ff'€'lqC Dre{{?rau{--e\J rru"urtl",t\?qrrr, ffi 'Euu1u11eur releJ uep Euelueureur se1 uuEol uped urEurp 1e1er ue>lEuBpes 'DI?{ {€}eJ u?p re{B {Bler'sz1 4tueu IIB^\"q {B1er gelepe IuI q"J*p eped eueln upu1p {elaU '/€'€'JqD ruel"p leqll1p ledep rpelrol Euuas Euez( suued qnruEuad qeJe"p eped u6utp {BleU 'sBI ueEol eped uEnt rde1a1'7tg11qereep eped e,(uuq >1ep4 rpufrel ledep u6utp 1e1eg 'J.6SS setu rp nqns epud lpefrel Euu,( 1e1ar qel"pe seued 1e1er {"}eJ q"l"pe u,(uusetq uulEuepes ,J.00€ e[urEEuq Eaet ("1tJ) lIsueU?III Is?guoJsuerl nqns q€l11eq "JDI-"JDI 'seued 1u1er 4odtuo1e1 rp nqns eped sBI q"raBp p pe[r4 Euzf >1e1ar r{?lsp" urEurp 1e1ea tuelsp I8eqlp ledep uep urEurp 1e1er 1odtuo1o1 nlref 1odruo1e1 "np se1 4e1ag s8T {Bleu sluef lf sBT rlBraBC BpBd E {Bleu ,'t 'lluq-lleq qlqel snJeq e{uueselaEued nlt euare{'lpa; Inqts {nluequeu q"pnu qlqel uele 6Eur1 rJ repe{ ue8usp BIBS '9t'€ uep S€'€ 'rq5r ulel?p leqllp LL sel rIereBC ?P"d {B1eU V't 3. Bab S.i.Z Metalurgi Las Penyebab Retak Las Dan Cara Menanggulanginya Retak Dingin Di Dqeruh Pengaruh Panas (HAZ) Retak dingin di daerah pengaruh panas atau HAZ biasanya terjadi antara beberapa menit sampai 48 jam sesudah pengelasan. Karena itu retak ini disebut juga retak lambat. Di dalam Gbr. 3.40 ditunjukkan potret retak dingin di daerah pengaruh panas yang telah merambat ke dalam butir dan batas butir. (1) Retak dingin disebabkan oleh tiga hal di bawsh ini: 1) Struktur dari daerah pengaruh panas 2) Hidrogen difusi di daerah las 3) Tegangan (a) Struktur Daerah Pengaruh Panas (HAZ).' struktur dari daerah pengaruh panas ditentukan oleh komposisi kimia dari logam induk dan kecepatan pendinginan dari daerah las. Retak dingin di daerah IJ'AZ dalam pengelasan baja biasanya terjadi pada daerah martensit. Karena itu kadar dari unsur paduan yang mempertinggi sifat mampu keras baja harus diusahakan serendah mungkin. Pengaruh dari unsur paduan terhadap kepekaan retak dingin dari daerah HAZ biasanya dapat dilihat dari harga ekivalen karbon dari unsur-unsur yang dikandung (C"1) dan harga parameter retak (P6*) seperti yang dirumuskan dalam persamaan berikut ini: Harga C"* menurut JIS dan WES: 1 C"r:C+UMn + fisi tfiNi + ]c, + ]vr" * iu ,*, (3.3 ) Harga C"p menurut IIW dan Lloyd. I Mo+v)+fOi+cu)(/") c.r:C+fMn +ltcr+ 5 Harga Parameter Retak ll (3.4) P"" Pcr,r:C+30-Si+rMn + fiNi + fic, + |vr" * *u sB (%\ (3.s) l- .sruqlx IrGp r,J) uoq$x ueIG^Hfl uBp {B1eu '(emue1 rBP Ptnzns tur1o"*r'irroft + ! +Y + :- +r1* tZP 'A * L on IJ IN un IS 3 ryf r?F:' VV v v v v"ooY va v votl "iairnq.rr : r', aa It'€'rqc a o .t'o' .. aa F o a t D tt oo tD' pr xp d A' .^ 0s B aa A' ta o 80 A' OL 8. 'j.:i'"i % 3661/cc7 o - flgg1lcc7 o 3961/cc1 e a o ocD 0e ueEorpq repuy o 9u- L6 06 9€'0 9L'0 9€0'0 0€0'0 8I'0 06,r\H - 88 08 tg'0 69'0 9€0'0 0t0'0 8t'0 08,{rH e6-08 et'0 €9'0 9€0'0 0t0'0 8t'0 0t/l\H E,(uuEl sel OL 98-ZL €9 0€'0 L9'0 0t0'0 9€0'0 8t'0 €91\H rslnrlsuol IOIS SIdH (0z6t) sot tE'0 0r0'0 9€0'0 8r'0 9S,ri\H u"p u?{.1 0e'0 9r'0 0t0'0 sf0'0 8t'0 OSAAH Buefeq 8lo bn'o 0r0'0 lLO 0 8t'0 etA\H 6r'0 0i0'0 9€0'0 0z'0 0nA\H Lt'0 ot0'0 9€0'0 0z'0 9€1r\H r"u .S {?u IBE z8-89 99 0t'0 tL-29 0s 8Z'0 ,9'0 zL-@ et 8Z'0 0s'0 69- L9 0, s9-€S 9€ 0s>, (1uu1er1 (zuu/3{) lrrel uelenle) qePu.Jal {%) qnlnl sleu uEtenla) nrd 9L> >0s seued seued uBn{EIred ueBua6 (7/.) saA\ lela) 09>r uenleHed EdUPI unursleu uoqrel 'dBn mf (1;) 'd .J sEIe) uesunSSuod lseiglsadS erurl Islsoduo) uol?Al)J '200t uBp I00€ ssa\ lnmual l luny u[eg pelg;sed5 II't loqEJ, 'ueleunErp 8ue,{ seued uznleped sasord Jnle8ueul uup qllruoru n31B qepual nqns uped uelnlepp e,(ul?snu'ueloreEued ISIpuoI qqrueu ue8uep qreqredrp e8n[1edep n]I UIBIoS .ufeq ueiunqurad nllerrr eped ue*nd.,,eclp 3ue,{ rnsun e,(u1e,(ueq uup suef rnluEueur ueEuep qreqredry ledep nc4 uep r"J efuunJnl BuoJ"{ unrnl Eue,( efuq uelenle; 'sBI {"ler ueeledsl pdep'7p'g uep Ir'€ lsqllp 6Eut1u"lenle{ 'rqg npnd p.eq uulEurpuequeru ue8uec 'I I'€ IeqBJ urelup l?ql[p ledep e[u[ ry1un'rt3d uep 5 z8ruq-e8r?H 'unrnl uEnf seued qn:u8ued I{eJeBp uep urEutp uep '", Fep I€Fu €llq 1ul I"q IUBIBC 4e1er depeqrel uueladel eletu 'unln1 ^'d Hc4 u8req €^AqBq depeqrel rEBuD 3u3.{ ue1ede1e1lu,(unduaul sB'I qBreBC epsd {Bleu n't Bab 80 3. Metalurgi Las Kadar hidrogen "I 6r, c(, cc/100g . Z ccll00g o 4 ccll009 o ao a .oG E (l tr o. E. q, d j:.t e ! ad o l" * . "'L:.'i ooao & o ...i--L^1&.^ pc Gbr. :c +I*E+91+Y*9+E+I* r, +1+ \ 600 60 30 20 20 60 20 15 10 3.42 Hubmgan antara Prosentase rrt Retak dan Parameter Retak (Pc). (b) Hidrogen Difusi Dalam Daerah Zas.'Retak las juga dipengaruhi oleh adanya difusi hidrogen dari logam las ke dalam daerah pengaruh panas. Pada waktu logam las masih cair, logam ini menyerap hidrogen dengan jumlah besar yang dilepaskan dengan cara difusi pada suhu rendah karena pada suhu tersebut kelarutan hidrogen menurun seperti yang ditunjukkan dalam Gbr. 3.43. Hidrogen yang didifusikan ini menyebabkan terjadinya retak di daerah pengaruh panas. Temperatur ('C) 0,0030 ,.1 E ;30 \o 0,0025 3 a Er< tr o 00 o ot) 0,0020 I:zo € E 9t H d 0,0015 t .15 d d E o A bo o 0,0010 210 o 0,0005 0t P' r I 1200 1800 2000 r r 2&0 2800 r l 3200 TemPeratur ("F) Gbr.3.43 Kelarutsn Hidrogen dalam Bcsi pada Tekanan Satu Atmosfir. 'ururefJal u8Eunqu"s uel€n{eI eSSurqes 'se1 1e1er ufurpelre1 ueuqEuntuel ue{unJnueur ludup uule 'ruru/81 69 u?lun{e{ €portlele ueleun8rp epq ,ulur/E4 08 ueten{a{ ufeq seleEueru urulep efupsr;41 '68up u"lolne{ u"p r1epual uulun>le{ uuBuop se1 uuEol refundurour Suef snlEunqrel €porl{ele uu{€unErp tedep 6Eurl Eue,( se1 {?}eJ uee{odo1 uuEuop eleq ueseleEued zped lnpns sEI rr?Fp s€l {eleJ uupurqEuau {nlun 'sBI {slal efurpulra1 uelquqa{ueur u?{B uBp esrs uzEueEel uduruseq BEurgodrueur uule 1e1ed Ieqal rJBp ue{r€ue) 'ZI'€ IaqBI urel€p ue>11n[un1rp Eue,{ ruedas uuluqruaf ueseleEuad e1e,(u ueefraEued uelep lzqll1p ledup rur ueelreEuad rJBp qoluo3 'e,(uueseneEuod uep ue>leunErp Eue,( ueseleEuad sesord 'su1 ueEuucuer eped EunlueEral rples lefuzq esls ueEue8el 'leruJal ueEuetel u?p usrs ue8ueEal qul"pe s"l {"ler ufurpzfre1 rqnreEuedueur ledep Eue,( uetueEaa:uo&uo&al (c) 'lsnJlp ueEorprq rEuerntueur ue4e e(uurpuas ueEuap Eue{ ryr1q1 Jnsnq tu"lep rp ueEorprq lersrud uzu"{el ue{unJnueru ledep Euu[ eprs{orp uoqJe{ seE uelpseqlp uB{" rur s{ng ueEueq 'leuoqru{ 1e,(ueq EunpueEuaur Euef slng ueleuntrp etnf ludup 1ul ISnJIp uaEorprq Gue:ntueu BqBsn TUBIBC 'C"00€ reduus Jo00Z er?lue rnleradwal epud uerpnurel ueseueured uz{rJaqueu np}p Jo00Z lzdrues 0g ?J"lu" JnlpJ -eduel eped zpru ueseueued uu{rJoquou ueEuep ueutEurpued ueledacel ueunrnuod u€In{elrp pl pq {nlun 'deresrp qe1e1 Eue,( uaEorprq uelsedelaru uep uaEorprq Jeqruns ueltuelqtusur uutuep ueln{elrp ledep se1 {BloJ rJepurq8ueur BqBSn 'wst1 tuuEol UBIBp lsU;1I uetorpgl 'snl8unqre; Gpo.g{e1t qep don urdue,{ue6 rrrpl uqtqurqey ryrliuel t?'t'rqg .rupuy drprq.rel St't'qC (Eg ruu) den lursred u?u"Iel 'u:epn ueBueP 0esa0zsl0rs0 (rue[) uetunqnqrq n1{"1[ dX F0 oeD tro. I .. . t_2 o !,D o 6!' B4 a ca t, vo ca AE a a !) t EE; r.fr }nffi J"N, 0dil5li-lt--a--l 0 c (3 "'ftl enpn uuqaqurela) '{leu u"Ie sel 1u1e't dupeq;e1 u,(uuez>1eda1 rul BpoJllele ueEuep sepp 3ue[ ruutol e{u1uqr:1e u€p Jr€ dun dzstEueru ue{e e,(us1ng 'ren1 rp u")plelelrp Btuel nl"lJel epoJl{ale BIrq znt{Bq tuqlllp ludzp lnqes:e1 requruE IrBCI 'gt'g uep Vp'E 'rqg ruBIBp ue>11n[unlp slng trrelep dun repul uep Jgsorute rp Bporl{ale edueurel erelue ueEunqnq eues sBI ureEol ru€lup rsn;rp ueEorplq usp rgsorul" ru"pp JrB d?n lersred ueu"{e} ?JBlu? ueEunqnll 'ue8orprq Jeqruns ue4udnreu uEnf se1 lulrre{ nB}B luled ueerlnurred uep eESuor-uEEuor eped leqaleu Euef JrB u€p 4ruuEro 1ez5lefurw n1l Euldues r(I 'Jgsorrrlu eJepn u?qequalel n"l" s{ng ru?lep rp Eunpuelrel Euud lruuEro tEZ uep rrs qel"pe derosrp Eue,( ueEorplq lr"p requns I8 s€'I rlBresc Bped {Blou v't GO S* g.a JD 5 Bab 82 Tabel 3.12 Faktor 3. Metalurgi Las Faktor Penyebab Retak Las pada Konstruksi Baja Yang Dilas. Contoh Prosentase Perencanaan bentuk silang. konstruksi 47% Prosedur 31% -Pengelasan pilar jembatan ke pipa. -Pengelasan pilar jembatan ke gelagar -Pengelasan -Perencanaan -Ketelitian -Pengawasan Logam induk dan bahan las t7% LainJain s% pengelasan (urutan). pomotongan. kwalitas (pemanasan mula) pelat baja. baja dengan ekivalen karbon tinggi. -Laminasi -Pelat (d) Cara Menghindnri Retak I,as; Sebab utama dari terjadinya retak las seperti telah diterangkan di atas adalah terbentuknya struktur martensit pada daerah HAZ, terjadinya hidrogen difusi pada logam las dan besarnya tegangan yang bekerja pada daerah las. Karena itu dalam menghindari terjadinya retak las pada daerah pengaruh panas, maka faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hal-hal di atas harus diusahakan serendah-rendahnya. Usaha-usaha penanggulan retak las dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Sejauh mungkin menggunakan 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) baja dengan harga C.1dan P., rendah, sehingga terbentuknya struktur martensit pada daerah HAZ dapat dihindari. Sedapat mungkin menggunakan elektroda dengan fluks yang mempunyai kadar hidrogen rendah. Menghilangkan kristal air yang terkandung dalam fluks basa yang sering digunakan dalam las busur rendam. Elektroda-elektroda yang akan digunakan harus dipanggang lebih dahulu dan penyimpanannya harus sedemikian rupa sehingga elektroda yang sudah dipanggang tersebut tidak menyerap uap air. Sebelum mengelas, pada daerah sekitar kampuh harus dibersihkan dari air, karat, debu, minyak d,an zat organik yang dapat menjadi sumber hidrogen. Penggunaan COr, sebagai gas pelindung akan sangat mengurangi terjadinya difusi hidrogen. Untuk melepaskan kadar hidrogen difusi dapat digunakan las dengan masukan panas tinggi, atau dilakukan pemanasan mula dan penahanan suhu lapisan las yang dapat memperlambat pendinginan. Penurunan kadar hidrogen difusi dapatjuga dilakukan dengan perlakuan panas kemudian. Menghindari pengelasan pada waktu hujan atau di tempat di mana daerah las dapat kebasahan. Tegangan yang terjadi pada daerah las harus diusahakan serendah mungkin dengan pemilihan dan pengawasan rancangan dan cara pengelasannya yang tepat. (2) Retak Lamel Pada konstruksi kerangkayang besar seperti bangunan laut, biasanya digunakan pelat tebal, sehingga pada daerah las terjadi tegangan yang besar pula. Karena tegangan ini kadang-kadang terjadi retak berumpak yang menjalar sepanjang butiran bukan 'leru8.I {Blau uBB led -e)I cpcd Euurelog rupuy qnruEuo4 1,t'€'rq5 (/) Suzreleq repz;q 0I0'0 020'0 >c v o D ,l € a F' FT ! 6 0sPBt @ t ggl/co Z't :H 9L %zz'o :rcd, 'esrs ueEue8el usp rsnyp ueEorpq repel nr4 re) nelu e8req qslo qnre8uedrp eEn['ueEo1 uuInq rl]nq {nlueq qolo qnreEuedrp leEues Surdurus rp Iaur€l lelal nll €uoJ€X 'efurunrun uped sq 1e1er tpedes 1u;1s tefundusur e8nf 1ouru1 1e1er 'snsnql Eue,( efulegrs Eutdures 161 '"f, uup eJ ueququreuad ueEusp ue{nl"lrp etnfledep'g repel ueEuernEuad Sutdures Ip IoUIBI 1e1e.t depeqral eleq uer4a -de1 ueEuernEued eEEurqss '1e1nq lnlueqreq Euef rueEol u"{nq uellnq {nluagrueru ledep efeq eped e3 nelu e) rnsun u?q"queued ' LV't ';qD uIBIep teqlllp ledep 1euu1 'e(uqepuer-qspueres ue{"qusnlp 1u1ar ueeleda{ u€p Eueralaq Jup"{ eJ"}uE ueEunqnll Euereleq repe4 z,(ueselq {BleJ uequl efuq eped uleu'su1e tp lnqosrel I?q suore) 'ru{v {BleU ucp IGIntqTC 6ut,{ ptuul:p1ea 9?'€'qC 'lElnq {nlueqreq uerrlnq eped rrzp Ieluel {Bler depeqrel elad qrqel zfuesetq tO IS uW nelz SUI I '9r'€ 'rqcl ur"l"p ue41n[un1rp Eue[ t]redes llredas snqnl Intueq-{ntuaq ueEuep usrllng Eue[ ueEol e,tnlnlueq upp Ioru"l {B}eJ lnqoslp IUI Iugcetuos lgleg '"[Bq ul"l"p 1p "p" s?'I rl"reeo Eped l"leu n'e 7 Bab 3. Metalurgi Las Hubungan antara kepekaan retak lamel dengan indeks kepekaan P1, yang mencakup komposisi kimia, kadar hidrogen difusi dan butiran bukan logam ditunjukkan dalam Gbr. 3.48. Hubungan antara Padan tegangan kritik pada uji tarik dengan beban tarik searah dengan tebal pelat dapat dilihat dalam Gbr. 3.49. difusi t ccl100g { . 0,8 ccllmg I *L : Panjang inklusi i p.t @lmm2l Hidrogen o4 80 o0 an A E co o 55 \ JI *\o b to\ N $ d lo (, (, Masukanpanas : lTKJlm Waktu pendinginan sampai 100"C : 175 det. 6. 6 \ \ (B .d \' oo. a cd A li o d i ro - a-.a-.J- o ^ ^o "9 J4 o o d !. o0 to5 ad o0 0,2s 0,30 0,35 HL* 7W Pr:Pcx*-* o 0,,m %) Gbr.3.48 Hubungan antara Retak Lamel dan Kepekaan Pt F 30 t- 0,20 0,25 0,30 0,35 0,,10 L Pr:Pcu*H/60+7000 Gbr.3.49 Hubungan antara Kepekaan P, dan Tegangan Kritik pada Arah Tebal. (3) Retak Lintang Pada Logam Las Retak dingin di samping terjadi pada daerahHAZ juga dapat terjadi pada logam las. Retak ini biasanya terjadi dengan arah tegak lurus atau melintang terhadap garis las seperti yang ditunjukkan pada skema dalam Gbr. 3.50, dan disebut retak lintang. Retak lintang dapat terjadi pada pengelasan busur rendam atau pada las busur listrik dengan elektroda terbungkus dan juga pada pengelasan yang menggunakan logam las dengan kekuatar lebih dari 75 kglmmz. Permukaan manik ,lrt, t tttl,,,, Penampang tegak Pada manik Gbr.3.50 Skema dari Retak Lintang. Retak lintang sama halnya dengan retak dingin, terjadinya karena adanya hidrogen difusi yang keluar dari fluks atau pembungkus elektroda. Pada permukaan manik las, hidrogen difusi yang dikandung dapat dilepaskan dengan mudah bila dibandingkan dengan hidrogen yarrgada di bagian dalam. Karena itu retak lintang biasanya terdapat pada tengah-tengah tebal lasan tanpa menembus permukaan. :qsu,(equ>1o uBp rrrrlov 'ernuelep rnrnual^I 'ln{rJoq reEeqes ubsnrunrsd ueleunEEuaru ue8uep uelerqradrp ledep lnqasrel {"loJ uee>1ede1 epud eruq rsrsoduro>1 qnreSue4'ueEueEel ueseqeqtued 1e1er depeqrel eled leEues Euu,( eteq qn1np, .ueqeq rr"p A-oI tr-r3 rlepuor uunped ufeq uep "uaJB{ ]Brlrlrp BIrg ,u,tu,tl?4gg uBlBnIaF eleq {Bq{ro Euo,r 08 -Bured n1{cAt rf, c[Bs rr,p ^ rlos .rqrreduiel c,ref,Hit[r'"Ht:B#"rH,::'Sdf"*#rfl 'n EunIEueT uB{nEuod uutuep uuscu ucp Euu8eg sBqeg {BleU eruluu uutunqnll IS.€ (3.) rnteredutsl 00r 009 zs.r .*.c ^ ,/t ,K,'i .qC (J") rnl?redual 00s I 001 009 00s E! 'E oi \ I SH ag os urBE o I \ i 0a .i \e, o\F (qN m o) 6N -110.T'!;' uruf g1 uuqul n11e16 // uP[ Z uPqet nlIeA\ 'ZS'€ 'JqD ur"lep l"qllrot luadas seuud qnreSuad qeraup eped resel rrlnq etuulnret 'r1nq seleq-se1eq epud qelspe rul IruB 1u1ar e,(urpufual ledue1 'lg'€'JqC tu€lsp ue11nfunlrp Eue[ rUedas 3"961 reduus 009 Erelue nqns eped uplnlulrp 8uu,( 1'7.g uup 1'g'g psed ursl"p uelselafip Eue,{ rtradas ue8upEa} ueseqaqued lrue sesord euerc{ {BloJ ueseleEued q?pnsos seuud uunlulred-uenleped euere>1 1puf.le1 8ue,( 1e1ag uoBuoZal uDsoqaquad saso.rd oualDx so7 tlo.raoe Dpod lDray q"l"pe 0) 'lsnJIp uaSorprq uelsedalau ruelup rle{es nluequrour le8ues ueseueued'le den depeq.rel sBI u€r1uq-u"q"q rJ€p {req uerpnue{ ueseueured uup "lntu Euef ueueduu(usd uep ueEuueEuad Eurdures rC 'tsnJrp ueSorprq J€peI ue{unrnuetu WI?pB Eueluq I?leJ rJ"puqEuour erec B/hq"q qulsulel'sele rp ueselafued ueEueq 98 sB'I qsreEc upEd l"leu n't 7 86 Bab 3. Metalurgi Las : (Cr) + 3,3 (Mo)+ 8,1 (V) - 2 Menurut Ito dan Nakanishi; pr* : (Cr) + (Cu) + 2(Mo) + l0(V) + 7(Ne) + 5(Ti) AG (3.6) (3.7) Dari kedua rumus tersebut bila AG atau PsR mempunyai harga positif maka terjadi keretakan. Bila baja mengandung karbon kurang dari},l/oatau khrom lebih dari 1,5/o, kepekaannya terhadap retak karena pembebasan tegangan menjadi rendah, sehingga persamaan (3.7) tidak berlaku. Hubungan antara Pr* dan retak jenis ini ditunjukkan dalam Gbr. 3.53. Di samping unsur-unsur di atas ternyata bahwa unsur: p, s, B, As dan Sb juga mempertinggi kepekaan baja terhadap retak karena pembebasan tegangan. Daerah bebas retak bebas tegang Daerah terjadi retak bebas tegang bo d o0 o 6, 3 3 Jt o & Pr* Gbr. 3.53 - (lcr) - 1,0 0 1,0 2,0 + (\Cn) + 2(/"Mo) + 3,0 (%y ) + 7 (%Nb) + s (%T i) t0 - 2 Retak Bebas Tegang dalam Baja Kuat dengan pemanasan 6(X)'C selama 2 jam. \o/ !0% e 20% o Jt to% o d Jl 80% trl Ekivalen Khrom (Cr)"* x (f Mn) x 0( Si)+0,s x (NiL,:(% Ni)+30 x(%C)+0,5 (Cr).r:17 Cr)+(% Mo)+ 1,5 A:austenit F:Ferit M:Martensit Gbr.3.54 Diagram Schaefler. (f Nb) 'ts'€ 'Jqc lu?l?P lBqIIJel Iuedos Jeue€qcs tu"rEelp uel"unElp uue}sn? ",{u?wlq rrr"lsp epe 3u3[ llJeJ rlBlurnf u€>lsrDlJadluelu IuBIBC 'lluolsnB Jnl{nr}s ul"pp lBdspJel g llJeJ rrep /og1 rcdues g rc?e ueleqesnEueur qel€pe e,{uuepurqEueu lluelsn€ l€rel ueqel eleq IEq urel"C 'utlEunur qneles d uep S uu8unpue4 uelSuelqEuelu uep utlEunu qupueros IN uep IS repe{ ue{unJnuolu qel"p" seued 1u1er ueputq8uaru Bqesn 'rur srual 1e1er depeqrei efeq uueledel rEEurpedruetu uBIB d usp S 'lN 'lS llredes Jnsun n1I ?ueJ?) .q€puoJ Jrec >ll1l1 ueEuap erne,(ues >lnlueqJel e,(uesetq lnqesJel ledruel eped uuerel 'Jrlnq s€lBq eped rpef:e1 uE{€ IuI >lBleJ E{etu uuDlltllep ueEueq 'uenlequred nqns qg^13q Ip lpllpes nqns eped unrnl e,(uueqnE6uu1e4 Euef ufeq l"Jrs ugp uelnsnfued qelo uelqeqesrp Euef Inqup Eue,( ueEueEal e,{uepe BuerBI 1pe[re1 ruI {eleg 'Ieseles uenlequred qelalas utEutpueu se1 rueEol nq"1r\ uped rpelre1 e,(uesetq suued >1u1eg sDuod lDray (S) 'ur€l erues nles l"Iep nl"lJal nele 8uep,(ueu Eue,( se1 sue8 ef,uepe IJBpuIqIp snreq eEnf n1r Surdures I(I 'u"{IIBI €pe {€pll eEEuqos utlSunur snleqes u€{I"seleslp snJ€q rur uer8eq eleur 'uesu1 IJep DIe{ ue6uq epud rlredes ue8ueEe} IseJluesuo{ ef,uepe qalo rpulre1 eEn[ rut lelor ?ueJe) 'qepuer 'sd uup gy e8;uq ue8uap eleq uuleun8Eueur Inlun ue{?q€snlp snreq 'tut usIBleJeI ueputq8ueur {n}un L8 sB'I r{ereeo Eped {e}eu n't 'n3 Iul B["q ntr Euar?{ 'uoqrel :epe1 epud EunlueEral le8uus uoqr"I efeq 1e;15 qelspe uoqrel efeg uenped Iseq eteyJe uep uoqr"I ueEuep uep S'd'ulrr['!S lHlpes uoqny o[og 1sot1{1so7y (t) uoqruy ufug uusep8ua; Z'l'? '{Bunl eleq ueseleEued uped efu1uq llredes eru€s Bporqele ueqpured lerefg 'tE8ur] qrqol Eue,( uesele8ued nqns uelnlrsdrp efes e,{uuq 'edrusl rseq ueseleEuad qredes eures e,(uueselaEued ere3'ryuq Eue,{ seyndtuuur 1e5ts tu,(undureur qe>1es Euerel uep ueEouroq loEur rseq 1uI Ieq BuoJ€) 'seE ue>lpseq8ueru ledup Eue[, 1ez rsaq uoso1afiua4 G) seg:1oZur te,{undureur ueturnural loEut e,(urrlnq'tEEutl Eue,( 'J"OZV u"p 0rg €Jelue nqns eped llue sesord ueEuap ueEue8el ueseqequred ueln{"[p .Teq 8ue.( ueseleSued pseq uelledepueu 1nlun '1eqa1 1e1ed ueseleEued epe4 'qepueJ Eue,( ueselaEued ueledecsl ugp lrrlsll snre ueEuep snlEunqrel spoJllele Jnsnq u"s"leEued erec ueleunErp rur rseq 1n1un e,(ues"rq urslgp nlBIJel 8uu,( nerlaued rrepurqEueru >lnlun's"Ip qgpnul leEues Eue,( ue8ol gel€p,P ufuresep eped edulel Isag :oduta| rsaq uoso\aSua4 (o) rag uosqa&ua1 (C) 'ruJnlu Eue,( rseq qelepB loEut tseq ueltuepes '/oV rcdwes Zerclue Euu,( rseq qelep" udurel ISeg 'nluoUol 3ue,( ueeunEtued 1n1un EunpueEuour lelrls leJel snsnq>l eruc ueEuep sasordtp Eue.( qepuer leEues Eue,( uoqrel repel ueEuep ISog q"l"pe e,(uresep eped ru rseq sruelunpe;tr'loEu1 $eq uep edruel tseq n1te,( stuafenp ?pB IJlsnpul rrr"lep ue>leunBrp Eue,( rseg'dn1ec ueu6utpued erec ueEuep uB{$Ja>IIp ludep lepq tseq nlr BueJ?{'qepua: leEues uenped Jnsun usp uoqJe{ ueEunpuel ISaq luel"p IC '/og'y wdanes g'7 erelue u,(uuoqrel rBpB{ Buuru Ip Joc Iseq uBPy"O'Ztedtues %800'0 erelue uoqJBI JBpBI ueEuep uoqJBI repel ueEuep'lseq nIe,('ue3uo1oE eEIt ur"l"p efuq ,%g00,0 redures 0 "r"tu€ uoqJe{ Eunpue8ueur e,(uesetq orre; ureEol uBqBg sJBluB redues uep%{l 0 ISBqlp 1so4{1so1y rsag uusqa8ue6 (t) 1;y7 ?[ug UBC Isag I', 'lnqesJol rueEoyuuEol IJep u"nped uep urntuelJl'eEequel 'ulnrsauEeur 'tuntutulnle predes oJJoJ-uou uruEol u"g"q uep elzq uep Iseq Ipodos orra; ureEol uerl"q uep ueseye8ued erzc uep se1-ndu"Iu leJls tuelual sBqBqIp uBI" .sepp snreq 8ue,{ rueEol sruef e[u1e,(ueq euaJe{ ul"l eJelue tut ueselaEued 1g! q€q ur"lec urec u,(uledueg 'uesuleEuad e.rec luec?Iu-{uecs(uJoq S?q?qlp Llelet'Z qeg UTBIBO WYOOT SINf,f YdYUtrgf,fl Y(IYd NYSYTgONfd '7 flYg 90 Bab 4. Pengelasan Pada Beberapa Jenis Logam dikelompokkan berdasarkan kadar karbonnya. Baja karbon rendah adalah baja dengan kadar karbon kurang dari0,30/o, baja karbon sedang mengandung 0,30 sampai 0,45% karbon dan baja karbon tinggi berisi karbon Lntara0,45% sampai 1,70%. Bila kadar karbon naik, kekuatan dan kekerasannya juga bertambah tinggi tetapi perpanjangannya menurun. Klasifikasi dari baja karbon dapat dilihat dalam Tabel4.l. Tabel Jenis dan Kelas f Baja karbon Kadar Kekuatan Kekuatan luluh tarik (:%) (kglmm'z) (kglmm'?) 8-28 32-36 40-30 95- 100 pelat tipis batang, kawat Baja lunak 0,08 Baja Karbon tinggi Brinell (%) 0,08-0,12 20-29 36-42 40-30 80- 120 I au.iu lunak 0,12-0,20 22-30 38-48 16-24 100-130 0,20 0,30 24-36 44-55 32-22 112-145 0,30-0,40 30-40 50-60 30-17 140- 170 0,04 0,50 34-46 s8 -70 26*14 l 60,200 0,50 0,80 36-47 65- 20-11 I 80-235 I lunak Baja sete- *ngah lunak sedang 1 Perpanjangan Kekerasan I Baja sangat I Baja karbon Klasifikasi Baja Karbon. karbon Ikh*o, rendah 4.1 f I Baja setengah keras JlBaja I I keras Baja sangat keras 100 Penggunaan Konstruksi umum. Alat-alat mesin. Perkakas Rel, pegas, dan kawat piano (2) Pengelasan Baja Karbon Rendah (a) Kasifikasi baja karbon rendah: Baja karbon rendah yang juga disebut baja lunak banyak sekali digunakan untuk konstruksi umum. Baja karbon ini dibagi lagi dalam baja kil, baja semi-kil dan baja rim, di mana penamaantya didasarkan atas persyaratan deoksidasi, cara pembekuan dan distribusi rongga atau lubang halus di dalam ingot. Klasifikasi baja menurut tingkat deoksidasinya dapat dilihat dalam Tabel 4.2. (b) Sifat mampu las dari baja karbon rendah: Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi mampu-las dari baja karbon rendah adalah kekuatan takik dan kepekaan terhadap retak las. Kekuatan takik pada baja karbon rendah dapat dipertinggi dengan menurunkan kadar karbon C dan menaikkan kadar mangan Mn. Suhu transisi dari kekuatan takik menjadi turun dengan naiknya harga perbandingan Mn/C. Perubahan kekuatan takik ini ditunjukkan dalam Gbr.4.l. Di dalam baja rim terdapat pemisahan antara kulit dan bagian dalam yang menyebabkan kekuatan takik baja ini lebih rendah bila dibanding dengan baja kil dan baja semi-kil. Hal ini dapat dilihat dalam Gbr.4.2. Tabel Kelas Baja Tingkat Deoksidasi 4.2 Klasifikasi Baja Menurut Tingkat Deoksidasi. Jenis Komposisi Kimia (%) Baia c si Mn <0,01 0,25-0,45 Baja ilm Rendah Baja karbon rendah <0,3 Baja semi-k Sedang Baja karbon < t,0 Cara Deoksidasi Rongga Halus Pemisahan Rongga Penyusutan Fe Mn Banyak Banyak Sedikit sekali Sedikil Sedikil S€dikit Hampir tidak ada Sedikil sekali Bmyak Fe-Mn Baja kil Tinggi Baja karbon khusus < 1.5 0,01 -0,1 >0,10 0,45-0,8 >0,3 Fe-Si (dalam tungku) Fe-Si, AI (dalam ladel l- 'q?pueJ ueSoJprq BpoJl{ela u?)IBunEEuetu uBEuep nulB u?sBusllled "lnlu ueEuep rrepurryp led"p leqe] teled ueselaEuod Bped lpe[cl uDIEunu Suef se11z1sX '$lrp qepnu tue( ufeq WIepB qupuer uoqJz{ uleq efuuelefual epe4'qnuadrp e{uuelerefsrod uep eurnduas e,(uuedersred Euef uusulaEuad erec ?nrues e[q IIBq uele u,(qrseq uep >1o11erd ruelep Ip "pe ueEuap sepp ledep q"pueJ uoqJDI eleg :qopuat uoqnl ofoq uoso1a8uad on7 (c) rfrg .DI-IueS 4ug wp Dt u[BE'u;g (lm) lstad 0g IrBp IpIEI IIqBn{eX Z'?'qC FqoI 9?, B- ei .Sro -;*i:d l-x xo x o cll fO"Gr*lx tr, 'P oI '* sor, sea '-s r :-i i, @L NE._ E s{ r"e. 5 i-'d $ d?& mgg. !, E 0, o le ,t q3 -F OI E E' ztc ZJ€.0-9r.0=fs,2.06'O-09'o-8ll'%92,o<J (S'Z C/ul^l) qu BfW , o lll-Jus BfBg ' I!)t B{"S x o uP EfBg (3.) rnleredural 'lslsuBrl G^rny dupuqre; 3/u1,1 uuEqpuuqrad qn.ruEe6 I't'rqg g'r s tn o o 0e F; oa a, a.< 5l Aoa Eoz rc Eoa 9o. l5 o c) 'FEup dnlnc Eue,( seqoq Euereleq l?d"prat lnqesral uluq uelep Ip BIIq nete Ieqo] 1e1ed ueseleEuad upud r1epntu ueEuap pefrel lzdep rur efeq eped s"l {Bler dele;'uenped uoqft{ efeq ue8uep nele efuurel uoqru4 ufeq ueEuap uelSurpuzqrp BIrq qepuer Eue,( s"l {"loJ ueelodel m{undureru qepueJ uoqrel efzg I6 0e OI efeg ueq rseg li o 9' Bab 92 (3) 4. Pengelasan PadaBeberapa Jenis Logam Pengelasan Baja Karbon Sedang Dan Karbon Tinggi Baja karbon sedang dan karbon tinggi mengandung banyak karbon dan unsur lain yang dapat memperkeras baja. Karena itu daerah pengaruh panas atau HAZpadabaja ini mudah menjadi keras bila dibandingkan dengan baja karbon rendah. Hubungan antara kekerasan maksimum yang dapat dicapai dan kadar karbon dapat dilihat dalam Gbr. 4.3. Sifatnya yang mudah menjadi keras ditambah dengan adanya hidrogen difusi menyebabkan baja ini sangat peka terhadap retak las. Di samping itu pengelasan dengan menggunakan elektroda yang sama kuat dengan logam lasnya mempunyai perpanjangan yang rendah. Terjadinya retak dapat dihindari dengan pemanasan mula dengan suhu yang sangat tergantung dari pada kadar karbon atau harga ekivalen karbon. Dalam Tabel 4.3 Tabel 4.3 Suhu Pemanasan Mula Pada Pengelasan Baja Karbon Sedang dan Baja Karbon Tinggi. Tabel Ekivalen karbon Sifat mampu las.5 Kadar karbon ()o Suhu Pemanasan Mula ("C) 0,20 Maks 0,20-0,30 0,30-0,45 0,45-0,80 90 (Maks). 90- 150 I 4.4 Pemilihan Elektroda Terbungkus untuk Baja Karbon. Elektroda untuk mendapatkan kekuatan sambungan Elektroda untuk mendapatkan pengelasan yang mudahyang hampir sama dengan kekuatan logam induk. Kode elektroda +l Suku perlakuan panas i2 Pemanasan mula 0.0,!0-0.49 A 50-260 260-420 IIS Kode elektroda Suhu petlakufi panas Pemanasan mula Suhu kamar 150'C JIS D4316 (Pemanasan akhir 650'C) Suhu kamar 150'C D5016 JIS (Pemanasan 0.50 -0.59 akhir 650'C) IIS Pemanasan mula D5316 Suhu kamar 150"C Ds8l6 (Pemanasan JIS D5816 akhir 650'C) Pemanasan mula 200'C (Pemanasan akhir 650'C) 0.60^ 0.69 AWS AWS -0.79 JIS D43t 6 P€manasa! mula 250"C (Pemanasan akhir 650"C) 10016-c E11016 G E Pemanasan mula 250'C Pemanasan akhir 650'C Jls D309-t5 Pemanasan mula J00'C P€manasan akhir 650'C JIS D4316 JIS Dl09 EIOOI6 G 0,70 D309 t6 t6 JIS D4316 Pemanasan mula 350'C Pemanasan akhir 650'C IIS D309 16 Pemanasan mula 350'C P€manasan akhir 650'C JIS Pemanasan mula 300"C (Pemandan akhir 650"C) AWS =0.080 Ell0l6 G D4316 ,ls D309 Catatan: tl. *2. *3 *4 *5 +3 16 Kekuatan tarik dari lasan akan sedikit lebih tinggi dari pada apa yang tertulis dalam label. Suhu pemanasan mula harus disesuaikan dengan pelat dan besamya tegangm penahan. Makin tebal pelat dan makin besar tegangan penahan, suhu p€manasan mula harus makin tinggl. Pemanasan akhir sangat dianjurkan. Dalam penggunaan elektroda JIS D309 harus diusahakan agar mendapatkan tebal dan prcnembusan dangkal dengan menggunakan arus rendah. Pemanasan mula tidak diharuskan tetapi lebih baik bila dilaksanakan. Pemanasan akhir perlu. L Sukar Simboi Sifat Mampu + Sangat sukar. Las: : : 'F8url urp Eurpog uoqrly rfcg uesqeEue; mpesord ?'t'rqC 'urqdrpg mtueq tutpeg uoqry rfrg uriuep C SS S qftf, (c) 'Blnul usscuelued eduel 91-365q SII ne1e 9I-60€q SIf ?portlala urtuep uerylepp ueselatue; epu ueseuerued O 9S S B[cq ePud uelqerulP grqel uesnqueuad ueEuep "due1 9I -60€ SIf Bporllale u?tuep uestduls; 61 'urSqed rdurl tuWeS uoqrrX d.rg uriuop J St S tftS (C) 'BJ?pn urufurpued uetuap 3"999 nqns uptd uep -nEeI usstu?uad uulnlegp uesuletuad 1ese1e5 'C SS S uPed utlqeretP qlgel u?snquauad wEuep "["q 9l€rq SIf sporliele uutuap uesqatued uetuep urlsnlelrp tue,( sles (r 3 gg g efeq tped 3"969 tuduus "lntu u"6?uarrred (! 'ePu ueseueuad eduut 9-91611 trr{qe6 wtupa\[q r[W (r) BporU.Ie uetuep tunsEuel uesqetue6 'BrBpn Ip ueuPuP -ued uutuep Co0S9 nllns epud uulpnual uesuu g Sr11V -uud uulnleyp g6y ueseletuod mseles'C-9I0II g sruef eporlqale ueEuap srdul unp uustdeled ueEuep qnry1p 3.699 ttdues "FIII u?seuurrred UBSB'I (%l 'rcq -rcx 8Ffl UBJBp troqJ8x rBpEX uBp zYI{ r|Brelp uprd ullltF:lf,Itl ursBr -ilpx Erf,luB maunqnH ) g't'qc x ! fiirrq"r+",1,6, E a @ltD{x 'c.osg ledtu?s 009 3J?1u? nqns ?pBd u"Ipnue{ B uBsBuBlued uuEuep nele l?qur?l u?ulEurpud u?Euop fuernryp l"d"p s?uBd qnJBEuad guJa?p IJ?p u"s?Jetued {n}un BporDlele u€q$ruod Infunled ue{Ireqtueu t', Ieq?I 'ue{ll "feq -?qJedrp Intoq-lnleq snJ?q Bfu"porl{ele u?q$uad u?p m{ns lp"fueul efuuzsels3ued sesoJd BIBrrr '{npur uuEol uBlBn{o{ u"EueP BIrI?s usIsnJBIIIp sBI u?l"nleI BIIS 'uoqrsl 'rIBpueJ uelqeqefueu eEn[ Euu{ 'uBlJnfu?ry Eue[ elnu uBs?uBlrlsd nqns us)plnfun]ry ueEoJprq epoJl{ele usleunErp snJ?q 'sBI )pteJ B[ulpetrsl rsnJrp ueEoJprq 6uBJnEuou E6 {nlun efeg ueq rsag ln Bab 4. Pengelasan Pada Beberapa Jenis Logam Dalam pengelasan campuran misalnya antara baja karbon sedang dengan baja karbon tinggi, pada permukaan kampuh las perlu diberi lapisan las lebih dahulu dengan menggunakan elektroda terbungkus tertentu. Pelapisan ini kadang-kadang diperlukan juga dalam pengelasan baja yang sama. Penggunaan elektroda dan cara pelapisannya dapat dilihat dalam Gbr.4.4. 4,1.3 (1) Pengelasan Baja Cor Klasifikasi Baja Cor Baja cor dalam hal komposisi kimianya hampir sama dengan baja ro1. Dalam tabel 4.5 ditunjukkan unsur paduan yang ditambahkan dan penggunaannya. Sedangkan Tabel 4.6 menunjukkan jenis baja cor menurut standar Jepang JIS. Tabel 4.5 Klasifikasi Baja Karbon Cor. Jenis Baja Cor Unsur Paduan Tahan Aus 0,40< C dengan tambahan Cr, Al, Ni-Cr atau Cr-V-Mn. Tahan karat Cr, Ni atau Cu Tahan suhu tinggi Cr, W, Mo, atau Ti Tabel (a) 4.6 Baia Cor Menurut JIS Sifat Mekanis Baja Karbon Cor (JIS G 5101-1978). Sifat Tarik Simbol Jenis 1 2 3 Kekuatan luluh tarik Perpanjangan (kg/mm'z) (terendah) (kglmm'z) (terendah) (%) (terendah) Simbol (terendah) l8 37 26 35 21 42 24 35 23 46 22 30 SC 25 49 20 25 49 Komposisi Kimia dan Sifat Mekanis Baja Cor Konstruksi Jenis Reduksi penampang (%) sc 37 sc 42 sc 46 4 (b) Kekuatan Komposisi Kimia (Tertinsgi) (%) P s (JlS G 5102 1978) Sifat Tumbuk Sifat Tarik Ekivalen kubon (/ (tertinggi) c Ls Pcrpm- Kekuatan Kekuatan luluh tarik (terendah) (terendah) (%\ (terendah) jmCaa Suhu pengujian Encrgi yang dierap (BatanS uji no. 4) (tercndah) I scw 4: 0,22 0,0,l() 0,040 0.43 24 42 24 0"c 2,8 2 scw 4l o,22 0,040 0,040 0,43 28 49 23 0"c 2,8 3 SCW 5r 0,20 0,0,10 0,040 0,44 36 56 2t 0"c 2,8 4 scw 6 o,20 0,0,l() 0,040 044 44 53 30 0'c 2,8 'r"lnturp ussBlaEuod Iunleqes nlnqsp qlqel rueEuelu u8p u?fsladlllolr urBl"puelu srBcos ",(u1"Jrs-lBJrs roc rseq uesBlaEued ru"lup B,r\rIEg {nlun IJBpuIwp 13d3p {"pl} u€{lnqasl.p Euufffitn, w{qeqefueu su]? IP rueEoy ueEuap rcnsas qepnu {Bpl} Bporl{ele 'eEEuor uep rrsed rsrreq 1e,{ueq Joc Iseq n1t Eutdrues tp uelquqs,(ueu ruI IBg-lBH uup resBl tpu lueur roc rseq tuBIBp Ip epu Eue,( lger8 eruel nl"lre] u"{s"uzdtp 'Joc Iseq eped rpefre1 q€pnur IBIoJ ue{qeqa,(uaur -Eueqnl pefrol eEEurges elulnput zltg (V I"qel ueqeqnrad ledural uep {nsnJ '1npns epud rpefral Eue,{ ests ueEueEs; (g 'sn1eq Eueqnl efurpe[re1 uelqeqe,(uaur tue,( 63 seE {n}uequrau uele s"l Jgsotulu IJBp zO ueEuap IJIpues er(uroc Iseq Irep 3 ueeme,(uasre6 k 'r33u1t nlelJel u,(uruulep 1p O u"p S reps{ BIIq {nlueqral qepnu eEnf rur qpnd rop rsag 'qe1zd qepnur uep sele8 'sera1 Euef qtlnd roc tsaq {nlueqJel ueqz 'uenleqrued n11e,n uped ledac nlslral ueufutpued ryzfre1 epg ( t :ln{IJeq 'qspuoJol e[eq e,(uure1 Euef re8eqes uBsBIe-uBS"l" euoJ?{ ue{q"qesry lul I"H lnserurel sel-ndulstrr €llq roc tsaq ]"JIS uup rseq uep se1-ndur?u tBJIs ue8uep uelEurpueqrp n) lsag soynduo7,g tolEg k) .9., Ieq"I urBlsp lBqlllp nluelJol e,(uue1en1e1 lzdep roc rseq rJep Jus€{ eJecos uer8uqura6'roc efeq ruue,(ueur qtqel qepual uped rrep efurunurn Joo rsaq edereqeq uIBIBp tdelel'roc eleq ue]Bn{o{ eped olN 'oIN qlseru n}ueUel ueeunE8ued qequellp ue8uep rEel uep'rJ Joc rseq uelen{a) rrrBIBp n1r Eutdues tq 'e,(uletuqes ul"l uup S 'd'ul/rl 'lS predos UIBI Jnsun ueq"qtu3l €pu qrwru uep y,Z rrep qlqel ) rep"{ ueEuep uoqr€{-Iseq uunped q"Pp€ roc ISeg n) ro3 0LE-092 0LE-092 (C") s9'0-9r'0 9r'0*9€'0 002-ozt 8€'0-82'0 'roJ uoqru)I ufeg uusuleEuad 'L'l .rseg uusqa8ua4 (t) ?'l't 09'0-09'0 092-0sr ueseueured nqng lsag pot1fiso1y (%) J r?p?) urBlBP BlntrAtr uusBuBrued nqns L't 1pqel urelsp ue11n[un1lp elnlu UBS€uBruod nqng '1edac n1e1.le1 uulefreq nqns u"qeueu u"{"q"snlp ueseyeEued BJBIU€ 1efueq 1epr1 ueurEurpued eEEurqes srdey se1 I"q urelep nel? uulpntuel ueseuztrlad'u1nur ueseueured u€{n{BIIp e,(uesetq '1eqe1 le1ed uusele8ued eped ests ueEue8al uelSuepqEueu {nlun uep seuud qnreEued gereep epud uesersEued efurpe[ra1 rrepuq8uau {n1un 'roc efeq uesula8ued epe4 'uIN JBpB{ rlelo Jnturp Eue,( uelenleq ueEuep qepueJ uoqJe{ eleq snreq uelzunEtp Euef s€l lelrr") '"wq IBJISJoq nele IBJleu IBJISJoq Eue,( $Ing uz{sunErp snreq u"pual Jnsnq ueEuep ueselatued IBrl ruel"p uelEuupeg 'q€puer uetorprq Bporl{ele q1ldlp snr"q "{"tu roc efeq l"JIs uBeBlBJ IBpRa{ eueff{'Eunpuq rnsnq sul ue4tun8rp sllg 'IuepueJ Jnsnq sey reledrp ledep uueqrepes ueEunques >lnlun uelEuepos'Eunpurl rnsnq su1 ueuunEEuad r{Bl€pe reledrp 1e(ueq ?ue[,ena 'eruus 8ue,{ elur4 rstsodruoq uzEuep qepuoJ uerndruec 1rc,qej- eleq nrle uoqr"{ eleq uzseletued qredos ue{n{ellp ledep roc e[eq uuseleEue4 to2 otog uoso1afluaT eleg ueq rseg l, ft) Bab 96 4. Pengelasan Pada Beberapa Jenis Logam Tabel pa d C l0< Kelas 2 FC 15 l3< Kelas 3 FC 20 las Sedang 25 22< Kelas 5 FC 30 27< Kelas 6 FC 35 32< 3,0-3,3 0,6- 2,5-3,0 2,0-2,5 1,1 0,5- l,0 28-35 l,l 30-35 0,8- Sedang Besi cor Mehanit 6= Kelas o !!^ o d ilr o E', Kelas la I 2 FCMW FCMW 1 Kelas 2 2,7-3,0 t,6-2,1 2,7-3,0 1.0-1,5 2,6-3,2 0,6- 30-lm 32-34 0,6-0,8 32-36 3, l,l <0,5 <0,2 <0,3 Sedang 34-38 3r Komposisi Kimia (%) Simbol (JIS) dan Kelas Kelas Kekuatan tarik si C FCMB 28 FCMB 32 Mn P s (kg/mm':) 32< 3,0 0,8- I,5 <0,4 <0,15 <0,15 Sedang 35< FCMB 35 FCMB 37 37< Kelas I FCD 40 40< Kelas 2 FCD 45 kelas 3 -3,0 3,3 Kelas 3 Kelas 4 cor paduan FCD 55 FCD 70 Sifat mampuJas 28< 2,0 Kelas 4 (3) 0,06-0,15 FC Besi cor Besi 0,05- I,0 0,4- 1,0 4 Piowalsky oo t,4-2,5 Kelas Emmel -E Sifat ru4r[Pu- t7< Besi cor :9.= UtE ,;9, ! !-* S IO Besi cor Jenis P tarik (kg,hm2) FC perlit Lanz E Mn Si Kekuatan (%) 1 2,5-4,0 o o Kimia Kelas ! ,a Klasifikasi Besi Cor. Komposisi Simbol (JIS) Jenis dan kelas 4.E 3,9 ,r_ro 45< 0,2 0,6 0.02-0.1 <0.0t5 Baik 55s '10< Tidak bail Cara Pengelasan Besi Cor Cara pengelasan yang banyak digunakan untuk besi cor dicantumkan dalam Tabel 4.9.Di antara cara ini yang paling sering dipakai adalah pengelasan busur lindung yang masih dibagi lagi dalam tiga cara. Carayangpertama adalah pengelasan panas, di mana uellnfunlrp Eue,{ nredes Jnle resep rJBp reprrr prrds ue>1zroE ue8uep u€{nIBIrp snreq ueselaEuod'yce4 Eue[ Eueqnl rseredareur In]un ues"loEuad 1uq w"FC.snsnq{ rnpasord ue1n1redry efuueselaEued uzlep E{Bru'e,(uurel rseq uer1eg ue8uep ueqSurpueqrp epq qepuer Euuf se1-ndureur legls mfunduorrr Joc rseq BuoJe) :uosopEuad tnpasotd (c ) 'ue4eunErp ue>1e Eue{ sruef uep uzssl {nlueq eEnt ue>1p "porllela rrrBIBO 'l -eq:edry snJeq lnqesJet uusuuerrred nqns ue{nlueueu I', Iaq€J urel"p }BTIIIIp ledep uelrn[uep Euef uesuueured nqns '{BloJ uepurqtueur {n}un q€lepu zfuuenfn1 ulnru uas?u?rued ':oc rssq ueszlaEuad epe4 :qnpm wo3o1 Dput uDSDuDwad (q) '1pe[ra1 Eue[ uulnsn,(ued uulr1 -eqredurau uetuap se1 ueEol leuraqEuaur >1n1un uenln1 uutusp u"{nlualrp snJ"q Jnl" tnpns reseg '9'? uep S'r'rqg urelep leqllret lgedes uellelnqrp B,(uresep ruEe u"{erlesnrp snt?q 'toc tsaq uesele?ued 1n1un U sI?uI €0'0 sl"ru t0'0 s{?ru 0'J sl"(u 8'0 slsur sl'0 s{?ul t0'0 s{Err 0z'0 s'6-s'z sleur 6'1 0's-0'I SIS ?sls 9E-92 s{?ru g'Z 'ulu 09 'lt 09-0? 'ulur z6 eg IN n3 rnp u€l€nqured urepq :tnp lnruag (o) rc) lsag uoso1a&ua4 mpaso.td s:1utu p6'g t0'0 ,sl"ul 0'l sl"ur 0'z s{Bru s{€ul t0'0 sleu y6'6 sl?ur S'Z s{B(Il g'z slBur ?0'0 sluru 79'6 s{?u 9'z slsur 0' I d S s{?ru sleu slrru 3C(I JC(I Nf,IN JCO 9'6 edlN JCo g'1 JCC ) uI/{ IS /' l eJ IC (S) IN rs"IgrsBI) (%) eyq>l rsrsoduro; '@tetZEZt Z SIf) roJ Iseg uesule8uod qnlun snrlSunqrel uporl{ela ISB{U1SBDI gl.t IoqBI 'Zlt pqe;- uel"p terlllJp ledep e,(uueselaEued sssord uzp uretol splu uulJes?prp Eue,( epoJl{ole u"qlJltrad u;ec uelEuu pas '1 I't IeqBJ ul?lup l"qrrp ludep roo rsoq Inlun epoJllele ederoqaq IJBp IBJIS 'ufuueBunqures ueeunEol upas usqqrurad '01', IeqBJ ruel"p {npur tu"Eol leJrs u?p sruafeped ue{reseplp snreq snlSunqrel upoJl{ale IS"{UIsBI) ue14nlunlp SIf lnJnuou Joo Iseq uus?leEuad 1n1un"poJl{ale rcJ lsag uoso1a&ua1 lfltun Dpotrrylfl (t) >1npur '{npul ure3o1 ueEuap e,(uueepeal uerensa,{uelu lzdep luc se1 uruEol e8Eurqes ledac ueuEurpuad rpelrot {epq re8e qelepe IUIS 1p BInu uasuueued uep uenfn1 '{npul ruuSoy epzd epur rp urEutp uuselaEued qBI€pB e8r1e1 Eue,( e:ec uusuueued ue{nlulrp {uprl "uuru uzl8uepag '{€unl efeq sruef ne}e 6Euq 1e1ru uerndurec sruef €poJl{ole ue>leunErp ueseueursd ngns Bu€ru rp Euepes uesule8uad qBIBpB Bnpel uep 63ur1 nplJel {Bprl Euu,( n"l" "lntu uu>luunt8ueur snJug rJrpuas e.(uueseleEuad uep'3.999 ere3 'Joc rsoq sruefepor]1a1e 00S redurus EJntu u?s?uzurad uelnlzpp er(ureuaqas Euur( uesulaEusd tunloqos lluJel s?'I eqnur szt Jnsnq sBT (s) (s) uoqJ?l tnsnq s8.I (r) ._ nursEJg J xnlalns s"a (s) s"B s"'I (sEuEd s?-I) r8Eurt nqns qDpuor nqns (urEulP ?lnu u?sEu?uad-.l ?[nu u"s"u?rued-J- 'rof, lseg L6 Sunpur;:e1 sel) eJnu ueseuuued zduel-J uusula8ue4 uetol rnsnq su1 sesor4 6.? efeg ueq lseg ln IeqcJ. k) (1) l l I uusulaEuad sasoq Bab 98 4. Pengelasan Pada Beberapa Jenis Logam Tabel 4.11. Sifat dari Beberapa Elektroda Terbungkus untuk Pengelasan Besi cor. Jenis Kel6 besi cor elektroda Suhu pemanilan mula ("C) Sifat leburnya terhadap logam induk Pcnm- Si Efsiensi pakan rmbugan smbungan far mampu-potong sifar lreal mampu-potong daerah HAZ DFCNi r50 o A o o o o Besi cor DFCNiFe 200 o A o o o o Kelabu DFCFe 350 o o o o A A DFCCI 100 o o o o o A DFCNi 150 o A o o o o DFCNiFe 200 o A o o o o DFCFe 350 o o o A A DFCCI 100 o o o o o A DFCNi 150 o A o o o o o Besi cor DFCNiFe 200 o A o o o o maliabel DFCFe 350 o o o o A A 100 o o o o A DFCNi 150 o A o o o o o Besi cor DFCNiFe 200 o A o o o nodular DFCFe 350 o A 100 o o o A DFCCI o o o o o A DFCNi 200 o A o o o o o Besi cor DFCNiFe 300 o A o o o o padum DFCFe 400 o o o o A A DFCCI 150 o o o o o A Besi cor khusus DFCCI Catatan: O : Baik sekali O : Baik A : Kurang baik 60-90" 15_20 mm __j-z_ r-t [_l-T ti )[=zo" | f-\[IA@ J___t*l*. i--- I (a) Dehm alur krreng deri 20 \l/ mm. O) ---1 t/___f_l Ddam dur lebih drri 20 mm. Gbr.4.5 Bentuk Alur pada Pengelasan Reparasi dari Besi Cor Bila Retak Tidak Tembus. dalam Gbr. 4.7. Untuk menghindari pemanasan yang terlalu tinggi dan terjadinya deformasi pada daerah las, panjang manik dan gerakan elektroda sebaiknya kurang dari 50 mm dengan gerakan elektroda lurus. Bila pengelasan anyaman tidak dapat dihindari, maka gerakan elektroda harus dipercepat dengan lebar anyaman kira-kira tiga kali garis tengah elektroda. -n,(uad BueJe{ esrs ueEueEal ueltuupq8uou {ntun 'nlueqrrreu pdep 6.tr.rqg tuelep ue11n[un1rp Euef rpedes qndu"I rsrs uzsrdzled'1e[uuq srdeyreq s"l Ieq urclBC .g.t 'rqg urBIBp teqllrat Euef rpedos leouol qe>1Eue1n?1? rrteurs qe4tuey ueluunErp ledep eluru'rsuturo;ep rye[ro1 UBIE uu{rr}B,r\"q>llp uep Eueluud efuuusel sueE epg .Jnpunur -nfeur qelEu"l nele snrnlnfuur uu>1eraE se1 ueleunErp efueserg 'e[es uusrdel Z nete nles ueEuep sepp ledup tuuf 1e>1tuep Eue[ rsereder nelz snrnl Euef ueseyoEuad epe4 -ueg Eurqnl 'p{EUBO NilueX {nt lqun peredea uusqe8ue4 LT .rq1 lerrds uelurag -------- 'rof, Iseg uesqetue; eprd m1y {n1ueg 9't'rqo ^\ .or-oe [,*:li[-1 -t-ju U_i\_] L. _l €-I ,r "'-l L ] '06-oe "06-09 J?InS x x X X o V x x II?q Suern;1 V o o >Jetor rseruda; V o o eserq uuEunquus uzsulaEual o o o uulnsnfuad tuzqnl rsecdeX x o o 1e1er rsurudeX V o o zserq ue8unqures uesele8us4 o o x x X o o 1z1ar rseruda; o o eserq ue8unqruus uusuleSuag 'sn1eq ut8uor uep uu o o uzlnsn,(uad tuzqnl rszrzdaX x V o o ;p1a.r rszrudag x o o o eserq uu8unques u"s?le8ue( o o o 'snleq BtEuoJ u?p uelnsn{uad tueqnl rseredeX 3co If, CJCI 'ro3 Feg NJIN JJC )ctN (qnnd uep uelq n13un1) lnsnfuad Eueqnl tseredeX o o (lttrad) elqEll€ur roc rseg snleq e38uor uep o o uelEl?3 IeqBrl?u Jot rsag V V : snleq uSEuor uup o V 66 O x x ac ryeg teEues c.{o !N f,CC uesulaEuad srual uusele8ue4 sesor4 udelaqefl ruclup snlEunqral Bportlelfl eleg ueq rsog ln rslnpou Joc rse8 nq?lel Jo3 rseg JOJ rsaq Srusf luJls ZI'? IeqBI Bab 4. Pengelasan Pada Beberapa Jenis Logam Langkah maju-lurus J 1 !) ai) Langkah maju-mundur Panjang manik sebaiknya kurang dari 50 mm SeOOO Langkah simetri Langkab loncat Gbr. o 4.8 €) Uruten atau langkah Pengelasan Reparasi untuk Alur Dangkal. 7 4 :2 (a) .L Urutan tanpa (b) pelapisan (a) (b) (c) Urutan dengan pelapisan (c) Urutan dengan pelapisan Untuk cacat yang terletak kurang dari 12 mm dari permukaan. Untuk cacat yang terletak antara 12 dan 20 mm dari permukaan. Untuk cacat yang terletak lebih dari 20 mm dari permukaan. Gbr. 4.9 Urutan Pengelasan Reparasi untuk AIur Dalam. sutan dapat dilakukan dengan menempa gelombang manik las dengan pahat tumpul sehingga rata, segera setelah selesai pengelasan. Sebagai petunjuk tentang prosedur pengelasan besi cor, cacat las yang terjadi dan cara penghindarannya dapat digunakan keterangan dalam Tabel 4.13. 4.1.5 (1) Pengelasan Baja Paduan Rendah Klasifikasi Baja Paduan Rendah (a) Penjelasan umum: Baja paduan rendah adalah sekelompok baja paduan yang mempunyai kadar karbon sama dengan baja lunak tetapi ditambah dengan sedikit unsurunsur paduan. Dengan penambahan unsur paduan ini, kekuatan baja dapat dinaikkan tanpa mengurangi keuletannya. Di samping itu sifat lainnya seperti, kekuatan fatik dan daya tahan terhadap korosi, terhadap aus dan terhadap panas juga menjadi lebih baik. Karena sifatnya yang menguntungkan, maka baja ini banyak digunakan untuk kapal, jembatan, roda kereta api, ketel uap, tangki-tangki dan dalam permesinan. Baja paduan rendah masih dibagi lagi menurut sifatnya yaitu: tahan suhu rendah, mempunyai kekuatan tinggi dan tahan panas. Beberapa di antara baja paduan rendah akan dibahas dalam pasal-pasal berikut. (b) Baja kuat: Baja kuat dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok €ful"srtu 'eserq nqns rJBp r{epual qrqal Euu,( nqns {nlun rs{nJlsuol ruelep ueleun8rp ledup n1r eueJe) 'qepuar Euef ueqnEEuele4 rsrsus4 nqns usp rEEurl Euuf {nqunl uulenle{ n€le T{€l u"l€n{el re,(unduraur p1 efeg :qupuil nqns uot1o1 otog (c) ' 'Euern{Jeq uB{? rs{ulsuo{ ueueru€o{'r88u1r nlglrel rur ueBurpueqred elEue 'qnlnl u?l€n{aI s"l" ue{J?seprp Eue,( uzruzcuored 1n1un Teq luEuzs lun1 urslup lsrlrlJel Eue[ rlredas,leunl eteq zpud rrep rE8url qlqel 1uI efeq uep (Tre1uelunle{ u€p qnFI u"}"n{a{ ErB}uE ueBurpueqrsd) qnynl uuEurpuuqred e18ue euere) '{lJel uel"n{o1 depeqrel uenped rnsun qnreEued ueqlnlunlp 6I.t 'rqg ruepq 'e.(uuenped Jnsun r?pe{ uep EunlueErol leEuus 1en4 ufeq 4uu>1eur IBJIS 'Sawl?1g9 redures .ggfg u€len{al rr.(unduraur Eued z[usnreles uup 09fg OS IIJBI IuBJeq Ioqurs rJeqrp rur nlnq Iu€lgp 'rrttutf?4 ggy redures 0S erelue J"sr{reg 1en1 efzq {rJq uel"nla) eIq rde1e1 eleq elzu'II'?'rqD VI'V IpqBL ulepp l"qlllp ledep qepuer nqns ueqel eleq pndqeru Eue[ rur e[eq uzp sruef edereqeg '>yuq le8ues Eurf, llue4aur l"JIs uup uuqnEEuelel re,(undrueu Bnpel Euu[ lodruole; 'sel rs{nrtsuo{ ul"lup uuleunErp rleqes 1efueq p1 efeq ?IBru rul 4eq 6uef e,{use1 ndureru l€JIS EueJex 'qBpual Bue.( e,(uuoqJuI JBpB{ uualu{ yzq le8uus e,(use1 ndureru lqrs Bru?Ued 3ue,{ 4odruolay 'rEEurt ueqnEEuulol >1odulo1a1 uep r8Eurl u"len{e{ 't u?Euep BuES , IrBq EuErnI tuBf lnpur elnu uesewuad uolBu"$lp1 'q (eJJlC ICJJO :qoluoJ) 'II"q SuBr n?lE rnqal leJrs ue?uep epo:11e1e wtssng 'seurd 'E€ ansas iurr( BpoJlIe{. uBlEunC Z ua8unquBs uleuoet qreqre; 1 snf8r{ Eueqnt rluE €poJl{elo uelEun9 'q"ps r"ns6 lBpll 8ue,( vpor11c1g lnput u8Sol 3gq 'E wp a 'I 'lrquil u"ur8u -rpuad uep Blnu u"seuuued uB{EuBsIs.I uynped Eporliqe ual"unC snre 6uun;q 'rBnsos s ,l '€ ,z 'nlal 'q?lBs '6tup nFIFI .I 't IOI z I l?PIt tu?,{ sporuela 's "pEd E{BunC @I"ung nJslrot ?uz,( wqeuag 't npsord '€ ,z tuB,{ uBsptued Eur,( uetnsn,(ued usEusial uPnlequed 'I tuu,( ?po1lela ., 'l?dm nlElrel ts€,{ uEnloqued '€ 'r?ns.$ EuB,{ l"pn '?u€l nlBlral tuBf 'I uuselaEued 't 'Enss leprl 3u",( Epotl{ala t npl:e1 se1 € rBnses "p"d 'z snry ftun Z ueurturpued uep epu ueseueuad wlruus -{E I sBJaSu3u tBdBp IEpq 3@,{ €porllela nel" rN upnpEd BpoJllale uBlBunt8u?Ir{ I 'rof, lseg le,{urhl 'lEds nplrel 'lBquBl uerEpurqBuad ErEJ I uBpp Jr" dsn "poJl1ele 'lDqu?l u"ul8u -rpuod u"p qnu u8sEuBued ug{su?s{".I '€ 'Irpuad lru?u uyBuep snlnfuel uEsal.Sued n"t" lBruol qelau?l uBIBunD 'z aporuele r?ns$ tuEF snJe ",(urprfrel t snJ"q tu"qn.I CCO suat Dporll.l, uBIBunC uep sESunqBA m{Eung 'Ieps.d 1ru"u u"tu?p sntrfuet se*laEued nBtB t?cuol qBltwl w{EunD rN uenpBd €porl{ole uE{?unC nBle aJrN rPnses EuB,( rypq tu?,{ Bpo41ala 'Inpur o"tol uBlBp uoqEl uEsl"gu.d {npur uESol uBqnuEd u"{qrsJeg (E) .Z 'rc1edry m1e Eue,{ eportqala nlngzp qrqel SuBtEq"d n?l? uEtrEuue)i I su1 ulruoag SuEd usEunqu?s 'runses uss?uEued ?pBd uBsnqueued rEuBJn) '€ 'eJ!N JJO sruef rporllele UBI€utrg (3] '{nput uetol lp ?pE EwI l"furu r"{Bq (q) rp ruele3u uBto.J 't BInU .!N sn11rs 'au Suus nFlrat tu?^ {npur weEol I {Epu EuBd sBl uoq$! rBpal suv suv lnpur u8Sol a,(ur88uq Bu.r") zvH rl8re?p e z I qBqes uusulaEue4 upud su1 tBrBJ uBrBpuq8ue; uru3 uBp eleg ueq rseg f V qBqas €I'? pqBI 102 4. Bab Pengelasan Pada Beberapa Jenis Logam o 6l 6l 6l tr o0 EO '= 6 o cd o 6 V 6, E 6l te 6l 6l a 6) =Ei 6) tr - Er 5 0v 6r* 6, !o ! 6 ! Fil v tE oaJ 0) a 6l o a €6l -:I -o'i :sv 6t o ! o o o a + u.,f N .) E..s> Z E x t =o !al H _= i!, I ; ,5 I - c ' = k:a d<cof iNot aa unun rsInJlsuoI E[eg ecenJ qEpu0r ueqel efug nqns elng (,d untuk daerah bersuhu dingin dan untuk penyimpanan gas yang dicairkan. Penggunaan baja untuk bejana penyimpanan gas cair dengan titik didih tertentu ditunjukkan dalam Gbr. 4.12. (d) Baja tahan panqs: Baja tahan panas adalah baja paduan yang kecuali tahan terhadap panasjuga tahan terhadap asam dan terhadap mulur. Baja tahan panas yang terkenal adalah baja paduan jenis Cr-Mo yang dapat tahan pada suhu 600'C. Dalam Tabel4.15 ditunjukkan komposisi kimia dan sifat mekanik dari baja paduan rendah yang tahan panas berdasarkan klasifikasi JIS. Sedangkan Tabel 4.16, menunjukkan besarnya tegangan yang dibolehkan pada suhu tertentu. 'zYHqeraep urslBp r8EurlJel ues€Jelo{ dupeqrel (r"3) uale,rqe uoqru{ qnre8ued uellnfunlrp €I't 'rqD 1II"I"C 'e,{uenutl tstsodurol uep ueufutpuad ueledecel eped SunlueErel redecrp ledep 8ue,( uesure{e) 's"Je{ rpefueur ZyH qelrep ledac Euu,{ ueuEutpuad uup ueseuelued e,(uepe ?ueJe{ 'ueseleEued Btueles :sDl qoaop opod ml4n.rls uDtqqnnd G) 'qepueJ uznped efeq ueseyeEuad eped uullleqradrp nped 8ue,( I?qJBq uzlSuureltp us{€ }n{ueq lesed-1esed ureleq '}Ble>l snJBLI p1 efeq {nlun u"sela8ued tstpuol uep JnpesoJd uesuine8ued np euere) 'pulJel snl4s e,(uupu suoJ?I u€s"l q"Je"p IBJIs uelesn:8ued lpefrel ledep qzpuer uenped efeq uesele8ued Iuelep 'g qeq ul€l€p uelselefip rlredeg 'CIW sBI uep u"pueJ rnsnq sBI'snlEunqrel epoJl{ele rnsnq sel qelspe q"pueJ uenped eleq 1n1un ueleun8tp 1u,{ueq 8ue,( ueseleEued ere3 :wru,un PttlDH (o ) tppuatr uDnpDd o{og uoso1a&ua1 k) (rruru/E1) 00t 06 08 oL 09 09 .IBNT qqnl {!rBI uBlB {usl u?}en{e) 0, u[ug udureqeg rpud uBlBn{ex {{e)I UBP BrGlrG uu8unqnll II'}'qg xo F t c, A' tr s1 5 luny e[ug 1.rrul uulun{ey epud uBnPBd rnsu61 qnluEue; 0I', 'rq9 ..I +,J + lNry +.JI *,.1I + ul,t!I 1 3:r"3 f +ornr9 ..",.^I % I I 0'I 6'0 8'0 L'O (.ruur/E1; S't+(€'lz+i") x 0I9) : {.uEl 9'0 xo x uet"nla)l le s ,/-+ pqel : 'r-/\o-ef \?. +' c, , {m] :li? lor6i ,l : I I-tN-n3-uI{ 0z ! ryunl ?fBg 9Z-02 rJ-rN-ts-uw 0z + A-ol^t-rc-un 0?r ,r 0e oI ol^t ul^l ozv -r3-i11-1r11-u;4 97 r A-oI^l 02, lJ-A-urrt 0z^ IS-uW 0Z ('m) e t.IV t0I eleg ueq rsog I'V Y v ts r Bab 104 4. Pengelasan Pada Beberapa Jenis Logam clHlo (-0,5-5) NH3 (-33,4) (-45) c3H6 HrS (-61)' o co, (-78,5)- c2H2 (-84) c2H6 (-8E,3) Kr le (-lsl)- cH4 (-163). o, (-183). Ar ( - lE6) F, ( - 187) N, (-195,E) ar !6 a* E5 Gbr. Tabel 4.15 4.12 Penggunran Baia untuk penyimpenan Gas Cair. Komposisi kimia dan sifat Mekanik dari Baja Tahan panas (JLS). Komposisi Kimia 1) Klasifikasi Simbol (JIS) Baja Mo Baja lCr-l/2Mo Baja 2 ll4Cr-l C Si STI38 0,10 STB38 4,20 0,10 J) 5n Catatan: Sifat Mekanis2) Mo Cr 0,30 0,10 -{,80 4,20 STT39 0,45 STB39 -0,6s STT42B STB42B STC42B STT42C STB42C STT42D STB42D 0,10 0,10 0,30 0,80 0,20 -{,20 -o,50 -0,60 -t,20 -o,45 0,45 <0,15 0,15 -{,65 0,10 0,30 2,N 0,90 -0.50 -o,60 ),50 -l,10 STT42E Baja 5Cr-l/2Mo Mn (f) STC42E <0,15 l) P<0,030, S<0,030. 2) KL: Kekuatan luluh, KT s0,75 : 0,30 4,00 0,45 -6,00 -6,00 -o.65 Kekuatan tarik po : KL KT PP (kEl mm2) (ks/ (%) mm2) >21 >38 >30 >21 >39 >30 >21 >18 >42 >30 >21 >18 >42 >30 >21 >42 >30 >21 >42 >30 perpanjangan EueKTyll gere€p urseraEuad nlred'se1 1e1a.r efulnlueqrel rqn:eEuadusru Euu,( roUBJ eEq ludepral ueureleEuad rreq 'uqSunur qneles rrepurqlp snrer{ rur I"q nll euorel 'se1 rs{nJ}suo{ ueueru"e{ tEeq e,{equq:oq Eue,( }BcBc r{"1?p? s"l IB}aU :sa-J (c ) )lopy a{ J.008 FBp ue@qpuc4 nlIB/$ urEuep ZyH Crrrr-OXil:l unu.sry14 srelcl1 rrBsrre{e1 uuEuap r"3 uep,rqg uoqrBy BTBIIB urtunqnll 9 EurBIes J.00S tI', 'qC btn9Wiz9 oy{: + rJ 1+ IN a + lS: + uy41 113 = r'3 I I I I I I 6'0 8'0 L'O 9'0 S'0 r'0 €'0 Z'O (%\ .," ..ty! + X o ,t o F9 F' o xo F 5 t E a o OD ID N ,r oe E E' 0'l I,Z azt)rs onzlI-r)s sz?srs nlr 'r. eqs. 9'n b,L 1,8 2,6 9'6 6't €'8 0'0I s'0r s'0r (IZ'IIS 9'n €'8 0'01 s'01 9'01 JZ'IIS AZ'IIS 9,1 0'01 9'01 otNt-t)t/r'7, SZTSJS gZ,JIS 6'Z OWI_I:) 8Z?SIS 9'01 ori 711-ta1 eleg ollltzlt-tct SZ'IIS 099 009 0s9 O,L €'6 8'6 8'6 n'e n'9 9'8 9'6 009 0st 00t 09€ 6t8JS 6gIIS 8€SrS ory efug SEJJS (sr) rs?Igrs"l) (3") eteg nqn5 IOquIIS '(zuruE{) ntuepel nqng uped sBuud ucrlul uJeg uderaqeg lrcp uu{qepqrg Euutr uuEuuEe; 90I eleg ueq rseg fn 9I't Ia1BI Bab 106 4. Pengelasan PadaBeberapa Jenis Logam tergantung pada komposisi kimia dari baja, hidrogen difusi pada daerah HAZ dan tegangan pada sambungan. Ketiga faktor ini disatukan dan dijadikan sebagai dasar kriteria yang disebut parameter retak las Pr. Hubungan antara Py, dengan ketiga faktor tersebut adalah sebagai berikut: SiMnCuNiCrMoVK Pw:C*30-* n+ zo*oo*zo* 15 +m+58+40xtor(%) Di mana: K: Besarnya tegangan penahan (kg/mm2 x mm) Huruf-huruf lainnya adalah simbol unsur-unsur kimia. Sedangkan hubungan antara Py dan waktu pendinginan kritik /u,, yaitu waktu pendinginan dari suhu las sampai 100'C, ditunjukkan dalam Gbr. 4.14. o Prosentase rctak ls pada penampang 0% o O o )t (J Srcoo @o rcoo/fuogoa @o ,u@ "ro "" &dr$&t bo / o a .% Al ."Esbs..a ry.er oo {odorotoa a -o@ od€.&dho& daa 0'2 Si P*:C+-+30 Gbr.4.l4 Mn 20 Cu Ni 0,3 0'4 Cr MoVHK *,, *lo+5B+-+***(%) +-+-+_ 20 60 20 Hubungan antara Parameter Retak P. dengan Waktu Pendinginan Kritis dari 3(X)"C sampai 100'C. Berdasarkan hubungan di atas, maka dapat dibuat suatu diagram aliran yang dapat digunakan untuk menghindari retak las dalam konstruksi baja seperti yang terlihat dalam Gbr. 4.15. Sedangkan Gbr.4.16 menunjukkan hubungari antaraP"", H dan K di mana PcM adalah parameter retak seperti yang diterangkan dalam 3.4.1, sedangkan H dan K adalah kadar hidrogen difusi dan intensitas penahan seperti diterangkan di atas. Pengelasan baja paduan rendah harus dilakukan dalam atmosfir dengan hidrogen rendah dan tegangan penahan serendah mungkin. Untuk mencapai hal tersebut perlu dilakukan pemanggangan dan pengawasan terhadap elektroda seperti disarankan dalam Gbr.4.l7 dan pemilihan urutan pengelasan yang tepat. (d) Penggetasan Daerah Las: Pada pengelasan baja kuat (BJ60 ke atas) yang '*rd {up1 wiunqnll 9I'?'rqC releursrud uBp B1n}il ursf,uuued nqns Bntur (urur) 41e1ad pqal 0E 0, (Igur) 0t 0s 0z { l"ted FqeI 0€ 0z 0t 9C'o u) an c t Er F 8Z'o E6 6Z'0 B x 5 s LZ,O 0€'0 IE = xcd I A' s ,0 At 0€b: D o I utur x .tutu/31 6g: y tuc/1669'gg = l, 6Z'0 tC wcllggg'11 uur x : 6,7: ,urur,6>1 xgilllr,g'7: H xoot,cq'v= 'u[uq rsln.rlsuoI uBsrletuad ruBIBp {Bler r,(qpr[re1 urffimuel uur;p 0s I xcd o 7 y u ururtqq gl't'rqC uul"n{5; :X uutoy IrrBIBp IsnJIp ueto.tp111 iH (urur x ,uru/t1) utqzued (E 661/cc) se1 (%)ss +91 A * ll oI E I !1 I + + + + * I rJ IN nf, UI I (%) WW * S*r IS 09 XH : ^d * ^r4: ^4 uueuecue.red uup 1e1ad pqea x ueqzued BInru u?s3u?Iu3d uul"nla, p se1 uetol ur?l"p rsnJrp ueiorprg u"rlBg ^d seued uSulx rsrsodtuo; u"{ns?hl ad I"laJ Jsleru?J?d urseleSued rnpesold uErlsusl {313u "("t) e,(ureuaqas uuur8urpued nt1e11 =_ -==:-'----------.\ "(1) 1e1ar rrepurqtuau 1q -rr1 ueudulpued n11e1n lPzfrel I"lof, t0I eleg ueq rseg t't et a Bab 108 4. Pengelasan Pada Beberapa Jenis Logam Kondisi pemanggangatr Harw dililkaD dslm waktri kuang dili % jam Jenis elektroda berhubungan deogan udara. ! d ! E o o 51, Harus dilstan dalm kurug dui 116 ju Hidrogen %"G; -'3 --'t wattu berhubuagan rendah Jcnis lainnya Temperatur fc) Waktu 0am) 300-400 I 100- 1 50 I Suhu atmosfir ("C) Gbr.4.17 Contoh Kondisi Pemanggangan dan Pemakaian Elektroda pada Pengelasan Baja BJ70 dan BJ80. telah dikeraskan dan ditemper akan terjadi pelunakan dan penurunan ketanguhan pada daerah HAZblla digunakan pengelasan dengan masukan panas tinggi. Karena hal ini maka perlu adanya pembatasan masukan panas. Dalam Gbr.4.l8 ditunjukkan hubungan anlaramasukan panas dan kekuatan takik pada batas las untuk baja BJ70 dan BJ80, Sedangkan Gbr.4.19 menunjukkan hubungan antara masukan panas dan sifat mekanik logam las yang dikaitkan dengan beberapa cara pengelasan. Dari gambar-gambar di atas dapat disimpulkan bahwa ketangguhan dan kekuatan dari daerah las menurun bila masukan panasnya naik. tr (, J' 00 o A a .6 B; b9 a0i 9S Ei, 2468 Masukan panas (x lOa Joule/cm) Gbr. 4.1E Hubungan antara Masukan Panas dan Kekuatan Takik peda Batas Les deri Baja BI70 dan BJ80. Dalam menentukan syarat pengelasan, harga masukan panasnya dapat diambil sebagai berikut: dikeraskan): 90.000 J/Cm -Baja BJ60 (celup tidak & temper): 70.000 /Cm -Baja BJ70 dan BJ80 (celup & temper): 50.0CI J/Cm -Baja BJ60 (yang l!u6eut II?{OS q?Ies IJ?IES u?Ing IIBS {ES IIsg lluBBIt )I!"q Euzrny uslsere{ -Ip l?d?P 9t> lruelsn? l?J ueqel efeg sE'0> LZ-9t ueqel efzg SI-II lrsueu?ur l?rEI ueqel efeg L> 9Z'0> I"P!I u?1 {13g -s"Je{rp II38 ledep llJal l"Jel IsPII gru8e6l uelruteure;1 {Pq {IEq tue:n1 r?p!r rJrpues {IBq 3uern1 sere8usy4l 0z't> sBra{ J SBI edurel ndureul nduruur rsoro{ u3q3l nduretu lqls IsJIS IEJIS IEJIS 'lcrBx UBqBI B.fBg JJ IN rs€{grs3l) (%) eureln rsrsodruo;1 lsquls8Dll't loqcI re{unduau eEn[ n1 Eutdures IC 'qepueJ nqns uep 6Eut1 nqns 'lsoto>1 depuqral ueqel Euu,( rEEurt uenpud sfeq uIBIBp {ns"IuJel IBJe>I u"qel eteg :ruruan PyIDH (o) totDy uoqol o{og tn4{1so1y (t) IBrBX uBrlBI 'mlf, urp gtlf, 4rg +Eued edureqoq uprd seur6 ustrlsont uEp 11IIu{oW fBJIS BrBluB (ruc/a1no1 r0I x rfug uusqe8ueg Ff,P UBsBI urtmqnll 6I't yf t '{g ) seued us{ns"W 68199t XX oo ,IF ct "I) tsP IrE o 'I)--.--'\- r) -:-------,, ---T--- l\ o ---o_\- o--}---- 0lf8 o 08fE +- 0 E'B E$ '.. FF, xx F'l t'. \.-o- -*F 06 OI OI 0z 0z 0 0 z z Z t t 9 9 8 I _V_!+ 0 OI zt tt TIIEPUAT Jnsnq 601 8?'I Bleg ueq Iseg Vn a9 0 OI , Ei q.E dr *go "u q9. FO qaa lo Bts r-I 110 Bab 4. Pengelasan Pada Beberapa Jenis Logam d 6l bo 6, !l d cd o r! o 6l * Fr (l tr (l E cd ,la o tri 6 c! a v a 6l ,j{ 6l :F .! o tr 2 6! a 6l a; V( g J- o. VE o 0 nI 2.. o g 6 ! O^ i oN tr Vl a I ,aE.E o ql tr oJ:,i VI H .. :^' lls -ueilBhl U ketangguhan dan sifat mampu potong yang cukup. Karena sifatnya, maka baja ini banyak digunakan dalam reaktor atom, turbin, mesin jet, pesawat terbang, alat rumah tangga dan lain-lainnya. Secara garis besar baja tahan karat dapat dikelompokkan dalam tiga jenis yaitu, jenis ferit, jenis austenit dan jenis martensit seperti yang ditunjukkan dalam Tabel4.17. (b) Sifat baja tahan karat: Baja tahan karat mempunyai sifat yang berbeda baik dengan baja karbon maupun dengan baja paduan rendah, hal mana sangat mempe- {nlun Jo00I r?dul€s 0L elelue ?lnlu u?sBu"ued uBln{elrp snJ?q Iul ElBq uB$IeEued €ped B{Bur rur efuleJrs Euere) 'J"00? o{ J.009 rrep }Bqurcl u€u6urpuod €ped rpuftel er(ueserq uesele8Eua4'unrnuetu efuuelelnel uep u"qnE8uelal uulqeqefuaru Eue,( resul rpefueur r{epnur e,(urrlnq rdu1e1 'seroEueru JBIns letues lgeg sruel 1ere1 ueqel ufeg ti il t; tpey sruel lerel ueqel uleg (Z 'nlle1rt' edereqeq {nlun Jo00g redures OOL emlue ueq"trp snruq e,(unqns ueseye8ued I?selos rlzleles ere8es enpel uep u€urp nlBIJel ueEuel ueqelrp snreq uesrdey uesele8ued etelrfe ngns uep J"00, uep 002 etelue nqns redurus elnur UBSBU?ured ue4lreqrp snJeq erueped :n1ref pq enp ue{rl"qredlp sn:eq rur srual leJe] u"q"l efeq selaEueu tueleq 'ryeq Eue:n1 u{use1-ndureur }eJIs uE8uqas sele8 uep sersl Eue,( lrsueu€ru Inluaqueur uele ueseleEued sesord BruBIes ueutEurpued u?p uss€uerusd sn14s rrr"pp p1 e[eg lrsueperu srusl 1ere1 ueqel efeg ( t :totnl uarpt ofoq soyndwour to{19 G) 'tn{rJeq lesed urelep uelselelrp uB{" 1€J"{ uegel eleq stuel Eurseur-Eurseur rrep se1-nduru ru IeJIS 'uesele8ued JeJsoruls uep seuzd qelo selaE rpufueu uep rqnreEuedry leEuus efusel uuEunqures s"lrl"a\{ s1rrr{eq seyel eleur 'rEEurl uenped eteq qelepe l"Je{ u"qel eleq euere;tr '{lJ}sll rsuslsrser sBI u?p uorl{ele r?urs sBI 'uepuer Jnsnq sel eEnl ueleunErp Euepel-Eu€pe{ nll Eurdues IC .1uI nl{E/( eped 1ere1 ueqel efeq uesele8ued uBI"p ueleunErp 1e.(ueq Eue[,ercc q€pp" CIJ s€l uep CIhtr s€l'sn43unqre1 Eport{alo se1 uuEuep uesele8ue6 :tantan pqlDH (o) ,DIDX uDrloJ o[og uoso1a&ua1 Q) 'us[ o0o'0l) ,rrry orrr, {ftI gup (deep) mInHtr uBtcn{qtr Iz't'qc 'p?urg nqng upud ture)I u,qBr r[ug uelunley 0z'?'rqc (g") Ntz (g") uurfn8uad nqnS 00sr 00rI 00gl 00zr 00lr 0001 uurfnSuad nqnS 00zz 0o0z 008t 009t 00tr 00zt 000t 008 009 00, 0 xo 006 tt 0l le FOD Soz x o F Hr(0t 0, !0 teF !,Q 5 El- 0t Eil '0s F oa c, ti E Eo, OL 008 00t 009 00s 00zt 000t 008 009 00t (3") uerfn8uad nqn5 002 (3") uertn8uad nqng l"qllp ,rJ:J", [?,I:fJ ledep r8Eurl nqns eped tBrBI ueqet eleq ryre1 ueten{e{ rrep qo}uoc reEeqeg .J€seq qrqel 8ue,( {nluaq ueqeqnred gpuf.rol ue{€ 1"rB{ ueqel eleq ueseleEued urelep "{€ru '4zun1 efeq ge4 g'1 e;r1-e;r1 e,(urenu uersgeo{ €1r\Bqeq uellnlunueur Bue,t ufu4sg leJrs rre(I 'utrN u"p nJ'otr\tr predes ur?l Jnsun uuqeqru"l ll{lpes ueEuep IN uep rJ n"le r) q€lepe t"ru{ ueqel eleq rrup ?tu?]n uenped'gI'r leqel urBIBp uu11n[un1rp rur efeq uep {lsg }BJIS eges 'Irue{eu }"Jrs-}"Jrs uep ErruDI rsrsodruo;tr 'e,(use1 nduruur 1e3rs rqnre8u III e[eg ueg rseg ln tt2 Bab 4. Pengelasan Pada Beberapa Jenis Logam menghindari retak dingin dan pendinginan dari 600"C ke 400'C harus terjadi dengan cepat untuk menghindari penggetasan seperti diterangkan di atas. 3) Baja tahan karat jenis austenit. Baja tahan karat jenis ini mempunyai sifat mampu las yang lebih baik bila dibanding dengan kedua jenis yang lainnya. Tetapi walaupun demikian pada pendinginan lambat dari 680"C ke 480'C akan terbentuk karbid khrom yang mengendap di antara butir, seperti yang ditunjukkan dalam Gbr.4.22. Endapan ini terjadi pada suhu sekitar 650"C dan menyebabkan penurunan sifat tahan karat dan sifat mekaniknya' Logam induk Logam lasan Endapan Endapan GW,4.22 Logam induk Endapan Antar Butir Karbid Khrom dari Baia 18 Cr-E Ni. Sifat mekanik dan sifat tahan karat dari logam las sangat dipengaruhi oleh komposisi kimia dan struktur. Hubungan antara komposisi kimia dalam bentuk ekivalen Ni dan ekivalen Cr serta struktur mikro yang terjadi ditunjukkan dengan diagram Schaeffier dalam Gbr.4.23. Karena semua jenis baja tahan karat dalam pengelasan akan mengalami penggetasan dan peretakan, maka harus dijaga agar logam las selalu terletak pada daerah aman dalam Gbr.4.23 (daerah E R 308). 30 2E 26 24 <i + ll 20 IE U l6 x t4 t2 za Er or E.? .=z j\o Ekivalen khrom Gbr. 4.23 : %C + %Mo + 1,5 x Si + 0,5 x fCb Diagram Sclaeffier dari Logam Lasan dalam Pengelasan Baja Tahan Karat. Struktur austenit akan menjurus pada terbentuknya retak panas seperti yang ditunjukkan dalam Gbr.4.24. Tetapi retak ini sangat berkurang bila austenit mengandung lebih dari 4/, ferit. Dengan sifat di atas maka dalam pengelasan baja tahan karat austenit hendaknya: pertama jangan dilakukan pemanasan mula tetapi dihindari terjadinya masukan panas yang tinggi sehingga tidak terjadi pengendapan antar butir dari karbid-khrom; kedua sebaiknya digunakan elektroda jenis Nb, Ti atau karbon snpq u"d"puoEued BfuBpB euar"I rde1e1 uoqrel ufuq urelzp Ilredes ]Fueu"ru IBpII ue{seued-nlepedlp ledep Eue,( tunruttunl? uenped epud uesere8ue4 'ur8urp usefra8ued ueEuep qreqradrp ledep e,(uzq e[uue1en1e1 Bnpe{ "sBJ rseruJoJsuuJl e,(uepu BueJB{ uu>lseued-nlelredrp ledup 4ep1t Euu,( uenped uelEuepes 'uereduteued uep uesereEued ueEuep qruqredrp ledzp efuuelun{e{ Buelu Ip uenped qel"pz uulsuued-nlepadrp ledep tue{ uenp"d :uotlsouod-ntloyadlp lodop t1zOU uop todop Suot uonpo1 (q) 'uz-ly sruef uep IS-Ehl1V srual'E;41-1y stue['lg1y'u6-lv sruel'n31y slue['IuJnur1y stuof:n1te[stuelqn[n1 urelcp 'uenped rnsun-rnsun uelres"preg IEBqlp runrurrnp rut eEqal ISB{IIISBI{ ue{res"pJag uup uep ue{seued-nlepedrp eJBc ledep'tselgtsepl ueEuep seued eEr1e1 ledep 1upt1 fiue,{ oedruel uenpud uep Joo uenpud Is?{gIs"lI ueEuop'uelenqurad u"{Jes?pJeq uenlzpad uB{Je$pJeq n1re,( 'etec eErl urelep u€{Ise{ulsBlltp ledep lunlultunl? u"npBd 'Euequre>1raq qe1e1 Eueprq 1e,(ueq ur"l"p ry ez(uuenped uep urntulurnle ueeunE 'e,(ucredlp ledep uep Buuqrepes tpe[uotu uz(uuenped uep 1uI Ieq euere){ urnruurnle ueseyaEued uelqeqe,(uelu sllntu seE ueEuep {IJlsIT Jnsnq uusulaEued {P{el eleur -Eued trrelep rur rnl{B-Jrrlle uenfeure;tr 'ueuedturz(ued pp-ryp uep lsepodsuerl 'uuunSuzq 'eFul{ Eueprq ruBIBp senl ?reces ru1edry rut ureEol 'ryeq dnrlnc Eued ryr1s11 Jol{npuo{ uelednreu uep lerial depeqrel ueqel 'tEEurl ue}?n{e{ re,{undruetu Eue( ueEurr uretol {nsutuJel tunruIrunle uenpud uep tunlurtunly :wnun lDqlDH (o) un urunlv uonpod uoe ,anrurutnly rco$rso1y (t) '>Urls11 uusula8ue4 ruBIBC e,{u1u;gg ugag u.{uuunpud uB( tunplrrnly IsB{UlsBIX l'Z't IunlurunlY uBnpBd ucc lunrurlunlY '€, 'SnS uusrl urto"1 uBItrp stuud {BfeU sl;uaf Va'?'lq11 (E) 'Eu"I tuslulleu :wDD 0) + (e) ryrou 0) -@ueE l?te{ lnlel ![n ryraU Ep"d orTU sle I"rr{ (q) (a) (n) qensl letax (e) 'JeUoerIcS ruerEerp rJ?p u€tua qereup eped sel ureEoy j I {1 ir €II rnllnrts uelpseq8ueur Eue,( eporlqele qqrdp eEr1e1 uep tllnrufiunlv uenped uec lunlultunlv z'v (%EfO>3) qupusr r7 r Bab 114 4. Pengelasan Pada Beberapa Jenis Logam dalam butir kristal paduan. Karena proses ini maka pengerasan pada paduan aluminium disebut pengerasan endap atau pengerasan presipitasi. Sifat-sifat pengerasan presipitasi dari paduan aluminium tergantung pada unsur-unsur paduannya. Logam paduan aluminium yang termasuk dalam kelompok yang tidak dapat diperlaku-panaskan adalah jenis Al-murni, jenis Al-Mn, jenis Al-Si dan jenis Al-Mg. Sedang kelompok yang dapat diperlaku-panaskan masih dibagi lagi dalam jenis perlakuan panasnya yaitu anil-temper (O-temper), pengerasan regang (H-temper), pengerasan alamiah dan pengerasan buatan. Paduan aluminium yang dapat dikeraskan secara alamiah adalah jenis Al-Cu, di marra cara pengerasannya adalah karena terjadinya pengendapan fasa kedua pada suhu kamar dalam waktu beberapa hari setelah perlakuan panas pelarutan dari fasa kedua. Sedangkan yang termasuk dalam kelompok pengerasan buatan adalah jenis Al-Cu-Mg, jenis Al-Mg-Si dan jenis Al-Zn-Mg. Dalam proses pengerasan ini pengendapan fasa kedua terjadi pada suhu di atas suhu kamar sampai 160 atau 185'C dalam waktu 6 sampai 20 jam. (c) Sifat umum dari beberapa jenis paduan: 1) Jenis Al-murni teknik (seri 1000) Jenis ini adalah aluminium dengan kemurnian antara99,0\dan99,9%. Aluminium dalam seri ini di samping sifatnya yang baik dalam tahan karat, konduksi panas dan konduksi listrik juga memiliki sifat yang memuaskan dalam mampuJas dan mampupotong. Hal yang kurang menguntungkan adalah kekuatannya yang rendah. 2) Jenis paduan Al-Cu (Seri 2000) Jenis paduan Al-Cu adalah jenis yang dapat diperlaku-panaskan. Dengan melalui pengerasan endap atau penyepuhan sifat mekanik paduan ini dapat menyamai sifat dari baja lunak, tetapi daya tahan korosinya rendah bila dibanding dengan jenis paduan yang lainnya. Sifat mampu-lasnya juga kurang baik, karena itu paduan jenis ini biasanya digunakan pada konstruksi keling dan banyak sekali digunakan dalam konstruksi pesawat terbang seperti duralumin (2011) dan super duralumin (2024). 3) Jenis Paduan Al-Mn (seri 3000) Paduan ini adalah jenis yang tidak dapat diperlaku-panaskan sehingga penaikan kekuatannya hanya dapat diusahakan melalui pengerjaan dingin dalam proses pembuatannya. Bila dibandingkan dengan jenis Al-murni paduan ini mempunyai sifat yang sama dalam hal daya tahan korosi, mampu potong dan sifat mampu lasnya. Dalam hal kekuatan jenis paduan ini lebih unggul dari pada jenis Al-murni. 4) Paduan jenis Al-Si (seri 4000) Paduan Al-Si termasuk jenis yang tidak dapat diperlaku-panaskan. Jenis ini dalam keadaan cair mempunyai sifat mempu alir yang baik dan dalam proses pembekuannya hampir tidak terjadi retak. Karena sifat-sifatnya, maka paduan jenis Al-Si banyak digunakan sebagai bahan atau logam las dalam pengelasan paduan aluminium baik paduan cor maupun paduan tempa. 5) Paduan jenis Al-Mg (Seri 5000) Jenis ini termasuk paduan yang tidak dapat diperlaku-panaskan, tetapi mempunyai sifat yang baik dalam daya tahan korosi, terutama korosi oleh air laut, dan dalam sifat mampu-lasnya. Paduan Al-Mg banyak digunakan tidak hanya dalam konstruksi umum, tetapi juga untuk tangki-tangki penyimpanan gas alam cair dan oksigen cair. 6) Paduan jenis Al-Mg-Si (seri 6000) Paduan ini termasuk dalam jenis yang dapat diperlaku-panaskan dan mempunyai sifat mampu-potong, mampu las dan daya tahan korosi yang cukup. Sifat yang kurang baik dari paduan ini adalah terjadinya pelunakan pada daerah las sebagai akibat dari { I I r I i 'srdel JBlu" nqns B.{urEEurt nlelrel qolo u€{qeqesrp B{uBS€rq U€rEorp"J uees4reued ue8uep undnelem esluadtp {n}un Je{ns Eue,( snyeq 1e1er ue4Euepeg '.reseq 8ue,{ Euelueureu qBJB u"qeued ue8ue8el e,{uepe €ueJu{ pefrel Sueluqeu {ele1 '€rues Suef sey uruEol ueleunEEueur ueEuop supp rg-3141-1y uenped ?[q qelepe lnpur ureEol uep s"l rueEoy e,{utenses {"pq qelo ue>lqeqeslp Eue,( rn[nqureu {IuBIu 'pdruerl Euernl Eue,( se1 nrnl uep ueqeued ueEueEol 1e1er e,(u4nlueqJol qoluoc reEeqog 'se1 srdel etelue nqns '1npur rue8o1 ue8uep Ienses >lepl1 8ue,( sey ruu8ol ueeunEEuad qel"p" sBI {€ler e,(urpefte1 qeqe,{uad tpefueur uele:qredlp 3ue,( 1eq udereqeg 'e,(uureyurel uep uZ 'nJ IS 'E1,rq lpedes qepueJ JIsc IIlIuoq errre.{ues rrep uedupua8ued e,(uupe ?ueJ?{ u"{q"qeslp uertecuad sesord eped ryefra} 3uu,( 1e1er uelEuepeg 'qzrrrel {BlaJ uup Sueluqeur {Iustu 1e1er'rnfnquratu {IuEIu I"taJ In}uaqureur ludup uup n{equeru Eue,( ure8ol uelnsn,(ued e,(uepe ?ueJBI u"{qeqaslp uenlequred sesord eped lpufrel Eue,( su1 {BleU 'uerl"cued sesord uep uen{oqtued sesord zped rpefre1 ledep lut s€l {€lag 'uuqesrurod €ueJB{ 1e1ar lodurolel ur"lep Ins€IuJel Euu,( seued {"leJ q"lepe unrurunlu uenped eped rpelre1 3ue,( se1 {eleJ JBSeq uerEeqe5 :sqJ )ppy (q) 'T"q qlqal rpufueur tunrururnle uznped uep sey ndueru ]eJIs B{eIu IUI uenleure1 ueEueq'ueselaEuod Brueles 8unpu11ed tu8eqes eqnur su8 ue>leunEEueur ue8uep uep nfuur qtqel tuz,( sul {IDIel u"p IBIB ueEuep rs"l"Ip ledep qe1e1 lnqesrel ryeq Euurnl 8ue,{ 1e;rs IUI rItplB-JIq{V 'seleueu qnlel uep Jruoueru qepnr[ ueseueured euel Eue.{ q€Jeep eleur'qepuer e,(useltsolsn u€p JI"o II}ll BueJ?) (q 'e,(uruulep eI r{epueqe{lp {epp Euef, lez-tez u,(uBunpuelJet uB{ -qepntueru rur ue€p€e) 'ure1a33ua1 uele uesela8ued eurelas {nluoqJel Eue,( urc1 lez-lez 1u.(ueg nlr BueJ"{ 'qepuor sue[ leraq rc.(undureul tunlultunl? uenp€d (S 'ue8orprq 8uo1ue1-8uolu€{ se{eq snyeq eEEuor {n}ueqJel uele ledac nlBIJel Eue,( uenlequred sesord ur€l"p eletu'1eped uleEol u?p Jr€c uruEol wel"p ueEorprq uelnJele{ etelve 63ut1 3uu,( ueepaqred aueJu) (V 'suued-4e1er Inluoqtuetu Sunrepuac uele seued sela8 1e;rs re.{undureu Eue[ uenped-uenped eEEurqes IsBIuJoJep lpefrel rle{es qepnu e>1eur 'reseq Sued temu uolsgeo{ te,(undureur €ueJe;tr (g 'Eueleqrel rpefueur se1 ureEol uep J"sep ureEol etelue uernqoled €{€ru rur IeJIS BueJ")'r33ur1 Eue,{ rrcc 1p1l tefundrueur Eue,{ tO'lV unrur{unle €prs{o {n}uaqlueu uep Is€plqoJa} qepnl[ tunluttunle uenp"d k 'efes pcel ue€eqes ue{Jrucuetu uep ue{seu€tuetu tEEut} efuseued ;e1ueq efep uup sruaf seued sueJ?) (t rle{es Je>lns e{"tu {n1un :qelep" lnqasral uelGnrau n€t€ >lr€q 8uern1 Eued 1e;rs-1e3ls '€[Bq ue8uep uelEurpueqlp €llq {leq 8uern1 Eue,{ 1e;rs re,(undurelu Iunlurunp uenped 'ueseletued Ieq urepc :utnlun wfis-tofig (o ) soyntuuoy,g tollg (Z) 'g"ttu€l€ uesere8ued €ueJ€I IIEqureI sero8ueut ledep se1 qeJ*p eped ueleunled e8n[ n1 Eurdures 161 'uz-1y J€sBp uenp"d uped IJep {Iuq qlqal Eue,( IsoroI ueqe} e,(ep uep se1 ndureru 1e;rs ru.{undruoru IuI stuel euorel 'se1 ts>1n:1suo{ urel€p ueleunErp 1e,(ueq relnur 3141-uZ-lV uenp€d rur rrqle-rrq{" n1{e^r ruBIs(I 'ueq8unlunEueur Eue;n1 rsoJo1 depeq.rel u,(uueqel e.(ep uzp seyndureru 1e;ts'u,(u1tre1 uelen{e>l ue8uap ueu€trr?lJeg 'urunleJnp e;11n eEn[uulerueulp rut uenped eSSutqas'rtttu;f?4gg IJep qlqel rcdecrp ludep Eue,{ Ilrel uu}€n{e) 'JJ uep nJ'8ry uelqequrullp uZiV 4olod uenped ruBIBp e1 e,(ueserg 'uelseued-n4eFedrp ledep Eue,( stuel lnseuuel IUI uenpBd (ggg1 ues) u7-1y suef uenped U 'lnqurll Euu,t ueseleEued seued 9II unrurunlv uenped uec Iunlurunlg 7'n 7 116 Pengelasan Pada Beberapa Jenis Logam (c) Lubang-lubang halus: Lubang halus yang terjadi pada proses pengelasan aluminium disebabkan oleh gas hidrogen yang larut ke dalam aluminium cair. Karena batas kelarutan turun pada waktu pendinginan maka gas hidrogen keluar dari larutan dan karena proses pembekuan yang cepat menyebabkan gas ini terperangkap dan membentuk gelembung halus seperti terlihat dalam Gbr.4.25. Usaha yang paling baik untuk menghindarinya adalah menghilangkan sumber hidrogen baik yang berbentuk zat-zat organik seperti minyak maupun yang berbentuk uap air. =bo I o o TerbentuknYa gelembung yang kemudian Pecah o o0 -Ar -&fi o ! (n Gelembung gas d I 0,0t Temperatur ('C) Gbr.4.25 Terjadinya Lubang Halus dalam Pengelasan Aluminium. (d) Pengaruh panas Pengelasan:Panas pengelasan pada paduan aluminium akan menyebabkan terjadinya pencairan sebagian, rekristalisasi, pelarutan padat atau pengendapan, tergantung pada tingginya suhu pada daerah las. Karena perubahan struktur ini biasanya terjadi penurunan kekuatan dan ketahanan korosi dan kadang-kadang daerah las menjadi getas. Struktur mikro daerah panaskan ditunjukkan dalam Gbr. 4.26. HAZ dari paduan yang dapat diperlaku- Daerah larutan padat (berbutir kasar) Daerah cair Loeam lasan_,1 Daerah pelemahan L-.1* Logam indut Gbr. 4.26 Struktur Mkro Daerah Las drri Paduan Alrminirum yang tlapat diperlaku-panaskan. Pada paduan yang dapat dikeras-endapkan, akan terjadi butir-butir endapan yang kasar sehingga pada daerah ini terjadi penurunan kekuatan dan ketahanan korosi yang paling besar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa makin besar masukan panas makin besar pula penurunan sifat-sifat yang baik. 'u"{SurJeIIp uelpnlue{ u?p seu"d JI? uep uIEuIp ru?lup u?rcncuad u"Euap rln)1np Eued ltuaru 7 er:reps \91 lnlosq? l?Jlru u"lnJ"l ru?lep ueldnlsctp nll q"pns 'u?{qlsJeqlp u?p Icnclp uerpnue{ 'Iqap 09 redues 69 eureles 3o0, nqns ue8uop 'f61-g Eprs{orprq tunrrleu uetnr?l IrrBIBp uuldnlectq Pttul{ ueqrsJsqured ere3 's?lrp unleqos le?ses qrsreq Suui( eftq 1e1ts ueEuap 1e11stg Irue{oru ueqrsreqrued e:e3 Jolql-uoqru{ lnreled uezunSftrsd ueputqtp snrcg ur?fur"l u€p uolese'loqo{l? Iuedss lnreled urelep a1 ueldnlecrp qe1a1 Suzi( du1 uu8uap uelqtsroqlq lrueEro lnreled ueEuap qedurur uzlqrsrequelAl r? ueqrs:aqurad ere3 ueqlsraqured rnpasoJd '3r{I UBB{nurod uBdBlsred 6I'? Ieqcl nlpns'uBB{ntuJad uutllsJeqrued BJEo uu{{nlunllp'61', IeqBI .{req nl?ns nlJed nll BueJ?{'le1ns dn>1nc ruI Ieqol uesldel ueqlsJequed BJ€c EuBf urel"C 'Jnl" u"l"nqued sesoJd q"lolos €tu€l dnlm u"IJelqry lnqesJel u"B{nluJed ullq 'JI? den dure,(ueru u€p Iegel lpBfuotu qnqunl uB{B JnlB u€e{nluJed Bp"d Bplqo ueslds"I .lnqosJel lez-lez rJ€p s€Fp uBI" Eu€f ue€{nulJed ue{qlsJeqlueul qBIBpu u"dglsJed leJeq {llll B{Eru IuI IBq eueJe) 'snl"q Eueqnf8u"qnl u?p BuJndlues {epll SuBf ugJnqeled pJedas 'se1 lecec B,(urp"ftel qeqodued nles qBIBs Ipe[uetu {npul ureEol u"BInIuJad uesIdB'I :4npw utDSol Dpod uDdasad (o) ep€d Bp€ Eue,( utel lez uep "pls>lo uosDPau?d uodolsnd (C) BJ€oes ueqrsJsqrued sesoJd 'BruBS{es u"8uep us{nlsllp snrsq $lnu €sIS usqlsJeqtued nll euaJsx 'IsoJoI IpBFel ue{q?qefueu ueIB Euu,( ureEol ul"l"p Ip IBEEuIUaI sInU sllq qBlepe $lng ueT"un8Euau efuefeqeg 'lp€Fol Eue,( eprslo u?sldul ue{Eu"[q8uatu {nlun eplJong n"lu eplJolql rsrJeq Euef slng u?{nlJedlp 3I3uI 'ute1 Eue,( ues€leEuad ?J€J u?{?unElp eIS 'ue{EunlunEueu Eu"f lsJIs-leJIS ue{qegefuoru ues"le8ued zueles sueJe) €{eul slln{u ssE qolo EunpullJal"fulnlueqJel u"p qrsJaq 'uB{€unErp ",(uus"InurJod Jnsnq qolo uB{qlsreqlp uep ll?oedlp'uuseleBued qBles"[u lpefuelu SuBf {ulsll Eue,( 'urnrurrunl" tu€Eol uu"IntuJad €p?d Ipehel Eue[ uprslo uBsIdBI IUI ues"leEued eJ?c uBEueC 'Brlnlu seE Jnsnq sBI gBI?p" IuI nl>I"/Ir epsd uB{sunElp {?fu"q Eugud Euef uerlurap undnsl"t\ Idelel'e,(uuenp"d u€p tunluturnl" seleEuatu {n}un ueleun8lp ledep Bfu"ntues uoJl{ele JBuIs sBI uep sn>lEunqJel BpoJ}Iele Jnsnq sBI 'se8 se1 runun pqlDg (t) u,{uuunped UBC un.ruFrlnlY uBsBle8ued CZ't 'q"rurBIB u?wJeEued ue8uap slnrlles u?l"nlel r?d?3ueru lBdep suere{ lsdluee {odulole{ uBp InESun qlqel €Eqe{ {odurole) 'rleqrua{ seued uen{elred sesord u"8uep pnllp I?sB {I?q u?Euep ssllp lBdep l"dlueoI u?p {odulole) 'sellp In}un uqEunlu {3pI1 JIdtuBq Burllel {odtuolel "Erlel 'ryeq 8ue,( s?fndrueur teJls Iefundueul Bnpe>I uz-ly Euepes u"p stu€uod 1oduto1o1 ul€lep rrI"Eo'I uenped uep n3-1y u"np?d sruof (s srual G Bln-aZ-W u"np€d sruof (g u€p rS-EIN1y uunped EfttV uenped sruel k uhlJv uenped susf uep {1u{e} IuJnIu runlurunle sluef ( t : nlre,{ Iodtllole{ strIII tu?lep Feqlp ledep e,(uuenped uup Iunlulurnls efuse1 -ndueur l"JIs ue{Jes"prcg :ottuuonpod uop ruruwtaryD ltop sDl ndwou tofig (a) Lil unrurunlv uenPBd uec Iunrurtunlv z't 118 Bab 4. Pengelasan Pada Beberapa Jenis Logam mekanik harus dilakukan bersama dengan penggunaan pelarut organik. Dalam hal pembersihan secara kimia, pencucian dan pengeringan yang tidak sempurna akan merusak logam las. persiapan logam dasar ini sebaiknya harus dilakukan sesaat sebelum proses pengelasan. Tetapi apabila tidak dapat segera maka permukaan yang sudah disiapkan tersebut harus dijaga supaya tetap bersih dan pada saat mau mengelas sebaiknya disikat dengan sikat baja yang bersih. (b) Persyaratan tempat mengelas: Karena alasan-alasan seperti disebutkan sebelumnya, maka diperlukan tempat pengelasan yang bersih. Bila digunakan las busur dengan gas mulia harus ada pelindung angin agar gas pelindung tidak terhembus angin. Agar tidak terjadi pencampuran oleh zat lain, maka tempat pengelasan harus terpisah dari proses pengerjaan yang lainnya terutama terhadap pengerjaan logam lain seperti baja. (c) Pemilihan logam pengisi: Pada dasarnya logam pengisi harus sejenis dengan logam induk. Tetapi pada kenyataannya sebagian dari unsur yang ada dalam logam pengisi akan teroksidasikan, akan membentuk terak atau menguap, sehingga dalam memilih logam pengisi harus memperhatikan terjadinya peristiwa ini. Dalam Tabel4.20 ditunjukkan kombinasi yang sesuai antara logam induk dan logam pengisi. Dasar yang utama dalam memilih logam pengisi adalah sifat yang dimiliki, cara pengelasan yang akan dilakukan dan sifat lasan yang diharapkan. Di dalam pelaksanaannya di samping komposisi kimia dari logam pengisi harus juga dipertimbangkan kekerasan dan diameternya yang dihubungkan dengan tingkat penyelesaian permukaan yang juga tergantung dari mesin las yang digunakan. Di samping itu harus juga diusahakan agar waktu penyimpanan logam pengisi sependek mungkin sehingga pembentukan lapisan oksida dan penyerapan uap air dapat dihindari. ( d) Pemilihan gas pelindung: Dalam pengelasan dengan gas mulia dapat digunakan gas argon dan helium. Gas Ar memberikan perlindungan yang lebih baik dari gas He, tetapi penembusannya dangkal. Untuk memperdalam penembusan biasanya digunakan pelindung campuran yang terdiri dari gas argon dan helium. Bentuk dan dalamnya penembusan oleh kedua gas tersebut ditunjukkan dalam Gbr.4.27. Elektroda ) U ,J.' [] o* P '|:-r '-- Elektroda l.] ,U. l] i-\ \ lr\_\i_Ye,inauy / " \""\ (a) Gas Ar (b) Gas He Gbr.4.27 Bentuk Penembusan dari Pemakaian Dua Gas Pelindung. Gas-gas pelindung harus mempunyai kemurnian yang tinggi, karena gas ini akan berhubungan langsung dengan logam cair dan sangat berpengaruh terhadap hasil pengelasan yang didapat. (e) Pembuatan alur dan Pemahatan Lasan: Pembuatan alur dan pemahatan lasan dengan busur pada logam aluminium dan paduannya tidak memberikan kehalusan permukaan yang memuaskan. Karena itu pada pengelasan logam ini kedua pemotongan tersebut biasanya dilakukan dengan mesin pemotong seperti mesin miling, mesin pemahat, gerinda dan cara mekanik lainnya. 'uu{slm}Ip I"pD Inpul ruBSol urslBp sdtuei {nlun Bpu?}-Epuel'z epuel-?puel'l u"s?lelued uulsrtnlrp {epr} '?pol}{ele {ntuoq uel?peqluelu Inlun Ag uep ^la srual u?{Bun38uolu lBdep I88ull qlqel 8uuf, sBI u"}Bn)ioI {ntufl 'r38url nqns utqel ]Ed?p ,999 sruof t999 ne1? ,SI9 sluol ue{eun88ueu }edeq gggg srust ueleunSrp e,{u4eqes 'rnlunl lepll Ilpoue IISBI{ eu:e,n :u8y gggs n"lz tSlg '9gES stuel ueleunSSuatu tudeq IINIV 67gy stuat ueleun?8ueur ledep rselqde ede;eqeq gg71 sruel rsr3ued ureSoy ueleunSSusru (9 (S (b (5 Inlun (Z ledeq (1 :u?lel"J won fn0b *0n ZIS(IV Ji]V vl.lv *01 99tS crlY (E 99tS 9989 (s(e (e 9989 (e 99€9 En0n ebon EWn En0n IONTV I9I9 fi0n $ (s IOI9 8909 I909 99e9 (e 9909 99€9 G,Q n9ts 99tS (e t80s (e ,9rs en0n *on 7,909 tnDn EVD' ION9V 99€S 99t9 9St9 9S€9 (e (s (e (E ,919 9S€S 99gS 99€S ,srs (e (s (€ (e (s €8I9 9SE9 99€9 9E€S (s 9St9 (s 99€S (s (e (s n919 (E(s 9Sg9 99tS (e 9Sg9 99€S 99€S (e (e (e (e *0, fi0n 9SE9 9989 (e 9S€S En0n 9S€S ,9I (e G (e (tk €n0n fi0n EWn (s 999s (e *0n wov En0n En0n 9SeS *0n (s (e @ (e (e S 9009 eiz| OOI I kfi 01.01 OOI I Qfi 9989 (e 00I I Qfi *0n 9989 (s ev0n €00t 00zr OOI I €n0n 0t0l (e G enon *0n 0901 I9I9 EOZE 0t0r €00€ IONgV 0901 00zI OOI I 900s 2909 €809 ?s Is 990S IOI9 €909 ION'V vtSv ZICCV orJv J'3V I909 'rypu1 ruu8ol uup p;Eue6 uru8ol uelBnsase)I gz't pqBI 6Ir unrurunlv uBnpBd uBo Iunlultulv z'n (sr) {npul ureEol Bab 120 (3) 4. Pengelasan Pada Beberapa Jenis Logam Las Busar Gas Muliu a) ( Las wo(ram gas mulia ( hs TIG ) : Las TIG sangat banyak digunakan untuk mengelas pelat aluminium yang tipis atau bila diperlukan las dengan masukan panas yang rendah. Las TIG menggunakan elektroda yang tidak turut cair,jadijuga berarti bahwa arus listrik yang digunakan tidak terlalu besar. Hal ini pada pengelasan logam dengan kapasitas panas yang berbeda dapat menimbulkan terjadinya penembusan yang tidak sempurna pada logam dengan kapasitas panas yang lebih besar. perbedaan kapasitas panas ini dapat karena perbedaan tebal atau karena perbedaan luas. Dalam hal ini logam dengan kapasitas panas yang lebih tinggi harus diberi pemanasan mula atau mencampurkan gas He pada gas pelindung sehingga busur menjadi lebih terpusat. (b) Las logam gas mulia (I-as MIG): Las MIG biasanya dilaksanakan secara otomatik atau semi-otomatik dengan arus searah polaritas balik dan menggunakan kawat elektroda berdiameter antara 1,2 sampai 2,4 mm. Akhir-akhir ini telah banyak digunakan las MIG dengan arus yang tinggi dan kawat elektroda dengan diameter antara 3,2 dan 6,4 mm untuk mengelas pelat-pelat aluminium yang tebal seperti yang digunakan dalam tangki penyimpanan gas alam cair. Las MIG biasanya dilaksanakan dengan kecepatan kawat elektroda yang tetap dengan cara pengumpanan tarik atau tarik-dorong. Sistim pengumpanan pada las ini ditunjukkan dalam Gbr. 4.28. (a) MIG Jenis pengrmpan dorong. Pipa fleksibel Motor Kawat pengumpan Gulungan pengisi kawat kawat (c) r-Yr Gbr. 4.28 Rol pengirmpan tarik (b) Jenis pengunpan tarikdorong, Sistem Pengumpan Kawat pada Las MIG. Jenis pengmpan tarik. Tabel 4.21 Besar Arus dalam Pengelasan dengan Elektroda Wolfram. Diameter elektroda (mm) Arus pengelasan (Amp.) Wolfram-thorium 1,0 l0*60 1,6 40- 2,4 3,2 4,0 5,0 6,4 I 10 80* 160 140-210 170-275 250-350 300-450 1 5-80 60- I 50 140-250 225-325 300-425 400-500 'Fdunl 00I uu8unqrurs {n1un spuuloto-$ttes 3ltr l sBa uusup8ue4 IsIpuoX 0€', 'rqC (uul) t?lod 9I 00I IeqeJ. OI I 0z S 0- (Iuur) r?led st I"qeI 0l I 0 gIqEI 0z xo o r,o 0t le D r3 09 Eo o oa o ID 002 08 5 9i = to o 00t it s o0€ o 0zt I 'letuoztroH 'lzIIueA : ueselaEued tstsq6 1nduml wtrmqrur5 1nlun (ruur) SI X .$0, $ 3oz e, ? 0a E- 0€ p ? a0, B G !, CII su1 wseletued lslPuo11 6Z'?'rqg (uur) telad lzqal 1e1ad 1eqe1 OI SIOIS S 0 For o o E!o g0z o qB !o 0t oe ID o 301 ID D A' I ts o E 'Vt'V ':qC ueEuap redrues 6Z't 'rqD urelep uellnfunlrp mpuels 8ue,( ueseleEued rsrpuol uelEuupeg 'tz't pqey- uuEuep redues l1't1eqe3- ur?lep l?qryp ledep 9161 sBI uep CIJ sBI 1n1un st8ued 1eme1 relaruerp uzp ueEunques {nlueq osnte efuleseq Bmlue ueEunqnll :uosolaZuad rs1puox (c) t(,t unrurumlY uenped u?c ulnlullllnlv z'n Bab 122 4. Pengelasan Pada Beberapa Jenis Logam Posisi pengelasan datar k Arus SN ,< 600 o bo s w .1S t \\\ \\ tr o K \N\ N t\..\ o t tr .d (, irJ E o d d o \\ u _> Y t" s 'Kecepatan ) 60 40 ad 408o Ll 2 laois atau leb' +'' iltlr o V*:->/./ 4././: 2 lapis 60tr V 80 I Tebal pelat (mm) Gbr. 4.31 400 100 Kondisi Pengelasan Las MIG Arus Tinggi untuk Srmbungan Tumpul. Posisi pengelasan Horizontal dan Vertikal tetap Dengan setrip penahan o 6.\N ^\\\), (n +bo 2oo t ] )N\ \XN 300 A {n,' >>> 100 {, d d o @ Tanpa setrip 2 o tr o o. penahan l-2i 3-s ldnisi laois 5-8 05101520 laois Tebal pelat (mm) Gbr.4.32 Kondisi 05101520 Tebal pelat (mm) Pengelasan Las TIG untuk Sembrmgen Tumpul deri pipa. 4.3 Pengelasan Logam Lainnya 4.3.1 (1) Magnesium (Mg) Dan Paduannya Klasifikasi Hal-hal umum: Logam magnesium dan paduannya termasuk dalam kelompok logam ringan, karena berat jenisnya berkisar antara 1,74 dan 1,83. Logam ini kecuali mempunyai kekuatan yang cukup juga mempunyai sifat mampu potong, mampu bentuk (a) I i '{r"q EuB,{ sBI ndluetu }sJrs u"p Euolod ndureur 1e51s 'qruelatu IBJIS redundureur BuaJB{ osel rslnrlsuo{ tuBIBp ue{eunErp lefueq Euqed Eue,{ u7-1y-Ery sruol'rur srue[eEr1e1 rreq 't7-u7-31,tt1smaf uep u6-Entr sruaf 'u7-1y-E;41 srusl nlruf sluof eErl epe Bsurq nqns {nlun ueleun8rp Euez( edruel urnrseuteur aa(tped:utsvtpul utDlup urusau3o147 tnnpod (q) 'nT uep'e.I 'qI Iiledes Jnsun-Jnsun ue{qeqtue}rp efuulelep e1 u,(useued ueqel leJrs rryeqredureur 4n1un ue18uepe5 'rEe1 z,(uure1-ure1 uep tZ 'rtlN'vz '1y ue8uep npedrp urnrseuEel4l efuusurq efuuelen{e{ 6tuqradruour {nlun 'tuuqrel lemesed usuodurol rcdures e8Euel qerunJ uenlrede>1 Suereq-Euereq rJ"p relnur 'sen1 leEues ez(u -uueunEEued lngesJel ureEol B{Bru rur l€Jrs-l"Jrs eueJe)'ryeq Euer( su1 ndureu uep suued 'I {uu{ 001 uutunqurg (uru) lum sprtrrolo-Fues CIW sBT ursqetua; Islpuoy }€.r.rqg (ruu) 1eled 1eqal 1z1ed 1ege1 SIOIEO *r( E8 o X o {or EE 3; mp o5 A' !0e l, c i3 I ,F oe o E o Fos ID g() o ct i,D EE' l, g A' o 5 EI g E o E' ]L u1ed5y sely''lzluozrjog IB{nreA ueseyatusd rsrso4 'I fqueq rctmqurg ryUn gII (uru) 1z1ed 0zsr0ts0 sBI ursqeEue; Flpuoy pqel (tuu) telad TT E.E E6 GI o gE o- Ft et !o Bts rc .=D A' !, o 5 elzde; sely i;eluoaro11 I?IluaA uuse;atuad rsrso4 tzt 1eqa1 t tr iaE !s5 5 $'?'rq3 E o l' e{uure1 ueEol uesulaEue4 tn Bab 124 Taful 422 4. Pengelasan Pada Beberapa Jenis Logam Besar Arus untuk Beberapa Ukuran Diameter Logam Pengisi. Las Diameter batang logam pengisi (mm) TIG Las Arus (Amp.) 1,6 Catatan: Tabel 4.23 (a) Al ur persegi 0,8 70- I 50 1,2 1,6 2,4 3,2 4,0 4,8 5,6 6,4 5,0 240-360 > 340 (2) Arus pengelasan (Amp.) 10- 100 70- I 80 I 10-230 1,0 180-2s0 6,0 ls0-330 (l) 250-s00 (l) 3s0-6s0 (2) 400-850 (2) 450-e00 (2) s00-950 (2) 600-1000 (2) Untuk las MIG busur pulsa besarnya arus dapat dikurangi. Las MIG arus tinggi MIG Rancangan Sambungan Las TIG dan Las Paduannva. Bentuk alur Jenis Sambungan 40- 100 60- r 30 30-200 I (l) Diameter kawat logam pengisi (mm) pengelasan 2,0 2,4 3,2 4,0 MIG Tebal logam Jumlah induk lapi- 1(mml san <6 t2 pada Pengelasan Aluminium dan Ukuran (mm) llihat sketsa) Las TIG Keterangan Las M lG c33 Uku,rn Pembulutan setiap penahan. sudut dibolehkan L<I c!3 Alur benluk V tung- 425 >t 8a1 t53 /s1 {):(40 30 l=3 0. = (60-l 10') t5 t5 Sambung an tumpul un- tuk v tunggal dengan setrip penahan penahan atau Las la*an c:3-6 Alur beniuk Dapat mengprunakan setrip ) >4 0=(45 >l 70 C) t5 t' :4 b:20 pe- Sangat sesuai untuk Las TIG l0 s0 Dibolehkan r23 f=2 Alur bentuk v gauda =8 z2 0:(40 90')15 menggunakan alur bentuk V yang tidak sihetris. t12 Alur bentuk U Tung- =8 >2 0: 8al. ganda 8 (30 60' )+ 5 c32 Alur bentuk U R:4 =16 >2 R:6-8 u-(30-60 )t5 Dapat menggunakan setrip penahan alau Las lawan Dibolehkan meng' gunakan alur bentuk U yang tidak simetris Las lawan harus didahului dengan pemahatan. fanpa alur =l _>l t32 Bila (ebalnya tidak sama. yang diambil PbaSai dasar adalah pelat atau batang yang lebih lipis ---..- --. Z-0: 0 r-+/-rl 2 8-9=U 0z-z 0z-01 = J' "s 00t +(.s, t0^ z-0: t <-e> o!+ (.oor 00t OZ_Z A Inluoq 0 JNIV ruul) uesrdel q"ltunf 'FEu;I snrv OIW -ueqeuod -es uEiuep dul ueleu (luuI) , rnle {nlu6g INPUI Iu"Eol IBqof 00zt -0f l0leu #rh -BIP + I< 0€€ Bu!p z;r lEqal Surp ue8unqul?s sruaf sB.I Intun uu8unqurus uuEuBcuBU tZ.? 1nqBL "09: 6 9'E-0'r =-/ "S '(uu 8:, -ulp -urpreq edrd u? -seleBuod ue8unqueg INIV uEllelnqrp ledPp qEAEq lnpns -BslEIrp urlSunu DIq iEi0 uEsrd -el sel e,{uleq -as 4n1un Indulnl rEesJad 0t -7,1 Z mJn{n ( 1u1ed <0>.(rsrs deqas) Z-0= ) uBAuBJole) zpueB -sz 0z-r: I uBlqeloqrp lnpns uelBlnqured o {ntuoq lnlv t__J {\_r-J -o€) = a -09): zpueE /'/\r\ -sz n Inlu*l lnlv Ql--,r IEqe-r uel"O Edrd lEa -8unl Inl -un -unl 1nd uP -iunque5 detat p1 -lue^ ueP plpozlroH uu 0q- 0z reqol uu 9!Z Ieqel : uP8uep ueqeuod dulos ueleung (.or .9+ ("st-oe): -sr.): -0t o 'Jel -ndrp ledep o z=l 00zl "9 r 9=r r= 'IeB -8unl A Inlueq tnlv autp -utp JAIUOaTOH (.sL-oL\: ?.=t relau -e!(I 0€-€ -unl IEqOI o 'Ed -rd Inl -un lnd ue -Sunqueg 9=) tsJ urlqeloqrp lnp u?qeued -ns u€lDlnquad dulas E{Ed E=x ZI b= ?< sz8 t3esrad rnlv zr) .9 +.os= z=l upueB 6 Suuru a=) JNIV .9+(.09-0€):0 le8 9-t:tr I? r-Z:! -3unt OI? f Intueq INIY L>J tnpns ue -tunques .9+.0S= 0 (>J l= z=r DIhI uEBuEJote) 3uuru JNIV clJ_ se'I SE1 (estols leqll) (uu) uernlo ue -srdel q€l -unf (O 9Zt luSSunl zrn (uu)l lnpul Jnle ueSol IEqEJ sz'l pqer eduurB'I ruBto.I u€sEleEued E, Inluog ue8unqups sturf Bab 4. Jerus Logam Pengelasan Pada Beberapa Jenis Untuk pemakaian pada temperatur tinggi digunakan paduan jenis Mg-Th-Mn dan jenis Mg-Th-Mn. Di samping tahan suhu tinggi paduan jenis ini juga mempunyai sifat mampu las yang baik. Dalam pengecoran biasanya digunakan paduan Mg-Al-Zn. Paduan ini mempunyai sifat mudah retak karena itu dalam pengelasannya memerlukan pemanasan mula. Untuk memperbaiki sifat mampu lasnya dan ketahanannya untuk penggunaan suhu tinggi pada paduan ini ditambahkan logam-logam tanah jarang. (2) Sifot MampuJas (a) Hal-hal umum: Magnesium adalah logam yang mudah teroksidasi pada suhu antlra 500"C sampai 600'C, karena itu daerah las harus dilindungi dengan gas mulia atau fluks. Bila mengelas paduan yang berisi Th harus ada pengaliran udara yang baik dari ruangan pengelasan karena dalam proses ini akan terbentuk gas anestetik. Serbuk atau beram Mg sangat mudah terbakar, tetapi paduan Magnesium tidak. Kemungkinan terbakar untuk paduan Mg baru ada bila dalam waktu yang lama terjadi suhu yang jauh melebihi titik cair. Dalam proses pengelasan kemungkinan tersebut sangat berkurang, karena dalam proses ini pendinginan terjadi dengan cepat lagi pula selama pengelasan logam yang panas dilindungi terhadap udara. (b) Retak Los: Pembekuan dari paduan magnesium terjadi dalam suatu rentang temperatur, karena itu sering terjadi retak panas pada daerah HAZ atau pada logam las. Terjadinya retak ini dapat dihindari dengan menggunakan logam pengisi yang mempunyai titik cair rendah, pelaksanaan pengelasan dengan kecepatan tinggi atau dengan pemanasan mula. (3) Proses Pengelasan Yang Digunakan Dalam pengelasan magnesium dan paduannya, biasanya digunakan las TIG, las MIG, las gas dan las titik. Sedangkan las busur elektroda terbungkus tidak dapat digunakan, karena proses las ini menyebabkam terjadinya pencampuran terak. Dalam Tabel4.25 danTabel4.26 ditunjukkan kondisi pengelasan paduan magnesiumdenganlas TIG dan las MIG. Bila menggunakan las gas, terak dan sisa fluks harus segera dibersihkan, karena keduanya dapat menyebabkan terjadinya korosi. 4.32 (1) Tembaga (Cu) Dan Paduannya Sifot Dan Klasifikasi (a) Sifat umum: Tembaga murni adalah logam yang mempunyai daya hantar listrik dan daya hantar panas yang tinggi serta mempunyai daya tahan korosi yang baik terhadap air laut, beberapa zat kimia dan bahan makanan. Sifat-sifat ini menyebabkan tembaga banyak digunakan untuk alat-alat listrik, atap, pipa air ,tarrgki zat kimia, mesinmesin pemasak makanan, komponen kapal dan lainJainnya. Paduan tembaga mempunyai daya hantar listrik dan daya hantar panas yang lebih rendah dari pada tembaga murni, tetapi kekuatannya lebih baik. Karena hal ini maka paduan tembaga banyak digunakan untuk bahan konstruksi. (b) Klasifikasi: l ) Tembaga: Tembaga murni dibagi dalam tiga jenis yang didasarkan atas cara pemurniannya. Jenis pertama adalah tembaga tangguh yang dibuat dengan mencairkan kembali tembaga hasil elektrolisa. Jenis kedua adalah tembaga bebas oksigen yang dibuat dengan mendeoksidasi tembaga hasil elektrolisa. Sedangkan jenis yang ketiga adalah tembaga bebas oksigen hantaran tinggi yang dibuat dengan mencairkan tembaga hasil elektrolisa dalam atmosfir hidrogen. r II 9Z 8I st 0t ZZ tuzte.r s3J0) tz 9Z SI IIUV (%) (.uut7a1 ("uttu7B1; ueEuuf -uedra6 {IJ?1 9L'l lof, uruefral u?l"nI3) u?n{?[J3d LL. I 0'l €'0 0'€ zurup{) UZ UI I IV uunpud rurrr6l Z y l:rzp {IuB{aW IUJIS u€p erurl rsrsoduroy urr[g>, unrrg<, 0) >, (t) ,rfl tlt 3po)I (%) erurrlq rsrsodouo;1 {u?Iour lslrs lt tezv sruof leJ3g IW u?p IN Z,I (c (e) -*l* rfu' cv.srl rv"iiT-U ca.os )c"09 i tue8aure6 urur6<, uruol-g: , ururg'9>l (e) (q) iF (c) z'€-ri'0 ,'r-r'tffi (_> r7'v7v77 - e[.re1 epueg w-%- rv.09 cv"09 -- tue8aure4 JO"06 JO.06 : uu8unqures Bsta{S (q 'q?puoJ qrqel Eue,( snre uz>1n1:edrp ueqeued dules uduel epg'ueqeued dules ueEuep uesele8uad {nlun q?l?p? u?IIeqBlIp Euei( snre ur(urusag LI II 8 t'r 8't 8'n II 8'' 8 0'n 0'8 0s, t'9 8't 0€g 0tt 091 0Lz 9Zt O'I 09( z 8't 9II z I n'9 9'n Z,E Z 7, (0'0)'(p)'(c) (a)'CI)'(q) I (p)'(q) (0'CI)'(q)'(r) 8 8'' 8'' 007, 8 0'n 8'' z'€ 00I 08r 00I 8 I o't 0'8 8't 09I 0tr 0'v 8'' CL 9II 001 8 Z,E 8't Z,E 001 s8 9 LL LL E,Z 08 99 9 Z,E LL Z,I t'7 09 9? 09 9 n'z n'z I I I 9€ I (c) '(u) (tuu) (cc) (cv) uusrde; ,r(es1a1s 1eqr1) (ueu/) ry set U?JIIV rsrBu -ed uz3o1 Jaletu"r(I ,{ (urtu) eportlale raletu"r(I 'urn1sauEutr41 L7,t lzt 0'8 ucnpBd ,Inun r lr) ,tt'zv\ ('druy),,snry gII uesuleEue4 (a)'(p) 7, I I 0'6I L'Zl s'6 9'6 n'9 v'9 8'' 8'' CL 9'Z 0'z 9'l gslurnf ueBunqures sruel Islpuoy SZ'' eluurel tuetol ueseletue4 (e :ut1u1u3 tn 1a1BI 0'r (urur) ]"led IEqsJ Bab 128 Tabel 4.26 4. Pengelasan Pada Beberapa Jenis Logam Kondisi Pengelasan MIG untuk Paduan Magnesium bahan pelat A dengan Elektroda terumpan A Z 6l A. Tebal pelat (mm) Diameter kawat (mm) 4,8-9,6 1,27 Tegangan listrik Arus pengelasan (m/min) (mm/min) 610 910 (Amp.) 24-30 220-280 20,0-24,4 22-24 220-230 21,1-23,2 12.7 24-26 220-230 23,2 6,4 9,6 24-30 240-290 260-350 14,0- 16,8 14,2-18,9 18,8-20,8 6,4 1,62 24-30 24-30 12,7 9,6 12,7 2,34 24-30 24-30 16,0 26-30 25,4 26-30 320-390 330-350 350-380 310-420 370-420 Kecepatan Kecepatan kawat (v) Z 3l B Jenis sambungan Tumpul dan sudut Sudut, vertikal 8,9-9,3 9,1-10,2 9,5- 10,6 ke bawah Sudut, vertikal ke bawah. Tumpul dan sudut Tumpul dan sudut Tumpul dan sudut Tumpul dan sudut Tumpul dan sudut Tumpul dan sudut 9,5- 10,6 Tumpul Catatan: Pengelasan dengan listrik DC polaritas balik 2) Paduan Tembaga: Sebagai unsur paduan dalam tembaga paduan digunakan Zn,Sn, Si, Al, Ni, dan lainJainnya. Paduan C:u'Zr, disebut bras, kuningan atau loyang, sedangkan paduan Cu-Sn disebut brons, atau perunggu. Jenis-jenis paduan yang lain pada umumnya juga disebut brons atau perunggu, misalnya paduan yang mengandung fosfor disebut perunggu atau brons fosfor, sedangkan Cu-Si disebut perunggu silikon dan Cu-Al disebut perunggu aluminium. (2) Sifat MamPu-las (a) Sifat-sifat umum: Titik cair tembaga terletak arrtara titik cair aluminium dan besi. Daya hantar panasnya lebih dari delapan kali daya hantar panas baja, yang menyebabkan penjalaran panas berlangsung dengan cepat sekali. Koeffisien muainya kira-kira 1,5 kali dari baja, karena itu dalam pengelasan sering terjadi perubahan bentuk dan retak. (b) LubangJubang halus: Penyebab utama terjadinya lubang-lubang halus pada pengelasan tembaga adalah hidrogen dan uap air. Pada paduan tembaga kelarutan oksigen dalam paduan cair turun karena adanya unsur P, Si dan Al, tetapi sebaliknya batas kelarutan hidrogen dalam paduan cair tersebut naik dan kemudian menurun dengan cepat selama proses pendinginan. Karena turunnya batas kelarutan ini maka gas hidrogen keluar dari larutan dan membentuk lubangJubang halus. Dalam pengelasan tembaga tangguh, oksigen yang ada dalam kandungannya akan bereaksi dengan hidrogen dari atmosfir dan membentuk uap air yang juga akan membentuk lubang-lubang halus. (c) Retak Las: Pada tembaga murni jarang sekali terjadi retak las. Tetapi sebaliknya pada logam paduannya retak mudah terjadi karena terbentuknya endapanendapan dengan titik cair rendah seperti Pb dan Bi pada batas butir yang menyebabkan terjadinya retak batas butir. (3) Proses Pengelasan Yang Digunakan (a) Hal-hal umum: Semua pengelasan yang dapat dipakai untuk baja lunak juga paduan tembaga. Tetapi karena paduan digunakan untuk tembaga dan dapat tembaga sangat banyak jenisnya dan berbeda sifatnya antara yang satu dengan yang lain maka pemilihan cara pengelasannya harus dititik beratkan pada sifat yang dimiliki. i t I 7 uelednraur Euez( pro11a1n uenped uep (f,)g) 'd uep n etelue uerndurec uepeq lesnd snqn>1 IelsIDI rnl{nJ}s urnruelrl uenped'(aCfJ luped ueunsns leuoEesleq IBlsIrI rnt{nrls te,(unduroru fuef, n unruelrl uenped : q"lep" lnqesJel uenp"d 'e[qe1su1 rnl{nJ}s sel" u"]ruseplp 3uz,{ sruel eErl pefusur uelloduroleryp tunluelll u€nped : IunIu?1II uenp"d Q 'BIIntu se3 ruelep nelu eJepn udtueq urelep ue{n{s[p snreq efuuelenqured uIBIep e8turqes 't33q1 luEues seE depeqrsl efusultuge pEull nqns epe4 'sz1aE uep len{ qrqey rpefueur ') uep 6 '1y tpadas Jnsun-Jnsun ueEuep rndtuucrel elrq rde1e1 '1eun1Eue,{ ueEol qBIepB Iurnlu umpuel ulel"p *"r"rt*#i}#*t ue8uep 6/ ,[) '0€'t leqel ur"lup leqllp ledep untuelll IrBp slueleru uep {ISU 1u;ts edzreqog '"Ful{ urseru-urseru ueuodurol lnlun ue{eUn8tp u8n[rut ruutol e>1utu rsoro>1 depeqrel ryeq Euef e,(uuuuequle{ eueJe) 'ren1 eselEue {n}un Is{nJlsuo{ uep Euuqrel le,nesad uep ue6eq -uefuq {nlun uu{Buntrp 1efuzq rut ureEol B{"tu lnqesJe} l"JIs-leJIs BUoJB) ')"00i rnleradurel eped redurzs uBLIBueq eslq u,(uuelen{e{ n}I Eutdures KI 'el"q uep 6Eut1 qrqel runru€1ll rJ"p leraq depuqJel uel"n{e{ ueEutpueqred elEuu e>1eu efeq uul"n{e{ ueEuep eures ldureq tunluelll uelen{e{ sueJ?) 'eleq sruef ]sJeq uup %Og 1pmlcq e,(uuenped uep (lJ) IunIu?lI1 sluef lerag :utnutn wfis-tot1g (o) fue[. g'y "JDI-BrDI gso4{tso1y uoq e,(uuunpu4 UBC nllg (t) (!I) urnluulll g€'? '62'V pgel urel"p sqnllp rur uporl{ale ueqrpurad 'tunrumln1e n8Eunrad nBtB uo{qls nSSunred suef uep reueEueur uu.rus edereqeg snlEunqrel BpoJlIele ue4eunEtp e[uesztq rut uenped Inlu1'leqeq uuEuap denEueul uele Eunpueryal tuzz( uZ euete1. ueEutunl sue[ upor11e1a ueleunEEueu uutuep uB{n{BIIp ledep 1zpr1 ueEutun>1 uuselo8us4 :snlSunqtal Dpo4lap ilsnq saf @) r?{? r{?) rnls lnpns 9',. OI' 009 z z'n 00€ 0rs I rI") E,V 09€ 0ss a tnle lnpns 8'€ 08e 08s I fasred rnly 8'g 0If 6es:ed n't 0I9 08s 09? n'7, I LI r'9 091 0It 9'I I (utruf) (urur/ur) (qur/ru) 1?Ar€{ ueszleEuad ueludece; ueledece; 006 JBI? 006 rqy Besrod .tn1y ry InIV se8 U?IIIV 'Bpls{oe( uEuqrue; gep pdrunl uuEunqurus ('durV) snJV {nun OIW L'Zt 9'6 z (ur) ?porl{ele Jelerusro uusuleEued v'9 tt uesrdel (urur) q?lurnf I?qer Flpuo)I LZ'? pqBL 'gz't pqelvBp LZ'l Ieq"I uBI"p u8{runlu"crp e,(uuenped uep eEequrel Inlun CIW uup 911 uesele8ued lerefs1ere,(g'>yteq suluulod qer?es sn:e ue8uep turu 9 rJ"p qrqel Ieqel 1e1od 1n1un CIW sBI uep snrnl seluelod uetuep q?Jeas snJe u?IeunE8ueu uu8uep urur 9 rcdures srdrl 1e1ed 1n1un ueleunErp sel uep CII su1 uuleunErp ufuzserg :alnu so? msnq sa7 (c) 's{ng ue{BunEEuaur snJ€q uup alntu u?seu?ued uelnleleu {nlun ueqequrq relequlad 1u1e uuleunEEueur uetuop ualqesu-r$lo se8 ueleunErp ez(ueserq rur ueselaEued uruleq '(lU-nC) 1eryu-ordn4 uep uo{llrs nEEunred {nlun u"{eunErp ledup eEnlrdulal'ueEurunl CIJ s?'I 'Clntr sruel uunped 6Zt {nlun rensas Eqled ?ae[. elrzc qelepe rur ueseleEued :sDg e,(uure1 ue8ol ueseleEue4 EV srf G) -[ 4. Bab 130 Tebel Tebal (mm) 4.2E Kondisi Pengelasan Pada Beberapa Jenis Logam Pengelasan TIG pada Pengelasan Tembaga dan paduannya. Diameter elektroda Helium (Wolfram) Arus (mm) (Amp.) 1,6 1,6 3,2 2,4 3,2 4,8 6,8 4,8 6,4 12,7 50- Argon Aliran gas (l/min) Arus (Amp.) Aliran gas 4,7-7,8 6,6-9,5 60- 1 50 140-280 7,6-10,4 9,5-14,2 250-3't5 300-4't5 3,8-5,7 4,7-7,8 5,2-8,5 I,8- 400-600 125 t25-225 200-300 250-350 300-550 I 16,5 (/min) 7,6- 1 I ,8 9,5-t4,2 Catatan: Digunakan Listrik DC polaritas Lurus Pengelasan Sambungan Tumpul Posisi Datar Dam€ter Tebal (mm) Jenis Sambungan Jumlah lapisan Urutan kawat pengelasan pengisi (mm) 0,8-2,4 3,2-5,6 6,4 - 9,5 12,7 # ffi ) r-&- Diamet€r elektroda (mm) Arus Tegang- (Amp.) an (V) Aliran gas He (//min) Suhu Pemanasan mula fc) 1,6-3,2 1) t80-220 22-24 l0 Suhu kamar 2 r-9--r 4,8 4,8 24o-280 22-23 l0 100 2 rgt 4,8 4,8 380-4,10 24-26 t2 200 4,8 (1,4) 6,4 (2,3) 4,8 480-520 24-26 l2 400 M M 3 3,2'mm 1,5-3,2 mm t6-20 29 -32 +# 5-8 rwl 4,8 (r) 6,4 l2-8) 4,8 480-520 24-26 t2 500 6-8 w 4,8 (l) 6,4 (2-8) 4,8 480-520 24-26 t2 600 Paduan c terjadi karena bentuk kristalnya distabilkan oleh adanya unsur-unsur Al, dan c, sedangkan paduan B oleh unsur-unsur v dan Mo dan paduan utektoid karena adanya unsur Mn, Cr, dan Fe. or, N, (2) Sifat Mampu-Las a) Hal-hal wnum.'Pengelasan titanium tidak terlalu sukar, tetapi karena logam ini menjadi aktif pada suhu tinggi, maka perlu adanya pelindung pada daerah HAZ agar tidak menjadi getas karena bereaksi dengan oksigen dan nitrogen yang ada di udaia. Karena persyaratan ini maka cara pengelasan yang banyak dipakai ad;hh pengelasan busur gas rnulia. Sifatnya yang mudah menjadi getas seperti diterangkan di utu. menyebabkan perlu adanya pemeriksaan yang seksama agar logam induk dan logam pengisi tidak mengandung or, N, dan c yang berlebihan. Di samping itu sebelum pengelasan juga diperlukan pembersihan permukaan yang baik terhadap minyak dan karat. ( t: i rii ii i i I I 's?lrp r"selos rlsleles ul"Eol IIuBEuou n313 Jodllleluelu u3l3l usEuep IJBpUItIIp t?dsp rur I?H 'u"suteE8ued uelqeqafueu eEnf Eue,( {ll{o}n uenped eped dnlac-se;e1 sosord u,(urpe[ra1 u"p zH u"p zO'211 luedas ulsl rnsun uuEuep Is{earoq q€pnur e8Euqes 6Euq rnleredrual eped JIl{s qlqol tpe[ueur tue8ol sueJ?{ ueseleEEued nlref enp epe runruelrl uenped eped ueselaEued seued qnretua4:uosola8uad souod qnn?ua1 ( q ) (70 LN Euednreued rqnpaX (%) Cd LZ 99 %Z'O ue8uufuedra4 (ruttu/34) qnpl uet?nle) (ttuut7a1 {IJ"l u?l?nle) L9 (%) Ir 0'66 uossrod ueEurpueqre6 t€'0 (7utu7a11 o0s0l sll$le snlnpol l uelng ueltuBeurey (urc'U4 08 (a"filpc) tI'o IrJlsll u?r?lu?H lru8eur (C.OZ) , *l7i/.Illl?1,,/i,;i' ;3. 3 (V) €tB9', r (V) sos6'z e . uupeq lesnd snqn) ltped ueunsns leuo8es>1eg C.288 q?,neq uBp u?Inln JI?3 IqII I?lsrrl rnlInJls uol? leJeg I( 06'Ln 'urnluBul gBp {I.uc{atr^tr sn?l srue[ 1e,reg cuP/E:t 9', c"0z + .0t91 JoZ88 s?le IC @ (r) stueI seue4 rcnIII uersweo) seued ue:e1ueg {!su lBss 0€'t IaqBI 'uz8unqures uup 'u Inlueq u"p lsreq ?uor?{ qsqueq ledzp uelnlradrp 8uz[ nqnS urus 1epr1 8ue,( tue8ol ueseleEuod 'uasrdzl r?lu? nqns uBp ?lnIII ueseueurad ln1un B8uqral nqns r{sl?P? s11n1rp Eue,( nqn5 nqns uellnfunuelu Jnrnr{ uelSuepos 'rcns3s EuB[ ?Pojllele stuef ue1:lnfunuetu laqe1 e13uy '1aqe1 ueleun8Buaur C"qtg-g€t=C 3.0r€=c J.092=O C"002: f, INnCA=9 J' J' YlVnJg=, ct It J-uSnCa Jo Y-uSntA = J.otl=s J"or=v nca= nns w orni* ur*uo*"id ,*' ea -8qu3J oPolVll t c['t Je'r It c€'t c€'t c€'t c€'t J€.' vs Jt', vt't ct's vr's Jt'9 Yt'9 Yl'9 ct 39'' JI It )€'t )t J' JT ct J€ J€ vt'€'z ct'€ afe vt'€'z c€ 9€ c€ c€ J€ c9€ lz'E J€ J€ c€ vl'z )9'Z Y',8,2 Jt't'z azc az'E ot'€ qls Jt'z Jt'€ cr'€ q'.e YI,E,Z qfz'a JZ,E cz'E DZ 9Z't cz'E c€'9 9C 5e oe 5€ l€Jel uBq"l BFg 'wI aZ -4ueJ uolllls t J€'' Y7, 3us st J9 qeu!l unlu lallu Bt 'lunlv BE -Bquel UNII -IJ*I uoqrBl roo Esq B[39 !seq .EEI 'BFtrAI ucsauBurod nqns uBp ITI c€'t $,8 JE,I I st JI at )e't € ISnCa=Z uDstdot JDtuD DZ,E,I qt untfl^rag-9 (It'€ c€ tt't'z -e+ed ?[sq q'.€ wSueu-efeg sIBlred-?t?g ,IBJBT ueqn efrg roc-Istg uoqJBl-"f"g 'unll -uaq-B3?qwel lalIu-EBEqu.I 'unlg -runlV-EAsqueI q?uil-16"queI uo111rs-u3zque1 8us-E equel "Eequel qBpueJ B["9 Iel!u B[eg BPorl{elg uBqllluled 6z'? leqBl e{uure1 tueEo1 ueseleEue4 €'n ere3 :uulul?C INPUI uetol r 132 Bab 4. Pengelasan Pada Beberapa Jenis Logam (3) Proses pengelasan yang digunakan Dalam pengelasan titanium di samping menggunakan las busur gas mulia dapat juga dipakai las resistansi,las ledakan dan las sinar elektron. Las busur gas mulia lebih banyak digunakan karena dalam pengelasan ini titanium yang menjadi aktif pada suhu tinggi, dilindungi terhadap udara. (a) I-as busur gas mulia: Dalam hal menggunakan las busur gas mulia, biasanya dipakai las TIG arus searah dengan polaritas lurus atau las MIG arus searah dengan polaritas balik. Untuk kedua cara pengelasan ini daerah HAZ harus betul-betul terlindung dari atmosfir seperti yang ditunjukkan dalam Gbr' 4.35. Gelas pelindung Lubang air pendingin Alur gas lawan Pembakar :Gelas pelindung _---.-7-77--_1- Gbr. Pelindung dan Gelas Pelindung Untuk Melindungi Daerah HAZ Terhadap Udara Pada Las TIG. 4.35 Pipa Gas pelindung yang digunakan adalah gas Ar atau gas He dengan kemurnian yang tinggi. Berikut ini adalah persyaratan gas Ar dalam pengelasan titanium dan paduannya. lebih dari 99,99% Ar kurang dari 0,0Of/, N2 kurang dari 0,002/, kurang dari 0,002/, kurang dari 0,001 mgfl Titik embun di bawah - 40'C Dalam Tabel4.31 dituliskan kondisi standar dalam pengelasan titanium dengan las o2 Hz Uap TIG dengan tangan. (b) Las sinar elektron: Cara pengelasan ini harus dilakukan dalam ruang hampa, karena itu tidak mungkin terjadi pengotoran oleh unsur lain dari atmosfir. Dengan kecepatan pengelasan yang tinggi daerah HAZ menjadi sempit sehingga mutu las sangat tinggi. Karena hasilnya yang baik maka cara pengelasan ini mulai banyak digunakan dalam pengelasan titanium terutama dalam mengelas pelat-pelat tipis yang tidak mungkin dikerjakan dengan las busur yang biasa. o tr l0 ID N6 i :- a : 'a--^^ ^ !6d .do. PN "a "a -s'o :9 66v@e ; g =: 6 mtl o il . c-ll 3:9ql! ca!!I_ ,+ ; e3 '. ll g € I -O '-,!ll !. a= n I BEFE a sE 3AH -!ts ^=:r9 I +a'g zs =. _5 35Pe9 o E .l 5i rxl\' E (-'-i( g e trol ,/\t i-a2?m\ F l1_l7 t+ b- rtr:i =4j 6 6 l1 A o A o ASWNP uoouu (D 5-w*l 3p lt| -iLZX I Az --r ) fl\i ,: ;I Y;i: o9^ou^o ,M.ip - :g € (,) 6 E I O6e@@ a 6 6Uqqu z"!N_ o E (D H 'a 6 a o 5 o tt =5 '6 5.AA 6 p o t, AU Av NP € !9 sup-ooouq t1 qAAPN qqoqq (D BB oe tD s!Npp tl 6U5uA E@ O U- -i uN-o^ 55'O-@" !3 a !9 Fl p E,T S -t <i g -Edn l 6 6 6U545 5 s 5s9uu o E .{ ,9 /* ENJ - " E {{@@@ e{666 l o -q ix\_Ef,. sli ! ! F 13 nr 0,5-0.7 ; .tl7\ 3 1Lgo. i"s-.s! F a =i [-_---I"r 'q s 5as55 o 5 N N e 55SsS pppNp PPNPN 66666 3 1 .l f l p "5 I 'e €€r (! 0a sgg i6= > ( >E ;' X a -l € :l m5 A d - r+ @ 6N ;l a-i aa ! !o ',-'u I +l a D uOOqu o "€'6"€'e-e-Q r,(uure1 uretol uesele8uad tn 'l 'uuur8urpuad ueledmel 't8Eutlral Eue,( ueseueured nqns 'ueqeq qnFI seleq usp ls?trr -roJSu"Jl sulsq q€lepe ests ueEue8el u€{n}ueqrued urelep qnre8uefueqBuef 1eq-yeg 'JqC ru"l,p uellntunlrp IuI t"ls qelo u"{lnquqrp Eue,( 1u unl eieq uep ueEueEer rp";:;i ue11n[un1rp 1]rdes lBIe ue>l"unSSueur ueEuep uol1nqu4]lp qereep zpud ue1e1 ue8ut8el qelo rEuuqurrrp Eue,( ryre1 ueEue8el'V uulenq ledep I€uuel ue8ueBel ypefr4 ue>IE ) LI€JoEp uped n11 €ueJ€{ 'y qereep golo ueq"llp tut uelnsn,{ue6 'u?Iel ueEut8al e,(uepe e8nf ueu6utpued uuerel Euldures Ip JBSeq dnlnc "uoJB{ sesord qeppefu4 'teseles uesule8ued nl{"ld Ip ueutEutpued ?uBIu uer8uq 1nsn,(uaur 3 ep€d'{rtselo {nlueq ueqeqnred pzfre1 y eped uelEuepes 'de1e1 ln1ueq ueqeqrued pelra1 ue>Ie J qereep eped eleur '3 Itep Jeseq Wqel qnef e,{usen1 V qereep epq tde1e1 .4re1 ueEueEel rydre1 V l{Breep eped uep uu>1e1 ue8ue8el rpefre1 3 q"re€p eped eEEurqas 'V q"reep qelo u€q€llp f, Bp€d uzBuequre8ua6 'ueseleEud nllen uped Suzque8ueur O q"ra"p srreru Ip 'r'g 'rqg urBIBp lsqllp ledep tut ess ueEuetel u,(urpefte1 €^rn) 'g'g 'JqC urel"p 'urBI Bru"s nlBs ?JB1U3 Euequrres Eued rEq qnet qrqel t1rypes Eue,( lerel reltles ep"d eped ue4a1 ue8ue8el uep sBI slreE eped Eueluutueru I{€JB 4re1 ueEue8el lpefrel u3>13 seqeq ISInJlsuo{ UBSBI uq5 uu8uuial u,{t4pu[re; I'I'S Bsrs uBSuuEoI 'erueln uerleqred ledepuaur srueq {n}uoq ueqeqnrsd u?p ssts ueEueEel rEue.rnEueur uep rnle8uetu {nlun nll ?ueJu{ 'ueEunqtues u"p uulsn{e{ "q"sn uep lrJrs rqme8uadrueur le8uus pefrel Eue,{ 1n1ueq ueqeqrued uep €sls ueEue8el '€'S 'rqg ruelup leqllrol 8ue,( tlradas Is{nrlsuo{ uep u4nsn,(ued ueEue8al uup {ntuoq ueqeqnred BueJ?>I lpefrel Eue,( ':en1 ueEueleq e,(uepe qelo "sIS Bnpe) uep Z'g'rqD qelo uellnlunlrp luedas szqeq Eue[ Islnr]suo{ uer8zq eped ledueles uuut8utpued u?p ueseuelued euarel pefre1 Eue,( urelep ueEueluq z,{uepe qalo ur"Fp l8"qp ledep rut ueseleEued sueJe>l esrs uu8ueEel sluegad: n1te,( '>lodruole{ "np lpefrel Eue,{ ess ue8ue8el'esrs ueEuesol lnqaslp 8ue,t delel efulegts 8ue.( ueEue8oleEn[ rpefro] Euldrues 1pe[a1 uleur uuEue8er rpefre1e,(urrrpues ueEuep Eue,('1n1ucq ueqeqnred ueqeqn.rod efuupu BU3JBI u?Jgseq Eue,( urelsp 4redes l€qllrel {Iue{eu 161'I'S'JqD u"{qgqosrp Sued dulal >ln}ueq ueqeqnrod e,(urpefrel uelquqe,(ustu uB{B tut ueEue8arad ,uepurqrp Ieprl nBI") 'lluJnJ 3ue,( ueEue8ared e,turpefrol uB{}"qDIBEueru Euef ue8ueq -ure8uad ue8ueyeq8ued 1n1ueqre1 eS8urqes qeqnJaq lepn ur8utp 3ue,( uerEeq uzlSuepeg 'lgrruel ueEuuqurssuad rpelre1 sepp 3ue,( uer8eq upud eleru ']nqesJel seued euo.rz;q .gl€Jetu luprl nqns NnqrJlsrp eEEurqas snJel geqnJeq e,(unqns uelelreq sesord "tu"les u"p ledruelos uesele8ued seued eurrrouolu sBIIp Eue,t uer8eq 'uusele8uad sasord t11elgq NYSYTgCNtrd HIYTYO XOINflg NYHYflNUfld NY(I YSIS NYCNYOtrI '9 flYfl I's 7 Bab 136 5. Tegangan Sisa Dan Perubahan Bentuk Dalam Pengelasan x 10-6 14,5 14,0 E € b0 $ki =P =!o ] '3.s r3.0 ] () rz,s q] Eg I .:aX -1 JI I d= i: rz,o r.s o Irr,o G o o ..,] 14 -.1 I r to,s Gbr.5.1 Hubungan antara kekuatan luluh modulus Young dan koefisien muai baja dengan temperatur. 700 ,2m d EC OE d F dE '6 g FIffiq I I ,ia .gc (lo DOd g aio JI s'E Ftl -o m r# 5oo garis las Kondisi las dari Jarak dari permulaan las (mm) Distribusi O tegangan sisa pada penampang : A: Tegangan memanjang Tegangan melintang Gbr. batang uji: -Las busur rendam dua lapis -36 V, 700 A lintang las (a) O) 5.2 (c) Tegangan sisa karena penahanan dalam pada tas I tmpuL Tegangan pada b-b' Tegangan pada + a-a' A L ,w t r"tun rarit l Tegangan pada c-c' fr- Tegangan pada b*b' Setelah a-a'dipotong Gbr. 5.3 t--r Tegangan sisr karena penahan luar pada las tumpul. lr l9 'r'9 'rqD urBI€P uB)plnlunlrp 8ue,( rpedes ue>lel uep 1uq ue8ueEol sJelue ueEuequnasel IpeFq sq sruE Euelulleur qere uped ualEuepeg '1e1ed 8mt?r uped 1ou tedecueur uep unmuetu uulpnue{ uep sel sueE eped qnFI uelen{o>1 suleq reducueur uele Euelueuraur qere ueEuep uusel sue8 uped pdurnl s"l I"q UTBIBC'uesul {ruueq uzp suef uep Eun}ue8rel esrs ue8uu84 rsnqrrlsr(I ssn ue8ue8al Fnql$q11 Z.l.g 'ueryteqredlp snrer{ ue8ue8el rse,ueEueur uep rnleEueru e,(urpefte1 ruelep n1r euerul 'uru1 e,(uenues esrs '"Fur rur JoqBJ-Jo}{e.{ ueseueuad uep JEnl ueueqe} Euu,{ ueEuep n1"s uelre{Jeq lr8ues 'ucqqml tuu,( qounl rqsrodual B[Bq IrBp -ueEuuEq 'uulunq lrrural uu8uuEel ![n B^rnX (3.) :nluredurel 00zt 000t 008 009 9'9'r.10 fBIY J3S?C ueqeq rnlnEue4 (rry) ur8urpue4 00t r[n 8ue1eg SueBaura4 Fl o ledolorurea q-e oe {rJlsrl s"u"ruad n1e1 elEuea r GI Iou lep gz :@ 10pL :@ ueqeued Eueleg f,o009eJo008 rrsp ueur8urpuad 1e1€ued lneg n11u711 'uqs ue8ur8el rre{ntuequed ?'S 'r.l9 upu;p qrJapg (c) u?{el uelnsndue4 IIrsI urlsuurdp f, qBreBp ry1se1d rsuurro3eq - v q€ra"c J qeJe?c v qBreso (r) r11S (q) v _ u?{ol { qsJa?c {rr?I 3 q?ra?c IIJ"I uelseuedrq v q"re"o Ltl esrg ue8ue8ea I'S 9'S 'qC r 138 Bab 5. Tegangair Sisa Dan Ferubdhan Bentuk Dalam Pengelasan v v Distribusi tegangan arah garis las (or). A : distribusi pada sumbu x B : distribusi pada sumbu y Gbr. 5.7 Skema distribusi tegangan Distribusi tegangan arah melintang garis las (o,). C distribusi pada sumbu x D distribusi pada sumbu y : : sise dalam sambrmgan las tumpul. Dalam sambungan las bentuk ligkaran, distribusi tegangannya seperti ditunjukkan oleh Gbr. 5.8. Distribusi dalam arah sudut selalu simetris terhadap satu garis yang melalui pusat lingkaran dan sifat tegangannya baik pada arah sudut maupun pada arah radial selalu tarik. Distribusi tegangan dalam sambungan melingkar pada pipa hampir sama seperti pada lasan pelat datar. Distribusi tegangan sisa dari sambungan ini ditunjukkan dalam Gbr. 5.9. Dalam sambungan las sudut, distribusi tegangan sisa lebih rumit. Dalam Gbr. 5.10 ditunjukkan distribusi tegangan sisa pada arah memanjang dari suatu sambungan sudut berbentuk huruf T. Dalam gambar ditunjukkan bahwa pada daerah flens terjadi tegangao tarik yang tinggi pada garis las dan tegagan tekan pada ke dua ujung dari flens. Sedangkan pada daerah badan tegangap tarik yang tinggi berubah menjadi tegangan tekan dan berubah kembali menjadi tegangan tarik pada jarak tertentu dari garis las. 0-arah tangensial r-arah radial Jarak dari pusat Gbr. 5.8 Skema distribusi tegrngan sisa pada Las Berbemtuk Lingkaran. * Tarik - Tekan Gbr.5.9 Skema disttibusi tegangan sisa pada las melingkar pada pipa. Gbr. 5.10 Tegangan sisa 0alam Las sudut bentuk- I(kg/nm). 'BsIs uuAuBAA EpBd uBAuBEered quBEued ZI'S'IqC s"l r"qel ISIS slr€E q"tuelss u?eu?taI I ,i o GI 19 t, GI D E' tr q. E qnlnl sEt"g u?tuetel 'rfn tEB$g II'9'rqo uetue8sg IlIuI osz M h 'q"led ez(urpufte1 dzpeqral qnJ?EuedJoq rpefre1 Eue[ uuEueEel dzpuqrel esrs ueEuutel BJelu€ ueEurpueqrod rut ueepeel urzleg 'ledtueles uelnsn{ued efuepe euore{ qeled uele rfn tueleq e>1eur rEe1 uelsnre}rp ue>lueued EIIS 'EI'S 'JqC rrep Jop eirrnl eped Islelral Euuf ,g u?p ,ee ryefueu ,pp lr"p q"qnreq 71'g 'rqg eped pefra1 Eue[ ue8ueEal eleru r{nlnl s"teq qrqeletu eEEuq ue{snralrp ue4ruuad epg 'u"qnJnlose{ eJuces ueEunqures rJ?p qnlnl uB}"n{el rqnre8uodurou uutuetal Bsrs uleur '6Eurl Wqel rpefuaur ueqnrnlese{ BJBJes qnlnl u?}"n{eI {Bpr} sulu rp uulEueralrp predes rde1o1 'ueEunqures eped ry1se1a {nlueq uequqnrad pefrsl uB{" nJBg ,pp reducueru rur ueEueEal elrg 'p,tutu uep p,cc'p,qq'p,ee qBIBpB ueEunqrues urel"p lpefral Eue[ ueEueEa] rur uBBpBe{ tuBI"C 'qnlnl se}eq e[uredecrel redtues BlBJerr BJBces Euzfued qequreuoq uu>1r uertuq ?nures {lJ"Up ueEunques BIrq "{"ru 'ZI'S 'JqD ur"lup e,rrn1 eped ,pp J"seqes e,(uqn1n1 uslenlel uep €I'S 'rqg uped e,rrn>1 pradas ue6eq derlas >1n1un EueEar-Eue8al uertetp B^\qeq dettuutp BIIg 'qepuoJ glqol e,(uueEuefuedred rdel4 lnpur ureEoy eped rrep 6Eut1 qtqal sel q"Ja"p eped rueEol uep {rr"t uep rlnpl ueten{e{ '{Bunl eleq ueseleEuad epe4 'ZI'S 'rqg epud rpades ,oo Jesoqes uusul epud esrs ueEueEsl ueEuep ( t t'S 'rqC) r[n 3ue1eq nlens e[u1estr41 'rur lnlrJag reEuqes uelselalrp ledep rur 1eg 'dn1nc Euu,( uelepal rufndureur se1 ure3o1 uep {npw ureEol Errr?les'ruuEol IIlBls u?len{e1 qnruEuedruour I"pB uB{BlB{rp lzdup zsrs ueEue8ol ,lt ors uorDnlax dopoqnl ong uo&uoEal qnn&ua4 (f ) {Bprl uz{sle{rp qeloq Bsrs uBEuBEel eEEurqas 'pce1 letues esrg ue8uu8el 6et I I i li usrg ueEue8el I'g qnlu8ua4 €'I'S Bab 140 5. Tegangan Sisa Dan Perubahan Bentuk Dalam Pengelasan Daerah Lasan Logam induk 12,5 mm dari daerah las 25 mm dari daerah las tr tr Diagram tegang-regang dari sambungan 0t) JI tr d 0t) d ot) o F regangan Gbr.5.13 Kurva tegang-regang prda sambungan las dan daerah sekitarnya. (2) Pengarah Tegangan Sisa Pada Patah Getas Tegangan sisa berpengaruh jelek terhadap patah getas dari sambungan las. Hal ini dapat ditunjukkan dengan menarik batang uji bertakik ke arah lasan pada beberapa suhu yang berlainan. Hubungan antara suhu dan tegangan patah getas ditunjukkan dalam Gbr. 5.14 sedangkan skema batang uji dapat dilihat dalam Gbr. 5.15. Bila dalam sambungan tidak ada tegangan sisa maka tegangan patah getas akan naik dengan diturunkannya suhu pengujian. Tetapi bila terdapat tegangan sisa, tegangan patahgetasnya menurun dengan cepat pada suatu suhu tertentu. Las otomatis Las tangan Tegangan patah tanpa tegangan sisa d) ,jt (n o 6, d) h0 o Detail takikan Pengaruh tegangan sisa pada tegangan patah dari pelat uji dengan takikan. E E !1 Suhu uji ('C) Gbr.5.l4 Arah rol Las tangan F Digergaji (0,2 mm) Gbr. 5.15 Pelst uii dengan takikan. 'IIIBJ u8lEn{e{ BpBd BsIs uB8us8el qnrB8lrrd lf lI'S'40 u€EusEel snlIIS ,0I8, Zsol t Zsol .t o l?dueles u?Is?uBdrp uep IruBrC lsdlueles uEls?u"dl(t ct IruBrp E?p s?lr(I efes sripg 0q oa p t € 7, I E! tl ? lor -i 9I F g(I ']r' {e ),, turu I:u 1rz 'tI's 'rqD ulelsp Idz]el uBqeq q"J€es Ipefueu IIsu ue{{nfunlrp Iuedos u€Iel u"l"n{e) IJ?p u€tunquas rpefuelll IIIBJ Euz{ 4rre1 ?srs uB8u36ol Bp€ BIrq unrnl BSrs u"Eu€Eel led€pJel BIIq otuuEoT 1ofig 'Fesed lqod 4qq tlopoqnl osls mtuDBaI qnrutua4 0) urlBn{o{ rleprqrol eqs uuEurEel qnru8ue6 9I'S 'rqg '_.tt 1l z tr--------i 4r1se1d :1gse1d-4lse1s ue1n1e1 uu{n{el '-n' {rls"le u?{n{el rsnqrJtsl(I 'sr1$le-{I}s?1d ue1n1e1 qero€p €ped s"let uel"qlle{ tde1e1 ry1su1e ue{n{al qureep eped >1edur4 Isprl Bsrs ue8ueEel qnruEuad'ruo1o1 nl?ns rJBp rnluel uBInIel Ieq uI,Bl?C '{n{et ue}"n1o{ depeqrel ?sls u?EueEel uep qnre8ued qoluoc nlens .Jqg ur"lec 'r?seq Eusf usrs ue8ueEelefuepe 3uor3{ Irlpues {nIeue} m)plnfunlrp gl's ledep rs>1nr1suo1 Euepul-Euzpel 1uI IBq ISBIBC 'u€{ol }BJISreq Eue,{ ests ueEueEel g{?ur se1 sueE lufueq re,(undueu pued rs4nrlsuo{ nlsns lpefrel uele pued qeEuel Bped .rs{nJlsuo{ rqnruEueduour ?sls ue8ueEal u,(uurnurn zpe4 uu}3n1a4 IJep {n{el BIrg lnlal uorDnryX opDd ostg uo&uoSal qnntua4 (t) w1 estg ue8ueEel I'S Bab 5. Tegangan Sisa Dan Perubahan Bentuk Dalam Pengelasan Bila sambungan yang mengandung tegangan sisa mengalami proses pemesinan, maka keseimbangan dari tegangan akan terganggu dan akibatnya adalah perubahan bentuk plastik. 5.1.4 Pengukuran Besarnya Tegangan Sisa Tegangan sisa dapat dihitung melalui besarnya regangan sisa yang terjadi dengan menggunakan hukum Hooke. Sedangkan besarnya regangan sisa dapat diukur dari perubahan ukuran antara batang sebelum dipotong, yaitu ukuran yang digambarkan pada bagian yang akan ditentukan tegangan sisanya dan ukuran sebenarnya yang didapat setelah bagian yang akan diuji dipotong. Dari hukum Hooke jelas bahwa perubahan ukuran ini disebabkan oleh adanya tegangan, karena itu besarnya tegangan dapat dihitung. Dalam hal tegangan satu arah dapat dihitung dengan persamaan (5.1), yaitu: o:E A/I (s.l ) di mana o:tegaflgan E: /: [/ : sisa yang terjadi Modulus elastik panjang sebelum dipotong perubahan panjang sebelum dan sesudah dipotong Dalam hal terjadi tegangan sisa dengan dua dimensi dapat dilakukan perhitungan dengan persamaan (5.2) dan (5.3). E o*: u(6r I -VE or:717(sy + Y€r) (s.2) + vsx) (5.3) di mana: o,:tegangan tegak lurus garis las or:tegangan searah garis las sx: sy : y: regangan tegak lurus garis las regangan searah garis las angka perbandingan Poisson Cara pemotongan batang uji ditunjukkan dalam Gbr. 5.18 dan pengukuran besarnya regangan dilakukan dengan menggunakan "strain gage". Strain gage Manik Garis pemotongan Gbr.S.lE Garis pemotongan Skema cara pengukuran tegsngsn sisa dengan menggunakan "strlin gage". rprd rs.s ur8urEal 'usstlaEuad Eu1nm s.ilrreqaq se1 ,T* Eueluqeu ueEuetsa :; sEI sel 0Z'S 'qC q"re u?Eu"EeI ueEuetea :7 oos----l s?l {ru?Iu uesuletued uelnrn uzllnfunuau S usp |e 'Z'l elEuz'e1Euy (ulut) {Br?f 00r 00€ 00, 008 mz 002 00I rJleErs u?lnrn lscuol u"lnln S'rI : t-, O'eZ: \*o zlro/El tzz: a*o Jnpunu qeqEuel nfeur wlnrg ' : 9'61 rruo u?lnIn zuu,i81 zuu,/,{ 'uBsBleEuedwmrn 6I'9'rqc ue;qfuotil t1rrY ueseletmd (q) {olq u"lrun lBcuol u?lrun /ffi /,'/ [t ep"IseI uBlrun / Jnpunu qerlEuel ue1nr6 /:: /;/ 1ei(ueq srdel ue1nr61 qery (r) m t_i_J rJleurs uBlnJn ru nfvu uelnrn .rqg urelBp lsrllup ludep esrs ueEuzEel uep uuselaEued uelnrn ErBlu? ue8unqnq ,n.Ioaur* qoluos-rloluoc .{pq Eue,( ueseleEued uelnrn qoluoc r6uns uellnfunlrp .02.s .ryuq Euef uuseleEuad u?lnJn uB{n}ueueu ueSuep e,(utpe[re1 IJ€puqlP 6I.S 'Jqc uIBIBC np"A 'esrs ueEueEel e,(utpelrel uelqeqe(uetu eEn[ renl EueleqEuad uueruy 'lenEued UBP sBI DIeI "1n* '1ndurnl se1 eped IuBIBO s"l u"{nl€Ip ueEuep pceryodureur ledep'1npns I"t{ Euefued JB{? qBlec yce$edureu uzp qndurel rJ€p Jnle lnpns ltca>Fadueru uetuep u?I?uB$IBIIp aue,t uusel rueBol e{u1e,(ugq u"p suued uulnsuur ufuresaq EuzrnEueru ueluf ueEuep 6uurnryp ledup rpefral Eue,( usrs uuEueEel e,(ureseg 'ueseleEued q"leles ueulEutpued nl{"^r eped uelnsnfued er(uup? BuarBI lpefrel ests ueEueEal ueseleEued 1llelsq oslg wtuoEal roEtmnSua4 (t) uqg uuEuuEal uesuqaqured uBC ue8uurnEua6 S'I'9 Ent esrg ueEuetsl I'9 7 144 Bab (2) 5. Tegangan Sisa Dan Perubahan Bentuk Dalam Pengelasan Pembebasan Tegangan Sisa Terdapat dua cara untuk membebaskan tegangan sisa, yaitu cara mekanik dan cara termal. Kedua cara ini diterangkan dengan jelas dalam Tabel 5.1. Dari kedua cara ini yang paling banyak dilaksanakan adalah cara termal dengan proses anil. Dalam Tabel 5.2 ditunjukkan beberapa kondisi dalam pembebasan tegangan dengan proses anil dan pengaruh dari proses ini ditunjukkan dalam Gbr. 5.21. 5.2 Perubahan Bentuk Dalam Pengelasan 5.2,1 Klasifikasi Perubahan Bentuk Dan Faktor Yang Mempengaruhi Seperti telah dijelaskan sebelumnya, karena adanya pencairan, pembekuan, pengem- bangan termal, perpendekan dan penyusutan maka pada konstruksi las selalu terjadi Tabel Cara )enempaan Peregangan 5.1 Cara pengurangan atau pembebasan tegangan sisa, Keuntungan Logam lasan dan daerah sekitarnya ditempa atau Dapat digunakan pada logamlogam ulet. Butir logam dapat dipukul selama atau setelah pengelasan menjadi halus. Sambungan ditarik sampai terjadi perubahan bentuk plastik. Sangat baik untuk bejana bentuk bola. Karena geometrinya maka tegangan yang diperlukan dapat dihitung dengan teliti. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan tekanan hidrostatis. Tidak dapat Kepada konstruksi diberikan getaran yang dapat memberikan resonansi frekwensi rendah. Karena getaran ini akan terjadi perubahan bentuk plastik Pelaksanaannya sederhana Tidak dapat digunakan pada konstruksi besar de- d o E 6 O Getaran Kerugian Penjelasan Tidak dapat digunakan pada logam-logam getas digunakan pada bentuk-bentuk yang rumit. ngan pelat-pelat tebal karena hasilnya tidak merata. setempat. Anil Lasan dari jenis baja ferit Keberhasilannya tinggi d d Anil suhu tinggi Lasan dari jenis baja konstruksi umum dipanaskan sampai 900 atau 950'C digunakan sukar untuk dilaksanakan di lapangan. austenit sampai 900'C. Setelah ditahan beberapa waktu pada suhu ini kemudian didinginkan pelan-pelan. Q Tidak dapat pada konstruksi besar dan dipanaskan sampai 600 atau 700'C dan yang dari jenis Seluruh tegangan sisa dapal dibebaskan. Diperlukan pemanasan Baik untuk konstruksikonstruksi besar. Pengurangannya terhadap tegangan sisa rendah. Setelah ditahan beberapa yang merata dan harus dijaga agar tidak terjadi perubahan bentuk. lama pada suhu ini kemudian didinginkan pelan-pelan. O Pembebasan tegangan dengan ;uhu rendah Kedua permukaan daerah lasan selebar 60 sampai 130 mm dipanaskan sampai 150 atau 200'C, yang diikuti dengan pendinginan dengan air. / I u€l"deoo{'(q) 1e1ed pqel qelo qnreEuedrp uelnsn,(uad ufurzseg :uomsn[ua4 (o) tnpns uoqDqnod uDe uolnsntua4 (t) {nluag uuququad uBC sB.I uu8unqruug Z'Z'g 'ueseleEued u?lnJn uup ueqeuad Eueleq-Euu1"q rJBp ueunsns BlJes ueJn>ln '1n1ueg : q"lep€ snpeI Eue,( 1oduro1e1 urelep dnlecrel Eue[ ue4Euepes 'uBS"l uep uestdel qepun[ uzp ue8unqures lrleuroe8 '1u1ed pqel 'e1nur ueseuzured nqns 'ueseleEued urec '(epor11e1e stuel Bues uBJnIn uep ueledecel'1u1sq ue:r1u '4r1sr1 ueEueEel qelo ue{nlue1tp Eue,{) uesuleEued suued ue{ns€tu:qBIBp" eruuped 1oduro1a1 ul"lep >lns"ulJel Eue,( ro11eg'se1 ueEunques upud EueluqEuad nele uuquuad ef,uepe qelo u"{qeqestp Euu,( enpel 1odulo1e1 uep uusele8ued seuud uelnseur uetuep efuueEunqnq lera Eue,( eureued 4oduro1e1 nlref '1odtuo1e1 Bnp tu"l"p IEBqlp ludep sq IsBIuJoJap e,(u1nluaqre1 qnreEuedrueru Eue,( rol{ed 'ZZ'g'qD ur"lep leqlllp ledep tpufrsl Eue{ In}ueq uequqnred uzp ueloduroleEued lnpns sel uep yndurnl sq {nlun 'uu4qesrd-qestdtp ledep qtseur tpelra1 Eue,( {nluaq uuqeqnred J?su{ ?Jeces uBIIIuep undnepl6 'lIIunJ leEues Euef 1n1uoq ueqeqnrad ueEuuEal uusuqequred 'uqs urEuuEel urun.rnued uup {nlun IIUE nqns Brcfut uutunqnll IZ'S'qC (3") pue nqn5 (3.) pue nqng m/ 099 009 oss 00s 09r 00r m00t 09f 06 o-H ED OA 08 =6' xq9 slts OL 0l oz ?_q* 0€ ^c, F5 B', 09 0s 0i 0, 0s 0€ oc!!f 09t-089 z-E 089 z 069 089-06E 'q"puor nqns {n}un snsnq{ 089-069 I 'ue8ue8al ueseqsquad zpe >1ept1 u,(urunun epe6 n1:ad 089-06S I ue8uu8el ueseqeqrusd epu nlrad 4uprt e.{uunrun epe6 (tue0 nqns u?q -eued n1qe16 :) III ef"S qrqel nel" Iuur zl qrqel nere l9g'g : Ieqot :J turu 71 uep Eue:n1 :leqel qrqel nelz 199'6 : J a. qrqal n€lu ruru 6l 8uernl nele'199'6 o urtu 61 uep 8uern1 3ue:n1 nelu leqal J :l?qe} fgg'g : J (3") pue nqn5 'ufuq 1n1un lluu BrBr uuEuap uu8ue8el uusuqequred 9Vt J * *Pr %st'o%oz'o 1"67'6 uep ?ue:n4 uu8o1 lqpuoX ueseletue4 rueleq {nlueg ueqeqnrod Z'g Z'S IeqEI ID p 6g Eoe XED 0ro aEr aoi Bab5. Tegangan Sisa Dan PerdtEl?ran Bentuk Dalam Pengelasan tHl i r-- - I ----.1 # t l.L---\i ---r.j (a) (b) Penyusutan melintang (c) Penyusutan memanjang Perubahan bentuk puntir ,nR#1,,L€ sambungan tumpul (d) Deformasi memanjang (e) Gbr.5.22 tr sat Perubahan bentuk sudut (f) Doformasi berombak Perubahan bentuk pada lasan. cft:l,0cm aft:l,6cm a s, =o,rez x (ro- 3 Soo aa dN >r .= oy Gbr. I 300 400 5.23 Hubugen entrra penywutan melin trng dan kondisi pengelesan (bst$g las JIS IX301 64 nm). .......: (A'dstri2 cm-3/2) hJu pengelasan (u) dan besarnya arus (1). Hubungan antara penyusutan melintang dan kondisi pengelasan ditunjukkan dalam Gbr. 5.23. Penyusutan ke arah memanjang sangat kecil bila dibandingkan terhadap penyusutan melintang. Hal ini disebabkan oleh adanya perlawanan dari logam induk. (b) Perubahan sudut: Perubahan sudut disebabkan karena adanya perbedaan temperatur antara permukaan yang dilas dan permukaan sebaliknya. Proses terjadinya perubahan sudut ini dapat dilihat dalam Gbr.5.24. Bila pelat yang dilas tipis, perubahan sudut yang terjadi juga kecil seperti yang terlihat dalam Gbr. 5.25. Perubahan sudut menjadi lebih besar bila pelat yang dilas makin tebal, tetapi sampai pada suatu batas ketebalan tertentu perubahan sudutnya menurun dengan makin tebalnya pelat. Hal ini 'dslel 'rrBsBI uBqBqnred ErBluB uBEu -nqnq {pBltrels urBrEcIC af Eue,( sq lqpuo{ $Ied pqel uBp mpns usqBqued BrBlnB uBEu -nqnq {pBrrrols utBrEslo -eEuad Flpuo{ uBp lnpns BpGd 9z's'rqo ueselaEuad IsIPuoX {/I sz's'rqc 't?ted I?qaI Fo o .E o C t, 8o ci It A' o c t o G lnpns Inlu5q u"q"qnJad 'IBIll.rq sql.Is EurBIOt lnpn6 mqBqnlad 8,{qPtFetr 7Z'S'IqC (rep) (usIs) tuE[ i nrlen t (uzur8urpuod) lep 9'91 (uuuGupuad) lep 0'? (uuuFupued) tep s'I lep s/'0 (ueseuuured) (uzseueured) L'I ueuzdurr(ua6 urul s'0 ues?letued urBl€c {n}uog ueqeqnred 7's Bab 148 5. Tegangan Sisa Dan Perubahan Bentuk Dalam Pengelasan x l0-! l6 a16 d It:1,0m 1,5 m (, 6 :4,30X2'5e-to,ox ! oo :t2 6:3,43x2,5e-e,r+, o 2,O@ 12 I t dt ro tE tr (, (t I -o4 qo 0r /l r a\ / cl !4 u// z": \- o o o,l o.2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 I (A'dettiz 'cm-2) x= l0-3hJ oh Gbr.5.27 Hubungu antars perubahan sudut dsn kondisi Pengelesan ddam batang uii mnnik Pada pelat (elektroda JIS IX301 { 4mm). 0 0,r 02 x :10-3 0,3 o,4 0,5 0,6 I hJ 0,7 (A ' detli2 ' cm-2) oh antrrr Gbr.5.28 Hubugan Peru- bahan sudut dan kondisi pengelasan dalam batang uji mrnik pada petat (eleLtroda JIS D4301 d 6 mm). disebabkan oleh penahanan yang kuat dari logam yang tebal. Hubungan antara perubahan sudut dan kondisi pengelasan ditunjukkan dalam Gbr. 5.26, Gbr. 5.27 dan Gbr. 5.28. Perubahan sudut akan mencapai harga tertinggi pada suatu harga I lh\f uh (di mana : kecepatan las) di tengah-tengah dari sumbu di atas. arus las, h tebal pelat danu Harga tertinggi ini pada dasarnya tidak dipengaruhi oleh ukuran elektroda tetapi harga 1 : : Ilh !6h : untuk perubahan sudut tertinggi menjadi lebih besar dengan bertambah besarnya diameter elektroda. (2) Perubqhan Sudut Pada Sambungan Las Sudut Bentuk T Harga perubahan sudut pada sambungan las sudut bentuk T kira-kira dua kali harga perubahan sudut pada sambungan pelat seperti yang ditunjukkan dalam Gbr . 5.29 dan Gbr. 5.30. Dalam hal sambungan las berlapis banyak, besarnya perubahan berbanding lurus dengan jumlah lapisan seperti terlihat dalam Gbr. 5.31. Bila berat logam las untuk satu satuan panjang sudah ditentukan, misalnya W gram/cm maka besarnya perubahan untuk las lapis banyak dapat dilihat dalam Gbr. 5.32. Dalam Gbr. 5.33 ditunjukkan cara memilih metoda pengelasan yang sesuai agar perubahan yang terjadi sekecil-kecilnya. Dari gambar dapat dilihat bahwa bila tebal pelat kurang dari l0 mm, las busur listrik tangan dengan elektroda yang besar memberikan perubahan yang lebih kecil dari pada yang terjadi karena las busur rendam. Tetapi bila pelat yang dilas tebalnya lebih dari 12 mm maka hal sebaliknya yang terjadi. Perubahan bentuk poligonal seperti terlihat dalam Gbr. 5.34(a) akan terjadi pada pengelasan yang tidak berpenahan, tetapi bila ada penahan atau pembatas maka perubahan bentuk yang terjadi akan terlihat seperti dalam Gbr. Gbr. 5.34(b). (3) Perubahan Bentuk Dalam Las Tumpul (a) Penyusutan lintang: Penyusutan pada las akar akan berkurang dengan bertambah tebalnya pelat dan akhirnya mencapai suatu harga tertentu seperti yang ditunjukkan dalam Gbr. 5.35. Tetapi penyusutan tersebut menjadi lebih besar dengan bertambah besarnya masukan panas. Dalam hal lapis banyak dengan sendirinya las akar akan memberikan perubahan bentuk yang terbesar bila dibandingkan dengan penyusutan yang disebabkan oleh '{c,(uBq sldq mpns sBt BpBd sut rucEot lureq uBp $pns uBqrquod Brutuu uu8unqnH Q6_wc.?1 99?ezt0 Z5. S ..tqg ",r-r^ ,E o trc_,ltl4e _0I x g'g = oro'o B i ,{' g F 020'0 ? A I 0€0'0 o E Ot"o'0 pqaa rutu 91 1e1ed leqsa uur tuu 96 teled 91 le1ad 1eqe1 o v o (uru) lenEued lzsnd uep 1err1 0r00I020€0r0s '1u.{uuq qdq ppns sq upud uu8uudru.rs deprqrel ueqrlq quFunf qnru8ue; ! --] L F9 OI oq ID 'uumpEuad plpuo{ uop ppns uuququed GrEluB rBAunqnH 0€.S .rqg r!:N (z,rlz/rlap. v) /r-or \r L'0 9'0 9'0 t'o €'0 se1 o t - a s,, zx E't,: F- 002 --i i+lr-----r oor-02 0 'su1 upud 1ruuru 0 UBP I {nluaq nPns scl Brbluu lnpns uBqBq n qo,, I I'0 e'o eped 1ruey1 (.. { =X g,4 t /lr 8Ec g l\"+1 I I {nlueq lnpns sB"I 0, 0eL 9l o_ 0Iv 9o (ruru) rl 0 I'0 t'0 nc t'0 8Z uesuletue4 tueleq {nlueg ueqeqnred o r, !] c'0 I e-01 x 6nt t:ep 1eru1 9IE : ozE -/ . )(' uuEulpuuqro4 6Z.9.rqg su1 streE 5 0, o ,o,o-at,rxg'7: (ruru) 4g I ll -uod Z.S Inlueq lnpns s?.I qa 0) 7 Bab 150 5. Tegangan Sisa Dan Perubahan Bentuk Dalam Pengelasan \q \,s \7 Va ,*--)Pa Gbr. -._". 5.33 Berubahnya perubahrn sudut pada las sudut sebagai fungsi ahri tebol pelat' kondisi ngelasan dan Prmedur PePe- ngelasan. Las busur rendam l0 12 t4 16 18 20 Tebal pelat (mm) (a) Gbr. 5.34 Sambungan T bebas (b) Tffi Sambungan T tertahan Deformasi karena perubahan sudut dalam dua macam konstruksi. tr o0 E d tr o'r I (t t t E ,l EI t o A l...g 100 150 Tebal pelat (mm) Gbr. 5.35 Hubungan antara penyusutan lin- teng den tebd pelat pada sambu- ngan tumpul. Penyusutan lintang (mm) Gbr.5.36 Huburgan antara penyusutan lin- tang dan berat logam las pada las tumpul lapis banyak. lapisan las berikutnya (Gbr. 5.36). Dalam Gbr. 5.37 ditunjukkan bahwa penyusutan bertambah besar dengan bertambah besarnya celah akar. Hal ini disebabkan karena logam lasnya menjadi lebih berat. Dalam Gbr. 5.38(a) dan (b) dapat dilihat pengaruh dari jenis dan ukuran elektroda terhadap penyusutan lintang dan dalam Gbr. 5.38(c) ditunjukkan pengaruh dari alur kampuh. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa kampuh V menyebabkan perubahan bentuk yang lebih besar dari pada kampuh X. Seperti dijelaskan di atas hal ini disebabkan karena pada pelat yang sama tebalnya kampuh V memerlukan bahan las yang lebih besar dari pada kampuh X. Dalam Tabel 5.3 dapat dilihat pengaruh dari kondisi pengelasan terhadap penyusutan lintang. (b) Perubahan sudut: Dalam las tumpul perbedaan berat bahan lasan pada permukaan las dengan permukaan sebaliknya sangat mempengaruhi besarrlya perubahan sudut. Dalam Gbr. 5.39 dapat dilihat pengaruh dari bentuk alur tefhadap perubahan sudut. Dalam hal perubahan sudut, percobaan-percobaan menunjukkan hasil yang memuaskan pada pengelasan pelat tebal antara l0 sampai 15 mm dengan alur bentuk v, pada pengelasan pelat tebal antara l5 sampai 30 mm dengan alur bentuk X tidak simetri dan pada pelat tebal antara 30 sampai 40 mm dengan alur bentuk X yang simetri. {uu 61 tqed pqat) pdunf sq epud 1npns uGqBqrued drptq.rel rnIB lqueq qnre8ue4 6€'S 'rqg rrleuls (S'g :S'S) ulautls x Jnlv - 0'E 0'z- {?pll X rnlv O.I_ F 0g (3) epor11e1e uuls{?Iued ID O.I E o'z 3 0'€ G'Z : g'D rrtaurrs {epq X rnlv E- o'n 0'9 0'9 z-01 x 'pdunf sq rperl Euelu.rloru uups -n(ued duperyel rnIG lqueq uup Bpo.t1lep urm{n tpor1{elo quef qnrutue4 g€.S .qO .BPOII 'mJB {n1ueq quetuag -Iep rBrn{n (c) ,.l. {tr 0 , /hr / z'o t'0 s'n -- o t'0 < F0 O'I tr p r't s'r W st | 8'l o'z "" 0t 8 9 t € z llllrlll ouu 9 -ro.uE S -.{uu g ouu Z'e -o-r Ouu 9'z -- 5 i D' = sI 0I8 9 t E l8'0 t ffi -"1ffi It 3 z z'o E o "o9 ,'o E G 9'o OD TD E 9'O o 8'o s 8'0 :: @ 0e l^ r"$il 0't : o'r E tl t'z E o oa 'la s'8 : .3 Ld. i]Ill s:8 / o r'0 Z Egfr CU rt (B) t (utc/3) ueEol ueqepunue4 uruEol uequpurure4 sr 0r8 9 t E 7 a': 'rpor1leJe quef qnrrEuel (q) (wl8) a (u,ttl8) u ure3o1 ueqepulura4 4 qnnEue; la I I I z'l Z,I 9'Z t'l 8'Z 0'f (urtu) telad luqal 0 'n rnp rpud rE{B qclec uup ppd luqel IrBp ;sEuq;utuqes Euulu5 uulnsn,(ue6 Lg.S I o Z 'rqg qc ^t Btr @ 9 tuBlrt.q @t IEI d unBq@d EFntcE ueseleEua4 ruBI€C {n}ueg ueqeqnred Z'S n dEV O6t st suv ("m rnp lnpns) A tntv !D E' s 0a -f Bab t52 5. Tegangan Sisa Dan Perubahan Bentuk Dalam Pengelasan Tabel 5.3 Pengaruh kondisi las terhadap penyusutan. Unsur Pengaruh Celah akar Celah akar makin besar, penyusutan juga makin besar Bentuk alur Penyusutan pada alur V lebih besar dari pada penyusutan pada alur X Ukuran elektroda Elektroda diameter lebih besar memberikan penyusutan yang lebih kecil Gerakan elektroda Urutan anyaman memberikan penyusutan yang kecil Intensitas penahan Penahan dengan intensitas tinggi memberikan penyusutan yang kecil Jenis fluks Tidak begitu berpengaruh Pemukulan Pemukulan mengurangi penyusutan Pemahatan belakang lasan. Pemahatan sendiri tidak menimbulkan penyusutan. Tetapi bila dilakukan dengan api akan terjadi penyusutan. Pengelasan lawan akan memberikan penyusutan. Las busur rendam Penyusutan melintang sangat kecil (l/3 dari las tangan). Hal ini disebabkan karena bentuk alur I yang kira-kirajuga memerlukan logam las yang hanya l13 dari pada pengelasan dengan tangan. Dalam Gbr. 5.40 ditunjukkan hubungan antara WalW dan tebal pelat dalam usaha mengurangi perubahan sudut, di mana WA adalah berat logam las pada bagian belakang dan W adalah logam las seluruhnya. 'E d 1,0 @ i\ 0,8 o E J 0,6 \\\ 0,4 \:=\' t-\'\ \ \\ TN\ Elektroda 80 44p4 60 3404 ::-- 86 3404 5d 260A 40 20oA -_ln\ 0,3 -(0 c)= iB, 0L 10 Gbr. 5 2.3 4d tsoA 15 20 25 30 35 Tebal pelat i (mm) 5.40 Hubtrngrn aataru, W ^-W W: Wti 40 Berat logam lasan seluruhnya Berat logam lasan pada bagian belakang. dan tebal pelat untuk menghindari perubahan sudut. Perubahan Bentuk Karena Pemotongan Dengan Gas Pemotongan dengan gas adalah suatu cara memotong logam dengan mengoksidasikan logam yang dipotong dengan menggunakan sumber panas yang terpusat. Karena peristiwa ini maka dengan sendirinya terjadi pembagian suhu yang tidak merata seperti halnya dalam proses pengelasan. Karena pembagian temperatur yang tidak merata ini maka terjadi tegangan sisa dan perubahan bentuk dari logam yang dipotong seperti yang ditunjukkan dalam Gbr. 5.41 dan Gbr. 5.42. ru"q"lrp uup uBlDIEJad ledurel eped uelleduellp lDIBrIp ue4u Suef uer8eq euulred n1re,{ ue1n1e1tp tedep Eue,{ 1eq enp epe Iq I"q urulsq ueEuep 1e1ed 'uulenqrued seso:d urclep 1ndun1 sel zpud {nluoq ueqeqnred rrepurq8uel4l (t 'uesele8uad sasord BruBIes {nlueq ueqeqnred uepulq8uaur {nlun uuln{eyp ledep Eue,{ pq edersqeq q€lupz IUI qBABq IC 'lecuoletu u"lnJn uu>leunErp ledep Suzlu€tuoru uequqnred uup rtlund ueqeqnred uepurq8ueur ur?lec 'rJlerurs Euu.{ ueseleEuod ue}run ueEuep IJBpuIqp ledep efu -run{un eped 1n1ueq u€q€qnJed :wdat ?uo[ uosopZuad uDtntn uruptuauary (q) 'r1r1e1 ueEuop e,(u1l1e.leur uep sellp uele Eue,{ 1elad Euoloureut'tunses Eue.( qndulzq Inluaq qqrueru'uesu1 Eueluud EuernEuoru uu8usp u"{n{"Ip ledep se1 u"quq ueEuumEueg '€uu.rn4p ledep eEnl Inlueq ueqeqnred e.(utrrpues ueEuop uup 1ufueq nlelJol lepq urEutpueu n1{81( eped 1nsn,{ueru Euu,( ureEol q"pnf eleu 'l8uan1tp se1 ruuEol epg 'e,(upce{.1rce>les tpefuour rEuernltp ledep 1n1ueq ueqeqnred eBturqas 6Eur1 nyelral Eue,( nqns tpelre1 uB{B {€pq e>1uur eles e,(unpades tedtues uusel seued u€{nsuru rEuern8ueur ueEuoq :so1 rao&o1 uop souod umpsDut uoBuotn?ua4 (o) 'IJepuqlp ledep 1n1uaq ueqeqnrad reEe uuqnlelP 1edep ruI qe/rr€q Ip leq-l€q seleEueur n11e,n eped uu>lEuepeg 'selrp unloqos'e,tusnteqes Eue,t ueJn>ln u€p {n}ueq ueEuap Isnses se[p uB{€ Eue,{ ue6rq-ue6eq €ntues ue{snrnleu qelep" u€>ln{BIIp nped Eue.( uuelred 1u11 'e,(uuesele8ued ueeueslulad urnloqes nlnq"p qlqel e,(urnpesord ue{n}uoueru ueEuep IJBpuIWp snreq utlEumu ledepes nll ?ueJ€I'1e,(ueq dnlnc tue,( u[re>1 uep nl{e1rr ue1n1.redry ryequral efuue{snJnleu 1n1un'tpeftel ruI {nlueq ueqeqnrod epg 'e.(uue1€nle{ ue{unJnueur e8n[ tdulel eles efuren1 ueledureued uep uernln u"rlqola{ r8uurnEueur u,(ueq 1epr1 uesele8ued uepp pufre1 Eue,( 1nlueq u"qeqnJad \nruag uoqoqnnd uompugqEua4 Inlue[ uuquqnred uusnrnled uup uurupurq8ua4 (t) ?'Cg (uur) q etrel ?pueg r?qa'I sOI z0I 'su8 uu8uep uu8uolourad BuorB{ lseurroJaq Z?'S'qC uttuolourod Ir"EInErad ost o ? ott I %oot'-=Y c9 a ND 'srE uu8uep mEuol +uod eped usp ur?ueEel FnqFls[O I?.S .qC ! Fl o 0a F' 0e 19 q €sr ueselatuo6 IuelBO {nlueg uer{Bqnred Z'9 r t54 Bab 5. Tegangan Sisa Dan Perubahan Bentuk Dalam Pengelasan pemberat yang cukup dan yang kedua bagian pelat yang akan dirakit ditahan dengan alat pemegang yang kuat seperti terlihat dalam Gbr. 5.43. Gbr.5.43 2\ Penahanan pada pengelasan pelat tipis. Menghindari perubahan bentuk pada las sudut dalam proses pembuatan. Dalam hal las sudut perubahan bentuk yang terjadi biasanya adalah perubahan sudut dan perubahan memanjang. Hal ini dapat dihindari dengan memberikan perubahan bentuk yang berlawanan terhadap perubahan bentuk yang akan terjadi dalam proses pengelasan. Dalam Gbr. 5.44 ditunjukkan pemberian perubahan bentuk elastik lawan sebelum pengelasan dan dalam Gbr. 5.45 ditunjukkan kondisi pelaksanaannya. Di samping pemberian perubahan bentuk elastik lawan kadang-kadang perlu juga pemberian perubahan bentuk tetap atau plastik lawan pada bagian yang akan dilas. Gbr. 5.44 Cara mengelas sambungan T dengan memberikan perubahan bentuk lawan. Panjang kaki l0 mm Panjang kaki 7,5 mm Ers E Panjang kaki 6 mm E )a b El0 Ji tr E'S @ o F 0 2 4 6 8 l012t4t6 Tebal flens Gbr.5.45 t (mm) Kondisi pengelasan sambungan T dengan menggunakan cara perubahan bentuk lawan. usln{nluod _--l n"1? ussdureuad _lI uBu"{3ued l u?loraEued Euruld I lluerleu uesnrnlad ueueleued u"p u?s"u?ued u"P lzdurates utseueurad e:e1ue ue8unqu3 ueplnruad n?lu ueedureued I J u?uEq?ued uuue>1ausd uep uzsuuurued ?J3pn ueu€utpued tedec spt8 ueseueruad ueut8utpuad ?J"pn ueu6utpuad II}F tzdec ueszueu.red ueurEurpuad 'rur qB/(Bq rp rusJEBrp rrrElsp uBunfunlrp rur sosoJd rJup J?seq srJeo 'u?Inlntued nel? u?adueued uBp u?u?{eued (uBIoJ -eEuad qslep" ue{n{Elrp Eue.,( rpueqeu uusnrnled urel?p ue48uepes ueu6urpued uep uBsBuEtued q€I"p" uB{n{BIrp Euu,( leq l"uJel uesrunled UrBIB(I'{ruBIaru u"snJnled uBp I"ruJet uBsnrnled nlr"[ {odulolel Bnp ul?l€p F€qIp l"dBp rul uBsnrnled BJBo JBseg srJsc 'EuequeEuetu Eue,( uerEeq uellnsn[uetu uBp ]nsn[ueur Euef uB6Bq u"{Euefu?tueur q"lBp€ ussBleEued ur€l?p {nluag u"rlBqnJed u"{snJnlar[ urclep JBsBp-JBs?c "qesn qn uag uoqoqrrnd ursnnqad k) 'rBqBud {nsnr -ed uBEuep sBI {queq uurepu.qEued equsn uurtrBqnJ qolrcJ 9t'S',rqg 1ndunl ue8unqures lesud ueqeuad lnsnX '€r?luoIuos l?n8uad 8uu1eq-Euzlsq uB{nlredrp Euup"{ -Euepel srdrl leled-luled uewlaEued I"q tuBIeC 'ue{nlredlp Euef ue,te1{n}uoq IuI lBIu-1"18 uBEueC usq€qnred u"{rJeqrp lBd"p s?Irp u?{e Eu?,{ uBIEuq 'gt'g 'rqc rrr8l?p l€qrlral ruedos "p"d l?s"d uBp u?r{"ued {nsnJ-InsnJ u"ntu"q uBBu"dBI rp >lnlueq u?g€qnred ueJ"puqEuad u"Euep uu{n{elrp ",(u"s"rqueseleEued ru"lep 'ueEuedel Inluaq u"qeqnred rrepurqEuelll (g ry 9SI ueseleEue6 ruelBq )nlueg uuq?qnred Z'g , Bab 156 5. Tegangan Sisa Dan Perubahan Bentuk Dalam Pengelasan Dalam Gbr.5.47 ditunjukkan cara-cara pelurusan dengan pemanasan setempat dan dalam Gbr.5.48 ditunjukkan pelurusan dengan pemanasan garis pada garis lasan untuk meluruskan perubahan puntir pada sambungan las tumpul atau las sudut. Untuk meluruskan perubahan bentuk memanjang digunakan cara pemanasan berbentuk pasak seperti yang ditunjukkan dalam Gbr. 5.49. Syarat-syarat pemanasan dan pendinginan dalam proses pelurusan ini sangat tergantung dari besar kecilnya perubahan bentuk yang terjadi, tebalnya pelat dan hal-hal lainnya yang biasanya didapatkan berdasarkan pengalaman-pengalaman. Dalam pelurusan termal harus dihindari pemanasan yang berlebihan, karena pemanasan yang berlebihan akan membuat sambungan menjadi getas. Dalam proses pelurusan termal ini kadang-kadang dilaksanakan bersama dengan penempaan atau pemukulan. Pelurusan mekanik pada dasarnya adalah pelurusan dingin yang dilakukan pada temperatur ruang dan dalam proses ini pelaksanaannya dilakukan dengan menggunakan alat-alat mekanik seperti: dongkrak, palu, rol dan lain sebagainya. Cara pelurusan ini dapat lebih efektif bila pelaksanaannya dilakukan bersamaan dengan pemanasan dan biasanya disebut pelurusan dengan pemanasan dan penekanan. Titik pemanasan Air pendingin Air pendingin Gbr.5.47 Pelurusan termal ilengan pemanasan setempst. Gbr.5.4E Pelurusan termal dengan nasan garis. Daerah pemanasan ^(ffi ,/- -j z. Gbr. 5.49 Pelurusrn termal pada perubahan ben- tuk memanjang. -Y 'rBsBp uB8un$uBs sluel.sluaf I'g 'rqc Euudurnl ueEunqurug (E) ///- //-------J (//// rsrs uu8unqure5 -------11_________J (1) ue8unques (a) 1 urEunqureg (q) tun8ued ueSuep lnpns ue?unqrueg (p) 3uells ue8unqtuBs (r) 1ndun1 ue8unqtues (e) ,L'9 'rq0 usEuep redrues Z'g'rqD ru"lBp t€qIIIp l?dBp IuI ueEunqrues IJBp ]nfuel qrqel u€I8eq -ured'I'g'rqc ul"lup u€{{n[un]rp Eue,( ruedas rsrs uEEunqIuBS uBp l"nEued ueEuep ueEunqur"s 'Eueps ue8unqures lp"Fol sBlB Ip lnqesJel JBS"p u€Sunqrues ueEuuquel -Jod mEBqeS 'Euedurnl ueEunqur"s u€p lnpns ueEunqures '1 ue8unqures 'lndtunl ueEunqurss urul€p IEBqlp efu;usep upud eluq r$lnrlsuo{ urBIBp se1 ue8unqureg .tDSDp sol un&unquog (t ) rnlv {nfuaq uup uu8unqurus sluef uB{rusupreg lss{UlsBIX I.I.9 sBT uuSunqurBs rsB{ulsBlx I.g '(uorlcnr1suof, Ieals 3o ,(lercog uedel) JSSf 1rep qnduel rnl" {nlueq r"pu"ls u€{ -qequelrp rur n{nq rJBp Jrq{B uefeq Ip 1ul qeq rdu4Eueleru {nlun 'ueselaEued ue€u?c -ueJod uep rnposord ueEuep ue>lEunqnqrp uep wq€qrp eEnf su1 l€c?c u?JepuqEusd uep u"q"q usrlllrurad 'L uep g '€ q"q ue8uep uellr€{rp e,(urruleledureur BIrq rtJeEuaru -rp r{Bpnur qrqel uB{B Iul q€g 'uBsBI ruBIBp esrs uuEuztet u"p sel rseruroJap nel€ {n}ueq ueqeqnred'qeled ousrue{aru'sey ueEunqur"s u"}en{e{ Eueluel lelEurs ffiqeqrp "J€cos uele u8nf rselglsel{ Eurdures IC'S',&\'V rrep r"puels ueEuep lere ue8unqnqreq 1e,{ueq lHlpes Eue,( g'1'1 rr€p Irquerp 1ul IBq uelselefueur 1n1un reledrp Euu,( qoluoo-goluoJ 'se1 qndule4 JnlB {nlueq u€p sul ue8unquus rselgrsel{ s€q"qrp u?{e rur quq rr"l€C SYT ISXNUISNOX NYYNYf,Nf,Ufd '9 gYfl Bab 158 6. Perencanaan Konstruksi Las Lasan dengan alur Jenis lasan Lasan Penetrasi penuh tanpa pelat penahan Jenis alur Lasan penetrasi penuh dengan pelat penahan Persegi (I ) V tunggal (v) Tirus tunggal (v) U tunggal (u) V ganda (x) Tirus ganda (K) U ganda (H)(DU) J tunggal (J) J ganda (DJ) Gbr. 6.2 Alur sambungan las tumpul. Lasan penetrasi sebagian l- ]"dep l?prl urelup ues"le8uod rnp l"nqrueur el11g.'n'g 'rqC tu"lep lerlllrot Bue,( rlrodes qetel leled eped ur I€H 'leurel 1e1er e,{urpe[re1 uzlquqa,(uaur ue8uep rrepuqrp ledep ledep Eue,( leysd 1eqa1 qBJB ru€lep uulnsn,(ued lpefrel ledep rur ueEunques ur"leq :rnpns uo&unquog (t) 'Jnlu lnpns reseqredueur IIeIes ueEuap rseterp ledep ut IBI{ ululup Eue,( rEueleq8ueur Eue,( Eueleq ue6eq "pB urlEunur ueseyeEuod uueuesleled uI"lEC 'rur stue[ uz8unqures >ln]un n{BIJaq eEn[ sule rp 1ndun1 ueEunqrues {nlun uu{seletrp Euu[ IsrllBH 'lnpns se1 suef uep rnle ueEuop se1 srualnlref stuefenp urelep ISBqlp resaq sueE ?Jeces tur ue8unqruss snpel sped : Euops \nruaq uop I lnruaq uo&unquog (t) 'g uuErmqruug t'9'rqg lnPns s"'I ue6eqas rse:leued u"s"'I JNI? uuEuep uese'I qnued rse:leuod u?s?'1 'u,(ec;adrp ledep 8ue,( ueureleEued uB{JBS€pJoq rJrpuos ue{nluo1rp snJ"q JnlB Inlueq snsnq{ uesuleEued tuBIBp eEEurqes ue>ln{elrp Euuos Eue{ uesule8ued uzeuesleled pndlour efueq e,(uurnurn uped uelrep -u"lsrp qe1e1 Eue,( {nluoq-Inlueg 'senl Eue,( ueuruluEued uep uendueuel uelnyradtp JnlB {n}uaq ueqSrured urclep e>lelu IUI I"q BueJ€) 'ueEunqrues nlnu u€lunJnueru 4epr1 8ue{ qupueJel zEreq epede>1 tedures se1 ureEol ueunrnued uep seued ue{ns?tu ueunrnuad epede4 nfnuour snJuq JnlB {n}ueq gqnuoru ur"lup e,{uresep epe6 'e,{uure1-uru1 uep JSS1 'JSOC'NIC 'SB '916y repuuls rrrel"p u€{Jepuzlsrp 1e,{ueq r{epns rut :e1up ue8unques Jnle ueJn>ln uep {n}ueg 'Eurlued le8uus JnlB {nluoq ueqryured nlr eueJe) 'ue8unqures ueururel uep ueEunqur€s rsuersge 'ueefteEued rsuersge rqnreEuedureru luEues lndutnl ueEunqures ur"lep JnlB {nlueg 'e[es ueseleEued sesord n1{ea eped Euolouad rutuqes e,(ueq Eue,( nluequred leyed u"p rs>lnJlsuo{ uep ue6eq rpelueur ]nrnl Eue,( nluequred 1e1ad ruelep lEu1 6eqrp qrseu 8ue[ nlueq -ured 1e1ed ue8uep uuEunqures u"p nluequod 1e1ed uduel uz8unques ryefueur 1n[uz1 qlqel puqp qnued rserloued ueEunqureg 'Z'9 'rqC ur"lep legllrol Eue,( rgedss ue€eqes rserlauod ue8unqures uep qnued rserlaued ueEunques nlte,( enp lpeluaur r8el rEeqrp rur ueEunques 'uemue Suqed Eue,{ ueEunqures stuef gBIBpE pdunl ueEunqureg :4ndun7 uo&unquog (Z) 6EI se1 uetunqures rs€{UrsBI) l'g r Bab 160 6. Perencanaan Konstruksi Las dilakukan karena sempitnya ruang maka pelaksanaannya dapat dilakukan dengan pengelasan tembus atau pengelasan dengan pelat pembantu. Lasan penetrasi penuh Lasan dengan alur Lasan penetrasi sebagian Gabungan lasan dengan alur dan las sudut r FT FF rr FT r F FT FF FF FF rT:--l t,+ I ltas ffi,F llsu- l^Jdrr rH TF Isuaut I ffirF I l^.lsuaut Las sudut Gbr. (5) 6.4 Macam-macam sambungan sudut. Sambungan tumPang: Sambungan tumpang dibagi dalam 3 jenis seperti ditunjukkan dalam Gbr. 6.5. Karena sambungan ini efisiensinya rendah maka jarang sekali digunakan untuk pelaksanaan penyambungan konstruksi utama. Sambungan tumpang biasanya dilaksanakan dengan las sudut, dan las isi. Las sudut oi Las isi Gbr. 6.5 Sambungan tumpang. 'rur qB^\"q rp u"{Eu"rellp l}redes sruof €Ert urelep IE"qp ludep sBI ueEunqtu"s rur ue{Jus?preg 'BfureAeqes ur"l u€p ueue{el ue8uep lzped 'rrec n1re,( sepp Eue,( ueEol eped rpefta1 Eue,{ ueupesl sBlB u€{Jes"prp Eue[ rselgrszl{ Irquzrp B{Bru s"l qereep {nlueq ue8uep uelEunqnqrp ue{€ 1ul IBq ruBIBp BuaJe{ rde1e1 'uusele8uad ueryselgrszl4tueur {nlun ?JBc >1e,(ueq ez(ureueqe5 uusula8ue; BrB) uu{Jusupreg rsu{UlsBly Z.l,g ?enEued uutuep ue8mqruug 1,'9'rqC 'ePueE '1eBEun1 lenSuod uztusp uuEunqu€S (q) ren8ued uu8uep ue8unque5 (e) 'Brueln rs{nJ}suo{ ue8unquefued {n}un uu>leunErp Eueml undrur ueEunqurus B{Bur 'Euedurnl ueEunqures ueEuep eures Eue,{ u€s?le ueEueq 'Euedurnl ue8unqruzs ueEuep dtrnu rut ueEunqures €rrrgeq l€qllp ledep requre8 \m61'L'g 'rqD ru"lup uz>11nlun1rp Eue,( tgedes upuu8 lenBued 1e1od ueEuep uep leE8unl tenEued 1e1ad uu8uap ueEunques nlef suef €np ruEIBp ISBqlp rur ue8unqurug : gon&uad p1ad uo&uap uo&unquog (t) 'gs1s uuErmqurus 9'9 'rqg 3un[n se1 m ffi H H H Jnle ueEuep uesel '1eqe1 Eue,( 1e1ed-1e1ed uuseleEued eped erelueues nElB ueq€qruel uuseleEued 1n1un ruqudrp u,(ueq rur sruofu{Bru Iq Ieq €uoJ€) 'rEEqt Eue,( 1rr1sq uerrle uetuep relep rsrsod ruslBp u€{n{Blrp e,(uueseleEued upq rlBnce{ uB{s€nrueur 3ue:n1 e,(qrseq e,(ueserq rur snpe{ Eue,( srusl 'JnlB BpB eduul 1e1ed Sunln eped uB{n{BIrp ueseleEued Bnpe{ srua[ epud uz48uepes Jnl" lenqrp snreq u,(u1u1ed eped erueued Eue,( srual {n}un '9'9 'rqg urul€p teqllrol Euuf rpsdes Eunfn se1 ue8unqures uzp Jnle ueEuep se1 ueEunqurzs uEI"p F"qlp rsrs ueEunqurug : tsrs uo&unquog (C) t9r se1 ueEungues rse{grsel) l'9 t" t62 Bab (1) 6. Perencanaan Konstruksi Las Sambungan las cair: Sambungan las cair adalah jenis yang paling banyak digunakan dalam konstruksi las yang masih dibagi lagi ke dalam elektroda terumpan dan elektroda tak terumpan, las gas dengan menggunakan panas pembakaran dari gas seperti las oksiasetilen, las listrik terak yang menggunakan panas resistansi terak cair, las busur elektron dan lain sebagainya. Las busur listrik tangan, las busur listrik dengan pelindung gas dan las busur listrik terendam kesemuanya termasuk dalam las busur listrik dengan elektroda terumpan. Sedangkan las TIG termasuk dalam las busur listrik dengan elektroda tak terumpan. (2) Sambungan las tekan: Jenis sambungan yang dapat dilakukan dengan sambungas las tekan adalah sambungan tumpang, di mana pelaksanaannya dapat berupa las ledakan, las gesekan atau friksi, las ultrasonik, las tekan dingin, las tekan panas dan las resistansi yang meliputi las titik dan las garis. Dalam sambungan tumpul tekan pelaksanaannya adalah las lantak, las pijar dan lain-lainnya. Sambungan las lain yang menggunakan energi mekanik termasuk dalam las tempa. Penggunaan las tekan diutamakan untuk mencapai efisiensi kerja yang tinggi pada penyambungan dua jenis logam, pada konstruksi dengan bentuk rumit dan pada konstruksi dengan pelat tipis. Dalam Gbr. 6.8 ditunjukkan contoh dari sambungan las tekan resistansi. Gbr. (3) Sambungan 6.8 Las tekan resistansi (titik atau garis). patri: Sambungan patri adalah semacam sambungan las yang menggunakan sifat metalurgi di mana logam dapat dipadu pada temperatur yang lebih rendah dari pada temperatur cairnya. Penyambungan patri dapat dilaksanakan dengan mengisikan logam pengisi atau logam patri cair ke dalam celah dari logam yang disambung. Dalam hal ini logam patri akan meresap dan melekat pada logam induk secara kapiler. Logam patri biasanya mempunyai kekuatan yang lebih rendah dari pada logam induk dan dibagi dalam dua jenis yaitu logam patri keras dan logam patri lunak yang dibedakan oleh suhu cairnya. Logam patri dengan titik cair kurang dari427"C termasuk dalam logam patri lunak dan yang lebih dari 427"Ctermasuk dalam logam patri keras. Untuk mengimbangi kekuatan logam induk, permukaan lekat harus lebih luas dari pada penampang dari logam induk. Sambungan patri biasanya digunakan untuk penyambungan pelat tipis. Dalam Gbr. 6.9 dapat dilihat perbandingan antara sambungan patri dan sambungan las. snJBr.l J"qluBB urElep uESBIeSued epu"l u"J"qu€EEued BJ?c u?p usledIueuod rBqrIIBg spusJ u8lsdrueued EIBJ z'z'9 'usqsqur?} u€)lsdnJetu Euuf ueresele,(uad upu4 rl"nco{ S11\V lnrnueu €pu€t ue8uep Bru?s Iur SIf rr"p "puel -Bpu€I 'SII lnrnueru delEueled requre8 upu€t ue{{nfuntlp Z'9 IeqBI ru€leq 'epue} sue8 eped srlnuel ?Jeces s"l u€€InruJed r.rep e,(ute8eqes UIBI uep ueelnu.ted uBIBSal -ofuad 'ueludrueued uelselafueu {nlun ueleunEtp delEuolod requreE €puEI 'SI[ lnrnuou ruqureE €puel-epuel ue11n[un1rp I'9 IeqBI urelep qoluoc reEeqeg 'sue8 se1 n€le {pp su1 e,(qesur e,(ustuef urelep ue{"peqlp Isu?}slsoJ sBI uzp Jnl" Inlueq ueEuep r€nses ?puel IJaqIp JnlB s€'I 'IsuelslseJ sul u?p {IJ}sII Jnsnq wl u"{Jes"pJog '1npns se1 'rn1e wl urelep IEBqlp ueseleEued ':usep :equre8 "pu"l du43ua1a4 UBC rBsB(I rBqruBC BpUBI l'Z'g 'u€In{€lrp sn.req Eue,( IesnJerrr 1e1 uerln8ued sruel uelseleluour 8ue,( rln requreE Epu?l ue{qsquelp Euepel-Suupel s"l n}nur ue{ -ur1u,(eu {nlun'epu"l sue8 eped uelledureltp e,(uenp-enpe1 8ue,( delEueled requreE Bpu€l uup Jesep JBqruBB epuul n1m,( enp IJ"p IJIpJel e,{uesetq se1 requreE Epu"J 'OSI qolo us{nlelrp qe1e1 eEnt requreE ?puut rs?srrepu"ls '?r?Eeu 1efueq 'u,(uurc1 Eue,( repuels qelo rlroEuorup ledep 1n1un Euqued rur requreE epuel BUaJB) ">leru 'Islnrlsuo{ tuelsrs u"p NIC 'Sg 'SIf 'SA\V qalo ue>lr"puelslp qelet ruI requre8 "puBI requreE eped ;equre8 epuel-epue1 uelleduraueu qBIBp" tedel Sutlud Eue{ ere3 'se1 nrnf upedel 1ede1 uep >peq ueEuop ue4udruusrp snJeq ]nqasJel 1ure,(s-1ere,(s n]r eueJe{ 'suy ueEunqur?s rJBp nlnur tEeq Suqued lu8ues uuseletqed tu"lep 1ere,(s-1ere,(g uBSBIeEued [uBIBC rBqtuBc BpUBI-BpuBL Z'g .uegleuod uup uuseleEued erulue uuEqpueqre4 6'9'rqC Suuduml uBSunquIBS (P) E tu lnpns ueitmqrueg ;---1 rl u iJ -l r------ (r) ; ueBrmqueg ----------l .--:-------- *Tr(q) t^l lndum1 uu8rmqurg (B) r---.--7-_--1 ueIJl?tuad t9t ueseleEue4 rueleq reqtueg uesele8ue6 epu€J-epuel Z'9 f 164 Bab 6. Perencanaan Konstruksi Las Tabel Jenis Lasan 6.1 Tanda-tanda Dasar. Tanda Keterangan Flens ganda Flens tunggal t\ Persegi lt Alur V Alur X Alur tirus F cn J V K Simetri terhadap garis tanda J V Garis tegak di sebelah kiri Alur J ganda K Simetri terhadap garis tanda Alur Alur U Alur U ganda Y terbuka X terbuka Tirus terbuka K terbuka 63 d+ Simetri terhadap garis tanda Garis tegak di sebelah kiri Alur K a X Garis tegak di sebelah kiri V X X t( l( Simetri terhadap garis tanda Simetri terhadap garis tanda Garis tegak di sebelah kiri Simetri terhadap garis tanda kiri Tunggal Garis tegak di sebelah Ganda Simetri terhadap garis tand Las isi Manik Pelapisan Titik v A 6a x Simetri terhadap garis tanda d Proyeksi x a Tumpang rco< Simetri terhadap garis tanda J Pijar atau lantak I Simetri terhadap garis tanda Simetri terhadap garis tanda mengikuti peraturan-peraturan tertentu. Di bawah ini beberapa cara menurut JIS dan AWS. ) 2) I 3) Tanda pengelasan pada dasarnya harus menunjukkan macam pengelasan dari bagian yang disambung, kecuali dalam hal pengelasan pelapisan. Tanda pengelasan harus ditempatkan pada garis tanda lengkap dengan ukurannya. Garis tanda harus terdiri dari dua garis yaitu garis lurus datar tempat tanda dan garis penunjuk dengan panah yang menunjukkan bagian dari sambungan dan membuat sudut 60' terhadap garis tempat tanda seperti ditunjukkan dalam Gbr. 6.10 r u"p r r e rqc Eunln eped ur? r€ p i;? iil it ff ':H'rX':iT 1lrfi :;Ti,'X,Tl ffi LH# ";, J:*- epuel srreE rrqle snreq nlred Eue.{ snsnql ueseleEuad-ueseleEue4 (q '1nfunued sue8 uep epuel sue8 rrep uunruelred ue>11udrue1rp uped ue44elelrp snrcq ueEuedey rp uuseleEuad 1n1un delEueled epuel-Bpuel ,Jj;1';:":jHJrl[X; (S seyrp Eue,( eyq sueE s,lu rp uer{E}elrp snftg u,p 8ue,( rsrs qel€pe sepp Euef rsrs slrq sue8 qe.nuq ry ue{{Elelrp uep Bpu"l sue8 ueEuep urlEunur le{epes uelludurelrp snreq uurn1n uup requ"E epuul @ 'rpfunued srrui uep BpuBf slreg 0I.9 .rqg Bpu"l srJ?{) qeued nqle Eunln qeusd EpuB] su?c Bpu?l srJ"c o n1.red -IIE I o rur epu4 ,Euq selef qupns epg lzpn s"Ip snr?q ue8uedey rp uesele8ua4 t^l ursel I I Bpurre9 3 luqud epuel srreE epuel uet?s -a1afue4 3un1o3 ussel sr.te8 Jnluo) Eungura3 : u?q?qruBI ueBue:e1a;1 Eurplol uesule8ua6 a depeq:e1 :en1a>1 3un1a3 depeq:a1 ren1e1 Sunqure3 ue8uedel rp Euqgol uesela8ua6 ?puel r?l?cJ ue6eque6 'uBqBqrrrBl BpuEt-BpuBI Z.g IaqBI s9l ueseyeEue6 tueleq reqtue5 Bpuel-epupJ Z.g r 166 Bab 6. Perencanaan Konstruksi Las penyelesaran alur .,Tanda alur akar \ Sudut ,r' Garis tanda 1 .F ,/ Jenis lasan Ukuran atau \ -'-" ke^" Panjang manik las i;;;' \ / t ^,/ Ianda dilas seTanda se\ \ rl-t--l luruh keliling Jarak manik tas \ ,r^ i \ ""ril'R * ',, A / Kontur Celah I \ /'i, #zt randa i i pengerjaan lbr*rh' di lapangan L-- penunjuk Panah A.,, yly1lnlT.g:r::.f13*l* kan bilatidakdiperlukan) \' ^./ Spesifikasi. proses atau lainnYa Garis (a) !.,' (N) Jumlah titik las Sisi yang dilas adalah sisi di batik panah' (N) Jumlah Spesifikasi proses atau titik las Tanda pengerjaan di lapangan lainnya ' Ujung akhir T I Panah Garis penunjuk Dilas seluruh keliling Sudut alur Gbr. O) Sisi yang dilas adalah sisi panah. 6.11 Contoh penempatan tanda gambar. Tabel 6.3 Penempatan tanda gambar. I Jenis lasan Keterangan Dua Las tumpul flens ganda ( -\ tlr--. w4r n U.'t A Di balik panah lingkaran Tanda gambar Tempat lasan Sisi panah t/n l-l r,r ffi{ TF rel? q?laJ Y 0 J?{e qBIaS t_ ruruz: reIeqEIa3 tl -c rts r@ rsrs r# qeued -/@ uesul epuul ledural uusBI sruef frffi qeuud * trff >1e8al strug uBsBloEued rq uesel 1edua1 1e33un1 suag u?sel sruef ueEuu:e1e11 >1r1eq qeuud rsr5 r?que8 Epu?I L9t rq Gasrad :n1u lndrunl se1 regtueE uerulSurl ?/, nles uup 111uq qeued rsrg r?qu?E ?pu?l {83a1 su"8 ?nC snpa) tuel"( rBquEc ?pu?I-€puel z'g lndurnl su1 r" 168 Bab 6. Perencanaan Konstruksi Las Jenis lasan Keterangan Las tumpul alur V Tanda gambar bersudut 90" Tempat lasan Tanda gambar @Y^ Di balik panah Tebal : 19 mm Dalam alur 16 mm Sudur alur 60o Celah akar 2 mm Dengan pelat penahan : 12 mm Sudut alur 45" Celah akar 1,8 mm Penyelesaian : mesin Tebal ffiil" {# Dipotong dengan mesin Contoh : 5 Keterangan Jenis lasan Las tumpul alur V ganda Tanda membuat sudut 90' Tanda gambar Tempat lasan @r Dalamnya alur Sisi panah : 16 mm Di balik panah 9 mm Sisi panah : 60" Di balik panah 90' Celahakar :3mm :ryr -60" - <- --l 13\ s0" ururz: JBI"q?lec : rnl? lnpns ruul 0I : Jnl? ru?JBp os? 1 uuEunqureg uluz: r8l?q?le] o9' rnF lnpns urr.u 9l rnF ogt urur tu?l?p rg rnp lnpns qeued 1q1uq 9I tnl? u?po qeued rsrg r?qurc3 ?Pu?I uesel leduraa epue3 snrlt rnlu lndurnl se1 u?SuBjele) uesel urur leduo1 t'9 : r?{B q?133 os, : rnl" lnpns ueqeuad uetuep 1 uetungrueg qeued 41eq "r'f @ mqu?E ?puEI uesul os, lnpns lBnquoru Euurur suu8 uup :pEe1 sueg. uBsBle8ued ledurel lettunl snrll rnp pdunl usssl sruef ueBue:a1ey rg ruslBq rBquIBc BpUBI-?puBI z'9 se1 r Bab 170 6. Perencanaan Konstruksi Las Tempat lasan Las tumpul alur J tunggal Keterangan Garis tegak dan ln lingkaran Tanda gambar Tempat lasan @r # $," Di balik panah Dalam alur : 28 mm Sudut alut 35' Jari-jari akar : 13 mm Celahakar :2mm Keterangan Jenis lasan Las tumpul alur J ganda Tanda gambar Tempat lasan @$^ Kedua sisi Dalam alur : 24 mm Sudut alur : Jari-jari akar 35" : 13 mm Celahakar :3mm ,= ,rfrRI\ g: E ulu0: rBIBqBlaJ uru 9 reIB F"[-lr"f osz : rnlB lnpns urur 9z : JnlE tuBIBq r>XJ "92 r@ r"quE8 BPU?I uesel ludurea epuut u"tu?Jel3) 61 rnlz lndrunl se1 u"sBI sruef II : qotuoJ ruruo: q:E? 9:,ll Js:lBq?leJ urur 9 rB{B uef-ue1 osz : rnlE lnpns I rnlB urBIEo *N# qeuud 111uq rq r@ JBqu€a Epu?I u€sBI p8tunt n.rnp pdunl 'uer?IEull J, uup le8al srreg ussul sluef ueEuerela;1 tLt ueseleEue6 leduel ur"leq r"qrueC "puBI-EpueI Z.g su1 I Bab 172 Contoh : 6. Perencanaan Konstruksi Las 12 Jenis lasan Las tumpul terbuka V tunggal Dua ln lingkaran Las tumpul terbuka V ganda Dua Tempat lasan l, lingkaran Tanda gambar Sisi panah Di balik panah #F- ffi @rE Contoh : 13 Las tumpul terbuka tirus tunggal Garis tegak dan 1/o lingkaran Las tumpul terbuka tirus ganda Garis tegak dan Tempat lasan Di Kedua sisi lingkaran Tanda gambar fuLtrr a M&74r n balik panah l, loos ruru 009 uesel Eue[uu4 J ruru ry-W zl usp 9 €ru"s )tep$ l{sl tuefuel rrnu 9 IIBI tuzfuu6 74ffi Isrs 7-T @ snpex qeued rytzq rg quurd rsrg n{rs-nlrs etnttsg lnluelreq lnpns sE.I ueEuzrslay u"s?l sruef tI : rloluoJ tLt uesele8ue4 [uBI€q reqruuD Bpu?I-EpueI Z'g r Bab 174 Contoh: 6. Perencanaan Konstruksi Las 15 Keterangan Jenis lasan Las sudut berlanjut Segi tiga siku-siku Tempat lasan Panjang kaki 6mm Tanda gambar ;@ Mvfr r@*a € --6 Jenis lasan Keterangan Tambahkan harga panjang lasan(l) dan harga jarak lasan (P) Las sudut terputus Tergeser +- L-P Tanda gambar Tempat lasan Sisi panah Di balik panah ffi Nl,-P Kedua sisi __VLas sudut dua sisi Panjang lasan 50 mm Jarak lasan 150 mm lHPo HF+ OTh i bf--rr fr N Z-P a Fj-+ @ qeued 11pq rg F !9 5 o 5 VV Eu?du?ued F-#+ @ F:#& ffi FA+ @ yy D' le G Euedureua6 qeued 11pq rq tA) yy tueduzua; requreE o09 p epuel uesul relep suuE dupuqrel lnpns l"nqueur Euurur srreg ledurel ISI S?'I uzEuurele;1 ues?l sruaf : qoluo] ruu 009 : sEI {Br?f uru 0S : se1 Euefue4 ururg: rle{8ue[ue4 LL Ou tl ol +r :asa8ral lnpns sB.I ulur 00e Irrur 0g g 00e-09\6 sLt : s?l se1 )pre[ Euz[ue4 uur 6 quuud IIIEq Ip uu9: l.g 00€-09\6 uuselaEua4 ur"lBq rBqrrec : qeuedrsrs r1e1 Euefue4 :ase8ral lnpns se.I BpUBI-epuBI z.g I Bab 176 (, 6. Diameter 22 mm Jarak : 100 mm Sudut alur 60" Dalam lasan 6 mm pa .{ @ d .? l*bar d E 22 mm Panjang 50 mm E Jarak o : 150 mm alur : 0' Dalamlasan :6mm Sudut 6d Perencanaan Konstruksi Las ffi, , lH ",FFnx /tr@x tu u rhihl tsi ,.1 50-150 l--i.-------- _-t L_ t00, Penampang AA Jenis lasan Tinggi lengkungan sama dengan tf, jari-jari Tempat lasan Di balik Contoh Tanda gambar panah : 19 Jenis lasan Terdiri dari dua tanda gambar manik Tanda gambar 6-- Lapisan tebal : 6 mm lebar : 50 mm panjang : 100 mm 50 x 100 r F/+fi@ q?ued {ll?q rq FFhhW VV Eu?du"uad F/mt ruqurei epuul rsladord se1 u"s?l sruel IZ : rlot[of, # yy tuzdueue4 9t requreE epuel uzsul 1edue1 Illlr su-l u?s?l sruof uesele8ue4 urcluq rBqruBC BpuEI-BpuBI Z.g Bab 178 6. Perencanaan Konstruksi Las Keterangan Jenis lasan Tuliskan PRF pada ujung akhir Las pijar garis tanda. Tanda gambar Tempat lasan #,*Vfr* Keterangan Jenis lasan Tuliskan PRU pada ujung akhir Las lantak garis tanda Keterangan Tempat lasan o*Yfr""" Jenis lasan Keterangan Las tumpang Tiga huruf X Tanda gambar Tempat lasan @^ mfl€ Penampang AA Contoh: 23 Keterangan Jenis lasan Las sudut kontur datar Las sudut kontur cekung Las sudut kontur cembung Tanda gambar Tempat lasan Sisi panah kontur : datar l----\-/--l v ursour uuEuop u?ryI?Jlp qeuud rsrg urseru uBEusp u?{slBJro ruru 0z uBp zl r1e1 uernln uetuep tuur 7 uutunlec Ipelrat eEEulqas epurreirp quuud lsrg quued rsrg rzqwet epuul uesul ledural utseu uercsa;a,(ue4 epuue8 uemselei(ue; luqed uzrcsele{uag uetuz.rala; u"sBI sruof : 6un1ac .rn1uo1 qeuud rsrg : Eunqurec rnluol qeued rsr5 + tul ralBp : Jnluol qeuud rsr5 6Lt uuseletue4 uqsq rBquBD BpUBI-?puBI e.g 180 Bab 6. Perencanaan Konstruksi Las Keterangan Pengelasan di lapangan Pengelasan seluruhnya Pengelasan seluruhnya di lapangan Tempat lasan Tanda gambar r.l _g L---#-l @ [-l J] ___+tr-----l Las sudut berlanjut c==--: Las sudut berlanjut meling- kari pipa Las sudut berlanjut di lapangan Contoh : E d #-lF 26 Tanda gambar Tempat lasan Gabungan antara las tirus dan manik Gabungan antara las tirus ganda dan las sudut. Gabungan antara las tirus dan las sudut Gabungan antara las alur J, las sudut dan manik Gabungan antara las alur J ganda dan las sudut dengan penyelesaian cekung yang digerinada 'S^\y 1nmmu IIrBr I[n 6lu1uq uurnln ZI'9 .rq9 SII tnrnuau qzlepe 6unrn1 urelep elEue-e1tue i uotatD) (ultu S'ZI) I[tu 8'ZI n31E JaleruBrp u?Euap (trlru 002) uw (uIuI 9) tuur,'9 lslnq r[n Ewl?q Z'EOZ rfn Euefue4 (ut'r OZZ) pcaryedrp wu urrnln ,rfuna'#lrl g,8ZZ 1fn tuei( ue6eg Eueleq enps;1 ruBqegIp tu?[ rfn Euel"q Euetuvd: 7 oT : Bu?Iu Ip rfn Eueleq rJBp BInIU Euefued : y.oor x Q'g) ff:, : (.ruur; rfn tuuleq Eusdueuad IJBp elnlu s?nl: (E4) ueqeq ( 0y : g (.tutu7a1; r'g) uetuuEeX oY :Buslu rp : : o uetueEel '(Z'g) uep ( 1'9) ueeuresred-ueeiresred 'qeted tln Eueleq ledures lglpes uzlpnrue) 1BJIs-IBJIS ruep lDlrpos ueqeq u"T"ua1 ueEuep meqeqlp lnqesJal rfn Eueleq uerfnEuod tuBIeC's"l sueE releles ue{rJel qere uutuep urc1 Eue,( uup sBI sueE Eueluleu uBIIrBl qerz uutdep nles Eue{'ZI'9 'JqC tuBIBp uellnfunlrp sel ueEunqrues {nlun >1pe1y[n Eueleq enq 'uetunqurus urBl"p ueEuuEol rsnqlJlsrp uBp lJleluoet uutuep lera uuEunqnqrsq uuEunquus rrep {rrueurp IBJIs-lqrs uep s"l ueEol t"JIs 'ZVH t1etaep 1e31s'1nput ueEol rJEp luJrs qelo qnruEuedrp luEues {lJ?t IBJIs se1 ueEunques IUBIBC '1t.tu1 uetlntued ueEuep ueEunqnqreq tue,( IBJIs-}BJIs q?l€pe IuIs Ip ue{pnslelulp tue{ uulrrel lugtg wrtprD, 1ofis-tolrg (t) uetuap Euntlqlp ludep efuue{IJ?l {Ir8ls uBlBn{{I I'€'9 sB-I uBEunqurBs uBlBn{e)J €'g I8I se1 ueiunquus uelsn{e) €'9 r82 6. Bab Perencanaan Konstruksi Las Hubungan antara tegangan dan regangan untuk batang uji bulat dapat dilihat dalam Gbr. 6.13. Di dalam gambar, titik P menunjukkan batas di mana hukum Hooke masih berlaku dan disebut batas proporsi dan titik E menunjukkan batas di mana bila beban diturunkan ke nol lagi tidak terjadi perpanjangan tetap pada batang uji dan disebut batas elastik. Titik E sukar ditentukan dengan tepat karena itu biasanya ditentukan batas elastik dengan perpanjangan tetap sebesar 0,005% sampai 0,017,. Titik Sr disebut titik luluh atas dan titik 52 titik luluh bawah. Pada beberapa logam batas luluh ini tidak kelihatan dalam diagram tegangan-regangan dan dalam hal ini tegangan luluhnya ditentukan sebagai tegangan dengan regangan sebesar 0,2\seperti ditunjukkan dalam Gbr. 6.14. Tegangan yang tertinggi adalah kekuatan tarik dari logam (o,) dan tegangan yang terjadi pada waktu patah disebut tegangan patah (oo). I tlo _1- ot ,60 d, o0 Eo, h0 o F Regangan plastik Regangan Gbr. 6.13 Kurva Tegang -rcgang teknik. z' 0 0,1 0,2 0,3 0,4 Tegangan lullh0,2/. 0.5 Regan}an (%) Gbr. 6.14 Batas elastik dan Tegangan luluh 0,27o. Y -uBBues{"led tusl?C 'ln1eq efuu"wleEued srBc u?p sBI u€qeq uBqllrued I"s? {npur "[BS ureEol uelen{el ueEuep eru"s Indunl s"l u"SunquBs uelen{el e[urBSBp Bp"d pdun, * * * 8'7, zz 9€ 8'Z g'n 9(, 9e 97, 9€ LI s€ 9Z 9E fi L1 9€ EN ZZ 9€ EN zz zz SE ei 8'' 8'(, 8'Z 8'' (ru-31) (rf -C"O) de:es.rel tEraug (%) ue8uel -uedrs6 EN sol uD&unquos (rtuutTa>11 qNINI uel? -n{o) ob*o qupue; ueSo.tptg 9I€'O eprs{o uElU EI€'C 11r1nr1 r33ul1 9ZENq, nzEnc I g0grc lruoulll IO€'C sporl{ele sn1?unqursd s{ng sruef sruef uelen{e) UBSBI IE'(I rndul eruelrl (.ruu/31) {IJEl {.IuB eur IBJIS-|BJIS (g) LZ*A r33ur1 esosnle5 '(u[eq rytun ml8unqrel upo4lep) tofls snsnql rseq Inqres eprslo rseq-rseq {nqres qepuer ueSo:prq rsaq {nqres rsaq InqJas eprslo UBltI fi 9t ltap uorl!,tDt t'9 IeqBI 'sn13unqre1 'rqc ulsl€p Bporl{el3 sruef IIUB{3ur I?JIS u8)pln[unlp ,'9 Ieq"J ul?l"c 'zl'9 "d€Jeqeq uBIIqruBAued snr"r{ rfn Euuluq t€duel'uetfnEued ltseq uellsqrlredrp Iuedes u")plnfunlrp uel€n{e{ szr{Bq1lletu urBl€p nll uueJB)'r[n Eueluq ueIqulB8ued ]Bdulel eped 8un]u?8Jel e8nl n1r Eurdues rC 'uesele8ued JnPesoJd uep €JB, 'ueepeel qalo IqnJsSuedlp ruI IUJIS s€l rrrusol Ieq urBI€C 'q"qnJeq led?p rueEol u"lelne{ uep uslenlaI UBS€leBued sesoJd Bue.r?{ rds}el 'Inpul uI"8ol uBEuep BIrIss {BpI} Sugud nele IIsq qlqel 3u€[ ue]elne1 uep uBl€n{e{ r"[undueu 8ue,( se1 lu?8ol uel"unSlp nlsles s"l I$lnJ]suo{ Iuel"c sul utDSol 'ryut fn Eueluq epud uBrlBtGd (Suedureusd) ts@ r-l uorDnlax (z) sI'9'rqc (Euedueued) ( 's@ _ t_ t_ t-. \1 Ii \uj__f_ I /f Blnur EuedulBued senl : or' JIq{" Euedtu€ued s€nl: 0v (e (%)OOt 'q) " ii:rv: Yg :€u?u IP Suedut"ued IS{nPeU (g'9) ueeruesJed ulsl€p Iuedes ue{Islugepry Eue,('(yg) Euedureued rs{nper rrsp r"[urp eEnl ledep uslelne{ 1e1nq 1fn Eueleq I?q ru?l?c '9I'9 'rqc tuelEp uel{ntunlrp Eue,( Bredos tT 7 u€8uep (7'9) uueulesred ueEuop Sunlrqrp ledup Euef rueEol ruBIBp rE8unrel u€SuBEeJ Ie8€qes uBlnluellp ureEol uele1ne) : t8r se1 ueEungur?S uelen{o1 €'9 Bab 184 6. Perencanaan Konstruksi Las nya manik las dalam las tumpul mempunyai ketebalan yang lebih dari pada pelat yang dilas dan ini disebut penguatan las. Tabel penguatannya sendiri (Gbr. 6.16) tidak boleh melebihi 3 mm. Pada tempat pertemuan antara penguat las dan logam induk biasanya terjadi ketidak lanjutan yang menyebabkan terbentuknya pengumpulan atau konsentrasi tegangan yang besarnya sangat tergantung dari bentuk kaki las dan adanya takik las. Bila bentuk dari manik las rapi konsentrasi tegangan yang terjadi antara 1,3 sampai 1,8 tegangan rata-rata seperti yang ditunjukkan dalam Gbr. 6.17. Konsentrasi tegangan dan tegangan sisa pada kenyataannya tidak terlalu mempengaruhi kekuatan sambungan las tumpul. Penguatan Gbr. Gbr. 6.17 6.16 Penguatan pada lasan. Konsentrasi tegangan pada las sudut. (4) Sambungan las sudut Sambungan las sudut dibagi dalam tiga kelompok seperti yang ditunjukkan dalam Gbr. 6.18 yang didasarkan atas sudut dari arah pengelasan dan arah aliran tegangan. (a) Sambungan sudut melintang (c) Sambungan sudut miring - t:E -. Gbr. 6.18 Jenis'jenis sambungan sudut. .GElt, Euefu1leu tnpns sGI uuEunquus {nlun Z SIf) 09t {rul I[n AuBtBg 0Z'9 'rqg _ W-t urseur v-<2_ 3uo1odr61 s'oudP ursau uu8uep ursaur 3uo1odr6 uelelu.ltp zduel nele uzBuap uusel rue8o1 'lz'9 'rqc tu"lep leqtpp tedep u€lgn{el u"p DI€{ Suelued €JBluE uefunqnll 'sBI rBIB epud ueEueEal tserluesuol e{uepe ?ueIE{ u?{q€qosrp lul I€H .ueSunqures raqel e,(u1eqe1 q"qur"u3q ueSuap unJnl ?[uuelen{e{ €,(utxnuln eped uep wl I{"{ Euelued €Ues e.(ul"n8ued se1 rEEurl 'rsurlaued e,(uurepp uep EunlueEIel qeqn-g"qnrsq le8ues e,(upseq lnpns sBI uerfnSuad TuBIBC '02'9 'rqg ur€l"p ue4lnlunltp Eueluqeur lnpns ssl rln Eueluq {n}ueg '9'9 IeqEI tu€lep l€q111p ledup 1ndunl s"l uup ]npns s€l ?r€tu€ u"]€nIa{ utButpueqra4 'fnpns sBI uBm{n ucp e,(ureueqas raqenBqet'.' tt srlrroal leqa[ pqel : 'r7 lnpns u?Jnln r1z1 3ue[ue6 : { : 7 **T^.^ \1 '6I'9'rqo {nluog 6I'9 'rqo ")y urelep selet qrqay teqll1p pdep q uap'tl ue8unqnll (utut) tnPns uern{n: { (urur) srlroel reqel leqet: tq lnpns ue8unqluBs q"Funl: a (unu) qe1 Buelued: (31) qeled ue{rJe} u"qeq : 7 dr : (r'q) (rurur7a1; uTtq : gt: d T Bu,rrr rp o {e}Bd uu8ue8el '(7' 9) uezuresred ue>1uun88uau uu8uep Sunlqtp uu8unqru?s IJBp IIJ"I uelen{e) 'sBI II?I uep qeled u€qeq ssl? u?{JBS€pIp lnpns epud ,pno qn1 g rudures z ere:nrc uEp sBI rule 1e1 3 rzdures 9 €rB}u? tedecueru ledep e,(u.resag '10^\nr lu8ues unde,(u IseJluesuol lnpns sel lu"pp 1p 1pefral Eue[ uu8uu8el BUoJB{ '1npns sel tllepc u.(u1n1Ueq Eue,( -ue8ue8at u?Jrl? BsrlBuB B{Bru relns sz1 98I se1 uetunqures uelen{e) E9 f Bab 186 6. Perencanaan Konstruksi las b E )l ll JZ il (g o It o V :l 13 16 (mm) (a) Las sudut melintang melintang Panlang Panjang kaki las (mm) Gbr. 6.21 19 Panjang kaki las (mm) (b) Las sudut sejaiar Hubungan antara kekuatan tarik dan panjang kaki las pada sambungan sudut. Tegangan geser dapat terjadi pada sambungan las sudut sejajar dengan pembagian tegangan yang terbesar terjadi pada akhir manik yang dekat pada ujung batang yang berpenampang luas dan pembagiannya simetri terhadap garis las. Dari sini jelas bahwa makin panjang garis lasnya perbandingan antara tegangan tertinggi pada ujung las dengan tegangan pada tengah-tengah garis las makin besar. Hal ini dibuktikan dengan kenyataan bahwa pengujian sambungan las sudut patahnya selalu dimulai dari ujung las dan menjalar ke tengah melalui garis las. Kekuatan patah dari sambungan las sudut sejajar lebih rendah dari pada kekuatan sambungan las sudut melintang seperti ditunjukkan dalam Tabel 6.5. Sedangkan bentuk batang uji untuk sambungan las sudut sejajar dapat dilihat dalam Gbr.6.22. Ukuran dari las sudut dinyatakan dengan panjang kaki las dan biasanya panjang dari kedua kaki dianggap sama sehingga tebal leher las teoritis (h,) adalah ft cos 45". Tabel 6.5 Kekuatan tarik sambungan las. Kekuatan statik Jenis lasan (kglmm'z) Angka perbandingan terhadap kekuatan logam induk sama de- Tumpul ngan logam Dengan penguat Dengan penguat Tumpang (sudut Tumpang (sudut Tumpang (sudut Sambungan T Dengan penguat Dengan penguat ganda tunggal ganda) tunggal) berseling) ganda ganda 0,9- 1,0 0,7-0,8 0,8-0,9 0,7-0,8 0,7 0,8 0,7 0,5-0,7 +o 5+o *5 _r--l l- Dibuang setelah pengelasan E 1,0 induk. 40-50 30-40 35-45 30-40 30-3s 35-40 30-3s 25-35 s Nt Flr-AF. -l \ \ I Gbr.6.22 Batang uji tarik untuk logam lasan sambungan las sudut (JIS f------1, ..E Z 3132). r' 'qeloq u€Eu?8el €p€d rJBp g"pueJ glqel snJeq peirel 3uef, ut8ueEel t,(uresaq uutuzcuarad tu"PC '{npul ureEol {rJ"1 ueten{e{ IIB{ 6'y rcdures g'g erelue u"Inluellp efueszlq uep Is{nJlsuo{ uup ueuunEe{ uup uu8ulluedel 1e13ur1 uep EunluuSre} u8n['qeloq ue8ue8al e,(uruseq n1r turdtues rq 'ueEunqures IJ?p stuof elres ueqoq IJ"p sruaf 'se1 rue8o1 u"p {npul ueEol {ruulotu }BJIs sBlB u"{reseplp Eue[ ue1e,(eqzquour 1zpr1 ue8uop sq Is{nrlsuo{ nlzns ruelup lpefrel qeloq Suef 6Euruel ue8ueEel q"lep" s"l IrIBI"p qeloq ue8ue8el uuuarrue)f rol{Ed UBC qelog uu8uuEe; 'qu1ed uulunle{ uB{rusup -raq trBBrrBruared ry1od-ry1o4 gg9 tz'g'tq1 uelsnq(ued uB€uecuored ',{tuuq3 {nqutnl rnl{uls lfn Fcp uuqulud uup ;[n Euuleg tZ'9'rqg Esr[€uv u?q"q l"J!s qeled urgue1a141 ( t"IISueur) se1e3 ueqelu4 (uernq) reseE ueqzlz6 otl- uelelapued lepou uetfnEue6 J?seq Itpou uet[nBua6 T- IIoeI Iepou uztfn8ue4 sete8 quled uerln8uad |,,u"o. ss l,/- - -l ___t t ue8eq 1n1ueq urelep uz41n[un1lp IuI u€uu?cuered 'tz'9'rqD urBIsP 1o1od-{o{od'{nqunl u"len{a{ epud uuryeseprp e,(u:euaqas'qu1ed uslBn{e{ resep uzEuap IS{nJlsuoI uB?u?cueJed '(Zg'g ':qC uep Ig'9 'rqg) tsrsuerl nqns lnqeslp Eue,( nlueUel nqns nluns eped lepzpueu ue8uep unJnuotu uzp rnleredurol u,(uunrnuaur uuEuep unJnuour rur IBJIs ?^\qeq q"lepe sulef 6uut( 1ug 'rEEurl e,tuuuqnESu€la{ nlual unloq 1zn1 Euuf uruEol upp eruzs 8ue,( uzqnSSuule{ nB13 {nqunl ue}Bnle>l tufundureur nluel unleq eures Euef {Irul uelen{e1 ueEuep tueEol €ueJ?I ueryleqredrp nlrad rur 1e315 'uzqnEEuelel uetuep eurus Eue[ ureEol l"JIs qBIBpB {nqunl uelenlo{ B/(quq rurs rp selaftpef 'tz'g 'JqC ur"lep lsqllJal luedas un{e nlud ueEuep rln tueleq ue1 -geletuatu Inlun ue{nlredrp Euu{ rE.reue e,{ureseq uuEuep Jn{nlp Eue[ :lnqunl ueqeq errrrJeueur urelep u"qeq uendureura>1 q€lep€ wqeq nlens IJ€p {nqunl u€lenla) {nqulnl uEl8nlex 7'e'9 'pdurnl uuEunqrues raseE uelenle{ se1 IJEp 4'g rcdrues 9'g e.rulue gqtuelp ISI sel IJBp reseE uelun>1s1 ouuEunlrqred ueeuuslelad urBI?C'uulnluallp relns le8ues ueEunqrues uep ueEuutal BSrleuB e>1eu ueEungu"s ruulep 1p lnpns se1 e,(uepe uetuap qegurellp u€p leanJ le8ues efueserq rur se1 ueEuep Eunquresrp Eued tsln4suo) 'lnpns se1 ueEuep ue?ur?s -Joq uu{Bu"$Ielrp nl"les tde}el ulpues IJIpJeq leprl e,(uusulq IsI sel ueEunqure5 1s1 so1 18l se1 ue8ungures uelen{e) €'9 uoEunqutog (S) Bab 188 6. Perencanaan Konstruksi Las Faktor keamanan dalam perencanaan konstruksi las didefinisikan sebagai perbandingan antara besarnya tegangan yang direncanakan terhadap besarnya batas luluh (or) atau terhadap kekuatan patah (or). Dalam pengelasan faktor keamanan perlu diambil karena adanya hal-hal yang kurang pasti dan adanya ketidak tetapan dalam mutu las. Beberapa contoh tentang tegangan boleh ditunjukkan dalam Tabel 6.6. Tabel 6.6 Beberapa harga tegangan boleh (tidak memperhitungkan kekuatan fatik). Jenis Jenis lasan .o o. tegangan Las tumpul dengan uji radiografi oot ,*" I *r, tarik 300 1 tekan 300 1 800 800 tarik 040 t440 170 1620 geser 800 1 Las sudut tekan 800 I 100 100 tarik geser Angka pengurangan tarik 0,8 tekan 0,9 0.9 geser 6.3.4 (kglcm'z) tekan bo r boleh Las tumpul uji radiografi o o Tegangan Efisiensi Sambungan Efisiensi sambungan didefinisikan sebagai faktor penurunan terhadap tegangan boleh dari logam induk yang dirumuskan sebagai berikut: Efisiensi sambungan (4) : tegangan boleh dari sambungan (or,) tegangan boleh dari logam induk (o6) Besarnya efisiensi sambungan ditentukan berdasarkan bahan las, cara pengelasan, cara pemeriksaan dan keadaan tempat penggunaan sambungan Secara lebih terperinci hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan 4 adalah: l) Bahan las. 2) Cara mengelas: las busur tangan, las busur terendam dan lain sebagainya. 3) Tempat pengelasan: di pabrik atau di lapangan dan posisi pengelasan, datar, atas kepala dan lainJainnya. 4) Laku panas: pembebasan tegangan sisa, pemanasan mula dan lainJain. 5) Penyelesaian. 6) Persiapan permukaan. 7) Jenis pemeriksaan. 8) Jenis dari sambungan: las sudut, dengan penguat dan lainJainnya. 9) Jenis beban: statis, dinamis atau beban tumbuk. l0) Keadaan pengunaan: suhu, tekanan, atmosflr dan lain sebagainya. Dengan memperhatikan hal-hal di atas, beberapa efisiensi sambungan untuk bidang bidang penggunaan tertentu telah distandarkan. Dalam Tabel6.7 ditunjukkan eflsiensi sambungan untuk bejana tekan yang berubah dengan tingkat pemeriksaan radiografi. r ---T- 'u?nq?-nq?e{ ulnu "uJ?A\JAq (g 'e[eq {n}un uep pcsEueur Bpuoq uup Eueluq Euedueue4 'rese8 ueEueEer e,(uupu Euelueuraur Inlueq qeqnroq Ielsrrl Jrlnq-rnng (Z "uoJB{ 'J"qrue{ rs"ruJoJep uep drles rs"ruJoJep ufurpelre1 llrodes 1e,(ueq dnlnc Euuf ry1su1d r$ruroJap e,(uupe leq]lrol (t :tn{rJeq reteqes qBIBpB 1e1n ueqeled rrep rrrc-rrn Euepsg 'LZ'9'qD uep gz'g'tqD'gz.g.rqg urBIBp t"qrtrel e,(uqeled Iuedes requreE-requreE >1n1ueq urBIBp ue11n[un1lp ]nqesral uequled e,(urpe[re1 sesord uup uelnJn rdelol rur n{nq urslep ffiq"qrp uE{B {Bpr} 1e1n qulud Euulual uoea reln qBl8d sB-I l't'g rs{utsuox BIuqE,tr'iI ?,9 '(OSI Fep uep Eurp1e16 Jo elnlqsq l?uorl?urolul) ,&II rrep ueEunlnp ledepueur undrur uep sBI ueEunques uutunlrqrad u"{Jepue}suaru {nlun uelrqrdrp rsFru q"lel eruEau edureqeq rreq 'ueleunErp tuu,( eueqrapoS uetunqruus >1n1un Euruuof rJBp usEunlrqred snrunJ udereqeq rztJ€prp g'9 Ieq"I ru"lec 'sBI roqol ru"lep pefrol Euuf ueEuep eues deEEuerp pufrel Eue.( uetuu8el rur IBq ur€l"p nlr Buam{ 're1ns leEues }npns sBI ueEunqures urel"p rde1el Eunlrqrp J€{ns nlulra} 1ep4 lndurnl sel urelep ueEueEel rsnqrJtsr(I lufueq qe1e1 'er(uurnlaqas ue{nlue}rp qe1a1 Eue,{ qaloq uuEueEel qrqeleu 4eprl rpelre1 Eue,( resoqrel ueEueEsl e^\qeq lerz,(s ue8uep e{ooH rrrnlnq pn4Euau uuEueEer ueEuep ueEuetel etelue ueEunqnq u^\q"q ueduEEue ueEuep qaloq ue8ue8el ueryesepreq Sunlrqrp se1 uuEunqures u"len{e) ue8unquru5 uBlBn{eX u8unlgqre4 S.t.9 rsrs nl?s lnpns se1 ue8uep 9n Suudurnl ueEunqrueg (s) rsrs nl?s rsl s3[ u?p rsrs nlus lnpns su1 ue8uep ?uedunl ue8unqureg 09 rsrs Bnp ss rsrs nles 09 99 98 06 OL 96 001 gz:3orpe.r rfn eduea ue6eqes gurSorpu: rfn (%) 1z1ad su1 ue8uap (E) nluequred uz8uep lndurnl se1 k) "npel lndurnl se1 qnued r[61 ue8unquus srual ueEunquresrsuersug sB'I rs{nrtsuoy lsualsuf, L'9 IaqEI efuqele4 (r) lndurnl se1 rsrs gurSorpu: 'uu8unqurus 681 lnpns Suedtunl ue8unqurz5 (s) n.g (r) I Bab 190 6. Tabel Jenis sambungan Perencanaan Konstruksi Las 6.8 Rumus-rumus sambungan las. Rumus perhitungan tegangan P Jenis sambungan Rumus perhitungan tegangan 0,707 t1 'ht P hl ' (ht t,4t4 P ' P 6-: 2 {o l,4l4Pe2 , ' 12 + h(lt+lr) h2ll 'z o,hb 1,414 Pel - oltb - t: 4 6M 6M oa: 3 J " t4 oo=;GT" lhz tnz 3TM -671,*4t,) t. U3rr-6rh+4n uD--! P !-- lh2 lh P I /L\2 15 'ht 5 3TM o =-./rot-l th' hr' utuk + t.a Llh>2o:oo 3TPL lhG|z -6Th+4h2) 16 P P ' (h+h)t 6 ua 2lh - - 6- : 0,707 t7 ot: 18 ot: 0,707 8 P 3M ttP 'ht I,414 P t0 hP P 'ht 7 9 6M ffi ' (h+h)t 0,354 19 P ht Tegangan di A dan B sama Daerah ' A l,4l4P h4l lht + h2l B l,4l4Ph2 ' h.l th, + h,t Daerah 0,707 P 20 'ht Vq + t,tz d Fdmt st q"D"O zl zU aI lnPns LZ (tts't + rc) ru NE Ytt + tqz ttt'l sl qB@o I {r=rZ<-lnlm 7 (qtt+"Q\u_t ttttt /-\rA*=, -+ r'r ,\t) lt "I tt wnz'n 9Z tEz d dtt .Id E -=40 u"(Il ,:M::' zt wt8'z Z ll7 l.atua 9Z r.tt lq d -=L._:co 1dq uzOl I€ ittlTdE: N99'9 lal et o Ew,( uEEuBEar wp/<7{ntun .l . .l r,z ttr ,(tJ*'l*'.,(a)t;= *, -- + /_\sr I ,\t) I .(a. ')0, . w, i LoL'o _1. Jtl -: o a nL'o -=aO.-:t 0€ d t1d ltl _= -n l{tz't G*n)*:" ltt I zltl ez Nnz'n qo 9 . (;)l'1= , q tqz .(r--)rr."('.;)t;:" ,-l . ,),1 t,t /-+e\-=,, '-:, .I \ r )"ta ,", = tId 9 q. 6(, w 'Idrtt't ro zlz4Z qH (qs't + tt)N wnw'I 8Z - {r.-= d lq ZZ I LoL'o {^ tz ueBue8al ue8unlrqred snurnX I6I ueEunqurs srual oN ueBueEal uz8unlrqred snurnX s?'l rslnDsuo;1 ei\.uqe1e6 ,'9 ue8unqures sruel' 'oN Bab 192 6. Perencanaan Konstruksi Las Daerah kembar +X (a) Gbr. Deformasi 6.25 *lip " - (b) Deformasi kembar Deformasi selip dan kembar yang terjadi dalam kristal. aan patah Butir kristal (a) (robex, Patah getas (robek) G) Patah ulet (geser) Gbr.6.26 Patah ulet dan patah getas. HBHHH Gbr.6.27 Terjadinya patahan ulet. Patah ulet dapat terjadi bila bahan mendapat beban melebihi kekuatan seperti yang terjadi pada pengujian tarik yang diterangkan dalam pasal 6.3 atau penampangnya tidak cukup luas karena adanya cacat dalam sambungan yang disebabkan oleh lasan yang tidak baik. 6.4.2 Patah Getas 1) Ciri patah getas Patah getas terjadi pada saat yang tidak dapat diduga, baik pada waktu pembuatan maupun sesudah selesai pembuatan, dengan beban yang lebih rendah dari batas luluh bahan. Karena tidak dapat diduga sebelumnya, maka banyak kecelakaan kerusakan dan kerugian yang diakibatkan oleh terjadinya patah getas seperti ditunjukkan dalam Gbr.6.28. Hal-hal umum yang terdapat dalam patah getas adalah sebagai berikut; I ) Kemungkinan terjadi lebih besar pada suhu yang lebih rendah dari suhu ruang. ( 2) Patahannya tegak lurus terhadap arah tegangan tarik dengan permukaan patahan yang mengkilat. Hal ini disebabkan karena patah terjadi pada per- mukaan kristal. Di samping itu pada permukaan tampak adanya garis-garis halus yang dapat menunjukkan dengan mudah sumber dari patahan seperti terlihat dalam Gbr. 6.29 dan 6.30. 7 'sula8 uuqBlud uuE{nlurod 'sBteA ucllBlBd !r.IJ 0€'9'rq0 ueqeled suleg 6Z'9 'rq9 leled I?qeI snl"q tuelBp rp {Bleu srJeS-su"D qelEd uBelntured {rlrl ')illnurplq usl[n8ued Bpcd IpBFel 8ur.{ lepq plBuq gup selat uuqulu4 BZ'9'rqC urur 6Z leqal '08 tg tBn{ ,rttclB>1 "ieg y7 6, .ruc/31 9'91 uIuI 00€'9I *r1rp -r"rt*rrql eu 0002 'uapdord r1n1un 1e1ng rq8uel (C.ft-Ol nqns) 6y'91 urel g96I t Z qeled nglerq ueqeled ueelnurred ledruel uee.rrl:e6 qeled sueg E6l sel rs{n4suo) B[uqBl€d b'9 I r t94 Perencanaan Konstruksi Las 3) Patah biasanya mulai dari bagian logam yang terputus, baik dalam bahan 4) 5) (2) maupun dalam bentuk, yang dapat menyebabkan terjadinya konsentrasi tegangan. Keadaan terputus ini biasanya terjadi karena pengelasan yang kurang baik. Tegangan yang menyebabkan patah getas selalu lebih rendah dari kekuatan luluh. Rambatan patahan dapat mencapai kecepatan 2000 midetik. Patah getas umumnya hanya terjadi pada logam dengan sel satuan B.C.C. seperti pada baja lunak dan baja paduan rendah. Tahanan patah Tahanan logam terhadap patah getas dinamakan tahanan patah. Untuk baja karbon tahanan patahnya akan menurun dengan cepat dengan menurunnya suhu baja. Jadi dalam hal ini terjadi perubahan dari patah ulet ke patah getas yang tergantung pada temperatur. Karena hal ini maka temperatur terjadinya perubahan tersebut dinamakan temperatur atau suhu transisi (Gbr. 6.31). Dalam Gbr. 6.32 dan 6.33 ditunjukkan besarnya tahanan patah yang diukur dengan besarnya energi yang diserap. Suhu di mana terjadi patahan dengan setengah energi maksimum dinamakan suhu transisi 7". (Gbr.6.32). Karena suhu transisi dan energi yang diserap besarnya berbeda untuk jenis baja yang berlainan, maka kedua besaran tersebut digunakan sebagai ukuran dari tahanan patah. Kedua besaran tersebut untuk bermacam-macam baja harganya telah ditentukan melalui pengujian skala besar. Patah ulet p. o bo d b0 a Gbr. t! 6.31 Keadaan transisi pada patahan. Patah getas Temperatur Gbr.6.32 Hubungan antara prosentase patah getas dan energi yang diserap dengan temperatur pengujian (Charpy takik V). 7,s; Suhu transisi I.s; energi Suhu transisi patahan o d o I,,r; bo bo o gl I kg-m) T,s T,n .I emperatur Suhu transisi 15 ft-lb (2, I kg-m) r 'ueqeled rJBp lesnd ue{BdnJetu Euu,( uequleJ rJep relnru uerelSuq >lnlueq urel€p uelad-ue1ed ereJes relelueur Tl€J qeled 9€.9 .JqD ruBI"C '9t'9 'rqD uep Sg'9 'rqg ruel"p ueplnfunlrp rur uequled rrep qoluoc edereqeg .41e3 qelzd ue>leureurp Suelnreq 8ue,( pruJol ueEue8el nele Euelnreq Eue,( {nlueq ueqeqnred 'Euelnreq Eue,( runl u"qeq Buere{ ugrqeqesrp Eue,( qeled eleleg 'qa1oq ue8ueEal q"^\eq rp e,(ureseq 8ue,( Euelnreq uzEuu8el BueJe{ quled Euepe>1-Euepe>1 uretol 41rut qolod uto4op Eu1ruad pq-pg ( f ) {pBd qcrBd E'l'g 'uulunqured uBqBIBseX ?€'9'rqg '8uep;qae 1ep;1 8uu,{ UBB{nuueA (q) '4eq lnpns uzquqnrad (r) Euu,( uulrlered uep uesuleEued .tnpesord rnleletu t8uern4p ledep rul IeH .(t9.9 .rqg) rslnrlsuo{ ruelep mseq Eue,( ue8ueEel z{urpefte1 uellnqruruo{u ledup Eue,( {nluaq ueqeqnred e,(uepy (q 'ryeq Eue,( rs{nJlsuo{ ueeuecuared ue8uep rJepun{rp ledep Eue,( ueEunqrues eped ue?ue?el rsuJluesuol e,(uepy (s 'r?nses Eue.( ueseleEued erec ueEuap rJ€puqrp ledep Euu,( ZyH qe:r.ep eped ueqeq nlnru u?unrnued e,(urpelrea ' G ueseuedn>1e1.red e,{u -u"{n{"lp u"p 1nleg Euu,( uuselsEued uelnrn ufqesrur renses Eue,( ueele8uod rnpesord ue8uep rJepurqry ledup Eue,( reseg 3ue[ esrs ueEueEal u,(uupy 'sel {DIel uzp >pleJ e,{urpu[.re1 r8ue (S -rn8uour eEEurqas ueseleEued ;npesord rlrcqredrueur ue8uep rrepurqrp ledep 8ue.( e,(uurul-urel u"p 1ere1 'su1 I"laJ euaJ"I ue{quqasrp Bue,( ue1qe1 e,(uepy (Z '4eq Eue,( quled ueueqel re{undueu Eue,( se1 uuq€q uup efeq qqruo{u ue8uep rrepurqrp ledep rur I"H .rIBpueJ Eue,( rsrsuerl nqns re,(undureur Eued efeq rJep leJrs uep efte1 rnleredruel (t 'rur ln{rJeq uerEeq uped eceqrp ledep e,(uuerepurqEued eqesn eueuuu8uq uep seleE qeled efurpef,rel uelqeqe,{uaru ledep Eue,( pq zdereqeg so1aE qo1od l,topu1q&uau (J.) Dn? uDp qoqas (t) rnlEredt.uel '(urur Z-A :1;1q [druq3) B[Bq udu.roqeq {npn rnle.reduel-rE.reue B^rn)f t€.9.rq3 IN-7.6 B["q:A 08-fs:c b8sr{s:J cosws:s AI}WS:V o o ID rc o o 0q 0c 3 s6l se'I rs{nrlsuo;1 e[uqe1e4 n'g r Bab 196 6. Perencanaan Konstruksi Las Titik mula patahan Gbr. Gbr. 6.35 6.36 Skema permukaan patahan fatik. Permukaan patah fatik. Dengan menjalarnya retak menjadi permukaan patahan, maka luas permukaan yang tidak cacat menjadi berkurang sehingga akhirnya terjadi patahan. Berdasarkan penelitian telah diketahui bahwa patah fatik tidak terjadi bila tegangan yang berulang tidak melebihi suatu harga tertentu yang dinamakan batas fatik atau batas ketahanan. Bentuk dari tegangan berulang yang terjadi dalam suatu konstruksi sangat tidak teratur, periodanya dan amplitudonya dapat berubah dengan waktu seperti ditunjukkan dalam Gbr. 6.37. Walaupun demikian harga-harga batas fatik dari suatu bahan selalu diambil dari hasil pengujian dengan beban standar, tekan tarik, geser, lentur puntir atau gabungan dari beban-beban tersebut seperti ditunjukkan dalam Gbr. 6.38. Hasil pengujian dinyatakan dalam grafik berskala logaritma atau semilogaritma dengan tegangan (s) pada sumbu tegak dan jumlah siklus tegangan sampai patah (N) pada sumbu datar seperti dalam Gbr. 6.39. tr b0 d 50 o F 0 Tegangan (a) Tegangan berbalik Waktu (det) 50 Gbr. 6.37 Suatu contoh beban berulang. b0 o F 0 Waktu (b) t q oo o Tegangan pulsa d bo Kekuatan fatik pada N C€ oo F j o Batas fatik wuk,, (c) Tegangan berulang 67 logNS: : N tegangan fatik Jumlah siklus pengulangan Gbr. 6.39 Kurva.S-N. Gbr.6.38 Tegangan berubah yang digunakan dalam pengujian fatik. _____ 0'zr 0'9 r 0'02 0'nz 0'8 0'0t 0'nt 0'9I 0', > 0'9 0'L> 0'8 > solxz eolxs eolx9 Illeqreq 3ue1n:oq ueSueBel uup (u) qeunl 'se1 uped qrueu rfn len8ued eduel se1 > rsrs sBlrc sruef q?lulnI u€p ueBu"SeI {ntun {I1BJ uBtun{ey 6.9 IaqBI 'sBI ucEunquas ucp 3uelzg "npol UESBJ \==\ snl{rs u?Eunqruus rfrq {nUn {ruehl rsrs nl?s sslr(J solxe u"SueBeJ 'Fdurnl ursaru uEEuep u"{?l?Jrp sE[ '(q) r"nrt ufuq 1nlun ruuEol {ntun N-S, G^rn)I 0t.9 .rqC {npq len8uad ueSuap o ue8unques + sz1 ueSunqrues lnput (q) + ue8ol . (u) sn[{rs qeltunf snl{rs qellunf r0l 9 Zeols Zsgl 9 Ze1l 3 rd o o o 0'8[ - o. oq FO l0 (E lo e- (F '{eunl EfBq sBI ue8unqtues l€nqp 6'9 IeqeJ urBIBp uep sel uu8unqurus rJ"p /V-S' "^rn{ eduraqeq ue>llniunlrp 0r'9 'rq5 TuBIBC '{llsp"}s €r?ces uulnluetrp snreq efqrseq u8Eurqes reqeleu rde1e1 urefe1 nl€lJel {"prl efugsurq se1 ueEunqurcs Bped {llBJ u"rinE -ued 1rsu11 'ueEunqures nlnru uep sruel qelepe qnJeEuedreq leEuBS Sued rdu1e1 ry1e3 IrBp IIIeJ u€len{e{ relJep uelen>le{ qnreEueduaur Eue,t Jol{eJ-Jol{€J r1u1es 1e,(uuq se1 ue8unqrues "ped (Z) so1 uo&unquos Dptd ,llrDl uorDn1ay 'dnpg Jnrunes {lt€J sel€q ue{"rueurp (Og'q 'rqC) relep suu8 usp Suurur srJBA er?}u€ uentuaged ry1r1 'r33ur1 snplrs {rt€J tnqesrp 63ull Wqel Eue.{ sn11rs eped rpefrel Eue,( uep qepueJ snllrs {11"J }nqesrp s0I r{emeQ rp snl{rs eped rpu[.ra1 Eue,( qpe; q"l€d'u"uuqeleI seleq n€]3 {lleJ s?}sq }nqesry sel" rp ue{EuBrelrp Iuedas uep {ll"J qeled rpelrel lEprl Bu?ru rp tunturs{€ru ue8ueEol se1€q ue{{nfunueru Jelepueu 8uu,( errrn>1 ue6eg .lf-S: B^JnI nelu urerBurp lnqasrp Bfu€serq '6€'9 'JqD ruulep pJedes uernlnEued pseq ure;Eurg sel o 0a 0a ID L6t o rs{nr}suo11 e,{uqe1e4 n'9 ,< Bab 198 (3) 6. Perencanaan Konstruksi Las Faktor yang mempengaruhi kekuatanfatik sambungan lus dan usaha pencegahannya (a) Batas Jatik logam las: Batas fatik logam las dengan sendirinya akan sama dengan logam induk bila pemilihannya dan cara penyelesaiannya mengikuti petunjukpetunjuk yang benar. (b) Cacat las: Cacat las seperti retak, terak, takik rongga halus dan lain-lainnya dapat menyebabkan terjadinya konsentrasi tegangan yang tinggi yang akan menurunkan batas fatik terutama retak dan takik yang tegak lurus pada arah tegangan. Dalam hal takik las, konsentrasi tegangan dapat dikurangi dengan menggerinda takik sehingga tidak terlalu tajam. Sedangkan dalam hal adanya cacat yang lain, kekuatan fatik dapat dikurangi dengan menggunakan faktor pengurang seperti yang ditunjukkan dalam Gbr. 6.41. Besarnya faktor pengurang tergantung dari hasil pengujian tak merusak seperti radiografi, ultrasonik dan lain sebagainya. b 100 bo bI) s0E o d) -o )z ): 60& \ 40* tu oo b0 o F Gbr. 246 6.41 Hubungan antara kekuatan fatik dan hasil pengujian sinar X. hasil pengujian Sinar X (klasifikasi JIS) (c) Bentuk dari manik las: Kekuatan fatik sangat dipengaruhi oleh konsentrasi tegangan karena itu bentuk manik las juga turut menentukan kekuatan fatik dari sambungan. Dalam hal sambungan las tumpul kekuatan fatik dapat dipertinggi dengan menghilangkan atau menghabiskan manik las penguat. Sedang dalam las sudut yang paling baik adalah menghaluskan kaki las dengan membentuk permukaan cekung. Dari hal di atas jelas bahwa penambahan pelat pembantu atau rusuk penguat akan mengurangi batas ketahanan dari sambungan seperti terlihat dalam Gbr.6.42. . - [-] lfll tLl U L,l ll or:23- 24kglmm z1 6-18 kg/mm'z Gbt.6.42 r'l 8-9 kglmm, B t--r -9 kg/mm Pengaruh pelat penguat pada kekuatan fatik (or). r -----f,- u?u"qoqued ?p"d 'rnlnrrr BAm)I gr'9'rq3 Ins?ld-srls?Je us8uEEoU nl{B^\ euelred Orqnr rnp1nq-f v o _.________J____ ?npeI ,rr"r;:L46, oa @ l0 "lR I I EEnoI derl8l ,n1nyq | | .[ ,lo Llnu qBlBd ,,,nffi l#Hrffi #T:i?:l,;l:; (Et'g 'rqC) CIJSVO e^rn) '61 {pl} eped rnlnur qulzd ueEuap rrr{{"req u?p ) Irtrl rr€p rslntu JnlntII ueledecel ufureseq r{BqurBuag uelqeqafuetu Eue,( lrceEueur rpef tueleq Euzduruued €{stu snJeueu snJal Eue,( >1n1uaq ueqeqnred ef,uepe puoJ€) .de1a1 nqns uped rpelre1 Eue,( ueEueEa] u"quqnJed uu>11n[un1p €t'9 'JqO uBIBC .rnlntu lnqesrp rur e,trrlsued eqeur 'qe1ed u"rpnuo{ uup ry1se1d {n}ueq uuquqnred pe[e1 e8Eurqas 'qn1n1 ueEueEol rrzp q"pual qrqel Eue,( ueEueEol eped uep r8Euq 8uz,( nqns eped rpuf:e1 rur ueEuete: elrg 'ru"qeqlp ellq SueEereu {nlun t"Jrs re.(undrueur uetol rnlntrAl rlBlBd l.?.9 'eJepn rp ueu6urpuad uerpnua{ 3.997 rcdues nlEung uepp rp ueurEurpued 'lrueu 0g ?urcles Co0S9 : (uu8ue8al ueseqsqrued) seued n1e1 (g1gg) Euepas uelenle{ zfeq 00'l 9n'I 0't 9'Zt ,'8 8I.I n'02 6'81 €'Ll n'El ue8ueEal ueszqoqurod (rutu7a1; q?leles qeleles w'r eles se1 ue8uu8el seqeq zHs0l x pdurnl se1 7: I O.I I >1npur qepua: ueEorprg Ipnu qepuo: uaSorprg Illnu S?IIP ure3o1 :ue1u1e3 se[ IEreI uBq?srrued Bporllsle sruef l?c?c sruef ;fi]# 0r'9 leq,r 71 eped 8ue1n.req ue3ue3e1 uuEunquus {IIBJ usrun{e1 dupuq.rel 1n[uz1 suuud .o-, 's"u"dn{Bl uep ueu"q"la{ se}Bq Brulue ue8unqnq ue11n[un1rp 'ue1n1.radrp seued nIBI B/rtgeq selaf Bsrs ueEue8el lEuern8uetu {nlun 0I'9 Ioqel tu?leq 'g qeg tu"l"p 9I'g 'rqg ruelep ue4lnlunlrp Eue,( rUodes ueEunqurus {lleJ suluq depeqrel IIeq {Bplt 8ue,( qn.reEued re,(undureru Bsrs ue8ueEal e,(uledueu uer{fiuap undnelen rdelal '11le3 uu}"n1a1 depeqre} rJrpuasral BJeces Bsrs uBEuBBal qnru8uod Fllouaur uq8unru {Eprl Jrdueq Bmqeq mlaf rur ueele,(ue1 uBEueC .Euupq eEn[ esrs uu8ue8el uep uerteqes rur u?Euolourad u"8uep e.(ureueqag 'uese1 ue6eq rrep Euolodlp Eue,( rfn Eueleq u"{n{upp u,(uuserq {pBJ uurfnEue6 :osrs uoSuo&al @) "ped sel rslnrlsuo; e[uqe1e4 n'9 661 >1n1un r 6. Bab 200 Perencanaan Konstruksi las Sifat mulur dari logam sangat dipengaruhi oleh komposisi kimianya, cara pembuatannya, laku panasnya dan lain sebagainya. Di antara faktor-faktor tersebut laku panaslah yang paling besar pengaruhnya. Dalam hal ini usaha penghindaran yang sering dilakukan adalah pemilihan bahan induk dan bahan las yang tepat. Dalam Gbr. 6.44 dapat dilihat batas suhu penggunaan dari beberapa logam untuk suhu dan tekanan tinggi. Karena laku panas mempunyai pengaruh yang besar maka cara pengelasan yang berbeda, misalnya las listrik tangan, las busur rendam dan las listrik terak akan memberikan pengaruh yang berbeda pada kekuatan mulur sambungan las' Di samping itu daerah lasan terdiri dari bagian-bagian yang berbeda komposisi kimianya dan sifatnya, misalnya logam induk, logam las, daerah HAZ dan batas las, yang dengan sendirinya strukturnyajuga berbeda. Dalam hal ini sudah pasti kekuatan mulurnya juga berbeda, sehingga dalam perhitungan harus diambil batas mulur yang terendah. Baja untuk tekanan Baja paduan tahan ketel Baja untuk industri tinggi perminyakan Baja untuk industri Baja tahan tekanan dan suhu bahan tinggi dan bebas hidrogen sintetis panas ,:t j.r:sw : " .. ..-: . ' :ahan panas jeni l 8-8 .,'.'..".1 Baja tahan ' .i) panas Jenls /scr-tuo-4 ."......1 . -f it-:-:-' #r**, , // / / ,-->\-/,,Y) , .2,25Cr-lMo. :1,25Cr-0,5Mo r U d o E ;I lCr-0.5Mo 0,5Mo - r| [TTfmJm f+-,,2 t,25Cr-0,5Mo lCr-0,5Mo F &"4 ffi 1,25Cr-0,5Mo a\x \1.\X) 5Cr-0,5Mo \\\\\\\\ 3Cr-0,5Mo lCr-0.5Mo 65Y"-'S u {+,...,,,,. , , //\\\\\\\\ / / // rnlTr , m o o Baja tahan , .-. p^a4af ,-L ,-l Baja lunak Baja lunak / .2Cr-0,5Mo IR O {Mn E Baja lunak '2, u , , z 1+<Z- / // // / _____(q 0.5Mo -rrmlm Baja lunak t Gbr.6.44 Daerah suhu penggunarn untuk tekanan dan suhu tinggi dari beberapa baja. 7 'rsoro{ uBSuBSal BuorB{ {Bleu sr'g'rqg 'efu?J?lue rp Jrle8ueru Euer( ue:m\ ueEuep uerlase8 upu qrq pe[ra1J 'rsorol) lEJIsreq Bue{ ue8unlSurl uep I Suelnreq u"qeq ugq 1pe!:a1J {118J Isolo) "pB 'uzurul') -req tuel uzEol ue8uep aunqnq ! {eluoI rsoJo) -rel 3ue,( {ulsrl ?pu ulrq rpef:e1J 'uetedrl 1r1e1 rlradas qelac epu nele\ q?l3c rpq rpefrel.[ 'rsoro{ l"Jrsraq Suei( ue8unqSurl uep elre1aq Eue[ esrs ueEutda] nele rsoro) uuEuuEel rsoro;; ueqeq uztueEel epe epq ryefra1 -rd 'ueelnu') 1p l"{olaur Eue{ nele uaEoleq uor EpE tuuqn; rsoro; u1e1 1ez} "pq pu!:a1J 'zvH \ereep rp ]ruelsn" rlnq eped depuo8uau 6ue,( uorql zprq -.re{ ?p? urel erelue lpufral ssl?q rsoJo) "ueJs{ ?l"Jerrr rru?{nuuad rsoro; 'Isoro{ s1uef-sluef -rrlnq uB{nlJeueu {epr} II'9 loqul sesoJd urElep eu€ru rp {Bunl u[Bq 'Jrr{{B s"uBd n{BI s"l uB8unqurcs "fuu€sele8uod "ped qn"[ ]nBI rre uep u"[nq rre depuqrel efursoro{ uped rJ"p {eloi qrqol uugul efep rrr.l{B wued nlel rrrpleEueru Eue,( 1en1 u€p sBI u"Sunques efulesrur qeqes ueeuecueJed rur IBH 'Brues lBpq eEnt rsoJo{ depeqrel B,{uuBq"} ur?Iep uerl€qJed }€d"pueur nlJed"[eq ufep nlr eueJ?{ €}€Jeru {"prl ?pud sBI u€8unqtu?s rJ?p Brrur{ rsrsoduo) "fuurntun -{nfunrlp ruodes {eler u"{Fqurrueu ledup Buei( u"EueEol rsoro{ "tJr'rrrlfr#J'r'#l q"lsp" B[?q rslnrlsuol urelep ef?q€qreq Euqed 8ue,( rsorol sluofenc'leduleles rsoJol uep elsJoru eJsces u"?{ntuJed rsoJo>l nlr?.( 'I I'g Ieqsl ruEIBp tBqrTJel rIsdos {odruole{ ?np tuBlsp IEeqlp lBdBp rBs"{ uJ?cas Isoro{ sesord'{ruB^1"3 sosord nsle rrreEol uor rJ?p rssJluesuo{ Ies rJ€p l?qDI" r"Esqes rs{?eJ euoJE{"{usp? u?{qeqasrp Eue,( ",(u3p3 u"p u€qndeJe{ u?{Fqurueur Eue[ urcEol Jnl{nJls u"qeqrued sesoJd qEIepB rsoJo) Isorox toz s"'I rs{nrlsuo; efuqelu4 ?'g 9'?'9 Bab 202 5. Perencanaan Konstruksi Las 6.5 Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Merencanakan Konstruksi Dengan Sambungan Las Secara garis besar hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan konstruksi dengan sambungan las adalah pemilihan bahan, deformasi dan tegangan sisa, konsentrasi tegangan, prosedur dan biaya. Dalam bagian berikut ini hal-hal tersebut akan dibahas secara singkat. 6.5.1 (1) Pemilihan Bahan Bahan induk Dalam konstruksi dengan sambungan las dapat dikatakan bahwa kekuatan konstruksi terletak pada kekuatan sambungannya. Hal ini berarti bahwa dalam perencanaan kekuatan sambungan harus betul-betul dihitung terhadap beban luar yang terjadi dengan memperhatikan keadaan sekitarnya. Untuk menjamin bahwa kekuatan sambungan sesuai dengan hasil hitungan diperlukan jaminan bahwa hasil-hasil lasan harus baik dan ini bisa dicapai bila bahan induknya adalah bahan yang mempunyai sifat mampu las yang tinggi. Tetapi di samping pemilihan bahan induk dengan mampu las tinggi dalam merencanakan perlu juga diperhatikan cara pengelasan, prosedur dan pemeriksaan hasil pengelasan. (2) Bahan las Pemilihan bahan las yang tepat sudah tentu suatu keharusan dalam mencapai mutu lasan yang baik. Dalam hal ini perencana harus selalu mengikuti perkembangan kemajuan pengelasan dan memperhatikan petunjuk dari pembuat bahan las dengan memperhatikan semua faktor. Misalnya bila seorang perencana hanya memperhatikan sifat-sifat mekaninya saja dari bahan las, maka kadang-kadang akan berhadapan dengan proses pengelasan yang tidak mudah untuk dilaksanakan atau mendapatkan hasil pengelasan dengan cacat las yang banyak. Di sini jelas bahwa untuk mendapatkan hasil pengelasan yang baik dengan cara yang ekonomis maka pemilihan bahan las harus diperhatikan secara menyeluruh. 6.5.2 Tegangan Sisa Tegangan sisa telah diterangkan dalam Bab 5, baik sebabnya maupun pengaruhnya terhadap mutu lasan. Akibat utama dari adanya tegangan sisa terhadap mutu las ada dua yaitu menyebabkan terjadinya patah getas dan terjadinya perubahan bentuk. Di bawah ini diterangkan bagaimana cata menghindari kedua akibat tersebut. (1) Menghindari patah getas Patah getas dalam hubungannya dengan tegangan sisa disebabkan karena adanya tegangan sisa yang besar. Kejadian ini dapat dihindarkan dengan cara sebagai berikut; l) Memilih bahan dengan ketangguhan yang tinggi 2) Menghindari adanya sambungan yang terlalu dekat satu sama lain atau beberapa sambungan yang mengumpul pada satu tempat. 3) Menghindari perencanaan sambungan las dengan penahan yang banyak. 4\ Menentukan urutan pengelasan yang tepat. 5) Bila perlu diadakan penurunan tegangan sisa secara termal atau mekanik. 7 'sBl uEftmqurBs BpBd {nlu{ mqBqued '(ppns sq) Iuqet urp turpes lrpd 1tqm I g?.g.rqc utBmqurg (ruepuar rnsnq sel) (p) (uetuul se1) @ U 'I"seq : lnpns u?q?quad [cel :lnpns uBq?quad '(ttduq sBI) pqot 1r1od ry1m I w8;mqutg (r) (I?rel {ulsll s"t) (u"Bu?l sel) .dl __n % '1na1:uz:r1und uep .- U ressq : uurqund uEp lnpns usq8q lnpns ueqeqnred uulnsnfua4 nrad 'uelnsnfuo4 pqal lrpd lqun pdunl urtunqrurg (uIepuel Jnsnq N sB[) (u"pual :nsnq se1) x rnlv JNIV UU Del pcel : uelnsnfua6 :essq : uelnSni(ua6 'Eurpm orp s!d!f fqed (urupue: Jnsnq s"D I lnfm 1nftmf mtmqrrss JNIV (B) A rnle = lrce{ :In} -uaq uuqeqnrad uep uelnsni(usd {ruB{eIII nBls l€ruJel BJBo ustuep 6u"Jn{rp (q) \:f r"saq : lnp -ns ueqeqnred uup uulnsni(uad 'mseles u?s"leEued qBlelas lBdBp {nluoq uBq?qnJed nlJod slrg (s 'uB{ntuelrp r{3lo1Ew{ uusBletued Jnpesord uB{q?qJedtualu u"p lplBJed l"lp uB{€unEEueu uBEuop u"qBg l?Jls uBEuep rBnses uBp JII{eJo Eue{ uesule8uad eruc u?{BunEEuan (V 'ueefraEuad ue?ues{Eled rqnJB8uadueur {"p4 "rrrBles Bpupt rnl" uBEuap ue{Br{Bsnrp Bfu)IrBqes ,rn1e su1 pq tuBIB(t (g '9r'9 'rqo ur?lEp lBqlllp led?p Iur uBBpeqred'uersge qrqal Euu[ u"sBlaEued eJ"J uBIEunEEuaur uBEuep uDltunlu qn"fes sBI u?srd"l r{Eltunt 6uurnEusy4l (Z 'uDIEunu lHlpesas sBI rrrsEol u"{nlJerrrau BEEurqes uBr{[uapas uuEunqruus u?suscueJad ueleqesnEue6l (t ! 1n>1ueq ret?qes u"l?[ u"Euap rrupurryp ledup tu?[ rysftal tuuf esrs ueEueEel uup uzEuequres {Bprle{ ?{mpe BueJ"{ IpBFel Inluoq uur{Bqnrad lnruaq uoqoqntad lmpugqtuay4l E1Z se1 ueEungureg ueEe6 rs{rulsuo) uEIEuBcuareIAI u?pg ue>llt?qredrg n1:e4 guel e) 1eq-p11 g.9 Bab 6.5.3 6. Perencanaan Konstruksi Las Konsentrasi Tegangan Dalam Gbr.6.47 ditunjukkan terbentuknya pembagian tegangan yang tidak merata yang terkonsentrasi pada bagian tertentu dari penampang batang karena perubahan luas penampang yang mendadak. Angka perbandingan dari tegangan tertinggi (o-"r.) yang terjadi dengan tegangan rata-rata (o,) pada penampang yang terkecil dinamakan angka perbandingan konsentrasi tegangan atau koefisien bentuk. Seperti telah diterangkan sebelumnya konsentrasi tegangan ini merupakan salah satu sebab terjadinya patah getas dan patah fatik yang dapat menjadi sebab runtuhnya suatu konstruksi sambungan las. P t Gbr. 6.47 Konsentrasi tegangan. Karena proses pengelasan pada umumnya menurunkan ketangguhan pada daerah lasan maka biasanya kemungkinan patah pada sambungan lebih besar dari pada patah pada logam induk. Dengan adanya kenyataan ini dan ditambah dengan kemungkinan konsentrasi tegangan, maka dalam merencanakan sambungan las, kemungkinan konsentrasi tegangan harus dihindari sejauh mungkin dengan melalui perencanaan konstruksi yang baik dan mengikuti prosedur pengelasan yang tepat. 6.5.4 (1) Prosedur pengelasan Kemampuan prosedur Di dalam produksi terdapat lima faktor penting yang juga dikenal dengan 5 M, yaitu: manusia, mesin, bahan (material), cara (method) dan manajemen. Di dalam pengelasari, kecuali bahan, keempat faktor yang lain termasuk dalam prosedur pengelasan. Untuk membuat rencana konstruksi las yang baik, prosedur pengelasan yang ditentukan harus memperhatikan keempat faktor di atas yaitu dalam hal manusia harus mengingat kemampuan dan ketrampilan pekerjanya. Dalam hal mesin harus memperhatikan kemampuan mesin lasnya baik yang ada di dalam pabrik maupun yang ada di lapangan termasuk alat-alat bantunya. Dalam hal cara adalah pemilihan cara yang tepat untuk melaksanakan seluruh konstruksi dan yang terakhir manejemen harus mampu mengatur pelaksanaan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. (2) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam prosedur pengelasan Prosedur pengelasan harus menghasilkan pelaksanaan pengelasan yang semudahmudahnya. Karena itu hal-hal berikut harus diperhatikan. l) Harus diusahakan supaya pelaksanaan pengelasan dapat dikerjakan dengan posisi elektroda yang seharusnya. 2) Harus diusahakan agar juru las dapat melihat busur listrik yang terjadi. 3) Harus diusahakan agar pengelasan dapat dilaksanakan dengan posisi alamiah. Y '4d qunq {nlueq IluBIu ruBIBp \,u < p) q"nq Inlueq nms Iu1aU 6r'9 'rqC Id {IUEIAI $ '{"pp Euef uep ledel Euu[ wl u"Eunques-ueEunqrues ue1>1n[unqp Zl'g IeqBI ru"lep 'uuurul -eEued u?p uerlrleued pseq uB{JBs"pJeg 'efuueEunqtuzs nlnu epud rrep EunlueErel reEuus ser r$rnrlsuo{ u" r?n{e{ e,$qeq *fi,nfi IX rT#,,:fJH,[:il fJlirf :,f,l,,r,, ludep rur IBH 'usue^repeq Eurles ry,1u"qit1 Eue{ lnrrpuep-'rnr1.,r1, BueJB{ uBsBI lesnd eped suued 1u1ar Inlueqrel rte{es r1epntu uele rpefre11uI IBrl elr.1g6r'9 'rqC urelzp terlllrel luedes rrd qunq {nlueqroq {F"ru {nlueqrel tuepzl-Euepul rrrupueret Irrlsrl Jnsnq sel urel"p Eredes reseq tue,( snquel efep uep snre ueEuep ueseletued upu6 pdat tuo{ uotunquos uDp illo lny?q uoquraad O) .(c) ucp (q) Uuq qqel Eue,( uup (u) 4eq Euernl Eur.( uu8unqrues gleuoe8 d qopoJ gt.9 .rqC raqou J..--d*,", '(c) nere (q) requuE urBIBp rlradss n?le{ (e) uqEuntu requzt Buerrr Ip'8t'9 'rqC tu"l"p ufuutauoeE rluqnlp snreq rloluoo lerlllp ledep rur {nlun 'ledal Eue,( ueEunqruzs upuroaE u"q[rued b 'J"{B qzlec ressqredureur ledep Eue,( r$lnJlsuo{ rJepurryp snreH (e 'uH -Eunur qne[es rrepurryp snJ"g ueqeusd nele tueleqEuad'u?euuoueJed ureleq (Z 'rEEurt Euu[ qelsr ueu?rlela{ ueEuap u"qeq ueqllrured (t :}n{rreq l"q1eq uzp uzseleEued rnpesord urBIBp uerylzq.redrp snJ?q ue?uecuarad Iq Ieq uepurqEueur {n}un'e,(uurzyurel uup ueuEurpued uzludace{ sel uBq"q uu}elna{'>Inpul uBq?q rJBp enurl rsrsodurol qelo rqnretuedrp leEues'e[urunleqes qeq urelep uelEueregp rlredes sel {Btor IBg urBIBp rde1s1 'se1 nrnf qelo uB{n{BIrp Eue[ uesuleEued 1u1a1 rrep Eunluetrol leEues ez(uuerepuqEuod ueledq uep uBIrIBl '1ere1 'snyuq eEEuor luadas sol sBI lBc"J lotil ltopulqtuaq (t) 'nEEueEral lepq ueEuep ue{n>I"lrp ledep >lesnrerr {el uerfnEuad prados UBSBI Irseq ueesryreruod reEe ue>lzqusnEueur gulspz efuEurluad qBIB{ {Bpr} Eued 1uq ufurqle u"C 'ue{Br{Bsnrp uqtunur qnefas snJeg s"le Ip Jol{"J eEr1s1 rs{nJlsuol ue{euecuaJaru rrrBI"C SOZ se1 uetunqueg uetueq r$lnrlsuo; UBIBU?cuereW ur?le(I u?{q"qredrg npe6 tuea 1eq-1eg g'9 Bab 206 Tabel 6. 6.12 Perencanaan Konstruksi Las Contoh sambungan las yang baik dan yang kurang baik. Per- baik- Kurang baik Lebih baik Cara an Jarak diperjauh sehingga elektroda dapat digerakkan lebih Diperjauh n'n bebas _llrll_ d tl (€ II *) d o Perlebar jarak agar dapat melihat busur I l,-"bih dari ll I i,o lLll_ L_-l Lebih dari 200 mm Usahakan agar arah rol sejajar arah tegangan. d ad Jla V *** lilangkan pengaruh anisotropi Robek lamel Robek lamel j all o & rengerolan I r-' Itr iTr l- ITtr t4_t lT-= 7z;' 'mft ltrul suau 7/ -T, {----_----=_ u?Isnl?qrc ,#, X o o u?I3l?JI(I = p o >y.re1 uuEue8 (F -el q?.te eped sn:n1 1e8e1 3uz,( II{el e,(u1n1ueq:e1 uspurH FO oa c0 5 f--T-'--) L----n----'-- f -T'1 \_l r-.-I.--------l *t=-.- m slt -t lt 'reseq qrqol Suei( J 1e1ad uelsn:11 'urru E rrep qrqal z.{uqrsrles upq I?qel qrqal 3ue,( 1e1ed u?Isnrrl e-rJ m !r-{ E o ID ts '1req 3ue,{ ueeuecuared qtTt6 .'ll <P tU<P r--;-------1 t-4i----..1 ,i{ )t'*"' L_l IPq L1Z qIgA'I .9r> 0 uulnsn(uad 'runsos 8ue,( ln[? lnpns qrTrd ?J?J {?leu ryuq Suern; u€ -r{leq -Jed sz1 ue8unqureg uuEueq rs{nrlsuo; uotau?cuerery ru?pg ualueqredrq npa4 Euel pq-1211 g.9 208 Bab 6. Perencanaan Konstruksi Las Per- baik- Kurang baik Cara an Hindari penyilangan dan lasan yang terlalu dekat Lebih baik ff' ffi m bo (n bo o I: F tebal pelat A I : tebal Usahakan logam lasan sesedikit mungkin pelat r-\al o .o L__4____l (! o r-1-l--1 1 V-J Jamakan logam lasan pada (edua permukaan f-\-/--1 L_ll_l Sudut turut mencair t}-tr---= Perlebar ujung akhir I FT- l,,] , : (B L (n ,] PIPA F 1,5-2,0t 7/ / '8,{uu?eu?sl"led qepnu Euqzd Eue,{ uep uelEunlun8ueur Euqed tuu,( JoUsJ epud ueluelolrp snJeq Iul IBq tuulep nlr ?uoJ?) 'ueEueluelreq turps Eue,( ro11e3 -Jol{"J >1e[ueq e,(elq uuunrnued eqesn tu"l"p se]e Ip u€{Bls{rp lgodeg 'uetuedel rp ueseleEued"1(q"q utlEunur qneles rJepurqr(I (Ot 'p8uy1 3ue,( rsuersge ueEuep uesule8uad ?ruc ueleunEEueyq (O 'ueseleEued saso.rd ?rrreles ue1a1afued u"p u"snJnled uqEunru lHlpesas ue{"qesnrp snJBH 'Jelep sel ueleunEEuau u€Ieq€snrp snJBH (s 0 uep.u"l"p uuseleEuad lJ"puqrp snJBH (s 'urlEunu lHlpasos 8ue,( se1 ueqeq ueEuep 'lyduros Euenr uuseleEued uzsela8ued u,(ueues>1e1re1 uelqeqa,{ueur Eue,{ ueszle8ued BJBo u?IeunEEueprtr (S 'uelrlered deqel uped Jnl?rp ledep 1n1uoq uerlqala{ eEEurqes zdnr uerlrruepos snreg Is{ulsuo{ BuBcuoU G 'J"pu"ls 8uz,( rs>1nr1suol uup 6uu1eq ueleunEEueru utlEunur qnefeg (e '11{"rlp t{"pntlI snJuII Is{nr}suo) 'ul{ k u"p rs>lnJlsuoI uel"u"qrepo,(usy41 (t :qelepe e,(erq ueunrnued uqesn uBI"p uelrqrdrp nlred 8uz{ leq ederoqeg 'uuqeq ueresed uep JnpesoJd 'zuecuet }npns IJep qnrnle,{ueur Eue,( ueEuequnlrad u"{€p"rp snreq edurq u?IunJnuelr ,"r". ,i}::;J,,j -Eunur qnelas Eueleq qzpunl rEue.rnEueu 3uu,( ueseleEued sesord n1:ad >geq Euz,( ue8unqluzs nlnu qupueJ se1 nduruur lugrs ueEuep u"qeq eped qnlui UBIB I:JJ#!,q", ue>pedepueur 4n1un uSSulqos q"Jnu 8ue,( ueqeq efqesrur 'ueEuuluelreq Eules ur?l srues nles EueJ?{ uues-?ru?sJeq u€{n{elrp {nlun JB{ns e,{ueszrq lnqesJel IBq-lBq rde1e1 'uelenqurad nll€1( r8uernEueu ledep Eue,( rs{nJlsuo{ uzzueqrepe,{ued uup uequq qeprnf uuEuernEued 'qeJnur Eue,{ ueqeq ueeunEtuad ue8uep redecrp ledep rur e,(erq ueunrnue4 'e,(uqepueJ-IlepueJas Eue,( e,(erq uu8uep uB{"uBs{BIrp ledep lnqesJel ?uacueJ reEu uelrrlureu snJeq eEnf efuuueuecuered rJ"p nlnu uep uel"n{e1 uelrluqredureur Eurdues 1p {pq Eue,( euucuered Sueroag u,{u;g gS'9 60Z se1 ue8unqureg ueEueq rs{nrlsuo) u?{eu?cuerel I uel?(I u?IBeqredtg n1:a4 Suea pq-1eg g'9 7 ,.d'];111:',r:TrXfffirilr'l.H#:: -IoJep u"{Eu,rrqEueu EIEr-Er?c uz{nruerrp -:ad uep ueselaEued u?lnJn'uuselsEuad lurefs-lurefs ue{n}uoueur qel?pe efulnryreq deqel e>1eul'ue8unqurus derl-der] {nlun uu{nluollp rlglol uuseleEued sasord uFg-' efurcEeqas urBI u"p uees>preuod BJBo uBnlueued'e[re1 u?lBru"lesa{ 4uqrd rrep uenlnlesrad ,uelnlredrp epq ufroled rEeq ueqrlel 'ueleunErp uule tuzi( 1e1e etnt uelEuuqurqredrp snreq ,rurirpu". ueEuep rur uBnluaued ueleq 'euesleled eped leroq >lltll uetuap unrrol?roqe1 rp rlrjeuad 4uqrd uep euesleled 1zq1d 'euucuared >1eqrd nlrzf 4eqrd eErl erelue rp u?{BJmrqrp udu4reqes rur u"qqrued ureluq 'r$lnJlsuo{ uuuuucuered deqel urzpp ug{nluolrp qspns snJ"q r{ildlp Euei( uuselaEued sesord .uolEunur qnzfas 6reuo uulzrueqtued uep eEeuel ueleuraq8ued 'qernru Eue{ eferq 'ttEql Eue,( rsuarsga qBI?p€ efuiesup nluel rur Iurl urBJ?c 'rs{nJlsuo{ eped epe Euu[ su1 ueEunques derydep tnlun r?nses tuqed tue{ sasord epud uelluroq Trlllp snr"g u?s?leEued sesord q$ruetu uBIBC nlr EueIB{ ,ueufraEued u,rnrn uep z[rar1 uepmpurued il'##ffif'rJgH:'-ilfi1 Eue{ uesulaEuad sasord rJBp u"nlueued rur rnpesord uelenqured ureluq .u"rJ?r{ ug?ugs -ryIod ueeuecuered uup e[.re1 qeluued lerns ueldersradueu'ufreled uelu,rpeiued uep uenlrede4 't?nses Eue[ ueseleEued sosord u?{nlualrp nreq rcuuedrel tuer( rnpasord upe q"lalas 'e{ureEeqas urBl uBp uelnlradrp Euu[ efrsl ,epe Euu[ l?lB-lBI? uup se11sude1 'ue1n1redry Eue[ se1 ueefrsled u[u1e,(uuq .ue1r>1ered uulnrn rre[eledtuetu uetuep qnrnlafueur ?J?ces uelu,npefued lBnqrp u{uesurq r$InJlsuo{ ?uscual uB{JBS"pJag 'efuule1-urc1 uup ueefta4ed uernluEuad,uusuleEuod qBlelas uen4ulred 'uuseleEued uedersted'ueeuesleled uslnJn .uuquq-uuqzq .ue1n1 -radrp Euef IBIB-telB 'uelenqtuad sesord 'uulenquad leanprt Eueluel €u?cueJ l?nqry qe1e1 e{uurnlaqes ?[q ryeq Eue[ uBrrreqruau uB{? uBs?leEuad rnpasoJd IrsEr{ uBsBle8ued rnpesoJd u8BuBCuered 'efturunun eped eteq rs{ulsuo{ 1n1un ueselaEued rnpasord l?nqIIIaIu ruBlsp J?s?p BJ?3-Brec uulEuerelrp uB{? rur r{B/I\?q rq .rslnpord sBllJB^\I u?p usl"nqruad euecuor ueEuep Ensas Euei( uelnlredrp Suuf 1u1u ue1n1 -uaueul {nsBIIrJel nuuedrel sJucas lJlpuesrol rnpasord lBnqrp snreq ueulre1ed ueeues -4e1ed deqes 1n1un 'rslnpord s8lr^ru? rJBp rruouo{a uBp rsuersge Euuluol preEuau uBp lnqasJel uenqelaEued ue4euntEueru ledzp'su1 rEolou:1al ru?l"p uenqelaEued mfunduau snJBrI u€sglaEued rnpasord ue>lnluauaur Eue[ eIaJeru nlr BueJ"){ 'lnqesJel ueeuuslelod ru"pp uelnFedrp Eue[ pq ?nuras u"{nlueueur uu8uep u,(urselgrseds u?p ?uBruar uetusp renses tuef s?l r$lnJ]suo{ uBl€nqued erec rlndgau tuef uusulatusd ueeuesleled {nlun ueBu"cuerad n}Bns g"l"pu uesuleEued rnpesor6 NYSYTflCNtrd xINXf,I NYC UnOf,SOUd '4 gYg rL 212 Bab'7. Prosedur Dan Teknik Pengelasan 7.2 Persiapan Pengelasan 7.2.1 Hal-hal Umum Mutu dari hasil pengelasan di samping tergantung dari pengerjaan lasnya sendiri juga sangat tergantung dari persiapannya sebelum pelaksanaan pengelasan. Karena itu persiapan pengelasan harus mendapatkan perhatian dan pengawasan yang sama dengan pelaksanaan pengelasan. Persiapan umum dalam pengelasan meliputi penyediaan bahan, pemilihan mesin las, penunjukan juru Ias, penentuan alat perakit dan beberapa hal lainnya lagi. Dalam konstruksi baja umum proses las yang digunakan biasanya adalah las busur listrik dengan elektroda terbungkus, las busur listrik dengan pelindung gas CO2 dan las busur listrik terendam. Proses yang pertama paling banyak dan sangat umum dipakai, tetapi kecepatan pengelasannya dan daya tembusnya lebih rendah bila dibandingkan dengan kedua proses yang lainnya. Las busur lislik dengan pelindung gas CO, mempunyai kecepatan dan daya tembus yang lebih tinggi, tetapi memerlukan pelindung angin, komponen yang lebih banyak dan pengaturan gas. Pada las busur listrik terendam kecepatan dan daya tembusnya lebih tinggi lagi, tetapi hanya dapat digunakan pada las datar saja dan lebih sesuai untuk pelat tebal dari pada pelat tipis. Jelas di sini bahwa masing-masing proses pengelasan mempunyai untung ruginya sendirisendiri yang harus dipertimbangkan masak-masak dalam menentukan proses pengelasan yang akan digunakan. Juru las yang ditunjuk harus mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan kwalifikasi yang sesuai dengan proses-proses pengelasan yang telah dipilih. Di samping ketrarnpilan yang baik juga perlu diperhatikan tabiat dari juru las yang akan dipilih. Dalam menentukan alat-alat, di samping menentukan mesin lasnya sendiri, hal yangjuga tidak kalah pentingnya adalah penentuan alat perakit atau alat bantu. Alat perakit ini adalah alat-alat khusus yang dapat memegang dengan kuat bagian-bagian yang akan dilas sehingga hasil pengelasan mempunyai bentuk yang tepat. Jadi pemi- lihan alat bantu yang tepat akan menentukan ketelitian bentuk akhir dan akan mengurangi waktu pengelasan. Alat perakit dalam pengelasan dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok yang memegang bagian-bagian yang akan dilas pada tempatnya sehingga memudahkan pengelasan dan yang kedua adalah pemegang yang dapat menahan perubahan bentuk dari konstruksi. 7.2.2 ( 1) Persiapan Bagian Yang Akan Dilas Persiapan Sr'si Zas Setelah penentuan proses pengelasan, maka geometri sambungan harus ditentukan dengan memperhatikan tingkatan teknik dari bagian pembuatan, sifat kemampuan pengerjaannya dan kemungkinan penghematan yang akhirnya tertuju pada bentuk alur. Pada umumnya untuk pengelasan pelat dengan tebal sampai dengan 6 mm digunakan alur persegi, untuk pelat dengan tebal antara 6 mm sampai 20 mm digunakan alur V tunggal dan yang lebih tebal lagi dengan alur V ganda atau U tunggal atau ganda dan lain sebagainya seperti dijelaskan dalam bab 6. Pembuatan alur-alur ini dapat dilakukan secara termal dengan alat pemotong gas atau dingin dengan mesin. Suatu contoh syarat-syarat pemotongan dengan gas dapat dilihat dalam Tabel 7.1. I I L 7 nlr 'uelr4ered uelnJn ue{nlueuau ureli;p rsuersue uep ueEunqurss s"l[e^\{ lnpns rJep 're1ep rsrsod q"l"pe ueseleEued "ueJe) l"wlip {rsqrel Euef ueseleEuod rslso4 Euo&euad ,olv uDp uosop&uad p1so7 k) 'rE8uq qrqal uzledecel uerleunE8uerii ledep 1rdure.r1 Eued et:a1e4 (7) 'u?Ilreurp snr?q u?u?{el'ur B ll?p qrqsl efuEuefued eIS (t) 66't-29'l z'89-8'Zt. L'Ln-9'62 9'89-S'92 L9,I_98,1 9'62-9'tZ LZ't-90'r 6'nz-n'0(, z'tz-t' Lt L'Lt-f nr 18,Z_ZI,Z 9t'z-p\'l Lr'I-6t'l 0r't -88'0 rc'0-nL'o z8'0-s9'0 nL'0'69'0 99'0-9r'0 6'€t-e'II 9' r r 6'0 t -8'6 -t'8 n'6-6'9 n'L-z'9 r9'0-sr'0 I9'0-68'0 8'9-Z'9 9n'0-LE'0 6,N_L,E Er'0-t€'0 s'n-{E s'g-8'l Lt'0-tz'0 nf'|- 9L-gn 08-0s 06-09 uaErsl6 0I'r -98'0 L'Lt-€'tt 06'0- I t'0 I !c 9'n-9'E Z,Z_1,?, 97,t 0Ez-09t 8Z'0 8Z'0 z'n-8'z 9'E-t'Z 001 tz'0 z't-9'l 8'€ -9'I z'z-t'z z'z-t'z (unu/ruc) BduBt B[Bq t'z-r'r uelrlesv ,,,uetts16 -r'I r'7,-o'I 09 t'z- L'r 8g 9't-z'l 9'r -0'l -8'0 -8'0 -8'0 0'I -9'0 9't 9't 9'I (unu) r8{Eq .urad Eueqnl (.utc/E1) se8 uBuE{3I reletll?r(I 97, 6I ZT 6 9 c (urur) leled IBqEI {nfun) Ipruroto uriuolorueg (q) 00t f'9-0't isz zn'0 sg'0 sg'0 8'Z-9'Z 8'Z-9'Z 6'n-6't 'L z'z'r'z 8Z'0 8Z'0 0'r-0'E L tz'0 tz'0 tz'0 tz'0 9'g-9'l 8'Z-0'Z 9,2_ L,I 9'r*z'l 9'I -0' I zt 099-0r, s't -8'0 s't -8'0 9 092-0t tz'0 z'?,-t'l t'z-z'r ,.I _ I.I r'z-0'l 6I tz'0 rc'0 rc'0 -9'0 e uelqasv ,r,ueErsrlg 0r I L9'\-fi'0 n'9-z'n s9z-001 0e€-0s r soe-0s I 9r'0-tg'0 9,N_L,E 09t-08(, $'\-nE'0 (n-E'E tg'0-82'0 9'€-6'l 099-90e ,g'0-6t'0 €'€-€'r 9'Z-0'r 0I9-08€ 0Is-s0€ I (uau/tuc) ,r,Euotod nF,r '(r1nru uesrueruad rduul EIZ 8'Z-Z'r L'l 0'€-8'z 9'9-Z'9 'wE 8'€ tz'0 tz'0 tz'0 9L t'7,- I'' z'8-6'9 (ruuTeur) se8 uereluure4 rc'o 8'9-9't 99'0-9r'0 uaErs>16 9,8_ L, I 0'9- L9'O-9n'O uelrlesv tz'0 Z?,0 0lz-00r -s'0 8'€-6'I zr'0 E'|,t-6'L 9't rc'0 rc'0 s9-9€ 08-0s 0' €'0-6r'0 9Z'0-Lt'0 0sl 097, 9't-t'€. nL'0-19'0 r 002 s€'0 z8'0-t9'0 tt- L'9 008 8'?.*9'7, 9'Z 9€'0 -99 onr-91 09I -06 I.9I _9. I 0'g-8'z OII.OI I '(qmu ursuuruad 0z 0s€ L-B'n E'9-6'n 06I-0rl n[e'I z'rz*E'Lr 0't-8'z E'9-Z't se8 uereleure; 7'9e-f 00, I,L zt'0 ,.,Euotod -20'I O,T-Z,E 0zI -06 0l 8-09E -6t'l 09, L,L t'8 -0t 00I 0rI-0t9 (ue[/rur) 009 O,?_L,E 9'6 6n'0 6n'0 f 019-0€t 099-08' uelrlesv 0's-0', 6r'0 zn'0 zn'0 zn'0 0s€-0sz 08€-00r 08r-0s€ 099-08t 9Z',-nl0 ss'I 0€'r -88 9L-* 08€-002 €'€-€'r 9'Z-0'l 9't -9'0 Lt'0 I g'0-t I'0 9t :ue]?te3 9'9-9'n 6't -t'z z't-(z 00I t'z-9'r 8€ 9't-z'r 9Z 0't (urur) 'r"{Bq -ured 3ueqn1 u3u3{eI J31ArU?r(I {eq plun) ur8uel uetuep ur8uolorue; (e) udu.reqeg I.a IaqBI uessletueduedersred z.L 9Zr L_I L t'z- L' I t'7,- L'l (.utc/E:{) set ueEuep uBEuoloued .relaruu.rud 002 09I 9L 09 6 (uIuI) 1e1sd IUqEJ 214 Bab 7. Prosedur Dan Teknik Pengelasan landasan perakitan dan alat perakit harus mengusahakan sejauh mungkin menggunakan posisi datar. Adalah suatu hal yang lebih baik bila dalam tahap perencanaan turut direncanakan juga alat perakit yang diperlukan. Tujuan dari pada penggunaan alat perakit atau alat bantu adalah: 1) Memungkinkan pelaksanaan pengelasan posisi datar sebanyak-banyaknya. 2) Menahan dan menghalangi perubahan bentuk yang terjadi karena pengelasan atau memberikan perubahan bentuk mula untuk mendapatkan ketepatan bentuk yang lebih tinggi. 3) Memperbaiki efisiensi dengan memudahkan pelaksanaan pengelasan atau memungkinkan pengelasan otomatik dalam hal produksi besar-besaran. Alat perakit yang memenuhi tujuan pertama adalah alat-alat pemutar, untuk tujuan kedua adalah alat-alat penjepit, dan untuk yang ketiga adalah alat-alat penyetel. Dengan alat-alat perakit tidak diperlukan lagi penandaan dan penggunaan las ikat pada bagian-bagian yang akan dilas. Karena itu alat perakit merupakan alat yang penting dalam tahap perakitan mula. Dalam Gbr. 7.1 dapat dilihat beberapa contoh alat perakit. (3) Las ikst don perakitan Bagian-bagian yang telah dipersiapkan kemudian disetel untuk dirakit. Dalam penyetelan ini sering sekali bagian-bagian harus dihubungkan satu sama lain dengan lasan pendek-pendek pada tempat-tempat tertentu yang dinamakan las ikat. Karena sifatnya sementara maka sering sekali las ikat ini dilaksanakan dengan sembarangan sehingga terjadi retak-retak dan rongga halus yang akhirnya akan menurunkan mutu lasan. Karena las ikat juga mempengaruhi kwalitas maka dianjurkan agar las ikat juga harus dilaksanakan dengan baik dan oleh juru las yang mempunyai kwalifikasi yang sama dengan juru las yang akan melaksanakan seluruh pengelasan. Kalau hal ini tidak dapat dipenuhi maka sebaiknya las ikat ditempatkan pada tempat-tempat yang nantinya tidak dilas. Las ikat biasanya dilaksanakan dengan menggunakan elektroda yang sama jenisnya dengan elektroda untuk pengelasan sebenarnya, tetapi dengan diameter yang lebih kecil. Contoh-contoh standar dari jarak dan panjang las ikat dapat dilihat dalam Gbr.7.2. Dalam penyetelan harus diusahakan agar setelah selasai pelaksanaan las ikat jarak antara bagian-bagian yang akan dilas terutama celah akarnya tidak berubah. Alat perakit untuk penyetelan dan pelaksanaan las ikat dapat dilihat dalam Gbr.7.3. Dalam perakitan hal yang penting adalah urutannya, yang memungkinkan agar semua pengelasan dapat dilakukan dengan perubahan bentuk dan tegangan sisa yang sekecil-kecilnya. Dalam menentukan urutan ini pada dasarnya sambungan las tumpul yang mempunyai penyusutan yang besar didahulukan dan kemudian baru las sudut. Pada konstruksi yang besar biasanya pengelasan dimulai dari bagian tengah konstruksi menuju ke sisi secara simetris. Pelaksanaan dengan urutan ini akan dapat mengurangi deformasi. (4) Pemeriksaan dan perbaikan alur Bentuk dan ukuran alur turut menentukan mutu lasan, karena itu pemeriksaan terhadap ketelitian bentuk dan ukurannya harus juga dilakukan pada saat sebelum pengelasan. Dalam hal ini yang penting adalah besarnya celah akar, yang harus sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Kalau celah akar lebih besar dari pada spesifikasi maka harus diadakan perbaikan seperlunya. Cara perbaikannya tergantung dari pada besarnya celah dan jenis sambungannya. 7 T * 'nluBq lBIu nBlB t!{Bred |cIB '1ndun1 qotuof, I.l .rqg uuEunq ereS (r) 'sueg -rues SueEe:au Sueta.red l"tv Eue8e.reur Suutered (3) suog 1a1a,(uad EuPr.lJopes Io[?q {ntun retnurad t"1y (p) l"N l"lv (e) lolalued lqy (c) @ w edrd relnured stz lqv (q) ere3 I IOI?q relnuad IBIV ueseleEuedu€dBrsJed z'L (E) (J) (q) Bab 216 7. Prosedur Dan Teknik Pengelasan Jarak:200-300mm Panjang:50-70mm Garis lasan Gbr.7.2 Paniang dan iarak tas ikat. @@ -H BSsJ ,#-, Jil@ Eru 5-.-, (PrAl K/ Faq ffimft Jt* /---=-1 fl _r___-,,LW U- (a) AIat penyetel 5t EEffi B) ^\N,/ A r--------\- M U-4 T1 E=::::- O) AIat penyetel alur (c) Pelat penehan Gbr. 7.3 Alat-alat Penyetel. ( -li-Tl-LtI-- ( +E-;*@+, 7 T$ eEn[ ue4eunEp nll Surdruus rq 'e,(uureyurel uep rde epos 'uolese uueunE8ued luades Errur{ €JeJ uup e,(uruBeqss urel uep rrsed uelordrue,(uad'efeq le^r"{ l€{rs u"I€unEEuaur ue8uap {ru"Ieu uruc nlmz('ur?ceur Bnp lnqosJal u"Jolo{ uuqtsraqured ere3 "pB 'e,(uryuq-ryeqes u€{qrsroqrp snreq eEn[ e,(urunlaqes uesrdul ueszle8ued eped 1nqut1 Eue,( 1ere1 'stdepeq sel I"q urBIeO'ueseleEued ueeuesleled tunleqas ue{qlsJeqlp snJ"q lnqesJel u€Jolo{-ueJolo{ nlr ?ueJB) 'rs{nJlsuo{ ue1e,(zqtquaru ludep Eue,( e,(ure8"qas ul"l uup snleq Eueqnl 'qe1er rlredes sBI lecec uellnqunuerrr ledep sul ureEol ue8uep rnduruc.re] epq efureEuqes urel u"p rre 'nqep 'lnrua8 uep 1e{uru '1e.ra1 '1ete>1 tlrades ueJolo{-ueJolo) np uDrlwnqruad (S) 'fnpns s8l urepp e,(u;lreq.redureur BIBJ uup qElac uBqBFsex 9'4 'rqo (r) zt<tteygtt<t zt>tteyqtt<t (B) qrqel n?le utu 00€ uru 3ue[uud:od -tp !tB) s't-s'l uelnlueltp 3ue( r1e1 Buefue4 'nreq uz6eq nele ue8uep rluu8rp u€p qrqel nuls urur gg 8ueiuedes (p reqrueg) Euolodrp lnqosJal ue6eq nule (3 regueg) 1u1ad uesrdel nl€ns u">lr1eqtuelrp n1.rad B{Bru ruru g'? Ilr-p qlqel e,(uqeloc €lrg '(q requreg) u€{nluetrp 8ue,( rse>lgrseds eped rr"p qrqel snrcq r{B{ 8ueluud rde1e1 ue>yeqred eduel ue{snJotrp ledep uBnfueseloEued'urul S't uep Euurnl rdulal urur g'l IrBp qrqel e,(uqelec elrq u"p rse{grsods ueEuep rcnsas s?l qe1 Euelued ue8uep ue4uqred eduel selrp snrel ledrp (e rrqueg) Euern>1 n"le ruru g'1 :eqalas r{elof, 'g', 'rqg ur"lzp l?qryp ledep u,(uqelec ue{Ieqred emc }npns sel rueleq 1e1ad 'pdunl sBI urBIBp efu.r4uqradruer[ BrEr EBp rB{B qBlec uBqGIBseX nluequed uElnluatrp Eue[ qe1e3 -turu 9l qlqal n"lE *ru OOg 1u1e6 r,-, \., !+-l:-. t't 'rq9 uesrdelag \ \ UIIII Q i- - uslnl 16-l mrl Lf uBlnluellp 3ue[ qe1e3 \+ f '"09 -uelrP Eue{ qz1a3 ' '4ue8rp snreq 1e1ed uep uerEeqes uep urur 9 Ieqales nele uu6eq qnrnles e{Brrr rutu 9I Irup qrqal e,(uueq€lsso{ nluequad 1z1ed uzSuep uBIn{BIIp sn:eq e{uuesuloEued uqeur"llq 'ulur 9I uep g emlue z,(uqeloc Ieq ur"l?C 'ledel Eue,( uern1n u"Iledepueur {nlun ueepurreEEued ue8uep IlnIIp u"rpnua{ 3ue,( rnlu qelaq enpel nel" q"leqes eped tst st1 ueEuep :n1e uelrd -ure,(uod qslep€ e,{uuelreqrsd equur 'urur 9 IJep EUBJn{ e,(uqelec e[9.'t'L'JqC ur€l"p uelqnlunllp ylredes eE4 rpulueu Feqlp J"{? q"ls3 ueryeqred lndurnl s"l Luel"C LI7, uesele8ue4 uedersre6 Z'L 218 Bab 7. Prosedur Dan Teknik Pengelasan cara penyemprotan dengan api pada daerah yang akan dilas dan sekitarnya dengan tujuan menguapkan air, membakar minyak dan gemuk, menghembus karat dan terak dan merupakan pelaksanaan pemanasan mula. Dalam hal ini akan sangat membantu bila permukaan atau sisi yang akan dilas, segera setelah alurnya dibuat ditutup dengan lapisan penahan karat yang tidak mengganggu kwalitas lasan. 7.3 Las Busur Listrik Dengan Elektroda Terbungkus 7.3.1 Hal-hal Dasar (1) (Jrutan deposit dan urutan pengelasan Dalam pengelasan ada dua macam urutan, yaitu urutan menempatkan logam las cair pada alur las yang dinamakan urutan deposit dan urutan penyambungan yang dinamakan urutan pengelasan. Kedua urutan tersebut dilaksanakan dalam bermacammacam cara dengan tujuan untuk mengurangi perubahan bentuk, tegangan sisa dan retak las. Beberapa macam pelaksanaan urutan diterangkan di bawah ini. (Jrutan deposit: Dalam pengelasan lapis tunggal urutan yang utama adalah urutan deposit dengan cara urutan lurus, urutan balik, urutan simetri dan urutan loncat (a) yang kesemuanya didasarkan atas arah gerakan maju dari pengelasan. Dalam hal pengelasan lapis banyak urutan yang penting adalah urutan pengisian, urutan bertingkat, urutan petak dan lain-lainnya. Gambaran secara garis besar dari urutan deposit dapat dilihat dalam Gbr. 7.6. l) Urutan lurus. Dalam urutan ini pengelasan dimulai dari satu ujung hingga ke ujung lain dari sambungan dan biasanya digunakan pada las lapis tunggal, sambungan pendek dan pengelasan otomatis. Urutan ini memberikan efisiensi pengerjaan yang tinggi tetapi akan menyebabkan terjadinya tegangan sisa yang tidak simetri dan bila las ikatnya kurang kuat akan terjadi deformasi yang cukup 2\ 3) 4) besar. Urutan balik. Dalam urutan ini pengelasan dimulai pada beberapa titik dan bergerak ke arah yang berlawanan dengan arah maju pengelasan. Dengan urutan ini akan terbentuk tegangan sisa yang merata dan regangan yang rendah, tetapi efisiensinya rendah. Urutan simetri. Urutan deposit ini dilaksanakan dengan membagi panjang sambungan ke dalam bagian-bagian yang sama dan kemudian pengelasannya dilaksanakan pada bagian-bagian tersebut dengan urutan yang simetris terhadap pusat sambungan. Dengan urutan ini akan terbentuk deformasi dan tegangan sisa yang simetri. Urutan loncat. Dalam urutan ini pengelasan dilaksanakan secara berselang pada seluruh panjang sambungan. Dengan urutan ini akan terjadi perubahan bentuk dan tegangan sisa yang merata. Kerugiannya adalah efisiensi kerja yang rendah dan banyaknya kemungkinan terjadi cacat las pada tiap-tiap permulaan dan akhir lasan. s) Urutan pengisian. Urutan ini sebenarnya adalah urutan lurus, yang dilaksanakan pada ini juga akan dicapai efisiensi yang retak pada lapisan pertama bila terjadinya menyebabkan tetapi akan tinggi pengelasan lapis banyak. Dalam urutan r -=Y .|Fodeq epuIsEI uslnJn @o -\s\+*--:s -).S>S o' uBlnln 9.L.rqg Ieted uutnrn uursttued uelnrn (e ISIS (€ep?{sB) ?npa{ eI nfqueu qeEual rrup r?Fru uurs6uotr (g) rzl?led uped zi(ueq uersr8ue4 (g) '{Bled d?lt-d?!l Eue[ued qnJnles ,ruusrdule4 'Euefued qrun1es dnlnuaur u?std"l d"rl (I) 'se1 sput :ufefas luzduuued eped rsrs€ued ue1run (7) 'uersBued rue.{ue lrue;41 II?l {ru?r^l ,'uzrslSued uelnr;1 ?J?' 'sz1 sr.re8 snrnl Suedrueued uped uurs€uad . llsodaP q?JV IlI"g 1etel u?rnJn (l) uBIJBs"pJaq rszlgrszly (c) oo@o -Y--=---__..- Q) s?[ qeJv lrsodep gu:u ueEuap urue,nzlJaq s"l qEJV lrsodap qery NFI I s?l oo@o 'lrsodep ( q?rv r) ltsodap qere ua8uap Bruus s?l q?tv qEJB ueP s?l q?J" uB{J?8?praq rsulgrsuly (q) ooo@o@o@o ]?3UO.l ulaurs tunfn unpel e1 qe3uel geg (Z) snJnl urel 3ue[ Sunfn e1 Eunfn nlus IIEq1 (l) uelnJn BIUeN 6tz l?cuol3I4l (s) ussEl q8r? u"IJ?S?PJaq rselgrsel; ueselaEua4 sn{EunqreJ Bporl{elg ueEueq {rr}srl rnsng sp,1 rsBlgrssl) EL (e) Bab 220 6) 7) 7. Prosedur Dan Teknik Pengelasan terjadi penahanan yang besar atau pada pengelasan pelat yang tebal. Urutan kaskade Urutan ini sebenarnya adalah urutan balik yang dilaksanakan pada las lapis banyak. Efisiensi pengelasan pada urutan ini rendah, tetapi karena sedikit sekali menimbulkan cacat maka sering dipakai dalam hal-hal khusus. Urutan petak. Urutan ini dilaksanakan dengan mengelas suatu satuan panjang sambungan tertentu sampai pada lapisan las tertentu. Pelaksanaan ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya retak pada lapisan las akar. Urutan pengelasan: Sama halnya dengan urutan deposit, tujuan dari urutan pengelasan juga untuk menghindari terjadinya deformasi dan tegangan sisa sejauh mungkin. Beberapa dasar pelaksanaan urutan adalah sebagai berikut: I ) Bila dalam satu bidang terdapat banyak sambungan, sebaiknya diusahakan (b) 2) 3) agar penyusutan dalam bidang tersebut tidak terhalang. Sambungan dengan penyusutan yang terbesar dilas lebih dahulu dan baru kemudian sambungan-sambungan dengan penyusutan yang lebih kecil. Pengelasan hendaknya dilaksanakan sedemikian rupa sehingga mempunyai urutan yang simetri terhadap sumbu netral dari konstruksi agar gaya-gaya kontraksi dalam keadaan yang berimbang. Beberapa contoh dari beberapa pelaksanaan urutan pengelasan dapat dilihat dalam Gbr. 7.7. sampai Gbr. 7.11. Dalam pelaksanaan sebenarnya kadang-kadang ketiga pokok dasar urutan tersebut di atas sukar diikuti karena tertumbuk pada usaha pelaksanaan pengelasan yang mudah. Dalam hal ini biasanya sambungan-sambungan dengan penyusutan kecil yang dekat pada sambungan dengan penyusutan besar pengelasannya tidak terus diselesaikan, melainkan menunggu sampai pengelasan dari sambungan dengan penyusutan besar selesai seperti yang ditunjukkan dalam Gbr.7.l2. I lo o o o oo o @ (), -\ .o i(r, I to @ o Gbr.7.7 Urutan pengelasan t^ ____6- pada profiI. O@ Gbr.7.8 Urutan pengelasan Gbr.7.9 Urutan rangka. pengelasan pelat pada Gbr. 7.10 rn pada pelat. Urutan pengelasan sudut. 'q?qnJ3q u?{sJe8 u€l€deJe>l u?p BpoJl{ala lnpns {"pB JBEB q"lEp" "poJl{ole "tsfuoul Euqued Eue{ rur I?q tuBIBC 'gl't 'rqD urBIEp ue>14n[un1rp Bpor]Iele ueleraE qoluoc '1era1 edereqeg uerndruucued u"p u€{DIBt efurpefrel uzpuqEueur u"p snpq uup Bl€J Euef ueu>lnursd ueEuap se1 ureEol tysodep uu>lledepuaur nlrc,( uues qBI"pB efuuenfnl tde1a1 'qe1es 1u{uuq epor}{elo uulleraEEuaru uJBJ :opotDlap uotlotafua1 @) ,lursll msnq uoso1a&uad uDp opotrlap uoqontnT (Z) 'Lrce1 urpsnd:* ** 1nprts sBI .rrsaq uupsndued wEuap uutunqrurs uq pduq eu1 utlnr11 al.L.tq1 erriur uerndunc mtunqurg (q) ryry JrqIsJel 1qn>1 u"{r"$lasrc leyad eped lnpns ueselatue; II'I 'IqO o o. @ oo@ MWW ----r tzT @ o snlEungrel eporllolg ueEusq {rrtsrl rnsng sB'I €'L Prosedur Dan Teknik Pengelasan 222 Jenis lasan Posisi Gerakan elektroda \sssj Las sudut horizontal \\&/ Dengan kaki akar =i o.5. i*c a'^ I (! o Tanpa kaki akar --1fi*;- Lapisan akhir yang o E^ - U.! d =J umum Dengan gerakan balik Las sudut dan las tumpul Las sudut G /W NV \J\A .;: o. $$J == v@ 46 -S-> <-9 Las tumpul Gbr. 7.13 At\t Dasardasar gerakan elektroda. Atas kepala Vertikal naik Gbr. Vertikal turun 7.14 Sudut elektroda pada las tumpul. Gbr.7.l5 Sudut elektroda pada las lurus. I uBruBpBllled 6I.1, .rqg 'rlB,f,B)t upEd .'m$q u8utrpcuad 8I'['qc '{rBq tus,( uPut"p?ured (q) 'msnq UBIBIBIUoU! BrBJ l,I.l, .rqc (q) (e) 'q?Fs EuEf u?uEpBured (e) UUOI EJTI-EJI) 7V77777V7VV77 EJrI-?Jt) '02'L'qD ur"lep uz14nlunlp ylredes e,(urunleqas sel qB^\B>l rJep e{ u?{rlsJerp e,(uryuqes uulnlue1 ueseletuod epud ryr1ql rnsnq u"el,{uo4 '61'1 'rqc o,"l"p uu11n[un1rp qredos tl{lpes rejndreq rslnturp snreq e,(uueseleEued uep uedap qeEe rde1el sBI rI"1(B{ qeEuel-qe8ual rp uern{ellp {Bpp e,(uTeqes rnsnq ueruep"ruod 'Euunu leEe Eue{ qere ueEuap uelqneirp u"rpnue{ nJBq uep nlnq"p qrqel rEuern>pp rnsnq 8uelued efu>peqes {npu"porr{ela rueEol rr"p ue{qneirp epor11e1e unleq-es 'ryeq Eue.( sel {ru"ru uzEunqrues uelledepueur rnlun .sel {ru€tu ueEunqurefued nlnur depuqrel qnreEued ru,(undruaur rur rrrrsrr rnsnq ueru?peurad €mJ 'gl.l .Jqc ur"lep lBqrlJel Eue,( qrades >1npur ueEoy rJBp Bporl{e1e uelqneluaur uu8uep uepud uB{e {rrtsrl Jnsng'4I'l,'JqC ur?l?p l"qllJet rgodes'lepued Eue,( lerelepud rEul u"{q"sruau ereSes u?p {npul uruEol uuEuap BpoJ}{elo Eun[n lulEurs ueltunqnq8ueur uetuop uB{n{ -epp ledep {rrlsrt Jnsnq ueelefue4 qtusll ,msnq uDutDpoutad uop uoo1ottua4 G) 'GpoJl{eto uurue{uu uB{8reo 9I'l'Iqc \AA// leqruel:adrp snJaq uelz:otQ qqrl Ep"d eporllsle Jaler[?rp x 'de1e1 ueleq?snrp n1r Eurdues lA'9I sn:"q ueure^{ue nele ueledrl leref L'JqC .,elBp ue>11niun1rp prades qu8uol srrua niuresaq qe1 eErl qrqelatu 1epr1 e,{ulreqes uelereE rBqel rur "poJl{ole .ssl )Fu"ru ueledq nele IBq ru?l?c ueurefue ur?cBrues pufre1 et8uqes uullereErp sn.req e,(ueserq epor11ele Bunln 'o0€ qEIEpB lnpns e,(ureseq e1ude1 szlu rsrsod rnlun u€p os, snJsq lnpns e,(u:esoq 4u3e1 uup rBl"p ueseleEued rsrsod 1n1un '"peqreq se1 sreE Eueluqeur qzre eped lnpur 1e1ed dupeqrel lnpns rde1e1 lndun1 se1 ueEuep etuss sel sueE qure e{ }npns,lnpns sBI tuelec '91'1, 'rq0 urelsp lBrlruel p:edes 006 snJ"q se1 suu8 depeqrel Eueluqeur qere eped ue8uep 'rqD ur€l"p uellnfunlrp ?r?lue le1ed lnpur lnpns uelEu€pas rlrodes 'ueseleEued "porl{ela rsrsod uep epoJl{ele BJ?luB lnpns e,{uruseq pdrunl rn1 *n1n[ 'il', tzT snl8unqrel eporl{olg uetueq {rrlsr.J rnsng s€-I EL Bab 224 7. Prosedur Dan Teknik Pengelasan Digerakkan agak cepat Titik penyalaan busur Gbr.7.20 Cara penyalaan busur pada pengelasan lanjutan. Titik penyalaan busur 1.3.2 (1) Pemilihan Parameter Las Tegangan busuy las Tingginya tegangan busur tergantung pada penjang busur yang dikehendaki dan jenis dari elektroda yang digunakan. Pada elektroda yang sejenis tingginya tegangan busur yang diperlukan berbanding lurus dengan panjang busur. Pada dasarnya busur listrik yang terlalu panjang tidak dikehendaki karena stabilitasnya mudah terganggu sehingga hasil pengelasannya tidak rata. Di samping itu tingginya tegangan tidak banyak mempengaruhi kecepatan pencairan, sehingga tegangan yang terlalu tinggi hanya akan membuang-buang energi saja. Panjang busur yang dianggap baik kira-kira sama dengan garis tengah elektroda. Tegangan yang diperlukan untuk mengelas dengan elektroda bergaris tengah 3 sampai 6 mm, kira-kira antara 20 sampai 30 volt untuk posisi datar. Sedangkan untuk posisi tegak atau atas kepala biasanya dikurangi lagi dengan 2 sampai 5 volt. Kestabilan busur dapat juga didengar dari kestabilan suaranya selama pengelasan. Untuk mereka yang telah berpengalaman ketepatan panjang busurpun dapat diduga atau diperkirakan dari suara pengelasan. Sehubungan dengan panjang busur, hal yang paling sukar dalam las busur listrik dengan tangan adalah mempertahankan panjang busur yang tetap. (2) Besar arus lqs Besarnya arus las yang diperlukan tergantung dari bahan dan ukuran dari lasan, geometri sambungan, posisi pengelasan macam elektroda dan diameter inti elektroda. Dalam hal daerah las mempunyai kapasitas panas yang tinggi maka dengan sendirinya diperlukan arus las yang besar dan mungkin juga diperlukan pamanasan tambahan. Dalam pengelasan logam paduan, untuk menghindari terbakarnya unsur-unsur paduan sebaiknya menggunakan arus las yang kecil. Bila ada kemungkinan terjadi retak panas seperti pada pengelasan baja tahan karat austenit maka dehgan sendirinya harus diusahakan mengguakan arus yang kecil saja. Dalam hal mengelas baja paduan, di mana daerah HAZ dapat mengeras dengan mudah, maka harus diusahakan pendinginan yang pelan dan untuk ini diperlukan arus yang besar dan mungkin masih memerlukan pemanasan kemudian. (3) Kecepatail pengelasan Kecepatan pengelasan tergantung pada jenis elektroda, diameter inti elektroda, bahan yang dilas, geometri sambungan, ketelitian sambungan dan lainJainnya. Dalam hal hubungannya dengan tegangan dan arus las, dapat dikatakan bahwa kecepatan las hampir tidak ada hubungannya dengan tegangan las tetapi berbanding lurus dengan 7 .u"8u?t Jnsnq ml u?Euep lnpns sBI uep Indunl S3l uuEunqtues eped u?S?leEuad rsrsod ?d?Jaqaq {n1un uBsBleEued rsleurered leqqrp pdep y'7 uep E L Ioq"I ru"l"p uel8uepag .Z.L :reqej- urslup leq111p.lnanp npor11"1, rlur qe8uel sueE ueEuep uelEunqnqrp Eue,( snJs {nlun ftpu?ls rsrpuo) .eruurel-ure1 uep ueseleSued ledurel usepEe{'rnle uer111a1e{ u"p {n}ueq ueEuep rsnses uep su?s{es EJBces u?{"u?$lBlrp snJsq rur JBpu?ls rsrpuo{ ?/$q"q nluol qepns '"pB rlBlel ,u,(ureEeqes urBI u€p rlur Jeleru?rp 'epo:l1e1e sruef 'uuSunqruBs {nlueq .13led lBqel "poJuole rtradas nluelJal 1ere,(s-1ere.(s ue8uop uesele8ued urelBp JBpu€ls rsrpuo{ ude.reqeg uosopfluad uDlDp tDpuors lwuorl odotaqag (g) 'ueled -aca1 e,(uqreu ueEuep unJnl u€{? uesnqureusd }nqasJel ueludecel medureleur rde1e1 'uesnqureuad urelupradrustu u"re ueludace4 u{uTeu nlueuet ueledecel nluns eped redues e.(uunlaqes uelSueralp ueledecel qnre8ue4 .rEEup ueEueEel flredes "aq"qEueueur Euez( urelep uusnqureued u?{nlJeueru {n}un snsnq{ upoJ}{ole edereqeq depeq.rel ueqenceEued epe ueEue8el I?q ruelec '1e1Euup ugp r"qol Eue{ rserlauad ue1 -IlsuqEueur uBp Jeqelelu e,(useuud u8Eurqes'1esndre1 {€prl ur{Bur uup rpefue1 Eue[ rnsnq Euelued ur{Bru uetueEel Jeseq uq"ru nlru,( eful[eqes Eue,{ qnreEued u"{rJequeu ueEueEel ue43uepe5 'u,(usnqural elep ulnd JBSeq ur{€u sel snJB J"soq uDleru e,(uresup Bpsd'u"{"unElp Eue,( ueEueEel u?p sBI ueledecel'snle e,(ureseq ,se1uu1od.s{nu l€JIs -tegls epede4 Eunluutral uzsnqureued e,(ureseq uelSuepeg .dn1nc Euu[ rserlaued nele uesnqureuad uu>1n1redrp 6Eurl Eue,( uuSunqurus uBl"n{e{ uelledepuaur {nlun po4auad nDrD uDsnqutauad otunsag (S) 'ueseye8ued rrup Jrq{e eped rnsnq u"{epal pefrel Euues qerees snre zped ?uere{ {rluq r"loq snm ue{BunEEueur {luq qlqel lepuod ueEu -nqtuBs ueseleEued 1n1un lde1el 'gspueJ Eue,( snre ueEuep ueseleEued eped uurelnrel '{rcq {EIoq snru upzd rrep r{"J"as snre eped pq"ls qrqel efuunurn eped rnsnq teyr5 'yrllsod qn1nl ueEuep uelEunqnqrp spoJl{elo u,{uryeqes 'se:e1 uesrdeled ueszleSued eped nele lrualsns ]BJ?I u"q"l eleq uesuleEued uulup efquslur'uesnqureued ua{unJnueru {nlun ';ltrsod qnln>1 uuSuap ue>lEunqnwp epoJl{elo €u?ru Ip {llBq seluelod ueluunE8ueur {nlun uE{rnluerp eleur srd4 1eled eped rpedes pcel z,{usuued sellsedz>1 epq e,{u>1qeqes '.Fle8eu qn1n1 ue8uep uelEunqnqlp e,(uzporl{ele rp snJnl selrrelod u"{eu -n8rp u,(uryeqos msoq e,(useued sellsedul uep r33ur1"u"ru {npur uequq Jrec Irlr} ulrg 'e,(uru8eqos ur€l uep ue8unqurzs uep seued sulrsudel ,>lnpul ueqeq rrBp Isrurol rs{npuo{'epor11e1a sn4Eunqured u€q?q eped EunlueErel IuI seluelod uBgrlrued'{rl€q sBurBlod uep snrnl s?}rr?lod ueleunEEueur ledep sn>1Eunqre1 ?porl{ele uutuep {rJlsrl Jnsnq ueseleEued el\qeq e,tuurnleqas uulEuerelrp qele1 4;edeg ,lltrsll sDtuDlod 0) '1pe[e1 Eue,( 1n1ueq ueqzqnred Irce{ uDIBru ueledace>1 6Eur1 urlzru ?ar{Bq ue1>1nlunueru e8n[ ueureluSue4 'se1 {rueu s"}q"^\{ {?snJeu runleq qrseur rdu1a1 u^{ufEurl-rEEurles uu>luq?snrp nples ueledecel ueeuesleled ruelep u.(uurnun epe4 urlEunur Euu,( ludec nr,rrer uulerreq uele ue*Eu*;1ITtHlil3.Ti:i1'J,1"#':fi: eEn[ 8uelued uenl€s rad seued ue{ns?u e{Bru snJel ue{{rgurp uuseleEuad ueludece4 elrg 'uBsnquaued :eseqredureru uele ueledece>l ue{r€us1 ,n1ue1.re} uuledecal nlens eped redrues n1t Eutdues rp rde1a1 'unJnueru rpelse1 Euelued u€n]es rod llsodep qelulnl €{Bru ue>l{reurp ueseyeEued uzledace>1 Euepes 'de1e1 lenqrp snJB uep uuEueEel ellg 'rEEuB Euef se1 snJB ug{nlJeureur ledec Eue,( ueseyeEued nlr BuoJE) .sel snJ? sz7, snltungrea eport{olg ue8ueq {rrtsr.I rnsng sB.I EL 7. Bab 226 Prosedur Dan Teknik Pengelasan Tabel Diameter 7.2 Contoh diameter elektroda. 4mm 5(5,5)mm 6mm 7mm Datar l30A-180A 300A-380A 110A-170A 180A-240A I 50A-200A 250A-310A Atas kepala Posisi Tabel Posisi: Detar 7.3 Parameter pengelasan pada sambungan tumpul. dan atas kepda Elektroda: Jenisilmenit Tebal pelat (mm) Diameter kawat (mm) Urutan sl Ji Y-*=Y Parameter pengelasan Lapisan. 5 I 6 2 Arus Tegangan (Amp) (volt) Kecepatan (cm/men) 190-250 26-28 220-24f 250*370 26-30 250-280 120- 150 22-24 190-260 160- r80 24-26 165-21 5 t70-230 25-29 220-350 160- 180 24-26 270-370 3 4 5 ,{ 6 7 4 8 9 Atas kepala l0 ll I ) 3 4 5 6 l 45. 25 7 8 9 l0 ll 7 180- 195 3 4 5 6 7 8 l 60- 180 24-26 250-300 nleles lnqasJel le{l sEI tr"duel-ludural ep"d '1e1t se1 ueEuap mlnqeplp "{u"selq "{BLu e,(uueseloEuad upq BrrlelnJol '1edec nppal Eue[ ueutEulpuad BueJ"I nele Euernl tuef uesnqureuod sueJe{ 1ere1 uzrndurecued u"p {"loJ 'ueseraEuod prades lucuc u,(urpehal qBIBpB pdurnl se1 uetunqtues IJ"p rulz eped lunuln Suef pq nleng uodolsta1 (t) uB/nBrI uusule8ua4 EE L 009-0s€ 6e-tz 0c€-082 8I LI 9t SI tt 00€-0sz \-0s7 €t ZI II 009-00, OI 6 0t[-082 6Z-tZ sz 8 L 9 s 00t-00€ t € Z 082-ozz LZ.NZ 002-081 (uau/uo) (noA) uuEuutal (durV) ueludacoy sruv I (uru) 'oN l?,ir?l uesrdel r0lerl, (ruru) uslnJn 1u1ed IEqBI -8!(I uuselotuad Jelou"Jed qepuar uaSolpg quef :Bport{elg IB{lueA :;s1so; (c) 8 s6-05 09t-0€t TZ-ZZ L 9 0t I -96 NZ_ZZ 09r *0zl st-ss 9Z-tZ 06t -0sl NZ_ZZ (ueu/urc) (rtoA) ueleda:a; uetuuSal s t , t Z s 09t-0zt I t (druV) snJv 'oN luas{ uusrdzl Jelout ti,%+l A.oE-n I sz1 0zr-0t I e1n6/ (uul) uuselotued Jalerrr?J?d (ruur) uBlnrn ({lBr) sn>1tunqre1 ?porDlelg uu8ueq ruld pqar -?lc qepua.I uo8orp;q LZz, sz sluef :Bporlrlel1 FIlueA :tqsod lrrtsrl rnsng sE'I t'L (q) 228 Bab (a) Posisi Elektroda Tabel 7. Prosedur Dan Teknik Pengelasan 7.4 Parameter pengelasan : Vertikal : Jenis hidrogen pada sambungan sudut. rendah diameter kawat (mm) Lapisan 5 5,5 6 55 Panjang kaki (mm) Geometri dan urutan 55 7 Arus Tegangan Kecepatar, (Amp) (Volt) (cm/men) I 280-330 24-29 340-380 I 280-330 24-29 340-380 280-330 24-29 400-500 280-330 24-29 300-400 280-330 24-29 400-450 280-330 24-29 350-s00 280-330 24-29 3s0-500 280-330 24-29 300-4s0 280-330 24-29 300-600 I 2 5,5 8 9 Parameter pengelasan I 2 A 55 1 2 3 55 1 2 l0 3 4 55 1 2 ll 3 4 5,5 t2 1 ) 3 4 55 1 2 l3 J 4 5 6 terjadi cacat las. Untuk memperbaiki hal ini maka cacat-cacat tersebut harus dibuang dan kemudian dilakukan pengelasan lawan. Pembuangan dan pembersihan cacat ini merupakan persiapan bagi pengelasan lawan. Pembuangan dan pembersihan cacat ini dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : pemotongan dengan busur dan udara, pemotongan dengan gas dan pemotongan dengan mesin atau gerinda. Dalam Tabel 7.5 ditunjukkan kondisi standar untuk pemotongan dengan busur dan udara dan dalam Tabel 7.6 beberapa parameter untuk 7 'JnlB ued"rsJad uep l€cec u€rlrsJequed lrseq d"p"qJel uees{rJerued usIep€rp rlqeles snJ"q e,{uuueues>1e1ad uep elntu uesele8ued 4n1un oJ}Iole ueEuep eures Euu,{ sBlr[€^\{ ueEuep epoJlralo uexeunSSuau snJ€q uuEuel ueSuep uB{€uBS{BIrp Eue,( uerrrel uesela8ua4 u0sLl,Euad k) 'e[es epuuaE ueEuep dnlnc e,(uuedersred uep ueqtsrequred srdrl 1e1ad Inlun 'rIIInu euulaq uep 1e1e1 eped llredes ["{es Ieqel 8ue,( 1e1ed eped ueqeunErp e,(ueq e,(uesetq ursetu ueEuep uedets -red nele uuqrsrequed eru3 'rnln8ueur ue8uep n?le eleru ueEuep {IBg Jnl" Inlueq depeqrel ueesryrerued uel€perp nped eleur'1tuq e,{qtseq uB^\BI uesule8uad ru8y 'seE uuEuep ue8uolourad u"p eJ"pn u"p Jnsnq ueEuep ueEuotoured Irwq Jnrc Intueq-{nlueq uz11nlunveur L'L 1equ1 'seE ueBuop uetuoloued 08-09 9Z-nZ 08t-0sI 08-9t 9Z_87, 09I-0€I 9Z-E(, 09t-0tl 9Z-eZ 09I-0€l s7. tz 0st-0tl wt-0zr 97,-€Z 09r 96-06 9Z_87, -06 9 L_OL 9Zr-0zl 9L_OL 06I -S8 r 98-08 98t-081 00I -08 0El z I 7, I I CI t (,t z I n z I n II OI z I 6 n z 8 I n 0sI-0tr I v L 9Z-€Z 0sI-0eI I n 9 97-E(, 09r-0gr I n I (ueu/uc) (uo^) ueledecay ueEueEal (durV) snJv 00t 9'I _O'I ueszla8ued JeletuBJ?d (uIIlI) u? -srdz1 181t\ -?{ rel (uru) uBlnJn u?p rJleruoa9 r>1uq 3uz[uu4 -etIIerc lluau[ sluef : Bporuelg (q;ru) 1eryua1 6ZZ sn4Eunqre; Bporllolg ueEueq IIrtsI'I rnsng s?'I EL : Fr.sod (q) 230 Bab 7. Prosedur Dan Teknik Pengelasan (c) Posisi : Datar Elektroda Panjang kaki (mm) : Jenis ilmenit dan serbuk besi-besi oksida Geometri dan urutan Diameter kawat (mm) Parameter pengelasan Lapis an Arus Tegangan (Amp) (volt) Kecepatan (cmlmen) 5 4 I 140- 1 80 24-26 215-220 6 5,5 I 230-2't0 2',7-29 31 7 6 1 250-300 28-32 320-325 8 6 I 250-300 28-32 2t5-220 9 6 4 I 2s0*300 140- I 80 20-32 2 24-26 225-230 295-300 7 I 3 l0*340 28-32 260-265 5 2 190-240 27-29 335-340 't 1 310-340 2 t90*240 28-32 -29 355-360 5 27 4 3 140- 1 80 24- 26 300-30s l0 ll t2 l3 28-32 -29 7 I s5 300-340 2 230-270 27 4 3 150-155 24-28 7 I 6 2 310-340 250-300 4 3 140- 1 80 28-32 28-30 24-26 5-320 325-130 210-215 315-320 350-3s5 220-240 3 I 5-320 295-300 *Jenis serbuk besibesi oksida Dalam hal pengelasan otomatik biasanya pembersihan dan persiapan las lawan tidak diperlukan, karena dalam pelaksanaan pengelasan lapis pertama kondisinya dibuat sedemikian rupa sehingga menembus bagian belakang. Bila pengelasan lawan untuk las tumpul tidak mungkin dilaksanakan maka dianjurkan untuk menggunakan setrip pembantu atau cara pengelasan tembus agar pengelasan dapat dilakukan dari satu pihak saja. Untuk pelaksanaan pengelasan tembus diperlukan ketelitian alur dan ketrampilan yang tinggi dari juru las yang melaksanakan. 7 -______--T LI_91 9I-€I gI-I I zt-01 II_6 -6 008-002 6-8 L-9 9-9 00r-00r 0t 9-' 009-0s, 0s9-00, 00t-00, osr-009 000'r -001, 00r-0sz 6-L n-t. 002't *006 002't -006 J?qe,I TU?IEC (ueu/urr) 0s€-002 002-00r nlred (durV) sruY Suotod (uu) rnry 0'€ r O.I I n["'I s0t 0'6 0'8 0'9 0's Sueluu4 releu?rcl uBuqurol dnlna (utur) upor11e1e u?Jn{n 'BrBpn uup rnsnq uuEuep uo8uolouad reler[Brud S.t IeqBI v 96r -0€l gil-ofl 06*08 06I-0sl 8Z-nZ 09t-0tl vL cc c z I €I s n c et Z I v € 9€I_SII 09t-0gr vu ca z I tI n c 0tt-07,t 09I-0€l NZ_ZZ z I Z OI n 9Zr-lzt nz-zz 09t sil*0gl n7,-27, 091-0€l -0zl ,z-zz 09t-0€r 90t -00 I VZ_ZZ 09t-0€t I 9 oil-0€I YL 09t -0gl t s 0t I LL -0el (uaul/Illc) (ltorr) (druV) uul"daca) ueEueSel snJV uesule8ued ralotuEJ?d I , 6 Z I 8 n t I L n (urur) u? -srde1 l?,{3I u?lnJn u?p Jal .EIu?IC ulauoe0 (urur) r1e>1 3ue[ue4 lluau[ sluef : Bporl{elfl epda:1 ItT, snl8unq.rel Eporl{elg ue8ueq {ulst.I rnsng srly : se.I EL pr.so4 (p) Bab 232 Tabel 7.6 7. Parapeter pemotongan dengan gas (dengan tangan). Lebar Lubang alur oksigen (mm) (mm) Sudut pembakar (derajat) 10 3,3 25-30 ll-13 t4-t6 4,3 8- Prosedur Dan Teknik Pengelasan 5,3 Tabel Proses pemotongan Laju potong (cm/men) 300-450 400-610 500-8 l0 7.7 Tekanan gas Oksigen Asetilen t,75 o:, Dengan Tangan Asetilen -6,t 2,t-2,2 7,8-8,4 2,3-2,4 2,5-2,9 10,6-11,3 Bentuk alur hasil pemotongan. Posisi Bentuk yang dihasilkan (Ukuran panjang dalam mm) Datar Otomatik Oksigen 5,7 0,70 Dengan tangan Pemakaian gas (m3/jam) (kflmm'z) Vertikal Atas kepala Horizontal '.+ \/ H 1 n:r /,' '\ j L----{__)- I' I I\,4 ro"L--i}x::.y H] 7.3.4 Usaha Penghindaran Cacat Dalam pengelasan selalu terjadi cacat las. Karena itu seorang sarjana ahli las harus menguasai sepenuhnya tentang sebab-sebab cacat dan kemudian menentukan usahausaha penghindarannya. Usaha penghindaran cacat las pada las busur listrik dengan tangan dapat dilihat dalam Tabel 7.8. 7.4 Las Busur Listrik Dengan Pelindung Gas CO, (1) Tegangan busur, arus los dan kecepatan pengelasaa Tegangan busur tidak banyak mempengaruhi besarnya masukan panas, melainkan mempengaruhi bentuk manik las. Pada umumnya tegangan re"ndah akan menghasilkan manik las yang sempit dan tegangan yang tinggi menghasilkan manik las yang lebar dan datar. Dengan arus gas CO, yang tinggi dapat dicapai penembusan yang dalam tanpa terjadi percikan tetapi dapat terjadi pembentukan manik berbentuk buah pir yang dapat menyebabkan retak. Arus las adalah parameter las yang langsung mempengaruhi penembusan dan kecepatan pencairan. Makin tinggi arus las, makin besar penembusan dan kecepatan pencairannya. 'Suefued uues Eue,,( se1 e1-wil eZ'L'JqC urel?p p:edas ue{npnpo{ ru,(undrueur relequed epg 'ueseyeEued pseq uu{nluouoru leEues re4equed lsrsod lnpns s"l Izr{ ruBIeC 'se1 sue8 dupeqrol IJpl eI n?le ueu?{ e4 Euuur {upr} Je{€quled e,(ulreqes rJ}arurs Suef rsurleuad ryefre1 reEe eEe[ueur {nlun 'rEEup ueledeco4 redecuaru {nlun relns rde1e1 3un1oc {rueru uutuep ruelep Euu,( rserlaued uulpseqrp uB{B Eue4eleq a>1 Euurur relequred Eun[n epq e,{u4qeqes Euepog 'Bl€J u"p .reqa1 Euu[ lrueru uup le4Euep uesnq -urauad uelpsuqEuour us{€ rur u"{npnpa) '(e)rc't 'rqg urelep ue44n[un1rp ]trodos .67 redues 0I lnpns ueEuep uedop e1 Euuur leEe relequad Eunln e,(uryeqes u?lerrr "Julue uep Eunpuqed seE qn:eEuod -eEuad u,(uqupnul 'Irueru u"{nlueqwed rrup leqlllc rI€{ {n}uoqJel uel" toyoquad ppng (Z) 'u3Ir{"1 1pe[a1 ueurlEunual uep Eunlec uep lrdtues 8us,( s"l {ru"u {nluaqrol uele zE8uqas [roI uDIBru qndure>1 Jeqel u"p uesnqurauod eleur rE8url:adrp se1 ueledecel epg rc= t=-l ,IJ I alqal lm"c rBdEBs Suolod 'IwJpued u"tuap E uap lposes reqal p,(uuElEp u€I"qBsIl 'lroal rlrqel tuBd ?poIt {rle rBI"d nzl? usmJrF{ lngrs $qqred uulzdacel r8uern;q sf,E u?Ir?re8 rcnses 8uB,( Bpo4{ale rluBC (7 = t7) !)is; (r) 'l"dat SuErn{ tuE,( epolllel. lnpns lEdal 8us,( tnpns ue{u?r{eued 9 '"uJndu6 SuBrnI EUB{ u?tuolouod 9 :cqa1 g 'u?pp nlErq Eue,( 't 'IpeI nlBll4 uBsn4lal '€ 'tEEuq np1re1 '7, 'I 'uslEdeDl r8uar nBle Gnses 8ued gnpns u?{u?qBued suB sBlnsag 'JBsaq EuBJni Ew[ lnPns , urtedmy '5 1m1 nppai snry '3 nPlral lpa"I relauero I "po,Ie," urrrr", nrr, re-] Su"fuBd Eu"s {Bp!l ffi tl {rBq tuBrnl tua,( r*Ileuad ,ifl"j Irre{ nPlral snrv ; 'u€lBdoel rtueJ nEls renses Euu,{ lnpns uE{wqBued 'l?a?l usEuep eres I JsleuErp rnsnq SuBtu?d uElar{Esn 'z sus 6uB:n) 'I uBJEpurqEuad lEdal Euprn, 8u?d EporUela ualsrci nrle lnpns EuEfuBd nlBlrol rnsng r?sal nlBlJel sq qEqcs eduuurrpulq8ued e.ruc uup sBI EE7, 'e 'z suv .I Tr*.,,, IMBJ IBoBJ g.l leqcl tOJ seg Eunpu11e4 ueEuaq IrrlsI'I msng sB'I V'L Bab 234 7. Prosedur Dan Teknik Pengelasan Cucal l5l a. Cacal manik Lebar yang tidak samil b. Cclombang yang tidak rcratur c. Manik cembung n Penghindaran Sebab Cerakan elektroda yang tidak tct{p l. Usdhakan keccpattn yang tctap Usahakan kcceprtatr y{ng tctnp. Cerakan elcktroda yilng tidak tctap Arus terlalu bcsar Sudu( elck(rodn ynng tidak tepat. Kuriurgi arus Pcrtilh{rkntr sudul yilrg tctilp. l. 2. Arus terlalu kecil Cerakan elektroda terldlu pelan l. 2. Arus terlalu besar Gcrakan elcktroda tcrlulu ccpat. l. 2. l. Kcccpiltan gerakan clektrodr yang tidilk tepat. Sudut elcktrodr yilng tidnk lcpilt. t. Besarkun urur Nuikkll kcccpatln gcrakun clcktroda li-. r__r\i.J---l Manik cekung Kurangi urus Kurangi kcccpatnn geruk{n clcktrodil 11 r-r-xs--r (6) Terak tcrcampur 2. Naikkan kcccpatnn schinggil tcrilk tidak mclgalir kc aklr. 2. U$hikiln sudu( yilng tcpat pldu aralr lasan. J. Sudut kctirusnr terlalu kecil. -1. Pcrbaiki sudul ketirus{[ iltilu gunilk{n clek(roda yrDg lcbih kccil. 4. 5. 6. Arus terlalu kecil Busur tcrlulu panjang 4. Pcrbesar arus. 5. Pembersihrtr lapis.rn scbelumnyil yilng 6. Kurangi panjrng busur schilggr cukup unluk pcleburiln dar pcngapungun t9rnk. Bcrsihkrn tcrrk dari lupis scbclumnya dc- kurang baik. (7) Pelcbuan yang kuraog baik. & igt l. 2. Arus tcrlalu ngan baik. k6il Gerake clcktrodr tid&k tcpat, Bewkan aruc Pcrpcndck p.nju8 buut shint8s tcdrdi pclcburan yang baik. r-e.l 'InPur u83ol rlu"c uBlBp rJ .Inpur uEEol nsls ul^l 'J {Edwq nl8lral 'c .lEtun tuBI sD{-ndmu rE,(utrduau Inpur usto'I 'z 'rmq uaFP seEorprq {BXu8q nFlrof 'I 'irqlB uBp Elnu @suBued @lnIB'I 'q?purr ueSorpq Bporqela rslBd T ru )Fpu rBtol Bp"d wlaf, uslnm{u.d trrru T Jrl? lat.u EsBluueu )lEleu 'u"sl ualqrsreg .L 'q?pueJ saaoJprq Bpoillala rBIEd '9 'qEpual uatorPrq Bporltele r?l?d 'rlEpusr ua8oJprq 's "PoJUala "poruota q"JaEp w)|aunt uBp BInu w{cmd 't q8r*p EB'OI nqap nBlB rrsad tBdBpJeI .L "psd 'ueSoJFq mp seENlo td8prrl '9 uEp ?lnu ualsu?d '€ w{tuua) 'z wlntn rlwg .l 'BpoJrlela IIEquaI uBslatuod ?poiuele -ur urtol UEIEP SEEDl.q lB,(urq nFlJoI 'tDd$ nJ8IEI wuFurpuad rylaX 's ,t .)lnpul u8tol wpp wnpEd rnsn IB{eq nplDl 'dm d8Jalueru BporU.la sFq nlqDl wr{luad lFqrc{ wltuue) Jnsnq tuBfwd tuBfu8uril 'lnp 'rl8Puil uetorPrq w{8unt L] dualu3u rpoJtlalg 'g tuBfwd nplJat Jnsng 'Z dBn w{r8nss IS{ sna uaiuunl tmu nlsEal mrv 'l 'mls.d BPrd {B{uBq lrlrx nlrlDl (0I) (6) r-4r_i 'qBpuer ua8oipJq apo4l.le uEIEunc .L 'aFu rlsuEd '9 'Eporuela wIBJat uBlBdo -a{ rtuBrn{ uBp uBm,(ua sqot W{lm) 's snE wll@) 't .tu8iq.q usto.I lE,(uaq nlalJal tunpuatreu inpur '|8ds nplDl wudupuad 'tBdel wl sPorll.lo rFquo{ w{8uu?) '€ 'uml q"rnP w{qHeg 'tsdal twI spoju.te q{!d uBnF.rrltuad s* 'z 't Ewm{ tuai( Bporflala url8Jsg 'BpoJllqa -uBI mp 16 :nsnq wpp mpp rB nPlret sJv dgn lldspral lBel '{8{ulu rBdBpDI .r,(uul8l uatorpq nslB ucEls:lo {rIu8g T 'suns wp mFq qEqas tOC seg Eunpuqa4 uuEueq {utsrl Jnsng se"I n'L IHBC tuBqn.I (8) 236 7. Bab. 10* t> L I 5' Prosedur Dan Teknik Pengelasan tl l0- 1 5' i f ---i rh V/ (a) Sudut Gbr.1.Zl maju Atah Pengelasan w (b) Sudut antara Sudut mundur Gbt.7.22 Kedudukan pembakar pada las atatpembakardan sudut' arah Pngelasan. (3) larak antura uiung pembakat dad logam induk Jarak antara ujung pembakar dan logam induk sangat menentukan kecepatan pencairan kawat las dan stabilitas busur seperti terlihat dalam Gbr.7.23. Karena itu juru las perlu dilatih untuk dapat melaksanakan pengelasan dengan jarak yang tetap. L6 busur listrik CO2 (diameter kawat lu 1,6 mm) Diameter kawat 1,6 mm o E B ,so M ad (, 0 Ia. J roo 50 t00 200 300 400 Arus las (Amp.) (a) Gbr. 7.23 E -r (, o o 0. Jarak dari ujung pembakar ke logam induk (mm) (b) Hubungan antarajarak dari ujung pembakar ke logam induk dengan arus las dan penetrasi. (4) Kondisi-kondisi standar Pengaruh-pengaruh parameter seperti yang telah diterangkan di atas dengan tambahan beberapa pengaruh yang lain dapat dilihat dalam Tabel 7.9. Sedangkan dalam Tabel 7.10 dan 7.11 dapat dilihat parameter standar yang diperlukan. 7.5 Las Busur Listrik Terendam 7.5.1 Pemilihan Kondisi Pengelasan Bentuk manik dan sifat lasan sangat dipengaruhi oleh kondisi pengelasan. Dalam las busur listrik terendam daerah penggunaan arusnya sangat luas sekali, sehingga pengaturan parameter lainnya harus tepat dan sesuai dengan penggunaan. Di bawah ini diterangkan beberapa parameter atau kondisi pengelasan yang penting. 'snlBq tu"qnl B,(u uBlqEqoIu -eu JsqalsE u"{BJec -rpBtJat spo${ele (l uelBre9 (8 msng (l u8stnuEd (t qEPueI wt8niuad (g nqeleu lruEl^l (z pltu"p rsJreu.d (l 'uEs"la8urd unJnuau uBp Suurl I 'unrnueu UEP tuurl I uEEuuue) (/ snl8rl {ruBu IrqEls 'reE SuBqnl a{ lDlalau -red wID Eletraq IEAB) ( t qn"t BfuIsEf ?Fg 'l8l.p npl -r4 BduFe[ BIrg Q 'qEquEu*l lldue,(uou {luBhl IttuB wlsnEued 'snl?q (€ ?,(uI"Ef BM (r Bundus tunpuqad s"E qni8tuad qn"[ nlBlr.l rEnIs[g (I 'sl -aued sl lnpns InlualEeu sl IBAEI Alrg sFBt EEEurqd tuuru l?aBI Ellg sl l"a8l slg uerml (z ( J l4ls-lEJls @p snlBq ?Etluor IB,(@g 1 l!€tr u8jllv lEl 'qEp@J {ruBu uBr?nEued (€ tBIEU?p r*Jla@d (Z 6tun {lueu Etsn8uod Ir@I usllcrad rEl"quad l8l" tnpns (l Jllng (l r*Ileued ( *E UBIIV (t I uwleEEd uEtsde) (t ptqt urtudm; (€ (Z s8l r8gel{t {roEI/,I ( I Esq Er,( sruv rasaq Ew,( snrv (S u"Illv q"pucj usEuBfuEdJed (Z IIEu {lrBl wt"nla, ( I lldu.,(ueu {tu"N ( I Fturl uEtBdm) UBIBp (g 'uunueu tunpu{ad sBt qnr8E@d '(Inpunu tnpns) uEslaturd nfEu u"{Btet uBEup uugrnelreq Eurr( q"n ol dEpBqtueu sl IEABI tunfn BIrg uunl sluBlau ( IEsf .mlEq ?E qrplpuau Qndx w3o1 s?t tu?qnl ErBluE -tuor rp?ftel q8pnu 'nqaleu IuEu 'nreu lnpns InluaqueE snJnuaE ualDred 'nfBu {npul uBtol uBp EuBrul rp8f@u rEdred rnl? EpEd rsBJl EuBluqeu wp tu"Iq (Z u8t8p rsItoued ( I {epued sdu)pr8f BIrg uEllcred qnBt ?ttuor IP"fiOl UBIB suv (Z tsnqumITUEII (t rDsaq uE{lcrad SuBfuBd rBng (Z ttrsng (l q"pueJ Jnsnq uESuBteI qBpuor lruEu wlBntued (€ snpq SuBqnt p1'uyp rw:gaued (g . cqeleu 1ruey1 (1 tE8un rnsnq uetustaJ (€ Jrmq uunl IuBl uEtBntra) (l rtEun Jnsnq u?EuEtoI msng Ip"FeI IrBu uBtuD[edrad (Z uBtu?EaI (l Fllun rn$rq uBtu"EaI uutol uwletuad sluBlshl taJrs Jelewnd uusul T@u lnluag s"t tu?qnl @ (rxrr 6turl gZJt)O @ )\ (uaul1 97ue41e u"lBdace{) (.or-.s) 6 'uBsBI tBJls-rBJls dBpBqret LEz, zg3 uutuop {gls[ msnq uBsBle8ued refaurBrad qniBEued 6.1 ruepuerel {rrtst.I rnsng wl g'L IqBI 238 Bab 7. Tabel Prosedur Dan Teknik Pengelasan 7.10 Kondisi standar pada las busur CO2. Tebal Pelat Bentuk alur atau panjang kaki Celah akar (mm) Dia- Tegangan Kecepatan penge- busur lasan. (Volt) (cm/men) 330-360 330-360 32-33 32*33 55-60 55-60 370-380 32_ JJ 47 Arus las (Amp.) meter kawat (mm) Keterangan (mm) l0 t-2 1,6 o o o o o 12 t-2 1,6 o 0 1,6 6 t-2 t,2 8 t-2 1,6 o -#z l///,IJlY,/// /^ (D datar o.-50\ \^/ %tW Y,q, ffi t6 -53 Alur I tanpa pemahatan 390-400 33-34 47 -51 430-450 33-35 4'.7 -53 200-240 22-24 280-320 30*33 lawan @ @ o o- o 40-45 35-40 tumpul ;i datar, @ o 240-280 25 0 1,6 O- @ 3oo-340 26-28 31-35 40-45 35-40 30 0 1,6 O- @ 3oo-340 3l-35 35-40 150-190 24-26 I /v\ lan las ^-50d ffi W b b 20 0 t,2 o @ o 4-8 l 5-20 @ o 30 0 t.2 4,0 0 r,2 6,0 0 1,6 9.0 0 1,6 l6 0 1,6 oo- @ o @ @ @- o o @@- o o o o o @ a_,) @ 5-20 8*12 leo 210-230 220-2s0 210-230 220-2s0 2'7 27 26-28 25-35 30-40 35-40 30-40 20-30 180-200 27-29 39-43 230-2s0 30-32 32*36 310-330 3l-33 30-34 l0-330 3l-33 50-55 40-45 45-50 43-48 48-53 2t0-230 Las tumpul posisi vertikal, dengan las lawan. Las sudut 3 horizontal satu lapis sudut zontal i banyak 7 IS NZ_EZ 8Z_IZ 8Z-9(, 00s-0st 0€9-08t OE_82, 8Z-tZ 00s-0s, Ig 9Z_EZ 6Z_92 09s-009 7g 0€-82 8Z-tZ SZ_ZZ 87.-tZ 00s-0s, 00s-0s, IJ 8C'92 0e-82 LZ-T?, 009-0s, lsz 97.-tZ, 09t-00, IC €f-0€ tz-zz 0€€-00€ I (tton) ( dutV) s?l snJv uesrdel 0e-82 Zg IS € z(, € 6r z zt fflr 6 z-oi F z-o- F =E= 9 Jnla (uau/uQ uesulatuad ueledecoy uEEuBtrI q€lurnf (urtu) iqd {nlueg PqaI Inpul (II"Eo'I -llues uBsBleEued BpBd $InU Isgeq fE^{B{ uBtuop zg3 'sllsuIoto .rnsnq sBI rBpuBts lslpuoy II.t Ie(lBJ I @ z'l 0 @ a'l 0 8-L @ o z'l 0 9-S 9Z-nZ o0z-09r o z'r 0 0r-6 zt*8 9?87 08t-0il Z,I 0 8-[ 9t-21 zz-02 osr-ozr Z,I 0 9-S 0r- 9t 0€ lnpns s?'I 0s-s, 0t-82 062 'unp srdulraq u?p q?^rBq 0s*st 0€-82 0€z^06r -9 -82 otz-061 sydel:eg 'q?^\eq aI ["Irue^ e{ pllua^ 09-s9 -06 I o o (n 0t -6 lnpns se'I 's?13 al le{rue^ tnpns s"'I 0r o o ry @ (urru) (uaul/tur) ueBuerala; 'u?s?J (u[u) (t1o11 -a8uad ue Jnsnq ueBu -ledaca; -e8a1 ('duv) sq snrv l?A\?) JslAw -?ICI (ruur) r"{? q?loc IIsI Euefued nBle IEIEd IsqEI 6t(, uBpuereJ lrrlsr.I Jnsng sB'I s'L JNI? {nlu58 Bab 240 7. Prosedur Dan Teknik Pengelasan Logam induk Tebal pelat (mm) 4gz F2 25 4sr F3 25 4plz F2 30 l B : : Tegangan (Amp.) (Volt) 450-500 500-550 24-28 24-26 26-29 25-27 480-530 450-500 25-28 24-28 u-26 480-530 500-550 25-28 23-25 26-29 24-26 480-530 500-550 25-28 26-29 22-24 23-25 50" 22 Catatan: F Kecepatan p€ngelasai (cm/men) Arus las alur 45' (1) Jumlah lapisan Bentuk '82 F2 28-30 Las muka Las lawan Arus las, tegangan busar dan kecepatan pengelasan Arus las memberikan pengaruh yang terbesar pada penembusan dan penguatan. Arus yang terlalu kecil akan menghasilkan penembusan dan penguatan yang rendah, dan kalau terlalu besar akan menghasilkan manik berbentuk buah pir seperti yang terlihat dalam Gbr.7.24 dan akan mudah terjadi retak panas. Tegangan busur yang rendah akan menghasilkan penembusan yang dalam dengan manik las yang sempit yang menyebabkan terbentuknya manik buah pir. Tegangan yang tinggi akan menghasilkan penembusan yang kurang dalam dan manik yang datar yang dapat menyebabkan terjadinya retak tegang seperti terlihat dalam Gbr. 7.25. Di samping itu bila tegangan dinaikkan maka keperluan fluks juga bertambah. Kecepatan pengelasan yang rendah akan menyebabkan pencairan yang banyak dan pembentukan manik datar yang dapat menimbulkan terjadinya lipatan manik. Sedangkan kecepatan yang tinggi akan menurunkan lebar manik dan menyebabkan terjadinya bentuk manik yang cekung dan takik seperti terlihat dalam Gbr.7.26. (2) Kedudukan, kemiringan dan diameter kuwat las Bila kawat membentuk sudut mundur maka akan terjadi penembusan yang dalam dan manik yang sempit. Sebaliknya dengan sudut maju penembusan akan dangkal dan manik yang terjadi lebar. Dalam pengelasan kecepatan tinggi, sudut maju akan memberikan bentuk manik yang lebih baik seperti terlihat dalam Gbr.7.27 Untuk menjamin penembusan yang baik, sumbu kawat harus pada sumbu alur seperti ditunjukkan dalam Gbr. 7.28. Untuk memudahkan pengawasan penempatan kawat ini, biasanya pada ujung pembakar dipasangkan semacam jarum yang dapat mengikuti garis sumbu alur. Untuk pengelasan pelat yang tidak sama tebalnya biasanya kawat lebih didekatkan pada pelat yang lebih tebal seperti ditunjukkan dalam Gbr.'1.29. Tujuan dari pendekatan kawat ini adalah untuk mendapatkan keseimbangan panas. IltrBru {uueq BpBd uBEOIeEued Eclldecel quBE[od lra-L.qJ 'u8{r{Bl .uBlBdrl rp?fral st8urqes 'sBI lP"Fal B8Eulqes s?l ur?tol lrlrpes nlelral ruutol 1e(uuq n1e1ra1 't8turl nl?l 'q"Pmr npl Isnl?s -:el uelzdece) -:al uslsd$e) Eued ue1eda6g1 r-rr li\] tl-i t{jj t-A-1 lLJ -\- ,--l 68uq rele r1e1 ue8uep n :n1u ;ndurnl uetunqureg uesela8ued ueled$a1 E E qspuej rEBurl t^i 1 :np lndurnl uetunquteg 'IluBru Inileq dupuqrel rnsnq uBtuBtal qnrBtued sz.l, 'rd 'qEpuar uulen8ued e3turq -es Jeqeleur qznq :pueur Intueqlel ledup eEturqes ursl?p nl?[Jel rsBJlsued {ru?w rEBuq nlelreg ueEueEel Euei( [-T_l t/\l rtturl rele r1u1 uuEuap q?puer nlslrel ueBuuEal ue8ueiel ru n :n1u {--l L(-! lndunl uuEunque5 a ue8uztal rEEuu r{Epu3J t--l--] L-.5--l 1 :n1e lndrung uuEunque5 Lrusut wluaq oprd sq stuB qnrstued ':rd qenq lru?tu ledep'ueqrqelreq InlueqJal sn:v Jeseq nlEIJel .qg r$Jleuad w.L.qJ .q"pueJ lru?ur uelenEuod uep rwrleued dnlnc EuzI snry lrcol snrv t-T-1 1/\1 rE8url rele r1e1 uuEuep 71 rnle lndurnl ueEunquu5 ry ffi J?Seq sel snJv ' fr-] IIte{ ndurnl uutunqueg wz tuspuerel {rrlsr.I rnsnfl sB.I g'L Bab 242 7. Prosedur Dan Teknik Pengelasan Tempat kontak Lebar manik Arah pengelasan _ft (Sudut maju) W,> Lebar manik ' ||, l:- Arah pengelasan - Hubungan antara sudut miring kawat dengan bentuk manik. tt Kawat Kawat f-%-1 rBl] Kawat di garis las Gbr.7.2E ' ][ (Sudut mundur) Gbt.7.2il W, luar Kawat miring Penetrasi tidak sempurna karena penyimpangan kawat terhadap garis las. l_ Kawat f-6 Gbr.7.29 + Posisi kawat padr pengelasan pelat tebal. yary berbeda Pada kedudukan tegangan dan arus yang tetap, kawat dengan diameter kecil akan memberikan busur yang padat dan tajam yang menyebabkan terjadi penetrasi yang lebih dalam dengan manik yang sempit. (3) Pemilihan fluks dan kawat las Fluks dan kawat merupakan bahan las yang sangat menentukan dan saling mempengaruhi. Karena itu pemilihan kedua bahan ini harus dilakukan bersamaan dengan memperhatikan sifat-sifat bahan induk, kwalitas sambungan, keadaan per- mukaan, geometri sambungan dan lainJainnya. Pelaksanaan yang berhubungan dengan fluks adalah tinggi pelepasan fluks, di mana sangat tergantung dari padajenis fluks yang digunakan. Pada dasarnya tinggi pelepasan fluks adalah sedemikian rupa sehingga gas yang terbentuk mudah berdifusi dan tidak menimbulkan busur yang terbuka. (4) Beberapa kondisi standar dsla,m las busur listrik terendan Kondisi standar yang menunjukkan hubungan antara besarnya arus dan diameter kawat las dapat dilihat dalam Tabel7.l2. Sedangkan gabungan antara fluks dan kawat V {nluag 'q"sldJel Jnlelp ledep Surs"ru-Eurseu eE8urqas rJrpuos uEuuol raquns Eurssur-Eurseru BuBru rp'ulopuel u?unsns tuel?p nl"s rJ?p qrqal "poJUale qBIBpB u"I€ues{"lrp Surras Eue,( rsuersuo rtEuqrodurell eporl{elo uu>leunEBuaur BJuces ru,tundruaur yo{uoq opoq1alfl (t) 'rur q?^tBq rp ue>lEuerelrp Eue,( ruedas urec edereqoq ueEuep rEel rE8uqredrp ledep qrsetu e,(ursuersga uer{[uep undnelen rdzlel 'rusoq Eue{ snJE u€IeunEEueru ledep rur uuseleEuad urBIBp EuoJ?I 'rEturl dn>1nc qupns e,(uueeunEtuad rsuorsge ruepueJel {rJlsrl Jnsnq se1 e,(ureueqeg rrrupueral )1rtq1 msng suf Isuelsgg p8qlndurey4l u.re3 rdureqeg Z.g, L '1e1ed 1eqo1 uep rnle {nlueq udereqaq upud upue8 epoJl{ele uep luE8unl EpoJllole ueEuep uesele8ued BJBo rJBp J?puuls rsrpuo{ qo}uoc edereqeq ue>11n[un1rp SI'1, uep rI'l IoqBI rrrBIBp ue>1Euupa5 'rserlaued e,{uurulup uzEuep se1 ueledecol uep ueEuutel'sue zrelue ueEunqnq uerylnfunlrp 7g'1 'rqg ttep'lt'L'OE'L 'rqC ur"leq'€I'l Ieq"I g efeq 1nlun leIuuq y 0rA\) x 08c) srdel se1 trta) uleq ueszleEue4 'g uep y efuq 9€A\) x Jeseq snJE ue8uep p8Bunl srdel se1 .B y x 0s"{) ge^\) x 0sJx {nlun lnpns se1 uep leEEunl srdel su1 un pE8unl srdel uep g uep urBIBp leqll1p ledep uuleunErp Eurres Eue[ 09C){ ETBq uteq 3,\ x 8tCA {nlun {?,(iueq srdel uzp lutiunl srdel se1 y efeq 1n1un 6Euq reledecal se1 'y eleq >1n1un srdel uep 1e{ueq let8unl srdel se1 gA x 8€.{l gA X gICA (g) renl efeq uep 'y (y) [tsn x ItI.{d efeq 1n1un rsrs nl?s se'I g efeq 1n1un leduuq srdel uep pEBunl srdel se1 g u"p V efeq 1n1un qei(ueg srdel uep le8Eunl srdul se1 'g usp y zfeq 1n1un pE8unl srdel se1 srdzl uep 4e,{ueq 'g efeq 1n1un lnpns sBI u?p g uzp y efuq 1n1un 1e33un1 srdel se1 y efeq 1n1un pEEunl srdel se1 tr6n x v09H"{d grsn x srHcd 9€Sn x SgJI^l 9€Sn x 08D 9gsn x 0s9 gesn x 025 lsrrBl x slnlJ ueeunEtua6 ureEol €I't pqBI 'rucpuer msnq sEI urclup sBI tc,raul uup slng uueun8Eue4 000I < 008r00, 00sr- 000r- 008- 009- 00s- 0s€- 00s 0s, 00, 09€ 00€ 002 6,1 t'9 8'' 0', c'e L( 0'z 9,I 'sul snla w7, :pun1 efeg UEP fB/nBrI 082 Z,I rolaurqo zI', |n|EI tuBpuerel {rr}srl Jnsn8 sB'I > s'L (dtuV) sel snIv (urur) lB^rel r0lolrlaro 244 Bab 7. Prosedur Dan Teknik Pengelasan manik las dan penembusannya tergantung dari hubungan listrik yang digunakan, karena itu diperlukan pemilihan hubungan listrik yang tepat. Hubungan listrik yang sering digunakan dalam pengelasan dengan dua elektroda adalah : hubungan Scott, yaitu hubungan dengan selisih fasa 90", hubungan V dengan selisih fasa 60o, hubungan V terbalik dengan selisih fasa 120'dan gabungan antara arus searah dan arus bolak balik. Dalam pengelasan dengan tiga elektroda biasanya digunakan hubungan segitiga atau bintang. Tetapi sering juga digunakan gabungan prinsip dua elektroda misalnya elektroda pertama dan kedua dan elektroda kedua dan ketiga masing-masing dengan hubungan V terbalik. Untuk tiga elektroda kadang-kadang digunakan juga arus searah pada elektroda pertama dan arus bolak dengan hubungan V terbalik pada elektroda kedua dan ketiga. Dalam Gbr. 7.33 sampai dengan Gbr. 7.35 ditunjukkan hubungan listrik arus bolak balik pada pengelasan dengan dua elektroda. Gbr. 7.30 Hubungan lDtrra Arus las dengan pe- netrasi pada 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 tumpul. Arus (Amp.) a d o o 0r Tegangan busur (V) Gbr. 7.31 Hubungan artara tegangen busur dan penetrasi. o o Kecepatan pengelasan (cm/men) Gbt.7.32 Hubungan antara trasi, kecepatan pengelasan dan pene, las 7 9e 0t0'I z 'E ne nt 086 I 9€ 9E 0r0'r e LE ie 096 I 9t 9E 0c0'l Z 8t VE 0s6 I LE 9€ 0€0'r z 8e NE 0?6 I 9E 9E 020'l 7, 6E vt 096 I w 9E ne OIO.I 026 (, 0v ez IZ 0z X INIV 5I 8I LI I 9n 9E 096 z 0, TE 088 I 9? 9E 026 zb t€ 098 I 9t 9E 006 z en nt 0€8 I 8' 9E z 9n ne 0t8 0t8 09 9E 098 9n NE 008 I 0s 9t 0r8 , 9t t€ 061 I 09 9€ 088 7, 09 NE 028 I 9I SI nl A INIV gI I €s 9€ 098 €s n€. 06L I 99 9€ 0r8 9S NE 091 z I 9S 9e 084 z 9S NE 0t9 I 09 vt 00t z 029 I L'Zl zl II 0t 6 I INIV 09 tt 09 NE 009 z 09 Z€ 0rs I (ueu/urc) (rtorr) ('durV) u?1 Jnsnq s3l -udacs;1 ueBueEsl snJv 8 L 9 (uru) 'uesrdrl 'p8Eunl cporf{ele uu8uep urepuerel msnq sBI eprd sw, ruepuerel {IJlsI'I rnsng lEIod ]NIV I"q3I sB'I su1 refeurrrBd ?I', 9'L I4BI 246 Bab Alur 7. Tebal pelat (mm) 23 24 25,4 26 27 28 29 30 Prosedur Dan Teknik Pengelasan Lapisan. Arus Tegangan Kecepa- las busur (Amp.) (Volt) tan (cm/men) I 1,000 34 32 2 1,100 36 32 I 1,020 34 29 2 I.1 30 36 30 1 1,050 34 26 r,180 36 28 ) I 1,050 34 26 2 1,180 36 28 I 1,060 34 25 2 1,190 36 27 I 1,060 34 2 1,190 36 24 27 I r,070 34 23 2 1,190 36 26 I 1,080 34 23 1,200 36 25 ) Alur X 31 32 33 34 35 t6 37 38 Catatan 1) 2) I 1,090 1,200 34 36 22 2 1 1,120 34 2t 2 1,220 36 24 I 20 24 1,140 ) 34 1,230 36 I 1,160 34 t9 2 t,240 36 23 I 1,190 34 18 1 t,250 36 23 1,210 1,250 34 2 1 36 t8 )) I t,230 34 16 2 1,270 36 2t I 1,260 1,270 34 l6 36 2t 2 Semua fluks yang digunakan dikeringkan Diameter kawat adalah sebagai berikut: tebal pelat tebal pelat tebal pelat 25 : 6- 7 mm, diameter : 4 mm : 8-16 mm, diameter :4,8 mm : 17-38 mm, diameter :6,4 mm 09 09 ?9 L9 0n \ez'l ?t 0, ,E OZZ, 0, tc 012'I 0n 06I.I NE TL EL 8L 0t NE 08I.I 0, nt 09I.I 0, O'I.I NE s8 s8 88 z6 ?6 96 96 80I qII I 0, nt 0(,1'I 0, nt OOI.I 0n nt 080'l 0t nt 090'I 0, nt 0, 000'r 0n ,t 016 0, nt 07,0'l 0t ,t 066 J ?t 1 086 I 0v Lb nt -I 096 J 0n 6n 6n nt 0r6 0, nt 026 .I J .I J 0n €9 'l 006 NE I 0n 9S nt 0t8 1 I 0, 8S .I 098 NE I 0? 09 Z9 VE 0s8 1 0, nt 0t8 1 J I.I 0? v9 OEO.I bE .I 066 0v 9n 99 bE I 0n t NE 061 0, nt 091 J 'l J 0t 89 1 091 YE J 0t OL ?t 0€1. 1 006 J 'l 0n SL NE J 0, 8l, ,E 1 098 0t 6Z 6L LZ 9Z n'92 ,Z x rnlv EZ 7Z tz OZ 6I 8I LI 9I 9I A SII 0zt 0n it 0?6 0n vt (ueu/!uc) (ltoA) 'uBl Jnsnq -Edaro) ueBueSol enpol uesrdel 088 ( duv) sel snJY I 0n 98 tt 1 oz8 I 0, 001 iE .I 09t L'ZI duv) (uau/uc) (ltoA) u3l 'Jnsnq sul -edace;,1 ue8ueEsl snJv ( JNIV nt (rxu) EpoJlIolg lelod JNIY IEqEI eruegod uesrdel 'ruopusl unsnsral Bporl{ele Bnp uu8uep ruBpuarel msnq ssl BpBd sel relerrrErBd sI.4 IeqBI LNZ Iuepuorol Trrlsr.I rnsng sB.I s'L Bab 248 7. Prosedur Dan Teknik Pengelasan Lapisan pertama Tebal pelat (mm) Alur 3l 32 33 34 Alur Arus Tegangan Kecepa- Arus las busur. las Tegangan busur (Amp.) (Vott) tan (cm/men) (Amp.) (Volt) L T 1,010 34 40 t'2:0 34 40 57 L t,220 I,250 34 40 57 1,260 34 40 55 T 42 34 N 4.0 L 1,030 T 34 39 40 L I,050 T 34 40 38 1,260 Kecepatan. (cm/men) 34 55 ,10 X Catatan l) 2) 3) L 1,050 35 T 36 L T 1,060 L T 1,070 L 1,080 38 U Elektroda Lapisan kedua 34 31 ul T 34 q 36 34 40 35 34 40 35 1,270 34 40 53 1,270 34 40 53 1,280 34 40 50 1,280 34 40 50 Semua fluks yang digunakan dikeringkan Jarak antara kedua elektroda adalah 35 mm dan keduanya berdiameter 4,8 mm. L :elektroda depan T :elektroda belakang 3 fasa Fasa sumber Fasa elektroda (1,:1,,:1") Gbr. 7.33 __Y \x U': /o-----1-( l5o'- \/, fasa sumber 1,. I*:1,73 I"\ Hubungan V. ",'-X" /. e----ktr' 7.Y IL) Hubungan Scott. rso. Gbr. Ut: I, Io : |,4 \ l5o'QL 160. >(, tL fasa elektroda 1,73 IL) : Ir, Io : 7 'rs6ued 1".re{ uu8unlnE ueEuep Suns8uel uelEunqnqrp e,{uepo.rl1ele tB^\"{ uup lers8Euod uueur rp BpoJllele nles ueEuep urseru n€le epoJl{ele enp ue8uop urseru qBIBpe rur sesord urBIBp ueleun8rp Euz,{ urse141 '6€', 'rqC urelep uelqnfun1ry Eue,( rpedes 'Ilrlsll rrrlerp {eprt 8ue,( rsr8ued lezr\€{ u€{rleqrue}lp uedr.unJel Euu,( epo:11ola }e^r"{ Eurdrues rp rur sasord tu€ls6 rrSuad 1ouot1 uoounZEua4 (S) '91', IeqBI urslep teqlllp ledep rs€ued uru3o1 ue8uep u€pueJel Jnsnq sel ruelep ueleun8rp 8ue,( su1 Jelotu€Jed qoluoo edereqeg 'uesele8ued sesord unleqes Jnle tu€l€p e{ u")plnssurp 8ue['89', 'JqC ruelep uu11n[un1rp Iuedes {nlueq uu8uep rsr8ued Eueluq ueleunE8ueu snsnq{ Eueleq ueEuep uersrEue4 '"poJl{ele lE^\B{ ueEuep Bur"s 8uB,{ erurr>1 rsrsodurol refundureru Eue,{ eleq >lnqres q"lepu uesele8ued unleqes Jnlp urelep o{ ue>plnseturp Euu,('{nqJos ueEuep sosord urEIeC 'ruepuoJol Jnsnq sBI sesord ue8uap pn{llp uerpntue{ uep sBI Jnle ruBIBp e{ ue>plnsetulp rur lp1("I ue8uolo4'e,tureleurerp ue8uep eures 8ue,( Euefued uuEuep Suolod-Suolodrp uep €poJl{ele lerrrel uzEuep Bru?s Eue.( eurrl rsmodurol ueEuap gce>1 Joleu"rpJaq 1".r\E{ ueleunErp'1elre1 ueEuolod ue4eunEEueur uu8uep eJec TUBIBC 'snsnq>l eleq 8uuleq uzEuep uep {nqJes ue8uep '1e,ne1 ueEuolod uu8usp uersrEuad erec nlred uB{BUBS{BIrp Euues ?ue[. efic eEq ledepral yx sesord tuBIBC ruoflo1 uoSuo1od uo&uap uo1s8ua4 (t) Lt'L 'lq1 urBIBp uellnlunlrp uerrecuod ueledecel uep e,{uEuefued erelue uuEunqnll 'r8Eup qrqel rpulueu 1B^\B>l rur sasord eped uurrecuad ueledece>1 e>1eur'e1nur ueseuerued ef,uepe €ueJE)'99'l'JqC ur€l"p l"qryp ludep rur seso;d urel"p l€l? u€unsns eure{S 'l€1rru u?seu€urad urele8ueur ' {rJlsrl rnlelrp 3ue,( eporl4elo rur le,r\€{ ue6eq u,(uluqqe usp JBSaq qrqel e,(ursuelsrseJ e>1eu'Euefued qlqel ry.r1sq IleAelrp Eue,{ eporllele }elr\e{ euoJe) 'eserq seso;d eped ueepeel eped uep Euefued qrqel qnellenqrp >lrJ]srl uelrquEueu Eue,( epo.rllelo le^\e{ uefeq rur sesord ruelec souod Dpottlalfl sasold (t) (I uep lrrunJ uep JB{ns (t : ln1rraq rcEegos uer8nre4 Irdures Eue,( ueulnur.red eped uE{€ues{BIIp {nlun 'qepuer IC Eue,( slng ueeun8Eued (lt uep ludeprel lnqesrel uutunlunel Eutdures (ur Eue,( ueledocel (u 're1ep uep qepuer Eue,( 1n1ueq ueqzqnred 'r33ut1 lrsodop 'ruur gZ efilue qzlepe ue8unlune;tr rudrues (r rur sesord urelep : :eqe1 8ue,( {ru?u Sl ueleunEEueur ts ueseleEue4 ueEuep elld upor11e1e Juqel uep urru r'0 1uqe1 ledep 'snsnq>l uulelered uelnlJorrretu o11d opo44a1a uo8uap uornEua4 (Z) Ilcqrol 1 uu8mqnll S€'l'rqg (ct : rl : al) es?J epoJllola (t tL.t : ^t *t : Jeqruns sseg ^I) esBJ € 6nz ruepuerol {rrlsl'I rnsng s8'I 9'L n 7. Bab 250 Prosedur Dan Teknik Pengelasan Tempat kontak Kawat . :.. .: .- Ujung pengarah (isolasi) Gbr. Busur Tanda dalam diasram Proses pengelasan Elektroda A 7.36 Skema proses elektrda panas. Logam lnduk panas Fluks PFH.45 Diameter Panjang kawat (mm) kawat us-43 (6, 4) 280 mm B 200 mm C 130 mm D Biasa ^o us-36 (6, 4) G-20 50 mm 500 oo c 400 o B. roo d H V zoo 700 800 900 1000 ll00 1200 Arus las (Amp.) Gbr.7.37 Perbandingan kecepatan pencairan antara proses elektroda panas dan proses biasa. 80I v+, t0 Fir E+ ilail{r ' (a) Penampang ba- las belakang (b) Alur. tang penglsl. Gbr. 7.38 Bentrik batang pengisi pada proses pengisian khusus. a uesBleEuod resalas qBlelos €,(uuInuln ?p?d '?s?rq Eue,( uesele8ued sasord ruelBC uoso1a&uad (snqure; se1) 1qg nlBS ruupuarel sasotd (t) {lrlslT rnsng sGT €.g.L 'rE8up Suef uesulaEued ueledacel uB{rJeqtuetu ledup uE8urqos J?seq 8ue,( yrlsq snJ? ue{?unEEueu ledep uep ruepp Euef uesnquraued u"{lrseqrp ledep rur sul uequq ueleunEtuaru ueEueq.S €t 16;q x SII g) nzle S €t t111 x gII g)'62 Sn x Zt H.tId q?lep" e{uesurq ueleun8rp Eue[ se1 uzqug 'ls6ued eporl{olo uu>lednrsur Bnpol Eue.( uelEuepes tu"l"p Euu( uesnquauad rudecrp eSSuqes rEEuq 4F1s1 snre u€p ue8ueEel ue>leunEEueur uruelrod BpoJl{ole Bu"ru rp BpoJl{alo enp ue8uep ueseleEued ue>leunErp 1uI IBII ureleg .e[es uelef nles uzEuap reselos ledep uesulaEued reEe ue{"q"snrp e,(uesurq 6Euq rsuarsge redecuour {nlun utolop uDsnquauad uo8uap uosola&ua4 G) 'uuquqrrrul Js;3uad 1e,nuy 6€.L .rqg lnpur ure3o1 'a\rtt uedun:a1 Bporrare -l ,4.,] ,r^J]j"o CD I UIIIJ 0€ 9Z Eu"I?laq Eport{elg :I uudap zpo:11e1g :1 ?t?lu? I"r?f 08 : BpoJllola "npel 1 J 'l 9t 008 TE 000'r I 'l 9e 008 nt 000 r?tu?l I I [fl'?\$ z u:apuel qelo unp ue8u snsnq{ rBtu"l 8I z-iF IeauapLh uBrsl u-lF ,+3""p@--n 0s€'l 8€ lrr-zrL:;.1 Sl I L-{i}--ii i {nqJas \or-4 ratuet Z--] ZZ st F Wt"=pW-.lj tI-ZI l.::.i\ Sl 092'l l-(l!}-ll A--os (uou/uc) u?ludeca) (ttort ) Jnsnq uetuuEal (duv) usrsIEuad sE[ JAloru?J?d 'uu1s!?uad uu8uep sBI t9z reteurBrud rrlepuerel IrJlsr.I Jnsng se.I 9I.t pqul g'L '1"1(B{ uu8uolo4 -l uesdel se[ snJv i uursrtued u?q"g Bab 252 7. Prosedur Dan Teknik Pengelasan pada satu sisi, hasil lasan lalu dibalik dan kemudian dilakukan pengelasan pada sisi tersebut. Proses pembalikan ini memakan waktu dan tenaga dan kadang-kadang tidak mungkin dilaksanakan. Hal ini dapat dihindari dengan melakukan pengelasan satu sisi yang dapat mencapai penembusan yang cukup dalam dan dapat menghasilkan manik yang baik. Pengelasan ini dapat dicapai dengan menggunakan proses pengelasan tembus dengan penahan tembaga atau dengan penahan fluks. Dalam menggunakan las tembus ini perlu dipilih proses yang tepat yang dapat mencapai mutu yang diharapkan dan dapat dilaksanakan dengan baik. Untuk ini dalam Tabel 7.17 dapat dilihat tentang jenis, cara dan garis besar proses pengelasan satu sisi. (2) Cara penghindaran retak uiung Pada penggunaan las tembus biasanya terjadi retak sepanjang 100 sampai 150 mm pada kedua ujung las terutama pada ujung akhir. Usaha untuk menghindari hal ini dilakukan dengan mengelas pada ujung akhir sepanjang 300 mm dengan las lainnya sebelum pengelasan tembus dilakukan, misalnya dengan las busur listrik manual, dengan las busur gas CO, atau dengan cara kaskade seperti yang ditunjukkan dalam Gbr. 7.40. Cara lain untuk menghindari retak pada las tembus dapat dilakukan dengan pengelasan yang dimulai dari kedua ujung menuju ke tengah seperti ditunjukkan dalam Gbr.7.4l(a). Dalam Gbr.7.a1(b) ditunjukkan suatu cara penghindaran retak dengan menjepit ujung yang dilas. manik las Manik lawan Manik Ujung akhir penahan (kira-kira 300 mm) Gbr. 7.40 Skema penghindaran retak pada las tembus dengan manik penahan. ujung permukaan (a) ujung akhir Pengelasan dari ujung menuiu ke Gbr. ) 7.41 tengah. (b) Penjepit hidrolik jepitan' Penlhanan Penahanan dengan jepitan. Cara untuk menghindari retak ujung. Las busur listrik terendam campuran Pada perakitan akhir atau pengelasan di lapangan dengan menggunakan las busur listrik terendam, seringkali tidak dapat dilakukan las lawan, karena posisi pengelasan yang tidak memungkinkan. Dalam hal ini biasanya pengelasan didasari dengan las busur listrik manual atau las yang lain seperti terlihat dalam Gbr.7.42. Pengelasan mula ini disebut pengelasan alas yang kemudian baru diselesaikan dengan las busur listrik terendam. Cara-cara pengelasan alas dapat dilihat dalam Tabel 7.18. Secara singkat las alas ini harus dapat menahan pencairan dari las busur listrik terendam yang merupakan bagian penyelesaian dari pengelasan yang direncanakan. ( 3 7 'us8uBl sBI uBp rrrBpuerel msnq x mIY uerndruu3 ZV'L'tqg sBJ rntv %fu ii n i_1\_ -----,07(q) A (u) (e1eda1 sutz rsrsod) ue8uel se'I Jnsnq tl s"'I E !l T I o ts e E o E q 5 E 3 Fl B x -I -l c! 26', hE iiil tsB o E ts ELE E FE 3 gE i =tsd li, SxE E-E g^ ni:r xa' if,ad* E, &" EEB+ :Eg 3 3 3P x *E;e 6'Eag e. f r !L< p oX Fv 3 o 3ts I o ts E9Z =66 E D p E 0e GI 6*$ :.E D B :, 6 E ts a- Fd 3q9 gq3 !ls gq g,E q= EN ?x ; 5 ::! 3 ? a ttrepuerel {rrlsrl rnsn8 3 s?'I s'L !D EL q5 ed6 EE o d5 rts ! ii# 5 d P E6 :5?T :! 5 ! EID 3eig.?< a2 fig rF gx E f#; ?ef - aD o I c D o o a Bab 254 7. Prosedur Dan Teknik Pengelasan Tabel 7.18 Proses Proses pengelasan alas. Skema Las busur dengan elektroda terbungkus Las tangan Keterangan AFDl] Dengan pelindung bukan gas l) Bila ukurannya tepat, pada alur V dapat dilas 2) satu sisi saja. Perlu;remahatan pada alur atas setelah selesai gelasan atas kepala pada alur bawah I Las dengan trrelindung bukan gas jarang digunaka pada p€ngelasan satu sisi. ) Las semi otomatis 2) Lu Dengatr pelindung gas CO2 dengm pelindung go CO, wring sekali d gunakan. Dengan pelindung bukan 96 Pengelasan satu sisi 3) Dengan kawat las diameter kecil dapat mengurangi menguranl sudut ketirusan. Las otomatis Dengan pelindung Bahan pembantu gas CO2 7.5.4 (1) Las Sudut Otomatik Mendatar Hal-hal Umum Pengelasan otomatik pada sambungan sudut dapat dilaksanakan dengan las busur listrik terendam. Dalam hal kerugian yang mungkin didapat adalah mudahnya terjadi rongga halus dan sumur-sumur karena adanya karat dan kotoran pada permukaan pelat. Tetapi cara ini memberikan efisiensi yang tinggi dan kwalitas yang merata yang juga merupakan tujuan utama dalam memilih proses pengelasan. Dalam pelaksanaannya di samping menggunakan elektroda tunggar menggunakan juga elektroda ganda. Untuk penghematan kerja lebih lanjut kadang-kadang digunakan juga mesin las dengan alat penjejak garis las. Dengan alat ini pengelasan menjadi lebih cepat, tetapi bila alatnya kurang baik maka akan terjadi panjang kaki manik yang tidak sama yang akan menyebabkan terjadinya kesalahan-kesalahan las. Penggunaan arus yang sesuai dengan kawat yang digunakan dapat dilihat dalam Tabel 7.19. Seperti telah diterangkan di atas bahwa kwalitas las turun karena adanya karat atau cat, karena itu untuk mempertinggi kecepatan pengelasan sebaiknya permukaan yang akan dilas dibersihkan lebih dahulu. Hubungan antara keadaan pengelasan dan cacat sumur yang terjadi ditunjukkan dalam Tabel7.20. Tabel 7.19 Diameter (mm) Arus (Amp.) Tabel 7.20 Diameter kawat dan besar arus untuk las sudut. 1.2 1,6 2,0 2,4 < 280 200-350 300-500 350-650 Hubungan antara kondisi pengelasan dan cacat sumur. Kemungkinan terjadi Kemungkinan penyebab. Jenis cat Lapisan minyak, karat atau cat Tebal pelat vertikal (mm) Kecepatan pengelasan Panjang kaki Dengan Zn tinggi Tebal t4-20 rendah pendek Cat pemula < Tipis ? > rs I tinggi panjang r uzp vt'L 'rqc '9r','rqc urBIEp l"qup l"d?p lnqesrel urseu rrep Brue{s ed"roqeq uBlEuepos €z', Iaqel ru€lep leqll1p ledep rur urseu rrep rsu{Ursul) '{BJeBroq Eue,( se1 1u1e ueEuop de1el UES€1 {nlun urseru UBI?unErp efuurnurn eped {rl"ruolo lnpns u"seleEued uleleg uo4oun8rp fluo{ uoso1a&uad qsa741 (t) lur{l[p ludep sele 'zz'L I3qeL p u?unsns-uuunsns rrrBIBp uesele8ued Je}eru?Jed Iuedes Inlun "poJl{ele ryr1sq ue8unqu8 ueleun8Eueur u€p requra{ ruepu€l ueunsns ueEuap EpoJt>lelo ureue u?Ieun8rp rEel 6Eur1 qrqel uesele8uad ueledecel Inlun 'JV-f,V ledrue ryr1sq ueEunqe8 uuleun8Eueru uep J"qure{ ruepue} u?unsns ueEuep e8n[ ue4eun8rp 'se1e rp uelEuerellp predas enp ueuunEEuad "poJllele Surdues 16 "poJllele 'qepnu qrqel lrrlsll rnsnq uee1e,{ued enpal Eue.( ueEunqe8 eped rlence{ e,{uepeq EpB >l"prl rur ueEunqeE €npo{ e,(ureueqsg')V-f,CI {rr}sq snr? nele JV-IV {rrlsrl snre ueEunqeE lenqlp ledep eporllelo eped e.(ulesrru 'rueceru-ruec?ruJeq 8ue,{ >p1sr1 "np zpuu8 BpoJllele ue8uep uusele8ued epe4 e8euel ueeunSSued uu8unqe8 ue>leun8rp 'f,V-)V-)61 'ruapuBl uuunsns Bporl{alo unp ue8uep lutuo4roq ppns 'ruupp ;sr.rleuad ue8uap qdp 3uule1sq eporl{ele {ru"W tupa (0 p18uep pe.rleued sBf tr', 'qC ueEuap 1rqel 1ep4 (u) Bporl{ale Iru?I/{ 3uu1e1aq uudap upo:11a1e Iru?W ?porl{ole Iru"hl Suefueureu uEPeq l?lod 'n 7 redures I u"{Ireurp snreq rnsnq ueBu -e8al'urur Z'l raleuerp ue8uep learel ueleunSSueur epg :u"letu3 0€ 0n ,E nrzt ZE 0tt-ozt 0?t-lzt 6 09 09 ?f. 7.t. 0it-0(,t OL ne-zt |rt-jzt L 9 (ruur) p (uoul/ruc) (rto.t) ( s?l 'u31 Jnsnq SEI ludurel -udoce; ueEueBal snrv I I I I 8 ott-ozt duv) rBaEun*n,,;{:iY.9;',iiJ}T:J? 9 (ruu) I{€{ 3u?fued tz. L ,,qBL 'epoJl{olo enp {nlun lru€ru ue1e1e1ed erec us{leqgredp 'lqD urelep uep le8Eunl eporl{ele Inlun ueseleEuod ;o}eurered uel4nlunl,p lZ'L w' L Iaq"I tu€l"p rur ueSuep ue8unqnqeg 'eurndtues 8uern1 8ue,( lrueur Inluoq u€p Jnuns 'sn1uq e88uor rlredes l"c"c u"{qeqe(ueur uele r33ul1 nlelJal Eue,( ueseleEued ueled -ece{ 992 "^\qeq le8unp nped uesela8uad ;eleruered uep rsrpuo{ ue{nlueuetu urBI"C uosopfiuad nrauo,tod uDp lslpuoy Q) ru€puerel {rrlsrJ rnsng se'I 9'L Bab 256 7. Prosedur Dan Teknik Pengelasan =^ € o rc o c !: a .1 -^ =aa aiJ=> ON NQ N€ ON$ OO oo AO Oh o6d OON rQs OO OC CN$ F 6 N 9-d o- -€ o6 O@ r€$ E o 6l 00 E co ii-E r- NI Od N I F\ ,j( o .L € 6l E €) JF JF. JF (D o E 6' 6l il J>F J>F lL,l { si i=5 tr a I 6 IN 0 E 0 6l JF tr >- _bNLf** TT z7r* '71_) Es 62 :u ;o E E E e{ cl ro ! c bn lr s EE t 6 $o N$ $ l 66 )) .. -- ! a j,I =a n v J!! LX a= JC == =o ct F- Auf,! F! o E ..1 rr tr =r) }J n :4 oo lj. 2 .. J2F ; .- tr !rc tt o() IJ.,l I! ll I JF ! -'rE-Y o=9 F- o Q rrr,r rBc?J '@)gt't 'rqc .u,tsp ueq>gnrunlrp:J::1r:1:: 11uqua^:t uesrlaEuad u"{n{?trp u,rpnuer u?p uJ?pn nele seE auorowed uuEuap lnqasrot uurEeq Euenquroru uE{Eups{EJrp u{uuu4ruqred zrBc ueEuao rndupcrel arii ir]ri;;;"*;u eE3uor rucuc lEr'c u"{reqrsd u{uur lsulglssds sel?g rqrqeleu Euu[ l*cec ,o^ulr'rTr]l,i:^rJi:r,l u?p {ruospr}ln ,gurtorper ue'uep ;,;r;r* u,{nluolrp"p" 'JBJ rlslal tuu,( ,rnnrrlrr"*rd BJuc-BJBo uaEusp r?n'rs snreq orrrJ Jtrr,I .urrrlrd.rrO r,ssJes q"leles "s{rJedrp tBrBJ uEIJBqred I.g.L rltl)ly uEn{Blred g.f, ursule8ue4 ruBJuo '(y$ru) .,Eulple1l cry pe6.raur -qns e4at orc[trAl,, {ntun IJfButofosBJulsottrEua{s sr.a .4c lE^r"I .re8ele8 sEl laq?) sul ?13J3) epou ur8uap sllBuroto slunl sBI tqseu 'dqel reirlat sgef (q) seleaued uleday seleEued BrueIS W.L.qJ ':preiLraq rrtulat sJuel (u) szletuod eledey l?^18{ Epou lB^lP{ upou s?l ?leJe) (tutPloll\ cry peErauqng arr \ orrrlt) VSI4 sul (requra{ .oepuBl) srarar (r?qua{ uepu?l) 6"1a1 rBruoS,oq lnpns uusep'ued LgZ, ,rsqrr J l_*r; I s?'I *, _J f.urr ,,u"1 -f rrar1"gJ {nun ul,rtrolo uzseletue6 I rusutrol | (Juqual uapupl) r1".r"er.q sruar--., rtrBpuar msnq sBI qsel^tr JsB uelze rrqlv u"n{Blred g.L uFsDI tz.4 InIsJ Bab 258 7. Prosedur Dan Teknik Pengelasan terak tercampur f / _?- Perbaikan dipotong (e) (b) Takik. Terrk. Lubang 150 penahan Dipahat Jg,/ r-t--di,as,agi & __- - (c) Lipetrn. mm atau lebih \ (ruRlilr(,1l retak -Zl- Lubanc nahan.- ,r-T\ ne' (d) \ Setebal pelat pembuatan lubang penahan. s fiR'#-il1 H \, t-4 (f) (e) pemotongan dan pembentukan alur. 6 @mr g pengelasan kembali. Gbr.7.46 Perbaikan bagian lasan yang cacat. [Gbr. 7.46(b)] dapat diperbaiki dengan mengelas tambahan yang menggunakan elektroda yang lebih kecil. Sedangkan cacat lipatan [Gbr. 7.46(c)] harus dibuang dengan pahat dan kemudian dilas kembali. Bila cacat yang terjadi berupa retak las maka dekat ujung retakan harus dibuat lubang penahan [Gbr. 7.46(d)] atau memotong dengan membentuk alur pada retakan dan pada lasan di sekitarnya [Gbr. 7.46(e)] dan baru kemudian pengelasan kembali seperti ditunjukkan dalam Gbr. 7.a6(f). Pengelasan perbaikan biasanya memerlukan kondisi dan prosedur yang lebih teliti, sebab kalau tidak akan menyebabkan cacat yang lebih parah pada lasan di sekitarnya. Berhubung dengan ini maka las perbaikan hanya dilakukan bila hal tersebut betul-betul akan memperbaiki hasil lasan, sehingga cacat las yang tidak membahayakan biasanya tidak diperbaiki. 7.6.2 Pembebasan Tegangan Dan Perbaikan Perubahan Bentuk Setelah selesai pengelasan biasanya terjadi tegangan sisa yang dapat menimbulkan perubahan bentuk. Karena hal ini pada hasil pengelasan tertentu perlu adanya proses pelepasan tegangan, misalnya pada bejana yang digunakan pada suhu rendah atau pada hasil las yang nantinya dilanjutkan dengan pemesinan. Cara-cara pelepasan tegangan dan perbaikan perubahan bentuk telah dijelaskan dalam Bab 5. 7 r?sen8ueru u€p renses Eue,( rs4n:1suo1 Sueprq tuzlep Eueuarrrreq 8ue,( uepeq qelo uE{nlualrp 8ue,( uernlersd uelresepJoq rse{grl€^\1 ru,(undrueu sn.r"r{ ssl nrnIderl-der1 'uelrppued u"p ueqrl?l u€{upurp nped pdurerl Eue,{ se1 n;n[ uelledepueur {nlun uopduto4al uosouofiua1 (r) '1ecec rpeftel BIrq u"Ir€qred uelepeEueru ?JBc-?JBc uep ueeftaEu -ed rnpesord'ueqeq uereleured'1e1u ueeunEEuedouesuleEued rsrpuol t1nd11our Euuf rcurJedJel 3ue.{ u[re>1 >1n[un1ad lznqlp n1.led ueqelesel r.lepurq8uatu uep uusezue8uod qepnurredureu {nlun 'e,(nqnuedes pn11lp uesele8ued rnpasord .re8e uese^\e8ued uelepu8ueur 1n1un n1:ed eleur 'uelnluetp qelol uuszle8ued saso.rd epqedy uoouos4o1ad uosouo&ua4 (t) n]nu uu{unJnuoru uelu 3ue,( den uedere,(ued rpelrel lepn uSSurqes {req u"qeq ueuedurr.{ued ledurel ue8unlEurl 'ueeuesleled le.urpel ue8uep renses snJeq sBI 3uz,( uep uu{nluelrp qeyel 8ue,( Ipedes ueu rpesred qulurnl ledepJel nl€los reEe urureluatu 'uesel 1ts€q snJeq q"ltunl urelep undneru sruel urelep {req sBI u"q"q ue4equred ue;n1eEue4 sDl uDqDq uosouo&ua4 (Z) '{€snJ 8uu,( 1ep rlreqroduraur eJeJ uep eireled zpede>1 1e1e ueurefurured 'lslz uerlequad '1e1e uzqrpured erec-erec u€{nlueueu ledep 8ue,( ueruel€u€ru uolsrs ue4nlradrp nlr sueJ€I 'rEEurl 8ue,( uhe>1 rsuersue uup 4req 8uu,( ussel nlntu qelo-redrp uu>1e eurndurss Eue,( lel" uu{Bun8Euour ueEueg uDtolond uosouo8ua4 leq8urs EJecaS (t) 'rur qe,{\"q rp ue18ue-re1rp s"le Ip Ieq-l€q 1n1un ueserrre8uad 'uepdurerlel uep ueuu€s{e1ed 'qqrdrp 8ue,( se1 ueqeq 'ueluun8rp Eue,( wle-WIB ?p?d u€se^\e8ued e.(uupe npod 4req 3uz,( uesel nlnru ue11ed€pueu {n}un nlnru uusunu8ua4 '0I qeg urel"p uulselefrp rcurredrel qrqel Z. L. L Eue,( e,(uuru1 ueuerur8uad €rlesn-eq"sn 'u"{€pel uep u€J">leqe4 u,{eqeq depeq.rel ueueure8ue4 b qnle[ 1upr1 reEe ueueEued 1e1u ueleunE8ueu snr€rl r33uq Eue,( ledurel rp ueseleEuad upe4 (E 'ryeq ueEuep Sunpurled uere{Brued k 'ueruu uep mnsas Eue,( e[-re>1 nleq uere4uuro4 (t : qelupe Eurtued Euu,( 1uq-pq Iul Ieq rueleq 'lnqosrel ueure8ued 1e1e ueleun8Eueru neu egos ledep uep 4;eEueur snJeq s€l nrnl uep de13ua1 snJeq u€uerue8ued lzye-1eyu 'ueure ueEuep uu{n{€lrp ledup ueszlsEued re8y uuuuusrlqad uuuuruu8ua6 f L, L ;ffit::l I€q-leq ueEuep ue8unqnqreq 3uu,( ue;nle8ued 1e13urs ueEuep uel8uerelrp q?l\Bq rq'sesord ueeslueured u€p nlntu ueus4r:euad'u?ruB 8uu,( ueeuesleled rpedos uesel Irs€q qnre8uoduew ledup 3ue,( Eurluad ?ueJss eduraqeq rnleEueur snJeq rur IBq ruelup ueselatued ueuroleueyq 'rqnuedrp 1ep4 u,(uurel eu€J€s epqede ,rE8up nlnuJaq 8ue,{ sey psuq ururelueur ledep unleq eles 4ruq 8ue,( se1 t€le uep yrdruerl sBI nJnf uus8loSued tuBIB(I ualuafBuBtr 692 ueseyeEue6 ruBIeO ueurefeueyq L'L l L.f, 260 Bab 7. Prosedur Dan Teknik Pengelasan pengetahuan tentang pengelasan. (5) Pengawasan proses Pengawasan terhadap proses ditujukan untuk mempertinggi produktivitas, yang berarti hasil yang baik dengan cepat dan murah. Pengawasan proses meliputi pengawasan dan pengaturan tempat, pengaturan pekerja, pengaturan bahan dan alat dan lain sebagainya. 'pd€I eleq relad gEp rs€{grseds uep sBle>l uB)plniunt}p 'z'g Ieq?l urelsc 'g redures v s€le{ efeq lejed relelualu u"snJeqa{ e,(qesrur 'erues qeppe e,(uresep rsdesuol rdelel ,elururrp 3ue,( uelere,(srad lu"pp ll{Ipes ueepeqrod ledep;e1 rs?{urs€pl oJrq sJBlue rq .e,(uieEeqas urpl uep reledrp 8ue,( eleq 1e;rs 'n1ue1rol s"lo{ >1n1un 1ude1 uulenqurad e.rec 3ue1ue1 urpuas uele.re,(sred re,{undtueu rur oJrg nElB u"p?g 'I.g loqBr urBlsp leqrlrp ledep ereEeu ede-regeq {nlun rs">lgrsBl{ oJrg n"l€ uepeg rJep J"UBCJ .{p{el ue}eure8ued IrsBr{ u€{JesupJeq rrpuosre} oJrq n"1? u"p?q n}€ns qelo ssle{-s"le{ ursl€p ue13uo1o3 -p e,(ueserq Brpntu€s 1ede1-1edz; 'u"rrrnq uup uefeq-uer8eq qnlun e,(qejrur 'uu4eun8rp e8n[ eduel eluq uep :oc eleg 'r n"l€ 1 '1 Euzdureuedreq r$lnJlsuo{ ulzq uep 1e1sd lnlueqreq eluq qelepe uelederyed urelep ueleun8rp Bue,{ efeg o{oq yoq so1ay (t) pduy rsln.rlsuoy ruuluq ulug Z.I.g 'Eueleq-Eueleq uep z4Euer uep 1e1ed-1e1ed uep rrrprel 1ede1 rs>1nr1suo>l E^tr{Bq selal .requreE ueq 'Z'8 'rqC urel€p lerllllp ledep ledel uepeq uep Sueluqeur Suedureued'uelrrnq uep Eunq -urey'uenluq : nlre{ ue6uq eErl urelup lSeqlp yedel rslnrlsuo{ EA\q?q leqqrp ledup ruqrueE ueg 'Euereq 1ede1 rrep runrun u?unsns uellnfunlrp .I.g 'JqC ur"l"p rC ;zdry rsrlnrlsuoy I.I.g 'J?seq uern{n ueEuep eteq 1ede1 qelup" €ru?lnJel seqeqrp Eue,t rur quq urclep rq 'e,(uurcyurel u"p tunrurtunle 1ede1 .efuq 1ede4 'n,(u1 1ede4 urel €Julue IEBqlp ledep e,{u.resup u€q"q lnJnuoru ue13uepe5 .e,(urcEeqes urBI uEp Je{u?t 1ede4 'Euedrunued pde4 'Suered lede>1 'uEeru 1ede1 epu e,(uueeunE -Eued uelresepreq e,(u1esrur erec eduraqeq ue8uep ueIrse{Ursel4p ledep lede; UBIBdB{rod I.g 'ueltere,(sredry Eue,( uuEunqutes s€lrl?^\{ reducueur eEEurqer ledel Eue,( ueseleEued etec-etex eped uelqeJerp rur quq urelep ueselafuod -ueselelue4 'se1 nrnl ue8uap ueEunqnqreq Eue,t IBr{-Fq uep ueseleEued ue8unl -Eur1 1n1un ue1n1:edrp Euef uetueqtuqred-ueEuequr4;ad ,se,r\eEued qelo ue>pleqredp nped Eue,( Iurl-1"q 'ledel tuu,( ueseleEued eJuc u8n[ uz1se1eftp n1 Surdures rq 'tnqosJal uelenqurad seso.rd ruelep se1 ueeun8Eued erec upd uellnlunlrp uep e,(uuelenqued etel 'efiutJeeuesqelad erec ,rslnrlsuo>1 : sruel qelepe suqeqrp uele Suef I"q1eH'uelEunlunEueru Brpces ueleunErp ledup ueEunqurus ?ue{u rp rs{nJlsuol sluof uep ruuoetu uelselefip u?{B rur q€q tu€l€p rC ISXNUISNOX IAIYTYO SVT NYYNNOONgd '8 flYg se1 262 Bab 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi Antena radar Tiang radar Anjungan Tiang muat , Cerobong Batang muat Geladak Derek jangkar Derek muat derek utama Geladak kedua Konstruksi buritan Mesin kemudi Dasar ganda Konstruksi haluan Buritan Gbr. B,l Haluan Susunan umum kapal barang. @ @ €) @ @ @ @ o @ @ l. 2. 3. 4. 7. Gelagar tengah Gelagar samping Pembujur dasar 8. Lantai 5. 6. 17. 9. Atastangki 10. Tiangruangmuatan 18. 19. 11. Rangka 12. Sikusampingtangki 20. Lunas Lajur bilga Lunas bilga Pembujur atas Gbr. 13. Rangka utama 14. Balokgeladak 15. Balok geladak utama 16. Pembujurgeladak *,2 Geladakkedua Geladakutama Pagarlambung Ambangpalka 21. Siku 22. Penahanpagarlambung Penampang tengah dari lambung kapal. Tabel ti,l Biro-biro klasifikasi. Nama Negara Lloyds Register of Shipping LR Inggris American Bureau of Shipping Bureau Veritas Germanischer Lloyd Ded Norske Veritas Register of Shipping of USSR AB BV Amerika Serikat Nippon Kaiji Kyokai Biro Klasifikasi Indonesia GL Perancis Jerman NV Norwegia USSR NK Rusia Jepang BKI Indonesia f a lunak Baja lun =o+ cti tr< i; ,3 U Z rc m o D f^ aa\ ;-o E'A c< o rJ @ @ @ @JV I o- *p bi16 5 ffi r c x5 @-.J $-P a ta3 9k-= B; tr j+i b --= 6 ^,FD tu -- Fc qr J ID 4 S ^ C xE o 5 . r-Zh Y -r gi! 5c 3, d gp"_ zi, _3 Y 'l u3 =. E. b'*A- E--Ix d*_45 giJ y,l 5c @ i; uK o NtrN te m - p ts S'E 5tr4 aiDp rc@ m :.@ f,^ !+wl 5"" 63 =631= j-N) e-F :3FDA* ,D< tr * -; H e. s oPO!i\ d E@ o=i;laJ --C- E.-! e .uq@ra ; 0q a. p =:- x o d" ln 0p -N u3&99, NU e 5L uO rcu ou Btru x 3a 5 r, oiFDo jtru 3cu m 5cq m sPO 5trq ajpo !tro m rc -a x --- D9 E] = C p gP Y.tr N =-P LP 93u :r. ll N gtsY.D N iJ fL " dF -9 ) vt '* Ei. F + =;6; Lo L@ UNJ. J-&- orD: uNJ4 r i @+ G. FU *9a @ Q-p u =., " a sE -E J - 5 -^v) O= o I c, =q la4t', T3A A-rD 6 3E t9z p 5L 5 pm + usled€Irod I'g lo a arq !4 UNJ e-64 X D' oq rc*q *9 .PP A hJ, !, a L @ EP -p Y.P *:4 F 19 a NFoO 5cq dicDO m z v) trpa fcu ata oa a (! ts 8. Bab 264 Penggunaan Las Dalam Konstruksi (2) Penggunaan pelat baja berdasarkan kelasnya Penggunaan bermacam-macam kelas baja dalam pembuatan kapal didasarkan atas pentingnya bagian konstruksi yang dibuat dan tebalnya pelat untuk bagian konstruksi tersebut. Misalnya untuk geladak yang menerima beban muatan harus dibuat dari pelat baja kelas C, D atau E dengan kekuatan takik yang tinggi. Pada pembuatan kapal-kapal besar biasanya dipersyaratkan untuk menggunakan baja kelas E pada bagian-bagian yang penting seperti ditunjukkan dalam Tabel 8.3. Di samping pemilihan bahan pelat, cara pengelasannya dan bahan lasnya juga harus ditentukan dengan seksama. Tabel 60 .i < 8,3 Penempatan penahan retak pada konstruksi lambung. o L<120 O+O 120<L<170 o. E t70 F < L220 o+@F @+ O+O+O+@+O L>220 o-o Dalam 0,4 o Oo Catatan 8.1 .3 t m Q 1.500 mm atau lebih Lainlain a: fi: o 1.300 mm atau lebih Jarak antara bidang tegak lurus panjang kapal Tengah kapal (12 t) Proses Pembuatan Kapal Pembuatan lambung kapal dengan konstruksi las, pada umumnya dilakukan dengan cara konstruksi kotak, yaitu membagi badan kapal ke dalam kotak-kotak seperti terlihat dalam Gbr. 8.3. Masing-masing kotak dalam gambar tersebut dirakit lebih dahulu dan baru kemudian kotak-kotak yang sudah dirakit disusun dan disambung satu sama lain di atas galangan perakit. Dalam cara konstruksi kotak, proses pengerjaannya dapat dibagi dalam empat tahap, yaitu : tahap pembuatan, tahap perakitan mula, tahap perakitan dan tahap pembangunan seperti ditunjukkan dalam Gbr. 8.4. Pelataran galangan kapal yang umum ditunjukkan dalam Gbr. 8.5 dan yang modern dalam Gbr. 8.6. Di bawah ini diterangkan pekerjaan yang harus dilakukan dalam tiap-tiap tahap. Gbr.Q3 Kotak pemula Konstruksi kotak dalam pembangunan lambung kapal. t 'e[uueselo8ued rsrsod uep Eunquresrp ue{e 8ue,( 8ue1eq- Bueleq rrep Bunlue8ral urel 8uu.( u.lec e8n[ ue4eun8lp sel€ rp uesele8uad eruc Surdures r(I .J"lBp uesele8ued Inlun snsnq{ epoJl{ele uuEuep lersq e,(e3 sBI n€le ue3ue1 se1 ueleun8rp Sulpurp le1ed uep e18uu;e1 ue1le16ueur Ieq ruBI"C 'g'g'rqD urel"p l€rlllrel lUedes {p"ruo}o ruspueJ Jnsnq sel ueleunSSueur ue8uep ue{n>lBlrp lnqosJel uB}DI?J >1"1o{-{€1o{ erelue ueEunque,(uod 'uBlr{BJ {elo>l->lelo{ ryelueu s€lrp u"p ll{eJlp Blnru u?tDlered uep undneur uelznqured uep 8uelep 3ue,( >peq ueuodruol entues ue1l1e;ed deqel epe4 uolryotad dot1o1 (t) 'Blnru uelDl€.rsd deqel 1ede1 uepuq ,'g 'JqD ureleq 'e,(ureEeqes urBI uup ruupueJ uesele8ued 'lenqefe? uesule8ued 'ue?uel ueseleEuad erec ueleunErp e,(ueserq rur deqel urel€C 'BInu uelr{e.red deqel tuslep nlnqep qrqel rJrpuesJo} lDIBJrp e,(ueserq JBsBp nel? lepeye8 r13uere1 lpedes ur"lep rs{nJlsuo{ rde1el .uelqered ledurel e{ ue{rurJr{rp Suns8uel e,(ueserq lenqlp r{Ble}es Surpurp luyed rrep uur8eqeg uufeq nl?ns rJ?p 1e:aq e,{e8 ueseleEued erec ue1>1nlunllp Dpra uot \olad dot1o1 (Z) 'e,(uruBeqes ur€l uep uelolSuequed'ue8uolotued 'uuepueued 'ueqrsraqrued ueEuep ue{n>lzlrp 8ue,( 1u1ed ue{ntuequod qulupe eru€tn 8ue,{ urulreled rur deqel uBIBC uonnqutad dot1o1 (t) '1udu1 uulenqrued sasor4 ,.g.rq9 usJnJUnlad uelenut ue8uen: usEuesuur -ed uep szuny . ,W elEue: ue1a1e,(ua6 lW ffi u1n141 eJn(u uuun8uuqua; >1u1o1 uesela8ue4 {IIBqICI uulqere4 deqea uulg1uro6 duqea u?lrI"Jed $#!fuql ueBuoloured ffi) 'Ir[{ele oloJ ue8uap ueepueue6 'ueders.rad u"p ustlrsJeqrued rc==-!:. fr tn ULI € E1 WF I 997 ='@* 1e1o1 ueselaBua6 uElplaled I uulunqura4 ueledulre4 I'g deqzl 266 Bab 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi ---___) ,t' @-- o E fJ-r ilq lsL.l / // lr---lol to | J I'-.,rr-l /,.!*1116:'-] s(A*),9 rer/ -\./ i--qs r{ + g[]@ l. Dok kering 2. Pembangkittenaga 3. Bengkelkayu (tingkat2) 4. Kantor 5. Pelataran perakitan 6. Tempatsandar 7. Bengkel perakitan 8. Tempatperakitankotak 9. Pembangkit gas : = t2. 13. 14. 15. 17. Bengkel pemotongan Bengkel penyetelan 18. Kantor utama 19. Bengkel galvanisasi Stasion listrik Bengkel model kayu Kantor perencana 16. 10. Bengkel perkakas 20. 21. I Gudang 22. 1. Gbr. 8.5 Ruang penyetel Bengkel perakitan mula. Bengkel pembuatan Bengkel penandaan 23. Ruangcetakan (tingkat 24. Bengkel listrik 24. Penyimpananbaja 25. Bengkelketel 26. Gudangbahandasar 27. Bengkel takel 28. Bengkeltempa 29. Ruangpompa 30. Ruangalatperakit. 31. Bengkeltembaga 32. Tempat latihan 13. Bengkelcat. Denah pelataran galangan kapal yang umum. 2) r 'snsnq{ {llBruolo sBI u"Euep undneu Bwrq sBI u€Euep >lr?q u€s€leEued sJBc ru€c?ru-ruBcsruJeq u?>l"un38uoru u€8uep selrp nlBI lnqasJel I"to{->I?}o{ Jntsrp qsloles '6'8 'JqD ru?l"p }Bqrlrel Iuedes 1€{3u3 urseu u?n}u€q ue8uep ue8uele8 sele rp unsnsrp uerpntue{ ll{errp q€pns Suef i1e1o1->1e1o; uoun&uoqutad '(.ruseq e8er qelo uz8uedul lleqeseq ulog uzEuedel Suuue: ruzloy e3e: qelo Eueng ueqrlBl l?snd {op q?unu pdul-pdu1) '6n '8' 'Ln '9n '9n 'w rse:ede: ue6eg '* lersos ueue,(z1ed Sueng 'zn relSuoq uercpues 'tt 'rserede: u?J?puBS laleduad uerepu"S 'on '68 rsurede.r yelSusg uleq ueuedrur,{ue4 '8t 'Lt Sunqurel rslnrtsuol Jolue),I '9t sz8 1esn4 'se rre q8uzl ,,t eBeusl lrlEueqrue4 'cc lereq uauodruo4 lelEuag 'zt uuquq ledrual ueunrlsur lalEueg 1e1e ueuedurilued ledurel edtd lelEueg '62 lzc 1e13ueg ue8unfue ue1r1e:ed lelEueg rosa.lduro1 Suung .IE '09 '82 'LZ '92 '92 ue.reporu pdul ueleru Eueng ueunrlsur uep ueuodruol Suepng 1uc 1o13ueg ue1e1e:ed 1e13ueg '77, edrd 1e13uag edrd lrun lersos ueue,(e1ed ueEuena ueqeg ueuedurilued ledruel ?unqruul rlrt.rl rrr*d:11:T L9e 'tz 'tz '02 '6t '6r '81 'Lt '91 T {OCI I IOCI a I 697 1e13ue3ued urse;41 009 lu{Eu?8uad ursal4i 1 61 lelSue8usd J utsa141 0g lBISuESued urseq gg 1e1?ue8uad urse141 '91 'nt '€l 'zl .II '01 '6 a 1 971 lelEue8ued trtsell '8 ,L 1 69 1 lelSue8uad urse141 uelrlersd ueJ"leled uelrle.red 1e13ueg uzlenqursd leq8uag ueleru SuenX euecua:ed rolue;4 runrun Jolue) -'---llii o 0) usrululed 9'8 'rqg 'w, -_@ ---Lff.- ueEuupE dot1o1 iL ueled?{red I'g '9 '9 'n 't .Z .I t--___-_ Bab 268 Gbr.8.7 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi Pengelasan gaya berat untuk bagian-bagian yang memanjang. Gbr.8.9 Gbr. 8.8 8.1.4 Peletakan dan PenYetelan kotak-kotak rakitan. Las busur rendam untuk penyambungan pelat-pelat utama. Cara Pengelasan Untuk KaPal (1) Hal-hal penting dalam pengelasan kapal Dalam pembangunan kapal-kapal besar, jumlah pekerjaan las kira-kira sepertiga dari seluruh jumlah pekerjaan. Kotak-kotak yang sudah dirakit yang harus dilas satu sama lain beratnya mencapai puluhan ton dan konstruksinya sangat rumit. Karena itu di samping las datar juga digunakan las tegak seperti ditunjukkan dalam Gbr. 8.19. Jumlah dan perincian serta cara-cara pekerjaan pengelasan untuk membangan kapal ditunjukkan dalam Tabel 8.4. (2) Proses pengelasan yang digunakan Di samping cara pengelasan yang biasa dengan bahan las biasa, dilakukan ju ga cara pengelasan tangan dan pengelasan gaya berat yang menggunakan bahan las khusus untuk sambungan tertentu agar mendapatkan efisiensi pengelasan yang lebih baik. Las otomatik yang digunakan adalah : las otomatik busur terendam, las listrik terak, las semi-otomatik pelindung gas CO, dan las otomatik pelindung gas mulia. Contoh pengelasan otomatik yang baru untuk pembangunan kapal besar ditunjukkan dalam Gbr. 8.ll sampai Gbr. 8.13. (3) Bshan las Kelas-kelas dari bahan las untuk pembangunan kapal besar juga ditentukan oleh 7 '..llauqloluuruL, t's 'Jqc 890 19 r80 9 916'tZ Z9O'TZ €19 9 89S 0'L t89'E zt9'l 908 8'St Z6Z'87 Lnz'0t OIL'I z9 t68 L ez9'l TO'' IZ z6r'n nLI'tl ;tL I 199'L L8t'a 00r ) at tt 6'rn 9'Zt s9 o'L 9tl tt II t z1ude1 sely 1 L9t lEluozrJoH z9t le{r}raA srleIuolo ue8uul ue8uap:e1eq 9t 9IL IZ t t89 t I98 0z0 (,19'I 908'l L9I 088 9 z6n ngt'l nt. OIt 9t IeIru0A 27,9 I 989'i I19'Z 096',r I l! tgt'62 s90'01 s6€ sr t06't 9'9 981'Z ffin'a t6z c'7 7 ZW'II 99 L'n 6t9 9 8II LOL 99 r'9 r LO\'Z €99 8 S8L vt9'ztl 0r *z € SB'I e1ede1 000'r avl ZZZ OI EZ8'6 961 leIrlr0A srleIuolo IBluozuoH t80 0r ,OI 8ZL 6 t9z t'n9 T8I'ZL 910'01 nt0'zn tE r'02 LLL 896'?Z 8I I'Z 8S0'8 (,ZZ'NI 889 6'I 096'l 891 0'z 8IZ'Z 9LO I 000'r anl 9'e 0'6 8'9 186't 0Lt't 961 ZZ e80'0 r ,OI qZL'6 r9(, 299',9 891'I rt9'z TLZ'Z 8,LL 999',18 299'OZ 080'5t ht0'8 I I'S ziz'9 Ln9 ,'nL 681 9 9SZ'9r Z9O'L 0e0 6 t'89 ta9'99 892'8 €0E qel ueunBu a qultunI sely ZZL OZ 9tL 0'6 qEliunf ue8uel ue8uap .re1eq q"[ulnI Z ts. e1edsl sely 6t [3]uozrJoH I?{UroA FD qelluqf ]npns IBITUaA SE'I Ieluozuoq u€p 11 €lnru i 'ussBlaEuad uBuFa{ad 0e SE'I eluda1 segy vLl 098 l0 1ndun1 'srletuolo ue3ue1 ue8usp:e1e6 -ulnf -Bqruad ueirleJe( u?lrI?red (uot 08Zg : zleq 1e:eq) LA,CI 00ZI 3ue:tq lede>1 : 692 lnpns 0z 8IZ 6'LI sely [3{IUeA IeluozrJoq 'J€1BCJ Z 0'7. @ lf. $ qelunl e1ede1 zot't9 9'82 lndrunl se'I ue3ue1 ue8uop.tele(I Z6I'L 9LO I LO6'L tr' srl?Iuo1o Z9 001 qellunI sety IeluozrJoH 9nz 9 O,L qeluInI e1ude1 9LZ ( (t I gBIurnI 060 9 96Z 9 le8ay uuse;a8uag i:611 'rqg '3u1pu1p 1ulod epud sllBrrrolo Isrs nf?s uBsulaSuod i uesrla8ued Isrso6 uedeqel lude>1 .i \ srual \ qBlurnf ?'#loqul u€ledelred I'8 J€1BCJ u3 ueBunqureg .IBS -08 Bab Gbr.8.12 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi Pengelasan sudut horizontal ganda dengan proses las busur rendam (kepala kembar tiga elektroda). Gbr. 8.13 Las listrik terak. Biro Klasiflkasi. Contoh dari klasifikasi kawat las ditunjukkan dalam Tabel 8.5, sedangkan Tabel 8.6 menunjukkan kelas bahan las yang dihubungkan dengan pelat baja yang akan dilas. Dalam hal pembangunan kapal ukuran menengah dan kecil dapat digunakan persyaratan bahan las yang lebih rendah dari pada yang dituliskan dalam kedua Tabel tersebut, kecuali untuk bagian-bagian yang penting di mana klasifikasi tersebut harus dipenuhi. (4) Cara Pengelasan Dalam mengelas kotak untuk konstruksi lambung kapal, biasanya dilakukan langkah-langkah berikut : 1) Pemeriksaan ukuran alur. 2) 3) 4) 5) Penyusunan dan pentanahan mesin las. Pemilihan bahan las. Penentuan urutan pengelasan. Pembersihan alur dari debu, karat dan minyak. Sehubungan dengan urutan pengelasan, perlu diketahui bahwa perakitan kotak konstruksi dasar harus dimulai dari tengah dan menuju ke sisi seperti terlihat dalam Gbr. 8.14. Hal ini dilakukan guna mengurangi terjadinya tegangan sisa. Dalam mengelas rangka pada pelat kulit urutannya adalah : pengelasan pelat, pengelasan rangka dan kemudian baru lainnya seperti ditunjukkan dalam Gbr. 8.15. Sedangkan pengelasan antara pelat kulit dan rangka geladak atas urutannya adalah las tumpul dan kemudian baru las tumpang seperti terlihat dalam Gbr. 8.16. Pelaksanaan pengelasan harus sesuai dengan diameter elektroda dan posisinya, dan harus diperhatikan cara menggerakkan elektroda sehingga tidak menimbulkan cacat las seperti takik las, lubang halus dan penembusan yang tidak sempurna. Urutan penggerakan elektroda dan parameter pengelasan untuk posisi atas kepala ditunjukkan , dalam Tabel 8.7. (5) Pengelasan dalam reparasi kapal Dalam hal mengelas kapal untuk tujuan reparasi harus diperhatikan hal-hal berikut. 7 O>E ^72 xZ XEi . x2! Kawat untuk las isx g Elektroda busur rendam t! Baja kuat e. E e. d9 a 60 kg/cm2 P 50 kgicm'1 I x X 5 { X ,l z x-l X a { 7( = Iv x K x X { { x 7 X { {= {g Iv IV x 3 q a p ilv o I 7 { { 3 (D * Ur ? ? ? T >x I X E o Iv I o o 6 o ltv ! I .) o Iv ilv I I .) r) ilv o { .) I I .) *t, Iv ltv s o o I a I I o o o o o I o d' o o E {p ls o o 33 il^ ttv i- x ll^. lAo 3E !- rrr. ilv a o ilA^ !'i 5a u ^ 'i: M o tr,r lv 38 L x rl4 o X 7 X I 2 :l E F - e< V a-lroS g< B +; :!. E zi z A 7( x x r rd 9,==d g"i x x x 7< X r x x ln rg *! x 7 ;:c9t xP- o I Z: +ii - dE: o o EF *:c+<-{ 6P cE <traJJa lh I x X E xx -lln 5 .t o t^ lrv 38 i\- x lA X ts= E# s 2-=dd <:+t X I 5 tLz uelBde{red I'g 272 Bab 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi +E .e- E>*;:* X i.E El*ij'a< >;{ 'ar )z 3g E.4E E * E 3: > s xtsEFii HE qE v v M V Al u, I g F z o g] !Z SE * S 3: > : 3Es:Fi; = Ei'E g < >= o g rI] !Z Az vg g 5 rFvv F V F o "l f v IZ V V vil Jtr .d6 I vl A a v a v v q] u a i v V v L \ -E I i 53 ri-o, "tr Vtt -. nl Ail E u1 rj [1r 1 N r ; ii vi -E Uc OIi Ar vr dIi o a&^ (J (.) (, o O o U (.) o V{ Y V< Ail dN NN All o cl v v v B > I v O o o (.) U o AI AI Ail AI J ttt Af B O o JJ d B o I Ail B O i I AI L) a o I v F v > F V B F > > > v 5Z > B !,1 v a v I tucq\@ zuclA{ 09 'a 'aB 'a !i Ei @pu3l rnsnq sEI lnlun l"ae) 's€3 uoFq uEp sEB Bunpull -ad u?3uop sB[ {nlun lEAe),I oo VV ilil \L Yq E -< Yzv vz zvv H<o VV : d U 'rln{llp eEn[ snruq nruq 1ede1 uuunEuequed uped luedes ueseletued uu.rnlered-uurntered ISBJBdoJ >1n1un e,(ueq undnzlear' elrrl{"q ueryleqredtp n1ra4 'rI'8 'JqC urslep ue>11n[un1rp 8ue.( tlredas uzseleEued uelnJn u?{nluauetu snruq uep seleq Suuqnl lenqlp snreq 1elod tlueE8ueur pq tuBIEC (S 'e,(uuelqeuelueu etu€lnre1 'ue1n1.redrp 8ue,( >1u1sq eEeual ueldetsredue;4 G 'rBEurl uesele8uad epq ueue8uad ueEunrnl 3ueseure141 (g 'e.(ureEeqes UIBI u€p 1e,(utur oruleq:41 q€pnur 8ue,( seE u€{qepulrueur e,(ulesnu 'e[.re1 ueEunlSuq ue4leqredwa;41 lesnr 8ue,( ue6eq u,(ureseq utl8unru Illleles u€{nluauelAl ( t 8ue,( ledurel Ip uu{nl"pp k 'rypqet e1Euur epud t;P1 1u1ad ue8rmqruudued upud uesuloEuad uulnrn lupd uepuuEiued u.ru3 l,I'8'rqg s?l u"lnJn @ eltue.r eped rguuSrp Eue,( 1e1e6 "1 _--__6-,/ Suedurnl se1 l.\ +uo1 eprd stleq Eueqnl 'epuut rusep p1m1 uesele8ued ue1tun 'I"E'rqC ulEueX {1n{ IrBp 'ul8uur uusule8ued uPud uBlnrfl gI'8 'rq5 tllnI urelep uu6eq res?p l?lad r?lad ssleI unues CI uep J'g'y y se1e1 se1e1 efug efeg eiuq epzd ueeunBEua4 sul lB^{B{ uueun88uad ELZ 9I'8'rqo uu uellnfunuou el8uy sel 1?1r\"{ dn13q1 9'8 IaqBI ueledelre4 I'8 SIUof Bab 274 Tabel 5.? Tebal pelat (mm) 8. Parameter las tangan untuk sambungan tumpul posisi datar dan atas kepala dengan elektroda jenis ilmenit. Parameter las Elektroda Bentuk alur dan urutan pengisian. - w50! 6 Penggunaan Las Dalam Konstruksi Sisi deoan -----!z----! Diameter (mm) 4 I 3 4 Sisi depan Y'I2 Tegangan (Volt) Kecepatan (mm/men) 190 24-26 33s-42s ll5 tz0 20-22 190 210 150- 190 24 26 300 190 250 26 28 240-305 120 150 22 24 I 90,250 25 29 180-320 120, l 50 22 24 145 250 ls0 25 29 220-230 r50 2 1) Arus (Amp) Lapisan 4 I 5 2 3 350 l0 4 4 5 80-250 6 5 I 2 3 r 4 l5 4 5 6 7 5 I 6 2 3 4 250 250-320 26-30 220 300 120-150 22 t75 230 190-250 26-28 220-240 250-370 26-30 250-280 120- I 50 22-24 190-260 5 20 4 6 7 8 24 9 Sisi depan 5 I 6 2 3 4 5 6 25 7 4 8 o 10 ll 8.1.5 Pemeriksaan Semua sambungan las dalam kapal setelah selesai proses pengelasannya harus diperiksa dengan pengamatan yang meliputi bentuk las seperti lebar, tinggi dan bentuk gelombangnya, panjang kaki, adanya takik adanya lubang dalam dan lain sebagainya. 'reE"le8 sruol rd" €tere{ ueteqtuel ue)plnlunlrp 0Z'8 'JqD 'Jnluel r.uBI€C uor.uoru ueq€uatu ndueur yeuoEerp Eueluq uep Sunln 3uer1 'se1e relzp 1o1eq 'qe,truq JEI€p lol"q rJep rJrpJel 8ue,{ e,{uerueln rslnJlsuo{ Bu€ru rp elEuer sruel uelequral uep ueuodruol teqlllp ledep 61'g 'rq5r urBI€C '01'8 Ieqel urelep uu{srptrp Iuedes ueqeq qelo u€Jnluel u?q€ueu urel"p u.(ueureln Is{nJlsuo{ ue6eq }nJnueru ue{rse{grsel4p e,(ueserq u€p rle>los 1e,(ueq un8ueqry qu1e1 8ue,( uelequref sruel uornqwal lslnqsuox (t) uutuqruaf uuunEuug I'Z'8 'se1 ue8unqurus ueleun8rp nlelos e,(uue8ueseursd deqel undneur e,(uuelenqured deqel eped >peq e,{ueselq ef"q elEuer uelenqured Bpsd 'ln€q uep rn{u ue8unqruus ueleun8rp e,{ueserq ueEueseured lues eped ue>lEuepss se1 ueEuep uEI"u€$lBIrp ueEu -nqure,(ued'uelenqrusd deqel upe4'u,(ureueqes Eue,( ueEueseured urelep u"Je{nse{ 1e,{uuq u€{lnqruruoru 1epr1 eE8ulqas'uelenqured ledural ry nlnq"p qlqel IIIBJIp qelel uelequrel uep uet8eqes nele e,(uqnrnles e,(uusetq 'uelequref ueunEuequred ueleq 'eures Eue,{ lele uep eJ?c ueleunEEueu e,(uueunEuuqured urelep nll EueJ€I'u.(utslnrlsuol ruel€p ueetu?sa>l >1e.{ueq re,(undrueur efeq e13uer undneu uelequel qteq u,(uresep eped u€Iltruep undne1e16 '8ue1eq uep 3uut1 qelo ueq€llp snreq 'tpelrel 8ue,( {nlueq uequqnred uup uu8ueEel eges relu?l uep dele lereq tlredes u"qeq 'eluq e18uu.t Ieq urBIeC 'efute8eqas ur€l uep edure8 'urEue qolo uu{q"qssrp Eue.{ {nlueq ueqeqnred n€le Jnluel uu8ue8el uep 'e,(ursuluqew Euu,( rdu e1e;e>1 u€p u?eJepuel 'Btsnueur llredes {ru"urp ueqeq 'urpues e,(ulereq u€r1eueru {nlun uBlBnIo{ sele ue{Jes€plp uelequrel ue?uecueJed utug urlEuBU uup usluquef Z'8 '8I'8 se1 nrnllnlun u€qllel lesnd tt,(undureur Eue,( 1ede1 ueEueleE lefueq nlr BueJE) 'e,(uueltdueJle{ uelu€qelredrueur uep qrzqredtuetu snJ?q 'JqC tuelep ]eqIIJel llredes rluqes se1 nrnf '1ede1 ueEueleE rp efreleq {n1un errrqeq qelsuyet selz Ip u€Iern ueEueq (^ s) € sBIe{ Irep A 1odruo1e1 se1 n.rnf uelnpedrp 1eEe1 tstsod uu8uep tuur SZ leyed sele8uaur ln1un uelSuepos '6'8 IeqBI urelep uellnlunltp 8ue,{ tpedes '(A Z uep 6 7) g seleq nrnl qelo uu1ufte{p snJeq 'u,(uleslur ur"l"Cl '8'8 IoqeJ ur€lep leql1p ludep re>1o,() I[B) uoddrll qelo €lurulp 3ue,( rselgll€.t\I n€le ueture,(sred e,(upsr4 '1ede1 {nlun sBI ueeheEued ue{eu?s{€leru u€>le Eue,( se1 nrnf 1n1un nlueus] rse{gll€^\{ n"13 uBlBJs,(sred elunueur e,(uesurq rs"{grsBl{ oJIg nlr ?uoJe) 'uelnl -e1eur Euu,( su1 n:n[ uepdurerlel eped EunlueS:e1 le8ues su1 uu8unqur€s sBIII€1() IJ€p A u€p O 1odruo1e1 'ISBIUI€lrrr{ uu8uep se1 e1ede1 sele rsrsod ueEuep unu 61 1eqe1 1ude1 1e1ed seleEueu sET nrnf IsB{ullBAr)I 9'I'8 '3J€pn re depuq.re1 4eq uedepelal uerln8ued uelepetp snreq rocoq qeloq 1upr1 Eue,( q8uul nele Euenr epe4'1edure1 edereqeq eped ltuoserlyn 'gerEotper ueqeunE8ueu ue8usp ruelup uefeq uurln8ued nele e,{ute8eqes UIBI uzp ltuEeur {nqJos 'snqueusd u€Jr€J uzEuep ueelnuued uerlnEued u"IBpBIp nped Sutlued 8uu,( ue6eq {nlun undneur sLz efeg el8uug uup uuluqtuef Z'B 276 Bab 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi E E E E !qm :o !q{ o o ! E o o ii€6 o -q o SE: ii€E -o aHa iit!: d! E ! E s !c' v vlt ( vI F o o! e ..] {) E ll -9 g€; E tr r tu v z cl (l & o otr Oc : iF:e*i " Er* F+i .t a o, F#F F' F. o c! ! 0 6 o Y= o a A € a o i: o5i '3 E a c! o F J o a q o q E E a j J J J. E E E E E il il {t I E E ry il o a J E E o E I q! E! ! o o j E O o q o A o q d E 3i: o q{E I E E 9i E a J I E E E Ail AI AI I il o a o V v r r c :*6 o E>66,{ :E 33.8 o Nt r '!dB Blere{ 3ueleg 'll 3uer1 '01 uBlBqrref 0Z.g.rqC 1eled ro18uy r1e1 uelef:n1e1 '6 ue8uul 1eg g ueqsuad 'EIEuur uufBqrrol ueuodurox Sunqnq8uad lnpng r1e4 uele[;n1e1 Sunqnq8ued 1u1e4 u?q?uod qa^\uq rs{nJlsuo{ 1€{€ued s?13 rsln:lsuo{ 1?I6ued 1e13ua4 leuo8etp 3ue1eg Sunln 3uer1 1z1.rod rel?p {olBg q?^\uq res"p {ol€g sE13 tuBlep r?lu"l lolug '€ :63urd relue1 lo1eg 'Z L eruuln 6I'8'rqo EI 7,t II OI 6 L 9 s n € z I- 'sEI nrnl {nlun g 4oduola; € sulo) A uep O loduolo; z sele) 8ue:n1 nelz I s?le) 8uern1 loduola; rBlBp 'rel8p u8P rsrsod IE{rtJe^ rsrsod \ rsrsod enuag ssla) loduolay 'sul nlnl {oduole{ uup sBlay 6'8 IoqBI LLZ seleq ?duBI 6 loduolay ,1 uerp edr4 uBIIpel 8I'8 'rqc g 4oduole; ,1 uep 4 lodruolo; re8ulag 'l 8 relep nunqnq loleg reluel lolsg efeg BItueU uep ueleqruef Z.g 'g 1e43ue6 9 :elep lu16ua6 'n 61 nele 9 (uu) 1u1:d \ \ IsqJI r.r1g,1r^;\ Bab 278 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi Tabel Jenis jembatan. Klasifikasi Jenis Jembatan 8.10 Keterangan Gelagar pelat Gelagar utama mempunyai penam pang I atau kotak. gelagar Gelagar kotak Rangka Warren Susunan batang membentuk seg- itiga dan setiap batang menahan tekanan atau tarikan Jembatan Rangka K rangka Rangka Howe /1,/ l/ l\l\ l\ Rangka Pratt Busur dengan dua engsel Batang menahan tekanan dan lenturan. Busur dengan tiga engsel Titik tumpuan Jembatan busur Busur tanpa engsel Busur terikat Gelagar Langer menerima reaksi horizontal dan vertikal. Titik tumpuan menerima reaksi horizontal dan momen lentur. Reaksi horizontal diterima oleh balok pengikat. Busur digunakan untuk memperkuat jembatan rangka. Gelagar Lohse Sejenis dengan busur terikat Jembatan gantung Dasar jembatan digantung dengan kabel-kabel. nbatan Jem lairinnya. Jembatan rangka kaku Balok utama dan tiang merupakan suatu konstruksi kaku. { > I?qel > urtu g uIuI 0S > pqal urur 0g 'rz nelB 'lN 'qN'ohl rnsun A't 0z't rJ?p nlr ?unpueSuaru e,{ulepry1epr1e 0€'0 :p , 0g uIuI 001 > Isqel > ulru : urur 09 > I?qel sr?u 0r'0- sleur s{B(u sleur sleu 0z'0 0r0'0 0t0'0 0r't 9l'0 s{3ru sleI'u s{Bur iIsru s{3rrr 0r0'0 0r0'0 0s't 9S'0 sIBrll sluru 6 s{uru sI"I'u s{Brr.r 0r0'0 0r0'0 0s'l sIs(u 0r0'0 s{3ru sISUr s{?ur sIsrx 0r0'0 0s'r 0z'0 s{eu s{"ru s{eur sIBru sr?u 0r0'0 0?0'0 0r'l 6r'0 sI?ur sI?ur slelu sI?ru sI?ur 0r0'0 0t0'0 0s'l ss'0 sIBrII sI"ur s{Bur SIBIII sIBrrr 0r0'0 0t0'0 09'r ss'0 sI"Iu s{Bru sI?ur sIsrlr sIsrrr 0t0'0 0r0'0 0s'l sIBru sI"ru s{3ur s{Brrr 0z'0 0r0'0 0r0'0 09'l sIsUr ls () :? 0z'0 u?lBlBJ 8S Vl^lS t'0 r'0 8 :q p 8S I^IS J f, 3 s €S hIS 'tz 'lN'qN'!I'oI tunpue?ueu nelu L )z't- Ir'0I rnsun nles uf urypr1-lepnag 0€'0 0z'0 s9'0 !LU 0z'0 'J'S'V OS J I c v 3 J YNS AOS WS 9S'0 0z'0 8 t'0 s)?u 99'0 s 8 t'0 s{?ru sI?ur s{aur sIsrll SIBIII zz'0 0r0'0 0r0'0 09'r sIuuJ s9'0 0z'0 oz'0 s{alu sr?Iu s{elu sIsrrr srsrll otO'0 0r0'0 0r'l stu 0z'0 0r0'0 0t0'0 0,'l s€'0 sI"ur sI€tu 0r0'0 0z'l sI?ut LLU \L rrr- 8 r'0 s{eur or0'0 09'0 () 0z'0 ;r3(u sI?ur sI€ru ulu f, 0r0'0 0r0'0 xs'7 rJ nJ S un d q e 'f,'s'v I' t YNS ) q s I' HS q sz'0 ;I3rtr tz'0 e.(uure'1 0s hts e v oz'o s9'0- l9'0- q IS J ? (srr) sleq (%) "pull tstsodtuo;,; srueI (.j,L6t-tttr c srf '[L6r-90Is 0 slf) 'sBI Islrutsuo{ uE8uep uBtuquef {nlun lor B[Bq BFuo{ 6LZ tleg e>18uea uup ueleqruef Z'B Flsodluo)I II'8 IeqBI Bab 280 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi (2) Baja yang digunakan Baja yang digunakan untuk jembatan dapat berupa pelat baja profil atau baja cor dengan bentuk tertentu, yang memenuhi spesifikasi dari organisasi Pekerjaan Umum. Biasanya baja untuk jembatan harus mempunyai sifat mampu las dan ketahanan terhadap korosi yang baik. Dalam Tabel 8.11 dan 8.12 dicantumkan komposisi kimia dan sifat mekanik dari baja SM dan SMA menurut JIS. Sebagai contoh misalnya baja untuk jembatan kereta api di Jepang, spesifikasinya ditentukan dalam Standar Kereta Api Nasional Jepang (JRSO 5000-lE-13 AR 5 F). Juga dalam menggunakan baja 70 dan baja 80, spesifikasi dasarnya dapat dilihat dalam standar ASTM A 514, A 517, WES 3001, atau HW 70. Tabel baja rol untuk jembatan dengan konstruksi las (JISG 3106-1977, JIS G 3114-1977). 8.12 Sifat mekanik Uji tumbuk Uji tarik Kekuatan Pe luluh (ks,/m'z) S rpanjmgan I Tebal p€lat (mm) baja (Jrs) t <16 16<r<40 Minimum B uji Energi terserap (kg,hm'z) (mm) (%) o fc) (kg.m) L t>40 25 min 24 ain 22 min 41 SMA 4I 25 min 24 fi1n 22 min 4t-52 52 ,<5 5<r<16 16<r<50 t>40 <16 t t> 16 23 *" 18 *+ 22 *t 24 '.* 33 min 32 min 30 min 50-62 t<5 5<r< l6 16<r<50 >40 / SM 37 min 5OY SMA 37 min 50 36 min 36 min 34 min 34 min 50 62 50-62 t<5 5<r<16 16< r< 50 *a SM 37 min 53 36 min 14 min 53-65 ,<5 5>r< 16 16<r<50 46 min 44 min 58 73 SMA 47 min 46 min 44 min 58 73 r> 16 t>20 r< l6 58 *** *a ini 16 t>20 Catatani ***' (3) t> 0 2,8 min 4,8 min B 0 2,8 min c 0 4,8 min B 0 ,P c 0 4,8 min B 0 2.8 min min r*. 15 *. 19 ** 15 ** 19 .* ,< l6 47 min t9 r< l6 ,< l6 r>z[{) SM 58 l'1 ,* 2l **t 23 "* 2l *'* >40 0 22 t**1 t>40 t B C 18" 22 t>40 50 Suhu Tebal p€lat , sM 4l sM M tarik Kekuatan Jenis 2l *rt B 0 ,t c 0 4,8 min 15 ** B C 0 ,R 0 4,8 min lg *** 26 .t* 20 *i* -5 4,8 min 26 *.** 20 *r* -5 4,8 mm l9 *' 21 **i min min Bataog uji no. 5 Barang uji no.4 Batang uji no' 1A Proses pembuatan Garis besar proses pembuatan jembatan ditunjukkan dalam Gbr. 8.21. Pada waktu titik berat dalam pembuatan jembatan adalah kwalitas yang mantap dan penghe- 'Btuem rBtBIaE uulunqrued uBmrn ZZ.g .rqg u?lr{3Jed 'lBJaq E,(BA sBI nBlP Sunpulpel rnsnq s".I SIrrBln ruEele3lqerad 1e1y ueBuel rnsnq 'ln"q u?p Jntu uB{?un8Sueu ueEuep ueleuss{€lrp sfueserq Euu.( ueEuudul 1p ue8ueseured n1{B.r\ epud ueleu"q"lrp snreq Eue,( ueEunqurus [?nce{ 'su1 ueEunqtues ue8uap ue{?ues{Blrp nleles ueluqurof uetunqures €nrues E{errr Iul IBq Buer?) 'sepp Eue[ le1ed ueEuep lenqlp ludep nlueuet {ntuog-Inlueq uzEuep uouodurol B{Bru 'uulequel ueun8ueq eped wl r$lnJlsuo1 ueleunEtueur ueEueq 'sq?tuolo ueseloEued EJBo uep qnuad z1e4s ue8uep e[ra>1 :eque8 'uueuecuered ru"l?p {rl"uo}o rnleEued lele-lele uzluunElp rur {nlu1 'e[re1 ueleur 'uulsqual urfonqured sasord .rrseq a' a' a' 5555X GmE0q= ot + o- dS8 FF i H*€ 8 + =.* x Bg HFT E li,ErJaS ! v = F le p ,i:f; g edSE $=.,^ f Eri; F 6 sgrg VF? FFE TTE. BE* EX*E* d E 5 S5 s EE g $E ", q Es; iFe ETE H E l--N xK3 t*E oioo :1 ia CE =p tZ'8 'rqC \ ./ \_-/ \--,/ .u? \---l qnuad +u??uEc I uB +?l?Is -esluauad +ulsel +{IEsBl+ ll{ * +u?l?c Zu" + -38ued -eEue6 -?Iod -lEnqued -lsnqulad J"quIBO -uelad uep uedersra, -etue6 lnlun ueuturtuad er?luetuas uztuesuure6 r8z efeg elEuea uep u€leqtuaf Z'B 282 Bab 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi Batang-batang untuk jembatan biasanya berpenampang seperti bentuk I, bentuk T atau bentuk kotak. Sebagai contoh dalam Gbr.8.22 dan 8.23 ditunjukkan urutan pembuatan gelagar utama dan rangka ayun dari jembatan kereta api jenis gelagar. Dalam pembuatan ini flens dan badan dipotong dengan gas, kemudian dirakit dan dilas dengan las sudut. Pada umunya untuk pengelasan gelagar utama digunakan las busur terendam dan untuk rangka ayun digunakan las tangan atau las semi otomatik. Lubang-lubang baut harus dibor pada tahap pembuatan. Setelah selesai pembuatan biasanya jembatan dipasang sementara dalam pabrik untuk memeriksa sambungan-sambungan dan ukuran-ukuran. Kemudian dilepas kembali setelah diberi tanda-tanda tempat sambungan. Pada tahap pemasangan di lapangan biasanya diperlukan pelataran kerja sementara. Bila pelataran kerja sementara tidak mungkin untuk dilaksanakan, maka bagian jembatan yang sudah dipasang dipergunakan sebagai tempat kerja. Cara ini disebut cara kantilever. Kedua cara pemasangan jembatan ini ditunjukkan dalam Gbr.8.24. /6"l,rk drtaf\ \its{!eY4l Balok datar Gbr.8.23 Urutan (a) Cara pelataran tara, pembuatan rangka ayun. kerja semen- Gbr. 8.24 (b) Cara kantilever. Contoh cara pembangunan jembatan. 7 undnulel11 'B^(usBI urseru JnleSuou uep ue{uelelueru eJec €{uqnuedes resen8ueur ur€lec 'uelefte8ueru 8uu,( se1 nrnl epedel 8un]urE;el e.{uqnrnles 'epor11a1e uep efleuel Jequns q€nce{ 'se1e tp uend snJeq sel nrnl'ry1uurolo-rues uep >lrl€ruolo uesele8ued I€q -tu€tue{ enrues ue8uel ueseleEued ruel"p rq 'uesule8ued tsrsod uep uu8unqrues sruef derl-durl {n1un r"nses 8ue,( ruu8o1 ueJr€c uelledupueur uep eurndures 8ue.( uusnqrueued 1pe!e1 re8e ledel 3ue.( 1rr1sr1 ;nsnq uelledupuau {nlun sBI ulsetu u€>lu"1e[ueu uup sBI 1e1e ue4eunE8ueur uendureurel r1nd11eu se1 nrn[ r.rep uepduieDe>I :sq nffif (c) 'ZltE-Z SII repuels urel€p teqll1p ledep 263 suE Sunpuq;ol rnsnq uesels8ued {nlun sBI }€,re) '€I'z Ioq€I uI€l€p lunluecrel 3ue,( rlredes sI[ r"pu€ls ulelep ]tlillp ledep ruupueJel s"l >lnlun sel le^\B{ IJep EItuI>l tstsodruo>1 uul8uepes'€I'8 IeqBI ru€l€p uellnlunlrp snlSunqrel Bporl>lole ueeunSSued qoluoc edereqeg :sol uDtlDg (q) 'luraq u,(uB su1 uuEuap ruBu;eB uepuq lu1ed upud lun8uad 1u1ed uu8unquru.tua6 8Z'8 'rqg 'I {oluq uulunqruod llnlun ruBpuoral rnsnq sul ulsaw 9z'8 'rqc 'uupeq 1u1ed uusela8uad ruBIEp ruupuaral rnsnq sBl ulsotrAl az'8'rqc 'laqugod ruupuorel rnsnq sBI ulsaru uu8uap pluozgoq lnpns uu8unqruu.{ue4 SZ'8 'I3lo>l {ntun I€'8 'rqC u€p relcp {oleg uesele8ued 1n1un tdz1e1 oerues {nluoqreq rcEepB Eue,( qoluoc uu>lrraqrp 0€'8 'rqD uBI€p uulSuepes'reEels8 le1ed ue8unqure,(ued qoluoc nlens u"Unlunlp OZ'8 'rqC tuel€C '82'8 'rqD ruBIBp teqlllp ludup 1e.rsq e,(e8 se1 ueeunE8uad qoluo3 'snsnq{ tu€pueJel Jnsnq sBI urseru ue8uep ueseleEued uJEJ lBtlIIIp pdep 77'g uep 9Z'8 'rq9 urul€p uelSuepeg 'SZ'8 'rqC IuEIep leqlllp lzdep lequsod ruepuoJel Jnsnq sel ue8uep IeluozlJoq lnpns ue8unqure.{ue4 'zg3 se8 ueleunSSueur Suef sel u.(uesurq q[d]p Eut.( Sunpullrel rnsnq sB'I '€tu€]n rcfle1e? uelenqrued eped lnpns sBI {nlun uep eleq leled eped 1ndunl sel In]un ueleun8tp t,(uesutq w?pueJo] Jnsnq sB'I 'e,(uute1 ?Jec uBp 1e.req e.te8 su1 'stleulolo-Ilues sBI out8uel se1 'urepuerel Jnsnq sel ue8uep ue{n{ellp ledep uelequrel uusele8ua4:uosola8uad sasot4 (o) uoso1aZuad t8z efeg elEueg uep uetequrel Z'8 o,to7 (t) 'rqg :t4 Bab 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi MAWatau co2csMw MAW MAWatau corGSMW -v- SAW MAWatau co2 GSMW MAWatau AW atau CO. GSMW GW: Las gaya berat MAW: Las busur tangan Gbr. E.29 Cara Pengelesatr pelat gelagar. busur terendam MAW: Las busur tangan GW: Las gaya berat Gbr. 8.30 CO2GSMW: Las busur lindung Cara pengelasan balok datar. MAW atau CO, GSMW sAw MAW atau MAW atau CO, GSMW MAW MAW sAw MAW atau COr MArrV atau CO, GSMW MAW atau CO, GSMW ,w GW SAW MAW atau CO, GSMW Catatan: SAW: Las busur terendam MAW: Las busur tangan Gbr.8.31 Cara pengelasan gelagar kotak. co, GW: Las gaya berat GSMW: Las busur lindung ntr BuoJ€{'SunpeE ueun8ueq Inlun qelep€ u,(uurnurn uped efeq e18uz-t IS{nJ}suo) o{oq o1&uo.r lslnusuoN (f ) ufug u18uuA Z'Z'8 .{ruossJlln nele gerEorpet etec ueSuep uB{n>l?lrp ledep lesnreur I"} uetlnEu -ed uelEuepes '?uJg1r\Jeq snqruaued uBJIec nele ltuEeur {nqJes uufluololred uuflusp s?l {rugru ueu>lnurrad eped Euuqnl uup {eleJ e,{uepe }eqlletll {n}un €}BIu ueEuep uugsIrJe1llad '{BsnJeIu I3l BJ"3 ueEuep uelfn8ued u?p €le(u uu8uep s€l {IuEu u€Bs -IrJeuedornle ueeslueued Undqeu Jeseq sIJ?8 eJ€res sel u"Sunqu?S u€BS{IJeIuad .uB>ln{€lrp e,(uJsueqes 8ue,( ueunEuequed unleqas u€Iepelp IUI u€Iln8u3d .u€{nluelrp qe1e1 8ue,( J€pue}s n?}€ u€JnleJed ue>lJBSBpJeq u€{nIellp 3u3{ r,(ueserg uerln8red u€{"pBrp nFed uesele8uad zrec nt€ns ?[u)I,Epl] {l€q uB{nluouetu {nlun uDosrluauad uop uo{n&uatr (s) 'rJrpuesJel oJIq nJnl uelelluod erec sel nule uep€q qelo Jnl€Ip e,(uesetq 1€{UIUes u€{ledupueur Intun .{rlgruolo rues ussgloflued ugp ueEugl uesele8uod ru"l"p e,(uuepdure;}e{ €pgd -SJBJ ue{Jsseprp e,(uesetq sEI nlnl depeqrsl uel€llued €>leru 's?13 Ip IBq ue{JesspJeg .uBJDIrd u?EuE8el uep u€peq usr€dEce{ qnJeSued u'(uepe €ueJ?{ 'du1e1 Suef pseq uz>ll"depuaru {nlun Ju{ns Euqed Eue,( qelepe uuEue} ue8uep ueszle8usd 'uesele8ued sosoJd Bnruos tuel"C 'IBSen{Ip snJ€q J?sep uepdururlel uep uenqeloEuod uet4urep ,u?pe , erelue ue8unqeg n?le € ue8uap eues b netr- luepz ue8uep zu.res erelue ue8unqzg g uuBuep zues erelue ueSunqeg t 8 L EUEPZ 9 tu?pl €UBPI zvepl (uze z str) e:u1ue ue8unqeg qepua: ueSorplq sruef 1eun1 eieq ln1un ?porl{alg krce z stt) qepue: ueSo.rptq srual 1en1 efeq >1n1un 8gVIAIS l(,tzt z slr) qzpuo: usBo:prq srueI genl eleq 1n1un epoJ]>lolg UBP ggIAIS erBlue ue8unqeg Bporl{elA I n osvws u?p gghls 'A0gI tS e.reluu ue8unqes E 09t^[s z ktzt z su) qzpue: ueSo:ptq sruef 1en1 elzg 1n1un Bpor]IelA 'qepueJ ueSo:prq stuel ueleun8tp snreq r33ur1 uzueguued eltg GtAtZrce Z SIf) lunl zfeq 1n1un ueP (ttZt Z 511) 1zun1 elzq 4n1un zporl{alA ue>leun8tp 3ue.{ epo:t1e1g I'VtrAtrS UBP I'WS ttSS er?lu? ue8unqeg eleq ue8unqeg I >1odruo1e; 'zfuq que[ Bduroqeq uesBlo?uod {nfun sn{Sunqref upor1{ela uuuun88ue4 €t'8 IeqBI s8z ulug e4Euea uep uet€qtuef Z'B Bab 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi pembuatannya harus dilakukan dalam waktu yang singkat. Karena hal ini maka biasanya digunakan baja rol atau bentuk balok yang dibuat dari pelat. Bagian konstruksi yang penting dalam bangunan baja adalah tiang balok pengikat dan rangka atap. Dalam Gbr. 8.32 dan 8.33.ditunjukkan contoh konstruksi tiang dan batang kisi bangunan baja. Bagian-bagian konstruksi setelah selesai dibuat, harus diperiksa baik dalam ukurannya maupun hasil pengelasannya. Sebelum dikirimkan ke tempat bangunan, bagian konstruksi yang telah dibuat harus dilapisi dulu dengan pelindung, kecuali bagianbagian yang nantinya tertutup semen atau beton. Dalam tahap pembangunan, bagianbagian konstruksi tersebut disambungkan satu sama lain dengan baut dan mur atau dengan las. Tiang bentuk H Tieng bentuk silang Pelat pengikat Batang penghubung Gbr.8.32 Komtruksi tiang. Belo& beotuh l Pelat penghubung Batang penghubung Pelat penghubung Penguat miring Penluat vertikal Gbr. 8.33 Konstruhsi bslok. { 's?l rslnJlsuo{ J.S.V OSYWS f,.S.V I'VWS 8SWS 'J 'S tgl^ts 'SA 'YA {nlun u"q"l lor B["9 urBpn rsoJo{ Il,6I_'IIE D SIf s?l 0Sr {S 'J'S'V 0EHS'C'S'V Irhls rslnrlsuo{ {nlun IoJ efeg l,t6t-90t€ c sr uoleq u?3u?lnl {nlun efuq Eu"l"g 09JCS'0,JCS'orCS'S[OS o€cs 'rzcs '0gus 'rzus 9t6r-zilt tIInIIIn rs{nJtsuo{ rrSss {nlun D srf srdq ?fug 116l-osge c slf 'tunlun rs{ulsuol 09)rs'rr)Js {nlun uoqJel ef?q Bdrd LL6r-Wtt D Stt unurn rslnJlsuo{ {nlun IoJ ?[Bg 9T6I_IOI€ C SIf "[Bq r?pu3ls loqurrs fr u '(Sf) sleq rslrulsuo{ 1n1un efug tI'8 pqBI 'Uod quel.sluef ?e'8'rqC |lrst)| Ll H IgOJd I IUOJd H n lgord I l__g___1 BurBs eul?s ,l?pu a rI?I ?u"s t{?I {?prl uep .I I"pn'I lgoJd r"*-l r{?I lgord ,I ?ruBs IgOJd 90I€ I SII rBpusls Ir"P 85 I IS u"Euep uelu^r{e Eue,( 99 su1e1 efeq eEn[ ueluunErp e{uuserq 63ur1 1u1Eu4req tunpaE Intun 'r€'8'rqC ruel"p u"p tI'8 rudues rl'8 Ioqel uep ZI'8'II'8 IeqBI ru"pp unluucret Eue,{ efeq uep qrydrp ludep zteq ueunEueq r$lnrlsuo1 {nlun u"{BunEry Eue{ e[eg uoryount4p Euot uteg eltuua uup u"legrnef Z'B otog (C) Bab 288 Tabel 8.15 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi Komposisi kimia dan sifat mekanis dari baja rol untuk konstruksi baja umum (JIS G 3101-1976). Komposisi kimia (l) Tanda Kelas Mn C Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 SS 34 Kelas 4 SS 55 SS 41 P S 0.05 maks. 0.05 maks 0,040 maks 0,040 maks. SS 50 1,60 maks. 0,30 maks. Sifat mekanik Kekuatan Kelas Kelas Tabel Tanda 2 8.16 SS 41 tarik luluh (kg/mm'z) 4t-52 Perpanjangan. (7") Kekuatan (kg/mm'z) Sifat tekuk 22-25 Melin- Meman- tang jang t7 24 min mln Sudul tekuk Jari-jari tekuk l( 180" x tebal Komposisi kimia dan sifat mekanis pipa baja karbon untuk konstruksi umum (JIS G 3444-1977). Komposisi kimia (/") Kelas Kelas 2 Kelas 4 Tanda STK 4I STK 50 C Si Mn P S 0,25 mak. 0,18 mak. 0,55 mak. 1,50 mak. 0,040 mak. 0,040 mak. 0,040 mak. 0,040 mak Sifat tekuk Sifat Mekanik PerpanKekuatan Kelas Kelas 2 Kelas 4 Tanda STK 4I STK 50 Kekuatan tarik luluh (kg/mm2) (kg/mm'z) 4l min 50 min 24 min 32 min jangan (7") Melin- Meman- tang jang 18 23 min min l8 23 min min Sudut tekuk Jari-jari 90' 6D 90' 6D tekuk Catatan: D : diameter pipa (3) Pembuatan rungka baia Pilar, batang dan pengikat pada bangunan baja biasanya dibuat dari pelat baja yang dibentuk atau dari baja profll. Untuk rangka atap biasanya dari baja profil atau kadang-kadang dari pipa baja dengan tujuan untuk mengurangi berat dari atap. Pilar biasanya dibentuk dengan penampang huruf H, silang atau bentuk kotak' Dalam Gbr. 8.35 ditunjukkan urutan pembuatan dari pilar silang. Untuk keperluan penyambungan di lapangan dengan mur dan baut, lubang-lubang baut harus sudah disiapkan dalam tahap pembuatan. r '€r'8'rqD ul?lep UBl{nfunlrp uB8u€del rp Suel] u€Eunqu"{ued {nlun sel sesoJd u?p Jnle etelvB renses 3ue.( u€SunqBD {E{u"q 8ue,( ru 'Zr'8 'rqD urelep l€r{lllp t€dBp puels 8ue.( se1 ue8unqru?s rJloruoeD B[Bq rs{nJlsuo{ urEIBp ue{"un8rp :so1 uoBunqwos t.uauoag (c ) 'ufulenqurad ryrqed uu8usp ruel€puou 3ue,( rsnlsrp uu{Bperp ufupeqes 'ueleun8rp uele 3ue,( se1 {ntun '8I'8 IoqeJ urelep tur{lllp ledup eluq rs{xrlsuo{ uzsele8ued urel"p ueleunErp Euef se1 ueq"q edereqeq Irep IBJIs-1BJIS .'sz1 uDtlDg (q) 'I?'8 'rq9 ur€lep ue11n[un1rp rE8uq 1e13ur1 Eunpe8 1nlun Suedureuad reld 1e1o1 1n1un lrdures Jnle ueselo8ued uup 0r'g 'JqC ruulup uedurnrel edrd ue8uep {€rel {rr}srl sel {nlun 6€'8 'JqC ruelsp ue11n[un1rp {rteruolo rues uur4eq u?Inlueuaru zg3 szE Jnsnq uBSEIeEued uelzp u"ep€e) '8ue1eq uep 3uer1 {nlun ues"lo8ued sesord qotuoc uellnlunlrp 8€'8 'rq9 UTBIBC 'se8 eduel tnsnq sel u8nl uz4zun8rp selu rp sesord Eurdurus rp 'uuEuzdel rp uesule8ued upe6'u,(uure1 sBI uep uedurn.rel edrd ueEuep 1zre1 IrJlsrT sBI 'ruepue:e1 Jnsnq sBI 'zg3 szE Jnsnq sel 'uu8uel s"l : q€lept eleq ueunEueq rs{nJ}suol ruEIBp ueleun8rp Suef uesrle8ued sesor4 :uosolaBuad" saso.td (n) uosola8ua4 o.to7 (t) 'rzpd lrlereur Inlun nlueq selelred uellniunlrp t€'8 'rqg TUBIBC 'Blntu uelrlerad deqel lnqasrp rur ueefueled uer8eg 'snsnq{ nlueq se{Bl'ted ueluunEEueur ue{nl€lrp snreq 8ue1eq uep .repd u€lr{ered'9€'8 'rqD tu€lep }Br{rlral llredes 'uer8uq edrreqeq uep ludruares uelrlured uelepu8ueur uuEuep uB{n{BIrp .repd relue uerlqele{ u?{{rzueu {nlun Bg€sn 'rq1e ueelre8ued urseu ue8uep uelnlepp relld rJBp Brueln Euuleq ue8uoloured 8uepe1-3uep€{ rur uelqela{ ue{{reueru 1n1ug 'e,(u -uelenqured dequl uelzp rEEurl Eue.( uerlrlele{ nped eSSurqes '1e,(ueq lu8ues ue8uedel rp ue>lBuBS{BIrp snJ€q Eue.( uuEunqures qeyurnf '63uq 1e13ur1 uuunEuuq Ieq ureleq ue8uep 3ue1ur1e;.11 UIIu LI 9<t 3ue[ueuey41 ullu Iz 9>r 1in 99-In (u.lur) qeiy (.tuu7a9 I Ieqsl ]IJEI u?1?n{e) ueBueluedre6 'ulu L 9z (rtuur7a9 qnlnl u€1?n{e) CSS Ioqurls {lrcr I[n LT J f, .l z srdrl 1qor4 5 srdr] ruo:4 3 srdq go:4 T srd4 19o:6 srd4 1go:4 61 srdrl 1go:4 lgord 1oqul5 lgord erue51 --L srdu po:d efeg 1 7 'Gt6r-oss€ 9 911)'unurn r$lnrlsuo{ {ntm qdp u[uq lluu{au 682 rB;rs uup eteg elEueg u?p ueleqruef Z'B ultuq p.rsoduroy tl'g IeqBI Bab 290 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi tr ,d; do boc Yo0 oo cn d (! o bo o o A tr (n tr o d a o o b0 o o a.o bo o o o o. o oo o o q5c o6 oi A tr tr- @ (!(E c ,d L C P .' o c d O .= .o d oo! 9 6 Ag o. =d ;9 bI) o o o * Y boi oo'" rE tr (! ts F E o ! (5i ood cq 8_* d o! 6l 0 6, a & 6l € E o bo !s 6t ^o; in (a a-6 6 dH d! rC qd €odo. trctr o d .o ! o ll a rC od troo 'Blnrr uqltBled uEp rBDt rr{u:ed;p;3s ***,::,'"* l1{erad l,t'8 qc 1eJe4 -ed ISJot l?tv JnIn 'Iulol lopq {ntun nluro rrro ,orrrJo"l ,roleg {ntun nru?q r?Jv uelp telr3ueg lureEroq Euoropuej 1 lu:lrEueg lgord uulrleg 1 '(ttpqsd urBIBp Jp) ;EEup r uup .rulld uutrluro4 #Euu;eq T6Z lgord ueyley efeg e18uug uep uereq6er e.g 9t'8 .rqc 292 Bab 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi Pengelasan di lapangan biasanya dilakukan lama setelah pembuatan alur, sehingga pada permukaan alur sudah terbentuk karat. Karena itu pengelasan lapangan harus didahului dengan pembersihan permukaan alur. Kadang-kadang pada waktu persiapan di pabrik, permukaan alur ditutup dengan cat khusus untuk melindungi permukaan terhadap korosi, yang tidak mengganggu pengelasan. Tiang profil H Sambungan Carapengelasan Las busur rendam Las busur gas CO, Las busur tangan Las busur tangan Las busur gas CO, Las listrik terak Las busur tangan Las busur gas CO, Las busur bukan gas Gbr.8.38 Penggunaan cara pengelasan dalam pembuatan tiang dan batang. Gbr. Gbr. 8.40 8.39 Pengelasan tiang dengan las busur gas CO, semi otomatik. Las listrik terak untuk balok dan batang penghubung. Gbr.8.41 Penyambungan antar tiang dengan menggunakan las busur logam otomatik dengan gas CO, (di lapangan). r 'iuz:n1 nBlE lutu, relatuelp uu8uep epo:11a1e ueleung (6 Euzleleq uel?qeured q?leles l?n8ued IEtBqes lnpns ueseleEuod uelq?qtu?I (1 :uo7o7o3 u?s?leEued rsrsod A'd A'-{ J=v I s: r'-J I t(,lt:Y 9: rtY I I A'.{ ft zlJ: a g: r"*J [-l17\ lrL -lL 'B[Bq ls{nr1suo{ BPBd uuErmqurus {",(uEq n?le p33uu srdel ue8uep tenl efuq uBp {Eunl BfBq Inlun IIEg 'lE,(uBq nEtE lEE unl rd"l u€8uap 1en1 eteq uep lBunl Bf?q uped lnpns s"l luun {IBg '63url usp 8u"pes ue1en4e1 epvd lnpns s"l {nlun Ircg 'srng efuq urp €d EE oa p 5 1 U (rtrtu ucntBs) 1 ten>1 ET l I Eueleleq ueleqeued ueEuaq nluequad dt:1es ue8uaq leunl BfEq uesDleAued ue8usp lqeuolo lu.s Bunpulad uEiuep tEnI Bl€q u?p {Bunl BfBq uEs€Fiued 'IE[ed 'ueselaBued rsrso; A'.{ J:Y g: "-J tBAe{ uB8uap oe !9 L Y sBI xs I ++r sueq qA l?a€I Inlun {IBg Bsss zm Iuun {Gg rnp ue8uep 1ndrun1 'sInU u"p IPAeI uB8unqEg d o N 'uBpuer4 rnsnq sBI lEAe>I .I '{nBuolo ru6 sq leaE)I t-c,r\I f 9209 I"reI I 9Z0S O "dwt Istsod BpEd H €00s (I 9t09 CI d a 9t0s c 'Fluoaroq uup :e1ep tstsod Inlun {IBg 'pluozuoq uep El?p Islsod {nlun IEg 'snlnd-snlnd u"sDl -eiued {nlun uBIBunBIp Suues BSSurqes 'P,(uuEBI",(ued IlBIes q"pnl^l o LZfi A J LZ* A -o8uad edu€l uB8u.p u"IIoISu.qIP uwpEel urpp uelaun8tp teduq 'lBlurs^ uEp EPdeI sBlE tslsod Inlun IIBg g t0€, rEJIS spls)i relep rsrsod l4uozrJoq lnpns uEsElo8ued BPEd IABun rsuarsge ru{undue1Al .Fluozuoq uap ) rsrsod u?sqa8ued epud t,{uurpuos uB8uep qBsldrq UBIB 'ue{l"l I 3u?,( IruEr uE{llspqlp uBIE lBluozlroq uBp rElBp FluozrJoq lnpns sBI Inlun Ircg 'BuBs 3uE,( suB r?saq ua)i?un83ueu Islsod anues Inlun uunl ro^ sBl uep lB{l sBl Inlun )tEq nI €ue&I'B[uu"BIE,(ued qBpnI l 'zuu/31 OS u"t"nle{ etsq uEIeP uBIEuniIP )is,{u?q SullBd Eunqutcs (8) lrleuloaC Zr'8'rqg ) EB uesuesl?led c 9IOS (I (I l?n1 EfDq {uun snlSunqrel "potUala 'B{uunleqes ue8uu .EfBq ls{nrlsuo{ uusuloEuad o Iott o 1eunl efeq {ntun snlEunqrel apo) "poltlelg "Pol1lele sruel )Flun Bporl{alf, 8t'8 IeqBI 'uul€qluel Pped UBBS>lIJeIued luedes srues €,(uurel u€€s>lrJe{ued eJ€c 'u€>l"u€s{ellp >ln}un rc>lns U€JEoIp€J uu?un88ued usunEuBq Is{nJlsuo{ ?p"d eueJs{ 'ueesTr €{"ur I Inlueq u"EunqtuBs {B,{uBq "[Bq uesulaEued -oued u"p uerfnEued uB{EuBpeS 'u"l"qtuel Inlun I${Uq"^r{ IlJedes BIUBS ImIUIIB^\{ u"p u"l"Je[sJad s"l nJnl E["q uzunEueq rs{nJ}suo{ ues"leEued urBIEp uDDsrluauad uDp uDltnauad'so| nm[ (S) t6z Bleg B{Eueu uep uelequref z'8 294 Bab (b) 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi Sembrmgen tumpul dengan alur V (setuan mm) Pelaksanaan Dengan pemahatan belakang. Dengan setrip pembantu r") d b0 M,r"*., JA Etr 6= T^"*:32 F,V Posisi pengelasan. F,V Y"l d uo 3.Y tro _f_[w*"*., l>5'l dO ad u F,V Posisi pengelasan. F,V Catatan: 1) Hubungan antara celah akar R dan sudut 45" atau 35" atau lebih lebih ?'*" :32 6 a mm atau lebih 9 mm atau lebih 2) Gunakan elektroda dengan diameter 4mm pada pengelasan pertama. (c) Sambmgan tumpul dengan alur tinrs tunggal (satuan mm) Pelaksanaan Dengan penahan belakang. Dengan setrip pembantu. ':Ea tr a{ 0l) :o Etr rd= vri I-r: Posisi pengelasan. F,V,H 19 T^t:32 Catatanr) l> t-l ,al F--.....-n tffi d oo E 6I EO H'A u)d I --R.- T^t:32 Posisi pengelasan. F,V Catatanr) 7 'u"s"latud H.A.J zE: rsrsod a€:'nIJ '@EJ fil(sryy), ,*r"id* tLl , (r) EA Ea ,e ffis:pruye lt/ , r'r-r"76ffl,-rrt -l (rreu) ilzt tlztz e 0e s 45rr-J EE tueqeleg ueluquured ueEueg u"3u?s{BIed (ullr uBqcs) y rnp pdunl rBEmqruBS (e) 'ww SZ < 2.1 uzp turu 91 4 I; pqsl 1e1ed eped ueryuntlg (7 'etuelred srdul uuselatued eped umry roleu?rp uziuep eponlele uEIBunD (1 : uo7o7o2 uesulatuod tstso4 A.J v) s I t gq ID o. F :* iuelulaq ueleqeurad uetua6 uE"u?str"l3d (tuur unnlBs) I rnp uetuep Fdurnf ruEunqrrBs (p) 'lenEued lnpns s?l uelq"quq Eueleloq uelzqeruad uetuep lofod uetunquus {nlun (, 'efes ueelnrured nles uped ue{q?qtrl"l nlueqrued drrles ueBuep ueEunques epe4'uzelnrured enpal eped lenEued lnpns s?l ue;g"qruel tuulelaq ueleqerued uetuep.T ueEunqrues 4ntun (€ 'eruuped.srdel uesqe8ued eped unu I relauetp uztueP epoJl{ale u"{BunC (Z reBzqas qrgal n?l? urur 6 rlrqel n?1? uur 9 A'-{ H.A.C q!q3l nBl? os€ qrqeJ nE13 os, ueszleEuad rsno4 'D lnpns u"p U re{" q?loc ?J?lue uutungng (1 : ttogotoS 'ueselatued rsrso4 (ruel?l"J (s{"ru), (, -l lspur) g kv F' ,l d c oq e, E' B r*J)*r---] 'nluuqued drrles ue8uaq 962 'Euz>1e1eq uequuad eleg e16uea uup u€l?quef uu8uoq e'g u""u"s{"led 296 Bab 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi Dengan setrip pembantu. Dengan penahan belakang Pelaksanaan l-.45'(min) 45" (min) I ) ) Tl /l (! 5t) )lmaxsy a-1A-1 ;-T 'a o t 3 (maks) 'r,t3 4(-"1,)]ry* 45" (min) ! L_l-+s.tJn) 6, r/) T1*v:32 Tz*t:32 F,V F,V Posisi pengelasan Dengan pemakaian belakang 45'(min) F lrl rT4s"(m]trf,l lmatrsl ,@ ''Uffi*i"^ d b0 -o \ a 45" (min) Tz*r:32 T1^.v:32 F,V Posisi pengelasan. F,V Catatan: 1) Untuk sambungan pojok dengan pemahatan belakang tambahkan las sudut penguat. 2) Gunakan elektroda dengan diameter 4 mm pada pengelasan lapis pertama. 3) Digunakan pada pelat tebal Tt > 26 mm dan T, 25 mm. ) Penyambungan _t 6-'l T biasa x1 Penyambungan khusus 35" I i dengan DC. pelin- busur tangan AC atau busur dengan -Las dung bukan gas. busur gas COr. -Las listrik Las busur gas CO, otomatis untuk celah sempit. -Las Gbr. 8.43 Penyambungan antar tiang di lapangan. sebagai 7 'nq8unl uupp uul8uuEel suqeqgp Euepes 6uu.{ Euerequrea S?.g.rq9 'BIoq {nfueq Emduel euufoq plnrpuoy t '8 'rqg lelpuad Eueleg quneq tueraqure; q?A1?q uI'ulc eEllutfued Euet; qetuel uput3 sEls urcurJ utlluel sele Euarequrel u?J?lBled 'Surpurp Bnpe{ ereluB rp u€{t"duelrp B[urs?Iosr uep Enp de>18uer srueq eueleq Surpurp Jo00I -q?1l\€q Ip snJeq uBuBdurlfuod nqns ellq IdElel 'tselosr ueEuep rsrdelp snreq euefeq ueelnurred 'reurel nqns q€^\eq lp rcz ueuedurilued Inlun 'tt'g 'qC ruelep ue11n[un1rp Euu,( Igedas zdrd uelsrs uep e88ue,(uad q"{'uuefaq rJep rJrpJe] eloq eueleq rs{nJlsuo) o1oq ouo{aq lsqnusuoy ( t ) BIog {nlueg Eunduuua4 euufag I.€.9 ur{eu qnel ul4eur 'Sundueuod leduel uep u,(uleref epud Sunluu8rel e,(ureseq ypefrel Suei( ueue>1e1 'e,(ureEeqes ur"l u€p dn1e4 'e:upn dn1e1 'ueqrsJaqruad Eueqnl 'rsueds>1e ueEunqures ednreq Euu,{ 'JBSeq nlueq lele-l€le uep Bru?ln edld rrep rJrpJel rur lesed edr4 'rre urqJnl ue>lnserued Eueqnl e1 e,(uueEundureued ledurel rJBp JrB uelqereEueur 1nlun edrd q€lepe lesed edr4 'BIoq Inluaq Eundruel eueteq $q"qrp ue>1e r'ur ue6eq urBIeC'f,.002-pdures )0001 BtralueresDlJeq elre1eq nqns ueEuep e,{uurelulel uup Jol{BeJ 'uedruduod euefeq 'seued uerelnped leye 'den 1eta1 reEeqes ueleun8rp ledep uep rgsoruol" u€ue{el rrup rEEuq qlqe; 8ue,( ueuelel ueEuep seE nele Jrex lez ueEundweued ledulal qBIBpe ue1e1 eueleg lBsad Bdld UBC uB{aI BUB[ofl L6Z 1ese4 edr4 UEO ue{eJ euefag €'8 t.g Bab 298 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi Bejana dengan bentuk bola konstruksinya terdiri dari beberapa cincin, tembereng atas dan tembereng bawah. Sedangkan kaki penyangga terdiri dari bagian atas yang berhubungan dengan bejana dan bagian bawah yang berhubungan dengan fondasi. Lubang-lubang untuk sambungan pipa masuk dan pipa keluar dipusatkan pada tembereng. Dalam Gbr. 8.45 ditunjukkan pelat tembereng yang sedang diletakkan dalam tungku untuk pembebasan tegangan. Sehubungan dengan bejana tampung bentuk bola terdapat peraturan-peraturan dan standar-standar yang harus dipenuhi, misalnya : l) Di Amerika Serikat harus mengikuti ASME (American Society of Mechanical Engineers), kode bejana tekan dan ketel seksi IV dan seksi VII. 2) Di Jepang harus mengikuti standar JIS B-8234 dan peraturan dari Kementerian Perdagangan dan Perindustrisn Internasional tentang pengawasan gas tekanan tinggi, peraturan dari Kementerian Perburuhan tentang Peraturan Keselamatan untuk ketel dan bejana tekan serta harus memenuhi standar no. KHKS 0201 yang dikeluarkan oleh Asosiasi Perawatan dan Pengamanan Gas Tekanan Tinggi. 3) Di Indonesia pembuatan bejana tekan dan ketel harus memenuhi peraturan dan prosedur yang ditentukan oleh suatu instansi Pemerintah di bawah Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, (2) Baja yang digunakan Dalam konstruksi bajana bola, bagian yang menahan tekanan yang utama adalah bejananya sendiri, karena itu bagian ini harus dibuat dari baja dengan mampu las dan kekuatan takik yang baik. Untuk penggunaan pada suhu biasa selain baja dengan spesifikasi seperti pada JIS G 3106 digunakan juga baja dengan spesifikasi menurut JIS G 3115 (Tabel 8.19) dan menurut WES 3001. Untuk penggunaan pada suhu rendah sampai - 60'C dipakai baja dengan spesifikasi menurut JIS G 3126 seperti ditunjukkan dalam Tabel 8.20 atau menurut standar WES 3002. Sedangkan baja kekuatan tinggi untuk bejana tekan pada umumnya dapat digunakan baja dengan spesifikasi seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 8.21. Tabel 8.19 Komposisi kimia dan sifat mekanik pelat baja bejana tekan menurut 3tt5-1967. (a) JIS Komposisi kimia Komposisi kimia (%) Kelas Ekivalen Simbol karbon ("1) C (maks) Si Mn (maks) P (maks) (maks) S (maks.) Kelas I SPV 24 0,18 untuk tebal kurang dari 50 mm 0.2 untuk tebal lebih dari 50 mm 0,15 to 0,35 1,40 maks 0.035 maks 0.040 maks Kelas 2 SPV 32 0,18 maks 0,15 to 0,55 1,50 maks 0,035 maks 0.040 maks Kelas 3 SPV 36 0,20 maks 0,15 to 0,55 1.60 maks 0.035 maks 0,040 maks Kelas 4 SPV 46 0,18 maks 0,15 to 0,75 1.60 maks 0,035 maks 0.040 maks 0,,l4 maks Kelas SPV 50 0,18 maks 0,15 to 0,75 1.60 maks 0,035 maks 0.040 maks 0,45 maks 5 Catatan: 1. Bila perlu unsur paduan lain dapat ditambahkan. 2. Ekivalen karbon ()/") :"* Mn Si Ni Cr MoV + * * - lo I U ** ** i -4 t4' "' G 'r88urt u"lun{e{ edurel efeq ueleunErp uuefeq 8ueqn1 eped lenEued uelEuepes 'r$lnJlsuo{ {n}un nBlB r.lupueJ ngns {nlun '63u11 u€ue{el {ntun eteq edrd ueluun8rp z,(uesurq uele,,nered 3ueqn1 uup edrd Eueqnl {nlun uer{Eg 'e,(usrueles n?]E runtun rs{nJlsuo{ >ln}un uoqJ">l BlBq uelzun8rp ledup e,(uqe,treq ue6eq 1n1un uelSuupes ie,(uuuefeq 1n1un eieq eped qepuor qrqel 1u>furles >1n1un n€le eur€s Sued eteq rJEp l€nqrp e,(ueserq e38ue,(ued rs{nJlsuo>l rJep sBlE ue6eg ;o: qe:e eped 8'Z lrEp Eue:n1 qeprl 8't Irep 3ue:n1 1epr1 8'Z lreP Sueinq qeprl 3uern1 1epr1 8't lrEp 8'Z IrEp 8.? FEP 8ue:n1 1zpr1 8uurn1 1eprl 8'Z lrep 3ue:n1 1epr1 Euernl 1zpr1 8't lrep 8'Z Irep 8.? IJBP 3ue:n1 1epr1 Eue:nq lepr1 uetfn8ued Eurseu -Surseu e3:e11 ?t?J-Bler eErEH ( )l) 'uerln8uad sn:n1 le8at rfn Euuleg :uElelEJ 3"0r - OS AdS s sulo) l"0r - 9' AdS , sBIs) t"0 9E AdS E s"[a) t.0 z€ Ads z s?le) AdS I ssla) J"0 'Z g pfn nqng r(dr?ql Inqunl uelsnlo) s3le) IOqtuIS {nqunl ttn uuqnSSuelay (e) ,x!'l ,xs'l ,xs'l ,xg'l 0s "081 "08r 0z<t 0z>,>91 'ulu 0z 'ulu 9z 'ulu 6l .08r <, "08r {nlun I x 0'l ,UIU 'ulu 07,<t 0s ,{ds I sle) 89 uru tt 'ulu 9t 9t Ads t 99 €S 'ulu t€ 'ulu 9t 9€ AdS € sBla) < 9l z9 09 'ulu 0€ 'u!u z€ zf Ads z sEle)l 0t> r> 9l z9 It lIU ZZ 'ulu rz tz Ads t sEle) loquts sBIa) 9r >, 0'r<t 0t> r> 9t 8I tt sBIe) 9t>r 9r 'stln 0r<, 0l<t 0t>, lz 'ulu Iz rl 9t >, >, al< t (uu) r @lDp re[-u"[ 0s Ir 0z>r>9t 'ulu €z 'ulu 0z 'ulu 9t 'ulu 'ulu 9L_29 9t>, 'ulu Iz .081 Inlun , x g'l 0s<, 'ulu 6l 'ulu 9z 'u!u 8l 1u1ed 0r> (.uu7ay (uu) IIJST , rBled pqel pqel uEl"nI0) lnpns (zEul81) u?3uB[uBd]e<J qnlnl sBl"8 {El rnrol I[n , I[n I-rrrBleut IBJ.IS 662 lesod edrd UBC ue{ol Bu?fog €'8 (q) Bab 3m Tabel (a) 8.20 Penggunaan Las Dalam Konstruksi Komposisi kimia dan sifat mekanik pelat baja bejana tekan untuk suhu rendah menurut JIS G 3126-1976. Penggunaan Kelas 1 Kelas 2 Kelas Tebal (1) (mm) Simbol Kelas (b) 8. Suhu kerja minimum 6<r<50 6</<50 A SLA24A B SLA24B A SLA33A B SLA33B 6<t<32 6<t<32 SLA37 6<t<32 3 Keterangan - 30'c -45"C Baja kil -45'C butir halus -60'c -60"c Komposisi kimia Komposisi kimia (/.) Simbol Kelas si, C Mn P S Kelas I SLA24 0,15 maks 0,15-0,30 0,70- 1,50 0,035 maks 0,035 maks Kelas 2 SLA33 0,16 maks 0,15 0,55 0,80- 1 ,60 0,035 maks 0,035 maks Kelas 3 SLA37 0,18 maks 0,15-0,55 0,80- 1,60 0,035 maks 0,035 maks Catatan: Bila perlu dapat ditambah unsur paduan lainnya (c) Sifat mekanik Uji tmik Simbol Kelas Kekuatan Kekuatan luluh tarik (kglmm'z) (kg/mm'z) lebih dari 24 untuk I <40 mm Kelas I SLA24 Uji tekuk Perpanjangan Tebal r (mm) 6<r<16 4t-52 l6 45-57 l6 50-62 l6</<20 Sudul JariJari Dalam l 80" l,0rr l8 min. <, <40 t>40 22 min. 24 min. 6<r<16 <, <20 t>20 22 min 30 min 22 min I 80' 1,5 x r 6<r<16 20 min 28 min 20 min 180" l,5xl lebih dari 22 untuk ,<40 mm Kelas 2 SLA33 Kelas SLA37 3 lebih dari 33 lebih dari 37 t>20 tx0'z rodural uep dnlac ZZ 0z> r> 9I 9l >, TZ 0z<t LI 0z> r> 9I vl 9t 0€ "081 I tzted t?qal INPNS uss"JeIa) utul 0t O'A\H 99-€S UIU 9€ 9€l[H (.uru7?1 >, tunu t (.tuu7a11 -IuIW PqAI {IJ?I qnlnl usl"nIe) uel"n{0) ue8uuluedre; urepp uu[-rre1 (or)nH 69- LS (uru) (%\ ZE> I (ruru) 0s>, .081 ,X9'I zE<1 0z<t z7 ,xs'l tt0'z s?lo) {trel I[o rn{01 I[n {!r8{ow tBJls ntn9AVvZ9-. (7J-+ -+ rJ +-+ IN A oII 9L'0 st0'0 0€0'0 8t'0 061r\H 69'0 s€0'0 s€0'0 060'0 8r'0 8r'0 081[H s€0'0 8t'0 8 t'0 €94\H 99,r[H 9t0'0 8r'0 OSAAH se0'0 8I'0 9rlrtH 9€0'0 0z'0 oz'o 0r1r\H t9'0 €9'0 t9'0 0tu 9r'0 0s'0 8r'0 ,n'0 6t'o Ln'0 Sl;r>gg , lBqal r'J (s{eu) l Ieqel S s€0'0 9tA{H (s{"u) (s{?u) d J s3la) uoqJ?{ uo[?^t{a urnuIsIBI (%) eqrr\l tstsoduo;q I uoqD{ ualBAI{e uBp ?!rul{ Islsoduox (E) Is{ulsuo{ clulx F.rsoduo)I Iz'8 lnJnuelu BduulBI-ulGI 0t6I - I00€ sIL!\ IEEqt uBuB{et BuB[eq {nun lcn{ 8[Bq lBled {IuB{eu ' uBp Ol,AAH redural uep dnlacrq u€ll?Iurour(I (%) 09>, (uu) (uru) , pqel (ruul) 090'0 9€0'0 0t0'0 0t0'0 0r0'0 0r0'0 0r0'0 0r0'0 LS,O 0s>, +-+J:'"f,:uelslBJ IS uhl IBJIS uBp IqBI ' '3ue1rq e,{u -uesele8al lqrs EuBIu tp uerln8ued € u€p e]€J-BleJ ltseq gBIEpe tuntuls{elu deres.rel tS.reug 'Z uerln8uod :uep eleJ'eler €31€q lrqurelp durosrel 6:eua 1n1un 'l t s9- 9n- 0E- 09- L€V'IS ss- sn- 0s- 09- a€tv'Is 0€- 0t- ve oz- 0€- grzv.Is Ee- 9t- 0f- sele) I €v'Is I I sBle) vrzvls 0totxol 0txot s'l,xol 9xol \__.!99st!_ (uu) rEqe x (u-3r) 'dErasral t z sPIe) unursl?u dulasrol r8rouo % usP qrqe'I :uele]eC oz<t oz>r>il II>,r>9'8 9'8>r>9 \ 13raug (1.) I[n nqns lBqat luu) \ s?13) lln EuPleq \uErnIn uul / leq.J\ uuqnS?uu;ay (p) r0€ lesed Bdrd u€C uu]eJ BuBleg €'8 (q) Bab 302 HW45 45 min HW50 50 min HW56 56 min HW63 63 min HW70 70 min HW80 80 min HW90 90 min (c) 60-72 62-74 68-82 72-86 80-95 80- I 05 97 -tt5 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi l6 16 ,<16 </<20 t>20 20 28 ,< l6 <, <20 27 l,5xr 2,0xt 380 maks r>20 t9 180" 1,5x, 2,0xt 390 maks 180' 1.5x, 2,0x1 420 maks 180' l,5xr 2,0xt 435 maks 180" l,5xt 2,Oxt 450 maks 180' 2,0xt 2,5xt 470 maks 180' 2,0xt 2,5xt 480 maks l9 ,<16 l8 l6<, <20 26 t>20 18 ,<16 l7 l6<, <20 25 t>20 t7 ,<16 <, <20 t>20 24 16 180" 20 l6 l6 ,<16 t4 l6</<20 t -20 2l r(16 l6<r<20 l2 t4 t9 t2 t>20 Ketangguhan Uji tumbr k Charpy Kelas Tebal pelat I (mm) ,< HW36 13 Suhu uji Energi ('c) terserap +15 4,8 min 4,8 min 4,8 min (kg-m) 13 <r (20 20(r(32 t>32 0 -5 l(13 HW40 HW45 <, <20 +15 20<t432 0 4,8 min 4,8 min t>32 -5 4,8 min ,<13 <, <20 +10 20<t432 -5 4,8 min 4,8 min 4,8 min 13 13 t>32 -10 r(13 HW50 13<l(20 +5 20<t<32 ,<32 -10 -15 4,8 min 4,8 min 4,8 min l(13 HW56 13<r(20 20<t432 t>32 +5 -10 -15 4,8 min 4,8 min 4,8 min 7 sasord '"rzpn dupal u"p {llorprq uerln8ued ueEuap lnsnsrp n1e1 'reseles uzsuleEued urel€p lerill1p ledep rut lu?celres uueleq ueseleEuad sesoJd q€loles'Ig'8'rqg 'u1ede1 sele s"l uep JBt"p sBI ue{nlJerrlelu qBABq uup sele Suaraqurel eped eEEurqas 'rsrs enp eped sepp nped eleur ue8unlSuel ue4ednJeru sBIIp Eue,( le1ed euaJu) 'relspuatu u"sBI u"In{epp uurpnura{ nJBq uup 1eBe1 qBJe uBsel ueBuep IBInruIp e,(ueserq tue,( ueseleEued uu{n>lulrp nreq u,(uuerensef,uad sasord I€solos q€leles 'ulcurJ uetEuq-uer8eq rJ?p uar"nse,(uad sesord ue:llnfunlrp 09'8 'rqD u?p 6r'8 'JqD urclep ue18uepe5 '97'3 'rqg uzp lr'g 'rqg urel"p uuqlnfunlrp euzfaq uurEeq uelenqruad sesord ederaqeg 'upq uuefeq uuun8uuqruad sesord uurgJy 9r'8 'rqg "JBluauras usqrs uslaJ -atued -rsqured gE uBs?llqu"d g i 251 ?raPfl uetuep -q ND i5 sa iG '3 erepndepalrfS :n llnerptg rfn : g lrrau8ul4 I[n : n gzr8orpeX rtn :X nlu?q l?l?{?lv UPP rsz:lgrseds ueEueszureg x W UE u?s?I D! 6 t0 -rcse1 -aBue6 -ai(uo4 u??uEJuSred -ueJed +) 'urEuei -e1 ueseqequad rrzp uz1a1a,(uag p 'r e, ID , rc {rJq?d ueEuedeltq e8np 1e1e uep edrd uuEunqruus'edrd'dn1e1 ueqaque6 ,'ueEueduy Ip lgelp snruq Euepel-tuepel rJrpuas e,(ueueleq uep ue6uq e{Bur Juseq efuuern4n nu1u1 rde1a1 'eles er(uedrd -edld uelSunqnq8ueu 1eEEur1u"8u€del rp eEEuqes {rrqed ruelep u"In{"lrp uzlenqued gnJnJes eleu 'qepnur ueEuep lnlEuup lsd?p u?p Fcsl {uuern{n lBnqrp Euzf euufeq BIIS 'gr'g 'rqc ur?l?p lBqlllp ledup eloq 3u3[eq uelenqured sesord u?s€{Euru 'llaqlp tue,( 4o'dtuolel uup lenqlp Eue[ 4odruoJe{ ure,( Ioduole{ Bnp urulep IEBqlp uuq"q uep lBIe unrues uerpnue) 'e[re1 rnluredurol uzp sulrsedeq'e[re1 ueue>1el uu{JesepJoq rslnJlsuo{ rJBp uequnJaso{ uueuucuered qEIBpB u">lnl"[p Eue,( eure]-etuuued uorDnquad glur 8'z uFu 8'z ulru g'z 0t9Z- 0I- zt>,>02 0z>r>tI eI>, ulur 8'z ulru g'z uFu g'z 97,- ZE<1 zt>1>02 9- 0z>, > €l €I5 uFu g'E uFu g'€ ulur g'E uFu ulur 0', 0', ullu 0', €08 sasotd (t) zE<t 0z- 061(H O8A\H r z€<1 07,- 9t9- 7E>r>0(, 0z>,>tl €I>/ 0z- 011(H zE<t 9t0- zE>t>07 0z>,>€l gl 1ese4 edr4 J?S"p u?auBc >, ue(I ue{el euefeg €'8 E9A\H Bab 304 Gbr. 8.47 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi Pembentukan pelat dengan mesin press Gbr. 8.48 Pemotongan pelat. hidrolik. Detail A Cincin tengah A & B ,! 11 Penahan ,A 2\ -& [" H rl ----n Pasak Alat penyetel ' Tiang sementara Gbr.8.49 Gbr. 8.50 Tiang Penyetelan dan pemasangan cincin tengah pada tiang penyangga. Pemasangan pelat bejana di lapangan. Gbr. 8.51 Pengelasan pelat bejana di lapangan. Pemeriksaan dengan serbuk magnit atau cairan penembus harus dilakukan untuk pemeriksaan manik las. Pengujian ini dapat dilakukan sebelum atau sesudah pengujian hidrolik. Kemudian semua lasan, terutama bila digunakan baja kuat, harus diuji radiografik pada jangka waktu antara 24 sampai 48 jam setelah pengelasan selesai. Kelengkungan pada daerah las harus diukur pada waktu sebelum dan sesudah pengelasan sehingga perubahannya dapat diketahui dan harus di dalam harga yang dibolehkan. Alat pengukur kelengkungan ini ditunjukkan dalam Gbr. 8.52 7 '92'8 I|aqel Iu"l€p u"Iunl -u"crp seued ue{ns?u u€Jn}?8ued qo1uo3'rseleqrp snJ"q spl seued ue1nse141 b 'sz'g leqsl uBp ?z'g Ieqsl ulslsp l"q[p gedep rur ueseueured urelep redecrp snruq Euef nqns e,(urEEurl 'pBrI-Beq ueEuap u€{n)ppp snJ"q JrqIB uzp ueseuuured ueeue$l"led (g "lnru 'ue4leqredp Inloqlnloq sn.req qrlrdrp qe1a1 Euef eport{ele ueuedrur,(ued uep ueEurra8ue4 ft 'renses Fteq-lntsq snruq qrydrp Eue,( uporl1s1g (l u€p reler uepurqEueur {nlun snsnql uerleqred uurredzpuofftlrt*'il ;LT,!f,'$ 1eq edereqeq eloq eue[eq ueseyaEued ru"leq :uo4rloqtadtp n1tad Euort 1or11og (p) '[g'8 'rqg ur"lep lsqllp ledep 1ery sel ueeues>le1ed qoguo3 'tuelnrp eduel ue>1euus{Blrp ledup snreq }B{r sel ueuuuslelad 'se1 r1e1 uerEeq eped ueseretued uepurqEueur {nlun 'le{r sel ueEuep nlnp u€te{rEued uulnlepp snreq sulrp ue{" Euef uerEeq-uerEeq depzqrel '.ue{n>lelrp uzsele8ued unleqes :Totlt&uad sr7 (c) '€Z'g IeqBI urBIBp ue{s[n]rp 8ue,( rpedes epor]Iele ueleunErp gepueJ nqns e[eq >1n1un uelSuepeg 'rEtur1 uzlen{e{ efeq uuselaEued 1n1un snlEunqrel uporl -{ele teJrs-leJrs ue>11n[unqp'Z1'g loqul urBIBp IC ']1ueurlr sruel snlEunqrel Bport{ale ueleun8rp ledep e,(uurel uer8eq 1n1un uelSuepes 'qupuer usEorpq sruef snlEunqrel BpoJl{ele re{?rrroru snreq u,(ueuelaq uefeq {nlun ueseleEue4 ;sr1 uDqog (q) 'ue1ad-ueyed ?Juces q"qnJoq 8uu,( rsrsod ueEuep ueszle8ued rue,(z1eur ledup Eue,{ sul urseu uelledepueur 1n1un relns Buer?I ueIn{?[p pl I€H 'ueEuel uu8uop uu{n{"pp nples €loq euefeq ueszleEu -ed u,(uzselq 'resaq Eue.( eueloq-eue[aq eped qence) :uoso1a?ua1 sasotd (o) uosola&ua4 mPaso.rd (t) 'uue[eq lqed eped uutunqtuelal uuquqn.red uurnln8ue4 ZS'g'rqg ueeuzcueted ue>pesupreg pef-gef ueepaqrag e,(ureuaqas rre[-ge[ uuePeqre4 uItEsI ( > ) - x : uBqBIBso)J (, + U) ue8unl8uelelrnlnEueg y) yeuurou ue8unlEuele;1 lrnlnEue6 1e1ed :3 :I sry u8unqures ruur 000 I 'r?nl q?leqes lelad Euefue6 I?urtu ou ue8un>JEuele;1 ue8uudurr,(ua6 uetunlSue;e4 rn>1ntua4 ndurnl>11t1 IEuIIuouueEunlEuele;4 seyueEunqruzs uuefsq 1e1e4 urur 0001 urel?p qeleqes l"1ed Suefue4 s0f 1ese4 edr4 ueq ue1el eueleg €.g -l Bab 306 Tabel (a) 8.22 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi Elektroda terbungkus untuk baja bejana kuat menurut JIS Z 3212-1976. Parameterpengelasan listrik Jenis fluks Posisi pengelasan Jenis D 500r Ilmenit F, V, OH, H AC atau DC (+) D Kapur-titania F. V. OH. H AC atau DC (+) Hidrogen rendah F, V, OH, H AC atau DC (+) Serbuk besi hidrogen rendah F, H.FiI AC atau DC (+) AC atau DC (+) Klasifikasi 5003 D 5016 D 5316 D 5816 D D 5026 5326 5826 D 5000 D Catatan: F, V, OH, H Jenis khusus D 5300 H.FiI 1. F : datar, V : Vertikal, OH : atas kepala H : horizontal, H-Fit : horizontal sudut, 2. AC: arus bolak balik, DC (+): Arus searah polaritas ganda DC (+): Arus searah polaritas balik @) Sifat mekanik Klasifikasi D D D uji tumbuk tarik luluh Perpanjangan (kg/mm'?) (kg/mm'?) (%) 50 50 20 0 4,8 53 42 l8 0 4,8 53 42 18 0 4,8 53 42 20 0 4,8 58 50 l8 -5 4,8 Kekuatan Kekuatan Suhu uji cc) Energi terserap (kg-m) 5000 5001 5003 D 5016 D 5026 D 5300 D 5316 D 5326 D 5816 D 5826 5) Pelaksanaan pengelasan harus diatur dan disesuaikan dengan keadaan cuaca. 6) Pengerasan kaki manik harus dihindari. Cara ini dapat dilihat dalam Gbr. 8.54. (5) Juru Las Pada umumnya pengelasan bejana bola harus dilakukan oleh juru las yang mempunyai ketrampilan yang tinggi terutama bila bejana dibuat dari baja pelat dengan kekuatan 60 kglmm2 sampai 80 kg/mm2. Dalam hal ini kadang-kadang juru las yang akan dipekerjakan diharuskan memiliki suatu sertifikat yang dikeluarkan oleh suatu asosiasi khusus. 7 0', rrep qrqe'I 0', uBp 0'e BrBtuV 0e0'0 0'g u?p 0!z er?luv 0t0'0 0t0'0 97 r:zp Suern;1 090'0 080'0 0€0'0 0€0'0 0€0'0 f,1) (%) (%) S d tunturs{?IAl Iunrurs{ur\l J (%) 1N 9CU ? 0r'0 0r'0 0I'0 (, rsrsoduro>1 unturslEl E I lnrnualu uerEeqrua6 I Elutlrl Jslsoduo)I (q) qepual nqns efeq sey rue8ol lntun sporllalf {nqunl 1[n nqn5- tnurl tstsoduro)=l I.V_9IOS_'IC BpoJl{ele Ioqurs nJv :uBl?l") z-J-97,09*1q r 'qupua: uaEo:prq ( +) lA n?lz JV II.{-H'C -J-920S-'rc 7,-5,-97,09-1A z-a-9209-1a rsaq {nqres z*Y -9(,09-'r(] I-V-9209-'IC ,-o-8r09-'IC g-c-8t09-'rc z-c-8t09-'rc (+) CC nelg JV H .HO.A.J z-f,-8109-'IC 'qepue.t uaSo:prq rssq Inqres r-f,-8t0s-'rc z-s-8r09-'IC I-S-8t09-'IC z-v-8t09-'rc r-v-8t0s-'rc ,-a-9r09-'rc t-a-9t09-'rc z-a-9109-'rc (+) JC nBlB JV H'HO'A'-{ ,-c-9r09-'IC t-c-9t09-'IC z-c-9t0s-'rc z-)-9r09-'IC r-f,-9r0s-'IC qepue.r ueSorprg z-s-9109-'rc I -S-9r09-'IC z-v-910s-'rc r-v-9t09-'rc {utsl[ sruef ueszleBuad rsrsod s{nu sluef rsB{grsEl) cporl{eleralaruBrcd 'LL6l-llZt, Z SJf lunuour Lot rlepuar nqns euufaq efuq {nlun sn{Sunqret lssed Bdrd uB( ueIel ?uBfeg €'g (B) Bporl{alg &'g IeqBI Penggunaan Las Dalam Konstruksi Bab 8. (c) Sifat mekanik Pembagian Kekuatan Kekuatan Perpan- menurut komposisi tarik luluh jangan (kg/mm'?) (kg/mm'?) (%) 50 5t 20 50 5t 20 Laku panas Tanpa perlakuan panas Dipanaskan pada 620'C selama C sela: mtungku 1 jam didinginkan dalamtun€ sampai 315"C dengan Ian lrlaju l80"Cijam dan kemudian an did didinginkan di udara. 2 3 4 (d) Kekuatan tumbuk Pembagian Energi t'erserap (Charpy) (ke-m) menurut suhu A -30 B _45 C -60 -75 D - E Rata-rata 2,8 Terendah 2,1 105 Gbr. 8.53 Tabel Contoh pelaksanaan las ikat. 8.2 Suhu pemanasan mula ('C) Kekuatan tarik Jenis Tebal \ pelat (mm) baja Kelas Kalas Kelas Kelas 50 kg /mm2 60 kglmm2 70 kglmmz 80 kg/mm2 l9 75-t25 100- I 50 25 50- 00 50- 100 100-150 32 75- 25 75-t25 t25-175 38 100- 50 100- 150 I 50 125- 75 t25-175 r50-200 125-175 150-200 150-200 150-200 50-200 7 'urqJnl oI nlnueru Eueqecreq nele eles urqJnl nlBS e{ nlnueur 8ue,( 1e33un1 "deJeqoq u,(uedrd ueunsng '99'g 'rqg urel"p edrd ednreq ledep ler{rlJel Ipedes qeuul ruzlep ry nel"'gg'8 'rqg ru?l€p ueq>1nlun1rp rlredes qeuel s"le rp Euesedrp ledep lused zdr6 Tosad odrd 1s1lnilsuox 1usa4 udg4 (t Z'E ) B 'uuEueseued u"p uel"nqued quleles n?lz u€?u?sJeq uu{n{€llp snJ?I{'€Jepn depel 1fn uep sIIoJpILI 1fn 'sey ueesryreured 'e88ue,(ued Euetl uep ue1eEe1e1 'eueleq {nlueq 'ue48un>l8uepp uep Suolodrp q€leles Jnle ueJn{n 'ue8un18ue1e1 'ueqeq : tlredes Iuntun ueesltreued ntr qepns 'qndurelrp uele Eue,( se1 rnpesord depuqrel uEn[ uep ueleun8tp uele Eue,( eieq rJ"p sBI ndureu 1e3rs depeqrel uerln8ued u€{€pelp snJeq elu€}-slusued uoostlltauad uop uo{n8ua4 O) 'ufuln>1greq uusuyeiuod seuud uurlzun88uau 8uu,{ radruel uuiuep {luBru plu{ uesureBued uurupulq8ue4 o @ '2,(uunlaqes uusele8ued uesrdey seueurad re8eqss ts8unlreg i eI u?p g a1 uesele8ued u"lnrn- t @ uesels8ued ueln:n ue11nfunueu u13uy urch 000'0S uro/f 000'ZI Iuc/f 000'09 urrit 000'Zt seued uelnseu seleg 'seuud uurlnsuu uu.rnlu8ua4 9Z'8 IaqBI 'uetu 'ueur 'uaur 'uetu 'uetu 09 09 09 0€ 0€ x x x x x nl{?a x f,"002 :).002 09 8E J.08I 7,e J"091 9Z c.00I 6t (ruur) nqns teled yeqal Jrq{B ues?u?ured '1un1 e[uq .tru{u uusuuuruad np1e,l uup 608 1ese4 edr4 UBC nqns ue{el euefeg SZ'8 €'8 leqsl ,S'8'rqg r 310 Bab 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi Pintu air Katup udara Sambungan expansi mbu turbin Lubang pembersih Saluran pembuang Katup Gbr. 8.55 Pipa pesat di atas tanah. Pipa penyalur Turbin di bawah tanah Penampang pipa penyalur lsian beton Gbr.8.56 Pipa _l Sumbu cabang Sumbu turbin pesat bawah tanah. Ukuran pipa pesat dapat bermacam-macam ada yang panjangnya hanya beberapa puluh meter saja tetapi ada juga yang sampai beberapa kilometer. Berapapun panjangnya, biasanya tidak mungkin dibuat dari satu bagian saja, melainkan dibagi-bagi dalam satuan pipa dengan panjang tertentu yang disesuaikan dengan sarana pengangkutannya. Pipa-pipa yang digunakan dalam pipa pesat dapat berupa pipa lurus, pipa belok atau pipa expansi. Kadang-kadang digunakan juga pipa belok expansi. Dalam Gbr. 8.57 ditunjukkan konstruksi pipa bercabang. Sudut pencabangan biasanya antara 60 sampai 90 derajat. Makin kecil sudutnya makin kecil juga kerugian tekanannya, tetapi sebaliknya diperlukan penguatan yang lebih besar. Konstruksi cabang pada dasarnya hanya dibagi dalam dua macam, yaitu konstruksi Y s€perti terlihat dalam Gbr, 8.58 dan konstruksi bola seperti dalam Gbr. 8.59. Pada konstruksi cabangjenis Y penguatannya terdiri atas batang berbentuk cincin dan berbentuk huruf U, sedangkan pada konstruksi bola kesemuanya berbentuk cincin. Konstruksi bola ini biasanya untuk pencabangan pada tempat tekanan tinggi. Bagian konstruksi yang lainnya seperti sambungan expansi dan lubang pembersihan ditunjukkan dalam Gbr. 8.60 dan Gbr. 8.61. Konstruksi katup udara dapat dilihat dalam Gbr. 8.62 dan dalam Gbr. 8.63 ditunjukkan konstruksi dari cincin pengikat. Sedangkan dalam Gbr. 8.64 ditunjukkan konstruksi dari dudukan beton. '62'8 Ieq"J uep 8Z'8 IeqBI ruslep leqll1p ledep ueleunErp Eue,( eleq sruel rr?p 1"Jrs zdersqeg '1en1 zfzq-efeq u8nt ueleun8rp r8Eurl ueuelel uep reseq seysedel uz8uep lused edrd {n}un rur rrq{B-rrq{" EpBd'snsnql uurlqeuad u€{ep?rp nlred'1eqe1 (rJ"l"p uu1e1e,(urp Euu.( eped rrep ur€l suef efeq ueleunE8ueur IBq urel?C 'LZ'g ]€,qeJurel"p l€qryp ledep lesed edld uelenqured 1n1un ueluun8rp Eue,( e[eq sruel-srue1 uo1oun&p Suott otog (Z) 'ueqprequred Euuqnl plnqsuoy I9'8'rqC ue:qe qe:e8ue6 edrd Eutputq edrd SutPut6 'rsuudxa ueEunqurus 1a:e>1 3urr1e6 ru-re: Eur1e4 lqn$suo)I 1;9'8 'rqC fi /6] 089 '1 'epq qua[ 8uuquc .rqnr5uo)I 6S'8 'rq9 uerqe qe:e8uad s;ua[ Euuquc Nlrulsuo)I 8S'8 'rqC 1e1a6 ten3ued uped 3uedrueua6 lznSued urcur3 Y------E LJ (/\ n eloq Eutpurq Eueqec nqrung {nlueq len8ueg genEued unu13 eloq Surputq ' lenEued unut3 'Euuqec ls{n4suo{ urcuro sluaf [S'8 'rqg urqJnI 111 Eueqe3 urqrnf 1 urqjnI Eueqe3 11 3ueqe3 urqJnI 11 Suuqec edr6 II€ 1ese4 edr4 ueq uelaa 8ueqe3 euefeg €'8 1 8uzqu3 Inluaq lznBue6 8. Bab 312 Penggunaan Las Dalam Konstruksi Pembatas Cincin pengikat Lubang pengatur Pengunci Pena penahan Gbr.8.62 Konstruksi katup udara. Gbr. Gbr. Landasan beton Tabel 8.27 8.63 Pengikatan pipa dengan cincin pengikat. 8.64 Jenis baja untuk pipa pesat. Kode menurut JIS SS JIS G 3101 (1976) SM Jrs G 3106 (1977) Jrs G 3l14 (1977) SMA Konstruksi dudukan beton. Jenis baja Baja rol panas untuk konstruksi umum Baja rol panas untuk konstruksi las Baja rol panas tahan cuaca untuk konstruksi las SB SC SF FC (3) G G G G JIS G Jrs Jrs Jrs Jrs (1977) (1976) (1978) (1977) 5s0r (1976) 3103 3104 5101 3201 Baja Baja Baja Baja untuk bejana tekan suhu tinggi rol untuk kelingan karbon coran karbon tempa Besi cor abu-abu Proses Pembuatan Urutan pembuatan pipa utama dari suatu pipa pesat dapat dilihat dalam Gbr. 8.65. Dalam hal garis tengah terlalu besar untuk sarana pengangkutan, maka pembuatan di pabrik hanya sampai pada pemotongan dan pelengkungan saja, sedangkan perakitannya harus dilakukan di dalam bengkel sementara yang didirikan di lapangan. Bagian-bagian lain seperti pipa belok, pipa expansi dan konstruksi cabang sebelum diangkut harus sudah dirakit sementara di pabrik. Pipa ujung harus sudah disesuaikan dengan katup pemasukan dari turbin di dalam pabrik, demikian juga untuk lubang pembersih. Di lapangan harus dibangun lebih dahulu konstruksi landasan dan baru kemudian pipa-pipa diletakkan di tempatnya. Biasanya bila ada cabang, maka cabang-cabang tersebut merupakan titik-titik permulaan dari pemasangan. pipa-pipa dipasang dengan 7 0t'8 'rqD ur"l€C 'BIoq sruef Suequc rs{nrlsuo{ uep A sruel Suuqec rs{nrlsuol .Iotaq edrd uup €r€luetuos uelrlered uul4nlunlrp 69'g 'rqD u€p g9'g 'rqg 't9'g 'rqC uetep uel8uepes 'ue8uedel Ip l€sod edrd ue8uuserued uellnfuntp 99'g 'JqD TuBIBC 'efuurul-uru1 uup {nwru dn1u1 rnle8ueur ueEuep ue{n{elrp Jre uerqe uerln8ued e.{uueun8ueqrued resoles gBIeleS 'l€crp u"rpnue{ u"p es>yredrp 'seyrp n1u1 Suesedrp qe1el 8uu( edrd-edr4'ryruued ?poJ n€le lelSueEued urseu ue{€un38ueur t x 9z'l I x 00'l I x gL'O 0st>r>001 , x 00'l I x gL'O , x o9'o 09t >, > 001 00t >, > 9z 9Z> ,, , x os'l 002>, > tz LI 09 6t 'slu 8z N6'SS 9 sele) EZ 6l 99-9n ulu 9z hi 9, ss s sEle>l tz LI 09-6n 'ulu Lz 6' BS , s?le) tz 6I 9S-9t 'ulu 9z 9? SS € sBls) 9Z tz 09 ulu ez z, gs z sEIa) 0po) rse{grsal) 00t>r>92 sz>, t x 9z't , x oo'l , x oo'l 001 00t>r>0s .081 09>r>92 9Z> I x 9z'l 002> / > 001 * 00t>r>92 00'l x 9r'0 9Z t x 9z'l , x 00'I >' 002> , > 001 001 >, > 0s 0s>, > 9z , x St'o , x 0s'0 7n 9Z> I 09<, u3l€p (uu) Ire! , l€lad -!Ef lnPns IEqEI 0s>/ \%) (zuu/3I) uPBu?l I!JEI -uEdJed uBlBn{a) u"l 1nlar 1fn (zuu/8{) qnlnl wt€nI0) iln {!us{eu IoJIS LZ'O 09'0 (sryu) \9 0t0'0 U GrPu) et0'0 (s{eu) 0f'0- 06'0 I r'0 9Z'0 tz'0 0z'0 09'0 s?'0 oIl (srl€E) (s{eu) (sIBu) 0r0'0 0t0'0 06'0 llu (s{eu) o'0'0 (qEu) (slPu) 0€'0 st0'0 06'0 st'0 (s{Eu) (sryu) (s{eu) 0€0 0?0'0 st0'0 06'0 st'0 (sIEu) (sIeu) (sI"u) 0r0'0 s€0 0 08'0 0t'0 st'0 s A (l;) Brurl UW 0€'0 IS 0st>r>001 00t >, > 09 0s>r>92 0st >, >001 tz'0 00t>r>0s rz'0 8 r'0 09> r> sz 9Z> st'0 f€'0 002>, > 0s tt l) I€.0 8Z'0 9 s€le) 6' ss sz>, 9Z'0 l€'0 (q) s N9rSS sel.) ' 6' 0s>r>sz SS t sele) 9t ss t sele) z, ss z seP) epo) rs"Igrsel) sz> I 002>r>0E 0s>, > 9z sz>, 0e'0 002>, > 0s LZ,O 09>r>92 nz'0 sz> I 1s{3u,J (uu) , toqel rsrsoduo) elug1 gsrsodruoy (B) 'LL6[-E0IE ;EEup nqns uu1e1 uuuJeq 1nlrm e[uq EI€ {luclou lese4 edr4 UBCI IBJIS uup :, SIf llLmueur upugl gs.tsodutoll 8Z'8 IeqBI ue{el euefeg E'8 Bab 314 Tabel 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi E.29 Komposisi kimia Komposisi kimia dan sifat mekanik baja karbon tempa (JIS G (l) Uji tekuk Uji tarik Simbol Kelas Kekuatan Kekuatan Perpan- tarik luluh jangan (1) (kg/mm'z) (kg/mm'?) (:%) 34-42 l7 min. Jari-jari Sudut SF 34 I 1 80" 26 min. (3) 3 (3) 29 min. SF 40 Kelas 2 40 50 20 min. 3 I 80' 6 (3) 24 mrn (3) 27 min. Kelas SF 45 3 45-55 2f min. 6 1 80' 22 min. (3) 12 (3) l0 25 min. SF 50 Kelas 4 50-60 25 min. t 80' 20 (3) 20 min. (3) 23 min Kelas SF 55 5 55-65 28 min. 16 180' 32 (3) l8 mln- (3) 20 min. Kelas SF 60 6 60-70 30 min (l) (2) (3) 22 I 80" 15 min. (3 Catatan dalam (2) (mm) tekuk rapal 31 min. Kelas 3201-lyl7) M (3) Batang uji no. 4 (JIS Z 2201-1968) Batang uji no. 5 A (lls Z 2201-1968) Arah melintang dapat dilihat pelaksanaan pengelasan busur terendam pada pipa dalam bengkel lapangan dan dalam Gbr. 8.71 ditunjukkan proses pengelasan yang sama untuk pipa ujung. Cara pengelasan lain yang dilakukan di lapangan adalah las tangan seperti terlihat dalarn- Gbr.8.72,las MIG semi otomatis yang ditunjukkan dalam Gbr. 8.73 dan las MIG otomatis seperti terlihat dalam Gbr' 8.74. (4) Prosedut Pengelasan Proses pengektsan: Proses pengelasan yang banyak digunakan dalam pipa pesat adalah las tangan dan las busur terendam. Sedangkan untuk mengelas baja kuat digunakan juga las MIG. Las busur terendam dipakai untuk pengelasan lurus dan las tangan untuk penyambungan antar pipa, baik untuk pelaksanaan di pabrik maupun di lapangan. Las tangan biasanya dipakai bila las busur terendam sukar dilaksanakan. (a) \- 7 'uBAuBdBI rp tusod udrd 'ryyeq udld Bruluarues rulr{Brad ,9'8'rqg lused ud$ uultuq urlunqurod / uu8uesrrue4 99.g .rqg .,n1, ,prd,nrr1 \ I uep.rn S9'g 'rqC \ \#:m::;*i(,*i:."ifi:, F;;l - F;l - F;;,1 - t-..-;ffir',, I (-.:::i,?) - F;l ,lr,,"dl'lkNj'Ia I ,$-[;*r,ac1-E;,,,r:l ;l rsrolsrp ueEuelrqBue4 -ru. ue8uoloured a?" ueepueued a 1[ ";;; mi"S(-"#>Y&>.rrO u?aun{auaad u€rn,uequad 'l?Il s?l uz8uep uelr>Jera4 SI€ 1ese4 edr4 ueq ue{ol euefeg t'8 Bab 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi Gbr. Gbr. 8.68 8.69 Perakitan sementara pipa cabang Y. Gbr.8.71 Gbr.8.70 Gbr. Perakitan sementara pipa cabang bola. Pembuatan pipa ujung dan flens yang 4lt6sueikar dengan turbin (las busur terendam). Pengelasan bagian pipa di dalam bengkel. 8.72 Penggunaan las tangan pada pemasangan pipa pesat di lapangan. Gbr.8.73 Pengelasan MIG semi- otomatik (di lapangan). J"ost -.08 q€PrcJ uaSorprq t.00t -.08 )"09 .0, EporlIelo uElBu(38ueu sf,reH 8t>l-9? 3.00t -.08 q"p@J uoSorpq ,>8€ 8e>t>sz 1.09-.0t llrad IBpn 3.00t ,>8€ sruel srua[ "PoJuola u"I"un83ueu snJBH -.0, nFad rypn 97> t ,> 8€ >r> 9Z J"09r "09 .09 .0, 8€ nlred l?prl eZ> t zuu,/8{ UBP 09 zEr/8I uelenla{ 9Z> t zuu/8{ Ss BfBg 0S uBlsn{el Efug .uu/8{ ot u?lBn:lel Er"g 'qspuer ueSoJprq sruaf ePorueld uESuep irlsll '?poJllel. SuEJsques uBSuap Iulsrl rnsnq s?'I (uu) rnsnq sB'I , rs"{grs"l, IEqOT u"s€le3u ,d sasoJd 'lBsod Bdrd uusala8uad uruJBp Blnru uBsBuErued nqns 0€.g Ioqul 'nlnqeprel Suef lesed-1esed uelep leqlllp ledep rur uelere,(sred ruseq uer3 -BqoS :u"{nluelrp 8ue,( tszlglseds ue8uap rBnses snJpq e,(uuees4r.raured uep uerln8uod .rnpeso.rd uep u€{nlJedrp 8ue,( se1 nrnf rse>lursepl 'uuleun8rp 8ue,( su1 ueqeg 'urur 0g snreq e,(u1zpp-Iuprtes telr sEI ,09 Bf€q seleEuatu tu?lzp lrusru 8uelued 'rrepurqrp ludep 1epr1 epqedy 'sBI nlnu u€{unJnuou ledep rul ueseleEued EuoJ€{ 'e.(uure1 nlueq l€le ueleun8redureru uu8uap rJepurqrp urlEunur ledupes le>lr sB.I 'uelqeloqrp Euu,( qulurn[ ueyep qrwtu seued ue4ns€u qnJnles qulurnl eSSuqes ue{nlue}rp snrzq uesrdel Eursuur-Sursetu {nlun seued ueqnseured uep uesrdel qelurnt 'ue{n{elrp r,(u1nry;eq uesrdel uesele8ued unloqos {BJel wgeq In}eqJnleq snreq e,(uueelnurred uzp uDI -8unur eleJes ue{Brlesnrp snJeq uesrdul der}-der} '>12,(uuq sldel:eq uesele8uad epe6 'e,(uure1 qsq-qeq upud uecrp ledep 3ue,( ueseueured nqns ue8uep ue{n{€lrp snJeq 'ue8uel uesela8ued epud euelnrel 'rrq>1e ueseuetued '0g'g Ieqer ur"lep leqrlrp ledep len1 uleq {n}un ulntu ueseuerued nqns rEEurl 'ueleunErp 8ue,( eteq uu8uop renses u?>ln{"[p snJeq Blnru ueseuetued oe,(urnpesord ue8uep renses :utq pqlDH (q) '(uu8uuduJ Jp) {IlBruolo gg41 uusqe8ua4 LIE ?r'8'rqg leseg edr4 ueq ue1el euefeg €'8 Bab 318 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi 8.4 Saluran Pipa 8.4.1 Hal-hal Umum Saluran pipa adalah suatu alat transportasi untuk memindahkan cairan atau gas seperti minyak mentah, air, gas alam dan lain-lainnya. Saluran pipa dibagi dalam dua macam yaitu saluran hantar dan saluran pembagi. Sistem saluran pipa di dalam pabrik, karena syarat instalasi yang berbeda biasanya tidak dimasukkan dalam kelompok saluran pipa. Pengelasan saluran pipa adalah pengelasan penyambungan yang dilakukan di lapangan. Karena itu pengelasan selama proses pembuatan pipanya sendiri tidak termasuk dalam klasifikasi ini. Karena kekhususannya tersebut maka dalam pengelasan saluran pipa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti dijelaskan berikut ini. Pertama, karena pengelasan hanya dilakukan dari satu pihak saja, yaitu pihak luar, maka mutu dari las akar harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Kedua, karena bila ada kerusakan akan mengganggu seluruh sistem maka kekuatan dan mutunya harus terjamin. (1) Posisi pengelnsan Posisi pengelasan tergantung dari pada penempatan pipanya yaitu penempatan mendatar dan penempatan tegak seperti ditunjukkan dalam Gbr. 8.75. Inipun masih dibedakan pipanya dapat diputar atau tidak. Biasanya yang paling banyak adalah pengelasan pipa datar diam, baru kemudian pipa tegak diam dan kadang-kadang dapat diputar. 6 (a) Pipa datar Gbr. (2) diam. 8.75 (b) !Y Pipa tegak Posisi Pengelasan. Proses pengelasan Proses pengelasan yang dapat digunakan untuk saluran pipa adalah las busur listrik dengan pelindung fluks yang dalam bahasa Inggrisnya adalah flux shielded metal arc yang disingkat dengan SMA, las busur logam dengan pelindung gas yang bahasa Inggrisnya adalah Gas shielded Metal Arc dan disingkat GMA dan las busur wolfram dengan pelindung gas dengan bahasa Inggris Gas Tungsten Arc dan disingkat GTA. Dari proses pengelasan tersebut di atas yang terbanyak digunakan adalah las SMA untuk pengelasan turun dengan menggunakan elektroda jenis selulosa. Untuk pipa dari baja kuat biasanya digunakan elektroda jenis hidrogen rendah. Pada umumnya pengelasan naikjarang dilaksanakan karena kecepatan pengelasannya menjadi rendah. Tetapi untuk keperluan tertentu seperti pengelasan pipa tebal dan pengelasan di stasiun pipa ini sering digunakan. Proses pengelasan ini ditunjukkan dalam Gbr. 8.76, 8.77 dan Gbr. 8.78. 7 '{ItBurolo Ytr trc sGl {nfun mlB {nlueg I8'8'rqc '0II sBI {nlm mlc {nlueg 08'8'rqc 'rd;d uesu;a8uad upud rnp {ntuag 6t'8'rqg LI 0t ]L n'r-e't { il -l n: 8t I T-/--\ ? 1 E: 0t l+ lror-tt -1 'uudunled Euuqnl uPud -NN\ \\\\\)/ \\ \\L_ 'y \ ,/ NIS \\\\\\ \\\\' \** \ ,( \U9 '4e t;. uu 0g^ 8r'8'rqC _2", _-a -o- -O! uu 9'l '0 €'0 + uu9'l (z ( I '(VruS) uudunled Euuqnl eped IIBU lB{rpo^ uusule8ua; 6tt ,[lBruoto-Frles yy41g uusule8ua4 [l.g .rqg udr4 '(VtttS) uernleg ,'8 )FBu lu{pra^ uesu;a8ua6 9l'8'rqg Bab 320 Tabel 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi 8.31 Spesifikasi baja untuk pipa saluran. Sifat hckuik Komposisi Ideia (%) Standar Simbol Kelas C si Mn P s Kekuatan tarik (kg,/mm'z) ,ts G3452 1916 SGP 0,3H,90 JIS G3454 2 -1916 3 STPG 38 STPG 42 I sTs 35 JIS G3455 2 STS 3E <0,25 0,3H,90 3 STS 42 sTs 49 <0,30 <0.33 0,30 4 1976 Jrs c3456 1916 2 STPT 3 STPT 42 <0,25 <0.30 0,0E 3E STPT 49 JIS G3457 o,tE <o,25 <0,30 <0.33 0,30 l,rH,35 x42 x4 03H,60 x56 x?0 0,0,() < 0,0,10 >3E < 0,r0-0,35 0,3M,90 0,30 1,00 <0,2E <0,30 memanjang >30 >22 <0,035 >0,035 <0,035 <0,035 melintang Unsur lainf,ya >25 >30 >20 >35 >t8 >38 >22 >42 >25 >28 >30 >30 >25 >20 >30 >38 >42 Cu <0,20 >25 Cu< 0.20 >20 >49 < < 1,25 1,35 <0,26 .0,r, p€rpanjangan {%} >42 >49 x60 x65 >30 1,00 x52 API 5LX <0,050 1,00 STPY 4I t9'16 <0.050 Kekuatan luluh (ke/nm'?) < < 1,40 1,,60 <0,050 <0,050 >41 >23 < < 0,05 >42,2 >29,5 > 44,3 > 46,4 >32,3 >36,6 > 49,9 >39,2 > 52,',7 >54,1 >57.6 > 42,2 0,04 > 18 Nb, v, Ti, > 45,1 > 49.2 Las GMA baik yang otomatik maupun yang semi otomatik banyak sekali digunakan, sedang las GTA dengan tangan atau otomatik digunakan pada pengelasan akar guna menjamin mutu lapisan las akar. Bahan pipa yang utama adalah baja karbon atau baja paduan rendah dengan spesifikasi menurut standar tertentu. Sifat-sifat bahan pipa dapat dilihat dalam Tabel 8.31. (3) Bentuk alur Bentuk alur yang sering dilaksanakan dalam pengelasan pipa ditunjukkan dalam Gbr. 8.79. Pada umumnya digunakan alur bentuk V dengan sudut miring 301f dan dalam akar (1,6 + 0,8) mm. Dalam las TIG atau las GTA dan las GMA otomatik dilaksanakan juga bentuk alur khusus seperti ditunjukkan dalam Gbr. 8.80 dan Gbr. 8.81. 8.4.2 Persiapan Pengelasan Persiapan sebelum pengelasan merupakan bagian yang penting dalam pengelasan pipa terutama karena pengelasannya hanya dilakukan dari satu pihak saja. Beberapa persiapan penting dijelaskan di bawah ini. (1) Persyaratan sudat alur Pipa-pipa saluran biasanya diterima dengan ujung-ujungnya sudah dipotong sesuai dengan sudut alur. Sebelum pengelasan diltksanakan bentuk dan keadaan permukaan sudut ini harus diperiksa, dibersihkan dan bila perlu direparasi. Dalam mengelas pipa dengan bagian lain yang berbeda tebalnya yang harus disesuaikan adalah lubang dalamnya. Penyesuaian dan hal-hal lain yang penting harus mengikuti spesifikasi yang telah ditentukan. '€€'g Ioq"I ur€l"p u€{unlu€crp Bsolnles sruel eporlIels u€Euep vws uEselaSued IBJB{S Bd€Jeqeg 'uBs€leEued JnpesoJd IuBIsp uBlnluellp snJBg sBuEd sBI uEp rele sBI eJelue nU€.^N qlslos's€u€d sEI lnqeslp IUI s€l nll BueJ€>l'ue1uues1z1tp u:e8es snreq Bnpe{ 3ue,{ sz1 uzstdel rut ueseye8ued ueleq '0I09-A 'ou S1y\V reput}s IrBp rselgrseds ue8uep renses 8ue,{ €solnlos srualeporllele ue8uep Vtr\trS sel ueleun8rp ledep luaur/urc 91 redes 0S €Julue 'r83utl 3ue.{ uesela8ued nlul uu1}edepueur >lnlun 'z€'8 IeqBI tuBIBp uB{unlueclp e,(uueseleSued 1ere,(s uBp 6l'8 'rqc urslBp teqqrp ledep resep ueEunqru€s qotuoc edereqeg 'qepuer ueSorprq sruelsnqual upoJllele ue8uap VntrS sBI uuleunBtp e,(uusetq 4teu uusele8ued >1n1un uulSuepeg 'q"pueJ ueSorprq sruef epo:11e1e ue8uep VhtrS s€l uuleunEtp e,(uusetq ryeq 3ue,{ uesnqurauad uelledepueur {nlun unJnt J"{€ uusels8ued EpEd :YWS sol uotwlowad (o) totly uoso1a&ua4 (t) ud14 uusule8ua4 €'7'8 'edrd 3ur11e1 r{nJnles rp u,(uleref Btu€s snJeq uep edrd qe8uel suu8 u,(u.ruseq rrep Sunlue8rel urc A tudrues Z EJelve snJeq 1€{I se1 8ueluud '1e1e.r rrep -urq8ueur {n}un 'u.(ueure}n uesele8ued nl{e1rt eped uu1e1e,(usd ueqeqn;ed e,(utpehel uelurlEunuraur >lepr] eSSutqes edn.r uetlturepes snJzq 1B>lI s€l u,(u1e,(ueg 'e,(ueureln se1 eped rJBp {req qlqel nB}€ zulzs snJ€I{ leptt 3u11ed }€{I sel nlntu n}I BUoJB) 'Ju{" sBI ue6eq ue4ednreur u€IB tB{I sul '1eqtd nles edrd uesele8ued tuBIBC tvrl, 'run1 111urod 'uruyup lpprad leyy sD7 (t) 1u1y Z8'8'rqg g8'8 'rqg 'reseles re>1e uesele8ued qelelas uelsedepp nreq lnlured 1e1e e,(uesutq 1uI Ieq ur"lec '1€{I sBI r.reputqSueur Inlun ue{ullSunusru e,(uuerelurued urelep BuoJe{ ueleunSrp Suues qrqel tuul€p 111erad l€N '98'8 'JqD ruel€p leqrlre] llredes tuelup nlu€q tBIe uep Z8'8 'rqg tu€lep utllnlunlrp Sued tlredes JBnl nlu€q l€le n€l€ U{eJod IBIB u"{"unErp edrd uesele8ued uenpede4 {nlun 'ryeq Suef JE{B s€l nlnur ludeptp ueIB IUI BJec ue8ueq 'utsz1 -a8ued Erueles qeqnJeq {epl} uep ueltre,(s-red uu8uep Iunses Jnl€ Je>le qelec eSSurqes edrd uelrlered uep ueyele.{ued qel€pe Sutlued 8ue,( edrd re18uq uesele8ued UTEIBC uolttlond uoP uo1alafua4 (Z) TZE udr4 uernle5 n'B Bab 322 8. Penggunaan Las DalamKonstruksi 8.32 Tabel Lapisan Isi (Jrs) 4316 D 430r Akhir Tabel Jenis elektroda D Akar Kondisi pengelasan tembus. 8.33 Diameter elektroda (mm) Arus las 2,6 50-85 5,2 70- I l0 (Amp.) 1,) 80- I 30 4,0 120 170 Kondisi pengelasan turun dengan elektroda jenis selulosa. Diameter elektroda (mm) Arus las (AWS) Akar E 6010 4,0 130-180 Panas E 7010 4,0 130-200 Isi E 6010 atau E 7010 4,0 130 50 I Lapisan Akhir Jenis elektroda (Amp.) 180 50-200 (b) Pemakaian las GMA: Las GMA semi otomatik dengan gas pelindung campuran antara CO2 dan Ar digunakan juga dalam pengelasan akar. Proses las ini memberikan laju pengelasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan las SMA, tetapi memerlukan juru las yang lebih trampil. Untuk pengelasan akar biasanya digunakan arus hubungan singkat. Dalam tahun-tahun akhir ini untuk pengelasan pipa digunakan juga las GMA otomatik. Untuk mendapatkan efisiensi pengelasan yang tinggi pada pipa biasanya dibuat alur khusus yang memberikan luas penampang alur yang kecil. (c) Pemakaian las TIG: Las TIG biasanya digunakan untuk pengelasan pipa yang terbuat dari baja paduan, baja tahan karat atau logam bukan baja. Tetapi kadangkadang digunakanjuga untuk pengelasan pipa baja karbon rendah. Las TIG untuk pipa dapat dilakukan dengan logam pengisi, tanpa logam pengisi atau dengan cincin pengisi. Sambungan dengan cincin pengisi dapat dilihat dalam Gbr. 8.84. (d) Penggunaan cincin penahan: Dalam pengelasan pipa kadang-kadang digunakan cincin penahan yang tidak turut mencair seperti yang ditunjukkan dalam Gbr. 8.85. Bila menggunakan tembaga sebagai pembantu, harus diusahakan agar tembaga tidak mencair dan tidak bercampur dengan logam pengisi, karena hal ini akan mempermudah terjadinya retak. (2) Las isi dan las ukhir Setelah selesai las akar, maka selanjutnya alur las harus diisi dengan las isi dan kemudian diselesaikan dengan las akhir. Pelaksanaan las isi dan las akhir tidak sesukar seperti pelaksanaan las akar. Dalam hal ini bahan las harus sesuai dengan bahan pipa dan jumlah lapisan las dapat diatur oleh tebalnya las isi. Sedangkan tebal lapisannya tergantung dari posisi pengelasan. Las akhir, yang membentuk kepala manik harus mempunyai ketinggian tertentu dari kaki manik sehingga dapat memberikan penguatan yang diperlukan. Dalam hal pengelasan SMA, walaupun las isinya dilaksanakan dengan las lurus, las akhirnya atau kepala maniknya sebaiknya dilakukan dengan las anyam dan harus diusahakan jangan terjadi takikan yang terlalu dalam. r 'uro 0? rr€p qrqel Eue,( qeuel ueelnurred uep udrd BtElvE lerel epe sn.req 'qeue1 se]? rp edrd seleEuetu ruBIeC 'urEue Eunpulled uuleunEEueu nleles e,(u4uqes DIJ s€l uup VI trC se1 rpedes seE Eunpuqed ueEuep ueseye8ued uuleunE -Eueru I"q ur€leq 'e,(unpedes uuders.rod u€{Bptrp rlepns €lrq rlenoe>l uBInIEIrp {eprl uesele8uad e,{u4reqes 'unrn1 Euepes uulnq nele sere>1 ur8uereq Suepss Bc?nc elrg ulot tort-lDH 0) 'r€seles uesulaEued qeleles ereEos ue>leu -€s{Blrp sn.req Eued ueseJole>l ue{unJnueru {nlun u"{l€re,(sredrp BIrq IIBnco{'uernles udrd uesele8ued urelep ue4nl.redrp 4epq e,(ueserq ueseleEued qepnses uusuueured 'Blnru uusuueured uelnl.redrp efeq rrep ]Bnqlp 8ue,( edrd I€q ur€lBc 'ueleunErp Eue,( se1 u?q?q utp sel sosord'Eurpurp Ieqel (u€q"q uep 3un1ue3.re1 e,(uuuseueured nqns uep e,(ueu.le1 'Esolnles sruef epo.r1>1e1e ueEuep ueln{"llp ueseleEued EIrq nele 1un1 elzq rrup lenqrp 8ue,( edrd 4n1un nlred uuseleEued wnleqes ue{Bues{elrp 3ue,( €lntu ues€uprued uoso1a&uad qopnsas uop unpqas uDsuuDuad ( g ) >1upq e,(ueserq >lBunl ru m .uequued urcurc uu8uep uuEunqruus FlauoeC Sg'g 'rqO m 'p;Eued ulculc uuuun88ua4 rg'g'rq9 t'9-8't = v Tt'' r Z't-;'t=t:o t'9-?.'e 8'r-0'I EZt edr6 uernpgy'g : a Bab 324 8.4.4 (t 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi Kwalifikasi Juru Las, Prosedur Pengelasan, Pemeriksaan Dan Pengujian. ) Kwalifikasi iaru las dan prosedur pengelasan Juru Las untuk pengelasan pipa memerlukan ketrampilan dan kwaliflkasi yang tinggi. Dalam persyaratan pengujian harus meliputi pengelasan pipa tegak diam dan pipa datar diam. Dalam pengelasan saluran pipa, spesifikasi dari prosedur pengelasan harus sudah disiapkan sebelumnya. Contoh dari prosedur pengelasan dapat dilihat dalam Tabel 8.34(a), 8.34(b) dan Tabel 8.34(c). (2) Pemeviksqan sebelum, selama dqn setelah pengelasan Sebelum pengelasan dimulai, juru las dan akhli las harus melakukan pemeriksaan bentuk dan keadaan permukaan alur, penyetelan, keadaan ketidak sesuaian, celah akar, dan lainJainnya. Selama pengelasan harus diperiksa kemungkinan adanya cacat pada tiap-tiap manik las dan bila terjadi harus diadakan perbaikan seperlunya. Setelah pengelasan selesai harus segera dilakukan pemeriksaan dengan amatan terhadap cacat permukaan, takikan, sumur, bentuk dan ukuran dari hasil pengelasan. ) Pengujian Saluran pipa harus diuji terhadap tekanan dan kebocoran dengan menggunakan zat dan tekanan yang telah ditentukan dalam kode dan spesiflkasi. Pengujian daerah las dalam saluran pipa biasanya dilakukan dengan cara pengujian tak merusak seperti radiografi dan ultrasonik dengan syarat penerimaan menurut spesifikasi yang telah (3 ditentukan. Pemeriksaan dan pengujian harus dilaksanakan oleh akhli yang diakui dan selama pemeriksaan dan pengujian tersebut akhli las yang bertanggung jawab atas pekerjaan yang diperiksa harus mendampingi sehingga bila ada hal-hal yang perlu diperbaiki dapat dilaksanakan dengan tepat. 8.4.5 Cacat Las Dan Kerusakan Cacat yang biasanya terdapat pada pengelasan saluran pipa adalah retak, kurangnya penetrasi dan kurangnya peleburan. Cacat-cacat ini dapat menyebabkan kerusakan setelah pemakaian yang lama atau karena adanya gempa, pergerakan fondasi dan lain sebagainya. Retak dan pengerasan pada sambungan pipa dapat terjadi karena loncatan busur atau pengelasan bagian-bagian kecil ke pipa. Karena itu hal ini harus mendapat perhatian penuh bila terjadi atau bila harus dikerjakan. Bila diperkirakan ada kemungkinan terjadi korosi atau retak korosi, maka hal yang harus diperhatikan adalah pemilihan logam induk, bahan las, bentuk sambungan dan keadaan pengelasan. 8.5 Mesin-Mesin Konstruksi 8.5.1 Konstruksi Mesin Mesin konstruksi adalah mesin untuk pengerjaan tanah, konstruksi bangunan, konstruksi jalan, konstruksi saluran, pembersihan sungai, alat bongkar dan muat di pelabuhan dan lain-lainnya. Dalam Tabel 8.35 ditunjukkan klasifikasi mesin konstruksi berdasarkan jenis pekerjaal yang dapat dilakukan. Yang termasuk dalam mesin snrv uep ueEuutaa ''''' u?Euap rIq)F uEsIde'I e(uln{uaq u"srd?'I u?{nleIp 13d€p . 'e,(uqn:n1os Iutrr ?porl{ela uesrdel qelurnl eru?lJed ussrd?'I : rr?l?l?J , I unu Bport{ela epo11{elg uesrdel qepunf uep eport{ole Eurputp pq0r uern{n A rnl? Indunl uttunqlxEs u"sElstued uBlnJn 8'0+9'I ,L ^.rDrr\-,! z'g ?rl{-urr) : ?l?de) ': uB{BUnSrc s3Ar33Ued rnlnlesr(I ?S{rJedlc : ': ': s?l nJnf " " "'u€Irrd urelrp Ieq€1 u"p eue{s u"seloEuod uelBdero) .rr;r,nEr*u ''' "1", ue8ue8al utseqaqurad'elnuJ ueseueured u're1ue uzsela8uad 'd;";","r,r'*,.'j1"""' .ON edr4'''' u€p rale(uercr 'a) ' ''''''u3r{38 " " "''sesoJd "'' Inlun UYCNVIS UNCASOUd ISV)IJISEdS (qo1uo3) , V NYIYUN uusela8ued rnpaso.rd 't 'a .(I .teqol ueselo8ued 'I H .D ur?stq '''''ueSunqrues udrd uu8unqrues uep see qery ' ' ' ' 'uesrdzy e.{u1ef,ueq uep tsr8ued ue3o1 .t:jttl ) n1>1u11'f .'::f:l ::':r:uod' se1 n:nf qelurnl ............ 'o 'rill,o.lJ,"iii1Xtj .N ' ' ueqrslequad 'I I ..........:......I]*1epueseds1e6''I ' ']rI"J lslE sruef :::: 'o 'd ... ....::: 'u lszlggsedg ,€'8 loqsl rs{nJlsuox ursew-ursew s'8 's .V Bab 326 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi URAIAN B (Contoh) LAPORAN PENGUJIAN PengujianNo....... Tempat Tanggal.......Keadaan..... Jurulas Waktu. Cuaca . Pelindung angin . Mesin las Logam pengisi Lasputar ...Lasdiam...... ..Tanda..... ..Suhu....6 Tegangan . . Arus. . . . . Ukuran...... . Ukuran penguatan Jenis pipa. Tebal dinding Nomor lapisan Ukuran elektroda Jumlahelektroda..... Ukuran pelat . . Luas pelat Beban . Tegangan Tempatkerusakan .........1.. IProsedur DJuru las I truji trTidak lulus Kekuatantarikmaksimum ...... Keterangan pada uji tarik . . !Lulus nKwalifikasi minimum rala-rata. . 1. 2. J. 4. Keterangan pada uji tekuk . . 2. 3. 4. Keterangan pada uji patah t. 2. 3. 4. Pengujiandi..... Penguji. ..Tanggal ,Pengawas Catatan: Dapat digunakan untuk kwalifikasi prosedur dan kwalifikasi juru las. konstruksi adalah mesin penggali, traktor, truk pengangkat atau mesin pengangkat rangkak. dan lain sebagainya. Dalam Gbr. 8.86, 8.87 dan 8.88 ditunjukkan mesin penggali hidrolik, mesin pengangkat rangkak dan mesin pengangkat panjat. Dalam bagian ini yang dibahas hanya mesin gali hidrolik dan mesin pengangkat rangkak. __---- f 'lE[uBd fB{EuB ulsaIAI gg.g .rqo '{IJnBrpIl {B{EuBr lBrJEuB ulsetr^tr w w, *W& ;',*"* ?* t.) {, fa Y,u w w '{JJnBrpFl pE u.rsatr41 9g.g .rqg .pdse lreJuod ledse lo.rdrua,(ued uelei lenqrued uolaq >1npe8ue4 uoleq 3q163uad uloq ,qecsured Bueqeg 'leqBue: ursohtr qeceursd ursetr41 1e1Eue urssur '1e13ue8ued 1nr1 ,lel8ur8ued :o11er1 Suo.rop ursaur'to1{eJI .rsepuoJ :eyrd Buecueured urse1,1 lnpunSSued ursaur lenuted rsegodsuerl ursa;41 ursaru.srlneJprq qe8 ursel4i qeSSuod 1e13uur 1e>13ue 'rs{nrlsuo{ ursoIII IS?{IJISEJ) srual-sruaf st.g IaqBI rslnllsuo) ursel^I-ursotr urss;41 rsEpuoJ urssI/{ ursou sru0[ LZE urss;41 l s.g urse141 ,g.g.rqc 328 Bab (1) 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi Mesin gali hidrolik Komponen dari mesin gali hidrolis secara garis besar dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok, seperti terlihat dalam Gbr. 8.89. Kelompok pertama adalah komponen utama seperti mesin, tangki bahan bakar, motor pemutar, pompa hidrolik dan rangka atas, yang kesemuanya disebut bagian atas. Kelompok yang kedua juga disebut bagian bawah terdiri atas bagian kaki yang dapat bergerak dan berbelok. Sedangkan kelompok ke tiga yang disebut bagian depan meliputi alat-alat penggali dan pemuat. Mesin ffi.@ s--' L_l Ran*kaatas [y PemberatM c t Ruang pengemudi o Rangka bawah Rangka sisi Mesin gali hidraulik Gbr.8.89 Bagian utama mesin gali hidraulik. (a) Bagian atas: Rangka bagian atas ini biasanya berupa konstruksi las yang dibuat dari baja lunak. Rangka-rangka pokok dari bagian ini adalah rangka utama, rangka dasar dan rangka belakang. Di samping rangka tersebut juga termasuk dalam bagian ini adalah pemberat lawan yang dibuat dari besi cor, mesin dan tangki bahan bakar. (b) Bagian bawah: Bagian ini terdiri dari rangka bawah dan rangka sisi yang dibuat dari baja lunak dan jari-jari dan roda pengikut yang dipasangkan pada rangka sisi. Berhubung bagian ini selama bekerja selalu bergeseran dengan tanah dan pasir, maka bagian ini harus dibuat dari bahan yang tahan aus di mana dalam proses pembuatannya terutama perlaku-panasannya harus diawasi dengan teliti. (c) Bagian depan: Bagian ini terdiri dari lengan-lengan dan ember. Lengan biasanya dibuat dari baja lunak atau baja kuat sedangkan ember karena langsung menggali tanah, maka bagian sampingnya dibuat dari baja kekuatan tinggi dan bagian cakarnya dari baja cor mangan rendah. Dengan baja khusus ini ember, walaupun bergesekan langsung dengan tanah tidak menjadi lekas aus. (2) Truk pengangkat Truk pengangkat dapat dibagi dalam tiga bagian, seperti yang terlihat dalam Gbr. 8.90, yaitu bagian kereta yang juga merupakan bagian bawah, bagian rangka dan -___-r- r '99'8 Ieqel ur"lep tetll[p l€dep ue{eun8lp Suuas Euu,( ueqeq uelEuepes '76'3 'JqD urelep uellnlunlrp rslnJlsuo{ uISeIu ue}Bnqurod ueeues4eyed uur8equre4 Ir"(I uuluun8rq Suua uuqug Z'S'8 rur 1e1Eue Eueleq uzp uefeq-uefeg'ur 97 eEEuq tu '€6'8 'rq9 urBIBp uz14nlunlp 0I Ir€p qeqnJlp ledep e,(u1e13ue Eueleq Suefued 'uerEeq lzdure IJep IJIpJel Eue,( 1e13ue 8ue1eq ue8uep Jele{u-uol 'TIoJp 99 te{Euu selrsedel te,{undureur Eued 1e13ue ulsetu nl?s e,(qesnu qoluoc teEeqes -q uelsrs uelzunSSueru ueEuep uz18uefuedtp u€p uellepuadtp ledep Eue,( uefeq ledrus nete eEq IJBp IJIpJel t,(uesetq 1e1Eue 8ue1eg :7o43uo 8uo1oq uo8og (c) 'u18uero1 uupug Z6'8 'rqC 'Blera)J uufug 16'8 'rqg eleJe) lereqtued ueqeuad r1e;1 tpnrue8uad EuenX leyBue leldu r13ue1 3ue1uq eBEue,(uag 'e,(ureEeqes urel uep Eunfn e18uer'qe8uel e13ue;'1e18ue8ued BpoJ ueunsns'lpnure8ued ledruel qsl€pe Z6'8 'rqC ur"lep leqllrel lpedes elEue; uep uu6eq-ue6eg :ot18uot uotSog (q) 'e.(uurelurel uup re{uq uuqeq qEuel 'ueyel:sq >lnlun u€{urlEunureur 8ue,( urpues e,(ue1e;e1 ueunsns '1e1Eue Euzleq eEEue,(uad 'ueqeq lelSue8ueur n1{€1r\ eped ueleunEry Eue,{ ueqeued qe1 ledure q€l€pe B}ere{ rr?p erueln uu6eq-ue6eq 16'8 'rqg urel€p leqllrel lpadeg :oprDl uorSog (o) elere>l 'lul8uuEued )1nrt Is{n4suo)J 06'8 'rqC elEue:a;1 lelSue8ued ue6eg ur€lep lelEurs 67,8 BJeces uelSuerelrp uele 'ln{rreq lesed-1esed '1e1Eue ue6eq Surseur-3ursep1 8ue1eq ue6eq rslnrlsuo){ ursew-ursol I 9'8 Bab 330 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi Lainnya Rangka angkat Konstruksi las. 65% Gbr. Tabel 8.93 Gbr. Bagian pengangkat. 8.36 Daftar bahan yang 8.94 Pelaksanaan pembuatan mesin konstruksi. sering digunakan dalam mesin konstruksi. Sifat mekanik Kekuatan Kekuatan tarik luluh Perpanjangan. Tumbuk (kg/mm'?) (kg/mm2) (%) (ke.m) 4t-52 >25 50kg/mm2 50-62 >33 >18 60kg/mm2 >60 >46 >20 -5'C >4,8 Konstruksi batang angkat Konstruksi bawah 8Okg/mm2 >80 >70 >15 - 15"C Batang angkat dan ember S35C > s2(H) s45C >58(I'0 >s8(H) >70(I'0 >31(H) >40(N) > 35(Hl >50(N) >23(H) >22(N) >20(H) > 17(N) Jenis bahan Baja lunak d JI d 'a o d! o AS 6A ce6 50kg/mm'z 60kg/mm2 Catatan: 1. 2. >50 >60 5t-l6t Untuk konstruksi atas, bawah dan depan. >18 >18 >20 Keterangan 0"c > 4,8 > 4,8 > 10(0"c) Ember Konstruksi depan Roda-roda >8(0'c) 0'c>4 0"c>4 Roda gigi Rantai S35C, S45C terdapat dalam JIS G 4051-1965 temPer H: diceluP dan N: dilunakkan 65/, terdiri dari konstruksi las dengan penggunaan yang dalam Gbr. 8.95. Pemilihan bahan didasarkan atas ditunjukkan las seperti bahan seluruh konstruksi diperkirakan penggunaannya misalnya untuk batang angkat harus diusahakan bahan yang kuat seperti baja 60 dan 80 sehingga konstruksinya dapat diperingan dan untuk bagianbagian yang selalu bergesekan dengan tanah harus digunakan baja tahan aus. Pada dasarnya baja kuat tidak begitu menguntungkan untuk mesin konstruksi, hal ini disebabkan karena kekuatan fatiknya sama tingginya dengan baja lunak. Tetapi untuk bagian-bagian dengan siklus pembebanan yang rendah sudah banyak yang menggunakan baja kuat dengan tujuan untuk mengurangi berat konstruksi. 'Blod uBlBnq -ured uBp qnued ul?{s rBqurBC 96'8'rqo 'rs{nJlsuo{ urseru rJsp u"lsnqured sasoJd us)plnfunlrp ,6'8 'rqc tuBlsc '{rJarunu usJnlBSued uBSuep seE Euolod urseu UBI{eJeEEueu {nlun uBIBunEIp }Bd€p Eue,( relnduroq e>1Eue-e1Eue ueEuap r1ue3ry r€Fru q€pns s"lu Ip lnqesJet qnusd ele{s requrzE rut rtqlu-rplv '96'8 'JqC urelep leqllrel Euef q:edes'y : 1 qnued e1u1s redures t3u1 reseqredlp (o) 3ue,( requreE-reqweE e,(uesetq 1u1ed ueufueEuad uruluq rflwlq nEaog "IuIJelIp nlad uoofia&ua4 (t) 'rur qBA\€q rp ueqEuerellp Eue{ luedes ur?l erulu? 'ue1t1uq:edtp snJeq Eue,( 1eq udureqeq epe nlred efuuzlunqued {p{el urulep nlr €ueJ€{'ueynq nlss ur"l"p snler edereqeq redures e,{qesur lefueq dnlnc Eue,( qelurnl urelup lsnqp e,(uesetq ISInJlsuo{ uIsetrAI 'llIBJIp qe1e1 Euuf utsour seyoEuerrl EJBo uu8uep uerzsele,(ued 1u13ut1 (g 'le{r s"l ueleunEEueur ueEuep lenqlp qe1a1 Eue{ ueuodruol ueunsn,{ued elros uuunsfuod uep uelqered 1e13ur1 k '1e1ad ueelre8ued sele rJrpJe] e,(ueserq 8ue,( 'ueuodruo{ uel"nqurad 1e1Er1 (t : nlre,( 1e1Eul1 eErl urul€p F€q1p ledep ruseq sue8 erecos IslnJlsuo{ ulselu-ulseru uelenqured sesoJd uul"nqrued sasord €'s'8 'sBI uBquq ueurm8iue4 S6'8 unu) 9'1 (rutut/E>1 69) 'rqg - Z'I: f leted 1e,nz1 pn1 efzg 1zun1 efeg I€T rslnrlsuo) ursel I-ursel I s'8 J52 Bab 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi Sambar skalz renuh lama Cara moderen I ltP;rfi,kl P.-fi;l pola lt Penandaan _ Persia pan tm r."gl llmesinpotong] I rT-t--l- tI rj tl___r I I Pemotongan I rI -----\ I f Komr uter PeBotongan dogan pengatur numerik Perakitan mula Pengelasan Pengelasan (kotak) (kotak) Perakitan Pengelasan G br. 8. Penyelesaian 97 Urutan pengerjaan. Pemeriksaan (b) Pemotongan' Karena pembuatannyayang cukup banyak maka pemotongan biasanya dilakukan dengan mesin potong oksigen otomatik yang menggunakan alat bakar banyak yang diatur secara numerik. Aliran proses pemotongan dan pengerjaan pelat ini dapat dilihat dalam Gbr. 8.98, sedangkan mesin potong dengan alat bakar banyak yang dapat memotong l1 bagian dalam waktu yang bersamaan ditunjukkan dalam Gbr. 8.99. Pengguntingan ruTo dengan gas 10", Pemotongan denga dengan aPi. lurus Pemotongan / f I Pemotongan dengan mesin nu merik. Pengguntingan 3/" . buata la .l 'eng€rotl ?5o Pengerolan l8oo Penekukan 25| nbuata Pembua numeri 6s% Pemoton mesin nu Pelurusan Pel --l Cara pengerjaan modern Cara pengerjaan lama Gbr. so% 8.98 Pengerjaanpelat. \.-!n '901:8'rqc 'tuntuluru IsutuJoJep uB{qBqefueur [{oluo] wepp 8ue,( seued ueEuequtesel ypefral uE8urqes ednr uet4urepes Jnl€Ip sn;eq uu8u u?)pln[un]rp IUI u€8uo]otued eJec -oloured uulnJn'uu8uoloured sesord BIU?les {nlueq ueqeqnred uepuqEusur lnlun 'tgl'8 'rqg ur"lep teqlllp ledep 1u1ed ueefro8ued u"IUeleI ueEuep '{leq Wqel uelenqrued nlntu u"p lsuelsgo uelenqrued uellqe}e>l Ipef 'Ilzq qlqel uzseleEuad uep uelSunqnqrp 8ue,( 4lstrel>leJe>l Jol>led uelqeqs,(ueur uzle r33ut1 8ue,{ qgpnu qrqel rpelueur e.{uuult4ered e4eur r8Eutl 8ue,{ uetlt1e]e1 te,(undureur e,(u1n1ueq u€p uurn{n '1e1ed uep }€nqlp 8ue,{ uer8eq-ue6eq eyg:uo8oq uDp uolqpqx (p) 'EgI'8 'rqD ur€lep uellnlunlrp Eue,( luedes e,(ulnpns u€>lsero>llp Euu,( 4eunl eleq rrep lenqp Euepel-8uep€{ s{"lu'leqeur Eue,( e,(ueEreq BuoJB{ tde1e1 'se1u4red eleq IJBp lenqlp e,(uesulq ue>1e1 Euolod 1nlun rrup 8un[n eped rut ue8uoloured erec uellnlunltp Euolod l"1y 'O Jnrnq {nluoq "fzq 'se8 'rqg ueEuolotued eped Ir€p {IEq qrqsl Eue,( usl}llele{ ue11ed urele(I Z0I'8 -Bpuaru {nlun ue>leun8rp eEn[ 3uepe1-3uepe{ ue>le} uzEueqnlad uep ueEuoloure6 'n 'uulnleued {ntm uE{EleJ 00I'8'rq9 uB{B}ar uu8uap uu{n{auad I0I'8'rqC n Inluoq Trpurlrs uB{?leJ lnpns u?IBleJ I requre8 ue11n[un1rp 'n Jnrng {nlueqreq ue{e}ac ue8uep uelnleued I0l'8'rq9 urBI"C'n Jnrnq >lntueqreq ue{elac n€l" repuIIIS uu{€lec'1npns ue{elec ulel eJe}u€ tu?relu-ruec?IuJeq ueleunErp Eue,( uzleleJ'{lloJplq u?>let urseu {ntun u"{s1ec ue11nfunllp 00I'8 'rqC ur"l"C '1o1Eue ruelsls ueEuep undneur rslu; 'ltlorplq 1llalsls ue8uep {I?q uBIe} utsatu ueEuep uululre>yp e,(ueselq 'ue11o>13ueqrp snJ€q uep Suolodtp q"pns 8ue,( 1z1e snlues :uo>1al urtoha8ua4 (c) 'rp,(uuq rB{Bq lBIu uu8uop gdu uu8uop ue8uoloruo4 66'8 'rqg ccc rs{nrlsuox ursel I-uIsoI l s'8 Bab 334 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi Gbr. 8.102 Pemotongan tekan. Dipotong l0 cm f--=_". ( I : [---\( Petapisan f . denganbahan keras tfl" 600t 1l F4 J_-=11 t-----X LI Penyelesaian Urutan pengerasan Bentuk Gbr.8.103 Bentuk alat potong mbar skala penu yang dikeraskan sudutnya. Pemotongan teliti Ketelitian pembuatan Expansi Daftar bagian dan pemesanan Ketrampilan pola. Ketelitlan Pembuatan pola pemesinan pekeria. Urutan pemotongan Cara pemotongan Tenaga Perubahan penge- bentuk presan Cara penekanan dan pelengkungan Cara pemotongan Urutan pemotongan Kedataran pelat Ketelitian mesin Gbr. 8.104 Faktor ketelitian pembuatan bagian. 'll{?rrp r{€pns Eu€[ UBIBI r"luBJ eIEuer uBsslo8ued ]Bqllp 'rqD ruelep uup zOJ s€3 Sunpurlod ueEuep Jnsnq s"l uelzunSSueur ueEuep ledep €I I'8 lesnd e>13uer ueselsEued uellnlunlrp ZI I'8 'rqD tuel"C 'rJrI uep ueue{ rsrs u18uer uep qeEuel e18uer rpefuew q"^&\€q ue6eq Gequreur ueEuep {BloI uelrler e;ec llnlrEueu undrur ue6eq rrep ueltnqrued'lII'8'rqg urelep leq111p ledep urlulreluer elEue: rrup uzlrlered UBJTIV 'ue1e[ reluer 1n1un u18ueJ rJ?p rJIpJo] qBABq ue6eq rs{nJlsuo) qotDg uorEog (t) 'rslnJlsuo{ ursoru-urseru uelunqured urel€p ueleunErp Eurres qrqel euregad erec e,(uurnurn epud u>1uur '1e1er uB{lnqIuluelu ledep rlqqerel 8ue,( €J€o ?ueJB) '0I I'8 'rqD umlep l"qrlJol rlredes {nluaq ueqeqnred uB^\BIeru {nlun lBnI Eue,( ueqeued ueleunEEueur e8nl ledep nlr Surduus 161 '601'8 'rqC ruel€p ue11n[un1rp rl.redes elnru uu>leun8rp ledep rur 1eq rrepurq8ueu {nlufl 'lnpns rsururoJep qEIBpB Eue8er "poleru 'ursele8ued qnrnles \mp %OL ueludnreur lnpns rseuJoJep lpefrel n"le{ nlr "uere) se1 'rs4nrlsuo{ ursau uesele8ued tuBIBC :so1 tsoruto{ap t4ruqtadutatu oqos11 (q) 'r8Eun qrqel rpufueu uesele8ued rsuersue e8Eurqes 're1ep sepp ledep 1e1o; (g 'lPler 1BIB uu4eunE -3uaur ue8uep qzpnur ue8uep 1n[uu1 qrqel t]>leJrp ledep uelqer >lelo{-{B}o) (Z 'lepued qrqey rpefueur ledep ueresela,(ued nll€1rr eleur 'ueeurus -:sq 8ue.{ nl>le^\ ru"l€p uu1efue4p ledup uel1uJ 1zlo>l uueLreEued euoJ") (t 'ln{rJeq re8eqes ueEunlunel eilereqeq re,{undtuetu rs{nJlsuo{ urseru ue}€nqured urelep uBlr>lBJ 1e1o1 rpelueur ue1r1u:ed r-tec-l-Ja) 'rs>lnJlsuo>l nlnu rEue.rnEuau ledep 8ue,( 1n1ueq ueqeqnred e,(urpe[re1 rrepuq8ueu {n}un uB]n{BIIp 1ul IBH 'u€IDIBJ {elol nles ur€l€p uu{rpe -[rp uq8unur ledepes u€p Jeseq uelepued:sd nuele8ueur uulu 8uu,( uetEeq-uetEuq ue>rnrns"prp sn-req 'ue1r1,I >r,ro{-{er", .,:#r",Irffi,oIr?.I:ilgrr:"uu"ff{:r""r,, 801'8 'JqC ruBIBp uep €rueln el8uer lpleretu ur€l€p nlu€q l"le ru€lec 'zoi ue>11n[un1rp l,0l'8 'rqg sBB Sunpurled ue8uep Jnsnq sel ueEuep sBIIp u"Ipnua{ nJsq u?p renses 8ue,( nlueq IBIB uBIBunEBueu snreq ueuodurol-ueuodurol rJep uelr{BJed 'Brueln e18uer pelueur ll{BJrp uurpnue] nJBq uep ueuodurol uelednreru qrseru lnqesJel e18uer-e18uzg 'e,(urzEeqes u"p uusepu"l 'leleqruad '8unln e18uer '1esnd elEuer '90I'8 'JqD urel"p l"q[p lUedes 1o1od e18uer edereqeq sElB rrrpret Btueln el8ueA ledep eureln e>13uer rmp uulr{uJed uu.ttly :uotttlond uop uDrunqwad uoyrup (o) so1o .)Inl -ueq uuqcqnred puu.rn8ueur 1n1rm se8 uotuap uu8uolorued uc1nrn uBTuqred stt S0I.g IsInrlsuo) .rq9 ursotr I-urseIAI g'g uottog (Z) Penggunaan Las Dalam Konstruksi 336 Rangka pusat Landasan II f 9\c @fl,^,,f,^r",,k.,q @q Rusuk-rusuk ft Bagian kecil H v Penghubung Landasan Rangka utama t Gbr. 8.106 Proses perakitan rangka utama. 'lzn{ BlBq eEn[ ueluunErp .roc Euepul-Euepel rde1e1 '{Bunl eleq ueqeq ueleunErp e,tuurnrun "ped e[uq uep edruel eluq'rs1nrlsuo1 efeq'r[eq 1e1ed r{e[eps ueleun8rp Eue,( ueqeg (t : rIBIBps ur€l BJ?luB rsrnJlsuo{ urseur selsEuetu tuslBp Eurlusd I?q-l"H .{rlBruolo sey e>l {rleruolo nues Eue,( 263 su8 Sunpuqed uz8uep rrJlsrl Jnsnq sBI rJep qlleJeq rBln[u uElsnqrued eruc eI€ru rur 1e.(ueq Eue,( ueelurured ueSueq .usJBSeq-JBSOq ?JBC3S lBnqlp rs{nJlsuo{ urseu nl{€1rt 8ue1zp e3r1a>1 deqel'68ur1 qrqel Eue,( ussEl rsuersue uup nlntll ue{lrssrlrp ledBp rur sel ueSuep €u?ru Ip zof, seE Eunpuqed ueEuep {rrlsrl Jnsnq se1 ue4eunErp rclntu €{elu rur uuelunu"red ueEueq 'ryeq Eue.{ nlnur ue8uep rslnJlsuo{ Euef deqel 'ue8uel uzEuep {rJlsrl Jnsnq "npe>lrs{nJ}suo{ ueEuep uB{n{?lrp ue1e,(ueqa1 urseru uslenqured eueur ./t.g Ip S96I unqel redrues nt{"/h rtndqeu eruel:ed deqel Ieqel tu"l"p ue4lnlunlrp Iuedes deqel eErl urelep F€q1p ledep rslnrlsuo{ urseru uelenqured ueEuequrelta4 urseu u?Blunured lnqunl nt{€1( uped rpulrel se1 uz>leunSEueur uoso1a&uad mpaso.td tuo1op Eryruad pqlog (f ) uusup8ua6 rnpesord 7'S'g 'uuuuquued uuiuep uzsulo8uad u.ru3 0II.g.rqg 'uruuln u18uur uusuleBuad upud upur Euu8e.r uueuniEued ueseye8uad u"lnrn qopo3 60I'8'rqg O ruru 6l SuernI nele uru g Sue8s:tg IEqOI utur rJepf 8ue:n1 qu1e3 'uuruln u13uur 'uruuln urlSuur uuselo8ue6 I CC 80I'8'rqg rslnrlsuo) uulrlurad upud 1u4 uusula8ua4 a6l.g .rqg ursetr J-ursotr l s.g 338 Bab 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi Rangka pusat (bawah) Rangka sisi kiri Penahan alv Gbr.8.11l € p"ruhun Proses perakitan rangka rantai. Gbr. 8.112 Pengelasan rangka pusat dengan Gbr. 8.113 Pengelasan rangka rantai. las busur COr. 2) 3) (2) Proses pengelasan yang digunakan 90/, adalah las busur listrik dengan pelindung gas COr. Konstruksinya biasanya adalah konstruksi kotak dengan garis-garis lasan yang rumit dan pendek. Las busur listrik dengan pelindung gas CO2 Bahan /as ; Untuk mengelas mesin konstruksi biasanya digunakan kawat baja dengan kekuatan 50, 60 dan 80 kg/mm2 dengan diameter 1,6 mm, 1,2 mmatau 0,9 (a) r :-. 'rs{nJlsuo{ urseru uul€nqued urelep uu{Bun8ry Eue,( >1r1o.rprq uelsrs rJ€p Jopuqrs uu6eq u?p {€Jol Eueleq uu6eq sela8ueur >1n1un e,(uueeun8Euod l{lp[as1p r"lnu rslr{ s€T um1 Suot uoso1a&uad sasotd uooun?Bua1 (t) 8ue,( 1e>18ue 'relequred lEI" Bnp ueleunEEueur Eueleq Il]€ruolo €Jeces uesele8ued ueqlnlun1rp ,II'g 'JqC ru€l"C '8€'8 Ioq"J urel€p luqll1p ludep zg3 seE Eunpuq.rol {rrlsll rnsnq sBI ueEuap uesele8ued ueeuesleled ur"lep uury1eq;edrp nlred Eue,( IBrlleH :uosola?uad uDDuDsyqad (c) '{llEJ >IBloJ ue{lnqrurueru ledep Euef ueEue8el rpehel uele "uere{ >1epr1 'rur Ieq ur"leq '9I I'8 'rqg ruelep l"rlllJel Igodes nEEue8rel qeprl ue8ueEel uBJrlB eEEurqes ednr uer>lurepes lenqrp snJ"q sul {rueru'ueseyeEued ueeuesleled tueleq 'sI I'8 'JqC tuBIBp ue4lnlunlp Buu,( ruedes ueEuel ue8uep {rJtsrl rnsnq se1 eped rrep ruBIBp qrqel turu g'7 reduus 9'1 urrl-err1 snquel e,(ep refundureur 263 seE Eunpuq;el {rJ}sll Jnsnq wl lnpns sBI {n}un I€q tuBIBC'rII'8'JqC urelup leqrlro} lUedes urur 7 reqe lE8ur1 uep rulrr g'7 rc4e qelec ueEuep og, lenqrp u,(uqndule>1 lnpns 'zg3 suE Sunpurlrel {rJlsrl rnsnq ueEuep lndulnl se1 ue8unqur"s {nlun :uo8unquos tqautoa? uop uDfiyn (q) 'rsaq Eprs{o uup rseq Inqres sruaf uep snlEunq.rel upoJl{ole ueEuap {rJlsrl Jnsnq se1 uu>leunErp e,(ueserq uulnl.redrp ue8uel ue8uep s"l €Ig 'uelnpedlp uEnf qrseru ue6uq zde.reqeq urBIBp rde1e1 'ue1n1epp Suurel Eueueur ue8uel ueEuep se1 'e,(usulrle^\I qepuoJ qrqel 8uu,( eleq eped u"{JBseprp edueserq e,(use1 l"^\B{ uzqrlrtued 'uuurelreg Eue,( efeq enp selsEueur {n}un 'tuur 7 dzrry1 -1a1a ueEuap - ueP a,r,.lr*.,.*\ [o!:"']:i"r,i 3u?l?p u?{? 3ue,{ unqel-unqe1 {nlun uEIeu?U '!$In$suol ursou uclenquod urupp 6tt rs{nrlsuo) uuselaEued BrBc ursew-ursetr l uuququad L€'8 IeqBI g'g 340 Bab 8. Klasifi Penggunaan Las Dalam Konstruksi Klasifi- Geometri kasi. Geometri kasi. 41" b0 6: HE dH .h5 2.5' .;d !o0 1,3 T:6 A I: E a ,< 6-50 45" tr o0 F -o o0 E .€ t) \.ll ,4N, ); Y' X a (a=b\ Gbr. I r 4s" (z.t 1 t.z )-- <E a ! E (/) ) .!!d kE <$ 8.114 Geometri dan ukuran alur untuk Int(D .-]-{)--, rro,nll Las busur !bt tangan I r- Contoh I coi:tot | 1,5-2,5 mm Las busur gas C0, Gbr. 8.115 Perbedaan penembusan. Gbr.8.117 las busur listrik gas CO2. 3 I ,-. +. / \---l \ contoh 2 Gbr. 8.116 Pengelasan dengan memperhatikan aliran tegangan. Pengelasan batang angkat secara otomatik dengan dua alat pembakar. Keuntungan dari las friksi ini adalah kecepatannya yang hanya memerlukan beberapa persepuluh detik saja. Dalam Gbr.8.ll8 ditunjukkan pelaksanaan las friksi dalam mengelas rotor dan silinder. a'6I I'8 'Jqc ur"l?p leqIIIp l"d"p NlnJlsuo{ urserr u?l€nqllled tuBIBp ruBpuerol {rJlsrl Jnsnq s?l rr"p uu€un88ued qoluoc rcE"qes 'l"qel leEuBS Euei( 1e1od rmp l"ngrp Eue,( uerEeq -uerEeq sele8ueur {nlun ue{eunErp e8n[Euepel-Euepel tu"puerel {rrlsrl Jnsnq se-I sea 6II'8 'rq9 'lG,fuBq Bpoq{ele uutuep ruBpuerel msnq rzlndreg e16ueX JO Iulsrt requns JV lulsll raquns u6urp le,ney l?in"x ';s1g; uuseleEuad qo1uo3 rspurtrs 8II'8'rqC EloF rsrlrr sB'I An rolou -Jt,rrr.r, ,r', uerue,{uz {?JeA snJsH 00€-092 zn-6E 08r-0€, ZI r:up tuu;n1 Suuf nete qrqal nslu utu 9 lelad uped ueyqei rpef:01 00r-09€ It-8€ osn-ozn OI 009 osr rt-8€ 09n-07t 8 00s-09, 6E_ LE 00t-08€ 9 (ueu/ulur) (^) (duv) ueledacay ueSuuBel snrv 'uu r'0 '3u?Jnl nel? ue1ed11 uu €'0 rpe[.ta1 uEEueJolo) (s) IIB{ 3uB[u?d rBlBp fnpns uu t'0 00€-092 Le-nf 08€-09€ 0l qrqal n?te uu 9 lelod uped ue41e1 rpefiel 00€ s€ -€€ 09€-02€ 8 'Suernl n"1? Iuru t'0 ueledq rpefrel 0s€-00i tt-0€ 0€€-00€ 9 (ueu/uu) (^) uuludacay uetueSol (druV) snJv sBT 'Z uup 8uurn1 Euei( nele ueBueraley 092 s, rh N (s) I{?{ Eus[uBd IBtuo4roq fnpns '1npns ue8unqurus epud uusuye8ued releuBred INE rs{ulsuo) ursew-ulsel I s'8 8t.8 leqBr sBT 'l Bab 342 8.5.5 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi Pemeriksaan Mutu Karena mesin konstruksi bekerjanya samgat berat maka pemeriksaan mutu untuk menjamin keamanan dalam penggunaannya perlu dilakukan. Untuk menjamin mutu biasanya dilakukan pengujian dua cara, yaitu pertama pengujian kekuatan pada kendaraaan angkat sebelum produksi yang penuh dilaksanakan. Hal ini biasanya dilakukan dengan mengoperasikan calon-calon model mesin baru di lapangan untuk beberapa ratus jam kerja dan kemudian diadakan pemeriksaan pada bagian lasannya. Untuk bagian yang penting kadang-kadang dilakukan pengukuran tegangan pada saat mesin sedang bekerja seperti yang terlihat dalam Gbr. 8.120. Pengujian yang kedua adalah pengujian bagian-bagian yang dilas dari hari ke hari selama proses pembuatan. Bagian-bagian yang penting diuji dengan menggunakan ultrasonik. Dalam Gbr. 8.121 ditunjukkan siklus pengawasan mutu dari bagian yang dibuat dari pelat sedangkan dalam Gbr.8.122 ditunjukkan pengujian ultrasonik pada lasan dari ember. Strair gage Pemegang Gbr.8.120 Pengukuran tegangan pada Rangka depan dari mesin gali. o Alat perakit Mesin las. Ukuran c Alur c Pembengkokan. r pensuiian ) c Tebal pelat : c Kwalifikasi rerawatan Surat perin- ' tah kerja. Disain cara pengerjaan. c Permukaan alur c Arus dan tegangan c Dimensi r Panjang kaki (deformasi) Ketelitian alur. o Penampakan , pemanasan mula c Urutan perakit- c pemanasan akhir ' an' oCacatdalam c Celah Pengukuran panjang kaki. c Uji cairan tembus c Uji ultrasonik Proses penga| I wasan mutu. I L- ' Pemeriksaan ] Surat peme- | sendrn. I riksaan. I I Diagram pe- ) ngawasan. , Pemberitahuan cacat Gbr.8.121 Siklus pengawasan mutu. -E 'rsoJo{ depeqrel e,(uueueqelal uep uel"n{e{ ue{Deqredtueur ueEuep tunrrrrunle uunpzd rJ"p lenqrp u,(ueserq ueEurr ure8o1 uenped rJep u?BJ?pue) 'l"Je{ ueqel efeq rJsp lsngrp n1e1es e,(uEurpurp lBJe{ uuqel qeEueles uBp }8re{ uBg"l eleq r.rup u"?r"pue) 'Isoro{ drpuqrel ueqel e,(ep re{undruaur Eue,( eleq ue4eunErp Eurpulp 1n1un uelEuepes l8oq uzp €leJe{ zlEuur {nlun {Bunl efuq uep l"nqp e,(uuserq eleq rrep u""J"pue) 'ueEurr ureEoy uunped rJBp uep lBJe{ u?rlel efeq 'lere1 ueqel qeEuales efeq rJep lenqrp Eue,( 1er .rnrrrp,r"4 1u,(ueq 1n[ue1 qrqal lereq BuernEueu uqesn ureleq 'u"BJ"pua{ lereq 6uernEueur >1n1un uunfn1 ueEuep'69'g Ieq"J ur"lep Iuedes srdrl Euu,( n>leq ueqeq-ueq€q ue8uep lzEEunl rs{nrlsuo{ epede>1 qereEueur IeJ ueurepue{ r$lnJlsuoI rur Jrqle-rrq{V Jeu uBBJBpuex u8rlBg z.g.g 'ueseyeEusd sesord ue8uep ue{eues{Blrp rslnJlsuo{ r1nrnles rJ"p uBlDIEJed 'nluepel {nlueqJeq Eue,( e[eq rr"p l"nqrp Eue.( epe rtoq ue6eq ederaqeq ["nce{ 'e[eg teyad rJep ]Bnqrp rur rs>lnrlsuo1 IrEp ue6uq enrues 'BloJeI rslnrlsuol qoloryed -ureur ludup eSSuqes Eulpurp ueEuep nles rpufueur Eue,t ruo1o1-ruolo{ ueEuep q€^req rs{nrlsuo{ uetuep uelSunqnqrp €ZI'8 'rqD ruel"p leqrlJel 3ue,( rlredes Surdures rsqn:1 -suo) 'm{nJlsuo1 lenryedursur ledep 8uu,( 3uelueuour EueqruoleErag leled ueEuep dnlnlrp e,(ueserg q"A\Bq e4Eueg 'u,(uru8eqas ur€l uup Euelurl Euelzq '8uelueurour Euuleq Bnp rJBp rJrprel Eue,( qeareq rslnrlsuo{ ue1>lnfunirp SZI'3 'rqg uBIBC 'Eunfa rs{nrlsuo{ uep dele rs{nJ}suo{ 'n1urd uep elapue[ uuEuep rsrs rs>ln]lsuo1 're1ue1 Inlueqtueru Eue,( qe,neq elEuur rrep rrrpJal efueselq BleJo) 'seEed ue8uep rSoq elEuer ueEuep uelSunqnqrp Eut,( epor 1e18uered e?yl nele enp le(undueru e.(ueserq Fog 'fZt'g 'JqC u?p €ZI'g 'JqD urelep ue44n[un1lp Eue.( 4redas le.reEraq {ntrun ueleuntrp 3ue,{ 6oq uep Eued -runued rEeq ue44nlunredrp 3ue.( e1are1 sele rJrpJel e{uresep eped 1er ueeJepue) Ieu uBBr8puex F{nrNuo)I I'g'g Ieu uuBrBpuex 9'8 -ure uped )HuosBrrJn 'BlareI uBpuq !$Frlsuol Euedureue4 &I.g .rqg dele rslnrlsuo;; ENE Ieu ueerepue) 9'8 uBII"Effi Zzt,g.rqu 344 Bab 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi Gbr. 8.12 Konstruksi bogi. Batang ujung Batang memanjang Gbr. 8.125 Konstruksi rangka bawah. r 'Jer ulerert uGlBnquod uE8uB$Ioled 'uBr"sap{ued uu p u?leladued 'de1e 1e1ed rs;o1srp ueEuellq8ua6 'Eupurp uGmrn 9zI'8'rqc :, dEr{"J :E duqea leiad ls:o1srp ueiuzpqius4 : Z de\e L .nlu?q l"le ueEuop e{uqnJnles u"lrlered : I d?q"I ueEueEel ueseqequred :'I'd Inlueq u?rleqnred ue8uepqSued :'g'd'd Illll s"'I :'I''l 's€18 rp rs>lnJlsuo{-rslnJlsuo{ rJep u€lr{"Jed sesoJd lB{8urs €J?ces u"{EuBro}rp uB{B rur q?^\€q I(I '9ZI'8 'rqD ru?I"p ue)plnlunlrp Iar B}ere{ uel?nqrued u€€u?$l€led u?lnJn 'snsnq{ n1u3q 1BI3 uB{€unESualu ueEuep uBqnJnlese{ ?JeJes lplBJrp uBrpnua>l nJBq u"p rJrpues-rJrpues BJBces lBnqlp 8ue.,( n1ue1rel {31o{-{B1o>l urBIBp r8uq-r8eqrp l€dep rsrs rslnJlsuo{ u"p IEoq 'de1e rslnrlsuo{ '8unfn rs{nJlsuo{ rur uelsrs u"EueC 'ur{Eunu qn"fes rJBpurqrp ledBp {nlueq uBqBqnJed JBE" {"1o{ uBlr{eJ uelsrs u?Euap uB{n{BIrp nlsles €,(uu?lBnqtued e>l?Iu IUI I€LI BUaJB) 'JBSeq 8u"f {nlueq u€8uap srdrl l"led rs{nr}suo{ ri8lsp€ rs{nr}suo{ }npns rrBp iEqlllp IeJ upBJBpua) lau uEBrBpuex uBlBnqurad e'9'8 0'9-9'I 0'9-9'I 0'9-9'l 9,1:Z,I 0'I : 8'0 s'I :0't :8'0 9,1:Z,I o'e : 9'z :9' r uenped urnrur(unlv tefi\ tfeg 1e1ed 1uqs1 'ler usBrBPue{ {nlun lBJad lBqel UBP d?lv Sutpurq ueeunEEue6 uequl (ruu) 9nt e'z:9't:z'r:8'0 e13uea ucqB8 6t'8 IaqBI Ieu ueerepue) 9'8 Bab 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi (1) Rangka bawah Rangka bawah dibagi dalam tiga kotak yaitu dua kotak ujung dengan landasan dan kotak tengah yang terbentuk oleh batang lintang dan memanjang. Ketiga kotak tersebut kemudian dirakit dengan menggunakan alat bantu khusus seperti terlihat dalam Gb,r. 8.127. Setelah batang sisi dipasangkan maka seluruh konstruksi dibalik untuk mengelas itu baru alat bantunya dilepaskan dan kemudian pelat gelombangnya dipasangkan dengan menggunakan las titik. Untuk pengelasan raogku bawah ini biasanya digunakan busur listrik dengan pelindung gas COr, las busur listrik dengan tangan,las MIG dan lain sebagainya. Rangka bawah yang telah siap ditunjukkan dalam Gbr. 8.128. bagian sebaliknya. Setelah Gbr.8.127 Alat bantu untuk merakit konstruski bawah. Gbr. 8.128 Rangka bawah. (2) Konstruksi sisi Rangka dari konstruksi sisi dibagi dalam kotak ujung, kotak panil dan pintu samping yang keseluruhannya dihubungkan dengan pelat dinding dengan menggunakan las busur listrik otomatik dengan pelindung gas CO, seperti yang ditunjukkan dalam Gbr. 8.129. Dalam Gbr. 8.130 ditunjukkan penyambungan antara dinding dengan rangka dengan menggunakan las titik. Sedangkan Gbr. 8.131 menunjukkan konstruksi sisi yang telah selesai. Gbr. 8.129 Pengelasan konstruksi sisi dengan menggunakan alat bantu. Gbr.8.130 Pengelasan pelat dinding ke rangka dengan las titik. r 7 'de1u 1s1n.r1suoy ,EI'8 'rqC 'lplBr lBle-lulB uuSuap delu IsrFrlsuo{ u"}plurad delu €tI'8'rq3 'r€seles q€lol SuBf dele rslnrlsuo{ ue1{nlunllp }e I'g 'rqg {uBIeC 'u€{seqoqrp urtl?p EpB 8uE,( ue8ue8e] u?rpni,uol nJBg 'lrcei le8ues 1pu[re1 8ue,( 1n1ueq 1e1ed uzquqnred €{€tu nlnqep qrqel uelSuu8errp e>13ue; e{ uE{sBIrp runleqes dele 1e1ed epq e,rquq uellnlunueur nJ"q uenueuad'{l1l} se1 uuleunE8uou ue8uap Eursedrp e,(udele 1e1ed n.ruq nlr qBIeleS '€€l'8 'rqg w€lBp l"qrtrel p.redes lplur 1BI€ ueleun8Euaur ue8uep u{errp uzrpnuo{ nruq uep Suelueureur {elo{-{"lo{ tue1ep }"nqlp dete elEuzra) do1o rsqn.qsuoy (t) 'ztI'8'Jqc r.u"lep uellnfunyp selrp rzseles qe1a1 8ue,( Sunln rslnrlsuo) '{pll se1 ueEuap rzrue{ nqns re,(undrueur 8ue,( elEuer uz8uep sepp seued uezp"e{ urBIBp nJBq uup 'n1ue1re1 uzEueqrue8ued ufurpel.re1 uzlqeqe,(ueu Buu,( JnleJeduel nlens eped redrues nlnqep qrqal u€{suuedrp el8uer ueEuep uelSunquresrp ue{€ Eue,{ Eupurp le1ed'xq1era1 Eue,( uBnrueuod ue{Jes"pJeq'1nlueq uzqeqnred rEuern8ueur {n}un '{llll s"l ue8uep Surpurp ueiuep uu4Sunquresrp u"rpnuo{ u€p Ielol nles reBeqes ll{Brrp 8un[n rslnrlsuo;1 3unt111sln4suoy 'Euusudrel qz1al Euu.{ Eun[n LNE rsrlnrlsuoy Z€I'8'rqg leu usBrBpue) 9'8 'Isls Islnrlsuox ttl'8'rq) (t) Bab 348 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi (5) Perakitan ukhir Dalam Gbr. 8.135 ditunjukkan rakitan ujung, rakitan sisi dan rakitan atap yang dipasangkan pada rangka bawah dengan alat bantu. Setelah itu baru dilas dengan las busur listrik dengan pelindung gas CO, dan kemudian baru pelat dinding dan pelat bawah disambung dengan las isi dan dinding lainnya disambungkan dengan menggunakan las busur listrik dengan pelindung COr. Alat-alat las untuk menyambungkan pelat atap dan pelat dinding ditunjukkan dalam Gbr. 8.136. Sedangkan Gbr. 8.137 menunjukkan konstruksi kereta yang telah selesai. S.l.ist+mlriss+i '::,' ,d;' & Gbr.8.136 Alat las otomatik untuk Gbr.8.135 Perakitan keseluruhan dengan alat bantu (bawah, sisi, ataP). Gbr. 8.137 Kereta yang telah selesai. Gbr.8.138 Alat penyambungan pelat atap dan dindhrg. Gbr. 8.139 Rangka bogi. bantu yang dapat berputar untuk pengelasan bogi. 7 lnpns ueEuep JnlB lenqrp Indunl sBI ur€l?p IBEBunl snJrl qndue{ {n1un "gg ",(ues"rq suetu rp €?'8 leqsl €ped €Jeqrp ledup 91111 sel {nlun u€8unqul"s rr}euroeD '9S€S unruurnlu uznped qlld1p e,(uurnurn eped ueleun8rp Eue,( glyq se1 rsrEuad ure8o1 {nlun nlr u"p €909'S00S'ZS0S't80S "uar?{'I00, ureEol uenped rJep IeJ ue"Jspue) tunurunle uunped rJep lznqrp e,(ueserq ue8utr eIN sDT (Z) uellnfunlp llrades uesele8ued lqlz Bunfn tp uetensafued ueleperp snJuq esrq {€pp €[q 'etues se1 nercl rcEe u€Ieqesnlp snreq IUI IBq urBIsC 'snlnd '0tl'8 'rq5 urelep -snlndrel 8uu,( lnpns s?l uB{Bu"s1epp Surres IeJ ue?Jzpuel u"1?nqued utuluq 'srdp 8ue,( 1u1ed uped ue4ruseplp snJBI{ uu4eunBrp Eue,( rsulgrsads eleru 'se1tp snrzq u€ul"lJoq 8ue,{ 1zqe1 ue8uep 1u1ad unp elrg'Euefuud eues uep luled 1eqel%gL IrBp qlqol sel DIe{ Eueluud ueEuap'Z?'S leqel trr"lep upu 8ue,( rselgrseds pnrySueur snJeq lnpns sul uuBu€slsled:mpns sD'J Q) q1qe1 'urrr I J3>13 qu1 ueEuap ruru 6Irep qrqel leyed Ieqol BIIq .09 u"p urur 6 tedues 1e1ed 1uqel uuSuep n 'Ir'8 IoqEI {nluoq qndurel {nlun 006 'pdurnl s?l {nlun ogg q€l€pe snrlt Jnlu IJ€p lnpns uBI"p teqqrp tedep ur"l€p ue11n[un1rp r$ s"l {nlun rnle {nluaq uzq8uepes'0r'8 IeqeJ IeJ ueeJzpue{ {uun se1 ueEunqures uleuroeE edureqag :un?unqwos !&awoa1 (q) 'r{BpueJ ueSorprq sruef uep lruetulr sruel snlEunqJel €poJt{e1e ueleun8rp ueBuel ueEuap IIJIsII Jnsnq sel Inlun 't?Je{ u"qel eEn[ 3ue,{ upoJl{elo l€A\B{ u"{"unEtp srueq el?ru turu S'V ltap qrqel s€1ry ue4e 8ue,( rgsotul€ leru{ u€q€l eteq telad l€qa} Bllq tde1a1 'Jgsotuls }"r"{ ueqel efuq 1n1un undneur efuq 1e1ed 1nlun ryuq 'ruur/8l 0S u"]enla1 ue8uep ufuq 263 seB {IrlsII Jnsnq s€l {nlun BpoJl{elg :sDl uatlDg (o ) 1eare1 ruledrp e,(uesetq uo&uo, uo8uap llrrsll rnsnq sq uop 263 nB ry!",lsll msnq so7 (t) 'leJ useJBp -uol uplBnqurad uulep uesela8ued sosord edureqaq uu48ueraltp uB{B IUI ln{IJeg 'r8oq uerEeq edereqeq {n}un u€puaJel {rJlsrl Jnsnq sBI uBp e^(uure1 uusele8ued z:ec ueEuep tedectp ru>1ns 8ue,( uefeq-uur8eq qnlun ue8uel uu8uap {IJlsrI Jnsnq se1 eEn[ ue1eun3ry qISeuI nll Sutdruzs 16 'el8uer uzp Surpurp leyed uel8unqnqEueu Intun {pll sBI uep e>13u2: {nlun CII sel u"p CIW sel ueleun8rp urnrurunl? uenped IrBp lar u""Jepua>l {nlun 'Sutpulp 1e1ad-1u1ed Sunquu,(ueur {nlun uep elEue; ll{BJeru 1n1un zg3 seE Sunpuqed ueEuep {IJlsII Jnsnq s"l q"lep€ rur nl{€A\ eped 1or uBBJepueI lenqueru urBIBp ueleunEtp 8ut,{ uzseyaEuad '>lnlueq ueqeqnred e,(urpu[re1 uepuqEueu utlSunu qnefes qel€pu elrruln Eu11ed "JBJ ue4luqradrp Eue,( pq e{uueseleEued sesord ure[€p B{etu IUI IEt{ eueJ")'{nlueq u"qeqn -red ryufte1 rle{es qepnr.u e,{uuelengured sesord urul"p efuutpues ue8uep Euef srdrl ueqeq-usqeq uep luled rJ€p lunqlp lar ueerepue{ €/hq€q ue4Suereltp qelal sels IC IeU uuurupuey uusqaEuad t'9'8 '6tl'8 'rqg ulel€p utllnfunyp r?soles qepns 8ue( tEoq 'f,"009 rnlereduel uped redures ue>ls?u€rueur ueEuep ueBue8el ueseqequrad e13ue5 u"{n{"lp z,(uuserq rcselas uuseleSued q"le}es '8tI'8 'rqD rrr€l"p uellnfunlp predas relnd;eq ledep 3ue,( lpl"r tEIe uzqeunE8ueu ueEuep ue{nlellp rlq{"rel uelDlered 'tu"puaJel IrJlsll Jnsnq se1 ue8uap Sunqurestp uelpnruel rur uut8eq-uer8ug 'uu1o1 ursaur ue8uop {n}ueqrp qeyel Eue,( eleq rrep lenqrol rSoq elEuur rrep uerEeqeg doq oy&uoy (g) 6nE Ieu uBEr8pue) 9'8 Bab 350 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi dan untuk kampuh bentuk V dan X sudutnya 70' dengan kaki akar I mm. Dalam las sudut dengan las MIG panjang kaki las biasanya sama dan sama dengan tebal pelat yang dilas. Dalam hal tebal pelat yang dilas tidak sama maka yang diambil sebagai dasar adalah pelat yang lebih tipis. Karena dalam pengelasan aluminium mudah sekali terjadi rongga halus maka hal ini merupakan pusat perhatian pada pelaksanaan penyelesaiannya. Salah satu cara untuk menghindari adalah membuat jarak antafa pembakar dengan pelat yang dilas antara l0 sampai 15 mm dengan kemiringan 10'dan menggunakan gas argon antara25 sampai 30liter per menit. Tabel Bentuk alur Tebal pelat , (mm) 8.40 Sudut co Geometri sambungan Qas busur tangan). Celah akar a (mm) Kaki akar r (mm) Keterangan Skema b (mm) ++ --T 0,8 0 0 1,0 Persegi Bila menggunakan setrip pembantu celah akar dapat diperlebar. 0 0 1,2 1,6 2,3 I 1.) 2 Tirus tunggal 3,2-16 55 0 I v 3,2*9 90 0 t0-32 60 0 I I tunggal d# LG --l "l- I r --l J tunggal 6-32 40 0 I t2 '/--t, * rI-l-_r [-."1 U tunggal 6-32 40 0 6 E,4] 7 'Etequet-uorrl{ uunp"d rr"p t"nqrp uup srdr} Euu[ 1e1ad lBqol ["{ S BrDI-€rDI quEuel srret uetuep J?tBp u"p uurelEuq {nlueqJeq BpoJ}{ele Eunln ufues"rq IeJ ueempuel ueselaEued ruBI"C 'e[u1n1ueq uep e{uueqeq'ue1eunEry Euu{ Eunfn rrep "poJ}{ela EunlueErat lzEues {pl} sel uep ueleduuuad uep uelenle) :opottt1a1a Suntp @) 'ueryleqradrp snJ"q rut q"^\"q rp yeq ederaqeq rsuelsrseJ lrlp su1 ueseyaEued uerleuzsl"lou ruelep 4req tuuf sel sBlrIeA\{ ueltudepueur {nlun lsut rsnil ,tt t, so7 (t) gtl.g.rqg 'm1ntuel ppns uuseleEued uuuueslqe6 (c) 7 rrqlu tunfn epzd ttllutqes rnletp tul l"r?f uzEusp ztuus uesel tuefuud srrrBs l, ; : .- u?I?q"snlp u"s?l IBJ"I l.' , ,,d - d __-.1 ---*- I zEtuqes lepuadredrp U rur 1ere1 - --l--,a] 9I ZI ZI 0'6 0'8 0'9 6 L Euernl nelu 7 '(urur) mpns 'srdr1 se1 Z 0 ped rrep luqet qrqal eped snJBq uBrsr Blsru e1e ?uei( lz1ad r:ep 0 0 0 0 0 0 pqar qrqal tuuqnl r:q EueI 1z1ad upg 0 0 srua{s oD '.rs! sBI mJB I9€ (uru) I ruled 1eqa1 epud -r1eq Euu[ue4 Zt'8 IaqBI 09 uetuuralay 9't 6ue.tn1 nele 7'g g r1e1 Suefuz6 Suef uBf luled e,(uleqel uE{Eunqu"slp I i SI 0z-9t Z 9I 9t-(,1 tt 0 0 0 0 0 0 0 0 0 (uu) I 1eEa1 s't ZI ZI_OI LL OI OI OI OI LL 9't z'r 8 t ,-0 rela(I Iapu?ls (uu) r tuuqnl Ieu ueBrBpue) 9'8 IeqEI 0'r Jalaururq -8'0 (ullu) i g {ntuef, Ir'8 9 _OI ,I 8 8 t 6-8 telod PqsI 352 Bab 8. Tabel Bentuk alur Tebal pelat I (mm) Alur V Alur X Geometri sambungan pada las MIG. Celah akar a (mm) 0 0 0 0 0 I 3,0 0 I 4,O 70 0 5,0 70 0 6,0 70 8,0 '10 10,0 1,0 Alur I 8.43 Sudut alur Penggunaan Las Dalam Konstruksi 1,6 ,< Dalam alu. Skema b Keteranga c Tanpa setrip p€mbantu il --1 'F- Celah dapat )at letih 0 I I I 0 1 nakan s€trip rip pem- '70 0 I bantu. 12.0 '70 0 I 8,0 't0 10,0 70 12,0 '10 0 0 0 r6,0 '10 0 20,0 70 7)n 0 70 0 25,0 70 0 55 0 lebar bila me menggu- \-"7 Tanpa setrip pembantu Alur 3,2 tirus -16 I Celah dapat lebih rat lebit lebar bila menggu. menggu- nakan stlip pem bantu. Alur tirus 6,0 ganda -28,0 55 0 I (b) Batas pinggir dan jarak las: Pinggiran yang terlalu sempit akan mengurangi kekakuan dan kekuatan sambungan. Di samping itu jarak las yang terlalu dekat juga mengurangi kekuatan, karena arus banyak yang lewat titik lasan sebelumnya. Karena itu perlu diperhatikan batas pinggir dan jarak las terdekat seperti yang ditulis dalam Tabel 8.44. 8.6.5 Pengawasan Las Pada Kendaraan Rel Pengawasan dalam pengelasan sangat tergantung dari pada proses pengelasannya sendiri. Dalam hal kendaraan rel proses pengelasan yang digunakan adalah las busur listrik dan las resistansi listrik. Karena proses ini maka juru las mempunyai peranan penting terhadap mutu lasan yang dikerjakan. Untuk ini maka juru las harus diklasifikasikan menurut pentingnya bagian yang dilas seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 8.45. Pengklasifikasian juru las harus dipisahkan dalam kelompok las busur listrik dengan tangan, las busur listrik dengan gas CO2 dan las MIG dan kepada mereka o o o o z C o o o d A .{ rsrsod C o o o I srdrl 1e1a6 .(ue8uul uBEuep msnq sGT) t s"la) 1 le1ad 1e1e6 1uqal SIf tnlnuau se1 nm[ IsBIUlsEIy 9r'8 laquJ, ue6rq-uz6eq rrep ulnru u"lr)?Jed 'q qe,rteq e13ue: eprd uesepuel ue8unquzg ,e n?1? z s"le) sEIe) (uru) z't>t 06> 1>Z'e Euepas t e I sep) z s?la) n?1? I s?le) 'tEoq uzlep:ed uep rEoq uerEeq-uer8eq u?lrlered etera{ u?peq eq te1e,(ued ueselaSue4 'nr r13ur1 uep.relrq urqzq qBuul uesele8ue6 u13ue: e1 1u1ed ueEunqure,(ue4 e13uer tsln:1suo1 dug ue; BIno u"lr{Ered 'e 'p ':) z 'q 'B e:epn r13ue1 uesela8ue4 'p rSoq z13ue: rrBp rrqIBJe] uB1{Drad 't I (3unfn u13uer u?p dete sBIo) 'rsts elEuur'qemeq e13ue:) ueqnrnlesaq I uelr{Ered 'q qeneq elEuu.r uesele3ue6 'e su1 nrnf uu8uqueda>1 ueseJeBua4 rsslgrsel) 1e13u11 'sBI n.Inl rsBlullea{{ uBp ucsBJe8ued ueeurs4ele4 S?'g IaqEI J q"a"q rp 'Ip!t "ue{s lrtel?p t}redes d u?p !r :u"13t?J 09 9't 9e S.I I LL 0t 9'01 r 9Z s6 U( 9'I 8I 0'8 Z,I EI 9L 0'l (,t 9'9 0'9 9'0 OI d d 8'0 (ruru) s?l {e.rBI 1e1ed sBI BpBd runurluJtu rt88urd sEfcq uBp leqaa {ErBf ?r'8 IeqBI [0u uBerepue) 9'8 354 Bab 8. Penggunaan Las Dalam Konstruksi diberikan tugas melaksanakan pengelasan dari bagian-bagian yang sesuai dengan klasifikasi mereka. Dalam hal las busur listrik dengan tangan kwalifikasi juru las menurut JIS dapat dilihat dalam Tabel 8.46. Setelah selesai proses pengelasan, pemeriksaan yang dilakukan adalah pengujian radiografi untuk sambungan yang penting seperti sambungan antara rangka bawah dengan rangka sisi dan untuk bagian lainnya yang kurang penting cukup dengan cairan tembus dan pengamatan. Kriteria penerimaan pengujian radiogarafi untuk kendaraan rel dari baja dan dari paduan logam ringan berbeda, di Jepang untuk kendaraan dari baja harus memenuhi kelas 3 dari "JIS Z3104" dan untuk paduan logam ringan harus memenuhi kelas B dari "JIS Z 3105". Dalam hal las titik resistansi kelas lasannya juga ditentukan menurut tempat lasan dan kemudian pengawasannya didasarkan atas kelas lasan yang ditentukan seperti halnya dalam las busur listrik. Sehubungan dengan pengawasan ini mesin las juga diuji menurut kelasnya. Dalam pengawasan sehari-hari dibuat batang uji hasil dari suatu mesin las dengan keadaan pengelasan seperti yang seharusnya guna mengetahui perubahan-perubahan sifat dari mesin las yang akan dipakai. Berhubung pemeriksaan pada konstruksi yang telah jadi sangat sukar pelaks anaannya, maka dilakukan pengawasan yang sangat ketat terhadap kemampuan mesin yang dipakai, syarat dan keadaan pengelasan dan persiapan permukaan yang akan dilas. Hanya dengan cara pengawasan yang ketat mutu lasan yang direncanakan dapat dicapai. : ln>lrJeq reEeqss 'lsleJefseru ueueruee{ {nlun ueurtuuf (Z 'lnpord nlnur depeqrel u"r"[ued (t ueuured rc,(undueu ueesryreured uep uerlnSued eEr1e1 luqrd rEeg o&yay qoqld $oq uoosyuauad uop uog[n&aad uouota1 (t) 'yseq ueq8urpu"quaru uep l"nqued qrTrureru >lnlun BreJ (g 'ueeunEEued sureles nlntu uaueg"le{ uep uzqsedey (Z 'ueqequred lues eped nlnur ue4sude;4 (t :r{"lepe uuusllreued uep uerlnEued ueuerad qequled nBtB re{eued lEeg lotloutad $oq uoDsrluauad uop uol[n&ua4 wruond uelenqured e.{erq ue8ue;nEue4 (S 'uelenquad Tu{e} ue{reqred k k) 'nlntu uzurruef uep nlnru u?ueue8ued 'ueu,(uc;ede1 ue{reqJad (t : lnlrJeq reEeqes eqesn-Bqesn Euelunueur >lnlun q"l"pe uees>lrJetued uep uerlnEued uep ueuured lenqund rEeg tonquad 8og uoos1ltamird urrp w1{n&ua1 uDuDt?d (t) 'ln{lrcq lesed-1esed uBI"p Ip l"{Eurs ?J?ces uelEuerelrp >1eqrd Eulseu-Eurseur {n}un u""s{rreurad uep uellr€ued u?u?Jed 'ufuurnurn eped 1e4en{seur uep rJlsnpu rsersose ,1lurepe4r }u1ere,(seur oere8eu : rl.rsdos zErte4 leqrd 4n1un ueEuquedel r8el uuqqeqruelrp qrszru Suerelas veurez epzd '1nqesre1 leqrd ueEuquedal 1n1un uerlnEuad Surdrues rq "npe{ '€poqreq ll{pos Euu[ efuuelnpnpe{ e,(uuq 'eues qelepe ue4eun8rp Euef erec -BJ?c uep Wle-Wle earq"q selellnqesrel wla{ Bnpe{ urelep rq 're>1euad uunpede4 rynun ueesT.rerued eges uurlnEued uep lenqrusd uunlredol {n}un u""s{rrarued uep uerlnEued nlref 'se1e1 ?np urul"p F"qp ledep ulsnpw ul€lep rp ue?slrrerued uep uerlnftre4 usus{rJeruad uuq uqfn8uad lrBC uun[n1 usq uuuured I. I.6 uBBs{lraued u?c UBI[nEuod rrBC uBdBrsrad usc sruaf 6uBuBred I.6 '{€sn.teru 1e1 uerfn8ued etec ederaqeq rrep ludel 3ue,( ueeunE8uad epes ue8urpuequred uup gerEorper uerfnEued olesnreru >1e1 uerfnEued seqequreur uBIBO 'ue}erue uped uellelepp ue{B teJeq {pll uetlnEued'uees>psured urnleqos uedursred'se1 uues>lrraured uep uerfn8ued sluef 'ueseleEued uelerEel urBIBp rp u€€s{rJeruad uelnpnpel :n1re,{ 'se1 ueeslueuad ueEuep ueEunqnqreq Eue,( Ierl-l"q sequqrp uB>lB rur qeq ur€lup rO uetfnEued u€p {BsnJeu >1e1 SYT NYYSXIUf,Wfld NY(I NYIfNCNgd '6 flYB 356 9. Bab Pengujian Dan Pemeriksaan Las (4) Tajaan dari pengujian dan pemeriksaan Bila diperhatikan dari peranannya seperti dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa di dalam pengelasan tujuan dari pengujian dan pemeriksaan adalah untuk menjamin mutu dan kepercayaan terhadap konstruksi las. Untuk hal ini pemeriksaan harus dilakukan terus menerus sejak dari tahap perencanaan sampai dengan tahap pemakaian. Pemeriksaan yang harus dilaksanakan dalam tahap-tahap tertentu ditabelkan dalam Tabel9.l. Tabel 9.1 ;Pengujian -Pengujian Pengujian dan pemeriksaan pada tahap-tahap pengelasan. dan pemeriksaan untuk penjajagan dan pemeriksaan untuk penelitian dan pengembangan Pengujian dan pemeriksaan untuk pemilihan bahan Pengujian dan pemeriksaan untuk pembuat tbila dibuat oleh pihak laint. Pengujian dan pemeriksaan untuk penentuan persyaratan disain. -- Bahan-Pemeriksaan - F penerimaan Pengujian dan pemeriksaan untuk cara pengelasan Pengujian dan pemeriksaan untuk pemilihan kondisi pengelasan Pembuatan-L Pengujian dan-_-1-Perlakuan pemeriksaanuntuk pengawasan mutu sebelum pengelasan l-P.ngu*urunselamapengelasan .-Pemeriksaan setelah pengelasan Pengujian dan pemeriksaan untuk pembuatan. - Pen ssunaan. ----l- Pemeriksaan penerimaan Pemeriksaan perawatan. Tujuan lainnya dari pengujian dan pemeriksaan adalah penilaian mutu sehingga terdapat suatu jaminan mutu. Sehubungan dengan mutu, di dalam Tabel 9.2 dapat dilihat sifat-sifat yang menentukan mutu sambungan. Tabel i- 9.2 Persyaratan mutu dalam pengelasan. Kekuatan Keuletan Ketangguhan Ketahanan korosi Penampakan 'Kebebas bocoran Kesambungan LainJain (kehalusan, cat) Kekuatan Kekuatan Kekuatan Kekuatan Kekuatan statiks fatik pada suhu tinggi pada suhu rendah mulur u"3u"3oJ u"Jn{n8uod ?J?ns u?J?cu?Iued lnrl?red uE8uerl +"-"r"-"--"u__l _Bulu^\leq U?JrE-)_ uprDnrue) rsrnulale I -----l-----] I L-u35316nU uBrl"J urpues rslnueJal I snqueued I ----l- ueJIBc I[n s{nu uerlln ?J?J. u?EdrunI uslllll erBS 1ru33ru IrJlSrl U?JII? ?JeJ snJnl lruE"u ueSuep ?J€c lru8?u ndr?8 u€Euep ?J?3 {nqres rfn .U 5l rdo{soronlJ-] UelEoIpeU L- 'UErSoIpEU rln Suns8uzl o @-, t E.;!D x u€?{nurJad u?J?lec ruepueJ u?J"lec {ruoseJlln rslBp usJ?leo Suuru uerzlag I33e1 uer?leD u?leruE r[n rnsnq r[n ol)ilur oJI?Ur uuIfnEueju L_ uPrfnSuod g?r8olelel I ?rlur) esllsuv {nqunl r[11 ueseJe{ol r[n {ru"{3ru {n{er t(n {tr31 Iln 'urB Eol uBa$[.ueured uBp uBII.nEued €'6 IeqGI 's"l geroBp u?p uer[nEued eJes-?Jec uE)plnlunllp renses Eue,( ueeslrJerued 8'6 Ieqel urBl"p {nlun u?{tuBpes 'l'6 IeqeJ tu"l"p unlu"crel Eue,( B;edos ues?loEued q?pnses uBp 9'6 IeqBI ruEIBp runlueoJal Eue[ ruedes u??s{rJetuod pndflau 8ue,( ueselaEuad Ieqel unloqes ueBs{rJ urslsp ue)plnlunlrp 8ue,( ruedes I"q-lBq sslrJerrreu Euef ueseleSued"ureles'S'6 -ourod rlnd[eru uel?nqr[ed sesord Br[BIes uBln{elrp Eue,( ueseleEued ueesluauo4 'r'6 IeqBJ ur"l€p tedeprel Eue,( rlredos rcuuedrp uep 6eqrp ludep se1 ueEunqures uerlnEued uu>18uepeg 'E'6 Ieq"J urslep Iuodos uercurJed uz8uap l?snJeru IBI u€rlnEued u?p IBSnJeru uerlnEued urelep Feqtp ledep efuurnurn eped urz8o1 lngun uerlnEue4 UBB$IIreured uug uqfn8ued sruef Z'l'6 'e,{uru8rqes uiul uep uetet qeloq leprt snreq e,(use1 lrueru 'Sueuer urulo{ Ip lele-lele 'uerocoqel Epe qeloq {€pll de}B {n}un u,(ulesrur 'ueeunEEued uep SunlueErol Eue.{ Suqued Eue,( urel lenf,s-lumts €pe nll Surdrues rp rde1e1 'uel"n{e{ q€lepe sBI l$lnJlsuo{ ur"lep ue{Bluelnlp 8ue.{ 1ere,(g LgE uBBs{IJeIued ueq uerfnEued IJeC uedetsre4 UBC sluef'ueuers4 I'6 358 Bab Tabel 9.4 9. Pengujian Dan Pemeriksaan Las Pengujian dan pemeriksaan lasan. Uji kekerasan Uji kekuatan lasan -Daerah - Logam Uji fatik u. fr Hjl,il',Ifl'I r,.-*, tumpul -sambungan ,oart -sambungan _sambungan p"t.i Uji takik mekanik* {Uji resistansi -Las mekanikr +Uji Uji patah uji mekanikt ---------Ll- i:il:xffi il ::H'J, J yiffifil]-*nyebaran I Peme.iksaan korosi Uji retak Uji retak Uji retak Uji retak Uji retak -Retak -Tekanan Kebocoran Uji - -Manikla.$Ujitekuk celah batang bulat sambungan T sambungan tumpang dengan alur U retak dengan alur Y 'Uji tekuk dengan takikan Uji mekanik dengan takikan Bahan las - -Uji kwaliflkasi Uji tak - Tabel 95 Pemeriksaan sebelum pengelasan. merusak *Lihat Tabel 9.3 Klasifikasi Hal-hal yang pdilu diperiksa Lingkungan Lingkungan kerja Lingkungan pengelasan Pengamanan dan kesehatan Bahan dan alat Kapasitas dan kestabilan sumber tenaga Jenis dan gabungan dari bahan las Keadaan bahan las Kwalitas alat-alat yang digunakan Keadaan alat-alat yang digunakan Bentuk alur Ukuran alur Celah akar Iarak suaian Penyetelan setrip pembantu Las ikat Penyetelan pinggiran LainJain Pembersihan permukaan las Pemanasan mula ' u"InlJedrp Euz,{ uuuetueEuedueueure8ued ue8uep l?ueslp snreq e,(uueeues eleur 'e{eqeq ueuqEunue{ ?pe ?ueJB{ 'rur uerlnEued uleleq 'u"{"u"3uoJlp Euef e[re1 u"ue{el IrBp g'I nele gz'l redures ue{eUp Eue[ rte ueleunEEuetu ue8uep uz{n{"Ip edrd uep 1o141'uu1e1 eueloq In]un ueuuIel depeqral uesq uetfntue4 '6'6 IoqBI urBIBp Ip leqlllp ledup turlued Eue,( se1 ndueur 1e;ts uetln8ued -uerlnEua4'sel qeroep uep {nput ue3o1 rrep ueqnEEuele{ elres )F>1"1 u"len{eI u"p 'se1 qereep eped sq lecet'7tgy1qeJ*p Ilnd[eu IUI ueesllratued uep uer[nEuo4'Eurluod Eue,{ ue>1epuq uzlednrou etnf {npul ueqeq lEeq sel nduruur 1u;ts uetfnEua4 -1eyed 'uE"p"el SunluetJel ld"l.l'u"Ssnqnqreg l"Jr u"Sunqnqrag o o o $orol V o V o V o o s C =i o o =i E ,5 .g q =. -q ts uEuEqBle) wwJeIa) o o o o o o V V s V o uEqnSSuBle) o o : Bul $rsoduo) {rl"J u"l"n{a) o o : =i uElene) qnlnl u31"n{e) lUEl uBtBnIe) -E d6s IEIS :. dE 'f. lnPns uBBu .nqu8s lndunl uBsBl u€3unqu?S u"Bo'I erz3 'uufnEued uululo13ue4 u"Ilrlod uur6Eurd u?nIelrad sei Suoluey snleq eEEuoa lere1 uurndurecueg rse.rleusd ueeurnduras {?plle)I uernqaled ueeu:ndures {Eprla, {?1eu g'6 lequl ,lFO co p:! PP o IBA\?{ nele epoIllels !D o !t e c u"rn{n usqllrrrad stdel relue nqng Euelzleq u?t?q?urad o DO urepp srdel {"Jal u?rllsJequred urelep srdel {ru?u u?"{nruJed Jnsnq rsrsod {ru?ru u"{?leled xF uporllele ue1ere33ue4 uesel Suefue6 uzlenBue6 e se1 q?ae{ ue"InrrrJed u?{Dl?I uEs"l DI"I {nlueg 'g o 5 ND itr'E lnpns s?l zpud r1u:1 Suefueg s?l u"rfn8ued BIBJ ue:np[ua4 ueledtl uuInItrns usJnlsJelslf, eslFadrp n1;ad Euei( pq1?H uusela8ued ueledaca; uesela8uad EB _rl :ID i! to l, uelnrn eslrradrp nged Buer( I"q1?H 'uBsulaAued BruBIes uBcsllrerued 9'6 IeqBI 5 rs?Igrsulx 'uusele8uod qBleles uousrJlreured 1,'6 IeqBI 6Se ueEue3al s?l snJV upeslrrarrrad ue6 uerfnEued IJeC uedersrs4 UBC sruef'ueuere6 I'6 Bab 360 9. Tabel Pengujian Dan Pemeriksaan Las 9.9 Pengujian sifat mampu las. Uji rambat retak r-Uji l' f",, tumbuk takik Ketangguhan) Uji tumbuk Charpy (JIS 22202 -t968) Uji takik dalam Uji tarik ganda LainJain i-^..r-.^_ p-Uji LUji tekuk manik IJIS Z3t6t 1977) tekuk manik dengan takikan (JIS 21162_1977) . , T-Uii". retak dengan alur Y (JIS 23158 -1978) l-ri' kepekaan retakt_ Larn-lalnnya lihat Tabel 9.4 , L,:, kekerasan maksimum 9.1.3 Persiapan sehelum pengujian dan pemeriksaan Agar pengujian dan pemeriksaan dapat berhasil dengan baik perlu adanya persiapan dan pengaturan sebelumnya. Beberapa dari persiapan dan pengaturan yang dimaksud diterangkan di bawah. (1) Kepastian dari standar yang digunakan Di dalam pengujian dan pemeriksaan terdapat bermacam-macam standar dengan spesifikasi yang berbeda-beda. Berhubung dengan hal ini maka sebelum pengujian dan pemeriksaan dilakukan harus ditentukan lebih dahulu standar apa yang akan diikuti termasuk tahun penerbitannya. Bila di dalam standar yang dipilih ada hal-hal yang kurang pasti, maka hal ini harus ditentukan lebih dahulu. (2) Kepastian tentang jadwal dan lingkungan pemeriksaan Semua pelaksanaan pengelasan dengan sendirinya telah dijadwal agar dapat menepati waktu penyelesaian. Sehubungan dengan ini yang penting adalah penjadwalan secara pasti dari pemeriksaan agar tidak menghambat seluruh pekerjaan. Dalam hal ini harus juga diperhitungkan kemungkinan adanya pekerjaan yang tidak memenuhi syarat yang akan memerlukan waktu tambahan untuk perbaikannya. Lingkungan pemeriksaan juga harus dipastikan lebih dahulu, karena hal ini dapat mengganggu pelaksanaan pemeriksaan. Dalam hal ini yang penting adalah mengusahakan agar pemeriksa dapat melakukan tugasnya dengan baik dan aman. (3) Pemilihan Pemeriksa dan alat yang digunakan Pemeriksaan sangat tergantung dari Pemeriksa dan alat yang digunakan. Karena itu dalam hal ini pemilihannya harus didasarkan pada spesifikasi dan standar yang ada. (4) Persiapan pemeriksaan konstyuksi lqs dun hasil lssan Sebelum melakukan pemeriksaan konstruksi las, harus ditentukan lebih dahulu cara-cara pengujian yang akan digunakan dengan memperhatikan perencanaan dan penggunaan konstruksi. Dalam hal perbaikan konstruksi, perlu dipelajari lagi hasilhasil pemeriksaan sebelumnya baik tentang jenis cacat maupun letak cacat di dalam konstruksi. Sedangkan untuk pemeriksaan hasil lasan, permukaan lasan harus dipersiapkan sesuai dengan persyaratan yang diperlukan untuk pemeriksaan yang bersang- kutan. {?snraru ue{nluequed SJBnS U?JeCUed {"1 erusles 'uer[nBued '{Bsnrau {Bl u8![nEuod Fu)IUISBIX 0I.6 IeqBI rJBp u"rse{grsel{Eued'tu"l€p l€cec '0I'6 IeqEI uBI"p l"q[p lBd?p rm usrlnSuod undneu J?nl IBoBJ {r€q'lecec rnqeleEueur 1n1un uerfnEued qEI€p" tut uetln8ued >loduroyel urelep InsuruJal Eue,( uurlnEued-uerln8ue4 'rlnrp 3ue[ r$lnJlsuoI ue6eq {BsnJeu eduul ueEuep ue{n{"lrp rur uer[nEue4 {BsnroIAI IBI u8ltnSued €.6 'uesele8uod q"raep epud ue8ol uep {npur uretoy EJelue u?Bru?sol leqrleur 1n1un uerfn8ued qelepe Eurlued 8ue,( lesnreru uerfn8ued uped n1r euer?){ 'se1ef urnyeq qrseru rs{nrlsuo{ u"l"n{e>1 depeqrsl rln 8ue1eq eped uep Iepou uped uerfnEued yseq etalue ueEunqnq rur l€as redures rdu1e1 'r[n Eueleq -8ue1eq epud uelnlepp e,(ueserq uelen{e{ uerln8ued Suepeg'lepour eped uerfnEued qBIBpB u"{nlupp Suuos Euqed Euef rdu1e1 'e,(uruueqes rs{nJlsuo>l eped uerfnEued n1ue1 Euereq q,pns >peq Eu11ed 3ue[ rslnrlsuol rr,p ,","1,rff,:"J;r[t:r,tr., -suo{ Iepou uped uelesnre>1 rpefte1 redrues ueleun8rp uele 3ue,( ueselaEued sesord ue8uep eures Eue,( erec ue8uep wpp qelol Eue[ l[n Eueleq-8ue1eq eped nele rs{nJ}suol rJep Iepour depeqrel uerfnEued qel€pe s€l rs{nJlsuol eped {esnJoru uer[nEue4 IBsnJetrAJ UBI[nEued .UBI -1niuu11p ueeslr.reured unleqes nlnqep qrqelrel uelrlsedrp snJeq lnqesrel 1eq eleur'sz1af Euernl n"l€ urnleq Eue,t 1eq-1eq €pe u€Bs{rrerued ueeuesleled urelep epg 'ledzpued uuqtsqosred ue{lnqurueu ledup uq8unur Eue,( e,(uure1 l"rl-leq uep uerodel IJep {n}ueq 'rselgrseds uep €puel-Bpu€} rJ€p rlre 'uees>yleured 1n1un qotuoc uupqureEued etec 'uerfleqes u?es{rJorued nele e,(uqn:n1es ueesryreured :rl.redes e,{uure1 uerlsedel -uetlsede>1 [qur€p ledep rur ueerecrqured r.req 'u,{uueeunEEued uep rs{nJlsuo{ ueEuep ue8unqnqreq Eue,( e,{qqe.n-p1e.&\ nelz lenqued uep qequred eral:ue tuulepuotu Eue[, ueetecrqrued qBI"pB ueesryreured runleqes uu{n{"Ip ny-red Eue,( urBI I"q1eH uDln\ofp n1nd Euo,{ u?ol tott-tDH (S) T9E {esnrel4l uerlnEue6 Z'6 2.6 Bab 362 9.3.1 9. Pengujian Dan Pemeriksaan Las Jenis dan Cara penguiian tak merusak. (1) Pengujian radiografi Pengujian radiografi pada dasarnya adalah penyinaran contoh uji dengan sinar bertenaga tinggi seperti sinar X dan sinar y yang dapat menembus logam. Skema dari pengujian ini dapat dilihat dalam Gbr. 9.1. Radiasi Radiasi 10 (10) Target wolfram Lubang Bahan uji Tembaga 44 4 q 4 f\d a'{)oa a 4444 Kabel filamen Dinding gelas 4 / 4 Radiasi sinar X Gbr. 9.2 Konstruksi tabung sinar X. Distribusi intensitas radiasi setelah menembus bahan uji Gbr. 9.1 (a) Dasar pengujian radiografi. Cara menghasilkan sinar-X: Sinar-X dapat dihasilkan dengan menumbukkan elektron yang dilepaskan oleh katoda pada anoda di dalam suatu tabung hampa udara, seperti yang terlihat dalam Gbr.9.2. Sifat-sifat sinar X yang dihasilkan sangat tergantung dari pada tegangan dan arus dari tabung, makin tinggi tegangannya makin besar daya tembus dari sinar X yang dihasilkan. Sedang arus tabung yang besar akan mempertinggi intensitas dari sinar X. Spektrum sinar-X yang dihasilkan akan mampu mempunyai intensitas seperti yang ditunjukkan dalam Gbr. 9.3 di mana spektra dengan intensitas melonjak yang diberi tanda K. dan K, dinamakan radiasi monokromatik atau radiasi karakteristik. Sinar X yang dihasilkan dengan tegangan rendah biasanya tidak mempunyai radiasi karakteristik dan disebut radiasi putih. Dalam Gbr. 9.4 ditunjukkan radiasi putih dari sinar X dengan anoda wolfram. Alat-alat penghasil sinar X ditunjukkan dalam Gbr. 9.5, yaitu alat dengan menggunakan transformator tegangan tinggi dan dalam Gbr. 9.6 dengan dasar aselerasi. Dari kedua dasar alat tersebut yang banyak digunakan adalah alat yang pertama. (b ) Sumber sinar y: Unsur -unsur radioaktif yang tidak stabil yang juga disebut radio isotop dalam proses menuju kestabilannya akan memancarkan gelombang elektro magnit yang dinamakan sinar 7. Karena pemancarannya ini maka radio isotop makin lama makin lemah. Waktu yang dijalani sehingga kekuatan penyinarannya menjadi setengahnya disebut waktu setengah umur. Untuk keperluan pengujian tak merusak dengan sendirinya harus menggunakan radio isotop yang mempunyai waktu setengah umur beberapa hari. Dalam hal ini biasanya digunakan isotop-isotop Sesium (Cs), Iridium (Ir) atau Tulium (Tm). Karena radio isotop selalu memancarkan sinar y maka apabila tidak dipakai harus disimpan dalam tabung pelindung yang terbuat dari timbal dan paduan wolfram. - '(qnu[ leruf uernlu8uad) ,'[ ruugs J[n 1u1y l,'6 'rq9 '1.'6 'rq9 urBIBp ue11n[un1tp Euu,{ rgedes qnel lerel uernteEued ue8uap uB{n{BIrp snreq rlq)ierel Euef ueeun8Eued I€q urepq 'Eunpurlad 3unq4 r€{Brueru eduut qrlrdrp qe1a1 Euu,( leduel epud dolosr olp"r ue{ie1e1eur uu8uep qere ele8ss e1 uerecued uep Eunqel Surpurp Sunpuqed €{nqtueur uuEuep ue>ln{"llp 8ue[ repuqrs ueJeouerrred '8unpu4ed 3unqel dn1nl e>lnqrueur ueBuep uelnlupp Eue,( q€J€ nl?s uerecururod n1re,( urec e34 ueEuap ueln>lellp ledep rt Jeurs ueJ€cuerued '(lsuralesy) X ruuls rln 1u1y 9'6'rqg '(urer;1on 1a8rul) qglnd lsurper un.r11adg '(roluurroysuurl) X ruuls tln 1u1y S'6'rq9 t'6 .rq3 (y) EueguolaS Suetue4 0'I 8'0 9'0 ,'0 z'o 'LU SC'oIAI) X ruugg ( 0'r urnrl4eds g'6'rq9 V) EuequoleE Eu€tued 8'0 9'0 ?'0 @= tr=' &o €9t {usnrel4tr 1e1 uer[nlue4 t6 Bab 364 9. Pengujian Dan Pemeriksaan Las (c) Alat dan bahan yang digunakan: Pertama-tama yang terpenting adalah film yang digunakan untuk membuat gambar dari bagian yang diuji. Untuk ini dalam Tabel 9.1I dapat dilihat pembagian dari film sinar-X yang banyak digunakan dan dalam Tabel 9.12 ditunjukkan pengelompokan penggunaannya. Tabel Klasifl- I Klasifikasi film sinar X Pertimbangan pemilihan Lapisan penguat intensitas Sifat kasi 9.11 Sutir halus sekali Kepeka- Mutu an. gambar Langsung (ontras tinggi II Butir halus Kontras tinggi Langsung III Kepekaan tinggi Langsung Kepekaan tinggi Fluoresen Kontras rendah Langsung E 0-6 60 613 t3-25 25-50 (n oo Jo '6' tr 50- 100 100 atau lebih 50 50- atau kurang II IIJII il,ilI 80 I Kodak Makin 50 RF DR Baik 80 R M Makin Tinggi 9.12 Kriteria 80r20 Sakura t20- 1 150 T RR r50 AA 200 N D 400 S RP pemilihan film. Kekuatan sinar X Tebal (mm) Fuji 100 IV Tabel Merek dan Kode (kV) 50- 250- 250 400 Sinar y 1.000 l0- 1c L92lr 137CS @co MeV I I n II,ilI II IIIJV II,III II II I I II I I II m il II,III III I II II.III 06 III UI U I 6-13 t3-25 25-50 IV III II I II il II II,m u Iv III IV 50,100 100 atau ilI,Iv I,il IV lebih Catatan : I, II, III dan IV lihat Tabel Iv 9.1 I I I I II,III I I IJI I I,II II II il I I,II I U,III II,UI II II III IIJII I Alat lain yang sangat penting untuk penilaian hasil penyinaran adalah penetrameter, alat pengukur penembusan sinar dan kontrasmeter, alat pengukur ketajaman perbedaan sinar. Penggunaan dari kedua alat ini dapat dilihat dalam Gbr. 9.8. Menurut JIS penetrameter dibuat dari kawat-kawat sep€rti terlihat dalam Gbr. 9.9 dan Gbr.9.10, sedangkan menurut ASME, ASTM dan AWS, penetrameter dibuat dari pelat dengan '(18S0 C IuuI I+ SIf uBp VOtt. %st+ zzs€ Z SIf) B[Bq {ntun rotaruertauod 6'6'rqC c slf l"qtlnep\9-a u"Jn{n rsu?Ielol 09 9I 0r'9 00'9 00'n oz'e o9'7,00'z 09'l 009-0€ I 0zt-08 ztt 09 OI \z't 08'0 00€-09 09I -0, 9I.{ 09 9 09'r 9z't 00't 08'0 r9'0 09'0 0r'0 0t r *0€ 08-02 80c 0, t 08'0 ,9'0 09'0 0r'0 z{\ 9z'0 0z'0 09-9 I 0r-0r ,0.{ 0t c 0n'0 zt'\ Eue:n>1 3uern1 nele 0z 20.{ (utut) 7 leAr3{ Euefue6 09'7,00'z 09'I 9z't 00't 9z'0 0z'0 9r'0 szr'0 0r'0 n"l? 0g (urur) snsnql ewrq o s?le) wlex 1€Ar?1 nqums (urtu) lel\?{ Jeleru?rp u"Jn{n rs?{grs?l) (ru ur) 1[n1p ted ep Eued 1z1sd IBqEJ {3J?f _o_0- l"^\e{ (e[eq 1n1un.1 leueEued e13uy 'gur8opur uuJfniuad uelup ueunsns g'6'rqC Jeleru?rleued Jeleus?rluo) rele(ueJleued rsBrpuJ \/ \/\i Jequns v- '€I'6 uep ZI'6 'JqC tu"lep leqrlrel 8ue,( rlredes BpeqJeq 1eqe1 ueEuep leled rrep t€nqp rotaus?rluo) 'I I'6 'JqC urslsp l€qrlrol Igedes nlueuel 8ueqnl-Eueqnl 99e {"snroIAI >1ea uerlnEue4 e'6 366 Bab 9. Pengujian Dan Pemeriksaan Las Jarak Tebal pelat yang dapat Klasifikasi sumbu Ukuran diameter kawat (mm) diuji kawat D (mm) (mm) Panjang kawat L (mm) 402 20 0,10 0,12s 0,16 0,20 0,25 0,32 0,40 3 40 404 l0-40 0,20 0,25 0,32 0,40 0,s0 0,64 0,80 4 40 A08 20 0,40 0,50 0,64 0,80 1,00 1,25 1,60 6 60 +57" atau lihat JIS H 418l ts% + l(mm) 80 Toleransi ukuran Gbr. 9.10 Penetrameter untuk logam ringan (JIS :27, Z 3104\. tetapi tidak kurang dari l,u inci (l,6mm) untuk sinar X dan ), inci (2,4 mm) untuk sinar 7 Diameter lainnya tergantung pada pabrik pembuatnya, biasanya 37'atau 4I, tetapi juga tidak kurang dari 1/,u inci (1,6 mm) untuk sinar X dan ), inci (2,4 mm) untuk sinar t. Angka pengenal menunjukkan tebal minimum dari baja yang dapat diukur dengan E E .'I alat yang bersangkutan dan harus kelihatan r !---l-.) '12" 12,7 pada hasil pemotretan. Semua lubang harus tegak lurus terhadap permukaan. 1_ l" I (25,4mm) Penetrameter Penetrameter untuk tebal untuk tebal pelat kurang dari 2tl2 inci (63,5 mm) pelat lebih dari 2tl inci (63,5 mm) Gbr. 9.ll -.l Penetrameter harus dibual dari baja karbon Penetrameter menurut AWS Dl.1. uBEuep n31" 8I'6 'rqc ruBIBp u?8uep u8{{nfunllp lEdep u?{€unEEuaru Eunq?l J?uIs Bpol€>l u€IInlunlrp ]Uades qalo I"qulel stulJellp pJodes eqoJd urBl"p qelo uB?rulreued'tI'6'rqc rur Bqord leqllJel uue>1nur.led uup e{uepu qolg Euei( urens'1ecec ue{tuIJI{Ip u"I" uup u"Ilnlu€drp 'eqo;d uu{Brueurp Euef e.Iens tuequrolaE ErulJauelu uep rurrrtuour ledup Euef, tr-1e ueleuntEueur uu8uep rlnrp Euef rueEol trelsp e{ uulleqru€Jrp rE8utl tsue.trle:; ueEuop erens Euequrolet nlens rut uetfnSuad tuBI€C : Iruosoqln uo1{nBua4 k) '6I'6 'rq0 tuslBp Iuedes lelecuad s€uol 'sBI lerec uep gurSorpsJ IIsBq udereqeq ue1 'uB{JBpu€}sIp 'rqD qepns e,{uesetq uetupuad depeqrq uenlue}e{ TrrBIEC 9I'6 -uenluele) 'SI'6'JqC urel"p l"rlrlJel Euef ruades uereuu(uad 1u1z uu>luun8Eueur ueEuop rrefeledrp sesordtp qu1e1 Eue,( urlg eleur 'pseq uep uetupued uulupeEuaut {nlun 'rI'6 'rqg uup urerEerp ul"lep eEruq-u8ruq ueleun8tp ledep ledat tue,{ uereul(uad nl{81( uB{nlueuou {n}un 'uereur,{ued nl{Bt\ efueuel u?p x Jeuls u?len{a1 rrup Eunl -ueErel le8ues ue>le ueleJlouad 1se11 :uoqat1outad lNDq uDtDlruad onc-oto3 (p) ->1n[un1p 'lunlulrunl8 {nfun releursBrluox (lere{ u?q?l urnrurunle (runlururnl? 1e1ad) tI'6'rqo yol? H SIf leleo tOtl g SIf : uzq?g 'o v sluef (unu) urepp uernln 'ufuq ln1un relerusurluoy Zt'6'rqC 3ue[ued uep :egel Inlun u.tur 90'0 + I"qol {nlun IlIIu Z0'0+ :WI?p? u"rnln IsuElelol (rerz1 uzqet e[zq) 90€, D SIf (1o:efzq) I0I€ SSIf ueqeg 9I 1 Li,_r al alq t-1 II I sluaf (uIuI) tuBl?P L9e u?ln{n IEsnreI/{ 4e1 uetln8ue4 t'6 sr.uaf Bab 368 9. Pengujian Dan Pemeriksaan Las d X.= "f: io .tE d (a BX Lubang halus ) x{ ooE -o (b) 0 125 25 Pencampuran terak 37.5 Tebal pelat baja (mm) Gbr. 9.14 Diagram Penyinaran. Gbr. Gbr. 9.15 9.16 (c) Penetrasi tidak sempurna rd) Retak dan lubang halus Hasil pemotretan radiografi dari cacat las. Pengamatan hasil pemotretan radiografi. Penerima Tabung sinar katoda Permukaan bahan ult Bahan ult lu. - Cacat Dasar bahan uji Gbr. 9.17 Skeina dasar pengujian ultrasonik. 7 :r'IinEuod u"{Bperp nlred B{€{u mqererrp {€prr r,cec qere slrq nrl euere>T:frn|.|Jl:5 lB-!\eq rp urelsp nlelJal 13c"c ledtuol n?18 lruSeu uBpetu gBre uBSuBp J€lelas n€le l€lnq r{n}uaqJaq 1Bc3c elrq unJnueru rur 3Je3 uep uezlede) .ue{nluellp lBd"p lru8eurorrej ..,eSor rusrep rp rec€c e>r,ru rur €JBc uu8uerl.'rruE"., uep"* elod rln4r8uru, urrln ,rrq 6rsoq {nqros B{Eru {ngJos ue{Jnqulrp rur rueEol ueelnru;ad eped epg .ZZ.6.q.Druulep lBqrlJol 8ue,( rlredes rru8eru ueJocoqo{ pefrel uB>le }nqesJel lBcBc tuauei npna n4n* 'lru8eru u,poru ru,I€p uu)plelel,p lecec re,(undureru Bue,( lruEeuorre; ure8oy eyrg Trusout lnqras uo*uap ru,Iep uelrselgrsedsrp qerer ueleungrp uo{nSnaj 1g1 ,rr^ nrrr-::9j,'riLTi:.:\,'"j.i:fiTJ: .;qD *ninq .uesele8ued ue8uep uerlnEued ueEuepuzured nlens ue11n[un1rp pseq rc.6 uerlnEued >lnlun u,{€un8lp Buues rur eqord'02'6 .rqc ruBlep r,rlrlrer llrsdas Buirrur ' uqo.rd eEn[ ledeprel'gr'6 uep tr'6 'rqc .,epp predes uqora Euidurus rg' {eael '1u1ucuod sugal uu8uap laqulrod {ruosu4ln I[n lBIv 6I.6 .rq..; .rqg 'uuEuudul Ip {luosrrlJn uur[n8ue4 IZ.6 '1;suq uusulafuad uup uspd urluquur ruer8ulq gI.6 .rqg .rqC '6ugpu uururuBrrrad 0Z.6 0uls.fl:.{ 0so) . il: p J 8r resBp uelnlu"d ueI.leJu€drp 3ue.{ es1n6 I I rln ueqeq reseq rln ueqeq uEBInUrled ; l s rln uuqeg 69t. Iesnre4 4ea uerlnEue4 t.6 Bab 370 9. Pengujian Dan Pemeriksaan Las Keadaan permukaan juga mempengaruhi kepekaan, permukaan yang kasar akan mengurangi kepekaan, karena itu permukaan harus halus, bersih dan kering. (4) Pengujian dengan penembusan zat warna Pengujian ini adalah cara yafig paling peka untuk menentukan adanya cacat halus pada permukaan, seperti retak, lubang halus atau kebocoran. Cara ini pada dasarnya adalah menggunakan cairan berwarna yang dapat menembus cacat. Setelah cairan yang ada di permukaan dibersihkan maka cacat akan kelihatan dengan jelas seperti terlihat dalam Gbr. 9.23. Cara ini adalah cara yang murah, cepat dan mudah. Penggunaan yang paling tepat adalah untuk menguji logam-logam bukan magnit di mana penggunaan cara dengan magnit tidak dapat dilakukan. Serbuk besi yang tertarik oleh magnit (a) Cacat permukaan (b) Gbr.9.22 Dasar penguiian dengan serbuk magnit. Lapisan zat pencuci *\l[^ Zat penembus (a) Penembusan Cacat dalam (b) Pembersihan zat tembus pada permukaan. Gbr. 9.23 ffi (c) Pencucian (d) Pengamatan Dasar Pengujian dengan zat penembus. (5) Pengujian elektromagnit Pengujian ini didasarkan atas terjadinya arus eddy pada logam yang diuji. Besarnya cacat dihubungkan dengan besarnya arus eddy yang terjadi. Karena arus eddy hanya terjadi pada permukaan saja, maka cacat yang dalam letaknya hampir tidak dapat ditentukan dengan cara ini. 9.3,2 Penggunaan cara pengujian yang tepat Cara-cara pengujian seperti yang diterangkan di atas mempunyai keuntungan dan kerugian yang tergantung pada daerah batas pengujian. Di bawah ini diterangkan beberapa hal penting yang berhubungan dengan cara pengujian. (1) Tempat dan bentuk cacat Hubungan antara tempat cacat dan cara pengujian ditunjukkan dalam Tabel 9.13. Dalam tabel tersebut ditunjukkan bahwa ultrasonik agak sukar penggunaannya, tetapi 7 'q"pnlu u"Euep lEO"c sruel u?€JrIJad u?{rJeqrueu l?dep 3uu.( Tluruolo {ruoseJtln uetuep uerlnEued eruc uel8ueque>Ip Buepes rur nJ?q -nreq rdule1 'lucec sruel uuEuep uz4Sunqnqrp {nlun J"{ns qrssru {ruos€Jlln BJBJ uep ledeprp 3uu,{ ueEueJele{ €ueJB{ ue{geqesrp Iul IBH .{ruosuJ}ln erec eped rJBp r.l€pntu qrgay ge-rEorpetEJex,lecec sruefuunluaued p uelselefrp 'rur q",r€q pq umluq (t snsnql qrqey Eue,{ I€q_pq uel8uepeg .91.6 Ieqpl tuel?p lErllllp ledep rur uerfn8ued BJBo Enpe{ rrep ueSurpueq.red urnurn €Jeces ,lruos ofip uop {ol&otpol uo{n&uad opod uotflntaY uop uo&un\unay (Z) 9l'6 Ieq€I tueleq'rl'6 Ioqel 'sel lzoeo sruel-sruel rJBp >lnlueq uelqnlunlrp urelep teqllp lzdep uerfn8ued erec uep tecec {nluaq BJEIUE ueSunqng 'e,(ue1r1es u?p uBB{nured rp lucec uB{nlueueu {nlun {rBq uuSuep ueleun8rp u8nt ludup rur eJec 'se1 lrueur uzloluoued €p" {€pll e[qede e,(ureueqes uee>lnrursd uped srre8 1ece3 1?13u ueJnruns ueulnur:ad eped rzlSuqeur 1ece3 snluq e88uor nule tuegnl 4u.re1 uerndurecue4 'eurndrues 1epr1 rserlsued epqNce) ropurlrs 1"33J J?tBp 1?c3J 'eu:ndues >ppr1 ue.rnqeyed .4z1eX sruef Inlu0g 'lBcur {nluaq uBp {epll''' x'r"Ins url3unur o o y o o o uuelnured eped eped ue:e13u11 srJec y -uus {"pll ' " rln r[3 gerSorpe.r rfn @ o y nzle Q BIOg rcl?(I x'.rer1ng luruc uerfn8uad EJ?J \ l?f,83 V nete O v n?13 o o ueelnrured eped lelep 1e3"J O 'rrc{es o o X uzlece3 lru8euo:11e1s rfn rf.61 @ o 4uoser11n gz.rEorper ueelnuned e1 md -tues ?{nqJel 133"3 IBSnrotrAI {lefl' ' '@ : BUJ?^{Jaq snqueued 1uz lruEzru >1nq:as v nets o 'uu{n8uad BrBJ uBp lucec \ {nfueg ,I.6 laqul v'{ps ' o X r,c rfn lruEeur lnqres >luoserqn {n}ueg urlEunru ur?pp rp l?c3J nele Q BUJ?,{Joq snquteuad 1zz \ 'rap 'uu1lnEued BrBr ucp o @: aewleJ lru8zurorllele r[n o ueelnurad @ V'{l?g''O'II?Ies{I38 nele @ o x x sruef sI.6 laqcl rln rln rln uerfn8ued ere) rzczc ledural ledura; tI.6 IaqBI 1e1 urrfn8uo4 t 6 5lz Bab Tabel 9.16 9. Pengujian Dan Pemeriksaan Las Pembandingan artara uji radiografi dan uji ultrasonik. uji Hal-hal yang perlu diketahur ultrasonik Pembedaan jenis cacat @ A X A Ketelitian pengukuran panjang cacat Ketelitian pengukuran tinggi cacat o jarak cacat ke arah tebal Kemampuan menentukan retak dan ketidak sempurnaan peleburan. Penggunaan untuk sambungan T Kemungkinan pengujian dari satu permu(aan saja Batas ketebalan maksimum bahan uji Batas ketebalan minimum bahan uji Ukuran dan berat alat penguji Kecepatan pengujian Kemampuan mencatat hasil pengujian Biaya penggunaan bahan habis Biaya keseluruhan A Pembedaan o A A X O atau A o A x @ x x atau A atau A atau a Kesederhanaan pengawasan keselamatan o Kemantapan teknik Sedikitnya syarat pengetahuan dan pengalaman bagi pengawas. Sedikitnya pengaruh terhadap proses pembuatan. Catatan: @...Baiksekali, A 2) 3) 4) s) . . . Tidak terlalu O...Baik, baik, x . . . Sukar atau tidak o o o o o O atau A o o O atau A o o o A o baik Penentuan panjang cacat juga lebih mudah dengan cara radiografi dari pada cara ultrasonik, walaupun cara radiografi masih memberikan kesalahan terutama adanya bayangan pada sekeliling cacat. Dalam menentukan tinggi cacat dengan cara radiografi diperlukan penyinaran dari dua arah. Dengan alat-alat yang lebih baik akhir-akhir ini cara ultrasonik dapat memberikan ketelitian ar1ara 0,5 sampai 2,0 mm. Tempat cacat pada arah tebal bila akan ditentukan dengan cara radiografi harus dilakukan dengan dua arah penyinaran. Sedangkan dengan cara ultrasonik dapat ditentukan dengan mudah bila digunakan proba miring seperti terlihat dalam Gambar 9.20. Pengujian sambungan T secara radiografi harus menggunakan teknik seperti terlihat dalam Gbr . 9 .24. Sedangkan cara ultrasonik miring dapat dilaksanakan lebih mudah baik untuk sambungan T, sambungan sudut maupun untuk sambungan silang. Penetrameter Sinar X Sinar X / ........-Fil.--...- Penetrameter Paruk Film Gbr.9.24 Uji radiografi i t* I Film pada sambungan T. --------v a urlSunu {"pll " ' y x 'm{ns {ruos?rlln Ifn I1u>l ' , V '{leg " ' O lrle{es {1"S " '@ : uet?lBJ ?Jr{-"rr{ ue?{edeI rei(unduour'g lruoserlp rln s?lq lnpns ueEuop '11-nOrZ SICN'v 4uoser1ln rfn "0, snsnq{ s?le1 'n1rc Z 911 'g ge:Sorper rtn es"rq s?le{ 'n1le Z gy1 'y gu:Eorpur rtn o o o o o o o o o >l?prl rs?Jlouad Jnle tu?lep eu:ndues {epr} rsuJlouad o o o o o o eSSuoraq eurndrues {Bpr} ueJnqe.l 1ede.r eu;ndrues {"pr} u?Jnqe.l o o o o o o o V V o o o o o o V o o o o o o o o o o V V o o I V s V >1e8e1 o V {ruosur}ln gerSolpe: Iln Iln dih : a@ 5pd N FF E5 o 1o13ueq 1e1a5 lo sn:ny 3ueqn1 Surcec 3ueqn1 - Eunqnl.te1 snluq u33uog lndurnl:eg snleq e3?uog qe,{ueq snyuq u33uog ye33un1 ;esu1 u83uog 1e33un1 snluq e33uog V o o o t.: d@ 3Ni -u xg >1e8a1 sn.rn1 1e1eg o o o o o o o {r{?I Suunu 1e1eg X o o o o rele uped eu:ndues V o o o o o o o o o o o V s"l x V X o uBrnums snlsq ?prJlru u€p usJrlng "prs{o rtuc ure?o1 urelep:ndurec:e1 lspued 1e:e1 rrec ruuSoy urepp .rndurec:e1 Suelued 1ure1 uesrdel 3ue[ued 1ers1 uesrdel lspued CD oa FD ii@ .-3 ts >1ere1 FO IBr"3 Sruef uerln8uad e:u3 'uu1fniuod BrBr uup taral sluef lI'6 IaqBI 'tulg uercncued seso.rd €pE {Eprl ue{rJoqueu >lruos"rUn ueeunSSued nlr Surdures IA '(3{ ,) >lruoserlln BpBd srqeg uurl"q u€p u€t€lered uped uep (31 0Z) te.req qrqol uzp IBrIBru qrqel gerEorpe.r uerln8ued >lntun srqzq u"quq uep uE]€lBJed Q 'urlEunur 1epr1 rrdureq {ruoseJqn EJ€o ueEuep uerln8ued e8urqes 'qnel n1e1:e1 ue1 -{oleqp €J?ns EuuqruoleE 'lruelsn" lere{ ueqel eluq u.(ulesrtu 'ure8o1 eduroqeq €ped 'sDlr{rp sBI {rueru ualtn8ued epq uelSuepqrp ledep lul I"q rdu1e1 'u"q€qur€l uenquleEued uep ueuelz8ued ue4nl.reure(u ruru g uep Euern{ Ieqel ue8uep lryed uerln8ued 1n1un rde1e1 'urnurrs{eu u"leqole{ s€leq refunduroru lepq srlqerd BJBcos {Iuos"Jlln ?J"c ue>lSuepes 'tunrununle >lnlun urur 00ZI BJDI -err{ uep e3"qtuel {ntun rutu 0S€ 'BfBq >lnlun tutu ggy nlre,( 'snqruelrp ledep 3ue,( urnrutsl"ur ueluqele{ sel"q r?fundureur gerEorper erec ueeunSSue4 (e €ueJ€>l l€doc qrqel 3ue,( lrseq ELE I€snrel I 4e1 uerlnfue4 t'6 Bab 374 9. Pengujian Dan Pemeriksaan Las Cara radiografi bila tidak hati-hati menggunakannya dapat memberikan bahaya radiasi, sedangkan ultrasonik tidak memberikan bahaya ini kecuali adanya tegangan tinggi sekitar 500 V pada alat transmisinya. e) Cara radiografi sudah mantap dan boleh dikatakan hampir tidak ada perkembangannyalagi. Sedangkan cara ultrasonik adalah cara yang masih baru 8) dan pengembangannya masih berjalan terus. (3 ) Perbandingan kemampuan car& radiografi dan ulttasonik Kemampuan menentukan cacat dari kedua cara tersebut sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Tetapi walaupun demikian secara umum kemampuannya dapat dibandingkan seperti ditunjukkan dalam Tabel 9.17 dan dalam Gbr. 9.25. Dalam pasal 9.3.1 telah diterangkan bahwa radiografi sangat sukar untuk menentukan cacat yang tidak mempunyai ketebalan pada arah penyinaran. Dalam hal menggunakan cara ultrasonik kesukaran juga terjadi pada penentuan cacat berbentuk bulat karena gelombang yang dikembalikan kekuatannya dibaurkan. Juga pada penentuan cacat dengan bidang yang tidak tegak lurus pada arah gelombang suara yang ditransmisikan akan mendapat kesukaran. Untuk menanggulangi ini digunakan ultrasonik dengan proba miring yang mempunyai sudut kemiringan yang bermacam-macam. Gbr.9.25 Gambaran puan kemammendeteksi antara uji radiografi dan uji ultrasonik. Ujiradiografi (4) Perbandingan cara pengujian tuk merusak untuk memeriksa cacat permukaan Pengujian elektromagnit sangat sesuai untuk memeriksa permukaan batang dan pipa panjang dengan penampang bulat, tetapi tidak sesuai untuk memeriksa hasil lasan kecuali dalam hal-hal khusus. 'u€lelue ue8uep uB>lrlsedrp snJ?q ?[uul?l S3l uen{elJod uBp ue{rcJod ueqrsJegrued'1e.re1 uuqrs.requred'uesey.uq>1e eped uen1el'ted tlrados ssl uen{€lJed 'e,(ure8eqes ur"l uep lnpns eped sBI r>lBI e,(uEuelued 'lznEuad {rueru e,(qeqe1 luedes rsueurp u"{nlueueu 1n1un reledrp e8nl1uI l€lv 'gZ'6'rq1 ur"lep uellnfunlrp predes rn>lnEuad t"le u"{"u .-nErp 'u?letue ueEuep eEn[ es4radlp euJ".tuaq ry1e1 efuruelup u€Inlueuetu {nlun se1 snqueued IEZ uap lluEeur {nqJes ueEuap esryredtp Sutdures Ip uezlnlulsd 1ece3 'ErurJolrp ledep 8ue.( uusel qotuor tunqruetu Intun ue{rnfuep 1u1 1eq rrepurqEueu {nlun 'ledepued ueepeqred ueurlEunue{ B{Bru eleru ue8uep ueln{Bllp tut uees>preured "p" Sutlued qlqol s?l t1e1 uped uemle:e1e>1 '1qe; BueJ€) 'rJrpuss e,(use1 lecec eped trep uu8unlqred;esep ueEuep Is{nJlsuo{ I€q UIBIEC '1edepre1 nl€les ueIB uuJnlsJe} {eppal edereqeq seE Eunqnles {IrtsII rnsnq sEI u€p 1eEe1 se1 ru"l€p uel8uepeS Eunued leEues su1 ledurel uerlsedel'rsrs nles snquol wl Ieq tuEI€C 'e,(use1 nlnw depeq;e1 uen8erel qeprl Euu,( {Iu?u uee{nruJed's"l IIuBIu eped ue11n[un1tp e'(ueselq ssl ledurel {"Jo1 ueqrsroqrued uelcrsd u"qrsfequed u?nl"Ir3d ue.rrS8urd eped uenley:e6 - Suefua4- ]npns s?l uped r1e4 ?uefue4--{- se1 lrueu uelen8ueg lsue1glq - ouelnru:ad tEcBC - I {Eleu ...- urrn*n5 ---.1 ur4rr1r1.-]- uernln[ueledrl ser Dr?{ I l:T._g--L_ ueleduzue4_ {rueru ueElnurad ue:n1e:a1o;4 --'uuseleEued quleles uuluure 1[1 gI'6 loqul '8I'6 Ieq€I eped selel uuEuap leq[p ledep rur uzeun8Eued uercurJod's"l uen{elJed uup rsueurrp'uee>lnurrad lecec 'se1 qedurel us{rJatuew {nlun qelepe uzletue uurln8ued uep ueeunEEue6 uBfBruY uBllnEued F.6 'uelepeqrp tedep 1upr1 Eueqnl uep l?cec BuerBI 'sn1eq Sueqny8ueqnlreq 8ue,( ure8ol 1n1un ueleunErp ur4Sunu {Bprl BuJB.r\Jeq snqueued 1ez ueEuep €J?c u?p lgEeur ue{nq ure8oy-rueEol eped uzleunErp tedep 1epr1 lru8eur {nqJes ue8uep €Juc €^\qeg q"lep" e,(uenpe>1 BJBlue u""peqJed '1?c?c €,turu"lep ue{nlueueu {n}un ledep 1epr1 uep usslntured ueres 'ueEuedel rp ueeunEEuod 1n1un -B{e{ qelo qnre8uodrp e,(uuendtueuol ?r?c "npa) qelel tur renses Euef eueqJopes le8ues 8ue,( 1e1e-1eq epe enpe{ {nlun 'la.rlodrp "J"c n€18 Jrsep€ elrd ueleunEEueur ue8uep lelecrp ledep rur ue?s{rJeued 'e[u1n1uaq leqqoru ue8uep lecuc sruel uele:r1;aduretu Inlun ueleunErp ledep uup se1 uezlnurred 1uc€c Es{rJeruou {nlun rensss le8ues ?uJ€1(Joq snqureued tvz uep l}u8eu InqJaS ILt ueleurv uer[nEue4 ,'6 / Bab 376 Gbr. 9. Pengujian Dan Pemeriksaan Las 9.26 Alat ukur untuk pemeriksaan amatan. 7 'Bltuuml Eue,( e,(eqec eped rrep efeqeqreq "npe>l qrqal qnul qBJoruE{ur reurs eped rJ€p }Bqr{e Iuls Ip sslof 'uBunqerel efurpefrel "/(q€q uEp r-ulp nlEIJal Eue[ urdorqsord'ueuroc lplB,{uad e.(urpe[ra1 'uleur 1zdo1e>1 eped uBIE{ -Euaquad uelqeqe,(ueu n1re,{'seued qn.re8uad ueEuap Btues B}eru depeq.rel qeJerrre{ur reurs qn:e8ued'eseJel {Bpr} uep legllrol 1epl1 ,lnqele{rp {Bpll qeqas efeqeqreq qlqel 1ul J?urs nlr BueJ?I 'e1eu qalo eserel ere8es {"p11 qeJoue{ur ;eurs e,(uepy qotauo,tfur toutg (g) 'eJ?luetuos efueq eEn[ e,(ulu;rs rur ]r{"s uep qelol BSBu 'tr{"s ryelueur uele uqEunru Bruel nlelre} nel"{ uBp q"lel rpulueur eraEes uB{? ?}?Iu plBru t"nl nl"lJel rur e,(eqec BIrg '€}"ru e{ "ur}al BeuJo{ uep Bsuel qalo ue{snJellp u">le Eteru e{ {ns€u Eue,( ledurelef,egec ?nrues 4odutol ototlo2 k) 'uruf g, r{€leles Suepq u€I? rur ll{es eseJ e,(uurnurn upe4 'urel vz redtues 9 Brrreles l11es rpelueur u"{B Bleru u"rpnuol :,{rcl zl redures g Erclue nt{e^r tu?l"c 'u,(uurelep rp Eurse epe u'u1u-ue{?es u"{" eped e4uur "pueq "sBJel "13rrr nluouel qeplnfqrqelalu sauJo{ uBp 3su3l qelo deresret Eue,( lelor^"Jlln J"urs €lrg "lBru urunl ls>1eer depeqrol 'qnqnl tu€lep 1p 1pe[e1 Eue,( JBSoq Suef qnreEued lu,(undtuoru rur Jeurs rdelol 'derosJel q"pnu Euu,( ue:ecued quppe efureueqes talor^BJlln Jsurs ,ap!^Duln .nuts (t) 'ue1lere,(sredrp snreq efeqec rrup e,(equq depeqral uuqeEecued ?{Brrr rur I"q 'q?Jeru?{ur J?urs uep lelorABJlln reurs'ledrueletegec nEls l"r{llrp ledep Eue,{ "ueft) etegec rgndgour lnqesrel ef,egea 'uuseyoEued JBlDIas Ip upe Eue,( urel ulra4ed u"p sBI nrnlue1ef -Bq"queru ledup Eue[ Jeurs u?p ef,egec Inqull u"{" ueselaEued sesord. Bru"los u,(uquqrag Euul .ruurg uuq u.{uqe3 I.I.0I rBuls UBC BIBIIBS BuerB)I uBu{Blocex '1ur lnlrreq lesed-psed eped 1n[uz1 qrqel uelEuerelrp efuuepurq8ueru eJ€c u"p ue"{"lece{ Jeqruns edereqag .usel"lece{ lpefrel [qurerp sn.req 8ue,( ede uelepurl-uulepurl mqule8ueur uep n]uepel uenquleEuod "lrq uzesentued nlred 'lnqesJel u""Ielece{ uelJ"purq8uaur {nlun .efuurzl u"qul"so{ -ueqelese{ uep lreq Eueml 3ue,( Eunpurled uereleured 'qeps Suef 1e1e r?{etuetu erec'uerleq-p"qo{ e,(u8uern>1 ?ueJB{ u"{quqosrp ef,uurnun eped lnqesre} uw{Bloca{ -u"Blelece) '>1e(ueq uDIBru rpefuaru eEn[ ueseyeEued ueEuep ueEunqnqraq Eue{ uB€IBlace{-u3?Iule3e{ e,{urrrpues ueEuep uBp Jssaq uDlsru rye[usur uEnf se1 ueefreled ueeuesleyod e88uqes 'ueleunErp qeles >lefueq sel r$InJlsuo{ rur JrWIB-Jrq>lV YfUflX NYIYHf,SflX NY(I NYIYIAIYTflSflY 'OI BYg I.0I Bab 378 10.1.2 ( 1) 10. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pelindung Mata Dan Muka Pelindung mata Pelindung mata atau gogel harus mampu menurunkan kekuatan pancaran cahaya tampak dan harus dapat menyerap atau melindungi mata dari pancaran sinar ultraviolet dan inframerah. Untuk keperluan ini maka pelindung mata harus mempunyai warna transmisi tertentu, misalnya abu-abu, coklat atau hijau. Dalam negara-negara tertentu sudah dilaksanakan persyaratan pelindung mata terhadap kemampuannya menahan sinar ultraviolet dan inframerah. Di Jepang pengaturan ini terdapat dalam JIS T 8141-1970 seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 10.1. Tabel 10.1 Kriteria untuk penggunaan gogel (JIS T8141-1970) Pengelasan atau pemo- Nomor warna tongan dengan busur listrik. 1.5 t.7 2 Pengelasan atau pemotongan dengan gas. Untuk sinar bias atau sinar samping. 2.5 Untuk cahaya rendah 3 4 5 Untuk busur di bawah 6 30 Amper. 't I 9 l0 1l t2 l3 t4 Untuk busur antara 30 sampai 75 Amper Untuk cahaya sedang Untuk cahaya kuat. Untuk busur antara 75 sampai 200 Amper Untuk busur antara 200 sampai 400 Ampel Untuk busur lebih dari 400 Amper. Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam memilih gogel adalah: 1) 2) 3) 4) 5) (2) : I I t Harus Harus Harus Harus Harus mempunyai daya penerus yang tepat terhadap cahaya tampak. mampu menahan cahaya dan sinar yang berbahaya. mempunyai sifat-sifat yang tidak melelahkan mata. tahan lama dan mempunyai sifat yang tidak mudah berubah. memberikan rasa nyaman kepada pemakai. Pelindung muka Pelindung muka dipakai untuk melindungi seluruh muka terhadap kebakaran kulit sebagai akibat dari cahaya busur, percikan dan lainlainnya, yang tidak dapat dilindungi dengan hanya memakai pelindung mata saja. Bentuk dari pelindung muka bermacam-macam, dapat berbentuk helmet seperti yang terlihat dalam Gbr. 10.1 dan dapat berupa pelindung yang harus dipegang seperti yang ditunjukkan dalam Gbr. 10.2. : }n{rroq rBEsqes qBI€p" sru€ Jesoq uuEuap B,(uue8unqnq uBp u"lnlol IJ€p l€I8url '€rsnu?ru uBp€q uBspBe{ uep snJu €fuJeseq eped Sunlue8rel 4.r1sr1 EueJ"I Inqurl 8ue,( uelnlel z,(ureseg {luslT snIY I.z'01 'tEEutl 8ue,( ledtrrol uep qnlel n1e1 1nle1.re1 eueJ€{ e,(u8uero epq e,(ulesrur 'uerleruel ue1 -leqrle8ueur ludep undpcel 3uu,( 1u1sq uelnfe1 Euepel-Euep")'u"rl€rue1 eped redures lzdzp e,(uleqDle uep >lrJlsrl qalo u"{FqIuIlIp 8uu,( uuulelacel stuel r1e1es 1e,(uug IIrrslT Buera)I UBB{BIecex z"0I 't'OI u€p €'0I 'rq9 (u€lEp lBrlrlrel 8ue,( rlredes uleur Eunpuqad rrqel ue>leun8lp snJ"q e>leru'qepurd-qepurdreq Euu,( ledurel rp ue{n{Blrp uesele8ued eltg 'ure1 3ue,( ueefueled leduel rJ€p ue{qesrdrp snreq 1e13ueq UBIBp rp sele8ueur ledurel e,(ueserq e,(uure1 elre1ed t8unpurleur {nlun otuulol Eunpqlatr 'u1uur 8unpu11ed 'Euu8ad;p snreq ?uuf, 6Le 1urt1 ,'0t 'rqg ulnur Eunpu-r1e4 Z'0I 'rqC 'u1uru Eunpulled 'u4nur Sunpuglad IrJlsrI BuerB) u??{eleco) z'01 (t) r;qe1 g'0I'rqo lerulag t'gt 'rqC Bab 380 I ) Arus Keselamatan Dan Kesehatan Kerja hanya menimbulkan kejutan yang kecil saja dan tidak membaha- yakan. 2) Arus 5 mA akan memberikan stimulasi yang cukup tinggi pada otot dan menimbulkan rasa sakit. Arus 10 mA akan menyebabkan rasa sakit yang hebat. Arus 20 mA akan menyebabkan terjadi pengerutan pada otot sehingga orang yang terkena tidak dapat melepaskan dirinya tanpa bantuan orang lain. Arus 50 mA sudah sangat berbahaya. Arus 100 mA akan mengakibatkan kematian. 3) 4) 5) 6) 10.2.2 (1) I mA 10. Pencegahan Bahaya Listrik Penggunaan mesin dengan tegangan kedua yong renduh Kemungkinan kejutan listrik disebabkan karena sentuhan antara juru las atau pekerja lainnya dengan elektroda atau pemegang elektrod-a dari mesin las yang sedang tidak berbeban. Untuk menghindari hal ini maka dianjurkan untuk menggunakan mesin dengan tegangan kedua serendah mungkin. Berdasarkan standar JIS dipersyaratkan agar tegangan ini setinggi-tingginya 95 V. Bila sentuhan tersebut terjadi, besarnya arus yang melalui badan manusia dapat dihitung sebagai berikut : I: E Rr+R2+R3 (10.1 ) di mana: 1 : arus yang mengalir ke badan E :tegangan kedua Rr : tahanan antara tangan dan pemegang Rz : tahanan badan manusia Rs : tahanan antara kaki dan tanah Harga besaran-besaran listrik tersebut kira-kira adalah sebagai berikut: E :95Y Rr :20.000 O dalam keadaan kering Rz : antara 500 sampai 1000 O keadaan kering R: :3000 Q dalam Bila harga-harga tersebut dimasukan ke dalam persamaan 10.1, maka besarnyu kira-kira2mA,di mana seperti diterangkan di dalam pasal sebelumnya, tidak akan membahayakan. Tetapi bila tangan dan kaki sedang berkeringat, maka besar arus bisa naik sampai 12 kali dan dalam keadaan basah akan naik sampai 25 kali. Bila keadaan ini terjadi kejutan listrik yang timbul akan sangat membahayakan. arus (2) Pengguruan alat penuransn tegangan otomatik Alat penurunan tegangan ini hanya digunakan pada mesin-mesin las arus bolak balik karena pada mesin arus searah tegangan kedua biasanya lebih rendah dan kejutan listrik yang terjadi juga kurang membahayakan. Alat ini dalam keadaan tanpa beban akan menurunkan tegangan kedua dari tegangan kerja yang besarnya kira-kira 85 V menjadi 25 Y atau kurang dengan menggunakan suatu kumparan tambahan. Dasar bekerjanya alat ini dapat dilihat dalam skema yang ditunjukkan dalam Gbr. 10.5 sedang bentuk dan susunan bagian dalam dari salah satu alat ini ditunjukkan 08 0'6-0'9 OE 009 OL 09 0g 00, 09 0'8 0', v'9-z't OL 00€ OL 8€ 0'9-0'z 0t 0t 002 OL ZZ Z,T Z,I 9Z 001 OL (uru) (,t) :nsnq ue8uu8el (du:V) (:'/") sel snJV e[ra1 n1qe16 (ruru) 'ueIBunSrp 3ue,( 1sqe1 Suedrueued senl Eporl{el0 l0l0Iuercl 'oN 00t oN oN 002 'oN 00€ 00t oN rselgrsB[) ueeunSSue6 '@rc1-ZO;5 3 g1p) 'rqD 009 epor11a1a Suu8aurad Fs{glsuJy Z'0I IoqBI 'rol"losrreq ?porl{ele EueSerued 'uep qoluoc uB>l{ntunllp t'OI Z'Ol lreqeJ-lusl"p u?>l{nlunllp '9161-20t6 3 sI[ u?{r€sspreq UBSBIe>l8ued .ug{eunErp qoloq Eue.( Bporl{ole qeEuol sIr"E ue{Jtsepraq ug{s€le{-selo{Ip e,(u€sglq rselosrJeq epoJl{ola SueEeure4 'epoJl{ole ue8uep ue8unqnqJeq 8ue,( u€IEeq sped rlBnce{ Jol"losr qelo dnlnlJel €{uqnrnles rldusq €poJ}{el3 EuuSeured Iul I"q urelsc uTBIBC ,totoloslDq Dpo,trlap Euo&autad uDDunSauad 'uBAuBEel (t) uunued IBIB uBunsns 9'0I 'rq9 'e[re1 ue8ueEel ?5 uelqeqa,(ueul ueSunqnq dnlnl.lel uE8uqes ue8ue8el rlBIBps lpeiral Eue,( enpel qn1ue,(ueru BpoJ}{ele uu8ol uuIsISu€J ueqsqru€l uE{" Eue,( ryr1s11 snJe €p€ "ped'{nput Bporllele ueEuep elu€s 'A ueEue8el IJBp €npe{ uerEdlunl gZ u?q"qu"l BIIfl $rcf, ue8ueEel eEEurqes Blnqrel I5 ue8unqnq ueqeq eduel usspeel tuelec'9'0I 'rq5 ruelsp 'uuEuu8el un.rnued IBIB ruscp sBI ulsel^l Brua{s s'01 'rq9 uuBueBel un.rnued lelv €porlIeJS Enpe{ eueued uellll'I uellll.I r8t uuq?qIlIel ueredurn; {rrlsrl €uare) ueelelece) z'ol Bab 382 10. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Gbr. 10.7 Pemegang elektroda berisolator. (4) Penggunaan kabel pengelasan yang sesuai Kecelakaan yang disebabkan oleh kabel pada umumnya adalah karena adanya kerusakan isolator kabel. Kerusakan ini dapat disebabkan oleh alat-alat atau bendabenda yang ada dalam tempat mengelas atau karena penggunaan arus yang terlalu besar sehingga timbul panas pada kabel. Untuk menghindari hal ini maka tempat mengelas harus teratur dan harus menggunakan kabel yang sesuai dengan persyaratan. (5) Penghindaran terjadinya kecelskaqn listrik Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan untuk menghindari terjadinya kecelakaan listrik adalah sebagai berikut: I ) Juru las harus memakai sarung tangan dan sepatu yang berisolator dan memakai pakaian kerja. Bila berkeringat harus berhenti dan mengeringkan lebih dahulu sebelum melanjutkan mengelas. 2) Mesin las harus dilengkapi dengan alat penurun tegangan otomatik. 3) Harus menggunakan kabel dan pemegang elektroda yang berisolator sem- 4) 5) 6) 7) purna. Pemegang elektroda harus diletakkan pada tempat yang berisolator atau digantungkan bila tidak sedang mengelas. Rumah mesin las harus diketanahkan dengan baik. Penggantian elektroda harus dilakukan dengan hati-hati. Dalam keadaan istirahat atau tidak mengelas, mesin las harus dimatikan. 10.3 Debu Dan Gas Dalam AsaP Las 10.3.1Debu AsaP Las (I) Sifat fisik dan akibat debu asap las pada para-paru Debu dalam asap las besarnya berkisar antara 0,2 pm sampai dengan 3 pm. Distribusi dari ukuran debu asap yang timbul dari elektroda jenis ilmenit dan hidrogen' rendah ditunjukkan dalam Gbr.10.8. Sedangkan bentuknya setelah dibesarkan menjadi 20.000 kali dengan mikroskop elektron dapat dilihat dalam Gbr. 10.9. Butir-butir debu asap dengan ukuran 0,5 pm atau lebih bila terisap akan tertahan oleh bulu hidung dan bulu pipa pernapasan, sedangkan debu asap yang lebih halus akan terbawa masuk ke dalam paru-paru, di mana sebagian akan dihembuskan keluar kembali. Debu asap yang tertinggal dan melekat pada kantong udara di paru-paru dapat menimbulkan beberapa penyakit seperti sesak napas dan lain sebagainya. Karena hal ini maka debu las perlu mendapatkan perhatian khusus. k-- I.II 6'g g'0 l -{ 9'Lt t9 tn 1,9 L,T 8't oz) t'zn E.8I OOO'OZ €'I z'91 'se8 uu{nq Sunpuqsd ueEuap rnsnq su1 9'Zt t'0r 9'9 L '263 se8 Jnsnq s".I 9'0 8'0 9'i tl 8'92 9Ig?C 6'l I'0 9'0 9'0 L,L 8'0t t'zt LZE?q s'0 s'0 n'0 8'r 9'6 z'8r 6'0s IOT'C ozeN oBnt o?J desz 'snIEunqJel totr ouw tols to%J 'o1v u"p eIruII 'sq x t'z 1 z'9t (_"4) .( 8, ?portlelg s?l u?q?q sruef rstsoduro;1 duse IrBp BFUpI ls.tsodutoy uulusaqure4) uo4{eJe €'0t pqBJ do4sor4ru uuSuap sul nqep uuleruu8ued gse11 6'0I .rqg 'lruaurp srueI 'qepua: uoSo:ptq sruel sporlle[a uep set nqeq (q) eporllalo r:ep 'dusu nqep uarn{n lsnq!4slq (/) uernln nqeg (e) 8'0r'Iqc 0'r o_o_oi se1 0s'0 orF o lrueurp sruslupoJl{3la qepuar ueSo:prq sruaf upo:11a1g e8t o--4 o 0Z o.* H se1 dusy TUBIBO seC UEC nqeq €'01 Bab 384 (2) 10. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Komposisi Kimiq Dari Debu Asap Las Komposisi kimia dari debu asap las tergantung dari jenis pengelasan dan elektroda yang digunakan. Dalam pengelasan baja komposisi yang utama, seperti terlihat dalam Tabel 10.3, adalah oksida besi (FerO.) ditambah dengan debu lain yang tergantung dari elektrodanya. Bila digunakan elektrodajenis hidrogen rendah, di dalam debu asap akan terdapat fluor (F) dan oksida kalium (KrO). Dalam pengelasan busur listrik tanpa gas, asapnya akan banyak mengandung oksida magnesium (MgO). Tabel 10.4 Harga batas kandungan logam dalam debu asap las (Harga TLV) Harga Bentuk Ikatan Logam TL ACGIH (Amerika Serikat) Cd Debu (sebagai CdO dan Cd) Asam khromik dan khromat Cr (Sebagai CrO:) (mg/m') SIHJ (Jepang) 0,05 0,1 0,1 0,1 Garam khrom (sebagai Cr) 0,5 Co Debu dan asap (sebagai Co) 0,1 Cu Debu (sebagai Cu) 1,0 Sb Debu (sebagai Sb) 0,5 Mn Debu (sebagai Mn) 5,0 5,0 Pb Asap dan debu inorganik (sebagai Pb) 0,15 0,15 Fe Debu (sebagai oksida besi) 5,0 Logam dan ikatan tidak larut Ni (sebagai Ni) 1,0 1,0 Ikatan larut (sebagai Ni) 0,1 Debu V, Ot 0,5 0,5 Asap V, 05 0,05 0,1 Ikatan larut (sebagai W) 1.0 Ikatan tidak larut (sebagai W) 5,0 Ikatan larut 5,0 V w Mo Ikatan tidak larut 10,0 Asap ZnO 5,0 Asap ZnCl2 1.0 F Fluorida ,{ Ag Logam dan ikatan larul 0,01 Zn 5,0 'rellg sulro{ uBtuep dusu nqap uu8unpuerl uu.rnln8uad desr eduro6 ue.u1u ulu3 II'0I 'rqg ue:nlnBue6 P18uaq uruPP dusu nqeP uuEunpuu:1 uurn{nEuad ludurel uenluouad u.ru3 0I'0I 'rqg uues 3uu,( 1u:e1 ue:nln8uad ledlueJ : o 'ledec qrqel Jn{n8uetu l€dep 8uB,( 'ZI.0I .JqC urBIBp ue{{n[unlrp Eue[ rpedes Jeurs ueJnequad ue{JesupJeq Eu€f lBIe ueEuep SunsEuul uernqn8uad efiJ Epe rallg uBEuep usrn{nEued BJ€c Surdrues IC '}Feur/l 0g reseqes flqtu?lp €fu€$rq usp u?s?d?uJed ueludece>l ueEuap erues €Jr{-€JDI snJ"r{ ued"sfued ueledacel rur u€rn{nEued ru"leq'(1) desnp Eue,( e.repn erunlo^ ueEuep IEBqlp (Eur):e11g sBUo{ €p"d le{eleur Eue,( nqep leJaq qBI€p" 3 dese nqep rr€p rseJluesuo) 'l I'0I 'rq5 tu"lep luqllrel Ilredes desr8ued l"le uep reqg seue{ ue8uep uu{n{€lrp ledup uernln8ua4 'uernln8ued {pll S €pB snJuq lr{rpes Euqed lldtues 3uu,( yel8ueq rrrelep uelEuepeg 'uernlnEued {pp 0Z ue{led€prp eEEurqes quqnlp ledep uernlnEued {l}lt Brulue lerefsen1 8ue[ e[re1 ledruel urel€C '0I'0I 'rqg urelup lBqrIJe] lpedes re1uu1 rJ€p ru g'1 redrues g'g e.relue uer33ur1e1 eped uep urel etues nl?s eJelu? u 6 qe:efreq Euu,( 41r1-1rll1 z[re1 ludtuel Ip ue{nIulrp dese nqep ueEunpue>1 uernlnEue4 "pud doso nqap uo&unpuoy uon1uauad rn3 (t) '916I unqq eped Euedel Ip 1HIS qelo uup HICf,V uenluele>1 uu11nfunlp eEreq t'gl IeqBI ur€l"C 'urey ereEeu-eru8eu qalo A'II qepns nqe.r\ eped Euef rur 'rru/3ur S qelepe n11 e,{ureseq B^\qBq uz{nl lnuurp 1e,(uzq -ueueru HICJV e{rreruv tp tL6l ungel ur"le(I 'ure1 8ue,( stuef 1n1un ,ut/3ur OZ uep qepuer uoqJu{ epoJl{ele sruel 1n1un ,u/3ur 0I Jeseqas uu{nluellp 096I unq"} ur€lup l&II qalo 'A.II uel"{3urs uuEuep enl"^ pelrurl ploqseJql rIelBpB e,{usuE8ul BsBr{Bq ruelep rp 'dese nqep uu8unpu"I s"leq e8.rug ruBIBp Eue,( ueseleEued ledurel "JEpn (rtlt) dosy nqaq uo&unpuoy so1og o*.tog (t) qolo 98€ se1 desy ruelec sBC usq ngo(I €'01 tlv- Bab 386 10. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja B@]le, l UffiffiWI Gbr. 10.12 Alat pengukur debu las dengan dasar pembauran sinar. . C, untuk tiap titik pengukuran, Dari harga-harga konsentrasi Cr, Cr, . . . kemudian dicari harga rata-rata f dengan menggunakan persamaan (10.2). L:{ (10.2) di mana n adalahjumlah pengukuran. 10.3.2 (1) Gas Dalam Asap Las Harga Bsto"s kandungan gas (TLV) Gas-gas berbahaya yang torjadi pada waktu pengelasan adalah gas karbon monok- sida (CO), karbon dioksida (COr), ozon (O.) dan gas nitrogen dioksida (NOr). Di samping itu mungkin ada gas-gas beracun yang terbentuk karena penguraian dari bahan-bahan pembersih dan pelindung terhadap karat. Pengaruh dari gas-gas tersebut terhadap tubuh manusia dan harga batasnya dijelaskan di bawah ini. (a) Gas karbon monoksida (CO): Pada tempat pengelasan, gas CO2 yang terjadi diubah menjadi CO dengan konsentrasi yang menurun bila jaraknya makin menjauh dari tempat las. Gas CO mempunyai afinitas yang tinggi terhadap hemoglobin yang dengan sendirinya akan menurunkan daya penyerapannya terhadap oksigen. Harga TLV untuk gas ini adalah 50 ppm. (b) Gas karbon dioksida (COr): Di dalam udara sudah terdapat konsentrasi gas CO, sebesar 300 ppm. Sebenarnya gas CO, sendiri tidak berbahaya terhadap tubuh, tetapi bila konsentrasinya terlalu tinggi konsentrasi oksigen di udara akan menurun dan dapat membahayakan, terutama dalam ruang yang tertutup. Harga TLV untuk gas ini adalah 5000 ppm. (c) Gas ozon (Or): Gas ozon terjadi karena reaksi fotokimia dari sinar ultraviolet. Bila seseorang bernapas dengan udara yang mengandung 0.5 ppm O. selama 3 jam maka akan merasakan sesak napas. Bila konsentrasinya mencapai I atau2 ppm dalam waktu 2 jam akan merasa pusipg, sakit dada dan kekeringan pada pipa pernapasan. Harga RLV untuk gas ini adalah 0,1 ppm. (d) Gas nitogen monoksida (NO): Gas NO yang masuk ke dalam pernapasan tidak merangsang, tetapi akan bereaksi dengan hemoglobin (Hb) seperti halnya gas CO. Tetapi karena ikatan antaraNO dan Hb jauh lebih kuat dari pada CO dan Hb maka gas NO tidak mudah lepas dari hemoglobin, bahkan mengikat oksigen yang dibawa oleh hemoglobin. Hal ini dapat menyebabkan kekurangan oksigen yang dapat membahayakan kekurangan oksigen yangdapat membahayakan sistem syaraf. Harga TLV untuk NO adalah 25 ppm. 'BfursdJosq€ tunJllads uelJ€sspJeq ue{nluelrp ledup Euu,( seE "s>luedrp rJsp rs€Jluesuo{ u"p sruel rul uenluoued tusl"c 'e,(qn4elour Jni{nJls uep EunlueSral 'n1uo1re1 Suequlole8 Euu lued ueEuep q"Jeru"{ur reurs drosqe8ueur uule ueurepeq 8ue,( ruole-ruol€ qrqal nele enp rJBp rJrpJe] Euu,( su8 Flelonl l1ootuotlur oto3 G) rnlnrp u€p u"{gesrdry tedep seE rur lersuelod.rn}e8ueur ueEueq 'A g0'l *871 eped z6p seE uep A 96'0+ eped g5.i seE ,LZyO: "1eped 63 se8 : n1re,('epaq-€peqJeq Euu[ lersuelod eped lpeirel sel" rp lnqesra] rs>leeg :"1 OzH + ON<-_eZ + _HZ *.ON (rseprslo) _e€ * +Hi + €ON.-OZHZ + ON (neprsqo) _eZ + +HZ + zOJ.-OzH + Of, :ln{rreq reEzqes rs{nper nslu rseprslo rs{BeJ q€lepe lpefrel Euu,( erurrloJtlale rs{Be1 '€I'0I 'rqg urulep l"qgp ledep ur uernln8ued Bftc rrep '"nur{orl{ale uere4EueJ Brua{S rs{BeJ pefre1 eEEurqes 'ro1esr1e1e1 uep €poJ]{ele ryr1sq rnl"laru ue{Jrlerp e,(urserluesuo{ ue{nluelrp UBIB 8ue,( seE qo}uo) '.ON uep ON 'OJ su8 IJ€p IseJluosuol rnln8ueru Inlun reledrp rur €JB) :DrutDlouyap on3 (o rsrlalep 8unqe1 ere3 B[Ur{ OJ}IelA ?JBC rslalap Eunqel e:e3 srrur{ rwulrunl eJ?J rslelep 3unqz1 ere3 q?Jeru ?{ur ?rac rslslep 3unqe1 ere3 q?Jeru B{ur ?J33 ullur{ orl{ele ?J33 :n1nrp Suef seg 'uusule8ued lrdrual urqei su8 .rseJluesuo{ ue.rnln8ued uru3 S'0I IaqBJ 'rur ge.r\€q ry uelselelrp lnqasJel uurnln8usd BJBc rJep JBS€C lol8ueq tuBIBp rp ueleun8rp Suues Suet etec-etec uz11nlunllp S'01 IoqEI ruBIBp rC 'Jn{nrp uele Eue,( se8 sruol r.rup EunlueS;el se8 rseJluosuo>l ue:nln8ued e.tu3 sog lsouuasuoy n1n&uatr plv uDp D,to) (Z) 'se1 'urdd g qBIBp€ rur se8 {nlun A.II eE.re11 'nred-n-red uep uesedeured edrd zped e1n1e1nl ue{lnqurrueu ledep 2651 seE n1 Surdues rC .Eru€s 8ue,( 1eqr1e u€{rJaqrueu uep urqoporueq ue8uep rs{€eJeq uele zg51 u"peq ru"lep e>1 desuel BIIq'ON seE ue8uep e.{qeq BruBS '€pep }ples uep {nteq->lnleq ueqqeqs,(ueur uup €teru ue1lqu,(ueur ludep 8ue,( uesedeured uesldel u€p depeqrel 1zn1 Euef uu8uesEue; urpequratu ledep tON seC :(zOttt) Dpletolp "leru uaSot1tu sog (a) L8E se1 desy TUBIBC s"O ueq nqoc t'gl 388 Bab 10. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Sirkit tegangan tetap Gbr. 10.13 Skema rangkaian listrik dari alat pengukur konsen- trasi gas dengan cara elektrokimia. (c) Cara tabung deteksi: Cara ini dapat digunakan dengan sederhana dan cepat tetapi tidak untuk mengukur. Yang dapat ditentukan dengan alat ini adalah apakah konsentrasi dari suatu gas melampaui sesuatu harga tertentu. Jadi di sini dasarnya adalah pembandingan. Contoh dari alat ini ditunjukkan dalam Gbr. 10.14. it '1& t\ t.f Gbr. 10.14 Contoh dari tabung detektor. 10.3.3 ( 1) Pengaturan Dan Pengawasan Lingkungan Ventilasi Tujuan dari ventilasi adalah membuang debu asap dan gas sehingga udara di dalam ruang kerja tetap bersih. Untuk ini ada dua pelaksanaan yaitu ventilasi seluruh gedung dan ventilasi setempat. Ventilasi seluruh gedung dapat dilaksanakan dengan mudah apabila atapflya rendah. Tetapi bila atapnya tinggi gas dan asap telah bercampur dengan udara sehingga diperlukan suatu sistem ventilasi yang lebih rumit. Dalam hal demikian lebih baik digunakan ventilasi setempat. Dalam ventilasi setempat debu asap dan gas yang baru terbentuk segera diisap di tempat terjadinya dan dibuang keluar. Sebelum dibuang biasanya debu asap dipisahkan lebih dahulu dengan menggunakan alat pemisah dan penampung debu yang berkerja berdasarkan filter, listrik, energi enersia, gaya tarik bumi, gaya sentrifugal dan getaran suara. (2) Pelindung pernapasan Bila pembersihan udara dengan ventilasi seperti diterangkan di atas tidak mungkin untuk dilaksanakan atau tidak mencukupi, sehingga diperkirakan dapat membaha- N\ -T '(qeqdrel s;ue) nqep Sunpuglad ueseduured 1u;y '(SunsBuuy 'uncur Sunpugled uusudeurad 1e1y LI'gt 'rqC 9I'0I'rq9 que[) nqep Sunpuglad uusuduurad 1e1y St'gt 'rqC m {tr . .ii ,:, tIn\ 're>1edrp uele Euef elnur 8unpu11ed uep eleur Eunpulled leye n8EueEEueur 'll'0I 'rqg urBIBp uellnlunllp 1epr1 eEEuqes ednr u€r{nuepes snreq z,(uueq[Fued 'ueEuonorel rur lele rJep goluoc nl€s qBI"S nelu l13ue1 tuul"p rlredes dn1n1re1 ledurel rp ueseye8ued ululep reledrp e,(ueserq unce.r Eunpuqed ueEuep uuseduured 1e1y '9I'0I 'rqg urBIBp Igedes qesrdrel sruel 'JqC gI'0I uep urulpp leqrlrel llredes EunsEuel sruelntru,( enp €pB rur t"le rJBp sruof 'l€Irrerrp g€pntu uep ueEurr'1en;tr 'ueufta1ed nE8uuEEueur lepra (S renses k 'uesedeurad nEEueSSueul '€{ntu {n}ueq ueEuep $ qeprl (g 'r8Eurl Eue,( Eundruel elep le,(undrue;41 ( t :lnlrreq re8eqes leq-l€q ue4leqredrp snruq e.(uuzqryued urel"p usp u"{ -nlualrp qe1s1 Eue,t uelere.(sred rqnueueru snrcq nqep Sunpuqed uesedeured 1e1y 'uncuJ Sunpuged uep ngep Sunpuqed uesedeu.red lele r"{"rueur uuldereqlp se1 }edurel rp elre4ed-efre1ed u>1eur 'ue1e,( 68€ se1 desy urel€C s"O ueq nqeq €'0I Bab 390 10. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja 10.4 Bahaya Percikan Dan Terak Las 10.4.1 Pelindung Mata Selama mengelas tidak banyak terjadi kecelakaan karena percikan dan terak las, sebab juru las dan pembantunya memakai gogel. Tetapi pada waktu membersihkan hasil lasan pecahan-pecahan percikan dan terak las dapat dan sering masuk ke mata yang dapat menimbulkan pembengkakan. Karena hal ini maka selama pembersihan hasil lasan juru las dan pembantunya harus memakai pelindung mata. Bentuk dari alat pelindung mata ini dapat dilihat dalam Gbr. 10.18 dan 10.19. Gbr. 10.18 Kacamata dengan pelindung samping. 10.4.2 Gbr. 10.19 Kacamata bentuk gogel. Pelindung kulit Percikan las dan terak bila mengenai kulit dapat menyebabkan luka bakar. Karena itu juru las harus dilindungi terhadap hal ini terutama apabila harus melakukan pengelasan tegak dan atas kepala. Untuk melindungi kulit tangan juru las harus memakai sarung tangan dari kulit. Bila karena memakai sarung tangan kulit, tangan menjadi berkeringat maka untuk menghindari bahaya listrik bagian dalamnya harus dilapisi dengan sarung tangan katun. Syarat-syarat sarung tangan menurut JIS dapat dilihat dalam Tabel 10.6, sedang sarung tangan yang banyak digunakan ditunjukkan dalam Gbr. 10.20. Badan juru las harus dilindungi terhadap percikan ini dengan memakai apron. Untuk melindungi kaki terhadap percikan dan benda jatuh dan untuk menghindari bahaya listrik juru las harus memakai sepatu pengaman. Tabel 10.6 Bahan Jenis Kelas I No. I No. 2 No. 3 Kelas 2 No. No. 2 No. 3 1 N". Jenis sarung tangan las (JIS T81f!1976) Bentuk Tapak dan punggung tangan: 2-jari kulit luar Lengan: kulit bagian dalam 3-jari 5-jari Seluruhnya kulit bagian dalam. 2-jari 3-jari 5-jari Penggunaan Terutama dalam pengelasan. Dalam pengelasan dan pemotongan. 'sBI leqB{ lsBlos! I{luqraduau r1n1un leJy lZ'01 'rq9 'u"q larsl rmp laq€{ rsElosr rlrcqradursu 'JqC '{€snJ ru?leg 3ue,( rselosr ?ueJB{ {rJlsrl u"Joooqe{ {nlun lBI" ue1>1nfunlrp IZ'01 u,(uepe nElB r?nsas 1ep4 8ue,{ leqe>1 '>1eq Euu:n4 Eue,( ueEunqnq qelo ue{quqesry 8uu,( seued rpe[ueur 3uz,( 1aqr1 ?uo]BI lprirel lzdep eEnf u?ru{Bqa{ e,(equg 'se1 uelrcred ue{B {?prt 3ue,( snsnq4 ledural rp ue4ledurelp snJ€q efuurel ueq€q uep wuel"ue{Jel 'ure1 'n,(e4 '1ec'1z,(urur'.re1os'ursueq rpades JB{eqJel qzpnu Eue,( ueqeq-u"q"q 'uu;e1uqe1 e,(urpulrel qe8ecueur {nlun u"ru{Bqey u,{uqrg Z'S'0I 'rBIBqJol qepnu Eue,( se8 1n1un rslalep 1e1e ueEuep sn:eq rde1el ules ueerr>1rad sele ue1;eseproq e,{uuq qeloq {eprl u€es -lrrourad nlr euere) 'ue>l€pal lpefrel u"{E {eprt e^rq"q ue{rlssruetu {nlun nlnq"p qlqel uzes4rreured u"Iup"rp snJer{ u€In{epp uusele8uad urnleqas 1ul Ieq qetocuaur {nlun 'ue4e,{equqursu le8ues Euu,{ ue4epel pelre1 uele eurnduras 3ue:n1 e,{uueqrsraquad Iul IBq ru"Fp epqedy 'J"{pqrol ledep Eue,( leo uep JE{uqJel qepnur 3ue,( se8'1e[uru rr€p r{rsJoq snruq r13uu1 'ueseloEued ue{n{"llp unleqos'r13ue1 selaEueur urslec. uBIBpeT u,{equg I'S'0I B,(uurBT u,(uqug-u,(Bqug 'UlnI lrep suJ ue8uul Eun.Iug 0Z'0I 'rqg uet t6E eurlsruef (ql rrelenp e{uure1 ei(eqeg-efuqeg srual S'01 1e1 S'0I Bab 392 10.5.3 10. Behaya Sinar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja X Dan Sinar y Sinar X dan sinar y tidak mempunyai hubungan langsung dengan proses mengelas, tetapi kebanyakan dari pemeriksaan hasil lasan. menggunakan kedua sinar tersebut. Karena itu bahaya akibat dari sinar ini harus dihindari. Kedua sinar ini bila terserap oleh tubuh dapat merusak darah dan menimbulkan penyakit yang membahayakan. Karena itu dalam pelaksanaan pemeriksaan yang menggunakan sinar X dan sinar y, tempat pengujiannya harus betul-betul terlindung, sehingga tidak ada sinar yang terpancar keluar. Orang lain yang bukan anggota team pemeriksa harus dilarang masuk ke daerah pemeriksaan. Di samping itu pekerja yang berhubungan dengan kedua sinar ini harus diperiksa kesehatannya secara teratur. 10.5.4 Bahaya Jatuh Di dalam pekerjaan pengelasan di mana ada pengelasan di tempat yang tinggi akan selalu ada bahaya terjatuh dan kejatuhan. Bahaya ini dapat menimbulkan luka-luka berat atau kematian, karena itu usaha pencegahannya harus betul-betul diperhatikan, Untuk menghindari bahaya ini hal-hal berikut harus dilakukan: l) Pekerja di tempat tinggi harus memakai tali pengaman. 2) Semua pekerja harus memakai topi pengaman untuk melindungi kepala terhadap bahaya terjatuh atau kejatuhan. 3) Harus ada kepastian keamanan terhadap pelataran kerja tinggi, tangga dan alat pembantu lainnya. 4) Alat dan bahan yang digunakan pada pengerjaan tinggi harus diikat atau diletakkan di tempat yang aman. 5) Tidak membebani pelataran kerja melebihi batas kemampuan yang diizinkan. ' ' IuBpuoJ rnsnq s?'I ' ' ruBpueJ Jnsnq s"'I ' ' ' ueEu?l Jnsnq s?'I ' ' 'u"tuq rnsnq se'I 'u?rE?qes rs8rlausd' 'gnued rsBJteued' 'uBrAeqas Is?Jleuad' 'qnuad rs"Jlouod' ue$laEued sasord ds 3S dIAI )hr Inlun IoquIS (t) 'nluequed dulas slua[ uues JnlB {nluoq uep ueEunqures srual'ueseleEuad soso.td ue11nlunueur Euer('uelnrnreq Eue{ ueselaEued loqtut5 E ur"lep IEuqrp rur sel suef urelep ueleun8ry Euu[ lodtuola{ InlY sBT {nlun loquls l'z 'rur q"a€q rp ue>1Eue:allp sel tsts uedelsrad 1n1un ueleunEtp Bue,( loquts-loqutls loquls '7, '1eryEueu 1upt1 rur repuels e>1eru'snsnql uetlgsuad u"{Jes"preq ue{Bu"s>l"llp ueseleEued pqal 'efunlnru eltg (V uIuI 0s qlqelelu stuefes tue,( eleq nele (141 6, gS u€p ul"pp lpadas rEEutl nqns uelel euefeq gS gS'Zt 'S€ BS) €0I€ O S11 IAI9, SS'9, {n1un lor €S I IS uep g tS WS) t selel uep (gA OS nts uep VA 0S I [S) "feq'(J g It WS'V It e sBIo{'(J OS nts uep g 0S WS'V 0S nS) Z sele{'(3 tt fts UBP ryg) 1 sela>1'80I€ g SIf uIEI"p ulnlu?cral Euef tuades s"l l$lnrlsuol Inlun Ior eleq'(tt SS) Z sele{ 'I0I€ C S11 ur"lsp urntuecral Euef t}radas'tuntun I$ln4suo{ Inlun Ior eieq qelupe IuI repuels ueSuap ueleunErp ledep Eued Inpul u?qeg (g 'seE ueEuep ueselaEued sosord {nlun n{BIJaq {?Pp uep {Ilslrrolo lluos seE Eunpuqed rnsnq sBI {nlun ueleunErp ledep rur lsepuaruolar ur"lBp J"puBlS (Z '1olp Eue,( {ntueq-{n}uaq uep 1e1ed rrep unEueqlp Eue,( efeq tsln}suo4 eped se1 ueEunqures {n1un runurn u"Jn{n uup uedetsrad uellnfunuelu IUI JBpuBlS (t {sprl snreq 1e1ed rrup uBBunEEua6 (trct-Jssr) XIuISIT UNSNg t{Y9Ng(I YfYB NIYSYTSCNIfld )ININN ISIS NYdYISUtrd CT{YINflI fSSf ISY(INSWO)TSU tlnl8ugl 'I Y Lampiran 394 GC Las busur dengan SPF otomatik Las busur tangan Las busur rendam GPF Las busur rendam . . .penetrasi sebagian. . . . .penetrasi sebagian pada las sudut. . . . .penetrasi sebagian pada las sudut. gas, semi MPF Mr SF GF (2) semi otomatik . . . . . .penetrasi sebagian pada las suut. . . . .Las sudut. Las busur tangan . . .Las sudut. Las busur rendam gas otomatik .Las sudut. semi Las busur dengan Simbol untuk jenis sambungan dan bentuk alur B T L I V x L K U DU J DJ (3) Sambungan sudut Sambungan T Sambungan pojok Alur Alur Alur Alur Alur Alur Alur Alur Alur persegi V tunggal V ganda tirus tunggal tirus ganda U tunggal U ganda J tunggal J ganda Simbol untuk jenis setrip pembantu Bila tidak memakai setrip pembantu simbol ini tidak usah digunakan. B: F: Setrip pembantu dari baja Setrip pembantu bukan baja. Susunan simbol adilah: l: 2; Pengelasan satu sisi. Pengelasan dua sisi. Proses, sambungan dan alur setrip pembantu. Contoh: sc-Bv-Bl _* c 2.2 Simbol Untuk Posisi Pengelasan Dan Alur (l) Simbpl posisi pengelasan F : Datar H :Horizontal :-Nr.., l._ O : Ataskepala V :Vertikal -v I zn "09 tn .09 @-D elr to elz u to z @-i o A H 0 .s€ tn o Z u A 6 I .{ .9t tp o Z U A 9 0 .{ .09 tp z v I J 0 Z-X8-C$l c 0 0 9r= ZI? I8=A8-C$l e= o A H 9= z-As-3I e= rs-Is-f,hl 9> z-Is-3I I c o A H g o 1 J 0 A H I c dd ISUoUTTO uusrlatuad lsrso; telad 1eqal J EUraIS Ioquls :dd :I (urur) ue[-uz[ uep rcuurelog ra rrBp rsueJalol rJ?p rsuerslol rrBp rsu?Jalol ea YA r (uul) y (ruul) g Qeferap) pqa; s"l pqel (ruur) qnpu ruutol (1uu) (ruru) ;u>1ega n n"ls f rnl? {nlun ruIB uu[-uu1 (ruul) tnpns sBI u?rnln . (12[ur3p) rnle lnpns (uu) rele quy (ruu) rnle efururpq (uu) rule qe1a3 OA J aJ I s p v o I rnl" {nlun loqtuls Q\ s6E urrtdurel Lampiran 396 Skema Simbol MC-8L.2 T PP 6-20 H F G 0 v o R ) d1 45' F G 6 v o R 2 d,1 45" G 9 .R 2 dr 35' G 0 H =6 MC-BL_BI >12 MC-BK_2 r-l > I F H v o F II -../o'> D1 )-eT1 c -' k 'J(!)- Dimensi t ih'\--ls 1{---\ 213 (r-R) H l--L v o 'G *') 2 R >12 D2 t13 (T-R) d1 450 d.2 60' G 0 .R 2 dr 20' rl 6 G 0 R 2 d1 45' fr 6 G 0 R 2 d,r 30" fr 9 G 0 R 2 al 45' f, 9 F o MC-BU-2 >16 H v F o MC_BJ-2 >16 H v I[r\ zt 6 -"-l 6 ", ^l ttul "9n J' W-D l zol I Elr vl z Q-il I elz 'ol Dl :)r, 0 6 -El 6 I I "0t tal "0€ (u-l) Elr z $-J) Elz 0 _-.1 'ol l -1 0€= t- \ 0 -l :ir'] z-fos-3l ul ,I 'ol E] tt 9 zb "9t A tp "s, zlr re Z U @-izlr ,o 0 0 H z-nos-3N 0€< zt 9 It 9 tp .07, o tn "oz zlr zo z u Q-ilzlr to 0 I (u-D rsueIII!o L6€. I l_ Nt 9 $-D ,l .{ dd I ?I[e{s uerrdurul Ioqu4s w Lampiran 398 Simbol Skema T Dimensi PP F MC_TI-2 <6 H T G ; v O F MC-TL_2 G20 >6 H v o G 0 R 2 d.r 45" G 6 R 2 d.r 45' G 9 R 2 dt 35" G 0 Dr 'h (€-R) R 2 F H MC_TL-81 >12 v o F H MC_TK_2 >12 D2 V o % (r-R) d.r 45' d.2 60" G 0 R 2 d.r 30' rl 9 G 0 F MC-TJ-2 >16 o Dl F MC-TDJ-2 >30 o I I I I il I k MC_LI-2 <6 F H v o 1, (r-n) R 2 D2 l, (J-R) a1 30' d.2 45' r1 9 r2 9 G T , It 9 ost tn z u 0 0 A H tp z-n1-cw 9r= t,l 9 o "oz z U 0 0 tn "09 ln "9t (u-z) % t) ,o o A zt. u z (u - J el, to 0 0 .9t tn z u 6 0 .s, tu z U 9 "9, 7, H A tb u 0 I .99 I, z u 6 I .sn tn 9 .09 Z A H v e= o A #:;l .fl:---l oz4 /----l' --t-+ J z-11-)W I zt< I-A'I_f,W 9< .{ o A H 09> e= 0 0 c J 0 A rsueuto 668 tn zt< o U 0 B -{ H a l IS-'I'I_CW H 0 z-)'I-3I^l \ t L c o r c dd z-A'I-thl '--gL*'-l *-r-___?H, r--.-.-.----t-'+ I Bure{s uertdurel I I8-I'I-JI^I I Ioqtll!s l,ampiran 400 Simbol Skcma T PP Dimensi G 0 R 2 dl 30' fl 9 G 0 R 2 d1 45" rl 9 G 0 F o MC-LJ-2 >16 H v Dr F R D2 o >30 MC-LDJ-2 '1, 2 lc 30' d.2 45" fl 9 r2 9 Dr v 3.2 MP-BI-I MP-BI-2 N\ R) D2 l, (T-R) d1 45" d.2 45' fl 9 f2 9 Las Busur Trngan-Penetrasi Sebrgisn Simbol N (T2 T : : !.. 0 2h R PP t"-- (J-R) d.r G H (T-R) Skema T <q se Dimensi PP F H v o F H v o Tcbal pclat Posisi pcngelasan G 0 G 0 9 9 .oz e0z zt tl zt rfr.< (o+'q)-J 'o r'/\= to 0 0 9 9 .E, J/-a< ,o (zo Y 0 .s, zu .9t tu +'o)- J +t/\," 0 z-nqs-drt 0s= z-)s-dr\ 6< I-'IS-dW 0€= z-xs-dy{ 9< I-AS-dI/.I A H o A "o U to 0 H c tn o to-J u A t+t/\,. to H 0 0 J .09 ZA "9t 0€< ,o 0 r,+t1\,= - 1t tn +to)-J d It Za r[1= e u 3"S' (zo o 1n I, o "09 Jfr= o (o +'q) - J v 4\= to 0 I c tn o to-J u A t1\< ,o 0 I "09 IO' H H c uerrduul q2 Lampiran Simbol MP-TL-1 T rh Skema I >9 _Jr- L__^"_b F G 0 H Dr >tJr+t R T-Dt v o F H MP.TK-2 =30 Dimcnsi PP v o il 45" G 0 Dl >t/r+t x T-(Dt+ Dz) D2 >zJr+t d1 45" d2 4t G 0 Dr ALJr R T- F H MP-TJ-I >12 v o F cr MP-TDJ_2 /,_ {E a MP.LI.I MP-LI-2 MP-LV*I MP-LL-I F I 'n H d1 45. rl 9 G 0 D1 R D, >30 T-(\+ D2) >2Ji 45' d2 45' fl 9 f2 9 G 0 v o G 0 F G 0 H Dr >zJr+t v R T-D, o ql 60" F G 0 H Dl v o R >L/T+3 T-Dt d1 45' v o >9 zli d1 I 1 Dt F H v o F H =e >6 >9 rp "06-.09 8J Y c sz= e-As-cs I d zt5 I8-Ig-35 I J 7,t= z-r8-cs dd J {-J to 0 0 9-e 0 Isu0ruro uestptued Flsod : regad 1eqc1 : eulels Ioquls dd I qnuad lsufeued-urspuau mstlg 6 "st tn u J/Y7 ,Q 0 e 6 tt .08 Ip to-J U 0 9 "st t0? tr to-t W sql \, I A H zre I-f'I-dr^[ ?,t< I*n'I-dN o d l,t tp ,o_J u Jfr= to 0 I 9 tt .02 lp to-J u J[Y< to 0 0 A H o c uurrdurul €.9 7 & Lampiran Simbol sc-Bv-Bt Skema T <50 Dimensi PP F G 5-10 R ) dr 30' G 0 Dl I -^ 2 sc-Bx-2 R <50 F D2 G8 , _A 2 sc-BL-Bl SC-BU_2 <50 >30 F d1 60'-90" dz 60'-90" G 6_l0 .R 2 d1 30"-45' G 0 R 6-8 dl 20"-30' r, +8 F G Dl 0 T-R 2 R SC-BDU_2 <50 F D2 6-8 T_R 2 f SC-TI-2 sc-TL-2 <t2 <20 F H F d1 20'-30' d.2 20'-30' 1; f 2 4-8 G 0 G 0 R 5 d, 60' .9r-.0€ tn z v 0I-9 I .{ 0s> IS-1',r-3s J 0e> z-'I'I-JS .{ 0s= rs-A'I-3S J 09> z-A'I-CS tp "0s s u V_J ,Q 0 0 .0€ tp z U u-J to 0I-9 c tF "06-.09 8-9 U 0 I 9-g I .{ zt; IA-I'I-JS 0 0 J er= z-r'r-Js .09 7p .{ 0s= z-)r-Js c 0s= IS-'IT-JS tn "09 z f,-J s u Z ,o tr-J 0 "0r-"0t s0, ,o 0 tp z u tr-J te 0r-9 0 usJrdrus'I r M Lampiran Simbol I i T Skema Dimensi PP i i G Dr 0 T_R 2 R <50 sc-LK-2 F D2 5 T_R 2 >30 SC_LU-2 F dr 50" d2 60" G 0 Dl T-R R G8 dl 20'-30' r1 +8 G 0 D1 T-R R 6-8 dl 20" rr t2 G 0 Dr l,(T-R) R 6-8 D2 lr(T-R) d.r 20" d2 20 rL t2 t2 ( 1 I tt I SC-LJ-2 sc-LDJ-2 T l ffil >30 <50 F F r2 \. F["\ zn .09 tn "09 rNR ,Q ('o +to )-J u r/Y. to 0 0 J 0E= z-)r-ds -4 6r= I_1I_dS I, "09 to-J Y J/\,= to I 0 zn "09 rn .09 JN-. ('o+'o )-l rt'-> ,Q v JN= te 0 D J 0e= 1.. .----) tt' -,\ I :-xs-ds I I lp .09 ci te-J U r[z= to 0 I 0 I g c J 0z> dd I 0 tsueruro 'uzselaEued Nrsod 1e1ad rrsn?-] :ihA__i I tF I 6l< _._____-___-l-+* + LL-_-H-- -.1-A r-As-ds (,r) D oz> _ =-.-:I._ '-----------::!' sureIs - , Z-lg-ds Ioqtuls : dd :1 1eqa1 'uq8uqag lscrteuod-rrupua1 msnfl LUv uerrduel sB'I ?'e W' 408 stema simuor I i r'- & --/ \-r-----X r, SP-BU_1 lr leel ll--T-l-1-T F:1r >19 F G Dimensi G 0 Dr >2Ji R T-D, dl 20 fr 6 G 0 D1 2zlr R >30 SP-BDU_2 <20 SP_LI_I -l ,t\ sP-LV-1 SP-LL-1 SP_LU-1 1 <50 >19 >19 D2 >tlr d.r 20" a2 20" r1 6 r2 6 G 0 G 0 Dl >2Ji R T_D, dl 20' G 0 Dl >2Ji R T-D, d.r 45" G 0 D1 2{r R T-D, d1 20" r, 6 F F R-( \+Dz F F F ) ! t, "09 7 v 0 0 o A "09 r-As-f,9 e= tn H € u 0 I .{ o J A 9< rs-ts-39 0 c J_ H c z 6= o ! I I H z-I8-f,D 9> -{ dd ISUSTUrO 'u"s?lgEued rsrsod : l?led Ieq?I I eIIIa{s loquls d'd :J qnuod lserleuad-sllBurolo gras sBO Eunpulla4 rnmfl zt ZI sBT g.t zt t,t cb "02 .oz r/\< I, ('o +'o )- J t/\" ,Q 0 I ZT c 0s= J 6r= z-f(I'I-ds "o U It tb "oz to-J 60, u 4\< te 0 I r uerrdurel r-f'I-ds *7F ,/ -i - Lampiran 410 Simbol T Skema F >6 GC_BV_BI >16 Dimensi PP H v o F H v o F G 6 R ) d.l 45" G 9 1 -R G 0 Dr 'h(r-n) R 3 D2 H -T ql GC_BX-2 all Fi' '1, ( T-R o F H v o d1 60" a2 60' G 0 D1 'lr( T-K) R 2 D2 lr(T-R) dl 60" d.2 60" G 0 R 3 dr 55' G 0 R 1 d,l 45" 6-20 o \-\ ) >16 v GC_BL_2 35' tXl ! It 9 r! "0, € u 0 I t) 9 ( .02 tn b U 0 I .09 zn .9t tn u-z )'/, U (u-t)'L to 0 I ln "9S Y_J )7, v-t z-)s-cD o A H ,o )'L to o I .9t tn ? u 6 I tp "9n trb er= d U E ( z-ns-lo H zp .09 9r= ,o z ( o Z U 9 I J o A H 9t< d IS-'rS-)C o A H e= -{ uerrdurel Lampiran 412 Simbol Skema r ipp Dimensi l 0 G D1 R D2 '1, ( T_R ) 4 l,( r-R ) dl 20" d.2 20' fl 6 r2 6 G 0 Dr 'lr( T-R) R J D2 l,( r-R) a1 40" d2 40' r1 6 t2 6 GC_BDU_2 v o Llkuran batang uji logam untuk uji tarik JIS Z2201 (1968) Batang Uji No, 1A L :200 mm mm P =220 25mm R '\il: 40 mm Batang uji No. 4 I: P= R D: 3. 50mm 60mm 15mm 14 mm Batang uji No. 5 L: 50mm P= 60mm R 15mm W: 25 mm ,(lercog Suuseur8ug 3urp1e16 uedel;o pJ€puets 'uorlrssod I€crueA enl€A pelrur.I ploqqsarql '3urp1e16 uedul ;o seg ueul ue1s3un1 ,(lercog pepleFls 1e1e4 euer3,(11 IarJlsnpul 3urp1e16 iry ;o uorlrsod p8oruo^o uorlcedsul o^rlcnJlseq uou roJ .(lelcog eseuedel Jo pJ€puBlS 3urp1e16 cry pe8reurqns errd\ olcrtrAl Eurple16 seC ileul I"terAI uorl"rp€u Jo uorssrua pelelnullls ,(q uorlecggdury 1qEr1 uudel 'Surreeur8ug s"D aJnssoJd rIEIH Jo ,(larcog JoJ uorlnlrlsul eql Jo spJepuels uorlcnJlsuoJ Ieels Jo ,(1arcos uedel pr"pu€ts,(empeA IeuorleN eseuedel przpuels I"rrlsnpul eseuedep 'uorlezrpJepuuls JoJ uorlezrue8rg IeuorluuJelul Eurp1s16 Jo etnlqsul puort"uJetul pr€pu"ls elnlrlsul arnsserd q8rg uedel {ced esol3 leuo8exall euoz petrseJV lzag 'uorlrsod I€luozuoH 'Eurp1e16 (uerssng cry uels8unl : ISOJ) uepuels [,(uzn[osecsq6 s€C l,(uue,rlsrepnso9 '3urp1e16 crv IBleI tr peplerqs wC uorlrsod 1EIJ uauJoN erJlsnpul eqsslne(I lueJJnJ lceJr(I luarueceldsrq Eurued6 1cer3 (a,rrn3) uorleruJoJsuera Euqoo3 snonurluo3 sprspuBls qsrlrrg crqn3 re1ue3 ,{pog ,(lercog Eup1e16 uecrJeruv IBrJeleW 3ur1se1 ro; flercog u"JrJeuV sreeurEus,r",Tlrr;fi euet3,(11 IBrJlsnpul ,trJi:# H:fi Hy lelueuuJe^o9 Jo ocueJeJuo3 uecrJetuv lueJJnJ 8ur1eurel1y SE,/Y1. .\ .\.II CIJ, fHIS YhIS o SI(IN VSINT CIW USSV'I S)H) f,SSf SUT SII OSI A[II SIdH df,H ZYH H YIC ISOC VhID I NICI )CI (IOJ If,f, SS f,JS S,AEY hIISV !IhISV IdV HICf,V 3V 'uesuleEued ue8uep ue8unqnqreq 8ue,( z,(uure1 uelelEurs uzp rsusrJepuels ue1e18urs-ue1e>18urs uep su33u1 eseq€q {uelep rU€ nele ue8ueluede1 ue1sz1eftp rur ue:rdue1 tu"leg NYIYYCNIS-NYIYYONIS EW ue1e1Eur5-uelelturg Istilah-Istilah ISTILAH-ISTILAH Di dalam lampiran ini dikumpulkan istilah-istilah bahasa Indonesia yang digunakan dengan dilengkapi istilah bahasa Inggris yanglazim dipergunakan dalam pengelasan. A Batang rod Batang angkat Afinitas affinity Batang Alat tool Batas boundary Batas butir grain boundary Batas elastis elastic limit Batas fatik fatique limit Batas ketahanan endurance limit Batas las weld bond Batas luluh yield point Alat bantu jiq Alat perakit iiq Alir (an) flow Aliran tegangan stress flow groove Alur AIur las welding groove Anil annealing Api fire,fiame Api balik back fire Api karburisasi Carburizing Austenit austenite Bebas free, relief fiame tempered steel cor cast steel vessel tekan pressure vessel Bogi bogie Buritan stern Butir grain Butiran cairan droplet steel kil killed steel kuat high tension steel lunak mild steel normal normalized steel temper normalized steel C Cacat and Baja paduan alloy steel Baja paduan rendah low alloy steel Baja perlit perlitic steel Baja rim rimmed steel Baja tahan karat stainless steel, rosion resistant steel *\ rupture load Besar butir grain size Besi iron Besi ingot ingot iron Besi tempa wrought iron baja tempered patah Beram chip Besar biq Baja celup temper quenched and Baja normal Beban Bejana Bainit bainite Baja steel Baja Baja Baja Baja stress relief Beban load Bejana Badan body, web Bahan material Bahan pengikat binder ferit ferritis tegang Bebas B Baja boom specimen uji Bajatahan panas heat resistant cor- steel cacat defect las weld defect Celup Cor quench cast Coran casting, cast product D Deformasi deformation Deformasi elastis elastic deformafion ! uaSotp -{q uotsottol uotso.uoc ltd ttd uotsottoc alqosn[1p ISnJIp uaEorprll uaSoq{t1 uaSorprg ,rrli'"'""r?'iri!, iloq do7 qeloc IsoJo) H altltrq sElsc nptrE reEeleg uo!|cn0s rs{nJlsuo) lcolq {elo{ auq uotsn{ rnqal suEC aull atrucn4s pa$ efeq ueun8ueq rs{nrlsuo) uollD4ua) rs€Jluesuo) uouD4unuo, rseJluesuo) ruangffaoc adoqs {nluoq uarsueo) ruang[aoc uersuao) ssaur1Snot ueqnBEuelell Swuapnq wo.tts Eue8ar sere; Swuapnquoltotldlcatd depueseray uesereEuad'qtt'ptDtt sBJe) -uo) ssaus ueEuu8sl xngf ad& pasnl uulnqal sruaI sln1g xngf ad& papuoq uElsII stual s1n1g xnt{ s{nld pcnuaqJorcqd enutlolog aiuogf sualg atrtta{ lrJed rc1co{ to1co.{ adoqs Inruaq rol{Bd [|alos ,{t1,t1lrcuas lcott 1e1e.r ueeleday {lu;lrsuas .ueeqede; uotlowtgfuoc uetlseda;1 ltDt IeJ u?BJ"pUe) rDc usBJ€pue) L!fiuaus tcodwr {nqunl uelen{e) qfiuat$ 3414cnq {n{et uel"n{e) al$uil >lIJBt u€13n{e) qfiuaus daan Jnlnur u"13n{e) qtBuaus plar[ qnlnl uu]Bn{o) qt8uaus Llfiuaus anbuot IIIeJ uel€n{e) qry 'ql8uaus uel"n>la) )upala alqzunsun eap ffilD DlDtc q3^\") tlll'atoot7 qndule; uu dunrat aPorl)ala qBlrlsI-qelqsl apotl f atrt) uotsua, {rJel uurEetq tuotSotp utous -ssa,rrs Euetar-Eue8ar urerSetq aunc'uotSotp urerEetq &1prutru1 uuq?qurelol luleraq ,Qtpy{ uerr?Jol 1efe.laq aat7ap lelereq uouout -topp ruauouttad de1e1 rseruro;eq -n{ap nlso1d >{ltsuld 9W epoJl{alg eportlalg lPou)ala alqDuns -uozuou uedunrar IE1 Eporl{olE apon)ap puDq errd eporr4olg apou)ap ptlos pfad eporrlalE apourap lwp1at s"l Bpollalf apolt)ala 3poJl{elg lzotls uuln[e;E Iltnsoq uB"wqeX anil pqos 1e[ed lemeY afi$ apoo)ala BpoJuele lB^\3) atupatoc xngf slng ISIJoq le^\e) att|r lB,!\e) totto.[ Jol{"d paa^u snltunqr:r {IJlsII ueln[a;1 anu n11g[ tsrEued lelrte) ueu?rrreal Jol{Bd J safiq )potls srJEc c atry)ntry laats uleq rs4nrlsuo;1 atryonus'uollcnttsuoc IS{nJlsuo) tD) uenlEH Eueqnl rsoJoy uolsotto) rsoJo) amlcn4s puod puud rslnrlsuo; -uo2 1edu1 uenyug astno) Jnurns rsoJo) uouout rseluroJeq Istilah-Istilah 416 L Laku welding Leher throat Lipatan overlap Logam metal Logam besi ferro metal Logam bukan besi nonfer'ro metal Logam Las (an) weld metal treatment akhir post-treatment Lakumula pre-treatment Laku panas heat-treatment Laku Lambung hull Lapis . Logam pengisi filler metal layer lapis banyak multi layer Lapis tunggal single layer Las (an) weld, welded, welding Las akar root welding Las akhir cover pqss welding Las busur arc welding Las busur Las busur ing listrik gas Loyang Lubang electric arc welding shielded arc weld- Las busur pelindung gas shiel- welding cair fusion welding Las elektroda terbungkus covered electrode welding Las gaya berat gravity welding Las gas gas welding Las gesek friction welding Las ikat tack welding Las isi plug welding Las lantak upset welding Las lawan back run welding Las listrik terak electroslag welding Lasoksi-asetilen oxy-acetylenweld- Mampumesin machinabillty Mampu pengerjaan workqbilily potong Manik stable. lih. pemantapan bead Manik las weld bead Manik bentuk buah pir pear shape bead Martensit martensite Masukan input Masukan energi energy input Masukan panas heat input Mekanika mechanics Mekanika patah fracture mechanics Mentanahkan grounding Merakit assemble Model model Model pendekatan mocking up re- P sistance welding Las sinar elektron electron beam Paduan alloy Patah (an) failure, fracture, rupture welding Las sudut fillet welding Las tekan pressure welding Las termit thermit welding Las titik spot welding Las tumpul butt welding Las tumpul tekan butt cutability,,machina- bility model ing Las resistansi listrik electric re- atability Mampu las weldability Mantap ded arc welding Las busur rendam submerged arc Las Mampu able, ability Mampubentuk formability Mampukeras hardenability Mampu laku panas heat-t Mampu gas blow hole M gas shielded arc weld- lindung halus Lubang Las busur hubungan singkat short circuit arc welding Las busur karbon carbon arc welding Las busur ing brass hole resistant Patah fatik fatique fracture Patah getas .brittte fracture Patah mulur creep rupture Patah ulet ductile fracture Pelapisan buttering tsat ssaupfitl uBS"Ja{e{ uerln3ua4 su anbqo{ lneg uurlnSua4 lsal tuottauad SutBnoB Jnques Euo1o6 Sugnc soB sz8 3uo1o4 Zwfinc cn rnsnq 3uo1o4 autol{ rde Euo1o4 &wilnc'lnc Euo1o4 1on1nt IE{rUaA rsrsod atp snquel lez ue8uap uer[n8ua4 7sa7'uol1outtaoxa ner[nEue4 se1 uereniue4 plaulo luawactotuta,,r ?uyruc uotltsod uorlrsod lonltat >1u8e1 rsrso4 uotltsod Zwp1au ueseleEued rsrso4 3ut -uaqtBuatls'luaruacntutar ::"lenEuad aJp^a :e16ua4 uequued 'q11 'u1otlsat :-:zrcq3ua4 luauafiUtqwa :e-:a63uo6 uot7rsod loluozt.totl IeluozrJoq rsrsod uot7tsod 1og[ rcte-p srso4 uotltsod poaqtato e1ede1 sB1? rsrsod uorltsod rsrsod {yito1od ttlStDtls snJnl sBlrJEIod [71to1od asa^il {[eq ssluulod t71to1od s"tu"lod Tcolsuad lzsad udr4 adld edld ,,",i{'.Jrr,lI}JI uolto8uop ue8ueluedre4 n1el'Ltlt'tuauuoatt uen{"lJod nnods uE{rcJod qns uBlDIBJad "lntu lougf rrq{B uBlDIBred Sutlquasso Sunqutasso 'Nat SutlEuasso u"lr{"Jed aSotluttqs uelnsn.(ua6 Sut&uoqtato uernln[ue4 Swpaat ueuedun8ue4 poduu lnqunl uurlnEue4 Nal 3u! -11cnq'$at Swpuaq 1n4a1 uerln8ue6 lSAl UO|S -uat alqnop epue8 ryre1 uer[nEue4 $al afsuat ryre1 uer[nEue4 lsal alll)n4 -sap uou {esnJeu {"1 uer[n8ue4 lsal tlclou daap urelBp ry1e1 uer[nEua4 $at ruaunoldslp 3u1 -uado tlcotc {B}eJ leqrueJ uerln8ue4 lsal cttldotSorpot gerSorper uer[n3us6 lsal uotssnaa BJBns uaJecued uer[nEua4 lsag daan rnlnur uer[nEue4 )tgnoco tsat Ltv aiqonqsap {€snJotu uerln8ue4 6a1p1ail qnpl uerln8ue4 qEIrlsI-qelrrsl -ocxa . tunotp[q _-i 4.. srlnelFr:-j --Y:-ic:4 lolDlalxa'raE5r :25'i:a4 ssatd ue1:: ::r:;.i::6 Suttltou lot1 seuaj :zeuli=d Suttpoa ploc u6urr :ze-:.t':;4 ?ut4,tgu 8Ut:ytt," :A-::f-ua4 _ naLr]:n rselrdrs:; :?ss;1isp4 sel:1,'tll'Suru;r.r:r" :Ts".rea-ued sel'q!t'3ur*.ar :esztatue4 Smuasruoc utot? :::r --*-ztua6 uo1to|1d1catd Stnuer*l: -":zseEuo4 Dlefirt ryf;r: -ri-8ua4 auon Smqutlr re:f =r:-u-za-ua4 ts1o, 'a,r-: :ultuutue4 auor? r::=a,Ftllf, IsEJlSued 3r-"r.irer -raduraua4 uotsnlcur 3o1s ra.:E. x-?-:dirrrruad .ir-::15 -:ndUfeoUa4 a.rr.mari.ab -ledtuuua4 i,d]rJ:.f ?,t Ueq"Ued 'qro: :,:-tw::r_- :e;'uoloured l.-=i+i,a fpI{ESILUad -u! lDns:t :T3=? uotltads :YesIFaured :rrjrj"-.rr.rjEr SSSS{IJaUIOd sRfN :r:- "aTr?r rB$qequred ira:s:;nr-lr.rl.. gelenqlued -t:r: i?ii uuunEuequre4 -oit.t,! I?leqrued 3m:l':ir:ir --.r ::rr.c -detu€ued a:;r::-i.iri-; uedeluerued Ewto at a.ttl E :trr [resgugIrrad Sntoaq tsd r:ye trr-seuetued 5r.-:_-q IrESeu?rued '->J-.tiar uesedalad Swuo:rsod uB{€lalod ptorl szral uesrdela4 s"qaq Sutcoj- 'q,I.' R Radiasi radition Radiasi karakteritik characteristic radiation Rambatan propagation Rambatan retak crack propagation Rambatan suara sonic propagation Reaktor reactor jenuh saturable (an) strain Reaktor Regang reactor Rel rail Rentang range Rongga hole, lih. lubang Resistansi resistance crack, cracking Retak akar root cracking Retak dingin cold crack Retak kaki toe cracking Retak kawah crater cracking Retak lamel lamelar cracking Retak las weld crack Retak panas hot crack Rutil rutile lerit ferrite belt Saluran pipe pipe line Sambuflgan joint, lih. las Sambungan dengan penguat strap- joint las joint pojok corner joint "isi edge jointjoint silang cross Sambungan stdut fillet joint Sambungan tumpang lap joint Sambungan tumpul butt joint Sambungan Sambungan Sambungan Sambungan welded Sifat property Sifat mekanis mechanical property Siklus cycle Struktur structure Sudut angle reserved stress Tegangan Tegangan Tegangan Tegangan Tegangan Tegangan boleh allowable stress busur arc voltage friksi friction stress pulsa pulsating stress sisa residual stress termal thermal stress Tembereng crown Tembereng atas top crown Tembereng bawah bottom uown Temper temper, tempering Terak slag consumable U Uji (an) Ulet test lih pengujian ductile Unsur element Unsur paduan alloying element Urutan sequence. Urutan balik back step sequence Urutan deposit deposition sequence Urutan kaskade cascade sequence loncat skip sequence lurus straight sequence Urutan Urutan Urutan maju progressing sequ-, ence Urutan mundur back step sequ- groove angle maju forward angle mundur backward angle iil berbalik ence " alur I"'irf Tegangan (putih) tin Timbal lead Titan(ia) titanium Titania kapur lime titania Saklar switch Saluran line l\- patah fracture toughness Takik (an) notch Takik las undercut Tangguh tough Tak terumpan non consumable Timah belt Sudut Sudut Sudut resistance Tahanan Terumpan S ped Tahanan Teganganberulang repeating stress Retak Sabuk T Tegangan,srre.t.t, voltage Rel penuntun guiding rail Sabuk Sudut pembakar torch angle Susut shrink, /1ft. penyusutan I I Urutanpengelasan welding sequence Urutan pengisian build up sequence Urutan petak block sequence Urutan simetri symmetric sequence

RELATED PAPERS

엠포카지노〃〃GCN333。COM〃〃스포츠토토사이트추천

엠포카지노〃〃GCN333。COM〃〃스포츠토토사이트추천

2020 •

oil money

View PDF
Sepsis por Campylobacter coli en un huésped inmunocompetente

2000 •

Santiago Esquivel

View PDF

Nephrology Dialysis Transplantation

SP007ADAMTS-13 Activity Measuremnt and Genetic Screening of Alternative Complement Pathway in a Cohort of Patients with Thrombotic Microangiopathy

Antonella La Russa

View PDF
Pemetaan Digital Capaian Imunisasi Japanese Encephalitis Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Provinsi Bali

2021 •

Ni Made Umi Kartika Dewi

View PDF
Megaincendio do seculo: 1998The wildfire of the century

1998 •

Paulo Escada

View PDF

Teksty Drugie

Książka o przekładzie

1999 •

MAGDA HEYDEL

View PDF

American Journal of Archaeology

Exekias I: Die Grabtafeln

1999 •

John Oakley

View PDF
LUX-ZEPLIN (LZ) Conceptual Design Report

2015 •

A. Piepke

View PDF

Working Papers

The Case for Constructive Ambiguity in a Regulated System: Canadian Banks and the 'Too Big To Fail'Problem

2010 •

ellen russell

View PDF

2016 IEEE Nuclear Science Symposium, Medical Imaging Conference and Room-Temperature Semiconductor Detector Workshop (NSS/MIC/RTSD)

PCA-based approach for inhomogeneous PSF estimation and partial volume correction in PET

2016 •

hadj batatia

View PDF

Journal of Nanoscience and Nanotechnology

Curcumin Releasing Eggshell Derived Carbonated Apatite Nanocarriers for Combined Anti-Cancer, Anti-Inflammatory and Bone Regenerative Therapy

2019 •

Dr T S Sampath Kumar

View PDF

The Journal of Alternative Investments

Editor’s Letter

2019 •

Hossein Kazemi

View PDF

Vietnam Journal of Diabetes and Endocrinology

Kết quả bước đầu đốt sóng cao tần u tuyến giáp lành tính tại bệnh viện Trung ương Thái Nguyên

2020 •

Trường Giang Nguyễn

View PDF

Journal of Physics: Conference Series

Biodegradation of LLDPE plastic by mixed bacteria culture of Pseudomonas aeruginosa and Brevibacterium sp

2019 •

MELATI FACHRUL

View PDF
Variation in dietary resilience among Amazonian populations living in a context of dramatic seasonal flooding

Mariana Inglez

View PDF

Medical Oncology

Increased prostate-specific membrane antigen expression in LNCaP cells following treatment with bispecific antisense oligonucleotides directed against bcl-2 and EGFR

2009 •

Marvin Rubenstein

View PDF

2021 ACM/IEEE Joint Conference on Digital Libraries (JCDL)

A Toolbox for the Nearly-Unsupervised Construction of Digital Library Knowledge Graphs

2021 •

Wolf-tilo Balke

View PDF
El simbolismo de consumo de las plantas aromáticas albahaca y ruda en los servicios turísticos alternativos en Tulum (Quintana Roo, México)

2016 •

Valeria Albarran

View PDF

Revista Brasileira de Atividade Física &amp; Saúde

Physical activity and sitting time in adults after positive diagnosis for COVID-19: a cross-sectional study

THIAGO ALVES

View PDF

Negotiation Journal

A Difficult Debut at Negotiation Journal

1996 •

Deborah Kolb

View PDF

ABRORJON

2004_046.pdf

1995 •

ABRORJON Xurramov

View PDF

Incite

Enterprise Events (Incite, Issue 7, October 2009)

2009 •

Robert Phillips

View PDF

2013 IEEE Nordic-Mediterranean Workshop on Time-to-Digital Converters (NoMe TDC)

Statistical efficiency of synchronous time-to-digital converters

2013 •

Paolo Carbone

View PDF

Frontiers in Environmental Economics

Valuation of marine ecosystems and Sustainable Development Goals

conrad felix michel Landis

View PDF
#有UCSD毕业证书Q微77200097，办加州大学圣地亚哥分校学位证,办本科Cal SD文凭,办UC San Diego毕业证成绩单,有UCSD硕士学历，办加州大学圣地亚哥分校文凭证书University of California San Diego Bachelor/Master Diploma Degree Transcript

FSU毕业证书 佛罗里达州立大学学位证

View PDF

RELATED TOPICS

Welding Metallurgy