Sejarah Kebaya di Indonesia dan Jenisnya

Sejarah Kebaya di Indonesia dan Jenisnya

Tim detikJatim - detikJatim
Senin, 07 Nov 2022 12:30 WIB
Maudy Ayunda mengenakan kebaya merah saat wisuda di Stanford University.
Maudy Ayunda mengenakan kebaya merah saat wisuda di Stanford University/Foto: Instgram @maudyayunda
Surabaya -

Kebaya secara etimologi berasal dari bahasa Arab yaitu 'abaya' yang artinya pakaian. Kebaya merupakan blus tradisional yang dikenakan wanita Indonesia dengan sarung, batik, atau pakaian rajutan tradisional lainnya.

Penjelasan tersebut dikutip detikJatim dari jurnal Fita Fitria dan Novita Wahyuningsih, dalam Program Studi Seni Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Sejarah Kebaya

Kebaya memiliki asal-usul yang menarik. Soal kebaya berasal dari bahasa Arab diterangkan oleh Denys Lombard. Ia merupakan seorang sejarawan yang menekuni budaya Jawa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada juga yang mencatat bahwa kebaya diperkenalkan lewat bahasa Portugis. Saat bangsa Portugis mendarat di Asia Tenggara, kebaya merujuk pada pakaian atasan atau blus yang dikenakan wanita Indonesia abad ke-15 dan ke-16 Masehi.

Kemudian banyak yang berpendapat, kebaya berkaitan dengan pakaian tunik perempuan pada masa Dinasti Ming di China. Kebaya sampai ke Nusantara setelah terjadi migrasi besar-besaran dari China.

ADVERTISEMENT

Pada masa penjajahan Belanda, Kebaya digunakan sebagai busana resmi wanita Eropa. Saat itu, kebaya hanya menggunakan bahan tenun mori.

Pada abad ke-19, kebaya menjadi pakaian sehari-hari bagi semua kelas sosial. Baik perempuan Jawa maupun peranakan Belanda.

Bahkan, kebaya sempat menjadi pakaian wajib perempuan Belanda yang berdatangan ke Hindia Belanda (Indonesia).

Selain itu, kebaya juga pernah mengalami kemerosotan status pada masa penjajahan Jepang. Waktu itu, kebaya diasosiasikan sebagai pakaian yang dikenakan oleh pribumi tahanan dan pekerja paksa perempuan.

Di masa kemerdekaan, kebaya dan kain batik menjadi simbol perjuangan dan nasionalisme. Nilai dan status kebaya kembali naik dan dijadikan sebagai busana di acara resmi maupun kenegaraan.

Kebaya memiliki makna memikat, menarik hati, indah dan mempesona. Terlepas dari sejarah naik turunnya pamor kebaya, perkembangan kebaya sangat bervariasi.

Kini, kebaya berkembang bukan hanya sebagai busana resmi. Banyak desainer yang melakukan terobosan dengan memadupadankan kebaya dengan bawahan, aksesori, maupun motif yang lebih kasual.

Kebaya juga tak melulu diasosiasikan sebagai busana ibu-ibu. Kebaya telah meluas penggunaannya hingga bagi para remaja juga.

Kebaya juga tidak terbatas warnanya. Ada kebaya merah, kebaya hijau dan lain-lain.

Jenis-Jenis Kebaya di Indonesia

Dari waktu ke waktu, kebaya mengalami perkembangan mode maupun desain. Berbagai ragam ide dan kreativitas dituangkan oleh para perancang kebaya. Berikut jenis-jenis kebaya di Indonesia:

1. Kebaya Tradisional

Kebaya tradisional merupakan cikal bakal kebaya pada umumnya. Ada dua jenis model kebaya. Antara lain kebaya kartini dan kebaya kutu baru.

Kedua kebaya ini yang pada akhirnya berkembang menjadi kebaya-kebaya lain. Seperti kebaya encim dan kebaya modern.

2. Kebaya Encim

Dari namanya saja sudah menunjukkan adanya budaya China dalam kebaya tersebut. Sebab, encim merupakan sebutan bagi wanita paruh baya China.

Kebaya ini berbahan dasar kain yang cukup halus dengan sentuhan border, payet dan pelipit yang menghiasi salah satu bagiannya. Kebaya jenis ini banyak digunakan perempuan etnis China.

3. Kebaya Modern

Sesuai dengan namanya, kebaya modern merupakan kebaya dengan sentuhan yang lebih modern. Bentuk serta pola sudah tidak mutlak seperti kebaya asli.

Sudah terdapat perubahan pada beberapa bagian kebaya. Termasuk dalam hal hiasan, bahan, corak, dan mode mulai mengikuti tren yang ada.

Salah satu yang termasuk dalam kebaya modern adalah kebaya modifikasi. Banyak perancang busana tradisional yang menggunakan kebaya modifikasi.



Simak Video "Gaya Anggun Mahalini Berkebaya Bali saat Prosesi Adat Mepamit"
[Gambas:Video 20detik]
(sun/fat)