2 Pendapat soal Letak Maqam Ibrahim, Pernah Dipindah Era Khalifah Umar

2 Pendapat soal Letak Maqam Ibrahim, Pernah Dipindah Era Khalifah Umar

Nilam Isneni - detikHikmah
Sabtu, 24 Jun 2023 18:00 WIB
Muslim worshippers reach for a blessing as they touch the Maqam Ibrahim (Station of Abraham) at the Grand Mosque in the holy city of Mecca during the second Friday prayers in the holy month of Ramadan on March 31, 2023. (Photo by Abdel Ghani BASHIR / AFP) (Photo by ABDEL GHANI BASHIR/AFP via Getty Images)
Maqam Ibrahim. Foto: AFP via Getty Images/ABDEL GHANI BASHIR
Jakarta -

Maqam Ibrahim adalah batu pijakan Nabi Ibrahim AS saat membangun Ka'bah bersama putranya, Ismail AS. Letak maqam Ibrahim sempat dipindah oleh Khalifah Umar bin Khattab RA.

Perihal keberadaan Maqam Ibrahim ini disebutkan dalam Al-Qur'an. Allah SWT berfirman dalam surah Ali-Imran ayat 97,

فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ ٩٧

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) Maqam Ibrahim. Siapa yang memasukinya (Baitullah), maka amanlah dia. (Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam."

Amirulloh Syarbini menjelaskan dalam buku Doa-Doa Khusus Ibadah Haji bahwa Maqam ini merupakan tempat berdirinya Nabi Ibrahim AS saat membangun Ka'bah. Di batu ini terdapat bekas telapak kaki Nabi Ibrahim AS, karena ketika Nabi Ibrahim AS menginjak batu tersebut menjadi empuk sehingga kedua kakinya masuk sedalam 9 cm.

ADVERTISEMENT

Anehnya batu tersebut dapat naik ke atas dan turun sendiri sesuai dengan keperluan Nabi Ibrahim AS membangun tembok Ka'bah.

Amirulloh Syarbini yang menukil dari Kitab Akhbaar Makkah menceritakan bahwa setelah Nabi Ibrahim AS menyelesaikan pembangunan Ka'bah ia diperintahkan untuk memanggil umatnya untuk berhaji ke Baitullah. Nabi Ibrahim AS pun naik ke batu yang dinaiki ketika membangun Ka'bah dan batu itu pun langsung naik ke atas sampai lebih tinggi dibandingkan gunung yang ada di Makkah.

Pendapat soal Letak Maqam Ibrahim

Ada sejumlah pendapat mengenai letak Maqam Ibrahim. Said Muhammad Bakdasy dalam Fadhlu Hajar Aswad wa Maqam Ibrahim menjelaskan, pendapat pertama menyebut bahwa Maqam pada masa Nabi Ibrahim AS terletak di lokasi yang persis seperti hari ini, begitu juga pada masa Rasulullah SAW, Abu Bakar Ash Shiddiq RA, dan Umar bin Khattab RA.

Namun, ketika terjadi banjir pada masa Khalifah Umar bin Khattab RA, Maqam tersebut tertimbun di bawah Kota Makkah. Setelah itu, Umar bin Khattab RA mengembalikan Maqam ke tempat semula. Sejak saat itu, Maqam Ibrahim tetap berada di sana sampai sekarang.

Pendapat ini bersandar pada apa yang dikatakan al-Hafidz Ibnu Hajar, dia mengungkapkan, Al-Azraqi meriwayatkan dalam Akhbar Makkah dengan sanadnya yang shahih sampai kepada al-Muthalib bin Abu Wada'ah as-Sahmi RA.

Adapun, redaksi Al-Azraqi yang ditunjukkan oleh Ibnu Hajar sebagai berikut,

"Banjir bandang masuk ke dalam Masjidil Haram dari pintu besar Bani Syaibah sebelum Umar bin Khattab membuatkan penahan banjir. Di kemudian hari, pintu itu dinamakan 'pintu banjir'. Banjir bandang itu sepertinya mendorong Maqam Ibrahim dari posisinya dan menyeretnya ke bagian depan Ka'bah. Pada masa kekhalifahan Umar RA terjadi banjir bandang yang disebut 'banjir Ummu Nahsyal', putri dari Ubaidah bin Abu Uhaihah Sa'id bin al-Ashi dan membuatnya meninggal dunia.

Banjir itu juga telah menyeret Maqam Ibrahim dan menghanyutkannya sampai kemudian ditemukan di bawah Kota Makkah. Maqam itu lantas diambil dan diikatkan ke tirai-tirai Ka'bah bagian depan.

Umar bin Khattab yang menerima surat pemberitahuan itu pun kaget membacanya. Ketika ia datang ke sana dan melaksanakan umrah pada bulan Ramadan, Maqam Ibrahim tidak berada pada tempatnya. Umar bin Khattab RA lantas memanggil orang-orang dan berkata, "Atas nama Allah, adakah orang yang mengetahui Maqam ini? Di manakah letaknya?"

Al-Muthalib bin Abu Wada'ah as-Sahmi menjawab, "Aku mengetahuinya, wahai Amirul Mukminin. Dahulu saya mengkhawatirkan kejadian seperti ini. Maka dari itu, saya mengukur jaraknya sampai ke Rukun Yamani, sampai ke pintu al-Hijr dan juga sampai ke Zamzam dengan seutas tali yang sekarang berada di rumahku."

Lalu Umar RA memerintahkan orang untuk mengambil tali tersebut untuk dibentangkan sampai ketemu tempat Maqamnya dengan tepat. Ketika sudah ketemu, mereka bermusyawarah dan kemudian mengatakan, "Ya benar, inilah tempat Maqam Ibrahim."

Setelah merasa mantap dan yakin, Umar RA memerintahkan agar dibuatkan pondasi bangunan di bawah dan di sekitar Maqam. Sejak saat itu, Maqam itu berada pada tempatnya sampai sekarang."

Dalil yang memperkuat pendapat ini adalah riwayat dari Ibnu Abbas RA, "Sesungguhnya Rukun Hajar Aswad dan Maqam Ibrahim merupakan batu yakut dari surga. Keduanya turun dan diletakkan di atas Bukit Shafa."

Pendapat kedua dijelaskan oleh Ibnu Katsir bahwa Umar bin Khattab RA memindahkan Maqam Nabi Ibrahim AS, ia mengatakan, "Dahulu Maqam Ibrahim menempel di dinding Ka'bah sampai pada saat menjadi khalifah, Umar memindahkannya ke sebelah timur supaya orang-orang yang thawaf bisa menjangkaunya. Hal itu juga dilakukan supaya orang yang sedang salat di dekat Maqam setelah thawaf. Karena Allah SWT telah memerintahkan kepada kita untuk salat di dekatnya."

Ibnu Hajar dalam Fath al-Bari juga menjelaskan hal yang sama dengan Ibnu Katsir dan menambahkan bahwa Umar bin Khattab RA berpendapat jika Maqam tetap menempel di dinding Ka'bah akan menyulitkan orang yang melaksanakan thawaf maupun salat karena terlalu sempit. Itulah alasan mengapa Umar bin Khattab RA memutuskan untuk memindahkan Maqam Ibrahim.



Simak Video "Airlangga hingga Aburizal Bakrie Salat Idul Fitri di Masjid Golkar"
[Gambas:Video 20detik]
(kri/kri)