Jumat, 3 Mei 2024

Kesaksian Ulama 14 Malam di Makam Rasulullah, Bergetar saat Bercerita, Banyak Kejadian di Luar Nalar

- Kamis, 25 Mei 2023 | 14:41 WIB
Kesaksian ulama 14 malam di makam Rasulullah, bergetar saat bercerita, banyak kejadian di luar nalar
Kesaksian ulama 14 malam di makam Rasulullah, bergetar saat bercerita, banyak kejadian di luar nalar

Kesaksian Ulama 14 Malam di Makam Rasulullah, Bergetar saat Bercerita, Banyak Kejadian di Luar Nalar


POJOKSATU.id - Tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam makam baginda Rasulullah Nabi Muhammad SAW. Apalagi makam Rasul itu menjadi situs terpenting bagi seluruh umat Islam di dunia.

Maka tak heran pula makam yang berada di Masjid Nabawi itu menjadi salah satu tempat yang paling banyak dan ingin didatangi umat muslim dari seluruh penjuru dunia.

Semua orang memang bisa mengunjungi makam Rasul. Akan tetapi tidak semua orang dan diperbolehkan masuk ke dalam makam.

Hanya orang-petugas pengganti penutup makam saja yang diperbolehkan. Itu juga karena mereka adalah orang-orang yang terpilih.

Kali terakhir makam Rasul dimasuki adalah pada 1971 silam.

Ada 13 orang saat itu yang mendapat tugas untuk mengganti penutup ruang makam Rasul. Salah satu dari 13 orang ini adalah Syaikh Ahmad Sahirty.

Syaikh Ahmad Sahirty pun menceritakan pengalamannya selama 14 malam berada di dalam makam baginda Rasulullah.

Ulama yang saat itu berusia 100 tahun pun masih bisa dengan detil menceritakannya kepada wartawan Al Arabiya, Omar Al Midwahy.

Syaikh Ahmad Sahirty adalah kepala divisi bordir di pabrik kain penutup Ka’bah dan makam Rasulullah di Makkah.

Ia menjelaskan, kain penutup makam Rasul tidak seperti penutup Kabah yang setiap tahun harus diganti.

Penutup makam Rasul jarang diganti. Hal tersebut dikarenakan penutup makam itu terletak di dalam ruangan tertutup dan tak pernah tersentuh oleh siapapun.

Biasanya penutup makam Rasulullah diganti setiap 100 tahun sekali.

Saat wawancara dan menceritakan kisah yang sangat berharga itu, Syaikh Ahmad Sahirty menceritakannya dengan suara bergetar.

"Bagaimana aku bisa mengungkapkan perasaanku pada saat aku memasuki ruang makam Nabi, aku tidak mampu karena itu sudah di luar batas kemampuanku berbicara, dan aku tidak pernah berpikir bahwa suatu hari aku akan ditanyakan tentang pengalaman ini," tuturnya.

Selain Syaikh Ahmad Sahirty, ada sejumlah ulama lain yang mendapat tugas mengganti penutup makam Rasulullah.

Mereka adalah Sayyidil Habib As’ad Sheera salah satu tokoh Al-Madina Al-Munawwarah yang merupakan direktur wakaf keagamaan Madina pada saat itu.

Habib Moghrabi dari manajemen pabrik, dan Abd Al-Karim Flomban, Nasir Qari, Abd Al-Rahim Bukhari dan lainnya.

Selain itu, mereka juga didampingi kepala Suku Aghas yang merupakan pemegang dan penjaga makam Nabi secara turun temurun.

"Kami berjumlah 13 orang, aku tidak ingat sebagian besar dari mereka, karena saat ini mereka telah meninggal dunia," ujarnya.

 

Wangi dan harum yang tak pernah ada di dunia


Syaikh Ahmad kemudian menceritakan detik-detik saat rombongan tersebut memasuki ruangan makam Rasul.

Disebutkan bahwa mereka langsung mencium aroma wangi dan harum yang tak pernah tercium sebelumnya.

Bahkan disebutkan bahwa aroma wangi itu memiliki keharuman yang sangat luar biasa. Sebuah wewangian yang tidak pernah ada di dunia.

Syaikh Ahmad berujar bahwa dirinya sudah memiliki kegemaran dan kecintaan terhadap wewangian sejak kecil.

Di sepanjang hidupnya, ia juga telah menghabiskan waktunya untuk memuaskan nafsu mencium segala keharuman yang ada di seluruh dunia.

Ia juga meyakinkan bahwa dirinya memiliki keahlian khusus mencampur minyak wangi untuk menghasilkan wewangian yang terbaik.

Bahkan ia dengan tegas menyatakan hampir tidak pernah ada orang lain bisa membuat wewangian seperti racikan yang ia hasilkan.

Akan tetapi dia mengaku menemukan ketidakmampuan dan tak pernah bisa menjelaskan atas apa yang terjadi saat ia dan rombongan memasuki makam Rasul.

"Ketika pintu dibuka untuk kami, dan kami memasuki ruang pemakaman baginda Nabi, aku menghirup keharuman dan aroma yang tidak pernah kuketahui atau mencium sebelumnya maupun sesudahnya, dan tidak pernah dikenal seumur hidupku."

"Aku tidak pernah tahu rahasia komposisinya. Itu adalah keharuman di atas keharuman, aroma di atas aroma."

"Sesuatu yang lain dari pada yang lain, bahkan akan membuat takjub seorang ahli sekalipun, atau pedagang parfum manapun juga tidak akan pernah mencium seperti itu sebelum atau sesudahnya," kisahnya.

 

Tak bisa berkata-kata


Syaikh Ahmad Sahirty juga mengungkap ketakjuban yang sangat luar biasa ketika berada di dalam ruangan makam baginda Rasulullah dan menyebutnya sebagai tempat teragung di muka bumi.

Meski tak mengetahui persis berapa luas ruangan makam Nabi, tapi ia memperkirakan ruang makan itu sekitar 48 meter persegi dengan ketinggian kurang lebih 11 meter.

"Di bawah kubah hijau ada kubah kecil dan tertulis di situ: Makam Nabi, Makam Abu Bakar al-Siddiq, dan Makam Umar ibn al-Khattab," bebernya.

Di samping 3 makam itu terdapat makam lain yang kosong.

Ternyata raung tersebut merupakan ruang dari Sayyidah Fatimah al-Zahra Alaihasalaam, yang merupakan rumah di mana dia dan keluarganya tinggal.

"Ruangan makam sangat mengagumkan. Saking kagumnya kami sampai tidak tahu bagaimana untuk membersihkan potongan potongan khusus yang dibuat untuk menempelkan kain pada kubah, jari-jari kami goyang bergetar dan napas kami menderu," ungkap dia.

Rombongan tersebut memang tidak bermalam. Melainkan mulai memasuki ruang makam selepas Isya dan keluar saat azan pertama Subuh.

Selama berada di ruangan makam dan bekerja, mereka selalu menggunakan bahasa isyarat.

Kalaupun terpaksa berbicara dengan suara mereka melakukannya dengan cara berbisik sangat pelan.

"Kami terus menghapus potongan-potongan lama, melepas simpul dari penutup lama dan membersihkan semua debu dan bulu merpati yang terjebak di tempat yang suci ini."

"Itu terjadi pada tahun 1971, dan penutup lama yang kami ganti telah berusia 75 tahun sesuai dengan tanggal yang tertulis di atasnya," katanya.

Syaikh Ahmad Sahirty membeberkan, sebagian besar ruang makam Rasul tertutup kain tenun yang terbuat dari sutra murni, berwarna hijau lembut dengan kain katun yang kuat dan dimahkotai sabuk yang mirip dengan penutup Kabah, tetapi di sini berwarna merah.

Seperempat bagian dari kain dibordir dengan tulisan ayat Al Quran dari surat Al-Fath yang terbuat dari garis kapas dan benang emas dan perak.

 

Kejadian di luar nalar


Hal lain yang membuat Syaikh Ahmad takjub adalah penglihatannya yang rabun karena termakan usia.

Akan tetapi malam itu, di dalam ruangan makam Rasulullah, ia malah bisa memasukkan benang ke dalam lubang jarum tanpa mengenakan kacamata. Padahal tempatnya sangat redup.

"Di situ aku sanggup untuk menempatkan benang ke lubang jarum tanpa kacamataku meskipun cahaya sangat redup di tempat di mana kami bekerja."

"Bagaimana Anda bisa secara ilmiah menjelaskan hal ini? Dan bagaimana Anda bisa menjelaskan fakta bahwa aku tidak merasa alergi (aku adalah penderita alergi akut), aku akan batuk parah jika sedikit terkena debu." ungkap dia.

"Tapi pada waktu itu, aku sama sekali tidak terpengaruh oleh debu ruangan atau pasir yang terbang di udara. Seakan pasir tidak lagi pasir dan seolah-olah debu menjadi obat untuk penyakitku,"

"Aku merasa bersemangat dan muda seperti ketika usiaku belasan tahun (padahal waktu itu usiaku sudah lebih dari setengah abad)," tandas Syaikh Ahmad Sahirty. (Guruh/Pojoksatu)

Berita dan konten menarik lainnya bisa dibaca di Google News

Editor: Guruh

Tags

Terkini

Pantai Sawarna, Keindahan Alam di Lebak, Banten

Jumat, 19 April 2024 | 15:20 WIB
X