1 / 41

TERMS OF REFERENCE PRESENTASI DISKUSI TERBATAS

TERMS OF REFERENCE PRESENTASI DISKUSI TERBATAS . Visi 2030 & Roadmap 2015 Industri nasional. Bidang Perindustrian, RISET & TEKNOLOGI KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA 2009. Latar Belakang. (1).

iden
Download Presentation

TERMS OF REFERENCE PRESENTASI DISKUSI TERBATAS

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. TERMS OF REFERENCE PRESENTASI DISKUSI TERBATAS Visi 2030 & Roadmap 2015 Industri nasional Bidang Perindustrian, RISET & TEKNOLOGI KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA 2009

  2. Latar Belakang (1) • Pada tahun 2006/2007, Kadin Indonesia menggelardiskusiround table dengan berbagai asosiasi duniausaha. HasildariserangkaiandiskusitersebutkemudiandituangkandalamVisi 2030 dan Roadmap 2010 IndustriNasional. • VISI 2030 dan Roadmap 2010 IndustriNasionaltelahdiserahkankepadaBapakPresidendanWakilPresiden RI padaRapimnas 2007 Kadin Indonesia 26 dan 27 Maret.

  3. Latar Belakang (2) • Dalamperkembangannya, IndustriNasionalmasihmengalamiberbagaihambatanbaikbersifatkelembagaan, infrastrukturdankebijakan. Krisisekonomi global semakinmemperparahkeadaan yang kurangmenguntungkantersebut. • DiperlukanGrand StrategyIndustriberupakebijakan yang terintegrasidibidangmoneter, fiskal, industridanperdagangan, tenagakerjadanpenyediaaninfrastrukturpenunjanguntukmenjadikan Indonesia lebihmenarikbagi investor (domestikdanasing) danmencapai target pertumbuhanekonomitinggi (diatas 7%).

  4. Latar Belakang (3) • Momentum krisisperludimanfaatkanuntukmemperkuatdanmenyehatkanindustri, melaluipemanfaatanpotensipasardomestik, peningkatanproduktivitasdanpendalamanstrukturindustri. • VisiIndustri 2030 perluterusdikawaldan Roadmap Industri 2010 perludiperluasmenjadi 2015 denganmemperhatikanperkembanganlingkunganusaha global dannasional. • Visi 2030 dan Roadmap Industri 2015 yang akandisusunsebagairevisiatasVisi 2030 dan Roadmap 2010 yang sudahada, diharapkandapatmenjadimasukanbagipemerintahanbaru yang akanterbentuk.

  5. 1 Memacu pertumbuhan ekonomi (di atas 7%) melalui peningkatan ekspor produk manufaktur . 2 Meningkatkan daya saing industri di pasar domestik dan global 3 Meningkatan kesempatan kerja dan berusaha untuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan. VISI INDUSTRI 2030 ”Negara Industri Maju dan Bangsa Niaga Tangguh” 3 MISI INDUSTRIALISASI

  6. Tujuan • Re-definisi Visi 2030 untuk masing-masing sektor industri • Menyusun Roadmap Industri 2015 yang terdiriatas: • Target produksi jangka pendek (2009-2015) dan jangka panjang (2009-2030); • Strategi yang ditempuh untuk mencapai target produksi (e.g. perluasanpasardomestik vs. ekspor); • Dukungan yang diperlukan; e.g. Infrastruktur (termasuk ketersediaan energi), kebijakan, pendanaan,risetdanpengembangan, dll.

  7. 7 Cakupan analisis (1) • Kondisi sekarang dan yang sudah terjadi: • Analisis posisi dan perkembangan industri yang dipresentasikan, termasuk : • Daya tarik dan daya saing di pasar dunia, • Apa hambatan dan kendala yang dihadapi, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya,termasuk didalamnya analisis pengaruh kebijakan pemerintah dan ketersediaan infrastruktur penunjang produksi dan perdagangan. • Pencapaian 2004 hingga tahun 2008

  8. 8 Cakupan analisis (2) • Target yang akan di capai di masa depan: • Target produksijangkapendek (annual 2009-2015) & jangkapanjang (s.d. 2030); • Kebutuhan input (bahanbakudansumberbahanbaku, energi dan sumber energi (listrik PLN atau lainnya dengan menggunakan : batubara/solar/gas/dsb.), tenagakerja, modal); • Strategi perluasan pasar / penggunaan hasil produksi (eg. Domestikvsekspor); • Strategi peningkatan efisiensi produksi. • Dukungan yang diperlukan: • Financing system. • Infrastrukturpendukungproduksidandistribusi. • Kebijakanpemerintahdanstrukturinsentif.

  9. 9 Cakupan analisis (3) • Milestone menuju 2015: • Infrastruktur yang diperlukan (sebutkansecararinci). • KesiapanSumberDayaManusia (sebutkansecararinci). • Kebijakanindustridanperdagangan yang diharapkan. • Kebijakanfiskaldanmoneter yang diharapkan. • Perkembanganteknologi.

  10. Data yang diperlukan (1) • Identifikasi kekuatan, kelemahan, tantangan dan kesempatan. • Swot analysis atas industri yang dipresentasikan • Narasi mengenai visi & misi industri yang dipresentasikan. • Perkembangan industri (yg bersangkutan) di dunia • Tabel 1 : Perkembangan Industri ……… dan proyeksi 2015

  11. Data yang diperlukan (2) • Perkembangan industri di dalam negeri Tabel 2 : Perkembangan produksi dan pasar domestik

  12. Data yang diperlukan (3) • Belanja modal Tabel 3 : Perkembangan dan Proyeksi Belanja Modal • Penyerapan dan proyeksi kebutuhan tenaga kerja Tabel 4 : Jumlah tenaga kerja menurut pendidikan dan keterampilan

  13. Data yang diperlukan (4)

  14. TERIMA KASIH

  15. Daftar Isi Sambutan Ketua Umum Kadin Indonesia ii Sambutan Koordinator Program Kerjasama Kadin Jerman iii Kata Pengantar iv Daftar Isi v Ringkasan Eksekutif 1 Pengantar dan Rekomendasi 9 • Perubahan Peta Persaingan Industri sebagai Dampak Liberalisasi 10 Ekonomi, Free Trade Agreement, Tingkat Pertumbuhan Produktivitas dan Iklim Investasi • Sasaran Strategis Industri Nasional Menjelang 2010 dan 2030 33 • Perbaikan Iklim Usaha & Investasi untuk Peningkatan Daya Saing 37Indonesia Visi 2030 dan Roadmap 2010 Industri Nasional - Volume 1 • Industri Unggulan Pendongkrak Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7% • 1.1. Industri Tekstil dan Produk Tekstil, Sepatu dan Alas Kaki • 1.1.1. Industri Tekstil dan Produk Tekstil • 1.1.2. Industri Sepatu dan Alas Kaki v

  16. Daftar Isi • 1.2. Industri Elektronika dan Komponen Elektronika • 1.2.1. Industri Elektronika • 1.2.2. Industri Komponen dan “Modul Devices” Produk Elektronika • 1.3. Industri Otomotif dan Komponen Otomotif • 1.4. Industri Perkapalan Kontributor Gugus Tugas Visi 2030 dan Roadmap 2010 Industri Nasional - Volume 2 • Industri Unggulan Peningkatan Daya Tarik Investasi dan Daya Saing Bangsa • 2.1. Industri Pengembang Infrastruktur • 2.1.1. Industri Semen • 2.1.2. Industri Kaca & Keramik • 2.1.3. Industri Baja vi

  17. Daftar Isi • 2.2. Industri Barang Modal dan Mesin Perkakas • 2.3. Industri Petrokimia Hulu/Antara dan Hilir, termasuk Ind. Pupuk • 2.3.1. Industri Petrokimia Hulu-Hilir (olefin, aromatic, MeOH, NH3) • 2.3.2. Industri Pupuk • 2.3.3. Industri Pestisida/Biocide/Fungicide • 2.4. Industri Aneka Kimia/AnOrganik (Gas Industri, Asam/Basa/Garam) • Kontributor • Gugus Tugas Visi 2030 dan Roadmap 2010 Industri Nasional - Volume 3 • Industri Unggulan Penggerak Pencipta Lapangan Kerja dan Penurunan Angka Kemiskinan • 3.1. Industri Pengolahan Hasil Laut dan Kemaritiman • 3.2. Industri Pengolahan Hasil Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perkebunan • 3.2.1. Industri Makanan & Minuman • 3.2.2. Industri Pengolahan Kayu & Hasil Hutan Lainnya VI

  18. Daftar Isi • 3.2.3. Industri CPO dan OleoChemical berbahan baku CPO • 3.2.4. Industri Pengolahan Karet • 3.2.5. Industri Pengolahan Kakao • 3.2.6. Industri Pengolahan Teh • 3.2.7. Industri Pengolahan Kopi • 3.2.8. Industri Pengolahan Tembakau • 3.3. Industri Berbasis Tradisi dan Budaya • 3.3.1. Industri Kreatif sebagai Fondasi bagi Pengembangan • Industri Berbasis Tradisi dan Budaya • 3.3.2. Industri Jamu & Kosmetik • 3.3.3. Industri Kerajinan & Permebelan • Kontributor • Gugus Tugas Lampiran 1 Foto Penyerahan Buku Visi 2030 dan Roadmap 2010 Industri Nasionalkepada Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia pada Acara Rapimnas Kadin Indonesia 2007 Lampiran 2 Pidato Sambutan Ketua Umum Kadin Indonesia pada Acara Pembukaan Rapimnas Kadin Indonesia 2007 Lampiran 3 Pidato Sambutan Presiden Republik Indonesia pada Acara Pembukaan Rapimnas Kadin Indonesia 2007 vi

  19. Rekomendasi KADIN INDONESIA Agustus 2009 5 Ringkasan Eksekutif

  20. Rekomendasi KADIN INDONESIAVisi 2015 Industri Nasional Dalam periode 25 tahun ke depan dengan dasar sistem politik yang demokratis dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden secara langsung setiap lima tahun, dapat diciptakan Republik Indonesia sebagai NegaraIndustri Maju dan Bangsa Niaga Tangguh yang makmur dalam keadilan dan adil dalam kemakmuran, melalui : • Kebangkitan daya cipta dan kreativitas sumberdaya manusia (terutama dari putra-putri) bangsa Indonesia, dalam penciptaan nilai tambah (value creation) dibidang industri nasional dan jiwa entreprenuership untuk menghadapi era persaingan global maupun tantangan masa depan yang semakin berat. • Kebangkitan kekuatan industri nasional yang berdaya saing tinggi baik yang memproses bahan baku dari Dalam Negeri maupun Luar Negeri, untuk dijadikan produk olahan bermutu terjamin dan berkwalitas tinggi, sehingga dapat dicapai kemandirian dan berkemampuan ekspor. • Kebangkitan kekuatan rancang bangun & perekayasaan bidang manufaktur, peningkatan infrastruktur dan jaringan pemasaran untuk menunjang tumbuh dan berkembangnya produk Nasional baik berupa barang maupun jasa yang berkualitas unggul.

  21. Rekomendasi KADIN INDONESIARoadmap 2015 Industri Nasional Wujudkan Tiga Misi Utama Industri Nasional, untuk mencapai : • Pertumbuhan Ekonomi di atas 7% • Peningkatan Daya Tarik Investasi dan Daya Saing Bangsa • Penciptaan Lapangan Kerja dan Penurunan Angka Kemiskinan Dengan menggunakan tiga ujung tombak kebijakan strategis, berupa : • Kebijakan untuk melakukan Restrukturisasi Total Industri Nasional • Kebijakan untuk melakukan Reorientasi Arah Kebijakan Impor dan Ekspor Bahan Mentah • Kebijakan untuk melakukan Penataan Ulang Tata Niaga Pasar Dalam Negeri • yang difokuskan pada Sepuluh klaster Industri unggulan. Dengan secara sistimatis, bertahap dan konsisten melaksanakan secara strategis, 6 (enam) kelompok prioritas implementasi dan tindakan nyata, melalui pelbagai insentif bagi industri nasional dalam rangkaian paket kebijakan moneter dan fiskal yang diintegrasikan kedalam kebijakan industri dan perdagangan.

  22. Roadmap 2015 Industri NasionalFokus pada Sepuluh Klaster Industri Unggulan • EMPAT KLASTER INDUSTRI UNGGULAN PENDONGKRAK PERTUMBUHAN EKONOMI DIATAS 7 % • Industri Tekstil dan Produk Tekstil , Sepatu dan Alas Kaki • Industri Elektronika dan Komponen Elektronika • Industri Otomotif dan Komponen Otomotif • Industri Perkapalan • Industri Pengolahan Hasil Laut & Kemaritiman • Industri Pengolahan Hasil Pertanian, Peternakan, Perikanan, Kehutanan dan Perkebunan, termasuk Industri Makanan dan Minuman • Industri Berbasis Tradisi dan Budaya, utamanya : Industri Jamu & Kosmetik, Kerajinan Kulit-Rotan dan Kayu (Permebelan), Rokok Kretek, Batik dan Tenun Ikat • TIGA KLASTER INDUSTRI UNGGULAN PENINGKATAN DAYA TARIK INVESTASI DAN DAYA SAING BANGSA • Industri Pengembang Infrastruktur, seperti : Industri Pembangkit Sumber Energi, Industri Telekomunikasi, Pengembang Jalan Tol, Konstruksi, Industri Semen, Baja dan Keramik • Industri Barang Modal dan Mesin Perkakas • Industri Petrokimia Hulu/Antara, termasuk Industri Pupuk TIGA KLASTER INDUSTRI UNGGULAN PENGGERAK PENCIPTA LAPANGAN KERJA DAN PENURUNAN ANGKA KEMISKINAN

  23. Roadmap 2015 Industri NasionalImplementasi Enam Tindakan Nyata dan Strategis untuk Membangun Kembali Fondasi Industri Nasional dan Melaksanakan Reorientasi Kebijakan Perdagangan Produk Ekspor • Dukungan Insentif fiskal dan pendanaan bagi Industri hulu yang mempunyai multiplier efek yang tinggi dan peningkatan daya saing Industri Nasional, termasuk bidang usaha yang melakukan pembenahan dan modernisasi sarana-prasarana, seperti: peningkatan kapasitas dan kualitas pembangkit listrik dan sumber energi lainnya, modernisasi pelabuhan dan bandara, pengembangan jalan tol dan konstruksi, peningkatan kemampuan nasional dalam bidang informasi dan telekomunikasi. • Dukungan Finansial bagi Industri Pengolahan Hasil Laut dan Kemaritiman, melalui integrasi antara Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Hasil Laut dengan Program Peningkatan Produktivitas Nelayan dan Program Peningkatan Kestabilan Feedstock. Hal ini terkait dengan: • Pengembangan Kawasan/Zona Penangkapan Ikan, Klaster Pelabuhan dan Tempat Pelelangan ikan yang menyediakan fasilitas “cold storage”, SPBU penyedia solar dan bahan bakar bersubsidi bagi perahu nelayan. • Pengembangan kapasitas Laboratorium Uji Produk Perikanan di sentra-sentra produksi. • Pengembangan Pusat Benih Unggul dan Sentra Produksi Pakan Ikan Budi Daya. • Pemberdayaan Industri Perkapalan Dalam Negeri untuk program motorisasi perahu nelayan dan pengembangan Armada Kapal Penangkap Ikan Nasional . • A. Dukungan prioritas kebijakan ekonomi bagi terwujudnya kemampuan Pengolahan Hasil Pertanian • dan Perkebunan di dalam negeri, melalui integrasi antara Klaster Industri Pengolahan Hasil Pertanian • dan Perkebunan dengan Program Peningkatan dan Kestabilan Feedstock yang berkualitas tinggi. B. Dukungan Peningkatan Kepastian Hukum dan Jaminan Keamanan untuk Pengembangan Hutan Tanaman Industri serta Pencegahan Illegal Logging, bagi terwujudnya integrasiIndustri Kehutanan (Industri Pengolahan Kayu, Panel Kayu/Plywood, Pulp & Kertas dan Mebel) dengan jaminan Feedstock Hal ini juga terkait dengan Program Peningkatan Produktivitas Lahan, Penggunaan Benih Unggul, Pupuk Majemuk dan Pupuk Nutrisi, Pembenahan Infrastruktur Irigasi dan Skema Pembiayaan Pertanian.

  24. Roadmap 2015 Industri Nasional(lanjutan) • Restrukturisasi, Modernisasi dan Pendalaman Struktur Industri Padat Modal dan Teknologi Tinggi. Modernisasikan mesin/peralatan produksi Industri Tekstil dan Produk Tekstil. Kembangkan Industri Komponen dan Pendukung (Supporting Industries) Elektronika dan Otomotif. Diperlukan insentif-insentif untuk investasi yang berorientasi pada pengembangan Industri Komponen dan Supporting Industry, modernisasi permesinan dan peningkatan kandungan teknologi produk. Misal : modernisasi permesinan untuk Industri Tekstil dan Produk Tekstil, perpindahan teknologi dari Analog ke Digital untuk Industri Elektronika yang diikuti dengan Pengembangan Industri Komponen dan Supporting Industry. Pengembangan basis “global value chain” untuk Industri Otomotif. • Reorientasi Pendekatan Hubungan Dagang Bilateral, Regional dan Multilateral, serta Penguatan Jaring-jaring Pengaman Pasar Domestik untuk Menciptakan Persaingan yang Adil bagi Pertumbuhan Industri Dalam Negeri Lebih selektif dalam liberalisasi perdagangan internasional dengan memperhatikan kondisi objektif industri dalam negeri, terutama faktor-faktor eksternal yang menghadang perkembangan dunia usaha. Merekomendasikan agar Pemerintah melakukan Langkah-langkah Proaktif untuk mengatur pola kompetisi pasar domestik. Perlindungan Pasar Domestik dari penetrasi barang ilegal (selundupan, barang palsu/tiruan), produk impor yang tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia, Barang-barang bekas yang membahayakan Kesehatan dan Lingkungan. • Reorientasi Kebijakan Impor & Ekspor Produk Bahan Mentah MIGAS dan Non MIGAS. Laksanakan proses “shifting” kebijakan ekspor bahan mentah, menjadi kebijakan ekspor produk bernilai tambah tinggi melalui proses produksi di dalam negeri Kembangkan klaster Petrokimia terintegrasi yang terdiri dari jejaring Industri Pengolah Crude Oil (Refineries) dan Gas Alam dengan Industri Olefin, Aromatik, Pupuk dan Metanol serta industri hilir seperti Tekstil, Plastik sebagai bahan baku Industri Komponen Elektronika, Otomotif, Perkapalan dan Industri Packaging. Bangun industri Bio-Fuel berbasis CPO dan Etanol, DME, CTL untuk sustainability sumber energi bagi masa depan industri.

  25. Roadmap 2015 Industri NasionalTarget Tiga Misi Utama Industrialisasi • Pertumbuhan Ekonomi di atas 7% Melalui: (a). peningkatan ekspor produk berteknologi tinggi seperti Elektronika dan Komponen Elektronika, Otomotif dan Komponen Otomotif, industri padat modal dan keterampilan sumber daya manusia seperti Tekstil dan Produk Tekstil, Sepatu dan Alas Kaki, (b). Peningkatan kapasitas ekspor produk industri olahan berbasis bahan baku Migas dan Non-Migas, yang berasal Impor (naptha) dan Eksplorasi Sumur Minyak dan Gas Alam yang baru. Pembangunan 9 (sembilan) Refineries yang diintegrasikan dengan Pengembangan Industri Petrokimia, dan Pengembangan industri berbasis teknologi yang menyerap banyak tenaga kerja. • Peningkatan Daya Tarik Investasi dan Daya Saing Bangsa Melalui: (a). langkah restrukturisasi untuk penciptaan Struktur Biaya produksi yang kompetitif dengan meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri dari industri pengembang infrastruktur seperti pengembang jalan tol, industri pembangkit sumber enersi, industri telekomunikasi, (b). Implementasi kebijakan pendalaman struktur industri untuk mengurangi ketergantungan impor bahan baku dan komponen setengah jadi, dengan pengembangan klaster supporting industry dan jaringan industri komponen, agar terjadi : (i). Pengurangan impor bahan baku dan produk komponen setengah jadi, dengan kebijakan stimulus fiskal bagi terciptanya jaringan “supporting industry” dan industri komponen pada sektor elektronika dan otomotif, (ii). Penciptaan & implementasi Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk non-tariff barrier bagi produk industri negara lain, (iii). Pemberantasan penyelundupan untuk menghilangkan distorsi pasar domestik, (iv).Pembenahan infrastruktur jalan raya dari Kawasan Industri ke Pelabuhan Bongkar Muat & Bandara, untuk penurunan biaya transportasi, logistik dan distribusi produk industri ke pasar, (v). Modernisasi Alat Peralatan Produksi dengan penggunaan mesin berenergi efisien dan ramah lingkungan. • Penciptaan Lapangan Kerja dan Penurunan Angka Kemiskinan Melalui: (a). Langkah pemberdayaan : (i). sektor Industri Berbasis Pertanian & Perkebunan, (ii). sektor Industri Berbasis Tradisi & Budaya, dan (iii). sektor Industri Tekstil & Produk Tekstil, sebagai Motor Pencipta Lapangan Kerja. (b). Pelaksanaan Reorientasi Kebijakan Ekspor, dari orientasi ekspor bahan mentah menjadi orientasi ekspor produk setengah jadi atau produk akhir. (c). Pelaksanaan langkah Restrukturisasi Total Industri Nasional untuk peningkatan efisiensi dan produktivitas, dengan pengembangan klaster Industri dan Modernisasi Permesinan.

  26. Kontributor (1) Buku Visi 2030 & Roadmap 2010 Industri Nasional terwujud berkat kerjasama, bantuan dan dukungan yang hangat dari Pelaku/Praktisi/Pemerhati : • INDUSTRI PENGEMBANG INFRASTRUKTUR : • Bapak Urip Timuryono, Asosiasi Semen Indonesia (ASI) • Bapak A.Widjaya, Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) • Bapak Daenulhay, Gabungan Asosiasi Pabrik Besi Baja Seluruh Indonesia (GAPBESI) • Bapak Soesamto, Gabungan Pabrik Pipa Baja Indonesia (GAPIPA) • Bapak Rudy S. Syamsuddin, Gabungan Pabrik Seng Indonesia (GAPSI) • INDUSTRI BARANG MODAL DAN MESIN PERKAKAS : • Bapak A. Safiun, Gabungan Asosiasi Perusahaan Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia (GAMMA) • Bapak Amran Alamsyah, Industri Perkakas Presisi Indonesia (AIPPINDO) • Bapak Cuk Sutoyo, Asosiasi Motor Bakar Indonesia (ABI) • Bapak I. Kartono W., Asosiasi Alat dan Mesin Pertanian Indonesia (ALSINTANI) • Bapak Supardji Soekowati, Asosiasi Produsen Peralatan Listrik Indonesia (APPI) • Bapak Hendartono, Gabungan Perusahaan Nasional Rancang Bangun Indonesia (GAPENRI) • Bapak Tony Wicaksono, Asosiasi Industri Peralatan Pabrik (AIPPI) • Bapak Ryandi Irawan, Asosiasi Industri Pompa Seluruh Indonesia (AIPSI) day month year documentname/initials

  27. Kontributor (2) • INDUSTRI PETROKIMIA HULU/ANTARA TERMASUK INDUSTRI PUPUK : • Bapak Rauf Purnama, Badan Kerjasama Industri Kimia (BKS INKIM) • Bapak Amir Sambodo, Tuban Petrochemical Industries (TPI) • Bapak Didie Soewondho, Indonesia Olefin and Plastic Industry Association (INAPLAS) • Bapak Kustarjono Prodjolalito, Indonesian Synthetic Fiber Makers Association (APSYFI) • Bapak Suhadi, Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI) • Bapak Arifin Tasrif, PT. Petrokimia Gresik (Petrogres) day month year documentname/initials

  28. Gugus Tugas day month year documentname/initials

  29. Tabel-1. Perkiraan jumlah penduduk di kawasan Asia & Oceania sampai tahun 2030 (juta orang)

  30. INDUSTRI BERBASIS GAS BUMI DALAM KERANGKA KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL KOMPOSISI EKSPOR NON MIGAS SEKTOR INDUSTRI TAHUN 2003 Industri yang memanfaatkan gas bumi 16 % Sumber : Diolah dari BPS dan Depperindag EKSPOR NON MIGAS SEKTOR INDUSTRI YANG MEMANFAATANKAN GAS BUMI MASIH SANGAT RENDAH

  31. PEMANFAATAN GAS BUMI UNTUK MENUNJANG PENDALAMAN STRUKTUR INDUSTRI NASIONAL

  32. INAplas Petrochemical Industrial tree DOWNSTEAM FEEDSTOCK INTERMEDIATES APLICATION LLDPE Titan : 200.000 Chandra Asri : 200.000 Naphtha Ethylene Chandra Asri : 525,000 Polyethylene : 750.000 Plastic bags, shrinkable packaging plastic and other household items HDPE (Swing LLDPE) Titan : 250.000 Chandra Asri : 100.000 Polystyrene Pacific Indomas (DOW) : 60.000 Risjad Brasali Styrindo : 15.000 Packaging, industrial containers, shopping bags Ethyl Benzene Styrindo Moni Indo : 110,000 Styrene Monomer Styrindo Mono Indo : 200.000 Protective packaging, thermal insulation, disposable cups ABS : 20.000 Olefin Ethyl Oxide GT Petrochem : 22,000 Ethylene Glycol GT Petrochem : 200.000 Electronic & Automotive parts SAN : 8.000 Risjad Brasali : 8.000 EthylaneDychloride (EDC) : 665.000 Asahimas Subentra : 400,000 Satomo Indoryl : 260.000 Vynil Chloride Monomen (VCM):850.000 Asahimas Subentra : 450.000 Sufindo Adi Usaha : 400.000 PVC: 553.000 Asahimas Subentra : 265.000 Satomo Indovyl : 70.000 Eastern Polimer : 36.000 Statomer Pipe, film, wire and cable insulation Polypropylene: 705.000 Tri Polyta Indonesia : 380.000 Polytama Propindo : 280.000 Pertamina : 45.000 Packaging, car parts, heavy-duty bags, carpets and ropes Propylene Chandra Asri : 240,000 Pertamina : 325,000 2-Ethyl Hexanol (2EH) Petro Oxo Nusantara : 100.000 Dioctyl Phthalale (DOP) -Eternal Textile Acrylonitrile Acrylic Fiber -Indo Asahi Textile Propylene Oxide Propylene Glycol Polyol Aco Chemical Polyurethan Pardic Jaya PTA Pertamina : 150,000 Mitsubishi Kasei : 600,000 Amoco Mitsui : 350,000 Polyprima Karya : 350,000 Polysindo : 350,000 Polyester Indorama : 230.000 SK Keris : 100.000 Panasia Indosyntec : 80.000 Polyfin : 100.000 Polysindo : 450.000 Para-xylene Pertamina : 250.000 TPPI : 550.000 Fiber PET Polypet Karyapersada : 180.000 SK Keris : 100.000 Mitsubishi Kasei : 100,000 PET plastic bottles and film Aromatic Benzene Pertamina : 120.000 TPPI : 393.000 LAB Unggul Indah Corp Detergents Methanol Pertamina : 330.000 KaltimMethano : 660.000 Formaldehyde Kurnia Kapuas Intan Wijaya Adhesive applications (plywood) Natural Gas Urea Pusri : 2.280.000 Kujang : 1.140.000 Kaltim : 2.980.000 Petrogres : 462.000 PIM : 1.140.000 Melamine : 80.000 DSM : 60.000 Sri Melamin : 20.000 Ammonia : Pusri : 1.500.000 Kujang : 730.000 Kaltim : 1.848.000 PIM : 660.000 Petrogres : 450.000 KPA : 660.000 Kaltim Parma : 495.000 Fertilizer Amonium Nitrat : 25.000 Multi Nitro Tama Explosive Hydrogen Peroxida : 84.000 Formic Acid : 12.000 Kujang

  33. POHON INDUSTRI PETROKIMIA BERBASIS GAS KETERANGAN ACETYLENE Ethylene Glycol Sudah diproduksi Potensial VCM Ethylene Acrylonitrile Propylene LPG: C3/C4 Cumene Methyl Amine Butylene Methyl Methacrylate Formic Acid Vinyl Acetate Monomer Methanol Acetic Acid GAS BUMI Ethyl Acetate SYNGAS CO dan H2 MTBE TDI/MDI Hexamine UF Resins OXO CHEM UF/AF Pentaerythritol Paraformaldehyde H2O2 HCN Urea Melamine Melamine Resin NH3 Caprolactam Urea Ammonium Nitrat CARBON BLACK NH4HCO3 Ammonium Nitrat Nitric Acid Nitro Cellulose CS2 Di Ammonium Phosphate

  34. Pohon Industri Kelapa sawit Cooking Oil Olein Salad Oil Margarine Stearin Shortening Crude Palm Oil (CPO) Soap PFAD Fatty Acid Stearic Acid Fatty Alcohols Fresh Fruit Bunch Glycerine Palm Kernel Palm Kernel Oil Lauric Acid Charcoal Briquettes Palm Shell Charcoal Activated Carbon Processed in Palm Oil Mill Fuel for Palm Oil Mill Boiler Fiber Building Material Mulching Paper Raw Material Empty Bunch Fertilizer Bunch Ash Component of Animal Food Effluent Solids

  35. SURPLUS >> SURPLUS > ~ DEFICIT ~ BALANCE Gambar-3. Perdagangan Urea di Asia Pacific 7850 6845 (Unit: 1,000 MT) 5560 435 795 975 950 1250 750 10145 20060 300 300 4249 2100 5000 000 ton 1675 1860 NET IMPORT 2006/2015 EXPORT 20062015 800 715 700 705 000 ton 850 2020 400 850 250 300 2006 2015 PRODUCTION 84825 94710 MM. TON CONSUMPTION 90912 104335 MM. TON BALANCE (6087) (9625) MM. TON Source : FERTECON QUARTER IV, 2005 1245 1445

  36. Global Demand for Petrochemicals (Ethylene Equivalent) 2000 2008 ・Global demand of petrochemicals as ethylene equivalent is forecasted to be depressed in 2009, affected by the global economic recession, however, recovery will occur in 2010 and demand will increase steadily. ・The demand in Asia, particularly China’s ravenous demand will continue. 2013 CIS・East Europe Western Europe Asia North America Middle East Oceania Latin America Africa

  37. Global Production Capacity of Petrochemicals (Ethylene Equivalent) 2000 2008 ・Expansion of capacity for ethylene derivatives in the Middle East is a little late, but began in earnest since 2009. ・Other expansion of capacity is only occurring Asia, especially in China. 2013 CIS・East Europe Western Europe Asia North America Middle East Oceania Latin America Africa

  38. Trend of Production Capacity of Petrochemicals in the Middle East ・Progress of construction in the Middle East has been rather slow under the impact of the economic crisis, but the pace of capacity expansion is expected increase more than ever. ・In particular, Saudi Arabia’s expansion was slow but the expansion in other Middle Eastern countries has been significant. (1,000 t) ◆Middle East ■Saudi Arabia New and expanded capacity plans since 2013 1.Iran  NPC#8、#12、#13        3.21million tons 2.Qatar  Exxon 1.3million tons  Shell 1.3million tons 3.Saudi Arabia Dow Aramco1.3million tons Total 7.11million tons

  39. Global Balance for Petrochemicals (Ethylene Equivalent) 2000 ・The balance of supply and demand in ASEAN is in excess supply and there is a large amount of excessive demand in China, consequently there is excess demand in Asia and this accounts for about 40% of the excess demand in the world. ・Export dependency is dramatically increasing because of newly expanding capacity in the Middle East. Therefore, it is highly possible that there may be a large influx of petrochemical products produced in the Middle East to Asia. 2008 2013 CIS・East Europe Western Europe China Asia North America Middle East ASEAN Oceania Latin America Africa

  40. Ethylene Balance of Supply and Demand in China (Ethylene Equivalent) ・Growth of demand and expansion of capacity in China is forecast to continue. The range of excess imports to China is expected to stabilize. ・Continued production depending on strong demand of China may be difficult. (1,000 t) ■China Production (Ethylene Equivalent) ■China Demand (Ethylene Equivalent)

  41. Balance of Petrochemicals in Asia (Ethylene Equivalent) ・Demand in Asia is expected to increase in total, however the possibility of oversupply is forecast because of increasing production of Asia, particularly China, and imports from the Middle East. (単位:千t) (1,000 t) Demand of Asia Flow to Asia Decreased Production in Asia Production of Asia ※In the case that 40% of the world surplus (ethylene equivalent) is imported to Asia Demand of China

More Related