You are on page 1of 19

ZONA HUKUM : Jurnal Hukum

Vol. 14 No. 2, Agustus 2020, Pages 37-55


P-ISSN : 1978-1725
http://ejurnal.univbatam.ac.id/index.php/hukum

ANALISIS YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK


MILIK DIATAS TANAH HAK PENGELOLAAN LAHAN UNTUK
MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM (STUDI PENELITIAN KANTOR
PERTANAHAN KOTA BATAM)

Nasrudin 1, Laily Washliati 1, Fadlan 2


1
Department of Law, Faculty of Law, Batam University, Indonesia.
E-mail:anasrudin06@gmail.com; laily.w14@gmail.com;
fadhlan.amir56@gmail.com

ARTICLE INFO ABSTRACT


Keywords: Legal protection of property rights over land land
Protection, Law, management rights embody legal certainty (Batam
Land City Land Office Research Study) is a process that
aims to find out legal arrangements for juridical
Coresspondent: legal protection of property rights on land land
Fakultas Hukum management rights realize legal certainty (City
Universitas Batam, Land Office Research Study Batam).
Jalan UNIBA No. 5, This type of research is normative legal research,
Batam Center, Telp: namely legal research carried out by examining
0778-7485055, Fax. library materials or secondary data as a basis for
0778-7485054 research by conducting a search of regulations and
Email: zonahukum@ literature relating to the problem under study. In
univbatam.ac.id; connection with the type of research used, namely
lppm@univbatam. normative juridical, the problem which is the
ac.id focus of research is in the realm of the relationship
between one legislation and other legislation
related to its application in practice.
Legal Arrangements To Determine Legal Status
of Issuance of Certificates on Land Kavlingan is
the submission of equipment letters from BP
Batam that have been completed followed by
registering rights on land management rights can
be registered at the Land Office. The procedure
for granting Land Rights on Land Management
Rights, For granting individual and direct Land
Rights on behalf of the applicant and starting from
measurement. Application submitted by
completing the required documents consisting of
recommendations from BP Batam, Photocopy of
Decree, Photocopy of Agreement, Photocopy of
Determination of Location, Photocopy of UWTO
Invoice, Photocopy of Land and Building Tax,
Photocopy of Identity Card.
Copyright©2020 ZONA HUKUM. All rights reserved

Published by Research Institutions and Community Services in Batam University

37
Nasrudin, Laily Washliati, Fadlan, Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Terhadap Hak Milik Diatas Hak
Pengelolaan Lahan Untuk Mewujudkan Kepastian Hukum (Studi Penelitian Kantor Pertanahan Kota Batam) |
Zona Hukum, 14 (2) Agustus 2020 | Pages 37-55 | ISSN 1978-1725
ABSTRAK
Dalam analisis yuridis terhadap Perlindungan hukum terhadap hak milik diatas
tanah hak pengelolaan lahan mewujudkan kepastian hukum (Studi Penelitian
Kantor Pertanahan Kota Batam) merupakan proses yang bertujuan untuk
mengetahui pengaturan hukum terhadap yuridis perlindungan hukum terhadap hak
milik diatas tanah hak pengelolaan lahan mewujudkan kepastian hukum (Studi
Penelitian Kantor Pertanahan Kota Batam). Sehubungan dengan tipe penelitian
yang digunakan yakni yuridis normatif, permasalahan yang dijadikan fokus
penelitian berada pada ranah hubungan peraturan perundang-undangan yang satu
dengan peraturan perundang-undangan yang lain dengan dikaitkan dengan
penerapannya dalam praktek.Pengaturan Hukum Untuk Menentukan Status
Hukum Atas Penerbitan Sertipikat Terhadap Lahan Kavlingan adalah pengajuan
surat-surat perlengkapan dari BP Batam yang telah dilengkapi dilanjutkan dengan
melakukan pendaftaran hak atas di atas tanah hak pengelolaan bisa di daftarakan
ke Kantor Pertanahan. Tata cara pemberian Hak Atas Tanah di atas Tanah Hak
Pengelolaan, Untuk pemberian Hak Atas Tanah yang perorangan dan langsung
atas nama pemohon dan di mulai dari pengukuran. Permohonan yang diajukan
dengan melengkapi berkas-berkas persyaratan yang terdiri atas rekomendasi dari
BP Batam, Fotokopi Surat Keputusan, Fotokopi Surat Perjanjian, Fotokopi
Penetapan Lokasi, Fotokopi Faktur UWTO, Fotokopi Pajak Bumi dan Bangunan,
Fotokopi Kartu Tanda Pengenal.

Kata Kunci: Perlindungan, Hukum, Tanah.


menjangkau seluruh lapisan
masyarakat termasuk administrasi
PENDAHULUAN
negara, dan hukum yang sesuai
Keberadaan hukum sebagai
dengan hukum yang hidup dalam
perangkat dalam mengatur
masyarakat, artinya harus
kekuasaan menjadikan keterbatasan
memperhatikan nilai-nilai yang
terhadap penguasa dalam
mewarnai dalam sebuah struktur
menjalankan kekuasaannya sesuai
masyarakat, jadi bukan hanya sebatas
dengan yang tetapkan dalam
untuk menjaga kepentingan segelintir
perangkat hukum. Hal ini karena
orang karena beberapa kepentingan
pada akhirnya, hukum yang
baik itu kepentingan politik, ekonomi,
mengatur dan membatasi kekuasaan
sosial, dan budaya.
negara atau pemerintah diartikan
sebagai hukum yang dibuat atas
dasar kekuasaan atau kedaulatan Kewajiban yang dibentuk secara
rakyat. konstitusi dan diwujudkan dalam peran
dan fungsinya adalah wujud tanggung
jawab yang diemban Negara.
Konsep dari negara hukum Indonesia
Kewajiban tersebut sesuai grand theory
tersebut mencerminkan konsep
utilitarianism dari bentham yang
kemasyarakatan (sosial)
mengatakan bahwa hakikat kebaha
sebagaimana ditujukan di dalam
giaan adalah kenikmatan dari
sejarah yang erat kaitannya dengan
kehidupan yang bebas dari keseng
masyarakat di mana konsep tersebut
saraan. (Idham, 2014; 20)
tumbuh dan ditetapkannya. Dengan
memahami konsep atau teori
Mekanisme pengendalian sosial berupa
tersebut, maka hukum harus
suatu proses yang direncanakan yang

Published by Research Institutions and Community Services in Batam University

38
Nasrudin, Laily Washliati, Fadlan, Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Terhadap Hak Milik Diatas Hak
Pengelolaan Lahan Untuk Mewujudkan Kepastian Hukum (Studi Penelitian Kantor Pertanahan Kota Batam) |
Zona Hukum, 14 (2) Agustus 2020 | Pages 37-55 | ISSN 1978-1725
bertujuan untuk menganjurkan, meng negara yang bertindak menurut dan
ajak, menyuruh, bahkan memaksa terikat oleh alat-alat yang ditetapkan
anggota masyarakat agar mematuhi terlebih dahulu oleh alat-alat
norma-norma hukum atau tertib perlengkapan negara yang dikuasakan
hukum yang sedang berlaku. Dilema untuk mengadakan peraturan-
yang terjadi terhadap produk peraturan.
peraturan perundang-undangan dapat
menjadikan tidak adanya kepastian Salah satu ciri dari negara hukum
hukum, padahal adanya kepastian adalah adanya asas legalitas dalam arti
hukum merupakan unsur yang dituju hukum segala bentuknya. Ini
dari berlakunya asas legalitas sebagai dimaksudkan bahwa untuk segala
asas yang harus dijunjung tinggi tindakan seluruh warga negara, baik
dalam negara hukum terutama rakyat maupun penguasa haruslah
terhadap keputusan Badan/Pejabat dibenarkan oleh hukum. Di Indonesia
Tata Usaha Negara yang bersifat berbagai peraturan untuk segala
membebankan rakyat yaitu perbuatan tindakan sudah ada ketentuannya,
hukum publik yang dilakukan oleh sehingga untuk setiap tindakan itu
Badan/Pejabat Tata Usaha Negara harus sah menurut aturan hukum yang
yang dapat melanggar kebebasan atas telah ada.
hak milik perseorangan/lebih. (Ronny
Hanitijo Soemitro, 1984; 35) Untuk mengamankan ketentuan
tersebut maka Indonesia telah dibentuk
Adanya asas legalitas sebagai berbagai badan peradilan untuk
komponen penting dalam konsep memberi pemutusan (peradilan)
negara hukum menjadikan adanya terhadap hal-hal yang dianggap
perlindungan hukum pada warga melakukan hal-hal yang tidak
masyarakat dan bagi administrasi dibenarkan oleh hukum.
negara dapat menjauhkan diri dari
segala bentuk penyalahgunaan Dalam hal ini dapat diberikan beberapa
wewenang (Abuse of Power), ilustrasi lebih lanjut yang menunjukkan
ketidakadilan, dan ketidakjujuran perkembangan konsep-konsep yang
(unfairness). Satu asas yang disesuaikan dengan keadaan di
merupakan pasangan logis dari asas Indonesia. Pertama, negara berdasar
demokrasi adalah asas negara hukum, kan hukum ialah negara yang diatur
artinya bagi satu negara demokrasi dengan peraturan-peraturan yang
pastilah menjadikan pula “hukum” dibuat berdasarkan ketentuan-
sebagai salah satu asasnya yang lain. ketentuan dalam Undang-Undang
Dasar (dalam hal ini adalah Undang-
Alasannya, jika suatu negara Undang Dasar 1945), baik mengenai
diselenggarakan dari, oleh, dan untuk bentuk, jenis, dan isi maupun
rakyat, maka untuk menghindari hak kelembagaannya.
rakyat dari kesewenang-wenangan
dan untuk melaksanakan kehendak Kedua, sistem Konstitusional
rakyat bagi kekuasaan negara haruslah (Indonesia) ialah sistem bernegara
segala tindakannya dibatasi atau yang berdasarkan pada ketentuan-
dikontrol oleh hukum sebagai ketentuan yang disebut dalam Undang-
pemegang kekuasaan tertinggi yang Undang Dasar 1945, tidak
sebenarnya tak lain hanyalah menyimpang, tidak berdasarkan
memegang kekuasaan rakyat, kepada kekuasaan belaka.
sehingga tidak boleh sewenang- Jaminan kebahagiaan oleh Negara
wenang. Bahkan negara hukum dalam dalam hal ini pemerintah selaku
menentukan alat-alat perlengkapan pelaksana tugas Negara tercantum Di

Published by Research Institutions and Community Services in Batam University 39


Nasrudin, Laily Washliati, Fadlan, Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Terhadap Hak Milik Diatas Hak
Pengelolaan Lahan Untuk Mewujudkan Kepastian Hukum (Studi Penelitian Kantor Pertanahan Kota Batam) |
Zona Hukum, 14 (2) Agustus 2020 | Pages 37-55 | ISSN 1978-1725
dalam Undang-Undang Dasar Tahun Langsung dikuasai Negara artinya
1945 Pasal 33 disebutkan bumi, air Negara tidak menguasai secara
dan kekayaan yang terkandung di langsung tanah tetapi mengelola
dalamnya dikuasai oleh negara dan di tanah tersebut. (Maria s. w
pergunakan sebesar-besarnya untuk sumardjono, 2006; 201)
kemakmuran rakyat. Berdasarkan
Pasal 33 tersebut maka sudah sangat Hak penguasaan atas tanah berisi
jelas bahwa negara tidak memiliki kewenangan, kewajiban atau larangan
tetapi negara sebagai penyelenggara bagi pemegang haknya berdasarkan
negara bersifat mengatur kepentingan Undang-Undang Pokok Agraria No. 5
rakyat. Tahun 1960 Pasal 19. Untuk menjamin
kepastian hukum oleh Pemerintah
Guna melakukan prenyelenggaraan diadakan pendaftaran tanah seluruh
yang tersistematis dan memberikan wilayah Repulik Indonesia yaitu:
jaminan kepastian hukum terhadap
masyarakat maka Pemerintah selaku a. Hak Milik
pelaksana kekuasaan Negara Hak milik adalah hak yang turun
menerapkan sistem pengaturan, temurun terkuat terpenuh yang
peruntukan, penggunaan dan dapat dipunyai orang atas tanah
pemeliharaan dengan sistem dan memberi kewenangan untuk
pendaftaran hak atas tanah. Dengan menggunakannya bagi segala
menetapkan penggolongan terhadap macam keperluan selama waktu
hak atas tanah tersebut yang yang tidak.
merupakan salah satu bagian dari b. Hak Guna Usaha
mendapatkan hak-hak atas tanah juga Hak guna usaha adalah hak
memberikan pendataan terhadap mengusahakan tanah yang dikuasai
kepemilikan tanah. langsung oleh negara guna
perusahaan pertanian, perikanan
Sesuai dengan Undang-Undang dan peternakan. Subjek guna usaha
Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 adalah Warga negara Indonesia dan
Pasal 19 ayat 1 berbunyi : “Untuk Badan hukum yang didirikan
menjamin kepastian hukum oleh menurut hukum Indonesia dan
Pemerintah diadakan pendaftaran berkedudukan di Indonesia.
tanah seluruh wilayah Repulik Pemegang Hak Guna Usaha tidak
Indonesia menurut ketentuan- lagi memenuhi syarat dalam jangka
ketentuan yang diatur dengan waktu 1 tahun wajib melepaskan
Peraturan Pemerintah”. Secara umum atau mengalihkan Hak Guna Usaha
Undang – Undang Pokok Agraria kepada yang memenuhi syarat.
membedakan tanah menjadi c. Hak Guna Bangunan
beberapa: Hak Guna Bangunan adalah tanah
yang telah diberikan hak utuk
1. Tanah Hak digunakan mendirikan bangunan
Tanah hak adalah tanah yang telah diatasnya dengan diberikan batas
dibebani sesuatu hak diatasnya, waktu pengunaan tanah jangka
tanah hak juga dikuasai oleh waktunya adalah 30 Tahun dan
Negara tetapi penggunaannya dapat diperpanjang 20 tahun lagi.
tidak langsung karena ada hak d. Hak Pakai
diatasnya. Hak pakai adalah hak untuk
mengunakan atau memungut hasil
2. Tanah Negara dari tanah yang dikuasai langsung
Tanah Negara adalah tanah yang oleh Negara atau tanah milik orang
langsung dikuasai Negara. lain, yang memberi wewenang dan

Published by Research Institutions and Community Services in Batam University 40


Nasrudin, Laily Washliati, Fadlan, Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Terhadap Hak Milik Diatas Hak
Pengelolaan Lahan Untuk Mewujudkan Kepastian Hukum (Studi Penelitian Kantor Pertanahan Kota Batam) |
Zona Hukum, 14 (2) Agustus 2020 | Pages 37-55 | ISSN 1978-1725
kewajiban yang ditentukan dalam
keputusan pemberiannya. Dalam peraturan ini di jelaskan bahwa
e. Hak Ulayat pemberian Hak Atas Tanah dapat
Tanah ulayat merupakan diberikan diatas tanah Hak
kepunyaan bersama diyakini Pengelolaan. Perpanjangan jangka
sebagai karunia suatu kekuatan waktu hak adalah penambahan waktu
gaib atau peninggalan nenek berlakunya sesuatu Hak Atas Tanah
moyang kepada kelompok yang atas permohonan sebelum haknya
merupakan masyarakat hukum berakhir. Penerapan Free Trade Zone
adat sebagai unsure Batam (FTZ Batam), Bintan, dan
penghidupanya sepanjang masa. Karimun yang mengacu pada Undang-
Disinilah unsur religious atau Undang No. 36 Tahun 2000 tentang
keagamaanya, hubungan hukum Kawasan Perdagangan Bebas dan
antara masyarakat adat dengan Pelabuhan Bebas dan kemudian
Ulayat nya. Kelompok tersebut dirubah beberapa kali melalui PERPU,
bisa merupakan masyarakat sehingga di undangkan menjadi
hokum adat yang territorial bisa Undang-Undang No. 44 Tahun 2007
juga merupakan yang Genealogik tentang Penetapan Peraturan
atau keluarga. (Mhd. Yamin Lubis Pemerintah Pengganti Undang-Undang
dan Abd. Rahim Lubis, 2008; Nomor 1 Tahun 2007 Tentang
104) Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2000 Tentang
Sedangkan tanah Negara salah Penetapan Peraturan Pemerintah
satunya adalah Hak Pengelolaan Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Lahan. Definisi Hak Pengelolaan Tahun 2000 Tentang Kawasan
(HPL) menurut dari Peraturan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan
Pemerintah No. 40 Tahun 1996 Bebas Menjadi Undang-Undang
Ketentuan Umum Pasal 1 butir 2 Menjadi Undang-Undang.
adalah hak menguasai dari Negara
yang kewenangan pelaksanaannya Dengan kewenangan yang diberikan
sebagian dilimpahkan kepada kepada Badan Pengusahaan Batam (BP
pemegangnya. Hal ini diatur Batam ) diantaranya Hak Pengelolaan
diperjelas dalam Peraturan Kepala (HPL), Perijinan Fatwa Planologi,
Badan Pertanahan Nasional No. 2 Perijinan Cut and Field, Perijinan
Tahun 2013 menjelaskan pemberian Alokasi Lahan. Dalam hal ini
Hak Atas Tanah terbagi atas dua, pemegang Hak Pengelolaan tersebut
yaitu: adalah BP (Badan Pengelolaan)
Kawasan Perdagangan Bebas dan
1) Pemberian Hak Atas Tanah Pelabuhan Bebas Batam sehingga
adalah penetapan pemerintah pemberian Hak Atas Tanah diatas
yang memberikan suatu Hak Atas tanah Hak Pengelolaan merupakan
Tanah Negara, termasuk kewenangan BP Batam untuk wilayah
perpanjangan jangka waktu Hak Pulau Batam sesuai dengan Keputusan
dan pembaharuan Hak serta Presiden No. 41 Tahun 1973.
pemberian Hak diatas Hak
Pengelolaan. Dalam kenyataan pendaftaran tanah
2) Pemberian Hak Atas Tanah yang diselenggarakan PP No. 10 tahun
secara umum adalah pemberian 1961 masih belum cukup memberikan
Hak Atas Tanah bidang yang hasil yang memuaskan. Kendala-
memenuhi kriteria tertentu yang kendala yang dihadapi oleh Badan
di lakukan dengan satu penetapan Pertanahan Nasional sehubungan
pemberian Hak. dengan produk yang dihasilkan tidak

Published by Research Institutions and Community Services in Batam University 41


Nasrudin, Laily Washliati, Fadlan, Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Terhadap Hak Milik Diatas Hak
Pengelolaan Lahan Untuk Mewujudkan Kepastian Hukum (Studi Penelitian Kantor Pertanahan Kota Batam) |
Zona Hukum, 14 (2) Agustus 2020 | Pages 37-55 | ISSN 1978-1725
sesuai dengan harapan, karena Undang-undang Pokok Agraria
banyak faktor-faktor yang sangat (UUPA), yaitu bahwa pendaftaran
mempengaruhi, yaitu: tanah diselenggarakan dalam rangka
memberikan jaminan kepastian hukum
a. Anggaran yang disiapkan tidak di bidang pertanahan dan bahwa sistem
memadai. publikasinya adalah sistem negatif,
b. Sumber daya manusia kurang. tetapi yang mengandung unsur positif,
c. Peralatan pendukung pelaksanaan karena akan menghasilkan surat-surat
kerja. tanda bukti hak yang berlaku sebagai
d. Tanahnya besar tersebar alat pembuktian yang kuat, seperti
diwilayah yang sangat luas. yang dinyatakan dalam Pasal 19 ayat
(2) huruf c, Pasal 23 ayat (2), Pasal 32
Sebagian besar penguasaanya tidak ayat (2) dan Pasal 38 ayat (2) UUPA.
didukung oleh alat-alat pembuktian.
Kelemahan dalam pendaftaran tanah Pendaftaran tanah juga tetap
sebagaimana diatur dalam PP No. 10 dilaksanakan melalui dua cara, yaitu
tahun 1961 diuraikan dalam pertama-tama secara sistematik yang
penjelasan Peraturan Pemerintah meliputi wilayah satu desa atau
Nomor 24 Tahun 1997 Tentang kelurahan atau sebagiannya yang
Pendaftaran Tanah, dimana selama terutama dilakukan atas prakarsa
lebih dari 35 tahun belum cukup Pemerintah dan secara sporadik, yaitu
memberikan hasil yang memuaskan. pendaftaran mengenai bidang-bidang
Dari sekitar 55 juta bidang tanah hak tanah atas permintaan pemegang atau
yang memenuhi syarat untuk penerima hak yang bersangkutan
didaftar, baru lebih kurang 16,3 juta secara individual atau massal.
bidang yang sudah didaftar.
Penyempurnaan pendaftaran tanah
Dalam pada itu, melalui pewarisan, dalam PP No. 24 tahun 1997 terhadap
pemisahan dan pemberian-pemberian PP No. 1 tahun 1961 yang diadakan
hak baru, jumlah bidang tanah yang meliputi penegasan berbagai hal yang
memenuhi syarat untuk didaftar belum jelas dalam peraturan yang
untuk selama Pembangunan Jangka lama, antara lain pengertian
Panjang Kedua diperkirakan akan pendaftaran tanah itu sendiri, azas-azas
meningkat menjadi sekitar 75 juta. dan tujuan penyelenggaraannya, yang
Sehubungan dengan itu maka dalam di samping untuk memberi kepastian
rangka meningkatkan dukungan yang hukum sebagaimana disebut di atas
lebih baik pada pembangunan juga dimaksudkan untuk meng himpun
nasional dengan memberikan dan menyajikan informasi yang
kepastian hukum di bidang lengkap mengenai data fisik dan data
pertanahan, dipandang perlu untuk yuridis mengenai bidang tanah yang
mengadakan penyempurnaan pada bersangkutan. (Boedi Harsono; 2005;
ketentuan yang mengatur 65) Pasal 19 Undang Undang Pokok
pendaftaran tanah, yang pada Agraria memerintahkan
kenyataannya tersebar pada banyak diselenggarakannya pendaftaran tan ah
peraturan perundangan-undangan. dalam rangka menjamin kepastian
hukum. Kemudian, Pendaf taran tanah
Dalam PP No. 24 tahun 1997 yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan
menyempurnakan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961
Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah yang
ini, tetap dipertahankan tujuan dan menjadi dasar kegiatan pendaftaran
sistem yang digunakan, yang pada tanah di Indonesia. Dalam kenyataan
hakikatnya sudah ditetapkan dalam pendaftaran tanah yang belum cukup

Published by Research Institutions and Community Services in Batam University 42


Nasrudin, Laily Washliati, Fadlan, Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Terhadap Hak Milik Diatas Hak
Pengelolaan Lahan Untuk Mewujudkan Kepastian Hukum (Studi Penelitian Kantor Pertanahan Kota Batam) |
Zona Hukum, 14 (2) Agustus 2020 | Pages 37-55 | ISSN 1978-1725
memberikan hasil yang memuaskan. dihubungkan dengan teori-teori dan
Kendala-kendala yang dihadapi oleh praktek.
Badan Pertanahan Nasional
sehubungan dengan produk yang Metode pendekatan yang digunakan
dihasilkan tidak sesuai dengan dalam penelitian ini adalah yuridis
harapan normatif dan empiris, bahwa
pendekatan ini dilakukan dengan
RUMUSAN MASALAH mempelajari dan mengkaji kaedah-
kaedah hukum yang belaku, terutama
1. Bagaimana pengaturan hukum berkenaan dengan hak milik diatas
terhadap hak milik diatas tanah tanah hak pengelolaan lahan untuk
hak pengelolaan lahan untuk mewujudkan kepastian hukum (Studi
mewujudkan kepastian hukum di Penelitian Kantor Pertanahan Kota
Kantor Pertanahan Kota Batam? Batam)”.
2. Bagaimana implementasi, kendala
dan solusi terhadap hak milik Sumber Data Dan Alat
diatas tanah hak pengelolaan Pengumpulan Data
lahan untuk mewujudkan Sumber data dalam penelitian ini
kepastian hukum di Kantor adalah data primer dan data
Pertanahan Kota Batam? sekunder. Data primer yang
bersumber dari hasil wawancara di
METODOLOGI Kantor Pertan ahan Kota Batam.
Pendekatan Penelitian Pengum pulan data sekunder
Penelitian ini bersifat deskriptif dilakukan Sumber data dalam
analisis, yaitu penelitian yang penelitian ini adalah data primer dan
mengusahakan untuk melukiskan data sekunder. Data primer yang
fakta-fakta yang nyata dan situasi bersumber dari hasil wawancara di
yang berkenaan dengan terhadap Kantor Pertanahan Kota Batam
hak milik diatas tanah hak sebagai lembaga penerbit sertifikat,
pengelolaan lahan untuk mewuju pelayanan hukum terhadap
dkan kepastian hukum (Studi penerbitan sertifikat.
Penelitian Kantor Pertanahan Kota
Batam). Hal ini dikaji menurut Pengumpulan data sekunder
aspek Undang-Undang Pokok dilakukan melalui penelitian
Agraria No. 5 Tahun 1960 yang kepustakaan dengan cara mengkaji
dianalisis sesuai dengan kenyataan buku-buku, jurnal, hasil penelitian,
tersebut secara objektif berkenaan konvensi dan peraturan perundang-
dengan ketentuan-keten tuan terkait undangan serta melalui media.
menyajikannya sebagai suatu temuan
Analisis Data penelitian. (Idham, 2014).
Data yang telah diperoleh tersebut,
baik data primer dari penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
lapangan, maupun data sekunder Batam mulai dikembangkan sejak
yang diperoleh dari penelitian awal tahun 1970-an sebagai basis
kepustakaan digener alisikan yang logistik dan operasional untuk
selanjutnya dianalisis secara industri minyak dan gas bumi oleh
kualitatif. Analisis data ini sebagai pertamina. Kemudian berdasarkan
upaya mencari dan menata data Kepres No. 41 tahun 1973,
secara sistematis untuk pembangunan Batam dipercayakan
meningkatkan pemahaman peneliti kepada lembaga pemerintah yang
tentang masalah yang diteliti dan bernama Otorita Pengembangan

Published by Research Institutions and Community Services in Batam University 43


Nasrudin, Laily Washliati, Fadlan, Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Terhadap Hak Milik Diatas Hak
Pengelolaan Lahan Untuk Mewujudkan Kepastian Hukum (Studi Penelitian Kantor Pertanahan Kota Batam) |
Zona Hukum, 14 (2) Agustus 2020 | Pages 37-55 | ISSN 1978-1725
Industri Pulau Batam atau lebih karena disebabkan oleh maraknya
dikenal dengan Otorita Batam. kegiatan industri, perdagangan, alih
kapan dan pariwisataan didaerah.
Pengembangan Pulau Batam terbagi Namun sebagai daerah yang
dalam beberapa periode. Periode berkembang pesat, Batam juga tidak
pertama yaitu tahun 1971-1976 luput dari munculnya berbagai
dikenal dengan nama Periode masalah sosial.
Persiapan yang dipimpin oleh Dr.
Ibnu Sutowo. Periode kedua adalah Untuk itulah, maka dalam rangka
Periode Konsolidasi (1976-1978) penyempurnaan pengembangan pulau
dipimpin oleh Prof. Dr. JB. Batam yang sedang berlangsung,
Sumarlin, Setelah itu adalah Periode maka pembangunan saat ini
Pemba ngunan Sarana Prasarana dan difokuskan kepada kesejahteraan
Penanaman Modal yang berlangsung masyarakat dengan menjalankan
selama 20 tahun. Yaitu tahun 1978- program social development. Hal ini
1998, yang diketuai Prof. Dr. BJ. diharapkan mampu mengatasi
Habibie Kepemimpinan berikutnya berbagai macam persoalan sosial
dipegang oleh J.E Habibie yaitu yang timbul sebagai eksternalitas
bulan maret s/d juli 1998. Periode ini negatif dari pembangunan yang telah
dikenal dengan nama Pembangunan terjadi selama 30 tahun tersebut.
Prasarana dan Penanaman Modal
Lanjutan . Kemudian sejak tahun Otorita Batam merupakan cikal bakal
1998 sampai sekarang, dibawah dari Badan Pengusahaan Batam (BP
kepemimpinan dari Ketua Otirita Batam). Pada PP 46 disebutkan
Batam saat periode Ismeth Abdullah bahwa Otorita Pengembangan Daerah
dinamakan periode pengembangan Industri Pulau Batam berubah
pembangunan prasarana dan menjadi Badan Pengusahaan
penanaman modal lanjutan dengan Kawasan Batam dengan kebera
perhatian lebih besar pada daannya selama 70 tahun sejak PP 46
kesejahteraan rakyat dan perbaikan ditandatangani.
iklim investasi.
1. Pengaturan Hukum Terhadap
Dalam rangka melaksanakan visi Perlindungan Hak Milik Diatas
dan misinya mengembangkan Tanah Hak Pengelolaan Lahan
Batam, maka dibangunlah
insfrastruktur modern yang Berdasarkan ketentuan pasal 2 PP No.
berstandar internasional serta 24 Tahun 1997, pendaftaran tanah
berbagai fasilitas lainnya, sehingga dilaksanakan berdasarkan azas
saat Pariwisata yang diminati dan sederhana, aman, terjangkau, mutakhir
mampu bersaing dengan kawasan dan terbuka. Adapun pengertian dari
serupa Asia Pasifik. masing-masing tersebut adalah: Azas
sederhana dalam pendaftaran tanah
Berbagai kemajuan pun telah banyak dimaksudkan agar ketentuan-ketentuan
dicapai, seperti tersediannya pokoknya maupun prosedurnya
berbagai lapangan usaha yang dengan mudah dapat dipahami oleh
mampu menampung angkatan kerja pihak-pihak yang berkepentingan,
yang berasal hampir dari seluruh terutama para pemegang hak atas
daerah di tanah air. Begitu juga tanah. Sedangkan azas aman
dengan jumlah penerimaan daerah dimaksudkan untuk menunjukkan,
maupaun pusat dari waktu kewaktu bahwa pendaftaran tanah perlu
terus meningkat. Hal ini tidak lain diselenggarakan secara teliti dan

Published by Research Institutions and Community Services in Batam University 44


Nasrudin, Laily Washliati, Fadlan, Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Terhadap Hak Milik Diatas Hak
Pengelolaan Lahan Untuk Mewujudkan Kepastian Hukum (Studi Penelitian Kantor Pertanahan Kota Batam) |
Zona Hukum, 14 (2) Agustus 2020 | Pages 37-55 | ISSN 1978-1725
cermat sehingga hasilnya dapat dalam daftar-daftar, berdasarkan
memberikan jaminan kepastian pengukuran dan pemetaan, yang
hukum sesuai tujuan pendaftaran seksama dari bidang-bidang itu.
tanah itu sendiri. (M, Yamin, dan
Abd. Rahim Lubis. 2008; 8) Secara singkat, kadaster dapat
dirumuskan sebagai pengukuran,
Azas terjangkau dimaksudkan pemetaan dan pembukuan tanah,
keterjangkauan bagi pihak-pihak seperti dirumuskan dalam Pasal 19
yang memerlukan, khususnya dengan ayat (2) sub a UUPA. Sedangkan
memperhatikan kebutuhan dan mengenai kadaster, haruslah tanah
kemampuan golongan ekonomi yang memenuhi unsur-unsur:
lemah. Pelayanan yang diberikan Pendaftaran atau pembukuan bidang-
dalam rangka penyelenggaraan bidang tanah yang terletak di suatu
pendaftaran tanah harus bisa daerah/negara di dalam daftar-daftar
terjangkau oleh para pihak yang Pengukuran atau pembukuan bidang-
memerlukan. Azas mutakhir bidang tanah.
dimaksudkan kelengkapan yang Ada beberapa teori yng dikemukakan
memadai dalam pelaksanaannya dan oleh para ahli mengenai pendaftaran
kesinambungan dalam pemeliharaan tanah, antara lain:
datanya. Data yang tersedia harus
menunjukkan keadaan yang Sotendik/Mulder, kadaster is een seen
mutakhir/terakhir. Untuk itu perlu instelling ie ddoor middel van plans of
diikuti kewajiban mendaftar dan kaarten en register, opgemaakt naar
pencatatan perubahan-perubahan aanleiding van matig en scantting, ons
yang terjadi di kemudian hari. een beeld en eene schrijving van
hetgronddheit van saat in al zine onder
Azas mutakhir menuntut dipeliaranya delen en greens geeft (kadaster
data pendaftaran tanah secara terus berasal dari kata capitastrum yang
menerus dan berkesinambungan, berarti suatu daftar umum dimana
sehingga data yang tersimpan di berisi nilai-nilai serta sifat-sifat,
Kantor Pertanahan selalu sesuai bahasa prancis “cadaster; Italia
dengan keadaan nyata di lapangan, disebut “Kadaster”.
dan masyarat dapat memperoleh
keterangan mengenai data yang benar Jaarsma, mengatakan kadaster is een
setiap saat. Untuk itulah diberlakukan instelling diery door middel van
pula azas terbuka. kaarten en register en een omchjving
geeft van alle stkuken het gebied van
Di dalam kepustakaan lama, dapat den staat gelegen (kadaster adalah
diketemukan istilah pendaftaran tanah suatu badan dengan peta-peta dan
(Kadaster) sebagai berikut: daftar-daftar memberikan uraian
Bahwa perkataan kadaster, berasal semua bidang tanah yang terletak
dari Bahasa Latin diutarakan nilai dan dalam suatu wilayah negara).
sifat dari benda-benda tetap.
Pengertian ini sekarang sudah tidak Van Huls merumuskan kadaster is een
sesuai dengan perkembangan zaman boekhouding op hetgroun bezit die
Bahasa Perancis, yaitu Cadastre. geveert word met behulp van register
Bahasa Italia, yaitu Castro Bahasa en kaarten wijver vaardiging waavan
Jerman, yaitu Kadaster . Menurut de landmeetkunde toepassing vindt
Rudolf Hermanses, pendaftaran tanah (kadaster sebagai suatu pembukuan
(kadaster) adalah pendaftaran atau mengenai pemilihan tanah yang
pembukaan bidang-bidang tanah diselenggarakan dengan daftar-daftar

Published by Research Institutions and Community Services in Batam University 45


Nasrudin, Laily Washliati, Fadlan, Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Terhadap Hak Milik Diatas Hak
Pengelolaan Lahan Untuk Mewujudkan Kepastian Hukum (Studi Penelitian Kantor Pertanahan Kota Batam) |
Zona Hukum, 14 (2) Agustus 2020 | Pages 37-55 | ISSN 1978-1725
dan peta-peta yang diperbuat orang yang tercatat dalam daftar
menngunakan ilmu ukur. umum akan kehilangan haknya atau
dirugikan.
Secara yuridis pendaftaran tanah
sebagaimana definisi yang diberikan Berkaitan dengan sistem pendaftaran
oleh Pasal 1 angka 1 PP No. 27 tahun tanah yang dipergunakan di Indonesia,
1997 adalah rangkaian kegiatan yang Muntoha menyatakan bahwa sistem
dilakukan oleh Pemerintah secara pendaftaran tanah di Indonesia yang
terus menerus, berkesinambungan dianut sekarang ini adalah sistem
dan teratur, meliputi pengumpulan, negatif dengan tendes-tendens positif.
pengolahan, pembukuan, dan Dengan sistem ini keterangan-
penyajian serta pemeliharaan data keterangan yang ada itu, apabila
fisik dan data yuridis, dalam bentuk ternyata tidak benar, maka dapat
peta dan daftar, mengenai bidang- diubah dan dibetulkan. Sistem
bidang tanah dan satuan-satuan pendaftaran tanah di Indonesia, juga
rumah susun, termasuk dapat disebut quasi positif (positif
pemberian surat tanda bukti haknya semu).
bagi bidang-bidang tanah yang sudah
ada haknya dan hak milik atas satuan Adapun ciri-ciri quasi positif
rumah susun serta hak-hak tertentu pendaftaran tanah di Indonesia ádalah
yang membebaninya. sebagai berikut: Nama yang tecantum
di dalam buku tanah. Setiap peristiwa
Apabila dilihat dari aspek jaminan balik nama, melalui prosedur
yang diberikan dengan pemberian penelitian yang seksama dan
Surat-surat Tanda Bukti Hak atas memenuhi syarat-syarat keterbukaan
Tanah (Sertifikat Hak atas Tanah), (openbaar beginsel).
sebagai alat pembuktian, maka
Rechts Kadaster (pendaftaran tanah) Setiap persil batas diukur dan
ini mengenal 2 (dua) macam sistem digambar dengan peta pendaftaran
yaitu: tanah dengan skala 1 : 1000, unsur
Sistem negatif adalah suatu sistem mana yang memungkinkan untuk
bahwa kepada si pemilik tanah ini, dapat dilihat kembali batas persil,
diberikan jaminan lebih kuat, apabila apabila dikemudian harus terdapat
dibandingkan perlindungan yang sengketa batas.
diberikan kepada pihak ketiga.
Dengan demikian, maka si pemilik Pemilik tanah yang tercantum dalam
tanah dapat menggugat haknya atas buku tanah dan sertifikat dapat dicabut
sebidang tanah dari mereka yang melalui proses keputusan Pengadilan
terdaftar pada kadaster. Contoh Negeri atau dibatalkan oleh Kepala
Belanda, Perancis, Philipina. Badan Pertananahan Nasional, apabila
terdapat cacat hukum.
Sistem positif adalah suatu sistem di
mana kepada yang memperoleh hak Pemerintah tidak menyediakan dana
atas tanah ini akan diberikan jaminan untuk pembayaran ganti rugi pada
lebih kuat. Jadi dengan demikian, masyarakat, karena keslaahan
maka mereka atau orang-orang yang administrasi pendaftaran tanah,
tercatat pada daftar umum / buku melainkan masyarakat sendiri yang
tanah itu adalah si pemlik tanah yang merasa dirugikan melalui proses
pasti. Pihak ketiga harus percaya dan peradilan / Pengadilan Negeri untuk
tidak perlu khawatir, bahwa pada memperoleh haknya.
suatu ketika, mereka atau orang-

Published by Research Institutions and Community Services in Batam University 46


Nasrudin, Laily Washliati, Fadlan, Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Terhadap Hak Milik Diatas Hak
Pengelolaan Lahan Untuk Mewujudkan Kepastian Hukum (Studi Penelitian Kantor Pertanahan Kota Batam) |
Zona Hukum, 14 (2) Agustus 2020 | Pages 37-55 | ISSN 1978-1725
Menurut AP. Parlindungan oleh Hakim dianggap bertentangan
dikeluarkannya PP No. 24 tahun 1997 dengan undang-undang, karena
sebagai pengganti PP No. 10 tahun membatasi hak milik perseorangan.
1961, yaitu salah satunya adalah
untuk menyelenggarakan tertib Konsepsi hak milik semacam ini pada
administrasi pertanahan. Tertib zaman sekarang sudah tidak dapat
administrasi pertanahan sendiri, diterima lagi. Hak milik atas tanah
merupakan salah satu bagian dari dalam pengertian sekarang,
catur tertib pertanahan seperti sasaran sebagaimana tercantum dalam Pasal
yang ingin dicapai, yaitu: pertama, 20 Ayat 1 UUPA adalah sebagai
tertib hukum pertanahan. Kedua, berikut:
tertib administrasi pertanahan. Ketiga “Hak milik adalah hak turun-menurun,
tertib penggunaan tanah, dan terakhir terkuat dan terpenuh yang dapat
adalah tertib pemeliharaan dan dipunyai orang atas tanah, dengan
lingkungan hidup. mengingat ketentuan dalam Pasal 6.
Menurut Pasal 6 dari UUPA semua
Hak Milik Landasan idil daripada hak hak atas tanah mempunyai fungsi
milik (baik atas tanah maupun atas sosial”.
barang-barang dan hak-hak lain)
adalah Pancasila dan Undang-Undang Terkuat dan terpenuh di sisni tidak
Dasar 1945. Jadi secara yuridis berarti hak milik merupakan hak yang
formil, hak perseorangan ada dan mutlak, tidak terbatas dan tidak dapat
diakui oleh negara. Hal ini dibuktikan diganggu gugat. Ini dimaksudkan
anatara lain dengan adanya Peraturan untuk membedakannya dengan hakhak
Dasar Pokok-Pokok Agraria yang atas tanah lainnya yang dimiliki oleh
diatur dalam Undang - Undang No. 5 individu. Dengan lain perkataan, hak
Tahun 1960 (UUPA). milik yang merupakan hak yang paling
kuat dan paling penuh di antara semua
Dahulu, hak milik dalam pengertian hak-hak atas tanah lainnya. Sehingga
hukum barat bersifat mutlak, hal ini si pemilik mempunyai hak untuk
sesuai dengan faham yang mereka menuntut kembali di tangan siapapun
anut yaitu individualisme, benda itu berada. Seseorang yang
kepentingan individu menonjol mempunyai hak milik dapat berbuat
sekali, individu diberi kekuasaan apa saja sekehendak hatinya atas
bebas dan penuh terhadap miliknya. miliknya itu, asal saja tindakannya itu
Hak milik tadi tidak dapat diganggu- tidak bertentangan dengan undang-
gugat. Akibat adanya ketentuan undang atau melanggar hak atau
demikian, pemerintah tidak dapat kepentingan orang lain.
bertindak terhadap milik seseorang,
meskipun hal itu perlu untuk Jadi harus pula diingat kepentingan
kepentingan umum. umum, seperti telah disebutkan dalam
Pasal 6 UUPA tadi. Apalagi kita
Sebagai contoh dari kemutlakan hak menganut paham bahwa hak milik
milik ini dibuktikan dengan adanya mempunyai fungsi sosial. Arti dari
Arres 14 Maret 1904, yaitu pada hak milik mempunyai fungsi
Lantaarpaal Arres, sehingga sosial ialah bahwa hak milik yang
perbuatan kotapraja yang waktu itu dipunyai oleh seseorang tidak boleh
memerintahkan penyedian kira-kira dipergunakan semata-mata untuk
satu meter persegi tanah dari seorang kepentingan pribadi atau
pemilik tanah untuk menancapakan perseorangan, tetapi juga untuk
tiang lentera bagi penerangan umum, kepentingan masyarakat rakyat

Published by Research Institutions and Community Services in Batam University 47


Nasrudin, Laily Washliati, Fadlan, Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Terhadap Hak Milik Diatas Hak
Pengelolaan Lahan Untuk Mewujudkan Kepastian Hukum (Studi Penelitian Kantor Pertanahan Kota Batam) |
Zona Hukum, 14 (2) Agustus 2020 | Pages 37-55 | ISSN 1978-1725
banyak. Jadi hak milik ini harus olehnya akan diberikan kepada
mempunyai fungsi kemasyarakatan, instansi tersebut dengan hak pakai
yang memberikan berbagai hak bagi yang dimaksud dalam Undang-
orang lain. Undang Pokok Agraria”.

2. Implementasi, Kendala Dan Solusi Selanjutnya dalam Pasal 5


Terhadap Hak Milik Diatas Tanah menerangkan;
Hak Pengelolaan Lahan Untuk “Apabila tanah-tanah Negara
Mewujudkan Kepastian Hukum sebagai dimaksud dalam pasal 4 di
atas, selain dipergunakan oleh
Pasal-pasal dalam UUPA memang instansi-instansi itu sendiri, juga
tidak mengatur secara tegas tentang dimaksudkan untuk diberikan dengan
Hak Pengelolaan, namun demikian sesuatu hak kepada pihak ketiga,
politik agraria pada masa itu telah maka oleh Menteri Agraria tanah-
mempersiapkan bahwa akan ada tanah tersebut akan diberikan kepada
peraturan-peraturan lain yang akan instansi tersebut dengan hak
dikeluarkan untuk mengatur secara pengelolaan”.
kongkrit tentang penguasaan-
penguasaan pertanahan di Indonesia Setelah diterapkannya Permen Agraria
termasuk mengenai penguasaan tanah No. 5 Tahun 1965 maka selanjutnya
Hak Pengelolaan sebagaimana di lahirlah berbagai pera turan
muat dalam Penjelasan Umum Pasal perundang-undangan yang mengatur
2 ayat 4 UUPA. Penjelasan Umum tentang Hak Pengelolaan dintaranya
Pasal 2 ayat 4 UUPA inilah disebutkan dalam Pasal 1 ayat 3
merupakan cikal-bakal dibuatnya Permen Agraria No. 9 Tahun 1999
Peraturan Menteri Agraria No. 9 menyebutkan bahwa Hak Pengelolaan
Tahun 1965 Tentang Pelaksanaan adalah : “Hak Menguasai dari Negara
Konversi Hak Penguasaan Atas yang kewenangan pelaksanaannya
Tanah Negara dan Ketentuan- sebagian dilimpah kan kepada
Ketentuan Tentang Kebijaksanaan pemegangnya”.
Selanjutnya.
Selanjutnya, berdasarkan Penjelasan
Berselang lima tahun setelah UUPA Pasal 2 ayat (3) huruf f UU BPHTB,
diundangkan pemerintah melalui pengertian HPL dijelaskan lebih
Menteri Agraria mengeluarkan lengkap lagi yaitu:
kebijakan yang memberi kepastian “Hak menguasai dari Negara yang
hukum untuk mengatur bagaimana kewenangan pelaksanaannya sebagian
implementasi Hak Pengelolaan dilimpahkan kepada pemegang
diberlakukan. Didalam Permen haknya, antara lain berupa
Agraria No 9 Tahun 1965 Bab II perencanaan peruntukan dan
Ketentuan-Ketentuan Tentang penggunaan tanah, penggunaan tanah
Kebijaksanaan Selanjutnya, dalam untuk keperluan pelaksanaan
Pasal 4 menerangkan: tugasnya, penyerahan bagian-bagian
“Dengan menyimpang seperlunya dari tanah tersebut kepada pihak
dari ketentuan-ketentuan tersebut ketiga dan atau bekerja sama dengan
dalam Peraturan Pemerintah No. 8 pihak ketiga”.
Tahun 1953, maka tanah-tanah
Negara yang oleh sesuatu Berdasarkan Peraturan Kepala Badan
Departemen, Direktorat atau daerah Pengusahaan Bebas dan Pelabuhan
Swatantra dimaksudkan untuk Bebas Batam Nomor 19 Tahun 2016
dipergunakan sendiri, oleh Menteri Tentang Jenis Dan Tarif Layanan Pada
Agraria atau pejabat yang ditunjuk

Published by Research Institutions and Community Services in Batam University 48


Nasrudin, Laily Washliati, Fadlan, Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Terhadap Hak Milik Diatas Hak
Pengelolaan Lahan Untuk Mewujudkan Kepastian Hukum (Studi Penelitian Kantor Pertanahan Kota Batam) |
Zona Hukum, 14 (2) Agustus 2020 | Pages 37-55 | ISSN 1978-1725
Kantor Pengelolaan Lahan Badan Hak Pengelolaan ini pertama kali
Pengusahaan Kawasan Perdagangan disebut dan di atur dalam Peraturan
Bebas Dan Pelabuhan Bebas Batam. Menteri Agraria Nomor 9 Tahun 1965
Dalam Pasal 1 angka 5, Badan Tentang Pelaksanaan Konversi Hak
Pengusahaan Batam Kawasan Penguasaan atas Tanah Negara dan
Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Ketentuan-ketentuan Tentang Kebijak
Bebas mendefenisikan : ”Hak sanaan Selanjutnya jo Peraturan
Pengelolaan, yang selanjutnya Menteri Agraria Nomor 1 Tahun 1966
disebut HPL, adalah hak menguasai Tentang Pendaftaran Hak Pakai dan
dari Negara yang kewenangan Hak Pengelolaan dan di hubungkan
pelaksanaannya sebagian dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8
dilimpahkan kepada pemegangnya Tahun 1953 Tentang Penguasaan
dalam hal ini Bdan Pengusahaan Tanah-tanah Negara. Ketentuan Hak
Batam dan diatas HPL dapat Pengelolaan dalam Peraturan Menteri
diterbitkan Hak Guna Bangunan Agraria Nomor 9 Tahun 1965 tersebut
(HGB) dan Hak Pakai”. kemudian diubah dengan Peraturan
Menteri dalam Negeri Nomor 5 Tahun
Dari berbagai defenisi tentang Hak 1974 Tentang Ketentuan-ketentuan
Pengelolaan diatas dapat penulis mengenai Penyediaan dan Pemberian
simpulkan bahwa Hak Pengelolaan Hak untuk keperluan Perusahaan jo
tersebut merupakan Hak Penguasan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Tanah Negara, oleh Negara Nomor 1 Tahun 1977 Tentang Tata
diwakilkan kepada sebuah badan Cara Permohonan dan Penyelesaian
dalam penguasaannya juga dapat Pemberian Hak atas Bagian-bagian
digunakan oleh badan tersebut dalam Tanah Hak Pengelolaan serta
menjalankan kegiatannya dan dapat Pendaftarannya.Hak Pengelolaan
diberikan kepada pihak-pihak dalam sistematika hak-hak penguasaan
lain/pihak ketiga. Pihak mana, adalah atas tanah tidak dimasukkan dalam
pihak yang diperbolehkan menerima golongan hak-hak atas tanah.
hak tersebut berdasarkan peraturan
perundang-undangan. Pemegang Hak Pengelolaan memang
mempunyai wewenang untuk
Kemudian bagaimana dan aparatur menggunakan tanah yang dihaki bagi
pemerintah mana yang berwenang keperluannya sendiri. Tetapi itu bukan
dalam memberikan dan membatalkan tujuan pemberian hak tersebut
Hak Pengelolaan ini juga telah di atur kepadanya. Tujuan utama adalah
dalam Pasal 3 ayat 1 Permen Agraria bahwa tanah hak yang bersangkutan
No. 9 Tahun 1999 : “Pemberian dan disediakan bagi penggunaan oleh
pembatalan Hak Milik, Hak Guna pihak-pihak lain yang memerlukan.
Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Dalam penyediaan dan pemberian
Pakai dan Hak Pengelolaan tanah itu pemegang haknya diberi
dilakukan oleh Menteri”. kewenangan untuk melakukan
kegiatan yang merupakan sebagian
Dengan adanya Permen Agraria No. kewenangan Negara, yang diatur
9 Tahun 1965 dan Permen Agraria dalam Penjelasan Pasal 2 ayat 4
No. 9 Tahun 1999 juga peraturan UUPA.
lainnya, maka telah jelaslah
bagaimana kepastian hukum yang Dalam Pasal 3 Peraturan Menteri
mengatur tentang penguasaan tanah Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1974
Hak Pengelolaan di Indonesia. Tentang Ketentuan-Ketenruan
Mengenai Penyediaan dan Pemberian

Published by Research Institutions and Community Services in Batam University 49


Nasrudin, Laily Washliati, Fadlan, Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Terhadap Hak Milik Diatas Hak
Pengelolaan Lahan Untuk Mewujudkan Kepastian Hukum (Studi Penelitian Kantor Pertanahan Kota Batam) |
Zona Hukum, 14 (2) Agustus 2020 | Pages 37-55 | ISSN 1978-1725
Tanah Untuk Keperluan Perusahaan.
Hak Pengelolaan sebagai tanah Negara dan Ketentuan-
yang dimaksudkan dalam pasal 2 ayat Ketentuan tentang Kebijaksanaan
1 huruf a berisikan wewenang untuk: Selanjutnya. (“Permenag No.9 /
1965”)
a. Merencanakan peruntukan dan 5) Peraturan Menteri Agraria No. 1
penggunaan tanah yang Tahun 1966 tentang Pendaftaran
bersangkutan; Hak Pakai dan Hak Pengelolaan.
b. Menggunakan tanah tersebut untuk 6) Peraturan Menteri Agraria/Kepala
keperluan pelaksanaan usahanya; Badan Pertanahan Nasional Nomor
c. Menyerahkan bagian-bagian 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara
daripada tanah itu kepada pihak Pemberian dan Pembatalan Hak
ketiga menurut persyaratan yang Atas Tanah Negara dan Hak
ditentukan oleh perusahaan Pengelolaan (“Permenag No.9 /
pemegang hak tersebut, yang 1999”).
meliputi segi-segi peruntukan,
penggunaan, jangka waktu dan Hak Pengelolaan dapat diberikan
keuangannya, dengan ketentuan kepada :
bahwa pemberian hak atas tanah a) Instansi Pemerintah termasuk
kepada pihak ketiga yang Pemerintah Daerah;
bersangkutan dilakukan oleh b) Badan Usaha Milik Negara;
pejabat-pejabat yang wewenang c) Badan Usaha Milik Daerah;
menurut Peraturan Menteri Dalam d) PT. Persero;
Negeri No. 6 Tahun 1972 tentang e) Badan Otorita;
“Pelimpahan Wewenang f) Badan-badan hukum Pemerintah
Pemberian Hak atas Tanah”, lainnya yang ditunjuk Pemerintah.
sesuai dengan peraturan
perundangan agraria yang berlaku. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
Hak Pengelolaan (selanjutnya disebut dilakukan penulis seperti yang telah
dengan “HPL”) di Pulau Batam saat dijelaskan diatas, maka Penulis
ini diatur dalam beberapa peraturan menyimpulkan beberapa hal sebagai
perundang-undangan antara lain: berikut:
1) Surat Keputusan Menteri Dalam
Negeri Nomor 43 Tahun 1977 1. Pengaturan Hukum Untuk
Tentang Pengelolaan Dan Menentukan Status Hukum Atas
Penggunaan Tanah Di Daerah Penerbitan Sertipikat Terhadap
Industri Pulau Batam; Lahan Kavlingan adalah pengajuan
2) Undang-Undang Nomor 21 Tahun surat-surat perlengkapan dari BP
1997 tentang Bea Perolehan Hak Batam yang telah dilengkapi
Atas Tanah dan Bangunan (“UU dilanjutkan dengan melakukan
BPHTB”) pendaftaran hak atas di atas tanah
3) Peraturan Pemerintah Nomor 40 hak pengelolaan bisa di daftarakan
Tahun 1996 tentang Hak Guna ke Kantor Pertanahan. Tata cara
Usaha, Hak Guna Bangunan dan pemberian Hak Atas Tanah di atas
Hak Pakai Atas Tanah. (“PP Tanah Hak Pengelolaan, Untuk
No.40/1996”). pemberian Hak Atas Tanah yang
4) Peraturan Menteri Agraria Nomor perorangan dan langsung atas nama
9 Tahun 1965 tentang Pelaksanaan pemohon dan di mulai dari
Konversi Hak penguasaan Atas pengukuran. Permohonan yang
diajukan dengan melengkapi

Published by Research Institutions and Community Services in Batam University 50


Nasrudin, Laily Washliati, Fadlan, Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Terhadap Hak Milik Diatas Hak
Pengelolaan Lahan Untuk Mewujudkan Kepastian Hukum (Studi Penelitian Kantor Pertanahan Kota Batam) |
Zona Hukum, 14 (2) Agustus 2020 | Pages 37-55 | ISSN 1978-1725
berkas-berkas persyaratan yang Permohonan dan
terdiri atas rekomendasi dari BP
Batam, Fotokopi Surat Keputusan, Penyelesaian Pemberian Hak atas
Fotokopi Surat Perjanjian, Bagian-bagian Tanah Hak Pengelo
Fotokopi Penetapan Lokasi, laan serta Pendaftaran nya.Hak
Fotokopi Faktur UWTO, Fotokopi Pengelolaan dalam sistematika hak-
Pajak Bumi dan Bangunan, hak penguasaan atas tanah tidak
Fotokopi Kartu Tanda Pengenal. dimasukkan dalam golongan hak-
hak atas tanah.
2. Kendala – Kendala Atau
Hambatan adalah adanya upayan SARAN
penurunan hak milik menjadi Hak
Guna Bangunan dan Hak Pakai 1. Perlunya penerbitan mengenai
oleh Badan Pengusahaan Batam kepastian hukum yang menjelaskan
sehingga secara procedural kewenangan BP. Batam terhadap
melanggar ketentuan hokum yang lahan di Kota Batam dengan
berlaku yang mana hak milik Pemerintah Daerah Kota Batam
dilindungi oleh hukum dan proses sehingga dapat memberikan
perubahannya haruslah sesuai penjelasan mengenai proses
dengan ketentuan hokum yang pelaksanaan penerbitan hak atas
berlaku dan melalui pihak – pihak tanah. Hal ini menghindari adanya
yang secara Undang – Undang tumpang tindih kewenangan yang
diberikan kewenangan dalam berakibat sengketa hukum salah
melakukan pencabutan dan satunya menyangkut kampung tua.
penurunan terhadap hak milik
2. Perlunya kajian dan penelitian
tersebut. Hak Pengelolaan ini
terhadap tindakan administrasi yang
pertama kali disebut dan di atur
dilakukan oleh BP. Batam sehingga
dalam Peraturan Menteri Agraria
pemilik sertifikat hak milik tidak
Nomor 9 Tahun 1965 Tentang
dirugikan. Hal ini agar para pihak
Pelaksanaan Konversi Hak
dapat menemukan solusi terhadap
Penguasaan atas Tanah Negara dan
keputusan keputusan yang diambil
Ketentuan-ketentuan Tentang
setelah didapatkan kajian mendalam
Kebijaksanaan Selanjutnya jo
terhadap putusan tersebut.
Peraturan Menteri Agraria Nomor
1 Tahun 1966 Tentang Pendaftaran
Hak Pakai dan Hak Pengelolaan DAFTAR PUSTAKA
dan di hubungkan dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Buku-Buku
Tahun 1953 Tentang Penguasaan
Tanah-tanah Negara. Ketentuan Abd. Rahim Lubis dan Mhd. Yamin
Hak Pengelolaan dalam Peraturan Lubis, 2008, Hukum
Menteri Agraria Nomor 9 Tahun Pendaftaran Tanah,Cetakan
1965 tersebut kemudian diubah Kesatu, Mandar Maju,
dengan Peraturan Menteri dalam Bandung.
Negeri Nomor 5 Tahun 1974
Tentang Ketentuan-ketentuan A Kusumayati. 2009 Materi Ajar
mengenai Penyediaan dan Metodologi Penelitian.
Pemberian Hak untuk keperluan Kerangka Teori, Kerangka
Perusahaan jo Peraturan Menteri Konsep dan Hipotesis. Depok:
Dalam Negeri Nomor 1 Tahun Universitas Indonesia.
1977 Tentang Tata Cara

Published by Research Institutions and Community Services in Batam University 51


Nasrudin, Laily Washliati, Fadlan, Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Terhadap Hak Milik Diatas Hak
Pengelolaan Lahan Untuk Mewujudkan Kepastian Hukum (Studi Penelitian Kantor Pertanahan Kota Batam) |
Zona Hukum, 14 (2) Agustus 2020 | Pages 37-55 | ISSN 1978-1725
Arifin, Syamsul. 2012 “Metode Meneguhkan Kedaulatan Rakyat Dan
Penulisan Karya Ilmiah dan Negara Berkesejahteraan,
Penelitian Hukum”, Medan, Alumni, Bandung.
Medan Area University Press.
Muhammad, Abdulkadir, 2004,
Azhary Tahir M., 1992 Negara Hukum dan Penelitian Hukum,
Hukum, Jakarta, Bulan Cet.1, PT. Citra Aditya Bakti,
Bintang. Bandung.

Ali H. Chomzah Achmad, 2002, Muhadjir, Noeng 1998, Metode


Hukum Pertanahan, Seri Penelitian Kualitatif. Rake
Hukum Peranahan I dan II. Sarasin. Yogyakarta.
Prestasi Pustaka, Jakarta.
Mulyana. 2002, Metodologi
Ali H. Chomzah Achmad, 2002, Penelitian Kualitatif:
Hukum Pertanahan, Seri Paradigma Baru Ilmu
Hukum Pertanahan III dan Komunikasi dan Ilmu Sosial
IV. Prestasi Pustaka, Jakarta. Lainnya. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
AP. Parlindungan, Pendaftaran
Tanah Di Indonesia, Mandar Moleong, J., Lexy. Metodologi
Maju, Bandung, 1999 Penelitian Kualitatif Edisi
Revisi, Remaja Rosdakarya,
Ali Haedar Tubagus, 2009 Bandung.
Perkembangan Kelembagaan
Pertanahan/Argaria dan Moh.Mahfud MD., 1993, Dasar Dan
Keterkaitannya dengan Struktur Ketatanegaraan
Penataan Ruang, Sinar Indonesia, UII Press,
Grafika, Jakarta. Yogyakarta.

Budiardjo Miriam. 1998, ”Dasar- Ruchiyat, Eddy, 2006, Politik


dasar Ilmu Politik”, Gramedia Pertanahan Nasional Sampai
Pustaka Utama, Jakarta. Orde Baru, P.T Alumni,
Bandung.
Chomzah Achmad Ali, 2004,
Hukum Agraria Pertanahan di Semiawan, Conny R.. 2010, Metode
Indonesia Jilid 2, Prestasi Penelitian Kualitatif.
Pustaka, Yakarta. Grasindo. Jakarta.

Harsono Boedi, 2005, Hukum Soemitro, Hanitijo Ronny, 1984,


Agraria Indonesia, Permasalahan Hukum Di
Djambatan. Dalam Masyarakat, Alumni
Bandung.
Husein Sofwan Ali, 1995, Ekonomi
Politik Penguasaan Tanah, Sumardjono, Maria s. w, 2006,
Cetakan Pertama, Pustaka kebijakan pertanahan (antara
Sinar Harapan, Jakarta. regulasi dan implementasi),
cetakan iv, kompas media
Idham, 2014, Konsolidasi Tanah nusantara, Jakarta.
Perkotaan Dalam Persfektif
Otonomi Daerah Guna Suharsimi, Arikunto. 2006,

Published by Research Institutions and Community Services in Batam University 52


Nasrudin, Laily Washliati, Fadlan, Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Terhadap Hak Milik Diatas Hak
Pengelolaan Lahan Untuk Mewujudkan Kepastian Hukum (Studi Penelitian Kantor Pertanahan Kota Batam) |
Zona Hukum, 14 (2) Agustus 2020 | Pages 37-55 | ISSN 1978-1725
Metodelogi Penelitian. Bina
Aksara. Yogyakarta.
Umar Husein, 1998, Metode
Sri Mamudji & Soerjono Soekanto, Penelitian untuk Skripsi dan
2001, Penelitian Hukum Tesis Bisnis, Raja Grafindo
Normatif (Suatu Tinjauan Persada, Jakarta.
Singkat), Rajawali Pers,
Jakarta. Parlindungan, AP, 1999Pendaftaran
Tanah Di Indonesia, Mandar
Salle, Aminuddin, 2011, et.al., Maju, Bandung.
Hukum Agraria, cet 2, AS
Publishing, Makassar. Wahjono, Padmo, 1983, Indonesia
Negara Berdasarkan Atas
Santoso, Urip, 2008, Hukum Agraria Hukum, Ghalia Indonesia,
dan Hak-hak Atas Tanah, Jakarta.
Kencana, Jakarta.
Waliyatun, Djoko, 1996, Tanah Dan
Sihombing Eka Irene. 2009, Segi- Pertanahan, Kumpulan
Segi Hukum Tanah Nasional Tulisan, Direktorat
dalam Pengadaan Tanah Pendaftaran Hak Atas Tanah,
Untuk Pembangunan. BPN, Jakarta.
Universitas Trisakti. Jakarta. .
Sasangka Hari, 2003, Narkotika dan
Sumarja FX, 2015, Hak Atas Tanah Psikotropika Dalam Hukum
Bagi Orang Asing, STPN Pdana: Untuk Mahasiswa,
Press, Yogyakarta. Praktisi dan Penyuluh masalah
narkoba. CV. Mandar Maju.
Suandra , I Wayan. 1991, Hukum Jakarta.
Pertanahan Indonesia. Cet. 2.
Rineka Cipta, Jakarta. Sianturi S.R, 2002, Asas-asas Hukum
Pidana di Indonesia dan
Sukanti Arie, Hutagalung, .2000, Penerapan, Cet. 3, Jakarta
Azas-Azas Hukum Agraria, Storia Grafik.
Bahan Pelengkap Perkuliahan
Hukum Agraria, FH-UI, . Sudarto, 1990, Hukum Pidana I,
Jakarta. Semarang, Yayasan Sudarto.

Sumardjono W S. Maria, 2006, Sudarto, 2007, Hukum Pidana I, PT.


Kebijakan Pertanahan Sinar Grafika, Jakarta.
(Antara Regulasi dan
Implementasi), Cetakan IV, S Siswanto H, 2012, Politik Hukum
PT. Kompas Media Dalam Undang-undang
Nusantara, Jakarta. Narkotika, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.
Tjondronegoro, Sediono, 1999, M.P.
Sosiologi Agraria. Yayasan Supramono Gatot. 2007. Hukum
AKATIGA, Bandung. Narkoba Indonesia.
Djambatan, Jakarta.

Suparni Niniek, 2007, Eksistensi


Pidana Denda dalam Sistem

Published by Research Institutions and Community Services in Batam University 53


Nasrudin, Laily Washliati, Fadlan, Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Terhadap Hak Milik Diatas Hak
Pengelolaan Lahan Untuk Mewujudkan Kepastian Hukum (Studi Penelitian Kantor Pertanahan Kota Batam) |
Zona Hukum, 14 (2) Agustus 2020 | Pages 37-55 | ISSN 1978-1725
Pidana Pemidanaan, Sinar
Grafika, Jakarta. Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun
1996 Ketentuan Umum Pasal 1
Surbakti Natangsa dan Sudaryono. butir 2 Tambahan Lembaran
2005, Buku Pegangan Kuliah Negara Republik Indonesia
Hukum Pidana. Surakarta: Tahun 1996 Nomor 3643
UMS. Surakarta.
Keputusan Presiden Republik
Wiljatmo S. 1979, Pengantar Ilmu Indonesia Nomor 41 Tahun
Hukum. Yogyakarta: Lukman 1973 Tentang Daerah Industri
Opset. Pulau Batam Pasal 4 Otorita
Pengembangan Daerah Industri
Pulau Batam
Peraturan Perundang-undangan Undang – Undang Dasar Tahun 1945
Undang Undang No. 5 Tahun 1960 Negara Republik Indonesia.
tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria Undang-Undang Republik Indonesia
Lembaran Negara Republik Nomor 7 Tahun 2017
Indonesia Tahun 1960 Nomor Tentang Pemilihan Umum
104 Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017
Undang-Undang No. 44 Tahun 2007 Nomor 182
tentang Free Trade Zone;
Lembaran Negara Republik Undang - Undang Nomor 2 Tahun
Indonesia Tahun 2007 Nomor 2002 tentang Kepolisian
130. Negara Republik Inodesia,
Lembaran Berita Negara
Undang-Undang No. 44 Tahun 2007 Nomor 2
tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Kitab Undang – Undang Hukum
Undang-Undang Nomor 1 Pidana
Tahun 2007 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Perubahan Atas Undang- Undang-Undang Dasar Negara
Undang Nomor 36 Tahun Republik Indonesia Tahun
2000 Tentang Penetapan 1945
Peraturan Pemerintah Peng Undang-Undang No. 7 Tahun 1974
ganti Undang-Undang Nomor tentang Penertiban Perjudian;
1 Tahun 2000 Tentang Undang-Undang Nomor. 11 tahun
Kawasan Perdagangan Bebas 2008 tentang Informasi dan
Dan Pelabuhan Bebas Transaksi Elektronik;
Menjadi Undang-Undang
Menjadi Undang-Undang Buku Pedoman, Media Masa,
Tambahan Lembaran Negara Diklat, Majalah dan Koran
Republik Indonesia Nomor
4775. Buku Pedoman Penulisan Skripsi
Program Studi S1 Ilmu
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun Hukum Fakultas Hukum
1997 tentang Pendaftaran Universitas Bata, Batam.
Tanah Lembaran Negara 2012.
Republik Indonesia Tahun
1997 Nomor 59. Internet dan Website

Published by Research Institutions and Community Services in Batam University 54


Nasrudin, Laily Washliati, Fadlan, Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Terhadap Hak Milik Diatas Hak
Pengelolaan Lahan Untuk Mewujudkan Kepastian Hukum (Studi Penelitian Kantor Pertanahan Kota Batam) |
Zona Hukum, 14 (2) Agustus 2020 | Pages 37-55 | ISSN 1978-1725

http://www.batam.go.id/home/sejara
h_ob.php 16-06-2019
https://bpbatam.go.id/pages/read/44-
sejarah 2-08-2019
http://rajawaligarudapancasila.peneg
akan-hukum-sebuah.html, 27-
5-2019
http://www.bpn.go.id/Tentang-
Kami/Sejarah diakses pada
tanggal 10-08- 2019

Published by Research Institutions and Community Services in Batam University 55

You might also like