Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Disebut Selebgram Gita Savitri, Ini Pengertian dan Sejarah "Childfree"

Kompas.com - 08/02/2023, 16:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Istilah childfree kembali dibicarakan warganet berkat unggahan selebgram Gita Savitri melalui akun Instagram pribadinya.

Dalam video yang ia unggah, Minggu (5/8/2023), Gita Savitri menunjukkan aktivitas yang dilakukannya sebagai perempuan 30 tahun yang tidak memiliki anak. Selebgram itu memang lama mengaku sebagai seorang childfree.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Gita Savitri Devi (@gitasav)

Gita Savitri juga berkomentar jika tidak mempunyai anak membuatnya terlihat awet muda. Hal ini karena ia bisa tidur 8 jam sehari, tidak stres karena anak, dan memiliki uang untuk perawatan wajah.

Dari unggahan itu, warganet mengeluarkan komentar pro-kontra melalui media sosial.

"Semangat git!! Mau apapun statement nya, akan selalu salah dimata org2 yg tidak satu rasa," tulis akun Instagram @ichan****dm.

"Gw hormatin dia mau childfree tapi komen kek gini kaya ngerendahin org2 yg udah and want to have kids," tulis akun Twitter ini.

Lalu, apa sebenarnya childfree itu dan mengapa seseorang memiliki pikiran untuk tidak mempunyai anak?

Baca juga: Ibu Muda di Jambi Cabuli 17 Anak, dr Boyke Sebut soal Kelainan Seks


Apa itu childfree

Dilansir dari situs Fertility Smarts, childfree adalah istilah yang ditujukan kepada orang dewasa yang tidak memiliki anak, baik secara biologis, adposi, atau sebagainya.

Istilah childfree sering digunakan untuk menyebut orang dewasa yang memilih tidak mau atau memang tidak bisa mempunyai anak karena terkena suatu gangguan kesehatan.

Childfree memiliki perbedaan arti dari childless meskipun sama-sama menunjukkan seseorang yang tidak memiliki anak.

She Defined menyebut orang yang secara sadar dan berniat tidak memiliki anak sebagai childfree. Kebalikannya, chidless merupakan istilah untuk orang yang tidak sengaja dan tidak berkeinginan untuk tidak memiliki anak.

Orang yang childless bisa saja suatu hari nanti menjadi childfree. Namun, ini hanya jika dia benar-benar menerima dan sadar bahwa ia tidak memiliki anak.

Baca juga: Viral, Video Sebut Anak 4 Tahun Berdiri 1 Jam di KRL, KAI Commuter: Saling Peduli dan Toleransi

Sejarah childfree

Ilustrasi ibu yang mengalami depresi dan kesulitan saat hamil Ilustrasi ibu yang mengalami depresi dan kesulitan saat hamil

Childfree sesungguhnya bukanlah suatu fenomena baru, meskipun baru banyak dibicarakan di Indonesia belakangan ini.

Menurut Washington Post (5/9/2019), fenomena childfree ada sejak berabad lalu di Amerika Serikat, Eropa, Kanada, dan Australia.

Di awal 1500-an, wanita di Eropa mulai menunda pernikahan di pertengahan usia 20 tahunan. Keputusan ini berbeda dari sebelumnya di mana anak remaja mulai menikah saat sudah mampu menjadi ibu.

Para wanita di era baru ini mulai tertarik membangun rumah tangga yang mandiri. Mereka tidak ingin tinggal di rumah mertua. Untuk itu, pekerjaan menjadi fokus utama mereka agar mendapatkan uang.

Akibatnya, banyak wanita kemudian tidak menikah sehingga otomatis tidak punya anak.

Pilihan pribadi, kondisi ekonomi, budaya, dan masalah kemandulan juga menjadi penyebab fenomena ini muncul. Diperkirakan 22 persen warga Perancis saat itu memilih tidak menikah dan tidak punya anak.

Meski childfree banyak dipilih di negara barat, hal kebalikannya justru berlaku di negara koloni.

Para penjajah mendorong rakyat jajahannya untuk memiliki anak dan meningkatkan populasi warga. Tindakan ini dilakukan untuk menambah tenaga kerja anak-anak. Sementara itu, budak wanita yang disiksa dan diperkosa juga rentan hamil dan memiliki anak.

Baca juga: Kasus Kembali Ditemukan, Bagaimana Cara Mencegah Gagal Ginjal Akut pada Anak?

Penyebab orang memilih childfree

Seperti banyak orang memilih memiliki anak, ada banyak orang juga yang memilih childfree. Keputusan ini tergantung keinginan seseorang terhadap perannya sebagai orang tua.

Ada banyak alasan seseorang memutuskan tidak mempunyai anak, salah satunya termasuk gangguan kesehatan yang diderita orang tersebut.

Fairy God Boss (18/3/2022) mengumpulkan beberapa hal yang menyebabkan seseorang secara sadar memilih childfree, yaitu:

1. Tidak ingin memiliki anak.

Tidak semua orang ingin menjadi orang tua. Ada sebagian orang yang merasa senang tanpa anak.

Orang tipe ini sadar kalau mereka tidak menyukai dan tidak mampu merawat anak. Mereka akan memilih yang paling terbaik, yaitu tidak punya anak daripada anaknya tidak terurus.

2. Karier.

Pekerjaan yang menyita banyak waktu dan sulit diraih akan membuat seseorang enggan memfokuskan kepada hal lain.

Banyak orang tidak mau melepaskan pekerjaan yang dijalaninya dengan susah payah. Hal ini membuat mereka memilih untuk menginvestasikan waktu dan perhatian ke dalam pekerjaan daripada anak.

3. Lingkungan.

Pertimbangan kondisi lingkungan sering menjadi alasan seseorang tidak punya anak.

Sumber daya yang langka, banyak polusi dan limbah, serta perubahan iklim menjadi alasan mereka tidak ingin sang anak tumbuh dalam lingkungan buruk itu.

Pertambahan penduduk juga diyakini membawa dampak negatif bagi lingkungan. Akhirnya, mereka memilih untuk memiliki sedikit anak atau tidak punya anak sama sekali.

4. Biaya mahal.

Orang tua membutuhkan banyak biaya selama merawat anak. Saat ini, harga kebutuhan bayi bahkan lebih mahal daripada untuk orang dewasa.

Kebutuhan anak sejak masuk sekolah hingga kuliah juga membutuhkan pengeluaran yang banyak. Hal ini membuat banyak orang yang merasa kurang mampu secara finansial memutuskan tidak memiliki anak.

Baca juga: Ramai soal Punya Anak Bikin Wajah Terlihat Lebih Tua, Benarkah?

5. Kesehatan.

Gangguan kesehatan menjadi alasan lain seseorang tidak memiliki anak. Seseorang mungkin mengalami gangguan kesehatan pada organ reproduksi maupun kesehatan mental.

Beberapa orang dewasa memilih untuk melindungi kesehatan mereka dengan tidak memiliki anak. Selain itu, mereka juga menyadari bahwa kesehatan mereka rapuh dan tidak adil membuat anaknya kehilangan orang tua kelak.

Selain itu, mereka juga bisa berisiko menularkan penyakit atau kondisi tertentu kepada anak-anak mereka. Kebanyakan orang dewasa tidak mau mengambil risiko buruk itu.

6. Anak-anak lain.

Orang yang banyak menghabiskan waktu dengan anak-anak mungkin akan memilih tidak punya anak.

Pilihan ini bukan karena mereka tidak pandai mengasuh anak. Melainkan, mereka lebih suka merawat anak orang lain.

Tidak memiliki anak juga dapat menjadi waktu luang bagi orang-orang yang bekerja seharian penuh bersama sekumpulan anak lain.

Baca juga: Ramai soal Anggapan Anak Bikin Cepat Tua, Gaya Hidup Childfree atau Fobia?

7. Gaya hidup.

Orang yang memiliki gaya hidup bebas, seperti sering keluar malam, mengutamakan hobi, atau memilih fokus merawat hewan peliharaan, bisa memutuskan untuk tidak punya anak.

Mereka mungkin mengira keberadaan anak akan menganggu kehidupan pribadinya.
Selain itu, waktu untuk mewujudkan keinginan atau kesenangan akan berkurang saat merawat anak.

8. Waktu.

Seseorang mungkin terhalang waktu yang tepat sehingga tidak mempunyai anak.

Dia mungkin masih terlalu muda untuk mengasuh bayinya. Hal ini membuat orang itu memutuskan tidak memiliki anak.

Selain itu, pernikahan yang singkat atau perceraian juga membuat seseorang akhirnya memilih tidak punya anak

9. Riwayat keluarga.

Orang yang masa kecilnya mengalami kejadian traumatis sering memilih untuk tidak memiliki anak. Ia takut akan mengulangi kejadian itu kepada sang anak.

Hubungan keluarga yang kurang harmonis juga dapat membuat seseorang tidak mampu mengasuh anak. Mereka tidak bisa mempelajari ilmu parenting dari orang tua.

Kesulitan ini membuat seseorang memilih tidak punya anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com