Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Harus Dilakukan Saat Terkena Tembakan Gas Air Mata?

Kompas.com - 10/09/2023, 10:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tembakan gas air mata itu terjadi saat bentrok antara warga dan aparat gabungan di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, Kamis (7/9/2023).

Saat itu, petugas hendak melakukan pengukuran lahan terkait proyek Rempang Eco City.

Warga yang tak terima melempari petugas dan direspons dengan tembakan gas air mata dan water canon oleh petugas.

Akibatnya, sejumlah siswa di SMP Negeri 22 Galang dan SD Negeri 24 Galang terdampak efek gas air mata. Kepala SMPN 22 Galang Muhammad Nizab mengatakan, belasan siswa pingsan karena gas air mata.

"Beberapa lainnya juga mengalami luka di kaki akibat lari menerobos semak-semak di hutan,” kata Nizab dilansir dari Harian Kompas.

Sementara itu, dikutip dari Kompas.com, Jumat (8/9/2023), salah seorang warga ketakutan dan panik saat bayinya yang berusia 8 bulan pingsan akibat gas air mata. Bola mata bocah tersebut memutih diikuti dengan sesak napas. 

Lantas, apa yang harus dilakukan apabila terkena tembakan gas air mata?

Baca juga: Rusuh Suporter di Semarang, Ini Alasan Polisi Tembakkan Gas Air Mata

Pertolongan pertama saat terkena gas air mata

Dilansir dari CNN, Street Medic Guide menerbitkan sebuah dokumen yang muncul dari gerakan Occupy Wall Street pada awal tahun 2012.

Dalam buku panduan tersebut, dijelaskan bahwa ketika terkena gas tembakan air mata, berusahalah tetap tenang dan menjauh dari sumber tembakan gas air mata.

Setelah itu, oleskan campuran antasida cair dan air dengan perbandingan 50:50 air dan magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida.

Campuran tersebut dapat dioleskan pada mata, wajah, dan area yang terpapar dan teriritasi.

Selain itu, Street Medic Guide juga mencatat bahwa susu dapat meredakan sensasi terbakar jika pilihan pertama tidak tersedia.

Pilihan lainnya juga bisa menggunakan campuran air dan natrium bikarbonat (soda kue).

Soda kue lebih murah dan lebih mudah dibawa daripada susu yang didinginkan. Soda kue dapat dicampur dengan air di mana pun berada.

Baca juga: Dokter Sebut Gas Air Mata Bisa Timbulkan Flek pada Paru, Ini Penjelasannya

 

Lepaskan baju yang dikenakan

CDC menjelaskan bahwa setelah memberikan pertolongan pertama disarankan untuk melepas semua pakaian yang terkena paparan gas air mata.

Masukkan pakaian tersebut ke dalam kantong plastik. Lalu tutup kantong tersebut agar bahan kimia yang terkandung di dalam gas air mata tidak mengenai lainnya.

Setelah itu, cucilah kulit Anda dengan sabun.

Kandungan gas air mata

Dilansir dari Kompas.com (2022), gas air mata bermaterial bubuk yang mengambang ke udara menyerupai kabut halus. Gas air mata bekerja dengan mengaktifkan reseptor sakit yaitu TRPA1 atau TRPV1.

TRPA1 diaktifkan dengan agen berupa 2-chlorobenzalmalonitrile atau gas CS yang merupakan senyawa kimia dengan kandungan klor.

Senyawa itu bereaksi secara kimia dengan molekul dan protein tubuh manusia sehingga menimbulkan efek pada mereka yang terpapar.

Selain gas CS, TRPA1 juga dapat aktif dengan agen lain yang lebih kuat yaitu dibemzoxazepine atau gas CR dan kloroasetofenon (gas CN).

Sementara itu, TRPV1 berupa semprotan merica yang berasal dari senyawa utama capsicin pada cabai.

TRPV1 mengakibatkan sensasi pedas dan perih di mata. Jika dibiarkan dan dikucek, mata bisa mengeluarkan air mata.

Meski senyawanya berupa capsaicin, gas air mata yang mengaktifkan TRPV1 dibagi menjadi dua, yakni gas OC (capsaicin alami) dan PAVA (capsaicin sintetis).

Baca juga: Apa yang Terjadi jika Gas Air Mata Kedaluwarsa?

Efek gas air mata

Gas air mata memiliki efek pada kulit, hidung, dan paru-paru. Dikutip dari Kompas.com (2019), paparan gas air mata memicu peradangan pada selaput mata, hidung, mulut, dan paru-paru.

Efek gas air mata akan segera terasa 30 detik setelah terpapar.

Gejala paparan gas air mata di antaranya sensasi panas terbakar di mata, produksi air mata berlebihan, penglihatan kabur, kesulitan bernapas, dan nyeri dada.

Mereka yang terpapar juga akan mengalami air liur berlebihan, iritasi kulit, bersin, batuk, hidung berair, terasa seperti tercekik, kebingungan dan disorientasi yang memicu kepanikan, kemarahan intens.

Pada gejala berat bisa menimbulkan muntah serta diare.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klink ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klink ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com